VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Transkripsi

1 89 VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 7.1 Kesimpulan Peredaran kayu bulat di Provinsi Jambi tahun 24 berasal dari 8 kabupaten, kecuali Kota Jambi dan Kabupaten Kerinci. Kota Jambi tidak mempunyai kawasan hutan (hutan produksi), sedangkan Kabupaten Kerinci kawasan hutannya sebagian besar merupakan Taman Nasional. Tujuan peredaran kayu bulat ke Provinsi Jambi adalah ke 9 kabupaten/kota, kecuali Kabupaten Kerinci, karena tidak terdapat izin usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IPHHK). Volume peredaran kayu bulat Provinsi Jambi sebesar m 3 dengan asal peredaran kayu bulat yang terbesar dari Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebesar m 3 (5.9%), sedangkan yang terkecil adalah Kabupaten Merangin sebesar m3 (.5%). Volume tujuan peredaran kayu bulat terbesar ke Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebesar m 3 (85.3%), sedangkan yang terkecil adalah Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebesar 1.57 m 3 (.1%). Peredaran yang bertujuan ke luar Provinsi Jambi, yaitu : Provinsi Banten, Sumatera Selatan, Riau, DKI Jakarta, dan Sumatera Barat dengan total volume sebesar m 3. Peredaran kayu didominasi Kelompok Jenis Kayu Rimba Campuran sebesar m 3 (94.36%) dari total peredaran sebesar m 3. Volume asal peredaran kayu bulat di Provinsi Jambi pada tahun 24 dengan truk (via darat) sebesar m 3 (88.3%), sedangkan dengan rakit dan ponton (via sungai) sebesar m 3 (11.7%). Volume tujuan peredaran kayu bulat ke Provinsi Jambi via darat sebesar m 3 (88.7%) dan via sungai sebesar m 3 (11.3%), sedangkan yang keluar Provinsi Jambi via darat sebesar m 3 dan via sungai/laut sebesar m 3. Supply kayu bulat dari Provinsi Jambi pada tahun 24 sebesar m 3 (38.4%), dengan berdasarkan kapasitas izin industri aktif sebesar m 3, sebenarnya kebutuhan kayu bulat sebesar m 3, sehingga kekurangan kayu bulat sebesar m 3 (61.6%) kemungkinan dipenuhi dari luar Provinsi Jambi. Dengan lain perkataan, kemampuan Provinsi Jambi dalam supply bahan baku kayu bulat hanya sebesar 38.4%. Sementara itu, bila dihitung

2 9 berdasarkan peredaran kayu olahan sebesar m 3, maka kebutuhan riil kayu bulat sebesar m 3, dengan demikian kemampuan Provinsi Jambi dalam supply riil bahan baku kayu bulat hanya sebesar 51.1%. 7.2 Rekomendasi Peredaran Kayu Bulat Beberapa hal yang dapat direkomendasikan dari hasil penelitian tersebut, diantaranya : a. Instansi kehutanan yang terkait dengan peredaran kayu bulat (BSPHH Wilayah IV Jambi, Dinas Kehutanan Provinsi Jambi, dan Dinas Kehutanan Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi), hendaknya selalu memonitor peredaran kayu bulat dengan memanfaatkan kesediaan data peredaran hasil hutan yang ada, seperti database hasil hutan Provinsi Jambi yang disusun oleh BSPHH Wilayah IV Jambi. b. Pemberian izin industri berkapasitas < 6. m 3 /tahun harus dikaji dengan serius oleh Pemerintah Daerah Provinsi Jambi, karena kondisi pemenuhan kebutuhan bahan baku kayu bulat yang kurang mencukupi. Pertimbangan kemampuan Provinsi Jambi dalam memenuhi kebutuhan kayu bulat harus menjadi pertimbangan utama dalam memberikan izin industri, sehingga industri yang tidak beroperasi dapat dihindari. c. Pemberian izin industri berkapasitas > 6. m 3 /tahun harus dikaji dengan serius oleh Departemen Kehutanan, karena kondisi pemenuhan kebutuhan bahan baku kayu bulat yang kurang mencukupi. Pertimbangan kemampuan Provinsi Jambi dalam memenuhi kebutuhan kayu bulat dan potensi kayu bulat nasional harus menjadi pertimbangan utama dalam memberikan izin industri, sehingga industri yang tidak beroperasi dapat dihindari. d. Perhatian yang serius oleh Pemerintah Daerah Provinsi Jambi (Dinas Kehutanan Provinsi Jambi) terhadap kabupaten/kota yang mempunyai indikasi banyaknya kekurangan supply bahan baku kayu bulat, seperti : Kabupaten Muaro Jambi, Tebo, dan Kota Jambi. Hal ini harus menjadi acuan dan landasan bagi penentuan kebijakan kehutanan, khususnya pemberian izin industri selanjutnya.

3 91 e. Harus ada koordinasi dalam pemantauan peredaran hasil hutan kayu bulat antar kabupaten/kota di Provinsi Jambi, Provinsi Jambi dengan kabupaten/provinsi yang lain, dan Provinsi Jambi dengan Pemerintah Pusat (Departemen Kehutanan).

4 92 DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2. Database Management System. Lecture notes, The University of Adelaide, Australia. [22 Desember 2]. Anwar D. 23. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Terbaru. Surabaya : Penerbit Amelia Surabaya. Aronoff S Geographic Information System : A Management Perspective. Ottawa, Kanada : WDL Publications. Barus B. dan Wiradisastra US. 2. Sistem Informasi Geografis : Sarana Manajemen Sumberdaya. Bogor : Laboratorium Penginderaan Jauh dan Kartografi, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, IPB. [BPS] Badan Pusat Statistik. 23. Data Potensi Desa (Podes) Provinsi Jambi Tahun 23. Jakarta : BPS. [BPS] Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi. 23. Jambi Dalam Angka (Jambi in Figures) Tahun 23. Jambi : BPS Provinsi Jambi. Budiaman A. 21. Kualitas dan Kemungkinan Penggunaan Kayu Bulat Limbah Pemanenan. Jurnal Teknologi Hasil Hutan XIV Nomor 1/21 : [Dephut] Departemen Kehutanan Industri Kehutanan di Indonesia. Jakarta : PT Nerzal Agrokarya Pratama. [Dephut] Departemen Kehutanan. 23. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 124/Kpts-II/23 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara, Pengenaan, Pemungutan, Pembayaran, dan Penyetoran Provisi Sumberdaya Hutan (PSDH). Jakarta : Dephut. [Dephut] Departemen Kehutanan. 23. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 126/Kpts-II/23 tentang Penatausahaan Hasil Hutan. Jakarta : Dephut. [Dephut] Departemen Kehutanan. 23. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 128/Kpts-II/23 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara, Pengenaan, Pemungutan, Pembayaran, dan Penyetoran Dana Reboisasi (DR). Jakarta : Dephut. [Dephut] Departemen Kehutanan. 23. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 163/Kpts-II/23 tentang Pengelompokan Jenis Kayu Sebagai Dasar Pengenaan Iuran Kehutanan. Jakarta : Dephut. [Dephut] Departemen Kehutanan. 23. Perlu Pendekatan Holistik dalam Pemberantasan Illegal Logging (editorial). Majalah Kehutanan Indonesia IV/23 : 4.

5 93 [Dephut] Departemen Kehutanan, Badan Planologi Kehutanan. 23. Data Strategis Kehutanan 23 (Eksklusif). Jakarta : Dephut, Badan Planologi Kehutanan. [Dephut] Departemen Kehutanan, Badan Planologi Kehutanan. 23. Buku Rekalkulasi Sumberdaya Hutan Indonesia Tahun 24. Jakarta : Dephut, Badan Planologi Kehutanan. [Dephut] Departemen Kehutanan. 24. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.456/Menhut-II/24 tentang Lima Kebijakan Prioritas Bidang Kehutanan Program Pembangunan Nasional Kabinet Indonesia Bersatu. Jakarta : Dephut. [Dephut] Departemen Kehutanan, Badan Planologi Kehutanan. 24. Statistik Kehutanan 24. Jakarta : Dephut, Badan Planologi Kehutanan. [Dephut] Departemen Kehutanan, Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan. 24. Keputusan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan Nomor SK.252/VI-BPHA/24 tentang Perubahan Keputusan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan Nomor SK.195/VI-BPHA/24 tentang Penetapan Jatah Produksi Hasil Hutan Kayu Periode Tahun 25 yang Berasal dari Pemanfaatan Hutan Alam Produksi untuk masing-maisng Provinsi di seluruh Indonesia. Jakarta : Dephut, Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan. [Deperindag] Departemen Perindustrian dan Perdagangan. 24. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 436/MPP/Kep/7/24 tentang Penetapan Harga Patokan Untuk Perhitungan Provisi Sumberdaya Hutan (PSDH) Kayu dan Rotan. Jakarta : Deperindag. [Dephut] Departemen Kehutanan. 25. Siaran Pers Nomor 5.116/II/PIK- 1/25. http : // [17 Pebruari 25]. [Dephut] Departemen Kehutanan, Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan. Keputusan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan Nomor S.948/VI- BPPHH/24 tentang Rendemen Kayu Olahan. Jakarta : Dephut, Direktorata Jenderal Bina Produksi Kehutanan. [Dephut] Departemen Kehutanan, Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan. Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan Nomor SE.2/VI- BIKPHH/25 tentang Harga Patokan Provisi Sumberdaya Hutan (PSDH) periode 4 Pebruari 25-3 Juni 25 (Semester I 25). Jakarta : Dephut, Direktorata Jenderal Bina Produksi Kehutanan. [Dinhut] Dinas Kehutanan, Balai Inventarisasi dan Pemetaan Hutan Provinsi Jambi. 24. Profil Pembangunan Kehutanan di Bidang Inventarisasi dan Pemetaan Hutan di Provinsi Jambi Tahun 24. Jambi : Dinhut, Balai Inventarisasi dan Pemetaan Hutan Provinsi Jambi.

6 94 [Dinhut] Dinas Kehutanan Provinsi Jambi. 25. Pembaharuan Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu Kapasitas <6. m 3 /tahun di Provinsi Jambi Tahun 24. Jambi : Dinhut Provinsi Jambi. Dumanauw JF. 21. Mengenal Kayu. Cetakan ke-4. Yogyakarta : Penerbit Kanisius. Fatansyah Basisdata. Bandung : CV Informatika. Kadir A Konsep dan Tuntunan Praktis Basisdata. Yogyakarta : Andi Yogyakarta. Prahasta E. 22. Konsep-Konsep Dasar : Sistem Informasi Geografis. Bandung : CV Informatika. Prahasta E. 24. Sistem Informasi Geografis : Tutorial ArcView. Bandung : CV Informatika. Puntodewo A, Dewi S, Tarigan J. 23. Sistem Informasi Geografis untuk Pengelolaan Sumberdaya Alam. Bogor : CIFOR. Rustiadi E, Saefulhakim S, Panuju DR. 24. Diktat Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Bogor : Laboratorium Pengembangan Wilayah, Departemen Tanah dan Sumberdaya Lahan, IPB. Saparjadi K. 23. Langkah Strategis dan Upaya Pemberantasan Illegal Logging di Indonesia. Majalah Kehutanan Indonesia IV/23 : 5-1. Sianipar P. 23. Membuat Program Aplikasi Database dengan MS Access 22. Jakarta : PT Elex Media Komputindo. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 1999 tentang tarif atas jenis penerimaan negara bukan pajak yang berlaku pada Departemen Kehutanan. Peraturan Pemerintah Nomor 92 Tahun 1999 tentang tarif Dana Reboisasi (DR). Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 22 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan, dan Penggunaan Kawasan Hutan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.

7 LAMPIRAN 95

8 96 Lampiran 1 Daftar singkatan-singkatan No Singkatan Arti 1 APL : Areal Penggunaan Lain 2 BIPHUT : Balai Inventarisasi dan Pemetaan Hutan 3 BPK : Bina Produksi Kehutanan 4 BSPHH : Balai Sertifikasi Penguji Hasil Hutan 5 CA : Cagar Alam 6 DHH : Daftar Hasil Hutan 7 DR : Dana Reboisasi 8 HHBK : Hasil Hutan Bukan Kayu 9 HHK : Hasil Hutan Kayu 1 HL : Hutan Lindung 11 HP : Hutan Produksi Tetap 12 HPH : Hak Pengusahaan Hutan 13 HPHTI : Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri 14 HPT : Hutan Produksi Terbatas 15 IPHHK : Industri Primer Hasil Hutan Kayu 16 ITSP : Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan 17 IUPHHK : Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu 18 KB : Kayu Bulat 19 KBK : Kayu Bulat Kecil 2 KBS : Kayu Bulat Sedang 21 KO : Kayu Olahan 22 KPA : Kawasan Pelestarian Alam 23 KSA : Kawasan Suaka Alam 24 LHC : Laporan Hasil Cruishing 25 LHP : Laporan Hasil Penebangan 26 LMHHO : Laporan Mutasi Hasil Hutan Olahan 27 LMKB : Laporan Mutasi Kayu Bulat 28 P 2 LHP : Petugas Pengesah Laporan Hasil Penebangan 29 P 2 SKSHH : Pejabat Penerbit Surat Keterangan Sahnya Hasil Hutan 3 P 3 KB : Petugas Pemeriksa Penerimaan Kayu Bulat 31 PHL : Pengelolaan Hutan Lestari 32 PSDH : Provisi Sumberdaya Hutan 33 RKT : Rencana Karya Tahunan 34 RPBBI : Rencana Pemenuhan Bahan Baku Industri 35 SKSHH : Surat Keterangan Sahnya Hasil Hutan 36 THR : Taman Hutan Raya 37 TN : Taman Nasional 38 TPK : Tempat Penimbunan Kayu 39 TPn : Tempat Pengumpulan Kayu 4 TWA : Taman Wisata Alam Sumber : - Undang-undang RI Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. - SK Menteri Kehutanan Nomor 124/Kpts-II/23 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Pengenaan, Pemungutan, Pembayaran, dan Penyetoran Provisi Sumberdaya Hutan (PSDH). - SK Menteri Kehutanan Nomor 126/Kpts-II/23 tentang Penatausahaan Hasil Hutan. - SK Menteri Kehutanan Nomor 128/Kpts-II/23 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Pengenaan, Pemungutan, Pembayaran, dan Dana Reboisasi (DR).

9 97 Lampiran 2 Daftar pengertian istilah/singkatan No Istilah/Singkatan Pengertian 1 Buku Ukur : Catatan harian atas hasil penebangan yang dibuat di TPn, berisi nomor batang, jenis, panjang, dan volume kayu bulat yang telah diberi penandaan pada fisik kayunya dari petak/blok tebangan tahun bersangkutan, dan digunakan sebagai dasar pengisisan LHP, sedangkan untuk KBK atau bakau tidak perlu dilakukan penandaan dan jumlahnya diukur dalam stapel meter atau ton. 2 BIPHUT Jambi : Instansi daerah di bawah Dinas Kehutanan Provinsi Jambi yang mengemban tugas di bidang inventarisasi, pengukuran, dan pemetaan kawasan hutan di Provinsi Jambi. 3 BSPHH : Unit pelaksana teknis di bidang sertifikasi penguji hasil hutan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal BPK. 4 DHH : Dokumen yang berisi nomor dan tanggal LHP, nomor batang, jenis kayu, panjang, diameter, dan volume setiap batang untuk kayu bulat; atau nomor urut bundel, jenis kayu, ukuran sortimen, jumlah keping/bundel, dan volume untuk kayu olahan; atau jenis, jumlah bundel, dan berat untuk HHBK; yang merupakan lampiran tak terpisahkan dengan dokumen SKSHH. 5 DR : Dana untuk reboisasi dan rehabilitasi hutan serta kegiatan pendukungnya yang dipungut dari pemegang izin Usaha Pemanfaatan Hasil hutan dari Hutan Alam yang berupa kayu. 6 Dinas Kehutanan : Dinas Provinsi yang diserahi tugas dan tanggung jawab di Provinsi Jambi bidang kehutanan di daerah Provinsi Jambi. 7 Direktur Jenderal : Direktur Jenderal yang diserahi tugas dan tanggung jawab di BPK bidang Bina Produksi Kehutanan. 8 Hasil Hutan : Benda-benda hayati yang berupa hasil hutan kayu (HHK) dan hasil hutan bukan kayu (HHBK) selain tumbuhan dan satwa liar. 9 HHBK : Hasil hutan selain kayu, termasuk komodiats hasil perkebunan yang dipungut dari Hutan Negara. 1 Hutan : Suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. 11 Hutan Alam : Hutan Negara yang ditumbuhi pepohonan secara alami dan berfungsi sebagai hutan produksi. 12 Hutan Konservasi : Kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa, serta ekosistemnya. 13 Hutan Lindung : Kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah. Hutan Negara 14 : Hutan yang berada pada tanah yang tidak dibebani hak atas tanah.

10 98 15 Hutan Produksi : Kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan. 16 IPHHK : Industri yang mengolah langsung kayu bulat dan atau kayu Bahan Baku Serpih (BBS) menjadi barang setengah jadi berupa kayu gergajian, serpih kayu, venir, kayu lapis/panel kayu, dan barang jadi sebagai kelanjutan proses pengolahan barang setengah jadi. 17 IUPHHK pada hutan : Izin untuk memanfaatkan hutan produksi yang kegiatannya alam (HPH) terdiri dari pemanenan, penanaman, pemeliharaan, pengamanan, pengolahan, dan pemasaran hasil hutan kayu, 18 IUPHHK pada hutan : Izin untuk memanfaatkan hutan produksi yang kegiatannya tanaman (HPHTI) terdiri dari penyiapan lahan, perbenihan/pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pengamanan, pemanenan, pengolahan, dan pemasaran hasil hutan kayu. 19 Jenis Niagawi : Jenis-jenis pohon yang laku untuk diperdagangkan. 2 Kapasitas Izin : Kemampuan produksi maksimum setiap tahun yang diperkenankan berdasarkan izin dari pejabat yang berwenang. 21 Kapasitas Terpasang : Kapasitas produksi mesin-mesin utama yang ditetapkan dalam tata letak (lay out) industri primer hasil hutan kayu dan realisasi terpasang di lapangan. 22 Kawasan Hutan : Wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap. 23 KPA : Huta dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumberdaya hayati dan ekosistemnya. 24 KSA : Hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya, yang juga berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan. 25 Kayu Bahan Baku : KB, KBK, bakau, dan sisa pembalakan yang akan diolah Serpih (BBS) menjadi serpih. 26 Kayu Bulat (KB) : Bagian dari pohon yang dipotong sesuai dengan penggunaannya yang terdiri dari kayu bulat pertukangan, limbah pembalakan, dan sortimen khusus. 27 Kayu Bulat Kecil : Kayu yang mempunyai ukuran diameter kurang dari 3 cm (KBK) berupa kayu bulat sedang, cerucuk, tiang jermal, tiang pancang, galangan rel, sisa pembagian batang, tonggak, cabang, kayu bakar, bahan arang, dan kayu bulat dengan diameter 3 cm atau lebih yang direduksi karena mengalami cacat/gerowong lebih dari 4%. 28 Kayu Bulat Sedang : Bagian dari pohon yang sesuai dengan ketentuan (KBS) diperbolehkan untuk ditebang. Kayu Olahan (KO) 29 : Hasil pengolahan langsung KB dan atau KBK dan atau bakau menjadi kayu gergajian, serpih/chip/pulp, venir, kayu lapis, dan Laminating Veneer Lumber (LVL).

11 99 3 Kehutanan : Sistem pengurusan yang bersangkut paut dengan hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan yang diselenggarakan secara terpadu. 31 Klaster : Pengelompokan potensi tegakan pohon berdasarkan kesamaan fisik pohon tertentu. 32 LHC : Dokumen hasil pengolahan data pohon dari pelaksanaan kegiatan ITSP pada setiap petak kerja atau blok kerja tebangan tahunan, pada petak kerja tebagan tahunan memuat nomor pohon, jenis, diameter, tinggi pohon bebas cabang, dan taksiran volume kayu, sedangkan pada blok kerja tebangan tahunan memuat kelompok jenis, kelas diameter, jumlah pohon, dan taksiaran volume kayu. 33 LHP : Dokumen yang berisi nomor batang, jenis, panjang, diameter, dan volume kayu bulat dari hasil penebangan/pemanenan pohon pada petak/blok yang ditetapkan, pengisiannya berasal dari buku ukur dan dibuat di TPK. 34 LMHHO : Dokumen mutasi hasil hutan olahan yang berisi persediaan awal, penambahan, penggunaan, pengurangan (penjualan, pemakaian sendiri), dan persediaan akhir hasil hutan olahan di industri. 35 LMKB : Dokumen mutasi kayu bulat yang berisi persediaan awal, penambahan, pengurangan, dan persediaan akhir kayu bulat yang dibuat di TPK Hutan, atau TPK Antara, atau di tempat penampungan, atau industri. 36 P 2 LHP : Pegawai kehutanan yang memenuhi kualifikasi minimal sebagai penguji hasil hutan yang diangkat dan diberi tugas, tanggung jawab, serta wewenang untuk melakukan pengesahan laporan hasil penebangan/pemanenan. 37 P 2 SKSHH : Pegawai kehutanan yang mempunyai kualifikasi minimal sebagai penguji hasil hutan yang diangkat dan diberi wewenang untuk menerbitkan dokumen SKSHH di TPK Hutan, TPK Antara, industri primer hasil hutan, tempat penampungan, tempat pelelangan hasil hutan, atau pelabuhan umum. 38 P 3 KB : Pegawai kehutanan yang mempunyai kualifikasi minimal sebagai penguji hasil hutan yang diangkat dan diberi wewenang untuk melakukan pemeriksaan atas kayu bulat yang diterima industri primer hasil hutan atau industri pengolahan kayu lanjutan, TPK Antara, tempat penampungan, tempat pelelangan hasil hutan, atau pelabuhan umum. 39 Pengujian Hasil : Suatu kegiatan dalam rangka menetapkan jenis, volume, dan Hutan mutu/kualita hasil hutan. 4 Pengukuran Hasil : Suatu kegiatan untuk mengetahui/menetapkan volume dan Hutan atau berat dari hasil hutan. 41 Peredaran Hasil : Perputaran hasil hutan dari hutan ke industri yang satu ke Hutan industri yang lain atau konsumen hasil hutan yang lain sesuai dengan peruntukan hasil hutan yang ada. Potensi Hutan 42 : pohon niagawi tiap hektar menurut kelas diameter pada suatu lokasi hutan tertentu yang dihitung berdasarkan rata-rata jumlah pohon pada suatu tegakan hutan alam.

12 1 43 PSDH : Pungutan yang dikenakan sebagai pengganti nilai intrinsik dari hasil hutan yang dipungut dari Hutan Negara. 44 RPBBI : Rencana yang memuat kebutuhan bahan baku dan pasokan bahan baku pada industri primer hasil hutan kayu dalam jangka waktu 1 (satu) tahun berjalan. 45 SKSHH : Dokumen resmi yang diterbitkan pejabat yang berwenang yang digunakan dalam pengangkutan, penguasaan, dan pemilikan hasil hutan, sebagai alat bukti atas legalitas hasil hutan. 46 TPK : Tempat untuk menimbun kayu yang merupakan penggabungan kayu-kayu dari beberapa TPn. 47 TPn : Tempat untuk pengumpulan kayu-kayu hasil penebangan di sekitar petak kerja tebangan yang bersangkutan. Sumber : - Undang-undang RI Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. - SK Menteri Kehutanan Nomor 124/Kpts-II/23 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Pengenaan, Pemungutan, Pembayaran, dan Penyetoran Provisi Sumberdaya Hutan (PSDH). - SK Menteri Kehutanan Nomor 126/Kpts-II/23 tentang Penatausahaan Hasil Hutan. - SK Menteri Kehutanan Nomor 128/Kpts-II/23 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Pengenaan, Pemungutan, Pembayaran, dan Dana Reboisasi (DR). - Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Terbaru (23).

13 11 Lampiran 3 Produksi kayu bulat Provinsi Jambi periode tahun No Tahun Produksi (m 3 ) * ) ** ) Sumber : Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan, Departemen Kehutanan (24). Keterangan : *) : data produksi kayu bulat tahun 1999 dan 2 (Januari Maret). **) : data produksi kayu bulat tahun 2 (April Desember).

14 12 Lampiran 4 Volume asal peredaran kayu bulat Provinsi Jambi dirinci per kelompok jenis kayu tahun 24 Kab/Kota Kab/Kota Volume Kayu Bulat (m 3 ) Asal Tujuan Meranti Campuran Indah Total 1 Kerinci Merangin 1 Merangin 2 Muaro Jambi 3 Kota Jambi 4 Banten 5 Sumatera Selatan Sarolangun 1 Sarolangun 2 Batanghari 3 Muaro Jambi 4 Tanjabtim 5 Kota Jambi 6 Sumatera Selatan Batanghari 1 Batanghari 2 Muaro Jambi 3 Tanjabbar 4 Tebo 5 Kota Jambi Muaro Jambi 1 Muaro Jambi 2 Tanjabtim 3 Tanjabbar 4 Kota Jambi 5 DKI Jakarta 6 Riau Tanjung Jabung Timur 1 Tanjabbar Tanjung Jabung Barat 1 Muaro Jambi 2 Tanjabbar 3 Riau Tebo 1 Batanghari 2 Muaro Jambi 3 Tebo 4 Bungo 5 Kota Jambi 6 DKI Jakarta 7 Riau Bungo 1 Muaro Jambi 2 Bungo 3 Riau 4 Sumatera Barat Kota Jambi Sumber : Hasil pengolahan basis data hasil hutan Provinsi Jambi (25).

15 13 Lampiran 5 Volume tujuan peredaran kayu bulat Provinsi Jambi dirinci per kelompok jenis kayu tahun 24 Kab/Kota Kab/Kota Volume Kayu Bulat (m 3 ) Tujuan Asal Meranti Campuran Indah Total 1 Kerinci Merangin 1 Merangin Sarolangun 1 Sarolangun Batanghari 1 Sarolangun 2 Batanghari 3 Tebo Muaro Jambi 1 Merangin 2 Sarolangun 3 Batanghari 4 Muaro Jambi 5 Tanjabbar 6 Tebo 7 Bungo Tanjung Jabung Timur 1 Sarolangun 2 Muaro Jambi Tanjung Jabung Barat 1 Batanghari 2 Muaro Jambi 3 Tanjabtim 4 Tanjabbar Tebo 1 Batanghari 2 Tebo Bungo 1 Tebo 2 Bungo Kota Jambi 1 Merangin 2 Sarolangun 3 Batanghari 4 Muaro jambi 5 Tebo Luar Provinsi Jambi 1 Merangin 2 Sarolangun 2 Muaro Jambi 3 Tanjabbar 4 Tebo 5 Bungo Total Sumber : Hasil pengolahan basis data hasil hutan Provinsi Jambi (25).

16 14 Lampiran 6 Volume asal peredaran kayu bulat Provinsi Jambi berdasarkan jalur transportasi tahun 24 No Kab/Kota Kab/Kota Volume Kayu Bulat (m 3 ) Asal Tujuan Darat Sungai Total 1 Kerinci Merangin 1 Merangin 2 Muaro Jambi 3 Kota Jambi 4 Banten 5 Sumatera Selatan Sarolangun 1 Sarolangun 2 Batanghari 3 Muaro Jambi 4 Tanjabtim 5 Kota Jambi 6 Sumatera Selatan Batanghari 1 Batanghari 2 Muaro Jambi 3 Tanjabbar 4 Tebo 5 Kota Jambi Muaro Jambi 1 Muaro Jambi 2 Tanjabtim 3 Tanjabbar 4 Kota Jambi 5 DKI Jakarta 6 Riau Tanjung Jabung Timur 1 Tanjabbar Tanjung Jabung Barat 1 Muaro Jambi 2 Tanjabbar 3 Riau Tebo 1 Batanghari 2 Muaro Jambi 3 Tebo 4 Bungo 5 Kota Jambi 6 DKI Jakarta 7 Riau Bungo 1 Muaro Jambi 2 Bungo 3 Riau 4 Sumatera Barat Kota Jambi Total Sumber : Hasil pengolahan basis data hasil hutan Provinsi Jambi (25).

17 15 Lampiran 7 Volume tujuan peredaran kayu bulat Provinsi Jambi berdasarkan jalur transportasi tahun 24 No Kab/Kota Kab/Kota Volume Kayu Bulat (m 3 ) Tujuan Asal Darat Sungai Total 1 Kerinci Merangin 1 Merangin Sarolangun 1 Sarolangun Batanghari 1 Sarolangun 2 Batanghari 3 Tebo Muaro Jambi 1 Merangin 2 Sarolangun 3 Batanghari 4 Muaro Jambi 5 Tanjabbar 6 Tebo 7 Bungo Tanjung Jabung Timur 1 Sarolangun 2 Muaro Jambi Tanjung Jabung Barat 1 Batanghari 2 Muaro Jambi 3 Tanjabtim 4 Tanjabbar Tebo 1 Batanghari 2 Tebo Bungo 1 Tebo 2 Bungo Kota Jambi 1 Merangin 2 Sarolangun 3 Batanghari 4 Muaro Jambi 5 Tebo Luar Provinsi Jambi 1 Merangin 2 Sarolangun 2 Muaro Jambi 3 Tanjabbar 4 Tebo 5 Bungo Total Sumber : Hasil pengolahan basis data hasil hutan Provinsi Jambi (25).

18 16 Lampiran 8 Daftar IPHHK aktif berkapasitas <6. m 3 /tahun dan lokasinya di Provinsi Jambi tahun 24 No Nama Industri (IPHHK)* ) SK Gubernur Jambi Kap Izin Lokasi Nomor Tanggal (m 3 /Tahun) TK (orang) Kab/Kota 1 Ahmad Nawawi, H./Bintang Kartika 216/ Muaro Jambi 2 Ahmad Rivai Saw Mill 23/ Kota Jambi 3 Air Hitam Baru, CV. 343/ Sarolangun 4 Alam Kusuma, CV. 315/ Batanghari 5 Anang Fahmi Jaya, CV. 328/ Kota Jambi 6 Aneka Karya, CV. 335/ Bungo 7 Baijuri Haji Hamim 32/ Muaro Jambi 8 Belato Jaya, CV. 342/ Sarolangun 9 Betung Indah Sawmill, CV. 27/ Batanghari 1 Bina Utama, CV. 334/ Tebo 11 Buana Aro Mas, CV. 318/ Batanghari 12 Buana Era Sentra Timber, PT. 479/ Batanghari 13 Buana Guna, CV. 213/ Batanghari 14 Bumi Teguh Pertiwi, PT. 35/ Tanjabbar 15 Cahaya Singkutindo, PT. 485/ Sarolangun 16 Cipto Kayu Wood Industrindo, PT. 341/ Merangin 17 Conta Dora, CV. 228/ Kota Jambi 18 Dikapura Kencana, PT. 323/ Muaro Jambi 19 Dikapura Kencana, PT. 22/ Tebo 2 Dua Enam, CV. 348/ Sarolangun 21 Dua Saudara Jaya, CV. 321/ Muaro Jambi 22 Dwitaruna Jaya Agrotama, CV. 218/ Tebo 23 Empat Pilar Utama Sawmill, CV. 221/ Bungo 24 Gajah Unggul, CV. 331/ Tebo 25 Hasan Jalal, H. 326/ Kota Jambi 26 Helmi Jalil, H. Drs./ Cipta Mandiri 349/ Tanjabbar 27 Hendi Sawmill, CV. 212/ Batanghari 28 Indra Jaya, CV. 229/ Kota Jambi 29 Jambi Persada Reksa, CV. 219/ Tebo 3 Jambi Putra Seko, CV. 224/ Tanjabbar 31 Jati Tebo Mandiri, CV. 481/ Tebo 32 Jebus Jaya Raya, CV. 319/ Muaro Jambi 33 Jelutung Jumbo Jaya, PT. 325/ Muaro Jambi 34 Kahwa Jaya Sawmill, CV. 327/ Kota Jambi 35 Karya Utama Bulian, PT. 322/ Muaro Jambi 36 Karya Utama, CV. 346/ Sarolangun 37 KUD Catur Karya, PT. 223/ Merangin 38 Lingga Karisma Jaya, PT. 324/ Muaro Jambi 39 Lubuk Ruso Jaya, CV. 314/ Batanghari 4 M. Jamil Sawmill, H. 316/ Batanghari 41 Mahoni Agrosentosa, PT 482/ Tebo 42 Maju Jaya Bersama, CV. 352/ Tanjabbar 43 Nipah Kurnia Utama, CV. 347/ Sarolangun

19 17 Lanjutan Lampiran 8 No Nama Industri (IPHHK)* ) SK Gubernur Jambi Kap Izin Lokasi Nomor Tanggal (m 3 /Tahun) TK (orang) Kab/Kota 44 Pelayang Indah, PT. 332/ Tebo 45 Pemenang Indah Permai, PT. 222/ Merangin 46 Penual Makmur, CV. 34/ Bungo 47 Primkopad Korem 42/GAPU 215/ Muaro Jambi 48 Rahmad, PD. 336/ Bungo 49 Riau Mandiri, CV. 487/ Sarolangun 5 Rimba Harapan Sawmill 351/ Tanjabbar 51 Rimbun Gede, CV. 33/ Tebo 52 Rozali Bersaudara, H. CV. 48/ Muaro Jambi 53 Sabda Kreasi, CV. 317/ Batanghari 54 Sama Permai Utama, PT. 329/ Tebo 55 Samhutani, PT. 486/ Sarolangun 56 Samson Sawmill, CV. 29/ Batanghari 57 Sari Alam Mulia, CV. 337/ Bungo 58 Sari Hijau Mutiara, PT. 488/ Tanjabbar 59 Sengkati Jaya, CV. 211/ Batanghari 6 Siska Jaya I, CV. 339/ Bungo 61 Sri Untung Saw Mill 26/ Batanghari 62 Srigati Baru Sawmill, CV. 214/ Muaro Jambi 63 Sukses Jujuhan Sakti, PT. 484/ Bungo 64 Sumber Alas Saw Mill II 226/ Tanjabtim 65 Tambir Mas, CV. 345/ Sarolangun 66 Teluk Kuali Indah, CV. 217/ Tebo 67 Titian Rezeki, PT. 21/ Batanghari 68 Torsina Agung, PT. 225/ Tanjabbar 69 Tri Sakti, CV. 338/ Bungo 7 Tri Tunggal, CV. 227/ Kota Jambi 71 Wana Griya Lestari, CV. 333/ Tebo 72 Wana Jaya, CV. 28/ Batanghari 73 Wira Kayu Abadi, CV. 344/ Sarolangun 74 ZK Prima, CV. 483/ Bungo Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Jambi (25). Keterangan : * ) Berdasarkan hasil pembaharuan izin oleh Gubernur Jambi tanggal 1 Mei 24, 21 Juni 24 dan 25 Nopember 24.

20 18 Lampiran 9 Daftar IPHHK tidak aktif berkapasitas <6. m 3 /tahun dan lokasinya di Provinsi Jambi tahun 24 No Nama Industri (IPHHK) 1) Lokasi Keterangan Kabupaten/Kota 1 Aldinul Group Tebo Tidak aktif 2 Aldinul Group II Tebo Tidak aktif 3 Anhar Effendi Merangin Tidak aktif 4 Bahari Megah Sawmill, CV. Batanghari Tidak aktif 5 Balai Rajo Jaya, CV. Tebo Tidak aktif 6 Bangjo Timber Jaya, CV. Tebo Tidak aktif 7 Bangko Sentosa, CV. Merangin Tidak aktif 8 Bangko Sentosa, PD. Tebo Tidak aktif 9 Brother Kencana Jaya Timber, PT. Muaro Jambi Tidak aktif 1 Buana Jaya, CV. Bungo Tidak aktif 11 Bukit Manggis Indah, CV. Bungo Tidak aktif 12 Bungo Rejeki, CV. Bungo Tidak aktif 13 Cinta Sahabat, CV. Tebo Tidak aktif 14 Dicky Group Tebo Tidak aktif 15 Dinar Sejati, CV. Batanghari Tidak aktif 16 Gemilang Jaya II, CV. Bungo Tidak aktif 17 Gemilang Jaya, CV. Bungo Tidak aktif 18 Handoko Group Tebo Tidak aktif 19 Jasa Rimba Bakti, CV. Tebo Tidak aktif 2 Jaya Setia II, CV. Tebo Tidak aktif 21 Jaya Setia, CV. Tebo Tidak aktif 22 Jelutung Jumbo Jaya, PT. Merangin Tidak aktif 23 Karya Indah Sawmill, CV. Batanghari Tidak aktif 24 Karya Tebo Mandiri, CV. Tebo Tidak aktif 25 Kemas Effendi Muaro Jambi Tidak aktif 26 KUD Pelayang Indah Tebo Tidak aktif 27 Kurnia Alam Semesta, PT. Tebo Tidak aktif 28 Lingkar Naga, CV. Tebo Tidak aktif 29 M. Ali Sawmill Muaro Jambi Tidak aktif 3 Manjaya Sakti, PD. Muaro Jambi Tidak aktif 31 Minasa Maju Mandiri, CV. Muaro Jambi Tidak aktif 32 Mitra Usaha Jaya, PT. Muaro Jambi Tidak aktif 33 Naga Mas Sawmill Tebo Tidak aktif 34 Niagara, PD. Muaro Jambi Tidak aktif 35 Pauh Rimba Raya, PT. Sarolangun Tidak aktif 36 Pelayang Indah Sawmill, PT. Tebo Tidak aktif 37 Pelayang Lestari Tebo Tidak aktif 38 Rila Jaya, CV. Bungo Tidak aktif 39 Rimba Rezeki II, CV. Tebo Tidak aktif 4 Rimba Rezeki III, CV. Bungo Tidak aktif 41 Rimba Rizki 88, CV. Tebo Tidak aktif 42 Rimba Rizki 88, CV. Tebo Tidak aktif 43 Rimbun Buana, CV. Tebo Tidak aktif 44 Rizal Sawmill Muaro Jambi Tidak aktif 45 Sanur Abadi, CV. Muaro Jambi Tidak aktif 46 Segar Teluk Kayu Putih Tebo Tidak aktif 47 Seponjen Indah, CV. Muaro Jambi Tidak aktif

21 19 Lanjutan Lampiran 9 No Nama Industri (IPHHK) Lokasi Keterangan Kabupaten/Kota 48 Sindur Mas Sion Timber, CV. Bungo Tidak aktif 49 Siska Jaya III, CV. Tebo Tidak aktif 5 Sumindo Daksina Permai, PT. Muaro Jambi Tidak aktif 51 Suo-suo Pratama Jaya Tebo Tidak aktif 52 Surya Perkasa Mandiri Tebo Tidak aktif 53 Surya Putra Mandiri, CV. Merangin Tidak aktif 54 Tebo Lestari Jaya I, CV. Tebo Tidak aktif 55 Tebo Lestari Jaya II, CV. Tebo Tidak aktif 56 Tebo Lestari Jaya III, CV. Tebo Tidak aktif 57 Tebo Lestari Jaya IV, CV. Tebo Tidak aktif 58 Tebo Lestari Jaya IX, CV. Tebo Tidak aktif 59 Tebo Lestari Jaya V, CV. Tebo Tidak aktif 6 Tebo Lestari Jaya VII, CV. Tebo Tidak aktif 61 Tebo Lestari Jaya VIII, CV. Tebo Tidak aktif 62 Tebo Lestari JayaVI, CV. Tebo Tidak aktif 63 Telaga, PD. Muaro Jambi Tidak aktif 64 Tiga Putra Pratama I, CV. Tebo Tidak aktif 65 Tiga Putro Tebo Mandiri, CV. Tebo Tidak aktif 66 Tri Mega Mandiri Tebo Tidak aktif 67 Ujung Tayo Lestari, CV. Bungo Tidak aktif 68 Usaha Jaya, PD. Merangin Tidak aktif 69 Usaha Karya, PD. Merangin Tidak aktif 7 Usaha Mandiri Muaro Jambi Tidak aktif 71 Wahyu, CV. Muaro Jambi Tidak aktif 72 Walet Perdana, CV. Tebo Tidak aktif 73 Wana Griya Lestari IV, CV. Bungo Tidak aktif Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Jambi (25). Keterangan : 1) Berdasarkan penolakan pembaharuan izin industri oleh Gubernur Jambi.

22 11 Lampiran 1 Daftar IPHHK berkapasitas >6. m 3 /tahun dan lokasinya di Provinsi Jambi tahun 24 No Nama Industri (IPHHK) Kap Izin (m 3 /th) Lokasi Kab/Kota 1 Aman Pratama M.L, PT. 9 Muaro Jambi 2 Aman Sawmill, PT Kota Jambi 3 Bina Maya Bersaudara, CV. 7 2 Batanghari 4 Budiman Timber Industri Indonesia, PT. 25 Tanjung Jabung Barat 5 Cahaya Singkutindo, PT. 9. Sarolangun 6 Dua Sekawan Megah, PT. 4. Muaro Jambi 7 Dusun Aro Forestama, PT Batanghari 8 Gaya Wahana Putra Perkasa, PT. 48. Muaro Jambi 9 Gaya Wahana Timber, PT. 45. Muaro Jambi 1 IFA Sawmill, PT. 42. Tebo 11 Jebus Maju, PT Muaro Jambi 12 Jelutung Jumbo Jaya, PT Merangin 13 Kayu Intan Permata Abadi, PT. 96. Muaro Jambi 14 Kayu Kencana F., PT. 29 Muaro Jambi 15 Kurnia Idolatama Abadi, PT. 2 1 Muaro Jambi 16 Lembur Sawmill, PT. 4 Tanjung Jabung Timur 17 Lestarindo Utama Karya, PT. 65. Merangin 18 Lestarindo Utama Karya, PT. 7. Tebo 19 Limbah Kayu Utama, PT. 97 Batanghari 2 Loka Rahayu Plywood, PT Muaro Jambi 21 Lontar Papyrus Pulp Paper, PT Tanjung Jabung Barat 22 Mahoni Agro Sentosa, PT. 7 5 Tebo 23 Marjohan Sawmill, CV. 24. Batanghari 24 Mas Hijau, PT. 12 Tebo 25 Matahari, Fa. 8 4 Kota Jambi 26 Merawan Mas, CV. 7 2 Muaro Jambi 27 Mugitriman Internasional, PT Tanjung Jabung Timur 28 Nansari Prima Plywood, PT Muaro Jambi 29 Prima Indah Sari, PT Muaro Jambi 3 Putra Sumber Utama Timber, PT Muaro Jambi 31 Rimba Hutani Mas, PT. 2. Tanjung Jabung Barat 32 Rimba Karya Indah, PT. 56. Muaro Jambi 33 Slat Indah Mekar, PT. 26. Batanghari 34 Sumatera Mas Plywood, PT Muaro Jambi 35 Sumatera Timber Utama Damai, PT Tanjung Jabung Barat 36 Sumindo Daksina Permai, PT. 6. Muaro Jambi 37 Tanjung Johor Wood Industries, PT Kota Jambi 38 Eurisawood Industri, PT Muaro Jambi 39 Windu Karya Indah, PT. 13. Kota Jambi Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Jambi (25).

23 111 Lampiran 11 Daftar IPHHK aktif berkapasitas >6. m 3 /tahun dan lokasinya di Provinsi Jambi tahun 24 No Nama Industri (IPHHK)* ) Kapasitas Izin Tenaga Lokasi Industri (m 3 /Tahun) Kerja (orang) Kabupaten/Kota 1 Aman Sawmill, PT Kota Jambi 2 Arindo Primawood, PT Muaro Jambi 3 Budiman Timber Industries, PT Tanjabbar 4 Dua Sekawan Megah, PT Muaro Jambi 5 Dusun Aro Forest Plywood, PT Batanghari 6 Gaya Wahana Putra Perkasa, PT Muaro Jambi 7 Gaya Wahana Timber, PT Muaro Jambi 8 Industries et Forests Asiatiques, PT Tebo 9 Jebus Maju, PT Muaro Jambi 1 Kayu Intan Permata Abadi, PT Muaro Jambi 11 Lestarindo Utama Karya, PT Tebo 12 Loka Rahayu Plywood Industries, PT Muaro Jambi 13 Marjohan Sawmill and Co., CV Batanghari 14 Mugitriman Internasional, PT Tanjabtim 15 Nansari Prima Plywood, PT Muaro Jambi 16 Putra Sumber Kreasitama, PT Muaro Jambi 17 Putra Sumber Utama Timber, PT Muaro Jambi 18 Rimba Hutani Mas, PT Tanjabbar 19 Rimba Karya Indah, PT Muaro Jambi 2 Samhutani, PT Sarolangun 21 Slat Indah Mekar, PT Batanghari 22 Sumatera Mas Plywood, PT Muaro Jambi 23 Sumatera Timber Utama Damai, PT Tanjabbar 24 Sumber Alas Sawmill, PT ** ) Tanjabbar 25 Tanjung Johor Wood Industries, PT Kota Jambi 26 Windu Karya Indah, PT Kota Jambi Sumber : Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan, Departemen Kehutanan (25). Keterangan : * ) Berdasarkan pengajuan izin industri ke Menteri Kehutanan sampai bulan Desember 25. ** ) Tidak ada data.

24 112 Lampiran 12 IPHHK dan kapasitasnya dirinci per kabupaten di Provinsi Jambi tahun 24 IPHHK Kap < 6. m 3 /tahun IPHHK Aktif Total No Kabupaten / Kota Izin Diterima/Aktif Izin Ditolak/Tdk Aktif Total Kap > 6. m 3 /tahun IPHHK Aktif Industri Kap (m 3 /tahun) Industri Kap (m 3 /tahun) Industri Kap (m 3 /tahun) Industri Kap (m 3 /tahun) Industri Kap (m 3 /tahun) 1 Kerinci 2 Merangin Sarolangun Batanghari Muaro Jambi Tanjung Jabung Timur Tanjung Jabung Barat Tebo Bungo Kota Jambi Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Jambi (25).

25 113 Lampiran 13 Volume asal dan tujuan, jumlah IPHHK, luas hutan produksi, jumlah penduduk, luas HPH, dan luas HPHTI Provinsi Jambi tahun 24 Volume (Ha) IPHHK Luas Luas No Kabupaten / Kota Asal Peredaran Tujuan Peredaran Kap<6. m 3 /tahun Kap>6. m 3 /tahun Hutan Produksi (Ha) Penduduk (Jiwa) HPH (Ha) HPHTI (Ha) Total (Ha) 1 Kerinci Merangin Sarolangun Batanghari Muaro Jambi Tanjung Jabung Timur Tanjung Jabung Barat Tebo Bungo Kota Jambi Sumber : BPS Provinsi Jambi (23), Dinas Kehutanan Provinsi Jambi (25), Badan Planologi Kehutanan (25), dan hasil pengolahan (25).

26 Lampiran 14 Peta lokasi IPHHK di Provinsi Jambi tahun

27 115 Lampiran 15 Nama-nama HPH, luas, dan lokasi di Provinsi Jambi tahun 24 No Nama HPH Luas (Ha)** ) Lokasi Kabupaten 1 PT Asialog* ) Batanghari, Sarolangun 2 PT Bina Lestari Merangin, Sarolangun 3 PT Dalek Hutani Esa (Eks. PT Dalek Esa Raya) 5 15 Tanjung Jabung Barat, Tebo 4 PT Injapsi Lestari Merangin 5 PT Nusalease Timber Corporation Kerinci, Merangin 6 PT Putra Duta Indah Wood* ) Muaro Jambi 7 PT Rimba Karya Indah Bungo, Muaro Jambi, Merangin 8 PT Serestra II Kerinci, Merangin Sumber : Badan Planologi, Departemen Kehutanan (25). Keterangan : * ) Aktif berproduksi tahun 24. ** ) Luas berdasarkan perhitungan Peta HPH.

28 Lampiran 16 Perbandingan luas HPH dan luas tumpang tindih Peta HPH dengan Peta Hutan Produksi Luas Luas Tumpang Tindih Persentase No Nama HPH (Ha) (Ha)* ) (%) 1 PT Asialog PT Bina Lestari PT Dalek Hutani Esa PT Injapsi Lestari PT Nusalease Timber Corp PT Putra Duta Indah Wood PT Rimba Karya Indah PT Serestra II Sumber : Hasil pengolahan peta tumpang tindih (25). Keterangan : * ) Luas berdasarkan hasil perhitungan peta tumpang tindih. 116

29 Lampiran 17 Peta lokasi HPH di Provinsi Jambi tahun

30 Lampiran 18 Peta Hutan Produksi dan Lokasi HPH pada Hutan Produksi 118

31 119 Lampiran 19 Nama-nama HPHTI, luas, dan lokasi di Provinsi Jambi tahun 24 No Nama HPHTI Luas (Ha)* ) Lokasi Kabupaten 1 PT Arangan Hutani Lestari 9 41 Bungo 2 PT Dyera Hutan Lestari Tanjung Jabung Timur 3 PT Gamasia Huyani Tebo, Bungo 4 PT Inhutani V (Eks PT. Mugitriman Intl.) Bungo, Merangin 5 PT Limbah Kayu Utama Batanghari, Sarolangun 6 PT Samihutani Sarolangun 7 PT Wana Kasita Nusantara 8 93 Sarolangun 8 PT Wana Mukti Wisesa 9 38 Bungo 9 PT Wana Perintis Batangahari, Tebo 1 PT Wana Teladan Tanjung Jabung Barat 11 PT Wira Karya Sakti Batanghari, Tanjung Jabung Barat, Tanjung Jabung Timur Sumber : Badan Planologi, Departemen Kehutanan (25). Keterangan : * ) Luas berdasarkan perhitungan dari Peta HPHTI.

32 12 Lampiran 2 Perbandingan luas HPHTI dan luas tumpang tindih Peta HPHTI dengan Peta Hutan Produksi Luas (Ha) Luas Tumpang tindih No Nama HTI (Ha)* ) Persentase (%) 1 PT Arangan Hutani Lestari PT Dyera Hutan Lestari PT Gamasia Hutani PT Inhutani V PT Limbah Kayu Utama PT Samihutani PT Wana Kasita Nusantara PT Wana Mukti Wisesa PT Wana Perintis PT Wana Teladan PT Wira Karya Sakti Sumber : Hasil pengolahan peta tumpang tindih (25). Keterangan : * ) Luas berdasarkan hasil perhitungan peta tumpang tindih.

33 Lampiran 21 Peta lokasi HPHTI di Provinsi Jambi 121

34 Lampiran 22 Peta Hutan Produksi dan Lokasi HPHTI pada Hutan Produksi 122

35 Lampiran 23 Peta jaringan jalan utama di Provinsi Jambi 123

36 Lampiran 24 Peta Sungai Batanghari Provinsi Jambi 124

37 125 Lampiran 25 penduduk dan IPHHK Provinsi Jambi dirinci per kabupaten/kota tahun 24 No Kabupaten/Kota Penduduk (Jiwa) kepadatan (Jiwa/Km 2 ) IPHHK Aktif Tenaga Kerja di Industri (orang)* ) 1 Kerinci Merangin Sarolangun Batanghari Muaro Jambi Tanjung Jabung Timur Tanjung Jabung Barat Tebo Bungo Kota Jambi Sumber : BPS Provinsi Jambi (23) dan Dinas Kehutanan Provinsi (25). Keterangan : * ) Diasumsikan berdomisili di kabupaten/kota tempat bekerja.

38 126 Lampiran 26 Demand, supply, dan neraca kayu bulat untuk industri tahun 24 berdasarkan kapasitas izin tiap kabupaten/kota Kab/ Jenis Industri Total Kap Rendemen Demand Supply Neraca Provinsi (IPHHK) Aktif Izin (m 3 /th) Rata-rata (%) (m 3 /th) (m 3 ) KB (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Kerinci <6. m 3 /th 62.5 *) >6. m 3 /th 5. **) Merangin <6. m 3 /th *) 24 >6. m 3 /th 5. **) Sarolangun <6. m 3 /th *) >6. m 3 /th **) Batanghari <6. m 3 /th *) >6. m 3 /th **) Muaro <6. m 3 /th *) Jambi >6. m 3 /th **) Tanjabtim <6. m 3 /th *) 8 >6. m 3 /th **) Tanjabbar <6. m 3 /th *) 5 88 >6. m 3 /th **) Tebo <6. m 3 /th *) 89 4 >6. m 3 /th **) Bungo <6. m 3 /th *) 52 8 >6. m 3 /th 5. **) Kota Jambi <6. m 3 /th *) 2 16 >6. m 3 /th **) Provinsi <6. m 3 /th *) Jambi >6. m 3 /th **) Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Jambi dan hasil pengolahan basis data hasil hutan (25). Keterangan : KB : Kayu Bulat *) Rata-rata dari rendemen industri penggergajian (53-72%), SK Dirjen BPK Nomor S.948/VI-BPPHH/24. **) Rata-rata rendemen industri pengolahan kayu (penggergajian, plywood, moulding, dan LVL), SK Dirjen BPK Nomor S.948/VI-BPPHH/24. (6) = (4) x 1/(5) (8) = (7) (6), jika (-) atau negatif berarti terjadi kekurangan bahan baku kayu bulat.