BAB I. PENDAHULUAN. Dengan luas wilayah lebih kurang 2.497,72 Km 2, Kabupaten Deli Serdang
|
|
- Shinta Rachman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diberlakukannya UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah menyebabkan terjadinya perubahan sistim penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia yang sebelumnya menganut sistim sentralistik menjadi sistim desentralistik. Tentu saja, kinerja pembangunan daerah lebih ditentukan oleh Pemerintah Daerah, khususnya kualitas perencanaan seluruh sektor pembangunan sosial ekonomi. Dengan luas wilayah lebih kurang 2.497,72 Km 2, Kabupaten Deli Serdang merupakan daerah potensi ekonomi, khususnya pertanian dan industri, dan menjadi salah satu daerah penghasil utama tanaman bahan makanan dan tanaman perkebunan di Sumatera Utara (BPS, 2015). Keberadaan Kabupaten Deli Serdang yang mengelilingi Kota Medan sebagai ibu kota Provinsi Sumatera Utara dengan berbagai fasilitas infrastruktur perhubungan baik darat, laut dan udara menjadikan daerah ini sebagai daerah utama pengembangan sektor industri. Khusus sektor industri, Kabupaten Deli Serdang memiliki beberapa kawasan Industri seperti kawasan industri medan star, fultek international development, harmoni nusantara development, sarana tamora permai, serta kawasan industri medan yang sedang memasuki tahap keenam. Dari beberapa kawasan industri ini kawasan industri medan yang mengalami pertumbuhan yang cukup besar jika dilihat dari luas lahan dan perusahaan yang ada di dalamnnya. Saat ini kawasan industri medan dan kawasan industri medan star telah menjadi 1
2 2 anggota himpunan kawasan industri Indonesia (HKI) (Roestanto Waahidi, D, 2014). Menurut PT. Kawasan Industri Medan, PT. Kawasan Industri Medan (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan bidang usaha jasa pengelolaan kawasan industri. Kawasan industri ini didirikan pada tanggal 7 Oktober Sejak didirikannya kawasan ini PT. Kawasan Industri Medan terus melakukan pengembangan lahan. Hingga saat ini telah memiliki luas areal 975 ha dan akan terus dikembangkan dengan usaha sendiri maupun bekerjasama dengan pihak-pihak swasta yang berpengalaman dan professional dalam pembangunan kawasan industri. Data Investor terdiri dari 335 Jumlah perusahaan yang terdiri dari PMDN / Non Fasilitas :303 perusahaan, PMA : 32 perusahaan. Terdapat berbagai hasil industri yang diproduksi perusahan yang ada di kawasan industri medan ini antara lain : industri kelapa sawit (CPO) dan turunannya seperti fatty acid, steric acid, palmitat acid, isopropil palmiat, gliserin dan jenis oleochemical lainnya, karet, coklat, kopi, teh dan hasil-hasil pertanian dari dataran tinggi Sumatera Utara berupa sayur mayur dan buah-buahan. Industri hasil laut, goldstorage, pengalengan ikan, makanan dan minuman, industri hasil hutan, furniture, rotan, meubel, industri bangunan (baja) dan lain-lain. Awalnya Areal Kawasan Industri Medan ( Tahap I) hanya berada di wilayah Kota Medan dengan luas ± 200 Ha, tetapi seiring waktu kawasan industri medan berkembang memasuki wilayah Deli Serdang yaitu KIM (Tahap II) dengan luas ± 325 Ha. Saat ini kawasan industri medan terus berkembang seiring tingginya minat investor dan sudah memasuki tahap VI, dimana dari total sekitar 975 Ha
3 3 luas wilayah KIM, hanya sekitar 300 Ha yang berada di wilayah Kota Medan, sisanya berada di wilayah Kabupaten Deli Serdang. Dari jumlah pekerja juga dapat dilihat bahwa jumlah tenaga kerja di kawasan industri mengalami perkembangan dimana pada tahun 2004 jumlah tenaga kerjanya masih orang, pada tahun 2008 berkembang menjadi sekitar ±33.000, dan saat pada tahun 2014 ada sekitar ± tenaga kerja. Hal ini menunjukkan bahwa kawasan industri pada dasarnya dapat menyerap cukup banyak tenaga kerja. Perkembangan kawasan industri medan tahap 3-6 saat ini berada di Desa Saentis, Desa Sampali dan Desa Pematagjohor. Dari sejarahnya, sebelum adanya kawasan industri medan ketiga desa ini dulunya adalah wilayah perkebunan dan pertanian, akan tetapi untuk keperluan perluasan kawasan industri dan pembangunan infrastruktur pendukung banyak tanah produktif yang harus dikorbankan. Adanya lahan pertanian yang subur digunakan untuk peruntukan kawasan industri dapat mengganggu kelestarian lingkungan hidup, dan akan menyebabkan tidak terselenggaranya tata guna lahan yang tertib dan teratur. Keberadaan kawasan industri medan di Kabupaten Deli Serdang khususnya di Desa Saentis, Desa Sampali dan Desa Pematangjohor diharapkan dapat meningkatkan kehidupan sosial ekonomi masyarakat desa. Peningkatan ekonomi masyarakat desa dapat berupa peningkatan pendapatan masyarakat sekitar dan dapat menciptakan lapangan kerja baru, selain itu dengan berdirinya kawasan industri medan diharapkan dapat menciptakan kegiatan-kegiatan ekonomi lainnya. Ketertarikan peneliti mengadakan penelitian ini adalah karena ingin mengetahui apakah perubahan fisik ketiga desa terutama daerah yang dulunya
4 4 pertanian sekarang menjadi industri sudah memberikan dampak yang baik terhadap masyarakat di ketiga desa tersebut, atau yang terjadi justru hanya menimbulkan dampak negatif terhadap masyarakat sekitar. Untuk itu perlu dilakukan suatu kajian menyangkut sudah berapa besar pengaruh yang ditimbulkan oleh pengembangan kawasan industri medan terhadap desa sekitarnya terutama di Desa Saentis, Desa Sampali dan Desa Pematangjohor. Oleh karena itu maka penulis melakukan penelitian yang berjudul Dampak Perkembangan Kawasan Industri Medan Terhadap Desa Sekitarnya (Desa Saentis, Desa Sampali dan Desa Pematangjohor) 1.2 Perumusan Masalah Keberadaan kawasan industri medan di Desa Saentis, Desa Sampali dan Desa Pematangjohor tentu diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap akselerasi pertumbuhan ekonomi dan perkembangan wilayah sekitarnya, sehingga dengan perkembangan kawasan industri medan tersebut seharusnya sejalan dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat. Sangat disayangkan karena sebagian besar perkembangan kawasan industri harus mengorbankan tanah produktif seperti pertanian dan perkebunan. Hal ini dapat terjadi karena biasanya area sawah dapat dibeli dengan harga yang lebih murah. Desa Saentis, Desa Sampali dan Desa Pematangjohor yang dulunya adalah mayoritas wilayah pertanian dan perkebunan juga terancam akan berubah menjadi kawasan industri dan infrastruktur pendukungnya. Berkurangnya area pertanian dapat mengancam ketahanan pangan daerah dan tentunya dapat mengganggu kelestarian lingkungan hidup.
5 5 Hal ini akan semakin parah jika perubahan fisik ketiga desa tidak diikuti oleh perbaikan kesejahteraan masyarakatnya, hal ini dapat terjadi jika kawasan industri tidak memberikan dampak terhadap peningkatan pendapatan, lapangan kerja maupun peningkatan kegiatan ekonomi lainnya. Sehingga yang dikawatirkan keberadaan kawasan industri hanya menimbulkan ketidaknyamanan terhadap masyarakat di ketiga desa. Dari uraian permasalahan di atas memunculkan pertanyaan dalam penelitian ini yaitu bagaimana dampak perkembangan kawasan industri medan terhadap perubahan Desa Saentis, Desa Sampali dan Desa Pematangjohor dalam aspek fisik, ekonomi dan sosial. 1.3 TujuanPenelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan penelitian di atas yaitu mengidentifikasi dampak perkembangan kawasan industri medan terhadap perubahan Desa Saentis, Desa Sampali dan Desa Pematangjohor dalam aspek fisik, ekonomi dan sosial 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah 1. Untuk pemerintah, dapat menjadi bahan evaluasi terhadap perkembangan kawasan industri medan pada khususnya dan acuan terhadap pembinaan kawasan maupun industri di daerah lainnya. 2. Untuk pengelola kawasan dan masyarakat, diharapkan kawasan industri medan dapat lebih memaksimalkan manfaat buat masyarakat setempat dan kawasan sekitar dan tentunya dapat meminimalisasi dampak negatif dari
6 6 kawasan industri medan sehingga tercipta hubungan yang baik antara masyarakat dengan pengelola maupun perusahaan perusahaan di dalamnya. 1.5 Batasan Penelitian Dalam mengukur perubahan fisik, sosial dan ekonomi di ketiga desa yang diakibatkan oleh keberadaan kawasan industri medan, dengan alasan keterbatasan waktu, materi dan data data yang diperlukan maka lokasi penelitian dibatasi di 3 (tiga) desa yang digabungkan menjadi satu daerah penelitian, yaitu yang terdiri dari Desa Saentis, Desa Sampali dan Desa Pematangjohor. Alasan pemilihan lokasi penelitian di ketiga desa ini adalah, karena setelah dilakukan observasi dan wawancara kepada aparat pemerintah setempat yang terdiri dari Kecamatan Percut Sei Tuan dan Kecamatan Labuhan Deli, serta beberapa kepala desa. Mereka merekomendasikan agar memfokuskan penelitian di daerah tersebut. Hal lain yang meyakinkan peneliti melakukan penelitian disini adalah hasil beberapa wawancara masyarakat di luar daerah ini, seperti di desa percut, serta desa kolam, mendapatkan feedback yang menyatakan bahwa mereka tidak terdampak sama sekali dengan keberadaan kawasan industri medan, karena wilayahnya jauh dan dibatasi oleh pertanian dan perkebunan. Wilayah ini juga dirasakan peneliti merupakan daerah yang paling cocok karena merasa bahwa masyarakat di sekitar daerah inilah yang paling berdampak terhadap perluasan kawasan industri. Hal ini agar mengeleminir salah penilaian mengenai dampak kawasan industri, karena seperti diketahui bahwa Kabupaten Deli Serdang merupakan daerah yang mengelilingi Kota Medan, sehingga perkembangan wilayah dapat disebabkan oleh
7 7 banyak pusat pusat kegiatan di Kota Medan. Dalam mengelola dan menganalisa data, peneliti akan menggunakan data data gabungan ketiga desa ini menjadi satu daerah penelitian walaupun dalam beberapa hal akan menunjukkan data data setiap desa secara terpisah. Ketiga desa dianggap seragam karena jarak ketiga desa ke kawasan industri ini relatif hampir sama, dan kesamaan sejarah keadaan wilayah ketiga desa yang dulunya sama sama merupakan lokasi perkebunan dan pertanian. Adapun lokasi penelitian di ketiga desa tersebut dapat ditampilkan pada gambar 1.1 dibawah ini. Gambar 1.1 Lokasi Desa Penelitian Sumber: Bappeda Kabupaten Deli Serdang (Diolah) Dalam pembahasannya sebenarnya peneliti berkeinginan mengetahui dampak sesudah kawasan industri medan ini beroperasi, sehingga dalam
8 8 penelitian ini peneliti menggunakan data data sebelum dan sesudah ada kawasan untuk melihat dampak jelas keberadaan kawasan industri. Sebelum adanya kawasan industri maksudnya disini yaitu sebelum masuknya kawasan industri medan di Kabupaten Deli Serdang yaitu tahun Dalam prosesnya peneliti menghadapi masalah pengumpulan data, karena data sudah tidak tersedia, sehingga dalam beberapa pembahasan peneliti menggunakan perbandingan antara tahun 2001 dan 2014 atau data data minimal lima (5) tahun terakhir. Pemilihan tahun 2001 karena jika melihat jumlah industri besar dan sedang di ketiga desa pada tahun 2002 sebenarnya belum ada industri besar yang berdiri, karena masih dalam proses pembebasan lahan dan pembangunan. Sehingga dapat dikatakan tahun 2001 merupakan tahun dimana industri besar belum ada di ketiga desa ini
9 9 1.6 KeaslianPenelitian Penelitian ini dikerjakan di lingkungan kampus Universitas Gadjah Mada jurusan Magister Perencanaan Wilayah Kota dan Daerah, dan banyak dikerjakan di perpustakaan MPKD, beberapa referensi penelitian sebelumnya yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya dapat dilihat pada tabel 1.1 : Tabel 1.1 Penelitian-Penelitian Sebelumnya No Nama Peneliti Judul Penelitian Tempat Penelitian Metode Penelitian 1. Mike Yurnida Rolobessy (1999) Implikasi Spasial Perkembangan Sektor Industri di Kertasura Kecamatan Kertasura, Kabupaten Sukoharjo Metode Diskriptif Analitik Pramu Sigit Priyandono (2001) Elvi Roza (2002) Kajian Pengaruh Perkembangan Kawasan Industri SIER Terhadap Perubahan Guna Lahan Kawasan Sekitarnya Kontribusi industri rokok gudang garam terhadap perkembangan kota kediri Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo Kota Kediri Metode Kualitatif Metode Kuatitatif Rin Andrijani (2003) Rofiq Khamdani Yusuf (2014) Dampak Fisik, Sosial dan Ekonomi Industri Genteng Di Kecamatan Godean Analis dampak pengembangan kawasan industri terhadap nilai rumah di sekitarnya (studi kasus pada kawasan industri candi di kota semarang) Kecamatan Godean, Kab Sleman Kota Semarang Sumber: Berbagai Tesis di Perpustakaan Universitas Gadjah Mada Metode Deskriptif Kualitatif Mixed Methdod Penelitian Mike Yurnida Rolobessy fokus kepada mengenali perkembangan perubahan tata ruang yang disebabkan oleh perkembangan sektor industri, dan pola perkembangan spasial sektor industri, serta dampak negatif yang meliputi kemungkinan konflik ruang maupun persolalan lingkungan. Dalam penelitiannya menghasilkan kesimpulan bahwa perkembangan industri tidak terlalu berdampak negatif terhadap lingkungan.
10 10 Pramu sigit priyandono menjelaskan hubungan antara perkembangan kawasan industri sier dengan perubahan guna lahan dikawasan sekitarnya, khususnya di wilayah kecamatan waru, kabupaten sidoarjo, hasil penelitiannya adalah ternyata terdapat hubungan yang sangat lemah antara perkembangan kawasan industri sier dengan perkembangan kawasan sekitar industri. Artinya tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kegiatan di sekitarnya, yang berimplikasi pada perubaan guna lahan. Elvi Roza Memberikan gambaran seperti apa pengaruh industri yang berbasis padat karya terhadap perkembangan kota. Dalam penelitiannya disimpulkan, industri memiliki kontirbusi terhadap perkembangan demografi di kota kediri, Pdrb, pendapatan perkapita, kesempatan berusaha, pendapatan daerah dan pajak retribusi. Terjadi perubahan fisik kota kediri, terutama percepatan alih fungsi lahan dari pertanian menjadi kawasan terbangun terutama pemukiman dan tidak ditemukan adanya kontribusi industri rokok terhadap peningkatan prasarana. Sedangkan Rin Andrijani meneliti faktor yang mempengaruhi timbulnya perbedaan perkembangan industri genteng di kecamatan godean serta dampak yang terjadi akibat perkembangan industri genteng secara fisik, sosial dan ekonomi pada kehidupan masyarakat yang menjadi pengrajin disana. Penelitian Rofiq Khamdani Yusuf menghasilkan kesimpulan bahwa rata rata nilai rumah responden yang merasakan dampak negatif (gangguan kesehatan dan suara) pengembangan kawasan industri relatif lebih rendah dibandingkan dengan dengan rata rata nilai rumah responden yang tidak merasaan dampak
11 11 negatif, serta terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rumah sebelum dan sesudah adanya pengembangan kawasan industri. Secara khusus faktor-faktor yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah lokasi penelitian, metode penelitian dan fokus penelitian seperti variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. Dalam Penelitian penelitian sebelumnya (tabel 1.1), beberapa mengukur dampak hanya satu industri bukan dalam kaitan sebagai kawasan industri, pengaruh satu kawasan seharusnya dapat memberikan dampak yang lebih besar dibandingkan satu industri. Adapun penelitian lain seperti penelitian priyandono (2001) dan Rofiq (2014) mengukur dampak sebuah kawasan industri hanya terhadap 1 variabel yaitu perubahan lahan atau nilai rumah, dalam penelitian ini diharapkan dapat mengukur dampak lain seperti ekonomi, sosial dan fisik. Dari penelitian di atas juga disimpulkan bahwa industri dan kawasan industri dapat berdampak positif dan negatif terhadap wilayah sekitarnya. Dan semua industri dan kawasan industri yang diteliti memang sejak awalnya dibangun di wilayah penelitian mereka, sedangkan dalam penelitian ini Kawasan Industri Medan sejak awal adalah dibangun di wilayah Kota Medan, tetapi saat ini terus berkembang ke wilayah Kabupaten Deli Serdang, sehingga yang diteliti bagaimana efek limpahannya.
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN. Desa Sampali dan Desa Pematangjohor adalah terjadinya perubahan
188 BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 1. Dampak kawasan industri medan terhadap perubahan fisik di Desa Saentis, Desa Sampali dan Desa Pematangjohor adalah terjadinya perubahan penggunaan lahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lahan sawah memiliki arti penting, yakni sebagai media aktivitas bercocok tanam guna menghasilkan bahan pangan pokok (khususnya padi) bagi kebutuhan umat manusia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. opportunity cost. Perbedaan opportunity cost suatu produk antara suatu negara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu kegiatan yang berperan penting dalam perekonomian suatu negara adalah kegiatan perdagangan internasional. Sehingga perdagangan internasional harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah. Industrialisasi merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan
BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Industrialisasi merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat yang lebih maju dan bermutu. Seperti halnya di negara-negara berkembang industrialisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. individu manusia setelah pangan dan sandang. Pemenuhan kebutuhan dasar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan papan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi individu manusia setelah pangan dan sandang. Pemenuhan kebutuhan dasar bagi setiap individu manusia pasti
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Berdasarkan klasifikasi tipologi kabupaten/kota dan analisis autokorelasi
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5. 1 Simpulan 1. Berdasarkan klasifikasi tipologi kabupaten/kota dan analisis autokorelasi spasial maka yang menjadi kutub pertumbuhan adalah Kota Medan. Karakteristik utama yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor non pertanian merupakan suatu proses perubahan struktur ekonomi.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan basis perekonomiannya berasal dari sektor pertanian. Hal ini disadari karena perkembangan pertanian merupakan prasyarat
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006
KATA PENGANTAR Untuk mencapai pembangunan yang lebih terarah dan terpadu guna meningkatkan pembangunan melalui pemanfaatan sumberdaya secara maksimal, efektif dan efisien perlu dilakukan perencanaan, pelaksanaan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. pangan bagi dirinya sendiri. Kegiatan pertanian tersebut mendorong suatu
PENDAHULUAN Latar Belakang Pertanian muncul sejak manusia mampu untuk menjaga ketersediaan pangan bagi dirinya sendiri. Kegiatan pertanian tersebut mendorong suatu kelompok manusia untuk bergantung dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Lahan sudah menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang. kelangsungan kehidupan sejak manusia pertama kali menempati bumi.
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lahan sudah menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang kelangsungan kehidupan sejak manusia pertama kali menempati bumi. Lahan berfungsi sebagai tempat manusia beraktivitas
Lebih terperinciPENTINGNYA PENINGKATAN INVESTASI TERHADAP PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI SUMATERA UTARA
Karya Tulis PENTINGNYA PENINGKATAN INVESTASI TERHADAP PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI SUMATERA UTARA Murbanto Sinaga DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2003 DAFTAR
Lebih terperinciPENDAHULUAN. daratan menjadi objek dan terbukti penyerapan tenaga kerja yang sangat besar.
PENDAHULUAN Latar Belakang Kekayaan Negara Indonesia merupakan sebuah anugerah yang tidak ternilai. Seluruh potensi alam yang terkandung baik di dalam perut bumi Indonesia maupun di daratan dan lautan
Lebih terperinciKONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri. Seiring dengan semakin meningkatnya aktivitas perekonomian di suatu wilayah akan menyebabkan semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan pembangunan pertanian periode dilaksanakan melalui tiga
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Musyawarah perencanaan pembangunan pertanian merumuskan bahwa kegiatan pembangunan pertanian periode 2005 2009 dilaksanakan melalui tiga program yaitu :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kelestarian sumber daya alam (Mubyarto, 1994).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum sektor pertanian dapat memperluas kesempatan kerja, pemerataan kesempatan berusaha, mendukung pembangunan daerah dan tetap memperhatikan kelestarian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kedua sumber utama tidak dapat memenuhi kebutuhan. Ketersediaan pangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketersediaan pangan didefinisikan sebagai kondisi tersedianya pangan dari hasil produksi dalam negeri dan cadangan pangan nasional serta impor apabila kedua sumber utama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemudahan ini melahirkan sisi negatif pada perkembangan komoditas pangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pasar bebas dipandang sebagai peluang sekaligus ancaman bagi sektor pertanian Indonesia, ditambah dengan lahirnya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 yang diwanti-wanti
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang
digilib.uns.ac.id 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris dimana mata pencaharian mayoritas penduduknya dengan bercocok tanam. Secara geografis Indonesia yang juga merupakan
Lebih terperinciProvinsi Sumatera Utara: Demografi
Fact Sheet 02/2015 (28 Februari 2015) Agrarian Resource Center ARC Provinsi Sumatera Utara: Demografi Provinsi Sumatera Utara adalah provinsi peringkat ke-4 di Indonesia dari sisi jumlah penduduk. Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Desa Asam Jawa merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Provinsi Sumatera Utara. Daerah ini memiliki ketinggian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai pada kegiatan industri yang rumit sekalipun. Di bidang pertanian air atau yang
1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Air sangat penting bagi kehidupan manusia, hampir semua kegiatan makhluk hidup dimuka bumi memerlukan air, mulai dari kegiatan rumah tangga sehari-hari sampai
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBYEK PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBYEK PENELITIAN A. Kondisi Umum Provinsi Kalimantan Barat Provinsi Kalimantan Barat terletak di bagian barat pulau Kalimantan atau di antara garis 2 0 08 LU serta 3 0 02 LS serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Sektor pertanian telah. masyarakat, peningkatan Pendapatan Domestik Regional Bruto
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian merupakan basis utama perekonomian nasional.sebagian besar masyarakat Indonesia masih menggantungkan hidupnya pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan (palawija), merupakan makanan pokok bagi masyarakat. total pendapatan domestik bruto (id.wikipedia.org).
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara agraris, artinya masyarakat banyak yang bermata pencaharian sebagai petani. Penggolongan pertanian terbagi atas dua macam, yakni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris dengan kekayaan hayati yang melimpah, hal ini memberikan keuntungan bagi Indonesia terhadap pembangunan perekonomian melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Air merupakan salah satu komponen penting untuk kehidupan semua makhluk hidup di bumi. Air juga merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. heterogen dan materialistis di bandingkan dengan daerah belakangnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata ekonomi,sosial
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan perekonomian nasional dan menjadi sektor andalan serta mesin penggerak pertumbuhan ekonomi. Hal ini dikarenakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai perkebunan kelapa sawit terluas disusul Provinsi Sumatera. dan Sumatera Selatan dengan luas 1,11 juta Ha.
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perdagangan antar negara akan menciptakan pasar yang lebih kompetitif dan mendorong pertumbuhan ekonomi ke tingkat yang lebih tinggi. Kondisi sumber daya alam Indonesia
Lebih terperincicukup besar bagi struktur perekonomian di Kabupaten Magelang. Data pada tahun
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pengolahan merupakan sektor yang mempunyai konstribusi cukup besar bagi struktur perekonomian di Kabupaten Magelang. Data pada tahun 2012 menunjukkan bahwa
Lebih terperinciPERAN PERTANIAN DI SUMATERA UTARA
PERAN PERTANIAN DI SUMATERA UTARA 1. Peran Dalam Ekonomi PDRB (Produk Domentik Regional Bruto) sektor pertanian di Sumatera Utara da-pat digambarkan sebagai berikut: Peran Pertanian Dalam PDRB Sumatera
Lebih terperinciKAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA. Ketahanan Pangan. Dalam Kerangka Revitalisasi Pertanian, Perikanan, Kehutanan
INDONESIA Ketahanan Pangan Dalam Kerangka Revitalisasi Pertanian, Perikanan, Kehutanan Harmonisasi Kebijakan & Program Aksi Presentasi : Pemicu Diskusi II Bp. Franky O. Widjaja INDONESIA BIDANG AGRIBISNIS,
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM DESA ASAM JAWA KECAMATAN KOTA PINANG, KABUPATEN LABUHAN BATU
BAB II GAMBARAN UMUM DESA ASAM JAWA KECAMATAN KOTA PINANG, KABUPATEN LABUHAN BATU 2.1 Letak Geografis Desa Asam Jawa Desa Asam Jawa berada di Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Provinsi
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN
24 BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 3.1. Gambaran Umum Kabupaten Serdang Bedagai Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu Kabupaten yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan
Lebih terperinciPERENCANAAN PROYEK KAWASAN INDUSTRI
PERENCANAAN PROYEK KAWASAN INDUSTRI 1. SUMATERA INTEGRATED INDUSTRIAL ESTATE a. Dasar Pemikiran Penekanan dasar pemikiran diarahkan pada konsep pendukung daerah bahkan negara untuk memajukanperekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan aktifitasnya dalam kehidupan sehari-hari. Jadi tanah merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah memiliki peran yang sangat vital dalam kehidupan manusia di permukaan bumi. Dengan tanah manusia dapat hidup, berkembang, dan melakukan aktifitasnya
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia dikaruniai Tuhan dengan keanekaragaman hayati, ekosistem, budaya yang sangat tinggi, satu lokasi berbeda dari lokasi-lokasi lainnya. Kemampuan dan keberadaan biodiversitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang luas. Tanaman tertentu adalah tanaman semusim dan atau tanaman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkebunan merupakan aktivitas budi daya tanaman tertentu pada lahan yang luas. Tanaman tertentu adalah tanaman semusim dan atau tanaman tahunan yang jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (2007) Indonesia memiliki kawasan mangrove yang terluas
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut FAO (2007) Indonesia memiliki kawasan mangrove yang terluas di dunia sekitar 19% dari total hutan mangrove dunia, dan terluas se-asia Tenggara sekitar 49%
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkebunan kelapa sawit milik PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, Bandar Udara Kualanamu merupakan bandara bertaraf internasional yang terletak di Kuala Namu, Deli Serdang, Sumatera Utara, Indonesia.Kualanamu International
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Perkembangan Kota Branch (1996), mengatakan bahwa perkembangan suatu kota dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia dalam bentuk negara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara di dunia dalam bentuk negara kepulauan yang memiliki sekitar 17.508 pulau dan panjang garis pantai lebih dari 81.000
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hutan mangrove merupakan ekosistem yang penting bagi kehidupan di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hutan mangrove merupakan ekosistem yang penting bagi kehidupan di wilayah pesisir. Hutan mangrove menyebar luas dibagian yang cukup panas di dunia, terutama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya alam yang terdapat pada suatu wilayah pada dasarnya merupakan modal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya alam yang terdapat pada suatu wilayah pada dasarnya merupakan modal dasar pembangunan yang perlu digali dan dimanfaatkan secara tepat dengan memperhatikan
Lebih terperinciBAB I. sejak tersedianya data spasial dari penginderaan jauh. Ketersediaan data
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan di bidang pemetaan perubahan penggunaan lahan meningkat sejak tersedianya data spasial dari penginderaan jauh. Ketersediaan data penginderaan jauh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perkebunan menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2004 tentang Perkebunan, adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah dan/atau
Lebih terperinci3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis
3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Penelitian dilakukan di dua kabupaten di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi. Fokus area penelitian adalah ekosistem transisi meliputi
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG PENELITIAN
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Indonesia adalah negara agraris dimana mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Berbagai hasil pertanian diunggulkan sebagai penguat
Lebih terperinciPOTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN
Lokakarya Pengembangan Sistem Integrasi Kelapa SawitSapi POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN ABDULLAH BAMUALIM dan SUBOWO G. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang unsur-unsur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang unsur-unsur utamanya terdiri atas sumberdaya alam tanah, air dan vegetasi serta sumberdaya
Lebih terperinciRevolusi Fisik atau periode Perang mempertahankan Kemerdekaan. Periode perang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurun waktu 1945-1949, merupakan kurun waktu yang penting bagi sejarah bangsa Indonesia. Karena Indonesia memasuki babakan baru dalam sejarah yaitu masa Perjuangan
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang yaitu bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan usaha untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Sebagaimana diamanatkan dalam pasal 33 ayat (3) UUD 1945 yaitu bahwa bumi dan air
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kebijakan Tata Ruang Nasional menempatkan Metropolitan Mebidang-Ro sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) sekaligus sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN) dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang. Propinsi Sumataera Utara memiliki 2 (dua) wilayah pesisir yakni, Pantai
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Propinsi Sumataera Utara memiliki 2 (dua) wilayah pesisir yakni, Pantai Timur dan Pantai Barat. Salah satu wilayah pesisir pantai timur Sumatera Utara adalah Kota Medan.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang PT. Perkebunan Nusantara atau biasa disebut sebagai PTPN merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki kewenangan untuk mengelola perkebunan yang ada
Lebih terperinciBoks 1. Dampak Pembangunan Industri Hilir Kelapa Sawit di Provinsi Riau : Preliminary Study IRIO Model
Boks 1 Dampak Pembangunan Industri Hilir Kelapa Sawit di Provinsi Riau : Preliminary Study IRIO Model I. Latar Belakang Perkembangan ekonomi Riau selama beberapa kurun waktu terakhir telah mengalami transformasi.
Lebih terperincippbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lahan merupakan sumber daya alam yang memiliki fungsi yang sangat luas dalam memenuhi berbagai kebutuhan manusia. Di lihat dari sisi ekonomi, lahan merupakan input
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Subsektor perkebunan merupakan salah satu bisnis strategis dan andalan dalam perekonomian Indonesia, bahkan pada masa krisis ekonomi. Agribisnis subsektor ini mempunyai
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Peraturan Presiden No 32 Tahun 2011 tentang MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) merupakan sebuah langkah besar permerintah dalam mencapai
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kebijakan otonomi daerah yang berlandaskan UU No. 32 tahun 2004 yang merupakan revisi dari UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, memberikan kewenangan yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk melaksanakan aktivitasnya. Kebutuhan manusia akan tanah untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah sebagai bagian dari ruang muka bumi adalah sarana bagi manusia untuk melaksanakan aktivitasnya. Kebutuhan manusia akan tanah untuk melaksanakan aktivitasnya
Lebih terperinciPROYEKSI DAYA DUKUNG LAHAN DAN KEBUTUHAN PERTANIAN KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2029 BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROYEKSI DAYA DUKUNG LAHAN DAN KEBUTUHAN PERTANIAN KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2029 BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Muhammad Farouq Ghazali Matondang Fakultas Geografi UGM E-mail: m.farouq.ghazali.matondang@gmail.com
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan
77 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada 104 552-105 102 BT dan 4 102-4 422 LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara geografis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di dunia yang masih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di dunia yang masih menghadapi sejumlah permasalahan, baik di bidang ekonomi, sosial, hukum, politik, maupun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
15 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karet merupakan komoditas perkebunan yang sangat penting peranannya di Indonesia. Selain sebagai sumber lapangan kerja, komoditas ini juga memberikan kontribusi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar, dimana kondisi pusat kota yang demikian padat menyebabkan terjadinya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perkotaan sekarang ini terasa begitu cepat yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang semakin tinggi. Hal ini terutama terjadi di kotakota besar, dimana
Lebih terperinciIndustrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Kementerian Perindustrian 2015
Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional Kementerian Perindustrian 2015 I. LATAR BELAKANG 2 INDUSTRI AGRO Industri Agro dikelompokkan dalam 4 kelompok, yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lepas dari pemanfaatan wilayah pesisir dan lautan. Oleh sebab itu, banyak
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara kepulauan, dimana sebagian besar wilayahnya terdiri dari perairan. Berbicara tentang kelautan dan perikanan tidak lepas dari pemanfaatan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat Menurut Lampung Barat Dalam Angka (213), diketahui bahwa Kabupaten Lampung Barat
Lebih terperinciSELAMAT DATANG MEDAN - SUMATERA UTARA
SELAMAT DATANG MEDAN - SUMATERA UTARA GAMBARAN UMUM Core Bisnis Adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki Core Bisnis Jasa Penjualan Kavling Industri. Dengan Visi dan Misi Perusahan antara lain
Lebih terperinciKEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA
31 KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA Administrasi Secara administratif pemerintahan Kabupaten Katingan dibagi ke dalam 11 kecamatan dengan ibukota kabupaten terletak di Kecamatan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA Konversi Lahan Konversi lahan merupakan perubahan fungsi sebagian atau seluruh
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konversi Lahan Konversi lahan merupakan perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan lahan dari fungsinya semula (seperti yang direncanakan) menjadi fungsi lain yang membawa
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
18 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan pertanian merupakan bagian dari pembangunan ekonomi Nasional yang bertumpu pada upaya mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil dan makmur seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi ialah untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan
1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pemerataan pembangunan ekonomi merupakan hasil yang diharapkan oleh seluruh masyarakat bagi sebuah negara. Hal ini mengingat bahwa tujuan dari pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang dicapai oleh suatu Negara, namun lebih dari itu pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses pembangunan pada dasarnya bukanlah sekedar fenomena ekonomi semata. Pembangunan tidak sekedar ditunjukkan oleh prestasi pembangunan ekonomi yang dicapai oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Selama krisis, usaha di sektor pertanian menunjukkan kinerjanya sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama krisis, usaha di sektor pertanian menunjukkan kinerjanya sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia. Dibandingkan dengan sektor-sektor yang lainnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor terbesar yang mendorong
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan sektor terbesar yang mendorong perekonomian Sumatera Utara. Menurut data yang diperoleh dari Berita Resmi Statistik Badan Pusat Statistik
Lebih terperinciKabar dari Tim Pendamping Pengelolaan Hutan Bersama Hulu Sungai Malinau
Kabar dari Tim Pendamping Pengelolaan Hutan Bersama Hulu Sungai Malinau No. 6, September 2001 Bapak-bapak dan ibu-ibu yang baik, Salam sejahtera, jumpa lagi dengan Tim Pendamping Pengelolaan Hutan Bersama.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perencanaan pengembangan wilayah merupakan salah satu bentuk usaha
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perencanaan pengembangan wilayah merupakan salah satu bentuk usaha yang memanfaatkan potensi sumberdaya lahan secara maksimal untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat
Lebih terperinciKAJIAN PERMASALAHAN EKONOMI DI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH
Bab 5 KAJIAN PERMASALAHAN EKONOMI DI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH 5.1 Hasil Kajian Daerah Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara yang memiliki wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alam baik itu berupa sumber daya tanah, air, udara dan sumber daya alam lainnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya memerlukan sumber daya alam baik itu berupa sumber daya tanah, air, udara dan sumber daya alam lainnya yang termasuk ke dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan oleh besarnya tingkat pemanfaatan lahan untuk kawasan permukiman,
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan kota yang ditunjukkan oleh pertumbuhan penduduk dan aktivitas kota menuntut pula kebutuhan lahan yang semakin besar. Hal ini ditunjukkan oleh besarnya tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perhatian yang khusus oleh pemerintah seperti halnya sektor industri dan jasa.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Indonesia sektor pertanian mempunyai peran yang sangat penting dalam pertumbuhan perekonomian. Banyaknya tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia selama ini dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia selama ini dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah, sehingga sering disebut sebagai negara agraris yang memiliki potensi untuk mengembangkan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Sendayan, Desa Naga Beralih, dan Desa Muara Jalai.
36 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 1.1. Keadaan Geografis 4.1.1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Desa Sungai Jalau merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Kampar Utara, Kecamatan Kampar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman menuntut adanya kemajuan di segala bidang. Sejak berdirinya, Indonesia telah mencanangkan tujuannya dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Lebih terperinciPEMBANGUNAN PERKEBUNAN BERKELANJUTAN DI KALIMANTAN TENGAH
PEMBANGUNAN PERKEBUNAN BERKELANJUTAN DI KALIMANTAN TENGAH Disampaikan pada FIELD TRIP THE FOREST DIALOGUE KE PT. WINDU NABATINDO LESTARI PUNDU, 17 MARET 2014 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DINAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sub sektor perkebunan merupakan salah satu sub sektor dari sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sub sektor perkebunan merupakan salah satu sub sektor dari sektor pertanian yang dapat meningkatkan devisa negara dan menyerap tenaga kerja. Pemerintah mengutamakan
Lebih terperinciIII. KEADAAN UMUM LOKASI
III. KEADAAN UMUM LOKASI Penelitian dilakukan di wilayah Jawa Timur dan berdasarkan jenis datanya terbagi menjadi 2 yaitu: data habitat dan morfometri. Data karakteristik habitat diambil di Kabupaten Nganjuk,
Lebih terperinciHASIL HUTAN YANG DIABAIKAN : SAGU NASIBMU KINI
18 OPINI HASIL HUTAN YANG DIABAIKAN : SAGU NASIBMU KINI Oleh: Isnenti Apriani (FWI) Indonesia memiliki letak geografis yang strategis, selain memiliki tutupan hutan alam yang masih rapat yaitu seluas 82,5
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumberdaya lahan (Sitorus, 2011). Pertumbuhan dan perkembangan kota
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan lahan berhubungan erat dengan dengan aktivitas manusia dan sumberdaya lahan (Sitorus, 2011). Pertumbuhan dan perkembangan kota dipengaruhi oleh adanya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan menjadi salah satu isu permasalahan penting pada skala global, apalagi jika dihubungkan dengan isu perubahan iklim yang secara langsung mengancam pola
Lebih terperinciKondisi Geografis dan Penduduk
Kondisi Geografis dan Penduduk 1) Kondisi geograis suatu wilayah terdiri dari empat faktor utama yaitu: a) Litosfer (lapisan tanah), b) Atmosfer (lapisan udara), c) Hidrosfer (lapisan air), d) dan biosfer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan dapat berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disamping fungsinya sebagai alat pemersatu bangsa. Dalam kaitannya dengan sektorsektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infrastruktur Transportasi baik transportasi darat, laut maupun udara merupakan sarana yang sangat berperan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan wilayah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pada setiap tahunnya juga berpengaruh terhadap perkembangan pembangunan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan jumlah penduduk di Provinsi Lampung yang selalu bertambah pada setiap tahunnya juga berpengaruh terhadap perkembangan pembangunan otonomi daerah, serta pertambahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. repository.unisba.ac.id. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini Indonesia sedang melakukan pembangunan wilayah yang bertujuan menyejahterakan rakyat atau menjadi lebih baik dari sebelumnya. Indonesia terdiri dari pulau-pulau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk besar dan laju pertumbuhan tinggi. Pada SENSUS Penduduk tahun 2010 jumlah penduduk Indonesia adalah 237,6
Lebih terperinci