BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau endemik yang tumbuh di pulau Papua. Minyak buah merah (MBM) dianggap

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau endemik yang tumbuh di pulau Papua. Minyak buah merah (MBM) dianggap"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman buah merah (Pandanus Conoideus Lam) adalah tanaman khas atau endemik yang tumbuh di pulau Papua. Minyak buah merah (MBM) dianggap sebagai minyak fungsional karena selain dapat dikonsumsi sebagai diet juga dapat digunakan sebagai agen pencegah berbagai penyakit, diantaranya sebagai antikanker (Munim et al., 2006). Buah merah mengandung asam oleat dan linoleat serta betakaroten dan tokoferol dalam jumlah tinggi (Budi & Paimin, 2004). Selain itu, MBM juga mengandung vitamin dan mineral esensial yang cukup lengkap. Autentikasi MBM menjadi sangat penting karena harga MBM yang terbilang mahal. Harga jual MBM di pasaran berkisar antara Rp ,- sampai dengan Rp ,- per liter (Yuhono dan Pribadi, 2007). Oleh karena itu, minyak ini sangat berpotensi untuk dipalsukan dengan minyak lain yang harganya lebih murah seperti minyak jagung, minyak kedelai, kelapa sawit, minyak wijen, dan minyak nabati lainnya untuk memperoleh keuntungan yang lebih tinggi. Penentuan keaslian suatu minyak merupakan isu yang menarik tidak hanya bagi produsen minyak tetapi juga bagi konsumen karena terkait dengan kesehatan konsumen, dan dalam banyak hal terkait dengan larangan oleh agama tertentu seperti pemalsuan dengan lemak babi (Rohman dan Che Man, 2008). 1

2 2 Beberapa metode fisika-kimia telah dikembangkan untuk analisis minyak antara lain: electronic nose, differential scanning calorimetry (DSC), kromatografi, metode-metode spektroskopik, dan metode kimia basah (Che Man et al., 2010). Akan tetapi, metode-metode ini seringkali memerlukan waktu yang lama, menggunakan banyak pelarut, dan kurang efektif. Oleh karena itu, dibutuhkan metode yang mampu mendeteksi adanya pemalsuan minyak secara cepat, sederhana, dan terpercaya. Spektroskopi Inframerah Fourier Transform (FTIR) dikenal sebagai teknik sidik jari (finger print) karena tidak ada 2 senyawa yang memiliki jumlah puncak atau intensitas absorbansi yang sama. Spektroskopi FTIR merupakan teknik analisis yang peka, reliabel, membutuhkan sampel yang sedikit, dan operasionalisasinya mudah. Digabungkan dengan kemajuan komputer dan perangkat lunak kemometrika, spektroskopi FTIR dapat memberikan informasi kualitatif dan kuantitatif. Spektroskopi FTIR yang dikombinasikan dengan kemometrika telah digunakan untuk mendeteksi adanya virgin coconut oil (VCO) dalam campuran biner dengan minyak zaitun dan minyak sawit (Rohman et al., 2010), lemak babi dalam minyak ikan (Rohman and Che Man, 2009), minyak sawit dalam VCO (Rohman dan Che Man, 2009), minyak jagung dan minyak bunga matahari dalam VCO (Rohman dan Che Man, 2011), serta minyak wijen dalam minyak buah merah (Martsasi et al., 2012). Namun, melalui studi literatur belum ada yang menjelaskan penggunaan spektroskopi FTIR untuk autentikasi MBM dalam campuran dengan minyak jagung dan kedelai. Dalam penelitian ini,

3 3 kombinasi spektroskopi FTIR dan kemometrika digunakan untuk autentikasi minyak merah dalam campuran dengan minyak jagung dan kedelai. B. Rumusan Masalah Minyak buah merah (MBM) tergolong minyak yang baru di pasaran. Minyak ini memiliki harga hingga kali lebih mahal dibanding minyak nabati pada umumnya. Akibatnya, banyak produsen yang melakukan pemalsuan MBM dengan menambahkan minyak yang lebih murah sebagai campuran untuk memperoleh MBM oplosan. Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah spektroskopi FTIR dihubungkan dengan kemometrika dapat digunakan untuk autentikasi minyak buah merah dalam campuran dengan minyak jagung dan minyak kedelai? 2. Bagaimana optimasi spektrofotometri FTIR dan kalibrasi multivariat untuk menghasilkan model yang sesuai untuk autentikasi minyak buah merah dalam campuran dengan minyak jagung dan minyak kedelai? C. Pentingnya Penelitian Dilakukan Sebagai salah satu minyak fungsional yang berkhasiat untuk mencegah penyakit, autentikasi MBM dengan minyak lain yang harganya lebih rendah merupakan suatu keniscayaan. Deteksi adanya minyak pemalsu dengan metodemetode standar seperti kromatografi dirasakan terlalu lama dan membutuhkan preparasi sampel yang cukup rumit. Oleh karena itu dibutuhkan metode instrumen

4 4 yang cepat, reliabel, serta reprodusibel. Kombinasi metode spektroskopi inframerah (FTIR) dengan kemometrika diharapkan mampu menganalisis adanya campuran pemalsu dalam minyak buah merah secara cepat dan terpercaya. Hal ini dilakukan untuk melindungi konsumen karena terkait dengan kesehatan konsumen. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh industri minyak dan lemak maupun pemerintah untuk menganalisis keaslian suatu minyak. Hasil penelitian ini juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan acuan dalam analisis yang sama oleh peneliti lain. D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah diperolehnya metode analisis yang cepat dan akurat untuk mendeteksi adanya minyak kedelai dan minyak jagung dalam MBM. Secara khusus, tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengembangkan metode spektroskopi FTIR yang dikombinasikan dengan kemometrika untuk autentikasi MBM dalam campuran dengan minyak jagung dan minyak kedelai. 2. Melakukan optimasi spektroskopi FTIR dan kalibrasi multivariat untuk menghasilkan model yang sesuai untuk autentikasi MBM dalam campuran dengan minyak jagung dan minyak kedelai.

5 5 E. Tinjauan Pustaka 1. Minyak dan Lemak Asam lemak merupakan suatu asam karboksilat berantai tinggi, semakin panjang rantai C penyusunnya, semakin tinggi titik didihnya dan semakin sukar larut dalam pelarut polar. Asam lemak tidak lain adalah asam alkanoat atau asam karboksilat berderajat tinggi (rantai C lebih dari 6). Asam lemak bersama dengan gliserol merupakan senyawa penyusun utama minyak nabati dan merupakan bahan baku untuk semua lemak pada makhluk hidup. Secara alami, asam lemak bisa terikat sebagai gliserida maupun berada dalam bentuk bebas karena lemak yang terhidrolisis (Fessenden dan Fessenden, 1999). Komponen minyak umumnya terdiri atas trigliserida yang memiliki asam lemak jenuh dan asam-asam lemak tak jenuh, dengan satu atau lebih ikatan rangkap di antara atom-atom karbonnya. Trigliserida merupakan senyawa hasil kondensasi molekul gliserol dengan tiga molekul asam lemak. Reaksi hidrolisis trigliserida dapat dilihat dalam persamaan berikut: Gambar 1. Reaksi hidrolisis trigliserida (Winarno, 1986).

6 6 Menurut rantainya, asam lemak dibagi menjadi tiga yaitu: asam lemak rantai pendek (Short Chain Fatty Acids/SCFA), asam lemak rantai sedang (Medium Chain Fatty Acids/MCFA), dan asam lemak rantai panjang (Long Chain Fatty Acids/LCFA). SCFA merupakan asam lemak dengan atom C kurang dari 8 dan terdapat dalam jumlah yang sedikit di alam, contohnya pada lemak susu. MCFA yaitu asam lemak dengan atom C 8 -C 12. Sekitar 92 % asam lemak yang terkandung dalam minyak kelapa adalah asam lemak golongan rantai karbon sedang (MCFA) yang terdiri dari 12 atom karbon jenuh. LCFA adalah asam lemak dengan atom C lebih dari 12. Jenis asam lemak yang terdapat dalam minyak nabati terdiri dari 18 atau lebih atom karbon, dan sebagian besar adalah golongan asam lemak rantai panjang (LCFA) yang umumnya mempunyai ikatan ganda (St-Onge dan Jones, 2002). Berdasarkan ada tidaknya ikatan rangkap pada atom C, LCFA dapat dibedakan menjadi asam lemak jenuh (Saturated Fatty Acids/SFA) dan asam lemak tak jenuh (Unsaturated Fatty Acids/UFA) yang terdiri dari asam lemak tak jenuh tunggal (Monounsaturated Fatty Acids/MUFA) dan asam lemak tak jenuh poliena (Polyunsaturated Fatty Acids/PUFA). MUFA adalah asam lemak yang mempunyai satu ikatan rangkap, contohnya asam oleat. PUFA adalah asam lemak yang memiliki dua sampai enam ikatan rangkap, contohnya asam linoleat dan asam linolenat (Wuryastuti, 1991).

7 7 2. Buah Merah (Pandanus conoideus Lam.) Buah merah (Pandanus conoideus Lam) termasuk tanaman endemik yang tumbuh liar di wilayah Maluku dan Papua (Bourke, 2005). P. conoideus Lam termasuk tanaman keluarga pandan-pandanan (pandanus), pohon menyerupai pandan, tinggi tanaman mencapai 16 m dengan tinggi batang bebas cabang setinggi 5-8 m yang diperkokoh akar-akar tunjang pada batang sebelah bawah. Gambar 2. Buah merah (Wijaya dan Pohan, 2009). Buah merah berbentuk lonjong dengan kuncup tertutup buah, panjang buah mencapai cm, diameter cm, dan bobot 7-8 kg. Saat matang buahnya berwarna merah maroon terang, meskipun ada jenis buah tanaman ini yang berwarna coklat dan coklat-kekuningan (Budi dan Paimin, 2004). Secara umum, habitat asal tanaman ini adalah hutan sekunder dengan kondisi tanah lembab. Tanaman buah merah ditemukan tumbuh di daerah dengan ketinggian meter diatas permukaan laut (dpl). Adapun klasifikasi tanaman buah merah menurut Brands (2000) dan Heyne (1987) adalah sebagai berikut :

8 8 Regnum Divisio Sub divisio Classis Subclassis Ordo Familia Subfamilia Genus Species : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae : Liliopsida : Aridae : Pandanales : Pandanaceae : Pandanoidaeae : Pandanus : Pandanus conoideus Lamk. Secara empiris buah merah telah digunakan untuk pengobatan berbagai macam penyakit antara lain kanker, liver, diabetes, dan HIV-AIDS. Menurut Budi (2001), buah merah mengandung komponen gizi yang bermanfaat dalam kadar tinggi, diantaranya betakaroten, tokoferol, asam oleat, asam linoleat, dan asam linolenat. Rohman et al. (2010) melaporkan bahwa ekstrak etil asetat dan fraksifraksinya mempunyai aktivitas antioksidan melalui penangkapan radikal bebas DPPH dan daya reduksi terhadap ion besi (III). Salah satu fraksinya bahkan menunjukkan aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dibanding tokoferol. Etil asetat merupakan pelarut yang bersifat semi-polar, sehingga zat aktif yang terdapat dalam minyak dapat terekstrak oleh etil asetat. Berdasar penelitian yang dilakukan oleh I Made Budi (2005), buah merah dapat berfungsi seperti obat antiretrovirus yang amat dibutuhkan penderita HIV/AIDS. Kandungan vitamin E (tokoferol) dan betakaroten yang sangat tinggi

9 9 diyakini mampu memperbaiki keadaan pasien AIDS karena kedua kandungan ini berfungsi sebagai antioksidan dan dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Tabel I. Kandungan senyawa aktif dalam minyak buah merah (Budi dan Paimin, 2004). Senyawa Aktif Kandungan Total karotenoid ppm Total tokoferol ppm β-karoten 700 ppm α-tokoferol 500 ppm Asam oleat 58 % Asam linoleat 8,8 % Asam linolenat 7,8 % Asam dekanoat 2,0 % Tabel II. Komposisi zat gizi per 100 gram buah merah (Budi dan Paimin, 2004). Senyawa Aktif Kandungan Energi 394 kalori Protein mg Lemak mg Serat mg Kalsium mg Fosfor 30 mg Besi 2,44 mg Vitamin B1 0,9 mg Vitamin C 25,7 mg Niasin 1,8 mg Air 34,9 % Penelitian terkait dengan antikanker buah merah telah dilakukan oleh Meiyanto et al. (2005), yang mana ekstrak MBM memiliki potensi sitotoksik terhadap sel miolema, sel kanker leher rahim (HeLa) dan sel kanker payudara (T47D) dengan IC 50 berturut-turut sebesar 5637 ppm, 1355 ppm, dan 914 ppm. Penelitian lebih lanjut dilakukan oleh Munim et al. (2006) yang menunjukkan bahwa pemberian sari buah merah pada dosis 0,21 ml / 200 g BB mampu menghambat pertumbuhan kanker pada paru-paru tikus hasil induksi 7,12-

10 10 dimetilbenz(a)antrasen (DMBA). Sedangkan menurut Moeljopawiro et al. (2007), sari buah merah mempunyai kemampuan menghambat proliferasi sel kanker payudara, rahim, dan usus besar. Tokoferol yang terkandung dalam buah merah merupakan antioksidan yang diduga mampu memperbaiki kerja pankreas sehingga sekresi insulin oleh sel β pulau langerhans dapat meningkat (Budi, 2005). Penelitian yang dilakukan oleh Febriyanti et al. menunjukkan bahwa pemberian ekstrak buah merah dapat menurunkan kadar glukosa darah secara signifikan. Pemberian ekstrak buah merah dengan dosis 0,13 dan 0,54 ml/ekor/hari/o mampu menurunkan kadar glukosa darah dan pemberian ekstrak buah merah dosis 0,13 dan 0,54 ml/ekor/hari/o selama 14 hari tidak bersifat toksik (Febriyanti et al., 2010). Buah merah juga dapat menunjukkan aktivitas hepatoprotektif melawan kerusakan hati yang diinduksi oleh CCl 4. Penelitian yang dilakukan oleh Maulita menunjukkan bahwa pemberian ekstrak buah merah secara signifikan mampu menurunkan kadar SGPT dan SGOT. Berdasarkan pemeriksaan histopatologi, pemberian ekstrak buah merah mampu menghambat kerusakan dan mengurangi degenerasi dan nekrosis sel hati (Maulita, 2010). Buah merah memiliki kemampuan hepatoprotektif yang lebih baik dibandingkan dengan obat standar dalam mencegah terjadinya kerusakan sel hati yang ditunjukkan dengan tingkat aktivitas SGOT dan SGPT dan persentase kerusakan sel hati yang lebih rendah (Nugraha et al., 2008).

11 11 3. Minyak Kedelai Minyak kedelai adalah minyak yang diperoleh dari ekstraksi biji kedelai (Glycine max L) dengan metode maserasi. Pelarut yang banyak digunakan dalam proses ekstraksi adalah etanol, heksana, etilen diklorida, aseton, isopropanol, dan metanol (Koswara, 2007). Isa (1996) telah mengekstraksi minyak dari biji kedelai dengan variasi pelarut (n-heksan, petroleum eter, kloroform, campuran petroleum eter dengan kloroform) dan diperoleh kadar minyak yang paling tinggi yaitu 18,83-20,36% menggunakan campuran petroleum eter dengan kloroform. Hasil analisis komponen penyusun minyak kedelai dengan kromatografi gas menunjukkan bahwa komponen dominan yang menyusun minyak kedelai adalah asam linoleat, asam oleat, asam palmitat, asam linolenat, dan asam stearat. Asam lemak dalam minyak kedelai sebagian besar terdiri dari asam lemak essensial yang dibutuhkan oleh tubuh. Minyak kedelai yang sudah dimurnikan dapat digunakan sebagai minyak goreng serta untuk segala keperluan pangan seperti margarin. Hampir 90% produksi minyak kedelai digunakan di bidang pangan dalam bentuk telah dihidrogenasi, karena minyak kedelai mengandung lebih kurang 85% asam lemak tak jenuh (Ketaren, 1986). Kandungan asam lemak tak jenuh yang tinggi pada minyak kedelai dapat mencegah timbulnya atherosclerosis atau penyumbatan pembuluh darah (Rismunandar, 1978). Minyak kedelai juga digunakan untuk pembuatan lilin, sabun, semir, insektisida, pernis, dan cat.

12 12 Menurut Ketaren (1986), kadar minyak dalam kedelai relatif lebih rendah dibandingkan dengan jenis kacang-kacangan lainnya. Perbedaan kadar minyak dan komposisi asam lemak dalam kedelai sangat bergantung pada varietas dan keadaan iklim tempat tumbuh. Komposisi asam lemak yang terkandung dalam minyak kedelai disajikan dalam tabel III. Tabel III. Komposisi asam lemak dalam minyak kedelai (Herschdoefer, 1986). No. Asam Lemak Jumlah Karbon Kadar (%) 1. Asam miristat C 14:0 < 0,5 2. Asam palmitat C 16:0 7, Asam palmitoleat C 16:1 0,0-0,5 4. Asam stearate C 18:0 2,0-5,5 5. Asam oleat C 18: Asam linoleat C 18: Asam linolenat C 18:3 < Asam arakidonat C 20:0 < 1,0 9. Asam gadoleat C 20:1 < 1,0 10. Asam behenat C 22:0 < 0,5 Menurut Bailey (1951), berat jenis minyak kedelai yang diukur pada temperatur 25 o C adalah sebesar 0,916-0,922 dengan indeks bias sebesar 1,471-1,475. Angka penyabunan minyak kedelai berkisar antara dengan kandungan asam lemak bebas sebesar 1,5%; bilangan asam sebesar 0,2-0,6; dan bilangan iod sebesar (Allan dan Hamilton, 1983). 4. Minyak Jagung Minyak jagung merupakan salah satu minyak nabati yang diperoleh dari biji jagung (Zee mays L) dan telah mengalami proses pemurnian dengan atau tanpa penambahan bahan tambahan yang diizinkan. Minyak jagung diperoleh dengan cara mengekstrak bagian lembaga. Sistem ekstraksi yang digunakan

13 13 biasanya sistem pres (pressing) atau kombinasi sistem pres dan pelarut menguap (pressing and solvent extraction). Lemak jagung terutama terdapat dalam lembaga dengan kadar lemak sekitar 30 %. Kadar lemak biji jagung secara keseluruhan yaitu 4,2-5 %. Minyak jagung berwarna merah gelap dan setelah dimurnikan akan berwarna kuning keemasan (Ketaren, 1986). Presentase trigliserida pada minyak jagung sekitar 98,6%, sedangkan sisanya adalah bahan non lemak seperti zat warna atau pigmen dan abu. Minyak jagung merupakan minyak yang stabil (tahan terhadap ketengikan) karena adanya tokoferol yang larut dalam minyak. Minyak jagung dapat digunakan sebagai bahan dalam industri, misalnya obat-obatan, bahan kimia, insektisida, dan bahan pangan seperti salad, mentega putih, dan lainnya. Dalam produk farmasi, minyak jagung digunakan untuk sediaan injeksi seperti injeksi tamoxifen (Hayashi dan McMahon, 2002). Minyak jagung mempunyai nilai gizi yang tinggi yaitu sekitar kilokalori/gram. Dalam minyak jagung terdapat banyak asam lemak esensial yang dibutuhkan pada pertumbuhan sel. Minyak jagung lebih disukai konsumen karena selain harganya yang murah juga mengandung sitosterol yang dapat mencegah terjadinya atheroschlerosis melalui pembentukkan kompleks antara sitosterol dan Ca 2+ dalam darah (Ketaren, 1986). Salah satu mutu minyak jagung adalah terkait dengan bilangan iodium yang dikandungnya. Bilangan iod menunjukkan besarnya tingkat ketidakjenuhan suatu minyak atau lemak. Asam lemak tidak jenuh yang terkandung pada minyak

14 14 jagung sangat tinggi yaitu sekitar 86%. Mutu minyak juga dipengaruhi oleh kadar asam lemak bebas, karena jika kadar asam lemak bebasnya tinggi, maka akan timbul bau tengik. Adapun faktor-faktor yang dapat menyebabkan naiknya asam lemak bebas dalam minyak antara lain adalah kadar air yang terkandung dan enzim-enzim seperti peroksidase dan lipase yang terdapat dalam minyak tersebut. Data fisika dan kimia minyak jagung tersaji dalam tabel IV. Tabel IV. Data fisika dan kimia minyak jagung (Sumber: Corn Refines Association, 2006 dan Swern, 1964). CRA, 2006 Swern, 1964 Bilangan Iod (Wijs) Bilangan penyabunan Indeks bias (25 o C) 1,470-1,474 1,470-1,474 Spesific gravity (25 o C) 0,922-0,928 0,915-0,920 Tabel V. Profil asam lemak minyak jagung (Sumber: Corn Refines Association, 2006). Profil asam lemak gram/100 gram minyak % berat Asam linoleat Asam palmitat Asam stearate Asam oleat Asam lemak yang menyusun minyak jagung terdiri dari asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Kandungan asam lemak jenuh pada minyak jagung relatif rendah, yaitu asam palmitat 8-12% dan asam stearat 2-5%. Sebaliknya, kandungan asam lemak tidak jenuhnya cukup tinggi, terutama asam linoleat yang mencapai 34-62%.

15 15 5. Spektroskopi Inframerah Fourier Transform (FTIR) Metode spektrofotometri mengukur jumlah radiasi elektromagnetik yang diserap oleh larutan sampel. Spektroskopi inframerah merupakan salah satu jenis spektroskopi vibrasional. Bila radiasi IR dilewatkan melalui suatu cuplikan, maka molekul akan menyerap energi sehingga terjadi perubahan tingkat vibrasi/rotasi, tetapi hanya transisi vibrasi/rotasi yang dapat menyebabkan perubahan momen dipol yang aktif mengabsorpsi sinar IR (Hendayana et al. 1994). Disamping itu, frekuensi sinar yang datang harus sama dengan salah satu frekuensi vibrasi/rotasi molekulnya. Secara umum spektra serapan inframerah dapat dibagi menjadi tiga daerah kerja, yaitu daerah inframerah (IR) jauh ( cm -1 ), daerah IR tengah ( cm -1 ), dan daerah IR dekat ( cm -1 ). Daerah yang paling penting untuk analisis minyak adalah inframerah tengah karena mampu memberikan berbagai macam jenis ikatan molekul (gugus fungsional) yang terdapat dalam minyak (Reid et al., 2006). Selain itu, spektroskopi IR juga dapat digunakan untuk analisis kuantitatif karena intensitas (absorbansi) dalam spektra IR berbanding lurus dengan gugus fungsional yang bersesuaian sebagaimana ditunjukkan dalam hukum Lambert-Beer (Guillen dan Cabo, 1997). Sebagaimana jenis absorpsi energi yang lain, pada spektroskopi IR, molekul-molekul dieksitasikan ke tingkat energi yang lebih tinggi ketika molekulmolekul ini menyerap radiasi IR. Absorpsi radiasi inframerah, sebagaimana proses absorpsi yang lain, merupakan suatu proses kuantisasi yang berarti bahwa

16 16 hanya frekuensi (energi) tertentu dari radiasi IR yang dapat diserap oleh suatu molekul. Absorpsi radiasi IR bersesuaian dengan perubahan energi yang berkisar antara 2-10 kkal/mol. Radiasi pada kisaran energi ini bersesuaian dengan kisaran frekuensi vibrasi regangan dan ulur suatu ikatan dalam kebanyakan ikatan kovalen molekul. Dalam proses absorpsi, frekuensi-frekuensi radiasi inframerah yang bersesuaian dengan frekuensi vibrasi molekul akan diserap dan akan meningkatkan amplitudo gerakan-gerakan vibrasional ikatan dalam molekul. (Pavia et al., 2009). Saat ini dengan perkembangan transformasi Fourier, spektroskopi FTIR digunakan secara luas dalam bidang farmasi, makanan, lingkungan dan sebagainya (Che Man et al., 2010). Spektroskopi FTIR memiliki beberapa keuntungan di antaranya non-destruktif, dapat menganalisis multikomponen secara cepat, tidak perlu penyiapan contoh yang ekstensif, dan gangguan dapat diminimumkan selama penentuan suatu senyawa (Rohman dan Che Man, 2008). Spektroskopi IR juga dikenal sebagai teknik sidik jari (finger print), yang berarti bahwa tidak ada 2 senyawa/sampel yang mempunyai jumlah puncak atau intensitas absorbansi yang sama (Guillen dan Cabo, 1997). Skema instrumentasi spektrofotometer FTIR disajikan pada Gambar 3.

17 17 Gambar 3. Skema instrumentasi spektrofotometer FTIR (Silverstein dan Webster, 1998). Bagian pokok dari spektrofotometer inframerah adalah sumber cahaya, detektor dan monokromator. Cahaya dari sumber dilewatkan melalui cuplikan, dipecah menjadi frekuensi-frekuensi individunya dalam monokromator dan intensitas relatif dari frekuensi individu diukur oleh detektor. Pada spektrofotometer FTIR, monokromator digantikan dengan interferometer. Interferometer ini mengatur intensitas sumber sinar inframerah dengan mengubah posisi cermin pemantul yang memantulkan sinar dari sumber sinar ke sampel. Jadi, keberadaan interferometer membuat spektrofotometer mampu mengukur semua frekuensi optik secara serempak dengan mengatur intensitas dari semua frekuensi tunggal sebelum sinyal mencapai detektor. Hasil scanning interferometer yang berupa interferogram (pengaluran antara intensitas dan posisi cermin) ini tidak dapat diinterpretasikan dalam bentuk aslinya. Proses matematika transformasi Fourier akan mengubah interferogram menjadi spektra antara

18 18 intensitas dan frekuensi (George & McIntyre 1987). Kebanyakan prisma yang digunakan terbuat dari materi seperti KBr dan NaCl yang tidak menyerap radiasi inframerah (Harvey 2000). Kelemahan NaCl adalah sifatnya yang higroskopis sehingga cermin-cermin harus dilindungi dari kondensasi uap. Perajahan (plotting) antara frekuensi atau bilangan gelombang dengan intensitas sinar yang ditransmisikan perlu dilakukan karena detektor merekam rasio intensitas 2 berkas sinar. Dalam beberapa bagian spektra, transmitan yang dihasilkan hampir 100 % yang berarti bahwa sampel hampir transparan terhadap frekuensi radiasi (tidak menyerap pada frekuensi tersebut). Seringkali, spektra senyawa diperoleh dengan melarutkannya dalam pelarut tertentu sehingga diperlukan pelarut murni sebagai referen dalam suatu sel sampel yang identik. Instrumen secara otomatis akan mengurangi sektrum sampel dengan spektra pelarut (Pavia et al., 2009). 6. Kemometrika Kemometrika didefinisikan sebagai cabang ilmu pengetahuan yang mengaplikasikan ilmu statistika dan matematika untuk mengolah data kimia (dalam spektroskopi, data tersebut adalah spektra IR). Salah satu aplikasi kemometrika adalah aplikasi analisis multivariat, yang mana beberapa variabel (spektra dalam banyak bilangan gelombang) diukur untuk suatu sampel yang dituju (Miller and Miller, 2000). Kemometrika di dalam analisis secara spektrofotometri inframerah terdiri atas tiga aspek berikut: (1) pra-pengolahan

19 19 data spektra, (2) membangun model kalibrasi untuk analisis kuantitatif, (3) transfer model (Dea, 2012). Salah satu analisis kemometrik yang terpenting adalah membentuk model kalibrasi melalui metode pengenalan pola untuk mengidentifikasi kemiripan dan pola utama data. Selanjutnya, model ini digunakan untuk memprediksi sampel yang tidak diketahui (Maharani, 2007). Analisis multivariat yang sering digunakan adalah principal component analysis (PCA), sementara kalibrasi mutivariat yang sering digunakan adalah regresi kuadrat terkecil sebagian (partial least square atau PLS) dan regresi komponen utama (principal component regression atau PCR). a. Principal Component Analysis (PCA) PCA merupakan salah satu metode multivariat yang dapat digunakan untuk menyederhanakan data dengan mengurangi sejumlah variabel ke jumlah variabel ortogonal yang lebih kecil. PCA berfungsi sebagai teknik pengurangan jumlah data ketika muncul korelasi antar data. Ketika variabel tidak saling berhubungan maka teknik ini tidak berguna (Miller dan Miller, 2000). Secara umum, tujuan penggunaan PCA untuk analisis multivariat dapat dibagi menjadi dua. Pertama, PCA melibatkan pemutaran dan pengubahan data asli, n. Transformasi ini dilakukan sedemikian rupa sehingga sumbu baru terletak di sepanjang arah varian maksimum data dengan batasan bahwa sumbu-sumbu tersebut ortogonal, dengan kata lain variabel yang baru tidak berkorelasi. Hal ini biasanya terjadi pada kasus ketika jumlah variabel baru, p, yang diperlukan untuk

20 20 menggambarkan sebagian besar varian data sampel kurang dari n. Jadi, PCA menghasilkan metode dan teknik untuk mengurangi dimensi dari parameter ruang. Kedua, PCA dapat menampakkan variabel-variabel tersebut, atau kombinasi variabel, yang menentukan beberapa struktur yang melekat dalam data yang dapat ditafsirkan dalam terminologi kimia atau fisika-kimia (Adams, 2004). Ide yang mendasari PCA adalah dengan menemukan komponen utama Z1, Z2,..., Zn yang merupakan kombinasi linear dari variabel asli yang menggambarkan masing-masing bahan percobaan, X1,X2,...,Xn, misalkan: Z1 = a11x1 + + a12x2 a13x3 + a1nxn Z2 = a21x1 + + a22x2 a23x3 + a2nxn Koefisien, a11, a12, dll dipilih sedemikian rupa sehingga variabel-variabel baru, tidak seperti variabel awal, tidak berkorelasi satu sama lain. Membuat serangkain variabel baru dengan cara ini nampaknya tidak bernilai, karena akan diperoleh n variabel baru yang menggantikan n variabel asal, dan karenanya tidak ada reduksi atau pengurangan terhadap banyaknya data. Meskipun demikian, komponen utama dipilih sehingga Principal component pertama (PC1), Z1, memiliki variasi paling besar dari serangkaian data. PC2, Z2, memiliki variasi terbesar kedua terhadap serangkaian data, dan seterusnya. Nilai Z1 yang memiliki variasi paling besar memungkinkan digunakan untuk mengurangi jumlah data yang ditangani, yaitu dengan bekerja pada satu dimensi Z1 daripada dalam banyak dimensi X1,X2,..Xn. Principal components diperoleh dari matriks kovarian (gabungan dari dua variasi) (Miller and Miller, 2000).

21 21 Variabel laten yang paling tepat untuk menggambarkan jarak relatif antara obyek, diberikan dalam suatu arahan dengan varian maksimum. Arahan ini disebut komponen utama pertama (PC1). PC1 adalah kombinasi linear dengan varian maksimal; pada dasarnya mencari dimensi sepanjang mana pengamatan terpisah atau menyebar secara maksimal. Komponen utama kedua (PC2) adalah kombinasi linear dengan varian maksimal dalam arah ortogonal terhadap komponen utama pertama, dan sebagainya. Secara umum, komponen utama menentukan dimensi yang berbeda dari yang didefinisikan oleh fungsi diskriminan atau varian resmi (Rencher, 2002). Gambar 4 menunjukkan bahwa PCA setara dengan rotasi sumbu asli sedemikian rupa sehingga PC1 berada dalam arah variasi maksimum, dengan sudut antar sumbu tidak berubah, PC2 ke arah variasi terbesar berikutnya, dan sebagainya. Dengan lebih dari 2 variabel, tidak mungkin untuk menggambarkan metode ini secara grafik, akan tetapi sekali terfikir bahwa PCA merupakan suatu pemutaran sumbu sedemikian rupa sehingga PC1 berada pada variasi maksimum, maka PC2 merupakan pemutaran pada arah yang memberikan variasi maksimum selanjutnya, dan seterusnya. Sebagai hasilnya, data dapat digambarkan dalam hanya 2 dimensi sebagai ganti dari sejumlah n data asal (Miller dan Miller, 2000).

22 22 Gambar 4. (a) Diagram yang menggambarkan dua komponen utama, PC1 dan PC2, untuk dua variabel X 1 dan X 2. (b) Titik-titik yang menunjuk pada sumbu-sumbu komponen utama. menunjukkan titik-titik data, sementara merupakan proyeksinya ke dalam sumbu. b. Partial Least Square (PLS ) Metode regresi kuadrat terkecil parsial atau sering disebut partial least square (PLS) digunakan untuk memperkirakan serangkaian variabel tidak bebas (respons) dari variabel bebas (prediktor) yang jumlahnya sangat banyak, memiliki struktur sistematik linear, dengan atau tanpa data yang hilang, dan memiliki kolinearitas yang tinggi. Dalam PLS, variabel yang menunjukkan korelasi yang tinggi dengan respon variabel diberikan bobot ekstra karena akan lebih efektif dalam prediksi. Dalam hal ini kombinasi linear variabel prediktor dipilih yang berkorelasi tinggi dengan variabel respon dan yang menjelaskan variasi dalam variabel prediktor (Miller dan Miller, 2000). Menurut Maharani (2007), metode ini membentuk model dari variabel yang ada untuk merangkai respon dengan menggunakan regresi kuadrat terkecil

23 23 dalam bentuk matriks. Metode PLS mengkombinasikan analisis komponen utama dan regresi ganda. Tujuannya adalah untuk memprediksi suatu gugus peubah respon (Y) berdasarkan gugus peubah prediktor (X). Dalam PLS, regresi dihitung dengan algoritma kuadrat terkecil yang menghubungkan antara 2 matriks, data spektra pada matriks X dan nilai referens pada matriks Y. PLS sering digunakan dalam spektroskopi FTIR untuk mengekstraks informasi dari spektra yang kompleks yang mengandung puncak-puncak yang tumpang-tindih, adanya penganggu serta adanya derau (noise) dari instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data (Syahariza et al., 2005). Dalam PLS dibutuhkan perhitungan kesalahan dalam perkiraan konsentrasi (predicted concentration) dan kesalahan spektra. Model seperti PCR mengasumsikan bahwa konsentrasi bebas dari kesalahan. Akan tetapi, PLS tidak memerlukan asumsi-asumsi yang ketat terhadap sebaran dari peubah, sisaan dan parameter, sehingga metode ini sering disebut dengan metode lunak. PLS dapat memprediksi sampel yang tidak diketahui dengan ketepatan lebih baik dibandingkan dengan teknik kalibrasi multivariat lainnya (Brereton, 2003). c. Principal Component Regression (PCR) PCR adalah sebuah alternatif untuk regresi linear ganda (multiple linear regression) dan dapat digunakan dalam analisis sinyal seperti dalam kalibrasi. Prinsip dasar analisis komponen utama adalah mengurangi jumlah variabel prediksi dengan mencari komponen utama yang merupakan kombinasi linear dari variabel asli. Metode regresi komponen utama (PCR) ditetapkan bila dalam

24 24 pembentukan model, pendugaan variabel bebas yang digunakan banyak dan terdapat hubungan yang erat antar variabel bebasnya. PCR merupakan analisis faktor yang mana hanya spektra yang tidak memberikan ko-linearitas yang digunakan dalam kalibrasi (Che Man et al., 2010). PCR merupakan teknik yang berguna ketika variabel prediksi memiliki korelasi yang sangat tinggi. Komponen-komponen utama dipilih sedemikian rupa sehingga komponen utama pertama memiliki variasi yang terbesar dalam serangkaian data, sedangkan komponen utama kedua tegak lurus terhadap komponen utama pertama dan memiliki variasi terbesar berikutnya. Pemikiran dasar metode analisis ini adalah mendeskripsikan variasi serangkaian data multivariatif dengan serangkaian data baru yang mana variabel-variabel baru tidak berkolerasi satu sama lain. Variabelvariabel baru adalah kombinasi linear dari variabel asal. Variabel baru diturunkan dalam arah menurun sehingga beberapa komponen pertama mengandung sebanyak mungkin variasi data asal. F. Landasan Teori Minyak buah merah (Pandanus conoidius Lam) merupakan salah satu minyak fungsional, yang mana selain dapat dikonsumsi sebagai diet juga dapat digunakan sebagai agen pencegah berbagai penyakit. Sebagai salah satu minyak yang harganya mahal di pasaran dibandingkan dengan minyak yang lain, minyak buah merah dapat dipalsukan dengan minyak lain yang harganya lebih murah seperti minyak jagung dan minyak kedelai. Pemalsuan minyak yang berharga tinggi dengan minyak yang berharga rendah telah berlangsung sejak lama dengan

25 25 tujuan untuk memperoleh keutungan yang tinggi (Rohman dan Che Man, 2008), yang dilakukan baik dengan sengaja maupun dengan tidak sengaja. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode yang mampu mendeteksi adanya pemalsu minyak secara cepat dan reliabel untuk penjaminan kualitas dan keamanan bagi konsumen minyak buah merah. Deteksi adanya minyak pemalsu dengan metode-metode standar seperti dengan melihat profil asam lemak atau triasilgliserol memerlukan waktu lama dan berbahaya bagi kesehatan manusia karena melibatkan berbagai macam pelarut organik. Oleh karena itu, saat ini dikembangkan berbagai metode instrumen yang cepat, reliabel, serta reprodusibel. Spektroskopi inframerah (FTIR) merupakan salah satu teknik yang menjanjikan karena kemampuanya sebagai teknik sidik jari. Selain itu, analisis minyak dengan spektroskopi FTIR juga dipertimbangkan sebagai salah satu analisis kimia ramah lingkungan (green chemistry), karena teknik ini tidak menggunakan reagen atau pelarut organik yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Spektroskopi FTIR juga merupakan teknik analisis yang peka, reliabel, dan operasionalisasinya mudah. Dihubungkan dengan kemometrika analisis multivariat, spektroskopi FTIR dapat memberikan informasi kualitatif dan kuantitatif (Guillen dan Cabo, 1997). Analisis multivariat yang sering digunakan adalah principal component analysis (PCA) sementara kalibrasi mutivariat yang sering digunakan adalah regresi kuadrat terkecil sebagian (partial least square atau PLS) dan regresi komponen utama (principal component regression atau PCR). Karena alasan ini, maka dalam penelitian ini akan digunakan kombinasi

26 26 keduanya (spektroskopi FTIR dan kemometrika) untuk mendeteksi dan mengkuantifikasi adanya pemalsuan pada minyak buah merah. G. Hipotesis 1. Spektroskopi FTIR dan kemometrika dapat digunakan untuk melakukan optimasi dan menghasilkan model yang sesuai untuk autentikasi minyak buah merah dalam campuran dengan minyak jagung dan minyak kedelai. 2. Spektroskopi FTIR dihubungkan dengan kemometrika dapat digunakan untuk autentikasi minyak buah merah dalam campuran dengan minyak jagung dan minyak kedelai.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini, kosmetik menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari. Jumlah kosmetik yang digunakan terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara penghasil buah alpukat (Persea americana Mill.) yang cukup besar dalam skala global. Data statistik tahun 2013 menunjukkan

Lebih terperinci

Memiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin.

Memiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin. Lemak dan minyak merupakan senyawa trigliserida atau trigliserol, dimana berarti lemak dan minyak merupakan triester dari gliserol. Dari pernyataan tersebut, jelas menunjukkan bahwa lemak dan minyak merupakan

Lebih terperinci

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri Penggolongan minyak Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri Definisi Lemak adalah campuran trigliserida yang terdiri atas satu molekul gliserol yang berkaitan dengan tiga molekul asam lemak.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak Nabati Minyak nabati adalah sejenis minyak yang terbuat dari tumbuhan. Digunakan dalam makanan dan memasak. Beberapa jenis minyak nabati yang biasa digunakan ialah minyak

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dantujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis dan (7)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bukan hidup untuk makan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menjaga

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bukan hidup untuk makan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menjaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia, namun perlu dipahami bahwa makan untuk hidup bukan hidup untuk makan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menjaga kelangsungan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Reflektan Near Infrared Biji Nyamplung (Calophyllum inophyllum L.) Perangkat NIRFlex Solids Petri N-500 yang digunakan dalam penelitian ini, menghasilkan data pengukuran berupa

Lebih terperinci

ANALISIS KONTAMINASI LEMAK BABI DALAM MINYAK GORENG SAWIT (RBD PALM OIL) MENGGUNAKAN SPEKTROSKOPI FOURIER TRANSFORM INFRARED (FTIR) DAN KEMOMETRIK

ANALISIS KONTAMINASI LEMAK BABI DALAM MINYAK GORENG SAWIT (RBD PALM OIL) MENGGUNAKAN SPEKTROSKOPI FOURIER TRANSFORM INFRARED (FTIR) DAN KEMOMETRIK ANALISIS KONTAMINASI LEMAK BABI DALAM MINYAK GORENG SAWIT (RBD PALM OIL) MENGGUNAKAN SPEKTROSKOPI FOURIER TRANSFORM INFRARED (FTIR) DAN KEMOMETRIK PROPOSAL SKRIPSI PUTRI KHOLISOTUN NAWA 082210101015 Kamis,

Lebih terperinci

Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9

Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9 LEMAK DAN MINYAK Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9 kkal sedangkan karbohidrat dan protein

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010

LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010 LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 2 (2013), Hal ISSN :

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 2 (2013), Hal ISSN : Uji Kualitas Minyak Goreng Berdasarkan Perubahan Sudut Polarisasi Cahaya Menggunakan Alat Semiautomatic Polarymeter Nuraniza 1], Boni Pahlanop Lapanporo 1], Yudha Arman 1] 1]Program Studi Fisika, FMIPA,

Lebih terperinci

Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia

Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia PENGARUH PEMANASAN TERHADAP PROFIL ASAM LEMAK TAK JENUH MINYAK BEKATUL Oleh: Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia Email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat Indonesia. Dalam buah alpukat terkandung vitamin A, B, C, dan E serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat Indonesia. Dalam buah alpukat terkandung vitamin A, B, C, dan E serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah Alpukat merupakan salah satu buah yang telah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Dalam buah alpukat terkandung vitamin A, B, C, dan E serta β-karoten dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hati adalah organ terbesar dalam tubuh. Penyakit pada hati merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius. Hepatitis adalah suatu peradangan difus jaringan hati

Lebih terperinci

Perbedaan minyak dan lemak : didasarkan pada perbedaan titik lelehnya. Pada suhu kamar : - lemak berwujud padat - minyak berwujud cair

Perbedaan minyak dan lemak : didasarkan pada perbedaan titik lelehnya. Pada suhu kamar : - lemak berwujud padat - minyak berwujud cair Perbedaan minyak dan lemak : didasarkan pada perbedaan titik lelehnya Minyak dan lemak tidak berbeda dalam bentuk umum trigliseridanya, tetapi hanya berbeda dalam bentuk (wujud). Pada suhu kamar : - lemak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan. Nilai gizi suatu minyak atau lemak dapat ditentukan berdasarkan dua

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan. Nilai gizi suatu minyak atau lemak dapat ditentukan berdasarkan dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asupan lemak yang dianjurkan adalah sebanyak 30% dari total kalori yang dibutuhkan. Nilai gizi suatu minyak atau lemak dapat ditentukan berdasarkan dua aspek yaitu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat

I. PENDAHULUAN. Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat spreads, yang kandungan airnya lebih besar dibandingkan minyaknya. Kandungan minyak dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minyak Goreng 1. Pengertian Minyak Goreng Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau hewan yang dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamar dan biasanya

Lebih terperinci

A. RUMUS STRUKTUR DAN NAMA LEMAK B. SIFAT-SIFAT LEMAK DAN MINYAK C. FUNGSI DAN PERAN LEMAK DAN MINYAK

A. RUMUS STRUKTUR DAN NAMA LEMAK B. SIFAT-SIFAT LEMAK DAN MINYAK C. FUNGSI DAN PERAN LEMAK DAN MINYAK 8 LEMAK DAN MINYAK A. RUMUS STRUKTUR DAN NAMA LEMAK B. SIFAT-SIFAT LEMAK DAN MINYAK C. FUNGSI DAN PERAN LEMAK DAN MINYAK Lipid berasal dari kata Lipos (bahasa Yunani) yang berarti lemak. Lipid didefinisikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 19 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyiapan Lemak Sapi dan Lemak Babi Sebanyak 250 gram jaringan lemak sapi dan babi yang diperoleh dari pasar tradisional Purwokerto,dicuci dan dipotong kecil-kecil untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang 1.1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Lemak dan minyak merupakan makanan yang sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Selain itu lemak dan minyak juga merupakan sumber energi yang lebih efektif

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Penentuan ph optimum dan rendemen VCO VCO diproduksi dengan menggunakan metode pengasaman, oleh sebab itu perlu dilakukan penentuan ph optimum dari krim kelapa.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi 2 dikeringkan pada suhu 105 C. Setelah 6 jam, sampel diambil dan didinginkan dalam eksikator, lalu ditimbang. Hal ini dilakukan beberapa kali sampai diperoleh bobot yang konstan (b). Kadar air sampel ditentukan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. sawit kasar (CPO), sedangkan minyak yang diperoleh dari biji buah disebut

II. TINJAUAN PUSTAKA. sawit kasar (CPO), sedangkan minyak yang diperoleh dari biji buah disebut 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minyak Kelapa Sawit Sumber minyak dari kelapa sawit ada dua, yaitu daging buah dan inti buah kelapa sawit. Minyak yang diperoleh dari daging buah disebut dengan minyak kelapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Neoplasma secara harafiah berarti pertumbuhan baru, adalah massa abnormal dari sel-sel yang mengalami proliferasi. Sel neoplastik adalah otonom dalam arti tumbuh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Bahan 2.1.1 Parasetamol Menurut Ditjen BKAK (2014), uraian mengenai parasetamol adalah sebagai berikut: Rumus struktur : Gambar 2.1 Rumus Struktur Parasetamol Nama Kimia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Preparasi Sampel Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyiapan Sampel Sampel daging buah sirsak (Anonna Muricata Linn) yang diambil didesa Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo, terlebih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Minyak dan Lemak Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang artinya lemak). Lipida larut dalam pelarut nonpolar dan tidak larut dalam air.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Kelapa 2.1.1. Taksonomi Tanaman Kelapa Kingdom Kelas Sub Kelas Ordo Famili Genus : Plantae : Liliopsida : Arecidae : Arecales : Arecaceae : Cocos Spesies : Cocos nucifera

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak Nabati Minyak nabati adalah cairan kental yang diambil atau diekstrak dari tumbuhtumbuhan. Komponen utama penyusun minyak nabati adalah trigliserida asam lemak, yang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Penentuan kadar air berguna untuk mengidentifikasi kandungan air pada sampel sebagai persen bahan keringnya. Selain itu penentuan kadar air berfungsi untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA. yang jika disentuh dengan ujung-ujung jari akan terasa berlemak. Ciri khusus dari

BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA. yang jika disentuh dengan ujung-ujung jari akan terasa berlemak. Ciri khusus dari x BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Lipid Pengertian lipid secara umum adalah kelompok zat atau senyawa organik yang jika disentuh dengan ujung-ujung jari akan terasa berlemak. Ciri khusus dari zat

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Sampel Temulawak Terpilih Pada penelitian ini sampel yang digunakan terdiri atas empat jenis sampel, yang dibedakan berdasarkan lokasi tanam dan nomor harapan. Lokasi tanam terdiri

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Sebanyak 5 kg buah segar tanaman andaliman asal Medan diperoleh dari Pasar Senen, Jakarta. Hasil identifikasi yang dilakukan oleh Pusat Penelitian

Lebih terperinci

MINYAK DAN LEMAK TITIS SARI K.

MINYAK DAN LEMAK TITIS SARI K. MINYAK DAN LEMAK TITIS SARI K. DEFINISI defines lipids as a wide variety of natural products including fatty acids and their derivatives, steroids, terpenes, carotenoids, and bile acids, which have in

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II. Tinjauan Pustaka A. Spektrofotometri UV-Vis Spektrofotometri UV-Vis adalah anggota teknik analisis spektroskopik yang memakai sumber REM (radiasi elektromagnetik) ultraviolet dekat (190-380 nm)

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Perlakuan Terhadap Sifat Fisik Buah Pala Di Indonesia buah pala pada umumnya diolah menjadi manisan dan minyak pala. Dalam perkembangannya, penanganan pascapanen diarahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gorengan adalah produk makanan yang diolah dengan cara menggoreng

BAB I PENDAHULUAN. Gorengan adalah produk makanan yang diolah dengan cara menggoreng BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Gorengan adalah produk makanan yang diolah dengan cara menggoreng dalam minyak. Masyarakat Indonesia sebagian besar menggunakan minyak goreng untuk mengolah

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1.

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1. BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Pada awal penelitian dilakukan determinasi tanaman yang bertujuan untuk mengetahui kebenaran identitas botani dari tanaman yang digunakan. Hasil determinasi menyatakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau santan dalam sayur-sayuran. Minyak kelapa murni mengandung asam laurat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau santan dalam sayur-sayuran. Minyak kelapa murni mengandung asam laurat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak Kelapa Murni Buah kelapa memilki cukup banyak manfaat, yaitu sebagai minyak makan atau santan dalam sayur-sayuran. Minyak kelapa murni mengandung asam laurat yang tinggi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari lemak tumbuhan maupun dari lemak hewan. Minyak goreng tersusun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari lemak tumbuhan maupun dari lemak hewan. Minyak goreng tersusun BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak Goreng Minyak goreng merupakan salah satu bahan yang termasuk dalam lemak, baik yang berasal dari lemak tumbuhan maupun dari lemak hewan. Minyak goreng tersusun dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat Indonesia dalam rangka pemenuhan kebutuhan sehari-hari (Ketaren, 1986). Minyak goreng diekstraksi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Gambar 1 Ilustrasi hukum Lambert Beer (Sabrina 2012) Absorbsi sinar oleh larutan mengikuti hukum lambert Beer, yaitu:

PENDAHULUAN. Gambar 1 Ilustrasi hukum Lambert Beer (Sabrina 2012) Absorbsi sinar oleh larutan mengikuti hukum lambert Beer, yaitu: PENDAHULUAN Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorbans suatu sampel yang dinyatakan sebagai fungsi panjang gelombang. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Minyak merupakan trigliserida yang tersusun atas tiga unit asam lemak, berwujud cair pada suhu kamar (25 C) dan lebih banyak mengandung asam lemak tidak jenuh sehingga

Lebih terperinci

KAJIAN AWAL AKTIFITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI POLAR KELADI TIKUS (typhonium flagelliforme. lodd) DENGAN METODE DPPH

KAJIAN AWAL AKTIFITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI POLAR KELADI TIKUS (typhonium flagelliforme. lodd) DENGAN METODE DPPH KAJIAN AWAL AKTIFITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI POLAR KELADI TIKUS (typhonium flagelliforme. lodd) DENGAN METODE DPPH Dian Pratiwi, Lasmaryna Sirumapea Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Bhakti Pertiwi Palembang ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk usia lanjut di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. penduduk usia lanjut di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Struktur penduduk dunia saat ini menuju proses penuaan yang ditandai dengan meningkatnya jumlah dan proporsi penduduk usia lanjut. Proporsi penduduk usia lanjut di Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Kelapa termasuk jenis Palmae yang bersel satu (monokotil). Batang tanaman tumbuh lurus ke atas dan tidak bercabang. Adakalanya pohon kelapa dapat bercabang, namun hal

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin majunya zaman, mulai timbul berbagai macam penyakit tidak menular, yang berarti sifatnya kronis, dan tidak menular dari orang ke orang. Empat jenis penyakit

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode freeze drying kemudian dilakukan variasi waktu perendaman SBF yaitu 0

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode freeze drying kemudian dilakukan variasi waktu perendaman SBF yaitu 0 37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini sampel komposit hidroksiapatit-gelatin dibuat menggunakan metode freeze drying kemudian dilakukan variasi waktu perendaman SBF yaitu 0 hari, 1 hari, 7 hari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Biji Kemiri Sumber : Wikipedia, Kemiri (Aleurites moluccana) merupakan salah satu tanaman tahunan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Biji Kemiri Sumber : Wikipedia, Kemiri (Aleurites moluccana) merupakan salah satu tanaman tahunan yang 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kemiri Gambar 1. Biji Kemiri Sumber : Wikipedia, 2016 Kemiri (Aleurites moluccana) merupakan salah satu tanaman tahunan yang termasuk dalam famili Euphorbiaceae (jarak-jarakan).

Lebih terperinci

B. Struktur Umum dan Tatanama Lemak

B. Struktur Umum dan Tatanama Lemak A. Pengertian Lemak Lemak adalah ester dari gliserol dengan asam-asam lemak (asam karboksilat pada suku tinggi) dan dapat larut dalam pelarut organik non-polar, misalnya dietil eter (C2H5OC2H5), Kloroform

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sentrifugasi Campuran heterogen terdiri dari senyawa-senyawa dengan berat jenis berdekatan sulit dipisahkan. Membiarkan senyawa tersebut terendapkan karena adanya gravitasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji ) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Durian 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian Menurut Rahmat Rukmana ( 1996 ) klasifikasi tanaman durian adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi

Lebih terperinci

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN MARGARIN TERHADAP KADAR ASAM LEMAK BEBAS

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN MARGARIN TERHADAP KADAR ASAM LEMAK BEBAS PENGARUH LAMA PENYIMPANAN MARGARIN TERHADAP KADAR ASAM LEMAK BEBAS Nur Istiqomah, Sutaryono, Farida Rahmawati INTISARI Berdasarkan kebiasaan masyarakat dalam menyimpan margarin untuk dikonsumsi dalam jangka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar penyakit diawali oleh adanya reaksi oksidasi yang berlebihan di dalam tubuh. Reaksi oksidasi ini memicu terbentuknya radikal bebas yang sangat aktif

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan Kualitas minyak dapat diketahui dengan melakukan beberapa analisis kimia yang nantinya dibandingkan dengan standar mutu yang dikeluarkan dari Standar Nasional Indonesia (SNI).

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 22 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Komposisi Proksimat Komposisi rumput laut Padina australis yang diuji meliputi kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein, dan kadar abu tidak larut asam dilakukan

Lebih terperinci

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Spektrofotometri Inframerah

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Spektrofotometri Inframerah 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Spektrofotometri Inframerah Spektrofotometri inframerah (IR) merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk menganalisa senyawa kimia. Spektra inframerah suatu senyawa dapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada pembuatan dispersi padat dengan berbagai perbandingan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada pembuatan dispersi padat dengan berbagai perbandingan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Pembuatan Serbuk Dispersi Padat Pada pembuatan dispersi padat dengan berbagai perbandingan dihasilkan serbuk putih dengan tingkat kekerasan yang berbeda-beda. Semakin

Lebih terperinci

SPEKTROSKOPI INFRA RED & SERAPAN ATOM

SPEKTROSKOPI INFRA RED & SERAPAN ATOM SPEKTROSKOPI INFRA RED & SERAPAN ATOM SPEKTROSKOPI INFRA RED Daerah radiasi IR: 1. IR dekat: 0,78 2,5 µm 2. IR tengah: 2,5 50 µm 3. IR jauh: 50 1000 µm Daerah radiasi spektroskopi IR: 0,78 1000 µm Penggunaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ditjen BKAK (2014), uraian mengenai teofilin adalah sebagai. Gambar 2.1 Struktur Teofilin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ditjen BKAK (2014), uraian mengenai teofilin adalah sebagai. Gambar 2.1 Struktur Teofilin BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Bahan 2.1.1 Teofilin Menurut Ditjen BKAK (2014), uraian mengenai teofilin adalah sebagai berikut: Rumus Struktur : Gambar 2.1 Struktur Teofilin Nama Kimia : 1,3-dimethyl-7H-purine-2,6-dione

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kelapa (Cocos Nucifera Linn.) merupakan tanaman yang tumbuh di negara yang beriklim tropis. Indonesia merupakan produsen kelapa terbesar di dunia. Menurut Kementerian

Lebih terperinci

1. Dapat mengerti prinsip-prinsip dasar mengenai teknik spektrofotometri (yaitu prinsip dasar

1. Dapat mengerti prinsip-prinsip dasar mengenai teknik spektrofotometri (yaitu prinsip dasar LAPORAN PRAKTIKUM III PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) NAMA PRODI : IKA WARAZTUTY DAN IRA ASTUTI : MAGISTER ILMU BIOMEDIK TGL PRATIKUM : 17 MARET 2015 TUJUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Neoplasma adalah suatu massa jaringan abnormal yang berproliferasi cepat, tidak terkoordinasi melebihi jaringan normal dan dapat menetap setelah hilangnya rangsang

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan 4.1 Tahap Sintesis Biodiesel Pada tahap sintesis biodiesel, telah dibuat biodiesel dari minyak sawit, melalui reaksi transesterifikasi. Jenis alkohol yang digunakan adalah metanol,

Lebih terperinci

SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN UV-VIS

SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN UV-VIS SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN UV-VIS SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN UV-VIS PRINSIP DASAR HUKUM BEER INSTRUMENTASI APLIKASI 1 Pengantar Istilah-Istilah: 1. Spektroskopi : Ilmu yang mempelajari interaksi materi dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ 20:1 berturut-turut

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ 20:1 berturut-turut BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 5. Reaksi Transesterifikasi Minyak Jelantah Persentase konversi metil ester dari minyak jelantah pada sampel MEJ 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan kesehatan makanan memperoleh perhatian khusus. Hal tersebut dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan kesehatan makanan memperoleh perhatian khusus. Hal tersebut dikarenakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keamanan makanan di Indonesia terkait dengan kehalalan, kebersihan, dan kesehatan makanan memperoleh perhatian khusus. Hal tersebut dikarenakan mayoritas penduduk Indonesia

Lebih terperinci

DEFINISI. lipids are those substances which are

DEFINISI. lipids are those substances which are MINYAK DAN LEMAK TITIS SARI K. DEFINISI lipids are those substances which are insoluble in water; soluble in organic solvents such as chloroform, ether or benzene; contain long-chain hydrocarbon groups

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asam Palmitat Asam palmitat adalah asam lemak jenuh rantai panjang yang terdapat dalam bentuk trigliserida pada minyak nabati maupun minyak hewani disamping juga asam lemak

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SENYAWA ANTIOKSIDAN DALAM SELADA AIR (Nasturtium officinale R.Br)

IDENTIFIKASI SENYAWA ANTIOKSIDAN DALAM SELADA AIR (Nasturtium officinale R.Br) IDENTIFIKASI SENYAWA ANTIOKSIDAN DALAM SELADA AIR (Nasturtium officinale R.Br) Hindra Rahmawati 1*, dan Bustanussalam 2 1Fakultas Farmasi Universitas Pancasila 2 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tikus Tikus adalah hewan yang termasuk ke dalam suku Muridae. Tikus merupakan salah satu hewan rondensia yang dikenal sebagai hama tanaman pertanian, perusak barang, dan hewan

Lebih terperinci

I. KONSEP DASAR SPEKTROSKOPI

I. KONSEP DASAR SPEKTROSKOPI I. KONSEP DASAR SPEKTROSKOPI Pendahuluan Spektroskopi adalah studi mengenai antaraksi cahaya dengan atom dan molekul. Radiasi cahaya atau elektromagnet dapat dianggap menyerupai gelombang. Beberapa sifat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lipid 1. Definisi Lipid Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik (Widman, 1989) Lemak disebut juga lipid,

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hepar merupakan organ terbesar dengan berat 1,2 1,8 kg atau kurang lebih 25% berat badan orang dewasa, menempati sebagian besar kuadran kanan atas abdomen, dan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ulcerative Colitis (UC) termasuk dalam golongan penyakit Inflammatory Bowel Disease (IBD). Keadaan ini sering berlangsung kronis sehingga dapat mengarah pada keganasan,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan III. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan preparasi sampel, bahan, alat dan prosedur kerja yang dilakukan, yaitu : A. Sampel Uji Penelitian Tanaman Ara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia memiliki hasil perkebunan yang cukup banyak, salah satunya hasil perkebunan kelapa yang mencapai 3.187.700 ton pada tahun 2013 (BPS, 2014).

Lebih terperinci

JENIS LIPID. 1. Lemak / Minyak 2. Lilin 3. Fosfolipid 4 Glikolipid 5 Terpenoid Lipid ( Sterol )

JENIS LIPID. 1. Lemak / Minyak 2. Lilin 3. Fosfolipid 4 Glikolipid 5 Terpenoid Lipid ( Sterol ) JENIS LIPID 1. Lemak / Minyak 2. Lilin 3. Fosfolipid 4 Glikolipid 5 Terpenoid Lipid ( Sterol ) Lipid Definisi Lipid adalah Senyawa organik yang dibentuk terutama dari alkohol dan asam lemak yang digabungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan dasar seperti kelapa sawit, kelapa, kedelai, jagung, dan lain-lain. Meski

BAB I PENDAHULUAN. bahan dasar seperti kelapa sawit, kelapa, kedelai, jagung, dan lain-lain. Meski BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak goreng merupakan minyak nabati yang telah dimurnikan, dibuat dari bahan dasar seperti kelapa sawit, kelapa, kedelai, jagung, dan lain-lain. Meski dari bahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan kekayaan alamnya. Tanahnya yang subur dan iklimnya yang tropis memungkinkan berbagai jenis tumbuhan dapat dibudidayakan

Lebih terperinci

TUGAS ANALISIS FARMASI ANALISIS OBAT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

TUGAS ANALISIS FARMASI ANALISIS OBAT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS TUGAS ANALISIS FARMASI ANALISIS OBAT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS OLEH NAMA : RAHMAD SUTRISNA STAMBUK : F1F1 11 048 KELAS : FARMASI A JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan karakteristik dilakukan untuk mengetahui kebenaran identitas zat yang digunakan. Dari hasil pengujian, diperoleh karakteristik zat seperti yang tercantum

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengandung sejumlah mikroba yang bermanfaat, serta memiliki rasa dan bau

I. PENDAHULUAN. mengandung sejumlah mikroba yang bermanfaat, serta memiliki rasa dan bau I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susu yang baru keluar dari kelenjar mamae melalui proses pemerahan merupakan suatu sumber bahan pangan yang murni, segar, higienis, bergizi, serta mengandung sejumlah

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Hasil pengukuran bilangan peroksida sampel minyak kelapa sawit dan minyak kelapa yang telah dipanaskan dalam oven dan diukur pada selang waktu tertentu sampai 96 jam

Lebih terperinci

UJI DAYA REDUKSI EKSTRAK DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) TERHADAP ION FERRI SKRIPSI

UJI DAYA REDUKSI EKSTRAK DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) TERHADAP ION FERRI SKRIPSI UJI DAYA REDUKSI EKSTRAK DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) TERHADAP ION FERRI SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai Derajat Sarjana Farmasi (S. Farm) Progam Studi Ilmu Farmasi pada

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM III PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

LAPORAN PRAKTIKUM III PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) LAPORAN PRAKTIKUM III PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) NAMA PRODI : IKA WARAZTUTY DAN IRA ASTUTI : MAGISTER ILMU BIOMEDIK TGL PRATIKUM : 17 MARET 2015 TUJUAN

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan 19 Bab IV Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Biodiesel Minyak jelantah semula bewarna coklat pekat, berbau amis dan bercampur dengan partikel sisa penggorengan. Sebanyak empat liter minyak jelantah mula-mula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alat pengolahan bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai media

BAB I PENDAHULUAN. alat pengolahan bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai media BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia sebagai alat pengolahan bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai media penggorengan sangat penting

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. energi dan pembentukan jaringan adipose. Lemak merupakan sumber energi

I. PENDAHULUAN. energi dan pembentukan jaringan adipose. Lemak merupakan sumber energi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Lemak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Lemak memiliki beberapa fungsi dalam tubuh, yaitu sebagai sumber energi dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Es krim merupakan makanan padat dalam bentuk beku yang banyak disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga manula. Banyaknya masyarakat yang

Lebih terperinci

A. PENETAPAN ANGKA ASAM, ANGKA PENYABUNAN DAN ANGKA IOD B. PENETAPAN KADAR TRIGLISERIDA METODE ENZIMATIK (GPO PAP)

A. PENETAPAN ANGKA ASAM, ANGKA PENYABUNAN DAN ANGKA IOD B. PENETAPAN KADAR TRIGLISERIDA METODE ENZIMATIK (GPO PAP) A. PENETAPAN ANGKA ASAM, ANGKA PENYABUNAN DAN ANGKA IOD B. PENETAPAN KADAR TRIGLISERIDA METODE ENZIMATIK (GPO PAP) DASAR TEORI Penggolongan lipida, dibagi golongan besar : 1. Lipid sederhana : lemak/ gliserida,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM IBM I MINYAK dan LEMAK

LAPORAN PRAKTIKUM IBM I MINYAK dan LEMAK LAPORAN PRAKTIKUM IBM I MINYAK dan LEMAK OLEH: Sofie Ayu Misrina (125070301111001) Desak Made Trisna Ulandari (125070301111002) Yunita Reza Rahmawati (125070301111003) Rani Ilminawati (125070301111004)

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PERSIAPAN BAHAN Bahan baku pada penelitian ini adalah buah kelapa segar yang masih utuh, buah kelapa terdiri dari serabut, tempurung, daging buah kelapa dan air kelapa. Sabut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Tanaman kelapa (Cocos nucifera L) sering disebut tanaman kehidupan karena bermanfaat bagi kehidupan manusia diseluruh dunia. Hampir semua bagian tanaman

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

4. Hasil dan Pembahasan

4. Hasil dan Pembahasan 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Isolasi Kitin dan Kitosan Isolasi kitin dan kitosan yang dilakukan pada penelitian ini mengikuti metode isolasi kitin dan kitosan dari kulit udang yaitu meliputi tahap deproteinasi,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Ekstraksi dan Fraksinasi Sampel buah mahkota dewa yang digunakan pada penelitian ini diperoleh dari kebun percobaan Pusat Studi Biofarmaka, Institut Pertanian Bogor dalam bentuk

Lebih terperinci