BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi merupakan gerbang baru bagi perkembangan dunia usaha, dimana akan membawa dampak terhadap berkembangnya paradigma baru. Era globalisasi ini tentunya akan memberikan jalan bagi perdagangan bebas dimana tidak hanya berlaku secara makro antar pelaku ekonomi tetapi juga berlaku bagi mikro ekonomi yaitu adanya persaingan ketat antar perusahaan. Adanya persaingan yang semakin ketat menyebabkan suatu perusahaan berupaya untuk mengatasinya dengan menerapkan strategi yang tepat dengan menghasilkan suatu produk, baik dalam bentuk barang maupun jasa, yang memiliki keunggulan bersaing dari segi kualitas maupun harga. Sisi positif dari persaingan ini adalah dapat memacu perusahaan menjadi lebih baik dalam hal kualitas dan harga produk. Sedangkan perusahaan yang tidak dapat meningkatkan performa kualitas dan harga produk, maka hal yang dapat terjadi adalah kebangkrutan perusahaan itu sendiri. Perusahaan atau manajemen perusahaan harus memiliki tingkat kualitas kerja yang tinggi. Hal ini berarti manajemen perusahaan harus dapat memanfaatkan sumber daya yang dimiliki secara efisien, efektif dan terkendali agar tujuan utama perusahaan yaitu memperoleh laba dapat tercapai. Selain hal diatas manajemen perusahaan juga harus bisa memantau perubahan yang sedang terjadi, seperti perubahan ekonomi, perubahan konsumen serta perubahan lingkungan bisnis, sehingga dapat diambil keputusan yang tepat untuk mendapatkan konsumen dan memenangkan persaingan bisnis. Dalam meningkatkan performa kinerja, perusahaan harus dihadapkan pada resiko yang berasal dari dalam perusahaan yang memiliki dampak luas bagi perusahaan, seperti resiko dan praktek manipulasi akuntansi serta resiko konflik intern perusahaan yang akan menyebabkan turunnya akuntabilitas dan berkurangnya tingkat keandalan atas laporan keuangan yang dihasilkan, sehingga akan merugikan pihak pengguna laporan keuangan diantaranya pemegang saham (Stakeholders).

2 Pengendalian intern merupakan bagian integral dari sistem informasi sehingga Pengendalian intern yang memadai sangat penting dilaksanakan oleh setiap perusahaan, karena jika tidak memadai maka akan berdampak tidak baik bagi perkembangan perusahaan. Perancangan dan pelaksanaan pengendalian intern yang memadai akan memberikan dampak seperti yang dijabarkan oleh Commite of Sponsoring of the Treadway commission (COSO) sebagai berikut : 1. Keandalan laporan keuangan 2. Efektifitas dan efisiensi operasional 3. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku Pada umumnya perusahaan menjalankan pengendalian internnya didasarkan pada komponen pengendalian yang direkomendasikan oleh Commite of Sponsoring of the Treadway commission (COSO). Dalam COSO Framework, pengendalian intern yang efektif dibagi dalam lima kelompok yang saling berhubungan, yaitu : 1. Pengendalian lingkungan (Control Environtment) Pengendalian lingkungan di deskripsikan sebagai tindakan, aturan dan prosedur yang menggambarkan seluruh sikap top manajemen, direktur, dan pemilik organisasi mengenai pengendalian intern dan penggunaannya. 2. Penaksiran resiko (Risk Assesment) Penaksiran resiko yaitu identifikasi dan analisis manajemen mengenai resiko yang mungkin dihadapi perusahaan dalam menyediakan laporan keuangan yang sesuai dengan aturan yang berlaku. 3. Pengendalian aktivitas (Control Activities) Pengendalian aktivitas adalah kebijakan dan prosedur yang membantu manajemen dalam memberikan keyakinan bahwa aktivitas perusahaan telah dijalankan dengan baik. 4. Informasi dan komunikasi (Information and Communication) Informasi dan komunikasi merupakan metode yang digunakan untuk menginisiasi, mencatat, memproses, dan melaporkan transaksi perusahaan serta membangun akuntabilitas asset. 5. Pemantauan (Monitoring)

3 Pemantauan dan penilaian manajemen mengenai kualitas pengendalian berguna bagi manajemen dalam mengambil keputusan apakah pengendalian yang sudah ada perlu diperbaiki atau tidak. Pengendalian intern harus mencakup semua aspek perusahaan seperti proses operasional, pelaporan ataupun kepatuhan. Pengendalian dibuat untuk mengurangi Exposures, tapi tak jarang justru pengendalian intern menyebabkan adanya Exposures baik yang disengaja ataupun tidak (Bodnar, 2004:102). Pengendalian yang tidak efektiflah yang menyebabkan Exposures tersebut terjadi. Exposures tersebut akan menyebabkan peningkatan biaya, penurunan pendapatan, kehilangan asset, ketidakakuratan, tantangan usaha, sanksi, persaingan yang tidak sehat, kecurangan dan penggelapan. Pada Oktober 2001 Enron melaporkan rugi selama 3 Triwulan sebasar U$ 638 juta serta adanya pengurangan nilai modal saham sebesar U$ 1,2 Milyar. Hal ini disebabkan karena adanya upaya CFO untuk meningkatkan nilai laba danpenyembunyian hutang. Pada bulan Desember 2001 Enron mendaftarkan kebangkrutannya. Kasus Enron ini melibatkan Kantor Akuntan Publik Arthur Andersen yang didakwa telah menghancurkan dokumen yang berkaitan dengan kasus tersebut. Begitu juga pada perusahaan WorldCom. Pada 25 Juni 2002, WorlCom melaporkan bahwa pendapatannya Overstated untuk tahun 2001 dan kuarter pertama 2002 yang totalnya U$ 3,8 Bilion. Hal ini disebakan karena adanya kesalahan pengklasifikasian yang disengaja yaitu payment for line cost menjadi Capital Expenditure. Kasus WorldCom menjadi kasus akuntansi terbesar (CRS Report For Congress By Bob Lyke & Mark Jickling). Kasus serupa juga terjadi di Indonesia perusahan besar seperti PT. Indosat yang diduga adanya penyelewengan dana deviden milik pemerintah yang dilakukan oleh direktur keuangan dan administrasinya (Artikel oleh Indra Safitri). Sedangkan menurut artikel yang ditulis oleh A. Prasetyantoko terdapat pada Kompas edisi 6 Maret 2003 menyatakan bahwa Skandal Lippo semestinya sejajar skandal Enron di Amerika Serikat (AS) yang segera diikuti pengungkapan kasus-kasus serupa lain. Tapi yang terjadi kasus Lippo sendiri di perpanjang dengan berbagaia alasan klasik yang bertele-tele. Semestinya, kasus Lippo diselesaikan secepat mungkin dengan melucuti pihak-pihak

4 yang bertanggung jawab (termasuk dewan komisari) dan segera diteruskan dengan pengungkapan kasus-kasus lain. Skandal-skandal yang terjadi pada perusahaan-perusahaan tersebut mengakibatkan pemerintahan Amerika serikat mengesahkan peraturan baru yaitu Sarbanes Oxley Act pada tanggal 30 Juli peraturan tersebut terbagi dalam 11 Title dan setiap title terbagi dalam beberapa Section. Akibat pengesahan Sarbanes Oxley Act ini adalah diharuskannya semua perusahaan baik nasional maupun internasional terutama bagi perusahaan yang mendaftarkan sahamnya di New York Stock Exchange (NYSE) untuk menjalankan berbagai ketentuan yang ditetapkan dalam Sarbanes Oxley Act aturan Sarbanes Oxley Act 2002 ini juga harus diterapkan oleh Auditor Independent dan Kantor Akuntan Publiknya. Penetapan Sarbanes Oxley Act juga berpengaruh pada perusahaan yang ada di Indonesia terutama bagi perusahaan yang mendaftarkan sahamnya di New York Stock Exchange (NYSE). Salah satu perusahaan tersebut yaitu PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang komunikasi dan informasi, sehingga mengharuskan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. untuk mengikuti ketentuanketentuan Sarbanes Oxley Act Dikarenakan keharusan menjalankan Sarbanes Oxley Act 2002, maka PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. dan perusahaan yang termasuk dalam Telkom Group mengimplementasikan ketentuan-ketentuan Sarbanes Oxley Act 2002 pada 1 Januari 2005 khususnya Section 404, yaitu mengenai pendokumentasian, pengevaluasian dan pelaporan hasil evaluasi atas efektifitas pengendalian intern yang dilakukan perusahaan dalam penyajian laporan keuangan dengan memberikan prioritas pada upaya-upaya untuk menata dan meningkatkan efektifitas system serta struktur pengelolaan pengendalian internal perusahaan yang berfokus pada penataan dan pengembangan sistem pengendalian intern, sistem pengelolaan dan pengendalian resiko yang mengacu pada praktek Good Corporate Governance, dimana perusahaan harus menerapkan prinsip transparasi, akuntabilitas, keadilan, integritas, kemandirian, dan partisipasi. Prosedur pengendalian intern yang dijalankan sesuai dengan Sarbanes Oxley Act 2002 Section 404 akan meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengendalian intern perusahaan. Hal ini sesuai dengan research yang dilakukan oleh Larry E. Rittenberg dan

5 Patricia K. Miller dalam jurnalnya Sarbanes Oxley Act 2002 Section 404 Work : Looking at the Benefits yang kesimpulannya sebagai berikut : We identify control environment that have taken place as a direct result of section 404 evaluation. We also identify lessons learned that can improve the efficiency and effectiveness of control evaluation in the future. Penelitian yang membahas tentang Sarbanes Oxley Act 2002 Section 404 telah lebih dahulu dilakukan oleh mahasiswa Universitas Widyatama, Harsaid Yusuf Bakhtiar, pada tahun 2007 dengan judul Peranan Audit Internal Dalam Menunjang Efektivitas Pelaksanaan Sarbanes Oxley Act Section 404. Dalam penelitian ini Harsaid meneliti bagaimana peranan audit internal dalam pelaksanaan Sarbanes Oxley Act Section 404 pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan judul Pengaruh Penerapan Sarbanes Oxley Act 2002 Section 404 Terhadap Efektivitas Pengendalian Intern. Dalam penelitian ini peneliti meneliti bagaimana penerapan Sarbanes Oxley Act Section 404 terhadap pengendalian intern pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Penelitian yang lebih dahulu akan dijadikan referensi oleh peneliti untuk menyusun skripsi ini. Berdasarkan latar belakang penelitian penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Penerapan Sarbanes Oxley Act 2002 Section 404 Terhadap Efektivitas Pengendalian Intern (Studi Kasus pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.). 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, maka penulis mengidentifikasikan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana efektifitas penerapan Sarbanes Oxley Act 2002 Section 404 pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. 2. Bagaimana dampak penerapan Sarbanes Oxley Act 2002 Section 404 terhadap efektifitas pengendalian intern pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.

6 1.3 Maksud dan tujuan penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan sebagai bahan masukan dalam penyusunan suatu karya ilmiah sehingga diperoleh data dan informasi mengenai penerapan Sarbanes Oxley Act 2002 Section 404 dan pelaksanaan pengendalian intern pada perusahaan yang bersangkutan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui efektifitas penerapan Sarbanes Oxley Act 2002 Section 404 pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. 2. Untuk mengetahui dampak penerapan Sarbanes Oxley Act 2002 Section 404 terhadap efektifitas pengendalian intern pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. 1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan dari penelitian penulis berharap bahwa penelitian ini akan bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Adapun penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat-manfaat sebagai berikut : 1. Bagi Penulis : Penelitian ini berguna untuk memperluas pengetahuan serta mengetahui perkembangan sistem informasi terutama dalam hal pengendalian intern yaitu mengenai penerapan Sarbanes Oxley Act 2002 Section 404 dan implikasinya terhadap perusahaan. 2. Bagi Perusahaan : Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan memberikan dorongan untuk terus merancang pengendalian intern yang lebih baik serta dapat meyakinkan perusahaan lain untuk menerapkan Sarbanes Oxley Act 2002 Section Bagi Pihak lain : Sebagai bahan perbandingan bagi peneliti lain untuk menyetujui atau membantah hasil dari penelitian penulis serta sebagai bahan untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan data yang lebih handal dan akurat.

7 1.5 Kerangka Pemikiran Fenomena-fenomena penyimpangan yang dilakukan oleh Enron, WorldCom, Xerox, Tyco, Global Crossing, Adelphia, serta melibatkan Kantor Akuntan Publik Arthur Andersen dalam dapat memberikan masukan dan memberikan dorongan untuk terus merancang Pengendalian Intern yang lebih baik serta dapat meyakinkan perusahaan lain untuk menerapkan Sarbanes Oxley Act 2002 Section 404. Akuntan Publik Arthur Andersen dalam hal pengendalian intern menyebabkan ditetapkannya aturan baru yaitu Sarbanes Oxley Act 2002 dimana aturan ini harus digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang mendaftarkan sahamnya di New York Stock. Sarbanes Oxley Act diartikan dalam Telkom Quality System sebagai berikut : Sebuah undang-undang yang diterbitkan di Amerika Serikat pada tahun 2002, yang mengatr mengenai reformasi di bidang akuntansi dan pengelolan perusahaan untuk melindungi investor dengan cara meningkatkan keakuratan dan keandalan laporan keuangan serta pengungkapan (disclosure) yang dibuat oleh perusahaan dengan mentaati hukum yang berlaku di pasar bursa dan peraturan-peraturan yang diberlakukan untuk kepentingan lainnya. Ada 5 aspek yang penting yang dijabarkan dalam Sarbanes Oxley Act 2002, yaitu (1) Pendirian The Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB), (2) Aturan baru bagi auditor, (3) Tugas baru bagi audit komite, (4) Aturan baru bagi manajemen, (5) Pengendalian intern yang baru. Sarbanes Oxley Act terdiri dari 11 Title dan setiap Title terdapat beberapa Section. Salah satu Section yang terkandung dalam Sarbanes Oxley Act 2002 adalah Section 404 yang berbunyi Management assessment of internal control. Section 404 ini mengatur mengenai penyerahan laporan manajemen tahunan dan laporan audit terhadap keefektifitasan pengendalian intern dan prosedur pelaporan keuangan sehingga mengharuskan perusahaan untuk melakukan pendokumentasian, pengevaluasian dan pelaporan hasil evaluasi atas efektifitas pengendalian. Tujuan dari aturan ini adalah untuk melindungi investor dengan cara meningkatkan keakuratan dan keandalan laporan keuangan dan pengungkapan (disclosure) yang dibuat oleh perusahaan.

8 Sarbanes Oxley Act 2002 section 404 yang merupakan bagian dari sistem informasi, mengharuskan manajemen untuk menerbitkan laporan pengendalian intern yang terdiri dari : 1. Pernyataan mengenai tanggung jawab manajemen untuk menetapkan dan menjalankan pengendalian intern yang memadai dalam penyajian laporan keuangan. 2. Penilaian manajemen atas efektifitas pengendalian intern perusahaan 3. Pengungkapan atas kelemahan yang material dalam pengendalian intern 4. Pernyataan mengenai framework yang digunakan untuk mengevaluasi efektifitas pengendalian intern perusahaan 5. Pernyataan bahwa eksternal auditor telah menerbitkan laporan atesti mengenai penilaian manajemen atas pengendalian intern Pengendalian yang didasarkan pada Sarbanes Oxley Act 2002 section 404 mencakup seluruh aspek untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu aspek operation,financial reporting dan compliance.. Pengendalian intern merupakan bagian penting dalam mengelola suatu organisasi. Pengendalian intern merupakan bagian sari sistem pengendalian yang terdiri dari kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi manajemen bahwa tujuan dan sasaran organisasi dapat tercapai. Pengendalian intern merupakan langkah awal bagi organisasi untuk melindungi asset, mencegah dan mendeteksi kecurangan dan error. Manajemen bertanggung jawab untuk melakukan pengendalian terhadap asset dan catatannya. Pengendalian intern memainkan peranan penting dalam hal bagaimana manajemen menjalankan pekerjaannya atau tanggung jawabnya (Messier at al,2006:220). Pengendalian intern tidak saja hanya mengamankan asset dan catatannya, tetapi juga mendorong dan memantau terbentuknya lingkungan yang efisien dan efektif. Manajemen juga membutuhkan pengendalian sistem untuk memproses informasi guna membuat suatu keputusan yang tepat. Pengertian pengendalian intern menurut SPAP N0.69 yang telah diterbitkan IAI adalah :

9 Pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil lain, yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini : 1. Efektivitas dan efisien operasi 2. Keandalan pelaporan keuangan 3. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku Sedangkan pengertian pengendalian intern menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) adalah : Struktur pengendalian internal satuan usaha terdiri dari kebijakan dan prosedur yang diterpakan untuk memberikan keyakinan memadai bahwa tujuan tertentu satuan usaha akan tercapai. Pada tahun 1992, Commite of Sponsoring Organization of the Treadway Commission (COS0) memberikan suatu kerangka kerja pengendalian intern (internal control-integrated framework). Tujuan pengendalian intern COSO berkaitan dengan efektifitas dan efisiensi operasi yang meliputi organisasi secara keseluruhan. Tujuan pengendalian tersebut yaitu (1) Keandalan dan integritas informasi, (2) Ketaatan pada kebijakan, rencana dan prosedur organisasi, (3) Mengamankan harta, pemakaian sumber daya yang ekonomis dan efisien serta pencapaian tujuan dan sasaran. Pengendalian intern mencakup 5 komponen sebagai dasar untuk menjalankan kebijakan dan prosedur yang digunakan manajemen untuk meyakinkan bahwa tujuan dapat terpenuhi. Komponen tersebut yaitu : 1. Pengendalian lingkungan (Control Environment) Komponen pertama ini merupakan pondasi bagi komponen-komponen lainnya. Pengendalian lingkungan ini terdiri dari filosofi dan gaya manajemen, integritas dan nilai etika, komitmen terhadap kompetensi, partisipasi dewan direksi dan audit komite, struktur organisasi, pemberian wewenang dan tanggung jawab, kebijakan sumber daya manusia dan penerapannya. 2. Penilaian resiko (Risk Assessment)

10 Hal-hal yang penting dilakukan dalam penilaian resiko yaitu mengidentifikasi resiko internal, mengidentifikasi resiko eksternal dan analisis resiko dan manajemen terhadap resiko tersebut. 3. Pengendalian aktivitas (Control activities) Pengendalian aktivitas adalah kebijakan dan prosedur yang membantu manajemen dalam memberikan keyakinan bahwa aktivitas perusahaan telah dijalankan dengan baik. Pengendalian aktivitas dibagi menjadi 2 bagian yaitu pengendalian aktivitas yang berhubungan dengan laporan keuangan (Prenumbered dokumen dan catatan, pemisahan fungsi, prosedur otorisasi, pengamanan asset, verifikasi dan rekonsiliasi) dan pemrosesan informasi (General control dan Application control) 4. Informasi dan komunikasi (Information and communication) Informasi yang diperoleh harus diidentifikasi, diproses dan dikomunikasikan kepada anggota perusahaan agar terbentuk suatu tanggung jawab. 5. Pemantauan (Monitoring) Pemantauan dapat dilakukan pada saat berlangsungnya suatu operasi dan/atau pada saat evaluasi dilakukan. Sejak pertengahan tahun 1970-an, inisiatif bahwa setiap lima tahun sekali perusahaan diharuskan untuk melaporkan kualitas pengendalian internnya telah ada. Namun hal tersebut dikomentari oleh profesi audit yang menyatakan bahwa evaluasi kualitas pengendalian intern sangat subjektif dan tidak seorangpun mau menegaskan bahwa pengendalian internnya telah sesuai atau relevan. Hal ini diungkapkan dalam artikel yang ditulis oleh Tim J. Leech yang berjudul Sarbanes-Oxley Section 302 & 404 : A White Paper Proposing Practical, Cost Effective Compliance Strategis. The SEC proposed rules in 1988 that bear striking similarities to SOX section 302 And 404. as a direct result of an aggressive counter lobby from a wide range of interest groups these proposals were not enacted

11 Sarbanes Oxley Act 2002 section 404 mengakhiri perdebatan tersebut. Kini manajemen diharuskan untuk melaporkan kualitas pengendalian internnya bilaman laporan tersebut harus diperiksa oleh Kantor Akuntan Publik. Adanya keharusan menerapkan Sarbanes Oxley Act 2002 section 404 yaitu Management assessment of internal control dimana perusahaan harus melaporkan bahwa pengendalian intern yang dijalankan oleh perusahaan telah berjalan dengan baik dan efektif, maka secara tidak langsung perusahaan akan berusaha untuk memperbaiki pengendalian internnya menjadi lebih efektif agar tujuan dari pengendalian intern tercapai. Sehubungan dengan adanya penerapan Sarbanes Oxley Act 2002 section 404 dimana manajemen harus membuat laporan mengenai efektifitas pengendalian intern. Berdasarkan uraian di atas, penulis mengajukan hipotesis dari penelitian ini sebagai berikut : Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara Sarbanes Oxley Act 2002 section 404 dengan efektifitas pengendalian intern UBC SOA Section 404 Unit Billing Collection Laporan Pengendalian Intern Billing Collection Support Pengendalian Intern PT.Telkom 1.6 Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode deskriptif dan metode studi kasus.menurut Mohammad Nazir (2003;63) menyatakan bahwa :

12 Metode deskriptif yaitu suatu metode yang meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa dimasa sekarang dengan tujuan untuk memberi deskripsi, gambaran lukisan secara sistematis, factual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifatsifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki secara terperinci untuk menghasilkan rekomendasi-rekomendasi untuk keperluan masa yang akan datang. Sedangkan metode studi kasus menurut Mohammad Nazir (2003;54) adalah Penelitian yang ditujukan untuk menyelidiki secara terperinci aktivitas dan pekerjaan manusia dan hasil penelitian tersebut dapat memberikan rekomendasirekomendasi untuk keperluan masa yang akan datang. Jadi data yang diperoleh dari penelitian dikumpulkan, dianalisis, dan dibandingkan dengan teori yang telah dipelajari oleh penulis. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan dan mengolah data adalah sebagai berikut : 1. Penelitian lapangan (field research) Merupakan penelitian dengan maksud untuk mendapatkan data atau informasi dari keadaan yang sebenarnya atau penelitian langsung ke sumber data. Untuk medapatkan data atau informasi yang demikian, penulis mengadakan : a. Observasi langsung,yaitu pengumpulan data yang diperlukan dari perusahaan dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek penelitian. b. Wawancara (interview), yaitu salah satu cara mendapatkan informasi dengan jalan melakukan Tanya jawab langsung dengan pihak-pihak yang dianggap dapat memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan penelitian c. Kuesioner (questionare), yaitu salah satu cara mendapatkan data atau informasi dengan jalan mengedarkan pertanyaan kepada pihak-pihak yang dianggap dapat memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan penelitian.

13 2. Penelitian kepustakaan (library research) Merupakan penelitian dengan cara mempelajari bahan-bahan yang dianggap perlu dari literatur-literatur yang terkait masalah yang diteliti untuk mendapatkan bahan yang akan dijadikan landasan teori dalam penyusunan skripsi. 1.7 Lokasi Penelitian Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada Unit Billing dan Collection Area III Jabar-Banten PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Divre III, yang berlokasi di jalan Supratman No. 66 Bandung. Adapun waktu penelitian dilaksanakan dari bulan oktober sampai dengan selesai.

BAB I PENDAHULUAN. dalam menafsirkan catatan keuangan. Hal itu menyebabkan banyaknya kerugian

BAB I PENDAHULUAN. dalam menafsirkan catatan keuangan. Hal itu menyebabkan banyaknya kerugian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang penelitian Kecurangan dapat terjadi pada sektor swasta maupun sektor publik. Pada sektor swasta, banyak terdapat penyimpangan dan kesalahan yang dilakukan seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Beberapa tahun belakangan perekonomian dan dunia usaha Amerika Serikat mengalami banyak tantangan yang berdampak cukup signifikan terhadap kepercayaan investor.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis dan ekonomi di era globalisasi saat ini sudah berkembang semakin pesat, sehingga mengakibatkan persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kasus skandal akuntansi yang dilakukan oleh dunia usaha di Negara Amerika Serikat pada beberapa tahun yang lalu, cukup menggegerkan dunia akuntansi khususnya audit.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu sistem pengendalian internal terdiri dari kebijakan dan prosedur yang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu sistem pengendalian internal terdiri dari kebijakan dan prosedur yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu sistem pengendalian internal terdiri dari kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan jaminan yang wajar bahwa perusahaan mencapai tujuan dan sasarannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN. Di tengah persaingan era globalisasi serta perkembangan informasi teknologi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN. Di tengah persaingan era globalisasi serta perkembangan informasi teknologi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Di tengah persaingan era globalisasi serta perkembangan informasi teknologi semakin pesat, hal ini menimbulkan persaingan yang ketat di mana satu perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan Enron. Kasus Enron berdampak sangat luas terhadap. pihak mengalami kecemasan bahwa skandal-skandal tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan Enron. Kasus Enron berdampak sangat luas terhadap. pihak mengalami kecemasan bahwa skandal-skandal tersebut akan BAB I PENDAHULUAN 2.5 Latar Belakang Banyak artikel dan berita mengenai skandal keuangan yang terjadi di Enron, World.Com, dan beberapa perusahaan lainnya. Namun salah satu yang paling banyak menyita perhatian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti Enron, World Com dan Xerox, masyarakat dunia cukup terperanjat

BAB I PENDAHULUAN. seperti Enron, World Com dan Xerox, masyarakat dunia cukup terperanjat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masyarakat pada umumnya mengira bahwa akuntansi hanya sekedar pembukuan yang mencatat pemasukan dan pengeluaran uang. Setelah terjadi kasuskasus seperti

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Pada tanggal 23 Januari 2002, kongres Amerika Serikat melakukan pengesahan terhadap Sarbanes-Oxley Act (SOX). Undang Undang tersebut bertujuan untuk melindungi investor

Lebih terperinci

Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA

Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA Pengertian Pengendalian Internal Sistem pengendalian internal terdiri atas kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan manajemen kepastian yang layak bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia turut berkomitmen melaksanakan prinsip-prinsip G-20, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia turut berkomitmen melaksanakan prinsip-prinsip G-20, salah satunya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai salah satu kekuatan ekonomi dunia yang tergabung dalam G-20, Indonesia turut berkomitmen melaksanakan prinsip-prinsip G-20, salah satunya memperkuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain, auditor telah semakin berada di bawah tekanan untuk memainkan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain, auditor telah semakin berada di bawah tekanan untuk memainkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan runtuhnya dan skandal yang melibatkan Enron, WorldCom, dan perusahaan lain, auditor telah semakin berada di bawah tekanan untuk memainkan peran yang lebih besar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, tuntutan terhadap paradigma Good Governance dalam seluruh kegiatan tidak dapat dielakan lagi. Istilah Good Governance sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam operasional usaha menyebabkan kebutuhan akan sistem pengendalian yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam operasional usaha menyebabkan kebutuhan akan sistem pengendalian yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Meningkatnya kompleksitas, ukuran perusahaan ataupun organisasi serta ekspansi dalam operasional usaha menyebabkan kebutuhan akan sistem pengendalian yang kompleks,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan pendahuluan dari laporan penelitian yang berbentuk tesis

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan pendahuluan dari laporan penelitian yang berbentuk tesis BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan pendahuluan dari laporan penelitian yang berbentuk tesis dengan judul Evaluasi Sistem Pengendalian Internal atas Siklus Pendapatan PT Perdagangan Gas. Pendahuluan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sosialisasi dan pengembangan era good corporate governance di Indonesia dewasa ini lebih ditujukkan kepada perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) khususnya

Lebih terperinci

CHAPTER VI. Nyoman Darmayasa, Ak., CPMA., CPHR., BKP., CA., CPA. Politeknik Negeri Bali 2014

CHAPTER VI. Nyoman Darmayasa, Ak., CPMA., CPHR., BKP., CA., CPA. Politeknik Negeri Bali 2014 CHAPTER VI Nyoman Darmayasa, Ak., CPMA., CPHR., BKP., CA., CPA Politeknik Negeri Bali 2014 SPAP Pekerjaan Lapangan 1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sosialisasi dan pengembangan era good corporate governance di Indonesia dewasa ini lebih ditujukan kepada perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) khususnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia usaha semakin ketat. Untuk meningkatkan daya saingnya, perusahaan hendaknya menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum dari perusahaan adalah untuk mempertahankan laba agar

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum dari perusahaan adalah untuk mempertahankan laba agar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan umum dari perusahaan adalah untuk mempertahankan laba agar kelangsungan hidup perusahaan dapat berjalan terus, untuk mencapai tujuan tersebut manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengendalian internal dalam perusahaan besar sangat sulit, dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. Pengendalian internal dalam perusahaan besar sangat sulit, dikarenakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengendalian internal dalam perusahaan besar sangat sulit, dikarenakan banyaknya anggota dari perusahaan tersebut. Oleh karena itu diperlukan pengendalian internal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat bersaing dalam mencapai tujuan. Sama halnya dengan sebuah organisasi

BAB I PENDAHULUAN. dapat bersaing dalam mencapai tujuan. Sama halnya dengan sebuah organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman modern ini, kita di tuntut untuk dapat memberikan yang terbaik agar dapat bersaing dalam mencapai tujuan. Sama halnya dengan sebuah organisasi atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat bersaing guna mempertahankan efisiensi dan kelangsungan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat bersaing guna mempertahankan efisiensi dan kelangsungan usahanya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam dunia usaha telah merambah ke berbagai negara termasuk Indonesia. Dampak dari persaingan tersebut memberikan konsekuensi yang positif maupun negatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini istilah globalisasi ekonomi telah menjadi topik hangat yang mencerminkan dunia usaha yang semakin kompetitif. Tidak terkecuali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi di telinga kita. Pada negara maju, GCG sudah lama menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi di telinga kita. Pada negara maju, GCG sudah lama menjadi suatu BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Good Corporate Governance (GCG) adalah suatu istilah yang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Pada negara maju, GCG sudah lama menjadi suatu masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis menyebabkan semakin tingginya tantangan untuk mengelola risiko yang harus

BAB I PENDAHULUAN. bisnis menyebabkan semakin tingginya tantangan untuk mengelola risiko yang harus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya perubahan teknologi, globalisasi dan transaksi bisnis menyebabkan semakin tingginya tantangan untuk mengelola risiko yang harus dihadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan istilah asing good corporate governance (GCG) tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan istilah asing good corporate governance (GCG) tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mulai populernya istilah tata kelola perusahaan yang baik atau yang lebih dikenal dengan istilah asing good corporate governance (GCG) tidak dapat dilepaskan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. industri menengah maupun industri besar. Dalam perkembangannya saat ini nampak jelas

BAB 1 PENDAHULUAN. industri menengah maupun industri besar. Dalam perkembangannya saat ini nampak jelas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sistem perekonomian di Indonesia telah menunjukan adanya peningkatan yang cukup berarti, hal ini dapat dilihat dari semakin berkembangnya dunia industri baik indusri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi Asia, tahun 1997 yang ditandai dengan jatuhnya nilai mata

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi Asia, tahun 1997 yang ditandai dengan jatuhnya nilai mata BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis ekonomi Asia, tahun 1997 yang ditandai dengan jatuhnya nilai mata uang Thailand, Bath, menyebabkan banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan.

Lebih terperinci

menyimpang dalam mengambil keputusan, manajemen membutuhkan informasi mengenai aspek atau keadaaan perusahaan. Informasi merupakan alat bagi

menyimpang dalam mengambil keputusan, manajemen membutuhkan informasi mengenai aspek atau keadaaan perusahaan. Informasi merupakan alat bagi BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Tata kelola dan pengendalian intern perusahaan memiliki hubungan yang sangat erat dan menjadi isu bisnis penting di awal abad 21 mengikuti rangkaian skandal

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peranan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peranan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peranan pengendalian intern dalam menunjang pembelian bahan baku yang efisien dan efektif maka dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi dewasa ini telah tumbuh dan berkembang bermacam-macam perusahaan manufaktur yang satu sama lain saling bersaing untuk memperluas daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengenai sistem keuangan yang kurang dapat diandalkan. memadai kepada manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. mengenai sistem keuangan yang kurang dapat diandalkan. memadai kepada manajemen dalam mencapai tujuan organisasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan bisnis di sektor dagang dan jasa mengalami pergerakan yang fluktuatif. Peran kondisi industri bisnis global sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan

Lebih terperinci

SARBANES OXLEY ACT (SOA)

SARBANES OXLEY ACT (SOA) SARBANES OXLEY ACT (SOA) PENGERTIAN SOA (Sarbanes Oxley Act) SOA adalah sebuah landasan yang disahkan pada 23 januari oleh kongres Amerika Serikat. Undang-Undang tersebut dikenal sebagai Public Company

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

1. Keandalan laporan keuangan 2. Kepatuhan terhadap hukum & peraturan yang ada. 3. Efektifitas & efisiensi operasi

1. Keandalan laporan keuangan 2. Kepatuhan terhadap hukum & peraturan yang ada. 3. Efektifitas & efisiensi operasi Adalah suatu proses yang dijalankan dewan komisaris, manajemen, personil lain, yang didesign untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian 3 golongan tujuan sebagai berikut: 1. Keandalan laporan

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL MUKADIMAH Dalam melaksanakan fungsi audit internal yang efektif, Audit Internal berpedoman pada persyaratan dan tata cara sebagaimana diatur dalam Standar Pelaksanaan Fungsi Audit

Lebih terperinci

TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL

TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL OLEH: ERWIN FEBRIAN (14121005) PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA 2015 1 A. PENGENDALIAN

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH ADMINISTRASI BISNIS. PENGENDALIAN INTERNAL (INTERNAL CONTROL) (Dosen : Putri Taqwa Prasetyaningrum,ST,MT)

TUGAS MAKALAH ADMINISTRASI BISNIS. PENGENDALIAN INTERNAL (INTERNAL CONTROL) (Dosen : Putri Taqwa Prasetyaningrum,ST,MT) TUGAS MAKALAH ADMINISTRASI BISNIS PENGENDALIAN INTERNAL (INTERNAL CONTROL) (Dosen : Putri Taqwa Prasetyaningrum,ST,MT) Oleh JUMRATUL JANNAH 14121035 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian global yang sudah berlangsung dewasa ini, didukung

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian global yang sudah berlangsung dewasa ini, didukung BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian global yang sudah berlangsung dewasa ini, didukung dengan kemajuan teknologi akan mengakibatkan persaingan yang sangat pesat dalam mengelola manajemen

Lebih terperinci

Internal Control Framework: The COSO Standard

Internal Control Framework: The COSO Standard Audit Internal (Pertemuan ke-3) Oleh: Bonny Adhisaputra & Herbayu Nugroho Sumber: Brink's Modern Internal Auditing 7 th Edition Internal Control Framework: The COSO Standard Committee of Sponsoring Organizations

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan dan pengelolaan risiko. Sebuah bisnis yang berkembang harus

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan dan pengelolaan risiko. Sebuah bisnis yang berkembang harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap bisnis menghadapi tantangan yang paralel dari pertumbuhan pendapatan dan pengelolaan risiko. Sebuah bisnis yang berkembang harus mengidentifikasi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah mendapatkan laba semaksimal mungkin dalam waktu yang tidak terbatas, sehingga perusahaan mampu mendapatkan laba yang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Seiring dengan perkembangan dunia perekonomian dalam memasuki era pasar bebas dan globalisasi, setiap perusahaan dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan kondisi persaingan yang ada saat ini.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut PSAK No. 1 (revisi 2012), laporan keuangan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut PSAK No. 1 (revisi 2012), laporan keuangan adalah suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut PSAK No. 1 (revisi 2012), laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi dan kinerja keuangan suatu entitas dalam suatu periode.

Lebih terperinci

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA URAIAN 2010 2011 2012 2013 2014 (24 November) Akuntan 49.348 50.879 52.270 53.800 53.800*) Akuntan Publik 928 995 1.016 1.003 1.055 KAP 408 417 396 387 394 Cabang KAP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Informasi akuntansi adalah bagian yang terpenting dari seluruh informasi yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Informasi akuntansi adalah bagian yang terpenting dari seluruh informasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Informasi akuntansi adalah bagian yang terpenting dari seluruh informasi yang diperlukan manajemen dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan. Informasi akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian Indonesia dewasa ini cenderung menurun dikarenakan adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan, yang di mulai pada pertengahan tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar merupakan salah satu ciri dari era globalisasi, dimana barang dan jasa bebas keluar masuk suatu negara tanpa disertai peraturan yang ketat. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kantor akuntan publik merupakan kantor tempat akuntan menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kantor akuntan publik merupakan kantor tempat akuntan menjalankan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kantor akuntan publik merupakan kantor tempat akuntan menjalankan praktik akuntan publik. Praktek akuntan publik merupakan aktivitas jasa yaitu jasa pemeriksaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang semakin pesat dalam berbagai bidang atau sektor kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang semakin pesat dalam berbagai bidang atau sektor kehidupan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi dewasa ini, negara Indonesia mengalami perkembangan yang semakin pesat dalam berbagai bidang atau sektor kehidupan. Perkembangan ini

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Penilaian atas Piutang Dagang dan Luas pemeriksaan pada akun Piutang Dagang. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : Penilaian atas Piutang Dagang dan Luas pemeriksaan pada akun Piutang Dagang. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pada era globalisasi ini, sektor ekonomi telah mengalami pertumbuhan yang begitu pesat, seiring dengan pertumbuhan berbagai sektor lainnya juga. Munculnya berbagai perusahaan yang berskala kecil,

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT. Materi 1. Oleh Wisnu Haryo Pramudya, S.E., M.Si., Ak., CA

INTERNAL AUDIT. Materi 1. Oleh Wisnu Haryo Pramudya, S.E., M.Si., Ak., CA INTERNAL AUDIT Materi 1 Oleh Wisnu Haryo Pramudya, S.E., M.Si., Ak., CA 1 FAKTOR PENTING PERKEMBANGAN INTERNAL AUDIT PERDEBATAN MENGENAI PERAN INTERNAL AUDIT 1. Jenis Usaha 2. Luas Kegiatan Usaha 3. Jumlah

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan hal yang tidak dapat terpisahkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan hal yang tidak dapat terpisahkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan hal yang tidak dapat terpisahkan dari sebuah entitas bisnis. Setiap usaha tentu membutuhkan adanya pencatatan atas laporan keuangan usahanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era teknologi informasi dan globalisasi saat ini menyebabkan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era teknologi informasi dan globalisasi saat ini menyebabkan perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era teknologi informasi dan globalisasi saat ini menyebabkan perubahan lingkungan bisnis yang sangat besar dan persaingan yang sangat ketat. Oleh karena itu perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dalam menghadapi era globalisasi dan kemjauan teknologi yang berdampak pada iklim persaingan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan hilangnya kepercayaan publik dan investor untuk berinvestasi

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan hilangnya kepercayaan publik dan investor untuk berinvestasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997-1998 menyebabkan hilangnya kepercayaan publik dan investor untuk berinvestasi dipasar modal indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Profesi audit internal mengalami perkembangan cukup signifikan pada

BAB I PENDAHULUAN. Profesi audit internal mengalami perkembangan cukup signifikan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Profesi audit internal mengalami perkembangan cukup signifikan pada awal abad 21, sejak munculnya kasus Enron yang menghebohkan kalangan dunia usaha. Meskipun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. etika profesi. Adanya etika profesi maka tiap profesi memiliki aturan-aturan khusus

BAB I PENDAHULUAN. etika profesi. Adanya etika profesi maka tiap profesi memiliki aturan-aturan khusus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan meningkatnya kompetisi dan globalisasi, setiap profesi dituntut untuk bekerja secara profesional. Kemampuan dan keahlian khusus yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat dan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Hal ini tentu sangat

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat dan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Hal ini tentu sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini banyak perusahaan yang gulung tikar dimana era globalisasi berkembang dengan cepat dan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Hal ini tentu sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Good corporate governance, seperti yang kita ketahui, beberapa tahun terakhir ini telah menjadi statu topik dan sorotan Publik, setelah berhasil membangun kepercayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat dipungkiri bahwa peran apotik dalam masyarakat sangat penting terutama dalam menunjang masalah kesehatan. Terutama

Lebih terperinci

KUESIONER. Saya bernama Natalia Elisabeth (mahasiswi fakultas ekonomi Universitas

KUESIONER. Saya bernama Natalia Elisabeth (mahasiswi fakultas ekonomi Universitas LAMPIRAN I KUESIONER Responden yang terhormat, Saya bernama Natalia Elisabeth (mahasiswi fakultas ekonomi Universitas Kristen Maranatha) mohon bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. stakeholder terutama berkaitan dengan akuntabilitas entitas yang bersangkutan. Jasa

BAB I PENDAHULUAN. stakeholder terutama berkaitan dengan akuntabilitas entitas yang bersangkutan. Jasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Auditor merupakan profesi yang lahir dan besar dari tuntutan publik akan adanya mekanisme komunikasi independen antara entitas ekonomi dengan para stakeholder

Lebih terperinci

PEMROSESAN TRANSAKSI DAN PROSES PENGENDALIAN INTERN KONSEP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

PEMROSESAN TRANSAKSI DAN PROSES PENGENDALIAN INTERN KONSEP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMROSESAN TRANSAKSI DAN PROSES PENGENDALIAN INTERN KONSEP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI Tinjauan Sekilas Pengendalian diperlukan untuk mengurangi exposures. Exposure terdiri dari pengaruh potensi kerugian

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. pembangunan di segala aspek kehidupan masyarakat. Salah satu aspek yang

Bab 1 PENDAHULUAN. pembangunan di segala aspek kehidupan masyarakat. Salah satu aspek yang 1 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, pemerintah Indonesia berusaha meningkatkan pembangunan di segala aspek kehidupan masyarakat. Salah satu aspek yang sangat diperhatikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan yang pesat dalam bidang teknologi informasi. ekonomi, sosial, budaya maupun politik mempengaruhi kondisi dunia bisnis dan persaingan yang timbul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan para pemegang saham (shareholder) saja dan juga menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan para pemegang saham (shareholder) saja dan juga menyebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan lingkungan bisnis saat ini yang memiliki tingkat kompetisi semakin tinggi menyebabkan perubahan tuntutan dan paradigma suatu perusahaan untuk menjadi lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perusahaan publik di Indonesia banyak yang belum mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perusahaan publik di Indonesia banyak yang belum mengetahui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perusahaan publik di Indonesia banyak yang belum mengetahui arti pentingnya pengendalian internal dalam rangka mencegah terjadinya praktik kecurangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam persaingan global saat ini, banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan karena tidak memiliki tata kelola yang baik sehingga tidak ada pemisahan tugas

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peranan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peranan BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peranan pengendalian intern dalam menunjang efektivitas pembayaran gaji dan upah, maka dapat diambil simpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan juga harus memenuhi karakteristik kualitatif sehingga laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan juga harus memenuhi karakteristik kualitatif sehingga laporan keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan menunjukkan kondisi keuangan suatu perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Tujuan dari laporan keuangan yaitu untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. operasional pada unit yang berkaitan dengan penjualan yaitu unit billing (pemrosesan

BAB I PENDAHULUAN. operasional pada unit yang berkaitan dengan penjualan yaitu unit billing (pemrosesan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pendirian perusahaan adalah untuk memperoleh laba sehingga poses bisnis perusahaan tersebut dapat terus berjalan. Aktivitas penjualan produk dan jasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Enron Corporation adalah sebuah perusahaan berbasis energi di Amerika

BAB I PENDAHULUAN. Enron Corporation adalah sebuah perusahaan berbasis energi di Amerika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Enron Corporation adalah sebuah perusahaan berbasis energi di Amerika Serikat. Pada tahun 2000 Enron mengakui adanya penghasilan sebesar $ 101 milyar dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pemerintah yang digunakan sebagai dasar pertimbangan pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. dan pemerintah yang digunakan sebagai dasar pertimbangan pengambilan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan disiapkan untuk memberikan informasi yang berguna bagi para pemakai laporan keuangan seperti pemegang saham (investor), kreditor dan pemerintah yang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian pada PT. Pupuk Kujang yang telah dikemukakan sebelumnya penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan audit internal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tantangan kompetensi global dunia usaha yang semakin ketat, misi BUMN sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tantangan kompetensi global dunia usaha yang semakin ketat, misi BUMN sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BUMN merupakan salah satu pelaku ekonomi yang didirikan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan sesuai dengan misi dan peran miliknya. Saat menghadapi tantangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam beberapa tahun terakhir ini dunia bisnis internasional menghadapi berbagai tantangan yang berdampak cukup signifikan terhadap perekonomian Amerika dan kepercayaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. stakeholder. Media yang paling utama untuk menarik para stakeholder dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. stakeholder. Media yang paling utama untuk menarik para stakeholder dengan BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Memasuki era globalisasi, perusahaan dan pelaku bisnis dituntut untuk dapat bersaing meningkatkan kinerjanya untuk dapat mendapat perhatian dari para stakeholder.

Lebih terperinci

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN Pengendalian Intern : Rencana organisasi dan semua metode, prosedure serta kebijaksanaan, yang terkoordinasi dalam suatu unit usaha, dengan tujuan : a. Mengamankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digariskan. Audit internal modern menyediakan jasa- jasa yang mencakup

BAB I PENDAHULUAN. digariskan. Audit internal modern menyediakan jasa- jasa yang mencakup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pelaksanaan pengendalian internal di suatu perusahaan dapat dilakukan secara langsung oleh anggota perusahaan dan dapat pula dilakukan oleh suatu departemen

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dana pensiun dapat dilihat dari tingkat pencapaian tujuan nya.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dana pensiun dapat dilihat dari tingkat pencapaian tujuan nya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dana pensiun merupakan suatu hal yang sangat diinginkan oleh para pekerja dan keluarganya sebagai jaminan di masa pensiun nanti. Setiap dana pensiun secara

Lebih terperinci

MATERIALITAS DAN RESIKO AUDIT

MATERIALITAS DAN RESIKO AUDIT MATERIALITAS DAN RESIKO AUDIT Definisi Materialitas FASB mendefinisikan materialitas sebagai berikut: Besarnya suatu penghilangan atau salah saji informasi akuntansi yang dipandang dari keadaan-keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaporan yang dapat memberikan informasi bagi pemakainya. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. pelaporan yang dapat memberikan informasi bagi pemakainya. Laporan keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan pencatatan transaksi, pengikhtisaran dan pelaporan yang dapat memberikan informasi bagi pemakainya. Laporan keuangan bertujuan menyediakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengendalian intern dalam perusahaan besar sangat sulit, dikarenakan banyaknya anggota dari perusahaan tersebut. Oleh karena itu diperlukan pengendalian intern yang

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam suatu perusahaan, peran tenaga kerja manusia terdapat dalam keseluruhan aktifitas yang ada di perusahaan tersebut. Pelaksanaan aktifitas-aktifitas ini membutuhkan suatu pendelegasian wewenang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada masa sekarang ini telah banyak perusahaan dibidang industri maupun dagang menjual barang dagangannya secara kredit. Bagi banyak perusahaan, pendapatan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, tuntutan terhadap paradigma good governance dalam seluruh kegiatan tidak dapat dielakkan lagi. Istilah good

Lebih terperinci

PENGENDALIAN INTERN 1

PENGENDALIAN INTERN 1 PENGENDALIAN INTERN 1 Pengertian Pengendalian Intern Standar pekerjaan lapangan yang kedua (PSA No. 01 (SA 150)) menyebutkan Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada era globalisasi dewasa ini, perkembangan dunia usaha yang sangat pesat merupakan sinyal bahwa tantangan dalam dunia bisnis semakin berat. Persaingan bisnis dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaman yang semakin maju dan berkembang menyebabkan perkembangan ekonomi juga mengalami peningkatan yang semakin pesat. Semua perusahaan dituntut untuk dapat bersaing,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan dalam lingkungan bisnis sangat cepat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan dalam lingkungan bisnis sangat cepat sehingga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan perusahaan dalam lingkungan bisnis sangat cepat sehingga menimbulkan persaingan dan tantangan bagi manajemen. Tantangan manajemen untuk bersaing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 21 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Adanya globalisasi perekonomian dunia menimbulkan persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha, karenanya perusahaan harus bersaing dalam menjual produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku 5 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku ekonomi tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era globalisasi

Lebih terperinci

Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Dan Audit Sistem Informasi Terhadap Pengendalian Internal

Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Dan Audit Sistem Informasi Terhadap Pengendalian Internal Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Accounting Information System 2016-01-28 Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Dan Audit Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting yang berkaitan dengan kondisi perusahaaan, keandalan dari informasi

BAB I PENDAHULUAN. penting yang berkaitan dengan kondisi perusahaaan, keandalan dari informasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan tahunan adalah sebuah produk informasi yang sangat penting yang berkaitan dengan kondisi perusahaaan, keandalan dari informasi yang terkandung sangatlah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan media penyampaian informasi yang penting dan bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai seperti investor dan kreditor dalam pengambilan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, di setiap negara pasti membutuhkan pemerintahan yang baik atau yang disebut dengan Good Corporate Governance. Pemerintahan

Lebih terperinci