PENGGUNAAN BEBERAPA ADITIF DAN BAKTERI ASAM LAKTAT TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK SILASE RUMPUT GAJAH PADA HARI KE- 14
|
|
- Harjanti Sanjaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGGUNAAN BEBERAPA ADITIF DAN BAKTERI ASAM LAKTAT TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK SILASE RUMPUT GAJAH PADA HARI KE- 14 (THE USE OF SEVERAL ADDITIVES AND LACTIC ACID BACTERIA ON THE PHYSICAL CHARACTERISTICS OF ELEPHANT GRASS SILAGE AT DAY-14) Ganjar Subekti, Suwarno dan Nur Hidayat * Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto *Corresponding author :Ganjars_160@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian bertujuan mengkaji sejauh mana peranan bahan aditif dan bakteri asam laktat terhadap karakteristik fisik silase rumput gajah varietas Thailand pada hari ke-14. Materi yang digunakan adalah rumput Gajah (Pennisetum purpureum) varietas thailand, tetes, onggok, bekatul dan bakteri asam laktat. Penelitian dilakukan secara eksperimental yang dirancang menggunakan Rancangan Acak kelompok (Randomized Complete Block Design). Perlakuan adalah rumput gajah 2 kg + tetes 40 ml + bakteri asam laktat 20 ml (R1), rumput gajah 2 kg + tetes 40 ml + bakteri asam laktat 40 ml (R2), rumput gajah 2 kg + bekatul 20 gram + bakteri asam laktat 20 ml (R3), rumput gajah 2 kg + bekatul 20 gram + bakteri asam laktat 40 ml (R4), rumput gajah 2 kg + onggok 20 gram + bakteri asam laktat 20 ml (R5), rumput gajah 2 kg + onggok 20 gram + bakteri asam laktat 20 ml (R6). Variabel yang diukur yaitu karakteristik fisik silase (warna, bau dan tekstur) rumput gajah. Hasil uji Friedman menunjukkan bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap warna, bau dan tekstur silase. berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahan aditif berupa tetes 20 %, onggok 10 % dan bekatul 10 % serta bakteri asam laktat 1 % dan 2 %, belum memberikan perbedaan terhadap warna, bau dan tekstur silase rumput gajah varietas thailand. Kata kunci :Bahan Aditif (tetes, onggok dan bekatul) dan Bakteri Asam Laktat (BAL), Karakteristik Fisik Silase (Warna, Bau Dan Tekstur) Rumput Gajah. ABSTRACT The study was aimed to assess the extent of the role of additives and lactic acid bacteria on the physical characteristics of grass silage varieties of Thailand on day 14.The materials used are elephant grass (Pennisetum purpureum) Thailand variety, molasses, cassava, rice bran and lactic acid bacteria. The study was conducted on the experimental farm that was designed using the Randomized Complete Block Design (RCBD). The treatments were : elephant grass 2 kg + molasses 40 ml+20 ml of lactic acid bacteria (R1), elephant grass 2 kg + molasses 40 ml + 40 ml of lactic acid bacteria (R2), elephant grass 2 kg + rice bran 20 g + lactic acid bacteria 20 ml (R3), elephant grass 2 kg + rice bran 20 g + lactic acid bacteria 40 ml (R4), elephant grass 2 kg + cassava 20 g + 20 ml lactic acid bacteria (R5), elephant grass 2 kg + cassava 20 g + 40 ml lactic acid bacteria (R6). The measured variables were thephysical characteristics (color, smell andtexture) of elephant grass silage. Friedman test results showed that the treatments had no significant effect (P>0.05) on the color, smell and texture of silage. Based on these results it can be concluded that the uses of additives in the form of 20 % molasse, 10% cassava and 10 % rice bran and 1 % and 2 % lacticacid bacteria, do not give any differences on the color, smell and texture of elephant grass silage. Keywords:Molasses, Cassava, Rice BranandLactic AcidBacteria(LAB), Physical Characteristics of silage. 835
2 PENDAHULUAN Penyediaan bahan pakan yang berkualitas baik serta tersedia sepanjang tahun di daerah tropis dapat diupayakan melalui diversifikasi pakan, salah satunya adalah dengan cara dibuat silase pada saat produksi melimpah. Sugiri dkk. (1981) menyatakan bahwa keuntungan pengawetan hijauan adalah dapat dipertahankan kualitasnya atau komposisi nutriennya hingga berakhirnya masa penyimpanan, selanjutnya dikatakan silase merupakan pakan ternak yang sengaja disimpan dalam keadaan segar pada suatu tempat (silo) yang kedap udara sehingga mengalami proses fermentasi. Prinsip pembuatan silase adalah fermentasi karbohidrat oleh bakteri asam laktat secara anaerob. Bakteri asam laktat akan menggunakan karbohidrat yang terlarut dalam air (water soluble carbohydrate, WSC) dan menghasilkan asam laktat, asam laktat ini akan berperan dalam penurunan ph silase (Ennahar et al., 2003). Weinberg et al., (2004) menyatakan silase pakan ternak dapat meningkatkan produksi susu dan pertambahan berat badan pada sapi. Agar diperoleh silase yang baik, dapat ditambahkan bahan tambahan sumber karbohidrat diantaranya adalah bekatul, onggok, dan tetes (molasses).fungsi bahan tambahan yang mengandung karbohidrat fermentable adalah sebagai bahan bagi terbentuknya asam laktat, sehingga dapat mempercepat terbentuknya suasana asam dengan derajat keasaman optimal. Tetes adalah bahan aditif berupa sumber karbohidrat yang berfungsi sebagai bahan dengan pembentukan asam laktat pada proses ensilase yang sempurna (Bolsen et al. 1995). Fungsi lain untuk mempercepat terbentuknya asam laktat serta menyediakan sumber energi yang cepat tersedia dalam bakteri (Sumarsih, dkk., 2009). Untuk menjamin berlangsungnya fermentasi asam laktat bahan pengawet biasanya ditambahkan untuk mencukupi karbohidrat mudah larut yang berguna dalam fermentasi, terutama untuk menurunkan ph silase (Matsuhima, 1979). Bakteri asam laktat diperlukan dalam proses pembuatan silase hijauan segar karena BAL diperlukan untuk mempercepat terbentuknya asam laktat pada pembuatan silase, sehingga silase yang dihasilkan kualitasnya baik. Semakin banyak penambahan BAL dalam pembuatan silase maka semakin cepat proses ensilase. Katul merupakan hasil samping dari proses penggilingan padi menjadi beras. Penggunaan dedak padi sebagai bahan pakan dibatasi oleh adanya ketidakstabilan dedak selama penyimpanan.ketidakstabilan ini terutama disebabkan oleh adanya enzim lipase yang terdapat dalam dedak.selain itu didalam dedak padi juga terdapat enzim peroksidase yang dapat menyebabkan kerusakan atau ketengikan oksidatif pada komponen minyak yang ada dalam dedak (Champagne, 2004). Onggok merupakan limbah dari industri tapioka.onggok adalah hasil ikutan pengolahan dari ubi kayu menjadi tapioka (Kolopita dan Sutardi, 1997). Suharyono (1982) menyatakan bahwa komposisi nutrisi onggok adalah % bahan kering (BK), % bahan organik (BO), 1.60 % protein kasar (PK) dan kecernaan bahan keringnya sebesar 82.0 %. berfungsi untuk mempercepat tercapainya kondisi asam,memacu terbentuknya asam laktat dan asetat, mendapatkan karbohidrat mudah terfermentasikan sebagai sumber energi bagi bakteri yang berperan dalam fermentasi, menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri lain dan jamur yang tidak dikehendaki, mengurangi oksigen yang ada baik secara langsung maupun tidak langsung, mengurangi produksi air dan menyerap beberapa asam yang tidak diinginkan. 836
3 METODE Lokasi Penelitian dilakukan di Laboratorium Ilmu Tanaman Pakan dan Ilmu Bahan Pakan Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman. Materi Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah rumput gajah (Pennisetum purpureum) sebanyak 36 kg, 240 ml tetes, bekatul 1,2 kg, onggok 1,2 kg dan 540 ml BAL (L. mesenteroides). Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Eksperimental dengan Rancangan Acak Kelompok (Randomized Complete Block Design).Conover (1971). Rancangan Penelitian Rancangan percobaandigunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (Randomized Complete Block Design) dengan enam perlakuan dan setiap perlakuan diulang tiga kali. Ulangan sebagai blok yaitu panelis yang ditunjuk untuk menilai hasil penelitian. Adapun perlakuannya adalah : R 1 = Rumput gajah 2 kg + tetes 40 ml + bakteri asam laktat 20 ml R 2 = Rumput gajah 2 kg + tetes 40 ml + bakteri asam laktat 40 ml R 3 = Rumput gajah 2 kg + bekatul 200 g + bakteri asam laktat 20 ml R 4 = Rumput gajah 2 kg + bekatul 200 g + bakteri asam laktat 40 ml R 5 = Rumput gajah 2 kg + onggok 200 g + bakteri asam laktat 20 ml R 6 = Rumput gajah 2 kg + onggok 200 g + bakteri asam laktat 40 ml Model matematik yang digunakan adalah sebagai berikut: Keterangan: Y ij = µ+ ρ i + τ j + ε ij Y ij = variabel respon (nilai yang diukur, terdiri dari warna, bau dan tekstur) karakteristik fisik silase dengan taraf perlakuan ke-j ulangan ke-i µ =Nilai tengah respon (pengaruh rata-rata sebenarnya) ρ i = Pengaruh panelis ke i (blok) (i=1,2,3,4) τ j = Pengaruh perlakuan ke j (j=1,2,3,4,5,6) = Galat percobaan ε ij Uji non parametrik yang digunakan untuk mengolah data berdasarkan posisi panelis adalah uji Friedman.(Conover, 1971). HASIL DAN PEMBAHASAN Penilaian karakteristik silase berdasarkan pengamatan fisik yang mencakup : warna, tekstur, dan bau selengkapnya disajikan pada Tabel
4 Tabel 2. Karakteristik Fisik Silase (warna, bau, dan tekstur) hasil penelitian Warna Bau Tekstur Perlakuan Rata-rata Simpang baku Rata-rata Simpang baku Rata-rata Simpang baku R 1 2,50 a 0,58 3,00 a 0,00 2,67 a 0,58 R 2 2,50 a 0,58 3,00 a 0,00 2,67 a 0,58 R 3 2,50 a 0,58 2,50 a 0,58 3,00 a 0,00 R 4 2,50 a 0,58 2,50 a 0,58 3,00 a 0,00 R 5 2,75 a 0,50 2,50 a 0,58 3,00 a 0,00 R 6 2,75 a 0,50 2,50 a 0,58 3,00 a 0,00 Keterangan : Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata (P<0,05) Warna Silase Tabel 2.menunjukkan bahwa hasil penelitian terhadap warna silase diperoleh rata-rata skor berkisar antara 2,50 2,75, hal ini berarti bahwa silase berwarna hijau alami dan sedikit kekuningan, dan skor warna tertinggi pada perlakuan dengan penambahan aditif onggok. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Lamid dkk. (2010) bahwa warna silase hasil penelitian yang diperoleh berkisar antara 2,00-3,00 dengan dosis bakteri Lactobacillus plantarum sampai level 0,5%. Hasil uji Friedman menunjukkan bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap warna silase, hal tersebut berarti penambahan bahan aditif berupa tetes, dedak, dan onggok serta bakteri bakteri asam laktat sampai dengan level yang diterapkan dalam penelitian belum berpengaruh terhadap warna silase. Menurut Siregar (1996) bahwa, secara umum silase yang baik mempunyai ciri-ciri yaitu warna masih hijau atau kecoklatan. Reksohadiprodjo (1998) menyatakan bahwa perubahan warna yang terjadi pada tanaman yang mengalami proses ensilase disebabkan oleh proses respirasi aerobic yang berlangsung selama persediaan oksigen masih ada, sampai gula tanaman habis. Gula akan teroksidasi menjadi CO 2 dan air, panas juga dihasilkan pada proses ini sehingga temperature naik. Temperature yang tidak dapat terkendali akan menyebabkan silase berwarna coklat tua sampai hitam. Hal ini menyebabkan turunnya nilai kandungan nutrisi pakan, karena banyak sumber karbohidrat yang hilang dan kecernaaan protein turun. Keadaan ini terjadi pada tempreratur 55 C. Kualitas silase yang dihasilkan akan dipengaruhi oleh tiga faktor dalam pembuatan silase antara lain: hijauan yang digunakan, zat aditif (aditif digunakan untuk meningkatkan kadar protein dan karbohidrat pada material pakan) dan kadar air di dalam hijauan tersebut karena kadar air yang tinggi mendorong pertumbuhan jamur dan menghasilkan asam butirat, sedangkan kadar air yang rendah menyebabkan suhu di dalam silo lebih tinggi sehingga mempunyai resiko yang tinggi terhadap terjadinya kebakaran (Pioner Development Foundation, 1991). Kualitas silase dapat dilihat dari karakteristik fisik (Ferreira and Mertens, 2005) setelah silase dibuka, meliputi warna, bau, tekstur dan adanya mikroba pembusuk (Haustein, 2003). Secara umum silase yang baik akan berwarna hijau kecoklatan. Proporsi warna coklat yang lebih banyak pada silase yang ditambah pollard menyebabkan warnanya lebih gelap dibandingkan yang ditambah gaplek dan jagung. Semakin gelap silase yang dihasilkan, maka kualitas silase semakin rendah. Ciri-ciri silase yang baik meliputi :Berbau harum agak kemanis-manisan, Tidak berjamur, Tidak menggumpal, Berwarna 838
5 kehijau-hijauan, ph antara 4 sampai 4.5. Indikator keberhasilan silase dapat dilihat dari kualitas silase yang dihasilkan.hal itu dapat dilihat dari karakteristik fisik silase yang dihasilkan yang merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas silase (Bolsen dan Sapienza, 1993). Bau Silase Hasil penelitian terhadap bau silase diperoleh rata-rata skor berkisar antara 2,50 3,00, hal ini menunjukkan bahwa silase berbau agak asam dan tidak busuk. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Lamid dkk. (2010) bahwa bau silase hasil penelitian yang diperoleh berkisar antara 2,80-3,00 dengan dosis bakteri Lactobacillus plantarum sampai level 0,5%. Menurut Ensminger dan Olentine (1978), karakteristik silase yang baik adalah baunya lebih asam. Hal ini juga didukung oleh pendapat Siregar (1996) yang menyatakan bahwa, secara umum silase ynag baik mempunyai ciri-ciri yaitu rasa dan bau asam, tetapi segar dan enak. Bau asam yang dihasikan oleh silase disebabkan dalam proses pembuatan silase bakteri anaerob aktif bekerja menghasilkan asam organik. Proses ensilase terjadi apabila oksigen telah habis dipakai, pernapasan tanaman akan berhenti dan suasana menjadi anaerob. Keadaan demikian jamur tidak dapt tumbuh dan hanya bakteri anaerob saja yang masih aktif terutama bakteri pembentuk asam (Susetyo dkk, 1969). Dalam penelitian ini semua perlakuan mempunyai bau asam yang segar dan enak, sehingga secara keseluruhan silase yang dihasilkan temasuk silase yang baik dari segi bau. Sesuai dengan pendapat beberapa ahli yaitu : Bau silase merupakan salah satu indikator baik atau tidaknya silase.menurut Ensminger dan Olentine (1978) bahwa, karakteristik silase yang baik adalah baunya bersih lebih berbau asam, baunya disenangi dibandingkan dengan silase yang jelek. Demikian pula pendapat Siregar (1996) bahwa, secara umum silase yang baik mempunyai ciri-ciri yaitu rasa dan bau asam, tetapi segar dan enak. Bau asam yang dihasilkan oleh silase disebabkan dalam proses pembuatan silase bakteri anaerob aktif bekerja menghasilkan asam organik. Akibat keaktifan bakteri inilah maka terjadi asam (Anonim, 1990). Demikian pula pendapat Susetyo dkk., (1969) bahwa, dalam proses ensilase apabila oksigen telah habis dipakai, pernapasan akan berhenti, dan suasana menjadi anaerob. Dalam keadaan demikian jamur tidak dapat tumbuh dan hanya bakteri saja yang masih aktif terutama bakteri pembentuk asam. Dengan demikian, bau asam dapat dijadikan sebagai indikator untuk melihat keberhasilan proses ensilase, sebab untuk keberhasilan proses ensilase harus dalam suasana asam. Hasil uji Friedman menunjukkan bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap bau silase, hal tersebut berarti penggunaan bahan aditif belum mampu berfungsi sebagai peningkat nutrient bahan maupun sebagai penyedia nutrient bagi bakteri asam laktat, sehingga silase yang dihasilkan belum menyebabkan perbedaan bau silase. Kondisi tersebut dapat disebabkan karena dedak merupakan karbohidrat yang lebih fermentable (bahan yang siap digunakan) untuk pertumbuhan bakteri asam laktat, sedangkan onggok mempunyai kandungan serat kasar (polisarida komplek) yang lebih tinggi dibandingkan dedak, sehingga lebih sulit mikroba untuk langsung menggunakannya sebagai sumber nutrien.bahan pengawet biasanya ditambahkan untuk mencukupi karbohidrat mudah larut yang berguna dalam fermentasi, terutama untuk menurunkan ph silase (Matsuhima, 1979). 839
6 Tekstur Silase Rata-rataskortekstur silase yang dihasilkan akibat penggunaan berbagai bahan aditif dan bakteri asam laktat berkisar antara 2,67-3,00 (Tabel 2), hal ini berarti bahwa tektur silase yang dihasilkan agak padat dan tidak lembek. Menurut Siregar (1996) bahwa, secara umum sialse yang baik mempunyai cirri-ciri yaitu tekstur masih jelas jelas seperti alamnya. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Lamid dkk. (2010) bahwa tekstur silase hasil penelitian yang diperoleh berkisar antara 2,60-3,00 dengan dosis bakteri Lactobacillus plantarum sampai level 0,5%. Hasil uji Friedman menunjukkan bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap tekstur silase. Hal ini disebabkan karena bekatul dan onggok mempunyai kandungan nutrien yang hampir sama yaitu tingginya kandungan serat kasar bahan, sedangkan molasses merupakan karbohidrat dengan kandungan serat kasar yang rendah. Molase kaya akan kandungan berbagai asam amino seperti aspartat, glutamat, lisin dan alanin. Kandungan protein kasar yang dimiliki molase dapat mencapai 2,5 % - 4,5 % dan hampir separuhnya merupakan protein yang dapat dicerna ( Somatmadja 1981, diacu dalam Saputra 2003 ). Molase merupakan gula tetes yang kental yang dimanfaatkan sebagai sumber karbon dan nitrogen substrat sehingga dapat digunakan sebagai media untuk pertumbuhan bakteri.di dalam molase terkandung senyawa-senyawa seperti polisakarida, asam amino, dan abu sulfat.abu sulfat ini berasal dari pupuk tanaman tebu yang terserap pada batangnya yaitu ZA, yang komponen utamanya mengandung belerang atau sulfur. Komponen mineral dalam molase antara lain kalium, nitrogen, kalsium, alumunium, magnesium ( bentuk anion ), sulfat, sulfit, fosfat, klorida dan silikat ( bentuk kation ) (Tohorisman dan Hutasoit 1993, diacu dalam Holilah 2005 ). Molase merupakan sumber energi yang murah karena mengandung gula ± 50 %, baik dalam bentuk sukrosa % atau dalam bentuk gula pereduksi %. Gula pereduksi tersebut sangat mudah dicerna dan dapat langsung diserap oleh darah, digunakan untuk keperluan energi ( Winarno 1981 ). Tingginya kandungan gula dan mineral pada molase merupakan suatu potensi untuk dimanfaatkan sebagai substrat fermentasi oleh mikroorganisme (Wirioatmodjo 1984 ). SIMPULAN Berdasarkan hasil dari penelitian dapat disimpulkan bahwa Penggunaan beberapa aditif (2%, katul 10 %, dan onggok 10 %) dan bakteri asam laktat (1 %, 2 %) belum memberikan pengaruh yang nyata terhadap warna, bau dan tekstur silase. Namun demikian bahwa kualitas silase masih tergolong berkualitas cukup baik di tinjau dari warna, bau dan tekstur. UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat.nur Hidayat, MPselaku ketua proyek penilitian yang telah memberikan kesempatan terlibat dalam penelitian ini.ir. Nur Hidayat, MP dan Ir. Suwarno, MSc, Ph.Dpembimbing dalam pelaksanaan penelitian dan teman yang kerjasama dalam kegiatan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Bolsen, K.K., G. Ashbell, and J.M. Wilkinnson Silage additives in biotechnology. In: Wallace, R.J., and A. Chesson (eds.). Animal Feeds and Animal Feeding. Weinheim: VCH. 840
7 Conover, W. J Practical Nonparametric statistics.john Wiley & Sons, Inc. New York. Chichester. Brisbane. Toronto. Ennahar.S., Y. Cai., and Y. Fujita Phylogenetic diversity of lactic acid bacteria associated with paddy rice silage as determined by 16S ribosomal DNA analysis. Applied and Environmental Microbiology 69 (1): Ensminger and C. G. Olentine Feeds and Nutrition Complete. The Ensminger Publishing Company, Clovis, California, U.S.A. Ferreira, G. & D. R. Mertens Chemical and physical characteristics of corn silages and their eff ects on in vitro dissappearance. Journal of Dairy Science 88: Haustein, S Evaluating Silage Quality.h p://www1. agric.gov.ab.ca. [12 Maret 2009]. Matsuhima, J.K Feeding Beef Cattle.Sprenger Verlag, Berlin Heidelberg, New York. Pioner Development Foundation Silage Technology. A. Trainers Manual. Pioner Development Foundation for Asia and The Pacific Inc., Reksohadiprodjo, S Pakan ternak Gembala. BPFE, Yogyakarta. Siregar, S.B Pengawetan Pakan Ternak. Penebar Swadaya, Jakarta. Sugiri, J., M.S. Siahaan dan N.M. Thalib Ransum Praktis Untuk Ternak Potong. Direktorat Bina Produksi. Direktorat Jenderal Peternakan. Jakarta. Sumarsih, S., C. I. Sutrisno., B. Sulistiyanto Kajian Penambahan Tetes Sebagai Aditif Terhadap Kualitas Organoleptik dan Nutrisi Silase Kulit Pisang.Seminar Nasional Kebangkitan Peternakan, Semarang. Susetyo, S., I. Kismono., D. Soewardi Hijauan Makanan Ternak. Direktorat Jenderal Peternakan, Jakarta. Weinberg, Z.G., R.E. Muck, P.J. Weimer, Y. Chen, and M. Gamburg Lactic acid bacteria used in inoculants for silage as probiotics for ruminants. Applied Biochemistry and Biotechnology 118: Winarno FG Teknologi dan Pemanfaatan Limbah Pengolahan Gula Tebu. Bogor : Pusbangtepa / FTDC. Institut Pertanian Bogor. Wirioatmodjo BK, Adi S, Soerjapoetra R Pergulaan di Indonesia dan Prospeknya di Masa Mendatang. 841
PENGARUH BAKTERI ASAM LAKTAT SEBAGAI STARTER PADA PROSES ENSILASE THE EFFECT OF LACTIC ACID BACTERIA AS STARTER ON ENSILAGE PROCESSED
PENGARUH BAKTERI ASAM LAKTAT SEBAGAI STARTER PADA PROSES ENSILASE THE EFFECT OF LACTIC ACID BACTERIA AS STARTER ON ENSILAGE PROCESSED Sri Sumarsih Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro,
Lebih terperinciKAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG
KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG (Study on Molasses as Additive at Organoleptic and Nutrition Quality of Banana Shell Silage) S. Sumarsih,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah kota pada umumnya didominasi oleh sampah organik ± 70% sebagai
6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Sayuran Limbah kota pada umumnya didominasi oleh sampah organik ± 70% sebagai konsekuensi logis dari aktivitas serta pemenuhan kebutuhan penduduk kota. Berdasarkan sumber
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jumlah pasar tradisional yang cukup banyak menjadikan salah satu pendukung
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Jumlah pasar tradisional yang cukup banyak menjadikan salah satu pendukung tersedianya sampah khususnya sampah organik. Sampah organik yang berpeluang digunakan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Perlakuan terhadap Warna Silase Rumput Gajah purpureum) pengaruh penambahan S. cerevisiae pada berbagai tingkat
28 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Perlakuan terhadap Warna Silase Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) Hasil penelitian pengaruh penambahan S. cerevisiae pada berbagai tingkat dosis S. cerevisiae
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. penampilan barang dagangan berbentuk sayur mayur yang akan dipasarkan
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Limbah Sayuran Limbah sayuran pasar merupakan bahan yang dibuang dari usaha memperbaiki penampilan barang dagangan berbentuk sayur mayur yang akan dipasarkan (Muwakhid,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 10. Hasil Pengamatan Karakteristik Fisik Silase Ransum komplit
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Fisik Silase Ransum Komplit Karakteristik fisik silase diamati setelah silase dibuka. Parameter yang dilihat pada pengamatan ini, antara lain: warna, aroma silase, tekstur
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN DEDAK PADI DAN INOKULUM BAKTERI ASAM LAKTAT DARI CAIRAN RUMEN SAPI PERANAKAN ONGOLE TERHADAP KANDUNGAN NUTRISI SILASE RUMPUT GAJAH
Jurnal Peternakan Vol 11 No 2 September 2014 (59-63) ISSN 1829 8729 PENGARUH PENAMBAHAN DEDAK PADI DAN INOKULUM BAKTERI ASAM LAKTAT DARI CAIRAN RUMEN SAPI PERANAKAN ONGOLE TERHADAP KANDUNGAN NUTRISI SILASE
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Bintoro dkk (2010) sagu ( Metroxylon sp) merupakan tanaman
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Potensi Tanaman Sagu di Riau Menurut Bintoro dkk (2010) sagu ( Metroxylon sp) merupakan tanaman monokotil dari keluarga palmae. Genus Metroxylonsecara garis besar digolongkan menjadi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Sayuran Menurut Peraturan Pemerintah No. 18/1999 Jo PP 85/1999, limbah didefinisikan sebagai buangan dari suatu usaha atau kegiatan manusia. Salah satu limbah yang banyak
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Kualitas Fermentasi Silase Beberapa Jenis Rumput
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Fisik Silase Kualitas Fermentasi Silase Beberapa Karakter fisik merupakan karakter yang dapat diamati secara langsung, karakter fisik yang diamati pada penelitian ini
Lebih terperinciSILASE DAN GROWTH PROMOTOR
MODUL SILASE DAN GROWTH PROMOTOR Penyusun: Edy Susanto, S.Pt, M.P FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN 2014 ii KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah S.W.T atas rakhmat dan hidayahnya, sehingga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bandar Lampung dikategorikan sebagai kota yang sedang berkembang,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bandar Lampung dikategorikan sebagai kota yang sedang berkembang, menghasilkan sampah dengan karakteristik yang bervariasi. Timbunan sampah yang tidak terurus
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Singkong (Manihot utilissima) adalah komoditas tanaman pangan yang
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Potensi Tanaman Singkong Tanaman Singkong (Manihot utilissima) adalah komoditas tanaman pangan yang cukup potensial di Indonesia selain padi dan jagung. Tanaman singkong termasuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Seiring dengan peningkatan permintaan daging kambing, peternak harus
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Seiring dengan peningkatan permintaan daging kambing, peternak harus memikirkan ketersediaan pakan. Pakan merupakan komponen biaya terbesar dalam pemeliharaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Lama Fermentasi dan Penambahan Inokulum terhadap Kualitas Fisik Silase Rumput Kalanjana
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Lama Fermentasi dan Penambahan Inokulum terhadap Kualitas Fisik Silase Rumput Kalanjana Kualitas silase dapat dilihat dari karakteristik fisiknya setelah silase
Lebih terperinciMivida Febriani Universitas Hang Tuah Jl. Arif Rahman Hakim 150, Surabaya
995 Penggunaan dalam... (Mivida Febriani) PENGGUNA AN DAL AM PEMBUATAN SIL ASE DAUN MENGKUDU (Morinda citrifolia) SEBAGAI SAL AH SATU BAHAN PAKAN ALTERNATIF UNTUK PAKAN IKAN ABSTRAK Mivida Febriani Universitas
Lebih terperinciEVALUASI KUALITAS SILASE LIMBAH SAYURAN PASAR YANG DIPERKAYA DENGAN BERBAGAI ADITIF DAN BAKTERI ASAM LAKTAT
Jurnal Pertanian ISSN 2087-4936 Volume 2 Nomor 2, Oktober 2011 117 EVALUASI KUALITAS SILASE LIMBAH SAYURAN PASAR YANG DIPERKAYA DENGAN BERBAGAI ADITIF DAN BAKTERI ASAM LAKTAT EVALUATION ON SILAGE QUALITY
Lebih terperinciKANDUNGAN NUTRISI SILASE JERAMI JAGUNG MELALUI FERMENTASI POLLARD DAN MOLASES
KANDUNGAN NUTRISI SILASE JERAMI JAGUNG MELALUI FERMENTASI POLLARD DAN MOLASES TRISNADEWI, A. A. A. S., I G. L. O. CAKRA., DAN I W SUARNA Fakultas Peternakan Universitas Udayana e-mail: aaas_trisnadewi@unud.ac.id
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. areal sekitar luas 1,5 juta hektar (ha) dari luasan tersebut pada tahun 2005 dapat
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Potensi Ampas Sagu di Riau Sagu ( Metroxylon spp.) merupakan tanaman asli Indonesia dengan luas areal sekitar luas 1,5 juta hektar (ha) dari luasan tersebut pada tahun 2005 dapat
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah mempunyai banyak dampak pada manusia dan lingkungan antara lain
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Limbah Sayuran Limbah mempunyai banyak dampak pada manusia dan lingkungan antara lain kesehatan, lingkungan, dan sosial ekonomi. Salah satu limbah yang banyak terdapat
Lebih terperinciPengaruh Penggunaan Berbagai Bahan Sumber Karbohidrat terhadap Kualitas Silase Pucuk Tebu
Jurnal Peternakan Indonesia, Juni 2014 Vol. 16 (2) ISSN 1907-1760 Pengaruh Penggunaan Berbagai Bahan Sumber Karbohidrat terhadap Kualitas Silase Pucuk Tebu Effect Of The Use Various Materials Carbohydrate
Lebih terperinciTHE USAGE OF FERMENTABLE CARBOHYDRATES AND LEVEL OF LACTIC ACID BACTERIA ON PHYSICAL AND CHEMICAL CHARACTERISTICTS OF SILAGE
THE USAGE OF FERMENTABLE CARBOHYDRATES AND LEVEL OF LACTIC ACID BACTERIA ON PHYSICAL AND CHEMICAL CHARACTERISTICTS OF SILAGE Nur Hidayat, Titin Widiyastuti dan Suwarno Fakultas Peternakan Universitas Jenderal
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Musim kemarau di Indonesia menjadi permasalahan yang cukup
PENDAHULUAN Latar Belakang Musim kemarau di Indonesia menjadi permasalahan yang cukup berat bagi peternak. Hal tersebut dikarenakan sulitnya memenuhi kebutuhan pakan hijauan yang berkualitas untuk ternak,
Lebih terperinciKADAR AIR DAN ph SILASE RUMPUT GAJAH PADA HARI KE - 21 DENGAN PENAMBAHAN JENIS ADDITIVE DAN BAKTERI ASAM LAKTAT
KADAR AIR DAN ph SILASE RUMPUT GAJAH PADA HARI KE - 21 DENGAN PENAMBAHAN JENIS ADDITIVE DAN BAKTERI ASAM LAKTAT (MOISTURE AND ph OF ELEPHANT GRASS SILAGE ON 21 ST DAY WITH THE TYPES OF ADDITIVE AND ADDITION
Lebih terperinci(The effect of cassava meal and lactic acid bacteria isolated from rumen liquid of PO cattle on napier grass silage quality)
Pengaruh Penambahan Tepung Gaplek dan Isolat Bakteri Asam Laktat dari Cairan Rumen Sapi PO Terhadap Kualitas Silase Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) (The effect of cassava meal and lactic acid bacteria
Lebih terperinciKARAKTERISTIK FISIK SILASE JERAMI JAGUNG (Zea mays) DENGAN LAMA FERMENTASI DAN LEVEL MOLASES YANG BERBEDA
Jurnal Peternakan Vol 11 No 2 September 2014 (64-68) ISSN 1829 8729 KARAKTERISTIK FISIK SILASE JERAMI JAGUNG (Zea mays) DENGAN LAMA FERMENTASI DAN LEVEL MOLASES YANG BERBEDA RUKANA, A. E. HARAHAP, dan
Lebih terperinciSILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA
AgroinovasI SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA Ternak ruminansia seperti kambing, domba, sapi, kerbau dan rusa dan lain-lain mempunyai keistimewaan dibanding ternak non ruminansia yaitu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sekitar 60% biaya produksi berasal dari pakan. Salah satu upaya untuk menekan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pakan merupakan faktor utama penentu keberhasilan usaha peternakan, karena sekitar 60% biaya produksi berasal dari pakan. Salah satu upaya untuk menekan biaya
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Daun Rami dan Pemanfaatannya
TINJAUAN PUSTAKA Daun Rami dan Pemanfaatannya Tanaman rami (Boehmeria nivea, L. Gaud) identik dengan serat karena selama ini tanaman tersebut dibudidayakan untuk diambil seratnya. Adapun sistematika botani
Lebih terperinciPENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakan menjadi salah satu faktor penentu dalam usaha peternakan, baik terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan tercapai bila mendapat
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN BAKTERI ASAM LAKTAT TERHADAP PH DAN PENAMPILAN FISIK SILASE JERAMI KACANG TANAH
PENGARUH PENAMBAHAN BAKTERI ASAM LAKTAT TERHADAP PH DAN PENAMPILAN FISIK SILASE JERAMI KACANG TANAH (Effect of Lactic Acid Bacteria Addition on ph and Physical Condition of Peanut Straw Silage) Agung Prabowo,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. peternakan, karena lebih dari separuh biaya produksi digunakan untuk memenuhi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha peternakan, karena lebih dari separuh biaya produksi digunakan untuk memenuhi kebutuhan pakan. Oleh karena
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. atau sampai kesulitan mendapatkan hijauan makanan ternak (HMT) segar sebagai
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Peternak Indonesia pada umumnya sering mengalami permasalahan kekurangan atau sampai kesulitan mendapatkan hijauan makanan ternak (HMT) segar sebagai pakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kasar yang tinggi. Ternak ruminansia dalam masa pertumbuhannya, menyusui,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakan merupakan komponen utama dalam usaha peternakan hewan ruminansia. Pemberian pakan dimaksudkan agar ternak ruminansia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya untuk pertumbuhan
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN DEDAK PADI DAN TEPUNG JAGUNG TERHADAP KUALITAS FISIK SILASE RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureumcv.hawaii)
PENGARUH PENAMBAHAN DEDAK PADI DAN TEPUNG JAGUNG TERHADAP KUALITAS FISIK SILASE RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureumcv.hawaii) Raldi M. Kojo*, Rustandi**, Y. R. L. Tulung**, S. S. Malalantang** Fakultas
Lebih terperinciPENGARUH TINGKAT PENAMBAHAN BAHAN PENGAWET TERHADAP KADAR BAHAN KERING DAN PERSENTASE KEBERHASILAN SILASE RUMPUT Panicum sarmentosum Robx
J. Agrisains 6 (3) : 166-170, Desember 2005 ISSN : 1412-3657 PENGARUH TINGKAT PENAMBAHAN BAHAN PENGAWET TERHADAP KADAR BAHAN KERING DAN PERSENTASE KEBERHASILAN SILASE RUMPUT Panicum sarmentosum Robx Oleh:
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Awal Bahan Proses ensilase atau fermentasi akan menyebabkan perubahan nutrisi. Kondisi bahan setelah ensilase baik secara fisik maupun nutrisi, terlihat pada Tabel 4. Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Limbah telah menjadi masalah utama di kota-kota besar Indonesia. Pada tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Limbah telah menjadi masalah utama di kota-kota besar Indonesia. Pada tahun 2020, volume sampah perkotaan di Indonesia diperkirakan akan meningkatlima kali lipat (Fatimah,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Mahkota Nanas sebagai Bahan Pakan Ruminansia spesies. Nanas dikenal dengan nama latin yaitu Ananas comosus (Merr.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mahkota Nanas sebagai Bahan Pakan Ruminansia Nanas merupakan famili Bromeliaceae yang terdiri dari 45 genus serta 2000 spesies. Nanas dikenal dengan nama latin yaitu Ananas comosus
Lebih terperinciPengaruh Penambahan EM4 dan Gula Merah terhadap Kualitas Gizi Silase Rumput Gajah (Pennesetum purpereum)
Pengaruh Penambahan EM4 dan Gula Merah terhadap Kualitas Gizi Silase Rumput Gajah (Pennesetum purpereum) The Effect of Adding EM4 and Palm Sugar on The Nutrition Quality of Elephant Grass (Pennisetum purpereum)
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Kandungan Unsur-unsur Nutrien dalam Singkong (dalam As Fed)
TINJAUAN PUSTAKA Singkong Singkong atau ubi kayu, tergolong dalam famili Euphorbiaceae, genus Manihot dengan spesies esculenta Crantz dengan berbagai varietas (Henry, 2007). Bagian tanaman yang biasanya
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. baik dalam bentuk segar maupun kering, pemanfaatan jerami jagung adalah sebagai
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jerami Jagung Jerami jagung merupakan sisa dari tanaman jagung setelah buahnya dipanen dikurangi akar dan sebagian batang yang tersisa dan dapat diberikan kepada ternak, baik
Lebih terperinciII.TINJAUAN PUSTAKA. produksi pisang selalu menempati posisi pertama (Badan Pusat Statistik, 200 3). Jenis pisang di
II.TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Potensi Limbah Perkebunan Pisang di Riau 2.1.1 Pisang (Musa paradisiaca) Pisang merupakan salah satu komoditas buah unggulan Indonesia dengan luas panen dan produksi pisang selalu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keberhasilan usaha peternakan sangat ditentukan oleh kualitas, kuantitas,
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan usaha peternakan sangat ditentukan oleh kualitas, kuantitas, dan kontinuitas ketersediaan bahan pakan yang diberikan. Namun akhir-akhir ini lahan untuk pengembangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. membuat kita perlu mencari bahan ransum alternatif yang tersedia secara
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ayam broiler merupakan salah satu ternak yang penting dalam memenuhi kebutuhan protein hewani masyarakat. Ransum merupakan faktor yang penting dalam peningkatan produksi
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Bahan dan Alat
36 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan yaitu mulai 8 Maret sampai 21 Agustus 2007 di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan, Institut Pertanian
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penelitian Masalah yang sering dihadapi oleh peternak ruminansia adalah keterbatasan penyediaan pakan baik secara kuantitatif, kualitatif, maupun kesinambungannya sepanjang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pemenuhan kebutuhan pakan hijauan untuk ternak ruminansia, selama ini telah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pemenuhan kebutuhan pakan hijauan untuk ternak ruminansia, selama ini telah mengalami keterbatasan. Lahan yang tidak subur yang semestinya sebagai lahan tanaman
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. peternakan karena keberhasilan usaha peternakan sangat ditentukan oleh
PENDAHULUAN Latar Belakang Pakan merupakan salah satu faktor terpenting dalam usaha peternakan karena keberhasilan usaha peternakan sangat ditentukan oleh kuantitas dan kualitas pakan yang diberikan. Hasil
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Bahan Kering
33 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Bahan Kering Hasil penelitian mengenai pengaruh biokonversi biomassa jagung oleh mikroba Lactobacillus plantarum, Saccharomyces cereviseae,
Lebih terperinciKONVERSI SAMPAH ORGANIK MENJADI SILASE PAKAN KOMPLIT DENGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI FERMENTASI DAN SUPLEMENTASI PROBIOTIK TERHADAP PERTUMBUHAN SAPI BALI
Volume 15, Nomor 2, Hal. 51-56 Juli Desember 2013 ISSN:0852-8349 KONVERSI SAMPAH ORGANIK MENJADI SILASE PAKAN KOMPLIT DENGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI FERMENTASI DAN SUPLEMENTASI PROBIOTIK TERHADAP PERTUMBUHAN
Lebih terperinciKarakteristik dan Kualitas Silase Rumput Raja Menggunakan Berbagai Sumber dan Tingkat Penambahan Karbohidrat Fermentable
Karakteristik dan Kualitas Silase Rumput Raja Menggunakan Berbagai Sumber dan Tingkat Penambahan Karbohidrat Fermentable (Characteristics and quality of king grass silages treated with various sources
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat. Saat ini, perunggasan merupakan subsektor peternakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan merupakan penyuplai kebutuhan daging terbesar bagi kebutuhan masyarakat. Saat ini, perunggasan merupakan subsektor peternakan yang sedang mengalami peningkatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap peningkatan produksi ternak. Namun biaya pakan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan sangat berpengaruh terhadap peningkatan produksi ternak. Namun biaya pakan menduduki urutan pertama, dimana biaya
Lebih terperinciPengaruh Penambahan Nitrogen dan Sulfur Pada Ensilase Jerami Jagung Terhadap NH3 dan VFA Rumen Sapi Potong (In Vitro)
Pengaruh Penambahan Nitrogen dan Sulfur Pada Ensilase Jerami Jagung Terhadap NH3 dan VFA Rumen Sapi Potong (In Vitro) The Effects of Nitrogen And Sulfur Addition Corn Straw Ensilage on NH3 And VFA Consentration
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bekatul tidak banyak dikenal di masyarakat perkotaan, khususnya anak muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari beras yang terlepas saat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguat, dan pakan tambahan (Sudarmono dan Sugeng, 2008).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pakan Pakan merupakan bahan-bahan hasil pertanian, perikanan, peternakan dan hasil industri yang mengandung nutrisi dan layak dipergunakan sebagai pakan, baik yang diolah maupun
Lebih terperinciOkt ,30 75,00 257,00 Nop ,30 80,00 458,00 Des ,10 84,00 345,00 Jumlah 77,70 264, ,00 Rata-rata 25,85 88,30 353,34
HASIL DAN PEMBAHASAN Informasi Tanaman dan Kondisi Lingkungan Tanaman Jagung yang digunakan adalah tanaman jagung varietas Pertiwi-3 diproduksi oleh PT. Agri Makmur Pertiwi. Tanaman Jagung yang digunakan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Potensi Tanaman Nenas dan Limbahnya Sebagai Bahan Pakan. Tanaman nenas ( Ananas comosus L. Merr) merupakan salah satu
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Potensi Tanaman Nenas dan Limbahnya Sebagai Bahan Pakan Tanaman nenas ( Ananas comosus L. Merr) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomi tinggi.
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2011 sampai dengan bulan Januari 2012 di Desa Situ Udik, Kecamatan Cibungbulang untuk proses pembuatan silase daun singkong,
Lebih terperinciKUALITAS SILASE RUMPUT IRIAN (Sorghum sp) DENGAN PERLAKUAN PENAMBAHAN DEDAK PADI PADA BERBAGAI TINGKAT PRODUKSI BAHAN KERING
KUALITAS SILASE RUMPUT IRIAN (Sorghum sp) DENGAN PERLAKUAN PENAMBAHAN DEDAK PADI PADA BERBAGAI TINGKAT PRODUKSI BAHAN KERING DIANA SAWEN, O. YOKU dan M. JUNAIDI Fakultas Peternakan Perikanan dan Ilmu Kelautan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Negara Indonesia memiliki banyak ragam tumbuhan hijauan,
PENDAHULUAN Latar Belakang Negara Indonesia memiliki banyak ragam tumbuhan hijauan, diantaranya adalah jenis ketela pohon. Ketela pohon merupakan salah satu jenis tanaman pertanian utama di Indonesia.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Kualitas Pakan Fermentasi Parameter kualitas fisik pakan fermentasi dievaluasi dari tekstur, aroma, tingkat kontaminasi jamur dan tingkat keasaman (ph). Dari kedua bahan pakan yang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung dalam bahasa ilmiahnya disebut Zea mays L. adalah salah
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jerami Jagung Tanaman jagung dalam bahasa ilmiahnya disebut Zea mays L. adalah salah satu tanaman biji-bijian dari keluarga rumput-rumputan ( Graminaceae) yang sudah popular di
Lebih terperinciRaden Febrianto Christi, Abu Bakar Hakim, Lesha Inggriani, Atun Budiman Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran ABSTRAK
Uji Karakteristik Kandungan VFA Dan ph Hasil Fermentasi Aaerob (Ensilase) Batang Pisang (Musa paradisiaca Val.) Dengan Penambahan Molases Sebagai Bahan Aditif Raden Febrianto Christi, Abu Bakar Hakim,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman singkong merupakan salah satu jenis tanaman pertanian utama di
6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Limbah Tanaman Singkong Tanaman singkong merupakan salah satu jenis tanaman pertanian utama di Indonesia. Tanaman ini termasuk famili Euphorbiacea yang mudah tumbuh
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan dari bulan Juli 2010 hingga April 2011 di peternakan sapi rakyat Desa Tanjung, Kecamatan Sulang, Kabupaten Rembang, dan di Departemen Ilmu Nutrisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nutrisi makanan. Sehingga faktor pakan yang diberikan pada ternak perlu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produktivitas ternak dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya adalah pakan. Davendra, (1993) mengungkapkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan berat badan maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. reproduksi. Setiap ternak ruminansia membutuhkan makanan berupa hijauan karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakan merupakan kebutuhan utama dalam segala bidang usaha ternak, termasuk dalam hal ternak ruminansia. Pemberian pakan dimaksudkan agar ternak ruminansia dapat memenuhi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Kadar Nutrien Berbagai Jenis Rumput Kadar nutrien masing-masing jenis rumput yang digunakan berbeda-beda. Kadar serat dan protein kasar paling tinggi pada Setaria splendida, kadar
Lebih terperinciPERUBAHAN MASSA PROTEN, LEMAK, SERAT DAN BETN SILASE PAKAN LENGKAP BERBAHAN DASAR JERAMI PADI DAN BIOMASSA MURBEI
PERUBAHAN MASSA PROTEN, LEMAK, SERAT DAN BETN SILASE PAKAN LENGKAP BERBAHAN DASAR JERAMI PADI DAN BIOMASSA MURBEI Syahriani Syahrir, Sjamsuddin Rasjid, Muhammad Zain Mide dan Harfiah Jurusan Nutrisi dan
Lebih terperinciColeman and Lawrence (2000) menambahkan bahwa kelemahan dari pakan olahan dalam hal ini wafer antara lain adalah:
Wafer Pakan (Feed Wafer) Roti/Wafer pakan merupakan salah satu teknologi pengolahan pakan yang efektif dan diharapkan dapat menjaga kontinuitas ketersediaan pakan ternak, terutama pada musim kemarau. Stevent
Lebih terperinciPengaruh Pemakaian Urea Dalam Amoniasi Kulit Buah Coklat Terhadap Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik Secara in vitro
Pengaruh Pemakaian Urea Dalam Amoniasi Kulit Buah Coklat Terhadap Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik Secara in vitro (Influence of using Urea in pod cacao amoniation for dry matter and organic digestibility
Lebih terperinciPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar protein pada fermentasi
PERUBAHAN KADAR PROTEIN PADA FERMENTASI JERAMI PADI DENGAN PENAMBAHAN ONGGOK UNTUK MAKANAN TERNAK CHANGE OF PROTEIN DEGREE IN THE DRIED RICE STALKS FERMENTATION BY ADDING HEAPS TO LIVESTOCK FOOD Aminah
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2016 dengan tiga
9 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2016 dengan tiga tahap, yaitu : tahap pendahuluan dan tahap perlakuan dilaksanakan di Desa Cepokokuning, Kecamatan Batang,
Lebih terperinciMEMBUAT SILASE PENDAHULUAN
MEMBUAT SILASE Oleh : Drh. Linda Hadju BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI 2014 PENDAHULUAN Hijauan merupakan sumber pakan utama untuk ternak ruminansia (sapi, kerbau, kambing dan domba). Untuk meningkatkan
Lebih terperinciJurnal Peternakan Indonesia, Juni 2014 Vol. 16 (2) ISSN
Jurnal Peternakan Indonesia, Juni 2014 Vol. 16 (2) ISSN 1907-1760 Pengaruh Penambahan Tepung Gaplek dan Isolat Bakteri Asam Laktat dari Cairan Rumen Sapi PO Terhadap Kualitas Silase Rumput Gajah (Pennisetum
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Ilmu Nutrisi Ternak Kambing Perah, Laboratorium Industri Pakan, dan Laboratorium Nutrisi Ternak Perah (Fakultas Peternakan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Potong Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha penggemukan. Penggemukan sapi potong umumnya banyak terdapat di daerah dataran tinggi dengan persediaan
Lebih terperinciTHE EFFECT OF PROBIOTIC FEED SUPPLEMENT ON MILK YIELD, PROTEIN AND FAT CONTENT OF FRIESIAN HOLSTEIN CROSSBREED
THE EFFECT OF PROBIOTIC FEED SUPPLEMENT ON MILK YIELD, PROTEIN AND FAT CONTENT OF FRIESIAN HOLSTEIN CROSSBREED Wahyu Andry Novianto, Sarwiyono, and Endang Setyowati Faculty of Animal Husbandry, University
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan Peternakan, analisis silase dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Konsentrasi NH3. protein dan non protein nitrogen (NPN). Amonia merupakan bentuk senyawa
33 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Konsentrasi NH3 NH3 atau amonia merupakan senyawa yang diperoleh dari hasil degradasi protein dan non protein nitrogen (NPN). Amonia merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ketersediaan pakan khususnya pakan hijauan baik kualitas, kuantitas
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketersediaan pakan khususnya pakan hijauan baik kualitas, kuantitas maupun kontinuitasnya merupakan faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan usaha peternakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia. Buah nenas merupakan produk terpenting kedua setelah pisang. Produksi nenas mencapai 20%
Lebih terperinciUJI KUALITAS YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN MADU dan Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI
1 UJI KUALITAS YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN MADU dan Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: FITA FINARSIH A 420 100 067 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
Lebih terperinci(THE EFFECT OF USED MOLASSES TO CASSAVA PEEL (Manihot esculenta) ENSILAGE ON DRY MATTER AND ORGANIC MATTER DIGESTIBILITY IN VITRO)
PENGARUH PENAMBAHAN MOLASES PADA ENSILASE KULIT SINGKONG (Manihot esculenta) TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN KECERNAAN BAHAN ORGANIK SECARA IN VITRO (THE EFFECT OF USED MOLASSES TO CASSAVA PEEL (Manihot
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beras Analog Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah dengan mengembangkan alternatif pangan. Program diversifikasi pangan belum dapat berhasil
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN MOLASES DAN ONGGOK TERHADAP KANDUNGAN ASAM LAKTAT DAN DERAJAT KEASAMAN PADA SILASE AMPAS TEH
PENGARUH PENAMBAHAN MOLASES DAN ONGGOK TERHADAP KANDUNGAN ASAM LAKTAT DAN DERAJAT KEASAMAN PADA SILASE AMPAS TEH EFFECT OF MOLASSES AND CASSAVA POMACE ADDITION ON LACTIC ACID AND ACIDITY OF TEA WASTE SILAGE
Lebih terperinciPENGARUH INOKULUM LACTOBACILLUS PLANTARUM 1A-2 DAN 1BL-2 TERHADAP KUALITAS SILASE LIMBAH IKAN TUNA (Thunnus atlanticus)
Samakia: Jurnal Ilmu Perikanan Volume 5, No. 1, Februari 214 ISSN : 286-386 1 PENGARUH INOKULUM LACTOBACILLUS PLANTARUM 1A-2 DAN 1BL-2 TERHADAP KUALITAS SILASE LIMBAH IKAN TUNA (Thunnus atlanticus) EFFECT
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Ubi Kayu Ubi kayu yang sering pula disebut singkong atau ketela pohon merupakan salah satu tanaman penghasil bahan makanan pokok di Indonesia. Tanaman ini tersebar
Lebih terperinciKualitas Silase Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) dengan Penambahan Dedak Halus dan Ubi Kayu
Jurnal Peternakan Sriwijaya Vol. 3, No. 1, Juni 2014, pp. 1-6 ISSN 2303 1093 Kualitas Silase Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) dengan Penambahan Dedak Halus dan Ubi Kayu Program Studi Peternakan, Fakultas
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Komposisi Nutrien Biskuit Rumput Lapang dan Daun Jagung Komposisi nutrien diperlukan untuk mengetahui kandungan zat makanan yang terkandung di dalam biskuit daun jagung dan rumput
Lebih terperinciKONSENTRAT TERNAK RUMINANSIA
KONSENTRAT TERNAK RUMINANSIA Indonesia adalah negara TROPIS Dengan ciri khas kualitas rumput yang rendah Pemberian pakan hanya dengan rumput Pemberian pakan campuran rumput dan konsentrat hijauan hijauan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditumbuhkan dalam substrat. Starter merupakan populasi mikroba dalam jumlah
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fermentasi Fermentasi merupakan suatu proses perubahan kimia pada suatu substrat organik melalui aktivitas enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme (Suprihatin, 2010). Proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar yang terus meningkat. Menurut Trubus (2012), permintaan
Lebih terperinciPengaruh Penambahan Molases dan Isolat Bakteri Asam Laktat dari Cairan Rumen Sapi PO Terhadap Kualitas Silase Rumput Gajah (Pennisetum purpureum)
Pengaruh Penambahan Molases dan Isolat Bakteri Asam Laktat dari Cairan Rumen Sapi PO Terhadap Kualitas Silase Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) (The effect of molasses and lactic acid bacteria isolated
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA
PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA DKI Jakarta merupakan wilayah terpadat penduduknya di Indonesia dengan kepadatan penduduk mencapai 13,7 ribu/km2 pada tahun
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN SILASE KLOBOT JAGUNG DALAM RANSUM TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI DOMBA LOKAL JANTAN. Oleh: PURWANTO H
PENGARUH PEMBERIAN SILASE KLOBOT JAGUNG DALAM RANSUM TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI DOMBA LOKAL JANTAN Oleh: PURWANTO H 0502070 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 1 I. PENDAHULUAN
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beras Analog Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras. Disebut beras analog karena bentuknya yang oval menyerupai beras, tapi tidak terproses
Lebih terperinci