UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN PENERAPAN METODE KLOS SISWA KELAS VII-3 SMP NEGERI 29 MEDAN

Transkripsi

1 UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN PENERAPAN METODE KLOS SISWA KELAS VII-3 SMP NEGERI 29 MEDAN LELIWATI SIREGAR Guru SMP Negeri 29 kota Medan ABSTRAK Penerapan metode pembelajaran klos dalam penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan membaca siswa dalam bidang studi Bahasa Indonesia. Dengan desain penelitian tindakan kelas yang berlangsung selama dua siklus dengan dua kali pertemuan setiap siklusnya. Sehingga dalam penelitian akan diperoleh keterampilan membaca siswa dari data hasil belajar dan aktivitas dalam pembelajaran. Data hasil belajar diperoleh melalui tes hasil belajar tiap akhir siklus. Aktivitas diperoleh melalui pengamatan tiap KBM. Subjek dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas VII-3 SMP Negeri 29.Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pembelajaran klos dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa, terbukti dari hasil tes siswa ketuntasan pembelajaran naik sebesar 29%. Pada siklus I rata-rata nilai tes 70 dengan ketuntasan pembelajaran sebesar 58 % dan pada sklus II rata-rata nilai tes 87 dengan ketuntasan pembelajaran naik menjadi 87 %,yang berarti masih ada beberapa siswa (4siswa) belum memperoleh nilai tuntas (KKM). Dengan demikian tindakan yang diberikan pada Siklus II meskipun telah berhasil memberikan perbaikan keterampilan membaca siswa, namun masih menyisakan siswa belum tuntas.data aktivitas siswa menurut pengamatan pengamat pada siklus I antara lain menulis (38 %), membaca (36 %), bertanya sesama teman (8 %), bertanya kepada guru (15 %), dan yang tidak relevan dengan KBM (3 %). Data aktivitas siswa menurut pengamatan pada siklus II antara lain menulis (30 %), membaca (40 %), bertanya sesama teman (18 %), bertanya kepada guru (8%), dan yang tidak relevan dengan KBM (2%). Kata kunci : Metode Pembelajaran, Keterampilan Membaca PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Membaca menduduki posisi yang sangat penting dalam konteks kehidupan umat manusia, terlebih pada era informasi dan komunikasi seperti sekarang ini. Membaca juga merupakan jembatan bagi siapa saja dan di mana saja yang berkeinginan meraih kemajuan dan kesuksesan, baik di dunia pendidikan maupun di dunia pekerjaan. Kegiatan yang tepat untuk dilakukan selain mengarahkan pelaksanaan pembelajaran keterampilan bahasa juga mengefektifkan dan mengefesiensikan pembelajaran keterampilan bahasa dalam hal ini keterampilan membaca bagi siswa di sekolah sekolah menengah dan tidak terkecuali siswa di SMP Negeri 29 Medan. Selain itu, materi keterampilan membaca yang berbentuk wacana yang memerlukan tafsiran/analisis jauh terutama dalam menentukan pokok pemikiran maupun istilah istilah yang terdapat dalam wacana tersebut. Hal ini, tentunya memerlukan kemampuan siswa dalam memahami wacana yang diberikan oleh guru. Faktor yang kurang mendukung efektifitas dan 73

2 efisiensi pembelajaran membaca di kota Medan khususnya di SMP Negeri 29 Medan. Yakni, guru dalam menerapkan pendekatan dan metode ataupun teknik pembelajaran tidak variatif dan inovatif. Hal ini, merupakan kesimpulan dari pengalaman peneliti segagai guru dalam proses pembelajaran membaca. Terlihat bahwa guru menjadi pusat kegiatan pembelajaran membaca, dalam hal ini guru terlalu jauh mengarahkan/ membimbing siswa dalam menemukan dan memahami wacana yang diberikan sehingga siswa kurang aktif pula (antusias) dan tidak termotivasi. Hasil pengamatan peneliti sebagai guru bahasa Indonesia selama ini diperoleh kesimpulan bahwa dalam mengembangkan keterampilan membaca tidak menarik perhatian siswa dan tidak merangsang siswa dalam mengikuti pembelajaran tersebut. Selain itu, dalam pembelajaran guru jarang menerapkan belajar kelompok dan menggunakan media belajar yang kurang menarik dan variatif, sehingga menyebabkan siswa kurang tertarik atau termotivasi dalam belajar. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti dan guru merasa berkepentingan untuk menangani permasalahan ini dengan melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul Peningkatan Keterampilan Membaca Siswa Melalui Penerapan Metode Klos Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas VII-3 SMP Negeri 29 Medan. Identifikasi Masalah 1. Guru dalam menerapkan pendekatan dan metode ataupun teknik pembelajaran tidak variatif dan inovatif. 2. Dalam mengembangkan keterampilan membaca kurang menarik perhatian siswa dan kurang merangsang siswa dalam mengikuti pembelajaran tersebut. 3. Dalam pembelajaran terdapat beberapa kesulitan siswa khususnya pada materi membaca sehingga keterampilan membaca siswa rendah. 4. Kurangnya fasilitas sekolah dan kuranya dorongan dari pihak sekolah untuk meningkatkan kegiatan membaca. 5. Aktivitas belajar siswa belum mengarah pada usaha mencapai keterampilan membaca. Batasan Masalah 1. Penelitian akan difokuskan pada penerapan metode pembelajaran Klos dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. 2. Kompetensi yang dikembangkan dan diharapkan dapat dicapai siswa dalam penelitian ini dibatasi pada keterampilan membaca. 3. Subjek penelitian dibatasi pada siswa kelas VII-3 SMP Negeri 29 Medan Tahun Pelajaran 2012/ Penelitian dilakukan dalam dua siklus dengan dua kegiatan belajar megajar (KBM) setiap siklusnya. 74

3 Rumusan Masalah 1. Apakah penerapan metode Klos dalam pembelajaran bahasa Indonesia dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa kelas VII-3 SMP Negeri 29 Medan Tahun Pelajaran 2012/2013? 2. Apakah penerapan metode Klos dalam pembelajaran bahasa Indonesia dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VII-3 SMP Negeri 29 Medan Tahun Pelajaran 2012/2013? Cara Pemecahan Masalah Untuk menjawab rumusan permasalahan berupa keterampilan membaca siswa yang rendah dalam pembelajaran bahasa Indonesia maka akan diterapkan metode Klos. Dengan model ini diharapkan kegiatan membaca bukan sekedar membaca tetapi membaca dengan tujuan dan pengelolaan aktivitas berpikir sehingga keterampilan berpikir siswa terlatih dalam kegiatan membaca Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan membaca siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan menerapkan metode Klos di kelas VII-3 SMP Negeri 29 Medan Tahun Pelajaran 2012/ Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan menerapkan metode Klos di kelas VII-3 SMP Negeri 29 Medan Tahun Pelajaran 2012/2013. Manfaat Penelitian 1. Bagi siswa dapat meningkatkan aktivitas belajar, meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia siswa terhadap sehingga meningkatkan prestasi belajar siswa pada keterampilan membaca 2. Bagi guru sebagai bahan masukan dan perbandingan untuk meningkatkan efektivitas dan kualitas pembelajaran dikelas. 3. Bagi kepala sekolah diharapkan hasil penelitian ini menjadi sumbangan pemikiran untuk melakukan supervisi pada upaya peningkatakn keterampilan guru menerapkan variasi model pembelajaran berpusat pada siswa. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Membaca Membaca merupakan salah satu ketrampilan berbahasa yang menduduki posisi dan peranan yang sangat penting dalam kontek kehidupan manusia (Rahim, 2005). Tingkat Keterampilan Membaca 1. Tingkat keterampilan membaca yang bersifat mekanik (mechanical skills). Keterampilan jenis ini meliputi aspek: a. Pengenalan bentuk huruf b. Pengenalan unsur-unsur linguistik (fonem/grafem, kata frase, pola klausa, kalimat dan lain-lain) 75

4 c. Pengenalan korespondensi antara bentuk huruf dan bunyi (mengeja) 2. Tingkat keterampilan membaca yang bersifat pemahaman (comprehension skills). Jenis-jenis Membaca 1. Membaca Permulaan 2. Membaca Lanjut Problematika Keterampilan Membaca a. Faktor fisik Lingkungan fisik atau keadaan fisik seseorang berpengaruh besar pada keefektifan seseorang dalam membaca. b. Faktor psikologis Faktor psikologis ini berhubungan erat dengan sikap atau sifat pribadi pembaca, salah satunya tidak senang dengan bahan bacaan yang dibaca. c. Ingatan Jangka Pendek (short-term memory) Terkadang seseorang tidak memahami apa yang telah dibacanya. Itu semua disebabkan kurangnya konsentrasi dan minat dalam membaca. Usaha untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca 1. Membantu siswa untuk memperkaya kosakata, dengan cara: 2. Membantu siswa untuk memahami makna strukturstruktur kata maupun kalimat. 3. Guru dapat memberikan penjelasan pengertian kiasan, sindiran, ungkapan, dan peribahasa. 4. Guru mengajukan pertanyaan mengenai ide pokok suatu paragraf, menunjukan kalimat yang kurang baik, memberi tugas membuat rangkuman. 5. Guru melatih siswa untuk membaca dalam tempo waktu yang dibatasi, sehingga melatih siswa untuk membaca cepat tanpa suara. 6. Melatih kemampuan siswa memahami keseluruhan isi ataupun sebagian dari suatu bacaan. 7. Melatih kemampuan siswa menemukan kalimat yang rumpang dalam suatu bacaan. Pengertian Aktivitas Belajar Menurut Poerwadarminta (1990:23), aktivitas adalah kegiatan. Jadi aktivitas adalah kegiatankegiatan siswa yang menunjang keberhasilan belajar. Manfaat Metode Klos Metode Klos menurut Heilman, Hittleman, dan Bartmuth (dalam Sujana,1987:144) menyatakan bahwa, teknik klos ini bukan sekedar bermanfaat untuk mengukur tingkat keterbacaan wacana, melainkan juga mengukur tingkat pemahaman pembacanya. Kolaborasi Dalam PTK Kolaborasi atau kerja sama perlu dan penting dilakukan dalam PTK karena PTK yang dilakukan secara perorangan bertentangan 76

5 dengan hakikat PTK itu sendiri (Burns, 1999). Kolaborasi atau kerja sama dalam melakukan penelitian tindakan dapat dilakukan dengan: mahasiswa; sejawat dalam jurusan/sekolah/lembaga yang sama; sejawat dari lembaga/sekolah lain; sejawat dengan wilayah keahlian yang berbeda (misalnya antara guru dan pendidik guru, antara guru dan peneliti; antara guru dan manajer); sejawat dalam disiplin ilmu yang berbeda (misalnya antara guru bahasa asing dan guru bahasa ibu); dan sejawat di negara lain (Wallace, 1998). METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Tim Pelatih Proyek Pelatihan Guru Sekolah Menegah (PGSM), PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakantindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis, 2000 : 3). Prosedur Penelitian a. Siklus I 1) Perencanaan Tindakan 2) Pelaksanaan Tindakan dan Observasi (Action and Observation) 3) Refleksi (Reflective) b. Siklus II 1) Perencanaan Tindakan 2) Pelaksanaan Tindakan dan Observasi (Action and Observation) 3) Refleksi (Reflective) Instrumen Penelitian 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 2. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa 3. Tes formatif Teknik Analisis Data 1. Data keterampilan membaca siswa Skor yang diperoleh Skor Siswa Skor maksimum x 100% Perhitungan untuk menyatakan ketuntasan belajar siswa secara klasikal : P jumlah siswa yang tuntas jumlah siswa seluruhnya x100% 2. Untuk lembar observasi aktivitas siswa Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa maka lembar observasi aktivitas siswa dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: dengan X X % x100% X jumlah hasil pengama tan P 1 P2 jumlah pengamat 2 Indikator Keberhasilan Dalam hal ini indikator yang digunakan adalah KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia. Penelitian dikatakan berhasil apabila dalam satu kelas sebanyak 33 siswa paling tidak ada 85% siswa yang 77

6 nilai keterampilannya membacanya mencapai KKM sebesar 75. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Kondisi awal data hasil Pretes menunjukkan nilai terendah untuk Pretes adalah 0 dan tertinggi adalah 33 dengan KKM (kriteria ketuntasan minimum) sebesar 75 maka tidak seorang pun mendapat nilai diatas ketuntasan atau ketuntasan klasikal adalah 0 %. Nilai rata-rata kelas adalah 19 yang juga tidak tuntas. Siklus I 1) Tahap Perencanaan Pemilihan Materi Membentuk Kelompok Menyusun RPP Merencanakan observer. Merancang lembar kerja siswa. Merancang tes keterampilan membaca. 2) Pelaksanaan Tindakan 3) Tahap Observasi Data aktivitas belajar siswa Tabel 1. Skor Aktivitas Belajar Siswa Siklus I No Aktivitas Skor Proporsi 1 Menulis 19 38% 2 Membaca 18 36% 3 Diskusi 4 8% 4 Bertanya pada guru 8 15% 5 Yang tidak relevan 2 3% Jumlah % Data hasil belajar siswa Tabel 2 Distribusi Hasil Formatif I Nilai Frekuensi Ketuntasan Ratarata % % Jumlah 33 58% 4) Tahap Refleksi Beberapa kelemahan pada Siklus I diantaranya : a. Tahapan-tahan dalam metode klos seperti tahapan membaca dan menyimak belum berjalan baik sehingga alur pembelajaran tidak sesuai dengan skeneria pembelajaran yang direncanakan. b. Beberapa siswa belum memahami peran dan tugasnya dalam bekerja kelompok karena belum terbiasa dengan metode pembelajaran yang diterapkan. c. Interaksi antar siswa belum berjalan dengan baik karena siswa belum terbiasa untuk menyampaikan pendapatnya kepada sesama teman lainnya dalam menyelesaikan masalah. d. Adanya siswa yang pasif dan menggantungkan permasalahan yang dihadapi kepada kelompoknya. Untuk memperbaiki kondisi ini pada Siklus II akan dilakukan tindakan perbaikan diantaranya : a. Perlu dirumuskan alur pembelajaran yang sesuai dengan metode klos terutama pada fase membaca dan menyimak yakni memberikan langsung teks 78

7 berumpang sehingga waktu membaca bisa ditambah. b. Dilakukan pemberian keterangan tugas pada Siklus II secara spesifik untuk tiap siswa dalam kelompok sehingga tanggung jawab individu dalam kelompok terbangun dan siswa terbiasa dengan belajar berdiskusi. c. Pemberian tannggung jawab kerja individu yang ditagih setiap akhir KBM untuk meningkatkan partisipasi aktif tiap siswa dalam kelompok. Siklus II 1) Tahap Perencanaan Kekurangan-kekurangan pada Silus I dibenahi peneliti pada pembelajaran Siklus II ini. 2) Pelaksanaan Tindakan Siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan ketiga Kamis,21 Maret 2013 diikuti oleh 33 siswa. Pertemuan keempat Jumat, 22 Maret 2013 juga diikuti 33 siswa. 3) Tahap Observasi Data aktivitas belajar siswa Tabel 3 Skor Aktivitas Belajar Siswa Siklus II No Aktivitas Skor Proporsi 1 Menulis % 2 Membaca % 3 Diskusi 9 18 % 4 Bertanya pada guru 4 8 % 5 Yang tidak relevan 1 2 % Jumlah % Data hasil belajar siswa Tabel 4 Distribusi Hasil Formatif I Nilai Frekuensi Ketuntasan Ratarata % % Jumlah 33 87% Merujuk pada Tabel 4.4 tersebut, nilai terendah Formatif II adalah 53 dan tertinggi adalah 100. Merujuk pada KKM sebesar 75 maka 29 dari 33 orang siswa mendapat nilai ketuntasan atau ketuntasan klasikal tercapai sebesar 87%. Nilai ini berada pada kriteria ketuntasan klasikal sebesar 85% sehingga dapat dikatakan KBM Siklus II berhasil memberi keterampilan membaca pada siswa secara tuntas klasikal. Dengan demikian karena keterbatasan waktu dan biaya dalam penelitian maka penelitian dicukupkan dalam dua Siklus. 4) Tahap Refeleksi Setelah berlangsungnya Siklus II, peneliti melakukan tes akhir Siklus II yakni Formatif II dengan perolehan nilai rata-rata 87 dan ketuntasan klasikal 87%. Dengan demikian hasil Formatif II menyatakan bahwa pembelajaran Siklus II telah berhasil meningkatkan keterampilan siswa membaca wacana dan memberikan ketuntasan rata-rata hasil belajar serta mampu memberikan ketuntasan belajar secara klasikal. 79

8 Pembahasan Pada Siklus I rata-rata Aktivitas I yakni Menulis memperoleh proporsi 38%. Aktivitas Membaca mencapai 36%. Aktivitas Diskusi sebesar 8%. Aktivitas bertanya kepada guru 15% dan aktivitas yang tidak relevan dengan KBM sebesar 3%, siswa melakukan kegiatan yang tidak relevan dalam KBM disebabkan siswa jarang belajar dengan cara seperti ini. Sehingga ketika mereka dipertemukan dalam kelompok pasangan, ada beberapa siswa yang cenderung bermain atau bercakapcakap dengan rekan satu kelompoknya. Pada Siklus II aktivitas menulis turun pada nilai 32% yang sepertinya mengindikasikan bahwa siswa masih tertarik bekerja secara individu namun ternyata kondisi ini diimbangi dengan kenaikan aktivitas Membaca yang meningkat cukup tajam menjadi 40%. Sementara aktivitas Diskusi naik menjadi 18% dan bertanya pada guru menjadi 8%. Sementra aktivitas yang tidak relevan terhadap KBM menyusut hingga 2%. Nilai rata-rata sebelum penerapan metode klos yaitu berupa nilai pretes adalah 19 dengan ketuntasan belajar yang dicapai 0%, setelah penerapan metode klos nilai siswa mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil tes Formatif pada Siklus I, nilai rata-rata keterampilan membaca yang dicapai siswa adalah 70 dengan persentase ketuntasan 58%, untuk nilai rata-rata hasil belajar dan persentase ketuntasan klasikal yang dicapai belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan. Hasil tes Formatif pada Siklus II menunjukkan nilai rata-rata keterampilan membaca yang dicapai siswa adalah 87 dengan persentase mencapai ketuntasan klasikal 87%. Hasil belajar tersebut sudah mencapai indikator yang ditetapkan yaitu sekurang-kurangnya 85% hasil belajar siswa sudah mencapai sekurang-kurangnya 75 (KKM). Keterampilan siswa membaca diakhir Siklus II telah mencapai ketuntasan klasikal 88%, yang berarti masih ada beberapa siswa (4siswa) belum memperoleh nilai tuntas (KKM). Dengan demikian tindakan yang diberikan pada Siklus II meskipun telah berhasil memberikan perbaikan keterampilan membaca siswa, namun masih menyisakan siswa belum tuntas. Keberhasilan Siklus II dipengaruhi beberapa faktor diantaranya adalah sebagai berikut: a. Tahapan-tahapan dalam metode klos sudah berjalan baik dengan fase memprediksi dan berpikir yang sudah mulai dapat diikuti siswa. b. Siswa sudah mulai terbiasa dengan bekerja secara kelompok. c. Keberanian siswa untuk berinteraksi berjalan dengan baik karena siswa sudah mulai terbiasa untuk bertanya dan menyampaikan pendapatnya kepada sesama teman lainnya dalam menyelesaikan masalah. d. Siswa mulai aktif dan tahu akan tugasnya sehingga tidak 80

9 menggantungkan permasalahan yang dihadapi kepada teman dalam kelompoknya. Pada Siklus II, pelaksanaan metode Klos, tindakan berupa pemberian penugasan yang memunculkan banyak aktivitas sudah efektif. Dengan demikian pembelajaran metode klos dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa. Disamping mempunyai kelebihan, metode klos juga mempunyai kekurangan yaitu model pembelajaran ini tidak cocok dilaksanakan pada kelas yang siswanya malas belajar dan tidak mempunyai motivasi tinggi dalam mempelajari Bahasa Indonesia. PENUTUP Kesimpulan 1. Keterampilan membaca siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia meningkat dengan menerapkan metode klos pada Siklus I mencapai rata-rata 70 dengan ketuntasan klasikal 58% dan Siklus II mencapai rata-rata 87 dengan ketuntasan klasikal 87%. Dengan demikian terjadi peningkatan ketuntasan klasikal keterampilan membaca siswa mencapai 29%. 2. Siklus I: Menulis sebesar 38%, Membaca sebesar 36%, bertanya sesama teman sebesar 8%, bertanya kepada guru sebesar 15%, dan yang tidak relevan dengan KBM sebesar 3%. Siklus II: Menulis sebesar 30%, membaca dan berdiskusi sebesar 40%, bertanya sesama teman sebesar 18%, bertanya kepada guru sebesar 8%, dan yang tidak relevan dengan KBM sebesar 2%. Saran 1. Setting kelas sebaiknya mudah untuk mengatur meja-meja di dalam kelas, sehingga membentuk kelompok dapat dilaksanakan dalam waktu yang singkat. 2. Selama kerja kelompok perlu diarahkan agar terjadi saling bekerja sesama siswa dalam satu kelompok. 3. Pemanfaatan LKS dapat digunakan agar siswa lebih termotivasi dan tertuntun dalam membangun konsep sendiri. 4. Dalam menerapkan metode pembelajaran sebaiknya siswa telah paham keuntungan dan fungsi posisi dirinya dalam kelompok sehingga siswa mudah mengikuti kegiatan belajar mengajar. 5. Dalam setengah dari KBM yang dijadwalkan dalam penelitian sebaiknya dilakukan pertukaran anggota kelompok untuk mengurangi kebosanan dan kemungkinan ketergantungan antar siswa serta pemusatan aktivitas pada kelompokkelompok tertentu saja. RUJUKAN Depdikbud, Penelitian Tindakan. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan 81

10 Menengah, Direktorat Menengah Umum. Eriyanto Analisis Wacana. Yogyakarta : LKIS. Harjosujono, Akhmad Slamet, Membaca 2. Jakarta : Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Menengah Umum. Bagian Proyek Penataran Baru SLTP Setara D.III. Kasmidjan, Drs Teori Membaca. Surabaya : Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni. Poerwodarminto, WJS., 1994, Bahasa Indonesia untuk Karang Mengarang. Yogya : UP. Indonesia. Soedarso, 2000, Speed Reading Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Subyakto, Sri Utari, Dr.1988, Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta : Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Suranto, Basowi, Sukidin Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Insan Cendekia. Tim Pelatih Proyek PGSM, Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Jakarta: Depdikbud Direktorat Pendidikan Tinggi, Pengembangan Guru Sekolah Menengah. 82