Desain bahasa gambar untuk anak tuna rungu
|
|
- Yulia Sudjarwadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Desain bahasa gambar untuk anak tuna rungu Dany A.B. Utono Jurusan Desain Produk Industri,FTSP ITS. Kampus ITS Sukolilo, Surabaya Telp/Fax (031) ABSTRAK Cara pemahaman bahasa pada anak tuna rungu berbeda dengan cara pemahaman pada anak normal. Perbendaharaan kata dalam bahasa tidak dapat dijelaskan melalui pembelajaran secara audio karena ketidakmampuan tuna rungu dalam mendengar. Salah satu cara pembelajaran bahasa pada anak tuna rungu adalah dengan memaksimalkan indra penglihatan sebagai alat dalam menerima rangsangan informasi bahasa, dan penggunaan bahasa isyarat sebagai cara melatih komunikasi bahasanya. Rangsangan informasi tersebut berupa visualiasi kata-kata ke dalam bentuk gambar-gambar sebagai pengganti cara-cara audio pada anak normal. ABSTRACT Way of understanding the language in deaf children different ways of understanding in normal children. Vocabulary in language learning can not be explained through the audio because of the inability of the deaf to hear. One way of learning the language of the deaf child is to maximize the sense of sight as a tool in receiving stimulus language information, and use sign language as a way to train the language of communication. Stimulus information in the form of visualization of words into the form of images in lieu of the ways the audio in normal children KATA KUNCI Tuna rungu, bahasa isyarat, visual PENDAHULUAN Ciri utama anak tuna rungu dalam belajar bahasa adalah dengan membiasakan anak dalam memahami bentuk makna kata. Makna kata jika pada anak normal dapat kita beri pengertiannya dengan menjelaskan artian dari kata tersebut secara audio, atau melalui cara berbicara dan mendengar secara terus menerus hingga anak memahami secara pasti makna kata tersebut. Namun hal ini akan berbeda caranya jika diterapkan pada anak tuna rungu yang memiliki gangguan atau hambatan pada indra
2 pendengaran mereka. Secara alami, anak tuna rungu akan berusaha memaksimalkan sisa indra pada tubuh mereka yang masih berfungsi secara maksimal untuk dapat menerima respon dari luar tubuh mereka, salah satu bentuk rangsangan adalah berupa informasi bahasa yang dapat mereka terima dengan indra penglihatan mereka. Tujuan Makalah ini mencoba mengangkat permasalahan cara-cara anak tuna rungu dalam memahami bahasa. Bagaimana mengatasi permasalahan anak tuna rungu dalam menambah perbendaharaan kata yang tidak dapat diatasi dengan cara-cara yang umumnya dilakukan pada anak normal. Serta cara-cara penyampaian bahasa ke dalam bentuk gambar, bagaimana desain gambar yang tepat untuk disampaikan kepada anak tuna rungu dengan tidak mengurangi makna bahasa yang ingin diartikan dalam bentuk gambar. Pendekatan desain yang digunakan adalah dengan menggunakan karakteristik anak dalam mengenali bentukan visual dan dasar-dasar desain komunikasi visual. Masalah Masalah yang diangkat adalah : Bagaimana mengartikan bahasa kata tulisan ke dalam bentuk bahasa gambar? Lalu bagaimana bentukan visual tepat yang disesuaikan dengan usia anak tuna rungu? Pembahasan Penguasaan bahasa sangat penting bagi seorang individu untuk dapat menguasai ilmu pengetahuan yang ingin diperolehnya selain sebagai alat utama dalam berkomunikasi. Namun hingga saat ini pengertian teori mengenai bahasa belum ada yang baku, banyak pendapat mengenai teori bahasa yang berbeda-beda bergantung pada latar belakang keilmuan yang dirumuskan oleh para ilmuwan. Menuru ilmu linguistik, sebagai ibunya bahasa, definisi bahasa adalah a system of communication by symbols, i.e., through the organs of speech and hearing, among human beings of certain group or community, using vocal symbols processing arbitrary conventional
3 meanings. 1 Sedang menurut pada ahli antropologi, Sandi konseptual sistem pengetahuan, yang memberikan kesanggupan kepada penutur-penuturnya guna menghasilkan dan memahami ujaran. 2 Jika kita merujuk pada definisi bahasa di atas, maka penggunaan bahasa hanya dapat dilakukan jika organ pendengaran dan berbicara kita berfungsi, sehingga informasi yang berupa simbol sandi konseptual secara vokal dapat tersampaiakn kepada penerima pesan. Bahasa juga terbatas penggunaan pada suatu komunitas dimana bahasa tersebut diangkat untuk disetujui dan dipahami bersama pengertiannya. Karena itulah kita mengenal perbedaan bahasa bergantung pada tiap kebudayaan atau kelompok manusia yang menggunakannya. Bahasa dapat bersifat arbitrer atau mana suka, asalkan makna kata tersebut dapat diterima secara komunitas dan disetujui sebagai bentuk bahasa. Namun syarat bahasa ternyata tidak hanya terbatas pada penggunaan organ pendengaran dan bicara saja, jauh sebelum bahasa lisan terbentuk manusia telah mengenal bentuk bahasa lain, yakni bahasa tubuh dimana komunikasi menggunakan alat gerak tubuh untuk membentuk simbol tertentu yang membentuk makna tertentu. Penggunaan bahasa tubuh tersebut diaplikasikan ke dalam bentuk bahasa isyarat sebagai bentuk komunikasi kaum tuna rungu. Kaum tuna rungu tidak mampu memanfaatkan alat bicara mereka sehingga mereka akan menggunakan alat gerak tubuh yang lain untuk mengekspresikan maksud mereka, dan penerima akan menerima simbol-simbol tubuh tersebut sebagai sebuah pesan. Bahasa isyarat merupakan alat komunikasi utama pada kaum tuna rungu dimana ciri bahasa tersebut memanfaatkan indra penglihatan dan alat gerak tubuh. Gambar 1. Bahasa Isyarat huruf.sumber : Kamus SIBI 1 Alwasilah, A.Chaedar Linguistik. Suatu Pengantar. Bandung : Angkasa. Hlm Keesing, Roger M Antropologi Budaya. Suatu Perspektif Kontemporer Edisi Kedua. Jakarta. Erlangga. Hlm. 79.
4 Bahasa isyarat berkembang dan memiliki karakteristik yang berlainan pada tiap negara. Di Indonesia, bahasa isyarat yang telah diberlakukan secara nasional adalah SIBI atau Sistem Isyarat Bahasa Indonesia. Sistem Isyarat Bahasa Indonesia dikembangkan menurut kaidah-kaidah pengembangan sistem yang isyarat yang merupakan salah satu kriteria untuk membuat sistem isyarat yang tepat guna bagi pelajar tuna rungu, yaitu 3 : Sistem isyarat harus secara akurat dan konsisten mewakili tata bahasa/ sintaksis bahasa indonesia yang paling banyak digunakan oleh masyarakat indonesia. Tiap isyarat dalam sistem yang disusun harus mewakili satu kata dasar yang berdiri sendiri atau tanpa imbuhan, tanpa menutup kemungkinan adanya beberapa perkecualian bagi dikembangkannya isyarat yang mewakili satu makna. Sistem isyarat yang disusun harus mencerminkan situasi sosial, budaya, dan ekologi bangsa indonesia. Sistem isyarat harus disesuaikan dengan perkembangan kemampuan dan kejiwaan siswa. Sistem isyarat harus disesuaikan dengan perkembangan bahasa siswa, termasuk metodologi pengajaran. Sistem isyarat harus memperhatikan isyarat yang sudah ada dan banyak dipergunakan oleh kaum tuna rungu. Sistem isyarat harus mudah dipelajari dan digunakan oleh siswa, guru, orang tua siswa, dan masyarakat. Isyarat dirancang harus memiliki kelayakan dalam wujud dan maknanya. Artinya wujud isyarat harus secara visual memilliki unsur pembeda makna yang jelas, tetapi sederhana dan indah/ menunjukkan sifat yang luwes (memiliki kemungkinan untuk dikembangkan), jelas dan mantap (tidak berubah-ubah artinya). Berdasar pada ciri-ciri kaum tuna rungu dalam berkomunikasi, yakni menggunakan bahasa isyarat. Maka dapat kita simpulkan bahwa cara utama kaum tuna rungu dalam memahami makna bahasa adalah dengan memahami hal-hal yang mereka lihat. Seringnya mereka terbiasa melihat bentuk simbol isyarat secara berulang akan membentuk makna bahasa dalam diri mereka dan jika simbol tersebut digunakan dalam satu komunitas kaum tuna rungu yang sama maka hal itu sudah menjadi bentuk bahasa. Perbedaan bentuk makna bahasa pada orang normal ternyata juga 3 Kamus SIBI
5 terjadi pada kaum tuna rungu. Antara komunitas kaum tuna rungu satu dengan kaum tuna rungu lainnya juga terjadi perbedaan istilah dalam penggunaan bahasa isyarat, hal ini terjadi karena adanya perbedaan budaya dimana tuna rungu tersebut tinggal. Proses pemahaman bahasa bagi tuna rungu harus dimulai sejak dini. Peran orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap proses perkembangan bahasa bagi anak tuna rungu. Menurut Dr.Endang Purbaningrum M.Kes. Masih banyak penyandang tuna rungu di Indonesia yang tidak diintervensi bahasa oleh orang tua sejak dini, kebanyakan orang tua tidak memahami kondisi anaknya yang tuna rungu. 4 Minimnya pengetahuan orang tua terhadap kondisi tuna rungu mengakibatkan tuna rungu terlambat dalam mendalami bahasa. Simbol-simbol visual yang akan dijadikan referensi untuk diajarkan pada anak tuna rungu harus disesuaikan dengan ciri budaya dimana anak tuna rungu tersebut tinggal. Penggunaan gambar yang akan digunakan untuk menjelaskan makna kata juga harus disesuaikan dengan karakteristik budaya anak tuna rungu tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan identifikasi anak tuna rungu dengan hal-hal yang dilihatnya dan mereka alami di lingkungan tempat tinggalnya. Secara garis besar unsur-unsur yang terdapat pada media visual terdiri atas garis, bentuk, warna, dan tekstur (Azhar Arsyad, 1997: ). Garis, adalah kumpulan dari titik-titik. Dengan demikian terdapat banyak jenis garis, diantaranya adalah : Gambar 2. Macam-macam garis. Sumber visualiasi penulis Bentukan sebuah garis juga dapat menimbulkan persepsi tertentu pada penglihatnya. Bentukan garis yang hitam tebal akan menimbulkan sifat keras dan kuat bentukan garis yang tipis akan menimbulkan sifat lembut dan halus. Garis putus-putus akan menimbulkan kesan bayangan atau menandakan adanya sebuah pergerakan dari tempat semula.garis dapat dibentuk untuk 4 Wawancara Dr.Endang Purbaningrum M.Kes., dosen jurusan pendidikan luar biasa UNESA
6 menunjukan ekspresi wajah manusia yang digunakan untuk menunjukan sifatsifat manusia. Gambar 3. Bentukan garis dapat membentuk ekspresi
7 Bentuk, adalah sebuah konsep simbol yang dibangun atas garis-garis atau gabungan garis dengan konsep-konsep lainnya. Seperti pada contoh di bawah ini : Hubungan garis-garis yang tampak pada gambar tersebut tampak menjadi sebuah bentu yakni mobil. Gambar 3. Gabungan garis membentuk simbol mobil. sumber visualisasi penulis Warna, digunakan untuk memberi kesan pemisahan atau penekanan, juga untuk membangun keterpaduan, bahkan dapat mempertinggi tingkat realisme dan menciptakan respon emosional tertentu. Gambar 4. Warna dapat menciptakan kesan emosional. Sumber visualisasi penulis Tekstur, digunakan untuk menimbulkan kesan kasar dan halus, juga untuk memberi penekanan seperti halnya warna. Simbol pesan visual untuk pembelajaran hendaknya memiliki prinsip kesederhanaan, keterpaduan, dan penekanan (Azhar Arsyad,1997: ). Kesederhanaan, secara umum ia mengacu kepada jumlah elemen yang terkandung dalam suatu visual. Jumlah elemen yang lebih sedikit memudahkan siswa menangkap dan memahami pesan yang disajikan visual itu. Pesan atau informasi yang panjang atau rumit harus dibagi-bagi ke dalam beberapa bahan visual yang mudah dipahami. Demikian pula teks yang menyertai bahan visual
8 harus dibatasi ( misalnya antara 15 sampai dengan 20 kata). Kata-kata harus memakai huruf yang sederhana dengan gaya huruf yang mudah terbaca dan tidak terlalu beragam dalam satu tampilan atau serangkaian tampilan visual. Kalimat-kalimatnya juga harus ringkas tetapi padat dan mudah dimengerti. Penekanan, meskipun penyajian visual dirancang sesederhana mungkin, seringkali konsep yang ingin disajikan memerlukan penekanan terhadap salah satu unsur yang menjadi pusat perhatian siswa. Dengan menggunakan ukuran, hubungan-hubungan, perspektif, warna, atau ruang penekanan dapat diberikan kepada unsur terpenting. Keterpaduan, mengacu kepada hubungan yang terdapat di antara elemenelemen visual yang ketika diamati akan berfungsi secara bersama-sama. Elemen-elemen itu harus saling terkait dan menyatu sebagai suatu keseluruhan sehingga visual itu merupakan suatu bentuk menyeluruh yang dapat dikenal yang dapat membantu pemahaman pesan dan informasi yang dikandungnya. Elemen warna dalam visualiasis yang diterapkan pada anak tuna rungu juga dapat mempengaruhi mood anak dalam belajar. Warna-warna yang sesuai akan mampu menarik minat anak dan merangsang rasa ingin tahu anak menjadi tinggi. Penyesuaian warna dilakukan dengan menggunakan warna-warna yang menjadi warna favorit anak atau sesuai dengan psikologi warna anak. Kita dapat menggunakan warna-warna cerah dengan kombinasi warna playful dan warna tambahan yang disesuaikan dengan situasi dan ciri fungsi media yang diterapkan.
9 Gambar 5. Kombinasi warna playful Bentuk pembelajaran bahasa yang digambarkan juga harus disesuaikan dengan level usia anak dalam menangkap makna sebuah gambar. Level pembelajaran ini sama halnya dengan level pembelajaran bahasa pada anak normal dimana tahapantahapannya terjadi secara berurutan. Sehingga jika diperlihatkan dalam diagram level usia tersebut dapat digambarkan seperti berikut. Gambar 6. Skala perkembangan bahasa anak tuna rungu
10 Level ini digunakan untuk membentuk pola bahasa pada anak tuna rungu. Level usia tersebut adalah : Untuk anak tuna rungu usia 0-6 tahun dapat dikenalkan terlebih dahulu terhadap bentukan huruf dan angka sebelum beranjak kepada pengenalan kata-kata. Bahasa isyarat huruf dan angka dapat dikenalkan pada tahap usia ini. Gambar 7. Isyarat angka dan isyarat huruf Selanjutnya menginjak usia 6-10 tahun pengenalan kata-kata dasar dengan penjelasan gambar dengan ciri single picture atau gambar-gambar tunggal yang mewakili satu kata.
11 Gambar 8. Gambar tunggal dengan makna kata dan isyarat tunggal. Menginjak usia tahun, anak tuna rungu sudah dianggap mampu untuk memahami bentukan gambar bercerita dengan penjelasan kata dalam bentuk kalimat sederhana. Pola kalimatnya mengikuti struktur pola kalimat dalam bahasa Indonesia. Yakni dengan struktur Subjek-Predikat-Objek-Keterangan (SPOK).
12 Gambar 7. Gambar bercerita dengan kalimat sederhana Pada usia tahun, memasuki masa remaja, anak tuna rungu sudah mampu untuk memahami kalimat dalam sebuah paragraf bercerita. Penggunaan gambar penjelas sudah semakin minim karena perbendaharaan kata sudah dianggap cukup. Dan anak tuna rungu sudah mulai belajar berbahasa melalui pengalaman langsung dengan dunia sekitarnya. Usia 16 tahun ke atas perkembangan bahasa sudah cukup pesat dan hanya perlu penambahan istilah-istilah kiasan dalam bahasa Indonesia yang dapat mereka peroleh denga berinteraksi dengan orang-orang normal. Kecakapan berbahasa akan bertambah seiring denga seringnya aktivitas komunikasi. Hal-hal yang menjadi batasan pada pembelajaran bahasa pada anak tuna rungu dimana ada kata-kata yang tidak dapat dijelaskan dengan gambar adalah berasal dari karakteristik bahasa Indonesia yang unik, sehingga ada beberapa syarat untuk beberapa jenis kata yakni : 1. Kata-kata dalam bahasa Indonesia yang dapat diterjemahkan ke dalam bentuk bahasa gambar adalah kata benda dan kata kerja yang memiliki ciri
13 kata tersebut dapat langsung diidentifikasi wujudnya dan langsung menunjuk pada maksud kata tersebut. Contoh : a. Kata benda, hewan gajah dapat langsung ditunjukan ciri bentuk hewan gajah dalam gambar. b. Kata kerja, berlari kata dasar lari dapat langsung ditunjukan makna kata lari dalam gambar. 2. Untuk kata-kata dalam bahasa Indonesia yang memiliki imbuhan awalan,sisipan dan akhiran. Agar tidak terjadi pemaknaan yang membingungkan anak tuna rungu maka imbuhannya akan dihilangkan dan digunakan kata dasarnya saja. Contoh : Kata memakai maka imbuhan me- nya akan dihilangkan dan hanya digunakan kata dasar pakai. 3. Beberapa kosakata dalam bahasa Indonesia memiliki beberapa ciri kata yang unik yang sulit untuk dijelaskan dalam bentuk visual, terutama kata-kata abstrak, dimana kata tersebut memiliki beberapa kriteria, yakni : a. Tidak dapat digambarkan detailnya karena tidak ada wujudnya ( seperti kata Tuhan, hantu, mimpi ). b. Tidak dapat digambarkan tetapi dapat dirasakan dengan indra tubuh yang lain ( seperti kata bau, wangi, udara ). c. Kata penghubung dan awalan, yang baru dapat memiliki arti jika ada kalimat lain yang menyertainya (seperti kata dan, di-, ke- ). d. Kata-kata kiasan dalam bahasa Indonesia dimana memiliki pemaknaan kata yang buka sebenarnya/ sebuah konotasi. (seperti keras kepala", naik darah ). e. Kata-kata yang memiliki makna ganda (seperti bisa ular dengan bisa bersepeda ) untuk jenis kata ini perlu dijelaskan dengan gambar penjelas tambahan agar tahu jika ada makna lain dari kata tersebut. 4. Jika kata benda dapat langsung digambarkan wujud bendanya, sedangkan dalam bahasa Indonesia ada beberapa jenis kata yang tidak dapat digambarkan wujud bendanya namun masih dapat dipahami maknanya jika digambarkan dalam cara tertentu. Jenis kata-kata ini adalah : a. Kata sifat ekspresi (seperti marah, sedih, senang ). Jenis kata sifat ini dapat digambarkan melalui mimik wajah yang menggambarkan ekspresi dari kata-kata yang kita maksudkan pada karakter yang kita gambarkan.
14 Warna juga dapat membantu memberikan sentuhan ekspresi (misalnya : merah menandakan marah, kuning menandakan sakit). b. Kata sifat tekstur (seperti kata halus, keras, cair ). Jenis kata sifat ini dapat kita gambarkan dengan teknik tebal-tipis pada outline gambar benda yang kita gambarkan, sehingga akan terlihat perbedaan sifat tekstur dari benda-benda yang digambarkan tersebut. c. Kata waktu atau keterangan waktu (seperti kata malam, siang, pagi ). Jenis kata ini jika tidak dapat menunjukan wujud waktu (seperti menggambarkan sebuah jam) dapat kita gambarkan dengan teknik pewarnaan dari ciri-ciri warna langit pada waktu/hari tertentu. Atau dengan menambahkan benda-benda di langit. Daftar rujukan Alwasilah, A.Chaedar Linguistik. Suatu Pengantar. Bandung : Angkasa. Hlm. 82. Keesing, Roger M Antropologi Budaya. Suatu Perspektif Kontemporer Edisi Kedua. Jakarta. Erlangga. Hlm. 79. Kamus SIBI
BAB 1 PENDAHULUAN. bahasa diartikan sebagai sistem lambang bunyi berartikulasi yang. mark having understood meanings.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kamus Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI,1990:66) bahasa diartikan sebagai sistem lambang bunyi berartikulasi yang bersifat konvensional yang dipakai sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menunjang dalam kehidupan manusia. Peranan suatu bahasa juga sangat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana atau alat komunikasi yang sangat menunjang dalam kehidupan manusia. Peranan suatu bahasa juga sangat penting sebagai sarana ilmu dan budaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan interaksi dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan interaksi dengan sesamanya dengan salah satunya berkomunikasi. Komunikasi merupakan suatu hal yang saling mengirim
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Melalui komunikasi,
Lebih terperinciPEMANFAATAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
PEMANFAATAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR Johannes Jefria Gultom Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK Media sebagai salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar dipilih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi dilakukan oleh setiap orang sejak zaman dahulu sampai sekarang. Sebagai makhluk sosial, setiap orang tentu melakukan interaksi dengan orang lain.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan Masyarakat seakan acuh pada keadaan orang yang memiliki kekurangan didalam dirinya. Banyak orang yang merasa dikucilkan dan merasa dirinya tidak di anggap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tunarungu dapat diartikan sebagai suatu keadaan kehilangan pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak dapat menangkap berbagai rangsangan, terutama melalui indera
Lebih terperinciPerancangan buku visual untuk anak tuna rungu usia tahun sebagai media alternatif pembelajaran bahasa. oleh Dany A.B.
SELAMAT SORE Perancangan buku visual untuk anak tuna rungu usia 10 12 tahun sebagai media alternatif pembelajaran bahasa oleh Dany A.B.Utono 3406100049 Rumusan masalah Bagaimana merancang buku visual untuk
Lebih terperinciKOMUNIKASI MATEMATIS SISWA TUNARUNGU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DIDASARKAN PADA TEORI SCHOENFELD
KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA TUNARUNGU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DIDASARKAN PADA TEORI SCHOENFELD DI SMALB DHARMA BAKTI DHARMA PERTIWI BANDAR LAMPUNG MUJIB Pendidikan Matematika, IAIN Raden Intan Lampung,
Lebih terperinciAPLIKASI PEMBELAJARAN BAHASA ISYARAT DENGAN MEMANFAATKAN COMPUTER ASSISTED INSTRUCTION. Riska Nofharina.L
Nusantara of Engginering (NoE)/Vol. 1/No. 2/ISSN: 2355-6684 63 APLIKASI PEMBELAJARAN BAHASA ISYARAT DENGAN MEMANFAATKAN COMPUTER ASSISTED INSTRUCTION Riska Nofharina.L Program studi Teknik Informatika,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan manusia lainnya. Di dalam interaksi tersebut, terjadi adanya proses komunikasi dan penyampaian pesan yang
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Menurut Mathias dan Habein (Mathias & Habein, 2000:15), mempelajari huruf kanji
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Pembelajaran Kanji Menurut Mathias dan Habein (Mathias & Habein, 2000:15), mempelajari huruf kanji berarti mempelajari bentuk, arti dan cara baca dari sebuah kanji. Kanji
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan software kamus tematik bergambar Untuk meningkatkan penguasaan kosakata anak tunarungu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penguasaan kosakata seringkali dianggap tidak lebih penting dibandingkan penguaasaan grammar atau tatabahasa dalam pembelajaran bahasa, sehingga dalam pengajarannya
Lebih terperinciBAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori
BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Target audiens dalam publikasi buku ini difokuskan untuk ibu yang mempunyai anak usia 3-8 tahun. Mengapa ditargetkan untuk ibu yang mempunyai anak usia 3-8 tahun?
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat pemakai bahasa membutuhkan satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Masa ini dapat disebut juga sebagai The Golden Age atau masa. pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berkembang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah investasi masa depan bagi keluarga dan bangsa yang sedang menjalani proses perkembangan dengan pesat untuk menjalani kehidupan selanjutnya.
Lebih terperinciAPLIKASI KAMUS ELEKTRONIK BAHASA ISYARAT BAGI TUNARUNGU DALAM BAHASA INDONESIA BERBASIS WEB
APLIKASI KAMUS ELEKTRONIK BAHASA ISYARAT BAGI TUNARUNGU DALAM BAHASA INDONESIA BERBASIS WEB Yuli Fauziah, Bambang Yuwono, Cornelius D.W.P. Jurusan Teknik Informatika UPN Veteran Yogyakarta Jl. Babarsari
Lebih terperinciRancang Bangun Aplikasi Konversi Bahasa Isyarat Ke Abjad Dan Angka Berbasis Augmented Reality Dengan Teknik 3D Object Tracking
Rancang Bangun Aplikasi Konversi Bahasa Isyarat Ke Abjad Dan Angka Berbasis Augmented Reality Dengan Teknik 3D Object Tracking Ane Annisa 1, Nurul Hiron 2, Muhammad Adi Khairul Anshary 3. 1,2,3 Teknik
Lebih terperinci55% Bahasa tubuh 25% Alat bantu audio-visual 30% Suara 38%
. Sesi Kelima Ketrampilan Dasar Menyampaikan dan Mengenali Isyarat Non-Verbal Handout Apa yang diingat pendengar: Teori Albert Mehrabian Efek visual 55% Katakata Bahasa tubuh 25% Alat bantu audio-visual
Lebih terperinciJURNAL PENDIDIKAN KHUSUS PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA TUNARUNGU DI SEKOLAH LUAR BIASA
JURNAL PENDIDIKAN KHUSUS PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA TUNARUNGU DI SEKOLAH LUAR BIASA Diajukan kepada Universitas Negeri Surabaya untuk Memenuhi Persyaratan Penyelesaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Autis merupakan gangguan perkembangan yang menghambat berbagai aspek dalam kehidupan anak dengan gangguan autis. Anak autis rata-rata mengalami gangguan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diinginkan karena adanya keterbatasan-keterbatasan, baik fisik maupun mental.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap manusia berharap dilahirkan dalam keadaan yang normal dan sempurna, akan tetapi tidak semua manusia mendapatkan kesempurnaan yang diinginkan karena adanya keterbatasan-keterbatasan,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dan saluran atau media (Sardiman A.M., 2001: 7). Multimedia interaktif
BAB II LANDASAN TEORI Interaksi berkaitan erat dengan istilah komunikasi. Komunikasi terdiri dari beberapa unsur yang terlibat di dalamnya, yaitu komunikator, komunikan, pesan dan saluran atau media (Sardiman
Lebih terperinci2015 PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN ANAK TUNARUNGU YANG DISERTAI CEREBRAL PALSY KELAS VII DI SLB-B YPLB MAJALENGKA
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Setiap manusia mendapatkan pengetahuan salah satunya dari indera pendengaran. Melalui pendengaran manusia meniru apa yang dikatakan oleh manusia lain. Dari hasil
Lebih terperinciAPLIKASI PEMBELAJARAN BAHASA ISYARAT UNTUK TUNA WICARA DENGAN STANDAR AMERICAN SIGN LANGUAGE
APLIKASI PEMBELAJARAN BAHASA ISYARAT UNTUK TUNA WICARA DENGAN STANDAR AMERICAN SIGN LANGUAGE Hanny Novitasari Sutanto Fakultas Teknik / Jurusan Teknik Informatika Program Multimedia dark.devangel@gmail.com
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya
4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Perkembangan Balita Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya mengetahui sekelumit pertumbuhan fisik dan sisi psikologinya. Ada beberapa aspek
Lebih terperinciIII. DATA PERANCANGAN A. Kelompok Data berkaitan Dengan Aspek Fungsi Produk Rancangan Media cetak adalah sebuah media yang memiliki fungsi sebagai penyampaian informasi yang memiliki manfaat dan terkait
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Inggris yang dianggap sebagai bahasa dunia, dimana bahasa ini dipakai hampir di seluruh negara sebagai bahasa penghubung antara wilayah satu dengan wilayah lainnya.
Lebih terperinciProduksi, Distribusi dan Penerimaan Pesan. Sesi 3 Komunikasi dan Perilaku Manusia Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya
Produksi, Distribusi dan Penerimaan Pesan Sesi 3 Komunikasi dan Perilaku Manusia Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya Proses Komunikasi Manusia Komunikasi merupakan proses penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia ini banyak bahasa salah satunya adalah Bahasa Isyarat. Tetapi. dewasa ini kata-kata dalam Bahasa Isyarat yang digunakan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan media penghubung dalam berkomunikasi. Di dunia ini banyak bahasa salah satunya adalah Bahasa Isyarat. Tetapi dewasa ini kata-kata dalam Bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENCIPTAAN Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra saja. Karena perkembangan teknologi bahkan sudah masuk ke dunia multimedia (diantaranya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat penghubung dalam berkomunikasi.bahasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat penghubung dalam berkomunikasi.bahasa yang ada di dunia bermacam-macam salah satunya adalah bahasa isyarat.bahasa isyarat merupakan salah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK 2.1 Teori-Teori Yang Relevan Dengan Variabel Yang Diteliti 2.1.1 Pengertian Semantik Semantik ialah bidang linguistik yang mengkaji hubungan antara tanda-tanda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang berbeda-beda, diantaranya faktor genetik, biologis, psikis dan sosial. Pada setiap pertumbuhan dan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu disiplin ilmu pengetahuan yang memegang peranan penting dalam kehidupan dan kehadirannya sangat terkait erat dengan dunia pendidikan adalah Matematika.
Lebih terperinciLANGUAGE IS POWERFUL 1. Pendahuluan
LANGUAGE IS POWERFUL 1. Pendahuluan Manusia yang nalurinya selalu hidup bersama menyebabkan perlunya berkomunikasi sesamanya. Alat komunikasi ini adalah bahasa. Dengan mempergunakan bahasa seseorang dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan komunikasi lisan dianggap mencerminkan kemampuan komunikasi lisan seorang anak secara keseluruhan. Komunikasi lisan terdiri dari berbagai bunyi yang dibuat
Lebih terperinciMata Kuliah Persepsi Bentuk
Modul ke: Mata Kuliah Persepsi Bentuk Pertemuan 11 Fakultas FDSK Nina Maftukha, S.Pd., M.Sn Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id IDE Dalam dunia seni rupa umumnya dikenal ada dua struktur,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menyeluruh dan dengan cara deksripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada
1 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kualitatif deskriptif dengan jenis penelitian analisis teks media.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (verbal communication) dan komunikasi nonverbal (non verbal communication).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan salah satu aspek terpenting dan kompleks bagi kehidupan manusia. Manusia sangat dipengaruhi oleh komunikasi yang dilakukannya dengan manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gagasan dengan menggunakan bahasa tulis. Jika dibandingkan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Pada keterampilan mendengar dan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. kata media pengajaran digantikan oleh istilah seperti alat pandang-dengar, bahan
BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini dibahas : (a) media pendidikan, dan (b) minat belajar. Adapun penjelasannya sebagai berikut : A. Media Pendidikan Menurut Arsyad (2003), dalam kegiatan belajar mengajar
Lebih terperinci2015 FAKTOR-FAKTOR PREDIKTOR YANG MEMPENGARUHI KESULITAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN MEMBACA PEMAHAMAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan membaca merupakan modal utama peserta didik. Dengan berbekal kemampuan membaca, siswa dapat mempelajari ilmu, mengkomunikasikan gagasan, dan mengekspresikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (2001: 289), bercerita merupakan salah satu bentuk tugas kemampuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang sangat penting dalam upaya melahirkan generasi masa depan yang cerdas, kreatif dan berbudaya adalah keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi memunyai peranan yang sangat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi memunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Pengguna bahasa selalu menggunakan bahasa lisan saat
Lebih terperinciElemen Elemen Desain Grafis
Elemen Elemen Desain Grafis Desain grafis sebagai seni dekat dengan apa yang kita sebut sebagai keindahan (estetika). Keindahan sebagai kebutuhan setiap orang, mengandung nilai nilai subyektivisme. Oleh
Lebih terperinciKOMUNIKASI PADA KELOMPOK KLIEN BERBEDA BY. NS. SRI EKA WAHYUNI, S.KEP
KOMUNIKASI PADA KELOMPOK KLIEN BERBEDA BY. NS. SRI EKA WAHYUNI, S.KEP Komunikasi pada masa dewasa Kematangan fisik, mental dan kemampuan sosial (+) Peran & tanggungjawab serta tuntutan sosial telah menuntut
Lebih terperinciKOMUNIKASI PESAN KOMUNI- KATOR KOMUNIKAN PENGIRIM PENERIMA SUMBER DISANDIKAN / ENCODING / DIUNGKAPKAN DIARTIKAN DECODING/ DIFAHAMI MEDIA UMPAN BALIK
KOMUNIKASI PESAN KOMUNI- KATOR KOMUNIKAN PENGIRIM MEDIA SUMBER PENERIMA DISANDIKAN / ENCODING / DIUNGKAPKAN UMPAN BALIK DIARTIKAN DECODING/ DIFAHAMI 2 MASALAH-MASALAH DALAM KOMUNIKASI Pada umumnya masalah-masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak hanya berasal dari kata-kata yang dikeluarkan oleh ucapan (vokal)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahasa tidak hanya berasal dari kata-kata yang dikeluarkan oleh ucapan (vokal) namun juga menggunakan, isyarat atau bahasa gambar. Peradapan manusia kuno sebelum mengenal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah I Nyoman Sumertna, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak tunarungu mengalami gangguan pendengaran sehingga memiliki hambatan dalam perkembangan bahasa dan komunikasi. Sebagai akibatnya, mereka mengalami kesulitan
Lebih terperinciKELOMPOK 1 Teknik Mesin UB DIKSI DAN KATA BAKU. Makalah Bahasa Indonesia
KELOMPOK 1 Teknik Mesin UB DIKSI DAN KATA BAKU Makalah Bahasa Indonesia KATA PENGANTAR Syukur alhamdulilah kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat yang telah di limpahkannya. Sehingga penyusunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jihan Ade Daties, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media memiliki peranan penting dalam upaya tercapainya tujuan pembelajaran. Seiring dengan terus berkembangnya teknologi dewasa ini, maka semakin beragam pula
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Komunikasi merupakan aktivitas makhluk sosial. Menurut Carl I. Hovland (dalam Effendy, 2006: 10) komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain. Dalam praktik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan Pendataan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat tahun 2014, terdapat 15.096 orang penyandang tunarungu/wicara. Data ini tersebar di seluruh kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan, terutama dalam kehidupan bersosial. Manusia dapat berkomunikasi dengan yang lain melalui bahasa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang sempurna di muka bumi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang sempurna di muka bumi. Setiap manusia yang dilahirkan ke dunia ini telah dianugerahi oleh Tuhan dengan pancaindera yang berfungsi
Lebih terperinciBAHASA TATA TULIS ILMIAH
BAHASA TATA TULIS ILMIAH BAHASA KARYA TULIS ILMIAH Syarat Keabsahan Baku Struktur bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku baik mengenai struktur kalimat maupun kata. Demikian juga,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak bisa bertahan hidup secara sendiri. Fungsi dari manusia sebagai makhluk sosial yaitu membutuhkan
Lebih terperinciMEDIA GAMBAR SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Oleh: Arif Mustofa*
MEDIA GAMBAR SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Oleh: Arif Mustofa* Abstrak Selama ini, pembelajaran apresiasi puisi sering menjadi momok yang menakutkan bagi siswa.
Lebih terperinciKOMUNIKASI VERBAL DAN KOMUNIKASI NON VERBAL DALAM KOMUNIKASI. Sesi 9 Pengantar Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya
KOMUNIKASI VERBAL DAN KOMUNIKASI NON VERBAL DALAM KOMUNIKASI Sesi 9 Pengantar Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya KOMUNIKASI VERBAL = KOMUNIKASI DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA/KATA- KATA, BAIK LISAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berhubungan dan saling
1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berhubungan dan saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Untuk dapat berhubungan dan saling memenuhi kebutuhannya
Lebih terperinciI. PENGERTIAN BAHASA
I. PENGERTIAN BAHASA 1. Mary Finocchiaro dalam Brown (1980:4) Language is a system of arbitrary vocal symbols which permit all people in a given culture or other people who have learned the system of that
Lebih terperinciBAB III ELABORASI TEMA
BAB III ELABORASI TEMA 3.1. Ruang aktif. 3.1.1. Pengertian ruang aktif. Ruang aktif adalah ruang yang memilki berbagai macam kegiatan, didalam ruangan tersebut adanya perubahan interior atau eksterior
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ada dua proses yang terjadi, yaitu proses kompetensi dan proses performansi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerolehan bahasa atau akuisisi bahasa adalah proses yang berlangsung di dalam otak seorang anak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya (Simanjuntak:1987:157).
Lebih terperinciPENDAHULUAN. dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara
PENDAHULUAN Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Melalui komunikasi, sikap dan perasaan
Lebih terperinciANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA MAKALAH MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAMULANG
ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA MAKALAH MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAMULANG HERI INDRA GUNAWAN 1, SAPTINA RETNAWATI 2 Dosen Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas
Lebih terperinciBUKU ILUSTRASI INTERAKTIF HURUF HIJAIYAH
BUKU ILUSTRASI INTERAKTIF HURUF HIJAIYAH Dianda Primalita Drs. Oki Hamka Suyatna Program Studi Sarjana Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email: diandaprimalita@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak usia 4 sampai 5 tahun memiliki rasa ingin tahu dan sikap antusias
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia 4 sampai 5 tahun memiliki rasa ingin tahu dan sikap antusias yang kuat. Ia banyak memperlihatkan, membicarakan atau menanyakan tentang berbagai hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun. Usia ini merupakan masa emas atau Golden Age, dimana seluruh. aspek pertumbuhan dan perkembangan sangatlah pesat.
1 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 sampai 6 tahun. Usia ini merupakan masa emas atau Golden Age, dimana seluruh aspek pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia tentunya membutuhkan alat komunikasi yang berupa bahasa guna
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa sangat penting keberadaanya sebagai alat komunikasi. Setiap manusia tentunya membutuhkan alat komunikasi yang berupa bahasa guna sebagai interaksi dan alat bertutur
Lebih terperinciMerayakan Ulangtahun Sebagai Strategi Pembelajaran Kosakata Abstrak (Tanggal, Bulan, Tahun) Lisza Megasari, S.Pd
Merayakan Ulangtahun Sebagai Strategi Pembelajaran Kosakata Abstrak (Tanggal, Bulan, Tahun) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Tunarungu kelas 3 SLB Negeri Binjai Oleh: Pendahuluan Anak berkebutuhan
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN VISUAL PADA IKLAN TELEVISI RICHEESE NABATI VERSI RICHEESE LAND FACTORY
BAB IV TINJAUAN VISUAL PADA IKLAN TELEVISI RICHEESE NABATI VERSI RICHEESE LAND FACTORY Peranan unsur visual dalam iklan Richeese Nabati versi Richeese Land sangat penting. Iklan disajikan dengan alur cerita
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah ide-ide, penggambaran, hal-hal, atau benda-benda ataupun gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46).
Lebih terperinciII.KAJIAN PUSTAKA. Anak usia dini merupakan manusia kecil pada rentang usia 0-6 tahun yang masih. berkembang menjadi manusia dewasa seutuhnya.
7 II.KAJIAN PUSTAKA A. Anak Usia Dini Anak usia dini merupakan manusia kecil pada rentang usia 0-6 tahun yang masih memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak usia ini memiliki karakteristik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan proses komunikasi antar peserta didik dengan pendidik, agar terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan serta pembentukan sikap dan
Lebih terperinciBab 7 Memilih dan Belajar Bahasa
Bab 7 Memilih dan Belajar Bahasa Bila seorang anak merasa nyaman menggunakan ketrampilan berkomunikasi dasar yang diuraikan di Bab 4, dia siap untuk belajar suatu bahasa. Seorang anak yang tunarungu atau
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah
BAB 1 1.1 Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN Interaksi manusia dan komputer merupakan ilmu yang mempelajari perencanaan dan desain tentang bagaimana pengguna dan komputer dapat bekerja sama sehingga kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Ponija, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari interaksi dengan lingkungan sekitarnya dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhannya. Hal tersebut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan yang Relevan Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan dengan judul skripsi ini. Untuk mempertanggungjawabkan suatu karya ilmiah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam latar belakang ini, ada beberapa hal yang akan disampaikan penulis. hal tersebut terkait masalah yang diangkat. masalah atau isu yang diangkat tentunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Perkembangan bahasa dapat di lihat dari banyaknya kaidah dan teori yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia mempunyai kemampuan untuk mempelajari bahasa lebih mendalam lagi, hal itupun disebabkan adanya kesadaran pentingnya bahasa bagi kehidupan manusia. Perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil budaya manusia yang bernilai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu hasil budaya manusia yang bernilai sangat tinggi. Hal ini terlihat dari manfaat bahasa yang dapat digunakan manusia untuk berkomunikasi
Lebih terperinciPengertian Universal dalam Bahasa
Pengertian Universal dalam Bahasa Istilah bahasa didefinisikan sebagai wujud komunikasi antarmanusia untuk dapat saling mengerti satu sama lain, sebagaimana yang dilansir oleh Edward Sapir tahun 1921.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atiasih, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat penting bagi perkembangan dasar anak. Perkembangan dasar anak usia dini memerlukan stimulus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena bahasa merupakan alat komunikasi antar manusia. Secara luas dapat diartikan bahwa komunikasi
Lebih terperinciPEMBELAJARANKOSAKATA Oleh: (Khairil Usman, S.Pd., M.Pd.)
A. Pengertian Kosakata PEMBELAJARANKOSAKATA Oleh: (Khairil Usman, S.Pd., M.Pd.) Guru Bahasa Indonesia SMAN 3 Parepare Kosakata menurut Kridalaksana (1993: 122) sama dengan leksikon. Leksikon adalah (1)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga masa awal kanak-kanak yang memiliki berbagai karakter atau ciri-ciri.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan individu yang sedang mengalami proses perkembangan yang sangat pesat bagi kehidupan serta organisasi yang merupakan satu kesatuan jasmani dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pendengaran merupakan sensori terpenting untuk perkembangan bicara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendengaran merupakan sensori terpenting untuk perkembangan bicara dan bahasa, berkomunikasi dan belajar. 1 Kehilangan pendengaran terjadi sejak lahir, dampaknya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. yang luar biasa, yang tidak lazim memadukan informasi yang nampaknya tidak
BAB II LANDASAN TEORI II. A. KREATIVITAS II. A. 1. Pengertian Kreativitas Kreativitas merupakan kemampuan untuk melihat dan memikirkan hal-hal yang luar biasa, yang tidak lazim memadukan informasi yang
Lebih terperinci2016 PENGARUH MED IA PUZZLE KERETA API D ALAM MENYAMBUNGKAN SUKU KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK D OWN SYND ROM
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan terdapat proses yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu dan lainnya, yaitu proses belajar dan proses mengajar yang saling
Lebih terperinciBAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik
BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Pada dasarnya fungsi bahasa sebagai alat komunikasi dan pada umumnya ada tiga elemen dalam berkomunikasi yaitu pembicara, pendengar dan sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyampaikan isi pikiranya kepada orang lain. Bahasa memiliki komponen penting yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan suatu hal yang sangat penting bagi masyarakat. Dengan bahasa seseorang dapat berinteraksi dengan orang lain, serta menyampaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan guru yang menerapkan komponen-komponen pembelajaran seperti strategi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang melibatkan aktivitas siswa dan guru yang menerapkan komponen-komponen pembelajaran seperti strategi pembelajaran,
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN ELEMEN 1. Ikon Logo Ikon logo Candra Buana dibuat menggunakan gaya lettering yang meliuk-liuk agar mendapat kesan luwes dan tidak kaku, ketebalan pada hurufnya dibuat
Lebih terperinciAKTIVITAS KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK TUNARUNGU
AKTIVITAS KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK TUNARUNGU (Studi Kasus Aktivitas Komunikasi Verbal dan Nonverbal Orang Tua dengan Anak Tunarungu di SLB Negeri 017700 Kota Kisaran) DIAN ANDHYKA PUTRY ABSTRAK
Lebih terperinci2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang mempunyai peran penting didalam komunikasi baik secara lisan maupun tulisan dan digunakan sebagai bahasa nasional sehingga
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. pada orang tua dengan anak dan berdasarkan data-data yang telah. disajikan dalam Bab III didapatkan, sebagai berikut:
74 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Dari hasil penelitian yang dilakukan di keluarga Bapak Mardianto, pada orang tua dengan anak dan berdasarkan data-data yang telah disajikan dalam Bab III didapatkan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau simbol sebagai media ( Uchjana Effendy, 2001 :11). Lambang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dalam berkomunikasi pun mengalami kemajuan yang pesat. Seseorang dapat berkomunikasi dengan orang lain tanpa harus bertatapan
Lebih terperinci