KATA PENGANTAR. Selamat Bekerja. Jakarta, April 2015 Deputi Bidang Statistik Produksi. Dr. Adi Lumaksono

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Selamat Bekerja. Jakarta, April 2015 Deputi Bidang Statistik Produksi. Dr. Adi Lumaksono"

Transkripsi

1

2

3 KATA PENGANTAR Penerbitan Buku Pedoman PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA STATISTIK PERIKANAN ini merupakan penyempurnaan dari buku pedoman sebelumnya, dengan tujuan agar dapat lebih mudah dipahami oleh petugas. Buku pedoman ini memuat secara rinci mengenai jadwal, tata cara pengisian daftar, konsep definisi, metodologi, dan pengolahan data statistik perikanan. Buku pedoman ini agar dipergunakan sebagai pedoman bagi semua pihak yang terlibat pada kegiatan pengumpulan dan pengolahan data statistik perikanan. Walaupun dalam penyusunannya sudah diupayakan secara maksimal, namun disadari bahwa pedoman ini masih belum sempurna, oleh karena itu kritik dan saran diharapkan untuk perbaikan. Semoga pedoman ini dapat bermanfaat terutama dalam meningkatkan akurasi data statistik perikanan dan penyajian data yang tepat waktu Selamat Bekerja Jakarta, April 2015 Deputi Bidang Statistik Produksi Dr. Adi Lumaksono i

4 ii

5 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i iii Bab I. Pendahuluan... 1 Bab II. Metodologi... 9 Bab III. Pengolahan Data Bab IV. Bab V. Bab VI. Bab VII. Bab VIII. Bab IX. Tata Cara Pengisian Laporan Tahunan Perusahaan Budidaya Perikanan (Daftar-LTB)... Tata Cara Pengisian Laporan Tahunan Perusahaan Penangkapan Ikan (Daftar-LTP)... Tata Cara Pengisian Laporan Tahunan Tempat Pelelangan Ikan (Daftar-LTPI)... Tata Cara Pengisian Laporan Triwulanan Tempat Pelelangan Ikan (Daftar-TPI)... Tata Cara Pengisian Laporan Triwulanan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)/Tempat Pendaratan Ikan Tradisional yang Tidak Mempunyai Tempat Pelelangan Ikan (TPI) (Daftar-PPI/Pendaratan Ikan Tradisional)... Tata Cara Pengisian Laporan Triwulanan Pelabuhan Perikanan (Daftar-PP) Bab X. Tata Cara Editing Coding Daftar-LTB Bab XI. Tata Cara Editing Coding Daftar-LTP Bab XII. Tata Cara Editing Coding Daftar-LTPI Bab XIII. Tata Cara Editing Coding Daftar-TPI Bab XIV. Tata Cara Editing Coding Daftar-PPI/Pendaratan Ikan Tradisional Bab XV. Tata Cara Editing Coding Daftar-PP iii

6 iv

7 DAFTAR LAMPIRAN 1. Daftar-LTB Daftar-LTP Daftar-LTPI Daftar-TPI Daftar-PPI/Pendaratan Ikan radisional Daftar-PP Jenis-jenis Ikan Laut Jenis-jenis Ikan Air Tawar Jenis-jenis Ikan Hias Jenis-jenis Alat Tangkap v

8 vi

9 BAB 1 PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang Wilayah Indonesia terbentang sepanjang mil antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Apabila perairan antara pulau-pulau itu digabungkan, maka luas Indonesia mencapai km 2 yang terdiri dari km 2 berupa daratan dan km 2 berupa lautan ( Jika dibandingkan antara luas daratan dan luas lautan, maka luas lautan di Indonesia mencapai 62% dari total wilayah Indonesia sedangkan luas daratan hanya 37% dari total wilayah Indonesia. Dengan kondisi tersebut, di masa yang akan datang kontribusi produksi dari sektor perikanan selayaknya lebih besar dibandingkan sektor tanaman pangan ataupun peternakan. Produksi yang dihasilkan dari sektor perikanan merupakan sumber protein hewani untuk memenuhi gizi dan sangat baik bagi kesehatan masyarakat Indonesia. Produksi perikanan Indonesia dari perikanan tangkap dan budidaya baru mencapai 19,4 juta ton pada tahun Produksi tersebut meliputi produksi perikanan budidaya mencapai 13.3 juta ton dan perikanan tangkap mencapai 6.1 juta ton. Produksi perikanan sebagian besar dipacu dari perikanan budidaya yaitu 3.8 juta ton pada 2008 dan 13.3 juta ton pada 2013 atau meningkat 250 persen selama lima tahun. Tingkat konsumsi ikan masyarakat Indonesia menurut data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tahun 2013 baru mencapai 35,14 kg/kapita/tahun. Namun demikian patut di catat hal yang menggembirakan yakni rata-rata dalam empat tahun terakhir mengalami kenaikan sebesar 4,66 kg/kapita/tahun sejak 2010 ( Data tersebut menggambarkan kebutuhan produk perikanan yang terus meningkat baik untuk konsumsi masyarakat maupun bahan baku industri pengolahan. Oleh karena itu informasi mengenai produk perikanan baik hasil penangkapan maupun budidaya sangat dibutuhkan. 1

10 Dalam perencanaan pengembangan produksi perikanan, pemerintah memerlukan dukungan data statistik perikanan. Oleh karena itu kegiatan pengumpulan data statistik perikanan semakin penting dan perlu mendapat perhatian serius dari berbagai pihak yang terkait. Peranan data dan informasi sangat diperlukan sebagai dasar perencanaan dan evaluasi hasil pembangunan. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) telah ditetapkan bahwa kebijakan perencanaan pembangunan didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Data statistik perikanan yang secara rutin dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) adalah Data Statistik Perusahaan Perikanan, Tempat Pelelangan Ikan (TPI), Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) yang tidak ada TPI, dan Pelabuhan Perikanan (PP). Kegiatan pengumpulan datanya dilakukan secara tahunan dan triwulanan. a. Pengumpulan Data Tahunan 1) Perusahaan Penangkapan Ikan dan Perusahaan Budidaya Ikan yang berbadan hukum (PN/PD/Persero/Perum, PT/NV, CV, Firma, Koperasi/KUD, Yayasan). Data yang dikumpulkan mengenai jumlah pekerja, produksi dan pendapatan lain, penggunaan produksi, pengeluaran, luas penguasaan lahan budidaya (untuk perusahaan budidaya), sarana usaha yang dikuasai/digunakan, dan pembentukan barang modal tetap. 2) TPI merupakan pasar yang berada dalam Pelabuhan (PP atau PPI) sebagai tempat transaksi/penjualan ikan baik secara lelang/tidak. Data yang dikumpulkan mengenai jumlah pekerja, retribusi, jumlah dan nilai ikan yang dilelang/tidak dilelang, pengeluaran, dan pembentukan barang modal tetap. b. Pengumpulan Data Triwulanan 1) TPI, yang selama ini telah dilakukan secara rutin. Data yang dikumpulkan mengenai produksi dan nilai produksi ikan yang dijual/dilelang di TPI setiap bulan dan banyaknya kapal yang mendarat setiap hari pada triwulan laporan. 2

11 2) PPI/Tempat Pendaratan tradisional, yang dicakup adalah pangkalan pendaratan ikan yang tidak terdapat TPI. Cakupan PPI di sini juga termasuk tempat-tempat pendaratan ikan yang masih tradisional yang belum masuk ke salah satu kategori pelabuhan perikanan. Data ini dikumpulkan mulai tahun Berdasarkan hasil survei lapangan, pada PPI umumnya belum ada petugas khusus yang mencatat produksi ikan hasil tangkapan nelayan. Oleh karena itu, data perikanan pada PPI dapat diperoleh melalui wawancara dengan ketua kelompok nelayan atau orang yang paling mengetahui terkait lalu lintas pendaratan di PPI tersebut. 3) PP berskala besar yang mencakup Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS), Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN), dan Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP). Data ini mulai dikumpulkan tahun Berdasarkan hasil survei lapangan, tidak semua ikan hasil tangkapan didaratkan dan dijual/dilelang melalui TPI. Sebagian lainnya langsung diekspor dan tidak dicatat di TPI. Sehingga pendataan melalui TPI saja belum mencakup seluruh produksi ikan hasil penangkapan di laut. Diharapkan dengan perluasan pengumpulan data di PPI dan PP dapat lebih menggambarkan produksi perikanan hasil penangkapan di laut. Selain pengumpulan data secara triwulanan dan tahunan, BPS juga melakukan pengumpulan data setiap 10 tahun melalui Sensus Pertanian (ST), khususnya data yang diperoleh melalui pendekatan rumah tangga, Perusahaan Ber badan hukum dan Usaha lainnya (NRT). Selain data primer yang dikumpulkan oleh BPS tersebut, data perikanan sekunder dapat diperoleh dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang diterbitkan setiap tahun. a. Data produksi perikanan tangkap yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, KKP. Produksi Perikanan Tangkap dirinci menurut: 1) penangkapan ikan di laut; dan 2) penangkapan ikan di perairan umum. 3

12 b. Data produksi perikanan budidaya yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, KKP. Produksi Perikanan Budidaya dirinci menurut: 1) budidaya ikan di laut; 2) budidaya ikan di tambak; 3) budidaya ikan di kolam; 4) budidaya ikan di karamba; 5) budidaya ikan di jaring apung; dan 6) budidaya ikan di sawah. c. Data statistik ekspor dan impor perikanan yang diterbitkan oleh Pusat Data, Statistik, dan Informasi (Pusdatin), Sekretariat Jenderal KKP. Pengumpulan data statistik perikanan baik primer maupun sekunder merupakan salah satu upaya menyediakan data statistik yang berguna untuk bahan perencanaan dan kebijakan di bidang perikanan. 1.2 Landasan Hukum Pelaksanaan Survei Perusahaan Perikanan dan TPI/PPI/PP oleh BPS berlandaskan pada: a. Undang-Undang No.16 tahun 1997 tentang Statistik; b. Peraturan Pemerintah RI No.51 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik; c. Keputusan Presiden No.3 Tahun 2002 jo Keputusan Presiden No. 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, dan Susunan Organisasi Lembaga Pemerintah Non Departemen; dan d. Perka BPS No.1 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas Bagian, Bidang, Sub Direktorat, Sub Bagian, Sub Bidang, dan Seksi Badan Pusat Statistik. 4

13 1.3 Tujuan Survei Perusahaan Perikanan dan TPI/PPI/PP bertujuan untuk: a. mendapatkan data statistik perikanan khususnya dari perusahaan perikanan dan TPI secara tahunan yang akurat berupa gambaran yang jelas tentang struktur usaha perusahaan perikanan dan TPI; dan b. mendapatkan data produksi perikanan laut secara triwulanan yang mencakup produksi yang dijual/dilelang melalui TPI, didaratkan melalui PP dan melalui PPI. 1.4 Ruang Lingkup dan Cakupan Pengumpulan data Perusahaan Perikanan dan TPI/PPI/PP dilaksanakan di seluruh wilayah negara Republik Indonesia. Perusahaan perikanan yang dicakup adalah seluruh perusahaan perikanan yang berbadan hukum yang melakukan kegiatan usaha penangkapan ikan dan budidaya ikan. Demikian juga untuk TPI/PPI dan PP dicakup seluruhnya. Dalam pengumpulan data, definisi ikan yang dicakup didasarkan pada Undang-Undang Perikanan Nomor 31 Tahun 2004 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 terdapat dalam penjelasan Pasal 7 ayat 5 yaitu yang dimaksud dengan jenis ikan adalah: a. Pisces (ikan bersirip); b. Crustacea (udang, rajungan, kepiting, dan sejenisnya); c. Mollusca (kerang, tiram, cumi-cumi, gurita, siput, dan sejenisnya); d. Coelenterata (ubur-ubur dan sejenisnya); e. Echinodermata (teripang, bulu babi, dan sejenisnya); f. Amphibi (kodok dan sejenisnya); g. Reptilia (buaya, penyu, kura-kura, biawak, ular air, dan sejenisnya); h. Mammalia (paus, lumba-lumba, pesut, duyung, dan sejenisnya); i. Algae (rumput laut dan tumbuh-tumbuhan lain yang hidup dalam air); dan j. Biota perairan lainnya yang ada kaitannya dengan jenis-jenis tersebut. 5

14 Secara umum, definisi ikan disebutkan pada Undang-Undang Perikanan Nomor 31 Tahun 2004 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009, yaitu bahwa yang dimaksud ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian dari siklus hidupnya berada di dalam lingkungan perairan. 1.5 Petugas Petugas lapangan yang melakukan pengumpulan data Perusahaan Perikanan dan TPI/PPI/PP adalah Koordinator Statistik Kecamatan (KSK) atau staf BPS Propinsi/Kabupaten/Kota yang ditugasi. Sedangkan sebagai petugas pengawas/pemeriksa adalah Kepala Seksi Statistik Pertanian/staf BPS Propinsi/Kabupaten/Kota yang ditugaskan. Pengawasan lapangan terutama dilakukan pada perusahaan perikanan dan TPI/PPI/PP yang sulit dalam memberikan data, sedangkan pemeriksaan dokumen dilakukan pada semua dokumen hasil pencacahan untuk memeriksa kelengkapan isian, konsistensi, dan kewajaran data. Jika ditemukan isian yang tidak lengkap, tidak konsisten, atau tidak wajar agar dilakukan kunjungan ulang (revisit) sebelum dilakukan entri data/pengolahan data. 1.6 Jenis Dokumen Dokumen yang digunakan dalam pengumpulan data perikanan sebanyak 6 jenis. a. Daftar LTP Daftar ini digunakan untuk mencatat laporan tahunan Perusahaan Penangkapan Ikan berbadan hukum. b. Daftar LTB Daftar ini digunakan untuk mencatat laporan tahunan Perusahaan Budidaya Ikan berbadan hukum. c. Daftar LTPI Daftar ini digunakan untuk mencatat laporan tahunan Tempat Pelelangan Ikan. 6

15 d. Daftar TPI Daftar ini digunakan untuk mencatat laporan triwulanan Tempat Pelelangan Ikan. e. Daftar PP Daftar ini digunakan untuk mencatat laporan triwulanan Pelabuhan Perikanan yang terdiri dari Pelabuhan Perikanan Samudera, Pelabuhan Perikanan Nusantara, dan Pelabuhan Perikanan Pantai. f. Daftar PPI/Pendaratan Tradisional Daftar ini digunakan untuk mencatat laporan triwulanan Pangkalan Pendaratan Ikan atau Pendaratan ikan Tradisional. yang tidak memiliki TPI Jika di PPI/Pendaratan Tradisional tersebut memiliki atau terdapat TPI yang masih aktif/berfungsi, maka yang dicacah adalah TPI-nya dan Daftar yang digunakan adalah Daftar TPI Bukan dengan Daftar- PPI/Pendaratan Ikan Tradisional. 1.7 Jadwal Jadwal pengumpulan data (pencacahan), pengiriman dokumen ke BPS, pengolahan, dan publikasi data statistik perusahaan perikanan dan TPI/PPI/PP dapat dilihat pada Tabel 1. Jadwal ini sebagai pedoman bagi BPS baik di Pusat maupun Daerah sebagai dasar untuk melakukan evaluasi dan monitoring pelaksanaan kegiatan Survei Perusahaan Perikanan dan TPI/PPI/PP. Perlu dipahami bahwa keterlambatan di lapangan akan berdampak pada proses selanjutnya yang pada akhirnya akan mempengaruhi kecepatan penyajian data (publikasi). Oleh karena itu unit kerja yang menangani di daerah khususnya agar dapat membuat jadwal keseluruhan dari semua jenis survei yang menjadi tanggung jawabnya, sehingga dapat dilakukan pengaturan kepada petugas untuk operasional di lapangan. 7

16 Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Survei Perusahaan Perikanan dan TPI/PPI/PP Uraian Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) 1. TPI Tahunan a. Pengumpulan Data b. Pengiriman Dokumen ke BPB c. Pengolahan Data data tahun t-1 data tahun t-1 data tahun t-1 2. TPI/PPI/PP Triwulanan a. Pengumpulan Data Tw 4t-1 Tw 1 (t) Tw 2 (t) Tw 3 (t) b. Pengiriman Dokumen Tw 4t-1 Tw 2 (t) ke BPB Tw 1 (t) Tw 3 (t) c. Pengolahan Data Tw 4t-1 Tw 1 (t) Tw 2 (t) Tw 3 (t) 3. Perusahaan Perikanan a. Pengumpulan Data b. Pengiriman Dokumen ke BPB c. Pengolahan Data data tahun t-1 data tahun t-1 data tahun t-1 4. Publikasi data t-1 8

17 BAB II METODOLOGI 2.1. Kategori Pelabuhan Perikanan Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: PER.16./MEN/2006 tentang Pelabuhan Perikanan, Pelabuhan Perikanan dibagi menjadi 4 kategori utama menurut kapasitas dan kemampuan pelabuhan untuk menangani kapal serta letak dan posisi pelabuhan, yaitu: a. PPS (Pelabuhan Perikanan Samudera), atau pelabuhan perikanan type A; b. PPN (Pelabuhan Perikanan Nusantara), atau pelabuhan perikanan type B; c. PPP (Pelabuhan Perikanan Pantai), atau pelabuhan perikanan type C; dan d. PPI (Pangkalan Pendaratan Ikan), pelabuhan kecil yang umummya dikelola daerah. Tabel 2 berikut menunjukkan kategori pelabuhan perikanan, untuk pelabuhan Type A, B, dan C (PPS,PPN,PPP) di data dengan kuesioner Daftar- PP, sedangkan kategori PPI (pangkalan pendaratan Ikan) di data dengan kuesioner Daftar-PPI/Pendaratan Ikan Tardisional). Selanjutnya khusus Daftar PPI selain digunakan untuk mendata pelabuhan berkategori PPI, juga digunakan untuk mendata pangkalan pendaratan ikan yang masih tradisional atau yang tempat pendaratan yang belum masuk kategori PPI (levelnya masih di bawah PPI). Khusus pendataan di PPI jika di PPI tersebut ada TPI-nya dan masih berfungsi maka cukup di data dengan Daftar-TPI. Namun berbeda untuk Kategori pelabuhan perikanan Type A,B, dan C (PPS,PPN,PPP) seandainya di pelabuhan tersebut terdapat TPI yang masih aktif/berfungsi maka tetap dicacah dengan 2 daftar, yaitu Daftar-PP untuk mencacah pelabuhan (PPS,PPN,PPP) sedangkan daftar-tpi untuk mendata TPI yang ada di pelabuhan tersebut. 9

18 Tabel 2. Kategori Pelabuhan Perikanan No. Kriteria PPS PPN PPP PPI 1. Daerah operasional yang dilayani Wilayah laut teritorial, ZEE, perairan internasional ZEE, laut teritorial Perairan pedalaman, kepulauan, territorial, ZEE Perairan pedalaman dan kepulauan 2. Fasilitas tambat/labuh kapal > 60 GT GT GT 3-10 GT 3. Panjang dermaga dan kedalaman kolam > 300 m dan > 3 m m dan > 3 m m dan > 2 m m dan > 2 m Kapasitas menampung kapal Volume ikan yang didaratkan > 6000 GT (ekuivalen GT) Rata-rata 60 ton/hari > 2250 GT (ekuivalen GT) Rata-rata 30 ton/hari > 300 GT (ekuivalen GT) Rata-rata ton/hari > 60 GT ( ekuivalen 20 3 GT) Rata-rata 10 ton/hari 6. Ekspor ikan Ya Ya Tidak Tidak 7. Luas lahan > 30 Ha Ha 5-15 Ha 2-5 Ha 8. Fasilitas pembinaan mutu hasil perikanan Ada Ada/Tidak Tidak Tidak 9. Tata ruang (zonasi) pengolahan/pengembangan industri perikanan Ada Ada Ada Tidak 2.2. Data Primer Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data Laporan Tahunan Perusahaan Perikanan, Laporan Tahunan TPI, Laporan Triwulanan TPI/PPI/PP adalah pencacahan lengkap (complete enumeration) terhadap seluruh perusahaan perikanan berbadan hukum dan seluruh TPI/PPI/PP. Periode data yang dikumpulkan untuk perusahaan perikanan adalah data tahun sebelumnya, sedangkan TPI/PPI/PP adalah triwulan sebelumnya. 10

19 Oleh karena metode pengumpulan data dilakukan secara lengkap terhadap semua unit, maka harus didasarkan pada direktori (daftar nama dan alamat) perusahaan perikanan, TPI dan Pelabuhan perikanan (PP/PPI) yang lengkap dan akurat. Secara garis besar, pelaksanaan lapangan untuk Survei Perusahaan Perikanan, TPI dan Pelabuhan perikanan (PP/PPI) seperti tertera di bawah ini. a. Matching direktori dengan instansi terkait (baik di pusat maupun daerah) dan hasil pencacahan tahun sebelumnya. Kegiatan ini telah dilaksanakan pada tahun 2012, hasil matching tersebut kemudian dilakukan updating di lapangan oleh BPS daerah. Hasil dari updating lapangan diperoleh direktori baru dengan keterangan terhadap setiap unit/obyek yaitu: aktif, tutup sementara, tutup, tidak memenuhi syarat, dan untuk Pelabuhan Perikanan ditambah informasi apakah ada TPI atau tidak. Hasil updating direktori tersebut kemudian digunakan sebagai dasar/target pencacahan di lapangan pada tahun b. Pencacahan dilakukan terhadap semua unit/obyek dalam direktori dengan ketentuan: (1) pencacahan harus dilakukan terhadap semua unit/obyek, dengan keterangan kondisi hasil pencacahan: aktif (dokumen terisi), tutup sementara/tutup (dokumen tetap diisi dengan keterangan resmi); dan (2) jika ditemukan perusahaan/tpi/pp/ppi baru yang memenuhi syarat untuk dicacah (perusahaan/tpi/pp/ppi baru atau lama yang terlewat cacah pada tahun sebelumnya), maka harus dilakukan pencacahan. c. Berdasarkan hasil pencacahan tersebut kemudian dibuat direktori baru (yang sudah ter-update) dan digunakan sebagai target pencacahan tahun berikutnya. Untuk mengantisipasi adanya perusahaan/tpi/pp/ppi yang tidak terjaring, setiap tahun dilakukan matching kembali dengan instansi terkait. d. Demikian seterusnya kembali ke point b, sehingga diharapkan cakupan hasil pencacahan benar-benar menggambarkan keadaan di lapangan. Pengumpulan data pada Perusahaan Perikanan, TPI, dan PP dilakukan dengan memberikan kuesioner/daftar isian untuk diisi oleh responden pada 11

20 unit/obyek survei tersebut. Sedangkan pada PPI, pengumpulan data dilakukan dengan wawancara. Pada dasarnya, produksi penangkapan ikan di laut dapat didekati dengan pengumpulan data melalui tempat pendaratan ikan (pelabuhan perikanan maupun pendaratan tradisional), dengan pemikiran bahwa semua ikan hasil tangkapan akan didaratkan melalui tempat pendaratan seperti yang tergambar pada skema di bawah ini. Keterangan *): Tempat-Tempat pendaratan Tradisional adalah Suatu tempat yang biasanya digunakan oleh masyarakat setempat untuk mendaratkan perahu/kapal hasil tangkapan ikan yang biasanya belum memiliki fasilitas pendaratan yang memadai (masih tradisional) dan umumnya belum dikelola oleh pemerintah setempat dan belum masuk ke dalam salah satu kategori peabuhan perikanan. Untuk tempat pendaratan 12

21 seperti ini tetap dilakukan pendataan dengan menggunakan Daftar- PPI/Pendaratan Ikan Tardisional. Untuk transaksi penjualan ikan di laut dan ikan yang langsung dibawa ke luar negeri tidak dapat dipantau dengan pengumpulan data melalui tempat pendaratan ikan/pelabuhan perikanan. Sedangkan hasil tangkapan oleh perusahaan yang didaratkan akan tercakup/tercatat melalui tempat pendaratan ikan/pelabuhan perikanan Konsep dan Definisi a. Perusahaan Perikanan Perusahaan perikanan adalah perusahaan yang melakukan kegiatan perikanan yang mencakup kegiatan penangkapan ikan dan kegiatan budidaya ikan. Perusahaan penangkapan ikan adalah perusahaan yang melakukan kegiatan penangkapan ikan baik di laut maupun di perairan umum. Sedangkan perusahaan budidaya ikan adalah perusahaan yang melakukan kegiatan budidaya ikan, baik di laut maupun di darat (tambak. kolam, perairan umum) b. Tempat Pelelangan Ikan (TPI) TPI adalah pasar yang biasa terletak di dalam Pelabuhan Perikanan (PPS, PPN, PP Patau Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)), dan di tempat tersebut terjadi transaksi penjualan ikan/hasil laut baik secara lelang maupun tidak (tidak termasuk TPI yang menjual/melelang ikan darat). TPI dikoordinasi oleh Dinas Perikanan atau Pemerintah Daerah setempat. TPI yang dicakup harus memenuhi syarat sebagai berikut: 1) tempat tetap (tidak berpindah-pindah); 2) memiliki bangunan tempat transaksi lelang/penjualan ikan; 3) ada koordinator dalam prosedur lelang/penjualan ikan; dan 4) memiliki izin dari instansi yang berwenang (Dinas Perikanan/Pemerintah Daerah). c. Pelabuhan Perikanan Pelabuhan Perikanan berdasarkan kategori dibagi menjadi 4 yaitu PPS, PPN, PPP dan PPI. Namun khusus dalam keperluan pendataan survei perikanan yang dicakup dalam Pelabuhan perikanan hanya pelabuhan 13

22 perikanan yang termasuk kategori sedang/besar yaitu type A, B, dan C. yaitu terdiri dari PPS, PPN, dan PPP dan didata dengan kuesioner Daftar-PP. Sedangkan untuk PPI akan di data tersendiri dengan kuesioner Daftar PPI. Biasanya dalam Pelabuhan Perikanan juga terdapat TPI, sehingga keduaduanya tetap dicatat baik Pelabuhan perikanan dengan kuesioner Daftar-PP dan TPI dengan kuesioner Daftar TPI. d. Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) adalah merupakan salah satu kategori dari pelabuhan perikanan yang paling kecil. Pada umumnya di setiap PPI tidak selalu terdapat fasilitas TPI. Jika demikian maka pandataan PPI yang tidak memiliki fasilitas TPI di data dengan menggunakan kuesioner Daftar-PPI/Pendaratan Ikan Tardisional. Namun Jika PPI tersebut memliki fasilitas TPI maka PPI tersebut cukup didata dengan kuesioner Daftar-TPI. e. Tempat Pendaratan Ikan Tradisional. Tempat pendaratan Tradisional adalah Suatu tempat yang biasanya digunakan oleh masyarakat setempat untuk mendaratkan perahu/kapal hasil tangkapan ikan yang biasanya belum memiliki fasilitas pendaratan yang memadai (masih tradisional) dan umumnya belum dikelola oleh pemerintah setempat dan belum masuk ke dalam salah satu kategori peabuhan perikanan. Untuk tempat pendaratan seperti ini tetap dilakukan pendataan dengan menggunakan kuesioner Daftar-PPI/Pendaratan Ikan Tradisional Data Sekunder Data produksi perikanan yang dikumpulkan oleh KKP secara umum dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu: perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Data produksi perikanan tangkap diperoleh dari pengumpulan data pada kegiatan penangkapan ikan. Sedangkan data produksi perikanan budidaya diperoleh dari pengumpulan data pada kegiatan pembudidayaan ikan. Kegiatan penangkapan ikan adalah kegiatan menangkap atau mengumpulkan ikan/binatang air lainnya/tanaman air yang hidup di laut/perairan umum secara bebas dan bukan milik perseorangan. Sedangkan pembudidayaan ikan adalah kegiatan untuk memelihara, 14

23 membesarkan dan atau membiakkan (pembenihan) ikan dengan menggunakan lahan, perairan dan fasilitas buatan serta memanen hasilnya. Produksi perikanan tangkap dibedakan menurut tempat penangkapan yaitu: a. penangkapan ikan di laut; dan b. penangkapan ikan di perairan umum (sungai, danau, waduk, rawa, termasuk perairan yang terjadi karena luapan walaupun menutupi tanah milik perseorangan dimasukkan sebagai perairan umum). Produksi perikanan budidaya dibedakan menurut wadah/media pembudidayaan ikan, yaitu: a. budidaya ikan di laut; b. budidaya ikan di tambak; c. budidaya ikan di kolam; d. budidaya ikan di karamba; e. budidaya ikan di jaring apung; dan f. budidaya ikan di sawah. Cakupan data produksi perikanan tangkap/budidaya yang dikumpulkan KKP adalah semua hasil penangkapan/budidaya ikan/binatang air lainnya/tanaman air yang ditangkap/dipanen dari sumber perikanan alami baik yang diusahakan oleh perusahaan perikanan maupun rumah tangga perikanan. Data produksi yang dicakup tidak hanya produksi yang terjual, tetapi juga hasil produksi yang dimakan/dikonsumsi oleh rumah tangga perikanan atau diberikan kepada buruh sebagai upah. Sedangkan produksi perikanan dalam rangka sport/olah raga, rekreasi, atau kegemaran (hoby), dan produksi yang dibuang karena terkena racun, pencemaran atau penyakit tidak dicakup dalam perhitungan produksi. Data yang dikumpulkan, baik untuk perikanan tangkap maupun perikanan budidaya terdiri dari data Rumah Tangga Perikanan (RTP) dan data perusahaan perikanan. RTP adalah rumah tangga yang melakukan kegiatan penangkapan/budidaya ikan/binatang air lainnya/tanaman air dengan tujuan sebagian/seluruh hasilnya untuk dijual. Sedangkan perusahaan perikanan adalah unit ekonomi berbadan hukum yang melakukan kegiatan penangkapan/budidaya ikan/binatang air 15

24 lainnya/tanaman air dengan tujuan sebagian/seluruh hasilnya untuk dijual. Dalam pengumpulan data produksi perikanan, salah satu pendekatannya adalah dengan melalui desa sampel (terpilih). Untuk memilih desa sampel, diperlukan kerangka sampel yang berisi data banyaknya RTP dan perusahaan perikanan di tiap desa pada masingmasing kabupaten/kota. Pada awalnya, kerangka sampel yang digunakan adalah berdasarkan hasil Sensus Pertanian Tahun 1973, hasil Potensi Desa Tahun 1974 dan hasil koreksi penyusunan kerangka sampel oleh Dinas Perikanan Daerah Tahun Kemudian setiap sedikitnya 10 tahun sekali, kerangka sampel dilakukan penggantian/updating karena desa-desa perikanan dimungkinkan telah banyak mengalami perubahan antara lain: terjadi pemekaran desa maupun terjadi perubahan desa perikanan serta adanya perkembangan teknologi perikanan. Secara garis besar, metode pengumpulan data statistik perikanan (tangkap dan budidaya) seperti tertera di bawah ini. (1) Mendaftar semua desa di setiap kabupaten/kota dan mencatat informasi mengenai perikanan tangkap maupun budidaya, misalnya : jumlah RTP perikanan tangkap/budidaya, luas lahan/areal yang diusahakan, dan sebagainya yang dilakukan oleh Mantri Ikan/Penyuluh Perikanan. Sumber data yang dapat dimintai keterangan adalah aparat desa/rw/rt, petugas pelabuhan, pedagang di pasar dan sebagainya. (2) Di samping mendaftar desa, Dinas Perikanan kabupaten/kota juga mencatat/mendaftar seluruh Perusahaan Perikanan yang terdapat di Kabupaten/Kota tersebut. (3) Memilih sejumlah desa sampel (pada prinsipnya jumlah desa sampel yang akan dipilih sama dengan jumlah kecamatan yang memiliki kegiatan perikanan). Pemilihan desa sampel dilakukan dengan cara Proportional Probability to Size (PPS) dengan size banyaknya RTP perikanan di masing-masing desa. Proses pemilihannya adalah dengan circular systematic. (4) Pemilihan desa sampel perikanan budidaya dipilih/diambil secara terpisah untuk setiap jenis budidaya. 16

25 (5) Pendaftaran/listing terhadap semua RTP perikanan di desa sampel. (6) Memilih sejumlah RTP perikanan di desa sampel berdasarkan hasil pendaftaran RTP dengan Systematic Sampling. (7) Melakukan pencacahan secara rinci terhadap RTP sampel. (8) Melakukan pengolahan data dan estimasi untuk tingkat Kabupaten/Kota dengan cara mengalikan setiap data hasil pencacahan dengan Raising Factor (R) yaitu berdasarkan banyaknya RTP perikanan/luas areal yang diusahakan/karakteristik lain yang berkaitan erat dengan data yang akan diestimasi hasil pendaftaran seluruh desa pada tingkatan Kabupaten/Kota. (9) Melakukan pengamatan/pencacahan terhadap perahu/kapal yang mendarat menurut jenis alat secara sampel melalui Pelabuhan Perikanan. (10) Untuk perusahaan perikanan dilakukan pencacahan lengkap (complete enumeration). 17

26 18

27 BAB III PENGOLAHAN DATA Pengolahan data adalah merupakan tahapan setelah pengumpulan data di lapangan (dari sumber data/responden) sebelum tahap penyajian data (bisa berbentuk publikasi atau bentuk lain). Pengolahan data dimulai dari penerimaan dokumen, batching, editing/coding, entri data, tabulasi dan pemeriksaan tabel serta proses perbaikan data jika masih ditemui data yang tidak konsisten/tidak wajar (ekstrim). Proses pengolahan data dimaksudkan sebagai salah satu upaya agar data yang disajikan merupakan data yang akurat dan teliti, selain pengumpulan data itu sendiri Penerimaan Dokumen Penerimaan dokumen merupakan tahap awal dari pengolahan data. Penerimaan dokumen diharapkan tidak sekedar menerima dan menumpuk dokumen hasil pencacahan. Kegiatan penerimaan dokumen terdiri dari 3 tahap. a. Melakukan absensi dokumen (misalnya: wilayah, nama unit/responden, nama pencacah, tanggal penerimaan). Absensi ini dilakukan selain untuk memonitor perkembangan realisasi hasil pencacahan, juga sebagai bahan pembuatan laporan sewaktu-waktu jika diperlukan. b. Memeriksa kelengkapan dokumen Pada pengumpulan data statistik perikanan, untuk satu unit pencacahan (perusahaan, TPI, PP, PPI) masing-masing menggunakan 1 kuesioner, maka kelengkapan dokumen yang harus diperiksa adalah setiap realisasi hasil pencacahan harus dilaporkan dokumennya. Misalnya hasil pencacahan terhadap perusahaan penangkapan ikan, ternyata sudah tutup sementara, tutup, maka dokumen harus dilaporkan. c. Memeriksa kelengkapan isian 19

28 Walaupun pada penerimaan dokumen belum dilakukan editing isian secara detail, namun dapat diperiksa kelengkapan isiannya. Misalnya terdapat blok yang belum terisi/belum ditanyakan. Pekerjaan ini seharusnya dilakukan di daerah (BPS Kabupaten/Kota) yang secara langsung berhubungan dengan petugas lapangan/pencacah. Jika memungkinkan sekaligus dilakukan editing secara detail terhadap isian dokumen. Hal ini dimaksudkan, jika terdapat isian kuesioner yang tidak jelas, maka dapat langsung diberikan kepada petugas lapangan untuk revisit ke responden/sumber data tanpa menunggu waktu lebih lama Batching Batching merupakan penanganan dokumen sebelum dilakukan editing/coding, yaitu mengelompokkan dokumen sesuai dengan kriteria tertentu agar lebih mudah dalam penelusuran dokumen. Misalnya pengelompokan menurut wilayah (kabupaten, kecamatan, desa, blok sensus), pengelompokan menurut jenis perusahaan (misalnya budidaya tambak, budidaya air tawar, budidaya laut, budidaya pembenihan, dll) Editing/Coding Editing merupakan proses memeriksa setiap isian dokumen secara teliti yang mencakup: kelengkapan isian (walaupun pada penerimaan sudah dilakukan), konsistensi isian antar rincian/antar blok dan memeriksa kewajaran isian pada umumnya (menghindari angka yang ekstrim karena kesalahan). Sedangkan coding merupakan pengkodean isian dokumen. Biasanya kode yang digunakan sudah didefinisikan/ditentukan sebelumnya, sehingga dalam pengisian hasil lapangan harus mengikuti kode tersebut dan tidak boleh salah mengisi kode. Proses editing/coding ini terutama juga harus dilakukan di BPS Kabupaten/Kota, jika ditemukan kesalahan/keragu-raguan dapat secara cepat berkomunikasi dengan petugas lapangan. 20

29 3.4. Entri Data Entri data merupakan proses memindahkan data dari dokumen ke media komputer dengan menggunakan program pengolahan tertentu. Dalam proses entri data dimungkinkan terjadi kesalahan dalam memasukkan data, oleh karena itu ketelitian dalam entri data sangat penting. Program pengolahan yang baik biasanya sudah dilengkapi dengan program validasi data, sehingga jika data yang dimasukkan terjadi salah ketik yang menyebabkan data keluar range yang telah ditentukan, maka program akan memberi respon (bisa berupa warning atau data tidak dapat diproses lebih lanjut). Agar proses entri data berjalan lancar, sangat diharapkan proses editing/coding dilakukan dengan teliti, sehingga kesalahan pada saat entri data dapat diminimalisir Tabulasi dan Pemeriksaan Tabel Setelah semua dokumen dientri (tentunya secara validasi sudah memenuhi range kewajaran data dan konsistensi data), tahap selanjutnya adalah melakukan tabulasi data. Tabulasi data merupakan proses penghitungan rekap data (agregasi data dari unit-unit pencacahan) untuk variabel-variabel sesuai dengan layout rancangan tabel yang telah dibuat. Sesuai dengan Undang-undang tentang Statistik Nomor 16 Tahun 1997 bahwa data individu dijamin kerahasiannya. Oleh karena itu dalam tabulasi tidak boleh menampilkan data dari individu/unit pencacahan, sehingga harus digabung/diagregasi dengan individu/unit pencacahan lainnya. Untuk angka nasional dengan rincian per propinsi, kemungkinan muncul hanya 1 individu dalam wilayah propinsi sangat kecil. Sedangkan untuk publikasi propinsi dengan rincian per kabupaten/kota, kemungkinan dapat hanya terdiri dari 1 individu (terutama data perusahaan perikanan dan TPI yang jumlahnya sedikit di kabupaten/kota tertentu). Untuk kondisi 21

30 terakhir, maka data untuk kabupaten/kota tersebut harus digabung dengan kabupaten/kota lain (dapat dilihat pada Tabel 3). Tabel 3. Jumlah Perusahaan dan Produksi Hasil Penangkapan Ikan Tahun 2006 Provinsi Jumlah Perusahaan Produksi (1) (2) (3) Bali Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Selatan Maluku Papua Lainnya *) Jumlah *) Provinsi lainnya terdiri dari: Sumatera Utara, Sumatera Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Kalimantan Barat Tabel di atas memberikan ilustrasi bahwa data perusahaan di provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Kalimantan Barat masing-masing terdiri dari 1 perusahaan, maka penyajian tabulasinya digabung menjadi provinsi lainnya. Sebelum tabel disajikan dalam publikasi, terlebih dahulu lakukan pencermatan/pemeriksaan angka dalam tabulasi apakah sudah menggambarkan kondisi di lapangan. Untuk mengetahui hal ini, lakukan perbandingan dan analisis dengan berbagai informasi terkait. Hal ini untuk mengantisipasi kemungkinan masih ditemukan kejanggalan yang disebabkan masih ada data yang ekstrim. Data ekstrim tidak selalu salah, karena jika didukung dengan informasi yang dapat diyakini kebenarannya maka data ekstrim harus tetap digunakan (data adalah potret). 22

31 BAB IV TATA CARA PENGISIAN LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN BUDIDAYA PERIKANAN (DAFTAR-LTB) 4.1. Tujuan Daftar-LTB digunakan untuk mendapatkan keterangan rinci mengenai perusahaan budidaya perikanan. Keterangan yang dikumpulkan meliputi jumlah dan pengeluaran tenaga kerja, luas penguasaan lahan budidaya, produksi, penggunaan produksi, pengeluaran sarana produksi, dan lainlain. Satu Daftar-LTB digunakan untuk mencacah satu perusahaan budidaya perikanan. Perusahaan budidaya perikanan yang dicakup dalam survei ini adalah perusahaan yang berbadan hukum/usaha yaitu: PT, PD/Persero, CV, Firma, Koperasi, dan Yayasan Keterangan yang Dikumpulkan Keterangan yang dikumpulkan dalam Daftar-LTB meliputi 12 (dua belas) blok, yaitu: Blok I. Keterangan Identitas; Blok II. Keterangan Perusahaan; Blok III. Jumlah Pekerja dan Pengeluaran untuk Pekerja; Blok IV. Luas Penguasaan Lahan Budidaya; Blok V. Jumlah Sarana Budidaya yang Digunakan; Blok VI. Produksi dan Pendapatan Lain; Blok VII. Penggunaan Produksi; Blok VIII. Pengeluaran untuk Sarana Produksi Selama Setahun; Blok IX. Pemakaian Bahan Bakar, Listrik, Air, dan Gas Selama Setahun; Blok X. Pengeluaran untuk Bahan-Bahan, Jasa dan Lainnya Selama Setahun; 23

32 Blok XI. Pembentukan Modal Tetap, Penambahan, Pengurangan, dan Perbaikan Besar; dan Blok XII. Catatan Cara Pengisian Daftar-LTB BLOK I. KETERANGAN IDENTITAS Blok ini digunakan untuk mencatat identitas perusahaan yang terdiri dari Provinsi, Kabupaten/ Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan, Nomor Urut Perusahaan, Nama Lengkap Perusahaan, Contact Person, Lokasi Perusahaan, dan Alamat Kantor Pusat. Rincian 1 s.d 4: Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan Tuliskan nama provinsi pada rincian 1, kabupaten/kota pada rincian 2, kecamatan pada rincian 3, dan desa/kelurahan pada rincian 4, sesuai dengan lokasi perusahaan. Untuk provinsi, kabupaten/kota, dan kecamatan tuliskan juga kodenya pada kotak yang tersedia. Rincian 5: Data yang Dilaporkan Tuliskan tahun data perusahaan budidaya ikan yang dilaporkan. Rincian 6: Nomor Urut Perusahaan Rincian ini dikosongkan dan hanya diisi oleh petugas editing coding BPS. Rincian 7: Nama Lengkap Perusahaan Tuliskan nama perusahaan secara lengkap, berikut bentuk badan hukumnya. Contoh: 7. Nama Lengkap Perusahaan : PT. MUTIARA BLAMBANGAN PERMAI Rincian 8: Contact Person Tuliskan nama dan jabatan dari staf perusahaan secara lengkap dan jelas yang dapat dijadikan sebagai contact person. Rincian 9: Lokasi Perusahaan Tuliskan alamat lokasi perusahaan secara lengkap dan jelas, berikut dengan kode pos, nomor telepon dan nomor Faximilli. 24

33 Contoh: 9. Lokasi Perusahaan : Jl. Gatot Subroto no. 68 Kalipuro Banyuwangi Kode Pos Tel.(0333) Fax. (...)... Rincian 10: Alamat Kantor Pusat Tuliskan alamat kantor pusat secara lengkap dan jelas, berikut dengan kode pos, nomor telepon, dan nomor Faximilli. Rincian 11: Kondisi Perusahaan saat Pencacahan Lingkari kode kondisi perusahaan saat pencacahan. Kode kondisi perusahaan saat pencacahan seperti dituliskan di bawah ini. Aktif -1 Sementara tidak Aktif -2 Tutup -3 BLOK II. KETERANGAN PERUSAHAAN Blok ini digunakan untuk mencatat keterangan mengenai jenis budidaya utama perusahaan, jenis kegiatan utama, wadah budidaya utama, jenis ikan, bentuk badan usaha, status permodalan, izin usaha, status perusahaan, dan tahun mulai operasional. Rincian 1: Jenis Budidaya Utama Lingkari kode jenis budidaya yang sesuai dengan kegiatan usaha yang dilakukan oleh perusahaan. Apabila suatu perusahaan mempunyai lebih dari satu jenis usaha (tambak, air tawar, laut) maka pilih yang utama, namun pengisian rincian produksi dan pengeluaran adalah dari seluruh budidaya yang diusahakan perusahaan. Budidaya Tambak - 1 Usaha budidaya tambak adalah kegiatan pemeliharaan ikan/biota lain dengan menggunakan tambak air payau sebagai sarana pemeliharaan, 25

34 dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya dijual/ditukar atau memperoleh pendapatan/keuntungan atas resiko usaha. Jenis ikan yang dibudidayakan di tambak air payau adalah Bandeng, Udang Windu, Udang Putih, Kepiting, dan sebagainya. Budidaya Air Tawar -2 Usaha budidaya ikan/biota lain di kolam air tawar adalah kegiatan pembenihan atau pemeliharaan ikan/biota lain dengan menggunakan kolam (kolam air tenang atau kolam air deras) sebagai sarana pemeliharaan, dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya dijual/ditukar atau memperoleh pendapatan/keuntungan atas resiko usaha. Budidaya ikan di kolam air tawar meliputi usaha budidaya di kolam air tenang dan kolam air deras. Budidaya air tawar juga meliputi budidaya di perairan umum. Budidaya Laut -3 Usaha budidaya ikan/biota lain di laut adalah kegiatan pemeliharaan ikan/biota lain di laut, di muara sungai, laguna, dan lainnya yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut dengan menggunakan kurungan yang biasanya dibuat dari jaring, bambu, kayu, atau bahan lainnya, dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya dijual/ditukar atau memperoleh pendapatan/keuntungan atas resiko usaha. Jenis ikan yang dibudidayakan di laut adalah Rumput Laut, Kerang Hijau, Kerapu, Kakap Merah, Kakap Putih, Kepiting, Teripang, Mutiara, dan sebagainya. Rincian 2: Jenis Kegiatan Utama Lingkari kode jenis kegiatan budidaya yang sesuai dengan kegiatan usaha yang dilakukan oleh perusahaan. Apabila suatu perusahaan mempunyai lebih dari satu kegiatan budidaya maka pilih salah satu yang utama. Pembenihan - 1 Usaha Pembenihan/Hatchery adalah kegiatan pemeliharaan induk ikan dengan tujuan untuk menghasilkan benih ikan pada lahan/wadah pembenihan baik air tawar, air laut maupun air payau. Dengan tujuan 26

35 sebagian atau seluruh hasilnya dijual/ditukar atau memperoleh pendapatan/keuntungan atas resiko usaha. Pembesaran -2 Usaha pembesaran adalah kegiatan pemeliharaan ikan berupa benih ikan/gelondongan menjadi ukuran besar/siap konsumsi. Rincian 3: Wadah Budidaya Utama Lingkari kode jenis wadah budidaya yang sesuai dengan kegiatan usaha yang dilakukan oleh perusahaan. Apabila suatu perusahaan mempunyai lebih dari satu wadah budidaya maka dapat melingkari lebih dari satu kode jenis wadah usaha. Wadah budidaya adalah tempat atau bangunan atau bejana yang berupa lahan/perairan/kurungan/jaring/rakit/terpal yang digunakan untuk membudidayakan ikan. Tambak adalah wadah berupa lahan atau tempat yang dibuat khusus untuk membudidayakan ikan/biotalain yang dibatasi oleh pematang/tanggul yang letaknya di pantai atau pesisir dimana sumber airnya dari saluran masih dipengaruhi oleh pasang surut air laut dan airnya payau. Karamba adalah tempat pemeliharaan ikan/biota lain yang dilakukan di perairan umum (sungai, danau, waduk, rawa atau jaring apung) Jaring apung adalah wadah pemeliharaan ikan/biota lain di perairan umum berbentuk kurungan yang digantungkan pada sebuah rakit. Kolam tanah adalah wadah berupa lahan atau tempat yang dibuat khusus untuk membudidayakan ikan yang dibatasi oleh pematang/tanggul yang letaknya di daratan dimana sumber airnya berasal dari danau, waduk, sungai, saluran irigasi, rawa atau mata air. Kolam bak adalah tempat atau bangunan atau bejana terbuat dari semen, fiber, dan plastik yang khusus digunakan untuk membudidayakan ikan. Tali rentang adalah sarana pemeliharaan ikan/biota lain yang digunakan di laut yang terbuat dari rangkaian tali panjang/kayu/bambu yang diberi pelampung atau pemberat yang digunakan untuk budidaya rumput laut. 27

36 Rincian 4: Jenis Ikan Isikan nama dan kode jenis ikan yang diusahakan oleh perusahaan budidaya ikan. Jenis ikan yang dituliskan adalah ikan budidaya utama perusahaan. Rincian 5: Bentuk Badan Usaha Lingkari kode bentuk badan usaha sesuai yang dimiliki oleh perusahaan. Kode bentuk badan hukum/usaha seperti tertulis di bawah ini. PN/PD/Persero/Perum -1 Firma -4 PT/NV -2 Koperasi/KUD -5 CV -3 Yayasan -6 PN/PD/Persero/Perum adalah perusahaan yang bukan semata-mata bertujuan mencari keuntungan, melainkan untuk melayani kepentingan umum masyarakat di bidang jasa-jasa vital. Usaha yang dijalankan memperhatikan segi efisiensi, efektivitas, ekonomis serta bentuk pelayanan yang baik. Seluruh modal perusahaan dimiliki negara yang dipisahkan dari kekayaan negara serta dapat memperoleh kredit dalam bentuk obligasi, dan diberi kebebasan bergerak untuk mengadakan perjanjian, kontrak, dan hubungan dengan perusahaan lain. PT/NV adalah perusahaan yang berstatus badan hukum, didirikan dengan modal yang terbagi dalam saham-saham dan pemegang saham bertanggung jawab terbatas pada nilai nominal saham yang dimiliki. Dalam menjalankan kegiatannya peran pemegang saham tergantung pada besar kecilnya jumlah saham yang dimiliki, atau berdasarkan perjanjian antar pemegang saham. CV adalah suatu bentuk perjanjian kerjasama untuk berusaha antara orang-orang yang bersedia memimpin, mengatur perusahaan, dan bertanggung jawab penuh atas kekayaan pribadinya, dengan orang-orang yang memberikan pinjaman dan tidak bersedia memimpin perusahaan serta bertanggung jawab pada kekayaan yang diikutsertakan dalam perusahaan tersebut. 28

37 Firma adalah suatu persekutuan untuk menjalankan perusahaan dengan nama bersama, masing-masing anggota firma bertanggung jawab sepenuhnya atas segala perjanjian. Laba yang diperoleh dibagi bersamasama dan rugi dari perusahaan ditanggung bersama pula. Koperasi/KUD adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama atas azas kekeluargaan. Yayasan adalah sebuah badan hukum dengan kekayaan yang dipisahkan. Tujuan pendiriannya dititikberatkan pada usaha-usaha sosial dan bukan untuk mencari keuntungan. Rincian 6: Status Permodalan Lingkari kode status permodalan sesuai yang dimiliki oleh perusahaan. Kode status permodalan perusahaan seperti di bawah ini. PMA -1 PMDN -2 Lainnya -3 PMA (Penanaman Modal Asing) adalah nilai investasi yang disetujui pemerintah terdiri atas saham peserta Indonesia, saham peserta asing, dan modal pinjaman pemerintah yang diinvestasikan untuk proyek di sektor tertentu dan diatur oleh pemerintah. PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) adalah nilai investasi yang disetujui pemerintah terdiri atas modal sendiri dan modal pinjaman pemerintah yang diinvestasikan untuk proyek di sektor tertentu dan diatur oleh pemerintah melalui undang-undang. Rincian 7: Izin Usaha Berasal dari Lingkari kode izin usaha sesuai yang diperoleh perusahaan. Kode izin usaha seperti dituliskan berikut ini. Pusat -1 Daerah -2 29

38 Rincian 7: Status Perusahaan Lingkari kode status perusahaan, apakah merupakan perusahaan tanpa cabang, perusahaan induk/pusat, atau perusahaan cabang. Kode status perusahaan dituliskan sebagai berikut. Tanpa Cabang -1 Induk/Pusat -2 Cabang -3 Perusahaan tanpa cabang adalah perusahaan yang berdiri sendiri, tidak mempunyai cabang di tempat lain dan pengelolaan dari seluruh kegiatan perusahaan dilakukan oleh perusahaan yang bersangkutan. Perusahaan induk/pusat adalah perusahaan yang mempunyai cabang/perwakilan/unit penjualan di tempat lain, yang secara administratif melakukan koordinasi, pengawasan, dan bimbingan terhadap seluruh perusahaan cabang/perwakilan/unit penjualan, tetapi pengelolaan kegiatan harian perusahaan cabang/perwakilan/unit penjualan tidak dilakukan oleh perusahaan pusat/induk. Perusahaan cabang adalah perusahaan yang menjalankan kegiatan perusahaan secara mandiri termasuk tata usaha/pembukuan, tetapi dalam mengatur usahanya itu tetap harus mengacu pada segala ketentuan yang diberikan oleh kantor pusat. Rincian 8: Tahun Mulai Operasional Isikan tahun mulai operasional perusahaan. Tahun mulai operasional adalah tahun di mana perusahaan memulai pertama kali melakukan kegiatan operasional perusahaan secara komersial. BLOK III. JUMLAH PEKERJA DAN PENGELUARAN UNTUK PEKERJA Blok ini digunakan untuk mencatat jumlah pekerja perusahaan baik pekerja produksi maupun pekerja non produksi, pekerja harian lepas, dan pengeluaran perusahaan untuk pekerja selama setahun. 30

39 A. PEKERJA TETAP DAN TIDAK TETAP SELAMA SETAHUN Isikan jumlah pekerja perusahaan pada akhir tahun menurut tingkat pendidikan, jenis kelamin, jenis pekerjaan dan status pekerja di kolom (2) s.d. (9). Pekerja produksi adalah pekerja yang terlibat langsung dalam kegiatan usaha budidaya perikanan, seperti menyiapkan lahan budidaya, menabur benih, memelihara, memanen, dan sebagainya. Pekerja non produksi adalah pekerja yang tidak terlibat langsung dalam kegiatan usaha budidaya perikanan, seperti pimpinan perusahaan, pegawai administrasi, penjaga malam, dan sebagainya. Pekerja tetap adalah pekerja yang menerima upah/gaji secara tetap baik ada kegiatan maupun tidak. Pekerja tidak tetap adalah pekerja yang menerima upah/gaji berdasarkan banyaknya waktu kerja. Pekerja tidak dibayar/pekerja keluarga adalah pekerja yang tidak mendapat/menerima upah/gaji dan biasanya adalah pekerja keluarga. B. PEKERJA HARIAN LEPAS/BORONGAN SELAMA SETAHUN Isikan rata-rata jumlah pekerja harian per hari kerja pada rincian 1, jumlah hari kerja selama setahun pada rincian 2, jumlah hari-orang (mandays) dalam setahun pada rincian 3, dan jumlah upah untuk pekerja harian selama setahun di rincian 4. Pekerja harian lepas adalah pekerja yang bekerja secara harian di mana pembayaran upah dihitung secara harian/banyaknya hari bekerja. Pekerja borongan adalah pekerja yang bekerja atas dasar kontrak yang disepakati menyangkut jenis pekerjaan yang harus diselesaikan dan upah yang akan dibayarkan. Jumlah hari-orang (mandays) adalah rata-rata jumlah pekerja per hari kerja dikalikan jumlah hari kerja pekerja harian selama setahun (Rincian 1 X Rincian 2). 31

40 C. PENGELUARAN UNTUK PEKERJA TETAP DAN TIDAK TETAP SELAMA SETAHUN Blok ini untuk mencatat pengeluaran upah/gaji pekerja selama setahun. Pengeluaran yang dimaksud pada rincian ini adalah pengeluaran untuk pekerja tetap dan tidak tetap (bukan pekerja harian/borongan). Jenis pengeluaran pekerja meliputi pengeluaran untuk upah/gaji, upah lembur, bonus/hadiah/lainnya. Sedangkan bentuknya dapat berupa uang maupun berupa barang. Upah/gaji yang berupa barang agar dinilai sesuai harga pasar barang yang bersangkutan pada saat diperoleh. Rincian 1: Upah dan Gaji Isikan pengeluaran perusahaaan untuk pembayaran upah dan gaji pekerja yang berupa uang di kolom (2) dan berupa barang di kolom (3). Rincian 2: Upah Lembur Isikan pengeluaran perusahaaan untuk pembayaran upah lembur yang berupa uang di kolom (2) dan berupa barang di kolom (3). Rincian 3: Bonus, Hadiah, dan Lainnya Isikan pengeluaran perusahaaan untuk pembayaran bonus, hadiah, dan lainnya yang berupa uang di kolom (2) dan berupa barang di kolom (3). BLOK IVa. LUAS PENGUASAAN LAHAN BUDIDAYA MENURUT STATUS (m 2 ) Blok ini digunakan untuk mencatat luas lahan yang digunakan perusahaan untuk kegiatan usaha budidaya perikanan. Lahan yang dimaksud adalah lahan budidaya, tidak termasuk lahan untuk kantor, dsb. Lahan budidaya yang digunakan dibedakan menurut status lahan yaitu lahan milik sendiri, lahan sewa, dan lahan lainnya. Sedangkan luas lahan yang dicatat adalah luas kotor dan luas bersih. Namun apabila mengusahakan budidaya laut, maka yang dicatat hanya luas bersih saja. Luas kotor adalah luas lahan budidaya yang berupa luas permukaan air termasuk luas galengan/pematang. 32

41 Luas bersih adalah luas permukaan air saja tidak termasuk luas galengan/pematang. Apabila suatu perusahaan hanya mempunyai satu jenis budidaya maka yang diisi hanya titik-titik di atas kolom (2) dan (3) sesuai jenis budidayanya. Apabila suatu perusahaan mempunyai jenis usaha lebih dari satu maka diisikan di kolom (4), (5) dan kolom (6), (7) sesuai dengan jenis budidaya. Jenis budidaya yang dimaksud adalah budidaya tambak, budidaya laut, budidaya air tawar, pembenihan/hatchery, atau budidaya lainnya. Rincian 1: Milik Sendiri Isikan luas lahan budidaya yang berasal dari milik sendiri menurut jenis budidaya. Luas lahan kotor diisikan pada kolom 2, 4, 6 dan luas lahan bersih pada kolom 3, 5, 7. Rincian 2: Sewa Isikan luas lahan budidaya yang berasal dari sewa menurut jenis budidaya. Luas lahan kotor dari sewa diisikan pada kolom 2, 4, 6 dan luas lahan bersih pada kolom 3, 5, 7. Rincian 3: Lainnya Isikan luas lahan budidaya yang berasal dari lainnya (misalnya bebas sewa) menurut jenis budidaya. Luas lahan kotor diisikan pada kolom 2, 4, 6 dan luas lahan bersih pada kolom 3, 5, 7. BLOK IVb. LUAS PENGUASAAN LAHAN BUDIDAYA MENURUT LOKASI (m 2 ) Blok ini digunakan untuk mencatat luas lahan yang digunakan perusahaan untuk kegiatan usaha budidaya perikanan menurut lokasi lahan. Lahan budidaya yang digunakan dibedakan menurut lokasi lahan yaitu lahan dalam kabupaten, luar kabupaten dalam provinsi dan luar provinsi. Rincian 1: Dalam kabupaten Isikan luas lahan budidaya yang berada di dalam kabupaten. Luas lahan kotor diisikan pada kolom 2, 5 dan luas lahan bersih pada kolom 3, 6. 33

42 Rincian 2: Luar kabupaten dalam provinsi Isikan luas lahan budidaya yang berada di luar kabupaten dalam provinsi. Luas lahan kotor diisikan pada kolom 2, 5 dan luas lahan bersih pada kolom 3, 6. Rincian 3: Luar Provinsi Isikan luas lahan budidaya yang berada di luar provinsi. Luas lahan kotor diisikan pada kolom 2, 5 dan luas lahan bersih pada kolom 3, 6. BLOK V. JUMLAH SARANA BUDIDAYA YANG DIGUNAKAN Blok ini digunakan untuk mencatat jenis sarana budidaya yang digunakan perusahaan untuk kegiatan usaha budidaya perikanan. Jenis sarana budidaya yang digunakan dibedakan menurut status kepemilikan yaitu milik sendiri, sewa, dan lainnya. Isikan banyaknya sarana budidaya perikanan yang digunakan oleh perusahaan pada rincian 1 s.d 7 (pompa air, kincir air, aerator, waterkit, nukleus, genset, dan lainnya), pada kolom yang sesuai yaitu sarana yang merupakan milik sendiri di kolom (2), sewa di kolom (3), dan lainnya di kolom (4), serta isikan jumlah seluruhnya pada kolom (5). Sarana budidaya yang digunakan adalah yang benar-benar digunakan untuk usaha budidaya perikanan dan dapat berfungsi dengan baik. Pompa air adalah alat yang berfungsi menambah banyaknya debit air yang digunakan untuk mengairi lahan budidaya atau keperluan lainnya. Kincir air adalah alat yang berfungsi mengatur sirkulasi oksigen dalam air yang digerakan/berputar berdasarkan/tergantung pada angin. Aerator adalah alat yang berfungsi mengatur sirkulasi oksigen dalam air yang digerakkan oleh aliran listrik. Genset adalah alat yang berfungsi membangkitkan tenaga listrik yang digunakan untuk usaha budidaya. Waterkit adalah alat yang berfungsi mengetahui kadar keasaman air, agar nantinya sesuai dengan jenis ikan yang akan diusahakan. 34

43 Nukleus adalah benda yang dimasukkan ke dalam tiram mutiara hidup yang berguna sebagai perangsang terbentuknya mutiara. BLOK VI. PRODUKSI DAN PENDAPATAN LAIN Blok ini digunakan untuk mencatat keterangan mengenai produksi dan pendapatan lain perusahaan selama setahun. Produksi adalah jumlah semua ikan/biota lain yang telah dipanen dari tempat pemeliharaan yang diusahakan oleh perusahaan budidaya perikanan. Jadi yang dihitung sebagai produksi tidak hanya jumlah hasil panen yang dijual, tetapi termasuk juga hasil panen yang diolah lagi oleh perusahaan, atau yang diberikan sebagai upah kepada buruh dan juga produksi yang tercecer, rusak dan sebagainya. A. PRODUKSI DAN NILAI PRODUKSI SELAMA SETAHUN Apabila suatu perusahaan mempunyai satu jenis budidaya maka jenis budidaya diisikan di atas kolom (4) dan (5). Jika suatu perusahaan mempunyai jenis budidaya lebih dari satu maka di atas kolom (6),(7), dan kolom (8),(9) diisi jenis budidaya lain yang tidak diisikan di atas kolom (4), (5). Jenis budidaya yang dimaksud adalah budidaya tambak, budidaya laut, budidaya air tawar, pembenihan/hatchery, atau budidaya lainnya. Kolom (1): Jenis Ikan Isikan jenis ikan yang dihasilkan pada kolom ini, jenis ikan yang dimaksud adalah termasuk biota lain seperti udang, benih ikan/biota lain, mutiara, dan lain-lain tergantung jenis budidaya. Kolom (2): Banyaknya Panen Setahun (kali) Isikan banyaknya panen dalam setahun di kolom ini, sesuai dengan jenis ikan yang dihasilkan di kolom (1). Panen adalah kegiatan pengambilan hasil baik dilakukan sekaligus atau secara bertahap. Panen sekaligus biasa dilakukan dengan cara mengeringkan lahan kemudian mengambil seluruh ikan/biota lain yang dibudidayakan. Panen bertahap dilakukan dengan hanya mengambil ikan/biota lain yang siap dibudidayakan atau untuk dikonsumsi saja dan sisanya akan dipanen pada 35

44 waktu berikutnya. Panen yang dilakukan setiap hari, dianggap sebagai 1 kali panen. Kolom (3): Satuan Standar Isikan satuan standar yang digunakan (misalnya: ton, kg, ekor, gram, biji/butir, dan lainnya). Kolom (4) / (6) / (8): Volume Isikan volume/kuantitas produk yang dihasilkan sesuai dengan jenis budidaya di kolom ini. Kolom (5) / (7) / (9): Nilai (000 Rp) Isikan nilai produk yang dihasilkan sesuai dengan jenis budidaya di kolom ini dalam ribuan rupiah,. Kolom (10) dan (11): Produksi dari Pembelian Isikan volume produksi ikan yang berasal dari pembelian di kolom (10) dan nilainya dalam ribuan rupiah di kolom (11). Rincian 9: Jumlah (A) Isikan kolom (5), (7), (9) dan (11) dengan penjumlahan dari rincian 1 sampai dengan rincian 8. B. PENDAPATAN DAN PENERIMAAN LAIN SELAMA SETAHUN Pendapatan dan penerimaan lain adalah pendapatan/penerimaan perusahaan selain yang diperoleh dari produksi yang merupakan kegiatan utama perusahaan. Pendapatan dan penerimaan lain perusahaan dapat berasal dari penerimaan jasa perikanan, keuntungan penjualan barang dalam bentuk yang sama dan lainnya. Rincian 1: Penerimaan dari Jasa Perikanan Isikan penerimaan perusahaan yang berasal dari jasa perikanan yang diberikan kepada pihak lain dalam satuan ribuan rupiah. Rincian 2: Keuntungan Penjualan Barang dalam Bentuk yang Sama Isikan penerimaan perusahaan yang berasal dari keuntungan penjualan barang dalam bentuk yang sama dalam satuan ribuan rupiah. 36

45 Rincian 3: Pendapatan dan Penerimaan Lainnya Isikan penerimaan perusahaan yang berasal dari pendapatan dan penerimaan lainnya dalam satuan ribuan rupiah. Rincian 4: Jumlah (B) Isian rincian ini merupakan hasil dari penjumlahan rincian 1 sampai dengan rincian 3. C. NILAI PRODUKSI DAN PENDAPATAN SELAMA SETAHUN (A + B) Isian rincian ini merupakan hasil penjumlahan rincian A dan rincian B. BLOK VII. PENGGUNAAN PRODUKSI Blok ini digunakan untuk mencatat keterangan mengenai penggunaan produksi. Penggunaan produksi adalah alokasi/distribusi produksi menurut penggunaannya, yaitu dijual di dalam negeri, di ekspor, dan lainnya (misalnya produksi yang diolah sendiri oleh perusahaan, tercecer, hilang, rusak, diberikan kepada pihak lain dan sebagainya). Kolom (1): Jenis Ikan Isikan jenis ikan yang dihasilkan, sesuai dengan isian pada Blok VIA kolom (1). Kolom (2): Satuan Standar Isikan satuan standar yang digunakan (misalnya: ton, kg, ekor, gram, biji/butir, dan lainnya). Kolom (3) / (4) / (5) / (6): Dijual di Dalam Negeri Isikan volume produksi yang dijual di dalam negeri, untuk produksi hidup/segar di kolom (3), dalam bentuk beku di kolom (4), dalam bentuk kering di kolom (5), dan lainnya di kolom (6). Kolom (7) / (8) / (9) / (10): Ekspor Isikan volume produksi yang dijual ke luar negeri (ekspor), untuk produksi dalam bentuk hidup/segar di kolom (7), dalam bentuk beku di kolom (8), dalam bentuk kering di kolom (9), dan lainnya di kolom (10). 37

46 Kolom (11): Lainnya Isikan volume produksi selain untuk dijual di dalam negeri dan diekspor ke dalam kolom (11). Misalnya: produksi yang tercecer, hilang, rusak, diberikan kepada pihak lain, dan sebagainya. BLOK VIII. PENGELUARAN UNTUK SARANA PRODUKSI Blok ini digunakan untuk mencatat keterangan mengenai penggunaan dan pengeluaran sarana produksi yang digunakan dalam kegiatan usaha budidaya selama setahun. Sarana produksi adalah bahan/sarana yang digunakan sebagai input dalam proses produksi untuk menghasilkan output. Jenis sarana produksi meliputi benih, bibit/induk, pupuk, obat-obatan/pestisida, dan pakan. Semua pemakaian dan pengeluaran yang dicatat pada blok ini adalah yang betul-betul digunakan/dikeluarkan selama setahun. Isikan jenis budidaya di kolom (3), (4) dan (5) sesuai isian jenis budidaya di rincian sebelumnya. Rincian 1: Benih Tuliskan jenis benih yang digunakan di kolom (1), satuan standar di kolom (2), banyaknya benih yang digunakan di kolom (3), (4) dan atau (5) sesuai dengan jenis budidaya yang diusahakan, serta nilai benih yang digunakan dalam satuan ribuan rupiah diisikan di kolom (6). Rincian 2: Bibit/induk Tuliskan jenis bibit/induk yang digunakan di kolom (1), satuan standar di kolom (2), banyaknya bibit/induk yang digunakan di kolom (3), (4) dan atau (5) sesuai dengan jenis budidaya yang diusahakan, serta nilai benih yang digunakan dalam satuan ribuan rupiah diisikan di kolom (6). Rincian 3: Pupuk Tuliskan jenis pupuk yang digunakan di kolom (1), satuan standar di kolom (2), banyaknya pupuk yang digunakan di kolom (3), (4) dan atau (5) sesuai dengan jenis budidaya yang diusahakan, serta nilai benih yang digunakan dalam satuan ribuan rupiah diisikan di kolom (6). 38

47 Pupuk adalah bahan yang digunakan untuk menyuburkan lahan/perairan. Jenis pupuk terdiri dari dua macam yaitu pupuk organik yang terbuat dari bahan organik misalnya kompos, pupuk kandang dan sebagainya, serta pupuk anorganik yang terbuat dari bahan kimia misalnya Urea, TSP, KCL, dan sebagainya. Rincian 4: Obat-obatan/Pestisida Tuliskan jenis obat-obatan/pestisida yang digunakan di kolom (1), satuan standar di kolom (2), banyaknya obat-obatan/pestisida yang digunakan di kolom (3), (4) dan atau (5) sesuai dengan jenis budidaya yang diusahakan, serta nilai benih yang digunakan dalam satuan ribuan rupiah diisikan di kolom (6). Obat-obatan/pestisida adalah bahan organik atau kimia yang digunakan untuk mencegah, mengurangi, menghilangkan gejala penyakit, pemacu perbaikan mutu, dan produksi. Contoh obat-obatan: Samponen, Brestan, Elbazine, dan lain-lain. Rincian 5: Pakan Tuliskan jenis pakan yang digunakan di kolom (1), satuan standar di kolom (2), banyaknya pakan yang digunakan di kolom (3), (4) dan atau (5) sesuai dengan jenis budidaya yang diusahakan, serta nilai benih yang digunakan dalam satuan ribuan rupiah diisikan di kolom (6). Pakan adalah bahan makanan untuk ikan. Pakan terdiri dari pakan alami dan pakan buatan pabrik.contoh pakan: Pelet, Artemia, Javanicus dan lainlain. Rincian 6: Jumlah Isian rincian ini adalah penjumlahan dari rincian 1(a+b+c+d+e) + 2(a+b+c+d+e) + 3(a+b+c+d+e) + 4(a+b+c+d+e+f+g) + 5(a+b+c+d+e+f+g) kolom (6). 39

48 BLOK IX. PEMAKAIAN BAHAN BAKAR, LISTRIK, AIR, DAN GAS Blok ini digunakan untuk mencatat keterangan mengenai pemakaian bahan bakar, listrik, air, dan gas selama setahun. Semua pemakaian dan pengeluaran yang dicatat pada blok ini adalah yang betul-betul digunakan/dikeluarkan selama setahun. Rincian 1: Bahan Bakar dan Pelumas Isikan banyaknya pemakaian bahan bakar dan pelumas menurut jenisnya di kolom (3) dan nilainya dalam satuan ribuan rupiah di kolom (4). Rincian 2: Listrik Isikan banyaknya pemakaian listrik menurut jenisnya di kolom (3) dan nilainya dalam satuan ribuan rupiah di kolom (4). Rincian 3: Air Isikan banyaknya pemakaian air di kolom (3) dan nilainya dalam satuan ribuan rupiah di kolom (4). Rincian 4: LPG Isikan banyaknya pemakaian LPG di kolom (3) dan nilainya dalam satuan ribuan rupiah di kolom (4). Rincian 5: Gas (dari PGN) Isikan banyaknya pemakaian gas di kolom (3) dan nilainya dalam satuan ribuan rupiah di kolom (4). Rincian 6: Jumlah Isian rincian ini adalah penjumlahan dari rincian 1f + 2b BLOK X. PENGELUARAN UNTUK BAHAN-BAHAN, JASA, DAN LAINNYA Blok ini digunakan untuk mencatat keterangan mengenai pengeluaran untuk bahan-bahan, jasa, dan lainnya selama setahun. Rincian 1a: Kemasan, Pembungkus, dan Pengepak Isikan nilai pengeluaran untuk kemasan, pembungkus, dan pengepak selama satu tahun dalam satuan ribuan rupiah. 40

49 Rincian 1b: Suku Cadang, Bahan untuk Pemeliharaan, dan Perbaikan Kecil Barang Modal Isikan nilai pengeluaran untuk suku cadang, bahan untuk pemeliharaan, dan perbaikan kecil barang modal selama satu tahun dalam satuan ribuan rupiah. Pemeliharaan kecil barang modal adalah pengeluaran rutin untuk memelihara atau memperbaiki barang modal agar tetap dapat bekerja/berfungsi seperti biasa. Rincian 1c: Barang Keperluan Kantor dan Alat Kerja Berumur kurang dari 1 Tahun Isikan nilai pengeluaran selama setahun untuk barang keperluan kantor dan alat kerja yang berumur kurang dari 1 tahun dalam satuan ribuan rupiah. Rincian 2a: Ongkos Pemeliharaan dan Perbaikan Kecil Barang Modal Isikan nilai pengeluaran untuk ongkos pemeliharaan dan perbaikan kecil barang modal selama satu tahun dalam satuan ribuan rupiah. Rincian 2b: Jasa perikanan yang Dibayarkan Kepada Pihak Lain Isikan nilai pengeluaran untuk jasa perikanan yang dibayarkan kepada pihak lain selama satu tahun dalam satuan ribuan rupiah. Rincian 3a: Sewa Gedung, Mesin, dan Peralatan Isikan nilai pengeluaran untuk sewa gedung, mesin, dan peralatan selama satu tahun dalam satuan ribuan rupiah. Rincian 3b: Sewa Tanah Isikan nilai pengeluaran untuk sewa tanah selama satu tahun dalam satuan ribuan rupiah. Rincian 4: Pengeluaran untuk Garam, Es, dan Sejenisnya Isikan nilai pengeluaran untuk garam, es, dan sejenisnya selama satu tahun dalam satuan ribuan rupiah. 41

50 Rincian 5: Pajak Tidak Langsung (PPN barang dan jasa, PBB, Bea masuk, Cukai, Retribusi, dsb) Isikan nilai pengeluaran untuk pajak tidak langsung (seperti PPN, PBB, Bea masuk, Cukai, dan Retribusi) selama satu tahun dalam satuan ribuan rupiah. Rincian 6: Penyusutan Isikan nilai pengeluaran untuk penyusutan barang modal selama satu tahun dalam ribuan rupiah. Rincian 7: Bunga atas Pinjaman Isikan nilai pengeluaran untuk bunga atas pinjaman selama satu tahun dalam satuan ribuan rupiah. Rincian 8: Hadiah, Sumbangan, Derma, dan Sejenisnya Isikan nilai pengeluaran untuk hadiah, sumbangan, derma, dan sejenisnya selama satu tahun dalam satuan ribuan rupiah. Rincian 9: Lain-lain (jasa akuntan, konsultan, asuransi kerugian, iklan, dll.) Isikan nilai pengeluaran lain-lain, selain pengeluaran yang sudah dicakup pada rincian 1 sampai dengan rincian 8, selama satu tahun dalam satuan ribuan rupiah. Rincian 10: Jumlah Jumlahkan nilai pengeluaran dari rincian 1 sampai dengan rincian 9. BLOK XI. PEMBENTUKAN MODAL TETAP, PENAMBAHAN, PENGURANGAN, DAN PERBAIKAN BESAR (000 Rp) Blok ini digunakan untuk mencatat keterangan mengenai pembentukan barang modal tetap perusahaan meliputi pembelian, perbaikan, dan pengurangan barang modal selama setahun. Kolom (1): Jenis Barang Modal Cukup jelas. Barang modal tetap adalah barang untuk pemakaian jangka panjang seperti tanah, gedung, mesin, kendaraan, dsb. 42

51 Kolom (2): Pembelian Barang Modal Baru Isikan nilainya dalam satuan ribuan rupiah jika ada pembelian barang modal baru. Barang modal baru adalah barang modal yang belum pernah dipakai pihak lain (kecuali tanah). Barang modal bekas dari luar negeri digolongkan sebagai barang modal baru. Kolom (3): Pembelian Barang Modal Bekas Dalam Negeri Isikan nilainya dalam satuan ribuan rupiah jika ada pembelian barang modal bekas dalam negeri. Barang modal bekas dalam negeri adalah barang modal yang pernah dipakai pihak lain di dalam negeri (kecuali tanah). Kolom (4): Perbaikan Besar Barang Modal Isikan nilainya dalam satuan ribuan rupiah jika ada perbaikan besar barang modal. Perbaikan besar barang modal adalah perbaikan barang modal sehingga memperbesar kapasitas produksi atau menambah usia barang modal. Kolom (5): Pengurangan Barang Modal Isikan nilainya dalam satuan ribuan rupiah jika ada pengurangan/penjualan barang modal. Pengurangan barang modal adalah pendapatan yang berasal dari penjualan barang dalam bentuk yang sama dengan waktu membeli, dapat positif atau negatif. Rincian 12:Jumlah Isian ini adalah penjumlahan dari rincian 1 s.d. 11 untuk masing-masing kolom. 43

52 BLOK XII. CATATAN Blok ini disediakan untuk mencatat hal hal yang dipandang perlu sebagai tambahan informasi dalam pengisian daftar ini Setelah selesai mengisi seluruh pertanyaan yang ada dalam Daftar-LTB ini, maka harus diberi stempel perusahaan dan dibubuhi tanda tangan, nama jelas, dan jabatan orang yang bertanggung jawab di perusahaan ini. Selain itu, petugas pencacah juga jangan lupa harus menuliskan tanggal pencacahan, nama jelas, dan menandatangani daftar ini. 44

53 BAB V TATA CARA PENGISIAN LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PENANGKAPAN IKAN (DAFTAR-LTP) 5.1. Tujuan Daftar-LTP digunakan untuk mendapatkan keterangan rinci mengenai perusahaan penangkapan ikan. Data yang dicatat mencakup keterangan perusahaan, pekerja dan pengeluaran untuk pekerja, produksi dan pendapatan lain, unit pengolahan/cold storage, penggunaan produksi, pengeluaran perusahaan selama setahun, jumlah perahu/kapal yang dikuasai serta pembentukan modal tetap. Satu Daftar-LTP digunakan untuk mencacah satu perusahaan penangkapan ikan. Perusahaan penangkapan ikan yang dicakup dalam survei ini adalah semua perusahaan penangkapan ikan yang berbadan hukum/usaha yaitu PT, PD/Persero, CV, Firma, Koperasi, dan Yayasan Keterangan yang Dikumpulkan Keterangan yang dikumpulkan dalam Daftar-LTP meliputi 10 (sepuluh) blok, yaitu: Blok I. Keterangan Identitas; Blok II. Keterangan Perusahaan; Blok III. Jumlah Pekerja dan Pengeluaran untuk Pekerja; Blok IV. Produksi dan Pendapatan Lain; Blok V. Unit Pengolahan/Cold Storage; Blok VI. Penggunaan Produksi; Blok VII. Pengeluaran; Blok VIII. Jumlah Perahu dan Kapal yang Dikuasai; Blok IX. Pembentukan Modal Tetap, Penambahan, Pengurangan, dan Perbaikan Besar; dan Blok X. Catatan. 45

54 5.3. Cara Pengisian Daftar LTP BLOK I. KETERANGAN IDENTITAS Rincian 1 s.d. 4 Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan Isikan nama provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan berikut kodenya pada baris dan kotak yang disediakan pada rincian 1 s.d. 4. Rincian 5: Data yang Dilaporkan Tuliskan tahun pelaporan data perusahaan penangkapan ikan dan isikan pada kotak yang tersedia. Rincian 6: Nomor Urut Perusahaan Diisi oleh petugas editing coding di BPS Pusat. Rincian 7: Nama Lengkap Perusahaan Tuliskan nama lengkap perusahaan dengan menggunakan huruf balok. Rincian 8: Contact Person Tuliskan nama pejabat dan jabatan orang yang dapat dihubungi di perusahaan dengan menggunakan huruf balok. Rincian 9: Lokasi Perusahaan Tuliskan dengan jelas alamat perusahaan berikut kode pos, telepon, dan faximilli selengkap-lengkapnya. Rincian 10: Alamat Kantor Pusat Tuliskan dengan jelas alamat kantor pusat berikut kode pos, telepon, dan faximilli selengkap-lengkapnya. Rincian 11: Kondisi Perusahaan saat Pencacahan Lingkari kode kondisi perusahaan saat pencacahan. Kode kondisi perusahaan saat pencacahan seperti dituliskan di bawah ini. Aktif -1 Bukan perusahaan penangkapan ikan -3 Sementara tidak Aktif -2 Tutup -4 46

55 BLOK II. KETERANGAN PERUSAHAAN Blok ini bertujuan untuk mengetahui jenis kegiatan perusahaan, bentuk badan usaha, status permodalan, izin usaha, status perusahaan, dan tahun mulai operasional. Rincian 1: Jenis Kegiatan Perusahaan Lingkari kode yang sesuai dengan jenis kegiatan perusahaan. Penangkapan adalah kegiatan menangkap atau mengumpulkan ikan/binatang air lainnya/ tanaman air yang hidup di laut/perairan umum secara bebas dan bukan milik perseorangan. Misalnya, melakukan penangkapan ikan kemudian produksinya langsung dijual dalam bentuk segar. Penangkapan dan pengolahan adalah kegiatan menangkap atau mengumpulkan ikan/binatang air lainnya/tanaman air yang hidup di laut/perairan umum secara bebas dan bukan milik perseorangan, kemudian dilakukan sendiri proses untuk mengubah rasa atau bentuk sehingga mempunyai nilai tambah. Misalnya, melakukan penangkapan ikan lalu produksinya diolah terlebih dahulu menjadi ikan beku, ikan kaleng, minyak ikan dan sebagainya, kemudian baru dijual. Rincian 2: Bentuk Badan Usaha Lingkari kode yang sesuai dengan bentuk badan usaha perusahaan. Rincian 3: Status Permodalan Lingkari kode yang sesuai dengan status permodalan perusahaan. Rincian 4: Izin Usaha Berasal dari Lingkari kode perolehan izin usaha perusahaan. Rincian 5: Status Perusahaan Lingkari kode yang sesuai dengan status perusahaan. 47

56 Rincian 6: Tahun Mulai Operasional Isikan tahun dimulainya operasional perusahaan. BLOK III. JUMLAH PEKERJA DAN PENGELUARAN UNTUK PEKERJA Blok ini digunakan untuk mencatat jumlah pekerja perusahaan dan pengeluaran untuk pekerja selama setahun. A. PEKERJA TETAP DAN TIDAK TETAP SELAMA SETAHUN Isikan jumlah pekerja perusahaan pada akhir tahun menurut tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, jenis kelamin, dan status pekerja di kolom (2) s.d. (9). B. PEKERJA HARIAN LEPAS/BORONGAN SELAMA SETAHUN Isikan rata-rata jumlah pekerja harian per hari kerja pada rincian 1, jumlah hari kerja selama setahun pada rincian 2, jumlah hari-orang (mandays) dalam setahun pada rincian 3, dan jumlah upah untuk pekerja harian selama setahun pada rincian 4, baik untuk pekerja di darat maupun pekerja di laut. Pekerja di darat adalah pekerja yang tidak terlibat langsung dalam kegiatan penangkapan ikan, seperti pimpinan perusahaan, pegawai administrasi, penjaga malam, tenaga pengangkut ikan, tenaga penyortir ikan, dan sebagainya. Pekerja di laut adalah pekerja yang terlibat langsung dalam kegiatan usaha penangkapan ikan, seperti juru mudi, anak buah kapal, dan sebagainya. C. PEKERJA TIDAK DIBAYAR/PEKERJA KELUARGA Isikan jumlah pekerja tidak dibayar/pekerja keluarga perusahaan selama setahun. D. PENGELUARAN UNTUK PEKERJA TETAP DAN TIDAK TETAP SELAMA SETAHUN Rincian ini untuk mencatat pengeluaran untuk pekerja selama setahun. Pengeluaran yang dimaksud pada rincian ini adalah untuk pekerja tetap dan tidak tetap (bukan pekerja harian/borongan). Jenis pengeluaran untuk pekerja meliputi pengeluaran untuk upah/gaji, upah lembur, bonus/hadiah/lainnya, dan dana pensiun/tunjangan/asuransi pegawai. 48

57 Sedangkan bentuknya dapat berupa uang atau barang. Upah/gaji berbentuk barang dinilai menurut harga barang pada saat itu, termasuk di sini penilaian terhadap fasilitas perumahan, kendaraan, dan sebagainya. Rincian 1: Upah dan Gaji Isikan pengeluaran perusahaan untuk pembayaran upah dan gaji pekerja berupa uang di kolom (2), berupa barang di kolom (3), dan jumlahnya di kolom (4). Rincian 2: Upah Lembur Isikan pengeluaran perusahaaan untuk pembayaran upah lembur pekerja berupa uang di kolom (2), berupa barang di kolom (3), dan jumlahnya di kolom (4). Rincian 3: Bonus, Hadiah, dan Lainnya Isikan pengeluaran perusahaaan untuk pembayaran bonus, hadiah, dan lainnya yang berupa uang di kolom (2), berupa barang di kolom (3), dan jumlahnya di kolom (4). Rincian 4: Dana Pensiun, Tunjangan, dan Asuransi Pegawai Isikan pengeluaran perusahaan untuk pembayaran pensiun, tunjangan, dan premi asuransi pegawai yang berupa uang di kolom (2), berupa barang di kolom (3), dan jumlahnya di kolom (4). Rincian 5: Jumlah Isikan penjumlahan masing-masing kolom 2, 3, dan 4. BLOK IV. PRODUKSI DAN PENDAPATAN LAIN Blok ini bertujuan untuk mengetahui ukuran masing-masing kapal, jumlah anak buah kapal, jenis alat penangkap utama, jumlah hari per trip, jumlah trip setahun, volume dan nilai produksi, daerah penangkapan, dan pelabuhan basis. 49

58 A. PRODUKSI SENDIRI MENURUT JENIS KAPAL/PERAHU SELAMA SETAHUN Kolom (1): Nama Perahu/Kapal Tuliskan semua nama perahu/kapal baik yang dimiliki maupun yang disewa oleh perusahaan. Penulisan nama perahu/kapal harus masingmasing per perahu/kapal dan tidak boleh digabung. Kolom (2): Ukuran Gross Tonage (GT) Isikan ukuran gross tonage untuk masing-masing perahu/kapal. Kolom (3): Jumlah Anak Buah Kapal (ABK) Isikan banyaknya ABK untuk masing-masing kapal. Kolom (4): Alat Penangkap Utama Isikan nama alat penangkap ikan yang digunakan pada masing-masing perahu/kapal. Apabila dalam satu perahu/kapal menggunakan lebih dari satu alat penangkap, maka yang dituliskan adalah alat penangkap yang dapat menghasilkan nilai produksi terbesar. Kolom (5): Jumlah Hari per Trip Isikan rata-rata lama setiap trip jika perahu/kapal tersebut berlayar. Apabila dalam satu hari perahu/kapal ini melakukan penangkapan lebih dari satu trip, maka lama hari untuk setiap trip yang dituliskan pada kolom ini adalah satu hari. Kolom (6): Jumlah Trip Setahun Isikan banyaknya trip perahu/kapal dalam melakukan penangkapan selama setahun. Trip penangkapan adalah kegiatan operasi penangkapan yang dihitung sejak kapal/perahu meninggalkan pelabuhan/tempat pendaratan menuju daerah operasi, mencari tempat penangkapan, menangkap ikan, hingga kembali ke pelabuhan/tempat asal. Biasanya satu trip dilakukan satu kali dalam sehari, yaitu berangkat pagi dan kembali sore hari, atau berangkat sore hari dan kembali pagi/siang hari berikutnya. Tetapi dapat pula terjadi satu trip 50

59 dilakukan selama lebih dari satu hari, bahkan kadang-kadang lebih dari satu bulan. Penangkapan dengan menggunakan alat-alat seperti pukat pantai, sero, serok, jermal, alat pengumpul kerang-kerangan dan rumput laut, dalam satu hari dapat melakukan beberapa kali trip penangkapan. Untuk unit-unit penangkapan demikian, satu hari penangkapan (hari penangkapan dilakukan) dihitung sebagai satu trip. Kolom (7): Volume Produksi Isikan banyaknya produksi untuk masing-masing perahu/kapal selama setahun dalam satuan ton. Produksi harus dalam bentuk segar. Jika sudah diolah, maka beratnya harus dikembalikan dalam bentuk segar. Produksi adalah jumlah tangkapan ikan selama tahun laporan. Yang termasuk produksi tidak hanya ikan yang dijual, tetapi juga ikan yang diberikan kepada ABK/pihak lain, tercecer, hilang, rusak, dan sebagainya. Kolom (8): Nilai produksi Isikan nilai produksi untuk masing-masing perahu/kapal selama setahun dalam satuan ribuah rupiah. Nilai produksi adalah nilai seluruh hasil tangkapan selama tahun laporan. Kolom (9): Daerah Penangkapan Tuliskan daerah di mana perahu/kapal ini biasa melakukan penangkapan ikan. Daerah penangkapan adalah wilayah perairan tempat operasi penangkapan, misalnya: ZEE, Laut Arafuru, Laut Banda, dan sebagainya. Kolom (10): Pelabuhan Basis Tuliskan nama pelabuhan tempat perahu/kapal ini bersandar. Pelabuhan basis adalah tempat perahu/kapal membongkar hasil tangkapan. Rincian: Jumlah Isikan kolom (7) dan (8) dengan penjumlahan rincian 1 sampai dengan rincian

60 B. PRODUKSI DAN NILAI MENURUT JENIS IKAN SELAMA SETAHUN Blok ini bertujuan untuk mengetahui produksi dan nilai produksi untuk masing-masing jenis ikan yang ditangkap dengan kapal milik sendiri, kapal carter asing, dan kapal carter nasional, serta volume dan nilai produksi ikan yang berasal dari pembelian yang dirinci menurut jenis ikan. Kolom (1): Jenis Ikan Cukup jelas Kolom (2), (4), (6): Volume Produksi Sendiri Isikan volume produksi untuk masing-masing jenis ikan yang ditangkap oleh kapal milik sendiri di kolom (2), kapal carter asing di kolom (4), dan kapal carter nasional di kolom (6) dalam satuan ton. Kolom (3), (5), (7): Nilai Produksi Sendiri Isikan nilai produksi untuk masing-masing jenis ikan yang ditangkap oleh kapal milik sendiri di kolom (3), kapal carter asing di kolom (5), dan kapal carter nasional di kolom (7) dalam ribuan rupiah. Kolom (8): Volume Pembelian Isikan volume produksi untuk masing-masing jenis ikan yang berasal dari pembelian ke kolom (8) dalam satuan ton. Kolom (9): Nilai Pembelian Isikan nilai produksi untuk masing-masing jenis ikan yang berasal dari pembelian ke kolom (9) dalam satuan ribuan rupiah Rincian 14: Jumlah Isikan masing-masing kolom (2) sampai dengan kolom (9) dengan penjumlahan dari rincian 1 sampai dengan rincian 13. C. PENDAPATAN DAN PENERIMAAN LAIN SELAMA SETAHUN Blok ini berisi keterangan mengenai penerimaan dari jasa perikanan, keuntungan penjualan barang dalam bentuk yang sama waktu membeli serta pendapatan/penerimaan lain. Rincian 1: Penerimaan dari Jasa Perikanan Isikan nilai penerimaan perusahaan yang berasal dari jasa perikanan yang diberikan kepada pihak lain ke kolom (2) dalam satuan ribuan rupiah. 52

61 Rincian 2: Keuntungan Penjualan Barang dalam Bentuk yang Sama Waktu Membeli Isikan nilai keuntungan perusahaan yang didapat dari penjualan barang dalam bentuk yang sama dengan waktu membeli dalam satuan ribuan rupiah. Rincian 3: Pendapatan/Penerimaan lain Isikan nilai pendapatan/penerimaan lain yang diterima perusahaan di kolom (2) dalam satuan ribuan rupiah. Rincian 4: Jumlah Isikan penjumlahan dari rincian 1 sampai dengan rincian 3. BLOK V. UNIT PENGOLAHAN/COLD STORAGE Blok ini bertujuan untuk mengetahui lokasi pengolahan, kapasitas pengolahan, kapasitas penyimpanan, volume, dan nilai bahan baku. Kolom (1): Lokasi Tuliskan lokasi di mana unit pengolahan berada, misalnya: lokasi pengalengan, pembuatan tepung ikan, dan cold storage. Kolom (2): Pengalengan Isikan kapasitas pengalengan ikan per hari dalam satuan ton. Kolom (3): Tepung Ikan Isikan kapasitas pembuatan tepung ikan per hari dalam satuan ton. Kolom (4): Lainnya Isikan kapasitas pengolahan lainnya per hari dalam satuan ton. Kolom (5): Kapasitas Cold Storage Isikan kapasitas gudang penyimpanan berpendingin (cold storage) dalam satuan ton. Kolom (6): Jenis Bahan Baku Milik Sendiri Tuliskan jenis bahan baku milik sendiri yang disimpan di cold storage. 53

62 Kolom (7): Volume Bahan Baku Milik Sendiri Isikan volume bahan baku milik sendiri yang disimpan di cold storage dalam satuan ton. Kolom (8): Nilai Bahan Baku Milik Sendiri Isikan nilai bahan baku milik sendiri yang disimpan di cold storage dalam satuan ribuan rupiah. Kolom (9): Jenis Bahan Baku Pihak Lain Tuliskan jenis bahan baku pihak lain yang disimpan di cold storage. Kolom (10): Volume Bahan Baku Pihak Lain Isikan volume bahan baku pihak lain yang disimpan di cold storage dalam satuan ton. Kolom (11): Nilai Bahan Baku Pihak Lain Isikan nilai bahan baku pihak lain yang disimpan di cold storage dalam satuan ribuan rupiah. BLOK VI. PENGGUNAAN PRODUKSI Blok ini berisi keterangan mengenai jumlah produksi yang dijual di dalam negeri dan yang diekspor dalam keadaan hidup/segar, beku, kering, dan lainnya serta jumlah ikan yang tidak dijual misalnya yang diolah sendiri, diberikan kepada ABK, rusak, tercecer, hilang dan sebagainya, yang dirinci menurut jenis ikan Kolom (2) dan (6): Hidup/Segar Isikan volume ikan yang dijual dalam keadaan hidup/segar dengan satuan ton di kolom (2), jika dijual di dalam negeri dan di kolom (6) jika diekspor. Kolom (3) dan (7): Beku Isikan volume ikan yang dijual dalam keadaan beku dengan satuan ton di kolom (3), jika dijual di dalam negeri dan di kolom (7) jika diekspor. 54

63 Kolom (4) dan (8): Kering Isikan volume ikan yang dijual dalam keadaan kering baik asin maupun tidak dengan satuan ton di kolom (4), jika dijual di dalam negeri dan di kolom (8) jika diekspor. Kolom (5) dan (9): Lainnya Isikan volume ikan yang dijual selain dalam keadaan hidup/segar, beku dan kering dengan satuan ton di kolom (5), jika dijual di dalam negeri dan di kolom (9) jika diekspor. Kolom (10): Lainnya Isikan volume ikan yang tidak dijual misalnya yang diolah sendiri, diberikan kepada ABK, rusak, tercecer, hilang dan sebagainya, dengan satuan ton. Rincian 14: Jumlah Isikan jumlah rincian 1 sampai dengan rincian 13 pada masing-masing kolom (2) sampai dengan kolom (10). BLOK VII. PENGELUARAN A. PENGELUARAN BAHAN BAKAR, LISTRIK, AIR, DAN GAS SELAMA SETAHUN Blok ini berisi keterangan mengenai jumlah pengeluaran untuk pembelian bahan bakar dan pelumas, listrik, air, LPG, dan gas yang dipakai untuk operasi penangkapan maupun diluar operasi penangkapan selama tahun laporan. Pengeluaran yang dimaksud disini adalah yang betul-betul habis digunakan pada tahun bersangkutan (tidak termasuk yang dibeli untuk persediaan). Rincian 1a: Bensin Isikan banyaknya pemakaian bensin untuk operasi penangkapan di kolom (3), di luar operasi penangkapan di kolom (4), dan total nilainya di kolom (5). 55

64 Rincian 1b: Solar/Minyak Diesel Isikan banyaknya pemakaian solar/minyak diesel untuk operasi penangkapan di kolom (3), di luar operasi penangkapan di kolom (4), dan total nilainya di kolom (5). Rincian 1c: Minyak Tanah Isikan banyaknya pemakaian minyak tanah untuk operasi penangkapan di kolom (3), di luar operasi penangkapan di kolom (4), dan total nilainya di kolom (5). Rincian 1d: Pelumas Isikan banyaknya pemakaian pelumas untuk operasi penangkapan di kolom (3), di luar operasi penangkapan di kolom (4), dan total nilainya di kolom (5). Rincian 1e: Bahan Bakar Lainnya Isikan nilai pemakaian bahan bakar lainnya di kolom (5) dalam satuan ribuan rupiah. Rincian 1f: Jumlah Isikan dengan penjumlahan dari rincian 1a sampai dengan rincian 1e. Rincian 2a: Listrik Dibangkitkan Sendiri Isikan banyaknya pemakaian listrik yang dibangkitkan sendiri untuk operasi penangkapan di kolom (3) dan di luar operasi penangkapan di kolom (4) dalam satuan KwH. Rincian 2b: Listrik Dibeli dari PLN Isikan banyaknya pemakaian listrik yang dibeli dari PLN untuk di luar operasi penangkapan di kolom (4), dan nilainya di kolom (5). Rincian 3: A i r Isikan banyaknya pemakaian air untuk operasi penangkapan di kolom (3), di luar operasi penangkapan di kolom (4), dan nilainya di kolom (5). Rincian 4: L P G Isikan banyaknya pemakaian LPG untuk operasi penangkapan di kolom (3), di luar operasi penangkapan di kolom (4), dan nilainya di kolom (5). 56

65 Rincian 5: Gas (dari PGN) Isikan banyaknya pemakaian gas (dari PGN) di luar operasi penangkapan di kolom (4), dan nilainya di kolom (5). Rincian 6: Jumlah Isikan dengan penjumlahan rincian 1f + rincian 2b + rincian 3 + rincian 4 + rincian 5. B. PENGELUARAN BAHAN-BAHAN, JASA, DAN LAINNYA SELAMA SETAHUN Blok ini berisi keterangan mengenai jumlah pengeluaran untuk pembelian bahan-bahan, jasa, sewa, pajak, penyusutan, bunga, hadiah, dan lainnya. Pengeluaran yang dimaksud disini adalah yang betul-betul habis digunakan pada tahun bersangkutan (tidak termasuk yang dibeli untuk persediaan). Rincian 1a: Umpan Isikan nilai pengeluaran untuk umpan selama satu tahun dalam ribuan rupiah. Rincian 1b: Garam Isikan nilai pengeluaran untuk garam selama satu tahun dalam ribuan rupiah. Rincian 1c: Es Isikan nilai pengeluaran untuk es selama satu tahun dalam ribuan rupiah. Rincian 1d: Kemasan, pembungkus, dan pengepak Isikan nilai pengeluaran untuk kemasan, pembungkus, dan pengepak selama satu tahun dalam ribuan rupiah. Rincian 1e: Suku Cadang, Bahan untuk Pemeliharaan, dan Perbaikan Kecil Barang Modal Isikan nilai pengeluaran untuk suku cadang, bahan untuk pemeliharaan, dan perbaikan kecil barang modal selama satu tahun dalam ribuan rupiah. 57

66 Rincian 1f: Barang Keperluan Kantor dan Alat Kerja Berumur Kurang dari 1 Tahun Isikan nilai pengeluaran untuk barang keperluan kantor dan alat kerja berumur kurang dari 1 tahun selama satu tahun dalam ribuan rupiah. Rincian 1g: Konsumsi dan Obat-obatan Awak Kapal Isikan nilai pengeluaran untuk konsumsi dan obat-obatan awak kapal selama satu tahun dalam ribuan rupiah. Rincian 2a: Ongkos Pemeliharaan dan Perbaikan Kecil Barang Modal Isikan nilai pengeluaran untuk ongkos pemeliharaan dan perbaikan kecil barang modal selama satu tahun dalam ribuan rupiah. Rincian 2b: Jasa Perikanan yang Dibayarkan kepada Pihak Lain Isikan nilai pengeluaran untuk jasa perikanan yang dibayarkan kepada pihak lain selama satu tahun dalam ribuan rupiah. Rincian 3a: Sewa Gedung, Mesin, dan Peralatan Isikan nilai pengeluaran untuk sewa gedung, mesin, dan peralatan selama satu tahun dalam ribuan rupiah. Rincian 3b: Sewa Tanah Isikan nilai pengeluaran untuk sewa tanah selama satu tahun dalam ribuan rupiah. Rincian 4: Pajak Tidak Langsung (PPN barang dan jasa, PBB, Bea dan Cukai, Retribusi, dsb.) Isikan nilai pengeluaran untuk pajak tidak langsung (PPN barang dan jasa, PBB, bea dan cukai, retribusi, dan sebagainya) selama satu tahun dalam ribuan rupiah. Rincian 5: Penyusutan Isikan nilai pengeluaran untuk penyusutan selama satu tahun dalam ribuan rupiah. Rincian 6: Bunga atas Pinjaman Isikan nilai pengeluaran untuk bunga atas pinjaman selama satu tahun dalam ribuan rupiah. 58

67 Rincian 7: Hadiah, Sumbangan, Derma, dan Sejenisnya Isikan nilai pengeluaran untuk hadiah, sumbangan, derma, dan sejenisnya selama satu tahun dalam ribuan rupiah. Rincian 8: Lain-lain (Jasa Akuntan, Konsultan, Asuransi Kerugian, Iklan, dll.) Isikan nilai pengeluaran lain-lain, selain pengeluaran yang sudah dicakup pada rincian 1 sampai dengan rincian 7, selama satu tahun dalam ribuan rupiah. Rincian 9: Jumlah Jumlahkan nilai pengeluaran dari rincian 1 sampai dengan rincian 8. BLOK VIII. JUMLAH PERAHU DAN KAPAL YANG DIKUASAI Blok ini berisi keterangan mengenai jumlah perahu, motor tempel, dan kapal motor yang dikuasai baik yang digunakan untuk penangkapan maupun untuk pengangkutan dan dirinci menurut milik sendiri, carter nasional, dan carter asing. Rincian 1a: Perahu/Kapal untuk Penangkapan yang Merupakan Milik Sendiri Isikan jumlah perahu/kapal milik sendiri yang dipakai untuk penangkapan ikan, di kolom yang sesuai dengan jenis perahu/kapal (kolom 2, 3, 4) dan jumlah seluruhnya di kolom (5). Rincian 1b: Perahu/Kapal untuk Penangkapan yang Merupakan Carter Nasional Isikan jumlah perahu/kapal yang dicarter dari dalam negeri dan dipakai untuk penangkapan ikan di kolom yang sesuai dengan jenis perahu/kapal (kolom 2, 3, 4) dan jumlah seluruhnya di kolom (5). 59

68 Rincian 1c: Perahu/Kapal untuk Penangkapan yang Merupakan Carter Asing Isikan jumlah perahu/kapal yang dicarter dari luar negeri dan dipakai untuk penangkapan ikan di kolom yang sesuai dengan jenis perahu/kapal (kolom 2, 3, 4) dan jumlah seluruhnya di kolom (5). Rincian 2a: Perahu/Kapal untuk Pengangkutan yang Merupakan Milik Sendiri Isikan jumlah perahu/kapal milik sendiri yang dipakai untuk mengangkut hasil tangkapan ikan di kolom yang sesuai dengan jenis perahu/kapal (kolom 2, 3, 4) dan jumlah seluruhnya di kolom (5). Rincian 2b: Perahu/Kapal untuk Pengangkutan yang Merupakan Carter Nasional Isikan jumlah perahu/kapal yang dicarter dari dalam negeri dan dipakai untuk mengangkut hasil tangkapan ikan di kolom yang sesuai dengan jenis perahu/kapal (kolom 2, 3, 4) dan jumlah seluruhnya di kolom (5). Rincian 2c: Perahu/Kapal untuk Pengangkutan yang Merupakan Carter Asing Isikan jumlah perahu/kapal yang dicarter dari luar negeri dan dipakai untuk mengangkut hasil tangkapan ikan di kolom yang sesuai dengan jenis perahu/kapal (kolom 2, 3, 4) dan jumlah seluruhnya di kolom (5). Rincian 3: J u m l a h Isikan penjumlahan rincian 1(a+b+c) + rincian 2(a+b+c) untuk masingmasing kolom (2, 3, 4, dan 5). Kapal/perahu penangkap adalah kapal/perahu yang digunakan dalam operasi penangkapan binatang/tanaman air, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan bila penangkapan dengan bagan, sero, kelong dan lain-lain, maka kapal/perahu yang digunakan untuk mengangkut nelayan, alat-alat penangkap ataupun hasil penangkapan dianggap kapal/perahu penangkap. Kapal pengangkut yang digunakan untuk 60

69 mengangkut hasil tangkapan atau hasil ikan olahan dari daerah produsen atau daerah penangkapan ke daerah konsumen tidak dimasukkan sebagai kapal/perahu penangkap. Kapal/perahu pengangkut adalah kapal yang digunakan untuk mengangkut hasil tangkapan atau hasil ikan olahan dari daerah produsen atau daerah penangkapan ke daerah konsumen. Kapal motor adalah kapal yang menggunakan mesin sebagai tenaga penggerak dan mesinnya diletakkan permanen di dalam kapal. Sebagian besar kapal motor di Indonesia terbuat dari kayu dan sebagian kecil terbuat dari besi. Perahu motor tempel adalah perahu yang menggunakan mesin (motor tempel) sebagai tenaga penggerak dan motornya diletakkan di luar baik di buritan maupun di sisi perahu. Motor tempel dapat dipasang pada jukung atau perahu papan. Perahu yang menggunakan motor tempel di samping layar dikategorikan perahu motor tempel. Perahu adalah perahu yang tidak menggunakan mesin sebagai tenaga penggerak, tetapi menggunakan layar atau dayung. Perahu milik sendiri adalah perahu/kapal yang dikuasai pada saat pencacahan, diperoleh dengan jalan membeli, warisan, pemberian/hadiah, termasuk yang dibeli secara angsuran. Perahu milik sendiri tidak termasuk yang sudah rusak (tidak bisa digunakan) dan yang sedang disewakan kepada pihak lain. Bila perahu/kapal dalam kondisi rusak tapi masih dapat diperbaiki dan digunakan lagi, tetap diperhitungkan. BLOK IX. PEMBENTUKAN MODAL TETAP, PENAMBAHAN, PENGURANGAN, DAN PERBAIKAN BESAR Blok ini digunakan untuk mencatat keterangan mengenai pembentukan barang modal tetap perusahaan meliputi pembelian, perbaikan, dan pengurangan barang modal selama setahun. 61

70 Kolom (1): Jenis Barang Modal Cukup jelas Kolom (2): Pembelian Barang Modal Baru Isikan nilainya dalam satuan ribuan rupiah jika ada pembelian barang modal baru. Kolom (3): Pembelian Barang Modal Bekas Dalam Negeri Isikan nilainya dalam satuan ribuan rupiah jika ada pembelian barang modal bekas dalam negeri. Kolom (4): Perbaikan Besar Barang Modal Isikan nilainya dalam satuan ribuan rupiah jika ada perbaikan besar barang modal. Kolom (5): Pengurangan Barang Modal Isikan nilainya dalam satuan ribuan rupiah jika ada pengurangan/penjualan barang modal. Pendapatan yang berasal dari penjualan barang dalam bentuk yang sama dengan waktu membeli, dapat positif atau negatif. Rincian 12: Jumlah Isian ini adalah penjumlahan dari rincian 1 s.d. 11 untuk masing-masing kolom. Setelah selesai mengisi seluruh pertanyaan yang ada dalam Daftar-LTP ini, maka harus diberi stempel perusahaan dan dibubuhi tanda tangan, nama jelas, dan jabatan orang yang bertanggung jawab di perusahaan ini. Selain itu, petugas pencacah juga jangan lupa harus menuliskan tanggal pencacahan, nama jelas, dan menandatangani daftar ini. BLOK X. CATATAN Blok ini digunakan untuk mencatat dan menambah keterangan agar memperjelas isian-isian blok sebelumnya. 62

71 BAB VI TATA CARA PENGISIAN LAPORAN TAHUNAN TEMPAT PELELANGAN IKAN (DAFTAR-LTPI) 6.1. Tujuan Daftar LTPI digunakan untuk mendapatkan keterangan antara lain mengenai kondisi Tempat Pelelangan Ikan (TPI), jumlah dan pengeluaran untuk pekerja, penyelenggaraan lelang, jumlah perahu/kapal yang mendarat, jumlah dan jenis ikan yang dijual, pengeluaran TPI, dan permodalan selama satu tahun. Semua TPI yang aktif (baik melakukan pelelangan maupun tidak) akan dicacah dengan menggunakan Daftar LTPI Keterangan yang Dikumpulkan Keterangan yang dikumpulkan dalam Daftar LTPI meliputi 10 (sepuluh) blok, yaitu: Blok I. Keterangan Identitas; Blok II. Keterangan TPI; Blok III. Pekerja dan Pengeluaran untuk Pekerja; Blok IV. Keterangan Penjualan; Blok V. Pendaratan Kapal/Perahu; Blok VI. Produksi dan Nilai Penjualan Ikan; Blok VII. Jenis Ikan Utama yang Dijual; Blok VIII. Pengeluaran; Blok IX. Pembentukan Barang Modal; dan Blok X. Catatan. 63

72 6.3. Cara Pengisian Daftar LTPI BLOK I. KETERANGAN IDENTITAS Blok ini berisi keterangan identitas yaitu provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan, nama TPI, alamat TPI, nama penanggung jawab TPI, lokasi TPI, dan nama pelabuhan perikanan/ PPI. Rincian 1 s.d. 4 Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan Isikan nama provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan berikut kodenya pada baris dan kotak yang disediakan pada rincian 1 s.d. 4. Rincian 5: Data yang Dilaporkan Tuliskan tahun data Tempat Pelelangan Ikan yang dilaporkan. Rincian 6: Nomor Urut TPI Diisi oleh petugas editing coding di BPS Pusat. Rincian 7: Nama TPI Tuliskan nama lengkap TPI dengan menggunakan huruf balok. Rincian 8: Alamat TPI Tuliskan alamat TPI secara lengkap berikut kode pos dan nomer telephon serta faximili jika ada. Rincian 9: Nama Penanggung Jawab TPI Tuliskan dengan jelas nama penanggung jawab TPI. Rincian 10: Lokasi TPI Lingkari kode lokasi TPI. Kode lokasi TPI seperti dituliskan di bawah ini. Dalam kawasan Pelabuhan Perikanan(PP)/PPI -1 Di luar kawasan Pelabuhan Perikanan(PP)/PPI -2 Pelabuhan perikanan adalah tempat berlabuh kapal/perahu dan tempat pendaratan hasil perikanan. Rincian 11: Nama Pelabuhan Perikanan(PP)/PPI Apabila Rincian 9 berkode 1 maka isikan nama Pelabuhan Perikanan(PP)/PPI. 64

73 BLOK II. KETERANGAN TPI Blok ini bertujuan untuk mendapatkan keterangan mengenai tahun mulai beroperasi, status hukum TPI, kondisi TPI, luas kantor pelelangan, luas ruang pelelangan, luas ruang pengepakan, dan pengelola TPI. Rincian 1: Tahun Mulai Beroperasi Isikan tahun mulai beroperasinya TPI. Apabila TPI tersebut pernah tutup dan kemudian beroperasi kembali, maka yang dituliskan adalah tahun beroperasi yang terakhir. Rincian 2: Status Hukum TPI Lingkari kode status hukum TPI yang sesuai. Kode status hukum TPI seperti disebutkan di bawah ini. UPTP -1 Swasta -4 BUMN -3 Lainnya -5 UPTD -2 UPTP : Unit Pelaksana Teknis Pusat UPTD : Unit Pelaksana Teknis Daerah BUMN: Badan Usaha Milik Negara Rincian 3: Kondisi Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Lingkari kode yang sesuai ada tidaknya Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Kode kondisi TPI seperti dituliskan di bawah ini. Ada Penjualan -1 Tidak Ada penjualan -2 Tutup -3 Rincian 4: Luas Kantor Pelelangan Isikan luas untuk kantor pelelangan dalam satuan m 2. Rincian 5: Luas Ruang Pelelangan Isikan luas untuk ruang pelelangan dalam satuan m 2. Rincian 6: Luas Ruang Pengepakan Isikan luas untuk ruang pengepakan dalam satuan m 2. 65

74 Rincian 7: Pengelola TPI Lingkari kode pengelola TPI yang sesuai. Kode pengelola TPI seperti tertulis di bawah ini. UPTP -1 BUMN -3 KUD -5 UPTD -2 Swasta -4 Lainnya -6 BLOK III. PEKERJA DAN PENGELUARAN UNTUK PEKERJA Blok ini bertujuan untuk mendapatkan keterangan mengenai jumlah pekerja tetap, pekerja honorer, pekerja harian lepas dan upah/gaji yang dikeluarkan untuk semua pekerja. A. PEKERJA TETAP DAN HONORER Rincian 1a : Pekerja Tetap Pegawai Negeri Isikan banyaknya pekerja tetap yang berstatus pegawai negeri ke kolom (2) jika laki-laki dan kolom (3) jika perempuan, serta jumlahnya ke kolom (4). Rincian 1b : Pekerja Tetap Bukan Pegawai Negeri Isikan banyaknya pekerja tetap yang berstatus bukan pegawai negeri ke kolom (2) jika laki-laki dan kolom (3) jika perempuan, serta jumlahnya ke kolom (4). Rincian 2: Pekerja Honorer Isikan banyaknya pekerja honorer ke kolom (2) jika laki-laki dan kolom (3) jika perempuan, serta jumlahnya ke kolom (4). Rincian 3: Jumlah Isikan Rincian 3 dengan menjumlahkan Rincian 1a + Rincian 1b + Rincian 2 untuk masing-masing kolom (2), (3) dan (4). B. PEKERJA HARIAN LEPAS Pekerja harian adalah pekerja yang menerima upah menurut jumlah hari ia bekerja. Rincian 1: Rata-rata Jumlah Pekerja Harian per Hari Selama Setahun Isikan rata-rata jumlah pekerja harian per hari selama tahun laporan. 66

75 Rincian 2: Jumlah Hari Kerja Selama Setahun Isikan jumlah hari bekerja selama tahun laporan dalam satuan hari. Rincian 3: Jumlah Hari-Orang Selama Setahun Isikan jumlah hari-orang selama tahun laporan. Rincian ini dapat diperoleh dengan mengalikan Rincian 1 x Rincian 2. Rincian 4: Upah Pekerja Harian Lepas Selama Setahun Isikan banyaknya upah yang dikeluarkan untuk pekerja harian lepas selama tahun laporan dalam satuan ribuan rupiah. C. UPAH/GAJI UNTUK PEKERJA TETAP DAN HONORER Upah/gaji berbentuk barang dinilai menurut harga barang pada saat itu. Termasuk di sini penilaian terhadap fasilitas perumahan, kendaraan dan sebagainya yang diterima pekerja. Rincian 1: Upah dan Gaji Isikan banyaknya upah dan gaji yang dikeluarkan untuk pekerja tetap dan honorer selama tahun laporan, baik yang berupa uang di kolom (2), maupun berupa barang di kolom (3) dan jumlahnya di kolom (4) dalam satuan ribuan rupiah. Rincian 2: Upah Lembur Isikan banyaknya upah lembur yang dikeluarkan untuk pekerja tetap dan honorer selama tahun laporan, berupa uang di kolom (2) dan berupa barang di kolom (3) serta jumlahnya di kolom (4). Rincian 3: Bonus, Hadiah, dan Lainnya Isikan banyaknya bonus, hadiah, dan lainnya yang dikeluarkan untuk pekerja tetap dan honorer selama tahun laporan, yang berupa uang di kolom (2) dan berupa barang di kolom (3) serta jumlahnya di kolom (4). Rincian 4: Dana Pensiun, Tunjangan, dan Asuransi Pegawai Isikan banyaknya dana pensiun, tunjangan, dan asuransi pegawai yang dikeluarkan untuk pekerja tetap dan honorer selama tahun laporan, yang berupa uang di kolom (2) dan berupa barang di kolom (3) serta jumlahnya di kolom (4). 67

76 Rincian 5: Jumlah Isikan Rincian 5 dengan menjumlahkan Rincian 1 + Rincian 2 + Rincian 3 + Rincian 4 untuk masing-masing kolom (2), (3) dan (4). BLOK IV. KETERANGAN PENJUALAN Blok ini digunakan untuk mendapatkan keterangan mengenai sistem penjualan, penyelenggara lelang, pungutan retribusi penjualan, Peraturan Daerah (Perda) yang mendasari adanya pungutan retribusi, persentase retribusi, petugas pencatat data volume/nilai penjualan, peserta penjualan serta cara pembayaran hasil penjualan. Rincian 1: Penyelenggara Kegiatan Penjualan Lingkari kode penyelenggara lelang yang sesuai. Kode penyelenggara lelang seperti dituliskan di bawah ini. PEMDA -1 KUD -2 Lainnya -3 Rincian 2: Sistem Penjualan Lingkari kode sistem penjualan yang sesuai. Kode sistem penjualan seperti tertulis berikut ini. Lelang -1 Tidak Lelang -2 Keduanya -3 Rincian 3: Pungutan Retribusi Penjualan Lingkari kode 1 jika ada pungutan retribusi penjualan, dan kode 2 jika tidak. Rincian 4: Bila ada retribusi, berdasarkan Perda Nomor : Bila TPI melakukan pungutan retribusi, maka tuliskan nomor Perda yang mendasari adanya pungutan retribusi tersebut. Rincian 5: Persentase Retribusi Persentase retribusi terhadap nilai kotor adalah besarnya (persentase) retribusi yang harus dibayarkan baik oleh nelayan maupun oleh peserta lelang (pembeli) kepada pelabuhan/tpi. Besarnya persentase dihitung terhadap nilai kotor hasil lelang. Rincian 5a: Persentase Besarnya Retribusi/Pungutan dari Nilai Kotor Isikan besarnya persentase retribusi/pungutan dari yang harus dibayarkan oleh nelayan dan atau peserta lelang terhadap nilai kotor, bila lelang di kolom (2) dan tidak lelang di kolom (3). 68

77 Rincian 5b1: Persentase Pembebanan Retribusi kepada Nelayan Isikan besarnya persentase retribusi/pungutan yang harus dibayarkan oleh nelayan terhadap nilai kotor, bila lelang di kolom (2) dan tidak lelang di kolom (3). Rincian 5b2: Persentase Pembebanan Retribusi kepada Pembeli Isikan besarnya persentase retribusi/pungutan yang harus dibayarkan oleh pembeli terhadap nilai kotor, bila lelang di kolom (2) dan tidak lelang di kolom (3). Rincian 5c1: Persentase Pembagian Hasil Retribusi/Pungutan kepada PEMDA Provinsi Isikan besarnya persentase pembagian hasil retribusi/pungutan yang disetorkan oleh pelabuhan kepada PEMDA Provinsi terhadap nilai kotor, bila lelang di kolom (2) dan tidak lelang di kolom (3). Rincian 5c2: Persentase Pembagian Hasil Retribusi/Pungutan kepada PEMDA Kabupaten/Kota Isikan besarnya persentase pembagian hasil retribusi/pungutan yang disetorkan oleh pelabuhan kepada PEMDA Kabupaten/Kota terhadap nilai kotor, bila lelang di kolom (2) dan tidak lelang di kolom (3). Rincian 5c3: Persentase Pembagian Hasil Retribusi/Pungutan kepada Penyelenggara Lelang Isikan besarnya persentase pembagian hasil retribusi/pungutan yang disetorkan oleh pelabuhan kepada penyelenggara lelang terhadap nilai kotor, bila lelang di kolom (2) dan tidak lelang di kolom (3). Rincian 4c4: Persentase Pembagian Hasil Retribusi/Pungutan kepada Pengelola TPI Isikan besarnya persentase pembagian hasil retribusi/pungutan yang disetorkan oleh pelabuhan kepada pengelola TPI terhadap nilai kotor, bila lelang di kolom (2) dan tidak lelang di kolom (3). 69

78 Rincian 5c5: Persentase Pembagian Hasil Retribusi/Pungutan untuk Saving Isikan besarnya persentase pembagian hasil retribusi/pungutan yang disimpan (saving) oleh pelabuhan terhadap nilai kotor, bila lelang di kolom (2) dan tidak lelang di kolom (3). Rincian 5c6: Persentase Pembagian Hasil Retribusi/Pungutan untuk Asuransi Nelayan Isikan besarnya persentase pembagian hasil retribusi/pungutan yang digunakan untuk asuransi nelayan terhadap nilai kotor, bila lelang di kolom (2) dan tidak lelang di kolom (3). Rincian 6: Petugas Pencatat Data Volume/Nilai Penjualan Isikan jumlah petugas yang biasanya bertugas untuk mencatat data volume/nilai penjualan. Apabila dilakukan lelang maka dicatat di kolom (2), bila tidak lelang di kolom (3). Rincian 7a: Jumlah Bakul/Peserta Penjualan Perorangan Isikan jumlah bakul/peserta penjualan perorangan selama setahun. Apabila dilakukan lelang maka dicatat di kolom (2), bila tidak lelang di kolom (3). Rincian 7b: Jumlah Bakul/Peserta Lelang Perusahaan Isikan jumlah bakul/peserta penjualan yang merupakan perusahaan selama setahun. Apabila dilakukan lelang maka dicatat di kolom (2), bila tidak lelang di kolom (3). Rincian 7c: Jumlah Bakul/Peserta Penjualan KUD Isikan jumlah bakul/peserta penjualan yang merupakan KUD selama setahun. Apabila dilakukan lelang maka dicatat di kolom (2), bila tidak lelang di kolom (3). Rincian 7d: Jumlah Bakul/Peserta Penjualan Lainnya Isikan jumlah bakul/peserta penjualan selain perorangan, perusahaan dan KUD, selama setahun. Apabila dilakukan lelang dicatat di kolom (2), bila tidak lelang di kolom (3). 70

79 Rincian 8: Cara Pembayaran Hasil Penjualan Lingkari kode cara pembayaran hasil penjualan yang sesuai. Kode cara pembayaran hasil penjualan seperti dituliskan berikut ini. Kontan -1 Dibayar kemudian -3 Dicicil -2 Lainnya -4 BLOK V. PENDARATAN KAPAL/PERAHU Blok ini digunakan untuk mendapatkan keterangan mengenai rata-rata perahu/kapal yang mendarat per hari menurut jenis perahu/kapal dan musim, serta rata-rata produksi ikan per hari yang paling banyak dilelang menurut musim. Puncak musim adalah bulan-bulan di mana kondisi cuaca sedang baik dan produksi ikan melimpah/paling banyak. Musim normal adalah bulan-bulan di mana produksi ikan normal. Musim paceklik adalah bulan-bulan di mana kondisi cuaca sedang tidak baik untuk melaut sehingga produksi ikan rendah. Rincian 1: Perahu Tak Bermotor Isikan rata-rata perahu tak bermotor yang mendarat per hari selama puncak musim di kolom (2), musim normal di kolom (3) dan musim paceklik di kolom (4). Perahu tak bermotor adalah perahu yang tidak menggunakan mesin sebagai tenaga penggerak, tetapi menggunakan layar atau dayung. Jukung adalah perahu tidak bermotor yang terbuat dari sebatang kayu yang dilubangi bagian tengahnya. Jukung yang diperbesar dengan menambah papan pada kedua sisinya tetap dikategorikan sebagai jukung. Perahu papan adalah perahu tidak bermotor yang dasarnya terdiri dari lunas dengan rusuk-rusuk yang diletakkan padanya. Badan perahu dibuat dengan memasang papan pada rusuk-rusuk tersebut. Umumnya perahu papan terbuat dari kayu, tetapi ada juga yang terbuat dari campuran besi dan kayu. 71

80 Menurut panjang badan, perahu papan terbagi menjadi 3 kategori, yaitu perahu papan kecil (<7 m), perahu papan sedang (7 s.d 9,9 m), dan perahu papan besar ( 10 m). Rincian 2: Perahu Motor Tempel Isikan rata-rata perahu motor tempel yang mendarat per hari selama puncak musim di kolom (2), musim normal di kolom (3) dan musim paceklik di kolom (4). Rincian 3a : Kapal Motor < 5 GT Isikan rata-rata kapal motor yang mempunyai kapasitas angkut < 5 GT yang mendarat per hari selama puncak musim di kolom (2), musim normal di kolom (3) dan musim paceklik di kolom (4). Rincian 3b : Kapal Motor 5-10 GT Isikan rata-rata kapal motor yang mempunyai kapasitas angkut 5-10 GT yang mendarat per hari selama puncak musim di kolom (2), musim normal di kolom (3) dan musim paceklik di kolom (4). Rincian 3c : Kapal Motor GT Isikan rata-rata kapal motor yang mempunyai kapasitas angkut GT yang mendarat per hari selama puncak musim di kolom (2), musim normal di kolom (3) dan musim paceklik di kolom (4). Rincian 3d : Kapal Motor GT Isikan rata-rata kapal motor yang mempunyai kapasitas angkut GT yang mendarat per hari selama puncak musim di kolom (2), musim normal di kolom (3) dan musim paceklik di kolom (4). Rincian 3e : Kapal Motor GT Isikan rata-rata kapal motor yang mempunyai kapasitas angkut GT yang mendarat per hari selama puncak musim di kolom (2), musim normal di kolom (3) dan musim paceklik di kolom (4). Rincian 3f : Kapal Motor > 100 GT Isikan rata-rata kapal motor yang mempunyai kapasitas angkut > 100 GT yang mendarat per hari selama puncak musim di kolom (2), musim normal di kolom (3) dan musim paceklik di kolom (4). 72

81 BLOK VI. PRODUKSI DAN NILAI PENJUALAN IKAN Blok ini bertujuan untuk mendapatkan keterangan mengenai kegiatan lelang/penjualan ikan tiap bulan selama setahun, yang meliputi jumlah hari lelang/penjualan, banyaknya ikan yang dilelang/dijual dan nilainya. Dalam satu TPI dapat terjadi kegiatan pelelangan saja, penjualan ikan saja (tidak lelang) maupun kedua-duanya ada (lelang dan tidak lelang). Kolom (1) : Bulan Cukup jelas. Kolom (2) : Jumlah Hari Lelang Isikan jumlah hari dalam satu bulan yang tertera pada kolom (1), di mana ada kegiatan pelelangan ikan. Kolom (3) : Banyaknya Ikan (Kg) Isikan banyaknya ikan yang dilelang selama satu bulan yang tertera pada kolom (1) dalam satuan kilogram. Kolom (4) : Nilai (000 Rupiah) Isikan nilai ikan hasil pelelangan selama satu bulan yang tertera pada kolom (1) dalam satuan ribuan rupiah. Kolom (5) : Jumlah Hari Penjualan Isikan jumlah hari dalam satu bulan yang tertera pada kolom (1), di mana ada kegiatan penjualan ikan (tidak lelang). Kolom (6) : Banyaknya Ikan (Kg) Isikan banyaknya ikan yang dijual selama satu bulan yang tertera pada kolom (1) dalam satuan kilogram. Kolom (7) : Nilai (000 Rupiah) Isikan nilai ikan hasil penjualan selama satu bulan yang tertera pada kolom (1) dalam satuan ribuan rupiah. Rincian 13 : Jumlah Jumlahkan R1 sampai dengan R12 untuk masing-masing kolom (2), (3), (4), (5), (6), dan (7). 73

82 BLOK VII. JENIS IKAN UTAMA YANG DIJUAL Kolom (1): Musim Lingkari bulan-bulan untuk puncak musim, musim normal, dan musim paceklik. Kolom (2): Jenis Ikan Tuliskan jenis-jenis ikan yang paling banyak dijual pada puncak musim, musim normal, dan musim paceklik. Kolom (3): Rata-rata Volume/Hari Isikan rata-rata volume ikan yang dijual per hari untuk masing-masing jenis ikan yang ada di kolom (2) dalam satuan kg. Kolom (4): Rata-rata Harga Per Kg Isikan rata-rata harga ikan per kg untuk masing-masing jenis ikan yang ada di kolom (2). BLOK VIII. PENGELUARAN Blok ini bertujuan untuk mendapatkan keterangan mengenai pengeluaran-pengeluaran bahan, jasa, dan lainnya, serta pengeluaran untuk bahan bakar, listrik, air, dan gas selama setahun. Semua pengeluaran yang dituliskan ke dalam blok ini adalah yang betulbetul dikeluarkan selama setahun (tidak termasuk yang dibeli untuk cadangan dan belum dipakai). A. PENGELUARAN BAHAN, JASA, DAN LAINNYA Rincian 1a: Kemasan, Pembungkus, dan Pengepak Isikan nilai pengeluaran untuk kemasan, pembungkus, dan pengepak selama satu tahun dalam ribuan rupiah di kolom (2) jika sumber pembiayaan berasal dari APBN/APBD dan di kolom (3) jika pembiayaan berasal dari swadana. Rincian 1b: Suku Cadang, Bahan untuk Pemeliharaan Barang Modal Isikan nilai pengeluaran untuk suku cadang, bahan untuk pemeliharaan barang modal selama satu tahun dalam ribuan rupiah jika sumber 74

83 pembiayaan berasal dari APBN/APBD dan di kolom (3) jika pembiayaan berasal dari swadana. Rincian 1c: Bahan-bahan Keperluan Kantor Isikan nilai pengeluaran untuk bahan-bahan keperluan kantor selama satu tahun dalam ribuan rupiah jika sumber pembiayaan berasal dari APBN/APBD dan di kolom (3) jika pembiayaan berasal dari swadana. Rincian 2a: Ongkos Pemeliharaan dan Perbaikan Kecil Barang Modal Isikan nilai pengeluaran untuk ongkos pemeliharaan dan perbaikan kecil barang modal selama satu tahun dalam ribuan rupiah jika sumber pembiayaan berasal dari APBN/APBD dan di kolom (3) jika pembiayaan berasal dari swadana. Pemeliharaan kecil barang modal adalah pengeluaran rutin untuk memelihara atau memperbaiki agar tetap dapat bekerja/berfungsi seperti biasa. Rincian 2b: Jasa-jasa Industri yang Dibayarkan kepada Pihak Lain Isikan nilai pengeluaran untuk jasa-jasa industri yang dibayarkan kepada pihak lain selama satu tahun dalam ribuan rupiah jika sumber pembiayaan berasal dari APBN/APBD dan di kolom (3) jika pembiayaan berasal dari swadana. Rincian 3a: Sewa Gedung, Mesin, dan Peralatan Isikan nilai pengeluaran untuk sewa gedung, mesin, dan peralatan selama satu tahun dalam ribuan rupiah jika sumber pembiayaan berasal dari APBN/APBD dan di kolom (3) jika pembiayaan berasal dari swadana Rincian 3b: Sewa Tanah Isikan nilai pengeluaran untuk sewa tanah selama satu tahun dalam ribuan rupiah jika sumber pembiayaan berasal dari APBN/APBD dan di kolom (3) jika pembiayaan berasal dari swadana. Rincian 4: Retribusi Hasil Penjualan/Pelelangan yang Disetor ke Pemda Isikan nilai pengeluaran untuk retribusi yang disetor ke Pemda selama satu tahun dalam ribuan rupiah jika sumber pembiayaan berasal dari APBN/APBD dan di kolom (3) jika pembiayaan berasal dari swadana. 75

84 Rincian 5: Pajak tidak langsung (misal: PBB) Isikan nilai pengeluaran untuk pajak tidak langsung (seperti PPN, PBB) selama satu tahun dalam ribuan rupiah jika sumber pembiayaan berasal dari APBN/APBD dan di kolom (3) jika pembiayaan berasal dari swadana. Rincian 6: Penyusutan Isikan nilai pengeluaran untuk penyusutan selama satu tahun dalam ribuan rupiah jika sumber pembiayaan berasal dari APBN/APBD dan di kolom (3) jika pembiayaan berasal dari swadana. Rincian 7: Bunga atas pinjaman Isikan nilai pengeluaran untuk bunga atas pinjaman selama satu tahun dalam ribuan rupiah jika sumber pembiayaan berasal dari APBN/APBD dan di kolom (3) jika pembiayaan berasal dari swadana. Rincian 8: Hadiah, sumbangan, derma, dan sejenisnya Isikan nilai pengeluaran untuk hadiah, sumbangan, derma, dan sejenisnya selama satu tahun dalam ribuan rupiah jika sumber pembiayaan berasal dari APBN/APBD dan di kolom (3) jika pembiayaan berasal dari swadana. Rincian 9: Lain-lain (misal: uang kebersihan, uang keamanan, es batu, dll.) Isikan nilai pengeluaran lain-lain, selain pengeluaran yang sudah dicakup pada rincian 1 sampai dengan rincian 8, selama satu tahun dalam ribuan rupiah jika sumber pembiayaan berasal dari APBN/APBD dan di kolom (3) jika pembiayaan berasal dari swadana. Rincian 10 : Jumlah Jumlahkan nilai pengeluaran dari Rincian 1 sampai dengan Rincian 9. B. PENGELUARAN BAHAN BAKAR, LISTRIK, AIR, DAN GAS Rincian 1a : Bensin Isikan pemakaian bensin selama setahun dalam satuan liter ke kolom (3) dan nilainya dalam satuan ribuan rupiah ke kolom (4) dan atau kolom (5) tergantung sumber pembiayaan. 76

85 Rincian 1b: Solar/Minyak Disel Isikan pemakaian solar/minyak disel selama setahun dalam satuan liter ke kolom (3) dan nilainya dalam satuan ribuan rupiah ke kolom (4) dan atau kolom (5) tergantung sumber pembiayaan. Rincian 1c: Minyak Tanah Isikan pemakaian minyak tanah selama setahun dalam satuan liter ke kolom (3) dan nilainya dalam satuan ribuan rupiah ke kolom (4) dan atau kolom (5) tergantung sumber pembiayaan. Rincian 1d: Pelumas Isikan pemakaian pelumas selama setahun dalam satuan liter ke kolom (3) dan nilainya dalam satuan ribuan rupiah ke kolom (4) dan atau kolom (5) tergantung sumber pembiayaan. Rincian 1e: Bahan Bakar Lainnya Isikan nilai pengeluaran untuk bahan bakar lainnya dalam satuan ribuan rupiah ke kolom (4) jika sumber pembiayaan berasal dari APBN/APBD dan di kolom (5) jika pembiayaan berasal dari swadana. Rincian 1f: Sub Jumlah Jumlahkan Rincian 1a sampai dengan Rincian 1e untuk masing-masing kolom (4) dan kolom (5). Rincian 2a: Listrik Dibangkitkan Sendiri Isikan pemakaian listrik yang dibangkitkan sendiri selama setahun dalam satuan KwH ke kolom (3). Rincian 2b: Listrik Dibeli dari PLN Isikan pemakaian listrik yang dibeli dari PLN selama setahun dalam satuan KwH ke kolom (3) dan nilainya dalam satuan ribuan rupiah ke kolom (4) dan atau kolom (5) tergantung sumber pembiayaan. Rincian 3: Air Isikan satuan standar untuk pemakaian air ke kolom (2), pemakaian air selama setahun ke kolom (3) dan nilainya dalam satuan ribuan rupiah ke kolom (4) dan atau kolom (5) tergantung sumber pembiayaan. 77

86 Rincian 4: LPG Isikan satuan standar untuk pemakaian LPG ke dalam kolom (2), pemakaian LPG selama setahun ke kolom (3) dan nilainya dalam satuan ribuan rupiah ke kolom (4) dan atau kolom (5) tergantung sumber pembiayaan. Rincian 5 : Gas (dari PGN) Isikan satuan standar untuk pemakaian gas (dari PGN) ke kolom (2), pemakaian gas selama setahun ke kolom (3) dan nilainya dalam satuan ribuan rupiah ke kolom (4) dan atau kolom (5) tergantung sumber pembiayaan. Rincian 6 : Jumlah Jumlahkan Rincian 1f + 2b untuk masing-masing kolom (4) dan (5). BLOK IX. PEMBENTUKAN BARANG MODAL Blok ini digunakan untuk mendapatkan keterangan mengenai pembelian barang modal, perbaikan besar barang modal, dan pengurangan barang modal. Kolom (1) : Jenis Barang Modal Cukup jelas Kolom (2) : Pembelian Barang Modal Baru Isikan nilainya dalam satuan ribuan rupiah jika ada pembelian barang modal baru. Kolom (3) : Pembelian Barang Modal Bekas Dalam Negeri Isikan nilainya dalam satuan ribuan rupiah jika ada pembelian barang modal bekas dalam negeri. Kolom (4) : Perbaikan Besar Barang Modal Isikan nilainya dalam satuan ribuan rupiah jika ada perbaikan besar barang modal. Perbaikan besar barang modal adalah perbaikan barang modal sehingga memperbesar kapasitas atau menambah usia. 78

87 Kolom (5) : Pengurangan Barang Modal Isikan nilainya dalam satuan ribuan rupiah jika ada pengurangan/penjualan barang modal. Pendapatan yang berasal dari penjualan barang dalam bentuk yang sama dengan pada waktu membeli, dapat positif atau negatif. Rincian 10: Jumlah Jumlahkan Rincian 1 sd. 9 untuk masing-masing kolom (2) sampai dengan kolom (5). Setelah selesai mengisi seluruh pertanyaan yang ada dalam Daftar-LTPI ini, maka harus diberi stempel TPI dan dibubuhi tanda tangan, nama jelas, dan jabatan orang yang bertanggung jawab di TPI ini. Selain itu, petugas pencacah juga jangan lupa harus menuliskan tanggal pencacahan, nama jelas, dan menandatangani daftar ini. BLOK X. CATATAN Blok ini digunakan untuk mencatat serta melaporkan hal-hal yang dianggap perlu. 79

88 80

89 BAB VII TATA CARA PENGISIAN LAPORAN TRIWULANAN TEMPAT PELELANGAN IKAN (DAFTAR-TPI) 7.1 Tujuan Daftar-TPI digunakan untuk memperoleh data produksi ikan yang dijual di Tempat Pelelangan Ikan yang dilaporkan setiap triwulan. Data yang dicatat mencakup produksi dan nilai produksi yang dijual per bulan menurut jenis ikan, rata-rata perahu/kapal yang mendarat setiap hari, serta status perusahaan. 7.2 Keterangan yang Dikumpulkan Keterangan yang dikumpulkan dalam Daftar-TPI meliputi 6 (enam) blok, yaitu : Blok I. Keterangan Tempat Pelelangan Ikan; Blok II. Kondisi TPI; Blok III. Produksi Ikan yang Dijual di TPI Setiap Bulan Menurut Jenis Ikan; Blok IV. Rata-rata Perahu/Kapal yang Mendarat Setiap Hari; Blok V. Keterangan Responden; Blok VI. Keterangan Petugas; Blok VII. Catatan Petugas. 7.3 Cara Pengisian Daftar TPI BLOK I. KETERANGAN TEMPAT PELELANGAN IKAN Rincian 1 s.d 4 Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan Isikan nama provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan berikut kodenya pada baris dan kotak yang disediakan pada Rincian 1 s.d 4. 81

90 Rincian 5: Data yang Dilaporkan Tuliskan triwulan dan tahun pelaporan lalu pindahkan isiannya ke kotak yang tersedia. Rincian 6: Nomor Urut TPI Nomor urut TPI diisi oleh petugas editing coding di BPS. Rincian 7: Nama Lengkap Tempat Pelelangan Ikan Tuliskan nama lengkap tempat pelelangan ikan secara jelas menggunakan huruf balok. Rincian 8: Alamat Lengkap Tempat Pelelangan IKan Tuliskan dengan jelas alamat tempat pelelangan ikan berikut kode pos, telepon, dan fax selengkap-lengkapnya. BLOK II. KONDISI TPI Blok ini bertujuan untuk mengetahui aktif atau tidaknya perusahaan. Jika perusahaan sudah tidak aktif maka perusahaan tersebut akan di coret dari direktori. Lingkari kode status perusahaan yang sesuai dengan keadaan pada saat pencacahan. Kode status perusahaan dituliskan seperti berikut ini. Aktif -1 Tutup Sementara -2 Tutup -3 Aktif adalah jika TPI masih melakukan kegiatan pelelangan ikan walaupun pada triwulan yang bersangkutan tidak ada kegiatan pelelangan tetapi masih akan melakukan pelelangan. Tutup sementara adalah jika TPI sudah tidak melakukan kegiatan pelelangan ikan dalam jangka waktu tertentu tetapi masih akan aktif kembali. Tutup adalah ika TPI sudah tidak melakukan kegiatan pelelangan ikan lagi. BLOK III. PRODUKSI IKAN YANG DIJUAL DI TPI SETIAP BULAN MENURUT JENIS IKAN Blok ini bertujuan untuk mengetahui dan mencatat produksi dan nilai produksi ikan yang dijual di TPI setiap bulan menurut jenis ikan. 82

91 Produksi adalah jumlah ikan yang dijual/dilelang di TPI pada bulan yang bersangkutan selama triwulan laporan. Nilai produksi adalah nilai seluruh ikan yang dijual/dilelang di TPI selama triwulan laporan. Periode triwulan laporan seperti dituliskan berikut ini. Triwulan I: periode Januari sampai dengan Maret Triwulan II: periode April sampai dengan Juni Triwulan III: periode Juli sampai dengan September Triwulan IV: periode Oktober sampai dengan Desember Kolom bulan Tuliskan keterangan bulan kegiatan untuk setiap triwulan yang dilaporkan. Kolom (2), (4), dan (6): Produksi (kg) Tuliskan produksi yang dijual pada kolom-kolom yang sesuai dengan bulan kegiatan dalam satuan kilogram (kg). Kolom (3), (5), dan (7): Nilai (Rp) Tuliskan nilai produksi yang dijual pada kolom-kolom yang sesuai dengan bulan kegiatan dalam satuan rupiah (Rp). Kolom (8): Jumlah Produksi (kg) Jumlahkan produksi dari kolom (2), (4), dan (6) dan tuliskan di kolom (8). Kolom (9): Jumlah Nilai Produksi (Rp) Jumlahkan nilai produksi dari kolom (3), (5), dan (7) dan tuliskan di kolom (9). BLOK IV. RATA-RATA PERAHU/KAPAL YANG MENDARAT SETIAP HARI Blok ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas kegiatan yang ada di TPI dengan melihat rata-rata perahu/kapal yang mendarat setiap hari di tempat pelelangan ikan. Rincian 1: Perahu Tak Bermotor Isikan rata-rata perahu tak bermotor yang mendarat setiap hari per bulan selama triwulan laporan. Rincian 2: Perahu Motor Tempel Isikan rata-rata perahu motor tempel yang mendarat setiap hari per bulan selama triwulan laporan. 83

92 Rincian 3: Kapal Motor Isikan rata-rata kapal motor yang mendarat setiap hari per bulan selama triwulan laporan. Kapal motor adalah kapal yang menggunakan mesin sebagai tenaga penggerak dan mesinnya diletakkan permanen di dalam kapal. Sebagian besar kapal motor di Indonesia terbuat dari kayu dan sebagian kecil terbuat dari besi. BLOK V. KETERANGAN RESPONDEN Blok ini bertujuan untuk mendapatkan keterangan tentang responden. Keterangan yang dicakup adalah nama dan jabatan responden yang bertugas di TPI. Rincian 1: Nama Petugas TPI Tuliskan nama petugas TPI dengan lengkap dan jelas menggunakan huruf balok. Rincian 2: Jabatan Tuliskan nama jabatan petugas TPI dengan jelas. Rincian 3: Tandatangan dan Cap Tandatangan dan cap TPI diisikan di Rincian 3. BLOK VI. KETERANGAN PETUGAS Blok ini bertujuan untuk mendapatkan keterangan tentang petugas, baik petugas pencacah maupun pengawas/pemeriksa. Rincian 1 s.d. 3: Nama Pencacah, Tanggal Pencacahan, Tandatangan Isikankan nama pencacah, tanggal pencacahan, dan tandatangan pencacah pada rincian 1 sampai dengan 3. Rincian 4 s.d. 6: Nama Pengawas/Pemeriksa, Tanggal Pengawasan/Pemeriksaan, Tandatangan Isikan nama pengawas/pemeriksa, tanggal pengawasan/ pemeriksaan, dan tanda tangan pengawas pada rincian 4 sampai dengan 6. BLOK VII. CATATAN Blok ini digunakan untuk mencatat serta melaporkan hal-hal yang dianggap perlu. 84

93 BAB VIII TATA CARA PENGISIAN LAPORAN TRIWULAN PANGKALAN PENDARATAN IKAN(PPI)/TEMPAT PENDARATAN IKAN TRADISIONAL YANG TIDAK MEMPUNYAI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) (DAFTAR-PPI/PENDARATAN IKAN TARDISIONAL) 8.1 Tujuan Daftar-PPI/Pendaratan Ikan Tradisional digunakan untuk memperoleh data produksi ikan yang didaratkan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) yang tidak mempunyai Tempat Pelelangan Ikan (TPI), atau Tempat pendaratan ikan tradisional dan dilaporkan setiap triwulan. Data yang dicatat mencakup keterangan PPI, rata rata produksi ikan yang didaratkan per perahu/kapal menurut jenis ikan, produksi ikan yang didaratkan seluruh perahu/kapal setiap bulan menurut jenis ikan, serta kondisi PPI. 8.2 Keterangan yang Dikumpulkan Keterangan yang dikumpulkan dalam Daftar-PPI/Pendaratan Ikan Tardisional meliputi 7 (tujuh) blok, yaitu: Blok I. Keterangan Pangkalan Pendaratan Ikan; Blok II. Rata-rata Produksi Ikan yang Didaratkan per Perahu/Kapal; Blok III. Produksi Ikan yang Didaratkan Setiap Bulan Untuk Seluruh Perahu/Kapal; Blok IV. Keterangan Responden; Blok V. Keterangan Petugas; Blok VI. Kondisi PPI; dan Blok VII. Catatan. 85

94 8.3 Cara Pengisian Daftar PPI BLOK I. KETERANGAN PANGKALAN PENDARATAN IKAN Rincian 1 s.d 4: Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan Isikan nama provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan berikut kodenya pada baris dan kotak yang disediakan pada Rincian 1 s.d 4. Rincian 5 : Data yang Dilaporkan Tuliskan triwulan dan tahun pelaporan, lalu pindahkan isiannya ke kotak yang tersedia. Rincian 6 : Nomor Urut PPI Nomor urut PPI diisi oleh petugas editing coding di BPS. Rincian 7a: Nama Lengkap Pangkalan Pendaratan Ikan Tuliskan nama lengkap pangkalan pendaratan ikan secara jelas menggunakan huruf balok. Rincian 7b : Alamat Lengkap Pangkalan Pendaratan Ikan Tuliskan dengan jelas alamat Pangkalan Pendaratan Ikan berikut kode pos selengkap-lengkapnya. Rincian 8a : Apakah PPI ini memiliki fasilitas bangunan/dermaga tempat untuk mendaratkan kapal yang permanen Lingkari kode 1 jika PPI memiliki fasilitas bangunan / dermaga, dan kode 2 jika tidak. Pindahkan kode yang dilingkari tersebut ke dalam kotak yang disediakan. Rincian 8b : Apakah PPI ini dikelola oleh dinas perikanan setempat Lingkari kode 1 jika PPI dikelola oleh Dinas perikanan setempat dan kode 2 jika tidak dikelola oleh Dinas perikanan setempat. Pindahkan kode yang dilingkari tersebut ke dalam kotak yang disediakan. Rincian 9 : Apakah ada kelompok/perorangan yang mengelola nelayan? Lingkari kode 1 jika ada kelompok/perorangan yang mengelola nelayan dan tuliskan nama kelompok/orangnya. Lingkari kode 2 jika tidak ada, kemudian pindahkan kode yang dilingkari ke dalam kotak yang tersedia. 86

95 Rincian 10 : Apakah dipungut retribusi dari hasil tangkapan yang diperoleh? Lingkari kode 1 apabila ada pungutan retribusi dari hasil tangkapan yang diperoleh dan tuliskan persentase retribusi yang harus dibayarkan oleh nelayan. Jika tidak dipungut retribusi, lingkari kode 2 dan pindahkan kode yang dilingkari tersebut ke dalam kotak yang tersedia. Persentase retribusi dihitung dari besarnya nilai yang harus dibayarkan terhadap nilai kotor produksi ikan yang didaratkan oleh nelayan. Rincian 11 : Bila Ya (R.10 kode 1), siapa yang memungut retribusi? Jika Rincian 10 berkode 1, maka lingkari kode yang biasanya memungut retribusi dari hasil tangkapan yang didaratkan oleh nelayan. Adapun kode yang biasanya memungut retribusi dituliskan berikut ini. PEMDA -1 Dinas Perikanan -2 Swasta -3 KUB -4 Lainnya (...) -5 Rincian 12 : Penjualan Hasil Tangkapan yang Didaratkan Biasanya Dilakukan secara Lingkari kode yang sesuai dengan cara penjualan hasil tangkapan kemudian pindahkan kode yang dilingkari ke dalam kotak yang tersedia. Kode cara penjualan hasil tangkapan dituliskan di bawah ini. Sendiri -1 Berkelompok dengan dikoordinir -2 Lainnya (...) -3 Tidak dijual -4 Rincian 13 : Bila nelayan melakukan penjualan hasil, sebagian besar dijual kemana? Apabila nelayan melakukan penjualan hasil di PPI ini, maka lingkari kode konsumen yang biasa membeli. Kodenya dituliskan berikut ini. Perusahaan -1 Tengkulak/Pengumpul -2 TPI -3 Pasar -4 Lainnya (...) -5 87

96 Rincian 14 : Bila R.13 berkode 3, sebutkan nama dan alamat TPI yang dimaksud! Apabila Rincian 13 berkode 3 maka tuliskan nama dan alamat TPI dengan lengkap menggunakan huruf balok. Tuliskan juga jarak TPI dari lokasi / tempat pendaratan yang bersangkutan kemudian pindahkan ke kotak yang telah disediakan. Rincian 15 : Pencatatan produksi ikan hasil tangkapan yang didaratkan dilakukan oleh? Lingkari kode yang sesuai dengan kondisi di lapangan, kemudian pindahkan kode yang dilingkari tersebut ke dalam kotak yang telah disediakan. Adapun kode yang mencatat produksi ikan hasil tangkapan yang didaratkan dituliskan berikut ini. PEMDA -1 Dinas Perikanan -2 Swasta -3 KUB -4 Lainnya (...) -5 Tidak ada -6 BLOK II. RATA-RATA PRODUKSI IKAN YANG DIDARATKAN PER PERAHU/KAPAL (Dalam Satu Triwulan Laporan) Blok ini diisi jika di PPI/Pendaratan tradisional tidak tersedia/memiliki catatan jumlah ikan yang didaratkan. Sehingga jumlah ikan yang didaratkan selama triwulan laporan harus ditanyakan melalui beberapa pendekatan diantaranya dengan menayakan rata-rata jumlah ikan yang didaratakan per perahu/kapal menurut jenis perahu kapal dan jenis ikan pada setiap kali pendaratan selama waktu triwulan tersebut. Jadi beberapa informasi yang harus dikumpulkan di blok II sebagai variable pendekatan untuk penghitungan jumlah produksi penangkapan dalam satu triwulan adalah : - Banyaknya hari pendaratan ikan dalam triwulan laporan - Rata-rata banyaknya perahu/kapal yang mendaratkan ikan per hari Pendaratan - Rata-rata jumlah ikan yang didaratkan per perahu kapal pada setiap kali pendaratan. 88

97 - Rata-rata nilai ikan yang didaratkan per perahu kapal pada setiap kali pendaratan. Setiap rincian pertanyaan tersebut ditanyakan untuk masing-masing jenis perahu/kapal yaitu : Perahu Tanpa Motor, Perahu Motor Tempel, dan kapal Motor. A. PERAHU TANPA MOTOR (Kolom 2 dan 3) Perahu tanpa motor adalah perahu yang tidak menggunakan tenaga mesin sebagai penggerak, tetapi menggunakan layar atau dayung. Jukung adalah perahu tanpa motor yang terbuat dari sebilah kayu yang dilubangi bagian tengahnya. Jukung yang diperbesar dengan menambah papan pada kedua sisinya tetap dikategorikan ke dalam jukung. Perahu papan adalah perahu tanpa motor yang dasarnya terdiri dari lunas dengan rusuk-rusuk yang diletakkan pada lunas tersebut. Badan perahu dibuat dengan memasang papan pada rusuk-rusuk tersebut. Rakit juga termasuk dalam klasifikasi perahu papan. Perahu papan terdiri dari: o Perahu papan kecil (panjangnya < 7 m) o Perahu papan sedang (panjangnya 7 10 m) o Perahu papan besar (panjangnya > 10 m). Rincian 1: Banyaknya hari pendaratan ikan perahu tanpa motor dalam satu triwulan Isikan banyaknya hari pendaratan ikan khusus jenis perahu tanpa motor dalam satu triwulan lalu pindahkan ke kotak yang disediakan. Rincian 2: Rata-rata banyaknya perahu tanpa motor yang mendaratkan ikan di setiap hari pendaratan Isikan rata-rata banyaknya perahu tanpa motor yang mendaratkan ikan setiap hari pendaratan lalu pindahkan ke kotak yang telah disediakan. Rincian 3 (kolom 2): Rata-rata jumlah ikan yang didaratkan per perahu tanpa motor pada 1 kali pendaratan Isikan rata-rata jumlah ikan menurut jenis ikan yang yang didaratkan per perahu tanpa motor pada 1 kali pendaratan dalam satuan kg di kolom (2) 89

98 Rincian 4 (kolom 3): Rata-rata nilai ikan yang didaratkan per perahu tanpa motor pada 1 kali pendaratan Isikan rata-rata nilai ikan menurut jenis ikan yang didaratkan per perahu tanpa motor pada 1 kali pendaratan dalam satuan rupiah di kolom (3). B. PERAHU MOTOR TEMPEL (Kolom 4 dan 5) Perahu Motor Tempel adalah perahu yang menggunakan mesin (motor tempel) sebagai tenaga penggerak, dan motornya diletakkan di luar baik di buritan maupun di sisi perahu. Motor tempel ini dapat dipasang pada jukung ataupun perahu papan. Perahu papan yang menggunakan motor tempel dimasukkan ke dalam kategori perahu motor tempel. Rincian 1: Banyaknya hari pendaratan ikan perahu motor tempel dalam satu triwulan Isikan banyaknya hari pendaratan ikan khusus jenis perahu motor tempel dalam satu triwulan lalu pindahkan ke kotak yang disediakan. Rincian 2: Rata-rata banyaknya perahu motor tempel yang mendaratkan ikan di setiap hari pendaratan Isikan rata-rata banyaknya perahu motor tempel yang mendaratkan ikan pada setiap hari pendaratan lalu pindahkan ke kotak yang telah disediakan. Rincian 3 (kolom 4): Rata-rata jumlah ikan yang didaratkan per perahu motor tempel pada 1 kali pendaratan Isikan rata-rata jumlah ikan yang didaratkan per perahu motor tempel pada 1 kali pendaratan dalam satuan kg di kolom (4) Rincian 4 (kolom 5): Rata-rata nilai ikan yang didaratkan per perahu motor tempel pada 1 kali pendaratan Isikan rata-rata nilai ikan yang didaratkan per perahu motor tempel pada 1 kali pendaratan dalam satuan rupiah di kolom (5). C. KAPAL MOTOR (kolom 6 dan 7) Kapal Motor adalah kapal yang menggunakan tenaga gerak mesin (motor) yang ditempatkan secara permanen dalam ruang mesin. 90

99 Rincian 1: Banyaknya hari pendaratan ikan kapal motor dalam satu triwulan Isikan banyaknya hari pendaratan ikan khusus jenis kapal motor dalam satu triwulan lalu pindahkan ke kotak yang disediakan. Rincian 2: Rata-rata banyaknya kapal motor yang mendaratkan ikan di setiap hari pendaratan Isikan rata-rata banyaknya kapal motor yang mendaratkan ikan setiap hari pendaratan lalu pindahkan ke kotak yang telah disediakan. Rincian 3 (kolom 6): Rata-rata jumlah ikan yang didaratkan per kapal motor pada 1 kali pendaratan Isikan rata-rata jumlah ikan yang didaratkan per kapal motor pada 1 kali pendaratan dalam satuan kg di kolom (6) Rincian 4 (kolom 7): Rata-rata nilai ikan yang didaratkan per kapal motor tempel pada 1 kali pendaratan Isikan rata-rata nilai ikan yang didaratkan per kapal motor pada 1 kali pendaratan dalam satuan rupiah di kolom (7). BLOK III. PRODUKSI IKAN YANG DIDARATKAN SETIAP BULAN UNTUK SELURUH PERAHU / KAPAL Blok ini diisi jika di PPI/Pendaratan tradisional tersedia atau memiliki catatan jumlah ikan yang didaratkan dalam satu triwulan. Sehingga petugas kita tinggal menyalin ke dalam kuesioner PPI. Blok ini bertujuan untuk mengetahui dan mencatat produksi dan nilai produksi ikan yang didaratkan di PPI setiap bulan menurut jenis ikan. Produksi adalah jumlah ikan yang didaratkan di PPI pada bulan yang bersangkutan selama triwulan laporan. Nilai Produksi adalah nilai seluruh ikan yang didaratkan di PPI pada bulan yang bersangkutan selama triwulan laporan. Periode triwulan laporan dituliskan berikut ini. Triwulan I: periode Januari sampai dengan Maret Triwulan II: periode April sampai dengan Juni Triwulan III: periode Juli sampai dengan September Triwulan IV: periode Oktober sampai dengan Desember 91

100 Kolom Bulan Tuliskan keterangan bulan kegiatan untuk setiap triwulan yang dilaporkan. Kolom (2), (4), dan (6): Produksi (kg) Tuliskan produksi ikan yang didaratkan pada kolom-kolom yang sesuai dengan bulan kegiatan dalam satuan kilogram (kg). Kolom (3), (5), dan (7): Nilai (Rp) Tuliskan nilai produksi ikan yang didaratkan pada kolom-kolom yang sesuai dengan bulan kegiatan dalam satuan rupiah (Rp). Kolom (8): Jumlah Produksi (kg) Jumlahkan produksi dari kolom (2), (4), dan (6) dan tuliskan di kolom (8). Kolom (9): Jumlah Nilai Produksi (Rp) Jumlahkan nilai produksi dari kolom (3), (5), dan (7) dan tuliskan di kolom (9). Rincian: Jumlah Jumlahkan R.1 sampai dengan R.36 ke dalam masing-masing kolom (2) sampai dengan kolom (9). BLOK IV. KETERANGAN RESPONDEN Blok ini bertujuan untuk mendapatkan keterangan tentang responden. Keterangan yang dicakup adalah nama dan jabatan/pekerjaan responden yang bertugas di PPI. Rincian 1 s.d. 3:Nama Responden, Jabatan, Tandatangan dan/atau Cap Tuliskan nama dan jabatan responden dengan lengkap dan jelas menggunakan huruf balok, kemudian bubuhkan tanda tangan dan stempel PPI jika ada. BLOK V. KETERANGAN PETUGAS Blok ini bertujuan untuk mendapatkan keterangan tentang petugas, baik petugas pencacah maupun pengawas/pemeriksa. Rincian 1 s.d. 3: Nama Pencacah, Tanggal Pencacahan, Tandatangan Isikan nama pencacah, tanggal pencacahan, dan tandatangan pencacah pada rincian 1 sampai dengan 3. 92

101 Rincian 4 s.d. 6: Nama Pengawas/Pemeriksa, Tanggal pengawasan/pemeriksaan, Tandatangan Isikan nama pengawas/pemeriksa, tanggal pengawasan/ pemeriksaan, dan tanda tangan pengawas pada rincian 4 sampai dengan 6. BLOK VI. KONDISI PPI Blok ini bertujuan untuk mengetahui aktif atau tidaknya PPI pada triwulan yang bersangkutan. Jika PPI sudah tidak aktif maka PPI tersebut akan di coret dari direktori. Lingkari kode kondisi PPI yang sesuai dengan keadaan pada triwulan yang bersangkutan. Adapun kode kondisi PPI dituliskan berikut ini. Aktif -1 Tutup Sementara -3 Tutup -4 Aktif adalah jika PPI masih melakukan kegiatan pendaratan ikan walaupun pada triwulan yang bersangkutan tidak ada kegiatan pendaratan ikan tetapi masih akan melakukan kegiatan pendaratan ikan pada triwulan/tahun berikutnya. Tutup sementara adalah jika PPI sudah tidak melakukan kegiatan pendaratan ikan dalam jangka waktu tertentu tetapi masih akan aktif kembali. Tutup adalah jika PPI sudah tidak melakukan kegiatan pendaratan ikan lagi. BLOK VII. CATATAN Blok ini digunakan untuk mencatat serta melaporkan hal-hal yang dianggap perlu. 93

102 94

103 BAB IX TATA CARA PENGISIAN LAPORAN TRIWULAN PELABUHAN PERIKANAN (PP) (DAFTAR-PP) 9.1 Tujuan Daftar-PP digunakan untuk memperoleh data produksi ikan yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan (PP) selain yang dijual di Tempat Pelelangan Ikan (TPI), Pelabuhan Perikanan yang dicakup adalah pelabuhan perikanan yang meliputi PPS, PPN, dan PPP dan dilaporkan setiap triwulan. Data yang dicatat mencakup keterangan pelabuhan perikanan, produksi dan nilai produksi ikan selain yang dijual di TPI setiap bulan, rata-rata perahu/kapal yang mendarat setiap hari, serta kondisi PP. 9.2 Keterangan yang Dikumpulkan Keterangan yang dikumpulkan dalam Daftar-PP meliputi 7 (tujuh) blok, yaitu: Blok I. Keterangan Pelabuhan Perikanan; Blok II. Produksi Ikan yang Didaratkan di Pelabuhan Setiap Bulan Menurut Jenis Ikan; Blok III. Rata-rata Perahu/Kapal yang Mendarat Setiap Hari; Blok IV. Keterangan Responden; Blok V. Keterangan Petugas; Blok VI. Kondisi PP; dan Blok VII. Catatan Petugas. 9.3 Cara Pengisian Daftar PP BLOK I. KETERANGAN PELABUHAN PERIKANAN Blok ini bertujuan untuk mengetahui keterangan pelabuhan perikanan seperti nama dan alamat pelabuhan perikananan, kategori pelabuhan perikanan, keberadaan TPI, pungutan retribusi, serta aktivitas yang ada di pelabuhan perikanan. 95

104 Rincian 1 s.d 4: Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan Isikan nama provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan berikut kodenya pada baris dan kotak yang disediakan pada Rincian1 s.d 4. Rincian 5: Data yang Dilaporkan Tuliskan triwulan dan tahun pelaporan dan pindahkan isiannya ke kotak yang tersedia. Rincian 6: Nomor Urut PP Nomor urut PP diisi oleh petugas editing coding di BPS. Rincian 7: Nama Lengkap Pelabuhan Perikanan Tuliskan nama lengkap pelabuhan perikanan secara jelas menggunakan huruf balok. Rincian 8: Alamat Lengkap Pelabuhan Perikanan Tuliskan dengan jelas alamat pelabuhan perikanan berikut kode pos, nomor telepon, faximili, dan selengkap-lengkapnya. Rincian 9: Kategori Pelabuhan Perikanan Lingkari kode kategori pelabuhan perikanan yang sesuai dengan kondisi di lapangan, kemudian pindahkan kode yang dilingkari tersebut ke dalam kotak yang telah disediakan. Kode kategori pelabuhan perikanan seperti tertulis berikut ini. PPS -1 PPN -2 PPP -3 Rincian 10 : Apakah di Pelabuhan ini terdapat Tempat Pelelangan Ikan (TPI)? Lingkari kode 1 jika di pelabuhan ini terdapat tempat pelelangan ikan, dan kode 2 jika tidak ada. Pindahkan kode yang dilingkari tersebut ke dalam kotak yang disediakan. Jika kode yang dilingkari adalah kode 2, maka pertanyaan langsung ke rincian 12. Rincian 11 : Jika ada TPI (Rincian 10 berkode 1) Rincian 11a : Apakah seluruh ikan hasil tangkapan dijual/dicatat di TPI tersebut? Lingkari kode 1 jika semua nelayan yang mendaratkan ikan di PP ini menjual/mencatat hasilnya ke TPI. Lingkari kode 2 jika hanya sebagian nelayan yang menjual/mencatat hasilnya ke TPI, kemudian pindahkan kode 96

105 yang dilingkari ke kotak yang tersedia. Jika kode yang dilingkari adalah kode 1 maka pertanyaan langsung ke R.11c. Rincian 11b : Jika tidak seluruh ikan dijual/dicatat di TPI (Rincian 11a berkode 2): Rincian 11b.(1) : Berapa persen ikan yang dijual/dicatat di TPI terhadap seluruh ikan hasil tangkapan? Pertanyaan ini ditanyakan jika tidak seluruh ikan dijual/dicatat di TPI. Tuliskan persentase ikan yang dijual/dicatat di TPI terhadap seluruh ikan hasil tangkapan. Rincian 11b.(2) : Kemana ikan yang dijual di luar TPI? Lingkari kode tujuan penjualan ikan di luar TPI yang sesuai. Kode tujuan penjualan ikan di luar TPI adalah sebagai berikut: Perusahaan dalam negeri -1 Pasar -4 Perusahaan luar negeri -2 Lainnya (...) -5 Pedagang -3 Apabila yang dilingkari kode 5, maka harus dituliskan ke mana tujuan penjualan ikan ke dalam titik-titik. Rincian 11c : Apakah petugas pencatat produksi di PP dengan TPI sama? Lingkari kode1 jika petugas pencatat produksi di PP dengan TPI sama, dan kode 2 jika berbeda. Rincian 12 : Jika tidak ada TPI (Rincian 10 berkode 2), kemana biasanya ikan dijual? Pertanyaan ini ditanyakan apabila di PP tidak ada TPI. Lingkari kode yang sesuai untuk tempat/tujuan penjualan ikan. Kode tempat penjualan ikan adalah : Perusahaan dalam negeri -1 Pasar -4 Perusahaan luar negeri -2 TPI terdekat -5 Pedagang -3 Lainnya (...) -6 Apabila yang dilingkari kode 6, maka harus dituliskan tempat penjualan ikan ke dalam titik-titik. 97

106 Rincian 13 : Apakah dipungut retribusi dari semua hasil tangkapan yang diperoleh? Lingkari kode 1 bila ada pungutan retribusi dari hasil tangkapan yang diperoleh. Jika tidak dipungut retribusi, lingkari kode 2 dan pindahkan kode yang dilingkari tersebut ke dalam kotak yang tersedia. Rincian 14 : Jika R.13 berkode 1, berapa persen pungutan retribusi terhadap nilai hasil tangkapan? Jika Rincian 13 berkode 1, maka tuliskan persentase retribusi yang harus dibayarkan oleh nelayan terhadap nilai hasil tangkapan. BLOK II. PRODUKSI IKAN YANG DIDARATKAN DI PELABUHAN SETIAP BULAN MENURUT JENIS IKAN Blok ini bertujuan untuk mengetahui dan mencatat produksi dan nilai produksi ikan yang didaratkan di PP setiap bulan menurut jenis ikan. Produksi adalah jumlah ikan yang didaratkan di PP dan dijual pada bulan yang bersangkutan selama triwulan laporan. Nilai Produksi adalah nilai seluruh ikan yang didaratkan di PP dan dijual pada bulan yang bersangkutan selama triwulan laporan. Periode triwulan laporan seperti dituliskan berikut ini. Triwulan I: periode Januari sampai dengan Maret Triwulan II: periode April sampai dengan Juni Triwulan III: periode Juli sampai dengan September Triwulan IV: periode Oktober sampai dengan Desember A. Isikan jumlah dan nilai produksi ikan yang didaratkan di pelabuhan per bulan baik yang dijual melalui TPI maupun di luar TPI selama triwulan laporan menurut jenis ikan Kolom Bulan Tuliskan keterangan bulan kegiatan untuk setiap triwulan yang dilaporkan. Kolom (2), (4), dan (6): Produksi (kg) Tuliskan produksi ikan yang tidak dijual di TPI pada kolom-kolom yang sesuai dengan bulan kegiatan dalam satuan kilogram (kg). 98

107 Kolom (3), (5), dan (7): Nilai (Rp) Tuliskan nilai produksi ikan yang tidak dijual di TPI pada kolom-kolom yang sesuai dengan bulan kegiatan dalam satuan rupiah (Rp). Kolom (8): Jumlah Produksi (kg) Jumlahkan produksi dari kolom (2), (4), dan (6) dan tuliskan di kolom (8). Kolom (9): Jumlah Nilai Produksi (Rp) Jumlahkan nilai produksi dari kolom (3), (5), dan (7) dan tuliskan di kolom (9). Rincian: Jumlah Jumlahkan R.1 sampai dengan R.46 ke dalam masing-masing kolom (2) sampai dengan kolom (9). B. Isikan kondisi selama triwulan laporan Rincian 1: Jumlah produksi ikan yang didaratkan di pelabuhan selama triwulan laporan dibanding triwulan sebelumnya Lingkari kode 1 jika produksi ikan yang didaratkan di pelabuhan meningkat dibanding triwulan sebelumnya, kode 2 jika sama saja dan kode 3 jika menurun. BLOK III. RATA-RATA PERAHU/KAPAL YANG MENDARAT SETIAP HARI Blok ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas kegiatan yang ada di PP dengan melihat rata-rata perahu/kapal yang mendarat setiap hari di Pelabuhan Perikanan. Kolom (2), (3) dan (4): Bulan Tuliskan bulan-bulan yang sesuai dengan triwulan laporan. Rincian 1: Perahu Tak Bermotor Isikan rata-rata perahu tak bermotor yang mendarat setiap hari per bulan selama triwulan laporan. Rincian 2: Perahu Motor Tempel Isikan rata-rata perahu motor tempel yang mendarat setiap hari per bulan selama triwulan laporan. 99

108 Rincian 3: Kapal Motor Isikan rata-rata kapal motor yang mendarat setiap hari per bulan selama triwulan laporan. Rincian: Jumlah Jumlahkan R.1 sampai dengan R.3 pada masing masing kolom (2) sampai dengan kolom (4). BLOK IV. KETERANGAN RESPONDEN Blok ini bertujuan untuk mendapatkan keterangan tentang responden. Keterangan yang dicakup adalah nama dan jabatan responden yang bertugas di PPI. Rincian 1 s.d. 3: Nama Responden, Jabatan, Tandatangan dan/atau Cap Tuliskan nama dan jabatan responden dengan lengkap dan jelas menggunakan huruf balok, kemudian bubuhkan tanda tangan dan stempel PP. BLOK V. KETERANGAN PETUGAS Blok ini bertujuan untuk mendapatkan keterangan tentang petugas, baik petugas pencacah maupun pengawas/pemeriksa. Rincian 1 s.d. 3: Nama Pencacah, Tanggal Pencacahan, Tandatangan Isikan nama pencacah, tanggal pencacahan, dan tandatangan pencacah pada rincian 1 sampai dengan 3. Rincian 4 s.d. 6: Nama Pengawas/Pemeriksa, Tanggal pengawasan/pemeriksaan, Tandatangan Isikan nama pengawas/pemeriksa, tanggal pengawasan/ pemeriksaan, dan tanda tangan pengawas pada rincian 4 sampai dengan

109 BLOK VI. KONDISI PP Blok ini bertujuan untuk mengetahui aktif atau tidaknya PP pada triwulan yang bersangkutan. Jika PP sudah tidak aktif maka PP tersebut akan di coret dari direktori. Lingkari kode kondisi PP yang sesuai dengan keadaan pada triwulan yang bersangkutan. Kode kondisi PP adalah seperti dituliskan di bawah ini. Aktif -1 Tutup Sementara -2 Tutup -3 Aktif adalah jika PP masih melakukan kegiatan pendaratan ikan walaupun pada triwulan yang bersangkutan tidak ada kegiatan pendaratan ikan tetapi masih akan melakukan kegiatan pendaratan ikan pada triwulan/tahun berikutnya. Tutup sementara adalah jika PP sudah tidak melakukan kegiatan pendaratan ikan dalam jangka waktu tertentu tetapi masih akan aktif kembali. Tutup adalah jika PP sudah tidak melakukan kegiatan pendaratan ikan lagi. BLOK VII. CATATAN PETUGAS Blok ini digunakan untuk mencatat serta melaporkan hal-hal yang dianggap perlu. 101

110 102

111 BAB X TATA CARA EDITING CODING DAFTAR-LTB Dokumen Perusahaan Budidaya Perikanan (LTB) yang diolah harus memenuhi beberapa syarat. Berbadan Hukum/Usaha (PN/PD/Persero/Perum, PT/NV, CV, Firma, Koperasi/KUD, Yayasan). Aktif (tidak tutup) Dokumen harus terisi (kecuali kondisi tutup sementara, pindah alamat, tidak ditemukan maupun non respon, minimal harus ada isian di blok I). Apabila tidak memenuhi syarat tersebut, maka dokumen tidak perlu diolah. BLOK I. KETERANGAN IDENTITAS 1. Periksa pengisian nama dan kode provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan desa/kelurahan pada rincian 1 sampai 4 apakah sudah benar. Bila belum sesuaikan. 2. Periksa pengisian tahun data yang dilaporkan apakah sudah benar. Bila belum sesuaikan. 3. Berikan nomor urut perusahaan sesuai dengan yang ada pada direktori. Apabila perusahaan tersebut aktif dan belum ada di direktori, maka tambahkan pada direktori dan diberi nomor urut dengan cara melanjutkan nomor urut yang sudah ada. Sedangkan bila perusahaan tersebut tutup/tidak aktif, maka tuliskan kata TUTUP pada direktori, sehingga untuk tahun berikutnya tidak dihitung sebagai target pencacahan. 4. Periksa apakah nama dan alamat perusahaan serta contact person sudah tertulis dengan benar dan jelas. 5. Periksa apakah Rincian 11 sudah dilingkari sesuai dengan kondisi perusahaan saat pencacahan. 103

112 BLOK II. KETERANGAN PERUSAHAAN 1. Periksa apakah Rincian 1, 2, 3, 5, 6, 7 dan Rincian 8 sudah dilingkari atau diisi sesuai dengan kondisi perusahaan. 2. Periksa apakah Rincian 3 sudah terisi. 3. Periksa apakah Rincian 8 sudah terisi. BLOK III. JUMLAH PEKERJA DAN PENGELUARAN UNTUK PEKERJA A. PEKERJA TETAP DAN TIDAK TETAP SELAMA SETAHUN 1. Rincian 6 = Rincian 1 + Rincian 2 + Rincian 3 + Rincian 4 + Rincian 5 untuk masing-masing kolom. 2. Rincian 6 = Rincian 7 WNA + Rincian 7 WNI untuk masing-masing kolom. 3. Periksa apakah Rincian 8 ada isian. B. PEKERJA HARIAN LEPAS/BORONGAN SELAMA SETAHUN 1. Periksa apakah Rincian 1 ada isian. 2. Jika Rincian 1 ada isian maka Rincian 2 harus ada isian. Isian Rincian hari. 3. Rincian 3 = Rincian 1 x Rincian Periksa isian Rincian 4 apakah jumlah upah yang diberikan untuk pekerja sudah wajar bila dibandingkan dengan jumlah pekerja harian pada Rincian 1. C. PENGELUARAN UNTUK PEKERJA TETAP DAN TIDAK TETAP SELAMA SETAHUN 1. Kolom (4) = Kolom (2) + Kolom (3) untuk masing-masing rincian. 2. Rincian 4 = Rincian 1 + Rincian 2 + Rincian 3 untuk masing-masing kolom. 3. Periksa isian Rincian 4 apakah upah/gaji yang diberikan untuk pekerja tetap dan tidak tetap sudah wajar. 104

113 BLOK IVa. LUAS PENGUASAAN LAHAN BUDIDAYA MENURUT STATUS (m 2 ) 1. Untuk memudahkan entry data, maka perlu diberikan kode jenis budidaya pada masing-masing kolom yang ada sesuai dengan jenis kegiatan yang tertulis pada dokumen. Kode jenis budidaya adalah sebagai berikut : Budidaya Tambak -1 Budidaya Air Tawar -2 Budidaya Laut Rincian 4 = Rincian 1 + Rincian 2 + Rincian 3 untuk masing-masing kolom. 3. Kolom (2) Kolom (3) atau Kolom (4) Kolom (5) atau Kolom (6) Kolom (7). BLOK IVb. LUAS PENGUASAAN LAHAN BUDIDAYA MENURUT LOKASI (m 2 ) 1. Periksa apakah pengisian kode jenis budidaya di Blok IVa sudah sama dengan di Blok IVb. 2. Periksa apakah Rincian 2a, 2b dan Rincian 3 sudah terisi dan diberi kode. 3. Rincian Jumlah = Rincian 1 + Rincian 2a + Rincian 2b + Rincian 3 BLOK V. JUMLAH SARANA BUDIDAYA YANG DIGUNAKAN Kolom (5) = Kolom (2) + Kolom (3) + Kolom (4) untuk masing-masing rincian. BLOK VI. PRODUKSI DAN PENDAPATAN LAIN A. PRODUKSI DAN NILAI PRODUKSI SELAMA SETAHUN 1. Berikan kode jenis budidaya pada masing-masing kolom yang ada, sesuai dengan jenis kegiatan yang tertulis pada dokumen. Kode jenis budidaya sama dengan yang ada pada Blok IV. 2. Oleh karena setiap jenis budidaya mempunyai produksi yang berbeda-beda, maka untuk memudahkan entry data perlu diberikan 105

114 kode jenis ikan sesuai dengan jenis ikan yang tertulis pada kolom (1). Kode jenis ikan dituliskan berikut ini. Udang Galah - 01 Rumput Laut - 19 Udang Windu - 02 Benur - 20 Lobster - 03 Nener - 21 Udang Lainnya - 04 Noply - 22 Bandeng - 05 Induk - 23 Mas - 06 Udang Vaname - 24 Gurame - 07 Kakap - 25 Nila - 08 Udang - 26 Mujair - 09 Udang Sitta - 27 Ikan Air Tawar Lainnya - 10 Super Red - 28 Ikan Hias - 11 Golden - 29 Kerapu - 12 Banjar - 30 Bawal Hitam - 13 Green - 31 Bawal Putih - 14 Ikan Botia - 32 Siput - 15 Benih - 33 Ikan Laut Lainnya - 16 Lainnya - 34 Mutiara - 17 Udang Putih - 36 Kerang Mutiara - 18 Kode dan jenis ikan harus sama dengan kode dan jenis ikan yang ada di Blok II Rincian Isian kolom (2) harus Periksa apakah harga ikan per satuan standar sudah wajar, yaitu dengan cara nilai dibagi dengan volume. 5. Rincian 9: Jumlah (A) = Rincian 1 + Rincian 2 + Rincian 3 + Rincian 4 + Rincian 5 + Rincian 6 + Rincian 7 + Rincian 8 B. PENDAPATAN DAN PENERIMAAN LAIN SELAMA SETAHUN Rincian 4: Jumlah (B) = Rincian 1 + Rincian 2 + Rincian 3 C. NILAI PRODUKSI DAN PENDAPATAN SELAMA SETAHUN Rincian C = Rincian 9: Jumlah (A) + Rincian 4: Jumlah (B) 106

115 BLOK VII. PENGGUNAAN PRODUKSI 1. Berikan kode jenis ikan pada kolom (1) sesuai dengan jenis ikan yang tertulis pada dokumen. Kode jenis ikan sama dengan yang ada pada Blok VI.A kolom (1). 2. Isian Blok. VII kolom (3) + kolom (4) + kolom (5) + kolom (6) + kolom (7) + kolom (8) + kolom (9) + kolom (10) + kolom (11) harus sama dengan Blok.VI.A kolom (4) + kolom (6) + kolom (8) + kolom (10) untuk jenis ikan yang sama dan dengan satuan standar yang sama. BLOK VIII. PENGELUARAN UNTUK SARANA PRODUKSI 1. Berikan kode jenis budidaya pada masing-masing kolom yang ada sesuai dengan jenis kegiatan yang tertulis pada dokumen kolom (3), (4) dan (5). Kode jenis budidaya sama dengan yang ada pada Blok IV. 2. Setiap jenis budidaya menggunakan sarana yang berbeda untuk benih, bibit/induk, pupuk, obat-obatan, dan pakan, maka untuk memudahkan entry data perlu diberikan kode jenis sarana yang berbeda pula. 3. Berikan kode jenis benih pada kolom (1) sesuai dengan yang tertulis pada dokumen. Kode jenis benih seperti dituliskan berikut ini. Benur - 01 Kerapu - 12 Nener - 02 Siput - 05 Noply - 03 Vaname - 24 Ikan Laut - 04 Telur - 35 Ikan Air Tawar - 05 Udang Putih - 36 Nucleus (utk mutiara) - 06 Lainnya Berikan kode jenis bibit/induk pada kolom (1) sesuai yang tertulis pada dokumen. Kode jenis bibit/induk dituliskan di bawah ini. Udang - 01 Nauplius - 14 Bandeng - 02 Siput - 15 Ikan Laut - 03 Nuklis - 16 Ikan Air Tawar - 04 MT2-17 Kerang Mutiara - 05 MT3-18 Rumput Laut - 06 Udang Windu

116 Ikan Hias - 07 Siput Mabe - 20 Kerang Lainnya - 08 Udang Vaname - 24 lainnya - 09 Kakap - 25 Gurame Berikan kode jenis pupuk pada kolom (1) sesuai yang tertulis pada dokumen. Kode jenis pupuk dituliskan di bawah ini. Urea/Za - 01 Diasil - 12 TSP/DSP - 02 Kaptan - 13 KCl - 03 Na2HPO4-14 NPK - 04 Magnohap - 15 Kapur/CaCO3/Gamping/Dolomit - 05 NO3-16 Zeolit - 06 Asomit - 17 FeCl3-07 Saponin - 18 KNO3-08 Silikat - 19 NaNO3-09 Ponska - 20 Kultur Ayam - 10 Phytozin - 21 SP Lainnya Berikan kode jenis obat-obatan/pestisida pada kolom (1) sesuai yang tertulis pada dokumen. Kode jenis obat-obatan/pestisida seperti berikut ini. Samponen - 01 Best - 20 Enzim - 02 CP - 21 Brestan - 03 BK Elbazine - 04 Media - 23 Vitamin - 05 Argon - 24 Antibiotik - 06 HCL - 25 Formalin - 07 Treflan - 26 OTC - 08 EDTA - 27 Kaporit - 09 Bioton - 30 Clorin - 10 Episipun - 31 Pestisida - 11 Trichlorit - 32 Metaun Blue - 12 Aquasim - 33 Melasit Grin - 13 Praise Vs ERY - 14 Cloramphenicol - 35 Super NB - 15 Laborin - 36 Bestasin - 16 New BK - 37 Linco Specton - 17 Purasolidon - 38 Eritromicin - 18 FZ - 39 Probiotik/Bakteri/ - 19 Redsit Betasit - 40 Lactobacilus Lainnya

117 7. Berikan kode jenis pakan pada kolom (1) sesuai yang tertulis pada dokumen. Kode jenis pakan seperti di bawah ini. Pelet - 01 Rebon - 28 Bintang - 02 Udang - 29 Flake/Flex - 03 Rotofer - 30 BP/SP - 04 Prima - 31 Artemia - 05 Afronia - 32 Ikan - 06 Ocohime - 33 Fairly - 07 Gold Coin - 34 Telur - 08 Runcah - 35 Pakan Segar - 09 Luxindo - 36 Powder - 10 Penglie - 37 Golkovis - 11 Komvit/Confit - 38 Pokpan Tubipek - 13 Samsung - 40 Dapia - 14 Kijang - 41 Belatung - 15 Super Feed - 42 Irawan - 16 CW - 43 Lanzy - 17 IRW - 44 Karka - 18 Carun - 45 Grobest - 19 Spirulina - 46 Cumi - 20 SB Hati - 21 Top Mini Grain - 48 Kepiting - 22 Javanicus - 49 Citoner - 23 Weed Winis - 50 Freepack - 24 Larva - 51 Cacing - 25 Plankton - 52 Tiram - 26 Lainnya - 53 Top Periksa apakah nilai per satuan standar untuk masing-masing sarana produksi sudah wajar. 9. Rincian 6 kolom (6) = Rincian 1.a kolom (6) + Rincian1.b kolom (6) + Rincian1.c kolom (6) + Rincian1.d kolom (6) + Rincian1.e kolom (6) + Rincian 2.a kolom (6) + Rincian 2.b kolom (6) + Rincian 2.c kolom (6) + Rincian 2.d kolom (6) + Rincian 2.e kolom (6) + Rincian 3.a kolom (6) + Rincian 3.b kolom (6) + Rincian 3.c kolom (6) + Rincian 3.d kolom (6) + Rincian 3.e kolom (6) + Rincian 4.a kolom (6) + Rincian 4.b kolom (6) + Rincian 4.c kolom (6) + Rincian 4.d kolom (6)+ Rincian 4.e kolom (6) + Rincian 4.f kolom (6) + Rincian 4.g kolom (6) + Rincian 5.a kolom (6) + 109

118 Rincian 5.b kolom.(6) + Rincian 5.c kolom (6) + Rincian 5.d kolom (6) + Rincian 5.e kolom (6) + Rincian 5.f kolom.(6) + Rincian 5.f kolom.(6). BLOK IX. PEMAKAIAN BAHAN BAKAR, LISTRIK, AIR DAN GAS 1. Periksa apakah isian pemakaian bahan bakar, listrik, air dan gas selama setahun sudah benar dan wajar. 2. Periksa apakah harga per satuan standar untuk masing-masing jenis pengeluaran sudah wajar. 3. Rincian 1.f kolom (4) = Rincian 1.a kolom (4) + Rincian 1.b kolom (4) + Rincian 1.c kolom (4) + Rincian 1.d kolom (4) + Rincian 1.e kolom (4). 4. Rincian 6 kolom (4) = Rincian 1.f kolom (4) + Rincian 2.b kolom (4) + Rincian 3 kolom (4) + Rincian 4 kolom (4) + Rincian 5 kolom (4). BLOK X. PENGELUARAN UNTUK BAHAN-BAHAN, JASA DAN LAINNYA Rincian 10 = Rincian 1.a + Rincian 1.b + Rincian 1.c + Rincian 2.a + Rincian 2.b + Rincian 3.a + Rincian 3.b + Rincian 4 + Rincian 5 + Rincian + Rincian 7 + Rincian 8 + Rincian 9. BLOK XI. PEMBENTUKAN MODAL TETAP, PENAMBAHAN, PENGURANGAN DAN PERBAIKAN BESAR (000 Rp). 1. Periksa apakah blok ini ada isian 2. Rincian 12 = Rincian 1 + Rincian 2 + Rincian 3 + Rincian 4 + Rincian 5 + Rincian 6 + Rincian 7 + Rincian 8 + Rincian 9 + Rincian 10 + Rincian 11 untuk masing-masing kolom. BLOK XII. CATATAN Periksa apakah pada blok ini ada catatan yang berkaitan dengan pengisian daftar. 110

119 BAB XI TATA CARA EDITING CODING DAFTAR-LTP Dokumen Perusahaan Penangkapan Ikan (LTP) yang diolah harus memenuhi beberapa syarat. Berbadan Hukum/Usaha (PN/PD/Persero/Perum, PT/NV, CV, Firma, Koperasi/KUD, Yayasan). Aktif (tidak tutup) Dokumen harus terisi (kecuali kondisi tutup sementara, pindah alamat, tidak ditemukan maupun non respon, minimal harus ada isian di blok I). Harus melakukan penangkapan sendiri, dan harus ada produksi yang berasal dari penangkapan sendiri (semua produksi bukan berasal dari pembelian). Apabila tidak memenuhi syarat tersebut, maka dokumen tidak perlu diolah. BLOK I. KETERANGAN IDENTITAS 1. Periksa nama dan kode provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan desa/kelurahan apakah sudah benar. Bila belum sesuaikan. 2. Periksa pengisian tahun data yang dilaporkan apakah sudah benar. Bila belum sesuaikan. 3. Berikan nomor urut perusahaan sesuai dengan yang ada pada direktori. Apabila perusahaan tersebut aktif dan belum ada di direktori, maka tambahkan pada direktori dan diberi nomor urut dengan cara melanjutkan nomor urut yang sudah ada. Sedangkan bila perusahaan tersebut tutup/tidak aktif, maka tuliskan kata TUTUP pada direktori, sehingga untuk tahun berikutnya tidak dihitung sebagai target pencacahan. 4. Periksa apakah nama lengkap perusahaan, contact person, lokasi perusahaan, dan alamat kantor pusat sudah tertulis dengan benar dan jelas. 5. Periksa apakah Rincian 11 sudah dilingkari sesuai dengan kondisi perusahaan saat pencacahan. 111

120 BLOK II. KETERANGAN IDENTITAS 1. Periksa apakah Rincian 1 sampai dengan Rincian 5 sudah dilingkari sesuai dengan kondisi perusahaan. 2. Periksa apakah Rincian 6 sudah terisi. BLOK III. JUMLAH PEKERJA DAN PENGELUARAN UNTUK PEKERJA A. PEKERJA TETAP DAN TIDAK TETAP SELAMA SETAHUN 1. Rincian 6 = Rincian 1 + Rincian 2 + Rincian 3 + Rincian 4 + Rincian 5 untuk masing-masing kolom. 2. Rincian 6 = Rincian 7 WNA + Rincian 7 WNI untuk masing-masing kolom. B. PEKERJA HARIAN LEPAS/BORONGAN SELAMA SETAHUN 1. Periksa apakah Rincian 1 ada isian. 2. Jika Rincian 1 ada isian maka Rincian 2 harus ada isian. Isian Rincian hari. 3. Rincian 3 = Rincian 1 x Rincian Periksa isian Rincian 4 apakah sudah wajar bila dibandingkan dengan upah rata-rata per pekerja per hari. Upah rata-rata per pekerja per hari dihitung dengan cara Rincian 4 : Rincian 3. C. PEKERJA TIDAK DIBAYAR/PEKERJA KELUARGA Periksa apakah rincian ini ada isian. D. PENGELUARAN UNTUK PEKERJA TETAP DAN TIDAK TETAP SELAMA SETAHUN 1. Kolom (4) = Kolom (2) + Kolom (3) untuk masing-masing rincian. 2. Rincian 5 = Rincian 1 + Rincian 2 + Rincian 3 + Rincian 4 untuk masing-masing kolom. BLOK IV. PRODUKSI DAN PENDAPATAN LAIN A. PRODUKSI SENDIRI MENURUT JENIS KAPAL/PERAHU SELAMA SETAHUN 1. Blok IV.A harus ada isian. jika Blok IV. A tidak ada isian, maka periksa Blok IV.B kolom (2) sampai dengan kolom (7) dan Blok VIII harus ada isian. 112

121 2. Periksa apakah kolom (2), (3), dan (4) sudah terisi. 3. Periksa apakah Kolom (5) x Kolom (6) Periksa apakah harga per kg sudah wajar dngan cara Kolom (8) : Kolom (7). 5. Jumlah Kolom (7) = Blok IV.B Rincian 14 kolom (2) + kolom (4) + kolom (6) 6. Jumlah Kolom (8) = Blok IV.B Rincian 14 kolom (3) + kolom (5) + kolom (7) 7. Periksa apakah kolom (9) dan (10) sudah terisi. B. PRODUKSI DAN NILAI MENURUT JENIS IKAN 1. Periksa apakah harga ikan per kg sudah wajar. 2. Rincian 14 = Rincian 1 + Rincian 2 + Rincian 3 + Rincian 4 + Rincian 5 + Rincian 6 + Rincian 7 + Rincaian 8 + Rincaian 9 + Rincian 10 + Rincian 11 + Rincian 12 + Rincian 13 untuk masing-masing kolom. 3. Rincian 14 Kolom (2) + Kolom (4) + Kolom (6) = Jumlah Blok IV.A Kolom (7). 4. Rincian 14 Kolom (3) + Kolom (5) + Kolom (7) = Jumlah Blok IV.A Kolom (8). C. PENDAPATAN DAN PENERIMAAN LAIN SELAMA SETAHUN 1. Rincian 4 = Rincian 1 + Rincian 2 + Rincian 3 BLOK V. UNIT PENGOLAHAN/COLD STORAGE 1. Periksa apakah blok ini terisi. 2. Kolom (7) Blok IV.B Rincian 14 Kolom (2) + Kolom (4) + Kolom (6) 3. Periksa apakah isian kolom (8) : kolom (7) sudah wajar nilainya per kg sesuai jenis ikan. 4. Kolom (10) Blok IV.B Rincian 14 Kolom (8) 5. Periksa apakah isian kolom (11) : kolom (10) sudah wajar nilainya per kg sesuai jenis ikan. 113

122 BLOK VI. PENGGUNAAN PRODUKSI (Ton) 1. Blok VI Kolom (2) + Kolom (3) + Kolom (4) + Kolom (5) + Kolom (6) + Kolom (7) + Kolom (8) + Kolom (9) + Kolom (10) = Blok IV.B Kolom (2) + Kolom (4) + Kolom (6) + Kolom (8) untuk masing-masing jenis ikan. 2. Blok VI Rincian 14 Kolom (2) + Kolom (3) + Kolom (4) + Kolom (5) + Kolom (6) + Kolom (7) + Kolom (8) + Kolom (9) + Kolom (10) = Blok IV.B Rincian 14 Kolom (2) + Kolom (4) + Kolom (6) + Kolom (8). BLOK VII. PENGELUARAN A. PENGELUARAN BAHAN BAKAR, LISTRIK, AIR DAN GAS SELAMA SETAHUN 1. Periksa apakah harga bahan bakar, listrik, air, dan gas sudah wajar per satuan standar dengan cara Kolom (5) : Kolom (3) + Kolom (4). 2. Rincian 1.f Kolom (5) = Rincian 1.(a + b + c + d + e ) Kolom (5). 3. Rincian 6 Kolom (5) = Rincian 1.f + 2.b B. PENGELUARAN BAHAN-BAHAN, JASA, DAN LAINNYA SELAMA SETAHUN Rincian 9 = Rincian 1.(a + b + c + d + e + f + g) + Rincian 2.(a + b) + Rincian 3.(a + b) + Rincian 4 + Rincian 5 + Rincian 6 + Rincian 7 + Rincian 8. BLOK VIII. JUMLAH PERAHU DAN KAPAL YANG DIKUASAI 1. Kolom (5) = Kolom (2) + Kolom (3) + Kolom (4) untuk masing-masing rincian. 2. Rincian 3 = Rincian1. (a + b + c) + Rincian 2. (a + b + c) untuk masingmasing kolom. 3. Rincian 3 Kolom (5) = Jumlah kapal pada Blok IV.A. 114

123 BLOK IX. PEMBENTUKAN MODAL TETAP, PENAMBAHAN, PENGURANGAN, DAN PERBAIKAN BESAR (000 Rp) 1. Periksa apakah blok ini ada isian. 2. Rincian 12 = Rincian 1 + Rincian 2 + Rincian 3 + Rincian 4 + Rincian 5 + Rincian 6 + Rincian 7 + Rincian 8 + Rincian 9 + Rincian 10 + Rincian 11 untuk masing-masing kolom. BLOK X. CATATAN Periksa apakah pada blok ini ada catatan yang berkaitan dengan pengisian daftar. 115

124 116

125 BAB XII TATA CARA EDITING CODING DAFTAR-LTPI Dokumen Tempat Pelelangan Ikan Tahunan (LTPI) yang diolah harus memenuhi beberapa syarat. Aktif (tidak tutup) Dokumen harus terisi (kecuali karena alasan tutup sementara, pindah alamat, tidak ditemukan maupun non respon, mininal terisi Blok I). Apabila tidak memenuhi syarat tersebut, maka dokumen tidak perlu diolah. BLOK I. KETERANGAN IDENTITAS 1. Periksa kode provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan desa/kelurahan apakah sudah benar. Bila belum sesuaikan. 2. Periksa pengisian tahun data yang dilaporkan apakah sudah benar. Bila belum sesuaikan. 3. Berikan nomor urut TPI sesuai dengan yang ada pada direktori. Apabila TPI tersebut aktif dan belum ada di direktori, maka tambahkan pada direktori dan diberi nomor urut dengan cara melanjutkan nomor urut yang sudah ada. Sedangkan bila TPI tersebut tutup/tidak aktif, maka tuliskan kata TUTUP pada direktori, sehingga untuk tahun berikutnya tidak dihitung sebagai target pencacahan. 4. Periksa apakah nama, alamat, dan nama penanggung jawab TPI sudah tertulis dengan benar dan jelas. 5. Periksa apakah Rincian 10 sudah dilingkari sesuai dengan lokasi TPI. 6. Apabila Rincian 10 berkode 1 maka periksa apakah Rincian 11 sudah diisi. BLOK II. KETERANGAN TPI Periksa Rincian 1 sampai dengan Rincian 7, apakah sudah terisi atau salah satu jawaban sudah dilingkari sesuai dengan kondisi TPI. 117

126 BLOK III. PEKERJA DAN PENGELUARAN UNTUK PEKERJA A. PEKERJA TETAP DAN HONORER 1. Kolom (4) = Kolom (2) + Kolom (3) untuk masing-masing rincian. 2. Rincian 3 = Rincian1.a + Rincian 1.b + Rincian 2 untuk masingmasing kolom. B. PEKERJA HARIAN LEPAS 1. Periksa apakah Rincian 1 ada isian. 2. Jika Rincian 1 ada isian, maka Rincian 2 harus ada isian. Isian Rincian 2 harus 365 hari 3. Rincian 3 = Rincian 1 x Rincian 2 4. Periksa apakah upah pekerja harian lepas per orang/hari sudah wajar. Upah pekerja harian lepas diperoleh dengan cara Rincian 4 : Rincian 3. C. UPAH/GAJI UNTUK PEKERJA TETAP DAN HONORER 1. Kolom (4) = Kolom (2) + Kolom (3) untuk masing-masing rincian. 2. Rincian 5 = Rincian 1 + Rincian 2 + Rincian 3 + Rincian 4 untuk masing-masing kolom. BLOK IV. KETERANGAN PENJUALAN 1. Periksa apakah isian Rincian 1, Rincian 2, dan Rincian 3 sudah dilingkari sesuai dengan keadaan di TPI. 2. Jika Rincian 3 berkode 1 maka Rincian 4 dan Rincian 5 harus ada isian. 3. Rincian 5.a = Rincian 5.b1 + Rincian 5.b2 untuk masing-masing kolom. 4. Rincian 5.a = Rincian 5.c1 + Rincian 5.c2 + Rincian 5.c3 + Rincian 5.c4 + Rincian 5.c5 + Rincian 5.c6 untuk masing-masing kolom. 5. Rincian 5 sampai dengan Rincian 7 Kolom (2) dan (3) boleh terisi keduanya (lelang dan tidak lelang), atau salah satu saja (lelang atau tidak lelang). 6. Periksa apakah Rincian 8 sudah dilingkari sesuai dengan cara pembayaran hasil penjualan. 118

127 BLOK V. PENDARATAN KAPAL/PERAHU RATA-RATA PERAHU/KAPAL YANG MENDARAT PER HARI Periksa apakah blok ini ada isian pada masing-masing kolom dan rincian. BLOK VI. PRODUKSI DAN NILAI PENJUALAN IKAN PRODUKSI DAN NILAI PENJUALAN IKAN MENURUT BULAN 1. Jika pada Blok IV Rincian 2 yang dilingkari kode 1 maka pada Blok VI Kolom (2), (3), dan (4) harus ada isian, sebaliknya jika pada Blok IV Rincian 1 yang dilingkari kode 2 maka Blok VI yang terisi adalah Kolom (5), (6), dan (7). Namun blok ini boleh terisi keduanya jika pada Blok IV yang dilingkari kode Kolom (2) dan Kolom (5), jumlah hari tidak boleh lebih besar dari jumlah hari pada bulan yang bersangkutan. 3. Periksa apakah nilai pada Kolom (4) dan atau Kolom (7) sudah wajar bila dibandingkan dengan banyaknya ikan pada Kolom (3) dan atau Kolom (6). BLOK VII. JENIS IKAN UTAMA YANG DIJUAL JENIS IKAN YANG PALING BANYAK DIJUAL MENURUT MUSIM 1. Kolom (1) periksa apakah bulan-bulan pada puncak musim, musim normal, dan musim paceklik sudah dilingkari. 2. Kolom (2) periksa apakah nama jenis ikan sudah nama nasional. 3. Kolom (4) periksa apakah harga per Kg sudah wajar. BLOK VIII. PENGELUARAN (000 Rp) A. PENGELUARAN BAHAN, JASA, DAN LAINNYA SELAMA SETAHUN 1. Periksa apakah isian Rincian 1 sampai dengan Rincian 9 Kolom (2) sudah wajar. 2. Rincian 10 = Rincian 1.(a + b + c) + Rincian 2.(a + b) + Rincian 3.(a + b) + Rincian 4 + Rincian 5 + Rincian 6 + Rincian 7 + Rincian 8 + Rincian 9 119

128 B. PENGELUARAN BAHAN BAKAR, LISTRIK, AIR, DAN GAS SELAMA SETAHUN 1. Periksa apakah isian nilai pada Kolom (4) sudah wajar jika dibandingkan dengan isian jumlah pada Kolom (3). 2. Rincian 1.f Kolom (4) = Rinc.1 (a + b + c + d + e) Kolom (4). 3. Rincian 6 Kolom (4) = Rincian 1.f + Rincian 2.b + Rincian 3 + Rincian 4 + Rincian 5 kolom (4). BLOK IX. PEMBENTUKAN BARANG MODAL (000 Rp) 1. Periksa apakah blok ini ada isian. 2. Rincian 10 = Rincian 1 + Rincian 2 + Rincian 3 + Rincian 4 + Rincian 5 + Rincian 6 + Rincian 7 + Rincian 8 + Rincian 9 untuk masing-masing kolom. BLOK X. CATATAN Periksa apakah pada blok ini ada catatan dari petugas yang berkaitan dengan pengisian daftar. 120

129 BAB XIII TATA CARA EDITING CODING DAFTAR-TPI Dokumen Tempat Pelelangan Ikan Triwulanan (Daftar-TPI) yang diolah harus memenuhi beberapa syarat. Aktif (tidak tutup) Dokumen harus terisi ((kecuali karena alasan tutup sementara, pindah alamat, tidak ditemukan maupun non respon, tetap harus diisi Blok I). Apabila tidak memenuhi syarat tersebut, maka dokumen tidak perlu diolah. BLOK I. KETERANGAN TEMPAT PELELANGAN IKAN Rincian 1 s.d 4: Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan Periksa Rincian 1 sampai dengan 4 apakah isian nama provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan dan kodenya sudah sesuai dan terisi dengan benar. Rincian 5: Data yang Dilaporkan Periksa apakah isian triwulan dan tahun pelaporan sudah terisi dengan benar sesuai dengan triwulan dan tahun yang dilaporkan. Rincian 6: Nomor Urut TPI Berikan nomor urut TPI sesuai dengan yang ada pada direktori. Apabila TPI tersebut aktif tetapi belum ada di direktori, maka tambahkan pada direktori, dengan nomor urut melanjutkan dari nomor urut sebelumnya. Sedangkan bila TPI tersebut tutup/tidak aktif, maka tuliskan kata TUTUP pada direktori. Rincian 7: Nama Lengkap Tempat Pelelangan Ikan Periksa apakah nama tempat pelelangan ikan sudah ditulis dengan jelas menggunakan huruf balok. 121

130 Rincian 8: Alamat Lengkap Tempat Pelelangan Ikan Periksa apakah alamat tempat pelelangan ikan berikut kode pos, telepon, dan faximilli sudah ditulis dengan lengkap dan jelas. BLOK II. KONDISI TPI Periksa apakah kode kondisi TPI sudah dilingkari dengan benar sesuai dengan keadaan saat pencacahan. BLOK III. PRODUKSI YANG DIJUAL DI TPI SETIAP BULAN MENURUT JENIS IKAN Kolom Bulan Periksa apakah keterangan bulan kegiatan yang dilaporkan sudah benar dan sesuai dengan triwulan yang dilaporkan. Triwulan I : Januari, Februari, Maret Triwulan II : April, Mei, Juni Triwulan III : Juli, Agustus, September Triwulan IV : Oktober, November, Desember Kolom (2), (4), dan (6): Produksi (kg) Periksa apakah isian produksi yang dijual dalam masing-masing kolom sudah wajar dan diisi dalam satuan kilogram (kg). Kolom (3), (5), dan (7): Nilai (Rp) Periksa apakah isian nilai produksi yang dijual dalam masing-masing kolom sudah wajar bila dibandingkan dengan volume produksi, dan diisi dalam rupiah (Rp). Jika Kolom (2), (4) dan (6) terisi maka Kolom (3), (5) dan (7) harus ada isian. Kolom (8): Jumlah Produksi (kg) Periksa apakah isian jumlah produksi sudah benar dan sesuai dengan penjumlahan Kolom (2) + Kolom (4) + Kolom (6). 122

131 Kolom (9): Jumlah Nilai Produksi (Rp) Periksa apakah isian nilai produksi sudah benar dan sesuai dengan penjumlahan Kolom (3) + Kolom (5) + Kolom (7). Rincian: Jumlah Jumlah = Rincian 1 + Rincian 2 + Rincian Rincian 36 untuk masing-masing kolom. Rincian B1: Jumlah produksi ikan yang dijual di TPI selama triwulan laporan dibandingkan triwulan sebelumnya. Periksa apakah isian sudah dilingkari sesuai dengan kondisi di lapangan. Rincian B2: Jelaskan secara rinci alasannya Periksa apakah rincian ini sudah terisi. BLOK IV. RATA-RATA PERAHU/KAPAL YANG MENDARAT SETIAP HARI 1. Periksa apakah isian rata-rata perahu/kapal yang mendarat setiap hari per bulan sudah benar dan sesuai dengan triwulan laporan. 2. Jumlah = Rincian 1 + Rincian 2 + Rincian 3 untuk masing-masing kolom. BLOK V. KETERANGAN RESPONDEN Periksa apakah nama dan jabatan petugas TPI serta tanda tangan dan stempel TPI sudah terisi dengan lengkap dan jelas. BLOK VI. KETERANGAN PETUGAS Rincian 1 s.d 3: Nama Pencacah, Tanggal Pencacahan, Tandatangan Periksa apakah isian nama pencacah, tanggal pencacahan, dan tandatangan pencacah sudah terisi dengan benar dan jelas. Rincian 4 s.d 6: Nama Pengawas/Pemeriksa, Tanggal Pengawasan/Pemeriksaan, Tandatangan Periksa apakah isian nama pengawas/pemeriksa, tanggal pengawasan/pemeriksaan, dan tanda tangan pengawas pada rincian 4 sampai dengan 6 sudah terisi dengan benar dan jelas. 123

132 BLOK VII. CATATAN PETUGAS Periksa apakah pada blok ini ada catatan dari petugas yang berkaitan dengan pengisian daftar. 124

133 BAB XIV TATA CARA EDITING CODING DAFTAR-PPI/PENDARATAN IKAN TARDISIONAL Dokumen Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) yang Tidak Mempunyai Tempat Pelelangan Ikan (TPI) (Daftar-PPI/Pendaratan Ikan Tardisional) yang diolah harus memenuhi beberapa syarat. Aktif (tidak tutup) Dokumen harus terisi (kecuali karena alasan tutup sementara, pindah alamat, tidak ditemukan maupun non respon, tetap harus diisi Blok I). Apabila tidak memenuhi syarat tersebut, maka dokumen tidak perlu diolah. BLOK I. KETERANGAN PPI Rincian 1 s.d 4: Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan Periksa Rincian 1 sampai dengan 4 apakah isian nama provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan dan kodenya sudah sesuai dan terisi dengan benar. Bila belum perbaiki. Rincian 5: Data yang Dilaporkan Periksa apakah isian triwulan dan tahun pelaporan sudah terisi dengan benar sesuai dengan triwulan dan tahun yang dilaporkan pada Blok II. Bila belum perbaiki, sesuaikan dengan isian pada Blok II. Rincian 6 : Nomor Urut PPI Nomor urut PPI diisi di BPS. Berikan nomor urut PPI sesuai dengan yang ada pada direktori. Apabila PPI tersebut aktif tetapi belum ada di direktori, maka tambahkan pada direktori, dengan nomor urut melanjutkan dari nomor urut sebelumnya. Sedangkan bila PPI tersebut tutup/tidak aktif, maka tuliskan kata TUTUP pada direktori. 125

134 Rincian 7a : Nama Lengkap Pangkalan Pendaratan Ikan Periksa apakah nama pangkalan pendaratan ikan sudah ditulis dengan jelas menggunakan huruf balok. Rincian 7b: Alamat Lengkap Pangkalan Pendaratan Ikan Periksa apakah alamat pangkalan pendaratan ikan berikut kode pos sudah ditulis dengan lengkap dan jelas. Rincian 8a : Apakah PPI ini memiliki fasilitas bangunan/dermaga tempat untuk mendaratkan kapal yang permanen? Periksa apakah isian rincian ini sudah dilingkari dan kode yang dilingkari sudah dipindahkan ke dalam kotak. Rincian 8b: Apakah PPI ini dikelola oleh Dinas Perikanan setempat? Periksa apakah isian rincian ini sudah dilingkari dan kode yang dilingkari sudah dipindahkan ke dalam kotak. Rincian 9: Apakah ada kelompok/perorangan yang mengelola nelayan? Periksa apakah isian rincian ini sudah dilingkari dan kode yang dilingkari sudah dipindahkan ke dalam kotak. Apabila yang dilingkari adalah kode 1 periksa apakah pada titik-titik sudah dituliskan. Rincian 10: Apakah dipungut retribusi dari hasil tangkapan yang diperoleh? Periksa apakah isian rincian ini sudah dilingkari dan kode yang dilingkari sudah dipindahkan ke dalam kotak. Selain itu apakah pada titik-titik sudah dituliskan, apabila kode yang dilingkari adalah kode 1. Rincian 11: Bila Ya (R.10 kode 1), siapa yang memungut retribusi? Jika Rincian 10 berkode 1, periksa apakah isian rincian ini sudah dilingkari dan kode yang dilingkari sudah dipindahkan ke dalam kotak. 126

135 Rincian 12: Penjualan hasil tangkapan yang didaratkan biasanya dilakukan secara: Periksa apakah isian rincian ini sudah dilingkari dan kode yang dilingkari sudah dipindahkan ke dalam kotak. Selain itu apakah pada titik-titik sudah dituliskan, apabila kode yang dilingkari adalah kode 3. Rincian 13: Bila nelayan melakukan penjualan hasil, sebagian besar dijual kemana? Periksa apakah isian rincian ini sudah dilingkari dan kode yang dilingkari sudah dipindahkan ke dalam kotak Rincian 14 : Bila R.13 berkode 3, sebutkan nama dan alamat TPI yang dimaksud! Bila Rincian 13 kode 3 dilingkari, periksa apakah rincian ini sudah terisi dengan benar dan jarak TPI dari lokasi / tempat pendaratan sudah dipindahkan ke dalam kotak yang telah disediakan. Rincian 15: Pencatatan produksi ikan hasil tangkapan yang didaratkan dilakukan oleh? Periksa apakah isian rincian ini sudah dilingkari dan kode yang dilingkari sudah dipindahkan ke dalam kotak. Bila kode 5 dilingkari, periksa juga apakah pada titik-titik sudah dituliskan. BLOK II. RATA-RATA PRODUKSI IKAN YANG DIDARATKAN PER PERAHU/KAPAL (Dalam satu triwulan laporan) Isian Blok II dan Blok III terkait produksi hanya boleh terisi salah satu blok. Jika Blok II terisi maka blok III harus kosong, demikian sebaliknya. Jika dari lapangan terisi kedua-duanya, pilih salah satu isian blok yang lebih valid atau yang lebih wajar isian datanya. 127

136 A. Perahu Tanpa Motor 1. Periksa apakah banyaknya hari pendaratan ikan perahu tanpa motor dalam satu triwulan sudah terisi dan dipindahkan ke kotak yang telah disediakan. 2. Periksa apakah rata-rata banyaknya perahu tanpa motor yang mendaratkan ikan di setiap hari pendaratan sudah terisi sesuai dengan keadaan di lapangan dan telah dipindahkan ke kotak yang telah disediakan. 3. Periksa apakah isian kolom (2) rata-rata jumlah ikan yang didaratkan per perahu tanpa motor pada 1 kali pendaratan sudah terisi dengan wajar. 4. Periksa apakah isian kolom (3) rata-rata nilai ikan yang didaratkan per perahu tanpa motor pada 1 kali pendaratan sudah terisis dengan wajar. 5. Periksa rata-rata harga ikan per kg dengan cara membagi isian kolom (3) dengan isian kolom (2), apakah sudah wajar. B. Perahu Motor Tempel 1. Periksa apakah banyaknya hari pendaratan ikan perahu motor tempel dalam satu triwulan sudah terisi dan dipindahkan ke kotak yang telah disediakan. 2. Periksa apakah rata-rata banyaknya perahu motor tempel yang mendaratkan ikan di setiap hari pendaratan sudah terisi sesuai dengan keadaan di lapangan dan telah dipindahkan ke kotak yang telah disediakan. 3. Periksa apakah isian kolom (4) rata-rata jumlah ikan yang didaratkan per perahu motor tempel pada 1 kali pendaratan sudah terisi dengan wajar. 4. Periksa apakah isian kolom (5) rata-rata nilai ikan yang didaratkan per perahu motor tempel pada 1 kali pendaratan sudah terisi dengan wajar. 5. Periksa rata-rata harga ikan per kg dengan cara membagi isian kolom (5) dengan isian kolom (4), apakah sudah wajar. C. Kapal Motor 1. Periksa apakah banyaknya hari pendaratan ikan kapal motor dalam satu triwulan sudah terisi dan dipindahkan ke kotak yang telah disediakan. 128

137 2. Periksa apakah rata-rata banyaknya kapal motor yang mendaratkan ikan di setiap hari pendaratan sudah terisi sesuai dengan keadaan di lapangan dan telah dipindahkan ke kotak yang telah disediakan. 3. Periksa apakah isian kolom (4) rata-rata jumlah ikan yang didaratkan per kapal motor pada 1 kali pendaratan sudah terisi dengan wajar. 4. Periksa apakah isian kolom (5) rata-rata nilai ikan yang didaratkan per kapal motor tempel pada 1 kali pendaratan sudah terisi dengan wajar. 5. Periksa rata-rata harga ikan per kg dengan cara membagi isian kolom (5) dengan isian kolom (4), apakah sudah wajar. BLOK III. PRODUKSI IKAN YANG DIDARATKAN SETIAP BULAN UNTUK SELURUH PERAHU/KAPAL (Dalam satu triwulan laporan) Kolom Bulan Periksa apakah keterangan bulan kegiatan yang dilaporkan sudah benar dan sesuai dengan triwulan yang dilaporkan (Blok I Rincian 5). Bila bulan yang ditulis tidak sama dengan triwulan yang dilaporkan, maka yang dibetulkan adalah Blok I Rincian 5. Contoh : Triwulan I : Januari, Februari, Maret Triwulan II : April, Mei, Juni Triwulan III : Juli, Agustus, September Triwulan IV : Oktober, November, Desember Kolom (2), (4), dan (6): Produksi (kg) Periksa apakah isian produksi yang dijual dalam masing-masing kolom sudah wajar dan diisi dalam satuan kilogram (kg) bilangan bulat. Bila tidak menggunakan satuan standar yang tertulis maka harus disesuaikan. Kolom (3), (5), dan (7): Nilai (Rp) Periksa apakah isian nilai produksi yang dijual dalam masing-masing kolom sudah wajar bila dibandingkan dengan volume produksi, dan diisi dalam rupiah (Rp). Jika Kolom (2), (4) dan (6) terisi maka Kolom (3), (5) dan (7) harus ada isian. 129

138 Kolom (8): Jumlah Produksi (kg) Periksa apakah isian jumlah produksi sudah benar dan sesuai dengan penjumlahan: Kolom (8) = Kolom (2) + Kolom (4) + Kolom (6). Bila belum sesuai, maka Kolom (8) diperbaiki. Kolom (9) : Jumlah Nilai Produksi (Rp) Periksa apakah isian nilai produksi sudah benar dan sesuai dengan penjumlahan: Kolom (9) = Kolom (3) + Kolom (5) + Kolom (7). Bila belum sesuai, maka Kolom (9) diperbaiki. Rincian: Jumlah Jumlah = Rincian 1 + Rincian 2 + Rincian Rincian 36 untuk masing-masing kolom. BLOK IV. KETERANGAN RESPONDEN Periksa apakah nama dan jabatan/pekerjaan responden serta tanda tangan dan stempel PPI sudah terisi dengan lengkap dan jelas. BLOK V. KETERANGAN PETUGAS Rincian 1 s.d 3: Nama Pencacah, Tanggal Pencacahan, Tandatangan Periksa apakah isian nama pencacah, tanggal pencacahan, dan tandatangan pencacah sudah terisi dengan benar dan jelas. Rincian 4 s.d 6: Nama Pengawas/Pemeriksa, Tanggal Pengawasan/Pemeriksaan, Tandatangan Periksa apakah isian nama pengawas/pemeriksa, tanggal pengawasan/pemeriksaan, dan tanda tangan pengawas pada rincian 4 sampai dengan 6 sudah terisi dengan benar dan jelas. BLOK VI. KONDISI PPI Periksa apakah kode kondisi PPI sudah dilingkari dengan benar sesuai dengan keadaan saat pencacahan. BLOK VII. CATATAN PETUGAS Periksa apakah pada blok ini ada catatan dari petugas yang berkaitan dengan pengisian daftar. 130

139 BAB XV TATA CARA EDITING CODING DAFTAR-PP Dokumen laporan triwulan Pelabuhan Perikanan (PP) (Daftar-PP) yang diolah harus memenuhi beberapa syarat. Aktif (tidak tutup) Dokumen harus terisi (tidak kosong, baik karena alasan tutup sementara, pindah alamat, tidak ditemukan maupun non respon). Apabila tidak memenuhi syarat tersebut, maka dokumen tidak perlu diolah. BLOK I. KETERANGAN PELABUHAN PERIKANAN Rincian 1 s.d 4: Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan Periksa Rincian 1 sampai dengan 4 apakah isian nama provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan dan kodenya sudah sesuai dan terisi dengan benar. Bila belum perbaiki. Rincian 5: Data yang Dilaporkan Periksa apakah isian triwulan dan tahun pelaporan sudah terisi dengan benar sesuai dengan triwulan dan tahun yang dilaporkan pada Blok II. Bila belum perbaiki, sesuaikan dengan isian pada Blok II. Rincian 6: Nomor Urut PP Nomor urut PP diisi di BPS. Berikan nomor urut PP sesuai dengan yang ada pada direktori. Apabila PP tersebut aktif tetapi belum ada di direktori, maka tambahkan pada direktori, dengan nomor urut melanjutkan dari nomor urut sebelumnya. Sedangkan bila PP tersebut tutup/tidak aktif, maka tuliskan kata TUTUP pada direktori. 131

140 Rincian 7: Nama Lengkap Pelabuhan Perikanan Periksa apakah nama pelabuhan perikanan sudah ditulis dengan jelas menggunakan huruf balok. Rincian 8: Alamat Lengkap Pelabuhan Perikanan Periksa apakah alamat pelabuhan perikanan berikut kode pos, nomor telepon, faximili dan sudah ditulis dengan lengkap dan jelas. Rincian 9: Kategori Pelabuhan Perikanan Periksa apakah isian rincian ini sudah dilingkari sesuai dengan kondisi pelabuhan pada saat triwulan pencacahan dan kode yang dilingkari sudah dipindahkan ke dalam kotak. Rincian 10: Apakah di pelabuhan ini terdapat Tempat Pelelangan Ikan (TPI)? Periksa apakah isian rincian ini sudah dilingkari dan kode yang dilingkari sudah dipindahkan ke dalam kotak. Jika Rincian 10 berkode 2 maka Rincian 11 harus kosong. Rincian 11: Jika ada TPI (Rincian 10 berkode 1) Rincian 11.a: Apakah seluruh ikan hasil tangkapan dijual/dicatat di TPI tersebut? Periksa apakah isian rincian ini sudah dilingkari dan kode yang dilingkari sudah dipindahkan ke dalam kotak. Jika kode yang dilingkari adalah kode 1 maka isian Rincian 11b (1) dan 11b (2) harus kosong. Rincian 11.b: Jika tidak seluruh ikan dijual/dicatat di TPI (Rincian 11.a berkode 2) Rincian 11.b.(1): Berapa persen ikan yang dijual/dicatat di TPI terhadap seluruh ikan hasil tangkapan? Periksa apakah isian rincian ini sudah wajar. Isian rincian ini harus <

141 Rincian 11.b.(2): Kemana ikan yang dijual di luar TPI? Periksa apakah isian rincian ini sudah dilingkari dan kode yang dilingkari sudah dipindahkan ke dalam kotak. Periksa juga apakah pada titik-titik sudah terisi dengan benar jika kode yang dilingkari adalah kode 5. Rincian 11.c: Apakah petugas pencatat produksi di PP dengan TPI sama? Periksa apakah isian rincian ini sudah dilingkari dan kode yang dilingkari sudah dipindahkan ke dalam kotak. Rincian 11.d: Apakah pencatatan produksi ikan yang dilakukan oleh petugas PP (Pelabuhan Perikanan) sudah termasuk ikan yang dijual melalui TPI? Periksa apakah isian rincian ini sudah dilingkari dan kode yang dilingkari sudah dipindahkan ke dalam kotak. Rincian 12: Jika tidak ada TPI (Rincian 10 berkode 2), kemana biasanya ikan dijual? Periksa apakah isian rincian ini sudah dilingkari dan kode yang dilingkari sudah dipindahkan ke dalam kotak. Selain itu apakah pada titik-titik sudah dituliskan, apabila kode yang dilingkari adalah kode 6. Rincian 13: Apakah dipungut retribusi dari semua hasil tangkapan yang diperoleh? Periksa apakah isian rincian ini sudah dilingkari dan kode yang dilingkari sudah dipindahkan ke dalam kotak. Rincian 14 : Jika R.13 berkode 1, berapa persen pungutan retribusi terhadap nilai hasil tangkapan? Rincian ini terisi jika Rincian 13 berkode 1. Periksa apakah isian rincian ini sudah wajar. BLOK II. PRODUKSI IKAN SELAIN YANG DIJUAL DI TPI SETIAP BULAN Kolom Bulan Periksa apakah keterangan bulan kegiatan yang dilaporkan sudah benar dan sesuai dengan triwulan yang dilaporkan (Blok I Rincian 5). Bila bulan 133

142 yang ditulis tidak sama dengan triwulan yang dilaporkan, maka yang dibetulkan adalah Blok I Rincian 5. Contoh: Triwulan I : Januari, Februari, Maret Triwulan II : April, Mei, Juni Triwulan III : Juli, Agustus, September Triwulan IV : Oktober, November, Desember Kolom (2), (4), dan (6): Produksi (kg) Periksa apakah isian produksi ikan selain yang dijual di TPI dalam masingmasing kolom sudah wajar dan diisi dalam satuan kilogram (kg). Bila tidak menggunakan satuan standar yang tertulis maka harus disesuaikan. Kolom (3), (5), dan (7): Nilai (Rp) Periksa apakah isian nilai produksi ikan selain yang dijual di TPI dalam masing-masing kolom sudah wajar bila dibandingkan dengan volume produksi, dan diisi dalam rupiah (Rp) bilangan bulat. Bila belum menggunakan satuan standar yang tertulis maka harus disesuaikan. Jika Kolom (2), (4) dan (6) terisi maka Kolom (3), (5) dan (7) harus ada isian. Kolom (8) : Jumlah Produksi (kg) Periksa apakah isian jumlah produksi sudah benar dan sesuai dengan penjumlahan: Kolom (8) = Kolom (2) + Kolom (4) + Kolom (6). Bila belum sesuai, maka Kolom (8) diperbaiki. Kolom (9) : Jumlah Nilai Produksi (Rp) Periksa apakah isian nilai produksi sudah benar dan sesuai dengan penjumlahan: Kolom (9) = Kolom (3) + Kolom (5) + Kolom (7). Bila belum sesuai, maka Kolom (9) diperbaiki. Rincian: Jumlah Jumlah = Rincian 1 + Rincian 2 + Rincian Rincian 46 untuk masing-masing kolom. 134

143 Rincian: B1 dan B2 Periksa apakah rincian B1 sudah dilingkari sesuai keadaan yang sebenarnya di pelabuhan. Periksa pula apakah alasan sudah terisi. BLOK III. RATA-RATA PERAHU/KAPAL YANG MENDARAT SETIAP HARI 1. Periksa apakah isian rata-rata perahu/kapal yang mendarat setiap hari per bulan sudah benar/wajar dan sesuai dengan triwulan laporan. 2. Jumlah = Rincian 1 + Rincian 2 + Rincian 3 untuk masing-masing kolom. BLOK IV. KETERANGAN RESPONDEN Periksa apakah nama dan jabatan responden serta tanda tangan dan stempel PP sudah terisi dengan lengkap dan jelas. BLOK V. KETERANGAN PETUGAS Rincian 1 s.d 3: Nama Pencacah, Tanggal Pencacahan, Tandatangan Periksa apakah isian nama pencacah, tanggal pencacahan, dan tandatangan pencacah sudah terisi dengan benar dan jelas. Rincian 4 s.d 6: Nama Pengawas/Pemeriksa, Tanggal Pengawasan/Pemeriksaan, Tandatangan Periksa apakah isian nama pengawas/pemeriksa, tanggal pengawasan/pemeriksaan, dan tanda tangan pengawas pada rincian 4 sampai dengan 6 sudah terisi dengan benar dan jelas. BLOK VI. KONDISI PP Periksa apakah kode kondisi PP sudah dilingkari dengan benar sesuai dengan keadaan saat pencacahan. BLOK VII. CATATAN PETUGAS Periksa apakah pada blok ini ada catatan dari petugas yang berkaitan dengan pengisian daftar. 135

144 136

145 Lampiran 1 DAFTAR - LTB REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN BUDIDAYA IKAN R A H A S I A BLOK. I KETERANGAN IDENTITAS 1. Provinsi Kabupaten / Kota *) Kecamatan Desa / Kelurahan *) Data yang dilaporkan Tahun Nomor Urut Perusahaan Diisi BPS 7. Nama Lengkap Perusahaan : Contact Person : Nama : Jabatan : Lokasi Perusahaan : Kode Pos Tel.( ) Fax. ( ) Alamat Kantor Pusat : Kode Pos Tel.( ) Fax. ( ) Kondisi Perusahaan saat pencacahan : Akif -1 Sementara tidak Aktif -2 Tutup -3 *). Coret yang tidak sesuai Tujuan : Memperoleh data statistik yang akurat dan tepat waktu untuk perencanaan pembangunan Dasar Hukum: Pengumpulan data ini berdasarkan Undang-Undang No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik Kerahasiaan : Kerahasiaan data dijamin oleh Undang-Undang No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik Perhatian : pengumpulan data ini tidak memungut biaya apapun 137

146 BLOK II. KETERANGAN PERUSAHAAN 1. Jenis Budidaya Utama 2. Jenis Kegiatan Utama 3. Wadah Budidaya Utama Tambak -1 Air Tawar -2 Laut -3 Pembenihan -1 Pembesaran -2 Tambak -1 Kolam Tanah/Kolam Bak -2 Karamba -3 Karamba Jaring Apung -4 Tali rentang -5 Lainnya Jenis Ikan 4. Bentuk Badan Usaha PN/PD/Persero/Perum -1 CV -3 Koperasi/KUD -5 PT/NV -2 Firma -4 Yayasan Status Permodalan 6. Izin Usaha berasal dari 7. Status Perusahaan 8. Tahun mulai operasional PMA -1 PMDN -2 Lainnya -3 Pusat -1 Daerah -2 Tanpa cabang -1 Induk/Pusat -3 Cabang BLOK III. JUMLAH PEKERJA DAN PENGELUARAN UNTUK PEKERJA A. Pekerja Tetap dan Tidak Tetap Selama Setahun Pekerja Produksi Pekerja Non Produksi Tingkat Pendidikan Pekerja Tetap Pekerja Tidak Tetap Pekerja Tetap Pekerja Tidak Tetap (1) Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1. s.d. SD 2. SLTP 3. SLTA 4. Akademi 5. Universitas/DIV 6. Jumlah WNA 7. Bila Rincian 6 terisi WNI 8. Pekerja Tidak Dibayar/Pekerja Keluarga : Orang B. Pekerja Harian Lepas/Borongan Selama Setahun 1. Rata-rata jumlah pekerja harian per hari kerja 2. Jumlah hari kerja selama setahun 3. Jumlah hari-orang (mandays) dalam setahun (R.1 X R.2) 4. Jumlah upah untuk pekerja harian selama setahun : Orang : Hari : Hari - orang : (000 Rupiah) Perusahaan budidaya perikanan yang dicakup dalam survei ini adalah perusahaan yang berbadan hukum/usaha (PT, PD/Persero, CV, Firma, Koperasi, Yayasan). Pekerja tetap adalah pekerja yang memperoleh upah/gaji secara tetap baik ada kegiatan maupun tidak Pekerja tidak tetap adalah pekerja yang menerima upah/gaji berdasarkan banyaknya waktu kerja Pekerja tidak dibayar adalah pekerja yang tidak mendapat upah/gaji (biasanya pekerja keluarga). Pekerja harian adalah pekerja yang menerima upah menurut jumlah hari ia bekerja Pekerja produksi adalah pekerja yang terlibat langsung dalam usaha budidaya Pekerja non produksi adalah pekerja yang tidak terlibat langsung dalam usaha, seperti pimpinan perusahaan, pegawai administrasi, penjaga malam dan sebagainya. 138

147 BLOK III. JUMLAH PEKERJA DAN PENGELUARAN UNTUK PEKERJA (LANJUTAN) C. Pengeluaran untuk Pekerja Tetap dan Tidak Tetap Selama Setahun 1. Upah dan Gaji 2. Upah Lembur 3. Bonus, Hadiah, dan lainnya 4. J u m l a h Jenis Pengeluaran (1) Berupa uang (000 Rp) (2) Berupa Barang (000 Rp) (3) Jumlah (000 Rp) (4) BLOK IVa. LUAS PENGUASAAN LAHAN BUDIDAYA MENURUT STATUS (m2) Budidaya Status Penguasaan Lahan Kotor Bersih (1) (2) (3) 1. Milik Sendiri 2. S e w a 3. Lainnya 4. J u m l a h Budidaya Budidaya Kotor Bersih Kotor Bersih (4) (5) (6) (7) BLOK IVb. LUAS PENGUASAAN LAHAN BUDIDAYA MENURUT LOKASI (m 2 ) Budidaya Budidaya Lokasi Lahan Lokasi Lahan Kotor Bersih Kotor Bersih (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Dalam Kabupaten 1. Dalam Kabupaten 2. Luar Kabupaten Dalam Provinsi 2. Luar Kabupaten Dalam Provinsi a... b Luar Provinsi Jumlah a... b Luar Provinsi.... Jumlah BLOK V. JUMLAH SARANA BUDIDAYA YANG DIGUNAKAN Jenis Sarana Milik Sendiri Sewa Lainnya (1) (2) (3) (4) 1. Pompa air 2. Kincir Air 3. A e r a t o r 4. Waterkit 5. N u k l e u s 6. G e n s e t 7. Lainnya : a b Jumlah (5) Keterangan Budidaya Utama: 1. Budidaya Tambak adalah kegiatan pemeliharaan ikan/biota lain di tambak yang berair payau 2. Budidaya Air Tawar adalah kegiatan pembenihan atau pemeliharaan ikan/biota lain di air tawar seperti di kolam (air tenang atau deras), maupun lahan/wadah lain di air tawar 3. Budidaya Laut adalah kegiatan pemeliharaan ikan/biota lain di laut, muara sungai, laguna dll dengan menggunakan jaring, bambu, kayu, karamba dsb Keterangan Kegiatan Utama : 1. Pembenihan/ Hatchery adalah kegiatan pemeliharaan induk ikan/biota lain dengan tujuan untuk menghasilkan benih ikan/biota lain pada lahan/wadah pembenihan baik air tawar, air laut, maupun air payau 2. Pembesaran/pembudidayaan adalah kegiatan pemeliharaan benih/anakan ikan/biota lain dengan tujuan untuk menghasilkan ikan konsumsi, bibit ikan, dan atau induk ikan pada lahan/wadah pembesaran di air tawar, air laut, maupun air payau 139

148 BLOK VI. PRODUKSI DAN PENDAPATAN LAIN A. Produksi dan Nilai Produksi Selama Setahun Banyaknya Jenis Ikan panen setahun (kali) Produksi Sendiri menurut Jenis Budidaya *) Produksi dari Satuan Budidaya..... Budidaya..... Budidaya..... Pembelian Standar Volume Nilai Nilai (000 Nilai Nilai Volume Volume Volume (000 Rp) Rp) (000 Rp) (000 Rp) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Jumlah (A) B. Pendapatan dan Penerimaan Lain selama setahun U r a i a n (1) Nilai (000 Rp) (2) 1. Penerimaan dari jasa perikanan 2. Keuntungan penjualan barang dalam bentuk yang sama 3. Pendapatan dan penerimaan lainnya 4. J u m l a h (B) C. Nilai Produksi dan Pendapatan Selama Setahun ( A + B ) Upah/gaji berupa barang agar dinilai sesuai harga pasar barang yang bersangkutan. Luas Kotor penguasaan lahan adalah luas lahan budidaya termasuk galengan/pematang. Luas Bersih adalah luas air tidak termasuk galengan / pematang. Bila mengusahakan budidaya laut maka yang dicatat hanya luas bersih. BLOK VII. PENGGUNAAN PRODUKSI Jenis Ikan (1) Satuan Standar Hidup / Segar Dijual di Dalam Negeri Beku Kering Lainnya Hidup / Segar Ekspor Lainnya (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Beku Kering Lainnya Satuan Standar misalnya ekor untuk benih, Kg/Ton untuk ikan atau udang, Gram untuk mutiara, Kg untuk rumput laut. *) Jenis budidaya adalah budidaya tambak, budidaya laut, budidaya air tawar, pembenihan/hatchery atau budidaya lainnya. 140

149 BLOK XI. PEMBENTUKAN MODAL TETAP, PENAMBAHAN, PENGURANGAN DAN PERBAIKAN BESAR (000 Rp) Jenis Barang Pembelian barang modal Perbaikan Besar Pengurangan Modal Baru Bekas dlm Negeri Barang Modal Barang Modal (1) (2) (3) (4) (5) 1. Tanah 2. Gedung/Konstruksi lainnya 3. Mesin-mesin & Perlengkapan 4. Kendaraan Angkutan darat Lainnya 12. J u m l a h Barang Modal Tetap adalah barang untuk pemakaian jangka panjang, seperti tanah, gedung, mesin, dsb. Barang Modal Baru adalah barang modal yang belum pernah dipakai pihak lain (kecuali tanah), barang modal bekas dari luar negeri digolongkan sebagai barang modal baru. Barang Modal Bekas adalah barang modal yang pernah dipakai pihak lain di dalam negeri. Perbaikan besar adalah perbaikan barang modal sehingga memperbesar kapasitas atau menambah usia. BLOK XII. C A T A T A N DAFTAR INI DIISI SESUAI DENGAN KEADAAN YANG SEBENARNYA Diketahui oleh yang bertanggung-jawab Tanggal Pencacahan : di perusahaan ini Jabatan : Petugas Pencacah ( ) ( ) 141

150 Lampiran 2 DAFTAR - LTP REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PENANGKAPAN IKAN BLOK I. KETERANGAN IDENTITAS 1. Provinsi 2. Kabupaten / Kota *) 3. Kecamatan 4. Desa / Kelurahan *) 5. Data yang dilaporkan 6. Nomor Urut Perusahaan Tahun Diisi Oleh BPS 7. Nama Lengkap Perusahaan : Contact Person Nama : Jabatan : Lokasi Perusahaan : Kode Pos Tel. ( ) Fax. ( ) Alamat Kantor Pusat : Kode Pos Tel. ( ) Fax. ( ) Kondisi Perusahaan saat pencacahan : Akif -1 Sementara tidak aktif -2 Bukan Perusahaan Penangkapan Ikan -3 Tutup -4 *). Coret yang tidak sesuai Tujuan : Memperoleh data statistik yang akurat dan tepat waktu untuk perencanaan pembangunan Dasar Hukum: Kerahasiaan : Pengumpulan data ini berdasarkan Undang-Undang No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik Kerahasiaan data dijamin oleh Undang-Undang No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik Perhatian : pengumpulan data ini tidak memungut biaya apapun 142

151 BLOK II. KETERANGAN PERUSAHAAN 1.Jenis Kegiatan Perusahaan 2. Bentuk Badan Usaha Penangkapan -1 Penangkapan & Pengolahan -2 PN/PD/Persero/Peru -1 CV -3 Koperasi/KUD -5 PT/NV -2 Firma -4 Yayasan Status Permodalan 4. Izin Usaha berasal dari 5. Status Perusahaan 6. Tahun mulai operasional PM A -1 PM DN -2 Lainnya -3 Pusat -1 Daerah -2 Tanpa cabang -1 Induk/Pusat -2 Cabang BLOK III. JUMLAH PEKERJA DAN PENGELUARAN UNTUK PEKERJA A. Pekerja Tetap dan Tidak Tetap Selama Setahun Pekerja di Darat Pekerja di Laut Tingkat Pendidikan Pekerja Tetap Pekerja Tidak Tetap Pekerja Tetap Pekerja Tidak Tetap Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1. s.d. SD 2. SLTP 3. SLTA 4. Akademi 5. Universitas/DIV 6. Jumlah 7. Bila Rincian 6 terisi WNA WNI B. Pekerja Harian Lepas / Borongan selama setahun 1. Rata 2 jumlah pekerja per hari 2. Jumlah hari kerja setahun 3. Jumlah hari-orang (R.1 X R.2) 4. Upah pekerja harian setahun : Orang : Orang : Hari : Hari : Hari - orang : Hari - orang : (000 Rupiah) : (000 Rupiah) C. Pekerja tidak dibayar/pekerja keluarga : Orang Perusahaan penangkapan ikan yang dicakup dalam survei ini adalah perusahaan yang berbadan hukum/usaha (PT, PD/Persero, CV, Firma, Koperasi, Yayasan). Pekerja tetap adalah pekerja yang memperoleh upah/gaji secara tetap baik ada kegiatan maupun tidak Pekerja tidak tetap adalah pekerja yang menerima upah/gaji berdasarkan banyaknya waktu kerja Pekerja harian: adalah pekerja yang menerima upah menurut jumlah hari ia bekerja Pekerja tidak dibayar adalah pekerja yang tidak mendapat upah/gaji (biasanya pekerja keluarga). Pekerja di laut adalah pekerja yang terlibat langsung dalam operasi penangkapan Pekerja di darat adalah pekerja yang tidak terlibat langsung dalam penangkapan, misalnya : pimpinan perusahaan, pegawai administrasi, penjaga malam dan sebagainya. 143

152 BLOK IV. PRODUKSI DAN PENDAPATAN LAIN (LANJUTAN) B. Produksi dan Nilai Menurut Jenis Ikan selama setahun Produksi Sendiri Pembelian Jenis Ikan Kapal milik sendiri Kapal carter asing Kapal carter nasional Volume (Ton) Nilai (000 Rp) Volume (Ton) Nilai (000 Rp) Volume (Ton) Nilai (000 Rp) Volume (Ton) Nilai (000 Rp) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1. Bluefin 2. Yellowfin 3. Big eye 4. Albacor 5. Tuna lainnya 6. Cakalang 7. Tongkol 8. C u c u t 9. Udang putih 10. Udang windu 11. Udang lainnya 12. H i u 13. Lainnya ( ) 14. J u m l a h C. Pendapatan dan Penerimaan Lain Selama Setahun Jenis Pendapatan/Penerimaan (1) Nilai (000 Rp) (2) 1. Penerimaan dari Jasa Perikanan 2. Keuntungan penjualan barang dalam bentuk yang sama waktu membeli 3. Pendapatan/penerimaan lain 4. J u m l a h BLOK V. UNIT PENGOLAHAN DAN COLD STORAGE Kapasitas Pengolahan Cold Storage Lokasi Pengalengan (Ton/Hari) Tepung Lainnya Ikan Kapasitas (Ton) Bahan baku milik sendiri Volume Nilai Jenis (Ton) (000 Rp) Bahan baku pihak lain Volume Nilai Jenis (Ton) (000 Rp) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

153 BLOK VI. PENGGUNAAN PRODUKSI (Ton) Dijual di Dalam Negeri Ekspor Jenis Ikan Hidup/ segar Beku Kering Lainnya Hidup/ segar Beku Kering Lainnya Lainnya (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1. Bluefin 2. Yellowfin 3. Big eye 4. Albacor 5. Tuna lainnya 6. Cakalang 7. Tongkol 8. C u c u t 9. Udang putih 10. Udang windu 11. Udang lainnya 12. H i u 13. Lainnya (......) 14. J u m l a h BLOK VII. PENGELUARAN A. Pengeluaran Bahan Bakar, Listrik, Air dan Gas Selama Setahun Jenis pengeluaran Satuan Standar Banyaknya (Volume) Untuk Operasi Diluar Operasi Penangkapan Penangkapan Nilai (000 Rp) (1) 1. Bahan Bakar dan Pelumas a. Bensin b. Solar/Minyak Diesel c. Minyak Tanah d. Pelumas e. Bahan bakar lainnya f. Jumlah (2) Liter Liter Liter Liter (3) (4) (5) 2. Listrik a. Dibangkitkan sendiri KwH b. Dibeli dari PLN KwH 3. A i r 4. L P G 5. Gas (dari PGN) M 3 Kg M 3 6. J u m l a h (1f + 2b ) 145

154 BLOK VII. PENGELUARAN (LANJUTAN) B. Pengeluaran Bahan-Bahan, Jasa dan Lainnya Selama Setahun Jenis Pengeluaran Nilai (000 Rp) (1) (2) 1. Bahan-bahan a. U m p a n b. G a r a m c. E s d. Kemasan, pembungkus, dan pengepak e. Suku cadang, bahan untuk pemeliharaan & perbaikan kecil barang modal f. Barang keperluan kantor & alat kerja berumur kurang dari 1 tahun g. Konsumsi dan obat-obatan awak kapal 2. J a s a a. Ongkos pemeliharaan dan perbaikan kecil barang modal b. Jasa perikanan yang dibayarkan kepada pihak lain 3. S e w a a. Sewa gedung, mesin, dan peralatan b. Sewa tanah 4. Pajak tidak langsung (PPN barang dan jasa, PBB, Bea & Cukai, Retribusi, dsb) 5. Penyusutan 6. Bunga atas pinjaman 7. Hadiah, sumbangan, derma, dan sejenisnya 8. Lain-lain (jasa akuntan, konsultan, asuransi kerugian, iklan,dll.) 9. J u m l a h BLOK VIII. JUMLAH PERAHU DAN KAPAL YANG DIKUASAI Fungsi dan Kepemilikan Perahu M otor Tempel Kapal M otor Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) 1. Untuk Penangkapan a. Milik Sendiri b. Carter Nasional c. Carter Asing 2. Untuk Pengangkutan a. Milik Sendiri b. Carter Nasional c. Carter Asing 3. J u m l a h Semua jenis pengeluaran adalah yang benar-benar digunakan selama tahun berjalan 146

155 BLOK IX. PEMBENTUKAN MODAL TETAP, PENAMBAHAN, PENGURANGAN DAN PERBAIKAN BESAR (000 Rp) Pembelian Barang Modal Jenis Barang Modal Baru Bekas dlm Negeri (1) (2) (3) Perbaikan Besar Barang Modal (4) Pengurangan Barang Modal (5) 1. Tanah 2. Gedung/Konstruksi lainnya 3. Mesin-mesin & Perlengkapan 4. Kendaraan Angkutan darat 5. Kapal/Perahu 6. Alat Penangkap Lainnya 12. J u m l a h Barang Modal Tetap adalah barang untuk pemakaian jangka panjang, seperti tanah, gedung, mesin, dsb. Barang Modal Baru adalah barang modal yang belum pernah dipakai pihak lain (kecuali tanah), barang modal bekas dari luar negeri digolongkan sebagai barang modal baru. Barang Modal Bekas adalah barang modal yang pernah dipakai pihak lain di dalam negeri. Perbaikan besar adalah perbaikan barang modal sehingga memperbesar kapasitas atau menambah usia. DAFTAR INI DIISI SESUAI DENGAN KEADAAN YANG SEBENARNYA Diketahui oleh yang bertanggung-jawab Tanggal Pencacahan : di perusahaan ini Jabatan : Petugas Pencacah ( ) ( ) Cap, Nama, dan Tandatangan Nama dan Tandatangan BLOK X. CATATAN 147

156 Lampiran 3 DAFTAR - LTPI REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) R AH A S I A BLOK I. KETERANGAN IDENTITAS 1. Provinsi Kabupaten/Kota *) Kecamatan Desa/Kelurahan *) Data yang dilaporkan Tahun Nomor Urut TPI Diisi Oleh BPS 7. Nama TPI 8. Alamat TPI : : Kode Pos Tel.( ) Fax. ( ) Nama Penanggung Jawab TPI : Lokasi TPI : Dalam kawasan Pelabuhan Perikanan/PPI - 1 Di luar kawasan Pelabuhan Perikanan/PPI Nama Pelabuhan Perikanan/PPI (Jika Rincian 10 berkode 1 ) : *). Coret yang tidak sesuai Tempat Pelelangan Ikan (TPI) adalah suatu pasar tempat terjadinya transaksi penjualan ikan/hasil laut, baik secara lelang ataupun tidak, yang biasanya terletak di dalam Pelabuhan Perikanan (PP) atau Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI). Syarat dari TPI adalah memiliki bangunan tetap, tidak berpindah-pindah, ada koordinator penjualan, dan ada izin dari instansi berwenang. Tujuan : Memperoleh data statistik yang akurat dan tepat waktu untuk perencanaan pembangunan Dasar Hukum : Pengumpulan data ini berdasarkan Undang-undang No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik Kerahasiaan : Kerahasiaan data dijamin oleh Undang-undang No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik Perhatian: Pengumpulan data ini TIDAK memungut biaya apapun 148

157 BLOK II. KETERANGAN TPI 1. Tahun Mulai Beroperasi 2. Status Hukum TPI UPTP -1 BUMN -3 Lainnya -5 UPTD -2 Swasta Kondisi TPI Ada Penjualan - 1 Tidak Ada Penjualan - 2 Tutup Luas Kantor Pelelangan 5. Luas Ruang Pelelangan 6. Luas Ruang Pengepakan 7. Pengelola TPI M M M 2 UPTP -1 BUMN -3 KUD -5 UPTD -2 Swasta -4 Lainnya -6 A. PEKERJA TETAP DAN HONORER BLOK III. PEKERJA DAN PENGELUARAN UNTUK PEKERJA Golongan Pekerja (1) Laki-laki (2) Banyaknya Pekerja Perempuan Jumlah (3) (4) 1. Pekerja Tetap a. Pegawai Negeri b. Bukan Pegawai Negeri 2. Pekerja Honorer 3. J u m l a h B. PEKERJA HARIAN LEPAS 1. Rata-rata jumlah pekerja harian per hari selama setahun 2. Jumlah hari kerja selama setahun 3. Jumlah hari-orang selama setahun (No.1 X No.2) 4. Upah pekerja harian lepas selama setahun : Orang : Hari : Hari - orang : (000 Rupiah) C. UPAH/GAJI UNTUK PEKERJA TETAP DAN HONORER Jenis Pengeluaran Berupa Uang (000 Rp) Berupa Barang (000 Rp) Jumlah (000 Rp) (1) (2) (3) (4) 1. Upah dan Gaji 2. Upah Lembur 3. Bonus, Hadiah, dan lainnya 4. Dana Pensiun, Tunjangan & Asuransi pegawai 5. J u m l a h Pelabuhan Perikanan Pekerja Tetap Pekerja Honorer Pekerja Harian : tempat berlabuh Kapal/Perahu dan tempat pendaratan hasil perikanan. : pekerja dengan memperoleh upah/gaji secara tetap. : pekerja tidak tetap yang dibayar secara bulanan, tidak tergantung jumlah hari ia bekerja : pekerja yang menerima upah menurut jumlah hari ia bekerja Upah/gaji berbentuk barang dinilai menurut harga barang pada saat itu. Termasuk disini penilaian terhadap fasilitas perumahan, kendaraan dsb. 149

158 BLOK IV. KETERANGAN PENJUALAN 1. Penyelenggara Kegiatan Penjualan 2. Sistem Penjualan 3. Pungutan Retribusi Penjualan 4. Bila ada retribusi, berdasarkan Perda Nomor : PEMDA -1 KUD -2 Lainnya -3 Lelang -1 Tidak Lelang -2 Keduanya -3 Ada -1 Tidak Ada PERSENTASE RETRIBUSI U r a i a n (1) Lelang (2) Tidak Lelang (3) a. Persentase besarnya Retribusi/Pungutan dari nilai kotor... %... % b. Persentase pembebanan retribusi kepada: 1. Nelayan... %... % 2. Pembeli c. Persentase pembagian hasil retribusi/pungutan untuk:... %... % 1. PEMDA Provinsi... %... % 2. PEMDA Kab/Kota 3. Penyelenggara lelang 4. Pengelola TPI 5. S a v i n g... %... %... %... %... %... %... %... % 6. Asuransi Nelayan... %... % 6. Petugas pencatat data volume/nilai penjualan 7. Jumlah bakul/peserta penjualan a. Perorangan b. Perusahaan c. K U D d. Lainnya... Orang... Orang... Orang... Orang... Unit... Unit... Unit... Unit Cara pembayaran hasil penjualan Kontan - 1 Dicicil - 2 Dibayar kemudian - 3 Lainnya - 4 BLOK V. PENDARATAN KAPAL/PERAHU Rata-rata Perahu/Kapal yang Mendarat Per Hari Jenis Perahu/Kapal (1) Rata-rata Perahu/Kapal yang mendarat per hari Puncak Musim Musim Normal Musim Paceklik (2) (3) (4) 1. Perahu Tak Bermotor 2. Perahu Motor Tempel 3. Kapal Motor a. < 5 GT b GT c GT d GT e GT f. > 100 GT 150

159 BLOK VI. PRODUKSI DAN NILAI PENJUALAN IKAN Produksi dan Nilai Penjualan Ikan Menurut Bulan L e l a n g Tidak Lelang B u l a n Jumlah Hari Lelang Banyaknya Ikan (kg) Nilai (000 Rp.) Jumlah Hari Penjualan Banyaknya Ikan (kg) Nilai (000 Rp.) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Januari 2. Februari 3. Maret 4. April 5. M e i 6. Juni 7. Juli 8. Agustus 9. September 10. Oktober 11. November 12. Desember 13. J u m l a h BLOK VII. JENIS IKAN UTAMA YANG DIJUAL Jenis Ikan yang Paling Banyak Dijual Menurut Musim M u s i m Jenis Ikan Rata-rata Volume/Hari (Kg) Rata-rata Harga/Kg (Rp.) (1) (2) (3) (4) Puncak Musim Lingkari bulan untuk puncak musim { } Musim Normal Lingkari bulan untuk musim normal { } Musim Paceklik Lingkari bulan untuk musim paceklik { }

160 BLOK VIII. P E N G E L U A R A N (000 Rp.) A. PENGELUARAN BAHAN, JASA, DAN LAINNYA SELAMA SETAHUN Jenis Pengeluaran (1) Nilai (000 Rp.) (2) 1. Bahan-bahan : a. Kemasan, pembungkus dan pengepak b. Suku cadang, bahan untuk pemeliharaan barang modal c. Bahan-bahan keperluan kantor 2. J a s a : a. Ongkos pemeliharaan dan perbaikan kecil barang modal b. Jasa-jasa industri yang dibayarkan kepada pihak lain 3. S e w a : a. Sewa gedung, mesin, dan peralatan b. Sewa tanah 4. Retribusi hasil penjualan/pelelangan yang disetor ke Pemda 5. Pajak tidak langsung (misal: PBB) 6. Penyusutan 7. Bunga atas pinjaman 8. Hadiah, sumbangan, derma, dan sejenisnya 9. Lain-lain (misal: uang kebersihan, uang keamanan, es batu, dll) 10. J u m l a h B. PENGELUARAN BAHAN BAKAR, LISTRIK, AIR, DAN GAS SELAMA SETAHUN Jenis pengeluaran Satuan Standar (1) (2) Volume (3) Nilai (000 Rp.) (4) 1. Bahan Bakar dan Pelumas: a. Bensin Liter b. Solar/Minyak Disel Liter c. Minyak Tanah Liter d. Pelumas Liter e. Bahan bakar lainnya f. Sub Jumlah 2. Listrik a. Dibangkitkan sendiri KwH b. Dibeli dari PLN KwH 3. A i r M 3 4. L P G Kg 5. GAS (dari PGN) M 3 6. J u m l a h (1f + 2b ) Pengeluaran yang dicatat adalah seluruh biaya pengeluaran untuk kegiatan TPI pada tahun laporan, baik yang bersumber dari APBN/APBD maupun Sw adana, kecuali untuk gaji/upah pekerja.termasuk yang dicatat disini adalah biaya perbaikan kecil/ringan barang modal. 152

161 Jenis Barang Modal BLOK IX. PEMBENTUKAN BARANG MODAL (000 Rp) Pembelian Barang Modal Baru Bekas dalam Negeri Perbaikan Besar Barang Modal Pengurangan Barang Modal (1) (2) (3) (4) (5) 1. Tanah 2. Gedung/Konstruksi lainnya 3. Mesin-mesin & Perlengkapan 4. Kendaraan Angkutan darat Lainnya 10. J u m l a h Barang M odal Tetap Barang M odal Baru : barang untuk pemakaian jangka panjang, seperti tanah, gedung, mesin, dsb. : barang modal yang belum pernah dipakai pihak lain (kecuali tanah), barang modal bekas dari luar negeri digolongkan sebagai barang modal baru. Barang M odal Bekas Perbaikan besar : barang modal yang pernah dipakai pihak lain di dalam negeri (kecuali Tanah) : perbaikan barang modal sehingga memperbesar kapasitas atau menambah usia. DAFTAR INI DIISI SESUAI DENGAN KEADAAN YANG SEBENARNYA Diketahui oleh yang bertanggung-jawab Tanggal pencacahan di TPI ini Jabatan : Petugas pencacah, ( ) ( ) Cap, Nama, dan Tandatangan NIP. 153

162 BLOK X. C A T A T A N 154

163 Lampiran 4 DAFTAR - TPI REPUBLIK IND ONESIA BAD AN PUSAT STATISTIK LAPORAN TRIWULAN TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) R A H A S I A BLOK. I KETERANGAN TEMPAT PELELANGAN IKAN 1. Provinsi Kabupaten / Kota *) Kecamatan Desa / Kelurahan *) Data yang Dilaporkan Triwulan... Tahun. 6. Nomor Urut TPI Diisi oleh BPS 7. Nama Lengkap Tempat Pelelangan Ikan : Alamat Lengkap Tempat Pelelangan Ikan : Kode Pos Telepon ( ) Fax. ( ) *). Coret yang tidak sesuai BLOK II : KONDISI TPI AKTIF -1 TUTUP SEMENTARA -2 TUTUP -3 Aktif adalah Jika TPI masih melakukan kegiatan/pelelangan ikan walaupun pada triwulan yang bersangkutan tidak ad kegiatan/pelelangan tetapi masih akan melakukan kegiatan/pelelangan Tutup sementara adalah Jika TPI sudah tidak melakukan kegiatan/pelelangan ikan dalam jangka waktu tertentu tetapi masih akan aktif kembali Tutup adalah Jika TPI sudah tidak melakukan kegiatan/pelelangan ikan Dasar Hukum : Pengumpulan data ini berdasarkan Undang-Undang No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik Kerahasiaan : Kerahasiaan data dijamin oleh Undang-Undang No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik Perhatian : Pengumpulan data ini tidak memungut biaya apapun 155

164 BLOK III. PRODUKSI IKAN YANG DIJUAL DI TPI SETIAP BULAN MENURUT JENIS IKAN A. Isikan jumlah dan nilai produksi ikan yang dijual di TPI per bulan baik secara lelang maupun tidak lelang selama triwulan laporan menurut jenis ikan Bulan. Bulan. Bulan. Jumlah Jenis Ikan Produksi Nilai Nilai Nilai Nilai Produksi Produksi Produksi Produksi Produksi Produksi Produksi (kg) (Rp) (kg) (Rp) (kg) (Rp) (kg) (Rp) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1. Layang 2. Bawal 3. Kembung 4. Selar 5. Tembang 6. Udang Barong 7. Udang Windu 8. Udang Jrebung 9. Udang Dogol 10. Udang Lainnya 11. T e r i 12. Tongkol 13. Kurisi 14. Lemuru 15. Cakalang 16. Tenggiri 17. Layur 18. Ikan Terbang 19. Julung-Julung 20. Tiga Waja 21. Ekor Kuning 22. Ikan Kowe 23. Petek/Peperek 24. Manyung 25. Songot 26. Cucut 27. P a r i 28. Kakap 29. Sunglir 30. Bambangan 31. Kerapu 32. Kurau 33. Belanak 34. T u n a 35. Cumi-Cumi 36. Lainnya Jumlah 156

165 Produksi adalah jumlah ikan yang dijual di TPI baik secara lelang maupun tidak lelang pada bulan yang bersangkuta selama triwulan laporan Nilai Produksi adalah nilai seluruh ikan yang dijual di TPI baik secara lelang maupun tidak lelang selama triwulan lap Periode triwulan laporan adalah sebagai berikut: Triwulan I : periode Januari sampai dengan Maret Triwulan II : periode April sampai dengan Juni Triwulan III : periode Juli sampai dengan September Triwulan IV : periode Oktober sampai dengan Desember B. Isikan kondisi selama triwulan laporan 1). Jumlah produksi ikan yang dijual di TPI selama triwulan laporan dibanding triwulan sebelumnya Meningkat - 1 Sama saja - 2 Menurun - 3 2). Jelaskan secara rinci alasannya. BLOK IV : RATA-RATA PERAHU/KAPAL YANG MENDARAT SETIAP HARI Isikan rata-rata perahu/kapal yang mendarat setiap hari per bulan selama triwulan laporan. 1. Perahu Tak Bermotor 2. Perahu Motor Tempel 3. Kapal Motor Jumlah Jenis Perahu/Kapal Bulan Bulan (1) (2) (3) Bulan (4) BLOK V : KETERANGAN RESPONDEN Data yang tercantum dalam daftar isian diisi dengan sebenarnya dan menurut keadaan yang sesungguhnya. 1. Nama Petugas TPI 2. Jabatan 3. Tandatangan dan Cap BLOK VI : KETERANGAN PETUGAS Bagian ini diisi oleh petugas BPS 1. Nama Pencacah 2. Tanggal Pencacahan 3. Tandatangan 4. Nama Pengawas/Pemeriksa 5. Tanggal Pengawasan/Pemeriksaan 6. Tandatangan BLOK VII : CATATAN PETUGAS 157

166 CONTOH PENGISIAN DAFTAR : BLOK. I KETERANGAN TEMPAT PELELANGAN IKAN 1. Provinsi... JAWA TENGAH. 2. Kabupaten / Kota *)... PEKALONGAN. 3. Kecamatan... PEKALONGAN UTARA 4. Desa / Kelurahan *)... PANJANG WETAN Data yang Dilaporkan Triwulan I... Tahun Nomor Urut TPI Diisi oleh BPS Nama Lengkap Tempat Pelelangan Ikan :...TPI PELABUHAN PERIKANAN PEKALONGAN. 8. Alamat Lengkap Tempat Pelelangan Ika :...JL. WR SUPRATMAN...PEKALONGAN Kode Pos Telepon ( 0285 ) Fax. ( 5 ) *). Coret yang tidak sesuai BLOK II : KONDISI TPI AKTIF -1 TUTUP SEMENTARA -2 TUTUP -3 A. Isikan jumlah dan nilai produksi ikan yang dijual di TPI per bulan baik secara lelang maupun tidak selama triwulan laporan menurut jenis ikan Jenis Ikan BLOK III. PRODUKSI YANG DIJUAL DI TPI SETIAP BULAN MENURUT JENIS IKAN Bulan..JANUARI.. Bulan..FEBRUARI.. Bulan..MARET.. Jumlah Nilai Nilai Nilai Nilai Produksi Produksi Produksi Produksi Produksi Produksi Produksi (kg) (Rp) (kg) (Rp) (kg) (Rp) (kg) (Rp) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1. Layang Bawal Kembung Cumi-cumi Lainnya Jumlah B. Isikan kondisi selama triwulan laporan 1). Jumlah produksi ikan yang dijual di TPI selama triwulan laporan dibanding triwulan sebelumya Meningkat -1 Sama saja - 2 Menurun - 3 2). Jelaskan secara rinci alasannya : Kondisi cuaca yang baik dan harga ikan yang naik mendorong nelayan untuk melaut BLOK IV. RATA-RATA JUMLAH PERAHU/KAPAL YANG MENDARAT SETIAP HARI Jenis Perahu/Kapal Bulan JANUARI.. Bulan..FEBRUARI.. Bulan MARET (1) (2) (3) (4) 1. Perahu Tak Bermotor Perahu Motor Tempel Kapal Motor Jumlah BLOK V. CUKUP JELAS BLOK VI. CUKUP JELAS 158

167 Lampiran 5 DAFTAR - PPI/PENDARATAN IKAN TRADISIONAL R A H A S I A REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TRIWULAN PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) / TEMPAT PENDARATAN IKAN TRADISIONAL YANG TIDAK MEMPUNYAI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) BLOK I. KETERANGAN PELABUHAN PERIKANAN 1. Provinsi Kabupaten / Kota *) Kecamatan Desa / Kelurahan *) Data yang Dilaporkan Triwulan... Tahun. 6. Nomor Urut PP Diisi oleh BPS 7.a Nama Lengkap Pangkalan Pendaratan Ikan : b Alamat Lengkap Pangkalan Pendaratan Ikan : Kode Pos 8.a. Apakah PPI ini memiliki fasilitas bangunan / dermaga tempat untuk mendaratkan kapal yang permanen? Ya -1 Tidak -2 8.b. Apakah PPI ini dikelola oleh Dinas Perikanan setempat? Ya -1 Tidak Apakah ada kelompok/perorangan yang mengelola nelayan? Ada - 1 (Nama : ) Tidak Apakah dipungut retribusi dari hasil tangkapan yang diperoleh? Ya - 1 ( %) Tidak Bila Ya (R.10 kode 1), siapa yang memungut retribusi? PEMDA -1 Dinas Prikanan -2 Swasta -3 KUB -4 Lainya (...) Penjualan hasil tangkapan yang didaratkan biasanya dilakukan secara: Sendiri -1 Berkelompok dengan dikoordinir -2 Lainya (...) -3 Tidak dijual Bila nelayan melakukan penjualan hasil, sebagian besar dijual kemana? Perusahaan -1 Tengkulak/Pengumpul -2 TPI -3 Pasar -4 Lainya (...) Bila R.13 berkode 3, sebutkan nama dan alamat TPI yang dimaksud Nama TPI :.. Alamat TPI :.. Jarak TPI dari lokasi / tempat pendaratan :... Km 15. Pencatatan produksi ikan hasil tangkapan yang didaratkan dilakukan oleh? PEMDA -1 Dinas Perikanan -2 Swasta -3 KUB -4 Lainya (...) -5 Tidak ada -6 *). Coret yang tidak sesuai Tujuan : Memperoleh data statistik yang akurat dan tepat waktu untuk perencanaan pembangunan Dasar Hukum : Pengumpulan data ini berdasarkan Undang-Undang No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik Kerahasiaan : Kerahasiaan data dijamin oleh Undang-Undang No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik Perhatian : Pengumpulan data ini tidak memungut biaya apapun 159

168 Blok ini diisi untuk Tempat Pendaratan ikan tradisional atau PPI yang tidak memiliki catatan produksi ikan 1. Layang 2. Bawal 3. Kembung 4. Selar 1. Banyaknya hari pendaratan ikan 1. Banyaknya hari pendaratan ikan 1. Banyaknya hari pendaratan ikan perahu tanpa motor dalam satu perahu motor tempel dalam satu kapal motor dalam satu triwulan: triwulan: hari triwulan: hari hari 2. Rata-rata banyaknya perahu tanp2. Rata-rata banyaknya perahu moto 2. Rata-rata banyaknya kapal motor motor yang mendaratkan ikan tempel yang mendaratkan ikan yang mendaratkan ikan di setiap disetiap hari pendaratan : disetiap hari pendaratan : hari pendaratan : Perahu tanpa motor Perahu motor tempel Kapal motor 3. Rata-rata 3.Rata-rata 3. Rata-rata 4.Rata-rata Nilai 4.Rata-rata Nilai 4. Rata-rata Nilai jumlah jumlah jumlah ikan yang didarat ikan yang didarat ikan yang didarat ikan yang didarat ikan yang didarat ikan yang kan per perahu kan per perahu kan per perahu kan per perahu kan per kapal didaratkan per tanpa motor tanpa motor motor tempel motor tempel motor pada kapal motor pada 1 kali pada 1 kali pada 1 kali pada 1 kali 1 kali pada 1 kali pendaratan pendaratan pendaratan pendaratan pendaratan pendaratan (kg) (Rp) (kg) (Rp) (kg) (Rp) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 5. Tembang 6. Udang Barong/ Lobster 7. Udang Windu 8. Udang Jrebung 9. Udang Dogol 10. Udang Lainnya 11. T e r i 12. Tongkol 13. Kurisi 14. Lemuru 15. Cakalang 16. Tenggiri 17. Layur 18. Ikan Terbang 19. Julung-Julung 20. Tiga Waja 21. Ekor Kuning 22. Ikan Kowe 23. Petek/Peperek 24. Manyung 25. Songot 26. Cucut 27. P a r i Jenis Ikan 28. Kakap 29. Sunglir 30. Bambangan 31. Kerapu 32. Kurau 33. Belanak 34. T u n a 35. Cumi-Cumi 36. Ikan Lainnya/ Campuran BLOK II RATA-RATA PRODUKSI IKAN YANG DIDARATKAN PER PERAHU/KAPAL (Dalam satu triwulan Laporan) A. PERAHU TANPA MOTOR B. PERAHU MOTOR TEMPEL C. KAPAL MOTOR 160

169 Bulan Bulan Bulan Jumlah Jenis Ikan Produksi Nilai Produksi Nilai Produksi Nilai Produksi Nilai (kg) (Rp) (kg) (Rp) (kg) (Rp) (kg) (Rp) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1. Layang 2. Bawal 3. Kembung 4. Selar 5. Tembang 6. Udang Barong/Lobster 7. Udang Windu 8. Udang Jrebung 9. Udang Dogol 10. Udang Lainnya 11. T e r i 12. Tongkol 13. Kurisi 14. Lemuru 15. Cakalang 16. Tenggiri 17. Layur 18. Ikan Terbang 19. Julung-Julung 20. Tiga Waja 21. Ekor Kuning 22. Ikan Kowe 23. Petek/Peperek 24. Manyung 25. Songot 26. Cucut 27. P a r i 28. Kakap 29. Sunglir 30. Bambangan 31. Kerapu 32. Kurau 33. Belanak 34. T u n a 35. Cumi-Cumi 36. Ikan Lainnya/Campuran Jumlah Blok ini diisi untuk Tempat Pendaratan ikan tradisional atau PPI yang memiliki catatan produksi ikan BLOK III PRODUKSI IKAN YANG DIDARATKAN SETIAP BULAN UNTUK SELURUH PERAHU/KAPAL (Dalam satu triwulan Laporan) PENJELASAN PENGISIAN DAFTAR BLOK II. RATA-RATA PRODUKSI IKAN YANG DIDARATKAN PER PERAHU/KAPAL Blok ini diisi jika di PPI/Pendaratan tradisional tidak tersedia/memiliki catatan tentang produksi ikan yang didaratkan. A. PERAHU TANPA MOTOR (kolom 2 dan 3) Rincian A ( 1 s.d. 4 ) dikhususkan untuk perahu tanpa motor Rincian 1 : Isikan banyaknya hari pendaratan ikan selama triwulan laporan dari jenis perahu khusus Perahu tanpa motor. Hari Pendaratan adalah hari dimana ada perahu yang mendaratkan ikan (khusus perahu tanpa motor) Jika dalam 1 triwulan setiap hari ada perahu tanpa motor yang mendaratan ikan maka banyak hari pendaratan dalam 1 triwulan = hari pendaratan Rincian 2 : Isikan rata-rata banyaknya perahu yang mendaratkan ikan pada setiap hari pendaratan khusus perahu tanpa motor Rincian 3 (kolom 2): Isikan rata-rata jumlah ikan yang yang didaratkan per perahu (khusus perahu tanpa motor) pada setiap kali pendaratan dalam satuan kilogram (kg). Rincian 4 (kolom 3): Isikan rata-rata nilai ikan yang yang didaratkan per perahu (khusus perahu tanpa motor) pada setiap kali pendaratan dalam satuan rupiah (Rp) B. PERAHU MOTOR TEMPEL (kolom 4 dan 5) Rincian B ( 1 s.d. 4 ) dikhususkan untuk perahu motor tempel Rincian 1 : Isikan banyaknya hari pendaratan ikan selama triwulan laporan dari jenis perahu khusus Perahu motor tempel. Hari Pendaratan adalah hari dimana ada perahu yang mendaratkan ikan (khusus perahu motor tempel ) Jika dalam 1 triwulan setiap hari ada perahu motor tempel yang mendaratan ikan maka banyak hari pendaratan dalam 1 triwulan = hari pendaratan Rincian 2 : Isikan rata-rata banyaknya perahu yang mendaratkan ikan pada setiap hari pendaratan khusus perahu motor tempel Rincian 3 (kolom 4): Isikan rata-rata jumlah ikan yang yang didaratkan per perahu (khusus perahu motor tempel ) pada setiap kali pendaratan dalam satuan kilogram (kg). Rincian 4 (kolom 5): Isikan rata-rata nilai ikan yang yang didaratkan per perahu (khusus perahu motor tempel ) pada setiap kali pendaratan dalam satuan rupiah (Rp) 161

170 C. KAPAL MOTOR (kolom 6 dan 7) Rincian C ( 1 s.d. 4 ) dikhususkan untuk Kapal motor Rincian 1 : Isikan banyaknya hari pendaratan ikan selama triwulan laporan dari jenis perahu khusus kapal motor. Hari Pendaratan adalah hari dimana ada perahu yang mendaratkan ikan (khusus kapal motor ) Jika dalam 1 triwulan setiap hari ada kapal motor yang mendaratan ikan maka banyak hari pendaratan dalam 1 triwulan = hari pendaratan Rincian 2 : Isikan rata-rata banyaknya perahu yang mendaratkan ikan pada setiap hari pendaratan khusus kapal motor Rincian 3 (kolom 6): Isikan rata-rata jumlah ikan yang yang didaratkan per perahu (khusus kapal motor) pada setiap kali pendaratan dalam satuan (kg). Rincian 4 (kolom 7): Isikan rata-rata nilai ikan yang yang didaratkan per perahu (khusus kapal motor ) pada setiap kali pendaratan dalam satuan rupiah (Rp) BLOK III. PRODUKSI IKAN YANG DIDARATKAN SETIAP BULAN UNTUK SELURUH KAPAL YANG MENDARAT SELAMA SATU TRIWULAN LAPORAN Blok ini diisi jika di PPI/Pendaratan tradisional tersedia/memiliki catatan tentang produksi ikan yang didaratkan. Kolom (2), (4), (6) : Isikan jumlah produksi ikan yang didaratkan di PPI per bulan menurut jenis ikan selama triwulan laporan Kolom (3), (5), (7) : Isikan nilai produksi ikan yang didaratkan di PPI per bulan menurut jenis ikan selama triwulan laporan Kolom (8) : Isikan penjumlahan produksi ikan yang didaratkan dalam 1 triwulan yaitu kol (2) + kol (4) + kol (6) Kolom (9) : Isikan penjumlahan nilai produksi ikan yang didaratkan dalam 1 triwulan yaitu kol (3) + kol (5) + kol (7) Apabila sulit untuk merinci jenis ikan, maka isikan pada rincian ikan lainnya/campuran. Produksi adalah jumlah ikan yang didaratkan di PPI pada bulan yang bersangkutan selama triwulan laporan Nilai Produksi adalah nilai seluruh ikan yang didaratkan di PPI pada bulan yang bersangkutan selama triwulan laporan Periode triwulan laporan adalah sebagai berikut: Triwulan I : periode Januari sampai dengan Maret Triwulan II : periode April sampai dengan Juni Triwulan III : periode Juli sampai dengan September Triwulan IV : periode Oktober sampai dengan Desember BLOK IV : KETERANGAN RESPONDEN Data yang tercantum dalam daftar isian diisi dengan sebenarnya dan menurut keadaan yang sesungguhnya. 1. Nama Responden 2. Jabatan 3. Tandatangan dan/atau Cap Bagian ini diisi oleh petugas BPS 1. Nama Pencacah 2. Tanggal Pencacahan 3. Tandatangan 4. Nama Pengawas/Pemeriksa 5. Tanggal Pengawasan/Pemeriksaan 6. Tandatangan BLOK V : KETERANGAN PETUGAS BLOK VI : KONDISI PPI KONDISI PP : AKTIF -1 TUTUP SEMENTARA -2 TUTUP -3 Aktif adalah jika PPI masih melakukan kegiatan pendaratan ikan walaupun pada triwulan yang bersangkutan tidak ada kegiatan pendaratan ikan tetapi masih akan melakukan kegiatan pendaratan ikan pada triwulan/tahun berikutnya Tutup sementara adalah jika PPI sudah tidak melakukan kegiatan pendaratan ikan dalam jangka waktu tertentu tetapi masih akan aktif kembali Tutup adalah jika PPI sudah tidak lagi melakukan kegiatan pendaratan ikan dalam jangka waktu yang tidak dapat ditentukan BLOK VII : C A T A T A N 162

171 Lampiran 6 DAFTAR - PP REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TRIWULAN PELABUHAN PERIKANAN (PP) R A H A S I A 1. Provinsi Kabupaten / Kota *) Kecamatan Desa / Kelurahan *) Data yang Dilaporkan Triwulan... Tahun. 6. Nomor Urut PP Diisi oleh BPS 7. Nama Lengkap Pelabuhan Perikanan : Alamat Lengkap Pelabuhan Perikanan : Kode Pos Telepon ( ) Fax. ( ) Kategori Pelabuhan Perikanan : PPS -1 PPN -2 PPP Apakah di pelabuhan ini terdapat Tempat Pelelangan Ikan (TPI)? Ada -1 (Nama....)Tidak ada Jika ada TPI (Rincian 10 berkode 1) : a. Apakah seluruh ikan hasil tangkapan dijual/dicatat di TPI tersebut? Ya - 1 (langsung ke R.11c) Tidak -2 b. Jika tidak seluruh ikan dijual/dicatat di TPI (Rincian 11.a. berkode 2) : (1). Berapa persen ikan yang dijual/dicatat di TPI terhadap seluruh ikan hasil tangkapan? (2). Kemana ikan yang dijual di luar TPI? Perusahaan dalam negeri -1 Pedagang -3 Lainnya (..) -5 Perusahaan luar negeri -2 Pasar -4 c. Apakah petugas pencatat produksi di PP dengan TPI sama? Ya -1 Tidak -2 d. Apakah pencatatan produksi ikan yang dilakukan oleh petugas PP (Pelabuhan Perikanan) sudah termasuk ikan yang dijual melalui TPI? Ya -1 Tidak Jika tidak ada TPI (Rincian 10 berkode 2), kemana biasanya ikan dijual? Perusahaan dalam negeri -1 Pedagang -3 TPI terdekat -5 Perusahaan luar negeri -2 Pasar -4 Lainnya (..) Apakah dipungut retribusi dari semua hasil tangkapan yang diperoleh? Ya -1 Tidak Jika R.13 berkode 1, berapa persen pungutan retribusi terhadap nilai hasil tangkapan? *). Coret yang tidak sesuai Tujuan BLOK I. KETERANGAN PELABUHAN PERIKANAN (langsung ke R.12) : Memperoleh data statistik yang akurat dan tepat waktu untuk perencanaan pembangunan Dasar Hukum : Pengumpulan data ini berdasarkan Undang-Undang No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik Kerahasiaan : Kerahasiaan data dijamin oleh Undang-Undang No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik Perhatian : Pengumpulan data ini tidak memungut biaya apapun 163

172 A. Isikan jumlah dan nilai produksi ikan yang didaratkan di pelabuhan per bulan baik yang dijual melalui TPI maupun dilua selama triwulan laporan menurut jenis ikan 1. Layang 2. Bawal Bulan. Bulan. Bulan. Jumlah Jenis Ikan Produksi Nilai Produksi Nilai Produksi Nilai Produksi Nilai (kg) (Rp) (kg) (Rp) (kg) (Rp) (kg) (Rp) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 3. Kembung 4. Selar 5. Tembang 6. Udang Barong 7. Udang Windu 8. Udang Jrebung 9. Udang Dogol 10. Udang Lainnya 11. T e r i 12. Tongkol 13. Kurisi 14. Lemuru 15. Cakalang 16. Tenggiri 17. Layur 18. Ikan Terbang 19. Julung-Julung 20. Tiga Waja 21. Ekor Kuning 22. Ikan Kowe 23. Petek/Peperek 24. Manyung 25. Songot 26. Cucut 27. P a r i 28. Kakap 29. Sunglir 30. Bambangan 31. Kerapu 32. Kurau 33. Belanak 34. T u n a BLOK II. PRODUKSI IKAN YANG DIDARATKAN DI PELABUHAN SETIAP BULAN MENURUT JENIS IKAN 35. Cumi-Cumi Ikan Campuran Jumlah 164

173 Produksi adalah jumlah ikan yang didaratkan di PP selain yang dijual di TPI pada bulan yang bersangkutan selama triwulan laporan Nilai Produksi adalah nilai seluruh ikan yang didaratkan di PP selain yang dijual di TPI pada bulan yang bersangkut selama triwulan laporan Periode triwulan laporan adalah sebagai berikut: Triwulan I : periode Januari sampai dengan Maret Triwulan II : periode April sampai dengan Juni Triwulan III : periode Juli sampai dengan September Triwulan IV : periode Oktober sampai dengan Desember B. Isikan kondisi selama triwulan laporan 1). Jumlah produksi ikan yang didaratkan di pelabuhan selama triwulan laporan dibanding triwulan sebelumnya Meningkat - 1 Sama saja - 2 Menurun - 3 2). Jelaskan secara rinci alasannya. BLOK III : RATA-RATA PERAHU/KAPAL YANG MENDARAT SETIAP HARI Isikan rata-rata perahu/kapal yang mendarat setiap hari per bulan selama triwulan laporan. Jenis Perahu/Kapal Bulan Bulan (1) (2) (3) 1. Perahu Tak Bermotor 2. Perahu Motor Tempel 3. Kapal Motor Jumlah Bulan (4) BLOK IV : KETERANGAN RESPONDEN Data yang tercantum dalam daftar isian diisi dengan sebenarnya dan menurut keadaan yang sesungguhnya. 1. Nama Responden 2. Jabatan 3. Tandatangan dan/atau Cap BLOK V : KETERANGAN PETUGAS Bagian ini diisi oleh petugas BPS 1. Nama Pencacah 2. Tanggal Pencacahan 3. Tandatangan 4. Nama Pengawas/Pemeriksa 5. Tanggal Pengawasan/Pemeriksaan 6. Tandatangan BLOK VI : KONDISI PP KONDISI PP : AKTIF -1 TUTUP SEMENTARA -2 TUTUP -3 Aktif adalah jika PP masih melakukan kegiatan pendaratan ikan walaupun pada triwulan yang bersangkutan tidak ada kegiatan pendaratan ikan tetapi masih akan melakukan kegiatan pendaratan ikan pada triwulan/tahun berikutnya Tutup sementara adalah jika PP sudah tidak melakukan kegiatan pendaratan ikan dalam jangka waktu tertentu tetapi masih akan aktif kembali Tutup adalah jika PP sudah tidak lagi melakukan kegiatan pendaratan ikan 165

174 BLOK VII : CATATAN PETUGAS 166

175 Lampiran 7 JENIS-JENIS IKAN LAUT MANYUNG Giant Catfish (Netuma Thalassina) CENDRO Needle Fish (Belonidae Tylosaurus sp) IKAN SEBELAH Indian Halibut (Psettodidae) EKOR KUNING Redbelly Yellow Tailfusilier (Netuma Thalassina) SELAR Trevallies (Selaroides spp) KUWE Jack Travellies (Caranx spp) LAYANG Scad (Decapterus spp) SUNGLIR Rainbow Runner (Elegatis Bipinnulatus) TETENGKEK Torpedo Scad (Megalaspis Cordyla) BAWAL HITAM Black Pomfret (Formio Niger) BAWAL PUTIH Silver Pomfret (Pampus Argentius) TATANG-TALANG Deep Leatherskin (Chorinemus Tala) DAUN BAMBU Queen Fish (Chorinemus spp) KAKAP PUTIH Barramundi (Lates Calcarifer) GOLOK-GOLOK Dorab Wolf Heling (Chirocentrus Dorab) 167

176 Lampiran 7 JENIS-JENIS IKAN LAUT JAPUH Rainbow Sardine (Dussumieria Acuta) TEMBANG Fringescale Sardinella (Sardinella Fimbriata) TERUBUK Hilsa Shad (Tenualosa Illisha) LEMURU Indonesian Oil Sardine (Sardinella Longiceps) BELOSO Greater Lizardfish (Saurida Tumbil) IKAN LIDAH MTgue Soles (Cynoglossus spp) TERI Anchovies (Stelephorus spp) IKAN TERBANG Flying Fish (Cypselurus spp) JULUNG-JULUNG Garfish (Hermirharpus spp) GEROT-GEROT Saddle Grunt (Pomadasys Maculatus) IKAN NOMEI Bombay Duck (Harpadon Nehereus) IKAN LAYARAN Indo-pacific Bluemarlin (Chorinemus Tala) SETUHUK HITAM Black Marlin (Makaira Mazarra) SETUHUK PUTIH White Marlin (Makaira Mazara) SETUHUK LORENG Stripped Marlin (Tetraturus Audex) 168

177 Lampiran 7 JENIS-JENIS IKAN LAUT IKAN PEDANG Swordfish (Xiphias Gladius) IKAN NAPOLEON Napoleon Wrasse (Cheilinus Undulatus) KAKAP MERAH Red Snappers (Lutjanus spp) BELANAK Mangrove Mullets (Mugil Cephalus) BIJI NANGKA Yellow-strips Goatfish (Cypselurus spp) KURISI Omate Treadfin Bream (Nemimterus Hexodon) KURAU Four Finger Treadfin (Eleutherpnema Tertradactylum) SWANGGI Purple-spotted (Priacanthus Tayenus) GULAMAH Croacker (Nibea Albiflora) TONGKOL KRAI Frigate Tuna (Auxis Thazard) TONGKOL KOMO Kawa-kawa (Euthynnus Affinis) CAKALANG Skipjack Tuna (Katsuwonus Pelamis) TENGGIRI Narrow-barred Spanish Mackerel (Scomberomorus Commerson) BANYAR Indian Mackerel (Rastrelliger Kanagurta) SLENGSENG Spotted Chub Mackerel (Scomber Australasicus) 169

178 Lampiran 7 JENIS-JENIS IKAN LAUT TENGGIRI PAPAN Indo-pacific King Mackerel (Scomberomorus Guttatus) ALBAKORA Albacore (Thunnus Alalunga) MADIDIHANG Yellow Tuna (Thunnus Albaceres) TUNA SIRIP BIRU SELATAN Southern Bluefin Tuna (Thunnus Maccoyii) TUNA MATA BESAR Bigeye Tuna (Thunnus Obesus) TONGKOL ABU-ABU Longtail Tuna (Thunnus Obesus) KERAPU BEBEK Humpback Hind (Cromileptes Altivelis) KERAPU BALONG Honeycomb Grouper (Priacanthus Tayenus) KERAPU LUMPUR Greasy Rockcod (Epinephelus Tauvina) KERAPU SUNU Leopard Coralgroupe (Plectropomus Leopardus) IKAN BARONANG Orange-spotted Spinefoot (Siganus Guttatus) ALU-ALU Great Barracuda (Sphyraena Barracua) KERONG-KERONG Jarbua Terapon (Terapon Jarbua) LAYUR Hairtails (Trichiurus Spp) MAKO Mackerel shark (Isurus Spp) 170

179 Lampiran 7 JENIS-JENIS IKAN LAUT IKAN GERGAJI Sawfishes (Pritis Spp) CUCUT MARTIL Wingehead (Eusphyra Blochi) CUCUT BOTOL Red Snappers (Dogfish Shark) PARI KEMBANG Stingrays (Dasyatis Spp) PARI KELELAWAR Davilrays (Mobula Spp) PARI BURUNG Eaglerays (Myliobatus Spp) PARI KEKEH Whitespotted Wedgesfishes (Rhynchobatus Djiddensis) KERAPU Grupers (Ephinephelus Sp) KAKAP Asian Seabass (Lates Calcalifer) UDANG DOGOL Endeavour Prawn / Shrimp (Metapenaeus Ensis) UDANG PUTIH Banana Prawn / White Shrimp (Penaeus Merguiensis) UDANG WINDU Giant Tiger Prawn (Penaeus Monodon) UDANG BARONG Lobster (Panulirus Sp) CUMI-CUMI Common Squids (Loligo Spp) UDANG VANAME Vanname Shrimp (Lithopenaeus Vannamei) 171

180 Lampiran 7 JENIS-JENIS IKAN LAUT TERIPANG Sea Cucumber (Stichopus Spp) RUMPUT LAUT SEA Weeds (Euchema Spp) RAJUNGAN Swimming Crab (Potrunus Sp) MUTIARA Pearl (Pinctada Sp) KERANG MUTIARA Black-Lip Pearl (Pinctada Margaritifera) KEPITING Mangrove Mud Crab (Scylla Serrata) 172

181 Lampiran 8 JENIS-JENIS IKAN AIR TAWAR BANDENG Milkfish (Chanos Chanos) MUJAIR Tilapia (Tilapia Mossambica) TAWES Java Barb (Puntius Javanicus) MAS Common Carb (Cyprinus Carpio) NILA Nilla Tilapia (Tilapia Nilotica) NILEM Nilem Carp (Osteochilus Hasselti) GURAME Giant Gouramy (Osphronemus Gouramy) SEPAT SIAM Snakeskin Gouramy (Trichogester Pectoralis) TAMBAKAN Kissing Gouramy (Helostoma Teminchikii) BETUTU Sand Gobies (Oxyleo Trismarmoratus) JELAWAT Hows Carp (Leptobarbus Heoveni) TOMAN Snake Head (Ophiocephalus Micropelti) SIDAT River Eel (Anguilla Sp) PATIN (Pangasius Sp) LELE Catfish (Clarias Sp) 173

182 Lampiran 8 JENIS-JENIS IKAN AIR TAWAR BETOK Climbing Perches (Anabes Testudineus) SEPAT Three Spot Gouramy BAUNG Asian Redtail Catfish (Mystus Nemurus) GABUS Snakehead Murrei (Channa Striata) BOTIA Clown Loach (Botia Macracanthus) HAMPAL Hampala Barb SUMPIT Smallscala Archerfish (Toxotes Microlepis) SEMAH River Carp (Tordourensis Sp) PATIN JAMBAL Catfish (Pangasius Djambal) SILUK Asian Bonyol MTGue (Scleropages Formosus) BELIDA Featherbacks (Chitala Lopis) LAIS Catfish (Kryptoterus Micronema) UDANG GALAH Giant Freshwater REMIS Clams (Meretrix Spp) SIPUT Snails (Philalanka Sp) 174

183 Lampiran 9 JENIS-JENIS IKAN HIAS MORISH Morishidol (Zanclus Canescens) KEPE MONYONG ASLI Long-nosed Butterfly (Forcipiger Flavissimus) MANDARIN ASLI Calionymidae (Pterosynchiropus Spendidus) BOTANA KACAMATA Acanthuridae (Acanthurus Glaucopareius) BOTANA KASUR (Acanthurus Lineatus) TIGER KEMBANG Clown Triggerfish (Balistoides Conspicillium) BOTANA LETTERSIX Blue Surgeonfish (Paracanthurus Hephatus) SKORPIO RADIATA (Pterois Radiate) KEPE MONYONG BIASA (Chelmon Rostratus) SKORPION KEMBANG (Dendrochirus Zebra) BOTANA NASO (Naso Lituratus) KERANJANG BALI (Zebrasoma Veliferum) BURUNG LAUT Acanthuridae (Zebrasoma Scopas) CAPUNGAN JAKARTA Apogonidae (Sphaeramia Nematoptera) CAPUNGAN AMBON (Pterapogon Kauderni) 175

184 Lampiran 9 JENIS-JENIS IKAN HIAS JAGUNGAN (Oxymonacanthus Longirostris) TRIGER ARAB (Pseudobalistes Fuscus) KEPE FALKULA PALSU (Cheetodon Lineolatus) KEPE FALKULA JAKARTA (Cheetodon Falcula) KELING IJO (Halichoceres Chlorolterus) ANGEL FISH KOI BOTIA Clown Loach (Chromobotia Macracanthus) ARWANA Gold Arwana BETTA SPLENDENS Siamese Fighting Fish LOU HAN DISCUS GUPPY BLACK LINE RASBORA MAS KOKI 176

185 Lampiran 10 JENIS-JENIS ALAT TANGKAP Sodo / Sonder / Tangkar / Sodu / Dari (Push Net) Hasil tangkapan: Teri Halus, Udang Rebon, Udang Terasi Songko (Skimming Net) Hasil tangkapan: Teri, Bawal Putih, Bulu Ayam, Petek, Beloso, Udang Bubu (Portable Fish Pot) Hasil tangkapan: Bambangan, Krapu Lada, Kamema, Napoleon, Kerapu Totol, Kerapu Sunu, Kerapu Macan, Udang Barong Pakaja (Drifting Fish Pot) Hasil tangkapan: Ikan Terbang, Antoni, Tuing-tuing, Torani 177

186 Lampiran 10 JENIS-JENIS ALAT TANGKAP Sero Besar / Sero Dalam (Guiding Barriers) Hasil tangkapan: Teri, Banyar, Beloso, Japuh, Bawal Putih,, Bulu Ayam, Nomei, Tembang, Belanak, Sotong, Cumi-cumi Tugu Ganda (Multiple Tidal Trap) Hasil tangkapan: Udang Cendana, Udang Api-api, Udang Putih, Udang Windu, Pirang-pirang, Tembang, Kasih Madu, Japuh, Gerot-gerot, Kerong-kerong, Senangin, Bawal Putih, Terubuk Jermal / Bubu (Tidal Trap) Hasil tangkapan: Udang Apolo, Udang Krotok, Udang Putih, Udang Windu, Tembang, Petek, Bawal Putih, Belanak, Kasih Madu, Kakap Benar, Kerong-kerong, Terubuk, Kuro Mourami (Mourami-Rive-in-Net) Hasil tangkapan: Ekor Kuning, Penjalu, Pisang-pisang, Talang-talang, Sungir, Tetengek, Bentong, Kerapu Macan, Bobara, Baronang Lada 178

187 Lampiran 10 JENIS-JENIS ALAT TANGKAP Jaring Kepiting / Rakang-rakang (Net of Crab) Hasil tangkapan: Kepiting, Plongkor Jaring Rajungan (Net of Swimming Crab) Hasil tangkapan: Rajungan, Rajungan Angin, Rajungan Bt Dogol / Centrang / Depang / Jogol (Demersal Danish Seine / Oer Trawl) Hasil tangkapan: Udang Putih, Udang Berus, Udang Windu, Udang Loreng, Manyung, Sangeh, Kerong-kerong, Kuniran, Krapu, Kuro, Slanget, Kurisi Pancing Tonda (Troll Line) Hasil tangkapan: Tongkol, Komo, Cakalang, Tetengkek, Tenggiri Galong, Tenggiri Papan, Alu-alu, Lemadang 179

188 Lampiran 10 JENIS-JENIS ALAT TANGKAP Bagan Tancap (Stationary Lift Net) Hasil tangkapan: Teri, Pirang-pirang, Kerong-kerong, Gerot-gerot, Nomei, Belanak, Selangin, Petek, Kasih Madu, Japuh, Tembang, Terubuk Selar Kuning, Peperek, Cumi-cumi, Sotong Bagan Perahu (Mobile Lift Net) Hasil tangkapan: Teri, Pirang-pirang, Kerong-kerong, Gerot-gerot, Nomei, Belanak, Selangin, Petek, Kasih Madu, Japuh, Tembang, Terubuk Selar Kuning, Peperek, Cumi-cumi, Sotong Payang dengan Alat Bantu Lampu (Danish Seine) Hasil tangkapan: Teri, Tetengek, Talang-talang, Nomei, Belanak, Bawal Putih, Petek, Cumi-cumi, Sotong, Banyar, Kembung, Slengseng, Japuh, Siro, Tembang, Lemuru, Selar Kuning, Layang, Bulu Ayam, Mambang, Kuwe Payang dengan Alat Bantu Rumpon (Pelagic Danise Seine) Hasil tangkapan: Teri, Tetengek, Talang-talang, Nomei, Belanak, Bawal Putih, Petek, Cumi-cumi, Sotong, Banyar, Kembung, Slengseng, Japuh, Siro, Tembang, Lemuru, Selar Kuning, Layang, Bulu Ayam, Mambang, Kuwe 180

189 Lampiran 10 JENIS-JENIS ALAT TANGKAP Soma Dampar / Soma Gasau / Soma Redi (Beach Seine) Hasil tangkapan: Jabung, Udang Raja, Teri, Mambang, Japuh, serpot, Kasih Madu, Tembang, Terubuk, Cucut, Udang Api-api, Udang Dogol, Udang Putih, Teri, Manyung, Beloso, Belanak, Bawal Putih, Peperek, Slanget, Kuniran, Pari kecil Pukat Tepi / Krakat / Pukat Pantai (Beach Seine) Hasil tangkapan: Jabung, Udang Raja, Teri, Mambang, Japuh, serpot, Kasih Madu, Tembang, Terubuk, Cucut, Udang Api-api, Udang Dogol, Udang Putih, Teri, Manyung, Beloso, Belanak, Bawal Putih, Peperek, Slanget, Kuniran, Pari kecil Pukat Harimau (Cungking Trawal / Mini Trawl) Hasil tangkapan: Udang Putih, Udang Raja, Kerong-kerong Swangi, Bawal Hitam, Bawal Putih, Petek, Manyung, Kerapu Lada, Sangeh, Tigawaja, Udang Dogol, Udang Windu, Bulu Ayam, Kurisi, Langkau, Kerapu, Bambangan, Lancam, Gulamah Trawl Dasar (Bottom Trawl / Shrimp Trawl) Hasil tangkapan: Udang Putih, Udang Raja, Kerong-kerong Swangi, Bawal Hitam, Bawal Putih, Petek, Manyung, Kerapu Lada, Sangeh, Tigawaja, Udang Dogol, Udang Windu, Bulu Ayam, Kurisi, Langkau, Kerapu, Bambangan, Lancam, Gulamah 181

190 Lampiran 10 JENIS-JENIS ALAT TANGKAP Trawl Udang Ganda (Double Rigged Shrimp Trawl) Hasil tangkapan: Udang Putih, Udang Raja, Selanget, Peperek, Swangi, Kurisi, Tigawaja, Slangeh, Kerong-kerong, Gerot-gerot, Bambangan, Cucut, Kembang, Udang Windu, Manyung, Ikan Lidah, Layur, Langkau, Kerapu, Lencam, Kerapu Lada, Pari. Pukat / Trawl Udang BED (By-Catch-Excluder-Divice) Hasil tangkapan: Udang Putih, Udang Raja, Selanget, Peperek, Swangi, Kurisi, Tigawaja, Slangeh, Kerong-kerong, Gerot-gerot, Bambangan, Cucut, Kembang, Udang Windu, Manyung, Ikan Lidah, Layur, Langkau, Kerapu, Lencam, Kerapu Lada, Pari. Jaring Insang Tetap (Bottom-Set Gill Net) Hasil tangkapan: Manyung, Bambangan, Bawal Hitam, Cucut, Pari, Kuro, Kerapu, Gulamah, Slanget Jaring Insang Hanyut (Drift Gill Net) Hasil tangkapan: Kembangan, Banyar, Tembang, Alu-alu, Julung-julung, Layang, Kerapu, Lemuru, Parang-parang 182

191 Lampiran 10 JENIS-JENIS ALAT TANGKAP Jaring Gondrong / Jaring Tiga Lapis (Trammel Net) Hasil tangkapan: Udang Putih, Bambangan, Tanda-tanda, Tr Papan, Cucut, Udang Windu, Kerapu Totll, Lancam, Manyung, Pari Kekeh. Jaring Insang Lingkar (Encircling Gill Net) Hasil tangkapan: Kembangan, Banyar, Tembang, Alu-alu, Julung-julung, Layang, Kerapu, Lemuru, Parang-parang Pukat Cincin dengan Alat Bantu Rumpon (Purse Seine) Hasil tangkapan: Banyar, Kembung, Komo, Layang, Bawal, Talangtalang, Tembang, Lemuru, Siro, Kerapu, Tr Papan, Selanget Pukat Cincin dengan Alat Bantu Lampu (Mourami-Rive-in-Net) Hasil tangkapan: Banyar, Komo, Alu-alu, Tembang, Lemuru, Slengseng, Layang 183

192 Lampiran 10 JENIS-JENIS ALAT TANGKAP Soma / Jaring Giob (Giob Net) Hasil tangkapan: Julung-julung, Kembung, Tetengek, Selar, Layang, Tembang, Japuh, Tongkol, Parang-parang, Tenggiri Papan Pukat Cincin Cakalang (Purse Seine of Skipjack Tuna) Hasil tangkapan: Cakalang, Banyar, Kembung, Talang-talang, Sungir, Senuk, Tenggiri Calong, Tembang, Lemuru, Japuh, Bawal Hitam, Selar, Tetengek, Parang-parang, Pancing Rawai Dasar (Bottom Longline) Hasil tangkapan: Bambangan, Tanda-tanda, Kerapu Macan, Kerapu Lumpur, Krapu Totol, Cucut, Kuniran, Kuro, Manyung, Nyalu, Lancam, Petehan Pancing Rawai Tuna (Tuna Longline) Hasil tangkapan: Tuna Mata Besar, Tuna Sirip Biru, Abakora, Medidihang, Tongkol Abu-abu, Setuhuk Loreng, setuhuk, Putih, Setuhuk Pedang, Cucut 184

193 Lampiran 10 JENIS-JENIS ALAT TANGKAP Rumpon Laut Dalam dan Pemancingan Tuna Hasil tangkapan: Tuna Mata Besar, Madidihang, Tuna Sirip Biru, Komo, Cucut, Tenggiri Calong, Setuhuk Loreng, Bambangan, Nyalu, Tongkol Abu-abu, Tongkol, Kerapu Totol, Cakalang, Setuhuk Pedang, Lemadang Huhate (Pole and Line) Hasil tangkapan: Cakalang, Madidihang, Kenyar, Komo, Tongkol, Tongkol Abu-abu Pukat Cincin dengan Alat Bantu Rumpon dan Lampu Hasil tangkapan: Tembang, Japuh, Lemuru, Siro, Parang-parang, Sunglir, Talang-talang, Senuk, Tenggiri, Calang, Cucut, Kembung, Layur, Julung-julung, Selar Kuning, Layang, Tetengkek, Komo, Kenyar, Tongkol 185

194 Lampiran 8 JENIS-JENIS ALAT TANGKAP a. Dalam keadaan dipasang b. Menjelang pengangkatan c. Keadaan jarring menjelang akhir pengangkatan Pukat Cincin dengan Alat Bantu Rumpon dan Lampu Hasil tangkapan: Tembang, Japuh, Lemuru, Siro, Parang-parang, Sunglir, Talang-talang, Senuk, Tenggiri, Calang, Cucut, Kembung, Layur, Julung-julung, Selar Kuning, Layang, Tetengkek, Komo, Kenyar, Tongkol 186

195 187

196 BUKU PEDOMAN PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA STATISTIK PERIKANAN Buku ini berisi tata cara pengisian kuesioner dalam rangka pengumpulan data statistik perikanan di lapangan yang meliputi Perusahaan Penangkapan Ikan, Perusahaan Budidaya Ikan, dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Buku ini juga menerangkan tata cara pengolahan data (editing-coding). Buku ini dilengkapi dengan: 1. jenis-jenis kuesioner yang digunakan, 2. jenis-jenis ikan, dan 3. jenis-jenis alat tangkap.

LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN BUDIDAYA IKAN

LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN BUDIDAYA IKAN DAFTAR - LTB REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN BUDIDAYA IKAN R A H A S I A BLOK. I KETERANGAN IDENTITAS 1. Provinsi................... 2. Kabupaten / Kota *)...................

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN BUDIDAYA IKAN

LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN BUDIDAYA IKAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN BUDIDAYA IKAN R A H A S I A BLOK. I KETERANGAN IDENTITAS 1. Provinsi................... 2. Kabupaten / Kota *)................... 3.

Lebih terperinci

SURVEI PRODUKSI PERIKANAN TANGKAP DEFINISI & KLASIFIKASI DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN TANGKAP

SURVEI PRODUKSI PERIKANAN TANGKAP DEFINISI & KLASIFIKASI DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN TANGKAP SURVEI PRODUKSI PERIKANAN TANGKAP DEFINISI & KLASIFIKASI DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN TANGKAP METODE SURVEI PENGGUNAAN DEFINISI & KLASIFIKASI PELAKSANAAN PENGUMPULAN DATA PELAKSANAAN PENGOLAHAN DATA TINGKAT

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PENANGKAPAN IKAN

LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PENANGKAPAN IKAN DAFTAR - LTP REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PENANGKAPAN IKAN BLOK I. KETERANGAN IDENTITAS 1. Provinsi 2. Kabupaten / Kota *) 3. Kecamatan 4. Desa / Kelurahan *) 5.

Lebih terperinci

Penyusunan Laporan Tahunan Tempat Pelelangan Ikan (LTPI), 2014

Penyusunan Laporan Tahunan Tempat Pelelangan Ikan (LTPI), 2014 BADAN PUSAT STATISTIK Penyusunan Laporan Tahunan Tempat Pelelangan Ikan (LTPI), 2014 ABSTRAKSI Sebagai negara Agraris dan Maritim, sektor perikanan merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SBI.PMS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SBI.PMS) KATALOG BPS: 1402028 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SBI.PMS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI NOMOR 36 TAHUN 2000 TENTANG USAHA PERIKANAN DI KABUPATEN KUTAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI NOMOR 36 TAHUN 2000 TENTANG USAHA PERIKANAN DI KABUPATEN KUTAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI, PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI NOMOR 36 TAHUN 2000 TENTANG USAHA PERIKANAN DI KABUPATEN KUTAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI, Menimbang : a. bahwa guna menunjang pembangunan sub sektor

Lebih terperinci

PENGANTAR ILMU PERIKANAN. Riza Rahman Hakim, S.Pi

PENGANTAR ILMU PERIKANAN. Riza Rahman Hakim, S.Pi PENGANTAR ILMU PERIKANAN Riza Rahman Hakim, S.Pi Bumi Yang Biru begitu Kecilnya dibandingkan Matahari Bumi, Planet Biru di antara Planet lain The Blue Planet 72 % Ocean and 28 % Land Laut Dalam Al Qur

Lebih terperinci

Penyusunan Laporan Tahunan Perusahaan Penangkapan Ikan (LTP), 2014

Penyusunan Laporan Tahunan Perusahaan Penangkapan Ikan (LTP), 2014 BADAN PUSAT STATISTIK Penyusunan Laporan Tahunan Perusahaan Penangkapan Ikan (LTP), 2014 ABSTRAKSI Sebagai negara Agraris dan Maritim, sektor perikanan merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN POSO NOMOR : 25 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI POSO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN POSO NOMOR : 25 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI POSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN POSO NOMOR : 25 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI POSO Menimbang : a. bahwa Retribusi Daerah merupakan sumber Pendapatan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tual Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tual Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tual Tahun 2013 sebanyak 4.183 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Tual Tahun 2013 sebanyak 3 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kab. Maluku Tenggara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kab. Maluku Tenggara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kab. Maluku Tenggara Tahun 2013 sebanyak 12.801 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kab. Maluku Tenggara Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Penyusunan Laporan Triwulanan Tempat Pelelangan Ikan (TPI), 2015

Penyusunan Laporan Triwulanan Tempat Pelelangan Ikan (TPI), 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Penyusunan Laporan Triwulanan Tempat Pelelangan Ikan (TPI), 2015 ABSTRAKSI Sebagai negara Agraris dan Maritim, sektor perikanan merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di kotabaru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di kotabaru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di kotabaru Tahun 2013 sebanyak 32.218 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Indonesia Tahun 2013 sebanyak 38 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tanjungpinang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tanjungpinang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tanjungpinang Tahun 2013 sebanyak 2.530 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Tanjungpinang Tahun 2013 sebanyak 1 perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI)

LAPORAN TAHUNAN TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) R AH A S I A BLOK I. KETERANGAN IDENTITAS 1. Provinsi 2. Kabupaten/Kota *) 3. Kecamatan 4. Desa/Kelurahan *) 5. Data

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Jakarta, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. Dr. Suryamin, M.Sc.

Seuntai Kata. Jakarta, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. Dr. Suryamin, M.Sc. Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak 9.539 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak lima (5)

Lebih terperinci

rovinsi alam ngka 2011

rovinsi alam ngka 2011 Buku Statistik P D A rovinsi alam ngka 2011 Pusat Data Statistik dan Informasi Kementerian Kelautan dan Perikanan 2012 1 2 DAFTAR ISI Daftar Isi... i Statistilk Provinsi Dalam Angka Provinsi Aceh... 1

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Jayapura. Muchlis Malik Sotting, B.St

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Jayapura. Muchlis Malik Sotting, B.St Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 44); LEMBARAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 3 Tahun : 2012 Seri : C

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 3 Tahun : 2012 Seri : C c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Retribusi Tempat Pelelangan Ikan; LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita

Lebih terperinci

Jumlah usaha pertanian di Indonesia tahun 2013 sebanyak 26,1 juta usaha. Jumlah sapi dan kerbau di Indonesia tahun 2013 sebanyak 14,2 juta ekor

Jumlah usaha pertanian di Indonesia tahun 2013 sebanyak 26,1 juta usaha. Jumlah sapi dan kerbau di Indonesia tahun 2013 sebanyak 14,2 juta ekor Jumlah usaha pertanian di Indonesia tahun 2013 sebanyak 26,1 juta usaha Jumlah sapi dan kerbau di Indonesia tahun 2013 sebanyak 14,2 juta ekor Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 12 Tahun : 2012 Seri : E PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN

Lebih terperinci

Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian di Kota Pariaman Tahun 2013 sebanyak Rumah Tangga

Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian di Kota Pariaman Tahun 2013 sebanyak Rumah Tangga Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian di Kota Pariaman Tahun 2013 sebanyak 4.540 Rumah Tangga Jumlah Perusahaan Pertanian Tidak Berbadan Hukum di Kota Pariaman Tahun 2013 sebanyak 3 Perusahaan Jumlah Usaha

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak 5.617 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak 21 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Penyusunan Laporan Tahunan Perusahaan Budidaya Ikan (LTB), 2015

Penyusunan Laporan Tahunan Perusahaan Budidaya Ikan (LTB), 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Penyusunan Laporan Tahunan Perusahaan Budidaya Ikan (LTB), 2015 ABSTRAKSI Sebagai negara Agraris dan Maritim, sektor perikanan merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun 2013 sebanyak 8.289 rumah tangga Jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG USAHA PERIKANAN DAN USAHA KELAUTAN DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA DENPASAR

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA DENPASAR BADAN PUSAT STATISTIK KOTA DENPASAR Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Denpasar Tahun 2013 sebanyak 5.982 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Denpasar Tahun 2013 sebanyak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak 4.932 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak 6 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Tarempa, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Anamabs. Drs. Bustami

Seuntai Kata. Tarempa, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Anamabs. Drs. Bustami Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

PEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2015) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK

PEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2015) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK PEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2015) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK Jl. Dr. Sutomo No. 6-8, Kotak Pos 1003, Jakarta 10010 Telepon:

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Kota Maba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Halmahera Timur. Ir. Salahuddin

Seuntai Kata. Kota Maba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Halmahera Timur. Ir. Salahuddin Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS) KATALOG BPS: 1402030 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013)

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kediri Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kediri Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kediri Tahun 2013 sebanyak 4.488 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Kediri Tahun 2013 sebanyak 4 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 5 TAHUN 1998 TENTANG PELESTARIAN SUMBER DAYA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 5 TAHUN 1998 TENTANG PELESTARIAN SUMBER DAYA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 5 TAHUN 1998 TENTANG PELESTARIAN SUMBER DAYA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II BADUNG Menimbang : a.

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BATU BARA

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BATU BARA Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Batu Bara Tahun 2013 sebanyak 38 532 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Batu Bara Tahun 2013 sebanyak 20 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2013 sebanyak rumah tangga Katalog BPS. 5106002.1222 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2013 sebanyak 28.199 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Labuhanbatu

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan

Lebih terperinci

Drs. Morhan Tambunan, M.Si

Drs. Morhan Tambunan, M.Si Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak 9.203 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak 3 (tiga) unit Jumlah perusahaan pertanian

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bogor Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bogor Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bogor Tahun 2013 sebanyak 4.588 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Bogor Tahun 2013 sebanyak 2 perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG KARANTINA IKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG KARANTINA IKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG KARANTINA IKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa peraturan perundang-undangan yang menyangkut perkarantinaan ikan, sudah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak 6.939 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak 5 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 UPDATING DIREKTORI PERUSAHAN PERTANIAN (DPP)

SENSUS PERTANIAN 2013 UPDATING DIREKTORI PERUSAHAN PERTANIAN (DPP) ST2013-DPP SENSUS PERTANIAN 2013 UPDATING DIREKTORI PERUSAHAN PERTANIAN (DPP) PEDOMAN PENCACAH Badan Pusat Statistik, Jakarta - Indonesia KATA PENGANTAR Sensus Pertanian yang akan dilaksanakan pada tahun

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Sarmi. Selvina De Lima

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Sarmi. Selvina De Lima Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2012 Direktur Statistik Industri. DR. Mudjiandoko, MA

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2012 Direktur Statistik Industri. DR. Mudjiandoko, MA KATA PENGANTAR Survei Industri Besar dan Sedang Tahun 2011 merupakan kelanjutan dari survei Industri Besar dan Sedang tahun sebelumnya. Buku Pedoman Pengawas ini dibuat untuk pelaksanaan lapangan di tingkat

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Gedung Tataan, Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesawaran. Risma Pijayantini, S.Si.

Seuntai Kata. Gedung Tataan, Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesawaran. Risma Pijayantini, S.Si. Seuntai Kata Sensus Pertanian 213 (ST213) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 1 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST213 merupakan amanat

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA BARAT

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA BARAT BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA BARAT Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bangka Barat Tahun 2013 sebanyak 22.879 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Semarang, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Semarang. Endang Retno Sri Subiyandani, S.Si

Seuntai Kata. Semarang, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Semarang. Endang Retno Sri Subiyandani, S.Si Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 797 TAHUN : 2010 Menimbang : a. PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PERIZINAN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

Drs. H. Basiran Suwandi

Drs. H. Basiran Suwandi Ucapan Terima Kasih Berdasarkan hasil Pendataan ST2013, Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bontang Tahun 2013 sebanyak 3.740 rumah tangga, jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum sebanyak 2

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak 12.798 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak 4 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Lhokseumawe pada tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Lhokseumawe pada tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Lhokseumawe pada tahun 2013 sebanyak 7.667 rumah tangga Jumlah sapi dan kerbau di Lhokseumawe pada 1 Mei 2013 sebanyak 7.758 ekor BADAN PUSAT STATISTIK KOTA LHOKSEUMAWE

Lebih terperinci

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 No. 33/07/31/Th.XVI, 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI DKI JAKARTA TAHUN

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MOJOKERTO

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MOJOKERTO BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MOJOKERTO Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Mojokerto Tahun 2013 sebanyak 1490 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Mojokerto Tahun 2013

Lebih terperinci

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 No.40/07/13/TH. XVII, 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI SUMATERA BARAT 13,33

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2013 sebanyak 18377 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2013 sebanyak 5 Perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bintan Tahun 2013 sebanyak 9.856 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Bintan Tahun 2013 sebanyak 9 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

STRUKTUR ONGKOS USAHA PERIKANAN JAWA TENGAH TAHUN 2014

STRUKTUR ONGKOS USAHA PERIKANAN JAWA TENGAH TAHUN 2014 No. 79/12/33/Th. VIII, 23 Desember 2014 STRUKTUR ONGKOS USAHA PERIKANAN JAWA TENGAH TAHUN 2014 JUMLAH BIAYA PER HEKTAR USAHA BUDIDAYA BANDENG, UDANG WINDU DAN GURAME DI ATAS 3 JUTA RUPIAH JUMLAH BIAYA

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Bulukumba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulukumba. Ir. H. Yunus

Seuntai Kata. Bulukumba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulukumba. Ir. H. Yunus Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Kota Mungkid, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang. Sri Handayani, SE, MM

Seuntai Kata. Kota Mungkid, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang. Sri Handayani, SE, MM Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Pangkalan Bun, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kotawaringin Barat. Johansyah, S. SI

Seuntai Kata. Pangkalan Bun, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kotawaringin Barat. Johansyah, S. SI Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA TENGAH

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA TENGAH BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA TENGAH Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bangka Tengah Tahun 213 sebanyak 18.757 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Bangka

Lebih terperinci

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN PENGGALIAN BAHAN INDUSTRI DAN KONSTRUKSI BERBADAN HUKUM (KUESIONER GALIAN - BH)

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN PENGGALIAN BAHAN INDUSTRI DAN KONSTRUKSI BERBADAN HUKUM (KUESIONER GALIAN - BH) SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN PENGGALIAN BAHAN INDUSTRI DAN KONSTRUKSI BERBADAN HUKUM (KUESIONER GALIAN - BH) Penggalian adalah kegiatan pengambilan segala jenis barang galian berupa unsur kimia, mineral,

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG PENGAWASAN DAN PERLINDUNGAN SUMBERDAYA IKAN DI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sektor perikanan dan kelautan terus ditingkatkan, karena sektor

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sektor perikanan dan kelautan terus ditingkatkan, karena sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara kepulauan terluas di dunia, dengan panjang pantai 81.000 km serta terdiri atas 17.500 pulau, perhatian pemerintah Republik Indonesia terhadap sektor

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tojo Una-una Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tojo Una-una Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tojo Una-una Tahun 2013 sebanyak 24.813 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Indonesia Tahun 2013 sebanyak 1 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN Geografis dan Administratif Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru terbentuk di Provinsi Sulawesi Tengah berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 tahun

Lebih terperinci

KOTA BUKITTINGGI. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bukittinggi Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

KOTA BUKITTINGGI. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bukittinggi Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Katalog BPS. 5106002.1375 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bukittinggi Tahun 2013 sebanyak 1.850 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Bukittinggi Tahun 2013 sebanyak

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HALMAHERA UTARA

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HALMAHERA UTARA .8207 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Pulau Morotai Tahun 2013 sebanyak 8,39 ribu rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Pulau Morotai Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN PENYAJIAN LAPORAN TRIWULANAN PEMOTONGAN TERNAK TAHUN 2016

PEDOMAN PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN PENYAJIAN LAPORAN TRIWULANAN PEMOTONGAN TERNAK TAHUN 2016 PEDOMAN PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN PENYAJIAN LAPORAN TRIWULANAN PEMOTONGAN TERNAK TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PEDOMAN PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN PENYAJIAN LAPORAN TRIWULANAN PEMOTONGAN TERNAK

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Lingga Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Lingga Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Lingga Tahun 2013 sebanyak 13.063 rumah tangga Jumlah Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tradisional di Kabupaten Lingga Tahun 2013 sebanyak 3 unit/area Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Probolinggo Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Probolinggo Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Probolinggo Tahun 2013 sebanyak 9.968 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Probolinggo Tahun 2013 sebanyak 7 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SAMARINDA

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SAMARINDA Katalog BPS : 5106002.6472 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SAMARINDA Ucapan Terima Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Samarinda Tahun 2013 sebanyak 10.267 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Mamuju Tahun 2013 sebanyak 36.343 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Mamuju Tahun

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PANGANDARAN

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PANGANDARAN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PANGANDARAN Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Pangandaran Tahun 2013 sebanyak 275.212 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Kabupaten Pangandaran

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2013 sebanyak rumah tangga Katalog BPS. 5106002.1223 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2013 sebanyak 43.158 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Labuhanbatu

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN NELAYAN, PEMBUDI DAYA IKAN, DAN PETAMBAK GARAM

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN NELAYAN, PEMBUDI DAYA IKAN, DAN PETAMBAK GARAM RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN NELAYAN, PEMBUDI DAYA IKAN, DAN PETAMBAK GARAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Kuala Pembuang, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Seruyan. Herry, B.st

Seuntai Kata. Kuala Pembuang, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Seruyan. Herry, B.st Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER. 16/MEN/2006 TENTANG PELABUHAN PERIKANAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER. 16/MEN/2006 TENTANG PELABUHAN PERIKANAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER. 16/MEN/2006 TENTANG PELABUHAN PERIKANAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan Pasal 41 Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004

Lebih terperinci

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 No. 32/07/91/Th. VIII, 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI PROVINSI PAPUA BARAT

Lebih terperinci

o Jumlah Ruta Usaha Pertanian di Kabupaten Boalemo Tahun 2013 sebanyak rumah tangga.

o Jumlah Ruta Usaha Pertanian di Kabupaten Boalemo Tahun 2013 sebanyak rumah tangga. o Jumlah Ruta Usaha Pertanian di Kabupaten Boalemo Tahun 2013 sebanyak 21.153 rumah tangga. o Jumlah Sapi di Kabupaten Boalemo pada 1 Mei 2013 sebanyak 29.409 ekor. Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013)

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KENDARI Jl. Balai Kota II No. 97, Kendari Homepage :

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KENDARI Jl. Balai Kota II No. 97, Kendari Homepage : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KENDARI Jl. Balai Kota II No. 97, Kendari 93117 Homepage : http://www.kendarikota.bps.go.id E-mail : bps7471@bps.go.id Ucapan Terima Kasih Jumlah Rumahtangga usaha pertanian

Lebih terperinci

Penyusunan Laporan Triwulanan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI), 2014

Penyusunan Laporan Triwulanan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI), 2014 BADAN PUSAT STATISTIK Penyusunan Laporan Triwulanan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI), 2014 ABSTRAKSI Sebagai negara Agraris dan Maritim, sektor perikanan merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Gunungsitoli Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Gunungsitoli Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Gunungsitoli Tahun 2013 sebanyak 17.469 rumah tangga Jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian di Kota Gunungsitoli

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK NOMOR 03 TAHUN 1994 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK NOMOR 03 TAHUN 1994 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK NOMOR 03 TAHUN 1994 TENTANG USAHA PERIKANAN SKALA KECIL DI KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bitung Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bitung Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bitung Tahun 2013 sebanyak 8.729 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Bitung Tahun 2013 sebanyak 27 Perusahaan Jumlah sapi/kerbau

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Alor Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Alor Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Alor Tahun 2013 sebanyak 31.488 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Alor Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA

PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Data ketenagakerjaan yang dihasilkan BPS dikumpulkan melalui

Lebih terperinci

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK No. 06/07/8/Th. XVII, 0 Juli 204 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 203 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 203 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Limboto, 15 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Gorontalo. Arifin M. Ointu, SE

Seuntai Kata. Limboto, 15 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Gorontalo. Arifin M. Ointu, SE Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

PERIZINAN USAHA PERIKANAN

PERIZINAN USAHA PERIKANAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 2 TAHUN 2002 T E N T A N G PERIZINAN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Menimbang : a. bahwa, dalam rangka menunjang

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN NELAYAN, PEMBUDI DAYA IKAN, DAN PETAMBAK GARAM

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN NELAYAN, PEMBUDI DAYA IKAN, DAN PETAMBAK GARAM RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN NELAYAN, PEMBUDI DAYA IKAN, DAN PETAMBAK GARAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Mesuji Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Mesuji Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Mesuji Tahun 2013 sebanyak 38.649 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Mesuji Tahun 2013 sebanyak 6 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Jakarta, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kupang. Matamira B. Kale, M.Si

Seuntai Kata. Jakarta, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kupang. Matamira B. Kale, M.Si Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Menyediakan Informasi untuk Masa Depan Petani yang Lebih Baik

Menyediakan Informasi untuk Masa Depan Petani yang Lebih Baik Menyediakan Informasi untuk Masa Depan Petani yang Lebih Baik BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SORONG Jl. Merpati Depan Kompleks Walikota Sorong Telp / Fax : (0951) 321845 Homepage : http://www.sorongkota.bps.go.id

Lebih terperinci

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK No. 41/07/71/Th. VIII, 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Pringsewu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Pringsewu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Pringsewu Tahun 2013 sebanyak 54.677 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Pringsewu Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci