NILAI BUDAYA DALAM KESENIAN BADOGAR DI DESA MARGALAKSANA KECAMATAN CILAWU KABUPATEN GARUT UNTUK BAHAN PEMBELAJARAN MEMBACA DI SMA KELAS XI
|
|
- Susanto Tedjo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 Ι D A N G I A N G S U N D A V o l. 3 N o. 3 D e s e m b e r 2014 NILAI BUDAYA DALAM KESENIAN BADOGAR DI DESA MARGALAKSANA KECAMATAN CILAWU KABUPATEN GARUT UNTUK BAHAN PEMBELAJARAN MEMBACA DI SMA KELAS XI Ginanjar M S 1, Ruhaliah 2, Nunuy Nurjanah 3 ginanjar.muhamadsukamdani@gmail.com Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Indonesia ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan Nilai budaya dalam kesenian Bagogar di Desa Margalaksana Kecamatan Cilawu Kabupaten Garut untuk bahan pembelejaran membaca di SMA Kelas XI. Data dikumpulkan melalui tehnik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan tehnik deskripsi. Sumber data yang diambil ialah dari pencipta kasenian Badogar, para pemain kesenian yang masih aktif, dan masyarakat Desa Margalaksana. Kasenian Badogar merupakan singkatan dari barong domba Garut. Kesenian Badogar merupakan kesenian baru di Kabupaten Garut yang merupakan hasil pemikiran penciptanya yaitu Pa Cecep. Kesenian ini merupakan gambaran salahsatu domba adu yang besar, hitam, dan menyeramkan, yang diberi nama si Jagat. Analisis nilai budaya yang ditemukan dalam penelitian ini, di antaranya: 1) nilai tioritis, 2) nilai ekonomi, 3) nilai estetis, 4) nilai politis, 5) nilai sosial. Penelitian ini bermanfaat untuk menambah khasanah kebudayaan dan bahan pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu, hasil analisis kesenian ini dapat dibuat materi bahasan budaya yang dapat digunakan sebagai bahan bacaan di kelas XI SMA. Kata Kunci: Nilai budaya, Kasenian Badogar. 1 Penulis Utama 2 Penulis Penanggung Jawab 1 3 Penulis Penanggung Jawab 2
2 2 Ι D A N G I A N G S U N D A V o l. 3 N o. 3 D e s e m b e r 2014 ABSTRAK Ieu panalungtikan miboga tujuan pikeun ngadeskripsikeun Ajén Budaya dina Kasenian Badogar di Désa Margalaksana Kecamatan Cilawu Kabupatén Garut pikeun Bahan Pangajaran Maca di SMA Kelas XI. Data anu dikumpulkeun ngaliwatan tehnik observasi, wawancara, jeung dokumentasi. Data anu kakumpul dianalisis ngagunakeun tehnik deskripsi. Sumber data anu ditalungtik tina hasil wawancara jeung anu nyiptakeun kasenian Badogar, para pamaén kasenian anu masih aktif, jeung masarakat Désa Margalaksana. Kasenian Badogar mangrupa kasenian anyar di Kabupaten Garut anu mangrupa hasil pamikiran tinu nyiptakeunna nya éta Pa Cecep. Ieu kasenian mangrupa gambaran salasahiji domba adu gedé, hideung, jeung pikasieuneun, satuluyna dibéré ngaran si Jagat. Analisis nilai budaya anu kapanggih dinaieu panalungtikan, diantarana: 1) nilai tioritis, 2) ajén ekonomi, 3) ajén estetis, 4) ajén politis, 5) ajén sosial. Ieu panalungtikan miboga mangpaat pikeun nambahan hasanah kabudayaan jeung bahan pembelajaran di sakola. Ku kituna, hasil analisis ieu kasenian bisa dijieun pikeun materi bahasan budaya anu bisa digunakeun salaku bahan bacaan di kelas XI SMA. Kecap galeuh: ajén budaya, kasenian Badogar. ABSTRACT The aims of this research are to describe "Cultural Values of Kasenian Badogar In Margalaksana Cilawu Garut District For Teaching Reading Materials In Class XI High School". Data were collected through observation techniques, interviews, and documentation. Data were analyzed using the technique descriptions. Source of data taken from the creator is kasenian Badogar, the art is still active players, and villagers Margalaksana. Kasenian Badogar an abbreviation of barong Garut sheep. Badogar Art is a new art in Garut which is the brainchild of creator namely Pa Cecelia. This art is one of the main picture rams big, black, and creepy, which is named the Universe. Analysis of cultural values found in this study, including: 1) the value tioritis, 2) economic value, 3) aesthetic value, 4) political value, 5) social value. This research is useful to add to the repertoire of culture and learning materials in schools. Therefore, the results of the analysis of this art can be made the subject matter of culture that can be used as reading material in class XI. Keywords: Cultural Values, Kasenian Badogar.
3 3 Ι D A N G I A N G S U N D A V o l. 3 N o. 3 D e s e m b e r 2014 Bahasa adalah sistem simbol bicara yang dihasilkan dengan alat ucap manusia dengan jelas sistem penggunaannya (sistematis) dan sama (konvensional) antar anggota masyarakat untuk tujuan komunikasi (Sudaryat, 2004, hlm 6). Bahasa itu sendiri adalah berbagai bahasa yang menggunakan alatalat suara lisan atau menengah, biasanya tergantung pada situasi, waktu, lingkungan, dan orang-orang yang diundang untuk berbicara. Ragam bahasa yang digunakan dari dahulu yaitu bahasa baku. Basa baku yaitu bahasa yang memiliki sifat-sifat vitalitas dan intelektualitas. Vitalitas berarti bahasa yang mampu tumbuh dan mekar dengan sesuai dengan metode bahasa relatif konstan, tetapi tidak kaku karena bisa mengubah untuk menerima pengaruh bahasa lain. Intelek adalah bahasa baku harus memiliki kemampuan ilmiah yang bisa menjelaskan proses berpikir yang rumit dari segala kegiatan keilmuan, teknologi, informatika, dan masyarakat terkait (Sudaryat, 2004, hlm 6). Bahasa sunda berarti bahasa ibu yang masih digunakan oleh masyarakat, baik di daerah sunda sendiri, maupun di luar daerah sunda. Penggunaan bahasa sunda tidak hanya dalam kehidupan sehari-hari, tetapi harus diajarkan dalam pendidikan formal di Jawa Barat pada khususnya. Jadi agar bahasa Sunda dapat terus berkembang, harus diadakan usaha untuk dikembangkan, diantaranya pembelajaran bahasa Sunda dalam pendidikan formal di sekolah-sekolah yang ada di sekitar Jawa Barat melalui studi bahasa, budaya, dan Sastranya. Pembelajaran bahasa Sunda di sekolah merupakan salah satu usaha agar siswa dapat belajar bahasa Sunda. Menurut Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KIKD) Bahasa Sunda tahun 2013, di SMA kelas XI adanya pembelajaran mengenai bahasan budaya Sunda. Pembelajaran bahasan budaya adalah salah satu diskusi budaya yang menjelaskan hal-hal yang saling berhubungan satu sama lain dengan budaya, khususnya budaya Sunda yang memiliki tujuan untuk membuat siswa mengetaui budaya mereka. Keterampilan membaca merupakan salah satu aspek bahasa dalam keterampilan bahasa dan berguna untuk menerima informasi tertulis. Peran guru dan siswa dalam proses pembelajaran sangat penting. Guru sebagai subyek dalam proses pembelajaran mempunyai peran dan fungsi dalam ketertarikan siswa agar mempunyai rasa memiliki, menilai, dan menjaga kebudayaannya. Selain itu tujuan pembelajaran akan
4 4 Ι D A N G I A N G S U N D A V o l. 3 N o. 3 D e s e m b e r 2014 tercapai seumpama guru terampil memilih bahan pengajaran, terampil pilih dan menganalisa sumber, dan guru dapat mengetahui kemampuan siswa sesuai dengan waktu yang tersedia. Ada dua faktor yang mendukung tercapaina proses belajar bahasa Sunda, yaitu: (1) faktor internal, yaitu faktor kemampuan dan potensi serta usaha dilakukan oleh siswa, (2) faktor eksternal, yaitu faktor yang ada di sekitar siswa seperti keluarga, sekolah, dan lingkungan sosial budaya. Dengan demikian, faktor ini digunakan sebagai dasar penelitian. Seni merupakan hasil karya seorang manusia yang memiliki nilai keindahan, yang merupakan bentuk dari seni suara, seni tari, seni rupa atau seni drama. Dilihat dari wujud kebudayaannya tidak hanya jadi dalam wujud bentuk kasenian, tetapi bisa juga dalam alat-alat yang digunakan oleh manusia, dan dapat terbentuk dari unsur kebahasaan yang digunakan oleh manusia sebagai alat interaksi. Semua unsur kebudayaan pasti memiliki nilai yang bisa dijadikan dasar dalam proses menjalankan kehidupan. Sistem nilai moral seperti di mana sistem religi yang tujuannya untuk mengatur perilaku manusia, contohnya sopan santun, tata krama, dll. Nilai merupakan sesuatu hal yang termasuk dalam berbagai hal yang memiliki nilai kebaikan. Nilai yang dapat dihormati dalam seni ini beragam, dapat didekati dari keindahan atau nilai estetikanya, nilai kesopanan atau nilai moral, dan dapat dilihat dari tradisi atau nilai budaya. Pada dasarnya semua nilai sumber utamanya dari agama dan tradisi yang disepakati dan diterapkan oleh semua orang. Dengan demikian seni dapat dipelajari baik dari nilai keindahan maupun dari nilai budaya. Masyarakat sunda khususnya di Desa Margalaksana Kecamatan Cilawu Kabupaten Garut merupakan salah satu desa yang aktif di bidang seni. Oleh karena itu banyak karya seni yang dihasilkan dari Desa Margalaksana, misalnya, seni Kesenian Barong Domba Garut (Badogar), Bangreng, dll; yang merupakan hasil karya kreatif putra daerah Tatar Garut dalam menghasilkan karya seni. Dalam kesenian Badogar terdapat nilai budaya Badogar yang dapat diajarkan dalam pelajaran. Nilai dalam kesenian Badogar menjadi salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi keterampilan bahasa siswa, khususnya dalam keterampilan membaca dan berbicara, hal ini merupakan hasil dari kondisi siswa yang
5 5 Ι D A N G I A N G S U N D A V o l. 3 N o. 3 D e s e m b e r 2014 tinggal di Desa Margalaksana Kecamatan Cilawu Kabupaten Garut. Agar mengetahui nilai budaya yang terdapat dalam kesenian ini, perlu penelitian yang bertujuan untuk menemukan dan menjelaskan nilai kesenian Barong Domba Garut (Badogar) di Desa Margalaksana Kecamatan Cilawu Kabupaten Garut. Secara umum untuk semua orang, khususnya siswa SMA yang tidak mengetahui tentang kesenian Badogar. Semoga penelitian ini bermanfaat untuk mendukung pengembangan bahasa Sunda, khususnya untuk mendukung pembelajaran membaca. Menurut uraian di atas, penelitian ini berjudul Ajén Budaya dina Kasenian Badogar di Désa Margalaksana Kecamatan Cilawu Kabupaten Garut pikeun Bahan Pangajaran Maca di SMA Kelas XI. METODE Metode penelitian merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian. Dalam metode penelitian ini yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Metode deskriptif adalah metode penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang realitas pada obyek yang dipelajari secara obyektif dan dijelaskan secara rinci yang menjadi pusat perhatian panalungtikanna. Metode ini adalah istilah umum yang mencakup berbagai teknik deskriptif. Alih-alih penelitian dengan menggunakan teknik deskriptif yaitu termasuk penelitian yang menjelaskan, menganailisis, dan mengelompokan dengan teknik survey, angket, teknik wawancara, observasi. Permasalahan yang dikaji dalam kesenian Barong Domba Garut (Badogar) merupakan masalah yang terdapat pada jaman sekarang atau masalah faktual. Sementara didéskripsikeun yaitu nilai budaya dalam kasenian Badogar di daerah Desa Margalaksana Kecamaran Cilawu Kabupaten Garut. HASIL PENELITIAN Seni Badogar pertama kali diciptakan karena potensi di daerah Cilawu yang menyukai domba. Seni ini pertama kali dirintis pada tahun 2010, namun secara resmi disahkan sebagai kesenian daerah di Kabupaten Garut 1 Januari Pa Cecep sebagai pensiunan Dinas Pariwisata Kabupaten. Garut yang memiliki inisiatif untuk menciptakan seni Badogar. Ketika Pa Cecep main ke Desa Pangauban Kecamatan Cisurupan untuk melihat kesenian adu domba, tidak sengaja Pa Cecep melihat domba jantan berwarna
6 6 Ι D A N G I A N G S U N D A V o l. 3 N o. 3 D e s e m b e r 2014 hitam, besar, dan menakutkan, bernama si Jagat. Si Jagat adalah domba jantan adu yang selalu menjadi pemenang, oleh karena itu banyak yang menyukai dan ingin memilikinya. Karena menonton domba tersebut, Pa Cecep memiliki inisiatif untuk membuat barong yang kepalanya menggunakan domba yang mengerikan. Setelah kejadian itu, Pa Cecep mengundang teman-temannya di Dinas Kebudayaan untuk membuat Barong Domba (Badogar). Selain itu, ia mengambil beberapa seniman untuk menciptakan seni Badogar. Saat itu sarat menciptakan kreasi artistik baru, harus ada pemberdayaan sarjana dari bidang seni, setidaknya dua sarjana seni. Pa Cecep sebagai inisiator mengambil dua sarjana seni, terutama di daerah Cilawu untuk membuat Badogar adalah: Rinto sebagai Sarjana Karawitan dan Nopi sebagai Sarjana Seni Tari. Pa Cecep juga bekerja sama dengan salahsatu sangggar seni di Cilawu, sanggar seni Gentra Sawargi. Hal ini memiliki tujuan agar Gentra Sawargi ikur membantu dalam membuat kesenian Badogar. Setelah organ-organ yang dibutuhkan lengkap, seluruh organ berkumpul untuk membahas dan membuat seni Badogar. Tujuannya agar kesenian ini disahkan di Dinas Pariwisata Kabupaten Garut. Kegiatan tersebut yang mengawali kesenian Badogar di Desa Margalaksana Kecamatan Cilawu. Alat musik (alat musik tradisional) yang digunakan dalam seni Badogar, adalah: (1) saron, (2) bonang, (3) kendang (4) bedug, (5) kecrek, (6) tarompet, dan (7) goong. Pakaian pemain Badogar dibagi dalam tiga bagian, diantaranya: 1) penari, 2) pemain Badogar dan bobotoh, dan 3) pemain musik. Kesenian Badogar memiliki karakteristik yang berbeda dari kesenian lainnya di Garut, terutama seni domba. Kesenian Raja Dogar lebih menunjukkan atraksi adu domba, sementara Raksa Dogar pertunjukan dodombaan yang lebih mirip sisingaan di Subang. Berbeda Badogar, kesenian ini menunjukkan konsep pergelaran dalam pertunjukannya, di mana penampilan keseniannya lebih fokus pada keramaian masyarakat dan alat hiburan musik yang digunakan juga berbeda, misalnya bedug dan kecrek. Menurut proses penciptaannya, Badogar dibagi menjadi dua tahap, adalah proses pembuatan kepala domba dan badan barong. Dalam proses pembuatan kepala barong, pertama membuat kerangka yang merupakan kombinasi kayu, kawat, bambu dan besi. Setelah dibuat rangka kepala domba,
7 7 Ι D A N G I A N G S U N D A V o l. 3 N o. 3 D e s e m b e r 2014 diteruskan penempelan koran/kertas yang dibasahi dan diberi lem aci yang ditempel ke rangka kepala domba. Setelah rangka selesai, maka diberi lapisan kain atau bulu domba. Warna kepala domba sesuai dengan kebutuhan, tetapi biasanya lebih dominan warna gelap atau putih. Dalam proses seni pertunjukan Badogar meliputi: 1) pendahuluan, 2) inti pertunjukan, 3) penutup. Nilai budaya adalah unsur gagasan, nilai-nilai, adat istiadat, perilaku yang jadi dasar dalam kehidupan masyarakat. Setiap budaya harus memiliki nilai yang bisa diambil. Demikian juga dalam seni yang merupakan salah satu unsur kebudayaan. Karena seni tidak lepas dari tradisi masyarakat sosial. Kesenian Badogar yang berada di Desa Margalaksana Kecamatan Cilawu juga tradisi yang diciptakan masyarakat. Kasenian Badogar didasari pada kebiasaan orangorang Garut yang menyukai seni adu domba. Sehingga terinisiasi kasenian Badogar yang memiliki fungsi sebagai sarana hiburan. Selain hiburan, seni Badogar termasuk nilai budaya yang bisa menjadi dasar dalam kehidupan seharihari, terutama bagi penduduk desa Margalaksana. Sesuai dengan nilai budaya, seni Badogar setidaknya memiliki beberapa nilai yang dapat digunakan untuk menjadi pegangan hidup. Hal tersebut meliputi, contohnya: 1) nilai tioritis, 2) nilai ekonomi, 3) nilai estetika, 4) nilai politik, dan 5) nilai sosial. KESIMPULAN Penciptaan seni Badogar merupakan hasil kreativitas manusia berdasarkan potensi daerah yang ada di Kabupaten Garut. Karena adanya kesenian ini adalah merupakan gambaran tentang domba jantan adu berwarna hitam, besar, dan menakutkan bernama si Jagat. Dengan demikian, kehadiran seni Badogar menandakan nilai, maksud, dan gagasan yang tentu dari penciptanya. Selain itu, dalam seni ini juga menggambarkan nilai-nilai sebagai bentuk yang ideal dari kebudayaan. Nilai kebudayaan merupakan dasar hidup yang terdapat di masyarakat. Dengan demikian, suatu kebudayaan memiliki nilai jika memiliki budaya unsur etika, unsur estetika, unsur moral dan unsur agama. Nilai budaya muncul dalam salah satu pakaian dalam seni Badogar. Ketika seni pertunjukan ini yang paling sederhana dijelaskan dalam pakaian pangsi. Kesederhanaan ini gambaran kehidupan masyarakat Sunda, khususnya masyarakat Desa Margalaksana Kecamatan Cilawu. Adanya kerincing merupakan ciri dari kesenian domba yang menjadi ikon Kabupaten Garut.
8 8 Ι D A N G I A N G S U N D A V o l. 3 N o. 3 D e s e m b e r 2014 Jika dikaitkan dengan nilai budaya dalam kesenian ini, kesenian Badogar mempunyai nilainya, meliputi: a. Nilai teoritis, terlihat dari proses pembuatan Badogar. b. Nilai ekonomi, terlihat dari keuntungan yang didapatkan melalui seni Badogar. c. Nilai estetika, terlihat dari pakaian dan alat musik yang digunakan dalam seni Badogar. d. Nilai politik, terlihat dari struktur organisasi sanggar Gentra Sawargi yang mendukung kesenian ini. e. Nilai sosial, terlihat dari hubungan masyarakat dan seni pemain Badogar. Agar siswa akan mengetahui kesenian Badogar di Garut, harus ada bahan pengajaran di sekolah yang menjelaskan kesenian Badogar. Salah satu usahanya, yaitu membuat bacaan bahasan budaya kesenian Badogar. Bahan pengajaran ini dapat dibuat pada siswa kelas XI SMA dalam keterampilan membaca. Danadibrata, R. A Kamus Basa Sunda. Bandung: Kiblat. Jurusan Pendidikan Basa Daerah Palanggeran Éjahan Basa Sunda (Édisi Revisi). Bandung: Sonagar Press. Sudaryat, Yayat Model Pangajaran Kompetensi Basa Sunda. Tangerang: Pamulang DAPTAR PUSTAKA Diknas Jabar Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda.
BAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN
BAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN 3.1 Desain Panalungtikan Aya sababaraha léngkah dina ieu panalungtikan, nya éta: (1) maca naskah longsér, (2) nganalisis struktur drama, (3) nganalisis ma na, (4) ngolah data,
Lebih terperinci2015 KECAP PANYAMBUNG D INA SURAT PRIBAD I SISWA KELAS VIII-C SMP NEGERI 45 BAND UNG TAUN AJARAN
BAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Masalah Manusa mangrupa makhluk sosial nu tumuwuh di masarakat. Manusa teu bisa leupas tina komunikasi, alat pikeun komunikasi antar manusa nya éta ngaliwatan basa. Basa
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENGGUNAKAN UNDAK USUK BAHASA SUNDA DALAM MENULIS PERCAKAPAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 1 KUTAWALUYA TAUN AJARAN 2013/2014
DANGIANG SUNDA Vol. 2 No. 2 Agustus 2014 1 KEMAMPUAN MENGGUNAKAN UNDAK USUK BAHASA SUNDA DALAM MENULIS PERCAKAPAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 1 KUTAWALUYA TAUN AJARAN 2013/2014 Iik Ikmaliyah 1), Dingding
Lebih terperinciBAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Masalah
BAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Masalah Manusa salaku mahluk sosial nu ngabutuhkeun hal séjén pikeun nyumponan pangabutuhna boh jalma, sato atawa barang nu lianna. Dina hirup kumbuh jeung masarakat, unggal
Lebih terperinciBAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN
BAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN 3.1 Data jeung Sumber Data Data dina ieu panalungtikan nya éta struktur intrinsik jeung unsur-unsur budaya dina karya sastra Sunda. Lantaran panalungtik ngagunakeun dokuméntasi
Lebih terperinciBAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Masalah Karina Barliani, 2013
1 BAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Masalah Kaparigelan basa ngawengku opat aspék, diantarana ngaregepkeun, nyarita, maca jeung nulis. Tujuan pangajaran basa Sunda di sakabéh tingkatan sakola hususna di tingkat
Lebih terperinciBAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Masalah
1 BAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Masalah Indonésia diwangun ku sababaraha sélér bangsa. Sunda mangrupa salah sahiji selér bangsa anu aya di Indonésia nu miboga kabudayaanana sorangan. Kabudayaan nya éta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkaitan dengan pengungkapan rasa keindahan. Menurut kodratnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesenian merupakan salah satu perwujudan kebudayaan yang mempunyai peranan penting bagi masyarakat. Kesenian merupakan salah satu jenis kebutuhan manusia yang berkaitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang merupakan bentuk ungkapan atau ekspresi keindahan. Setiap karya seni biasanya berawal dari ide atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Destri Srimulyan, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni Budaya Garut mencakup kepercayaan, norma-norma artistik dan sejarah-sejarah nenek moyang yang tergambarkan melalui kesenian tradisional. Hal ini dapat dilihat
Lebih terperinciBAB III MÉTODOLOGI PANALUNGTIKAN. Métodé anu dipaké dina ieu panalungtikan téh métodé deskriptif analisis,
28 BAB III MÉTODOLOGI PANALUNGTIKAN 3.1 Métode jeung Téhnik Panalungtikan 3.1.1 Métodé Panalungtikan Métodé mangrupa hiji dasar pikeun ngahontal tujuan dina prakna ngalaksanakeun panalungtikan. Métodé
Lebih terperinciBAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Masalah
1 BAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Masalah Kabudayaan nya éta sakabéh hasil pamikiran, karya, jeung hasil karya manusa nu teu museur kana naluri manusana, jeung sakabéh hasil karya manusa téh dihasilkeun
Lebih terperinciBAB III METODE PANALUNGTIKAN
BAB III METODE PANALUNGTIKAN Métode panalungtikan mangrupa cara ilmiah meunangkeun data pikeun tujuan atawa mangpaat nu tangtu (Sugiyono, 2010, kc. 2). Métode nu dipaké nyaéta métode déskriptif. Métode
Lebih terperinciDEIKSIS ANAFORIS DAN DEIKSIS KATAFORIS DALAM CERPEN MAJALAH MANGLÉ
1 D A N G I A N G S U N D A V o l. 3 N o. 2 A g u s t u s 2015 DEIKSIS ANAFORIS DAN DEIKSIS KATAFORIS DALAM CERPEN MAJALAH MANGLÉ Nessa Fauzy Rahayu 1, Yayat Sudaryat 2, Hernawan 3 Nessa.fauzy@student.upi.edu,
Lebih terperinciBAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang
BAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Basa nya éta sistem lambang omongan nu dihasilkeun ku pakakas ucap manusa kalawan puguh éntép seureuhna (sistematis) tur ragem (konvénsional) antaranggota masarakatna pikeun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu mata pelajaran muatan lokal yang wajib diajarkan di wilayah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu mata pelajaran muatan lokal yang wajib diajarkan di wilayah Jawa Barat adalah mata pelajaran bahasa Sunda. Mata pelajaran ini diajarkan dengan maksud
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN
BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN 2.1 Uraina Tentang Seni Kata seni berasal dari kata "SANI" yang kurang lebih artinya "Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa". Menurut kajian ilmu di eropa
Lebih terperinciBAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN
BAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN 3.1 Lokasi Panalungtikan jeung Sumber Data 3.1.1 Lokasi Panalungtikan Lokasi panalungtikan pikeun meunangkeun data ngeunaan kasenian Bebegig Sukamantri nya éta di Kecamatan
Lebih terperinciBAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Masalah Prosés diajar basa Sunda di jaman kiwari kurang minatna, ku sabab siswa nganggap yén pangajaran basa Sunda téh
BAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Masalah Prosés diajar basa Sunda di jaman kiwari kurang minatna, ku sabab siswa nganggap yén pangajaran basa Sunda téh ngabosenkeun. Ieu fakta ngabalukarkeun kurangna minat
Lebih terperinciSTUDI DESKRIPTIF KEMAMPUAN PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DI SMA NEGERI 12 KERINCI JAMBI
STUDI DESKRIPTIF KEMAMPUAN PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DI SMA NEGERI 12 KERINCI JAMBI Acil Kencana Putra Rm 1 Yos Sudarman, S.P.d., M.Pd. 2 Harisnal Hadi, M.Pd 3 Email : Acilvivant@gmail.com
Lebih terperinci48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK
48. KOMPETENSI INTI DAN SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK KELAS: X A. SENI RUPA 3. memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk dalam berbagai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk dalam berbagai hal, seperti keanekaragaman budaya, lingkungan, alam, dan wilayah geografis. Keanekaragaman
Lebih terperinciBAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Dede Solihah, 2014 Éféktivitas Métode Kolaborasi Dina Pangajaran Nulis Aksara Sunda
BAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Diajar mangrupa parobahan tingkah laku peserta didik akibat ayana interaksi antara individu jeung lingkunganna ngaliwatan pangalaman jeung latihan (Iskandarwassid & Dadang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada akhirnya dapat membangun karakter budaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian tradisional pada akhirnya dapat membangun karakter budaya tertentu. Sebuah pernyataan tentang kesenian Jawa, kesenian Bali, dan kesenian flores, semuanya
Lebih terperinciBAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Masalah Panalungtikan Silva Eka Fauziah, 2013
1 BAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Masalah Panalungtikan Nulis nya éta mindahkeun pikiran atawa perasaan kana wangun lambang basa (Semi, 2003:8). Jadi nu dimaksud nulis téh nya éta ébréhan tina pikiran atawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nurul Kristiana, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian tradisional menurut Sedyawati (1981:48) mempunyai predikat tradisional yang dapat diartikan segala yang sesuai dengan tradisi, sesuai dengan kerangka
Lebih terperinciBagan 3.1 Desain Panalungtikan
BAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN 3.1 Sumber Data Panalungtikan Numutkeun Moleong (1991: 113 dina ) sumber data dina panalungtikan téh bisa mangrupa sumber pustaka, saperti dokumén buku atawa sumber tinulis
Lebih terperinciBAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Panalungtikan Sri Nurbaeti, 2013
1 BAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Panalungtikan Basa téh nya éta sistem lambang sora omongan nu sifatna arbitrér anu dipaké ku masarakat pikeun tujuan komunikasi. Ieu hal luyu jeung pamadegan Sudaryat (2004:6)
Lebih terperinciBAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Panalungtikan Krisna Amelia,2014
BAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Panalungtikan Tatar Sunda téh suku bangsa anu kawéntar mibanda tradisi di unggal wewengkonna. Éta tradisi téh nepi ka kiwari masih dimumulé kénéh ku masarakatna, saperti
Lebih terperinci77. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)
611 77. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A) A. Latar belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (kurang lebih ) yang ditandai dengan adanya beberapa situs-situs
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berlatar belakang sejarah Kota Sumedang dan wilayah Sumedang, yang berawal dari kerajaan Sumedang Larang yang didirikan oleh Praburesi Tajimalela (kurang lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia pada dasarnya dilatarbelakangi oleh adanya suatu sejarah kebudayaan yang beragam. Keberagaman yang tercipta merupakan hasil dari adanya berbagai
Lebih terperinciBAB III MÉTODE JEUNG TÉHNIK PANALUNGTIKAN. ieu nyaéta ku jalan mikanyaho métode jeung téhnik panalungtikan nu bakal di pedar
BAB III MÉTODE JEUNG TÉHNIK PANALUNGTIKAN Salah sahiji cara pikeun mikanyaho kamana arah jeung tujuan panalungtikan ieu nyaéta ku jalan mikanyaho métode jeung téhnik panalungtikan nu bakal di pedar ieu
Lebih terperinciKOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK)
DRAF EDISI 27 FEBRUARI 2016 KOMPETENSI INTI DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK) Dokumen ini telah disetujui Pada tanggal: Kepala
Lebih terperinciBAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Panalungtikan
BAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Panalungtikan Sacara lahiriah unggal siswa miboga kamampuh pikeun maca, nulis, ngaregepkeun, tur nyarita. Dina kanyataanana teu sakabéh siswa miboga kamampuh anu alus dina
Lebih terperinciUJI KOMPETENSI SEMESTER II
UJI KOMPETENSI SEMESTER II I. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan jawaban paling tepat! 1. Salah satu peninggalan sosial budaya dalam bentuk seni arsitektur adalah... a.
Lebih terperinciBAB III METODE PANALUNGTIKAN
BAB III METODE PANALUNGTIKAN 3.1 Lokasi jeung Subjek Panalungtikan 3.1.1 Lokasi Kacamatan salem mangrupa salah sahiji ti 17 kacamatan nu aya di kabupatén Brebes sarta mangrupa salasahiji ti 7 kacamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia yang terdiri atas beberapa pulau dan kepulauan serta di pulau-pulau itu terdapat berbagai suku bangsa masing-masing mempunyai kehidupan sosial,
Lebih terperinciNaskah Publikasi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Srata-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar
IMPLEMENTASI STRATEGI POINT-COUNTERPOINT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI KARANGASEM I TANON SRAGEN TAHUN AJARAN 2014/2015 Naskah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keragaman tari menjadi salah satu kekayaan Nusantara. Jenis tari tradisi di setiap daerah mempunyai fungsi sesuai dengan pola kehidupan masyarakat daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehari-hari, seni tidak selalu diwujudkan dalam bentuk seni musik, seni rupa, seni
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seni tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari, seni tidak selalu diwujudkan dalam bentuk seni musik, seni rupa, seni vocal
Lebih terperinci2016 ANALISIS PROSES PEMBUATAN BONEKA KAYU LAME D I KAMPUNG LEUWI ANYAR KOTA TASIKMALAYA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kriya merupakan seni kerajinan tangan yang menghasilkan sebuah karya yang memiliki manfaat dan kegunaan dalam kehidupan sehari-hari. Kriya sebagai media ekspresi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Helda Rakhmasari Hadie, 2015
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesenian merupakan karya seni yang diciptakan bukan hanya dinikmati oleh golongan seniman itu sendiri, akan tetapi untuk dinikmati oleh masyarakat luas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diana Susi, 2013
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya akan keanekaragaman seni khususnya bidang seni tari. Kekayaan Seni tari yang saat ini berkembang di berbagai
Lebih terperinciPERUBAHAN UNSUR-UNSUR SENI PERTUNJUKAN RAKYAT SISINGAAN DI KABUPATEN SUBANG
PERUBAHAN UNSUR-UNSUR SENI PERTUNJUKAN RAKYAT SISINGAAN DI KABUPATEN SUBANG 1 Cecep Darmawan, 2 Mirna Nur Alia A, 3 Anindita Saraswati N 1 Dosen Prodi Pendidikan Sosiologi, FPIPS Universitas Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tari merupakan ungkapan perasaan manusia yang dinyatakan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tari merupakan ungkapan perasaan manusia yang dinyatakan dengan gerakan-gerakan. Manusia telah mulai menari sejak jaman prasejarah. Awalnya manusia menari hanyalah berdasarkan
Lebih terperinciBAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN
26 BAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN 3.1 Métode Panalungtikan Unggal panalungtikan tangtuna waé kudu dirojong ku métode-métode anu luyu jeung tujuan nu hayang dihontal. Métode anu dipaké bakal mangaruhan kana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nova Silvia, 2014
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia terdiri dari ratusan suku bangsa yang masingmasing memiliki kekhasan atau keunikan tersendiri.kekhasan dan keunikan itulah yang pada dasarnya
Lebih terperinciBAB 1 BUBUKA. (Studi Kuasi Eksperimen di Kelas X SMA Negeri 1 Manonjaya Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2012/2013)
BAB 1 BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Prosés diajar-ngajar anu éféktif ditandaan ku ayana minat jeung perhatian siswa kana prosés pangajaran. Minat mangrupa hiji sifat anu rélatif netep dina diri hiji jalma.
Lebih terperinciGambar 3.1 Peta Tempat Panalungtikan
BAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN 3.1 Lokasi jeung Sumber Data 3.1.1 Lokasi Tempat Panalungtikan Désa Taraju téh tempat anu dipilih ku panalungtik pikeun ngayakeun panalungtikan. Jumlah penduduk Désa Taraju
Lebih terperinciNO. 540/FPBS.0251/2013
BAB 1 BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Masalah Nulis mangrupa hiji kagiatan anu sifatna produktif jeung éksprésif. Dina kagiatan nulis, panulis kudu miboga kaparigelan dina ngadumaniskeun struktur basa jeung kosa
Lebih terperinciBAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN
29 BAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN 3.1 Sumber Data Sumber data dina ieu panalungtikan nya éta siswa kelas VII C jeung VII A SMPN 1 Sukawening taun ajaran 2012/2013 anu jumlah siswana kelas VII C 28 siswa,
Lebih terperinci2015 EKSISTENSI KESENIAN HADRO DI KECAMATAN BUNGBULANG KABUPATEN GARUT
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesenian tradisional lahir dari budaya masyarakat terdahulu di suatu daerah tertentu yang terus berkembang secara turun temurun, dan terus dinikmati oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hilda Widyawati, 2013 Eksistensi Sanggar Seni Getar Pakuan Kota Bogor Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni tradisi yang tumbuh dan berkembang di setiap daerah di Indonesia awal mulanya berasal dari kebiasaan dan adat-istiadat nenek moyang bangsa Indonesia,
Lebih terperinciModul 3 PPG-Konten Kurikulum 1
C. Hakikat Seni Anak Usia Dini Seni mewakili perasaan dan persepsi tentang dunia anak. Seorang anak menggambar dan menulis untuk mengatur gagasan dan membangun makna dari pengalamannya (Baghban, 2007).
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORETIS TENTANG KESENIAN HADRO. Kesenian merupakan salah satu unsur kebudayaan yang terbentuk dari
BAB II TINJAUAN TEORETIS TENTANG KESENIAN HADRO A. Kesenian Tradisional Kesenian merupakan salah satu unsur kebudayaan yang terbentuk dari hasil kreativitas dan inovasi masyarakat dan lingkungannya. Kesenian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hilda Maulany, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Seni secara sederhana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Prastyca Ries Navy Triesnawati, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seni tidak bisa lepas dari produknya yaitu karya seni, karena kita baru bisa menikmati seni setelah seni tersebut diwujudkan dalam suatu karya konkrit,
Lebih terperinci1 D A N G I A N G S U N D A V o l. 3 N o. 2 A g u s t u s 2015
1 D A N G I A N G S U N D A V o l. 3 N o. 2 A g u s t u s 2015 MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAMATI CARPON (Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X-TKJ SMK Kartika Candra
Lebih terperinciBAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN
BAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN 3.1 Sumber Data Panalungtikan Sumber data dina ieu panalungtikan nya éta siswa SMP Negeri 9 Kota Bandung kelas VIII-12 kalawan jumlahna aya 40 urang, anu ngawengku 18 urang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian adalah suatu peristiwa sosial yang mempunyai tenaga kuat sebagai sarana kontribusi antara seniman dan penghayatnya, ia dapat mengingatnya, menyarankan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Suzanne K. Langer (1998:2) menyatakan bahwa Kesenian adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian merupakan induk dari beberapa bentuk cabang seni yang ada di Indonesia, diantaranya seni tari, seni musik, seni rupa, seni drama dan seni sastra. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepulauan Nusantara terdiri atas aneka warna kebudayaan dan bahasa. Keaneka ragaman kebudayaan dari berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesenian merupakan salah satu bentuk kebudayaan manusia. Setiap daerah mempunyai kesenian yang disesuaikan dengan adat istiadat dan budaya setempat. Jawa Barat terdiri
Lebih terperinciBAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN
BAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN A. Lokasi, Data jeung Populasi/Sampel Panalungtikan 1. Lokasi Panalungtikan Lokasi ieu panalungtikan nya éta di MTs Sirnamiskin. Sakola MTs Sirnamiskin dijadikeun lokasi panalungtikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki suku bangsa yang beraneka ragam. Oleh karena itu, Indonesia kaya akan budaya dan adat istiadat. Kebudayaan yang
Lebih terperinci1 D A N G I A N G S U N D A, V O L. 3, N O. 2, A G U S T U S 2015
1 D A N G I A N G S U N D A, V O L. 3, N O. 2, A G U S T U S 2015 MEDIA GAME PUZZLE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KOSA KATA BASA SUNDA (Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII-C SMP 4 Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metodologi Penelitian adalah salah satu kegiatan manusia yang sangat penting untuk dilakukan dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan. Seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono,
Lebih terperinciPEMBELAJARAN KESENIAN REJUNG MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK PENANAMAN NILAI BUDAYA LOKAL DI UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG. Fadhilah Hidayatullah
PEMBELAJARAN KESENIAN REJUNG MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK PENANAMAN NILAI BUDAYA LOKAL DI UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG Fadhilah Hidayatullah Dosen Universitas PGRI Palembang fadhilahhidayatullah@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Selain keberagaman kebudayaan Indonesia, juga dikenal sebagai negara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan Indonesia sangat beragam, mulai dari Sabang sampai Merauke. Masing-masing kebudayaan memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Selain keberagaman kebudayaan
Lebih terperinci2015 KESENIAN MACAPAT GRUP BUD I UTOMO PAD A ACARA SYUKURAN KELAHIRAN BAYI D I KUJANGSARI KOTA BANJAR
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Negara Indonesia kaya akan ragam suku sehingga dari keberagaman tersebut lahirlah banyak kesenian tradisi yang bersifat unik dan khas. Poerwadarminta (2001,
Lebih terperinciBAB I BUBUKA. bangsa jeung bangsa séjénna téh diantarana nyaéta budaya. Nurutkeun Kurdi,
1 BAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Masalah Ilaharna unggal bangsa miboga ciri anu ngabédakeun hiji bangsa jeung bangsa séjénna, lantaran unggal bangsa miboga pamikiran sarta paripolah anu béda-béda dumasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumardjo (2001:1) seni adalah bagian dari kehidupan manusia dan masyarakat.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni merupakan sebuah kata yang semua orang pasti mengenalnya. Beragam jawaban dapat diberikan oleh para pengamat, dan pelaku seni. Menurut Sumardjo (2001:1)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rachmayanti Gustiani, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan cara yang ditempuh untuk memberikan pengetahuan kepada anak didik melalui pembelajaran, seperti definisi pendidikan menurut Kamus Besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang fungsional, estetis dan indah, sehingga ia dapat dinikmati dengan panca inderanya yaitu
Lebih terperinci1 D A N G I A N G S U N D A V o l. 5 N o. 1 A p r i l
1 D A N G I A N G S U N D A V o l. 5 N o. 1 A p r i l 2 0 1 7 KORELASI ANTARA KEMAMPUAN MEMBACA DAN KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 10 BANDUNG UNTUK MENINGKATKAN BUDAYA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nasionalisme adalah rasa cinta dan bangga terhadap tanah air. Lebih khusus lagi, nasionalisme adalah paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara,
Lebih terperinciBAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN. 3.1 Desain jeung Sumber Data Panalungtikan. Ieu panalungtikan ngagunakeun métode kuasi ékspérimén.
BAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN 3.1 Desain jeung Sumber Data Panalungtikan 1) Desain Panalungtikan Ieu panalungtikan ngagunakeun métode kuasi ékspérimén. Ékspérimén mangrupa métode panalungtikan anu produktif,
Lebih terperinciBAB I BUBUKA Kasang Tukang
1.1. Kasang Tukang BAB I BUBUKA Globalisasi teu salawasna méré mangpaat keur kahirupan manusa, saperti sarwa gancang, sarwa babari jeung sarwa némbrak, tapi aya kalana globalisasi ogé méré pangaruh négatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang dilakukan di setiap sekolah secara umum memiliki tujuan pembelajaran
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan yang dilakukan di setiap sekolah secara umum memiliki tujuan pembelajaran yang sama, meskipun implementasi pembelajarannya berbeda. Hal ini dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Indonesia adalah Negara dengan latar belakang budaya yang majemuk. mulai dari kehidupan masyarakat, sampai pada kehidupan budayanya. Terutama pada budaya keseniannya.
Lebih terperinciNILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL JILBAB PUTIH KEKASIH KARYA K. USMAN DAN SARAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA SKRIPSI
28 NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL JILBAB PUTIH KEKASIH KARYA K. USMAN DAN SARAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh
Lebih terperinciKATA PENGANTAR.. DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI ABSTRAK. KATA PENGANTAR.. DAFTAR ISI..... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR.... DAFTAR LAMPIRAN.... i ii iv vii ix xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.. 1 1. Realitas Pembelajaran Seni
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kesenian merupakan bagian dari kebudayaan, sebagian wrisan nenek
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesenian merupakan bagian dari kebudayaan, sebagian wrisan nenek moyang bangsa Indonesia yang telah turun temurun sejak jaman dahulu, dan dipandang perlu mendapatkan
Lebih terperinci2015 KESENIAN SASAPIAN PADA ACARA SALAMETAN IRUNG-IRUNG DI CIHIDEUNG PARONGPONG KABUPATEN BANDUNG BARAT
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan keberagaman suku bangsa. Tidak mengherankan bahwa begitu banyak kebudayaan dan kesenian yang lahir dan berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu karya seni yang disampaikan oleh seorang sastrawan melalui media bahasa. Keindahan dalam suatu karya sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TEKNIK PERMAINAN KENDANG DALAM KARAWITAN JAWA UNTUK SISWA SMP
2 Jurnal Pendidikan Seni Musik Edisi... Tahun..ke.. 20.. PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TEKNIK PERMAINAN KENDANG DALAM KARAWITAN JAWA UNTUK SISWA SMP THE DEVELOPMENT OF STUDYING MEDIA TECHNIQUE OF PLAYING
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual
BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Ritual Ritual adalah tehnik (cara metode) membuat suatu adat kebiasaan menjadi suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani. Kebutuhan mencakup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat pada umumnya mempunyai suatu pola kehidupan yang terbentuk dari setiap kebiasaan anggota masyarakat yang disepakati. Polapola kehidupan tersebut menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran seni tari pada saat ini semakin banyak kita jumpai di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran seni tari pada saat ini semakin banyak kita jumpai di berbagai lembaga pendidikan formal maupun non formal, seperti sekolah negeri atau swasta yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Garut merupakan sebuah kabupaten yang berada di Jawa Barat. Kabupaten
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Garut merupakan sebuah kabupaten yang berada di Jawa Barat. Kabupaten Garut pada saat ini sedang berkembang pesat dari berbagai aspek, baik dalam perekonomian maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara garis besar perkembangan seni pertunjukan Indonesia tradisional sangat dipengaruhi oleh adanya budaya yang datang dari luar. Hal itu menjadikan kesenian tradisional
Lebih terperinciBAB 6 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
201 BAB 6 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI Pada bab 6 ini akan diuraikan mengenai simpulan dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumny serta saran untuk penelitian selanjutnya. Adapun pembagiannya
Lebih terperinciBAB V. Simpulan yang peneliti paparkan mengacu kepada pertanyaan penelitian yang. telah dirumuskan pada bab I. Penjabaran oprasionalnya adalah:
144 BAB V SIMPUL AN DAN S ARAN A. Simp ulan Simpulan yang peneliti paparkan mengacu kepada pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan pada bab I. Penjabaran oprasionalnya adalah: 1. Permasalahan Pembelajaran
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN BUDAYA INDONESIA MELALUI METODE TALKING STICK
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN BUDAYA INDONESIA MELALUI METODE TALKING STICK Oktavia Indriani 1), M. Shaifuddin 2), Matsuri 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi dialihkan oleh Kerajaan Sunda/Pajajaran kepada Kerajaan Sumedanglarang. Artinya, Kerajaan
Lebih terperinci80. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E)
80. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Lebih terperinci56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)
56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya akan bentuk dan ragam kebudayaan. Kebudayaan yang hidup pada berbagai suku bangsa menyumbangkan kekayaan melimpah bagi kebudayaan
Lebih terperinci(Studi Kuasi Eksperimen ke Siswa Kelas VII F SMP YAS Bandung Tahun Ajaran 2016/2017)
1 DANGIANG SUNDA Vol.5 No.1 April 2017 MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI SISWA (Studi Kuasi Eksperimen ke Siswa Kelas VII F SMP YAS Bandung Tahun Ajaran 2016/2017)
Lebih terperinci