DAPAT MENURUNKAN KADAR F2-ISOPROSTAN PADA URIN TIKUS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAPAT MENURUNKAN KADAR F2-ISOPROSTAN PADA URIN TIKUS"

Transkripsi

1 PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL UMBI BIT MERAH (Beta vulgaris) ORAL DAPAT MENURUNKAN KADAR F2-ISOPROSTAN PADA URIN TIKUS (Rattus norvegicus) WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI AKTIVITAS FISIK BERLEBIH ABSTRAK Aktivitas fisik berlebih akan meningkatkan komsumsi oksigen yang dapat mengakibatkan peningkatan kadar Reactive Oxygen Species (ROS) sehingga menyebabkan stres oksidatif yang ditandai dengan meningkatnya F2-Isoprostan sebagai salah satu produk peroksidasi lipid. Tanaman umbi bit merah (Beta vulgaris) mengandung polifenol, khususnya flavonoid, dan memiliki aktivitas antioksidan yang dapat mencegah stress oksidatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa pemberian ekstrak umbi bit (Beta vulgaris. L) per oral menghambat peningkatan kadar F2 Isoprostan Urine tikus yang diberi aktivitas fisik berlebih. Penelitian ini menggunakan pretest-posttest control group design, dengan subjek berupa 20 ekor tikus (Rattus norvegicus), galur wistar, jantan, sehat, berumur 2-3 bulan (setara dengan usia manusia 16 tahun), dengan berat badan gram yang terbagi menjadi 2 (dua) kelompok masing-masing berjumlah 10 ekor tikus. Kelompok pertama (kontrol) diberikan aktivitas fisik berlebih selama 7 hari, yang diberikan plasebo berupa aquadest sebanyak 2cc dengan aktivitas fisik berlebih selama 7 hari. Kelompok kedua (perlakuan) diberikan aktivitas fisik berlebih selama 7 hari, diberikan ekstrak kulit buah bit sebanyak 200 mg yg diencerkan dengan aquadest menjadi 2 cc secara oral sekali setiap hari selama 7 hari dengan aktivitas fisik berlebih. Sebelum dan setelah 7 hari perlakuan, sampel urin ditampung dan diperiksa kadar F2-Isoprostan menggunakan 8-isoPGF2α enzyme immunoassay kit (EIA) dari assay design untuk data pretest dan post-test. Hasil penelitian menunjukkan rerata kadar F2-Isoprostan pada kelompok kontrol (P0) sebelum perlakuan (pretest) adalah 4,17 ± 0,17 ng/ml, sedangkan pada kelompok perlakuan (P1) adalah 4,15 ± 0,09 ng/ml (p>0,05). Setelah perlakuan selama 7 hari (post-test), rerata kadar F2-Isoprostan pada kelompok kontrol (P0) adalah 4,23 ± 0,17 ng/ml dan pada kelompok perlakuan (P1) adalah 2,99 ± 0,03 ng/ml (p<0,01). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan,dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak umbi bit (Beta vulgaris. L) peroral menurunkan kadar F2 Isoprostan Urine tikus yang diberi aktivitas berlebih. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar penelitin lebih lanjut untuk mengetahui efektifitas dan dosis optimal ekstrak buah delima merah sebagai antioksidan. Kata Kunci: Umbi bit merah, F2-Isoprostan, pelatihan fisik berlebih, tikus wistar.

2 X0ADMINISTRATION OF BEET PLANT (Beta vulgaris) ROOT EXTRACT PREVENTED THE ELEVATION OF F2-ISOPROSTAN LEVEL IN OVERTRAINING-INDUCED MALE WISTAR RATS (Rattus norvegicus) ABSTRACT Overtraining activity increase the consumption of oxygen which can result in increased levels of Reactive Oxygen Species (ROS), causing oxidative stress characterized by the elevation of F2-isoprostane as a products of lipid peroxidation. Beet plants (Beta vulgaris) contain abundant of polyphenol, especially a flavonoid, and possess antioxidant activity that are able to inhibit and break the chain reaction of free radicals and prevent lipid peroxidation. The purpose of this study was to prove that the administration of Beet plants (Beta vulgaris) root extract can inhibit the elevation of F2-isoprostane levels in male wistar rats (Rattus norvegicus) urin induced by excessive physical training. This study was a true experimental research using a pretest-posttest control group design. The subjects were 20 male wistar rats (Rattus norvegicus), aged 2-3 months (equivalent to 18 years of human age), weighing grams and were divided into 2 groups. One group as a control group (P0) that were given a placebo of 2cc aquadest + overtraining activity for 7 days, and the treatment group (P1) which were administered with the extract of Beet plants (Beta vulgaris) root of 200mg/rats/day + excessive physical training for 7 days. Before and after 7 days of treatment, the urine sample was collected and examined levels of F2-isoprostane 8-isoPGF2α was done using enzyme immunoassay kit (EIA) of the assay design for pretest and post-test data respectively. The results showed that the average levels of F2-isoprostane in the control group (P0) before treatment (pretest) was 4.17 ± 0.17 ng / ml, while the treatment group (P1) was 4.15 ± 0.09 ng / ml (p> 0.05). On the other hand, after treatment for 7 days (post-test), the mean levels of F2-isoprostane in the control group (P0) was 4.23 ± 0.17 ng / ml and the treatment group (P1) was 2.99 ± 0.03 ng / ml (p<0.01). Based on these result, it can be concluded that the administration of Beet plants (Beta vulgaris) root extract can inhibit the elevation of F2-isoprostane levels in male wistar rats (Rattus norvegicus) urin induced by excessive physical training. The result of this study could be applied as a basis for further research in pursuit of the pomegranate extract effectiveness and optimal dose as antioxidant. Keywords: beet plants, F2-Isoprostan, excessive physical training, wistar rats.

3 DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i LEMBAR PRASYARAT GELAR MAGISTER... ii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT... v LEMBAR UCAPAN TERIMA KASIH... vi ABSTRAK... ix ABSTRACT... x Halaman DAFTAR ISI... xi DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xvi DAFTAR SINGKATAN... xviii DAFTAR LAMPIRAN... xx BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 6

4 1.4.1 Manfaat Ilmiah Manfaat Praktis... 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penuaaan (Aging) Teori Proses Penuaan Radikal Bebas Definisi Radikal Bebas Sumber Radikal Bebas Klasifikasi Radikal Bebas Pembentukan Radikal Bebas Reactive Oxygen Species (ROS) Dampak Negatif Reactive Oxygen Species Dampak Positif Reactive Oxygen Species Stres Oksidatif Aktivitas Fisik Definisi Aktifitas Fisik Berlebih Hubungan Aktivitas Fisik Berlebih Dengan Stres Oksidatif F2-Isoprostan Antioksidan Jenis Antioksidan Klasifikasi Antioksidan Mekanisme Kerja Antioksidan Umbi Bit Merah Pembudidayaan Umbi Bit Karakteristik Umbi Bit Merah Kandungan Umbi Bit Merah (Beta Vulgaris. L)... 34

5 2.6.4 Kandungan Antioksidan Bit Merah (beta Vulgaris.L) Antioksidan Umbi Bit Merah Betalain Vit. C B Caroten Flavonoid dan Polifenol Tikus Wistar Klasifikasi Tikus Wistar Pemantauan Keselamatan Tikus...44 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Berpikir Konsep Hipotesis Penelitian BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Populasi Kriteria Subyek Kriteria Penerimaan Kriteria Drop Out Penentuan Besar dan Cara Pengambilan Sampel Penentuan Besar Sampel Tehnik Pengambilan Sampel... 51

6 4.5 Variabel Penelitian Identifikasi Variabel Klasifikasi Variabel Definisi Operasional Variabel Bahan dan Alat-alat Penelitian Prosedur Penelitian Pemeliharaan Tikus Percobaan Pelaksanaan Perlakuan Cara Pembuatan Ekstrak buah Delima (Punica granatum) Cara Mengambil Sampel Urin Cara Memeriksa F2-isoprostan dengan Metode 8-isoprostaglandin F2α Alur Penelitian Analisi Data BAB V HASIL PENELITIAN Analisis Deskriptif Uji Normalitas Data Uji Homogenitas Data Uji Komparabilitas...

7 5.5 Analisis Efek Perlakuan BAB VI PEMBAHASAN Subyek Penelitian Distribusi dan Homogenitas Data Hasil Penelitian Pengaruh Pemberian Ekstrak Umbi Bit Merah BAB VII SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN Halaman

8 1. Lampiran I, Tabel Konversi Dosis ( Pages dan Barnes, 1964 ) Lampiran II, Ethical Clearance Lampiran III, Hasil Analisis Laboratorium Lampiran IV, Analisis Deskriptif, Uji Normalitas Data, Uji Homogenitas Data, Analisis Komparasi, Analisis Efek Perlakuan Lampiran V, Hasil Laboratorium F2-Isoprostan Lampiran VI, Foto-foto Tikus dan alat-alat penelitian... 90

9 DAFTAR GAMBAR 2.1 Pembentukan Radikal Bebas Pembentukan ROS oleh reaksi Fenton dan Haber-Weiss Penyakit yang di induksi stres oksidatif pada manusia Hubungan Aktivitas berlebih dengan Stres Oksidatif Skema stres oksidatif dalam penyakit Skema stres oksidatif Skema sederhana biosintesis F2-isoprostan Umbi bit merah Struktur kimia molekul senyawa betalain Tikus Wistar (Rattus Norvegicus) Bagan Konsep Penelitian. 46 Halaman

10 4.1 Rancangan Penelitian Alur penelitian Perbandingan Rerata Kadar F2-Isoprostan Setiap Kelompok 67

11 DAFTAR TABEL Halaman 2.1 Komposisi gizi pada bit merah per 100g Data Biologi Tikus Klasifikasi Tikus Wistar Analisis Deskriptif Kadar F2-Isoprostan Antar Kelompok Hasil Uji Normalitas Data Antar Kelompok Hasil Uji Homogenitas DataAntar Kelompok Komparasi Kadar F2-Isoprostan antar Kelompok Sebelum Perlakuan Komparasi Kadar F2-Isoprostan antar Kelompok Sesudah Perlakuan Analisis Pre-Post Kadar F2-Isoprostan Pada Setiap Kelompok. 66

12 DAFTAR SINGKATAN AAM ACE ATP COX DHEA DNA = Anti Aging Medicine = Angiotensin Converting Enzyme = Adenosine Triphosphate = Cyclooxygenase = Dehydroepiandrosterone = Deoxyribonucleic Acid EIA = enzyme immunoassay kit enos GPx GSH HbA1c HNE LDL MDA = Endothelial Nitric Oxide Synthase = Glutathione Peroxidase = Glutathione = Hemoglobin A1c = 4-Hydroxy-2-Trans-Nonenal = Low Density Lipoprotein = Malondialdehyde

13 NF-КB ORAC = Nuclear Factor KappaB = Oxygen Radical Absorption Capacity p-creb= Phospho-cAMP Response Element-Binding Protein PUFA RNA RNS ROS SOD = Polyunsaturated Fatty Acid = Ribonucleic Acid = Reactive Nitrogen Species = Reactive Oxygen Species = Superoxide Dismutase

14 SPSS TA TBARS TNF α USDA UV = Statistical Package for the Social Sciences = Total Activity = Thiobarbituric Acid Reactive Substances = Tumor Necrosis Factor α = United State Department of Agriculture = Ultraviolet

15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penuaan merupakan kodrat alami dan fisiologis yang pasti akan di alami oleh setiap mahluk hidup termasuk manusia. Seiring dengan berkembangnya ilmu Anti Aging Medicine maka terciptalah suatu konsep baru di dalam dunia kedokteran. Anti Aging Medicine adalah bagian ilmu kedokteran yang didasarkan pada penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran terkini untuk melakukan deteksi dini, pencegahan, pengobatan dan perbaikan kembali berbagai disfungsi, kelainan dan penyakit ke keadaan semula yang berkaitan dengan penuaan yang bertujuan untuk memperpanjang hidup dalam keadaan sehat dan meningkatkan kualitas hidup. Ada banyak faktor yang menyebabkan di mana orang menjadi tua, tetapi secara garis besar faktor-faktor itu dapat dikelompokan menjadi dua faktor yaitu faktor eksternal seperti gaya hidup yang salah, diet yang salah, diet yang tidak sehat, kebiasaan yang salah seperti merokok, minum alkohol, lingkungan yang tidak baik misalnya pencemaran lingkungan akibat paparan asap kendaraan bermotor dan paparan sinar matahari, pemakaian obat yang tidak terkontrol serta kemiskinan dan faktor internal seperti stress psikis, genetik dan organik terutama hormonal (Pangkahila, 2011).

16 Salah satu teori proses penuaan disebabkan radikal bebas. Dengan meningkatnya usia, produksi radikal bebas secara fisiologis dihasilkan metabolisme tubuh cenderung meningkat, sementara produksi antioksidan yang diperlukan untuk menetralisir radikal bebas di dalam sel ataupun antioksidan asupan dari luar seringkali cenderung berkurang. Ketidak-seimbangan antara radikal bebas dan antioksidan ini disebut stres oksidatif. Penimbunan dari radikal bebas akan menyebabkan stress oksidatif yang pada akhirnya dapat menimbulkan kerusakan bahkan kematian sel yang ada di dalam tubuh (Goldman dan Klatz, 2003). Pembentukan ROS akibat olahraga yang berlebih dapat menyebabkan kerusakan sel dan modifikasi molekul termasuk DNA, membran lipid, dan protein. Pada aktivitas fisik berlebih, terjadi kondisi hipoksia relatif di jaringan organ dalam karena retribusi aliran darah ke otot yang bekerja, hal ini akan meningkatkan pembentukan radikal superoksid, yang akan mengaktifkan jalur xanthin oksidase. Jika terjadi terus-menerus, maka mengakibatkan akumulasi dari kerusakan oksidatif di dalam sel dan jaringan yang akan membuat jaringan tersebut kehilangan fungsinya (Bagiada, 2001). Perlindungan dari serangan ROS yang disebabkan olahraga berlebih merupakan respons jaringan untuk meningkatkan aktivitas sekelompok enzim antioksidan, guna melindungi sel dari kerusakan ROS. Kerusakan oksidatif yang berulang dan dalam waktu lama akan menyebabkan

17 sel atau jaringan akan kehilangan fungsinya dan rusak (Suryohusodo, 2000; Singh, 2006). Terdapat banyak biomarker untuk mengevaluasi keadaan di mana terjadinya stres oksidatif. Beberapa cara dipakai untuk mengukur kadar lipid peroksidasi, antara lain Malondialdehyde (MDA), 4-hydroxy-2-trans- nonenal (HNE), Thiobarbituric acid reactive substance (TBARS), F2 isoprostan, Acrolein lysin (Ann dan Carol, 2008). Penelitian terakhir menyatakan bahwa senyawa F2 Isoprostan akurat dalam mengukur peroksidasi lipid (Milne dkk., 2007). F2 Isoprostan merupakan Gold standard dari pemeriksaan stres oksidatif, karena prosedur dan tekniknya lebih mudah dibandingkan dengan teknik yang lain, di mana sampel dapat di ambil dari urin sehingga tidak memerlukan tindakan invasif. F2 Isoprostan dan metabolitnya dapat diukur secara akurat dalam plasma, urin dan cairan tubuh lain dan telah banyak dipublikasikan (Halliwell dan Lee, 2010). Secara alami tubuh kita dapat menghasilkan antioksidan. Namun sejalan dengan bertambahnya usia kemampuan tubuh untuk memproduksi antioksidan alami pun akan semakin berkurang. Hal inilah yang akan menyebabkan terjadinya stress oksidatif, yaitu suatu keadaan di mana jumlah radikal bebas di dalam tubuh melebihi kapasitas tubuh untuk menetralisirnya. Akibatnya intensitas proses oksidasi sel-sel tubuh normal menjadi semakin tinggi dan menimbulkan kerusakan yang lebih banyak. Stres oksidatif adalah penyebab utama penuaan dini dan timbulnya penyakit kronis seperti kanker, penyakit jantung, alzheimer, dan lain-lain (Bagiada dkk., 2005).

18 Untuk menghambat proses penuaan dan mengurangi stres oksidatif diperlukan asupan antioksidan yang cukup dan optimal ke dalam tubuh (Pangkahila, 2011), di mana antioksidan bekerja dengan cara menghambat oksidasi dan bereaksi dengan radikal bebas reaktif membentuk radikal bebas tidak reaktif yang relatif stabil (Utami dkk., 2009). Antioksidan ada yang berasal dari dalam tubuh dan ada juga yang berasal dari luar tubuh. Antioksidan yang berasal dari dalam tubuh misalnya super okside dismutase (SOD), catalase, peroxidase dan gluthatione. Yang berasal dari luar tubuh seperti vitamin A, C, E, selenium dan berbagai carotenoid, flavanoid, polyphenol dan anthocyanin yang terdapat didalam berbagai sayur-sayuran dan buah-buahan (Devasagayam, 2004). Indonesia memiliki berbagai macam kekayaan keanekaragaman hayati berupa ratusan bahkan ribuan jenis tumbuh tumbuhan berupa buah-buahan dan sayur mayur yang sangat kaya akan antioksidan alami yang terkandung di dalamnya yang dapat dipergunakan sebagai obat. Salah satu tanaman tersebut adalah umbi Bit (Beta Vulgaris. L). Bit merupakan tanaman yang mirip dengan umbi-umbian karena bagian akar tanaman bit yang menggembung sehingga sering disebut buah bit. Kandungan senyawa antioksidan dalam bit merah terdiri dari senyawa flavonoid, betasianin, betanin, asam askorbat, dan karetinoid (Ananda, 2008). Bit merah mengandung pigmen betalain pembentuk warna merah keunguan yang berperan sebagai antioksidan sehingga berpotensi sebagai pangan fungsional. Senyawa betalain pada bit berbeda

19 dengan pigmen antosianin pada tanaman lain karena pigmen ini juga mengandung senyawa nitrogen yang memiliki efek positif terhadap aktivitas radikal bebas dan kanker (Winanti dkk., 2013). Penelitian menunjukkan bahwa umbi bit merah ( Beta Vulgaris. L) menginhibisi akumulasi dari produksi lipid peroksidasi plasma sama baiknya dengan aktifitas enzyme seperti superoxide dismutase (SOD) dan catalase (Ashoka dan Gowry, 2010). Banyak penelitian tentang peranan radikal bebas dan antioksidan dalam menimbulkan kerusakan sel atau jaringan umumnya tidak langsung dikaitkan dalam patofisiologi kerusakan jaringan. Adanya komponen antioksidan betalain, polifenol, flavonoid, asam askorbat, dan karetinoid dalam umbi bit merah dapat menurunkan kadar radikal bebas sehingga dapat menghambat peningkatan kadar F2 Isoprostan urin (Ashoka dan Gowry, 2010). Dengan demikian, maka penulis melakukan penelitian untuk menilai efek pencegahan dari ekstrak etanol umbi bit merah sebagai antioksidan terhadap tikus yang diberikan aktifitas fisik berlebih dengan menilai kadar F2 Isoprostan dalam urin. 1.2 Rumusan Masalah Apakah pemberian ekstrak umbi bit merah per oral dapat menurunkan F2-Isoprostan urin tikus yang diberi aktivitas fisik berlebih? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pemberian ekstrak umbi bit

20 merah (Beta Vulgaris. L) oral, menurunkan kadar F2-isoprostan pada urin tikus (Rattus norvegicus) putih wistar jantan yang diinduksi pelatihan fisik berlebih. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat Ilmiah Dari hasil penelitian diperoleh informasi ilmiah mengenai efektivitas ekstrak umbi bit merah sebagai antioksidan dalam menangkal radikal bebas dengan indikator penurunanan kadar F2-isoprostan pada urin tikus putih wistar yang diinduksi pelatihan fisik berlebih Manfaat Praktis Penelitian ini dapat membuktikan efektivitas ekstrak umbi bit merah dalam menangkal radikal bebas, dan bila dilakukan clinical trial, maka diharapkan ekstrak umbi bit merah dapat digunakan sebagai antioksidan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang paling mendasar manusia memerlukan oksigen, air serta sumber bahan makanan yang disediakan alam.

Lebih terperinci

ABSTRAK PEMBERIAN RESVERATROL ORAL MENCEGAH PENINGKATAN F2-ISOPROSTAN URIN TIKUS (Rattus norvegicus) WISTAR JANTAN YANG DIPAPAR TARTRAZINE

ABSTRAK PEMBERIAN RESVERATROL ORAL MENCEGAH PENINGKATAN F2-ISOPROSTAN URIN TIKUS (Rattus norvegicus) WISTAR JANTAN YANG DIPAPAR TARTRAZINE ABSTRAK PEMBERIAN RESVERATROL ORAL MENCEGAH PENINGKATAN F2-ISOPROSTAN URIN TIKUS (Rattus norvegicus) WISTAR JANTAN YANG DIPAPAR TARTRAZINE Tartrazine merupakan zat aditif makanan yang digunakan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah banyak akan menimbulkan stres oksidatif yang dapat merusak sel yang pada

BAB I PENDAHULUAN. jumlah banyak akan menimbulkan stres oksidatif yang dapat merusak sel yang pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu penyebab penuaan dini adalah merokok. Dimana asap rokok mengandung komponen yang menyebabkan radikal bebas. Radikal bebas dalam jumlah banyak akan menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas fisik adalah setiap pergerakan tubuh akibat otot-otot skelet yang

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas fisik adalah setiap pergerakan tubuh akibat otot-otot skelet yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas fisik adalah setiap pergerakan tubuh akibat otot-otot skelet yang mengakibatkan pengeluaran energi. 1 Aktivitas fisik dapat memberi pengaruh positif pada

Lebih terperinci

PENGARUH EKSTRAK TAPE UBI UNGU (Ipomoea batatas L.) TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TOTAL DARAH TIKUS SETELAH AKTIVITAS FISIK MAKSIMAL

PENGARUH EKSTRAK TAPE UBI UNGU (Ipomoea batatas L.) TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TOTAL DARAH TIKUS SETELAH AKTIVITAS FISIK MAKSIMAL PENGARUH EKSTRAK TAPE UBI UNGU (Ipomoea batatas L.) TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TOTAL DARAH TIKUS SETELAH AKTIVITAS FISIK MAKSIMAL LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

KADAR MALONDIALDEHYDE (MDA) PADA TIKUS

KADAR MALONDIALDEHYDE (MDA) PADA TIKUS ABSTRAK EKSTRAK ETANOL BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) MENURUNKAN KADAR MALONDIALDEHYDE (MDA) PADA TIKUS (Rattus norvegicus) WISTAR JANTAN DISLIPIDEMIA Dislipidemia merupakan salah satu masalah

Lebih terperinci

ABSTRAK. Yuvina Ria Octriane, 2014, Pembimbing I : Dr. Meilinah Hidayat, dr., M.Kes. Pembimbing II : Sylvia Soeng, dr., M.Kes.,PA(K).

ABSTRAK. Yuvina Ria Octriane, 2014, Pembimbing I : Dr. Meilinah Hidayat, dr., M.Kes. Pembimbing II : Sylvia Soeng, dr., M.Kes.,PA(K). ABSTRAK AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL KEDELAI VARIETAS DETAM 1 (Glycine max L. Merr) DAN DAUN JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia) SERTA KOMBINASINYA TERHADAP KADAR MALONDIALDEHYDE (MDA) PLASMA TIKUS

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS WISTAR JANTAN

ABSTRAK. EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS WISTAR JANTAN ABSTRAK EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS WISTAR JANTAN Steffanny H H Katuuk, 1310114, Pembimbing I : Lusiana Darsono,

Lebih terperinci

PEMBERIAN MELATONIN MENGHAMBAT PENURUNAN GLUTATION PEROKSIDASE (GPx) PADA TIKUS JANTAN (Rattus norvegicus) DENGAN PELATIHAN FISIK BERLEBIH

PEMBERIAN MELATONIN MENGHAMBAT PENURUNAN GLUTATION PEROKSIDASE (GPx) PADA TIKUS JANTAN (Rattus norvegicus) DENGAN PELATIHAN FISIK BERLEBIH TESIS PEMBERIAN MELATONIN MENGHAMBAT PENURUNAN GLUTATION PEROKSIDASE (GPx) PADA TIKUS JANTAN (Rattus norvegicus) DENGAN PELATIHAN FISIK BERLEBIH LIS NUR ZARIAH NIM 1390761031 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Minuman isotonik atau dikenal juga sebagai sport drink kini banyak dijual

BAB I PENDAHULUAN. Minuman isotonik atau dikenal juga sebagai sport drink kini banyak dijual BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Minuman isotonik atau dikenal juga sebagai sport drink kini banyak dijual di pasaran. Menurut Badan Standar Nasional (1998), minuman isotonik merupakan salah satu produk

Lebih terperinci

DAFTAR ISI x. HALAMAN JUDUL i. HALAMAN PERSETUJUAN. ii. HALAMAN PERNYATAAN... iii. RIWAYAT HIDUP... iv. KATA PENGANTAR... v. ABSTRAK...

DAFTAR ISI x. HALAMAN JUDUL i. HALAMAN PERSETUJUAN. ii. HALAMAN PERNYATAAN... iii. RIWAYAT HIDUP... iv. KATA PENGANTAR... v. ABSTRAK... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i HALAMAN PERSETUJUAN. ii HALAMAN PERNYATAAN... iii RIWAYAT HIDUP... iv KATA PENGANTAR... v ABSTRAK...viii DAFTAR ISI x DAFTAR TABEL xiv DAFTAR GAMBAR xv DAFTAR LAMPIRAN xvi DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses penuaan dan meningkatkan kualitas hidup. Proses menjadi tua memang

BAB I PENDAHULUAN. proses penuaan dan meningkatkan kualitas hidup. Proses menjadi tua memang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anti Aging Medicine (AAM) adalah ilmu yang berupaya memperlambat proses penuaan dan meningkatkan kualitas hidup. Proses menjadi tua memang akan terjadi pada

Lebih terperinci

The Effect of Buah Merah (Pandanus conoideus) Oil Administration on Erythrocyte Number Experimental Study on the Male UV Expossed Wistar Rats

The Effect of Buah Merah (Pandanus conoideus) Oil Administration on Erythrocyte Number Experimental Study on the Male UV Expossed Wistar Rats 36 Vol. 2, No. 1, Januari - Juni 2010 Pengaruh Pemberian Minyak Buah Merah (Pandanus conoideus) terhadap Jumlah Eritrosit Studi Eksperimental pada Tikus Jantan Galur Wistar yang Dipajan Sinar UV The Effect

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL LDL PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL LDL PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR ABSTRAK EFEK EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL LDL PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR Theresia Vania S S, 2015, Pembimbing I : Lusiana Darsono, dr.,

Lebih terperinci

ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK SEDUHAN TEH HITAM, TEH HIJAU DAN TEH PUTIH TERHADAP KADAR LOW DENSITY LIPOPROTEIN

ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK SEDUHAN TEH HITAM, TEH HIJAU DAN TEH PUTIH TERHADAP KADAR LOW DENSITY LIPOPROTEIN ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK SEDUHAN TEH HITAM, TEH HIJAU DAN TEH PUTIH TERHADAP KADAR LOW DENSITY LIPOPROTEIN (LDL) TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN WISTAR YANG DIINDUKSI PAKAN TINGGI LEMAK Stella

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anti nyamuk merupakan benda yang sudah tak asing lagi bagi kita. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi gigitan nyamuk. Jenis formula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latihan fisik secara teratur mempunyai efek yang baik terutama mencegah obesitas, penyumbatan pembuluh darah, penyakit jantung koroner, dan osteoporosis (Thirumalai

Lebih terperinci

PENGARUH EKSTRAK TAPE UBI UNGU (Ipomoea batatas L.) TERHADAP KADAR AST DAN ALT DARAH TIKUS SETELAH AKTIVITAS FISIK MAKSIMAL

PENGARUH EKSTRAK TAPE UBI UNGU (Ipomoea batatas L.) TERHADAP KADAR AST DAN ALT DARAH TIKUS SETELAH AKTIVITAS FISIK MAKSIMAL PENGARUH EKSTRAK TAPE UBI UNGU (Ipomoea batatas L.) TERHADAP KADAR AST DAN ALT DARAH TIKUS SETELAH AKTIVITAS FISIK MAKSIMAL LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai sayarat untuk mencapai gelar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Roundup adalah herbisida yang menggunakan bahan aktif glifosat yang banyak

I. PENDAHULUAN. Roundup adalah herbisida yang menggunakan bahan aktif glifosat yang banyak 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Roundup adalah herbisida yang menggunakan bahan aktif glifosat yang banyak digunakan di dunia. Glifosat (N-phosphonomethyl-glycine) digunakan untuk mengontrol gulma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingginya penyakit infeksi seperti thypus abdominalis, TBC dan diare, di sisi lain

BAB I PENDAHULUAN. tingginya penyakit infeksi seperti thypus abdominalis, TBC dan diare, di sisi lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia saat ini terjadi transisi epidemiologi yakni di satu sisi masih tingginya penyakit infeksi seperti thypus abdominalis, TBC dan diare, di sisi lain mulai meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tubuh. Radikal bebas merupakan molekul yang terbentuk akibat kerusakan

BAB I PENDAHULUAN. tubuh. Radikal bebas merupakan molekul yang terbentuk akibat kerusakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malondialdehid (MDA) adalah salah satu marker radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas merupakan molekul yang terbentuk akibat kerusakan oksidatif. 1 Malondialdehid

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan

BAB I PENDAHULUAN. mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya hidup remaja yang telah digemari oleh masyarakat yaitu mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan mengakibatkan gangguan pada organ hati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sebuah budaya sosial di seluruh dunia. 1 Data Survei Sosial Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sebuah budaya sosial di seluruh dunia. 1 Data Survei Sosial Ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun terakhir, perilaku merokok terus meningkat dan telah menjadi sebuah budaya sosial di seluruh dunia. 1 Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam masyarakat latihan fisik dipahami sebagai olahraga. Olahraga dapat mempertahankan dan meningkatkan kesehatan tubuh, serta berdampak pada kinerja fisik. Olahraga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Parasetamol merupakan obat antipiretik dan analgetik yang telah lama

I. PENDAHULUAN. Parasetamol merupakan obat antipiretik dan analgetik yang telah lama I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Parasetamol merupakan obat antipiretik dan analgetik yang telah lama digunakan di dunia. Parasetamol merupakan obat yang efektif, sederhana dan dianggap paling aman sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk persenyawaan dengan molekul lain seperti PbCl 4 dan PbBr 2.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk persenyawaan dengan molekul lain seperti PbCl 4 dan PbBr 2. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Timbal merupakan logam yang secara alamiah dapat ditemukan dalam bentuk persenyawaan dengan molekul lain seperti PbCl 4 dan PbBr 2. Logam ini telah digunakan sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kolitis Ulseratif (KU) termasuk salah satu penyakit peradangan usus yang menahun yaitu Inflammatory Bowel Disease (IBD) / penyakit inflamasi usus. Penyakit ini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga sepatu roda (inline skating) merupakan olahraga yang. membutuhkan keseimbangan antara kelincahan, kekuatan, kecepatan,

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga sepatu roda (inline skating) merupakan olahraga yang. membutuhkan keseimbangan antara kelincahan, kekuatan, kecepatan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga sepatu roda (inline skating) merupakan olahraga yang membutuhkan keseimbangan antara kelincahan, kekuatan, kecepatan, ketahanan dan koordinasi (de

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan sel, dan menjadi penyebab dari berbagai keadaan patologik. Oksidan

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan sel, dan menjadi penyebab dari berbagai keadaan patologik. Oksidan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perhatian dunia kedokteran terhadap oksidan semakin meningkat, hal ini disebabkan oleh karena timbulnya kesadaran bahwa oksidan dapat menimbulkan kerusakan sel, dan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Ronauly V. N, 2011, Pembimbing 1: dr. Sijani Prahastuti, M.Kes Pembimbing 2 : Prof. DR. Susy Tjahjani, dr., M.Kes

ABSTRAK. Ronauly V. N, 2011, Pembimbing 1: dr. Sijani Prahastuti, M.Kes Pembimbing 2 : Prof. DR. Susy Tjahjani, dr., M.Kes ABSTRAK EFEK INFUSA DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL LDL DAN PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL DARAH TIKUS JANTAN GALUR WISTAR MODEL DISLIPIDEMIA Ronauly V. N, 2011,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Molekul ini sangat reaktif sehingga dapat menyerang makromolekul sel seperti lipid,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Molekul ini sangat reaktif sehingga dapat menyerang makromolekul sel seperti lipid, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Radikal bebas merupakan atom atau molekul yang tidak stabil karena memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan pada orbital terluarnya. Molekul

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN SUPLEMENTASI SUPEROXIDE DISMUTASE (SOD) TERHADAP KADAR ALBUMIN SERUM PADA LANSIA LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH PEMBERIAN SUPLEMENTASI SUPEROXIDE DISMUTASE (SOD) TERHADAP KADAR ALBUMIN SERUM PADA LANSIA LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH PEMBERIAN SUPLEMENTASI SUPEROXIDE DISMUTASE (SOD) TERHADAP KADAR ALBUMIN SERUM PADA LANSIA LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus) Pre

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus) Pre BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus) Pre Test dan Post Test yang Diinduksi Asap Rokok dan Diberi Ekstrak Kulit Jeruk (Citrus Sinensis) Penelitian

Lebih terperinci

GAMBARAN MIKROSKOPIS GINJAL TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI ETANOL DAN SOFT DRINK

GAMBARAN MIKROSKOPIS GINJAL TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI ETANOL DAN SOFT DRINK PENGARUH EKSTRAK DAUN KERSEN (Muntingia calabura) TERHADAP GAMBARAN MIKROSKOPIS GINJAL TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI ETANOL DAN SOFT DRINK THE EFFECT OF Muntingia calabura LEAVES EXTRACTS IN KIDNEY

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post test only group design. Penelitian eksperimental bertujuan untuk mengetahui kemungkinan

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN TIKUS WISTAR JANTAN

ABSTRAK. EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN TIKUS WISTAR JANTAN ABSTRAK EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN TIKUS WISTAR JANTAN Linda Lingas, 2016 ; Pembimbing I : Lusiana Darsono, dr., M.Kes Pembimbing II

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH PERBEDAAN KADAR MALONALDEHIDA SERUM PADA PEROKOK SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN AIR ALKALI LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan pola hidup serta terjadinya penurunan kualitas lingkungan hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan pada persoalan

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN DARK CHOCOLATE PADA JUMLAH SPERMATOZOA MENCIT BALB/C JANTAN YANG DIPAPAR ASAP ROKOK LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH PEMBERIAN DARK CHOCOLATE PADA JUMLAH SPERMATOZOA MENCIT BALB/C JANTAN YANG DIPAPAR ASAP ROKOK LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH PEMBERIAN DARK CHOCOLATE PADA JUMLAH SPERMATOZOA MENCIT BALB/C JANTAN YANG DIPAPAR ASAP ROKOK LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. dengan berat badan gram. Tikus yang dipergunakan dalam penelitian ini

BAB VI PEMBAHASAN. dengan berat badan gram. Tikus yang dipergunakan dalam penelitian ini 46 BAB VI PEMBAHASAN 6.1. Subyek Penelitian Sebagai hewan coba digunakan tikus Wistar jantan sehat berumur empat bulan, dengan berat badan 180-200 gram. Tikus yang dipergunakan dalam penelitian ini berjumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan cara penggorengan. Minyak kelapa sawit merupakan jenis minyak utama yang digunakan masyarakat

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGARUH KOPI ROBUSTA DAN KOPI ARABICA TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM URAT DARAH PADA TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI PAKAN TINGGI PURIN

ABSTRAK PENGARUH KOPI ROBUSTA DAN KOPI ARABICA TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM URAT DARAH PADA TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI PAKAN TINGGI PURIN ABSTRAK PENGARUH KOPI ROBUSTA DAN KOPI ARABICA TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM URAT DARAH PADA TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI PAKAN TINGGI PURIN Priguna Anugerah Pratama, 2015. Pembimbing 1 : Pinandojo Djojosoewarno,dr.,drs.,AIF

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam air, tidak berbau dan sangat manis. Pemanis buatan ini mempunyai tingkat kemanisan 550

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam air, tidak berbau dan sangat manis. Pemanis buatan ini mempunyai tingkat kemanisan 550 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sakarin adalah zat pemanis buatan yang dibuat dari garam natrium, natrium sakarin dengan rumus kimia (C 7 H 5 NO 3 S) dari asam sakarin berbentuk bubuk kristal putih,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Rattus sp, asap rokok, ekstrak buah juwet, kualitas spermatozoa, ROS, antioksidan.

ABSTRAK. Kata kunci: Rattus sp, asap rokok, ekstrak buah juwet, kualitas spermatozoa, ROS, antioksidan. ABSTRAK Penelitian yang bertujuan mengetahui kualitas spermatozoa tikus putih jantan dewasa (Rattus sp.) setelah diberikan paparan asap rokok dan ekstrak buah juwet (Syzygium cumini L.) telah dilakukan

Lebih terperinci

ABSTRAK. F. Inez Felia Yusuf, Pembimbing I : Dra. Rosnaeni, Apt. Pembimbing II: Penny Setyawati M., dr., Sp.PK.,M.Kes.

ABSTRAK. F. Inez Felia Yusuf, Pembimbing I : Dra. Rosnaeni, Apt. Pembimbing II: Penny Setyawati M., dr., Sp.PK.,M.Kes. ABSTRAK EFEK JUS BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP KADAR LOW DENSITY LIPOPROTEIN (LDL) DAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN (HDL) TIKUS JANTAN GALUR Wistar F. Inez Felia Yusuf, 2012. Pembimbing

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEK PROPOLIS TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS (Rattus norvegicus) GALUR WISTAR JANTAN

ABSTRAK. EFEK PROPOLIS TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS (Rattus norvegicus) GALUR WISTAR JANTAN ABSTRAK EFEK PROPOLIS TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS (Rattus norvegicus) GALUR WISTAR JANTAN Richard Ezra Putra, 2010. Pembimbing I: Sylvia Soeng, dr., M.Kes. Pembimbing II: Fen Tih,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis kanker yang mempunyai tingkat insidensi yang tinggi di dunia, dan kanker kolorektal) (Ancuceanu and Victoria, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. jenis kanker yang mempunyai tingkat insidensi yang tinggi di dunia, dan kanker kolorektal) (Ancuceanu and Victoria, 2004). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Insiden penyakit kanker di dunia mencapai 12 juta penduduk dengan PMR 13%. Diperkirakan angka kematian akibat kanker adalah sekitar 7,6 juta pada tahun 2008. Di negara

Lebih terperinci

EFEK PEMBERIAN EKSTRAK BUAH PARE

EFEK PEMBERIAN EKSTRAK BUAH PARE EFEK PEMBERIAN EKSTRAK BUAH PARE (Momordica charantia) TERHADAP AKTIVASI Vascular Cell Adhesion Molecule-1 (VCAM-1) PADA AORTA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIBERI DIET ATEROGENIK SKRIPSI Oleh Lilis Rahmawati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin maju, terjadi pergeseran dan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin maju, terjadi pergeseran dan perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin maju, terjadi pergeseran dan perubahan yang sangat signifikan, banyak sekali aktivitas lingkungan yang menghasilkan radikal bebas sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan di hati dan ginjal, sedangkan di otak aktivitasnya rendah. 2 Enzim

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan di hati dan ginjal, sedangkan di otak aktivitasnya rendah. 2 Enzim BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Enzim katalase bersifat antioksidan ditemukan pada hampir sebagian besar sel. 1 Enzim ini terutama terletak di dalam organel peroksisom. Katalase ditemukan di semua

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN KEMUNING (Murraya paniculata (L.) Jack) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS WISTAR JANTAN

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN KEMUNING (Murraya paniculata (L.) Jack) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS WISTAR JANTAN ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN KEMUNING (Murraya paniculata (L.) Jack) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS WISTAR JANTAN Kadek Reanita Avilia, 2014 ; Pembimbing I : Rosnaeni, Dra., Apt. Pembimbing II :

Lebih terperinci

ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL KELOPAK BUNGA ROSELA

ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL KELOPAK BUNGA ROSELA ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL KELOPAK BUNGA ROSELA (Hibiscus sabdariffa Linn ) TERHADAP KADAR KOLESTEROL LDL TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIBERI PAKAN TINGGI LEMAK Angela Azalia Trisna Putri,1210115 Pembimbing

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. membunuh serangga (Heller, 2010). Sebanyak dua juta ton pestisida telah

BAB 1 PENDAHULUAN. membunuh serangga (Heller, 2010). Sebanyak dua juta ton pestisida telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Insektisida adalah bahan-bahan kimia bersifat racun yang dipakai untuk membunuh serangga (Heller, 2010). Sebanyak dua juta ton pestisida telah digunakan per tahun dan

Lebih terperinci

SAMPUL DALAM... i. PRASYARAT GELAR... ii. LEMBAR PERSETUJUAN... iii. PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv. PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT...

SAMPUL DALAM... i. PRASYARAT GELAR... ii. LEMBAR PERSETUJUAN... iii. PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv. PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT... DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PRASYARAT GELAR... ii LEMBAR PERSETUJUAN... iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT... v UCAPAN TERIMAKASIH... vi ABSTRAK... ix ABSTRACT... x DAFTAR

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGARUH AIR SEDUHAN BEKATUL TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA SERUM TIKUS WISTAR YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

ABSTRAK PENGARUH AIR SEDUHAN BEKATUL TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA SERUM TIKUS WISTAR YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK ABSTRAK PENGARUH AIR SEDUHAN BEKATUL TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA SERUM TIKUS WISTAR YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK Ivanna Valentina, 2012; Pembimbing I : Dr. Meilinah Hidayat, dr., M. Kes. Pembimbing II

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah eskperimental

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah eskperimental BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah eskperimental laboratorik dengan rancangan penelitian pre test & post test control group design

Lebih terperinci

PENGARUH EKSTRAK BUAH MERAH

PENGARUH EKSTRAK BUAH MERAH ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.) TERHADAP KADAR ALKALI FOSFATASE PLASMA DARAH TIKUS JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus L.) YANG DIINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA (CCl 4 ) Adiatma

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGARUH KALSIUM TERHADAP KADAR KOLESTEROL DARAH TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

ABSTRAK PENGARUH KALSIUM TERHADAP KADAR KOLESTEROL DARAH TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK ABSTRAK PENGARUH KALSIUM TERHADAP KADAR KOLESTEROL DARAH TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK Andry Setiawan Lim, 2012, Pembimbing I : Dr. Meilinah Hidayat, dr., M.Kes. Pembimbing II: Sijani

Lebih terperinci

ABSTRAK EFEK PEMBERIAN EKSTRAK FLAXSEED

ABSTRAK EFEK PEMBERIAN EKSTRAK FLAXSEED ABSTRAK EFEK PEMBERIAN EKSTRAK FLAXSEED (Linum usitatissimum L) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA TIKUS JANTAN (Rattus norvegicus) WISTAR YANG DIINDUKSI PAKAN TINGGI LEMAK Ghaluh Ajeng Retno Pramesty,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Satu dekade terakhir, pola komunikasi di Indonesia mengalami banyak

I. PENDAHULUAN. Satu dekade terakhir, pola komunikasi di Indonesia mengalami banyak 1 I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Satu dekade terakhir, pola komunikasi di Indonesia mengalami banyak perubahan. Hal ini terlihat dengan meningkatnya penggunaan handphone (Hp). Banyak keuntungan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan nyamuk. Dampak dari kondisi tersebut adalah tingginya prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan nyamuk. Dampak dari kondisi tersebut adalah tingginya prevalensi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia memiliki iklim tropis dan merupakan tempat yang baik untuk perkembangan nyamuk. Dampak dari kondisi tersebut adalah tingginya prevalensi penyakit yang ditularkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada lingkungan hidup masyarakat terutama perubahan suhu, udara, sinar UV,

BAB I PENDAHULUAN. pada lingkungan hidup masyarakat terutama perubahan suhu, udara, sinar UV, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi informasi dan ekonomi telah membawa perubahan pada lingkungan hidup masyarakat terutama perubahan suhu, udara, sinar UV, polusi dan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menyebabkan stres oksidatif. Kebutuhan untuk terlihat

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menyebabkan stres oksidatif. Kebutuhan untuk terlihat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini manusia dituntut untuk bekerja lebih keras untuk memenuhi besarnya kebutuhan hidup sehingga sering kali waktu istirahat berkurang. Kerja keras tanpa istirahat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertahanan terhadap superoxide yang diubah menjadi hydrogen peroxide. Superoxide

BAB I PENDAHULUAN. pertahanan terhadap superoxide yang diubah menjadi hydrogen peroxide. Superoxide BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Superoxide Dismutase (SOD) adalah enzim pertama dalam mekanisme pertahanan terhadap superoxide yang diubah menjadi hydrogen peroxide. Superoxide Dismutase tubuh manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. vulgaris disertai dengan suatu variasi pleomorfik dari lesi, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. vulgaris disertai dengan suatu variasi pleomorfik dari lesi, yang terdiri dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akne vulgaris merupakan suatu penyakit dari unit pilosebasea yang dapat sembuh sendiri, terutama dijumpai pada anak remaja. Kebanyakan kasus akne vulgaris disertai

Lebih terperinci

ABSTRAK. Meigi Suwarto, 2013 : dr. Kartika Dewi, M.Kes. Sp.Ak.PA (K) : dr. Jeanny Ervie Ladi, M.Kes., PA

ABSTRAK. Meigi Suwarto, 2013 : dr. Kartika Dewi, M.Kes. Sp.Ak.PA (K) : dr. Jeanny Ervie Ladi, M.Kes., PA ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL KEDELAI DETAM I (Glycine max (L.) Merr.), DAUN JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia Lamk) DAN KOMBINASINYA TERHADAP KADAR LDL SERUM TIKUS JANTAN GALUR WISTAR Meigi Suwarto, 2013

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak ditemukan di lingkungan (WHO, 2010). Logam plumbum disebut non

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak ditemukan di lingkungan (WHO, 2010). Logam plumbum disebut non BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Plumbum adalah salah satu logam berat yang bersifat toksik dan paling banyak ditemukan di lingkungan (WHO, 2010). Logam plumbum disebut non essential trace element

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN.  1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekitar satu milyar laki-laki di dunia adalah perokok, 35% diantaranya dari negara maju dan 50% lainnya dari negara berkembang. Rata-rata 435.000 penduduk di

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KULIT BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) TERHADAP KADAR SGPT TIKUS PUTIH TERINDUKSI PARASETAMOL SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KULIT BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) TERHADAP KADAR SGPT TIKUS PUTIH TERINDUKSI PARASETAMOL SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KULIT BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) TERHADAP KADAR SGPT TIKUS PUTIH TERINDUKSI PARASETAMOL SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Chelsea

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serat. Kurangnya aktivitas fisik dan mengkonsumsi makanan tinggi lemak termasuk

BAB I PENDAHULUAN. serat. Kurangnya aktivitas fisik dan mengkonsumsi makanan tinggi lemak termasuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perubahan gaya hidup masyarakat mulai banyak terjadi sejalan dengan kemajuan teknologi. Gaya hidup yang kurang aktivitas fisik mulai banyak ditemukan, bahkan sudah

Lebih terperinci

PEMBERIAN EKSTRAK TOMAT

PEMBERIAN EKSTRAK TOMAT TESIS PEMBERIAN EKSTRAK TOMAT ( Solanum lycopersicum) MENCEGAH DISLIPIDEMIA DAN PENINGKATAN KADAR F2 ISOPROSTAN PADA TIKUS JANTAN (Rattus norvegicus) GALUR WISTAR YANG DIBERIKAN PAKAN TINGGI LEMAK DAN

Lebih terperinci

PENGARUH EKSTRAK ETANOL KELOPAK BUNGA ROSELLA

PENGARUH EKSTRAK ETANOL KELOPAK BUNGA ROSELLA ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK ETANOL KELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L) TERHADAP KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIBERI PAKAN TINGGI LEMAK Tan, Iie Tanang, 1210043, Pembimbing

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus adalah penyakit tidak menular yang bersifat kronis dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus adalah penyakit tidak menular yang bersifat kronis dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus adalah penyakit tidak menular yang bersifat kronis dan jumlah penderitanya terus meningkat di seluruh dunia seiring dengan bertambahnya jumlah populasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organ tubuh (termasuk kulit) secara perlahan untuk memperbaiki atau mengganti

BAB I PENDAHULUAN. organ tubuh (termasuk kulit) secara perlahan untuk memperbaiki atau mengganti 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penuaan atau aging adalah suatu proses menghilangnya kemampuan seluruh organ tubuh (termasuk kulit) secara perlahan untuk memperbaiki atau mengganti diri dan mempertahankan

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian laporan hasil

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian laporan hasil PENGARUH PEMBERIAN JUS KUBIS (Brassica olearacea var. capitata) DOSIS BERTINGKAT TERHADAP KADAR KOLESTEROL HDL SERUM PADA TIKUS WISTAR YANG DIBERI DIET KUNING TELUR LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan

Lebih terperinci

PENGARUH EKSTRAK BUAH MERAH

PENGARUH EKSTRAK BUAH MERAH ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH MERAH (Pandanus Conoideus Lam.) TERHADAP KADAR BILIRUBIN TIKUS JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus L.) YANG DIINDUKSI CCL 4 Andre Setiawan Iwan, 2009. Pembimbing I : Hana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Aktivitas fisik adalah kegiatan hidup yang harus dikembangkan dengan harapan dapat memberikan nilai tambah berupa peningkatan kualitas, kesejahteraan, dan

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti seminar hasil Karya Tulis Ilmiah mahasiswa program strata-1 kedokteran umum

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti seminar hasil Karya Tulis Ilmiah mahasiswa program strata-1 kedokteran umum PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK JINTAN HITAM (NIGELLA SATIVA) TERHADAP KADAR SUPEROXIDE DISMUTASE (SOD) PLASMA PADA TIKUS SPRAGUE DAWLEY YANG TERPAPAR ASAP ROKOK LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai

Lebih terperinci

EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK ETHANOL BUAH STRAWBERRY

EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK ETHANOL BUAH STRAWBERRY EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK ETHANOL BUAH STRAWBERRY (Fragaria sp.) PADA KERUSAKAN OKSIDATIF HEPAR MENCIT (Mus musculus) YANG DIINDUKSI PARASETAMOL DENGAN INDIKATOR KADAR SGPT SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Angka kejadian infertilitas masih menjadi masalah kesehatan di dunia termasuk Indonesia. Infertilitas adalah ketidakmampuan terjadinya konsepsi atau memiliki anak pada

Lebih terperinci

PENGARUH EKSTRAK KULIT MANGGIS TERHADAP KATALASE ORGAN HEPAR TIKUS TERPAPAR FLUFENAZIN DEKANOAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH EKSTRAK KULIT MANGGIS TERHADAP KATALASE ORGAN HEPAR TIKUS TERPAPAR FLUFENAZIN DEKANOAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH EKSTRAK KULIT MANGGIS TERHADAP KATALASE ORGAN HEPAR TIKUS TERPAPAR FLUFENAZIN DEKANOAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana

Lebih terperinci

ABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS Wistar JANTAN

ABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS Wistar JANTAN ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS Wistar JANTAN Dyota Sulia Mutiari, 2014 Pembimbing I : Dr. Sugiarto Puradisastra dr., M. Kes.

Lebih terperinci

ABSTRACT THE EFFECT OF OLIVE OIL ADDITION INTO OATMEAL IN LOWERING BLOOD TOTAL CHOLESTEROL AND LDL (LOW DENSITY LIPOPROTEIN) IN WISTAR STRAIN RAT

ABSTRACT THE EFFECT OF OLIVE OIL ADDITION INTO OATMEAL IN LOWERING BLOOD TOTAL CHOLESTEROL AND LDL (LOW DENSITY LIPOPROTEIN) IN WISTAR STRAIN RAT ABSTRACT THE EFFECT OF OLIVE OIL ADDITION INTO OATMEAL IN LOWERING BLOOD TOTAL CHOLESTEROL AND LDL (LOW DENSITY LIPOPROTEIN) IN WISTAR STRAIN RAT Sebastian Hadinata, 2014, 1 st Tutor : Heddy Herdiman,

Lebih terperinci

GAMBARAN KADAR MALONDIALDEHID (MDA)SERUM PADA LANSIA LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN KADAR MALONDIALDEHID (MDA)SERUM PADA LANSIA LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KADAR MALONDIALDEHID (MDA)SERUM PADA LANSIA Studi Kasus di Unit Rehabilitasi Sosial Pucang Gading Semarang LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

EFEK VITAMIN-E TERHADAP KADAR ALKALI PHOSPHATASE SERUM PADA TIKUS SPRAGUE DAWLEY YANG DIBERIKAN PARACETAMOL LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

EFEK VITAMIN-E TERHADAP KADAR ALKALI PHOSPHATASE SERUM PADA TIKUS SPRAGUE DAWLEY YANG DIBERIKAN PARACETAMOL LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH EFEK VITAMIN-E TERHADAP KADAR ALKALI PHOSPHATASE SERUM PADA TIKUS SPRAGUE DAWLEY YANG DIBERIKAN PARACETAMOL LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian proposal Karya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari emisi pembakaran bahan bakar bertimbal. Pelepasan timbal oksida ke

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari emisi pembakaran bahan bakar bertimbal. Pelepasan timbal oksida ke 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran atau polusi merupakan perubahan yang tidak dikehendaki yang meliputi perubahan fisik, kimia, dan biologi. Pencemaran banyak mengarah kepada pembuangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Radikal bebas adalah sekelompok bahan kimia baik berupa atom maupun molekul yang memiliki elektron tidak berpasangan pada lapisan luarnya dan merupakan suatu kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini di seluruh dunia termasuk Indonesia kecenderungan penyakit mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya globalisasi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesehatan, penyakit degeneratif dan menurunnya kualitas hidup.

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesehatan, penyakit degeneratif dan menurunnya kualitas hidup. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap makhluk hidup memiliki kesempatan yang sama untuk menjalani siklus kehidupan. Lingkaran kehidupan dimulai dari pembuahan, perkembangan janin, kelahiran, tumbuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan sel tubuh yang memiliki reseptor insulin untuk mengoksidasi

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan sel tubuh yang memiliki reseptor insulin untuk mengoksidasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian DM (Diabetes mellitus) merupakan kelainan metabolik terjadi ketidakmampuan sel tubuh yang memiliki reseptor insulin untuk mengoksidasi karbohidrat akibat

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN UBI UNGU (IPOMOEA BATATAS L) TERHADAP KADAR MALONDIALDEHIDA SERUM PADA TIKUS WISTAR YANG DIBERI MINYAK GORENG PEMANASAN BERULANG

PENGARUH PEMBERIAN UBI UNGU (IPOMOEA BATATAS L) TERHADAP KADAR MALONDIALDEHIDA SERUM PADA TIKUS WISTAR YANG DIBERI MINYAK GORENG PEMANASAN BERULANG PENGARUH PEMBERIAN UBI UNGU (IPOMOEA BATATAS L) TERHADAP KADAR MALONDIALDEHIDA SERUM PADA TIKUS WISTAR YANG DIBERI MINYAK GORENG PEMANASAN BERULANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi paru dan penurunan kualitas hidup manusia. 2 Penyakit paru

BAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi paru dan penurunan kualitas hidup manusia. 2 Penyakit paru BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Paru merupakan suatu organ respiratorik yang memiliki area permukaan alveolus seluas 40 m 2 untuk pertukaran udara antara O 2 dengan CO 2. 1 Kelainan yang terjadi pada

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. 6.1 Efek Pelatihan Fisik Berlebih Terhadap Spermatogenesis Mencit. Pada penelitian ini, data menunjukkan bahwa kelompok yang diberi

PEMBAHASAN. 6.1 Efek Pelatihan Fisik Berlebih Terhadap Spermatogenesis Mencit. Pada penelitian ini, data menunjukkan bahwa kelompok yang diberi 1 BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Efek Pelatihan Fisik Berlebih Terhadap Spermatogenesis Mencit Pada penelitian ini, data menunjukkan bahwa kelompok yang diberi pelatihan fisik berlebih selama 35 hari berupa latihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan oksidatif dan injuri otot (Evans, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan oksidatif dan injuri otot (Evans, 2000). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latihan fisik secara teratur memberikan banyak manfaat bagi kesehatan termasuk mengurangi risiko penyakit kardiovaskuler, osteoporosis, dan penyakit diabetes (Senturk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sepsis merupakan sindroma klinik akibat respon yang berlebihan dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. Sepsis merupakan sindroma klinik akibat respon yang berlebihan dari sistem 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sepsis merupakan sindroma klinik akibat respon yang berlebihan dari sistem imun yang distimulasi oleh mikroba atau bakteri yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan,

Lebih terperinci

SKRIPSI. EFEK EKSTRAK BAWANG MERAH ( Allium ascalonicum L.) TERHADAP PERUBAHAN SUHU TUBUH PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG MENGALAMI DEMAM

SKRIPSI. EFEK EKSTRAK BAWANG MERAH ( Allium ascalonicum L.) TERHADAP PERUBAHAN SUHU TUBUH PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG MENGALAMI DEMAM SKRIPSI EFEK EKSTRAK BAWANG MERAH ( Allium ascalonicum L.) TERHADAP PERUBAHAN SUHU TUBUH PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG MENGALAMI DEMAM OLEH : I GEDE AGUS WIRYAWAN NIM. 1002105063 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

PERBEDAAN KADAR MALONDIALDEHIDA PADA SUBYEK BUKAN PEROKOK, PEROKOK RINGAN DAN SEDANG-BERAT. (Studi pada mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang)

PERBEDAAN KADAR MALONDIALDEHIDA PADA SUBYEK BUKAN PEROKOK, PEROKOK RINGAN DAN SEDANG-BERAT. (Studi pada mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang) HALAMAN JUDUL PERBEDAAN KADAR MALONDIALDEHIDA PADA SUBYEK BUKAN PEROKOK, PEROKOK RINGAN DAN SEDANG-BERAT (Studi pada mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang) LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

Lebih terperinci

EFEK PEMBERIAN REBUSAN DAUN AFRIKA(

EFEK PEMBERIAN REBUSAN DAUN AFRIKA( ABSTRAK EFEK PEMBERIAN REBUSAN DAUN AFRIKA(Vernonia amygdalina Del), TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR YANG DI INDUKSI PAKAN TINGGI LEMAK Elton Fredy Kalvari, 2015 ;Pembimbing

Lebih terperinci

ABSTRAK. PERBANDINGAN ANTARA PENGARUH OMEGA-3 DENGAN AEROBIC EXERCISE TERHADAP KADAR KOLESTEROL-LDL TIKUS JANTAN GALUR Wistar MODEL DISLIPIDEMIA

ABSTRAK. PERBANDINGAN ANTARA PENGARUH OMEGA-3 DENGAN AEROBIC EXERCISE TERHADAP KADAR KOLESTEROL-LDL TIKUS JANTAN GALUR Wistar MODEL DISLIPIDEMIA ABSTRAK PERBANDINGAN ANTARA PENGARUH OMEGA-3 DENGAN AEROBIC EXERCISE TERHADAP KADAR KOLESTEROL-LDL TIKUS JANTAN GALUR Wistar MODEL DISLIPIDEMIA Michelle Regina Sudjadi, 2012; Pembimbing I: Penny S.M.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat zaman sekarang terpapar oleh banyaknya makanan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat zaman sekarang terpapar oleh banyaknya makanan tinggi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat zaman sekarang terpapar oleh banyaknya makanan tinggi lemak. Lemak memang dibutuhkan bagi tubuh karena mempunyai berbagai fungsi, namun konsumsi lemak yang

Lebih terperinci