PERSEPSI REMAJA TENTANG PENYALAHGUNAAN NAPZA. Muju Siti Samak¹, Eni Hidayati². Abstrak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERSEPSI REMAJA TENTANG PENYALAHGUNAAN NAPZA. Muju Siti Samak¹, Eni Hidayati². Abstrak"

Transkripsi

1 1 PERSEPSI REMAJA TENTANG PENYALAHGUNAAN NAPZA Muju Siti Samak¹, Eni Hidayati² Abstrak Napza merupakan masalah global yang harus ditanggulangi bersama elemen masyarakat. Di Indonesia prevalensi penyalahgunaan Napza semakin meningkat dari angka 1,55% menjadi 1,99% dari jumlah penduduk Indonesia (3,6 juta orang), dipekirakan 2015 akan mengalami kenaikan menjadi 2,8% (5,1 juta orang). Persepsi remaja terhadap penyalahgunaan Napza adalah obat - obatan yang menimbulkan kecanduan, dapat menurunkan prestasi belajar dan perilaku negatif lainnya akan memberi mereka pemahaman bahwa Napza adalah sesuatu yang merugikan. Tujuan penelian ini adalah mengetahui persepsi remaja tentang penyalahgunaan Napza. Metode : Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Tehnik pengumpulan data dengan Fokus Group Diskusi (FGD). Hasil : persepsi remaja tentang Napza: obat-obatan terlarang dan obat yang menimbulkan kecanduan. penyebab remaja menyalahgunakan Napza: pelarian dari masalah, pengaruh lingkungan. Informasi tentang Napza: Media (internet, TV, koran, majalah). Dampak penyalahgunaan Napza: percaya diri, fisik teganggu, dan penurunan prestasi akademik. Harapan kepada pemerintah: mensosialisasikan Napza. Rekomendasi : optimalisasi program sosialisasi penyalahgunaan napza bisa dimasukan dikurikulum sekolah. Kata kunci : Napza, persepsi remaja LATAR BELAKANG Penyalahgunaan NAPZA tidak hanya pada usia dewasa tetapi juga pada anak sekolah, hal ini dapat terjadi karena mereka melakukan interaksi sosial kepada lingkungannya dengan kurang baik. Pada umumnya lingkungan memberikan pengaruh yang kuat pada diri siswa terutama lingkungan di luar rumah, karena hampir sebagian besar aktivitas mereka dilakukan di luar rumah. Selain alasan tersebut, suasana lingkungan dalam rumah yang tidak mendukung atau kurang sehat bagi siswa dikarenakan kesibukan orang tua dan keluarga sehingga anak merasa kurang diperhatikan. Hal ini menjadi salah satu penyebab anak lebih suka berinteraksi dengan lingkungan luar rumah dibandingkan berinteraksi dengan keluarga di rumah (Hartadi, 2008). Masa remaja merupakan masa yang kritis, yaitu saat untuk berjuang untuk melepaskan ketergantungan kepada orang tua dan berusaha mencapai kemandirian sehingga dapat diterima dan diakui sebagai orang dewasa. Keberhasilan remaja melalui masa transisi ini dipengaruhi oleh faktor individu (biologik, kognitif dan psikologis) dan lingkungan (keluarga, teman sebaya dan masyarakat). Keinginannya cenderung melakukan jalan pintas dalam menghadapi masalah, tidak memiliki keyakinan diri yang mantap, menjadi pengikut yang tidak berdaya, mengelak dari tugas dan tanggung jawab dan hanya menuntut hak. Penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya) adalah satu dari perilaku resiko tinggi tersebut. Penyalahgunaan NAPZA menimbulkan perasaan enak, nikmat, senang, bahagia, tenang dan nyaman, tetapi 1

2 2 ketergantungan pada NAPZA dapat juga mengakibatkan dampak negatif dan berbahaya, baik secara fisik, psikologis, dan sosial (Saputro, 2011). NAPZA adalah zat-zat kimiawi yang dimasukkan ke dalam tubuh manusia, baik ditelan melalui mulut, dihirup melalui hidung maupun disuntikkan melalui urat darah. Zat-zat kimia itu dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang. Pemakaian terus menerus akan mengakibatkan ketergantungan fisik dan/atau psikologis. Risiko yang pasti terjadi adalah kerusakan pada sistem syaraf dan organ organ penting lainnya seperti jantung, paru-paru, dan hati ( Menurut estimasi Badan Dunia bidang Narkoba ( United Nations Office on Drugs and Crime UNODC) pada World Drug Report (2006), angka prevalensi setahun terakhir penyalahguna narkoba di dunia sebesar 5% dari populasi dunia (kurang lebih 200 juta jiwa) dengan perinciannya yaitu : penyalahguna Ganja 162,4 juta jiwa, ampetamine-type stimulants (ATS) 35 juta jiwa (terdiri dari : Shabu 25 juta jiwa dan Ecstasy 10 juta jiwa), Kokain 13,4 juta jiwa, Opiat 15,9 juta jiwa (dimana heroin sebesar 11,3 juta jiwa). World Drugs Report 2010, melaporkan bahwa Setiap tahun, sekitar 100 ribu orang tewas, atau setiap hari 300 orang tewas, karena mengkonsumsi Opium. Setiap tahun negara-negara di seluruh dunia dibanjiri 1000 ton heroin, 1000 ton kokain, sejumlah besar ganja dan ATS (BNN, 2011) Di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir penyalahgunaan narkoba meningkat pesat, baik dari jumlah sitaan barang bukti maupun jumlah tersangka. Hasil sitaan barang bukti, misalkan ekstasi meningkat dari butir (2001) menjadi 1,3 juta butir (2006), Sabu dari 48,8 kg (2001) menjadi 1.241,2 kg (2006). Jumlah tersangka meningkat dari orang tahun 2001 menjadi orang tahun 2006 (Mabes Polri, 2007). Angka -angka yang dilaporkan ini hanya puncak gunung es dari masalah narkoba yang jauh lebih besar (BNN, 2008). Hasil Penelitian yang dilakukan oleh BNN pada tahun 2010 di Indonesia Menyatakan angka prevalensi penyalahgunaan narkoba semakin meningkat dari angka 1,55% menjadi 1,99% dari jumlah penduduk Indonesia (3,6 Juta orang) dan pada tahun 2015 akan mengalami kenaikan menjadi 2,8% (5,1 Juta orang). METODOLOGI Penelitian studi kasus ini menggunakan penelitian pendekatan kualitatif yakni penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistic. (Bogdan dan Taylor dalam Moleong, 2006). Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan FGD (fokus group diskusi) dan diskusi yang berhubungan dengan persepsi responden tentang penyalahgunaan NAPZA yang

3 3 dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah disusun berdasarkan tujuan penelitian. HASIL 1. Persepsi Remaja tentang NAPZA Dalam penelitian ini, tujuan untuk mendapatkan data tentang persepsi remaja terhadap NAPZA peneliti memperoleh dua tema yaitu obat-obatan terlarang dan obat yang menimbulkan candu. Hal tersebut sesuai dengan data sebagai berikut: a. Obat-obatan terlarang Sebagian remaja berpendapat bahwa NAPZA adalah obat-obat terlarang, Napza atau Narkoba juga sering di sebut sebagai obat-abat terlarang karena pada hakekatya obat-obat tersebut digunakan dalam ilmu kedokteran dan sebagai pengembangan ilmu pengetahuan serta digunakan sesuai dengan resep dokter. Obat-obat ini kemudian disalahgunakan oleh oknum-oknum tertentu untuk mendapat keuntungan dan mencapai kepuasan diri. Meskipun pemerintah telah menjatuhkan hukuman yang berat kepada penyalahgunanya tetapi hal ini belum sepenuhnya berhasil, tingkat penyalahgunaan tiap tahun di Indonesia terus meningkat, penyalahgunaan dalam hal ini adalah mereka yang mengkonsumsi dan mengedarkannya. b. Obat yang menimbulkan kecanduan Remaja mempersepsikan bahwa NAPZA dapat menimbulkan kecanduan kalau di konsumsi. Didalam Napza terdapat zat bersifat adiktif yang memembuat pemakainya kecanduan. Pemakai yang merasa ketagihan akan mencari cara agar terus bisa mengonsumsinya. Selain mengundang perbuatan kejahatan karena mereka akan mencari cara bagiamana mendapatkannya semisal mencuri agar dapat membeli obat terlarang tersebut, di sisi lain obat tersebut bisa mengancam jiwa pemakai. Jika pemakai suatu ketika tidak mengonsumsinya lagi karena tidak mampu mendapatkannya maka tubuh akan merespon dalam kondisi kritis atau yang bisa dikatakan dengan sakaw. Keadaan inilah yang merupakan salah satu keadaan yang sangat menyiksa yang dialami oleh para pemakai narkoba. 2. Remaja yang menyalahgunakan NAPZA Dari hasil penelitian ini, tujuan penelitian untuk memperoleh data tentang remaja yang menyalahgunakan NAPZA mendapat dua tema, yakni pelarian dari masalah dan pengaruh teman, hal tersebut sesuai dengan pernyataan berikut ini: a. Pelarian dari masalah Berdasarkan hasil wawancara empat responden mengemukakan bahwa penyalahgunaan NAPZA karna banyak masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, masa dimana mereka ingin selalu mencoba-coba hal-hal baru, ingin dirinya diakua sebagai orang dewasa, secara fisik dan psikis juga mengalami perubahan, mereka sedang mencari

4 4 jati dirinya. Di kehidupan yang penuh dengan dinamika ini masalah selalu saja ada, baik itu dari dirinya sendiri, dari lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, maupun lingkungan dia berinteraksi lainnya. Dengan begitu banyak masalah yang datang kadang mereka bingung untuk menyelesaikannya, ada yang bisa menyelaikannya dengan bersikap dewasa, tapi tak jarang dari mereka yang tidak bisa menghadapinya dan lari ke halhal yang merusak dirinya, seperti mencoba menggunakan miras dan NAPZA. b. Pengaruh lingkungan Dari 3 responden mengemukakan bahwa remaja yang menyalahgunakan NAPZA dikarenakan pengaruh lingkungan. Faktor lingkungan sangat berpengaruh terhadap penyalahgunaan NAPZA, baik lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat. Karena ketiga lingkungan tersebut adalah lingkungan dimana remaja selalu berinteraksi. Remaja adalah suatu tahapan dalam pertumbuhan dan perkembangan manusia yang selalu ingin mencoba hal-hal baru, lingkungan yang buruk selalu menawarkan hal-hal yang buruk pula, dengan rasa ingin tau yang tinggi remeka sering menerima apapun yang ditawarkan, termasuk NAPZA. Mereka ini rata-rata menjadikan narkoba sebagai sebuah pelarian dari masalah yang tengah mereka hadapi. Masalah ini bisa berasal dari keluarga yang tidak haromonis atau bahkan teman-teman sendiri. Nah, mulailah lebih peduli dengan teman-teman kalian, karena bisa saja kalian menjadi sumber penyebab mengapa mereka menggunakan narkoba. 3. Informasi tentang NAPZA Tujuan penelitian, memperoleh data persepsi remaja tentang sumber informasi NAPZA, yaitu tentang media sebagai sumber informasi tentang NAPZA. Dengan maraknya kasus penyalahgunaan NAPZA di Indonesia pemerintah mencoba menyadarkan masyarakat Indonesia dengan bekerja sama dengan berbagai pihak, mulai dari sosialisasi ke lembaga-lembaga sekolah, iklan anti NAPZA yang hampir semua ditayangkan, namun hal ini belum sepenuhnya berhasil, melihat kasus pengedar dan pemakai masih banyak terjadi. Hal ini menjadi tantangan terbesar pemerintah untuk menyelesaikan masalah penyalahgunaan NAPZA. Penyalahgunaan NAPZA tidak akan terselesaikan apabila hanya pemerintah yang berusaha sendiri tanpa ada dukungan dari masyarakat luas. 4. Dampak penyalahgunaan NAPZA Hasil penelitian tentang bagaimana persepsi remaja tentang dampak penyalahgunaan NAPZA mendapatkan empat tema yakni lebih percaya diri, fisik terganggu, penurunan prestasi belajar dan emosi tidak terkontol. a. Lebih percaya diri Empat responden mengemukakan bahwa dampak penyalahgunaan NAPZA adalah percaya diri. Zat-zat yang terkandung didalam NAPZA ada yang membuat pemakainya lebih percaya diri, lebih ekspresif dan tidak malu-

5 5 malu ketika bertindak. Remaja yang cenderung pemalu, susah bergaul dengan masyarakat, harga diri rendah tak jarang menggunakan NAPZA sebagai alternatif untuk bisa beraktualisasi diri. Dengan mereka menggunakan NAPZA percaya diri itu bisa muncul dengan seketika, hal ini juga di lakukan oleh para atlet ketika ingin tampil lebih dalam sebuah laga atau para artis dan anggota band yang menggunakan NAPZA untuk tampil percaya diri dalam sebuah panggung pertunjukan. b. Fisik terganggu Persepsi remaja bahwa dampak penyalahgunaan NAPZA menyebabkan fisik penggunanya terganggu. Napza terdiri dari berbagai zat yang berbahaya yang bisa membuat pelakunya ketergantungan. Tiap jenis mempunyai kandungan yang berbeda-beda, selain efek Napza ada yang menyenangkan penggunanya juga ada yang merusak secara fisik. Sebagai contoh kokain, kokain merupakan alkaloid dari tanaman belukar erythroxylon coca yang memberi efek rangsangan yang sangat kuat, denyut jantung cepat, euforia, kejang, pupil melebar, tekanan darah meningkat, muntah, perdarahan otak dan penyumbatan pembuluh darah. c. Penerunan prestasi belajar Persepsi remaja bahwa dampak penyalahgunaan NAPZA menyebabkan prestasi remaja menurun sesuai dengan pernyataan, pelajar yang menyalahgunaan Napza selalu tidak betah di kelas, gelisah, dan ingin selalu ingin menyindiri. Hal ini sangat mengganggu proses belajar mengajar di kelas. Remaja yang sudah kecanduan oleh Napza tidak bisa lagi fokus pada pelajaran yang disampaikan oleh guru, suka menghayal hal-hal lain diluar pelajaran yang membuat dirinya tidak konsentrasi. Suka membolos dan melakukan hal-hal buruk lainnya yang membuat nilai akademiknya menurun. 5. Harapan kepada pemerintah tentang kejadian penyalahgunaan NAPZA Harapan remaja terhadap pemerintah terkait dengan penyalahgunaan NAPZA di angkat dalam satu tema yakni mensosialisasikan napza. Harapan remaja pada pemerintah dengan melihat prevalensi penyalahgunaan Napza yang semakin mengkhawatirkan ialalah pemerintah harus bekerja keras dalam menuntaskan masalah ini. Salah satunya dengan sosialisasi bahaya Napza kepada seluruh elemen masyarakat. Meskipun hal ini sudah dilaksanakan oleh pemerintah dan pelakunya juga sudah banyak tertangkap namun itu belum cukup. 6. Tindakan sebagai remaja dengan kejadian penyalahgunaan NAPZA Berdasarkan hasil FGD mendapatkan hasil bahwa remaja tidak ingin menggunakan NAPZA, dan kalau ada teman atau sahabat mereka yag terjerumus mereka akan membatu untuk meninggalkan NAPZA tersebut.

6 6 Napza merupakan masalah global yang harus titanggulangi bersama, bukan saja pemerintah yang bertanggung jawab dalam masalah tersebut, tapi seluruh masyarakat juga harus bertanggung jawab memberantas Napza, dengan cara tidak menjerumuskan dirinya untuk menyalahgunakan obat-obat terlarang. Kalau menemukan siapa saja yang menyalahgunakannya kita wajib melapor ke yang berwajib, agar bisa cepat ditanggulangi. PEMBAHASAN Mensosialisasikan NAPZA, Mengajak untuk tidak menggunakan NAPZA. 1. Persepsi Remaja tentang NAPZA Persepsi yang diperoleh peneliti dari remaja tentang NAPZA dua tema yaitu NAPZA sebagai obat-obat terlarang dan obat yang menimbulkan kecanduan a. Obat-obatan terlarang Tiga responden memberikan jawaban yang sama mengenai pengertian NAPZA. Persepsi yang remaja dapatkan bahwa NAPZA adalah obat-obat terlarang, dimana NAPZA yang selama ini mereka pahami adalah barang haram yang dilarang untuk mengkonsumsinya, apabila NAPZA disalahgunakan maka pelakunya akan dikenakan sanksi sesuai dengan kadar penyalahgunaannya. b. Obat yang menimbulkan kecanduan Penilaian remaja terhadap NAPZA sebagai obat-obatan yang membuat penggunanya kecanduan, karena di dalam Napza terkandung zat-zat yang bersifat adiktif yang daoat menyebabkan penggunanya ketagihan atau kecanduan. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Junaidi (2012) tentang Makna Hidup Pada Mantan Pengguna Napza ialah subjek terdapat pengaruh faktor obat atau zat ketika subjek menggunakan NAPZA seperti subjek merasa lebih percaya diri, zat psikoaktif dapat membantu melupakan masalahnya, NAPZA dapat membantu menyatukan subjek dengan teman dan lingkungannya. Subjek juga mendapatkan NAPZA dengan mudah dari teman-temannya. Selain itu, efek dari NAPZA membuat subjek sering merasakan ketagihan (adiktif). 2. Remaja yang menyalahgunakan NAPZA Penyalahgunaan NAPZA disebabkan oleh beberapa faktor: a. Pelarian dari masalah Persepsi remaja tentang pelarian dari masalah merupakan penyebab remaja menyalahgunakan NAPZA. Remaja yang sedang dalam masalah biasanya mereka mudah berputus asa dan sebagai pelampiasannya mereka menggunakan obat-obat terlarang untuk menenangkan pikirannya. Dengan mengkonsumsi Napza pikiran hanya tenang beberapa saat saja dan efek yang lebih buruk akan mengancam di kemudian hari. b. Pengaruh lingkungan Pengaruh lingkungan pertemanan sangat berpengaruh terhadap perkembangan remaja, remaja yang sifatnya labil mudah terpengaruh

7 7 dengan ajakan teman-temannya untuk menyalahgunakan NAPZA. Remaja yang sifat ingin tahunya tinggi seringkali mendorong mereka untuk mencoba hal-hal baru seperti merokok, minum-minuman keras dan obat-obat terlarang. Banyak remaja menggunakan standar kelompok sebagai dasar konsep mereka mengenai kepribadian ideal. Tidak banyak yang merasa dapat mencapai gambaran yang ideal ini dan mereka yang tidak berhasil ingin mengubah kepribadian mereka (Hurlock, 2004). Pengaruh teman terjadinya penyalahgunaan obat/zat terlarang ini sangat besar. Hukuman untuk kelompok teman sebaya, terutama pengucilan bagi mereka yang mencoba berhenti, didasarkan lebih berat dari penggunaan obat sendiri (Suhanda, 2006). 3. Informasi tentang NAPZA Persepsi remaja tentang media sebagai sumber informasi untuk mendapatkan informasi terkait pemberitaan tentang NAPZA, hal ini sangat membantu remaja dalam memahami bahaya NAPZA. Media seperti Internet, televisi, koran dan media lainnya sangat berperan penting bagi masyarakat terutama remaja dalam memahami bahaya penyalahgunaan NAPZA. Selain dari media peran sekolah sebagai lembaga pendidikan juga sangat mempengaruhi persepsi remaja, sekolah yang sering mengadakan kegiatan sosialisasi tentang NAPZA memberi pemahaman yang positif untuk siswanya agar tidak menyalahgunakan NAPZA. 4. Dampak penyalahgunaan NAPZA Persepsi remaja terhadap dampak penyalahgunaan NAPZA diantaranya lebih percaya diri, fisik terganggu, dan penurunan prestasi akademik. a. Lebih percaya diri Remaja yang menyalahgunakan NAPZA akan lebih percaya diri, berani, agresif dan perasaannya akan menjadi tenang. Beberapa responden mengemukakan pendapat demikian. b. Fisik terganggu Orang yang menyalahgunakan NAPZA akan berpengaruh buruk pada dirinya, baik dari segi fisik maupun Psikisnya. Persepsi remaja terhadap dampak penyalahgunaan NAPZA salah satunya adalah terganggu fisiknya seperti pernyataan beberapa responden yaitu penyalahguanaan adalah: penggunaan salah satu atau beberapa jenis NAPZA secara berkala atau teratur diluar indikasi medis, sehingga menimbulkan gangguan kesehatan fisik, psikis dan gangguan fungsi sosial (BNN, 2011). Afiatin (2005) menyatakan ada tujuh problem utama kesehatan remaja, yakni: merokok, penyalahguna alkohol dan obat-obatan, keselamatan di jalan, kesehatan seksualitas, aktivitas fisik, gizi dan berat badan, bunuh diri, dan kesehatan mental. Apabila ditelaah lebih mendalam,

8 8 masalahmasalah tersebut di atas sangat berhubungan sekali dengan perilaku delinquency. Merokok termasuk penyalahguna NAPZA, apalagi alkohol dan obat-obatan lain. Keselamatan di jalandapat diawali dengan munculnya geng motor, yang akhirnya kebut-kebutan, bahkan terjadi tawuran antar geng. Minuman Alkohol : mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh menekan susunan saraf pusat, dan sering menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari - hari dalam kebudayaan tertentu (BNN, 2011). c. Penurunan prestasi akademik Persepsi remaja tentang dampak penyalahgunaan NAPZA pada kalangan pelajar adalah penurunan prestasi belajar, penurunan semangat belajar, tidak konsentrasi dalam belajar, suka bolos dan malas mengerjakan tugas yang diberikan guru. Didalam napza terdapat zat-zat yang membuat para penggunanya hilang kesadaran, tidak konsentrasi, acuh, dan suka mengkhayal. Hal inilah yang menyebabkan pelajar tidak bisa mengikuti proses belajar mengajar dengan baik di kelas, sehingga pada akhirnya perpengaruh terhadap nilai-nilai mata pelajaran. Pengguna NAPZA Di Lingkungan Sekolah akan memberi dampak buruk pada semua pihak seperti : Merusak disiplin dan motivasi belajar, meningkatnya tindak kenakalan, membolos, tawuran pelajar, mempengaruhi peningkatan penyalahguanaan diantara sesama teman sebaya (BNN, 2011). 5. Harapan kepada pemerintah tentang kejadian penyalahgunaan NAPZA Harapan remaja kepada pemerintah terkait dengan angka penyalahgunaan NAPZA yang tiap tahun meningkat adalah pemerintah harus lebih giat lagi dalam mensosialisasikan tentang NAPZA, memberi hukuman yang setimpal sesuai dengan kadar penyalahgunaan NAPZA agar para pengguna jera dan tidak mau penyalahgunakan lagi. Remaja menganggap pemerintah belum mampu mengatasi masalah penyalahgunaan tersebut, karena banyak dari aparatur negara yang seharusnya bertindak sebagai penegak hukum malah ikut mengedar dan menyeludupkan NAPZA. Sosialisasi yang selama ini dilakukan pemerintah angka keberhasilannya masih sedikit hal ini ditandai dengan meningkanya kasus penyalahgunaan tiap tahunnya. Pemerintah harus bekerja lebih keras lagi untuk mengatasi masalah tersebut. 6. Tindakan sebagai remaja dengan kejadian penyalahgunaan NAPZA Dalam penelitian ini, responden mengemukakan pendapatnya tentang tindakan yang akan mereka ambil apabila ada dari mereka atau teman mereka

9 9 menyalahgunakan NAPZA adalah mengajarinya untuk berhenti mengkonsumsi NAPZA. Berusaha untuk menyadarkannya dan melaporkannya ke pihak sekolah apabila yang terjadi itu adalah seorang pelajar. Proses persepsi dimulai dari objek yang menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor, dimana proses ini dinamakan proses kealaman (fisik). Stimulus yang diterima oleh alat indera dilanjutkan oleh saraf sensorik ke otak. Proses ini dinamakan proses fisiologi kemudian terjadi suatu proses di dalam otak sehingga individu dapat menyadari sesuatu yang diterima dengan reseptor itu, sebagai akibat dari stimulus yang diterima. Proses yang terjadi di otak atau pusat kesadaran itulah yang dinamakan proses psikologis. PENUTUP Persepsi remaja tentang NAPZA diantaranya adalah NAPZA sebagai obat-obat terlarang dan bikin kecanduan dan penyebab remaja menyalahgunakan NAPZA adalah pelarian dari masalah dan pengaruh lingkungan. Persepsi remaja tentang dampak penyalahgunaan NAPZA yakni, lebih percaya diri, fisik terganggu dan penurunan prestasi belajar. ¹ Siti Yuliana: Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Fikkes Universitas Muhammadiyah Semarang. ² Ns.Eni Hidayati, M.Kep: Dosen Jurusan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang. KEPUSTAKAAN A Community Pathnership Parents, Teens, and Drugs Frequently Asked Questions. Diunduh dari pada tanggal 19 April 2012 Arikunto, S Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik. Jakarta : Bhineka Cipta Aziz. A. H Riset keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika. Azwar, S. (2003). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

10 10 BNN Provinsi Jateng Peranan Badan Narkotika Nasional Provinsi Jawa Tengah (Bnnp Jateng ) Dalam Upaya Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan Dan Peredaran Gelap Narkoba ( P4gn ) Di Jawa Tengah. Semarang : Bnn Provinsi Jateng. BNN Laporan Surveipenyalahgunaan Narkoba Di Indonesia: Studi Kerugian Ekonomi Dan Sosial Akibat Narkoba, Tahun 2008 Badan Narkotika Nasional Bekerjasama Dengan Pusat Penelitian.. Diunduh 2 Maret Depkes Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan Dan Peredaran Gelap Narkoba ( P4gn ). Semarang : Depkes Firmansyah Mengatasi Narkoba Dengan Welas Asih. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Gunawan, Weke Keren Tanpa Narkoba. Jakarta : Grasindo Hartadi, (2008), Penyalahgunaan Obat Terlarang Di Kalangan Remaja/Pelajar, Hurlock, Elizabeth Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga. Kompas Keluarga Anti N (Panduan Menghindari Jerat Narkoba). Jakarta : Penerbit Buku Kompas Marliany, Rosleny Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia Nisa R N A, Eny P, & Yadi P. (2009). Persepsi Anak Terhadap Delinquency Penyalahgunaan Napza. Journal Penilitian Psikokologi, 5 Notoatmojo. S Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineke Cipta Nursalam Konsep Dan Peneraapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Partodiharja, Subagyo Kenali Narkoba dan Musuhi Penyalahgunaannya. Jakarta : Esensi Pitriyawati, Anik. Juni Persepsi Dan Sikap Siswa Smk Negeri Di Kota Malang Terhadap Napza. Diambil Dari Library.Um.Ac.Id Tanggal 20 Februari 2012 Pusparini, Nyoman Gambaran Jenis Napza Dan Faktor-Faktor Yang Melatar Belakangi Penyalahgunaan Napza Pada Klien Di Panti Rehabilitasi Semarang. Diunduh Dari Diperoleh 1 Maret Rakhmat, Jalaluddin Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya Razak A & Sayuti W Remaja dan Bahaya Narkoba. Jakarta : Prenada Media Group Riduwan Rumus dan Data dalam Analisa Statistik. Bandung : Alfabeta Rumini & Sundari Perkembangan Anak & Remaja. Jakarta : Rineka cipta Saputro, Eko Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Napza Dengan Sikap Dalam Penyalahgunaan Napza Pada Siswa Di Sma Al- Islam 3 Surakarta. Diambil Dari Etd.Eprints.Ums.Ac.Id Tanggal 20 Februari 2012 Sobur, Alex. (2003). Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia Soetjiningsih Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC Sofyan, Ahmadi Narkoba Mengincar Anak Anda. Jakarta : Prestasi Pustaka

11 11 Sugiyono Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta Sunaryo Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC Walgito, Bimo Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Penerbit Andi

BAB I PENAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENAHULUAN A. Latar Belakang Penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika merupakan permasalahan global yang sudah menjadi ancaman serius dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Saat ini, penyalahgunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya hidup masyarakat dewasa ini menimbulkan banyak masalah yang mengancam berbagai aspek kehidupan masyarakat terutama generasi muda. Salah satunya adalah penyalahgunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengancam hampir semua sendi kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara. Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengancam hampir semua sendi kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara. Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba telah menjadi permasalahan dunia yang tidak mengenal batas Negara, juga menjadi bahaya global yang mengancam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. konsekuen dan konsisten. Menurut NIDA (National Institute on Drug Abuse), badan

BAB 1 PENDAHULUAN. konsekuen dan konsisten. Menurut NIDA (National Institute on Drug Abuse), badan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyalahgunaan obat seperti narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya merupakan masalah yang sangat kompleks dan memerlukan upaya penanggulangan secara komprehensif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergolong makanan jika diminum, diisap, dihirup, ditelan, atau disuntikkan,

BAB I PENDAHULUAN. tergolong makanan jika diminum, diisap, dihirup, ditelan, atau disuntikkan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Narkoba merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya (BNN, 2007). Narkoba atau napza adalah obat, bahan, atau zat, dan bukan tergolong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya. juga dianggap sebagai pelanggaran hukum.

BAB I PENDAHULUAN. penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya. juga dianggap sebagai pelanggaran hukum. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) di Indonesia merupakan sesuatu yang bersifat komplek dan urgent, permasalahan ini menjadi marak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau kesulitan lainnya dan sampai kepada kematian tahun). Data ini menyatakan bahwa penduduk dunia menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. atau kesulitan lainnya dan sampai kepada kematian tahun). Data ini menyatakan bahwa penduduk dunia menggunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah penyalahgunaan narkoba terus menjadi permasalahan global. Permasalahan ini semakin lama semakin mewabah, bahkan menyentuh hampir semua bangsa di dunia ini.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ditemukan dan dibeli baik secara langsung di tempat-tempat perbelanjaan maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. ditemukan dan dibeli baik secara langsung di tempat-tempat perbelanjaan maupun 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi dunia saat ini semua barang kebutuhan sehari-hari dapat ditemukan dan dibeli baik secara langsung di tempat-tempat perbelanjaan maupun dari media

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. remaja. Perubahan yang dialami remaja terkait pertumbuhan dan perkembangannya harus

BAB 1 : PENDAHULUAN. remaja. Perubahan yang dialami remaja terkait pertumbuhan dan perkembangannya harus BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia salah satunya ditentukan oleh kualitas upaya kesehatan pada setiap periode kehidupan sepanjang siklus hidup, termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Psikotropika, dan Zat adiktif lainnya) adalah sejenis zat (substance) yang

BAB I PENDAHULUAN. Psikotropika, dan Zat adiktif lainnya) adalah sejenis zat (substance) yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Narkoba (Narkotika dan obat-obat terlarang) atau Napza (Narkotika, Psikotropika, dan Zat adiktif lainnya) adalah sejenis zat (substance) yang penggunaannya di

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan generasi muda pada umumnya (Waluyo, 2011).

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan generasi muda pada umumnya (Waluyo, 2011). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyalahgunaan NAPZA merupakan salah satu ancaman yang cepat atau lambat dapat menghancurkan generasi muda. Negara Indonesia merupakan negara yang tidak lepas dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (narkotika,

I. PENDAHULUAN. Permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (narkotika, 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lainnya non tembakau dan alkohol) baik di tingkat global, regional

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. jangka panjang terutama terhadap kesehatan, salah satunya perilaku berisiko NAPZA

BAB 1 : PENDAHULUAN. jangka panjang terutama terhadap kesehatan, salah satunya perilaku berisiko NAPZA 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menjadi dewasa. Pada masa ini seseorang cenderung mencari jati diri, memiliki rasa ingin tahu yang besar

Lebih terperinci

UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP PENYEBARAN NARKOBA DI KALANGAN PELAJAR

UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP PENYEBARAN NARKOBA DI KALANGAN PELAJAR UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP PENYEBARAN NARKOBA DI KALANGAN PELAJAR Oleh : Wahyu Beny Mukti Setiyawan, S.H., M.H. Fakultas Hukum Universitas Surakarta Hp : 0857-2546-0090, e-mail : dosenbeny@yahoo.co.id Bahaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Alinea Ke Empat yang menyebutkan bahwa tujuan pembentukan Negara Indonesia adalah melindungi segenap

Lebih terperinci

ANCAMAN NARKOBA BAGI GENERASI PENERUS BANGSA oleh Ashinta Sekar Bidari S.H., M.H

ANCAMAN NARKOBA BAGI GENERASI PENERUS BANGSA oleh Ashinta Sekar Bidari S.H., M.H ANCAMAN NARKOBA BAGI GENERASI PENERUS BANGSA oleh Ashinta Sekar Bidari S.H., M.H A. PENDAHULUAN Narkoba sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat Indonesia, narkoba sudah menjadi momok bagi orang tua

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA REMAJA DI SMK NEGERI 2 SRAGEN KABUPATEN SRAGEN

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA REMAJA DI SMK NEGERI 2 SRAGEN KABUPATEN SRAGEN GAMBARAN PENGETAHUAN DAN UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA REMAJA DI SMK NEGERI 2 SRAGEN KABUPATEN SRAGEN Putri Eka Hidayati, Indarwati Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Adiktif lainnya. Kata lain yang sering dipakai adalah Narkoba (Narkotika,

BAB I PENDAHULUAN. Adiktif lainnya. Kata lain yang sering dipakai adalah Narkoba (Narkotika, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang NAPZA adalah singkatan untuk Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya. Kata lain yang sering dipakai adalah Narkoba (Narkotika, Psikotropika dan Bahan-bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini baik narkoba atau napza

BAB I PENDAHULUAN. Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini baik narkoba atau napza BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain narkoba, istilah yang di perkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa yang kritis, yaitu saat untuk berjuang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa yang kritis, yaitu saat untuk berjuang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa yang kritis, yaitu saat untuk berjuang untuk melepaskan ketergantungan kepada orang tua dan berusaha mencapai kemandirian sehingga dapat diterima

Lebih terperinci

BAB VII ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKA

BAB VII ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKA BAB VII ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKA Gambar 7.1, terdiri dari rokok, minuman keras dan obat-obatan yang semuanya tergolong pada zat adiktif dan psikotropika Gambar 7.1: Zat adiktif dan psikotropika 1.

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG NAPZA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA KELAS III SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG NAPZA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA KELAS III SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG NAPZA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA KELAS III SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-I

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini peredaran dan penggunaan narkoba di kalangan masyarakat Indonesia nampaknya sudah sangat mengkhawatirkan dan meningkat tiap tahunnya. Kepala Badan Narkotika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosialisasi, transisi agama, transisi hubungan keluarga dan transisi moralitas.

BAB I PENDAHULUAN. sosialisasi, transisi agama, transisi hubungan keluarga dan transisi moralitas. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa transisi merupakan faktor risiko utama timbulnya masalah kesehatan pada usia remaja. Masa transisi pada remaja meliputi transisi emosional, transisi sosialisasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan istilah alcoholism (ketagihan alkohol), istilah ini pertama kali

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan istilah alcoholism (ketagihan alkohol), istilah ini pertama kali 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Orang yang mengkonsumsi dan kecanduan minuman keras atau alkohol disebut dengan istilah alcoholism (ketagihan alkohol), istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya) bukan merupakan hal yang baru, baik di negara-negara maju maupun di

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya) bukan merupakan hal yang baru, baik di negara-negara maju maupun di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya) bukan merupakan hal yang baru, baik di negara-negara maju maupun di negara-negara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat dunia khususnya bangsa Indonesia, saat ini sedang dihadapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat dunia khususnya bangsa Indonesia, saat ini sedang dihadapkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat dunia khususnya bangsa Indonesia, saat ini sedang dihadapkan pada keadaan yang sangat mengkhawatirkan akibat semakin maraknya penggunaan narkoba, kekhawatiran

Lebih terperinci

Ratna Indah Sari Dewi 1. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Syedza Saintika Padang 1 ABSTRAK

Ratna Indah Sari Dewi 1. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Syedza Saintika Padang 1 ABSTRAK E A T Volume7, Nomor 1, Juni 2016 Jurnal Kesehatan Medika Saintika Vol 7 (1) Jurnal Kesehatan Medika Saintika http://jurnal.syedzasaintika.ac.id KARAKTERISTIK INDIVIDU PENGGUNA DAN POLA PENYALAHGUNAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. positif ataupun negatif. Perilaku mengonsumsi minuman beralkohol. berhubungan dengan hiburan, terutama bagi sebagian individu yang

BAB I PENDAHULUAN. positif ataupun negatif. Perilaku mengonsumsi minuman beralkohol. berhubungan dengan hiburan, terutama bagi sebagian individu yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan zaman terbukti megubah sebagian besar gaya hidup manusia. Mulai dari cara memenuhi kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya seperti kebutuhan hiburan

Lebih terperinci

2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan Korban dari penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) atau yang biasa dikenal sebagai NARKOBA (Narkotika dan Obat berbahaya)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar narkoba terbesar di level Asean. Menurut United Nation Office on Drugs and

BAB I PENDAHULUAN. pasar narkoba terbesar di level Asean. Menurut United Nation Office on Drugs and BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahaya narkoba sudah mencengkeram Indonesia. Saat ini Indonesia menjadi pasar narkoba terbesar di level Asean. Menurut United Nation Office on Drugs and Crime (UNODC)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anastesi yang dapat mengakibatkan tidak sadar karena pengaruh system saraf

BAB I PENDAHULUAN. anastesi yang dapat mengakibatkan tidak sadar karena pengaruh system saraf BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH NAPZA adalah singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif. Narkotika disebut juga sebagai obat-obatan yang dipakai untuk anastesi yang dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. maupun elektronik sering menunjukkan adanya kasus penyalahgunaan NAPZA.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. maupun elektronik sering menunjukkan adanya kasus penyalahgunaan NAPZA. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berita-berita kriminalitas yang semarak di berbagai media, baik cetak maupun elektronik sering menunjukkan adanya kasus penyalahgunaan NAPZA. NAPZA adalah narkotika,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG NAPZA DI SMK BATIK 1 SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG NAPZA DI SMK BATIK 1 SURAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG NAPZA DI SMK BATIK 1 SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S -1 Keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seseorang yang mengkonsumsinya (Wikipedia, 2013). Pada awalnya, alkohol

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seseorang yang mengkonsumsinya (Wikipedia, 2013). Pada awalnya, alkohol 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Minuman berakohol adalah minuman yang mengandung etanol. Etanol adalah bahan psikoaktif yang akan menyebabkan penurunan kesadaran bagi seseorang yang mengkonsumsinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengkonsumsi alkohol dapat berpengaruh langsung pada lingkungan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengkonsumsi alkohol dapat berpengaruh langsung pada lingkungan masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan alkohol bagi remaja sangat mengkhawatirkan dikarenakan mengkonsumsi alkohol dapat berpengaruh langsung pada lingkungan masyarakat dan mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persoalan kenakalan remaja di negara kita beberapa tahun belakangan ini telah memasuki titik kritis. Selain frekuensi dan intensitasnya terus meningkat, kenakalan

Lebih terperinci

Rio Jamaludin F

Rio Jamaludin F HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PERILAKU MINUM-MINUMAN KERAS PADA REMAJA SKRIPSI Disusun guna memenuhi syarat kelulusan S-1 Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun Oleh Rio Jamaludin F

Lebih terperinci

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PERILAKU PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA WANITA DEWASA Skripsi Untuk memenuhi persyaratan Dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Psikologi Disusun oleh

Lebih terperinci

KECERDASAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI PADA KORBAN NARKOBA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN

KECERDASAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI PADA KORBAN NARKOBA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KECERDASAN EMOSI DAN PENERIMAAN DIRI PADA KORBAN NARKOBA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Dalam mencapai derajat Sarjana Psikologi S-1 Disusun Oleh: TRI HARNINGSIH

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain) adalah bahan/zat/obat

BAB 1 PENDAHULUAN. NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain) adalah bahan/zat/obat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain) adalah bahan/zat/obat jika masuk kedalam tubuh manusia akan memengaruhi tubuh terutama otak/susunan saraf pusat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada pembinaan kesehatan (Shaping the health of the nation), yaitu upaya kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. pada pembinaan kesehatan (Shaping the health of the nation), yaitu upaya kesehatan 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 pasal 46 dan 47 menyatakan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan alkohol pada tahun 2002, dan penyebab utama terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan alkohol pada tahun 2002, dan penyebab utama terjadinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Data dari WHO tercatat 91 juta orang yang terjejas karena penggunaan alkohol pada tahun 2002, dan penyebab utama terjadinya kecelakaan dan tindak kriminal di dunia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dikarenakan berpengaruh langsung pada lingkungan. Kenyataan yang ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dikarenakan berpengaruh langsung pada lingkungan. Kenyataan yang ada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan alkohol dalam masyarakat sangat mengkhawatirkan dikarenakan berpengaruh langsung pada lingkungan. Kenyataan yang ada penggunaan alkohol dilingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah Indonesia, bahkan negara-negara lainnya. Istilah NARKOBA

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah Indonesia, bahkan negara-negara lainnya. Istilah NARKOBA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyalahgunaan narkoba merupakan sebuah permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah Indonesia, bahkan negara-negara lainnya. Istilah NARKOBA sesuai dengan Surat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecakapan untuk menghindari penyalahgunaan narkoba. Informasi mengenai

BAB I PENDAHULUAN. kecakapan untuk menghindari penyalahgunaan narkoba. Informasi mengenai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Narkoba kini mengintai setiap generasi muda khususnya para pelajar, masyarakat, keluarga, dan sekolah memikul tanggung jawab untuk menjaga para pelajar dari ancaman

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Narkotika di satu sisi merupakan obat atau bahan yang bermanfaat di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. Narkotika di satu sisi merupakan obat atau bahan yang bermanfaat di bidang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Narkotika di satu sisi merupakan obat atau bahan yang bermanfaat di bidang pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Disisi lain, apabila disalahgunakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kita mengetahui yang banyak menggunakan narkoba adalah kalangan generasi muda

I. PENDAHULUAN. kita mengetahui yang banyak menggunakan narkoba adalah kalangan generasi muda 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peredaran narkoba secara tidak bertanggungjawab sudah semakin meluas dikalangan masyarakat. Hal ini tentunya akan semakin mengkhawatirkan, apalagi kita mengetahui yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Disisi lain, apabila disalahgunakan narkoba dapat menimbulkan ketergantungan dan

BAB I PENDAHULUAN. Disisi lain, apabila disalahgunakan narkoba dapat menimbulkan ketergantungan dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penyalahgunaan narkoba merupakan penyakit endemik dalam masyarakat modern, dapat dikatakan bahwa penyalahgunaan narkoba merupakan penyakit kronik yang berulang kali

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA EGOSENTRISME DAN KECENDERUNGAN MENCARI SENSASI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA REMAJA. Skripsi

LAPORAN PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA EGOSENTRISME DAN KECENDERUNGAN MENCARI SENSASI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA REMAJA. Skripsi LAPORAN PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA EGOSENTRISME DAN KECENDERUNGAN MENCARI SENSASI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA REMAJA Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan

Lebih terperinci

RISIKO PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA PADA IBU HAMIL BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI JAWA TENGAH

RISIKO PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA PADA IBU HAMIL BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI JAWA TENGAH PROVINSI JAWA TENGAH RISIKO PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA PADA IBU HAMIL BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI JAWA TENGAH Latar Belakang Kehamilan merupakan st proses luar biasa, dimana ibu bertanggung jawab untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nations Office Drugs and Crime pada tahun 2009 melaporkan ada 149

BAB I PENDAHULUAN. Nations Office Drugs and Crime pada tahun 2009 melaporkan ada 149 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kasus penyalahgunaan NAPZA kini semakin meningkat. United Nations Office Drugs and Crime pada tahun 2009 melaporkan ada 149 sampai 272 juta penduduk dunia di usia 15-64

Lebih terperinci

PENTINGNYA PERAN ORANGTUA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA

PENTINGNYA PERAN ORANGTUA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PENTINGNYA PERAN ORANGTUA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA Oleh : Wahyu Beny Mukti Setiyawan, S.H., M.H. Fakultas Hukum Universitas Surakarta Hp : 0857-2546-0090, e-mail : dosenbeny@yahoo.co.id

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DAN KEMANDIRIAN DENGAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH PADA REMAJA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DAN KEMANDIRIAN DENGAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH PADA REMAJA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DAN KEMANDIRIAN DENGAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH PADA REMAJA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Oleh: LINA

Lebih terperinci

efek stupor atau bingung yang lama dalam keadaan yang masih sadar serta menimbulkan adiksi atau kecanduan (Fransiska, 2012).

efek stupor atau bingung yang lama dalam keadaan yang masih sadar serta menimbulkan adiksi atau kecanduan (Fransiska, 2012). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena penggunaan narkoba di kalangan generasi muda semakin mencemaskan. Narkoba adalah singkatan dari narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lainnya. Menurut

Lebih terperinci

Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Siswa Kelas XI Tentang Penyalahgunaan Zat Adiktif di SMA Swadaya Bandung

Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Siswa Kelas XI Tentang Penyalahgunaan Zat Adiktif di SMA Swadaya Bandung Abstrak Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Siswa Kelas XI Tentang Penyalahgunaan Zat Adiktif di SMA Swadaya Bandung 1 Ega Kusmawati 2 Antonius Ngadiran 3 Tri Sulastri 1,2,3 Program Studi Sarjana Keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kanak-kanak menuju masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (2007) adalah

BAB I PENDAHULUAN. kanak-kanak menuju masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (2007) adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah mereka yang mengalami masa transisi (peralihan) dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (2007) adalah 12-24 tahun.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan penyalangunaan narkoba di Indonesia telah menjadi ancaman

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan penyalangunaan narkoba di Indonesia telah menjadi ancaman BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Permasalahan penyalangunaan narkoba di Indonesia telah menjadi ancaman nasional yang perlu mendapatkan perhatian yang serius oleh segenap element bangsa. Ancaman

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN PERILAKU ASERTIF UNTUK PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA. Kata kunci: narkoba; asertif; bimbingan kelompok

MENGEMBANGKAN PERILAKU ASERTIF UNTUK PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA. Kata kunci: narkoba; asertif; bimbingan kelompok MENGEMBANGKAN PERILAKU ASERTIF UNTUK PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA Rahmi Sofah, Harlina, Rani Mega Putri, Vira Afriyanti Universitas Sriwijaya E-mail: rani@konselor.org ABSTRAK Narkoba adalah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang luar biasa (Extra Ordinary Crime). Permasalahan ini tidak hanya menjadi

BAB I PENDAHULUAN. yang luar biasa (Extra Ordinary Crime). Permasalahan ini tidak hanya menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba dewasa ini sudah menjadi permasalahan serius, dan dapat dikatakan sebagai suatu kejahatan yang luar biasa (Extra

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Narkoba(Narkotika dan obat/bahan berbahaya) sebagai kelompok obat, bahan, atau zat

BAB 1 : PENDAHULUAN. Narkoba(Narkotika dan obat/bahan berbahaya) sebagai kelompok obat, bahan, atau zat BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memperkenalkan istilah NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif) atau yang sering dikenal dengan Narkoba(Narkotika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jika masuk kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak/susunan

BAB I PENDAHULUAN. jika masuk kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak/susunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lain) adalah bahan/zat/obat jika masuk kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak/susunan saraf pusat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterbatasan pengetahuan tentang narkoba masih sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterbatasan pengetahuan tentang narkoba masih sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterbatasan pengetahuan tentang narkoba masih sangat terbatas. Keterbatasan pengetahuan tentang narkoba itulah yang mendorong terjadinya penyalahgunaan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (NAPZA) atau yang lebih sering dikenal masyarakat dengan NARKOBA

BAB I PENDAHULUAN. (NAPZA) atau yang lebih sering dikenal masyarakat dengan NARKOBA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya (NAPZA) atau yang lebih sering dikenal masyarakat dengan NARKOBA (Narkotika dan bahan/obat berbahaya)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini menguraikan teori teori yang berkaitan dengan pola asuh orang tua, remaja, narkoba, kerangka berpikir dan hipotesis

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini menguraikan teori teori yang berkaitan dengan pola asuh orang tua, remaja, narkoba, kerangka berpikir dan hipotesis BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menguraikan teori teori yang berkaitan dengan pola asuh orang tua, remaja, narkoba, kerangka berpikir dan hipotesis 2.1 Pola Asuh Orang Tua 2.1.1 Definisi Pola Asuh Orang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. NARKOBA adalah singkatan Narkotika dan Obat/Bahan berbahaya.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. NARKOBA adalah singkatan Narkotika dan Obat/Bahan berbahaya. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah NARKOBA adalah singkatan Narkotika dan Obat/Bahan berbahaya. Istilah ini sangat populer di masyarakat termasuk media massa dan aparat penegak hukum. Masalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjukkan gejala yang semakin memprihatinkan. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjukkan gejala yang semakin memprihatinkan. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyalahgunaan narkoba, psikotropika dan zat adiktif (NAPZA) atau yang populer diistilahkan dengan narkoba di kalangan sekelompok masyarakat kita menunjukkan gejala

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Narkoba Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika dan obat berbahaya. Adapun istilah lainnya yaitu Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Aditif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan pergaulan masyarakat di Indonesia mengalami peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan pergaulan masyarakat di Indonesia mengalami peningkatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pergaulan masyarakat di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat pesat. Hal ini disebabkan oleh tingginya arus globalisasi yang masuk ke Indonesia baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah penyalahgunaan Narkoba di Indonesia saat ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. Masalah penyalahgunaan Narkoba di Indonesia saat ini sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah penyalahgunaan Narkoba di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan berbagai kalangan dan telah menjadi ancaman nasional yang perlu mendapatkan perhatian yang

Lebih terperinci

Kasus penyalahgunaan narkoba

Kasus penyalahgunaan narkoba Narkoba Perusak Generasi Bangsa # Humas Poltekkes Kemenkes Bengkulu # A. PENDAHULUAN Didorong pula oleh rasa ingin tahu dan rasa ingin mencoba, mereka mnerima bujukan tersebut. Selanjutnya akan dengan

Lebih terperinci

Pengaruh Pelatihan Asertif Untuk Meningkatkan Asertivitas Terhadap Penyalahgunaan Narkoba

Pengaruh Pelatihan Asertif Untuk Meningkatkan Asertivitas Terhadap Penyalahgunaan Narkoba PENGARUH PELATIHAN ASERTIF UNTUK MENINGKATKAN ASERTIVITAS TERHADAP PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Single Subject Research Anak didik di Lapas Anak Pria Tangerang) Herli Hartati Moch. Dimyati, M.Pd Herdi, M.Pd

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa seorang individu mengalami peralihan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa seorang individu mengalami peralihan dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa seorang individu mengalami peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Pada masa remaja ini mengalami berbagai konflik yang semakin

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. sebanyak orang dan WNA sebanyak 127 orang 1.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. sebanyak orang dan WNA sebanyak 127 orang 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindak Pidana Narkotika merupakan salah satu tindak pidana yang cukup banyak terjadi di Indonesia. Tersebarnya peredaran gelap Narkotika sudah sangat banyak memakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolesense adalah periode perkembangan selama individu

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolesense adalah periode perkembangan selama individu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja atau adolesense adalah periode perkembangan selama individu mengalami perubahan diri masa kanak-kanak menuju masa dewasa, biasanya antara usia 13 21 tahun (Potter,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia sesuai Visi Indonesia Sehat 2010 ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia sesuai Visi Indonesia Sehat 2010 ditandai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat Indonesia sesuai Visi Indonesia Sehat 2010 ditandai dengan penduduknya yang hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dan Zat Adiktif (Abdul & Mahdi, 2006). Permasalahan penyalahgunaan

BAB I PENDAHULUAN. Dan Zat Adiktif (Abdul & Mahdi, 2006). Permasalahan penyalahgunaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang NAPZA adalah singkatan dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (Abdul & Mahdi, 2006). Permasalahan penyalahgunaan NAPZA mempunyai dimensi yang luas dan

Lebih terperinci

PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KALANGAN REMAJA Oleh: Bintara Sura Priambada, S.Sos, M.H Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta

PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KALANGAN REMAJA Oleh: Bintara Sura Priambada, S.Sos, M.H Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KALANGAN REMAJA Oleh: Bintara Sura Priambada, S.Sos, M.H Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta A. Pendahuluan Penyalahgunaan narkoba di Indonesia semakin meningkat dan permasalahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kondisi ketertiban, keamanan, kejahatan dan kekerasan pelakunya menyadari

BAB 1 PENDAHULUAN. kondisi ketertiban, keamanan, kejahatan dan kekerasan pelakunya menyadari 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minuman keras akhir-akhir ini telah menimbulkan masalah yang menganggu kondisi ketertiban, keamanan, kejahatan dan kekerasan pelakunya menyadari akan bahaya pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran narkotika semakin mengkhawatirkan di Indonesia karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran narkotika semakin mengkhawatirkan di Indonesia karena 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peredaran narkotika semakin mengkhawatirkan di Indonesia karena peredarannya melingkupi disemua lapisan masyarakat baik miskin, kaya, tua, muda, dan bahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere (kata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere (kata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere (kata bendanya, adolescentia yang berarti remaja) yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyalahgunaan narkoba di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyalahgunaan narkoba di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyalahgunaan narkoba di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan. Narkoba sendiri barang yang tidak lagi susah untuk didapatkan, melainkan barang yang amat mudah untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merokok merupakan kegiatan membakar tembakau kemudian asapnya dihisap. Kecanduan rokok banyak terjadi pada usia remaja. Remaja adalah masa transisi antara masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat dunia khususnya bangsa Indonesia, saat ini sedang dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat dunia khususnya bangsa Indonesia, saat ini sedang dihadapkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat dunia khususnya bangsa Indonesia, saat ini sedang dihadapkan pada keadaan yang sangat mengkhawatirkan akibat semakin maraknya penggunaan narkoba,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saja fenomena - fenomena yang kita hadapi dalam kehidupan sehari - hari dalam

BAB I PENDAHULUAN. saja fenomena - fenomena yang kita hadapi dalam kehidupan sehari - hari dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman seperti sekarang ini, semakin banyak saja fenomena - fenomena yang kita hadapi dalam kehidupan sehari - hari dalam masyarakat. Diantara

Lebih terperinci

GAYA PEMECAHAN MASALAH YANG DIMILIKI SISWA SMA NEGERI I PARONGPONG BANDUNG. Cesarina Silaban Dosen Akademi Perawatan Surya Nusantara Pematangsiantar.

GAYA PEMECAHAN MASALAH YANG DIMILIKI SISWA SMA NEGERI I PARONGPONG BANDUNG. Cesarina Silaban Dosen Akademi Perawatan Surya Nusantara Pematangsiantar. GAYA PEMECAHAN MASALAH YANG DIMILIKI SISWA SMA NEGERI I PARONGPONG BANDUNG Cesarina Silaban Dosen Akademi Perawatan Surya Nusantara Pematangsiantar. Abstrak Remaja sekarang ini banyak yang tidak tahu cara

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Pendahuluan

KATA PENGANTAR. Pendahuluan KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, maka kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Bahaya Narkoba Bagi Remaja dan dengan harapan semoga makalah ini bisa bermanfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. coba-coba (bereksperimen) untuk mendapatkan rasa senang. Hal ini terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. coba-coba (bereksperimen) untuk mendapatkan rasa senang. Hal ini terjadi karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prevalensi penyalahguna narkoba saat ini sudah mencapai 3.256.000 jiwa dengan estimasi 1,5 % penduduk Indonesia adalah penyalahguna narkoba. Data yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan, individu akan mengalami fase-fase perkembangan selama masa hidupnya. Fase tersebut dimulai dari awal kelahiran hingga fase dewasa akhir yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akronim dari NARkotika, psikotropika, dan Bahan Adiktif lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akronim dari NARkotika, psikotropika, dan Bahan Adiktif lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyalahgunaan narkoba adalah sebuah permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah Indonesia, bahkan negara-negara lainnya. Istilah NARKOBA sesuai dengan Surat Edaran

Lebih terperinci

Bahaya Penyalahgunaan Narkoba Bagi Generasi Muda Senin, 18 Juli :29 - Terakhir Diperbaharui Selasa, 11 April :35

Bahaya Penyalahgunaan Narkoba Bagi Generasi Muda Senin, 18 Juli :29 - Terakhir Diperbaharui Selasa, 11 April :35 Akhir akhir ini, Narkoba (Narkotika dan Obat-obatan yang mengandung zat adiktif/berbahaya dan terlarang) begitu populer di kalangan remaja dan generasi muda bangsa Indonesia. Hal ini didukung oleh data

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. United Nation, New York, telah menerbitkan World Drugs Report 2015 yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. United Nation, New York, telah menerbitkan World Drugs Report 2015 yang 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) yang bermarkas besar di United Nation, New York, telah menerbitkan World Drugs Report 2015 yang melaporkan bahwa

Lebih terperinci

PROGRAM SEKOLAH DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI SMAN 13 DAN SMAN 7 BANDA ACEH

PROGRAM SEKOLAH DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI SMAN 13 DAN SMAN 7 BANDA ACEH Jurnal Ilmiah Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Volume 1 Nomor 2 Tahun 2016 Hal 8 13 Periode Wisuda November 2016 PROGRAM SEKOLAH DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI SMAN 13 DAN SMAN 7 BANDA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan suatu proses perkembangan antara masa anakanak

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan suatu proses perkembangan antara masa anakanak 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan suatu proses perkembangan antara masa anakanak menuju masa dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja akan membentuk perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk dilaksanakan bagi pengguna narkoba. Zat yang terkandung dalam obat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk dilaksanakan bagi pengguna narkoba. Zat yang terkandung dalam obat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Say no to drug adalah suatu istilah yang mudah diucapkan tetapi susah untuk dilaksanakan bagi pengguna narkoba. Zat yang terkandung dalam obat tersebut ternyata

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau AIDS. tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV (Kemenkes RI, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau AIDS. tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV (Kemenkes RI, 2014). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus atau HIV adalah sejenis virus yang menyerang/menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. Acquired

Lebih terperinci

MAKALAH. ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR (ISBD) Bahaya Narkoba Bagi Remaja. Teknik Komputer Golongan B Muh. An im Fatahna D

MAKALAH. ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR (ISBD) Bahaya Narkoba Bagi Remaja. Teknik Komputer Golongan B Muh. An im Fatahna D MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR (ISBD) Bahaya Narkoba Bagi Remaja Teknik Komputer Golongan B Muh. An im Fatahna D3407267 POLITEKNIK NEGERI JEMBER 2008-2009 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puja dan

Lebih terperinci

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO, 02 Maret 2015 BERITA DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR 29 S A L I N A N PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 29 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (NAPZA) sudah menjadi masalah di tingkat nasional, regional maupun global. Hasil dari laporan perkembangan situasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanakkanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia

Lebih terperinci