BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memberi kecukupan pada investor (Reilly dan Brown, 2012:4). Investasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memberi kecukupan pada investor (Reilly dan Brown, 2012:4). Investasi"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Investasi Secara khusus, investasi adalah arus komitmen dari kas untuk jangka waktu tertentu dalam rangka untuk memperoleh pembayaran di masa depan yang akan memberi kecukupan pada investor (Reilly dan Brown, 2012:4). Investasi (investment), menurut the American Heritage Dictionary of the English Language, adalah kata benda dari kata kerja invest. Kata invest sendiri mempunyai dua definisi. Pertama, menempatkan (uang atau modal) demi hasil atau bunga dengan cara membeli properti, saham obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Kedua, meluangkan atau memanfaatkan (waktu, uang, atau tenaga) demi keuntungan atau manfaat di kemudian hari. Pada dasarnya dari pengertian investasi diatas adalah seorang investor mengharapkan tingkat pengembalian atau menunjukkan harapan dari apa yang dihasilkan di hari esok Jenis Investasi Menurut jenisnya, investasi dapat dibedakan menjadi investasi langsung (direct investment) dan investasi tidak langsung (indirect investment), dengan uraian sebagai berikut (Syahyunan, 2015:3-4): 1. Investasi Langsung (Direct Investment) Investasi langsung adalah investasi pada aset atau faktor produksi untuk melakukan usaha (bisnis). Pada umumnya, dalam pembicaraan sehari-hari

2 jenis investasi ini disebut juga dengan investasi pada sektor riil atau investasi yang jelas wujudnya, mudah dilihat dan diukur dampaknya terhadap masyarakat secara keseluruhan. Investasi langsung juga menghasilkan dampak berganda (multiplier effect) yang besar bagi sektor ekonomi terkait dan kesejahteraan masyarakat luas. 2. Investasi Tidak Langsung (Indirect Investment) Investasi tidak langsung adalah investasi bukan pada aset atau faktor produksi, tetapi pada aset keuangan (financial assets), seperti deposito, investasi pada surat berharga (sekuritas), seperti saham, obligasi, reksa dana, dan sebagainya. Investasi pada aset keuangan juga bertujuan untuk mendapat manfaat masa depan. Manfaat masa depan dari investasi ini dikenal dengan istilah balas jasa investasi, berupa dividen atau capital gain Return dan Risiko Dalam investasi ada istilah high risk high return, jadi semakin tinggi risikonya semakin tinggi pula return dalam investasi tersebut. Menurut Hartono (2014: ) Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi dimasa mendatang. Return realisasi dihitung menggunakan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return realisasi atau return histori ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) dan risiko dimasa datang.

3 Beberapa pengukuran return realisasi yang banyak digunakan adalah return total, relatif return, kumulatif return, dan return disesuaian (adjusted return). Sedangkan rata-rata dari return dapat dihitung berdasarkan rata-rata aritmatika dan rata-rata geometrik. Selain return yang dijabarkan tadi ada juga yang disebut return total. Return total merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode yang tertentu. Return total sering disebut dengan return saja. Return total terdiri dari capital gain (loss) dan yield. Capital gain atau capital loss merupakan selisih dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu. Jika harga investasi sekarang lebih tinggi dari harga investasi periode lalu ini berarti terjadi keuntungan modal (capital gain), sebaliknya terjadi kerugian modal (capital loss). Yield merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi. Dengan demikian, return total dapat juga dinyatakan sebagai berikut ini. Return = PP tt PP tt 1 + Yield PP tt 1 Hanya untuk menghitung return saja untuk suatu investasi tidaklah cukup. Risiko dari investasi juga perlu diperhitungkan. Menurut Horne dan Machowicz (2009: 105) terdapat dua jenis risiko investasi, yaitu: 1. Risiko Sistematis (Systematic Risk) Risiko sitematis mengacu pada faktor risiko yang mempengaruhi pasar secara keseluruhan seperti perubahan kondisi ekonomi, politik, perubahan situasi energi bumi. Risiko ini mempengaruhi semua sekuritas dan konsekuensinya tidak dapat didiversifikasikan. Dengan kata lain, investor yang

4 mempertahankan diversifikasi portofolio yang baik pun akan terpapar oleh risiko sistematis ini. Oleh karena itu, risiko sistematis sering disebut sebagai risiko pasar. 2. Risiko Tidak Sistematis (Unsystematic Risk) Risiko tidak sitematis sering disebut risiko spesifik atau unik adalah risiko untuk perusahaan atau industri tertentu. Risiko ini merupakan faktor independen (spesifik) ekonomi, politik dan lainnya yang mempengaruhi sekuritas. Dengan demikian, risiko ini dapat didiversifikasikan, dapat dikurangi atau dikontrol. Return dan risiko mempunyai hubungan yang positif, semakin besar risiko yang harus ditanggung, semakin besar return yang harus dikompensasikan (Hartono, 2014:285) Pengertian Reksa Dana Reksa dana mulai dikenal pertama kali di Belgia pada tahun 1822, yang berbentuk reksa dana tertutup (close end fund). Reksa dana tersebut diciptakan untuk para investor yang ingin berpartisipasi dalam portofolio utang-utang pemerintah yang memiliki keuntungan tinggi. Pada tahun 1860 reksa dana mulai menyebar ke Inggris dan Skotlandia dalam bentuk Unit Investment Trusts dan pada tahun 1920 mulai dikenal di Amerika Serikat dengan nama Mutual Fund. Kata Mutual Fund menunjuk pada pemanfaatan fund yang dikelola untuk kepentingan bersama (mutual). Inggris dan negara-negara commonwealth menyebut reksa dana dengan nama unit trusts. Australia dan Malaysia juga memakai kata unit trusts untuk pemahaman reksa dana. Trust bermakna

5 kepercayaan, atau nilai kepercayaan, yang dinyatakan dengan suatu perjanjian atau surat berharga atau penyertaan hak. Dengan demikian, unit trusts mengacu pada suatu penyerahan hak. Dalam perkembangannya, unit trusts ini disepakati untuk diinvestasikan pada portofolio guna menjamin kepentingan bersama dan benefit bersama (Widjaja dan Ramaniya, 2006: 7). Keberadaan reksa dana di Indonesia dapat dikatakan telah dimulai pada saat diaktifkannya kembali pasar modal di Indonesia. Pada saat itu penerbitan reksa dana dilakukan oleh persero (BUMN) yang didirikan khusus untuk menunjang kegiatan pasar modal Indonesia, sekalipun pada saat itu belum ada pengaturan khusus mengenai reksa dana. Istilah reksa dana lebih dikenal pada tahun 1990 dengan diizinkannya pelaku pasar modal untuk menerbitkan reksa dana melalui Keppres No.53 Tahun 1990 tentang Pasar Modal. Reksa dana merupakan unsur penting dalam pasar modal. Dapat dikatakan bahwa reksa dana adalah tiang strategi pasar modal di Indonesia. Diketahui demikian, karena reksa dana merupakan wadah untuk menghimpun dana masyarakat pemodal yang dapat mengurangi peranan modal asing (Widjaja dan Ramaniya, 2006: 8). Secara umum menurut UU No.8 tahun 1995 pasal 1 ayat 27 didefinisikan sebagai wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Berdasarkan definisi tersebut, secara jelas bahwa reksa dana merupakan kumpulan dana dari masyarakat yang diinvestasikan pada saham, obligasi deposito berjangka, pasar uang, dan sebagainya. Dalam pengertian ini mengandung tiga unsur penting. Pertama, adanya dana dari masyarakat pemodal

6 (investor). Kedua, dana tersebut diinvestasikan dalam portofolio efek. Ketiga, dana tersebut dikelola oleh manajer investasi. Dana yang dikelola oleh manajer investasi tersebut merupakan milik bersama dari pemodal, dan manajer investasi adalah pihak yang dipercayakan untuk mengelola atau menginvestasikan dana tersebut dalam reksa dana (Widjaja dan Ramaniya, 2006: 9). Setiap orang dianjurkan untuk memilih reksa dana, alasannya adalah: 1. Untuk mendapatkan tambahan uang dalam jangka panjang dan untuk ditabung guna persiapan masa yang akan datang. 2. Untuk menghindari masalah keuangan yang kompleks dengan menyerahkan hal tersebut kepada pengarah profesional, di sisi yang lain investor dapat meraih keuntungan yang menarik setelah dikurangi tingkat inflasi (Rivai, et al., 2013:107). Pemodal Uang Sertifikat Reksa Dana Manajer Investasi Uang Surat Berharga Saham Obligasi Commercial Paper Deposito Sumber: Rivai, et al., 2013:107 Gambar 2.1. Mekanisme Reksa Dana

7 2.1.5 Jenis-jenis Reksa Dana Sebelum berinvestasi dalam reksa dana, lebih baik mengetahui dan memahami terlebih dahulu jenis reksa dana yang sesuai dengan tujuan calon investor tersebut. Pada dasarnya reksa dana mempunyai kesamaan di dalam struktur, tetapi berbeda dalam tujuan. Jenis reksa dana dapat dilihat dari beberapa sudut pandang Reksa Dana Berdasarkan Sifatnya Dilihat dari sifatnya, reksa dana terbagi atas (Syahyunan, 2015:66): 1. Reksa Dana Tertutup (Closed-End Fund) Adalah reksa dana yang tidak dapat membeli kembali saham-saham yang telah dijual kepada pemodal. Artinya pemegang saham tidak dapat menjual kembali sahamnya kepada manajer investasi. Apabila pemilik saham hendak menjual sahamnya, hal ini harus dilakukan melalui Bursa Efek tempat saham reksa dana tersebut dicatatkan. 2. Reksa Dana Terbuka (Open-End Fund) Adalah reksa dana yang menawarkan dan membeli kembali saham-sahamnya dari pemodal sampai sejumlah modal yang sudah dikeluarkan. Pemegang saham jenis ini dapat menjual kembali saham/unit penyertaannya setiap saat apabila diinginkan. Manajer investasi reksa dana, melalui Bank Kustodian wajib membelinya sesuai dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB) per saham/unit pada saat tersebut.

8 Reksa Dana Berdasarkan Bentuknya Dilihat dari bentuknya, berdasarkan pasal 18 Undang undang No. 8 tahun 1995 reksa dana dapat dibedakan menjadi: 1. Reksa Dana Perseroan (corporate type) Dalam bentuk ini, perusahaan penerbit reksa dana menghimpun dana dengan menjual saham, dan selanjutnya dana dari hasil penjualan tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang diperdagangkan di pasar modal maupun di pasar uang. Bentuk ini mempunyai ciri sebagai berikut. a. Bentuk hukumnya perseroan terbatas (PT). b. Kekayaan Reksa dana dikelola berdasarkan pada kontrak antara direksi Perusahaan dengan Manajer Investasi yang telah ditunjuk. c. Kekayaan Reksa dana disimpan berdasarkan pada kontrak antara Manajer Investasi dengan Bank Kustodian. 2. Reksa Dana Kontrak Investasi Kolektif (contractual type) Bentuk kontrak investasi kolektif adalah sebagai kontrak antara manajer investasi dengan bank kustodian yang mengikat pemegang unit penyertaan, dimana manajer investasi diberi wewenang untuk mengelola investasi kolektif dan bank kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif. Bentuk ini bercirikan sebagai berikut. a. Bentuk hukumnya adalah Kontrak Investasi Kolektif. b. Manajer Investasi mengelola reksa dana berdasarkan kontrak. c. Penyimpanan kekayaan investasi kolektif yang dilakukan Bank kustodian dilakukan berdasarkan kontrak (Rivai, et al., 2013:109).

9 Reksa Dana Berdasarkan Portofolio Investasi Dilihat dari portofolio investasi, reksa dana terbagi atas (Syahyunan, 2015:66-67): 1. Reksa Dana Pasar Uang (Money Market Funds) Reksa dana jenis ini hanya melakukan investasi pada efek bersifat hutang dengan jatuh tempo kurang dari 1 (satu) tahun. Tujuannya adalah untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal. Reksa dana pasar uang cocok untuk investasi dengan jangka waktu <1 tahun. 2. Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funds) Reksa dana jenis ini melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat hutang (obligasi). Reksa dana ini memiliki risiko yang relatif lebih besar dari reksa dana pasar uang. Tujuannya adalah untuk mendapatkan tingkat pengembalian yang stabil. Reksa dana pendapatan tetap cocok untuk investasi untuk jangka waktu 1-3 tahun. 3. Reksa Dana Saham (Equity Funds) Reksa dana jenis ini melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat ekuitas. Karena investasinya dilakukan pada saham, maka risikonya lebih tinggi dari dua jenis reksa dana sebelumnya, namun menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi. Reksa dana saham cocok untuk investasi dengan jangka waktu >5 tahun.

10 4. Reksa Dana Campuran (Discretionary Funds) Reksa dana jenis ini melakukan investasi maksimal 79% pada saham, obligasi, dan pasar uang. Reksa dana campuran cocok untuk investasi dengan jangka waktu 4-5 tahun Reksa Dana Terstruktur Dilihat dari sejarah perkembangan reksa dana di Indonesia, jenis reksa dana yang berkembang pertama kali selain reksa dana konvensional adalah reksa dana terstruktur (structured fund). Reksa dana terstruktur terdiri atas (Syahyunan, 2015:67-68): 1. Reksa Dana Indeks (Index Fund) Reksa dana indeks adalah reksa dana yang portofolio investasinya mengacu pada indeks tertentu. Indeks yang dijadikan acuan bisa berupa indeks saham atau indeks obligasi. Perbedaan antara reksa dana indeks dan reksa dana konvensional adalah reksa dana indeks mengambil strategi investasi pasif dengan menghasilkan tingkat return yang setara dengan return indeks yang ditirunya. Untuk mengalahkan indeks yang menjadi acuan, reksa dana konvensional mencoba menerapkan strategi aktif. 2. Reksa Dana Terproteksi (Capital Protected Fund) Reksa dana terproteksi adalah reksa dana yang berusaha memproteksi nilai investasi awal investasi investor. Mekanisme proteksi umumnya dilakukan dengan membeli instrumen surat hutang (obligasi) dan memegangnya hingga jatuh tempo (buy and hold), kecuali obligasi yang bersangkutan mengalami gagal bayar, nilai investasi awal akan terjaga seutuhnya. Jenis reksa dana ini

11 merupakan jenis reksa dana dengan dana kelolaan terbesar kedua setelah reksa dana saham. Banyak investor institusi yang memanfaatkan jenis reksa dana ini sebagai fasilitas penghematan pajak obligasi karena persentase pengenaan pajak yang lebih rendah (5% atas reksa dana vs 15% atas investor biasa). Sebagai informasi, fasilitas penghematan pajak berlaku dari tahun 2011 hingga 2013 kemudian kembali ke 15% pada tahun Reksa dana terproteksi merupakan jenis reksa dana terstruktur yang paling diminati investor Indonesia karena sifatnya yang sangat mirip dengan deposito. Hanya reksa dana ini yang bisa memberikan indikasi tingkat return yang akan diterima investor dan memiliki fasilitas pembagian dividen setiap bulannya. Karena berbasis obligasi negara dan korporasi yang kuponnya diatas deposito, biasanya jenis reksa dana ini menjadi alternatif pengganti deposito oleh pihak perbankan. Jumlah reksa dana terproteksi ini amat banyak, namun seiring jatuh temponya obligasi, biasanya reksa dana ini juga ikut dibubarkan. Setelah itu, Manajer Investasi akan menerbitkan seri reksa dana terproteksi baru sesuai portofolio obligasi yang baru. 3. Reksa Dana dengan Penjaminan (Capital Guaranteed Fund) Reksa dana dengan penjaminan adalah reksa dana yang menggaransi nilai investasi awal investor. Mekanisme garansi dilakukan dengan cara membuat perjanjian dengan guarantor. Pihak yang bertindak sebagai guarantor adalah perusahaan asuransi. Meskipun sudah diatur sejak tahun 2004, sampai sekarang belum ada Manajer Investasi yang menggarap jenis reksa dana ini. Rumitnya mekanisme penjaminan dan berkurangnya potensi return akibat

12 premi asuransi ditengarai menjadi penyebab kurang berkembangnya reksa dana ini. Dari ketiga jenis reksa dana terstruktur diatas, hanya Reksa Dana Indeks (Index Fund) yang bisa ditawarkan secara terus-menerus seperti layaknya jenis reksa dana konvensional. Reksa Dana terproteksi (Capital Protected Fund) dan Reksa Dana dengan Penjaminan (Capital Guaranteed Fund) memiliki masa penawaran yang terbatas Karakteristik reksa dana Reksa dana merupakan salah satu instrumen investasi yang memiliki karakteristik tertentu. Menurut Simatupang (2010: ) beberapa karakteristik reksa dana diantaranya: 1. Investasi Dana dalam Bentuk Portofolio Efek Dana masyarakat yang terkumpul oleh manajer investasi dari penjualan unit reksa dana hanya efek dapat diinvestasikan kembali dalam bentuk efek (portofolio efek) yang tercatat dipasar modal dan di pasar uang dan tidak bisa diinvestasikan diluar efek yang tercatat dipasar modal dan pasar uang. Reksa dana adalah produk investasi yang unik yang berbeda dengan bentuk bentuk instrumen investasi keuangan yang lain. 2. Dana Pengelolaan Relatif dalam Jumlah Besar Total Nilai Aktiva Bersih (NAB) dari reksa dana yang ditawarkan dalam jumlah yang relatif besar, jumlah tersebut cukup fleksibel dan efektif untuk melakukan diversifikasi terhadap portofolio aset reksa dana yang diinginkan apabila dibandingkan dengan dana yang relatif terbatas yang dimiliki para

13 investor perorangan yang melakukan sendiri investasi secara langsung terhadap suatu saham. 3. Dikelola Manajer Investasi dan Bersifat Terbuka Sesuai peraturan Kep.19/PM/1996 dan Kep.07/PM/2007 tentang pedoman pengelolaan reksa dana baik berbentuk perseroan maupun berbentuk KIK, sepenuhnya hanya dapat dilakukan oleh manajer investasi yang telah memperoleh izin dari BAPEPAM. Disamping persyaratan yang mewajibkan pengelolaan reksa dana hanya kepada manajer investasi, juga diatur persyaratan lain berupa ketentuan pengelolaan reksa dana harus bersifat terbuka, khususnya bagi reksa dana bersifat terbuka sesuai dengan Keputusan Ketua BAPEPAM yaitu Kep.08/PM/1997 tanggal 30 April Adapun pengertian bersifat terbuka dimaksudkan bahwa posisi NAB reksa dana wajib dihitung setiap hari dan hasilnya diumumkan oleh manajer investasi melalui media informasi seperti pemberitaan di dalam koran yang memiliki peredaraan berskala nasional. 4. Reksa Dana adalah Produk Masal Adanya ketentuan yang mengatur persyaratan investasi hanya dapat dilakukan dalam bentuk efek efek yang tercatat dipasar modal dan pasar uang yang dituangkan dalam bentuk suatu portofolio efek reksa dana, menunjukkan bahwa reksa dana adalah produk investasi yang secara otomatis terdiversifikasi yang merupakan syarat yang sangat penting untuk meminimalisasi risiko bagi para pemodal atau investor yang melakukan investasi didalam produk keuangan seperti produk pasar modal.

14 5. Nilai Aktiva Bersih (NAB) Sebagai Satuan Nilai Aset Reksa Dana Ukuran dari nilai portofolio efek suatu reksa dana adalah Nilai Aktiva Bersih (NAB) atau Net Asset Value (NAV). Dengan demikian kinerja suatu produk reksa dana dapat dilihat dari NAB masing masing reksa dana yang menjadi satuan dari nilai aset suatu reksa dana. Secara umum NAB suatu reksa dana sangat tergantung kepada kinerja sekuritas yang menjadi portofolio reksa dana yang bersangkutan yaitu apabila harga pasar dari aset aset yang menjadi portofolio reksa dana mengalami kenaikan, maka secara otomatis NAB reksa dana yang bersangkutan juga akan mengalami kenaikan dan sebaliknya apabila aset aset dalam portofolio reksa dana mengalami penurunan di pasar maka otomatis total NAB reksa dana yang bersangkutan juga akan mengalami penurunan Cara Memilih Jenis Reksa Dana Menurut Rivai, et al., (2013: ) Ada dua hal yang paling dihindari oleh investor, yaitu kerugian yang besar dan penyesalan. Jadi, langkah pertama adalah menentukan jenis reksa dana yang sesuai dengan kebutuhan, jangka waktu investasi, dan cara dalam memgelola keuangan anda sendiri. Seorang investor tentu tidak ingin menyesal karena memiliki investasi yang besar, tetapi tidak memberikan hasil yang sesuai, dan disisi lain anda tidak memiliki investasi yang terbukti memberikan hasil yang lebih baik. Semua orang ingin mendapatkan investasi terbaik dan beragam. Dalam kaidah itulah reksa dana didirikan, yaitu untuk tujuan investasi yang berbeda-beda dari para investor.

15 Semua investor, baik pemula maupun berpengalaman, memulai langkah investasinya dengan tujuan yang umumnya sama seperti menabung untuk masa pensiun atau untuk biaya pendidikan, mempertahankan kekayaan yang telah ada, dan mendapatkan penghasilan.dalam hal ini, seorang investor harus menentukan tujuan investasinya dan risiko apa yang diinginkan. Seperti yang diuraikan sebelumnya, lebih banyak waktu dari uang yang investor miliki, maka investor sebaiknya memilih reksa dana yang berpotensi lebih besar dalam jangka panjang karena investor tidak terlalu memikirkan fluktuasi harga pada jangka pendek. Menurut Samsul (2006: 350) setiap hari total nilai wajar aktiva selalu berubah di sebabkan oleh beberapa hal, yaitu: 1. Nilai pasar setiap jenis aset investasi berubah 2. Pendapatan bunga bank harian 3. Perhitungan pendapatan kupon obligasi harian dan 4. Perubahan jumlah unit penyertaan yang beredar setiap hari Return Reksa Dana Return portofolio reksa dana dapat dihitung dengan yang dilakukan untuk menghitung return aktiva tunggal, yaitu (Hartono, 2014: 705): RRRRRRRRRRRR RRRRRRRRRR DDDDDDDD RR pp = NNNNNN tt NNNNNN tt 1 NNNNNN tt 1 dimana: NAB t = Nilai Aktiva Bersih yang merupakan nilai portofolio periode sekarang (t) NAB t-1 = Nilai Aktiva Bersih yang merupakan nilai portofolio periode lalu (t-1)

16 2.1.9 Risk Free Rate Menurut Jordan dan Miller (2009: 16) risk free rate merupakan tingkat pengembalian atau tingkat keutungan dari investasi tanpa risiko. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) merupakan surat berharga pasar uang yang menonjol karna berfungsi sebagai aset patokan. Meskipun dalam arti murni tidak ada aset keuangan bebas risiko, secara praktis Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah aset bebas risiko (Jones, et al. 2009: 28). Rata-rata risk free rate dapat dihitung sebagai berikut: RR ff = SSSSSSSS BBBBBBBBBB SSSSSS nn dimana: RR ff = Rata-rata risk free rate n = Jumlah bulan Kinerja Reksa Dana Penilaian terhadap kinerja reksa dana saham penting untuk dilakukan. Menurut Jordan dan Miller (2009: 414) evaluasi kinerja reksa dana merupakan penilaian seberarapa baik kinerja manajer investasi dalam mencapai keseimbangan antara return dengan risiko yang dapat diterima. Investor yang ingin membeli reksa dana harus melihat terlebih dahulu kondisi pasar yang sedang berlangsung. Jika pasar dalam keadaan semarak (bullish market) urutan pilihan jatuh pada reksa dana saham, reksa dana campuran, reksa dana pasar uang dan reksa dana pendapatan tetap, namun dalam kondisi pasar lesu (bearish market) pilihan jatuh pada reksa dana pendapatan tetap, reksa dana pasar uang, reksa dana campuran dan reksa dana saham. Manajer investasi dapat mengubah-ubah

17 kebijakan komposisi investasinya disesuaikan dengan keadaan pasar, baik dalam situasi pasar bullish atau bearish untuk mendapatkan sutu keuntungan yang optimal (Samsul, 2006:362) Menurut teori portofolio modern (MPT) oleh Markowitz (1952), yang mengkuantifikasi bagaimana investor rasional membuat keputusan berdasarkan keuntungan yang diharapkan dan risiko, telah membawa banyak pengembangan untuk pengukuran kinerja portofolio. Mengarahkan pengukuran kinerja menjadi lebih baik dengan adanya langkah-langkah penyesuaian risiko. Biasanya, para investor akan mengambil keputusan investasinya dengan melihat kinerja reksa dana pada masa lalu. Perlu untuk diingat, reksa dana memiliki kinerja yang baik pada masa lalu bukan menjadi suatu jaminan bila kinerja reksa dana di masa mendatang juga akan memiliki kinerja yang baik, tetapi adanya kinerja yang baik pada masa lalu menjadi harapan bahwa reksa dana juga akan mampu mendapatkan kinerja yang baik pada waktu mendatang (Hirt dan Block, 2006:517). Dalam melakukan penilaian kinerja portofolio terdapat dua cara (Elton, et al., 2014: ), yaitu: pertama, melakukan perbandingan langsung (direct comparison/raw performance). Kedua, menggunakan parameter tertentu, yaitu dengan metode raw return dan risk adjusted return. Metode raw return adalah metode yang digunkan untuk mengukur kinerja yang merupakan total return portofolio yang diterima tanpa penyesuaian risiko, metode raw return tidak mempertimbangkan risiko dalam perhitungannya sehingga kurang relevan dalam mengevaluasi kinerja portofolio dimana investor sangat mempertimbangkan

18 tingkat risiko yang dapat diterima. Risk adjusted return merupakan pengukuran kinerja portofolio dengan mengkombinasikan return dan risiko dalam satu pengukuran (Jones, et al. 2009: 634). Beberapa metode risk adjusted return yang telah dikembangkan diantaranya: metode Sharpe, metode Treynor dan metode Jensen Metode Sharpe Dalam penelitian ini kinerja reksa dana diukur menggunakan metode sharpe. Metode Sharpe merupakan alat ukur dari rasio pengembalian/risiko (reward/ratio risk). Risiko portofolio diukur oleh standar deviasi portofolio. Maka indeks Sharpe merupakan alat ukur kelebihan pengembalian relatif terhadap total perbedaan portofolio. Metode Sharpe ini berkaitan dengan prediksi kinerja masa datang yang menggunakan data masa lalu untuk menguji modelnya. Sharpe menghubungkan antara besarnya reward dan besarnya risiko. Semakin besar nilai sharpe nya maka semakin baik kinerja dari portofolionya (Hartono, 2014:709). Persamaan metode Sharpe adalah: SS pp = RR pp RR ff σσ pp dimana: S p = Nilai Rasio Sharpe, R p = Rata-rata kinerja periode tertentu, R f = Rata-rata kinerja investasi bebas risiko periode tertentu, = Standar deviasi reksadana untuk periode tertentu. σ p

19 Fund Longevity Usia reksa dana mencerminkan pengalaman dari manajer investasi dalam mengelola suatu reksadana. Menurut Akbarini (2004) Fund longevity atau usia reksa dana merupakan kategori yang berjenis numerik yang menunjukkan usia dari tiap reksa dana yang dihitung sejak tanggal reksa dana tersebut efektif diperdagangkan. Reksa dana yang memiliki umur yang lebih lama akan memiliki track record yang lebih panjang, maka dari itu akan dapat memberikan gambaran kinerja yang lebih baik kepada para investornya (Rao, 2000, dalam Akbarini, 2004). Namun demikian, terdapat argumentasi yang menyatakan bahwa reksa dana dengan usia yang lebih muda menunjukkan kinerja yang lebih aktif. Hal ini didukung oleh Blake dan Timmermann (1998) yang mengungkapkan bahwa reksa dana cenderung untuk melakukan yang terbaik selama tahun pertama kemunculan mereka. Fund longevity dirumuskan sebagai berikut: Age= periode penelitian- tanggal efektif Fund Cash Flow Menurut Darsono dan Ashari (2005: 90) arus kas adalah suatu laporan yang memuat informasi/ aliran tentang sumber dan penggunaan kas selama periode tertentu. Cash Flow menunjukkan total penghasilan dan dari mana saja sumbernya serta total pengeluaran dan kemana saja uang tersebut dibelanjakan. Cash Flow mengekspresikan laba bersih ditambah depresiasi, yang secara aktual didistribusikan kepada investor, yakni setelah perusahaan menanamkan invesatasi

20 di fixed asset dan modal kerjanya yang penting untuk kelanjutan operasi. Jadi nilai perusahaan berhubungan dengan kemampuannya menghasilkan arus kas. Sehingga jika arus kasnya meningkat nilai perusahaan akan naik, yang selanjutnya juga akan menaikkan harga saham. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia PSAK no.49 tentang reksa dana (2002), laporan keuangan reksa dana melaporkan 4 klasifikasi aktivitas, yaitu: laporan aktiva dan kewajiban, laporan operasi, laporan perubahan aktiva bersih dan catatan atas laporan keuangan. Laporan aktiva dan kewajiban bertujuan untuk menyediakan informasi mengenai aktiva, kewajiban dan aktiva bersih suatu reksa dana dan informasi mengenai hubungan antar unsur tersebut pada waktu tertentu, laporan aktiva dan kewajiban tidak dikelompokan menjasi elemen lancar dan elemen tidak lancar. Pada bagian aktiva, akun portofolio efek disajikan pada urutan pertama, sedangkan akun lainnya berdasarkan urutan likuiditas. Akun kewajiban dilaporkan berdasarkan jatuh tempo. Laporan operasi bertujuan untuk menyajikan perubahan aktiva bersih yang berasal dari seluruh aktivitas investasi reksa dana, dengan melaporkan pendapatan investasi berupa dividen, bunga dan pendapatan lain-lain dikurangi beban, jumlah keuntungan (kerugian) transaksi efek yang telah direalisasikan dalam satu periode. Laporan perubahan aktiva bersih bertujuan untuk menyajikan informasi ringkas tentang perubahan aktiva bersih dari operasi dan perubahan aktiva bersih yang berasal dari transaksi dengan pemegang saham atau unit penyertaan. Informasi berikut ini harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan:

21 1. Ikhtisar pembelian dan penjualan efek selama periode pelaporanan yang memuat informasi untuk tiap efek sebagai berikut: a. Efek ekuitas b. Efek hutang 2. Beban komisi perantara pedagang efek selama periode pelaporan. 3. Jumlah unit penyertaan yang dimiliki yang dimiliki oleh pemodal dan yang dimiliki oleh manajer investasi. 4. Rincian portofolio efek yang memuat informasi untuk tiap efek. Beberapa studi menemukan bukti bahwa uang akan lebih cenderung mengalir ke dana yang memiliki return tinggi pada periode sebelumnya. Gruber (1996) menemukan bahwa dana dengan arus kas bersih yang tinggi memiliki tingkat return yang lebih tinggi daripada dana dengan arus kas bersih yang ratarata. Jadi, Semakin tinggi arus kas bersih maka akan meningkatkan kinerja reksa dana tersebut. Fund cash flow dapat dirumuskan menurut (Barber, Odan, dan Lu Zheng) sebagai berikut: Di mana: NNNNNNNN, tt = TTTTTT pp,tt [TTTTTT pp,tt RR pp,tt ] TTTTTT pp,tt 1 NCFp,t = Aliran kas dari dana p pada akhir periode t. TNAP, t = Total nilai aktiva bersih dari dana p pada akhir periode t. TNAP, t-1 = Total nilai aktiva bersih dari dana p pada akhir periode t-1 Rp, t = Return reksa dana p untuk periode t.

22 Fund Size Fund size atau ukuran reksa dana merupakan salah satu alat ukur besar kecilnya reksa dana berdasarkan dana yang dikelola. Ukuran reksa dana dihitung berdasarkan Nilai Aktiva Bersih bulanan. Nilai aktiva bersih (NAB) sudah tersedia di situs Bapepam. Adapun dalam penelitian ini ukuran reksa dana dihitung berdasarkan besarnya Total Net Assets (TNA) atau total nilai aktiva bersih yang dimiliki (Gruber, 1995). Menurut Chen et al (2004) mengukur ukuran reksa dana menggunakan logaritma natural dari TNA (Total Net Asset) atau log dari total Nilai Aktiva Bersih (NAB). Ukuran yang besar akan mampu memberikan kinerja yang baik pada reksa dana. Di satu sisi, menyatakan bahwa fund size memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja reksa dana. Terdapat argumentasi oleh Droms dan Walker (1994) tidak terdapat bukti ukuran reksa dana mempengaruhi kinerja suatu reksa dana, baik berukuran mikro, kecil, medium, ataupun besar. Penelitian juga menunjukkan bahwa manajer investasi yang mengelola produk reksa dana dengan ukuran reksa dana medium dan besar tidak mampu untuk mengungguli bursa saham dan juga tidak mendayagunakan keuntungan dari ukuran reksa dana mereka yang relatif besar. 2.2 Penelitian Terdahulu Ria Utami (2014) meneliti tentang kinerja reksa dana saham dengan 5 variabel independen dengan menggunakan metode sharpe. Hasil penelitian yang dilakukan adalah terdapat hubungan positif tidak signifikan antara ukuran reksa dana dengan kinerjanya. Sementara cash flow berpengaruh positif signifikan, usia

23 keluarga reksa dana berpengaruh positif tidak signifikan dan past return berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja reksa dana. See dan Jusoh (2012) dalam penelitiannya yang berjudul Fund Characteristics And Fund Performance: Evidence of Malaysian Mutual Funds. Dalam penelitiannya kinerja reksa dana dilihat dari Risk Ratio, Fund Size, Expense Ratio, Turnover ratio dan Fund Age. Penelitian ini menggunakan model Jensen untuk mengukur kinerja reksa dana. Hasil penelitian menunjukan bahwa risiko signifikan berpengaruh positif terhadap kinerja reksa dana. Ukuran berpengaruh positif akan tetapi tidak signifikan. Biaya-biaya signifikan berpengaruh positif terhadap kinerja reksa dana. Turnover berpengaruh negatif terhadap kinerja reksa dana. Usia reksa dana berpengaruh negatif terhadap kinerja reksa dana. Osin P. Panjaitan (2011) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Reksa Dana Saham Dengan Menggunakan Metode Sharpe di Bursa Efek Indonesia. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Expense Ratio, Turnover Ratio, Ukuran Reksa Dana, dan Cash Flow terhadap kinerja reksa dana saham pada reksa dana saham di Bursa Efek Indonesia. Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik. Data yang digunakan adalah data sekunder. Penelitian ini menggunakan data penelitian berjumlah 24 perusahaan. Hasil menunjukkan bahwa pada reksa dana saham masing-masing variabel Expense Ratio, Ukuran Reksa Dana dan Cash Flow

24 memiliki pengaruh terhadap kinerja reksa dana, tetapi Turnover Ratio tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja reksa dana saham. Teerapan Suppa-Aim (2010) melakukan penelitian tentang kinerja reksadana di Thailand dengan mengevaluasi kinerja reksa dana serta menilai gaya dan strategi yang digunakan oleh manajer investasi, mengevaluasi kinerja reksa dana berdasarkan karakteristik reksa dana, mengevaluasi dampak likuiditas terhadap kinerja reksa dana, dan mengevaluasi peranan kebijakan yang dijalankan oleh Thailand yang menerapkan Tax-Advantage Type. Hasil dari penelitian ini yaitu sebagian besar manajer investasi di Thailand tidak memberikan nilai tambah bagi investor karena mereka hanya berinvestasi dalam saham kecil. Serta menemukan bukti bahwa kinerja reksa dana akan terus berkesinambungan dimana kinerja reksa dana yang buruk akan terus memburuk. Sementara itu pula dalam penelitian ini juga menemukan bukti bahwa arus kas tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja reksa dana. Ukuran, umur, dan keluarga reksa dana memiliki kemampuan dalam menjelaskan kinerja reksa dana namun hal ini spesifik terhadap kebijakan investasi. Dan menyimpulkan bahwa likuditas memiliki pengaruh terhadap kinerja reksa dana. Thomas Karlsson and Marina Persson (2005) dalam penelitiannya yang berjudul Mutual fund performance: Explaining the performance of Swedish domestic equity mutual funds using different fund characteristics. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh risk, size, expense, turnover, age, and management tenure terhadap kinerja reksa dana. Hasil

25 menunjukkan bahwa pada reksa dana saham semua variabel berpengaruh terhadap kinerja reksa dana. Menurut Chen et. al. (2004) dalam penelitiannya yang berjudul Does Fund Size Erode Mutual Fund Performance? The Role of Liquidity and Organization. Dalam penelitiannya kinerja reksa dana diukur terhadap Risk Ratio, Fund Size, Expenese Ratio, dan Fund Age. Hasil penelitian menunjukan bahwa risiko signifikan berpengaruh negatif terhadap kinerja reksa dana. Ukuran reksa dana signifikan berpengaruh positif terhadap kinerja reksa dana. Biaya-biaya signifikan berpengaruh negatif terhadap kinerja reksa dana. Turnover signifikan berpengaruh negatif terhadap kinerja reksa dana. Usia signifikan berpengaruh negatif terhadap kinerja reksa dana. Menurut Dahlquist, Magnus, Engstrom, Stefan dan Soderlind, Paul (2000) melakukan penelitian terhadap kinerja reksa dana yang dipengaruhi oleh Turnover, Expense Ratio, Fund Size dan Cash Flow menggunakan metode crosssectional. Dia mempelajari kinerja reksa dana di pasar Swedia. Penelitian ini menghasilkan bahwa Turnover berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja reksa dana. Expense Ratio berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja reksa dana. Fund Size berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja reksa dana. Cash Flow berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja reksa dana. Berikut disajikan ringkasan penelitian terdahulu disajikan dalam Tabel 2.1

26 Nama Peneliti/ Tahun Ria Utami (2014) Judul Penelitian Analisis pengaruh past return, fund cash flow, fund size, fund longevity dan family fund size terhadap kinerja reksa dana saham Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Variabel Dependen Kinerja Reksa Dana Saham Independen 1. Past Return 2. Fund Cash Flow 3. Fund Size 4. Fund Longevity 5. Family Fund Size Metode Analisis Analisis Regresi Linear Berganda Hasil Penelitian Terdapat hubungan positif tidak signifikan antara fund size dengan kinerjanya. Sementara cash flow berpengaruh positif signifikan, usia keluarga reksa dana berpengaruh positif tidak signifikan dan past return berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja reksa dana Yong Pui See, Ruzita Jusoh (2012) Fund Characteristics And Fund Performance: Evidence of Malaysian Mutual Fund Dependen Kinerja Reksa Dana Independen 1. Risk Ratio 2. Fund Size 3. Expense Ratio 4. Turnover Ratio 5. Fund Age Multiple Regressions Risk signifikan berpengaruh positif terhadap kinerja reksa dana. Fund size berpengaruh positif akan tetapi tidak signifikan. Expense ratio signifikan berpengaruh positif terhadap kinerja reksa dana. Turnover dan fund age berpengaruh negatif terhadap kinerja reksa dana. Osin P. Panjaitan (2011) Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Reksa Dana Saham Dengan Menggunakan Metode Sharpe Di Bursa Efek Indonesia Dependen Kinerja Reksa Dana Saham Independen 1. Expense Ratio 2. Turnover Ratio 3. Ukuran 4. Cash Flow Metode analisis statistik dan metode analisis deskriptif Expense ratio, ukuran dan cash flow berpengaruh, tetapi turnover tidak berpengaruh terhadap kinerja reksa dana saham

27 Lanjutan Tabel 2.1 Nama Peneliti/ Tahun Teerapan Suppa- Aim (2010) Judul Penelitian Mutual Fund Performance in Emerging Markets: The Case of Thailand Variabel Dependen Kinerja Dana Reksa Independen 1. Cash Flow 2. Size 3. Age 4. Family Fund 5. Likuiditas Metode Analisis Multidimensi onal panel regression Hasil Penelitian Cash flow tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja. Size, age, dan family fund memiliki kemampuan menjelaskan kinerja reksa dana namun hal ini spesifik terhadap kebijakan investasi. Likuditas memiliki pengaruh terhadap kinerja reksa dana. Thomas Karlsson and Marina Persson (2005) Chen et. al. (2004) Dahlquis t, Magnus, Engstro m, Stefan dan Soderlin d, paul (2000) Mutual fund performance: Explaining the performance of Swedish domestic equity mutual funds using different fund characteristics Does Fund Size Erode Mutual Fund Performance? The Role of Liquidity and Organization Performance and Characteristics of Swedish Mutual Fund Dependen Kinerja Dana Reksa Independen 1. Risk Ratio 2. Fund Size 3. Expense Ratio 4. Management Tenure 5. Fund Age 6. Turnover Ratio Dependen Kinerja Reksa Dana Independen 1. Risk Ratio 2. Fund Size 3. Expense Ratio 4. Fund Age Dependen Kinerja Reksa Dana Independen 1. Expense Ratio 2. Turnover Ratio 3. Fund Size 4. Cash Flow Multiple Regression Regression Crosssectional Semua variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Risk, Expense, Age berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja reksa dana. Size berpengaruh positif signifikan. terhadap kinerja reksa dana. Turnover berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja reksa dana. Expense Ratio berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja reksa dana. Fund Size berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja reksa dana. Cash Flow berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja reksa dana

28 2.3 Kerangka Konseptual Pengaruh Fund Longevity terhadap Kinerja Reksa Dana Menurut Rao (2000, dalam Akbarini, 2004), reksa dana yang memiliki umur yang lebih lama akan memiliki track record yang lebih panjang, maka dari itu akan dapat memberikan gambaran kinerja yang lebih baik kepada para investornya. Fund longevity atau usia reksa dana merupakan kategori yang berjenis numerik yang menunjukkan usia dari tiap reksa dana yang dihitung sejak tanggal reksa dana tersebut efektif diperdagangkan. Umur reksa dana mencerminkan pengalaman dari manajer investasinya dalam mengelola reksa dana tersebut. Semakin lama umur suatu reksa dana, maka manajer investasinya semakin berpengalaman dalam mengelola portofolio Pengaruh Fund Cash Flow terhadap Kinerja Reksa Dana Menurut Darsono dan Ashari (2005: 90) arus kas adalah suatu laporan yang memuat informasi/ aliran tentang sumber dan penggunaan kas selama periode tertentu. Syarat utama dalam melakukan investasi adalah Cash Flow harus positif karena jika Cash Flow negatif maka tidak ada dana yang akan diinvestasikan. Beberapa studi menemukan bukti bahwa uang akan lebih cenderung mengalir ke dana yang memiliki return tinggi pada periode sebelumnya. Gruber (1996) menemukan bahwa dana dengan arus kas bersih yang tinggi memiliki tingkat return yang lebih tinggi daripada dana dengan arus kas bersih yang rata-rata. Jadi, Semakin tinggi arus kas bersih maka akan meningkatkan kinerja reksa dana tersebut.

29 2.3.3 Pengaruh Fund Size terhadap Kinerja Reksa Dana Ukuran reksa dana (fund size) menurut Gruber (1995) merupakan salah satu alat ukur besar kecilnya reksa dana berdasarkan dana yang dikelola. Aktiva sebuah perusahaan mempresentasikan besaran kekayaan yang dimiliki perusahaan tersebut. Kekayaan reksa dana dapat dinilai dari besarnya Total Net Assets (TNA) yang dimiliki. Semakin besar ukuran reksa dana maka kemungkinan mendiversifikasi asset lebih besar pula. Sehingga ukuran yang besar akan mampu memberikan kinerja yang baik pada reksa dana. Berdasarkan tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu yang sudah diuraikan, kerangka konseptual penelitian ini dapat digambarkan pada Gambar 2.2 berikut: Fund Longevity Fund Cash Flow Kinerja Reksa Dana Fund Size Gambar 2.2 Kerangka Konseptual 2.4 Hipotesis Hipotesis adalah suatu penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi (Kuncoro, 2009: 59). Berdasarkan gambar kerangka konseptual, maka hipotesis yang dapat diajukan adalah :

30 1. Fund Longevity (usia) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja reksa dana saham. 2. Fund Cash Flow berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja reksa dana saham. 3. Fund Size (ukuran) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja reksa dana saham. 4. Fund longevity, fund cash flow, dan fund size secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja reksa dana saham.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Reksa Dana Menurut Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27). Reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menerima dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya mengelola dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menerima dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya mengelola dana BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Reksa Dana 2.1.1. Pengertian Reksa Dana Secara umum, reksa dana adalah kegiatan manajer investasi dalam menerima dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya mengelola dana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. berbagai macam cara menginvestasikan sejumlah dana pada real aset seperti

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. berbagai macam cara menginvestasikan sejumlah dana pada real aset seperti BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Investasi Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang. Investasi bisa berkaitan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Lingkungan Investasi 2.1.1 Pengertian Investasi Lingkungan investasi meliputi berbagai jenis sekuritas atau efek yang ada, di mana dan bagaimana mereka diperjualbelikan. Proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat atau investor masih banyak yang memiliki masalah dalam memilih

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat atau investor masih banyak yang memiliki masalah dalam memilih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan investasi yang semakin maju terutama investasi di pasar modal Indonesia menjadi salah satu alternatif investasi yang menguntungkan. Masyarakat

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka. Menurut Standar Akuntansi Keuangan 2002 yaitu dalam PSAK Nomor

BAB II Tinjauan Pustaka. Menurut Standar Akuntansi Keuangan 2002 yaitu dalam PSAK Nomor 14 BAB II Tinjauan Pustaka 2.1. Pengertian Reksa Dana Menurut Standar Akuntansi Keuangan 2002 yaitu dalam PSAK Nomor 49, pengertian reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang 15 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang lebih besar pada masa mendatang. Investasi merupakan penanaman dana yang bertujuan untuk mendapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Return Saham Menurut Jogiyanto (2000:107), return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa : 1. Return realisasi (realized

Lebih terperinci

REKSA DANA. PT DANAREKSA INVESTMENT MANAGEMENT, August 2007

REKSA DANA. PT DANAREKSA INVESTMENT MANAGEMENT, August 2007 REKSA DANA PT DANAREKSA INVESTMENT MANAGEMENT, August 2007 Reksa Dana UNDANG-UNDANG PASAR MODAL No. 8 tahun1995, BAB I, Pasal 1 Ayat 27 : Reksa Dana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Pasar Modal no.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Pasar Modal no.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27) 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Reksadana Menurut Undang-Undang Pasar Modal no.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27) disebutkan bahwa Reksadana adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund b. Panin Dana Maksima c. Trim Syariah Saham

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund b. Panin Dana Maksima c. Trim Syariah Saham BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund Makinta Growth Fund merupakan reksa dana yang dikelola oleh Makinta Securities. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan

Lebih terperinci

REKSADANA. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pasar Modal dan Uang. Disusun Oleh:

REKSADANA. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pasar Modal dan Uang. Disusun Oleh: REKSADANA Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pasar Modal dan Uang Disusun Oleh: Fitria Mayasari Evi Atikah Sari Arif Puji Utomo B.241.09.0051 B.241.10.0017 B.241.10.0047 FAKULTAS EKONOMI JURUSAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Definisi reksa dana berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1995

II. TINJAUAN PUSTAKA. Definisi reksa dana berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1995 18 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Reksa Dana Definisi reksa dana berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1995 pasal 1 ayat 27 adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Single Index Model Pada dasarnya Single Index Model menyederhanakan masalah portofolio dengan mengkaitkan hubungan antara setiap saham dalam portofolio

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bank. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya di pasar. beban bunga tetap seperti jika meminjam ke bank.

BAB I PENDAHULUAN. bank. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya di pasar. beban bunga tetap seperti jika meminjam ke bank. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal Indonesia dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi perhatian banyak pihak, khususnya masyarakat bisnis. Hal ini disebabkan oleh kegiatan pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usia yang semakin lanjut. Hal ini juga dapat dikarenakan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. usia yang semakin lanjut. Hal ini juga dapat dikarenakan kesehatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan berjalannya waktu kemampuan seseorang yang saat ini masih berusia produktif dalam bekerja dapat menurun kinerjanya dikarenakan usia yang semakin lanjut.

Lebih terperinci

REKSA DANA. Reksa : Jaga/pelihara Dana : Uang, Reksa Dana : Kumpulan Uang yang dipelihara bersama untuk suatu kepentingan.

REKSA DANA. Reksa : Jaga/pelihara Dana : Uang, Reksa Dana : Kumpulan Uang yang dipelihara bersama untuk suatu kepentingan. Definisi: REKSA DANA Reksa : Jaga/pelihara Dana : Uang, Reksa Dana : Kumpulan Uang yang dipelihara bersama untuk suatu kepentingan. Menurut UU No 8 Tahun 1995 Suatu wadah yang digunakan untuk menghimpun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal Indonesia dalam menggalang dana mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal Indonesia dalam menggalang dana mempunyai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan suatu alternatif bagi para pemodal untuk berinvestasi. Perkembangan pasar modal Indonesia dalam menggalang dana mempunyai peranan yang penting

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan. mengharapkan return (tingkat pengembalian) berupa capital gain, dan

I. PENDAHULUAN. investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan. mengharapkan return (tingkat pengembalian) berupa capital gain, dan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan salah satu kegiatan yang sangat menarik bagi seorang investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan mengharapkan return

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets menjadi sebuah cara yang banyak digemari oleh para pemilik modal untuk mengembangkan dana yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27):

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27): II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Reksadana Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27): Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengusahakan agar pasar modal menjadi salah satu sektor kegiatan penting

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengusahakan agar pasar modal menjadi salah satu sektor kegiatan penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya kegiatan investasi membuat pemerintah selalu bertekad untuk mengusahakan agar pasar modal menjadi salah satu sektor kegiatan penting di bidang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bertahan dari terpaan krisis tersebut. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan. Tabel 1

BAB 1 PENDAHULUAN. bertahan dari terpaan krisis tersebut. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan. Tabel 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meskipun sejak tahun 2008 perekonomian dunia sedang mengalami perlambatan dikarenakan krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat dan negara-negara di kawasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Veithzal, et al. (2013: 108) reksa dana (mutual fund) adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Veithzal, et al. (2013: 108) reksa dana (mutual fund) adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Reksa dana Menurut Veithzal, et al. (2013: 108) reksa dana (mutual fund) adalah sertifikat yang menyatakan bahwa pemiliknya menitipkan uang kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi pada pasar modal merupakan salah satu cara bagi masyarakat pemodal untuk memperoleh keuntungan dengan cepat. Investasi pada aktiva keuangan (financial assets)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi investor untuk menanamkan dananya untuk memperoleh return berupa

BAB I PENDAHULUAN. bagi investor untuk menanamkan dananya untuk memperoleh return berupa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi mempunyai peranan yang penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi suatu negara. Tanpa adanya investasi maka pertumbuhan perekonomian suatu negara akan berhenti.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. / stock. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. / stock. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham / stock. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang

Lebih terperinci

Aprisya Falahearlya. Pasar dan Lembaga Keuangan SUMMARY Reksadana (Mutual Fund) By : Aprisya Falahearlya

Aprisya Falahearlya. Pasar dan Lembaga Keuangan SUMMARY Reksadana (Mutual Fund) By : Aprisya Falahearlya Pasar dan Lembaga Keuangan SUMMARY Reksadana (Mutual Fund) By : Aprisya Falahearlya Pengertian Reksa Dana Menurut UU No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk

Lebih terperinci

REKSA DANA SEBAGAI PILIHAN BENTUK INSTRUMEN INVESTASI. Yovita Vivianty Indriadewi Atmadjaja * Keywords: investment, mutual fund, investment manager

REKSA DANA SEBAGAI PILIHAN BENTUK INSTRUMEN INVESTASI. Yovita Vivianty Indriadewi Atmadjaja * Keywords: investment, mutual fund, investment manager REKSA DANA SEBAGAI PILIHAN BENTUK INSTRUMEN INVESTASI Yovita Vivianty Indriadewi Atmadjaja * ABSTRACT There are various types of investment instruments that can be chosen by investors in accordance with

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam dunia investasi banyak sekali alternatif investasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam dunia investasi banyak sekali alternatif investasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam dunia investasi banyak sekali alternatif investasi yang ditawarkan baik itu investasi pada aset-aset finansial (financial asset) atau investasi pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pilihan instrumen investasi. Menurut Tandelilin (2010, h.1), investasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pilihan instrumen investasi. Menurut Tandelilin (2010, h.1), investasi merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investor dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan sumber daya yang dimiliki untuk konsumsi saat ini atau di investasikan pada berbagai jenis pilihan instrumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan di masa depan. Menurut Undang Undang No. 8 tentang Pasar Modal,

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan di masa depan. Menurut Undang Undang No. 8 tentang Pasar Modal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reksa dana merupakan salah satu cara berinvestasi agar bisa memenuhi kebutuhan di masa depan. Menurut Undang Undang No. 8 tentang Pasar Modal, Reksa dana adalah wadah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi mereka. Pada dasarnya investasi pada Reksa Dana bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. investasi mereka. Pada dasarnya investasi pada Reksa Dana bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi yang semakin berkembang saat ini. Salah satu upaya menarik minat investor domestik di pasar modal dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa. memberikan keuntungan tertentu di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa. memberikan keuntungan tertentu di masa yang akan datang. BAB I 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Di zaman yang serba moidern ini investasi sudah menjadi salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat. Menurut Sharpe (2005: 1) investasi merupakan pengorbanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan dana pada satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan di masa mendatang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat hasil atau return sehingga dapat meningkatkan besarnya harta atau

BAB I PENDAHULUAN. tingkat hasil atau return sehingga dapat meningkatkan besarnya harta atau BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Investasi adalah hal yang dilakukan oleh masyarakat agar mendapatkan tingkat hasil atau return sehingga dapat meningkatkan besarnya harta atau kekayaaan yang dimilikinya.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi yang semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi yang semakin berkembang saat ini. Salah satu upaya menarik minat investor domestik di pasar modal dapat dilakukan

Lebih terperinci

STIE DEWANTARA Pasar Modal

STIE DEWANTARA Pasar Modal Pasar Modal Manajemen Lembaga Keuangan, Sesi 3 Pengertian Dalam arti sempit Pasar Modal = Bursa efek, yaitu tempat terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan secara langsung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Investasi adalah kegiatan penempatan uang atau dana dengan harapan untuk

I. PENDAHULUAN. Investasi adalah kegiatan penempatan uang atau dana dengan harapan untuk I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi adalah kegiatan penempatan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh keuntungan tertentu atau dana tersebut dimasa yang akan datang. Saat ini banyak

Lebih terperinci

Pasar Modal SMAK BPK Penabur, Cirebon 30 April 2015

Pasar Modal SMAK BPK Penabur, Cirebon 30 April 2015 Pasar Modal SMAK BPK Penabur, Cirebon 30 April 2015 Pasar Modal Pasar Modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. 2 Fungsi Pasar

Lebih terperinci

Program Pelatihan Wakil Agen Penjual Efek Reksa Dana (WAPERD)

Program Pelatihan Wakil Agen Penjual Efek Reksa Dana (WAPERD) Program Pelatihan Wakil Agen Penjual Efek Reksa Dana (WAPERD) Pengetahuan Dasar Mengenai Reksa Dana Oleh : Welin Kusuma ST, SE, SSos, SH, SS, SAP, SStat, MT, MKn, RFP-I, CPBD, CPPM, CFP,, Aff.WM, BKP,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber pembiayaan bagi perusahaan dan alternatif investasi bagi para. (Pratomo dan Ubaidillah Nugraha, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. sumber pembiayaan bagi perusahaan dan alternatif investasi bagi para. (Pratomo dan Ubaidillah Nugraha, 2009). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu pilar ekonomi di Indonesia yang dapat menjadi penggerak perekonomian nasional melalui peranannya sebagai sumber pembiayaan bagi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Reksa Dana 2.1.1 Pengertian Reksa Dana Berdasarkan Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian pasar modal Secara umum, pasar modal adalah sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan yang ingin kita capai, ialah kesuksesan finansial. Sukses finansial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan yang ingin kita capai, ialah kesuksesan finansial. Sukses finansial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan yang ingin kita capai, ialah kesuksesan finansial. Sukses finansial adalah kondisi ketika kita hidup berkecukupan, mempunyai pendapatan yang lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang

BAB I PENDAHULUAN. lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan suatu lembaga perantara (intermediasi) antara pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Pasar modal menyediakan alternatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suku bunga menyebabkan pengembalian (return) yang diterima oleh investor pun

BAB I PENDAHULUAN. suku bunga menyebabkan pengembalian (return) yang diterima oleh investor pun BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal atau bursa efek merupakan bagian dari pasar keuangan (financial market). Peran pasar modal sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu Negara.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal merupakan tempat

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal merupakan tempat 23 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pasar Modal 1. Pengertian Pasar Modal Menurut UU No 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, pengertian pasar modal adalah kegiatan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada. saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang.

PENDAHULUAN. Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada. saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Namun dalam dunia yang sebenarnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperdagangkan di Bursa Efek dan Pasar Uang, dengan tujuan menyebarkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperdagangkan di Bursa Efek dan Pasar Uang, dengan tujuan menyebarkan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Portofolio Teori investasi lebih menganjurkan investor untuk membentuk portofolio dalam berinvestasi saham. Menurut

Lebih terperinci

Bab I. Seseorang yang memiliki uang akan selalu berusaha mengoptimalkan. jumlahnya. Dengan kata lain setiap orang memerlukan investasi.

Bab I. Seseorang yang memiliki uang akan selalu berusaha mengoptimalkan. jumlahnya. Dengan kata lain setiap orang memerlukan investasi. Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian Seseorang yang memiliki uang akan selalu berusaha mengoptimalkan jumlahnya. Dengan kata lain setiap orang memerlukan investasi. Halim (2003:1) menyatakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya pada BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Investasi Teori investasi menjelaskan bahwa keputusan investasi selalu menyangkut dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memfasilitasi jual-beli sekuritas yang umumnya berumur lebih dari satu tahun,

BAB 1 PENDAHULUAN. memfasilitasi jual-beli sekuritas yang umumnya berumur lebih dari satu tahun, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi secara keseluruhan dapat dilihat dari perkembangan pasar modal dan industri sekuritas pada suatu negara. Pasar modal memiliki peranan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat telah mengubah pola pikir masyarakat di

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat telah mengubah pola pikir masyarakat di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat telah mengubah pola pikir masyarakat di bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi pada khususnya. Jika di masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang memerlukan dana (investee) dengan pihak yang kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang memerlukan dana (investee) dengan pihak yang kelebihan dana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu media yang mempertemukan antara pihak yang memerlukan dana (investee) dengan pihak yang kelebihan dana (investor). Investee akan menjual

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 1. a 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Persinyalan (Signaling Theory) Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi akuntansi memberikan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan menggunakan tipe sampel yang berbasis pada kemungkinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Komposisi Investasi Komposisi Investasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Komposisi Investasi Komposisi Investasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian 1.1.1 PT. Trimegah Asset Management PT. Trimegah Asset Management merupakan anak perusahaan dari PT. Trimegah Securities Tbk, salah satu perusahaan sekuritas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pasar Modal Pasar modal menurut Husnan (2003:3) dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang

Lebih terperinci

ANALISIS FUNDAMENTAL UNTUK INVESTASI SAHAM

ANALISIS FUNDAMENTAL UNTUK INVESTASI SAHAM ANALISIS FUNDAMENTAL UNTUK INVESTASI SAHAM Iman Murtono Soenhadji 1 Dalam melakukan analisis dan memilih saham ada 2 aspek yang sering digunakan yaitu: 1. AspekFundamental 2. AspekTeknikal Iman Murtono

Lebih terperinci

Pertemuan ke-1 INVESTASI & PERANAN PASAR MODAL

Pertemuan ke-1 INVESTASI & PERANAN PASAR MODAL Pertemuan ke-1 INVESTASI & PERANAN PASAR MODAL Kompetensi Dasar Mahasiswa dapat memahami konsep dasar investasi, lingkungan investasi, dan peranan pasar modal terhadap investor dan perusahaan yang saling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih dari satu aset (asset) selama periode tertentu dengan harapan dapat

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih dari satu aset (asset) selama periode tertentu dengan harapan dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investasi dapat diartikan sebagai suatu kegitan menempatkan dana pada satu atau lebih dari satu aset (asset) selama periode tertentu dengan harapan dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Di era globalisasi ini, perkembangan perusahaan go public semakin pesat. Saham-saham diperdagangkan untuk menarik para investor menanamkan modal pada

Lebih terperinci

PT Phillip Sekuritas Indonesia

PT Phillip Sekuritas Indonesia PT Phillip Sekuritas Indonesia PT Phillip Sekuritas Indonesia berdiri pada tahun 1989 dan merupakan sekuritas ritel asing tepercaya di Bursa Efek Indonesia (BEI). PT Phillip Sekuritas Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. bagi keuntungan masa depan, dengan demikian maka pengertian investasi dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. bagi keuntungan masa depan, dengan demikian maka pengertian investasi dapat BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Investasi Menanamkan uang sekarang, berarti uang tersebut seharusnya dapat dikonsumsi namun karena kegiatan investasi

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Innovation Management

Entrepreneurship and Innovation Management Modul ke: 07Fakultas PASCA Entrepreneurship and Innovation Management Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata Program

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian Indonesia yang masih belum stabil ini,

I. PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian Indonesia yang masih belum stabil ini, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam situasi perekonomian Indonesia yang masih belum stabil ini, masyarakat dihadapkan pada berbagai pilihan mengenai cara menginvestasikan dana yang dimiliki agar dapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Investasi menurut Bodie (2005) adalah suatu komitmen terhadap dana

I. PENDAHULUAN. Investasi menurut Bodie (2005) adalah suatu komitmen terhadap dana I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi menurut Bodie (2005) adalah suatu komitmen terhadap dana tertentu yang ditanamkan pada periode waktu tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan pembayaran di kemudian

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA REKSA DANA PENDAPATAN TETAP BERDASARKAN METODE SHARPE, METODE TREYNOR DAN METODE JENSEN

EVALUASI KINERJA REKSA DANA PENDAPATAN TETAP BERDASARKAN METODE SHARPE, METODE TREYNOR DAN METODE JENSEN EVALUASI KINERJA REKSA DANA PENDAPATAN TETAP BERDASARKAN METODE SHARPE, METODE TREYNOR DAN METODE JENSEN Fitaning Intan Pradani R. Rustam Hidayat Topowijono Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Reksa Dana, yang merupakan salah satu instrumen alternatif berinvestasi di pasar

I. PENDAHULUAN. Reksa Dana, yang merupakan salah satu instrumen alternatif berinvestasi di pasar I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa saat setelah disahkannya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, maka mulailah bermunculan instumen investasi bernama Reksa Dana, yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini banyak orang tertarik untuk melakukan investasi.

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini banyak orang tertarik untuk melakukan investasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang ini banyak orang tertarik untuk melakukan investasi. Mereka berharap dengan melakukan investasi dapat memperoleh keuntungan di waktu mendatang. Sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya

Lebih terperinci

INSTRUMEN INVESTASI BAGI PEMODAL YANG MEMILIKI DANA TERBATAS (INVESTOR INDIVIDUAL)

INSTRUMEN INVESTASI BAGI PEMODAL YANG MEMILIKI DANA TERBATAS (INVESTOR INDIVIDUAL) INSTRUMEN INVESTASI BAGI PEMODAL YANG MEMILIKI DANA TERBATAS (INVESTOR INDIVIDUAL) Oleh: DEDEN MULYANA Disampaikan pada Seminar Bulanan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi 15 Mei 2013 Pendahuluan Investasi

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari sektor perbankan, khususnya peran perbankan sebagai sumber pembiayaan industri dalam negeri. Oleh karena

Lebih terperinci

PASAR MODAL. Tujuan Pembelajaran. Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Uang. Perihal Pasar Modal Pasar Uang Tingkat bunga Relatif rendah Relatif tinggi

PASAR MODAL. Tujuan Pembelajaran. Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Uang. Perihal Pasar Modal Pasar Uang Tingkat bunga Relatif rendah Relatif tinggi KTSP & K-13 ekonomi K e l a s XI PASAR MODAL Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami karakteristik pasar modal. 2. Memahami

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 3.1. Kajian Teori 3.1.1. Pengertian Investasi Investasi adalah penanaman modal, biasanya dalam jangka panjang untuk pengadaan aktiva lengkap atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang

BAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. ketidakpastian sehingga dibutuhkan kompensasi atas penundaan tersebut.

II. TINJAUAN PUSTAKA. ketidakpastian sehingga dibutuhkan kompensasi atas penundaan tersebut. 15 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi 2.1.1 Pengertian Investasi Investasi adalah bentuk penundaan konsumsi masa sekarang untuk memperoleh konsumsi di masa yang akan datang, di mana di dalamnya terkandung

Lebih terperinci

Bab 2 SURAT BERHARGA DI PASAR MODAL

Bab 2 SURAT BERHARGA DI PASAR MODAL Bab 2 SURAT BERHARGA DI PASAR MODAL 2.1. Pengertian Surat Berharga Surat Berharga adalah istilah umum di dalam dunia keuangan yang menunjukkan bukti (dapat berupa selembar kertas) hak investor (yaitu pihak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kebijakan Dividen Dividen merupakan pembagian pendapatan kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akibat inflasi di masa depan. Dari semua hal di atas, dapat disimpulkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. akibat inflasi di masa depan. Dari semua hal di atas, dapat disimpulkan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan utama seseorang melakukan investasi adalah adanya kebutuhan yang direncanakan di masa depan yang ingin dipenuhi dari hasil investasi. Investasi juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus memikirkan cara untuk memenuhi kebutuhannya. Kondisi yang demikian

BAB I PENDAHULUAN. harus memikirkan cara untuk memenuhi kebutuhannya. Kondisi yang demikian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia yang semakin hari semakin meningkat dan harga barang atau produk yang diinginkan pun semakin mahal, membuat setiap orang harus memikirkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Tandelilin (2001 : 3), investasi merupakan komitmen atas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Tandelilin (2001 : 3), investasi merupakan komitmen atas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Investasi 2.1.1.1 Pengertian Investasi Menurut Tandelilin (2001 : 3), investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini persaingan dalam dunia bisnis semakin tinggi. Semakin banyak perusahaan baru yang muncul untuk bersaing dengan perusahaan lama. Tujuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional negara tersebut, Sehingga banyak negara yang melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional negara tersebut, Sehingga banyak negara yang melakukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stabilitas dan kemajuan ekonomi merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh negara karena perkembangan ekonomi merupakan tonggak berhasil tidaknya pembangunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam portofolio sering disebut dengan return. Return merupakan hasil yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam portofolio sering disebut dengan return. Return merupakan hasil yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tingkat Pengembalian Saham Pada dasarnya tujuan investasi adalah memperoleh imbalan atas dana yang ditanamkanya, imbalan ini sering disebut dengan tingkat pengembalian saham

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan manusia di masa yang akan datang dapat terjamin.

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan manusia di masa yang akan datang dapat terjamin. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keinginan paling mendasar bagi manusia adalah keinginan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya baik itu kebutuhan jangka pendek maupun jangka panjang, kebutuhan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Investasi (Investement) menurut The Amarican Heritage Dictionaryof The English

II. LANDASAN TEORI. Investasi (Investement) menurut The Amarican Heritage Dictionaryof The English II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Investasi Investasi (Investement) menurut The Amarican Heritage Dictionaryof The English Languange, adalah kata benda yang berrati invest. Kata invest sendiri mempunyai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen investasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen investasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Reksa dana Secara umum Reksa dana adalah wadah dan pola pengelolaan dana bagi sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleks sehingga memunculkan beragam alternatif dalam berinvestasi.

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleks sehingga memunculkan beragam alternatif dalam berinvestasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti zaman sekarang, perkembangan ekonomi semakin kompleks sehingga memunculkan beragam alternatif dalam berinvestasi. Investasi adalah suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan sarana yang digunakan oleh para investor untuk kegiatan investasi serta sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain seperti pemerintahan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut. BAB II LANDASAN TEORI II.1 Valuasi II.1.1 Konsep Investasi merupakan suatu komitmen penempatan dana pada periode waktu tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. secara global. Salah satu jenis investasi adalah investasi saham. Investasi

BAB II LANDASAN TEORI. secara global. Salah satu jenis investasi adalah investasi saham. Investasi BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Investasi Tidak sedikit orang yang mau melakukan investasi karena kebutuhan hidup yang semakin meningkat, penurunan produktifitas serta ketidakstabilan situasi ekonomi secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atas investasi yang mereka lakukan. Hal ini sekarang bukan menjadi masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. atas investasi yang mereka lakukan. Hal ini sekarang bukan menjadi masalah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia memerlukan dana investasi yang sangat besar agar mampu menciptakan kesempatan kerja baru dan meningkatkan tingkat pertumbuhan Produk Nasional

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin membaiknya perekonomian dunia, khususnya perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin membaiknya perekonomian dunia, khususnya perekonomian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin membaiknya perekonomian dunia, khususnya perekonomian Indonesia, masyarakat dunia semakin menyadari kebutuhannya untuk berinvestasi. Hal ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tentang Pasar Modal, maka mulailah bermunculan instumen investasi bernama

I. PENDAHULUAN. tentang Pasar Modal, maka mulailah bermunculan instumen investasi bernama I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa saat setelah disahkannya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, maka mulailah bermunculan instumen investasi bernama Reksa Dana, yang merupakan

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis 10 BAB 2 Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal a. Pengertian Pasar Modal Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu tempat bertemunya para penjual dan pembeli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal Indonesia memiliki peran besar

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal Indonesia memiliki peran besar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak cara, salah satunya dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industriindustri

Lebih terperinci