SATUAN ACARA PENYULUHAN PELATIHAN KADER POSYANDU LANSIA DI RW IV KELURAHAN SUKOHARJO KECAMATAN KLOJEN KOTA MALANG
|
|
- Doddy Atmadja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 SATUAN ACARA PENYULUHAN PELATIHAN KADER POSYANDU LANSIA DI RW IV KELURAHAN SUKOHARJO KECAMATAN KLOJEN KOTA MALANG Oleh : I Wayan Gede Saraswasta Desak Made Diah Purnama Sari Elmi Alfia Muqorobin Khonaan Toyyibah Shinta Ardiana Puspitasari Eka Fitri Cahyani Meida Untari Giovanny Sumeinar Anita Ika Lestari Dwi Handayani Sundoro PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015
2 SATUAN ACARA PENYULUHAN TEKANAN DARAH Departemen Pokok Bahasan Sasaran Tempat : Gerontologi. : Cara pengukuran tekanan darah. : Kader posyandu lansia RW.04 Kelurahan Sukoharjo Kota Malang. : Balai RW.04 Kelurahan Sukoharjo Kota Malang Hari/tanggal : 16 Juni 2015 Alokasi Waktu : 35 menit Pertemuan ke- : 1 Penyuluh : Kelompok 1 Analisis Situasi : Sebagian besar kader belum memiliki kepercayaan diri untuk melakukan pengukuran tekanan darah. Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti penyuluhan tentang teknik pengukuran tekanan darah dan nadi selama 30 menit, maka kader posyandu lansia diharapkan mampu memahami teknik pengukuran tekanan darah dan dapat melaksanakannya dengan tepat. Tujuan Instruksional Khusus : 1. Memahami teknik pengukuran tekanan darah. 2. Menerapkan pengukuran tekanan darah. Materi : Fungsi pengukuran tekanan darah. Alat pengukur tekanan darah. Cara pengukuran tekanan darah. Kegiatan Penyuluhan No Waktu Tahap Kegiatan Kegiatan Metode Media. penyuluh Kader
3 Pembukaa Membuka Menjawab Penyulu Pembagian leaflet n pertemuan dengan salam. Memperkenalka salam. Memperhatika n perkenalan h n diri. Menjelaskan tujuan dan penjelasan penyuluh Penyajian penyuluhan. Menjelaskan Memperhatika Ceramah LCD proyektor. - materi fungsi n penyuluh Sphygmomamometer pengukuran dengan tekanan darah. Menjelaskan alat seksama. pengukur tekanan darah. Menjelaskan cara pengukuran Sesi tanya tekanan darah. Menjawab Mengajukan Curah - jawab dan pertanyaan pertanyaan pendapa evaluasi Penutup penyuluh. Melakukan evaluasi. Menyampaikan kepada penyuluh. Mengikuti t terima kasih. Mengarahkan kader untuk instruksi penyuluh. Menjawab menuju fasil salam. masing-masing. Menutup dengan salam. Evaluasi Evaluasi diajukan dalam bentuk pertanyaan terbuka saat penyuluhan dan saat praktik bersama fasil kelompok masing-masing. Lampiran PENGUKURAN TEKANAN DARAH
4 1. Tujuan pemeriksaan a. Untuk mengetahui keadaan umum atau status esehatan seseorang b. Sebagai bahan acuan dalam menentukan diagnosa penyakit pasien. c. Sebagai bahan pertimbangan dalam pengobatan terhadap pasien. d. Sebagai pengawasan terhadap status kesehatan pasien. 2. Alat yang dipersiapkan a. 1 set perlengkapan alat pengukur tekanan darah ( manset, tensimeter, stetoskop). b. Catatan/alat tulis 3. Cara pengukuran tekanan darah Pasang manset pada lengan yang akan diperiksa, umumnya lengan kanan. Pastikan manset terpasang dengan baik. Pastikan air raksa dalam tabung berada pada titik nol. Pada tempat dimana terdengar/terasa denyut nadi seseorang khususnya pada daerah lekuk siku tangan bagian dalam, letakkan stetoskop. Mulailah secara perlahan perlahan memompa balon udara hingg air raksa, atau jarum tensimeter mulai naik. Hentikan pemompaan apabila sudah tidak terdengan lagi suara denyut jantung. Kemudian turunkan secara perlahan perlahan air raksa atau jarum penunjuk dengan cara membuka katup penutup balon udara secara perlahan lahan. Dengarkan secara seksama dimana pertama kali terdengan suara denyut jantung serta dimana terdengan untuk yang terakhir kalinya denyut jantung pasien. Catat hasil dengan benar. Rapikan alat pemeriksaan tensimeter pada tempatnya. 4. Hal hal yang perlu diperhatikan Pompalah balon udara secara perlahan lahan sekali hingga tidak terdengar lagi denyut jantung pasien.
5 Jika lengan pasien membiru, cepat lepaskan balon udara, serta biarkan pasien mengistirahatkan lengannya dengan cara menggerak gerakkan jemarinya hingga lemas. Hasil pemeriksaan tekanan darah pada orang yang sehat adalah: Orang dewasa normal ( tahun): <140/90 mmhg Jika hasil pemeriksaan yang didapat ternyata jauh lebih tinggi atau jauh lebih rendah dari nilai yang normal, anjurkan pasien untuk memeriksakan diri ke pusat pelayanan kesehatan terdekat. SATUAN ACARA PENYULUHAN GLUKOTEST Departemen Pokok Bahasan : Gerontologi. : Cara pengukuran kadar gula darah dengan glukometer
6 Sasaran Tempat : Kader posyandu lansia RW.04 Kelurahan Sukoharjo Kota Malang. : Balai RW.04 Kelurahan Sukoharjo Kota Malang Hari/tanggal : 16 Juni 2105 Alokasi Waktu : 35 menit Pertemuan ke- : 1 Penyuluh : Analisis Situasi : Sebagian besar kader belum memiliki kepercayaan diri untuk melakukan pengukuran kadar gula darah dengan glukometer Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti penyuluhan tentang teknik pengukuran kadar gula darah menggunakan glucometer, maka kader posyandu lansia diharapkan mampu memahami teknik pengukuran kadar gula darah dan dapat melaksanakannya dengan tepat. Tujuan Instruksional Khusus : 3. Memahami teknik pengukuran kadar gula darah menggunakan glucometer. 4. Menerapkan pengukuran kadar gula darah menggunakan glucometer. No Materi : a. Fungsi pengukuran kadar gula darah menggunakan glucometer b. Alat pengukur kadar gula darah menggunakan glucometer c. Cara pengukuran kadar gula darah menggunakan glucometer Kegiatan Penyuluhan Waktu Tahap Kegiatan Pembukaa n penyuluh Membuka pertemuan dengan salam. Memperkenalka n diri. Menjelaskan tujuan Kegiatan Kader Menjawab salam. Memperhatika n perkenalan dan penjelasan penyuluh. Metode Penyuluh Media Pembagian leaflet
7 Penyajian penyuluhan. Menjelaskan Memperhatika Ceramah LCD proyektor. - materi fungsi n penyuluh glucometer pengukuran dengan kadar gula seksama. darah. Menjelaskan alat pengukur kadar gula darah dengan glucometer. Menjelaskan cara pengukuran kadar gula darah dengan Sesi tanya glucometer. Menjawab Mengajukan Tanya - jawab dan pertanyaan pertanyaan jawab evaluasi Penutup penyuluh. Melakukan evaluasi. Menyampaikan kepada penyuluh. Mengikuti terima kasih. Mengarahkan kader untuk instruksi penyuluh. Menjawab menuju fasil salam. masing-masing. Menutup dengan salam. Evaluasi 1. Struktur a. Telah terjadwal terkait dengan waktu dan tempat pelatihan kader b. Persiapan materi dan bahan demonstrasi dilakukan sebelum kader melakukan praktik. 2. Proses a. Mempersiapkan media yang benar melakukan praktik pengukuran kadar gula darah menggunakan glucometer
8 b. Menjelaskan komponen dan alat yang dibuthkan serta cara pemakaian glucometer baik dan benar c. Mempraktikkan dengan tepat cara pemakaian glucometer baik dan benar. 3. Melakukan evaluasi dengan cara memeriksa kemampuan kader dalam pemakaian glucometer baik dan benar. 4. Hasil a. Kader mampu melakukan pemakaian glucometer baik dan benar.. LAMPIRAN MATERI PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH DENGAN GLUCOMETER 1. 1 Pentingnya Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Glukosa darah berasal dari absorbsi pencernaan makanan dan pembebasan glukosa dari persediaan glikogen sel. Tingkat glukosa darah akan turun apabila laju penyerapan oleh jaringan untuk metabolisme atau disimpan lebih tinggi daripada laju penambahan. Penyerapan glukosa oleh sel-sel distimulus oleh insulin, yang disekresikan oleh sel-ß dari pulau-pulau langerhans. Glukosa berpindah dari plasma ke sel-sel karena konsentrasi glukosa dalam plasma lebih tinggi daripada di dalam sel (Soewolo, 2000). Pemeliharaan kadar glukosa darah merupakan faktor amat penting, khususnya untuk menjaga fungsi sistem saraf. Kadar gula darah bervariasi, tergantung status nutrisi. Glukosa bersama asam lemak adalah molekul-molekul bahan bakar utama pemicu metabolisme makhluk hidup. Organ pengguna bahan bakar terbanyak adalah hati, otak, jantung, otot, dan jaringan adiposa. Mekanisme homeostatik berperan untuk memasukkan glukosa ke dalam sel dan penggunaannya oleh jaringan tubuh. Bila kadar gula turun, mekanisme pelepasan gula simpanan glikogen dalam sel (atau dari glukoneogenesis) terbuka, sehingga kadar normal tetap terpelihara (Anonimous, 2009). Kadar gula darah dapat diketahui dengan beberapa metode pemeriksaan baik laboratorium
9 maupun dengan pemeriksaan menggunakan glukometer. Berdasarkan pemeriksaannya terdapat dua macam kadar gula darah yaitu kadar gula darah puasa normalnya adalah kurang dari 110 mg/dl dan kadar gula darah acak atau sewaktu dengan nilai normalnya adalah kurang dari 200 mg/dl. Kadar gula darah yang normal cenderung meningkat secara ringan tetapi progresif (bertahap) setelah usia 50 tahun, terutama pada orang-orang yang tidak aktif bergerak. Peningkatan kadar gula darah setelah makan atau minum merangsang pankreas untuk menghasilkan insulin sehingga mencegah kenaikan kadar gula darah yang lebih lanjut dan menyebabkan kadar gula darah menurun secara perlahan (Lehninger, 1994). Tujuan pemeriksaan kadar gula darah secra rutin adalah untuk evaluasi diagnosa dan manajemen klien dengan dibetes mellitus, untuk menjadi data penunjang berbagai diagnosa medic, serta untuk mengevaluasi kedekuatan terapi 1. 2Alat-alat pemeriksaan Kadar Glukosa Darah dengan Glukometer Adapun alat-alat yang diperlukan untuk melakukan pengukuran kadar gula darah menggunakan glucometer adalah: Glucometer Jarum Lancet Lancet Device Microchip Test strip Kapas alkohol Kapas steril kering Bengkok 1. 3Prosedur Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah dengan Glukometer Berikut adalah prosedur pelaksanaan pemeriksaan kadar glukosa darah menggunakan glucometer: Persiapan alat : a. Glucometer, jarum lancet, lancet device, microchip, test strip b. Kapas alkohol, kapas kering steril, bengkok Persiapan pasien: a. Tanyakan pekerjaan pasien untuk menentukan nomor jarum yang akan digunakan pelaksanaan : a. Mencuci tangan b. Menggunakan sarung tangan bersih
10 c. Dekatkakan semua alat, pasang jarum lancet pada lancet device, pilih ukuran jarum berdasarkan tebal atau tipisnya permukaan kulit atau jenis pekerjaan d. Pastikan alat dapat berfungsi dengan baik, masukkan microchip pada alat, masukkan strip tes e. Pilih jari yang akan dilakukan penusukan jarum f. Desinfeksi area insersi g. Tusukkan lancet pada area yang telah didesinfeksi h. Tampung darah yang keluar pada ujung strip test secukupnya i. Tunggu hingga hasil keluar, catat dan informasikan kepada pasien j. Buka handschoen k. Cuci tangan DAFTAR PUSTAKA Anonimous, Gula darah. Lehninger, Albert L Dasar-Dasar Biokimia Jilid 3. Jakarta: Erlangga
11 SATUAN ACARA PENYULUHAN PENGISIAN KMS A. TUJUAN 1. Tujuan Umum Setelah diberikan penjelasan tentang petunjuk pengisian format pencatatan hasil kegiatan kelompok usia lanjut, diharapkan kader posyandu lansia dapat memahami dan mengerti cara pengisian KMS yang tepat dan benar. 2. Tujuan Khusus Setelah diberikan penjelasan, kader posyandu lansia dapat : 1. Kader dapat menyebutkan pengertian KMS usia lanjut 2. Kader dapat menyebutkan bagian-bagian dari KMS usia lanjut 3. Kader dapat mempraktekkan cara pengisian KMS usia lanjut TAHAP B. RINCIAN KEGIATAN 1. Metode :Ceramah dan demonstrasi 2. Media dan alat bantu : Power point dan lembar balik KMS Lansia 3. Waktu dan Tempat Waktu : Selasa, 16 juni Pukul : WIB Tempat : Balai RW 04. Kelurahan Sukoharjo Kecamatan Klojen 4. Materi : Cara pengisian KMS lansia 5. Peserta : Kader posyandu lansia desa sukoharjo Rw Kegiatan : WAKTU KEGIATAN PENGAJAR KEGIATAN KADER METODE MEDIA Pendahuluan 10 menit 1. Salam pembuka 2. Perkenalan 3. Mejelaskan maksud dan tujuan 1. Menjawab salam 2. mendengarkan Ceramah Power penyuluhan Penyajian 20 menit 1. Memberikan Mendengar dan Ceramah, Lembar point
12 gambaran singkat memperhati-kan penyuluhan KMS mengenai KMS 2. Menjelaskan cara pengisian KMS penjelasan dan power point Penutup 15 menit 1. Memberikan pertanyaan terkait materi yang dijelaskan. 2. Menyimpulkan cara pengisian KMS 3. Meminta seluruh kader untuk mengisi KMS 4. Salam penutup 1. Kader memperhatikan 2. Kader menjawab pertanyaan review. 3. Kader mengisi KMS dengan baik dan benar Ceramah dan diskusi timbal balik dengan Kader C. EVALUASI 1. Struktur 5. Telah terjadwal terkait dengan waktu dan tempat pelatihan kader 6. Persiapan materi dan bahan demonstrasi dilakukan sebelum kader melakukan praktik. 2. Proses d. Mempersiapkan media yang benar melakukan edukasi cara pengisian KMS dan penjelasan pada power poit e. Menjelaskan cara pengisian KMS yang baik dan benar f. Mempraktikkan dengan tepat cara pengisian KMS dengan baik dan benar. 3. Melakukan evaluasi dengan cara memeriksa kemampuan kader dalam pengisian KMS dengan baik dan benar 4. Hasil Kader mampu melakukan pengisian KMS dengan baik dan benar secara berurutan. Lembar KMS Lampiran MATERI Pengertian KMS usia lanjut KMS usia lanjut adalah alat untuk mencatat kesehatan pribadi usia lanjut baik fisik maupun mental emosionalnya.
13 KMS ini diisi tiap bulan oleh petugas kesehatan bekerjasama dengan kader pada kegiatan kelompok Usila / kunjungan Puskesmas. KMS ini disimpan oleh usila dan keluarga dan selalu dibawa pada setiap kunjungan ke Puskesmas atau kelompoknya. Kegunaan KMS : 1. Memantau dan menilai kemajuan usia lanjut 2. Mernnemukan secara dini penyakit pada usia lanjut 3. Sebagai bahan informasi bagi usia lanjut dan keluarga nya dalm mememlihara dan meningkatkan kesehatannya. Bagian-bagian KMS usia lanjut KMS usia lanjut terdiri dari dua halaman : halamnan luar dan dalam Halaman luar dibagi menjadi 3 bagian : Bagian kanan Bertuliskan judul, nama Puskesmas/ Puskesmas Pembantu, nomor register dan identitas lengkap usia lanjut pemilik KMS Bagian tengah Beirsi ruang catatan untuk mencatat keluhan yang perlu diperhatikan sebagai upaya deteksi dini terhadap kemungkinan penyakit yang diferita usia lanjut Bagian kiri Berisi pesan dan isi untuk hidup sehat serta keluhan yang perlu diperhatikan sebagai upaya deteksi dini terhadap kemungkinan penyakit yang diderita uisa lanjut. Halaman dalam memuat:
14 Catatan pemantauan yang meliputi : tanggal kunjungan \, kegiatan sehari-hari, status mental/ masalah emosional, indeks masa tubuh (IMT), tekanan darah, nadi, hasil pengukuran Hb, hasil pemmeriksaan reduksi urine dan protein urine, disertai nilai normal dari IMT, tekanan darah dan HB. Grafik IMT utnuk menunjukkan keadaan IMT yang berlebih, normal, kurang. Petunjuk Lanjut Pengisian Format Pencatatan Hasil Kegiatan Kelompok Usia Bulan : Sudah jelas Tahun : Sudah jelas Nama Kelompok : Sudah jelas Desa/Kelurahan : Sudah jelas Kecamatan : Sudah jelas 1. No. Urut : No urut kunjungan 2. No. KMS : Sudah jelas 3. Nama : Sudah jelas 4. L/P : Sudah jelas 5. Umur : Sudah jelas 6. Alamat : Sudah jelas 7. Kemadirian : Yang dimaksud dengan hidup sehari-hari adalah s/d no 11 kegiatan dasar dalam kehidupan seperti:makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air, besar/kecil dan sebagainya. Kegiatan melakukan pekerjaan diluar rumah, seperti: berbelanja, mencari nafkah, mengambil pensiun, arisan, pengajian, dan lain-lain. Kategori A : Apabila usia lanjut sama sekali tidak mampu melakukan kegiatan sehari-hari, sehingga sangat tergantung orang lain (ketergantungan). Kategori B : apabila ada gangguan dalam melakukan sendiri, hingga kadang-kadang perlu bantuan (ada gangguan)
15 Kategori C : apabila usia lanjut masih mampu melakukan kegiatan hidup sehari-hari tanpa bantuan sama sekali (mandiri) 12. Mental emosional : keadaan mental emosional, denganmenggunakan s/d 13 pedoman metode 2 menit melalui 2 tahap pertanyaan: Pertanyaan tahap 1: 1. Apakah anda mengalami sukar tidur? 2. Apakah anda sering merasa gelisah? 3. Apakah anda sering murung dan atau menangis sendiri? 4.Apakah anda sering merasa was-was atau khawatir? Bila ada 1 atau lebih jawaban ya lanjutkan pada pertanyaan tahap 2 Pertanyaan tahap 2: 1. Apakah lama keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam sebulan? 2. Apakah anda mempunyai masalah atau banyak pikiran? 3. Apakah anda mempunyai gangguan atau masalah dengan keluarga atau orang lain? 4. Apakah anda menggunakan obat tidur atau penenang atas anjuran dokter? 5. Apakah anda cenderung mengurung diri dalam kamar? Bila 1 atau lebih jawaban ya maka usia lanjut mempunyai masalah emosional. 14. IMT s/d L (lebih) 16. N (normal) K (kuramg) : Indeks Masa Tubuh ditentukan dengan mencari titik temu s/d (lebih) antara garis bantu yang menghubungkan berat badan yang sudah diukur dengan tinggi badan. Nilai normal IMT untuk pria danwanita usialanjut berkisar antara 18,5 25. L : Bila titik temu terdapat pada daerah grafik dengan warna merah N: Bila titik temu terdapat pada daerah grafik dengan warna hijau. K: Bila titik temu terdapat pada daerah grafik dengan warna kuning
16 17 Tekanan Darah : Ukuran tekanan darah dengan tensimeter dan stetoskop s/d T (tinggi) 19. N (normal) R(rendah) T : bila salah satu dari sistole atau diastole, atau keduanya diatas normal N : bila sistole antara dan diastole 90 mmhg R : bila sistole atau diastole di bawah normal. 20. Anemi : Hemoglobine yang nilainya kurang dari 13g% untuk pria dan 12g% untuk wanita 21. Kencing manis/ : Bila terjadi perubahan warna pada hasil pemeriksaan urine menggunakan Combur test (sesuaikan dengan indikatoruntuk kadar untuk kadar gula) 22. Ginjal : Bila terjadi perubahan warna pada hasil pemeriksaan urine dengan Menggunakan Combur test (sesuaikan dengan indikator untuk kadar protein). 23. Diobati : Beri tanda + atau + : Bila usia lanjut diberi obat - : Bila usia lanjut tidak diberi obat 24. Rujuk : Beri tanda + atau + : Bila usia lanjut dirujuk ke tingkat pelayanan kesehatan yang lebih tinggi - : Bila usia lanjut tidak dirujuk ketingkat pelayanan kesehatan yang lebih tinggi 25. Konseling : Beri tanda + atau pada kolom yang sesuai s/d Baru : untuk kasus konseling baru 27 Lama : untuk kasus konseling lama Selesai: untuk kasus konseling lama 28. Penyuluhan : Beri tanda + atau + : Bila dilakukan penyuluhan - : Bila tidak dilakukan penyuluhan
17
Pelaksanaan Posyandu Lansia, Pengisian KMS, Pencatatan & Rekapitulasi Hasil Kegiatan Posyandu Lansia
Pelaksanaan Posyandu Lansia, Pengisian KMS, Pencatatan & Rekapitulasi Hasil Kegiatan Posyandu Lansia Pelayanan kesehatan di kelompok Usia Lanjut meliputi pemeriksaan kesehatan fisik dan mental emosional.
Lebih terperinciYANDU LANSIA dr. Kartika Ratna Pertiwi JURDIK BIOLOGI FMIPA UNY YOGYAKARTA
YANDU LANSIA dr. Kartika Ratna Pertiwi JURDIK BIOLOGI FMIPA UNY YOGYAKARTA Pendahuluan Taraf kesehatan masyarakat yang meningkat disertai meningkatnya fasilitas kesehatan berdampak pada semakin meningkatnya
Lebih terperinciB. Tujuan Umum : Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan terhadap usia lanjut dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
PROGRAM KESEHATAN USIA LANJUT DI PUSKESMAS PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan telah membuahkan hasil meningkatnya umur harapan hidup dengan meningkatnya populasi
Lebih terperinciSOP Tanda Tanda Vital
SOP Tanda Tanda Vital N o I II III Aspek yang Dinilai Ya Tidak PERSIAPAN ALAT 1. Termometer dalam tempatnya (axila, oral, rektal) 2. Tiga buah botol berisi larutan sabun, desinfektan, dan air bersih 3.
Lebih terperinciDAFTAR TILIK PEMERIKSAAN SUHU
PEMERIKSAAN SUHU 10 Menentukan letak aksila dan membersihkan daerah aksila dengan menggunakan tisue 11 Menurunkan reservoir di bawah suhu 35 C 12 Meletakkan termometer pada daerah aksila (reservoir tepat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah explanatory research atau penelitian yang menjelaskan ada tidaknya hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat melalui
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN
28 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang ilmu kedokteran khususnya Ilmu Fisiologi dan Farmakologi-Toksikologi. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usia Lanjut 1. Pengertian usia lanjut Usia lanjut merupakan masa atau tahap hidup manusia : bayi, kanakkanak, dewasa, tua, usia lanjut ( Nugroho W, 1992 ). Manusia dalam proses
Lebih terperinciMODUL PRAKTIKUM KEPERAWATAN KLINIK VI A : Pemeriksaan Kadar Gula Darah dan Tes Toleransi Glukosa Oral
MODUL PRAKTIKUM KEPERAWATAN KLINIK VI A : Pemeriksaan Kadar Gula Darah dan Tes Toleransi Glukosa Oral Nomor Kode Mata Kuliah : IKK 1532 Beban SKS : 2 SKS Oleh : Ns. Rondhianto, M.Kep NIP : 198303242006041002
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Glukosa Darah Karbohidrat merupakan sumber utama glukosa yang dapat diterima dalam bentuk makanan oleh tubuh yang kemudian akan dibentuk menjadi glukosa. Karbohidrat yang dicerna
Lebih terperinciDiabetes tipe 2 Pelajari gejalanya
Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya Diabetes type 2: apa artinya? Diabetes tipe 2 menyerang orang dari segala usia, dan dengan gejala-gejala awal tidak diketahui. Bahkan, sekitar satu dari tiga orang dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan
Lebih terperinciLampiran 1. PLAN OF ACTION (Oktober 2016 Juni 2017) Nama : Dita Erline Kurnia NIM :
Lampiran 1 PLAN OF ACTION (Oktober 2016 Juni 2017) Nama : Dita Erline Kurnia NIM : 1401100002 NO KEGIATAN PENELITIAN 1. Tahap Persiapan A. Penentuan Judul B. Mencari Literatur C. Studi Pendahuluan D. Menyusun
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN( SAP ) OLEH: I KADEK SASTRAWAN Kp
SATUAN ACARA PENYULUHAN( SAP ) OLEH: I KADEK SASTRAWAN Kp.03.10.016 AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM XI/UDAYANA 2013 SAP (Satuan Acara Penyuluhan) 1. Tema : Hipertensi 2. Sub Pokok Bahasan : Penatalaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit dengan kadar gula dalam tubuh penderita tinggi. Hal ini karena tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara baik atau terdapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. primitif sampai manusia. Pembuluh darah mempunyai peranan penting bagi. tubuh. Darah terdiri atas dua komponen utama yaitu :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan teoritis 1. Darah Darah adalah suatu komponen esensial makhluk hidup,mulai dari binatang primitif sampai manusia. Pembuluh darah mempunyai peranan penting bagi semua
Lebih terperinciLampiran 2 Surat Studi Pendahuluan
Lampiran 2 Surat Studi Pendahuluan Lampiran 3 Surat IjinPenelitian Lampiran 4 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Lampiran 5 Lembar Bimbingan Lampiran 6 INFORMED CONSENT (Lembar Persetujuan
Lebih terperincianthropometri Lansia BAB I PENDAHULUAN
anthropometri Lansia BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1. Pengertian lansia Penduduk Lanjut Usia merupakan bagian dari anggota keluarga dan anggota masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya sejalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena
6 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) yang lebih dikenal sebagai penyakit kencing manis adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena ketidakmampuan tubuh membuat
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA. Sub Pokok Bahasan : Pola Hidup Sehat dengan Gizi Seimbang Pada Lansia
SATUAN ACARA PENYULUHAN POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA Pokok Bahasan : Pola Hidup Sehat Sub Pokok Bahasan : Pola Hidup Sehat dengan Gizi Seimbang Pada Lansia Penyuluh : Mahasiswi Gizi Poltekkes Hari/Tanggal
Lebih terperinciGAMBARAN GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA ORANG YANG KURANG TIDUR DI USIA PRODUKTIF
GAMBARAN GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA ORANG YANG KURANG TIDUR DI USIA PRODUKTIF Meti Kusmiati, Dimas Adi Pradana Prodi DIII Analis Kesehatan STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya ABSTRAK Penyakit Diabetes
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) MASSAGE PADA KAKI PASIEN DM. Disusun oleh Intan Yunitasari NPM
SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) MASSAGE PADA KAKI PASIEN DM (Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah CNP II) Disusun oleh Intan Yunitasari NPM. 220110110065 FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciPEDOMAN PEDOMAN PENGELOLAAN USIA LANJUT (USILA) PUSKESMAS WARA BARAT BAB I PENDAHULUAN
Lampiran Keputusan Kepala Puskesmas Wara Barat Nomor : / SK / PKM - WB / I Tanggal : Januari 2015 PEDOMAN PEDOMAN PENGELOLAAN USIA LANJUT (USILA) PUSKESMAS WARA BARAT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seseorang oleh karena gangguan keseimbangan karbohidrat, lemak dan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Diabetes mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang oleh karena gangguan keseimbangan karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan kekurangan
Lebih terperinciProsedur Pengukuran Tekanan Darah
Prosedur Pengukuran Tekanan Darah A. Alat dan Bahan: 1. Tensimeter Digital atau Tensimeter manual (Air Raksa) 2. Mancet besar B. Cara Pengukuran menggunakan Tensi Meter Digital: 1. Tekan tombol START/STOP
Lebih terperinciPENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan
PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan
Lebih terperinciSOP TINDAKAN ANALISA GAS DARAH (AGD)
SOP TINDAKAN ANALISA GAS DARAH (AGD) 1. Analisa Gas Darah Gas darah arteri memungkinkan utnuk pengukuran ph (dan juga keseimbangan asam basa), oksigenasi, kadar karbondioksida, kadar bikarbonat, saturasi
Lebih terperinciPROSEDUR PEMBERIAN MEDIKASI (OBAT)
PROSEDUR PEMBERIAN MEDIKASI (OBAT) A. Definisi Prosedur dan pemeriksaan khusus dalam keperawatan merupakan bagian dari tindakan untuk mengatasi masalah kesehatan yang dilaksanakan secara rutin. Perawatan
Lebih terperinciDINAS KESEHATAN KABUPATEN LEBONG PUSKESMAS MUARA AMAN. Jalan Lapangan Hatta No. 1 Kelurahan Pasar Muara aman
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LEBONG PUSKESMAS MUARA AMAN Jalan Lapangan Hatta No. 1 Kelurahan Pasar Muara aman SURAT KEPUTUSAN KEPALA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT MUARA AMAN Nomor : TENTANG PERMINTAAN, PEMERIKSAAN,
Lebih terperinciPHLEBOTOMY. Oleh. Novian Andriyanti ( ) PSIK Reguler 2. Fakultas Kedokteran. Universitas Brawijaya. Malang
PHLEBOTOMY Oleh Novian Andriyanti (125070200111036) PSIK Reguler 2 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang 2013 Komplikasi Phlebotomy Phlebotomy ternyata juga dapat mengakibatkan komplikasi pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengidap diabetes. Baik pria maupun wanita, tua maupun muda, tinggal di kota
14 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jumlah pengidap diabetes di Indonesia menurut data WHO pada tahun 2009 mencapai 8 juta jiwa dan diprediksi akan meningkat menjadi lebih dari 21 juta jiwa
Lebih terperinciINJEKSI SUB CUTAN (SC)
INJEKSI SUB CUTAN (SC) NO ASPEK NG DI BOBOT.... Menempatkan alat dekat klien 2.. 1 Mengatur posisi klien sesuai penyuntikan 2 Memasang perlak/pengalas 2 Mendekatkan bengkok 2 4 Memilih tempat penyuntikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Analitik, mengingat
BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Analitik, mengingat variabel yang diteliti akan dibandingkan antara kelompok pasien yang diperiksa menggunakan
Lebih terperinciBab 1: Mengenal Hipertensi. Daftar Isi
Bab 1: Mengenal Hipertensi Daftar Isi Pengantar... vii Bab 1. Mengenal Hipertensi... 1 Bab 2. Faktor Risiko... 11 Bab 3. Diagnosis... 17 Bab 4. Komplikasi Hipertensi... 27 Kiat Menghindari Stroke... 33
Lebih terperinciPengukuran Laju Metabolisme Berdasarkan Konsumsi O2. Tujuan: Mengukur laju metabolisme berdasarkan konsumsi O2 102CO2 + 92H2O
Metabolisme Pengukuran Laju Metabolisme Berdasarkan Konsumsi O2 Tujuan: Mengukur laju metabolisme berdasarkan konsumsi O2 Dasar teori Hewan dalam hidupnya selalu memerlukan energi untuk pertumbuhan, produksi,
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik responden yang mempengaruhi tekanan darah. rentang tahun dan lansia akhir pada rentang tahun.
BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik responden yang mempengaruhi tekanan darah Seluruh responden pada penelitian ini memiliki rentang usia 45-65 tahun di posyandu Lansia RW 18 dan RW 19 Kelurahan Jebres,
Lebih terperinciA. Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung
Materi 3 Kardiovaskular III A. Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung Tujuan a. Mengukur tekanan darah arteri dengan cara palpasi b. Mengukur tekanan darah arteri dengan cara auskultasi Dasar Teori
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH 1. Pengertian Perawatan jenazah adalah perawatan pasien setelah meninggal, perawatan termasuk menyiapkan jenazah untuk diperlihatkan pada keluarga, transportasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. metode cross-sectional. Pada metode cross-sectional peneliti mencatat
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan menggunakan metode cross-sectional. Pada metode cross-sectional peneliti mencatat informasi tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) yang. berdampak terhadap meningkatnya populasi Lanjut Usia (Lansia).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator keberhasilan pemerintah dalam pembangunan kesehatan adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) yang berdampak terhadap meningkatnya populasi Lanjut
Lebih terperinciObat Herbal Diabetes dan Diagnosa Prediabetes Sebelum Terjadi Diabetes
Obat Herbal Diabetes dan Diagnosa Prediabetes Sebelum Terjadi Diabetes Mempelajari Prediabetes, Mendiagnosa Diabetes dan Mengetahui Obat Herbal Diabetes Paling Ampuh Ada beberapa cara untuk mendiagnosis
Lebih terperinciManfaat Terapi Ozon Manfaat Terapi Ozon Pengobatan / Terapi alternatif / komplementer diabetes, kanker, stroke, dll
Manfaat Terapi Ozon Sebagai Pengobatan / Terapi alternatif / komplementer untuk berbagai penyakit. Penyakit yang banyak diderita seperti diabetes, kanker, stroke, dll. Keterangan Rinci tentang manfaat
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul Penentuan Tekanan Darah, Denyut Nadi, dan Golongan Darah yang disusun oleh: N
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (PENENTUAN TEKANAN DARAH, DENYUT NADI, DAN GOLONGAN DARAH) Disusun oleh: NAMA : LASINRANG ADITIA NIM : 60300112034 KELAS : BIOLOGI A KELOMPOK : IV (Empat) LABORATORIUM
Lebih terperinciglukosa darah melebihi 500 mg/dl, disertai : (b) Banyak kencing waktu 2 4 minggu)
14 (polidipsia), banyak kencing (poliuria). Atau di singkat 3P dalam fase ini biasanya penderita menujukan berat badan yang terus naik, bertambah gemuk karena pada fase ini jumlah insulin masih mencukupi.
Lebih terperinciDiabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya
Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya Apakah diabetes tipe 1 itu? Pada orang dengan diabetes tipe 1, pankreas tidak dapat membuat insulin. Hormon ini penting membantu sel-sel tubuh mengubah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Puskesmas Pabelan Kabupaten Semarang
Lebih terperinciPETUNJUK OPERASIONAL PENGGUNAAN ALAT TENSIMETER. RAKSA (Sphigmomanometer Raksa)
Halaman : 1 dari 6 PETUNJUK OPERASIONAL PENGGUNAAN ALAT TENSIMETER 1. Ruang Lingkup (Sphigmomanometer Raksa) Petunjuk ini digunakan untuk mengoperasikan Tensimeter Raksa RIESTER (Mercurial Sphygmomanometers
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN NYERI PADA LUKA POST OPERASI
SATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN NYERI PADA LUKA POST OPERASI OLEH ANDITA NOVTIANA SARI FLAMINGO 1 P17420509004 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG PRODI KEPERAWATAN MAGELANG 2011 SATUAN ACARA PENYULUHAN
Lebih terperinciPOSYANDU LANJUT USIA (LANSIA)
POSYANDU LANJUT USIA (LANSIA) Disusun untuk memenuhi tugas Komunitas Dosen pengampu : M. Hasib Ardani, S.Kp., M.Kes. Disusun Oleh : Kelompok III Ana Rusfita 010501004 Arif Budi Wibowo 010501011 Badrul
Lebih terperinciDIABETES UNTUK AWAM. Desember 2012
DIABETES UNTUK AWAM Desember 2012 Apa itu Tubuh Manusia? Tubuh manusia seperti mesin yang komplex Glukosa adalah bahan bakar dari tubuh manusia Bagaimana tubuh kita menggunakan glukosa? Glukosa digunakan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang ilmu kedokteran khususnya Ilmu Fisiologi dan Farmakologi-Toksikologi. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
24 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Fisiologi dan ilmu penyakit dalam 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian RW X, Kelurahan Padangsari, Kecamatan Banyumanik, Semarang pada bulan Januari
Lebih terperinciLAPORAN KASUS PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN PENDEKATAN DOKTER KELUARGA DI PUSKESMAS JELAMBAR 1. Edwin
LAPORAN KASUS PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN PENDEKATAN DOKTER KELUARGA DI PUSKESMAS JELAMBAR 1 Edwin 102012096 Diabetes Melitus Dm tipe 1 Diabetes yang bergantung pada insulin di mana tubuh kekurangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme dengan. yang disebabkan oleh berbagai sebab dengan karakteristik adanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme dengan karakteristik adanya tanda-tanda hiperglikemia akibat ketidakadekuatan fungsi dan sekresi insulin (James,
Lebih terperinciASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS
ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS Asuhan segera pada bayi baru lahir Adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah persalinan. Aspek-aspek penting yang harus dilakukan pada
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN MASALAH KESEHATAN PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM)
SATUAN ACARA PENYULUHAN MASALAH KESEHATAN PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) Pokok Pembahasan : Masalah Kesehatan penyakit tidak menular (PTM) Sasaran : komunitas dewasa pekerja di RT 3 dan 5 Jam : 16.00 WIB
Lebih terperinciBAB III RESUME KASUS KEPERAWATAN. Pengkajian awal dilakukan pada hari senin, tanggal
BAB III RESUME KASUS KEPERAWATAN Pengkajian awal dilakukan pada hari senin, tanggal 19-01-2009 A. Data identitas Data yang diperoleh dari pasien adalah : Nama kepala keluarga Tn. G, pendidikan SD dan beliau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik yang ditandai oleh adanya hiperglikemia yang disebabkan oleh defek sekresi insulin, defek kerja
Lebih terperinciObat Untuk Diabetes Dengan Komplikasi Neuropati Perifer
Obat Untuk Diabetes Dengan Komplikasi Neuropati Perifer Obat Untuk Diabetes Dengan Komplikasi Neuropati Perifer Kerusakan saraf akibat diabetes disebut diabetic neuropathy. Sekitar setengah dari semua
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American. Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang masih menjadi masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American Diabetes Association (ADA) 2010,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. melakukan olahraga senam aerobic. Namun masih banyak penderita DM. WHO (World Health Organization) kasus penyakit DM meningkat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Millitus (DM) yang lebih dikenal sebagai penyakit kencing manis adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme didalam tubuh karena ketidakmampuan tubuh membuat
Lebih terperinciDETEKSI DINI DIABETES MELLITUS PADA IBU-IBU PKK SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEHAMILAN RESIKO TINGGI
DETEKSI DINI DIABETES MELLITUS PADA IBU-IBU PKK SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEHAMILAN RESIKO TINGGI Kudarti 1, Ike Rina Wulandari 2, Rifa Caturiningsih 3 Prodi DIII Kebidanan, Akademi Kebidanan Mardi Rahayu
Lebih terperinciRANCANGAN JADWAL PENELITIAN
Lampiran 1 RANCANGAN JADWAL PENELITIAN Kegiatan Maret 2015 April 2015 Mei 2015 Juni 2015 Juli 2015 Agustus 2015 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Persiapan: - Perijinan Tempat Latihan - Persiapan
Lebih terperinciLEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Yth. Bapak/Ibu Calon Responden Penelitian Di Wilayah kerja Puskesmas Pengasih II, Kabupaten Kulon Progo
Lampiran 1 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Yth. Bapak/Ibu Calon Responden Penelitian Di Wilayah kerja Puskesmas Pengasih II, Kabupaten Kulon Progo Assalamu alaikum Wr.Wb. Dengan Hormat, Saya yang bertanda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hasil laboratorium yang baik dan terpercaya. Salah satu pemeriksaan laboratorium
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan penunjang yang dilaksanakan untuk membantu menegakkan diagnosa suatu penyakit dan perkembangan suatu penyakit (prognosis)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan peningkatan pendapatan dan perubahan gaya hidup terutama di kota-kota besar, bertambah pula prevalensi penyakit-penyakit degeneratif. Di antaranya
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 pukul WIB Ny Y datang ke
digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL I. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR Pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 pukul 22.07 WIB Ny Y datang ke RSUD Sukoharjo dengan membawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tua, Tipe III disebut Malnutrition Related Diabetes Mellitus (MRDM) dan Tipe IV
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sampai saat ini penyakit Diabetes Mellitus (DM) masih merupakan salah satu penyakit yang ditakuti oleh masyarakat, mengingat banyaknya komplikasi yang dapat timbul
Lebih terperinciZat yang secara normal dihasilkan tubuh yang merupakan sisa pembakaran protein atau penghancuran sel-sel tubuh yang sudah tua.
PENDIDIKAN KESEHATAN PERAWATAN LANSIA Apa Itu ASAM URAT...?? Nilai normal asam urat : Pria 3,4 7 mg/dl Wanita 2,4 5,7 mg/dl Zat yang secara normal dihasilkan tubuh yang merupakan sisa pembakaran protein
Lebih terperinciKebutuhan cairan dan elektrolit
Kebutuhan cairan dan elektrolit Cairan adalah suatu kebutuhan pokok dan sebagian besar tubuh manusia terdiri dari cairan. Bila tubuh kehilangan cairan dalam jumlah yang besar maka akan terjadi perubahan
Lebih terperinciTopik : Infark Miokard Akut Penyuluh : Rizki Taufikur R Kelompok Sasaran : Lansia Tanggal/Bln/Th : 25/04/2016 W a k t u : A.
Topik : Infark Miokard Akut Penyuluh : Rizki Taufikur R Kelompok Sasaran : Lansia Tanggal/Bln/Th : 25/04/2016 W a k t u : 09.30 A. LATAR BELAKANG Dengan bertambahnya usia, wajar saja bila kondisi dan fungsi
Lebih terperinciDosis : 0,2-1 unit/kgbb/hari, diberikan secara subkutan 1-2 x/hari
Nama Obat : Lavemir Kandungan : Insulin Indikasi : Diabetes Mellitus (Darah manis) Dosis : 0,2-1 unit/kgbb/hari, diberikan secara subkutan 1-2 x/hari Cara Kerja Obat : Insulin akan berikatan dengan gula
Lebih terperinciBAB 5 PERAWATAN. Poli OTI Dr Soetomo. Serta penggunaan Peak Flow Meters sebagai alat untuk
BAB 5 PERAWATAN 5.1 Bentuk Kegiatan Kegiatan ini merupakan studi kasus penyakit asma sebelum penanganan dan setelah penanganan menggunakaan teknik akupunktur dan kombinasi pemberian infusa herba patikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolisme yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari gangguan produksi insulin atau gangguan
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN JENASAH
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN JENASAH Oleh: MEITY MASITHA ANGGRAINI KESUMA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN
Lebih terperinciCATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi. 2. Mengkaji tandatanda
Lampiran 1 CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi Dx I Selasa, 03 08.00 1. Mengkaji identitas pasien, keluhan utama, riwayat kesehatan
Lebih terperinciLAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG REMATIK PADA LANSIA. TIM PENGABMAS Yenni, M.kep, Ns, Sp, Kep kom. Ns. Emira Apriyeni, S.
LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG REMATIK PADA LANSIA KETUA: TIM PENGABMAS Yenni, M.kep, Ns, Sp, Kep kom Ns. Emira Apriyeni, S.kep PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI
Lebih terperinciPENJELASAN PENELITIAN. : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perawatan Diri Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Kecamatan Medan Johor
Lampiran 1 PENJELASAN PENELITIAN Judul Penelitian Peneliti : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perawatan Diri Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Kecamatan Medan Johor : Annisah Sepwika Sari NIM :
Lebih terperinciPEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN JENIS JENIS PEMERIKSAAN
PUSKESMAS PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN JENIS JENIS PEMERIKSAAN Pemeriksaan penunjang Laboratorium untuk menentukan penyakit. 3.kebijakan Pemeriksaan Lab. Dilakukan untuk menegakkan diagnosa pasien Laboran
Lebih terperinci1. PEMERIKSAAN VITAL SIGN
1. PEMERIKSAAN VITAL SIGN DASAR TEORI Vital sign atau tanda-tanda vital adalah ukuran statistik berbagai fisiologis yang digunakan untuk membantu menentukan status kesehatan seseorang, terutama pada pasien
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat (Price & Wilson, 2005).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Diabetes melitus (DM) adalah penyakit dengan gangguan metabolisme yang secara genetik dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN DETEKSI DINI PADA CA MAMAE
SATUAN ACARA PENYULUHAN DETEKSI DINI PADA CA MAMAE Oleh: Kelompok : 1A SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH BANJARMASIN PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN 2014 SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok bahasan : Mobilisasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik. Laboratorium MITRA SEHAT JEPARA. sampel di ambil secara total populasi
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik. B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu penelitian. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari 2010 bulan
Lebih terperinciBUKU ACUAN PESERTA CSL 2 PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH DAN TEKANAN VENA JUGULAR
BUKU ACUAN PESERTA CSL 2 PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH DAN TEKANAN VENA JUGULAR Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2017 TATA-TERTIB LABORATORIUM DAN CLINICAL SKILLS LAB FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KUBU RAYA DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SUNGAI KAKAP
PEMERINTAH KABUPATEN KUBU RAYA DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SUNGAI KAKAP Jalan Raya Sungai Kakap Telp. (0561) 743574 Kecamatan Sungai Kakap Kode Pos 78381 KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS SUNGAI KAKAP Nomor : 445/
Lebih terperinciObat Diabetes Paling Ampuh
Obat diabetes paling ampuh merupakan hal yang paling dicari oleh orang-orang penderita diabetes mellitus. Beragam obat diabetes pun banyak ditawarkan di publik. Baik obat herbal diabetes rumahan yang dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penginjeksian medikasi adalah prosedur invasi yang melibatkan deposisi obat melalui jarum steril yang diinsersikan kedalam jaringan tubuh. Teknik aseptic harus dipertahankan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Data Fokus Pengkajian dilakukan pada tanggal 10 Juni 2011 jam 16.00 WIB pada keluarga Tn.L (60th). Tn.L merupakan kepala keluarga dari Ny. N (51th) dan kedua anaknya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersama dengan keterikatan aturan, emosional dan individu mempunyai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Keluarga 1.1 Definisi keluarga Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan, emosional dan individu mempunyai peran masing-masing
Lebih terperinciDisease Management Program Untuk Diabetes Melitus pada Pelayanan Dokter Keluarga /Puskesmas
Disease Management Program Untuk Diabetes Melitus pada Pelayanan Dokter Keluarga /Puskesmas 1.Latar belakang Menurut hasil survey yang dilakukan oleh badan kesehatan dunia WHO tahun 2001 Indonesia menempati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Penyakit jantung dan pembuluh darah, termasuk telah menjadi penyakit yang mematikan banyak penduduk di negara maju dan Negara berkembang lebih dari delapan
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).
BAB I Pendahuluan 1. Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal. Salah satu PTM yang menyita banyak perhatian
Lebih terperinciPETUNJUK PERAWATAN TENSIMETER RAKSA (Sphigmomanometer Raksa) dan STETOSKOP
Halaman : 1 dari 5 PETUNJUK PERAWATAN TENSIMETER RAKSA (Sphigmomanometer Raksa) dan 1. Ruang Lingkup Petunjuk ini berisi prosedur perawatan yang berlaku pada alat Tensimeter Raksa RIESTER (Mercurial Sphygmomanometers
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI), KONSUMSI GIZI, DAN KELENGKAPAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) TERHADAP STATUS GIZI BAYI
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode:... PENGARUH PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI), KONSUMSI GIZI, DAN KELENGKAPAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) TERHADAP STATUS GIZI BAYI Nama responden :... Nomor contoh :... Nama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi akibat sekresi insulin yang tidak adekuat, kerja
Lebih terperinciHUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK
HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK Lexy Oktora Wilda STIKes Satria Bhakti Nganjuk lexyow@gmail.com ABSTRAK Background. Prevalensi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Seseorang dengan katarak akan melihat benda seperti tertutupi kabut, lensa mata
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Katarak Asal kata katarak dari bahasa Yunani cataracta yang berarti air terjun. Seseorang dengan katarak akan melihat benda seperti tertutupi kabut, lensa mata yang biasanya bening
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) : Cuci Tangan yang Baik dan Benar Pokok Bahasan : Cara Mencuci Tangan yang Baik dan Benar : keluarga dan klien
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Topik : Cuci Tangan yang Baik dan Benar Pokok Bahasan : Cara Mencuci Tangan yang Baik dan Benar Sasaran : keluarga dan klien Tempat : Ruang melati Hari / Tgl : Kamis, 6 Juni
Lebih terperinci