BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA SABANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA SABANG"

Transkripsi

1 BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA SABANG TAHUN 2012 KELOMPOK KERJA SANITASI KOTA SABANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SABANG Jalan Laksamana Muda Yos Sudarso No.45 Telp.(0651) Fax.(0652) 2184

2 LEMBAR PENGESAHAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA SABANG Pada hari, Tanggal 2012 Telah disetujui dan disahkan Buku Putih Sanitasi Kota Sabang Oleh : Atas Nama Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Kota Sabang Pemerintah Kota Sabang Walikota Sabang Ketua (.) ZULKIFLI H. ADAM

3 Eksekutif Sumary Sanitasi adalah upaya membuang limbah cair domestik dan sampah untuk menjamin kebersihan dan lingkungan hidup sehat, baik di tingkat rumah tangga maupun di lingkungan perumahan. Sanitasi Merupakan cermin kehidupan masyarakat yang dapat memicu peningkatan derajat kesehatan. Namun demikian selama kurun waktu lima tahun terakhir dari tahun 2007 sampai 2011 penanganan sektor sanitasi di Kota Sabang belum menunjukkan dampak signifikan terhadap kondisi kesehatan dan lingkungan masyarakat, hal ini ditunjukkan dengan beberapa aspek Sanitasi yaitu : Air Limbah, Sampah, Drainase serta PHBS dan Promosi Higiene Kondisi Resiko Sanitasi di Kota Sabang akses sumber Air bersih dengan resiko 57 %, akses pengelolaan air limbah domestik dengan resiko 56 %, akses PHBS dengan resiko 54 %, akses persampahan dengan resiko 44 %, serta akses Drainase yang berdasarkan genangan air dengan resiko 17 % sehingga Kondisi ini menjadi tantangan bagi pemerintah Kota Sabang khususnya untuk mensinergikan kinerja Satuan Kerja Perangkat SKPK terkait dalam menciptakan konsep pembangunan sanitasi Kota Sabang. Untuk mewujudkan hal tersebut maka dibentuk panitia pelaksana Program Percepatan Sanitasi Permukiman (PPSP) Kota Sabang. Dalam hal ini Sekretaris Daerah Kota Sabang bertindak selaku Ketua Pokja yang dalam pelaksanaannya dibantu oleh anggota yang terdiri dari unsur SKPK di lingkungan pemerintah Kota Sabang, yang tertuang dalam surat keputusan Walikota Sabang Nomor /31/2012. Kelompok kerja ini mempunyai tugas sebagai motor, motivator dan penggerak Program Sanitasi. Langkah awal yang dilaksanakan adalah menyusun fakta sanitasi di Kota Sabang dalam Buku Putih Sanitasi (BPS) dan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK). Buku Putih Sanitasi Kota Sabang disusun sebagai dasar dan acuan dilaksanakannya kegiatan sanitasi yang lebih terintegrasi karena merupakan hasil kerja berbagai komponen SKPK terkait. Dokumen tersebut menjadi panduan bagi Pemerintah Kota Sabang dalam menetapkan arah kebijakan kegiatan sanitasi secara terprogram dan berkesinambungan.

4 Draft KATA SAMBUTAN Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Dengan memanjatkan puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan ridho Nya, telah dapat disusun Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Sabang Tahun 2012 ini dapat disusun dengan maksud untuk memberikan gambaran fasilitas dan kondisi sanitasi Kota Sabang pada waktu yang lalu dan saat ini, hal-hal yang beresiko terhadap kesehatan lingkungan, serta program pengembangan sanitasi Kota Sabang. Data dan kondisi sanitasi tingkat kabupaten/kota yang tersaji dalam buku ini diperoleh dari data sekunder setiap Satuan kerja Perangkat Daerah terkait serta data primer yang diperoleh dari masyarakat Kota Sabang. Proses dan Penyempurnaan Buku Putih Sanitasi (BPS) ini merupakan suatu proses terus-menerus serta masih membutuhkan banyak data sekunder yang up to date dari berbagai sumber. Buku Putih Sanitasi (BPS) ini juga memuat data Environmental Healt Risk Assesment (EHRA), serta priority setting yang merupakan salah satu data base yang di dasarkan pada indicator data penduduk, rumah tangga miskin, ketersediaan air bersih dan layanan air kotor perkelurahan/desa serta hasil beberapa survey yang terkait dengan pengelolaan sanitasi. Penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS) juga memperoleh masukan juga dari steakholder. Segala upaya telah dilakukan demi kesempurnaan penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Sabang Tahun 2012, namun masih terdapat kekurangannya oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membanggun dari berbagai pihak yang selanjutnya dapat dijadikan sebagai masukkan. Kami ucapkan banyak terimakasih kepada Tim Pelaksana Pokja Percepatan Pembangunan Sanitasi Kota Sabang yang telah menyelesaikan penyusunan Buku Putih Sanitasi ini. Semoga buku ini bermanfaat bagi semua pihak. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Kota Sabang, Desember 2012 Walikota Sabang ZULKIFLI H. ADAM

5 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT serta Shalawat Kepada Nabi Muhammad SAW akhirnya Buku Putih Sanitasi Kota Sabang telah dapat diselesaikan penyusunannya. Penyusunan Buku Putih Pembangunan Sanitasi Kota Sabang, merupakan tindaklanjut dari keikutsertaan Pemerintah Kota Sabang dalam Program Nasional Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP), serta komitmen Pemerintah Kota Sabang dalam rangka meningkatkan pembangunan sektor sanitasi Kota Sabang yang terintegrasi dan komprehensif. Buku Putih Sanitasi Kota Sabang memberikan informasi tentang profil sanitasi Kota Sabang yang meliputi Kondisi Umum Sanitasi Kota, Pengelolaan Limbah Cair, Pengelolaan Persampahan, Pengelolaan Drainase dan Penyediaan Air Bersih. Selain itu dikemukakan pula indikasi permasalahan-permasalahan sanitasi dan rencana pengembangan sanitasi Kota Sabang yang lebih baik. Melalui kata pengantar ini, kami mengucapkan terimakasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh pihak terutama Kelompok Kerja Percepatan Pembangunan Sanitasi (POKJA SANITASI) Kota Sabang yang telah memberikan kontribusinya dalam penyusunan Buku Putih Pembangunan Sanitasi Kota Sabang. Sebagaiamana halnya tiada gading yang tidak retak, Buku Putih Sanitasi Kota Sabang ini dirasakan masih jauh dari sempurna, namun kami berharap substansi dalam Buku Putih ini dapat dijadikan masukan dan pelajaran bagi seluruh pemangku kepentingan dalam menjawab tantangan dan peningkatan akses masyarakat Kota Sabang terhadap lanyanan sanitasi yang lebih baik. Kota Sabang, Desember 2012 WALIKOTA SABANG ZULKIFLI H. ADAM i Disusun olehleh

6 Daftar Singkatan APBK ASKESKIN BAB Bappeda BPM,KB,dan PP BKKBN BLT BOD BORDA BPS CI CL CSR CTPS DBD Dispenda BAPEDALKEP DPPKKD DPRK DSCR DSS EHP EHRA Enu FGD GIS HU IPAL IPLT Kemenkes KFM Dinkes KLUI Korcam KSM DISHUBKOMINFO LH LNP LSM MCK MDGs Monev MPA : Anggaran Pendapatan dan Belanja Kota : Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin : Buang Air Besar : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah : Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional : Bantuan Langsung Tunai : Biological Oxygen Demand : Bremen Overseas Research and Development Agency : Badan Pusat Statistik : Confidence Interval : Confidence Level : Corporate Social Responsibility : Cuci Tangan Pakai Sabun : Demam Berdarah Dengue : Dinas Pendapatan Daerah : Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, Kebersihan, Pertamanan. : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset daerah : Dewan Perwakilan Rakyat Kota : Debt-Service Coverage Ratio : Diagram Sistem Sanitasi : Environmental Health Project : Environment and Health Risk Assessment : Enumerator (petugas pengumpulan data) : Focus Group Discussion : Geographical Information System : Hidran Umum : Instalasi Pengolahan Air Limbah : Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja : Kementerian Kesehatan : Kebutuhan Fisik Minimum : Dinas Kesehatan : Kelompok Lapangan Usaha Industri : Koordinator Kecamatan : Kelompok Swadaya Masyarakat : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi : Lingkungan Hidup : Lembaga Non Pemerintah : Lembaga Swadaya Masyarakat : Mandi Cuci Kakus : Millennium Development Goals : Monitoring dan Evaluasi : Methodology for Participatory Assessment ii Disusun olehleh

7 Daftar Tabel Tabel 2.1 Daerah Aliran Sungai Wilayah Kota Sabang Tabel 2.2 Nama, luas wilayah per-kecamatan dan Jumlah kelurahan Tabel 2.3 Proyeksi Penduduk Kota Sabang Tahun Tabel 2.4 Ringkasan Realisasi APBD 5 Tahun terakhir Tabel 2.5 Ringkasan anggaran sanitasi dan belanja modal sanitasi per penduduk 5 tahun terakhir. 23 Tabel 2.6 Data mengenai ruang fiskal Kota Sabang 5 Tahun terakhir Tabel 2.7 Data perekonomian umum daerah 5 tahun terakhir Tabel 2.8 Fasilitas Pendidikan yang tersedia di Kota Sabang Tabel 2.9 Jumlah Penduduk miskin perkecamatan Tabel 2.10 Jumlah rumah perkecamatan Tabel 2.11 Metrik Tupoksi Organisasi tata laksana SKPK terkait Sektor Persampahan, Air Limbah Domestik, Drainase, PHBS, dan Air Bersih Tabel 3.1 Kondisi Saluran Drainase di Kota Sabang Tabel 3.2 Jumlah dan Kepemilikan Jamban Tabel 3.3 Pemisahan / Pemilahan Sampah Rumah Tangga di Kota Sabang Tabel 3.4 Rekapitulasi Kondisi Sanitasi di Sekolah / Pasantren (Tingkat Sekolah : SD / MI / MTs / SMA / MA / SMK) (toilet dan tempat cuci tangan) Tabel 3.5 Kondisi Sarana Sanitasi Sekolah (Tingkat Sekolah : SD / MI / MTs / SMA / MA / SMK) (pengelolaan sampah dan pengetahuan higiene) Tabel 3.6 Kegiatan komunikasi yang ada di Kota Sabang Tabel 3.7 Media komunikasi yang ada di Kota Sabang Tabel 3.8 Kerjasama terkait Sanitasi Tabel 3.9 Daftar Mitra Potensial Tabel 3.10 Daftar pemangku kepentingan yang terlibat dalam pengelolaan air limbah domestik Tabel 3.11 Daftar peraturan terkait air limbah domestik Tabel 3.12 Diagram Sistem Sanitasi pengelolaan air limbah domestik Tabel 3.13 Sistem pengelolaan air limbah yang ada di Kota Sabang Tabel 3.14 Pengelolaan sarana jamban keluarga dan MCK oleh masyarakat Tabel 3.15 Kondisi sarana MCK Tabel 3.16 Daftar Program/Proyek Layanan yang Berbasis masyarakat Tabel 3.17 Kegiatan komunikasi yang ada di Kota Sabang Tabel 3.18 Media komunikasi yang ada di Kota Sabang Tabel 3.19 Kerjasama terkait sanitasi Tabel 3.20 Daftar mitra potensial Tabel 3.21 Penyedia layanan pengelolaan limbah domestik yang ada di Kota Sabang Tabel 3.22 Ringkasan pendapatan dan belanja dari subsektor pengelolaan air limbah domestik Tabel 3.23 Tantangan Pengelolaan Sampah di Kota Sabang Tabel 3.24 Daftar Pemangku kepentingan dalam pembangunan dan pengelolaan Persampahan. 78 Tabel 3.25 Daftar Peraturan Persampahan Kota Sabang Tabel 3.26 Pengumpulan Sampah di 9 gampong di Kota Sabang Tabel 3.27 Pemukiman dan Daerah wisata yang dilayani oleh Bapedalkep Tabel 3.28 Sekolah yang dilayani oleh Bapeldakep iii Disusun olehleh

8 Tabel 3.29 Diagram sistem sanitasi pengelolaan persampahan Tabel 3.30 Sistem pengelolaan persampahan yang ada di Kota Sabang Tabel 3.31 Pengelolaan persampahan di tingkat kecamatan/gampong Tabel 3.32 Pengelolaan Persampahan di tingkat Kota Sabang Tabel 3.33 Daftar Program/Proyek Layanan yang Berbasis masyarakat Tabel 3.34 Pemetaan Media (persampahan) Tabel 3.35 Media Komunikasi yang ada di Kota Sabang Tabel 3.36 Kerjasama Terkait Sanitasi Tabel 3.37 Daftar Mitra Potensial Tabel 3.38 Penyedia layanan pengelolaan persampahan yang ada di Kota Sabang Tabel 3.39 Ringkasan pendapatan dan belanja dari sub sektor pengelolaan persampahan Tabel 3.40 Daftar pemangku kepentingan yang terlibat dalam pengelolaan Drainase Tabel 3.41 Daftar Peraturan terkait Drainase Lingkungan Tabel 3.42 Diagram sistem sanitasi pengelolaan Drainase Lingkungan Tabel 3.43 Sistem pengelolaan drainase yang ada di Kota Sabang Tabel 3.44 Kondisi drainase lingkungan di tingkat kecamatan/gampong Tabel 3.45 Daftar Program/Proyek Layanan yang Berbasis masyarakat Tabel 3.46 Kegiatan komunikasi yang ada di Kota Sabang Tabel 3.47 Media Komunikasi yang ada di Kota Sabang Tabel 3.48 Kerjasama Terkait Sanitasi Tabel 3.49 Daftar Mitra Potensial Tabel 3.50 Penyedia layanan pengelolaan drainase lingkungan yang ada di Kota Sabang Tabel 3.51 Ringkasan pendapatan dan belanja dari sub sektor pengelolaan Drainase Tabel 3.52 Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih Kota Sabang Tabel 3.53 Pengelolaan limbah industri rumah tangga Kota Sabang Tabel 3.54 Pengelolaan limbah medis di fasilitas-fasilitas kesehatan Tabel 4.1 Rencana program dan kegiatan BHBS dan Promosi Higiene Saat ini Tabel 4.2 Kegiatan PHBS dan Promosi Higiene yang sedang berjalan Tabel 4.3 Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Tahun Tabel 4.4 Kegiatan pengelolaan air limbah domestik yang sedang berjalan Tabel 4.5 Rencana program dan kegiatan pengelolaan persampahan saat ini Tahun Tabel 4.6 Kegiatan pengelolaan persampahan yang sedang berjalan Tahun Tabel 4.7 Rencana program dan kegiatan pengelolaan drainase saat ini Tabel 4.8 Kegiatan pengelolaan drainase yang sedang berjalan Tabel 4.9 Rencana program dan kegiatan Sanitasi saat ini Tabel 4.10 Kegiatan Sanitasi yang sedang berjalan Tabel 5.1 Area berisiko sanitasi dan penyebab utamanya iv Disusun olehleh

9 Daftar Gambar Gambar : 1.1. Posisi Buku Putih dalam Tahapan PPSP... 7 Gambar : 2.1 Peta Administrasi Kota Sabang Gambar : 2.2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Di Kota Sabang Tahun 2007 S/D Gambar : 2.3. Peta Sebaran Penduduk Kota Sabang Gambar : 2.4. Perkembangan PDRB Kota Sabang atas dasar harga konstan Gambar : 2.5. PDRB Kota Sabang Gambar : 2.6. Inflasi Kota Sabang Gambar : 2.7. Peta Rencana Pusat Layanan Kota Sabang Gambar : 2.8. Peta Rencana Pola Ruang Kota Sabang Gambar : 2.9. Sistematika Kinerja SKPD Sektor Persampahan, Drainase, Air Limbah,BHBS, 38 dan Air Bersih Kota Sabang... Gambar : 2.10 Struktur Organisasi tata kerja perangkat Daerah Pemerintah Kota Sabang Gambar : 3.1 Grafik Indeks Resiko Sanitasi Perilaku Hidup Bersih Sehat Gambar : 3.2 Struktur Organisasi Bapedalkep Kota Sabang Gambar : 3.3 Peta cakupan layanan persampahan Kota Sabang Gambar : 3.4 Peta Lokasi Infrastruktur utama pengelolaan persampahan Gambar : 3.5 Struktur Organisasi Dinas PU Kota Sabang Gambar : 3.6 Peta Jaringan Pengelolaan Drainase Kota Sabang Gambar : 3.7 Peta cakupan layanan air bersih Kota Sabang Gambar : 5.1 Grafik indeks resiko sanitasi Kota Sabang Gambar : 5.2 Grafik indeks resiko sanitasi Per sub sektor Gambar : 5.3 Peta Area Beresiko Sanitasi Kota Sabang Gambar : 5.4 Posisi Pengelolaan PHBS saat ini Gambar : 5.5 Posisi Pengelolaan Air Limbah Domestik saat ini Gambar : 5.6 Posisi Pengelolaan Persampahan saat ini Gambar : 5.7 Posisi Pengelolaan Drainase saat ini Gambar : 5.7 Posisi Pengelolaan Air Bersih saat ini v Disusun olehleh

10 Daftar ISi Halaman Sampul Lembaran Pengesahan Exsekutif Summary Sambutan Walikota Kata Pengantar... Daftar Singkatan... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Isi... i ii iii v vi Bab 1 : Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Landasan Gerak Maksud dan Tujuan Pendekatan dan Metodologi Dasar Hukum dan kaitannya dengan Dokumen Perencanaan lain... 7 Bab 2 : Gambaran Umum Wilayah 2.1. Geografi, Administratif, dan Kondisi Fisik Demografi Keuangan dan Perekonomian Daerah Tata Ruang Wilayah Sosial dan Budaya Kelembagaan Pemerintah Daerah Bab 3 : Profil Sanitasi Wilayah 3.1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene Tatanan Rumah Tangga Tatanan Sekolah Pemetaan Media Pengelolaan Air Limbah Domestik Kelembagaan Sistem dan Cakupan Pelayanan Kesadaran Masyarakat dan PMJK Pemetaan Media (Air Limbah) Partisipasi Dunia Usaha Pendanaan dan Pembiayaan vi Disusun olehleh

11 Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak Pengelolaan Persampahan Kelembagaan Sistem dan Cakupan Pelayanan Kesadaran Masyarakat dan PMJK Pemetaan Media Partisipasi Dunia Usaha Pendanaan dan Pembiayaan Isu strategis dan Permasalahan Mendesak Pengelolaan Drainase Lingkungan Kelembagaan Sistem dan Cakupan Pelayanan Kesadaran Masyarakat dan PMJK Pemetaan Media Partisipasi Dunia Usaha Pendanaan dan Pembiayaan Isu Strategis dan Permasalahan mendesak Pengelolaan Komponen Terkait Sanitsi Pengelolaan Air Bersih Pengelolaan Air Limbah Industri Rumah Tangga Pengelolaan Limbah Medis Bab 4 : Program Pengembangan Sanitasi Saat Ini dan yang Direncanakan 4.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene Peningkatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Peningkatan Pengelolaan Persampahan Peningkatan Pengelolaan Drainase Lingkungan Peningkatan Komponen Terkait Sanitasi Bab 5 : Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi 5.1 Area Beresiko Sanitsi Posisi Pengelolaan Sanitasi Saat Ini Lampiran vii Disusun olehleh

12 Buku Putih Kota Sabang 2012 Bab - 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang sering kurang mendapatkan perhatian dan menjadi prioritas pembangunan di beberapa daerah. Buruknya kondisi sanitasi berpengaruh pada menurunnya kualitas lingkungan hidup serta tercemarnya sumber air bersih yang digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, sehingga jumlah penderita penyakit terutama pada Balita meningkat. Sanitasi merupakan salah satu faktor terpenting dalam mewujudkan layanan yang terkait dengan pengentasan kemiskinan, yang selanjutnya telah dilakukan pengembangan kebijakan, perencanaan serta penganggaran. Kegiatan pembangunan sektor sanitasi di Indonesia saat ini telah menjadi usaha bersama yang terkoordinir pada semua tingkatan pemerintah, organisasi berbasis masyarakat, LSM, sektor swasta dan didukung oleh Donor. Rendahnya kepedulian masyarakat dan keterlibatan Pemerintah dalam menyikapi penyehatan lingkungan guna mendukung kualitas lingkungan menyebabkan masih rendahnya cakupan pelayanan penyehatan lingkungan. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Kebijakan internasional karena kebijakan prioritas terhadap sektor Sanitasi dan Air Minum yang diambil Pemerintah Kota Sabang sesuai dengan ratifikasi Milenium Development Goals (MDGs) yang dihasilkan pada Johanesburg Summit pada tahun 2002, dengan salah satu kesepakatannya adalah mengurangi separuh penduduk yang tidak mendapatkan akses air minum yang sehat serta penanganan sanitasi dasar pada tahun Adanya kesepakatan untuk menyelenggarakan program pedampingan pembangunan sanitasi kepada provinsi dan Kota/kota berupa program percepatan pembangunan sanitasi permukiman (PPSP) yang dilakukan melalui pendekatan penyusunan strategi sanitasi kota. Selaras dengan kebijakan nasional, arah kebijakan umum RPJMD Kota Sabang diantaranya menitikberatkan pada sektor air bersih prasarana dasar dan lingkungan hidup. Sektor pariwisata merupakan sektor unggulan di Kota Sabang dan perlu penanganan khusus serta pemantapan sektor-sektor lain yang mendukung sektor tersebut, diantaranya pengembangan sektor air minum, prasarana dasar dan kelestarian lingkungan. Sebagai bagian dari pembangunan sanitasi Nasional, Pemerintah Kota Sabang pada tahun 2011 melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) telah mengikuti rangkaian kegiatan serta mengambil langkah-langkah strategis dalam Program Nasional Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman tersebut. Upaya ini telah menempatkan Kota Sabang sebagai salah satu Kota di Provinsi Aceh yang telah ditetapkan pada tahun 2012 guna melakukan penyusunan Buku Putih Sanitasi dan penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK). 1

13 Buku Putih Kota Sabang Landasan Gerak Untuk pengertian dasar sanitasi ini memiliki beragam definisi yang menjelaskan hakikat dari sanitasi itu sendiri. Menteri Kesehatan Republik Indonesia dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor: 965/MENKES/SK/XI/1992 menyebutkan bahwa pengertian dari sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Sanitasi itu sendiri merupakan perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia, sedangkan untuk pengertian dari sanitasi lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan sebagainya (Notoadmojo, 2003). Sanitasi secara umum dalam Program Percepatan Pembangunan Sanitasi yang dilaksanakan dapat dipahami sebagai upaya membuang limbah cair domestik dan sampah untuk menjamin kebersihan dan lingkungan hidup sehat, baik di tingkat rumah tangga maupun di lingkungan perumahan Beberapa Pengertian dasar dalam penanganan Sanitasi di Kota Sabang dapat disampaikan sebagai berikut: 1. Black Water adalah limbah rumah tangga yang bersumber dari WC dan urinoir; 2. Grey Water adalah limbah rumah tangga non kakus yaitu buangan yang berasal dari kamar mandi, dapur (sisa makanan) dan tempat cuci; 3. Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga yaitu pengolahan air limbah rumah tangga (domestik) dengan menggunakan sistem : a. Pengolahan On Site menggunakan sistem septik-tank dengan peresapan ke tanah dalam penanganan limbah rumah tangga. b. Pengelolaan Of Site adalah pengolahan limbah rumah tangga yang dilakukan secara terpusat. 4. Pengelolaan persampahan atau limbah padat yaitu penanganan sampah yang dihasilkan oleh masyarakat, baik yang berasal dari rumah tangga, pasar, restoran dan lain sebagainya yang ditampung melalui TPS atau transfer depo ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA); 5. Pengelolaan drainase kota adalah memfungsikan saluran drainase sebagai penggelontor air kota dan memutuskan air permukaan; 6. Penyediaan air bersih adalah upaya pemerintah Kota Sabang untuk menyediakan air bersih bagi masyarakat baik melalui jaringan PDAM maupun non PDAM yang bersumber dari air permukaan maupun sumur dalam. Ruang lingkup kajian dalam dokumen ini meliputi keseluruhan wilayah administrasi Kota Sabang yang meliputi dua kecamatan yaitu Kecamatan Sukakarya dan Sukajaya. Adapun visi dan misi Kota Sabang yaitu Visi 2

14 Buku Putih Kota Sabang 2012 Kota Sabang yang ingin dicapai adalah Terwujudnya Masyarakat Sabang yang maju, mempunyai hak dasar, mandiri, sejahtera dalam pola hidup rukun yang berlandaskan moral keagamaan. Adapun Misi Kota Sabang adalah : a. Peningkatan Pembangunan sektor keagamaan b. Peningkatan Pembangunan Sektor Pendidikan c. Peningkatan Pembangunan Sektor Infrastruktur d. Peningkatan Pembangunan Sektor Perekonomian e. Peningkatan Pembangunan Sektor Kesehatan f. Peningkatan Pemberdayaan Wanita g. Peningkatan Pembangunan Sektor Lingkungan dan Kesehjatraan Rakyat h. Peningkatan Pembangunan Sektor Keamanan,Kepemudaan dan Olahraga i. Peningkatan Pembangunan Sektor Sosial,Budaya dan Pariwisata j. Sinkronisasi Program Pembangunan Pemerintah Kota Sabang dengan BPKS Untuk Tujuan penataan ruang wilayah Kota Sabang yaitu: Mewujudkan Kota Sabang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan serta menjamin keterpaduan pengembangan Kota Sabang sebagai kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas. Sasaran yang perlu diwujudkan dalam penataan ruang wilayah Kota Sabang yaitu: 1. Meningkatnya interaksi dan integrasi wilayah Kota Sabang ke dalam konteks sistem tata ruang wilayah Provinsi (RTRWP) Aceh maupun RTRW Nasional melalui penataan sistem pusat-pusat permukiman perkotaan (urban system) secara terpadu dengan sistem transportasi wilayah (c.q. transportasi antar wilayah); 2. Mempercepat pengembangan Kawasan Perdagangan Bebas sebagai pusat pertumbuhan ekonomi regional melalui kegiatan di bidang perdagangan, jasa, industri, pertambangan dan energi, transportasi dan maritim, post dan telekomunikasi, perbankan, asuransi, pariwisata, pengolahan, pengepakan, dan gudang hasil pertanian, perikanan, dan industri dari kawasan sekitarnya; 3. Meningkatkan interaksi wilayah Kota Sabang ke dalam jaringan perkotaan poros-perekonomian dunia (aksesibilitas global) seperti Singapore dan Batam melalui pengembangan pusat-pusat permukiman perkotaan jenjang PKSN dan PKW khususnya, serta pengembangan simpul-simpul kegiatan transportasi internasional; 4. Meningkatkan interaksi wilayah hinterland dengan pusat-pusat permukiman perkotaan melalui pengembangan prasarana dan sarana transportasi intrawilayah untuk memperkuat keterkaitan ekonomi dan ruang antara perkotaan dengan pedesaan; 3

15 Buku Putih Kota Sabang Meningkatkan aksessibilitas ke kawasan-kawasan tertinggal/perdesaan, terpencil dan pulau-pulau yang jauh untuk mendorong pertumbuhan dan memeratakan perkembangan kawasan; 6. Mengurangi tingkat konflik pemanfaatan ruang dalam wilayah melalui penegasan fungsi ruang kawasan lindung dan kawasan budidaya di ruang daratan maupun lautan, serta penetapan kriteria lokasi dan standar teknis pengelolaan kawasan; 7. Mengupayakan terwujudnya perimbangan dalam luasan dan sebaran ruang antara kawasan hutan dan non hutan dengan memperhatikan fungsi-fungsi hidrologis hutan sebagai kawasan resapan air, pemeliharaan kesuburan tanah, dan mencegah terjadinya erosi maupun banjir; 8. Meningkatkan optimalitas pemanfaatan dan produktivitas lahan kawasan-kawasan budidaya, terutama pola kawasan-kawasan produksi yang belum diusahakan dan terlantar dengan tetap mempertahankan terpeliharanya kelestarian lingkungan dan daya dukung wilayah; 9. Menyediakan dan mencadangkan secara khusus lahan-lahan budidaya untuk mendukung pengembangan perekonomian rakyat (usaha kecil, menengah dan koperasi) di berbagai sektor; 10. Menetapkan strategi pemanfaatan ruang yang telah mengantisipasi kebencanaan yang mungkin timbul Maksud dan Tujuan Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Sabang dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang jelas dan faktual mengenai kondisi dan profil sanitasi dan air minum Kota Sabang pada saat ini. Pemetaan kondisi dan profil sanitasi (sanitation mapping) dilakukan untuk menetapkan zona sanitasi prioritas yang penetapannya berdasarkan urutan potensi resiko kesehatan lingkungan (priority setting). Dalam Buku Putih ini, priority setting dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang tersedia, hasil studi Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan (Environmental Health Risk Assessment) atau EHRA, dan persepsi Satuan Kerja Perangkat Kota (SKPK) Kota Sabang yang menangani secara langsung pembangunan dan pengelolaan sektor sanitasi di Kota Sabang. Tujuan dari penyusunan dokumen Buku Putih Sanitasi ini adalah : 1. Melakukan analisis dari kondisi dan potensi yang ada di Kota Sabang serta melakukan identifikasi strategi dan langkah pelaksanaan kebijakan dalam sektor sanitasi dan air minum. 2. Menghasilkan kebijakan daerah terkait sanitasi yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan Pemerintah Daerah berdasarkan kesepakatan seluruh lintas pelaku (stakeholder) di Kota Sabang. 3. Sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan dan pengorganisasian pelaksanaan pembangunan sanitasi secara efektif, efisien, sistematis, terpadu dan berkelanjutan. 4

16 Buku Putih Kota Sabang Pendekatan dan Metodologi Penyusunan buku putih sanitasi dilaksanakan secara partisipatif yang melibatkan para pemangku kepentingan, transparan dan akuntabel. Pendekatan dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi adalah sebagai berikut : a. Fasilitasi, bukan menggantikan. Tugas POKJA untuk menyusun BPS, SSK dan MPS akan didampingi oleh Tenaga Ahli dalam berbagai aspek keahlian dan pengalaman seperti teknik sipil, lingkungan, tata ruang, komunikasi, statistik, kelembagaan, keuangan, dan kesehatan masyarakat. Dengan demikian kesenjangan pengalaman dan keahlian dari POKJA untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya menyusun BPS, SSK, dan SAMIK dapat dijembatani. b. Pemberdayaan POKJA melalui pertemuan untuk saling menukar pengalaman dan memperoleh solusi terhadap kendala yang dialami dari setiap POKJA, maupun pertemuan tematik tertentu. c. Pelatihan dan atau pembekalan dalam berbagai bentuk sesuai dengan peluang yang diciptakan agar proses berlatih diri melatih dapat tercapai. Pendekatan yang dipakai dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Sabang bertumpu pada : - Pendekatan partisipatif (participatory approach) dengan melibatkan semua pemangku kepentingan di Kota Sabang - Pendekatan berbasis kebutuhan (demand responsive approach) - pendekatan berbasis fakta (evidence based approach) Untuk lebih memahami proses dan kegiatan penyusunan Buku Putih Sanitasi secara menyeluruh, akan disajikan beberapa hal penting yang berkaitan dengan aspek metodologi yang digunakan dalam penulisan ini yang secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Sumber Data a. Arsip dan dokumen yang berkaitan dengan aktivitas program masing-masing dinas/ badan/ kantor terkait, baik langsung maupun tidak langsung, misalnya yang berupa data statistik, proposal, laporan, foto dan peta. b. Narasumber, yang terdiri dari beragam posisi yang berkaitan dengan tugas dinas/badan terkait untuk klarifikasi data-data, pihak swasta, masyarakat sipil, dan tokoh masyarakat. Untuk mendukung data sekunder tersebut juga dilakukan beberapa survey terkait dengan pengelolaan sanitasi seperti: Enviromental Health Risk Assesment (EHRA), survey peran media dalam perencanaan sanitasi, survei kelembagaan, survei keterlibatan pihak swasta dalam pengelolaan sanitasi, survey keuangan, survey priority setting area beresiko serta survey peran serta masyarakat dan gender. 5

17 Buku Putih Kota Sabang 2012 Arsip dan dokumen yang berkaitan dengan aktivitas program masing-masing dinas/ badan/ kantor terkait, baik langsung maupun tidak langsung, misalnya yang berupa data statistik, proposal, laporan, foto dan peta, narasumber, yang terdiri dari beragam posisi yang berkaitan dengan tugas dinas/ badan/ kantor terkait untuk klarifikasi data-data, pihak swasta, masyarakat sipil dan tokoh masyarakat. 2. Pengumpulan Data Pengumpulan data menggunakan berbagai teknik antara lain : Desk Study (kajian Literature, data sekunder) Field Research (Observasi, wawancara responden) FGD dan in-depth interview Proses seleksi dan kompilasi data sekunder berada dalam tahap ini. Teknik kajian dokumen dipergunakan tim untuk mengkaji data. Banyak dokumen kegiatan program yang mampu memberikan informasi mengenai apa yang terjadi di masa lampau yang erat kaitannya dengan kondisi yang terjadi pada masa kini. 3. Analisis Data Analisis data dilakukan secara Deskriptif kualitatif dan kuantitatif. a. Data yang dibutuhkan antara lain : Data sanitasi Kota (baik fisik maupun non fisik), data tersebut diambil dari beberapa SKPK yang terkait langsung dengan sanitasi. Data demografi yang diambil dari RTRW Kota Sabang Tahun Data sosial ekonomi yang diambil dari data PDRB Kota Sabang. Data institusi/kelembagaan yang diambil dari beberapa SKPK yang berkaitan dengan sanitasi. Data tata ruang bersumber dari Bappeda Kota Sabang. b. Teknik pengumpulan data : Desk study (kajian literature, data sekunder, browsing, internet, dll). Field Research (observasi, wawancara responden). FGD dan indepth interview. c. Teknik analisis : Deskriptif kualitatif dan kuantitatif. d. Tatap muka antara lain dengan POKJA, PF, CF dan tim USDP melalui pertemuan terpusat, regional atau kunjungan. e. Pembelajaran jarak jauh menggunakan jaringan komunikasi yang di mungkinkan : telepon, serta penyajian modul, hand out,sheet,bahan template. 6

18 Buku Putih Kota Sabang Dasar Hukum dan Kaitanya dengan dokumen perencanaan lain Buku Putih Sanitasi Kota sabang Tahun 2012 ini diposisikan sebagai acuan perencanaan strategis bagi penyusunan strategi sanitasi (SSK) tingkat Kota Sabang. Rencana pembangunan sanitasi Kota Sabang dikembangkan atas dasar permasalahan yang dipaparkan dalam Buku Putih Sanitatasi. Setiap tahun data yang ada akan dibuat Laporan Sanitasi Tahunan yang merupakan gabungan antara laporan Tahunan SKPK dan status proyek sanitasi. Gambar 1.1 Posisi Buku Putih dalam Tahapan PPSP Didalam penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Sabang berpijakan pada beberapa peraturan perundangundangan yang berlaku di tingkat nasional atau pusat, propinsi maupun daerah. Program Pengembangan Sanitasi Indonesia di Kota Sabang didasarkan pada aturan-aturan dan produk hukum yang meliputi: A. Undang-Undang 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1966 Tentang Hygiene; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan Pemukiman; 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang; 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup; 5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air; 6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah; 7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antar Pemerintah Pusat dan Daerah; 7

19 Buku Putih Kota Sabang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional ; 9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah; 10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2009 Tentang Pengesahan Stockholm Convention On Persisten Organic Pollutants. B. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia 1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 Tentang Pengaturan Air; 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air; 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 Tentang Sungai; 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan; 5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air; 6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 69 Thn 1996 Tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban serta bentuk dan Tata Cara Peran serta Masyarakat dalam Penataan Ruang. C. Peraturan Presiden Republik Indonesia 1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2005 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Nasional (RPJM) Tahun ; D. Keputusan Presiden Republik Indonesia 1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000 Tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan; 2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air; 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2002 Tentang Perubahan atas Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air; 4. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 62 Tahun 2000 Tentang Koordinasi Penataan Ruang. E. Keputusan Menteri 1. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 35/MENLH/7/1995 Tentang Program Kali Bersih; 2. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2001 Tentang Jenis Usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL; 8

20 Buku Putih Kota Sabang Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2003 Tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik. 4. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2007 Tentang Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup Bagi Usaha dan atau Kegiatan yang Tidak Memiliki Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup; 5. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86 Tentang Pedoman Pelaksanaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup; 6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1205/Menkes/Per/X/2004 Tentang Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA). F. Petunjuk Teknis 1. Petunjuk Teknis Nomor KDT Ped I. Pedoman Teknis Penyehatan Perumahan; 2. Petunjuk Teknis Nomor KDT Pet. I. Petunjuk Teknis Spesifikasi Kompos Rumah Tangga, Tata cara Pengelolaan Sampah Dengan Sistem Daur Ulang Pada Lingkungan, Spesifikasi Area Penimbunan Sampah Dengan Sistem Lahan Urug Terkendali Di TPA Sampah; 3. Petunjuk Teknis Nomor KDT Pet B. Petunjuk Teknis Pembuatan Sumur Resapan; 4. Petunjuk Teknis Nomor KDT Pet I. Petunjuk Teknis Penerapan Pompa Hidran Dalam Penyediaan Air Bersih; 5. Petunjuk Teknis Nomor KDT Pet I. Petunjuk Teknis Pengomposan Sampah Organik Skala Lingkungan; 6. Petunjuk Teknis Nomor KDT Pet I. Petunjuk Teknis Spesifikasi Instalasi Pengolahan Air Sistem Berpindah pindah (Mobile) Kapasitas 0.5 Liter/detik; 7. Petunjuk Teknis Nomor KDT Pan I. Panduan dan Petunjuk Praktis Pengelolaan Drainase Perkotaan; 8. Petunjuk Teknis Nomor KDT Pet D. Pedoman Teknis Tata Cara Sistem Penyediaan Air Bersih Komersil Untuk Permukiman; 9. Petunjuk Teknis Nomor KDT Pet D. Petunjuk Teknis Tata Cara Pengoperasian Dan Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Non Kakus; 10. Petunjuk Teknis Nomor KDT Man P. Manual Teknis Saluran Irigasi; 11. Petunjuk Teknis Nomor KDT Man P. Manual Teknis MCK. G. Peraturan Daerah/Qanun Kota Sabang/Keputusan Walikota 1. Qanun Kota Sabang Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Retribusi pelayanan persampahan / kebersihan; 2. Qanun Kota No 2 tanggal 19 Oktober tahun 2012 tentang pengelolaan sampah dan Keindahan. 3. Qanun Kota Sabang Nomor 4Tahun 2004 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Sabang

21 Buku Putih Kota Sabang Qanun Kota Sabang Nomor 3 Tahun 2008 tentang Struktur Organisasi Tata Kerja Sekretariat Daerah dansekretariat DPRK Sabang. 5. Qanun Kota Sabang Nomor 4 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-dinas Daerah Kota Sabang. 6. Qanun Kota Sabang Nomor 5 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Sabang. 7. Qanun Kota Sabang Nomor 6 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan Dalam Kota Sabang. 8. Qanun Kota Sabang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Sabang Peraturan Walikota Sabang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Perubahan Peraturan Walikota Sabang Nomor 13 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Sabang Perda Nomor 4 Tahun 1979 Tentang izin mendirikan Bangunan dan Retribusi 11. Qanun Nomor 3 Tahun 2004 Tentang Rencana Strategis Pembangunan Daerah ; 12. Qanun Tahun 2007 s/d Tahun 2012 Tentang Anggaran Pendapatan Belanja Kota 13. Qanun Nomor 4 tahun 2009 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Sabang. 14. Qanun Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Pelayanan Kesehatan; 15. Qanun Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah; 16. Qanun Nomor 15 Tahun 2008 Tentang Retribusi Ijin Usaha Pariwisata; 17. Rancangan Qanun (Raqan) Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun

22 Bab 2 Gambaran Umum Kota 2.1 Geografi, Administratif dan Kondisi Fisik Wilayah Kota Sabang meliputi Pulau Weh, Pulau Klah, Pulau Rubiah, Pulau Seulako, dan Pulau Rondo, dengan luas sebesar 153 Km2, yang terdiri dari dua kecamatan dan 18 gampong. Masing-masing kecamatan tersebut memiliki luas sebagai berikut : (1) Kecamatan Sukakarya 73 Km2 (47,71%); dan (2) Kecamatan Sukajaya 80 Km2 (52,29%). Kota Sabang terletak pada garis 05o46 28 LU 05o54 28 LU dan 95o13 02 BT 95o22 36 BT dengan batas wilayah sebagai berikut: Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka, Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Malaka, Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia, Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia. Secara umum Kota Sabang berada pada ketinggian ± 28 m di atas permukaan air laut (dpl). Kondisi morfologinya didominasi oleh perbukitan, yaitu sekitar 65% dari luas kawasan keseluruhan. Sedangkan secara lebih rinci Kota Sabang meliputi dataran rendah 3%, dataran bergelombang 10%, berbukit 35% dan berbukit sampai bergunung 52%. Ditinjau dari kemiringan lerengnya Kota Sabang cukup bervariasi, yaitu di daerah Pulau Weh bagian barat dan di tengah-tengah pulau bagian timur merupakan daerah yang berbukit dan bergelombang dengan kemiringan lebih dari 15%. Kondisi geologi Kota Sabang secara umum terbagi menjadi 2 sub bagian dimana diantara 2 sub bagian tersebut kondisinya sangat berbeda, dan pada umumnya terbentuk dari hasil letusan gunung berapi yang terdiri dari tufa andesit. Jenis batuan ini mempunyai struktur yang tidak begitu stabil dan jika diberikan tekanan yang berlebih maka daya tahannya tidak begitu bagus. Bahkan jika diberikan tekanan sangat berlebih maka akan cepat terjadi perubahan struktur tanahnya. Formasi batuan Kota Sabang terdiri dari batuan vulkanis seluas 70% dari luas wilayah, batuan sedimen seluas 27% dan endapan aluvial 3%. Secara umum kondisi geologis ini mempengaruhi kondisi geohidrologinya. Sumber daya air di Kota Sabang terdiri dari air permukaan, air tanah dan mata air. Sungai-sungai yang terdapat di Pulau Weh umumnya memiliki ukuran relatif kecil dan pendek. Kondisi air pada umumnya jernih, dan dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber air untuk mencuci dan mandi. Salah satu sumber daya air di Kota Sabang adalah Danau Aneuk Laot, terletak 3 km selatan Kota Sabang. Danau ini merupakan salah satu kawah purba yang kemudian berbentuk sebuah danau memiliki panjang sekitar m dan lebar rata-rata 250 m. Danau ini merupakan sumber air permukaan dengan ketersediaan sumber air sekitar 7 juta m3 dan telah 11

23 dimanfaatkan sebagai sumber air baku bagi PDAM setempat untuk memenuhi sebagian pasokan air bersih Kota Sabang. Meskipun Kota Sabang memiliki beberapa sumber air bersih, namun demikian debitnya yang relatif kecil dan topografi pulau Weh yang bergelombang menyebabkan tidak semua wilayah di Kota Sabang mendapatkan pelayanan air bersih dari PDAM Tirta Aneuk Laot. Secara umum kondisi iklim di Pulau Weh relatif sama dengan wilayah lainnya di Indonesia yaitu memiliki 2 musim, musim barat dan musim timur serta 2 musim peralihan. Pada musim barat angin bergerak dari arah barat ke arah timur. Musim barat terjadi pada bulan Nopember hingga Januari dimana merupakan bulanbulan dengan suhu yang relatif rendah (26 C) dan curah hujan yang paling tinggi (353,8 mm). Musim timur terjadi ada bulan Mei hingga Juli. Pada musim ini angin bergerak dari arah timur ke arah barat dan barat daya. Pada bulan-bulan musim timur rata-rata suhu udara dapat mencapai 28,4 C dan rata-rata kelembaban udara mencapai pada titik terendah yaitu 73%. Secara umum angin pada musim timur merupakan angin dengan ratarata kecepatan tertinggi. Penggunaan lahan di Kota Sabang sampai saat ini didominasi oleh pemanfaatan hutan, terutama hutan lindung dan produksi serta cagar alam. Sedangkan pemanfaatan lahan lain sangat bervariasi, seperti perkebunan, sawah dan ladang dengan luasan yang tidak terlalu besar. Penggunaan lahan untuk budidaya non pertanian relatif belum intensif / pesat. Bervariasinya kondisi topografi menjadikan Kota Sabang memiliki panorama alam yang sangat indah. Wilayahnya memiliki alokasi pemetaan kegiatan yang sangat bervariasi sehingga cocok untuk pengembangan agrowisata, pertanian, perikanan, industri, maritim dan pariwisata. Tabel 2.1 Daerah Aliran Sungai Wilayah Kota Sabang Nama DAS Luas DAS DAS Krueng Iboih 4.212,26 Ha DAS Pulau Klah 13,18 Ha DAS Pulau Seulako 0,96 Ha DAS Pulau Rubiah 24,8 Ha DAS Krueng Balohan DAS Krueng Paya 5.343,31 Ha 2.223,37 Ha Sumber : Bappeda Kota Sabang (RTRW 2012) 12

24 Tabel 2.2 Nama, luas wilayah per-kecamatan dan Jumlah kelurahan Luas Nama Kecamatan Jumlah Gampong wilayah (Ha) (%) thd total Kecamatan Sukakarya Gampong Kuta Ateuh 52, % Gampong Kuta Timu 157, % Gampong Kuta Barat 88, % Gampong Aneuk Laot 449, % Gampong Paya Seunara 564, % Gampong Batee Shoek 1129, % Gampong Iboih 2660, % Gampong Krueng Raya 959, % Kecamatan Sukajaya Gampong Ie Meulee 306, % Gampong Ujoeng Karueng 122, % Gampong Anoe Itam 1018, % Gampong Cot Ba U 531, % Gampong Cot Abeuk 357, % Gampong Balohan 772, % Gampong Jaboi 490, % Gampong Beurawang 469, % Gampong Keunekai 568, % Gampong Paya 1444, % Pulau Rondo % Total 18 Gampong , % Sumber : Bappeda Kota Sabang (RTRW 2012) Gambar 2.1 Peta Administrasi Kota Sabang 13

25 14

26 2.2 Demografi Berdasarkan data kependudukan sampai dengan akhir tahun 2011 jumlah penduduk Kota Sabang sebanyak selengkapnya dapat di lihat pada Gambar 2.2 sebagai berikut : Gambar 2.2 Sumber : Bappeda Kota Sabang (RPJMD) Berdasarkan data kependudukan, jumlah penduduk Kota Sabang dari tahun 2008 sampai dengan akhir tahun 2011 mengalami peningkatan. Pada akhir tahun 2011 jumlah penduduk Kota Sabang adalah sebanyak jiwa. Menurut jenis kelamin, jumlah penduduk berjenis kelamin wanita lebih sedikit dibandingkan penduduk berjenis kelamin pria (sex ratio : 104) penduduk laki-laki sejumlah jiwa dan penduduk perempuan berjumlah jiwa. Penyebaran penduduk Kota Sabang merata di dua kecamatan yaitu Kecamatan Sukajaya sebesar 50,70 % dan Kecamatan Sukakarya 49,30%, dengan rata-rata tingkat kepadatan penduduk sebanyak 205 orang/km2. Kecamatan yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya yaitu Kecamatan Sukakarya sebesar 202 orang/km2, Kecamatan Sukajaya sebanyak 199 org/km2. Sebaran kepadatan penduduk di Kota Sabang dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 2.3 Peta Sebaran Penduduk Kota Sabang 16

27 BUKU PUTIH KOTA SABANG

28 Penduduk merupakan asset yang dapat menguntungkan bila diarahkan dengan baik tetapi juga sangat menjadi beban bila salah dalam mengarahkannya. Oleh karena itu perencanaan dan pengelolaan sumber daya manusia harus tepat dan benar-benar mencapai sasaran. Proyeksi penduduk Kota Sabang menggunakan proyeksi eksponensial dari tahun 2010 hingga tahun 2031 dengan rumus proyeksi yang didapat dari pertumbuhan penduduk Kota Sabang Tahun atau dengan rumus: Y = e0,011x Dimana: y = jumlah penduduk x = tahun perhitungan (dimulai da tahun 2004 yang merupakan x = 1). Dari hasil proyeksi dengan menggunakan rumus diatas, maka didapatkan proyeksi penduduk Kota Sabang pada tahun 2031 sebanyak jiwa atau bertambah sebanyak jiwa (26.08%) dari jumlah penduduk tahun 2010 dengan rata-rata pertumbuhan penduduk sebesar 1,106 %. Untuk lebih lengkapnya, proyeksi pertumbuhan penduduk Kota Sabang da tahun dapat dilihat dalam Tabel 2.3. Tabel 2.3 Proyeksi Penduduk Kota Sabang Tahun No Tahun Penduduk per Penduduk Kota Pertumbuhan (%) Kecamatan (jiwa) Sabang (jiwa) Sukajaya Sukakarya Sukajaya Sukakarya Kota Sabang ,186 1,186 1, ,106 1,106 1, ,106 1,106 1, ,106 1,106 1, ,106 1,106 1, ,106 1,106 1, ,106 1,106 1, ,106 1,106 1, ,106 1,106 1, ,106 1,106 1, ,106 1,106 1, ,106 1,106 1,106 18

29 No Tahun Penduduk per Penduduk Kota Pertumbuhan (%) Kecamatan (jiwa) Sabang (jiwa) Sukajaya Sukakarya Sukajaya Sukakarya Kota Sabang ,106 1,106 1, ,106 1,106 1, ,106 1,106 1,106 s ,106 1,106 1, ,106 1,106 1, ,106 1,106 1, ,106 1,106 1, ,106 1,106 1, ,106 1,106 1,106 Sumber: Bappeda Kota Sabang (RPJMD) 2.3 Keuangan dan Perkonomian Daerah Salah satu alat yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan pembangunan ekonomi adalah melalui pengukuran pencapaian indikator makro ekonomi yang masing-masing indikatornya terdiri dari beberapa komponen. Komponen-komponen indikator makro tersebut diantaranya adalah : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE), PDRB Perkapita dan tingkat inflasi. Pertumbuhan PDRB Pembangunan ekonomi yang dilakukan sejak tahun 2007 terus mengalami kemajuan, hal ini tercermin dari meningkatnya total PDRB setiap tahunnya, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. Perkembangan PDRB Kota Sabang dirinci pada grafik berikut ini : Gambar 2.4 Perkembangan PDRB Kota Sabang atas dasar harga konstan ,04 Dalam Jutaan Rupiah , , , Tahun Sumber : Bappeda Kota Sabang 19

30 PDRB Kota Sabang tahun 2011 menurut penggunaan yang dihitung berdasarkan harga konstan 2000 mencapai Rp ,04 (juta) menunjukkan peningkatan sebesar 3,34 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp ,50 (juta). Dilihat dari komponennya, Sektor Jasa-jasa masih memiliki kontribusi terbesar dengan nilai Rp ,46 (juta), kemudian diikuti Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran sebesar Rp ,76 (juta), dan Sektor Konstruksi sebesar Rp ,73 (juta). Pertumbuhan tertinggi pada tahun 2011 terjadi pada Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran sebesar 4,5 persen, diikuti Sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 3,41 persen, serta dari Sektor Jasa-jasa sebesar 2,36 persen. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator ekonomi yang mampu mengukur perkembangan pembangunan perekonomian. PDRB Kota Sabang tahun 2011 atas dasar harga berlaku adalah sebesar Rp ,42 (juta). Nilai dan kontribusi sektor yang memiliki nilai besar akan memberikan kontribusi besar terhadap PDRB Kota begitupun sebaliknya. Berdasarkan tabel diatas Sektor Jasa-jasa memiliki PDRB terbesar yaitu sebesar Rp ,21 (juta) dengan nilai kontribusi sebesar 42,65% sedangkan PDRB terkecil adalah PDRB Sektor Pertambangan dan Penggalian yaitu sebesar Rp ,03 (juta) dengan nilai kontribusi 0,78% Laju Inflasi Kota Sabang Di lihat dari Nilai inflasi rata-rata tahun 2007 sampai dengan akhir tahun 2011 Kota Sabang sebagai berikut : Gambar 2.5. PDRB Kota Sabang Sumber : RPIJM Kota Sabang Laju inflasi Kota Sabang rata-rata selama lima tahun terakhir mengalami fluktuasi naik turun. Inflasi Kota Sabang pada tahun 2007 sebesar 5,08 persen, tahun 2008 sebesar 6,29 persen, tahun 2009 sebesar 7,31 persen, tahun 2010 sebesar 8,81 persen,dan tahun 2011 sebesar 3,61 persen. 20

31 Gambar 2.6. Inflasi Kota Sabang Sumber : RPIJM Kota Sabang 21

32 Tabel 2.4 Ringkasan Realisasi APBK 5 Tahun terakhir No Anggaran (a) (b) (c) (d) (e) (f) (f) A PENDAPATAN DAERAH , , , , Pendapatan asli daerah , , , , Data perimbangan , , , , Lain-lain pendapatan daerah , , , , B BELANJA , , , , Belanja tidak langsung , , , , Belanja langsung , , , , Surplus/defisit , , , , Pembiayaan , , , , Pengeluaran pembiyaan , , , , ,00 daerah Sisa lebih pembiayaan , , , , anggaran tahun berkenaan (SILPA) Sumber : DPPKKPD Kota Sabang 22

33 Tabel 2.5 Ringkasan anggaran sanitasi dan belanja modal sanitasi per penduduk 5 tahun terakhir No Subsektor/SKPD (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) A Air limbah Nihil Nihil Nihil B persampahan Nihil C drainase Nihil Nihil Nihil Aspek PHBS(pelatihan,sosialisasi, D komunikasi,pendampingan ) E Total Belanja Modal Sanitasi Total Belanja Modal Sanitasi dari F APBD murni (bukan pendampingan) G Total belanja APBD , Proporsi Belanja Modal Sanitasi H terhadap Belanja Total (9:10x100%) 0,063 % 0,0032 % 0,0055 % 3,20 % 0,007 % 0,005 % I Jumlah Penduduk Belanja Modal sanitasi per J penduduk (E:I) Sumber : Kajian PMJK (SKPK) 23

34 Sumber : DJPK.DEPKEU Tabel 2,6 Data mengenai ruang fiskal Kota Sabang 5 Tahun terakhir Indeks Kemampuan Fiskal/Ruang fiskal Tahun daerah (IRFD) , , , ,6561 Tabel 2.7 Data perekonomian umum daerah 5 tahun terakhir No Deskripsi (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) 1 PDRB Harga Konstan (struktur perekonomian)(rp.) 7.321, , , , ,91 2 Pendapatan Perkapita Kabupaten/Kota (Rp) 6476, , , , ,88 3 Upah Minimum Regional kabupaten/kota(rp) , , , ,00 4 inflasi(%) pertumbuhan Ekonomi(%) 4.32 % 3.39 % 2.69 % Sumber : Bappeda Kota Sabang 2.4 Tata Ruang Wilayah Berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan dalam penataan ruang Kota Sabang, maka arahan untuk mewujudkan tujuan tersebut ditetapkan melalui kebijakan. Kebijakan penataan ruang wilayah di Kota Sabang adalah sebagai berikut: 1. Pengembangan Sistem Pusat- Pusat Pelayanan yang diarahkan pada harmonisasi perkembangan kegiatan dan pelayanan yang berjenjang, skala internasional, wilayah kota, sub wilayah kota dan skala lingkungan wilayah kota sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN) dan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) untuk mendukung investasi Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang; 2. Pemantapan kawasan lindung untuk menjamin pembangunan yang berkelanjutan; 3. Pengembangan kawasan budidaya untuk mendukung kegiatan ekonomi yang produktif; 24

35 4. Pengendalian pemanfaatan ruang yang optimal; dan 5. Pemantapan fungsi kawasan pertahanan dan keamanan. Berdasarkan Kawasan rawan bencana di Kota Sabang meliputi kawasan rawan bencana gempa bumi, kawasan rawan bencana tsunami, kawasan rawan longsoran tanah dan kawasan rawan bencana banjir/genangan. Meskipun memiliki resiko keamanan, kawasan ini tidak sepenuhnya tidak dapat dibangun, melainkan pemanfaatannya harus disertai dengan upaya untuk mengantisipasi/mengurangi kemungkinan terjadinya dampak bencana alam (mitigasi). Kawasan rawan bencana ini berada pada kawasan lindung dan sebagian kawasan budidaya, sehingga diperlukan pengelolaan intensif terutama yang berada pada kawasan budidaya. Kawasan rawan bencana yang ditetapkan hanya untuk daerah rawan bencana longsor dan zona potensi tsunami, sedangkan daerah rawan bencana lainnya ditetapkan dalam kawasan lindung lainnya. Adapun kawasan yang rawan Bencana di kota Sabang dapat di pisahkan menjadi beberapa kawasan daerah rawan bencana sebagai berikut : Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi Kawasan rawan bencana gempabumi secara umum tersebar di seluruh wilayah mengingat Pulau Weh merupakan bagian dari kawasan rawan bencana gempa bumi di ujung sebelah Utara Pulau Sumatera. Dalam lingkup wilayah yang lebih sempit maka kawasan rawan gempa bumi yang dapat mengakibatkan kerusakan yang parah berada di sekitar Balohan dan wilayah barat selatan Kota Sabang. Kawasan Rawan Bencana Tsunami Morfologi Kota Sabang daerah datar luasannya relative kecil dan berada di kawasan pusat kota, kawasan pelabuhan Balohan dan sebagian pantai Timur dengan jarak terjauh ±1 km dari daerah berbukit dan bergunung. Daerah berbukit sampai bergunung pada bagian Barat dan Selatan Pusat Kota Sabang. Dalam upaya untuk mitigasi bencana tsunami, maka di dalam RTRW perlu dilakukan penetapan zona-zona bahaya yang menjadi dasar untuk mengarahkan pemanfaatan ruang selanjutnya. Melihat tingkat kerusakan akibat bencana tsunami tahun 2004 dan dikaitkan dengan morfologi, penetapan zona bahaya tsunami di Kota Sabang adalah sebagai berikut: 1. Kawasan Bahaya I, merupakan kawasan permukiman dan aktifitas budidaya lainnya yang berada di sekitar pantai dengan ketinggian <10 m dpl, dan diperkirakan akan hancur diterjang gelombang tsunami; 2. Kawasan Bahaya II, merupakan kawasan permukiman dan aktifitas budidaya lainnya (dengan konstruksi permanen) yang berada pada ketinggian m dpl diperkirakan juga masih akan terkena gelombang tsunami, namun tidak sampai hancur total; 25

36 3. Kawasan Bahaya III, daerah ini merupakan kawasan permukiman dan kawasan budidaya lainnya berada diketinggian m dpl diperkirakan masih terkena gelombang tsunami, namun tidak menghancurkan ( air mengalir tampa tenaga yang besar/ujung air); dan 4. Kawasan Aman, daerah ini tidak terkena dampak hempasan gelombang tsunami dan tidak tergenang air dan berada diketinggian >18 m dpl. Di Kota Sabang untuk mendapatkan daerah dengan ketinggian ini tidak sulit. Kawasan rawan bencana tsunami di Kota Sabang ditetapkan seluas 693,1 Ha yang sebarannya meliputi : a. Gampong Kuta Ateuh, Gampong Kuta Timu, Gampong Kuta Barat, Gampong Krueng Raya, Gampong Iboih, Gampong Batee Shok di Kecamatan Sukakarya seluas 182,2 Ha; dan b. Gampong Ie Meulee, Gampong Ujong Kareung, Gampong Anoe Itam, Gampong Balohan, Gampong Jaboi, Gampong Beurawang, Gampong Keunekai, Gampong Paya di Kecamatan Sukajaya seluas 510,9 Ha. Kawasan Rawan Bencana Longsor Relief permukaan bumi yang khas terutama perbukitan dan pegunungan yang berlereng terjal yang tersusun oleh batuan dengan pelapukan tinggi dan curah hujan yang relatif tinggi pada bulanbulan tertentu berdampak pada rawannya Kota Sabang terhadap bahaya Longsor. Kawasan rawan bencana longsor di Kota Sabang berada tersebar di Gampong Krueng Raya kecamatan Sukakarya dan di Gampong Anoi Itam, Gampong Balohan, Gampong Cot Abeuk dan Gampong Cot Ba U kecamatan Sukajaya yakni seluas 198,8 Ha. Kebijakan penataan ruang untuk wilayah perbatasan Sudut kepentingan dari kawasan strategis nasional ini adalah pertahanan dan keamanan. Kawasan ini akan mencakup Pulau Rondo di Kota sabang yang merupakan pulau terluar dari wilayah NKRI yang berbatasan langsung dengan wilayah negara Thailand dan Malaysia di perairan sebelah timur, serta dengan negara India di perairan sebelah utara yang berbatasan dengan kepulauan Andaman dan Kepulauan Nicobar (India). Kawasan ini dikelola langsung oleh Departemen Pertahanan dan Keamanan melalui pengamanan teritorial oleh tentara Nasional Indonesia. Untuk pengembangannya bersifat terbatas sehingga infrastrukturnya diarahkan untuk menjaga kedaulatan NKRI. Berikut ini dapat dilihat gambar 2.7 Peta Rencana Pusat Layanan Kota Sabang dan gambar 2.8 peta Rencana Pola Ruang Kota Sabang : 26

37 27

38 BUKU PUTIH KOTA SABANG

39 2.5 Sosial dan Budaya Pertambahan penduduk setiap tahunnya menjadi modal dasar dan faktor produksi yang sangat penting dalam pembangunan, akan tetapi dampak lain kondisi ini menimbulkan gejolak sosial dan berdampak buruk terhadap pembangunan apabila tidak diimbangi dengan kesiapan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, terampil, berpengalaman tinggi, berdaya saing, dan profesional. Peningkatan SDM dapat ditempuh dengan jalur pendidikan formal dan informal. Perkembangan pendidikan di Kota Sabang dari tahun ke tahun menunjukkan perkembangan baik kualitas pendidikan maupun sarana prasarana pendukung pendidikan yang terus dibenahi, direnovasi. Pendidikan merupakan prasyarat utama untuk mencetak sumber daya manusia yang berkualitas sehingga dapat berkompetisi di masa mendatang. Di Kota Sabang tercatat 28 sekolah dasar (SD) termasuk 1 (satu) Sekolah Dasar Swasta, 9 sekolah menengah pertama (SMP) termasuk 1 (satu) sekolah menengah pertama swasta, 3 sekolah menengah umum (SMU), dan 1 sekolah menengah kejuruan (SMK), 5 sekolah madrasah ibtidayah (MI), 2 sekolah madrasah tsanawiyah (MTs), 1 sekolah madrasah aliyah (MA) Tabel 2.8 Fasilitas Pendidikan yang tersedia di Kota Sabang Jumlah Sarana Pendidikan Nama Kecamatan Umum Agama SD SLTP SMA SMK MI MTs MA Kecamatan Sukakarya Kecamatan Sukajaya Jumlah Sumber : Bappeda Kota Sabang Ditinjau dari mata pencahariannya, sebagian besar kepala keluarga (KK) di Kota Sabang menekuni sektor pertanian (baik sebagai petani pemilik lahan maupun sebagai petani penggarap) sebagai sumber nafkah bagi keluarga, disamping itu juga berprofesi sebagai pegawai. Selebihnya merupakan KK yang bermata pencaharian sebagai petani, buruh, nelayan, pedagang, jasa-jasa, supir dan lainnya. Kemiskinan merupakan persoalan yang krusial dan mendasar yang dihadapi suatu daerah. Banyaknya penduduk miskin (kurang beruntung) akan berimplikasi buruk terhadap perkembangan perekonomian serta dapat menimbulkan masalah-masalah sosial disekitar masyarakat. Pada tahun 2011, jumlah KK miskin di Kota Sabang sedikitnya KK. KK miskin terbanyak ditemui di Kecamatan Sukakarya sebanyak KK,dan untuk kecematan Sukajaya jumlah keluarga miskin tercatat KK miskin.seperti terlihat pada tabel berikut ini : 29

40 Tabel 2.9 Jumlah Penduduk miskin perkecamatan. Nama Kecamatan Jumlah keluarga miskin (Jiwa) Kecamatan Sukakarya Kecamatan Sukajaya Sumber : Sabang dalam angka 2011 Pada saat ini, jumlah kepala keluarga dari 18 kelurahan yang ada di Kota Sabang tercatat KK. Di Kecamatan Sukakarya terdapat KK dan Kecamatan Sukajaya terdapat KK. Penduduk yang relatif padat dijumpai di Kecamatan Sukakarya, yaitu setiap kilometer persegi dihuni sebanyak 221 jiwa, sedangkan di Kecamatan Sukajaya hanya dihuni sebanyak 183 jiwa tiap kilometer persegi. Berdasarkan data, pada tahun 2006 tingkat kepadatan penduduk di Kota Sabang masih rendah yaitu 201 jiwa per Km2, dimana pada tahun sebelumnya (2002) kepadatan penduduk di Kota Sabang sekitar 165 jiwa per km2. Adapun jumlah rumah perkecamatan pada saat ini seperti yang terlihat pada tabel 2.10 di bawah ini : Tabel Jumlah rumah perkecamatan. Nama Kecamatan Jumlah rumah (unit) Kecamatan Sukakarya Kecamatan Sukajaya Sumber : Sabang dalam angka 2011 Kawasan Kumuh Kota Sabang meliputi luas Ha yang merupakan total luas kawasan yang tingkat kepadatan penduduk lebih dari 300 jiwa/ha, atau kawasan yang infrastruktur/penataan lingkungannya tidak tertata dengan baik, atau kawasan yang komunitas masyarakatnya berpenghasilan rendah di kota Sabang. 2.6 Kelembagaan Pemerintah Daerah Berdasarkan Qanun Kota Sabang Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas, Lembaga Teknis Kota Sabang, dan juga berdasarkan Surat Keputusan Walikota Nomor /31/2012 tentang Pembentukan Kelompok Kerja Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman Kota Sabang Tahun 2012, maka beberapa Satuan Kerja Perangkat Kota (SKPK) yang terlibat langsung dalam Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi terdiri dari : (i) Setda Kota Sabang,(ii) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ( Bappeda) Kota Sabang, (iii) Dinas Pekerjaan Umum Kota Sabang, (iii) Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, Kebersihan Pertamanan (Bappedalkep), serta (iv) Dinas Kesehatan Kota Sabang. 30

41 Berikut ini merupakan struktur organisasi SKPK terkait dengan persampahan, air limbah, drainase dan BHBS Kota Sabang berdasarkan Qanun Nomor 4 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Sabang dan Qanun Nomor 5 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Bappeda dan Lembaga Teknis Daerah Kota Sabang. Adapun bagan organisasi masing-masing SKPK terkait sebagaimana tergambar pada bagan berikut ini 31

42 Tabel Matrik Tupoksi, Organisasi dan Tata Laksana SKPK Terkait Sektor Persampahan, Air limbah domestik, Drainase, BHBS dan Air Bersih TUPOKSI SKPD SUB-SEKTOR SANITASI BAPPEDA BAPELDAKEP PU DINAS KESEHATAN Tugas Melaksanakan penyusunan dan Melaksanakan penyusunan dan Melaksanakan kewenangan Melaksanakan urusan pelaksanaan kebijakan daerah di pelaksanaan kebijakan Daerah di desentralisasi di bidang Pemerintahan Daerah bidang perencanaan pembangunan daerah bidang Lingkungan Hidup Pekerjaan Umum berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang kesehatan Fungsi a. Perumusan kebijakan teknis a. Perumusan kebijakan teknis di a. Perumusan kebijakan a. Perumusan kebijakan perencanaan pembangunan bidang lingkungan hidup teknis sesuai dengan teknis di bidang daerah b. Pemberian dukungan atas lingkup tugasnya kesehatan b. Pengkoordinasian penyelenggaraan Pemerintah b. Penyelenggaraan urusan b. Penyelenggaraan urusan penyusunan perencanaan Daerah di bidang lingkungan pemerintahan dan pemerintahan dan pembangunan daerah hidup pelayanan umum sesuai pelayanan umum di c. Pembinaan dan pelaksanaan c. Pembinaan dan pelaksanaan dengan lingkup tugasnya bidang kesehatan tugas di bidang perencanaan tugas di bidang lingkungan hidup c. Pembinaan dan c. Pembinaan dan pembangunan daerah d. Pelaksanaan tugas lain yang pelaksanaan tugas sesuai pelaksanaan tugas di d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan lingkup dan bidang kesehatan diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas di bidang tugasnya d. Pemberian izin dalam dengan tugas dan fungsinya lingkungan hidup d. Pelaksanaan tugas lain penyelenggaraan yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan kesehatan e. Pembinaan Unit fungsinya Pelaksana Teknis Dinas Daerah (UPTD) f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas di bidang kesehatan Organisasi Susunan Organisasi Bappeda Susunan Organisasi Badan Susunan Organisasi Dinas Susunan Organisasi Dinas 32

43 terdiri dari : a. Kepala Badan b. Sekretariat c. Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam d. Bidang Sosial dan Budaya e. Bidang Sarana dan Prasarana f. Bidang Penelitian dan Statistik g. Bidang Pengendalian dan Evaluasi Tata Laksana a. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Badan bertanggungjawab langsung kepada Bupati, sedangkan pertanggungjawaban administratif melalui Sekretaris Daerah b. Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan c. Setiap Bidang dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Lingkungan Hidup terdiri dari : a. Kepala Badan b. Sekretariat c. Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan d. Bidang Pemantauan dan Pengawasan Lingkungan e. Bidang Konservasi Lingkungan f. Bidang Kebersihan dan Pertamanan g. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan a. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Badan bertanggungjawab langsung kepada Bupati, sedangkan pertanggungjawaban administratif melalui Sekretaris Daerah b. Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan c. Setiap Bidang dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan Pekerjaan Umum terdiri dari : a. Kepala Dinas b. Sekretariat c. Bidang Bina Marga d. Bidang Cipta Karya e. Bidang Pengairan f. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPT) a. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Dinas bertanggungjawab langsung kepada Bupati, sedangkan pertanggungjawaban administratif melalui Sekretaris Daerah b. Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas c. Setiap Bidang dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugas Kesehatan terdiri dari : a. Kepala Dinas b. Sekretariat c. Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan d. Bidang Pelayanan dan Farmasi e. Bidang Bina Kesehatan Masyarakat dan Promosi Kesehatan f. Bidang Bina Program g. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) a. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Dinas bertanggungjawab langsung kepada Bupati, sedangkan pertanggungjawaban administratif melalui Sekretaris Daerah b. Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas c. Setiap Bidang dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugas 33

44 Kepala Badan d. Setiap Sub Bidang dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang dalam melaksakan tugas berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Sekretaris e. Setiap Sub Bidang dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang masingmasing f. Apabila Kepala Badan berhalangan di dalam menjalankan tugasnya, Kepala Badan dapat menunjuk Sekretaris atau salah seorang Kepala Bidang untuk mewakilinya g. Hubungan antara Kepala Badan dengan bawahannya atau sebaliknya secara administratif dilaksanakan melalui Sekretariat h. Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan unit organisasi dan kelompok tenaga fungsional wajib menerapkan prinsip d. Setiap Sub Bidang dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang dalam melaksakan tugas berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Sekretaris e. Setiap Sub Bidang dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang masingmasing f. Apabila Kepala Badan berhalangan di dalam menjalankan tugasnya, Kepala Badan dapat menunjuk Sekretaris atau salah seorang Kepala Bidang untuk mewakilinya g. Hubungan antara Kepala Badan dengan bawahannya atau sebaliknya secara administratif dilaksanakan melalui Sekretariat h. Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan unit organisasi dan kelompok tenaga fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan masing-masing berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas d. Setiap Sub Bidang dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang dalam melaksakan tugas berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Sekretaris e. Setiap Sub Bidang dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang masing-masing f. Apabila Kepala Dinas berhalangan di dalam menjalankan tugasnya, Kepala Dinas dapat menunjuk Sekretaris atau salah seorang Kepala Bidang untuk mewakilinya g. Hubungan antara Kepala Dinas dengan bawahannya atau sebaliknya secara administratif dilaksanakan melalui Sekretariat h. Dalam melaksanakan berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas d. Setiap Sub Bidang dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang dalam melaksakan tugas berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Sekretaris e. Setiap Sub Bidang dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang masing-masing f. Apabila Kepala Dinas berhalangan di dalam menjalankan tugasnya, Kepala Dinas dapat menunjuk Sekretaris atau salah seorang Kepala Bidang untuk mewakilinya g. Hubungan antara Kepala Dinas bawahannya sebaliknya administratif dilaksanakan dengan atau secara melalui 34

45 koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi di lingkungan Pemerintah Daerah serta dengan instansi di luar Pemerintah Daerah sesuai dengan tugas masing-masing i. Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil langkahlangkah yang diperlukan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan j. Setiap pimpinan organisasi bertanggungjawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahan masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya k. Setiap pimpinan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggungjawab kepada atasan masing-masing dan menyiapkan laporan berkala tetap pada waktunya l. Setiap laporan yang diterima maupun antar satuan organisasi di lingkungan Pemerintah Daerah serta dengan instansi di luar Pemerintah Daerah sesuai dengan tugas masing-masing i. Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil langkahlangkah yang diperlukan sesuai dengan Peraturan Perundangundangan j. Setiap pimpinan organisasi bertanggungjawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahan masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya k. Setiap pimpinan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggungjawab kepada atasan masing-masing dan menyiapkan laporan berkala tetap pada waktunya l. Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahannya wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk tugas setiap pimpinan unit organisasi dan kelompok tenaga fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi di lingkungan Pemerintah Daerah serta dengan instansi di luar Pemerintah Daerah sesuai dengan tugas masingmasing i. Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil langkahlangkah yang diperlukan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan j. Setiap pimpinan organisasi bertanggungjawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahan masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas Sekretariat h. Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan unit organisasi dan kelompok tenaga fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan masingmasing maupun antar satuan organisasi di lingkungan Pemerintah Daerah serta dengan instansi di luar Pemerintah Daerah sesuai dengan tugas masing-masing i. Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan j. Setiap pimpinan organisasi bertanggungjawab memimpin dan 35

46 oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahannya wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk penyusunan laporan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk kepada bawahan m. Dalam penyampaian laporan masing-masing kepada atasan, tembusan laporan wajib disampaikan kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja n. Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan satuan organisasi dibawahnya dan dalam rangka pemberian bimbingan kepada bawahan masing-masing, wajib mengadakan rapat berkala penyusunan laporan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk kepada bawahan m. Dalam penyampaian laporan masing-masing kepada atasan, tembusan laporan wajib disampaikan kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja n. Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan satuan organisasi dibawahnya dan dalam rangka pemberian bimbingan kepada bawahan masing-masing, wajib mengadakan rapat berkala bawahannya k. Setiap pimpinan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggungjawab kepada atasan masingmasing dan menyiapkan laporan berkala tetap pada waktunya l. Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahannya wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk penyusunan laporan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk kepada bawahan m. Dalam penyampaian laporan masing-masing kepada atasan, tembusan laporan wajib disampaikan kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja n. Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan satuan organisasi dibawahnya dan dalam rangka pemberian bimbingan kepada mengkoordinasikan bawahan masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya k. Setiap pimpinan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggungjawab kepada atasan masingmasing dan menyiapkan laporan berkala tetap pada waktunya l. Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahannya wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk penyusunan laporan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk kepada bawahan m. Dalam penyampaian laporan masing-masing kepada atasan, tembusan laporan wajib disampaikan kepada satuan organisasi lain 36

47 Sumber : Bappeda 2012 bawahan masing-masing, wajib mengadakan rapat berkala yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja n. Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan satuan organisasi dibawahnya dan dalam rangka pemberian bimbingan kepada bawahan masingmasing, wajib mengadakan rapat berkala 37

48 Gambar 2.9 Sistematika Kinerja SKPK Sektor Persampahan, Drainase, Air Limbah,BHBS, dan Air Bersih Kota Sabang PERSAMPAHAN PERSAMPAHAN DRAINASE PERSAMPAHAN AIR LIMBAH PERSAMPAHAN BHBS PERSAMPAHAN AIR BERSIH REGULATOR : REGULATOR : REGULATOR : REGULATOR : REGULATOR : BAPPEDA BAPELDAKEP DINAS KESEHATAN BAPPEDA BAPELDAKEP DINAS PEKERJAAN DINAS UMUM KESEHATAN BAPPEDA BAPELDAKEP DINAS KESEHATAN BAPPEDA BAPELDAKEP DINAS KESEHATAN PEKERJAAN UMUM DINAS KESEHATAN BAPPEDA BAPELDAKEP DINAS PEKERJAAN DINAS UMUM KESEHATAN DINAS KESEHATAN OPERATOR : : BAPELDAKEP OPERATOR : : DINAS BAPELDAKEP PEKERJAAN UMUM OPERATOR : : BAPELDAKEP OPERATOR : : DINAS BAPELDAKEP KESEHATAN OPERATOR : : DINAS BAPELDAKEP PEKERJAAN UMUM 38

49 Gambar 2.10 Struktur Organisasi tata kerja perangkat Daerah Pemerintah Kota Sabang. BAGAN SUSUNAN ORGANISASI Lampiran I - Qanun Kota Sabang SEKRETARIAT DAERAH KOTA SABANG Nomor 3 Tahun 2008 Tanggal 10 Oktober 2008 WALIKOTA WAKIL WALIKOTA SEKRETARIS KOTA KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL STAF AHLI ASISTEN PEMERINTAHAN ASISTEN EKONOMI DAN PEMBANGUNAN ASISTEN ADMINISTRASI UMUM BAGIAN TATA PEMERINTAHAN BAGIAN HUKUM DAN HAM BAGIAN KEISTIMEWAAN ACEH BAGIAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN BAGIAN PEREKONOMIAN BAGIAN KESEJAHTERAAN RAKYAT BAGIAN UMUM BAGIAN ORGANISASI BAGIAN HUMAS SUBBAGIAN PEMERINTAHAN UMUM SUBBAGIAN PERUNDANG-UNDANGAN SUBBAGIAN AGAMA, PERAN ULAMA DAN PEMBERDAYAAN DAYAH SUBBAGIAN PENYUSUNAN PROGRAM SUBBAGIAN PEREKONOMIAN DAERAH DAN PEMBERDAYAAN EKONOMI MIKRO SUBBAGIAN BINA KESEJAHTERAAN SOSIAL SOSIAL SUBBAGIAN TATA USAHA SUBBAGIAN KELEMBAGAAN, ANALISA DAN FORMASI JABATAN SUBBAGIAN HUBUNGAN MASYARAKAT DAN PROTOKOL SUBBAGIAN OTONOMI DAERAH SUBBAGIAN BANTUAN HUKUM, HAM DAN PEMBINAAN PPNS SUBBAGIAN PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA SUBBAGIAN MONITORING DAN PENGENDALIAN SUBBAGIAN PENANAMAN MODAL DAN POTENSI DAERAH SUBBAGIAN KESEHATAN MASYARAKAT SUBBAGIAN RUMAH TANGGA DAN PERLENGKAPAN SUBBAGIAN KEPEGAWAIAN SUBBAGIAN DOKUMENTASI DAN PERPUSTAKAAN SUBBAGIAN PEMERINTAHAN MUKIM DAN GAMPONG SUBBAGIAN DOKUMENTASI HUKUM SUBBAGIAN ADAT DAN KEBUDAYAAN SUBBAGIAN EVALUASI DAN PELAPORAN SUBBAGIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SUBBAGIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK SUBBAGIAN KEUANGAN SUBBAGIAN TATA LAKSANA SUBBAGIAN SANDI DAN TELEKOMUNIKASI WALIKOTA SABANG 39

50 BAGAN SUSUNAN ORGANISASI Lampiran II - BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Qanun Kota Sabang Nomor 5 Tahun 2008 Tanggal 10 Oktober 2008 KEPALA KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIAT SUBBAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN SUBBAGIAN KEUANGAN SUBBAGIAN PROGRAM BIDANG FISIK BIDANG SOSIAL BUDAYA BIDANG EKONOMI BIDANG PENELITIAN, PENGENDALIAN, DAN EVALUASI SUBBIDANG PRASARANA WILAYAH DAN PERHUBUNGAN SUBBIDANG PENDIDIKAN, AGAMA, SOSIAL, DAN PARIWISATA SUBBIDANG INDUSTRI, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN PERTAMBANGAN SUBBIDANG PENELITIAN DAN DATA PENGEMBANGAN PERENCANAAN SUBBIDANG SDA, TATA RUANG, DAN LINGKUNGAN HIDUP SUBBIDANG KESEHATAN, KESRA, DAN KEPENDUDUKAN SUBBIDANG KELAUTAN, PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN SUBBIDANG PENGENDALIAN, EVALUASI DAN PELAPORAN WALIKOTA SABANG 40

51 BAGAN SUSUNAN ORGANISASI Lampiran III - DINAS PEKERJAAN UMUM Qanun Kota Sabang Nomor 4 Tahun 2008 Tanggal 10 Oktober 2008 KEPALA DINAS KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIAT SUBBAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN SUBBAGIAN KEUANGAN SUBBAGIAN PERALATAN DAN PERBEKALAN BIDANG BINA MARGA BIDANG CIPTA KARYA BIDANG TATA KOTA BIDANG PERENCANAAN, PENELITIAN DAN PENGUJIAN PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN TATA RUANG PERENCANAAN PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN PENGAWASAN BANGUNAN PENELITIAN DAN PENGUJIAN AIR BERSIH U P T D WALIKOTA SABANG 41

52 BAGAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, Lampiran V - KELUARGA BERENCANA, DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN Qanun Kota Sabang Nomor 5 Tahun 2008 Tanggal 10 Oktober 2008 KEPALA BADAN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIAT SUBBAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN SUBBAGIAN PROGRAM DAN PELAPORAN SUBBAGIAN KEUANGAN BIDANG PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT BIDANG KETAHANAN MASYARAKAT DAN SOSIAL BUDAYA BIDANG KELUARGA BERENCANA BIDANG PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK SUBBIDANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN SUBBIDANG KELEMBAGAAN MASYARAKAT MUKIM DAN GAMPONG SUBBIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA SUBBIDANG PEMBERDAYAAN PEREMPUAN SUBBIDANG PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA DAN USAHA EKONOMI MASYARAKAT SUBBIDANG SWADAYA GOTONG ROYONG SUBBIDANG DATA DAN INFORMASI SUBBIDANG PERLINDUNGAN ANAK U P T WALIKOTA SABANG 42

53 BAGAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN PENGENDALIAN Lampiran IV - DAMPAK LINGKUNGAN, KEBERSIHAN, DAN PERTAMANAN Qanun Kota Sabang Nomor 5 Tahun 2008 Tanggal 10 Oktober 2008 KEPALA BADAN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIAT SUBBAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN SUBBAGIAN PROGRAM DAN PELAPORAN SUBBAGIAN KEUANGAN BIDANG ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN BIDANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM BIDANG PENATAAN STANDARISASI LINGKUNGAN DAN SDM BIDANG KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN SUBBIDANG TEKNIS AMDAL DAN EVALUASI SUBBIDANG PENGELOLAAN KERAGAMAN HAYATI SUBBIDANG TATA RUANG PERUNTUKAN KAWASAN DAN SDM SUBBIDANG KEBERSIHAN SUBBIDANG PENCEMARAN DAN PENGELOLAAN LIMBAH B3 SUBBIDANG PENGELOLAAN EKOSISTEM KAWASAN PESISIR DAN LAUT SUBBIDANG HUKUM DAN STANDARISASI LINGKUNGAN SUBBIDANG PERTAMANAN U P T WALIKOTA SABANG 43

54 BAGAN SUSUNAN ORGANISASI Lampiran VII - DINAS KESEHATAN Qanun Kota Sabang Nomor 4 Tahun 2008 Tanggal 10 Oktober 2008 KEPALA DINAS KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIAT SUBBAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN SUBBAGIAN PROGRAM DAN PELAPORAN SUBBAGIAN KEUANGAN BIDANG PELAYANAN KESEHATAN BIDANG PENGENDALIAN MASALAH KESEHATAN BIDANG JAMINAN DAN SARANA KESEHATAN MEDIK PENGENDALIAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT JAMINAN KESEHATAN GIZI WABAH DAN BENCANA KETENAGAAN KESEHATAN KELUARGA KESEHATAN LINGKUNGAN KEFARMASIAN DAN SARANA KESEHATAN WALIKOTA SABANG U P T D 44

55 BAGAN SUSUNAN ORGANISASI Lampiran X - RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Qanun Kota Sabang Nomor 5 Tahun 2008 Tanggal 10 Oktober 2008 DIREKTUR KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL BAGIAN TATA USAHA SUBBAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN SUBBAGIAN PERENCANAAN DAN PENYUSUNAN PROGRAM SUBBAGIAN KEUANGAN BIDANG PELAYANAN MEDIS BIDANG KEPERAWATAN BIDANG PENUNJANG MEDIS PELAYANAN MEDIS RAWAT JALAN DAN RAWAT INAP ASUHAN KEPERAWATAN PENUNJANG MEDIS, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PELAYANAN MEDIS RAWAT DARURAT, INTENSIF DAN BEDAH SENTRAL ETIKA PROFESI DAN LOGISTIK KEPERAWATAN INFORMASI PEMASARAN SOSIAL DAN UPAYA RUJUKAN INSTALASI KOMITE MEDIS KOMITE KEPERAWATAN WALIKOTA SABANG 45

56 BAGAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS PERHUBUNGAN, Lampiran V - KOMUNIKASI, DAN INFORMATIKA Qanun Kota Sabang Nomor 4 Tahun 2008 Tanggal 10 Oktober 2008 KEPALA DINAS KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIAT SUBBAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN SUBBAGIAN PROGRAM DAN PELAPORAN SUBBAGIAN KEUANGAN BIDANG PERHUBUNGAN DARAT BIDANG PERHUBUNGAN LAUT DAN UDARA BIDANG PELAYANAN MEDIA INFORMASI DAN KOMUNIKASI BIDANG PEMBERDAYAAN SISTIM INFORMATIKA DAN TEKNOLOGI TELEMATIKA MANAJEMEN LALU LINTAS DARAT PERHUBUNGAN LAUT PELAYANAN MEDIA SISTIM INFORMATIKA MANAJEMEN DAN TELEMATIKA KESELAMATAN, TEKNIK SARANA DAN PRASARANA PERHUBUNGAN UDARA DAN SERTIFIKASI KELAYAKAN UDARA INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI PEMBERDAYAAN POS DAN TELEKOMUNIKASI ANGKUTAN DARAT U P T D WALIKOTA SABANG 46

57 BAGAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS KEPENDUDUKAN Lampiran X - DAN PENCATATAN SIPIL Qanun Kota Sabang Nomor 4 Tahun 2008 Tanggal 10 Oktober 2008 KEPALA DINAS KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIAT SUBBAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN SUBBAGIAN PROGRAM DAN PELAPORAN SUBBAGIAN KEUANGAN BIDANG PENDAFTARAN PENDUDUK BIDANG PENCATATAN SIPIL BIDANG PENGELOLAAN DATA DAN KEPENDUDUKAN IDENTITAS PENDUDUK AKTA PENCATATAN SIPIL SISTEM TEKNOLOGI DAN KEPENDUDUKAN PINDAH DATA DAN PENDUDUK RENTAN PENGELOLAAN DOKUMEN CATATAN SIPIL PENGELOLAAN DATA DAN PELAYANAN INFORMASI U P T D WALIKOTA SABANG 47

58 BAGAN SUSUNAN ORGANISASI Lampiran VI - DINAS PENDIDIKAN Qanun Kota Sabang Nomor 4 Tahun 2008 Tanggal 10 Oktober 2008 KEPALA DINAS KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIAT SUBBAGIAN UMUM DAN PERLENGKAPAN SUBBAGIAN KEUANGAN SUBBAGIAN KEPEGAWAIAN BIDANG PENYUSUNAN PROGRAM BIDANG PENDIDIKAN DASAR DAN LANJUTAN BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH BIDANG PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DATA DAN INFORMASI KURIKULUM DAN KESISWAAN KURIKULUM DAN KESISWAAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DAN LUAR BIASA PEMANTAUAN, EVALUASI,DAN PELAPORAN PENGEMBANGAN MUTU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENGEMBANGAN MUTU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) PENYUSUNAN RENCANA DAN PROGRAM SARANA DAN PRASARANA SARANA DAN PRASARANA SARANA DAN PRASARANA U P T D ( SKB ) WALIKOTA SABANG 48

59 BAGAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS KEBUDAYAAN DAN Lampiran XI - PARIWISATA Qanun Kota Sabang Nomor 4 Tahun 2008 Tanggal 10 Oktober 2008 KEPALA DINAS KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIAT SUBBAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN SUBBAGIAN PROGRAM DAN PELAPORAN SUBBAGIAN KEUANGAN BIDANG KEBUDAYAAN BIDANG PARIWISATA BIDANG PEMASARAN SENI DAN NILAI BUDAYA OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA PROMOSI BUDAYA DAN PARIWISATA SEJARAH DAN PURBAKALA SARANA DAN PENGEMBANGAN PRODUK WISATA PENYULUHAN DAN PELAYANAN INFORMASI U P T D WALIKOTA SABANG 49

60 BAGAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN Lampiran II - KEUANGAN, DAN KEKAYAAN DAERAH Qanun Kota Sabang Nomor 4 Tahun 2008 Tanggal 10 Oktober 2008 KEPALA DINAS KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIAT SUBBAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN SUBBAGIAN PERUNDANG- UNDANGAN SUBBAGIAN KEUANGAN DAN PROGRAM BIDANG PENDAPATAN BIDANG ANGGARAN BIDANG ASET DAERAH BIDANG PERBENDAHARAAN BIDANG AKUNTANSI PENDATAAN DAN PENETAPAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENGADAAN DAN PEMELIHARAAN BELANJA LANGSUNG AKUNTANSI PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PENAGIHAN DAN PELAPORAN ANGGARAN PEMBIAYAAN PEMANFAATAN DAN PENGENDALIAN ASET BELANJA TIDAK LANGSUNG PEMBUKUAN DANA PERIMBANGAN PENGENDALIAN ANGGARAN PENATAAN DAN SISTIM INFORMATIKA ASET DAERAH VERIFIKASI PERHITUNGAN DAN PELAPORAN KEUANGAN U P T D WALIKOTA SABANG 50

61 Bab 3 Profil Sanitasi Kota Sabang Perilaku hidup bersih dan sehat adalah cerminan bagi masyarakat Kota Sabang yang merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata. Pemerintah Kota Sabang berkewajiban melaksanakan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat Kota Sabang dapat terwujud. Peningkatan dan pemahaman Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan salah satu sasaran dari kebijakan pembangunan Kesehatan Kota Sabang yang ingin dicapai terutama pada tatanan rumah tangga, institusi pendidikan, dan institusi kesehatan. Dalam hal ini pemerintah Kota Sabang berupaya menjaga kondisi lingkungan yang sehat meliputi sektor sanitasi dan air bersih yang ada di Kota Sabang sehingga pembangunan Kesehatan bagi masyarakat Kota Sabang dapat memberikan kesejahteraan dan khususnya pada penduduk rentan antara lain ibu, bayi, anak, manusia lanjut usia (manula) dan keluarga miskin. Dalam hal peneningkatan sanitasi pemerintah Kota Sabang telah berupaya meningkatkan sarana dan prasarana fisik maupun pemberdayaan masyarakat. Ada pun Kondisi umum sanitasi Kota Sabang terdiri dari 9 bagian, yaitu penanganan kesehatan lingkungan, kesehatan dan pola hidup masyarakat, kuantitas dan kualitas air, limbah cair rumah tangga, limbah padat (sampah), drainase lingkungan, pencemaran udara, limbah industri dan kondisi penanganan limbah medis Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan Promosi Higiene Keberhasilan suatu pembangunan di bidang kesehatan di Kota Sabang dapat tercermin dari beberapa hal yang menyangkut dengan Perilaku Hidup bersih dan Sehat diantaranya : a. Kesehatan dan Pola Hidup Masyarakat Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan dapat tercermin dari tingkat kesehatan masyarakat yang merupakan salah satu indikator pembangunan manusia, adalah umur harapan hidup. Umur harapan hidup (UHH) adalah salah satu indikator yang mencerminkan perkiraan lama hidup ratarata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola morbilitas menurut umur. Kondisi lingkungan yang terus mengalami degradasi secara kualitas maupun kuantitas diperburuk oleh pola perilaku hidup bersih dari masyarakat yang rendah, terutama lingkungan di sekitar rumah permukiman sehingga faktor-faktor penyakit dapat hidup dalam kondisi yang baik di lingkungan perumahan tersebut. 51

62 b. Kuantitas dan Kualitas Air Masalah air tanah sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Kondisi lingkungan air, udara, dan tanah yang tercemar berpotensi menimbulkan penyakit. Berdasarkan hasil pemantauan kualiatas mutu air di Kota Sabang seluruhnya melebihi baku mutu air kelas I dengan status yang bervariasi, namun umumnya dengan status tercemar berat. Hasil Pemantauan Kualitas Mutu Air dari Sumber Air di Kota Sabang Tahun 2011 sebagai berikut: a. Danau aneuk Laot bak penampungan air PDAM tercemar berat b. Danau aneuk laot inlet air pendingin PLTD tercemar berat c. Danau aneuk laot Kampong dalam tercemar berat d. Bak penampungan PDAM tektok tercemar sedang e. Bak penampungan PDAM Kebun merica tercemar berat f. Pengolahan air bersih Pria laot ( Bak pengolahan air) tercemar berat g. Pengolahan air bersih pria laot( saluran air baku) tercemar berat h. Bak penampungan air cot kuala balohan tercemar berat Berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan tampak bahwa sumber air yang di pantau tidak memenuhi baku mutu sebagai badan air kelas 1 dengan status yang bervariasi tercemar sedang hingga tercemar berat. Parameter yang tidak memenuhi baku mutu antara lain adalah COD,BOD,total coli,timbal,tembaga dan nitrit (NO2-N) sehingga untuk pemanfaatan langsung tidak dianjurkan, penggunaan air dari sumber air tersebut harus dilakukan perlakuan tambahan untuk meminimalisir pengaruh dari cemaran badan air. c. Drainase Lingkungan Kota Sabang sebagian besar secara fisik terletak di daerah berombak dan bergelombang (51%), sedangkan sisanya lembah/dataran (20%), rawa (25%) dan berbukit (4%) dengan saluran drainase utamanya adalah sungai. Sistim saluran drainase terbagi menjadi dua yaitu sistim drainase makro dan drainase mikro. Adapun data kondisi saluran drainase di Kota Sabang dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2010 dapat dilihat pada tabel berikut : 52

63 Tabel 3.1 Kondisi Saluran Drainase di Kota Sabang NO. KECAMATAN SALURAN DRAINASE PANJANG KONDISI (%) PANJANG KONDISI (%) (Km) RUSAK BAIK (Km) RUSAK BAIK 1 Sukakarya (34,17) (29,53) (31,83) (27,18) 2 Sukajaya (9,73) (2,91) (8,67) (3,97) (17,81) (8,20) (16,00) (10,01) JUMLAH (57,07) (42,93) (51,84) (48,16) Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Sabang Tahun 2011 Kondisi saluran sekunder dan tersier sering terjadi genangan pada ruas ruas jalan terutama pada waktu hujan. Hal ini karena masyarakat masih punya kebiasaan membuang sampah sembarangan. Disamping itu perawatan drainase oleh masyarakat masih kurang, sehingga terjadi pendangkalan oleh sedimen lumpur atau rumput. d. Kesehatan Lingkungan Komponen Kesehatan lingkungan mencakup beberapa parameter antara lain jumlah kepemilikan dan kondisi jamban, kondisi pencemaran, akses sumber air tanah, rumah sehat, sekolah sehat dan tempat-tempat umum sehat. a) Jumlah dan Kepemilikan Jamban Ketersediaan fasilitas tempat buang air besar rumah tangga di Kota Sabang sebesar 79,55%, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel. 3.2 Jumlah dan Kepemilikan Jamban No KECAMATAN Jml KK AKSES JAMBAN KK % 1. Sukajaya ,4 2. SukaKarya ,6 JUMLAH % Sumber : Dinas Kesehatan Kota Sabang 2011 b) Kondisi Pencemaran Pencemaran udara diartikan dengan turunnya kualitas udara sehingga udara mengalami penurunan mutu dalam penggunaannya yang akhirnya tidak dapat digunakan lagi sebagaimana mestinya sesuai dengan fungsinya. 53

64 Pada saat ini, Laboratorium Bappedalkep Kota Sabang belum dapat melakukan pengukuran kualitas udara, hal ini dikarenakan belum tersedianya peralatan pengukuran kualitas udara. c) Akses Pada Sumber air Berkaitan dengan jenis air bersih yang paling sering digunakan, sebagai informasi awal yang didapatkan dari data sekunder dapat digambarkan bahwa sebagian besar masyarakat di Kota Sabang menggunakan sarana air bersih yang berasal dari danau aneuk laot dan DAS yang terdapat di Kota Sabang. d) Data Tempat Umum Sehat Tempat-tempat umum yang ada di Kota Sabang meliputi hotel, salon, tempat hiburan, rumah sakit, pasar, terminal, tempat ibadah dan lainnya berdasarkan hasil pembinaan dan pengawasan yang memenuhi syarat kesehatan atau TTU sehat sebanyak 95% Tatanan Rumah Tangga Rumah tangga di Kota Sabang belum banyak yang melakukan pemilahan sampah, sebagian besar rumah tangga membuang sampah dengan ditumpuk lalu dibakar atau dibuang ditempat pembuangan sampah sementara. Data rumah tangga yang melakukan pemilahan dan tidak dapat dilihat pada Tabel 3.13 berikut ini, Tabel. 3.3 Pemisahan/Pemilahan Sampah Rumah tangga di Kota Sabang No. Gampong Pemilahan (%) Ya Tidak 1 Gampong Kuta Ateuh Gampong Kuta Timu Gampong Kuta Barat Gampong Aneuk Laot Gampong Paya Seunara Gampong Batee Shoek Gampong Iboih Gampong Krueng Raya Gampong Ie Meulee Gampong Ujoeng Karueng Gampong Anoe Itam Gampong Cot Ba U Gampong Cot Abeuk Gampong Balohan Gampong Jaboi Gampong Beurawang Gampong Keunekai Gampong Paya RATA-RATA Sumber : Survey EHRA tahun

65 Gambar 3.1 Sumber : Survey EHRA Tahun

66 Indeks Resiko sub sektor ini dianalisa dari sisi Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di lima waktu penting, dinding dan lantai jamban yang bebas dari tinja, jamban yang bebas dari kecoa dan lalat, keberfungsian penggelontor, ketersediaan sabun didalam atau didekat jamban, pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air, dan perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Hasil survey menunjukan bahwa Gampong Paya dan Jaboi termasuk dalam kategori gampong dengan indeks resiko sangat tinggi untuk sub sektor ini, sementara Gampong Krueng Raya, Batee Shoek, Ujong Kareung, dan Paya Seunara termasuk kedalam Gampong dengan kategori indeks resiko tinggi Tatanan Sekolah Kondisi PHBS dan Promosi Higiene di tatanan Sekolah di Kota sabang sebagaimana tertera pada tabel 3.16 yang memerlukan perlu peningkatan fasilitas yang mendukung hidup bersih serta promosi perilaku hidup sehat. 56

67 Tabel 3.4: Rekapitulasi Kondisi sanitasi di sekolah/pesantren (tingkat sekolah : SD/MI/MTs/SMA/MA/SMK) (toilet dan tempat cuci tangan) Jumlah Siswa Jumlah Guru Sumber Air Bersih Jumlah Toilet/WC Jumlah Tempat Kencing Fas. Cuci Tangan Persedia an Sabun Siapa yang membersihkan Toilet Nama Sekolah PDAM SPT SGL Siswa Guru Pesuruh L P L P S K T S K T S K T Guru L P Guru L P Y T Y T L P L P L P SD Paya SLTP Keuneukai SD Keuneukai SD Beurawang SLTP Keuneukai SD Jaboi SD Negeri SD Negeri SD Negeri MIS Balohan SD Negeri SD Negeri SD Pertiwi SD Negeri MIN Paya Seunara SMPN SDN MTS Darul Hijrah SD Negeri SD Negeri SMPN SMAN

68 Nama Sekolah Jumlah Siswa Jumlah Guru Sumber Air Bersih Jumlah Toilet/WC Jumlah Tempat Kencing Fas. Cuci Tangan Persedia an Sabun Siapa yang membersihkan Toilet PDAM SPT SGL Siswa Guru Pesuruh L P L P S K T S K T S K T Guru L P Guru L P Y T Y T L P L P L P SDN SDN SMPN 3 Balohan SDN 20 Balohan SDN 22 Balohan SMAN 1 Ie Meulee SMPN 2 Ie Meulee SDN 5 Ie Meulee SDN 10 Ie Meulee SDLB Ie Meulee MIS Ujong Kareung MIS Anoi Itam MI MTS MA SMK SDN SDN SDN SMPN AL- Mujadid SDN Sumber : Hasil Survey PMJK 2012 Keterangan: L= Laki Laki S= Selalu Tersedia Air Y= Ya SPT= Sumur Pompa Tangan P= Perempuan T= Tidak Ada Persediaan Air T= Tidak SGL= Sumur Gali 58

69 Nama Sekolah Tabel 3.5 : Kondisi sarana sanitasi sekolah (tingkat SD/MI/MTs/SMA/MA/SMK) (pengelolaan sampah dan pengetahuan higiene) Apakah pengetahuan ttg Higiene dan Sanitasi diberikan Ya, saat pertemuan/ penyuluhan tertentu Ya, saat mata pelajaran Penjaskes di kelas Tidak pernah Apakah ada dana utk air bersih / sanitasi / pend. Higiene Ya Tidak Cara Pengelolaan Sampah Dikumpulkan Dipisahkan Dibuat kompos Tempat buangan air kotor Dari Toilet Dari kamar mandi Kapan Tangki Septik Dikosongkan SDN 1 Sabang Tidak pernah baik SDN 2 Sabang Tidak pernah baik SDN 3 Sabang Tidak pernah baik SDN 13 Sabang Tidak pernah baik SDN 12 Sabang Tidak pernah baik SDN 15 Sabang Tidak pernah MIS Balohan Tidak pernah Kurang SD Pertiwi Tidak pernah baik SD Jaboi Tidak pernah baik SD Berawang Tidak pernah baik SD Keuneukai Tidak pernah Kurang SD Paya Tidak pernah baik SMP jaboi Tidak pernah baik SMP Keuneukai Tidak pernah Kurang SMAN 2 Sabang Tidak pernah SMPN 5 Sabang Tidak pernah SDN 23 Sabang Tidak pernah SDN 17 Sabang Tidak pernah SDN 21 Sabang Tidak pernah SDN 11 Sabang Tidak pernah MI MTS Kondisi Higiene Sekolah 59

70 Nama Sekolah Apakah pengetahuan ttg Higiene dan Sanitasi diberikan Ya, saat pertemuan/ penyuluhan tertentu Ya, saat mata pelajaran Penjaskes di kelas Tidak pernah Apakah ada dana utk air bersih / sanitasi / pend. Higiene Cara Pengelolaan Sampah Ya Tidak Dikumpulkan Dipisahkan Dibuat kompos Tempat buangan air kotor Kapan Tangki Septik Dikosongkan MA SDN 16 SDN 4 SDN 8 SMPN 1 Al. Mujadid SDN 18 SMKN Sabang MTS Sabang 1 SMPN 6 Sabang 1 MIN Paya senara 1 1 SDN 25 Iboih 1 1 SMPN 3 Balohan SDN 20 Balohan SDN 22 Balohan SMAN 1 Ie Meulee SMPN 2 Ie Meulee SDN 5 IIe Meulee SDN 10 Ie Meulee SDLB Ie Meulee MIS Ujung Kareung Min Anoi Itam Sumber : Hasil Survey PMJK dan EHRA 2012 Dari Toilet Dari kamar mandi Kondisi Higiene Sekolah 60

71 3.1.3 Pemetaan Media Untuk saat ini mengenai pemetaan media komunikasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Kota Sabang yang telah pernah dilaksanakan yaitu melalui Koran,buletin Sabang,Spanduk,brosur,mobil informasi dan FGD, adapun kegiatan pemetaan media komunikasi terkait dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat tersebut dapat dilihat ditabel berikut : No Kegiatan Tahun Dinas Pelaksana 1. Siaran Radio Pemko (RAS FM) sekarang Sabang 2. Penerbitan Tabloid (Sabang Post) Tabel 3.6 Kegiatan komunikasi yang ada di Kota Sabang sekarang Dishubkominfo Sumber : survey pemetaan media / kajian komunikasi, 2012 Tujuan Kegiatan Informasi, Pendidikan, Kesehatan, Hiburan Informasi, Pendidikan, Kesehatan, Hiburan Khalayak sasaran Masyarakat Masyarakat Pesan kunci Pendidikan /Informasi /Hiburan Pendidikan /Informasi /Hiburan Pembelajar an Kesehatan Masyarakat Kesehatan Masyarakat Tabel 3.7 Media komunikasi yang ada di Kota Sabang No Nama Media Jenis Acara Isu yang Pesan Kunci Diangkat 1. Tabloid Sabang Post Artikel EHRA Penjelasan mengenai apa itu EHRA 2. Radio RAS FM Talk Show Kesehatan Pentingnya kesehatan keluarga Sumber : survey pemetaan media / kajian komunikasi, 2012 Pendapat Media Positif Kedalamannya Memadai Positif Sangat mendalam dan Partisipatif Tabel 3.8. Kerjasama terkait Sanitasi No. Nama Kegiatan Jenis Kegiatan Sanitasi Mitra Kerja Sama Bentuk Kerjasama 1. Hygiene Promotion Project Tahun 2011 Menyebar Bank Sampah ke Sekolah UNDP In kind Sumber : survey pemetaan media / kajian komunikasi, 2012 Tabel 3.9. Daftar Mitra Potensial No. Nama Mitra Jenis Kegiatan sanitasi Bentuk Kerjasama 1. UNDP Hygiene Promotion Project, In kind dengan memberikan bak sampah di sekolah-sekolah Sumber : survey pemetaan media / kajian komunikasi

72 3.2 Pengelolaan Air Limbah Domestik Untuk Kota Sabang saat ini secara umum belum dilakukan identifikasi mengenai kondisi pengelolaan limbah domestik, dikarenakan belum adanya payung hukum (Qanun) atau Perwal tentang hal tersebut. Dapat dijelaskan bahwa kondisi riil pengelolaan air limbah domestik rumah tangga di Kota Sabang saat ini masih secara tradisional dengan pemanfaatan lahan terbuka, aliran sungai, alur, kuala, dan drainase. Permasalahan perioritas yang dihadapi terkait dengan pengelolaan air limbah domestik rumah tangga di kota Sabang adalah belum tersedianya IPAL skala rumah tangga.dan masih minimnya ketersediaan sarana drainase skala besar baik di permukiman padat penduduk maupun tempat-tempat umum seperti pasar,tempat wisata, dan taman Kelembagaan Pengelolaan limbah B3 mengacu pada PP Nomor 74 Tahun Kota sabang belum memiliki Qanun atau Peraturan Walikota mengenai pengelolaan air limbah, baik limbah domestik, limbah industri, limbah B3 dan limbah medis. Regulator Bapeldakep Kota Sabang, untuk operator dari Dinkes 62

73 Tabel 3.10 Daftar pemangku kepentingan yang terlibat dalam pengelolaan air limbah domestik PEMANGKU KEPENTINGAN FUNGSI Pemerintah Kota Sabang Swasta Masyarakat PERENCANAAN Menyusun target pengelolaan air limbah dosmestik Nihil Nihil Nihil Menyusun Rencana program air limbah dosmestik dalam rangka pencapaian target Nihil Nihil Nihil Menyusun Rencana anggaran program air limbah dosmestik dalam rangka pencapaian target Nihil Nihil Nihil PENGADAAN SARANA Nihil Nihil Nihil Menyediakan sarana pembuangan awal air limbah dosmestik Nihil Nihil Nihil Membangun sarana pengumpulan dan pengolahan awal (Tangki Septik) Nihil Nihil Nihil Menyediakan sarana pengangkutan dari tangki septik ke IPLT (truk tinja) Nihil Nihil Nihil Membangun jaringan atau saluran pengaliran limbah dari sumber ke IPAL (pipa kolektor) Nihil Nihil Nihil Membangun sarana IPLT dan atau IPAL Nihil Nihil Nihil PENGELOLAAN Nihil Nihil Nihil Menyediakan layanan penyedotan lumpur tinja Nihil Nihil Nihil Mengelola IPLT dan atau IPAL Nihil Nihil Nihil Melakukan Penarikan retribusi penyedotan lumpur tinja Nihil Nihil Nihil Memberikan izin usaha pengelolaan air limbah dosmestik, dan atau penyedotan air limbah dosmestik Nihil Nihil Nihil Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (tangki septik, dan saluran drainase lingkungan) dalam pengurusan IMB Nihil Nihil Nihil PENGATURAN DAN PEMBINAAN Nihil Nihil Nihil Mengatur prosedur penyediaan layanan air limbah dosmestik (pengangkutan, personil, dan peralatan, dll) Nihil Nihil Nihil Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan air limbah domestik Nihil Nihil Nihil Memberi sanksi Terhadap pelanggaran pengelolaan air limbah domestik Nihil Nihil Nihil MONITORING DAN EVALUASI Nihil Nihil Nihil Melakukan monitoring dan Evaluasi terhadap Capaian target pengelolaan air limbah domestik skala Kota Sabang Nihil Nihil Nihil Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastuktur sarana pengelolaan air limbah dosmestik Nihil Nihil Nihil Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektifitas layanan air limbah dosmestik, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan air limbah domestik. Nihil Nihil Nihil 63

74 Melakukan monitoring dan Evaluasi terhadap baku mutu air limbah domestik Nihil Nihil Nihil Sumber : Bappedalkep Kota Sabang / Kajian kelembagaan dan kebijakan, 2012 Tabel Daftar peraturan terkait air limbah domestik Peraturan Ketersediaan Ada Tidak AIR LIMBAH DOSMESTIK Target Capaian Layanan Pengeloloaan air limbah dosmestik Kota Sabang Tidak ada Kewajiban dan Sanksi bagi Pemerintah Kota Sabang dalam Penyedian Tidak ada layanan pengelolaan air limbah dosmestik Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kota Sabang dalam memberdayakan Tidak ada masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan air limbah dosmestik Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk Tidak ada menyediakan sarana pengelolaan air limbah dosmestik di hunian rumah Kewajiban dan sanksi bagi industry rumah tangga untuk menyediakan untuk Tidak ada menyediakan sarana pengelolaan air limbah dosmestik di tempat usaha Kewajiban dan sanksi Kantor untuk menyediakan untuk menyediakan Tidak ada sarana pengelolaan air limbah dosmestik di tempat usaha Kewajiban Penyedotan air limbah dosmestik untuk masyarakat, industri Tidak ada rumah tangga dan kantor pemilik tangki septik Restribusi Penyedotan air limbah dosmestik Tidak ada Tatacara perizinan untuk kegiatan pembuangan air limbah dosmestic, usaha Tidak ada rumah tangga dan pekantoran. Sumber : Bappedalkep Kota Sabang / Kajian kelembagaan dan kebijakan, 2012 Efektif dilaksanakan Pelakasanaan Belum Efektif dilaksanakan Tidak Efektif dilaksanakan Keterangan 64

75 3.2.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan Seperti pada penjelasan sebelumnya tentang sistem pengelolaan air limbah domestik rumah tangga Kota Sabang masih tergolong tradisional. Untuk sistem pengelolaan air limbah domestik rumah tangga dengan sistem on site saat ini belum menggunakan teknologi akan tetapi masih memanfaatkan lahan terbuka, alur, aliran sungai, kuala dan drainase Sedangkan untuk sistem off site di Kota Sabang belum tersedia baik sarana maupun prasarana. Saat ini Kota Sabang belum mempunyai Peta Cakupan layanan air limbah domestik maupun Peta Lokasi Infrastruktur utama pengelolaan air limbah dikarenakan pengelolaan air limbah domestik masih belum ada. Input Water Black water User interface WC Sentor WC Sentor Tabel 3.12 Diagram Sistem Sanitasi pengelolaan air limbah domestik Penampungan awal - Tangki Septik Sumber : Bapedalkep, survey teknologi 2012 Pengaliran Alur, Drainse,laut, lahan serapan Alur, Drainase, Laut,lahan kosong. Pengolahan Akhir Pembuangan Daur Ulang Kode/Nama Aliran Kelompok fungsi Tabel 3.13 Sistem pengelolaan air limbah yang ada di Kota Sabang Teknologi yang digunakan jenis data skunder (perkiraan) Nilai Data Sumber Data a b c d e User Interface Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Penampungan Awal Tangki Septik - - Dinas Kesehatan Pembuangan/Daur Ulang DAS DAS Krueng Iboih DAS Pulau Klah DAS Pulau Seulako DAS Pulau Rubiah DAS Krueng Balohan DAS Krueng Paya Dinas Cipta Karya Sumber : Bapedalkep,

76 3.2.3 Kesadaran Masyarakat dan PMJK Tingkat kesadaran masyarakat dalam pengelolaan air limbah domestik saat ini di Kota Sabang sangat kurang untuk hidup sehat,hal ini ditunjukkan oleh masyarakat yang membuang limbah cair langsung dari toilet ke saluran serta kondisi septik tank yang ada di Kota Sabang belum memeliki stadard yang baik hal ini ditunjukan belum adanya IPLT berfungsi di Kota Sabang kondisi ini juga diperparah masih banyaknya jamban umum yang tidak terawat dan saat ini kondisi sumber air serta belum adanya kesadaran masyarakat. Kondisi masyarakat Kota Sabang baik laki laki dan perempuan dalam pengelolaan air limbah domestik Dalam Pengelolaan Air limbah di Kota Sabang masih terbatas pada kesadaran untuk hidup sehat dan membangun jamban dan septik tank sendiri tanpa bantuan dari Pemerintah. Namun tingkat kesadaran masyarakat untuk menggunakan jamban rumah tangga maupun jamban umum masih rendah yang ditunjukkan dengan masih adanya sebagian masyarakat yang membuang limbah cair langsung dari toilet ke sungai dan masih banyak terdapat jamban umum/mck yang kurang terawat. Masih rendahnya peran masyarakat dalam penanganan dan pengolahan air limbah dengan bukti data yang ada di SKPK dan masyarakat bahwa kepemilikan jamban dan sarana sanitasi lainnya masih terbatas kondisi saat ini ada sekitar 32.2 % masyarakat tidak memiliki Jamban / WC sendiri dirumah serta banyak dijumpai fasilitas umum yang sudah terbangun namun tidak dimanfaatkan sebagaimana mestinya jadi terkesan tidak terawat untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.14 dan Tabel Pemerintah Kota Sabang telah melakukan kegiatan untuk mendorong peran serta masyarakat dalam penanganan pembangunan instalasi pengolahan limbah cair rumah tangga hal ini dapat di lihat pada tabel

77 Tabel 3.14 Pengelolaan sarana jamban keluarga dan MCK oleh masyarakat Tahun Jumlah Jumlah MCK Kecamatan/ MCK Jumlah Sanimas gampong RT RW Pddk Jamban Dikelola Dikelola Dikelola Dikelola Dibangun Dikelola Dikelola Dikelola Dikelola Miskin Keluarga RT RW CBO Lainnya RT RW CBO Lainnya Kec. Sukakarya 1 Iboih Paya Seunara Batee Shok aneuk Laot Krueng Raya Kuta Barat Kuta Timu Kuta Ateuh Tahun Sanimas dibangun Kec. Sukajaya 1. Ie Meulee Tagwa Keuramat Mulia Pante Jaya 1 Bahagia Balohan Aloe Thoe 1 Lam Kuta

78 Kecamatan/ gampong 3 Ujung Kareung RT Ulee Krueng Blang Tunong Cot Kuala RW Jumlah Pddk Miskin Jamban Keluarga Dikelola RT 1 1 Dikelola RW Jumlah MCK Dikelola CBO Dikelola Lainnya Tahun MCK Di bangun Damai Mata Ie Lhok Igeuh Meriam Anoi Itam Mata Ie Tgk. Nek Rahman Aron Cot bau Cot Abeuk Jaboi 4 8 Beurawang 2 9 Keuneukai 4 10 Paya 4 Dikelola RT Jumlah Sanimas Dikelola RW Dikelola CBO Dikelola Lainnya Tahun Sanimas dibangun Sumber : Hasil Survey PMJK dan EHRA

79 Tabel 3.15 Kondisi sarana MCK Jumlah Fas. Jumlah kamar Cuci Persediaan Ada biaya Tempat buangan Kapan tangki Lokasi Jmlah Pemakai Toilet/WC mandi tangan Sabun pemakaian air kotor septik Kecamatan MCK dikosongkan MCK PDAM SPT SGL RT RW L P S K T S K T S K T L P L P Y T Y T Y T Tangki Cubluk Septik Kec. Sukakarya 1 Iboih Paya Seunara Batee Shok Aneuk Laot Krueng Raya Kuta Barat Kuta Timur Kuta Ateuh Kec. Sukajaya 1 Cot bau Cot Abeuk Jaboi 4 4 Beurawang 2 5 Keuneukai 4 6 Paya 2 69

80 Kecamatan Lokasi Jmlah Pemakai MCK PDAM SPT SGL Jumlah Toilet/WC Jumlah kamar mandi MCK Fas. Cuci tangan Persediaan Sabun Ada biaya Pemakaian MCK RT RW L P S K T S K T S K T L P L P Y T Y T Y T 7 Ie Meulee Taqwa Keuramat Mulia Pante Jaya Bahagia Balohan Aloe Thoe Lam Kuta Ulee Krueng Blang Tunong Cot Kuala Ujung Kareng Damai Mata Ie Lhok Igeuh Meriam Anoi Itam Mata Ie Tgk. Nek Rahman Aron Sumber : Hasil Survey PMJK dan EHRA 2012 Keterangan: L= Laki Laki S= Selalu Tersedia Air Y= Ya SPT= Sumur Pompa Tangan K= Kadang Kadang P= Perempuan T= Tidak Ada Persediaan Air T= Tidak SGL= Sumur Gali Tempat buangan air kotor Tangki Septik Cubluk Kapan tangki septik dikosongkan 70

81 Tabel 3.16 Daftar Program/Proyek Layanan yang Berbasis Masyarakat No Nama Program/ Tahun Kondisi Sarana Saat ini Aspek PMJK Sub Sektor Proyek/Layanan Pelaksana/PJ Mulai Tidak Fungsi Rusak Rusak PM JDR MBR Desa Ujong Kareung Air Limbah Domestik: Onsite Individual Air Limbah Domestik: Onsite Komunal ADG BKM 2011 PNPM Masyarakat 2012 Desa Anoi Itam Air Limbah Domestik: Onsite Individual PNPM PNPM 2012 Air Limbah Domestik: Onsite Komunal ADG Masyarakat 2011 Desa Cot abeuk Air Limbah Domestik: Onsite Individual Air Limbah Domestik: Onsite Komunal Sumber : Hasil Survey PMJK dan EHRA 2012 Keterangan: PM : Pemberdayaan Masyarakat MBR : Masyarakat Berpenghasilan Rendah JDR : Jender 71

82 3.2.4 Pemetaan Media (Air Limbah) Terkait Pemetaan dengan media untuk Air Limbah hal ini dapat di informasikan atau di sampaikan kepada masyarakat melalui media seperti Koran,buletin Sabang,Spanduk,brosur,mobil informasi dan FGD Namun demilkian untuk saat ini belum ada kegiatan mengenai sosialisasi berkelanjutan kepada masyarakat tentang pengelolaan air limbah domestik rumah tangga. No Kegiatan Tahun Dinas Pelaksana Tabel 3.17 Kegiatan komunikasi yang ada di Kota Sabang Tujuan Kegiatan Khalayak sasaran Pesan kunci 1. Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Sumber : studi pemetaan media dan Komunikasi 2012 (Bapedalkep) Tabel 3.18 Media komunikasi yang ada di Kota Sabang No Nama Media Jenis Acara Isu yang Diangkat Pesan Kunci 1. Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Sumber : studi pemetaan media dan Komunikasi 2012 (Bapedalkep) Tabel Kerjasama terkait Sanitasi Pembelajaran Pendapat Media No. Nama Kegiatan Jenis Kegiatan Sanitasi Mitra Kerja Sama Bentuk Kerjasama 1. Nihil Nihil Nihil Nihil Sumber : studi pemetaan media dan Komunikasi 2012 (Bapedalkep) Tabel 3.20 Daftar Mitra Potensial No. Nama Mitra Jenis Kegiatan sanitasi Bentuk Kerjasama 1. Nihil Nihil Nihil Sumber : studi pemetaan media dan Komunikasi 2012 (Bapedalkep) Partisipasi Dunia Usaha Saat ini Penyedia layanan (service provider) yang ada dalam pengelolaan air limbah domestik yang berasal dari dunia usaha maupun LSM, di Kota Sabang belum ada. Tabel 3.21 Penyedia layanan air limbah domestik yang ada di Kota Sabang No Nama Provider Tahun mulai operasi Jenis Kegiatan a b c d 1 Nihil Nihil Nihil 2 Nihil Nihil Nihil Sumber : studi pemetaan media dan Komunikasi 2012 (Bapedalkep) 72

83 3.2.6 Pendanaan dan Pembiayaan Dalam hal pendanaan untuk Bapedalkep di bidang air limbah domestic sampai saat ini masih terbatas pada biaya operasional mobil pengangkut lumpur tinja dan perawatannya. IPLT yang sudah tersedia di TPA Lhok Batee belum bisa berfungsi sejak dibangun tahun 2000 hingga sekarang. Hal ini mempengaruhi pada penerapan besaran biaya retribusi pelayanan pengangkutan lumpur tinja belum dapat dilakukan dengan baik dan hanya mengacu pada besaran biaya yang disepakati antara penerima pelayanan dengan petugas pelayanan. Tabel Ringkasan Pendapatan dan belanja dari subsektor pengelolaan air limbah domestik No Subsektor /SKPD Rata rata Pertumbuhan (%) a b c d e f g A Air Limbah Nihil Nihil B Retribusi air limbah Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Sumber : Bapedalkep Isu strategis dan permasalahan mendesak Ada pun isu-isu Strategis menyangkut air limbah dosmestik yang mendesak saat ini yang ada di Kota Sabang sebagai berikut : 1. SKPK terkait secara struktur organisasi belum memiliki bidang tersendiri untuk sub sektor ini 2. Belum adanya program dan kegiatan untuk sub sektor ini yang dikelola oleh SKPK terkait 3. Belum adanya regulasi tingkat daerah terkait dengan pengelolaan air limbah domestik 4. IPLT yang tidak sesuai dengan standar teknis sehingga belum dapat difungsikan 5. Pengetahuan masyarakat tentang jamban sehat yang sesuai dengan spesifikasi teknis masih minim 6. Masih adanya kebiasaan BABS ditingkat masyarakat 7. Belum adanya keterlibatan pihak swasta 8. Pengelolaan limbah Industri Rumah Tangga yang belum sesuai dengan standar teknis 3.3 Pengelolaan Persampahan Dari 18 gampong di Kota Sabang, cakupan layanan pengelolaan sampah Bappeldakep hanya meliputi 9 gampong. Jumlah total sampah yang diangkut sekitar m3 per hari dari beberapa pasar dan titik pengumpulan di kecamatan. Jumlah tersebut tidak dapat terangkut seluruhnya setiap hari, karena BAPEDALKEP terbatas dalam operasi kendaraan. Oleh karena itu sampah yang tidak terangkut pada hari tertentu diangkut pada hari-hari berikutnya. TPA di Lhok Batee memiliki luas 2 Ha, sedangkan sel TPA hanya seluas 5.437,125 m2. Sebagian besar sampah yang dibuang telah ditutupi dengan tanah penutup. Pembuangan total sejauh ini diperkirakan sekitar m3 sampah, yang terdiri dari sampah organik sebesar 4400,2 m3; dan anorganik sebesar 1.885,8 m3 (dari tahun 2000 sampai bulan Juli 2011). Sistem pengelolaan persampahan di Kota Sabang masih belum dikelola dengan baik hal ini disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut : 73

84 1. Belum adanya kapasitas yang memadai menyangkut dengan sistem pengelolaan persampahan di Kota Sabang 2. Karena kesulitan didalam memproduksi produk kerajinan dari sampah, maka produk-produk daur-ulang menjadi kurang menarik di mata masyarakat Kota Sabang. 3. Masih rendahnya sumber daya yang terampil dan terdidik dalam pengolahan produk hasil kerajinan dengan menggunakan bahan baku sampah. 4. Pemasaran sampah daur ulang terletak di luar wilayah Kota Sabang, bahkan sampai ke Medan, sementara jumlah yang dapat dikumpulkan di Kota Sabang masih sangat sedikit, sehingga kurang menarik bagi penadah produk daur ulang. 5. Kurangnya sosialisasi qanun mengenai persampahan kepada masyarakat; 6. Masyarakat memiliki kesadaran yang rendah tentang pentingnya lingkungan yang sehat. 7. Alokasi anggaran yang terbatas untuk operasional dan Pendapatan dari retribusi belum optimal dan perlu ditingkatkan. Penjelasan lebih lanjut tentang tantangan di atas dapat dijabarkan secara khusus pada tabel berikut: Tabel Tantangan Pengelolaan Sampah di Kota Sabang No Tantangan Rencana Penyelesaian Status Pelaksanaan 1. Qanun tentang Sistem pegelolaan samapah belum ada 2. Peralatan operasional belum mencukupi (Excavator, Bin, Hanggar, Kendaraan lapangan dan Pagar TPA ) Menyusun Qanun tentang Sistem pengelolaan sampah Usulan tambahan anggaran Sedang dalam proses Belum direalisasikan 3. Sikap apatis masyarakat Program sosialisasi secara rutin Sudah pernah dilaksanakan 4. Door smeer di TPA belum memadai Program Telah diajukan ke APBK Sudah ada 5. Belum adanya bengkel Usulan tambahan anggaran Belum direalisasikan 6. Institusi Pengelolaan sampah belum bekerja secara optimal 7. TPA, Kolam Lindi dan IPLT Lhok Batee masih belum berfungsi sebagaimana mestinya dan perlu direhabilitasi agar tidak merusak lingkungan (Mei 2012) 8. Pelaksanaan K3 belum dilaksanakan secara optimal Sumber data BAPELDAKEP Kota Sabang tahun 2012 Perlunya Dinas Kebersihan berdiri sendiri dan terpisah dari Bapedalkep Peningkatan (Upgrading) sel TPA, kolam lindi, IPLT dan revitalisasi rumah kompos Penerapan K3 diseluruh jajaran kerja Bapedalkep Belum direalisasikan Catatan : TPA Lhok Batee perlu mendapat perhatian khusus segera dan mendesak Sudah dilaksanakan perlu ditingkatkan 74

85 Ada sekitar lima pendekatan dalam melaksanakan kegiatan pengumpulan sampah. Untuk meningkatkan sistem pengumpulan sampah di Kota Sabang menggunakan Sistem Komunal Langsung seperti dijelaskan di bawah ini. Metode untuk Sistem Komunal Langsung adalah: 1. Sampah dikumpulkan dari sumber sampah dan diletakkan sementara di tempat pengumpulan yang telah ditentukan. 2. Truk-truk pengangkut sampah yang telah ditentukan waktu dan rutenya kemudian mengumpulkan sampah dari tempat pengumpulan. Setelah kendaraan penuh, sampah diangkut langsung ke TPA. Metode ini dianggap cocok untuk Kota Sabang karena: 1. Truk-truk pengumpulan jumlahnya terbatas; 2. Truk tidak dapat mencapai semua sumber sampah yang terletak jauh di dalam gampong yang hanya dapat diakses dengan berjalan kaki atau oleh peralatan roda dua; 3. Titik-titik pengumpulan dapat disesuaikan agar dapat dicapai oleh truk pengumpul; dan 4. Metode ini dapat diterapkan di daerah gampong/pemukiman. Meskipun demikian, dalam prakteknya kondisi ideal di atas belum tentu dapat dilakukan sepenuhnya, sehingga dari sisi lokasinya, ada juga dua pendekatan yang dapat dilakukan: 1. Di dalam Kota Sabang: Sampah di jalan diangkut secara door to door dengan dump truck sampah dan di pasar dikumpulkan oleh pekerja dan diangkut dengan dump truck sedangkan kontainer diangkut dengan Arm roll truck ke TPA. 2. Di luar Kota Sabang: Sampah dari pasar kecamatan langsung dikumpulkan oleh penyapu Bapedalkep dan kemudian diangkut dengan dump truck serta kontainer diangkut dengan Arm roll ke TPA Kelembagaan Berdasarkan peraturan Walikota Sabang tentang tugas pokok dan fungsi detail setiap lembaga teknis dan Dinas Pemerintahan Kota Sabang yang terkait dalam hal pengelolaan sampah di Kota Sabang. Dapat dilihat pada Struktur Organisasi dari Dinas terkait pengelolaan sampah sebagai berikut : 75

86 Gambar 3.2 Struktur Organisasi Bapedalkep KEPALA BADAN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIAT SUBBAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN SUBBAGIAN PROGRAM DAN PELAPORAN SUBBAGIAN KEUANGAN BIDANG ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN BIDANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM BIDANG PENATAAN STANDARISASI LINGKUNGAN DAN SDM BIDANG KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN SUBBIDANG TEKNIS AMDAL DAN EVALUASI SUBBIDANG PENGELOLAAN KERAGAMAN HAYATI SUBBIDANG TATA RUANG PERUNTUKAN KAWASAN DAN SDM SUBBIDANG KEBERSIHAN SUBBIDANG PENCEMARAN DAN PENGELOLAAN LIMBAH B3 SUBBIDANG PENGELOLAAN EKOSISTEM KAWASAN PESISIR DAN LAUT SUBBIDANG HUKUM DAN STANDARISASI LINGKUNGAN SUBBIDANG PERTAMANAN U P T WALIKOTA SABANG Peraturan dan kebijakan persampahan kota sabang tercantum dalam Qanun No 11 tahun 2011 tentang retribusi pelayanan persampahan/kebersihan. Persampahan di Kota Sabang merupakan tanggung jawab dan kewenangan yang dilaksanakan oleh Dinas terkait yaitu Bapedalkep Kota Sabang yang mana dalam hal ini Bapedalkep mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan Daerah di bidang Lingkungan Hidup, adapun fungsi dari Bapeldakep adalah sebagai berikut : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang lingkungan hidup b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan Pemerintah Daerah di bidang lingkungan hidup c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang lingkungan hidup d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas di bidang lingkungan hidup Adapun Susunan Organisasi dari Bapeldakep Kota Sabang yang berwenang dalam pengelolaan persampahan 1. Kepala Badan 2. Sekretariat 3. Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan 76

87 4. Bidang Pemantauan dan Pengawasan Lingkungan 5. Bidang Konservasi Lingkungan 6. Bidang Kebersihan dan Pertamanan 7. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan 77

88 PERENCANAAN FUNGSI Tabel.3.24 Daftar Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Persampahan PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah Kota Sabang Swasta Masyarakat Menyusun target pengelolaan sampah skala Kota Sabang, Bapeldakep Menyusun rencana program persampahan dalam rangka pencapaian Bapeldakep target Menyusun rencana anggaran program persampahan dalam rangka Bapeldakep pencapaian target PENGADAAN SARANA Menyediakan sarana pewadahan sampah dan sumber sampah Bapeldakep dan PU Menyediakan sarana pengumpulan ( pengumpulan dari sumber sampah ke Bapeldakep dan PU TPS) Membangun tempat sarana penampungan sementara ( TPS) Bapeldakep dan PU Membangun sarana pengangkutan sampah dari TPS ke tempat Bapeldakep dan PU pembuangan akhir (TPA) Membangun sarana TPA Bapeldakep dan PU Menyediakan sarana Komposting Bapeldakep PENGELOLAAN Mengumpulkan sampah dari sumber ke TPS Bapeldakep Mengelola sampah di TPS Bapeldakep Mengangkut sampah dari TPS ke TPA Bapeldakep Mengelola TPA Bapeldakep Melakukan pemilahan sampah* Bapeldakep,RSU,dan Sekolah Penginapan,agen penampung. Melakukan penarikan retribusi sampah Bapeldakep dan KP2TSP Memberikan izin usaha pengelolaan sampah Bapeldakep dan KP2TSP. 78

89 PENGATURAN DAN PEMBINAAN Mengatur prosudur penyediaan layanan sampah ( jam pengangkutan, Bapeldakep personil,peralatan,dll) Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan Bapeldakep dan DINKES sampah Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan sampah Bapeldakep MONITORING DAN EVALUASI Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan Bapeldakep sampah skala Kota Sabang Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana Bapeldakep,Bappeda dan PU pengelolaan persampahan Sumber : kajian kelembagaan, Bappeda

90 Tabel 3.25 Daftar Peraturan Persampahan Kota Sabang Peraturan Persampahan Target capaian pelayanan pengelolaan persampahan di kab/kota Sabang Kewajiban dan sanksi bagi pemerintah Kota Sabang dalam menyediakan layanan pengelolaan sampah Kewajiban dan sanksi bagi pemerintah Kota Sabang dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan sampah Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah di hunian rumah, dan membuang ke TPS Kewajiban dan sanksi bagi kantor unit usaha di kawasan komersial/ fasilitas social/ fasilitas umum untuk mengurangi sampah, mengediakan tempat sampah,dan membuang ke TPS Pembagian kerja pengumpulan sampah dari sumber ke TPS, dari TPS ke TPA, pengelolaan di TPA,dan pengaturan waktu pengangkutan sampah dari TPS ke TPA Kerja sama pemerintah Kota Sabang dengan swasta atau pihak lain dalam pengelolaan sampah Ketersediaan Ada(sebutkan) Ada,jumlah target sebanyak 18 gampong/desa Qanun Kota No 2 tanggal 19 Oktober tahun 2012 tentang pengelolaan sampah dan Keindahan Qanun Kota No 2 tanggal 19 Oktober tahun 2012 tentang pengelolaan sampah dan Keindahan Qanun Kota No 2 tanggal 19 Oktober tahun 2012 tentang pengelolaan sampah dan Keindahan Qanun Kota No 2 tanggal 19 Oktober tahun 2012 tentang pengelolaan sampah dan Keindahan Qanun Kota No 2 tanggal 19 Oktober tahun 2012 tentang pengelolaan sampah dan Keindahan Qanun Kota No 2 tanggal 19 Oktober tahun 2012 tentang pengelolaan Tidak Ada Efektif Dilaksanakan Pelaksanaan Belum Efektif dilaksanakan Tidak efektif dilaksanakan Keterangan 9 gampong 9 gampong Kurangnya Sarana mobil pengangkut,mini mnya anggaran operasional,kura ngnya petugas. 80

91 sampah dan Keindahan Retribusi sampah atau kebersihan Ada,yaitu qanun nomor 11 tahun 2011 tentang retribusi sampah. Sumber : kajian kelembagaan dan peraturan, Bappeda

92 3.3.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan Dalam hal pengelolaan sampah, Bapedalkep masih menggunakan sistem lama, yaitu metoda "end-of-thepipe", dimana upaya pengendalian dan pengelolaan sampah dilakukan setelah proses pengangkutan hingga tempat pembuangan akhir. Pada tahun 2009 Bapedalkep mulai melakukan pengembangan dalam sistem pengelolaan sampah dengan metode 3R sesuai amanah UU No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Persampahan yaitu Reuse, Reduce dan Recycling dimana salah satunya adalah dengan membangun satu unit rumah kompos yang berlokasi di TPA Lhok Batee, untuk pengembangan ini Bapedalkep juga didukung oleh UNDP melalui program dana hibah LoA dalam program Tsunami Recovery West Management Program (TRWMP) sejak tahun 2008 hingga Juni Untuk meningkatkan sistem pengumpulan sampah di Kota Sabang, Bapeldakep harus mengembangkan cara untuk menggunakan Sistem Komunal Langsung seperti dijelaskan di bawah ini. Metode untuk Sistem Komunal Langsung adalah: Sampah dikumpulkan dari sumber sampah dan diletakkan sementara di tempat pengumpulan yang telah ditentukan, dan Truk-truk Bapeldakep yang telah ditentukan waktu dan rutenya kemudian mengumpulkan sampah dari tempat pengumpulan. Setelah kendaraan penuh, sampah diangkut langsung ke TPA. Metode ini dianggap cocok untuk Kota Sabang karena: Truk-truk pengumpulan jumlahnya terbatas; Truk tidak dapat mencapai semua sumber sampah yang terletak jauh di dalam desa yang hanya dapat diakses dengan berjalan kaki atau oleh peralatan dua roda; Titik-titik pengumpulan dapat disesuaikan agar dapat dicapai oleh truk pengumpul; dan Metode ini dapat diterapkan di daerah gampong/pemukiman. Meskipun demikian, dalam prakteknya kondisi ideal di atas belum tentu dapat dilakukan sepenuhnya, sehingga dari sisi lokasinya, ada juga dua pendekatan yang dapat dilakukan: 1. Di dalam Kota Sabang: Sampah di jalan diangkut secara door to door dengan dump truck dan di pasar dikumpulkan oleh pekerja (yang ditentukan oleh Bapeldakep) dan diangkut dengan dump truck serta kontainer diangkut dengan Arm roll truck ke TPA. 2. Di luar Kota Sabang: Sampah dari pasar kecamatan langsung dikumpulkan oleh penyapu Bapedalkep dan kemudian diangkut dengan dump truck serta kontainer diangkut dengan Arm roll ke TPA. 82

93 Untuk realisasi kegiatan 3R ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan secara berkelanjutan yaitu sosialisasi pengelolaan sampah metode 3R kepada 200 siswa SD, SMP dan SMA di Kota Sabang dan 100 orang masyarakat di lima Gampong mulai tahun 2010 hingga Selain itu juga diberikan pelatihan Handicraft dari sampah, pelatihan membuat pupuk kompos dari sampah organik, dan pameran 3R dimana kegiatankegiatan tersebut didukung oleh UND-MDF melalui program dana Hibah LoA TRWMP. Seluruh kegiatan ini akan dikembangkan dan menjadi program rutin Bapedalkep setiap tahunnya. Bapeldakep saat ini memberikan layanan kepada 9 desa/gampong dari 18 Gampong yang ada. Hal ini disebabkan karena keterbatasan kendaraan operasional dan anggaran. Tabel 2.25 menunjukkan informasi tentang wilayah yang dilayani oleh Bapeldakep. Tabel 3.26 Pengumpulan Sampah di 9 gampong di Kota Sabang No Desa/Gampong Titik Pengumpulan Volume Sampah (m 3 /day) 1. Balohan Jumlah Pekerja 4 5 Nomor Truk 2. Cot Abeuk Cot Ba U Ie Meulee Kuta Ateuh Kuta Timu Kuta Barat

94 8. Aneuk laot Iboih (Khusus hari Rabu dan Sabtu) Total 42 Sumber: Bidang Kebersihan dan Pertamanan, Bapeldakep (Juli 2011) Selain tempat pengumpulan di titik-titik pengumpulan tersebut di atas, Bapeldakep juga melayani pengumpulan di beberapa pemukiman / daerah wisata, seperti disajikan dalam Tabel 2.26 berikut ini. Tabel 3.27 Pemukiman dan daerah wisata yang Dilayani oleh Bapeldakep No. Pemukiman/Daerah Wisata Kecamatan 1. Balohan Sukajaya 2. Cot Abeuk Sukajaya 3. Cot Ba U Sukajaya 4. Ie Meulee Sukajaya 5. Kuta Ateuh Sukakarya 6. Kuta timu Sukakarya 7. Kuta Barat Sukakarya 8. Aneuk laot Sukakarya Jumlah Penyumbang Retribusi Sampah Masyarakat Bisnis Sekolah/Kantor Masyarakat Bisnis Masyarakat Bisnis Sekolah/Kantor Masyarakat Bisnis Sekolah/Kantor Masyarakat Bisnis Sekolah/Kantor Masyarakat Bisnis Sekolah/Kantor Masyarakat Bisnis Sekolah/Kantor Masyarakat Bisnis Sekolah/Kantor Retribusi Sampah Bulanan (Rp)

95 9. Iboih Sukakarya Bisnis 10. Pantai Gapang Sukakarya Bisnis Total Sumber: Bidang Kebersihan, Bapeldakep (Juli 2011) Sekolah yang dilayani oleh pengumpulan sampah Bapeldakep ditunjukkan pada Tabel Tabel 3.28 Sekolah yang dilayani oleh Bapeldakep No Sekolah Frekuensi Pengumpulan Total Volume Sampah Sampah (m 3 ) 1. SMK Negeri Sabang 1 kali sehari 0,3 2. SMA Negeri 2 Sabang 1 kali sehari 0,3 3. SMP Negeri 1 Sabang 1 kali sehari 0,3 4. SMP Negeri 2 Sabang 1 kali sehari 0,3 5. SMP Negeri 3 Sabang 1 kali sehari 0,1 6. SMP Negeri 5 Sabang 1 kali sehari 0,1 7. SD Negeri 1 Sabang 1 kali sehari 0,15 8. SD Negeri 2 Sabang 1 kali sehari 0,15 9. SD Negeri 3 Sabang 1 kali sehari 0,1 10. SD Negeri 4 Sabang 1 kali sehari 0,1 11. SD Negeri 5 Sabang 1 kali sehari 0,1 12. SD Negeri 6 Sabang 1 kali sehari 0,1 13. SD Negeri 8 Sabang 1 kali sehari 0,1 14. SD Negeri 9 Sabang 1 kali sehari 0,1 15. SD Negeri 10 Sabang 1 kali sehari 0,1 16. SD Negeri 11 Sabang 1 kali sehari 0,1 17. SD Negeri 12 Sabang 1 kali sehari 0,1 18. SD Negeri 15 Sabang 1 kali sehari 0,1 19. SD Negeri 16 Sabang 1 kali sehari 0,1 Total 19 kali sehari 2,8 Sumber: Bidang Kebersihan, Bapeldakep (Juli 2011) Gambar 3.3 Peta cakupan layanan persampahan Kota Sabang 85

96 86 BUKU PUTIH KOTA SABANG 2012

97 Gambar 3.4 Peta lokasi infrastruktur utama pengelolaan persampahan. 87

98 88 BUKU PUTIH KOTA SABANG 2012

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan sanitasi sampai saat ini masih belum menjadi prioritas dalam pembangunan daerah. Kecenderungan pembangunan lebih mengarah pada bidang ekonomi berupa pencarian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pokja AMPL Kota Makassar

BAB 1 PENDAHULUAN. Pokja AMPL Kota Makassar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program dan kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap kesehatan, meningkatkan produktifitas dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan Halaman 1 1

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan Halaman 1 1 BAB I PENDAHULUAN 2.1 LATAR BELAKANG Rendahnya kepedulian masyarakat dan pemerintah terhadap peranan penyehatan lingkungan dalam mendukung kualitas lingkungan menyebabkan masih rendahnya cakupan layanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup, kondisi lingkungan permukiman serta kenyamanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pemerintah Kabupaten Kendal melalui Pokja AMPL Kabupaten Kendal berupaya untuk meningkatkan kondisi sanitasi yang lebih baik melalui program Percepatan Pembangunan

Lebih terperinci

KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN BERAU BAB I PENDAHULUAN

KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN BERAU BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sanitasi didefinisikan sebagai upaya membuang limbah cair domestik dan sampah untuk menjamin kebersihan dan lingkungan hidup sehat, baik ditingkat rumah tangga maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan dan pertumbuhan perekonomian Kota Yogyakarta yang semakin baik menjadikan Kota Yogyakarta sebagai kota yang memiliki daya tarik bagi para pencari kerja.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KAB. SIDENRENG RAPPANG

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KAB. SIDENRENG RAPPANG BAB I PENDAHULUAN i BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka pencapaian target RPJMN 2010-2014 dan MDGs 2015 pemerintah memperbaiki kondisi sanitasi di Indonesia dengan mengarusutamakan percepatan

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN KUDUS. Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG

Bab 1 Pendahuluan PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN KUDUS. Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG 1.1. LATAR BELAKANG Bab 1 Sektor sanitasi merupakan sektor yang termasuk tertinggal jika dibandingkan dengan sektor lain. Berdasarkan data yang dirilis oleh UNDP dan Asia Pacific MDGs Report 2010, disampaikan

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Landak 2013 BAB I PENDAHULUAN

Strategi Sanitasi Kabupaten Landak 2013 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang S anitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Berdasarkan pengalaman masa lalu pelaksanaan pembangunan sanitasi di Kab. Bima berjalan secara lamban, belum terintegrasi dalam suatu perencanaan komprehensipif dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I RPJMN Bidang Perumahan Permukiman, Bappenas

BAB I PENDAHULUAN I RPJMN Bidang Perumahan Permukiman, Bappenas BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan sektor sanitasi di Indonesia merupakan usaha bersama terkoordinir dari semua tingkatan pemerintah, organisasi berbasis masyarakat, LSM dan sektor swasta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku Putih Sanitasi berisi tentang pengkajian dan pemetaan sanitasi awal kondisi sanitasi dari berbagai aspek, yaitu mengenai Persampahan, Limbah Domestik, Drainase

Lebih terperinci

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MINAHASA UTARA

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MINAHASA UTARA 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan sanitasi permukiman di Indonesia bertujuan meningkatkan kondisi dan kualitas pelayanan air limbah, pengelolaan persampahan, drainase, dan kesehatan. Targetnya adalah pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sanitasi merupakan salah satu sektor yang memiliki keterkaitan yang erat dengan kemiskinan, tingkat pendidikan, kepadatan penduduk, perilaku hidup bersih dan sehat,

Lebih terperinci

PROGRAM PPSP KABUPATEN BATANG HARI TAHUN 2013

PROGRAM PPSP KABUPATEN BATANG HARI TAHUN 2013 Bab 1: Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kurangnya sikap kepedulian masyarakat dan pemerintah terhadap peranan penyehatan lingkungan dalam mendukung kualitas lingkungan menyebabkan masih rendahnya cakupan

Lebih terperinci

Universal Access cakupan akses 100% untuk air minum dan sanitasi dalam rangka. 1.1 Latar Belakang

Universal Access cakupan akses 100% untuk air minum dan sanitasi dalam rangka. 1.1 Latar Belakang . Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup, kondisi lingkungan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung Bab - 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang kurang mendapatkan perhatian dan belum menjadi prioritas pembangunan di daerah. Dari berbagai kajian terungkap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan di Kabupaten Pasuruan dilaksanakan secara partisipatif, transparan dan akuntabel dengan berpegang teguh pada prinsip-prinsip dan pengertian dasar pembangunan

Lebih terperinci

KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN

KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, Pemerintah Indonesia menetapkan sejumlah kebijakan yang mendukung percepatan kinerja pembangunan air minum dan sanitasi,

Lebih terperinci

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TOJO UNA-UNA

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TOJO UNA-UNA Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Deklarasi pembangunan milenium berpihak pada pemenuhan hak-hak dasar manusia yang mengarah kepada peningkatan kualitas hidup, dan dituangkan dalam tujuan-tujuan Millenium

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Landasan Gerak

BAB 1 PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Landasan Gerak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Tahun berisi hasil pengkajian dan pemetaan sanitasi awal yang memotret kondisi sanitasi dari berbagai aspek, tidak terbatas

Lebih terperinci

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

PEMUTAKHIRAN SSK LAMPUNG TIMUR Tahun 2016

PEMUTAKHIRAN SSK LAMPUNG TIMUR Tahun 2016 Created on 10/3/2016 at 9:8:38 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk memenuhi target pembangunan sektor sanitasi, yang meliputi pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan persampahan, dan

Lebih terperinci

BUKU PUTIH SANITASI KAB. WAKATOBI (POKJA SANITASI 2013) BAB I PENDAHULUAN

BUKU PUTIH SANITASI KAB. WAKATOBI (POKJA SANITASI 2013) BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Sektor sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kesehatan masyarakat. Rendahnya kualitas sanitasi menjadi salah satu

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang I - 1

1.1. Latar Belakang I - 1 1.1. Latar Belakang Sektor sanitasi merupakan salah satu pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kemiskinan. Kondisi sanitasi yang tidak memadai akan berdampak buruk terhadap kondisi kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Untuk mengembangkan layanan sanitasi Kabupaten/Kota memang tidak mudah mengingat permasalahan yang terjadi sangat komplek, dibutuhkan waktu yang lama, belum lagi persoalan

Lebih terperinci

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Tahun 2012 POKJA AMPL KABUPATEN TANGERANG

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Tahun 2012 POKJA AMPL KABUPATEN TANGERANG Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Tahun 2012 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN Disiapkan oleh: POKJA AMPL KABUPATEN TANGERANG KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten OKU TIMUR

Strategi Sanitasi Kabupaten OKU TIMUR 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan bidang Sanitasi di berbagai daerah selama ini belum menjadi prioritas, terlihat di Indonesia berada di posisi bawah karena pemahaman penduduknya mengenai pentingnya Sanitasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencapaian target MDGs di bidang sanitasi memerlukan kebijakan dan strategi yang efektif. Oleh karena itu, diperlukan berbagai program dan kegiatan yang terukur dan

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Sanitasi di Indonesia telah ditetapkan dalam misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMPN) tahun 2005 2025 Pemerintah Indonesia. Berbagai langkah

Lebih terperinci

Guna menghasilkan strategi sanitasi Kabupaten sebagaimana tersebut di

Guna menghasilkan strategi sanitasi Kabupaten sebagaimana tersebut di PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten Sukoharjo adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Layanan yang tidak optimal dan buruknya kondisi

Lebih terperinci

DFAFF BUKU PUTIH SANITASI

DFAFF BUKU PUTIH SANITASI BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. World Health Organization (WHO) mendefinisikan sanitasi sebagai suatu upaya pengendalian terhadap seluruh faktor-faktor fisik, kimia dan biologi yang menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan sanitasi sampai saat ini masih belum menjadi prioritas dalam pembangunan daerah. Kecenderungan pembangunan lebih mengarah pada bidang ekonomi berupa pencarian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kondisi umum sanitasi di Indonesia sampai dengan saat ini masih jauh dari kondisi faktual yang diharapkan untuk mampu mengakomodir kebutuhan dasar bagi masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Layanan yang tidak optimal dan buruknya kondisi

Lebih terperinci

PPSP BAB 1 PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI I Latar Belakang.

PPSP BAB 1 PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI I Latar Belakang. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. World Health Organization (WHO) mendefinisikan sanitasi sebagai suatu upaya pengendalian terhadap seluruh faktor-faktor fisik, kimia dan biologi yang menimbulkan

Lebih terperinci

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Aru 2014 BAB 1. PENDAHULUAN

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Aru 2014 BAB 1. PENDAHULUAN BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara Nasional Pemerintah Indonesia menaruh perhatian yang sangat serius dalam mencapai salah satu target Millenium Development Goals (MDGs) khususnya yang terkait

Lebih terperinci

Buku Putih Sanitasi Kota Bogor

Buku Putih Sanitasi Kota Bogor BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi sanitasi merupakan salah satu komponen yang ikut mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat dan lingkungan yang secara tidak langsung juga turut berkontribusi

Lebih terperinci

POKJA PPSP KABUPATEN SAROLANGUN BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

POKJA PPSP KABUPATEN SAROLANGUN BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencapaian target MDGs di bidang sanitasi memerlukan kebijakan dan strategi yang efektif. Oleh karena itu, diperlukan berbagai program dan kegiatan yang terukur dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Masalah Sanitasi, khususnya sanitasi di perkotaan adalah isu yang sampai hari ini belum terselesaikan secara maksimal bahkan sehingga sangat memerlukan perhatian semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Salah satu target MDGS adalah mengurangi separuh penduduk pada tahun 2015 yang tidak memiliki akses air minum yang sehat serta penanganan sanitasi dasar. Sehubungan

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) KOTA SABANG

STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) KOTA SABANG STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) KOTA SABANG 2013-2017 KELOMPOK KERJA SANITASI KOTA SABANG TAHUN 2012 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAN (BAPPEDA) KOTA SABANG Jalan Laksamana Muda Yos Sudarso No.45 Telp.(0651)

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran RINGKASAN EKSEKUTIF Strategi Sanitasi Kabupaten Wonogiri adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat kabupaten yang dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Balangan

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Balangan STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi sesungguhnya masih menjadi isu strategis di Indonesia. Tidak hanya di tingkat masyarakat, namun juga pada sisi para pengambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor sanitasi yang mencakupi bidang air limbah, persampahan dan drainase merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kesehatan

Lebih terperinci

Pendahuluan. Bab Latar Belakang

Pendahuluan. Bab Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sektor sanitasi merupakan urusan wajib Pemerintah Kabupaten/, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Sanitasi

Lebih terperinci

Buku Putih Sanitasi 2013

Buku Putih Sanitasi 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang seringkali kurang mendapat perhatian dan menjadi prioritas pembangunan di beberapa daerah. Buruknya kondisi sanitasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pemerintah Republik Indonesia telah memberlakukan kebijakan pembangunan sanitasi sebagai bagian dari strategi nasional bidang sanitasi dan higienitas untuk diterapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Bima

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Bima BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang kurang mendapatkan perhatian dan belum menjadi prioritas pembangunan di daerah. Dari berbagai kajian terungkap bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Strategi sanitasi kabupaten bintan Tahun anggaran Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Strategi sanitasi kabupaten bintan Tahun anggaran Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Strategi Sanitasi Kabupaten Kerinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Strategi Sanitasi Kabupaten Kerinci BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka persiapan implementasi pembangunan sanitasi, di tahap awal diperlukan perencanaan yang baik dan berkualitas. Melalui Program Percepatan Pembangunan Sanitasi

Lebih terperinci

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN BAB I. PENDAHULUAN

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN BAB I. PENDAHULUAN BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan di Kabupaten Pacitan dilaksanakan secara partisipatif, transparan dan akuntabel dengan berpegang teguh pada prinsip-prinsip dan pengertian dasar pembangunan

Lebih terperinci

BUKU PUTIH KOTA SABANG 2012

BUKU PUTIH KOTA SABANG 2012 Bab 2 Gambaran Umum Kota 2.1 Geografi, Administratif dan Kondisi Fisik Wilayah Kota Sabang meliputi Pulau Weh, Pulau Klah, Pulau Rubiah, Pulau Seulako, dan Pulau Rondo, dengan luas sebesar 153 Km2, yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang 1-1

PENDAHULUAN Latar Belakang 1-1 Bab 1 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan wilayah dewasa ini semakin meningkat, namun tidak diimbangi secara optimal dengan penyediaan layanan sektor sanitasi dasar yang layak bagi

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Empat Lawang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Strategi Sanitasi Kabupaten Empat Lawang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perilaku hidup bersih dan sehat setiap masyarakat adalah cermin kualitas hidup manusia. Sudah merupakan keharusan dan tanggung jawab baik pemerintah maupun masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sasaran Pembangunan Millennium (Millennium Development Goals atau disingkat dalam bahasa Inggris MDGs) adalah delapan tujuan yang diupayakan untuk dicapai pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pembangunan bidang sanitasi di berbagai daerah selama ini belum menjadi prioritas, sehingga perhatian dan alokasi pendanaan pun cenderung kurang memadai. Disamping

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

STRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) Kabupaten Kepulauan Meranti adalah pembangunan sanitasi yang ditetapkan untuk memecahkan permasalahan sanitasi seperti yang tertera

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di dalam kehidupan masyarakat sangatlah dipengaruhi oleh faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, budaya dan faktor lainnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN MADIUN

BAB I PENDAHULUAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN MADIUN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hampir 30% penduduk Indonesia masih buang air besar sembarangan (BABS), baik langsung maupun tidak langsung 18,1% diantaranya di perkotaan. Genangan di permukiman dan

Lebih terperinci

BUKU PUTIH SANITASI KOTA SALATIGA BUKU PUTIH SANITASI. Tahun 2012 POKJA PPSP KOTA SALATIGA. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP)

BUKU PUTIH SANITASI KOTA SALATIGA BUKU PUTIH SANITASI. Tahun 2012 POKJA PPSP KOTA SALATIGA. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Tahun 2012 BUKU PUTIH SANITASI KOTA SALATIGA Provinsi Jawa Tengah Disiapkan oleh: POKJA PPSP KOTA SALATIGA 1 Kata Pengantar Puji dan syukur kita panjatkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2015 Kabupaten Gunungkidul melakukan pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK). Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Gunungkidul dilakukan karena usia

Lebih terperinci

1.1 LATAR BELAKANG Buku Putih Pembangunan Sanitasi Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK).

1.1 LATAR BELAKANG Buku Putih Pembangunan Sanitasi Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK). PENDAHULUAN 1 Bab - 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan Sanitasi di Indonesia telah ditetapkan dalam misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005 2025 Pemerintah Indonesia.

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi II-1 BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Visi Pembangunan Tahun 2011-2015 adalah Melanjutkan Pembangunan Menuju Balangan yang Mandiri dan Sejahtera. Mandiri bermakna harus mampu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hingga saat ini akses masyarakat terhadap layanan sanitasi permukiman (air limbah domestik, sampah rumah tangga dan drainase lingkungan) di Indonesia masih relatif

Lebih terperinci

B A B I P E N D A H U L U A N

B A B I P E N D A H U L U A N B A B I P E N D A H U L U A N 1.1. LATAR BELAKANG Kondisi sanitasi di Kabupaten Bojonegoro yang telah digambarkan dalam Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro mencakup sektor air limbah, persampahan,

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun

Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Program merupakan tindak lanjut dari strategi pelaksanaan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, dan sebagai rencana tindak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kesehatan masyarakat. Rendahnya kualitas sanitasi menjadi salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB II PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sektor sanitasi merupakan salah satu pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kemiskinan. Kondisi sanitasi yang tidak memadai akan berdampak buruk terhadap

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan. Strategi Sanitasi Kabupaten Sleman 2015 I-1

Bab 1 Pendahuluan. Strategi Sanitasi Kabupaten Sleman 2015 I-1 Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Takdir geografis Kabupaten Sleman yang merupakan bagian dari ekologi gunung api aktif Gunung Merapi, dari puncak hingga dataran lereng kaki, menjadikan keseluruhan

Lebih terperinci

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi 2.1. Visi Misi Sanitasi Visi Kabupaten Pohuwato Tabel 2.1: Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten/Kota Misi Kabupaten Pohuwato Visi Sanitasi Kabupaten Pohuwato Misi Sanitasi

Lebih terperinci

Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014

Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014 Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014 Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2014 STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)

Lebih terperinci

BAB 1: BUKU PUTI SANITASI KOTA BANJARBARU 1.1 LATAR BELAKANG. Hal 1

BAB 1: BUKU PUTI SANITASI KOTA BANJARBARU 1.1 LATAR BELAKANG. Hal 1 BAB 1: Hal 1 1.1 LATAR BELAKANG Akses terhadap air bersih dan sanitasi telah diakui PBB sebagai hak asasi manusia melalui deklarasi dalam Sidang Umum PBB yang berlangsung pada akhir bulan Juli 2010. Deklarasi

Lebih terperinci

STARTEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KELOMPOK KERJA AMPL KABUPATEN ENREKANG

STARTEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KELOMPOK KERJA AMPL KABUPATEN ENREKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perkembangan pembangunan kota yang terus berkembang dan pertumbuhan populasi penduduk dengan berbagai aktifitasnya yang terus meningkat dengan pesat menyebabkan pemenuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) merupakan dokumen perencanaan jangka menengah (5 tahun) yang memberikan arah bagi pengembangan sanitasi di Kabupaten Cilacap karena

Lebih terperinci

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL 4.1 SASARAN DAN ARAHAN PENAHAPAN PENCAPAIAN Sasaran Sektor Sanitasi yang hendak dicapai oleh Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai berikut : - Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kondisi eksisting sanitasi di perkotaan masih sangat memprihatinkan karena secara pembangunan sanitasi tak mampu mengejar pertambahan jumlah penduduk yang semakin

Lebih terperinci

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI Sebagai sebuah dokumen rencana strategis berjangka menengah yang disusun untuk percepatan pembangunan sektor sanitasi skala kota, kerangka kebijakan pembangunan sanitasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Pesisir Selatan

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Pesisir Selatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perilaku hidup bersih dan sehat setiap masyarakat adalah cermin kualitas hidup manusia. Sudah merupakan keharusan dan tanggung jawab baik pemerintah maupun masyarakat

Lebih terperinci

Rangkuman visi, misi, tujuan, sasaran, dan arah penahapan sesuai yang telah ditetapkan.

Rangkuman visi, misi, tujuan, sasaran, dan arah penahapan sesuai yang telah ditetapkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kesehatan masyarakat. Rendahnya kualitas sanitasi menjadi salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Fakfak telah mengalami perkembangan yang cukup pesat di 10 tahun terakhir ini. Perkembangan ini dapat dilihat dari meningkatnya pertambahan penduduk Kabupaten

Lebih terperinci

1.2 Telah Terbentuknya Pokja AMPL Kabupaten Lombok Barat Adanya KSM sebagai pengelola IPAL Komunal yang ada di 6 lokasi

1.2 Telah Terbentuknya Pokja AMPL Kabupaten Lombok Barat Adanya KSM sebagai pengelola IPAL Komunal yang ada di 6 lokasi Lampiran 2: Hasil analisis SWOT Tabel Skor untuk menentukan isu strategis dari isu-isu yang diidentifikasi (teknis dan non-teknis) untuk sektor Air Limbah di Kabupaten Lombok Barat sebagai berikut : a.

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kabupaten Aceh Singkil merupakan suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif

Lebih terperinci

BAB PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sinjai

BAB PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sinjai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor sanitasi merupakan salah satu tantangan Pemerintah Daerah yang paling signifikan karena berhubungan langsung dengan pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) POKJA SANITASI KABUPATEN BERAU Tahun 2011 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi didefinisikan

Lebih terperinci

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung Bab 1 Pendahuluan

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung Bab 1 Pendahuluan Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup serta kondisi lingkungan yang dapat memberikan kenyamanan

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Pasaman. ( Refisi 2012 ) I.1

Strategi Sanitasi Kabupaten Pasaman. ( Refisi 2012 ) I.1 1.1. Latar Belakang. Dalam kontek Program Pembangunan Sektor Sanitasi Indonesia (ISSDP), sanitasi didefinisikan sebagai tindakan memastikan pembuangan tinja, sullage dan limbah padat agar lingkungan rumah

Lebih terperinci

Tabel 1.1 Target RPJMN, RPJMD Provinsi dan kondisi Kota Depok. Jawa Barat. Cakupan pelayanan air limbah domestic pada tahun 2013 sebesar 67-72%

Tabel 1.1 Target RPJMN, RPJMD Provinsi dan kondisi Kota Depok. Jawa Barat. Cakupan pelayanan air limbah domestic pada tahun 2013 sebesar 67-72% BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu sektor yang memiliki keterkaitan sangat erat dengan kemiskinan tingkat pendidikan, kepadatan penduduk, daerah kumuh dan akhirnya pada

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG

STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN TAHUN 2013 STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG POKJA SANITASI KABUPATEN TANGGAMUS POKJA BADAN SANITASI PERENCANAAN KABUPATEN

Lebih terperinci

KEBUTUHAN DATA SEKUNDER PADA BAB 2

KEBUTUHAN DATA SEKUNDER PADA BAB 2 KEBUTUHAN DATA SEKUNDER PADA BAB 2 Tabel 2.1 Luas daerah dan pembagian daerah administrasi Tabel 2.2 Jumlah Penduduk perkecamatan dan rata-rata kepadatannya Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) adalah. sebuah roadmap pembangunan Sanitasi di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) adalah. sebuah roadmap pembangunan Sanitasi di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman () adalah sebuah roadmap pembangunan Sanitasi di Indonesia. Program ini digagas oleh Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS)

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KOTA KENDARI BAB I PENDAHULUAN

STRATEGI SANITASI KOTA KENDARI BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kota Kendari adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pengembangan sanitasi secara komprehensif yang dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelompok Kerja PPSP Kab. Luwu Utara Tahun LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Kelompok Kerja PPSP Kab. Luwu Utara Tahun LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, Pemerintah Indonesia menetapkan sejumlah kebijakan yang mendukung percepatan kinerja pembangunan air minum dan sanitasi,

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 3.1. Visi dan Misi Sanitasi Visi merupakan harapan kondisi ideal masa mendatang yang terukur sebagai arah dari berbagai upaya sistematis dari setiap elemen dalam

Lebih terperinci