BAHASA ISYARAT SEBAGAI POLA KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAHASA ISYARAT SEBAGAI POLA KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU"

Transkripsi

1 BAHASA ISYARAT SEBAGAI POLA KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU (Studi Analisis Etnografi Komunikasi pada Anak Tunarungu dalam Film Sebuah Lagu Untuk Tuhan Di SCTV) PROPOSAL SKRIPSI Disusun Oleh: ZUMA KARIMA PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2016

2 A. Latar Belakang Sepanjang manusia ingin hidup akan selalu membutuhkan cara untuk berkomunikasi (sitepu, 2012:2004). Hal ini dikarenakan peran manusia sebagai makhluk sosial selalu didorong oleh keinginan berhubungan dengan manusia lainnya. Komunikasi berasal dari bahasa Latin communis, artinya membuat atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Berasal dari akar kata communico yang artinya berba bergi. Kata komunikasi disebut juga berasal dari bahasa Inggris communication atau communicare yang memiliki arti membuat sama (to make common). Komunikasi sebagai kata kerja (verb) communicate memiliki arti bertukar pikiran, perasaan, dan informasi, membuat tahu, membuat sama, dan mempunyai hubugan yang simpatik. (Stuart, 1983). 1 Secara terminologi, komunikasi adalah proses penyampaian suatu pernyataan oleh satu pihak kepada pihak yang lainnya atau banyak pihak supaya bisa terhubung dengan lingkungan yang ada disekitarnya. Menurut Harold Laswell, komunikasi merupakan gambaran mengenai siapa, berbicara apa, melewati media apa, terhadap siapa, serta apa dampaknya. 2 Sedangkan West dan Turner (2009) mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses sosial dimana individu menggunakan simbol-simbol untuk membangun dan menafsirkan makna dalam lingkungan mereka. 3 Komunikasi menggunakan 2 sistem signal yakni verbal dan non verbal. Dalam penelitian ini peneliti akan membahas komunikasi non verbal secara lebih lanjut dalam etnografi komunikasi dalam film Sebuah Lagu Untuk Tuhan yang di tayangkan di SCTV pada tahun Komunikasi non verbal yakni komunikasi tanpa menggunakan suara atau kata-kata melainkan menggunakan gerak tubuh, sentuhan, isyarat dan lainnya. Komunikasi non verbal mempunyai pengaruh yang lebih besar bagi kehidupan sehari-hari, hal ini dikarenakan adanya kepercayaan umum bahwa gerakan tubuh, ekspresi wajah, kualitas vokal dan isyarat non verbal lainnya tidak dapat dibuat- 1 Najahan Musyafak, Islam dan Ilmu Komuikasi, (Semarang: CV Karya Abadi Jaya, 2015), hal Onong Uchjana Efendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2003), hal Najahan Musyafak, Islam dan Ilmu Komuikasi, (Semarang: CV Karya Abadi Jaya, 2015), hal. 6.

3 buat supaya tampak otentik oleh orang yang bukan ahlinya (Steward, 2001: ). Keberadaan bahasa isyarat sebagai komunikasi non verbal merupakan bahasa kodrati kaum tunarungu, yang tidak hanya membantu anak tunarungu dalam penguasaan bahasa, tetapi juga menjadikan mereka sebagai suatu masyarakat tutur sendiri. Sebagai masyarakat tutur, kaum tunarungu akan mempunyai perilaku komunikasi yang khas. Adanya sistem kebahasaan sendiri, membuat para penyandang cacat tunarungu akan memiliki aturan-aturan berbahasa yang berbeda dengan orang-orang normal yang menggunakan bahasa lisan. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai etnografi komunikasi pada anak tunarungu. Etnografi komunikasi adalah salah satu dari sekian metode penelitian bidang komunikasi yang beranjak dari paradigma interpretative atau konstruktivis. Metode ini mengkhususkan diri pada kajian mengenai pola komunikasi yang digunakan oleh manusia dalam suatu masyarakat tutur. Etnografi komunikasi secara sederhananya adalah pengkajian peranan bahasa dalam perilaku komunikasi suatu masyarakat, yaitu cara-cara bagaimana bahasa dipergunakan dalam masyarakat yang berbeda-beda kebudayaanya (Koentjaraningrat, dalam Kuswarno, 2008:11). Dan disini peneliti akan mengulas mengenai penggunaan bahasa kaum tunarungu. Tunarungu merupakan seseorang yang mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar baik sebagian atau seluruhnyaa yang diakibatkan oleh tidak fungsinya sebagian atau seluruh alat pendengaran sehingga anak tersebut tidak dapat menggunakan alat pendengarannya dalam kehidupan sehari-hari. (Sutjihati Somantri: 1996). Orang-orang penyandang tunarungu bukan lagi menggunakan bahasa verbal melainkan bahasa non verbal dimana bahasa non verbal diartikan sebagai bahasa yang menggunakan isyarat gerak tubuh. Namun dalam dunia komunikasi massa utamanya televisi sebagai media penyampaian pesan 80 % menggunakan komunikasi verbal yaitu komunikasi secara langsung menggunakan suara. Sehingga hal tersebut tidak menjamin adanya distribusi informasi yang merata sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang berbeda-beda khususnya penyandang tunarungu.

4 Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pada Pasal 28F berbunyi, Bahwa setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan saluran yang berbeda (UUD `45, 2015:22). Kesulitan mendapat informasi bagi kaum tunarungu dikarenakan jarang sekali siaran televisi terutama dalam sinetron atau film menggunakan penerjemah (interpreter) bahasa isyarat. Bahasa isyarat merupakan salah satu bahasa yang dibutuhkan oleh penyandang difabel tunarungu agar dapat memahami dan menerima pesan dan dengan pemahaman menggunakan bahasa isyarat sesuatu yang ditayangkan dalam dunia pertelevisian yang disampaikan mampu memenuhi kebutuhan akan informasi bagi penyandang tunarungu khususnya dalam memahami konteks dakwah dalam sebuah film. Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu. (Effendy, 1986: 134). Pesan film pada komunikasi massa dapat berbentuk apa saja tergantung dari misi film tersebut. Akan tetapi, umumnya sebuah film dapat mencakup berbagai pesan, baik itu pesan agama, pendidikan, hiburan dan informasi. Pesan dalam film adalah menggunakan mekanisme lambang lambang yang ada pada pikiran manusia berupa isi pesan, suara, perkataan, percakapan dan sebagainya. Dari berbagai macam film, ada film yang menggunakan bahasa verbal ada juga yang menggunakan bahasa non verbal atau bahasa isyarat. Berbicara mengenai film yang menggunakan bahasa isyarat, stasiun tv SCTV telah menayangkan film yang asal mulanya sudah tayang di Bioskop di Indonesia. Film yang berjudul Sebuah Lagu Untuk Tuhan dimana film ini merupakan film Indonesia pertama yang menjadikan tokoh tuli sebagai pemeran utamanya yang didalamnya terdapat teks terjemah Bahasa Indonesia. Film tersebut diproduksi oleh Film One Production, Safe Care di tahun 2015 ini sekaligus disutradarai oleh Hamdhani Koestoro dan diproduseri oleh Hamdhani Koestoro, dan Ferry Haryanto yang ditayangkan pada 29 Oktober 2015 di seluruh Bioskop Indonesia.

5 Film Sebuah Lagu Untuk Tuhan ini menceritakan tentang seorang gadis tuna rungu yang jujur dan baik hati bernama Angel (Eriska Rein). Suatu hari Angel bertemu dengan Gilang (Steven William) yang merupakan seorang penyanyi terkenal yang sudah vakum. Gilang sendiri memilih vakum sejak dirinya kehilangan inspirasi dari dunia tarik suara karena kasus korupsi yang menimpa sang ayah. Film ini berkisah tentang malaikat yang menyamar menjadi seorang gadis bernama Angel, seorang tunarungu yang baik hati, ramah dan juga jujur. Di dalam hidupnya, dia hanya melakukan kebaikan setiap waktunya. Suatu hari dia nggak sengaja ketemu sama Gilang, seorang lelaki tampan dari kota lain. Dia yang penyanyi terkenal dikota sedang berkunjung ke tempat yang nyaman karena dia stress menghadapi masalah keluarganya, yaitu ayahnya yang sedang terjerat kasus korupsi. Pertemuan mereka berdua berlanjut sampai ke pertemanan, persahabatan lalu percintaan. Gilang sudah belajar banyak hal dari Angel, karena itulah Gilang menyayangi Angel. Sayangnya, takdir memisahkan mereka. Angel divonis terserang penyakit kronis. Dia sampai menggundul rambutnya karena sudah semakin tipis. Karena waktu Angel semakin sedikit, dia punya pesan terakhir buat Gilang. Dia ingin dibuatkan lagu untuk Tuhan, agar kelak setelah dia bertemu Tuhan, dia bisa menyanyikan lagu itu dihadapan Tuhan. Film ini merupakan film yang mendidik dalam bidang agama, maupun sosial serta mengajarkan penikmat film bagaimana cara yang baik dalam menyikapi permasalahan dalam kehidupan sosial dan agama sehari-hari meskipun dengan keadaan pendengaran dan penuturan kata yang tidak sempurna. Latar belakang itulah yang menarik peneliti untuk mengeksplorasi lebih mendalam tentang bagaimana Bahasa Isyarat Sebagai Pola Komunikasi Anak Tunarungu (Studi Analisis Etnografi Komunikasi Pada Anak Tunarungu Dalam Film Sebuah Lagu Untuk Tuhan Di Sctv), melalui tokoh Angel. Film ini memiliki banyak unsur untuk diteliti, demikian juga dengan pendekatan yang digunakan dalam menelitinya. Salah satu metode yang akan digunakan peneliti yaitu metode kualitatif studi etnografi komunikasi, karena metode ini dapat menggambarkan, menganalisis, dan menjelaskan perilaku komunikasi dari suatu kelompok sosial.

6 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah di bahas di atas, maka pokok permasalahan yang akan di bahas dalam skripsi ini adalah: 1. Bagaimana Pola Komunikasi Anak Tunarungu yang Menggunakan Bahasa Isyarat sebagai Pengganti Bahasa Lisan? 2. Bagaimana Analisis Etnografi Komunikasi pada Anak Tunarungu dalam film Sebuah Lagu Untuk Tuhan yang ditayangkan di SCTV? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian dalam skripsi ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui cara tunarungu dalam berkomunikasi dengan lingkungan disekitarnya. 2. Mengidentifikasi bahasa isyarat sebagai etnografi komunikasi pada penderita tunarungu. 3. Menjelaskan peristiwa komunikasi yang terjadi secara berulang (recurrent events) pada komunikasi anak tunarungu. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adaah: 1. Memberikan pemahaman kepada orang-orang penyandang tunarungu yang kurang akan informasi baik dalam dunia pendidikan, agama, moral melalui dunia perfilman. 2. Sebagai tolok ukur media pertelevisian untuk membuatkan tayangan baik berupa berita atau film yang mendidik yang dapat dipahami oleh orang-orang yang berkebutuhan khusus.

7 D. Tinjauan Pustaka Buku-buku yang peneliti gunakan yaitu buku-buku tentang Ilmu Komunikasi dan Perfilman serta hasil penelitian yang membahas tentang etnografi komunikasi dan bahasa isyarat bagi tunarungu, namun penelitian dalam skripsi ini terdapat beberapa perbedaan-perbedaan yang cukup signifikan khususnya terkait dengan Bahasa Isyarat Sebagai Pola Komunikasi Anak Tunarungu (Studi Analisi Etnografi Komunikasi Pada Anak Tunarungu Dalam Film Sebuah Lagu Untuk Tuhan Di SCTV). Diantaranya adalah skripsi yang ditulis oleh Hafizha Rizna Febrina salah satu alumnus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang berjudul Penggunaan Bahasa Isyarat Sabagai Komunikasi (Studi Efektivitas Komunikasi Non Verbal dan Non Vokal pada siaran Berita TVRI Nasional Terhadap Penyandang Tunarungu SLB PGRI Minggir, Sleman, Yogyakarta). Dalam penelitiannya ditemukan bahwa peneliti menggunakan metode survey karena penelitiannya berupa kuantitatif dan stasiun TV yang digunakan untuk penelitiannya merupakan stasiun TVRI serta penelitiannya menitikberatkan pada tayangan berita. Penelitian Angga Nikola Fortuna mahasiswa Universitas Padang yang berjudul Persepsi Siswa Tunarungu Terhadap Penggunaan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia Dalam Komunikasi. Didalam penelitiannya ditemukan bahwa peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif yang menggunakan metode pengumpulan data dan analisis data. Penelitian tersebut tidak merujuk kedalam dunia pertelevisian. Penelitian dari Devita Fitriana tahun 2012 Universitas Komputer Indonesia Bandung yang berjudul Komunikasi Antar Pribadi Tunagrahita (Studi Etnografi Komunikasi Kegiatan Belajar Mengajar Tunagrahita di (SLB-C Lanud Sulaiman). Metode yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu metode etnografi dengan pendekatan kualitatif, dan peneliti menggunakan teknik purvosife sampling dan diperoleh informan berjumlah 4 orang. Data diperoleh melalui wawancara mendalam, studi pustaka, observasi, dan internet searching. Penelitian Dian Andhyka Putry tahun 2013 Universitas Sumatera Utara Medan yang berjudul Aktivitas Komunikasi Orang tua dengan Anak Tunarungu (Studi Etnografi Komunikasi tentang Aktivitas Komunikasi Verbal dan Nonverbal Orang Tua dengan Anak Tunarungu di SLB Negeri Kota Kisaran. Dalam

8 penelitiannya menggunakan metode etnografi komunikasi dengan pendekatan kualitatif. Dan hasil temuannya menunjukkan bahwa situasi komunikasi prang tua dengan anak tunarungu masih terbatas. Dari berbagai pelacakan pustaka di atas penulis belum menjumpai secara spesifik penelitian yang membahas tentang Bahasa Isyarat Sebagai Pola Komunikasi Anak Tunarungu (Studi Analisis Etnografi Komunikasi Pada Anak Tunarungu Dalam Film Sebuah Lagu Untuk Tuhan Di Sctv). Sehingga penelitian skripsi ini dengan pokok-pokok pembahasan yang telah dijelaskan sebelumnya menjadi sangat penting untuk menelusuri akar permasalahan serta memberikan hal baru kepada masyaraka dan penyandang tunarungu khususnya para media pertelevisian di seluruh Indonesia tentang pentingnya menerapkan pola komunikasi bahasa isyarat didalam tayangan perfilman indonesia guna pelestarian dan nguri-nguri kesenian dalam film bagi kemaslahatan masyarakat dan penyandang tunarungu. E. Kerangka Teori 1. Teori Bahasa Bahasa didefinisikan oleh para ahli antropologi sebagai Sandi konseptual sistem pengetahuan, yang memberikan kesanggupan kepada penuturpenuturnya guna menghasilkan dan memahami ujaran. Sedangkan menurut ilmu linguistic, sebagai ibunya bahasa, definisi bahasa adalah a system of communication by symbols, i.e., through the organs of speech and hearing, among human beings of certain group or community, using vocal symbols processing arbitrary conventional meanings. 4 Bahasa pada hakikatnya merupakan simbol yang kompleks karena terbentuk dari proses pengkombinasian dan pengorganisasian simbol-simbol, hingga memiliki arti khusus yang berbeda jika simbol itu berdiri sendiri. Bahasa menghubungkan simbol-simbol ke dalam proposisi, jadi merupakan refleksi dari realitas. 4 Prof. Dr. Engkus Kuswarno, M. S. Etnografi Komunikasi, (Padjajaran: Widya, 2008), hal 3-5.

9 Sehingga melalui bahasalah, manusia memahami realitas, berkomunikasi, berfikir, dan merasakan. Bahasa menjadi unsur pertama sebuah kebudayaan, karena bahasa akan menentukan bagaimana masyarakat penggunanya mengkategorikan pengalamannya. Bahasa akan menentukan konsep dan makna yang dipahami oleh masyarakat. Sedangkan yang dimaksud bahasa dalam penelitian ini adalah simbol atau isyarat yang digunakan tunarungu untuk berkomunikasi dengan orang disekitarnya yag merupakan tiruan realitas dalam film Sebuah Lagu Untuk Tuhan, terutama Etnografi komunikasi anak tunarungu yang menggunakan bahasa isyarat yang disebutkan dalam film melalui tokoh Angel. 2. Bahasa Isyarat a. Pengertian bahasa isyarat Bahasa isyarat adalah bahasa yang menekankan kepekaan penggunanya pada indera penglihatan, berbeda dengan bahasa verbal yang menekankan pada indera pendengaran. Bahasa isyarat merupakan bahasa yang lazim dipergunakan oleh penyandang tunarungu dibelahan dunia manapun, suatu bahasa yang sama sekali tidak mengandalkan pada sistem bunyi. 5 b. Macam-macam Isyarat 1) Isyarat pokok, yaitu isyarat yang melambangkan sebuah kata/konsep atau isyarat yang dibentuk oleh komponen makna. 2) Isyarat tambahan, yaitu isyarat yang melambangkan awalan, akhiran, dan partikel. 5 Ibid, hal

10 3) Isyarat bentukan, yaitu isyarat yang dibentuk dengan menggabungkan isyarat pokok dengan isyarat tambahan atau ynag menggambungkan dua atau lebih isyarat pokok, seperti kata ulang. 4) Abjad jari atau isyarat yang dibentuk oleh jari-jari tangan. c. Kebudaya tunarungu (Deaf Culture) Bahasa Isyarat merupakan kegemaran tunarungu dalam berkomunikasi dibandingkan dengan membaca bibir atau bicara. Bahasa isyarat merupakan bahasa ibu bagi mereka, karena member kemudahan bagi mereka dan dipelajari secara alami. Bahasa isyarat juga menghindarkan mereka dari pengucilan masyarakat, karena mereka memiliki bahasa sendiri. Namun disisi lain ketidaktahuan masyarakat mengenai bahasa isyarat, dan tingginya egosentrisme pada bahasa lisan, membuat komunikasi anak tunarungu tidak mengalami perkembangan yang begitu berarti. Deaf culture diterjemahkan sebagai cara berbicara atau cara berkomunikasi dengan menggunakan bahasa isyarat dalam suatu deaf community. Sehingga tidak menutup kemungkinan, cara berbicara mereka di pengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan, sehingga dunia mengenal banyak bahasa isyarat. 3. Pola Komunikasi Pola komunikasi merupakan model dari proses komunikasi, sehingga dengan adanya berbagai macam model komunikasi dan bagian dari proses komunikasi akan dapat ditemukan pola yang cocok dan mudah digunakan dalam berkomunikasi. Pola komunikasi identik dengan proses komunikasi, karena pola komunikasi merupakan bagian dari proses komunikasi.

11 Proses komunikasi merupakan rangkaian dari aktivitas menyampaikan pesan sehingga menghasilkan feedback dari penerima pesan. Dari proses komunikasi, akan timbul pola, model, bentuk dan juga bagian-bagian kecil yang berkaitan erat dengan proses komunikasi. Di sini akan diuraikan proses komunikasi yang sudah masuk dalam kategori pola komunikasi yaitu; pola komunikasi primer, pola komunikasi sekunder, pola komunikasi linear, dan pola komunikasi sirkular. F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian a. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif 6 yang bersifat deskriptif analitis, karena penelitian ini mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana Penggunaan Bahasa Isyarat sebagai Pola Komunikasi Anak Tunarungu yang dianalisis menggunakan Studi Etnografi Komunikasi Pada Anak Tunarungu Dalam Film Sebuah Lagu Untuk Tuhan di SCTV sehingga peneliti dapat mengetahui bagaimana pola komunikasi yang digunakan anak tunarungu dalam sebuah film religi untuk kemudian dianalisis dan ditarik kesimpulan serta dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu komunikasi dan acuan atau contoh model pola komunikasi dan pengembangan bahasa isyarat bagi tunarungu serta acuan untuk stasiun tv yang belum menayangkan berita atau film yang di dalamnya menggunakan bahasa isyarat. 6 Penelitian yang lebih menekankan analisinya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta analisis terhadap dinamika hubungan antar fenomena yang diamati, dengan mengumpulkan logika ilmiah. Lihat Saifudin Azwar, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010, hlm, 5.

12 2. Sumber Data Sumber data Primer dalam penelitian ini adalah data yang dikumpulkan peneliti dari dari sumber utamanya yaitu dari pengamatan peneliti terhadap film Sebuah Lagu Untuk Tuhan di SCTV dari VCD. Sumber data sekunder yaitu data yang relevan dan berhubungan dengan topik penelitian berupa buku-buku yang membahas tentang pola komunikasi anak tunarungu dan etnografi komunikasi serta hasil wawancara dari pihak pihak yang terkait. 3. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang di gunakan adalah observation/field research, wawancara dan dokumentasi a. Field Research / Observasi Lapangan Field Research / Observasi Lapangan adalah metode pengumpulan data dengan berdasarkan pengamatan dan observasi kejadian serta fakta di lapangan, yaitu dengan melihat secara langsung proses dan kegiatan komunikasi anak tunarungu. Tekhnik pengumpulan data yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah dengan mewawancarai beberapa pihak yang terkait dengan tema penelitian ini seperti pihak lembaga yang menangani penderita anak tunarungu yang kami jadikan sebagai objek penelitian. Tekhnik wawancara yang akan dilakukan oleh penulis adalah dengan wawancara langsung dan wawancara tidak langsung. b. Dokumentasi Tekhnik Dokumentasi yang akan dilakukan oleh penulis adalah dengan mengumpulkan dokumen dan data data yang terkait dengan

13 pola komunikasi anak tunarungu baik berupa buku-buku, makalah, Jurnal maupun website. Sedangkan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pengumpulan data pada penelitian ini antara lain: a. Mengidentifikasi film Sebuah Lagu Untuk Tuhan melalui VCD (Video Compact Disk). b. Mengamati dan memahami skenario film Sebuah Lagu Untuk Tuhan sesuai dengan langkah-langkah yang akan dilakukan penelitian ini yaitu tokoh-tokohnya. Lebih spesifik film akan dibagi yang teridiri dari beberapa scene khususnya scene yang mengandung bahasa isyarat. c. Selanjutnya data disajikan dalam bentuk tabel dan cuplikan frame dari adegan yang dimaksud. 4. Metode Analisis Data Metode analisis data yang akan digunakan oleh penulis adalah metode analisis kualitatif 7. Hal ini disebabkan karena data- data yang akan di analisis merupakan data-data yang diperoleh dengan pendekatan kualitatif. Dalam menganlisis data tersebut digunakan metode analisis deskriptif analisis, yakni menggambarkan terlebih dahulu bagaimana penggunaan bahasa isyarat sebagai pola komunikasi anak tunarungu. Selanjutnya dari deskripsi tersebut penulis dapat melihat dan menganalisis mengenai etnografi komunikasi pada anak tunarungu dalam film sebuah lagu untuk 7 Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan mulai sejak merumuskan masalah dan menjelaskan masalah, sebelum terjun lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis data menjadi pegangan bagi penelitian selanjutnya. Namun dalam penelitian kualitatif analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan. Baca Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D..., hlm, 245.

14 tuhan di SCTV yang menganalisis kekurangan dan kelebihan etnografi komunikasi dalam pola komunikasi yang menggunakan bahasa isyarat. G. Sistematika Penelitian Dalam penulisan skripsi ini agar terbentuk suatu sistematika penulisan yang baik dan terarah, maka dalam pembahasannya terbagi menjadi lima bab yakni : Bab pertama, menjelaskan mengenai tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, definisi konseptual, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan. Bab kedua, ini diuraikan dan dijelaskan menegenai teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji dalam penelitian, yaitu : tinjauan tentang pola komunikasi dan bahasa isyarat Bab ketiga, Berisi tentang deskripsi film Sebuah Lagu Untuk Tuhan. Bab ini berisi sinopsis film Sebuah Lagu Untuk Tuhan. Bab keempat, Merupakan analisis etnografi komunikasi dalam film Sebuah Lagu Untuk Tuhan yang barkaitan dengan bahasa isyarat sebagai pola komunikasi. Bab kelima, Merupakan penutup yang berisi kesimpulan, dan saran-saran Bagian akhir skripsi ini berisi daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan daftar riwayat

15 Daftar pustaka Azwar, Saifudin Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Efendy, Onong Uchjana Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung; Remaja Rosdakarya Kuswarno, Engkus Etnografi Komunikasi. Padjajaran: Widya. Musyafak, Najahan Islam dan Ilmu Komuikasi; Semarang: CV Karya Abadi Jaya Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

AKTIVITAS KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK TUNARUNGU

AKTIVITAS KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK TUNARUNGU AKTIVITAS KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK TUNARUNGU (Studi Kasus Aktivitas Komunikasi Verbal dan Nonverbal Orang Tua dengan Anak Tunarungu di SLB Negeri 017700 Kota Kisaran) DIAN ANDHYKA PUTRY ABSTRAK

Lebih terperinci

Desain bahasa gambar untuk anak tuna rungu

Desain bahasa gambar untuk anak tuna rungu Desain bahasa gambar untuk anak tuna rungu Dany A.B. Utono Jurusan Desain Produk Industri,FTSP ITS. Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111. Telp/Fax (031) 5931147 ABSTRAK Cara pemahaman bahasa pada anak tuna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan interaksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan interaksi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan interaksi dengan sesamanya dengan salah satunya berkomunikasi. Komunikasi merupakan suatu hal yang saling mengirim

Lebih terperinci

AKTIVITAS KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK TUNARUNGU

AKTIVITAS KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK TUNARUNGU AKTIVITAS KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK TUNARUNGU (Studi Kasus Aktivitas Komunikasi Verbal dan Nonverbal Orang Tua dengan Anak Tunarungu di SLB Negeri 017700 Kota Kisaran) DIAN ANDHYKA PUTRY ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pendengaran merupakan sensori terpenting untuk perkembangan bicara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pendengaran merupakan sensori terpenting untuk perkembangan bicara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendengaran merupakan sensori terpenting untuk perkembangan bicara dan bahasa, berkomunikasi dan belajar. 1 Kehilangan pendengaran terjadi sejak lahir, dampaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan karena adanya keterbatasan-keterbatasan, baik fisik maupun mental.

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan karena adanya keterbatasan-keterbatasan, baik fisik maupun mental. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap manusia berharap dilahirkan dalam keadaan yang normal dan sempurna, akan tetapi tidak semua manusia mendapatkan kesempurnaan yang diinginkan karena adanya keterbatasan-keterbatasan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan Banyak sekali penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai etnografi komunikasi. Untuk mendukung penelitian ini, penelitian yang sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk hidup sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan saling membutuhkan satu sama lain, selain makhluk sosial manusia juga membutuhkan yang namanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang beralamat di Jl. Rajekwesi 59-A Perak Bojonegoro. Di SLB-B Putra

BAB I PENDAHULUAN. yang beralamat di Jl. Rajekwesi 59-A Perak Bojonegoro. Di SLB-B Putra 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang SLB-B Putra Harapan Bojonegoro merupakan salah satu sekolah luar biasa khusus penyandang cacat tunarungu yang ada di Bojonegoro yang berada di bawah naungan yayasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial. Ia hanya hidup, berkembang, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial. Ia hanya hidup, berkembang, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial. Ia hanya hidup, berkembang, dan berperan sebagai manusia dengan berhubungan dan bekerja sama dengan manusia lain. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Perkembangan bahasa dapat di lihat dari banyaknya kaidah dan teori yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Perkembangan bahasa dapat di lihat dari banyaknya kaidah dan teori yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia mempunyai kemampuan untuk mempelajari bahasa lebih mendalam lagi, hal itupun disebabkan adanya kesadaran pentingnya bahasa bagi kehidupan manusia. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap permasalahan yang ada. Metode penelitian bermakna seperangkat

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap permasalahan yang ada. Metode penelitian bermakna seperangkat 36 BAB III METODE PENELITIAN Fungsi penelitian adalah untuk mencari penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan yang ada. Metode penelitian bermakna seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. TVRI. Siaran perdananya menayangkan upacara peringatan Hari Kemerdekaan

BAB 1 PENDAHULUAN. TVRI. Siaran perdananya menayangkan upacara peringatan Hari Kemerdekaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak tahun 1962, stasiun televisi yang pertama kali muncul di Indonesia adalah TVRI. Siaran perdananya menayangkan upacara peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Sifat penelitian yang digunakan untuk megeidentifikasi permasalahan dalam kasus ini adalah sifat penelitian interpretatif dengan pendekatan kualitatif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah hal yang mendasar yang diperlukan manusia dalam hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting, bukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting, bukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting, bukan hanya dalam kehidupan organisasi, namun dalam kehidupan manusia secara umum. Tiada hari tanpa komunikasi,

Lebih terperinci

KONSEP DASAR KOMUNIKASI

KONSEP DASAR KOMUNIKASI KONSEP DASAR KOMUNIKASI Komunikasi adalah kebutuhan dasar manusia untuk saling berinteraksi. Melalui komunikasi kita dapat memperoleh kepuasan psikologis seperti terpenuhinya perasaan cinta, perhatian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar belakang masalah Proses komunikasi pada hakekatnya adalah suatu proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Secara umum,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan hal penting untuk dapat berinteraksi dengan orang lain maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan hal penting untuk dapat berinteraksi dengan orang lain maupun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan hal yang setiap hari manusia lakukan dalam kehidupannya. Komunikasi merupakan hal penting untuk dapat berinteraksi dengan orang lain maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta

BAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inovasi dinamika teknologi dan industri multimedia kini telah berkembang pesat. Industri multimedia seperti desain brand, pembuatan video, dan pembuatan game berjalan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah BAB 1 1.1 Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN Interaksi manusia dan komputer merupakan ilmu yang mempelajari perencanaan dan desain tentang bagaimana pengguna dan komputer dapat bekerja sama sehingga kebutuhan

Lebih terperinci

Review Buku: Memahami Pola Komunikasi Melalui Pendekatan Etnografi

Review Buku: Memahami Pola Komunikasi Melalui Pendekatan Etnografi Judul Buku : Etnografi Komunikasi, Suatu Pengantar dan Contoh Penelitian Penulis : Prof. Dr. Engkus Kuswarno, M.S. Jumlah Halaman : 176 Tahun : 2008 Penerbit : Widya Padjadjaran Review Buku: Memahami Pola

Lebih terperinci

Oleh: Anggelia Dea Manukily Julia Pantow Lingkan E. Tulung

Oleh: Anggelia Dea Manukily Julia Pantow Lingkan E. Tulung PERAN KOMUNIKASI KELUARGA DALAM MENCEGAH TINDAK KEKERASAN ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT KELURAHAN KLABALA KOTA SORONG Oleh: Anggelia Dea Manukily Julia Pantow Lingkan E. Tulung e-mail: deamanukily@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penilitian adalah seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan paradigma konstruktivis yang memandang realitas kehidupan sosial bukanlah realitas yang natural, tetapi terbentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyuguhkan nilai-nilai dan penelitian normativ yang dibaurkan dengan berita dan

BAB I PENDAHULUAN. menyuguhkan nilai-nilai dan penelitian normativ yang dibaurkan dengan berita dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan media informasi seperti media elektronik dan cetak kian mendekatkan kita dengan arus informasi serta globalisasi yang kian deras. Media menyuguhkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi merupakan media massa elektronik modern yang sangat efektif karena memiliki kandungan informasi yang jauh lebih besar dari pada media lain nya, baik itu media

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini menggunakan penelitian komunikasi khususnya media massa kompas TV dengan menggunakan analisis isi kualitatif untuk memahami produk isi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Televisi juga dikenal sebagai media hiburan, informasi dan juga media edukasi.

BAB I PENDAHULUAN. Televisi juga dikenal sebagai media hiburan, informasi dan juga media edukasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi merupakan teknologi yang sudah di kenal akrab oleh masyarakat luas. Televisi juga dikenal sebagai media hiburan, informasi dan juga media edukasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam penyampaian pesan. Salah satu media audio visual yaitu film.

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam penyampaian pesan. Salah satu media audio visual yaitu film. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perfilman di Indonesia akhir-akhir ini berkembang sangat pesat seiring dengan majunya era globalisasi. Hal ini menunjukkan bahwa di Indonesia memiliki orang-orang kreatif

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. SLB B YRTRW Solo dalam mengakses informasi berita televisi Seputar

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. SLB B YRTRW Solo dalam mengakses informasi berita televisi Seputar BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari pembahasan mengenai cara tuna rungu non alat bantu dengar di SLB B YRTRW Solo dalam mengakses informasi berita televisi Seputar Indonesia RCTI, maka dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi baik komunikasi verbal maupun komunikasi non verbal. Komunikasi bukan hanya sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN. hal yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting. Komunikasi dibutuhkan untuk memperoleh atau member informasi dari atau kepada orang lain. Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesan itu merupakan pikiran bersama antara komunikator dan komunikan. 1

BAB I PENDAHULUAN. pesan itu merupakan pikiran bersama antara komunikator dan komunikan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komunikasi adalah penyampaian informasi, ide, emosi, keterlampilan, dan lain-lain melalui penggunaan simbol kata, gambar, angka, grafik, dan lain-lain. Untuk itu maka

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu

I. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial, oleh sebab itu manusia pasti berinteraksi dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu secara langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana hitam sering identik dengan salah dan putih identik dengan benar. Pertentangan konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu Pengantar, komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu communis yang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu Pengantar, komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu communis yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Deddy Mulyana dalam bukunya yang berjudul Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu communis yang berarti sama, lalu menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Film sebagai salah satu atribut media massa dan menjadi sarana

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Film sebagai salah satu atribut media massa dan menjadi sarana BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Film sebagai salah satu atribut media massa dan menjadi sarana komunikasi yang paling efektif, karena film dalam menyampaikan pesannya yang begitu kuat sehingga

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb.

KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb. KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb.Sa anin Padang) SKRIPSI Oleh YUKE IRZANI BP. 0810862017 JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang lain, demikian sebaliknya. Agar dapat berkomunikasi dengan baik,

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang lain, demikian sebaliknya. Agar dapat berkomunikasi dengan baik, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komuniksi yang digunakan oleh seseorang dengan orang lain. Melalui bahasa, seseorang dapat menyampaikan maksud atau pesan kepada orang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 52 BAB III METODE PENELITIAN Metode Penelitian atau Metodologi Riset adalah seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah yang sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia. Sejak lahir dan selama proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan komunikasi. Tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu kebutuhan pokok setiap manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu kebutuhan pokok setiap manusia, karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan suatu kebutuhan pokok setiap manusia, karena manusia merupakan mahluk sosial yang membutuhkan manusia lain untuk dapat berlangsung hidup.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai budaya terdapat di Indonesia sehingga menjadikannya sebagai negara yang berbudaya dengan menjunjung tinggi nilai-nilainya. Budaya tersebut memiliki fungsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. makna asal dari bahasa inggris. Metode sendiri berasal dari kata methode,

BAB III METODE PENELITIAN. makna asal dari bahasa inggris. Metode sendiri berasal dari kata methode, 58 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian atau bisa disebut juga metode riset ini memiliki makna asal dari bahasa inggris. Metode sendiri berasal dari kata methode, yang berarti ilmu yang menerangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tentang langkah-langkah yang sistematis dan logis tentang pencarian data yang

BAB III METODE PENELITIAN. tentang langkah-langkah yang sistematis dan logis tentang pencarian data yang BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian atau metodologi riset adalah seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah yang sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Secara umum, penelitian atau riset dapat diartikan sebagai suatu metode studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat.

BAB III METODE PENELITIAN. karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat. 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Isaac dan Michael menjelaskan penelitian deskriptif adalah melukiskan secara fakta atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak dapat kita lepaskan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak dapat kita lepaskan dari 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak dapat kita lepaskan dari kehidupan kita sehari hari. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication, berasal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertipe deskriptif dengan menggunakan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertipe deskriptif dengan menggunakan pendekatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini bertipe deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode kualitatif memungkinkan peneliti mendekati data sehingga mampu mengembangkan

Lebih terperinci

40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma dalam penulisan ini yaitu dengan menggunakan pendekatan paradigma kritis, gagasan utama teori kritis ialah bahwa tidak ada sebuah kebetulan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010 ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih,

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih, bentuk, pola, dan peralatan komunikasi juga mengalami perubahan secara signifikan. Komunikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma penelitian ini menggunakan pendekatan kritis melalui metode kualitatif yang menggambarkan dan menginterpretasikan tentang suatu situasi, peristiwa, sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan hiburan menjadi begitu penting bagi kita. Hampir setiap orang selalu menyediakan waktunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memahami kedudukannya serta peranannya dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. memahami kedudukannya serta peranannya dalam masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Informasi sudah menjadi kebutuhan manusia yang esensial untuk mencapai tujuan. Melalui informasi manusia dapat mengetahui peristiwa yang terjadi di sekitarnya, memperluas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan Masyarakat seakan acuh pada keadaan orang yang memiliki kekurangan didalam dirinya. Banyak orang yang merasa dikucilkan dan merasa dirinya tidak di anggap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi.

BAB I PENDAHULUAN. orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. 0 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menerangkan metode-metode atau cara-cara. Sedangkan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. menerangkan metode-metode atau cara-cara. Sedangkan penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Metodologi berasal dari kata methodology yang maknanya ilmu yang menerangkan metode-metode atau cara-cara. Sedangkan penelitian terjemahan dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Sebelum kita terjun ke lapangan untuk melakukan suatu penelitian, kita harus mempersiapkan metode atau cara apa yang akan kita lakukan untuk membantu

Lebih terperinci

researc yang berarti usaha atau pekerjaan untuk mencari kembali yang dilakukan

researc yang berarti usaha atau pekerjaan untuk mencari kembali yang dilakukan BAB III METODE PENELITIAN Metode berasal dari bahasa Yunani: methodos yang berarti cara atau jalan. Jadi metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran yang diperlukan bagi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan penelitian. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan penelitian. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah prosedur yang di lakukan oleh seseorang untuk mendapatkan data atau informasi untuk memperoleh jawaban atas atas permasalahan penelitian. Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Film merupakan salah satu media komunikasi massa yang memuat banyak sekali tanda dan makna yang menggambarkan suatu paham tertentu. Selain itu, film juga merupakan

Lebih terperinci

TAYANGAN MARIO TEGUH GOLDEN WAYS DI METRO TV DAN KONSEP DIRI MAHASISWA

TAYANGAN MARIO TEGUH GOLDEN WAYS DI METRO TV DAN KONSEP DIRI MAHASISWA TAYANGAN MARIO TEGUH GOLDEN WAYS DI METRO TV DAN KONSEP DIRI MAHASISWA (Studi Korelasional Tayangan Mario Teguh Golden Ways di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU) Bonar Sibarani

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Program Urban Street Food merupakan program feature yang sudah ada di televisi saat ini. Program Urban Street Food merupakan program food & travel yang dikemas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan masyarakat. Sekarang ini, media memiliki andil yang. budaya yang bijak untuk mengubah prilaku masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan masyarakat. Sekarang ini, media memiliki andil yang. budaya yang bijak untuk mengubah prilaku masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Media massa berperan sebagai sumber rujukan di bidang pendidikan dan penyebaran informasi yang cepat. Dalam hal ini, media dapat meningkatkan tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Film dalam perspektif praktik sosial maupun komunikasi massa, tidak

BAB I PENDAHULUAN. Film dalam perspektif praktik sosial maupun komunikasi massa, tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Film dalam perspektif praktik sosial maupun komunikasi massa, tidak dimaknai sebagai ekspresi seni pembuatnya, tetapi melibatkan interaksi yang kompleks

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dicapai dalam penelitian ini adalah penulis dapat mengetahui gambaran secara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dicapai dalam penelitian ini adalah penulis dapat mengetahui gambaran secara BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang meneliti status sekelompok manusia, suatu kondisi, suatu obyek, suatu pemikiran ataupun suatu peristiwa masa sekarang. Tujuan yang ingin dicapai dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti setiap manusia tidak dapat hidup sendiri dan sangat dianjurkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti setiap manusia tidak dapat hidup sendiri dan sangat dianjurkan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Makhluk sosial memang merupakan istilah yang sangat tepat untuk manusia, yang berarti setiap manusia tidak dapat hidup sendiri dan sangat dianjurkan untuk dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tayangan yang menampilkan adegan-adegan kekerasan kini menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. Tayangan yang menampilkan adegan-adegan kekerasan kini menjadi salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tayangan yang menampilkan adegan-adegan kekerasan kini menjadi salah satu tayangan yang dikhawatirkan dapat mempengaruhi sikap penontonnya, karena media televisi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Judi Perjudian adalah permainan di mana pemain bertaruh untuk memilih satu pilihan di antara beberapa pilihan dimana hanya satu pilihan saja yang benar dan menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komunikasi terbentuk dari pengirim (encoder) yang mengirim pesan (message) dan diterima oleh penerima (decoder). Dalam ilmu komunikasi, suatu komunikasi dapat dikatakan

Lebih terperinci

ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN IMTV)

ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN IMTV) ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN ) Fathania Pritami Prodi S1 Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Universitas Telkom Jl. Telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tunarungu dapat diartikan sebagai suatu keadaan kehilangan pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak dapat menangkap berbagai rangsangan, terutama melalui indera

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa pada era informasi ini seakan tidak dapat dilepaskan dari kehidupan masyarakat. Media massa memberikan arti yang sangat penting bagi masyarakat. Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada dirinya sendiri, melainkan membutuhkan kehadiran orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada dirinya sendiri, melainkan membutuhkan kehadiran orang lain. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial yang pada dasarnya tidak dapat hidup hanya bergantung kepada dirinya sendiri, melainkan membutuhkan kehadiran orang lain. Umumnya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku

BAB I PENDAHULUAN. kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi bisa terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima. Harold

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sisi lain. Orang mempunyai kecacatan fisik belum tentu lemah dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. sisi lain. Orang mempunyai kecacatan fisik belum tentu lemah dalam hal 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan dengan kesempurnaan yang berbeda-beda, kesempurnaan tidak dapat hanya dilihat dari keadaan fisiknya saja. Melainkan kita harus melihat dari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA A. TEMUAN PENELITIAN Dengan proses representasi yang di gunakan oleh peneliti bahwa proses representasi diartikan sebagai hasil dari suatu proses penyeleksian yang menggaris bawahi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan yang dilakukan secara metodologis dan sistematis. Metodologis berarti menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia. Dikatakan mendasar karena setiap manusia, baik yang primitif maupun yang modern

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain. Dengan kata lain, bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. orang lain. Dengan kata lain, bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, karena dengan berbahasa seseorang dapat menyampaikan maksud dan tujuan kepada orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. Manusia tidak dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri. Karena manusia menjalankan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan komunikasi. Setiap individu lainnya untuk berbagi pendapat, persepsi, dan bertukar pikiran. (Gregory Bateson, 1972)

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan komunikasi. Setiap individu lainnya untuk berbagi pendapat, persepsi, dan bertukar pikiran. (Gregory Bateson, 1972) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari sebuah proses yang dinamakan komunikasi. Setiap individu lainnya untuk berbagi pendapat, persepsi, dan bertukar pikiran. (Gregory

Lebih terperinci

ABSTRAK. : Antonime, Film Pendek, Film Pendek Bisu, Pantomime, Produser

ABSTRAK. : Antonime, Film Pendek, Film Pendek Bisu, Pantomime, Produser 1 ABSTRAK Film pendek memiliki banyak genre mulai drama cerita, documenter, kartun, bisu, animasi, boneka, stop-motion, dll, dengan waktu yang pendek. Film ANTOMIME bergenre bisu atau silent movie. Proses

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Drama sendiri berarti perbuatan, tindakan, menurut Yapi Tambayong (2012 : Hal 189),

Bab 1. Pendahuluan. Drama sendiri berarti perbuatan, tindakan, menurut Yapi Tambayong (2012 : Hal 189), Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Permasalahan Di zaman sekarang ini rasanya sudah tidak asing lagi bagi kita dengan kata drama. Drama sendiri berarti perbuatan, tindakan, menurut Yapi Tambayong (2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Visi dan Misi A. Visi 1. Dalam jangka panjang, TRANS7 menjadi stasiun televisi terbaik di Indonesia dan di ASEAN.

BAB I PENDAHULUAN Visi dan Misi A. Visi 1. Dalam jangka panjang, TRANS7 menjadi stasiun televisi terbaik di Indonesia dan di ASEAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Perusahaan 1.1.1. Profil Singkat TRANS7 TRANS7 yang pada awalnya bernama TV7 berdiri dengan izin dari Departemen Perdagangan dan Perindustrian Jakarta Pusat dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. The Great queen Seondeok dan kemudian melihat relasi antara teks tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. The Great queen Seondeok dan kemudian melihat relasi antara teks tersebut BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Tipe Penelitian ini adalah kualitatif eksploratif, yakni penelitian yang menggali makna-makna yang diartikulasikan dalam teks visual berupa film serial drama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia terkenal dengan keragaman budayanya. Ragam budaya yang terdapat di Indonesia memiliki nilai-nilai budaya yang tinggi di tiap-tiap penganutnya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial. Pendek kata, komunikasi adalah bagian dimensi sosial yang khusus membahas

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial. Pendek kata, komunikasi adalah bagian dimensi sosial yang khusus membahas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan bagian dari pola interaksi unsur-unsur dalam sistem sosial. Pendek kata, komunikasi adalah bagian dimensi sosial yang khusus membahas pola

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma penelitian ini menggunakan pendekatan kritis melalui metode kualitatif yang menggambarkan dan menginterpretasikan tentang suatu situasi, peristiwa,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk mencari dan menemukan data yang diperoleh dalam penelitian dan membuat analisis dengan maksud agar penelitian dan kesimpulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat tertentu. Peneliti sudah mempunyai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat tertentu. Peneliti sudah mempunyai BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe Penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan membuat deskripsi secara sistematis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metodologi penelitian atau metodologi riset berasal dari Bahasa Inggris. Metodologi berasal dari kata methology, yang berarti ilmu yang menerangkan metode-metode

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Komunikasi Pengertian Komunikasi

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Komunikasi Pengertian Komunikasi BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Komunikasi 2.1.1. Pengertian Komunikasi Komunikasi dalam bahasa Ingris adalah communication, berasal dari kata commonicatio atau dari kata comunis yang berarti sama atau sama maknanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyebaran informasi secara massal atau menyeluruh. 1. masyarakat nusantara untuk mendapatkan informasi-informasi.

BAB I PENDAHULUAN. penyebaran informasi secara massal atau menyeluruh. 1. masyarakat nusantara untuk mendapatkan informasi-informasi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era yang semakin dikuasai oleh teknologi dan informasi saat ini menuntut manusia untuk selalu mengetahui berbagai informasi. Media massa sebagai sarana informasi

Lebih terperinci

Komunikasi: Suatu Pengantar. Tine A. Wulandari, M.I.Kom.

Komunikasi: Suatu Pengantar. Tine A. Wulandari, M.I.Kom. Komunikasi: Suatu Pengantar Tine A. Wulandari, M.I.Kom. Berbagai Kekeliruan dalam Memahami Komunikasi Tidak ada yang sukar tentang komunikasi. Komunikasi adalah kemampuan alamiah; setiap orang mampu melakukannya.

Lebih terperinci

2015 KAJIAN FONETIK TERHADAP TUTURAN

2015 KAJIAN FONETIK TERHADAP TUTURAN BAB I PENDAHULUAN Dalam bab 1 diuraikan bagian pendahuluan penelitian. Adapun uraiannya meliputi (1) latar belakang, (2) identifikasi masalah, (3) batasan masalah, (4) rumusan masalah, (5) tujuan penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kepustakaan (Library Research) dan penelitian lapangan (field research).

BAB III METODE PENELITIAN. kepustakaan (Library Research) dan penelitian lapangan (field research). 69 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (Library Research) dan penelitian lapangan (field research).

Lebih terperinci