BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan bagian penting dalam berkomunikasi sehari-hari untuk mengungkapkan ekspresi dan keinginan. Menciptakan komunikasi yang sehat, diperlukan adanya penyampai pesan dan penerima pesan atau penyimak yang interaktif. Penyampai pesan sebagai pemberi informasi dan penerima pesan atau penyimak sebagai pemberi tanggapan atau respon. Penyimak harus memiliki kejelian dalam menerima informasi yang diberikan, agar penyimak dapat memberikan balikan yang sesuai, sehingga diperlukan adanya sebuah keterampilan menyimak. Berkomunikasi dan aktivitas menyimak adalah hal yang selalu dilakukan anak setiap hari. Oduolowu dan Oluwakemi (2014) mengungkapkan bahwa, menyimak adalah keterampilan bahasa pertama anak-anak yang berkembang dan keterampilan komunikasi yang paling dominan dalam kelas dan kehidupan seharihari. Menyimak membantu anak untuk dapat berkomunikasi dengan baik. Keterampilan menyimak termasuk dalam aspek perkembangan bahasa anak usia dini. Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA) yang terdapat di dalam Permendikbud No.146 tahun 2014, menyebutkan anak usia 5-6 tahun khususnya, sudah mampu menceritakan kembali cerita atau informasi yang anak dengarkan dan melaksanakan perintah yang lebih kompleks, yang secara tidak langsung keterampilan menyimak berpengaruh pada cara berkomunikasi anak. Dhieni, Fridani, Yarmi, dan Andriyani (2011) menjelaskan bahwa, anak dengan keterampilan menyimak yang berkembang, akan berpengaruh pada keterampilan berbicaranya yang interaktif. Kurangnya penekanan dalam pembelajaran pada keterampilan menyimak telah menyebabkan masalah yang dihadapi oleh anak untuk memahami teks yang mereka dengarkan, ditambah dengan kurangnya bantuan visual yang menyebabkan anak menjadi frustrasi (Soureshjani & Etemadi, 2012). Anak yang frustrasi tidak akan memperhatikan pembelajaran dengan baik. 1

2 2 Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 1 Maret 2016 di TK Negeri Pembina Surakarta, 60% dari 25 anak terdapat anak yang keterampilan menyimaknya belum berkembang secara optimal, karena masih kurangnya bantuan untuk memahami sebuah informasi dari sebuah cerita maupun berupa teks bacaan, sehingga anak tidak memperhatikan saat pembelajaran yang berdampak pada kurangnya pemahaman terhadap sebuah informasi. Akibatnya anak tidak bisa menjawab pertanyaan dengan benar dan komunikasi tidak berjalan dengan baik. Seperti Renukadevi (2014) yang menyatakan bahwa keterampilan menyimak yang tidak dapat dicapai dengan baik menyebabkan belajar tidak mendapat perbaikan apapun dan tidak ada komunikasi yang dapat dicapai. Anak dikatakan secara aktif melakukan proses menyimak, apabila anak merespon dan menaruh perhatian pada apa yang mereka dengar termasuk sebuah cerita. Wolf, Marsnik, Tacey dan Nicholas (Bilican, Kutlu, & Yildirim, 2012) menyatakan bahwa menyimak sebagai alat belajar yang didefinisikan sebuah proses aktif yang melibatkan: mendengar, memahami, mengintegrasikan informasi dan adanya sebuah respon. Draft EYFS Framework (2011) juga berpendapat bahwa, anak-anak memberikan perhatian pada apa yang orang lain katakan dan merespon dengan tepat. Keterampilan menyimak anak usia dini bukanlah sebuah keterampilan yang tumbuh secara alami. Perlu adanya stimulasi untuk mengembangkan keterampilan menyimak anak. Fisher, Flood, Lapp, dan Frey (2004) menemukan bahwa metode read aloud efektif meningkatkan perkembangan dasar anak dan keterampilan menyimak. Al-Mansour dan Al-Shorman (2011) juga menyatakan pendapatnya bahwa temuan penelitian menunjukkan menyimak sebuah cerita dengan metode read aloud membantu anak mengembangkan kebiasaan menyimak dan pada saat yang sama memberikan pelatihan khusus untuk memahami melalui isi yang menarik dan makna dari cerita. Metode read aloud merupakan kegiatan membaca nyaring yang dilakukan seorang guru maupun orang dewasa untuk anak-anak (Mikul, 2015). Metode read aloud merupakan sebuah metode yang dapat membantu anak untuk memberikan perhatian pada cerita atau informasi yang dibacakan dan membantu aktivitas

3 3 menyimak menjadi terarah dengan adanya interaksi selama pembelajaran berlangsung, baik diawal, tengah maupun akhir kegiatan. Strachan (2015) menyatakan bahwa, selama pembelajaran metode read aloud, guru memberikan pengertian kepada anak-anak dan mendukung pembelajaran mereka dari hal baru melalui instruksi langsung, mengajukan pertanyaan sebelum, selama, dan setelah membaca, membantu anak-anak membuat hubungan antara buku dan kehidupan mereka sendiri atau dunia, dan memperluas respon anak-anak. Mengenai pelaksanaannya, metode read aloud dibawakan dengan penuh ekspresi dan variasi dalam teknik membaca, sehingga akan terasa lebih hidup dan menarik perhatian anak dalam pembelajaran. Seperti yang dikemukakan oleh Morrison dan Wlodarczyk (2009) bahwa metode read aloud sebagai praktek instruksional yang dilakukan pembaca dengan menggabungkan variasi nada, kecepatan, volume, dan jeda, yang merupakan karakteristik cara membaca yang baik. Johnston (2015) menambahkan read aloud dapat meningkatkan pengembangan kosakata, meningkatkan kefasihan dan bahasa lisan, memperkenalkan kepada anak-anak terhadap beragam populasi atau keragaman budaya dan mengembangkan pemikiran kritis serta keterampilan memecahkan masalah. Kesimpulan dari uraian yang telah dijelaskan, keterampilan menyimak anak harus mendapat perhatian yang lebih. Keterampilan menyimak anak yang dirangsang secara optimal, dapat mempengaruhi perkembangan bahasa. Disisi lain, metode read aloud merupakan suatu metode yang menarik perhatian anak sehingga, keterampilan menyimak anak dapat dirangsang secara optimal. Metode read aloud merupakan membaca nyaring dengan intonasi dan berbantu media buku cerita bergambar yang akan menarik minat dan perhatian anak. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti mengadakan penelitian dengan judul Efektivitas Read Aloud terhadap Keterampilan Menyimak Anak Usia 5 6 Tahun.

4 4 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, identifikasi masalah yaitu penekanan yang diberikan guru dalam pembelajaran pada keterampilan menyimak masih kurang dan belum menerapkan metode pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan menyimak anak, serta masih terdapat keterampilan menyimak anak yang kurang berkembang secara optimal. C. Pembatasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini terletak pada variabel yang digunakan yaitu metode read aloud terhadap keterampilan menyimak pada anak usia 5-6 tahun. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah terdapat efektivitas metode read aloud terhadap keterampilan menyimak anak 5-6 tahun?. E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas metode read aloud terhadap keterampilan menyimak anak usia 5-6 tahun. F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini ditinjau dari manfaat teoritis dan manfaat praktis, sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dari penelitian ini yaitu : a. Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif untuk memajukan pendidikan anak usia dini b. Hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan penelitian selanjutnya untuk penelitian yang sama maupun lebih mendalam dimasa yang akan datang.

5 5 c. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai ilmu pengetahuan dalam menambah wawasan terhadap penelitian yang menerapkan metode read aloud. 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini yaitu : a. Bagi anak Melalui guru, anak dapat mengoptimalkan keterampilan menyimak dalam memahami setiap informasi dan memperoleh pengetahuan untuk membantu perkembangan pada tahap selanjutnya. b. Bagi guru Guru memperoleh alternatif metode dalam mengoptimalkan keterampilan menyimak anak. c. Bagi Sekolah Penelitian ini diharapkan dapat mendukung perbaikan dan hasil belajar anak sebagai hasil dari keterampilan menyimak, serta memberikan informasi yang bermanfaat pada lembaga PAUD. d. Bagi Peneliti Lain Melalui hasil penelitian ini dapat memberikan informasi atau pengetahuan bagi peneliti lain bahwa metode read aloud mempengaruhi keterampilan menyimak anak usia dini.