BAB I PENDAHULUAN. Setiap pulau di Indonesia memiliki keanekaragaman budaya dengan ciri
|
|
- Sugiarto Pranata
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap pulau di Indonesia memiliki keanekaragaman budaya dengan ciri khas masing - masing yang berbeda. Salah satu budaya yang menjadi ciri khas masyarakat Indonesia adalah batik. Pada masa lalu, batik digunakan golongan ningrat keraton dengan aturan yang ketat, artinya tidak sembarang orang boleh memakai batik. Setiap motif batik yang mempunyai makna khusus hanya boleh dipakai oleh golongan keluarga keraton sesuai dengan tingkatan kastanya (Wulandari, 2011:2). Sekarang batik dapat dipakai oleh semua golongan, baik golongan pria atau wanita serta golongan kelas sosial menengah keatas maupun kelas sosial menengah kebawah. Batik mulai dikenal khalayak masyarakat dari dalam negeri maupun mancanegara. Contoh para Menteri Luar Negeri sering memakai batik dalam acara jamuan kenegaraan. Sering juga wisatawan mancanegara membawa pulang batik untuk oleh oleh ke negara asalnya. Batik telah menjadi busana adiluhung 1 yang mencerminkan cita rasa Indonesia yang indah dan elegan (Wulandari, 2011:194). Batik sebagai potensi daya tarik wisata dapat dikembangkan menjadi sebuah produk pariwisata. Sebagai salah satu instrumen wisata budaya, sejarah batik dapat ditemukan di museum yang menyediakan diorama sejarah batik. 1 adiluhung : seni budaya yang bernilai tinggi mutunya, wajib dipelihara. 1
2 2 Sehingga wisatawan mengetahui bentuk motif dan filosofis batik tersebut dari mana asalnya serta mengetahui batik yang biasanya digunakan oleh keluarga keraton pada tingkatan kastanya. Sebagai wisata minat khusus, batik bisa menjadi oleh oleh dan wisatawan dapat membuat batik atau membatik dengan karyanya sendiri. Batik memiliki keunikan dari teknik pembuatan motif dan warna yang mempunyai filosfis. Batik pada umumnya sering dijumpai di pulau Jawa, tetapi batik dengan motif dan ciri khas yang berbeda beda dapat kita temui di luar pulau Jawa, yaitu : Pulau Sumatra, Bali, Kalimantan, dan Irian Jaya. Setiap daerah memiliki perbedaan dalam pewarnaan batik, motif batik, dan filosofis batik. Salah satu daerah penghasil batik di Indonesia adalah Kabupaten Wonogiri. Khususnya masyarakat Wonogiri yang berada di Kecamatan Tirtomoyo memiliki keahlian dalam bidang membatik. Batik yang dibuat oleh masyarakat Tirtomoyo memiliki ciri khas motif dan filosofis tersendiri. Ibu Tien istri Presiden Soeharto pernah berkunjung ke Wonogiri dalam rangka kunjungan pameran industri dan kemudian memberi nama batik yang ada di Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri dengan sebutan batik Wonogiren. 2 Batik Wonogiren akhir akhir ini kurang diminati konsumen, serta belum banyak dikenal oleh kalangan wisatawan dari dalam negeri maupun mancanegara. 2 Narasumber : Daryono (pemilik usaha batik Rifky Batik ).
3 3 Berdasarkan uraian di atas, penulis mempunyai keinginan untuk memasarkan batik asal Wonogiri seperti batik batik di daerah lain, yaitu batik Solo, Yogyakarta, dan Pekalongan yang sudah terkenal sampai mancanegara. Semoga dengan adanya penelitian tentang Strategi Pemasaran Batik Wonogiren Kecamatan Tirtomoyo Sebagai Daya Tarik Wisata Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, dapat dijadikan acuan untuk pengrajin atau pemilik usaha batik serta Pemerintah dalam meningkatkan strategi pemasarannya. Dengan strategi pemasaran yang lebih baik, diharapkan dapat menarik wisatawan dari dalam negeri maupun mancanegara untuk berkunjung serta membeli batik Wonogiren sebagai oleh oleh khas atau souvenir dari Kabupaten Wonogiri. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas dapat disarikan rumusan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang menjadi ciri khas batik Wonogiren sehingga dapat menjadi daya tarik wisata tersendiri? 2. Bagaimana strategi pemasaran batik Wonogiren? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui proses pembuataan batik serta ciri khas motif dan filosofis yang ada, sehingga dapat menunjukan kekhasan batik Wonogiren yang mempunyai daya tarik wisata.
4 4 2. Mengetahui strategi pemasaran yang tepat agar menjadi lebih efektif. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian diharapkan dapat menambah khasanah dalam penelitian Ilmu Pariwisata di Indonesia mengingat kajiannya yang masih terbatas. Diharapkan dapat menjadi tambahan referensi dan dapat dijadikan sebagai sumber acuan bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pemasaran batik. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan informasi mengenai batik Wonogiren serta sebagai sarana pembelajaran untuk masyarakat dan wisatawan. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bahan masukan dan pertimbangan pemilik usaha batik Wonogiren serta menjadi rekomendasi pengambilan kebijakan kepada pemerintah dengan upaya pemasaran untuk meningkatkan kunjungan wisata melalui peningkatan kualitas, fasilitas, dan kegiatan pariwisata budaya.
5 5 1.5 Tinjauan Pustaka Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan tinjauan pustaka sebagai berikut: a) Skripsi yang ditulis oleh Andreas Adi Prawidana (2012), Persepsi Konsumen Dalam Membentuk Positioning Batik Tulis Wonogiren. Positioning batik tulis wonogiren berdasarkan persepsi konsumen di Kabupaten Wonogiri adalah warnanya awet dengan memakai produk batik tulis wonogiren dapat menambah eksistensi produk dan perajin. Produk dapat dikenal oleh masyarakat luas dan kompatibel untuk segala usia. b) Penelitian yang ditulis oleh Litbang Iptek Kabupaten Wonogiri (2011), Kajian Pengembangan Potensi Daerah Pengembangan Batik Tulis Wonogiren. Pengembangan potensi daerah dapat menggerakkan kembali sentra batik wonogiren di Tritamoyo, diperlukan satu pola pengembangan yang terintegral dan komprehensif serta didasarkan pada pengembangan ekonomi semata, namun didasarkan juga pada keinginan untuk melestarikan warisan budaya Wonogiri berupa batik tulis wonogiren. Satu hal yang harus dijadikan dalam pengembangan sentra batik adalah perlu dibina para pengrajinnya, sementara untuk pengepul, pedagang dan seterusnya merupakan mata rantai berikutnya. Hal ini dikarenakan, bila para pengrajin ini habis, maka habis pula sejarah batik Wonogiren.
6 6 c) Tesis yang ditulis oleh Dina Christina Yuliarti (2012), Asesmen Diri Pada Usaha Mikro Kecil Dan Menegah (UMKM) Batik Semarangan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis menganalisis aspek manajerial dalam rencana perbaikan kinerja bisnis UMKM batik semarangan melalui metode asesmen diri. Asesmen diri merupakan salah satu metode evaluasi yang digunakan untuk melakukan perbaikan berkelanjutan dalam konsep Total Quality Management (TQM). Hasil asesmen diri menunjukan bahwa variabel masyarakat regulasi, kepemimpinan, serta kemitraan dan sumber daya menempati urutan pertama, kedua, dan ketiga dalam prioritas perbaikan. Sebagian besar responden belum memperhatikan aspek eksternal, terutama lingkungan, masyarakat, dan regulasi. Hal tersebut dikarenakan masih fokusnya terhadap kegiatan bisnis sehari-hari. d) Tesis yang ditulis oleh Ika Sekartaji (2013), Analisis Strategi Bersaing Rumah Batik Danar Hadi Surabaya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan menggunakan analisis SWOT menunjukkan bahwa Rumah Batik Danar Hadi Surabaya mempunyai kekuatan yang tinggi dari faktor internalnya dan mempunyai peluang yang tinggi dari faktor eksternal, sehingga strategi yang cocok adalah strategi S-O (Strength- Opportunity) perusahaan mendukung strategi agresif yaitu meraih peluang yang ada dengan memanfaatkan kekuatan yang dimilikinya. Dalam mengantisipasi posisi perusahaan di lingkungan industri, maka alternatif strategi yang disarankan adalah strategi diferensiasi dengan
7 7 kemampuan serta sumber daya umum yang diperlukan sebagai syarat dalam menerapkan strategi bersaing generic, yang telah dimiliki oleh Rumah Batik berusaha menjadi unik dalam industrinya. 1.6 Landasan Teori Industri Pariwisata Menurut Karyono (1997:24) produk maupun jasa yang dihasilkan pada suatu bidang usaha secara langsung ataupun tidak langsung akan dibutuhkan oleh para wisatawan selama perlawatannya disebut industri pariwisata. Produk dan jasa dari industri pariwisata dapat memberikan sisi positif untuk perekonomian yang mampu dan berhasil dalam mengelola industri pariwisata. Industri pariwisata sangat luas dengan adanya keinginan serta kemampuan wisatawan untuk menilai berhasil dan tidaknya sebuah industri pariwisata, sehingga sebuah industri pariwisata mampu bertahan dalam waktu cukup lama Pemasaran Pariwisata Dalam buku Vellas dan Becherel (2008:11-12), Lumsdon (1977) berpendapat tentang pemasaran pariwisata yang merupakan proses manajerial yang mengantisipasi dan memuaskan keinginan pengunjung yang ada, sehingga calon pengunjung secara efektif akan terpuaskan oleh destinasi pesaing.
8 8 Perubahan manajemen dipacu oleh laba dan manfaat bagi masyarakat atau keduanya, jalan manapun yang ditempuh sukses jangka panjang tergantung dari interaksi antara konsumen dan produsen. Menyelamatkan kebutuhan lingkungan dan masyarakat merupakan inti dari kepuasan konsumen. Sebuah perusahaan perlu menggunakan manajemen guna melihat kondisi persaingan pasar bebas dalam menentukan pemasarannya. Berlomabanya perusahaan untuk meraih keuntungan setinggi-tingginya dan tidak lupa perusahaan memberikan kepuasan pelayananan maksimal kepada konsumen guna mendapatkan citra dan mengantisipasi hal-hal yang menyimpang dalam sebuah pemasaran yang sedang berlangsung Strategi Menurut John Tribe dalam Vellas dan Becheler (2008:39) menganalisis definisi strategi yang beragam dan menyimpulkan bahwa strategi adalah rencana induk yang mempunyai ciri kunci tertentu. Strategi ini digunakan untuk jangka menengah hingga jangka panjang dan menyangkut tujuan yang mengarah pada target tertentu, perencanaan untuk masa datang yang diinginkan di rancang sesuai dengan cara yang tepat untuk merealisasikannya. Selanjutnya, strategi merupakan unsur yang signifikan karena mampu mempengaruhi pemasaran. Dari jenis produk yang dibuat setelah itu rencana memasarkan dengan mendapatkan harga yang sesuai dan penyaluran penjualannya. Dengan menggunakan strategi perusahaan dapat
9 9 mengambil keputusan tentang biaya pemasaran dan keadaan lingkungan dalam persaingan pasar. Keberhasilan strategi dapat dilihat dari analisa dan faktor daur hidup produk, posisi persaingan perusahaan di pasar serta situasi ekonomi Segmentasi Menurut Vellas dan Becherel (2008:87-88) teknik membagi pasar menjadi beberapa kelompok yang berbeda menurut sifat dan alasan konsumen untuk membeli agar organisasi dapat merencanakan bauran pemasaran yang berbeda disebut segmentasi. Segmentasi merupakan proses mengumpulkan dan mengintepretasikan informasi pasar dengan cara mengidentifikasi sifat khusus yang sama serta menciptakan konsumen potensial Dalam buku Deliyanti Oentoro (2010:68), Kotler (1995) berpendapat mengenai klasifikasi jenis variabel segmentasi, yaitu : segmentasi psikografik. Segmentasi psikografik membagi pembeli menjadi kelompok yang berbeda berdasarkan pada karakteristik status sosial (golongan menengah kebawah, menengah, dan menengah keatas), gaya hidup (modern, tradisional, hemat, dan mewah), dan kepribadian (penggemar atau pemerhati produk). Segmentasi merupakan sebuah metode bagaimana memandang secara kreatif guna mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang yang muncul dalam pasar. Klasifikasi produk dengan kualitas yang mempunyai tingkatan mulai dari kualitas tinggi, sedang, dan rendah dapat membuat
10 10 perbedaan harga pasar dalam memilih konsumen untuk membeli produknya. Segmentasi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan segmentasi karakteristik status sosial kelas menengah. Dengan menggunakan segmentasi karakteristik status sosial kelas menengah membuat para pengrajin dan pengusaha Batik di Kecamatan Tirtomoyo dapat mentargetkan sasaran pangsa pasar mereka sesuai dengan perhitungan keseluruhan produksi dari dalam maupun luar Bauran Pemasaran ( Marketing Mix ) Menurut Swastha dan Irawan (1990:78) kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan disebut bauran pemasaran (marketing mix). Dalam pemasaran terdapat empat prinsip dasar yang terdiri dari 4P, yaitu produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion). Metode ini dikenal dengan bauran pemasaran (marketing mix). Untuk layanan jasa dikenal juga istilah 7P, untuk 4P pertama adalah product, price, place, dan promotion. Untuk 3P yang selanjutnya adalah bukti fisik (physical evidence), proses (process), dan orang (people). Dalam perkembangannya saat ini 4P dapat dimodifikasi, sehingga sesuai dengan strategi pemasaran (marketing) yang disusun untuk mencapai tujuan pemasaran (marketing) yang diinginkan. Menurut Lovelock dan Wirtz (2007) modifikasi 4P meliputi 8P: Product, Place,
11 11 Price, Promotion, Process, Physical Environment, People, dan Productivity Produk (Product) Menurut Lovelock dan Wirtz (2007) produk merupakan titik pusat dari kegiatan pemasaran karena produk merupakan hasil dari suatu perusahaan yang dapat ditawarkan ke pasar untuk dikonsumsi dan merupakan alat dari suatu perusahaan untuk mencapai tujuan dari perusahaannya. Produk juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat ditawakan kepada pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan konsumen (Kotler dan Keller, 2009:4). 2. Tempat (Place) Menurut Lovelock dan Wirtz (2007) tempat adalah proses pembuatan produk dengan waktu yang ditentukan untuk mendapatkan ketepatan waktu dalam pengiriman produk kepada konsumen. Kecepatan adalah esensi dalam dunia modern, orangorang akan menunggu untuk kualitas barang yang dipesan terlebih dahulu. Untuk penyediaan produk maka hubungan produsen dengan konsumen terdiri dari 2 interaksi yaitu, konsumen mendatangi produsen pembuat produk, produsen mendatangi konsumen atau konsumen dan produsen melakukan transaksi jual beli dengan menggunakan jasa paket pengiriman dalam jarak jauh sehingga memudahkan bisnis yang dilakaukan secara timbal balik. 3 Diakses pada Kamis, 3 April 2014 pukul WIB.
12 12 3. Harga (Price) Menurut Lovelock dan Wirtz (2007) harga yang rendah bukan merupakan patokan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi. Jika menjual kualitas maka harga harus lebih tinggi dari transaksi tawar-menawar dan harga yang terlalu rendah dapat mempengaruhi tampilan keseluruhan dari perusahaan. Menurut Kotler dan Keller (2009:67) harga adalah elemen dalam bauran pemasaran yang tidak saja menentukan profitabilitas tetapi juga sebagai sinyal untuk mengkomunikasikan proporsi nilai suatu produk. Pemasaran produk perlu memahami aspek psikologis dari informasi harga yang meliputi harga referensi (reference price), inferensi kualitas berdasarkan harga (price-quality inferences) dan petunjuk harga (price clues). Pada setiap produk atau jasa yang ditawarkan bagian pemasaran berhak menentukan harga pokoknya. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga antara lain biaya, keuntungan, praktik saingan dan perubahan keinginan pasar. 4. Promosi (Promotion) Menurut Lovelock dan Wirtz (2007) promosi merupakan hal yang sangat banyak hubungannya dengan P yang pertama yaitu produk. Persaingan produk berguna untuk mengetahui keinginan para konsumen dalam menilai produk yang layak atau tidak layak untuk dikonsumsi. Sehingga konsumen berpikir untuk mendapatkan
13 13 produk yang diinginkan. Menurut Oentoro (2010:173) promosi merupakan suatu usaha dari pemasaran dalam menginformasikan dan mempengaruhi orang atau pihak lain, sehingga tertarik untuk melakukan transaksi atau pertukaran produk barang atau jasa yang dipasarkannya. Dengan menggunakan metode promosi membuat sebuah produk dikenal oleh konsumen. Konsumen dapat menilai produk itu bagus ketika konsumen mensurvei seberapa banyak konsumen yang menyukai cara mempromosikan sebuah produk yang kreatif. 5. Proses (Process) Menurut Lovelock dan Wirtz (2007) proses adalah pengalaman membeli bagi konsumen. Sebagai konsumen perlu mengharapkan layanan yang baik dari produsen. Sebuah proses yang buruk akan menyebabkan pengalaman konsumen menceritakan kepada konsumen lain tentang citra yang negatif sehingga memberikan image yang buruk. Memberikan jaminan bahwa perusahaan memiliki konsumen yang berorientasi aman dan kuat adalah kunci untuk mendapatkan kepercayaan dari konsumen. Konsumen untuk mempercayai bahwa suatu produk dikatakan baik dan layak dalam pemasarannya dapat mensurvei atau mengawasi dalam pembuatan produk yang akan dijual.
14 14 6. Lingkungan Fisik (Physical Environment) Menurut Lovelock dan Wirtz (2007) lingkungan fisik harus diperluas untuk mencakup keberadaan jaringan. Bersih dan terorganisir dapat membuat lingkungan menjadi menyenangkan serta memiliki dampak yang baik pada konsumen dengan kualitas pelayanannya. Pandangan konsumen terhadap lingkungan sekitar produksi dapat menambah nilai positif apabila lingkungan produksi tersebut nyaman dengan suasana hati para konsumen yang berkunjung. 7. Orang-orang (People) Menurut Lovelock dan Wirtz (2007) orang-orang merupakan staf lini depan yang sangat berdampak pada persepsi dan pengalaman konsumen. Konsumen yang datang secara langsung bertatap muka dengan staf atau pegawai dapat membuat nilai positif apabila hospitality dalam dunia kerja digunakan untuk memuaskan pelayanan para konsumen. People memiliki tiga hal yaitu service personnel, the product themselves, dan local resident. Dalam hal ini pelatihan, pengendalian kualitas, standardisasi kualifikasi dan sertifikasi kompetensi menjadi bagian yang penting dalam menentukan keberhasilan suatu pemasaran. 8. Produktivitas (Productivity) Menurut Lovelock dan Wirtz (2007) produktivitas adalah sebuah bisnis untuk meningkatkan manajemen biaya dan bagaimana
15 15 perusahaan mengetahui produktivitas ke konsumen. Produktivitas sangat erat kaitannya dengan kualitas. Perusahaan menyediakan produk dengan kualitas baik dan konsumen menggunakan produk yang baik dengan biaya terendah. Kualitas jasa produk dapat membentuk citra layanan pada konsumen. Fokus dari kualitas adalah pada kepuasan konsumen dimana kebutuhan, keinginan, dan harapan pemakai jasa dapat terpenuhi melalui jasa yang dikonsumsi dimana citra layanan tersebut dapat terbentuk Usaha Daya Tarik Wisata Menurut Ismayanti (2010: ) usaha yang kegiatannya mengelola daya tarik wisata alam, budaya, dan buatan atau binaan manusia disebut usaha daya tarik wisata. Kegiatannya meliputi membangun dan mengelola objek dan daya tarik wisata beserta prasarana dan sarana yang diperlukan atau kegiatan mengelola objek dan daya tarik wisata yang telah ada. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata dikelompokkan ke dalam : a) Pengusahaan daya tarik wisata alam Pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam merupakan usaha pemanfaatan sumber daya alam dan tata lingkungan untuk dijadikan sasaran wisata.
16 16 b) Pengusahaan daya tarik wisata budaya Pengusahaan objek dan daya tarik wisata budaya merupakan usaha pemanfaatan seni budaya bangsa untuk dijadikan sasaran wisata. c) Pengusahaan daya tarik wisata minat khusus Pengusahaan objek dan daya tarik wisata minat khusus merupakan usaha pemanfaatan sumber daya alam dan potensi seni budaya bangsa untuk menimbulkan daya tarik dan minat khusus sebagai sasaran wisata. 1.7 Metode Penelitian Pengumpulan data penelitian ini dilakukan melalui metode deskriptif kualitatif. Menurut Wardiyanta (2006:5) data yang bersifat kualitatif merupakan metode dengan menyesuaikan jenis penelitaian deskriptif yang bertujuan membuat deskripsi atas suatu fenomena sosial/alam secara sistematis, faktual dan akurat. 1. Bahan dan Materi Penelitian Bahan atau materi penelitian berupa seluruh kegiatan membatik dan pemasaran baik langsung maupun tidak langsung pada industri batik Wonogiren. Sampel adalah kegiatan membatik dan pemasaran batik Wonogiren. Sampel macam kegiatan membatik dan pemasaran, meliputi: fasilitas yang tersedia, variasi pemasaran, jumlah
17 17 pembatik, jenis produk yang ditawarkan, dan jumlah kunjungan wisatawan. 2. Alat Alat yang dipakai untuk mengumpulkan data di lapangan adalah kamera guna dokumentasi kondisi kawasan objek wisata (rumah produksi batik), block note guna mencatat informasi terkait lainnya, komputer sebagai alat pengolah / penganalisis data, dan voice recorder guna merekam hasil wawancara dengan narasumber. 3. Prosedur Penelitian Prosedur yang akan dipakai guna mendekati data di lapangan meliputi: studi pustaka, wawancara, dan observasi langsung. Studi pustaka ke perpustakaan dan browsing melalui internet, wawancara dengan pihak pengelola mengenai proses pembuatan batik, proses penjualan atau pemasaran batik, dan turut sertanya Dinas atau Koperasi terhadap kemajuan sentra batik di Kecamatan Tirtomoyo. Observasi langsung dengan cara mengamati dan mendokumentasikan setiap proses penelitian berlangsung seperti akses jalan menuju ke lokasi, tempat usahanya, proses pembuatan batik, dan proses pemasaran. 4. Analisis Hasil Setelah semua data didapatakan dalam kegiatan proses membatik dan pemasaran batik Wonogiren, kemudian dianalisis secara
18 18 deskriptif kualitatif. Selanjutnya dibuat strategi pemasaran yang lebih sesuai dan efektif, sehingga dapat diterapkan kedalam manajemen strategi rumah produksi batik. 1.8 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi merupakan hal yang sangat penting karena mempunyai fungsi untuk menjelaskan garis besar masing masing bab agar saling berkaitan dan berurutan. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kekeliruan dalam penyusunannya sehingga terhindar dari kesalahan ketika penyajian pembahasan masalah. Skripsi ini akan terdiri dari empat bab ; Bab Pertama, berupa pendahuluan berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi. Bab Kedua, berupa gambaran umum obyek penelitian berisi gambaran umum Kabupaten Wonogiri, gambaran umum Kecamatan Tirtomoyo, sejarah dan proses membuat batik Wonogiren, sentra batik Wonogiren di Kecamatan Tirtomoyo. Bab Ketiga, berupa pembahasan strategi pemasaran batik Wonogiren sebagai daya tarik wisata. Bab Keempat, berupa kesimpulan dan saran. Selain itu, terdapat pula lampiran meliputi daftar gambar, daftar tabel, peta, dan daftar informan.
BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Berdasarkan pernyataan dari Menteri Pariwisata dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan sektor yang berperan penting dalam kemajuan perekonomian suatu negara. Berdasarkan pernyataan dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Arief
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Dari tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki daya tarik wisata dan merupakan kota tujuan wisata yang paling diminati oleh wisatawan, dilihat dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang yang sama sehingga banyak perusahaan yang tidak dapat. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian Indonesia yang semakin maju dan mengalami perkembangan, ini ditunjukkan semakin banyaknya bermunculan perusahaan industri, baik industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun ini bisnis di bidang usaha makanan mengalami perkembangan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Beberapa tahun ini bisnis di bidang usaha makanan mengalami perkembangan yang sangat pesat, seiring dengan besarnya kebutuhan masyarakat akan makanan sebagai kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. umumnya yang disesuaikan dengan tingkat pendapatan masing-masing individu.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan pariwisata telah menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia pada umumnya yang disesuaikan dengan tingkat pendapatan masing-masing individu. Pariwisata adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. batik. Batik Indonesia dibuat di banyak daerah di Indonesia dan memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Batik merupakan kerajinan yang mempunyai nilai seni tinggi dan menjadi warisan budaya Indonesia. Batik di Indonesia merupakan produk kebanggaan dari sisi produk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bauran Pemasaran Untuk memasarkan sebuah produk, perusahaan harus menggunakan sebuah strategi agar tidak ada kesalahan dalam memasarkan produk. Perusahaan terlebih dahulu harus
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN KERAJINAN KESET DARI LIMBAH GARMEN PADA KOPERASI WANITA MELATI. A. Strategi Pemasaran Koperasi Wanita Melati
BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN KERAJINAN KESET DARI LIMBAH GARMEN PADA KOPERASI WANITA MELATI A. Strategi Pemasaran Koperasi Wanita Melati Pada bab IV ini peneliti akan membahas hasil penelitian mengenai
Lebih terperinciMAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN
MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pula pada kemampuan pengusaha untuk mengkombinasikan fungsi-fungsi. tersebut agar usaha perusahaan dapat berjalan lancar.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemasaran terdapat berbagai permasalahan yang penting dan harus segera diselesaikan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi setiap perusahaan, baik perusahaan jasa ataupun manufaktur, pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang sangat penting untuk mencapai tujuannya. Dalam pemasaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. global. Adapun pengertian Industri Pariwisata menurut Undang-Undang RI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata dunia kini sedang dalam upaya pertumbuhan global. Adapun pengertian Industri Pariwisata menurut Undang-Undang RI No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan masih banyak lagi. Gelar kota pariwisata dapat diraih karena memang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu ikon pariwisata yang sangat menonjol. Bukan hanya sebagai kota pariwisata, Yogyakarta juga berhasil menyabet predikat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. American Marketing Association dalam Kotler dan Keller (2009:5), Pemasaran adalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran American Marketing Association dalam Kotler dan Keller (2009:5), Pemasaran adalah fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan,
Lebih terperinciPentingnya Penerapan Teori Marketing 7P dalam Usaha Anda
Pentingnya Penerapan Teori Marketing 7P dalam Usaha Anda 7P Dalam Bauran Pemasaran, Dalam komunikasi pemasaran diperlukan suatu pendekatan yang mudah dan fleksibel yang terdapat pada bauran pemasaran (marketing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi dewasa ini, strategi pemasaran menjadi faktor penting bagi suatu perusahaan untuk dapat bersaing dan bertahan. Menghadapi kenyataan
Lebih terperincimanusia serta berkembangnya arus globalisasi menimbulkan adanya pergeseran nilai budaya dari masyarakat sosial menjadi cenderung lebih individual.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan semakin majunya peradaban, kehidupan dan budaya manusia serta berkembangnya arus globalisasi menimbulkan adanya pergeseran nilai budaya dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia diproduksi di berbagai daerah di Indonesia dengan motif yang berbedabeda.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batik merupakan hasil kerajinan yang memiliki nilai seni yang tinggi. Batik Indonesia diproduksi di berbagai daerah di Indonesia dengan motif yang berbedabeda. Saat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemasaran Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan penjelasan. Dalam banyak perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepariwisataan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang menjadi sumber penghasilan devisa Negara dan menjadi penunjang perkembangan pembangunan Negara. Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. yang bernilai dengan orang lain (Kotler, 2008). Oleh karena itu, kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia usaha semakin ketat, terlebih dengan semakin meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Perkembangan zaman yang sangat pesat secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pariwisata kini telah menjadi sebuah industri yang mendunia. di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata kini telah menjadi sebuah industri yang mendunia. di Indonesia pariwsata merupakan salah satu penyumbang devisa terbesar bagi negara selain dari sektor migas,
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI. menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM
BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI Setelah melakukan penelitian, analisis dan pembahasan maka peneliti dapat menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM kuliner rumah makan terhadap
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan semakin ketat diantara perusahaan. Hal ini menyebabkan kalangan bisnis maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan selalu dituntut bergerak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnis global yang menjanjikan. Perjalanan sekarang menjadi faktor pelengkap
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan bentuk nyata dari suatu perjalanan sebagai sebuah bisnis global yang menjanjikan. Perjalanan sekarang menjadi faktor pelengkap dalam kehidupan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan pada umumnya lebih
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan pada umumnya lebih memusatkan perhatiannya pada produk. Hal ini sangat terasa tatkala perusahaan melontarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata merupakan industri jasa yang memiliki pertumbuhan paling pesat dan merupakan salah satu industri terbesar di dunia. Pariwisata merupakan ujung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku konsumen dalam melakukan keputusan pembelian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku konsumen dalam melakukan keputusan pembelian didasarkan atas apa yang didengar, dilihat, dan dirasakan. Selain itu hal tersebut juga dipengaruhi oleh
Lebih terperinciBAB І PENDAHULUAN. Industri pariwisata menjadi perhatian khusus dalam Pemerintahan
BAB І PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata menjadi perhatian khusus dalam Pemerintahan Indonesia, karena pariwisata sebagai sebuah industri dengan bidang yang sangat kompleks. Keberadaannya
Lebih terperinciPERENCANAAN PEMASARAN Fakultas TEKNIK
Modul ke: PERENCANAAN PEMASARAN Fakultas TEKNIK Nanang Ruhyat Program Studi Teknik Mesin www.mercubuana.ac.id PERENCANAAN PEMASARAN Oleh: Dr. Asikum Wirataatmadja, SE, MM,. Ak Konsep Pemasaran Pemasaran
Lebih terperinciBAB II MANAJEMEN PEMASARAN
BAB II MANAJEMEN PEMASARAN 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk/jasa. Pemasaran yang ahli bukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, persaingan bisnis yang dihadapi perusahaanperusahaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini, persaingan bisnis yang dihadapi perusahaanperusahaan pada saat ini semakin ketat, sehingga menuntut manajemen lebih cermat dalam menentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepariwisataan saat ini mengalami kenaikan yang cukup pesat. Banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri jasa yang bergerak di bidang kepariwisataan saat ini mengalami kenaikan yang cukup pesat. Banyak perusahaan baru hadir dan berkompetisi dengan
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORITIS
BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1 Penelitian Terdahulu Mica (2005) melakukan penelitian dengan judul Analisis Segmentasi Pasar Wisatawan Mancanegara Terhadap Daerah Tujuan Wisata Sumatera Utara tentang adakah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tujuan untuk memuaskan pelanggan. Pemasaran yang tidak efektif (ineffective
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis pada era globalisasi menuntut kinerja yang sempurna dari setiap proses yang dijalankan oleh perusahaan. Pemasaran tidak lagi dipandang
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. Menurut Basu Swasstha DH dan Ibnu Sukotjo (2002:179) pemasaran adalah:
11 II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pengertian Pemasaran pada mulanya difokuskan pada produk barang, kemudian pada lembaga-lembaga yang melaksanakan proses pemasaran dan terakhir yang dilaksanakan
Lebih terperinciBAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1. Konsep Komunikasi 3.1.1. Target market Target market adalah para wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang sedang mencari informasi mengenai alternatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk. Seiring dengan pesatnya daya beli masyarakat dalam bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan bisnis kuliner di Indonesia saat berkembang sangat pesat seiring dengan meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat dan bertambahnya jumlah penduduk.
Lebih terperincimempertahankan ekststensinya. Pesaing-pesamg yang dihadap, oleh Batik
BAB1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman yang modern dan Serba canggih seperti sekarang ini. perekonomian senantiasa mengalami perubahan atau perkembangan dan masa ke masa. dan hai ini dapa.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Namun semua itu tidak bisa berjalan dengan lancar. Pada
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bisnis dalam dunia pemasaran telah berkembang semakin pesat, perusahaan saling berkompetisi dalam meraih kepercayaan pelanggan apalagi dalam bidang jasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis pasar modern sudah cukup lama memasuki industri retail Indonesia dan dengan cepat memperluas wilayahnya sampai ke pelosok daerah. Bagi sebagian konsumen pasar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori UKM Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan agar mendapatkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan agar mendapatkan keuntungan yang dapat digunakan untuk memperluas usaha dengan mengembangkan produk yang dihasilkan sehingga
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Konsep Strategis Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan dan dalam perkembangannya konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri pariwisata sebagai bagian dari sektor ekonomi yang merupakan salah satu industri
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri pariwisata sebagai bagian dari sektor ekonomi yang merupakan salah satu industri terbesar dan terpesat dalam pembangunanya di dunia. Sementara itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan sesuatu yang unik, karena preferensi dan sikap terhadap obyek setiap orang berbeda. Semakin beragamnya keinginan dan kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh perusahaan. Persoalan tersebut menuntut manajemen untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis sekarang ini tampak semakin mengalami kemajuan yang sangat pesat baik yang bergerak di bidang perdagangan, manufaktur, maupun yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau melihat pemandangan semata, akan tetapi wisatawan juga ingin mencari dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini pariwisata menjadi suatu industri yang berpotensial dalam meningkatkan perekonomian suatu negara. Kegiatan pariwisata tidak hanya berekreasi atau melihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era perkembangan zaman seperti ini telah terjadi perkembangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era perkembangan zaman seperti ini telah terjadi perkembangan bisnis yang sangat pesat, khususnya di bidang yang menghasilkan produk kebutuhan sehari-hari.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebutuhan manusia adalah makanan dan minuman, kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN Salah satu kebutuhan manusia adalah makanan dan minuman, kebutuhan ini sangat beraneka ragam baik jenisnya maupun bentuk serta ukurannya. Dimana perusahaan
Lebih terperinciANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN DITINJAU DARI FAKTOR PSIKOGRAFIS KONSUMEN MATAHARI DEPARTMENT STORE SOLO SQUARE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan
ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN DITINJAU DARI FAKTOR PSIKOGRAFIS KONSUMEN MATAHARI DEPARTMENT STORE SOLO SQUARE SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin ketat dan terbuka. Kondisi ini menuntut perusahaan-perusahaan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, persaingan di dalam dunia usaha menjadi semakin ketat dan terbuka. Kondisi ini menuntut perusahaan-perusahaan untuk mengelola
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnis pariwisata. karena saat ini semua orang butuh berwisata. Berbagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang dalam bisnis pariwisata. karena saat ini semua orang butuh berwisata. Berbagai tujuannya yang ingin
Lebih terperinciPENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si
PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6 Pemasaran Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si Definisi Pemasaran Kotler dan Lane (2007): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era globalisasi ini, persaingan bisnis akan menjadi sangat ketat. Hal ini
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi ini, persaingan bisnis akan menjadi sangat ketat. Hal ini disebabkan oleh adanya perkembangan ekonomi global yang bergerak di bidang yang sama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Keunikan yang dimiliki Indonesia tak hanya merupakan negara yang terdiri dari ribuan pulau, namun juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ada, yaitu dengan cara membuat perencanaan pemasaran yang baik demi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini banyak perusahaan berkompetisi untuk menguasai pangsa pasar yang ada, yaitu dengan cara membuat perencanaan pemasaran yang baik demi mendapat pencitraan
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP A. Kesimpulan
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dalam bab hasil penelitian dan pembahasan maka penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut: 1. Strategi komunikasi pemasaran terpadu Dinas Kebudayaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah dengan negara lain. Didukung oleh letak wilayah yang strategis,
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan aset sebuah negara yang tidak ada habisnya. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi pariwisata yang tidak kalah dengan negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian bangsa dan peningkatan kesejahteraan masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor kepariwisataan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan perekonomian bangsa dan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang semakin tampak serta
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. pertukaran peroduksi yang bernilai satu sama lain. berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, baik manusia secara individual,
13 II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Kotler dan Amstrong (2008 : 7) Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun wilayahnya sebagai daerah wisata hingga mampu meningkatkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan suatu daya tarik bagi setiap negara maupun daerahnya masing-masing. Pariwisata adalah industri jasa yang menanggani mulai dari transportasi,
Lebih terperinciBab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan konsumen. Berbagai pendekatan dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. (tangible) kinerjanya pada dasarnya tidak nyata (intangible) dan biasanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era modern ini, persaingan dunia bisnis jasa semakin ketat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya bisnis yang bergerak dalam bidang jasa. Salah satu penyebabnya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen adalah bekerja untuk orang lain untuk menyelesaikan tugas tugas yang membantu pencapaian sasaran organisasi seefisien mungkin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya melalui industri pariwisata. Sebagai negara kepulauan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang turut mengembangkan perekonomiannya melalui industri pariwisata. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki kekayaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kulinernya banyak orang menyebutkan bahwa Indonesia adalah surga dunia yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia memiliki beraneka ragam wisata dan budaya yang terbentang dari sabang sampai marauke, mulai dari tempat wisata dan obyek wisata yang kaya akan keindahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin ketatnya persaingan membuat para pelaku usaha semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin ketatnya persaingan membuat para pelaku usaha semakin menyadari arti penting konsumen bagi kesuksesan usaha yang mereka bangun. Makin banyaknya produk
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. pemasaran dan biaya lainnya yang terkait dengan delivery layanan.
10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bundling Bundling merupakan pengelompokan beberapa layanan telekomunikasi jadi satu paket untuk meningkatkan pelanggan potensial dan mengurangi biaya iklan, pemasaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini, kondisi dunia usaha di Indonesia dihadapkan pada keadaan persaingan yang sangat ketat. Hal ini antara lain disebabkan oleh para pesaing dari luar
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan pemasaran yaitu membuat agar penjualan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pariwisata terus dikembangkan dan menjadi program pembangunan nasional Sumber : World Tourism Organization (2015)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan salah satu faktor penting dalam perkembangan suatu Negara, wilayah, maupun daerah. Melalui perkembangan pariwisata, Negara, wilayah,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangan jaman cafe telah memiliki banyak konsep.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era modern ini, bisnis cafe merupakan suatu bisnis yang menjanjikan. Pada awalnya cafe hanya berfungsi sebagai kedai kopi, tetapi sesuai dengan perkembangan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SI SANTRI. (Simpanan Masyarakat Kota Santri)
BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SI SANTRI (Simpanan Masyarakat Kota Santri) A. Urgensi Strategi Pemasaran bagi BMT dalam Meningkatkan Produk Si Santri Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) merupakan suatu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha pada dewasa ini telah diwarnai oleh
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha pada dewasa ini telah diwarnai oleh persaingan yang semakin ketat untuk memperebutkan konsumen. Berbagai cara dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Barat, 2013.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah. Selain kekayaan dan keindahan alam tropisnya, Indonesia mempunyai
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Pemasaran Perusahaan merupakan hal yang penting dalam upaya untuk memberikan kepuasan terhadap kebutuhan konsumen. Dalam setiap perusahaan, aktivitas dibidang pemasaran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. baru. Perusahaan harus dapat menentukan strategi pemasaran yang tepat agar
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia sangat ketat, setiap perusahaan senantiasa berusaha untuk dapat meningkatkan pangsa pasar dan meraih konsumen baru. Perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata di Indonesia merupakan sektor ekonomi yang penting dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata di Indonesia merupakan sektor ekonomi yang penting dalam mendongkrak pendapatan di sektor usaha atau pendapatan daerah. Dunia pariwisata saat ini sudah mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. alat pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran(marketing mix). Marketing
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan bisnis saat ini disebabkan oleh perubahaan pola pikir konsumen yang dinamis. Dengan dasar inilah maka dapat dikatakan bahwa kegiatan pemasaran sangat dibutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sehari-hari membutuhkan refreshing dengan salah satu jalannya adalah dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata menjadi suatu kebutuhan yang mendominasi kehidupan manusia sekarang ini di era globalisasi. Seseorang yang sibuk akan rutinitas sehari-hari membutuhkan
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Cafe merupakan suatu tipe restoran yang biasa menyediakan tempat duduk di dalam dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cafe merupakan suatu tipe restoran yang biasa menyediakan tempat duduk di dalam dan di luar ruangan. Cafe tidak menyajikan makanan berat namun lebih berfokus pada menu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wisata budaya. Dari berbagai potensi wisata yang dimiliki Jawa Tengah salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Jawa Tengah merupakan provinsi yang memiliki berbagai potensi wisata, seperti wisata alam, wisata kuliner, wisata sejarah, wisata religi dan wisata budaya. Dari berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pengaruh era globalisasi berdampak cukup tinggi pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini pengaruh era globalisasi berdampak cukup tinggi pada perkembangan industri pariwisata. Dengan didukung oleh banyaknya informasi yang dapat diperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dampak positif dari globalisasi adalah aksesibilitas informasi dan kemajuan ilmu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap berbagai bidang, baik itu politik, sosial, ekonomi, budaya, serta perilaku dan kebiasaan masyarakat.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS. Pengertian pasar telah banyak didefinisikan oleh ahli-ahli ekonomi. Pasar
BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Teori Pemasaran Pengertian pasar telah banyak didefinisikan oleh ahli-ahli ekonomi. Pasar adalah himpunan semua pelanggan potensial yang sama-sama mempunyai kebutuhan atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata di dunia dewasa ini berkembang dengan sangat cepat dan dikatakan berada ada tingkat sekunder, artinya keberadaan pariwisata bisa di sejajarkan dengan kebutuhan
Lebih terperinciStrategi Pemasaran Produk Industri Kreatif Oleh Popy Rufaidah, SE., MBA., Ph.D 1
Strategi Produk Industri Kreatif Oleh Popy Rufaidah, SE., MBA., Ph.D 1 Hasil kajian Tim Inisiasi ( taskforce) Ekonomi Kreatif Propinsi Jawa Barat 2011, bersama Bappeda Jawa Barat, dimana penulis terlibat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Pemasaran Menurut Swastha dan Irawan (2008), pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya
Lebih terperinciSTRATEGI PEMASARAN PAKET WISATA PADA PT. MERRYS TOUR AND TRAVEL SERVICE
STRATEGI PEMASARAN PAKET WISATA PADA PT. MERRYS TOUR AND TRAVEL SERVICE Aulia Sanggili I Putu Sudana Ni Made Sofia Wijaya Email : egisanggili@ymail.com PS. S1 Industri Perjalanan Wisata Fakultas Pariwisata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang terletak di kawasan Ring of Fire, dimana banyak gunung berapi yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan beragamnya keadaan wilayah
Lebih terperinciBerikut ini pengertian dari bauran pemasaran (Marketing Mix) menuru para
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu elemen pokok yang wajib dimiliki oleh setiap perusahaan. Pemasaran berkaitan erat dengan bagaimana cara perusahaan dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia saat ini berjalan dengan pesat, yang menciptakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia saat ini berjalan dengan pesat, yang menciptakan suatu persaingan yang semakin ketat. Hal ini yang menuntut produsen untuk lebih peka, kritis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Awal September 2015, pemerintah menerbitkan paket kebijakan ekonomi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Awal September 2015, pemerintah menerbitkan paket kebijakan ekonomi untuk mendorong perekonomian nasional. Salah satu poin kebijakan tersebut ditujukan bagi pemberdayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persaingan yang sangat ketat terutama pada sektor jasa. Semakin maju suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia bisnis meningkat dengan pesat dan mengalami persaingan yang sangat ketat terutama pada sektor jasa. Semakin maju suatu negara, kontribusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengaruh perkembangan zaman yang semakin pesat membuat setiap pemilik
19 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengaruh perkembangan zaman yang semakin pesat membuat setiap pemilik atau pelaku usaha seharusnya senantiasa melakukan riset dan pengembangan agar selalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bermunculan baik usaha dagang dalam penyediaan barang maupun UKDW
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat. Banyak usaha yang bermunculan baik usaha dagang dalam penyediaan barang maupun pelayanan jasa. Di Indonesia,
Lebih terperinciMUSEUM BATIK JAWA TENGAH DI KOTA SEMARANG
TA 107 ( Periode April September 2009 ) LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR MUSEUM BATIK JAWA TENGAH DI KOTA SEMARANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang dimulai dari skala kecil seperti warung-warung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis di era modern telah berkembang sangat pesat dan mengalami metamorfosis yang berkesinambungan. Setiap pelaku usaha di semua kategori bisnis
Lebih terperinci