LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2015"

Transkripsi

1 LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA 2016

2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 48 tahun 2013, tentang Perubahan atas peraturan Gubernur Sulawesi Tenggara Tenggara Nomor 37 tahun 2008 Tentang Penjabaran tugas dan fungsi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara. Dalam melaksanakan tugasnya Dinas Kesehatan berpedoman pada Peraturan Gubernur tersebut.organisasi dan Tata Kerja Dinas Provinsi Sulawesi Tenggara,maka Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan SKPD Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara yang bertanggung jawab dalam melaksanakan program pembangunan kesehatan di Sulawesi Tenggara. Pelaksanaan program kesehatan di Sulawesi Tenggara mengacu kepada RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara yang telah dijabarkan dalam Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara. Dalam pelaksanaan kegiatan,dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, secarasinergis melaksanakan kegiatan yang dibiayai melalui APBD Provinsi, Dana Dekonsentrasi, dan dana bantuan luar negeri. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah yang diberikan kewenangan dibidang Kesehatan, berkewajiban menyampaikan hasil-hasil pelaksanaan pembangunan di bidang kesehatan baik sifatnya semesteran, tahunan maupun refleksi lima tahunan. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu disusun laporan pelaksanaan program dan kegiatantahun 2015 yang menjadi tanggungjawab Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun

3 Laporan ini menyajikan Derajat Kesehatan, Sumberdaya Kesehatan, rencana kegiatan dan capaian hasil kegiatan. dan data pembiayaan kesehatan.penyusunan laporan juga memperhatikan kewenangan pemerintah dalam bidang kesehatan sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota dan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 tentang pembagian urusan pemerintahan.pada bagian lain, Laporan ini, juga menyajikan hasil pelaksaanan program unggulan yakni program pembebasan biaya pengobatan (Bahteramas). B. Tujuan Tujuan penyusunan laporan ini adalah mengetahui capaian pelaksanaan kegiatan tahun 2015 dan permasalahan serta upaya yang dapat dilakukan. C. Landasan Hukum 1. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian urusan pemerintahan antara pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota; 2. Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 3. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan RI. Tahun ; 4. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara; 5. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 11 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Provinsi Sulawesi Tenggara; 6. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun

4 7. Peraturan Gubernur No. 37 tahun 2008 tentang penjabaran tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, sebagaimana telah dirubah dengan peraturan Gubernur Nomor 48 Tahun Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara C. Sistematika Penulisan Laporan pelaksanaan kegiatan Tahun 2015 Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, disusun secara sistematis yang terdiri dari 6 (enam) bab sebagai berikut: Bab I. Pendahuluan Menguraikan Latar Belakang, tujuan dan sistematika laporan. Bab II. Tugas dan Fungsi SKPD Menguraikan tentang struktur organisasi, susunan kepegawaian dan perlengkapan, tugas dan fungsi, dan berbagai hal yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi SKPD. Bab III. Gambaran Umum dan Kesehatan A. Situasi umum daerah menguraikan situasi geografis, situasi kependudukan, dan situasi sosial ekonomi B. Situasi Sumberdaya Kesehatan menguraikan tentang anggaran, sarana/prasarana, kefarmasian dan perbekalan kesehatan serta tenaga kesehatan Bab IV. Rencana Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2015 Menguraikan tentang berbagai jenis kegiatan yang dilaksanakan baik yang bersumber dari APBD maupun yang bersumber dari APBN dan BLN. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun

5 Bab V. Hasil Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2015 Pada bab ini diuraikan anggaran kesehatan pada tahun 2015 baik yang bersumber dari APBD Provinsi, anggaran dekonsentrasi, dan anggaran bantuan social-jaminan kesehatan, dan anggaran bantuan luar negeri. Realisasi pelaksanaan anggaran dan kegiatan difokuskan untuk pencapaian tujuan pembangunan kesehatan melalui pelaksanaan kegiatan program jaminan kesehatan melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan pembebasan biaya pengobatan, program bina gizi kesehatan ibu dan anak, program bina upaya kesehatan, program pemberantasan penyakit dan penyehatan lingkungan, program kefarmasian dan perbekalan kesehatan, dan program pengembangan sumberdaya manusia kesehatan. Bab VI. Penutup Memuat tentang kesimpulan dan saran rekomendasi perbaikan yang nantinya dapat dijadikan sebagai masukan dalam pelaksanaan program pembangunan kesehatan pada masa yang akan datang. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun

6 BAB II GAMBARAN UMUM DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA 2.1. Tugas dan Fungsi Dinas Kesehatan Struktur Organisasi Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah melalui azas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan bidang kesehatan, perlu adanya fasilitasi serta pembentukan unit kerja yang akan mengelola bidang kesehatan.kedudukan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara diatur dengan Peraturan Daerah No. 48 tahun 2013 tentang Perubahan atas peraturan Gubernur Sulawesi Tenggara Nomor 37 tahun 2008 tentang penjabaran tugas dan fungsi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara. sebagai unsur pelaksana pemerintah provinsi di bidang kesehatan dengan struktur sebagai berikut: a. Kepala Dinas; b. Sekretariat; c. Bidang Bina Gizi, Kesehatan Ibu dan Anak; d. Bidang Bina Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan; e. Bidang Bina Upaya Kesehatan dan Kefarmasian; f. Bidang Bina Sumberdaya Kesehatan dan Promosi Kesehatan; g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Kelompok Jabatan Fungsional Tugas Pokok dan Fungsi Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah melalui azas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan bidang kesehatan, perlu adanya fasilitasi serta pembentukan unit kerja yang akan mengelola bidang kesehatan. Kedudukan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara diatur dengan Peraturan Daerah No. 11 tahun 2012tentangPerubahan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Provinsi Sulawesi Tenggara sebagai unsur pelaksana pemerintah provinsi di bidang kesehatan dengan struktur sebagai berikut: Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun

7 a. Kepala Dinas; b. Sekretariat; c. Bidang Bina Gizi, Kesehatan Ibu dan Anak; d. Bidang Bina Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan; e. Bidang Bina Upaya Kesehatan dan Kefarmasian; f. Bidang Bina Sumber Daya Kesehatan dan Promosi ; g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Kelompok Jabatan Fungsional. STRUKTUR ORGANISASIDINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA (Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2012) Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun

8 a. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok membantu Gubernur dalam melaksanakan kewenanganan wajib Pemerintahan dibidang kesehatan yang diserahkan kepada Pemerintah Daerah sesuai dengan PP Nomor 38/2007, melaksanakan tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan dibidang kesehatan sesuai dengan PP nomor 7/ 2007, melaksanakan tugas lainnya yang dilimpahkan oleh Gubernur sesuai dengan tugas-tugas Dinas Kesehatan. Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana tersebut dalam Pasal 3, di atas Dinas Kesehatan mempunyai fungsi : a. Perumusan kebijakan teknis dibidang kesehatan sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan Gubernur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; b. Koordinasi penyusunan program pembangunan kesehatan, pengolahan data dan informasi kesehatan serta penelitian dan pengembangan kesehatan; c. Pelaksanaan pengendalian dan pencegahan penyakit, penanggulangan wabah dan kejadian luar biasa (KLB) serta pembinaan penyehatan lingkungan; d. Penyusunan perumusan dan penjabaran kebijakan teknis pelayanan kesehatan dasar, rujukan dan khusus; e. Pengendalian kefarmasian dan alat kesehatan, makanan dan minuman serta obat tradisional; f. Pemberian registrasi, sertifikasi, lisensi dan akreditasi terhadap tenaga kesehatan, teknologi kesehatan dan gizi; g. Pembinaan, pendayagunaan dan pengembangan sumber daya kesehatan, teknologi kesehatan dan gizi; h. Pembinaan promosi kesehatan, pemberdayaan kesehatan masyarakan, Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat ( JPKM ) dan komunikasi publik; i. Pembinaan, pelayanan, pengawasan, pengendalian,monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan kesehatan; j. Penyelenggaraan urusan kesekretariatan dinas; k. Melaksanakan fungsi lainnya yang dilimpahkan oleh Gubernur sesuai dengan fungsi Dinas Kesehatan; Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun

9 Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud di atas Dinas Kesehatan mempunyai kewenangan sebagai berikut : a) Pelaksanaan bimbingan dan pengendalian tentang surveilans penyakit menular ke seluruh Dinas Kesehatan kabupaten / Kota dan seluruh rumah sakit; b) Pelaksanaan penyelidikan terhadap timbulnya kejadian luar biasa penyakit menular yang terjadi di Kabupaten/Kota dan memiliki kesatuan epidemis; c) Penataan manajemen program imunisasi di Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota dan menata pengendalian faktor resiko terjadinya penyakit menular; d) Penataan penemuan dan tatalaksana kasus penyakit menular Kabupaten / Kota; e) Penataan pengendalian faktor resiko terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah serta penyakit metabolik di Kabupaten / Kota; f) Penatalaksanaan kasus di lapangan wilayah bencana dan wilayah kejadian luar biasa; g) Pembinaan manajemen pencegahan dan pencemaran lingkungan Kabupaten / Kota; h) Penyelenggaraan surveilans gizi buruk dan pemantauan penanggulangan gizi Kabupaten / Kota; i) Bimbingan dan pengendalian pelayanan kesehatan haji, pengelolaan pelayanan kesehatan rujukan sekunder dan tersier tertentu; j) Bimbingan dan pengendalian upaya kesehatan pada daerah perbatasan, terpencil, rawan dan kepulauan; k) Registrasi, akreditasi, sertifikasi rencana kesehatan sesuai peraturan perundang-undangan; l) Pemberian rekomendasi ijin sarana kesehatan tertentu dan pemberian rekomendasi sarana kesehatan rumah sakit pemerintah kelas B non pendidikan, rumah sakit khusus, rumah sakit swasta serta sarana kesehatan penunjang yang setara; m) Pengelolaan, penyelenggaraan dan bimbingan, pengendalian jaminan pemeliharaan kesehatan; n) Penempatan tenaga kesehatan strategis, pemindahan tenaga tertentu antar Kabupaten / Kota; o) Pendayagunaan tenaga kesehatan; Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun

10 p) Pendidikan dan latihan fungsional dan teknis; q) Registrasi, akreditasi, sertifikasi tenaga kesehatan dan pemberian rekomendasi ijin tenaga kesehatan asing; r) Penyediaan dan pengelolaan buffer stock obat, alat kesehatan, reagensia dan vaksin; c. Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi 1.Kepala Dinas Kepala Dinas mempunyai tugas memimpin, mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan dibidang kesehatan serta membina hubungan kerja dengan Instansi Pemerintah, Swasta dan lembaga kemasyarakatan lainnya. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Kepala Dinas mempunyai Uraian Tugas Jabatan sebagai berikut : 1) Menetapkan visi, misi dan rencana kerja strategis Dinas Kesehatan sebagai Dasar pelaksanaan tugas; 2) Menetapkan program kerja dan rencana anggaran tahunan Dinas serta mengusulkan kepada Gubernur; 3) Mempelajari dan melaksanakan kebijakan Gubernur di bidang Kesehatan agar tugas pokok dan fungsi dinas terlaksana dengan baik; 4) Mengkoordinasikan tugas sekretaris dan para Kepala Bidang sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing agar terjalinkeharmonisan dan hubungan kerjasama yang baik, serasi dan saling mendukung untuk terlaksananya pelaksanaan tugas. 5) Menyelenggarakan rapat secara berkala untuk mendapatkan masukan dan mengetahui hambatan pelaksanaan tugas masingmasing serta Upaya pemecahannya. 6) Membagi tugas dan memberi petunjuk kepada sekretaris dan para kepala bidang dengan mendisposisi tugas sesuai bidang tugasnya masing-masing dengan berpedoman pada ketentuan dan petunjuk atasan agar tidak tumpang tindih dalam melaksanakan tugas. 7) Membina, memotivasi dan melaksanakan pengawasan melekat terhadap staf dalam rangka peningkatan produktivitas kerja serta pengembangan karier. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun

11 8) Memantau dan mengevaluasi realisasi program kerja dan penggunaan anggaran Dinas sesuai aturan dan ketentuan yang berlaku. 9) Mengkoordinasikan Kegiatan Dinas dengan instansi Pemerintah, swasta dan Lembaga kemasyarakatan lainnya dalam rangka mendukung pencapaian program kerja. 10) Mengkaji bahan penetapan aturan, prosedur dan atau pedomanpedomanyang mendukung terhadap pelaksnaan tugas. 11) Menetapkan petunjuk operasional pelaksanaan kegiatan Dinas sebagai pedoman dalam Pelaksanaan tugas. 12) Menetapkan laporan kerja Dinas sebagai pertanggungjawaban kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. 13) Memberikan saran dan pertimbangan kepada Gubernur dalam hal-hal yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi Kepala Dinas. 14) Memaraf dan atau menandatangani naskah dinas sesuai dengan kewenangan. 15) Melaksanakan koordinasi kegiatan Dinas dengan Instansi terkait untuk kelancaran pelaksanaan tugas. 16) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Pimpinan baik secara lisan maupun lisan sebagai bahan evaluasi pimpinan dan pertanggungjawaban pelaksnaan tugas. 2. Sekretaris Sekretaris mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan koordinasi pelaksanaan, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan dinas kesehatan, serta melaksanakan tugas lainnya yang dilimpahkan oleh kepala Dinas terkait dengan tugas kesekretariatan.sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Pasal 9, Sekretaris mempunyai fungsi: a) Mengkordinasikan penyusunan rencana dan anggaran program kesehatan; Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun

12 b) Mengkordinasikan sistem informasi data kesehatan, evaluasi program, penelitian pengembangan program kesehatan; a) Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, arsip, dan dokumentasi Dinas Kesehatan; b) Pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, kerja sama, dan hubungan masyarakat; c) Penyelenggaraan urusan keuangan dan perlengkapan dalam penyelenggaraan urusan keuangan dan perlengkapan meliputi urusan perbendaharaan, akuntansi, verifikasi, ganti rugi, tindak lanjut LHP, d) Mengkoordinasikan penyusunan peraturan yang berkaitan dengan kesehatan; e) Penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara; f) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Kesehatan. Dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi bagian tata usaha terdiri dari tiga sub bagian yaitu: 1. Subag Program yang mempunyai tugas melaksanakan penyusunan program; 2. Subag Keuangan mempunyai tugas melaksanakan tugas mengelola administrasi keuangan; 3. Subag umum dan kepegawaian yang mempunyai tugas melaksanakan tugas personalia, rumah tangga, umum dan penataan hukum, pengelolaan perlengkapan kantor berdasarkan ketentuan yang berlaku; 3. Bidang Bina Gizi, Kesehatan Ibu dan Anak. Bidang Bina Gizi, kesehatan Ibu dan Anak mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan Pembinaan Penyelenggaraan Program gizi masyarakat, pelayanan kesehatan ibu dan anak dan melaksanakan tugas lainnya yang dilimpahkan oleh kepala Dinas sesuai dengan tugas Bidang Gizi, Kesehatan Ibu dan Anak. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun

13 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18, Bidang Bina Gizi, Kesehatan Ibu dan Anak mempunyai fungsi: a. Penyelenggaraan bimbingan dan pengendalian pelayanan gizi; b. Penyelenggaraan bimbingan dan pengendalian kesehatan ibu dan anak; c. Penyelenggaraan bimbingan dan pengendalian pelayanan kesehatan tradisional, alternatif dan komplementer, pelayanan kesehatan kerja, pelayanan kesehatan perkotaan dan pelayanan kesehatan olah raga; d. Pelaksanaan fungsi lainnya yang dilimpahkan oleh Kepala Dinas sesuai dengan fungsi dibidang Gizi, Kesehatan Ibu dan Anak. Bidang Bina Gizi, Kesehatan Ibu dan Anakterdiri dari: a. Seksi Bimdal Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak; b. Seksi Bimdal Kesehatan Tradisional, Kesehatan Kerja dan Olahraga; c. Seksi Bimdal Gizi Masyarakat. 4. Bidang Bina Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan. Bidang Bina Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pembinaan penyelenggaraan terkait Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan dan melaksanakan tugas lainnya yang dilimpahkan oleh Kepala Dinas sesuai tugas Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan. Bidang Bina Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan mempunyai fungsi : a. Penyelenggaraan bimbingan dan pengendalian penyakit menular langsung dan bersumber dari binatang; b. Penyelenggaraan bimbingan dan pengendalian surveilance, imunisasi, matra dan penyakit tidak menular; c. Penyelenggaraan bimbingan dan pengendalian kesehatan lingkungan dan penanggulangan wabah bencana; Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun

14 d. Pelaksanaan fungsi lainnya yang dilimpahkan oleh kepala dinas sesuai dengan tugas pengendalian penyakit dan kesehatan lingkungan. 5. Bidang Bina Upaya Kesehatan dan Kefarmasian. Bidang Bina Upaya Kesehatan dan Kefarmasian dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas Kesehatan Bidang Bina Upaya Kesehatan dan Kefarmasian mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pembinaan dan pengendalian pelayanan penunjang medis, standarisasi sarana dan peralatan kesehatan, bimbingan dan pengendalian upaya kesehatan dasar dan rujukan, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan serta melaksanakan tugas lainnya yang diilmpahkan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas upaya kesehatan dan kefarmasian ; Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pasal 37, Bidang Bina Upaya kesehatan dan kefarmasianmempunyai fungsi: a) Penyelenggaraan bimbingan dan pengendalian upaya pelayanan kesehatan laboratorium, radiologi, keterapian fisik dan penunjang medis lainnya di sarana pelayanan kesehatan serta menyelenggararakn bimbingan dan pengendalian sarana, peralatan, dan perbekalan kesehatan, registrasi, perizinan dan akreditasi sarana pelayanan kesehatan, keperawatan dan jiwa; b) Penyelenggaraan bimbingan dan pengendalian upaya Kesehatan Dasar dan Rujukan; c) Penyelenggaraan bimbingan dan pengendalian pelayanan kefarmasian meliputi obat, Makanan dan Minuman, Napza dan kosmetika; d) Pelaksanaan tugas lainnya yang dilimpahkan oleh kepala Dinas sesuai dengan tugas Penunjang Medis, Sarana dan Peralatan Kesehatan. Bidang Bina Upaya Kesehatan dan Kefarmasian terdiri dari: a. Seksi Bimdal Upaya Kesehatan Dasar dan Rujukan b. Seksi Bimdal Pelayanan Kefarmasiandan Alat Kesehatan c. Seksi Bimdal Penunjang Medik dan Sarkes, Yankep, dan Jiwa. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun

15 6.Bidang Bina Sumber Daya Kesehatan dan Promos Kesehatan. Bidang Bina Sumber Daya Kesehatan dan Promosi Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan pembinaan penyelenggaraan manajemen Promosi Kesehatan dan Komunikasi Publik, Pengembangan Sumber Daya Tenaga Kesehatan, Bimbingan dan Pengendalian Pembiyaan dan Jaminan Kesehatan serta melaksanakan tugas lainnya yang dilimpahkan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas Sumber Daya Kesehatan dan Promosi Kesehatan; Bidang Bina Sumber Daya Kesehatan dan Promosi Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 24, Bina Sumber Daya Kesehatan dan Promosi Kesehatan mempunyai fungsi : a. Penyelenggaraan bimbingan dan pengendalian pengembangan sumber daya manusia b. Penyelenggaraan bimbingan dan pengendalian penyebarluasan Promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan komunikasi publik; c. Penyelenggaraan kajian pengembangan program pembangunan kesehatan d. Penyelenggaraan evaluasi program kesehatan; e. Penyelenggaraan bimbingan dan pengendalian pengembangan jaminan kesehatan; f. Penyelenggaraan bimbingan dan pengendalian pengembangan pendidikan dan latihan tenaga kesehatan g. Pelaksanaan fungsi lain terkait peningkatan manajemen program pengembangan sumber daya kesehatan. Bidang Bina Sumberdaya Kesehatan dan Promosi Kesehatan terdiri dari: 1. Seksi Bimdal Promosi Kesehatan dan Komunikasi Publik 2. Seksi Bimdal Pengembangan SDM Kesehatan dan Diklat Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun

16 3. Seksi Bimdal Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan. 7. UPTD Balai Laboratorium Kesehatan UPTD Labkes mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas Kesehatan dalam melaksanakan sebagian kewenangan wajib Pemerintahan dibidang pelayanan laboratorium kesehatan serta melaksanakan tugas lainnya yang dilimpahkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi sesuai dengan tugas-tugas Labkes. Dalam menyelenggarakan tugas pokoknya, UPTD Labkes mempunyai fungsi: a. Melaksanakan pelayanan laboratorium kesehatan; b. Melaksanakan penunjang pelayanan laboratorium kesehatan; c. Melaksanakan pelayanan ketatausahaan laboratorium kesehatan. d. Melaksanakan fungsi lainnya yang dilimpahkan oleh Kepala Dinas Kesehatan sesuai dengan fungsi UPTD Kesehatan. e. Balai Laboratorium kesehatan dipimpin oleh Kepala Balai dan dibantu oleh Subagian Tata Usaha dan 2 (dua) Seksi. 8.UPTD Balai Pelatihan Kesehatan UPTD Bapelkes mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas Kesehatan dalam melaksanakan sebagian kewenanganan wajib Pemerintahan dibidang pelatihan kesehatan serta melaksanakan tugas lainnya yang dilimpahkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi sesuai dengan tugas-tugas Bapelkes. Dalam menyelenggarakan tugas pokoknya, UPTD Bapelkes mempunyai fungsi: a. Melaksanakan pelayanan pelatihan tenaga kesehatan; b. Melaksanakan penunjang pelayanan tenaga kesehatan; c. Melaksanakan pelayanan ketatausahaan pelatihan kesehatan; d. Melaksanakan fungsi lainnya yang dilimpahkan oleh Kepala Dinas Kesehatan sesuai dengan fungsi UPTD Kesehatan. Balai Kesehatan Masyarakat dipimpin oleh seorang Kepala Balai dan dibantu oleh Subbagian Tata Usaha, Seksi Pelayanan dan Seksi Penunjang Pelayanan. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun

17 9. UPT Balai Pengelola Farmasi dan Pertbekalan Kesehatan Propinsi Berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 51 Tahun 2014 tentang Perubahan atas peraturan gubernur Sulawesi Tenggara tentang pembentukan organisasi unit pelaksana teknis dinas dan untuk pelaksana teknis badan dilingkungan pemerintah propinsi. Mempunyai tugas dan fungsi melakukan manajemen pengelolaan kefarmasian dan alat kesehatan di Sulawesi Tenggara Balai Farmasi dipimpin oleh seorang Kepala Balai dibantu oleh Sub Bagian Tata Usaha, Seksi Pengelolaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan dan Seksi Pendistribusian pengamanan dan evaluasi farmasi, dan perbekalan kesehatan yang didukung dengan jabatan fungsional. 10. Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok Jabatan Fungsional adalah Pegawai Negeri Sipil dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai bidang keahliannya dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk Gubernur dan dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan Sumber Daya Sumber Daya Manusia Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya, Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara didukung oleh sumberdaya manusia yang memadai. Jumlah tenaga yang bekerja di Dinas Kesehatan Proivinsi Sulawesi Tenggara dan UPT Balai Pelatihan Kesehatan serta Balai Laboratorium Kesehatan sampai dengan tahun Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun

18 2015 adalah sebanyak 395 ( Tiga Ratus Sembilan Puluh Lima ) pegawai yang terdiri dari 32 pejabat struktural, 28 fungsional dan 363 orang staf. Tabel Jumlah Tenaga Menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2015 Dinas Kesehatan Prov. Sulawesi Tenggara N o Pendidikan Kantor Dinkes Bapelkes Labkes Balai Farmasi Jumlah 1 Dokter - Umum Gigi Pascasarjana (S2): - Kesehatan Umum Sarjana S1/DIV: - Kesehatan Umum Diploma III: - Kesehatan Umum Diploma I SLTA/SMK/SMAK SLTP Jumlah Sumber: Data Kepagawaian Dinas Kesehatan Prov. Sultra Tahun 2015 Dari tabel di atas dapat dikatakan bahwa pada tahun 2015 jumlah pegawai yang bekerja di Dinas Kesehatan kualifikasi pendidikan dibidang kesehatan 253 orang ( 64%), hal ini berarti bahwa lebih dari setengah pegawai Dinas Kesehatan adalah tenaga teknis yang profesional di bidangnya, sehingga dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya menjadi lebih terarah. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun

19 Sarana Prasarana Penunjang Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara adalah Eks Gedung Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Tenggara terletak di Jalan Balai Kota III No. 43 Kel. Kec. Kadia. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara berdiri diatas lahan seluas m2 dan terdiri dari tiga Bangunan kantor, satu bangunan tempat ibadah (masjid), dua garasi kendaraan roda empat, satu kantin, dan satu gudang. Bila dilihat dari bentuk bangunan, terdapat dua bangunan kantor bertingkat dan satu tidak bertingkat. Perkantoran ini mempunyai jaringan listrik PLN dengan daya Watt, Air bersih (PDAM) dengan kapasitas air/bulan mencapai rata-rata 30 m 3, dan mempunyai Enam line jaringan telepon (telkom). Disamping itu, Dinas kesehatan juga mempunyai pergudangan yang terletak di Kantor eks. Dinas Kesehatan (Jalan Dr. Ratulangi No.147 Kendari). Pergudang an tersebut adalah gudang kesehatan dan perbekalan kesehatan, Gudang Vaksin, Gudang Peralatan Kesehatan. Kendaraan roda 4 (empat) tercatat 29 unit dan kenderaan roda 2 (dua) tercatat 24 unit. Berbagai peralatan lain yang dimiliki Dinas Kesehatan adalah peralatan meubiler (230 meja, 182 kursi, 44 lemari arsip), peralatan komputer (PC, Laptop, Printer, LCD/infokus, dan layar), mesin ketik, brankas, sound system, mesin fax, dan AC. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun

20 BAB III GAMBARAN UMUM A. Situasi Umum 1. Geografis dan Pemerintahan Provinsi Sulawesi Tenggara terletak di jazirah Tenggara pulau Sulawesi, secara geografis terletak di bagian Selatan garis Khatulistiwa, memanjang dari Utara ke Selatan di antara 3 o -6 o LS dan membentang dari Barat ke Timur diantara 120 o 45' o 06' BT. Berbatasan di sebelah Utara dengan Provinsi Sulawesi Selatan dan Provinsi Sulawesi Tengah, sebelah Selatan dengan Provinsi NTT di laut Flores, sebelah Timur dengan Provinsi Maluku dan sebelah Barat dengan Provinsi Sulawesi Selatan di Teluk Bone. Wilayah mencakup daratan (Jazirah) Pulau Sulawesi dan memiliki wilayah daratan seluas Km 2 atau hektar dan wilayah perairan (laut) diperkirakan seluas Km 2 atau 11 juta hektar. Secara administrasi Provinsi Sulawesi Tenggara terdiri atas 17 wilayah Kabupaten/Kota (Kabupaten Buton, Muna, Konawe, Kolaka, Konawe Selatan, Wakatobi, Bombana, Kolaka Utara, Buton Utara, Konawe Utara, Kolaka Timur, Konawe Kepulauan, Muna Barat, Buton Tengah, Buton Selatan, Kota Kendari, Kota Baubau). Tabel 3.1. Wilayah Administrasi Pemerintahan Provinsi Sulawesi Tenggara No Kabupaten/Kota Luas Wilayah Jumlah (Km 2 ) Kecamatan Desa/Kel. 1 Buton 1.212, Muna 1.922, Konawe 4.435, Kolaka 3.283, Konawe Selatan 5.779, Bombana 3.001, Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun

21 No Kabupaten/Kota Luas Wilayah (Km 2 ) Jumlah Kecamatan Desa/Kel. 7 Wakatobi 559, Kolaka Utara 3.391, Buton Utara 1.864, Konawe Utara 5.101, Kota Kendari 300, Kota Baubau Kolaka Timur 3.634, Konawe Kepulauan 867, Muna Barat 1.022, Buton Tengah Buton Selatan 509, Jumlah , Secara administratif pemerintahan, Provinsi Sulawesi Tenggara terdiri atas 15 Kabupaten dan 2 Kota, 223 kecamatan dan 2276 desa/kelurahan, sebagaimana terlihat pada tabel di atas. 2. Kondisi Kependudukan Karakteristik demografis Sulawesi Tenggara ditandai dengan penyebaran penduduk antar wilayah yang tidak merata, kepadatan penduduk yang rendah, pertumbuhan penduduk yang melampaui angka nasional, struktur penduduk yang berbentuk piramida dan angka ketergantungan (dependency ratio) yang cukup tinggi. Laju pertumbuhan penduduk Sulawesi Tenggara pada kurun waktu adalah sebesar 2,79 % per tahun dan pada kurun waktu menjadi 2,25 % per tahun. Laju pertumbuhan penduduk tertinggi di Kota Kendari sebesar 4,15 %, disusul Kabupaten Bombana 3,81%, Kolaka Utara 3,26% dan Kolaka 3,18%, sedangkan laju pertumbuhan penduduk terendah ada di kabupaten Wakatobi dan Buton masing-masing 0,34% dan 0,36%. Publikasi proyeksi penduduk Indonesia disebutkan bahwa jumlah penduduk Sulawesi tenggara berturutturut (dalam ribuan) (2010), (2015), (2020), Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun

22 (2025), (2030), dan (2035). Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010, komposisi penduduk Sulawesi Tengara menurut kelompok umur, menunjukkan bahwa penduduk yang berusia muda (0-4 tahun) sebanyak 12,03%. Penduduk muda yang belum produktif mencakup usia 0-14 tahun sebesar 35,06%, sedangkan penduduk yang berusia tahun mencapai 50,22%, dan yang berusia 60 tahun ke atas sebesar 5,83%. Dengan demikian maka Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio) penduduk Indonesia pada tahun 2007 sebesar 66,94%. Angka ini mengalami sedikit penurunan dibandingkan tahun 2006 sebesar 68,71%. Kabupaten/Kota dengan angka beban tanggungan tertinggi adalah Kabupaten Buton sebesar 88,03%, diikuti oleh Kabupaten Muna sebesar 81,88%, dan Buton Utara sebesar 75,74%. Sedangkan Kabupaten/Kota dengan Angka Beban Tanggungan terendah yaitu Kota Kendari sebesar 52,37%, diikuti oleh Kota Bau-Bau sebesar 60,94% dan Kabupaten Konawe Selatan sebesar 61,39%. Berdasarkan tipe daerah, angka beban tanggungan di pedesaan lebih besar dibandingkan perkotaan, yaitu 69,50% berbanding 56,66%. No Tabel 3.2. Sebaran dan Jumlah Penduduk Per Kabupaten/Kota 2015 Jumlah Kepadatan Luas Wilayah Kabupaten/Kota (Km 2 Penduduk (jiwa/km ) 1 Buton 1.212, ,89 2 Muna 1.922, ,69 3 Konawe 4.435, ,67 4 Kolaka 3.283, ,77 5 Konawe Sel 5.779, ,15 6 Bombana 3.001, ,74 7 Wakatobi 559, ,41 8 Kolaka Utara 3.391, Buton Utara 1.864, ,05 10 Konawe Utara 5.101, ,45 Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun

23 No Kabupaten/Kota Luas Wilayah Jumlah Kepadatan (Km 2 ) Penduduk (jiwa/km 11 Kota Kendari 300, , Kota Baubau ,80 13 Kolaka Timur 3.634, ,04 14 Konawe Kepulauan 867, Muna Barat 1.022, ,37 16 Buton Tengah Buton Selatan 509, ,02 Jumlah , ,85 Sumber : Sultra dalam Angka, Situasi Sosial Ekonomi dan Budaya Faktor ekonomi sangat berpengaruh terhadap upaya peningkatan derajat kesehatan. Peningkatan pembangunan ekonomi berperan dalam secara timbal balik dengan peningkatan pembangunan kesehatan. Untuk itu, menciptakan kemajuan ekonomi daerah dengan penekanan terhadap pentingnya pembangunan sumberdaya manusia akan meningkatkan produktivitas daerah, inovasi dan terobosan yang memberikan daya ungkit terhadap pembangunan daerah. Secara umum persentase penduduk miskin di Provinsi Sulawesi Tenggara masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata Nasional yaitu sebesar 13,33%. Perkembangan persentase penduduk miskin di Provinsi Sulawesi Tenggara dari tahun dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun

24 Grafik 3.1 Penduduk Miskin Provinsi Sulawesi Tenggra Tahun Sumber : Susenas, BPS-2015 B. Perkembangan Sumber Daya Kesehatan B.1. Sarana dan Prasarana Kesehatan Bila dilakukan pengelompokan bahwa jenis sarana pelayanan kesehatan dimaksud dapat dikelompokan menjadi 3 (tiga) yakni fasilitas pelayanan kesehatan rujukan dalam hal rumah sakit, fasilitas pelayanan kesehatan dasar (Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling) dan fasilitas pelayanan kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM). a. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rujukan Keadaan fasilitas pelayanan kesehatan rujukan di Provinsi Sulawesi Tenggara secara kuantitatif menunjukan peningkatan dalam 5 tahun terakhir. Hal ini dapat dilihat pada beberapa jenis sarana pelayanan kesehatan misalnya saja pada tahun 2015 jumlah sakit sebanyak 33 unit lebih banyak dibanding Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun

25 tahun 2007 sebanyak 21 Rumah Sakit sebagai pusat rujukan pelayanan kesehatan di Kabupaten/ Kota. Rumah Sakit Umum Provinsi sebagai pusat rujukan tertinggi berkembang pesat dan pada saat ini sedang pembangunan tambahan gedung baru, khususnya gedung kelas III. Jumlah tempat tidur yang tersedia juga menunjukan peningkatan yakni dari 1032 TT tahun 2007 menjadi 1081 TT tahun No Tabel 3.3 Perkembangan Rumah Sakit Menurut Kepemilikan Tahun Status Kepemilikan RUMAH SAKIT Pemerintah Pemerintah Kab/Kota TNI Polri BUMN Khusus Swasta Swata (RS/klinik bersalin) RSIA Klinik umum Swasta Jumlah ] Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun

26 Tabel 3.4 Perkembangan Rumah Sakit Menurut Kepemilikan Tahun No Sarana Kesehatan Jumlah RS Ratio per ,2 1,5 1,5 1,54 1,7 1,7 1,7 1,7 pddk 2 Jumlah TT Ratio terhadap , ,21 pddk 3 Jumlah TT Kls III Rasio terhdp 1500 pddk sasaran jamkesmas + Bahteramas 0,7 0,7 0,8 0,9 1 1,42 1,42 1,42 Pada tahun 2015 Jumlah rumah sakit di Provinsi Sulawesi Tenggara sebanyak 33 Unit, yang terdiri dari Rumah Sakit Pemerintah ternasuk TNI/PolRI sebanyak 17 unit dan rumah sakit swasta sebanyak 17 unit. Adapun sebaran rumah sakit menurut Kabupaten/Kota Tahun 2015 seperti pada Tabel berikut. No. Tabel 3.5 Data Rumah Sakit se Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2015 Nama Kab/Kota Rumah Sakit (RS) Jumlah Pemerintah Pemda Swasta Akreditasi 1 KONAWE KOLAKA 2 1 (BUMN) BAU-BAU BUTON WAKATOBI KOLAKA UTARA BUTON UTARA MUNA KONAWE UTARA BOMBANA KONAWE SELATAN KOTA KENDARI 10 2 (TNI, POLRI) Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun

27 13 KOLTIM KONKEP P R O V I N S I MUNA BARAT BUTON TENGAH BUTON SELATAN T O T A L Sumber data : Dinkes Prov. Sultra Thn b. Upaya Pelayanan Kesehatan Dasar Sejalan dengan tuntutan masyarakat dalam akses pelayanan kesehatan, penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dasar juga menunjukan perkembangan. Jumlah Puskesmas Perawatan tahun 2008 sejumlah 63 unit meningkat menjadi 94 unit pada tahun Puskesmas non perawatan juga mengalami peningkatan dari 144 Unit tahun 2008 menjadi 187 unit pada Begitu pula Puskesmas keliling juga mengalami peningkatan dari 89 unit tahun 2008 menjadi 207 unit tahun No Sarana Kesehatan 1 Jumlah Puskesmas Rasio Puskesmas per pddk 2 Jumlah Puskesmas Pembantu Rasio Pustu per pddk 3 Jumlah Posyandu Rasio Posyandu dalm 1000 balita Tabel 3.6. Perkembangan Puskesmas di Provinsi Sulawesi Tenggara , ,32 2,8 2,7 2,2 1, ,6 11,63 11,9 11,4 12,9 12, Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun

28 Adapun distribusi Puskesmas menurut Kabupaten/Kota dijelaskan seperti pada Tabel berikut : Tabel 3.7. Distribusi Puskesmas menurut Kabupaten/Kota Tahun 2015 Puskesmas Rasio Pusk No. Nama Kab/Kota Jumlah Rawat Rawat PONED / Jalan Inap pnddk 1 KONAWE KOLAKA BAU-BAU BUTON WAKATOBI KOLAKA UTARA BUTON UTARA MUNA KONAWE UTARA BOMBANA KONAWE SELATAN KOTA KENDARI KOLTIM KONKEP MUNA BARAT BUTON TENGAH BUTON SELATAN Jumlah Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi ketersediaan sarana Prasarana pelayanan kesehatan di Puskesmas, dapat dijelaskan bahwa dari 281 Puskesmas Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun

29 dapat dikategorikan baik sebanyak 180 unit (64%), Rusak ringan 70 unit (24 %), Rusak Berat 40 Unit ( 14 %), dan Rusak Total 0 ( 0%) c. Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat Disamping sarana pelayanan kesehatan rujukan dan pelayanan kesehatan dasar, upaya pendekatan pelayanan kesehatan terus dilakukan melalui Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat. Keberhasilan pengembangan UKBM juga dapat dilihat dengan semakin tahun jumlah UKBM semakin bertambah. Pada tahun 2009 jumlah Polindes, Poskesdes dan desa siaga sebanyak 1865 unit bertambah menjadi unit pada tahun Begitu pula jumlah Posyandu aktif juga bertambah yakni dari 2822 unit pada tahun 2009 menjadi 1351 Unit tahun Pada gambar di bawah ini dapat dilihat perkembangan UKBM di Provinsi Sulawesi Tenggara sejak tahun 2009 hingga Grafik 3.2. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2009 s.d 2015 Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun

30 Jumlah UKBM pada Tahun 2015 sebanyak unit, yang terdiri dari Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) sebanyak 907 unit, Pos Kesehatan Pesantren sebanyak 55 unit, Posyandu sebanyak 1882, Pos Obat Desa sebanyak 256 unit dan Pos Usaha Kesehatan Kerja (UKK) sebanyak 5 unit. Adapun Distribusi UKBM menurut jenisnya di Kabupaten/Kota seperti pada Tabel berikut. No. Tabel 3.8. Distribusi UKBM menurut jenisnya di Kabupaten/Kota Prov. Sultra Tahun 2015 U K B M Nama Kab/Kota Poske s des Poskes tren Posyan du Pos obat desa Pos UKK 1 KONAWE KOLAKA BAU-BAU BUTON WAKATOBI KOLAKA UTARA BUTON UTARA MUNA KONAWE UTARA BOMBANA KONAWE SELATAN Total KOTA KENDARI KOLTIM KONKEP MUNA BARAT BUTON TENGAH BUTON SELATAN Jumlah Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun

31 B.2. Tenaga Kesehatan B.2.1. Ketersediaan Tenaga Kesehatan Sumberdaya manusia kesehatan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pelayanan kesehatan. Menurut WHO, lebih dari 70% kesuksesan pelayanan kesehatan ditentukan oleh sumberdaya manusia kesehatan. Berkaitan dengan itu, pemerintah senantiasa memberikan perhatian yang serius terhadap jumlah dan mutu sumberdaya kesehatan. Jumlah tenaga kesehatan setiap tahunnya terus bertambah. Pada tahun 2008 jumlah tenaga kesehatan di Provinsi Sulawesi Tenggara sebanyak orang bertambah pada tahun 2015 menjadi orang. Keberadaan tenaga kesehatan dapat dikelompokan menjadi tenaga medis, tenaga keperawatan dan tenaga non keperawatan. Tenaga medis khususnya dokter spesialis menunjukan perkembangan yakni dari 50 orang tahun 2008 menjadi 136 orang tahun Begitu pula dokter umum bertambah dari 301 orang tahun 2008 menjadi 436 orang tahun Pada Tabel berikut disajikan tenaga perkembangan jenis tenaga (Medis dan Keperawatan/Kebidanan) di Provinsi Sulawesi Tenggara. Tabel 3.9. Perkembangan dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi, bidan dan Perawat di Provinsi Sulawesi Tenggara No Tenaga Kesehatan Pencapaian Jumlah Dokter Spesialis Rasio Dokter Spesialis (4 Per Penduduk) 2,41 2,41 2, , ,64 Jumlah Dokter Umum Rasio Dokter (25 Per Penduduk) ,07 Jumlah Dokter Gigi Rasio Dokter Gigi (6 Per Penduduk) ,17 Jumlah Perawat Rasio Perawat (158 Per Penduduk) 99, ,6 141, ,26 Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun

32 Jumlah Bidan Rasio Bidan (75 Per Penduduk) ,63 Jumlah Tenaga Farmasi dan Apoteker Rasio Tenaga Kefarmasian (28 Per- 2,7 2,6 4,1 6,1 20, Penduduk) Jumlah Ahli Gizi Rasio Ahli Gizi (25 Per Penduduk) 19 21,3 23,9 25,8 25, ,94 Jumlah Tenaga Sanitasi Rasio Tenaga Sanitarian (30 Per ,9 29,3 23,2 21,9 20, Penduduk) Disamping dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi, perawat dan bidan, keberadaan tenaga kesehatan non perawatan juga sangat penting. Jenis tenaga ini meliputi tenaga kefarmasian, tenaga gizi, sanitasi, kesmas, keteknisian medis dan keterapian fisik. Jumlah jenis tenaga ini juga menunjukkan perkembangan dalam kurun 5 tahun terakhir. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut. Pengembangan sumberdaya manusia bidang kesehatan diarahkan untuk meningkatkan jumlah, mutu, dan distribusi tenaga kesehatan. Peningkatan mutu dilakukan dengan meningkatkan jenjang pendidikan tenaga kesehatan, misalnya dari D1 ke D3, dari D3 ke D4 dan S1, dari D4 dan S1 ke S2, dan juga pendidikan dokter spesialis. Disamping itu, untuk peningkatan ketrampilan tenaga kesehatan dilakukan pendidikan pelatihan (diklat) dibidang program kesehatan, seperti pelatihan gizi, pelatihan petugas pemeriksa kesehatan calon jemaah haji, pelatihan bidan poskesdes, dan lain sebagainya. B.3. Pembiayaan Kesehatan Dinas Kesehatan sebagai unsur teknis pemerintah Provinsi Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun

33 Sulawesi Tenggara memberikan kontribusi bagi pendapatan daerah. Kontribusi ini berupa restribusi jasa pelayanan kesehatan melalui Balai Laboratorium Kesehatan, restribusi jasa pemakaian kekayaan negara melalui Balai Pelatihan Kesehatan dan restribusi lainnya. Untuk menjalankan tugas pokok dan fungsinya, Dinas Kesehatan mendapat pembiayaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Pembiayaan tersebut digunakan untuk membiayai belanja tidak langsung dan belanja langsung. Jumlah dana yang dialokasikan untuk pelaksanan kegiatan kesehatan bersumber dari APBD Provinsi Sulawesi Tenggara menunjukan penurunan dari tahun Grafik 3.3 Perkembangan APBD Dinkes Sultra Tahun Pada tahun 2009 sebesar Rp ,- menurun pada tahun 2010 sebesar Rp ,- begitu pula pada tahun Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun

34 2011 sebesar Rp ,-. Penurunan ini disebabkan oleh karena alokasi anggaran untuk klaim pembebasan biaya pengobatan dipindahkan dari DPA-SKPD Dinas Kesehatan ke DPA-Sekretariat Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara melalui pos bantuan.sedangkan Tahun 2012 meningkat menjadi dan tahun 2013 meningkat lagi menjadi peningkatan ini terjadi karena adnya pembayaran Tunjangan Perbaikan Penghasilan (TPP) bagi PNS. Dan pada tahun 2015 terjadi kenaikan menjadi Bila dilakukan analisis menurut jenis belanja terlihat bahwa jenis belanja langsung menunjukan penurunan yang sangat signifikan dari tahun 2009 sampai dengan tahun Pada tahun 2009 jenis belanja langsung sejumlah Rp (45% dari total anggaran) turun menjadi Rp atau 8,4% tahun 2012, hal ini disebabkan oleh karena alokasi anggaran untuk klaim pembebasan biaya pengobatan dipindahkan dari DPA-SKPD Dinas Kesehatan ke DPA-Sekretariat Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara melalui pos bantuan, sedangkan pada tahun Tahun 2013 terjadi peningkatan sebesar Rp Kenaikan ini disebabkan karena adanya pembanguan gedung baru Labkes sebesar Rp , di Tahun 2015 meningkat menjadi Kondisi ini menunjukan bahwa ketergantungan pada dana APBN dalam pembangunan kesehatan masih sangat tinggi. Disamping mengelola dana APBD, Dinas Kesehatan juga menerima dana dari Kementerian Kesehatan berupa dana dekonsentrasi, Tugas Pembantuan dan dana hibah bantuan luar negeri yang dimanfaatkan untuk membiayai program strategis kementrian kesehatan di Sulawesi Tenggara. Dana bantuan sosial berupa Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun

35 pembiayaan jaminan kesehatan (Jamkesmas) juga diperoleh u ntuk membiayai kegiatan pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas dan Rumah Sakit. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan juga pembayaran klaim pelayanan Jamkesmas ke seluruh rumah sakit yang bekerjasama melaksanakan program Jamkesmas di Sulawesi Tenggara. Dana untuk membiayai pelaksanaan pembangunan bidang kesehatan melalui dana dekonsentrasi, Tugas Pembantuan, dana bantuan sosial/jaminan kesehatan masyarakat dan bantuan luar negeri secara keseluruhan menunjukan peningkatan. Pada tahun 2009 jumlah dana tersebut sebesar Rp ,- meningkat menjadi Rp ,- pada tahun Dan di Tahun 2015 meningkat menjadi Bila dilakukan analisis menurut sumber anggaran terlihat bahwa dana untuk kegiatan jaminan kesehatan masyarakat menunjukan peningkatan yang signifikan yakni dari Rp ,- tahun 2008 menjadi Rp pada tahun Dana dekonsentrasi meningkat yakni Rp ,- tahun 2008 menjadi Rp ,- tahun Dana dekonsentrasi yang dialokasikan digunakan untuk melakukan penguatan di kabupaten/kota, konsolidasi dan koordinasi serta hal-hal yang berkaitan dengan kewenangan pemerintah provinsi di bidang kesehatan. Adapun rincian anggaran APBN tahun menurut sumber pembiayaan seperti pada grafik berikut. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun

36 Grafik. 3.5 Rincian anggaran APBN Tahun menurut Sumber Pembiayaan (dalam Jutaan rupiah) Grafik. 3.6 Perkembangan Pembiayaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara bersumber dari APBN Tahun Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun

37 Tabel 3.10 Pembiayaan Pembangunan Kesehatan di Provinsi Sulawesi Tenggara menurut sumbernya Tahun 2015 No Sumber Biaya/Program Jumlah Anggaran I Dekonsentrasi Program Dukungan Manajemen dalam Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Program Bina Gizi dan KIA Program Bina Upaya Kesehatan Program P2PL Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Program Pengembangan dan Pemberdayaan SDM II Tugas Pembantuan Program Bina Gizi dan KIA ( BOK) Program Bina Upaya Kesehatan Program Kesehatan Lingkungan III Dana Alokasi Khusus Pelayanan Kesehatan Dasar Pelayanan Farmasi Pelayanan Kesehatan Rujukan IV BLN GF. TB GF. Malaria GF. HIV-AIDS NLR Kusta V APBD Provinsi Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung Program PBP Bahtermas VI APBD Kabupaten/Kota di Luar DAK Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun

38 Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun

39 BAB IV RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2015 A. Program Jaminan Kesehatan dan Pembebasan Biaya Pengobatan Jaminan kesehatan dan pembebasan biaya pengobatan merupakan program strategis untuk memberikan jaminan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang kurang mampu. Jumlah dana yang akan dialokasikan untuk program Jamkesmas tahun 2012 diperkirakan sama dengan tahun lalu, yaitu Rp yang akan dipergunakan untuk membiayai pelayanan kesehatan bagi Jiwa peserta Jamkesmas di Sulawesi Tenggara. Alokasi dana untuk pembebasan biaya pengobatan sebesar Rp ,000 (masuk pos bantuan sekretariat daerah) yang terdiri dari anggaran pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas sebanyak Rp 1, ,- dan anggaran pembayaran klaim Rumah Sakit sebesar Rp 4,490,903,000. Pada tahun 2015, Penyedia Pelayanan Kesehatan (PPK) direncanakan akan bertambah dari 14 Rumah Sakit menjadi 17 Rumah Sakit. Penambahan ini berkaitan dengan beroperasinya RSUD Buton Utara, RSUD Konawe Utara, dan adanya perjanjian kerjasama (PKS) dengan RS Dr.Ismoyo-Kendari. Sedangkan jumlah Puskesmas yang melayani Jamkesmas diperkirakan tidak mengalami perubahan yaitu 247 Puskesmas yang tersebar di 12 kabupaten/ kota. Untuk lebih jelasnya diuraikan pada tabel berikut. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

40 Tabel 4.1. Jumlah Anggaran dan Sasaran Jaminan Kesehatan dan Pembebasan Biaya Pengobatan Tahun 2015 No Uraian Jamkesmas Bahtermas Jumlah 1 Jumlah Anggaran Sasaran Peserta (Jiwa) Persentase penduduk tercakup (Data Pendu ---duk SP2010) 4 PPK RS Puskesmas Untuk mendukung pelaksanaan program Jamkesmas, Dinas kesehatan mendapat dana dekonsentrasi sebanyak Rp yang dialokasikan untuk membiayai kegiatan pengelolaan program Jamkesmas di Provinsi dan Kab/Kota, Pelaksanaan/Pengelolaan Program Jamksmas di Provinsi, Kab/Kota, Administrasi Kegiatan Pengelolaan Jamkesmas di Provinsi, Koordinasi dan Sinkronisasi Program Jamkesmas, Bombingan dan monitoring pelaksanaan/pengelola JKN di Provinsi, Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Tingkat Provinsi, Sosialisasi JKN untuk Daerah Daratan, Sosialisasi JKN untuk daerah kepulauan, Pertemuan Evaluasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional Tingkat Provinsi dan Evaluasi Pelaksanaan JKN di Kabupaten/Kota. B. Program Kefarmasian dan Perbekalan Kesehatan Pada tahun 2015, dana dekonsentrasi untuk kegiatan Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan sebesar Rp yang pemanfaatannya untuk pencapaian indikator kinerja utama program yakni Peningkatan Ketersediaan Obat dan Vaksin 100%. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka kegiatan utama yang dilakukan pada tahun 2015 adalah sebagai berikut: Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

41 a. Peningkatan Pelayanan Kefarmasian b. Peningkatan ketersediaan obat Publik da obat perbekalan c. Biaya Opersional Instalasi Farmasi d. Peningkatan Produksi dan Distribusi Alkes e. Peningkatan Produksi dan Distribusi Kefarmasian f. Dukungan Manajemen Kefarmasian Pada tabel 4.2 dapat dilihat uraian anggaran dan kegiatan Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan tahun Tabel 4.2. Uraian anggaran dan Kegiatan Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2015 No KEGIATAN SASARAN ANGGARAN (Rp) LOKASI PELAKSANAAN 1. Pemantauan Penggunaan Obat dalam Pelaksanaan JKN di Puskesmas dan Rumah Sakit 7 kab/kota 2. Pertemuan Analisis dan Pengolahan Data 23 OR 3. Peningkatan Mutu Pelayanan Kefarmasian dalam Pelayanan Kesehatan di era JKN 37 OR Monitoring Ketersediaan Obat Dan Vaksin 14 Kab/Kota Biaya Pengelolaan dan Pengemasan Kembali Obat Program Kesehatan Harmonisasi dan Integrasi Perencanaan Kebutuhan Obat RKO dan Implementasi Pengelolaan Obat Satu Pintu Peningkatan Kemampuan SDM dalam implementasi sistem elektronik pada bimwasdal alkes dan PKRT 12 Bulan 31 OR 2 OR 8. Sampling Produk Alkes dan PKRT 2 kab/kota Pembekalan CDOB untuk Tenaga Kesehatan dan Penanggungjawab Teknis sarana distribusi obat Pemutakhiran Data Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tingkat Provinsi - Profil Kefarmasian Rapat Koordinasi Nasional Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan di Palu Konsultasi Teknis KE DITJEN. Bina Kefarmasian Dan ALKES Konsultasi Teknis Dalam Rangka Penyusunan Dan Pembahasan RKA RK- AKL Tahun 2016 JUMLAH 34 OR 31 OR 14 Kab/Kota 3 TR 2 TR Kab/Kota Palu (Sulteng) Jakarta Jakarta Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

42 C. Program Gizi, Kesehatan Ibu Dan Anak 1. Perbaikan Gizi Pada tahun 2015, program perbaikan gizi mendapat alokasi dana sebesar Rp , Fokus pemanfaatan dana tersebut ditujukan untuk membiayai kegiatan prioritas dalam rangka pencapaian indikator utama program perbaikan gizi yang meliputi cakupan pemantauan pertumbuhan balita di Posyandu naik dari 70.3% tahun 2011 menjadi 75% tahun 2012, namun di tahun 2013 turun menjadi 69.98%, di tahun 2014 naik menjadi 77.7% dan di Tahun 2015 naik menjadi penanganan kasus gizi buruk (100%). Untuk mencapai target indikator tersebut, maka dirumuskan kegiatan program perbaikan gizi tahun 2015, Adapun uraian anggaran dan kegiatan secara rinci disajikan pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.3. Anggaran dan Kegiatan Perbaikan Gizi Tahun 2015 NO KEGIATAN SASARAN ANGGARAN (Rp) LOKASI 1 Pelaksanaan Surveilans Khusus dan Surveilans Tingkat Kabupaten /Kota - 2. Penyusunan Laporan Bulanan dalam Rangka 10 Bulan Surveilans Gizi Pelacakan dan Informasi Gizi Buruk 14 Kab/Kota Verifikasi Informasi dan Kajian Epidemiologi 14 Kab/Kota Rapat LS dan LP Kab/Kota dalam Rangka 14 Kab/Kota Surveilans Gizi Pelaporan Indikator Kinerja Pembinaan Gizi 10 Bulan berbasis SIGIZ.Com Pengumpulan Data Pemantauan Status Gizi 14 Kab/Kota (PSG) Peningkatan Kapasitas Penilaian Pertumbuhan Balita - Peningkatan Kapasitas Petugas Gizi dalam 154 orang 9 Penilaian Pertumbuhan Balita (Kolaka, Koltim, Konawe, Konsel, Kota Kendari, Konawe Kepulauan dan Wakatobi Kab/Kota Kab/Kota Kab/Kota Kab/Kota Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

43 NO KEGIATAN SASARAN ANGGARAN (Rp) LOKASI Peningkatan Kapasitas Petugas dalam - 11 konseling ASI Peningkatan Kapasitas Petugas Gizi dalam 24 Orang 12 konseling ASI 13 Peningkatan Kapasitas Tenaga Gizi dalam 26 Orang Pelaksanaan PSG 14 Orientasi Petugas dalam Penanganan - Anemia dan Kretin 15 Sosialisasi Terpadu Pembinaan Gizi - Masyarakat di Provinsi 16 Diseminasi Hasil PSG di Tingkat Provinsi - 17 Pertemuan Koordinasi LP/LS terkait - Percepatan Perbaikan Gizi 18 Roundtable Gernas Percepatan Perbaikan 24 Orang Gizi 19 Pengadaan PMT Bumil KEK dan MP-ASI Kg 20 Biaya Manajemen PMT dan MP-ASI 14 PT 21 Buku Pedoman untuk kegiatan Pemantauan Buku Pertumbuhan Balita 22 Bimbingan Teknis Petugas Dinas Prov ke 56 OT Kab/Kota 23 pembinaan petugas kabupaten ke 48 OT puskesmas 24 Konsultasi Program Gizi ke Pusat 4 OT 25 Dukungan Kegiatan Pemantapan Rencana 4 OT Aksi Pembinaan Gizi di Pusat 26 Review Capaian Indikator Kegiatan 3 OT Pembinaan Gizi di Pusat 27 Review Capaian Indikator Kegiatan 41 Orang Pembinaan Gizi Tahun 2015 Tingkat Provinsi 28 Dukungan Manajemen dan distribusi Sarana 12 PT dan prasarana Gizi di Provinsi dan Kabupaten 29 Dukungan Manajemen Pelaksanaan Verifikasi 14 Kab/Kota dan Kajian Epidemiologi di Kabupaten/Kota 30 Validasi dan Verifikasi Data Surveilans Gizi 26 OT 31 Supervisi pelaksanaan PSG di Kab/Kota 13 OT JUMLAH Kab/Kota Kab/Kota Jakarta Jakarta Prov dan Kab/Kota Prov, Kab/Kota Kab/Kota Kab/Kota 2.Kesehatan Ibu Reproduksi Pada tahun 2015, program Kesehatan Ibu Reproduksi mendapat alokasi dana sebesar Rp Fokus pemanfaatan dana tersebut ditujukan untuk membiayai kegiatan prioritas dalam rangka menurunkan angka kematian ibu (AKI). Disamping penurunan angka kematian ibu, alokasi Dana tersebut untuk mencapai indikator Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

44 cakupan K4 76% tahun 2015; Persalinan Tenaga Kesehatan 81. % tahun 2013; Penanganan komplikasi 22.33% tahun 2014; pelayanan ibu nifas 80% tahun 2015 dan cakupan KB Aktif 55.26% tahun Untuk mencapai target indikator tersebut, maka dirumuskan kegiatan program Kesehatan Ibu Tahun Adapun uraian anggaran dan kegiatan secara rinci disajikan pada Tabel berikut. Tabel 4.4. Anggaran dan Kegiatan Program Kesehaan Ibu Tahun 2015 NO KEGIATAN SASARAN ANGGARAN 1 Penyusunan Manual Sistem rujukan maternal dan Neonatal di Kab/Kota 3 Kab/Kota LOKASI PELAKSANAAN 2 Pertemuan Koordinasi Teknis dan Evaluasi Program Kesehatan Ibu dan Reproduksi Tingkat Pusat 3 Orang Medan Pertemuan Koordinasi Teknis dan Evaluasi Program Kesehatan Ibu dan Reproduksi Tingkat Pusat Pertemuan Koordinasi Teknis dan Evaluasi Program Kesehatan Ibu dan Reproduksi Tingkat Pusat Koordinasi LP/LS dalam peningkatan kesehatan ibu dan reproduksi Advokasi Pengembagan Kemitraan Bidan dan Dukun untuk pendampingan ibu hamil, berslain dan nifas Pertemuan pemahaman dan pemantapan penggunaan kohort ibu dan KB bagi tenaga bidan desa di Kabupaten/Kota Review Manajemen Pelaksanaan Pelayanan Antenatal Terpadu dan Kelas Ibu Hamil bagi Kabupaten/Kota AMP Kabupaten /Kota yang terintegrasi SKI Sosialisasi Penggunaan dan Pemanfaatan Alat Deteksi Resiko Kehamilan Ibu Hamil ( rapid test) Bimtek Pelayanan Kesehatan Ibu dan Reproduksi Konsultasi Program Kesehatan Ibu, KB dan Reproduksi ke Pusat Konsultasi dalam Penyusunan Rencana Kerja Program Kesehatan Ibu dan Reproduksi 4 Orang 3 Orang 15 Orang 45 Orang - 31 Orang 160 Orang 366 Orang 14 Kab/Kota 4 OT 1 OT 14 Pengadaan Paket Kelas Ib Hamil 181 SET 15 Peningkatan Kapasitas Tenaga Kesehatan Puskesmas dan Rumah Sakit dalam Penatalaksanaan KB Pasca Persalinan 44 Orang Lombok Batam Kab/Kota Jakarta Jakarta Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

45 NO KEGIATAN SASARAN ANGGARAN Orientasi Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) bagi Kab/Kota dan Puskesmas Orientasi Pengelola Program Kab/Kota dan Puskesmas dalam pembentukan Puskesmas PKRT dan KIE Kespro Catin Orientasi Nakes dalam Pelayanan Persalinan dan Nifas sesuai Standar bagi Kab/Kota dan Puskesmas Peningkatan Kapasitas Tenaga Puskesmas dalam Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil Peningkatan Kapasitas Bidan Koordinator dalam pelaksanaan Supervisi Fasilitatif Penguatan Kapasitas Fasyankes dalam Pelayanan ANC Terpadu di Kab/Kota 70 Orang 50 Orang 46 Orang 198 Orang 92 Orang 96 Orang LOKASI PELAKSANAAN JUMLAH Kesehatan Anak Pada tahun 2015, alokasi dana untuk pelaksanaan kegiatan kesehatan anak sebesar Rp Dana tersebut akan digunakan untuk membiayai kegiatan prioritas dalam rangka menurunkan angka kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA) dan Angka Kematian Neonatal (AKN). Alokasi Dana tersebut diharapkan meningkatkan cakupan Kunjungan Neonatal (KN) 85.34% Tahun 2015; Kunjungan Bayi 89.54% tahun 2015 ; dan Kunjungan Balita 55.89% tahun Untuk mencapai target indikator tersebut, maka dirumuskan kegiatan program Kesehatan Anak Tahun 2015 diuraikan pada tabel berikut. Tabel 4.5. Anggaran dan Kegiatan Program Kesehatan Anak Tahun 2015 NO KEGIATAN SASARAN ANGGARAN (Rp) LOKASI 1 Peningkatan Kapasitas Tenaga Kesehatan (Dokter, Perawat, dan Bidan) dalam Tatalaksana Neonatus di Provinsi 45 orang Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

46 NO KEGIATAN SASARAN ANGGARAN (Rp) LOKASI 3 Peningkatan Kapasitas Tenaga Kesehatan dalam Standarisasi MTBS di Kab/Kota 25 Orang Orientasi Kohor Bayi dan Balita dalam Mendukung Surveilans Kesehatan Anak di Provinsi 30 Orang Peningkatan Kapasitas Tenaga Kesehatan dan Pendidik PAUD dalam SDIDTK Peningkatan Kapasitas Tenaga Kesehatan Kelas Ibu di Kabupaten Kab/Kota 7 8 Bimbingan Evaluasi Pelaksanaan MTBS, SDIDTK, dan Kelas Ibu Balita di Kab/Kota Pemantauan Pasca Pelatihan Kesehatan Bayi dan Balita terintegrasi BBLR, Manajemen Asfeksi 30 OT 30 OT 9 Pertemuan POKJADA Balita Berisiko - 10 Paket Pemeriksaan SKH Paket Kab/Kota 11 Peningkatan Kapasitas Tenaga Kesehatan dalam Penjaringan Kesehatan Anak Usia Sekolah di Kab/Kota 148 Orang Pembinaan Teknis Bagi Pengelola Program Anak Usia Sekolah dan Remaja ke Kab/Kota 30 OT Kab/Kota 13 Pertemuan Nasional Peningkatan Kualitas Hidup Anak 5 Orang Jakarta 14 Pertemuan Forum UKS di Provinsi Konsultasi dan Penyusunan RKAKL Program Kesehatan Anak ke Pusat 2 Orang Jakarta 16 Pertemuan Koordinasi Pengembangan Akselerasi Pembinaan UKS di Provinsi 66 Orang Peningkatan Kapasitas dalam 1Implementasi Standar Nasional PKPR di Provinsi 36 Orang Supervisi Fasilitattif Pasca Pelatihan PKPR ke Kab/Kota 13 OT Peningkatan Kapasitas Nakes dalam Tatalaksana 24 Orang Pertemuan Koordinasi LP/LS Perlindungan anak di Provinsi JUMLAH Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

47 4. Pelayanan Kesehatan Tradisional Pelayanan kesehatan tradisional, komplementer dan alternatif pada prinsipnya diarahkan pada upaya promotif dan preventif yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun temurun secara empiris yang dapat dipertanggung jawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dimasyarakat. Pada tahun 2015, jumlah dana yang dialokasikan sebesar Rp Dana tersebut akan digunakan untuk membiayai kegiatan dalam rangka pencapaian indikator cakupan kabupaten/kota yang menyelenggarakan program bina pelayanan kesehatan tradisional, alternatif dan komplementer sebesar 30% tahun 2015 dan Jumlah Rumah Sakit yang menyelenggarakan yankestrad yang aman dan bermanfaat sebagai pelayanan kesehatan alternatif dan komplementer sebanyak 2 Rumah Sakit. Untuk mencapai target indikator tersebut, dirumuskan uraian kegiatan seperti pada tabel dibawah ini Tabel 4.6. Anggaran dan Kegiatan Program Pelayanan Kesehatan Tradisonal, Komplementer dan Alternatif Tahun 2015 NO KEGIATAN SASARAN ANGGARAN Rapat Koordinasi Teknis YankesTradkom, SP3Tdan Kab/Kota Tk. Provinsi Rakontek Program Yankestradkom bagi RS Pemerintah Sosialisasi SP3T ke LP/LS, Dinkes Kab/Kota dan Pemerintah Daerah Monev Yankes Alternatif dan Komplementer Provinsi ke Kab/Kota/RS/Puskesmas Identifikasi/Inventarisasi Yankestradkom dalam rangka pengumpulan Data JID 15 Orang 24 Orang - 12 OT 36 OT 6 Pertemuan Pembahasan 35 Orang 7 Operasional Sentra P3T LOKASI PELAKSANAAN Kab/Kota Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

48 NO KEGIATAN SASARAN ANGGARAN 8 Operasional yankestrad percontohan di Sentra P3T 12 Bulan 9 Rapat Rutin Sentra P3T 4 Kali 10 Administrasi Kegiatan 12 Bulan 11 Konsultasi ke Pusat 1 Kali 12 Rapat persiapan 15 Orang 13 Pelaksanaan penapisan 4 Lokasi 14 Honorarium Tim Penapisan Yankestrad 6 Bulan JUMLAH LOKASI PELAKSANAAN Kab/Kota 5. Kesehatan Kerja dan Olahraga Pada tahun 2015 progam kersehatan kerja dan olah raga dialokasikan pada kegiatan tersendiri yang dialokasikan sebesar Rp Dana tersebut akan digunakan untuk membiayai kegiatan dalam rangka mendukung kegiatan kesehatan kerja dan olahraga. Untuk melaksanakan kegiatan tersebut, dirumuskan uraian kegiatan seperti pada tabel dibawah ini Tabel 4.7. Anggaran dan Kegiatan Program Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2015 NO KEGIATAN SASARAN ANGGARAN LOKASI PELAKSANAAN 1 2 Pengukuran Kebugaran Jasmani bagi Kota Kendari Pertemuan Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Kerja 65 Orang 2kali 26 Orang Sosialisasi Peningkatan Kesehatan Nelayan di Kota Kendari 22 Orang Sosialisasi Jafung Pembimbing Kesehatan Kerja bagi Pengelola Kesehatan Kerja Kab/Kota 30 Orang Orientasi Penyelenggaraan Kesehatan Olahraga tingkat Provinsi 24 Orang Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

49 NO KEGIATAN SASARAN ANGGARAN LOKASI PELAKSANAAN 6 Bimtek Penyelenggaraan Kesehatan Olahraga di Kota /Kab. Pusk (Provinsi) 4 OT Kab/Kota 7 Pembinaan dan Monitoring Program Kesehatan Kerja 24 OT Kab/Kota 8 Konsultasi Program Kesehatan Ke Kemenkes RI 1 Orang Jakarta 9 Pemberian Bhakti Husada 12 Orang JUMLAH Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada Program Bina Gizi dan KIA Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tigas Teknis Lainnya pada program bina gizi dan KIA ditujukan untuk menunjang kegiatankegiatan manajemen pada program gizi dan KIA. Pada tahun 2014, jumlah dana yang dialokasikan sebesar Rp Dana tersebut akan digunakan untuk membiayai kegiatan- kegiatan manajemen tingkat Provinsi, dirumuskan uraian kegiatan seperti pada tabel dibawah ini Tabel 4.8. Anggaran dan Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Bina Gizi dan KIA Tahun 2015 NO KEGIATAN SASARAN ANGGARAN LOKASI PELAKSANAAN 1 Pembinaan Pengelolaan Barang Milik Negara Di Kab/Kota 12 OT Kab/Kota 2 Pengelola Satuan Kerja 12 Bulan 3 Pengelola Data 12 Bulan 4 Adminsitrasi Dukungan Kegiatan 12 Bulan 5 Konsolidasi dan Rekonsiliasi Laporan Keuangan di KPPN 12 Bulan Rapat Koordinasi TeknisS Program Bina Gizi Dan KIA 16 Orang Jakarta Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

50 NO KEGIATAN SASARAN ANGGARAN LOKASI PELAKSANAAN 7 Review Irjen Dan Biro Perencanaan Di Pusat (APIP) 5 Orang Jakarta 8 9 SosialisasiI Software RKAKL 2016 Di Pusat\ Pertemuan Koordinasi Perencanaan Dan Anggaran Program Bina Gizi dan KIA Tingkat Pusat 3 Orang 7 orang 2 kl Jakarta Jakarta 10 Distribusi Kab/Kota ke Puskesmas 1 Paket Kab/Kota 11 Pertemuan Evaluasi Program Bina Gizi Dan KIA Tingkat Pusat Di Bali Bandung Orang 12 Monitoring Dan Evaluasi Program Bina Gizi Dan KIA Di Kab/Kota Kab/Kota OT 13 Perteamuan Evaluasi Program Tingkat Provinsi Provinsi Sosialisasi E-Monev BAPPENAS Dan DJA Tingkat Pusat Solo Orang 15 Koordinasi validadi dan verifikasi dan gizi dan kia termasuk BOK Triw I,II,III,IV Provinsi JUMLAH Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang disalurkan di Puskesmas diharapkan dapat berkontribusi meningkatkan akses dan pemerataan masyarakat, utamanya melalui kegiatan prmotif dan pereventif yang dilaksankan di luar gedung, sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan dengan focus pencapaian Milenium Developmen Goals (MDGs) pada tahun 2015, selain alokasi dana untuk Puskesmas disediakan alokasi dana untuk Kabupaten/Kota sebagai pengeloa manajemen untuk Puskesmas dengan mekanisme anggaran Tugas Pembantuan (TP), sedangkan untuk dinas kesehatan Provinsi disediakan alokasi untuk kegiatan Manajemen BOK sebagai perpanjangan tangan pusat untuk koordinasi, memantau dan Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

51 mengevaluasi pelaksanaan dana BOK di Kabupaten/Kota dan Puskesmas yang dialoksikan melalui dana dekonsentrasi. Pada tahun 2015, jumlah dana yang dialokasikan sebesar Rp Dana tersebut akan digunakan untuk membiayai kegiatan- kegiatan manajemen BOK tingkat Provinsi, dirumuskan uraian kegiatan seperti pada tabel dibawah ini Tabel 4.9. Anggaran dan Kegiatan Program Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Tahun 2015 NO KEGIATAN SASARAN ANGGARAN LOKASI PELAKSANAAN 1 Honorarium Pengelola BOK 12 Bulan Pertemuan Koordinasi Perencanaan BOK Tingkat Propinsi 54 orang 2 Kali Pertemuan Evaluasi Manajemen dan Program Pelaksanaan BOK Tingkat Propinsi 54 orang 2 kal Monev Pelaksanaan BOK di Kab/Kota 78 OT Kab/Kota JUMLAH E. Program Bina Upaya Kesehatan Pada tahun 2015, anggaran yang dialokasikan untuk program bina upaya kesehatan sebesar Rp Fokus pemanafaatan dana tersebut ditujukan untuk membiayai kegiatan prioritas dalam rangka pencapaian indikator utama program Bina Upaya Kesehatan (BUK) yang meliputi cakupan Puskesmas Perawatan Mampu Pelayanan Obstetri Neonanatal Emergency (PONED) Dasar meningkat dari 60% tahun 2011 menjadi 80% tahun 2012 dan cakupan Rumah Sakit Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensip (PONEK) meningkat dari 30% menjadi 60% tahun Untuk mencapai target indikator tersebut, maka dirumuskan kegiatan program Bina Upaya Kesehatan Tahun 2015 sebagai berikut : Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

52 Adapun uraian anggaran dan kegiatan secara rinci disajikan pada Tabel berikut. Tabel Anggaran dan Kegiatan Program Bina Upaya Kesehatan Tahun 2015 NO KEGIATAN SASARAN ANGGARAN LOKASI PELAKSANAAN 1 2 Laporan kegiatan dan pembinaan di bidang pelayanan kesehatan dasar Peningkatan Kemampuan Teknis Tenaga Medis dalam PPGD di Makassar Konsultasi Rapat Persiapan Pelaksanaan Kemampuan Teknis PPGD 39 orang 1 paket 3 Rapat Persiapan Pelaksanaan PPGD 1 paket 4 Monev pelaksanaan PPGD 13 orang 5 Supervisior Pelaksanaan Peningkatan kemampuan PPGD 1 orang 6 Pra Kondisi PPGD 46 orang 7 8 Pertemuaan Perencanaan Pelaksanaan Pelayanaan DTPK Rapat TIM Pembentukan DTPK dan Pembahasan hasil Penjajakan Lokasi DTPK 26 orang 2 paket 9 Kegiatan TIM Kesehatan Bergerak di Kab 66 orang 10 Evaluasi Pelaksanaan DTPK 20 orang 11 Konsultasi ke Pusat pelaksanaan DTPK 1 orang Workshop Peningkataan Manajemen Puskesmas Pertemuaan Koordinasi Pemantapan Manajemen Pusk. Tingkat Prov 35 orang 32 orang 14 Pendampingan Akerditasi Puskesmas 26 orang 15 Sosialisasi JKN di Fasyankes Primer 40 orang Workshop Pemantapan Pelay. Kes. di Fasyankes Primer dlm Pengelolaan JKN Pertemuan Kemampuan Program Kesehatan Gigi dan Mulut Pertemuan Pemantapan Prog. Kes Gimul dlm rangka Menjg Pencapaian MDG,s Dana Dekonsentrasi Pembinaan Pelayanan Rujukan Worshop Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi orang 27 orang 23 orang 52 orang 20 Improvment colaboration PONED-PONEK 51 orang Makassar Makassar Kab/Kota Makassar Kab/Kota Jakarta Puskesmas Kab/Kota Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Sekretariat Ditjen Bina Upaya Kesehatan 21 Administrasi Program BUK dan Kesehatan Jiwa 36 paket Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

53 NO KEGIATAN SASARAN ANGGARAN 22 Operasional Kegiataan dalam rangka pengelolaan kegiataan Dekonsentrasi 36 paket 23 Pengelola SAK dan SIMAK-BMN 32 paket 24 Konsultasi SAK-SIMAK di Pusat 4 orang 25 Konsolidasi perencanan e-planning orang 26 Pendampingan Penyusunaan dan Perencanaan TP BUK di RSUD Kab/Kota 46 orang 27 Konsultasi Program BUK 4 orang Penyusunaan RKA-KL tahun orang Pertemuaan SAI dan SIMAK BUK Tingkat 29 Provinsi dan Kab/Kota 36 orang Pengelola Sistem Informasi Rumah Sakit 132 paket Refresing Pengelola SIRS Tingkat Rumah Sakit 30 orang Monitoring dan Evaluasi Menajemen Puskesmas 34 orang Monitoring dan Evaluasi Manajemen Rumah Sakit 59 orang Pertemuaan Evaluasi dan Koordinasi Program Bina Upaya Kesehatan 36 orang Pembinaan dan Monitoring Kesehatan Jiwa LOKASI PELAKSANAAN Jakarta Kab/Kota Jakarta Jakarta Kab/Kota Kab/Kota Provinsi Peningkatan Kemampuan asesmen dan rencana terapi pencandu Narkoba 34 orang Konsultasi Program Kesehatan Jiwa JUMLAH 2 orang Jakarta F. Program Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Anggaran untuk Program Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan melalui dana dekonsentrasi sebesar Rp ,- dipergunakan untuk membiayai kegiatan kegiatan: 1. Penyehatan Lingkungan sebesar Rp ,-. Jumlah dana tersebut digunakan untuk upaya peningkatan akses air minum dan pengembangan sanitasi total berbasis masyarakat; 2. Pembinaan Surveilance, Imunisasi, Karantina dan Kesehatan Matra sebesar ,- Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

54 3. Pengendalian Penyakit bersumber binatang sebesar antara lain Arbovirosis (DBD, chikungunya, JE), flu burung, Zoonosa, Filariasis dan survey Penilaian Transimisi (Tramisen Assesment Survey = TAS) 4. Pengendalian Penyakit Menular Langsung sebesar Rp ,- 5. Pengendalian Penyakit Tidak menuar sebesar Rp Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas teknis Lainnya pada Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan sebesar Rp ,- yang meliputi layanan administrasi perkantoran, Penyusunan RKA-KL, e-planning dan Pembahasan Perencanaan, dokumen data dan informasi tingkat provinsi, Dokumen evaluasi dan pelaporan. dan Laporan Keuangan. Disamping itu untuk membiayai kegiatan pemberantasan penyakit malaria, TB, HIV/AIDS, Kusta, disediakan anggaran Bantuan Luar Negeri (Global Fund dan NLR) sebanyak Rp Adapun uraian alokasi dana dan kegiatan seperti pada tabel berikut: Tabel Anggaran dan Kegiatan Program Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2015 NO KEGIATAN SASARAN ANGGARAN LOKASI PELAKSANAAN Pembinaan Surveilans, Imunisasi, Karantina dan Kesehatan Matra 1 2 Peningkatan Kapasitas bagi Pelaksana Imunisasi Kabupaten/Kota 31 Orang Peningkatan Kapasitas Petugas pelaksana Imunisasi Puskesmas 5 AK Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

55 NO KEGIATAN SASARAN ANGGARAN LOKASI PELAKSANAAN 3 Rapat Persiapan Pelaksanaan dalam rangka peningkatan kapasitas petugas 4 Pelaksanaan Rumors Verifikasi 5 Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan KLB 6 Pertemuan Koordinasi Penanggulangan KLB 7 Pengambilan Specimen 8 Pengiriman Specimen 9 Pemeriksaan Specimen 10 Sosialisasi Kesiapsiagaan dan Respon KKM- MD 11 Peningkatan Kapasitas TGC 12 Penemuan kasus Penyakit Potensial KLB 13 Bimbingan dan evaluasi tatalaksana kasus discarded campak 14 Operasional pengelolaan data PD3I 1 PT Kejadian Kejadian Orang Kejadian Specimen Specimen Orang Laporan Kasus Kab/Kota Bulan Monitoring dan pengendalian Faktor Resiko Kesehatan pada Kondisi Matra Lapangan 7 Lokasi Monitoring dan Pengendalian FR Kesehatan Pada Kondisi Matra Arus Mudik di Kab Kota Surveilans Kesehatan Penyelaman Tradisional Bimbingan Teknis Program Kesehatan Matra Pertemuan Koordinasi Program Kesehatan Matra 20 Pertemuan Koordinasi Program Imunisasi 21 Monev Pengelola Imunisasi Provinsi ke Kab/Kota 22 Administrasi pengelolaan imunisasi 24 Konsultasi teknis program imunisasi 25 Media KIE Imunisasi Pos 17 Kab/Kota 7 Lokasi Kab/Kota Orang Orang Kab/kota Kab/kota 12 Bulan Orang Jakarta 1 PT Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

56 NO KEGIATAN SASARAN ANGGARAN LOKASI PELAKSANAAN 26 Advokasi dan sosialisasi introduksi vaksin 14 Kab/kota Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang 27 Pertemuan Koordinasi Pengendalian Penyakit DBD 21 Orang Bimbingan Teknis, Monitoring dan Evaluasi Program Pengendalian DBD 7 Kab/kota Kab/Kota 30 Monitoring dan Evaluasi P2 Malaria menuju eliminasi malaria 12 Orang Asessment Peningkatan kasus dan SKD KLB 4 Kab Kab/Kota 32 Evaluasi pendistribusi Kelambu dan Penggunaan Kelambu 12 Lokasi Advokasi Pengendalian penyakit rabies 2 Kab/kota Surveilans dalam rangka SKD Penyakit Rabies (Pelacakan Kasus) 4 Lokasi Koordinasi/advokasi POMP Filariasis Kabupaten Konawe Utara 20 Orang Koordinasi / Advokasi POMP Filariasis Kota Baubau 23 Orang Pelatihan Tenaga Kesehatan POMP Filariasis Kab. Konawe Utara 14 Orang Pelatihan Petugas Kesehatan dan Kader POMP Kota Baubau 39 Pelaksanaan POMP Filariasis 17 Orang Baubau 2 Kab/kota Kab/Kota 40 Pelatihan Kader POMP Filariasis di Puskesmas 31 Puskesmas Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan POMP Filariasis 2 Kab/kota Kab/Kota 42 Audiansi Kepada Stekholder 2 Kab/kota Kab/Kota 43 Bimtek, Monitoring dan evaluasi Program Pengendalian Filariasis 12 Kab/kota Kab/kota 44 Survei Vektor Malaria 1 Lokasi Survei Larva penyakit DBD Pengendalian Penyakit Menular Langsung 1 Lokasi Pertemuan Pernas 2015 di Makassar 1 Laporan Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

57 NO KEGIATAN SASARAN ANGGARAN 48 Bimtek Program HIV-AIDS 49 Validasi Data P2 HIV-AIDS Pemantauan Distribusi logistik Pusat yang dikirim ke daerah Koordinasi Lintas program/sektor TB tingkat Provinsi Bimbingan teknis dalam rangka OJT petugas TB di Fasyankes Terpilih Sosialisasi dan Advokasi Aktifitas LROA di Prov Peningkatan Kapasitas Petugas Pelaksanaan LROA 56 Dukungan logistik Untuk Aktifasi LROA 57 - LOKASI PELAKSANAAN 9 Kab/kota Kab/Kota 9 Kab/kota 25 Orang 3 Puskesmas 7 Orang 8 Orang Kab/kota yang melakukan SKD KLB Diare [Base Line] Kab/Kota 1 PT Monitoring dan Evaluasi Diare 9 Kab/kota Kab/Kota Pertemuaan dalam rangka peningkatan kapasitas pelaksanaan pemantauan Hepatitis Pelaksanaan Deteksi Dini Hepatitis bumil dan nakes berisiko Pengadaan Bahan Habis Pake Deteksi Dini Hepatitis B pad bumil Nakes berisiko 62 Pertemuan Sosialisasi hepatitis 9 Orang 1 Laporan 8600 SPC SPC Peningkatan Kapasitas Petugas Puskesmas dalam rangka deteksi dini hepatitis Deteksi dini Kasus dan pencegahan ISPA/Penumonia Penemua Kasus aktif dan Penatalaksanaan sesuai Standar 67 Surveilans aktif kasus frambusia Pengendalian Penyakit Tidak Menular Laporan 9 Kab/kota Kab/Kota 9 Kab/kota Kab/Kota 8 Lokasi Advokasi dan sosialisasi monitoring faktor risiko PTM melalui Posbindu PTM 16 Orang Pembekalan Monitoring FR PTM terhadap kader Posbindu PTM 8 Kab/Kota Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

58 NO KEGIATAN SASARAN ANGGARAN LOKASI PELAKSANAAN Bahan penunjang pengelolaan program PPTM Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Posbindu PTM 72 Pendistribusian Logistik PTM 73 Konsultasi teknis Program PPTM 74 Pembentukan Forum Komunikasi Masyarakat Pengendalian PTM 12 Bulan Kab/kota Kab/kota 1 Laporan Orang Jakarta 17 Orang Surveilans FR PTM pada Kelompok Masyarakat Khusus (pelajar) 14 Kab/kota Peningkatan Kapasitas Pengendalian Kanker bagi Petugas Puskesmas 20 Orang Pencetakan Media KIE Pengendalian Kanker 78 1 Laporan Penyebar-luasan Informasi Kanker melalui Media Massa 1 Laporan Penyediaan bahan habis pakai 80 Pengumpulan data program pengendalian kanker 1 Laporan Kab/kota Kab/Kota 81 Surveilans Pengendalian Diabetes Mellitus 9 Kab/kota Kab/Kota 82 Peningkatan Kapasitas Pengendalian PTM Terintegrasi dan Cedera di Fasyankes Primer 83 Media KIE pengendalian PTM Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan PTM terintegrasi dan Cedera Penyediaan Bahan habis pakai pengendalian PTM terintegrasi 86 Sosialisasi Pengendalian Hipertensi 87 Monitoring dan deteksi dini tekanan darah tinggi Orang 1 PT Kab/kota Kab/Kota 1 PT Orang PT Peningkatan Kapasitas Petugas Puskesmas dalam Pengendalian Hipertensi 33 Orang Deteksi dini dan tindak lanjut dini tekanan darah tinggi di Kab/Kota 26 Puskesmas Kab/Kota Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

59 NO KEGIATAN SASARAN ANGGARAN LOKASI PELAKSANAAN 90 Monitoring dan Evaluasi Pengendalian Hipertensi 91 Sosialisasi NSPK Diabetes Mellitus 92 Media KIE Pengendalian DM 93 Advokasi Penyusunan Peraturan KTR 94 Monitoring dan Evaluasi Penyusunan dan Pelaksanaan KTR di Kab/Kota 95 Media KIE Bahaya Merokok 96 Advokasi dan Sosialisasi Upaya Berhenti Merokok 9 Kab/kota Kab/Kota 17 Orang PT Orang Kab/Kota Kab/Kota 1 PT Orang Workshop Penguatan Masyarakat dalam BHD/Respon Cepat di Daerah Rawan Kecelakaan 18 Orang Pembentukan Safe Community Pengendalian Kecelakaan Lalu Lintas 35 Orang Pertemuan Koordinasi dalam Rangka Arus Mudik Lebaran Orang Pemeriksaan Kesehatan Pengemudi dalam Rangka Arus Mudik Lebaran 3 Pos Pengadaan dan penyebarluasan Media KIE Pengendalian Kecelakaan di Lokasi Rawan Kecelakaan 103 Surveilans Pengendalian Kecelakaan 104 Sosialisasi NSPK Obesitas 105 Surveilans Obesitas 106 Workshop Jurnalis tentang masalah rokok Penyehatan Lingkungan 108 Pelatihan Monitoring Evaluasi STBM 109 Pelatihan EHRA Pelatihan STBM Program Pamsimmas II KesehatanUntuk Petugas Kecamatan/Desa Pertemuan Advokasi Implementasi PPSP Melalui Pilar-pilar STBM 112 Pembinaan Teknis STBM PT 9 Kab/kota PT Kab/kota Kab/Kota 25 Orang Orang Orang Laporan 17 Orang Kab/kota Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

60 NO KEGIATAN SASARAN ANGGARAN 113 Pertemuan Koordinasi Jejaring STBM LOKASI PELAKSANAAN 23 Orang Penyusunan Rencana Kerja Program Pamsimas II Kesehatan di Pusat (Kegiatan Pusat) 1 Orang Monitoring evaluasi pelaksanaan Pamsimas di kabupaten 8 Kab/Kota Kab/Kota 116 Monitoring evaluasi pelaksanaan Pamsimas di Puskesmas 16 Pusk pemantauan pelaksanaan Pamsimas di desa 118 Administrasi pengelolaan Pamsimas Progress Manajemen Report Program PAMSIMAS II Kesehatan di Pusat Petugas Kabupaten/Kota/Puskesmas Dalam Rangka Pemicuan di Desa Petugas Kabupaten/Kota/Puskesmas Dalam Rangka Kampanye CTPS 56 Orang Laporan Orang Laporan Kab Kab/Kota 125 Petugas Kabupaten/Kota/Puskesmas Dalam Rangka Kampanye Sanitasi dan Higiene Sekolah 24 Desa Kab/Kota 127 Petugas Kabupaten/Kota/Puskesmas Dalam Rangka Kampanye Surveilan Kualitas Air 24 Desa Kab/Kota 129 Petugas Kabupaten/Kota/Puskesmas Dalam Rangka Implementaso Fasilitasi di Desa 131 Propinsi 133 Pelatihan Teknis Penyehatan Air Pelatihan Rencana Pengamanan Air Minum (RPAM) Pertemuan Koordinasi Jejaring Pengawasan Kualitas Air Minum (PKAM) Bimbingan Teknis Pengawsan Kualitas Air di Kab/Kota Orientasi Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat di DTPK 138 Orientasi Fasiltatos Pasar sehat Desa Kab/Kota 4 PT Orang Orang Orang Kab/kota Kab/kota 21 Orang Orang Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

61 NO KEGIATAN SASARAN ANGGARAN LOKASI PELAKSANAAN Konsultasi Teknis Pengembangan kab/kota dan kawasan sehat ke Pusat Pembinaan Teknis Penyelenggara kab/kota dan kawasan Sehat 141 Sosialisasi Kabupaten/Kota sehat 142 Pertemuan Tim Pembina kab/kota sehat di Provinsi 1 Orang 3 Kab/kota Jakarta Kab/Kota 3 Kab/kota Kab/Kota 2 Kali Orientasi pemantauan Kesling TTU 12 Orang Assesment Pasca Orientasi di Kab/Kota 145 Terpilih 5 Kab/kota Kab/Kota 146 Petugas Provinsi 147 Petugas Kabupaten/Kota ke Puskesmas 148 Petugas Provinsi 149 Petugas Kab/kota ke Puskesmas 150 Petugas Puskesmas Fasilitasi Peningkatan Lingkungan di Pondok Pesantran Implementasi HS pangan Rumah Tangga dan Sekolah 2 Kab/kota Kab/kota Kab/Kota 2 Kab/kota Kab/Kota 10 Kab/kota Kab/Kota 20 Orang Lokasi 15 Orang Evaluasi Kegiatan 2014 dan penyiapan Kab/Kota dalam Pembinaan TPM Sesuai Standar 154 Surveilans Kualitas TPM 155 Fasilitasi Monev dan Sosilisasi Pengembangan Sentra Makanan jajanan Orang 6 Kab/kota Kab/Kota Kab/kota Kab/Kota 2063 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 156 Penyusunaan RKAKL Indikatif dan Definitif 157 Penyusunaan Rencana Aksi Kegiatan P2PL Tingkat Provinsi 158 Penyusnaan E-Planning 159 Penyusunan Laporan PP 39 dan E-Monev DJA 160 Penyusunaan Laporan Tahunaan 8 Orang 1 Laporan Jakarta Jakarta 1 Orang Jakarta 1 Laporan Laporan Provinsi (Kendari) Provinsi (Kendari) Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

62 NO KEGIATAN SASARAN ANGGARAN 161 Pengelolaan Satker 162 Konsultasi Pengelola SAK dan SIMAK 163 Penyusunaan Laporan BMN 12 Bulan LOKASI PELAKSANAAN Provinsi (Kendari) 2 Orang Jakarta 4 Kali Provinsi (Kendari) JUMLAH G. Program Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan Pada tahun 2015, program pemberdayaan dan promosi kesehatan ditujukan untuk meningkatkan cakupan rumah tangga ber PHBS menjadi 70%, meningkatkan cakupan posyandu purnamamandiri dan UKBM lainnya menjadi 40%, meningkatkan desa siaga aktif 35% dari desa siaga yang dibentuk, meningkatkan jumlah poskesdes yang beroperasi, meningkatkan sekolah dasar yang mempromosikan kesehatan menjadi 40%, dan melakukan advokasi pengembangan strategi promosi kesehatan dan kebijakan pembangunan berwawasan kesehatan di 17 kabupaten/ kota. Jumlah dana yang disediakan melalui dana dekonsentrasi untuk Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan sebesar Rp ,- untuk membiayai beberapa kegiatan utama sebagai berikut: Tabel Anggaran dan Kegiatan Program Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan Tahun 2015 NO KEGIATAN SASARAN ANGGARAN 1 Pertemuan Koordinasi Perencanaan Program dengan Kab/Kota 31 Orang 2 Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran 3 Kali 3 Pengelolaan Dekonsentrasi 12 Bulan LOKASI PELAKSANAAN Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

63 NO KEGIATAN SASARAN ANGGARAN 4 Monitoring terpadu Program Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat 2 kali 5 Konsultasi Teknis Program ke Pusat 2 Kali Penyusunan Database Daerah yang telah menyusun regulasi (perda,perbup, perwil dll) tingkat Provinsi Pembahasan kajian masalah kesehatan dan potensial sektoral dalam usaha peningkatan perilaku sehat Pembentukan Tim Advokasi dalam usaha peningkatan perilaku sehat pertemuan penyusunan rencana advokasi dalam usaha peningkatan perilaku sehat Pengembangan media advokasi dalam peningkatan perilku sehat Penyusunan Data Base Pokjanal/Forum peduli kesehatan 33 Orang 20 Orang 20 Oang 20 Oang Exemplar Orang 12 Pembentukan Pokjanal Kab/Kota 20 Orang Pertemuan Koordinasi Pokjanal Desa dan Kelurahan siaga Tingkat Provinsi Peningkatan Kapasitas Petugas Promkes Kab/Kota Orientasi bagi Fasilitator Kampanye Aku Bangga Aku Tahu Pembinaan/Penyuluhan Oleh Fasilitator di Institusi Pendidikan (SMP,SMA,Perguruan Tinggi) Penggandaan dan Pendisitribusian Materi KIE Aku Bangga Aku Tahu Peningkatan Kapasitas promosi Kesehatan bagi petugas puskesmas Orientasi Pemberdayaan masyarakat bagi bidan/perawat Poskesdes Orientasi pemberdayaan masyarakat bagi kader kesehatan 28 Orang 28 Orang 16 Orang 5 titik Exemplar Orang 36 Orang 36 Orang 21 Penyusunan Data Base Mitra Potensial 15 Orang Sosialisasi Program Kesehatan Kepada Mitra Potensial (Duia Usaha/Swasta/INGO) dalam Mendukkung Pembangunan Kesehatan Penyusunan Lingkup Kerjasama dan Draft MoU dan Perjanjian Kerjasama Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Kerjasama 20 Orang 20 Orang 20 Orang 25 Pembuatan Buku sebagai laporan 1 PT Penyebaran Informasi kesehatan Melalui Pameran dlm Provinsi Penyebaran Informasi Kesehatan Melalui Pameran Luar Provinsi Penyebaran Informasi Kesehatan Melalui Media cetak Leaflet Penyebarluasan Informasi Kesehatan Melaui Media Luar Ruang 2 Kali 1 Kali Exemplar Paket LOKASI PELAKSANAAN Kab/Kota Jakarta Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

64 NO KEGIATAN SASARAN ANGGARAN Penyebarluasan Informasi Kesehatan Melalui Media Poster Penyebarluasan Informasi Kesehatan melalui Mobil Unit Penyuluhan pencetakan Lembar Balik KSI (Keluarga Sehat Idamanku) Lomba Poster Tingkat Provinsi Dengan tema Inovasi Peningkatan PHBS/program Prioritas Penyusunan Database Ormas dalam mendukung pembngunan kesehatan Penyusunan Kerjasama dengan Ormas dalam usaha mendukung pembangunan kesehatan Penandatangan Perjanjian Kerjasama (PKS) 6000 Exemplar Bulan Exemplar Kali 20 Orang 31 Orang 31 Orang 37 Fasilitasi Ormas 4 PT JUMLAH LOKASI PELAKSANAAN Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

65 BAB V HASIL PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2015 A. Realisasi Pendapatan Sumber Pendapatan Asli Daerah di Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara bersumber dari Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi dalam bentuk Retribusi Jasa Umum (retribusi pelay anan kesehatan), Balai Pelatihan Kesehatan Kendari dalam bentuk Retribusi Jasa Usaha (retri busi pemakaian kekayaaan daerah, Retribusi Pelayanan Jasa Ketatausahaan Dinas Kesehatan Provinsi dan Retribusi Sewa Rumah Dinas). Adapun berikut. realisasi pendapatan tahun 2015 disajikan pada Tabel Tabel 5.1. Hasil pendapatan Daerah pada Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2015 No Institusi/Sumber Pendapatan Perkiraan Pendapatan Pencapaian Tahun 2015 Persentase Pencapaian 1 Retribusi Jasa Umum Retribusi Jasa Usaha Jumlah Pada tabel dijelaskan bahwa target pendapatan daerah melalui Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar Rp Realisasi pendapatan sampai dengan tahun 2015 sebesar Rp atau 131%. Hal ini menunjukan pendapatan daerah melalui Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara sudah melampau target yang dibuktikan dengan nilai pendapatan pada retribusi jasa usaha di Bapelkes mencapai 116%. SKPD maupun dari pihak lain pelatihan maupun pertemuan B. Realisasi Anggaran Realisasi hal ini dikarenakan sudah banyak yang menggunakan jasa Bapelkes sebagai tempat anggaran kesehatan melalui koordinasi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun Adalah sebesara Rp Anggaran tersebut bersumber dari APBD dalam DPA Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar Rp , Pos Bantuan Setda sebesar Rp , Dana Dekonsentrasi sebesar Rp , dan Bantuan Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

66 Luar Negeri sebesar Rp Rincian dan realisasi anggaran menurut sumbernya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 5.2. Alokasi dan Realisasi Anggaran Kesehatan Tahun 2015 No Sumber Anggaran Jumlah (Rp) Realisasi Jumlah (Rp) % 1 APBD (DPA-Dinkes) Belanja Tdk Langsung Belanja Langsung Pos Bantuan Setda Pembebasan Biaya Pengobatan Rumah Sakit - Pembebasan Biaya Pengobatan Puskesmas Dekonsentrasi Bantuan Luar Negeri GF TB GF Malaria GF HIV/AIDS NLR (Kusta) Jumlah a. Realisasi Anggaran bersumber APBD Anggaran Dinas Kesehatan bersumber APBD tahun 2015 sebesar Rp , yang terdiri dari Anggaran belanja tidak langsung sebesar Rp dan belanja langsung sebesar Rp Dari jumlah dana tersebut sampai dengan bulan Desember Tahun 2015 telah terealisasi sebesar Rp (94.61 %) yang terdiri dari belanja tidak langsung sebesar (94.61%) dan belanja langsung sebesar Rp (95.65%). Adapun rincian anggaran dan realisasinya menurut program disajikan pada tebel berikut Tabel 5.3. Realisasi Anggaran Menurut Program bersumber dari APBD Prov. Sultra T.A NO JENIS BELANJA/PROGRAM/KEGIATAN JUMLAH ANGGARAN REALISASI JUMLAH (Rp.) % I Belanja Tidak Langsung ,78 1 Gaji dan Tunjangan Tambahan Penghasilan PNS II Belanja Langsung Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

67 NO JENIS BELANJA/PROGRAM/KEGIATAN JUMLAH ANGGARAN REALISASI % 3 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 4 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan - 5 Program Peningkatan Sistem Perencanaan Tahunan SKPD. 6 Program Obat dan Perebekalan Kesehatan Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan 8 Program Perbaikan Gizi Masyarakat Program Pengembangan Lingkungan Sehat Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular 11 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anaka Balita 12 Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak 13 Program Peningkatan Yankes Perorangan Bebas Biaya (Bahtera Mas) 14 Program Upaya Kesehatan Perorangan Program Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan TOTAL I DAN II Pada tabel dapat dijelaskan bahwa semua program telah terealisasi sebesar ,- (95.65%) dari total program belanja langsung Realisasi Pelaksanaan Pembebasan Biaya Pengobatan Agar supaya pelaksanaan Program dapat berjalan sesuai yang diharapkan maka pemerintah Propinsi Sulawesi Tenggara melalui Anggaran APBD Propinsi Tahun 2015 telah mengalokasikan anggaran sebannyak Rp ,- yang meliputi, dana Kapitasi Puskesmas Kab/Kota sebanyak Rp ,- dan Klaim RSUD Kab/Kota sebanyak Rp ,-. Dana Kapitasi Puskesmas Dana pelayanan di Puskesmas disalurkan melalui Pemda Kabupaten/Kota sebagai dana jaminan pelayanan kesehatan masyarakat penerima manfaat dengan perhitungan Rp. 1,500 per kapitasi per bulan yang ditetapkan dengan Peraturan Gubernur Sulawesi Tenggara Nomor 26 Tahun 2014 tentang program Pembebasan Biaya pengobatan Bahteramas dan Keputusan Gubernur tentang Penetapan alokasi Anggaran untuk Dana Kapitasi di Puskesmas (FKTP) Kab/Kota se Sulawesi Tenggara Tahun 2015 sebanyak Rp. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

68 (Dua Miliyar Delapan Ratus Tujuh Belas Juta Tiga Ratus Dua Puluh Empat Ribu Rupiah) dan terealisasi 100% Rp Dana Klaim Rumah Sakit Dana Pelayanan di Rumah Sakit disalurkan kepada Rumah Sakit selaku mitra yang melakukan kerjasama dengan Program PBP-Bahteramas melalui Surat Perjanjian Kerjasama dengan Dinas Kesehatan Propinsi. Kerjasama dalam pemberian pelayanan pasien di RS tahun 2015 melalui program ini masih terbatas pada rumah sakit Pemerintah se Sulawesi Tenggara. Rincian dana yang dikeluarkan untuk pelayanan program PBP Bahteramas dan yang dibayarkan oleh Pemda Propinsi tahun 2015 untuk rumah sakit dapat dilihat pada Tabel 5.4 sebagai berikut: NO NAMA RS Tabel: 5.4 Penyerapan Dana Pelayanan Program PBP Bahteramas di rumah sakit se prop. sultra tahun 2015 Biaya Biaya Total Pelayanan(RJ) Pelayanan(RI) Biaya (RJ+RI) Ket 1 RS JIWA KENDARI 102,441, ,787, ,229, Jan-Okt 2 RSU BAHTERAMAS 1,138,215, jan- Nov 3 RSUD UNAAHA 5,898, ,585, ,483, Jan-Agust 4 RSUD KOLAKA - 5 RSUD KOLAKA UTARA - 6 RSUD BOMBANA 7 RSUD PASARWAJO 6,083, ,023, ,107, Jan-Juni 8 RSUD BAU-BAU 3,198, ,469, ,668, Jan-Sept 9 RSUD WAKATOBI 10 RSUD KONAWE SELATAN 11 RSUD RAHA 12 RSU KOTA KENDARI 8,650, ,894, ,544, Jan-Nov JUMLAH 126,273, ,086,760, ,351,249, Sumber data: Klaim RSUD Kabupaten/Kota Tahun 2015 Tabel 5.4 diatas menunjukan total anggaran klaim yang diajukan ke BPKAD Prov. Sultra yang digunakan untuk kegiatan pelayanan Kesehatan Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

69 Program PBP-Bahteramas di 6 (enam) Rumah Sakit dari 12 RSUD se-sulawesi Tenggara sampai dengan bulan November tahun 2015 sebesar Rp ,00,- ( dua milyar tiga ratus lima puluh satu juta dua ratus empat puluh Sembilan ribu Sembilan ratus delapan rupiah ).Dana tertinggi digunakan di RSU Bahteramas dengan jumlah klaim yaitu sebesar Rp ,-. Menyusul pengguna anggaran terbanyak kedua yaitu RSUD Unaaha dengan jumlah dana klaim sebesar Rp ,- Sedangkan rumah sakit pengguna dana paling sedikit adalah RSU Kota Baubau, yakni sebanyak Rp ,- ( dua puluh juta enam ratus enam puluh delapan ribu empat ratus rupiah ). a. Pelaksanaan Kegiatan Pembebasan Biaya Pengobatan (Pos Bantuan) 1) Kepesertaan Program PBP Tahun 2015 Pendataan peserta Program Bahteramas telah dilakukan pada tahun 2009 oleh masing-masing Kabupaten/Kota. Hasil pendataan peserta direkam dalam matriks data base peserta program PBP by name, by address, dan diserahkan ke setiap RSU Kab/Kota, Puskesmas, RSUD Propinsi, RS Jiwa Kendari serta Dinas Kesehatan Propinsi dengan jumlah sasaran peserta sebanyak jiwa yang tersebar pada 12 (dua belas) Kabupaten/Kota di Sulawesi Tenggara yang terdiri dari 14 Kabupaten/kota yaitu Kabupaten Kolaka Timur yang merupakan pemekaran dari kabupaten Kolaka serta Kabupaten Konawe Kepulauan yang merupakan pemekaran dari kabupaten Konawe yang jumlah peserta PBP-Bahteramasnya tetap tidak berubah/bertambah dari jiwa tinggal pesertanya dibagi yang mana masuk dalam wilayah pemekaran dari kabupaten induk. Sejak tahun 2013, kepesertaan PBP-bahteramas mengalami penambahan yang cukup signifikan dibanding dengan tahun sebelumnya yaitu kepesertaan tahun 2012 berjumlah 93,943 jiwa pada tahun 2013 menjadi jiwa dan pada tahun kuota sasaranya tidak berubah tetap berjumlah jiwa. Penambahan ini disebabkan karena Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

70 tingginya permintaan kartu jaminan oleh masyarakat khususnya masyarakat yang pernah memiliki kartu Jamkesmas dan tidak lagi tercakup sebagai peserta berdasarkan data yang dikelurkan oleh TNP2K yang semula peserta jamkesmas berjumlah jiwa, dan sekarang menjadi 984,930 jiwa. Untuk jelasnya penambahan data sasaran kepesertaan Program PBP bahteramas dapat dilihat pada Tabel 5.5 di bawah ini : Tabel 5.5 Jumlah Peserta Program PBP- Bahteramas Menurut Kab./Kota Se Propinsi Sulawesi Tenggara Tahun KUOTA NO KABUPATEN /KOTA TAHUN 2008 TAHN 2010 TOTAL 2010 TAHUN 2011 (KARTU CADNGN TOT AL 2011 THN 2012 TOTA L 2012 THN 2013 TOTAL 2013 THN 2014 dan 2015 KET. RS) 1 KOTA KENDARI , ,262 12,262 *untk Dinkes 2 KAB. KONAWE , ,889 22,889 3 KAB. KONSEL , ,598 19,598 4 KAB. KONUT , ,12 5 5,741 5,741 5 KAB. BOMBANA , ,86 0 6,860 6,860 *800 u/ 6 KAB. KOLUT KAB. KOLAKA , ,574 16,574 * cadang n Rs 8 KAB. MUNA , ,274 19,274 9 KOTA BAU BAU , ,26 7 8,998 8,998 Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

71 KAB. BUTON KAB. BUTUR KAB. WAKATOBI RSUD PROVINSI CADANGA N PROV , ,783 23,783 23, , , ,624 7, ,01 9,019 9,019 9,019 9 TOTAL 89,112 1,271 90,383 1,200 91, , , , , ,51 8 Sumber data: Dinkes Provinsi Sulta Tahun 2015 Tabel 5.5 tersebut diatas menunjukan total peserta Program PBP-Bahteramas dari Tahun 2010 berjumlah orang. Pada tahun 2011 ada penambahan kartu sebanyak orang sehingga keseluruhannya berjumlah orang. Pada tahun 2012 ada penambahan kartu untuk Dinas Kesehatan Kota Kendari sebanyak kartu, Kabupaten Bombana 900 kartu masing-masing 800 kartu untuk Dinas Kesehatan Bombana dan 100 kartu untuk RSU Bombana, kemudian ada tambahan 100 buah kartu untuk RSU Kolaka. Jadi jumlah kartu keseluruhan pada tahun 2012 sebanyak kartu. Pada tahun 2013 ada penambahan kartu kepesertaan sebanyak 65,675 kartu atau sekitar 41,17 %,dan kouta sasaran ini tidak berubah pada tahun 2014 dan Dari sejumlah kartu tersebut Kabupaten yang paling banyak memperoleh kartu tambahan yaitu kabupaten Buton sebanyak 9,550 kartu, kemudiaan disusul Kabupaten Konawe sebanyak kartu. Selanjutnya selain Kabupaten/Kota juga ada kartu untuk Propinsi, artinya kartu ini disimpan di Dinas Kesehatan Propinsi sebagai kartu cadangan yang dipersiapkan untuk Kabupaten/Kota yang masih membutuhkan kartu sebagai kartu tambahan. Adapun kartu tambahan yang berjumlah 65,675 kartu Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

72 semuanya akan diberikan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sehingga penomoran kartu atau kode kartu ini tetap mengacu kepada kode Nomor kartu yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota masing-masing. 2) Pemberian Pelayanan Kesehatan Pelayanan PBP- Bahteramas terbagi dalam dua kelompok pelayanan yaitu: 1. Pelayanan Rawat Jalan dan Rawat Inap di Puskesmas Pelayanan kesehatan bagi peserta PBP-Bahteramas di Puskesmas tetap berjalan sebagaimana mestinya baik rawat jalan maupun rawat inap namun Untuk data jumlah kunjugan baik RJTL maupun RITL yang ada di FKTP sampai bulan Desember tahun 2015 tidak ada data yang masuk di Dinas Kesehatan Provinsi hal ini disebabkan karena operasional untuk program PBP- Bahteramas ini tidak ada sehingga data Pengklaiman Puskesmas atas peserta PBP-Bahteramas disimpan di Dinas Kesehatan Kab/Kota sebagai pertanggungjawaban dana kapitasi Puskesmas yang telah ditrasfer ke rekening BPKAD Kabupaten/Kota masing-masing sesuai kouta kepesertaan masing-masing Puskesmas 2. Pelayanan Rawat Jalan dan Rawat Inap Lanjutan di RS Jumlah penerima manfaat masyarakat Sulawesi Tenggara yang mendapat pelayanan kesehatan program Bahteramas baik rawat jalan maupun rawat inap tingkat lanjut di Rumah Sakit Umum se Sulawesi Tenggara tahun 2015 menurut Kabupaten/kota dan RS dapat dilihat padapada tabel 5.6 dibawah ini: Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

73 Tabel 5.6 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap Program PBP-Bahteramas di Rumah Sakit Tahun 2015 Kunjungan Kunjungan Total Kunjungan NO NAMA RS Rawat Jalan (RJ) Rawat Inap (RI) Rawat jalan + Rawat Inap (RJ+RI) Ket 1 RS JIWA KENDARI Jan-Okt 2 RSU BAHTERAMAS * Lap blm masuk 3 RSUD UNAAHA Jan-Agust 4 RSUD KOLAKA - 5 RSUD KOLAKA UTARA - 6 RSUD BOMBANA 7 RSUD PASARWAJO Jan-Juni 8 RSUD BAU-BAU Jan-Sept 9 RSUD WAKATOBI 10 RSUD KONAWE SELATAN 11 RSUD RAHA 12 RSU KOTA KENDARI Jan-Nov JUMLAH ,030 Sumber data: Klaim RSUD Kabupaten/Kota Tahun 2015 Tabel 5.6. tersebut diatas menunjukkan bahwa semua RSUD Pemerintah bekerjasama dengan program PBP-Bahteramas sebanyak 12 (Dua belas) rumah sakit. Dari ke 14 (Empat belas) Kabupaten/Kota yang ada, 2 (Dua) Kabupaten belum memiliki RS yaitu kabupaten baru ( RSUD kabupaten Kolaka Timur dan Kenawe Kepulauan), dari 12 Rumah Sakit hanya 6 (Enam) Kab/Kota yang melakukan pelayanan PBP -Bahteramas disebabkan karena pengelola yang ada ditingkat Kabupaten maupun di RSUD mengira Program PBP-Bahteramas sudah terhenti dan beralih ke Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

74 JKN seiring dengan dihilangkannya Verifikator Bahteramas yang biaya honornya bersumber dari APBD Provinsi yang dibayarkan melalui Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara dan beberapa Kabupaten/Kota peserta PBP-Bahteramas dialihkan ke dalam Jamkesda kabuten Data tersebut diatas terdapat sebanyak 1,030 kunjungan di FKTL yang terdiri dari rawat jalan 747 kunjungan, dan rawat inap 283 kunjungan. Jenis kunjungan yang terbanyak terlayani melalui program PBP adalah RSUD Jiwa, yakni sebanyak 672 kunjungan. Hal ini disebabkan karena RSJ Kendari merupakan Rumah Sakit Khusus dimana pasien yang ada di RSJ merupakan pasien inventaris sehingga pasien tersebut selalu dilakukan pengobatan, dan RSUD Kota Baubau yang paling sedikit kunjungannya yaitu hanya 21 kunjungan hal ini disebabkan karena peserta program PBP-Bahteramas yang ada di Kota Baubau sebahagian besar pesertanya sudah dimasukan ke dalam Jamkesda Kota dimana peserta jamkesda tersebut telah diintegrasikan kedalam BPJS sehingga yang datang beerobat dan pengklaiman atas pasien PBP-bahteramas menjadi rendah/sedikit. 3. Realisasi Pelaksanaan APBN Dekonsentrasi Jumlah APBN dana Dekonsentrasi yang dialokasikan di Provinsi Sulawesi Tenggara setelah efisiensi sebesar Rp Realisasi penggunaan dana sampai bulan Desember sebesar Rp (90.26%). Adapun rincian pemanfaatan dana dekonsentrasi dan realisasinya seperti pada Tabel 5.7. berikut. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

75 Tabel 5.7. Realisasi Anggaran Dekonsentrasi Menurut Program Tahun 2015 Program Alokasi Anggaran Realisasi % Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementrian Kesehatan (01) 1.Pembinaan Administrasi Kepegawaian Rp. Rp Pembinaan Pengelolaan Administrasi Keuangan 3.Perencanaan dan Penganggaran Kesehatan 4.Laporan Kegiatan dan Pembinaan Rp. Rp. Rp Pengelolaan Data dan Informasi Rp Jamkesmas 7.Pemberdayaan Masyarakat dan Promkes Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak (03) 1.Pembinaan Gizi Manyarakat 2.Pembinaaan Pelayanan Kesehatan Anak 4.Dukungan Manajamen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya Ditjen Bina Gizi dan KIA Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp ,657,903,000 3,500,858, Rp. 5.Pembinaan dan Pengawasan Upaya Kesehatan Tradiosional Alternatif dan Komplementer Bantuan Operasional Kesehatan Rp Pembinaan Upaya Kesehatan Kerja dan Olahraga Rp Program Pembinaan Upaya Kesehatan (04) Rp Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

76 Program Alokasi Anggaran Realisasi % 1.Pelayanan Kesehatan Dasar Rp Pelayanan Kesehatan Rujukan Rp Pelayanan Kesehatan Jiwa Rp Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan tugas Teknis Lainnya Ditjen Bina Upaya Kesehatan Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (05) Rp Rp Pembinaan Surveilance, Imunisasi, Karantina dan Kesehatan Matra. 2. Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang 3. Pengendalian Penyakit Menular Langsung Rp. Rp. Rp Pengendalian Penyakit Tidak Menular 5.Penyehatan Lingkungan 6.Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan tugas Teknis Lainnya Ditjen P2PL Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan (07) 1.Peningkatan Pelayanan Kefarmasian 2.Peningkatan Ketersediaan Obat dan Perbekalan Kesehatan 3.Peningkatan Pembinaan Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan 4.Peningkatan Pembinaan Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp , Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

77 Program Alokasi Anggaran Realisasi % 5.Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknik Lainnya Sekretariat Ditejn Bina Pelayanan Kefarmasian dan Alkes Rp Total Rp Sumber: Laporan Keuangan Dinas Kesehatan Prov. Sultra.Tahun 2015 Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa realisasi anggaran program sampai dengan Desember 2015 sebesar atau 90.26% C. Hasil Pelaksanaan Program dan Kegiatan 1. Hasil Pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan Administrasi Perkantoran, Kepegawaian dan Keuangan a. Pelayanan Administrasi Perkantoran Pelayanan administrasi perkantoran pada prinsipnya meliputi kegiatan surat menyurat. Jumlah surat keluar dan surat masuk pada tahun 2015 sebanyak kegiatan yang terdiri dari surat masuk dan surat keluar. b. Pelayanan Administrasi Kepegawaian Pelayanan administrasi kepegawaian meliputi penempatan CPNS, pengurusan kenaikan pangkat, pengurusan kenaikan gaji berkala, surat cuti, pensiun, pindah masuk, pindah kelaur, pengurusan dokter PTT, dokter gigi PTT, Selesai Masa Bakti (SMB) dokter PTT, SMB dokter gigi PTT, Bidan PTT, dan tenaga kesehatan. Pada tahun 2015, sebanyak 46 pegawai mendapat kenaikan pangkat, 145 orang mendapatkan kenaikan gaji berkala, 62 orang pegawai mengambil cuti, tidak ada pegawai memasuki pensiun (purna tugas) karena adanya Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

78 perpanjangan usia pensiun bagi pegawai negeri sipil, 8 orang pegawai pindah masuk, 2 orang pindah keluar. Disamping pengelolaan kepegawaian (pegawai PNS), juga dilakukan pengelolaan pegawai tidak tetap yakni dokter PTT/dokter gigi PTT 87 orang, Bidan PTT 139 orang c. Pelayanan Administrasi Keuangan Pelayanan administrasi keuangan pada prinsipnya lebih diarahkan pada kegiatan perbedaharaan, kegiatan akuntasi dan pelaporan serta kegiatan verifikasi. Jumlah pegawai yang dilayani dalam penggajian sebanyak 396 orang yang terdiri dari golongan IV sebanyak 20 orang, Golongan III sebanyak 276 orang, Golongan II sebanyak 98 orang dan Golongan I sebanyak 2 orang. Pada tahun 2015 terhitung bulan Desember juga terdapat pengurusan gaji pada pegawai yakni sebanyak 75 pegawai mutasi gaji kenaikan pangkat, 166 orang mutasi gaji berkala, 0 orang pegawai mutasi gaji pensiun (purna tugas), dan CPNS 36 orang. Disamping pengelolaan gaji juga pengelolaan tunjang perbaikan pernghasilan pegawai, pengelolaan perlengkapan dan pengelolaan sistem pelaporan keuangan dan barang dalam bentuk SIMAK BMN dan SAK. 2. Pelaksanaan Kegiatan yang dibiayai APBD a. Hasil Pelaksanaan Kegiatan melalui Anggaran Dinas Kesehatan Pelaksanaan kegiatan yang bersumber dari dana APBD lebih diprioritaskan pada program yang berhubungan dengan administrasi Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

79 perkantoran. Hal ini disebabkan karena keterbatasan alokasi dana. Adapun hasil pelaksanaan kegiatanya, dijelaskan seperti pada Tabel berikut. Tabel 5.8. Hasil Pelaksanakan Kegiatan Bersumber dari Dana APBD Tahun 2015 NO JENIS BELANJA/PROGRAM/KEGIATAN VOLUME I Belanja Tidak Langsung 1 Gaji dan Tunjangan 12 Bulan 2 Tambahan Penghasilan PNS 12 Bulan II Belanja Langsung Program Pelayanan Administrasi 1 Perkantoran 2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 3 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 4 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 5 Program Peningkatan Sistem Perencanaan Tahunan SKPD. 6 Program Obat dan Perebekalan Kesehatan 7 Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan HASIL PELAKSANAN KEGIATAN Telah dibayarkan gaji dan tunjangan pegawai selama 12 bulan Telah dibayarkan tunjangan penghasilan PNS selama 12 bulan 12 Bulan Terlaksananya pelayanan administrasi perkantoran selama 12 bulan 1 unit Telah dibangunnya gedung Kantor Dinas Kesehatan 1 unit 6 orang Meningkatnya sumber daya Aparatur untuk dokter spesialis 5 orang Tersediaya laporan LAKIP dan 2 Dokumen Prognosis Kuangan. Telah dilakukan kegiatan peningkatan 2 Dokumen sistem perencanaan Tahunan SKPD dalam bentuk penyusunan Renja sebanyak 1 dokumen dan RKA Dokumen 10 Paket Tersedianya bat dan perbekalan kesehatan Pengembangan Media Promosi dan Informasi Sadar Hidup Sehat, 8 paket, Penyuluhan Masyarakat Pola Hidup Sehat 3 kali, Terlatihnya 204 orang Tenaga penyuluh, Dan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan di 14 Kab/Kota 8 Program Perbaikan Gizi Masyarakat 9 Program Pengembangan Lingkungan Sehat 17 Kab/Kota 1 Laporan Pemberdayaan Masyarakat Tentang Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) Tersedianya kajian Pengembangan Lingkungan Sehat 10 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular 11 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anaka Balita 14 Kab/Kota 1 Laporan Telah dilakukan Surveilance Epidemiologi dan Penanggulangan Wabah Telah dilakukan Orientasi Perawat, Bidan dan Dokter Tentang Pelayanan Neonatal Esensial 12 Program Peningkatan Keselamatan Ibu Telah dilakukan Pendampingan Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

80 Melahirkan dan Anak 1 Laporan Supervisi Suportif Bidan Koordinator Kabupaten dan Puskesmas 13 Program Peningkatan Yankes Perorangan Bebas Biaya (Bahtera Mas) 14 Program Upaya Kesehatan Perorangan 15 Program Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan Pada tabel 5.8, dijelaskan bahwa 1 Laporan 12 bulan 2 Laporan Telah dilakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan Program Peningkatan Yankes Perorangan Bebas Biaya (Bahtera Mas) Tersedianya Jasa Tenaga Kesehatan di Laboratorium dan Tersedianya bahan reagen untuk kebutuhan laboratorium Telah tersosialisasinya Rencana Kerja dan Penganggaran Pembangunan Kesehatan Terpadu dan SPM dan MDGs seluruh kegiatan kegiatan telah dilaksanakan dengan baik sampai dengan bulan Desember b. Hasil Pelaksanaan Kegiatan di Laboratorium Kesehatan No. Hasil pelaksanaan kegiatan Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara adalah sebagai berikut: 1. Penerimaan hasil pemeriksaan laboratorium untuk bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2015 sebesar Rp Jumlah penerimaan tersebut 100% disetor ke kas daerah sebagai PAD. Gambaran hasil penerimaan pemeriksaan Laboratorium tahun 2012 sampai dengan 2015 sebagai berikut : Tabel. 5.9 : Hasil Penerimaan BLK Periode Tahun Jenis Penerimaan Jumlah Penerimaan Th (Rp.) Jumlah Penerimaan Th (Rp.) Jumlah Penerimaan Th (Rp.) Jumlah Penerimaan Th (Rp.) 1. Mikrobiologi Kimia dan Patologi Narkoba Sewa Rumah Dinas Leges Retribusi Umum J u m l a h Sumber Pendanaan APBD Saldo Revolving Per31 Desember Penyetoran ke BPD per 31 Desember Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

81 No. 2.Untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan petugas laboratorium di puskemas dan rumah sakit kabupaten/kota dalam bentuk pelatihan pada tahun 2015 tidak dilaksanakan berhubung tidak diperolehnya dana dekonsentrasi dari Departemen Kesehatan. R.I. 3. Untuk mengetahui kualitas hasil pemeriksaan laboratorium, setiap tahunnya telah diprogramkan kegiatan Pemantapan Mutu Eksternal yang dilakukan oleh Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik PME Nasional dan PME-R (Regional) di Makassar dan Surabaya. PME tidak semuanya dilaksanakan, berhubung karena tidak didukung dana yang memadai. 4. Laboratorium Kesehatan tidak terlepas dari tuntutan untuk memberikan dan meningkatkan kualitas mutu pelayanan. Akreditasi Laboratorium Kesehatan merupakan implementasi dimana standar pelayanan diterapkan, mutu pelayanan dapat dipertanggung jawabkan dan akhirnya jaminan kepuasan pelanggan dapat dipenuhi. Untuk tujuan tersebut laboratorium kesehatan Kendari menargetkan tahun 2016 akan meningkatkan parameter pemeriksaan yang akan diakreditasi, apa bila dananya memadai. Tabel 5.10 Hasil Pengukuran Kinerja Kegiatan Tahun 2015 URAIAN Indikator Kinerja KEGIATAN Satuan Target Realisa si Pencapain Target % Pemeriksaan Urinalisa % Jml Sampel ,66 Pemeriksaan 2. Pemeriksaan Serologi % Jml Pemeriksaan 3. Pemeriksaan Hematologi % Jml Pemeriksaan 4. Pemeriksaan Parasitologi % Jml Pemeriksaan 5. Pemeriksaan Kimia Klinik % Jml 6. Pemeriksaan Bakteriologi Yg Berhubungan dgn Kesehatan Manusia (Klinis) 7. Pemeriksaan Bakteriologi Yg Berhubungan dgn Kesehatan Lingkungan Pemeriksaan % Jml Pemeriksaan % Jml Pemeriksaan Sampel ,27 Sampel ,27 Sampel ,6 Sampel ,92 Sampel ,8 Sampel ,4 Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun KET

82 (Non Klinis) 8. Pemeriksaan Kimia Lingkungan % Jml Pemeriksaan 9. Pemeriksaan Narkoba % Jml 10. Pemeriksaan Toksikologi (KLB) Pemeriksaan % Jml Pemeriksaan 11. KLB Mikrobiologi % Jml 12. Pemeriksaan Survey HIV (sampling lapangan) kab/kota 13. Bimbingan Teknis ke Puskesmas Mikroskopis Bakteri Tahan Asam (BTA) kab/kota 14. Bimbingan Teknis ke Rumah Sakit Kab/kota 15. Bimbingan Teknis ke Puskesmas kab/kota Pemeriksaan % Jml Pemeriksaan % Kemampuan Pem % Kemampuan Pem %Kemampuan Pem Sampel ,2 Sampel ,2 Sampel sampel Sampel Sarana Sarana Sarana Hasil pengukuran kinerja berdasarkan sasaran program pelayanan laboratorium dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 5.11 Hasil Pengukuran Kinerja Berdasarkan Sasaran Program Pelayanan Laboratorium Tahun 2015 NO. SASARAN INDIKATOR SASARAN TARGET REALISASI PENCAPAIAN TARGET% Terwujudnya pelayanan laboratorium kesehatan secara berjenjang yang meliputi rujukan pemeriksaan,rujukan sarana,serta rujukan pengetahua n dan teknologi % Kemampuan Parameter Pemeriksaan a. Urinalisa 100% 100% 100% b. Serologi 100% 100% 100% c. Hematologi 100% 100% 100% d. Parasitologi 100% 100% 100% e.kimia Klinik 100% 100% 100% f.bakteriologi yang berhubungan dengan kesehatan manusia g.bakteriologi yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan h.pemeriksaan Lingkungan Kimia 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% i. Narkoba 100% 100% 100% KET. Rujukan pemeriksaan dari rumah sakit puskesmas dan dokter praktek swasta serta permintaan langsung dari masyarakat 2. Meningkatny a kemampuan pelayanan a. % Puskesmas PRM dengan kemampuan pemeriksaan BTA 100% 100% 0 b. %Rumah Sakit 100% 100% 0 Bekerja sama Bidang P2PLP Dinas Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

83 laboratorium,rumah sakit dan puskesmas dikab/kota Kab/Kota dengan kemampuan lab. Kes. c. % Puskesmas dengan kemampuan laboratorium kesehatan 100% 100 % 0 Kesehatan Ket : Kemampuan Balai Labkes dalam pemeriksaan : artinya mampu menyelenggarakan pelayanan laboratorium kesehatan sesuai standar. Hasil evaluasi kinerja pelayanan laboratorium adalah sebagai berikut: Pemanfaatan dana yang tersedia secara efektif dan efisien menjamin ketersediaan alat, reagens dan bahan kebutuhan habis pakai lainnya sesuai standar dan kebutuhan berdampak terhadap meningkatnya cakupan pemeriksaan baik jumlah maupun kualitasnya. 1. Kesejahteraan petugas laboratorium sangat penting untuk diperhatikan sebagai unsur motivasi kepada staf dalam meningkatkan kinerja pelayanan, berdampak pada peningkatan cakupan dan kualitas hasil pemeriksaan. Untuk itu dibutuhkan seorang pemimpin yang mempunyai kemampuan integritas tinggi, tahu dan mengerti akan kebutuhan staf. Dinas Kesehatan Provinsi SULTRA mendukung pembiayaan yang cukup. 2. Peningkatan kemampuan dan keterampilan petugas laboratorium harus dilakukan setiap tahun sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang pelayanan laboratorium yang sedemikian pesatnya serta untuk pemenuhan permintaan tenaga kesehatan dan masyarakat. 3. Pelayanan laboratorium kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2015 menunjukan penurunan jumlah sampel yang diperiksa. Antara lain bidang pemeriksaan urinalisa 2,66 %, serologi 7,27 %, hematologi 4,27 %, parasitologi 2,6%, kimia klinik 15,92 %, dan pemeriksaan bakteriologi yang berhubungan dengan kesehatan manusia 23,8 %.Hal ini menandakan bahwa masyarakat, dokter dan tenaga kesehatan lainnya memanfaatkan jasa pelayanan pemeriksaan laboratorium Swasta dibandingkan menggunakan Laboratorium Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara milik Pemerintah 5. Kegiatan Sero Survey Hepatitis HIV/AIDS Tahun 2015 yang bekerjasama dengan P2PL Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara dan Kota Madya tidak dilaksanakan berhubung dana untuk melaksanakan kegiatan dimaksud tidak tersedia. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

84 6. Peningkatan manajemen laboratorium kesehatan melalui peningkatan profesionalisme sumber daya tenaga, pengelolaan dana secara berhasil guna dan berdaya guna, penataan organisasi, peningkatan kemampuan laboratorium dengan penetapan dan penerapan standar pelayanan, standar profesi dan akreditasi serta pelaksanaan sistem informasi laboratorium secara terpadu dan terkoordinasi dengan unit kerja terkait harus lebih ditingkatkan untuk masa yang akan datang, harus seiring dengan dukungan dana yang memadai c. Hasil Pelaksanaan Kegiatan di Bapelkes A. Hasil kegiatan Pelatihan yang dilaksanakan di Bapelkes Prov. Sultra pada tahun 2015 yaitu : Penyelenggaraan Pelatihan di Bapelkes berdasarkan perencanaan kalender diklat yang meliputi rencana pelatihan dengan sumber dana yang berasal dari program Penyelenggaraan Pelatihan sumber daya kesehatan (S DK) Dinas Kesehatan Prov. Sultra, pelatihan yang berasal dari Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Makassar selaku mitra, pelatihan yang berasal dari Pusdiklat Aparatur Kesehatan RI (secara insidentil) dan pelatihan jabfung kesehatan yang bersumber dana dari swadana peserta. Pada tahun 2015 pelatihan yang sudah diselenggarakan di Bapelkes Prov. Sultra mencapai 7 (Tujuh) pelatihan yaitu, 3 diantara berasal dari swadana : NO Tabel 5.12 Pelatihan Bersumber Swadana Tahun 2015 NAMA JENIS JML WAKTU KEGIATAN KEG ORANG PELKS 1 Jabatan Fungsional sanitarian ahli 2 Jabatan fungsional administrator kesehatan ahli 3 Jabatan fungsional penyuluh kesehatan masyarakat ahli Diklat /2/2015 Diklat / 12/2015 Diklat / 12/2016 SASARAN PESERTA Tenaga kesehatan Tenaga kesehatan Tenaga kesehatan Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

85 Khusus pelatihan yang bersumber dana dari peserta (swadana), Bapelkes Prov. Sultra menyusun RAB, mengirim surat ke Dinas Kesehatan Prov. Sultra, membuat pengumuman via RRI yang disiarkan rata-rata setiap pengumuman 10 kali, bahwa Bapelkes akan menyelenggarakan pelatihan jabatan fungsional. Untuk membiayai kegiatan pelatihan kesehatan, Bapelkes tahun 2015 mendapat dana APBN yaitu seperti tabel dibawah ini : N O Tabel 5.13 Pelatihan bersumber APBN Tahun 2015 NAMA JENIS JML WAKTU KEGIATAN KEG ORANG PELKS 1 Pelatihan sanitarian total berbasis masyarakat (STBM) program PAMSIMAS II 2 Pelatihan manajemen puskesmas angatan I 3 Pelatihan manajemen puskesmas angatan I 4 Pelatihan manajemen mutu puskesmas Diklat /9/2015 Diklat / 11/201 5 Diklat / 11/201 5 Diklat / 11/201 5 SASARAN PESERTA Tenaga kesehatan Kapus,KTU dan progremer PKM Kapus,KTU dan progremer PKM Kapus,KTU dan progremer PKM Hasil Perhitungan Seat Occupatoan Rate (SOR). Hasil perhitungan SOR pada tahun 2015 ternyata ada peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu Tahun 2013 sebesar 16,12 % dan tahun 2014 Sebesar 21,79%, sedangkan pada tahun 2015 mencapai 43,22% atau naik sebesar 21.43% Kondisi ini disebabkan karena pelaksanaan pelatihan dibapelkes baik yang berasal Dinas Kesehatan sendiri maupun dari instansi lain telah menggunakan Bapelkes sebagai tempat pelatihan, namun untuk meningkatkan SOR tiap tahun maka diharapkan adanya kerjasama baik Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

86 dari Dinas kesehatan maupun dari SKPD lain, oleh karena itu bapelkes juga harus membenahi diri dengan meningkat sarana dan prasarana yang ada begitu juga pelayanan yang diberikan kepada pemakai fasilitas Bapelkes. Untuk mencapai peningkatan SOR seperti yang diharapkan maka pelayanan pelatihan tetap meningkatkan rencana pelatihanpelatihan yang bersifat swadana yaitu pelatihan Jabatan Fungsional (Jafung )antara lain Jafung Administrator Kesehatan, Jafung Epiemiologi Kesehatan Ahli Pada tahun 2015 telah dilakukan perbaikan dan pengadaan sarana dan prasarana yang ada di Bepelkes dengan sumber pembiayaan dari APBD Prov. Sultra yang terdiri dari : Pengadaan Genset Pengadaan Meubelair (Pengadaan Gorden) Pengadaan AC Pengadaan Kulkas,Freezer Pengadaan alat rumah tangga (Home Use) Infocus Spring bed, Sprey Pembamgunan pagar Pembuatan sumur bor Pemeliharaan gedung asrama Pemeliharaan gedung aula B. Realisasi Anggaran a. Angaran Rutin Untuk membiayai kegiatan rutin, Bapelkes Propinsi Sultra mendapat anggaran rutin tahun 2015 sebanyak Rp ,- melalui DPA Dinas Kesehatan Prop Sultra. Realisasi Rp ,- (93,51 %), Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

87 b. Anggaran Penyelenggaraan Pelatihan Penyerapan dana anggaran pelatihan yang diselenggarakan di Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Kendari selama satu tahun yang bersumber dari APBN berjumlah Rp ,- telah dilaporkan ke PPSDM Kes. c. Penerimaan PAD Realisasi penerimaan PAD sampai dengan bulan Desember 2015 sebesar Rp dari target yang tetapkan oleh Dinas Pendapatan Asli Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar Rp atau terealisasi sekitar 115,97% jadi realisasi penerimaan PAD melebihi dari target yang telah ditetapkan oleh DISPENDA Sulawesi Tenggara Dari penerimaan PAD tersebut perlu dipertimbangkan lebih lanjut agar melakukan pelayanan yang terpercaya sebagai visi Bapelkes maka perlu diberikan suatu kebijakan dalam pengelolaan PAD agar sebagian dana tersebut dapat langsung dipakai oleh Bapelkes terutama pemenuhan keperluan pelanggan saat dibutuhkan. b. Pelaksanaan Kegiatan melalui Dana Dekonsentrasi a). Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya, Kementerian Kesehatan Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Kementerian Kesehatan mencakup dukungan tentangan kepegawaian, keuangan, perencanaan, data dan informasi serta promosi dan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan. Dibawah ini akan disajikan hasil pelaksanaan kegiatan dukung manajemen sebagai berikut. 1). Dukungan manajemen dalam hal kepegawaian, keuangan, perencanaan, data dan evaluasi Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

88 Kegiatan yang berhubungan dengan dukungan manajemen meliputi kepegawaian, keuangan, perencanaan, data dan evaluasi. Hasil pelaksanaan terhadap kegiatan dimaksud, disajikan pada Tabel berikut. Tabel Hasil Pelaksanaan Kegiatan Program Dukungan Manajemen NO KEGIATAN VOLUME HASIL PELAKSANAAN 1 2 Honorarium Percepatan Pengelola Administrasi (SIMPEG) pegawait tidak tetap (PTT) dan Penugasan khusus di Prov dan Kab Monev/reiew/pembinaan Dinas Prov ke Kab/Kota terkait pengelolaan tenagga PTT dan Penugasan Khusus 180 OB 8 OT Telah dibayarkan Honorarium Percepatan Pengelola Administrasi (SIMPEG) pegawait tidak tetap (PTT) dan Penugasan khusus di Prov dan Kab ( 100%) Telah dilakukan Monev/reiew/pembinaan Dinas Prov ke Kab/Kota terkait pengelolaan tenagga PTT dan Penugasan Khusus (100%) 3 Konsultasi ke Pusat PTT dan Penugasan Khusus 1 Kali Telah dilaksanakan Konsultasi ke Pusat PTT dan Penugasan Khusus (100%) Rakor Pengelola Kepegawaian (PTT) dan Tugas dalam rangka penyusunan dan Evaluasi kebutuhan daerah (Optimal) Penyelenggaraan Akutansi dan Informasi Monitoring dan evaluasi Pendampingan SAK dan SIMAK- BMN Tugas Pembantuan di Kabupaten/Kota Rekonsiliasi SIMAK Wilayah ke KPKNL Makasar Pertemuaan Pengelolaan Barang Milik Negara Pertemuan Rapat Kerja Nasional (Rakerkesnas) Regional di Sulsel Rapat Koordinasi Pelaksanaan Operasional Program (Rakorpop) Rapat Koordinasi Teknis Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang Kesehatan Pertemuaan Pra Rakontek DAK tingkat Provinsi Sosialisasi Juknis Dana Alokasi Khusus Bidkes di Jakarta dan Penyusunaan RKA DAK 20 Orang 60 OB 10 OT 1 Kali 26 Orang 21 Orang 3 ORG 1 Kali 20 Orang 5 orang Telah dilaksanakan Rakor Pengelola Kepegawaian (PTT) dan Tugas dalam rangka penyusunan dan Evaluasi kebutuhan daerah (Optimal)di Bapelkes tanggal (100%) Telah dilaksanakan Akutansi dan Informasi selama 12 Bulan(100%) Telah dilakukan Monitoring dan evaluasi Pendampingan SAK dan SIMAK-BMN Tugas Pembantuan di Kabupaten/Kota tanggal 6 April s/d 20 Mei 2015 (100%) Rekonsiliasi SIMAK Wilayah ke KPKNL Makasar 3 Juli s/d 2 Agustus 2015 (100%) Pertemuaan Pengelolaan Barang Milik Negara 15 s/d 17 Oktober 2015 (100%) Pertemuan Rapat Kerja Nasional (Rakerkesnas) Regional di Sulsel tanggal 9 12 Maret 2015 (100%) Rapat Koordinasi Pelaksanaan Operasional Program (Rakorpop) tanggal 30 November s/d 2 Desember 2015 (100%) Rapat Koordinasi Teknis Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang Kesehatan 3 s/d 6 Agustus 2015 (100%) Pertemuaan Pra Rakontek DAK tingkat Provinsi tanggal 4 s/d 6 Juni 2015 (100%) Sosialisasi Juknis Dana Alokasi Khusus Bidkes di Jakarta dan Penyusunaan RKA DAK tanggal 12 s/d 14 November 2015 (100%) Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

89 14 Sosialisasi e-renggar di Provinsi 61 Orang Honor Pengelola e-planning dan Monev DJA/Bappenas e-renggar Evaluasi Pelaksanaan Program dari kegiatan yang bersumber APBN di Pusat Bimbingan Teknis Perencanaan dan Anggaran Monitoring dan Evaluasi Program ke Kab/Kota Konsultasi Program ke Pusat Pengelolaan data Perencanaan dan Anggaran Pertemuaan penelitian/reviu RKA-K/L alokasi anggaran di Bandung 20 OB 2 Kali 26 OT 52 OT 2 Kali 12 BLN 2 orang 22 Penyusunaan RKA-KL T.A OT Konsultasi Pagu Sementara dan Definitif Pertemuaan Pra Rakontek Perencanaan di Provinsi 1 KL 71 Orang 25 Rakontek Perencanaan di Pusat 3 orang Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan di Provinsi Pengelolaan dan Pelaksanan Kegiatan Dekonsentrasi di Pusat Persentase Pembayaran Gaji dan Insentif PTT tepat waktu, jumlah dan sasaran Pengelola SIK Provinsi dan Kab/Kota Pemutakhiran Data Profil Kesehatan Kab/Kota Pertemuan Validasi Data Komdat dan Data Dasar Puskesmas Persemester 39 Orang 48 OB 180 OB 10 bln 23 Orang 2 Kali Sosialisasi e-renggar di Provinsi 3 s/d 5 Maret 2015 di Bapelkes (100%) Honor Pengelola e-planning dan Monev DJA/Bappenas e-renggar selama 12 Bulan (100%) Evaluasi Pelaksanaan Program dari kegiatan yang bersumber APBN di Pusat gelombang pertama tanggal 23 s/d 25 Maret 2015 di Bandung dan gelombang ke 2 tanggal 7 s/d 9 Desember 2015 di Jakarta (100%) Bimbingan Teknis Perencanaan dan Anggaran Juni Juli dan Oktober November (100%) Monitoring dan Evaluasi Program ke Kab/Kota Juni Juli dan Oktober November (100%) Konsultasi Program ke Pusat tanggal 25 s/d 27 Juli dan 9 s/d 12 September 2015 (100%) Pengelolaan data Perencanaan dan Anggaran selama 12 Bulan (100%) Pertemuaan penelitian/reviu RKA-K/L alokasi anggaran di Bandung tanggal 9 s/d 1 Juli 2015 (100%) Penyusunaan RKA-KL T.A tahap I 9 s/d 13 Juli 2015, Tahap 2 15 s/d 18 Oktober 2015 dan tahap 3 26 s/d 29 Oktober (100%) Konsultasi Pagu Sementara dan Definitif 25 s/d 27 Februari 2015 dan 9 s/d 12 September 2015 (100%) Pertemuan Pra Rakontek Perencanaan di Provinsi 20 s/d 22 Februari 2015 (100%) Rakontek Perencanaan di Pusat tanggal 22 s/d 24 April 2015 di Jakarta Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan di Provinsi tanggal 12 s/d 14 Agustus 2015 di Palaza Inn (100%) Pengelolaan dan Pelaksanan Kegiatan Dekonsentrasi di Pusat 12 bulan (100%) Persentase Pembayaran Gaji dan Insentif PTT tepat waktu, jumlah dan sasaran selama 12 Bulan (100%) Pengelola SIK Provinsi dan Kab/Kota selama 10 Bulan (Feb Nov 2015) 100% Pemutakhiran Data Profil Kesehatan Kab/Kota tanggal Maret 2015 di Zenit (100%) Pertemuan Validasi Data Komdat dan Data Dasar Puskesmas Persemester tahap I tanggal 7 s/d 9 Agustsus 2015 di Zenit dan Tahap II tanggal 11 d/s 13 Desember 2015 di Hotel Zenit. (100%) Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

90 NO KEGIATAN VOLUME HASIL PELAKSANAAN Pelatihan Komdat bagi Petugas SIK Kab/Kota Penyusunaan Laporan Data Templet dan PMKDR Penyusunan Profil Kesehatan Kab/Kota 22 Orang 2 Kali 3 PT Pelatihan Komdat bagi Petugas SIK Kab/Kota tanggal 9 s/d 13 Juni 2015 di Plaza Inn (100%) Penyusunaan Laporan Data Templet dan PMKDR Januari s/d Juni dan Juli d/s Desember 2015 (100%) Penyusunan Profil Kesehatan Kab/Kota bulan Mei s/d Juni 2015 (100%) 2). Pengembangan Jaminan Kesehatan Untuk mendukung pelaksanaan program Jamkesmas, Dinas kesehatan melaksanakan kegiatan pengelolaan program Jamkeskmas di Provinsi dan Kab/Kota, administrasi pengelolaan Jamkesmas di Provinsi, oordinasi dan sinkronisasi program Jankesmas, bimbingan dan monitoring pelaksanaan/pengelola JKN di Provinsi, sosialisasi JKN tingkat provinsi, sosialisasi JKN untuk daerah daratan dan lautan, pertemuan evaluasi pelaksanaan JK Tkt Provinsi dan di Kab/Kota. Adapun hasil pelaksanaan kegiatan disajikan pada tabel berikut. Tabel Hasil Pelaksanaan Kegiatan Program Pengembangan Jaminan Kesehatan NO KEGIATAN VOLUME HASIL PELAKSANAAN 1 Administrasi Kegiatan Pengelolaan JKN di Provinsi 12 BLN Telah dilaksanakan Administrasi Kegiatan Pengelolaan JKN di Provinsi (100%) 2 Bimbingan Teknis Pelaksanaan Program JKN ke Kab/Kota 13 OT Telah dilakukan Bimbingan Teknis Pelaksanaan Program JKN ke Kab/Kota (100%) 3 4 Monitoring Pelaksanaan Program JKN ke Kab/Kota Konsultasi Teknis Program Pelaksanaan JKN 13 OT 2 Kali Telah dilakukan Monitoring Pelaksanaan Program JKN ke Kab/Kota (100%) Telah dilakukan Konsultasi Teknis Program Pelaksanaan JKN di Jakarta 2 kali (100%) Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

91 NO KEGIATAN VOLUME HASIL PELAKSANAAN Konsultasi/penyusunan usulan program JKN ke RKA- KL tahun 2016 Deseminasi JKN Tingkat Provinsi Rapat Koordinasi Pelaksanaan JKN Pertemuan Evaluasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional Tingkat Provinsi 1 Kali 28 Orang 5 Kali 36 Orang Telah dilakukan Konsultasi/penyusunan usulan program JKN ke RKA-KL tahun 2016 (100%) Telah dilakukan Deseminasi JKN Tingkat Provinsi di Hotel Putri Wisata Tanggal 10 s/d 12 Agustus 2015 (100%) Telah dilakukan Rapat Koordinasi Pelaksanaan JKN (100%) Telah dilaksanakan Pertemuan Evaluasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional Tingkat Provinsi di Hotel Zenith Tanggal 27 s/d 29 November 2015 (100%) 3). Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Pada tahun 2015, program pemberdayaan dan promosi kesehatan ditujukan untuk meningkatkan cakupan rumah tangga ber PHBS menjadi 70%, meningkatkan cakupan posyandu purnama-mandiri dan UKBM lainnya menjadi 60%, persentase Desa Siaga Aktif di Sulawesi Tenggara Tahun 2014 mencapai 78,53% (target 50%) meningkat dari tahun 2013 sebesar 47,94%., meningkatkan sekolah dasar yang mempromosikan kesehatan menjadi 40%, dan melakukan advokasi pengembangan strategi promosi kesehatan dan kebijakan pembangunan berwawasan kesehatan di kabupaten/ kota. Dalam upaya mencapai target tersebut, berbagai kegiatan dilaksanakan pada tahun 2015 seperti pada Tabel berikut. Tabel Hasil Pelaksanaan Kegiatan Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Tahun 2015 NO KEGIATAN VOLUME HASIL PELAKSANAAN 1 2 Pertemuan Koordinasi Perencanaan Program dengan Kab/Kota Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran 31 Orang 3 Kali Telah dilakukan Pertemuan Koordinasi Perencanaan Program dengan Kab/Kota di Bapelkes Tanggal 23 s/d 25 Februari 2015 (100%) Telah dilaksanakan Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran 3 kali pada bulan April, September dan Oktober (100%) Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

92 NO KEGIATAN VOLUME HASIL PELAKSANAAN 3 Pengelolaan Dekonsentrasi 12 Bulan 4 Monitoring terpadu Program Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat 2 kali 5 Konsultasi Teknis Program ke Pusat 2 Kali Penyusunan Database Daerah yang telah menyusun regulasi (perda,perbup, perwil dll) tingkat Provinsi Pembahasan kajian masalah kesehatan dan potensial sektoral dalam usaha peningkatan perilaku sehat Pembentukan Tim Advokasi dalam usaha peningkatan perilaku sehat pertemuan penyusunan rencana advokasi dalam usaha peningkatan perilaku sehat Pengembangan media advokasi dalam peningkatan perilku sehat Penyusunan Data Base Pokjanal/Forum peduli kesehatan 33 Orang 20 Orang 20 Oang 20 Oang 5000 Exemplar 15 Orang 12 Pembentukan Pokjanal Kab/Kota 20 Orang Pertemuan Koordinasi Pokjanal Desa dan Kelurahan siaga Tingkat Provinsi Peningkatan Kapasitas Petugas Promkes Kab/Kota Orientasi bagi Fasilitator Kampanye Aku Bangga Aku Tahu Pembinaan/Penyuluhan Oleh Fasilitator di Institusi Pendidikan (SMP,SMA,Perguruan Tinggi) Penggandaan dan Pendisitribusian Materi KIE Aku Bangga Aku Tahu Peningkatan Kapasitas promosi Kesehatan bagi petugas puskesmas Orientasi Pemberdayaan masyarakat bagi bidan/perawat Poskesdes Orientasi pemberdayaan masyarakat bagi kader kesehatan 28 Orang 28 Orang 16 Orang 5 titik 5000 Exemplar 34 Orang 36 Orang 36 Orang Telah dilaksanakan Pengelolaan Dekonsentras 12 Bulan ( 100%) Telah dilakukan Monitoring terpadu Program Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat sebanyak 2 kali (100%) Telah dilakukan Konsultasi Teknis Program ke Pusat 2 Kali pada bulan Juli dan November (100%) Telah dilakukan Penyusunan Database Daerah yang telah menyusun regulasi (perda,perbup, perwil dll) tingkat Provinsi di Bapelkes Tanggal 6 s/d 8 April 2016 (100%) Telah dilakukan Pembahasan kajian masalah kesehatan dan potensial sektoral dalam usaha peningkatan perilaku sehat di Bapelkes, 21 s/d 22 Mei 2015 (100%) Telah dilakukan Pembentukan Tim Advokasi dalam usaha peningkatan perilaku sehat di Bapelkes Tanggal 12 s/d 13 Juni 2016 (100%) Telah dilakukan pertemuan penyusunan rencana advokasi dalam usaha peningkatan perilaku sehat di Bapelkes Tanggal 23 s/d 24 Juni 2015 (100%) Telah dilakukan Pengembangan media advokasi dalam peningkatan perilku sehat (100%) Telah dilakukan Penyusunan Data Base Pokjanal/Forum peduli kesehatan di Bapelkes Tanggal 12 Mei 2015 (100%) Telah dilaksanakan Pembentukan Pokjanal Kab/Kota di 5 Kabupaten bulan Oktober s/d November 2015 (100%) Telah dilaksanakan Pertemuan Koordinasi Pokjanal Desa dan Kelurahan siaga Tingkat Provinsi di Bapelkes Tanggal 25 s/d 27 Mei 2015 (100%) Terlatihnya 28 orang Petugas Promkes di Kab/Kota yang dilaksanakan di Hotel Zahra tanggal 15 s/d 19 September 2015 (100%) Terlatihnya 16 orang Fasilitator Kampanye Aku Bangga Aku Tahu yang dilaksanakan di Bapelkes tanggal 15 s/d 17 April 2015 (100%) Telah dilaksanakan Pembinaan/Penyuluhan Oleh Fasilitator di Institusi Pendidikan (SMP,SMA,Perguruan Tinggi) (100%) Telah dilakukan Penggandaan dan Pendisitribusian Materi KIE Aku Bangga Aku Tahu sebanyak 5000 exemplar (100%) Terlatihnya 34 orang petugas promosi Kesehatan di puskesmas yang dilaksanakan di Hotel Zahra tanggal 16s/d 20 September 2015 (100%) Terlatihnya 34 bidan/perawat Poskesdes dalam rangka pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan di hotel Zahra tanggal 26 s/d 29 September 2015 (100%) Terlatihnya 36 kader kesehatan untuk pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan di hotel Zahra tanggal 30 September s/d 3 Oktober 2015 (100%) Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

93 NO KEGIATAN VOLUME HASIL PELAKSANAAN Penyusunan Data Base Mitra Potensial Sosialisasi Program Kesehatan Kepada Mitra Potensial (Duia Usaha/Swasta/INGO) dalam Mendukkung Pembangunan Kesehatan Penyusunan Lingkup Kerjasama dan Draft MoU dan Perjanjian Kerjasama Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Kerjasama 15 Orang 20 Orang 20 Orang 20 Orang Telah dilaksanakan Penyusunan Data Base Mitra Potensial di Bapelkes Tanggal 13 April 2015 (100%) Telah dilakukan Sosialisasi Program Kesehatan Kepada Mitra Potensial (Dunia Usaha/Swasta/INGO) dalam Mendukkung Pembangunan Kesehatan di Hotel Grand Clarion Tanggal 4 s/d 5 Juni 2015 (100%) Telah dilakukan Penyusunan Lingkup Kerjasama dan Draft MoU dan Perjanjian Kerjasama di Bapelkes Tanggal 18 s/d 19 Agustus 2015 (100%) Telah dilakukan Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Kerjasama di Bapelkes tanggal 19 s/d 20 Desember 2015 (100%) 25 Pembuatan Buku sebagai laporan 1 PT Telah disusun Buku sebagai laporan (100%) Penyebaran Informasi kesehatan Melalui Pameran dlm Provinsi Penyebaran Informasi Kesehatan Melalui Pameran Luar Provinsi Penyebaran Informasi Kesehatan Melalui Media cetak Leaflet Penyebarluasan Informasi Kesehatan Melaui Media Luar Ruang Penyebarluasan Informasi Kesehatan Melalui Media Poster Penyebarluasan Informasi Kesehatan melalui Mobil Unit Penyuluhan pencetakan Lembar Balik KSI (Keluarga Sehat Idamanku) Lomba Poster Tingkat Provinsi Dengan tema Inovasi Peningkatan PHBS/program Prioritas Penyusunan Database Ormas dalam mendukung pembngunan kesehatan Penyusunan Kerjasama dengan Ormas dalam usaha mendukung pembangunan kesehatan Penandatangan Perjanjian Kerjasama (PKS) 2 Kali 1 Kali 9000 Exemplar 50 Paket 6000 Exemplar 12 Bulan 300 Exemplar 1 Kali 20 Orang 31 Orang 31 Orang 37 Fasilitasi Ormas 4 PT Telah dilakukan Penyebaran Informasi kesehatan Melalui Pameran dlm Provinsi sebanyak 2 kali (100%) yang pertama dilakasanakan di Kolaka Timur tanggal Telah dilakukan Penyebaran Informasi Kesehatan Melalui Pameran Luar Provinsi 1 Kali (100%) Telah dilakukan Penyebaran Informasi Kesehatan Melalui Media cetak Leaflet sebanyak 9000 exemplar (100%) Telah dilakukan Penyebarluasan Informasi Kesehatan Melaui Media Luar Ruang sebanyak 50 Paket (100%) Telah dilakukan Penyebarluasan Informasi Kesehatan Melalui Media Poster sebanyak 6000 exemplar (100%) Penyebarluasan Informasi Kesehatan melalui Mobil Unit Penyuluhan Telah dilakukan pencetakan Lembar Balik KSI (Keluarga Sehat Idamanku) 300 exemplar (100%) Telah dilakukan lomba Poster Tingkat Provinsi Dengan tema Inovasi Peningkatan PHBS/program Prioritas di Dinkes Prov. Sultra tanggal 5 Desember 2015 (100%) Telah dilakukan Penyusunan Database Ormas dalam mendukung pembngunan kesehatan di Bapelkes tanggal 16 Juni 2015 (100%) Telah dilakukan Penyusunan Kerjasama dengan Ormas dalam usaha mendukung pembangunan kesehatan di hotel Zahra Tanggal 30 Juni s/d 2 Juli 2015 (100%) Telah dilakukan Penandatangan Perjanjian Kerjasama (PKS) di Hotel Zahra Tanggal 23 s/d 25 Agustus 2015 (100%) Telah dilakukan Fasilitasi Ormas sebanyak 4 kali di Kabupaten Konsel, dan 3 kali di Kota Kendari,(100%) Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

94 b) Program Pengembangan Sumberdaya Manusia Kesehatan 1. Keadaan Tenaga Kesehatan Sebagai gambaran, saat ini jumlah SDM Kesehatan yang bekerja pada seluruh Institusi Kesehatan di Sulawesi Tenggara berjumlah orang. Dari jumlah tersebut, jenis tenaga keperawatan menempati urutan terbanyak yakni sebesar 3,672 orang (27,99%), yang disusul tenaga kebidanan yakni sebesar orang (24,62%), selanjutnya tenaga kesehatan masyar akat sebesar orang (10,37%), tenaga gizi sebesar 643 orang (4,90%), serta jenis tenaga kesehatan lainnya. Sedangkan untuk tenaga medis terdiri dari dokter spesialis sebesar 136 orang ( 1,04%) dokter umum sebesar 436 orang (3,32%) serta dokter gigi sebesar 173 orang (1,32%). 2. Pencapaian Rasio Tenaga Kesehatan tahun 2015 Berdasarkan angka proyeksi pertumbuhan penduduk di Sulawesi Tenggara yang dituangkan dalam Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun , maka proyeksi perkiraan jumlah penduduk Sulawesi Tenggara tahun 2014 sebesar jiwa. Berdasarkan jumlah penduduk tersebut, maka pencapaian rasio tenaga kesehatan saat ini di Sulawesi Tenggara adalah sebagai berikut : Rasio Tenaga Dokter Spesialis terhadap penduduk, baru mencapai 5,64 per penduduk. Rasio Tenaga Dokter Umum terhadap penduduk, baru mencapai 18,07 per penduduk. Rasio Tenaga Dokter Gigi terhadap penduduk, baru mencapai 7,17 per penduduk. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

95 Rasio Tenaga Perawat terhadap penduduk, baru mencapai 152,21 per penduduk. Rasio Tenaga Bidan terhadap penduduk, baru mencapai 133,88 per penduduk. Rasio Tenaga Perawat Gigi terhadap penduduk, baru mencapai 6,26 per penduduk. Rasio Tenaga Kefarmasian (Apoteker dan Tenag a Teknis Kefarmasian) terhadap penduduk, baru mencapai 22,30 per penduduk. Rasio Tenaga Sarjana Kesehatan Masyarakat terhadap penduduk, baru mencapai 56,37 per penduduk Rasio Tenaga Sanitarian terhadap penduduk, baru mencapai 16,12 per penduduk. Rasio Tenaga Nutrisionis terhadap penduduk, baru mencapai 26,65 per penduduk Rasio Tenaga Keterapian Fisik terhadap penduduk, baru mencapai 1,82 per penduduk. Rasio Tenaga Keteknisian Medis terhadap penduduk, baru mencapai 13,64 per penduduk. 3. Upaya Percepatan Pengadaan Dokter Spesialis Kementerian Kesehatan menyelenggarakan Program Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis bagi para dokter/dokter gigi untuk pemenuhan kebutuhan tenaga dokter spesialis di Rumah Sakit. Proses penerimaan peserta program dilaksanakan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 539 tahun 2008 tentang Pedoman Penerimaan Peserta Program Pemberian Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

96 Bantuan PPDS/PPDGS diberikan kepada calon peserta yang diusulkan oleh Rumah Sakit yang masih mengalami kekurangan dokter spesialis berdasarkan standar kebutuhan tenaga dokter spesialis di rumah sakit yang mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan nomor : 340 tahun 2010 tentang Klarifikasi Rumah Sakit. Prioritas penerimaan peserta diutamakan untuk 4 (empat) Spesialis Dasar (Obgyn, Ilmu Kesehatan Anak, Ilmu Bedah dan Ilmu Penyakit Dalam) dan 4 (empat) Spesialis Penunjang (Anastesiologi, Radiologi, Phatologi Klinik, dan Rehabilitasi Medik). Spesialis lainnya hanya dapat bisa diakomodir apabila tenaga spesialis dasar dan penunjang sudah terpenuhi di rumah sakit dimaksud. Untuk saat ini telah dilaksanakan selama 17 ( Tujuh belas ) tahap sampai tahun Sampai dengan bulan September 2015 jumlah dokter spesialis yang telah menyelesaikan pendidikan dokter spesialis sebanyak 48 orang, seperti terlihat pada tabel di bawah ini : NO 4 Kolaka Bombana 8 Wakatobi 9 KAB/KOTA 1 Buton 2 Muna 3 Konawe Konawe Selatan Kolaka Utara Konawe Utara 10 Buton Utara 11 Kendari 12 Bau-Bau 13 PROVINSI TOTAL Tabel REKAPITULASI PESERTA PPDS/PPDGS YANG TELAH MENYELESAIKAN PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA STATUS KEPEGA WAIAN Sp. B 4 Dasar 4 Penunjang Sp. Lainnya Sp. PD Sp. A Sp. OG Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun Sp. An Sp. Rad Sp. PK Sp. RM Sp. Mata Sp. GK Sp. Sp. THT Sp. KJ PA Sp. KK Sp. JP Sp. JUMLAH Syara f PNS Non PNS 0 PNS Non PNS 0 PNS Non PNS 0 PNS Non PNS 0 PNS 1 1 Non PNS 0 PNS Non PNS 0 PNS Non PNS 0 PNS Non PNS 0 PNS Non PNS 0 PNS 0 Non PNS 0 PNS Non PNS 1 1 PNS Non PNS 0 PNS Non PNS

97 Sedangkan yang sementara pendidikan dokter Spesialis / dokter gigi spesialis sebanyak 39 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini. Tabel 5.20 REKAPITULASI PESERTA PPDS/PPDGS YANG SEMENTARA PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA ANGKATAN III - XIV ( ) NO KAB/KO TA 1 Buton 2 Muna 3 Konawe 4 Kolaka 5 Konawe Selatan 6 Kolaka Utara 7 Bomban a 8 Wakatob i 9 Konawe Utara 10 Buton Utara 11 Kendari 12 Bau-Bau 13 PROVINS I TOTAL STATUS KEPEGA WAIAN Sp. B Sp. PD PNS 1 Sp. A Sp. OG Sp. An Sp. Rad Sp. PK Non PNS Sp. RM Sp. Mata PNS 1 1 Non PNS 2 1 PNS 1 1 Non PNS 1 PNS 1 1 Non PNS 1 1 PNS Non PNS 1 1 PNS Non PNS 1 PNS 1 Non PNS 2 1 PNS Non PNS 1 PNS Non PNS PNS Sp. GK Sp. THT Sp. KJ Sp. PA Sp.Pa ru Non PNS PNS Non PNS PNS 1 1 Non PNS PNS 1 1 Non PNS 4 Dasar 4 Penunjang Sp. Lainnya Sp.Be dah Sp. KK Sp. JP Sp Sya Untuk angkatan ke XIII s.d angkatan XIV sampai hari ini seksi pengembangan SDMK dan Diklat belum mendapatkan informasi berapa yang sementara pendidikan. Sedangkan untuk angkatan ke XV dan angkatan XVII yang lulus administrasi pusat Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

98 sebanyak 14 orang yang terdiri dari pendaftar baru sebanyak 10 orang dan Residen sebanyak 4 orang. 4. Pendidikan Tenaga Kesehatan Program tugas belajar bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalisme sumber daya manusia bidang kesehatan serta tenaga-tenaga lainnya untuk mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna, serta untuk mendukung pengembangan karir yang bersangkutan. Pelaksanaan program tugas belajar dirasakan belum memenuhi tujuan seperti yang diharapkan. Masalah yang dihadapi adalah : Belum adanya kebijakan operasional secara menyeluruh penyelenggaraan tugas belajar, termasuk penyediaan dan pemanfaatan dana tugas belajar. Terbatasnya kajian kebutuhan tenaga dan kebutuhan pendidikan dan pelatihan yang tajam serta perencanaan tugas belajar yang mantap, terarah, terpadu, berkesinambungan dan didasarkan pada pengembangan karir tenaga kesehatan. Belum adanya pengaturan yang jelas dan tertulis tentang keterkaitan hubungan kerja sesuai dengan peran, fungsi dan tugas masing-masing unit organisasi yang berhubungan dengan penyelenggaraan tugas belajar. Masih terbatas dan terlambatnya arus informasi tentang tugas belajar yang diajukan dan diterima oleh institusi mapun tenaga kesehatan yang potensial untuk ditugasbelajarkan. Sasaran program tugas belajar adalah sumber daya manusia di bidang kesehatan yang berstatus PNS, serta tenaga Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

99 lain yang melakukan tugas-tugas atau bekerja dalam upaya atau sarana kesehatan, ditunjuk atau ditugaskan oleh pejabat yang berwenang dalam pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia di bidang kesehatan, dengan memanfaatkan dana APBN, Pinjaman Luar Negeri, Hibah/Grant dan Technical Assistance yang disalurkan melalui Kementerian Kesehatan. Pada Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara bantuan program tugas belajar sebagian besar hanya bersumber dari dana APBN yang disalurkan melalui DIPA Pusat atau DIPA Satker Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Program Pengembangan SDK. Tahun 2015 peserta Tugas Belajar sebanyak 50 yang orang terdiri dari S1 sebanyak 10 orang, S2 sebanyak 39 orang dan S3 sebanyak 1 orang. Yang lulus administrasi pusat untuk S1 sebanyak 8 orang dan S2 sebanyak 11 orang. Lulus akademik dan di biayai oleh pusat S2 sebanyak 4 orang. Adapun data peserta Tubel tahun 2015 adalah sebagai berikut : Tabel 5.21 Rekapan Data Peserta Tugas Belajar Tahun 2015 No Strata Jumlah Peserta Lulus Administrasi Pusat Lulus Akademik yang dibiayai pusat 1 S S S Jumlah Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

100 5. Fasilitasi Program Internsip Dokter Indonesia (PIDI) Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan di indonesia dilakukan secara komprehensif di setiap bidang terkait, baik dari segi pelayanan, pendidikan dan keprofesian. Hal ini berlaku untuk setiap jenis tenaga kesehatan termasuk kedokteran. Pengembangan dan peningkatan kualitas pelayanan kedokteran di atur dalam Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran, yang meliputi pendidikan dokter sampai dengan pelayanan kedokteran. Dalam rangka pengembangan sistem pendidikan kedokteran yang mengacu kepada Undang-Undang Nomor 29 tentang Praktek Kedokteran, Komite Kedokteran Indonesia (KKI) telah mengesahkan Standar Pendidikan Dokter dengan Kurikulun Berbasis Kompetensi. Pendidikan dokter adalah kesatuan pendidikan akademik dan profesi. Penyelesaian pendidikan akademik ditetapkan dengan diterbitkannya ijazah. Ijazah adalah sertifikat yang diberikan kepada peserta didik sebagai pengakuan terhadap prestasi belajar dan/atau penyelesaian suatu jenjang pendidikan setelah lulus ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi. Sedangkan pencapaian kompetensi diakui setelah uji kompetensi yang dibuktikan dengan diterbitkannya sertifikat kompetensi. Walaupun out put dokter telah mencapai kompetensi sesuai Standar Pendidikan Profesi Dokter dan Standar Kompetensinya, tetapi dokter baru tersebut belum mempunyai pengalaman kemandirian dalam profesi sebagai dokter dan penerapan konsep standar profesi. Untuk menyikapi hal tersebut, dengan pembelajaran dari negara-negara lain khususnya negara ASEAN, setiap calon dokter di negara ASEAN wajib mengikuti Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

101 program Internsip atau housemanship sebelum yang bersangkutan mendapatkan kewenangan atau terregistrasi sebagai dokter di negara tersebut. Dari semua negara di ASEAN yang belum mengimplementasikan program Intersnsip hanyalah Indonesia. Berdasarkan hal tersebut maka untuk mendapatkan persamaan pengakuan dokter Indonesia dengan dokter negara lain, maka perlu diselenggarakan Program Internsip Dokter Indonesia (PIDI). Pada tahun 2010, Kementerian Kesehatan RI, telah menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 299/PER/MENKES/II/2010 tentang Penyelenggaraan Program Internsip Dokter dan pendayagunaan pasca internsip. Pelaksanaan PIDI untuk pertama kali dilaksanakan di Sumatera Barat pada bulan Maret Sampai dengan periode Mei 2012 sejumlah dokter telah melaksanakan PIDI yang tersebar di 17 Provinsi. Pada Tahun 2012 diperkirakan orang dokter akan melaksanakan PIDI. Berkaitan dengan hal tersebut dalam rangka pelaksanaan PIDI tahun 2012 dan persiapan tahun 2013 maka diperlukan pembentukan KIDI dan Sekretariat KIDI serta penilaian Fasyankes untuk dijadikan wahana PIDI termasuk di Provinsi Sulawesi Tenggara. Sehubungan dengan hal tersebut maka pada tahun 2015 telah dilaksanakan beberapa kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan PIDI di Sulawesi Tenggara sebagai berikut : Rapat Persiapan Penempatan peserta Program Internsip Dokter Indonesia, tanggal 13 Februari 2015 Pembekalan peserta Program Internsip Dokter Indonesia Angkatan I Tahun 2015 diikuti peserta 90 orang dan ditempatkan di 4 Kabupaten dan 2 kota (17 Februari 2015). Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

102 Pembekalan peserta Program Internsip Dokter Indonesia Angkatan II Tahun 2015, diikuti peserta sebanyak 6 orang dan ditempatkan di Kabupaten Kolaka Utara (18 Mei 2015). Pembekalan peserta program Internsip Dokter Indonesia Angkatan IV Tahun 2015 diikuti peserta 12 orang dan ditempatkan di Kab. Muna dan Kota Kendari ( November 2015) untuk lebih jelasnya kegiatan Program Internsip Dokter Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 5.22 Daftar Peserta, Pendamping dan Wahana Program Internsip dokterindonesia Angkatan I, II dan III Tahun 2015 KAB / NO KOTA 1 Kota Kendari KLP NO NAMA PESERTA ASAL FK WAHANA PERIODE NAMA PENDAMPING ANGKATAN 1 dr. Ahmed Mawardi USU RSU daerah UGD 16 Feb - '15 Juni dr. Putu Gede I Abunawas 2015 Darmadi 2 dr. Theofani Yohana USU RSU daerah Poli 16 Juni - 15 okt dr. Winarto Abunawas dr. Samuel Rudolf USU PKM Lepo-Lepo PKM 16 Nov - 15 Feb dr. Andi Nurmawanti ButarButar dr. Ade Indriya USU 5 dr. Marisa UISU 6 dr. Mauliza Methodist 2 7 dr. Junaidi Putra Abulyatama 8 dr.surya Kencana Ginting UISU PKM Lepo-Lepo PKM 16 Feb - '15 Juni dr. Labora Meinar Maria USU RSU daerah UGD 16 Juni - 15 okt A. Samosir Abunawas dr. Ria fitriana Subekti UMY RSU daerah Poli 16 Nov - 15 Feb Abunawas dr. Agung Rizka Pratama UMY 12 dr. Titis Sekar Ningrum UMY 13 dr. Gregory Joey UPH dr. Andi Nurmawanti dr. Putu Gede Darmadi dr. Winarto 3 14 dr. Siska Wulandari UNSRAT Raharja 15 dr. Sukriyah Ambarwati Darise UNSRAT RSU daerah Abunawas Poli 16 Feb - '15 Juni 2015 dr. Winarto 16 dr. Rizka Lizaprianty Asri UNSRAT PKM Lepo-Lepo PKM 16 Juni - 15 okt 2015 dr. Andi Nurmawanti 17 dr. Ian Huang UPH RSU daerah Abunawas UGD 16 Nov - 15 Feb 2015 dr. Putu Gede Darmadi 18 dr. Felicia Nathania UPH Kosasih 19 dr. Jessica Fredelina UPH 20 dr. Krisnila Petty Andari Malahayati 21 dr. Sylvia Sarah USU 2 Kota Kendari 1 1 dr. Syifa Khairunnisa Nasution USU Puskesmas Poasia UGD 16 Feb - '15 Juni 2015 dr. H. Juriadi Paddo, M.Kes 2 dr. Rahma Dona USU Puskesmas Poasia Poli 16 Juni - 15 okt dr. Lia Wahyuni UISU PKM Mata PKM 16 Nov - 15 Feb dr. Sri Rahayu Hasba dr. Annisa Irnita Siregar USU 5 dr. Azmeilia Syafitri USU Lubis 6 dr. Rizki Rina Furi UIN 7 dr. Pindo Sapto Nugroho Malahayati Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

103 3 Kolaka dr. Dennis Methodist RSUD Benyamin UGD Guluh dr. Siti Nurwulan UPN RSUD Benyamin Poli Febrian Guluh dr. Melyssa Ridwan UPN PKM PKM Watubangga dr. Gladys Sudiyanto UNTAR dr. Nadia Nastasia UPN dr. Meisha Amanda UPN Shevani dr. Nurul Afifah UNISULA dr. Tri Indah Irianti UNISULA PKM PKM Watubangga dr. Triaji Mudo UMY RSUD Benyamin UGD Rumpoko Guluh dr. Joko Trihatmojo UMY RSUD Benyamin Poli Guluh dr. Cynthia Lina UNSRI Octoriana dr. Ganty oktapariani UMS dr. Puji Rahayu UMS dr. Rifka Widianingrum UMS dr. Diky Sukma Wibawa UMS RSUD Benyamin Poli Guluh dr. Marisa UMS PKM PKM Watubangga dr. Devy Issela Lilyani UMS RSUD Benyamin UGD Guluh dr. Idha Kurniasih UMS dr. Erwin Ulinnuha UMS Fahreza dr. Dyah Kurnia Fitri UMS dr. Teuku Nicko Rinaldi UNISULA 16 Feb - '15 Juni Juni - 15 okt Nov - 15 Feb Feb - '15 Juni Juni - 15 okt Nov - 15 Feb Feb - '15 Juni Juni - 15 okt Nov - 15 Feb 2015 dr.hj.supiati, M.Kes dr. H. Muhajir Jamal dr. Hj. Armayanti dr. Hj. Armayanti dr.hj.supiati, M.Kes dr. H. Muhajir Jamal dr. H. Muhajir Jamal dr. Hj. Armayanti dr.hj.supiati, M.Kes NO 4 KAB / KOTA Kabupaten Kolaka Utara KLP NO NAMA PESERTA ASAL FK WAHANA PERIODE NAMA PENDAMPING ANGKATAN 1 1 dr. Ridho Andriansyah 2 dr. Hening Tirta Kusumawardani 3 dr. Lestari Bm 4 dr. Siska Karina Imran 5 dr. Flower Chelsea Fillysia K 6 dr. David Hermanus Panambunan UPN UGM UNSRAT UNHAS UNSRAT UNSRAT RSUD H.M. Djafar Harun RSUD H.M. Djafar Harun PKM Lasusua UGD 19 Mei Sept 2015 dr. Irmawati, M.Kes IRNA 19 Sept jan 2016 dr. Irmawati, M.Kes PKM 19 Jan Mei 2016 dr. Hj. Indaryani II NO KAB / KOTA 5 Kota Kendari 1 6 Muna 2 KLP NO NAMA PESERTA ASAL FK WAHANA PERIODE NAMA PENDAMPING ANGKATAN 1 dr. Alsyahrin Manggala Putra Haluoleo RS. Bhayangkara UGD 2 dr. Dewi Febrianty Kalenggo Haluoleo RS. Bhayangkara IRNA 3 dr. Nita anugerawati N Haluoleo PKM Kemaraya PKM 4 dr. Irma Fatimah Haluoleo 5 dr. Yurike Octovia Maani Haluoleo 6 dr. Rizka Purnamamulya Haluoleo 7 dr. Agil Tedo Sulistiyono UII RSUD Muna UGD 8 dr. Fitri Oktovina Esu UII RSUD Muna IRNA 9 dr. Nadhira Anindita Mansur UNISULA PKM Katobu PKM 10 dr. Iyan Widyaswara Suparman UII 11 dr. Eka Novryanti UNHAS 12 dr. Lisna Rosalia Agaus UNHAS 18 Nov Mar 2016 dr. Yudi Prasetya 18 Nov Juli 2016 dr. Muhammad Ridho 18 Juli ' Nov 2016 dr. H. Hamzah, M.Kes 18 Nov Mar 2016 dr.la Ode baynuddin 18 Nov Juli Juli ' dr. Wa Ode Fil Hayah Nov 2016 Fitri IV Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

104 c. Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Pada tahun 2015, pelaksanaan kegiatan difokuskan pada pencapaian indikator kinerja utama program yakni Peningkatan Ketersediaan Obat dan Vaksin 100%. Untuk mencapai tujuan tersebut, dilaksanakan kegiatan seperti pada tabel berikut. Tabel Hasil Pelaksanaan Kegiatan Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2015 No KEGIATAN SASARAN HASIL YANG DIHARAPKAN 1. Pemantauan Penggunaan Obat dalam Pelaksanaan JKN di Puskesmas dan Rumah Sakit 7 kab/kota 2. Pertemuan Analisis dan Pengolahan Data 23 OR Peningkatan Mutu Pelayanan Kefarmasian dalam Pelayanan Kesehatan di era JKN Monitoring Ketersediaan Obat Dan Vaksin Biaya Pengelolaan dan Pengemasan Kembali Obat Program Kesehatan Harmonisasi dan Integrasi Perencanaan Kebutuhan Obat RKO dan Implementasi Pengelolaan Obat Satu Pintu Peningkatan Kemampuan SDM dalam implementasi sistem elektronik pada bimwasdal alkes dan PKRT 37 OR 14 Kab/Kota 12 Bulan 31 OR 2 OR 8. Sampling Produk Alkes dan PKRT 2 kab/kota 9. Pembekalan CDOB untuk Tenaga Kesehatan dan Penanggungjawab Teknis sarana distribusi obat 34 OR Telah dilaksanakan Pemantauan Penggunaan Obat dalam Pelaksanaan JKN di Puskesmas dan Rumah Sakit sebanyak 7 Kab/Kota (100%) Telah dilaksanakan Pertemuan Analisis dan Pengolahan Data sebanyak 23 orang pada tanggal 26 s/d 28 November di Hotel Zahra (100%) Telah dilaksanakan pertemuan Peningkatan Mutu Pelayanan Kefarmasian dalam Pelayanan Kesehatan di era JKN sebanyak 37 orang tanggal 28 s/d 30 September 2015 di Hotel (100%) Telah dilaksanakan Monitoring Ketersediaan Obat Dan Vaksin di 14 Kab/Kota (100%) Telah dibayarkan Biaya Pengelolaan dan Pengemasan Kembali Obat Program Kesehatan selama 12 bulan (100%) Telah dilaksanakan pertemuan Harmonisasi dan Integrasi Perencanaan Kebutuhan Obat RKO dan Implementasi Pengelolaan Obat Satu Pintu sebanyak 31 peserta pada tanggal 10 s/d 12 Maret 2015 di Hotel Zahra (100%) Terlatihnya petugas kesehatan dalam implementasi sistem elektronik pada bimwasdal alkes dan PKRT sebanyak 2 orang tanggal 9 11 Juni 2015 di Hotel Horizon (100%) Telah dilakukan Sampling Produk Alkes dan PKRT di 2 Kab/kota (Kolaka Utara dan Wakatobi) (100%) Telah dilakukan pembekalan CDOB untuk Tenaga Kesehatan dan Penanggungjawab Teknis sarana distribusi obat sebanyak 34 orang pada 25 s/d 27 Mei 2015 di Bapelkes Kendari (100%) Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

105 No KEGIATAN SASARAN HASIL YANG DIHARAPKAN Rapat Koordinasi Nasional Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan di Palu Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran Konsultasi Teknis KE DITJEN. Bina Kefarmasian Dan ALKES Konsultasi Teknis Dalam Rangka Penyusunan Dan Pembahasan RKA RK- AKL Tahun Kab/Kota 12 Bulan 3 TR 2 TR Telah dilaksanakan Rapat Koordinasi Nasional Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan di Palu tanggal 31 Maret s/d 2 April 2015 (100%) Telah dilakukannnya Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran selama 12 bulan (100%) Telah dilakukan Konsultasi Teknis KE DITJEN. Bina Kefarmasian Dan ALKES sebanyak 3 kali di Jakarta (100%) Telah dilakukan Konsultasi Teknis Dalam Rangka Penyusunan Dan Pembahasan RKA RK-AKL Tahun 2016 sebayak 2 kali di Jakarta Tujuan program kefarmasian dan alat kesehatan mengacu kepada tujuan Kementerian Kesehatan yaitu terselenggaranya pembangunan kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya. Mengacu pada tujuan Kementerian Kesehatan tersebut, maka program kefarmasian dan alat kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kemandirian, akses dan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan. Dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi Kementerian Kesehatan pada tahun 2015 diperlukan strategi dan fokus pada Prioritas Nasional Bidang Kesehatan yang dijabarkan dalam bentuk program dan kegiatan Kementerian Kesehatan sebagaimana tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun Salah satu strategi terkait tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan adalah meningkatkan akses dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT). Strategi tersebut dilakukan dengan fokus pada : Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

106 No a. Meningkatkan persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas b. Meningkatkan jumlah bahan baku obat, obat tradisional, serta alat kesehatan yang diproduksi di dalam negeri. c. Meningkatkan persentase produk alat kesehatan dan PKRT 1 Persentase ` yang memenuhi syarat di peredaran. Tabel 5.24 Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Peningkatan Ketersediaan Oblik dan Perbekes TARGET INDIKATOR Ketersediaan dan vaksin di PKM obat Persentase Instalasi Farmasi yang manajemen pengelolaan Kab/Kota melakukan obat dan vaksin sesuai standar 77% 80% 83% 86% 90% 55% 60% 65% 70% 75% a. Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas Mengawali Rencana Strategis , Indikator ketersediaan obat dan vaksin bukan lagi dihitung dari Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota, tetapi di Puskesmas. Namun yang didata hanya ada 20 item obat dan vaksin indikator (basket of drug) yang merupakan obat program kesehatan ibu, anak dan penanggulangan penyakit. Disinilah peran aplikasi e-logistik untuk membantu pelaporan indikator ketersediaan obat tersebut. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

107 Adapun Item obat dan vaksin indikator dimaksud dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5.25 Item Obat dan Vaksin No Nama Obat Sediaan 1 Albendazol tab Tablet 2 Amoxicillin 500 mg tab Tablet 3 Amoxicillin syrup Botol 4 Deksametason tab Tablet 5 Diazepam injeksi 5 mg/ml Ampul 6 Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1% (sebagai HCL) Ampul 7 Fitomenadion (Vitamin K) injeksi Ampul 8 Furosemid tablet 40 mg Tablet 9 Garam oralit Kantong 10 Glibenklamid Tablet 11 Kaptopril tab Tablet 12 Magnesium Sulfat injeksi 20 % Vial 13 Metilergometrin Maleat inj 0,200 mg-1 ml Ampul 14 Obat Anti Tuberculosis dewasa Paket 15 Oksitosin injeksi Ampul 16 Parasetamol 500 mg tab Tablet 17 Tablet Tambah Darah Tablet 18 Vaksin BCG Vial 19 Vaksin TT Vial 20 Vaksin DPT/ DPT-HB/ DPT-HB-Hib Vial Ketersediaan obat dan vaksin indikator dipantau dari 25 Puskesmas Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Sulawesi Tenggara, sesuai tabel Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

108 berikut: Tabel 5.25 Item Obat dan Vaksin No Puskesmas Kabupaten/Kota 1 Mata Kendari 2 Puuwatu 3 Tongauna Konawe 4 Soropia 5 Pondidaha 6 Ladongi Jaya Kolaka Timur 7 Lomba Kasih Bombana 8 Kabaena Barat 9 Poleang Selatan 10 Laslimu Buton 11 Lakudo Buton Tengah 12 One Waara 13 Gerak Makmur Buton Selatan 14 Konda Konawe Selatan 15 Tumbu-Tumbu Jaya 16 Andowia Konawe Utara 17 Baubau Liwuto 18 Mata Kendari 19 Puuwatu 20 Tampo Muna 21 Lailangga Muna Barat 22 Barangka 23 Tiworo Tengah 24 Marobea 25 Kampo Balano Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

109 Indikator Program Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan untuk persentase ketersediaan obat dan vaksin indikator di Puskesmas sesuai Renstra tahun 2015 adalah 77%. Sedangkan untuk Provinsi Sulawesi Tenggara, persentase ketersediaan obat dan vaksin indikator Puskesmas tahun 2015 diperoleh hasil 82%. Data ketersediaan setiap item obat dan vaksin dapat dilihat pada grafik berikut. Gambar 5.1 Ketersediaan setiap item obat dan vaksin di Berdasarkan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa ketersediaan obat dan vaksin yang dipantau, sering terjadi kekosongan di sarana Puskesmas adalah obat untuk kesehatan Ibu : Magnesium Sulfat Injeksi 20%, Epinefrin (Adrenalin) Injeksi, Fitomenadion (Vitamin K ) Injeksi, Metil Ergometrin Maleat Injeksi. Obat lain yang rawan terjadi kekosongan adalah Obatv Anti Tuberkulosis (OAT) dewasa, Albendazol tablet dan Diazepam Injeksi. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

110 Gambar 5.2. Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin sesuai standar Berdasarkan grafik pada gambar di atas, dapat disimpulkan bahwa Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar untuk Kabupaten/Kota se-provinsi Sulawesi Tenggara dalah yang memenuhi standar di atas total skor 70 adalah 10 Kabupaten/Kota dan di bawah 70 adalah 7 Kabupaten/Kota. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

111 C. Program Gizi, Kesehatan Ibu Dan Anak 1). Program Perbaikan Gizi Kegiatan program perbaikan gizi difokuskan dalam rangka pencapaian indikator utama program perbaikan gizi yang meliputi cakupan pemantauan pertumbuhan balita di Posyandu naik dari 70.34% tahun 2013 menjadi 77.70% tahun 2014, meningkat lagi di tahun 2015 menjadi 83,78% dan penanganan kasus gizi buruk (100 %). Untuk mencapai target indikator tersebut, maka kegiatan program perbaikan gizi yang dilaksanakan pada tahun 2015 seperti berikut. Tabel Hasil Pelaksanaan Kegiatan Perbaikan Gizi Tahun 2015 NO KEGIATAN SASARAN HASIL YANG DIHARAPKAN 1 Pelaksanaan Surveilans Khusus dan Surveilans Tingkat Kabupaten /Kota Telah dilaksanakan Surveilans Khusus dan Surveilans Tingkat Kabupaten /Kota 2. Penyusunan Laporan Bulanan dalam Rangka Surveilans Gizi 10 Bulan Tersusunnya Laporan Bulanan dalam Rangka Surveilans Gizi 3 Pelacakan dan Informasi Gizi Buruk 14 Kab/Kota Telah dilakukan Pelacakan dan Informasi Gizi Buruk 4 Verifikasi Informasi dan Kajian Epidemiologi 14 Kab/Kota Telah dilakukan Verifikasi Informasi dan Kajian Epidemiologi 5 Rapat LS dan LP Kab/Kota dalam Rangka Surveilans Gizi 14 Kab/Kota Tidak terlaksana Rapat LS dan LP Kab/Kota dalam Rangka Surveilans Gizi 6 Pelaporan Indikator Kinerja Pembinaan Gizi berbasis SIGIZ.Com 10 Bulan Telah dilaporkan setiap bulan Indikator Kinerja Pembinaan Gizi berbasis SIGIZ.Com 7. Pengumpulan Data Pemantauan Status Gizi (PSG) 14 Kab/Kota Telah dilakukan Pengumpulan Data Pemantauan Status Gizi (PSG) 8 Peningkatan Kapasitas Penilaian Pertumbuhan Balita Terlatihnya petugas gizi dalam Penilaian Pertumbuhan Balita 9 Peningkatan Kapasitas Petugas Gizi dalam Penilaian Pertumbuhan Balita (Kolaka, Koltim, Konawe, Konsel, Kota Kendari, Konawe Kepulauan dan Wakatobi 10 Peningkatan Kapasitas Petugas dalam konseling ASI 11 Peningkatan Kapasitas Petugas Gizi dalam konseling ASI 12 Peningkatan Kapasitas Tenaga Gizi dalam Pelaksanaan PSG 13 Orientasi Petugas dalam Penanganan Anemia dan Kretin 14 Sosialisasi Terpadu Pembinaan Gizi Masyarakat di Provinsi 15 Diseminasi Hasil PSG di Tingkat Provinsi 16 Pertemuan Koordinasi LP/LS terkait Percepatan Perbaikan Gizi 154 orang Terlatihnya petugas Gizi dalam Penilaian Pertumbuhan Balita (Kolaka, Koltim, Konawe, Konsel, Kota Kendari, Konawe Kepulauan dan Wakatobi Terlatihnya Petugas kesehatan dalam konseling ASI 24 Orang Terlatihnya Petugas Gizi dalam konseling ASI 26 Orang Terlatihnya Tenaga Gizi dalam Pelaksanaan PSG - Terlatihnya Petugas dalam Penanganan Anemia dan Kretin - Telah dilakukan Sosialisasi Terpadu Pembinaan Gizi Masyarakat di Provinsi - Telah dilakukan Diseminasi Hasil PSG di Tingkat Provinsi - Telah dilakukan Pertemuan Koordinasi LP/LS terkait Percepatan Perbaikan Gizi Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

112 NO KEGIATAN SASARAN HASIL YANG DIHARAPKAN 17 Roundtable Gernas Percepatan Perbaikan Gizi 24 Orang Telah dilakukan Roundtable Gernas Percepatan Perbaikan Gizi 18 Pengadaan PMT Bumil KEK dan MP- ASI Kg Telah diadakan Pengadaan PMT Bumil KEK dan MP-ASI 19 Biaya Manajemen PMT dan MP-ASI 14 PT Telah dibayarkan biaya Manajemen PMT dan MP-ASI 20 Buku Pedoman untuk kegiatan Pemantauan Pertumbuhan Balita Buku Telah diadakan pengadaan Buku Pedoman untuk kegiatan Pemantauan Pertumbuhan Balita 21 Bimbingan Teknis Petugas Dinas Prov ke Kab/Kota 56 OT Telah dilakukan Bimbingan Teknis Petugas Dinas Prov ke Kab/Kota 22 pembinaan petugas kabupaten ke puskesmas 48 OT Telah dilakukan pembinaan petugas kabupaten ke puskesmas 23 Konsultasi Program Gizi ke Pusat 4 OT Telah dilakukan Konsultasi Program Gizi ke Pusat 24 Dukungan Kegiatan Pemantapan Rencana Aksi Pembinaan Gizi di Pusat 4 OT Telah dilakukan Dukungan Kegiatan Pemantapan Rencana Aksi Pembinaan Gizi di Pusat 3 OT Telah dilakukan Review Capaian Indikator Kegiatan Pembinaan Gizi di Pusat 41 Orang Telah dilakukan Review Capaian Indikator Kegiatan Pembinaan Gizi Tahun 2015 Tingkat Provinsi 12 PT Tersedianya Dukungan Manajemen dan distribusi Sarana dan prasarana Gizi di Provinsi dan Kabupaten 14 Kab/Kota Tersedianya Dukungan Manajemen Pelaksanaan Verifikasi dan Kajian Epidemiologi di Kabupaten/Kota 26 OT Validasi dan Verifikasi Data Surveilans Gizi 25 Review Capaian Indikator Kegiatan Pembinaan Gizi di Pusat 26 Review Capaian Indikator Kegiatan Pembinaan Gizi Tahun 2015 Tingkat Provinsi 27 Dukungan Manajemen dan distribusi Sarana dan prasarana Gizi di Provinsi dan Kabupaten 28 Dukungan Manajemen Pelaksanaan Verifikasi dan Kajian Epidemiologi di Kabupaten/Kota 29 Validasi dan Verifikasi Data Surveilans Gizi 30 Supervisi pelaksanaan PSG di Kab/Kota 13 OT Telah dilakukan Supervisi pelaksanaan PSG di Kab/Kota 2). Program Kesehatan Ibu Pelaksanaan kegiatan kesehatan ibu difokuskan pada upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI). Sehubungan dengan upaya tersebut, maka prioritas kegiatan diarahkan pada peningkatan Persalinan Tenaga Kesehatan, Penanganan komplikasi, dan peningkatan Antenatal Care (ANC), pelayanan ibu nifas cakupan KB Aktif. Pada Tabel memberikan gambaran tentang pelaksanakan kegiatan kesehatan ibu Tahun 2015 seperti Tabel beriku Tabel Hasil Pelaksanaan Kegiatan Program Kesehaan Ibu Tahun 2015 NO KEGIATAN SASARAN ANGGARAN 1 2 Penyusunan Manual Sistem rujukan maternal dan Neonatal di Kab/Kota Pertemuan Koordinasi Teknis dan Evaluasi Program Kesehatan Ibu dan Reproduksi Tingkat Pusat 3 Kab/Kota 3 Orang Telah dilakukan Penyusunan Manual Sistem rujukan maternal dan Neonatal di Kab/Kota Telah dilakukan Pertemuan Koordinasi Teknis dan Evaluasi Program Kesehatan Ibu dan Reproduksi Tingkat Pusat Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

113 NO KEGIATAN SASARAN ANGGARAN Pertemuan Koordinasi Teknis dan Evaluasi Program Kesehatan Ibu dan Reproduksi Tingkat Pusat Pertemuan Koordinasi Teknis dan Evaluasi Program Kesehatan Ibu dan Reproduksi Tingkat Pusat Koordinasi LP/LS dalam peningkatan kesehatan ibu dan reproduksi Advokasi Pengembagan Kemitraan Bidan dan Dukun untuk pendampingan ibu hamil, berslain dan nifas Pertemuan pemahaman dan pemantapan penggunaan kohort ibu dan KB bagi tenaga bidan desa di Kabupaten/Kota Review Manajemen Pelaksanaan Pelayanan Antenatal Terpadu dan Kelas Ibu Hamil bagi Kabupaten/Kota AMP Kabupaten /Kota yang terintegrasi SKI Sosialisasi Penggunaan dan Pemanfaatan Alat Deteksi Resiko Kehamilan Ibu Hamil ( rapid test) Bimtek Pelayanan Kesehatan Ibu dan Reproduksi Konsultasi Program Kesehatan Ibu, KB dan Reproduksi ke Pusat Konsultasi dalam Penyusunan Rencana Kerja Program Kesehatan Ibu dan Reproduksi 4 Orang 3 Orang 15 Orang 45 Orang - 31 Orang 160 Orang 366 Orang 14 Kab/Kota 4 OT 1 OT 14 Pengadaan Paket Kelas Ib Hamil 181 SET Peningkatan Kapasitas Tenaga Kesehatan Puskesmas dan Rumah Sakit dalam Penatalaksanaan KB Pasca Persalinan Orientasi Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) bagi Kab/Kota dan Puskesmas Orientasi Pengelola Program Kab/Kota dan Puskesmas dalam pembentukan Puskesmas PKRT dan KIE Kespro Catin Orientasi Nakes dalam Pelayanan Persalinan dan Nifas sesuai Standar bagi Kab/Kota dan Puskesmas Peningkatan Kapasitas Tenaga Puskesmas dalam Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil Peningkatan Kapasitas Bidan Koordinator dalam pelaksanaan Supervisi Fasilitatif Penguatan Kapasitas Fasyankes dalam Pelayanan ANC Terpadu di Kab/Kota 44 Orang 70 Orang 50 Orang 46 Orang 198 Orang 92 Orang 96 Orang Telah dilakukan Pertemuan Koordinasi Teknis dan Evaluasi Program Kesehatan Ibu dan Reproduksi Tingkat Pusat Telah dilakukan Pertemuan Koordinasi Teknis dan Evaluasi Program Kesehatan Ibu dan Reproduksi Tingkat Pusat Telah dilakukan Koordinasi LP/LS dalam peningkatan kesehatan ibu dan reproduksi Telah dilakukan Advokasi Pengembagan Kemitraan Bidan dan Dukun untuk pendampingan ibu hamil, berslain dan nifas Telah dilakukan Pertemuan pemahaman dan pemantapan penggunaan kohort ibu dan KB bagi tenaga bidan desa di Kabupaten/Kota Telah dilakukan Review Manajemen Pelaksanaan Pelayanan Antenatal Terpadu dan Kelas Ibu Hamil bagi Kabupaten/Kota Telah dilakukan AMP Kabupaten /Kota yang terintegrasi SKI Telah dilakukan Sosialisasi Penggunaan dan Pemanfaatan Alat Deteksi Resiko Kehamilan Ibu Hamil ( rapid test) Telah dilakukan Bimtek Pelayanan Kesehatan Ibu dan Reproduksi Telah dilakukan Konsultasi Program Kesehatan Ibu, KB dan Reproduksi ke Pusat Telah dilakukan Konsultasi dalam Penyusunan Rencana Kerja Program Kesehatan Ibu dan Reproduksi Telah dilakukan Pengadaan Paket Kelas Ib Hamil Terlatihnya Tenaga Kesehatan Puskesmas dan Rumah Sakit dalam Penatalaksanaan KB Pasca Persalinan Telah dilakukan Orientasi Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) bagi Kab/Kota dan Puskesmas Telah dilakukan Orientasi Pengelola Program Kab/Kota dan Puskesmas dalam pembentukan Puskesmas PKRT dan KIE Kespro Catin Terlatihnya Nakes dalam Pelayanan Persalinan dan Nifas sesuai Standar bagi Kab/Kota dan Puskesmas Terlatihnya Tenaga Puskesmas dalam Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil Terlatihnya Bidan Koordinator dalam pelaksanaan Supervisi Fasilitatif Terlatihnya tenaga kesehatan di Fasyankes dalam Pelayanan ANC Terpadu di Kab/Kota Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

114 3). Program Kesehatan Anak Pelaksanaan kegiatan program kesehatan anak diprioritaskan penurunan angka kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA ) dan Angka Kematian Neonatal (AKN). Alokasi Dana tersebut diharapkan meningkatkan cakupan Kunjungan Neonatal (KN) 93.85% tahun 2013 menjadi 94.45% Tahun 2014; Kunjungan Bayi dari 89.4% tahun 2013 menjadi 86.33% tahun 2014; dan Kunjungan Balita dari 55.4% tahun 2013 menjadi 49.3 tahun 2015 Untuk mencapai target indikator tersebut, telah dilaksanakan berbagai kegiatan seperti pada tabel berikut. Tabel Hasil Pelaksanaan Kegiatan Program Kesehaan Anak Tahun 2015 No Kegiatan Sasaran Hasil Pelaksanaan Peningkatan kompotensi tenaga kesehatan (dokter umum, perawat, bidan) dalam tata laksana neonates di Provinsi Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dalam penerapan MTBS di wilayah cluster IV Provinsi Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan tentang SDIDTK Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dalam penerapan kelas ibu balita 36 orang 26 Puskemas 26 orang 20 Orang Terlatihntya tenaga kesehatan (dokter umum, perawat, bidan) dalam tata laksana neonates 36 orang Terlatihnya tenaga kesehatan dalam penerapan MTBS di wilayah cluster IV di 26 Puskesmas Terlatihnyua tenaga kesehatan tentang SDIDTK 26 orang Terlatihnya tenaga kesehatan dalam penerapan kelas ibu balita 20 orag Peningkatan kapasitas tenaga kesehaan dalam penjaringan kesehatan anak usia sekolah Pemantauan pasca pelatihan kesehatan bayi dan balita terintegrasi BBLR, manajemen Asfeksia Bimtek Penurunan kematian bayi dan balita terigrasi ke Kab/KOta Monev pasca pelathan MTBS/MTBM di Kab/Kota Bimtek dan Monev penjaringan anak usia sekolah ke Kab/Kota 20 Orang 14 Kab/Kota 14 Kab/Kota 14 Kab/Kota 14 Kab/Kota Terlatihnya tenaga kesehaan dalam penjaringan kesehatan anak usia sekolah 20 orang Telah dilakukan Pemantauan pasca pelatihan kesehatan bayi dan balita terintegrasi BBLR, manajemen Asfeksia Telah dilakukan Bimtek Penurunan kematian bayi dan balita terigrasi ke Kab/Kota (100%) Telah dilakukan Monev pasca pelathan MTBS/MTBM di Kab/Kota (100%) Telah dilakukan Bimtek dan Monev penjaringan anak usia sekolah ke Kab/Kota (100%) 10 Pemantauan pasca pelatihan KIA ke Kab/Kota 14 Kab/Kota Telah dilakukan Pemantauan pasca pelatihan KIA ke Kab/Kota (100%) 11 Konsultasi dan penyusunan RKA-KL program kesehatan anak ke pusat 2 kali Telah dilakukan Konsultasi dan penyusunan RKA-KL program kesehatan anak ke pusat (100%) Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

115 No Kegiatan Sasaran Hasil Pelaksanaan Pertemuan koordinasi LP dalam rangka sinkronisasi dan validasi data kesehatan anak di Provinsi Pertemuan dan pengkajian pembelajaran hasil rekomendasi AMP tingkta Provinsi Pengembangan model akselerasi pembinaan dan pelaksanaan anak usia sekolah (UKS) di Provinsi 35 Orang 35 Orang 45 Orang 15 Pertemuan Nasional Kualitas Hidup Anak 3 Orang 16 Pertemuan Peningkatan Kelangsungan Hidup MDG s 3 Orang 17 Pertemuan ilmiah KONIKA 2 Orang Telah dilakukannya Pertemuan koordinasi LP dalam rangka sinkronisasi dan validasi data kesehatan anak di Provinsi (100%) Telah dilaksanakan Pertemuan dan pengkajian pembelajaran hasil rekomendasi AMP tingkta Provinsi (100%) Telah dilaksanakan Pengembangan model akselerasi pembinaan dan pelaksanaan anak usia sekolah (UKS) di Provinsi Telah dilaksanakan Pertemuan Nasional Kualitas Hidup Anak (100%) Telah dilaksanakan Pertemuan Peningkatan Kelangsungan Hidup MDG s (100%) Telah dilaksanakan Pertemuan ilmiah KONIKA (100%) 4). Pelayanan Kesehatan Tradisional Pelayanan kesehatan tradisional, komplementer dan alternatif pada prinsipnya diarahkan pada upaya promotif dan preventif yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun temurun secara empiris yang dapat dipertanggung jawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dimasyarakat. Pada tahun 2015, kegiatan lebih difokuskan pada pencapaian indikator cakupan kabupaten/kota yang menyelenggarakan program bina pelayanan kesehatan tradisional, alternatif dan komplementer sebesar 30% tahun 2015 dan Jumlah Rumah Sakit yang menyelenggarakan yankestrad yang aman dan bermanfaat sebagai pelayanan kesehatan alternatif dan komplementer sebanyak 2 Rumah Sakit. Untuk mencapai target indikator tersebut, dilaksanakan kegiatan seperti pada tabel berikut. Tabel Pelaksanaan Kegiatan Program Pelayanan Kesehatan Tradisonal, Komplementer dan Alternatif Tahun 2015 NO KEGIATAN SASARAN HASIL PELAKSANAAN Rapat Koordinasi Teknis YankesTradkom, SP3Tdan Kab/Kota Tk. Provinsi Rakontek Program Yankestradkom bagi RS Pemerintah Sosialisasi SP3T ke LP/LS, Dinkes Kab/Kota dan Pemerintah Daerah 15 Orang 24 Orang - Telah dilaksanakan Rapat Koordinasi Teknis YankesTradkom, SP3Tdan Kab/Kota Tk. Provinsi Telah dilakukan Rakontek Program Yankestradkom bagi RS Pemerintah Tersosialisasnya SP3T ke LP/LS, Dinkes Kab/Kota dan Pemerintah Daerah Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

116 NO KEGIATAN SASARAN HASIL PELAKSANAAN 4 5 Monev Yankes Alternatif dan Komplementer Provinsi ke Kab/Kota/RS/Puskesmas Identifikasi/Inventarisasi Yankestradkom dalam rangka pengumpulan Data JID 12 OT 36 OT 6 Pertemuan Pembahasan 35 Orang 7 Operasional Sentra P3T 8 Operasional yankestrad percontohan di Sentra P3T 12 Bulan 9 Rapat Rutin Sentra P3T 4 Kali Telah dilaksanakan Monev Yankes Alternatif dan Komplementer Provinsi ke Kab/Kota/RS/Puskesmas Telah teridentifikasi/inventarisasi Yankestradkom dalam rangka pengumpulan Data JID Telah dilakukan Pertemuan Pembahasan Telah dilakukan Operasional Sentra P3T Telah dilakukan Operasional yankestrad percontohan di Sentra P3T Telah dilaksanakan Rapat Rutin Sentra P3T 10 Administrasi Kegiatan 12 Bulan Telah teradministrasi Kegiatan 11 Konsultasi ke Pusat 1 Kali Telah dilakukan Konsultasi ke Pusat 12 Rapat persiapan 15 Orang Telah dilaksanakan Rapat persiapan 13 Pelaksanaan penapisan 4 Lokasi Telah dilaksanakan penapisan 14 Honorarium Tim Penapisan Yankestrad 6 Bulan Terbayarnya Honorarium Tim Penapisan Yankestrad 5. Kesehatan Kerja dan Olahraga Pada tahun 2015 progam kersehatan kerja dan olah raga dialokasikan pada kegiatan tersendiri yang dialokasikan sebesar Rp , Dana tersebut akan digunakan untuk membiayai kegiatan dalam rangka mendukung kegiatan kesehatan kerja dan olahraga. Untuk melaksanakan kegiatan tersebut, dirumuskan uraian kegiatan seperti pada tabel dibawah ini. Tabel Pelaksanaan Kegiatan Program Pelayanan Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2015 NO KEGIATAN SASARAN HASIL PELAKSANAAN 1 2 Pengukuran Kebugaran Jasmani bagi Kota Kendari Pertemuan Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Kerja 65 Orang 2kali 26 Orang Telah dilakukan Pengukuran Kebugaran Jasmani bagi Kota Kendari Telah dilakukan Pertemuan Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Kerja 3 Sosialisasi Peningkatan Kesehatan Nelayan di Kota Kendari 22 Orang tersialisasi Peningkatan Kesehatan Nelayan di Kota Kendari 4 5 Sosialisasi Jafung Pembimbing Kesehatan Kerja bagi Pengelola Kesehatan Kerja Kab/Kota Orientasi Penyelenggaraan Kesehatan Olahraga tingkat Provinsi 30 Orang 24 Orang Tersosialisasi Jafung Pembimbing Kesehatan Kerja bagi Pengelola Kesehatan Kerja Kab/Kota Telah dilakukan Orientasi Penyelenggaraan Kesehatan Olahraga tingkat Provinsi Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

117 NO KEGIATAN SASARAN HASIL PELAKSANAAN Bimtek Penyelenggaraan Kesehatan Olahraga di Kota /Kab. Pusk (Provinsi) Pembinaan dan Monitoring Program Kesehatan Kerja Konsultasi Program Kesehatan Ke Kemenkes RI 4 OT 24 OT 1 Orang Telah dilakukan Bimtek Penyelenggaraan Kesehatan Olahraga di Kota /Kab. Pusk (Provinsi) Telah dilakukan Pembinaan dan Monitoring Program Kesehatan Kerja Telah dialkukan Konsultasi Program Kesehatan Ke Kemenkes RI 9 Pemberian Bhakti Husada 12 Orang Telah diberikan Bhakti Husada 5. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang disalurkan di Puskesmas diharapkan dapat berkontribusi meningkatkan akses dan pemerataan masyarakat, utamanya melalui kegiatan prmotif dan pereventif yang dilaksankan di luar gedung, sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan dengan focus pencapaian Milenium Developmen Goals (MDGs) pada tahun 2015, selain alokasi dana untuk Puskesmas disediakan alokasi dana untuk Kabupaten/Kota sebagai pengeloa manajemen untuk Puskesmas dengan mekanisme anggaran Tugas Pembantuan (TP), sedangkan untuk dinas kesehatan Provinsi disediakan alokasi untuk kegiatan Manajemen BOK sebagai perpanjangan tangan pusat untuk koordinasi, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan dana BOK di Kabupaten/Kota dan Puskesmas yang dialoksikan mlalui dana dekonsentrasi. Pada tahun 2015 jumlah dana yang dialokasikan sebesar Rp Dana tersebut akan digunakan untuk membiayai kegiatan- kegiatan manajemen BOK tingkat Provinsi, dirumuskan uraian kegiatan seperti pada tabel Tabel Pelaksanaan Kegiatan Program Manajemen Bantuan Opersional Kesehatan (BOK) Tahun 2015 NO KEGIATAN SASARAN HASIL PELAKSANAAN 1 Honorarium Pengelola BOK 12 Bulan Telah dibayarnya Honorarium Pengelola BOK selama 12 bulan staf sekretariat dan staf teknis lingkup Dinkes Prov. Sultra (100%) Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

118 NO KEGIATAN SASARAN HASIL PELAKSANAAN Pertemuan Koordinasi Perencanaan BOK Tingkat Propinsi Pertemuan Evaluasi Manajemen dan Program Pelaksanaan BOK Tingkat Propinsi Monev Pelaksanaan BOK di Kab/Kota 54 orang 2 Kali 54 orang 2 kal 78 OT Telah dilakukan Pertemuan Koordinasi Perencanaan BOK Tingkat Propinsi dalam memfasilitasi Kabupaten/Kota dalam menyusun perencanaan dan POA di Puskesmas sebayak 2 kali pada tanggal 7 s/d 9 Mei 2015 di Bapelkes dan 22 s/d 24 November di Hotel Zenit. (100%) Telah dilakukan Pertemuan Evaluasi Manajemen dan Program Pelaksanaan BOK Tingkat Propinsi yang pertama pada tanggal 12 s/d 14 April 2015 di Bapelkes dan yang kedua pada tanggal 22 s/d 24 Oktober 2015 di Bapelkes (100%) Telah dialkukan Monev Pelaksanaan BOK di Kab/Kota dan Puskesmas pada 17 Kab/Kota penerima dana BOK (100%) e. Program Bina Upaya Kesehatan Pada tahun 2015, kegiatan diprioritaskan pada pencapaian indikator utama program BUK yang meliputi cakupan Puskesmas Perawatan Mampu PONED meningkat dari 60% tahun 2013 menjadi 80% tahun 2014 dan cakupan Rumah Sakit PONEK meningkat dari 30% menjadi 60% tahun Untuk mencapai target indikator tersebut, maka dilakukan berbagai kegiatan sebagai berikut: Tabel Hasil Pelaksanaan Kegiatan Program Bina Upaya Kesehatan Tahun 2015 NO KEGIATAN SASARAN HASIL PELAKSANAAN 1 2 Laporan kegiatan dan pembinaan di bidang pelayanan kesehatan dasar Peningkatan Kemampuan Teknis Tenaga Medis dalam PPGD di Makassar Konsultasi Rapat Persiapan Pelaksanaan Kemampuan Teknis PPGD 39 orang 1 paket 3 Rapat Persiapan Pelaksanaan PPGD 1 paket 4 Monev pelaksanaan PPGD 13 orang 2 kali 5 Supervisior Pelaksanaan Peningkatan kemampuan PPGD 36 orang Terlatihnya 39 orang Tenaga Medis dalam PPGD yang dilaksanakan di Makassar tanggal 17 s/d 24 Mei 2015 Telah dilakukan Konsultasi Rapat Persiapan Pelaksanaan kemampuan Teknis PPGD di Makassar tanggal 10 s/d 12 Maret 2015 Telah dilaksanakan Rapat Persiapan Pelaksanaan PPGD di Aula Dinkes tanggal 15 April 2015 Telah dilakukan Monev pelaksanaan PPGD mulai tanggal 13 Jul s/d 23 Desember 2015 Telah dilakukan Supervisior Pelaksanaan Peningkatan kemampuan PPGD tanggal 17 s/d 19 Mei 2015 Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

119 NO KEGIATAN SASARAN HASIL PELAKSANAAN 6 Pra Kondisi PPGD 46 orang 7 8 Pertemuaan Perencanaan Pelaksanaan Pelayanaan DTPK Rapat TIM Pembentukan DTPK dan Pembahasan hasil Penjajakan Lokasi DTPK 26 orang 2 paket 9 Kegiatan TIM Kesehatan Bergerak di Kab 66 orang 10 Evaluasi Pelaksanaan DTPK 20 orang 11 Konsultasi ke Pusat pelaksanaan DTPK 1 orang Workshop Peningkataan Manajemen Puskesmas Pertemuaan Koordinasi Pemantapan Manajemen Pusk. Tingkat Prov 35 orang 32 orang 14 Pendampingan Akerditasi Puskesmas 26 orang 15 Sosialisasi JKN di Fasyankes Primer 40 orang Workshop Pemantapan Pelay. Kes. di Fasyankes Primer dlm Pengelolaan JKN Pertemuan Kemampuan Program Kesehatan Gigi dan Mulut Pertemuan Pemantapan Prog. Kes Gimul dlm rangka Menjg Pencapaian MDG,s Dana Dekonsentrasi Pembinaan Pelayanan Rujukan Worshop Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi orang 27 orang 23 orang 52 orang 20 Improvment colaboration PONED-PONEK 51 orang Telah dilakukan Pra Kondisi PPGD di hotel swissbell tanggal 12 s/d 13 Mei 2015 Telah dilakukan Pertemuaan Perencanaan Pelaksanaan di Bapelkes tanggal 10 s/d 11 April 2015 Telah dilakukan Rapat TIM Pembentukan DTPK dan Pembahasan hasil Penjajakan Lokasi DTPK di Aula Dinkes tanggal 5 Maret 2015 Telah dilakukan Kegiatan TIM Kesehatan Bergerak di Kab tanggal 24 April s/d 8 Juli 2015 Telah dilakukan Evaluasi Pelaksanaan DTPK di hotel Zenit tanggal 16 s/d 18 November 2015 Telah dilakukan Konsultasi ke Pusat pelaksanaan DTPK tanggal 2 s/d 4 April 2015 Telah dilakukan Workshop Peningkataan Manajemen Puskesmasdi hotel D Blitz tanggal 2 s/d 5 Desember 2015 Telah dilakukian Pertemuaan Koordinasi Pemantapan Manajemen Pusk. Tingkat Prov di Hotel Grand SO tanggal 25 s/d 27 November 2015 Telah dilakukan Pendampingan Akerditasi Puskesmas bulan Oktober s/d November 2015 Telah dilakukan Sosialisasi JKN di Fasyankes Primer di hotel Plaza inn tanggal 24 s/d 25 Agustus 2015 Telah dilakukan Workshop Pemantapan Pelay. Kes. di Fasyankes Primer dlm Pengelolaan JKN di Hotel Plaza Inn tanggal 28 s/d 30 Agustus 2015 Telah dilakukan Pertemuan Kemampuan Program Kesehatan Gigi dan Mulut di hotel Zahra tanggal 27 s/d 30 Oktober 2015 Telah dilakukan Pertemuan Pemantapan Prog. Kes Gimul dlm rangka Menjg Pencapaian MDG,s di hotel Plaza inn tanggal 16 s/d 18 September 2015 Telah dilakukan Worshop Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012 di hotel Plaza Inn tanggal 16 s/d 18 September 2015 Telah dilakukan Improvment colaboration PONED-PONEK di hotel Zahra tanggal 9 s/d 11 Okober 2015 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Sekretariat Ditjen Bina Upaya Kesehatan 21 Administrasi Program BUK dan Kesehatan Jiwa 36 paket 22 Operasional Kegiataan dalam rangka pengelolaan kegiataan Dekonsentrasi 36 paket 23 Pengelola SAK dan SIMAK-BMN 32 paket Telah tertatanya Administrasi Program BUK dan Kesehatan Jiwa dengan baik TerOperasionalisasinya Kegiataan dalam rangka pengelolaan kegiataan Dekonsentrasi mulai Januari s/d Desember 2015 Telah dilakukan Pengelola SAK dan SIMAK-BMN di hotel D Blitz tanggal 12 s/d 14 Juni 2015 Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

120 NO KEGIATAN SASARAN HASIL PELAKSANAAN 24 Konsultasi SAK-SIMAK di Pusat 4 orang 25 Konsolidasi perencanan e-planning orang 26 Pendampingan Penyusunaan dan Perencanaan TP BUK di RSUD Kab/Kota 46 orang 27 Konsultasi Program BUK 4 orang 28 Penyusunaan RKA-KL tahun orang 29 Pertemuaan SAI dan SIMAK BUK Tingkat Provinsi dan Kab/Kota 30 Pengelola Sistem Informasi Rumah Sakit 31 Refresing Pengelola SIRS Tingkat Rumah Sakit Monitoring dan Evaluasi Menajemen Puskesmas Monitoring dan Evaluasi Manajemen Rumah Sakit Pertemuaan Evaluasi dan Koordinasi Program Bina Upaya Kesehatan Pembinaan dan Monitoring Kesehatan Jiwa Peningkatan Kemampuan asesmen dan rencana terapi pencandu Narkoba 36 Konsultasi Program Kesehatan Jiwa 36 orang 132 paket 30 orang 34 orang 59 orang 36 orang 34 orang 2 orang Telah dilakukan Konsultasi SAK-SIMAK di Pusat di Jakarta bulan November 2015 Telah dilakukan Konsolidasi perencanan e- Planning 2016 di Bapelkes tanggal 20 s/d 22 Maret 2015 Telah dilakukan Pendampingan Penyusunaan dan Perencanaan TP BUK di RSUD Kab/Kota pada bulan Maret 2015 Terlah dilakukan Konsultasi Program BUK di Jakarta bulan November 2015 Telah dilakukan Penyusunaan RKA-KL tahun 2016 di Jakarta bulan Oktober 2015 Telah dilakukan Pertemuaan SAI dan SIMAK BUK Tingkat Provinsi dan Kab/Kota di hotel d Blitz tanggal 12 s/d 14 Juli 2015 Telah dilakukan Pengelola Sistem Informasi Rumah Sakit bulan Juni s/d Desember 2015 Telah dilakukan refresing Refresing Pengelola SIRS Tingkat Rumah Sakit di Bapelkes tanggal 2 s/d 4 Maret 2015 Telah dilakukan Monitoring dan Evaluasi Menajemen Puskesmas bulan Maret s/d Desember 2015 Telah dilakukan Monitoring dan Evaluasi Manajemen Rumah Sakit mulai bulan Maret s/d Desember 2015 Telah dilakukan Pertemuaan Evaluasi dan Koordinasi Program Bina Upaya Kesehatan di hotel d Blitz tanggal 1 s/d 3 Juli 2015 Terlatihnya 34 orang tenaga kesehatan dalam asesmen dan rencana terapi pencandu Narkoba di hotel d Blitz tanggal 14 s/d 16 September 2015 Telah dilakukan Konsultasi Program Kesehatan Jiwa di Jakarta tanggal 2 s/d 4 April 2015 f. Program Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Pelaksanaan kegiatan P2PL lebih diofkuskan pada upaya-upaya promotif dan preventif. Kegiatan-kegiatan tersebut mencakup upaya peningkatan akses air bersih dan pengembangan sanitasi total berbasis masyaraka, Dukungan data dan informasi, Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas teknis Lainnya pada Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan meliputi layanan administrasi perkantoran, akses penduduk terhadap ketersediaan air minum yang berkualitas, laporan pencapaian cakupan desa yang UCI, KLB penyakit menular yang dapat ditanggulangi <24 jam, pelaksanaan surveilens epidemiologi, pelaporan pengendalian kasus malaria, pelaporan pengendalian kasus HIV pada orang Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

121 dewasa dan pelaporan pengendalian kasus TB. Adapun hasil pelaksanaan kegiatan seperti pada tabel berikut. Tabel Pelaksanaan Kegiatan Program Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2015 NO KEGIATAN SASARAN HASIL PELAKSANAAN Pembinaan Surveilans, Imunisasi, Karantina dan Kesehatan Matra Peningkatan Kapasitas bagi Pelaksana Imunisasi Kabupaten/Kota Peningkatan Kapasitas Petugas pelaksana Imunisasi Puskesmas Rapat Persiapan Pelaksanaan dalam rangka peningkatan kapasitas petugas 4 Pelaksanaan Rumors Verifikasi 5 Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan KLB 6 Pertemuan Koordinasi Penanggulangan KLB 7 Pengambilan Specimen 31 Orang 5 AK 1 PT 3 Kejadian 5 Kejadian 18 Orang 7 Kejadian Telah dilakukan Peningkatan Kapasitas bagi Pelaksana Imunisasi Kabupaten/Kota Telah dilakukan Peningkatan Kapasitas Petugas pelaksana Imunisasi Puskesmas Telah dilakukan Rapat Persiapan Pelaksanaan dalam rangka peningkatan kapasitas petugas Telah dilakukan Pelaksanaan Rumors Verifikasi Telah dilakukan Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan KLB Telah dilakukan Pertemuan Koordinasi Penanggulangan KLB Telah dilakukan Pengambilan Specimen 8 Pengiriman Specimen 10 Specimen Telah dilakukan Pengiriman Specimen 9 Pemeriksaan Specimen 10 Sosialisasi Kesiapsiagaan dan Respon KKM- MD 11 Peningkatan Kapasitas TGC 12 Penemuan kasus Penyakit Potensial KLB 13 Bimbingan dan evaluasi tatalaksana kasus discarded campak 14 Operasional pengelolaan data PD3I Monitoring dan pengendalian Faktor Resiko Kesehatan pada Kondisi Matra Lapangan Monitoring dan Pengendalian FR Kesehatan Pada Kondisi Matra Arus Mudik di Kab Kota 10 Specimen 17 Orang 1 Laporan 4 Kasus 8 Kab/Kota 12 Bulan 7 Lokasi 7 Pos Telah dilakukan Pemeriksaan Specimen Telah dilakukan Sosialisasi Kesiapsiagaan dan Respon KKM-MD Telah dilakukan Peningkatan Kapasitas TGC Penemuan kasus Penyakit Potensial KLB Telah dilakukan Bimbingan dan evaluasi tatalaksana kasus discarded campak Telah dilakukan Operasional pengelolaan data PD3I Telah dilakukan Monitoring dan pengendalian Faktor Resiko Kesehatan pada Kondisi Matra Lapangan Telah dilakukan Monitoring dan Pengendalian FR Kesehatan Pada Kondisi Matra Arus Mudik di Kab Kota Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

122 NO KEGIATAN SASARAN HASIL YANG DIHARAPKAN Surveilans Kesehatan Penyelaman Tradisional Bimbingan Teknis Program Kesehatan Matra Pertemuan Koordinasi Program Kesehatan Matra 20 Pertemuan Koordinasi Program Imunisasi 21 Monev Pengelola Imunisasi Provinsi ke Kab/Kota 22 Administrasi pengelolaan imunisasi 24 Konsultasi teknis program imunisasi 7 Lokasi 8 Kab/Kota 24 Orang 30 Orang 14 Kab/kota 12 Bulan 2 Orang Telah dilakukan Surveilans Kesehatan Penyelaman Tradisional Telah dilakukan Bimbingan Teknis Program Kesehatan Matra Telah dilakukan Pertemuan Koordinasi Program Kesehatan Matra Telah dilakukan Pertemuan Koordinasi Program Imunisasi Telah dilakukan Monev Pengelola Imunisasi Provinsi ke Kab/Kota Telah dilakukan Administrasi pengelolaan imunisasi Telah dilakukan Konsultasi teknis program imunisasi 25 Media KIE Imunisasi 1 PT Telah dilakukan Media KIE Imunisasi 26 Advokasi dan sosialisasi introduksi vaksin Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang 14 Kab/kota Telah dilakukan Advokasi dan sosialisasi introduksi vaksin Pertemuan Koordinasi Pengendalian Penyakit DBD Bimbingan Teknis, Monitoring dan Evaluasi Program Pengendalian DBD Monitoring dan Evaluasi P2 Malaria menuju eliminasi malaria 21 Orang 7 Kab/kota 12 Orang Telah dilakukan Pertemuan Koordinasi Pengendalian Penyakit DBD Telah dilakukan Bimbingan Teknis, Monitoring dan Evaluasi Program Pengendalian DBD Telah dilakukan Monitoring dan Evaluasi P2 Malaria menuju eliminasi malaria 31 Asessment Peningkatan kasus dan SKD KLB 4 Kab Telah dilakukan Asessment Peningkatan kasus dan SKD KLB 32 Evaluasi pendistribusi Kelambu dan Penggunaan Kelambu 33 Advokasi Pengendalian penyakit rabies Surveilans dalam rangka SKD Penyakit Rabies (Pelacakan Kasus) Koordinasi/advokasi POMP Filariasis Kabupaten Konawe Utara Koordinasi / Advokasi POMP Filariasis Kota Baubau Pelatihan Tenaga Kesehatan POMP Filariasis Kab. Konawe Utara Pelatihan Petugas Kesehatan dan Kader POMP Kota Baubau 39 Pelaksanaan POMP Filariasis 12 Lokasi 2 Kab/kota 4 Lokasi 20 Orang 23 Orang 14 Orang 17 Orang 2 Kab/kota Telah dilakukan Evaluasi pendistribusi Kelambu dan Penggunaan Kelambu Telah dilakukan Advokasi Pengendalian penyakit rabies Telah dilakukan Surveilans dalam rangka SKD Penyakit Rabies (Pelacakan Kasus) Telah dilakukan Koordinasi/advokasi POMP Filariasis Kabupaten Konawe Utara Telah dilakukan Koordinasi / Advokasi POMP Filariasis Kota Baubau Telah dilakukan Pelatihan Tenaga Kesehatan POMP Filariasis Kab. Konawe Utara Telah dilakukan Pelatihan Petugas Kesehatan dan Kader POMP Kota Baubau Telah dilakukan Pelaksanaan POMP Filariasis Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

123 NO KEGIATAN SASARAN HASIL YANG DIHARAPKAN Pelatihan Kader POMP Filariasis di Puskesmas Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan POMP Filariasis 42 Audiansi Kepada Stekholder 43 Bimtek, Monitoring dan evaluasi Program Pengendalian Filariasis 31 Puskesmas 2 Kab/kota 2 Kab/kota 12 Kab/kota Telah dilakukan Pelatihan Kader POMP Filariasis di Puskesmas Telah dilakukan Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan POMP Filariasis Telah dilakukan Audiansi Kepada Stekholder Telah dilakukan Bimtek, Monitoring dan evaluasi Program Pengendalian Filariasis 44 Survei Vektor Malaria 1 Lokasi Telah dilakukan Survei Vektor Malaria 45 Survei Larva penyakit DBD Pengendalian Penyakit Menular Langsung 1 Lokasi Telah dilakukan Survei Larva penyakit DBD 47 Pertemuan Pernas 2015 di Makassar 48 Bimtek Program HIV-AIDS 49 Validasi Data P2 HIV-AIDS Pemantauan Distribusi logistik Pusat yang dikirim ke daerah Koordinasi Lintas program/sektor TB tingkat Provinsi Bimbingan teknis dalam rangka OJT petugas TB di Fasyankes Terpilih Sosialisasi dan Advokasi Aktifitas LROA di Prov Peningkatan Kapasitas Petugas Pelaksanaan LROA 56 Dukungan logistik Untuk Aktifasi LROA 57 Kab/kota yang melakukan SKD KLB Diare [Base Line] 58 Monitoring dan Evaluasi Diare Pertemuaan dalam rangka peningkatan kapasitas pelaksanaan pemantauan Hepatitis Pelaksanaan Deteksi Dini Hepatitis bumil dan nakes berisiko Pengadaan Bahan Habis Pake Deteksi Dini Hepatitis B pad bumil Nakes berisiko 62 Pertemuan Sosialisasi hepatitis 1 Laporan 9 Kab/kota 9 Kab/kota 25 Orang 3 Puskesmas 7 Orang 8 Orang 1 PT 9 Kab/kota 9 Orang 1 Laporan 8600 SPC Telah dilakukan Pertemuan Pernas 2015 di Makassar Telah dilakukan Bimtek Program HIV- AIDS Telah dilakukan Validasi Data P2 HIV- AIDS Telah dilakukan Pemantauan Distribusi logistik Pusat yang dikirim ke daerah Telah dilakukan Koordinasi Lintas program/sektor TB tingkat Provinsi Telah dilakukan Bimbingan teknis dalam rangka OJT petugas TB di Fasyankes Terpilih Telah dilakukan Sosialisasi dan Advokasi Aktifitas LROA di Prov Telah dilakukan Peningkatan Kapasitas Petugas Pelaksanaan LROA Telah dilakukan Dukungan logistik Untuk Aktifasi LROA Telah dilakukan SKD KLB Diare [Base Line] Telah dilakukan Monitoring dan Evaluasi Diare Telah dilakukan Pertemuaan dalam rangka peningkatan kapasitas pelaksanaan pemantauan Hepatitis Telah dilakukan Deteksi Dini Hepatitis bumil dan nakes berisiko Telah dilakukan Pengadaan Bahan Habis Pake Deteksi Dini Hepatitis B pad bumil Nakes berisiko Telah dilakukan Pertemuan Sosialisasi hepatitis Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

124 NO KEGIATAN SASARAN HASIL YANG DIHARAPKAN Peningkatan Kapasitas Petugas Puskesmas dalam rangka deteksi dini hepatitis Deteksi dini Kasus dan pencegahan ISPA/Penumonia Penemua Kasus aktif dan Penatalaksanaan sesuai Standar 67 Surveilans aktif kasus frambusia Pengendalian Penyakit Tidak Menular Advokasi dan sosialisasi monitoring faktor risiko PTM melalui Posbindu PTM Pembekalan Monitoring FR PTM terhadap kader Posbindu PTM Bahan penunjang pengelolaan program PPTM Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Posbindu PTM 72 Pendistribusian Logistik PTM 73 Konsultasi teknis Program PPTM Pembentukan Forum Komunikasi Masyarakat Pengendalian PTM Surveilans FR PTM pada Kelompok Masyarakat Khusus (pelajar) Peningkatan Kapasitas Pengendalian Kanker bagi Petugas Puskesmas 77 Pencetakan Media KIE Pengendalian Kanker 78 Penyebar-luasan Informasi Kanker melalui Media Massa 1 Laporan 9 Kab/kota 9 Kab/kota 8 Lokasi 16 Orang 8 Kab/Kota 12 Bulan 12 Kab/kota 1 Laporan 1 Orang 17 Orang 14 Kab/kota 20 Orang 1 Laporan 1 Laporan Telah dilakukan Peningkatan Kapasitas Petugas Puskesmas dalam rangka deteksi dini hepatitis Telah dilakukan Deteksi dini Kasus dan pencegahan ISPA/Penumonia Telah dilakukan Penemua Kasus aktif dan Penatalaksanaan sesuai Standar Telah dilakukan Surveilans aktif kasus frambusia Telah dilakukan Advokasi dan sosialisasi monitoring faktor risiko PTM melalui Posbindu PTM Telah dilakukan Pembekalan Monitoring FR PTM terhadap kader Posbindu PTM Bahan penunjang pengelolaan program PPTM Telah dilakukan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Posbindu PTM Telah dilakukan Pendistribusian Logistik PTM Telah dilakukan Konsultasi teknis Program PPTM Telah dilakukan Pembentukan Forum Komunikasi Masyarakat Pengendalian PTM Telah dilakukan Surveilans FR PTM pada Kelompok Masyarakat Khusus (pelajar) Telah dilakukan Peningkatan Kapasitas Pengendalian Kanker bagi Petugas Puskesmas Telah dilakukan Pencetakan Media KIE Pengendalian Kanker Telah dilakukan Penyebar-luasan Informasi Kanker melalui Media Massa 79 Penyediaan bahan habis pakai 1 Laporan Penyediaan bahan habis pakai 80 Pengumpulan data program pengendalian kanker 81 Surveilans Pengendalian Diabetes Mellitus 82 Peningkatan Kapasitas Pengendalian PTM Terintegrasi dan Cedera di Fasyankes Primer 83 Media KIE pengendalian PTM 7 Kab/kota 9 Kab/kota 34 Orang 1 PT Telah dilakukan Pengumpulan data program pengendalian kanker Telah dilakukan Surveilans Pengendalian Diabetes Mellitus Telah dilakukan Peningkatan Kapasitas Pengendalian PTM Terintegrasi dan Cedera di Fasyankes Primer Telah dilakukan Media KIE pengendalian PTM Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

125 NO KEGIATAN SASARAN HASIL YANG DIHARAPKAN Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan PTM terintegrasi dan Cedera Penyediaan Bahan habis pakai pengendalian PTM terintegrasi 86 Sosialisasi Pengendalian Hipertensi Monitoring dan deteksi dini tekanan darah tinggi Peningkatan Kapasitas Petugas Puskesmas dalam Pengendalian Hipertensi Deteksi dini dan tindak lanjut dini tekanan darah tinggi di Kab/Kota Monitoring dan Evaluasi Pengendalian Hipertensi 91 Sosialisasi NSPK Diabetes Mellitus 92 Media KIE Pengendalian DM 93 Advokasi Penyusunan Peraturan KTR 94 Monitoring dan Evaluasi Penyusunan dan Pelaksanaan KTR di Kab/Kota 95 Media KIE Bahaya Merokok 96 Advokasi dan Sosialisasi Upaya Berhenti Merokok 14 Kab/kota 1 PT 21 Orang 1 PT 33 Orang 26 Puskesmas 9 Kab/kota 17 Orang 1 PT 17 Orang 8 Kab/Kota 1 PT 20 Orang Telah dilakukan Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan PTM terintegrasi dan Cedera Telah dilakukan Penyediaan Bahan habis pakai pengendalian PTM terintegrasi Telah dilakukan Sosialisasi Pengendalian Hipertensi Telah dilakukan Monitoring dan deteksi dini tekanan darah tinggi Telah dilakukan Peningkatan Kapasitas Petugas Puskesmas dalam Pengendalian Hipertensi Telah dilakukan Deteksi dini dan tindak lanjut dini tekanan darah tinggi di Kab/Kota Telah dilakukan Monitoring dan Evaluasi Pengendalian Hipertensi Telah dilakukan Sosialisasi NSPK Diabetes Mellitus Telah dilakukan Media KIE Pengendalian DM Telah dilakukan Advokasi Penyusunan Peraturan KTR Telah dilakukan Monitoring dan Evaluasi Penyusunan dan Pelaksanaan KTR di Kab/Kota Telah dilakukan Media KIE Bahaya Merokok Telah dilakukan Advokasi dan Sosialisasi Upaya Berhenti Merokok Workshop Penguatan Masyarakat dalam BHD/Respon Cepat di Daerah Rawan Kecelakaan Pembentukan Safe Community Pengendalian Kecelakaan Lalu Lintas Pertemuan Koordinasi dalam Rangka Arus Mudik Lebaran 2015 Pemeriksaan Kesehatan Pengemudi dalam Rangka Arus Mudik Lebaran Pengadaan dan penyebarluasan Media KIE Pengendalian Kecelakaan di Lokasi Rawan Kecelakaan 103 Surveilans Pengendalian Kecelakaan 104 Sosialisasi NSPK Obesitas 18 Orang 35 Orang 23 Orang 3 Pos 1 PT 9 Kab/kota 1 PT Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun Telah dilakukan Workshop Penguatan Masyarakat dalam BHD/Respon Cepat di Daerah Rawan Kecelakaan Telah dilakukan Pembentukan Safe Community Pengendalian Kecelakaan Lalu Lintas Telah dilakukan Pertemuan Koordinasi dalam Rangka Arus Mudik Lebaran 2015 Telah dilakukan Pemeriksaan Kesehatan Pengemudi dalam Rangka Arus Mudik Lebaran Telah dilakukan Pengadaan dan penyebarluasan Media KIE Pengendalian Kecelakaan di Lokasi Rawan Kecelakaan Telah dilakukan Surveilans Pengendalian Kecelakaan Telah dilakukan Sosialisasi NSPK Obesitas 105 Surveilans Obesitas 9 Kab/kota Telah dilakukan Surveilans Obesitas

126 NO KEGIATAN SASARAN HASIL YANG DIHARAPKAN 106 Workshop Jurnalis tentang masalah rokok Penyehatan Lingkungan 108 Pelatihan Monitoring Evaluasi STBM 25 Orang 25 Orang Telah dilakukan Workshop Jurnalis tentang masalah rokok Telah dilakukan Pelatihan Monitoring Evaluasi STBM 109 Pelatihan EHRA 12 Orang Telah dilakukan Pelatihan EHRA Pelatihan STBM Program Pamsimmas II KesehatanUntuk Petugas Kecamatan/Desa Pertemuan Advokasi Implementasi PPSP Melalui Pilar-pilar STBM 112 Pembinaan Teknis STBM 113 Pertemuan Koordinasi Jejaring STBM Penyusunan Rencana Kerja Program Pamsimas II Kesehatan di Pusat (Kegiatan Pusat) Monitoring evaluasi pelaksanaan Pamsimas di kabupaten Monitoring evaluasi pelaksanaan Pamsimas di Puskesmas 117 pemantauan pelaksanaan Pamsimas di desa 118 Administrasi pengelolaan Pamsimas Progress Manajemen Report Program PAMSIMAS II Kesehatan di Pusat Petugas Kabupaten/Kota/Puskesmas Dalam Rangka Pemicuan di Desa Petugas Kabupaten/Kota/Puskesmas Dalam Rangka Kampanye CTPS 1 Laporan 17 Orang 4 Kab/kota 23 Orang 1 Orang 8 Kab/Kota 16 Pusk 56 Orang 1 Laporan 1 Orang 2 Laporan 4 Kab Telah dilakukan Pelatihan STBM Program Pamsimmas II KesehatanUntuk Petugas Kecamatan/Desa Telah dilakukan Pertemuan Advokasi Implementasi PPSP Melalui Pilar-pilar STBM Telah dilakukan Pembinaan Teknis STBM Telah dilakukan ertemuan Koordinasi Jejaring STBM Telah dilakukan Penyusunan Rencana Kerja Program Pamsimas II Kesehatan di Pusat (Kegiatan Pusat) Telah dilakukan Monitoring evaluasi pelaksanaan Pamsimas di kabupaten Telah dilakukan Monitoring evaluasi pelaksanaan Pamsimas di Puskesmas Telah dilakukan pemantauan pelaksanaan Pamsimas di desa Telah dilakukan Administrasi pengelolaan Pamsimas Telah dilakukan Progress Manajemen Report Program PAMSIMAS II Kesehatan di Pusat Petugas Kabupaten/Kota/Puskesmas Dalam Rangka Pemicuan di Desa Petugas Kabupaten/Kota/Puskesmas Dalam Rangka Kampanye CTPS 125 Petugas Kabupaten/Kota/Puskesmas Dalam Rangka Kampanye Sanitasi dan Higiene Sekolah 24 Desa Petugas Kabupaten/Kota/Puskesmas Dalam Rangka Kampanye Sanitasi dan Higiene Sekolah 127 Petugas Kabupaten/Kota/Puskesmas Dalam Rangka Kampanye Surveilan Kualitas Air 24 Desa Petugas Kabupaten/Kota/Puskesmas Dalam Rangka Kampanye Surveilan Kualitas Air Petugas Kabupaten/Kota/Puskesmas Dalam Rangka Implementaso Fasilitasi di Desa Propinsi Dalam Rangka Implementaso Fasilitasi di Desa 24 Desa 4 PT Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun Petugas Kabupaten/Kota/Puskesmas Dalam Rangka Implementaso Fasilitasi di Desa Propinsi Dalam Rangka Implementaso Fasilitasi di Desa

127 NO KEGIATAN SASARAN HASIL YANG DIHARAPKAN 133 Pelatihan Teknis Penyehatan Air Pelatihan Rencana Pengamanan Air Minum (RPAM) Pertemuan Koordinasi Jejaring Pengawasan Kualitas Air Minum (PKAM) Bimbingan Teknis Pengawsan Kualitas Air di Kab/Kota Orientasi Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat di DTPK 138 Orientasi Fasiltatos Pasar sehat Konsultasi Teknis Pengembangan kab/kota dan kawasan sehat ke Pusat Pembinaan Teknis Penyelenggara kab/kota dan kawasan Sehat 141 Sosialisasi Kabupaten/Kota sehat 142 Pertemuan Tim Pembina kab/kota sehat di Provinsi 143 Orientasi pemantauan Kesling TTU 145 Assesment Pasca Orientasi di Kab/Kota Terpilih 25 Orang 10 Orang 7 Orang 3 Kab/kota 21 Orang 17 Orang 1 Orang 3 Kab/kota 3 Kab/kota 2 Kali 12 Orang 5 Kab/kota Telah dilakukan Pelatihan Teknis Penyehatan Air 146 Petugas Provinsi 2 Kab/kota Petugas Provinsi 147 Petugas Kabupaten/Kota ke Puskesmas 2 Kab/kota Telah dilakukan Pelatihan Rencana Pengamanan Air Minum (RPAM) Telah dilakukan Pertemuan Koordinasi Jejaring Pengawasan Kualitas Air Minum (PKAM) Telah dilakukan Bimbingan Teknis Pengawsan Kualitas Air di Kab/Kota Telah dilakukan Orientasi Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat di DTPK Telah dilakukan Orientasi Fasiltatos Pasar sehat Telah dilakukan Konsultasi Teknis Pengembangan kab/kota dan kawasan sehat ke Pusat Telah dilakukan Pembinaan Teknis Penyelenggara kab/kota dan kawasan Sehat Telah dilakukan Sosialisasi Kabupaten/Kota sehat Telah dilakukan Pertemuan Tim Pembina kab/kota sehat di Provinsi Telah dilakukan Orientasi pemantauan Kesling TTU Telah dilakukan Assesment Pasca Orientasi di Kab/Kota Terpilih Petugas Kabupaten/Kota ke Puskesmas 148 Petugas Provinsi 2 Kab/kota Petugas Provinsi 149 Petugas Kab/kota ke Puskesmas 10 Kab/kota Petugas Kab/kota ke Puskesmas 150 Petugas Puskesmas 20 Orang Petugas Puskesmas 151 Fasilitasi Peningkatan Lingkungan di Pondok Pesantran 9 Lokasi Telah dilakukan Fasilitasi Peningkatan Lingkungan di Pondok Pesantran 152 Implementasi HS pangan Rumah Tangga dan Sekolah 15 Orang Telah dilakukan Implementasi HS pangan Rumah Tangga dan Sekolah 153 Evaluasi Kegiatan 2014 dan penyiapan Kab/Kota dalam Pembinaan TPM Sesuai Standar 154 Surveilans Kualitas TPM 155 Fasilitasi Monev dan Sosilisasi Pengembangan Sentra Makanan jajanan. 31 Orang 6 Kab/kota Kab/kota Telah dilakukan Evaluasi Kegiatan 2014 dan penyiapan Kab/Kota dalam Pembinaan TPM Sesuai Standar Telah dilakukan Surveilans Kualitas TPM Telah dilakukan Fasilitasi Monev dan Sosilisasi Pengembangan Sentra Makanan jajanan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

128 NO KEGIATAN SASARAN HASIL YANG DIHARAPKAN 156 Penyusunaan RKAKL Indikatif dan Definitif 157 Penyusunaan Rencana Aksi Kegiatan P2PL Tingkat Provinsi 8 Orang 1 Laporan Telah dilakukan Penyusunaan RKAKL Indikatif dan Definitif Penyusunaan Rencana Aksi Kegiatan Telah dilakukan P2PL Tingkat Provinsi 158 Penyusnaan E-Planning 1 Orang Telah dilakukan Peny.E-Planning 159 Penyusunan Laporan PP 39 dan E-Monev DJA 160 Penyusunaan Laporan Tahunaan 1 Laporan 1 Laporan Telah dilakukan Penyusunan Laporan PP 39 dan E-Monev DJA Telah dilakukan Penyusunaan Laporan Tahunaan 161 Pengelolaan Satker 12 Bulan Telah dilakukan Pengelolaan Satker 162 Konsultasi Pengelola SAK dan SIMAK 2 Orang Konsultasi Pengelola SAK dan SIMAK 163 Penyusunaan Laporan BMN 4 Kali Telah dilakukan Penyusunaan Laporan BMN c. Pelaksanaan Kegiatan Bersumber dari Bantuan Luar Negeri Bantuan Luar Negeri yang ada dikelola melalui Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara adalah Global Fund dan NLR. Global Fund digunakan untuk kegiatan Penanggulangan TB, HIV-AIDS, dan Malaria. Sedangkan dana NLR digunakan untuk pencegahan dan penanggulangan Kusta. a. Global Fund HIV AIDS Indikator program : a. Prevalensi : <0.5 b. % penduduk usia thn yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS : 95% c. penduduk usia tahun yang mendapatkan layanan konseling dan testing HIV/AIDS : d. % ODHA yang mendapatkan ART : 90% e. % RS pemerintah yang mendapatkan pelay rujukan bagi ODHA : 95% Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

129 b. Global Fund Malaria Indikator Program : a. API : < 1% b. SPR : < 5% c. ABER : = 10% d. % Konfirmasi : 100% e. % Pengobatan dengan ACT : 100% c. Kegiatan P2 TB Bantuan Global Fund Indikator program : a. Case Notification rate (CNR) : peningkatan > 5% pertahun b. Case Detection Rate (CDR) : 70% c. Angka Konversi : 80% d. Angka keberhasilan pengobatan : 85 % d. Kegiatan P2 Kusta Bantuan NLR Indikator Program : a. Case Detection Rate (CDR) : < 5/ penduduk b. Angka kesembuhan (RFT rate) : > 90% c. Prevalensi : <1/ penduduk d. Proporsi cacat : < 5% e. Proporsi anak : < 5 % D. Cakupan Pelaksanaan Program 1. Cakupan Pelaksanaan Bahteramas (PBP) a) Pelayanan Rawat Jalan dan Rawat Inap Pelayanan PBP- Bahteramas terbagi dalam dua kelompok pelayanan yaitu: Pelayanan Rawat Jalan dan Rawat Inap di Puskesmas Pelayanan kesehatan bagi peserta PBP-Bahteramas di Puskesmas tetap Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

130 berjalan sebagaimana mestinya baik rawat jalan maupun rawat inap namun Untuk data jumlah kunjugan baik RJTL maupun RITL yang ada di FKTP sampai bulan Desember tahun 2015 tidak ada data yang masuk di Dinas Kesehatan Provinsi hal ini disebabkan karena operasional untuk program PBP- Bahteramas ini tidak ada sehingga data Pengklaiman Puskesmas atas peserta PBP-Bahteramas disimpan di Dinas Kesehatan Kab/Kota sebagai pertanggungjawaban dana kapitasi Puskesmas yang telah ditrasfer ke rekening BPKAD Kabupaten/Kota masing-masing sesuai kouta kepesertaan masing-masing Puskesmas Pelayanan Rawat Jalan dan Rawat Inap Lanjutan di RS Jumlah penerima manfaat masyarakat Sulawesi Tenggara yang mendapat pelayanan kesehatan program Bahteramas baik rawat jalan maupun rawat inap tingkat lanjut di Rumah Sakit Umum se Sulawesi Tenggara tahun 2015 menurut Kabupaten/kota dan RS dapat dilihat padapada Tabel dibawah ini: Tabel 5.31 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap Program PBP - Bahteramas di Rumah Sakit Tahun 2015 NO NAMA RS Kunjungan Rawat Jalan Kunjungan Rawat Inap Total Kunjungan Ket 1 RS JIWA KENDARI Jan-Okt 2 RSU BAHTERAMAS Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun * Lap blm masuk 3 RSUD UNAAHA Jan-Agust 4 RSUD KOLAKA - 5 RSUD KOLAKA UTARA - 6 RSUD BOMBANA 7 RSUD PASARWAJO Jan-Juni 8 RSUD BAU-BAU Jan-Sept 9 RSUD WAKATOBI

131 NO NAMA RS Kunjungan Kunjungan Total Rawat Jalan Rawat Inap Kunjungan 10 RSUD KONAWE SELATAN 11 RSUD RAHA 12 RSU KOTA KENDARI Jan-Nov JUMLAH ,030 Sumber data: Klaim RSUD Kabupaten/Kota Tahun 2015 Ket Tabel 5.31 tersebut diatas menunjukkan bahwa semua RSUD Pemerintah bekerjasama dengan program PBP-Bahteramas sebanyak 12 (Dua belas) rumah sakit. Dari ke 14 (Empat belas) Kabupaten/Kota yang ada, 2 (Dua) Kabupaten belum memiliki RS yaitu kabupaten baru ( RSUD kabupaten Kolaka Timur dan Kenawe Kepulauan), dari 12 Rumah Sakit hanya 6 (Enam) Kab/Kota yang melakukan pelayanan PBP-Bahteramas disebabkan karena pengelola yang ada ditingkat Kabupaten maupun di RSUD mengira Program PBP-Bahteramas sudah terhenti dan beralih ke JKN seiring dengan dihilangkannya Verifikator Bahteramas yang biaya honornya bersumber dari APBD Provinsi yang dibayarkan melalui Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara dan beberapa Kabupaten/Kota peserta PBP-Bahteramas dialihkan ke dalam Jamkesda kabuten Data tersebut diatas terdapat sebanyak 1,030 kunjungan di FKTL yang terdiri dari rawat jalan 747 kunjungan, dan rawat inap 283 kunjungan. Jenis kunjungan yang terbanyak terlayani melalui program PBP adalah RSUD Jiwa, yakni sebanyak 672 kunjungan. Hal ini disebabkan karena RSJ Kendari merupakan Rumah Sakit Khusus dimana pasien yang ada di RSJ merupakan pasien inventaris sehingga pasien tersebut selalu dilakukan pengobatan, dan RSUD Kota Baubau yang paling sedikit kunjungannya yaitu hanya 21 Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

132 kunjungan hal ini disebabkan karena peserta program PBP- Bahteramas yang ada di Kota Baubau sebahagian besar pesertanya sudah dimasukan ke dalam Jamkesda Kota dimana peserta jamkesda tersebut telah diintegrasikan kedalam BPJS sehingga yang datang beerobat dan pengklaiman atas pasien PBP-bahteramas menjadi rendah/sedikit. Jumlah penerima manfaat Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun masyarakat Sulawesi Tenggara yang mendapat pelayanan kesehatan Program Bahteramas baik rawat jalan maupun rawat inap di Puskesmas tahun 2014 hanya 3 (tiga) Kab/Kota yang melakukan pelayanan di Puskesmas yakni : Kota Kendari, Konawe,dan kabupaten Buton sedangkan kabupaten lainnya tidak melakukan pelayanan disebabkan karena pengelola yang ada ditingkat Kabupaten maupun dipuskesmas mengira Program PBP- Bahteramas sudah terhenti dan beralih ke JKN seiring dengan dihilangkannya verifikator Bahteramas yang biaya honornya bersumber dari APBD Provinsi melalui Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara dan sebahagian besar peserta PBP- Bahteramas dialihkan ke Jamkesda Kab/Kota.Untuk data jumlah kunjugan baik RJTL maupun RITL yang ada di FKTP sampai bulan Desember tahun 2015 tidak ada data yang masuk ke Dinas Kesehatan Provinsi Suawesi Tenggara disebabakan karena pengelola di tingkat Kab/Kota tidak ada/tidak terbentuk sehingga menyulitkan dalam penyusunan laporan Pelayanan Rawat Jalan dan Rawat Inap Lanjutan di RS Jumlah penerima manfaat masyarakat Sulawesi Tenggara yang mendapat pelayanan kesehatan program Bahteramas baik rawat jalan maupun rawat inap tingkat lanjut di Rumah Sakit Umum se Sulawesi Tenggara tahun 2015 menurut Kabupaten/kota dan RS

133 dapat dilihat pada Tabel dibawah ini: Tabel : Jumlah unjungan rawat jalan dan rawat inap program PBP-Bahteramas di rumah sakit tahun 2015 No Nama Rumah Sakit Rawat Jalan Rawat Inap Total Kunjungan KET 1 RSU Provinsi s/d Nov 2 RS Jiwa Kendari s/d Nov 3 RSU Abunawas s/d Agst 4 RSU Kab. Unaaha s/d Nov 5 RSU Kab. Buton s/d Maret 6 RSU Konawe Utara Tdk ada Pel. 7 RSU Jafar Harun Tdk ada Pel. 8 RSU Kab. Konsel Tdk ada Pel. 9 RSU Kab. Bombana s/d Maret 10 RSU. Kab. Muna Tdk ada Pel. 11 RSU Kota Bau- Bau Tdk ada Pel. 12 RSU Kab.Kolaka Tdk ada Pel. 13 RSU Kab. Wakatobi Tdk ada Pel. 14 RSU Kab. Buton Utara Tdk ada Pel Jumlah Tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa jumlah rumah sakit yang sudah bekerjasama dengan program PBP-Bahteramas di Propinsi Sulawesi Tenggara sebanyak 14 (Empat belas) rumah sakit. Dari ke 14 (Empat belas) RS tersebut hanya 6 (enam) Kab/Kota yang melakukan pelayanan PBP-Bahteramas disebabkan karena pengelola yang ada ditingkat Kabupaten maupun di RSUD mengira Program PBP-Bahteramas sudah terhenti dan beralih ke JKN seiring dengan dihilangkannya Verifikator Bahteramas yang biaya honornya bersumber dari APBD Provinsi yang dibayarkan melalui Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara dan sebahagian besar peserta PBP- Bahteramas dialihkan ke Jamkesda Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

134 Kab/Kota serta pengelola di tingkat kab/kota tidak terbentuk. Data tersebut diatas terdapat sebanyak1.855 kunjungan yang terdiri dari rawat jalan kunjungan, dan rawat inap 396 kunjungan. Jenis kunjungan yang terbanyak terlayani melalui program PBP adalah kunjungan rawat jalan di RSUD Jiwa, yakni sebanyak 703 kunjungan. Hal ini disebabkan karena RSJKendari merupakan Rumah Sakit Khusus dimana pasien yang ada di RSJ merupakan pasien inventaris sehingga pasien tersebut selalu dilakukan pengobatan. Selanjutnya, disusul RSU Provinsi dengan jumlah kunjungan rawat jalan sebanyak 510 kunjungan, dimana RSUD Provinsi merupakan RSU pusat rujukan yang ada di Sulawesi Tenggara dan RSUD Bombana yang paling sedikit kunjungannya Rawat Jalan yaitu hanya 7 kunjungan. Dari Tabel diatas juga terlihat bahwa kunjungan rawat inap terbanyak untuk rumah sakit terdapat di RSUD kabupaten konawe, yakni sebanyak 211 kunjungan, hal ini disebbkn karena kabupaten konawe peserta bahteramas banyak melakukan pelayanan disusul RSU Provinsi sebanyak 93 kunjungan. Sementara yang paling kecil kunjungan pelayanan rawat inapnya juga RSU Kabupaten Bombana, yaitu hanya 6 kunjungan. 2. Program Perbaikan Gizi dan KIA a. Cakupan Indikator Program Perbaikan Gizi a. Upaya perbaikan gizi masyarakat sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi perorangan dan masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi dan peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi dan kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi. b. Upaya perbaikan gizi dilaksanakan secara bertahap dan Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

135 berkesinambungan sesuai dengan pentahapan dan prioritas pembangunan nasional. Sasaran Jangka panjang yang ingin dicapai adalah bahwa masalah gizi tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat, berdasarkan ukuran-ukuran universal yang telah disepakati. Pencapaian cakupan pelaksanaan program gizi tahun 2015 sesuai dengan laporan dari 17 Kabupaten/Kota dapat dijelaskan sebagai berikut: No Tabel 5.36 Jumlah posyandu, sasaran(s) balita (0-59 bulan) dan datang(d) ke posyandu menurut kabupaten/kota provinsi sulawesi tenggara tahun 2015 Kab/Kota Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun Posyandu Jumlah Jumlah Melapor S D 1 Buton ,004 9,845 2 Muna ,304 13,070 3 Konawe ,258 14,120 4 Kolaka ,843 22,854 5 Konawe Selatan ,739 21,221 6 Bombana ,524 13,291 7 Wakatobi ,564 8,932 8 Kolaka Utara ,930 10,136 9 Buton Utara ,215 5, Konawe Utara ,375 3, Kolaka Timur ,037 7, Konawe Kepulauan ,876 1, Kota Kendari ,051 29, Kota Bau-Bau ,183 9, Buton tengah ,180 8, Buton selatan ,018 6, Muna Barat ,531 4,312 Provinsi 3,133 3, , ,211 Sumber : Laporan F3 Yang diolah

136 Dari tebel di atas dapat dijelakskan bahwa Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun jumlah posyandu di Sulawesi Tenggara tahun 2015 adalah sebanyak buat dan yang aktif sebanyak buah jadi hanya 48 buah saja yang tidak aktif. Jika jumlah posyandu dibandingkan dengan jumlah desa di Sulawesi Tenggara tahun 2015 sebanyak maka Sasaran balita (0-59 bulan) pada tahun 2015 adalah sebanyak balita. Sedangkan balita mengunjungi posyandu hanya balita. NO. Tabel : Jumlah balita naik bb, 1 t, 2t dan bgm menurut kab/kota provinsi sulawesi tenggara 2015 J U M L A H KAB/KOTA S D N 1T 2T BGM 1 Buton 11,004 9,845 7,676 1, Muna 20,304 13,070 10,277 1, Konawe 19,258 14,120 10,447 1, Kolaka 28,843 22,854 19, Konawe 5 Selatan 28,739 21,221 8,041 1, Bombana 15,524 13,291 12, Wakatobi 9,564 8,932 7, Kolaka Utara 11,930 10,136 8, Buton Utara 6,215 5,159 3,139 1, Konawe Utara 4,375 3,555 3, Kolaka Timur 10,037 7,239 6, Konawe 12 Kepulauan 3,876 1,840 1, Kota Kendari 34,051 29,645 25, Kota Bau-Bau 12,183 9,457 7, Buton tengah 11,180 8,622 7, Buton selatan 10,018 6, Muna Barat 6,531 4,312 3, Provinsi 243, ,211148,535 13,003 3,198 1,669 Sumber : Laporan F3

137 Tabel di atas memperlihatkan bahwa jumlah sasaran balita (0-59 bulan) sebanyak balita, datang ke posyandu(d) hanya balita, yang datang ke posyandu dan naik berat badannya sebanyak balita ( %), berat badan balita tidak naik 1 kali waktu penimbangan sebanyak (%), berat badan balita tidak naik 2 kali waktu penimbangan sebanyak (%) dan berat badan balita dibawah garis merah (BGM) sebanyak (%). Kabupaten/Kota dalam 5 (lima) besar balita 2 kali tidak naik berat badannya waktu penimbangannya adalah berturut-turut sebagai berikut: Kabupaten Konawe Selatan sabanyak 676 balita, Kabupaten Buton sebanyak 423 balita, Kabupaten Muna 325 balita, Kota Kendari 314 balita dan Kota Baubau sebanyak 301 balita. Sedangkan Kabupaten/Kota dalam 5(lima) besar di bawah gairis merah (BGM) berturut-turut sebagai berikut: Kabupaten Muna 623 balita, Kabupaten Konawe Selatan sebanyak 190 balita, Kota Baubau sebanyak 125 balita, Kabupaten Kolaka sebanyak 113 balita dan kabupaten bombana sebanyak 89 balita. NO. Tabel Jumlah kasus gizi buruk menurut kab/kota provinsi sulawesi tenggara 2015 JUMLAH KAB/KOTA KASUS DITANGANI 1 Kolaka Timur Muna Barat Konawe Kepulauan Wakatobi Buton Utara Konawe Utara Kota Bau-Bau Kota Kendari Konawe Kolaka Utara Kolaka Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

138 12 Buton tengah Buton selatan Konawe Selatan Buton Bombana Muna Provinsi Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah kasus gizi buruk dan telah ditangani sebanyak 241 kasus. Kasus gizi buruk tertinggi dilaporkan dari Kabupaten Muna sebanyak 45 kasus, disusul kabupaten Bombana sebanyak 31 kasus, kabupaten Buton sebanyak 28 kasus, Kabupaten Konawe Selatan sebanyak 28 kasus dan kabupaten Buton Selatan sebanyak 17 kasus. Sedangkan di kabupaten Kolaka Timur tidak ditemukan kasus gizi buruk tahun Gambar persentase cakupan d/s menurut kabupaten/kota provinsi sulawesi tenggara tahun 2015 Gambar di atas terlihat bahwa persentase cakupan partisipasi masyarakat menimbang balitanya (D/S) Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2015 mencapai 78%. Jika dilihat dari cakupan menurut Kabupate/Kota maka kabupaten Wakatobi tertinggi yakni 91,6% dan capaian terendah terdapat di Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

139 kabupaten Konawe Kepulauan yakni hanya mencapai 40,5%. Jika dilihat dari cakupan rata-rata Provinsi maka hanya 8 (delapan) Kabupaten/Kota berada atau sama dengan Provinsi yakni: kabupaten Wakatobi (91,6%), kabupaten Kolaka Utara (81,5%) dan kabupaten Bombana (80%), kabupaten Buton Utara (79,9%),kota Baubau (78,1%) kota Kendari (71,4%) kabupaten Konawe Utara (71,1% dan kabupaten Buton Tengah (71,0%). Sedangkan Kabupaten/Kota dengan cakupan 80% hanya 3 (tiga) yakni kabupaten Wakatobi (91,6%), kabupaten Kolaka Utara (81,5% ) dan kabupaten Bombana (80%). Tabel 5.39 Jumlah ibu hamil kekurangan energi kronis (kek) menurut kab/kota provinsi sulawesi tenggara 2015 NO KAB/KOTA JUMLAH BUMIL KASUS KEK 1 Buton 2, Muna 4, Konawe 4, Kolaka 5, Konawe Selatan 6, Bombana 3, Wakatobi 2, Kolaka Utara 4, Buton Utara 1, Konawe Utara 1, Kolaka Timur 2, Konawe Kepulauan Kota Kendari 7, Kota Bau-Bau 4, Buton tengah 2, Buton selatan 1, Muna Barat 1,828 - Sumber : Laporan F3 Yang diolah Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun Provinsi 57,

140 Tabel di atas menunjukkan bahwa sasaran ibu hamil Sulawesi Tenggara tahun 2015 sebanyak orang dan dari sasaran tersebut sebanyak 938 mengalami kekurangan energi kronis (KEK). Jika melihat menurut Kabupaten/Kota maka ibu hamil KEK terbanyak di Kabupaten Konawe Selatan yakni 370 orang.sedangkan muna tidak ada dan kabupaten Muna Barat belum tidak ada laporan. 5(lima) Kabupaten/Kota terbanyak kasus ibu hamil KEK yakni Kabupaten Konawe Selatan 370 bumil KEK, kota Kendari 104 bumil KEK, kabupaten Konawe 82 bumil KEK, kabupaten Buton Tengah 78 bumil KEK dan kata Baubau 64 bumil KEK. Gambar Persentase cakupan fe menurut kabupaten/kota provinsi sulawesi tenggara tahun 2015 Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

141 Gambar diatas menunjukkan bahwa ibu hamil mendapat tablet fe di Sulawesi Tenggara tahun 2015 adalah sebesar 73,9%, jika hasil ini dibandingkan dengan teget provinsi 82%, maka hasil ini belum mencapai target. Kabupaten tertingndari pencapaian cakupan Fe yakni Kota Kendari (93,4) dan cakupan terendah berada di kabupaten Muna Barat yakni 12,5% Jika melihat cakupan menurut Kabupaten/Kota yang mencapai target maka sudah ada 3 (tiga) Kabupaten/Kota yakni kota Kendari sebanyak 93,4%, Kabupaten Bombana sebanyak 88,9% dan Kabupaten Wakatobi sebanyak 82,9%. Gambar 5.5. Cakupan asi ekslusif februari dan agustus menurut kab/kota Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2015 Gambar diatas menunjukkan bahwa cakupan ASII Eklusif di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2015 menunjukkan bahwa cakupan tertinggi pada bulan Februari yakni 55,4% dan cakupan terendah pada bulan Agustus Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

142 53,0%, walaupun cakupan ini sudah di atas target provinsi yakni 55,0%. Namun demikian ada 5(lima) Kabupaten/Kota baik cakupan Februari maupun Agustus masih belum mencapai target tahun 2015, Kabupaten/Kota tersebut adalah kabupaten Muna((34,8%)/(30,4%)), kabupaten Kolaka ((39,1%)/(37,3%)), kota Baubau ((38,7%)/(38,3%)) kabupaten Buton Tengah ((45,7%)/(43,8%)), dan kabupaten Muna Barat ((21,7%)/(34,9%)). Sedangkan kabupaten Wakatobi cakupan rendah pada bulan Februari (41,0%), demikian pula dengan kabupaten Buton Selatan cakupan rendah pada bulan Februari (44,9%) Gambar 5.6 Cakupan vitamin a menurut kabupaten/kota provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2015 Gambar diatas menunjukkan bahwa cakupan distribusi kapsul vitamin A di Provinsi Sulawesi Tenggara yakni 82,1%. Cakupan tertinggi terdapat di kabupaten Wakatobi yakni sebesar 96,6% dan terendah di kabupaten Konawe Kepulauan yakni sebesar 50,5%. Sedangkan cakupan vitamin A diatas ratarata Provinsi hanya terdapat pada 7 (tujuh) Kabupaten/Kota diantaranya kota Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

143 Kendari sebesar 82,0%, kabupaten Kolaka Utara sebesar 84,2%, kabupaten Muna sebesar 84,4%, kabupaten Bombana sebesar 84,5%, kabupaten Konawe sebesar 86,8%, kota Baubau sebesar 91,1% dan kabupaten Wakatobi sebesar 96,6% Gambar 5.7. Cakupan garam beriodium menurut kabupaten/kota provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2015 Gambar 5 diatas menunjukkan cakupan rumah tangga mengkonsumsi garam beriodium di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2015 sebesar 96,6%. Kabupaten/Kota diatas rata-rata pencapaian Provinsi sebanyak 8(delapan) Kabupaten/Kota yakni Kabupaten Konawe Kepulauan 100%, kabupaten Buton Utara 99,7%, kabupaten Konawe 99,4% kabupaten Kolaka Utara 99,3%, kabupaten Konawe Selatan 98,9%, kota Kendari 98,6%, kabupaten Konawe Utara 98,2% dan kabupaten Kolaka97,4%. Sedangkan Kabupaten Kota di bawah rata-rata Provinsi adalah kota Baubau 95,1%, kabupaten Kolaka Timur 94,9%, kabupaten Buton 90,4% dan Kabupaten Bombana 83%. Kabupaten/Kota yang tidak melakukan pemeriksaan garam beriodium adalah kabupaten Muna, kabupaten Buton Selatan dan kabupaten Muna Barat hal terjadi karena Puskesmas tidak memasukkan dalam POA BOK Puskesmas. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

144 b. Cakupan Program Kesehatan Ibu Pencapaian program pembinaan pelayanan kesehatan ibu pada tahun 2015 adalah sebagai berikut : Cakupan persalinan di fasilitas Pelayanan Kesehatan (pf) Adalah jumlah ibu bersalin yang mendapatkan pertolongan persalinan sesuai standar oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan indikator akses ini digunakan untuk mengetahui jangkauan pelayanan persalinan di fasyankes serta kemampuan program dalam menggerakkan masyarakat Tenaga Kesehatan yang berkompeten memberikan pelayanan persalinan kepada ibu hamil adalah dokter spesialis kebidanan, dokter, bidan dan perawat Gambar 5.8 Perbandingan persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan persalinan di fasyankes (cakupan pf) Prov.Sultra tahun 2014 dan 2015 Sumber : Data Program Kesehatan Ibu Kab/Kota Tahun 2015 Gambar diatas menunjukkan bahwa pencapian cakupan persalinan di fasyankes pada tahun 2015 untuk tingkat provinsi terjadi penurunan yaitu Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

145 sebesar 59,35 % jika dibandingkan cakupan pada tahun 2014 sebesar 62,21%. Cakupan pelayanan Persalinan di fasyankes tertinggi di Kota Kendari sebesar 93,65% dan yang terendah adalah Kabupan Konawe Kepulauan dan Butn tengah sebesar 22,24%. Cakupan puskesmas yang melaksanakan kelas ibu hamil Kegiatan kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar kelompok tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, persalinan,perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir, melalui praktik dengan menggunakan buku KIA (Depkes, 2009) Tujuan dari kegiatan ini adalah dapat menjadi catatan alur pembelajaran bagi fasilitator dalam melakukan fasilitas standar kelas ibu hamil. Sasarannya adalah bidan, ibu hamil Gambar 5.9. Perbandingan Persentase (%) Cakupan Puskesmas Yang Melaksanakan Kelas Ibu Hamil di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun Sumber : Data Program Kesehatan Ibu Kab/Kota Tahun 2015 Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa terjadi penurunan cakupan pelaksanaan kelas ibu hamil dari tahun 2014 sebesar 93% menjadi 83% pada tahun Cakupan terendah terdapat pada kabupaten buton dengan 46 % Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

146 dan yang tertinggi adalah masing-masing kab.kolaka Utara, Kota Kendari, Kota Baubau, Kab.Konawe Kepulauan dan Kab.Muna Barat. Terjadinya penurunan tersebut dapat dikarenakan berbagai faktor, antar laian kurangnya komiten dari pihak puskesmas khususnya bidan yang ada di puskesmas untuk lebih memperhatikan pelaksanaan konseling bagi ibu hamil melalui kelas ibu hamil sehingga program kelas ibu hamil dapat lebih ditingkatkan. Perubahan administrasi geografis dalam hal ini pemekaran pada beberapa kabupaten dapat menjadi salah satu faktor pendukung dimana pelaksanaan program yang telah ada pada periode sebelumnya akan berubah seiring dengan perubahan jumlah sasaran serta sumber daya yang ada. Cakupan pelayanan Ibu hamil (K1&K4) Provinsi Sulawesi Tenggara c. Cakupan Pelayanan K1 meliputi : - Adalah Ibu hamil yang pertama kali mendapat pelayanan antenatal oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu - Indikator akses ini digunakan untuk mengetahui jangkauan pelayanan antenatal serta kemampuan program dalam menggerakkan masyarakat - Tenaga Kesehatan yang berkompeten memberikan pelayanan antenatal kepada ibu hamil adalah dokter spesialis kebidanan, dokter, bidan dan perawat Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

147 Gambar Perbandingan Persentase (%) Ibu Hamil yang mendapatkan Pelayanan Antenatal Care ANC ( Cakupan K1) Prov. Sultra Tahun 2014 dan Tahun 2015 Sumber : Data Program Kesehatan Ibu Kab/Kota Tahun 2015 Gambar diatas menunjukkan bahwa pencapaian cakupan pelayanan Ibu hamil (K1) untuk tingkat p rovinsi pada tahun 2014 mencapai 96, 14% dan pada tahun 2015 berkurang menjadi 94,75 %. Cakupan Pelayanan Ibu Hamil (K4) meliputi : - Adalah cakupan Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar, paling sedikit 4 kali dengan distribusi waktu 1 kali pada trimester ke -1 (0-12 mgg), 1 kali pada trimester ke-2 (>12-24 mgg), dan 2 kali pada trimester ke -3 (> 24 mgg) sampai dengan kelahiran disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. - Dengan indikator ini dapat diketahui cakupan pelayanan antenatal secara lengkap (memenuhi standar pelayanan dan menepati waktu yang ditetapkan), yang menggambarkan tingkat perlindungan ibu hamil di suatu wilayah, disamping menggambarkan kemampuan manajemen ataupun kelangsungann program KIA. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

148 Gambar Pelayanan Antenatal Care ANC ( Cakupan K4) Prov. Sultra Tahun 2014 dan Tahun 2015 Sumber : Data Program Kesehatan Ibu Kab/Kota Tahun 2015 Gambar diatas menunjukkan bahwa pencapaian cakupan pelayanan Ibu hamil (K4) untuk tingkat provinsi pada tahu n 2014 mencapai 81,41 % dan pada tahun 2015 berkurang menjadi 80,61 dengan tahun Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Prov. Sultra - Pertolongan persalinan adalah proses pelayanan persalinan dimulai pada kala I sampai dengan kala IV persalinan. - Adalah cakupan ibu bersalin yang mendapatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan, disuatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu. - Dengan indikator ini dapat diperkirakan proporsi persalinan yang ditangani oleh tenaga kesehatan dan ini menggambarkan kemampuan manajemen program KIA dalam pertolongan persalinan sesuai standar - Tenaga Kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan dalam pertolongan persalinan adalah dokter Spesialis kebidanan, dokter dan bidan. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

149 Gambar Perbandingan Pesentase (%) Ibu bersalin yang ditolong oleh TenagaKesehatan terlatih (Cakupan PN) Prov. Sultra Tahun 2014 dan Tahun 2015 Gambar diatas menunjukkan bahwa cakupan PN pada tahun 2015 adalah sebesar 86,4% atau lebih besar 0,6% jika dibandingkan dengan cakupan pada tahun 2014 sebesar 85,8%. Ada beberapa faktor yang mengakibatkan tidak tercapaianya target cakupan Persalinan oleh tenaga kesehatan antara lain faktor ekonomi, pendidikan,social budaya, dan faktor tenaga kesehatan. Untuk faktor tenaga kesehatan antara lain jarak jauh, sering tidak ditempat, alat tidak lengkap, kurang kemampuan medis, dan pelayanan yang buruk / kurang ramah. Sedangkan keinginan atau harapan ibu tentang tenaga kesehatan yang melakukan persalinan adalah sedia tinggal di masyarakat, bersikap dewasa, tenang, sabar, menghormati tradisi, ongkos murah dan fasilitas memadai. Cakupan Penanganan komplikasi Obstetri yang di tangani Prov. Sultra Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

150 - Komplikasi yang dimaksud adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan/atau bayi. Dimana cakupan komplikasi kebidanan adalah cakupan ibu dengan komplikasi kebidanan disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani secara definitif sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan kompoten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan. Penanganan definitif adalah penanganan/pemberian tindakan terakhir untuk menyelesaikan permasalahan setiap kasus komplikasi kebidanan. - Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara professional kepada ibu hamil dan nifas dengan komplikasi Gambar Perbandingan Persentase (%) Komplikasi Kebidanan yang ditangani (Cakupan PK) Prov. Sultra Tahun 2014 dan Tahun 2015 Sumber : Data Program Kesehatanbu Kab/Kota Tahun 2015 gambar diatas menunjukkan bahwa cakupan PK pada tahun 2015 sebesar 57,70% lebih besar 5,57% dibandingkan pada tahun 2014 yaitu 52,13%. Hal ini dikarenakan adanya komitmen yang kuat dari tenaga kesehatan maupun masyarakat untuk melakukan pemeriksaan dan penanganan pada ibu hamil. Namun demikian, beberapa faktor penghambat Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

151 seperti kurangnya sarana dan prasana yang memadai khususnya di daerah puskesmas pedesaan dan terpencil serta minimnya tenaga serta kemampuan bidan maupun tenaga kesehatan yang ada untuk melakukan penangan Komplikasi Obstetri dapat menjadi penghambat bagi peningkatan cakupan PK. Kematian Obestetri langsung disebaban oleh komplikasi selama masa kehamilan, proses persalinan, masa nifas, atau penanganannya menjadi masalah yang cukup serius. Sebagian besar di sebabkan oleh pendarahan,infeksi, gestosis, dan abortus. Kematian tidak langsung disebabkan oleh penyakit atau komplikasi lain yang sudah ada sebelum kehamilan atau persalinan seperti hipertensi, penyakit jantung,dm,hepatitis, anemi, malaia juga tetap harus menjadi perhatian bagi petugas kesehatan demi menjaga keselamatan ibu serta bayi Cakupan Kunjungan Nifas Prov. Sultra - Nifas adalah periode mulai 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan. Sedangkan cakupan pelayanan nifas adalah cakupan pelayanan kepada ibu pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca bersalin sesuai standar paling sedikit 3 kali dengan distribusi waktu 6 jam sampai hari ke - 3 (KF1), hari ke 4 s/d hari ke 28 (KF2) dan hari ke - 29 s/d hari ke - 42 (KF3) setelah bersalin disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dan pada minggu ke VI termasuk pemberian Vitamin A 2 kali serta persiapan dan/atau pemasangan KB pasca persalinan. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

152 - Dengan Indikator ini dapat diketahui cakupan pelayanan nifas secara lengkap (memenuhi standar pelayanan dan menepati waktu yang ditetapkan), yang menggambarkan jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan ibu nifas, disamping menggambarkan kemampuan manajemen ataupun kelangsungan program Gambar Perbandingan Persentase (%) Kunjungan Ibu Nifas (KF) Prov. Sultra Tahun 2014 dan 2015 Sumber : Data Program Kesehatan Ibu Kab/Kota Tahun 2015 Gambar diatas menunjukkan bahwa cakupan Kunjungan Ibu Nifas (KF) pada tahun 2015 sebesar 82,73%, lebih kecil 1,35% dari tahun 2104 yaitu sebesar 83,98%. Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya kesadaran Ibu untuk melakukan Kunjungan Nifas pasca melakukan persalinan. Cakupan Persentase Puskesmas PONED yang memiliki tenaga terlatih - Puskesmas PONED adalah Puskesmas rawat inap yang memiliki kemampuan serta fasilitas PONED siap 24 jam untuk memberikan pelayanan terhadap ibu hamil, bersalin, dan nifas serta kegawatdaruratan bayi baru lahir dengan komplikasi baik yang dating sendiri atau atas rujukan kader/masyarakat, bidan desa, puskesmas dan melakukan rujukan ke RS/RS PONEK pada kasus yang tidak mampu ditangani Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

153 - Dengan adanya puskesmas mampu PONED maka kasus komplikasi kebidanan dan neonatal dapat ditangani secara optimal sehingga mengurangi kematian ibu dan neonatus Gambar Perbandingan Persentase (%) Pusmeskas PONED dengan tenaga terlatih Prov Sultra Tahun 2014 dan 2015 Gambar diatas menunjukkan persentase Puskesmas PONED dengan tenaga terlatih di Provinsi Sulawesi tenggara tahun 2015 yaitu 29,15%, mengalami peningkatan sebesar 6,68% dari tahun 2014 sebesar 22,47%. Hal ini menunjukkaan bahwa pelaksanaan pelayanan kesehatan dari telah mendapat perhatian dari pihak pemerintah sehingga peningkatan mutu dan kualitasi sarana serta prasarana kesehatan dapat mengalami peningkatan. Beberapa permasalahan yang dapat terjadi dalam peningktan Puskesmas PONED adalah puskesmas yang telah dialtih PONED belum sepenuhnya berfungsi secara optimal, disebabkan mobilitas SDM/Provider tinggi, peralatan tidak memadai dan lokasi tidak strategis. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

154 Persentase RS yang memiliki tenaga terlatih PONEK - PONEK adalah pelayanan obstetri neonatal esensial/emergensi komprehensif. Rumah sakit PONEK 24 jam merupakan bagian dari system rujukan dalam pelayanan kedaruratan dalam maternal dan neonatal, yang sangat berperan dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. - Keberhasian PONEK sangat dipengaruhi oleh ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, sarana, prasarana, dan manajemen yang handal. - Tujuannya adalah mampu menyelamatkan ibu dan anak baru lahir melalui program rujukan berencana dalam satu wilayah kab/kota atau provinsi. Gambar Perbandingan Persentase (%) Rumah Sakit PONEK dengan tenaga terlatih Prov. Sultra Tahun 2014 dan 2015 Sumber : Data Program Kesehatan Ibu Kab/Kota Tahun 2015 Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

155 Gambar diatas menunjukkan persentase Rumah Sakit PONEK di provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2015 adalah 37,93%, mengalami penurunan sebesar 4,38% dari total tahun 2014 sebesar 42,31%. Hal ini disebabkan masih kurangnya sarana dan prasaranan khususnya pada daerah-daerah yang mengalami pemekaran baik Kab.induk maupun Kab. Pecahannya agak mengalami kesulitan dalam pengaturan dan keterediaan sarana dan prasarana kesehatan, juga dalam hal distribusi tenaga kesehatan. Peran penting para pengambil kebijakan termasuk lintas sekotril sangat diharapkan untuk penunjang peningkatan cakupan rumah sakit mampu PONEK. Cakupan peserta KB Aktif Prov.Sultra - Peningkatan cakupan layanan KB aktif adalah salah satu indikator program yang diharapkan dapat mendukung peningkatan kualitas kesehatan ibu dan anak. Peserta KB aktif adalah pasangan usia subur yang salah satu pasangannya masih menggunakan alat kontrasepsi dan terlindungi oleh alat kontrasepsi tersebut. - Adalah cakupan dari peserta KB yang baru dan lama yang masih aktif menggunakan alat dan obat kontrasepsi (alokon) di bandingkan dengan jumlah pasangan usia subur di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. - Indikator ini menunjukkan jumlah peserta KB baru dan lama yang masih aktif memakai alokon terus menerus hingga saat ini untuk menunda, menjarangkan kehamilan atau yang mengakhiri kesuburan. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

156 Gambar Perbandingan Persentase (%) Peserta Keluarga Berencana (KB) aktif Prov. Sultra Tahun 2014 dan 2015 Sumber : Data Program Kesehatan Ibu Kab/Kota Tahun 2015 Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa cakupan peserta KB aktif di provinsi Sultra pada tahun 2015 sebesar 66,49%, lebih besar 0,09% jika dibandingan dengan capaian tahun 2014 yaitu 66,40%. Hal ini didasarkan oleh kesigapan dari petugas dalam mensukseskan program KB yang ada kepada Pasangan usia subur (PUS) maupun Ibu untuk mensukeskan program KB. Pemerintah juga turut berperan serta dalam peningkatan cakupan Program KB aktif antara lain : 1. Peningkatan kapasitas manajemen pelayanan keluarga berencana pasca persalinan 2. Peningkatan koordinasi keluarga berencana di tingkat pusat 3. Fasilitas manajemen pelayanan keluarga berencana Tidak hanya faktor pendukung yang perlu mendapat perhatian, faktor penghambat juga tetap menjadi masalah yang cukup serius untuk dilakukan Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

157 intervensi. Beberapa faktor penghambat tersebut antara lain : 1. Kurangnya komitmen pada pemangku kepentingan, baik pemerintah maupun non pemerintah dalam penyelenggaraan pelayanan KB 2. Masih rendahnya permintaan atas pelayanan KB akibat terjadinya perubahan nilai tentang jumlah anak ideal dalam keluarga 3. Belum optimalnya ketersediaan, keterjangkauan, dan kualitas palayanan KB, termasuk KIE dan Konseling. c. Cakupan Indikator Program Kesehatan Anak Pencapaian cakupan program kesehatan anak sebagai berikut Cakupan puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas VII dan X Penjaringan kesehatan merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi pemeriksaan fisik, laboratorium, penyimpangan mental emosional, serta kesegaran jasmani. Pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan wilayah setempat. Sasaran dari penjaringan adalah semua peserta didik sesuai dengan kriteria yang ingin dicapai Tujuan dari kegiatan ini adalah terdeteksinya secara dini Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun masalah kesehartan peserta didik, tersedianya data dan informasi untuk menilai perkembangan kesehatan peserta didik, maupun untuk dijadikan pertimbangan dalam penyusunan program pembinaan kesehatan sekolah Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan pada Peserta Didik kelas 7 SMP/MTs DAN 10 /SMA/SMK/MA di wilayah kerja puskesmas tersebut minimal pemeriksaan status gizi (Tinggi tekanan darah, tajam penglihatan dan tajam pendengaran Badan, Berat Badan)

158 Distribusi cakupan puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas VII dan X adalah sebagai berikut : Sumber : Data Program Kesehatan Anak Kab/Kota Tahun 2015 Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa cakupan puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas VII dan X tahun 2015 adalah sebesar 74,18%, lebih besar 44,18% dari target provinsi sebesar 30%. Cakuan tertinggi terdapat pada 5 kab/kota dengan pencapaian 100% ( Kab. Bombana, Kab.Kolaka Utara, Kota Kendari, Kota Baubau, dan Kab.Buton Selatan), sedangkan yang terendah adalah Kab.Buton dengan belum adanya puskesmas yang melaksanan kegiatan penjaringan kesehata untuk peserta didik kelas VII dan X pada tahun 2015.Indikator tersebut merupakan indikator baru yang dikeluarkan pada tahun 2015 dan belum dilaksanakan pada tahun sebelumnya sehingga belum dapat dilakukan pembandingan hasik kegiatan dari beberapa tahun sebelumnya. Peningkatan capaian pelaksanaan program tersebut dipengaruhi dengan kerjasama yang baik antara tim pelaksana program dengan pihak terkait, terutama pihak sekolah serta orang tua siswa maupun siswa itu Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

159 sendiri untuk mendukung pelaksanaan kegiatan sehingga mendapatkan hasil yang akurat. Kemampuan tenaga pelaksana yang terlatih sangat membantu dalam mensukseskan program tersebut. Cakupan puskesmas yang melaksanakan penjaringan untuk peserta didik kelas I Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan pada Peserta Didik kelas 1 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) di wilayah kerja puskesmas tersebut minimal pemeriksaan status gizi (Tinggi Badan, Berat Badan), pemeriksaan gigi, tajam penglihatan dan tajam pendengaran Sasaran dari penjaringan adalah semua peserta didik sesuai dengan kriteria yang ingin dicapai Tujuan dari kegiatan ini adalah terdeteksinya secara dini masalah kesehartan peserta didik, tersedianya data dan informasi untuk menilai perkembangan kesehatan peserta didik, maupun untuk dijadikan pertimbangan dalam penyusunan program pembinaan kesehatan sekolah Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

160 Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa cakupan puskesmas yang melaksanakan penjaringan untuk peserta didik kelas I di Provinsi Sulawesi tenggara tahun 2015 adalah 76,73%, lebih besar 26,73% dari target provinsi sebesar 50%. Jika dibandingkan dengan tahun 2014 cakupan tersebut mengalami peningkatan sebesar 6,04% dari capaian pada tahun 2014 yaitu 70,69%. Untuk penjaringan pada anak kelas I SD maupun sederajat akan lebih mudah jika melibatkan keterkaitan dan peranan orang tua untuk ikut serta dalam pelaksanaan penjaringan dikarenakan anak pada usia tersebut masih sangat bergantung dengan orang tua masing-masing. Cakupan puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan remaja Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan remaja memenuhi kriteria: Memiliki tenaga kesehatan terlatih pelayanan kesehatan peduli remaja, Memiliki pedoman kesehatan remaja, Melakukan pelayanan konseling pada remaja Pelayanan kesehatan remaja ditujukan untuk remaja melalui pendekatan yang disesuaikan dengan kondisi psikologis remaja dan peka terhadap kebutuhan yang terkait dengan kesehatan remaja Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan derajat kesehatan remaja melalui peningkatan pengetahuan, sikap dan prilaku tentang kesehatan remaja Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

161 Distribusi cakupan puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan remaja adalah sebagai berikut : Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa cakupan puskesmas yang melakanakan kegiatan kesehatan remaja tahun 2015 di Provinsi Sulawesi Teggara adalah 17,82%,lebih kecil 7,18% dari target Provinsi yaitu 25%. Cakupan tertinggi terdapat di Kab.Buton Utara sebesar 40% dan terendah di 4 Kabupaten yang merupakan daerah baru/pemekaran ( Kab.Konawe Kepulauan, Kab.Buton Tengah, Kab.Buton Selatan, dan Kab.Muna Barat). Rendahnya cakupan program tersebut dapat dipengaruhi antara lain kurangnya kemampuan tenaga pelaksana dalam hal ini konselor dalam melakukan konseling kepada remaja. Sikap tertutup dari remaja juga merupakan factor yang akan menghambat dalam pelaksanaan konseling yang dilakukan sehingga hasilnya tidak akan efektif. Koordinasi, integrasi dan sinkronisasi menjadi esensial bagi upaya penanganan masalah kesehatan remaja. Remaja diberikan akses dan kesempatan seluas-luasnya agar berprilaku positif dan sanggup menangkal pengaruh yang merugikan bagi dirinya sendiri Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

162 maupun orang lain serta mampu menghadapi tantangan secara efektif dalam kehidupannya. Cakupan puskesmas yang melaksanakan pelayanan Neonatal Esensial sesuai standard Puskesmas yang memberi pelayanan kesehatan esensial pada bayi baru lahir (usia 0-28 hari) sesuai standar dalam kurun waktu tertentu. Pelayanan neonatal esensial meliputi pertolongan persalinan traumatik yang bersih dan aman, menjaga tubuh bayi tetao hangat dengan kontak dini, mmberikan jalan nafas, mempertahankan bayi bernafas spontan, pemberian ASI dini dalam 30 menit setelah melahirkan, malakukan penilaian terhadap bayi baru lahir hingga penanganan infeksi maupun pemeriksaan fisik bayi bru lahir Distribusi cakupan puskesmas yang melaksanakan pelayanan Neonatal Esensial sesuai standard adalah sebagai berikut: Sumber : Data Program Kesehatan Anak Kab/Kota Tahun 2015 Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa cakupan Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun puskesmas yang melaksanakan pelayanan Neonatal Esensial sesuai standar di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2015 adalah 100%, lebih besar 22% dari target Provinsi yaitu

163 78%. Secara keseluruhan semua puskesmas yang ada di Kab/Kota telah melaksanakan program tersebut, termasuk Kabupaten yang baru mengalami pemekaran dari Kab.Induknya. Indikator tersebut merupakan indikator baru yang dikeluarkan pada tahun 2015 dan belum dilaksanakan pada tahun sebelumnya sehingga belum dapat dilakukan pembandingan hasik kegiatan dari beberapa tahun sebelumnya. Cakupan Puskesmas yang melaksanakan yang melaksanakan stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh tumbuh kembang (SDIDTK) Puskesmas yang memberi pelayanan SDIDTK pada Balita dan Anak Pra sekolah sesuai standar di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun. Bentuk pelaksanaan tumbuh kembang anak di lapangan dilakukan dengan mengacu pada pedoman SDIDTK yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di puskesmas dan jajarannya seperti dokter, bidan perawatm ahli gizi,penyuluh kesmas, dan tenaga terkait lainnya. Sasaran dari kegiatan ini adalah ibu dan Bayi yang ada diwilayah kerja puskesmas Berikut distribusi Cakupan Puskesmas yang melaksanakan stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh tumbuh kembang (SDIDTK) di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2015 : Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

164 Sumber : Data Program Kesehatan Anak Kab/Kota Tahun 2015 Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa cakupan Puskesmas yang melaksanakan SDIDTK di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2015 adalah sebesar 9,45%,lebih kecil 68,55% dari target Provinsi sebesar 78%. Cakupan tertinggi di Kab. Buton Utara sebesar 20% dan cakupan terendah di 4 Kab/Kota dengan persentase tidak ada puskemas yang melaksanakan program SDIDTK ( Kota Kendari, K ab. Buton Tengah, Kab.Buton Selatan, Kab. Muna Barat). Pelayanan SDIDTK meliputi pemantauan perkembangan motorik kasar,halus, bahasa, sosialisasi dan kemandirian minimal 2 kali (setiap 6 bulan). Kurangnya cakupa program SDIDTK dapat dipengaruhi oleh banya faktor antara lain dari ibu balita itu sendiri. Masih banyak ibu balita tersebut yang kurang kooperatif. Bentuk ketidak kooperatifan tersebut adalah ketidakdatangan ibu untuk mengikuti kegiatan posyandu. Jumlah kader yang kurag juga dapat memberikan kontribusi negatif sehingga mengakibatkan kurangnya capaian program puskesmas yang melaksanakan stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh tumbuh kembang (SDIDTK). Dan juga, indikator ini merupakan indikator baru yang dikeluarkan pada tahun 2015 dan belum dilaksanakan pada tahun sebelumnya sehingga belum dapat dilakukan pembandingan hasik kegiatan dari beberapa tahun sebelumnya. Cakupan Kabupaten /Kota yang memiliki minimal 4 puskesmas melakukan pelayanan tatalaksana kasus kekerasan terhadap anak (KTA) Kabupaten/kota yang mempunyai minimal 4 puskesmas yang melakukan pelayanan tatalaksana kasus KtA. puskesmas yang melakukan pelayanan tatalaksana kasus KtA.adalah memiliki tenaga kesehatan terlatih tatalaksana kasus kekerasan terhadap anak di satu wilayah kerja pada kurun waktu 1 tahun Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

165 Tujuan dari kegiatan ini adalh tersedianya puskesmas mampu tatalaksana penanggulangan korban KtP/A secara komperhensif dalam rangka meningkatkan status kesehatan perempuan dan anak Sasaran dari program ini adalah anak, orang tua, masyarakat dan tenaga kesehatan di puskesmas Distribusi cakupan Kabupaten /Kota yang memiliki minimal 4 puskesmas melakukan pelayanan tatalaksana kasus kekerasan terhadap anak (KTA) adalah sebagai berikut : Sumber : Data Program Kesehatan Anak Kab/Kota Tahun 2015 Dari grafik diatas dapat diliahat bahwa hanya ada 3 kab/kota yang mempunyai minimal 3 puskesmas yang mampu melakukan pelayanan tatalaksana KTA d provinsi Sultra tahun 2015, atau dengan persentase 17,64% dari total semua Kabupaten/Kota, masih lebih kecil 12,35% dari target provinsi yaitu 30% kab./kota telah mampu melaksanakan program ini. Faktor penghambat yang dapat timbul adalah kurang terbukanya masyarakat dalam melakukan konseling ataupun konsultasi kepada tenaga kesehatan di puskesmas manakala terjadi kasus keserasan terhadap anaknya ataupun anak Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

166 yang ada dilingkungannya. Sarana serta tenaga terlatih juga harus diperhatikan untuk peningkatan cakupan program tersebut. a) Cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1) sesuai standar Adalah cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada 6-48 jam setalah lahir disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Dengan indikator ini dapat diketahui akses/jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan neonatal. Analisis perbandingan cakupan Kunjungan Nenonatus Pertama (KN1) di Provinsi Sultra tahun adalah sebagai berikut : Gambar Perbandingan Persentase (%) Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) Prov. Sultra Tahun 2014 dan 2015 Gambar diatas menunjukkan bahwa cakupan KN1 di Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2015 adaalah sebesar87,53%, meningkat 4,38% dari tahun 2014 yaitu sebesar 83,15%. Peningkatan ini dapat terjadi dikarenakan Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

167 kerja sama yang baik dari ibu yang mau melakukan persalinan di puskesmas maupun fasyankes sehingga proses pencatatan dan penanganan bayi baru lahir dapat lebih efektif dan efisien. Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap (KN Lengkap) Adalah cakupan pelayanan neonatus sesuai standar, paling sedikit 3 kali dengan distribusi waktu 1 kali pada 6-48 jam (KN1), 1 kali pada hari ke 3-7 hari (KN2) dan 1 kali pada hari ke 8-28 hari (KN3) setelah lahir yang dilakukan difasilitas kesehatan maupun kunjungan rumah. Dengan indikator ini dapat diketahui akses/jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan neonatal. Gambar Perbandingan Persentase (%) Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap (KNL) Prov. Sultra Tahun 2014 dan 2015 Gambar diatas menunjukkan bahwa cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap (KNL) Prov. Sultra Tahun 2015 yaitu 84,19%, mengalami penurunan 7,37% dari cakupan pada tahun 2014 yaitu sebesar 91,56%. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

168 Cakupan Penanganan Neonatal Komplikasi Adalah cakupan neonatus dengan komplikasi ditangani secara definitif oleh tenaga kesehatan kompoten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Penanganan definitif adalah penanganan/pemberian tindakan terakhir pada setiap kasus komplikasi neonatus yang pelaporannya dihitung satu kali pada masa neonatal. Kasus komplikasi yang ditangani adalah seluruh kasus yang ditangani tanpa melihat hasilnya hidup atau mati. Indikator ini menunjukkan kemampuan Sarana pelayanan kesehatan dalam menangani kasus kegawat daruratan neonatal, yang kemudian ditindak lanjuti sesuai dengan kewenangannya atau di rujuk Ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi. Neonatus yang mengalami Asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR (bayi berat lahir rendah < 2500 gr, sindroma gangguan pernapasan, kelainan kongenital. Gambar Perbandingan Persentase (%) cakupan Penanganan Neonatal Komplikasi di Provinsi Sultra tahun 2014 dan 2015 Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

169 Gambar diatas menunjukkan Penanganan Neonatal Komplikasi di Provinsi Sultra tahun 2015 yaitu 28,98%, mengalami peningkatan 2,9% dari cakupan pada tahun 2014 yaitu sebesar 91,56% namun masih jauh dari target Provinsi. Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Cakupan kunjungan bayi umur 29 hari-11 bulan disarana pelayanan kesehatan (polindes, pustu, puskesmas, rumah bersalin dan rumah sakit) maupun di rumah, posyandu, tempat penitipan anak, panti asuhan dan sebagainya melalui kunjungan petugas. Setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan minimal 4 kali yaitu satu kali pada umur 29 hari-3 bulan, 1 kali pada umur 3-6 bulan, 1 kali pada umur 6-9 bulan, dan 1 kali pada umur 9-11 bulan. Pelayanan Kesehatan tersebut meliputi pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/ HB1-3, Polio 1-4, Campak), stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) bayi dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Setiap anak umur bulan memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan setiap bulan, minimal 8 x dalam setahun yang tercatat di Kohort Anak Balita dan Pra Sekolah, Buku KIA/KMS, atau buku pencatatan dan pelaporan lainnya. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan setiap anak usia bulan dilaksanakan minimal 2 kali pertahun (setiap 6 bulan). Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

170 Gambar Perbandingan Persentase (%) cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita di Provinsi Sultra tahun tahun 2014 dan 2015 Gambar diatas menunjukkan pelayan Kesehatan Anak Balita di Provinsi Sultra tahun 2015 yaitu 51,31%, mengalami peningkatan 20,4% dari cakupan pada tahun 2014 yaitu sebesar 30,91% namun masih jauh dari target Provinsi. Persentase puskesmas yang mengembangkan pelayanan MTBS MTBS Adalah cakupan anak balita (12-59 bulan) yang berobat ke puskesmas dan mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar (MTBS) di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Tujuannya untuk mengantisipasi penyakit-penyakit yang sering menyebabkan kematian banyi dan balita. Sasaran dari kegiatan ini adalah anak balita 3. Program Bina Upaya Kesehatan Program bina upaya kesehatan mencakup dua tatanan penting yakni upaya kesehatan dasar fokus pada pelayanan kesehatan di Puskesmas dan Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

171 upaya kesehatan rujukan fokus pada pelayanan kesehatan di rumah sakit. Pencapaian pelaksanaan upaya kesehatan disajikan pada tabel berikut. Tabel Pencapaian Indikator Program Bina Upaya Kesehatan Tahun 2015 No Program/Indikator Capaian Tahun 1 Program Upaya Kesehatan Dasar 2014 Capaian 2015 Capaian Tahun Persentase Puskesmas Perawatan mampu PONED 2 Program Kesehatan Rujukan - Persentase RSUD terakreditasi Persentase RSUD mampu PONEK Pada tabel menjelaskan bahwa indikator yang digunakan untuk menilai keberhasilan upaya pelayanan kesehatan adalah persentase Puskesmas perawatan mampu PONED, persentase RSUD terakreditasi dan persentase RSUD mampu PONEK. Pencapaian ketiga indikator tersebut cukup progres dan dapat mencapai target pada tahun Selain indikator tersebut, keberhasilan upaya pelayanan kesehatan masyarakat juga dapat dijelaskan melalui ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang meliputi ketersediaan Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Pisyandu dan Rumah Sakit. Adapun ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan berdasarkan indikator tersebut, disajikan pada Tabel berikut. Tabel Keberadaan prasarana Penunjang Pelayanan Upaya Kesehatan ProvinsiSulawesi Tenggara Tahun 2015 Sarana Kesehatan Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2015 Tahun 2015 Jumlah Puskesmas Rasio Puskesmas per pddk 3, Jumlah Puskesmas Pembantu Rasio Pustu per pddk 1, Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

172 Jumlah Posyandu Rasio Posyandu dalm 1000 balita 12, Jumlah RS klinik 36 + klinik Ratio per pddk 1, Jumlah TT Ratio terhadap 1500 pddk 2, Jumlah TT Kls III Rasio terhdp 1500 pddk sasaran jamkesmas + Bahteramas 1, Program Pemberantasan Penyakit (P2) Program pemberantasan penyakit merupakan salah satu program prioritas dalam pencapaian indikator MDGs. Berbagai indikator ini menilai keberhasilan program ini diantaranya penemuan kasus baru TB, prevalensi HIV/AIDs, Annual Parasite Insidens (API), dan lain -lain. Pada tabel berikut memberikan gambaran keberhasilan pelaksanaan program P2, sebagai berikut. Tabel Pencapaian Indikator Program P2 Tahun 2015 No Program/Indikator Capaian 2015 Target Tahun Pemberantasan Penyakit TB - Persentase penemuan kasus baru 76.4 >70% 2 P2 HIV-AIDS - Prevalensi HIV-AIDS <0.5% - Persentase ODHA yang diobati % 3 P2 Malaria - Annual Parasite Insidens per <5 penduduk 4 Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) - Cakupan penemuan penderita Pneumonia - Cakupan pneumoni yang ditangani P2 Diare - Cakupan penemuan penderita diare % Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

173 No Program/Indikator Capaian 2015 Target Tahun P2 Kusta - CDR per pddk <5 7 P2 DBD - Incidence Rate per pddk <55/ Penderita DBD ditangani P2 Frambusia - Kasus Frambusia 58 <1/ Imnuisasi - Persentase UCI Desa Program Penyehatan Lingkungan Indikator yang digunakan untuk menilai keberhasilan program penyehatan lingkungan adalah persentase penduduk yang memiliki air minum berkualitas, Pengembangan Desa Sanitasi Berbasis Masyarakat. Berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, diperoleh gambaran keberhasilan seperti pada Tabel berikut. Tabel Pencapaian Indikator Program Penyehatan Lingkungan Tahun 2015 No Program/Indikator Capaian 2014 Capaian 2015 Target Peningkatan akses air minum berkualitas - Persentase Penduduk yang memiliki air minum berkualitas - Persentase kualitas air minum yang memenuhi syarat 2 Peningkatan cakupan Sanitas Layak - Persentase penduduk yang memiliki akses sanitasi dasar yang layak , Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

174 Pada Tabel dijelaskan bahwa dari 3 Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun indikator untuk menilai keberhasilan program penyehatan lingkungan sehat tidak satupun mencapai target, namun demikian persentase semua indkator menunjukan peningkatan. Lebih lanjut dapat dilihat pada penjelasan dibawah ini : 1) Penduduk yang mengakses air minum berkuaitas Akses terhadap air minum berkualitas adalah keterjangkauan terhadap sarana air minum dari sisi kemampuan biaya, kualitas, kesiambungan dan jarak tempuh, disamping itu juga pemakai air minum berkualitas minimal 20 liter per orang perhari dari sarana air minum yang layak sepanjang tahun dan berada daam radius 1 km atau 30 menit perjalanan berupa air ledeng, Kran umum (KU), sumur bor/pompa, sumur gali (SGL) yang terlindung dari pencemaran, mata air terindung (PMA), serta penampungan air Hujan (PAH ) terlindung. Penduduk yang mengakses terhadap air minum berkualitas di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2015 baru mencapai 64,95 % sedangkan target Nasional untuk tahun 2015 yaitu 67 % berarti masih sekitar 2,05 % yang belum dicapai. yang mengakses terhadap Pencapaian persentase penduduk air minum yang berkualitas di provinsi Sulawesi Tenggara mengalami peningkatan sekitar 1,,94 % dari tahun 2013 (63,01 % ). Penduduk yang mengakses terhadapa air mi num yang berkualitas, dari 14 Kabupaten/Kota yang tertinggi persentasenya yaitu Kota Kendari Konawe Utara (58,88 % ) (70,19 % ) sedangkan yang tersendah yaitu Kabupaten Peningkatan persentase penduduk yang mengakses terhadap air minum berkualitas di Provinsi Sulawesi Tenggara dari tahun 2014 ketahun 2015 menunjukan adanya kepedulian atau perhatian masyarakat terhadap pemeliharaan sarana air bersih yang ada, cakupan penggunaan sarana air minum berkualitas dilihat pada tabel 5.46 dibawah ini. per Kabupaten/Kota secara rinci dapat

175 Tabel 5.46 Jumlah dan Persentase Penduduk yg Mengakseses Air Minum Berkuaitas per Kabupaten /Kota tahun 2015 NO KAB./KOTA JUMLAH JLH PENDUDUK YG % PENDUDUK YG PENDUDUK MEMILIKI AKSES AIR MEMILIKI AKSES AIR MINUM BERKUALITAS MINUM BERKUALITAS 1 KONAWE 241, , KOLAKA 314, , MUNA 268, , BUTON 255, , KONSEL 264, , BOMBANA 139,271 84, KOLUT 121,476 80, WAKATOBI 105,338 69, KONUT 51,447 30, BUTUR 58,870 39, KT. KENDARI 289, , KT. BAU-BAU 137,118 94, KOLTIM KONKEP SULTRA 2,247,039 1,459, Program Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan Keberhasilan program pemberdayaan dan promosi kesehatan digambarkan melalui indikator-indikator partisipasi masyarakat dan perilaku hidup yang ada di masyarakat. Indikator-indikator tersebut meliputi persentase rumah tangga ber PHBS, cakupan desa siaga aktif, Jumlah Poskesdes yang beroperasi, persentase SD yang mempromosikan kesehatan, persentase Posyandu Purnama Mandiri dan kebijakan pembangunan berwawasan kesehatan. Adapun gambaran keberhasilan program ini, digambarkan pada tabel berikut. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

176 Tabel Pencapaian Indikator Program Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat Tahun 2015 No Indikator Capaian 2014 Capaian 2015 Target Persentase rumah tangga ber PHBS 31,08 25, Cakupan Desa Siaga Aktif 84,27 78, Pengembangan dan Penyelenggaraan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) 78,42 99, Cakupan sekolah dasar yang mempromosikan Kesehatan 42,23 35, Persentase Posyandu Purnama dan Mandiri 6 Kebijakan Pembangunan berwawasan kesehatan 38,73 45, ` 100 Pada tabel diatas memberikan penjelasan bahwa dari 6 indikator, indikator cakupan Desa Siaga Aktif, Pengembangan dan Penyelenggaraan Pos Kesehatan Desa melebih target yang ditetapkan dan kebijakan pembangunan berwawasan kesehatan telah mencapai target. Sedangkan 3 indikator lainnya yaitu Presentase Rumah tangga ber PHBS, Cakupan Sekolah Dasar yang mempromosikan Kesehatan, dan Presentase Posyandu Purnama dan Mandiri masih dibawah target, Kondisi ini memberikan gambaran, bahwa pemberdayaan masyarakat membutuhkan proses yang sangat panjang dan tidak bisa dengan pendekatan kesehatan saja, tetapi harus dilakukan dengan pendekatan multi sektoral. Dari 6 (enam) indikator dapat dilihat capaian per Kabupaten/Kota seperti dibawah ini : Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

177 1. Persentase rumah tangga ber PHBS Tabel Cakupan Rumah Tangga Ber-PHBS Tahun 2015 NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH JUMLAH DIPANTAU RUMAH TANGGAA % DIPANTAU BER-PHBS % 1 KONAWE KOLAKA BUTON MUNA KOTA KENDARI KOTA BAUBAU BOMBANA BUTON UTARA WAKATOBI KOLAKA UTARA , KONAWE UTARA KONAWE SELATAN KOLAKA TIMUR KONAWE KEPULAUAN BUTON SELATAN MUNA BARAT BUTON TENGAH JUMLAH Sumber: Hasil Evaluasi Program Pemberdayaan Masyarakat & Promkes 2015 Berdasarkan data tersebut diatas dapat dilihat bahwa cakupan Rumah Tangga ber PHBS yang tertinggi terdapat di Kabupaten Kolaka Utara yaitu sebesar 56,26%. Sedangkan cakupan Rumah Tangga ber PHBS terendah di Konawe Selatan yaitu sebesar 1.81%. Cakupan Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

178 Rumah Tangga ber-phbs di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2015 sebesar 25.77% (target 7 5%) meningkat dari tahun 2014 sebesar %. 2. Cakupan Desa Siaga Aktif Tabel 5.49 Capaian Kegiatan Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Tahun 2015 RW, DESA DAN KELURAHAN SIAGA AKTIF N JUMLAH KABUPATEN MA O DESA/KEL PRA MAD PURN N N % 1 KONAWE KOLAKA BUTON MUNA KOTA KENDARI KOTA BAUBAU BOMBANA BUTON UTARA WAKATOBI KOLAKA UTARA KONAWE UTARA KONAWE SELATAN KOLAKA TIMUR KONAWE KEPULAU BUTON SELATAN MUNA BARAT BUTON TENGAH PROV.SULTRA ,27 Data tersebut menunjukkan bahwa Desa Siaga aktif di Sulawesi tenggara masih masuk dalam Kategori Desa Siaga Aktif Pratama. Namun demikian persentase Desa Siaga Aktif di Sulawesi Tenggara Tahun 2015 mencapai 84.27% (target 55%) meningkat dari tahun 2014 sebesar 78.53%. Capaian ini sudah cukup baik dan telah memenuhi target namun masih perlu Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

179 peningkatan status kategori dari Pratama dan Madya menuju kearah Purnama dan Mandiri secara bertahap. Untuk lebih jelasnya, distribusi cakupan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif tingkat provinsi dapat dilihat pada gambar berikut Gambar Distribusi Cakupan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif 12,96 3,32 PRATAMA 24,19 59,53 MADYA PURNAMA MANDIRI 3. Pengembangan dan Penyelenggaraan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) Pos Kesehatan desa selanjutnya disingkat dengan Poskesdes adalah Upaya Kesehatan bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasr bagi masyarakat. Poskesdes dibentuk sebagai upaya untuk mendekatkan pelayanan Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

180 kesehatan dasar setiap hari bagi masyarakat di desa serta sebagai sarana untuk mempertemukan uapaya masyarakat dan dukungan pemerintah. Pelayanan Poskesdes meliputi upaya promotif,preventif dan kuratif sesuai dengan kewenangannya yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan (terutama bidan) dengan melibatkan kader kesehatan N O Tabel 5.50 Jumlah Poskesdes Beroperasi Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2015 KABUPATEN JUMLAH DESA & KEL JUMLAH POSKES DES % POSK THDP DESA /KEL JML POSK BER- OPERASI % POSK BER - OPERASI 1 KONAWE , ,00 2 KOLAKA , ,00 3 BUTON , ,00 4 MUNA , ,00 5 KOTA KENDARI , ,00 6 KOTA BAUBAU ,00 7 BOMBANA , ,92 8 BUTON UTARA , ,00 9 WAKATOBI , ,00 10 KOLAKA UTARA , ,14 11 KONAWE UTARA , ,31 12 KONAWE SELATAN , ,00 13 KOLAKA TIMUR , ,00 14 KONAWE KEPULAU , ,00 15 BUTON SELATAN , ,00 16 MUNA BARAT , ,00 17 BUTON TENGAH , ,00 PROV.SULTRA , ,24 Data tersebut diatas menunjukan bahwa terdapat 661 Poskesdes dari Desa dan Kelurahan yang ada di Sulawesi Tenggara. Dari jumlah tersebut sebanyak 656 Poskesdes yang beroperasi Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun (99,24) meng alami peningkatan dari tahun 2014 sebesar 78,42% Poskesdes yang beroperasi.

181 Poskesdes yang belum beroperasi disebabkan karena : 1) Masih Poskesdes yang belum memiliki tenaga kesehatan dan kader kesehatan yang terlatih 2) Sarana dan Prasarana pelayanan di Poskesdes belum ada ; 3) Poskesdes baru dibangun Tahun 2015 sehingga belum dapat difungsikan; 4) Masih banyak Desa dan Kelurahan yang belum memiliki Poskesdes walaupun daerahnya terpencil/sangat terpencil 4. Pengembangan Sekolah Dasar yang Mempromosikan Kesehatan. Sekolah Dasar yang mempromosikan kesehatan adalah sekolah dasar yang melaksanakan programusaha Kesehatan Sekolah (UKS) sera aktifg melaksanakan kegiatan penyebarluasan informasi kesehatan di sekolah N O Tabel 5.51 Capaian Sekolah Dasar Yang Mempromosikan Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2015 SEKOLAH DASAR MEMPROMOSIKAN KESEHATAN KABUPATEN JUMLAH SD SD DENGAN PROMKES % 1 BUTON ,16 2 MUNA ,24 3 KONAWE ,75 4 KOLAKA ,53 5 KONAWE SELATAN BOMBANA ,24 7 WAKATOBI ,68 8 KOLAKA UTARA ,00 9 KOLAKA TIMUR ,14 10 KOTA KENDARI ,40 11 KOTA BAUBAU ,42 12 BUTON UTARA ,36 13 KONAWE KEPULAUAN ,98 14 KONAWE UTARA ,58 15 BUTON SELATAN 0 0 0,00 16 BUTON TENGAH 0 0 0,00 17 MUNA BARAT 0 0 0,00 PROV.SULTRA ,58 Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

182 Kegiatan promosi kesehatan di sekolah utamanya di Sekolah Dasar di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2015 mempunyai presentase sebesar 34,58% ( target 55%), mengalami penurunan dari tahun 2014 yakni 45,23% dan tahun 2013 sebesar 49,52%, Penurunan capaian Sekolah Dasar mempromosikan kesehatan disebabkan karena masih ada Kabupaten/Kota yang tidak melaporkan capaian kegiatan Sekolah Dasar mempromosikan kesehatan yaitu Kabupaten Konawe Selatan, Buton Tengah, Buton Selatan dan Muna Barat ( Daerah Pemekaran) 5. Persentase Posyandu Purnama dan Mandiri N O Tabel Cakupan Strata Posyandu di Sulawesi Tenggara Tahun 2015 STRATA POSYANDU KABUPATEN % POSY PURNAMA & MANDIRI PRA TAMA MAD YA PUR NAMA MAN DIRI JUMLAH 1 KONAWE ,92 2 KOLAKA ,65 3 BUTON ,39 4 MUNA ,25 5 KOTA KENDARI ,74 6 KOTA BAUBAU ,28 7 BOMBANA ,60 8 BUTON UTARA ,58 9 WAKATOBI ,65 10 KOLAKA UTARA ,95 11 KONAWE UTARA ,70 12 KONAWE SELATAN ,29 13 KOLAKA TIMUR ,79 14 KONAWE KEPULAUAN BUTON SELATAN ,78 16 MUNA BARAT ,52 17 BUTON TENGAH ,00 PROV.SULTRA ,42 Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

183 Data tersebut menunjukkan bahwa capaian persentase posyandu Purnama dan Mandiri menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2015 sebesar 45,42% (target 6 5%), mengalami peningkatan dari capaian tahun 2014 sebesar 38,73 %. Dan capaian tahun 2013 sebesar 35,86% Hal ini menunjukkan bahwa target belum dapat tercapai sehingga masih perlu dilakukan peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan Posyandu serta Revitalisasi Posyandu dan peningkatan strata posyandu. 6. Meningkatkan Kebijakan Publik Berwawasan Kesehatan Kebijakan publik berwawasan kesehatan perlu dikembangkan disetiap daerah guna mendukung kegiatan promosi kesehatan. Jenis kebijakan publik yang perlu dikembangkan adalah kawasan bebas asap rokok, kawasan bebas sampah, kawasan kota sehat dan kebijakan lain yang berhubungan dengan perilaku masyarakat yang dapat membahayakan kesehatan. Untuk mewujudkan kebijakan publik di daerah perlu dikembangkan komunikasi dan advokasi kepada para pengambil kebijakan di daerah. Advokasi merupakan upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders). Di provinsi Sulawesi tenggara telah dikembangkan kebijakan publik berwawasan kesehatan di 5 (lima) Kabupaten/Kota. Kebijakan itu berupa; 1. Kebijakan mengenai kota sehat di Kota Kendari; 2. Himbauan bagi masyarakat untuk melakukan 10 indikator PHBS di Rumah Tangga di Kabupaten Wakatobi; 3. Kebijakan pemerintah daerah dengan tema Gerbangmastra yaitu gerakan pembangunan masyarakat sejahtera yang didalamnya memuat bedah rumah ALADIN yakni Atap, Lantai dan Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

184 Dinding yang memenuhi syarat kesehatan dilakukan oleh instansi pemerintah di Kabupaten Kolaka; 4. Kota BERIMAN (Bersih, Indah, Aman dan Nyaman) di Kota Kendari. 5. Kota SEMERBAK (Sejahtera, Menawan, Aman, dan Membawa Kemenangan) di Kota Bau Bau. 6. Perda Nomor 23 tahun 2012 tentang Desa Mandar Mendidoha ( Desa Cerdas dan Sehat) di Kabupaten Konawe Selatan, 7. Perbub Tentang Kabupaten Sehat di Kabupaten Kolaka Utara. 8. Peraturan Bupati Nomor 36 Tahun 2015 tanggal 6 November 2015 tentang Kawasan TanpaRokor (KTR). 7. Program Kefarmasian dan Peralatan Kesehatan Keberhasilan program kefarmasian dan peralatan kesehatan dijelaskan melalui ketersediaan obat dan ketersediaan vaksin. Hal ini seperti dijelaskan pada Tabel berikut. Tabel Pencapaian Indikator Program Kefarmasian dan Peralatan Tahun 2015 No Indikator Capaian Tahun 2015 Kesehatan Target Ketersediaan obat dan Vaksin (%) Persentase penggunaan obat generik di Puskesmas 3 Persentase penggunaan obat generik di RS Persentase Instalasi farmasi Kab/Kota sesuai standar Pada Tabel menjelaskan bahwa dari 4 indikator yang digunakan untuk menilai keberhasilan pelaksanaan program kefarmasian dan peralatan kesehatan menunjukan bahwa keliam indikator telah mencapai target. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

185 E. Dampak Pelaksanaan Program 1. Kematian Ibu Salah satu tujuan upaya program kesehatan ibu adalah mempercepat penurunan angka kematian dan kesakitan ibu. Angka kematian ibu disamping memberikan gambaran status kesehatan masyarakat, juga dapat memberikan gambaran tingkat pelayanan kesehatan terutama pelayanan ibu hamil, ibu melahirkan dan masa nifas. Tabel 5.54 Jumlah Kematian Ibu Menurut Kabupaten/Kota dan Sebab-sebab kematian Tahun 2015 Sebab Kematian No Kab/Kota Total Perda rahan HDK Infeksi Abor tus Partus lama 1 Buton Muna Konawe Kolaka Konawe Selatan Bombana Wakatobi Kolaka Utara Buton Utara Konawe Utara Kota Kendari Kota Bau-Bau Kolaka Timur Konawe Kepulauan Buton Tengah Buton Selatan Muna Barat Lain- Lain Prov Sultra Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

186 Sumber : Laporan Program Kesehatan Ibu Kab/Kota Tahun 2015 Tahun 2015 jumlah kematian ibu di Provinsi Sulawesi Tenggara sebanyak 67 kasus. Distribusi penyebab kematian ibu yaitu perdarahan 23 kasus, Hipertensi dalam kehamilan 15 kasus, infeksi 8 kasus, partus lama 2 kasus dan penyebab lainnya 16 kasus. Jumlah Kematian Ibu tertinggi di Kabupaten Konawe Selatan yaitu 8 kasus, dan terendah di Kabupaten Buton Utara dimana kematian ibu pada tahun 2015 tidak ada. Distribusi jumlah kematian dan penyebabnya dapat dilihat pada tabel 5.54 Grafik Trend Jumlah Kematian Ibu Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2008 sampai Tahun Pada gambar diatas Jumlah Kematian ibu pada tahun 2008 di Provinsi Sulawesi Tenggara adalah 80 kasus, sedangkan pada tahun 2015 terjadi penurunan kematian ibu menjadi 67 kasus. Hal ini disebabkan karena pemahaman masyarakat tentang tanda bahaya kehamilan dan persalinan sudah cukup baik, ibu hamil dengan komplikasi dapat terdeteksi dan tertangani sedini mungkin oleh tenaga kesehatan. Disamping itu pula sebagian besar dukun sudah bermitra dengan bidan dan persalinan dilaksanakan difasilitas kesehatan. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

187 2. Kematian Anak Jumlah kematian neonatal di Prop. Sultra tahun 2015 dengan umur 0-6 hari sebanyak 339 kasus dan umur 7-28 hari sebanyak 78 kasus. Jumlah kematian Neonatal menurun dari 484 kasus tahun 2012 menjadi 417 kasus tahun Distribusi kematian neonatal tertinggi terdapat di Kabupaten Konawe Selatan yaitu 68 kasus dan terendah di Kabupaten Konawe Utara yaitu 14 kasus. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini Tabel Jumlah Kematian Neonatal Menurut Kab/Kota Tahun 2015 No Kab/Kota Total Kematian Neonatal Umur 0-6 hr Umur 7-28 hr 1. Buton Muna Konawe Kolaka Konawe Selatan Bombana Wakatobi Kolaka Utara Buton Utara Konawe Utara Kota Kendari Kota Bau-Bau Kolaka Timur Konawe Kepulauan Buton Tengah Buton Selatan Muna Barat Prov. Sultra Sumber : Data Program Kesehatan Anak Kab/Kota Tahun 2015 Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

188 Gambar 5.24 Perbandingan Jumlah Kematian Neonatal Prov. Sultra Tahun 2013 sampai Tahun 2015 Pada gambar diatas Jumlah Kematian neonatal pada tahun 2013 di Provinsi Sulawesi Tenggara adalah 417 kasus, sedangkan pada tahun 2014 naik menjadi 425 kasus dan pada tahun 2015 terjadi penurunan menjadi 406. Hal ini disebabkan keterampilan atau kualitas tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan ANC berkualitas sudah cukup baik serta masyarakat sudah memahami tentang kasus-kasus kegawat daruratan neonatal yang mengakibatkan keterlambatan penanganan. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

189 Tabel 5.56 Sebab-Sebab Kematian Neonatal Menurut Kab/Kota Tahun 2015 Sebab Kematian Neonatal Kelain No Kab/Kota Total BBL Asfi T Sep an Ikter Lain- R ksia N sis Kong us Lain enital 1. Buton Muna Konawe Kolaka Konawe Selatan Bombana Wakatobi Kolaka Utara Buton Utara Konawe Utara Kota Kendari Kota Bau-Bau Kolaka Timur Konawe Kepulauan Buton Tengah Buton Selatan Muna Barat Prov. Sultra Sumber : Data Program Kesehatan Anak Kab/Kota Tahun 2015 Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

190 JUMLAH KEMATIAN BAYI (UMUR 29 HARI 11 BULAN) Jumlah kematian bayi di Prov. Sultra tahun 2015 tercatat 157 kasus. Jumlah kematian bayi tersebut terjadi penurunan dari 161 kasus pada tahun 2014, dengan distribusi penyebab kematian yaitu pnemonia 20 kasus, diare 18 kasus, kelainan saluran cerna 7 kasus, Tetanus 1 kasus, kelainan saraf 0 kasus dan penyebab lain-lain 111 kasus. Distribusi kematian bayi tertinggi terdapat di Kabupaten Muna yaitu 22 orang dengan penyebab kematian Pnemonia 2 kasus, diare 2 kasus dan penyebab lainlain 18 kasus. Untuk jumlah kematian bayi terendah terdapat di Kabupaten Konawe Kepulauan yaitu tidak terdapat kasus kematian bayi dalam tahun 2015 Tabel 5.57 Jumlah Kematian Bayi dan Penyebabnya Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2015 Sebab Kematian Bayi No Kab/Kota Total Pne mo nia Dia re Kelainan Saluran Cerna Teta nus Kelai nan Saraf 1. Buton Muna Konawe Kolaka Konawe Selatan Bombana Wakatobi Kolaka Utara Buton Utara Lain- Lain Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

191 10. Konawe Utara Kota Kendari Kota Bau-Bau Kolaka Timur Konawe Kepulauan Buton Tengah Buton Selatan Muna Barat Prov. Sultra Sumber : Data Program Kesehatan Anak Kab/Kota Tahun 2015 Gambar Trend Jumlah Kematian Bayi Provinsi Sulawesi Tenggara. Tahun 2008 sampai Tahun Pada gambar diatas jumlah kematian bayi pada tahun 2013 di Provinsi Sulawesi Tenggara adalah 188 kasus, sedangkan pada tahun 2014 terjadi penurunan menjadi 161 kasus hingga tahun 2015 menjadi 157 kasus. Hal ini disebabkan oleh tingkat kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan cukup baik, serta terampilnya tenaga kesehatan dalam penanganan bayi bermasalah. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

192 3. Perbaikan Gizi Keadaan gizi berdasarkan indikator Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun BB/U menjelaskan bahwa persentase balita kekurangan gizi (gizi kurang + Gizi buruk) pada tahun 2010 mencapai 22,8 %, lebih tinggi dibandingkan dengan angka nasional sebesar 17,9%. Persentase balita gizi buruk di Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 6,5 % lebih tinggi dibanding angka nasional sebesar 4,9 %. Demikian juga prevalensi gizi kurang sebesar 16,3 % masih lebih tinggi dengan angka nasional sebesar 15,0 %. Bila dilihat dari jumlah kasus gizi buruk yang dilaporkan oleh Petugas Gizi di Puskesmas, juga menunjukan tren penurunan yang sangat bermakna, yakni dari 1246 kasus tahun 2008 menjadi 199 kasus tahun Adapun kecenderungan kasus dari tahun ke tahun disajikan pada tabel di bawah ini Tabel Kecenderungan Jumlah Kasus Gizi Buruk Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun JUMLAH KASUS GIZI BURUK KAB/KOTA BUTON MUNA KONAWE KOLAKA KONSEL BOMBANA WAKATOBI KOLUT BUTUR KONUT KENDARI BAUBAU KOLTIM 3 0 KONKEP 0 3

193 JUMLAH KASUS GIZI BURUK KAB/KOTA BUSEL 17 BUTENG 16 MUBAR 4 TOTAL Gambar Trend Jumlah Kasus Gizi Buruk Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun Kesakitan Kesakitan karena malaria mengalami penurunan dalam kurun waktu 2010 sampai 2015, capaian persentase penemuan kasus TB menunjukan peningkatan dalam periode tahun 2008 s/d 2014 dan menurun pada tahun 2015, dapat dilihat pada gambar dibawah 5.27 dan 5.28 dibawah in i Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

194 Gambar 5.27 Upaya Penurunan Kasus Malaria Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun API < 1 per pddk , ,21 1,04 1,45 0, ,59 0, , API Malaria Jumlah Kasus Gambar 5.28 Upaya Penurunan Kasus TB Provinsi Sulawesi TenggaraTahun ,56 49,23 67,1 64,03 72,13 87,7 59,1 82, CDR Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

195 Kasus HIV/AIDS dalam waktu 7 tahun terakhir terus menunjukan peningkatan. Kondisi ini sebagai dampak dari kemajuan dan keterbukaan suatu daerah yang belum disertai dengan perbaikan pengetahuan dan perilaku sehat Tabel Penemuan Jumlah Kasus HIV-AIDS Di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun KAB/KOTA JUMLAH KASUS HIV/AIDS TOTAL BUTON MUNA KONAWE KOLAKA KONSEL BOMBANA WAKATOBI KOLUT BUTUR KONUT KENDARI BAU-BAU KOLTIM KONKEP Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

196 KAB/KOTA JUMLAH KASUS HIV/AIDS TOTAL BUTENG 3 3 BUSEL 0 0 MUBAR 0 0 TOTAL Tabel Distribusi Penyakit Terbesar Di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2015 NO PENYAKIT JUMLAH 1 ISPA bukan pneumonia Hipertensi Diare Influenza Diabetes Militus Kecelakaan Lalulintas Tersangka TBC Paru Pneumonia Tipus Perut Klinis TB Ekstra paru 1160 Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

197 Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun

198 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala bimbingan dan petunjuknya sehingga penyusunan Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2015 dapat terselesaikan. Penyusunan laporan merupakan kewajiban instansi pemerintah sebagai wujud pertanggungjawaban kepada publik atas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepada kita semua. Laporan ini merupakan refleksi pelaksanaan pembangunaan kesehatan tahun 2015, yang memberikan gambaran tentang pembiayaan, proses, hasil-hasil yang dicapai serta dampak pelaksanaan program dan kegiatan yang meliputi pelaksanaan Program Gizi, pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak, Pengembangan Sumber Daya Kesehatan, Pencegahan Penyakit, Peningkatan Kesehatan Lingkungan, Promosi dan Kefarmasian, pembiayaan kesehatan melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Pembebasan Biaya Pengobatan (PBP) Bahteramas dan Perbekalan Kesehatan. Berbagai upaya dalam pembangunan kesehatan di Provinsi Sulawesi Tenggara telah dilakukan, namun demikian masih terdapat indikator yang belum mencapai target padatahun Strategi dan upaya untuk akselerasi peningkatan cakupan perlu kita rumuskan kembali sesuai dengan kewenangan kita masing-masing. Disadari bahwa permasalahan kesehatan bukan hanya tanggung jawab dinas kesehatan provinsi, akan tetapi menjadi kewajiban kita untuk mengkoordinasikan dengan kabupaten/kota, lintas sektor serta stake holder lainnya. Pada kesempatan ini,selaku Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara memberikan apresiasi kepada semua pihak atas kerja keras dan dedikasi serta pengabdian dalam pelaksanaan program selama satu tahun ini.kepada tim penyusun yang telah menyelesaikan laporan ini, saya ucapkan terima kasih. Semoga laporan ini dapat bermanfaat terutama untuk merumuskan langkah-langkah selanjutnya. Kendari, Januari 2016 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, dr. H. ASRUM TOMBILI,M.Kes Pembina Utama Madya, IV/d NIP

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 22 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Dinas Kesehatan Kabupaten Subang telah dibentuk dengan Peraturan

Lebih terperinci

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 159 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 huruf a, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerinta

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 159 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 huruf a, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerinta BAB IX DINAS KESEHATAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 158 Susunan Organisasi Dinas Kesehatan, terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 2. Sub

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2009 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

Kepala Dinas mempunyai tugas :

Kepala Dinas mempunyai tugas : Kepala Dinas mempunyai tugas : a. menyelenggarakan perumusan dan penetapan program kerja Dinas; d. menyelenggarakan perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan; e. menyelenggarakan urusan pemerintahan

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 54 TAHUN 2016 Menimbang TENTANG TUGAS POKOK DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KESEHATAN KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

KONDISI GEOGRAFIS 26% 69% Terdiri dari : - 11 Kecamatan - 9 Kelurahan Desa LUAS WILAYAH : ,96 KM2 JUMLAH PENDUDUK : 497.

KONDISI GEOGRAFIS 26% 69% Terdiri dari : - 11 Kecamatan - 9 Kelurahan Desa LUAS WILAYAH : ,96 KM2 JUMLAH PENDUDUK : 497. KONDISI GEOGRAFIS LUAS WILAYAH : 14.265,96 KM2 JUMLAH PENDUDUK : 497.864 JIWA Terdiri dari : - 11 Kecamatan - 9 Kelurahan - 218 Desa BATAS DAERAH : Utara : Provinsi Jambi Selatan : Kabupaten Muara Enim

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN BUPATI MADIUN,

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN BUPATI MADIUN, BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 71 Peraturan

Lebih terperinci

TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN JEMBER

TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN JEMBER PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN BUPATI KABUPATEN JEMBER NOMOR TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBER,

Lebih terperinci

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara BUPATI TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA, Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN.

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN. GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang WALIKOTA PADANG,

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PURBALINGGA

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA,

WALIKOTA TASIKMALAYA, WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA Menimbang : Mengingat : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 15 TAHUN 2003 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KESEHATAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 56 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN JEMBRANA

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 56 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN JEMBRANA Menimbang : a. BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 56 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS KESEHATAN. Sekretaris Daerah. Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS KESEHATAN. Sekretaris Daerah. Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan BAB II GAMBARAN UMUM DINAS KESEHATAN A. Sejarah Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam bidang kesehatan yang dipimpin oleh seorang kepala dinas yang berada di

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KESEHATAN

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KESEHATAN 1. Staf Ahli Bid. Teknologi Kesehatan dan Globalisasi; 2. Staf Ahli Bid. Pembiayaan & Pemberdayaan Masyarakat; 3. Staf Ahli Bid. Perlindungan Faktor Resiko Kesehatan; 4. Staf Ahli Bid Peningkatan Kapasitas

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program dan kegiatan pembangunan pada dasarnya disusun untuk meningkatkan kualitas kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat sebesarbesarnya yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 79 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 79 TAHUN 2008 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 79 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS KESEHATAN JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR MENIMBANG : bahwa sebagai

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 84 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 84 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 84 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PURWOREJO BUPATI PURWOREJO, Menimbang : bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA BALIKPAPAN

PERATURAN WALIKOTA BALIKPAPAN PERATURAN WALIKOTA BALIKPAPAN NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KOTA BALIKPAPAN WALIKOTA BALIKPAPAN Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 60 ayat (6),

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 56 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KESEHATAN KOTA TASIKMALAYA

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 56 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KESEHATAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 56 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KESEHATAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN SALINAN NOMOR 26/2016 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

Lebih terperinci

BAB II PROFIL DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN. Dinas Kesehatan adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam

BAB II PROFIL DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN. Dinas Kesehatan adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam BAB II PROFIL DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN A. Sejarah Singkat Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam bidang kesehatan yang dipimpin oleh seorang kepala dinas yang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 27 TAHUN 2007

BERITA DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 27 TAHUN 2007 BERITA DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 27 TAHUN 2007 PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG URAIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR A. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 31 Tahun 2000 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 7 Tahun : 2011 Seri : D PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 62 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS KESEHATAN

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 86 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 73 TAHUN 2008 TENTANG

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 73 TAHUN 2008 TENTANG W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 73 TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. No.585, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1144/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PENJABARAN TUGAS DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang sehingga peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang

Lebih terperinci

WALIKOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG, : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 15 ayat (1) Peraturan

WALIKOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG, : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 15 ayat (1) Peraturan WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 1381 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS KESEHATAN

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS KESEHATAN BAB II GAMBARAN UMUM DINAS KESEHATAN A. Sejarah Singkat Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam bidang kesehatan yang dipimpin oleh seorang kepala dinas yang

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG 1 SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KAPUAS

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN TIPE A KABUPATEN

Lebih terperinci

-1- BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

-1- BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG -1- BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI PEMANGKU JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS-DINAS DAERAH KABUPATEN ACEH TIMUR ATAS

Lebih terperinci

WALIKOTA PANGKALPINANG

WALIKOTA PANGKALPINANG WALIKOTA PANGKALPINANG Menimbang PERATURAN WALIKOTA PANGKALPINANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS DAERAH KOTA PANGKALPINANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PANGKALPINANG,

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS KESEHATAN

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS KESEHATAN WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 04 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 04 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 04 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOKDAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUKAMARA

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOKDAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUKAMARA BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOKDAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUKAMARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 9 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 9 TAHUN SALINAN BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TOLITOLI, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BULUKUMBA DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN TASIKMALAYA

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KOTA YOGYAKARTA DENGAN

Lebih terperinci

Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN PROFIL ORGANISASI DINAS KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2017

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN PROFIL ORGANISASI DINAS KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN PROFIL ORGANISASI DINAS KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2017 1 A Kedudukan D alam struktur Pemerintah Kota Salatiga, kedudukan Dinas Kesehatan adalah

Lebih terperinci

Rencana Strategis. Revisi BAB I PENDAHULUAN

Rencana Strategis. Revisi BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada target hasil dalam kurun waktu lima tahun dengan memperhitungkan lingkungan internal dan eksternal.

Lebih terperinci

LPPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi

LPPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi 2. URUSAN KESEHATAN Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BARITO UTARA

PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BARITO UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO UTARA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LANDAK

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LANDAK PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK, Menimbang :

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI DEPARTEMEN KESEHATAN

STRUKTUR ORGANISASI DEPARTEMEN KESEHATAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR : 1575/Menkes/SK/XI/2005 TANGGAL : 16 November 2005 MENTERI KESEHATAN STRUKTUR ORGANISASI DEPARTEMEN KESEHATAN MENTERI KESEHATAN INSPEKTORAT JENDERAL SEKRETARIAT

Lebih terperinci

PEMERINTAH. 1. Pengelolaan survailans epidemiologi kejadian luar biasa skala nasional.

PEMERINTAH. 1. Pengelolaan survailans epidemiologi kejadian luar biasa skala nasional. B. PEMBAGIAN URUSAN AN KESEHATAN - 15-1. Upaya 1. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit 1. Pengelolaan survailans epidemiologi kejadian luar biasa skala nasional. 1. Penyelenggaraan survailans epidemiologi,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 72 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 58 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 58 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 58 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BISMILLAHIRRAHMANNIRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA ACEH,

BISMILLAHIRRAHMANNIRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA ACEH, PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR: 15 TAHUN 2001 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH BISMILLAHIRRAHMANNIRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH

Lebih terperinci

B. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KESEHATAN

B. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KESEHATAN - 12 - B. PEMBAGIAN URUSAN AN KESEHATAN 1. Upaya 1. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit 1. Pengelolaan survailans epidemiologi kejadian luar biasa skala nasional. 2. Pengelolaan pencegahan dan penanggulangan

Lebih terperinci

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BARITO UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA BARAT NOMOR 31 TAHUN 2017 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN BELITUNG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN BELITUNG BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN IV.1. IV.2. VISI Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebagai salah satu dari penyelenggara pembangunan kesehatan mempunyai visi: Masyarakat Jawa

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 69 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 69 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 69 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 079 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 079 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 079 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 26 NOMOR 26 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 26 NOMOR 26 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 26 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH PADA

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA PROBOLINGGO WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS DAERAH KOTA PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO, Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KLATEN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 116 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SRAGEN BUPATI SRAGEN,

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 116 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SRAGEN BUPATI SRAGEN, SALINAN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 116 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SRAGEN BUPATI SRAGEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 5 Peraturan

Lebih terperinci

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM Rencana Strategis atau yang disebut dengan RENSTRA merupakan suatu proses perencanaan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS SOSIAL KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS SOSIAL KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS SOSIAL KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Dinas Sosial Kabupaten Subang telah dibentuk dengan Peraturan

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 50 TAHUN 2016

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 50 TAHUN 2016 SALINAN BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR DENGAN

Lebih terperinci

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA MADIUN

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA MADIUN URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA MADIUN No 1 Kepala Dinas membantu Walikota melaksanakan Urusan Pemerintahan di bidang kesehatan yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF. LAKIP Dinas Kesehatan Kota Prabumulih Tahun 2015

RINGKASAN EKSEKUTIF. LAKIP Dinas Kesehatan Kota Prabumulih Tahun 2015 1 RINGKASAN EKSEKUTIF 2 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DINAS KESEHATAN KOTA PRABUMULIH TAHUN ANGGARAN 2015 Akuntabilitas Kinerja Dinas Kesehatan Kota Prabumulih Tahun 2015 merupakan tingkat pencapaian sasaran

Lebih terperinci

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 25 TAHUN 2017

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 25 TAHUN 2017 1 BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 25 TAHUN 2017 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KESEHATAN

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2015

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2015 WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN, KEDUDUKAN, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT PELAKSANA TEKNIS RUMAH SAKIT PRATAMA

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

Lebih terperinci

-1- BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG

-1- BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG -1- BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB VI SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

BAB VI SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN 75 BAB VI SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN 1.1 TENAGA KESEHATAN 1.1.1 Tenaga Kesehatan di Dinas Kesehatan TABEL 1.1. DAFTAR TENAGA KESEHATAN DAN NON KESEHATAN YANG BERADA DI DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR TAHUN

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG BHINNEKA TU NGGAL IKA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RENCANA STRATEGI 1. Visi Visi 2012-2017 adalah Mewujudkan GorontaloSehat, Mandiri dan Berkeadilan dengan penjelasan sebagai berikut : Sehat, adalah terwujudnya

Lebih terperinci

LAMPIRAN II. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem mempunyai tugas :

LAMPIRAN II. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem mempunyai tugas : 41 LAMPIRAN II PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS DAERAH KABUPATEN KARANGASEM Dinas Kesehatan I. KEPALA DINAS Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem mempunyai

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR 1 SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG,

PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KARAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci