BAB I PENDAHULUAN. PT. Pupuk Kujang adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Pupuk Kujang adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di kecamatan Cikampek, kabupaten Karawang, didirikan pada tanggal 9 Juni PT. Pupuk Kujang merupakan perusahaan yang melaksanakan kegiatan pengolahan (proses transformasi) bahan organik dan anorganik melalui proses kimia, serta berbagai kegiatan untuk mendukung pertanian yang terintegrasi dengan kegiatan perdagangan, atau menghasilkan produk berupa barang dan/atau jasa yang mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih tinggi. Kegiatannya dalam mendukung pertanian sebagai produk pangan kebutuhan masyarakat banyak di Indonesia sangatlah penting, apalagi akan diadakannya pasar bebas ASEAN atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada akhir tahun 2015 ini menuntut Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut memiliki daya saing yang tinggi agar petani pangan dalam negeri tak redup di tengah banjir produk pangan murah dari negara Asia Tenggara. Hal tersebut didukung oleh Komisaris PT. Pupuk Holding Company, Megananda Daryono yang menyatakan bahwa kelemahan daya saing perusahaan-perusahaan milik negara bisa berakibat fatal, kelemahan tersebut seringkali dipicu oleh faktor-faktor internal dalam perusahaan itu sendiri (Sunu Hastoro, 2015). Faktor-faktor internal tersebut tak lepas dari peranan anggota organisasi perusahaan secara keseluruhan, mulai dari manajer hingga pelaksana dalam 1

2 2 mewujudkan organisasi yang lebih efektif dan efisien. Terwujudnya efesiensi organisasi bisa dilihat dari kemampuan manajemen dalam perencanaan, pengkoordinasian dan pengendalian berbagai aktivitas dan sumber daya yang dimilikinya (Sarwenda Biduri, 2011). Salah satu faktor kunci untuk mengembangkan organisasi agar lebih efektif dan efesien adalah dengan melakukan penilaian kinerja (Amertadewi T.I.M. dan Dwirandra A.A.N.B, 2013). Penilaian kinerja menurut Veithzal Rivai, dkk (2011:5) merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif, efesien, dan produktif karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada dalam organisasi. Mahoney et al. (1963) melihat keberhasilan kinerja manajer berdasarkan pada kemampuan manajer dalam melaksanakan tugas manajerialnya, meliputi: perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pemilihan staf, negosiasi, perwakilan dan kinerja secara menyeluruh. Keberhasilan kinerja manajerial seorang manajer dalam bidang manajemen dapat diukur antara lain dengan pengendalian administratif yang salah satunya dilakukan melalui penganggaran (Debri Hafri, 2013). Rudianto (2006:315) juga menyatakan dalam melakukan penilaian kinerja ada beberapa alat yang dapat digunakan, yaitu analisis rasio, anggaran, balance scorecard, economic value added (EVA), dan benchmarking. Anggaran merupakan pedoman kerja, alat pengkoordinasian kerja serta alat pengawasan kerja. Hal tersebut merupakan bagian daripada fungsi manajerial yang dapat tercermin melalui penganggaran (Ellen Christina dkk, 2001:4). Anggaran pada PT. Pupuk Kujang dituangkan dalam suatu Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP).

3 3 Tabel 1.1 Anggaran Pendapatan Usaha dan Realisasi Tahun Realisasi Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan % (RKAP) , , Sumber: Laporan Kegiatan Usaha PT. Pupuk Kujang, Tahun Berdasarkan data di atas, terlihat bahwa tingkat penyerapan anggaran PT. Pupuk Kujang tidak mencapai target anggaran. Setiap tahunnya pun mengalami penurunan. Maka dapat disumpulkan prestasi kinerja manajerial di PT. Pupuk Kujang tidak terlalu bagus, dikarenakan tidak sepenuhnya Rencacana Kerja dan Anggaran Perusahan (RKAP) yang telah ditetapkan dapat terealisasi. Fenomena tersebut menunjukan perlunya suatu perbaikan kinerja manajerial sehingga diharapkan periode selanjutnya kinerja manajerial yang tidak terlalu bagus tersebut tidak terulang kembali. Perbaikan kinerja manajerial dalam kaitannya dengan anggaran dapat terjadi dengan melakukan perbaikan program anggaran. Keberhasilan program anggaran akan ditentukan oleh bagaimana cara penyusunan anggaran itu sendiri (Garrison et al., 2013:384). Proses penyusunan anggaran merupakan kegiatan yang penting dan melibatkan berbagai pihak, seperti manajer dan bawahan yang sama-sama memegang peranan penting dalam mempersiapkan dan mengevaluasi penyusunan anggaran tersebut serta tujuan dari anggaran itu sendiri (Diana Fibrianti dan Ikhsan B. Raharjo, 2013). Salah satu pendekatan manajerial yang digunakan dalam proses penyusunan anggaran adalah dengan menggunakan partisipasi

4 4 anggaran. Partisipasi anggaran menurut Garrison et al. (2013:385) merupakan anggaran yang disusun dengan kerjasama dan partisipasi penuh dari seluruh manajer pada segala tingkatan. Partisipasi anggaran memungkinkan bagi para manajer (sebagai bawahan) untuk melakukan negosisasi dengan atasan mereka mengenai kemungkinan target anggaran yang dapat dicapai. Dengan partisipasi akan terjadi mekanisme pertukaran informasi yang membuat masing-masing manajer memperoleh informasi tentang pekerjaannya. Informasi ini memungkinkan pemahaman yang lebih baik tentang tugas yang akan mereka lakukan, dengan demikian diharapkan kinerja akan meningkat (Diana Fibrianti dan Ikhsan B. Raharjo, 2013). Anggaran yang telah disusun secara partisipatif kemudian disahkan oleh para manajer dari setiap divisi atau pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi, manajemen puncak menciptakan berbagai divisi tanggungjawab atau dikenal dengan pusat pertanggungjawaban (Dian Sari, 2013). Pusat pertanggungjawaban adalah suatu unit organisasi di dalam perusahaan yang dipimpin oleh manajer yang bertanggungjawab. Keseluruhan pusat pertanggungjawaban ini membentuk jenjang hirarki dalam organisasi tersebut. Pada tingkatan yang terendah bentuk dan pusat pertanggungjawaban ini kita dapatkan sebagai seksi, regulernya bergilir, serta unit-unit kerja lainnya. Pada tingkatan yang lebih tinggi pusat pertanggungjawaban dibentuk dalam departernen-departemen ataupun divisi-divisi. Menurut Hansen/Mowen (2013:558) akuntansi pertanggungjawaban adalah sistem yang mengukur berbagai hasil yang dicapai oleh setiap pusat pertanggungjawaban menurut informasi yang

5 5 ditentukan oleh para manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka. Sistem akuntansi pertanggungjawaban yang diterapkan secara baik pada setiap bagian dapat memberikan kemudahan bagi pimpinan dalam pengambilan keputusan manajemen, sehingga dapat menimbulkan kepuasan kerja manajer karena berhasil menyelesaikan suatu pekerjaan (Eka Dyah Ayu Oktaviani, 2012). Akuntansi pertanggungjawaban memberikan kejelasan mengenai tugas, wewenang, dan tanggungjawab. Beberapa elemen yang perlu di perhatikan dalam pelaksanaan sistem akuntansi yaitu struktur organisasi yang baik, penyusunan anggaran, klasifikasi biaya, dan laporan pertanggungjawaban (Mulyadi, 2001). Laporan tersebut menguraikan perbandingan antara anggaran dan realisasinya serta penyimpangannya, sehingga dapat dilakukan perbaikan apabila ditemukan suatu keadaan yang dapat menyebabkan sasaran maupun tujuan yang telah ditetapkan tidak tercapai. Penyusunan anggaran dalam akuntansi pertanggungjawaban adalah berdasarkan pusat pusat pertanggungjawaban. Setiap pusat pertanggungjawaban mempunyai manajer yang bertanggungjawab atas kegiatan yang terjadi di dalam pusat yang dipimpinnya dan secara periodik manajer tersebut akan mempertanggungjawabkan hasil kerjanya kepada pimpinan perusahaan (Iyang Sri Anandari Anwar, 2013). Pelaporan pertanggungjawaban berfungsi sebagai alat penilai kinerja atau prestasi terhadap para manajer tingkat bawah. Penilaian kinerja dilakukan dengan membandingkan realisasi pelaksanaan dengan anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Adanya tolak ukur tersebut diharapkan dapat

6 6 memotivasi dan mendorong para pelaksana dalam mencapai tujuan perusahaan (Muharam Laberto, 2011). Partisipasi anggaran dan akuntansi pertanggungjawaban merupakan dua unsur penting dalam proses penyusunan anggaran karena dengan adanya dua unsur tersebut yang efektif, maka akan timbul usaha untuk mencapai target yang telah disusun sehingga tercapai kinerja yang baik (Wigati Sulistyorini, 2011). Penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ria Novita Halim dan Devie (2013) serta Wigati Sulistyorini (2010) yang menyatakan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Semakin tinggi partisipasi manajer dalam penyusunan anggaran maka semakin baik kinerjanya. Hasil penelitian Linda Dyah Kinansih dan Mimin Nur Aisyah (2013) serta Darmawi (2014) menyatakan adanya pengaruh yang positif pada penerapan akuntansi pertanggungjawabkan terhadap kinerja manajerial dan hasil penelitian Dian Sari (2013) yang menyatakan bahwa partispasi anggaran dan akuntansi pertanggungjawaban berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk menyusun skripsi yang berjudul: Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Akuntansi Pertanggungjawaban Terhadap Kinerja Manajerial (Studi Kasus Pada PT. Pupuk Kujang Cikampek).

7 7 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan hasil pengamatan dari latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan pokok dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Seberapa besar pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Kinerja Manajerial pada PT. Pupuk Kujang Cikampek. 2. Seberapa besar pengaruh Akuntansi Pertanggungjawaban terhadap Kinerja Manajerial pada PT. Pupuk Kujang Cikampek. 3. Seberapa besar pengaruh Partisipasi Anggaran dan Akuntansi Pertanggungjawaban terhadap Kinerja Manajerial pada PT. Pupuk Kujang Cikampek. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah tersebut di atas, maka penelitian ini dimaksudkan untuk: 1. Untuk mendapatkan bukti empiris mengenai seberapa besar pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Kinerja Manajarial pada PT. Pupuk Kujang Cikampek. 2. Untuk mendapatkan bukti empiris mengenai seberapa besar pengaruh Akuntansi Pertanggungjawaban terhadap Kinerja Manajerial pada PT. Pupuk Kujang Cikampek. 3. Untuk mendapatkan bukti empiris mengenai seberapa besar pengaruh Partisipasi Anggaran dan Akuntansi Pertanggungjawan terhadap Kinerja Manajerial pada PT. Pupuk Kujang Cikampek.

8 8 1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian diatas, penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi pihak lain yang berkepentingan, yaitu: 1. Bagi penulis Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang masalah partisipasi anggaran dan akuntansi pertanggungjawaban terhadap kinerja manajerial dan sejauh mana peran yang diberikan partisipasi anggaran serta akuntansi pertanggungjawaban pada perusahaan. 2. Bagi perusahaan Sebagai bahan masukan untuk perusahaan khususnya tentang pengaruh partisipasi anggaran dan akuntansi pertanggungjawaban terhadap kinerja manajerial yang diberikan di masa mendatang. 3. Bagi peneliti selanjutnya Dapat menjadi sumber referensi dalam bidang ilmu akuntansi, khususnya mengenai kinerja manajaerial yang dapat dinilai berdasarkan partisipatif anggaran dan akuntansi pertanggungjawaban. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data primer berupa kuesioner penelitian yang akan diberikan pada manajer di PT. Pupuk Kujang Cikampek. Waktu penelitian dimulai pada bulan Maret 2015 sampai dengan selesai.