BIMBINGAN KEAGAMAN DALAM UPAYA MENGURANGI KENAKALAN REMAJA. ( Penelitian di SMA Negeri 21 Bandung ) SKRIPSI. Oleh: NETI SULISTIANI NIM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BIMBINGAN KEAGAMAN DALAM UPAYA MENGURANGI KENAKALAN REMAJA. ( Penelitian di SMA Negeri 21 Bandung ) SKRIPSI. Oleh: NETI SULISTIANI NIM"

Transkripsi

1 BIMBINGAN KEAGAMAN DALAM UPAYA MENGURANGI KENAKALAN REMAJA ( Penelitian di SMA Negeri 21 Bandung ) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam Pada Jurusan Bimbingan Dan Konseling Islam Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung Oleh: NETI SULISTIANI NIM BANDUNG 2013/1434 H

2 ABSTRAK NETI SULISTIANI: BIMBINGAN KEAGAMAAN DALAM UPAYA MENGURANGI KENAKALAN REMAJA (Penelitian di SMA Negeri 21 Bandung ) Penelitian ini berawal dari maraknya jenis kenakalan yang terjadi dikalangan remaja, kenakalan tersebut diakibatkan karena adanya permasalahanpermasalahan yang dialami remaja. Di sisi lain agama dipandang sebagai satusatunya jalan alternatif yang dapat menyelesaikan segala permasalahanpermasalahan yang ada di dunia ini. Maka dari itu penelitian ini untuk mengetahui bimbingan keagamaan dalam upaya mengurangi kenakalan remaja. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bimbingan keagamaan yang ada di SMAN 21 bandung, dan untuk mengetahui jenis-jenis kenakalan remaja di SMAN 21 bandung, serta mengetahui hasil yang dicapai dari bimbingan keagamaan dalam upaya mengurangi kenakalan remaja. Penelitian ini bertolak dari kajian teoritis yang menyatakan bahwa bimbingan keagamaan merupakan segala kegiatan yang di lakukan oleh seseorang dalam rangka memberikan bantuan kepada orang lain yang mengalami kesulitankesulitan rohaniyah maupun batiniyah dalam lingkungan hidupnya agar supaya orang tersebut mampu mengatasinya sendiri karena timbul kesadaran atau penyerahan diri terhadap kekuasaan Allah SWT. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analisis deskriptif kualitatif, sedangkan teknik yang diambil dalam mengumpulkan data yaitu observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Adapun populasi siswa yang bemasalah sebanyak 25 orang, dengan sample 9 orang sebagai siswa yang sudah menunjukkan tanda-tanda kearah kebaikan. Hasil penelitian yang ditemukan menunjukkan bahwa bimbingan keagamaan di SMAN 21 Bandung memiliki beberapa pendekatan, diantaranya adalah pendekatan preventif, pendekatan kuratif dan pendekatan kuratif khusus atau pembinaan. Sedangkan untuk jenis-jenis kenakalan yang terjadi di SMAN 21 Bandung cukup bervariasi dari mulai bolos sekolah, terlambat sekolah, merokok, berkelahi, adanya buli diantara teman, tidak mengerjakan tugas, pacaran yang berlebihan dan penggunaan tutur bahasa yang tidak sopan. Adapun untuk hasil yang diperoleh dari bimbingan keagamaan dalam upaya mengurangi kenakalan remaja di SMAN 21 Bandung terbukti dapat mengurangi jumlah kenakalan yang terjadi, dari sembilan siswa yang diwawancarai mengatakan bahwa mereka terbukti mengalami perubahan setelah mengikuti bimbingan keagamaan. Para siswa merasa berdosa, bersalah dan menyesal atas tindak kenakalan yang dilakukan, dan mereka berkomitmen untuk tidak mengulagi kenakalan itu kembali, baik dimasa sekarang maupun masa yang akan datang.

3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai tempat berlangsungnya pendidikan tentu saja memungkinkan siswa untuk melakukan sosialisasi. Dari pergaulan dengan teman sebaya, guru, teman satu sekolah, lingkungan dekat sekolah, semuanya akan mempercepat proses sosialisasi yang akan merubah tingkah laku dan perilakunya. Usia anak tingkat Sekolah Menengah Atas adalah usia yang memasuki tingkat remaja, dimana pada usia ini seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip mengenai penyimpangan dan ketidakwajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya teori-teori perkembangan yang membahas ketidakselarasan, gangguan emosi dan gangguan perilaku sebagai akibat dari tekanan-tekanan yang dialami remaja karena perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya maupun akibat perubahan lingkungan. SMAN 21 Bandung adalah lembaga pendidikan yang mempunyai misi berprestasi dalam akademis dan nonakademis serta luhur dalam budi pekerti, dengan tujuan membentuk lulusan yang unggul dalam mutu dan memiliki kepribadian yang luhur yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, Teciptanya lulusan yang unggul dalam keimanan dan ketaqwaan, sehingga dapat diteladani oleh siswa lain dan masyarakat, dan Terciptanya ketertiban yang berlandaskan nilai-nilai luhur kemanusiaan.

4 Maka dari itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di SMAN 21 Bandung, yang memberikan bimbingan keagamaan dalam upaya mengurangi kenakalan remaja. Adapun kenakalan remaja yang ada di SMAN 21 bandung seperti bolos pada jam pelajaran ataupun bolos tidak masuk sekolah, merokok di lingkungan sekolah, memakai pakaian dan atribut sekolah yang tidak sesuai dengan peraturan, terlambat datang ke sekolah, berkelahi dengan sesama teman, berkomunikasi dengan bahasa yang tidak sopan, dan lain sebagainya. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat di temukan permasalahan yang cukup penting untuk di kaji lebih mendalam secara topikal. Adapun rumusan masalah yang menjadi pembahasan penelitian ini antara lain : 1. Bagaimana bimbingan keagamaan yang ada di SMA Negeri 21 Bandung? 2. Seperti apakah jenis kenakalan remaja di SMA Negeri 21 Bandung? 3. Bagaimana hasil yang di capai dari bimbingan keagaman dalam mengurangi kenakalan remaja di SMAN 21 Bandung? C. Tujuan Penelitian Selaras dengan permasalahan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk : 1. Mengetahui bimbingan keagamaan yang ada di SMAN 21 Bandung. 2. Mengetahui jenis-jenis kenakalan remaja yang ada di SMA Negeri 21 Bandung. 3. Mengetahui hasil yang di capai dari bimbingan keagaman dalam upaya mengurangi kenakalan remaja di SMAN 21 Bandung.

5 D. Kegunaan Penelitian Penelitian ini akan berguna bagi : 1. SMAN 21 Bandung Penelitian ini dapat berguna bagi SMA Negeri 21 Bandung dalam menambah dan memperkaya pembendaharaan mengenai bimbingan keagamaan. 2. Pendidik atau Pembimbing Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi bagi para pendidik atau pembimbing dalam mengetahui penyebab terjadinya kenakalan remaja atau siswa di SMA N 21 Bandung. 3. Peneliti Dengan penelitian ini dapat menambah wawasan dan informasi peneliti mengenai bimbingan keagamaan dalam upaya mengurangi kenakalan remaja. E. Kerangka Pemikiran Guru Pembimbing Agama Metode Media Materi Siswa yang termasuk dalam kenakalan remaja Hasil Bimbingan Keagamaan Gambar 1.1 Skema Kerangka Pemikiran F. Prosedur Penelitian 1. Metode Penelitian

6 Agar penelitian ini dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang dikehendaki, diperlukan adanya metode. Adapun metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif kualitatif. Artinya data yang dikumpulkan kemudian disusun dan diklasifikasikan, selanjutnya di olah dan dianalisis. 2. Tempat Penelitian Penelitian ini di lakukan di SMA Negeri 21 Bandung, jalan Rancasawo Ciwastra Bandung. 3. Populasi dan Sample a. Populasi Berdasarkan penelitian ini, maka populasinya merupakan siswa SMAN 21 Bandung yang memang sudah tercatat sebagai siswa yang masuk dalam daftar kenakalan remaja. Adapun jumlah populasi siswanya sebanyak 25 orang. b. Sample Sampel yang digunakan adalah sampling porposive yaitu sampel yang ditentukan kriterianya terlebih dahulu. Adapun yang menjadi kriteria dalam menentukan sample adalah: 1) Merupakan siswa yang tercatat sebagai siswa yang nakal atau bermasalah 2) Mengikuti bimbingan keagamaan yang diberikan oleh pembimbing 3) Mengalami perubahan ke arah yang lebih baik setelah dilakukan bimbingan keagamaan. Berdasarkan kriteria sample diatas, maka yang menjadi sample dalam penelitian ini adalah sebanyak 9 orang siswa. 4. Sumber Data

7 Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah: a. Sumber data primer : 1) Siswa yang berhasil terehabilitasi atau menunjukkan perubahan ke arah yang lebih baik di SMAN 21 Bandung yaitu sebanyak 9 orang. 2) Pembimbing/guru di SMAN 21 Bandung. b. Sumber data sekunder Adapun yang menjadi data sekunder adalah data-data yang diperoleh dari dokumen atau referensi yang menunjang atas penelitian ini. 5. Jenis Data Jenis data yang akan di kumpulkan dalam penelitian ini adalah: 1) Bimbingan keagamaan yang ada di SMAN 21 Bandung. 2) Jenis-jenis kenakalan remaja yang ada di SMAN 21 Bandung. 3) Hasil yang telah di capai bimbingan keagamaan dalam mengurangi kecenderungan kenakalan remaja di SMAN 21 Bandung. 6. Teknik Pengumpulan Data 1) Metode Observasi 2) Metode Wawancara 3) Study Dokumentasi 7. Metode Analisis Data 1) Reduksi Data (Data Reduction) 2) Penyajian data (Data Display) 3) Conclusion Drawing / Verivication

8 BAB II TINJAUAN TEORITIS BIMBINGAN KEAGAMAAN DAN KENAKALAN REMAJA A. Bimbingan Keagamaan 1. Pengertian Bimbingan Keagamaan Bimbingan agama adalah segala kegiatan yang di lakukan oleh seseorang dalam rangka memberikan bantuan kepada orang lain yang mengalami kesulitankesulitan rohaniyah dalam lingkungan hidupnya agar supaya orang tersebut mampu mengatasinya sendiri karena timbul kesadaran atau penyerahan diri terhadap kekuasaan Tuhan Y.M.E sehingga timbul pada diri pribadinya satu cahaya harapan kebahagiaan hidup sekarang dan masa depannya (HM. Arifin, 1987: 25) 2. Tujuan dan Kegunaan Bimbingan Keagamaan Tujuan dan kegunaan bimbingan agama secara umum adalah membantu individu mewujudkan diri sebagai manusia seutuhnya agar mencapai kebahagian hidup di dunia dan di akhirat (Aunur Rohim Faqih, 2001: 35). 3. Dasar-dasar Bimbingan Keagamaan Dasar adalah fondasi atau landasan berdirinya sesuatu. Ibarat sebuah bangunan rumah, tanpa fondasi maka rumah itu akan mudah runtuh. Untuk mencapai keberhasilan bimbingan sesuai dengan tujuannya, maka dibutuhkan sebuah landasan guna memperkuat dan memperkokoh bimbingan tersebut. 1. Al-Quran Pentingnya saling menasehati. QS. Al-Ashr 1-3

9 Artinya: Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. 2. Hadits Agama adalah nasehat ح د ث ن ا ي س د د ق ال ح د ث ن ا ي ح ي ى ع ن إ س اع يم ق ال ح د ث ن ي ق ي س ب ن أ ب ي ح از و ع ن ج ر ير ب ن ع ب د للا ق ا ل ب اي ع ت ر س ول للا ص ه ى للا ع ه ي ه و س ه ى ع ه ى إ ق او انص ل ة و إ يت اء انس ك اة و انن ص ح ن ك م ي س ه ى Artinya: Telah menceritakan kepada kami Musaddad berkata, telah menceritakan kepada kami Yahya dari Isma'il berkata, telah menceritakan kepadaku Qais bin Abu Hazim dari Jarir bin Abdullah berkata: "Aku telah membai'at Rasulullah untuk menegakkan shalat, menunaikan zakat dan menasehati kepada setiap muslim" (Bukhari, Kitab: Iman, Bab : Agama adalah nasehat (loyalitas) kepada Allah,Rasul-Nya dan para pemimpin, No. Hadist : 55). 4. Unsur-unsur Bimbingan Keagamaan Bimbingan keagamaan terdiri dari beberapa unsur menurut Isep Zaenal Arifin (2009 :52) dalam bukunya Bimbingan Penyuluhan Islam meliputi: a. Konselor atau pembimbing b. Klien atau objek c. Metode d. Media e. Materi B. Kenakalan Remaja 1. Pengertian Remaja

10 Remaja berasal dari kata latin adolesence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolesence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua (Sarwono, 2007: 14). 2. Perkembangan dan Perubahan pada Remaja Tingkat-tingkat perkembangan dalam masa remaja dapat dibagi-bagi dalam berbagai cara. Salah satu pembagian tahapan perkembangan remaja disampaikan oleh the American School Counselor (Association ASCA), yang terdiri atas tahap-tahap sebagai berikut: (1) Remaja Awal, tahun; (2) Remaja Pertengahan, tahun; (3) Remaja Akhir, tahun (Sarlito, 2009: 76). 3. Kenakalan Remaja Juvenile berasal dari bahasa Latin juvenilis, artinya anak-anak, anak muda, ciri karakteristik anak muda dan sifat-sifat khas pada periode remaja (kartini, 1998: 6). Delinquent berasal dari bahasa Latin delinquere yang berarti: terabaikan, mengabaikan, yang kemudian diperluas artinya menjadi jahat, a-sosial, kriminal, pelanggar aturan, pembuat ribut, pengacau, peneror, tidak dapat diperbaiki lagi, durjana, dursila dan lain-lain (Kartini, 1998: 6). Masih dalam sumber yang sama, Juvenile Delinquency adalah perilaku jahat atau dursila, atau kejahatan/kenakalan anak-anak muda; merupakan gejala sakit (patoligis) secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh

11 satu bentuk pengabaian sosial, sehingga mereka itu mengembangkan bentuk tingkah laku yang menyimpang. 4. Faktor dan Sebab-sebab Kenakalan Remaja Adapun faktor dan sebab-sebab kenakalan remaja menurut Sofyan S Willis (2010: 92) dapat dibagi/dikelompokkan pada tempat atau sumber kenakalan yang terjadi, diantaranya: 1. Penyebab Kenakalan Remaja yang Berasal dari Diri Sendiri a. Predisposing Factor b. Lemahnya Pertahanan Diri c. Kurang Kemampuan Penyesuaian Diri d. Kurangnya Dasar-dasar Keimanan di dalam Diri Remaja 2. Penyebab Kenakalan yang Berasal dari Lingkungan Keluarga a. Anak Kurang Mendapatkan Kasih Sayang dan Perhatian Orang Tua b. Lemahnya Keadaan Ekonomi Orang Tua c. Kehidupan Keluarga yang tidak Harmonis 3. Penyebab Kenakalan Remaja yang Berasal dari Lingkungan Masyarakat a. Kurangnya Pelaksanaan Ajaran-ajaran Agama secara Konsekuen b. Masyarakat yang Kurang Memperoleh Pendidikan c. Kurangnya Pengawasa Terhadap Remaja d. Pengaruh Norma-norma Baru dari Luar

12 BAB III TINJAUAN EMPIRIS BIMBINGAN KEAGAMAAN DAN KENAKALAN REMAJA A. Bimbingan Keagamaan di SMAN 21 Bandung 1. Pendekatan Preventif Pendekatan ini dilakukan dalam upaya pencegahan agar siswa tidak melakukan kenakalan secara berkelanjutan. Adapun upaya yang dilakukan SMAN 21 Bandung, salah satunya menciptakan suasana sekolah yang penuh dengan suasana agamis yaitu dengan adanya program atau sistem bimbingan membaca al-quran yang diterapkan oleh SMAN 21 Bandung. Sistem bimbingan membaca al-quran ini diterapkan atau dilakukan kepada siswa setiap hari senin-jumat dari jam WIB. Adanya penerapan sistem bimbingan membaca al-quran ini bertujuan agar : a. Siswa dapat memperkuat keimanan kepada Allah SWT. b. Siswa dapat menghayati nilai-nilai agama sebagai pedoman dalam berperilaku. c. Siswa berperilaku atas dasar keputusan yang mempertimbangkan aspekaspek nilai dan berani menghadapi resiko dsb. 2. Pendekatan Kuratif Pendekatan yang dilakukan dalam mengurangi kenakalan remaja yang terjadi di SMAN 21 adalah dengan upaya pemberian bimbingan, upaya pemberian bimbingan ini bersifat insidental artinya pembimbing akan

13 memberikan bimbingan kepada siswa-siswi yang bermasalah dan membutuhkan bantuan. Terlebih dahulu pembimbing dalam hal ini tidak langsung melakukan bimbingan, tetapi sebelumnya melakukan beberapa prosedur terlebih dahulu, sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan pembimbing, diantaranya adalah: a. Identifikasi masalah b. Pengumpulan data c. Analisis data d. Diagnosis e. Prognosis atau Tahap Pemanggilan 3. Pendekatan Kuratif Khusus (Pembinaan) Pendekatan kuratif khusus atau pembinaan ini menjadi salah satu alternatif pembimbing dalam mengurangi tindak kenakalan remaja atau siswa-siswinya. Adapun pembinaan yang dilakukan di SMAN 21 Bandung adalah sebagai berikut: a. Mengarahkan atau memasukan siswa kepada organisasi keagamaan seperti IRMA (Ikatan Remaja Masjid), sehingga siswa dapat lebih mempergunakan waktu luangnya dengan kegiatan dan perilaku kepada hal yang positif. b. Mengarahkan siswa kepada kegiatan sekolah yang disenangi berdasarkan hobi atau kegemarannya.

14 Upaya pembinaan ini dilakukan agar siswa dapat mempergunakan waktu luangnya untuk kegiatan-kegiatan yang positif, sehingga dengan adanya kegiatan yang dilakukan siswa mampu bertanggungjawab kepada tugas yang diberikannya tersebut. B. Jenis Kenakalan Remaja di SMAN 21 Bandung Adapun untuk jenis kenakalan terjadi karena adanya masalah terlebih dahulu, masalah dan jenis kenakalan yang terjadi sejauh ini pada tahun berdasarkan hasil wawancara dengan pembimbing yang sesuai dengan panduan wawancara nomor delapan (wawancara dilakukan pada tanggal 16 Mei 2013) adalah: 1) Masalah akademis. 2) Masalah dalam belajar. 3) Masalah kedisiplinan. 4) Masalah sosial. 5) Masalah pribadi. 6) Masalah ekonomi. 7) Masalah remaja atau pergaulan bebas. Adapun faktor yang mendasari mereka melakukan tindak kenakalan menurut hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 21 Mei 2013 adalah: 1) Faktor keluarga 2) Faktor lingkungan 3) Faktor pribadi 4) Faktor teman sebaya

15 5) Faktor ekonomi 6) Faktor sosial Jenis-jenis kenakalan yang mereka lakukan dilingkungan sekolah juga berbeda-beda, diantaranya adalah: 1) Mabal sekolah atau bolos sekolah 2) Merokok 3) Tidak mengerjakan tugas 4) Berkelahi dengan teman 5) Pelanggaran disiplin 6) Sikap dan tutur bahasa yang tidak sopan 7) Pacaran yang berlebihan 8) Tidak bersosialisasi dengan baik C. Hasil yang dicapai Bimbingan Keagamaan dalam Upaya Mengurangi Kenakalan Remaja Dari data hasil wawancara terhadap siswa bermasalah yang sudah berhasil keluar dari kenakalan yaitu sebanyak sembilan orang dapat simpulkan bahwa: Mengacu pada pertanyaan wawancara nomor delapan, maka mereka mengatakan bahwa dengan adanya bimbingan keagamaan yang dilakukan, mereka merasakan adanya perubahan ke arah yang lebih baik lagi. Pada dasarnya mereka mengatakan bahwa bimbingan keagamaan itu perlu dilakukan agar kita merasa dekat kepada Allah SWT, sehingga sedapat mungkin tidak melakukan segala sesuatu yang dilarang, baik oleh Allah SWT maupun aturan yang ada di sekolah ataupun masyarakat.

16 Sebelum diberikan bimbingan mereka merasa tidak tenang, gelisah dan merasa takut, tetapi setelah mengikuti setiap arahan dan bimbingan yang diberikan pembimbing mereka merasakan ketenangan batin, mereka mengaku bahwa hati, perasaan dan pikiran mereka merasa plong dan bebas dari segala permasalahan yang selama ini mereka rasakan. Hal ini terbukti dengan hasil wawancara yang telah dilakukan pada nomor empat belas, lima belas dan dua puluh tiga (wawancara dilakukan terhadap sembilan siswa bermasalah yang telah mengalami perubahan pada tanggal mei 2013). Kesembilan siswa yang telah diwawancai mengatakan bahwa mereka mengalami perubahan setelah dilakukannya bimbingan keagamaan ini, perubahan itu mengacu pada hal-hal yang positif, diantaranya seperti melaksanakan setiap perintah yang diberikan guru, pembimbing maupun aturan sekolah, bahkan yang paling penting mereka mulai meningkatkan pengamalan agama mereka. Bila melihat data diatas, maka bimbingan keagamaan ini sudah dapat dikatakan berhasil karena siswa yang sudah dikatakan berhasil menujukkan perilaku baik ada 17 orang dan bila di prosentasekan ada 68% siswa yang sudah dikatakan tuntas, dan 8 orang yang masih memerlukan pantauan sehingga bila diprosentasekan ada 32% siswa yang masih sedikit belum menunjukkan tanda kearah kebaikan dan masih memerlukan pantauan.

17 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai bimbingan keagamaan dalam upaya mengurangi kenakalan remaja, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Bimbingan keagamaan di SMA Negeri 21 Bandung bila dilihat dari mutu dan pelaksanaannya dapat dikategorikan baik. Ini ditujukan dengan adanya pilihan pendekatan dan metode yang digunakan dalam kegiatan bimbingan keagamaan. Adapun pendekatan bimbingan keagamaan yang digunakan meliputi pendekatan preventif, kuratif dan bahkan kuratif khusus atau pembinaan. 2. Jenis kenakalan remaja di SMA Negeri 21 Bandung cukup bervariasi dari mulai bolos sekolah, terlambat sekolah, merokok, berkelahi, adanya buli diantara teman, tidak mengerjakan tugas, pacaran yang berlebihan dan penggunaan tutur bahasa yang tidak sopan. Dari semua jenis kenakalan remaja yang terjadi, jenis kenakalan remaja yang paling sering terjadi dikalangan siswa-siswi dikarenakan adanya faktor yang mendasarinya, yaitu faktor ikut-ikutan teman, faktor diri sendiri dan faktor keluarga. 3. Hasil bimbingan keagamaan dalam upaya mengurangi kenakalan remaja di SMA Negeri 21 Bandung terbukti dapat mengurangi jumlah kenakalan yang terjadi, dari sembilan siswa yang diwawancarai mengatakan bahwa mereka terbukti mengalami perubahan setelah mengikuti bimbingan keagamaan.

18 Para siswa memandang perilaku nakal sebagai perilaku yang tidak baik dilakukan oleh siswa, mereka juga merasa bersalah dan menyesal atas tindak kenakalan yang dilakukan, dan mereka berkomitmen untuk tidak mengulagi kenakalan itu kembali, baik dimasa sekarang maupun masa yang akan datang. B. Saran Berdasarkan hasil temuan tentang bimbingan keagamaan dalam upaya mengurangi kenakalan remaja, ada beberapa yang harus direkomendasikan. Adapun saran yang dapat penulis kemukakan adalah sebagai berikut: 1. Guru atau pembimbing keagamaan, supaya lebih optimal lagi dalam melaksanakan bimbingan keagamaan yang dilakukan, lebih mengatur lagi mengenai waktu pelaksanaan bimbingan agar tidak mengganggu kegiatan belajar siswa, dan memberikan pemahaman kepada siswa mengenai fungsi bimbingan sehingga siswa mengetahui fungsi bimbingan dan langsung menghadap bila memiliki permasalahan tertentu tanpa harus melakukan tindak kenakalan terlebih dahulu. 2. Peneliti lebih lanjut, mengingat keterbatasan peneliti baik dari segi kemampuan maupun waktu, maka penelitian ini masih membahas mengenai kulit luarnya saja, maka dari itu harus dilakukan penelitian lebih mendalam dan menyeluruh lagi sampai diperoleh hasil yang maksimal mengenai bimbingan keagamaan dalam upaya mengurangi kenakalan remaja yang dilakukan di SMA Negeri 21 Bandung.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman pada era globalisasi mengakibatkan perubahan dan kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi, industri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan emosional dalam prestasi didunia kerja. emosi, mengelola emosi, memotivasi diri, empati dan kecakapan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan emosional dalam prestasi didunia kerja. emosi, mengelola emosi, memotivasi diri, empati dan kecakapan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya banyak orang berpendapat bahwa anak yang memiliki IQ tinggi pasti akan sukses dalam menjalani kehidupannya, terutama dalam kehidupan akademik. Anggapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang ditopang oleh empat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang ditopang oleh empat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekecil apapun ilmu yang didapat, kita harus selalu berusaha untuk menyampaikannya kepada yang lain. Karena setiap individu berhak untuk dididik dan mendidik, berhak

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]: BAB IV KONSEP SAKIT A. Ayat-ayat al-qur`an 1. QS. Al-Baqarah [2]: 155 156...و ب ش ر الص اب ر ين ال ذ ين إ ذ ا أ ص اب ت ه م م ص يب ة ق ال وا إ ن ا ل ل و و إ ن ا إ ل ي و ر اج عون. "...Dan sampaikanlah kabar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan pendidikan, manusia akan lebih berpengetahuan luas dan menjadi lebih bijaksana dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahfud Junaedi. Ilmu Pendidikan Islam Filsafat dan pengembangan. (Semarang : Rasail. 2010).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahfud Junaedi. Ilmu Pendidikan Islam Filsafat dan pengembangan. (Semarang : Rasail. 2010). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah keharusan yang diperoleh dalam kehidupan manusia. Pendidikan merupakan kebutuhan hakiki manusia karena manusia tidak akan bisa dipisahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jawabanya dihadapan-nya, sebagaimana Allah SWT berfirman :

BAB I PENDAHULUAN. jawabanya dihadapan-nya, sebagaimana Allah SWT berfirman : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah anugrah dan amanah dari Allah SWT yang harus dijaga dan dipelihara oleh orang tua, karena kelak akan di minta pertanggung jawabanya dihadapan-nya,

Lebih terperinci

Mengabulkan DO A Hamba-Nya

Mengabulkan DO A Hamba-Nya Janji ALLAH عز وجل untuk Mengabulkan DO A Hamba-Nya Tafsir Surat al-baqarah/2 ayat 186 رحمو هللا Imam Ibnu Katsir asy-syafi i Publication: 1435 H_2014 M Janji Allah Untuk Mengabulkan Do'a Hamba-Nya Tafsir

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa 07-06-2017 12 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa Al-Bukhari 1816, 1817, 563 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar 14-06-2017 19 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar Al-Bukhari 1876-1880, 1884 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi

Lebih terperinci

PERAN IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH (IPM) DALAM KEDISIPLINAN SISWA DI SMK MUHAMMADIYAH 1 PURWOKERTO

PERAN IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH (IPM) DALAM KEDISIPLINAN SISWA DI SMK MUHAMMADIYAH 1 PURWOKERTO PERAN IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH (IPM) DALAM KEDISIPLINAN SISWA DI SMK MUHAMMADIYAH 1 PURWOKERTO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat S-1 PAJAR PAMUNGKAS NIM. 1306010019 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sikap disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan (Mustari, 2014 : 35). Sedangkan menurut ahli

Lebih terperinci

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 286

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 286 Tafsir Depag RI : QS 002 - Al Baqarah 286 ل ا ي ك ل ف الل ه ن ف س ا ا ل ا و س ع ه ا ل ه ا م ا ك س ب ت و ع ل ي ه ا م ا اك ت س ب ت ر ب ن ا ل ا ت و اخ ذ ن ا ا ن ن س ين ا ا و ا خ ط ا ن ا ر ب ن ا و ل ا ت ح

Lebih terperinci

ISLAM DAN TOLERANSI. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. MUHAMMAD ALVI FIRDAUSI, S.Si, MA. Modul ke: Fakultas TEHNIK

ISLAM DAN TOLERANSI. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. MUHAMMAD ALVI FIRDAUSI, S.Si, MA. Modul ke: Fakultas TEHNIK Modul ke: ISLAM DAN TOLERANSI Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Fakultas TEHNIK MUHAMMAD ALVI FIRDAUSI, S.Si, MA Program Studi TEHNIK INFORMATIKA www.mercubuana.ac.id ق ل ي أ ي ھ ا ٱل

Lebih terperinci

MERAIH KESUKSESAN DAN KEBAHAGIAAN HIDUP DENGAN MENELADANI RASULULLAH

MERAIH KESUKSESAN DAN KEBAHAGIAAN HIDUP DENGAN MENELADANI RASULULLAH MERAIH KESUKSESAN DAN KEBAHAGIAAN HIDUP DENGAN MENELADANI RASULULLAH OLEH : DR. HJ. ISNAWATI RAIS, MA RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA (RSIJ) CEMPAKA PUTIH FISIKA SELASA, DEPARTMENT 14 FEBRUARI 2012 State Islamic

Lebih terperinci

NAMA:... Tingkatan :... Pendidikan Islam Kertas 2 Ogos 2009 1 ⅔ jam BAHAGIAN PENGURUSAN SEKOLAH BERASRAMA PENUH DAN SEKOLAH KLUSTER KEMENTERIAN PELAJARAN MALAYSIA PEPERIKSAAN PERCUBAAN SIJIL PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. Pendidikan juga mengarahkan pada penyempurnaan potensi-potensi yang

BAB I PEDAHULUAN. Pendidikan juga mengarahkan pada penyempurnaan potensi-potensi yang 1 BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan modal utama bagi kemajuan bangsa dan memiliki posisi strategis dalam menumbuhkan kualitas kehidupan manusia. Pendidikan juga sebagai proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan dan berhubungan dengan manusia. 1 Sebagai makhluk pribadi, ia

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan dan berhubungan dengan manusia. 1 Sebagai makhluk pribadi, ia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial dan makhluk pribadi. Sebagai makhluk sosial, manusia hidup memerlukan bantuan orang lain, bahkan manusia baru akan menjadi

Lebih terperinci

HUKUM ISLAM DALAM TATA KELOLA HAID DAN PROBLEMATIKANYA. Mursyidah Thahir

HUKUM ISLAM DALAM TATA KELOLA HAID DAN PROBLEMATIKANYA. Mursyidah Thahir HUKUM ISLAM DALAM TATA KELOLA HAID DAN PROBLEMATIKANYA Mursyidah Thahir 1 1 Haid Dalam Al-Qur`an Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh itu adalah suatu kotoran". oleh sebab itu hendaklah

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 30-05-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Fiqh Tarawih Al-Bukhari 1869-1873 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Donasi Pusat Kajian Hadis Salurkan sedekah jariyah Anda untuk

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di 13-06-2017 18 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Fiqh Itikaf Al-Bukhari 1885-1890 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di www.warungustad.com

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di 18-06-2017 23 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Anjuran Bersedekah Al-Bukhari 1341-1343, 1345, 1349, 1350, 1353 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama generasi muda sebagai pemegang estafet perjuangan untuk mengisi

BAB I PENDAHULUAN. terutama generasi muda sebagai pemegang estafet perjuangan untuk mengisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan suatu negara pendidikan memegang peranan yang penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena pendidikan merupakan wahana

Lebih terperinci

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M Qawaid Fiqhiyyah ن ي ة ال م ر ء أ ب ل غ م ن ع م ل ه Niat Lebih Utama Daripada Amalan Publication : 1436 H_2015 M Sumber: Majalah as-sunnah, Ed. 01 Thn.XVIII_1435H/2014M, Rubrik Qawaid Fiqhiyyah Download

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Orang tua adalah komponen keluarga yang di dalamnya terdiri dari ayah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Orang tua adalah komponen keluarga yang di dalamnya terdiri dari ayah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Orang tua adalah komponen keluarga yang di dalamnya terdiri dari ayah dan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan teknologi dan kesenian. Tugas utama siswa di sekolah adalah

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan teknologi dan kesenian. Tugas utama siswa di sekolah adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menumbuhkan dan mengamalkan sikap dalam kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai pengetahuan dan keterampilan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pemberlakuan Sistem Kredit Semester (SKS) di SMA Negeri 3 Sidoarjo. Alokasi waktu yang diperlukan perminggu persatu satuan kredit

BAB V PEMBAHASAN. A. Pemberlakuan Sistem Kredit Semester (SKS) di SMA Negeri 3 Sidoarjo. Alokasi waktu yang diperlukan perminggu persatu satuan kredit BAB V PEMBAHASAN A. Pemberlakuan Sistem Kredit Semester (SKS) di SMA Negeri 3 Sidoarjo Alokasi waktu yang diperlukan perminggu persatu satuan kredit semester (sks) sebagai berikut: 1. Untuk mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesantren), (Semarang: Walisongo Press, 2009), hlm. 19. hlm. 359.

BAB I PENDAHULUAN. Pesantren), (Semarang: Walisongo Press, 2009), hlm. 19. hlm. 359. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin merupakan salah satu alat pendidikan yang digunakan oleh seorang pendidik dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan yang diharapkan. Penerapan metode

Lebih terperinci

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM DI SMP MUHAMMADIYAH 7 BAJANG MLARAK PONOROGO SKRIPSI

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM DI SMP MUHAMMADIYAH 7 BAJANG MLARAK PONOROGO SKRIPSI UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM DI SMP MUHAMMADIYAH 7 BAJANG MLARAK PONOROGO SKRIPSI Diajukan kepada: Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR: AL-QURAN KOMPETENSI DASAR Menganalisis kedudukan dan fungsi al-quran dalam agama Islam Mengidentifikasi berbagai karakteristik yang melekat pada al-quran INDIKATOR: Mendeskripsikan kedudukan dan fungsi

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 04-06-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Puasa Buat Orang Yang Berpergian Al-Bukhari 1805, 1806, 1807, 1808, 1810 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Donasi Pusat Kajian Hadis

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di 16-06-2017 21 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Kewajiban Zakat Fitrah Al-Bukhari 1407-1413 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan sudah dirasakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan sudah dirasakan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan saat ini telah berjalan begitu pesat. Bangsa Indonesia merupakan salah satu bangsa yang hidup dalam lingkungan global, maka

Lebih terperinci

Iman dan Pengaruhnya dalam Kehidupan

Iman dan Pengaruhnya dalam Kehidupan Iman dan Pengaruhnya dalam Kehidupan Kelompok E ; Syayid Nurrofik Bahriyan Setiaji Bilhuda Fauzu Yusuf Pengertian Iman Dalam bahasa Arab, iman berarti pengetahuan (knowledge), percayaa (belief), dan yakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari yang diharapkan. Banyak siswa yang mempunyai perilaku menyimpang,

BAB I PENDAHULUAN. dari yang diharapkan. Banyak siswa yang mempunyai perilaku menyimpang, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi perilaku dan kepribadian siswa dewasa ini memang masih jauh dari yang diharapkan. Banyak siswa yang mempunyai perilaku menyimpang, kepribadian yang merosot dan

Lebih terperinci

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR حفظه هللا Ustadz Abu Ismail Muslim al-atsari Publication 1436 H/ 2015 M MENZHALIMI RAKYAT TERMASUK DOSA BESAR Sumber: Majalah As-Sunnah, No.08 Thn.XVIII_1436H/2014M

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar untuk memajukan dan mengembangkan potensi intelektual, emosional, dan spiritual. Tinggi rendahnya perkembangan dan pertumbuhan

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di 20-06-2017 25 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Adab Bersilaturrahmi Al-Bukhari 5524-5526, 5528, 5532 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan dan perkembangan pendidikan sejalan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga perubahan akhlak pada anak sangat dipengaruhi oleh pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Gaya kehidupan anak-anak remaja sekarang ini banyak mengalami perubahan. Perubahan itu meliputi cara berpikir, tata cara bertingkah laku, bergaul dan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peluang sebesar-besarnya kepada setiap anak Indonesia, untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. peluang sebesar-besarnya kepada setiap anak Indonesia, untuk memperoleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikat pendidikan inklusif sesungguhnya berupaya memberikan peluang sebesar-besarnya kepada setiap anak Indonesia, untuk memperoleh pelayanan pendidikan yang

Lebih terperinci

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir www.muzir.wordpress.com shahmuzir@yahoo.com Diturunkan pada Lailatul-Qadr إ ن ا أ ن ز ل ن اه ف ي ل ي ل ة ال ق د ر Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam

Lebih terperinci

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 285

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 285 Tafsir Depag RI : QS 002 - Al Baqarah 285 آم ن الر س ول ب م ا ا ن ز ل ا ل ي ه م ن ر ب ه و ال م و م ن ون ك ل آم ن ب الل ه و م ل اي ك ت ه و ك ت ب ه و ر س ل ه ل ا ن ف ر ق ب ي ن ا ح د م ن ر س ل ه و ق ال وا

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di 11-06-2017 16 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Fiqh Tadarus Al Qur an Al-Bukhari 4635-4637, 4643, 4644 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 03-06-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Kesalahan Besar Di Bulan Ramadhan Al-Bukhari 1799-1801 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Donasi Pusat Kajian Hadis Salurkan sedekah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Defenisi Peranan Berdasarkan referensi yang ada, belum ada kesatuan persepsi tentang arti kata peranan, karena itu dalam rangka menyatukan persepsi, maka berikut ini akan disajikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mental, emosional, sosial dan fisik. Pandangan ini diungkapkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. mental, emosional, sosial dan fisik. Pandangan ini diungkapkan oleh BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional (Santrock, 2003). Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu masalah yang terjadi pada dunia pendidikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu masalah yang terjadi pada dunia pendidikan di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah yang terjadi pada dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Selama ini dalam proses pembelajaran siswa kurang mendapat

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 29-05-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Fiqh Iftor Al-Bukhari 1818-1822 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Donasi Pusat Kajian Hadis Salurkan sedekah jariyah Anda untuk membantu

Lebih terperinci

ISBN:

ISBN: Muhammad Farid Wajdi, Lc. 2017, PT Elex Media Komputindo, Jakarta Hak cipta dilindungi undang undang Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit PT Elex Media Komputindo Kompas - Gramedia, Anggota IKAPI, Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Guru adalah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. Guru adalah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru adalah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa, berbudi

Lebih terperinci

PERAN UNITBINMAS (UNIT PEMBINAAN MASYARAKAT) DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA PELAJAR. (Studi Kasus Pada Polsek Kerjo Kabupaten Karanganyar)

PERAN UNITBINMAS (UNIT PEMBINAAN MASYARAKAT) DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA PELAJAR. (Studi Kasus Pada Polsek Kerjo Kabupaten Karanganyar) PERAN UNITBINMAS (UNIT PEMBINAAN MASYARAKAT) DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA PELAJAR (Studi Kasus Pada Polsek Kerjo Kabupaten Karanganyar) NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

(الإندونيسية بالغة) Wara' Sifat

(الإندونيسية بالغة) Wara' Sifat (الإندونيسية بالغة) Wara' Sifat ك ن و ر ع ا ت ك ن ا ع ب د الن اس "Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah" Sesungguhnya orang yang mengenal Rabb-nya dan menempatkan-nya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan anak yang lahir dalam keadaan fitrah atau suci :

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan anak yang lahir dalam keadaan fitrah atau suci : A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bagi setiap pasangan pengantin yang telah disahkan dalam perkawinan suci yaitu perkawinan, kehadiran seorang anak tentu dinantikan, sebab merekalah bukti lambang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan masalah fundamental dalam pembangunan bangsa dan merupakan bekal yang harus dimiliki oleh setiap generasi muda agar kelak dapat menghadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu saja, melainkan seluruh individu yang mengaku dirinya muslim. 1

BAB I PENDAHULUAN. tertentu saja, melainkan seluruh individu yang mengaku dirinya muslim. 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah merupakan bagian penting dalam mempertahankan keberlangsungan hidup agama Islam, tidak mungkin Islam dapat bertahan di tengah masyarakat bila tidak

Lebih terperinci

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

HADITS TENTANG RASUL ALLAH HADITS TENTANG RASUL ALLAH 1. KEWAJIBAN BERIMAN KEPADA RASULALLAH ح دث ني ي ون س ب ن ع ب د الا ع ل ى أ خ ب ر اب ن و ه ب ق ال : و أ خ ب ر ني ع م ر و أ ن أ اب ي ون س ح دث ه ع ن أ بي ه ر ي ر ة ع ن ر س ول

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 26-06-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Qodho Puasa Yang Ditinggalkan Bukhari 310, 1814, 1815 Muslim 508 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat

Lebih terperinci

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284 Tafsir Depag RI : QS 002 - Al Baqarah 284 ل ل ه م ا ف ي الس م او ات و م ا ف ي ال ا ر ض و ا ن ت ب د وا م ا ف ي ا ن ف س ك م ا و ت خ ف وه ي ح اس ب ك م ب ه الل ه ف ي غ ف ر ل م ن ي ش اء و ي ع ذ ب م ن ي ش اء

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di 24-06-2017 29 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Puasa Syawal Muslim 1984, Abu Dawud 2071 Tirmidzi 676, 692 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini

Lebih terperinci

ج اء ك م ر س ول ن ا ي ب ي ن ل ك م ك ث ير ا م ما ك ن ت م ت خ ف و ن م ن ال ك ت اب و ي ع ف و ع ن ك ث ير ق د ج اء ك م م ن الل ه ن ور و ك ت اب

ج اء ك م ر س ول ن ا ي ب ي ن ل ك م ك ث ير ا م ما ك ن ت م ت خ ف و ن م ن ال ك ت اب و ي ع ف و ع ن ك ث ير ق د ج اء ك م م ن الل ه ن ور و ك ت اب KARAKTERISTIK ETIKA ISLAM 1. Al Qur an dan Sunnah Sebagai Sumber Moral Sebagai sumber moral atau pedoman hidup dalam Islam yang menjelaskan kriteria baik buruknya sesuatu perbuatan adalah Al Qur an dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Jika dilihat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Jika dilihat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Masa remaja merupakan masa yang penuh dengan problematika karena merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Jika dilihat

Lebih terperinci

Bimbingan Konseling Islam pada Perilaku Menyimpang

Bimbingan Konseling Islam pada Perilaku Menyimpang Bimbingan Konseling Islam pada Perilaku Menyimpang Disusun Oleh : Nama : Helma Safitri NIM : 12001130 Kelas : 4 BK / D1 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian menunjukkan bahwa rutinitas ibadah shalat wajib memiliki

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian menunjukkan bahwa rutinitas ibadah shalat wajib memiliki BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian menunjukkan bahwa rutinitas ibadah shalat wajib memiliki hubungan yang bermakna terhadap demensia dengan nilai p (0,033) yang dinilai berdasarkan skor

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR: TRILOGI - AQIDAH KOMPETENSI DASAR: Menganalisis trilogi ajaran Islam dan kedudukan aqidah dalam agama Islam Menganalisis unsur-unsur dan fungsi aqidah bagi kehidupan manusia (umat Islam) INDIKATOR: Mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan bangsa. Pendidikan Agama Islam akan mengenalkan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan bangsa. Pendidikan Agama Islam akan mengenalkan bangsa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam di Indonesia sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bangsa. Pendidikan Agama Islam akan mengenalkan bangsa Indonesia terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak merupakan individu yang sedang berkembang dimana mereka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak merupakan individu yang sedang berkembang dimana mereka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan individu yang sedang berkembang dimana mereka sangat memerlukan dorongan dan perhatian khusus dari orangtuanya. Hal ini disebabkan orangtua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare adalah buang air besar lebih sering dari biasanya dan disertai dengan perubahan konsistensi tinja lebih encer. Penyakit diare sering menyerang bayi dan balita,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendasar dalam mewujudkan pembangunan yang berkualitas baik jasmaniah

BAB I PENDAHULUAN. mendasar dalam mewujudkan pembangunan yang berkualitas baik jasmaniah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian serta kemampuan peserta didik di sekolah maupun di luar sekolah. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pendidikan adalah laksana eksperimen yang tidak pernah selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya. tidak hanya menyampaikan dan memberi hafalan. Pendidikan yang ideal

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya. tidak hanya menyampaikan dan memberi hafalan. Pendidikan yang ideal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi kehidupan manusia saat ini, pendidikan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya membimbing, mendidik, dan mengarahkan ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam UUD RI Tahun 1945 pasal 31 ayat 1 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, dan ayat 3 menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan

Lebih terperinci

IPTEK, DAN SENI DALAM ISLAM 1. Konsep Ipteks Dalam Islam a. Pengetahuan dan ilmu pengetahuan Pengetahuan : segala sesuatu yang diketahui manusia

IPTEK, DAN SENI DALAM ISLAM 1. Konsep Ipteks Dalam Islam a. Pengetahuan dan ilmu pengetahuan Pengetahuan : segala sesuatu yang diketahui manusia IPTEK, DAN SENI DALAM ISLAM 1. Konsep Ipteks Dalam Islam a. Pengetahuan dan ilmu pengetahuan Pengetahuan : segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan pancaindera, intuisi, firasat atau yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHALUAN. berbuat benar, berani memikul risiko, berdisiplin, sabar, sikap nalar sikap

BAB I PENDAHALUAN. berbuat benar, berani memikul risiko, berdisiplin, sabar, sikap nalar sikap BAB I PENDAHALUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan budi pekerti merupakan pendidikan yang mengembangkan perilaku, nilai, sikap atau karakter yang baik dalam bertindak dan berbuat sehingga memancarkan

Lebih terperinci

Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif

Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif Publication : 1436 H, 2015 M Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah Oleh : Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abd. Lathif

Lebih terperinci

"Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah"

Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah Sifat Wara' ك ن و ر ع ا ت ك ن ا ع ب د الن اس "Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah" Sesungguhnya orang yang mengenal Rabb-nya dan menempatkan-nya sebagaimana mestinya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan sebagaimana hadist Rasulullah S.AW yang berbunyi: Artinya : Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan sebagaimana hadist Rasulullah S.AW yang berbunyi: Artinya : Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sangatlah penting untuk menunjang masa depan seseorang. Pendidikan tujuannya adalah untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, yang mana ilmu pengetahuan ini merupakan

Lebih terperinci

Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta segala puji bagi Tuhan sekalian alam.

Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta segala puji bagi Tuhan sekalian alam. Imam Nasser Muhammad Al-Yamani 18-11 - 1430 AH 06-11 - 2009 AD 12:41 am Tuhanmu Tidak Pernah Zhalim Kepada Siapapun Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta

Lebih terperinci

PEMBINAAN MENTAL GENERASI MUDA MENGHADAPI ERA GLOBALISASI

PEMBINAAN MENTAL GENERASI MUDA MENGHADAPI ERA GLOBALISASI PEMBINAAN MENTAL GENERASI MUDA MENGHADAPI ERA GLOBALISASI و ل ت ك ن م ن ك م أ م ة ي د ع ون إ ل ا ل ي و ي م ر ون ب ل م ع ر وف و ي ن ه و ن ع ن ال م ن ك ر و أ ول ى م ال م ون ) 104 ( Dan hendaklah diantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah perkembangan kepribadian manusia. Telah dirumuskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah perkembangan kepribadian manusia. Telah dirumuskan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan unsur dari berbagai bidang dalam kegiatan pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya ada tiga ruang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan dan tindakan yang diambil akan bertentangan dengan normanorma

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan dan tindakan yang diambil akan bertentangan dengan normanorma BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia baik dalam berkeluarga, bermasyarakat maupun dalam kehidupan berbangsa dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam kehidupan masyarakat. Ahli psikologi pada umumnya sependapat bahwa dasar pembentukan akhlak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kenakalan remaja? Harapan remaja sebagai penerus bangsa yang menentukan

BAB I PENDAHULUAN. kenakalan remaja? Harapan remaja sebagai penerus bangsa yang menentukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kenakalan remaja merupakan salah satu masalah pelik yang dihadapi bangsa Indonesia dari tahun ke tahun. Lalu apa sebenarnya penyebab kenakalan remaja? Harapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan, bahkan termuat dalam undang-undang pendidikan nasional, karena pendidikan agama mutlak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulia, dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. mulia, dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; Pasal 1 Butir 1, bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

Lebih terperinci

ISLAM IS THE BEST CHOICE

ISLAM IS THE BEST CHOICE KULIAH FAJAR MASJID AL-BAKRI TAMAN RASUNA KUNINGAN - JAKARTA SELATAN ISLAM IS THE BEST CHOICE Disusun oleh : Agus N Rasyad Sabtu, 16 Maret 2013 INTRODUCTION BEBERAPA CIRI KETETAPAN HATI, BAHWA ISLAM PILIHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak, masa peralihan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak, masa peralihan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak, masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa, dari masa tanpa identitas ke masa pemilikan identitas diri.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM ATAS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI SIDOARJO TERHADAP TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN YANG DILAKUKAN ANAK DIBAWAH UMUR

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM ATAS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI SIDOARJO TERHADAP TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN YANG DILAKUKAN ANAK DIBAWAH UMUR BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM ATAS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI SIDOARJO TERHADAP TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN YANG DILAKUKAN ANAK DIBAWAH UMUR A. Analisis tentang Kasus Tindak Pidana Penganiayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembangunan yang sedang berlangsung di negara ini disertai

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembangunan yang sedang berlangsung di negara ini disertai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembangunan yang sedang berlangsung di negara ini disertai pula dengan pembangunan dalam pendidikan. Karena pendidikan salah satu tolak ukur kelancaran dan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar pesrta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.

Lebih terperinci

ISLAM DIN AL-FITRI. INDIKATOR: 1. Mendeskripsikan Islam sebagai agama yang fitri

ISLAM DIN AL-FITRI. INDIKATOR: 1. Mendeskripsikan Islam sebagai agama yang fitri KOMPETENSI DASAR: 1. Menganalisis agama Islam sebagai agama yang fitri 2. Mengidentifikasi ciri-ciri yang menjadi karakterstik agama Islam sebagai agama yang fitri INDIKATOR: 1. Mendeskripsikan Islam sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan ibadah shalat yang dilakukan dengan benar-benar akan membentuk. manusia yang beriman dan bertaqwa serta berbudi luhur.

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan ibadah shalat yang dilakukan dengan benar-benar akan membentuk. manusia yang beriman dan bertaqwa serta berbudi luhur. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia, ibadah shalat merupakan tiang agama Islam yang mempunyai peranan penting untuk mengembangkan dan membina kepribadian manusia dan ibadah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Self Regulation Untuk Menurunkan Tingkat Kecanduan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Self Regulation Untuk Menurunkan Tingkat Kecanduan BAB IV ANALISIS DATA Setelah menyajikan data hasil lapangan dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi maka peneliti melakukan analisis data. Analisis data ini dilakukan untuk memperoleh suatu penenmuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor yang penting dalam membentuk akhlak sejak anak usia dini.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor yang penting dalam membentuk akhlak sejak anak usia dini. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak akan terbentuk secara efektif apabila ditanamkan sejak usia dini. Hal tersebut untuk membekali anak agar lebih matang menghadapi permasalahan kehidupan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan dunia pendidikan merupakan salah satu sektor terpenting dalam pembangunan nasional. Melalui pendidikan inilah diharapkan akan lahir manusia Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. samawi lain yang datang sebelumnya. Allah Swt. mewahyukan al-quran kepada

BAB I PENDAHULUAN. samawi lain yang datang sebelumnya. Allah Swt. mewahyukan al-quran kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama Islam merupakan agama samawi yang sempurna diantara agama samawi lain yang datang sebelumnya. Allah Swt. mewahyukan al-quran kepada Nabi Muhammad saw sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Persepsi Masyarakat Petani Desa Trembulrejo Tentang Zakat Pertanian Mencermati keterangan narasumber dari hasil wawancara dari 15 petani, banyak petani yang mengetahui

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an 10-06-2017 15 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an Al-Bukhari 4632, 4633, 4637, 4638, 4639 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian

Lebih terperinci