Jonggol Islamic City yang kini mengusung citra menuju Kota Serambi Madinah.
|
|
- Sri Hadiman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Perkembangan Pondok Pesantren di Indonesia Indonesia merupakan negara dengan populasi muslim terbesar di dunia. Hampir 81 persen warga Indonesia beragama Islam. Menurut hasil sensus penduduk Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2010, tercatat sebanyak penduduk Indonesia memeluk Agama Islam. Provinsi dengan penduduk muslim terbanyak adalah Jawa Barat dengan presentase jiwa. Jika dilihat dari sejarah panjang pendidikan di Indonesia, pendidikan pesantren menjadi basis dan merupakan pendidikan tertua yang pernah ada di Indonesia dan dianggap sebagai produk budaya Indonesia yang indigeneous (Muttaqin, A.I., 2014). Selama perjalanannya, pesantren mengalami berbagai perubahan dan perkembangan yang signifikan. Pada tahun 1970-an, pesantren mulai mendirikan lembaga pendidikan yang berafiliasi pada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, dalam bentuk Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas. Gejala tersebut terjadi pada tahun 1970-an dan pada saat itu perubahan dan perkembangan terjadi pada sistem pendidikan pondok pesantren yang mengadopsi sistem sekolah atau madrasah. Model pendidikan yang seperti itu kemudian dikenal dengan sebutan pondok pesantren modern. Pesantren pada akhirnya mampu merespon perkembangan mutakhir dunia yang terus mengglobal. Pesantren mampu merespon modernitas dan menjawab tantangan zaman (Haedari, A., 2004). Pesantren tidak lagi hanya sebagai pendidikan non formal, tetapi beberapa pesantren telah menerapkan kurikulum umum dan khusus (mengikuti kurikulum pemerintah) telah dinyatakan sebagai lembaga pendidikan formal dibawah naungan Kementerian Agama. Perwajahan baru pesantren terjadi karena tuntutan dan tantangan zaman, pembangunan, kemajuan ilmu, dan teknologi. Dengan perubahan tersebut, diharapkan pesantren mampu mencetak santri-santri yang unggul dalam dunia praktis, sehingga pesantren menjadi pilihan utama pendidikan bagi masyarakat dan menjadi tuan rumah untuk sistem pendidikan di negeri sendiri. Di negara Indonesia inilah pesantren lahir dan berkembang, semoga tidak menjadi terasing di negeri ibu kandungnya sendiri, tergerus oleh sistem pendidikan umum produk kolonial. (Mar ati, Rela., 2014) Saat ini, pesantren telah menjadi bagian dari lembaga formal yang lulusannya setara dengan lulusan sekolah umum. Bisa dikatakan pesantren tidak hanya sebagai garda utama pendidikan 1
2 moral bangsa karena nilai-nilai agamanya yang kental, tapi juga penyokong utama sistem pendidikan nasional (Mar ati, Rela., 2014). Tingginya minat masyarakat terhadap pendidikan pondok pesantren membuat jumlah pondok pesantren di Indonesia semakin meningkat. Data Kementerian Agama (Kemenag) tahun 2012 misalnya, menunjukan jumlah pesantren yang tercatat di Kemenag sebanyak Jumlah ini jauh meningkat dibanding data 1997 sebanyak buah. Minat masyarakat untuk menempuh pendidikan di pesantren semakin menguat. Data saat ini menunjukan setidaknya ada anak yang tercatat sebagai santri mukim (79,93 %). Sisanya, sebanyak untuk santri non mukim (jatimprov.go.id, diakses 13 Juni 2016 Pkl WIB) Latar Belakang Jonggol menuju Islamic City Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam. Banyak diantara wilayah di Indonesia yang membawa semangat peradaban Islam salah satunya yakni Jonggol, Jawa Barat. Terdapat 53 pondok pesantren yang tersebar di Kecamatan Jonggol, Bogor, Jawa Barat (kecamatanjonggol.info, diakses 13 Juni 2016 Pkl WIB). Membangun atmosfer kehidupan sesuai dengan ajaran Islam merupakan visi dari Jonggol Islamic City yang kini mengusung citra menuju Kota Serambi Madinah. Semangat ini dibawa oleh Pondok Pesantren Madinatul Quran di Jonggol, Bogor, Jawa Barat. Kawasan Pondok Pesantren ini nantinya akan menjadi pusat pendidikan bersasis Islam. Konsep sekolah modern diterapkan sebagai sistem pendidikan terpadu. Di sekolah ini para siswa akan mendapatkan pengetahuan ilmiah terintegrasi dengan pengetahuan agama. Di sisi lain, para siswa juga akan mempelajari industri agro yang dapat meningkatkan keterampilan mereka untuk menjadi pengusaha (Kusumawanto, Arif, 2013). Kawasan Madinatul Quran dikelola oleh Yayasan Pesantren Wisata Al-Islam. Sebagai kawasan urban baru, kawasan ini memerlukan perencanaan yang matang dan terintegrasi mencakup infrastruktur dan kebutuhan hidup penghuni. Mencakup lahan seluas 100 Ha, kawasan ini telah direncanakan menjadi tiga zona: zona Madinah, zona Sunda, dan zona Mekah. Zona Madinah merepresentasikan atmosfer pendidikan Islam di Madinah, Arab Saudi, zona Sunda merepresentasikan atmosfer tradisi penduduk Indonesia dengan suasana pendidikan tradisional dan alami, dan zona Mekah merepresentasikan sebagai 2
3 tempat Manasik Haji, area argoindustri, dan rumah sakit Islam (Kusumawanto, Arif, 2013) (lihat gambar 1.1). Gambar 1.1. Zonasi kawasan Madinatul Quran, Jonggol (Masterplan) Sumber: Kusumawanto, Arif, Proses pengembangan kawasan Madinatul Qur an Jonggol mulai dibangun pada tahun 2013 dengan misi kota wisata santri mandiri yang unggul dengan membangun Kota Islami Modern dilengkapi dengan kompleks pendidikan, muamalah, fasilitas kesehatan, agroindustri, dan konservasi lingkungan serta mandiri pangan dan energi (Handayani, Emy: 2015) (lihat gambar 1.2). Education, Economic, & Health Center Islamic Tourism ''Sunda Kampong'' & Agro Industry Area Islamic City Zero Waste, Environmental Conservation Gambar 1.2. Konsep Desain Kawasan Jonggol Islamic City (Master Plan) Sumber: Kusumawanto, Arif, Misi tersebut memberikan sebuah harapan atau output kemandirian kawasan pondok pesantren dalam mencukupi kebutuhan ekonomi, sosial, agama dan menjaga kelestarian lingkungan serta mewujudkan sustainable development livelihold Rencana Strategis Pengembangan Fasilitas Pendidikan di Madinatul Quran, Jonggol Madinatul Quran, Jonggol merupakan kawasan yang dikelola oleh Yayasan Pondok Pesantren Wisata Al-Islam yang terletak di bagian selatan Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Kawasan ini berdiri di atas tanah seluas 100 Hektar yang 3
4 diwakafkan demi kepentingan pengembangan pendidikan dan wisata bernafaskan Islam. Kawasan Madinatul Quran ini direncanakan akan berkembang menjadi kota santri mandiri. Untuk mewujudkan visi sebagai kota santri mandiri, rencana strategis pengembangan kawasan yang telah diusung antara lain: a. Membangun Kota Islami yang melibatkan penduduk sekitar. b. Membangun Kota Islami modern bernafaskan Madinah, Mekkah, dan budaya Sunda. c. Membangun kompleks pendidikan dan muamalah. d. Membangun kompleks wisata islami. e. Membangun kawasan mandiri pangan dan energi. f. Membangun kawasan konservasi alam. Dalam ranah pendidikan, hingga saat ini terdapat dua Yayasan Pondok Pesantren yang terdapat di kawasan Madinatul Quran, yaitu Pondok Pesantren Madinatul Quran dan Pondok Pesantren Madinatunnajah. Yayasan Pondok Pesantren Madinatul Quran telah mengembangkan sarana pendidikan berbasis boarding school yakni antara lain; TK Tahfidz, SD Tahfidz, SMP Boarding, Madrasah Aliyah, dan SMK Boarding. Dalam perencanaannya, sarana pendidikan berbasis pesantren yang dikelola oleh Madinatul Quran akan terus dikembangkan baik dalam segi kuantitas maupun kualitas mengikuti tuntutan zaman. Perencanaan Komplek Pendidikan (Kota Santri) Madinatul Quran, Jonggol berdasarkan pemegangan yayasan dan pemberi wakaf adalah sebagai berikut (Handayani, Emi, 2015): 1. Komplek Tahfidz Al Quran dan Hadits 10 Ha 2. Komplek STAI dan Dai 10 Ha 3. Komplek SD SMP dan SMA Terpadu 10 Ha 4. Komplek International School Terpadu 10 Ha 5. Komplek University Terpadu 20 Ha 6. Komplek Bahasa 10 Ha 7. Komplek Pelatihan dan seminar 10 Ha 8. Komplek Pendukung 20 Ha Komplek Perumahan Komplek Rumah Sakit Alam Komplek komersial dan perdagangan Komplek penghijauan, perkebunan dan Agro Komplek Usaha 4
5 Sejalan dengan hal itu, Yayasan Pesantren Madinatul Quran memiliki komitmen untuk mendirikan sebuah sarana pendidikan setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan taraf pendidikan berskala global atau internasional yang akan menampung murid-murid dari seluruh penjuru Indonesia. Dengan didirikannya sekolah berbasis pendidikan Islam ini diharapkan menjadi alternatif pilihan yang tepat bagi orangtua untuk mengantarkan putra-putri nya memperoleh pendidikan yang baik, unggul baik imtaq maupun iptek, dan mampu bersaing dalam ranah global. Hal ini pula menjadi langkah untuk mewujudkan kawasan Madinatul Quran sebagai pusat pendidikan berbasis Islam di Indonesia yang mampu mencetak generasi penerus bangsa dan menjadi rahmatan lil alamin. SMP dan SMA Boarding School ini akan didirikan di zona Madinah (Madinatul Quran III) dengan karakter arsitektur Islam Madinah, dirancang dengan konsep modern dan sesuai dengan nilai-nilai yang diusung oleh Yayasan Pondok Pesantren Madinatul Quran. Dengan berkembangnya kawasan pendidikan di Madinatul Quran ini diharapkan menjadi stimulan bagi daerah sekitarnya untuk berkembang. Membangun kejayaan Islam melalui pendidikan di era modern, memberikan citra sekolah Islam yang modern, unggul, visioner, dan turut mendukung konsep keberlanjutan kawasan. 5
6 1.3. Permasalahan Permasalahan Non-Arsitektural a) Bagaimana pola pendidikan Pondok Pesantren Madinatul Quran? b) Aktivitas apa saja yang diwadahi dalam lingkungan Islamic Boarding School yang mengintegrasikan pendidikan sekolah formal dan pondok pesantren? Permasalahan Arsitektural 1) Kawasan Madinatul Quran memiliki cita-cita menjadi Kawasan Islam Modern menuju Jonggol Islamic City dengan konsep Serambi Madinah, menunjukkan kekhasan Madinah dalam mengakomodir peran fasilitas pendidikan yang modern. Bagaimana merancang Islamic Boarding School dengan citra Madinah? 2) Bagaimana penerapan strategi arsitektur hijau dalam upaya mewujudkan lingkungan yang berkelanjutan dan meningkatkan student welfare? 1.4. Tujuan Dan Sasaran Tujuan Pembahasan a.) Mengembangkan area pendidikan berdasarkan masterplan yang telah disusun dengan perencanaan yang berkelanjutan. b.) Merancang konsep masterplan dan desain Pondok Pesantren Modern yang merefleksikan visi dan citra dari kawasan Madinatul Quran, Jonggol. c.) Merancang konsep lingkungan pendidikan yang rahmatan lil alamin Sasaran Pembahasan a) Menghasilkan alternatif konsep perancangan kompleks pendidikan Islamic Boarding School yang mengusung citra kawasan Serambi Madinah. b) Menghasilkan konsep desain lingkungan pada kompleks pendidikan Islamic Boarding School yang modern berorientasi pada desain hijau Lingkup Pembahasan a. Organisasi ruang luar mencakup perencanaan tapak, aksesibilitas, pembagian zonasi, fitur bangunan dan sirkulasi ruang luar, penentuan konsep ruang luar, bentuk gubahan massa bangunan, dan desain lansekap. b. Organisasi ruang dalam mencakup konfigurasi antar ruang, konsep interior, dan sirkulasi. 6
7 1.6. Metode Penelitian Studi Literatur Studi literatur meliputi tinjauan berbagai macam literatur tipologi arsitektur, teoriteori, dan data-data yang terkait dengan pemilihan judul, untuk nantinya dijadikan sebagai acuan analisis dan penulisan Studi Kasus Mempelajari dan membandingkan beberapa preseden bangunan Pondok Pesantren Modern di Indonesia untuk melihat dan memahami pola pendidikan, sarana-prasarana, fungsi, dan karakter dalam perancangan bangunannya Observasi Lapangan Observasi lapangan meliputi studi lokasi perancangan dengan survei langsung ke lokasi, mencari data-data yang terkait dengan proses perancangan. Lalu mencari segala potensi serta masalah yang ada pada tapak dengan menganalisisnya, sehingga dapat tergambarkan bagaimana kondisi tapak dan eksisting yang akan diolah Analisis Memproses segala input data yang masuk dengan mengidentifikasinya, baik data pada observasi lapangan dan studi literatur sebagai materi sintesis penulisan Sintesis Membuat suatu hasil segala input data penelitian menjadi suatu bentuk output berupa pendekatan konsep beserta konsep desain perancangan arsitektur sesuai dengan pertimbangan dari observasi hingga studi literatur sebelumnya Sistematika Pembahasan BAB I PENDAHULUAN Berisi latar belakang permasalahan, rumusan permasalahan arsitektural dan non arsitektural, tujuan dan sasaran pembahasan, lingkup pembahasan, metode penelitian, sistematika penulisan, kerangka berpikir, serta keaslian penulisan BAB II TINJAUAN TEORITIK Berisi landasan teoritik dan faktual yang berkaitan dengan tema penulisan yakni antara lain tinjauan Pondok Pesantren Madinatul Quran, Pondok Pesantren Modern, analisis studi kasus dan preseden Pondok Pesantren Modern di Indonesia, tinjauan Madinah Al-Munawwarah, dan prinsip Arsitektur Islam. 7
8 BAB III TINJAUAN TAPAK Bab ini berisi tentang analisis wilayah cakupan penelitian yang berada di Kabupaten Bogor, Kecamatan Jonggol, dan tepatnya di kawasan Madinatul Quran. Analisis hasil observasi dan survei lokasi Madinatul Quran, meliputi potensi kawasan, identifikasi permasalahan fisik, serta penentuan alternatif tapak yang akan dikembangkan sebagai komplek Pondok Pesantren Modern BAB IV ANALISIS POLA AKTIVITAS Bab ini menjelaskan aktivitas pengguna yang dibagi berdasarkan karakteristik kegiatan, kemudian bagaimana hubungan antar pengguna bisa menjelaskan hubungan antar ruang dalam suatu bangunan BAB V PENDEKATAN DAN KONSEP PERANCANGAN Berisi pendekatan konsep dan pemaparan tentang konsep perancangan yang diangkat untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan baik arsitektural maupun non arsitektural serta implementasinya dalam desain Keaslian Penulisan Tabel 1.1. Keaslian Penulisan Penulis Judul Tahun Lokasi Fokus Menerapkan pola pendekatan Ridwan Munandar 06/200193/E T/05442 Yunita Arum Dewanti 09/281527/T K/35041 Febrian Adinata 08/265642/T bentuk menuju arsitektur islami yang berlandaskan pada Al- Pesantren Modern Kuningan, 2008 Quran dan Hadist serta di Kuningan Jawa Barat menggabungkan sistem pendidikan Islam dengan sistem pendidikan nasional. Madinatul Pondok Pesantren Integrasi Arsitektur Madinah 2013 Quran, Madinatul Quran dan Arsitektur Tropis Jonggol Sekolah Berasrama Tembilaha Penekanan pada konsep 2012 SMA Islamic n, Indragiri Arsitektur Islam yang diterapkan 8
9 K/33767 Center di Tembilahan Hilir, Riau SMP dan SMA Aida Rahma Putri Salikha Muhammadiyah 06/193801/T Boarding School di K/31612 Yogyakarta 2010 Yogyakarta Tanna Kusumawati Sekolah Islam 94/96679/TK Terpadu di Kudus 1998 Kudus /19332 Sumber: Analisis pribadi (2016). pada tata ruang dan massa bangunan. Pendekatan konsep Muhammadiyah yang diterapkan pada siteplan dan bentuk fisik bangunan. Keterpaduan antara fungsi ruang berdasarkan pendekatan konsep zikir, pikir, dan amal. 9
10 1.9. KERANGKA PIKIR Gambar 1.3. Skema kerangka berpikir Sumber: Analisis penulis,
BAB I PENDAHULUAN. terletak dalam satu kawasan (Ayres dan Ayres,2002). Kawasan ini bertujuan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Eco Industrial Park merupakan komunitas industri dan bisnis yang terletak dalam satu kawasan (Ayres dan Ayres,2002). Kawasan ini bertujuan pada peningkatan kualitas
Lebih terperinciPERANCANGAN PONDOK PESANTREN MADINATUL QUR AN JONGGOL. Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan BAB I PENDAHULUAN
PERANCANGAN PONDOK PESANTREN MADINATUL QUR AN JONGGOL Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Umum Pendidikan merupakan pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pendidikan nasional pada hakikatnya mencari nilai tambah melalui pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia atau kualitas manusia utuh jasmaniah rohaniah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Pengertian Judul. Pengertian judul : PONDOK PESANTREN INTERNASIONAL DI SURAKARTA sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Pengertian Judul Pengertian judul : PONDOK PESANTREN INTERNASIONAL DI SURAKARTA sebagai berikut : Pondok Pesantren : sebagai tempat atau komplek para santri untuk belajar atau mengaji
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju dan kompleksitas pada permasalahan global seperti sekarang ini, diperlukan penyiapan sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Service), serta media alam sebagai media pembelajaran dan tempat. school melalui penyediaan fasilitas yang mengacu pada aktivitas
1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Berdirinya Boarding School bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pendidikan dan menanamkan nilai-nilai tertentu yang tidak didapatkan pada sekolah-sekolah
Lebih terperinci1 A p a r t e m e n S i s i n g a m a n g a r a j a S e m a r a n g
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tempat tinggal merupakan salah satu kebutuhan primer manusia. Berbagai upaya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal ini, salah satu caranya adalah
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL/DIAGRAM
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL/DIAGRAM ABSTRAKSI i ii iii v ix xi xiii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Fenomena Islamic Boarding
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang diperkenalkan di Jawa sekitar 500 tahun yang lalu. Pada zaman Walisongo
Lebih terperinciPondok Pesantren Modern di Semarang BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju dan kompleksitas pada permasalahan global seperti sekarang ini, diperlukan penyiapan sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Permasalahan Latar Belakang Umum
BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Permasalahan 1.1.1. Latar Belakang Umum Tradisi menghafal Al Qur an merupakan salah satu upaya nyata umat Islam untuk menjaga kemurnian isi dari Al Qur an. Pada masa
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Ide Perancangan Ide/gagasan dasar perancangan kembali pondok pesantren Lirboyo ini, yakni : 1. Ide desain didasarkan pada fakta dan isu yang digali dari lokasi perancangan
Lebih terperinciSekolah Menengah Kejuruan Kesenian Tradisional di Jakarta Varda Amina ( L2B ) BAB I PENDAHULUAN NO PROPINSI KERJA PT NUNGGU
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalsasi, era persaingan bebas membawa peluang sekaligus tantangan bagi bangsa dan negara Indonesia. Untuk dapat bertahan dan bersaing dalam era globalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Pengertian judul : SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MESIN DAN OTOMOTIF BERSTANDAR INTERNASIONAL DI SOLO BARU (PENEKANAN PADA ARSITEKTUR BIOKLIMATIK) adalah sebagai berikut:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN. Pengertian Judul Tugas Akhir yang penulis susun ini berjudul SEKOLAH PENDIDIKAN ISLAM TERPADU DI KABUPATEN SUKOHARJO, adapun arti dari judul diatas dapat diuraikan dari masing-masing
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara yang merdeka dan berdaulat, Indonesia berhak menentukan nasib bangsanya sendiri, hal ini diwujudkan dalam bentuk pembangunan. Pembangunan merupakan
Lebih terperinci[PONDOK PESANTREN MODERN DI KABUPATEN DEMAK] LP3A BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju dan kompleksitas pada permasalahan global seperti sekarang ini, diperlukan penyiapan sumber daya manusia
Lebih terperinciSEKOLAH ISLAM TERPADU DI PEKANBARU
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SEKOLAH ISLAM TERPADU DI PEKANBARU Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan oleh : FRAN WIJAYA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang I.1.1. Kampus Menjadi Generator Pertumbuhan Ekonomi Bagi Daerah Disekitarnya 1
I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.1.1. Kampus Menjadi Generator Pertumbuhan Ekonomi Bagi Daerah Disekitarnya 1 Posisi Bulaksumur dan Sekip sebagai lokasi kampus terpadu UGM yang berada di perbatasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern. Globalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ibid 3 Profil Universitas Darussalam Gontor, Jawa Timur Dalam Angka 2013, Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Judul laporan dasar program perencanaan dan perancangan arsitektur (DP3A) yang disusun oleh penulis adalah Gedung Rektorat Universitas Darussalam Gontor Ponorogo
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pemerintah terus berupaya memenuhi hak setiap warga negara dalam memperoleh layanan pendidikan untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia. Sejalan dengan itu,
Lebih terperinciISLAMIC CENTRE DI SLAWI KABUPATEN TEGAL
P LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTRE DI SLAWI KABUPATEN TEGAL PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN FUNGSIONAL BERCIRIKAN ISLAMI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kota santri yang lain seperti kota Jombang dan juga kota Lamongan. Setiap tahunnya,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG OBJEK Pasuruan merupakan salah satu kota yang dijuluki sebagai kota santri diantara kota santri yang lain seperti kota Jombang dan juga kota Lamongan. Setiap tahunnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciOleh : Anggono Ariebowo, Bambang Suprijadi, Bambang Adji Murtomo
PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN MODERN AL-HAMID DI JAKARTA TIMUR PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN MODERN AL-HAMID DI JAKARTA TIMUR Oleh : Anggono Ariebowo, Bambang Suprijadi, Bambang Adji Murtomo Jakarta sebagai
Lebih terperinciLANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTRE DI MALANG
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTRE DI MALANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : HASAN AL HAMID L2B 097
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mutu pendidikan Indonesia saat ini sedang mengalami penurunan. Dilansir dari data Education For All (EFA) Global Monitoring Report 2012 yang dikeluarkan oleh United
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sebagian besar bertumpu salah satunya pada sektor pendidikan dan pembangunan pribadi manusia khususnya untuk membentuk akhlakulkarimah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan Pariwisata dikenal sebagai suatu bentuk rangkaian kegiatan kompleks yang berhubungan dengan wisatawan dan orang banyak, serta terbentuk pula suatu sistem di dalamnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Directorat Data Center UBiNus)
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Universitas Bina Nusantara adalah salah satu universitas di Jakarta yang banyak diminati oleh orang banyak. Mahasiswa Universitas Bina Nusantara yang berasal dari dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Guru merupakan pihak yang bersinggungan langsung dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru merupakan pihak yang bersinggungan langsung dengan peserta didik maka ia dituntut untuk memiliki kecakapan holistik dan profesionalisme yang tinggi. Kompetensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Kekayaan Indonesia akan flora dan faunanya membawa indonesia kepada sederet rekor dan catatan kekayaan di dunia. Tanahnya yang subur dan iklim yang menunjang, memiliki
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. perancangan merupakan paparan deskriptif mengenai langkah-langkah di dalam
BAB III METODE PERANCANGAN Merancang sebuah Griya Seni dan Budaya Terakota sesuai dengan konsep dan teori yang diinginkan tidak terlepas dari metode perancangan. Metode perancangan merupakan paparan deskriptif
Lebih terperinciLANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( LP3A ) SHOPPING MALL DI BUKIT SEMARANG BARU. Diajukan Oleh : Rr. Sarah Ladytama L2B
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( LP3A ) SHOPPING MALL DI BUKIT SEMARANG BARU (Berkonsep Nuansa Taman Dengan Penekanan Desain Arsitektur Post Modern) Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinci2016 BANDUNG SPORTS CLUB
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Bandung sebagai salah satu kota besar di Indonesia, pada perkembangannya tergolong cukup pesat. Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya populasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan Isu Perkembangan Properti di DIY
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan 1.1.1 Isu Perkembangan Properti di DIY Jogjakarta semakin istimewa. Kekuatan brand Jogja di industri properti merupakan salah satu kota atau daerah paling
Lebih terperinci1.1 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN
BAB I LATAR BELAKANG Indonesia terletak pada koordinat 6 0 LU 11 0 08LS dan 95 0 BB 141 0 45 BT serta terletak diantara benua Asia dan benua Australia, yang mana di lalui garis khatulistiwa yang kaya akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fitrah bahwa umat Islam adalah khairulummah (umat yang baik), telah mendorong munculnya gerakan pembaharuan pada setiap abad. Terlebih lagi ketika semua komponen dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemakaian energi karena sumbernya telah menipis. Krisis lingkungan sangat mempengaruhi disiplin arsitektur di setiap
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Arsitek pada jaman ini memiliki lebih banyak tantangan daripada arsitekarsitek di era sebelumnya. Populasi dunia semakin bertambah dan krisis lingkungan semakin menjadi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penghasilan sebanyak-banyaknya dengan melakukan usaha sekecil-kecilnya. Para
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pemilihan Objek Persaingan dalam dunia perekonomian kini telah melanda berbagai penjuru dunia. Sebagian orang terjebak dalam egonya untuk memperoleh
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab
BAB IV PENUTUP 1. Kesimpulan Pesantren sebagai lembaga pendidikan agama Islam khas Indonesia merupakan pendidikan alternatif dari pendidikan formal yang dikelola oleh pemerintah. Pertama, karena pesantren
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki kekhasan, keaslian (indegeneous) Indonesia (Madjid, 1997: 3). Sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesantren atau pondok adalah lembaga yang merupakan wujud proses wajar perkembangan sistem pendidikan nasional. Sebagai bagian lembaga pendidikan nasional, kemunculan
Lebih terperinciSEKOLAH NASIONAL BERTARAF INTERNASIONAL PERMATA BANGSA DI SEMARANG
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SEKOLAH NASIONAL BERTARAF INTERNASIONAL PERMATA BANGSA DI SEMARANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik
Lebih terperinciLANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTER DI KABUPATEN DEMAK
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTER DI KABUPATEN DEMAK Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : ARI AYU KUSUMANINGTYAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Masterplan Universitas Riau Universitas Riau terletak di 0 o 28 35,37 N 101 o 22 52,39 E. Misi yang diusung Universitas Riau (UNRI) adalah Towards A Research
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepemimpinan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Problematika Umat Disebabkan Penurunan Kualitas Pendidikan Islam Problematika umat manusia dewasa ini telah menjalar ke setiap lini kehidupan. Dari aspek moral
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI SEKOLAH BERBASIS PESANTREN DI SMP DARUL MA ARIF BANYUPUTIH KABUPATEN BATANG
BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI SEKOLAH BERBASIS PESANTREN DI SMP DARUL MA ARIF BANYUPUTIH KABUPATEN BATANG A. Analisis Implementasi Sekolah Berbasis Pesantren di SMP Darul Ma arif Banyuputih Kabupaten Batang
Lebih terperinciBAGIAN 1 PENDAHULUAN
BAGIAN 1 PENDAHULUAN A. Judul Rancangan SENTRA KERAJINAN TERPADU PENERAPAN SOCIAL SUSTAINABILITY SEBAGAI DASAR PENDEKATAN PERANCANGAN Sentra : Pusat aktivitas kegiatan usaha dilokasi atau kawasan tertentu,
Lebih terperinciBab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang
Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Perkembangan kepariwisataan dunia yang terus bergerak dinamis dan kecenderungan wisatawan untuk melakukan perjalanan pariwisata dalam berbagai pola yang berbeda merupakan
Lebih terperinciKurikulum Dan Sistem Pembelajaran Sustainable Landscape Tinjauan Interaksi Pengertian Interaksi...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii CATATAN DOSEN PEMBIMBING...iii HALAMAN PERNYATAAN... iv KATA PENGANTAR... v DESIGN PREMIS... vii ABSTRAK... viii DAFTAR ISI...x DAFTAR GAMBAR... xiii
Lebih terperinciAPARTEMEN DI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandung merupakan kota metropolitan kedua setelah Jakarta dan saat ini kota Bandung merupakan salah satu kota yang sudah maju di bidang industri, maupun perdagangan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. manusia disamping kebutuhan sandang dan pangan. Dikatakan sebagai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah atau tempat tinggal merupakan salah satu kebutuhan dasar (primer) manusia disamping kebutuhan sandang dan pangan. Dikatakan sebagai kebutuhan dasar (basic human
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemukiman kumuh di kota yang padat penduduk atau dikenal dengan istilah urban
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Jakarta sebagai ibu kota negara yang terus berkembang mengalami permasalahan dalam hal penyediaan hunian yang layak bagi warga masyarakatnya. Menurut data kependudukan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Islamic Boarding School merupakan salah satu jenis pendidikan Islam Indonesia yang bertujuan bagi santrinya untuk menjalankan pendidikan formal sesuai jenjangnya dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hijriyah atau pada abad ke tujuh Masehi. Ketika itu, berbagai agama dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Objek Ajaran Islam pertama kali masuk di Nusantara yaitu sejak abad pertama Hijriyah atau pada abad ke tujuh Masehi. Ketika itu, berbagai agama
Lebih terperinciTUGAS AKHIR SOLO ISLAMIC SCHOOL
TUGAS AKHIR DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( D P 3 A ) SOLO ISLAMIC SCHOOL (Penggabungan Konsep Dekonstruksi dengan Arsitektur Islam) Diajukan Sebagai Pelengkap dan Syarat Guna Mencapai
Lebih terperinciREDESAIN KANTOR DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan bidang kesejahteraan sosial sebagai bagian tak terpisahkan dari pembangunan nasional pada umumnya telah mengambil peran aktif dalam meningkatkan kualitas
Lebih terperinciINTERNATIONAL ISLAMIC BOARDING SCHOOL DI YOGYAKARTA (Penekanan Desain Arsitektur Neovernkular)
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR INTERNATIONAL ISLAMIC BOARDING SCHOOL DI YOGYAKARTA (Penekanan Desain Arsitektur Neovernkular) Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sejak Universitas Diponegoro diresmikan sebagai perguruan tinggi negeri pada tanggal 13 Oktober 1960, Fakultas Teknik sebagai pencetak sumber daya manusia yang berkualitas,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Lokasi Solo baru adalah daerah bagian selatan dan sebelah utara kota Surakarta jawa tengah untuk daerah ini bertepatan dengan kabupaten Sukoharjo daerah ini dulunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. E. Mulyasa, Manajemen PAUD, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2014, hlm
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen pendidikan sebagai suatu disiplin ilmu memainkan peranan penting dalam mewujudkan sistem pendidikan yang bermutu dan berkelanjutan. Dikatakan penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan untuk fasilitas-fasilitas pendukungnya. menginap dalam jangka waktu pendek.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.1.1. Latar Belakang Proyek Indonesia sebagai negara berkembang terus menerus berusaha untuk meningkatkan hasil yang maksimal di segala bidang pembangunan, salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 metro.koranpendidikan.com, diakses pada 1 Maret 2013, pukul WIB
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Hotel memiliki beberapa klasifikasi tergantung dari sudut pandang tertentu. Hotel wisata yang menjadi judul penulisan ini sebenarnya berasal dari istilah tourist
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perlunya perumahan dan pemukiman telah diarahkan pula oleh Undang-undang Republik
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG I.1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Pemukiman dan perumahan adalah merupakan kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh manusia. Perumahan dan pemukiman tidak hanya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN.
Pengembangan Cabang Kampus M Bina Sarana Informatika ( BSI ) Cengkareng 2013 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bina Sarana Informatika (BSI) adalah sebuah perguruan tinggi swasta yang berbentuk akademi,
Lebih terperinciI.1 LATAR BELAKANG I.1.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG I.1.1 Latar Belakang Pemilihan Kasus Kebudayaan memiliki unsur budi dan akal yang digunakan dalam penciptaan sekaligus pelestariannya. Keluhuran dan kemajuan suatu
Lebih terperinciPondok Pesantren Modern berwawasan lingkungan di Semarang
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Pondok Pesantren Modern berwawasan lingkungan di Semarang Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan
Lebih terperinciAsrama Mahasiswa Institut Teknologi Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan pendidikan di indonesia sangat berkembang dengan pesat. Diantara beberapa tingkat pendidikan dengan kemajuan yang cukup drastis adalah banyak
Lebih terperinci1BAB I PENDAHULUAN. KotaPontianak.Jurnal Lanskap Indonesia Vol 2 No
1BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Pontianak sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Barat memiliki karakter kota yang sangat unik dan jarang sekali dijumpai pada kota-kota lain. Kota yang mendapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian dan pembangunan di Indonesia yang didukung kegiatan di sektor industri sebagian besar terkonsentrasi di daerah perkotaan yang struktur dan infrastrukturnya
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks
BAB III METODE PERANCANGAN Metode perancangan Rumah Susun pekerja ini menggunakan metode secara kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks permasalahan yang ada secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Latar Belakang Perancangan. Pusat perbelanjaan modern berkembang sangat pesat akhir-akhir ini.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1.1. Latar Belakang Perancangan Pusat perbelanjaan modern berkembang sangat pesat akhir-akhir ini. Khususnya di DKI Jakarta. Di berbagai wilayah terus tumbuh pusat-pusat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek
BAB I PNDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Seni adalah bagian yang sangat penting dari sebuah kebudayaan yang mana memiliki suatu peran terhadap kondisi mental dan spiritual manusia. Salah satu bentuknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur ( Tugas Akhir Periode 96)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah sebuah daerah otonomi setingkat propinsi yang ada di Indonesia.. Sebutan Yogyakarta sebagai daerah pariwisata menggambarkan
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. ide yang mendasari dilakukannya perancangan tersebut, hingga konsep rancangan
BAB III METODE PERANCANGAN Sebelum menuju pada sebuah output perancangan berupa hasil rancangan Pondok Pesantren Enterpreneur, harus melalui beberapa tahap terlebih dahulu. Tahap-tahap tersebut sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Museum dalam Sejarahnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Museum dalam Sejarahnya Museum dikenal sebagai ruang atau tempat yang menampung segala hal yang berkaitan dengan kegiatan mengumpulkan, merawat, dan menyajikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Palembang, sebagai ibukota Provinsi Sumatera Selatan saat ini menjadi salah satu kota tujuan di tanah air. Hal ini dikarenakan kondisi kota Palembang yang dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1-1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Ungaran merupakan ibukota Kabupaten Semarang. Sebagai ibukota kabupaten, Kota Ungaran diharuskan menjadi kota mandiri yang memiliki daya dukung dalam segala bidang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman yang semakin berkembang dengan pesat, tak heran jika pendidikan di Indonesia berkembang dengan sangat pesat pula. Dari mulai pendidikan yang berbasis murni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Sumber:
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Olahraga dapat menjadi batu loncatan sebagai pemersatu bangsa, daerah dan negara lainnya, baik di dalam skala nasional maupun internasional. Dalam setiap skala, negara-negara
Lebih terperinciLANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR RELOKASI PONDOK PESANTREN KRAPYAK DI YOGYAKARTA DENGAN PENEKANAN KONSEP : PERPADUAN SISTEM PEMBELAJARAN SANTRI SAAFI-KHALAFI DAN PENEKANAN DESAIN
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Metode Umum Dalam proses perancangan dibutuhkan metode perancangan sebagai tolak ukur dalam pengembangan ide gagasan perancangan. Metode merupakan suatu paparan atau deskripsi
Lebih terperinciBAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and
BAB 3 METODE PERANCANGAN Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and Exhibition Center di Kota Batu ini menggunakan penelitian dengan metode analisis dan sintesis. Metode tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan 1.1.1 Pasar bunga di Surabaya Kebutuhan bunga dalam masyarakat kini semakin meningkat seiring berubahnya gaya hidup masyarakat. Dapat dikatakan bahwa bunga
Lebih terperinciHOTEL DAN CONVENTION CENTER BAB I PENDAHULUAN
BAB I 1.1. Latar Belakang Jakarta adalah sebagai kota nomor satu di Indonesia, yang mengalami kemajuan diberbagai bidang, diantaranya dalam bidang ekonomi, dengan kemajuan ekonomi yang tinggi harus diikuti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bambang Herawan ( ) Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Medan, ibukota propinsi Sumatera Utara, merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia. Dengan posisi strategis sebagai pintu gerbang utama Indonesia di wilayah
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Kebijakan pembangunan pendidikan tahun 2010-2014 memuat enam strategi, yaitu: 1) perluasan dan pemerataan akses pendidikan usia dini bermutu dan berkesetaraan gender, 2) perluasan
Lebih terperinciLANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. LEMBAGA KAJIAN ISLAM KAMPUS STAIN KUDUS Dengan Penekanan Desain Arsitektur Islam Jawa
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Dengan Penekanan Desain Arsitektur Islam Jawa Diajukan Untuk : Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperolah Gelar Sarjana Teknik Disusun Oleh :
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. sebagai alat visual metode merancang arsitektur. Adapun tahapan dan kerangka dari
BAB III METODE PERANCANGAN Dalam perancangan rumah singgah dakwah ini memiliki tahapan dan proses kajian yang digunakan. Secara Umum, proses kajian dilakukan secara paparan/deskriptif serta secara kualitatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Di Indonesia seni dan budaya merupakan salah satu media bagi masyarakat maupun perseorangan untuk saling berinteraksi satu sama lain. Dengan adanya arus globalisasi
Lebih terperinciKURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI S1 ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA TAHUN
Lampiran 2 Keputusan Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta Nomor : Tahun 2017 Tanggal : April 2017 KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI S1 ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
Lebih terperinciPusat Peragaan IPTEK Biologi Medan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Secara tertulis dalam sebuah artikel Dra. Ani M. Hasan menyebutkan bahwa abad ke-21 merupakan abad bagi Ilmu Pengetahuan. Para peramal masa depan (futurist) menyatakan
Lebih terperinciLANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SEKOLAH DASAR ISLAM DI YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan saat ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Modernisasi teknologi seolah menjadi suatu proses yang sangat diandalkan oleh beberapa
Lebih terperinciBAB I. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 pasal 3. 2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Perkembangan dunia pendidikan saat ini menuntut adanya penyesuaian sistem pendidikan yang selaras dengan tuntutan dunia kerja. Salah satu lembaga pada jalur pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. dapat digunakan ialah metode deskriptif analisis. Metode deskriptif merupakan
BAB III METODE PERANCANGAN Untuk mengembangkan ide rancangan dalam proses perancangan, dibutuhkan sebuah metode yang memudahkan perancang. Salah satu metode yang dapat digunakan ialah metode deskriptif
Lebih terperinciISLAMIC CENTRE BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Namun dewasa ini, umat muslim di Indonesia telah mengalami penurunan dalam pemahaman agamanya, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Universitas Multimedia Nusantara merupakan sebuah lembaga perguruan tinggi dengan teknologi informasi dan komunikasi sebagai dasar dalam setiap proses belajar mengajar di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Landasan Program Perencanaan & Perancangan Arsitektur Tugas Akhir Periode 135
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sebagai negara yang saat ini memiliki berkah demografi (jumlah penduduk dengan usia produktif terbesar di dunia), Indonesia mulai menyadari pentingnya peranan dan posisi
Lebih terperinci