Écriture Feminine dalam Lirik Lagu Être une Femme Karya Anggun Cipta Sasmi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Écriture Feminine dalam Lirik Lagu Être une Femme Karya Anggun Cipta Sasmi"

Transkripsi

1 1

2 2

3 Écriture Feminine dalam Lirik Lagu Être une Femme Karya Anggun Cipta Sasmi Desiana Maryam dan Rahayu Surtiati Hidayat Program Studi Prancis, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia desiana.maryam@gmail.com Abstrak Penelitian ini membahas pemikiran Hélène Cixous mengenai écriture feminine. Konsep écriture feminine mencakup ide untuk menulis tubuh, pengalaman, hasrat, dan seksualitas perempuan guna memperoleh pemahaman atas potensi diri dari sudut pandang perempuan. Écriture feminine menjadi pemikiran alternatif bagi perempuan untuk memasuki dunia simbolis atau penggunaan bahasa yang selama ini didominasi oleh ideologi patriarkal. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data penelitian ini adalah lirik lagu berjudul Être une Femme karya Anggun Cipta Sasmi. Hasil analisis menunjukkan bahwa lirik lagu Être une Femme menggunakan bahasa perempuan yang dapat mendekonstruksi bagian tubuh perempuan hingga berkonotasi positif. Penelitian écriture feminine ini dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya pemahaman mengenai tubuh perempuan baik bagi perempuan maupun masyarakat luas. Écriture Feminine in Song Lyrics : Être une Femme by Anggun Cipta Sasmi Abstract This research discusses the thougth of Hélène Cixous about écriture feminine. The conception of écriture feminine is a notion to write feminity of body, experience, passion, and sexuality in order to ascertain selfpotential with woman s perspective. Écriture feminine is an alternative for woman to come into the symbolic world where language is dominated by phallic ideology. This research uses qualitative method to explain the analysis. The data is a song lyrics titled Être une Femme written by Anggun Cipta Sasmi. The analysis shows that Être une Femme uses female language to deconstruct parts of woman s body in a positive sense. This écriture feminine study can raise awareness on the importance of the woman s body understanding among both women and society. Keywords : Hélène Cixous, écriture feminine, song lyrics 3

4 Pendahuluan Menulis merupakan sebuah proses penciptaan makna. Itu menunjukkan, instruksi komposisi yang mengenali pentingnya menghasilkan, merumuskan, dan menyempurnakan ide seseorang (Zamel 1982: 195). Dalam perkembangan pemikiran feminisme poststrukturalis, tulisan menjadi sebuah media pergerakan bagi identitas feminin untuk memasuki tatanan sosial masyarakat yang sejak lama didominasi identitas maskulin. Melalui bahasa dan menulis, para pemikir feminis poststrukturalis berupaya menciptakan makna baru mengenai identitas feminin. Perempuan dapat menulis diri mereka dalam bentuk apa pun, salah satunya lirik lagu. Lirik lagu merupakan jenis puisi yang menunjukkan curahan perasaan dan pikiran penulisnya. Dalam lirik lagu, teks puisi lirik dibatasi dengan nada. Namun, ketika dilepas dari nada yang membatasinya, lirik lagu akan kembali pada hakikatnya sebagai karya sastra berbentuk puisi (Unanto 2008). Oleh karena itu, lirik lagu dapat dianalisis seperti puisi yang mengandung tema dan makna. Musik yang melatari lirik lagu kemudian menjadi sebuah bahasa universal dan efektif, terutama untuk menyebarluaskan berbagai isu yang terkait dengan perempuan. Adalah Anggun Cipta Sasmi, penyanyi kelahiran Jakarta 29 April 1974 yang sukses berkarier di kancah internasional melalui musik. Putri sulung pasangan Darto Singo dan Dien Herdina itu memulai karier sebagai penyanyi sejak usia tujuh tahun. Di awal kariernya, Anggun telah menghasilkan album, antara lain Dunia Aku Punya (1986), Anak Putih Abu-Abu (1991), Nocturno (1992), Anggun C Sasmi Lah!!! (1993), dan Yang Hilang (1994). Dipengaruhi oleh genre slow rock, ia pun membawakan single berjudul Mimpi (1989) yang menjadi salah satu lagu Indonesia terbaik versi majalah Rolling Stone Indonesia. Pada 1994 Anggun memutuskan pindah ke Eropa, yakni ke London kemudian Paris untuk mengejar mimpinya berkarier musik di dunia internasional. Kerja kerasnya menuai hasil berupa album dalam bahasa Prancis yang sukses di Eropa, di antaranya Au Nom de La Lune (1997), Désirs Contraires (2000), Luminescence (2005), Élévation (2008), dan Échos (2011). Anggun juga memproduksi album berisikan lagu dalam bahasa Inggris dan Indonesia yang juga sukses di pasar Asia dan Amerika antara lain Snow on the Sahara (1998), Chrysalis (2000), dan Echoes (2012). Anggun, yang sejak 2000 menjadi warga negara Prancis atas alasan birokrasi imigrasi, menjadi artis Asia dan Indonesia pertama yang berhasil memasuki Top 20 tangga lagu Prancis. Melalui lagu Être une Femme, Anggun berhasil meraih posisi ke-16 saat pertama 4

5 kali lagu itu dirilis pada Januari 2005 dan bertahan 17 minggu di Top 100. Itu adalah kali kedua ia meraih posisi itu. Tujuh tahun sebelumnya, melalui debut lagu La Neige au Sahara, Anggun memperoleh posisi yang sama. Être une Femme merupakan single pertama yang dirilis dari album Luminescence dan ditulis sendiri liriknya oleh Anggun dalam bahasa Prancis. Baginya musik bersifat personal. Inspirasi sebuah lagu muncul seiring dengan perjalanan hidupnya. Dalam sebuah wawancara, Anggun mengemukakan bahwa Être une Femme merupakan lagu yang ia ciptakan berdasarkan kesadarannya akan kondisi perempuan. Pengalaman itu ia dapatkan setelah beberapa tahun tinggal di Prancis. Meskipun berada di negara maju, Anggun masih menemukan berbagai permasalahan sosial, di antaranya keterbatasan perempuan untuk melaksanakan apa yang mereka inginkan pada tubuhnya. Anggun menekankan être une femme sebagai sebuah kesadaran menjadi seorang perempuan. Permasalahan tidak terletak pada tubuh perempuan, melainkan apa yang ada di pikiran pria. Hingga kini Anggun masih aktif berkarier di bidang musik baik sebagai penyanyi maupun penulis lagu. Prestasinya di bidang musik mengantarkannya pada berbagai penghargaan, salah satunya Chevalier des Arts et Lettres dari Kementerian Kebudayaan Prancis pada Pada tahun yang sama, Anggun dipilih sebagai duta International Year of Microcredit, sebuah program yang dilaksanakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Pada 2009, Anggun juga terpilih sebagai duta Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) PBB. Terdapat hubungan antara lirik lagu Être une Femme yang mengangkat isu perempuan dan gerakan feminisme poststrukturalis yang mengajak perempuan menulis tentang perempuan. Oleh karena itu, penulis ini melihat bahwa lirik lagu itu dapat ditelaah melalui pemikiran Hélène Cixous mengenai écriture feminine. Pemikiran Hélène Cixous mengenai Écriture Feminine Hélène Cixous dikenal sebagai filsuf yang mengembangkan écriture feminine, sebuah metode yang berbicara tentang perbedaan subjektif dalam menulis dan teori sosial serta mengatasi batas logosentrisme Barat. Pada 1975 Cixous mempublikasikan essai berjudul Le Rire de la Méduse yang menjelaskan bagaimana perempuan menulis, melanggar mitos, dan retorika yang kemudian membuat mereka berpartisipasi di ruang publik. Teks itu merupakan kunci di antara karya Cixous yang membahas konsep écriture feminine dan transformasi subjektivitas. 5

6 Écriture feminine adalah gerakan Cixous yang didorong oleh kepeduliannya akan perbedaan, pengucilan, dan memperjuangkan identitas. Dorongan itu timbul sebagai buah dari pengalamannya semasa kanak-kanak hingga remaja sebagai seorang perempuan. Hasrat untuk menulis bahkan dapat melewati tiga dinding berbeda yang menghambat : keterasingan, Yahudi, femininitas (Suleiman 1991). Dengan demikian, melalui menulis, Cixous yang lahir sebagai keturunan Jerman-Yahudi, tumbuh besar di Algeria kemudian menetap di Prancis, mengkonstruksikan identitasnya sebagai perempuan setelah melewati pengalaman keterasingan dalam hidupnya. Dalam essai berjudul La Venue à l Écriture yang terbit tahun 1976, Cixous mengungkapkan bahwa tindakan menulis bertujuan agar kita tidak mati, mampu mengingat apa yang dilupakan, dan tidak terjebak dalam neraka kehidupan di mana tidak ada perubahan yang dapat ditimbulkan. Menulis juga menjadi sebuah jalan mengungkap perihal yang tampak dan yang tidak. Tulisan akan menuntun kita menemukan jalan keluar ketika mata tidak mampu melihat titik terang dari sebuah permasalahan. Sebuah tulisan adalah pekerjaan tanpa akhir sebagaimana darah yang selalu bersirkulasi. Meskipun darah dapat berkurang, kita dapat menghasilkan dan memperbaruinya kembali. Begitu pun dengan tulisan, seseorang dapat selalu memproduksinya selama masih memiliki hasrat untuk menulis. Berangkat dari cinta, Cixous menyatakan bahwa menulis dan mencintai adalah dua hal tak terpisahkan dan saling mengisi. Menulis dengan cinta kasih dapat membuahkan tulisan yang kaya sehingga dapat berdampak positif terhadap masyarakat luas. Écriture feminine yaitu penulisan perempuan yang terdiri dari dua tahap. Pertama, perempuan lebih dekat dengan ekonomi feminin dibandingkan laki-laki sehingga penulisan perempuan berpotensi untuk mengelakkan dan mengubah struktur yang sudah ada, melalui tulisan yang memasukkan pengalaman perempuan. Pada tahap kedua, karena posisi subjek feminin menolak mengambil atau menghapuskan perbedaan Liyan, supaya mengonstruksi Diri dalam posisi (maskulin) yang lebih unggul, Cixous menyarankan bahwa penulisan feminin akan membawa bentuk alternatif eksistensi dalam hubungan, persepsi, dan ekspresi (Hanifah 2005). Perempuan harus menulis perihal dirinya, harus menulis perihal perempuan dan mengajak perempuan lain untuk menulis. Sejak lama dalam tatanan sosial, perempuan telah dipisahkan dari tubuhnya. Oleh kerena itu, menulis merupakan perjuangan perempuan untuk meraih kembali identitas femininnya tanpa perlu takut adanya batasan dan larangan. Cixous 6

7 mengajak perempuan untuk tidak takut mengekspresikan dirinya dalam tulisan karena dengan menulis perempuan akan semakin memahami diri mereka dalam sudut pandang perempuan. Cixous mengembangkan pemikiran Lacan dengan mengatakan bahwa laki-laki dan perempuan memasuki dunia simbolik dengan cara berbeda. Perempuan dapat memasuki dunia simbolis dengan cara mengonstruksikan bahasanya sendiri untuk menyarankan dunia perempuan, antara lain, bahwa perempuan harus mampu menuliskan pengalamanya, kesenangannya, hasratnya, seksualitasnya dengan penulisan yang berasal dari seluruh tubuhnya (Hanifah 2005). Dalam essai berjudul Le Stade du Mirroir, Lacan memaparkan tahap-tahap perkembangan manusia yakni fase réel, fase imaginaire, dan fase symbolique sebagai upaya menjelaskan ideologi patriarkal yang mendominasi di tatanan masyarakat. Menurut Lacan, pada fase symbolique bayi sudah mengenali konsep hasrat dan bahasa untuk berkomunikasi serta konsep diri dan Liyan secara utuh. Bayi mulai menuntut pemenuhan hasratnya, tetapi hal itu tidak dapat terpenuhi karena bayi harus mengikuti aturan-aturan. Di sinilah terdapat konsep phallus yang dikaitkan dengan identitas maskulin berupa penis. Aturan-aturan yang berlaku di masyarakat didasari oleh konsep phallus sehingga identitas maskulin, sebagai pembuat peraturan, dapat mendominasi. Berdasarkan teori Lacan, hanya pria dengan penisnya yang dapat memasuki dunia simbol di mana bahasa dikonstruksi dan digunakan. Hal itu yang kemudian didekonstruksi oleh Cixous. Jika pria dapat menguasai dunia simbol hanya dengan penisnya, maka perempuan pun dapat memasuki dunia simbol melalui seluruh bagian tubuh yang dimilikinya. Baik bahasa tulis maupun lisan merupakan elemen yang tidak akan pernah berhenti beresonansi. Berbeda dengan laki-laki yang menulis dengan berbagai aturan yang telah ditetapkan dalam ideologi patriarkal, perempuan menulis dengan penuh kebebasan. Hal itu terkait dengan bagaimana cara perempuan memasuki dunia simbolis. Pria memasuki dunia simbolis hanya dengan satu bagian tubuh yakni penis sedangkan perempuan dapat mengeksplorasi seluruh bagian tubuhnya. Dengan demikian, perempuan memiliki bermacam variasi dalam menggunakan bahasanya untuk menulis. Kebebasan dan keragaman ini juga yang menjadikan écriture feminine tidak hanya tulisan yang berpusat pada diri, tetapi juga lingkungan sekitar. 7

8 Menulis akan menjadi sebuah cara bagi perempuan untuk menemukan kepingan dirinya dan kemudian bertransformasi. Bagi individu, menulis perihal diri akan meningkatkan kepekaan akan tubuh sehingga perempuan akan merasa memiliki tubuhnya. Mereka pun kemudian sadar dan berhak memutuskan apa yang terbaik bagi dirinya. Menulis merupakan sebuah tindakan memecah kebisuan kaum perempuan sehingga mereka berani bersuara dan mulai memasuki dunia simbolis yang selama ini didominasi oleh phallus. Tulisan perempuan, menurut Cixous, ditulis dengan tinta putih yang melambangkan kasih sayang. Perempuan tidak pernah jauh dari perannya dalam masyarakat sebagai ibu. Perempuan atau ibu di sini adalah sumber kebaikan. Segala hal yang terkait dengan ibu adalah kepedulian. Cixous kemudian menyatakan bahwa setidaknya setiap diri perempuan mengandung sedikitnya kebaikan dalam air susu ibu. Oleh karena itu, Cixous menganggap tulisan perempuan seolah ditulis dengan tinta putih yang dapat memberikan berbagai manfaat bagi perempuan ataupun individu lain. Biseksualitas turut menjadi nilai lebih yang perlu diadaptasi oleh para perempuan dalam menulis. Pada dasarnya, setiap individu adalah biseksual, tetapi pada laki-laki identitas seks ganda itu direpresi dengan hanya memunculkan identitas maskulin. Itu terjadi karena ada ancaman kastrasi dari phallus yang, dalam ideologi patriarkal, mengharuskan pria bersifat maskulin. Itulah yang kemudian membedakan tulisan maskulin dan feminin. Perempuan tidak perlu merepresi biseksualitas yang terdapat pada dirinya. Ketiadaan penis justru didekonstruksi oleh Cixous menjadi kelebihan bagi perempuan. Dalam écriture feminine, perempuan bebas memasukkan baik unsur feminin maupun maskulin sehingga tulisan perempuan, yang menggunakan tinta putih, menjadi lebih kaya, bebas, beragam, dan kreatif dibandingkan tulisan maskulin yang dibatasi berbagai aturan patriarkal. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Menurut Creswell, berbagai metode kualitatif berguna untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan (4). Metode kualitatif itu menerapkan analisis tekstual yaitu menganalisis data dalam bentuk teks ataupun gambar (24). Berdasarkan pengertian itu, metode kualitatif sesuai untuk digunakan dalam penelitian ini karena penulis ini mengkaji permasalahan sosial yang terkait dengan isu perempuan yang tercermin dalam sebuah teks lirik lagu Être une Femme. 8

9 Data berupa lirik lagu Être une Femme diunduh melalui situs Rilis pertama kali pada Januari 2005, lirik lagu ini ditulis sekaligus dinyanyikan oleh Anggun Cipta Sasmi. Lirik lagu ini terdiri atas lima bait dan tiga puluh tujuh larik yang penulis terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Penulis kemudian menganalisis teks berdasarkan konsep écriture feminine dengan mengutip larik yang memiliki kaitan dengan pemikiran Hélène Cixous. Analisis Lirik Lagu Être une Femme Sebagaimana telah dipaparkan, lirik lagu berjudul Être une Femme merupakan salah satu teks yang dapat dikaji menggunakan konsep écriture feminine dalam perpektif Hélène Cixous. Pemikiran Cixous tentang perempuan adalah sebuah upaya menyadarkan perempuan bahwa mereka merupakan subjek eksis sebagaimana pria di dalam masyarakat. Cixous mendekonstruksi elemen identitas feminin yang selama ini diidentikkan dengan objek lemah, pasif, dan penggoda menjadi subjek kuat, aktif, dinamis, dan indah dengan caranya yang khas. Hal itulah yang juga terdapat di awal lirik yakni Laisse mes talons aiguilles Faire de moi une fille Sans me regarder Comme un objet (Larik 1-4) Lirik yang membuka lagu itu merupakan pernyataan bahwa perempuan adalah subjek yang dapat dengan bebas mengutarakan eksistensi dirinya tanpa mendapat tekanan layaknya objek. Lirik itu juga menjadi sebuah ajakan mengenai pentingnya masyarakat memahami bahwa perempuan bukan sekadar objek pasif, melainkan sebagaimana laki-laki dalam tatanan sosial. subjek aktif yang dapat berperan Sebagai subjek, perempuan tentu memiliki hak untuk mengekspresikan dirinya. Salah satu cara berekspresi adalah melalui penggunaan sepatu hak tinggi. Sepatu bertumit tinggi merupakan identitas feminin. Pemakaian sepatu hak tinggi itu turut menunjang penampilan perempuan. Namun, perempuan dengan ciri khas sepatu hak tinggi bukanlah hanya objek yang sedap dipandang. Sebaliknya, gaya berpakaian itu melambangkan perempuan yang dinamis, tetapi tetap menampilkan sisi feminin. Sepatu hak tinggi menjadi sebuah keunikan yang berbeda dari pria dan tidak menghalangi perempuan untuk berkarya. 9

10 Écriture feminine dalam perspektif Cixous ialah tulisan yang menggunakan atribut feminin berupa organ tubuh perempuan. Konsep logosentris melalui sistem oposisi biner menempatkan atribut feminin sebagai inferior. Hal itu yang kemudian dibalik oleh Cixous. Pemikirannya tampak dalam dalam lirik lagu itu, Sur mes longs cheveux Derrière la couleur de mes yeux Il y a juste quelqu'un qui veut Etre une femme, une femme Et sur le dessin de ma bouche Tu as cette peau que tu touches Il y a juste quelqu'un qui peut Etre une femme, une femme (Larik 8-15) Penyebutan bagian tubuh seperti rambut panjang, mata, bibir, dan kulit mencirikan tubuh dan identitas perempuan. Namun, ciri tubuh yang khas itu itu tidak lantas mengandung makna inferior. Justru di balik atribut feminin itu, pada lirik itu, terdapat jiwa perempuan yang ingin mengekspresikan jati dirinya sebagai seorang perempuan. Selain itu, sulit dipungkiri bahwa kekuatan dan keindahan wanita terletak pada tubuhnya, seperti rambut, mata, mulut, dan kulit sebagaimana disebutkan dalam lirik itu. Setiap bagian tubuh perempuan memiliki kelebihannya masing-masing. Oleh karena itu, makna inferior yang semula dimasukkan pada tubuh perempuan menjadi terbalik. Atribut feminin melalui anggota tubuhnya yang dapat menarik perhatian itu menjadikan perempuan juga dapat menyandang makna superior. Bagian-bagian tubuh itu seakan menjadi sebuah kekuatan positif dan superior yang mendukung bagi setiap perempuan dalam mengkonstruksikan dirinya di tengah masyarakat. Cixous mengajak perempuan untuk menulis tentang perempuan guna meningkatkan kepekaan akan tubuh sehingga perempuan akan merasa memiliki tubuhnya. Menurutnya, kesepakatan dalam ideologi patriarkal yang berlaku di masyarakat telah memisahkan perempuan dari kepemilikan atas tubuh maupun hasrat mereka sebagai subjek. Pada larik : Laisse mes envies de soie En dehors de toi Mes jambes se croiser Mon corps bouger Mes sourires glamour Mon parfum du jour N'ont pas l'intention d'attirer sur moi la passion (Larik 17-23) 10

11 Lirik itu menunjukkan bahwa seorang perempuan memiliki hak penuh atas tubuhnya. Perempuan juga berhak memiliki hasrat tanpa harus merepresikannya. Kepemilikan perempuan akan tubuhnya diperlihatkan melalui segala pergerakan pada setiap bagian tubuh yang merupakan sebuah bentuk ekspresi perempuan dalam keseharian. Selain itu, penggunaan kata ganti kepemilikkan menekankan bagaimana kebermilikkan perempuan atas tubuhnya adalah sebuah hal mutlak. Perempuan dapat menentukan apa yang terbaik bagi dirinya di antaranya melalui bagaimana ia memiliki keinginan tertentu, melangkahkan kakinya, menggoyangkan tubuhnya, menyunggingkan senyumnya, dan memilih wangi parfum setiap harinya. Hal itu merupakan tindakan-tindakan yang menjadi ciri khas identitas feminin pada perempuan dan tentu berbeda dari bagaimana pria memperlakukan tubuhnya. Terkadang ketika melihat keunikan dari cara perempuan memperlakukan tubuhnya itu, masyarakat khususnya pria akan berpikir bahwa seorang perempuan dianggap sedang mencari perhatian semata. Akan tetapi, yang terjadi adalah sebaliknya. Tubuh perempuan merupakan hak milik perempuan sepenuhnya di mana ia dapat mengekspresikannya tanpa harus mendapatkan asumsi negatif apa pun. Oleh karena itu, pemahaman tentang tubuh harus dimiliki oleh setiap perempuan agar dapat menjaga dan memaksimalkan potensi tubuhnya. Tinta putih, seperti yang telah dipaparkan sebelumnya dalam konsep Cixous, adalah lambang kebebasan, kepedulian, dan kreativitas perempuan dalam menuliskan ataupun menampilkan dirinya serta membawa manfaat bagi perempuan lain. Hal itu pun terlihat pada Anggun dalam karyanya. Judul lagu Être une Femme yang juga disebutkan beberapa kali dalam liriknya merupakan kreasi Anggun. Être une Femme mengajak kaum perempuan untuk bebas memutuskan, untuk menjadi sosok perempuan yang sesuai keinginan masing-masing. Tidak hanya itu, tinta putih juga diartikan tulisan perempuan yang bebas, tidak harus mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh identitas maskulin. Dalam lagu itu, Anggun membebaskan dirinya dengan menulis lirik lagu mengenai perempuan dan tubuhnya. Lagu itu ia tulis berdasarkan pengalamannya melihat perempuan yang sulit mengekspresikan dirinya. Sesungguhnya, mereka mampu, tetapi dalam praktiknya tetap menemukan berbagai kendala. Kepedulian Anggun akan masalah perempuan itu yang kemudian menjadi salah satu bentuk bahasa dan tulisan perempuan. Écriture feminine merupakan karya perempuan yang bebas mengangkat topik apa pun dan tidak berpusat pada dirinya saja seperti yang terjadi pada tulisan maskulin. 11

12 Pada akhirnya, segala pesona yang tampil tak lain berasal dari sosok perempuan. Berikut ini ungkapannya dalam lirik lagu. Derrière le charme Juste une femme Sans aucune âme Juste une femme Garde pour toi Tous ses regards qui en disent longs Quand tu glisses sur moi (Larik 31-37) Perempuan dengan segala keunikannya mampu memesona siapa saja yang melihatnya. Lirik itu memperlihatkan bahwa setiap perempuan memiliki pesona dalam tubuhnya. Tidak ada jiwa lain yang dapat memancarkan keindahan pesona itu kecuali perempuan yang memahami dirinya sebagai subjek yang memiliki potensi. Perempuan dan pesonanya menjadi keindahan apabila memiliki ruang untuk mengekspresikannya. Publik turut menikmati segala hal yang berkaitan dengan keindahan perempuan dan tubuhnya. Namun, hal itu tidak berarti bahwa publik memberikan penilaian atau asumsi apa pun terhadap penampilan perempuan. Masyarakat juga harus memahami bahwa perempuan adalah subjek yang mampu berperan di ranah sosial. Dalam konsepnya, Cixous mengungkapkan bahwa laki-laki dan perempuan dapat memasuki dunia simbol dengan cara yang berbeda. Bahasa dan tulisan menjadi cara perempuan untuk berpartisipasi dalam dunia simbol yang selama ini telah didominasi oleh ideologi patriarkal. Hal itu pula yang telah dilakukan Anggun dalam karyanya. Ia menulis isu perempuan yang salah satunya adalah perempuan sebagai subjek yang berhak atas tubuhnya. Anggun tampak mendekonstruksi bahasa feminin yang sebelumnya dimaknai lemah dan pasif menjadi kekuatan bagi perempuan melawan dominasi patriarkal dalam tatanan sosial. Kesuksesan yang diraih Anggun melalui lagu Être une Femme itu juga membuktikan bahwa bahasa dan menulis merupakan salah satu cara perempuan untuk memasuki dunia simbolis. Kesimpulan Dalam analisis di atas, telah dibuktikan bahwa lirik lagu Être une Femme dapat dikaitkan dengan konsep pemikiran Hélène Cixous yaitu écriture feminine. Lirik itu menggunakan bahasa perempuan yang menunjukkan bahwa perempuan merupakan subjek dalam kehidupan bermasyarakat. Selain itu, lirik itu ditulis oleh penyanyi perempuan yakni Anggun yang 12

13 mengajak sesama jenis untuk mengenal tubuhnya melalui ciri khas setiap individu. Perempuan diajak untuk memahami haknya atas tubuh yang cenderung dinilai pasif, negatif, dan inferior dalam masyarakat patriarkal. Être une Femme merupakan salah satu contoh tulisan perempuan yang dapat membuatnya memahami diri. Dalam lirik lagu itu, diperlihatkan perempuan berikut cara berpakaiannya yang berbeda dari laki-laki yakni menggunakan sepatu hak tinggi dan tetap menjadi subjek yang juga mampu berperan aktif. Lirik lagu itu juga menyampaikan pesan melalui penggunaan atribut feminin berupa bagian tubuh perempuan bukanlah hal yang selalu dimaknai negatif dalam sistem oposisi biner. Bagian tubuh merupakan alat bagi perempuan untuk mengekpresikan dirinya. Berbeda halnya dengan pria yang hanya menggunakan penis atau phallus guna menampilkan identitasnya. Tubuh perempuan juga mengandung kekuatan yang di baliknya selalu ada jiwa yang ingin menjadi perempuan sesuai dengan keinginannya. Perempuan berhak memilih untuk memiliki identitas feminin yang mereka inginkan. Itu dapat diperoleh ketika perempuan sudah menyadari kepemilikan atas tubuh sehingga mereka tidak perlu ragu dalam menampilkan diri mereka apa adanya di depan publik. Berbagai hal yang telah ditemukan melalui analisis lirik lagu, menurut penulis ini, membuktikan permasalahan yang kerap kali ditemui oleh perempuan. Lagu itu pun turut memberikan motivasi dan harapan bagi perempuan untuk menyadari betapa berharga sosoknya. Ketika telah menyadari potensinya, perempuan haruslah menuliskan dan menyuarakan pengalamannya agar didengar oleh perempuan lain. Dengan demikian, perempuan dapat memasuki dunia simbolis secara bersama-sama. Cixous telah menyatakan bahwa laki-laki dan perempuan dapat memasuki dunia simbolis. Tidak seperti sebelumnya ketika bahasa dikuasai oleh identitas maskulin dengan cara yang berbeda. Daftar Referensi Anggun Cipta Sasmi. Être une Femme. Lirik Lagu. Diakses 11 Januari 2014 dari Anggun/Etre-Une-Femme-Solo-t16975.html. Bush, J Artist Biography. All Music. Diakses 12 Januari 2014 dari com/artist/anggun-mn /biography. Cixous, Hélène La Venue à l Écriture. Entre l Écriture. Paris : Des Femmes. 13

14 Cixous, H, Cohen, K. & Cohen, P The Laugh of Medusa. Chicago Journals. Diakses 18 Mei 2013 dari discover/ / ?uid= &uid=2134&uid= 2&uid= 70&uid=4&sid= Creswell, J. W Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Metode Campuran. (Achmad Fawaid, penerj.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. (Karya asli diterbitkan 2001). Ensikonesia Diva Dunia Asli Indonesia. Ensiklopedi Tokoh Indonesia. Diakses 12 Januari 2014 dari tokohindonesia.com/ biografi/article/347- selebriti/2516-diva-dunia-asli-indonesia. European Graduate School Hélène Cixous Biography. European Graduate School. Diakses 10 Januari 2014 dari Hera Diani Singer Anggun Sets The Record Straight. The Jakarta Post. Diakses 12 Januari 2014 dari thejakartapost.com/ news/2001/05/05/singeranggun-sets-record-straight.html. Lacan, Jacques Le Stade du Miroir. Communication Faite au XVIè Congrès International de Psychanalyse. Diakses 2 Desember 2011 dari freud.pagespro-orange.fr/topos/psycha/psysem/miroir.htm. Lacoste, F Anggun En Pleine Luminescence. MusicActu. Diakses 12 Januari 2014 dari musicactu.com/actualite-musique/40249/anggun-en-pleineluminescence/. Lescharts Discographie Anggun. Lescharts. Diakses 12 Januari 2014 dari interpret=anggun. 14

15 Tiki Danawiranti Unanto Penggambaran Dunia Timur dan Dunia Barat dalam Lirik Lagu La Rose des Vents Karya Anggun. Skripsi, Universitas Indonesia, Depok. Yuniarti Nur Hanifah Bahasa Penulis Perempuan menurut Perspektif Hélène Cixous: Studi Kasus Cerpen Sagra Karya Oka Rusmini dan Cerpen Mereka Bilang, Saya Monyet! Karya Djenar Maesa Ayu. Tesis, Universitas Indonesia, Jakarta. Zamel, Vivian Writing: The Process of Discovering Meaning. TESOR Quarterly, 16. Diakses 11 Januari 2014 dari discover/ / ?uid= &uid=2&uid=4&sid=

16 Lampiran Lirik lagu Être une Femme karya Anggun Cipta Sasmi Lirik Lagu Terjemahan Larik Laisse mes talons aiguilles Faire de moi une fille Sans me regarder Comme un objet Sur le vent qui joue Dévoile mes genoux Mais jamais questions d'attirer sur moi l'intention Biarkanlah sepatu hak tinggiku Jadikan aku seorang gadis Tanpa melihatku Layaknya sebuah objek Melalui angin yang bermain Menyingkap kedua lututku Namun tidak pernah menarik perhatianku Sur mes longs cheveux Derrière la couleur de mes yeux Il y a juste quelqu'un qui veut Etre une femme, une femme Et sur le dessin de ma bouche Tu as cette peau que tu touches Il y a juste quelqu'un qui peut Etre une femme, une femme Être une femme, une femme Pada rambut panjangku Di balik warna mataku Hanya ada seseorang yang ingin Menjadi seorang perempuan, seorang perempuan Dan pada bentuk bibirku Kau memiliki kulit yang kau sentuh Hanya ada seseorang yang dapat Menjadi seorang perempuan, seorang perempuan Menjadi seorang perempuan, seorang perempuan Laisse mes envies de soie En dehors de toi Mes jambes se croiser Mon corps bouger Mes sourires glamour Mon parfum du jour N'ont pas l'intention d'attirer sur moi la passion Biarkanlah hasratku akan sutra Kecuali kau Tungkai kakiku bersilangan Tubuhku bergoyang Senyumku glamor Aromaku hari itu Tidak ada niatanku untuk menarik gairah

17 Sur mes longs cheveux Ah quelqu'un qui veut Etre une femme une femme Sur cette peau que tu touches Quelqu'un qui peut être une femme Quelque etre une femme Pada rambut panjangku Ah seseorang yang ingin Menjadi seorang perempuan, seorang perempuan Pada kulit ini yang kau sentuh Seseorang yang dapat menjadi seorang perempuan Seseorang yang dapat menjadi seorang perempuan Beberapa menjadi seorang perempuan Derrière le charme Juste une femme Sans aucune âme Juste une femme Garde pour toi Tous ses regards qui en disent longs Quand tu glisses sur moi Di balik pesona Hanya seorang perempuan Tanpa satupun jiwa Hanya seorang perempuan Perlindungan bagi mu Semua penampilannya yang banyak diperbincangkan Ketika kau tergelincir padaku

BAB I PENDAHULUAN. pokok musik yaitu irama, melodi, harmoni, dan bentuk atau struktur lagu

BAB I PENDAHULUAN. pokok musik yaitu irama, melodi, harmoni, dan bentuk atau struktur lagu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik adalah suatu hasil karya seni berupa bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsurunsur pokok musik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dilihat pada penyajian sampul-sampul buku karya sastra yang hampir selalu menjadikan sketsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dilihat pada penyajian sampul-sampul buku karya sastra yang hampir selalu menjadikan sketsa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perempuan menjadi salah satu objek pembahasan yang menarik di dalam karya sastra. Perempuan bahkan terkadang menjadi ikon nilai komersil penjualan karya sastra. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah sistem yang menghubungkan suatu karya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah sistem yang menghubungkan suatu karya dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah sistem yang menghubungkan suatu karya dengan pengarang sebagai penghasil imajinasi dan kreativitas sastra secara individual dan pembaca

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TELAAH KONSEPTUAL. Penelitian tentang perempuan etnis Tionghoa muslim belum

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TELAAH KONSEPTUAL. Penelitian tentang perempuan etnis Tionghoa muslim belum BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TELAAH KONSEPTUAL 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian tentang perempuan etnis Tionghoa muslim belum pernah ditulis di penelitian-penelitian di Kajian Wanita Universitas Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana hitam sering identik dengan salah dan putih identik dengan benar. Pertentangan konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan dengan bahasa, baik lisan maupun tulis, yang mengandung keindahan. Karya sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan secara luas oleh pengarang melalui pemikiran-pemikiran yang menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan secara luas oleh pengarang melalui pemikiran-pemikiran yang menjadikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah bentuk dari gambaran realita sosial yang digambarkan secara luas oleh pengarang melalui pemikiran-pemikiran yang menjadikan suatu objek

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 2008:8).Sastra sebagai seni kreatif yang menggunakan manusia dan segala macam

I. PENDAHULUAN. 2008:8).Sastra sebagai seni kreatif yang menggunakan manusia dan segala macam I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Semi, 2008:8).Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan berdasarkan imajinasi dan berlandaskan pada bahasa yang digunakan untuk memperoleh efek makna tertentu guna mencapai efek estetik. Sebuah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Citra tokoh..., Vidya Dwina Paramita, FIB UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Citra tokoh..., Vidya Dwina Paramita, FIB UI, 2009 12 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak dengan segala problematika yang melingkupinya merupakan salah satu topik yang tidak ada habisnya dibahas. Dalam diri seorang anak, melekat hak untuk mendapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seorang pengarang akan mencoba menggambarkan realitas yang ada ke dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. seorang pengarang akan mencoba menggambarkan realitas yang ada ke dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan wujud dari sebuah proses gejolak dan perasaan seorang pengarang terhadap realitas sosial yang merangsang kesadaran pribadinya. Dengan kedalaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra tercipta sebagai reaksi dinamika sosial dan kultural yang terjadi dalam masyarakat. Terdapat struktur sosial yang melatarbelakangi seorang pengarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bentuk realita dari hasil imajinasi dan pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana ekspresi pengarang saja,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Hari-hari di Rainnesthood..., Adhe Mila Herdiyanti, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Hari-hari di Rainnesthood..., Adhe Mila Herdiyanti, FIB UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah bentuk tiruan kehidupan yang menggambarkan dan membahas kehidupan dan segala macam pikiran manusia. Lingkup sastra adalah masalah manusia, kehidupan

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. terlihat. Seperti yang dikutip dalam buku Feminisme : Sebuah Kata Hati bahwa

BAB I. Pendahuluan. terlihat. Seperti yang dikutip dalam buku Feminisme : Sebuah Kata Hati bahwa BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Peralatan sang tuan tidak akan dapat membongkar rumah sang tuan. Audre Lorde. Secanggih apapun kita peralatan yang kita punyai tidak akan dapat membongkar cara

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Kehadiran dan kepiawaian Zulkaidah Harahap dalam. memainkan instrumen musik tradisional Batak Toba, secara tidak

BAB V PENUTUP. Kehadiran dan kepiawaian Zulkaidah Harahap dalam. memainkan instrumen musik tradisional Batak Toba, secara tidak BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Kehadiran dan kepiawaian Zulkaidah Harahap dalam memainkan instrumen musik tradisional Batak Toba, secara tidak langsung membawa Opera Batak kepada perubahan yang berarti.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bandingan melibatkan studi teks-teks antarkultur atau budaya. Terdapat hal penting yang merupakan pola hubungan kesastraan. Bagian tersebut seperti

Lebih terperinci

Dekonstruksi Maskulinitas dan Feminitas dalam Sinetron ABG Jadi Manten Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1

Dekonstruksi Maskulinitas dan Feminitas dalam Sinetron ABG Jadi Manten Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Dekonstruksi Maskulinitas dan Feminitas dalam Sinetron ABG Jadi Manten Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB III GAGASAN BERKARYA

BAB III GAGASAN BERKARYA BAB III GAGASAN BERKARYA 3.1 Tafsiran Tema Karya untuk Tugas Akhir ini mempunyai tema besar Ibu, Kamu dan Jarak. Sebuah karya yang sangat personal dan dilatar belakangi dari pengalaman personal saya. Tema

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Analisis melalu komponen-komponen visual yang ditemukan pada karakter sticker LINE messenger Chocolatos pada tataran denotatif dan konotatif telah selesai dijelaskan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lurus. Mereka menyanyikan sebuah lagu sambil menari. You are beautiful, beautiful, beautiful

BAB I PENDAHULUAN. lurus. Mereka menyanyikan sebuah lagu sambil menari. You are beautiful, beautiful, beautiful BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada suatu scene ada 9 orang perempuan dengan penampilan yang hampir sama yaitu putih, bertubuh mungil, rambut panjang, dan sebagian besar berambut lurus.

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Sebagai sistem yang memihak kepada laki-laki, patriarki telah membuat

BAB IV KESIMPULAN. Sebagai sistem yang memihak kepada laki-laki, patriarki telah membuat BAB IV KESIMPULAN Sebagai sistem yang memihak kepada laki-laki, patriarki telah membuat perempuan mengalami opresi di berbagai aspek kehidupan. Ideologi patriarki tersebar begitu luas dan kekuatannya pun

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. dalam kehidupan masyarakat. Gaya hidup yang menjadi pilihan bebas bagi

BAB VI KESIMPULAN. dalam kehidupan masyarakat. Gaya hidup yang menjadi pilihan bebas bagi BAB VI KESIMPULAN Kajian media dan gaya hidup tampak bahwa pengaruh media sangat besar dalam kehidupan masyarakat. Gaya hidup yang menjadi pilihan bebas bagi masyarakat tidak lain merupakan hasil dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada semua masyarakat (Chamamah-Soeratno dalam Jabrohim, 2003:9). Karya sastra merupakan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Masyarakat Jepang merupakan masyarakat yang hidup dengan penuh semangat juang

Bab 1. Pendahuluan. Masyarakat Jepang merupakan masyarakat yang hidup dengan penuh semangat juang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masyarakat Jepang merupakan masyarakat yang hidup dengan penuh semangat juang yang tinggi. Di dalam kehidupannya mereka selalu melakukan sesuatu dengan penuh kegigihan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 318 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan capaian hasil penelitian dan pembahasan seperti yang tertuang pada bab IV, bahwa penelitian ini telah menghasilkan dua analisis, pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa mempunyai peranan penting untuk berkomunikasi, baik komunikasi verbal maupun non verbal. Bahasa manusia mengkomunikasikan pengalaman, pikiran, perasaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berhubungan. (berkomunikasi), saling belajar dari orang lain, dan saling memahami orang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berhubungan. (berkomunikasi), saling belajar dari orang lain, dan saling memahami orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berhubungan (berkomunikasi), saling belajar dari orang lain, dan saling memahami orang lain. Melalui bahasa, seseorang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud atau hasil dari daya imajinasi seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan pengalaman pribadi atau dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan pribadi individu untuk menjadi dewasa. Menurut Santrock (2007),

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan pribadi individu untuk menjadi dewasa. Menurut Santrock (2007), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang berada diantara masa anak dan dewasa. Masa ini dianggap sebagai suatu bentuk transisi yang cukup penting bagi pembentukan pribadi

Lebih terperinci

2016 REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN

2016 REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Parfum Casablanca merupakan produk perawatan tubuh yang berupa body spray. Melalui kegiatan promosi pada iklan di televisi, Casablanca ingin menyampaikan pesan bahwa

Lebih terperinci

Gambar 1.1 : Foto Sampul Majalah Laki-Laki Dewasa Sumber:

Gambar 1.1 : Foto Sampul Majalah Laki-Laki Dewasa Sumber: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Menurut Widyokusumo (2012:613) bahwa sampul majalah merupakan ujung tombak dari daya tarik sebuah majalah. Dalam penelitian tersebut dideskripsikan anatomi sampul

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. dapat menunjukkan dari lingkungan sosial seperti apa seseorang itu berasal.

Bab 1. Pendahuluan. dapat menunjukkan dari lingkungan sosial seperti apa seseorang itu berasal. Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa yang selalu dinamis mengikuti perubahan jaman telah berkembang dengan pesat, seiring dengan berkembangnya masyarakat pengguna bahasa itu sendiri. Mengenai bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hiburan publik. Kesuksesaan film dikarenakan mewakili kebutuhan imajinatif

BAB I PENDAHULUAN. hiburan publik. Kesuksesaan film dikarenakan mewakili kebutuhan imajinatif BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Film merupakan bagian dari komunikasi massa yang sudah menjadi bagian dari kehidupan saat ini. Di akhir abad ke-19, film muncul sebagai hiburan publik. Kesuksesaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menikmati musik itu sendiri. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), musik

BAB I PENDAHULUAN. menikmati musik itu sendiri. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), musik 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik merupakan salah satu ruang atau wadah untuk kita mengungkapkan yang namanya kesenian, musik juga melambangkan kebudayaan dalam masyarakat yang menikmati musik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dari peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan manusia. Sejak

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dari peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan manusia. Sejak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Musik adalah aktivitas budaya yang sangat akrab dengan kehidupan manusia. Dalam berbagai bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi budaya pop Korea yang biasa dikenal dengan Korean Wave,

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi budaya pop Korea yang biasa dikenal dengan Korean Wave, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi budaya pop Korea yang biasa dikenal dengan Korean Wave, berhasil mempengaruhi sebagian besar masyarakat dunia dengan cara memperkenalkan atau menjual produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lesbi merupakan suatu fenomena sosial yang tidak lagi mampu disangkal

BAB I PENDAHULUAN. Lesbi merupakan suatu fenomena sosial yang tidak lagi mampu disangkal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lesbi merupakan suatu fenomena sosial yang tidak lagi mampu disangkal dan keberadaannya disadari sebagai sebuah realita di dalam masyarakat dan menimbulkan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat. Musik juga menjadi warna tersendiri yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat. Musik juga menjadi warna tersendiri yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Musik adalah salah satu bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam elemen kehidupan masyarakat. Musik juga menjadi warna tersendiri yang dapat menghipnotis, membawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wanita merupakan topik pembicaraan yang terus dikupas di media masa

BAB I PENDAHULUAN. Wanita merupakan topik pembicaraan yang terus dikupas di media masa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wanita merupakan topik pembicaraan yang terus dikupas di media masa dari abad ke abad. Tulisan awal tentang wanita dipelopori oleh Lady Mary Wortley Montagu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam berekspresi dapat diwujudkan dengan berbagai macam cara. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menciptakan sebuah karya sastra baik

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Sejarah panjang bangsa Eropa mengenai perburuan penyihir (witch hunt) yang

BAB IV KESIMPULAN. Sejarah panjang bangsa Eropa mengenai perburuan penyihir (witch hunt) yang BAB IV KESIMPULAN Sejarah panjang bangsa Eropa mengenai perburuan penyihir (witch hunt) yang terjadi pada abad pertengahan, sampai saat ini masih menyisakan citra negatif yang melekat pada perempuan. Sampai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dan Eksploitasi Wanita dalam Novel The Lost Arabian Women karya Qanta A.

BAB II KAJIAN TEORI. dan Eksploitasi Wanita dalam Novel The Lost Arabian Women karya Qanta A. BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Penelitian yang Relevan Sebelumnya Kajian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang telah dilakukan oleh Nikmawati yang berjudul Perlawanan Tokoh Terhadap Diskriminasi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Transseksual merupakan permasalahan yang kompleks. Di satu sisi, di

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Transseksual merupakan permasalahan yang kompleks. Di satu sisi, di BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Transseksual merupakan permasalahan yang kompleks. Di satu sisi, di wilayah publik transseksual dipandang sebagai perbuatan yang melanggar hukum, tabu, dan dosa. Hal ini disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gender merupakan konstruksi sosial mengenai perbedaan peran dan. kesempatan antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan peran dan

BAB I PENDAHULUAN. Gender merupakan konstruksi sosial mengenai perbedaan peran dan. kesempatan antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan peran dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gender merupakan konstruksi sosial mengenai perbedaan peran dan kesempatan antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan peran dan kesempatan tersebut terjadi baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Perempuan diberbagai media digambarkan sebagai sosok yang cantik, putih, langsing, dan sangat feminin. Masyarakat memahami konstruksi perempuan yang cantik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perasaannya, kemudian hanya sekadar mendengarkannya saja atau meminta ke. stasiun radio untuk memutarkan lagu tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. perasaannya, kemudian hanya sekadar mendengarkannya saja atau meminta ke. stasiun radio untuk memutarkan lagu tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Lagu merupakan aspek yang sudah tidak asing dalam kehidupan manusia, terutama karena lagu berperan sebagai sarana untuk mengekspresikan perasaan. Ketika manusia tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Emansipasi adalah suatu gerakan yang di dalamnya memuat tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Emansipasi adalah suatu gerakan yang di dalamnya memuat tentang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Emansipasi adalah suatu gerakan yang di dalamnya memuat tentang perjuangan seorang perempuan yang ingin memperjuangkan perempuan lain, agar mendapatkan haknya. Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam peradaban manusia semenjak ribuan tahun lalu. Penelitian terhadap karya sastra penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus informasi dan teknologi yang canggih yang menuntut masyarakat untuk lebih berperan aktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergaul, bersosialisasi seperti masyarakat pada umumnya. Tidak ada salahnya

BAB I PENDAHULUAN. bergaul, bersosialisasi seperti masyarakat pada umumnya. Tidak ada salahnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena gay dan lesbi nampaknya sudah tidak asing lagi di masyarakat luas. Hal yang pada awalnya tabu untuk dibicarakan, kini menjadi seolah-olah bagian dari

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. atau isu-isu yang sering terjadi dalam kehidupan perempuan. Melalui

BAB IV KESIMPULAN. atau isu-isu yang sering terjadi dalam kehidupan perempuan. Melalui BAB IV KESIMPULAN 4.1 Simpulan Hasil Analisis Novel Kinanti karya Margareth Widhy Pratiwi merekam fenomenafenomena atau isu-isu yang sering terjadi dalam kehidupan perempuan. Melalui novelnya yang berjudul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini tampaknya komik merupakan bacaan yang digemari oleh para anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun tempat persewaan buku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Sarana itu berupa bahasa. Dengan bahasa masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Sarana itu berupa bahasa. Dengan bahasa masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan masyarakat manusia membutuhkan alat komunikasi untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Dalam berkomunikasi diperlukan adanya sarana

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang digunakan untuk menyampaikan maksud tertentu oleh seseorang kepada orang lain. Dengan kata lain, untuk berkomunikasi. Menurut Keraf

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 6.1 Perempuan Berdaya Bukanlah Mitos Belaka

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 6.1 Perempuan Berdaya Bukanlah Mitos Belaka BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Perempuan Berdaya Bukanlah Mitos Belaka Ada sebuah lagu klise yang sudah lama bergema di Indonesia. Wanita dijajah pria sejak dulu kala 1, begitu penggalan liriknya. Saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dengan menggunakan bahan atau sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB VIII KESIMPULAN. kesengsaraan, sekaligus kemarahan bangsa Palestina terhadap Israel.

BAB VIII KESIMPULAN. kesengsaraan, sekaligus kemarahan bangsa Palestina terhadap Israel. BAB VIII KESIMPULAN Puisi Maḥmūd Darwīsy merupakan sejarah perlawanan sosial bangsa Palestina terhadap penjajahan Israel yang menduduki tanah Palestina melalui aneksasi. Puisi perlawanan ini dianggap unik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Deddy Mulyana

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Deddy Mulyana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Deddy Mulyana mengutip pernyataan Tubbs dan Moss yang mendefinisikan komunikasi sebagai proses penciptaan makna

Lebih terperinci

GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DALAM ALBUM SEPERTI SEHARUSNYA PADA GRUP MUSIK NOAH. NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan

GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DALAM ALBUM SEPERTI SEHARUSNYA PADA GRUP MUSIK NOAH. NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DALAM ALBUM SEPERTI SEHARUSNYA PADA GRUP MUSIK NOAH NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa nasional maupun sebagai Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa nasional maupun sebagai Bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa nasional maupun sebagai Bahasa Negara sangat strategis dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia. Sebagai salah satu pilar pendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesetaraan antara kaum pria dan wanita dalam bidang sosial, politik, dan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. kesetaraan antara kaum pria dan wanita dalam bidang sosial, politik, dan ekonomi. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Feminisme merupakan suatu konsep yang menggambarkan tentang kesetaraan antara kaum pria dan wanita dalam bidang sosial, politik, dan ekonomi. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan makna, untuk itu manusia disebut sebagai homo signifikan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan makna, untuk itu manusia disebut sebagai homo signifikan yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi didefinisikan oleh Tubbs dan Moss (Mulyana, 2014:65) adalah sebuah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Teori 1. Tinjauan tentang Orientasi Seksual a. Pengertian Orientasi Seksual Setiap individu memiliki suatu ketertarikan, baik secara fisik maupun emosional

Lebih terperinci

2015 PERANAN PEREMPUAN DALAM POLITIK NASIONAL JEPANG TAHUN

2015 PERANAN PEREMPUAN DALAM POLITIK NASIONAL JEPANG TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Jepang merupakan negara maju yang terkenal dengan masyarakatnya yang giat bekerja dan juga dikenal sebagai negara yang penduduknya masih menjunjung tinggi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Aspek/Keterampilan Alokasi Waktu : SMA Negeri 8 Purworejo : Bahasa Prancis : XI-IPS/1 : Berbicara : 2 x 45 menit A. STANDAR

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab lima ini peneliti memaparkan beberapa kesimpulan mengenai analisis nilai patriarkal dan ketidaksetaraan gender dalam roman L Enfant de sable karya Tahar Ben Jelloun

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Simpulan. hubungan intertekstual antara novel Tantri Perempuan yang Bercerita karya Cok

BAB V PENUTUP. A. Simpulan. hubungan intertekstual antara novel Tantri Perempuan yang Bercerita karya Cok digilib.uns.ac.id BAB V PENUTUP A. Simpulan Fokus kajian dalam penelitian ini adalah menemukan benang merah hubungan intertekstual antara novel Tantri Perempuan yang Bercerita karya Cok Sawitri terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil karya manusia, baik lisan maupun tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki nilai estetika yang dominan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan bangsa lainnya. Kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. dengan bangsa lainnya. Kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat suatu bangsa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan secara umum diakui sebagai unsur penting dalam proses pembangunan suatu bangsa. Lebih-lebih suatu bangsa yang sedang membangun watak dan kepribadiannya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan gambaran tentang kehidupan yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan gambaran tentang kehidupan yang ada dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan gambaran tentang kehidupan yang ada dalam masyarakat. Kehidupan sosial, kehidupan individu, hingga keadaan psikologi tokoh tergambar

Lebih terperinci

I.1 Latar Belakang Masalah Musik metal atau underground merupakan tipe musik yang memiliki tempo

I.1 Latar Belakang Masalah Musik metal atau underground merupakan tipe musik yang memiliki tempo BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Musik metal atau underground merupakan tipe musik yang memiliki tempo cepat dengan karakter suara vokal menggunakan nada ground atau nada paling rendah (Putrawan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan fisik dan juga kelainan fisik yang sering disebut tunadaksa.

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan fisik dan juga kelainan fisik yang sering disebut tunadaksa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya manusia terlahir di dunia dengan keadaan normal dan sempurna. Namun pada kenyataannya hal tersebut tidak dialami oleh semua orang. Beberapa orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam masalah kehidupan manusia secara langsung dan sekaligus.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam masalah kehidupan manusia secara langsung dan sekaligus. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra hadir sebagai wujud nyata hasil imajinasi dari seorang penulis. Penciptaan suatu karya sastra bermula dari pengalaman batin pengarang yang dikontruksikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, identifikasi BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, batasan masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

Lebih terperinci

Analysis of Song Lyric and Its Application in Language Style and Poetry Learning in Primary School

Analysis of Song Lyric and Its Application in Language Style and Poetry Learning in Primary School p-issn: 2477-3859 e-issn: 2477-3581 JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DASAR The Journal of Innovation in Elementary Education http://jipd.uhamka.ac.id/index.php/jipd Volume 1 Number 1 November 2015 9-14 Analisis

Lebih terperinci

yaitu budaya Jawa mempengaruhi bagaimana maskulinitas dimaknai, seperti pendapat Kimmel (2011) bahwa maskulinitas mencakup komponen budaya yang

yaitu budaya Jawa mempengaruhi bagaimana maskulinitas dimaknai, seperti pendapat Kimmel (2011) bahwa maskulinitas mencakup komponen budaya yang yaitu budaya Jawa mempengaruhi bagaimana maskulinitas dimaknai, seperti pendapat Kimmel (2011) bahwa maskulinitas mencakup komponen budaya yang bervariasi antara budaya yang satu dengan budaya yang lainnya

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. suatu hal baru dan orang orang tertentu akan turut mengikuti hal tersebut, terutama

Bab 5. Ringkasan. suatu hal baru dan orang orang tertentu akan turut mengikuti hal tersebut, terutama Bab 5 Ringkasan Pada dasarnya, Jepang adalah negara yang mudah bagi seseorang untuk menciptakan suatu hal baru dan orang orang tertentu akan turut mengikuti hal tersebut, terutama remaja putri Jepang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran manusia. Dalam musik terdapat lirik lagu dan alunan musik yang harmonis, dapat membawa seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Michael L. Brown, Melawan Godaan Dosa. (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2001), Korintus 6:9-10 (Lembaga Alkitab Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN. 1 Michael L. Brown, Melawan Godaan Dosa. (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2001), Korintus 6:9-10 (Lembaga Alkitab Indonesia) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Brown, mengutip pendapat John Bunyan mengatakan, dosa adalah tindakan perlawanan terhadap keadilan Allah, pemerkosaan terhadap belas Kasih-Nya yang besar, pelecehan

Lebih terperinci

Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu

Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu Oleh: Esa Putri Yohana 1 Abstrak Skripsi ini berjudul Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu. Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pop melayu adalah salah satu genre musik asal Indonesia. Genre musik

BAB I PENDAHULUAN. Pop melayu adalah salah satu genre musik asal Indonesia. Genre musik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lagu merupakan salah satu media yang dapat dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia, diantaranya dapat digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak.

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek, yakni (1) keterampilan menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, (4) keterampilan menulis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial yang saling berinteraksi dalam masyarakat, banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial yang saling berinteraksi dalam masyarakat, banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial yang saling berinteraksi dalam masyarakat, banyak individu menganggap bahwa tampil menarik di hadapan orang lain merupakan suatu hal

Lebih terperinci

CHAPTER V SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program

CHAPTER V SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program CHAPTER V SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY Faculty of Humanities English Department Strata 1 Program 2012 MAIDS' RESISTANCE THROUGH THE BOOK TO EQUALIZE THE RIGHTS AS POTRAYED IN "THE HELP" MOVIE (2011)

Lebih terperinci

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF WAKTU DAN TEMPAT PADA TEKS LAGU IHSAN DALAM ALBUM THE WINNER

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF WAKTU DAN TEMPAT PADA TEKS LAGU IHSAN DALAM ALBUM THE WINNER ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF WAKTU DAN TEMPAT PADA TEKS LAGU IHSAN DALAM ALBUM THE WINNER SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. The Great queen Seondeok dan kemudian melihat relasi antara teks tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. The Great queen Seondeok dan kemudian melihat relasi antara teks tersebut BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Tipe Penelitian ini adalah kualitatif eksploratif, yakni penelitian yang menggali makna-makna yang diartikulasikan dalam teks visual berupa film serial drama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menunjukkan eksistensi sebuah masyarakat. Untuk membangun

BAB I PENDAHULUAN. untuk menunjukkan eksistensi sebuah masyarakat. Untuk membangun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Interaksi atau komunikasi dalam suatu masyarakat sangat dibutuhkan untuk menunjukkan eksistensi sebuah masyarakat. Untuk membangun komunikasi dalam suatu masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ataupun perasaan seseorang dari apa yang dialaminya. Ekspresi kreatif tersebut

BAB I PENDAHULUAN. ataupun perasaan seseorang dari apa yang dialaminya. Ekspresi kreatif tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan ekspresi kreatif untuk menuangkan ide, gagasan, ataupun perasaan seseorang dari apa yang dialaminya. Ekspresi kreatif tersebut akan senantiasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Media seni-budaya merupakan tempat yang paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Media seni-budaya merupakan tempat yang paling banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media seni-budaya merupakan tempat yang paling banyak merepresentasikan perempuan sebagai pihak yang terpinggirkan, tereksploitasi, dan lain sebagainya. Perempuan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pandangan pengarang terhadap fakta-fakta atau realitas yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pandangan pengarang terhadap fakta-fakta atau realitas yang terjadi dalam digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai karya sastra, novel muncul sebagai sebuah representasi atau pandangan pengarang terhadap fakta-fakta atau realitas yang terjadi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dan dengan pilihan jurusan jurnalistik, broadcasting dan public

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dan dengan pilihan jurusan jurnalistik, broadcasting dan public BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dunia jurnalistik adalah dunia yang penuh dengan gejolak dan selalu berhubungan dengan persoalan-persoalan yang terjadi di lingkungan masyarakat. Semua peristiwa menarik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya. Kebudayaan lokal sering disebut kebudayaan etnis atau folklor (budaya tradisi). Kebudayaan lokal

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. masyarakat Eropa pada umumnya. Semangat revolusi Perancis sangat

BAB IV PENUTUP. masyarakat Eropa pada umumnya. Semangat revolusi Perancis sangat 119 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Didasarkan pada apa yang sudah ditanyakan pada penelitian ini sebagai rumusan masalah dan dibahas pada bab II dan III dapat ditarik kesimpulan bahwa revolusi perancis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang mengamati realitas. Pernyataan ini pernah

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang mengamati realitas. Pernyataan ini pernah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra, dalam hal ini novel, ditulis berdasarkan kekayaan pengalaman pengarang mengamati realitas. Pernyataan ini pernah diungkapkan oleh Teeuw (1981:

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Secara etimologis feminisme berasal dari kata femme yang berarti perempuan. Secara bebas, feminisme dapat diartikan sebagai operasionalisasi upaya pembebasan diri kaum perempuan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta

BAB I PENDAHULUAN. memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebudayaan sebagai warisan leluhur yang dimiliki oleh masyarakat setempat, hal ini memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta

Lebih terperinci

KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA TUNARUNGU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DIDASARKAN PADA TEORI SCHOENFELD

KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA TUNARUNGU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DIDASARKAN PADA TEORI SCHOENFELD KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA TUNARUNGU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DIDASARKAN PADA TEORI SCHOENFELD DI SMALB DHARMA BAKTI DHARMA PERTIWI BANDAR LAMPUNG MUJIB Pendidikan Matematika, IAIN Raden Intan Lampung,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang lagu sehingga lirik-lirik lagunya menarik untuk

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang lagu sehingga lirik-lirik lagunya menarik untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gaya bahasa menimbulkan efek keindahan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Efek keindahan gaya bahasa berkaitan dengan selera pribadi pengarang dan kepekaannya

Lebih terperinci