Pemanfaatan IPTEK dalam Meminimalkan Anak Putus Sekolah Pada Tingkat Sekolah Menengah Umum
|
|
- Liani Lie
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2017, pp. 236~ Pemanfaatan IPTEK dalam Meminimalkan Anak Putus Sekolah Pada Tingkat Sekolah Menengah Umum Susan Rachmawati 1, Nanang Nuryadi 2 1 AMIK BSI Jakarta Susan.srw@bsi.ac.id 2 AMIK BSI Tegal Nanang.nyd@bsi.ac.id Abstrak Tanpa kita sadari jumlah anak-anak putus sekolah sangat besar mulai dari tingkat sekolah dasar, sekolah lanjut tingkat pertama sampai dengan sekolah menengah umum. Seperti kita ketahui bersama bahwa pemerintah telah mencanangkan program wajib belajar 12 tahun atau sampai dengan tingkat sekolah menengah umum. Dengan membuka sekolah menengah umum terbuka diharapkan dapat membantu program pemerintah dalam mewajibkan anak-anak usia sekolah untuk menyelesaikan sekolahnya sampai dengan tingkat sekolah menengah umum dan membantu bagi orang tua peserta didik karena mengurangi biaya yang harus dikeluarkan untuk dapat menyelesaikan sekolahnya dan mambantu peserta didik agar lebih disiplin, menghargai waktu. Metode penelitian yang digunakan dalam menyelesaikan penulisan ini deskriptif dengan studi kasus sedangkan data yang dipergunakan adalah data sekunder. Hasil yang diperoleh diharapkan dengan penerapan sistem pendidikan terbuka bagi anak-anak usia sekolah pada tingkat sekolah menengah umum dapat meminimalkan jumlah anak-anak putus sekolah dan semakin bertambah jumlah anak-anak yang dapat meneruskan sekolah sampai keperguruan tinggi dan pada akhirnya dapat menjadi penerus bangsa yang handal di masa depan. Kata kunci: IPTEK, Pemanfaatan, Putus Sekolah 1. Pendahuluan Indonesia adalah negara yang sangat luas dengan jumlah wilayah sebesar begitu km 2 dan menduduki peringkat 7 dengan luas wilayah terbesar setelah Rusia, Kanada, Amerika Serikat, China, Brazil dan Australia. Sedangkan untuk untuk negara-negara di Asia, Indonesia berada diperingkat 2 sedangkan untuk wilayah Asia Tenggara, Indonesia merupakan negara terluas (Ulul:2016).Jumlah sumber daya manusianya yaitu sekitar 240 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,49% per tahun. Dilihat dari jumlah penduduknya maka Indonesia menduduki peringkat 4 di dunia. Sebagai Negara dengan jumlah penduduk yang sangat banyak dituntut pula dengan kualitas sumber daya manusia yang berkualitas pula karena keberhasilan suatu negara tidak hanya diukur oleh peningkatan ekonomi tetapi juga dilihat dari sumber daya manusianya yang berkualitas pula. (Andastry, 2013). Untuk meningkatkan kualitas dari sumber daya manusia yang ada di Indonesia diperlukan peningkatan kualitas dari guru sebagai pendidik dan kualitas masyarakatnya melalui pendidikan formal dan informal. Laporan terbaru Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD), Education at Glance 2015, seperti dikutip Okezone, Rabu (23/12/2015) menyebutkan, persentase masyarakat suatu negara yang menyelesaikan pendidikan menengah, yaitu setara SMA, bervariasi pada berbagai negara. Sistem pendidikan menengah sendiri dirancang untuk menyiapkan siswa dalam memasuki pendidikan tinggi. Kegagalan menyelesaikan pendidikan menengah ini dapat menyebabkan kesulitan tersendiri dalam mencari pekerjaan. Tingginya tingkat putus sekolah yang ada di Indonesia merupakan masalah besar yang dihadapi oleh pemerintah, bahkan disalah satu berita mengatakan bahwa Indonesia memiliki persentase putus sekolah pada tingkat SMA sebesar 60 persen yang merupakan nomor 2 di dunia (Nurfuah, 2015) Sekolah pada dasarnya merupakan hak dari seluruh rakyat Indonesia seperti yang Diterima 27 Januari 2017; Revisi 17 Februari 2017; Disetujui 15 Maret, 2017
2 telah dijelaskan menurut Undang-Undang Negara Republik Indonesia bahwa pendidikan merupakan salah satu faktor utama untuk mencapai kemakmuran suatu negara, sebagaimana yang tertuang dalam pasal 31 ayat (1) Undang Undang Dasar 1945 (UUD 1945) yang menyatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. Ayat (2) menegaskan bahwa setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Ayat (3) menetapkan bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang. (Andastry, 2013) Selain itu berdasarkan UU Nomor 20 tahun 2003, pendidikan merupakan usaha yang secara sadar dan terencana untuk membantu meningkatkan perkembangan potensi dan kemampuan anak agar bermanfaat bagi kepentingan hidupnya sebagai individu dan sebagai warga negara dimasa yang akan datang (Fatimah, 2015). Tetapi pada dasarnya berdasarkan Data dari Mendikbud menyebutkan bahwa pada tahun 2007, dari 100 persen anak-anak yang masuk SD, yang melanjutkan sekolah hingga lulus hanya 80 persennya, sedangkan 20 persen lainnya harus putus sekolah. Dari 80 persen siswa SD yang lulus sekolah, hanya 61 persennya yang melanjutkan sekolah ke jenjang SMP sekolah yang setingkat lainnya. Kemudian setelah itu hanya 48 persen yang akhirnya lulus sekolah. Sementara itu, 48 persen yang lulus dari jenjang SMP hanya 21 persennya saja yang melanjutkan ke jenjang SMA. Sedangkan yang bisa lulus jenjang SMA hanya sekitar 10 persen. Persentase ini menurun drastis dimana jumlah anak-anak yang melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi tinggal 1,4 persen saja. (Andastry, 2013) Pemerintah sejak tahun 2009 mengklaim telah memenuhi amanat UUD 1945 dengan mengalokasikan minimal 20 persen APBN untuk bidang pendidikan. Namun ditengah kenaikan anggaran pendidikan dan besarnya perhatian pemerintah terhadap pendidikan dasar dan menengah, masih terdapat anak Indonesia yang putus sekolah. Kita tercengang mengetahui jumlah anak SD sampai SMA yang putus sekolah pada tahun 2010 mencapai 1,08 juta. Angka itu melonjak 30 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya siswa putus sekolah ( diakses pada hari rabu 4 maret 2015 pukul WIB). (Fatimah, 2015) Terdapat berbagai faktor sebagai penyebab dari banyaknya anak putus sekolah diantaranya:kondisi sosial ekonomi hal lain yang diduga sebagai faktor penyebab anak putus sekolah adalah kondisi fisik suatu wilayah atau kondisi geografis yang mencakup aksesbilitas suatu wilayah. Aksesbilitas itu sendiri meliputi jarak dan waktu tempuh dari rumah ke sekolah, fasilitas jalan dan alat transportasi yang digunakan untuk menuju ke sekolah selain itu motivasi yang rendah dari anak itu sendiri untuk bersekolah (misalnya adanya anggapan bahwa Pada umumnya anakanak yang bersekolah di sekolah swasta adalah anak-anak yang tidak mempunyai pilihan lain karena telah tersisihkan atau tidak diterima disekolah negeri) (Fatimah, 2015) Sumber lainnya mengatakan bahwa faktor anak putus sekolah diantaranya: a. Faktor internal: tidak adanya perlengkapan sekolah dirumah, seperti buku dan peralatan menulis; Tidak adanya kegiatan belajar yang dilakukan dirumah seperti membaca dan menulis. b. Faktor eksternal : -Kemampuan ekonomi orang tua hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari.; kesadaran orang tua ; Orang tua tidak pernah bertanya tentang arti pentingnya kepadanya anak tentang keinginan pendidikan anak. bersekolah; -Orang tua hanya menyuruh anaknya untuk bekerja dan membantu orang tuanya bekerja.lingkungan bermain sebagian besarlingkungan pergaulanberpendidikan rendah dan anak putus tempat tinggal anaksekolah: -Lingkungan tempat tinggal Sebagianbesar anak-anak dalam pergaulan bekerja dan berpendidikan rendah. (Liansyah, dkk) Sumber lainnya lagi mengatakan pengukuran penyebab anak putus sekolah menurut Burhannudin (dalam Prihatin, 2011) dengan ukuran sebagai berikut : (1) faktor ekonomi indikatornya antara lain penghasilan orang tua, mata pencaharian atau pekerjaanorang tua, jumlah anak atau anggotakeluarga yang menjadi tanggungan dan status tempat tingal. (2) kurangnyaperhatian orang tua/wali indikatornya antara lain tanggapan KNiST, 30 Maret
3 mengenai sekolah,semangat menyekolahkan anak dan penyediaan fasilitas belajar bagi anak. (3)fasilitas belajar yang kurang memadai indikatornya antara lain ketersediaan media pembelajaran di sekolah danketersediaan buku pembelajaran. (4) faktor rendahnya atau kurangnya minat anakuntuk bersekolah indikatornya antara lain semangat atau keinginan untuk bersekolah dan usaha yang dilakukan untuk tetap bersekolah. (5) faktor budaya indikatornya antara lain perilaku masyarakat dalam menyekolahkan anaknya dan pola piker masyarakat tentang pendidikan. (6) factor lokasi atau letak sekolah indikatornya antara lain letak sekolah dan jarak yang di tempuh dari rumah ke sekolah (Ni Ayu, dkk, 2014) Berdasarkan beberapa pendapat mengenai faktor-faktor penyebab anak putus sekolah maka penulis menyimpulkan antara lain: faktor internal diantaranya motivasi dari dalam diri anak itu sendiri dan faktor eksternal diantaranya: kondisi ekonomi orang tua, tingkat pendidikan orang tua, jarak tempuh dari rumah ke sekolah, transportasi untuk kesekolah, fasilitas belajar, lingkungan tempat tinggal 2. Metode penelitian Teknik analisis data yang dipergunakan yaitu teknik analisis interaktif miles & huberman dimana dilakukannya reduksi data dari universitas terbuka yang telah menerapkannya kemudian dilakukan penyajian data melalui web yang ada serta penarikan kesimpulan dari web yang akan dibuat. selain itu juga menggunakan teknik analisis isi yang berkaitan dengan informasi yang diperoleh dari surat kabar, website maupun semua bahan-bahan dokumentasi yang lain yang berkaitan dengan data anak putus sekolah untuk kemudian mencoba menawarkan pembuatan website untuk meminimalkan jumalah anak putus sekolah khususnya pada tingkat sekolah menengah umum. Tahapan analisis yang dipergunakan yaitu pengumpulan data yang berkaitan dengan jumlah anak putus sekolah, penggunaan internet pada usia sekolah; menentukan masalah yang ada dengan menganalisa sistem yang ada di universitas terbuka, membuat rancangan website untuk sekolah menengah umum terbuka yang kemudian dilakukan penarikan kesimpulan. 3. Pembahasan Tanpa kita sadari pengguna internet yang ada di Indonesia sangat besar seperti yang kita lihat pada Gambar 1 Sumber: APJII, Hasil Survey 2016 Gambar 1. Komposisi Pengguna Internet Berdasarkan Usia Pada Tahun 2016 Sumber: APJII, Hasil Survey 2016 Gambar 2. Penetrasi Penngguna Intrnet Indonesia Jumlah pengguna Internet di Indonesia tahun 2016 adalah 132,7 juta user atau sekitar 51,5% dari total jumlah penduduk Indonesia sebesar 256,2 juta. Pengguna internet terbanyak ada di pulau Jawa dengan total pengguna user atau sekitar 65% dari total penggunan Internet. Jika dibandingkan penggunana Internet Indonesia pada tahun 2014 sebesar 88,1 juta user, maka terjadi KNiST, 30 Maret
4 kenaikkan sebesar 44,6 juta dalam waktu 2 tahun ( ). Paling banyak pengguna internet menggunakan perangkat mobile (smartphone) sebesar 63,1 juta atau sekitar 47,6%. Berikut ini adalah tabel 1 yang berisi mengenai persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Melek Huruf Menurut Golongan Umur dan Daerah Tempat Tinggal, , Sumber:APJII, Hasil Survey 2016 Gambar 3. Perilaku Pengguna Internet Indonesia Tabel 1. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Melek Huruf Menurut Golongan Umur dan Daerah Tempat Tinggal, Golongan Perkotaan Perdesaan Umur Okt ,86 99,55 99,75 99,91 99, ,23 98,27 98,82 99,21 99,4 99, ,82 99,45 99,6 99,88 99,97 99,9 98,92 97,72 97,97 98,87 99,29 98, ,56 99,54 99,57 99,61 99,8 99,81 97,77 97,25 97,78 97,57 98,09 98, ,42 99,33 99,38 99,51 99,64 99,72 97,15 96,8 96,78 97,04 97,61 97, ,06 98, ,21 99,63 99,65 95,98 95,23 95,61 96,35 96,51 97, ,11 97,4 97,82 98,38 98,98 98,79 93,16 91,33 92,44 94,18 95,44 95, ,98 94,97 96,42 96,71 97,5 98,37 87,36 86,52 89,58 90,34 91,37 93, ,88 85,35 86,24 88,11 93,02 90,72 72,25 72,36 72,68 75,85 84,23 80,13 Jumlah/Total 96,07 95,68 96,1 96,63 97,97 97,43 89,68 89,89 89,99 91,12 93,69 92, ,84 99,5 99,68 99,89 99,97 99,95 99, ,41 99,04 99,35 99, ,35 99,08 99,23 99,45 99,69 99,67 97,12 96,27 96,65 97,24 97,74 98, ,07 95,68 96,1 96,63 97,97 97,43 89,68 89,89 89,99 91,12 93,69 92, ,39 88,01 89,08 90,47 94,26 92,82 75,97 76,33 77,07 79,54 86,06 83,57 Sumber : Diolah dari hasil survey sosial ekonomi nasional (Susenas), BPS Data dikutip dari publikasi statistic Indonesia Berdasarkan data tersebut belum 100% penduduk Indonesia yang melek huruf yang dalam arti yang lainnya dapat membaca jika dikalikan dengan 240 juta penduduk Indonsia sungguh nilai yang sangat luar biasa. Oleh karena itu diperlukan suatu teknologi yang dapat membantu anak-anak usia sekolah agar dapat menyelesaikan sekolahnya yang tadinya hanya 9 tahun menjadi wajib 12 tahun hal itu agar Negara Indonesia menjadi lebih sejahtera. Menurut penulis terdapat berbagai faktor yang menjadi dasar anak putus sekolah diantaranya: 1. Kondisi ekonomi diantaranya pendapatan orang tua yang cukup untuk kebutuhan sehari-hari sehingga mendorong untuk mengharuskan anaknya bekerja membantu orang tua 2. Biaya pendidikan yang mahal 3. Lingkungan baik tempat tinggal misalnya daerah sekitar yang mayoritas berpendidikan rendah dan lingkungan sekolah yang terkadang tidak ada gurunya 4. Jarak tempuh yang terlalu jauh dari rumah untuk kesekolah sehingga mengharuskan untuk menambah biaya untuk transportasi dan waktu untuk bisa samaopi ke sekolah 5. Keinginan dari dalam diri (motivasi) yang sangat rendah Untuk mengatasi hal itu maka penulis berpendapat untuk membuat sekolah menengah dengan sistem terbuka dengan mengadopsi sistem yang ada di universitas terbuka. KNiST, 30 Maret
5 Sumber: Gambar 4. Tampilan Website UT Tentang UT Sampai dengan saat ini universitas terbuka telah dapat menghasilkan lulusan perguruan dalam jumlah yang sangat besar dengan jumlah mahasiswa yang cukup besar yaitu mahasiswa, selain itu dengan menggunakan sistem yang telah diiterapkan di universitas terbuka diharapkan dapat meminimalkan angka jumlah putus sekolah khususnya pada tingkat sekolah menengah umum. Sampai dengan saat ini belum adanya sekolah menengah umum yang bersifat terbuka yang dapat meminimalkan jumlah angka putus sekolah pada tingkat sekolah menengah umum oleh karena itu penulis membuat rancangan website yang dapat dipergunakan oleh pemerintah dalam meminimalkan jumlah putus sekolah dan mensukseskan program belajar 12 tahun. Berikut ini adalah rancangan website yang penulis ingin terapkan di sekolah menengah umum dengan mereduksi website yang ada di universitas umum Sumber: data olahan, 2016 Gambar 5. Tampilan Website SMU Terbuka Terdapat beberapa alasan mengapa penulis menggunakan sistem ini terhadap sekolah menengah umum : 1. Untuk dapat memperolah pekerjaan yang layak diperlukan lulusan dari perguruan tinggi dan tanpa melalui SMU sederajat tidak mungkin dapat melanjutkan ke perguruan tinggi, 2. Pada level SMU merupakan waktu yang cukup untuk dapat belajar mandiri 3. Pemerintah dapat mengorganisir pendidikan kejar paket yang ada 4. Anak-anak yang putus sekolah dapat menyelesaikan sekolahnya dengan umur berapa pun 5. Dapat mengatur sendiri waktu pelajaran yang diinginkan 6. Dapat tetap bekerja membantu orang tua 7. Meminimalkan biaya yang harus dikeluarkan, misalnya: transport untuk kesekolah, t 8. Biaya perkuliahan yang tidak terlampau mahal karena sebagian besar berbasis online 9. Pemerintah dapat menurunkan angka anak-anak yang putus sekolah 10. Penggunaan internet lebih positif karena dipergunakan untuk belajar 11. Dapat menampung peserta didik dengan lebih banyak 12. Mensukseskan pemerintah dalam program pendidikan wajib belajar 12 tahun 4. Simpulan Jumlah anak lulus sekolah pada tingkat sekolah menengah umum atau sederajat sangat besar, hal itu akan menjadi tugas berat tidak hanya bagi pemerintah tetapi bagi seluruh rakyat Indonesia, karena mereka nantinya yang akan menjadi penerus dari bangsa Indonesia. Selain itu sekolah menengah umum atau sederajat merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk dapat melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi. Oleh karena itu perlu adanya suatu solusi yang dapat ditawarkan agar bangsa Indonesia memiliki penerus bangsa yang cerdas dan berahlak mulia. Pada saat ini telah tersedia universitas terbuka dengan berbagai kemudahan yang diperoleh diantaranya peserta didik dapat mengatur sendiri waktu perkuliahan, tidak harus tatap muka secara langsung kecuali mengalami kendala dalam perkuliahan sehingga tidak memerlukan gedung yang terlalu besar agar dapat menampung KNiST, 30 Maret
6 jumlah mahaiswa yang banyak, sehingga biaya perkuliahan tidak terlalu mahal. Oleh karena itu penulis membuat website yang dapat diterapkan untuk sekolah menengah umum yang penulis reduksi dari website yang ada di universitas terbuka dengan harapan website ini dapat lebih membantu program pemerintah yaitu sekolah wajib 12 tahun dan meminimalkan jumlah anak putus sekolah pada tingkat sekolah menengah umum karena dapat menjangkau sampai seluruh wilayah Indonesia selama wilayah tersebut terkoneksi dengan internet. Referensi Ulul, Annas. (2016). Ternyata Luas Wilayah Indonesia Menempati Urutan ke 7 di Dunia. Diperoleh 15 Maret 2017, dari Andastry, Fonita Tingginya Angka Putus Sekolah di Indonesia. Diperoleh 15 Maret 2017, dari ndastry/tingginya-angka-putussekolah-diindonesia_ f17e614b688b 4593 Ni Ayu Krisna Dewi1, Anjuman Zukhri1, I Ketut Dunia2. (2014). Analisis Faktor-Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah Usia Pendidikan Dasar Di Kecamatan Gerokgak Tahun 2012/2013. Universitas Pendidikan Ganesha. Vol:4 No:1.Diperoleh 10 Maret 2017, dari E/article/viewFile/1898/1650Singar aja, Indonesia Nurfuah, Nadia, Rifa. (2015). Angka Putus Sekolah Indonesia Nomor Dua Di Dunia. Diperoleh 12 Maret 2017, dari 5/ /angka-putus-sekolahindonesia-nomor-dua-di-dunia d/1531 Undang-Undang RI no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Fatimah, Siti. (2015). Faktor-Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah Pada Jenjang Pendidikan Mengengah (SMA/SMK) Di Kecamatanan Mijen Kota Semarang Kurun Waktu Skripsi dipublikasi, Universitas Negeri Semarang. Diperoleh 15 Maret 2017, dari S.pdf Liansyah, Wanto Riva'ie, Rustiyarso. FKIP Universitas Tanjungpura. Jurnal. Diperoleh 15 Maret 2017 dari NALISIS%20FAKTOR%20PENYE BAB%20ANAK%20PUTUS%20SE KOLAH%20PADA%20JENJANG% 20PENDIDIKAN%20SD%20DI%20 DESA%20MALIKIAN%20KECAMA TAN%20MEMPAWAH%20HILIR% 20KABUPATEN%20PONTIANAK KNiST, 30 Maret
BAB I PENDAHULUAN. nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses menyiapkan individu untuk mampu menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagian dari media massa. Pada perkembangannya film dianggap sebagai alat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Film sebagai media kedua dalam komunikasi sekunder merupakan salah satu bagian dari media massa. Pada perkembangannya film dianggap sebagai alat komunikasi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan yang harus dihadapi. Melalui pendidikanlah seseorang dapat memperoleh
BAB I PENDAHULUAN I. 1. LATAR BELAKANG Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak dituntut seseorang untuk membekali diri dengan ilmu pengetahuan agar dapat bersaing dari semakin kerasnya kehidupan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah dan berkesinambungan.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional sangat berperan bagi pembangunan manusia karena dapat mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia, berkarakter produktif dan berdaya
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembukaan UUD 45 mengamanatkan Pemerintah Negara Republik Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bangsa Indonesia bisa maju maupun juga tidak itu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan bangsa Indonesia bisa maju maupun juga tidak itu tergantung pada kualitas warganya dalam kepemilikan sumber daya manusia yang baik. Terutama bagi para pemuda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Panti Sosial Bina Remaja sebagai salah satu Panti Sosial dari Unit Pelaksana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Panti Sosial Bina Remaja sebagai salah satu Panti Sosial dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Tengah di PalangkaRaya ini memiliki
Lebih terperinciBUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN WAJIB BELAJAR 12 TAHUN DI KABUPATEN BADUNG
BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN WAJIB BELAJAR 12 TAHUN DI KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan suatu bangsa, maju tidaknya suatu bangsa dipengaruhi oleh kualitas pendidikan bangsa itu sendiri. Oleh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia sejak awal kemerdekaannya telah mencanangkan programprogram
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu usaha dan kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan suatu keadaan yang lebih baik di masa yang akan datang. Bangsa Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari kebodohan dan kemiskinan. Hal ini Sesuai dengan fungsi pendidikan nasional
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrumen yang digunakan bukan saja untuk membebaskan manusia dari keterbelakangan, melainkan juga dari kebodohan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal tersebut dibuktikan dengan anggaran 20% APBN untuk. pendidikan. Dalam Undang-Undang 1945 Pasal 31 ayat 1 dan 2 yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Hal itu dikarenakan pendidikan sebagai kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan seusia
Lebih terperinciGuru mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan belajar mengajar, dimana tugas guru tidak hanya merencanakan, melaksanakan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang berdasar kepada Pancasila dan UUD 1945 ditujukan untuk meningkatkan kecerdasan, harkat dan martabat bangsa Indonesia. Sarjono dalam Yetty Sarjono
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA. Kata sekolah berasal dari Bahasa Latin: skhole, scola, scolae atau skhola yang
13 II TINJAUAN PUSTAKA A. Sekolah Kata sekolah berasal dari Bahasa Latin: skhole, scola, scolae atau skhola yang memiliki arti waktu luang atau waktu senggang, dimana ketika itu sekolah adalah kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Masa depan suatu. negara dalam menyelenggarakan pendidikan nasional.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu cara untuk dapat menumbuhkan kemampuan, kemauan serta potensi diri seseorang. Dengan adanya pendidikan, manusia dapat menjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan pendidikan yang lebih upaya untuk meningkatkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mewujudkan pendidikan yang lebih upaya untuk meningkatkan pembangunan daerah Kota Yogyakarta maka dibuat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). RPJMD
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sebuah proses dan sekaligus sistem yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses dan sekaligus sistem yang bermuara dan berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan diyakini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan bernegara demi terwujudnya kehidupan yang lebih baik di masa mendatang.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak adalah pelita dan harapan bagi suatu masyarakat, bangsa, dan negara yang kelak akan menjadi motor penggerak kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor penyebab..., Rika Aristi Cynthia, FISIP UI, Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan penting di seluruh aspek kehidupan manusia. Hal itu disebabkan pendidikan berpengaruh langsung terhadap perkembangan kepribadian manusia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor penting yang secara langsung memberikan kontribusi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu sektor penting yang secara langsung memberikan kontribusi terbesar dalam mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) adalah sektor pendidikan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. infrastruktur ditempatkan sebagai sector vital dalam proses mencapai
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Program reformasi infrastruktur yang dilakukan pemerintah dengan menyepakati paket pinjaman ADB sebesar US $ 428 juta pada tahun 2006 merupakan salah satu program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Madrasah Tsanawiyah Kifayatul Achyar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Madrasah Tsanawiyah Kifayatul Achyar Madrasah Tsanawiyah Kifayatul Achyar beralamat di Jl. AH. Nasution Km 13,7 No 495 Cibiru Kota Bandung.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia kini menghadapi tantangan baru dalam menghadapi permasalahan globalisasi. Di sisi lain permasalahan internal juga datang silih berganti, isu-isu kritis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan dan tidak dapat di pisahkan dari kehidupan. Sifatnya mutlak dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap negara atau bangsa selalu menyelenggarakan pendidikan demi citacita nasional bangsa yang bersangkutan. Pendididikan sangat penting dalam kehidupan dan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah maupun pendidikan luar sekolah. Pendidikan merupakan
I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional sangat membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu yang dibekali dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk menciptakan manusia
Lebih terperinciIV. DINAMIKA PENDIDIKAN DASAR
IV. DINAMIKA PENDIDIKAN DASAR 4.1 Dinamika Pendidikan Dasar Sampai tahun 2012 Provinsi Sulawesi Utara mengalami pemekaran yang cukup pesat. Otonomi daerah membuat Sulawesi Utara yang sebelumnya hanya mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dinilai sangat penting dalam mendukung pertumbuhan. pendidikan bagi masyarakat di antaranya berkaitan dengan pengurangan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan dinilai sangat penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi suatu negara (World Bank, 1980; Barro, 1998; Barro dan Sala-i-Martin, 2004). Beberapa peneliti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siklus kehidupan manusia mulai lahir hingga akhir hayat (long life
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu faktor yang paling mendasar dalam siklus kehidupan manusia mulai lahir hingga akhir hayat (long life education). Secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia khususnya dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting mengingat tujuan pendidikan adalah usaha untuk membentuk manusia yang berilmu, bermoral,
Lebih terperinciSLB TUNAGRAHITA KOTA CILEGON BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kunci penting dalam menentukan masa depan suatu bangsa. Pengertian pendidikan sendiri ialah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah culture transition (transisi kebudayaan) yang bersifat dinamis kearah suatu perubahan secara continue (berkelanjutan), maka pendidikan dianggap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan dalam jangka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan dalam jangka menengah dan jangka panjang. Pendidikan juga penting bagi terciptanya kemajuan dan kemakmuran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sering kita jumpai dijalanan banyak anak-anak yang masih dibawah umur
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 latar Belakang Masalah Sering kita jumpai dijalanan banyak anak-anak yang masih dibawah umur sudah mencari nafkah, misalnya saja menjadi pengamen, pengemis, pemulung, gelandangan
Lebih terperinciPENGARUH EKONOMI TERHADAP PENDIDIKAN KOTA LUBUKLINGGAU
PENGARUH EKONOMI TERHADAP PENDIDIKAN KOTA LUBUKLINGGAU Oleh : Agustinus Samosir Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Musi Rawas Email : agustinusamosirmh@gmail.com Abstrak Jurnal ini dibuat untuk mengetahui dampak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan sesuatu hal
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan sesuatu hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Perkembangan IPTEK yang pesat memaksa kita untuk dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini senada dengan pendapat Drucker (1996) bahwa kewirausahaan bukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sikap kewirausahaan bisa diajarkan melalui pendidikan dan pelatihan. Hal ini senada dengan pendapat Drucker (1996) bahwa kewirausahaan bukan merupakan kepribadian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara yang diinginkan serta tujuan pembentukan pemerintahan. Negara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mempunyai rumusan mengenai sifat negara yang diinginkan serta tujuan pembentukan pemerintahan. Negara Indonesia yang diinginkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini, Human Development Index (HDI) atau yang lebih dikenal dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan sebuah tolak ukur yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belekang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem Pendidikan Nasional serta pendidikan yang mutlak yang diatur secara tersistem dan terencana.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa globalisasi seperti saat ini masalah yang dihadapi adalah persaingan yang semakin ketat, salah satunya adalah persaingan dalam dunia kerja. Untuk
Lebih terperinciBAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT
BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT 2.1. Gambaran Umum 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Sumba, salah satu
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Secara umum, pendidikan ayah dan pendidikan ibu berpengaruh positif terhadap probabilitas bersekolah bagi anaknya, baik untuk jenjang SMP maupun SMA. Jika dibandingkan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kepribadiaannya sesuai dengan nilai - nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan manusia. Setiap individu yang dilahirkan ke dunia memerlukan pendidikan untuk menjalankan kehidupan dengan baik dan berguna bagi nusa dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam Millenium Development Goals (MDGs). MDGs berisi delapan tujuan
1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi salah satunya tercantum dalam Millenium Development
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak merupakan amanah dari Tuhan Yang Maha Esa, seorang anak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan amanah dari Tuhan Yang Maha Esa, seorang anak dilahirkan dalam keadaan yang bersih tanpa noda, laksana sehelai kain putih yang belum mempunyai motif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat menambah potensi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat menambah
Lebih terperinciMeluaskan Akses Pendidikan 12 Tahun
Cluster 1 Meluaskan Akses Pendidikan 12 Tahun Oleh: Jumono, Abdul Waidil Disampaikan pada kegiatan Simposium Pendidikan 23 Febuari 2015 Ki Hadjar Dewantara: Rakyat perlu diberi hak dan kesempatan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pendidikan nasional berfungsi mengembangkan. kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Pendidikan sebagai sarana strategis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan dan praktik penyelenggaraan dari Sekolah Bertaraf Internasional
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ini dikembangkan untuk memahami lebih jauh mengenai pelaksanaan dan praktik penyelenggaraan dari Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) yang masih dipandang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. keberadaan pekerja anak telah memberikan kontribusi dalam perekonomian.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pekerja anak merupakan salah satu fenomena tersendiri yang terjadi di Indonesia dalam hal ketenagakerjaan. Secara langsung maupun tidak langsung keberadaan pekerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar dan kekayaan alam yang berlimpah. Dengan jumlah penduduk 260 juta jiwa dan ragam kekayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usaha manusia dalam rangka memajukan aktivitas. Pendidikan sebagai suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyumbangkan kemampuan usaha manusia dalam rangka memajukan aktivitas. Pendidikan sebagai suatu aspek yang menyumbangkan
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR. Manusia sebagai individu maupun golongan
8 II. LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR A. Landasan Teori 1. Pengertian Geografi Sosial Ilmu Geografi Sosial sebagai ilmu yang mempelajari tata laku manusia terhadap lingkungannya, terdiri dari unsur-unsur:
Lebih terperinci4. Kecamatan Sipora Selatan dengan luas wilayah 268,47 km 2 (4,47%) dan. 5. Kecamatan Sipora Utara dengan luas wilayah 383,08 km 2 (6,37%) dan
4. Kecamatan Sipora Selatan dengan luas wilayah 268,47 km 2 (4,47%) dan ibukota Sioban. 5. Kecamatan Sipora Utara dengan luas wilayah 383,08 km 2 (6,37%) dan ibukota adalah Sido Makmur. 6. Kecamatan Siberut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. commit to user
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Bekalang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi perkembangan dan kemampuan individu. Melalui pendidikan diharapkan individu (siswa) dapat
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan Latar Belakang Masalah
BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang unggul hanya tercipta melalui suatu proses pendidikan. Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 1, pendidikan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU
PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 02 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DI KABUPATEN KOTABARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan global mengharuskan Indonesia harus mampu bersaing
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan global mengharuskan Indonesia harus mampu bersaing dengan negara-negara di dunia internasional. Kecenderungan tersebut yang kemudian mendorong bangsa Indonesia
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU
PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 02 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DI KABUPATEN KOTABARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia. Tujuan pendidikan itu adalah untuk mengembangkan individu baik jasmani maupun rohani
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu
1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu bangsa, melalui pendidikan akan terbentuk manusia yang cerdas, berahlak mulia dan melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan. Dalam Undang Undang 36/2009 ditegaskan bahwa setiap orang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan keluarganya merupakan hak asasi manusia dan diakui oleh segenap bangsabangsa di
Lebih terperinciB A B I V U r u s a n W a j i b P e r p u s t a k a a n
4.1.26 URUSAN WAJIB PERPUSTAKAAN 4.1.26.1 KONDISI UMUM Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana diamanatkan dalam UUD Republik Indonesia Tahun 1945, perpustakaan sebagai wahana belajar sepanjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk dunia ternyata lebih tinggi daripada perkiraan. Revisi prediksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perserikatan Bangsa-Bangsa mengungkapkan, pertumbuhan jumlah penduduk dunia ternyata lebih tinggi daripada perkiraan. Revisi prediksi pertumbuhan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dapat dikatakan sebagai sebuah kebutuhan bagi setiap orang,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dapat dikatakan sebagai sebuah kebutuhan bagi setiap orang, karena pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk kehidupan setiap manusia. Dengan pendidikan
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2014
BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 25/05/32/Th. XVI, 5 Mei 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2014 FEBRUARI 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 8,66 PERSEN Tingkat partisipasi angkatan kerja
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN
BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Data Perusahaan Westin School adalah sekolah yang mengajarkan siswa dari Kelompok Bermain sampai Sekolah Menengah Atas pelajaran dengan kurikulum pemerintah dan Singapura.Sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar serta proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinci2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar manusia dalam mewujudkan suasana belajar dengan melakukan proses pembelajaran didalamnya menjadikan peserta didik aktif mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Tujuan Pendidikan Nasional Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik dan banyak pula orang yang menganggur. Maka semakin dirasakan pentingnya dunia usaha. Salah satu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Oleh karena itu setiap warga negara
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah aset penting bagi kemajuan sebuah bangsa. Pendidikan merupakan segala bidang penghidupan dalam memilih dan membina hidup yang baik, yang sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini pendidikan merupakan hal penting yang dibutuhkan oleh masyarakat, terutama anak anak. Pendidikan merupakan faktor penting untuk menambah wawasan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam daerah tersebut
16 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan seluruh komponen masyarakat mengelola berbagai sumber daya yang ada dan membentuk pola
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menurut United Nations for Development Programme (UNDP) melalui
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari pembangunan nasional. Oleh karena itu pembangunan di bidang pendidikan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting sebagai bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi negara Indonesia, pendidikan merupakan hal yang sangat penting sebagai bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Meningkatkan kecerdasan akan lebih mendorong
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pengembangan sumber daya manusia. Meskipun
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pengembangan sumber daya manusia. Meskipun pengembangan sumber daya manusia (SDM) tidak hanya dilakukan melalui pendidikan khususnya pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHUHUAN. solusinya untuk menghindari ketertinggalan dari negara-negara maju maupun
BAB I PENDAHUHUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan jaman, apalagi memasuki dunia globalisasi abad 21, berbagai permasalahan di bidang pendidikan haruslah segera dicarikan solusinya
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Semua data yang telah berhasil dikumpulkan oleh peneliti selama melakukan penelitian akan disajikan pada bab ini. Data tersebut merupakan data tentang partisipasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini zaman semakin berkembang pesat, hal ini ditandai dengan adanya globalisasi. Globalisasi berarti tiap negara bebas untuk mengembangkan usaha di negara
Lebih terperinciSISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA Imam Gunawan Tiap tiap negara memiliki peraturan perundang undangan sendiri. Negara Kesatuan Republik Indonesia mempunyai peraturan perundang udangan yang bertingkat,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pengembangan di Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar Negara. sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kunci pengembangan bagi suatu bangsa untuk dapat unggul dalam persaingan global. Melakukan pembangunan di bidang pendidikan merupakan
Lebih terperinciDEMOGRAFI KOTA TASIKMALAYA
1. Gambaran Umum Demografi DEMOGRAFI KOTA TASIKMALAYA Kondisi demografi mempunyai peranan penting terhadap perkembangan dan pertumbuhan suatu wilayah karena faktor demografi ikut mempengaruhi pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maka Pemerintah Kota Metro sejak tahun 2010 telah mencanangkan Program
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka mewujudkan Visi Kota Metro menjadi Kota Pendidikan maka Pemerintah Kota Metro sejak tahun 2010 telah mencanangkan Program Jam Belajar Masyarakat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam pembangunan nasional yang bergerak untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai amanat UUD 1945. Kondisi ini mengakibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemiskinan, BPS (2007). Kemiskinan dipengaruhi oleh berbagai fakor antara lain,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan dari pembangunan nasional adalah mewujudkan kemakmuran, meningkatkan taraf hidup masyarakat, dan menurunkan tingkat kemiskinan. Penduduk miskin adalah penduduk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia menuju masyarakat yang madani dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan nasional merupakan salah satu faktor yang sangat strategis dalam membentuk dan mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia menuju masyarakat yang madani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu upaya untuk meningkatkan derajat kehidupan masyarakat adalah melalui pembangunan di bidang pendidikan. Pendidikan merupakan unsur yang paling vital dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan diartikan sebagai suatu proses belajar berupa aktivitas yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Manusia tidak dapat lepas
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. (time series),berupa data tahunan dalam kurun waktu periode Data
50 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder runtun waktu (time series),berupa data tahunan dalam kurun waktu periode 2001-2012. Data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. umumnya dan anak pada khususnya. Sebenarnya pendidikan telah dilaksanakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia pada umumnya dan anak pada khususnya. Sebenarnya pendidikan telah dilaksanakan sepanjang sejarah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Undang-Undang Dasar (UUD) Tahun 1945 mengamanatkan bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Dasar (UUD) Tahun 1945 mengamanatkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan guna meningkatkan kualitas dan kesejahteraan hidupnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki pengetahuan dan keterampilan serta menguasai teknologi, namun juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan dasar setiap manusiaa, pendidikan adalah hak setiap warga negara sebagai upaya mencerdaskan kehidupan bangsa yang akan berpengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional bangsa yang bersangkutan. Beranjak dari sinilah nantinya dikenal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap Negara atau bangsa selalu menyelenggarakan pendidikan demi citacita nasional bangsa yang bersangkutan. Beranjak dari sinilah nantinya dikenal pendidikan
Lebih terperinciMENEROPONG PROBLEM PENDIDIKAN DI INDONESIA Refleksi Hari Pendidikan Nasional*
MENEROPONG PROBLEM PENDIDIKAN DI INDONESIA Refleksi Hari Pendidikan Nasional* O. Nurhilal, M.Si Jurusan Fisika FMIPA Universitas Padjadjaran Alamat email : o.nurhilal@unpad.ac.id Abstrak Pendidikan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN tentang sistem Pendidikan Nasional, sebagai berikut :
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memiliki peranan penting untuk menjamin kelangsungan dan perkembangan kehidupan bangsa yang bersangkutan. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu unsur yang penting dalam menentukan arah suatu bangsa. Melalui pendidikan akan dihasilkan sumber daya manusia yang berkualitas yang
Lebih terperinciSKRIPSI RITA SRI WAHYUTI NIM: A
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING MELALUI PETA KONSEP SECARA KLASIKAL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TENTANG KERAGAMAN KENAMPAKAN ALAM KELAS V SEMESTER I SDN 03 KARANGREJO TAHUN PELAJARAN
Lebih terperinci