BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Glenna Santoso
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Diagnosa Keperawatan Pengertian Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, dimana berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga, menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah status kesehatan klien (Herdman, 2012). Diagnosa keperawatan merupakan suatu bagian integral dari suatu proses keperawatan. Hal ini merupakan komponen dari langkah - langkah analisa, dimana perawat melakukan identifikasi terhadap respon-respon individu terhadap masalah-masalah kesehatan yang aktual dan potensial. Dibeberapa negara diagnosa diidentifikasikan dalam tindakan praktik keperawatan sebagai suatu tanggung jawab legal dari perawat yang professional. Diagnosa keperawatan memberikan dasar petunjuk untuk memberikan terapi yang pasti di mana perawat yang bertanggung jawab di dalamnya (Kim, 1984). Diagnosa keperawatan di tetapkan berdasarkan analisis dan interprestasi data yang di peroleh dari pengkajian klien. Diagnosa keperawatan memberikan gambaran tentang kesehatan yang nyata (aktual) dan kemungkinan akan terjadi, dimana pengambilan keputusannya dapat di lakukan dalam batas wewenang perawat. Diagnosa keperawatan juga sebagai suatu bagian dari proses keperawatan yang di reflesikan dalam standar praktik American Nurses Assiation (ANA). Standar-standar ini
2 memberikan suatu dasar luas untuk mengevaluasi praktik dan mereflesikan pengakuan hakhak manusia yang menerima asuhan keperawatan (Am, 1980) Pengkajian Diagnosa Menurut (Nurjannah, 2012) dalam menentukan diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien, untuk itu maka diperlukan pengkajian keperawatan untuk mempermudah perawat dalam menentukan diagnosa yang di alami oleh pasien, maka dari itu perlu dilakukan langkah-langkah pengkajian berikut dalam menentukan diagnosa : Pengkajian tanda vital Pengkajian untuk keamanan Pengkajian untuk situasi khusus Pengkajian untuk klien hamil Pengkajian untuk sistem gastrointestinal Pengkajian untuk sisstem perkemihan Pengkajian aktifitas, istirahat dan mobilitas/pergerakan Pengkajian kenyamanan, kulit, dan integritas jaringan Pengkajian untuk nutrisi Pengkajian kondisi psikologi Pengkajian untuk kognitif dan persepsi Pengkajian untuk spiritual, values, dan religious Pengkajian untuk tingkah laku Pengkajian untuk seksualitas dan aspek sosial Pengkajian bayi/anak Pengkajian Caregiver Pengkajian Komunitas
3 Pengkajian Keluarga Pengkajian lingkungan Pengkajian terkait karakteristik Jenis Diagnosa keperawatan Penentuan diagnosa kesperawatan, bagaimanapun lebih sulit dan kompleks dari pada penentuan diagnosa medis. Hal itu dikarenakan data dari hasil pengkajian tidak selalu menjadi data batasan karakteristik (S) dalam format PES pada diagnosa keperawatan, tetapi juga bisa menjadi etiologi (E) pada format PES. Data ini bahkan bisa berfungsi sebagai label diagnosa itu sendiri (Herdman, 2012). Diagnosa keperawatan menurut Carpenito (2001) dapat di bedakan menjadi diagnosa keperawatan syndrome dan kolaborasi, Sedangkan menurut Herdman (2012) diagnosa keperawatan dapat dibedakan menjadi diagnosa keperawatan aktual, resiko, kemungkinan, dan kesejahteraan. Diagnosa keperawatan menurut Carpenito (2001) dan Herdman (2012) dapat di jelaskan sebagai berikut : 1. Aktual : suatu diagnosa keperawatan yang menggambarkan penilaian klinis yang harus di validasi oleh perawat karena adanya batasan karakteristik mayor. Jenis keperawatan tersebut memiliki empat komponen : dimulai dari label, defenisi, karakteristik dan faktor yang berhubungan. Label yang di berikan juga harus singkat dan jelas, hal itu bertujuan untuk mempermudah dalam membantu membedakan diagnosa yang ada agar dapat di bedakan antara diagnosa yang satu dengan diagnosa yang lainnya. Syarat untuk menegakkan suatu diagnosa keperawatan maka di perlukan adanya Problem, etiology, symptom (PES) yang dijelaskan sebagai berikut :
4 1. Problem (Masalah) Tujuan penulisan pernyataan masalah adalah menjelaskan status kesehatan atau masalah kesehatan klien secara singkat dan sejelas mungkin. Karena pada bagian ini dari diagnosa keperawatan mengidentifikasi apa yang tidak sehat tentang klien dan apa yang harus di rubah tentang status kesehatan klien dan juga memberikan pedoman terhadap tujuan dari asuhan keperawatan. Dengan menggunakan standar diagnosa dari Herdman mempunyai keuntungan yang signifikan yaitu : a. Untuk membantu perawat untuk berkomunikasi antara yang satu dengan yang lainnya dengan menggunakan istilah yang di mengerti secara umum. b. Sebagai metode untuk mengidentifikasi perbedaan masalah keperawatan yang ada dengan masalah medis. c. Semua perawat dapat bekerjasama dalam menguji dan mendefenisikan kategori diagnosa dalam mengidentifikasi kriteria pengkajian dan intervensi keperawatan dalam meningkatkan asuhan keperawatan. 2. Etiologi (Penyebab) Etiologi (penyebab) adalah faktor faktor klinik dan personal yang dapat merubah status kesehatan atau mempengaruhi perkembangan masalah. Etiologi mengidentifikasi fisiologis, psikologis, sosiologis, dan spiritual serta faktor-faktor lingkungan yang di percaya berhubungan dengan masalah baik sebagai penyebab maupun faktor resiko. Karena etiologi mengidentifikasi faktor yang mendukung terhadap faktor masalah kesehatan klien, maka etiologi sebagai pedoman atau sasaran langsung dari intervensi keperawatan. Jika terjadi kesalahan dalam menentukan penyebab maka tindakan keperawatan menjadi tidak efektif dan efesien.
5 3. Symptom (tanda atau gejala) Merupakan identifikasi data objektif dan subjektif sebagai tanda dari masalah keperawatan memerlukan kriteria evaluasi. 2. Resiko : diagnosa keperawatan resiko menggambarkan penilaian klinis dimana individu maupun kelompok lebih rentan mengalami masalah yang sama di bandingkan orang lain di dalam situasi yang sama atau serupa. Syarat untuk menegakkan diagnosa resiko ada unsur PE (Problem and Etiologi ) dan untuk penggunaan batasan karakteristik yaitu resiko dan resiko tinggi tergantung dari tingkat kerentanan/keparahan suatu masalah. Dan faktor yang terkait untuk diagnosa keperawatan resiko merupakan faktor yang sama dengan keperawatan aktual seperti yang sudah dibahas sebelumnya di diagnosa keperawatan aktual. 3. Kemungkinan : diagnosa kemungkinan adalah diagnosa keperawatan yang memerlukan data tambahan, hal tersebut bertujuan untuk mencegah timbulnya suatu diagnosa yang bersifat sementara, dan dalam menentukan suatu diagnosa keperawatan yang bersifat sementara bukanlah menunjukan suatu kelemahan atau keraguan dalam menentukan suatu diagnosa, akan tetapi merupakan suatu proses penting dalam keperawatan. 4. Kesejahteraan : diagnosa keperawatan kesejahteraan merupakan penilaian klinis tentang keadaan individu, keluarga atau masyarakat dalam transisi dari tingkat sejahtera tertentu menjadi tingakat sejahtera yang lebih tinggi (Herdman, 2007). 5. Syndrome : diagnosa syndrome merupakan kumpulan gejala diagnosa keperawatan, karena terdiri dari diagnosa keperawatan aktual dan resiko yang di perkirakan ada karena situasi atau peristiwa tertentu. Dan didalam diagnosa syndrome terdapat etiologi dan faktor pendukung lainnya yang bertujuan untuk mempermudah dalam menegakkan suatu diagnosa. (Carpenito, 2001).
6 Meskipun begitu ada juga beberapa data yang mempunyai banyak diagnosa keperawatan adalah tekanan darah yang ditemukan dalam diagnosa keperawatan Activity Intolerance, Anxiety, Decreased Cardiac Output, Fear, Deficient Fluid Volume, Excess Fluid Volume, Acute pain, ineffective Tissue Perfusion dan dysfunctional Ventilator Weaning Response ( Herdman, 2012). Kenyataan ini menunjukan adanya diagnosa banding yang perlu dicermati oleh perawat meskipun hanya dengan satu tanda dan gejala saja. Dalam proses Diagnostic Reasoning dalam keperawatan, mengidentifikasi kemungkinan diagnosa (Possible diagnoses) merupakan bagian penting dari proses Diagnostic Reasoning (Westfall, 1986). Informasi mengenai kemungkinan apa diagnosa keperawatan dan masalah kolaborasinya perlu di sadari oleh perawat sehingga akan memunculkan proses berpikir lebih lanjut untuk dapat mengkonfirmasi berbagai kemungkinan diagnosa tersebut melalui pengkajian fokus Diagnosa Kolaborasi Diagnosa kolaborasi merupakan suatu masalah keperawatan dimana perawat perlu membuat suatu keputusan klinik yang akurat dan tepat terkait dengan perubahan patofisiologis pada status kesehatan klien. Telah diketahui bahwa tanda dan gejala yang didapatkan dalam pengkajian dapat menjadi milik diagnosa keperawatan atau kolaboratif. Tetapi pada kenyataannya ini tampak tidak terlalu diperhatikan dalam proses diagnostic reasoning. Referensi yang ada biasanya juga memisahkan dua hal ini, contohnya Carpenito (2006 Carpenito, 2008) adalah referensi yang membedakan diagnosa keperawatan dan diagnosa kolaborasi dalam dua topik yang berbeda. Kenyataan pembagian data tersebut sangat penting sekali diketahui perawat. Salah satu contoh kegunaan pengetahuan ini adalah apabila perawat tahu data mana saja yang hanya akan memunculkan diagnosa potensial komplikasi, maka perawat perlu menyampaikan data ini pada dokter sebagai petugas
7 kesehatan professional yang ikut berkepentingan terhadap data ini. Hal ini dikarenakan diagnosa potensial komplikasi merupakan grey area dimana perawat bersentuhan dengan medis. Tim medis akan melihat seorang perawat cakap apabila perawat mampu dalam hal diagnosa potensial komplikasi. Tentunya ini berbeda dengan diagnosa keperawatan yang betul-betul milik perawat dan intervensinya pun mandiri oleh perawat. Diagnosa kolaborasi dapat berlangsung secara optimal, jika semua anggota profesi mempunyai keinginan untuk bekerjasama. Perawat dan dokter saling bekerja sama dan saling ketergantungan antara satu dengan yang lain, di mana perawat dan dokter berkontribusi dalam perawatan individu, keluarga dan masyarakat. Perawat sendiri merupakan sebagai anggota yang membawa perspektif dalam tim inter disiplin. Perawat memfasilitasi dan membantu pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dari praktek profesi kesehatan lain. Inti dari suatu hubungan kolaborasi yaitu adanya perasaan saling ketergantungan (interdefensasi) untuk kerjasama dan bekerjasama. Bekerjasama dalam suatu kegiatan dapat memfasilitasi kolaborasi yang baik. Kerjasama mencerminkan proses koordinasi pekerjaan agar tujuan atau target yang telah di tentukan dapat tercapai (Carpenito, 2006). Didalam diagnosa keperawatan kolaborasi yang perlu di perhatikan yaitu tanggung jawab dari keperawatan, mulai dari mendiagnosa, mengintervensi serta meperhatikan kemajuan yang dialami oleh klien. Dalam hal ini perawat tidak sendiri, melainkan melakukan kolaborasi dengan dokter dan praktisi kesehatan lainnya untuk memantau kestabilan fisiologis dari klien, kemudian untuk melihat perlu atau tidaknya dilakukan tindakan (Carpenito, 1983) Penegakkan diagnosa keperawatan Lunney (2012) menyebutkan bahwa pengetahuan mengenai diagnosa, defenisi dan batasan karakteristik merupakan pengetahuan yang sangat luas dan kompleks, dan hampir
8 tidak mungkin bagi perawat untuk mengingat semua informasi yang ada, sehingga pentingnya bagi perawat untuk mengakses informasi yang diperlukan tersebut. Kemampuan untuk menemukan informasi yang relevan ini menjadi suatu hal yang penting karena akan mendukung kemampuan dalam menentukan diagnosa (harjai dan Tiwari, 2009). ISDA ( Intans s Screening Diagnoses Assessment) dapat dipertimbangkan sebagai sarana untuk mengakses informasi tersebut dan memberikan petunjuk kemungkinan diagnosa keperawatan atau diagnosa potensial yang mungkin terdapat pada klien. ISDA juga lebih komprehensif karena tidak hanya menskrining diagnosa keperawatan tetapi juga menskreening diagnosa potensial komplikasi ( Nurjannah, 2010). Sedangkan langkah langkah penegakakan diagnosa yaitu dengan menuliskan Problem, Etiology (PE) dan Problem, Etiology, Sympthom (PES) untuk format diagnosa resiko dan aktual, kemudian catat diagnosa keperawatan diagnosa keperawatan resiko dan aktual kedalam masalah atau format diagnosa, lalu gunakan diagnosa NANDA, pastikan dari data pengkajian untuk menentukan diagnosa, masukkan pernyataan diagnosa kedalam daftar masalah, gunakan diagnosa untuk pedoman perencanaan, implmentasi dan evaluasi. Penegakan diagnosa yang akurat merupakan langkah awal yang sangat penting untuk membuat rencana asuhan keperawatan yang tepat kepada klien. Meskipun begitu terkadang perawat terlalu percaya diri mengenai keakuratan penilaian yang mereka lakukan dan hal ini dapat berkembang menjadi ketidak akuratan dalam membuat diagnosa. Banyak hal yang mempengaruhi keakuratan menegakan diagnosa. Studi yang dilakuakan oleh Nurjannah et al (2013) meneliti keakuratan penegakan diagnosa keperawatan dengan kolaboratif dengan membandingkan dua metode dalam menegakkan diagnosa yaitu metode 4 tahap (Wilkinson, 2007) dan 6 tahap (6 steps of diagnostic reasoning method) (Nurjannah & Warsini, 2013). Hasil penelitian telah menunjukkan bahwa penggunaan 6 steps of diagnostic reasoning
9 method terbukti telah meningkatkan kemungkinan penegakan diagnosa yang lebih akurat (Nurjannah et al, 2013) Skizofrenia Skizofrenia adalah istilah yang di gunakan untuk menggambarkan suatu gangguan psikiatrik mayor yang di tandai dengan adanya perubahan persepsi, pikiran, afek dan perilaku seseorang (Hawari, 2007). Skizofrenia juga dapat diartikan sebagai tanda dan gejala dari 2 aspek campuran yaitu gejala positif dan gejala negatif yang dapat berlangsung selama 1 bulan(untuk jangka waktu yang pendek dalam proses penyembuhan) (Gejala positif pasien skizofrenia berupa delusi, halusinasi, kekacauan pikiran, gelisah serta perilaku aneh. Gejala negatif adalah perasaan (afek) tumpul atau mendatar, menarik diri atau isolasi diri dari pergaulan, pendiam, sulit di ajak bicara, apatis atau acuh tak acuh, sulit berpikir abstrak dan inisiatif (Sadock, 2003) Tanda dan Gejala Skizofrenia a. Gejala karakteristik : 2 atau lebih dari yang ada di bawah ini yang terjadi selama 1 bulan periode ( jika pengobatan yang dilakukan tidak tepat) : Delusi Halusinasi Pembicaraan disorganisasi Timbulnya masalah perilaku Gejala negatif, alogia (ketidak mampuan berbicara), avolisi ( ketidak mampuan mempertahankan aktivitas) b. Disfungsi sosial : pada waktu gejala itu datang dan menyerang pada area utama, maka akan mempengaruhi fungsi kerja, yang membuat kesulitan dalam membina
10 suatu hubungan sosial, tidak perduli pada perawatan diri,di bawah ini sebelum menuju terjadinya gangguan (ketika gangguan terjadi pada masa anak-anak, remaja, maka hal ini dapat mempengaruhi hubungan sosial, akademik dan prestasi) c. Durasi : tanda dan gejala yang terjadi secara terus menerus yang berlangsung selama kurang lebih sekitar 6 bulan. 6 bulan periode ini harus termasuk 1 bulan ( jika pengobatan tidak tepat) yang mana di temukan pada kritera A (contohnya, pada gejala tahap aktif) dan mungkin termasuk pada periode prodmal dan residual. Selama periode prodmal dan residual tanda gangguan negatif bisa saja mungkin muncul 2 atau lebih gangguan. D. Bukan gejala dari Skizoaktif dan gangguan mood: skizoaktif dan gangguan mood disorder dapat terlihat dari raut wajahnya yang disebabkana karena (1) salah satu tanda dan gejala seperti depresi mayor, manic, atau episode campuran terjadi secara bersamaan dengan gejala aktif, (2) jikalau episode mood telah terjadi selama gejala fase aktif, total durasinya relatif singkat, ini terjadi selama periode residual. E. penggunaan obat/bahan kimia : gangguan pada psikologi efek dari bahan kimia (penyalaah gunaan narkoba, dan obat-obatan) atau penggunaan obat umum lainnya Tipe-Tipe Skozofrenia Berdasarkan American Psychchiatric Association skizofrenia dapat dibedakan menjadi 5 bagian yaitu: A. Skizofrenia Tipe paranoid : Gejala umum dari skizofrenia paranoid yaitu adanya delusi kebesaran dan adanya mengalami halusinasi terutama halusinasi pendengaran.
11 tipe sizofrenia paranoid dapat dibedakan menjadi 2 kriteria yaitu : a. Biasanya delusi frequensinya lebih panjang dibandingkan dengan halusinasi. b. Tidak ada salah satu dari tanda dan gejala ini : bicara tidak teratur, perilaku tidak disorganisasi, afek datar. B. Tipe Disroganisasi Gejala umum dari skozofrenia tipe disorganisasi yaitu : bicara tidak teratur, perilaku tidak teratur, afek datar, bicara kacau balau dengan disertai sikap yang tidak tepat dengan situasi dengan tertawa tanpa alasan. C. Tipe Katatonik Gejala umum pada skizofrenia katatonik yaitu : ditandai dengan melibatkan imobilitas motorik, aktivitas motorik yang berlebihan seperti negativisme, bisu (mutisme), postur aneh, agitasi, pingsan. D. Tipe Tak Terbedakan Tidak memenuhi kriteria skizofrenia sehingga tidak dapat dibedakan kedalam salah satu tipe. E. Tipe Residual Gejala umum dari skizofrenia tipe residual yaitu : mengalami satu episode skizofrenia dengan gejala psikotik yang menonjol dan diikuti episode lain tanpa gejala psikotik Terapi (Pengobatan) Terapi psikofarmaka : Adapun obat psikofarmaka yang ideal yaitu yang memenuhi syarat antara lain sebagai berikut : a. Dosis rendah dengan efektivitas terapi dalam waktu relative singkat
12 b. Dapat menghilangkan dalam waktu relatif singkat baik gejala positif maupun gejala negatif skizofrenia c. Tidak ada efek samping, kalaupun ada relatif kecil d. Lebih cepat memulihkan fungsi kognitif (daya pikir dan daya ingat) e. Memperbaiki pola tidur f. Tidak menyebabkan lemas otot Adapun obat yang akan diberikan pada pasien skizofrenia golongan pertama yaitu: Chlorpromazine HCL, Trifluoperazine HCL, Thioridazine HCL, Haloperidol. Sedangkan obat yang akan diberikan pada pasien skizofrenia golongan kedua yaitu: Risperidone,Clozapine, Quetiapine, Olanzapine, Zatetine, Aripiparazole. Untuk golongan obat skizofrenia baik golongan pertama maupun kedua pada pemakaian jangka panjang umumnya menyebabkan pertambahan berat badan. Obat golongan pertama khususnya berkhasiat dalam mengatasi gejala-gejala positif skizofrenia, sehingga meninggalkan gejala-gejala negatif skizofrenia. Sementara itu pada penderita skizofrenia dengan gejala negatif pemakain golongan petrama kurang memberikan respons. Selain itu obat golongan pertama tidak memberikan efek yang baik pada pemulihan fungsi kognitif (kemampuan berpikir dan mengingat) penderita. Selain itu obat golongan pertama sering menimbulkan efek samping berupa gejala ekstra piramidal ( extrapyramidal symptoms/eps). Dibandingkan dengan obat golongan pertama, obat golongan kedua juga
13 mempunyai kelebihan antara lain : gejala positif maupun negatif dapat dihilangkan, efek samping EPS sangat minimal atau boleh dikatakan tidak ada, memulihkan kognitif. Terapi Psikoterapi : Psikoterapi ini banyak macam ragamnya tergantung dari kebutuhan dan latar belakang penderita sebelum sakit (pramorbid), sebagai contoh misalnya : a. Psikoterapi Suportif Jeniss psikoterapi ini dimaksudkan untuk memberikan dorongan, semangat dan motivasi agar penderita tidak merasa putus asa dan ssemangat juangnya dalam menghadapi hidup ini tidak kendur dan menurun. b. Psikoterapi Re-edukatif Jenis psikoterapi ini dimaksudkan untuk memberikan pendidikan ulang yang maksudnya memperbaiki kesalahan pendidikan waktu lalu dan juga dengan pendidikan ini dimaksudkan mengubah pola pendidikan lama dengan yang baru sehingga penderita lebih adaptif terhadap dunia luar. c. Psikoterapi Re-konstruksi Jenis psikoterapi ini dimaksudkan untuk memperbaiki kembali kepribadian yang telah mengalami keretakan menjadi kepribadian utuh seperti semula sebelum sakit. d. Psikoterapi kognitif Jenis psikoterapi ini dimaksudkan untuk memulihkan kembali fungsi kognitif ( daya pikir dan daya ingat ) rasional sehingga penderita mampu membedakan nilai nilai moral etika, mana yang baik dan buruk, mana yang boleh dan tidak, mana yang halal dan haram dan sebagainya.
Modul ke: Pedologi. Skizofrenia. Fakultas PSIKOLOGI. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.
Modul ke: Pedologi Skizofrenia Fakultas PSIKOLOGI Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id SCHIZOPHRENIA Apakah Skizofrenia Itu? SCHIZOS + PHREN Gangguan jiwa dimana penderita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan jiwa (mental disorder) merupakan salah satu dari empat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan jiwa (mental disorder) merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di negara-negara maju, modern, industri dan termasuk Indonesia. Meskipun gangguan
Lebih terperinciMetodologi Asuhan Keperawatan
Metodologi Asuhan Keperawatan A. Pendahuluan Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI A. Keperawatan 1. Pengertian perawat Perawat (nurse) berasal dari bahasa latin yaitu kata nutrix yang berarti merawat atau memelihara. Menurut Kusnanto (2003), perawat adalah seseorang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masalah keperawatan adalah suatu bagian integral dari proses
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Masalah Keperawatan Masalah keperawatan adalah suatu bagian integral dari proses keperawatan. Hal ini merupakan suatu komponen dari langkah-langkah analisa, dimana perawat mengidentifikasi
Lebih terperinciKesehatan jiwa menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18. secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2014 adalah kondisi dimana seseorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual,
Lebih terperinciSkizofrenia. 1. Apa itu Skizofrenia? 2. Siapa yang lebih rentan terhadap Skizofrenia?
Skizofrenia Skizofrenia merupakan salah satu penyakit otak dan tergolong ke dalam jenis gangguan mental yang serius. Sekitar 1% dari populasi dunia menderita penyakit ini. Pasien biasanya menunjukkan gejala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Manusia adalah mahluk sosial yang terus menerus membutuhkan orang lain disekitarnya. Salah satu kebutuhannya adalah kebutuhan sosial untuk melakukan interaksi sesama
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Halusinasi adalah gangguan terganggunya persepsi sensori seseorang,dimana tidak terdapat stimulus. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Pasien merasa
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TERMINAL (KEPUTUSASAAN )
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TERMINAL (KEPUTUSASAAN ) A. PENGERTIAN Keputusasaan adalah keadaan emosional subjektif yang terus-menerus dimana seorang individu tidak melihat ada alternative
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyimpangan dari fungsi psikologis seperti pembicaraan yang kacau, delusi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Skizofrenia merupakan sekelompok reaksi psikotik yang mempengaruhi berbagai area fungsi individu, termasuk fungsi berfikir dan berkomunikasi, menerima dan menginterpretasikan
Lebih terperinciBAB II TUNJAUAN TEORI. orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993)
BAB II TUNJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993) Menarik diri merupakan suatu keadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stroke atau cedera serebrovaskuler (CVA) adalah ketidaknormalan fungsi sistem
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke atau cedera serebrovaskuler (CVA) adalah ketidaknormalan fungsi sistem saraf pusat (SSP) yang disebabkan oleh gangguan kenormalan aliran darah ke otak. Stroke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai keadaan sehat fisik, mental, dan sosial, bukan semata-mata keadaan tanpa penyakit atau kelemahan. Definisi
Lebih terperinciGANGGUAN SKIZOAFEKTIF FIHRIN PUTRA AGUNG
GANGGUAN SKIZOAFEKTIF FIHRIN PUTRA AGUNG - 121001419 LATAR BELAKANG Skizoafektif Rancu, adanya gabungan gejala antara Skizofrenia dan gangguan afektif National Comorbidity Study 66 orang Skizofrenia didapati
Lebih terperinciSTANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)
STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA -Tahun 2005- Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Pengurus Pusat PPNI, Sekretariat: Jl.Mandala Raya No.15 Patra Kuningan Jakarta Tlp: 62-21-8315069 Fax: 62-21-8315070
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kelompok atau masyarakat yang dapat dipengaruhi oleh terpenuhinya kebutuhan dasar
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan unsur terpenting dalam kesejahteraan perorangan, kelompok atau masyarakat yang dapat dipengaruhi oleh terpenuhinya kebutuhan dasar hidup seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana. tidak mampu menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana individu tidak mampu menyesuaikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan manifestasi klinis dari bentuk penyimpangan perilaku akibat adanya distrosi emosi sehingga ditemukan ketidakwajaran dalam bertingkah laku.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical Manual of Mental Disorder, 4th edition) adalah perilaku atau sindrom psikologis klinis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan gejala-gejala positif seperti pembicaraan yang kacau, delusi, halusinasi,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Skizofrenia adalah gangguan mental yang sangat berat. Gangguan ini ditandai dengan gejala-gejala positif seperti pembicaraan yang kacau, delusi, halusinasi, gangguan
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Depresif Mayor Depresi merupakan suatu sindrom yang ditandai dengan sejumlah gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing masing individu. Diagnostic
Lebih terperinci1. Bab II Landasan Teori
1. Bab II Landasan Teori 1.1. Teori Terkait 1.1.1. Definisi kecemasan Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan kestabilan emosional. Upaya kesehatan jiwa dapat dilakukan. pekerjaan, & lingkungan masyarakat (Videbeck, 2008).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi sehat emosional, psikologi, dan sosial, yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan koping
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang. mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA II.1. Kedaruratan Psikiatri Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang membutuhkan intervensi terapeutik
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas aspek yang terkait dengan penelitian ini yaitu : 1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Spiritualitas
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas aspek yang terkait dengan penelitian ini yaitu : 1. Karakteristik Pemenuhan Kebutuhan Spiritualitas 1.1 Definisi Spiritualitas 1.2 Karakteristik Spiritualitas 1.3
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan disability (ketidakmampuan) (Maramis, 1994 dalam Suryani,
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Skizofrenia merupakan salah satu gangguan kejiwaan berat dan menunjukkan adanya disorganisasi (kemunduran) fungsi kepribadian, sehingga menyebabkan disability (ketidakmampuan)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa (Mental Disorder) merupakan salah satu dari empat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan jiwa (Mental Disorder) merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di Negara-negara maju, modern dan industri. Keempat masalah kesehatan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utuh sebagai manusia. Melalui pendekatan proses keperawatan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berusaha untuk meningkatkan dan memepertahankan perilaku sehingga klien dapat berfungsi utuh sebagai manusia. Melalui
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sisiokultural. Dalam konsep stress-adaptasi penyebab perilaku maladaptif
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan penyakit dengan multi kausal, suatu penyakit dengan berbagai penyebab yang bervariasi. Kausa gangguan jiwa selama ini dikenali meliputi kausa
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat Mendapatkkan gelar ahli madya keperawatan Disusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 1966 merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 1966 merupakan suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terutama bagi perempuan dewasa, remaja, maupun anak anak. Kasus kekerasan seksual
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kekerasan seksual merupakan suatu ancaman yang sangat mengerikan saat ini terutama bagi perempuan dewasa, remaja, maupun anak anak. Kasus kekerasan seksual terhadap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya adalah masalah tentang kesehatan jiwa yang sering luput dari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia saat ini, banyak mengalami keprihatinan dengan kesehatan, salah satunya adalah masalah tentang kesehatan jiwa yang sering luput dari perhatian. Orang sengaja
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
BAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN A. Pembahasan Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesenjangan yang penulis dapatkan antara konsep dasar teori dan kasus nyata Sdr. D diruang Dewa Ruci RSJD Amino Gondohutomo
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan besar. Tindakan operasi atau
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Operasi adalah tindakan pengobatan yang banyak menimbulkan kecemasan, sampai saat ini sebagian besar orang menganggap bahwa semua pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi berkepanjangan juga merupakan salah satu pemicu yang. memunculkan stress, depresi, dan berbagai gangguan kesehatan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan kesehatan mental psikiatri sebagai efek negatif modernisasi atau akibat krisis multidimensional dapat timbul dalam bentuk tekanan dan kesulitan pada seseorang
Lebih terperinciPERAN DUKUNGAN KELUARGA PADA PENANGANAN PENDERITA SKIZOFRENIA
PERAN DUKUNGAN KELUARGA PADA PENANGANAN PENDERITA SKIZOFRENIA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : ESTI PERDANA PUSPITASARI F 100 050 253 FAKULTAS
Lebih terperinciDIAGNOSA DAN RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
DIAGNOSA DAN RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA A. KONSEP DIAGNOSA. Definisi Keperawatan Keluarga Diagnosis keperawatan keluarga merupakan perpanjangan diri diagnosis ke sistem keluarga dan subsistemnya
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya
BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya rangsang dari luar. Walaupun tampak sebagai sesuatu yang khayal, halusinasi sebenarnya merupakan bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dengan laju modernisasi. Data World Health Organization (WHO) tahun 2000
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan kesehatan mental penduduk dunia semakin meningkat seiring dengan laju modernisasi. Data World Health Organization (WHO) tahun 2000 menunjukkan angka gangguan
Lebih terperinciDOKUMENTASI KEPERAWATAN
DOKUMENTASI KEPERAWATAN Posted on April 28, 2008 by harnawatiaj DOKUMENTASI KEPERAWATAN KOMPONEN MODEL DOKUMENTASI KEPERAWATAN Kegiatan konsep pendokumentasian meliputi : 1.Komunikasi Keterampilan dokumentasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kecacatan, atau kerugian (Prabowo, 2014). Menurut Videbeck (2008), ada
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gangguan Jiwa 1. Definisi Gangguan Jiwa Gangguan jiwa dalam (DSM- IV) adalah konsep sindrom perilaku atau psikologis klinis yang signifikan atau pola yang terjadi pada individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, masalah kesehatan jiwa banyak terjadi dengan berbagai variasi dan gejala yang berbeda-beda. Seseorang dikatakan dalam kondisi jiwa yang sehat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terpisah. Rentang sehat-sakit berasal dari sudut pandang medis. Rentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa adalah bahwa sehat-sakit dan adaptasi-maladaptasi merupakan konsep yang berbeda. Tiap konsep berada pada rentang yang terpisah. Rentang sehat-sakit berasal
Lebih terperinci2. Yura Diagnosa keperawatan adalah pernyataan/kesimpulan yang diambil dari pengkajian status kesehatan pasien/klien.
1 PENGERTIAN 1. Pusdiklat Depkes RI Djj Keperawatan Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas, singkat dan pasti tentang masalah pasien serta pengembangannya yang dapat di pecahkan atau diubah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prevalensi penderita skizofrenia sekitar 1% dari populasi orang dewasa di Amerika Serikat, dengan jumlah keseluruhan lebih dari 2 juta orang (Nevid et al.,
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL
LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL A. Pengertian Isolasi social adalah keadaan dimana individu atau kelompok mengalami atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan
Lebih terperinciA. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri
A. Pengertian Defisit Perawatan Diri Kurang perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Maslim, 2001). Kurang perawatan diri adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa adalah berbagai karakteristik positif yang. menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan jiwa adalah berbagai karakteristik positif yang menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan kepribadiannya (WHO dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan sehari-hari, hampir 1 % penduduk dunia mengalami
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang paling banyak terjadi, gejalanya ditandai dengan adanya distorsi realita, disorganisasi kepribadian yang parah, serta ketidakmampuan
Lebih terperinciGANGGUAN PSIKOTIK TERBAGI. Pembimbing: Dr. M. Surya Husada Sp.KJ. disusun oleh: Ade Kurniadi ( )
GANGGUAN PSIKOTIK TERBAGI Pembimbing: Dr. M. Surya Husada Sp.KJ disusun oleh: Ade Kurniadi (080100150) DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. menjelaskan skizofrenia sebagai suatu sindrom klinis dengan variasi
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Skizofrenia 1.1 Pengertian Skizofrenia Luana (2007) dalam Simposium Sehari Kesehatan Jiwa IDI Jakarta Barat, menjelaskan skizofrenia sebagai suatu sindrom klinis dengan variasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kasus gangguan jiwa berat mendapatkan perhatian besar di berbagai negara. Beberapa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kasus gangguan jiwa berat mendapatkan perhatian besar di berbagai negara. Beberapa peneliti melaporkan kasus gangguan jiwa terbesar adalah skizofrenia. Menurut capai
Lebih terperinciDisampaikan Oleh: R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom 17 Feb 2014
Disampaikan Oleh: R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom 17 Feb 2014 1 Pelayanan keperawatan kesehatan di rumah merupakan sintesa dari keperawatan kesehatan komunitas dan keterampilan teknikal tertentu yang
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA RUMAH SAKIT UMUM KELAS D KOJA Jl. Walang Permai No. 39 Jakarta Utara PANDUAN ASESMEN PASIEN TERMINAL
PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA RUMAH SAKIT UMUM KELAS D KOJA Jl. Walang Permai No. 39 Jakarta Utara PANDUAN ASESMEN PASIEN TERMINAL I. DEFINISI Pelayanan pada tahap terminal adalah pelayanan yang diberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah keadaan sehat fisik, mental dan sosial, bukan sematamata
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat fisik, mental dan sosial, bukan sematamata keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (WHO, 2001). Hal ini berarti seseorang dikatakan sehat
Lebih terperinciBAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG A. Identitas Pasien 1. Inisial : Sdr. W 2. Umur : 26 tahun 3. No.CM : 064601
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Fungsi utama Rumah Sakit yakni melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Seiring dengan berjalannya waktu dan semakin majunya teknologi kedokteran,
Lebih terperinciPROSES TERJADINYA MASALAH
PROSES TERJADINYA MASALAH ` PREDISPOSISI PRESIPITASI BIOLOGIS GABA pada sistem limbik: Neurotransmiter inhibitor Norepineprin pada locus cereleus Serotonin PERILAKU Frustasi yang disebabkan karena kegagalan
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun oleh : CAHYO FIRMAN TRISNO. S J 200 090
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORISTIS
BAB II TINJAUAN TEORISTIS 2.1 Perilaku Caring 2.1.1 Pengertian Caring Perawat Menurut Carruth, dalam Nurachmah (2001) asuhan keperawatan yang bermutu yang diberikan oleh perawat dapat dicapai apabila perawat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melangsungkan pernikahan dengan calon istrinya yang bernama Wida secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidak pernah terbayangkan sebelumnya, Dadang yang awalnya ingin melangsungkan pernikahan dengan calon istrinya yang bernama Wida secara serentak batal menikah, karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mental dan sosial yang lengkap dan bukan hanya bebas dari penyakit atau. mengendalikan stres yang terjadi sehari-hari.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan adanya distress ( tidak nyaman, tidak tentram dan rasa nyeri ), disabilitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gangguan jiwa adalah suatu keadaan dengan adanya gejala klinis yang bermakna berupa sindrom pola perilaku dan pola psikologik, yang berkaitan dengan adanya distress
Lebih terperinciGARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN
GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN 1. Nama Mata Kuliah : Keperawatan Jiwa I Kode Mata Kuliah : WAT 3.02 Jumlah SKS : 4 SKS Prasyarat : Psikologi, sosiologi, KDK, KDM, KMB I, KMB II Koordinator Mata Ajar :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Strauss et al (2006) skizofrenia merupakan gangguan mental yang berat, gangguan ini ditandai dengan gejala gejala positif seperti pembicaraan yang kacau, delusi,
Lebih terperinciUNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS PSIKIATRI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS PSIKIATRI Program Studi : Kedokteran Kode Blok : Blok 20 Blok : PSIKIATRI Semester : 5 Standar Kompetensi : Mampu memahami dan menjelaskan tentang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini,
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi keperawatan dewasa ini adalah memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini, keperawatan telah memberikan
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa
ABSTRAK Halusinasi adalah gangguan jiwa pada individu yang dapat ditandai dengan perubahan persepsi sensori, dengan merasakan sensasi yang tidak nyata berupa suara, penglihatan, perabaan, pengecapan dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN Isolasi sosial merupakan suatu gangguan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skizofrenia adalah suatu penyakit yang mempengaruhi otak dan menyebabkan timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan dan perilaku yang aneh dan terganggu. Penyakit ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skizofrenia adalah gangguan mental yang sangat berat. Gangguan ini ditandai dengan gejala-gejala positif seperti pembicaraan yang kacau, delusi, halusinasi, gangguan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain, kesulitan karena persepsinya terhadap dirinya sendiri (Djamaludin,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan jiwa adalah kesulitan yang harus dihadapi oleh orang lain, kesulitan karena persepsinya terhadap dirinya sendiri (Djamaludin, 2001). Gangguan jiwa erat hubungannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Intensive Care Unit (ICU) menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1778/MENKES/SK/XII/2010 adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri (instalasi di bawah direktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rasa nyaman berupa terbebas dari rasa yang tidak menyenangkan adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rasa nyaman berupa terbebas dari rasa yang tidak menyenangkan adalah suatu kebutuhan individu. Nyeri merupakan perasaan yang tidak menyenangkan yang terkadang dialami
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA Disusun oleh : TRI ARI AYUNANINGRUM J 200 080 051 KARYA TULIS ILMIAH
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kognitif tertentu dapat berkembang kemudian (Sadock, 2003).
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Skizofrenia Skizofrenia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu gangguan psikiatrik mayor yang ditandai dengan adanya perubahan pada persepsi, pikiran,
Lebih terperinciPHARMACEUTICAL CARE. DALAM PRAKTEK PROFESI KEFARMASIAN di KOMUNITAS
PHARMACEUTICAL CARE DALAM PRAKTEK PROFESI KEFARMASIAN di KOMUNITAS PELAYANAN KEFARMASIAN (Kep.Men.Kes.1027/MenKes/SK/IX/2004) PASIEN PRODUK Pengelolaan obat Kualitas hidup pasien APOTEKER dituntut utk
Lebih terperinci/BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengganggu kelompok dan masyarakat serta dapat. Kondisi kritis ini membawa dampak terhadap peningkatan kualitas
1 /BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di negara - negara maju. Meskipun masalah kesehatan jiwa tidak dianggap sebagai gangguan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial, dimana untuk mempertahankan kehidupannya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial, dimana untuk mempertahankan kehidupannya manusia memerlukan hubungan interpersonal yang positif baik dengan individu lainnya
Lebih terperinciBy. Lufthiani, S.Kep, Ns
By. Lufthiani, S.Kep, Ns Optimalkan tumbuh kembang anak artinya : Pencapaian optimal pada setiap aspek tumbuh kembang asah asih asuh Pencapaian tergantung kesehatan dan tahapan tumbuh kembang sangat individual
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prevalensi penderita skizofrenia pada populasi umum berkisar 1%-1,3% (Sadock
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penderita skizofrenia dapat ditemukan pada hampir seluruh bagian dunia. Prevalensi penderita skizofrenia pada populasi umum berkisar 1%-1,3% (Sadock dan Sadock,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Empati, secara harfiah, dalam bahasa Yunani, yaitu empatheia,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Empati, secara harfiah, dalam bahasa Yunani, yaitu empatheia, dapat diartikan sebagai kekuatan untuk memahami hal di luar diri kita atau juga memiliki makna tersirat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keadaan sehat atau sakit mental dapat dinilai dari keefektifan fungsi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keadaan sehat atau sakit mental dapat dinilai dari keefektifan fungsi perilaku, yaitu bagaimana prestasi kerja yang ditampilkan oleh individu baik proses maupun hasilnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa adalah berbagai karakteristik positif yang menggambarkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan jiwa adalah berbagai karakteristik positif yang menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan kepribadian ( WHO,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Halusinasi merupakan salah satu gejala yag sering ditemukan pada klien
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Halusinasi merupakan salah satu gejala yag sering ditemukan pada klien dengan gangguan jiwa. Halusinasi sering diidentikkan dengan skizofrenia. Dari seluruh
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN. Skizofrenia merupakan suatu gangguan yang menyebabkan penderitaan dan
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Skizofrenia merupakan suatu gangguan yang menyebabkan penderitaan dan ketidakmampuan bagi pasien dan secara signifikan menimbulkan beban yang berat bagi dirinya sendiri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun Negara berkembang dengan cara membuat sistem layanan kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi layanan kesehatan telah lama dibicarakan, baik di Negara maju maupun Negara berkembang dengan cara membuat sistem layanan kesehatan yang semakin responsiv
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa pada manusia. Menurut World Health Organisation (WHO),
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Multi krisis yang menimpa masyarakat dewasa ini merupakan salah satu pemicu yang menimbulkan stres, depresi dan berbagai gangguan kesehatan jiwa pada manusia.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. fungsional berupa gangguan mental berulang yang ditandai dengan gejala-gejala
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Gangguan kejiwaan atau skizofrenia adalah suatu gangguan psikosis fungsional berupa gangguan mental berulang yang ditandai dengan gejala-gejala psikotik yang khas seperti
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. serta mengevaluasinya secara akurat (Nasution, 2003). dasarnya mungkin organic, fungsional, psikotik ataupun histerik.
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Persepsi ialah daya mengenal barang, kwalitas atau hubungan serta perbedaan antara suatu hal melalui proses mangamati, mengetahui dan mengartikan setelah panca indranya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, manusia dan pekerjaan merupakan dua sisi yang saling berkaitan dan tidak bisa dilepaskan; keduanya saling mempengaruhi
Lebih terperinciGAMBARAN POLA ASUH KELUARGA PADA PASIEN SKIZOFRENIA PARANOID (STUDI RETROSPEKTIF) DI RSJD SURAKARTA
GAMBARAN POLA ASUH KELUARGA PADA PASIEN SKIZOFRENIA PARANOID (STUDI RETROSPEKTIF) DI RSJD SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan Disusun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. stressor, produktif dan mampu memberikan konstribusi terhadap masyarakat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sehat jiwa adalah keadaan mental yang sejahtera ketika seseorang mampu merealisasikan potensi yang dimiliki, memiliki koping yang baik terhadap stressor, produktif
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Skizofrenia adalah gangguan yang benar-benar membingungkan dan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1 Konsep Skizofrenia Paranoid 1.1 Pengertian Skizofrenia Paranoid Skizofrenia adalah gangguan yang benar-benar membingungkan dan menyimpan banyak tanda tanya (teka-teki). Kadangkala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Chaplin,gangguan jiwa adalah ketidakmampuan menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesalahpahaman, dan penghukuman, bukan simpati atau perhatian.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Skizofrenia merupakan suatu sindrom penyakit klinis yang paling membingungkan dan melumpuhkan. Gangguan psikologis ini adalah salah satu jenis gangguan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Indonesia Sehat merupakan pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya kesehatan
Lebih terperinciA. Gangguan Bipolar Definisi Gangguan bipolar merupakan kategori diagnostik yang menggambarkan sebuah kelas dari gangguan mood, dimana seseorang
A. Gangguan Bipolar Definisi Gangguan bipolar merupakan kategori diagnostik yang menggambarkan sebuah kelas dari gangguan mood, dimana seseorang mengalami kondisi atau episode dari depresi dan/atau manik,
Lebih terperinci