IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATA PELAJARAN IPS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATA PELAJARAN IPS"

Transkripsi

1 IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATA PELAJARAN IPS Sri Wandan Sari Ningsih MTs Aisyiyah Sumatera Utara Corresponding: Abstrak Implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran IPS perlu didukung dengan penanaman nilai-nilai karakter seperti: kreatif, rasa ingin tahu, cinta tanah air, peduli lingkungan, dan peduli sosial. Sejumlah nilai-nilai karakter tersebut dibelajarkan melalui proses pembelajaran yang terpadu dan kontekstual melalui pembelajaran IPS di kelas. Implementasi pendidikan karakter dalam mata pelajaran IPS di kelas perlu didisain melalui rancangan RPP berkarakter. Beberapa hasil penelitian menunjukkan, masih banyak guru yang mengalami kesulitan dalam penyusunan RPP berkarakter. Hal ini menunjukkan perlu adanya pelatihan penyusunan RPP berkarakter sebagai bagian dalam implementasi pendidikan karakter di sekolah. Pelatihan pengembangan guru dalam melaksanakan pembelajaran karakter perlu dilakukan secara serempak dalam satu gugus, sehingga perencanaan pembelajaran lebih terarah guna menetapkan nilai-nilai karakter apa yang akan dikembangkan dalam pembelajaran di kelas. Kata Kunci: Pendidikan Karakter, IPS PENDAHULUAN Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah. Sebagai upaya untuk meningkatkan kesesuaian dan mutu pendidikan karakter, Kementerian Pendidikan Nasional mengembangkan grand design pendidikan karakter untuk setiap jalur, jenjang, dan jenis satuan pendidikan. Grand design menjadi rujukan konseptual dan operasional pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian pada setiap jalur dan jenjang pendidikan. Konfigurasi karakter dalam konteks totalitas proses psikologis dan sosial-kultural tersebut dikelompokan dalam: olah hati (spiritual and emotional development), olah pikir (intellectual development), olah raga dan kinestetik (physical and kinestetic development), dan olah rasa dan karsa (affective and creativity development). Pengembangan dan implementasi pendidikan karakter perlu dilakukan dengan mengacu pada grand design tersebut. Namun sayangnya, implementasi pendidikan karakter berdasarkan grand design tersebut mengalami kendala. Permasalahan yang sering dialami oleh seorang guru dalam menanamkan pendidikan karakter dalam pembelajaran di kelas adalah kurangnya dukungan RPP yang dirancang oleh guru dalam mendisain penanaman karakter pada proses belajar mengajar. Apabila hal ini dibiarkan, maka akan membawa dampak yang tidak menguntungkan bagi upaya penanaman karakter yang menjadi tanggung jawab semua komponen di dalam membangun budaya sekolah. PEMBAHASAN Konsep Pendidikan Karakter Muclas Samani dan Hariyanto (2011: 46) menyatakan pendidikan karakter adalah upaya terencana menjadikan peserta didik mengenal, peduli, dan mengiternalisasikan nilai-nilai sehingga peserta didik berperilaku sebagai insan kamil. Berkaitan dengan internalisasi nilai, dipandang perlu muatan nilai menjadi fokus konten dalam pendidikan karakter. Mulyasa (2011:9) berpendapat pendidikan karakter menekankan pada nilai-nilai keteladanan, penciptaan lingkungan, dan pembiasaan. Dalam tulisan ini ditegaskan bahwa pendidikan karakter adalah upaya terencana menjadikan peserta didik mengenal, peduli, dan mengiternalisasikan nilai-nilai sehingga peserta didik berperilaku sebagai insan kamil. Dengan adanya pendidikan karakter diharapkan dapat meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang. Implementasi pendidikan karakter sejalan dengan tujuan pendidikan nasional, yang secara keseluruhan adalah pengembangan karakter siswa. Karakter berarti tabiat atau kepribadian seseorang. Coon (Zubaedi, 2011: 8) mendefinisikan karakter sebagai suatu penilaian subjektif terhadap kepribadian seseorang yang berkaitan dengan atribut kepribadian yang dapat atau tidak dapat diterima masyarakat. Karakter merupakan keseluruhan kodrati dan disposisi yang telah dikuasai secara stabil yang mendifinisikan seseorang individu dalam keseluruhan tata perilaku psikisnya yang menjadikan tipikal 128

2 dalam cara berfikir dan bertindak. Lickona (1997:78), berpendapat bahwa pendidikan karakter di sekolah hanya akan efektif jika pelaksanaannya dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan. Di Amerika Serikat pelaksanaan program pendidikan karakter telah dipadukan ke dalam sistem pendidikan, seperti kurikulum, proses pembelajaran, kualitas hubungan siswa dan guru, penanganan disiplin, aktivitas kurikulum dan etos di lingkungan sekolah. Ryan dan Bohlin (1999:67) menyebutkan beberapa alasan mengapa sekolah harus terlibat serius dalam pendidikan karakter. Pertama, pendidikan karakter membuat siswa berbudi pekerti sekaligus pintar. Kedua, melalui pendidikan karakter, penanaman nilai dasar moral akan dapat diberikan sejak usia dini. Ketiga, dengan diberikannya pendidikan karakter maka para pakar perkembangan yakin berbagai permasalahan yang akan timbul pada masa remaja dapat diantisipasi sejak dini. Keempat, kurangnya waktu orang tua untuk mendidik dan mengajarkan nilai-nilai moral kepada anak. Pengembangan karakter di sekolah harus dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. Masnur Muslich (2011:36) menyatakan pembentukan karakter harus dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan yang melibatkan aspek knowledge, felling, loving, dan action. Lebih lanjut Zainal dan Sujak (2011: 9) menjelaskan bahwa karakter dikembangkan melalui tahap pengetahuan (knowing), pelaksanaan (acting), menuju kebiasaan (habit). Hal ini berarti, karakter tidak sebatas pada pengetahuan. Seseorang yang memiliki pengetahuan tentang kebaikan belum tentu mampu bertindak sesuai dengan pengetahuannya itu kalau tidak terlatih untuk melakukan kebaikan tersebut. Karakter menjangkau wilayah emosi dan kebiasaan diri, dengan demikian diperlukan komponen karakter yang baik yaitu pengetahuan tentang moral, perasaan tentang moral, dan perbuatan moral. Pendidikan karakter bukan sekedar pengetahuan saja, melainkan harus dilanjutkan dengan upaya menumbuhkan rasa mencintai perilaku yang baik dan dilakukan setiap hari sebagai pembiasaan. Seseorang yang memiliki pengetahuan kebaikan belum tentu mampu bertindak sesuai dengan pengetahuannya, jika tidak terlatih untuk melakukan kebaikan tersebut. Dalam kegiatan ini sekolah dapat mengupayakan terciptanya keselarasan antara karakter yang dikembangkan di sekolah dengan pembiasaan di rumah dan masyarakat. Hakekat Pembelajaran IPS Pada hakikatnya perkembangan hidup manusia dari lahir hingga dewasa tidak terlepas dari lingkungan masyarakat, oleh karena itu pengetahuan sosial dapat dikatakan tidak asing lagi bagi setiap orang. Sejak manusia dilahirkan telah melakukan hubungan sosial dengan orang lain tertama yang paling dekat adalah dengan ayah dan ibunya, meskipun hanya sepihak hubungan itu terjadi tanpa hubungan sosial, bayi tidak akan mampu tumbuh dan berkembang menjadi manusia dewasa. Pengalaman manusia di luar dirinya, tidak hanya dalam keluarga tetapi meliputi teman sejawat, warga masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Hubungan sosial yang dialami makin meluas, dari pengalaman dan pengenalan sosial tersebut, seseorang akan tumbuh menjadi manusia dewasa. Pengetahuan yang melekat pada diri seseorang termasuk pada diri orang lain dapat terangkum dalam pengetahuan sosial. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembangunan diberbagai bidang atau aspek kehidupan membawa perubahan dalam diri manusia, masyarakat dan lingkungan hidupnya. Serentak dengan pengaruh kemajuan iptek dan pembangunan terjadi pula dinamika kehidupan masyarakat. Terjadinya perubahan nilai-nilai yang sudah ada. Sehingga terjadi pula pergeseran sistem nilai yang membawa perubahan dalam hubungan interaksi manusia dengan masyarakatnya. Dengan demikian pengaruh perkembangan iptek dan pembangunan tidak saja akan melahirkan perubahan-perubahan yang menyangkut bidang material atau lahiriah, tetapi pada hakekatnya akan membawa juga perubahan-perubahan yang menyangkut bidang mental atau bathin, yakni perubahan nilai-nilai hidup manusia. Ilmu pengetahuan sosial ialah suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan yang pada pokoknya mempersoalkan manusia dalam lingkungan fisik maupun dalam lingkungan sosial. Pembelajaran IPS tidak selalu bertaraf akademik universitas, tetapi juga merupakan bahan-bahan pelajaran bagi siswa di persekolahan yang berfungsi dan selanjutnya dapat dijadikan sebagai pengantar kelanjutan disiplin ilmu-ilmu sosial. Kerangka pendidikan IPS tidak ditekankan pada bidang teoritis, melainkan lebih pada bidang praktis dalam mengkaji dan mempelajari gejala dan masalah sosial yang berkembang di masyarakat. Integrasi Penanaman Karakter dalam Kegiatan Pembelajaran Silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang isinya harus memuat nilai-nilai karakter yang akan dikembangkan. Hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah menjelaskan bahwa perencanaan proses pembelajaraan harus meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Dalam implementasi penanaman karakter di sekolah, RPP berfungsi untuk mendorong setiap guru agar siap dalam melakukan kegiatan pembelajaran, membentuk kompetensi dan karakter peserta didik. Mulyasa (2011: 83) menyatakan RPP berkarakter berfungsi untuk mengefektifkan proses pembelajaran dan pembentukan karakter peserta didik sesuai dengan apa yang direncanakan Perencanaan pembelajaran juga menyiapkan/mengembangakan bahan ajar yang berwawasan karakter. Menyiapkan bahan ajar dalam implementasi penanaman karakter juga merupakan bagian yang menentukan tercapainya tujuan pembelajaran. Oemar Hamalik (2002: 139) menyatakan bahan pengajaran merupakan bagian penting dalam proses belajar mengajar berkaitan dengan tercapainya tujuan pembelajaran, serta menentukan kegiatan-kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, perencanaan bahan pengajaran perlu mendapat pertimbangan yang cermat. Secara umum penanaman karakter integrasi masih jauh dari kesempurnaan dan parameter komponen serta kesesuaian dalam tuntutan kurikulum yang belum optimal. 129

3 Dari penjelasan di atas, menunjukkan dalam tahap perencanaan pelaksanaan penanaman karakter perlu dilengkapi dengan silabus, RPP dan bahan ajar yang dipersiapkan secara matang. Dalam membuat silabus dan RPP harus memuat nilai-nilai sikap dan perilaku agar mengefektifkan proses pembelajaran dan pembentukan karakter peserta didik sesuai dengan apa yang direncanakan. Sedangkan bahan pengajaran perlu mendapat pertimbangan yang cermat karena bagian penting dalam proses belajar mengajar berkaitan dengan tercapainya tujuan pembelajaran. Integrasi Penanaman Karakter dalam Kegiatan Keseharian Atau Budaya Sekolah Budaya sekolah adalah suasana kehidupan sekolah tempat antar anggota masyarakat sekolah saling berinteraksi. Interaksi yang terjadi meliputi antara siswa berinteraksi dengan sesamanya, kepala sekolah dengan guru, guru dengan guru, guru dengan siswa, konselor dengan siswa dan sesamanya, pegawai administrasi dengan siswa, guru dengan sesamanya. Interaksi tersebut terikat oleh berbagai aturan, norma, moral serta etika bersama yang berlaku disuatu sekolah. Dirto dkk (1995:87) menjelaskan bahwa budaya sekolah adalah karakteristik khas sekolah yang dapat didefinisikan melalui nilai-nilai yang dianutnya, sikap yang dimilikinya, kebiasaan-kebiasaan yang ditampilkannya dan tindakan yang ditunjukan oleh selruh personil sekolah yang membentuk suatu kegiatan khusus dari sistem sekolah. Budaya sekolah adalah sekumpulan nilai yang melandasai perilaku, tradisi, kebiasaan, keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktekkan oleh kepala sekolah, guru, petugas administrasi, peserta didik dan masyarakat sekitar sekolah. Budaya sekolah merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan citra sekolah dimasyarakat luas. Manfaat dari pengembangan budaya sekolah, diantaranya adalah: (1) menjamin kualitas kerja yang lebih baik, (2) dapat membuka seluruh jaringan komunikasi kerja yang lebih baik dari segala jenis baik komunikasi vertical maupun horizontal, (3) lebih bersifat terbuka dan transparansi, (4) menciptakan kebersamaan dan rasa saling memiliki yang tinggi, kesalahan akan segera dapat diperbaiki, (5) meningkatkan solidaritas dan rasa kebersamaan, (6) dapat beradaptasi dengan baik terhadap perkembangan IPTEK. Karakter menurut Ratna Megawangi (2004:95), sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan baik dan mempraktikknya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan konstribusi yang positif kepada lingkungannya. Definisi lain menurut Gaffar (2010:1), sebuah proses transformasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuh kembangkan dalam keperibadian seseorang sehingga menjadi satu dalam prilaku kehidupan orang itu. dalam definisi tersebut, ada tiga ide pikiran penting yaitu: (1) proses transformasi nilai-nilai, (2) ditumbuh kembangkan dalam keperibadian dan (3) menjadi satu dalam perilaku. Penanaman karakter bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, lebih dari itu penanaman karakter ialah bagaimana guru dapat membiasaan (habituation) tentang hal yang baik sehingga peserta didik menjadi paham (domain kognitif) tentang mana yang baik dan salah, mampu merasakan (domain afektif) nilai yang baik dan biasa melakukannya (domain perilaku). karakter adalah usaha sadar dan terencana dalam menanamkan nilai-nilai sehingga terinternalisasi dalam diri peserta didik yang mendorong dan mewujud dalam sikap dan perilaku yang baik. Penanaman karakter bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, lebih dari itu pendidikan karakter menanamkan kebiasaan (habituation) tentang hal yang baik sehingga peserta didik menjadi paham (domain kognitif) tentang mana yang baik dan salah, mampu merasakan (domain afektif) nilai yang baik dan biasa melakukannya (domain perilaku). Jadi pendidikan karakter terkait erat kaitannya dengan habit atau kebiasaan yang terus menerus dipraktekan atau dilakukan (Dirjendiknas, 2010:10). Faktor Penghambat dan Solusi Implementasi Pendidikan Karakter Beberapa faktor penghambat dalam implementasi pendidikan karakter pada pembelajaran IPS, diantaranya kebanyakan kurangnya kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, baik dari perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi. Peran guru sangat vital dalam mengajarkan karakter pada siswa di dalam kelas. Sedangkan peran sekolah dalam memberlajarkan karakter pada siswa yaitu melalui kegiatan ekstrakurikuler dan sarana yang mendukung seperti media pembelajaran, kantin kejujuran dan poster-poster yang bertuliskan tentang karakter. Sebenarnya sudah ada sarana yang mendukung implementasi pendidikan karakter seperti kantin kejujuran, ekstrakurikuler, poster-poster tentang karakter dan kegiatan ekstrakurikuler yang memadai dalam membelajarkan karakter pada siswa. Faktor penghambat lainnya, guru masih kebingungan dalam menentukan karakter apa yang terkandung dalam materi pembelajaran, sehingga dalam pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran tidak memuat karakter yang semestinya ada dalam materi yang akan disampaikan khususnya pada pembelajaran IPS. Oleh karena itu, perlu adanya pelatihan yang spesifik mengenai penanaman karakter di sekolah terutama dalam proses pembelajaran. Pelatihan tersebut terarah pada penanaman karakter yang dimulai dari bagaimana cara menentukan karakter pada setiap materi, bagaimana mengembangkan rencana pembelajaran yang memuat karakter, serta bagaimana pelaksanaan penanaman karakter dan seperti apa penilaian yang harus dilaksanakan. Penanaman karakter dilaksanakan tidak hanya di dalam kelas. Di luar kelas juga ada proses penanaman karakter melalui kantin kejujuran, kegiatan ekstrakurikuler dan poster-poster yang mengarah ke pendidikan karakter. Namun hanya ada pada sekolah inti, sedangkan untuk sekolah imbas masih sebagian kecil saja sarana yang ada dalam mendukung penanaman karakter di sekolah tersebut. Beberapa solusi dan rekomendasi dalam pelaksanaan penanaman karakter di sekolah dasar pada pembelajaran IPS. Diantaranya adalah: (1) perlu adanya pelatihan pengembangan kompetensi guru bagaimana penanaman karakter baik dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi; (2) perlu adanya peran pemerintah 130

4 dalam penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung dalam penanaman karakter di sekolah; (3) perlu adanya rubrik penilaian dalam penanaman karakter di sekolah dasar. SIMPULAN Implementasi penanaman karakter dalam pembelajaran IPS adalah dengan menumbuhkan nilai-nilai karakter secara kontekstual dakam proses belaja kelas, seperti mempraktikan nilai-nilai kreatif, rasa ingin tahu, cinta tanah air, peduli lingkungan, dan peduli sosial. Proses pembelajaran penanaman karakter diimplementasikan secara terpadu sebagai bagian program penerapan budaya sekolah, baik itu dalam bentuk kegiatan akademik maupun kegiatan non akademik. Sekaitan dengan program tersebut, maka faktor penghambat pendidikan karakter terutama dalam penyusunan perencanaan pembelajaran (RPP) berkarakter, perlu menjadi bagian program dalam mengimplementasikan pendidikan karakter dan penumbuhan budaya sekolah. Secara keseluruhan terdapat tiga faktor penghambat dalam mengimplementasikan pendidikan karakter di kelas, yakni: (1) dalam pembuatan rencana (RPP) guru mengalami kesulitan (kurang paham)dalam mengklarifikasikan nilai-nilai karakter yang mendukung pencapaian KD: (2) tidak ada panduan secara konkrit bagaimana cara membuat RPP berkarakter, (3) RPP berkarakter sangat sulit dan perlu pemahaman yang lebih mendalam dikarenakan setiap materi berbeda karakter yang akan diterapkan, (4) belum adanya pelatiha khusus mengenai bagaimana membuat RPP berkarakter. Solusi yang perlu dilakukan dalam mengatasi implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran IPS diantaranya: (1) perlu adanya pelatihan, guna pengembangan guru dalam melaksanakan pembelajaran karakter yang dilaksanakan secara serempak dalam satu gugus, sehingga perencanaan pembelajaran lebih terarah karena sudah ditetapkan karakter apa yang akan dikembangkan pada pembelajaran; (2) peran pemerintah sangat dibutuhkan dalam melengkapi sarana dan prasarana untuk menunjang implementasi pendidikan karakter di sekolah dasar, (3) perlu adanya bimbingan dan peran kepala sekolah untuk memberikan masukan-masukan dan pengawasan terhadap guru dalam melaksanakan mngimplementasikan pendidikan karakter di kelas. REFERENSI Ambarita, T., (2017), Penerapan Model Pembelajaran Inside-Outside Circle Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn, Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya, 3 (1): Aqib, Zainal dan Sujak Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter. Jakarta : Gaung Persada Press. Damanik, F.H.S. (2014). Hakikat Pancasila dalam Membentuk Karakter Kebangsaan melalui Organisasi Siswa Intra Sekolah. Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, 6 (2): Damanik, M Ridha S dan Deny S. (2016), Pengembangan Penilaian Autentik Berbasis Karakter pada Ranah Keterampilan di Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan, Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, 8 (2) (2016): Dharma, S dan Rosnah Siregar. (2015). Membangun Pengalaman Belajar Kewarganegaraan melalui Model Pembelajaran Project citizen pada Siswa, Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, 7 (1) (2015): Dharma, S. dan Rosnah Siregar (2014). Internalisasi Karakter melalui Model Project Citizen pada Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial 6 (2) (2014): Faizah, (2017), Penggunaan Media Pembelajaran Audio Visual dalam Mata Pelajaran PKn, Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya, 3 (1): Gaffar, Mohammad Fakry. (2010). Pendidikan Karakter Berbasis Islam. Disampaikan pada workshop pendidikan karakter Berbasis Agama April 2010 di Yogyakarta. Khairat, (2016), Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan pada Materi Demokrasi, Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, 8 (1) (2016): Lickona, T Educating for Character: How Our School Can Teach Respect and Responsibility, New York: Simon & Schuster, Inc Mansur. (2005). Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Masnur Muslich. (2011). Melaksanakan PTK Itu Mudah. Jakarta: Bumi Aksara. Megawangi, Ratna. (2003). Pendidikan Karakter untuk Membangun Masyarakat Madani. IPPK Indonesia Heritage Foundation. Megawangi, Ratna. (2004). Pendidikan Karakter; Solusi yang Tepat untuk Membangun Bangsa.Bogor:Indonesia Heritage Foundation. Muclas Samani dan Hariyanto Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remajarosda Karya Mulyasa Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi dan Implementasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Mulyasa Manajemen Pendidikan karakter. Jakarta: Bumi Aksara Muslich, Masnur Pendidikan Karakter : Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional. Jakarta : Bumi Aksara. Nasution, A.R., (2016), Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Pendidikan Karakter Bangsa Indonesia melalui Demokrasi, HAM dan Masyarakat Madani, Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, 8 (2) (2016): Rumapea, M.E.M. (2015). Urgensi Pendidikan Karakter d Perguruan Tinggi, Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, 7 (1) (2015): Ryan, Kevin & Bohlin, Karen E. (1999). Building Character in Schools: Practical Ways to Bring Moral Instruction to Life. San Francisco: Jossey Bass. 131

5 Samani, Muchlas, Hariyanto Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung Remaja Rosdakarya. Setiawan, D. (2014). Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Karakter melalui Penerapan Pendekatan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan, Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, 6 (2): Setiawan, Deny Pendidikan Karakter Dalam Persfektif Kewarganegaraan. Medan Larispa Indonesia Suharyanto, A., (2013). Peranan Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Membina Sikap Toleransi Antar Siswa, Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik, 2 (1): Suyanto Urgensi Pendidikan Karakter. www. mandikdasmen.depdiknas.go.id/web/pages/urgensi.html.(22/10/2014) Tim ICCE UIN Jakarta, Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani, Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah dengan Asia Foundation dan Prenada Media, 2005 Winataputra, U.S dan Budimansyah D. (2007). Civic Education (Konteks, Landasan, Bahan Ajar, dan Kultur Kelas. Bandung: UPI Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Zainal dan Sujak Panduan & Aplikasi Pendidikan Karakter. Bandung: Yrama Widya. Zubaedi Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasi dalam Dunia Pendidikan. Jakarta: Kencana 132

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu bersaing,

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu bersaing, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan memiliki peran penting dalam meningkatkan sumber daya manusia. Tujuan utama pendidikan yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Berdasarkan tujuan tersebut

Lebih terperinci

PERAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENUMBUHKAN SIKAP BELA NEGARA

PERAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENUMBUHKAN SIKAP BELA NEGARA PERAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENUMBUHKAN SIKAP BELA NEGARA Muhammad Ahadi SD Negeri 060837 Medan, Sumatera Utara Correspondensi: aditasha0472@gmail.com Abstrak Pembelajaran Pendidikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BERWAWASAN KEBANGSAAN DI SEKOLAH DASAR MELALUIPENGUATAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BERWAWASAN KEBANGSAAN DI SEKOLAH DASAR MELALUIPENGUATAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BERWAWASAN KEBANGSAAN DI SEKOLAH DASAR MELALUIPENGUATAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 Putri Audina SD Negeri 060925 Medan Corresponding author: Putriaudina44@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam pendidikan dituntut berperan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia. Saat ini Indonesia memerlukan sumberdaya manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia. Saat ini Indonesia memerlukan sumberdaya manusia dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang sangat penting yakni sebagai tolak ukur kemajuan negara tersebut. Pendidikan merupakan wahana

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN NILAI KARAKTER

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN NILAI KARAKTER IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN NILAI KARAKTER Thessa Herdyana Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dasar, PPS, UNIMED Corresponding: thessagurusinga@yahoo.co.id Abstrak CTL

Lebih terperinci

DWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik

DWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik DWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik 1 (2) (2017) 14-20 DWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik https://jurnal.uns.ac.id/jdc PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN IMPLEMENTASINYA Dwi Purwanti SDN 1 Pohkumbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang. Pendidikan bersifat umum bagi semua orang dan tidak terlepas dari segala hal yang berhubungan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KARAKTER SALAH SATU MODAL BERBANGSA

PENDIDIKAN KARAKTER SALAH SATU MODAL BERBANGSA PENDIDIKAN KARAKTER SALAH SATU MODAL BERBANGSA Murni Eva Marlina Rumapea Pendidikan Antroplogi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Abstrak Bangsa Indonesia memiliki wilayah dari Sabang hingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan

BAB I PENDAHULUAN. yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam

Lebih terperinci

serangkaian sikap (attitudes), perilaku (bahaviors), motivasi (motivation),

serangkaian sikap (attitudes), perilaku (bahaviors), motivasi (motivation), BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Pendidikan Karakter 1. Pengertian Karakter Perlunya pendidikan karakter tertuang dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam

Lebih terperinci

PEMAHAMAN SISWA TENTANG KONSEP DEMOKRASI DALAM PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PEMAHAMAN SISWA TENTANG KONSEP DEMOKRASI DALAM PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG KONSEP DEMOKRASI DALAM PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Agung Suharyanto Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Medan Area Corresponding: agungsuharyanto@staff.uma.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya pendidikan merupakan interaksi antara pendidik dan peserta didik, dalam kegiatan interaksi ini tidaklah dilakukan dengan sembarangan dan di luar kesadaran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan sosial yang sering terjadi di masyarakat membuktikan adanya penurunan moralitas, kualitas sikap serta tidak tercapainya penanaman karakter yang berbudi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumber daya manusia tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat diperlukan untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat diperlukan untuk mencerdaskan kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat diperlukan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan pendidikan bangsa ini akan cerdas dalam berpikir, dan bijak dalam bertindak. Agar

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KARAKTER SEBAGAI PILAR PEMBENTUKAN KARAKTER BANGSA

PENDIDIKAN KARAKTER SEBAGAI PILAR PEMBENTUKAN KARAKTER BANGSA PENDIDIKAN KARAKTER SEBAGAI PILAR PEMBENTUKAN KARAKTER BANGSA Nanda Ayu Setiawati Program Studi Pendidikan Dasar Universitas Negeri Medan Corresponding Author : nandaayusetiawati4@gmail.com Abstrak Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gambaran situasi masyarakat dan dunia pendidikan di Indonesia menjadi motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu ditanamkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah tumpuan sebuah bangsa menuju persaingan global. Di dalam pendidikan banyak aspek yang saling mempengaruhi satu sama lain, antara lain pemerintah,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka diajukan kesimpulan sebagai berikut: dilaksanakan dengan menginternalisasikan nilai-nilai karakter dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka diajukan kesimpulan sebagai berikut: dilaksanakan dengan menginternalisasikan nilai-nilai karakter dalam BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan temuan hasil penelitian dan pembahasan dalam bab IV, maka diajukan kesimpulan sebagai berikut: 1. Implementasi pendidikan karakter melalui mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Kemudian dalam

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Kemudian dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hak asasi setiap individu anak bangsa yang telah diakui dalam UUD 1945 pasal 31 ayat (1) yang menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga mempunyai sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita dituntut untuk mampu mengadakan

Lebih terperinci

2015 PERANAN GURU PKN DALAM MEMBINA KARAKTER KEWARGANEGARAAN

2015 PERANAN GURU PKN DALAM MEMBINA KARAKTER KEWARGANEGARAAN DAFTAR PUSTAKA 1. Buku Asmani, J. M. (2011). Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Jogjakarta: DIVA Press. Basrowi dan Suwandi. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka

Lebih terperinci

MERANCANG PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK MAHASISWA STAN

MERANCANG PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK MAHASISWA STAN MERANCANG PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK MAHASISWA STAN Pendahuluan Krisis multidimensional merupakan masalah besar yang sedang dihadapi bangsa Indonesia. Karakter bangsa yang berada di titik nadir merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah survei pernah dilakukan Mazzola (2003) tentang bullying di sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah survei pernah dilakukan Mazzola (2003) tentang bullying di sekolah. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Karakter bangsa Indonesia semakin menurun, ini ditunjukkan dengan rendahnya etika dan moralitas, dalam pendidikan ada tawuran pelajar yang sering terjadi, siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber daya manusia yang professional secara akademik dan tangguh/kreatif secara karakter. Undang-Undang

Lebih terperinci

ARTIKEL IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI ADIWIYATA SEKOLAH (Studi Analisis di SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo Tahun 2014)

ARTIKEL IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI ADIWIYATA SEKOLAH (Studi Analisis di SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo Tahun 2014) ARTIKEL IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI ADIWIYATA SEKOLAH (Studi Analisis di SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo Tahun 2014) Azizul Virdia Sanjaya Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan FKIP

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Upaya pemerintah dalam menanamkan kembali nilai-nilai karakter (luhur) dilatar

I. PENDAHULUAN. Upaya pemerintah dalam menanamkan kembali nilai-nilai karakter (luhur) dilatar I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Upaya pemerintah dalam menanamkan kembali nilai-nilai karakter (luhur) dilatar belakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang saat ini, seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana untuk menjadikan seseorang atau individu menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus mendapatkan

Lebih terperinci

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Kompetensi Inti 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dampak bagi gaya hidup manusia baik positif maupun negatif. Di sisi lain kita

BAB I PENDAHULUAN. dampak bagi gaya hidup manusia baik positif maupun negatif. Di sisi lain kita BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi yang semuanya serba canggih ini telah membawa dampak bagi gaya hidup manusia baik positif maupun negatif. Di sisi lain kita banyak diuntungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini proses pembelajaran hendaknya menerapkan nilai-nilai karakter.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini proses pembelajaran hendaknya menerapkan nilai-nilai karakter. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini proses pembelajaran hendaknya menerapkan nilai-nilai karakter. Hal tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan karakter di Indonesia. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan kewarganegaraan (PKn) menjadi bagian penting dalam suatu pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari keberadaan pendidikan

Lebih terperinci

PERAN GURU DALAM MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR 1

PERAN GURU DALAM MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR 1 PERAN GURU DALAM MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR 1 Fauzatul Ma rufah Rohmanurmeta 2 IKIP PGRI Madiun ABSTRAK Salah satu kewajiban utama yang harus dijalankan oleh guru kepada peserta didik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai tanggungjawab untuk mendidik peserta didiknya. Sekolah menyelenggarakan proses belajar mengajar dengan

Lebih terperinci

MEMBANGUN KARAKTER BANGSA MELALUI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

MEMBANGUN KARAKTER BANGSA MELALUI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MEMBANGUN KARAKTER BANGSA MELALUI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Erna Tutantri Br Tarigan Sekolah Dasar Negeri Percontohan Kabanjahe Corresponding author: ernatarigan73@gmail.com Abstrak Pembangunan karakter

Lebih terperinci

No membangun kurikulum pendidikan; penting dan mendesak untuk disempurnakan. Selain itu, ide, prinsip dan norma yang terkait dengan kurikulum

No membangun kurikulum pendidikan; penting dan mendesak untuk disempurnakan. Selain itu, ide, prinsip dan norma yang terkait dengan kurikulum TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5410 PENDIDIKAN. Standar Nasional Pendidikan. Warga Negara. Masyarakat. Pemerintah. Perubahan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71) PENJELASAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah mengundang berbagai musibah dan bencana di negri ini. Musibah dan

BAB I PENDAHULUAN. telah mengundang berbagai musibah dan bencana di negri ini. Musibah dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara faktual, data realistik menunjukkan bahwa moralitas maupun karakter bangsa saat ini telah runtuh. Runtuhnya moralitas dan karakter bangsa tersebut telah

Lebih terperinci

PENGARUH IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP ASPEK AFEKTIF SISWA. Pipin Erlina, Umi Chotimah

PENGARUH IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP ASPEK AFEKTIF SISWA. Pipin Erlina, Umi Chotimah PENGARUH IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP ASPEK AFEKTIF SISWA Pipin Erlina, Umi Chotimah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sriwijaya email: pipinerlina6@gmail.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH PENDIDIKAN KARAKTER FAKULTAS ILMU SOSIAL UNY

SILABUS MATA KULIAH PENDIDIKAN KARAKTER FAKULTAS ILMU SOSIAL UNY SILABUS MATA KULIAH PENDIDIKAN KARAKTER FAKULTAS ILMU SOSIAL UNY Mata Kuliah : Pendidikan Karakter Kode Mata Kuliah : Jumlah SKS : 2 SKS Prodi : Semua Prodi FIS Standar Kompetensi : Melaksanakan nilai-nilai

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA Darussalam, Banda Aceh

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA Darussalam, Banda Aceh 08/02/2017 Nama Mata Kuliah : Pendidikan Karakter Kode Mata Kuliah : PMA 509 Bobot SKS : 2 (dua) Semester : Ganjil Hari Pertemuan : 1 (pertama) Tempat Pertemuan : Ruang kuliah Koordinator MK : Khairul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara efektif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. baik merupakan dasar dari pendidikan. Menurut Suryosubroto (2010:16),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. baik merupakan dasar dari pendidikan. Menurut Suryosubroto (2010:16), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam lingkungan dan sepanjang hidup. Membangun dan mengembangkan karakter yang baik merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara. Semua negara membutuhkan pendidikan berkualitas untuk mendukung kemajuan bangsa, termasuk Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia dalam rangka memperoleh ilmu yang kemudian dijadikan sebagai dasar untuk bersikap dan berperilaku. Karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan orang lain. Negara kesatuan Republik Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan orang lain. Negara kesatuan Republik Indonesia memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karakter merupakan sifat kejiwaan atau tabiat seseorang yang membedakannya dengan orang lain. Negara kesatuan Republik Indonesia memiliki Undang-Undang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia melupakan pendidikan karakter bangsa. Padahal, pendidikan karakter merupakan suatu pondasi bangsa

Lebih terperinci

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan PENDIDIKAN KARAKTER LATAR BELAKANG Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005 2025 (UU No 17 Tahun 2007) antara lain

Lebih terperinci

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan akan berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zaman selalu berubah setiap waktu, keadaan tidak pernah menetap pada suatu titik, tetapi selalu berubah.kehidupan manusia yang juga selalu berubah dari tradisional menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan karakter penting bagi bangsa Indonesia, karena untuk melahirkan generasi bangsa yang tangguh. Bung Karno menegaskan bahwa bangsa ini harus dibangun dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Masyarakat terus berkembang dan berubah menyesuaikan dengan kondisi jaman dan peradaban. Manusia sebagai bagian dari perkembangan jaman adalah faktor penentu keberlangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap insan manusia. Pendidikan dapat dilakukan baik secara formal maupun non formal. Setiap pendidikan tidak

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah culture transition (transisi kebudayaan) yang bersifat dinamis kearah suatu perubahan secara continue (berkelanjutan), maka pendidikan dianggap

Lebih terperinci

PERANAN PENDIDIKAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI SEKOLAH DASAR

PERANAN PENDIDIKAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI SEKOLAH DASAR PERANAN PENDIDIKAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI SEKOLAH DASAR Suwarno Guru SD Negeri Sidomulyo II Kedungadem Email : suwarno_sidomulyo@gmail.com Abstrak : Tulisan tujuan penulisan

Lebih terperinci

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR PENDIDIKAN KARAKTER DALAM DIMENSI PROSES BELAJAR DAN PEMBELAJARAN (Dapat Dijadikan Bahan Perbandingan dalam Mengembangkan Proses Belajar dan Pembelajaran pada Lembaga Diklat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional sedang menggalakan pendidikan berbasis karakter. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. nasional sedang menggalakan pendidikan berbasis karakter. Undang-Undang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu sektor penting dalam upaya mencapai kemajuan suatu bangsa. Saat ini pemerintah lewat departemen pendidikan nasional sedang menggalakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab,

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merosotnya moralitas bangsa terlihat dalam kehidupan masyarakat dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab, kesetiakawanan sosial (solidaritas),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sesungguhnya memiliki modal besar untuk menjadi sebuah bangsa yang maju, adil, makmur, berdaulat, dan bermartabat. Hal itu didukung oleh sejumlah fakta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, dunia pendidikan menghadapi berbagai masalah yang sangat kompleks yang perlu mendapatkan perhatian bersama. Fenomena merosotnya karakter kebangsaan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI MELALUI SENTRA MAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL

OPTIMALISASI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI MELALUI SENTRA MAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL 1 OPTIMALISASI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI MELALUI SENTRA MAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL Oleh Vivit Risnawati NIM : 2009/51093 JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN HOLISTIK SISWA SYAFRIL & YULI IFANA SARI

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN HOLISTIK SISWA SYAFRIL & YULI IFANA SARI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN HOLISTIK SISWA SYAFRIL & YULI IFANA SARI RUMUSAN MASALAH 1.WHAT: Apa pendidikan karakter 2.WHY: Mengapa harus ada pendidikan karakter 3.WHEN:

Lebih terperinci

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER PADA MAHASISWA 1

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER PADA MAHASISWA 1 PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER PADA MAHASISWA 1 Feby Inggriyani 2 PGSD Universitas Pasundan ABSTRAK Pembentukan karakter sangat diperlukan dalam melangsungkan kehidupan, berbangsa dan bernegara yang aman,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM)

BAB 1 PENDAHULUAN. berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang penting bagi negara untuk menjadi negara maju, kuat, makmur dan sejahtera. Upaya peningkatan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan berakhlak adalah tugas dunia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dan berakhlak adalah tugas dunia pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa, tidaklah cukup dengan hanya memiliki kecerdasan saja, tetapi harus disertai dengan kesehatan mental dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia,

BAB I PENDAHULUAN. dan patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam lampiran Permendiknas No.22 Tahun 2006 (Standar Isi) mengenai cakupan kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian disebutkan bahwa kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya sadar dan terencana yang dilakukan oleh guru untuk mengembangkan segenap potensi peserta didiknya secara optimal. Potensi ini mencakup

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesimpulan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran dari semua

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesimpulan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran dari semua BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Kesimpulan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran dari semua hasil temuan penelitian sesuai dengan perumusan masalah, pertanyaan penelitian, dan hasil

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PPM

LAPORAN KEGIATAN PPM LAPORAN KEGIATAN PPM IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KEHIDUPAN Disampaikan Pada Kegiatan Pesantren Kilat Program KKN Tahun 2012 Di SMK Negeri 1 Jogonalan Klaten Oleh Erwin Setyo Kriswanto, M. Kes

Lebih terperinci

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA (STUDI EKSPERIMEN DI SMA NEGERI 2 SURAKARTA) PROPOSAL TESIS Diajukan Untuk

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KARAKTER SEBAGAI STRATEGI PENGUATAN WAWASAN KEBANGSAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENDIDIKAN KARAKTER SEBAGAI STRATEGI PENGUATAN WAWASAN KEBANGSAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PENDIDIKAN KARAKTER SEBAGAI STRATEGI PENGUATAN WAWASAN KEBANGSAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Mardimpu Sihombing 1, Meida Silitonga 2, Natalia Noveri Tarigan 3 Jurusan Teknologi Pendidikan Pascasarjana Unimed

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karakter merupakan kunci kepemimpinan. Istilah karakter dianggap sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. generasi penerus. Karakter itu penting, karena banyak masyarakat memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. generasi penerus. Karakter itu penting, karena banyak masyarakat memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemajuan bangsa didasarkan pada karakter yang harus dimiliki oleh generasi penerus. Karakter itu penting, karena banyak masyarakat memiliki kebiasaan-kebiasaan

Lebih terperinci

Ichsan 1 ABSTRACT. Keywords: development, research instruments, teaching materials, education, character, character entrepreneur ABSTRAK

Ichsan 1 ABSTRACT. Keywords: development, research instruments, teaching materials, education, character, character entrepreneur ABSTRAK PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENELITIAN PEMBELAJARAN STATISTIKA BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK MEMBENTUK KARAKTER ENTREPRENEUR MAHASISWA (DEVELOPMENT A STATISTICAL LEARNING-BASED CHARACTER EDUCATIONRESEARCH

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat vital bagi sebuah Negara. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat vital bagi sebuah Negara. Pendidikan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat vital bagi sebuah Negara. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting untuk menciptakan sumber daya manusia yang mumpuni.

Lebih terperinci

Oleh: Dr. Marzuki Universitas Negeri Yogyakarta

Oleh: Dr. Marzuki Universitas Negeri Yogyakarta PENDIDIKAN KARAKTER DI SMP Oleh: Dr. Marzuki Universitas Negeri Yogyakarta Latar Belakang UUSPN Pasal 3 menyebutkan: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan bernegara, oleh sebab itu hilangnya karakter akan menyebabkan hilangnya generasi penerus bangsa. Karakter

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. terurai, maka dalam pembahasan ini akan disajikan sesuai dengan permasalahan

BAB V PEMBAHASAN. terurai, maka dalam pembahasan ini akan disajikan sesuai dengan permasalahan BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan temuan hasil penelitian dalam bentuk wawancara dan dokumentasi yang kemudian dilakukan analisis data temuan hasil penelitian akan dilakukan pembahasan sesuai dengan teori dan

Lebih terperinci

Pendidikan Guru Berasrama: Upaya mewujudkan perilaku Berkarakter Menuju Generasi Emas Indonesia

Pendidikan Guru Berasrama: Upaya mewujudkan perilaku Berkarakter Menuju Generasi Emas Indonesia 1 Pendidikan Guru Berasrama: Upaya mewujudkan perilaku Berkarakter Menuju Generasi Emas Indonesia Eko Purwanti, Deny Setiawan, Novi Setyasto Pendidilkan Guru SekolahDasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, UniversitasNegeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan karakter siswa yang diharapkan bangsa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar 1. Pengertian Belajar Perubahan seseorang yang asalnya tidak tahu menjadi tahu merupakan hasil dari proses belajar. Belajar merupakan berbuat, memperoleh pengalaman tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menyatakan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Erwin Susanto, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Erwin Susanto, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membangun watak warganegara (civic disposition) merupakan hal yang sangat penting untuk menjaga eksistensi suatu bangsa atau negara. Maka, tidaklah mengherankan jika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berkarakter dan berpijak dari karakter dasar manusia dari nilai

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berkarakter dan berpijak dari karakter dasar manusia dari nilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Membicarakan karakter merupakan hal sangat penting dan mendasar. Orang-orang yang berkarakter kuat dan baik secara individual maupun sosial ialah mereka yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar manusia menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa yang akan datang.

Lebih terperinci

PEMAHAMAN DAN KESIAPAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER

PEMAHAMAN DAN KESIAPAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER PEMAHAMAN DAN KESIAPAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER (Studi Kasus Pada Guru Di Sekolah SMA Muhammadiyah 4 Kartasura) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sering didefinisikan dari praktek praktek yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sering didefinisikan dari praktek praktek yang digunakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sering didefinisikan dari praktek praktek yang digunakan disekolah dan guru untuk mempengaruhi pembelajaran dan perkembangan siswa. Manusia dikatakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Konteks penelitian Pendidikan merupakan wahana untuk membentuk manusia yang berkualitas, sebagaimana dalam undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan pasal 3, yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik, melatih dan mengembangkan kemampuan siswa guna mencapai tujuan pendidikan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan sistematis dalam mengembangkan potensi peserta didik (Haedar Nasir, 2013). Pendidikan diakui menyimpan kekuatan luar

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KARAKTER DALAMKELUARGA

PENDIDIKAN KARAKTER DALAMKELUARGA PENDIDIKAN KARAKTER DALAMKELUARGA Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 1 Pendahuluan Agama merupakan sistem aturan yang bersumber dari wahyu Tuhan yang membawa manusia menuju kebahagiaan dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan informan baik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan informan baik 4.1. Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.1. Deskrpsi Hasil Penelitian Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan informan baik kepala sekolah maupun guru-guru, diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan, setiap siswa difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan, setiap siswa difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana yang dapat mempersatukan bangsa. Melalui pendidikan, setiap siswa difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk menjadi warga negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan, seseorang dapat semakin berkembang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang.

I. PENDAHULUAN. karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentu tidak dapat dipisahkan dari semua upaya yang harus dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. tentu tidak dapat dipisahkan dari semua upaya yang harus dilakukan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Membahas tentang pendidikan sudah tentu tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsep dan proses pendidikan dalam pengertian generik merupakan proses yang sengaja dirancang dan dilakukan untuk mngembangkan potensi individu dalam interaksi

Lebih terperinci