BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Semen Ionomer Kaca Pengertian Semen Ionomer Kaca Semen ionomer kaca adalah bahan yang terdiri dari polimer silang matriks yang diperkuat oleh partikel kaca di sekitarnya. Semen ionomer kaca digunakan untuk mengembalikan fungsi estetis pada gigi anterior dan dianjurkan untuk digunakan pada gigi dengan persiapan kavitas restorasi Klas III dan Klas V. Di samping itu, semen ionomer kaca mempunyai ikatan adesif yang kuat terhadap struktur gigi dan mempunyai potensi dalam pencegahan karies. Jenis semen ionomer kaca telah diperluas untuk mencakup penggunaan mereka sebagai luting agent perekat piranti ortodonti, pit and fissure sealant, liners and bases, core build up, dan sebagai restorasi intermediate. Aplikasi semen ionomer kaca tergantung pada konsistensi semen yang berkisar dari viskositas rendah hingga viskositas yang tinggi yang disesuaikan mengikut distribusi ukuran partikel dan rasio powder/liquid. 1 Semen ionomer kaca pertama kali diperkenalkan di bidang kedokteran gigi pada tahun 1972 oleh Wilson dan Kent, 2 yang telah mengalami berbagai perubahan dan peningkatan seiring perkembangan waktu. Formula asli semen ionomer kaca merupakan formulasi hibrid dari silikat dan semen polikarboksilat. Produk komersial yang paling awal menggunakan singkatan ASPA yang disebut aluminosilikat asam poliakrilat. Beberapa modifikasi seperti partikel logam dimasukkan untuk meningkatkan sifat fisik dan kimia semen ini dan ia disebut sebagai metal reinforced glass ionomer cement. 1 Semen ionomer kaca didefinisikan sebagai bahan berbasis air yang mengeras sesudah reaksi asam basa antara bubuk kaca fluoroaluminosilikat dan asam poliakrilik. Sifat utama semen ionomer kaca adalah kemampuannya untuk melekat pada enamel dan dentin tanpa ada penyusutan atau panas yang bermakna, mempunyai sifat biokompatibilitas

2 6 dengan jaringan periodontal dan pulpa, ada pelepasan fluor yang beraksi sebagai antikariogenik, kontraksi volume pada pengerasan sedikit dan koefisien ekspansi termal sama dengan struktur gigi. 4, Komposisi Semen Ionomer Kaca Semen ionomer kaca adalah bahan yang terdiri dari kalsium, bubuk kaca strontium aluminosilikat yang digabung dengan polimer larut air yang bersifat asam. 4,7,13 Bubuk semen ionomer kaca terdiri dari kalsium, kaca aluminosilikat larut asam yang mengandung fluor, alumina, silica, kalsium fluorida, aluminium fosfat dan cryolite. 13 Cairannya mengandung larutan poliakrilik dan asam itaconic. Asam tartaric juga dimasukkan ke dalam cairan ini untuk mengurangi ikatan-ikatan hidrogen antara molekul-molekul asam supaya tingkat pembentukan gel pada cairan dapat berkurang serta meningkatkan tingkat reaktivitas cairan ini. 1 Tabel 1. Komposisi bubuk semen ionomer kaca No KOMPOSISI PERSENTASE (%) 1 Silica Alumina Kalsium Fluorida Cryolite Aluminium Flourida Aluminium Fosfat Klasifikasi Semen Ionomer Kaca Semen ionomer kaca dikategorikan sebagai konvensional, metal inforced dan resin-modified. Klasifikasi semen ionomer kaca dalam bidang kedokteran gigi ada beberapa tipe yaitu : Tipe I: Luting cement Semen ionomer kaca jenis ini sangat disukai karena tidak mengiritasi pulpa, mengikat ke struktur gigi dan melepaskan fluor. Tipe II: Restorative cement

3 7 Semen ionomer kaca sebagai bahan restorasi tidak digunakan pada daerah yang menerima tekanan kuat karena mempunyai tensile strength yang lemah. Digunakan sebagai bahan restorasi untuk lesi servikal non karies (misalnya abrasi sikat gigi) karena semen ini dapat ditempatkan tanpa ada harus membuang jaringan gigi untuk mendapatkan ikatan mekanis yang berfungsi untuk menahan restorasi. Terdapat dua jenis yaitu Tipe II (a) semen restorative estetis dan Tipe II (b) semen restorative yang diperkuat. Tipe III: Basis dan lining Sebagai lining, semen ini digunakan sebagai pelindung pulpa dari perubahan temperatur bahan kimia restorasi lainnya dan asam etsa. Semen ini mengandung sedikit bubuk dan diaplikasikan selapis tipis sedangkan sebagai basis, digunakan untuk menggantikan dentin yang hilang yang pengaplikasiannya lebih tebal dari lining dan memiliki kadar bubuk yang lebih banyak dan kuat secara fisik. 2, Sifat-sifat Semen Ionomer Kaca Sifat-sifat Mekanis Persyaratan ANSI/ADA Spesifikasi No.96 (ISO 9917)untuk semen ionomer kaca yang digunakan sebagai bahan restoratif mempunyai ketebalan film sedikit kurang dari 25 µm. 14 Pengerasan semen ionomer kaca adalah enam hingga delapan menit dari awal pencampuran. Compressive strength 24 jam semen ionomer kaca berkisar dari 90 hingga 230 MPa. Nilai kekuatan tensile strength semen ionomer kaca lebih rendah dari resin komposit disebabkan oleh sifat rapuh semen ionomer kaca. Modulus elastis semen ionomer kaca adalah sebanding dengan resin komposit dan semen ionomer kaca resin modified. Kekakuan semen ionomer kaca ditingkatkan oleh partikel kaca dan sifat ikatan ionik antara rantai polimer. 15 Semen ionomer kaca mempunyai tensile strength antara 1-3 MPa. Kekuatan ikatan semen ionomer kaca agak lebih rendah dari semen zinc polikarboksilat, mungkin karena semen ionomer kaca lebih sensitif terhadap kelembaban selama proses pengerasan. Kekuatan semen ionomer kaca telah ditingkatkan dengan pengaplikasian conditioner yang bersifat asam diikuti dengan aplikasi larutan

4 8 FeCl 3 pada dentin. Nilai kelarutan semen ionomer kaca yang diukur dalam air secara substansial adalah lebih tinggi dari nilai yang diukur untuk semen lainnya Sifat-sifat Fisik Dua sifat fisik penting yang mempengaruhi daya tahan klinis dari bahan restoratif adalah penyerapan air dan kelarutan bahan. 4,11 Penyerapan cairan didefinisikan sebagai peningkatan berat bahan restorasi per area atau satuan volume karena dissolution atau dekomposisi bahan restorasi dalam jangka waktu dan suhu tertentu dalam cairan rongga mulut. Penyerapan air dapat meningkatkan volume bahan dan dapat bereaksi dengan molekul-molekul karboksilat dan dapat menyebabkan kerusakan struktur matriks semen ionomer kaca. Sifat penyerapan terdiri dari kombinasi proses adsorption dan absorption. Adsorption merupakan fenonmena yang berlaku pada permukaan bahan restorasi manakala absorption adalah proses yang melibatkan penetrasi molekul cairan ke dalam stuktur padat melalui difusi. 6 Apabila bahan restorasi semen ionomer kaca direndam atau disimpan di dalam lingkungan air, dua mekanisme yang berbeda terjadi. Pertama sekali penyerapan air (water sorption) yang berlaku apabila bahan restorasi semen ionomer kaca ini menyerap air yang menyebabkan meningkatnya berat bahan restorasi ini. Kedua, pelepasan atau larutnya ion-ion di dalam bahan ini di dalam saliva dalam rongga mulut akan menyebabkan berat bahan ini berkurang. Penyerapan air dan kelarutan semen ionomer kaca dapat menyebabkan degradasi bahan restorasi ini yang mengarah ke dekomposisi. 4,6 Kondisi yang ditemukan dalam lingkungan rongga mulut khususnya, diterapkan hanya untuk kelarutan pada jangka waktu yang pendek. 4 Semen ionomer kaca merupakan bahan yang berbahan dasar air. Air memegang peranan penting pada saat proses pengerasan. Air merupakan medium reaksi di dalam kation- kation pembentuk semen (kalsium dan aluminium) yang dilepaskan dan ditransportasikan untuk bereaksi dengan poliasam untuk membentuk suatu matriks poliakrilat. Air juga berperan untuk menghidrasi silika dan garam-garam poliakrilat metal yang terbentuk. Sekitar 11% sampai 24% dari

5 9 semen yang telah mengeras adalah air, sehingga semen ionomer kaca dapat dikatakan sebagai bahan yang berbahan dasar air. Air yang terdapat di dalam Semen ionomer kaca dikelompokkan menjadi air ikatan kuat dan air ikatan longgar yang dibedakan berdasarkan dapat atau tidaknya air keluar dari semen akibat desikasi pada gel silika atau pemanasan pada suhu 1050 C. Air dengan mudahnya hilang dan didapatkan kembali karena adanya ikatan longgar yang sifatnya stabil. Semen dapat stabil dalam udara dengan kelembaban relatif 80% sehingga pada kondisi kelembaban yang tinggi, semen akan mengabsorpsi air dan sebagai konsekuensinya ekspansi hidroskopik dapat melebihi setting shrinkage. Kontak awal semen dengan air dapat mengakibatkan kerusakan. Semen ionomer kaca menyerap air secara cepat terutama pada hari pertama. Jika semen tidak cukup mengeras, hal ini dapat mengakibatkan rusaknya permukaan semen ionomer kaca akibat adanya pembengkakan atau hilangnya substansi ke lingkungan mulut yang mengakibatkan kasarnya permukaan. Tetapi jika semen ionomer kaca terlindungi selama antara 10 dan 30 menit masalah tersebut dapat diminimalkan. Klinisi harus menjaga agar lingkungan tetap stabil untuk restorasi yang baru ditempatkan dan melapisinya paling tidak satu jam dan lebih baik lagi jika dilakukan pada satu hari pertama (Causton, 1982). Hal ini dilakukan untuk mencegah absorpsi air ke dalam semen yang dapat menguraikan ikatan kalsium poliakrilat yang mudah larut. Jika absorpsi air terjadi pada tahap di mana pembentukan rantai kalsium poliakrilat sedang terjadi, maka ikatan divalen kalsium poliakrilat yang tidak stabil ini akan larut dan terjadi penurunan sifat fisik dan translusensi semen. Kalsium poliakrilat, lebih rentan terhadap air dibandingkan dengan aluminium poliakrilat, yang jumlahnya lebih dominan pada semen yang baru mengalami pengerasan, oleh karena itu dibutuhkan adanya proteksi pada semen yang baru saja mengeras. Absorpsi air berbeda untuk setiap tipe semen ionomer kaca. Pada semen ionomer kaca tipe II yang konvensional, kerentanan terhadap air terjadi paling tidak selama 1 hari setelah dilakukan penumpatan pada struktur gigi, sedangkan pada tipe semen ionomer kaca yang fast set, contohnya semen ionomer kaca modifikasi resin, kerentanan terhadap air terjadi dalam waktu 5 sampai 6 menit setelah pencampuran antara bubuk dan cairan semen ionomer kaca dilakukan. 17

6 10 Semen dapat kehilangan air di bawah kondisi yang kering, jika restorasi yang belum matang dibiarkan terekspos ke udara, maka restorasi ini berpotensi mengalami desikasi pada 6 bulan pertama setelah penumpatan. Desikasi akibat hilangnya air tersebut akan menyebabkan keretakan. Selain itu, hilangnya air akan menghambat pembentukan semen karena air merupakan medium reaksi dan akan mencegah kekuatan semen berkembang secara sempurna dikarenakan air dibutuhkan untuk menghidrasi garam- garam matriks. Oleh karena itu, restorasi tersebut harus dilapisi dengan lapisan yang kedap air untuk membantu menjaga keseimbangan air. Walaupun resistensi terhadap absorpsi air pada semen ionomer kaca yang fast set lebih cepat dibandingkan semen ionomer kaca konvensional, tetapi kematangan yang sempurna dan resistensi kehilangan air masih belum tersedia paling tidak selama 2 minggu pertama, sehingga baik semen ionomer kaca konvensional maupun semen ionomer kaca yang fast set masih dapat mengalami dehidrasi jika dibiarkan terpajan ke udara selama periode 2 minggu tersebut. 17 Kelarutan semen ionomer kaca dalam jangka waktu panjang dapat disebabkan karena bahan restorasi ini sering terekpos pada saliva dan makanan di dalam rongga mulut. Selain itu, konsumsi makanan dan minuman akan memberikan efek kepada restorasi semen ionomer kaca. ph saliva sering bervariasi dari asam ke basa disebabkan oleh pengkonsumsian makanan dan perubahan yang terjadi pada saliva. 16 Dinakaran S (2014) meneliti bahwa konsumsi minuman yang berasam melarutkan bahan restorasi semen ionomer kaca. 4 Dalam saliva, bahan restorasi semen ionomer kaca mengalami reaksi pada permukaannya yang menyebabkan ion potassium dan fosfat mengalami proses pengendapan pada lapisan terluar semen ionomer kaca. Pada kondisi yang asam, ion matriks yang terbentuk dilepaskan pada lingkungan di sekitarnya. Keadaan ini terjadi akibat proses buffering dari bahan restorasi semen ionomer kaca ke media atau saliva. 4 Solubilitas semen ionomer kacadiukur beberapa waktu setelah pengerasannya selesai. Menurut Standar Internasional (ISO) 9917 menentukan bahawa pelarutan semen ionomer kaca berlaku setelah satu jam selesai pengerasannya, sedangkan standar pada masa kini pengukuran dilakukan setelah 24 jam setelah pengerasannya selesai. 6 Konten filler, ukuran partikel filler, agen coupling, jenis

7 11 partikel rasio bubuk dengan cairan, teknik pengadukan, kontaminasi dan oral higene pasien dapat mempengaruhi kelarutan semen ionomer kaca. 6,18 Bahan restorasi semen ionomer kaca pada gigi dapat rusak jika terkena saliva dalam mulut dan menyebabkan marginal leakage terjadi antara gigi dan bahan restorasi. Pada gigi predisposisi karies, bisa terjadi pasca hipersensitivitas, peradangan pulpa dan penyakit periodontal. Penyerapan air dan kelarutan semen menyebabkan perubahan dimensi dan kontur margin bahan restorasi, kehilangan retensi, pewarnaan serta mempengaruhi perilaku mekanis seperti kekuatan lentur, kekerasan Vickers dan stabilitas mekanis. Kelarutan semen ionomer kaca berpengaruh terhadap biokompatibilitas biologis restorasi pada gigi. 9 Menurut Ahmed Ghanim (2010) semen ionomer kaca mempunyai tingkat kelarutan yang tinggi apabila semen yang sudah diaduk terpapar pada air dan semen ionomer kaca lebih sensitif terhadap kontak air pada enam menit pertama setelah pengadukan. 9 Mahesh Singh mengatakan sifat-sifat fisik semen ionomer kaca merosot apabila disimpan di dalam lingkungan yang encer yang menyebabkan penyerapan air pada bahan restorasi tersebut. 9 Sebagian dari air yang diserap ke dalam bahan ini mengakibatkan degradasi pada semen ini. Dinakaran S (2014) juga mengatakan solubilitas semen ionomer kaca adalah lebih tinggi di dalam lingkungan yang asam. 4 Koefisien ekspansi termal bahan restorasi semen ionomer kaca ini hampir sama dengan struktur gigi dan mempunyai alasan yang signifikan untuk mempunyai adaptasi marjinal yang baik. Akan tetapi, disebabkan semen ionomer kaca mempunyai bond strength yang rendah berbanding dengan resin komposit, marginal leakage terjadi terutama pada restorasi pada bagian marjinal atau servikal. 3 Semen ionomer kaca sering digunakan di bidang kedokteran gigi karena ia mempunyai sifat estetis yang baik. Ini adalah karena semen ionomer kaca sewarna dengan struktur gigi. 3 Semen ionomer kaca mempunyai sifat translusen karena ia mempunyai pengisi kaca serta tergantung pada proses pembentukannya. Semen ionomer kaca mempunyai proses pengerasan yang lama (24 jam), ia mengambil masa untuk matang sepenuhnya dan menjadi translusen. Semen ionomer kaca juga tahan terhadap stain karena ia mempunyai surface finish yang baik. 13

8 Sifat Kimiawi Semen ionomer kaca mampu merekat secara permanen pada enamel dan dentin. Ini adalah karena adanya pertukaran ion antara semen dengan jaringan gigi yang kaya dengan ion kalsium dan fosfat mengakibatkan lapisan semen merekat pada struktur gigi. 3,19 Semen ionomer kaca mempunyai adhesi terhadap tubulus dentin melalui pertukaran ion yang berlaku berdekatan dengan dentin. 9 Ia memberikan retensi yang kuat di dalam kavitas yang telah dipreparasi dan mengelakkan karies sekunder daripada terjadi. 3 Di samping itu, harus diaplikasikan surface retreatement (dentin conditioning) pada kavitas sebelum semen ionomer kaca diaplikasikan. Dentin conditioning digunakan untuk menguatkan perlekatan secara adhesif bahan restorasi semen ionomer kaca pada permukaan gigi. 3 Kebanyakan bahan restorasi semen ionomer kaca mengalami ekspansi atau penyusutan secara luas dari struktur gigi atau mengalami perubahan dimensi sewaktu proses pengerasan atau bila terdedah pada kelembaban maupun saliva. Salah satu karakteristik utama semen ionomer kaca adalah ia mempunyai stabilitas dimensi yang tinggi dan efek yang dihasilkan langsung menguntungkan pada sifat kesenjangan marginal dan pada tekanan pulpa. 20 Pelepasan fluor adalah salah satu karakteristik bahan restorasi semen ionomer kaca. 3,21 Fluor dilepas dari partikel kaca yang terdapat di dalam semen ionomer kaca ke gigi yang berdekatan dengan tumpatan semen ionomer kaca. 20 Ia mempunyai efek penghambatan karies karena ia bisa menyimpan dan melepaskan fluor untuk jangka waktu yang panjang. Namun demikian, semen ini mempunyai kapasitas untuk mengambil fluor dari lingkungan rongga mulut (tergantung pada konsentrasi gradient). Bahan restorasi semen ionomer kaca bertindak sebagai reservoir fluorida yang diperkirakan mengambil ion fluorida dari lingkungan sekitar dan diperkirakan dapat terus mempertahankan bahan restorasi semen 3, 22 ionomer kaca Sifat Biologis Bahan restorasi semen ionomer kaca mempunyai biokompatibilitas terhadap struktur gigi dan jaringan pendukung di sekitarnya. Dalam beberapa kasus, terdapat reaksi awal terhadap pulpa yang dapat diatasi seiring waktu, terutama jika

9 13 ada dentin barrier. Akan tetapi efek panjang dari aplikasi langsung dari bahan restorasi semen ionomer kaca pada jaringan pulpa sehingga kini masih tidak diketahui. 3, 22 Semen ionomer kaca mempunyai ion-ion seperti aluminium yang mungkin terlarut dalam rongga mulut yang mungkin memiliki potensi efek biologi. Akan tetapi, menurut penelitian ion-ion aluminium yang terlarut akan 20, 21 disekresikan keluar dari badan Mekanisme Pengerasan Reaksi pengerasan dimulai saat cairan asam polielektrolit berkontak dengan permukaan kaca aluminosilikat yang kelak akan menghasilkan pelepasan sejumlah ion. Asam poliakrilat menyerang bubuk kaca untuk melepaskan kation dan ion fluorida. Ion ini merupakan metal fluoride complex yang bereaksi dengan polianion untuk membentuk matriks yang berbentuk gel. Pada reaksi pengerasan selama tiga jam pertama, ion kalsium bereaksi dengan rantai polikarboksilat. Ion trivalent aluminium selanjutnya akan bereaksi selama 48 jam. Selama proses ini berlaku, 20 hingga 30% kaca akan terurai disebabkan oleh serangan proton. Ion fluorida dan fosfat akan membentuk garam yang tidak larut manakala ion sodium akan membentuk gel silica. Struktur semen yang telah mengalami proses pengerasan yang sempurna adalah gabungan dari partikel kaca yang dikelilingi oleh gel silica dalam matriks poli anion dihubungkan melalui jembatan ion. Dalam matriks ini terdapat partikel kecil dari gel silica yang mengandung kristal fluorida. 2 Semen ionomer kaca terikat secara kimiawi pada enamel dan dentin selama proses pengerasan berlaku. Mekanisme ikatan terjadi disebabkan oleh interaksi ion antara ion kalsium dan fosfat dari permukaan enamel dan dentin. Ikatan ionik ini akan menjadi lebih efektif jika permukaan gigi dibersihkan sebelum semen ini diaplikasikan dan pembersihan yang dilakukan tidak menghapus terlalu banyak ion kalsium. Permukaan gigi yang dipreparasi selalunya dibersihkan dengan menggunakan conditioner yang bersifat asam dan diikuti dengan pengaplikasian ferric chloride untuk menguatkan ikatan antara bahan restorasi dengan permukaan gigi. Agen pembersihan digunakan untuk menghapuskan smear layer pada

10 14 permukaan dentin tanpa menghapuskan ion-ion ferum supaya ion-ion dapat meningkatkan ikatan antara permukaan dentin dengan semen. 2 Gambar 1. Prinsip hidrolisis semasa pengerasan semen 14 Pada tahap ini, kehilangan air dapat menyebabkan keretakan sehingga permukaan semen kelihatan seperti kapur. 14 Semen yang terekspos pada udara lingkungan tanpa pelindung akan retak akibat pengeringan. Kontaminasi air yang terjadi pada tahap ini akan menyebaban penyerapan air atau disolusi pada matriks sehingga membentuk kation dan anion ke daerah sekitarnya. Baik pengeringan atau kontaminasi air akan mempengaruhi integritas bahan ini. Oleh karena itu, semen ionomer kaca harus dilindung dari pengeringan dan perubahan air yang berlaku dalam struktur matriks ini selama penempatan pada kavitas dan untuk beberapa minggu setelah penempatan semen ini. 1 Gambar 2. Reaksi mekanisme pengerasan 13

11 Obat Kumur Kebersihan mulut adalah bagian penting dari kehidupan sehari-hari dan faktor yang paling penting dari pembersihan ini adalah dicapai oleh tindakan mekanis dari sikat gigi bukan pasta gigi. 14 Pemakaian obat kumur berkembang pesat di lingkungan kedokteran gigi maupun di lingkungan masyarakat. 16 Obat kumur didefnisikan sebagai larutan non steril digunakan sebagai efek antiseptik juga dirancang untuk mengurangi bakteri dalam mulut, menghilangan partikel makanan, sementara mengurangi bau mulut dan memberikan rasa menyenangkan. Referensi pertama yang diketahui ditemukan dalam pengobatan China seitar 2700 SM. Pada akhir abad ke 19, penggunaan minyak essensial yang diperkenalkan. Listerine, obat kumur yang terdiri dari campuran minyak essensial diperkenalkan oleh Dr. Joseph Lawrence dan apoteker Jordan Gandum pada tahun Minyak essensial yang ditambahkan ke dalam obat kumur adalah thymol, eucalyptol, menthol dan metil salisilat. Akhirnya pada pertengahan 1980-an, obat kumur antiseptic digunakan dalam perawatan kesehatan mulut. Selain tujuan kosmetik ini, terapi obat kumur sekarang mengandung bahan-bahan seperti khloreksidin dan fluoride. 14 Obat kumur berbeda dari pasta gigi karena obat kumur tidak mengandung abrasif. Sebagian besar obat kumur mengandung 6% sehingga 26.9% alkohol dan disebut alcohol containing mouthwashes. Tujuan alkohol dalam obat kumur adalah untuk melarutkan bahan lain dan sebagai agen antiseptik. Obat kumur yang mengandung alkohol merupakan kontraindikasi untuk pasien dengan mucositis, pasien yang menjalani terapi radiasi kepala dan leher, pasien immunocompromised, pasien sensitif terhadap alkohol dan pasien dengan restorasi komposit. Peneliti juga telah menunjukkan alcohol containing mouthwashes dapat menyebabkan degradasi bahan restorasi. 14 Penggunaan obat kumur mempunyai beberapa tujuan yaitu: membunuh bakteri, sebagai astringen, menghilangkan bau mulut sebagai terapi dan pencegahan terhadap karies gigi. Obat kumur bisguanide adalah obat kumur yang mengandung klorheksidin, alexidine dan octenidine. Antara kegunaan obat kumur ini adalah untuk menghambat pembentukan plak dan gingivitis, khususnya pada anak-anak usia muda di mana kontrol plak secara mekanis adalah tidak optimal

12 16 dalam mempertahankan kesehatan gingiva. Aplikasi obat kumur khlorheksidin adalah dalam pencegahan timbulnya plak dan karies, juga pencegahan penyakit yang menyerang gusi. Karena khlorheksidin memiliki kemampuan bakterisid dan bakteriostatik terhadap bakteri rongga mulut mulut, termasuk Streptococcus mutans. 15 Obat kumur mempunyai beberapa efek terhadap bahan restorasi yang antaranya menyebabkan micro leakage pada bahan restorasi. Menurut penelitian Somayeh Hosseini (2013) khlorheksidine dapat mempengaruhi dalam proses bonding karena adsorption yang berlaku pada permukaan gigi dapat menyebabkan meningkatnya micro leakage pada bahan restorasi. 11 Awliya menemukan bahawa micro leakage pada bahan restorasi sangat ketara apabila direndam di dalam obat kumur yang mengandung alkohol. 12 Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Jyothi KN menemukan bahawa terdapat penurunan microhardness pada bahan restorasi resin komposit. Hal ini disebabkan oleh alkohol yang terkandung dalam obat kumur bisa bereaksi dengan komponenkomponen yang terdapat dalam bahan restorasi sehingga menyebabkan degradasi dari bahan restorasi Komposisi obat kumur. Obat kumur mengandung bahan yang aktif dan tidak aktif. Bahan aktif adalah yang menawarkan manfaat terapeutik seperti natrium fluorida yang bertindak sebagai anti karies, sedangkan bahan tidak aktif adalah non terapeutik dan juga berkontribusi terhadap fisokimia obat kumur seperti konsistensi dan rasa manis. 14 Klorheksidin dikembangkan oleh Imperial Chemical Industries di England sekitar tahun Ia diproduksi sebagai antiseptic pada tahun Pada tahun 1957, klorheksidin diperkenalkan sebagai bahan antiseptik untuk kulit. Ia kemudiannya digunakan secara meluas di bidang kedokteran dan bedah. Klorheksidin bisa didapati dalam pelbagai bentuk seperti diglukonat, asetat dan garam dihidroklorida yang sedikit larut dalam air. Struktur klorheksidin ini adalah molekul yang berbentuk simetris. Ia mempunyai empat cincin klorofenil dan dua gugus bisguanide yang dihubungkan oleh jembatan hexamethylene pada pusatnya.

13 17 Gambar 3. Sintesis klorheksidin Gambar 4. Klorheksidin glukonat Klorheksidin bertindak sebagai agen antimikroba. Klorheksidin merupakan bahan yang dikationic pada tingkat ph 3,5 dan ke atas. Klorheksidin yang memiliki sifat dikationik ini bisa membunuh bakteri dengan merusak membran bakteri diikuti oleh koagulasi intraseluler. Penggunaan klorheksidin pada dosisi rendah menghambat bakteri mulut. Ia juga mencegah akumulasi plak dan sering digunakan sebagai agen antiplak dan antigingivitis. Properti unik yang lain dari klorheksidin adalah substantivitasnya, karena ia mengacu pada retentif oral. Namun, efek samping dari klorheksidin adalah ia menyebabkan kurangnya daya pengecapan serta menyebabkan diskolorasi pada lidah, permukaan gigi dan bahan 14, 16 restorasi sewarna gigi. Menurut penelitian oleh Makinen dan Scheinen (1971), xylitol telah banyak digunakan sebagai pemanis dan penghambat karies serta secara resmi disetujui oleh pihak berwenang di Jepang (1997). 14 Direkomendasikan sebagai aditif yang aman dan dimasukkan dalam produk yang berbeda seperti permen karet dan tablet sebagai pengganti gula. Penggunaan xylitol digunakan dalam obat kumur mengakibatkan insiden karies berkurang secara signifikan dibandingkan dengan penggunaan obat kumur yang mempunyai non-xylitol. 14

14 18 Ion-ion yang sering terkandung dalam obat kumur adalah fluoride, kalsium dan fosfat. Zat-zat ini sering dimasukkan sebagai anti plak karena fluor bisa menghambat karies dan memungkinkan remineralisasi enamel. Kalsium dan fosfat juga membantu remineralisasi dengan mengikatkan fluor ke permukaan gigi. Fluor yang terdapat di dalam obat kumur mempunyai sifat pelindung terhadap karies. Efek kariostatic utama fluor adalah penghambatan demineralisasi dan meningkatkan remineralisasi lesi karies awal. Ada juga penggabungan biokimia ion fluorida langsung ke struktur gigi yang menghasilkan substitusi ion hidroksil dengan ion fluoride yang mengarah ke pembentukan fluoroapatit. 14 Fluor menghambat asam yang diproduksi oleh bakteri dengan mengganggu aktivitas enzim dalam bakteri dan menghambat produksi perekat polisakarida bakteri. Tampaknya konsentrasi rendah fluor dalam air liur dan plak memiliki efek lebih besar pada demineralisasi enamel. 8,14 Bahan inaktif mencakup semua sisa bahan pada obat kumur yang peran mereka adalah untukmenyediakan struktur, tekstur, pembersihan aktivitas, warna, dan rasa, serta pengawet. Bahan aktif dan inaktif serta fungsi mereka disajikan dalam tabel di bawah: 14 Tabel 2. Bahan aktif yang terdapat di dalam obat kumur 14 Bahan aktif Kandungan Fungsi Antiseptik Klorheksidin Sebagai antiplak Antimalodor Cetylptridinium chloride Mengatasi bau mulut Anticavity Fluor Menghambat karies Analgesik Benzydamine Sebagai anti inflamatori dan antimicrobial

15 19 Tabel 3. Bahan inaktif yang terdapat di dalam obat kumur 14 Bahan inaktif Kandungan Fungsi Humectant Glycerin Sorbitol Mempertahankan kelembaban Mencegah dehidrasi Memberikan rasa manis Surfactant/ deterjen Sodium lauryl sulphate Menyebabkan perbusaan Mengurangi surface tension Melonggarkan dan mengeluarkan plak Agen buffer Sodium hidroksida Mengontrol ph Pemanis Xylitol Memberikan rasa manis Perasa Essential oils Memberikan rasan Menthol Peppermint Dyes Vegetable dyes Meningkatkan penampilan/rasa Preservatif Alkohol Benzoate Memelihara obat kumur

3 Universitas Indonesia

3 Universitas Indonesia BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Semen Ionomer Kaca (SIK) Semen Ionomer Kaca (SIK) pertama kali diperkenalkan oleh Wilson dan Kent pada tahun 1971, yang terdiri dari bubuk kaca fluoroaluminosilikat dan larutan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semen ionomer kaca banyak dipilih untuk perawatan restoratif terutama

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semen ionomer kaca banyak dipilih untuk perawatan restoratif terutama I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semen ionomer kaca banyak dipilih untuk perawatan restoratif terutama restorasi pada daerah yang tidak mendapat tekanan besar (Zoergibel dan Illie, 2012). Terlepas dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan gigi dan mulut, yang salah satunya digambarkan oleh indeks DMF-T

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan gigi dan mulut, yang salah satunya digambarkan oleh indeks DMF-T BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai Negara berkembang memiliki berbagai macam masalah kesehatan gigi dan mulut, yang salah satunya digambarkan oleh indeks DMF-T Indonesia pada Riset

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Semen Ionomer Kaca (SIK) dikembangkan oleh Wilson dan McLean pada Laboratorium Kimia Pemerintah di Inggris pada tahun 1972. Semen Ionomer Kaca merupakan kelompok semen gigi berbasis

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN 22 BAB 5 HASIL PENELITIAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kebocoran mikro pada tumpatan GIC Fuji IX, GIC Fuji II, dan GIC Fuji II LC. Kebocoran mikro tersebut dapat terdeteksi dengan terlihatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yang disebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yang disebabkan karena adanya aktivitas suatu jasad renik yang ditandai dengan demineralisasi atau hilangnya mineral

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencegah timbulnya kembali karies, tetapi juga untuk mengembalikan fungsinya

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencegah timbulnya kembali karies, tetapi juga untuk mengembalikan fungsinya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan merestorasi gigi tidak hanya untuk menghilangkan penyakit dan mencegah timbulnya kembali karies, tetapi juga untuk mengembalikan fungsinya (Ford, 1993).

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin (SIKMR) ionomer kaca. Waktu kerja yang singkat dan waktu pengerasan yang lama pada

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin (SIKMR) ionomer kaca. Waktu kerja yang singkat dan waktu pengerasan yang lama pada 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin (SIKMR) SIKMR merupakan modifikasi dari semen ionomer kaca dan monomer resin sehingga bahan ini memiliki sifat fisis yang lebih baik dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mahkota (crown) dan jembatan (bridge). Mahkota dapat terbuat dari berbagai

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mahkota (crown) dan jembatan (bridge). Mahkota dapat terbuat dari berbagai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gigi tiruan cekat merupakan protesa permanen yang melekat pada gigi yang masih tersisa untuk menggantikan satu atau lebih kehilangan gigi (Shilingburg dkk., 1997).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sering terjadi. Penyakit ini dapat menyerang seluruh lapisan masyarakat dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. sering terjadi. Penyakit ini dapat menyerang seluruh lapisan masyarakat dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karies gigi merupakan masalah penyakit infeksi gigi dan mulut yang paling sering terjadi. Penyakit ini dapat menyerang seluruh lapisan masyarakat dalam berbagai kelompok

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. mengenai , dentin, dan sementum. Penyakit ini disebabkan oleh aktivitas

I. PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. mengenai  , dentin, dan sementum. Penyakit ini disebabkan oleh aktivitas 1 I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Karies gigi merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yang dapat mengenai email, dentin, dan sementum. Penyakit ini disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. bahan restorasi yang cepat dan mudah untuk diaplikasikan, dapat melekat dengan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. bahan restorasi yang cepat dan mudah untuk diaplikasikan, dapat melekat dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Gigi desidui berada pada rongga mulut dalam waktu yang singkat tetapi ketika terjadi karies, gigi desidui perlu mendapatkan perhatian khusus terutama dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. langsung pada kavitas gigi dalam sekali kunjungan. Restorasi tidak langsung

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. langsung pada kavitas gigi dalam sekali kunjungan. Restorasi tidak langsung I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perawatan restorasi gigi ada dua macam, yaitu restorasi langsung dan restorasi tidak langsung. Restorasi langsung adalah restorasi gigi yang dapat dibuat langsung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI II.1 Tinjauan Pustaka Bahan tumpat gigi merupakan material kedokteran gigi yang digunakan untuk menumpat gigi yang telah berlubang. Bahan tumpat gigi yang paling

Lebih terperinci

I. Pendahuluan. A. Latar Belakang. terhadap restorasi estetik semakin banyak. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk

I. Pendahuluan. A. Latar Belakang. terhadap restorasi estetik semakin banyak. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk 18 I. Pendahuluan A. Latar Belakang Perkembangan bidang kedokteran gigi bukan hanya mencakup tindakan preventif, kuratif dan promotif, melainkan juga estetik, menyebabkan kebutuhan terhadap restorasi estetik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan restorasi resin komposit pertama sekali diperkenalkan oleh Bowen pada tahun 1962. 1 Resin komposit merupakan suatu bahan restorasi yang memiliki banyak kelebihan

Lebih terperinci

toksisitas amalgam yang dikaitkan dengan merkuri yang dikandungnya masih hangat dibicarakan sampai saat ini. 1,2,3 Resin komposit adalah suatu bahan

toksisitas amalgam yang dikaitkan dengan merkuri yang dikandungnya masih hangat dibicarakan sampai saat ini. 1,2,3 Resin komposit adalah suatu bahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasien dan dokter gigi mempunyai berbagai pilihan dalam memilih bahan material dan prosedur dalam merawat lesi karies atau gigi yang hilang.perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Resin komposit merupakan material restorasi sewarna gigi yang pada awalnya hanya digunakan sebagai bahan restorasi gigi anterior. Sampai saat ini resin komposit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan obat kumur saat ini sedang berkembang di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan obat kumur saat ini sedang berkembang di lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan obat kumur saat ini sedang berkembang di lingkungan masyarakat. Obat kumur digunakan untuk membunuh bakteri rongga mulut, menghilangkan bau mulut, mencegah

Lebih terperinci

bioaktif sehingga akan terjadi remineralisasi. Ini berarti bahwa prinsip GV black extention

bioaktif sehingga akan terjadi remineralisasi. Ini berarti bahwa prinsip GV black extention Prinsip minimal intervensi dapat diartikan sebagai perawatan terhadap karies dengan mengambil jaringan gigi yang terdemineralisasi saja dan mengarah kepada pemeliharaan struktur gigi yang sehat sebanyak

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITAN. 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratories

BAB 3 METODOLOGI PENELITAN. 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratories 20 BAB 3 METODOLOGI PENELITAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratories 3.2 Desain Penelitian Desain yang digunakan untuk penelitian ini adalah Posttest design 3.3

Lebih terperinci

3 Universitas Indonesia

3 Universitas Indonesia BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Semen Ionomer Kaca (SIK) Semen Ionomer Kaca (SIK) pertama kali diperkenalkan oleh Wilson dan Kent pada tahun 1971, yang terdiri dari bubuk kaca fluoroaluminosilikat dan larutan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kedokteran gigi sejak awal abad 19 ( Florez, dkk.,2011). Prosedur ini semakin

I. PENDAHULUAN. kedokteran gigi sejak awal abad 19 ( Florez, dkk.,2011). Prosedur ini semakin I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pemutihan gigi adalah prosedur yang telah digunakan pada bidang kedokteran gigi sejak awal abad 19 ( Florez, dkk.,2011). Prosedur ini semakin banyak dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin Semen ionomer kaca telah digunakan secara luas dibidang kedokteran gigi. Sejak diperkenalkan oleh Wilson dan Kent pada tahun 1971. Ionomer

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. permukaan koronal mahkota klinis gigi asli, yang dapat memperbaiki morfologi,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. permukaan koronal mahkota klinis gigi asli, yang dapat memperbaiki morfologi, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahkota gigi tiruan cekat merupakan suatu restorasi tetap yang menutupi permukaan koronal mahkota klinis gigi asli, yang dapat memperbaiki morfologi, kontur, serta melindungi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Streptococus mutans yang menyebabkan ph (potensial of hydrogen) plak rendah

BAB I PENDAHULUAN. Streptococus mutans yang menyebabkan ph (potensial of hydrogen) plak rendah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karies merupakan masalah di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Karies gigi merupakan penyakit multifaktorial yang disebabkan oleh bakteri, jaringan host, substrat

Lebih terperinci

BAB 2 PASTA GIGI SEBAGAI SALAH SATU MEDIA DALAM MENJAGA KESEHATAN RONGGA MULUT

BAB 2 PASTA GIGI SEBAGAI SALAH SATU MEDIA DALAM MENJAGA KESEHATAN RONGGA MULUT 15 BAB 2 PASTA GIGI SEBAGAI SALAH SATU MEDIA DALAM MENJAGA KESEHATAN RONGGA MULUT Pada masa lalu, pasta gigi yang digunakan bersama sikat gigi hanya bersifat sebagai alat kosmetik. Tetapi akhir-akhir ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jenis bahan restorasi di bidang kedokteran gigi semakin banyak tersedia dengan berbagai macam karakteristik, yaitu komposisi, sifat, struktur, kelebihan dan kekurangan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. silikat dan semen polikarboksilat pertama kali diperkenalkan oleh Wilson dan

BAB 1 PENDAHULUAN. silikat dan semen polikarboksilat pertama kali diperkenalkan oleh Wilson dan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan bidang kedokteran gigi bukan hanya mencakup tindakan preventif, kuratif dan promotif, melainkan juga estetik, menyebabkan kebutuhan terhadap restorasi

Lebih terperinci

Restorasi Sandwich Semen Ionomer Kaca Dengan Resin Komposit. Nevi Yanti. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

Restorasi Sandwich Semen Ionomer Kaca Dengan Resin Komposit. Nevi Yanti. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Restorasi Sandwich Semen Ionomer Kaca Dengan Resin Komposit Nevi Yanti Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN Beberapa tahun belakangan ini, penggunaan resin komposit telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti kesehatan, kenyamanan, dan rasa percaya diri. Namun, perawatan

BAB I PENDAHULUAN. seperti kesehatan, kenyamanan, dan rasa percaya diri. Namun, perawatan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawatan ortodontik dapat meningkatkan mastikasi, bicara dan penampilan, seperti kesehatan, kenyamanan, dan rasa percaya diri. Namun, perawatan ortodontik memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Putih kekuning-kuningan, kuning keabu-abuan, dan putih keabu-abuan. warna atau yang dinamakan diskolorisasi gigi (Grossman, 1995).

BAB I PENDAHULUAN. Putih kekuning-kuningan, kuning keabu-abuan, dan putih keabu-abuan. warna atau yang dinamakan diskolorisasi gigi (Grossman, 1995). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Putih kekuning-kuningan, kuning keabu-abuan, dan putih keabu-abuan merupakan warna gigi normal manusia. Warna gigi ini ditentukan oleh warna dentin yang melapisi di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Ortodontik Ortodontik berasal dari Bahasa Yunani, ortho yang berarti lurus atau teratur, dan odons berarti gigi. Sehingga, ortodontik merupakan spesialisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mekanis dari bahan restorasi, kekuatan mekanis dari gigi, estetik, dan bentuk jaringan

BAB 1 PENDAHULUAN. mekanis dari bahan restorasi, kekuatan mekanis dari gigi, estetik, dan bentuk jaringan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan bahan restorasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kekuatan mekanis dari bahan restorasi, kekuatan mekanis dari gigi, estetik, dan bentuk jaringan gigi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. interaksi antara bahan restorasi dengan jaringan gigi merupakan hal yang penting

BAB 1 PENDAHULUAN. interaksi antara bahan restorasi dengan jaringan gigi merupakan hal yang penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu kedokteran gigi restoratif memiliki tujuan utama untuk mengembalikan dan mempertahankan kesehatan gigi melalui perawatan restoratif yang adekuat guna melindungi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memunculkan penemuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memunculkan penemuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memunculkan penemuan baru di berbagai bidang tak terkecuali bidang kedokteran gigi. Terobosan baru senantiasa dilakukan dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Resin komposit merupakan salah satu restorasi estetik yang paling populer

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Resin komposit merupakan salah satu restorasi estetik yang paling populer I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Resin komposit merupakan salah satu restorasi estetik yang paling populer digunakan oleh dokter gigi, terutama untuk merestorasi gigi anterior karena memiliki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. estetika yang sangat mempengaruhi penampilan. Hal ini menjadi permasalahan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. estetika yang sangat mempengaruhi penampilan. Hal ini menjadi permasalahan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan warna yang terjadi pada gigi sering menimbulkan masalah estetika yang sangat mempengaruhi penampilan. Hal ini menjadi permasalahan karena banyak orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dokter gigi sering mengalami kesulitan dalam merestorasi gigi pasca

BAB I PENDAHULUAN. Dokter gigi sering mengalami kesulitan dalam merestorasi gigi pasca BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gigi yang membutuhkan perawatan saluran akar pada umumnya mengalami kerusakan pada jaringan pulpa dan mahkota, baik karena proses karies, restorasi sebelumnya atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. praktek kedokteran giginya adalah keterampilan. Keterampilan menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. praktek kedokteran giginya adalah keterampilan. Keterampilan menghasilkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Modal utama yang harus dimiliki seorang dokter gigi dalam menjalankan praktek kedokteran giginya adalah keterampilan. Keterampilan menghasilkan restorasi yang sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dentin dan bahan bahan organik (Ramayanti & Purnakarya, 2013). Gigi

BAB I PENDAHULUAN. dentin dan bahan bahan organik (Ramayanti & Purnakarya, 2013). Gigi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karies atau gigi berlubang merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi baik pada email maupun dentin yang disebabkan oleh metabolisme mikroorganisme dalam plak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Beberapa dekade terakhir dalam kedokteran gigi konservatif resin

BAB 1 PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Beberapa dekade terakhir dalam kedokteran gigi konservatif resin BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Beberapa dekade terakhir dalam kedokteran gigi konservatif resin komposit mulai banyak digunakan sebagai bahan restorasi anterior maupun posterior karena permintaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. insisif, premolar kedua dan molar pada daerah cervico buccal.2

BAB I PENDAHULUAN. insisif, premolar kedua dan molar pada daerah cervico buccal.2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipersensitivitas dentin merupakan salah satu masalah gigi yang paling sering dijumpai. Hipersensitivitas dentin ditandai sebagai nyeri akibat dentin yang terbuka jika

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahan tumpatan warna gigi yang lain (Winanto,1997). Istilah resin komposit dapat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahan tumpatan warna gigi yang lain (Winanto,1997). Istilah resin komposit dapat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Resin komposit merupakan salah satu bahan restorasi sewarna gigi yang banyak digunakan saat ini karena memiliki nilai estetis yang tinggi dibandingkan dengan bahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Resin akrilik merupakan bahan yang paling banyak digunakan di Kedokteran

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Resin akrilik merupakan bahan yang paling banyak digunakan di Kedokteran I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Resin akrilik merupakan bahan yang paling banyak digunakan di Kedokteran Gigi terutama dalam pembuatan basis gigi tiruan. Salah satu jenis resin akrilik yang sering

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Restorasi dapat dibedakan menjadi restorasi direk dan indirek. Restorasi direk

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Restorasi dapat dibedakan menjadi restorasi direk dan indirek. Restorasi direk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Restorasi gigi adalah hasil prosedur kedokteran gigi yang memiliki tujuan mengembalikan bentuk, fungsi, dan penampilan gigi (Harty dan Ogston, 1995). Restorasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sisa makanan atau plak yang menempel pada gigi. Hal ini menyebabkan sebagian

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sisa makanan atau plak yang menempel pada gigi. Hal ini menyebabkan sebagian I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini masyarakat sering mengeluhkan bau mulut sehingga sering merasa tidak percaya diri, salah satu penyebab bau pada mulut adalah terdapat sisa sisa makanan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. n = 3990 = 363, sampel 3990 (5%) 2 + 1

BAB V HASIL PENELITIAN. n = 3990 = 363, sampel 3990 (5%) 2 + 1 BAB V HASIL PENELITIAN Survei ini berlangsung selama periode bulan April hingga Juli 2008. Keseluruhan pengambilan data sekunder dari kartu status pasien dilakukan di RSGMP FKG UI dengan subyek survei

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. dan bersih menjadi tujuan utamanya. Bleaching merupakan salah satu perawatan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. dan bersih menjadi tujuan utamanya. Bleaching merupakan salah satu perawatan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Seiring dengan perkembangan zaman, keinginan pasien untuk meningkatkan estetika semakin tinggi. Bagi kebanyakan orang, gigi yang putih dan bersih menjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawatan saluran akar merupakan salah satu perawatan untuk

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawatan saluran akar merupakan salah satu perawatan untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Perawatan saluran akar merupakan salah satu perawatan untuk mempertahankan gigi dalam rongga mulut serta mengembalikan keadaan gigi agar dapat diterima secara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahan basis gigi tiruan yang ideal memiliki karakteristik tidak iritan, toksik,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahan basis gigi tiruan yang ideal memiliki karakteristik tidak iritan, toksik, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahan basis gigi tiruan yang ideal memiliki karakteristik tidak iritan, toksik, terpengaruh oleh cairan oral, dan mengalami perubahan dimensi selama proses pembuatan dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan utama dari perawatan saluran akar adalah untuk menghilangkan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan utama dari perawatan saluran akar adalah untuk menghilangkan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari perawatan saluran akar adalah untuk menghilangkan sisa jaringan nekrotik, mikroorganisme dan produk lain sehingga menciptakan kondisi yang menguntungkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Teknologi restorasi estetik mengalami perkembangan yang sangat pesat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Teknologi restorasi estetik mengalami perkembangan yang sangat pesat 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Teknologi restorasi estetik mengalami perkembangan yang sangat pesat beberapa tahun terakhir. Teknologi bahan restorasi berkembang dari aspek kualitas dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. yang paling sering digunakan dibidang kedokteran gigi restoratif. Selain segi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. yang paling sering digunakan dibidang kedokteran gigi restoratif. Selain segi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Material komposit sudah digunakan dibidang kedokteran gigi untuk merestorasi gigi sejak Bowen memperkenalkannya pada awal tahun 1960an (Joshi, 2008). Sejak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Resin komposit dikenal sebagai salah satu bahan restorasi yang sering

BAB 1 PENDAHULUAN. Resin komposit dikenal sebagai salah satu bahan restorasi yang sering BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Resin komposit dikenal sebagai salah satu bahan restorasi yang sering digunakan di bidang kedokteran gigi yang diperkenalkan oleh Bowen pada awal tahun 1960-an. 2,3

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. penampilan seseorang secara keseluruhan (Torres dkk., 2012). Salah satu aspek

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. penampilan seseorang secara keseluruhan (Torres dkk., 2012). Salah satu aspek 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Estetik gigi geligi dewasa ini sangat diperhatikan dalam menunjang penampilan seseorang secara keseluruhan (Torres dkk., 2012). Salah satu aspek yang diperhatikan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dengan partikel bahan pengisi. Kelemahan sistem resin epoksi, seperti lamanya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dengan partikel bahan pengisi. Kelemahan sistem resin epoksi, seperti lamanya BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Resin Komposit Istilah bahan komposit dapat didefinisikan sebagai gabungan dua atau lebih bahan berbeda dengan sifat-sifat yang unggul atau lebih baik dari bahan itu sendiri.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gigi yang populer belakangan ini adalah perawatan bleaching yaitu suatu cara

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gigi yang populer belakangan ini adalah perawatan bleaching yaitu suatu cara I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesadaran masyarakat akan penampilan terus meningkat saat ini, tuntutan pasien akan penampilan gigi yang baik juga sangat tinggi. Salah satu perawatan gigi yang

Lebih terperinci

BAB 2 RESIN KOMPOSIT. yang dihasilkan dari restorasi resin komposit, sebuah restorasi yang paling digemari

BAB 2 RESIN KOMPOSIT. yang dihasilkan dari restorasi resin komposit, sebuah restorasi yang paling digemari BAB 2 RESIN KOMPOSIT Pencapaian estetik dan tidak dipakainya merkuri merupakan karakteristik yang dihasilkan dari restorasi resin komposit, sebuah restorasi yang paling digemari dan terkenal diantara para

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada jaringan keras dan akan terus berlangsung sampai jaringan dibawahnya.

BAB I PENDAHULUAN. pada jaringan keras dan akan terus berlangsung sampai jaringan dibawahnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karies gigi adalah proses penghancuran atau perlunakan dari email maupun dentin. Proses tersebut terjadi karena demineralisasi yang progresif pada jaringan keras dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kelenjar saliva, dimana 93% dari volume total saliva disekresikan oleh kelenjar saliva

BAB 1 PENDAHULUAN. kelenjar saliva, dimana 93% dari volume total saliva disekresikan oleh kelenjar saliva BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saliva adalah cairan kompleks yang diproduksi oleh kelenjar saliva dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mempertahankan keseimbangan ekosistem di dalam rongga

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Resin Komposit Resin komposit adalah gabungan dari partikel pengisi (filler) anorganik yang keras dengan matriks polimer organik resin yang lunak. Umumnya matriks resin dijumpai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Asma merupakan penyakit inflamasi kronis saluran napas yang ditandai

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Asma merupakan penyakit inflamasi kronis saluran napas yang ditandai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asma merupakan penyakit inflamasi kronis saluran napas yang ditandai dengan mengi episodik, batuk, dan sesak di dada akibat penyempitan saluran pernapasan. Dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian mengenai perbedaan kekuatan geser antara self adhesif semen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian mengenai perbedaan kekuatan geser antara self adhesif semen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penilitian Penelitian mengenai perbedaan kekuatan geser antara self adhesif semen dan semen ionomer kaca tipe 1 terhadap restorasi indirect veneer resin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karies dini, tersedia dalam bentuk bahan resin maupun glass ionomer cement dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karies dini, tersedia dalam bentuk bahan resin maupun glass ionomer cement dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Fissure sealant Fissure sealant merupakan salah satu bahan kedokteran gigi untuk pencegahan karies dini, tersedia dalam bentuk bahan resin maupun glass ionomer

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. daerah servikal gigi sesuai dengan kualitas estetik dan kemampuan bahan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. daerah servikal gigi sesuai dengan kualitas estetik dan kemampuan bahan tersebut BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Resin komposit secara luas telah digunakan untuk merestorasi lesi karies di daerah servikal gigi sesuai dengan kualitas estetik dan kemampuan bahan tersebut untuk berikatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pasien untuk mencari perawatan (Walton dan Torabinejad, 2008).

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pasien untuk mencari perawatan (Walton dan Torabinejad, 2008). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama beberapa tahun terakhir, ketertarikan pasien meningkat terhadap perawatan gigi estetik termasuk pemutihan gigi yang mengalami perubahan warna. Perubahan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kebocoran mikro Kebocoran mikro adalah mengalirnya cairan oral serta bakteria dan toksinnya ke dalam celah mikroskopis yang terletak antara permukaan gigi yang dipreparasi dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. masalah estetik namun juga melibatkan fungsi dari gigi yang akan direstorasi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. masalah estetik namun juga melibatkan fungsi dari gigi yang akan direstorasi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Seiring dengan meningkatnya ekspektasi pasien, seorang dokter gigi dalam mengambil keputusan untuk merestorasi gigi tidak hanya mempertimbangkan masalah estetik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Obat kumur sering digunakan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan gigi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Obat kumur sering digunakan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan gigi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obat kumur sering digunakan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut. Kegiatan menyikat gigi dua kali sehari dan penggunaan dental floss merupakan

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Hasil rata rata pengukuran kekerasan pada spesimen adalah sebagai berikut:

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Hasil rata rata pengukuran kekerasan  pada spesimen adalah sebagai berikut: 26 BAB 5 HASIL PENELITIAN Hasil rata rata pengukuran kekerasan email pada spesimen adalah sebagai berikut: Tabel 5.1. Kekerasan Email Rata-rata Microhardness Kontrol Perlakuan p Konsentrasi xylitol 20%

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sehingga didapatkan fungsi dan estetik geligi yang baik maupun wajah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sehingga didapatkan fungsi dan estetik geligi yang baik maupun wajah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perawatan orthodonti bertujuan untuk memperbaiki letak gigi yang tidak normal sehingga didapatkan fungsi dan estetik geligi yang baik maupun wajah yang proporsional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam bidang kedokteran gigi, masalah kesehatan gigi yang umum terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam bidang kedokteran gigi, masalah kesehatan gigi yang umum terjadi di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bidang kedokteran gigi, masalah kesehatan gigi yang umum terjadi di Indonesia berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Departemen Kesehatan RI tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pergaulan, pasien menginginkan restorasi gigi yang warnanya sangat mendekati

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pergaulan, pasien menginginkan restorasi gigi yang warnanya sangat mendekati I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Estetika dalam bidang kedokteran gigi tidak dapat dilepaskan dari estetika secara universal. Samra dkk. (2007) mengatakan bahwa warna, bentuk dan tekstur permukaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem adhesif dalam kedokteran gigi telah dipakai selama 30 tahun terakhir. Perkembangan bahan adhesif telah menyebabkan restorasi resin komposit lebih dapat diandalkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian mengenai perbedaan kekuatan tarik antara adhesif semen dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian mengenai perbedaan kekuatan tarik antara adhesif semen dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian mengenai perbedaan kekuatan tarik antara adhesif semen dan semen ionomer kaca tipe 1 terhadap restorasi veneer indirek resin komposit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan gigi (Scheid & Weiss, 2013). Daerah ini merupakan tempat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan gigi (Scheid & Weiss, 2013). Daerah ini merupakan tempat BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Fissure Sealant Pit dan fissure adalah celah yang sangat sempit pada kedalaman setiap alur yang disebabkan oleh penyatuan yang tidak sempurna dari email selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena memiliki warna yang hampir mirip dengan warna gigi asli dan kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. karena memiliki warna yang hampir mirip dengan warna gigi asli dan kekuatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahan restorasi yang memiliki nilai estetis yang tinggi merupakan keinginan masyarakat saat ini. Penggunaan resin komposit sebagai bahan restorasi di bidang kedokteran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (D = decayed (gigi yang karies), M = missing (gigi yang hilang), F = failed (gigi

BAB I PENDAHULUAN. (D = decayed (gigi yang karies), M = missing (gigi yang hilang), F = failed (gigi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang paling sering ditemui dalam kesehatan gigi dan mulut yaitu karies gigi dan penyakit periodontal. Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2000,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. fungsional gigi dapat menyebabkan migrasi (tipping, rotasi, dan ekstrusi),

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. fungsional gigi dapat menyebabkan migrasi (tipping, rotasi, dan ekstrusi), I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehilangan satu gigi atau lebih dapat menyebabkan gangguan pada keseimbangan fungsional gigi yang masih ada. Hilangnya keseimbangan fungsional gigi dapat menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan terapi saluran akar bergantung pada debridement

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan terapi saluran akar bergantung pada debridement BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan terapi saluran akar bergantung pada debridement chemomechanical pada jaringan pulpa, debris pada dentin, dan penggunaan irigasi terhadap infeksi mikroorganisme.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. akar, mencegah kontaminasi sistem saluran akar dengan saliva, menghambat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. akar, mencegah kontaminasi sistem saluran akar dengan saliva, menghambat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemakaian tumpatan sementara sangat diperlukan dalam bidang kedokteran gigi. Tujuan tumpatan sementara adalah menutup rongga jalan masuk saluran akar, mencegah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan warna gigi dapat diperbaiki dengan dua cara yaitu dengan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan warna gigi dapat diperbaiki dengan dua cara yaitu dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan warna gigi dapat diperbaiki dengan dua cara yaitu dengan pemutihan gigi (bleaching) dan cara restoratif yaitu pembuatan mahkota jaket / pelapisan (veneer).

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL II (Revisi)

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL II (Revisi) LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL II (Revisi) Topik : Semen Glass Ionomer Grup : C6 Tgl.Praktikum : 5 Desember 2013 Pembimbing : Titien Hary Agustantina, drg., M.Kes NAMA : 1. Reno Andrey S. 021211133052

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menggantikan gigi hilang. Restorasi ini dapat menggantikan satu atau lebih gigi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menggantikan gigi hilang. Restorasi ini dapat menggantikan satu atau lebih gigi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gigi tiruan cekat adalah restorasi yang kuat dan retentif berguna untuk menggantikan gigi hilang. Restorasi ini dapat menggantikan satu atau lebih gigi hilang dengan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat dewasa ini. Akhir-akhir ini bahan restorasi resin komposit

PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat dewasa ini. Akhir-akhir ini bahan restorasi resin komposit I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahan restorasi yang baik dan dapat mengembalikan estetik merupakan kebutuhan masyarakat dewasa ini. Akhir-akhir ini bahan restorasi resin komposit sangat populer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling dominan

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling dominan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karies gigi merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling dominan di masyarakat. 1 Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 2004,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ortodonsia menurut American Association of Orthodontist adalah ilmu

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ortodonsia menurut American Association of Orthodontist adalah ilmu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ortodonsia menurut American Association of Orthodontist adalah ilmu yang mempelajari pertumbuhan dan perkembangan rahang, muka, dan tubuh yang dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karies merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi, yang mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Karies merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi, yang mengenai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karies merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi, yang mengenai daerah antara lain email, dentin dan sementum yang disebabkan oleh aktivitas jasad renik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Departemen Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Departemen Kesehatan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karies merupakan masalah kesehatan gigi yang umum terjadi di Indonesia. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Departemen Kesehatan RI tahun 2004,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan, kebutuhan dan tuntutan pasien akan bahan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan, kebutuhan dan tuntutan pasien akan bahan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan ilmu pengetahuan, kebutuhan dan tuntutan pasien akan bahan restorasi yang sewarna gigi dan dapat mengganti struktur gigi semakin tinggi. Resin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gigi berlubang (karies gigi). Pasien datang dengan kondisi gigi berlubang yang

BAB I PENDAHULUAN. gigi berlubang (karies gigi). Pasien datang dengan kondisi gigi berlubang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit gigi dan mulut yang sering dialami oleh masyarakat adalah gigi berlubang (karies gigi). Pasien datang dengan kondisi gigi berlubang yang terjadi pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari sisa makanan, menghilangkan plak dan bau mulut serta memperindah

BAB I PENDAHULUAN. dari sisa makanan, menghilangkan plak dan bau mulut serta memperindah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasta gigi adalah produk oral yang digunakan untuk membersihkan gigi dari sisa makanan, menghilangkan plak dan bau mulut serta memperindah penampilan estetik gigi.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menurut Powers dan Sakaguchi (2006) resin komposit adalah salah satu

I. PENDAHULUAN. Menurut Powers dan Sakaguchi (2006) resin komposit adalah salah satu I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Resin komposit merupakan salah satu material yang paling populer dalam dunia kedokteran gigi karena sifat estetisnya yang sangat baik, kekuatan yang adekuat, dan kemampuannya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Karies Gigi dan S-ECC Karies gigi merupakan penyakit infeksi pada jaringan keras gigi yang menyebabkan demineralisasi. Demineralisasi terjadi akibat kerusakan jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. adhesif atau bonding sistem (Puspitasari, 2014). Sistem mekanik yang baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. adhesif atau bonding sistem (Puspitasari, 2014). Sistem mekanik yang baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Resin komposit semakin populer karena memiliki estetis yang baik. Tumpatan resin komposit tidak dapat berikatan secara alami dengan struktur gigi, ikatan ini diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Madu adalah pemanis tertua yang pertama kali dikenal dan digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Madu adalah pemanis tertua yang pertama kali dikenal dan digunakan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Madu adalah pemanis tertua yang pertama kali dikenal dan digunakan oleh manusia jauh sebelum mengenal gula. Madu baik dikonsumsi saat perut kosong (Suranto, Adji :

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Restorasi resin komposit telah menjadi bagian yang penting di dunia

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Restorasi resin komposit telah menjadi bagian yang penting di dunia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Restorasi resin komposit telah menjadi bagian yang penting di dunia kedokteran gigi seiring dengan perkembangan pada sistem dental adhesive, meningkatnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tujuan mengatasi maloklusi. Salah satu kekurangan pemakaian alat ortodonti cekat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tujuan mengatasi maloklusi. Salah satu kekurangan pemakaian alat ortodonti cekat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat luas telah banyak menggunakan alat ortodonti cekat dengan tujuan mengatasi maloklusi. Salah satu kekurangan pemakaian alat ortodonti cekat dan komponennya dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gigi tersusun atas enamel, dentin, sementum, rongga pulpa, lubang gigi, serta jaringan pendukung gigi. Rongga mulut merupakan batas antara lingkungan luar dan dalam

Lebih terperinci