BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Skripsi ini berusaha menganalisa kegagalan Presiden Rusia Boris
|
|
- Hendri Lesmana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skripsi ini berusaha menganalisa kegagalan Presiden Rusia Boris Nikolayevich Yeltsin (Boris Yeltsin) dalam melakukan pembaharuan atau reformasi ekonomi negara selama dua periode pasca kepemimpinan presiden sebelumnya, Mikhail Gorbachev. Pembahasan pada skripsi ini akan terfokus pada dua poin penting, yaitu perubahan sistem ekonomi yang dilakukan Boris Yeltsin pasca-gagalnya reformasi ekonomi Gorbachev dan implikasi sistem ekonomi di bawah kepresidenan Yeltsin yang cenderung liberal dan terbuka pada pasar global (swastanisasi). Boris Yeltsin terpilih menjadi Presiden Rusia (dulu Uni Soviet) melalui pemilihan langsung pertama di Rusia pada tanggal 12 Juni 1991 secara demokratis dan sekaligus menjadi presiden pertama yang dipilih secara langsung dalam sejarah kepemimpinan di Rusia. Era kepemimpinan Boris Yeltsin dikenal sebagai era revolusioner yang juga menandai masa berakhirnya komunisme di Rusia. Sebagai seorang reformis radikal, program-program reformasi yang dicanangkan oleh Yeltsin adalah mempromosikan demokratisasi dan didukung oleh pengenalan reformasi ekonomi yang berorientasi pasar secara radikal. 1 1 J.P. Willerton, Yeltsin and The Rusian Presidency, dalam S. White (eds.), Development in Rusian and Post-Soviet Politics, Macmillan Press, Hampshire,
2 Pendekatan utama reformasi Yeltsin adalah paket-paket reformasi shock doctrine 2 atau shock approach yang muncul pada Oktober 1991, beberapa bulan setelah keruntuhan akhir Soviet. 3 Shock doctrine sendiri merupakan suatu kebijakan atau doktrin ekonomi yang terpaksa dilakukan oleh negara-negara berkembang untuk mereformasi sistem perekonomian negaranya. Kebijakan seperti ini dilakukan oleh suatu negara yang sebelumnya memiliki sistem ekonomi sosialis, namun akhirnya gagal karena inflasi yang melambung tinggi mengakibatkan krisis ekonomi di negara tersebut. Sehingga, untuk memulihkan dan menstabilisasi perekonomiannya kembali negara tersebut berusaha melakukan transisi dan mengubah sistem ekonomi negaranya menjadi liberal dan lebih terintegrasi kepada pasar ekonomi global. Sistem ini membuat persaingan usaha lebih terbuka di tengah penurunan kondisi ekonomi di masa transisi pasca komunisme. Pembaharuan sistem ekonomi tersebut dijalankan berdasar pada nilai-nilai Konsensus Washington dan rekomendasi IMF yang berupa Structural Adjustment Programme (SAP) dan diyakini dapat diterapkan di setiap negara. Bersama dengan liberalisasi dan deregulasi, privatisasi merupakan salah satu contoh produk yang dilaksanakan dalam melakukan pendekatan melalui shock doctrine. Berbagai resep neoliberal ini nyatanya tidak berujung kepada perbaikan dan pertumbuhan ekonomi Rusia, tetapi justru menuju kebangkrutan negara. Kemerosotan ekonomi Rusia pada saat itu mencapai 40%, ini lebih besar daripada Great Depression (Malaise) yang terjadi di Amerika Serikat pada tahun 2 Istilah Shock Doctrine diperkenalkan oleh seorang bernama Naomi Klein, yang melihat perubahan shock yang dilakukan oleh sebuah negara menjadi sebuah keharusan sebagai standard operating procedure (SOP) ketika suatu negara ditempa krisis. Oleh karena itulah hal ini menjadi doktrinal bagi negara-negara di seluruh dunia. 3 Budi Winarno, 200. Diktat Politik dan Pemerintahan Rusia, hal
3 1930-an, yang hanya sekitar 25%, sehingga penduduk Rusia yang berada di bawah garis kemiskinan meningkat sebanyak 50% 4. Produksi industri Rusia yang turun sebesar puluhan persen, jumlah hutang yang semakin meningkat akibat tekanan IMF serta diperparah dengan adanya pelarian modal besar-besaran dan munculnya kelas oligarki dan pengusaha (Novie Russkie) yang menyebabkan kesenjangan sosial dan inflasi di Rusia yang terus meningkat. Melalui gambaran singkat latar belakang tersebut, skripsi ini berusaha memberikan kontribusi kepada para pembuat kebijakan dan juga dunia akademis, khususnya studi politik luar negeri dan kebijakan publik. Faktor-faktor yang dapat menunjukkan berhasil atau tidaknya sebuah reformasi yang dilakukan suatu negara dalam sektor perekonomian dalam waktu singkat, misalnya saja adalah pendekatan yang dilakukan oleh Boris Yeltsin dalam melakukan pendekatan sistem reformasi ekonomi di Rusia. Hal ini dapat dilihat melalui gambaran perkembangan dari masa ke masa, kondisi perekonomian negara sebelum era kepemimpinan Boris Yeltsin, selama kepemimpinannya dan hasil dari pendekatan sistem reformasi ekonomi yang dilakukan. Dengan melakukan penelitian terhadap hubungan antara kondisi perekonomian negara, aktor pengambil kebijakan serta kebijakan yang ditetapkan, diharapkan dapat menjadi salah satu bentuk kontribusi dalam perkembangan studi hubungan internasional. 4 Simon Saragih, Bangkitnya Rusia : Peran Putin dan eks KGB, Jakarta: Penerbit Buku Kompas, hal. 3. 3
4 B. Rumusan Masalah Mengacu pada latar belakang di atas, penulis merumuskan permasalahan ke dalam suatu pertanyaan yaitu: Mengapa pembaruan ekonomi Rusia era transisi komunisme ke liberalisme di bawah Presiden Boris Yeltsin dinilai gagal? C. Kerangka Berpikir Untuk menjawab rumusan masalah yang sudah ada, penulis akan memusatkan perhatian kepada dua bahasan penting mengenai studi kasus, yaitu masa transisi dari komunisme ke liberalisme di Rusia serta kebijakan-kebijakan ekonomi neoliberal masa kepemimpinan Yeltsin. Kerangka dasar pemikiran dimulai dari bagaimana Rusia sebagai sebuah negara yang dikenal kuat dengan pengaruh komunisme sepanjang sejarah, kemudian mencoba bertransformasi melalui reformasi ekonomi. Kondisi perekonomian yang seperti ini akan menghadapi proses dengan pilihan yang sulit. Masa transisi adalah masa yang sulit bagi setiap negara, untuk itu periode waktu sangatlah penting. Konsep teori transisi atau Transition Theories dapat dipakai untuk menjelaskan fenomena tersebut. Ide dasar dari teori ini menjelaskan tentang perubahan nature of state dan ekonomi yang sebelumnya komunisme menjadi liberal yang berbasiskan negara demokratik dan berorientasi pasar bebas. 5 Konsepsi ini menganalisis sifat perubahan dalam perekonomian Rusia dari era Soviet pada saat perestroika ketika Rusia mendirikan negara federal. Tentunya pemerintah ingin segera membebaskan rakyat dan negaranya dari kondisi perekonomian yang sulit pada masa transisi. Itulah yang coba dilakukan 5 Robert Gilpin, Global Political Economies: Understanding The International Economic Order, Princeton University Press, hal
5 oleh Presiden Boris Yeltsin dengan reformasi ekonominya dengan memilih sistem ekonomi privatisasi dan liberalisasi pasar. Seperti yang telah dijelaskan di awal, resep ini berasal dari badan-badan neoliberal yakni Konsensus Washington dan Structural Adjustment Programmes dari IMF. Structural Adjustment Programmes (SAPs) merupakan paket stabilisasi ekonomi yang dikeluarkan oleh IMF dan Bank Dunia sebagai bentuk bantuan terhadap negara-negara anggota yang sedang mengalami kondisi krisis ekonomi dan pembangunan. SAPs sendiri disepakati dan mulai dijalankan sejak tahun an, dengan prinsip untuk membantu negara-negara yang sedang berkembang dan menghadapi masa transisi setelah mengalami kejatuhan ekonomi. 6 SAPs menjalankan paket stabilisasi ekonominya diawali dengan kesepakatan untuk merubah sistem ekonomi negara yang semulanya terpusat menjadi liberal. Dengan artian bahwa pemerintah tidak lagi menjadi satu-satunya kontrol terhadap keberlangsungan sumber daya maupun segala sektor yang mendukung peningkatan perekonomian. SAPs mendorong peranan pihak swasta dan private untuk mengambil alih kontrol terhadap pasar dan laju pertumbuhan ekonomi. SAPs ini sendiri mengandung empat komponen pokok terkait dengan kebijakan reformasi ekonomi: 7 1. Devaluasi mata uang dan penyesuaian nilai tukar. Maksud dari devaluasi mata uang atau bisa juga disebut sebagai penyesuaian nilai tukar ini adalah bentuk penyesuaian terhadap nilai mata uang lainnya. 6 Katarzyna Zawalinska, What has been an economic impact of Structural Adjustment Programs on households in Transition countries?, University of Cambridge, pg. 6 7 Muhadi Sugiono dalam Budi Winarno, Melawan Gurita Neoliberalisme, Jakarta: Penerbit Erlangga, hal
6 Ciri-ciri perlu dilakukannya devaluasi adalah adanya penurunan jumlah ekspor serta penurunan aktivitas industri. Tujuan dari dilakukannya devaluasi ini sendiri adalah untuk meningkatkan jumlah ekspor dan menekan aktivitas impor. Karena dengan dilakukannya devaluasi mata uang maka penyesuaian yang terjadi adalah harga impor menjadi lebih tinggi. Sehingga diharapkan pemerintah lebih memilih untuk meningkatkan kegiatan ekspor dibandingkan dengan kegiatan impor. Meningkatnya sektor ekspor ke luar dapat mendorong meningkatnya aktivitas industri dalam negeri, sehingga diharapkan dapat membantu meningkatkan penyerapan jumlah tenaga kerja.; 2. Tindakan-tindakan manajemen demand yang ditujukan untuk mengontrol inflasi yang tinggi. Tindakan pengehematan ini dilakukan melalui adanya pengurangan upah buruh, menekan biaya industri dan pengeluaran, menyeimbangkan pendapatan dan pengeluaran sehingga mampu mereduksi adanya kemungkinan defisit; 3. Restorasi pasar berupa pemulihan dan kontrol terhadap harga pasar serta mengurangi bentuk-bentuk intervensi negara. Di sini kontrol negara terhadap mekanisme pasar mulai dialihkan pada kepemilikan swasta dan diserahkan sepenuhnya kepada pasar bebas (liberalisasi); 4. Hegemoni ilmu pengetahuan ini ditandai dengan munculnya para ahli ekonomi yang berkembang di Amerika Serikat. Para ahli ini cenderung mengadaptasi bentuk penerapan liberalisme. Paket stabilisasi ekonomi SAPs merupakan bentuk adaptasi dan penerimaan IMF serta Bank Dunia terhadap kebijakan neo-liberal yang berkembang melalui 6
7 Konsensus Washington. 8 Neoliberalisme mengacu kepada filosofi ekonomi-politik yang mengurangi atau menolak campur tangan pemerintah dalam ekonomi domestik. Sistem ekonomi diserahkan sebesar-besarnya kepada pasar tanpa ada intervensi dari pemerintah atau negara. Paham ini mengatakan pasar memiliki tangan-tangan tersembunyi yang akan menemukan jalannya sendiri (laissez-faire). Namun pada praktiknya, negara tidak mungkin untuk tidak ikut campur dalam mengontrol mekanisme pasar yang sesuai dengan neoliberalis. Inilah yang menjadi kelemahan bagi paham ekonomi neoliberalisme. Beberapa ilmuwan mengkritisi bahwa kelemahan neoliberalisme dan peluang kegagalan neoliberalisme itu sendiri terletak pada sistem dan prinsip yang dijalankan. 9 Kelemahan neoliberalisme itu sendiri terletak pada minimnya kontrol pemerintah serta regulasi yang kurang. Masyarakat akan cenderung konsumtif dan negara akan lebih berpeluang untuk memiliki hutang. Tidak adanya batasan untuk berinvestasi menyebabkan arus mekanisme pasar berjalan di luar kendali pemerintah. Berikut ini adalah beberapa kebijakan yang ada dalam Konsensus Washington 10 : 1. Disiplin fiskal dan pengekangan defisit anggaran 2. Pengurangan belanja publik khususnya militer dan administrasi publik 3. Reformasi pajak dengan memberi kelonggaran kepada pengusaha untuk kemudahan membayar pajak 4. Liberalisasi finansial berupa kebijakan bunga bank oleh mekanisme pasar 5. Usaha untuk membuat nilai tukar uang yang kompetitif 8 Konsensus Washington menggunakan pendekatan neo-liberal untuk melakukan liberalisasi dan pasar bebas dalam kebijakan ekonomi. (Alfredo Saad-Filho, 2010) 9 Thomas I. Palley, An Alternative to Neo-Liberalism, Pluto Pres, pg Budi Winarno, Pertarungan Negara VS Pasar, Yogyakarta: Media Pressindo, hal
8 6. Liberalisasi hambatan-hambatan perdagangan 7. Menggiatkan Foreign Direct Investment (FDI) 8. Privatisasi atas perusahaan negara (BUMN) 9. Deregulasi peraturan sehingga lebih terbuka dengan pasar 10. Perlindungan terhadap hak kekayaan intelektual (Intellectual Property Rights) Pada perjalanannya, kebijakan ekonomi neoliberal ini tidak berhasil diimplementasikan di Rusia. Negara tetap harus memegang peran di dalam sistem perekonomian, terlebih negara eks-komunis yang sentralistik seperti Rusia. Institusi-institusi yang dibutuhkan untuk menunjang perekonomian kapitalistik Rusia belumlah siap, termasuk di dalamnya aturan main yang penting untuk diciptakan dalam iklim bisnis. Ketiadaan hukum yang jelas inilah yang menyebabkan para oligarki Rusia merajalalela dan akhirnya menggerogoti kekayaan alam Rusia di berbagai sektor. Penulis akan mencoba melihat bagaimana kegagalan reformasi ekonomi di bawah Boris Yeltsin dapat terjadi dengan melihat kelemahan prinsip ekonomi neoliberalisme, ketidaksesuaian Konsensus Washington serta Structural Adjustments Programmes (SAPs) dalam masa transisi ekonomi di Rusia D. Hipotesis Kegagalan reformasi ekonomi Rusia yang dilakukan pada era kepemimpinan Boris Yeltsin disebabkan beberapa hal, antara lain: 1. Privatisasi yang dilakukan secara keliru dengan disertainya dominasi kaum oligarki; 2. Semakin meningkatnya hutang negara disertai dengan inflasi yang tinggi. 8
9 Perubahan sistem ekonomi dari sistem terencana menuju mekanisme pasar membutuhkan waktu lama dan bertahap. Pola bertahap ini yang dimanifestasikan negara lain misalnya China dan beberapa negara Eropa Timur. Yeltsin memasukkan kekuatan pasar kepada ekonomi nasional di saat kondisi negara masih lemah. E. Metode Penelitian Dalam skripsi ini, penulis melakukan beberapa proses, yaitu: 1. Proses pengumpulan data Dalam mengumpulkan data, digunakan dua metode penelitian, yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif. Dalam metode kualitatif, penulis meneliti norma, nilai ataupun sikap yang berkaitan dengan subjek penelitian yang diperoleh dari beberapa sumber, seperti sumber literatur, artikel dan jurnal internet. Misalnya, penulis melihat lebih jauh mengenai permasalahan ekonomi di Rusia serta kebijakan-kebijakan yang ada, bagaimana hal setiap kebijakan berpengaruh pada perkembangan dan perubahan ekonomi di Rusia. Dan juga secara khusus melihat signifikansi reformasi ekonomi yang dilakukan di era kepemimpinan Boris Yeltsin sebagai Presiden Rusia. Adapun dalam metode kuantitatif, penulis menggunakan data-data yang diperoleh dari hasil survei dan pengamatan basis angka, melalui data berupa grafik, tabel dan persentase. Data kuantitatif ini bersifat primer dan sekunder, untuk selanjutnya dikaitkan dengan studi kasus skripsi. Misalnya grafik yang menunjukkan peningkatan maupun penurunan perekonomian di Rusia setelah maupun sebelum diterapkannya reformasi ekonomi oleh Boris Yeltsin melalui pendekatan shock doctrine. 9
10 2. Pengolahan data Pada proses ini, penulis melakukan olah data berdasarkan tujuan skripsi ini. Penulis menggolongkan data, melakukan proses perbandingan dan menghubungkan. Misalnya, penulis mengolongkan data berdasarkan tahun kejadian sebelum dan sesudah masa kepemimpinan Boris Yeltsin, membandingkan kondisi sebelum dan sesudah diterapkannya reformasi ekonomi, serta menghubungkan bagaimana pengaruh reformasi ekonomi Boris Yeltsin terhadap perekonomian Rusia. 3. Pelaporan data Dalam tahap akhir, penulis menggabungkan data yang telah dikumpulkan dan diolah ke dalam penjelasan sistematis di skripsi ini, yang bersifat deskriptifanalitis. F. Sistematika Penulisan Penelitian ini dikembangkan melalui sistematika penelitian, sebagai berikut: - Bab I : Pendahuluan. Bab ini meliputi alasan latar belakang masalah, rumusan masalah, kerangka berpikir, hipotesis, metode penelitian, dan sistematika penulisan. - Bab II: Rusia di Masa Transisi Gorbachev ke Yeltsin. Bab ini meliputi pembahasan tentang penerapan sistem reformasi ekonomi-politik di masa transisi Rusia dari Michael Gorbachev ke Boris Yeltsin, terpilihnya Yeltsin melalui Pemilihan Umum Bab III : Structural Adjusment Programmes (SAPs) dan Konsensus Washington. Bab ini meliputi pemaparan SAPs dan Konsesus Washington 10
11 yang digunakan sebagai pilar untuk melihat kegagalan reformasi ekonomi Rusia serta implementasi reformasi ekonomi-politik Rusia di bawah Yeltsin. - Bab IV: Kegagalan Kebijakan Ekonomi. Bab ini meliputi pembahasan mengenai upaya identifikasi kesesuaian penerapan SAPs dan Konsensus Washington terhadap reformasi ekonomi yang dilakukan oleh Boris Yeltsin sebagai upaya pembaruan atau stabilisasi ekonomi di Rusia. - Bab V: Kesimpulan. Bab ini berisi mengenai kesimpulan dari seluruh pembahasan dan analisa yang sudah dikaji dalam penelitian ini. Kesimpulan ini kemudian akan memberikan gambaran singkat mengenai hasil penelitian yang terfokus pada pembaruan dan reformasi ekonomi Rusia di bawah kepemimpinan Boris Yeltsin. 11
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Structural Adjustment Programs (SAPs) adalah sebuah program pemberian pinjaman yang dicanangkan oleh IMF. SAPs pada mulanya dirumuskan untuk membendung bencana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bebasnya telah menjadi dasar munculnya konsep good governance. Relasi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Eksistensi dan penyebaran ideologi neoliberal dengan ide pasar bebasnya telah menjadi dasar munculnya konsep good governance. Relasi yang terjalin antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini penulis akan menjelaskan, yakni tentang alasan peneliti memilih
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan, yakni tentang alasan peneliti memilih judul perbandingan kebijakan ekonomi politik pada masa pemerintahan Boris Yeltsin dan Vladimir putin, tujuan
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN. Dampak krisis..., Adjie Aditya Purwaka, FISIP UI, Universitas Indonesia
90 BAB 5 KESIMPULAN Republik Rakyat Cina memiliki sejarah perkembangan politik, sosial dan ekonomi yang sangat dinamis semenjak ribuan tahun yang silam. Republik Rakyat Cina atau RRC adalah merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi sehingga dapat meningkatkan taraf pertumbuhan ekonomi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara, baik itu negara maju maupun negara berkembang menginginkan adanya perkembangan dan kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan yang berkelanjutan. Salah satu
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Saat ini Yunani sedang mengalami Krisis Ekonomi akibat akumulasi hutang
149 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Saat ini Yunani sedang mengalami Krisis Ekonomi akibat akumulasi hutang yang membengkak. Secara ekonomi, sebelum bergabung dengan Eurozone pemerintah Yunani
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian, baik di dalam negeri maupun di tingkat dunia
Lebih terperinciPengaruh Globalisasi Ekonomi Terhadap Perkembangan Ekonomi Indonesia
Pengaruh Globalisasi Ekonomi Terhadap Perkembangan Ekonomi Indonesia Oleh : Indah Astutik Abstrak Globalisasi ekonomi merupakan proses pengintegrasian ekonomi nasional ke dalam sistim ekonomi global yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penting dalam perekonomian nasional. Ditinjau dari kontribusinya terhadap
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian sampai saat ini masih mempunyai peranan yang cukup penting dalam perekonomian nasional. Ditinjau dari kontribusinya terhadap pendapatan nasional, sektor
Lebih terperinciPENGANTAR BISNIS. Memahami Sistem Bisnis Amerika Serikat. Oleh: Catur Widayati, SE.,MM. Modul ke: Fakultas EKONIMI DAN BISNIS. Program Studi Manajemen
Modul ke: PENGANTAR BISNIS Memahami Sistem Bisnis Amerika Serikat Fakultas EKONIMI DAN BISNIS Oleh: Catur Widayati, SE.,MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Sejarah Perekonomian Amerika ABAD
Lebih terperinciPengaruh utang luar negeri dan defisit anggaran terhadap kondisi makro ekonomi OLEH: Siti Hanifah NIM.F BAB I PENDAHULUAN
Pengaruh utang luar negeri dan defisit anggaran terhadap kondisi makro ekonomi OLEH: Siti Hanifah NIM.F 0102058 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam menyelenggarakan pemerintahan, suatu negara memerlukan
Lebih terperincimelakukan Revolusi Kuba dan berhasil menjatuhkan rezim diktator Fulgencio merubah orientasi Politik Luar Negeri Kuba lebih terfokus pada isu-isu high
BAB V KESIMPULAN Dari keseluruhan uraian skripsi maka dapat diambil kesimpulan yang merupakan gambaran menyeluruh dari hasil pembahasan yang dapat dikemukakan sebagai berikut : Hubungan luar negeri antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Guncangan (shock) dalam suatu perekonomian adalah suatu keniscayaan. Terminologi ini merujuk pada apa-apa yang menjadi penyebab ekspansi dan kontraksi atau sering juga
Lebih terperinciperimbangan, pajak dan retribusi daerah, pinjaman daerah, serta pengelolaan keuangan daerah.
Perkembangan akuntansi sektor publik di Indonesia Penerapan Akuntansi Sektor Publik di Indonesia Salah satu bentuk penerapan teknik akuntansi sektor publik adalah di organisasi BUMN. Di tahun 1959 pemerintahan
Lebih terperinciFokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global
Fokus Negara IMF Orang-orang berjalan kaki dan mengendarai sepeda selama hari bebas kendaraan bermotor, diadakan hari Minggu pagi di kawasan bisnis Jakarta di Indonesia. Populasi kaum muda negara berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sahara Afrika untuk lebih berpartisipasi dalam pasar global. 1 Dalam beberapa tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi Sub-Sahara Afrika dalam kurang lebih dua dekade kebelakang berada pada angka rata-rata 5% pertahunnya, dimana secara keseluruhan telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis keuangan yang dipicu oleh permasalahan lembaga-lembaga keuangan raksasa di Amerika Serikat berdampak negatif bagi perekonomian dunia. Dampak krisis yang ditimbulkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kebutuhan pinjaman luar negeri merupakan sesuatu yang wajar untuk negaranegara
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan pinjaman luar negeri merupakan sesuatu yang wajar untuk negaranegara yang sedang berkembang seperti Indonesia. Keterbukaan Indonesia terhadap modal asing baik
Lebih terperinciSISTEM EKONOMI INDONESIA. Ilmu Hubungan Internasional Semester III
SISTEM EKONOMI INDONESIA Ilmu Hubungan Internasional Semester III Suatu sistem ekonomi mencakup nilai-nilai, kebiasaan, adat istiadat, hukum, norma-norma, peraturan-peraturan yang berkenaan dengan pemanfaatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dekade terakhir, perekonomian Indonesia telah menunjukkan integrasi yang semakin kuat dengan perekonomian global. Keterkaitan integrasi ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan perekonomian dunia dewasa ini ditandai dengan semakin terintegrasinya perekonomian antar negara. Indonesia mengikuti perkembangan tersebut melalui serangkaian
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada Bab V merupakan kesimpulan dari pembahasan bab sebelumnya
177 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada Bab V merupakan kesimpulan dari pembahasan bab sebelumnya tentang Kebijakan Pemerintah Orde Baru dalam Privatisasi BUMN Ditinjau dari Peranan IMF Antara Tahun 1967-1998.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama tiga dekade terakhir, perekonomian Indonesia sudah mengalami perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan melakukan kebijakan deregulasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak sumber daya alam dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak sumber daya alam dan termasuk sebagai salah satu negara berkembang di dunia membutuhkan dana untuk mendukung pertumbuhan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sembilan persen pertahun hingga disebut sebagai salah satu the Asian miracle
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini peranan minyak bumi dalam kegiatan ekonomi sangat besar. Bahan bakar minyak digunakan baik sebagai input produksi di tingkat perusahaan juga digunakan untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu negara sangat ditunjang oleh indikator tabungan dan investasi domestik yang digunakan untuk menentukan tingkat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai dimensi tantangan lokal, nasional maupun global. Kemiskinan tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengentasan kemiskinan merupakan masalah pembangunan yang mempunyai dimensi tantangan lokal, nasional maupun global. Kemiskinan tidak hanya menjadi permasalahan bagi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara berkembang yang menganut sistem. perekonomian terbuka di mana dalam menjalankan roda perekonomiannya,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara berkembang yang menganut sistem perekonomian terbuka di mana dalam menjalankan roda perekonomiannya, pemerintah tidak luput akan adanya interaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini hampir semua negara-negara di dunia menganut sistem pasar bebas
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini hampir semua negara-negara di dunia menganut sistem pasar bebas sehingga terkait satu sama lain. Aliran dana bebas keluar masuk dari satu negara ke negara
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN 5+3
IV. GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN 5+3 4.1 Gambaran Umum Kesenjangan Tabungan dan Investasi Domestik Negara ASEAN 5+3 Hubungan antara tabungan dan investasi domestik merupakan indikator penting serta memiliki
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. neoliberal melalui proses penerapan diskursus good governance di
81 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokus Penelitian Lokus dalam penelitian ini adalah adanya indikasi masuknya ideologi neoliberal melalui proses penerapan diskursus good governance di Indonesia. 3.2 Tipe
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cenderung mengakibatkan gejolak ekonomi moneter karena inflasi akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator ekonomi makro guna melihat stabilitas perekonomian adalah inflasi. Inflasi merupakan fenomena moneter dimana naik turunnya inflasi cenderung mengakibatkan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian tersebut diatas dapat disimpulkan dengan mengacu pada hipotesa yang peneliti tentukan sebelumnya, yaitu sebagai berikut: pertama, Kausalitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pernah mengalami goncangan besar akibat krisis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia pernah mengalami goncangan besar akibat krisis ekonomi yang terjadi tahun 1997 sampai 1998 lalu. Peristiwa ini telah membawa dampak yang merugikan
Lebih terperinciDari hasil penelitian mengenai perilaku makroekonomi lndonesia. dikaitkan dengan liberalisasi perdagangan, maka dapat ditarik beberapa
VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai perilaku makroekonomi lndonesia dikaitkan dengan liberalisasi perdagangan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan : 1. Dari pembahasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pembangunan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pembangunan yang terjadi secara terus menerus dan bersifat dinamis. Sasaran pembangunan yang dilakukan oleh negara sedang
Lebih terperinciBAB IX KONTROVERSI PENANAMAN MODAL ASING (PMA) & UTANG LUAR NEGERI (ULN)
BAB IX KONTROVERSI PENANAMAN MODAL ASING (PMA) & UTANG LUAR NEGERI (ULN) 1997 INDONESIA KRISIS EKONOMI Kondisi krisis diperburuk oleh praktek-praktek ekonomi yang tidak sesuai /tidak mengindahkan tata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. nasional dan pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang tercermin dalam pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan salah satu ukuran penting dalam menilai keberhasilan pembangunan ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan salah satu kondisi utama bagi kelangsungan ekonomi di Indonesia atau suatu negara, sehingga pertumbuhan
Lebih terperinciResensi Buku: Melawan Gurita Neoliberalisme. Oleh: Sugiyarto Pramono
Resensi Buku Melawan Gurita Neoliberalisme Oleh: Sugiyarto Pramono Resensi Buku: Judul : Melawan Gurita Neoliberalisme Penulis : Budi Winarno Tebal : 174 halaman + x Penerbit : Erlangga Kota terbit : Jakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan. Penanaman modal dapat dijadikan sebagai
Lebih terperinciPerekonomian Indonesia Pada Masa Reformasi
Modul ke: 04Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi S1 MANAJEMEN Sejarah Perkembangan Perekonomian Indonesia Periode Revormasi Krisis ekonomi di Indonesia Fundamental ekonomi nasional pengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi disuatu Negara yang diukur dari perbedaan PDB tahun
Lebih terperinciNASIONALISME EKONOMI RUSIA PADA MASA PRESIDEN PUTIN ( ) Oleh Ardianto 1. Abstract
NASIONALISME EKONOMI RUSIA PADA MASA PRESIDEN PUTIN (2000-2008) Oleh Ardianto 1 Abstract The problem in this research is how the policy of economic nationalism imposed on Russia by President Putin to replace
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam ekonomi, pemerintah merupakan agen, dimana peran pemerintah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam ekonomi, pemerintah merupakan agen, dimana peran pemerintah adalah menghasilkan barang publik. Barang publik harus dihasilkan pemerintah, terutama karena tidak
Lebih terperinciSistem Ekonomi Campuran
Sistem Ekonomi Campuran Sistem ekonomi campuran merupakan penggabungan antara mekanisme pasar dengan campur tangan pemerintah. Sistem ekonomi campuran ini juga dibedakan ke dalam dua jenis sistem ekonomi,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Nilai tukar mata uang mencerminkan kuatnya perekonomian suatu negara. Jika
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Nilai tukar mata uang mencerminkan kuatnya perekonomian suatu negara. Jika perekonomian suatu negara mengalami depresiasi mata uang, maka bisa dikatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk disertai dengan perubahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. membangun infrastruktur dan fasilitas pelayanan umum. pasar yang tidak sempurna, serta eksternalitas dari kegiatan ekonomi.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan yang dilakukan oleh setiap pemerintahan terutama ditujukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerataan distribusi pendapatan, membuka kesempatan kerja,
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atau struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Inflasi di Pulau Jawa
IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Inflasi di Pulau Jawa Selama periode 2001-2010, terlihat tingkat inflasi Indonesia selalu bernilai positif, dengan inflasi terendah sebesar 2,78 persen terjadi pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional tersebut agar terlaksananya tujuan dan cita-cita bangsa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu rangkaian yang terencana menuju keadaan ke arah yang lebih baik. Tahun 1969 pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia mulai melaksanakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian setiap negara di dunia. Dengan perdagangan internasional, perekonomian akan saling terjalin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Terjadinya krisis multidimensi yang berawal dari krisis ekonomi 1997 dan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Terjadinya krisis multidimensi yang berawal dari krisis ekonomi 1997 dan puncaknya pada tahun 1998 yang merupakan The Great Depression yang pernah dialami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat, dan institusi-institusi
Lebih terperinciSURVEI PERSEPSI PASAR
1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan I 29 Perlambatan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-29 dan selama tahun 29 diperkirakan masih akan berlanjut sebagaimana kondisi perekonomian dunia yang belum menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin lama semakin tak terkendali. Setelah krisis moneter 1998, perekonomian Indonesia mengalami peningkatan
Lebih terperinciSISTEM EKONOMI INDONESIA
SISTEM EKONOMI INDONESIA Suatu sistem ekonomi mencakup nilai nilai, kebiasaan, adat istiadat, hukum, norma norma, peraturanperaturan yang berkenaan dengan pemanfaatan sumber daya bagi pemenuhan kebutuhan.
Lebih terperinciPEREKONOMIAN INDONESIA
Modul ke: PEREKONOMIAN INDONESIA Sejarah Perekenomian Indonesia Periode Orde Baru Fakultas FEB Sitti Rakhman, SP., MM. Program Studi Manajemen Latar belakang lahirnya Orde Baru Terjadinya peristiwa Gerakan
Lebih terperinciPerekonomian Suatu Negara
Menteri Keuangan RI Jakarta, Maret 2010 Perekonomian Suatu Negara Dinamika dilihat dari 4 Komponen= I. Neraca Output Y = C + I + G + (X-M) AS = AD II. Neraca Fiskal => APBN Total Pendapatan Negara (Tax;
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan perekonomian dalam suatu negara dipengaruhi oleh tingkat inflasi. Inflasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian dalam suatu negara dipengaruhi oleh tingkat inflasi. Inflasi merupakan salah satu indikator ekonomi yang penting bagi suatu negara khususnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat merupakan negara adikuasa yang memiliki pengaruh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Amerika Serikat merupakan negara adikuasa yang memiliki pengaruh sangat besar bagi ekonomi dunia. Secara politik, Amerika Serikat merupakan negara demokrasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan Ekonomi Indonesia didominasi sektor pertanian dan perkebunan yang lebih dikenal dengan istilah negara agraris. Sejak dari proklamasi kemerdekaan, hingga dikeluarkannya
Lebih terperinciSURVEI PERSEPSI PASAR
1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan II - 2005 Kondisi ekonomi makro triwulan III-2005 diperkirakan membaik Kondisi ekonomi makro Indonesia 2005 diperkirakan lebih baik dibandingkan tahun 2004 Responden optimis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kestabilan suatu negara sangat bergantung pada kestabilan mata uang negara tersebut. Kehidupan politik, ekonomi, pertahanan dan keamanan, serta bidang-bidang lainnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang masalah Pada tahun 2008 terjadi krisis global dan berlanjut pada krisis nilai tukar. Krisis ekonomi 2008 disebabkan karena adanya resesi ekonomi yang melanda Amerika
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan pasca- perang dingin ini juga mempunyai implikasi strategis baik
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hubungan Internasional Runtuhnya Uni Soviet sebagai negara komunis utama pada tahun 1990-an memunculkan corak perkembangan Hubungan Internasional yang khas. Perkembangan pasca-
Lebih terperinciKRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA
KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA Definisi Krisis ekonomi : Suatu kondisi dimana perekonomian suatu negara mengalami penurunan akibat krisis keuangan Krisis keuangan/ moneter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan di berbagai bidang perekonomian. Pembangunan ekonomi secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai sebuah negara yang sedang berkembang, Indonesia membutuhkan pembangunan di berbagai bidang perekonomian. Pembangunan ekonomi secara langsung maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian. Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menyelenggarakan pemerintahan, suatu negara memerlukan anggaran dana yang memadai untuk memenuhinya guna meningkatkan kesejahteraan ekonomi, sosial, budaya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi pada dasarnya untuk memenuhi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat (social welfare) tidak bisa sepenuhnya
Lebih terperinciPara filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.
Tiga Gelombang Demokrasi Demokrasi modern ditandai dengan adanya perubahan pada bidang politik (perubahan dalam hubungan kekuasaan) dan bidang ekonomi (perubahan hubungan dalam perdagangan). Ciriciri utama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan pembangunannya, suatu negara membutuhkan biaya yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam mewujudkan pembangunannya, suatu negara membutuhkan biaya yang besar. Biaya biaya tersebut dapat diperoleh melalui pembiayaan dalam negeri maupun pembiayaan
Lebih terperinciEfektivitas ASEAN Economic Community Terhadap Optimalisasi Kualitas Industri Kerajinan Keramik Dinoyo Malang
PASAR BEBAS Efektivitas ASEAN Economic Community Terhadap Optimalisasi Kualitas Industri Kerajinan Keramik Dinoyo Malang Latar Belakang Integrasi ekonomi merupakan salah satu sarana dalam meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar Rupiah terus mengalami tekanan depresiasi. Ketidakpastian pemulihan ekonomi dunia juga telah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi menuntut adanya keterbukaan ekonomi yang semakin luas dari setiap negara di dunia, baik keterbukaan dalam perdagangan luar negeri (trade openness) maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian negara dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. A. Kesimpulan. jasa, finansial dan faktor produksi di seluruh dunia. Globalisasi ekonomi dipandang
134 BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Globalisasi ekonomi adalah proses pembentukan pasar tunggal bagi barang, jasa, finansial dan faktor produksi di seluruh dunia. Globalisasi ekonomi dipandang juga sebagai
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,
BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara dapat diukur dan digambarkan secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003) menyatakan bahwa pertumbuhan
Lebih terperinciBAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. diambil dari mata uang India Rupee. Sebelumnya di daerah yang sekarang disebut
BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Rupiah Rupiah (Rp) adalah mata uang Indonesia (kodenya adalah IDR). Nama ini diambil dari mata uang India Rupee. Sebelumnya di daerah yang sekarang disebut Indonesia menggunakan
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
85 BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi inflasi serta menelaah perbedaan pengaruh faktor-faktor tersebut pada masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. II, di era 1950-an ialah Perdana Menteri Yoshida Shigeru. Ia dikenal karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasca kekalahan dalam Perang Dunia II, Jepang berusaha bangkit menjadi salah satu kekuatan besar di dunia. Perdana Menteri yang berpengaruh pasca PD II, di
Lebih terperinciKEBIJAKAN SELAMA PERIODE
KEBIJAKAN-KEBIJAKAN PEMERINTAH DR. MOHAMMAD ABDUL MUKHYI, SE., MM FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA KEBIJAKAN SELAMA PERIODE 1966-1969 Pembersihan proses-proses kebijakan orde lama yang tidak
Lebih terperinci1 BAB V: PENUTUP. 5.1 Kesimpulan
100 1 BAB V: PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini menekankan pada proses penandatangan MoU Microsoft - RI. Proses tersebut tidak terjadi begitu saja, melainkan melalui proses politisasi hak kekayaan intelektual
Lebih terperinciDAMPAK OPEN DOOR POLICY YANG DITERAPKAN DENG XIAOPING TERKAIT PENINGKATAN SEKTOR INDUSTRI CINA PASCA RERORMASI Ida Bagus Gde Restu Adhi
DAMPAK OPEN DOOR POLICY YANG DITERAPKAN DENG XIAOPING TERKAIT PENINGKATAN SEKTOR INDUSTRI CINA PASCA RERORMASI 1978 Ida Bagus Gde Restu Adhi 0921105004 Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor properti. Pada umumnya banyak masyarakat yang tertarik menginvestasikan dananya di sektor properti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan masyarakat demokratis, yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang lebih baik dengan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan fiskal merupakan salah satu kebijakan ekonomi untuk mengendalikan keseimbangan makroekonomi dan mengarahkan kondisi perekonomian ke arah yang lebih baik dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap negara selalu berbeda bila ditinjau dari sumber daya alamnya, iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga, keadaan struktur
Lebih terperinciMenyinari Sudut Kelam Tata Pemerintahan yang Lemah dan Korupsi Oleh Christine Lagarde
Menyinari Sudut Kelam Tata Pemerintahan yang Lemah dan Korupsi Oleh Christine Lagarde 22 April 2018 Strategi antikorupsi membutuhkan reformasi regulasi dan kelembagaan yang lebih luas (Kritchanut/iStock).
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi sebuah negara, keberhasilan pembangunan ekonominya dapat diukur dan digambarkan secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2007) menyatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Penanaman modal atau investasi merupakan langkah awal kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penanaman modal atau investasi merupakan langkah awal kegiatan produksi. Pada posisi semacam ini investasi pada hakekatnya juga merupakan langkah awal kegiatan pembangunan
Lebih terperinciPENGARUH DEMOKRATISASI TERHADAP PEMBANGUNAN EKONOMI DI RUSIA PADA MASA PEMERINTAHAN BORIS YELTSIN
PENGARUH DEMOKRATISASI TERHADAP PEMBANGUNAN EKONOMI DI RUSIA PADA MASA PEMERINTAHAN BORIS YELTSIN (THE IMPACT OF DEMOCRATIZATION TO RUSSIAN ECONOMIC DEVELOPMENT IN BORIS YELTSIN ERA) SKRIPSI diajukan guna
Lebih terperincihambatan sehingga setiap komoditi dapat memiliki kesempatan bersaing yang sama. Pemberian akses pasar untuk produk-produk susu merupakan konsekuensi l
BAB V 5.1 Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN Dalam kesepakatan AoA, syarat hegemoni yang merupakan hubungan timbal balik antara tiga aspek seperti form of state, social force, dan world order, seperti dikatakan
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya, maka
71 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. G20 bukan merupakan lembaga atau organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dimulai dengan bangkrutnya lembaga-lembaga keuangan di Amerika
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini dunia diperhadapkan pada masalah krisis ekonomi global yang dimulai dengan bangkrutnya lembaga-lembaga keuangan di Amerika sehingga akan berdampak buruk
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. A. Latar Belakang Masalah
BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Fenomena internasional yang menjadi tren perdagangan dewasa ini adalah perdagangan bebas yang meliputi ekspor-impor barang dari suatu negara ke negara lain.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penanaman modal. Pembentukan modal dapat dikatakan sebagai kunci utama. tergolong dalam negara maju atau negara berkembang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan proses terjadinya kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan kekuatan ekonomi potensial yang diarahkan menjadi
Lebih terperinci