PERANCANGAN KONTAINER MOBILE ISOTOP Ir Ci DARI BAHAN TUNGSTEN SERBUK UNTUK BRAKITERAPI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANCANGAN KONTAINER MOBILE ISOTOP Ir Ci DARI BAHAN TUNGSTEN SERBUK UNTUK BRAKITERAPI"

Transkripsi

1 PRPN-BATAN, 14 November 2013 PERANCANGAN KONTAINER MOBILE ISOTOP Ir Ci DARI BAHAN TUNGSTEN SERBUK UNTUK BRAKITERAPI Tri Harjanto, Kristiyanti, dan Maradu Sibarani PRPN - SATAN, Kawasan Puspiptek, Gedung 71, Tangerang Selatan, ABSTRAK PERANCANGAN KONTAINER MOBILE ISO TOP Ir Ci DARI BAHAN TUNGSTEN SERB UK UNTUK BRAKITERAPI. Telah dilakukan rancangan kontainer dari bahan tungsten serb uk untuk kontainer isotop Ir Ci yang akan digunakan untuk brakiterapi. Bahan tungsten adalah bahan yang memungkinkan untuk pembuatan kontainer yang aman dan handal dengan volume dan berat dapat berkurang dibanding menggunakan bahan timbal. Permasalahan yang timbul adalah pembentukan logam tungsten yang mempunyai suhu leleh 3422 C sulit dilakukan dengan teknologi sederhana, sebagai solusinya digunakan teknologi serbuk. Serbuk tungsten dibentuk dengan proses pemadatan dingin, di dalam casing besi yang mampu menahan tekanan pemadatan sampai tekanan mencapai 800 MPA. Lingkup perancangan ini menentukan tebal dinding kontainer, bentuk dan dimensi umum kontainer untuk wadah sumber Ir-192 berbentuk kapsul dengan ukuran diameter 1 mm, panjang 5 mm dan di las dengan seling diameter 0,9 mm panjang 1500 mm. Berdasarkan perhitungan diperoleh bahwa untuk sumber Ir-192 aktivitas 10 Ci tebal dinding yang diperlukan adalah 62 mm, atau diameter kontainer 121mm, maka casing disesuaikan dengan standar pip a 5" schedule 40 dengan diameter dalam 126,6 mm. Dengan teknologi ini maka tungsten serb uk yang dibutuhkan sebesar 32,516 kg dan hasil perhitungan teoritis serapan radiasinya memenuhi ketentuan dari BAPETEN yaitu pada jarak 1 m paparan radiasi sebesar 0,05 mrem/jam. Kata kunci: isotop Ir-192, kontainer mobile, tungsten serbuk, teknologi logam serb uk. ABSTRACT THE DESIGN OF 10 Ci Ir-192 ISOTOPE MOBILE CONTAINER FROM TUNGSTEN POWDER FOR BRACHYTHERAPY. The design of Ir-192 isotope mobile container from tungsten powder for brachytherapy has been done. Tungsten materials are materials that allow for the creation of safe and reliable container with volume and weight can be reduced between 25 to 50 percent compared to the use of lead materials. The problem that arises is the establishment of tungsten metal which has a melting temperature of 3422 C is difficult with simple technology, the solution is to use technology as a powder. Tungsten powder is formed by cold compaction process, in the iron casing that can withstand the compaction pressure until the pressure reaches 800 MPA. Determine the scope of this design container wall thickness, shape and general dimensions of containers for Ir-192 source container shaped capsule with a diameter of 1 mm, length 5 mm and diameter of wire is 0,9 mm and lenght of wire is 1500 mm. Based on the calculation that for Ir-192 source activity of 10 Ci required wall thickness is 62 mm or diameter is 121 mm, adjustable with standard pipe 5 " schedule 40 with a diameter of 126,6 mm. With this technology, tungsten required is 32,516 kg and comply with the provisions of theoritical calculate the radiation absorption BAPETEN ie at a distance of 1 m radiation exposure of 0.05 mrem/hr. Kata kunci: Isotope Ir-192, Mobile Container, Tungsten powder, Metal powder technology

2 PRPN- BATAN, 14 November PENDAHULUAN Pemanafaatan radioisotop di bidang industri, kedokteran, dan berbagai bidang lainya diperlukan kontainer yang mampu membawa isotop sebagai sumber radiasi seeara aman dan mudah dalam penanganannya serta mudah diaplikasikan dengan sistem penunjang lainnya. Material yang biasa digunakan sebagai kontainer adalah timbal (Pb). Berdasarkan perhitungan seeara teoritis yang telah dilakukan untuk penyimpanan Ir-192 aktivitas 10 Ci diperlukan kontainer dari bahan timbal dengan berat 71 kg. Oengan kontainer seberat 71 kg terse but mobilitas dan kemudahan aplikasi di dalam sistem menjadi sulit, oleh karena itu diperlukan bahan shielding dengan bahan alternatif yang mampu mereduksi berat dan dimensi menjadi lebih keeil [1]. Oengan kontainer yang lebih ringan maka aplikasi radiasi misalnya untuk brakiterapi mudah untuk dipindahkan atau diintegrasikan dengan sistem mekanik. Oemikian juga untuk aplikasi di bidang industri misalnya untuk kamera gamma maka kontainer harus mudah dibawa seperti pada pemeriksaan bangunan pabrik yang tinggi atau dibawa ke hutan pada saat pemasangan pipa yang melintasi medan yang sulit. Oleh karena itu penting dilakukan raneang bangun kontainer dari bahan tungsten yang seeara teoritis dapat mereduksi berat dan dimensi menjadi lebih keeil. Pada makalah ini diraneang kontainer mobile dari bahan tungsten serbuk dengan harapan dapat diperoleh raneangan yang lebih keeil dan lebih ringan dibanding dengan kontainer yang telah dibuat dengan bahan dari Pb. 2. TEORI Penggunaan bahan tungsten untuk shielding memang lebih baik dibanding dengan bahan Pb yang sudah biasa digunakan. Selain tungsten tidak beraeun, daya serap radiasinya hampir dua kali lipat dibanding dengan bahan Pb. Akan tetapi tungsten memang lebih mahal dan teknologi pembentukkan lebih sulit karena proses pembuatan bahan tungsten mempunyai suhu leleh yang sang at tinggi yaitu 3422 C, dan kekerasannya juga sangat tinggi sehingga sulit dibentuk maupun di masining [2]. Salah satu eara mengatasi hal tersebut dengan menggunakan teknologi metal serbuk, dan dipilih bahan tungsten serbuk untuk mempermudah pembentukannya. Berdasarkan teori teknologi serbuk, bahwa pembentukan serbuk logam mejadi barang jadi dapat dilakukan dengan beberapa eara diantaranya adalah proses pemampatan getar kemudian ditekan ding in terus tekan eetak, terakhir disinter dengan suhu tertentu. Oi dalam teknologi serbuk logam, karakteristik yang mempengaruhi proses pembuatan diantaranya adalah bentuk partikel, ukuran partikel dan distribusi ukuran

3 PRPN - BA TAN, 14 November 2013 partikel. Sedangkan sifat-sifat fisik metal serbuk dikelompokan menjadi beberapa diantaranya: 1. Luas permukaan spesifik (m2/gr) 2. Densitas (g/cm3) 3. Laju alir yaitu jumlah serbuk terukur dengan corong standar 4. Sifat mampu mampat yaitu perubahan kerapatan basah pada saat penekanan 5. Homogenitas campuran. Supaya homogenitas baik maka pencampuran dilakukan dengan pengadukan untuk menghomogenkan serbuk kasar dan halus, pengadukan dengan serbuk log am yang berbeda, fasa serbuk yang berbeda, di tambahkan aditif atau cairan pelumas untuk mengurangi gesekkan antar serbuk, ditambahkan bahan pengikat seperti lilin, polimer. Pad a proses sintering pelumas terse but nantinya menguap dan hilang. Penentuan bentuk dan perlengkapan yang harus dipenuhi berdasarkan pada persyaratan disain yaitu persyaratan pengguna, persyaratan fungsi kinerja, persyaratan batas disain serta persyaratan jaminan mutu. a. Persyaratan pengguna Modul kontainer digunakan sebagai tempat untuk menyimpan sumber radioaktif Ir-192 yang baru atau yang telah digunakan (bekas). Sumber radioaktif Ir-192 dari proses pembuatan disimpan dalam kontainer mobile untuk pengangkutan maupun penyimpanan dengan aman. Demikian juga ketika sumber sudah dianggap aktivitasnya kurang optimal untuk terapi maka harus di keluarkan dari mesin dan di pindahkan dengan kontainer mobile ini. Jadi modul kontainer mobile berfungsi sebagai kontainer untuk pengangkutan dan kontainer untuk penyimpan sementara sumber radiasi baru maupun bekas. Kontainer ini didisain khusus untuk sumber radiasi Ir-192 yang berukuran diameter maksimum 2 mm dan panjang 5 mm dengan ekor pengikat berupa seling Stainles steel 7x7 pilin diameter 1,2 mm panjang 2000 mm. Kontainer dilengkapi penggulung seling dan penjepit serta pengunci sehingga sumber tidak mudah bergeser dari tempatnya. b. Persyaratan batas desain Kontainer berfungsi sebagai alat transportasi untuk memindahkan sumber radiasi. Sumber radiasi aman selama penyimpanan. Penanganan dan pemindahan harus mudah. Proses loading- unloading mudah. Kontainer mampu menahan radiasi 10 Ci sehingga pada jarak 1 m dari sumber

4 PRPN-BATAN, 14 November 2013 paparan radiasi lebih kecil dari 0.05 mrem/jam sesuai batas yang dizinkan. Serat kontainer seringan mungkin dengan kemampuan menahan radiasi optimal. Toleransi desain untuk komponen-komponen yang akan dipabrikasi adalah 0,1 mm. Persyaratan standar mengikuti Standar IAEA dan Peraturan Sapeten. Hasil peraneangan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan untuk kontainer sumber radiasi Ir-192 dengan intensitas 10 Ci yang konstruksinya lebih keeil dan lebih ringan dibanding dengan bahan Pb dan mudah dipindahkan. 3. METODA PELAKSANAAN Program kontainer dari bahan tungsten serbuk ini direneanakan 2 tahun dimana tahun pertama adalah peraneangan serta pengadaan bahan dan tahun ke dua adalah proses pembuatan sampai dapat terwujud prototip kontainer dan dapat diuji kemampuan daya serapnya. Khusus pad a tahapan peraneangan ini dimulai dari studi literatur, perhitungan tebal teoritis, penentuan spesifikasi dan pemilihan bahan, penentuan ukuran serta raneangan proses pembuatan. Titik berat raneangan ini pad a perhitungan tebal dengan asumsi kemampuan penekanan serbuk tertentu dan berat jenis yang dapat dibuat tertentu pula. Sebelum pembuatan dengan ukuran sebenarnya akan dilakukan pereobaan penekanan dengan membuat sam pel ukuran diameter 20 mm tinggi awal 25 mm kemudian ditekan dengan tekanan bervariasi. Selanjutnya seberapa besar berat jenis maksimum yang dapat dibuat, maka berat jenis tersebut yang dipakai sebagai perhitungan tebal shielding. Sebagai ilustrasi metoda yang dilakukan, maka dibuat diagram program sebagai berikut : Perhitungan Jumlah Sentuk Pembuatan tebal Studi data konstruksi bahan... literatur f f--+ Peraneangan kepadatan penekanan sampel Membuat untuk dan kontainer shielding mobile Gambar 1. Metoda pelaksanaan Pada peraneangan ini yang dibahas adalah perhitungan tebal shielding dengan tungsten serbuk dengan asumsi kepadatan mendekati sifat karakteristik pemadatan serbuk besi elektrolitik [1]

5 PRPN - BA TAN, 14 November PENENTUAN TEBAL SHIELDING Tahun pertama dari program ini adalah peraneangan kontainer dari bahan tungsten serbuk untuk wadah sumber radiasi Ir-192 dengan spesifikasi sebagai berikut: Jenis sumber Aktivitas Panjang sling dan sumber : Diameter sumber Ir Ci 2035 mm 1.00 mm Pada raneangan kontainer dengan material tungsten ini ada dua permasalahan, yang pertama berapa tebal shielding yang dibutuhkan dan yang kedua bagaimana pembentukan material tungsten serbuk tersebut. Untuk menentukan tebal shielding di lakukan dengan manual yang menggunakan rumus teori proteksi radiasi, dengan menggunakan persamaan atenuasi linier, sebagaimana persamaan 1, yaitu: (1) dengan Is = Laju dosis setelah melalui shielding IA = Laju dosis sebelum melalui shielding e = bilangan eksponensial /..I. = koefisien absorbsi Iinier bahan (em-1) x =tebalbahan(em) Berdasarkan teori tersebut maka laju dosis setelah melalui shielding bergantung kepada /..I. yaitu koefisien absorbsi linier bahan (em-1) dan tebal bahan (em). Koefisien absorbsi linier bahan tungsten (W) untuk Ir-192 pada energi gamma 0,6 Mev adalah seperti yang disajikan pada Tabel1 berikut:

6 PRPN- BATAN, 14 November 2013 Tabel1. Koefisien sera pan linier Pb (Timbal), W (tungsten), dan DU (Depleted Uranium) pada energi 0,6 Mev [1]. DU W Pb Jenis 1-1 0,103 0,120 0,140 1,9879 2,618 (gr/cm3) 11,34 1, ,3 19,1 P (cm-1) I-Ilp (cm2/gr) Pad a rancangan ini dipilih bahan W dalam bentuk serbuk yang memungkinkan untuk dilakukan dalam rangka mendapatkan ukuran kontainer yang lebih kecil. Koefisien serapan linier tungsten (W) dalam bentuk logam pejal, sedangkan pada rancangan ini dalam bentuk serbuk, maka dilakukan perhitungan dengan asumsi berapa kemampuan % pemadatan tungten serbuk terhadap kepadatan teoritis. Ikatan antar partikel serbuk dapat terjadi karena saling interlocking dan juga terjadi pengelasan dingin. Pad a pengepresan serbuk baja dengan tekanan 800 MPA densitas dapat dicapai 92 % dari densitas teoritis (Iihat grafik gambar no. 1) [2]. Diharapkan pengepresan pad a tungsten serbuk ini dapat mencapai densitas 92 % dari densitas teoritis. Spesifikasi bahan tungsten serbuk [3]: Nama produk tungsten (metal) powder Kemurnian material 99,95 %.Ukuran serbuk 8,05 Micron Scott density 7 (gm/cm3) Negara asal China Pad a perancangan ini diasumsikan karakteristik serbuk mendekati karakteristik serbuk besi elektrolitik (Gambar 2), selanjutnya diasumsikan penekanan serbuk sampai pad a tekanan 800 MPA dan disinter, maka diperkirakan dengan tekanan terse but dapat diperoleh kepadatan 92 % terhadap kepadatan atau berat jenis teoritis

7 PRPN - BA TAN, 14 November 2013 Tekanan pemadatan, 10 g/cm3 psi to_ ~ I I- Teoretis 100 Q.... L- 120 aq.i OJ ro Q.I c: VI~ 'Vi :w VI I Dftekan utang dan disinter utang Tekanan pemadatan, MPa -+ Gambar 2. Densitas pemadatan serbuk besi elektrolitik dapat ditingkatkan dengan penekanan ulang sampai 700 MPa dan penyinteran ulang pad a 1120 DC selama 1 jam. Kepadatan teoritis tungsten adalah p = 19,3 gr/cm3 sehingga p = 19,3 gr/cm3 x 92/100 = 17,756 gr/cm3 Nilai koefisien serapan linier Jil = Jij. P (2) Ji,= koefisien attenuasi linier bahan (cm-1) Jij' = koefisien absorbsi p = berat jenis Nilai Jil adalah koefisien absorbsi linier pemadatan tungsten serbuk Jil = 0,103 cm2/gr x 17,756 gr/cm3 = 1,828 cm

8 PRPN- BATAN, 14 November 2013 Selanjuntnya tebal shielding dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (1) dengan IA = 10 Ci mendekati nilai 41,85 msv/jam IB = nilai aktivitas yang dikonversi ke dosis dalam satuan msv/jam yang diijinkan yaitu 0,0005 msv/jam (Peraturan Bapeten) [4] III = 1,828 em-1 sehingga mendapatkan ketebalan shielding sebesar 0,0005/41,85 = e -(1,B2B)x X = 6,2 em Jadi tebal shielding dengan tungsten serbuk ini adalah 6,2 em atau 62 mm PEMBENTUKAN SERBUK Berdasarkan teori pembentukan dengan teknologi serbuk metal dapat dibagi menjadi beberapa metoda diantaranya adalah: 1. Pemadatan dingin sinter, yaitu eara pembentukan benda kerja dari bahan metal serbuk ditekan di dalam eetakan dengan tekanan tertentu pada kondisi dingin, kemudian disinter sehingga kerapatan yang diperlukan produk terpenuhi. 2. Pemadatan panas, yaitu pembentukan benda kerja dari bahan serbuk metal dengan ditekan pad a kondisi panas setengah meleleh pada eetakan sehingga menyatu. Kondisi ini terjadi deformasi plastis partikel serbuk dengan demikian luas kontak eukup memberikan kekuatan. 3. Pembentukan semprot, yaitu serbuk di semprotkan dengan tekanan tinggi pada kondisi panas sehingga serbuk menyatu sesuai bentuk eetakan yang di semprotkan, sehingga menghasilkan adhesi dan penempelan seeara ding in. 4. Electro plating, yaitu pembentukan benda kerja dari bahan serbuk metal dengan menggunakan prinsip elektroda listrik. Pada proses ini dimungkinkan partikel dapat terikat bersama selama penyinteran

9 PRPN - BA TAN, 14 November 2013 ekan Tubing sumber radiasi Casing Serbuk tungsten Gambar 3. Skema pembuatan kontainer dengan serbuk tungsten 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil perhitungan diperoleh tebal dinding shielding teoritis sebesar 62 mm. Berdasarkan hasil perhitungan tebal shielding ini kemudian dirancang bentuk dan bahan yang ditentukan. Maka ditentukan tabung pipa dengan diameter dalam sebesar kurang lebih 2 x 62 mm = 124 mm. Di dalam tabung dibuat saluran tubing dari bahan Stainless steel dengan diameter luar 3,2 dan diameter dalam 2 mm untuk menyimpan sumber radiasi. Diameter tabung disesuaikan dengan produk pipa standar 5" sch 40 dengan ukuran 10 = 126,6 mm dan 00 = 139,8 mm. Panjang pipa diambil 130 mm. Casing dibuat dari tiga bagian yaitu pipa, dab (bentuk setengah bola) dengan ukuran standar pipa 5" dan plat tutup. Berdasarkan bentuk dan ukuran rancangan yang telah dihitung maka volume tungsten adalah volume dalam silinder + volume bagian dalam dab. Perhitungan berat tungsten serbuk yang dibutuhkan [5] : w = berat bahan V = Volume w=v. p (3) p = berat jenis serbuk tungsten setelah ditekan Volume kontainer

10 PRPN- BATAN, 14 November 2013 v = (TT/4*d2 * t ) +( 4/3*1/2*TT *r3) v = Volume tabung kontainer d = diameter tabung kontainer = 12,66 em r = Jari-jari dab tabung = 6,33 em t = tinggi tabung (t = r + jari2 lengkung tubing, di tentukan 40 mm =6,33 em + 4,0 em ) Jadi V = (TT/4*12,662* 10,33 ) + ( 4/3*1/2*TT *6,333) = 1300,34 em ,944 em3 = 1831,286 em3 = 1,831 dm3 Berat tungsten serbuk (W) yang dibutuhkan sesuai persamaan (3) dimana: V = 1,831 dm3 p = berat jenis serbuk tungsten setelah ditekan = 17,756 gr/em3 atau 17,756 Kg/ dm3 Jadi W= 1,831 dm3x17,756kg/dm3 = 32,516 kg Ketebalan yang harus diperhatikan adalah jarak posisi sumber dengan dinding luar tungsten, lihat pada gambar 4, bagian 4 (posisi sumber). Pada jarak posisi sumber ke segala arah minimal sama dengan 63,3 mm. Selanjutnya panjang tubing dari mulut saluran sampai pasisi sumber harus di tulis dengan jelas dengan penandaan dan pengunei supaya posisi sumber tidak tertarik atau bergeser yang dapat berpengaruh terhadap ketebalan minimal yang harus dipenuhi. Posisi seling dipertahankan dengan sistem penahan seling yang disyaratkan bahwa penahan seling tidak menjadikan seling tertekuk

11 PRPN - BA TAN, 14 November Tangkai jinjing 2. Tutup kontainer o 3. Saluran penyimpan sumber 4. Posisi Sumber 5. Coran timbal 6. Casing Gambar 4. Rancangan Kontainer 5. KESIMPULAN Rancangan ini bersifat pendekatan terhadap karakteristik serbuk logam besi, sehingga berat jenis dengan penekanan sebesar 800 MPa diperoleh berat jenis sebesar 17,756 Kg/dm3. Berdasarkan berat jenis terse but maka diperoleh ketebalan kontainer menggunakan tungsten serbuk untuk sumber Ir-192 aktivitas 10 Ci minimal 63,3 mm, atau diameter kontainer 120,66 mm. Perancangan casing kontainer dipilih diameter yang mendekati ukuran pipa standar pipa 5" schedule 40 dengan tutup dob setengah bulat dan berat tungsten serbuk yang dibutuhkan 32,156 kg. 6. SARAN Perlu dilakukan pembuktian dengan membuat sampel-sampel dengan penekanan tertentu sehingga diperoleh kepadatan yang maksimal. 7. UCAPAN TERIMAKASIH Kami ucapkan terimakasih atas bantuan pikiran dan sarannya kepada semua teman sejawat di PRPN-Batan, sehingga makalah ini dapat tersaji

12 PRPN- BATAN, 14 November DAFT AR PUST AKA 1. KRISTIY ANTI, TRI HARJANTO, "Analisa Perhitungan Berat Kontainer Sumber Ir-192 Aktivitas 10 Ci untuk Brakiterapi HOR". Prosiding Seminar Penelitian dan Pengelolaan Perangkat Nuklir, Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan, Yogyakarta, JOHN A. SHEY, "Introduction In Manufacture Process" Department of Mechanical Engineering University of wterloo, Ontario, The Mc Graw-Hill Companies, tahun 2000, terjemahan Ir. Rines MT dkk. Penerbit Andi Yogyakarta, edisi ke tiga, SIWEITE, Certificate Of Quality Produck Tungsten (metal) Powder, no. 136 Zhong he Street, High-tech zone, Chengdu, Sichuan, China, GBT/ ANONYMOUS, Peraturan Pemerintah NO.33 Tahun 2007 tentang keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber radioaktif sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal16 Undang- Undang NO.10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran. 5. UBA Y NYZAR, 'Volume-Luas Permukaan Bangun dan Ruang", sekolah/pelaiaran-matematika/rumus2views I April 7, TANYA JAWAB Pertanyaan: 1. Apakah besi serbuk ada campuran sehingga berat jenisnya 17,6 kgjdm3? (Jos B.) 2. Berat jenis tungsten dengan DU hampir sama, mengapa DU dapat menahan radiasi gamma jauh lebih baik dari tungsten? (Ari Satmoko) Jawaban: 1. Grafik hubungan antara penekanan dan kepadatan besi elektrostatik kami gunakan untuk pendekatan yang perlakuannya sama untuk tungsten serbuk sehingga persentasi berat jenis yang digunakan yaitu 92% x berat jenis tungsten 19,3 kgjdm3 = 17,6 kgjdm3. 2. Serbuk tungsten 19,3 kgjdm3 sedang DU 19,1 kgjdm3 tetapi abstraksi jenis DU lebih besar sehingga abstraksinya lebih besar

ANALISIS PERHITUNGAN BERAT KONTAINER SUMBER Ir-192 AKTIVITAS 10 Ci UNTUK BRAKITERAPI HDR

ANALISIS PERHITUNGAN BERAT KONTAINER SUMBER Ir-192 AKTIVITAS 10 Ci UNTUK BRAKITERAPI HDR PROSDNG SEMNAR PENELTAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLR ANALSS PERHTUNGAN BERAT KONTANER SUMBER r-192 AKTVTAS 1 Ci UNTUK BRAKTERAP HDR Kristiyanti, Tri Harjanto Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir-BATAN,PUSPPTEK

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERISAI RADIASI PADA KEPALA SUMBER UNTUK PESAWAT RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN CO-60 PADA POSISI BEAM OFF

PERANCANGAN PERISAI RADIASI PADA KEPALA SUMBER UNTUK PESAWAT RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN CO-60 PADA POSISI BEAM OFF PERANCANGAN PERISAI RADIASI PADA KEPALA SUMBER UNTUK PESAWAT RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN CO-60 PADA POSISI BEAM OFF Leli Yuniarsari, Kristiyanti, Bang Rozali,Beny Syawaludin PRPN BATAN, Kawasan PUSPIPTEK,

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERISAI RADIASI PADA KEPALA SUMBER UNTUK PESAWAT RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN CO-60 PADA POSISI BEAM OFF

PERANCANGAN PERISAI RADIASI PADA KEPALA SUMBER UNTUK PESAWAT RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN CO-60 PADA POSISI BEAM OFF PERANCANGAN PERISAI RADIASI PADA KEPALA SUMBER UNTUK PESAWAT RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN CO-60 PADA POSISI BEAM OFF Leli Yuniarsari, Kristiyanti, Bang Rozali, Beny Syawaludin Pusat Rekayasa Perangkat

Lebih terperinci

PERANCANGAN RUANGAN RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN SUMBER Co-60

PERANCANGAN RUANGAN RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN SUMBER Co-60 PERANCANGAN RUANGAN RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN SUMBER Co-60 Kristiyanti, Budi Santoso, Abdul Jalil, Sukandar PRPN BATAN, Kawasan PUSPIPTEK, Gedung 71, Tangerang Selatan, 15310 ABSTRAK. PERANCANGAN

Lebih terperinci

PERANCANGAN RUANGAN RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN SUMBER Co-60

PERANCANGAN RUANGAN RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN SUMBER Co-60 PERANCANGAN RUANGAN RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN SUMBER Co-60 Kristiyanti, Budi Santoso, Abdul Jalil, Sukandar Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir (PRPN) BATAN E-mail : kristiyantiwst@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN KETEBALAN KONTAINER PERALATAN BRAKITERAPI MDR UNTUK TERAPI KANKER LEHER RAHIM

ANALISIS PERHITUNGAN KETEBALAN KONTAINER PERALATAN BRAKITERAPI MDR UNTUK TERAPI KANKER LEHER RAHIM ANALISIS PERHITUNGAN KETEBALAN KONTAINER PERALATAN BRAKITERAPI MDR UNTUK TERAPI KANKER LEHER RAHIM Kristiyanti, Abdul Jalil Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir, Kawasan Puspiptek Serpong 15314 Abstrak ANALISIS

Lebih terperinci

PRA RANCANGAN KONTAINER TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF SUMBER TERBUNGKUS 192 Ir

PRA RANCANGAN KONTAINER TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF SUMBER TERBUNGKUS 192 Ir ABSTRAK PRA RANCANGAN KONTAINER TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF SUMBER TERBUNGKUS 192 Ir Suhartono, Suparno, Suryantoro Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN PRARANCANGAN KONTAINER TEMPAT PENYIMPANAN

Lebih terperinci

KONTAINER SUMBER RADIASI 137CS 70 mci UNTUK PEMINDAI GAMMA

KONTAINER SUMBER RADIASI 137CS 70 mci UNTUK PEMINDAI GAMMA YOGY AKART A, 21-22 DES EMBER 2006 KONTAINER SUMBER RADIASI 137CS 70 mci UNTUK PEMINDAI GAMMA SRI MULYONO ATMOJO Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir BATAN Kawasan PUSPIPTEK Gd. 71 Serpong, Tangerang 15310,

Lebih terperinci

PENENTUAN TEBAL PERISAI RADIASI PERANGKAT RADIOTERAPI EKSTERNAL Co-60 UNTUK POSISI PENYINARAN

PENENTUAN TEBAL PERISAI RADIASI PERANGKAT RADIOTERAPI EKSTERNAL Co-60 UNTUK POSISI PENYINARAN PENENTUAN TEBAL PERISAI RADIASI PERANGKAT RADIOTERAPI EKSTERNAL Co-60 UNTUK POSISI PENYINARAN Kristiyanti, Budi Santoso, Leli Yuniarsari, Wiranto B.S. Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir - BATAN Kawasan Puspiptek

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN KETEBALAN PERISAI RADIASI PERANGKAT RIA IP10.

ANALISIS PERHITUNGAN KETEBALAN PERISAI RADIASI PERANGKAT RIA IP10. ABSTRAK ANALISIS PERHITUNGAN KETEBALAN PERISAI RADIASI PERANGKAT RIA IP10. Benar Bukit, Kristiyanti, Hari Nurcahyadi Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir-BATAN ANALISIS PERHITUNGAN KETEBALAN PERISAI RADIASI

Lebih terperinci

PRIMA Volume 8, Nomor 1, Juni 2011 ISSN : DESAIN PINTU RUANG PESAWAT SINAR-X DARI BAHAN KOMPOSIT KARET ALAM TIMBAL OKSIDA

PRIMA Volume 8, Nomor 1, Juni 2011 ISSN : DESAIN PINTU RUANG PESAWAT SINAR-X DARI BAHAN KOMPOSIT KARET ALAM TIMBAL OKSIDA ABSTRAK DESAIN PINTU RUANG PESAWAT SINAR-X DARI BAHAN KOMPOSIT KARET ALAM TIMBAL OKSIDA Sri Mulyono Atmojo*Krismawan*Abdul Jalil* *Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir-BATAN Telah dilakukan perancangan pintu

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM MEKANIK PEMBATAS PENGGERAK SELING PADA PERANGKAT BRAKITERAPI DOSIS SEDANG UNTUK KANKER SERVIK

RANCANG BANGUN SISTEM MEKANIK PEMBATAS PENGGERAK SELING PADA PERANGKAT BRAKITERAPI DOSIS SEDANG UNTUK KANKER SERVIK RANCANG BANGUN SISTEM MEKANIK PEMBATAS PENGGERAK SELING PADA PERANGKAT BRAKITERAPI DOSIS SEDANG UNTUK KANKER SERVIK Nur Khasan, Tri Harjanto, Ari Satmoko Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir (PRPN) BATAN E-mail

Lebih terperinci

METODA PENENTUAN DAYA SERAP PERISAI RADIASI UNTUK GONAD DARI KOMPOSIT LATEKS CAIR TIMBAL OKSIDA

METODA PENENTUAN DAYA SERAP PERISAI RADIASI UNTUK GONAD DARI KOMPOSIT LATEKS CAIR TIMBAL OKSIDA METODA PENENTUAN DAYA SERAP PERISAI RADIASI UNTUK GONAD DARI KOMPOSIT LATEKS CAIR TIMBAL OKSIDA Kristiyanti, Tri Harjanto, Abdul Jalil Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir BATAN Kawasan Puspiptek Gd 71 lt 2

Lebih terperinci

PERANCANGAN RUANGAN RADIOGRAFI MEDIK DI SEKOLAH TINGGI TEKNIK NUKLIR

PERANCANGAN RUANGAN RADIOGRAFI MEDIK DI SEKOLAH TINGGI TEKNIK NUKLIR YOGYAKARTA, 3OKTOBER 0 PERANCANGAN RUANGAN RADIOGRAFI MEDIK DI SEKOLAH TINGGI TEKNIK NUKLIR Kristiyanti, Ferry Suyatno Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir-BATAN Gd 7 Kawasan Puspiptek Serpong Email untuk korespondensi

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM MEKANIK PEMBATAS PENGGERAK SELING PADA PERANGKAT BRAKITERAPI DOSIS SEDANG UNTUK KANKER SERVIK

RANCANG BANGUN SISTEM MEKANIK PEMBATAS PENGGERAK SELING PADA PERANGKAT BRAKITERAPI DOSIS SEDANG UNTUK KANKER SERVIK RANCANG BANGUN SISTEM MEKANIK PEMBATAS PENGGERAK SELING PADA PERANGKAT BRAKITERAPI DOSIS SEDANG UNTUK KANKER SERVIK Nur Khasan, Tri Harjanto, Ari Satmoko PRPN BATAN, Kawasan PUSPIPTEK, Gedung 71, Tangerang

Lebih terperinci

DESAIN DAN PEMBUATAN PENDUKUNG MEKANIK PADA PROTOTIPE PERANGKA T SISTEM PENCITRAAN PETI KEMAS DENGAN TEKNIK SINAR GAMMA

DESAIN DAN PEMBUATAN PENDUKUNG MEKANIK PADA PROTOTIPE PERANGKA T SISTEM PENCITRAAN PETI KEMAS DENGAN TEKNIK SINAR GAMMA DESAIN DAN PEMBUATAN PENDUKUNG MEKANIK PADA PROTOTIPE PERANGKA T SISTEM PENCITRAAN PETI KEMAS DENGAN TEKNIK SINAR GAMMA Nur Khasan dan Sapta Teguh P. PRPN - SATAN, Kawasan Puspiptek, Gedung 71, Tangerang

Lebih terperinci

INTERKOMPARASI PENGUKURAN KAPSUL DALAM Ir-192 UNTUK UJI TAK MERUSAK

INTERKOMPARASI PENGUKURAN KAPSUL DALAM Ir-192 UNTUK UJI TAK MERUSAK INTERKOMPARASI PENGUKURAN KAPSUL DALAM Ir-192 UNTUK UJI TAK MERUSAK Moeridun Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR) BATAN Kawasan Puspiptek, Tangerang, Banten. ABSTRAK INTERKOMPARASI PENGUKURAN KAPSUL

Lebih terperinci

DESAIN DAN PEMBUATAN PENDUKUNG MEKANIK PADA PROTOTIPE PERANGKAT SISTEM PENCITRAAN PETI KEMAS DENGAN TEKNIK SINAR GAMMA

DESAIN DAN PEMBUATAN PENDUKUNG MEKANIK PADA PROTOTIPE PERANGKAT SISTEM PENCITRAAN PETI KEMAS DENGAN TEKNIK SINAR GAMMA DESAIN DAN PEMBUATAN PENDUKUNG MEKANIK PADA PROTOTIPE PERANGKAT SISTEM PENCITRAAN PETI KEMAS DENGAN TEKNIK SINAR GAMMA ABSTRAK Nur Khasan, Sapta Teguh P. Pusat Rekayasa Fasilitas Nuklir BATAN DESAIN DAN

Lebih terperinci

PERANCANGAN KONTAINER LIMBAH REFLEKTOR PADA PROGRAM DEKOMISIONING REAKTOR RISET TRIGA MARK II BANDUNG

PERANCANGAN KONTAINER LIMBAH REFLEKTOR PADA PROGRAM DEKOMISIONING REAKTOR RISET TRIGA MARK II BANDUNG PERANCANGAN KONTAINER LIMBAH REFLEKTOR PADA PROGRAM DEKOMISIONING REAKTOR RISET TRIGA MARK II BANDUNG Suwardiyono*) ABSTRAK PERANCANGAN KONTAINER LIMBAH REFLEKTOR PADA PROGRAM DEKOMISIONING REAKTOR RISET

Lebih terperinci

PERHITUNGAN KETEBALAN BAHAN PERISAI Pb SEBAGAI KONTAINER ISOTOP Ir-192 UNTUK BRAKITERAPI MENGGUNAKAN SOFTWARE MCNP

PERHITUNGAN KETEBALAN BAHAN PERISAI Pb SEBAGAI KONTAINER ISOTOP Ir-192 UNTUK BRAKITERAPI MENGGUNAKAN SOFTWARE MCNP PERHITUNGAN KETEBALAN BAHAN PERISAI Pb SEBAGAI KONTAINER ISOTOP Ir-192 UNTUK BRAKITERAPI MENGGUNAKAN SOFTWARE MCNP Kristiyanti 1, Kasmudin 1 1) PRFN-BATAN, email: kristiyantiwst@yahoo.com, kasmudin@batan.go.id

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari 27 III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari daerah Karang Anyar Lampung

Lebih terperinci

PENENTUAN KEMBALI KOMPOSISI KOMPOSIT KARET ALAM TIMBAL OKSIDA SEBAGAI PERISAI RADIASI SINAR-X SESUAI KETENTUAN BAPETEN

PENENTUAN KEMBALI KOMPOSISI KOMPOSIT KARET ALAM TIMBAL OKSIDA SEBAGAI PERISAI RADIASI SINAR-X SESUAI KETENTUAN BAPETEN PENENTUAN KEMBALI KOMPOSISI KOMPOSIT KARET ALAM TIMBAL OKSIDA SEBAGAI PERISAI RADIASI SINAR-X SESUAI KETENTUAN BAPETEN Kristiyanti, Tri Harjanto, Suripto Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir - BATAN E-mail

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALA T ADUK LOGAM COR

RANCANG BANGUN ALA T ADUK LOGAM COR ISSN 0852-4777 REKAYASA RANCANG BANGUN ALA T ADUK LOGAM COR Hadijaya Dahlan Abstrak Pada pengecoran logam paduan Aluminium, penambahan unsur-unsur pemadu seperti Mn (Mangan), Mg (Magnesium) maupun unsur-unsur

Lebih terperinci

PERANCANGAN KONSUL UNTUK OPERATOR PADA PEREKAYASAAN PESAWAT SINAR-X MAMOGRAFI

PERANCANGAN KONSUL UNTUK OPERATOR PADA PEREKAYASAAN PESAWAT SINAR-X MAMOGRAFI PERANCANGAN KONSUL UNTUK OPERATOR PADA PEREKAYASAAN PESAWAT SINAR-X MAMOGRAFI Rahmat, Budi Santoso, Kristiyanti Pusat Rekayasa Fasilitas Nuklir-BATAN ABSTRAK PERANCANGAN KONSUL UNTUK OPERATOR PADA PEREKAYASAAN

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa

Lebih terperinci

PRARANCANGAN SISTEM LOADING DAN UNLOADING PADA KOLOM PENUKAR ION PENGOLAH LIMBAH RADIOAKTIF

PRARANCANGAN SISTEM LOADING DAN UNLOADING PADA KOLOM PENUKAR ION PENGOLAH LIMBAH RADIOAKTIF PRARANCANGAN SISTEM LOADING DAN UNLOADING PADA KOLOM PENUKAR ION PENGOLAH LIMBAH RADIOAKTIF Husen Zamroni, R. Sumarbagiono, Subiarto, Wasito Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PRARANCANGAN SISTEM

Lebih terperinci

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN : ANALISIS SIMULASI PENGARUH SUDUT CETAKAN TERHADAP GAYA DAN TEGANGAN PADA PROSES PENARIKAN KAWAT TEMBAGA MENGGUNAKAN PROGRAM ANSYS 8.0 I Komang Astana Widi Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

Cara uji berat isi beton ringan struktural

Cara uji berat isi beton ringan struktural Standar Nasional Indonesia Cara uji berat isi beton ringan struktural ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI Diagram Alur Produksi Mesin. Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin

BAB III METODOLOGI Diagram Alur Produksi Mesin. Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin BAB III METODOLOGI 3.1. Diagram Alur Produksi Mesin Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin 3.2. Cara Kerja Mesin Prinsip kerja mesin pencetak bakso secara umum yaitu terletak pada screw penekan adonan dan

Lebih terperinci

Suparno, Anda Sanusi - PENENTUAN WAKTU PENYINARAN RADlOGRAFllr-192 MENGGUNAKAN PERSAMAAN DOSIS RADIASI

Suparno, Anda Sanusi - PENENTUAN WAKTU PENYINARAN RADlOGRAFllr-192 MENGGUNAKAN PERSAMAAN DOSIS RADIASI Suparno, Anda Sanusi - PENENTUAN WAKTU PENYINARAN RADlOGRAFllr-192 PENENTUAN WAKTU PENYINARAN RADIOGRAFI Ir-192 Suparno, Anda Sanusi Pusat Pendidikan dan Pelatihan BATAN, parnomrj@batan.go.id ABSTRAK PENENTUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan teknologi dalam bidang konstruksi yang semakin maju dewasa ini, tidak akan terlepas dari teknologi atau teknik pengelasan karena mempunyai peranan yang

Lebih terperinci

PENGARUH POSISI PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TAKIK DAN KEKERASAN PADA SAMBUNGAN LAS PIPA

PENGARUH POSISI PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TAKIK DAN KEKERASAN PADA SAMBUNGAN LAS PIPA PENGARUH POSISI PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TAKIK DAN KEKERASAN PADA SAMBUNGAN LAS PIPA Pudin Saragih 1 Abstrak. Kekuatan sambungan las sangat sulit ditentukan secara perhitungan teoritis meskipun berbagai

Lebih terperinci

RADIOGRAFI PADA LAS MANHOLE BEJANA TEKAN. Djoli Soembogo Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi-BATAN ABSTRAK ABSTRACT

RADIOGRAFI PADA LAS MANHOLE BEJANA TEKAN. Djoli Soembogo Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi-BATAN   ABSTRAK ABSTRACT Majalah Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi ISSN 2087-5665 BETA GAMMA TAHUN 2014 Vol. 5 No. 1 Februari 2014 RADIOGRAFI PADA LAS MANHOLE BEJANA TEKAN Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi-BATAN Email : djoli@batan.go.id

Lebih terperinci

adukan beton, semen dan airmembentuk pasta yang akan mengikat agregat, yang

adukan beton, semen dan airmembentuk pasta yang akan mengikat agregat, yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Beton adalah campuran antara semen portland, air, agregat halus, dan agregat kasar dengan atau tanpa bahan-tambah sehingga membentuk massa padat. Dalam adukan beton, semen

Lebih terperinci

PROSES PRODUKSI I METALURGI SERBUK BY ASYARI DARYUS UNIVERSITAS DARMA PERSADA

PROSES PRODUKSI I METALURGI SERBUK BY ASYARI DARYUS UNIVERSITAS DARMA PERSADA PROSES PRODUKSI I BY ASYARI DARYUS UNIVERSITAS DARMA PERSADA OBJECTIVE Mahasiswa dapat menerangkan konsep dasar teknologi dan proses metalurgi serbuk AGENDA Definisi Karakterisasi metalurgi serbuk Metode

Lebih terperinci

UJI FUNGSI PROTOTIP PERANGKAT MEKANIK BRAKITERAPI MDR-Ir192-IB10

UJI FUNGSI PROTOTIP PERANGKAT MEKANIK BRAKITERAPI MDR-Ir192-IB10 UJI FUNGSI PROTOTIP PERANGKAT MEKANIK BRAKITERAPI MDR-Ir192-IB10 Tri Harjanto, Indarzah M, Ari Satmoko Pusat Perangkat Nuklir dan Rekayasa-BATAN Kawasan Puspiptek Gedung 71 Serpong,Tangerang selatan15310,

Lebih terperinci

PEMBUATAN SAMPEL INTI ELEMEN BAKAR U 3 Si 2 -Al

PEMBUATAN SAMPEL INTI ELEMEN BAKAR U 3 Si 2 -Al No.05 / Tahun III April 2010 ISSN 1979-2409 PEMBUATAN SAMPEL INTI ELEMEN BAKAR U 3 Si 2 -Al Guswardani, Susworo Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK PEMBUATAN SAMPEL INTI ELEMEN BAKAR U 3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Timbal atau timah hitam, merupakan jenis logam yang banyak digunakan sebagai bahan dasar untuk pembuatan berbagai jenis perangkat logam, hal ini sudah diketahui oleh

Lebih terperinci

METALURGI SERBUK (POWDER METALLURGY) Metalurgi Serbuk : Teknologi pemrosesan logam dimana part-part diproduksi dari serbuk metal.

METALURGI SERBUK (POWDER METALLURGY) Metalurgi Serbuk : Teknologi pemrosesan logam dimana part-part diproduksi dari serbuk metal. METALURGI SERBUK (POWDER METALLURGY) Metalurgi Serbuk : Teknologi pemrosesan logam dimana part-part diproduksi dari serbuk metal. Teknologi proses produksi secara umum : - Serbuk dipadatkan (di compressed/

Lebih terperinci

TEORI SAMBUNGAN SUSUT

TEORI SAMBUNGAN SUSUT TEORI SAMBUNGAN SUSUT 5.1. Pengertian Sambungan Susut Sambungan susut merupakan sambungan dengan sistem suaian paksa (Interference fits, Shrink fits, Press fits) banyak digunakan di Industri dalam perancangan

Lebih terperinci

TUGAS PENYAMBUNGAN MATERIAL 5 RACHYANDI NURCAHYADI ( )

TUGAS PENYAMBUNGAN MATERIAL 5 RACHYANDI NURCAHYADI ( ) 1. Jelaskan tahapan kerja dari las titik (spot welding). Serta jelaskan mengapa pelelehan terjadi pada bagian tengah kedua pelat yang disambung Tahapan kerja dari las titik (spot welding) ialah : Dua lembaran

Lebih terperinci

PEMBUATAN ALUMINIUM BUSA MELALUI PROSES SINTER DAN PELARUTAN SKRIPSI

PEMBUATAN ALUMINIUM BUSA MELALUI PROSES SINTER DAN PELARUTAN SKRIPSI PEMBUATAN ALUMINIUM BUSA MELALUI PROSES SINTER DAN PELARUTAN SKRIPSI Oleh AHMAD EFFENDI 04 04 04 004 6 DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA GENAP 2007/2008 PEMBUATAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan pengamatan, pengukuran serta pengujian terhadap masingmasing benda uji, didapatkan data-data hasil penyambungan las gesek bahan Stainless Steel 304. Data hasil

Lebih terperinci

PENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE CARBURIZING PLASMA LUCUTAN PIJAR

PENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE CARBURIZING PLASMA LUCUTAN PIJAR PENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE CARBURIZING PLASMA LUCUTAN PIJAR BANGUN PRIBADI *, SUPRAPTO **, DWI PRIYANTORO* *Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 1008, DIY 55010

Lebih terperinci

Waste Acceptance Criteria (Per 26 Feb 2016)

Waste Acceptance Criteria (Per 26 Feb 2016) Waste Acceptance Criteria (Per 26 Feb 2016) No Jenis Karakteristik Pewadahan Keterangan 1. cair aktivitas total radionuklida pemancar gamma: 10-6 Ci/m 3 2.10-2 Ci/m 3 (3,7.10 4 Bq/m 3 7,14.10 8 Bq/m 3

Lebih terperinci

PENGARUH PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN DAN MIKRO STRUKTUR PADA PIPA HEAT EXCHANGER

PENGARUH PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN DAN MIKRO STRUKTUR PADA PIPA HEAT EXCHANGER PENGARUH PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN DAN MIKRO STRUKTUR PADA PIPA HEAT EXCHANGER Wisma Soedarmadji*), Febi Rahmadianto**) ABSTRAK Tungsten Innert Gas adalah proses

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 52 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DATA PENELITIAN 1. Material Penelitian a. Tipe Baja : A 516 Grade 70 Bentuk : Plat Tabel 7. Komposisi Kimia Baja A 516 Grade 70 Komposisi Kimia Persentase (%) C 0,1895 Si

Lebih terperinci

METODE PENGUJIAN HUBUNGAN ANTARA KADAR AIR DAN KEPADATAN PADA CAMPURAN TANAH SEMEN

METODE PENGUJIAN HUBUNGAN ANTARA KADAR AIR DAN KEPADATAN PADA CAMPURAN TANAH SEMEN METODE PENGUJIAN HUBUNGAN ANTARA KADAR AIR DAN KEPADATAN PADA CAMPURAN TANAH SEMEN 1. Ruang Lingkup a. Metode ini meliputi pengujian untuk mendapatkan hubungan antara kadar air dan kepadatan pada campuran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 26 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini, pembuatan soft magnetic menggunakan bahan serbuk besi dari material besi laminated dengan perlakuan bahan adalah dengan proses kalsinasi dan variasi

Lebih terperinci

Cara uji bliding dari beton segar

Cara uji bliding dari beton segar Standar Nasional Indonesia Cara uji bliding dari beton segar ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata...ii Pendahuluan...iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...

Lebih terperinci

Perancangan Keselamatan Ruangan Radiologi Pesawat Sinar-X Di PSTA BATAN Yogyakarta

Perancangan Keselamatan Ruangan Radiologi Pesawat Sinar-X Di PSTA BATAN Yogyakarta Proceeding 1 st Conference on Safety Engineering and Its Application ISSN No. 581 1770 Perancangan Keselamatan Ruangan Radiologi Pesawat Sinar-X Di PSTA BATAN Yogyakarta M. Tekad Reza R 1, Galih Anindita,

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM LOADING DAN UNLOADING PADA KOLOM PENUKAR ION PENGOLAH LlMBAH RADIOAKTIF

RANCANGAN SISTEM LOADING DAN UNLOADING PADA KOLOM PENUKAR ION PENGOLAH LlMBAH RADIOAKTIF Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahlln 2006 ISSN 0852-2979 RANCANGAN SISTEM LOADING DAN UNLOADING PADA KOLOM PENUKAR ION PENGOLAH LlMBAH RADIOAKTIF Husen Zamroni, R. Sumarbagiono Pusat Teknologi Limbah

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI KUALITAS PRODUK PENGELASAN SPOT WELDING DENGAN PENDINGIN DAN NON-PENDINGIN ELEKTRODA

STUDI KOMPARASI KUALITAS PRODUK PENGELASAN SPOT WELDING DENGAN PENDINGIN DAN NON-PENDINGIN ELEKTRODA C.9. Studi Komparasi Kualitas Produk Pengelasan Spot Welding dengan Pendingin... (Muh Alfatih Hendrawan) STUDI KOMPARASI KUALITAS PRODUK PENGELASAN SPOT WELDING DENGAN PENDINGIN DAN NON-PENDINGIN ELEKTRODA

Lebih terperinci

PEREKAYASAAN PERISAI RADIASI TIROID MENGGUNAKAN KOMPOSIT LATEKS CAIR TIMBAL OKSIDA DENGAN TEKNOLOGI ULTRA SONIK DAN SUHU SUPER KRITIS

PEREKAYASAAN PERISAI RADIASI TIROID MENGGUNAKAN KOMPOSIT LATEKS CAIR TIMBAL OKSIDA DENGAN TEKNOLOGI ULTRA SONIK DAN SUHU SUPER KRITIS Kristiyanti, dkk. ISSN 0216-3128 63 PEREKAYASAAN PERISAI RADIASI TIROID MENGGUNAKAN KOMPOSIT LATEKS CAIR TIMBAL OKSIDA DENGAN TEKNOLOGI ULTRA SONIK DAN SUHU SUPER KRITIS Kristiyanti 1, Irianto 2, Sumarmo

Lebih terperinci

PENGARUH WAKTU SINTER TERHADAP DENSITAS PELET UO 2 DARI BERBAGAI UKURAN SERBUK

PENGARUH WAKTU SINTER TERHADAP DENSITAS PELET UO 2 DARI BERBAGAI UKURAN SERBUK PENGARUH WAKTU SINTER TERHADAP DENSITAS PELET UO 2 DARI BERBAGAI UKURAN SERBUK Taufik Usman, Maradu Sibarani, Tata Terbit Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir, BATAN, Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang sangat penting dalam rekayasa serta reparasi

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang sangat penting dalam rekayasa serta reparasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan teknologi dalam bidang konstruksi yang semakin maju dewasa ini, tidak akan terlepas dari teknologi atau teknik pengelasan karena mempunyai peranan yang

Lebih terperinci

ANALISIS KANDVNGAN PENGOTOR DALAM PELET VOz SINTER

ANALISIS KANDVNGAN PENGOTOR DALAM PELET VOz SINTER Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN 0854-5561 ANALISIS KANDVNGAN PENGOTOR DALAM PELET VOz SINTER Asminar ABSTRAK ANALISIS KANDUNGAN PENGOTOR DALAM PELET U02 SINTER. Telah dilakukan analisis pengotor

Lebih terperinci

3.2 Pembuatan Pipa Pipa aliran air dan coolant dari heater menuju pipa yang sebelumnya menggunakan pipa bahan polimer akan digantikan dengan menggunak

3.2 Pembuatan Pipa Pipa aliran air dan coolant dari heater menuju pipa yang sebelumnya menggunakan pipa bahan polimer akan digantikan dengan menggunak BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian adalah metode yang digunakan untuk mendekatkan permasalahan alahan yang diteliti, sehingga dapat menjelaskan dan membahas permasalahan

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI KETIDAK-PRESISIAN POSISI SUMBER ISOTOP IRIDIUM-192 AKIBAT LINTASAN BELOKAN PADA PERANGKAT BRAKITERAPI DOSIS SEDANG

ANALISIS POTENSI KETIDAK-PRESISIAN POSISI SUMBER ISOTOP IRIDIUM-192 AKIBAT LINTASAN BELOKAN PADA PERANGKAT BRAKITERAPI DOSIS SEDANG SEMINAR NASIONAL ANALISIS POTENSI KETIDAK-PRESISIAN POSISI SUMBER ISOTOP IRIDIUM-192 AKIBAT LINTASAN BELOKAN PADA PERANGKAT BRAKITERAPI DOSIS SEDANG Ari Satmoko Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir-BATAN, Kawasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian adalah metode yang digunakan untuk mendekatakan permasalahan yang diteliti sehingga menjelaskan dan membahas permasalahan secara

Lebih terperinci

sehingga dihasilkan sebuah produk yang solid dengan bentuk seperti Karakteristik yang penting dari partikel adalah: distribusi serbuk dan ukuran

sehingga dihasilkan sebuah produk yang solid dengan bentuk seperti Karakteristik yang penting dari partikel adalah: distribusi serbuk dan ukuran BAB II LANDASAN TEORI 2.1. METALURGI SERBUK. Metalurgi serbuk merupakan proses pembuatan produk dengan raw material berupa serbuk logam atau serbuk non logam yang ditekan (compacting) di dalam cetakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMBUATAN ALAT

BAB III METODE PEMBUATAN ALAT BAB III METODE PEMBUATAN ALAT 3.1 Diagram Alir / Flowchart Dalam proses pembuatan suatu alat atau produk memerlukan peralatan dan pemesinan yang dapat dipergunakan dengan tepat dan ekonomis serta pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan komponen yang diperhitungkan sebagai berikut: a. Motor b. Reducer c. Daya d. Puli e. Sabuk V 2.2 Motor Motor adalah komponen dalam sebuah kontruksi

Lebih terperinci

REAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR)

REAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR) REAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR) RINGKASAN Reaktor Grafit Berpendingin Gas (Gas Cooled Reactor, GCR) adalah reaktor berbahan bakar uranium alam dengan moderator grafit dan berpendingin

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Januari hingga November 2011, yang bertempat di Laboratorium Sumber Daya Air, Departemen Teknik Sipil dan

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN KUALITAS BOOM FOOT MENGGUNAKAN TEKNIK UJI TAK RUSAK

PEMERIKSAAN KUALITAS BOOM FOOT MENGGUNAKAN TEKNIK UJI TAK RUSAK PEMERIKSAAN KUALITAS BOOM FOOT MENGGUNAKAN TEKNIK UJI TAK RUSAK Namad Sianta, Djoli Soembogo dan R. Hardjawidjaja Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi - BATAN E-mail : djoli@batan.go.id ABSTRAK

Lebih terperinci

MODUL 8 PROSES PEMBUATAN LOGAM-LOGAM SINTER

MODUL 8 PROSES PEMBUATAN LOGAM-LOGAM SINTER MODUL 8 PROSES PEMBUATAN LOGAM-LOGAM SINTER Materi ini membahas tentang proses pembuatan produk logam dengan metode powder metallurgi. Tujuan instruksional khusus yang ingin dicapai adalah (1) Menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Pada saat ini, banyak sekali alat-alat yang terbuat dari bahan plat baik plat fero maupun nonfero seperti talang air, cover pintu, tong sampah, kompor minyak, tutup

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3. Zat additif yaitu berupa larutan ISS 2500 (ionic soil stabilizer).

METODE PENELITIAN. 3. Zat additif yaitu berupa larutan ISS 2500 (ionic soil stabilizer). 27 III. METODE PENELITIAN A. BAHAN BAHAN PENETILIAN 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah lempung yang berasal dari daerah Karang Anyar Lampung Selatan. 2. Air yang berasal

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengujian Agregat. Hasil pengujian agregat ditunjukkan dalam Tabel 5.1.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengujian Agregat. Hasil pengujian agregat ditunjukkan dalam Tabel 5.1. BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian Agregat Hasil pengujian agregat ditunjukkan dalam Tabel 5.1. Tabel 5.1 Hasil pengujian agregat kasar dan halus No Jenis Pengujian Satuan Hasil Spesifikasi

Lebih terperinci

PENGUNGKUNGAN SUMBER 85 Kr, 133 Xe, 198 Au, DAN 24 Na PASCA IRADIASI

PENGUNGKUNGAN SUMBER 85 Kr, 133 Xe, 198 Au, DAN 24 Na PASCA IRADIASI PENGUNGKUNGAN SUMBER 85 Kr, 133 Xe, 198 Au, DAN 24 Na PASCA IRADIASI Wijono, Pujadi, dan Gatot Wurdiyanto Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi - BATAN ABSTRAK PENGUNGKUNGAN 85 Kr, 133 Xe,

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Pembuatan Prototipe 5.1.1. Modifikasi Rangka Utama Untuk mempermudah dan mempercepat waktu pembuatan, rangka pada prototipe-1 tetap digunakan dengan beberapa modifikasi. Rangka

Lebih terperinci

PROSES MANUFACTURING

PROSES MANUFACTURING PROSES MANUFACTURING Proses Pengerjaan Logam mengalami deformasi plastik dan perubahan bentuk pengerjaan panas, gaya deformasi yang diperlukan adalah lebih rendah dan perubahan sifat mekanik tidak seberapa.

Lebih terperinci

TATA CARA PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI KUAT TEKAN DAN LENTUR TANAH SEMEN DI LABORATORIUM

TATA CARA PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI KUAT TEKAN DAN LENTUR TANAH SEMEN DI LABORATORIUM TATA CARA PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI KUAT TEKAN DAN LENTUR TANAH SEMEN DI LABORATORIUM SNI 03-6798-2002 BAB I DESKRIPSI 1.1 Ruang Lingkup Tata cara ini meliputi prosedur pembuatan dan perawatan

Lebih terperinci

Pengaruh Tebal Isolasi Termal Terhadap Efektivitas Plate Heat Exchanger

Pengaruh Tebal Isolasi Termal Terhadap Efektivitas Plate Heat Exchanger Pengaruh Tebal Isolasi Thermal Terhadap Efektivitas Plate Heat Exchanger (Ekadewi Anggraini Handoyo Pengaruh Tebal Isolasi Termal Terhadap Efektivitas Plate Heat Exchanger Ekadewi Anggraini Handoyo Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak dapat dipisahkan dari pengelasan karena mempunyai peranan penting dalam rekayasa dan reparasi logam.

Lebih terperinci

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian ditunjukkan pada Gambar 3.1: Mulai Mempersiapkan Alat Dan Bahan Proses Pengecoran

Lebih terperinci

PERANCANGAN HANDLING TOOL OUTER CONTAINER LIMBAH IRM DI IPSB3

PERANCANGAN HANDLING TOOL OUTER CONTAINER LIMBAH IRM DI IPSB3 ISSN 979-2409 (Antonio ogo) PERANCANAN HANDLIN TOOL OUTER CONTAINER LIMBAH IRM DI IPSB3 Antonio ogo Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK PERANCANAN HANDLIN TOOL OUTER CONTAINER LIMBAH IRM

Lebih terperinci

Sifat fisika kimia - Zat Aktif

Sifat fisika kimia - Zat Aktif Praformulasi UKURAN PARTIKEL, DISTRIBUSI PARTIKEL BENTUK PARTIKEL / KRISTAL POLIMORFI, HIDRAT, SOLVAT TITIK LEBUR, KELARUTAN KOEFISIEN PARTISI, DISOLUSI FLUIDITAS (SIFAT ALIR), KOMPAKTIBILITAS PEMBASAHAN

Lebih terperinci

RANCANGAN ALAT BANTU PENANGANAN MUR KAPSUL FASILITAS IRADIASI PRTF

RANCANGAN ALAT BANTU PENANGANAN MUR KAPSUL FASILITAS IRADIASI PRTF Rancangan Alat Bantu Penanganan...(Suwarto) ABSTRAK RANCANGAN ALAT BANTU PENANGANAN MUR KAPSUL FASILITAS IRADIASI PRTF Suwarto RANCANGAN ALAT BANTU PENANGANAN MUR KAPSUL FASILITAS IRADIASI PRTF. Power

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di 22 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan 20 22 Maret 2013 di Laboratorium dan Perbengkelan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukan bahwa material rockwool yang berbahan dasar batuan vulkanik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukan bahwa material rockwool yang berbahan dasar batuan vulkanik BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Material Rockwool. Dalam studi kali ini, material rockwool sebelum digunakan sebagai bahan isolasi termal dalam tungku peleburan logam ialah dengan cara membakar

Lebih terperinci

Pengaruh Variasi Waktu dan Tebal Plat Pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah

Pengaruh Variasi Waktu dan Tebal Plat Pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah TUGAS AKHIR Pengaruh Variasi Waktu dan Tebal Plat Pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah Disusun : MT ERRY DANIS NIM : D.200.01.0055 NIRM : 01.6.106.03030.50055

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu material utama yang banyak digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu material utama yang banyak digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang [3] Beton merupakan salah satu material utama yang banyak digunakan untuk struktur bangunan. Banyaknya penggunaan beton di negara berkembang seperti Indonesia menjadikan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. penelitian beton ringan dengan campuran EPS di Indonesia. Referensi yang

BAB 3 METODOLOGI. penelitian beton ringan dengan campuran EPS di Indonesia. Referensi yang BAB 3 METODOLOGI 3.1 Langkah Penelitian Penelitian dimulai dengan mengumpulkan referensi tentang penelitian terhadap beton ringan yang menggunakan sebagai bahan campuran. Referensi yang didapat lebih banyak

Lebih terperinci

KAJIAN LAJU PAPARAN RADIASI PADA TITIK PENGUKURAN DI REAKTOR KARTINI SEBAGAI DASAR PENENTUAN KONDISI BATAS OPERASI (KBO)

KAJIAN LAJU PAPARAN RADIASI PADA TITIK PENGUKURAN DI REAKTOR KARTINI SEBAGAI DASAR PENENTUAN KONDISI BATAS OPERASI (KBO) KAJIAN LAJU PAPARAN RADIASI PADA TITIK PENGUKURAN DI REAKTOR KARTINI SEBAGAI DASAR PENENTUAN KONDISI BATAS OPERASI (KBO) Mahrus Salam, Supriyatni dan Fajar Panuntun, BATAN jl Babarsari Po box 6101 ykbb

Lebih terperinci

METALURGI SERBUK. By : Nurun Nayiroh

METALURGI SERBUK. By : Nurun Nayiroh METALURGI SERBUK By : Nurun Nayiroh Metalurgi serbuk adalah metode yang terus dikembangkan dari proses manufaktur yang dapat mencapai bentuk komponen akhir dengan mencampurkan serbuk secara bersamaan dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN komposisi tidak homogen akan memiliki perbedaan kelarutan dalam pembersihan, sehingga beberapa daerah ada yang lebih terlarut dibandingkan dengan daerah yang lainnya. Ketika oksida dihilangkan dari permukaan,

Lebih terperinci

RANCANGAN AWAL PERISAI RADIASI MESIN BERKAS ELEKTRON DUET

RANCANGAN AWAL PERISAI RADIASI MESIN BERKAS ELEKTRON DUET RANCANGAN AWAL PERISAI RADIASI MESIN BERKAS ELEKTRON DUET Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - Badan Tenaga Nuklir Nasional Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 ykbb Yogyakarta 55281 Email : rany@batan.go.id

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat yang Digunakan Alat yang akan digunakan dalam

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM PENGUNGKUNG PADA KOLOM PENUKAR ION PENGOLAH LlMBAH RADIOAKTIF. Subiarto, Wasito Pusat Teknologi Limbah radioaktif, SATAN

RANCANGAN SISTEM PENGUNGKUNG PADA KOLOM PENUKAR ION PENGOLAH LlMBAH RADIOAKTIF. Subiarto, Wasito Pusat Teknologi Limbah radioaktif, SATAN Hasil Penelilian dan Kegialan PTLR Tahun 2006 fssn 0852-2979 RANCANGAN SISTEM PENGUNGKUNG PADA KOLOM PENUKAR ION PENGOLAH LlMBAH RADIOAKTIF Subiarto, Wasito Pusat Teknologi Limbah radioaktif, SATAN ABSTRAK

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung (soft clay) yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung (soft clay) yang 49 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Sampel Tanah Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung (soft clay) yang diambil dari Desa Belimbing Sari, Kecamatan Jabung, Lampung Timur. B. Pelaksanaan

Lebih terperinci

PERHITUNGAN DAN PENENTUAN SPESIFIKASI KOMPONEN- KOMPONEN UTAMA SISTEM PENGANGKAT SUMBER GAMMA PADA IRADIATOR GAMMA BATAN 2X250 KCI

PERHITUNGAN DAN PENENTUAN SPESIFIKASI KOMPONEN- KOMPONEN UTAMA SISTEM PENGANGKAT SUMBER GAMMA PADA IRADIATOR GAMMA BATAN 2X250 KCI SEMINAR NASIONAL PERHITUNGAN DAN PENENTUAN SPESIFIKASI KOMPONEN- KOMPONEN UTAMA SISTEM PENGANGKAT SUMBER GAMMA PADA IRADIATOR GAMMA BATAN 2X250 KCI Ari Satmoko 1, Sutomo Budihardjo 1, Tri Harjanto 1 dan

Lebih terperinci

PERANCANGAN POROS DIGESTER UNTUK PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS OLAH 12 TON TBS/JAM DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM

PERANCANGAN POROS DIGESTER UNTUK PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS OLAH 12 TON TBS/JAM DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM 1 PERANCANGAN POROS DIGESTER UNTUK PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS OLAH 12 TON TBS/JAM DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

ANALISIS KESELAMATAN KAPSUL FASILITAS IRADIASI PRTF

ANALISIS KESELAMATAN KAPSUL FASILITAS IRADIASI PRTF Yogyakarta, Rabu, 11 September 013 ANALISIS KESELAMATAN KAPSUL FASILITAS IRADIASI PRTF Pusat Reaktor Serba Guna BATAN prsg@batan.go.id ABSTRAK ANALISIS KESELAMATAN KAPSUL FASILITAS IRADIASI PRTF. Power

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PE EMPATA KEMASA LIMBAH RADIOAKTIF AKTIVITAS RE DAH DA SEDA G DALAM REPOSITORI

OPTIMALISASI PE EMPATA KEMASA LIMBAH RADIOAKTIF AKTIVITAS RE DAH DA SEDA G DALAM REPOSITORI ABSTRAK OPTIMALISASI PE EMPATA KEMASA LIMBAH RADIOAKTIF AKTIVITAS RE DAH DA SEDA G DALAM REPOSITORI Kuat Heriyanto, Sucipta, Untara. Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN OPTIMALISASI PE EMPATA KEMASA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Perencanaan Alat Alat pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi bahan bakar minyak sebagai pengganti minyak bumi. Pada dasarnya sebelum melakukan penelitian

Lebih terperinci

METODE PENGUJIAN KEPADATAN BERAT ISI TANAH DI LAPANGAN DENGAN BALON KARET

METODE PENGUJIAN KEPADATAN BERAT ISI TANAH DI LAPANGAN DENGAN BALON KARET METODE PENGUJIAN KEPADATAN BERAT ISI TANAH DI LAPANGAN DENGAN BALON KARET SNI 19-6413-2000 1. Ruang Lingkup 1.1 Metode ini mencakup penentuan kepadatan dan berat isi tanah hasil pemadatan di lapangan atau

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Perencanaan Tabung Luar Dan Tabung Dalam a. Perencanaan Tabung Dalam Direncanakan tabung bagian dalam memiliki tebal stainles steel 0,6, perencenaan tabung pengupas

Lebih terperinci

Frekuensi yang digunakan berkisar antara 10 hingga 500 khz, dan elektrode dikontakkan dengan benda kerja sehingga dihasilkan sambungan la

Frekuensi yang digunakan berkisar antara 10 hingga 500 khz, dan elektrode dikontakkan dengan benda kerja sehingga dihasilkan sambungan la Pengelasan upset, hampir sama dengan pengelasan nyala, hanya saja permukaan kontak disatukan dengan tekanan yang lebih tinggi sehingga diantara kedua permukaan kontak tersebut tidak terdapat celah. Dalam

Lebih terperinci