II. TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Sri Jayadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 II. TINJAUAN PUSTAKA A. LIDAH BUAYA Di dunia terdapat lebih dari 350 jenis lidah buaya yang termasuk suku Liliaceae. Jenis lidah buaya yang banyak dikenal diantaranya adalah Aloe nobilis, Aloe variegata, Aloe vera (Aloe barbadensis), Aloe ferox Miller, Aloe arborescens, Aloe chinensis Baker, dan Aloe schimperi (Mc Vicar, 1994). Tanaman lidah buaya diperkirakan masuk ke Indonesia sekitar abad ke-17. Tanaman lidah buaya dapat dilihat pada Gambar 1. Saat ini lidah buaya terdapat di seluruh pelosok Indonesia dan umumnya ditanam terbatas sebagai tanaman hias di dalam pot dan halaman rumah. Di samping itu, tanaman ini dapat dijadikan sebagai bahan obat-obatan dan kosmetik, karena bahan lendir atau gel yang terdapat dalam daunnya mengandung barbaloin dan iso barbaloin (Wahid, 2000). Gambar 1. Tanaman Lidah Buaya Menurut Furnawanthi (2003), Aloe barbadensis Miller mempunyai sinonim binomial dengan Aloe barbadensis dan Aloe vulgaris. Taksonomi Aloe barbadensis Miller sebagai berikut: Dunia : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Monocotyledone Bangsa : Liliflorae Suku : Liliacea Marga : Aloe Species : Aloe vera Linn.
2 Tanaman lidah buaya dapat tumbuh di daerah panas dan berhawa kering, seperti Afrika, serta di daerah beriklim dingin. Suhu optimum untuk pertumbuhannya berkisar C, curah hujan mm/tahun dan musim kering agak panjang. Ketinggian tempat tumbuh yang baik sekitar meter di atas permukaan laut pada jenis tanah latosol, podsolik, andosol, atau regosol dengan drainse yang cukup baik. Keasaman (ph) tanah yang diinginkan adalah 5,5-6. Tanah yang terlalu asam bisa mengakibatkan lidah buaya keracunan logam berat, sehingga ujung daunnya terbakar, pertumbuhan terhambat, dan jumlah anaknya berkurang. Pada umumnya tanaman lidah buaya berbatang pendek, batangnya dikelilingi pelepah tebal berbentuk roset dengan ujung-ujung runcing mengarah ke atas. Permukaan daun lidah buaya dilapisi lilin dengan duri lemas dipinggirnya. Panjang pelepah dapat mencapai cm dengan berat 0,5-1 kg, dan pelepah melingkar (Wahjono dan Koesnandar, 2002). Lidah buaya mengandung cairan bening seperti jeli dan cairan berwarna kekuningan yang mengandung aloin. Gel lidah buaya dapat dilihat pada Gambar 2. Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam tanaman ini adalah barbaloin, isobarbaloin, aloe-imodin, aloenin dan aloesin yang mengandung antibiotik. Efek farmakologis lidah buaya diantaranya adalah obat luka bakar, pencahar (laxative), parasiticide dan memperbaiki pankreas. Tanaman ini dapat dijadikan sebagai obat sakit kepala, pusing, sembelit (constipation), kejang pada anak, kurang gizi (malnutrition), batuk rejan (pertussis), muntah darah, kencing manis, wasir, dan meluruhkan haid. Tak kalah pentingnya, lidah buaya dapat dijadikan sebagai obat alamiah untuk penderita HIV/AIDS karena kandungan polisakarida dan acelated mannose (Jatnika, 2009). Gambar 2. Gel Lidah Buaya 6
3 Menurut Wijayakusuma (2007), beberapa zat kandungan yang terdapat dalam tanaman lidah buaya adalah: 1) Antakuinon dan Kuinon memiliki efek menghilangkan rasa sakit (analgetik dan menghilangkan pusing) 2) Lignin atau Selulosa dalam gel lidah buaya mampu menembus dan meresap ke dalam kulit, menahan hilangnya cairan tubuh dari permukaan kulit, sehingga kulit tidak cepat kering dan menjaga kelembabannya 3) Acetylated Mannose merupakan imunostimulan yang kuat, yang berfungsi meningkatkan fungsi fagositik dari sel makrofag, respon sel T terhadap phatogen serta produksi interferon dan zat kimia yang meningkatkan sistem imun untuk menstimulasi atau merangsang antibodi 4) Gel atau Lendir lidah buaya mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan luka, luka bakar, eksim, memberikan lapisan pelindung pada bagian yang rusak dan mempercepat tingkat penyembuhan. Reaksi tersebut dikarenakan adanya Aloectin B yang menstimulasi sistem immun 5) Aloin, Aloe-Emodin menyebabkan usus besar berkontraksi (mengkerut) sehingga bersifat sebagai pencahar yang kuat (laxative) Daun lidah buaya digunakan sebagai dasar kosmetika karena mengandung Zn, K, Fe, Vitamin A, asam folat dan kholin. Gel/lendir lidah buaya mengandung vitamin B1, B2, B6, B12, C, E, inositol dan asam folat. Kandungan mineral lidah buaya antara lain adalah kalsium, fosfor, besi, sodium, magnesium, mangan, tembaga, chromium dan zinc, sedangkan enzim yang terkandung adalah amylase, catalase, cellulose, carboxypeptidase, carboxyhelolase, phosphatase, lipase, catalase, creatine phoshokinase, nucelotidase, alkaline, proteolytase, dan lain-lain. Apabila produk olahan dari tanaman ini digunakan dalam jangka waktu yang sangat lama akan berakibat efek samping, misalnya: urine berwarna merah muda (pink) atau merah, dan kerusakan pada ginjal atau diare yang akut, atau jantung berdebar karena kurangnya kadar potasium dalam darah (Jatnika, 2009). 7
4 Konsumsi lidah buaya perlu kehati-hatian utamanya bagi: anak-anak dibawah usia 12 tahun, wanita hamil atau merencanakan kehamilan, wanita yang sedang haid dengan pengeluaran darah yang banyak, ibu yang sedang menyusui, orang yang mengalami gangguan pada perut dan usus, orang yang mengkonsumsi obat-obatan dari jenis licorine, diuretik, atau kortikosteroid, pengidap penyakit Crohn s, orang yang mengkonsumsi obat antiarrythimic, dan orang yang setelah operasi laparotomy (Jatnika, 2009). Lidah buaya juga dijuluki sebagai tanaman obat atau tanaman penyembuh utama. Manfaat dari lidah buaya diantaranya sebagai: 1) Sumber Zat Gizi Lidah buaya mempunyai kandungan zat gizi yang diperlukan tubuh dengan cukup lengkap, yaitu vitamin A, B1, B2, B3, B12, C, E, choline, inositol dan asam folat. Kandungan mineralnya antara lain terdiri dari: kalsium (Ca), magnesium (Mg), potasium (K), sodium (Na), besi (Fe), zinc (Zn), dan kromium (Cr). Beberapa unsur vitamin dan mineral tersebut dapat berfungsi sebagai pembentuk antioksidan alami, seperti vitamin C, vitamin E, vitamin A, magnesium, dan zinc. Antioksidan ini berguna untuk mencegah penuaan dini, serangan jantung, dan berbagai penyakit degeneratif. 2) Zat Antioksidan Alami Enzim-enzim yang terkandung dalam lidah buaya berfungsi sebagai antioksidan yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh terhadap berbagai penyakit. 3) Penyembuh Penyakit Kulit Lidah buaya juga berfungsi sebagai antibakteri, antijamur, meningkatkan aliran darah ke daerah yang terluka, dan menstimulasi fibroblast, yaitu selsel kulit untuk penyembuhan luka. Lidah buaya juga mampu untuk mempercepat penyembuhan jerawat dan psoriasis yaitu sejenis penyakit kulit, dan mencegah kerusakan kulit akibat sinar x. 8
5 4) Obat, Makanan, Minuman Pemanfaatan lidah buaya semakin lama semakin berkembang. Mula-mula lidah buaya hanya dikenal sebagai obat luar dengan berbagai kegunaan di antaranya sebagai penyubur rambut, penyembuh luka (luka bakar/tersiram air panas), obat bisul, jerawat/noda hitam, pelembab alami, antiperadangan, antipenuaan, serta tabir surya alami. Kegunaan lidah buaya sebagai makanan/minuman antara lain berkhasiat untuk: cacingan, susah kencing, susah buang air besar (sembelit), batuk, radang tenggorokan, hepatoprotektor (pelindung hati), imunomodulator (pembangkit sistem kekebalan), diabetes melitus, penurun kolesterol, dan penyakit jantung koroner. Mengingat demikian besar manfaat lidah buaya bagi kesehatan, tidak ada salahnya memasukkan produk olahannya ke dalam pola makan sehari-hari (Anonim, 2009). B. BUDIDAYA LIDAH BUAYA Lidah buaya dapat ditanam pada setiap musim, tetapi lebih baik dilakukan pada awal musim hujan atau akhir musim kemarau. Penyiraman dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan metode konvensional dan metode irigasi tetes. Pemupukan dilakukan menggunakan pupuk padat (solid fertilizer), baik organik maupun anorganik, pupuk cair (liquid fertilizer), baik organik maupun anorganik. Pembudidayaan lidah buaya tersaji pada Gambar 3 (Wahjono dan Koesnandar, 2002). Gambar 3. Budidaya Lidah Buaya Wahjono dan Koesnandar (2002) menambahkan pemanenan dilakukan setelah lidah buaya berumur bulan dengan bertahap setiap pelepah 9
6 mencapai g dan panjang cm. Panen dapat dilakukan dengan cara memotong pangkal daun yang dimulai dari pelepah daun bagian bawah. Budidaya lidah buaya sebaiknya dilakukan secara organik yaitu dengan menggunakan pupuk kandang tanpa pestisida serta menjaga sanitasi lingkungan dan pemeliharaan lainnya yang intensif. Tanaman ini relatif sedikit hama dan penyakit yang mengganggunya, maka besar kemungkinan produktivitasnya akan tinggi (Jatnika, 2009). C. AGROINDUSTRI PENGOLAHAN LIDAH BUAYA Di negara Hongkong, Taiwan dan Cina, mengkonsumsi lidah buaya sudah membudaya. Masyarakat di sana mengkonsumsi lidah buaya dalam bentuk juice, manisan bahkan dicampur dengan teh. Jika ingin lebih kreatif, daging lidah buaya sebenarnya lezat untuk dijadikan beragam masakan. Produk olahan lidah buaya antara lain: nata de aloe, krupuk, instant lidah buaya, sirup, dodol, selai, tepung, aloe leather dan koktail sampai Aloe vera gel. Contoh produk olahan lidah buaya tersaji pada Gambar 4. Tekstur yang kenyal dengan rasanya menyegarkan membuat lidah buaya juga cocok untuk dijadikan sebagai campuran salad dan tumisan (Jatnika, 2009). Gambar 4. Produk Olahan Lidah Buaya Melihat berbagai peluang usaha tersebut, baik sebagai bahan baku maupun olahan, lidah buaya menjadi salah satu lahan bisnis domestik maupun ekspor yang sangat menggiurkan, terlebih lagi Indonesia masih sebagai pengimpor lidah buaya seperti untuk industri sabun, sampho, tepung aloe, sari aloe, dan olahan lainnya (Jatnika, 2009). 10
7 Salah satu industri pengolahan hasil pertanian yang sekarang ini sedang marak dikembangkan adalah industri pengolahan komoditas lidah buaya. Komoditas lidah buaya adalah salah satu peluang investasi di sektor pertanian, khususnya tanaman pangan hortikultura yang sangat berprospek untuk dikembangkan. Permintaan pasar terhadap komoditas ini semakin meningkat. Pengembangan agribisnis lidah buaya memiliki prospek yang sangat bagus dilihat dari segi keterlibatan masyarakat dan manfaat yang ditimbulkannya, antara lain: 1) Cara pembudidayaan lidah buaya relatif mudah 2) Mendorong tumbuhnya industri pedesaan baik sektor hulu maupun sektor hilir, sehingga dapat memperluas lapangan kerja di pedesaan 3) Penganekaragaman produknya sangat beragam dari mulai makanan dan minuman, bahan baku kosmetika, dan bahan baku obat-obatan 4) Nilai tambah produk hilirnya cukup besar 5) Permintaan produk olahannya mempunyai pasar yang bagus (Anonim, 2009). Pengembangan agribisnis lidah buaya di Indonesia terpusat di Pontianak, Kalimantan Barat. Lidah buaya juga banyak diusahakan di Pulau Jawa, tetapi skala usahanya relatif sempit dan lokasinya terpencar. Pengembangan lidah buaya di Jawa Barat berada di daerah Bogor dan Parung. Lidah buaya di daerah tersebut dibudidayakan secara organik. Hasil produksinya digunakan sebagai bahan baku pembuatan minuman kesehatan lidah buaya (Anonim, 2009). D. SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN Manajemen merupakan proses yang berkaitan dengan tujuan suatu organisasi dan sumber daya yang dimiliki. Kesuksesan suatu menejemen tergantung pada kemampuan dari fungsi-fungsi yang dimiliki, yaitu planning, organizing, directing, dan controlling. Semua aktivitas manajemen tersebut berkaitan dengan pengambilan keputusan yang optimum (Turban, 2005). 11
8 Menurut Indrajid (2001), sistem merupakan kumpulan dari komponenkomponen yang memiliki keterkaitan antara satu dan lainnya. Turban (2005) menambahkan bahwa sistem adalah sekumpulan dari objek seperti orang, sumberdaya, konsep, dan prosedur yang teratur untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Bagi Marimin (2004), sistem merupakan suatu kesatuan usaha yang terdiri dari bagian-bagian yang berkaitan satu sama lain yang berusaha mencapai suatu tujuan dalam suatu lingkungan kompleks. Definisi-definisi diatas menunjukkan bahwa sistem sebagai suatu gugus dari elemen-elemen yang saling berinteraksi secara teratur dalam rangka mencapai tujuan ataupun subtujuan. Pengambilan keputusan yang cepat dan tepat merupakan syarat yang mutlak bagi sebuah perusahaan di masa sekarang. Perubahan struktur pasar, produk, teknologi produksi dan sebagainya, menuntut adanya perubahan pada kebijakan manajemen yang dijalankan. Dalam pengambilan keputusan, para pengambil keputusan akan menghadapi kesulitan dengan adanya alternatifalternatif pilihan sebagai landasan untuk tindakan yang akan dilaksanakan. Akibatnya, para pengambil keputusan dituntut untuk selalu tahu dan mengerti tentang masalah yang dihadapi, alternatif-alternatif yang ada dan kriteria untuk mengukur setiap alternatif yang ada guna mendapatkan alternatif keputusan yang terbaik. Sebuah perangkat yang disebut dengan Sistem Penunjang Keputusan dapat digunakan untuk membantu para pengambil keputusan dalam mengambil keputusan yang terbaik dari alternatif-alternatif yang ada. Menurut Turban (2005), sistem penunjang keputusan merupakan sebuah sistem yang digunakan untuk menunjang pembuat keputusan manajemen. Definisi lain dari Sistem Penunjang Keputusan menurut Eriyatno (1998) adalah pendekatan secara sistematis untuk menentukan teknologi ilmiah yang tepat dalam mengambil keputusan dan merupakan konsep spesifik yang menghubungkan sistem komputerisasi informasi dengan para pengambil keputusan sebagai pengguna. Selain memiliki kemampuan fleksibilitas, SPK selayaknya juga mampu mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu melalui pendekatan sistem dalam aplikasinya. Misalnya, untuk pengembangan model-model matematika 12
9 yang diterjemahkan dalam bahasa komputer diperlukan disiplin ilmu Penelitian Operasional. Selain itu, studi lapangan dan penelitian kasus sangat diperlukan untuk menguji validitas input dan parameter-parameter lainnya. Menurut Moore dan Chang (1980) di dalam Turban et al. (2005), sistem penunjang keputusan adalah suatu sistem yang terdiri dari analisis data dan model keputusan yang digunakan untuk perencanaan akan datang dan digunakan secara umum. Hang (2004) menyebutkan bahwa sistem penunjang keputusan adalah sistem yang sangat fleksibel dan interaktif yang didesain untuk menunjang dalam pengambilan keputusan suatu permasalahan yang tidak terstruktur. Dari definisi tersebut, dapat diindikasikan empat karakteristik utama dari SPK (Marimin, 2004), yaitu : 1) SPK menggabungkan data dan model menjadi satu bagian 2) SPK dirancang untuk membantu para manajer (pengambil keputusan) dalam proses pengambilan keputusan dari masalah yang bersifat semi struktural atau tidak tersruktur 3) SPK lebih cenderung dipandang sebagai penunjang penilaian manajer dan sama sekali bukan untuk menggantikannya 4) Teknik SPK dikembangkan untuk meningkatkan efektivitas dari pengambilan keputusan Dalam suatu Sistem Penunjang Keputusan dikenal istilah kriteria dan alternatif. Istilah kriteria dapat digunakan untuk menggambarkan tujuan dari sistem serta berbagai basis dalam merancang bangun dan pengembangan sistem. Istilah alternatif adalah suatu kemungkinan tindakan yang diambil dan dipilih agar diperoleh hasil yang terbaik serta sesuai dengan keinginan sistem. Menurut Eriyatno (2007), karakteristik pokok yang melandasi teknik sistem penunjang keputusan adalah interaksi langsung antara komputer dengan pengambil keputusan, dukungan menyeluruh (holistic) dari keputusan bertahap ganda, dan suatu sintesa dari konsep yang diambil dari berbagai bidang, antara lain ilmu komputer, psikologi, intelegensi buatan, ilmu sistem 13
10 dan ilmu manajemen, dan mempunyai kemampuan adaptif terhadap perubahan kondisi dan kemampuan berevolusi menuju sistem yang bermanfaat. Tahapan dalam pengambilan keputusan menurut Syamsi (1995) meliputi identifikasi masalah, pengumpulan dan analisis data, pembuatan alternatif kebijakan yang dijadikan alternatif keputusan terbaik untuk dijadikan keputusan, melaksanakan keputusan, serta memantau dan mengevaluasi hasil pelaksanaan keputusan. Landasan utama dalam pengembangan SPK adalah konsep model. Konsep model ini menggambarkan hubungan abstrak antara 3 komponen utama dalam penunjang keputusan, yaitu pengambil keputusan atau pengguna, model dan data. Masing-masing komponen tersebut dikelola oleh sebuah sistem manajemen (Eriyatno, 1998). Hubungan antara komponen-komponen tersebut dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Struktur Dasar Sistem Penunjang Keputusan (Eriyatno, 1998) Menurut Marimin (2004), secara umum Sistem Penunjang Keputusan terdiri dari tiga komponen, yaitu : 1) Manajemen Data, termasuk di dalamnya adalah database yang berisi data yang berhubungan dengan sistem yang diolah menggunakan perangkat lunak yang disebut dengan sistem manajemen basis data 2) Manajemen Model, yaitu paket perangkat lunak yang terdiri dari model finansial, statistikal, ilmu manajemen, atau model kuantitatif lain yang menyediakan kemampuan sistem analisis 14
11 3) Subsistem Dialog, yaitu subsistem yang menghubungkan pengguna dengan perintah-perintah dalam SPK Sistem manajemen basis data memiliki tiga fungsi dasar. Fungsi yang pertama adalah sebagai penyimpanan data dalam basis data. Fungsi kedua adalah menerima data dari basis data. Fungsi yang ketiga adalah sebagai pengendali basis data. Sistem manajemen basis data harus bersifat interaktif dan luwes dalam artian mudah dilakukan perubahan-perubahan terhadap ukuran, isi, dan struktur elemen-elemen data (Marimin, 2004). Sistem manajemen basis model merupakan sistem perangkat lunak yang mempunyai empat fungsi pokok, yaitu sebagai perancang model, sebagai perancang format keluaran model, untuk memperbaharui dan merubah model, dan untuk memanipulasi data. Pada intinya, sistem manajemen basis model memberikan fasilitas pengelolaan model untuk mengkomputasikan pengambilan keputusan dan meliputi semua aktivitas yang tergabung dalam pemodelan SPK (Marimin, 2004). Sistem pengolahan dialog adalah satu-satunya subsistem yang berkomunikasi dengan pengguna. Tugas utamanya adalah menerima input dan memberikan output yang dikehendaki pengguna. Sistem pengolahan problematik adalah koordinator dan pengendali dari operasi Sistem Penunjang Keputusan secara menyeluruh. Sistem ini menerima input dari ketiga subsistem lainnya dalam bentuk baku, serta menyerahkan output ke subsistem yang dikehendaki dalam bentuk baku pula. Fungsi utamanya adalah sebagai penyangga untuk menjamin adanya keterikatan antara subsistem (Eriyatno, 1998). E. PENELITIAN TERDAHULU Penelitian berkaitan dengan analisa kelayakan investasi diantaranya telah dilakukan oleh Dewi (2004) yang merancang dan mengembangkan model AloeSips 1.01 yang merupakan aplikasi sistem penunjang keputusan untuk investasi syariah berbasis lidah buaya pada sentra usaha tani lidah buaya di Kalimantan Barat. Model ini dibuat untuk membantu menganalisa 15
12 kelayakan pendirian agroindustri lidah buaya ditinjau dari aspek pasar, aspek teknis khususnya pemilihan lokasi, dan aspek finansial. Kriteria investasi yang digunakan untuk mengukur kelayakan dalam model ini adalah payback periode, Net Present Value (NPV), dan Internal Rate of Return (IRR). Erfanto (2008) merancang model sistem penunjang keputusan untuk merencanakan pendirian agroindustri pepaya gunung dengan pembiayaan syariah. Paket program Cap S dirancang dengan menggunakan bahasa pemrograman Borland Delphi 7.0 dan terdiri dari tiga bagian utama yaitu Sistem Manajemen Dialog, Sistem Manajemen Basis Data, dan Sistem Manajemen Basis Model. Sistem ini memiliki model untuk mengevaluasi tingkat risiko pembiayaan berdasarkan penilaian pakar (expert judgement), model untuk menentukan bagi hasil berdasarkan risiko pembiayaan dan porsi modal, model untuk memprakirakan jumlah penjualan dengan menggunakan metode regresi linier dan deret waktu, dan model untuk menentukan lokasi yang cocok untuk agroindustri pepaya gunung. Sistem Penunjang Keputusan berbasis tomat di Kabupaten Bogor dilakukan oleh Cahya (2001). SPK tersebut dirancang dalam suatu paket perangkat lunak komputer bernama TOMEPS 1.01, yang tersusun atas Pusat Pengolahan Sistem, Sistem Manajemen Basis Data Statis, Sistem Manajemen Basis Data Dinamis, Sistem Manajemen Basis Model, dan Sistem Manajemen Dialog. Sistem Manajemen Basis Model yang merupakan inti dari TOMEPS 1.01 terdiri dari 8 sub model, yaitu sub model penentuan lokasi unggulan, sub model penentuan varietas unggulan, sub model prakiraan pasar usahatani, sub model kelayakan finansial usahatani, sub model pola tanam, sub model prakiraan pasar agroindustri, sub model kelayakan finansial agroindustri, dan sub model harga kesepakatan. Nugraha (2008) melakukan penelitian tentang analisis kinerja usahatani dan pengolahan lidah buaya di Kabupaten Bogor. Dia mengkaji lebih lanjut mengenai perkembangan dan prospek tanaman lidah buaya di Kabupaten Bogor baik budidaya maupun pengolahannya. Hasilnya adalah bahwa agroindustri berbasis lidah buaya di daerah ini cukup berpotensi dan sudah mulai dikembangkan beberapa tahun terakhir, akan tetapi perlu 16
13 perhatian dan dukungan lebih dari pemerintah setempat guna menjadikan Kabupaten Bogor sebagai sentra usahatani lidah buaya di Pulau Jawa. Penelitian mengenai perencanaan bisnis berbasis paprika dilakukan oleh Haris (2008) dimana kriteria investasi yang dianalisa yaitu dengan menghitung nilai NPV, B/C Ratio, Payback periode, dan Break Event Point. 17
PROSPEK DAN PELUANG USAHA PENGOLAHAN PRODUK Aloe vera L. Oleh : Dyah Purwaningsih Jurdik Kimia, FMIPA UNY
PROSPEK DAN PELUANG USAHA PENGOLAHAN PRODUK Aloe vera L. Oleh : Dyah Purwaningsih Jurdik Kimia, FMIPA UNY I. PENDAHULUAN Seiring dengan makin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman lidah buaya sudah dimanfaatkan sebagai tanaman hias, bahan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman lidah buaya sudah dimanfaatkan sebagai tanaman hias, bahan makanan kesehatan, bahan industri dan tanaman obat (Medical plant) (Anonim, 2010 a; Anonim, 2010 b; Anonim,
Lebih terperinciKARYA ILMIAH PELUANG BISNIS Es Dawet Lidah Buaya
KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS Es Dawet Lidah Buaya Nama : FAHMI Kelas : 11-S1-SI-13 NIM : 11.12.6304 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAKSI Lidah buaya (Aloe vera ) merupakan salah satu tanaman hias yang
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN Lidah buaya adalah tanaman yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh maupun perawatan kulit manusia. Tanaman ini juga memiliki kecocokan hidup dan dapat
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata
I.PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di sektor pertanian. Sektor pertanian memiliki peranan yang sangat penting dalam
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. yang bersinar. Nama aloe berasal dari bahasa Arab alloeh yang berarti pahit,
II. LANDASAN TEORI A. Lidah Buaya (Aloe Vera) Aloe atau lidah buaya berasal dari Afrika, Aloe berarti senyawa pahit yang bersinar. Nama aloe berasal dari bahasa Arab alloeh yang berarti pahit, karena cairan
Lebih terperinciLembar Persetujuan Menjadi Responden. Saya yang bernama Dessy Mastika Sari/ adalah mahasiswi
53 Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Saya yang bernama Dessy Mastika Sari/081121063 adalah mahasiswi Fakultas Keperawatan Jalur B. Saat ini saya sedang melakukan penilitian yang berjudul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya status ekonomi masyarakat dan banyaknya iklan produk-produk pangan menyebabkan perubahan pola konsumsi pangan seseorang. Salah satunya jenis komoditas pangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komoditas tanaman hortikultura khususnya buah-buahan mempunyai prospek yang bagus untuk dikembangkan mengingat bertambahnya jumlah penduduk dan kesadaran masyarakat akan
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Umum Nanas
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Umum Nanas Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang memiliki nama ilmiah Ananas comosus. Nanas berasal dari Brazilia (Amerika Selatan) yang telah didomestikasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sedangkan daerah pedesaan, DM menduduki ranking keenam yaitu 5,8%. 2
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang muncul ketika pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau ketika tubuh tidak bisa secara efektif menggunakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman lidah buaya (Aloe vera) berasal dari kepulauan Canary. vitamin, mineral yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman lidah buaya (Aloe vera) berasal dari kepulauan Canary di sebelah Barat Afrika. Lidah buaya adalah tanaman yang sebelumnya terkenal pada jaman Romawi sebagai tanaman
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia sebagai negara agraris
Lebih terperinciseperti Niasin (vitamin B3), vitamin A, C, E, anthraquinon, serat, magnesium,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lidah buaya atau Aloe barbadensis Miller sudah dikenal sejak ribuan tahun silam. Tanaman ini diduga berasal dari Afrika. Pada zaman dahulu biasanya digunakan sebagai penyubur
Lebih terperinciPELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI
PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI Oleh : Nama : Rudi Novianto NIM : 10.11.3643 STRATA SATU TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011 A. Abstrak Jambu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan mempunyai keanekaragaman sumberdaya hayati yang berlimpah. Terdapat banyak sekali potensi alam yang dimiliki oleh
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Lidah buaya (Aloevera) merupakan tanaman asli Afrika dan salah satu dari banyak
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lidah Buaya Lidah buaya (Aloevera) merupakan tanaman asli Afrika dan salah satu dari banyak jenis tanaman di dunia yang mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai tanaman obat
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. antar negara yang terjadi pada awal abad ke-19, menyebabkan tanaman kedelai
TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Pustaka Kacang Kedelai Kedelai merupakan tanaman asli daratan Cina dan telah dibudidayakan oleh manusia sejak 2500 SM. Sejalan dengan makin berkembangnya perdagangan antar negara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Budidaya tanaman pada dasarnya akan meninggalkan limbah baik limbah kimia maupun limbah organik, limbah organik biasanya berupa sisa tanaman seperti sisa batang dan daun tanaman
Lebih terperinciSTANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA TEMULAWAK. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA TEMULAWAK Mono Rahardjo dan Otih Rostiana PENDAHULUAN Kegunaan utama rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) adalah sebagai bahan baku obat, karena dapat merangsang
Lebih terperinciPONTIANAK DALAM PANGAN BERBAHAN BAKU LIDAH BUAYA
PERAN PEMERINTAH KOTA PONTIANAK DALAM PENGEMBANGAN IKM PANGAN BERBAHAN BAKU LIDAH BUAYA DISAMPAIKAN OLEH : Dra.Hj.Badariah Bustami,M.Si Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kota Pontianak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan atau kontribusi yang sangat besar dalam pembangunan ekonomi suatu negara terutama negara yang bercorak agraris seperti Indonesia.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Kedelai Berdasarkan klasifikasi tanaman kedelai kedudukan tanaman kedelai dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut (Cahyono, 2007):
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Luka merupakan gangguan integritas jaringan yang menyebabkan kerusakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Luka merupakan gangguan integritas jaringan yang menyebabkan kerusakan dan biasanya berhubungan dengan hilangnya fungsi. 1 Saat barier rusak akibat ulkus, luka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang mayoritas masyarakatnya bermata
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang mayoritas masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani. Hal tersebut tentunya membuka peluang bagi Indonesia untuk
Lebih terperinci7 Manfaat Daun Singkong
7 Manfaat Daun Singkong Manfaat Daun Singkong Penduduk asli negara Indonesia tentunya sudah tidak asing lagi dengan pohon singkong. Pohon singkong merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak ditanam
Lebih terperinciPENDAHULUAN. pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan
PENDAHULUAN Latar Belakang Sayuran merupakan komoditas penting dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan sebagai sumber karbohidrat, protein nabati,
Lebih terperinciGambar 1. Cara penggunaan alat pemeras madu. Gambar 2. Alat Pemeras madu. Gambar 3. Alat Penyaring madu Gambar 4. Ruang pengolahan madu 70 %
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan pengabdian yang telah dilakukan yaitu pembuatan alat pemeras madu (Gambar 1 & 2) dan penyaring madu (Gambar 3). Pelaksanaan pembuatan ruang khusus pengolahan madu (Gambar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang memiliki banyak manfaat yaitu selain dapat dimanfaatkan sebagai sayur, lalapan, salad
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian Indonesia memiliki potensi yang besar dalam segi sumberdaya dan kualitas, sehingga dapat menjadi sektor unggulan dalam meningkatkan pendapatan negara. Saat ini
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN UKDW
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembudidayaan tanaman Rosella pada saat ini sangat diminati oleh masyarakat. Bunga rosella memiliki banyak manfaat. Banyak orang mengonsumsi rosella untuk menurunkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Jambu biji disebut juga Jambu Klutuk (Bahasa Jawa), Jambu Siki, atau Jambu Batu yang dalam bahasa Latin disebut Psidium Guajava. Tanaman jambu biji merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jeruk Pontianak (Citrus nobilis) adalah jenis jeruk siam yang telah lama menjadi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Jeruk Pontianak (Citrus nobilis) adalah jenis jeruk siam yang telah lama menjadi salah satu komoditas unggulan tanaman hortikultura di Pontianak Kalimantan
Lebih terperinciTahun Bawang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Komoditas hortikultura merupakan komoditas yang sangat prospektif untuk dikembangkan melalui usaha agribisnis, mengingat potensi serapan pasar di dalam negeri dan pasar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Komoditi salak merupakan salah satu jenis buah tropis asli Indonesia yang menjadi komoditas unggulan dan salah satu tanaman yang cocok untuk dikembangkan. Di Indonesia
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
18 TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Tanaman herbal atau tanaman obat sekarang ini sudah diterima masyarakat sebagai obat alternatif dan pemelihara kesehatan yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. disebut gel (Savitri, 2016). Pengobatan diabetes dengan obat antidiabetes
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lidah buaya (Aloe barbadensis Mileer) merupakan tanaman obat populer yang telah digunakan selama ribuan tahun. Tanaman ini paling dikenal untuk mengobati luka,
Lebih terperinciBAB 2 PRODUK 2.1 Spesifikasi Produk Tabel 2.1 Kandungan Gizi JamurTiram No Komposisi Dalam %
BAB 2 PRODUK 2.1 Spesifikasi Produk Jamur Tiram yang ditawarkan memiliki kualitas yang baik dari segi rasa maupun kegunaannya. Produk jamur tiram ini sangat baik karena merupakan salah satu jamur kayu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertanian sebagai salah satu sektor yang dapat diandalkan dan memiliki
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian sebagai salah satu sektor yang dapat diandalkan dan memiliki potensi besar untuk berperan sebagai pemicu pemulihan ekonomi nasional. Hal ini karena sektor pertanian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fosfor 40 mg; dan menghasilkan energi 30 kalori (Tarmizi, 2010).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bawang merah (Allium ascalonium L.) merupakan salah satu komoditi hortikultura yang dikembangkan dan memiliki prospek yang bagus serta memiliki kandungan gizi yang berfungsi
Lebih terperinciI PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara agraris memiliki hasil pertanian yang sangat berlimpah. Pertanian merupakan sektor ekonomi yang memiliki posisi penting di Indonesia. Data Product
Lebih terperinciTEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH DALAM POT/POLYBAG
TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH DALAM POT/POLYBAG Tanaman Bawang Merah (Allium Cepa Var Ascalonicum (L)) merupakan salah satu tanaman bumbu dapur yang sangat mudah dijumpai di berbaga tempat. Bumbu yang
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian
PENDAHULUAN Latar Belakang Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian besar diolah menjadi berbagai bentuk dan jenis makanan. Pengolahan buahbuahan bertujuan selain untuk memperpanjang
Lebih terperinciPaprika dengan nama latin Capsicum Annuum var Grossum ini termasuk. Pertanian, 2003). Adapun jenis-jenis paprika ada banyak, antara lain wonder bell,
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Paprika dengan nama latin Capsicum Annuum var Grossum ini termasuk ke dalam jenis hortikultura sayuran yang merupakan salah satu komoditas utama ekspor hortikultura Indonesia
Lebih terperinci1.5. Hipotesis 3. Pemberian pupuk hayati berperan terhadap peningkatan pertumbuhan tanaman nilam. 4. Pemberian zeolit dengan dosis tertentu dapat
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nilam (Pogostemon sp.) merupakan salah satu tanaman yang dapat menghasilkan minyak atsiri (essential oil). Di dalam dunia perdagangan Intemasional minyak nilam sering
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Seledri Kedudukan tanaman seledri dalam taksonomi tumbuhan, diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom Divisi Sub-Divisi Kelas Ordo Family Genus : Plantae : Spermatophyta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspornya adalah produk hortikultura.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu produk pertanian yang memiliki potensi cukup tinggi untuk ditingkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspornya adalah produk hortikultura. Komoditas hortikultura
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan rongga mulut yang sering ditemukan pada masyarakat adalah kasus
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian yang kurang menentu, secara tidak langsung akan mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakat pada umumnya, serta mempengaruhi kesehatan di
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang
17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di
TINJAUAN PUSTAKA Syarat Tumbuh Tanaman Jahe Iklim Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian 200-600 meter di atas permukaan laut, dengan curah hujan rata-rata berkisar 2500-4000 mm/ tahun. Sebagai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tomat (Lycopersicon esculentum Mill) merupakan sayuran buah yang tergolong tanaman semusim berbentuk perdu dan termasuk ke dalam famili Solanaceae. Buahnya merupakan sumber
Lebih terperinciI PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1
1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN Sektor pertanian terdiri dari beberapa sub sektor, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan, dimana keempat sub sektor tersebut mempunyai peranan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kuning atau merah (Prajnanta, 2003).
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semangka (Citrullus vulgaris Schard.) merupakan buah yang digemari masyarakat Indonesia karena rasanya manis, renyah, dan kandungan airnya banyak, kulitnya keras dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris, dimana sektor pertanian dalam tatanan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara agraris, dimana sektor pertanian dalam tatanan pembangunan nasional memegang peranan penting dalam menyediakan pangan bagi seluruh
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Hasil Pengamatan pertumbuhan rambut pada kelinci Data Panjang rambut (mm) hari ke Perlakuan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Pengamatan Tabel 2. Hasil Pengamatan pertumbuhan rambut pada kelinci Data Panjang rambut (mm) hari ke Perlakuan 3 6 9 12 15 18 P1 1,2 1,6 1,9 2 2,3 2,6 P2 0,3 0,4
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, kegemaran masyarakat Indonesia khususnya untuk mengkonsumsi makananan ringan (snack) kian meningkat. Konsumsi makanan ringan ini umumnya dilakukan pada waktu
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Vermikompos adalah pupuk organik yang diperoleh melalui proses yang
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Vermikompos Vermikompos adalah pupuk organik yang diperoleh melalui proses yang melibatkan cacing tanah dalam proses penguraian atau dekomposisi bahan organiknya. Walaupun sebagian
Lebih terperinciGambar 1. Beberapa varietas talas Bogor
II. TINJAUAN PUSTAKA A. TALAS Talas Bogor (Colocasia esculenta (L.) Schott) termasuk famili dari Araceae yang dapat tumbuh di daerah beriklim tropis, subtropis, dan sedang. Beberapa kultivarnya dapat beradaptasi
Lebih terperinciPEMODELAN SISTEM 6.1. KONFIGURASI MODEL
VI. PEMODELAN SISTEM 6.1. KONFIGURASI MODEL Sistem Penunjang Keputusan Perencanaan Pengembangan Agroindustri Manggis dirancang dan dikembangkan dalam suatu paket perangkat lunak ng diberi nama mangosteen
Lebih terperinciPEMBUATAN MIE TEPUNG KULIT PISANG KEPOK SKRIPSI
PEMBUATAN MIE TEPUNG KULIT PISANG KEPOK (Kajian Substitusi Tepung Kulit Pisang Kepok Pada Tepung Terigu Dan Penambahan Telur) SKRIPSI Oleh : Fery Rois NPM : 0633010039 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pertanian. Tidak dapat dipungkiri bahwa sektor pertanian memegang peranan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara pertanian (agraris) yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani atau bergerak di bidang pertanian. Tidak dapat dipungkiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lodeh, sayur asam, sup, dodol, dan juga manisan. Selain itu juga memiliki tekstur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini masyarakat masih sedikit memanfaatkan labu kuning sebagai bahan pangan. Hal ini disebabkan masyarakat masih belum mengetahui kandungan gizi yang terdapat
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. yang merupakan kumpulan dari pelepah yang satu dengan yang lain. Bawang
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bawang Merah Bawang merah termasuk dalam faimili Liliaceae yang termasuk tanaman herba, tanaman semusim yang tidak berbatang, hanya mempunyai batang semu yang merupakan kumpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eva Tresnawati, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kentang (Solanum tuberosum L) merupakan komoditas sayuran bernilai ekonomi yang banyak diusahakan petani setelah cabai dan bawang merah. Kentang selain digunakan sebagai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan-I Tahun
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris menunjukkan bahwa sektor pertanian mempunyai peranan yang penting dalam mendukung perekonomian nasional, terutama sebagai sumber bahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi konsumennya sehingga tercipta persaingan yang cukup ketat. Produk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini berbagai bentuk makanan dan minuman kesehatan banyak beredar di masyarakat. Para produsen berusaha untuk menawarkan yang terbaik bagi konsumennya sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kurang dari sumber daya manusia tentang perkembangan sektor industri di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di tengah era globalisasi ini industri pangan mulai berkembang dengan pesat. Perkembangan industri pangan tersebut disebabkan oleh semakin meningkatnya laju pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar mata
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar mata pencaharian penduduk adalah bertani. Adapun pertanian di Indonesia adalah berjenis pertanian tropika,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di seluruh dunia ada ribuan spesies jamur yang tersebar dari wilayah subtropis yang cenderung dingin sampai kawasan tropis yang hangat. Tradisi mengonsumsi jamur sudah
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Gambir adalah sejenis getah yang dikeringkan. Gambir berasal dari. (Uncaria gambir Roxb.). Menurut Manan (2008), gambir merupakan tanaman
PENDAHULUAN Latar Belakang Gambir adalah sejenis getah yang dikeringkan. Gambir berasal dari ekstrak remasan daun dan ranting tumbuhan bernama gambir (Uncaria gambir Roxb.). Menurut Manan (2008), gambir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahan dalam pembuatan selai adalah buah yang belum cukup matang dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi pangan semakin maju seiring dengan perkembangan zaman. Berbagai inovasi pangan dilakukan oleh beberapa industry pengolahan pangan dalam menciptakan
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pertanian sebagai bagian dari pembangunan nasional adalah pembangunan yang berkelanjutan dan berkawasan lingkungan yang bertujuan untuk meningkatkan hasil
Lebih terperinciSTANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT Mono Rahardjo dan Otih Rostiana PENDAHULUAN Kunyit (Curcuma domestica Val.) merupakan salah satu tanaman obat potensial, selain sebagai bahan baku obat juga
Lebih terperinciPEMBUATAN MENTEGA BUAH NAGA (KAJIAN EKSTRAK BUAH NAGA : KONSENTRASI SORBITOL) SKRIPSI. Oleh : IRA HERU PURWANINGSIH NPM :
PEMBUATAN MENTEGA BUAH NAGA (KAJIAN EKSTRAK BUAH NAGA : KONSENTRASI SORBITOL) SKRIPSI Oleh : IRA HERU PURWANINGSIH NPM : 0533310039 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Tanaman selada (Lactuca sativa L.) merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili Compositae. Kedudukan tanaman selada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekitar 20-60% bahan baku agroindustri biasanya akan menjadi limbah. Jika limbah tidak ditangani secara benar, akan mudah membusuk dan akhirnya mencemari lingkungan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ubi jalar atau ketela rambat ( Ipomoea batatas ) adalah sejenis tanaman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ubi jalar atau ketela rambat ( Ipomoea batatas ) adalah sejenis tanaman budidaya. Bagian yang dimanfaatkan adalah akarnya yang membentuk umbi dengan kadar gizi berupa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai sumber karbohidrat alternatif karena memiliki kandungan karbohidrat dan kalori yang cukup tinggi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara di Asia yang memiliki lahan pertanian cukup luas dengan hasil pertanian yang melimpah. Pisang merupakan salah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Es krim merupakan makanan padat dalam bentuk beku yang banyak disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga manula. Banyaknya masyarakat yang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik berarti melakukan budidaya tanaman tanpa media tanah. Dalam
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hidroponik Hidroponik berarti melakukan budidaya tanaman tanpa media tanah. Dalam bahas asal yaituyunani, hidroponik berasal dari kata hydro (air) dan ponos (kerja) yang berarti
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. banyak mengandung zat-zat yang berguna bagi tubuh manusia, oleh karena itu
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tomat adalah satu diantara produk hortikultura yang mempunyai beragam manfaat, yaitu bisa dimanfaatkan dalam bentuk segar sebagai sayur, buah dan olahan berupa makanan,
Lebih terperinciMetode Penelitian Kerangka penelitian penelitian secara bagan disajikan dalam Gambar 4. Penelitian ini dipilah menjadi tiga tahapan kerja, yaitu:
15 METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di lapang pada bulan Februari hingga Desember 2006 di Desa Senyawan, Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat (Gambar 3). Analisis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian masih merupakan prioritas pembangunan secara nasional maupun regional. Sektor pertanian memiliki peran penting untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Kendal terkenal dengan sentra pertanian, salah satunya adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Kendal terkenal dengan sentra pertanian, salah satunya adalah budidaya jambu biji. Jambu biji jenis getas merah (Psidium guajava Linn) merupakan jenis jambu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. daratan Malaya. Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.) banyak ditemui
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belimbing wuluh merupakan salah satu tanaman buah asli Indonesia dan daratan Malaya. Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.) banyak ditemui sebagai tanaman pekarangan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah jamur konsumsi (edible mushroom). Jamur konsumsi saat ini menjadi salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu komoditas sayuran yang memiliki potensi untuk dikembangkan adalah jamur konsumsi (edible mushroom). Jamur konsumsi saat ini menjadi salah satu sayuran yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang memiliki iklim tropis. Daerah tropis
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang memiliki iklim tropis. Daerah tropis dibagi dalam dua kelompok iklim utama yaitu tropis basah dan tropis kering yang masing-masing sangatlah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. makanan selingan berbentuk padat dari gula atau pemanis lainnya atau. makanan lain yang lazim dan bahan makanan yang diijinkan.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permen atau kembang gula merupakan produk pangan yang banyak digemari. Menurut SII (Standar Industri Indonesia), kembang gula adalah jenis makanan selingan berbentuk
Lebih terperinciMODEL SIMULASI KELAYAKAN LAHAN PENGEMBANGAN LADA ORGANIK
MODEL SIMULASI KELAYAKAN LAHAN PENGEMBANGAN LADA ORGANIK Rosihan Rosman Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Jalan Tentara Pelajar No. 3 Bogor rosihan_rosman@yahoo.com ABSTRAK Dalam upaya mendukung
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: Spermatophyta; Sub divisio: Angiospermae; Kelas : Dikotyledonae;
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dikenal sebagai penghasil buah dan sayuran yang dikonsumsi oleh sebagian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bedugul adalah pusat produksi pertanian hortikultura dataran tinggi di Bali yang dikenal sebagai penghasil buah dan sayuran yang dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang
17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang terdiri dari akar tunggang, akar sekunder yang tumbuh dari akar tunggang, serta akar cabang yang
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Kecamatan Conggeang, Kabupaten Sumedang, Propinsi Jawa Barat, tepatnya di Desa Karanglayung dan Desa Narimbang. Secara
Lebih terperinciTANAMAN PENGHASIL PATI
TANAMAN PENGHASIL PATI Beras Jagung Sagu Ubi Kayu Ubi Jalar 1. BERAS Beras (oryza sativa) terdiri dari dua jenis, yaitu Japonica yang ditanam di tanah yang mempunyai musim dingin, dan Indica atau Javanica
Lebih terperinciPANGAN LOKAL SEBAGAI SUMBER KARBOHIDRAT
PANGAN LOKAL SEBAGAI SUMBER KARBOHIDRAT Oleh : ENDANG SUPRIYATI, SE KETUA KWT MURAKABI ALAMAT: Dusun Kenteng, Desa Puntukrejo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar. APA YANG ADA dibenak dan PIKIRAN
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di
10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Radish Radish (Raphanus sativus L.) merupakan tanaman semusim atau setahun (annual) yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di Indonesia,
Lebih terperinci