BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gambaran Umum Pesawat Centrifuge Pesawat Centrifuge adalah salah satu dari sekian banyak alat laboratorium yang menggunakan prinsip kerja mekanisme putaran. Dari penjelasan tesebut maka dapat disimpulkan bahwa pesawat centrifuge berfungsi untuk memisahkan suatu larutan atau emulasi yang memiliki berat molekul berbeda. Umumnya pesawat ini banyak digunakan pada laboratorium laboratorium klinik maupun rumah sakit, farmasi, kimia serta pabrik pabrik industri yang biasanya memerlukan suatu pemisahan dari campuran yang mengandung partikel partikel benda padat dengan cairan atau campuran larutan. Pada prinsipnya pesawat centrifuge ini bekerja berdasarkan gaya sentrifugal, yaitu gaya yang timbul apabila suatu benda diputar dari suatu titik. Semakin tinggi kecepatan putaran, maka semakin besar gaya sentrifugal yang dihasilkan. Gaya ini bekerja dengan menekan partikel partikel yang ada pada cairan sehingga partikel partikel ini akan bergerak dengan arah luar karena lapisan partikel partikel ini mempunyai massa yang lebih besar dari pada cairan, sedangkan cairan paling dalam tinggal cairan jernih bebas dari partikel yang terpisah dari cairannya. Oleh karena itu, pemisahan yang terjadi menjadi berlapis. 5

2 6 Seperti penjelasan daiatas bahwa pesawat centrifuge ini bekerja berdasarkan gaya sentrifugal, yaitu gaya yang bekerja kearah luar dari titik pusat putaran, sedangkan kebalikan dari gaya tersebut adalah gaya sentrifetal. Besarnya gaya sentrifugal dapat didefenisikan sebagai berikut: F = m.a (2.1) Dimana : a 2 V 2. R R (2.2) Sehingga : 2 F m.. R (2.3) Keterangan : F m = Gaya (Newton) = Massa (Kg) a = Percepatan (m/s 2 ) ώ R = Kecepatan centrifugal = Jari jari (m) Berdasarkan pada kecepatan putaran motor, maka pesawat centrifuge terbagi menjadi tiga jenis, yaitu : 1. General Purpose Centrifuge : Centrifuge ini derancang untuk pemisahan sampel urine dan serum. Biasanya berkecepatan RPM dan bisa menampung sampel dari ml. 2. Micro Centrifuge (Microfuges) :

3 7 Centrifuges ini khusus pada kecepatan tinggi, dengan volume microtubes berkisar 0,5 2,0 ml. 3. Speciality Centrifuge : Centrifuge ini dirancang untuk pemakaian yang lebih spesifik di laboratorium klinik. Biasanya kecepatannya diatas rpm bahkan sampai rpm. Kebanyakan, centrifuge ini dilengkapi dengan sistem pendingin. 2.2 Motor AC Gambar 2.1 Kontruksi motor AC Secara umum, motor listrik berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Pada motor AC proses perputaran rotor terjadi akibat adanya induksi anatara kumparan stator (armatur) dengan kumparan pada rotor. Kontruksi dasar dari sebuah motor AC terdiri dari dua bagian utama, yaitu bagian STATOR dan bagian ROTOR. Pada bagian STATOR terdapat kumparan STATOR yang terdiri dari kumparan kawat tembaga yang dimasukan Ke dalam alur-alur STATOR yang dikenal sebagai kumparan utama (main winding) dan kumparan bantu. Sedangkan pada bagian ROTOR terdapat

4 8 kumparan rotor yang biasanya berupa gulungan yang terdiri dari sejumlah kumparan kawat tembaga yang dimasukkan kedalam alur-alur ROTOR dan ujung-ujung dari masing-masing tembaga dilas pada komutator. Kumparan stator (kumparan utama dan kumparan Bantu) akan berfungsi sebagai kumparan medan, yakni untuk membangkitkan medan magnet. Jadi jika pada kumparan stator tersebut diberikan sumber listrik, maka akan dihasilkan medan magnet disekitar kumparan tersebut. Konstruksi sebuah MOTOR AC sederhana akan dapat dilihat pada gambar 2.1 Gambar 2.2 Rangkaian motor Ac terhubung tegangan AC Pada kumparan STATOR kumparan utamanya selalu dirancang dengan nilai resistansi yang rendah dan nilai reaktansi yang tinggi dibandingkan dengan kumparan Bantu yang selalu mempunyai nilai resistansi yang tinggi dan nilai reaktasi yang rendah. Dengan kondisi nilai resistasi dan reaktansi masing-masing kumparan tersebut tidak sama nilainya, maka sudut fase dari arcs yang mengalir pada kumparan Bantu hampir mendekati tegangan sumber dari pada sudut fase arus yang mengalir melalui kumparan utama (arus utama selalu mendahului arus kumparan Bantu). Akibat adanya beda fase antara arus kumparan utama dengan arus kumparan Bantu tersebut maka pada STATOR akan menjadi medan magnet.

5 9 Medan magnet ini akan selalu memotong batang-batang konduktor dari kumparan ROTOR yang kemudian mengakibatkan ujung-ujung kondt{rtor dari kumparan ROTOR akan timbul gaya gerak listrik induksi yang akan mcngakibatkan ROTOR berputar. 2.3 IC 74LS04 Sebagai Inverter Gerbang Inverter adalah gerbang dengan satu sinyal masukan dan satu sinyal keluaran. Gerbang not sebagai inverter berfungsi untuk menghasilkan keluran yang merupakan kebalikan dari logika masukanya. Simbol logika rangkaian gerbang not pada gambar dibawah ini. Gambar 2.3 Simbol gerbang NOT Jika masukan inverter diberi logika 1, maka keluaranya akan mempunyai logika 0. tanda Bar [ ˉ ] diatas, maka keluranya menujukan bahwa A telah di inversikan atau dikomplemenkan. Jadi suku boole A dangan not A. Tabel kebenaran inverter ditunjukkan pada tabel dibawah ini. Table 2.1 Tabel kebenaran Inverter INPUT OUTPUT

6 TRIAC Triac merupakan komponen elektronika yang termasuk dalam kelompok thrystor dua arah, oleh karena hal itu triac banyak digunakan dalam pensaklaran isyarat dan daya. Pada dasarnya triac adalah dua buah SCR (Silicon Controlled Rectifier) yang terhubung secara parallel dalam arah yang berlawanan. Gambar rangkaian ekivalen dari sebuah triac serta symbol skematiknya dapat dilihat pada Gambar 2.4 Karena sebuah triac merupakan dua buah SCR yang paralel namun berlawanan arah, maka sebuah triac akan dapat mengontrol arus listrik dalam dua arah. Hal inilah yang memungkinkan triac dapat digunakan untuk mengontrol daya pada beban - yang menggunakan arus bolak-balik (AC). Gambar 2.4 Rangkaian ekivalen triac dan symbol triac Untuk membuat triac menghantarkan arus adalah dengan menerapkan trigger positif pada SCR yang sedang mendapat bias maju pada triac. Jadi berdasarkan gambar rangkaian ekivalen di atas bila T1 mendapat polaritas yang lebih positif dari pada terminal T2-nya, maka trigger positif pada gerbang akan membuat SCR al dalam triac menghantar, sedangkan bila

7 11 polaritas pada terminal-terminalnya adalah sebaliknya maka trigger positif akan membuat SCR a2 menghantar. Dan sekali dipicu maka SCR yang bersangkutan akan tetap menghantar walaupun sinyal pemicu telah dilepaskan, salah satunya cara untuk membuat SCR tersebut berhenti menghantar adalah dengan cara low current dropout yakni dengan membuat arus yang melalui SCR yang bersangkutan tersebut turun melampaui arus genggamnya (holding current). Hal itu dapat dilakukan dengan membuat tegangan anodanya turun menjadi nol volt atau dengan membalik polaritas pada terminal anoda dan katodanya. Sebuah contoh penerapan triac dalam mengontrol daya pada beban yang memerlukan arus bolak-balik akan dapat dilihat pada Gambar 2.5 di bawah ini. (a) (b) Gambar 2.5 (a) Rangkaian triac untuk mengontrol daya beban (b) Bentuk gelombang pada gate, pada beban, dan output

8 12 Pada rangkaian dalam gambar 2.5 (a) resistor R l dan kapasitor C berfungsi untuk menggeser titik pemicuan (trigger point), sedangkan resistor R2 berfungsi untuk membatasi arus pemicuan agar tidak melampuai arus pemicu maksimum yang diperbolehkan. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa sebuah triac akan dapat diaktifkan dengan cara memberikan pemicuan positif pada gate-nya, dan besamya tegangan pemicuan triac tersebut tertera dalam lembaran data spesifikasinya triac tersebut. Sebagai contoh misalkan tegangan pemicuan dari sebuah triac adalah 0,7 volt, maka dengan merubahrubah nilai resistansi Ri pada rangkaian di atas akan dapat digeser titik pemicuannya yakni pada saat tegangan pada gate-nya telah mencapai tegangan pemicuannya (0,7 volt), akibat pergeseran titik pemicuannya maka daya yang diterima pada bebannya akan dapat bervariasi. Sebagai contoh bentuk gelombang yang diterima oleh beban pada gambar di atas diperlihatkan pada gambar yang diarsir dalam Gambar Optocoupler Optocoupler (optoisolator atau isolator yang tergandeng optic) menggabungkan led dan foto detector dalam satu kemasan. Optocoupler mempunyai led pada sisi input atau masukanya dan foto dioda pada sisi output atau keluarannya. Keuntungannya terpenting dari optocoupler adalah pemisahan secara fisik antara rangkaian input dengan outputnya yang terdapat antara input dan outputnya hanya seberkas cahaya. Disisi lain optocoupler didefinisikan sebagai suatu rangkaian yang terdiri dari sedikitnya satu emitter (berfungsi sebagai pemancar cahaya) yang mengkopel secara optic suatu foto detector melalui medium atau ruang yang terisolasi. Emiter

9 13 atau pemacar cahaya itu dapat berupa LED, dioda, foto transistor, foto FET, foto triac dan foto SCR dapat dilihat pada gambar 2.6 Gambar 2.6 Simbol skematik optecoupler Agar tidak meluas mengenai pembahasan yang akan diangkat dan dipaparkan dalam bab ini, maka teori yang akan diuraikan akan dibatasi oleh optokopler yang menggunakan masukan atau input LED yang menggerakkan keluaran berupa foto transistor seperti yang terlihat pada gambar Dioda pemancar cahaya (LED) Pada dioda yang diberi tegangan maju, electron-electron bebas melintasi persambungan dan jatuh kedalam lubang (hole). Pada saat electron jatuh dari tingkat dari energi yang lebih tinggi ketingkat yang lebih rendah, ia akan memancarkan energi. Pada dioda biasa, energi ini keluar dalam bentuk panas, tetapi pada dioda pemancar cahaya, energi tersebut memancar sebagai cahaya. Lambang skematis untuk LED dapat dilihat pada gambar 2.7 Gambar 2.7 Simbol skematik LE

10 14 Kecepatan LED tergantung dari arusnya. Dengan masukan tegangan jatuh nominal 2 Volt untuk LED maka perhitungan arus LED dapat dihitung sebagai berikut: Vcc Vled I led 2.10 R Foto transistor Foto transistor adalah komponen semi konduktor yang peka cahaya dan biasanya disambung dalam konfigurasi emitter sekutu dengan basis terbuka dan cahaya lewat melalui sebuah jendela dan bertemu pada sebuah sambungan kolektor basis seperti pada gambar 2.8, karena kawat penghubung terbuka maka semua arus balik diperkuat dalam basis transistor Gambar 2.8 Simbol skematik foto transistor 2.6 OP- Amp Penguat operasional (Op a mp) merupakan suatu komponen aktif yang terdiri dari rangkaian penguat gandengan langsung dengan penguatan tinggi yang dalam pengoperasiannya dilengkapi dengan umpan balik. Op amp mempunyai lima terminal dasar : dua untuk mensuplai daya, dua untuk syarat masukan, dan satu untuk keluaran. Bagian dalamnya rumit seperti diperlihatkan oleh diagram skematik dalam gambar 2.9 agar dapat menggunakannya, tidaklah perlu mengetahui hal apapun tentang cara kerja bagian dalam op amp.

11 15 Gambar 2.9 Skema Op amp Suatu penguat operasional yang ideal mempunyai sifat-sifat sebagai berikut : Penguatnya terkopel langsung (direct coupled) Impedansi masukan (Zi) = ~ (tak terhingga) Impedansi keluaran (Zo) = 0 (nol) Penguatan (A) = ~ (tak terhingga) Tegangan keluaran bernilai 0 (nol), jika tegangan pada kedua terminal masukan bernilai 0 (nol) Tegangan keluaran dapat mngayun kearah positif maupun negatif

12 IC LM 741 Sebagai Penguat Tak Membalik (Non Inverting) Rangkaian ini merupakan salah satu dari rangkaian op amp yang paling luas digunakan. Sebuah rangkaian penguat yang baik bila menerima arus atau tegangan yang kecil pada inputnya akan menimbulkan arus atau tegangan yang lebih besar pada outputnya. Op amp mempunyai kekuatan (gain) yang relatif linier (bagus). Keluaran (output) dikendalikan sebagai fungsi dari masukan (input). Penguatan op amp dapat dikendalikan oleh rangkaian pembagi tahanan (resistif) pada rangkaian luar dari op amp sebagai modus loop tertutup, yang dimaksud loop tertutup yaitu umpan balik negatif dengan menggunakan komponen yang mempunyai nilai tahanan. Rf +Vcc Ri 2 Va 3 input outp Gambar 2.10 Penguat Non Inverting Pada rangkaian penguat non inverting ini didapat rumus seperti pada persamaan (II.9): Va Vout Ri Rf Ri.... (II.9) Dengan membalik persamaanya maka didapat maka didapat rumus penguatan seperti persamaan (II.9)

13 17 Vout Va Rf Ri Ri Vout Va Vout Va Rf Ri Rf Ri 1 Ri Ri Av Rf Ri 1.. (II.10) karena : Va Vin Vout Av Va Maka didapat rumus tegangan outputnya seperti persamaan (II.11) Rf Vout 1 Vin... (II.11) Ri Dilihat dari rumus diatas jadi yang menentukan besarnya penguatan tegangan Rf pada outputnya adalah : Av 1 (rumus besarnya nilai penguatan). Ri IC LM 741 Sebagai Pembanding (Komparator) Rangkaian pembanding (komparator) adalah suatu rangkaian elektronik yang membandingkan satu nilai tegangan dengan nilai tegangan lainnya. Rangkaian komparator mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : Tidak punya feed back negatif Kedua inputnya digunakan, input yang satu sebagai tegangan referensi dan input yang satunya lagi sebagai tegangan yang akan dibandingkan. Outputmya selalu mengayun ke saturasi positif atau negatif

14 18 +Vcc Vin Vref 6 output -Vcc Gambar 2.11 Komparator Fungsi dari rangkaian komparator ini adalah untuk membandingkan besarnya tegangan masukan dengan tegangan referensi (tegangan acuan) dan menghasilkan suatu perubahan keadaan dan keluarannya, bila salah satunya melewati yang lain. Pembanding tegangan akan membandingkan sebuah masukan dengan tegangan lainnya. Pada gambar II.13 diperlihatkan pembanding tegangan sederhana. Pada rangkaian komparator diatas hanya terdapat dua keadaan keluaran yaitu : Pada saat tegangan input lebih besar dari tegangan referensi maka Vout = -Vsat (II.12) Pada saat tegangan input lebih kecil dari tegangan referensi maka Vout = +Vsat..... (II.13) 2.7 Digital To Analog Converter ( DAC) Digital to Analog Converter merupakan rangkaian yang mengubah informasi digital menjadi analog. Rangkaian ini berguna pada saat rangkaian digital menjadi alat kontrol sistem yang memainkan parameter tegangan atau arus analog. Konfigurasi digital pada input-input akan dirubah menjadi tegangan analog pada output dengan perbandingan tertentu.

15 19 Bila konfigurasi input 8 bit bergerak dari 00H sampai FFH dengan kenaikan sebesar 1 maka output analog berupa gelombang tangga dengan ketelitian se-per-dua-lima-enam (1/256) dari te gangan output maksimum bila tegangan output minimum sama dengan 0 volt. Tegangan output dari DAC dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut: Dalam aplikasinya DAC berfungsi untuk mengubah bit-bit kombinasi output dari minimum system DT-51 sebagai suatu hasil keputusan dari data input yang ada menjadi level tegangan analog. Dimana level tegangan analog ini kemudian menjadi input bagi rangkaian comparator untuk dibandingkan dengan rangkaian pembangkit pulsa segitiga yang menghasilkan sinyal PWM. Sinyal PWM ini dikuatkan hingga mampu membias transistor-transistor common base yang berfungsi sebagai rangkaian penguat. Berikut adalah konfigurasi pin dari DAC Gambar 2.12 Konfigurasi Pin DAC 0808

16 Mikrokontroller AT89C51 Dalam rangkaian berskala besar, biasanya dilengkapi dengan sebuah unit pusat pemprosesan. Pusat pemprosesan ini atau lebih dikenal dengan nama Central Prosesing Unit (CPU) banyak mempermudah pengendalian proses kerja rangkaian. Dilihat dari komponen pelengkap yang tersusun dalam serpihan prosesor tersebut, ada sebuah prosesor yang dalamnya telah dilengkapi dengan prosesor fungsi matematik ( Math co prosesor), ada yang dilengkapi dengan perubahan analog ke digital ataupun sebaliknya, adapun yang dilengkapi dengan fasilitas pemprosesan sinyal-sinyal (DSP, Digital Sinyal Processing) dan juga telah dilengkapi dengan port port input / output, ROM, RAM seperti yang telah terdapat pada mikrokontroler P1.0 P1.1 P1.2 P1.3 P1.4 P1.5 P1.6 P1.7 RESET P3.0/RXD P3.1/TXD P3.2/INT0 P3.3/INT1 P3.4/T0 P3.5/T1 P3.6/WB P3.7/RD XTAL2 XTAL1 GND AT89C51 VCC 40 P0.0 P0.1 P0.2 P0.3 P0.4 P0.5 P0.6 P EA/VPP 31 ALE/ PROG 30 PSEN 29 P2.7 P2.6 P2.5 P2.4 P2.3 P2.2 P2.1 P Gambar 2.13 Konfigurasi pin mikrokontroler AT89C51

17 21 AT89C51 adalah mikrokontroler keluaran atmel dengan 4K byte Flash. PEROM ( Programmeeble and Erasable Read Onli Memory), AT89C51 merupakan memori dengan teknologi nonvolatile memory, isi memory tersebut dapat diisi ulang ataupun dihapus berkali-kali. Memory itu biasa digunakan untuk menyimpan intruksi (perintah) berstandar MCS-51 code sehingga memungkinkan mikrokontroler ini untuk bekerja dalam mode single chip operation (mode operasi keping tunggal) yang tidak memerlukan external memory (memori luar) untuk menyimpankan source code tersebut. Mikrokontroler AT89C51 mempunyai karakteristik sebagai berikut : 1 Compatible dengan MSC K byte EEPROM internal. 3 Frekuensi clock : 0 Hz 24 Mhz programable I/O line. 5 Two 16 bit timer / counter 6 64K address space for external data memory. 7 64K address space for external program memory. 8 6 interupt sources 9 Afive source interrupt structure with two priority level 10 Full duplex serial port 11 Bolean processor. Untuk dapat bekerja dengan baik mikrokontroler AT89C51 hanya membutuhkan catu daya tunggal sebesar + 5 Vout.

18 Piranti CHMOS Secara fungsinya, piranti CHMOS (ditandai dengan huruf C ditengah namanya) adalah compatible sepenuhnya dengan 8051 tetapi membutuhkan daya yang lebih sedikit dari HMOS. Lebih jauh penyimpanan daya juga tersedia pada rangkaian CHMOS ini, dengan ditambahkan dua jenis penghematan daya yaitu : 1 Idle mode, selama dimana CPU dimaikan, RAM dan feriperal lainya tetap beroperasi. Pada mode ini, arus yang dilewatkan turun hingga 15% dari pada saat piranti bekerja penuh. 2 L, Power Down Mode, selama dimana seluruh feriperal di nonaktifkan, RAM tetap menggengam data sebelumnya. Pada mode ini arus yang dilewatkan kurang dari 10µA Central prossesing unit (CPU) Central Prosessing Unit yang terdapat dalam AT89C51 merupakan CPU 8 bit yang dilengkapi dengan osilator dalam serpihannya dengan frekuensi kerja mulai dari 3,5 MHz. batas frekuensi kerja minimum ini disebabkan sifat CPU yang tidak static. CPU banyak menggunakan simpulsimpul dinamik berupa sel-sel penyimpanan sementara yang dibentuk oleh kapasitansi simpul-simpul ground. Pemakaian simpul-simpul dinamik ini menunjukan untuk menghematkan transistor yang diperlukan, yang berarti juga penghematan luas serpihan secara keseluruhan. Pada frekuensi yang terlalu rendah isi sel penyimpanan sementara mengalami perubahan karena ada kebocoran arus, hal ini mengakibatkan level tegangan pada salah satu simpul CPU berubah. Perubahan level tegangan pada

19 23 salah satu simpul mengakibatkan CPU tidak dapat mengingat operasi yang baru saja dilaksanakan. Dalam AT89C51, salah siklus mesin terdiri dari 12 periode osilator. Artinya untuk frekuensi osilator 12 MHz satu siklus mesin akan dilalui waktu 1µS. Waktu pelaksanaan intruksi terpendek adalah satu siklus mesin, sedangkan yang terpanjang sampai empat siklus mesin Organisasi memori Memori program dan memori data dapat dipisahkan secara logika dengan cara membedakan sinyal PSEN untuk pembacaan program atau data, hasilnya CPU akan dapat mengakses 64 Kbyte data. Lebar memori program selalu 16 Kbyte. Walaupun kapasitas memori yang digunakan lebih kecil dari 64 Kbyte. Untuk lebar memori alamat internal 8 bit atau 16 bit. Di samping memori data, AT89C51 juga mempunyai RAM berupa registeruntuk fungsi khusus SFR (Spesial Funtion Register) dengan kapasitas 128 byte. RAM internal sebesar 128 byte ini terdiri dari 32 byte paling bawah dikelompokan menjadi 4 bank, yang masing-masing terdiri dari 8 buah register. Program dapat mengakses register-register tersebut dengan operand R0 sampai R7 pengalaman register, untuk pemilihan bank dilakukan melalui register program status word, PSW, 16 bytedi atas keempat bank, register membentuk satu blok memori yang dialamati. Memori data ini dapat dialamati langsung maupun tidak langsung. Register dengan fungsi khusus, SFR terletak pada 128 byte bagian atas memori dan berisi Latch word, timer, PSW dan control peripheral.

20 24 Register-register ini hanya dapat diakses dengan pengalamatan langsung 16 alamat pada SFR dapat dilamati secara bit atau byte, dan terletak pada alamat yang berakhir 0000B Port input / output Fasilitas I/O yang disebabkan oleh AT89C51 adalah 32 jalur port, yang selanjutnya dibagi menjadi empat port 8 bit. Masing-masing port tersebut besifat bidereksional, artinya dapat digunakan sebagai output maupun input. Masing-masing port dapat dihubungi sebagai sekaligus 8 bit ataupun per-bit. Port 1, 2, 3 mempunyai pull-up internal sedangkan port 0bersifat open drain. Pada penggunaan port 1, 2, 3 sebagai input, pin-pinnya pada pull tinggi, selanjutnya dapat diset pada pull rendah pada sumber external. Dengan mengisi satu pada lacht, maka port tersebut akan berfungsi sebagai output. Berbeda dengan port 1, 2, 3 port 0 tidak mempunyai pull-up internal. Jika isi lacth di buat satu maka port ini berfungsi sebagai input dan jika isi lacth di buat 0, maka port ini berfungsi sebagai output. Pada intruksi pembacaan, maka mikrokontroler AT89C51 mengambil data dari EEPROM dan selanjutnya akan diproses sesuai dengan intruksi yang diberikan Sistem interupt AT89C51 mempunyai system interupt yang dari 5 sumber, dua dari luar atau sumber ekternal melalui pin INT0 dan INT1, satu dari masingmasing counter internal (dua buah) dan satu dari serial port, kelima interupt

21 25 tersebut dapat diakatifkan sendiri-sendiri (individual), pada penulisan ini, interupt yang digunakan adalah sumber dari luar melalui INT0 dan INT Pengelompokan intruksi Intruksi yang dapat dikelompokan oleh mikrokontroler AT89C51 dibagi menjadi beberapa kelompok (mode). Pengelompokan ini dilakukan untuk mempercepat proses pengolahan suatu intruksi. Mode pengalamatan intruksi dikelompokam sebagai berikut : 1. Pengalamatan langsung atau immdiete. Digunakan untuk mengakases RAM internal, maupun eksternal, baik untuk operasi arimatik maupun logika 2. Pengalamatan tidak langsung. Digunakan untuk mengakses RAM internal maupun eksternal, untuk operasi aritmatik maupun logika. 3. Pengalamatan Register. Digunakan untuk mengakses 32 byte memori data internal paling bawah. Mikrokontroler AT89C51 memiliki 40 pin yang dapat dikelompok sebagai berikut : Port 0 : Merupakan bus 8 byte yang berfungsi untuk mentranfer data dan alamat, pada port ini merupakan open drain sehingga memerlukan pull-up eksternal apabila difungsikan sebagai input / output. Port 1 : Merupakan 8 bit jalur input / output akan dihubungkan keperalatan (rangkaian) luar dan telah dilengkapi dengan pull-up internal.

22 26 Port 2 : Merupakan 8 bit jalur I/O yang akan dihubungkan ke peralatan (rangkaian) luar dan telah dilengkapi dengan pull-up internal. Disamping itu masing-masing mempunyai fungsi lainnya, yaitu : 1. Port 3.0 : sebagai RXD, yaitu pasak pin masukan pada saat mikrokontroler menerima data dari luar dengan system komunikasi serial. 2. Port 3.1 : sebagai RXD, yaitu pin keluaran pada saat mikrokontroler mengirim data keluar dengan system komunikasi serial. 3. Port 3.2 : Sebagai pin interrupt (INT0) dan, 4. Port 3.3 : Sebagai pin interrupt (INT1), pin yang menerima selaan (interupsi) dair luar. 5. Port 3.4 : Sebagai T0 dan, 6. Port 3.5 : Sebagai T1, yaitu sebagai pin masukan timer atau counter eksternal yang dapat diprogram secara software. 7. Port 3.6 : Sebagai WR, yaitu sinyal yang dikeluarkan pada saat mikrokontroler ingin melakukan pembacaan memory data ekternal. 8. Port 3.7 : sebagai RD, yaitu sinyal yang di keluarkan pada saat mikrokontroler ingin melakukan penulisan pada memory sata eksternal (RAM eksternal). RST : Berfungsi untuk mereset mikrokontoler AT89C51 atau mengclear control register dan men-set port pada mode input.

23 27 ALE : Pada saat logika rendah (posisi ALE) digunakan untuk menahan alamat kememori eksternal. Pada saat berlogika tinggi, maka mikrokontroler pada posisi siap untuk deprogram. PSEN : Berfungsi untuk mengaktifkan memori program ekternal (eprom eksternal) ke bus. EA/Vpp : Pada saat logika tinggi, AT89C51 melakukan intruksi dari EEPROM internal, sedangkan pada level rendah, AT89C51 mengambil seluruh intruksi dari EEPROM eksternal. XTAL : Merupakan pin osilator yang menghasilkan clock yang biasanya berasal dari kristal piezoelektrik atau resonator keramik On - chip osilator Mikrokontoler AT89C51 memiliki osilator internal (on -chip osilator) yang digunakan sebagai sumber clock bagi CPU. Untuk mangunakan osilator internal diperlukan sebuah kristal antara pena XTAL1 (X1) dan XTAL2 (X2) dan sebuah kapasitor ke ground seperti terlihat pada gambar berikut ini : XTAL CRYSTAL 3pF 33pF Gambar Kristal pada mikrokontroler AT89C51

24 28 Nilai kapasitor yang digunakan untuk kristal yaitu 30nF 10nF sedangkan untuk resonan karamik yaitu 40pF 10 pf. 2.9 Liquid Crystal Display Liquid crystal display (LCD) merupakan komponen elektronika yang digunakan untuk menampilkan suatu karakter baik itu angka, huruf atau karakter tertentu, sehingga tampilan tersebut dapat dilihat secara visual. Pemakaian LCD sebagai indikator tampilan banyak digunakan dikarenakan daya yang dibutuhkan LCD relatif kecil (orde mikrowatt), disamping itu dapat juga menampilkan angka, huruf atau simbol dan karakter tertentu. Meskipun pada komponen ini dibatasi oleh somber cahaya ekternal/internal, suhu, dan lifetime. LCD terdiri atas tumpukan tipis atau sel dari dua lembar kaca dengan pinggiran tertutup rapat. Antara dua lembar kaca tersebut diberi bahan kristal cair (liquid crystal) yang tembus cahaya. Permukaan luar masing-masing keping kaca mempunyai lapisan tembus cahaya seperti oxida timah (tin oxide) atau oxida indium (indium oxide). Sel mempunyai ketebalan 1x10-5 meter dan diisi dengan kristal cair. Modul peraga yang digunakan dalam aplikasi ini adalah LCD modul M1632. Modul LCD ini membutuhkan daya yang kecil dan dilengkapi dengan panel LCD dengan tingkat kontras yang cukup tinggi serta pengendali LCD CMOS yang terpasang dalam modul tersebut. Pengendali mempunyai pembangkit karakter ROM/RAM dan display data RAM. Semua fungsi display diatur oleh instruksiinstruksi, sehingga modul LCD ini dapat dengan mudah dihubungkan dengan unit mikroprosesor. LCD tipe ini tersusun sebanyak dua baris dengan 16 karakter.

25 29 Dasar-dasar pengoperasian LCD ini terdiri atas pengoperasian dasar pada register, busy flag, address counter, display data RAM Register Kontroler dari LCD mempunyai 2 buah register 8 bit yaitu register instruksi (IR) dan register data (DR). IR menyimpan instruksi seperti display clear, cursor shift dan display data (DD RAM) serta character generator (CG RAM). DR menyimpan data untuk ditulis di DD RAM atau CG RAM ataupun membaca data dari nn RAM atau CG RAM. Ketika data ditulis ke DD RAM atau CGRAM maka DR secara otomatis menulis data ke DD RAM atau CO RAM. Ketika data pada DD RAM atau CG RAM akan dibaca maka alamat data ditulis pada IR sedangkan data akan dimasukan melalui DR dan mikrokontroler membaca data dari DR Busy flag Busy flag menunjukan bahwa module sedang sibuk sehingga proses data lebih lanjut dari mikrokontroler harus menungggu hingga tanda sibuk ini selesai. Sebagaimana yang terlihat pada Tabel 2.4, jika RS=O dan R/W=1 maka keluaran register seleksi sinyal akan melalui DB 7. Jika bernilai I maka modul LCD sedang melakukan kerja internal dan instruksi tidak akan diterima. Oleh karma itu status dari flag harus diperiksa sebelum melaksanakan instruksi selanjutnya.

26 30 Tabel 2.2 Register seleksi RS RW OPERASI 0 0 IR Tulis intruksi 0 1 Busy flag (DB0 DB6) read 1 0 Menulis data untuk DDRAM / CGRAM 1 1 Membaca data dari DDRAM / CGRAM Addres counter Addres Counter menujukan lokasi memory dalam modul LCD. Pemilihan lokasi alamat itu diberikan lewat register inurksi (IR). Ketika data dibaca atau ditulis dari DDRAM atau CGRAM maka addres counter secara otomatis menaikan atau menurunkan alamat tergantung dari entry mode set Display data ram (DDRAM) DDRAM merupakan tempat karakter yang akan ditampilkan. Pada LCD masing-masing pin mempunyai range alamat tersendiri. Alamat itu diekspresikan dengan bilangan hexsadesimal. Untuk line 1 range alamat berkisar 00H-0Fh sedangkan untuk line 2 berkisar antara 40h-4Fh Character generator ROM (CGROM) CGROM mempunyai tipe dot matrik 5x7. dimana pada LCD telah tersedia ROM sebagai pembangkit character dalam kode ASCII Character generator RAM (CGRAM) CGRAM untuk pembuatan character tersendiri melalui program.

27 31 Masukan yang diperlukan untuk mengendalikan modul berupa bus data yang masih termutiplek dengan bus alamat serta 3 bit sinyal kontrol. Sementara pengendalian LCD dilakukan secara internal oleh kontroler yang sudah terpasang dalam modul LCD. Diagram blok untuk LCD dapat dilihat dalam Gambar 2.12 Gambar 2.15 Blok diagram LCD LCD M1632 mempunyai 16 pin atau penyemat yang mempunyai fungsifungsi seperti yang ada pada tabel 2.3. Gambar 2.16 Konfigurasi Pin-pin LCD

28 32 Tabel 2.3 Fungsi pin-pin LCD NO Nama Penyemat Fungsi 1 Vss Terminal ground 2 Vcc Tegangan catu daya +5 volt 3 Vee Drive LCD 4 RS Sinyal pemilih register 0 : intruksi register (tulis) 1 : data register (Tulis dan baca) 5 RW Sinyal seleksi tulis dan baca 0 : tulis 1 : baca 6 E Sinyal operasi awal, sinyal ini mengaktifkan data tulis dan baca 7-14 DB0 DB7 Merupakan saluran data, berisi perintah dan data yang akan ditampilkan 15 V+ BL Pengendali kecerahan latar belakang LCD 4-4,42 V dan Ma 16 V- BL Pengendali latar belakang LCD 0 V Agar dapat mudah memprogram tampilan LCD, maka perlu diketahui intruksi-intruksi pemrograman yang terdapat pada LCD ini. Intruksi pemrograman pada LCD tipe M1632 sebagai berikut: Intruksi-intruksi pemrograman pada LCD Agar dapat dengan mudah rnernprogram tampilan LCD, maka perlu diketahui instruksi-instruksi pemprograman yang terdapat pada LCD ini. Instruksi pemprograman untuk LCD tipe M1632 sebagai berikut Set fungsi Instruksi ini mengkonfigurasikan modul tampilan untuk perangkat keras yang dipakai. Bit data leght (DL) menetukan lebar bus data (4 atau 8 bit). Bit

29 33 display line number menetukan jumlah baris yang akan ditampilkan. Bit Font (F) memilih karakter dengan matriks 5x7 atau 5x8. Tabel 2.4 Perintah set fungsi M1632 RS RW DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB DL N F x x Hapus tampilan Instruksi ini akan mengosongkan layar tampilan dan meletakkan kursor pada posisi awal tampilan. Tabel 2.5 Perintah hapus tampilan RS RW DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB Kontrol ON/OFF tampilan lnstruksi ini mengendalikan tiga buah kemampuan dari tampilan. Bit display On/Off (D) mengaktifkan dan menonaktifkan tampilan. Bit kursor On/Off (C) menampilkan atau menyembunyikan kursor yang akan ditampilkan. Bit Blink (B) mendefinisikan apakah kursor akan berupa karakter yang berkedip atau akan berupa garis bawah saja. Tabel 2.6 Perintah on/off RS RW DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB D B C

30 Set mode Instruksi ini dipakai unnrk melakukan penambahan atau pengurangan otomatis pada program. Tabel 2.7 Perintah set mode RS RW DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB I/0 S Set alamat DDRAM Alamat kursor pada DDRAM diisi dengan bit-bit A6-z\0. Register data dikonfigurasikan untuk menerima dan menaruh data pada DDRAM. Sampai instruksi set alamat DDRAM dikirim untuk mengkonfigurasikan ulang register data, data akan tetap ditaruh di DDRAM. Setelah set instruksi set alamat DDRAM dikirim maka alamat DDRAM barn akan dikeluarkan. Tabel 2.8 Perintah set alamat DDRAM RS RW DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB A6 A5 A4 A3 A2 A1 A0

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN PESAWAT CENTRIFUGE BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89C51. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN PESAWAT CENTRIFUGE BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89C51. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN PESAWAT CENTRIFUGE BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89C51 Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu ( S1 ) Disusun Oleh : Nama : Nanik Nur Apriyani

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin 4 BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori mengenai perangkatperangkat pendukung baik perangkat keras dan perangkat lunak yang akan dipergunakan sebagai pengukuran

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER AT89S52

MIKROKONTROLER AT89S52 MIKROKONTROLER AT89S52 Mikrokontroler adalah mikroprosessor yang dirancang khusus untuk aplikasi kontrol, dan dilengkapi dengan ROM, RAM dan fasilitas I/O pada satu chip. AT89S52 adalah salah satu anggota

Lebih terperinci

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55 ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55 A. Pendahuluan Mikrokontroler merupakan lompatan teknologi mikroprosesor dan mikrokomputer. Mikrokontroler diciptakan tidak semata-mata hanya memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi AT89S51 Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1 kristal serta catu daya 5 Volt. Kapasitor 10 mikro-farad dan resistor 10 Kilo Ohm

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di BAB III TEORI PENUNJANG 3.1. Microcontroller ATmega8 Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti proccesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Ringkasan Pendahuluan Mikrokontroler Mikrokontroler = µp + Memori (RAM & ROM) + I/O Port + Programmable IC Mikrokontroler digunakan sebagai komponen pengendali

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan dalam menyelesaikan perangkat keras (hardware) yang berupa komponen fisik penunjang seperti IC AT89S52 dan perangkat

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED 3.1. Rancang Bangun Perangkat Keras Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar 3.1. Sistem ini terdiri dari komputer, antarmuka

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS 3.1. Pendahuluan Perangkat pengolah sinyal yang dikembangkan pada tugas sarjana ini dirancang dengan tiga kanal masukan. Pada perangkat pengolah sinyal

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C.

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C. BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.

Lebih terperinci

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika TAKARIR AC (Alternating Current) Adalah sistem arus listrik. Sistem AC adalah cara bekerjanya arus bolakbalik. Dimana arus yang berskala dengan harga rata-rata selama satu periode atau satu masa kerjanya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Minimum Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Bab ini akan membahas pembuatan seluruh perangkat yang ada pada Tugas Akhir tersebut. Secara garis besar dibagi atas dua bagian perangkat yaitu: 1.

Lebih terperinci

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut.

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut. Arsitektur mikrokontroler MCS-51 diotaki oleh CPU 8 bit yang terhubung melalui satu jalur bus dengan memori penyimpanan berupa RAM dan ROM serta jalur I/O berupa port bit I/O dan port serial. Selain itu

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENGUJIAN AN ANALISA ATA Pada bab ini akan dibahas tentang pengujian dan pengoperasian Sistem Pendeteksi Kebocoran Gas pada Rumah Berbasis Layanan Pesan Singkat yang telah selesai dirancang. Pengujian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam pembuatan alat, maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan dengan tujuan untuk mempermudah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Uraian Umum Dalam perancangan alat akses pintu keluar masuk menggunakan pin berbasis mikrokontroler AT89S52 ini, penulis mempunyai pemikiran untuk membantu mengatasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PEANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Pendahuluan Dalam Bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat yang ada pada Perancangan Dan Pembuatan Alat Aplikasi pengendalian motor DC menggunakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan 41 BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino Uno R3 adalah papan pengembangan mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sensor 2.1.1 Pengertian Umum Sensor Sebenarnya sensor secara umum didefinisikan sebagai alat yang mampu menangkap fenomena fisika atau kimia kemudian mengubahnya menjadi sinyal

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 PERANCANGAN UMUM SISTEM Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari system pengukuran tangki air yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan apa saja

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perangkat Keras Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu perangkat keras (hardware) yang dapat mengolah data, menghitung, mengingat dan mengambil pilihan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu : Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. Gambar

Lebih terperinci

Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 AT89C1051

Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 AT89C1051 Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 AT89C1051 I. FITUR AT89C1051 Kompatibel dengan produk MCS51 1k byte program flash ROM yang dapa diprogram ulang hingga 1000 kali Tegangan operasi 2.7 volt hingga

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S52 termasuk kedalam keluarga MCS-51 merupakan suatu. dua macam memori yang sifatnya berbeda yaitu:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S52 termasuk kedalam keluarga MCS-51 merupakan suatu. dua macam memori yang sifatnya berbeda yaitu: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras 2.1.1 Mikrokontroler AT89S52 Mikrokontroler AT89S52 termasuk kedalam keluarga MCS-51 merupakan suatu mikrokomputer CMOS 8 bit dengan daya rendah, kemampuan tinggi,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya 10 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Sensor TGS 2610 2.1.1 Gambaran umum Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya kebocoran gas. Sensor ini merupakan suatu semikonduktor oksida-logam,

Lebih terperinci

APLIKASI MIKROKONTROLER

APLIKASI MIKROKONTROLER 2 APLIKASI MIKROKONTROLER Percobaan IV & V Tujuan Percobaan 1. Mempelajari prinsip kerja dan bahasa tingkat rendah dari mikrokontroler. 2. Memahami proses yang dilakukan program terhadap mikrokontroler.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 16 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sensor Optocoupler Optocoupler adalah suatu piranti yang terdiri dari 2 bagian yaitu transmitter dan receiver, yaitu antara bagian cahaya dengan bagian deteksi sumber cahaya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK

BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK 4.1 Rangkaian Pengontrol Bagian pengontrol sistem kontrol daya listrik, menggunakan mikrokontroler PIC18F4520 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 30. Dengan osilator

Lebih terperinci

Contoh Bentuk LCD (Liquid Cristal Display)

Contoh Bentuk LCD (Liquid Cristal Display) Display elektronik adalah salah satu komponen elektronika yang berfungsi sebagai tampilan suatu data, baik karakter, huruf ataupun grafik. LCD (Liquid Cristal Display) adalah salah satu jenis display elektronik

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Dalam bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat dari Sistem Interlock pada Akses Keluar Masuk Pintu Otomatis dengan Identifikasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Perancangan perangkat keras pada sistem keamanan ini berupa perancangan modul RFID, modul LCD, modul motor. 3.1.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan dioda biasa, komponen elektronika ini akan mengubah cahaya menjadi arus listrik. Cahaya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Perancangan alat pada tugas akhir ini meliputi pemilihan komponen dan perhitungannya serta memilih rangkaian yang tepat dalam merancang dan membuat alat yang telah di rencanakan.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat akuisisi data termokopel 8 kanal. 3.1. Gambaran Sistem Alat yang direalisasikan

Lebih terperinci

PERTEMUAN PERANGKAT KERAS MIKROKONTROLER

PERTEMUAN PERANGKAT KERAS MIKROKONTROLER PERTEMUAN PERANGKAT KERAS MIKROKONTROLER Pendahuluan Pada dasarnya mikrokontroler bukanlah ilmu pengetahuan yang baru, tetapi adalah hasil pengembang dalam teknologi elektronika. Jika dasar pengetahuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Mikrokontroller AT89S51 Didalam pembuatan alat ini peran penting mikrokontroller sangat berpengaruh dalam menentukan hasil akhir /output dari fungsi alat ini, yang mana hasil akhir/ouput

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

I/O dan Struktur Memori

I/O dan Struktur Memori I/O dan Struktur Memori Mikrokontroler 89C51 adalah mikrokontroler dengan arsitektur MCS51 seperti 8031 dengan memori Flash PEROM (Programmable and Erasable Read Only Memory) DESKRIPSI PIN Nomor Pin Nama

Lebih terperinci

COUNTER DAN TRANSPORTER BARANG BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89C51 ABSTRAKSI

COUNTER DAN TRANSPORTER BARANG BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89C51 ABSTRAKSI COUNTER DAN TRANSPORTER BARANG BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89C5 ABSTRAKSI Amri Arifianto, 000307 COUNTER DAN TRANSPORTER BARANG BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89C5 Skripsi, Fakultas Ilmu Komputer, 005 Kata

Lebih terperinci

Pendahuluan Mikrokontroler 8051

Pendahuluan Mikrokontroler 8051 Pendahuluan Mikrokontroler 8051 Pokok Bahasan: 1. Mikrokontroler 8051 Arsitektur (Architecture) Timers/Counters Interrupts Komunikasi Serial (Serial Communication) Tujuan Belajar: Setelah mempelajari dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam merealisasikan suatu alat diperlukan dasar teori untuk menunjang hasil yang optimal. Pada bab ini akan dibahas secara singkat mengenai teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain fungsi dari function generator, osilator, MAX038, rangkaian operasional amplifier, Mikrokontroler

Lebih terperinci

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: Sistem Logger Suhu dengan Menggunakan Komunikasi Gelombang Radio

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: Sistem Logger Suhu dengan Menggunakan Komunikasi Gelombang Radio Sistem Logger Suhu dengan Menggunakan Komunikasi Gelombang Radio Setiyo Budiyanto Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana JL. Raya Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta, 11650 Telepon:

Lebih terperinci

BAB II KWH-METER ELEKTRONIK

BAB II KWH-METER ELEKTRONIK 3 BAB II KWH-METER ELEKTRONIK 2.1. UMUM Energi ialah besar daya terpakai oleh beban dikalikan dengan lamanya pemakaian daya tersebut atau daya yang dikeluarkan oleh pembangkit energi listrik dikalikan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jantung dalam terminologi sederhana, merupakan sebuah pompa yang terbuat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jantung dalam terminologi sederhana, merupakan sebuah pompa yang terbuat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jantung Jantung dalam terminologi sederhana, merupakan sebuah pompa yang terbuat dari otot. Jantung merupakan salah satu organ terpenting dalam tubuh manusia yang berperan dalam

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Mikrokontroler ATMega 8535 (sumber :Mikrokontroler Belajar AVR Mulai dari Nol)

Gambar 2.1 Mikrokontroler ATMega 8535 (sumber :Mikrokontroler Belajar AVR Mulai dari Nol) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikrokontroler Mikrokontroler merupakan keseluruhan sistem komputer yang dikemas menjadi sebuah chip di mana di dalamnya sudah terdapat Mikroprosesor, I/O Pendukung, Memori

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem

Lebih terperinci

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535 3 PENERAPAN FILM Ba 0,55 Sr 0,45 TiO 3 (BST) SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535 23 Pendahuluan Indonesia sebagai negara agraris

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Blok Diaram Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari sistem pendeteksi kebocoran gas pada rumah yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perangkat Keras 2.1.1. Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler merupakan suatu komponen elektronika yang di dalamnya terdapat rangkaian mikroprosesor, memori (RAM atau ROM) dan

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Jenis Mikrokontroler AVR dan spesifikasinya Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan tentang proses pengujian sistem yang meliputi pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun secara keseluruhan, dan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada alat ini. Dimulai dari uraian perangkat keras lalu uraian perancangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT 3.1. Perancangan Sistem Secara Umum bawah ini. Diagram blok dari sistem yang dibuat ditunjukan pada Gambar 3.1 di u(t) + e(t) c(t) r(t) Pengontrol Plant

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Component tester adalah instrument elektronika, atau alat penguji komponen yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Component tester adalah instrument elektronika, atau alat penguji komponen yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Component Tester Component tester adalah instrument elektronika, atau alat penguji komponen yang dirancang khusus dengan menggunakan microcontroller AT89S52 sebagai pusat kendali

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 21 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rangkaian Keseluruhan Sistem kendali yang dibuat ini terdiri dari beberapa blok bagian yaitu blok bagian plant (objek yang dikendalikan), blok bagian sensor, blok interface

Lebih terperinci

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika. Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika. Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51 TAKARIR Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51 Assembly Listing Hasil dari proses assembly dalam rupa campuran dari

Lebih terperinci

M1632 MODULE LCD 16 X 2 BARIS (M1632)

M1632 MODULE LCD 16 X 2 BARIS (M1632) M1632 MODULE LCD 16 X 2 BARIS (M1632) Deskripsi: M1632 adalah merupakan modul LCD dengan tampilan 16 x 2 baris dengan konsumsi daya yang rendah. Modul ini dilengkapi dengan mikrokontroler yang didisain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, banyak terjadi kecelakaan didunia pertransportasian. Salah satunya dalam industri perkeretaapian. Salah satu penyebab banyaknya kecelakaan adalah disebabkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Mikrokontroller, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan microkomputer,

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Mikrokontroller, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan microkomputer, BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1.Hardware 2.1.1 Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroller, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan microkomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi

Lebih terperinci

PERTEMUAN MEMORY DAN REGISTER MIKROKONTROLER

PERTEMUAN MEMORY DAN REGISTER MIKROKONTROLER PERTEMUAN MEMORY DAN REGISTER MIKROKONTROLER Memory Program Memory dan Data Memory Memory yang terdapat pada Mikrokontroler 89C51 dipisahkan menjadi 2 bagian yaitu program memory (memori program) dan data

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.2.1.1 Sensor Load Cell Prinsip kerja dari sensor tekanan ini adalah mengubah tegangan mekanis menjadi sinyal listrik. Ukuran ketegangan didasarkan pada prinsip bahwa tahanan pengantar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. MOSFET MOSFET atau Metal Oxyde Semiconductor Field Effect Transistor merupakan salah satu jenis transistor efek medan (FET). MOSFET memiliki tiga pin yaitu gerbang (gate), penguras

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM MIKROKONTROLER. program pada software Code Vision AVR dan penanaman listing program pada

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM MIKROKONTROLER. program pada software Code Vision AVR dan penanaman listing program pada BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM MIKROKONTROLER Pada tahap perancangan ini dibagi menjadi 2 tahap perancangan. Tahap pertama adalah perancangan perangkat keras (hardware), yang meliputi rangkaian rangkaian

Lebih terperinci

PENGEPRES KANTONG PLASTIK OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER

PENGEPRES KANTONG PLASTIK OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER PENGEPRES KANTONG PLASTIK OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER FX. Budi Rahardjo Abstrak: Otomatisasi pengepres kantong plastik ini menggunakan mikrokontroler AT89C51 sebagai pengontrol utama. Sistem akan

Lebih terperinci

TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto

TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral Eko Didik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah Pembahasan tentang: Referensi: mikrokontroler (AT89S51) mikrokontroler (ATMega32A) Sumber daya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem deteksi keberhasilan software QuickMark untuk mendeteksi QRCode pada objek yang bergerak di conveyor. Garis besar pengukuran

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan BAB III PEMBUATAN ALAT 3.. Pembuatan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan

Lebih terperinci

Memprogram Port sebagai Output dan Input Sederhana

Memprogram Port sebagai Output dan Input Sederhana BAGIAN 1 Tujuan Pembelajaran Umum: 1. Mahasiswa trampil memprogram Port sebagai Input dan Output sederhana menggunakan bahasa pemrograman assembly Tujuan Pembelajaran Khusus: 1. Mahasiswa memahami Konstruksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PERANGKAT KERAS 2.1.1. Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar

Lebih terperinci

BAB II. PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F Pengenalan Mikrokontroler

BAB II. PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F Pengenalan Mikrokontroler BAB II PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F005 2.1 Pengenalan Mikrokontroler Mikroprosesor adalah sebuah proses komputer pada sebuah IC (Intergrated Circuit) yang di dalamnya terdapat aritmatika,

Lebih terperinci

BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN

BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan dalam menyelesaikan Alat Simulasi Pembangkit Sinyal Jantung, berupa perangkat keras (hardware) dan perangkat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. bisa digunakan untuk memindahkan program yang ber-ekstention.hex ke Flash,

BAB 2 LANDASAN TEORI. bisa digunakan untuk memindahkan program yang ber-ekstention.hex ke Flash, BAB 2 LANDASAN TEORI Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Programer Atmel seri S merupakan programer yang serbaguna, karena programer ini bisa digunakan untuk memindahkan program yang ber-ekstention.hex ke

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KONTROL PENERANGAN, PENDINGIN RUANGAN, DAN TELEPON OTOMATIS TERJADWAL BERBASIS MIKROKONTROLER

PERANCANGAN SISTEM KONTROL PENERANGAN, PENDINGIN RUANGAN, DAN TELEPON OTOMATIS TERJADWAL BERBASIS MIKROKONTROLER PERANCANGAN SISTEM KONTROL PENERANGAN, PENDINGIN RUANGAN, DAN TELEPON OTOMATIS TERJADWAL BERBASIS MIKROKONTROLER Ratih Puspadini, T. Ahri Bahriun Konsentrasi Teknik Komputer, Departemen Teknik Elektro

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Medan Magnet Medan Magnet, dalam ilmu Fisika, adalah suatu medan yang dibentuk dengan menggerakan muatan listrik (arus listrik) yang menyebabkan munculnya gaya di muatan listrik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adanya kebocoran gas. Sensor ini merupakan suatu semikonduktor oksida-logam,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adanya kebocoran gas. Sensor ini merupakan suatu semikonduktor oksida-logam, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sensor Gas LPG TGS2610 2.1.1 Gambaran Umum Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya kebocoran gas. Sensor ini merupakan suatu semikonduktor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Minimum AVR USB Sistem minimum ATMega 8535 yang didesain sesederhana mungkin yang memudahkan dalam belajar mikrokontroller AVR tipe 8535, dilengkapi internal downloader

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN 13 BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN 3.1 Perancangan Sistem Aplikasi ini membahas tentang penggunaan IC AT89S51 untuk kontrol suhu pada peralatan bantal terapi listrik. Untuk mendeteksi suhu bantal terapi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Politeknik Negeri Sriwijaya 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikrokontroler AT89S52 Mikrokontroler merupakan sistem komputer kecil yang biasa digunakan untuk sistem pengendali atau pengontrol yang dapat diprogram

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan konsep dasar sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler menggunakan modul Xbee Pro. Konsep dasar sistem ini terdiri dari gambaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Karbon monoksida adalah zat pencemar dengan rumus CO yang merupakan jumlah karbon monoksida yang dihasilkan dari proses pembakaran dalam ruang bakar mesin kendaraan yang dikeluarkan

Lebih terperinci

Desain Tracker Antena Parabola Berbasis Mikrokontroler

Desain Tracker Antena Parabola Berbasis Mikrokontroler Desain Tracker Antena Parabola Berbasis Mikrokontroler Sri Wahyuni Dali #1, Iskandar Z. Nasibu #2, Syahrir Abdussamad #3 #123 Teknik Elektro Universitas Negeri Gorontalo Abstrak Makalah ini membahas desain

Lebih terperinci

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor Sistem Minimum Mikrokontroler TTH2D3 Mikroprosesor MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang memiliki

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dunia elektronika, khususnya dunia mikroelektronika. Penemuan silikon

BAB 2 LANDASAN TEORI. dunia elektronika, khususnya dunia mikroelektronika. Penemuan silikon BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Perangkat Keras 2.1.1 Mikrokontroler AT89S52 2.1.1.1 Pengenalan Mikrokontroler AT89S52 Perkembangan teknologi telah maju dengan pesat dalam perkembangan dunia elektronika, khususnya

Lebih terperinci

Laboratorium Sistem Komputer dan Otomasi Departemen Teknik Elektro Otomasi Fakultas Vokasi Institut Teknologi Sepuluh November

Laboratorium Sistem Komputer dan Otomasi Departemen Teknik Elektro Otomasi Fakultas Vokasi Institut Teknologi Sepuluh November PRAKTIKUM 1 COUNTER (ASINKRON) A. OBJEKTIF 1. Dapat merangkai rangkaian pencacah n bit dengan JK Flip-Flop 2. Dapat mendemonstrasikan operasi pencacah 3. Dapat mendemonstrasikan bagaimana modulus dapat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga

BAB III PERANCANGAN SISTEM. sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Blok Diagram Sistem Untuk dapat membandingkan LM35DZ dengan DS18B20 digunakan sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga perbandinganya dapat lebih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produk yang Sejenis 2.1.1 Produk Sejenis Alat ukur tekanan ban yang banyak ditemukan dipasaran dan paling banyak digunakan adalah manometer. Manometer adalah alat ukur tekanan

Lebih terperinci

Mikrokontroler 89C51 Bagian II :

Mikrokontroler 89C51 Bagian II : Mikrokontroler 89C51 Bagian II : Mikrokontroler 89C51 Mikrokontroler 89C51 merupakan mikrokomputer CMOS 8 bit dengan 4 Kbytes Flash Programmable Memory. Arsitektur 89C51 ditunjukkan pada gambar 2. Accumulator

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS ini dapat dibuat lebih efisien dan dikembangkan perakitannya pada suatu metode lain yang mempunyai system kerja yang sama. BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1. Mikrokontroler AT89S52 2.1.1. Gambaran Umum Mikrokontroler,

Lebih terperinci