Unit 5 SINTAKSIS DAN SEMANTIK BAHASA INDONESIA. Muh. Faisal Abd. Halik

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Unit 5 SINTAKSIS DAN SEMANTIK BAHASA INDONESIA. Muh. Faisal Abd. Halik"

Transkripsi

1 Unit 5 SINTAKSIS DAN SEMANTIK BAHASA INDONESIA Muh. Faisal Abd. Halik B ahan ajar cetak Unit 5 ini membahas Satuan Sintaksis dan Semantik Bahasa Indonesia. Unit ini terdiri atas 2 subunit yaitu: (1) Sintaksis bahasa Indonesia, dan (2) Semantik bahasa Indonesia. Saudara, pemahaman satuan sintaksis dan semantik bahasa Indonesia bagi guru, selain dapat menjadi bekal dalam pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari juga dapat bermanfaat dalam pembinaan kemampuan berbahasa siswa. Sehingga, materi ini menjadi modal awal bagi Anda yang ingin menjadi pengajar bahasa Indonesia yang baik SD, karena dengan dikuasainya materi ini Anda telah memiliki kemampuan yang dapat mendukung tugasnya dalam membimbing anak didiknya sehingga semakin mampu berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Dalam kaitannya dengan materi yang lain, pemahaman mengenai sintaksis dan semantik akan bermanfaat, karena dengan dipahaminya materi ini akan memudahkan Anda memahami kalimat dan makna materi bahan ajar cetak. Untuk itu, maka setelah mempelajari uni ini, Anda diharapkan mampu: 1. menjelaskan pengertian sintaksis; 2. menjelaskan pengertian frase, klausa dan kalimat; 3. mengklasifikasikan jenis frase, klausa,. dan kalimat; 4. menjelaskan pengertian semantik; 5. menjelaskan pengertian diksi; 6. menjelaskan perbedaan jenis-jenis makna; 7. membedakan perbedaan jenis-jenis perubahan makna. Untuk mencapai kemampuan yang diharapkan di atas, maka pelajarilah dengan baik materi yang disajikan pada setiap subunit. Setiap subunit disertai Kajian Bahasa Indonesia di SD 5-1

2 dengan latihan/tugas. Kerjakanlah latihan/tugas itu dengan cermat, sehingga Anda dapat mengukur sejauh mana pemahaman Anda terhadap materi yang baru Anda pelajari. Kalau perlu, diskusikan dengan rekan-rekan Anda yang lebih mengerti dalam memecahkan bagian-bagian yang Anda belum pahami. Bacalah sumber-sumber lainnya yang berkaitan dengan materi ini, sebagai bahan pembanding dan penambah wawasan bagi Anda. Ingat pula, pelengkap materi unit ini juga terdapat di internet. Bukalah internet. Selanjutnya, ada rangkuman yang dapat membantu Anda memahami garis besar dari uraian yang telah Anda pelajari. Pada akhir unit, juga disediakan tes formatif. Silakan kerjakan. Periksa jawaban Anda dan cocokkan dengan kunci jawaban. Terakhir, tanamkan dalam diri Anda bahwa Anda akan berhasil. Selamat belajar, semoga sukses. 5-2 Unit 5

3 Subunit 1 Sintaksis S audara, kajian sintaksis bahasa Indonesia merupakan kelanjutan dari kajian fonologi dan morfologi bahasa Indonesia yang telah Anda pelajari pada subunit 1 sebelumnya. Istilah sintaksis berasal dari bahasa Belanda syntaxis. Dalam bahasa Inggris digunakan istilah syntax. Sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase (Ramlan, 2001). Tidak berbeda dengan pendapat tersebut, Tarigan (1984) mengemukakan bahwa sintaksis adalah salah satu cabang dari tatabahasa yang membicarakan struktur kalimat, klausa, dan frasa, misalnya: Saya dan Ali sedang menggambar lukisan pemandangan ketika nenek Aminah sedang memasak nasik goreng Contoh di atas dapat diklasifikasikan atas : satu kalimat : Saya dan Ali sedang menggambar lukisan pemandangan ketika nenek Aminah sedang memasak nasik goreng dua klausa : (1) Saya dan Ali sedang menggambar lukisan pemandangan; (2) ketika nenek Aminah sedang memasak nasik goreng enam frasa : (1) Saya dan Ali (2) sedang menggambar (3) lukisan pemandangan (4) nenek Aminah (5) sedang memasak (6) nasik goreng Frase Bahasa Indonesia Untuk memudahkan pemahaman Anda mengenai frase, perhatikan kalimat berikut yang dicontohkan oleh Ramlan (1988). Kajian Bahasa Indonesia di SD 5-3

4 Dua orang mahasiswa sedang membaca buku baru di perpustakaan. Kalimat itu terdiri dari satu klausa, yaitu Dua orang mahasiswa sedang membaca buku baru diperpustakaan. Selanjutnya, klausa terdiri dari empat unsur yang lebih rendah tatarannya, yaitu dua orang mahasiswa, sedang membaca, buku baru, dan di perpustakaan. Unsur-unsur itu ada yang terdiri dari dua kata, yakni sedang membaca, buku baru, di perpustakaan, dan ada yang terdiri dari tiga kata, yaitu dua orang mahasiswa. Di samping itu, masingmasing unsur itu menduduki satu fungsi. Dua orang mahasiswa menduduki fungsi S, sedang membaca menduduki fungsi P, buku baru menempati fungsi O, dan di perpustakaan menempati fungsi KET. Demikianlah, unsur klausa yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi itu merupakan satuan gramatik yang disebut frase. Jadi, frase ialah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi unsur klausa. Selain contoh di atas, Supriyadi, dkk. (1992) menguraikan cara mengenal frase bahasa Indonesia seperti berikut. Perhatikan unsur setiap fungsi yang terdapat kalimat-kalimat berikut: (1) Saya guru. (SP) (2) Ayah saya guru. (SP) (3) Adik teman saya guru bahasa Indonesia. (SP) Unsur manakah yang mempunyai fungsi S dan yang mempunyai fungsi P pada kalimat di atas? Selanjutnya, hitunglah jumlah kata yang terdapat pada setiap kalimat di atas. Sesuai dengan struktur fungsional ketiga kalimat itu, hasil kerja Anda dapat digambarkan dalam bentuk tabel berikut. No Fungsi S P 1 Saya guru 2 ayah saya ayah saya guru adik teman saya guru bahasa Indonesia 3 teman saya bahasa Indonesia adik guru teman saya bahasa Indonesia Berapakah jumlah kata pada masing-masing kalimat di atas? Jawabannya jelan, bukan? Setiap kata merupakan unsur terkecil satuan sintaktik. Artinya, dalam bidang sintaktik kata-kata tersebut tidak perlu diuraikan lagi atas unsur- 5-4 Unit 5

5 unsurnya yang lebih kecil. Mengapa? Ingat kembali struktur fonologi dan morfologi. Pada kalimat (2) dan (3) terdapat kelompok kata: ayah saya, adik teman saya, teman saya, guru bahasa Indonesia, bahasa Indonesia. Kelompok tersebut merupakan satuan gramatis, dan pembahasannya berada dalam bidang sintaksis. Karena itu, satuan gramatis semacam itu termasuk satuan sintaktik. Satuan sintaktik di atas ada yang menduduki fungsi S: ayah saya, adik teman saya; fungsi P: guru bahasa Indonesia. Ada pula yang hanya menduduki sebagian fungsi dari kalimat: teman saya (bagian S), bahasa Indonesia (bagian P). Masing-masing tidak melewati batas fungsi, baik S maupun P. Satuan sintaktik semacam ini disebut frase. Jadi, dapat disimpulkan bahwa frase adalah kelompok kata yang mendududuki suatu fungsi (subjek, predikat, pelengkap, objek, dan keterangan) dan kesatuan makna dalam kalimat. Jenis Frase Ramlan (1981) membagi frase berdasarkan kesetaraan distribusi unsur unsurnya atas dua jenis, yakni frase endosentrik dan frase eksosentrik. (1) Frase endosentrik Frase endosentrik yang distribusi unsur-unsurnya setara dalam kalimat. Frase endosentrik terbagi atas tiga jenis: (a) frase endosentrik koordinatif yakni frase yang unsur-unsurnya setara, dapat dihubungkan dengan kata dan, atau, misalnya : - rumah pekarangan - kakek nenek - suami isteri (b) frase endosentrik atributif, yakni frase yang unsur-unsurnya tidak setara sehingga tak dapat disisipkan kata penghubung dan, atau, misalnya: - buku baru - sedang belajar - belum mengajar (c) Frase endosentrik apositif, yakni frase yang unsurnya bisa saling menggantikan dalam kalimat tapi tak dapat dihubungan dengan kata dan dan atau Mmisalnya: - Almin, anak Pak Darto sedang membaca - -,anak Pak Darto sedang belajar Kajian Bahasa Indonesia di SD 5-5

6 - Ahmad, - sedang belajar (2) Frase eksosentrik adalah frase yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan semua unsurnya, misalnya: - di pasar - ke sekolah - dari kampung Frase ditinjau dari segi persamaan distribusi dengan golongan atau kategori kata, frase terdiri atas: frase nominal, frase verbal, frase ajektival, frase, pronomina, frase numeralia. (Depdikbud, 1988). (1) Frase verbal adalah satuan bahasa yang terbentuk dari dua kata atau lebih dengan verba sebagai intinya dan tidak merupakan klausa. - Kapal lauat itu sudah belabuh - Bapak saya belum pergi. - Ibu saya sedang mencuci (2) Frase nominal adalah dua buah kata atau lebih yang intinya dari dari nominal atau benda dan satuan itu tidak membentuk klausa. - Kakek membeli tiga buah layang-layang. - Amiruddin makan beberapa butir telur itik. - Syarifuddin menjual tigapuluh kodi kayu besi (3) Frase ajektival adalah satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih sedang intinya adalah ajektival (sifat) dan satuan itu tidak membentuk klausa, misalnya: - Ibu bapakku sangat gembira - Baju itu sangat indah - Mobil ferozamu baru sekali (4) Frase pronomina adalah dua kata atau lebih yang intinya pronomina dan hanya menduduki satu fungsi dalam kalimat. Misalnya : - Saya sendiri akan pergi ke pasar - Kami sekalian akan bekunjung ke Tator - Kamu semua akan pergi studi wisata di Tator (5) Frase numeralia adalah dua kata atau lebih yang hanya menduduki satu fungsi dalam kalimat namun satuan gramatik itu intinya pada numeralia. - Tiga buah rumah sedang terbakar 5-6 Unit 5

7 - Lima ekor ayam sedang terbang - Sepuluh bungkus kue akan dibeli Klausa Bahasa Indonesia Suatu ujaran yang terdiri atas subjek, predikat, objek, dan keterangan, misalnya Saya sedang makan kue di rumah merupakan sebuah klausa sekaligus sebuah kalimat, yakni kalimat tunggal. Akan tetapi, ujaran Ibu sedang mencuci piring ketika Ayah pulang dari pasar bukan sebuah klausa tetapi kalimat, yakni kalimat majemuk. Hal tersebut berdasar pada definisi yang dikemukakan oleh Kridalaksana (1982:85) bahwa klausa adalah satuan gramatikal berupa kelompok kata yang sekurang-kurangnya tediri dari subjek dan predikat dan mempunyai potensi untuk menjadi kalimat. Pengertian yang sama dikemukakan oleh Ramlan (1981:62) sebagai berikut Klausa dijelaskan sebagai satuan gramatik yang terdiri atas dari P, baik disertai S, O, PEL, dan KET atau tidak. Dengan ringkas klausa ialah (S) P (O), (PEL) (KET). Tanda kurung menandakan bahwa apa yang terletak dalam kurung itu bersifat manasuka, artinya boleh ada, boleh juga tidak ada. Berdasarkan pengertian di atas, klausa adalah satuan gramatik yang unsur-usurnya minimal terdiri atas Subjek-Predikat dan maksimal unsurnya terdiri atas Subjek-Predikat-Objek-Pelengkap-Keterangan - Saya makan - Saya sedang makan nasi - Saya sedang makan nasi kemarin - Saya sedang memasakkan nasi kakakku Jenis Klausa Klausa dilihat dari segi kategori kata atau frasa yang menduduki fungsi Predikat terdiri atas klausa: nominal, klausa verbal, klausa bilangan, dan klausa depan. ( Ramlan,1981). (1) Klausa nominal adalah klausa yang predikatnya terdiri dari kata atau frasa golongan nomina. - Ia guru IPA - Yang dibeli pedagang itu kayu Kajian Bahasa Indonesia di SD 5-7

8 (2) Klausa verbal adalah klausa yang predikatnya terdiri dari kata atau frasa kategori verbal, dan klausa vebal terbagi atas empat jenis, yakni: (a) Klausa verbal yang ajektif adalah klausa yang predikatnya dari kata golongan verbal yang termasuk kategori sifat sebagai pusatnya. - Rumahnya sangat luas - Motornya sangat mahal - Rumahnya indah sekali (b) Klausa verbal intransitif adalah klausa yang predikatnya dari kata golongan kata kerja intransitif sebagai unsur intinya. - Burung merpati sedang terbang di angkasa - Adikku sedang bermain-main di lapangan - Pesawat Lion Air belum mendarat di Lanud Hasanuddin (c) Klausa verbal yang aktif adalah klausa yang predikatnya dari kata golongan verbal yang transitif sebagai unsur intinya. - Ibuku sedang mencuci piring - Pamanku sedang mengajarkan IPS - Guru-guruku sedang mengikuti pelatihan PIPS (d) Klausa verbal yang reflektif adalah klausa yang predikatnya dari kata verbal yang tergolong kata kerja reflektif. - Mereka sedang mendinginkan diri - Anak-anak itu sedang menyelamatkan diri - Kakek Ady telah mengobati peenyaakinya (e) Klausa verbal yang resiprok adalah klausa yang predikatnya dari kata golongan verbal yang termasuk kata keja resiprok. - Mereka saling melempar batu karang. - Mereka tolong menolong di sungai - Anak-anak itu ejek-mengejek di sekolah (3) Klausa bilangan adalah klausa yang predikatnya dari kata atau frasa golongan bilangan. - Kaki meja itu empat buah - Mobil itu delapan rodanya. 5-8 Unit 5

9 - Rumah panggung itu duapuluh tiangnya (4) Klausa depan adalah klausa yang predikatnya dari kata atau frasa depan yang diawali kata depan sebagai penanda. - Baju dinas itu untuk pegawai pemda. - Mobil itu dari Amerika. - Makanan lezat itu buat adik-adikmu. Kalimat Bahasa Indonesia Ahli tatabahasa tradisional menyatakan bahwa kalimat adalah satuan kumpulan kata yang terkecil yang mengandung pikiran yang lengkap. Misalnya, Saya makan nasi. Defenisi tersebut tidak universal karena kadangkala ada kalimat yang terdiri atas satu kata tetapi maknanya dapat dipahami secara lengkap, misalnya Pergi! (pergi dari sini sekarang juga). Keraf (1984:156) mendefinisikan kalimat sebagai satu bagian dari ujaran yang didahului dan diikuti oleh kesenyapan*), sedang intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap. Pengertian tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh Kridalaksana (1982:72) bahwa kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual dan potensial terdiri dari klausa. - Diam! - Amin membeli kue di pasar. Selain pendapat tersebut, dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (1988) dinyatakan bahwa kalimat adalah bagian terkecil ujaran atau teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara kebahasaan. Dalam wujud lisan, kalimat diiringi oleh alunan titinada, disela oleh jeda, diakhiri oleh intonasi selesai, dan diikuti oleh kesenyapan yang memustahilkan adanya perpaduan atau asimilasi bunyi. Dalam wujud tulisan, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru. Kajian Bahasa Indonesia di SD 5-9

10 Jenis Kalimat Dari segi bentuk, kalimat dapat dikelompokkan atas dua jenis: (a) kalimat tunggal dan (b) kalimat majemuk. Kedua jenis kalimat tersebut masingmasing terbagi atas beberapa jenis. Agar lebih jelas, silakan perhatikan skema berikut. K. Nominal intransitif Jenis kalimat K. Verbal ekatransitif bentuk K. Ajektival dwitransitif Kalimat Tunggal K. preposisi semitransitif makna pasif berita tanya perintah seru Majemuk Setara : penambahan, berlawanan, pemilihan, sebab Kalimat Majemuk Kalimat Majemuk bertingkat Kalimat majemuk campuran 1. Kalimat Tunggal Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas satu pola (SP, SPO, SPOK) atau kalimat yang hanya terdiri atas satu klausa. Contoh: - Dia pergi. - Dia melempar mangga. - Ahmad pergi ke pasar kemarin sore. 2. Jenis Kalimat tunggal Jenis kalimat tunggal terdiri atas lima macam, yakni kalimat nominal, kalimat ajektival, verbal, dan kalimat preposisional (Depdikbud, 1988). Kelima jenis kalimat tunggal tersebut adalah sebagai berikut. (1) Kalimat nominal yakni kalimat tunggal yang predikatnya dari kata benda. - Ibuku petani sawah 5-10 Unit 5

11 - Ayahku pegawai kantor pajak. - Kakakku tukang kayu. (2) Kalimat verbal yakni kalimat tunggal yang predikatnya dibentuk dari kata kerja/ verbal. Kalimat verbal terdiri atas lima macam yakni kalimat verbal intransitif, ekatransitif, dwitransitif, semitransitif, dan pasif (a) Kalimat intransitif adalah kalimat tunggal yang prediktnya tidak memerlukan objek, misalya: - Pak desa belum pergi ke kantor - Ibunya sedang berenang di kolam - Adik-adikku telah belajat matematika. (b) Kalimat ekatransitif, yakni kalimat tunggal yag predikatnya hanya memerlukan objek tanpa diikuti pelengkap.,misalnya - Saya makan nasi goreng - Ibu mencuci pakaian (c) Kalimat dwitransitif adalah kalimat tunggal yang predikatnya memerlukan objek dan pelengkap, misalnya: - Ali membelikan adiknya baju tadi malam - Nurhani memasakkan nasi suaminya kemarin. - Suwarni mendengakan neneknya bicara di kamar (d) Kalimat semitransitif adalah kalimat tunggal yang predikatnya dari semitransitif, misalnya - Alimuddin kehilangan uang milyaran kemarin - Rumah Pak Desa kemasukan pencuri. - Ibu Aminah kedatangan tamu dari Jakarta (e) Kalimat pasif adalah kalimat tunggal yang predikatnya biasanya dari kata kerja berawalan di-, misalnya - Rumah itu dibeli oleh Pak Alimin Syahid. - Motor itu dijual oleh Toko Mandala. - Persoalan itu telah diselesaikan oleh Camat Makassar (f) Kalimat ajektival yakni kalimat tunggal yang predikatnya dari kata sifat atau ajektival, misalnya: - Buku bahasa Inggrisku sangat tebal, - Rumahku besar sekali - Keluarga itu sangat sopan dan bijaksana (g) Kalimat preposisional yakni kalimat tunggal yang predikatnya dari kata depan atau preposisi, misalnya: - Tempat tinggalnya di Makasar Kajian Bahasa Indonesia di SD 5-11

12 - Beras ciliwung itu dari Sidrap - Wesel pos ini untuk Miranda Di samping itu, Menurt (Keraf, 1982) kalimat tunggal dilihat dari segi maknanya dapat dikelompokkan atas empat macam, yakni: (1) kalimat berita, (2) kalimat tanya, (3) kalimat perintah, dan (4) kalimat seru. Kalimat berita Kalimat berita adalah kalimat yang digunakan bila kita ingin mengutarakan suatu peristiwa atau kejadian yang kita alami dan atau yang dialami orang lain. Ali pergi ke Jakarta kemarin. Jalan itu sangat licin. Saya mau berangkat ke Jakarta besok pagi. Kalimat tanya. Kalimat tanya, kalimat yang maksudnya atau berfungsi untuk menanyakan sesuatu, yang di dalamnya terdapat tiga kemungkinan ciri: (1) mengunakan intonasi tanya, dan atau (2) menggunakan kata tanya, dan atau (3) menggunakan partikel -kah. Misalnya, seperti berikut. Ibu datang? Kapan Ibu datang? Akankah ibu datang? Jenis kata tanya yang biasa digunakan dalam kalimat tanya dapat dikelompokkan menurut sifatnya, sebagai berikut: (a) Untuk menanyakan benda/hal: apa, untuk apa, tentang apa. Apa yang kamu cari di sini? Untuk apa kamu bekerja siang dan malam? Tentang apa yang masih belum jelas bagimu? (b) Untuk menanyakan manusia: siapa, dengan siapa, untuk siapa Unit 5

13 - Siapa yang kaucari kemarin sore? - Dengan siapa Anda pergi ke Jakarta? - Untuk siapa Anda bekerja keras selama ini? (c) Untuk menanyakan jumlah: berapa, berapa banyak. - Berapa buku yang Anda perlukan bulandepan? - Berapa banyak uang yang akan kaupinjam sekarang? (d) Untuk menanyakan pilihan: mana, yang mana, - Mana yang kausenangi, membeli baju atau celana? - Yang mana kau pilih, belajar di Unhas atau di UNM? (e) Untuk menanyakan tempat: di mana, ke mana, dari mana. - Di mana engkau akan tiggal bulan depan? - Ke mana Dia akan pergi merantau? - Dari mana Amin pergi baru sekarang kelihatan? (f) Untuk menanyakan temporal: bila, kapan, bilamana, apabila. - Bila dia selesai studinya di UGM? - Kapan Kamarudin menjadi dosen IPS di UNJ? - Bilamana Hamid menyelesaikan pembangunan rumahnya? (g) Untuk menanyakan kausalitas: mengapa, apa sebab, akibat apa. - Mengapa Anda tidak mau menjadi guru? - Apa sebabanya Anda jarang pergi ke kampung halamannya? - Akibat apa yang ditimbulkan jika malas belajar di masa muda? Kalimat tanya terdiri atas tiga macam: (1) kalimat tanya biasa: kalimat yang benar-benar menanyakan sesuatu. (2) kalimat tanya retoris: kalimat yang menanyakan menggunakan ciri kalimat tanya tetapi tidak perlu dijawab. Kalimat ini biasa dipakai orang yang berpidato sebagai cara untuk menarik perhatian pendengar. (3) kalimat yang senilai perintah: bentuknya bertanya tetapi maksudnya menyuruh, misalnya Apakah jendela itu bisa dibuka sekarang? Kalimat Perintah Kalimat perintah adalah kalimat yang maksudnya menyuruh orang lain melakukan sesuatu. Kajian Bahasa Indonesia di SD 5-13

14 - Buatlah satu kalimat yang berpola SPOK! - Pergilah ke sekolah! - Carilah pekerjaan apa saja, yang penting halal. Kalimat perintah mempunyai beberapa jenis: (1) Suruhan - Pergi dari sini! - Makan obat dahulubaru ke sekolah! - Angkat segera barang itu! (2) Permintaan - Tolong bawa surat ini ke kantor pos! - Bisakah Anda buatkan lukisan pemandangan! - Mohon buatkan meja kayu! (3) Memperkenankan Misalnya : - Masuklah ke dalam kalau Anda perlu! - Silakan keluarlah jika ada yang mau dibeli! - Disilakan berangkat dahulu! (4) Ajakan - Marilah kita istirahat sejenak! - Mari kita bekerja sama-sama! - Ayo kita makan sama-sama! (5) Larangan Misalnya : - Jangan pergi hari ini! - Tidak boleh pergi pada tengah malam! - Jangan pergi ke pasar (6) Bujukan: - Tidurlah ibu menjagamu, sayang! - Makan bersama neneklah, nanti saya yang jaga di luar! (7) Harapan - Mudah-mudahan Anda selamat sampai di tujuan! 5-14 Unit 5

15 - Semoga Anda sehat al afiat! - Semoga Anda sukses selalu! Kalimat seru Kalimat seru adalah kalimat yang mengungkapkan perasaan kagum. Karena rasa kagum berkaitan dengan sifat, maka kalimat seru hanya dapat dibuat dari kalimat berita yang predikatnya adjektiva (Depdikbud, 1988). Contoh: - Alangkah bebasnya pergaulan mereka! - Bukan main bodohnya anak itu! - Sungguh cerdas anak itu! 3. Kalimat majemuk Kalimat majemuk adalah kalimat yang di dalamnya terdapat lebih dari satu pola kalimat, misalnya: SP + SP, SPO + SPO; atau kalimat yang di dalamnya terdapat induk kalimat (diterangkan) dan anak kalimat (menerangkan). Contoh: - Saya minum teh dan bapak minum kopi. (majemuk setara) - Kami sedang makan ketika paman datang kemarin. (majemuk bertingkat) - Pak Bupati telah menyelenggarakan sebuah malam kesenian, yang dimeriahkan oleh para artis nasional, serta dihadiri para pejabat muspida. (majemuk campuran) Kalimat majemuk menurut Keraf (1982) terdiri atas atas tiga jenis yakni: (1) Kalimat majemuk setara (2) Kalimat majemuk bertingkat (3) Kalimat majemuk campuran Kalimat majemuk setara Kalimat majemuk setara terbagi atas empat jenis: yakni kalimat mejemuk setara penambahan, kalimat majemuk setara pemilihan, kalimat majemuk setara perlawanan, dan kalimat majemuk setara sebab. (a) Kalimat majemuk setara penambahan ádalah kalimat majemuk setara yang menggunakan kata-kata penghubung: dan, lagi pula, serta. - Adi belajar IPS dan Erni belajar IPA. Kajian Bahasa Indonesia di SD 5-15

16 - Tuti sangat pintar mejahit lagi pula sangat baik budi - Muhaimin pergi ke pasar serta pergi ke kebun pada hari ini (b) Kalimat majemuk setara pemilihan adalah kalimat majemuk setara yang menggunakan kata-kata pengubung atau, baik... maupun, - Engkau mau pergi ke Jakarta atau mau pergi ke Semarang? - Pemerintah perlu meningkatkan mutu pendidikan, baik mutu pendidikan dasar-menengah maupun mutu pendidikan tinggi. (c) Kalimat majemuk setara perlawanan adalah kalimat majemuk setara yang menggunakan kata penghubung: tetapi, namun, padahal. - Dia mau belajar tetapi diberi hadiah dulu. - Meskipun sakit jantung, Ali tetap bekerja di bengkel. - Dia kelihatan sehat padahal memiliki penyakit kronis. - Alimuddin sering marah kepada siswanya namun demikian tidak sampai dalam hatinya. (d) Kalimat majemuk setara sebab-akibat adalah kalimat majemuk setara yang menggunakan kata penghubung: sebab, karena, behubung, akiba., Misalnya - Saya tidak pergi karena sakit. - Kamaruddin tidak masuk bekerja sebab pergi ke kampungnya. - Hutan di hulu sungai Saddang sudah rusak total, akibatnya sering banjir di hilir Kalimat majemuk bertingkat Kalimat yang terdiri atas dua pola kalimat atau lebih, satu sebagai induk kalimat (diterangkan) dan satu sebagai anak kalimat (menerangkan). Atau, kalimat tunggal yang bagian-bagiannya diperluas sehingga perluasan itu membentuk satu atau beberapa pola kalimat baru, selain pola pola yang sudah ada. - Rumah kami kosong waktu pencuri masuk. - Pak tani yang rajin itu memberantas hama padi. - Kebersamaan sangat penting bagi rakyat Indonesia agar negara ini semakin maju. Kalimat majemuk campuran 5-16 Unit 5

17 Kalimat majemuk campuran merupakan kalimat yang terdiri atas sebuah pola atasan dan sekurang-kurangnya dua pola bawahan, atau sekurangkurangnya dua pola atasan dan satu atau lebih pola bawahan (Keraf, 1981). - Universitas Negeri makassar telah melaksanakan seminar nasional tentang peningkatan mutu pendidikan, yang dihadiri Menteri Pendidikan Nasional, Gubernur Sulawesi Selatan, pejabat tinggi lainnya, serta pencinta pendidikan di kota Makassar dan sekitarnya. Bagaimana? Apakah sudah mempelajari dengan baik materi di atas? Kalau sudah, untuk lebih memantapkan pemahaman Anda terhadap materi subunit 1 ini cobalah kerjakan latihan berikut. 1. Tentukanlah berapa frase yang terdapat dalam kalimat berikut dan yang manakah frase nominal, frase verbal,frase numeralia, dan frase preposisional! Lima pejabat tinggi telah mengungjungi kantor PGSD di Parepare. 2. Perhatikan kalimat berikut, yang mana klausa nominal, klausa verbal, klausa bilangan, dan klausa depan? - Ayahku sedang membersihkan halaman. - Beras kepala itu dari Banywangi. - Kursi itu empat kakinya. - Ibuku guru sekolah dasar 3. Tuliskan masing-masing satu contoh jenis kalimat: verbal ekatransitif, kalimat verbal dwitransitif, kalimat verbal semitransitif, kalimat ajektival, dan kalimat nominal! Rambu-rambu pengerjaan latihan. 1. Untuk menyelesaikan tugas 1, akan mudah jika Anda mengikuti contoh cara menganalisis frase yang dikemukakan oleh Ramlan dan Supriyadi dkk. Baca kembali uraian tersebut dengan baik. 2. Tugas nomor 2 dapat Anda kerjakan jika memahami dengan baik defenisi kalimat secara umum. Begitu pula defenisi kalimat dalam wujud lisan dan dalam wujud tulisan. Masih ingat, bukan? Kalau belum, silakan baca kembali. Kajian Bahasa Indonesia di SD 5-17

18 Rangkuman Sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase. Frase adalah kelompok kata yang mendududuki fungsi tertentu (subjek, predikat, pelengkap, objek, dan keterangan) dalam kalimat. Frase dilihat dari segi hubungan distribusi unsurunsurnya terdiri atas frase endosentrik (atributif, koordinatif, apositif) dan eksosentrik; frase dilihat dari segi kategori katanya terdiri atas empat macam frase: nominal, verbal, ajektival, numeralia, fromina. Klausa adalah satuan gramatik yang minimal terdiri atas subjek-predikat dan maksimal terdiri atas subjek, predikat, objek, dan keterangan dan mempunyai potensi sebagai kalimat. Klausa dilihat dari kategori kata yang menduduki predikat terdiri atas klausa verbal (ajektif, intransitif, aktif, pasif, dan resiprokal), klausa nominal, klausa bilangan, dan klausa depan. Adapun kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual dan potensial terdiri dari klausa. Kalimat ditinjau dari segi jumlah pola struktur dikandungnya terdiri atas kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas satu pola. Sedangkan kalimat majemuk adalah kalimat yang g terdiri atas dua pola atau lebih. Kalimat tunggal terdiri atas beberapa jenis, yakni kalimat nominal, kalimat verbal (intransitif, ekatransitif, dwritransitif, semi transitif, pasif) kalimat ajektival, kalimat preposisional. Dan kalimat tunggal ditinjau dari segi maknanya terdiri atas kalimat berita, tanya, dankalimat seru. Adapun jenis kalimat majemuk terdiri atas dua majenis, yakni kalimat majemuk setara (penjumlahan pertentang, pemilihan, sebab), kalimat mejemuk bertingkat dan kalimat majemuk bertingkat Unit 5

19 Tes Formatif 1 Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang disediakan! 1. Cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase adalah... A. semantik B. sintaksis C. fonetik D. morfologi 2. Pengertian... adalah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi. A. frase B. klausa C. alomorf D. kata 3. /Burung burung itu sedang terbang ke angkasa/ Satuan gamatik di atas adalah contoh klausa... A. Verbal yang intransitif B. Verbal yang replektif C. Klausa verbal aktif D. Verbal transitif 4. Suami isteri itu sedang berbelanja Kata-kata yang digaris bawahi pada kalimat di atas adalah... A. frase endosentrik apositif B. frase eksosentrik C. frase edndosentrik atributif D. frase endosentrik koordinatif 5. Ali membelikan adiknya motor baru adalah jenis... A. Kalimat dwitaransitif. B. Kalimat intransitif C. Kalimat semitransitif. D. Kalimat ekatransitif 6. Kalimat berikut yang di dalamnya terdapat frase depan adalah... A. Mereka datang secara tiba-tiba. B. Mereka merupakan pasangan suami istri. C. Ibunya menjual kain di pasar. D. Dia menceritakan pengalamannya yang menarik. Kajian Bahasa Indonesia di SD 5-19

20 7. Yang mana berikut ini termasuk jenis klausa resiprokal adalah... A. Mereka membeli baju hijau. B. Mahasiswa UNM sering tolong-menolong. C. Mereka menjadi pengedar narkoba. D. Rumah itu sangat bagus. 8. Contoh kalimat perintah yang mengandung permintaan, misalnya... A. Pergi dari sini! B. Tolong bawa surat ini ke kantor pos! C. Jangan pergi hari ini! D. Marilah kita istirahat sejenak! 9. Jenis kata tanya yang menanyakan kausalitas terdapat pada kalimat... A. Mengapa kemarin anak itu tidak hadir di sekolah? B. Siapa yang membawa makanan ini? C. Apa sebabnya sehingga dia terburu-buru pergi? D. Untuk apa mereka menanyakan persoalan itu? 10. Kalimat majemuk bertingkat terdapat pada kalimat... A. Pak tani memberantas hama padi. B. Warga Indonesia banyak yang terserang virus flu burung. C. Kebersamaan sangat penting bagi rakyat Indonesia. D. Akibat virus SARS mewabah, kegiatan pariwisata terganggu Unit 5

21 Umpan Balik Dan Tindak Lanjut Bagaiamana? Apakah semua soal sudah Anda kerjakan. Kalau sudah, sekarang cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif subunit 1 ini yang terdapat pada bagian akhir Unit ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakanlah rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat pemahaman Anda terhadap materi subunit 1. Rumus: Jumlah jawaban Anda yang benar Tingkat penguasaan = x 100% 10 Arti tingkat penguasaan yang Anda capai: % = baik sekali 80 89% = baik 70 79% = cukup < 70% = kurang Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai 80% ke atas, selamat! Anda sukses! Anda dapat terus mempelajari subunit berikutnya. Bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, jangan putus asa. Ulangilah mempelajari subunit 1, terutama bagian yang belum Anda kuasai. Kajian Bahasa Indonesia di SD 5-21

22 Subunit 2 Semantik Bahasa Indonesia S audara, dalam proses berkomunikasi sehari-hari dengan orang lain tentu perlu menggunakan kalimat dengan makna yang tepat. Di samping itu, perlu pula memperhatikan pilihan kata atau diksi agar gasasan atau ide yang disampaikan kepada orang lain dapat terpahami secara efektif. Bagaimana supaya proses komunikasi tersebut dapat berjalan efektif, antara lain Anda perlu memiliki pemahaman yang berkaitan dengan semantik bahasa Indonesia, seperti diksi, jenis-jensi makna, dan jenis perubahan makna. Dengan memahami bagian-bagian semantik bahasa Indonesia tersebut, Anda dapat menciptakan komunikasi yang saling terpahami dengan jelas dan tepat. Untuk memahami apa sesungguhnya pengertian semantik, diksi, jenis makna, dan jenis perubahan makna, bacalah dengan saksama uraian berikut. Semantik Bahasa Indonesia Apa yang dimaksud dengan semantik? Keraf (1982) mengemukakan bahwa semantik adalah bahagian dari tatabahasa yang meneliti makna dalam bahasa tertentu, mencari asal mula dan perkembangan dari arti suatu kata. Sedangkan Harimurti (1982) mengemukakan bahwanya, semantik adalah bagian dari struktur bahasa yang membahas makna suatu ungkapan atau kata atau cabang ilmu bahasa yang mengkaji antara lambang dan referennya, misalnya kata kata kursi bereferen dengan sebuah benda yang fungsinya dipakai duduk dengan kaki terdiri atas empat Berdasarkan pengertian di atas, semantik pada dasarnya merupakan salah satu cabang lingustik yang mengkaji terjadinya berbagai kemungkinan makna suatu kata dan pengembangannya seiring dengan terjadinya perubahan dalam masyarakat bahasa. Adapun aspek-aspek yang dibahas dalam bidang semantik bahasa Indonesia adalah sebagai berikut Unit 5

23 Diksi Diksi ialah pilihan kata yang tepat untuk mengungkapakan gagasan sehingga memperoleh efek tertentu. (KBBI,1997:233.). Diksi menyangkut kecermatan dan ketelitian memilih sejumlah kata yang relatif sinonim dalam konteks tertentu sehingga dapat memberikan kesan yang khusus, estetis, dan tepat. Misalnya penggunaan kata mati, meninggal dunia, wafat, tewas, mangkat, pulang ke rahatullah, mampus, tutup usia, tutup mata. Kaitannya dengan diksi atau pilihan kata, perlu dipahami dengan baik tentang perbedaan antara : a. Kata baku dan nonbaku Kata baku ialah kata yang sesuai kaidah tatabahasa dan nonbaku ialah kata yang tidak sejalan standar kaidah bahasa yang tepat, misalnya BAKU rapi imbau andal objek izin teknik beralangan praktik kuitansi konduite persentase apotek kontinu pikir sistem pemirsa TIDAK BAKU rapih himbau handal obyek isin tehnik berhalangan praktek kwitansi kondite persentase apotik kontinyu fikir sistim pirsawan b. Kata abstrak dan konkret Kata abstrak adalah kata yang tidak mempunyai rujukan/objek yang jelas secara inderawi, sedang kata konkret ialah kata yang rujukannya berupa objek yang dapat diserap pancaindera, atau nyata, misalnya: Abstrak : kesehatan, keadilan, dan kecintaan, dan sebaganya. Konkret: berdiskusi, buku, pesawat terbang, dan sebagainya Kajian Bahasa Indonesia di SD 5-23

24 c. Sinonim, antonim, homonim, homofon, homograf Pengertian kelima istilah yang ada di atas menurut Keraf (1980) dan Tarigan (1986) adalah sebagai berikut (1) Sinonim terbagi atas sin sama dan onim nama. Berdasar arti harfiah tersebut sinonim adalah kata yang tulisan dan lafalnya berbeda namun maknanya relatif mirip atau sama. cerdas, pintar, cakap, cerdik, pandai, dan mahir. (2) Antonim terdiri atas anti lawan dan onim nama. Berdasar dari arti harfiah antonim adalah kata yang tulisan dan ucapannya sama sedang maknanya berlawanan. besar x kecil. tinggi x rendah, kurus x gemuk, salah x benar, dan sebagainya (3) Homograf terdiri atas homo sama dan onim nama. Berdasar dari arti harfiah tersebut, homograf ialah kata yang sama tulisan tetapi berbeda ucapan dan maknanya. mental (terpelanting) dengan mental (jiwa), dekan (ulat) dengan dekan (pimpinan fakultas), tabel (keranda mayat) dengan tabel (kolom) (4) Homofon terdiri atas homo sama dan fon bunyi. Berdasar pada arti harfiah tersebut, homofon adalah kata yang relatif sama bunyinya tetapi tulisan dan maknanya berbeda. - bang (mobil) dengan bank (BRI) Unit 5

25 (5) Homonim terdiri atas homo sama dan onim nama. Berdasarkan arti harfiah tersebut homoinym adalah kata yang tulisan dan ucapan sama tetapi maknanya berbeda. - buku I (kitab) dengan buku II (sendi bambu), - bias (dapat) dengan bisa (racun) Jenis-jenis Makna Jenis makna yang dimaksud meliputi makna leksikal-gramatikal, makna lugas-kias, dan makna denotasi-konotatif. Ketiga jenis makna tersebut diuraikan satu per satu sebagai berikut. a. Makna leksikal dan makna gramatikal Makna leksikal adalah makna kata secara lepas tanpa ikatan dengan kata yang lainnya atau kata yang belum mengalami afiksasi, atau perulangan, misalnya makan, satu, mata, sedang makna gramatikal adalah makna baru yang timbul akibat terjadinya pristiwa gramatika (pengimbuhan, reduplikasi, atau pemajemukan), misalnya makanan, satusatu, matahari b. Makna lugas dan kana kias Makna lugas adalah makna yang acuannya (referen) cocok dengan makna dasar nya, misalnya kaki (alat berjalan), mata (alat melihat). Sedang makna kias adalah makna yang acuannya (referen) tidak sesuai dengan acuan dasarnya. - mata-mata (penyelidik) - kaki tangan (orang suruhan dalam hal negatif). c. Makna denotatif dan konotatif Makna denotatif adalah makna kata yang tidak mengandung nilai rasa (positif atau negatif), sedangkan makna konotasi adalah makna kata yang mengandung nilai rasa (positif atau negatif) misalnya kata pembantu, asisten dan babu. Kata pembantu bermakna denotasi tetapi asisten dan babu bermakna konotasi positif dan negatif. Tarigan (1986) membagi konotasi atas dua bagian, yakni konotasi individual dan konotasi kolektif. Konotasi kolektif dibagi atas: Kajian Bahasa Indonesia di SD 5-25

26 (1) Konotasi baik terdiri atas konotasi tinggi dan konotasi ramah. Misal: - konotasi tinggi: ikhtiar, imajinasi cakrawala. - konotasi ramah: akur, besuk, cicil. (2) Konotasi tidak baik: - konotasi berbahaya longsor hantu - konotasi tidak pantas. - kencing - sundal - konotasi tidak enak misalnya: mata duitan, mata keranjang - knotasi kasar misalnya: buta huruf, bodoh - konotasi keras misalnya: bobrok, kacau-balau (3) Konotasi netral aau biasa - konotasi bentukan sekolah misalnya: agak lumayan, pegawai negeri - konotasi kanak-kanak, misalnya: bobo, mami, papi Perubahan Makna Kata tertentu biasanya mengalami perubahan makna tertentu karena adanya perkembangan kondisi masyarakat dalam situasi tertentu. Keraf (1982) mengemukakan perubahan makna terdiri atas enam jenis. Keenam jenis perubahan makna tersebut dapat dilihat secara utuh dan jelas pada skema berikut. Jenis perubahan makna meluas menyempit peyoratif amelioratif asosiasi sinestasia (1) Meluas ialah kata yang maknanya menjadi luas pemakaiannya. Contoh: 5-26 Unit 5

27 ikan dahulu hanya menunjuk jenis binatang yang hidup di air tetapi sekarang meluas menjadi lauk pauk. Ibu dahulu hanya menunjukkan ibu kandung tetapi sekarang juga digunakan untuk semua perempuan dewasa Bapak dahulu hanya menunjukkan ayah kandung tetapi sekarang juga digunakan untuk semua pria yang sudah dewasa (2) Menyempit ialah kata yang maknanya semakin dan pengalami proses penyempitan penggunaannya. Contoh: berlayar dahulu hanya digunakan dalam konteks perahu yang menggunakan layar, tetapi sekarang juga digunakan untuk kapal besi yang menggunakan mesin atau motor. Sarjana dahulu haanya digunakanuntk semua orang cedekiawan tetapi sekarang hanya utuk lulusan universitas (3) Amelioratif berasal dari bahasa Latin melior semakin baik. Dari kata tesebut dapat dikatakan bawah ameliorative ialah makna suatu kata yang semakin positif atau baik. Contoh: - kata gendut dan gemuk. Gemuk mengalami peninggian makna dibanding gendut. (4) Peyoratif berasal dari bahasa Latin peyor jelek. Maka peyoratif dapat dikatakan sebagai makna suatu kata yang mengalami penurunan nilai atau semakin jelek. buta dianggap lebih jelek dibandingkan tunanetra gelandangan dianggap lebih jelek dibandingkan tunawisma (5) Sinestasia ialah perubahan makna yang terjadi akibat pertukaran tanggapan antara dua indera yang berbeda. kata manis (pengecap) tetapi dapat pula dipakai pada kalimat Perkataannya sangat manis (pendengaran) (6) Asosiasi ialah perubahan makna yang terjadi akibat persamaan sifat antara makna yang lama dengan makna yang baru, misalnya kursi dapat pula dipakai dengan makna jabatan. Kajian Bahasa Indonesia di SD 5-27

28 Apakah Anda sudah mempelajari dengan baik materi subunit 2 di atas? Kalau sudah, silakan kerjakan latihan semantik berikut untuk lebih memantapkan pemahaman Anda terhadap materi subunit 2 ini. a. Kapan suatu kata dapat disebut sinomin, antonim, homofon, homograf dan homonim?, Jelaskan disertai contoh! b. Yang mana sajakah kata-kata berikut yang bermakna kias pada kalmat berikut dan bermakna kias? Tentukan lalu keukakan alasannya - Meja hijau sangat murah - Kaki tangan dia semakin lincah bergerak - Amrullah adalah kaki tangan Penjajah - Baru dua bulan di tempat basah sudah beli mobil. - Hati-hati berjalan di tempat basah c. Dari suatu waktu ke waktu berikutnya, suatu kata relatif mengalami perkembang-an atau perubahan makna. Ada sejumah kata yang mengalami proses perubahan: menyempit, meluas, peyoratif, amelioratif, sinetasia, dn asosiasi. Jelaskan jenis-jenis perubahan makna tersebut disertai contoh yang tepat. Rambu-rambu pengerjaan latihan. 1. Agar pekerjaan Anda bisa benar mengerjakan latihan bagian pertama, perhatikan arti harfiah dan karakteristik yang menandai sinonim, antonim, homofon, homograf, homofon secara tepat. 2. Sebelum Anda mengerjakan latihan bagian kedua, pahami da cermati dengan baik dasar-dasar yang melandasi terjadinya berbagi jenis makna leksikal-gramatikal, lugas-kias, denotatif-konotatif, baik secara internal maupun eksternal. 3. Jika Anda akan mengerjakan latihan bagian ketiga, jangan lupa memahami pengertian inti atau karakteristik yang membedakan setiap jenis perubahan makna yang Anda akan kerjakan. Rangkuman Semantik bahasa Indonesia merupakan bagian dari tatabahasa yang mengkaji makna suatu kata dan perubahan atau pengembangan makna kata yang mungkin terjadi. Bagian-bagian yang dibahas dalam bidang semantik meliputi diksi, jenis makna, dan perubahan makna. Diksi menyangkut: kata baku-nonbaku, kata konkret-abstrak, sinonim, antnim, homofon, homograf, dan 5-28 Unit 5

29 homonim. Jenis makna meliputi makna leksikal-gramatikal, makna lugas-kias, makna denotatif-konotatif. Sedang perubahan makna meliputi: menyempit, meluas, peyoratif, amelioratif, sinestasia, asosiasi. Tes Formatif 2 Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang disediakan! 1. Kata-kata yang sama tulisan tetapi makna dan lafalnya berbeda adalah adalah... A. homonim B. homograf C. homofon D. sinonim 2. Kata kata yang merupakan contoh homofon berikut adalah A. Bang - bank B. Teras - TEras C. Tepat - benar D. Tinggi - Rendah 3. Kata yang mengalami perubahan makna yang semakin bagus atau positif disebut... A. Sinestasia B. Peyoratif C. Asosiasi D. amelioratif 4. Bisa I (racun) bisa II (dapat) adalah contoh... A. Homofon B. Homograf C. Homonim D. Antonim 5. Kata yang maknanya yang tidak lagi merujuk kepada referen sebenarnya tetapi merujuk pada makna yang bersifat pengembangan dari makna dasarnya adalah kata yang... A. bermakna lugas B. bermakna leksikal C. bermakna denotative D. bermakna kias Kajian Bahasa Indonesia di SD 5-29

30 6. Yang termasuk contoh kata-kata yang baku berikut ini adalah A. prosentase, apotek, sistem. B. alangan, sila, imbau C. tehnik, azaz, ijasah D. jaman, sakat, andal 7. Kata yang belum mengamali afiksasi, reduplikasi atau pemajemukan seperti lari, minum, duduk berkaian dengan... A. makna gramatikal B. makna leksikal C. makna lugas D. makna denotatif 8. Pilih memilih kata di antara beberapa kata yang sinonim untuk memperoleh kesan yang estetis atau tepat atau kesan tertentu adalah berkaitan dengan A. Antonim B. gaya bahasa C. diksi D. asosiasi 9. Makna kata yang timbul sesudah mengalami penambahan awalan atau akhiran seperti makanan, memakan disebut... A. Makna gramatikal B. Makna leksikal C. Makna denotatif D. Makna lugas 10. Ucapanmu sungguh menyayat-nyayat hatiku Kata menyayat-nyayat pada kalimat di atas adalah contoh kaya yang berkaitan dengan. A. sinestasi. B. amelioratif C. asosiasi D. peyoratif Unit 5

31 Umpan Balik Dan Tindak Lanjut Bagaiamana? Apakah semua soal sudah Anda kerjakan? Kalau sudah, sekarang cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif unit 5 ini yang terdapat pada bagian akhir Unit ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, lalu gunakanlah rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat pemahaman Anda terhadap materi subunit 2. Rumus: Jumlah jawaban Anda yang benar Tingkat penguasaan = x 100% 10 Arti tingkat penguasaan yang Anda capai: % = baik sekali 80 89% = baik 70 79% = cukup < 70% = kurang Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai 80% ke atas, selamat! Anda sukses! Anda dapat terus mempelajari subunit berikutnya. Bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, jangan putus asa. Ulangilah mempelajari subunit 2, terutama bagian yang belum Anda pahami. Kajian Bahasa Indonesia di SD 5-31

32 Kunci Jawaban Tes Formatif Tes Formatif 1 1. B: Sintaksis adalah cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase. 2. A: Frase merupakan satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi. 3. A: Verbal yang intransitif karena klausa verbal intransitif adalah klausa yang predikatnya dari kata golongan kata kerja intransitif sebagai unsur intinya (sedang terbang). 4. D: Frase endosentrik koordinatif karena frase suami isteri unsurunsurnya setara dan dapat dihubungkan dengan kata dan, atau. 5. A: Kalimat dwitaransitif karena kalimta Ali membelikan adiknya motor baru adalah kalimat tunggal yang predikatnya memerlukan objek dan pelengkap. 6. C: Ibunya menjual kain di pasar kalimat yang di dalamnya terdapat frase depan yaitu di. 7. B: Mahasiswa UNM sering tolong-menolong termasuk jenis klausa resiprokal karena predikatnya dari kata golongan verbal yang termasuk kata keja resiprok. 8. B: Kalimat perintah yang mengandung permintaan (Tolong bawa surat ini ke kantor pos!) 9. A: Jenis kata tanya yang menanyakan kausalitas terdapat pada kalimat Mengapa kemarin anak itu tidak hadir di sekolah? Untuk menanyakan kausalitas digunakan kata mengapa, apa sebab, akibat apa. 10. D: Kalimat majemuk beringkat adalah kalimat yang terdiri atas dua pola kalimat atau lebih, satu sebagai induk kalimat (diterangkan) dan satu sebagai anak kalimat (menerangkan). Atau, kalimat tunggal yang bagian-bagiannya diperluas sehingga perluasan itu membentuk satu atau beberapa pola kalimat baru, selain pola pola yang sudah ada Unit 5

33 Tes Formatif 2 1. B: 2. A: 3. D: 4. C: 5. D: 6. B: 7. B: 8. C: 9. A: 10. A: Homograf: kata-kata yang sama tulisan tetapi makna dan lafalnya berbeda. Kata yang relatif sama bunyinya tetapi tulisan dan maknanya berbeda (homofon). Amelioratif, kata yang mengalami perubahan makna yang semakin bagus atau positif disebut... Homonim: kata yang tulisan dan ucapan sama tetapi maknanya berbeda. Kata yang maknanya yang tidak lagi merujuk kepada referen sebenarnya tetapi merujuk pada makna yang bersifat pengembangan dari makna dasarnya adalah kata yang bermakna kias. Yang termasuk contoh kata-kata yang baku berikut ini adalah alangan, sila, imbau (sudah jelas). Makna leksikal adalah makna kata yang belum mengamali afiksasi, reduplikasi atau pemajemukan. Pilih memilih kata di antara beberapa kata yang sinonim untuk memperoleh kesan yang estetis atau tepat atau kesan tertentu adalah berkaitan dengan diksi. Makna kata yang timbul sesudah mengalami penambahan awalan atau akhiran disebut makna gramatikal (sebaliknya leksikal). Sinestasia ialah perubahan makna yang terjadi akibat pertukaran tanggapan antara dua indera yang berbeda. Kajian Bahasa Indonesia di SD 5-33

34 Glosarium preposisi afiks verbal reduplikasi afiksasi inovatif sufiks morf prefiks linguistik internal afiksasi referen reduplikasi eksternal pemajemukan baku ikhtiar : : : : : : : : : : : : : : : : : : kata depan tentang imbuhan kata yang tidak bisa diawali kata sangat /kata kerja pengulanga kata asal tertentu proses atau hasil penambahan afiks pada kata dasar bersifat memperkenalkan sesuatu yang baru akhiran seperti -an, -kan anggota morfem yang belum ditentukan distribusnya awalan seperti men-, berilmu bahasa; telahasa secara ilmiah masalah ke dalam proses pengimbuhan awalan, akhiran, konfiks unsur luar bahasa yang ditunuk oleh unsur bahasa, benda yang disebut rumah adalah referen dar kata rumah proses atau hasl perulangan kata atau unsur kata bersangkut paut dengan hal-hal luar proses penggabungan dua bentuk kata mejadi suatu kesatuan makna tolok ukur yang berlaku untuk untuk kuantitas atau kalitas yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan; standar upaya-upaya yang dilakukan untuk mencapai hasil yang lebih baik 5-34 Unit 5

35 Daftar Pustaka Alwasilah, Abd. Chedar Linguistik Suatu Pengantar. Bandung:Angkasa Badudu, J.S Pelik-Pelik Bahasa Indonesia Jakarta: Bandung Angkasa Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta:Gramedia. Depdikbud Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Depdikbud Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Keraf, Gorys Tatabahasa Indonesia. EndeFlores: Nusa Indah Kridalaksana. H Kamus Lingistik, Jakarta: Gramedia Ramlan, M Ilmu Bahasa Indonesia: Sintaksis. Yogyakarta: C.V. Karyono. Sartuni, Rasyid, dkk Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Nina Dinamika Supriyadi, dkk Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia 4. Jakarta: Depdiknas Tarigan, Djago & Sulistyaningsih, L.S Analisis Kesalahan Berbahasa. Jakarta; Depdikbud Tarigan, Hendry Guntur, Pengajaran Semantik. Bandung: Angkasa. Kajian Bahasa Indonesia di SD 5-35

36 5-36 Unit 5

Oleh Septia Sugiarsih

Oleh Septia Sugiarsih Oleh Septia Sugiarsih satuan kumpulan kata yang terkecil yang mengandung pikiran yang lengkap. Conth: Saya makan nasi. Definisi ini tidak universal karena ada kalimat yang hanya terdiri atas satu kata

Lebih terperinci

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015 SINTAKSIS Pengantar Linguistik Umum 26 November 2014 Morfologi Sintaksis Tata bahasa (gramatika) Bahasan dalam Sintaksis Morfologi Struktur intern kata Tata kata Satuan Fungsi Sintaksis Struktur antar

Lebih terperinci

BBM 6. Sintaksis Bahasa Indonesia. Dra. Novi Resmini, M.Pd. Pendahuluan

BBM 6. Sintaksis Bahasa Indonesia. Dra. Novi Resmini, M.Pd. Pendahuluan BBM 6 Sintaksis Bahasa Indonesia Dra. Novi Resmini, M.Pd. Pendahuluan Istilah sintaksis berasal dari syntaxis (Belanda), yaitu bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk-beluk wacana,

Lebih terperinci

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA Tata bentukan dan tata istilah berkenaan dengan kaidah pembentukan kata dan kaidah pembentukan istilah. Pembentukan kata berkenaan dengan salah satu cabang linguistik

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

MODUL 4. Kalimat Efektif Kerja belum selesai, belum apa-apa (Chairil Anwar) ABSTRAK

MODUL 4. Kalimat Efektif Kerja belum selesai, belum apa-apa (Chairil Anwar) ABSTRAK MODUL 4 Kalimat Efektif Kerja belum selesai, belum apa-apa (Chairil Anwar) ABSTRAK Modul 4 memuat materi kalimat efektif. Kalimat efektif adalah materi lanjutan dari modul sebelumnya, yaitu tata kalimat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan tanggapannya terhadap alam sekitar atau peristiwa-peristiwa yang dialami secara individual atau secara

Lebih terperinci

anak manis D M sebatang rokok kretek M D M sebuah rumah mewah M D M seorang guru M D

anak manis D M sebatang rokok kretek M D M sebuah rumah mewah M D M seorang guru M D Sintaksis adalah bagian dari tata bahasa yang mempelajari proses pembentukan kalimat, atau yang menganalisis kalimat atas bagian-bagiannya. Kalimat ialah kesatuan bahasa atau ujaran yang berupa kata atau

Lebih terperinci

Merupakan salah satu bentuk konstruksi sintaksis yang tertinggi. Secara tradisional: suatu rangkaian kata yang mengandung pengertian dan pikiran yang

Merupakan salah satu bentuk konstruksi sintaksis yang tertinggi. Secara tradisional: suatu rangkaian kata yang mengandung pengertian dan pikiran yang KALIMAT Merupakan salah satu bentuk konstruksi sintaksis yang tertinggi. Secara tradisional: suatu rangkaian kata yang mengandung pengertian dan pikiran yang lengkap. Secara struktural: bentuk satuan gramatis

Lebih terperinci

1. KALIMAT. 1. Satuan bahasa berupa kata/rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. 2. Memiliki intonasi final.

1. KALIMAT. 1. Satuan bahasa berupa kata/rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. 2. Memiliki intonasi final. 1. KALIMAT 1. Satuan bahasa berupa kata/rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. 2. Memiliki intonasi final. Perbedaan kalimat dan klausa Klausa : gabungan kata yang

Lebih terperinci

Oleh Ratna Novita Punggeti

Oleh Ratna Novita Punggeti KALIMAT DLM BI Oleh Ratna Novita Punggeti STRUKTUR KALIMAT 1. SUBJEK Bagian kalimat yang menunjukkan pelaku/masalah. Menjawab pertanyaan: siapa, apa. Biasanya berupa kata benda/frasa (kongkret/abstrak)

Lebih terperinci

STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.

STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA. STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA oleh Dra. Nunung Sitaresmi, M.Pd. FPBS UPI 1. Pendahuluan Bahasa

Lebih terperinci

Perhatikan kalimat di bawah ini!

Perhatikan kalimat di bawah ini! KLAUSA Perhatikan kalimat di bawah ini! 1) Kamu harus menjadi orang pintar, harus tetap bersemangat, rajin belajar supaya disayang keluarga. 2) Akan belajar. (Jawaban atas pertanyaan Kamu akan apa?) 3)

Lebih terperinci

BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas dari isi yang

BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas dari isi yang BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Struktur adalah perangkat unsur yang di antaranya ada hubungan yang bersifat ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

RINGKASAN PENELITIAN

RINGKASAN PENELITIAN RINGKASAN PENELITIAN KONSTRUKSI KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI GURU-GURU SEKOLAH DASAR KABUPATEN CIAMIS OLEH DRA. NUNUNG SITARESMI, M.PD. FPBS UPI Penelitian yang berjudul Konstruksi

Lebih terperinci

KALIMAT. Menu SK DAN KD. Pengantar: Bahasa bersifat Hierarki 01/08/2017. Oleh: Kompetensi Dasar: 3. Mahasiwa dapat menjelaskan kalimat

KALIMAT. Menu SK DAN KD. Pengantar: Bahasa bersifat Hierarki 01/08/2017. Oleh: Kompetensi Dasar: 3. Mahasiwa dapat menjelaskan kalimat KELOMPOK 5 MATA KULIAH: BAHASA INDONESIA Menu KALIMAT Oleh: A. SK dan KD B. Pengantar C. Satuan Pembentuk Bahasa D. Pengertian E. Karakteristik F. Unsur G. 5 Pola Dasar H. Ditinjau Dari Segi I. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesalahan berbahasa ini tidak hanya terjadi pada orang-orang awam yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi tertentu, tetapi sering

Lebih terperinci

Apa itu sintaksis Sitindoan: Sintaksis ialah cabang dari tata bahasa yang mempelajari hubungan kata atau kelompok kata dalam kalimat dan menerangkan h

Apa itu sintaksis Sitindoan: Sintaksis ialah cabang dari tata bahasa yang mempelajari hubungan kata atau kelompok kata dalam kalimat dan menerangkan h BAHAN AJAR SINTAKSIS BAHASA INDONESIA (FRASA) 4 SKS Dra. Nunung Sitaresmi, M.Pd. FPBS UPI Apa itu sintaksis Sitindoan: Sintaksis ialah cabang dari tata bahasa yang mempelajari hubungan kata atau kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi media massa berjalan dengan pesat saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi media massa berjalan dengan pesat saat ini. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi media massa berjalan dengan pesat saat ini. Dalam masyarakat moderen, media massa mempunyai peran yang signifikan sebagai bagian dari kehidupan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan makna gramatikal. Untuk menjelaskan konsep afiksasi dan makna, penulis memilih pendapat dari Kridalaksana

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. mengungkapkan pikiran yang utuh (Alwi, 2003:311). Dalam wujud lisan, kalimat

II. KAJIAN PUSTAKA. mengungkapkan pikiran yang utuh (Alwi, 2003:311). Dalam wujud lisan, kalimat 9 II. KAJIAN PUSTAKA A. Kalimat Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh (Alwi, 2003:311). Dalam wujud lisan, kalimat ditandai dengan nada

Lebih terperinci

SINTAKSIS. Sintaksis adalah menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. B. KATA SEBAGAI SATUAN SINTAKSIS

SINTAKSIS. Sintaksis adalah menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. B. KATA SEBAGAI SATUAN SINTAKSIS SINTAKSIS Sintaksis adalah menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. A. STRUKTUR SINTAKSIS Untuk memahami struktur sintaksis, terlebih dahulu kita harus Mengetahui fungsi,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak 9 BAB II KAJIAN TEORI Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak bahasa. Chaer (2003: 65) menyatakan bahwa akibat dari kontak bahasa dapat tampak dalam kasus seperti interferensi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana berkomunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Peranan bahasa sangat membantu manusia dalam menyampaikan gagasan, ide, bahkan pendapatnya

Lebih terperinci

Kegiatan Sehari-hari

Kegiatan Sehari-hari Bab 1 Kegiatan Sehari-hari Kegiatan Sehari-hari 1 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini kamu diharapkan mampu: 1) membuat daftar kegiatan sehari-hari berdasarkan penjelasan guru; 2) menceritakan

Lebih terperinci

KELOMPOK 1 Teknik Mesin UB DIKSI DAN KATA BAKU. Makalah Bahasa Indonesia

KELOMPOK 1 Teknik Mesin UB DIKSI DAN KATA BAKU. Makalah Bahasa Indonesia KELOMPOK 1 Teknik Mesin UB DIKSI DAN KATA BAKU Makalah Bahasa Indonesia KATA PENGANTAR Syukur alhamdulilah kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat yang telah di limpahkannya. Sehingga penyusunan

Lebih terperinci

04/10/2016. Dengan bangga, kami mempersembahkan KALIMAT. Pertemuan 6

04/10/2016. Dengan bangga, kami mempersembahkan KALIMAT. Pertemuan 6 Dengan bangga, kami mempersembahkan KALIMAT Pertemuan 6 1 Bahasan Identifikasi Aktualisasi Unsur-unsur Struktur Pengembangan Identifikasi Kalimat ialah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan

Lebih terperinci

PEMBELAJARANKOSAKATA Oleh: (Khairil Usman, S.Pd., M.Pd.)

PEMBELAJARANKOSAKATA Oleh: (Khairil Usman, S.Pd., M.Pd.) A. Pengertian Kosakata PEMBELAJARANKOSAKATA Oleh: (Khairil Usman, S.Pd., M.Pd.) Guru Bahasa Indonesia SMAN 3 Parepare Kosakata menurut Kridalaksana (1993: 122) sama dengan leksikon. Leksikon adalah (1)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Verba berprefiks..., Indra Haryono, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Verba berprefiks..., Indra Haryono, FIB UI, Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifakasikan diri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekunder yang akan mendukung penelitian, juga diperlukan untuk mengetahui sampai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekunder yang akan mendukung penelitian, juga diperlukan untuk mengetahui sampai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan Yang Relevan Pengkajian teori tidak akan terlepas dari kajian pustaka atau studi pustaka karena teori secara nyata dapat dipeoleh melalui studi atau kajian kepustakaan.

Lebih terperinci

2. Punya pendirian, peduli sesama, berkomitmen dan bisa bertanggung jawab. Menurut aku, gentleman punya sifat yang seperti itu. Kalau punya pacar, dia

2. Punya pendirian, peduli sesama, berkomitmen dan bisa bertanggung jawab. Menurut aku, gentleman punya sifat yang seperti itu. Kalau punya pacar, dia VERBA PREDIKAT BAHASA REMAJA DALAM MAJALAH REMAJA Renadini Nurfitri Abstrak. Bahasa remaja dapat dteliti berdasarkan aspek kebahasaannya, salah satunya adalah mengenai verba. Verba sangat identik dengan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN PERTANYAAN PENELITIAN. Kerangka teoretis merupakan suatu rancangan teori-teori mengenai hakikat

BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN PERTANYAAN PENELITIAN. Kerangka teoretis merupakan suatu rancangan teori-teori mengenai hakikat BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN PERTANYAAN PENELITIAN A. Kerangka Teoretis Kerangka teoretis merupakan suatu rancangan teori-teori mengenai hakikat yang memberikan penjelasan tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari yang digunakan oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari yang digunakan oleh manusia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari yang digunakan oleh manusia. Dengan bahasa seseorang juga dapat menyampaikan pikiran dan perasaan secara tepat

Lebih terperinci

PEMBAHASAN SOAL SINTAKSIS

PEMBAHASAN SOAL SINTAKSIS PEMHSN SOL SINTKSIS 1. Perbedaan Frase dengan Kata Majemuk Frasa adalah frasa merupakan gabungan dua kata atau lebih yang merupakan satu kesatuan dan menjadi salah satu unsur atau fungsi kalimat (subjek,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kuantitatif serta bertambahnya aspek psikis yang lebih bersifat kaulitatif. Dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kuantitatif serta bertambahnya aspek psikis yang lebih bersifat kaulitatif. Dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kemampuan Siswa sekolah dasar merupakan individu-individu yang sedang tumbuh dan berkembang dalam rangka pencapaian kepribadian yang dewasa. Pertumbuhan individu terlihat

Lebih terperinci

Frasa Endosentrik: - beberapa mahasiswa - segera melakukan Frasa Eksosentrik: - bakti sosial - di Cangkringan

Frasa Endosentrik: - beberapa mahasiswa - segera melakukan Frasa Eksosentrik: - bakti sosial - di Cangkringan FRASA Pengertian Satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih. Satuan yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa. Selalu terdapat dalam satu fungsi unsur klausa, seperti S, P, O, Pel, KET.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna. Ujaran-ujaran tersebut dalam bahasa lisan diproses melalui komponen fonologi, komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan kekacauan pada tindak berbahasa. Salah satu contoh penggunaan bentuk bersinonim yang dewasa ini sulit

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

Unsur Kalimat. Kenapa kalimat (SPOPK) menjadi kajian dalam penulisan ilmiah? 29/02/2012 KALIMAT?

Unsur Kalimat. Kenapa kalimat (SPOPK) menjadi kajian dalam penulisan ilmiah? 29/02/2012 KALIMAT? KALIMAT? Kalimat merupakan bentuk bahasa atau wacana yang digunakan sebagai sarana untuk menuangkan dan menyusun gagasan secara terbuka agar dapat dikomunikasikan kepada orang lain (Mustakim, 1994). Kalimat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia hampir tidak dapat terlepas dari peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia memerlukan sarana untuk

Lebih terperinci

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep Andriyanto, Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia... 9 Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep Andriyanto Bahasa Indonesia-Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KATA SAMBUNG PADA KARANGAN SISWA SMP N 2 GATAK SUKOHARJO

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KATA SAMBUNG PADA KARANGAN SISWA SMP N 2 GATAK SUKOHARJO EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KATA SAMBUNG PADA KARANGAN SISWA SMP N 2 GATAK SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH SISWA ASING Oleh Rika Widawati

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH SISWA ASING Oleh Rika Widawati ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH SISWA ASING Oleh Rika Widawati Abstrak. Penelitian ini menggambarkan kesalahan penggunaan bahasa Indonesia terutama dalam segi struktur kalimat dan imbuhan

Lebih terperinci

BAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS

BAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS Nama : Khoirudin A. Fauzi NIM : 1402408313 BAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS Pada bab terdahulu disebutkan bahwa morfologi dan sintaksis adalah bidang tataran linguistik yang secara tradisional disebut

Lebih terperinci

PERILAKU SINTAKSIS FRASA ADJEKTIVA SEBAGAI PENGUAT JATI DIRI BAHASA INDONESIA

PERILAKU SINTAKSIS FRASA ADJEKTIVA SEBAGAI PENGUAT JATI DIRI BAHASA INDONESIA -Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III- PERILAKU SINTAKSIS FRASA ADJEKTIVA SEBAGAI PENGUAT JATI DIRI BAHASA INDONESIA Munirah Pascasarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Unismuh Makassar munirah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan orang lain. Oleh karena itu, bahasa adalah alat yang digunakan sebagai sarana interaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani (Sun + tattein) yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani (Sun + tattein) yang berarti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani (Sun + tattein) yang berarti mengatur bersama-sama (Verhaar dalam Markhamah, 2009: 5). Chaer (2009: 3) menjelaskan bahwa

Lebih terperinci

a. Pengertian 5. N+FP 6. Ar+N b. Struktur Frasa Nomina 7. yang+n/v/a/nu/fp 1. N+N 2. N+V 8. Nu+N 3. N+A 4. N+Nu

a. Pengertian 5. N+FP 6. Ar+N b. Struktur Frasa Nomina 7. yang+n/v/a/nu/fp 1. N+N 2. N+V 8. Nu+N 3. N+A 4. N+Nu 1. Frasa Nominal a. Pengertian frasa yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata benda atau nomina. contoh : mahasiswa baru sepeda ini anak itu gedung sekolah b. Struktur Frasa Nomina Secara kategorial

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. onoma yang berarti nama dan syn yang berarti dengan. Secara harfiah sinonim

BAB II KAJIAN PUSTAKA. onoma yang berarti nama dan syn yang berarti dengan. Secara harfiah sinonim BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Sinonim Secara etimologi kata sinonim berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu onoma yang berarti nama dan syn yang berarti dengan. Secara harfiah sinonim berarti nama lain

Lebih terperinci

I. KAJIAN PUSTAKA. Kemampuan adalah kesanggupan seseorang menggunakan unsur-unsur kesatuan dalam

I. KAJIAN PUSTAKA. Kemampuan adalah kesanggupan seseorang menggunakan unsur-unsur kesatuan dalam I. KAJIAN PUSTAKA 1. Pengertian Kemampuan Kemampuan adalah kesanggupan seseorang menggunakan unsur-unsur kesatuan dalam bahasa untuk menyampaikan maksud serta kesan tertentu dalam keadan yang sesuai. Hal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Relevan 1. Penelitian yang berjudul Bentuk Fungsi Makna Afiks men- dalam Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar disusun oleh Rois Sunanto NIM 9811650054 (2001)

Lebih terperinci

Bidang linguistik yang mempelajari makna tanda bahasa.

Bidang linguistik yang mempelajari makna tanda bahasa. SEMANTIK Pengantar Linguistik Umum 3 November 2014 APAKAH SEMANTIK ITU? 1 2 Bidang linguistik yang mempelajari makna tanda bahasa. Menurut Ogden & Richards (1923), makna tanda bahasa dapat dilihat dari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan yang Relevan Mempertanggungjawabkan hasil penelitian bukanlah pekerjaan mudah. Seorang penulis harus mempertanggungjawabkan hasil penelitiannya disertai data-data

Lebih terperinci

Latihan untuk Modul 1, 2, dan 3

Latihan untuk Modul 1, 2, dan 3 Latihan untuk Modul 1, 2, dan 3 1. Penulisan tanda baca yang tidak benar terdapat dalam kalimat... (A) Banyak karyawan yang di-phk karena melakukan aksi unjuk rasa. (B) Pak Anwar, guru adik, akan pergi

Lebih terperinci

BAB 6 TATARAN LINGUISTIK (3): SINTAKSIS

BAB 6 TATARAN LINGUISTIK (3): SINTAKSIS BAB 6 TATARAN LINGUISTIK (3): SINTAKSIS Sintaksis adalah bidang tataran linguistic yang secara tradisional disebut tata bahasa atau gramatika. Sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut KBBI (2003 : 588), konsep adalah gambaran mental dari suatu objek,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut KBBI (2003 : 588), konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menurut KBBI (2003 : 588), konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh

Lebih terperinci

UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG

UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG Nama Mata Kuliah Kode/SKS Waktu SOAL TUGAS TUTORIAL II : Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD : PGSD 4405/3 (tiga) : 60 menit/pada pertemuan ke-5 PILIHLAH SALAH

Lebih terperinci

BAB 11 KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain ( KBBI,2007:588).

BAB 11 KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain ( KBBI,2007:588). BAB 11 KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Menulis Kalimat Sederhana Siswa Kelas II SDN Doda Melalui Metode Kartu Kata ABSTRAK

Peningkatan Kemampuan Menulis Kalimat Sederhana Siswa Kelas II SDN Doda Melalui Metode Kartu Kata ABSTRAK Peningkatan Kemampuan Menulis Kalimat Sederhana Siswa Kelas II SDN Doda Melalui Metode Kartu Kata Susse Ragi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Woodruff ( dalam Amin, 1987 ),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Woodruff ( dalam Amin, 1987 ), BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep 2.1.1 Pengertian Konsep Secara umum konsep adalah suatu abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Woodruff ( dalam

Lebih terperinci

Pengertian Morfologi dan Ruang Lingkupnya

Pengertian Morfologi dan Ruang Lingkupnya Modul 1 Pengertian Morfologi dan Ruang Lingkupnya B PENDAHULUAN Drs. Joko Santoso, M.Hum. agi Anda, modul ini sangat bermanfaat karena akan memberikan pengetahuan yang memadai mengenai bentuk, pembentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, yang kemudian disebut dengan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah ide-ide, penggambaran hal-hal atau benda-benda ataupun

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah ide-ide, penggambaran hal-hal atau benda-benda ataupun BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah ide-ide, penggambaran hal-hal atau benda-benda ataupun gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo dkk., 1985:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka memuat uraian sistematis tentang teori-teori dasar dan konsep atau hasil-hasil penelitian yang ditemukan oleh peneliti terdahulu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif. Bahasa dan proses

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif. Bahasa dan proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif. Bahasa dan proses berbahasa adalah hal yang tidak bisa terlepas dari kehidupan manusia. Dengan berbahasa, seseorang

Lebih terperinci

BENTUK KATA DAN MAKNA

BENTUK KATA DAN MAKNA BENTUK DAN MAKNA BENTUK KATA DAN MAKNA 1. FONEM bunyi bahasa yang membedakan arti/ makna Contoh : /apēl/ dan /apəl/ /mental/ dan /məntal/ /s/ayur - /m/ayur /s/ : /m/ Fonem ada dua : Konsonan dan Vokal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki bahasa Indonesia sebagai identitas kebangsaannya. Bahasa Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN. memiliki bahasa Indonesia sebagai identitas kebangsaannya. Bahasa Indonesia tidak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Setiap bangsa tentunya memiliki bahasa sebagai identitas, seperti Indonesia memiliki bahasa Indonesia sebagai identitas kebangsaannya. Bahasa Indonesia tidak hanya

Lebih terperinci

KATA BESAR: BENTUK, PERILAKU, DAN MAKNA. Disusun Oleh: SHAFIRA RAMADHANI FAKULTAS ILMU BUDAYA, UNIVERSITAS DIPONEGORO, SEMARANG,50257

KATA BESAR: BENTUK, PERILAKU, DAN MAKNA. Disusun Oleh: SHAFIRA RAMADHANI FAKULTAS ILMU BUDAYA, UNIVERSITAS DIPONEGORO, SEMARANG,50257 KATA BESAR: BENTUK, PERILAKU, DAN MAKNA Disusun Oleh: SHAFIRA RAMADHANI - 13010113140096 FAKULTAS ILMU BUDAYA, UNIVERSITAS DIPONEGORO, SEMARANG,50257 1. INTISARI Semiotika merupakan teori tentang sistem

Lebih terperinci

STMIK CIC CIREBON Nurul Bahiyah, M. Kom.

STMIK CIC CIREBON Nurul Bahiyah, M. Kom. STMIK CIC CIREBON - 2016 Nurul Bahiyah, M. Kom. PENGERTIAN Kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa baik ejaan maupun tanda bacanya sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengarnya.

Lebih terperinci

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax.022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id 043 URS

Lebih terperinci

Semantik NORDIN BIN TAHIR INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS IPOH

Semantik NORDIN BIN TAHIR INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS IPOH Semantik NORDIN BIN TAHIR INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS IPOH Bahasa Fonetik Tatabahasa Semantik Sintaksis Morfologi 2 Pendahuluan: Semantik Bahasa merupakan sistem komunikasi yang amat penting bagi manusia.

Lebih terperinci

Untuk STIKOM Bandung Tahun Nantia Rena Venus, S.S., M.I.Kom.

Untuk STIKOM Bandung Tahun Nantia Rena Venus, S.S., M.I.Kom. Untuk STIKOM Bandung Tahun 2011-2012 Nantia Rena Venus, S.S., M.I.Kom. Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). Jadi, bila tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam arti, bahasa mempunyai kedudukan yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam arti, bahasa mempunyai kedudukan yang penting bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia dalam berkomunikasi. Bahasa mempunyai hubungan yang erat dalam komunikasi antar manusia, yakni dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

RELASI MAKNA KLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN SURAT LUQMAN

RELASI MAKNA KLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN SURAT LUQMAN 0 RELASI MAKNA KLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN SURAT LUQMAN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peningkatan hasil belajar siswa merupakan tujuan yang ingin selalu dicapai oleh para pelaksana pendidikan dan peserta didik. Tujuan tersebut dapat berupa

Lebih terperinci

SINTAKSIS ( TATA KALIMAT BAHASA INDONESIA )

SINTAKSIS ( TATA KALIMAT BAHASA INDONESIA ) SINTAKSIS ( TATA KALIMAT BAHASA INDONESIA ) MAKALAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kapita Selekta Bahasa Indonesia Dosen : DR. Prana Dwija Iswara, S.Pd. M.Pd. Disusun oleh : Kelompok

Lebih terperinci

kegiatan sehari hari pelajaran 2

kegiatan sehari hari pelajaran 2 pelajaran 2 kegiatan sehari hari semua anak senang bermain anak anak bermain setiap hari bermain membuat hati senang bermain boleh saja asal jangan lupa belajar kegiatan sehari hari 17 mengenal tanda baca

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA Modul ke: 10 MATA KULIAH BAHASA INDONESIA DIKSI ATAU PILIHAN KATA Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id SUPRIYADI, S.Pd., M.Pd. HP. 0815 1300 7353/ 0812 9479 4583 E-Mail:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem lambang bunyi yang bermakna dan dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf, 2004:1), sedangkan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Kridalaksana,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Kridalaksana, BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Idiom berasal dari bahasa Yunani yaitu idios yang berarti khas, mandiri,

BAB II KAJIAN TEORI. Idiom berasal dari bahasa Yunani yaitu idios yang berarti khas, mandiri, BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Idiom Idiom berasal dari bahasa Yunani yaitu idios yang berarti khas, mandiri, khusus atau pribadi. Menurut Keraf (2005:109) Idiom adalah pola-pola struktural yang menyimpang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia, karena dalam kehidupannya manusia tidak terpisahkan dari pemakaian bahasa. Dengan bahasa, manusia

Lebih terperinci

ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA CERITA ANAK DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2012

ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA CERITA ANAK DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2012 ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA CERITA ANAK DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2012 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Pendidikan

Lebih terperinci

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax.022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id 043 URS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sebagai sebuah

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sebagai sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sebuah sistem, artinya bahasa itu dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sebagai sebuah sistem, bahasa

Lebih terperinci

FRASA NOMINAL DALAM BAHASA BANJAR SAMARINDA (Suatu Kajian Konseptual Morfo-Sintaksis)

FRASA NOMINAL DALAM BAHASA BANJAR SAMARINDA (Suatu Kajian Konseptual Morfo-Sintaksis) FRASA NOMINAL DALAM BAHASA BANJAR SAMARINDA (Suatu Kajian Konseptual Morfo-Sintaksis) Diyah Permana (Staf Pengajar Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda) Abstrak Kajian tentang Frasa Nominal dalam

Lebih terperinci

BAHASA INDONESIA D I K S I. Drs. SUMARDI, M. Pd. Modul ke: Fakultas SISTEM INFORMASI. Program Studi SISTEM INFORMASI.

BAHASA INDONESIA D I K S I. Drs. SUMARDI, M. Pd. Modul ke: Fakultas SISTEM INFORMASI. Program Studi SISTEM INFORMASI. BAHASA INDONESIA Modul ke: D I K S I Fakultas SISTEM INFORMASI Drs. SUMARDI, M. Pd Program Studi SISTEM INFORMASI www.mercubuana.ac.id Pengertian Diksi Diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras

Lebih terperinci

Kemampuan Penggunaan Struktur Kalimat Terhadap Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi Siswa Kelas VII SMPN 3 Sungguminasa Kabupaten Gowa

Kemampuan Penggunaan Struktur Kalimat Terhadap Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi Siswa Kelas VII SMPN 3 Sungguminasa Kabupaten Gowa Fardillah/Kemampuan Penggunaan Struktur Kalimat Terhadap Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi 642 Kemampuan Penggunaan Struktur Kalimat Terhadap Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi FARDILLAH Abstrak

Lebih terperinci

Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) pada Makalah Mahasiswa Non-PBSI 1 Nuryani 2

Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) pada Makalah Mahasiswa Non-PBSI 1 Nuryani 2 Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) pada Makalah Mahasiswa Non-PBSI 1 Nuryani 2 Abstrak Bahasa Indonesia menjadi mata kuliah wajib di seluruh universitas, termasuk UIN Syarif Hidyatullah Jakarta.

Lebih terperinci

Kedudukan dan Ruang Lingkup Sintaksis

Kedudukan dan Ruang Lingkup Sintaksis Modul 1 Kedudukan dan Ruang Lingkup Sintaksis M PENDAHULUAN Joko Santoso, M.Hum. ateri-materi yang disajikan dalam Modul 1, yang berkenaan dengan kedudukan dan ruang lingkup sintaksis ini merupakan pijakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan di dalam suatu penelitian, maka dibutuhkan sebuah metode penelitian. Metode ini dijadikan pijakan dalam

Lebih terperinci

KONSTRUKSI OBJEK GANDA DALAM BAHASA INDONESIA

KONSTRUKSI OBJEK GANDA DALAM BAHASA INDONESIA HUMANIORA Suhandano VOLUME 14 No. 1 Februari 2002 Halaman 70-76 KONSTRUKSI OBJEK GANDA DALAM BAHASA INDONESIA Suhandano* 1. Pengantar ahasa terdiri dari dua unsur utama, yaitu bentuk dan arti. Kedua unsur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu di dalam kehidupan pasti tidak akan terlepas untuk melakukan komunikasi dengan individu lainnya. Dalam berkomunikasi diperlukan adanya sarana

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORETIS

BAB 2 LANDASAN TEORETIS BAB 2 LANDASAN TEORETIS 2.1 Kerangka Acuan Teoretis Penelitian ini memanfaatkan pendapat para ahli di bidangnya. Bidang yang terdapat pada penelitian ini antara lain adalah sintaksis pada fungsi dan peran.

Lebih terperinci

REALISASI STRUKTUR SINTAKSIS PROSES PEMBELAJARAN MAHASISWA IA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA STKIP PGRI BANGKALAN TAHUN AJARAN

REALISASI STRUKTUR SINTAKSIS PROSES PEMBELAJARAN MAHASISWA IA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA STKIP PGRI BANGKALAN TAHUN AJARAN REALISASI STRUKTUR SINTAKSIS PROSES PEMBELAJARAN MAHASISWA IA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA STKIP PGRI BANGKALAN TAHUN AJARAN 2016 Sakrim Surel: sakrim.madura@yahoo.com ABSTRAK Pembuktian

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BAHASA INDONESIA BAB 3. Teks EksposisiLatihan Soal 3.2

SMP kelas 7 - BAHASA INDONESIA BAB 3. Teks EksposisiLatihan Soal 3.2 SMP kelas 7 - BAHASA INDONESIA BAB 3. Teks EksposisiLatihan Soal 3.2 1. (1).Aku sudah selesai belajar. (2).Besok aku siap pulang (3).Karena ingin mendapat nilai yang baik,aku lebih Lama belajar dan lebih

Lebih terperinci