BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tugas Karya Akhir, Program, Literatur Sebelumnya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tugas Karya Akhir, Program, Literatur Sebelumnya"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tugas Karya Akhir, Program, Literatur Sebelumnya Laporan khas atau feature adalah sebuah uraian fakta yang bersifat khas atau unik dan termasuk dalam kategori berita human interest. Berita human interest adalah uraian fakta yang dapat memberikan sentuhan rasa insani atau kemanusiaan. Berbagai macam bentuk feature ditayangkan dalam siaran televisi, seperti perjalanan, profil, kuliner, hingga musiman. Format feature sebaiknya disusun berdasarkan urutan logis, dari yang sederhana berkembang semakin rumit, dari yang ringan berkembang semakin berat, dilengkapi dengan musik ataupun sound effect mengenai tema program feature tersebut. Setiap feature memiliki ciri khas konsep masing-masing untuk menarik perhatian audience. Bahkan ada juga feature yang mengembangkan sebuah konsep dari konsep feature yang pernah ditampilkan. Perbandingan antara satu feature dengan feature lainnya dijadikan sebuah pembelajaran untuk menciptakan sebuah ide konsep yang ringan dan menarik perhatian audience. Pengembangan konsep Wisata Religi tidak terlepas dari pengembangan konsep program feature lain, yaitu Musafir dan Khazanah. Kedua program tersebut juga merupakan sebuah program feature rohani yang memiliki perbedaan konsep diantara keduanya. Wisata Religi mengkombinasikan sekaligus melengkapi kekurangan kedua konsep program feature yang berbeda tersebut kedalam satu konsep yang utuh. Adapun perbedaan diantara ketiga feature ini, yaitu: 17

2 18 Tabel 2.1 Matriks Program Wisata Religi dengan Program Khazanah dan Musafir Musafir Khazanah Wisata Religi Nama Station TRANS 7 TRANS 7 Isi Program Feature Perjalanan menuju kota Mekah untuk menelusuri jejak nabi Feature yang menampilkan berbagai informasi ensiklopedia islam Feature perjalanan ke beberapa mesjid bersejarah dan unik di seluruh wilayan indonesia dengan disisipi segment pengetahuan islan yang berpedoman pada alquran dan hadis Perbedaan dengan Program Terkesan kaku dari segi narasi dan pemilihan gambar. Presenter lebih banyak memberikan ceramah sehingga unsur pengetahuan jejak nabi kurang terlihat. Bahasa yang digunakan terlalu sulit bagi masyarakat awam yang masih mau belajar tentang islam lebih dalam Mamadukan kedua konsep program Musafir dan Khazanah. Dimana program ini nantinya akan menampilkan wisata rohani ke berbagai mesjid, memperlihatkan keunikan dan fakta bersejarah mesjid serta memberikan informasi mengenai ensiklopedia islam dengan bahasa yang ringan namun tetap berpedoman pada alquran dan hadis

3 Teori atau Konsep yang Berkaitan dengan Pembuatan Tugas Karya Akhir Teori Komunikasi Massa Komunikasi Massa adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas. Dengan demikian maka unsur-unsur penting dalam komunikasi massa, yaitu: - Komunikator - Media massa - Informasi (pesan) massa - Gatekeeper - Khalayak (publik), dan - Umpan Balik Dalam melaksanakan tugas karya akhir ini, produser menggunakan salah satu teori komunikasi massa sebagai sebuah landasan teori, yaitu Teori Dependensi Efek Komunikasi Massa Teori ini dikembangkan oleh Sandra Ball-Rokeachdan Melvin L. DeFluer (1976), yang memfokuskan pada kondisi struktural suatu masyarakat yang mengatur kecenderungan terjadinya suatu efek media massa. Teori ini pada dasarnya merupakan suatu pendekatan struktur sosial yang berangkat dari gagasan mengenai sifat masyarakat modern, dimana media massa diangap sebagai sistem informasi yang memiliki peran penting dalam proses pemeliharaan, perubahan, dan konflik pada tataran masyarakat,kelompok, dan individu dalam aktivitas sosial. Secara ringkas kajian terhadap efek tersebut dapat dirumuskan dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Kognitif, menciptakan atau menghilangkan ambiguitas, pembentukan sikap, agenda-setting, perluasan sistem keyakinan masyarakat, penegasan/ penjelasan nilai-nilai. 2. Afektif, menciptakan ketakutan atau kecemasan, dan meningkatkan atau menurunkan dukungan moral. 3. Behavioral, mengaktifkan atau menggerakkan atau meredakan, pembentukan isu tertentu atau penyelesaiannya, menjangkau atau menyediakan strategi untuk suatu aktivitas serta menyebabkan perilaku dermawan.

4 20 Melalui sebuah program Wisata Religi, teori ini mampu diaplikasikan kepada audiens karena media meberikan peran penting untuk mengubah seorang individu atau tatanan kehidupan masyarakat. Wisata Religi ini diharapkan mampu menjadi sarana informasi syiar agama islam untuk membentuk suatu individu yang sadar akan ajaran islam sesuai dengan alquran dan hadis Teori Komunikasi Organisasi Komunikasi Organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi organisasi juga merupakan sebuah proses menciptakan dan saling tukar menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau berubah-ubah. Organisasi merupan unsur penting dalam kehidupan karena setiap manusia merupakan anggota atau bagian dari organisasi. Adapun beberapa teori komunikasi organisasi yang digunakan produser, yaitu: Teori Struktural Klasik Teori yang diciptakan oleh Blau dan Scott (1962) dibagi menjadi dua struktur yaitu Struktur umum yaitu organisasi sosial dan struktur lebih spesifik yang disebut organisasi formal. 1. Organisasi sosial Pola-pola interaksi sosial dan regulasitas yang teramati dan perilaku sosial orang-orang yang disebabkan oleh situasi sosial mereka alih-alih oleh karakteristik fisiologis atau psikologis mereka sebagai individu. Berlo(1960) menyarankan bahwa komunikasi berhubungan dengan organisasi sosial melalui tiga cara, yaitu: - Sistem sosial dihasilkan lewat komunikasi. - Bila suatu sistem sosial telah berkembang, ia menentukan komunikasi ke anggota-anggotanya. Sistem sosial mempengaruhi bagaimana, ke, dan dari siapa, dan dengan pengaruh bagaimana komunikasi terjadi diantara anggota-anggota sistem. - Pengetahuan mengenai suatu sistem sosial dapat membantu kita dalam membuat prediksi yang akurat mengenai orang-orang tanpa mengetahui

5 21 lebih banyak daripada peranan-perana yang mereka duduki dalam suatu sistem 2. Organisasi Formal Berbeda dengan organisasi sosial yang muncul manakala orangorang berasosiasi antara yang satu dengan lainnya, terdapat organisasiorganisasi yang didirikan dengan sengaja dengan tujuan tertentu. Bila pencapaian suatu tujuan tertentu memerlukan tujuan bersama, suatu organisasi dirancang untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan banyak individu dan memberikan rangsangan kepada orang-orang lainnya untuk membantu mereka (Wayne Pace dan Faules, 2010:44). Organisasi formal secara populer disebut dengan birokrasi. Untuk menjelaskan karakteristik suatu organisasi formal, dapat dilihat dari gagasan-gagasan yang berasal dari tulisan Max Weber (1947). Adapun karakteristik birokrasi weberian, yaitu: - suatu organisasi terdiri dari hubungan-hubungan yang ditetapkan antara jabatan-jabatan - Kewajiban resmi dianatara berbagai jabatan - Kewenangan dalam menjalankan jabatan - Garis-garis kewenangandan jabatan diatur menurut suatu tatanan hierarkis - Memiliki suatu sistem regulasi yang umum tetapi tegas dan ditetapkan secara formal - Suatu sikap dan prosedur untuk menerapkan suatu sistem disiplin merupakan bagian dari organisasi - Anggota organisasi harus memisahkan kehidupan pribadi dan kehidupan organisasi. 3. Manajemen Taylor Teori ini dikemukakan oleh Frederick Taylor, dimana pendekatan Taylor terhadap manajemen dilakukan di sekitar empat unsur kunci, yaitu pembagian kerja, proses scalar dan fungsional, struktur, dan rentang kekuasaan (Wayne Pace dan Faules, 2010:49) Pembagian Kerja Pembagian kerja menyangkut bagaimana tugas, kewajiban, dan tanggungjawab didistribusikan.

6 22 Proses Skalar dan Fungsional Proses scalar dan fungsional berkaitan dengan pertumbuhan vertikal dan horizontal organisasi. Proses scalar menunjukan rantai perintah di dalam dimensi vertikal organisasi, sedangkan proses fungsional atau horizontal berkaitan dengan pembagian kerja ke dalam tugas-tugas yang lebih khusus. Struktur Tinggi dan Datar Organisasi berstruktur tinggi sering ditandai dengan pengawasan yang ketat, semangat kelompok, persaingan melalui hubungan pribadi, pertambahan tanggung jawab secara bertahap, serta banyaknya peraturan. Sedangkan Organisasi struktur datar ditandai dengan aktivitas individualistic dan lebih sedikit peraturan sehingga semangat dan moral lebih baik diantara pegawai. Rentang Pengawasan Rentang Pengawasan menunjukan jumlah bawahan yang berada di bawah pengawasan seorang atasan. Dalam membuat sebuah program televisi perlu adanya sebuah kerjasama tim yang kuat dimana setiap individunya memiliki tanggung jawab atas pekerjaan masing-masing. Sebuah tim produksi harus dihubungkan dengan kepercayaan bersama yang menghasilkan suatu struktur yang lebih daripada sekedar sejumlah individu yang berupa kelompok. Tim Produksi juga memiliki berbagai jabatan dan kewenangan yang telah ditetapkan seperti produser, cameraman, dan editor Teori Transisional Teori Perilaku 1. Teori Komunikasi Kewenangan dan Chester Barnard Teori ini menyatakan bahwa organisasi sama dengan sistem orang buka struktur yang direkayasa secara mekanis. Sebuah kewenangan didapat dari komunikasi. Kewenangan diatas ditentukan oleh penerimaan bawahan.

7 23 2. Teori Hubungan Manusia Elton Mayo Hubungan anggota yang baik akan meningkatkan moral dan produktivitas masing-masing anggota. Meningkatnya moral dan produktivitas tersebut apabila para pegawai mempunyai kesempatan saling berinteraksi. 3. Teori Fusi Bakke dan Argyris Teori ini menyatakan bahwa individu dan organisasi akan saling mempengaruhi. 4. Teori Peniti Penyambung Likert Konsep peniti penyambung berkaitan dengan kelompok-kelompok yang saling tumpang tindih sehingga memungkinkan untuk mendorong komunikasi ke bawah. Fungsi dari teori ini adalah sebagai penyambung atau mengikat kelompok kerja satu sama lain pada tingkat berikutnya. Di dalam teori ini menciptakan iklim organisasi yang positif karena masing-masing individu atau anggota dituntut menciptakan sebuah hubungan yang baik untuk meningkatkan moral dan produktivitas. Dalam pembuatan program feature Wisata Religi juga diperlukan sebuah komunikasi yang lancar dan terkoordinir agar hasil produktivitas dapat menciptakan sebuah program feature yang berkualitas. Selain itu peran produser sebagai seorang produser harus dapat merangkul tim produksi lainnya untuk menciptakan sebuah hasil karya program Wisata Religi Teori atau Konsep yang Menjadi Kaitan antara Tugas Karya akhir dengan Penontonnya Konsep Produksi Televisi Produksi televisi bukan sebuah pekerjaan individual melainkan pekerjaan tim. Apabila sebuah program televisi dapat dimengerti maknanya, menghibur, dan pemirsa puas menyaksikannya, maka apresiasi kesuksesan yang harus diberikan kepada tim produksi yang bekerja, bukan kepada seseorang diantaranya saja. Di dalam sebuah produksi televisi pasti akan mengalami sebuah proses mulai dari praproduksi, produksi, hingga pasca produksi. A. Pra Produksi Menurut Herbert Zettl dalam bukunya yang berjudul Television Production Handbook, Tenth Edition tahapan sebuah praproduksi program televisi susunannya adalah sebagai berikut :

8 24 1. Preproduction Planning: From Idea to Script a. Ide Program Seluruh jenis program televisi yang akan disajikan kepada audience harus diawali dengan ide atau konsep. Mengolah sebuah ide atau konsep bukanlah pekerjaan yag mudah. Sebuah ide harus unik dan menarik sesuai dengan keinginan audience televisi (target audiens). Sebuah ide harus dikelompokkan kemudian ide tersebut harus ditungkan ke dalam bentuk tulisan (naskah). b. Evaluasi Ide Mengevaluasi ide merupakan sebuah bagian penting dari proses preproduction. Sebuah ide harus dilihat kembali apakah ide tersebut bernilai atau ide tersebut sudah sesuai dengan budgeting, waktu, dan fasilitas yang dibutuhkan saat proses produksi telah dimulai. Ide harus memiliki perbedaan dengan program yang telah ada sebelumnya. Ide yang bernilai merupakan ide yang dapat membuat para audience belajar, melakukan, dan merasakan ketika menonton program yang dihasilkan dari ide tersebut. Zettl mengemukakan The Effect to Cause Production Model yang merupakan sebuah metode untuk melihat langsung keterkaitan antara ide yang sudah ada dan apa yang diharapkan bisa terjadi pada audiens yang dituju. Production model tersebut dapat dilihat dalam skema sebagai berikut. IDE Pesan yang disampaikan kepada target audiens Produksi Proses penyampaian pesan Gambar 2.1. The effect to Cause Production Model

9 25 c. Proposal Program Setelah ide telah ditetapkan dan jelas maka tahap selanjutnya adalah menuangkan ke dalam proposal. Proposal program televisi minimun harus memiliki beberapa informasi penting yang akan memudahkan pada saat melakukan presentasi dan pengertian bagi yang berkepentingan terhadap program tersebut. Adapun beberapa komponen yang terdapat dalam program proposal produksi televisi adalah sebagai berikut: 1. Program Title: Judul program harus singkat dan mudah diingat. 2. Program Objective: Penjelasan secara singkat, akurat, dan efektif mengapa program acara harus diproduksi, makna dan mafaat apakah yang akan didapat ketika ketika audiens menyaksikan program tersebut. 3. Target Audiens: Menetapkan sasaran audiens apakah untuk anak kecil, remaja, orang tua, atau dewasa. 4. Show Format: Menentukan format program apakah akan memproduksi format baru, meneruskan program berseri, atau program tahunan yang sudah pasti. 5. Show Treatment: Narasi singkat tentang program yang akan diproduksi. Di dalamnya termasuk paparan cerita dalam bentuk storyboard, angle, serta kebutuhan grafis program tersebut. 6. Production method: Penjelasan mengenai alat, lokasi, waktu yang akan digunakan saat proses produksi. 7. Tentative Budget: Menetapkan biaya produksi yang mengacu pada data terakhir dari sewa peralatan produksi dan honor kru produksi yang dibutuhkan. d. Mempersiapkan Budget Biaya bukan hanya untuk naskah, pengisi acara, kru produksi, sewa peralatan, dan pasca produksi yang dibutuhkan melainkan juga biaya properti yang telah

10 26 digunakan, konsumsi, honor kru di lapangan, asuransi, dan sewa lokasi shooting. e. Menulis Naskah Produser naskah bertugas dalam menerjemahkan ide yang telah ditetapkan. Seorang director atau pengarah acara yang akan bertugas memvisualisasikan naskah tersebut dalam bentuk video dan audio. 2. Pre Production Planning: Coordination Mempelajari dengan cermat elemen produksi seperti kru, studio, lokasi shooting, dan perlengkapan lainnya dengan buget yang ada, waktu yang tersedia dan proses pelaksanaan produksi. Setelah semuanya sudah diyakini benar, maka tahapan selanjutnya yaitu, - Mengumpulkan kru produksi - Menyiapkan perlatan shooting, kostum, dan properti yang dibutuhkan - Menetapkan jadwal produksi - Menyelesaikan masalah perizinan - Publikasi dan Promosi 3. Pelaksanaan Pada tahap persiapan ini,semua tim harus mempersiapkan segala sesuatu yang butuhkan sebelum shooting atau proses pengambilan gambar berlangsung. baik dari segi peralatan, operasional dilapangan,dan lain sebagainya. Namun tak lepas dari itu semua, terdapat dua hal penting yang harus dipersiapkan,yaitu Breakdown dan Shooting Script. a. Breakdown Merupakan sebuah tabel kegiatan yang berisi tentang jadwal kegiatan shooting berlangsung dan lengkap dengan penanggung jawab,dan properti apa saja yang dibutuhkan,serta tanggal dan jam kegiatan dilaksanakan. Breakdown berfingsi sebagai panduan untuk mempermudah setiap team produksi memahami dan

11 27 mengerti akan apa saja yang harus ia kerjakan dan ia persiapkan,sehingga dengan adanya breakdown ini pekerjaan akan lebih terarah dan berjalan rapi karena sudah ada susunan kegiatan yang sudah diatur. b. Shooting Script Shoting script memiliki sedikit kesamaan dengan breakdown,hanya saja pada shooting scrip hanya berisi kumpulan dari setiap shine,yang telah dikelompokkan berdasarkan lokasi shootingnya.hal ini bertujuan untuk mempermudah proses pengambilan gambar sehingga tidak rumit dan berpindah pindah. Disamping itu, di dalam shooting script juga berisi tentang instruksi-instuksi angel/sudut pengambilan gambar yang diselaraskan dengan alur cerita /naskah Produksi Produksi adalah seluruh kegiatan liputan (shooting) baik di studio maupun di lapangan. Produksi dapat dikatakan juga sebagai Proses pengambilan gambar dari setiap scene yang talah dituankan ke dalam shooting script berdasarkan naskah yang ditulis, di sinilah ujung penentu baik tidaknya sebuah produksi dilihat dari proses produksi tersebut. Maka peran sutradara dan semua team sangat menunjang dalam penyelesaian suatu produksi program/siaran Pasca Produksi Pasca produksi merupakan tahapan akhir dari sebuah produksi program televisi. Menurut Fred Wibowo dalam bukunya yang berjudul Teknik Produksi Program Televisi bahwa di dalam sebuah program televisi memiliki 3 tahapan sebagai berikut: 1. Editing Off Line Setelah shooting dikerjakan, script writer membuat logging yaitu mencatat kembali semua hasil shooting berdasarkan catatan shooting dan gambar. Di dalam logging time code (nomor kode yang dibuat dan muncul dalam gambar) dan hasil pengambilan setiap shoot dicatat. Berdasarkan catatan tersebut, eksekutif produser akan membuat editing kasar yang disebut dengan

12 28 editing offline sesuai dengan gagasan yang ada dalam sinopsis dan treatment (langkah pelaksanaan perwujudan gagasan program). Setelah editing kasar dilakukan, hasilnya dilihat dengan seksama melalui screening. Apabila masih memerlukan penambahan atau diedit kembali, maka dapat langsung dilakukan sampai hasilnya benar-benar bagus. Sesudah hasil editing off line tersebut dirasa sudah pas dan memuaskan kemudian dibuatlah editing script. Naskah editing ini sudah dilengkapi dengan uraian untuk narasi dan bagian-bagian yang perlu diisi dengan ilustrasi musik. Naskah editing ini formatnya sama dengan skenario awal. Di dalam naskah editing, gambar dan nomor kode waktu tertulis jelasuntuk memudahkan pekerjaan editor untuk dibuat editing on line. 2. Editing On line Pada tahap ini, editor mengedit hasil shooting script asli. Berbagai sambungan setiap shot dan scene dibuat tepat berdasarkan catatan kode dalam naskah editing. Selain itu sound asli juga dimasukkan ke dalam level sempurna. 3. Mixing Tahap mencampurkan gambar dan suara. Narasi yang sudah direkam dan ilustrasi music yang juga sudah direkam lalu dimasukkan ke dalam pita hasil editing on line sesuai dengan petunjuk yang ada dalam naskah editing. Proses selanjutnya ketika semua tahapan dalam proses dilakukan yaitu preview. Preview berguna untuk memperbaiki setiap gambar atau suara yang belum sesuai dengan konsep awal sebelum program tersebut disiarkan Feature Feature merupakan suatu jenis berita yang membahas satu pokok bahasan, satu tema yang diungkapkan lewat berbagai pandangan yang saling melengkapi, mengurai, menyoroti secara kritis dan disajikan dengan berbagai kreasi. Kreasi yang dimaksudkan adalah narasi, wawancara, vox pop, musik, sisipan puisi-puisi, bahkan kadang terdapat sandiwara pendek atau fragmen yang dipandu seorang pembawa acara (host).

13 29 Penyajian feature bobot informasinya ringan, dalam arti tidak langsung pada pokok persoalan (straight news). Pemaparan bahasanya bertutur dan sifat laporannya investigasi, maka feature dapat disebut juga bagian dari liputan mendalam. Feature adalah gabungan antara unsur opini, dokumenter, ekspresi. Feature merupakan bagian dari laporan mendalam, sehingga perlu diketahui beberapa hal penting dalam menulis feature berikut ini: 1. Feature menekankan aspek penyajian yang menyentuh hati, bukan hanya informasi. 2. Sajikan fakta-fakta yang kuat. Angka-angka statistik dengan analisa mendalam dapat memperkuat bobot feature 3. Percakapan, cerita, dan penuturan yang mengalir merupakan kunci penting menuangkan sebuah program televisi dalam bentuk feature. Beberapa pernyataan dari lokasi kejadian akan meningkatkan kualitas feature. 4. Buatlah sebuah alur cerita yang baik untuk mendorong audiens menyaksikan program feature dari awal hingg akhir. Adapun tahapan dalam membuat program feature adalah sebagai berikut: a. Mencari Ide: Kategori mendapatkan ide dalam sebuah program feature dapat melalui pengalaman diri sendiri, jaringan atau informan, menelaah berita rutin (media lain), dan ide di pinggir jalan. b. Menentukan tema: Tema dapat diulas melalui berbagai sudut pandang permasalahan mulai dari masalah sosial, ekonomi, politik, personal, maupun budaya. c. Menggali kelengkapan informasi data melalui riset ataupun observasi d. Membuat perencanaan: Perencanaan feature dapat dimulai dari rapat redaksi sebelum program on air, untuk membicarakan atau membahas informasi yang masuk sebagai bahan liputan berita. e. Structure: Mendata apa saja yang diperlukan dalam program feature yang akan diproduksi f. Menyusun daftar pertanyaan: Feature membutuhkan narasumber sebagai informasi untuk mengembangkan cerita pada program g. Menyiapkan Presenter Program: Daftar pertanyaan yang telah disusun dibuat untuk kepentingan presenter program yang akan membawakan program feature.

14 30 h. Membuat shooting List: Shooting list berisi catatan tentang urutan gambar yang akan direkam dengan kamera, seperti lokasi peristiwa, wawancara tokoh utama, dan aktivitas keseharian seorang narasumber yang berkaitan dengan materi program i. Menyiapkan jadwal shooting j. Menyiapkan alat dan perlengkapan k. Mengambil gambar feature (shooting) l. Editing Produser Seorang produser harus mampu menciptakan sebuah ide yang seolah-olah ide tersebut menjadi sebuah benda berharga dimana setiap orang ingin melihat atau memiliki ide tersebut. Produser juga harus mampu mengidentifikasi keinginan dan kebutuhan suatu kelompok sosial. (Zettl, 2009:26). Adapun peran produser dalam sebuah tahapan proses produksi adalah sebagai berikut. A. Preproduction 1. Ide Program Seorang produser televisi tidak bisa hanya menunggu ide, namun harus mencari ide yang unik dan baru sesuai dengan keinginan audiens televisi (target audiens). Setiap produser harus mencari sendiri ide dan konsep untuk program acara yang akan dibuat. Ide program televisi harus dituangkan dalam bentuk tulisan. Setelah ide dituangkan diatas kertas, lalu masuk ke fase berikutnya yaitu mengorganisir ide tersebut kepada tim produksi yang terlibat, antara lain: direktur teknik, penata cahaya, penata suara, designer, camera person. 2. Mempersiapkan proposal Seorang produser harus mampu membuat proposal sesuai dengan ide atau konsep yang telah ditetapkan. Proposal tersebut berisi judul program, objektif/tujuan, target audiens, format program, sinopsis, metode produksi, dan perkeiraan biaya.

15 31 3. Mempersiapkan Anggaran Seorang produser harus mempersiapkan hal-hal seperti pita yang akan digunakan, peralatan tertentu, properti yang akan digunakan, makanan, honor kru, asuransi, dan sewa lokasi shooting. 4. Presentasi proposal Setelah proposal telah siap maka tahap selanjutnya adalah mempresentasikan proposal kepada klien atau diserahkan langsung kepada eksekutif produser. 5. Menulis Naskah Jika seorang produser tidak langsung menulis script maka produser tersebut harus memperkerjakan seorang produser naskah. Namun, seorang produser naskah harus dapat menerjemahkan ide yang ada di kepala seorang produser. 6. Perencanaan Seorang produser harus mampu mempelajari dengan cermat berbagai elemen produksi seperti kru, studio, lokasi shooting, dan perlengkapan lainnya dengan budget yang ada, waktu yang tersedia dan proses pelaksanaan produksi. Apabila langkah diatas telah diyakini dengan benar, maka produser dapat memulai mengumpulkan kru produsi, menyiapkan peralatan shooting, kostum, dan properti, menetapkan jadwal produksi, menyelesaikan masalah perizinan serta publikasi dan promosi. B. Production Ketika proses shooting dilaksanakan maka seorang produser harus tetap mengawasi jalannya produksi. C. Post Production Seorang produser harus berkoordinasi dengan post production editing. Sebelum final editing dirampungkan, kehadiran seorang produser sangat penting untuk melakukan koreksi terakhir pada program yang akan disiarkan tersebut. Setelah tahapan produksi selesai dilakukan maka tahap selanjutnya yaitu melakukan evaluasi dengan cara duduk bersama kru produksi dan lihat apakah program yang telah diproduksi telah sesuai dengan program objective yang diusung pada awal perencanaan.

16 32 Tahap terakhir yaitu produser harus memastikan bahwa ia mempunyai kepustakaan pita dimana seluruh materi hasil master edit disimpan dengan baik, aman, dan terlindungi dari kerusakan air, kelembapan udara, dan lain sebagainya. Data- data itulah sumber yang sangat penting untuk menghindari klaim dari pihak lain atas hak cipta program tang telah diproduksi.

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN 41 BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN Dalam Bab IV ini akan dibahas mengenai deskripsi pekerjaan selama melakukan Kerja Praktik di Bios TV Surabaya. Pada pelaksaan Kerja praktik ini dilaksanakan secara sistematis

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA

BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA A. Deskripsi Kegiatan Kuliah Kerja Media (KKM) Selama melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Media, penulis didampingi oleh Ine Yudhawati selaku PA (production assistant)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Tugas karya akhir atau program sebelumnya. 1. Wisata Malam *Traveling ke tempat tempat yang eksotis

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Tugas karya akhir atau program sebelumnya. 1. Wisata Malam *Traveling ke tempat tempat yang eksotis BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tugas karya akhir atau program sebelumnya NO Judul Program Isi Program 1. Wisata Malam *Traveling ke tempat tempat yang eksotis *Dipresenteri oleh satu presenter laki laki yang

Lebih terperinci

Produksi suatu program acara terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: 1. Praproduksi (perencanaan) 2. Produksi (eksekusi program out door/in door) 3.

Produksi suatu program acara terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: 1. Praproduksi (perencanaan) 2. Produksi (eksekusi program out door/in door) 3. Produksi suatu program acara terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: 1. Praproduksi (perencanaan) 2. Produksi (eksekusi program out door/in door) 3. Pasca Produksi (penyuntingan program) 1. Menemukan Ide/gagasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Program Urban Street Food merupakan program feature yang sudah ada di televisi saat ini. Program Urban Street Food merupakan program food & travel yang dikemas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya masyarakat mengkhawatirkan masa kehamilan dan persalinan. Masa kehamilan dan persalinan dideskripsikan oleh Bronislaw Malinowski menjadi fokus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu merefleksikan kehidupan

Lebih terperinci

TV PRODUCTION (Practical Approach)

TV PRODUCTION (Practical Approach) TV PRODUCTION (Practical Approach) Prepared By: Drs. Wardi Wahid, MM INDOMERICA VIDEOGRAPHY WORKSHOP 7 November 2016 7 November 2016 TV PROD/Indomerica/Wardi Wahid 1 1. PENDAHULUAN JENIS TELEVISI TV Publik

Lebih terperinci

ABSTRAK. kawasan/tempat, kuliner, dan tradisi yang ada di kota Semarang dan sekitarnya.

ABSTRAK. kawasan/tempat, kuliner, dan tradisi yang ada di kota Semarang dan sekitarnya. ABSTRAK Televisi memiliki potensi yang besar sebagai sarana untuk menyampaikan isu-isu sejarah yang cenderung membosankan melalui penyajian tayangan news feature, yang bertujuan menyampaikan informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari menjadi kebutuhan untuk bersosialisasi dengan individu atau masyarakat. Komunikasi menjadi sesuatu yang penting dalam kehidupan.

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Program Sebelumnya Karya yang dibuat dalam tugas akhir ini adalah sebuah program feature human interest, dimana feature human interest adalah sebuah feature yang menyentuh kebiasaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan tinjauan pustaka pada bab dua, dalam kajian komunikasi. menurut Laswel terdapat lima unsur komunikasi.

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan tinjauan pustaka pada bab dua, dalam kajian komunikasi. menurut Laswel terdapat lima unsur komunikasi. 144 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Kajian dari Ilmu Komunikasi Berdasarkan tinjauan pustaka pada bab dua, dalam kajian komunikasi menurut Laswel terdapat lima unsur komunikasi. Yaitu: (1) komunikator dalam program

Lebih terperinci

BAB V EVALUASI. 5.1 Editing dan Mixing

BAB V EVALUASI. 5.1 Editing dan Mixing BAB V EVALUASI 5.1 Editing dan Mixing Dalam tahap pasca produksi ini dilakukan tahap editing dan mixing. Hasil shooting yang sebelumnya dilakukan selama 3 hari, disortir dan dibuat list yang setelah itu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Program Sebelumnya Pada kesempatan kali ini pembuat karya akan membuat sebuah program dokumenter mengenai warisan dari Indonesia khususnya kain di seluruh Indonesia. Pada program

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Tugas Karya Akhir atau Program Sebelumnya Tabel 2.1 Perbandingan dengan Program Sebelumnya. No Judul Program Isi Program

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Tugas Karya Akhir atau Program Sebelumnya Tabel 2.1 Perbandingan dengan Program Sebelumnya. No Judul Program Isi Program BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tugas Karya Akhir atau Program Sebelumnya Tabel 2.1 Perbandingan dengan Program Sebelumnya No Judul Program Isi Program Perbedaan dengan Program yang Dibuat 1. Komunitas Unik Rabu

Lebih terperinci

BAB V EVALUASI. Gambar 5.1 Final Cut Pro

BAB V EVALUASI. Gambar 5.1 Final Cut Pro 64 BAB V EVALUASI 5.1 Editing dan Mixing Setelah melewati proses pra produksi dan produksi, tahap selanjutnya adalah pasca produksi. Dalam tahap ini shooting dan stock shoot diseleksi dan di pisahkan sesuai

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. 1.1 Televisi Sebagai Media Pembelajaran

BAB III LANDASAN TEORI. 1.1 Televisi Sebagai Media Pembelajaran BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Televisi Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan merupakan proses perubahan sikap seseorang untuk menjadi lebih baik baik dari segi pengetahuan dan segi moral atau tingkah laku.

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. Peneliti menyusun simpulan berdasarkan tujuan penelitian, yaitu untuk

BAB 5 PENUTUP. Peneliti menyusun simpulan berdasarkan tujuan penelitian, yaitu untuk BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Peneliti menyusun simpulan berdasarkan tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui Proses Produksi dan Analisis SWOT program Sexophone di TRANS TV. Berdasarkan penelitian yang

Lebih terperinci

Program. TatapMuka. Kode MK. Broadcasting A31415EL. Abstract. Kompetensi

Program. TatapMuka. Kode MK. Broadcasting A31415EL. Abstract. Kompetensi MODUL PERKULIAHAN TV PROGRAMMING PRODUKSI PROGRAM TELEVISI Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Broadcasting TatapMuka 03 Kode MK A31415EL DisusunOleh Gunanto Abstract Kompetensi Pembahasan Suatu program

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan proses

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan deskritif kualitatif. Deskritif adalah memaparkan situasi, peristiwa, tidak mencari

Lebih terperinci

BAB 5 EVALUASI. Gambar 5.1 Editing imovie

BAB 5 EVALUASI. Gambar 5.1 Editing imovie BAB 5 EVALUASI 5.1 Editing dan Mixing Setelah selesai tahapan pra produksi dan tahapan produksi maka tahapan selanjutnya adalah pasca produksi. Dimana dalam tahapan pasca produksi ini adalah sebuah tahapan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Ilmu Multimedia memiliki cakupan yang sangat luas, oleh sebab itu

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Ilmu Multimedia memiliki cakupan yang sangat luas, oleh sebab itu BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA 3.1 Metode Penelitian Ilmu Multimedia memiliki cakupan yang sangat luas, oleh sebab itu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif,

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN. Tujuan peneliti dalam film dokumenter SENJANG ini, peneliti ingin

BAB III KONSEP PERANCANGAN. Tujuan peneliti dalam film dokumenter SENJANG ini, peneliti ingin 48 BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1 Tujuan Komunikasi Tujuan peneliti dalam film dokumenter SENJANG ini, peneliti ingin menunjukan mengaplikasikan teori yang sudah penulis pelajari sebelumnya. Melalui produksi

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. sebuah karya film. Tanpa manajemen yang diterapkan pada sebuah produksi

BAB IV PENUTUP. sebuah karya film. Tanpa manajemen yang diterapkan pada sebuah produksi BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dalam pembuatan produksi sebuah film, pada dasarnya memiliki suatu rangkaian tahapan yang harus dilalui. Rangkaian tersebut akan membantu menentukan hasil proses produksi program

Lebih terperinci

EDITOR ORANG YANG TERLATIH DAN TERDIDIK UNTUK MENGEDIT FILM DAN REKAMAN VIDEO

EDITOR ORANG YANG TERLATIH DAN TERDIDIK UNTUK MENGEDIT FILM DAN REKAMAN VIDEO TEKNIK EDITING EDITING Menggabungkan beberapa hasil pengambilan gambar dan suara dengan urutan urutan yang benar sesuai dengan naskah / script, dan juga menurut panjang dan irama tertentu yang tepat dengan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Wawancara dengan Eksekutif Produser (Endan Syafardan) Hasil wawancara dengan eksekutif produser program berita Warta Malam

LAMPIRAN 1. Wawancara dengan Eksekutif Produser (Endan Syafardan) Hasil wawancara dengan eksekutif produser program berita Warta Malam LAMPIRAN 1 Wawancara dengan Eksekutif Produser (Endan Syafardan) Hasil wawancara dengan eksekutif produser program berita Warta Malam Tanya : Apa tugas dan tanggung jawab anda sebagai eksekutif produser?

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan pada tahap

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tugas Karya Akhir atau Program Sebelumnya Pada program kali ini penulis berkesempatan untuk membuat karya yaitu sebuah dokumenter mengenaik profi seseorang, dokumenter profil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang lain secara timbal balik. tertentu, yang akhirnya semakin meningkatkan kebutuhan-kebutuhan pada

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang lain secara timbal balik. tertentu, yang akhirnya semakin meningkatkan kebutuhan-kebutuhan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan kehidupan manusia di dunia tidak terlepas dari proses komunikasi, dimulai sejak perolehan bahasa dan tulisan yang digunakan sebagai alat

Lebih terperinci

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK BROADCASTING KOMPETENSI KEAHLIAN :

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Multimedia Rubinson menyatakan bahwa multimedia merupakan presentasi intrusional yang mengkombinasikan tampilan teks, grafis, vidio dan audio, serta dapat menyediakan interaktifitas.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Tugas Karya Akhir atau Program Sebelumnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Tugas Karya Akhir atau Program Sebelumnya BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tugas Karya Akhir atau Program Sebelumnya No Judul Program Isi Program Perbedaan dengan Program yang Dibuat 1 Swara Liyan (TVRI) Menyajikan informasi mengenai kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Televisi Sebagai Media Massa Elektronik. berwarna yang mempunyai berbagai jenis pemancar (TV kabel).

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Televisi Sebagai Media Massa Elektronik. berwarna yang mempunyai berbagai jenis pemancar (TV kabel). BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Televisi Sebagai Media Massa Elektronik Televisi merupakan perkembangan dari berbagai penemuan di dunia sebelumnya, yang mulai di awali dari penemuan teleskop, telegraf, telefon

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian deskriptif ialah salah cara penelitian dengan menggambarkan serta menginterpretasikan suatu objek sesuai dengan kenyataan yang ada tanpa dilebih-lebihkan.

Lebih terperinci

Finishing Audio Visual dengan Analisa Editing

Finishing Audio Visual dengan Analisa Editing Finishing Audio Visual dengan Analisa Editing ADA DUA MACAM EDITING LINEAR EDITING Proses pasca produksi yang masih menggunakan banyak peralatan editing profesional, player, recorder, monitor, ECU ( editing

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPTIF PROSES DAN HASIL PRODUKSI. Profil Tayangan Feature Dibalik Wanita adalah sebagai berikut:

BAB IV DESKRIPTIF PROSES DAN HASIL PRODUKSI. Profil Tayangan Feature Dibalik Wanita adalah sebagai berikut: BAB IV DESKRIPTIF PROSES DAN HASIL PRODUKSI 4.1 Profil Tayangan Profil Tayangan Feature Dibalik Wanita adalah sebagai berikut: Judul Tayangan : Dibalik Wanita Jenis Tayangan : Feature Durasi : 15 menit

Lebih terperinci

BAB III TEKNIK PRODUKSI

BAB III TEKNIK PRODUKSI BAB III TEKNIK PRODUKSI 3.1 Rencana Pra Produksi Dalam membuat tayangan dokumenter Terjajah Keadaan dibuat daftar keinginan (wish list) untuk mempermudah pembuatan tayangan film documenter. 3.1.1 Para

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stasiun televisi menayangkan berbagai jenis program acara setiap harinya dalam jumlah yang banyak dan beragam. Ada program berita yang terbagi menjadi hardnews dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Sebagian besar kota besar yang ada di Indonesia saat ini semakin berkembang seiring dengan pertumbuhan penduduk. Salah satu kota yang berkembang saat ini

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Program Sebelumnya

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Program Sebelumnya BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Program Sebelumnya Pada kesempatan kali ini penulis berkesempatan untuk membuat sebuah program features yang bertujuan untuk mengedukasi khalayak tetapi tidak menghilangkan unsur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat yang padat akan aktifitas membutuhkan hiburan dan informasi yang cepat, mudah dan murah. Ketat dan pesatnya persaingan dalam industri televisi khususnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Multimedia memiliki cakupan sangat luas, oleh sebab itu metode yang

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Multimedia memiliki cakupan sangat luas, oleh sebab itu metode yang 3.1 Metode Penelitian BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA Multimedia memiliki cakupan sangat luas, oleh sebab itu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video feature,

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video feature, BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video feature, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cirebon adalah salah satu kota yang berada di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini berada di pesisir utara Jawa Barat atau dikenal dengan Pantura yang menghubungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film adalah sarana komunikasi massa yang digunakan untuk menghibur, memberikan informasi, serta menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, komedi, dan sajian teknisnya

Lebih terperinci

BAB V PASCA PRODUKSI

BAB V PASCA PRODUKSI BAB V PASCA PRODUKSI 5.1 Editing dan Mixing Setelah melakukan proses produksi, tahap selanjutnya adalah pasca produksi. Pasca produksi yang dilakukan meliputi editing dan mixing. Pembuat karya yang bertugas

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video dokumenter,

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video dokumenter, BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video dokumenter, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN 88 BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Dari apa yang telah dibahas tentang kerja praktek bab I hingga bab IV, laporan kerja praktek ini memiliki beberapa kesimpulan mengenai proses produksi program

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : A24.18407 / Produksi Program TV-1 Revisi ke : 2 Satuan Kredit Semester : 3 SKS Tgl revisi : 9 Maret 2013 Jml Jam kuliah dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit

BAB I PENDAHULUAN. Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit masyarakat. Istilah televisi terdiri dari dua suku kata, yaitu tele yang berarti

Lebih terperinci

Naskah Program Audio Visual

Naskah Program Audio Visual Naskah Program Audio Visual Tidak mudah mendefinisikan kata naskah. Namun orang dapat dengan segera mengerti maksudnya ketika pihak lain menyebut kata "naskah". Secara umum, Naskah dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses, produksi dan pasca produksi dalam pembuatan film AGUS. Berikut ini adalah penjelasan proses pembuatan film yang berjudul AGUS, sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan hal paling mendasar dalam setiap tindakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan hal paling mendasar dalam setiap tindakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan hal paling mendasar dalam setiap tindakan dan memiliki peran untuk menyampaikan apa yang disebut dengan pesan. Pesan bisa menjadi sebuah informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam bidang teknologi dan informasi, hampir semua masyarakat baik yang berada di daerah pekotaan maupun yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada empat macam golongan media, antara lain media antarpribadi,

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Laporan Tugas Akhir pada BAB IV ini, menjelaskan tentang proses produksi dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab sebelumnya tentang pembuatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sifat penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Deskriptif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Sifat penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Deskriptif adalah 46 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sifat Penelitian Sifat penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Deskriptif adalah penelitian yang hanya memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini bersifat

Lebih terperinci

BAB IV TAHAPAN PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI

BAB IV TAHAPAN PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI BAB IV TAHAPAN PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI 4.1 PRODUKSI Proses produksi video tutorial ini diawali dengan persiapan produksi yang dibagi menjadi 3 bagian, yaitu persiapan yang meliputi alat, konten video

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 FEATURE Feature adalah artikel yang kreatif, kadang-kadang subyektif, yang terutama dimaksudkan untuk membuat senang dan memberi informasi kepada pembaca tentang suatu kejadian,

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Tugas Karya Akhir atau Program Sebelumnya. Jenis Features Features Features Jumlah Host 2 orang 1 orang 2 orang

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Tugas Karya Akhir atau Program Sebelumnya. Jenis Features Features Features Jumlah Host 2 orang 1 orang 2 orang BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tugas Karya Akhir atau Program Sebelumnya Tabel 2.1 Perbandingan dengan Program Sebelumnya Nama Rogram Jalan-jalan Men Hidden Cities Extreme Jejak Kaki Jenis Features Features

Lebih terperinci

Lokasi Produksi FTV Benjang

Lokasi Produksi FTV Benjang Lokasi Produksi FTV Benjang 108 BENJANG 109 TRANSKIP WAWANCARA KEY INFORMAN Key Informan Job Deskription : Wibowo Mukti : Produser Tanggal : 27 April 2016 Waktu Durasi : 10.00 WIB : 20 Menit 1. Penulis

Lebih terperinci

bentuk berita dikerjakan sesuai dengan permintaan yang ada di dalam rundown. Misalnya segmen satu tentang isu konflik partai golkar, maka produser

bentuk berita dikerjakan sesuai dengan permintaan yang ada di dalam rundown. Misalnya segmen satu tentang isu konflik partai golkar, maka produser BAB 5 PENUTUP 5.1. Simpulan Peneliti menyusun simpulan berdasarkan tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui Proses Produksi dan Analisis SWOT program Prime Time di Berita Satu News Channel. Berdasarkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL.. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PERSETUJUAN SIDANG... ii. HALAMAN PENGESAHAN SIDANG.. iii

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL.. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PERSETUJUAN SIDANG... ii. HALAMAN PENGESAHAN SIDANG.. iii DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL.. HALAMAN JUDUL..... i HALAMAN PERSETUJUAN SIDANG... ii HALAMAN PENGESAHAN SIDANG.. iii HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS MATERI.. iv KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH.....

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN 3.1 Proses Pelaksanaan Umum Di sebuah stasiun televisi, Department Production and Facilities adalah pusat segala produksi acara televisi di dalam lingkungan internal televisi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alamnya, negara kepulauan yang menghubungkan dari Sabang sampai Merauke. Hasil atau produk Indonesia pun sebenarnya

Lebih terperinci

Karya Bidang Program Tayangan Gitaran Sore-Sore Pro TV sebagai Penulis Naskah (Script Writer)

Karya Bidang Program Tayangan Gitaran Sore-Sore Pro TV sebagai Penulis Naskah (Script Writer) Karya Bidang Program Tayangan Gitaran Sore-Sore Pro TV sebagai Penulis Naskah (Script Writer) Karya Bidang Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Dalam Cangara (2012:158) disebutkan penemuan televisi sebagai kombinasi antara radio dan film merupakan penemuan yang luar biasa dalam abad ke-20. Hal ini ditandai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, perkembangan teknologi semakin berkembang dengan cepat dan pesat. Semakin maju kemampuan teknologi maka juga berpengaruh pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN BAB III METODOLOGI PERANCANGAN Dalam halaman ini, membahas tentang langkah-langkah metodologi dan perancangan karya yang digunakan dalam menyelesaikan karya. 3.1 Metodologi Metode yang digunakan dalam

Lebih terperinci

FEATURE-DOKUMENTER. RISET OBSERVASI Pertemuan 5

FEATURE-DOKUMENTER. RISET OBSERVASI Pertemuan 5 FEATURE-DOKUMENTER RISET OBSERVASI Pertemuan 5 1 Vincent Monnikendam Sineas Belanda, pembuat film dokumenter Mother Dao. Membutuhkan waktu dua tahun lebih untuk mengumpulkan dan menyeleksi materi yang

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN. Tujuan peneliti dalam film dokumenter Creation Of Daniel s ini, peneliti

BAB III KONSEP PERANCANGAN. Tujuan peneliti dalam film dokumenter Creation Of Daniel s ini, peneliti BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1 Tujuan Komunikasi Tujuan peneliti dalam film dokumenter Creation Of Daniel s ini, peneliti ingin menunjukan karya dari Daniel Alamsjah kepada masyarakat bahwa Bukit Rhema

Lebih terperinci

BAB 3 PRA PRODUKSI 3.1 Ide dan Pengembangan Konsep

BAB 3 PRA PRODUKSI 3.1 Ide dan Pengembangan Konsep BAB 3 PRA PRODUKSI 3.1 Ide dan Pengembangan Konsep Awal mula tim terbentuk, produser memiliki ide untuk membuat sebuah program kreativitas untuk menjalin hubungan erat antara ibu dan anak, dengan judul

Lebih terperinci

Program Dokumenter Drama. Modul ke: 12FIKOM. Fakultas. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting

Program Dokumenter Drama. Modul ke: 12FIKOM. Fakultas. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting Modul ke: Program Dokumenter Drama Fakultas 12FIKOM Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting Program Dokumenter Drama Dokumentasi drama (drama dokumenter), yakni suatu film atau drama televisi

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan pada tahap

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada Bab IV ini membahas tentang bagaimana penerapan elemen-elemen. rancangan karya terhadap pengembangan film pendek ini.

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada Bab IV ini membahas tentang bagaimana penerapan elemen-elemen. rancangan karya terhadap pengembangan film pendek ini. BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada Bab IV ini membahas tentang bagaimana penerapan elemen-elemen rancangan karya terhadap pengembangan film pendek ini. 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap

Lebih terperinci

BAB II PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

BAB II PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) BAB II PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) 2.1 Kegiatan Kerja Praktek Lapangan Penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan sejak tanggal 02 September sampai dengan 01 Oktober penulis telah melaksanakan

Lebih terperinci

Ketentuan Penulisan. Skripsi/Kajian Komunikasi

Ketentuan Penulisan. Skripsi/Kajian Komunikasi Skripsi / Kajian Komunikasi Skripsi/Kajian merupakan Tugas Akhir Mahasiswa yang berbentuk Karya Tulis Ilmiah dari hasil penelitian dan atau studi kepustakaan yang disusun menurut kaidah keilmuan Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun televisi ini berkembang karena masyarakat luas haus akan hiburan

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun televisi ini berkembang karena masyarakat luas haus akan hiburan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia pertelevisian di Indonesia saat ini sangatlah pesat, salah satu buktinya adalah banyak stasiun televisi yang bermunculan. Stasiun televisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta

BAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inovasi dinamika teknologi dan industri multimedia kini telah berkembang pesat. Industri multimedia seperti desain brand, pembuatan video, dan pembuatan game berjalan

Lebih terperinci

Materi Perkuliahan I BERITA TV

Materi Perkuliahan I BERITA TV Materi Perkuliahan I Fakultas : FISIP Program Studi : Ilmu Komunikasi Mata Kuliah : Jurnalistik Televisi Pengajar : Panji Dwi A. BERITA TV Sifat Media TV Jenis Media Cetak Audio Audiovisual SIFAT Dapat

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERANCANGAN 46 BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1 Tujuan Komunikasi Film dokumenter Lipsync in My Life ini pada dasarnya bertujuan untuk memberikan informasi tentang potret kehidupan kehidupan seorang waria yang berprofesi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menyebarkan sebuah motivasi, ide gagasan dan juga penawaran sebuah sudut pandang dibutuhkan sebuah media yang cukup efektif. Menurut Javandalasta (2011:1), dijelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan selalu ingin berkomunikasi dengan manusia lain untuk mencapai tujuannya. Sebagai makhluk sosial, manusia harus taat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi. Dalam proses komunikasi, komunikator mengirimkan. pesan/informasi kepada komunikan sebagai sasaran komunikasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi. Dalam proses komunikasi, komunikator mengirimkan. pesan/informasi kepada komunikan sebagai sasaran komunikasi. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Untuk memahami pengertian manajemen komunikasi, terlebih dahulu dijelaskan pengertian komunikasi secara umum. Kata komunikasi berasal dari bahasa Latin

Lebih terperinci

Harwanto dan M. Arif, penulis mendapatkan penjelasan mengenai peran editor dalam. proses produksi Redaksi Pagi. Hasilnya adalah sebagai berikut:

Harwanto dan M. Arif, penulis mendapatkan penjelasan mengenai peran editor dalam. proses produksi Redaksi Pagi. Hasilnya adalah sebagai berikut: 4.2 Hasil Penelitian Berdasarka wawancara yang penulis lakukan dengan editor Redaksi Pagi Trans 7, Fani Fuji pada tanggal 18 Desember 2009, dan produser Redaksi Pagi Ervi Harwanto dan M. Arif, penulis

Lebih terperinci

BAB 5 PASCA PRODUKSI

BAB 5 PASCA PRODUKSI BAB 5 PASCA PRODUKSI 5.1 Editing dan Mixing Setelah melewati proses pra produksi dan produksi, tahap selanjutnya adalah pasca produksi. Menurut Fred Wibowo, pasca produksi memiliki tiga langkah utama yaitu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Feature Feature adalah artikel yang kreatif, kadang kadang subyektif, yang terutama dimaksudkan untuk membuat senang dan member informasi kepada pembaca tentang suatu kejadian,

Lebih terperinci

BAB IV TAHAP PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI PROGRAM

BAB IV TAHAP PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI PROGRAM BAB IV TAHAP PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI PROGRAM 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap sebelumnya yaitu pra produksi yang meliputi kegiatan-kegiatan penentuan ide dan konsep video yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial sangatlah penting untuk bisa berkomunikasi secara global

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial sangatlah penting untuk bisa berkomunikasi secara global BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era yang sudah semakin maju ini, perkembangan teknologi dan komunikasi membuat semua lapisan masyarakat dunia mengikuti perkembangan tersebut dan menjadikan mereka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Produksi Menurut Ahman (2004:116), pengertian produksi mengalami perkembangan yang dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Menurut aliran Fisiokrat, produksi adalah kegiatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari sutu pihak ke pihak lain. Pada umumnya komunikasi dilakukaan

Lebih terperinci

BAB 5 EVALUASI. Gambar 5.1 Offline Editing 1

BAB 5 EVALUASI. Gambar 5.1 Offline Editing 1 BAB 5 EVALUASI 5.1 Pasca Produksi Setelah melalui tahapan pra produksi dan produksi, tahap selanjutnya adalah pasca produksi. Dalam tahapan ini hasil shooting dan kumpulan hasil stock shoot dipilih dan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA

TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA Tugas Akhir Penciptaan Karya merupakan perwujudan konsep dan ide berdasarkan teori-teori yang telah diterima oleh Mahasiswa selama melaksanakan tugas Perkuliahan. Penciptaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. (indepth interview) dengan para narasumber di Indonesia Siang untuk penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. (indepth interview) dengan para narasumber di Indonesia Siang untuk penelitian BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang diperoleh melalui wawancara mendalam (indepth interview) dengan para narasumber di Indonesia Siang untuk penelitian ini, meliputi tahap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyaknya stasiun televisi di Indonesia, semakin besar juga dunia

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyaknya stasiun televisi di Indonesia, semakin besar juga dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin banyaknya stasiun televisi di Indonesia, semakin besar juga dunia persaingan antara stasiun tv satu sama lain. Persaingan tersebut tidak menjadikan stasiun

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN. berada di dalam tim program Rupa Indonesia. Keempat orang ini berperan penting

BAB III PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN. berada di dalam tim program Rupa Indonesia. Keempat orang ini berperan penting BAB III PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Profile Informan Dalam melakukan penelitian, peneliti mewawancarai empat informan yang berada di dalam tim program Rupa Indonesia. Keempat orang ini berperan penting

Lebih terperinci

Editing Video Menggunakan Adobe Premiere Pro

Editing Video Menggunakan Adobe Premiere Pro Editing Video Menggunakan Adobe Premiere Pro Winastwan Gora S. redaksi@belajarsendiri.com BAB I. SEKILAS TENTANG PROSES PRODUKSI VIDEO Lisensi Dokumen : Hak Cipta 2006 BelajarSendiri.Com Seluruh dokumen

Lebih terperinci

Mata Kuliah - Advertising Project Management-

Mata Kuliah - Advertising Project Management- Modul ke: 13 Fakultas FIKOM Mata Kuliah - Advertising Project Management- Eksekusi Konsep Kreatif Periklanan (1) Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising Tujuan penulisan

Lebih terperinci