FACTORS RELATED TO WORK ACCIDENTS OF NEEDLE STICK INJURY ON NURSE IN EMERGENCY ROOM OF RSUP Dr. KARIADI IN SEMARANG 2017

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FACTORS RELATED TO WORK ACCIDENTS OF NEEDLE STICK INJURY ON NURSE IN EMERGENCY ROOM OF RSUP Dr. KARIADI IN SEMARANG 2017"

Transkripsi

1 FACTORS RELATED TO WORK ACCIDENTS OF NEEDLE STICK INJURY ON NURSE IN EMERGENCY ROOM OF RSUP Dr. KARIADI IN SEMARANG 2017 Tanti Sofy Ardila*), Eko Hartini*) *) Study Programs of Public Health Dian Nuswantoro University Nakula Street No Semarang tantisofyardila@gmail.com eko.hartini@dsn.dinus.ac.id ABSTRACK The incidence of Needle Stick Injury (NSI) in Indonesia is remind high. Each patient care process in each ward at the hospital has the same risk of getting the Needle Stick Injury (NSI), both the patient's treatment room, the operating room, as well as the Emergency Department (ER). EMS nurses have a great risk in performing the task of providing health services, especially in emergency situations. Stress because of facing patients with emergency and fatigue because having to provide services with a standing position also a cause of injury to nurses in the ER. The purpose of this research is to analyze the causal factors related to the occurrence of Puncture Work Accidents Needle Stick Injury (Needle Stick Injury) on nurses at IGD Dr. Kariadi Semarang Year This research is analytic observational with cross sectional approach. The subjects of this study were the nurses of ER in Dr. Kariadi Semarang as many as 58 nurses. The research instrument used is questionnaire. The statistical test used is Rank Spearman. The results showed that there was no correlation between age (p 0.867), length of service (p 0.964), knowledge (p 0.709), attitude (p 0.878), malicious behavior (p 0.878) and use of APD (p 0,533) Due to needle stitching on nurses at ER Dr. Kariadi Semarang. It is recommended that nurses should continue to use PPE and maintain careful behavior when working / injecting patients. Keywords: Needle Stick Injury, Nurse, ER

2 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA AKIBAT TERTUSUK JARUM SUNTIK (NEEDLE STICK INJURY) PADA PERAWAT DI IGD RSUP Dr. KARIADI SEMARANG TAHUN 2017 Tanti Sofy Ardila*), Eko Hartini*) *) Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Dian Nuswantoro Jl. Nakula No Semarang tantisofyardila@gmail.com eko.hartini@dsn.dinus.ac.id ABSTRAK Latar Belakang: Kejadian Needle Stick Injury (NSI) di Indonesia tergolong masih tinggi. Setiap proses perawatan pasien disetiap bangsal di rumah sakit memiliki risiko yang sama untuk terkena Needle Stick Injury (NSI), baik ruang perawatan pasien, ruang operasi, demikian juga dengan Unit Gawat Darurat (UGD). Perawat UGD memiliki risiko yang besar dalam menjalankan tugas memberikan pelayanan kesehatan, terutama pada keadaan emergency. Stres karena menghadapi pasien dengan keadaan gawat darurat dan kelelahan karena harus memberikan pelayanan dengan posisi berdiri juga menjadi penyebab terjadinya cidera pada perawat di UGD. Tujuan dari penelitian ini adalah Menganalisis faktor-faktor penyebab yang berhubungan dengan terjadinya Kecelakaan Kerja Akibat Jarum Suntik (Needle Stick Injury) pada perawat di IGD RSUP Dr. Kariadi Semarang Tahun Metode: Penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Subyek dari penelitian ini adalah perawat IGD di RSUP Dr. Kariadi Semarang sebanyak 58 perawat. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Uji statistik yang digunakan adalah Rank Spearman. Hasil: Hasil statistik dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara umur (p 0,867), masa kerja (p 0,964), pengetahuan (p 0,709), sikap (p 0,878), perilaku berbahaya (p 0,878) dan penggunaan APD (p 0,533) terhadap kejadian kecelakaan kerja akibat tertusuk jarum suntik pada perawat di IGD RSUP Dr. Kariadi Semarang. Disarankan Saran: Kepada perawat tetap harus menggunakan APD dan mempertahankan perilaku hati-hati saat bekerja/ menyuntik pasien. Kata Kunci: Needle Stick Injury, Perawat, IGD.

3 1 PENDAHULUAN Rumah Sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat merupakan tempat kerja yang memiliki risiko tinggi terhadap keselamatan dan kesehatan sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan rumah sakit. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan melalui upaya pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja. 1 World Health Organization (WHO) pada tahun 2002 mengatakan bahwa sekitar 2,5% petugas kesehatan diseluruh dunia menghadapi pajanan HIV. Sekitar 40% menghadapi pajanan virus Hepatitis B dan virus Hepatitis C, 90% dari infeksi yang dihasilkan dari pajanan tersebut berada di negara berkembang. Frekuensi infeksi yang tinggi di negara berkembang, terjadi karena penggunaan injeksi yang tinggi di fasilitas kesehatan yang sebagian besar menggunakan jarum suntik. Penyebab terbesar adalah kecelakaan akibat kerja di Rumah Sakit karena tertusuk jarum suntik (Needle Stick Injury). Laporan WHO dalam World Health Petugas kesehatan, terutama yang bertanggung jawab untuk perawatan pasien, memiliki potensi bahaya lebih rentan yang dapat menyebabkan kecelakaan akibat kerja tertusuk jarum suntik (Needle Stick Injury) yang merupakan pekerjaan yang berkaitan dengan menyuntik. 2 Diperoleh data dari CDC (Centers For Desease Control and Prevention) selama tahun 1995 hingga 2007 perawat memiliki presentase terbanyak dalam insiden terpajan darah maupun cairan tubuh yaitu 42%, di ikuti tenaga medis lain seperti dokter 30%, teknisi 14% dan mahasiswa praktik 4%. Data dari cidera yang dilaporkan yaitu kejadian tertusuk jarum suntik (Needle Stick Injury) sebesar 82% adalah yang paling sering mengakibatkan pajanan darah dan cairan tubuh manusia. 3 Berdasarkan hasil survey awal yang peneliti lakukan di RSUP Dr. Kariadi Semarang selama periode Januari hingga Desember tahun 2015 terdapat 37 kasus kejadian kecelakaan akibat kerja (KAK),dengan jumlah kasus kejadian tertinggi pertama yaitu terkena sayatan benda tajam sebanyak 13 (35%) kasus. Untuk jumlah kasus kejadian tertinggi kedua yaitu tertusuk jarum suntik (Needle Stick Injury) sebanyak 8 (22%) kasus dan jumlah kasus kejadian tertinggi ketiga yaitu terpeleset dan terjatuh sebanyak 7 (19%) kasus.kemudian selama periode

4 2 Januari hingga Desember tahun 2016 terdapat 32 kasus kejadian kecelakaan akibat kerja (KAK), dengan jumlah kasus kejadian tertinggi pertama yaitu tertusuk jarum suntik (Needle Stick Injury) sebanyak 15 (47%) kasus. Untuk jumlah kasus kejadian tertinggi kedua yaitu terpeleset dan terjatuh sebanyak 5 (19%) kasus dan jumlah kasus kejadian tertinggi ketiga yaitu mata terkontaminasi cairan B3/ Infeksius sebanyak 3 (10%) kasus. Secara teori menurut Suma mur pada tahun 1997 kecelakaan kerja adalah kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan karena peristiwa kecelakaan disertai dengan kerugian material ataupun penderitaan dari yang paling ringan hingga yang paling berat/ kerugian non-material. Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang berhubungan dengan pekerjaan, hubungan kerja disini dapat berarti bahwa kecelakaan dapat terjadi disebabkan oleh pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan. 4 METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Subyek dari penelitian ini adalah perawat IGD di RSUP Dr. Kariadi Semarang sebanyak 58 perawat, dan objeknya yaitu umur, masa kerja, pengetahuan, sikap, perilaku berbahaya dan penggunaan APD. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kiuisioner. Jenis dan sumber data penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini di dapat dengan cara menyebar kuesioner kepada perawat IGD. Untuk penelitian ini data sekunder diperoleh dari data dan dokumen dari Tim K3 RSUP Dr. Kariadi Semarang. Analisis data dilakukan secara deskriptif dilakukan pada tiap variabel dari hasil penelitian. Untuk analisis uji statistik Rank Spearman dilakukan dengan menghubungkan variabel bebas (umur, masa kerja, pengetahuan, sikap, perilaku berbahaya dan penggunaan APD) dengan variabel terikat (Kecelakaan Kerja Akibat Jarum Suntik) yang bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan yang sigifikan.

5 3 HASIL PENELITIAN A. Analisa Univariat Variabel Umur (tahun) Tabel 1 Distribusi Frekuensi Umur Pada Perawat di IGD RSUP Dr. Kariadi Semarang Tahun 2017 Total Min Max Mean Median Responden ,07 30,50 Berdasarkan tabel 1 yang didapat bahwa umur termuda perawat yaitu 24 tahun, umur paling tua yaitu 54 tahun dan umur rata-rata perawat adalah 33 tahun. Variabel Masa Kerja (tahun) Tabel 2 Distribusi Frekuensi Masa Kerja Pada Perawat di IGD RSUP Dr. Kariadi Semarang Tahun 2017 Total Min Max Mean Median Responden ,16 7,50 Berdasarkan hasil penelitian tabel 2 didapat bahwa masa kerja perawat di IGD RSUP Dr. Kariadi Semarang rata-rata perawat bekerja selama 10 tahun dengan lama perawat bekerja dari 1 tahun hingga 34 tahun. Tabel 3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Pada Perawat di IGD RSUP Dr. Kariadi Semarang Tahun 2017 Pernyataan Salah Benar F % F % Bekerja sesuai SOP menyuntik Mencuci tangan menggunakan sabun antimikroba/ antiseptik Tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah bekerja/ menyuntik pasien ,3 1 1,7

6 4 Tabel 3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Pada Perawat di IGD RSUP Dr. Kariadi Semarang Tahun 2017 (lanjutan) Pernyataan Salah Benar Menggunakan sarung tangan latex sebelum melakukan tindakan menyuntik pasien F % F % 1 1, ,3 Menggunakan masker jika melakukan kontak dekat dengan pasien infeksi yang dapat ditularkan melalui droplet dan saluran pernapasan Melakukan posisi memutar ketika bekerja/ menyuntik pasien ,4 5 8,6 Membuang masker di tempat sampah infeksius setelah digunakan Tidak menyimpan jarum suntik habis pakai di kantong pakaian Membuka tutup jarum suntik dengan satu tangan Tidak menutup kembali jarum suntik menggunakan dua tangan Membuang jarum suntik dan spuit disposabel dalam wadah tahan bocor/ wadah khusus Melepaskan sarung tangan segera setelah menggunakan Mencuci tangan segera setelah melepaskan sarung tangan Membuang sampah infeksius di tempat sampah infeksius Menunjukkan sikap tenang saat bekerja , , , ,7 8 13, ,2 1 1, ,3 1 1, ,3 1 1, ,3 1 1, ,3 1 1, ,3 Berdasarkan tabel 3 tentang variabel pengetahuan perawat terhadap tindakan pada saat atau sebelum menyuntik pasien antara lain tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah bekerja/ menyuntik pasien

7 5 98,3% benar, melakukan posisi memutar ketika bekerja/ menyuntik pasien 91,4% salah, tidak menyimpan jarum suntik habis pakai di kantong pakaian 94,8% benar, membuka tutup jarum suntik dengan satu tangan 70,7% benar dan tidak menutup kembali jarum suntik menggunakan dua tangan 86,2% benar. Tabel 4 Distribusi Frekuensi Sikap Pada Perawat di IGD RSUP Dr. Kariadi Semarang Tahun 2017 Pernyataan Tidak setuju Kurang Setuju Setuju F % F % F % Mencuci tangan menggunakan sabun antimikroba atau antiseptik sangat merepotkan 41 70,7 1 1, ,6 Mencuci tangan sebelum dan sesudah bekerja/ menyuntik pasien tindakan yang baik untuk mencegah kuman Menggunakan sarung tangan latex pada saat bekerja/ menyuntik pasien tindakan baik untuk mencegah infeksi Tidak melakukan posisi memutar ketika bekerja/ menyuntik pasien merupakan tindakan yang salah Membuang masker di tempat sampah infeksius setelah digunakan tindakan yang benar Tidak menyimpan jarum suntik habis pakai di kantong pakaian tindakan yang benar 3 5, ,8 2 3,4 2 3, , , , , , ,9

8 6 Tabel 4 Distribusi Frekuensi Sikap Pada Perawat di IGD RSUP Dr. Kariadi Semarang Tahun 2017 (lanjutan) Pernyataan Tidak setuju Kurang Setuju Setuju F % F % F % Membuka jarum suntik dengan satu tangan tindakan yang benar 13 22,4 3 5, ,4 Tidak menutup kembali tutup jarum suntik dengan dua tangan tindakan yang salah Membuang jarum suntik dan spuit disposabel dan wadah tahan bocor/ wadah khusus sangat merepotkan Mencuci tangan segera setelah melepaskan sarung tangan sangat merepotkan Membuang sampah infeksius di tempat sampah infeksius tindakan yang salah Mencuci sarung tangan ketika habis digunakan untuk mencegah kuman 18 31,0 1 1, , ,3 4 6,9 8 13, ,8 5 8,6 5 8, ,4 1 1,7 4 6, ,9 1 1,7 6 10,3 Dari tabel 4 tentang variabel sikap perawat terhadap tindakan pada saat atau sebelum menyuntik pasien diperoleh data 94,8% setuju mencuci tangan sebelum dan sesudah bekerja/ menyuntik pasien tindakan yang baik untuk mencegah kuman, 93,1% setuju menggunakan sarung tangan latex pada saat bekerja/ menyuntik pasien tindakan baik untuk mencegah infeksi, 43,1% setuju tidak melakukan posisi memutar ketika bekerja/ menyuntik pasien merupakan tindakan yang salah, 100% setujumembuang masker di tempat sampah infeksius setelah digunakan tindakan yang benar, 75,9% setuju tidak menyimpan jarum suntik habis pakai di kantong pakaian tindakan yang benar, 72,4% setuju membuka

9 7 jarum suntik dengan satu tangan tindakan yang benar dan 67,2% setuju tidak menutup kembali tutup jarum suntik dengan dua tangan tindakan yang salah, Sedangkan diperoleh data 70,7% tidak setuju akan mencuci tangan menggunakan sabun antimikroba atau antiseptik sangat merepotkan, 79,3% tidak setuju membuang jarum suntik dan spuit disposabel dan wadah tahan bocor/ wadah khusus sangat merepotkan, 82,8% tidak setuju mencuci tangan segera setelah melepaskan sarung tangan sangat merepotkan, 91,4% tidak setuju membuang sampah infeksius di tempat sampah infeksius tindakan yang salah dan 87,9% tidak setuju mencuci sarung tangan ketika habis digunakan untuk mencegah kuman. Tabel 5 Distribusi Frekuensi Perilaku Berbahaya Pada Perawat di IGD RSUP Dr. Kariadi Semarang Tahun 2017 Pertanyaan Tidak pernah Kadangkadang Pernah F % F % F % Tidak menggunakan APD 24 41, , ,0 Bekerja saat sedang sakit 8 13, , ,9 Tidak fokus saat bekerja 19 32, , ,7 Mendapatkan jam lembur 28 48, , ,6 Tidak mencuci tangan menggunakan sabun antimikroba atau antiseptik 40 69, ,2 8 13,8 Bekerja tanpa mengikuti SOP 44 75,9 7 12,1 7 12,7 Berdasarkan hasil penelitian, tabel 5 tentang variabel perilaku berbahaya terhadap tindakan pada saat atau sebelum menyuntik pasien diperoleh data 56,9% pernah bekerja saat sedang sakit dan 31,0 pernah tidak menggunakan APD. Sedangkan 46,6% kadang-kadang tidak fokus saat bekerja dan 24,1% mendapatkan jam lembur. Dan 69,0% tidak pernah tidak mencuci tangan menggunakan sabun antimikroba atau antiseptik dan 75,9% tidak pernah bekerja tanpa mengikuti SOP.

10 8 Tabel 6 Distribusi Frekuensi Penggunaan APD Pada Perawat di IGD RSUP Dr. Kariadi Semarang Tahun 2017 Pertanyaan Tidak Kadangkadang Ya F % F % F % Menggunakan masker 1 1, , ,4 Menggunakan sarung tangan bahan latex Merasa nyaman dengan APD yang digunakan , ,5 1 1,7 4 6, ,4 Berdasarkan tabel 6 tentang variabel penggunaan APD terhadap tindakan pada saat atau sebelum menyuntik pasien diperoleh data 42,4% perawat menggunakan masker, 65,5% perawat menggunakan sarung tangan bahan latex dan 91,4% perawat merasa nyaman dengan APD yang digunakan. Tabel 7 Distribusi Frekuensi Kecelakaan Kerja Pada Perawat di IGD RSUP Dr. Kariadi Semarang Tahun 2017 Pertanyaan Pernah Tidak Pernah F % F % Kecelakaan kerja terkena NSI selama 3 bulan terakhir Kecelakaan kerja terkena NSI selama bekerja di IGD 4 6, ,1 Berdasarkan hasil penelitian, tabel 7 tentang variabel kecelakaan kerja terhadap tindakan pada saat atau sebelum menyuntik pasien diperoleh data 100% tidak pernah tertusuk jarum suntik (Needle Stick Injury) selama 3 bulan terakhir dan 6,9% pernah tertusuk jarum suntik (Needle Stick Injury) selama bekerja di IGD RSUP Dr. Kariadi Semarang.

11 9 B. Analisa Bivariat Tabel 8 Hubungan Antara Umur dengan Kejadian Jarum Suntik (Needle Stick Injury) pada Perawat di IGD RSUP Dr. Kariadi Semarang Tahun 2017 Umur KAK (Tahun) Jarum Suntik Tidak Jarum Suntik Total n % n % n % > 30,50 2 6, , ,50 2 6, , p-value 0,867 Dari total 29 responden yang tidak mengalami tertusuk jarum suntik yaitu 27 responden dan yang mengalami tertusuk jarum suntik yaitu 2 responden dengan kategori umur yang>30,50 tahun. Dan dari total 29 responden yang mengalami tertusuk jarum suntik yaitu 2 responden dan yang tidak mengalami tertusuk jarum suntik yaitu 27 responden dengan kategori umur 30,50 tahun. Jadi berdasarkan kategori umur yang>30,50 dan yang 30,50 sama-sama pernah mengalami kejadian tertusuk jarum suntik. Tabel 9 Hubungan Antara Masa Kerja dengan Kejadian Jarum Suntik (Needle Stick Injury) pada Perawat di IGD RSUP Dr. Kariadi Semarang Tahun 2017 KAK Masa Kerja (Tahun) Jarum Suntik Tidak Jarum Suntik Total n % n % n % >10,16 1 4, , ,16 3 8, , p-value 0,964 Berdasarkan kategori masa kerja yang >10,16 tahun dengan total 21 responden yang mengalami tertusuk jarum suntik yaitu 1 responden dan yang tidak mengalami tertusuk jarum suntik yaitu 20 responden. Dan berdasarkan kategori masa kerja yang 10,16 tahun dengan total 37 responden yang tidak mengalami tertusk jarum suntik yaitu 34 responden dan yang mengalami tertusuk jarum suntik yaitu 3 responden. Jadi berdasarkan kategori masa kerja yang >10,16 tahundan yang 10,16

12 10 tahun sama-sama pernah mengalami kejadian tertusuk jarum suntik. Tetapi berdasarkan kategori masa kerja yang 10,16 lebih banyak mengalami kejadian tertusuk jarum suntik dari pada kategori masa kerja yang >10,16. Tabel 10 Hubungan Antara Pengetahuan dengan Kejadian Jarum Suntik (Needle Stick Injury) pada Perawat di IGD RSUP Dr. Kariadi Semarang Tahun 2017 KAK Pengetahuan Jarum Suntik Tidak Jarum Suntik Total n % n % n % > 30,00 2 6, , ,00 2 7, , p-value 0,709 Dari total 31 responden yang tidak mengalami tertusuk jarum suntik yaitu 29 responden dan yang mengalami tertusuk jarum suntik yaitu 2 responden dengan kategori pengetahuan yang >30,00. Dan dari total 27 responden yang mengalami tertusuk jarum suntik yaitu 2 responden dan yang tidak mengalami tertusuk jarum suntik yaitu 27 responden dengan kategori pengetahuan 30,00. Jadi berdasarkan kategori pengetahuan yang >30,00 dan yang 30,00 sama-sama pernah mengalami kejadian tertusuk jarum suntik. Tabel 11 Hubungan Antara Sikap dengan Kejadian Jarum Suntik (Needle Stick Injury) pada Perawat di IGD RSUP Dr. Kariadi Semarang Tahun 2017 KAK Sikap Jarum Suntik Tidak Jarum Suntik Total n % n % n % > 31,47 2 6, , ,47 2 7, , p-value 0,878 Berdasarkan kategori sikap yang >31,47 dengan total 32 responden yang mengalami tertusuk jarum suntik yaitu 2 responden dan yang tidak mengalami tertusuk jarum suntik yaitu 30 responden. Dan berdasarkan kategori sikap yang 31,47 dengan total 26 responden yang

13 11 tidak mengalami tertusk jarum suntik yaitu 24 responden dan yang mengalami tertusuk jarum suntik yaitu 2 responden. Jadi berdasarkan kategori sikap yang >31,47 dan yang 31,47 sama-sama pernah mengalami kejadian tertusuk jarum suntik. Tabel 12 Hubungan Antara Perilaku Berbahaya dengan Kejadian Jarum Suntik (Needle Stick Injury) pada Perawat di IGD RSUP Dr. Kariadi Semarang Tahun 2017 KAK Perilaku Berbahaya Jarum Suntik Tidak Jarum Suntik Total n % n % n % > 13,19 2 6, , ,19 2 7, , p-value 0,878 Dari total 31 responden yang tidak mengalami tertusuk jarum suntik yaitu 29 responden dan yang mengalami tertusuk jarum suntik yaitu 2 responden dengan kategori perilaku berbahaya yang >13,19. Dan dari total 27 responden yang mengalami tertusuk jarum suntik yaitu 2 responden dan yang tidak mengalami tertusuk jarum suntik yaitu 25 responden dengan kategori perilaku berbahaya yang 13,19. Jadi berdasarkan kategori perilaku berbahaya yang >13,19 dan yang 13,19 sama-sama pernah mengalami kejadian tertusuk jarum suntik. Tabel 13 Hubungan Antara Penggunaan APD dengan Kejadian Jarum Suntik (Needle Stick Injury) pada Perawat di IGD RSUP Dr. Kariadi Semarang Tahun 2017 KAK Penggunaan APD Jarum Suntik Tidak Jarum Suntik Total n % n % n % > 8,00 2 4, , , , , p-value 0,533 Dari total 41 responden yang tidak mengalami tertusuk jarum suntik yaitu 39 responden dan yang mengalami tertusuk jarum suntik yaitu 2 responden dengan kategori penggunaan APD yang >8,00. Dan dari

14 12 total 17 responden yang mengalami tertusuk jarum suntik yaitu 2 responden dan yang tidak mengalami tertusuk jarum suntik yaitu 15 responden dengan kategori penggunaan APD yang 8,00. Jadi berdasarkan kategori penggunaan APD yang 8,00 dan yang 8,00 sama-sama pernah mengalami kejadian tertusuk jarum suntik. PEMBAHASAN A. Hubungan Umur dengan Kecelakaan Kerja Kecelakaan kerja merupakan suatu kejadian yang tidak diinginkan oleh manusia dan bisa terjadi dimana saja, dalam keadaan apa saja dan kapan saja. Kejadian yang tidak diinginkan bukan berdasarkan kejadian yang telah direncanakan oleh manusia sebelumnya dan dapat menimbulkan kerugian bagi manusia maupun kerugian harta benda. Salah satu penyebab kecelakaan adalah umur yang dimiliki oleh seorang pekerja. Berdasarkan hasil analisis antara hubungan umur dengan kejadian tertusuk jarum suntik, didapatkan hasil pada tabulasi silang bahwa kejadian tertusuk jarum suntik dari 58 responden perawat terdapat 4 responden perawat yang mengalami tertusuk jarum suntik dengan kategori usia responden yang >30,50 tahun dan kategori usia responden yang 30,50 tahun. Dari hasil uji statistik, tidak ada hubungan yang signifikan antara umur dengan kejadian tertusuk jarum suntik pada perawat di IGD RSUP Dr. Kariadi Semarang, karena umur muda maupun tua sama-sama beresiko mengalami kejadian tertusuk jarum suntik. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Yulianti bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara umur perawat dengan kejadian Needle Stick Injury pada Perawat di UGD RS. PK U Muhamadiyah Yogyakarta. Dikatakan bahwa pekerja dengan rentan usia antara tahun lebih banyak mengalami kecelakaan kerja. 11 Umur mempunyai pengaruh yang penting terhadap kejadian kecelakaan akibat kerja. Golongan umur tua mempunyai kecenderungan yang lebih tinggi untuk mengalami kecelakaan akibat kerja dibandingkan dengan golongan umur muda karena umur muda

15 13 mempunyai reaksi dan kegesitan yang lebih tinggi. Namun umur muda pun sering juga mengalami kasus kecelakaan akibat kerja, yang mungkin karena kecerobohan dan sikap tergesa-gesa. 4 Berdasarkan teori sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan bahwa umur tua maupun umur muda sama-sama beresiko terhadap kejadian kecelakaan akibat kerja. Hal tersebut perlu di perhatikan lagi dengan bekerja harus dengan lebih berhati-hati saat melakukan pekerjaan. B. Hubungan Masa Kerja dengan Kecelakaan Kerja Kesan baru pada lingkungan pabrik akan terlihat pada pekerja yang belum terbiasa atau masih baru dalam bekerja, dengan ditambah kurangnya pengalaman pada pekerja baru mejelaskan bahwa para pendatang atau pekerja baru memiliki potensi kecelakaan yang tinggi. 17 Dari hasil uji statistik antara masa kerja dengan kejadian tertusuk jarum suntik pada perawat diperoleh hasil bahwa tidak ada hubungan signifikan antara masa kerja dengan kejadian kecelakaan kerja akibat tertusuk jarum suntik pada perawat di IGD RSUP Dr. Kariadi Semarang. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi Sarastuti bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara masa kerja perawat dengan kejadian kecelakaan kerja di Rumah Sakit Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Dikatakan bahwa jumlah responden penelitian berdasarkan masa kerja paling banyak adalah responden dengan masa kerja <1 tahun yaitu sebanyak 9 orang (39,1%). Masa kerja yang <1 tahun tergolong karyawan baru di RS UGM tenaga yang biasanya belum mengetahui secara mendalam seluk-beluk pekerjaannya. 9 Dapat dilihat dari hasil pada tabulasi silang, bahwa terdapat 1 perawat yang mengalami tertusuk jarum suntik dengan kategori >10,16 tahun dan 3 perawat yang mengalami tertusuk jarum suntik dengan kategori 10,16 tahun. Hal tersebut tidak sejalan dengan hasil dari uji statistik yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara variabel masa kerja dengan kejadian tertusuk jarum suntik pada perawat di IGD RSUP Dr. Kariadi Semarang.

16 14 Hal ini sejalan berdasarkan teori yang ada dengan penelitian yang telah dilakukan bahwa masa kerja baru lebih beresiko terhadap kejadian kecelakaan akibat kerja. Hal tersebut perlu di perhatikan lagi dengan bekerja harus memahami kondisi lingkungan kerja dan lebih berhati-hati saat bekerja. C. Hubungan Pengetahuan dengan Kecelakaan Kerja Pengetahuan juga merupakan informasi yang telah dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk melakukan suatu tindakan dan melekat di dalam diri seseorang. Pengetahuan memiliki kemampuan prediktif terhadap suatu hal sebagai hasil pengenalan atas suatu pola. 35 Dari hasil analisis antara hubungan pengetahuan dengan kejadian kecelakaan kerja akibat tertusuk jarum suntik, didapatkan hasil pada tabulasi silang bahwa terdapat 4 responden perawat yang mengalami tertusuk jarum suntik dengan kategori pengetahuan responden yang >30,00 dan kategori pengetahuan responden yang 30,00. Hal tersebut sejalan dengan hasil dari uji statistik yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara variabel pengetahuan dengan kejadian tertusuk jarum suntik pada perawat di IGD RSUP Dr. Kariadi Semarang, karena berdasarkan kategori pengetahuan tersebut sama-sama mengalami kejadian tertusuk jarum suntik. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian dari Yulianti bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan perawat dengan kejadian Needle Stick Injury pada Perawat di UGD RS. PK U Muhamadiyah Yogyakarta.dikatakan bahwa dari 95 responden pengetahuan perawat yang baik sebanyak 70,5% menunjukkan bahwa ada sebagian besar responden mempunyai pemahaman yang baik. 11 Dalam tingkat pendidikan atau pengetahuan merupakan faktor yang mempengaruhi cara berfikir atau bertindak seseorang ketika melakukan pekerjaan. Dengan kurangnya pengetahuan khususnya tentang kesehatan dan kecelakaan kerja pada tenaga kerja menyebabkan pekerja kurang menyadari pentingnya keselamatan

17 15 dalam bekerja sehingga dapat mengakibatkan kejadian kecelakaan kerja. 4 D. Hubungan Sikap Perawat dengan Kecelakaan Kerja Berdasarkan hasil penelitian dari 58 responden perawat di IGD RSUP Dr. Kariadi Semarang menyebutkan bahwa distribusi frekuensi pada pernyataan tidak menutup kembali tutup jarum suntik dengan dua tangan tindakan yang salah 67,2% menjawab setuju, sedangkan 70,7% menjawab tidak setuju akan mencuci tangan menggunakan sabun antimikroba atau antiseptik sangat merepotkan. Dari semua pernyataan sikap perawat sebagian besar perawat telah mengerti sikap yang harus dilakukan ketika sebelum maupun sesudah melakukan pekerjaannya. Sikap merupakan konsep yang sangat penting dalam komponen sosio-psikologis, karena merupakan kecenderungan bertindak dan berpersepsi. Sikap merupakan kesiapan tatanan saraf (neural setting) sebelum memberikan respon konkret, beberapa karakteristik sikap. 20 Dari hasil analisis antara hubungan sikap dengan kejadian kecelakaan kerja akibat tertusuk jarum suntik, didapatkan hasil pada tabulasi silang bahwa 4 responden yang mengalami tertusuk jarum suntik dengan kategori sikap responden yang >31,47 dan kategori sikap responden yang 31,47. Hal tersebut sejalan dengan hasil dari uji statistik yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara variabel sikap dengan kejadian tertusuk jarum suntik pada perawat di IGD RSUP Dr. Kariadi Semarang, karena berdasarkan kategori pengetahuan tersebut sama-sama mengalami kejadian tertusuk jarum suntik. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Putri dalam penelitian yang berjudul Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Penerapan Kewaspadaan Universal oleh Perawat di IGD RSUP Dr. M Djamil Padang yang mengatakan bahwa salah satu faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja adalah sikap. 8

18 16 E. Hubungan Perilaku Berbahaya dengan Kecelakaan Kerja Dari hasil penelitian yang diperoleh dari variabel perilaku berbahaya terhadap perawat di IGD RSUP Dr. Kariadi Semarang sebanyak 58 responden perawat terhadap pertanyaan bekerja saat sedang sakit didapat 56,9% menjawab pernah ketika melakukan pekerjaan dan terhadap pertanyaan bekerja tanpa mengikuti SOP 75,9% tidak pernah melakukannya. Berdasarkan hasil tabulasi silang perilaku berbahaya dengan kejadian tertusuk jarum suntik dari 58 responden perawat terdapat 4 responden perawat yang mengalami tertusuk jarum suntik dengan kategori perilaku berbahaya responden yang >13,19 terdapat 2 kejadian dan kategori perilaku berbahaya responden yang 13,19 terdapat 2 kejadian juga. Hal tersebut sejalan dengan hasil dari uji statisik yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara variabel pengetahuan dengan kejadian tertusuk jarum suntik pada perawat di IGD RSUP Dr. Kariadi Semarang. Karena berdasarkan kategori perilaku berbahaya tersebut sama-sama mengalami kejadian tertusuk jarum suntik. Hal tersebut perlu diperhatikan agar perawat lebih berhati-hati saat melakukan pekerjaannya. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi Sarastuti dalam penelitian yang berjudul Analisis Kecelakaan Kerja di Rumah Sakit Universitas Gajah Mada Yogyakarta mengatakan bahwa kecelakaan kerja terjadi karena perawat bekerja dalam keadaan panik sehingga terburu-buru dalam melakukan pekerjaan, hal tersebut merupakan salah satu yang masuk dalam variabel perilaku berbahaya. 9 F. Hubungan Penggunaan Alat Pelindung Diri dengan Kecelakaan Kerja Dari hasil penelitian yang diperoleh dari variabel penggunaan APD terhadap perawat di IGD RSUP Dr. Kariadi Semarang sebanyak 58 responden perawat terhadap pernyataan menggunakan masker didapat 42,4% menjawab iya, sedangkan 65,5% menjawab menggunakan sarung tangan bahan latex dan 91,4% yang menjawab merasa nyaman dengan APD yang digunakan ketika melakukan

19 17 pekerjaannya. Dari hasil jawaban yang disebarkan melalui kuesioner ini perawat telah mengikuti SOP menyuntik dengan menggunakan APD. Berdasarkan hasil tabulasi silang penggunaan APD dengan kejadian tertusuk jarum suntik dari 58 responden perawat terdapat 4 responden perawat yang mengalami tertusuk jarum suntik dengan kategori penggunaan APD yang >8,00 terdapat 2 kejadian yang mengalami tertusuk jarum suntik dan yang 8,00 terdapat 2 kejadian juga yang mengalami tertusuk jarum suntik. Berdasarkan kategori penggunaan APD tersebut sama-sama pernah mengalami kejadian tertusuk jarum suntik. Hal tersebut sejalan dengan hasil dari uji statisik yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara variabel penggunaan APD dengan kejadian tertusuk jarum suntik pada perawat di IGD RSUP Dr. Kariadi Semarang.Jadi sebaiknya perawat lebih meningkatkan dan mempertahankan untuk menggunakan APD pada saat bekerja. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Denisa Listy Kiay yang berjudul Analisis Penyebab Perilaku Tidak Aman Bekerja pada Perawat di RS Islam Asshobirin Tanggerang Selatan yang mengatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara penggunaan APD perawat dengan kejadian Needle Stick Injury pada Perawat di UGD RS. PK U Muhamadiyah Yogyakarta. 10 SIMPULAN Berdasarkan hasil serta pembahasan penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Tidak ada hubungan antara faktor umur perawat dengan kejadian kecelakaan kerja akibat tertusuk jarum suntik (Needle Stick Injury) dengan nilai significancy 0, Tidak ada hubungan antara faktor masa kerja perawat dengan kejadian kecelakaan kerja akibat tertusuk jarum suntik (Needle Stick Injury) dengan nilai significancy 0,964.

20 18 3. Tidak ada hubungan antara faktor pengetahuan perawat dengan kejadian kecelakaan kerja akibat tertusuk jarum suntik (Needle Stick Injury) dengan nilai significancy0, Tidak ada hubungan antara faktor sikap perawat dengan kejadian kecelakaan kerja akibat tertusuk jarum suntik (Needle Stick Injury) dengan nilai significancy 0, Tidak ada hubungan antara faktor perilaku berbahaya perawat dengan kejadian kecelakaan kerja akibat tertusuk jarum suntik (Needle Stick Injury) dengan nilai significancy 0, Tidak ada hubungan antara faktor penggunaan APD perawat dengan kejadian kecelakaan kerja akibat tertusuk jarum suntik (Needle Stick Injury) dengan nilai significancy 0,533. SARAN Berdasarkan hasil penelitian Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kecelakaan Kerja Akibat Jarum Suntik (Needle Stick Injury) pada Perawat di IGD RSUP Dr. Kariadi Semarang diberikan saran sebagai berikut : 1. Perawat tetap harus menggunakan APD saat bekerja/ menyuntik pasien. 2. Perawat tetap harus meningkatkan dan mempertahankan perilaku berhatihati saat bekerja/ menyuntik pasien. DAFTAR PUSTAKA 1. Kementerian Kesehatan RI. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 66 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja RumahSakit. Diakses dari pada tanggal 28 Januari Kementerian Kesehatan RI. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit. Diakses dari pada tanggal 1 Februari Kementerian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. Diakses dari tanggal

21 19 23 Januari Sucipto C.D. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Yogyakarta :Gosyen Publishing Direktorat Pengawasan Kesehatan Kerja Depnakertrans. Pedoman bersama ILO/WHO Tentang Pelayanan Kesehatan dan HIV/AIDS. Jakarta, Indonesia Kementerian Kesehatan RI. Keputusan RI Nomor 432/MENKES/SK/IV/2007 Tentang Pedoman Manajemen K3 di Rumah Sakit. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI CDC. Guideline for Isolation Precaution : Prevention Transmissionof Infectious Agent in Healthcare Setting Putri, A. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Penerapan Kewaspadaan Universal oleh Perawat di Instalasi Gawat Darurat RSUP Dr. M. Djamil Padang. Tesis Dipublikasikan. Padang : Universitas Andalas Diakses dari pada tanggal 10 Februari Dewi Sarastuti. Analisis Kecelakaan Kerja di Rumah Sakit Universitas Gajah Mada Yogyakarta Tahun Jurnal dipublikasikan. Yogyakarta Universitas Gajah Mada Diakses dari pada tanggal 14 Februari Denisa Listy, K. Analisis Penyebab Perilaku Aman Bekerja pada Perawat Di RS Islam Asshobirin Tanggerang Selatan Tahun Jurnal dipublikasikan. Jakarta : Universitas Islam Negeri Syarif Hadayatullah Diakses dari pada tanggal 12 Januari Yulianti. Analisis Pengetahuan Perawat tentang Needle Stick Injury pada Perawat di UGD RS. PK U Muhammadiyah Yogyakarta Tahun Jurnal dipublikasikan. Yogyakarta : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Diakses dari pada tanggal 27 Februari Bambang Prasetyo, Lina Miftahul Jannah. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

22 Am. Sugeng Budiono. Hiperkes dan Keselamatan Kerja. Solo : PT Sri Laksana Purnama Suma mur. Kecelakaan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan Kerja. Jakarta : Enka Parahiyang Danggur Konradus. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Membangun SDM Pekerja yang Sehat, Produktif dan Kompetitif. Jakarta : PT Percetakan Penebar Swadaya Depertamen Kesehatan RI. Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit. Jakarta, Indonesia Internasional Labour Office. Pencegahan Kecelakaan. Jakarta : PT. Gramedia Anizar. Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja Di Industri. Yogyakarta : Graha Ilmu Suma mur. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : Saksama Notoatmodjo, S. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Wikipedia. Pengetahuan. Diakses dari pada tanggal 20 April 2017.

23 21

BAB I PENDAHULUAN. Centre for Disease Control (CDC) memperkirakan setiap tahun terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Centre for Disease Control (CDC) memperkirakan setiap tahun terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Centre for Disease Control (CDC) memperkirakan setiap tahun terjadi 385.000 kejadian luka akibat benda tajam yang terkontaminasi darah pada tenaga kesehatan di rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Alat Pelindung Diri (APD) sangat penting bagi perawat. Setiap hari

BAB I PENDAHULUAN. Alat Pelindung Diri (APD) sangat penting bagi perawat. Setiap hari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alat Pelindung Diri (APD) sangat penting bagi perawat. Setiap hari perawat selalu berinteraksi dengan pasien dan bahaya-bahaya di rumah sakit, hal tersebut membuat

Lebih terperinci

HUBUNGAN SUPERVISI KEPALA RUANGAN DENGAN RISIKO TERJADINYA NEEDLESTICK INJURY PADA PERAWAT PELAKSANA DI BANGSAL KELAS III RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

HUBUNGAN SUPERVISI KEPALA RUANGAN DENGAN RISIKO TERJADINYA NEEDLESTICK INJURY PADA PERAWAT PELAKSANA DI BANGSAL KELAS III RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL HUBUNGAN SUPERVISI KEPALA RUANGAN DENGAN RISIKO TERJADINYA NEEDLESTICK INJURY PADA PERAWAT PELAKSANA DI BANGSAL KELAS III RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian

Lebih terperinci

The Relations of Knowledge and The Adherence to Use PPE in Medical Service Employees in PKU Muhammadiyah Gamping Hospital.

The Relations of Knowledge and The Adherence to Use PPE in Medical Service Employees in PKU Muhammadiyah Gamping Hospital. The Relations of Knowledge and The Adherence to Use PPE in Medical Service Employees in PKU Muhammadiyah Gamping Hospital. Hubungan Pengetahuan Dengan Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan (safety) telah menjadi issue global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima (5)

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan (safety) telah menjadi issue global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima (5) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keselamatan (safety) telah menjadi issue global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima (5) issue penting yang terkait dengan keselamatan (safety) rumah sakit,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan di berbagai belahan dunia dan merupakan risiko terhadap sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan di berbagai belahan dunia dan merupakan risiko terhadap sistem 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi di rumah sakit merupakan masalah yang cukup besar pada pelayanan kesehatan di berbagai belahan dunia dan merupakan risiko terhadap sistem pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian dan kecacatan secara terpadu dengan melibatkan berbagai multi

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian dan kecacatan secara terpadu dengan melibatkan berbagai multi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan unit pelayanan rumah sakit yang memberikan pelayanan pertama pada pasien dengan ancaman kematian dan kecacatan secara

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETUGAS INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA KOTAMOBAGU Claudya M. Rarung*, Paul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan salah satu tempat pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat terutama untuk masyarakat yang sedang sakit. Tujuan utama rumah sakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Universal precautions merupakan pedoman pengendalian infeksi yang dilaksanakan oleh seluruh petugas pelayanan kesehatan terhadap semua pasien, pada setiap tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Luka akibat jarum suntik dan benda tajam adalah luka yang di sebabkan oleh benda yang telah terkontaminasi cairan tubuh orang lain. Cidera ini kebanyakan terjadi pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. obat-obatan dan logistik lainnya. Dampak negatif dapat berupa kecelakaan

BAB I PENDAHULUAN. obat-obatan dan logistik lainnya. Dampak negatif dapat berupa kecelakaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit perlu mendapat perhatian serius dalam upaya melindungi kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan oleh proses pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, seperti: sosial, ekonomi, budaya, pendidikan dan kesehatan. Dewasa

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, seperti: sosial, ekonomi, budaya, pendidikan dan kesehatan. Dewasa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perkembangan zaman yang semakin kompleks membawa banyak perubahan di berbagai bidang, seperti: sosial, ekonomi, budaya, pendidikan dan kesehatan. Dewasa ini, bidang

Lebih terperinci

Moch. Fatkhun Nizar Hartati Tuna Ningsih Dewi Sumaningrum Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Moch. Fatkhun Nizar Hartati Tuna Ningsih Dewi Sumaningrum Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN KEPATUHAN DALAM PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETUGAS LABORATORIUM KLINIK DI RUMAH SAKIT BAPTIS KOTA KEDIRI Moch. Fatkhun Nizar Hartati Tuna Ningsih Dewi

Lebih terperinci

HUBUNGAN FAKTOR PENENTU PERILAKU KESELAMATAN KERJA DENGAN TERJADINYA KECELAKAAN KERJA TERTUSUK JARUM SUNTIK PADA PERAWAT DI RSD dr.

HUBUNGAN FAKTOR PENENTU PERILAKU KESELAMATAN KERJA DENGAN TERJADINYA KECELAKAAN KERJA TERTUSUK JARUM SUNTIK PADA PERAWAT DI RSD dr. HUBUNGAN FAKTOR PENENTU PERILAKU KESELAMATAN KERJA DENGAN TERJADINYA KECELAKAAN KERJA TERTUSUK JARUM SUNTIK PADA PERAWAT DI RSD dr. SOEBANDI JEMBER SKRIPSI Oleh Rizqi Fitria Prakasiwi NIM 052110101053

Lebih terperinci

PERILAKU TIDAK AMAN (UNSAFE BEHAVIOUR) PADA PEKERJA DI UNIT MATERIAL PT. SANGO CERAMICS INDONESIA SEMARANG

PERILAKU TIDAK AMAN (UNSAFE BEHAVIOUR) PADA PEKERJA DI UNIT MATERIAL PT. SANGO CERAMICS INDONESIA SEMARANG PERILAKU TIDAK AMAN (UNSAFE BEHAVIOUR) PADA PEKERJA DI UNIT MATERIAL PT. SANGO CERAMICS INDONESIA SEMARANG Bella Sovira *), Nurjanah, S.KM, M.Kes **) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk pada tahun 2000 menyatakan bahwa jumlah penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. penduduk pada tahun 2000 menyatakan bahwa jumlah penduduk Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penduduk di Indonesia terus meningkat, berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2000 menyatakan bahwa jumlah penduduk Indonesia mencapai 205 juta jiwa, sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kewaspadaan umum (universal precaution) merupakan salah satu upaya pengendalian infeksi di rumah sakit yang oleh Departemen Kesehatan telah dikembangkan sejak tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Hepatitis akut. Terdapat 6 jenis virus penyebab utama infeksi akut, yaitu virus. yang di akibatkan oleh virus (Arief, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. Hepatitis akut. Terdapat 6 jenis virus penyebab utama infeksi akut, yaitu virus. yang di akibatkan oleh virus (Arief, 2012). 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hepatitis didefinisikan sebagai suatu penyakit yang ditandai dengan adanya peradangan pada hati. Hepatitis merupakan suatu proses terjadinya inflamasi atau nekrosis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perawat profesional dalam melaksanakan peran dan fungsinya sehari hari, selalu beresiko tertular terhadap berbagai penyakit. Penularan penyakit dapat terjadi secara kontak

Lebih terperinci

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN PENULARAN KUSTA PADA KONTAK SERUMAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMSARI SEMARANG TAHUN 2013 Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun

Lebih terperinci

ISNANIAR BP PEMBIMBING I:

ISNANIAR BP PEMBIMBING I: HUBUNGAN ANTARA FAKTOR MANUSIA, LINGKUNGAN, MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN PENYAKIT DAN KECELAKAAN KERJA PADA PERAWATDI RAWAT INAP RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU TESIS OLEH: ISNANIAR BP.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 38 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian Rumah sakit Islam Kendal adalah rumah sakit swasta yang dikelola oleh amal usaha muhammadiyah. Rumah sakit tipe C yang sudah terakreditasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. langsung ataupun tidak langsung dengan mikroorganisme dalam darah dan saliva pasien.

BAB 1 PENDAHULUAN. langsung ataupun tidak langsung dengan mikroorganisme dalam darah dan saliva pasien. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi dokter gigi tidak terlepas dari kemungkinan untuk berkontak secara langsung ataupun tidak langsung dengan mikroorganisme dalam darah dan saliva pasien. Penyebaran

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN UNIVERSAL PRECAUTION INTISARI. Devi Permatasari*

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN UNIVERSAL PRECAUTION INTISARI. Devi Permatasari* HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN UNIVERSAL PRECAUTION INTISARI Devi Permatasari* Latar belakang : Dalam tindakan kewaspadaan universal diperlukan kemampuan dan pengetahuan perawat

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : NINDY SAKINA GUSTIA 201110201112 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: )

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: ) JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN TENAGA KESEHATAN

Lebih terperinci

UNIVERSAL PRECAUTIONS Oleh: dr. A. Fauzi

UNIVERSAL PRECAUTIONS Oleh: dr. A. Fauzi UNIVERSAL PRECAUTIONS Oleh: dr. A. Fauzi Pendahuluan Sejak AIDS dikenal; kebijakan baru yang bernama kewaspadaan universal atau universal precaution dikembangkan. Kebijakan ini menganggap bahwa setiap

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MUTU PELAYANAN POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO DENGAN KEPUTUSAN PEMANFAATAN ULANG DI UPT POLIKLINIK DIAN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MUTU PELAYANAN POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO DENGAN KEPUTUSAN PEMANFAATAN ULANG DI UPT POLIKLINIK DIAN 1 HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MUTU PELAYANAN POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO DENGAN KEPUTUSAN PEMANFAATAN ULANG DI UPT POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO SEMARANG TAHUN 2015 Ramdhania Ayunda Martiani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta pengobatan penyakit banyak digunakan alat-alat ataupun benda-benda

BAB I PENDAHULUAN. serta pengobatan penyakit banyak digunakan alat-alat ataupun benda-benda BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan suatu organisasi melalui tenaga medis professional yang teroganisir serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran,

Lebih terperinci

DIAN KUSUMA DEWI

DIAN KUSUMA DEWI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN NEEDLE STICK INJURY DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Pada Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan. Sebagai layanan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan. Sebagai layanan masyarakat, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan sarana kesehatan untuk menangani masalah kesehatan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan. Sebagai layanan masyarakat, rumah sakit mempunyai

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA KEBISINGAN DENGAN STRES KERJA PADA ANAK BUAH KAPAL YANG BEKERJA DI KAMAR MESIN KAPAL MANADO-SANGIHE PELABUHAN MANADO TAHUN 2015 Handre Sumareangin* Odi Pinontoan* Budi T. Ratag* *Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. ini mempunyai konsekuensi perlunya pengelolaan limbah rumah sakit sebagai bagian

BAB 1 : PENDAHULUAN. ini mempunyai konsekuensi perlunya pengelolaan limbah rumah sakit sebagai bagian BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit sebagai sarana upaya perbaikan kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan sekaligus sebagai lembaga pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian memiliki

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PETUGAS KESEHATAN DENGAN TINDAKAN PENATALAKSANAAN NEEDLE STICK INJURY DI RSUP SANGLAH DENPASAR

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PETUGAS KESEHATAN DENGAN TINDAKAN PENATALAKSANAAN NEEDLE STICK INJURY DI RSUP SANGLAH DENPASAR SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PETUGAS KESEHATAN DENGAN TINDAKAN PENATALAKSANAAN NEEDLE STICK INJURY DI RSUP SANGLAH DENPASAR Oleh : NI LUH KOMPIANG ARIANI Nim. 1202115018 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup bersih dan sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup bersih dan sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan untuk mencapai masa depan dimana bangsa Indonesia hidup dalam lingkungan sehat, penduduknya berperilaku hidup bersih dan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK RESPONDEN

KARAKTERISTIK RESPONDEN KUISIONER PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TERHADAP RESIKO KECELAKAAN KERJA DAN PERILAKU PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PURI MANDIRI KEDOYA 2013 Petunjuk Pengisian:

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, KOMPETENSI, LAMA KERJA, BEBAN KERJA DENGAN KEJADIAN TERTUSUK JARUM SUNTIK PADA PERAWAT DI RSUD LIUN KENDAGE TAHUNA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, KOMPETENSI, LAMA KERJA, BEBAN KERJA DENGAN KEJADIAN TERTUSUK JARUM SUNTIK PADA PERAWAT DI RSUD LIUN KENDAGE TAHUNA HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, KOMPETENSI, LAMA KERJA, BEBAN KERJA DENGAN KEJADIAN TERTUSUK JARUM SUNTIK PADA PERAWAT DI RSUD LIUN KENDAGE TAHUNA RELATIONSHIP BETWEEN, KNOWLEDGE, COMPETENCE, DURATION OF

Lebih terperinci

PERILAKU PERAWAT DALAM PENERAPAN MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI ACEH

PERILAKU PERAWAT DALAM PENERAPAN MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI ACEH PERILAKU PERAWAT DALAM PENERAPAN MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI ACEH Nurses Behavior in The Implementation of The Occupational Health and Safety in Aceh Riska Nazirah 1 ; Yuswardi 2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ketenagakerjaan, antara lain masalah keselamatan dan kesehatan kerja. Tenaga Kerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ketenagakerjaan, antara lain masalah keselamatan dan kesehatan kerja. Tenaga Kerja 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah sebuah industri jasa yang mempunyai beragam masalah ketenagakerjaan, antara lain masalah keselamatan dan kesehatan kerja. Tenaga Kerja di rumah

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN Di bangsal penyakit dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang periode 1-31 Januari 2012 JURNAL PENELITIAN

Lebih terperinci

PENELITIAN PERILAKU PERAWAT DALAM MENGGUNAKAN ALAT PERLINDUNGAN DIRI DI INSTALASI GAWAT DARURAT. Di RS Kabupaten Ponorogo

PENELITIAN PERILAKU PERAWAT DALAM MENGGUNAKAN ALAT PERLINDUNGAN DIRI DI INSTALASI GAWAT DARURAT. Di RS Kabupaten Ponorogo PENELITIAN PERILAKU PERAWAT DALAM MENGGUNAKAN ALAT PERLINDUNGAN DIRI DI INSTALASI GAWAT DARURAT Di RS Kabupaten Ponorogo Oleh : ERINA RANI YEYEN CRISWANTI NIM : 11611941 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

Lebih terperinci

NOVERIANSYAH AKBAR NIM I

NOVERIANSYAH AKBAR NIM I NASKAH PUBLIKASI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPATUHAN PERAWAT TERHADAP PENGGUNAAN SARUNG TANGAN DI UGD RUMAH SAKIT UNIVERSITAS TANJUNGPURA KOTA PONTIANAK NOVERIANSYAH AKBAR NIM I31112077

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DAN KEPUASAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM BETHESDA TOMOHON Gabriela A. Pang*, Woodford B.S Joseph*, Ricky C. Sondakh* *Fakultas Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Dipublikasikan pada Jurnal Ilmiah Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Dipublikasikan pada Jurnal Ilmiah Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Surakarta. GAMBARAN DESKRIPTIF PERILAKU PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DAN ANGKA KEJADIAN TERTUSUK JARUM SUNTIK PADA TENAGA KESEHATAN GIGI DI PUSKESMAS KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI Disusun untuk Dipublikasikan

Lebih terperinci

ABSTRACT

ABSTRACT 1 1 HUBUNGAN PRAKTIK PENERAPAN STANDART OPERATING PROSEDURE (SOP) DAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA PERAWAT UNIT PERINATOLOGI DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Wijayanti

Lebih terperinci

EKA PUTRI CHRYSMADANI NIM: P

EKA PUTRI CHRYSMADANI NIM: P JURNAL SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DASAR (HANDSCOON DAN MASKER) DI RUMAH SAKIT GRHA HUSADA GRESIK Oleh EKA PUTRI CHRYSMADANI NIM:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan meningkatnya persaingan global dan produktifitas ekonomi, manusia dituntut untuk terus berkarya dan meningkatkan potensinya. Setiap pekerja memiliki hak untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mikroorganisme dapat terjadi melalui darah, udara baik droplet maupun airbone,

BAB I PENDAHULUAN. mikroorganisme dapat terjadi melalui darah, udara baik droplet maupun airbone, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rumah sakit sebagai tempat pengobatan, juga merupakan sarana pelayanan kesehatan yang dapat menjadi sumber infeksi dimana orang sakit dirawat dan ditempatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh HIV (Human Immune Deficiency Virus), relatif mudah menular dan mematikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di jaman modernisasi seperti sekarang ini Rumah Sakit harus mampu

BAB I PENDAHULUAN. Di jaman modernisasi seperti sekarang ini Rumah Sakit harus mampu BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan membahas tentang: latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. A. Latar Belakang Di jaman

Lebih terperinci

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Terhadap Kepatuhan Melakukan Cuci Tangan dengan Metode Hand Wash

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Terhadap Kepatuhan Melakukan Cuci Tangan dengan Metode Hand Wash Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Terhadap Kepatuhan Melakukan Cuci Tangan dengan Metode Hand Wash di IGD RSUD Dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga Endiyono 1*, Faisal Dwi Prasetyo 2 1,2 Program

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DOKTER DENGAN KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI POLIKLINIK NEUROLOGI RSUP DR. KARIADI SEMARANG OKTOBER 2008.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DOKTER DENGAN KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI POLIKLINIK NEUROLOGI RSUP DR. KARIADI SEMARANG OKTOBER 2008. JURNAL VISIKES - Vol. 9 / No. 1 / April 20 HUBUNGAN PENGETAHUAN DOKTER DENGAN KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI POLIKLINIK NEUROLOGI RSUP DR. KARIADI SEMARANG OKTOBER 2008. Yayuk Eny*), Enny

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kegiatan rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan menghasilkan bermacam-macam buangan limbah yang dapat mempengaruhi kesehatan. Rumah sakit sebagai salah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terdapat di RS PKU Muhammadiyah Gamping memiliki berbagai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terdapat di RS PKU Muhammadiyah Gamping memiliki berbagai BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping yang menyediakan berbagai macam jenis pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Universal precaution (kewaspadaan standar) merupakan pengendalian infeksi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk mengurangi resiko penyebaran infeksi dan didasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan gawat darurat, yang merupakan salah satu tempat pasien berobat atau dirawat, di tempat

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan gawat darurat, yang merupakan salah satu tempat pasien berobat atau dirawat, di tempat BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

Lebih terperinci

HUBUNGAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN PENERAPAN HAND HYGIENE DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

HUBUNGAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN PENERAPAN HAND HYGIENE DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA HUBUNGAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN PENERAPAN HAND HYGIENE DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: SRI WULANDARI 201210201141 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam kesehariannya disibukkan dengan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam kesehariannya disibukkan dengan berbagai macam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam kesehariannya disibukkan dengan berbagai macam aktivitas, termasuk bekerja. Pada saat manusia bekerja dituntut untuk dapat mengerjakan pekrjaannya secara

Lebih terperinci

HUBUNGAN PELAYANAN PASIEN DENGAN KOMITMEN PERAWAT TERHADAP PELAKSANAAN K3 DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN PELAYANAN PASIEN DENGAN KOMITMEN PERAWAT TERHADAP PELAKSANAAN K3 DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA HUBUNGAN PELAYANAN PASIEN DENGAN KOMITMEN PERAWAT TERHADAP PELAKSANAAN K3 DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko

PENDAHULUAN Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PEKERJA PROYEK KONSTRUKSI PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO THE

Lebih terperinci

KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENERAPAN KEWASPADAAN UNIVERSAL DI RUMAH SAKIT DOKTER KARIADI SEMARANG TAHUN 2013

KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENERAPAN KEWASPADAAN UNIVERSAL DI RUMAH SAKIT DOKTER KARIADI SEMARANG TAHUN 2013 KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENERAPAN KEWASPADAAN UNIVERSAL DI RUMAH SAKIT DOKTER KARIADI SEMARANG TAHUN 2013 Nurkhasanah 1), Untung Sujianto 2) Email: untung71@yahoo.co.id Abstrak Kewaspadaan universal merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. melindungi diri atau tubuh terhadap bahaya-bahaya kecelakaan kerja, dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. melindungi diri atau tubuh terhadap bahaya-bahaya kecelakaan kerja, dimana BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Alat pelindung diri (APD) merupakan suatu alat yang dipakai untuk melindungi diri atau tubuh terhadap bahaya-bahaya kecelakaan kerja, dimana secara teknis dapat mengurangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tenaga kesehatan gigi dalam menjalankan profesinya tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tenaga kesehatan gigi dalam menjalankan profesinya tidak terlepas dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tenaga kesehatan gigi dalam menjalankan profesinya tidak terlepas dari kemungkinan untuk mengalami kecelakan dalam pekerjaannya. Perilaku dan kesadaran yang baik yang

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: DESYANI PUSPITA PURNAMA SARI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: DESYANI PUSPITA PURNAMA SARI HUBUNGAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (HANDSCOON) PADA TINDAKAN PEMASANGAN INFUS DI RS AT-TUROTS AL-ISLAMY NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: DESYANI

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA UMUR, KELELAHAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NOONGAN KECAMATAN LANGOWAN BARAT KABUPATEN MINAHASA TAHUN 2016 Timothy Wowor *, Odi Pinontoan *, Rahayu

Lebih terperinci

HUBUNGAN MASA KERJA DAN USIA DENGAN NEEDLESTICK INJURY (NSI) PADA PERAWAT BANGSAL DEWASA RSUD KOTA SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN MASA KERJA DAN USIA DENGAN NEEDLESTICK INJURY (NSI) PADA PERAWAT BANGSAL DEWASA RSUD KOTA SURAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN MASA KERJA DAN USIA DENGAN NEEDLESTICK INJURY (NSI) PADA PERAWAT BANGSAL DEWASA RSUD KOTA SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhui Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana SainsTerapan Cholis Wardanang R.0211011

Lebih terperinci

Infeksi yang diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan adalah salah satu penyebab utama kematian dan peningkatan morbiditas pada pasien rawat

Infeksi yang diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan adalah salah satu penyebab utama kematian dan peningkatan morbiditas pada pasien rawat BAB 1 PENDAHULUAN Setiap kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan atau meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, padat profesi dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, padat profesi dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit (RS) merupakan suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, padat profesi dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan rumah sakit menyangkut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konstitusi World Health Organizatin (WHO) dan amandemen UUD 1945 pasal 28 menegaskan bahwa kesehatan adalah hak azasi manusia yang fundamental bagi setiap individu.

Lebih terperinci

Relationship Between Nurse Knowledge, Attitude, Workloads with Medical Record Completion at the Emergency Unit, Sanglah Hospital, Denpasar

Relationship Between Nurse Knowledge, Attitude, Workloads with Medical Record Completion at the Emergency Unit, Sanglah Hospital, Denpasar Laporan hasil penelitian Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap, Beban Kerja Perawat dengan Kelengkapan Dokumentasi Asuhan Keperawatan di IRNA IGD RSUP Sanglah Denpasar Putri Mastini 1,2, N.T. Suryadhi 2,3,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit. Rumah sakit merupakan salah satu sarana pelayanan. kesehatan kepada masyarakat. Rumah sakit memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit. Rumah sakit merupakan salah satu sarana pelayanan. kesehatan kepada masyarakat. Rumah sakit memiliki peran penting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh petugas medis untuk kesehatan masyarakat bisa dilakukan di poliklinik maupun di rumah sakit. Rumah sakit merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Di dalam rumah sakit pula terdapat suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Di dalam rumah sakit pula terdapat suatu upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan sebuah institusi perawatan kesehatan profesional, pusat terapi dan diagnosis yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli

Lebih terperinci

Analisis Faktor Praktik Pengelolaan Limbah Medis Padat di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Cilegon. Fauzul Hayat *

Analisis Faktor Praktik Pengelolaan Limbah Medis Padat di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Cilegon. Fauzul Hayat * Analisis Faktor Praktik Pengelolaan Limbah Medis Padat di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Cilegon Fauzul Hayat * ABSTRAK Perawat sangat rentan terhadap penularan infeksi, karena perawat dalam memberikan asuhan

Lebih terperinci

nosokomial karena penyakit infeksi. Di banyak negara berkembang, resiko perlukaan karena jarum suntik dan paparan terhadap darah dan duh tubuh jauh

nosokomial karena penyakit infeksi. Di banyak negara berkembang, resiko perlukaan karena jarum suntik dan paparan terhadap darah dan duh tubuh jauh BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rumah sakit merupakan tempat pelayanan pasien dengan berbagai penyakit diantaranya adalah penyakit infeksi, dari mulai yang ringan sampai yang terberat. Masyarakat yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dapat berasal dari komunitas (community acquired infection) atau berasal dari

PENDAHULUAN. dapat berasal dari komunitas (community acquired infection) atau berasal dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit merupakan tempat berkumpulnya segala macam penyakit, baik menular maupun tidak menular. Ditinjau dari asal atau didapatnya infeksi dapat berasal dari komunitas

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN PENERAPAN KOMUNIKASI EFEKTIF PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD DR. ADNAAN WD PAYAKUMBUH TAHUN 2016

SKRIPSI HUBUNGAN PENERAPAN KOMUNIKASI EFEKTIF PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD DR. ADNAAN WD PAYAKUMBUH TAHUN 2016 PAYAKUMBUH TAHUN Dosen Pembimbing: 1. Ns. Zifriyanthi Minanda Putri, M.Kep 2. Ns. Windy Freska, S.Kep.,M.Kep PAYAKUMBUH TAHUN PAYAKUMBUH TAHUN Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang

Lebih terperinci

Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia, Vol. 4 No. 2, Agustus

Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia, Vol. 4 No. 2, Agustus HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETUGAS KEBERSIHAN DENGAN PENGELOLAAN SAMPAH DI PUSKESMAS KOTA BANJARBARU Norsita Agustina, Hilda Irianty, Nova Tri Wahyudi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Kalimantan

Lebih terperinci

: PAMBUDI EKO PRASETYO

: PAMBUDI EKO PRASETYO HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KEPATUHAN MENGGUNAKAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT WIJAYAKUSUMA PURWOKERTO SKRIPSI Disusun Oleh : PAMBUDI EKO PRASETYO NIM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi dan penyakit menular merupakan masalah yang masih dihadapi oleh negara-negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi dan penyakit menular merupakan masalah yang masih dihadapi oleh negara-negara berkembang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi dan penyakit menular merupakan masalah yang masih dihadapi oleh negara-negara berkembang. Seperti halnya di Indonesia, penyakit infeksi masih merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS KECELAKAAN KERJA DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

ANALISIS KECELAKAAN KERJA DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA ANALISIS KECELAKAAN KERJA DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat Disusun Oleh : DEWI SARASTUTI J410141060

Lebih terperinci

PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN UPAYA PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMAL (Studi di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Sayidiman Magetan)

PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN UPAYA PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMAL (Studi di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Sayidiman Magetan) 48 PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN UPAYA PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMAL (Studi di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Sayidiman Magetan) NURSES KNOWLEDGE WITH THE EFFORT OF PREVENTION OF NOSOCOMIAL INFECTION (Study at

Lebih terperinci

PENGETAHUAN PERAWAT SEBAGAI DETERMINAN PERILAKU PENCEGAHAN NEEDLE STICK INJURY ABSTRAK

PENGETAHUAN PERAWAT SEBAGAI DETERMINAN PERILAKU PENCEGAHAN NEEDLE STICK INJURY ABSTRAK PENGETAHUAN PERAWAT SEBAGAI DETERMINAN PERILAKU PENCEGAHAN NEEDLE STICK INJURY Susianik Ernawati 1), Erlisa Candrawati 2), Yanti Rosdiana 3) 1) Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia kesehatan erat sekali hubungannya dengan masalah lingkungan. Untuk mencapai kondisi masyarakat yang sehat diperlukan lingkungan yang baik pula. Dalam pencapaian

Lebih terperinci

Hubungan Pengetahuan Pasien dan Praktik Petugas Pasien BPJS Dengan Waktu Pelayanan Rawat Jalan Diloket Di RSUD Dr. Adhyatma, MPH Semarang Tahun 2016

Hubungan Pengetahuan Pasien dan Praktik Petugas Pasien BPJS Dengan Waktu Pelayanan Rawat Jalan Diloket Di RSUD Dr. Adhyatma, MPH Semarang Tahun 2016 Hubungan Pengetahuan Pasien dan Praktik Petugas Pasien BPJS Dengan Waktu Pelayanan Rawat Jalan Diloket Di RSUD Dr. Adhyatma, MPH Semarang Tahun 2016 Deri Ade Pratama *), Dyah Ernawati **) *) Alumni S1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang jarum suntik dan merupakan luka tembus pada kulit karena pada saat tenaga kesehatan melakukan aktiitas klinis di lembaga kesehatan, seperti rumah sakit, klinik, puskesmas,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah terhadap upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah terhadap upaya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mutu pelayanan kesehatan khususnya keperawatan di rumah sakit dapat dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah terhadap upaya pengendalian infeksi nosokomial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit (RS) sebagai institusi pelayanan kesehatan, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit (RS) sebagai institusi pelayanan kesehatan, di dalamnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit (RS) sebagai institusi pelayanan kesehatan, di dalamnya terdapat bangunan, peralatan, manusia (petugas, pasien dan pengunjung) serta kegiatan pelayanan kesehatan.

Lebih terperinci

Analisis Media Audio terhadap Perubahan Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada Petugas Laboratorium Kesehatan Kota Banjar

Analisis Media Audio terhadap Perubahan Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada Petugas Laboratorium Kesehatan Kota Banjar Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 9 / No. 2 / Agustus 2014 Analisis Media Audio terhadap Perubahan Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada Petugas Laboratorium Kesehatan Kota Banjar Zulkifli

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN 99 Lampiran 1 No. Kode : LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN Judul penelitian : Hubungan antar pengetahuan perawat tentang kewaspadaan universal dengan rotasi perawat ke ruang isolasi di RSUD Cengkareng. Peneliti

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN PRAKTIK PERAWAT DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DIRUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT ISLAM KENDAL

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN PRAKTIK PERAWAT DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DIRUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT ISLAM KENDAL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN PRAKTIK PERAWAT DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DIRUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT ISLAM KENDAL 3 Yunita Puspasari ABSTRAK Infeksi nosokomial dapat berasal dari pasien,

Lebih terperinci

Gladys Apriluana, Laily Khairiyati, Ratna Setyaningrum

Gladys Apriluana, Laily Khairiyati, Ratna Setyaningrum HUBUNGAN ANTARA USIA, JENIS KELAMIN, LAMA KERJA, PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETERSEDIAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN APD PADA TENAGA KESEHATAN Gladys Apriluana, Laily Khairiyati, Ratna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan pekerjaan dalam rumah sakit di Indonesia, dikategorikan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan pekerjaan dalam rumah sakit di Indonesia, dikategorikan memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan,

Lebih terperinci

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: DEWI YULIANA 201310201016 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Hubungan Pengetahuan Perawat Tentang Infeksi Nosokomial Dan Kepatuhan Perawat

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Hubungan Pengetahuan Perawat Tentang Infeksi Nosokomial Dan Kepatuhan Perawat Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Hubungan Pengetahuan Perawat Tentang Infeksi Nosokomial Dan Kepatuhan Perawat Dalam Mencuci Tangan Cara Biasa Sesuai SOP

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERCEIVED BENEFIT

HUBUNGAN PERCEIVED BENEFIT HUBUNGAN PERCEIVED BENEFIT DAN PERCEIVED BARRIER DENGAN STADIUM KANKER PAYUDARA BERDASARKAN TEORI HEALTH BELIEF MODEL PADA PASIEN YANG BERKUNJUNG DI POSA RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA Wulan Prihantini*, Esty

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perpanjangan masa rawat inap bagi penderita. Risiko infeksi di

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perpanjangan masa rawat inap bagi penderita. Risiko infeksi di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi masih merupakan salah satu penyebab utama kematian dan kesakitan di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Di Indonesia, infeksi merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infeksi merupakan suatu keadaan ditemukan adanya agen infeksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infeksi merupakan suatu keadaan ditemukan adanya agen infeksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi merupakan suatu keadaan ditemukan adanya agen infeksi (organisme) yang mempengaruhi kerja daya imun tetapi tidak disertai gejala klinik (Departemen Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindakan pencegahan universal merupakan salah satu strategi yang telah direkomendasikan oleh Centers for Desease Control and Prevention (CDC) dalam upaya pengendalian

Lebih terperinci

Aniska Cattleya Shara*,Grahita Aditya**, Benni Benyamin**

Aniska Cattleya Shara*,Grahita Aditya**, Benni Benyamin** HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TERHADAP MOTIVASI DOKTER GIGI MUDA DALAM KONTROL INFEKSI HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TERHADAP MOTIVASI DOKTER GIGI MUDA DALAM KONTROL INFEKSI Studi terhadap Dokter Gigi Muda

Lebih terperinci