SKILL LAB COMPLAINT HANDLING DALAM PELAYANAN MEDIS. Modul Komunikasi dan Empati 2017/2018

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKILL LAB COMPLAINT HANDLING DALAM PELAYANAN MEDIS. Modul Komunikasi dan Empati 2017/2018"

Transkripsi

1 SKILL LAB COMPLAINT HANDLING DALAM PELAYANAN MEDIS Modul Komunikasi dan Empati 2017/2018 Tim Modul Komunikasi dan Empati- Dr. Rita Kartikasari, M.Kes FK Unissula 2017

2 TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan Instruksional Umum Dapat memahami konsep penanganan complain dalam dunia kedokteran Sasaran Pembelajaran 1. Mengetahui dasar-dasar penanganan komplain. 2. Menerapkan konsep konsep komplain 3. Dapat merancang simulasi penanganan complain sederhana 4. Mampu menyelesaikan complain untuk kasus sederhana RENCANA PEMBELAJARAN Waktu Praktikum 200 menit Panduan Tutor Tugas Mahasiswa 1. Pada 50 menit pertama, mahasiswa dibimbing oleh tutor membaca materi dan melakukan diskusi apabila ada hal-hal yang belum jelas. 2. Pada 100 menit kedua, tutor membimbing mahasiswa untuk menyelesaikan kasus penanganan complain dari soal yang diberikan 3. Menilai presentasi mahasiswa tentang penanganan complain dari soal yang diberikan(50 menit) 1. Pada 50 menit pertama, mahasiswa membaca materi berdiskusi/bertanya apabila ada hal-hal yang belum jelas. 2. Pada 100 menit kedua, mahasiswa secara kelompok dibagi 3 kelompok mengerjakan soal mengenai complaint handling menit terakhir :presentasi

3 PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan zaman dan pelayanan public, saat ini dunia kedokteran juga sering berhadapan dengan keluhan/ complaints maupun tuntutan hukum. Penelitian mengenai keluhan terkait efek samping dan kelalaian dalam penanganan pasien di rumah sakit di Amerika Serikat menunjukkan bahwa dari pasien, sebanyak 3,7% mengalami hasil buruk yang diakibatkan oleh kelalaian dokter, namun hanya 8 pasien yang benar-benar menuntut dokternya. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat mekanisme yang terlibat dalam pengambilan keputusan pasien untuk menuntut dokter/ Rumah sakit. Namun demikian, meski tidak ada kelalaian pasien ataupun keluarganya masih memilih untuk menuntut dokter/ rumah sakit (dental protection, 2016). Lebih lanjut, penelitian oleh Levin & Hopkins (2014) menyebutkan bahwa masukan dari pasien dan keluarganya dapat memberikan kesempatan untuk mengembangkan manajemen risiko dan strategi peningkatan kualitas serta meningkatkan kepuasan pelanggan. Dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa pengalaman pasien di rumah sakit memberikan tantangan tersendiri bagi pihak rumah sakit untuk memenuhi kualitas perawatan selama berada di rumah sakit. Beberapa bentuk ketidakpuasan terkait dengan pelayanan di rumah sakit meliputi malpraktik, biaya pengobatan, makanan tidak enak, perilaku kurang menyenangkan, waktu menunggu untuk diperiksa yang terlalu lama, bahkan sampai tidak tersedianya ruang tunggu yang memadai dapat membuat pasien menjadi tidak senang dan mengajukan complain yang berujung pada tuntutan hukum. 2

4 Di Inggris, jumlah keluhan di pelayanan kesehatan terus meningkat. Pada tahun 2012 terdapat keluhan dan jumlahnya semakin terus bertambah(abdelrahman & Brown, 2014). Tingginya jumlah keluhan pasien tidak berarti menurunnya standar pelayanan, namun adakalanya dokter merasa kecewa apabila penanganan medis yang telah diberikan dikeluhkan oleh pasiennya sehingga merasa takut atas konsekuensi yang muncul. Keluhan atau complain penting karena merefleksikan harapan pasien serta memungkinkan untuk menginvestigasi pelayanan yang diberikan kepada pasien. Suatu pelayanan kesehatan yang mendengarkan keluhan pasien dapat mendeteksi masalah sedini mungkin dan mengatasinya lalu meningkatkan kualitas pelayanan serta melindungi pasien dari bahaya di masa yang akan datang. Hal ini diperlukan kerjasama dari para professional kesehatan dan pasien untuk dapat bersama-sama menangani keluhan dengan baik. A. DEFINISI KOMPLAIN Komplain/ Complaints/ Keluhan adalah: 1. Keluhan konsumen kepada produsen (Mukti, 2015) 2. Masukan/ feedback penting untuk membantu meningkatkan kepuasan pelanggan 3. Ekspresi yang timbul akibat adanya perbedaan antara persepsi (apa yang dilihat) dan ekspektasi (apa yang diharapkan) pelanggan. 4. (Latin) memukul dan ditujukan pada dada seseorang sehingga mengakibatkan penderitaan dan membuat tidak nyaman 5. Harapan yang belum terpenuhi (Moller, 1996) 6. Ekspresi perasaan ketidakpuasan pasien/ pelanggan atas standar pelayanan, tindakan atau tiadanya tindakan apparat pelayanan yang berpengaruh kepada para pelanggan 3

5 B. PENYEBAB TERJADINYA KELUHAN Pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan harapan pelanggan Pasien diabaikan contoh: menunggu tanpa kejelasan/ penjelasan Tidak didengarkan Ada personel yang berlaku tidak sopan atau tidak membantu Tidak ada yang mau bertanggung jawab ketika ada kesalahan Menyepelekan, kurang empati Kurang perhatian pada pasien hanya pada penyakit Kegagalan komunikasi verbal maupun non verbal (Kurang senyum / tidak ramah, perasaan ketus/pedas) C. JENIS-JENIS KOMPLAIN (TJIPTONO, 2005) 1. Instrumental Complaint Komplain/ keluhan yang diungkapkan dengan tujuan untuk mengubah situasi atau keadaan yang tidak diinginkan. Keluhan tersebut langsung disampaikan ke pihak penyedia layanan/ rumah sakit dengan harapan dapat segera memperbaiki keadaan tersebut 2. Non Instrumental complaint Keluhan yang dilontarkan tanpa harapan tertentu bahwa situasi yang tidak diinginkan akan berubah. 3. Direct Complaint/ Komplain Langsung Keluhan yang disampaikan secara langsung melalui tatap muka/ lewat telepon 4. Indirect Complaint/ Komplain tidak langsung Keluhan yang disampaikan secara tertulis melalui surat/ form pengaduan yang disediakan ataupun melalui pihak ketiga seperti pengacara, surat pembaca di media massa 4

6 D. MANAJEMEN KOMPLAIN Manajemen keluhan muncul karena adanya masalah-masalah yang ditimbulkan oleh pelayanan public yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta. Bentuk-bentuk Komplain dari sisi pasien/ pelanggan: 1. Sebagai suatu hal yang negative Adanya kekecewaan karena mendapatkan pelayanan yang kurang memuaskan, pasien/keluarga pasien memilih tidak complain namun langsung meninggalkan rumah sakit atau berpindah menjadi pasien di rumah sakit lain 2. Sebagai suatu hal yang positif Pasien yang complain pada rumah sakit / pelayanan kesehatan ditanggapi secara keliru kemudian menjadi kecewa dan banyak orang yang berpandangan negative terhadap rumah sakit/ pelayanan kesehatan tersebut. Dalam manajemen complain ini pasien merujuk pada suatu development area sehingga memotivasi dan memberikan perhatian lebih terhadap suatu bentuk pelayanan yang dirasa kurang memuaskan. E. Enam alasan mengapa perusahaan kehilangan pelanggan (Survei Nelson) a. 1 % Pelanggan meninggal b. 3 % Pelanggan pindah tempat tinggal c. 5 % Dipengaruhi oleh orang lain d. 9 % Terpikat oleh pesaing karena harga atau hal lain e. 15 % dikecewakan oleh produk/jasa f. 68 % Sikap tidak peduli para karyawan. F. Organisasi, wewenang dan tanggung jawab pengelolaan komplain pelanggan a. Pengorganisasian Pengelolaan komplain pelanggan di rumah sakit merupakan tanggung jawab manajemen rumah sakit. 5

7 Pengelolaan komplain pelanggan pelayanan non medis di rumah sakit melibatkan unit kerja atau pihak-pihak terkait yang meliputi : 1) Pengelolaan komplain pelanggan terkait pelayanan non medis di rumah sakit dilakukan oleh : a) Customer Service b) Unit/Instalasi terkait c) Komite Etik RS d) Manajemen Rumah Sakit (Kabag TU, Kabid Pelayanan dan Direktur) 2) Pengelolaan komplain pelanggan terkait pelayanan medis di rumah sakit dilakukan oleh : a) Customer Service b) Unit/Instalasi terkait c) Komite Medik d) Komite Keperawatan e) Komite Etik RS f) Manajemen Rumah Sakit (Kabag TU, Kabid Pelayanan dan Direktur) b. Wewenang dan Tanggung Jawab 1) Manajemen Rumah Sakit a) Wewenang - Bertindak untuk dan atas nama rumah sakit. - Mengarahkan/menginstruksikan satuan kerja terkait dalam Pengelolaan komplain pelanggan. - Memberdayakan potensi dalam upaya pengelolaan komplain pelanggan. b) Tanggung Jawab - Pengelolaan komplain pelanggan di rumah sakit. - Mengambil langkah strategis baik eksternal maupun internal dalam pengelolaan komplain pelanggan. 6

8 - Mengamankan dokumen dan informasi pengelolaan kasus hukum pelayanan medis dan non medis. - Melakukan antisipasi terhadap kemungkinan adanya pengelolaan kasus hukum baik terkait dengan pelayanan medis maupun non medis. - Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan clinical governance. - Menyiapkan sumber daya yang dibutuhkan dalam penyelesaian kasus hukum baik terkait dengan pelayanan medis maupun non medis. - Melakukan pembinaan terhadap tenaga medis dan non medis. - Melakukan advokasi kepada tenaga kesehatan yang diduga melakukan pelanggaran kasus hukum terkait pelayanan medis. 2) Customer Service a) Wewenang - Bertindak untuk dan atas nama rumah sakit. - Melakukan koordinasi dengan unit kerja terkait dalam penyelesaian Komplain pelanggan. b) Tanggung Jawab - Menyelesaikan penanganan komplain pelanggan di rumah sakit. - Mengambil langkah strategis secara internal dalam pengelolaan komplain pelanggan. - Mendokumentasikan dan melaporkan pengelolaan komplain pelanggan kepada pimpinan. - Melakukan antisipasi terhadap kemungkinan adanya penanganan kasus hukum pelayanan medis dan non medis. 3) Komite Medik 7

9 a) Wewenang - Membuat kebijakan yang tertuang di dalam medical staf by laws. - Melakukan kredensial terhadap tenaga medis. - Memberikan pertimbangan dalam pelaksanaan tugas tenaga medis. - Melakukan penilaian terhadap kinerja tenaga medis. - Melakukan audit medik. - Melakukan pembinaan terhadap tenaga medis yang melakukan pelanggaran disiplin profesi. - Melakukan advokasi kepada tenaga medis yang diduga terkait pelanggaran kasus hukum pelayanan medis. b) Tanggung Jawab - Melakukan koordinasi dengan rekam medis, bidang pelayanan dan keperawatan, unit kerja yang terkait dan komite etik RS. - Melakukan pengumpulan data/informasi baik langsung maupun melalui dokumen. - Memfasilitasi pertemuan multi disiplin untuk peninjauan kasus dengan melibatkan organisasi profesi dan bagian hukum. - Melakukan analisis terhadap sengketa medis yang terjadi. - Memberikan rekomendasi kepada direktur dalam penyelesaian kasus dan upaya-upaya pencegahan kasus serupa dikemudian hari. 4) Komite Keperawatan a) Wewenang - Membuat kebijakan yang tertuang di dalam medical staf by laws. - Melakukan kredensial terhadap tenaga keperawatan. - Memberikan pertimbangan dalam pelaksanaan tugas tenaga keperawatan. 8

10 - Melakukan penilaian terhadap kinerja tenaga keperawatan. - Melakukan audit keperawatan. - Melakukan pembinaan terhadap tenaga keperawatan yang melakukan pelanggaran disiplin profesi. - Melakukan advokasi kepada tenaga keperawatan yang diduga terkait pelanggaran kasus hukum pelayanan tenaga keperawatan. b) Tanggung Jawab - Melakukan koordinasi dengan Rekam Medis, Bidang Pelayanan dan Keperawatan, unit kerja yang terkait dan komite etik RS. - Melakukan pengumpulan data/informasi baik langsung maupun melalui dokumen. - Memfasilitasi pertemuan multi disiplin untuk peninjauan kasus dengan melibatkan organisasi profesi dan bagian hukum. - Memberikan rekomendasi kepada direktur dalam penyelesaian kasus dan upaya-upaya pencegahan kasus serupa dikemudian hari. Tata laksana penanganan komplain pelayanan pelanggan Tatalaksana atau proses penyelesaian terhadap setiap Komplain pelanggan pasien/ keluarga pasien kepada rumah sakit akan ditanggapi dengan baik dan diselesaikan dengan segera. Proses untuk menyertakan pasien dan keluarga pasien dalam menyelesaikan komplain pelanggan yaitu dengan didukung oleh bukti pemberitahuan komplain pelanggan atau keluhan, bukti analisis dan telaah, laporan penyelesaian komplain pelanggan, keluhan, konflik atau perbedaan pendapat. 9 G. Penanganan Komplain Pelayanan Pelanggan pada Jam Kerja

11 1) Menerima Komplain pelanggan Unit kerja terkait menerima komplain pelanggan (pasien dan keluarganya). 2) Mengelola Komplain pelanggan Unit kerja dan Customer Service yang menerima komplain pelanggan harus melakukan hal-hal sebagai berikut : 3) Mencatat dan mengkaji informasi a) Identitas dan kondisi pasien b) Peristiwa c) Tuntutan pasien 4) Menanggapi Komplain pelanggan a) Petugas terkait menerima Komplain pelanggan. b) Mengucapkan terima kasih atas laporan. c) Memberikan penjelasan sementara kepada pasien dan berusaha untuk menenangkannya. d) Menjamin komplain pelanggan akan ditindaklanjuti. e) Laporkan komplain pelanggan kepada atasan/kepala Ruang apabila pasien tidak puas dengan jawaban petugas pada hari itu. f) Kepala Ruang memberikan penjelasan/jawaban komplain pelanggan pasien pada hari itu juga. g) Apabila pasien masih merasa tidak puas dengan jawaban yang disampaikan, minta bantuan kepada Customer Service untuk koordinasi dengan unit terkait. h) Pasien/ keluarga mengisi Form Komplain pelanggan untuk mendapat tindak lanjut. i) Customer Service akan menyampaikan kepada manajemen dan pihak yang terkait atas komplain pelanggan tersebut dan meminta jawabannya pada hari itu. j) Komplain pelanggan yang bersifat medis akan disampaikan kepada pihak komite medik yang mana akan dirapatkan (jika 10

12 perlu) untuk memberikan jawaban dan penjelasan berdasarkan Standar Prosedur Operasional k) Komplain pelanggan yang tidak bersifat medis akan ditangani oleh Customer Service dengan pihak yang terkait berdasarkan Standar Prosedur Operasional paling lambat 3 x 24 jam. l) Jika jawaban sudah diterima oleh Customer Service maka Customer Service dan pihak terkait akan menyampaikan jawabannya kepada pasien (yang bersifat non medis). Sedangkan komplain pelanggan yang bersifat medis, Customer Service bersama komite medik memberikan jawaban resmi bertindak sebagai pihak manajemen rumah sakit. Dalam menyampaikan jawaban, Customer Service mengundang pasien/ keluarga secara kekeluargaan yang bertempat di ruang layanan Komplain pelanggan di Care Solution. m) Apabila pasien/ keluarga merasa tidak puas dengan jawaban manajemen, dapat dilakukan diskusi mencari solusi dengan Direktur (jika perlu). n) Menindaklanjuti instruksi Direktur. o) Semua Komplain pelanggan yang masuk akan dilaporkan oleh Customer Service untuk direkap menjadi laporan bulanan Customer Service kepada pimpinan. p) Setiap komplain pelanggan akan dijadikan acuan untuk perbaikan, baik dari sisi SDM, maupun sistem serta penyelesaian komplain maksimal dalam 14 hari kerja. 5) Investigasi Kasus a) Membahas kebenaran informasi tentang : - Identitas pasien - Peristiwa - Rekam medis (khusus Komplain pelanggan pelayanan medis) 11

13 b) Penataan dokumen (khusus Komplain pelanggan pelayanan medis) yang meliputi : - Dokumentasi informasi - Berkas rekam medis (medical record) - Dokumen persetujuan tindakan medis - Dokumen persetujuan tindakan medis tertentu (operasi) - Second opinion - Resume medis - Pendapat organisasi profesi - Keputusan MKEK (Majelis Kehormatan Etik Kedokteran) / MDTK / MKDK (Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia) - Juklak, Juknis dan SPO Pelayanan c) Mengadakan rapat dengan unit terkait d) Rapat dengan Komite Medis (khusus Komplain pelanggan pelayanan medis) - Pertimbangan aspek medis - Pertimbangan aspek manajemen - Pertimbangan aspek medicolegal e) Pendapat Komite Etik Rumah Sakit 6) Analisa Kasus a) Hasil rapat koordinasi menentukan atau memilah kategori kasus dan selanjutnya menugaskan unit terkait untuk menindaklanjuti : - Kasus Etik ditangani oleh MKEK/ /MKDK - Kasus Administrasi ditangani oleh Customer Service - Kasus Hukum ditangani oleh bagian hukum - Kasus Gabungan ditangani oleh bagian hokum - b) Telaahan Kasus Masing-masing unit diatas menyusun telaahan kasus. 12

14 Didalam menelaah kasus, hal-hal yang perlu diperhatikan : - Kebenaran identitas pasien - Kebenaran peristiwa - Pertimbangan prosedur tindak lanjut c) Masing-masing unit dimaksud melaporkan hasil telaah disertai rekomendasi kepada manajemen. 7) Tindak lanjut penanganan kasus a) Pendalaman kasus : - Pendapat manajemen rumah sakit - Pendapat Komite Medis (khusus Komplain pelanggan pelayanan medis) - Pendapat konsultan hukum (apabila diperlukan) b) Penyimpulan posisi kasus ditinjau dari : - Kewenangan dan kompetensi - Indikasi dan kontra indikasi (khusus Komplain pelanggan pelayanan medis) - Persetujuan tindakan medik / informed consent - Kesesuaian tindakan dengan SPO - Hukum dan Perundang-undangan c) Putusan manajemen tentang pilihan penyelesaian kasus - Apabila dari hasil pendalaman disimpulkan bahwa secara hukum posisi rumah sakit/staf cukup kuat maka penyelesaian yang dipilih adalah litigasi. Terhadap tuntutan ganti rugi yang lebih kecil dari pada prediksi biaya penyelesaian dapat dipertimbangkan penyelesaian non litigasi (ADR) - Apabila hasil pendalaman disimpulkan bahwa secara hukum, posisi rumah sakit / staf tidak cukup kuat maka penyelesaian yang dipilih adalah non litigasi (negosiasi, mediasi, konsiliasi). 13

15 8) Penyelesaian kasus Dalam hal penyelesaian kasus melalui litigasi maka hal-hal yang perlu dilakukan adalah: a) Menunjuk Kuasa Hukum/Penasehat Hukum b) Menunjuk Staf bagian hukum sebagai mitra kerja Dalam hal penyelesaian kasus non litigasiditempuh : a) Pihak rumah sakit (manajemen) mengundang pihak pengadu untuk membicarakan penyelesaian kasus secara damai (negosiasi). Dipertemukannya pihak pengadu dengan pertimbangan secara matang untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. b) Bila upaya negosiasi tidak berhasil maka ditunjuk salah satu orang/badan yang disepakati bersama dan mampu untuk bertindak sebagai mediator dalam menyelesaikan kasus. c) Hasil perdamaian melalui negosiasi dan mediasi dituangkan dalam suatu perjanjian yang sah secara hukum, bila perlu dikuatkan oleh Notaris atau didaftarkan kepada Panitera Pengadilan Negeri. 9) Dokumentasi Kasus a) Seluruh dokumen yang terkait dengan kasus ditata dan diklarifikasi dengan pengkodean khusus. b) Dokumen disimpan di Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) sampai kasus dinyatakan selesai. c) Bila kasus telah selesai dokumen dapat dikembalikan ke bagian yang menangani dokumen. 10) Penyelesaian Tuntutan Hukum (tergantung kasus) a) Diselesaikan dengan proses Perdata, Pidana atau Tata Usaha Negara. 14

16 b) Tuntutan harus dianalisa terlebih dahulu. Mekanisme pelaksanaan penanganan kasus hukum pelayanan medis perlu dilaksanakan dengan tahapan yang meliputi : 1) Pengumpulan Informasi dan Bukti Informasi tentang adanya dugaan terjadi kasus hukum pelayanan medis di rumah sakit, biasanya bersumber dari media massa baik cetak maupun elektronik, komplain baik langsung maupun yang disampaikan melalui kotak saran, SMS center, telepon, dan website yang disediakan oleh rumah sakit. Selain itu pengadilan lembaga swadaya masyarakat atau kuasa hukum pasien dapat pula menjadi sumber informasi adanya dugaan kasus hukum pelayanan medis. Atas dasar hal itu maka dilakukan kegiatan sebagai berikut : a) Informasi awal dihimpun oleh Unit Customer Service b) Laporan Customer Service ke Pihak Manajemen c) Laporan ke Direksi oleh Pihak Manajemen d) Instruksi/Disposisi dari direktur kepada Komite Medik dan Bag. Hukum e) Komite Medik dan Bagian Hukum melaksanakan Instruksi / Disposisi direktur. f) Komite Medik bersama Bagian Hukum melakukan koordinasi dengan unit terkait di Rumah Sakit (melengkapi data / dokumen) g) Menentukan strategi penanganan kasus : - Memilah kasus : Kasus etik Kasus hukum (pidana, perdata, administrasi/disiplin) Kasus gabungan etik dan hukum - Melakukan analisa kasus - Menetapkan langkah penanganan 15

17 h) Meminimalisasi dampak negatif dari pemberitaan (pelaksananya adalah Customer Service). i) Melakukan upaya pendekatan kepada keluarga untuk menjelaskan posisi kasus (pelaksanaannya adalah Dokter penanggung Jawab Pelayanan didampingi oleh Customer Service). j) Apabila penjelasan tidak dapat diterima oleh keluarga pasien, maka langkah selanjutnya : - Merespon langkah yang dilakukan oleh keluarga pasien/kuasa hukum sesuai dengan tuntutan yang akan dilakukan. - Bila tuntutan dilakukan melalui litigasi maka dilakukan langkah persiapan litigasi. k) Bila ada kesepakatan untuk menyelesaikan kasus secara kekeluargaan, maka kasus diselesaikan secara damai. l) Setelah ada kesepakatan perdamaian, segera membuat Akta Perdamaian sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 11) Alat Bukti Kasus Hukum Pelayanan Medis Dalam kasus hukum pelayanan medis diperlukan bukti, yaitu : a) Dokumen informasi kasus medis dari media massa, kotak saran, dll. b) Berkas rekam medis : - Catatan medis pasien - Catatan keperawatan pasien c) Dokumen persetujuan tindakan medis d) Dokumen persetujuan tindakan medis tertentu (operasi) e) Second opinion f) Resume medis g) Pendapat organisasi profesi 16

18 h) Keputusan MKEK /MKDKI i) Juklak, juknis dan SPO Pelayanan 12) Mekanisme Penanganan di Rumah Sakit Apabila telah terjadi penanganan kasus hukum pelayanan medis, maka yang diberi tugas dan wewenang untuk menangani penanganan kasus hukum pelayanan medis adalah Komite Medis dan Bagian Hukum. Komite Medis dan Bagian Hukum selanjutnya segera mengambil langkah-langkah dengan mengumpulkan dan mempelajari secara seksama informasi yang berkaitan dengan dugaan adanya penanganan kasus hukum pelayanan medis. Komite Medis dan Bagian Hukum mempelajari dan menelaah informasi kasus hukum pelayanan medis yang disampaikan oleh pasien, keluarga, LSM ataupun kuasa hukum baik lisan maupun tertulis. Hal-hal lain yang perlu mendapatkan perhatian dan perlu dilakukan pencatatan meliputi : a) Identitas pasien - Nama pasien - Nama orang tua pasien - Umur pasien - Jenis kelamin pasien - Alamat pasien b) Ringkasan kejadian kasus - Kronologis kasus - Petugas yang terkait - Waktu terjadinya - Tindakan yang dilakukan - Rencana/penanganan selanjutnya c) Kondisi fisik pasien 17

19 - Meninggal dunia - Cacat berat atau ringan - Luka berat atau ringan - Keracunan obat atau makanan - Patah tulang - Perbuatan tidak menyenangkan - Lain-lain d) Komplain/Tuntutan pelanggan - Laporan - Somasi - Tuntutan : Perdata, Pidana dan Administrasi - Lain-lain Selanjutnya Bagian Hukum melapor kepada Direktur perihal adanya tuntutan pasien dan melaksanakan rapat koordinasi unit kerja terkait yaitu Komite Medik, Komite Keperawatan, Bagian Rekam Medik dan unit kerja lain untuk ikut membahas penanganan kasus hukum pelayanan medis dari berbagai aspek. Rapat pembahasan kasus medis bersifat tertutup, terbatas, rahasia dan jadwal rapat pelaksanaan tersebut harus dilaporkan secara tertulis kepada Direktur Rumah Sakit. Rapat koordinasi pembahasan penanganan kasus hukum pelayanan medis, masing-masing peserta rapat harus membawa bukti-bukti yang terkait dengan penanganan kasus tersebut. Dalam rapat pembahasan kasus, hal-hal yang harus dibicarakan antara lain : a. Kebenaran identitas pasien b. Kebenaran peristiwa yang disampaikan pasien c. Aspek hukum yang berkaitan dengan doktrin tentang kesalahan (kesengajaan dan kelalaian) 18

20 d. Malpraktik medis e. Etika kedokteran f. Status kepegawaian, surat izin praktik dan surat pengesahan dari Departemen Kesehatan bagi dokter yang menangani g. Indikasi medis h. Persetujuan tindakan medis i. Catatan medis dan catatan keperawatan apakah telah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. j. Kehati-hatian penanganan k. Penerapan juklak dan juknis sarana dan prasarana pelayanan l. Tuntutan pasien Apabila dalam rapat pertama belum dapat diambil kesimpulan dan langkah-langkah penanganan yang diperlukan, bahkan bila dipandang perlu untuk diadakan pendalaman lebih lanjut, maka pembahasan kasus hukum pelayanan medis dapat dilanjutkan pada waktu lain yang disepakati oleh seluruh peserta rapat. Setiap kali rapat pembahasan kasus, harus dibuatkan daftar hadir peserta rapat dan risalah rapat dengan klasifikasi rahasia yang disampaikan secara terbatas hanya pada peserta rapat dan Direktur. 19 H. Penanganan Komplain Pelayanan Pelanggan Diluar Jam Kerja 1) Menerima Komplain pelanggan Unit kerja terkait menerima Komplain pelanggan dari pasien. 2) Mengelola Komplain pelanggan Unit kerja yang menerima Komplain pelanggan harus melakukan halhal sebagai berikut : a) Mencatat dan mengkaji informasi - Identitas dan kondisi pasien - Peristiwa

21 - Tuntutan pasien b) Menanggapi Komplain pelanggan - Mengucapkan terima kasih atas laporan. - Memberikan penjelasan sementara kepada pasien dan berusaha untuk menenangkannya. - Menjamin keluhan akan ditindaklanjuti. - Laporkan Komplain pelanggan kepada Supervisor apabila pasien tidak puas dengan jawaban petugas pada hari itu juga. - Bila pasien tidak puas dengan jawaban Supervisor, maka minta pasien untuk mengisi formulir Komplain pelanggan. - Supervisor memberikan formulir Komplain pelanggan tersebut kepada Customer Service untuk ditindaklanjuti keesokan harinya. - Customer Service akan menyampaikan kepada manajemen dan pihak yang terkait atas Komplain pelanggan tersebut dan meminta jawabannya. - Komplain pelanggan yang bersifat medis akan disampaikan kepada pihak komite medik yang mana akan dirapatkan (jika perlu) untuk memberikan jawaban dan penjelasan berdasarkan standar rumah sakit - Komplain pelanggan yang tidak bersifat medis akan ditangani oleh Customer Service dengan pihak yang terkait berdasarkan standar rumah sakit paling lambat 3 x 24 jam. - Jika jawaban sudah diterima oleh Customer Service, Customer Service akan menyampaikan jawabannya kepada pasien secara langsung (yang bersifat non medis), dan ditemani oleh pihak dari komite medik (yang bersifat medis) sebagai jawaban resmi dari pihak manajemen terkait. Dalam menyampaikan jawaban, Customer Service mengundang 20

22 pasien/ keluarga secara kekeluargaan yang bertempat di ruang layanan Komplain pelanggan. - Apabila pasien/ keluarga merasa tidak puas dengan jawaban manajemen, dapat dilakukan diskusi mencari solusi dengan Direksi (jika perlu). - Menindaklajuti instruksi Direksi. - Semua Komplain pelanggan yang terjadi akan dilaporkan oleh Customer Service untuk direkap menjadi laporan bulanan Customer Service kepada pihak manajemen. - Setiap Komplain pelanggan yang terjadi akan dijadikan acuan untuk perbaikan, baik dari sisi SDM maupun sistem dan penyelesaian Komplain pelanggan dalam 14 hari kerja. I. Penanganan Komplain Pelanggan Langsung ke Customer Service 1) Ciptakan suasana yang nyaman dan hindari tampak lelah. 2) Perkenalkan diri dan jelaskan tugas dan peran anda. 3) Dengarkan dan berikan respon positif setiap keluhan pasien/keluarga. 4) Beri jawaban/solusi bila memang mampu, jika pasien/keluarga belum puas dengan jawaban/solusi dari Customer Service, maka pasien/keluarga diminta untuk mengisi formulir Komplain pelanggan dan mencatat di buku Komplain pelanggan. 5) Mengucapkan terima kasih atas laporan. 6) Menjamin keluhan akan ditindaklanjuti. 7) Customer Service akan meminta waktu kepada pasien untuk meminta jawaban dari unit terkait saat itu juga. 8) Customer Service akan menyampaikan jawaban kepada pasien sesuai dengan jawaban yang diberikan oleh unit terkait. Apabila Komplain pelanggan menyangkut medis, maka Customer Service akan ditemani oleh pihak komite medik (dokter pemberi informasi medis). 21

23 9) Apabila pasien merasa tidak puas dengan jawaban dari unit terkait, maka Customer Service akan meminta waktu kepada pasien untuk disampaikan ke pihak manajemen. 10) Customer Service membuat laporan tertulis dengan lengkap untuk disampaikan ke manajemen. 11) Pihak manajemen akan memberikan jawaban kepada Customer Service untuk disampaikan kepada pasien sebagai jawaban resmi dari manajemen. 12) Komplain pelanggan yang bersifat medis akan disampaikan kepada pihak komite medik yang mana akan dirapatkan (jika perlu) untuk memberikan jawaban dan penjelasan berdasarkan standar rumah sakit. 13) Komplain pelanggan yang bersifat non medis akan diatasi oleh Customer Service dengan pihak yang terkait berdasarkan standar rumah sakit paling lambat 3 x 24 jam. 14) Apabila pasien merasa tidak puas dengan jawaban manajemen, dapat dilakukan diskusi dengan direktur (jika perlu). 15) Semua Komplain pelanggan yang terjadi akan dilaporkan oleh Customer Service untuk direkap menjadi laporan bulanan Customer Service kepada pimpinan. 16) Setiap Komplain pelanggan yang terjadi akan dijadikan acuan untuk perbaikan, baik dari sisi SDM maupun sistem dan penyelesaian Komplain pelanggan dalam 14 hari kerja. 22 J. Penyelesaian Komplain pelanggan melalui Kotak Saran 1) Komplain pelanggan disampaikan melalui kotak saran. 2) Customer Service menerima distribusi komplain pelanggan dari setiap ruang melalui kotak saran. 3) Komplain pelanggan disampaikan ke pihak manajemen melalui Customer Service. 4) Pihak manajemen akan mengadakan koordinasi dengan unit terkait atau bidang pelayanan (komplain pelanggan yang menyangkut medis) dan

24 Kabag Tata Usaha (komplain pelanggan yang menyangkut non medis) untuk penyelesaian Komplain pelanggan tersebut. K. Penyelesain Komplain pelanggan melalui Media Massa 1) Customer Service melalui pihak manajemen menerima informasi komplain pelanggan dari Media Massa dan dicatat dalam buku komplain pelanggan. 2) Pihak manajemen akan mengadakan koordinasi dengan unit terkait atau bidang pelayanan (komplain pelanggan yang menyangkut medis) dan Kabag Tata Usaha (komplain pelanggan yang menyangkut non medis) untuk penyelesaian Komplain pelanggan tersebut. 3) Menanggapi komplain pelanggan melalui media atau menemui langsung kepada pelanggan yang komplain untuk memberikan klarifikasi. L. Penyelesaian Komplain pelanggan melalui Media Lain (SMS, , & Website) 1) Komplain pelanggan dicatat dalam Buku Komplain Pelanggan. 2) Komplain pelanggan disampaikan ke pihak manajemen melalui Customer Service. 3) Pihak manajemen akan mengadakan koordinasi dengan unit terkait atau bidang pelayanan (Komplain pelanggan yang menyangkut medis) untuk penyelesaian Komplain pelanggan/keluhan tersebut. 4) Respon dan evaluasi Komplain pelanggan/keluhan. terima kasih atas... 23

25 M. Alur Penanganan Keluhan Pelanggan ALUR PENANGANAN KELUHAN Keluhan pasien & keluarga secara lesan, tertulis, , sms, surat Keterangan Pada jam dinas Penanggung jawab kepala unit Diluar jam dinas Penanggung jawab Duty Manajer katim/supervisi selesai Tidak selesai Wakil direktur Penanggung jawab shift kepala unit, supervisi Pelayan pelanggan Humas koordinasi dengan unit terkait Tidak selesai Selesai Direktur Selesai Tidak selesai Konsultan hukum ADR : Akomodatif Deputi Resolotion (Mediasi) Selesai Tidak selesai ADR Selesai Tidak selesai Pengadilan Komplain pelanggan yang masuk didokumentasikan dalam Buku Komplain pelanggan yang dikelola oleh Pihak Manajeman Customer Service. Pihak Manajeman melakukan evaluasi terhadap Komplain pelanggan yang tercatat dalam Buku Komplain pelanggan. Jika ada Komplain pelanggan yang belum terselesaikan, maka segera untuk diselesaikan. Setiap Komplain pelanggan yang terjadi akan dijadikan acuan untuk perbaikan Buku Komplain pelanggan memuat: 1) Perihal yang dikeluhkan, beserta kronologisnya 2) Identitas penyampai Komplain pelanggan (bila teridentifikasi) 3) Kapan dan dimana unit yang dikeluhkan 4) Unit yang bertanggungjawab tindak lanjut Komplain pelanggan 5) Status tindak lanjut penyelesaian Komplain pelanggan. 24

26 Setiap Komplain pelanggan direkap, termasuk tindak lanjut penyelesaiannya, serta status penyelesaiannya. Setiap tindakan penyelesaian didokumentasikan dan dicantumkan tanggal penyelesaiannya. Analisa Komplain pelanggan dilakukan setiap 3 (tiga) bulan sekali. Komplain pelanggan dikelompokkan menurut: 1) Unit yang mendapat Komplain pelanggan 2) Kriteria Komplain pelanggan (pelayanan, SDM, fasilitas, sistem, dan prosedur) 3) Media/saluran yang digunakan (langsung, kotak saran, media massa, dan lain-lain). N. Karakteristik Penilaian Manajemen Komplain Pelanggan 1) Komitmen Pihak manajemen dan seluruh staf/karyawan rumah sakit memiliki komitmen yang tinggi untuk mendengarkan dan menyelesaikan masalah Komplain pelanggan dalam rangka peningkatan mutu pelayanan 2) Visible Manajemen dapat memberikan informasi yang jelas dan akurat kepada pasien/keluarga tentang prosedur penyampaian Komplain pelanggan dan pihak-pihak yang dapat dihubungi. 3) Acessible Rumah sakit menjamin bahwa pasien/keluarga dapat menyampaikan Komplain pelanggan secara bebas, mudah, dan murah. 4) Kesederhanaan Prosedur Komplain pelanggan sederhana dan mudah dipahami pasien/keluarga. 5) Kecepatan 25

27 Komplain pelanggan ditangani secepat mungkin, rentang waktu penyelesaian yang realistis diinformasikan kepada pasien/keluarga. Setiap perkembangan atau kemajuan dalam penanganan Komplain pelanggan yang sedang diselesaikan dikomunikasikan kepada pasien/keluarga yang bersangkutan. 6) Fairness Setiap Komplain pelanggan mendapatkan perlakuan yang sama,adil, tanpa diskriminasi. 7) Confidential Menghargai dan menjaga keinginan dan privasi pasien/keluarga. 8) Records Data mengenai Komplain pelanggan disusun sedemikian rupa sehingga memudahkan setiap upaya perbaikan yang berkesinambungan. 9) Sumber Daya Rumah sakit mengalokasikan sumber daya dan infrastruktur yang memadai untuk pengembangan dan penyempurnaan sistem penanganan Komplain pelanggan termasuk pelatihan karyawan. 10) Remedi Pemecahan dan penyelesaian masalah yang tepat (seperti: permohonan maaf, hadiah, ganti rugi) untuk setiap komplain pelanggan ditetapkan dan diimplementasikan secara konsekuen. O. Prinsip Penanganan Komplain Pelanggan 1) Menerima semua keluhan dan merespon segera 2) Penilaian efektif 3) Aksesbilitas 4) Menangani Komplain pelanggan dan memberikan solusi 5) Mencatat dan mendokumentasikan komplain pelanggan 6) Mengumpulkan data dan menggunakan informasi keluhan 7) Perbaikan terus menerus 26

28 P. Pendokumentasian Komplain Pendokumentasian komplain pelanggan pasien atau keluarga: 1) Formulir Komplain pelanggan 2) Buku Komplain pelanggan 3) Kotak Saran 4) Bukti pemberitahuan proses komplain pelanggan 5) Bukti analisis dan telaah 6) Laporan penyelesaian Komplain pelanggan Q. Killing Words (kata-kata pencetus komplain) yang harus dihindari & Kata-kata yang tidak boleh diucapkan selama melayani pelanggan antara lain : 1) Tidak bisa, 2) Tidak tahu 3) Bukan bagian saya 4) Sudah tutup, kembali besok saja 5) Bapak/Ibu mungkin tidak mengerti 6) Itu memang peraturannya 7) Apakah Bapak sudah membaca instruksinya? 8) Saya tidak dapat membantu Bapak/Ibu R. Magic Words menghindari complain pelanggan, Kata-kata yang harus selalu diucapkan selama melayani pelanggan 1) Salam 2) Maaf 3) Terima kasih 27

29 REFERENCES Abdelrahman, A., & Brown, S. (2014, November 26). Dealing with complaints as a doctor. Cowing, M., Davino-Ramaya, C.M., Ramaya, K., Szmerekovsky, J., (2009) Health Care Delivery Performance: Service, Outcomes, and Resource Stewardship The Permanente Journal/ Fall 2009/ Volume 13 No. 4. Dickson, T (2011) Learning The Soft Skills and Having The Right Critical Conversation, MPLA Conferences. KARS panduan akrediatasi sesuai standar rs versi 2012 McGurk, J (2010) Using the head and heart at work A business case for soft skills, CIPD Learning and Talent Development Adviser November Mukti, W. (2015). Membangun Usaha dengan Kekuatan Image. Manajemen Komplain. Moller, B. &. (1996). Ombudsman Western Australian Guidelines On Complaint Handling Western Australian: Ombudsman Western Australian. ( tanggal ) 28

30 Tugas untuk mahasiswa: 1. Keluarga pasien datang di ruang perawatan dengan sangat marah karena pasien/anaknya tidak tertolong, keluarga pasien mengatakan tidak bisa menerima dengan kematian anaknya karena dia melihat infus yang terpasang dipasien bengkak dan tidak segera ditangani, Dokter saat visite menyampaikan untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium sampai pasien meninggal petugas belum datang mengambil darah untuk pemeriksaan laboratorium. Kebetulan keluarga pasien juga komplain dengan kondisi pasien yang semakin menurun, sesak nafas, tangan dan kaki dingin semua tetapi pasien tidak segera dibawa ke ICU, dokter yang menangani juga tidak setiap hari visite, dalam kasus tersebut keluarga pasien tidak menerima dan menyampaikan akan menuntut karena keteledoran manajemen rumah sakit dengan pelayanan yang buruk sehingga menyebabkan anaknya meninggal, dalam kasus tersebut tindakan apakah yang harus dilakukan untuk mengatasi komplain(complaint pada saat jam kerja)? 2. Seorang keluarga pasien di IGD marah-marah dikarenakan waiting time yang lama,keluarga pasien tersebut tidak terima ketika dokter menangani pasien yang datang lebih akhir tetapi mendapat penanganan duluan dibanding yang datang pertama tanpa dikomunikasikan bahwa pasien yang datang awal tersebut perlu tindakan segera karena mengancam jiwa, tindakan apakah yang harus dilakukan untuk mengatasi complaint keluarga pasien tersebut? 3. Rumah sakit Permata Nugraha mendapat complaint dari pasien lewat kotak saran yang disediakan rumah sakit, pasien tersebut mempermasalahkan biaya perawatan rawat inap sangat mahal dan setiap tindakan yang akan dilakukan pada pasien tidak dikomunikasikan terlebih dahulu pada pasien/ keluarga pasien, sehingga ketika pasien sudah diperbolehkan pulang biaya membengkak, pasien menyampaikan untuk meminta keringanan biaya, karena setiap tindakan terutama berkaitan dengan biaya tidak pernah dikomunikasikan, dan apabila tidak diberi keringanan biaya pasien mengancam akan menyampaikan dipermasalahkan tersebut 29

31 lebih besar lagi lewat media yang lain, tindakan apakah yang dilakukan dalam mengatasi permasalahan tersebut. 30

PANDUAN MANAJEMEN KOMPLAIN

PANDUAN MANAJEMEN KOMPLAIN PANDUAN MANAJEMEN KOMPLAIN RUMAH SAKIT PGI CIKINI RUMAH SAKIT PGI CIKINI JAKARTA, INDONESIA 2013 RS PGI Cikini Panduan Manajemen Komplain 1 PANDUAN MANAJEMEN KOMPLAIN A. PENDAHULUAN Semakin meningkatnya

Lebih terperinci

PANDUAN PENANGANAN KOMPLAIN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELET

PANDUAN PENANGANAN KOMPLAIN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELET PANDUAN PENANGANAN KOMPLAIN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELET Alamat : Jl. Raya Kelet Jepara KM.33 Telp. (0291) 579002, Fax. (0291) 578161 Email : kelethospital@yahoo.com Website

Lebih terperinci

Hubungan Kemitraan Antara Pasien dan Dokter. Indah Suksmaningsih Konsil Kedokteran Indonesia (KKI)

Hubungan Kemitraan Antara Pasien dan Dokter. Indah Suksmaningsih Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) Hubungan Kemitraan Antara Pasien dan Dokter Indah Suksmaningsih Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) Pelayanan Kesehatan Memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau merupakan hak dasar

Lebih terperinci

PANDUAN TENTANG PEMBERIAN INFORMASI HAK DAN TANGGUNG JAWAB PASIEN DI RSUD Dr. M. ZEINPAINAN

PANDUAN TENTANG PEMBERIAN INFORMASI HAK DAN TANGGUNG JAWAB PASIEN DI RSUD Dr. M. ZEINPAINAN PANDUAN TENTANG PEMBERIAN INFORMASI HAK DAN TANGGUNG JAWAB PASIEN DI RSUD Dr. M. ZEINPAINAN A Tujuan Sebagai proses pemberian informasi kepada pasien agar pasien memahami hak dan kewajibannya sebagai pasien

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT UMUM AULIA Jl. Raya Utara No. 03 Telp. (0342) , Fax. (0342) Kembangarum - Sutojayan - Blitar

RUMAH SAKIT UMUM AULIA Jl. Raya Utara No. 03 Telp. (0342) , Fax. (0342) Kembangarum - Sutojayan - Blitar RUMAH SAKIT UMUM AULIA Jl. Raya Utara No. 03 Telp. (0342) 444168, Fax. (0342) 444289 Kembangarum - Sutojayan - Blitar PERJANJIAN KERJA ANTARA RUMAH SAKIT UMUM AULIA DAN DOKTER No. Yang bertanda tangan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENANGANAN KASUS DUGAAN PELANGGARAN DISIPLIN DOKTER DAN DOKTER GIGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.352, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA. Tata Cara. Penanganan. Kasus. Pelanggaran Disiplin. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.617, 2015 KKI. Pelanggaran Disiplin. Dokter dan Dokter Gigi. Dugaan. Penanganan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1787, 2017 KKI. Dokter dan Dokter Gigi. Penanganan Pengaduan Disiplin. Pencabutan. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENANGANAN

Lebih terperinci

-1- PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG KEWAJIBAN RUMAH SAKIT DAN KEWAJIBAN PASIEN

-1- PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG KEWAJIBAN RUMAH SAKIT DAN KEWAJIBAN PASIEN -1- PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG KEWAJIBAN RUMAH SAKIT DAN KEWAJIBAN PASIEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

2017, No Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

2017, No Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1035, 2017 OMBUDSMAN. Laporan. Penerimaan, Pemeriksaan, dan Penyelesaian. Pencabutan. PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENERIMAAN,

Lebih terperinci

vii DAFTAR WAWANCARA

vii DAFTAR WAWANCARA vii DAFTAR WAWANCARA 1. Apa upaya hukum yang dapat dilakukan pasien apabila hak-haknya dilanggar? Pasien dapat mengajukan gugatan kepada rumah sakit dan/atau pelaku usaha, baik kepada lembaga peradilan

Lebih terperinci

PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL.

PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL. PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL. SURAT KEPUTUSAN No. : Tentang PANDUAN HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN DIREKTUR RS Menimbang : a. Bahwa untuk mengimplementasikan hak pasien dan keluarga di

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRASETYA BUNDA NOMOR : SK/KEH/RSPB/I/2014 TENTANG PEMBENTUKAN KOMITE ETIK DAN HUKUM RUMAH SAKIT PRASETYA BUNDA

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRASETYA BUNDA NOMOR : SK/KEH/RSPB/I/2014 TENTANG PEMBENTUKAN KOMITE ETIK DAN HUKUM RUMAH SAKIT PRASETYA BUNDA SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRASETYA BUNDA NOMOR : SK/KEH/RSPB/I/2014 TENTANG PEMBENTUKAN KOMITE ETIK DAN HUKUM RUMAH SAKIT PRASETYA BUNDA DIREKTUR RUMAH SAKIT PRASETYA BUNDA Menimbang : Bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR UTAMA RS. xxx NOMOR : 17/PER/2013 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN MEDIS. DIREKTUR UTAMA RS. xxx

PERATURAN DIREKTUR UTAMA RS. xxx NOMOR : 17/PER/2013 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN MEDIS. DIREKTUR UTAMA RS. xxx PERATURAN DIREKTUR UTAMA RS. xxx NOMOR : 17/PER/2013 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN MEDIS DIREKTUR UTAMA RS. xxx Menimbang : a. bahwa salah satu pilar pelayanan rumah sakit adalah pelayanan medis yang dilakukan

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

Pada UU No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran khususnya pada pasal 52 juga diatur hak-hak pasien, yang meliputi:

Pada UU No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran khususnya pada pasal 52 juga diatur hak-hak pasien, yang meliputi: Hak dan Kewajiban Pasien Menurut Undang-Undang Menurut Declaration of Lisbon (1981) : The Rights of the Patient disebutkan beberapa hak pasien, diantaranya hak memilih dokter, hak dirawat dokter yang bebas,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) DUGAAN TINDAK PIDANA KORUPSI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK 2016 PT ELNUSA TBK PIAGAM AUDIT INTERNAL (Internal Audit Charter) Internal Audit 2016 Daftar Isi Bab I PENDAHULUAN Halaman A. Pengertian 1 B. Visi,Misi, dan Strategi 1 C. Maksud dan Tujuan 3 Bab II ORGANISASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan diantaranya adalah milik swasta. 1. dari 6 buah puskesmas, 22 BKIA, 96 dokter praktik dan 3 Rumah Bersalin.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan diantaranya adalah milik swasta. 1. dari 6 buah puskesmas, 22 BKIA, 96 dokter praktik dan 3 Rumah Bersalin. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam sepuluh tahun terakhir bisnis rumah sakit swasta di Indonesia telah berkembang sangat pesat. Di kota kota besar hingga ke pelosok daerah bermunculan

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR PT. RUMAH SAKIT...No. T E N T A N G KEBIJAKAN HAK PASIEN DAN KELUARGA

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR PT. RUMAH SAKIT...No. T E N T A N G KEBIJAKAN HAK PASIEN DAN KELUARGA SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR PT. RUMAH SAKIT...No. T E N T A N G KEBIJAKAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RUMAH SAKIT... MEDAN ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN KABUPATEN BANYUWANGI

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN KABUPATEN BANYUWANGI BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan merupakan faktor vital untuk memenangi persaingan. Kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan merupakan faktor vital untuk memenangi persaingan. Kepuasan 6 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bagi setiap produsen jasa, termasuk Rumah Sakit yang merupakan produsen produk jasa, memahami perilaku konsumen untuk membentuk loyalitas pelanggan merupakan

Lebih terperinci

MAKSUD, TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP

MAKSUD, TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP KATA PENGANTAR Good Corporate Governance (GCG) merupakan prinsipprinsip yang mengarahkan dan mengendalikan Perusahaan dalam memberikan pertanggung-jawabannya kepada stakeholders. Prinsip-prinsip tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluhan pasien (patient complaint) di rumah sakit seringkali muncul akibat dari buruknya mutu pelayanan. Keluhan pasien merupakan indikasi ketidakpuasan terhadap

Lebih terperinci

Indikator Wajib pengukuran kualitas pelayanan keesehatan di FKRTL. Indikator Standar Dimensi Input/Proses l/klinis 1 Kepatuhan

Indikator Wajib pengukuran kualitas pelayanan keesehatan di FKRTL. Indikator Standar Dimensi Input/Proses l/klinis 1 Kepatuhan Indikator Wajib pengukuran kualitas pelayanan keesehatan di FKRTL N o Indikator Standar Dimensi Input/Proses /Output Manajeria l/klinis 1 Kepatuhan 90% Efektifitas Proses Klinis terhadap clinical pathways

Lebih terperinci

UPT PUSKESMAS SAITNIHUTA

UPT PUSKESMAS SAITNIHUTA PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS SAITNIHUTA Desa Saitnihuta Kecamatan Doloksanggul kode pos : 2457 Email :puskesmassaitnihuta@yahoo.co.id KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS

Lebih terperinci

PANDUAN PELEPASAN INFORMASI REKAM MEDIS

PANDUAN PELEPASAN INFORMASI REKAM MEDIS PANDUAN PELEPASAN INFORMASI REKAM MEDIS Pendahuluan Rumah Sakit yang salah satu pelayanannya adalah menyelenggarakan pelepasan informasi isi Rekam Medis pasien yang sesuai dengan standar yakni berisi informasi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PIMPINAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PIMPINAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN, PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN PERMOHONAN PERLINDUNGAN PADA LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PIMPINAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PIMPINAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN REPUBLLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PIMPINAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN REPUBLLIK INDONESIA, PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN PERMOHONAN PERLINDUNGAN PADA LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia

Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia \ Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 01 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA PELAKSANAAN KEMITRAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

-2- Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik

-2- Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.248, 2016 BPKP. Pengaduan. Penanganan. Mekanisme. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG MEKANISME

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RS (...) NOMOR :002/RSTAB/PER-DIR/VII/2017 TENTANG PANDUAN EVALUASI STAF MEDIS DOKTER BAB I DEFINISI

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RS (...) NOMOR :002/RSTAB/PER-DIR/VII/2017 TENTANG PANDUAN EVALUASI STAF MEDIS DOKTER BAB I DEFINISI LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RS (...) NOMOR :002/RSTAB/PER-DIR/VII/2017 TENTANG PANDUAN EVALUASI STAF MEDIS DOKTER BAB I DEFINISI A. PENDAHULUAN Pada masa sekarang ini peningkatan produktifitas dan kualitas

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

MEKANISME KELUHAN PEKERJA

MEKANISME KELUHAN PEKERJA PROSEDUR TPI-HR-Kebijakan-04 Halaman 1 dari 7 MEKANISME KELUHAN PEKERJA Halaman 2 dari 7 Pendahuluan Keluhan didefinisikan sebagai masalah yang nyata atau dirasakan yang dapat memberikan alasan untuk mengajukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 1. Pengertian Peran 1.1 Peran Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi

Lebih terperinci

PANDUAN KOMUNIKASI Kami melayani dengan lebih baik dan profesional

PANDUAN KOMUNIKASI Kami melayani dengan lebih baik dan profesional PANDUAN UGD (Keluarga merasa pasien tidak ditangani) Pasien datang diantar keluarga, pada waktu keluarga pasien mendaftar, dokter dan perawat memeriksa pasien kemudian pasien diberi injeksi obat tertentu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkait dalam bidang pemeliharaan kesehatan. 1 Untuk memelihara kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. terkait dalam bidang pemeliharaan kesehatan. 1 Untuk memelihara kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan pokok manusia karena kesehatan merupakan modal utama manusia dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Melaksanakan upaya kesehatan yang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF BAGI TENAGA KESEHATAN, PENYELENGGARA FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN, PENYELENGGARA SATUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan pula kinerja dan daya hasil organisasi, sehingga dapat mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan pula kinerja dan daya hasil organisasi, sehingga dapat mewujudkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen sumber daya manusia pada suatu organisasi merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas, dengan memperbaiki sumber daya manusia, meningkatkan pula kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan keunggulan masing-masing agar bisa bertahan. Rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan keunggulan masing-masing agar bisa bertahan. Rumah sakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi yang padat dengan informasi, teknologi dan pengetahuan, segala sesuatu akan bergerak dan berubah dengan cepat. Perubahan ini akan menimbulkan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1239/Menkes/SK/XI/2001 TENTANG REGISTRASI DAN PRAKTIK PERAWAT

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1239/Menkes/SK/XI/2001 TENTANG REGISTRASI DAN PRAKTIK PERAWAT KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1239/Menkes/SK/XI/2001 TENTANG REGISTRASI DAN PRAKTIK PERAWAT MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan otonomi

Lebih terperinci

FORM CHECKLIST KELENGKAPAN REKAM MEDIS RS. SIAGA RAYA- JAKARTA SELATAN

FORM CHECKLIST KELENGKAPAN REKAM MEDIS RS. SIAGA RAYA- JAKARTA SELATAN FORM CHECKLIST KELENGKAPAN REKAM MEDIS RS. SIAGA RAYA- JAKARTA SELATAN Lampiran 6 No. No. RM IDENTITAS PASIEN Nama TTL JK Pekerjaan SP Agama Ayah Ibu Alamat anamnesis diagnosis Tindakan/ Pengobatan Dokter/

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terhadap profesi kedokteran di Indonesia akhir-akhir ini makin

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terhadap profesi kedokteran di Indonesia akhir-akhir ini makin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya pengetahuan masyarakat seiring pesatnya perkembangan teknologi dan kemudahan dalam mendapatkan informasi, membuat masyarakat lebih kritis terhadap pelayanan

Lebih terperinci

No. 16/16/DKSP Jakarta, 30 September 2014 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA PENYELENGGARA DAN KONSUMEN JASA SISTEM PEMBAYARAN DI INDONESIA

No. 16/16/DKSP Jakarta, 30 September 2014 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA PENYELENGGARA DAN KONSUMEN JASA SISTEM PEMBAYARAN DI INDONESIA No. 16/16/DKSP Jakarta, 30 September 2014 SURAT EDARAN Kepada SEMUA PENYELENGGARA DAN KONSUMEN JASA SISTEM PEMBAYARAN DI INDONESIA Perihal : Tata Cara Pelaksanaan Perlindungan Konsumen Jasa Sistem Pembayaran

Lebih terperinci

MANUAL KETERAMPILAN KLINIK KEDOKTERAN KOMUNITAS PENGISIAN REKAM MEDIS

MANUAL KETERAMPILAN KLINIK KEDOKTERAN KOMUNITAS PENGISIAN REKAM MEDIS MANUAL KETERAMPILAN KLINIK KEDOKTERAN KOMUNITAS PENGISIAN REKAM MEDIS Diberikan Pada Mahasiswa Semester VII Fakultas Kedokteran Unhas Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2016 DAFTAR KETERAMPILAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH NOMOR : 096/SK-Dir/RSB-A/II/2016

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH NOMOR : 096/SK-Dir/RSB-A/II/2016 Jl. Jend. A. Yani No.52 Telp. (0725) 49200, Fax. (0725) 41928 Kota Metro, Kode Pos 34111 KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH NOMOR : 096/SK-Dir/RSB-A/II/2016 TENTANG KEBIJAKAN HAK PASIEN DAN KELUARGA

Lebih terperinci

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG 1 SALINAN BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG TATA KERJA DAN PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BERAU BUPATI

Lebih terperinci

DRAFT 16 SEPT 2009 PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DRAFT 16 SEPT 2009 PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DRAFT 16 SEPT 2009 PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan hak yang dimiliki. merupakan salah satu indikator positif untuk meningkatnya kesadaran hukum

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan hak yang dimiliki. merupakan salah satu indikator positif untuk meningkatnya kesadaran hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya kesadaran masyarakat akan hak yang dimiliki merupakan salah satu indikator positif untuk meningkatnya kesadaran hukum dalam masyarakat. Namun ada sisi

Lebih terperinci

Hospital by laws. Dr.Laura Kristina

Hospital by laws. Dr.Laura Kristina Hospital by laws Dr.Laura Kristina Definisi Hospital : Rumah sakit By laws : peraturan Institusi Seperangkat peraturan yang dibuat oleh RS (secara sepihak) dan hanya berlaku di rumah sakit yang bersangkutan,dapat

Lebih terperinci

DASAR HUKUM PENYELENGGARAAN REKAM MEDIS

DASAR HUKUM PENYELENGGARAAN REKAM MEDIS DASAR HUKUM PENYELENGGARAAN REKAM MEDIS Landasan hukum yang mendasari penyelenggaraan rekam medis di Indonesia: a. UU Kesehatan No. 23 tahun 1992 pada pasal 53, disebutkan bahwa setiap tenaga kesehatan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-01.IN.04.03 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DAN PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI PADA DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN, KANTOR

Lebih terperinci

PANDUAN EVALUASI PRAKTEK DOKTER BERKESINAMBUNGAN (ON GOING PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION/OPPE) BAB I PENDAHULUAN

PANDUAN EVALUASI PRAKTEK DOKTER BERKESINAMBUNGAN (ON GOING PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION/OPPE) BAB I PENDAHULUAN Lampiran SK Direktur Utama RSI Garam Kalianget No.... tentang Panduan Evaluasi Praktek Dokter PANDUAN EVALUASI PRAKTEK DOKTER BERKESINAMBUNGAN (ON GOING PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION/OPPE) BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WALUYO YAKKUM SURAKARTA Nomor : 2347a/PW/Sekr/VIII/2014 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WALUYO YAKKUM SURAKARTA Nomor : 2347a/PW/Sekr/VIII/2014 TENTANG KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WALUYO YAKKUM SURAKARTA Nomor : 2347a/PW/Sekr/VIII/2014 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN KEDOKTERAN DI RS. PANTI WALUYO YAKKUM SURAKARTA DIREKTUR RS. PANTI WALUYO YAKKUM SURAKARTA

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN WALIKOTA MADIUN,

WALIKOTA MADIUN WALIKOTA MADIUN, WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 85 TAHUN 2014 TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MADIUN WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

URAIAN TUGAS PERAWAT PELAKSANA DI RUANG RAWAT INAP

URAIAN TUGAS PERAWAT PELAKSANA DI RUANG RAWAT INAP URAIAN TUGAS PERAWAT PELAKSANA DI RUANG RAWAT INAP A. IDENTITAS 1. Nama : 2. Unit Kerja : 3. Jabatan : 4. Kualifikasi : B. PENGERTIAN Seorang tenaga perawat yang diberi wewenang untuk melaksanakan pelayanan/

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.954, 2013 KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA. Surat Keterangan. Sehat Fisik. Mental. Penanganan. Laporan. Gangguan Kesehatan Serius. Pencabutan. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN PERIODE BULAN JANUARI-MARET 2018

PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN PERIODE BULAN JANUARI-MARET 2018 LAPORAN PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN PERIODE BULAN JANUARI-MARET 2018 RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA INDIKATOR AREA KLINIS 1. Assesmen awal medis lengkap dalam 24

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT KABINET

PEDOMAN PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT KABINET PEDOMAN PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT KABINET A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Proses dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara, telah membuat bangsa kita sadar akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya adalah sektor jasa yang mampu menciptakan kesempatan kerja lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya adalah sektor jasa yang mampu menciptakan kesempatan kerja lebih BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi, persaingan jasa menjadi semakin ketat. Banyak peluang bisnis yang muncul dari berbagai sektor, salah satunya

Lebih terperinci

Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia

Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 01 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA PELAKSANAAN KEMITRAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN 1. Berdasarkan karakteristik responden tentang kelengkapan rekam medis, didapatkan bahwa sebagian besar responden berusia diatas 50 tahun, berjenis kelamin laki-laki,

Lebih terperinci

U/ meningkatkan hak pasien di rs, harus dimulai dgn mendefinisikan hak tersebut, kemudian mendidik pasien dan staf tentang hak tersebut.

U/ meningkatkan hak pasien di rs, harus dimulai dgn mendefinisikan hak tersebut, kemudian mendidik pasien dan staf tentang hak tersebut. Latar Belakang Setiap pasien itu unik, dgn kebutuhan, keunggulan, budaya dan kepercayaan masing2. RS membangun kepercayaan & komunikasi terbuka dgn pasien u/ memahami & melindungi nilai budaya, prikososial

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS

Lebih terperinci

2015, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3852); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 t

2015, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3852); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 t No. 110, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAR. Pengaduan Internal. Penanganan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PENGADUAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan sebagai salah satu pembangunan nasional merupakan investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan kesehatan diselenggarakan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAIN RS. BUDI KEMULIAAN BATAM

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAIN RS. BUDI KEMULIAAN BATAM PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAIN RS. BUDI KEMULIAAN BATAM JL. BUDI KEMULIAAN NO. 1 SERAYA - BATAM BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit sebagai satu sarana kesehatan yang

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Pelaksanaan pelimpahan kewenangan yang diberikan dokter kepada perawat

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Pelaksanaan pelimpahan kewenangan yang diberikan dokter kepada perawat BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berikut kesimpulan dari tema-tema yang teridentifikasi dari hasil penelitian : 6.1.1 Pelaksanaan pelimpahan kewenangan yang diberikan dokter kepada perawat di

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI MAKASSAR

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI MAKASSAR PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI MAKASSAR Jln. Dg. Ngeppe No. 14 Telp. 856091 855894 Fax. (0411) 855934 Makassar 90224 KEPUTUSAN Plt. DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomer 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, menyebutkan bahwa kesehatan merupakan hak asasi setiap manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomer 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, menyebutkan bahwa kesehatan merupakan hak asasi setiap manusia dan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kesehatan merupakan hak setiap orang, didalam Undang-undang Republik Indonesia Nomer 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, menyebutkan bahwa kesehatan merupakan hak asasi

Lebih terperinci

Pola Dasar Penanganan Pelanggaran Kode Etik dan Majelis Kode Etik untuk Fasilitator Kecamatan dan Konsultan Manajemen Kabupaten

Pola Dasar Penanganan Pelanggaran Kode Etik dan Majelis Kode Etik untuk Fasilitator Kecamatan dan Konsultan Manajemen Kabupaten Pola Dasar Penanganan Pelanggaran Kode Etik dan Majelis Kode Etik untuk Fasilitator Kecamatan dan Konsultan Manajemen Kabupaten I. Pendahuluan: a. Dalam rangka melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai

Lebih terperinci

Apa yang perlu dokter ketahui agar tidak masuk penjara? Dr. Budi Suhendar, DFM, Sp.F PIT IDI Tangerang 11 Februari 2018

Apa yang perlu dokter ketahui agar tidak masuk penjara? Dr. Budi Suhendar, DFM, Sp.F PIT IDI Tangerang 11 Februari 2018 Apa yang perlu dokter ketahui agar tidak masuk penjara? Dr. Budi Suhendar, DFM, Sp.F PIT IDI Tangerang 11 Februari 2018 Pendahuluan Saat ini ada beberapa kasus hukum yang melibatkan dokter maupun tenaga

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF BAGI TENAGA KESEHATAN DAN PENYELENGGARA FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DALAM TINDAKAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2014 TENTANG KEWAJIBAN RUMAH SAKIT DAN KEWAJIBAN PASIEN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2014 TENTANG KEWAJIBAN RUMAH SAKIT DAN KEWAJIBAN PASIEN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2014 TENTANG KEWAJIBAN RUMAH SAKIT DAN KEWAJIBAN PASIEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

Kebijakan NEPCon untuk Penyelesaian Sengketa

Kebijakan NEPCon untuk Penyelesaian Sengketa Kebijakan NEPCon untuk Penyelesaian Sengketa NEPCon Policies 1 December 2014 2011 Kebijakan NEPCon untuk Penyelesaian Sengketa 2 Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk memaparkan dan mengatur cara NEPCon

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1419/MENKES/PER/X/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1419/MENKES/PER/X/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 1419/MENKES/PER/X/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI MENTERI KESEHATAN Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan Pasien 1. Pengertian Kepuasan Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa yang muncul setelah membandingkan antara persepsi terhadap kinerja atau hasil suatu produk

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran N

2017, No Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran N No.308, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Keselamatan Pasien. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG KESELAMATAN PASIEN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Standar Pelayanan Prima Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya 2012

Standar Pelayanan Prima Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya 2012 Standar Pelayanan Prima Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya 2012 Standar Pelayanan Prima 1. Visi dan Misi serta Motto Pelayanan 1.1. Visi dan Misi Visi Menjadi pusat pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter. Pelayanan dokter haruslah sesuai

I. PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter. Pelayanan dokter haruslah sesuai 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semua masyarakat ingin dilayani dan mendapat kedudukan yang sama dalam pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter. Pelayanan dokter haruslah sesuai dengan Pasal 50

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN PEMIMPIN BLUD RSUD PROVINSI KEPULAUAN RIAU TANJUNGPINANG NOMOR : / SK-RSUD PROV / X / 2016 T E N T A N G

SURAT KEPUTUSAN PEMIMPIN BLUD RSUD PROVINSI KEPULAUAN RIAU TANJUNGPINANG NOMOR : / SK-RSUD PROV / X / 2016 T E N T A N G RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU TANJUNGPINANG Jalan W.R. Supratman No.100 KM. 8 Tanjungpinang Telp/ Fax. 0771-733 5203 E-mail: sekretariat@rsudtpi.kepriprov.go.id SURAT KEPUTUSAN PEMIMPIN

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI RSUD TARAKAN

STRUKTUR ORGANISASI RSUD TARAKAN Lampiran 1 STRUKTUR ORGANISASI RSUD TARAKAN DIREKTUR KOMITE RUMAH SAKIT SATUAN PENGAWASAN INTERN WAKIL DIREKTUR KEUANGAN DAN UMUM WAKIL DIREKTUR PELAYANAN MEDIK BAGIAN BAGIAN BAGIAN BIDANG BIDANG BIDANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pemberian pelayanan kesehatan oleh dokter dan/atau. perawat, bidan, apoteker dan/atau rumah sakit kepada

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pemberian pelayanan kesehatan oleh dokter dan/atau. perawat, bidan, apoteker dan/atau rumah sakit kepada 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pemberian pelayanan kesehatan oleh dokter dan/atau perawat, bidan, apoteker dan/atau rumah sakit kepada pasien tidak sebatas penerapan teknologi kedokteran saja

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1860, 2015 KEMENKES. Wisata Medis. Pelayanan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2015 TENTANG PELAYANAN WISATA MEDIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Memahami Organisasi Pelayanan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM.63/UM.001/MPEK/2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM.63/UM.001/MPEK/2013 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM.63/UM.001/MPEK/2013 TENTANG PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan No.1492, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNP2TKI. Penanganan Pengaduan. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN

Lebih terperinci

2017, No Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 142); 3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2015 tentang Kementerian Penday

2017, No Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 142); 3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2015 tentang Kementerian Penday BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.404, 2017 KEMENPAN-RB. Kode Etik. Kode Perilaku Pegawai. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PENGADUAN INTERNAL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a. bahwa pelayanan publik merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan telah terjadi beberapa perubahan mendasar. Pada awal

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan telah terjadi beberapa perubahan mendasar. Pada awal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan rumah sakit di Indonesia saat ini telah semakin membaik, hal ini dikarenakan telah terjadi beberapa perubahan mendasar. Pada awal perkembangannya,

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari

Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari Kode Etik Global Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari Takeda Pharmaceutical Company Limited Pasien Kepercayaan Reputasi Bisnis KODE ETIK GLOBAL TAKEDA Sebagai karyawan Takeda, kami membuat keputusan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1255, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA ADMINISTRASI INFORMASI PUBLIK. Pengelolaan. Pelayanan. Pedoman. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

K O M I S I I N F O R M A S I

K O M I S I I N F O R M A S I K O M I S I I N F O R M A S I PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN TATA TERTIB KOMISI INFORMASI PROVINSI KEPULAUAN RIAU BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Komisi Informasi

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN JAKSA AGUNG MUDA PENGAWASAN NOMOR : JUKLAK-01/H/Hjw/04/2011

PETUNJUK PELAKSANAAN JAKSA AGUNG MUDA PENGAWASAN NOMOR : JUKLAK-01/H/Hjw/04/2011 PETUNJUK PELAKSANAAN JAKSA AGUNG MUDA PENGAWASAN NOMOR : JUKLAK-01/H/Hjw/04/2011 TENTANG TEKNIS PENANGANAN LAPORAN PENGADUAN DAN TATA KELOLA ADMINISTRASI BIDANG PENGAWASAN JAKSA AGUNG MUDA PENGAWASAN,

Lebih terperinci

2017, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874) sebagaimana telah diubah dengan deng

2017, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874) sebagaimana telah diubah dengan deng No.1036, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA OMBUDSMAN. Sistem Pelaporan dan Penanganan Pelanggaran Internal. Pencabutan. PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM PELAPORAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang, termasuk kesehatan dituntut agar lebih berkualitas. Rumah sakit juga berubah

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang, termasuk kesehatan dituntut agar lebih berkualitas. Rumah sakit juga berubah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi dan modernisasi dunia saat ini, kemajuan di segala bidang, termasuk kesehatan dituntut agar lebih berkualitas. Rumah sakit juga berubah dalam

Lebih terperinci

TATA LAKSANA PENGELOLAAN KASUS PELANGGARAN DISIPLIN KEDOKTERAN

TATA LAKSANA PENGELOLAAN KASUS PELANGGARAN DISIPLIN KEDOKTERAN TATA LAKSANA PENGELOLAAN KASUS PELANGGARAN DISIPLIN KEDOKTERAN Dr. drg. Zaura Anggraeni, MDS Ketua Divisi Pembinaan Konsil Kedokteran Gigi Bekasi, 23 Mei 2016 Kesehatan = Hak Manusia UUPK penyelenggaraan

Lebih terperinci