BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN. Di tengah persaingan era globalisasi serta perkembangan informasi teknologi

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Di tengah persaingan era globalisasi serta perkembangan informasi teknologi semakin pesat, hal ini menimbulkan persaingan yang ketat di mana satu perusahaan dengan yang lain harus saling bersaing dan harus mempunyai daya saing yang unggul (Advantage) untuk sustain dalam kelangsungan Going Concern perusahaan. Dalam hal persaingan yang semakin ketat ini maka timbulah suatu tantangan tersendiri untuk setiap perusahaan agar tetap sustain. Salah satu media yang digunakan untuk melihat suatu kondisi Perusahaan adalah Laporan Keuangan (Financial Statement). Laporan keuangan merupakan cermin kondisi perusahaan dalam suatu periode tertentu. Laporan keuangan harus disusun sesuaidengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Secara umum tujuan dibuatnya laporan keuangan menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 tahun 2015 yaitu untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan 1

2 2 dalam pembuatan keputusan ekonomi, serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Laporan Keuangan (Financial Statement) menggambarkan kondisi nyata tentang kondisi suatu perusahaan, yang mana Laporan Keuangan ini memberikan informasi bagi pihak yang berkepentingan yakni internal maupun eksternal perusahaan. Informasi dalam Laporan Keuangan suatau perusahaan digunakan oleh pihak yang berkepentingan untuk mengambil suatu keputusan. Bagi pihak eksternal perusahaan, laporan keuangan merupakan sumber informasi yang digunakan untuk mengetahui kondisi suatu perusahaan dalam suatu periode (Soraya dan Susilowati, 2014) Melalui Laporan Keuangan, segala sesuatu informasi yang terdapat di dalamnya akan berpengaruh pada point of view dari segala aspek. Threat dari internal maupun external mengharuskan suatu perusahaan untuk menyajikan suatu laporan keuangan kepada stakeholder (pihak yang berkepentingan) termasuk pemegang saham (investor) secara jujur, integritas, dapat dipercaya dan dapat dipertanggungjawabkan untuk pengambilan suatu keputusan. Laporan Keuangan (Financial Statement) agar bermanfaat maka segala sesuatu bentuk informasi yang terdapat dalamnya harus andal (reliable) dan tidak ada kecurangan di dalamnya. Dengan kata lain benar adanya informasi tersebut serta tidak terdapat informasi yang menyesatkan dan tidak ada kesalahan yang materialitas dalam penyajian Laporan Keuangan (Financial Statement) yang menagandung indikasi tindakan fraudulent.

3 3 Kejujuran penyajian (Faithfull Representation) Laporan Keuangan merupakan salah satu unsur dalam menghadapi persaingan di Era Globalisasi ini. Kepercayaan Investor akan memudahkan perusahaan untuk mendapatkan modal dari public dengan biaya yang relatif bersaing. Suatu Perusahan yang mengkomunikasikan kemampuan mendapatkan laba yang tinggi melalui Laporan Keuangan kepada Investor akan berpengaruh terhadap Harga Saham. Pelaporan keuangan dan penyusunan laporan keuangan kepada publik telah diwarnai berbagai skandal kecurangan keuangan (corporate fraud) oleh management perusahaan pada beberapa perusahaan besar di Amerika Serikat yaitu Enron, Word Com, Global Crossing, Adelphia, Tyco dan lainnya pada Tahun Kecurangan Pelaporan Keuangan yang menghebohkan pasar modal juga terjadi di Indonesia. Kasus tersebut adalah PT TELKOM pada tahun 2002 yang laporan keuangannya ditolak oleh US SEC pada 2003, sehingga harus dilakukan audit ulang oleh akuntan publik yang lain. Yang akhirnya dilakukan restatement atas laporan keuangan audit Tahun 2002, karena ada perbedaan perlakuan akuntansi sehingga pengaruhnya cukup materiil. Laporan Keuangan PT Kimia Farma pada tahun 2001 yang telah disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Ditemukan oleh akuntan publik yang sama saat mengaudit laporan keuangan tahun 2002 pada tahun 2003, bahwa PT Kimia Farma melakukan pencatatan harga pokok produksinya terlalu rendah sehingga laba 2001 over stated. Bank Lippo juga pada tahun 2002 diketahui telah membuat laporan keuangan ganda yang berbeda yaitu kepada publik dan BAPEPAM dengan tujuan untuk menghindari pajak.

4 4 Fraud merupakan misreporting yang artinya salah pelaporan yang disengaja dan ini berbeda dengan misappropriation atau theft yang artinya pencurian. Fraudulent financial reporting, atau kecurangan dalam pelaporan keuangan dan laporan keuangan adalah kelalaian atau sengaja salah saji secara sengaja terhadap suatu jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan, yang dilakukan untuk menipu pengguna laporan keuangan. Istilah fraud lainnya menurut Rezaee adalah kecurangan, sedangkan menurut istilah Akuntan Publik adalah kesalahan yang sengaja dilakukan, dan error adalah kesalahan yang tidak sengaja dilakukan, atau sering disebut dengan kelalaian. Dengan adanya fraud maka laporan keuangan diragukan keandalannya. Kecurangan dalam penyusunan pelaporan keuangan dan laporan keuangan juga disebabkan oleh berbagai keputusan bisnis yang salah dilakukan oleh manajemen (bad business decision), karena prior bad decisions maka kinerja perusahaan terpuruk. Keterpurukan mendorong manajemen melakukan window dressing dengan tujuan untuk menutupi kerugian akibat bad decisions tersebut. Dengan demikian, maka gejala kecurangan dalam penyusunan pelaporan keuangan dan laporan keuangan ini juga telah menjadi suatu fenomena yang mendunia, karena terjadi di luar dan dalam negeri termasuk di Indonesia dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sudah go public maupun belum. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa: globalisasi usaha, perkembangan tekhnologi, juga akan berakibat terhadap kegagalan usaha, sehingga organisasi harus menekankan pentingnya keberadaan

5 5 dan fungsi audit internal dan pengendalian internal. Disamping itu kelemahan pengendalian intern juga akan berakibat pada kegagalan operasi, yang kemudian akan menimbulkan kinerja perusahaan tidak tercapai sehingga mendorong manajemen untuk melakukan kecurangan pelaporan keuangan kepada publik. Peran auditor internal adalah untuk meningkatkan kinerja manajemen, selain itu juga ditekankan juga pentingnya peran tanggung jawab audit internal selaku oversight terhadap kelemahan pengendalian intern dan kecurangan pelaporan keuangan. Auditor internal memberikan suatu pandangan tentang masalah akuntansi, pelaporan keuangan dan penyusunan laporan keuangan, pengendalian internal serta memperbaiki proses bisnis yang melenceng dari Standard operating procedure (SOP). Dengan demikian maka sangat erat hubungannya dengan auditor internal, pengendalian internal untuk meminimalisir tindakan fraud atau tindakan kecurangan dala pelaporan keuangan dan penyusunan laporan keuangan. Kejujuran pelaporan keuangan merupakan integritas dari CEO dan CFO diperlukan untuk menyampaikan laporan keuangan perusahaan kepada publik. Dalam tata kelola perusahaan yang baik transparansi adalah salah satu pilar utamanya. Transparansi akan mendorong diungkapkannya kondisi perusahaan yang sebenarnya sehingga setiap pihak yang berkepentingan (stakeholders) dapat mengukur dan mengantisipasi sesuatu yang menyangkut perusahaan. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berdasarkan UU No. 3 tahun 2003 mengatur tentang keberadaan satuan pengawasan intern yang merupakan aparat pengawas intern perusahaan, dan Komisaris dan Dewan Pengawas BUMN wajib

6 6 membentuk Komite Audit dan Internal Audit yang bekerja secara kolektif dan berfungsi membantu Komisaris dan Dewan Pengawas dalam melaksanakan tugasnya. Dengan demikian auditor internal berada di dalam struktur organisasi BUMN. Rekomendasi dari ACFE (2010) dan KPMG Research (2010) menyebutkan bahwa perusahaan yang memaksimalkan efektifitas fungsi audit internalnya lebih kuat dalam menangkal terjadinya fraudulent financial reporting. Pentingnya penerapan internal control di suatu perusahaan dalam melaksanakan kegiatan operasional akan sangat membantu untuk meminimalisir tindakan kecurangan (Fraud). Pendeteksian tindakan kecurangan (Fraud) oleh audit internal merupakan salah satu peran dari kegiatan internal auditing yang dijalankan oleh organisasi yang mana untuk meminimalisir potensi terjadinya tindakan kecurangan (fraud) dan tentu saja hal tersebut merupakan tugas dan tanggung jawab dari seorang auditor internal. Assosiasi The Institute of Internal Auditor (IIA) mengembangkan The International Professional Practices Framework (IPPF) berupa standards No 1210.A2 menyatakan sebagai berikut : The Internal Auditor should have sufficient knowledge to identify the indicators of fraud but is not expected to have the expected to have the expertise of a person whose primary responsibility is detecting and investigating fraud. Pengendalian Internal menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan

7 7 personel lain entitas yang didesain untuk berbagai macam tujuan, salah satunya adalah memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian keandalan laporan serta meminimalisir indikasi tindakan fraud yang akan terjadi. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan dapat menggunakan COSO Internal Control Integrated Framework, atau yang biasa disebut dengan COSO Framework. COSO Framewok merupakan kerangka kerja yang disusun oleh Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO). COSO adalah suatu inisiatif dari sektor swasta yang dibentuk pada tahun Organisasi ini didirikan dengan tujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan penggelapan /kecurangan laporan keuangan dan membuat rekomendasi untuk mengurangi kejadian yang ada. COSO Framework berisikan lima kompoen dalam pengendalian internal, antara lain control environment, risk assesment, information and communcation, dan control activities and monitoring. Dalam kelima komponen COSO Framework, terdapat berbagai macam hal yang harus dipenuhi oleh sebuah organisasi untuk membentuk pengendalian internal yang efektif. Menurut Standar Profesi Audit Internal, Audit Internal adalah kegiatan assurance dan konsultasi (consultant) yang independen dan obyektif yang dirancang untuk memberi nilai tambah serta meningkatkan kelancaran operasi. Kegiatan tersebut membantu organisasi mencapai tujuannya dengan menggunakan pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan manajemen risiko, pengendalian dan proses governance.

8 8 Namun, penyusunan pengendalian internal dan audit internal oleh perusahaan terkadang belum cukup untuk menjaga kualitas dari laporan keuangan. Enron dan Worldcom merupakan dua perusahaan milik Amerika Serikat yang mengalami kebangkrutan secara tiba-tiba. Kebangkrutan terjadi karena kurang handalnya pengendalian internal yang ada sehingga menimbulkan kerugian yang besar bagi para pemegang sahamnya di New York Stock Exchange (NYSE). Perlu dilakukan reporting secara berkala terhadap semua segmen proses bisnis suatu perusahaan dengan melakukan internal control pada segmen-segmen tersebut untuk meminimalisir dan mendeteksi tindakan kecurangan (fraud), di mana ICoFR juga akan membantu untuk megurangi tindakan fraud dalam Laporan Keuangan. Mengingat potensi tindakan fraud tinggi dalam financial statement maka untuk meningkatkan reliabilitas financial statement maka peneliti tertarik untuk mengeksplorasi tentang pengaruh peran auditor internal dan penerapan ICoFR terhadap tingkat fraudulent pada financial statement pada PT PLN (Persero) Tbk. Penelitian ini difokuskan pada peran dari seorang auditor internal dan pengendalian internal pada proses bisnis perusahaan, mulai dari segmen pendapatan, segmen proyek, segmen pelaporan keuangan, segmen asset tetap dan segmen persediaan (inventory). Sehingga diperlukan peran auditor internal dan pengendalian internal yang efektif untuk meminimalisir risiko tindakan fraud. Berdasarkan uraian tersebut, maka ditariklah ide gagasan untuk melakukan penelitian secara analisis terhadap salah satu BUMN di Jakarta. Analisis bagaimana peran auditor internal serta penerapan Internal Control Over Financial

9 9 Reporting (ICoFR) untuk meminimalisir tindakan fraud dalam pelaporan keuangan dan penyusunan laporan keuangan. Judul Penelitian ini adalah : Analisis Pengaruh Peran Auditor Internal, Internal Control Over Financial Reporting (ICOFR) Terhadap Tingkat Fraudulent dalam Financial Statement, (Studi Kasus PT PLN Persero Distribusi Jakarta Raya). B. RUMUSAN MASALAH PENELITIAN Kita mengenal The Fraud Triangle dalam suatu proses bisnis perusahaan, di mana fraud terjadi karena ada pressure, opportunities serta rationalization. Di dalam laporan keuangan tindakan fraud ini harus diminimalisir sehingga dalam penyajian laporan keuangan disajikan secara reliabel. Power dari Auditor Internal serta pengendalian yang lebih baik lagi dengan (ICOFR) sangat dibutuhkan mengingat hasil penilaian yang diperoleh menunjukan significant deficiency, yang yang berarti masih banyak celah dalam melakukan tindakan fraud. Berdasarkan fenomena dalam latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka tersusun identifikasi masalah pada penelitian ini sebagai berikut: 1. Dalam meminimalisir tindakan fraud dalam financial statement, bagaimana pengaruh peran auditor internal terhadap meminimalisir tindakan fraudulent pada laporan keuangan. 2. Dalam meminimalisir tindakan fraud dalam financial statement, bagaimana pengaruh Internal Control Over Financial Reporting (ICOFR) di suatu Perusahaan terhadap tindakan fraud dalam laporan keuangan.

10 10 C. TUJUAN DAN KONTRIBUSI PENELITIAN 1. Tujuan Penelitian ini adalah: a. Menguji dan menganalisis peran auditor internal terhadap meminimalisir indikasi tindakan fraudulent pada pelaporan keuangan dan penyusunan laporan keuangan b. Menguji dan menganalisis pengaruh penerapan Internal Control Over Financial Reporting (ICOFR) di suatu Perusahaan untuk meminimalisir tindakan fraud dalam pelaporan keuangan dan penyusunan laporan keuangan. 2. Kontribusi Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi, sebagai berikut : a. Menjadi bahan referensi bagi penelitian selanjutnya mengenai analisis bagaimana peran auditor internal serta penerapan Internal Control Over Financial Reporting (ICoFR) untuk meminimalisir tindakan fraud dalam pelaporan keuangan dan penyusunan laporan keuangan b. Memberikan informasi dan gambaran mengenai bagaimana peran auditor internal serta penerapan Internal Control Over Financial Reporting (ICoFR) untuk meminimalisir tindakan fraud dalam pelaporan keuangan dan penyusunan laporan keuangan di kalangan akademisi.

11 11 c. Memberikan informasi bagi perusahaan mengenai analisis bagaimana peran auditor internal serta penerapan Internal Control Over Financial Reporting (ICoFR) untuk meminimalisir tindakan fraud dalam pelaporan keuangan dan penyusunan laporan keuangan