* +!,-!* " #./ 0 1 2& 3 + ' /!" #
|
|
- Ari Surya Kusumo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dinul Islam yang kita yakinimengajarkan apa yang seharusnya kita lakukan dan kembangkan dalam bermasyarakat, terutama yang berhubungan dengan masalah mu amalat atau kemanusiaan. Islam sangat memperhatikan hal ini, sebab pada hakikatnya ajaran Islam, bersifat universal dan memperhatikan kemaslahatan umat dengan penekanan pada masalah kebaikan dan kebajikan sesama umat manusia. Allah berfirman dalam Surat Al-Qashash ayat: 77!" #$%&'() * +!,-!* " #./ 0 1 2& 3 + ' /!" # Artinya: Carilah dari yang diberikan Allah kepadamu pahala akhirat, dan jangan lupa bagianmu dari kehidupan dunia, berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah menimbulkan kerusakan di bumi. Allah sungguh tidak senang kepada orang yang menimbulkan kerusakan. 1 Islam adalah agama kaffah (sempurna), yang memiliki aturan dan kepedulian kepada manusia, baik di dunia maupun di akhirat. Misi utamanya adalah menjadi rahamatan lil alamin (rahmat bagi seluruh alam). Salah satu aspek ajaran Islam adalah fiqih, yakni sebuah produk ijtihad atau pemikiran hlm Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahanya, UII Press, Yogyakarta, 1999, 1
2 2 ulama terhadap dalil-dalil pokok (Al-Qur an dan Sunnah) mengenai masalah amaliyah praktis. Fiqih, sebagai hasil karya pemikiran ulama dipengaruhi oleh faktor sejarah, tentu saja dalam bahasannya sangat terkait dengan waktu, kondisi sosio-kultural dan letak geografis suatu masyarakat tertentu. Dengan demikian karakteristik fiqih sangat responsive terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Karakteristik yang demikian ini, sepenuhnya dapat dipahami oleh masyarakat di belahan dunia muslim. Salah satu realisasi ketentuan dinul Islam adalah dengan jalan memberikan dan menyumbangkan sebagian dari harta kekayaan yang kita miliki untuk kemanusiaan dan kemakmuran bersama, terutama berupa amal jariyah yang pahalanya tidak pernah putus selagi dapat dirasakannya memberikan pahala, dan jika berkehendak menahan harta kita untuk jalan Allah dan kemanusiaan. Perbuatan seperti itu dalam Islam disebut Wakaf. 2 Wakaf merupakan suatu perbuatan kebajikan yang diajarkan oleh Islam, dengan pengertian, diharapkan kelak memperoleh pahala yang besar di sisi Allah, perbuatan tersebut berwujud melepaskan hak atas benda atau harta yang dimiliki secara sah oleh seseorang atau lebih, dengan tujuan beramal sepanjang tuntutan Islam, agar manfaat yang ditimbulkan oleh harta wakaf dapat dipergunakan sesuai dengan yang dikehendaki oleh wakif (pemberi wakaf). 2 Sayid Sabiq, Fiqh Al-Sunnah, Juz 14, Kuwait: Al-Bayan, 1971, hlm.131
3 3 Adapun ciri wakaf ini adalah amal kebajikan itu diharapkan mempunyai nilai pahala yang abadi. Nabi Muhammad LM 7CF Q4"D:*PB?")J+(* Artinya: Dari Abu Hurairah r.a bahwasanya Rasulullah SAW. Bersabda: Apabila anak Adam meninggal dunia, putuslah segala amalnya, kecuali yang tiga macam: Shadaqah jariyah, ilmu yang diambil manfaatnya, dan anak shaleh yang mendo akan kepadanya. (HR. Muslim). 3 Melihat pahala yang besar dan penting dari wakaf, Rasulullah SAW menghimbau dan membimbing para sahabat agar senantiasa bersemangat menyedekahkan manfaat hartanya bagi kepentingan sosial dan kemasyarakatan, dengan berbagai contoh dan tauladan baik langsung atau hanya kehendak dan suruhannya saja. Langkah Rasul itu oleh para sahabat seperti Umar Ibnu Al-Khattab, atas petunjuk Rasul mewakafkan tanah yang paling dicintainya di Khaibar, dengan ketentuan bahwa tanah wakaf itu tidak akan dijual, diwariskan dan dihibahkan, dan hasilnya diperuntukkan bagi fakir miskin, ahli kerabat, budak sahaya, sabilillah, ibnu sabil, serta para tamu. Dalam Islam wakaf tidak terbatas pada tempat-tempat ibadah saja dan hal-hal yang menjadi prasarana dan sarananya saja, tetapi diperbolehkan dalam semua macam sedekah. Seperti sedekah kepada kaum fakir dan orangorang yang membutuhkannya, memerdekakan hamba sahaya, join venture 3 Al-Hafidh Ibnu Hajar Asqalany, Bulughul Maram, Muh. Syarief Sukandi, Al-Ma arif, Bandung, 1993, hlm.340
4 4 yang baik, dan semua kegiatan yang bermaksud mendekatkan diri kepada Allah (taqarrub ila Allah), seperti pemberian kepada keluarga dan lain-lain, yang hal ini belum ada dalam tatanan sebelum Islam. 4 Selanjutnya, semangat berwakaf yang dicontohkan oleh Rasul dan diikuti para sahabat dilaksanakan pula oleh para tabi in, tabi ut tabi in, terus menerus dari generasi umat Islam, disetiap kesempatan mempertaruhkan hartanya bagi kemaslahatan, maka tersebarlah berbagai bentuk dan kelembagaan wakaf di seluruh dunia, termasuk di Indonesia yang mayoritas adalah beragama Islam. Semangat dan kegairahan umat Islam di Indonesia dalam berwakaf, kini terlihat tiada terhitung banyaknya dan luas tanah-tanah milik yang berstatus tanah wakaf dimanfaatkan untuk masjid, mushallah, sekolah, pondok-pesantren, rumah sakit, panti asuhan yatim piatu, dan tanah-tanah yang diperuntukkan hasilnya bagi fakir miskin dan kepentingan umum. Namun akhir-akhir ini, sebagaimana ketentuan hukum Islam lainya, ketentuan wakaf pun, mengalami perkembangan dan pengaktualisasian, seiring dengan dinamika hukum Islam itu sendiri. Hal ini terlihat dari pengakuan dan tata cara perwakafan yang terjadi di masyarakat kita. Ada semacam asumsi masyarakat sekarang ini bahwa harta yang dapat diwakafkan (subyek wakaf) bukan hanya berupa uang. Masyarakat beranggapan, walaupun pada kenyataannya yang diberikan itu berupa uang untuk pembangunan masjid misalnya, hakikatnya menurut mereka adalah wakaf. 1998, hlm Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, PT. Raja Grafindo, Ed. 1, Cet. 3, Jakarta:
5 5 Hal semacam ini banyak terjadi pada masa sekarang, mereka merasa yakin bahwa sumbangan uang yang mereka berikan untuk pembangunan masjid, sekolah, rumah sakit, pondok-pesantren dan masih banyak lagi yang lainya, mereka anggap sebagai wakafnya. Pada sisi lain praktek yang dicontohkan nabi dan para sahabat serta ulama terdahulu seakan-akan terdapat suatu kontradiksi, yang memerlukan penjelasan lebih kongkrit. Bagi masyarakat Indonesia, perwakafan tidak asing lagi, sudah dikenal dan dipraktekkan bersama dengan masuknya agama Islam ke Indonesia. Menyadari manfaat yang besar dan menarik bagi wakif terutama bagi kehidupannya di kemudian hari dan memberikan kesejahteraan bagi kepentingan umum, maka orang-orang Islam yang telah mampu menyisihkan sebagian hartanya untuk diwakafkan. Ada dua bentuk praktek perwakafan di Indonesia, yaitu wakaf ahli (keluarga), wakaf khairy (wakaf umum), namun yang banyak dilakukan oleh masyarakat Islam Indonesia adalah bentuk wakaf khairy. Pemerintah telah berusaha untuk mengamankan dan melestarikan harta wakaf agar manfaat wakaf dapat dinikmati, baik oleh wakif maupun oleh semua umat Islam, sesuai dengan tujuan wakif dalam mewakafkan harta wakafnya. Harta wakaf adalah amanah Allah yang terletak di tangan nadzir, oleh sebab itu, nadzir adalah orang yang paling bertanggung jawab terhadap harta wakaf yang di pegangnya, karena harta wakaf bukanlah milik si nadzir. Nadzir hanya berhak sekedar jerih payahnya dalam mengurus harta wakaf, penyimpangan dari itu berarti sudah mengkhianati amanah dari Allah. Oleh
6 6 karena itu begitu pentingnya kedudukan nadzir dalam perwakafan, maka pada diri nadzir perlu terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Diperlukannya hal tersebut karena dalam melaksanakan wakaf, persyaratan seperti disebutkan dalam buku-buku fiqih belum sepenuhnya mendapatkan perhatian masyarakat pada umumnya dan khususnya pada pihak yang berwakaf. Pada diri wakif yang amat menonjol adalah sisi dari ibadah wakaf. Oleh karena itu bisa jadi seorang wakif mewakafkan hartanya tanpa memperhitungkan nadzir yang ditunjuknya apakah memenuhi syarat atau tidak. Praktek wakaf di Indonesia, setidaknya pada masa-masa terdahulu terkesan sulit dan berat sekali. Hanya orang kaya atau orang yang punya tanah luas yang bisa melakukan wakaf. Sementara orang-orang yang berpenghasilan rendah seolah tidak punya peluang untuk berwakaf. Untunglah belakangan di Tanah Air sudah mulai dikembangkan wakaf uang/tunai (cash waqf), sehingga siapa saja tak peduli berpenghasilan rendah atau tinggi berpeluang memperoleh pahala dari wakaf itu. Meskipun masih tergolong baru di Indonesia, praktek wakaf tunai sebenarnya telah berjalan di beberapa negara muslim seperti Mesir dan Tunis. Salah satu faktor keunggulan Universitas Al-Azhar di Kairo Mesir, yang telah berusia lebih dari tahun itu terletak pada wakafnya yang teramat besar. Bukan hanya wakaf tanah, gedung dan lahan pertanian, tetapi juga wakaf uang tunai atau cash.
7 7 Dengan wakaf yang amat besar itu, Al-Azhar mampu membiayai operasional pendidikannya selama berabad-abad tanpa bergantung pada pemerintah maupun memberikan beasiswa kepada ribuan mahasiswa dari seluruh penjuru dunia selama berabad-abad. Melihat akan pentingnya perwakafan di Indonesia, khususnya wakaf uang/tunai maka Komis Fatwa Majelis Ulama Indonesia, memandang perlu menetapkan fatwa tentang hukum wakaf uang untuk dijadikan pedoman oleh masyarakat. Dengan melihat bahwa wakaf uang itu memiliki fleksibilitas (keluwesan) dan kemaslahatan besar yang tidak dimiliki oleh benda lain. Disamping itu uang merupakan bagian yang integral dari kehidupan kita sehari-hari. Dan ada pula yang berpendapat bahwa uang merupakan darah -nya perekonomian, karena di dalam masyarakat modern dewasa ini, di mana mekanisme perekonomian berdasarkan lalu lintas barang dan jasa semua kegiatan-kegiatan ekonomi tadi akan memerlukan uang sebagai alat pelancar guna mencapai tujuannya. Demikian juga dalam bidang produksi, penukaran barang-barang atau jasa-jasa, pembagian pendapatan dan lainlainya akan berjalan lancar dengan mempergunakan uang sebagai perantara. 5 B. Permasalahan Adapun yang menjadi fokus pokok permasalahan dalam pembahasan skripsi ini, adalah merumuskan beberapa permasalahan yang perlu mendapatkan pembahasan dan pemecahannya. 5 Iswardono Sp, Uang dan Bank, Edisi IV, BPFE, Yogyakarta: 1979, hlm. 3
8 8 Adapun pokok permasalahan yang akan dikaji dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kedudukan atau status hukum wakaf uang? 2. Sejauh mana kekuatan dalil istimbath hukum yang dilakukan MUI tentang wakaf uang? C. Tujuan Penulisan Skripsi Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui dan memahami, serta mendapatkan gambaran yang komprehensif mengenai syari at Islam tentang wakaf uang. b. Untuk menganalisis istimbath hukum Majelis Ulama Indonesia dalam fatwanya tentang wakaf uang Manfaat yang ingin diperoleh adalah: 1. Masyarakat mendapatkan gambaran yang komprehensif tentang wakaf uang atau wakaf tunai, sehingga mendapat gambaran yang jelas menurut ketentuan hukum Islam. 2. Masyarakat mengetahui mengenai kedudukan wakaf uang menurut hukum Islam D. Telaah Pustaka Untuk lebih mendalami kajian tentang permasalahan wakaf khususnya pada wakaf tunai (cash waqf), yang pada umumnya kebanyakan masyarakat hanya mengetahui bahwasanya harta yang boleh diwakafkan itu
9 9 berupa benda tidak bergerak (tanah), padahal sesungguhnya harta atau subyek wakaf itu bisa berupa benda yaitu uang atau benda-benda yang manfaatnya bisa tahan lama. Sudah barang tentu benda yang diwakafkan tersebut sudah lepas dari hak kepemilikannya atau semua ahli warisnya. Maka perlu adanya penalaahan terhadap buku-buku yang membahas tentang masalah tersebut. Adapun sumber referensi yang dipakai dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: Prof. DR. Ahmad Rofiq, M.A. dalam bukunya Hukum Islam Di Indonesia, menerangkan bahwa dalam konsideran Peraturan Pemerintah 28 Tahun 1977 dijelaskan bahwa wakaf adalah suatu lembaga keagamaan yang dapat dipergunakan sebagai salah satu sarana guna pengembangan kehidupan keagamaan, dalam rangka mencapai kesejahteraan yang adil dan makmur berasarkan Pancasila. Sampai dengan tahun 1977, peraturan perundangundangan yang mengatur tentang perwakafan tanah milik, selain belum memenuhi kebutuhan akan cara-cara perwakafan, juga membuka kemungkinan timbulnya hal-hal yang tidak diinginkan disebabkan tidak adanya data-data yang nyata dan lengkap mengenai tanah-tanah yang diwakafkan. Karena itulah, diperlukan adanya peraturan yang mengatur tata cara dan pendaftaran perwakafan tanah milik. 6 Mohammad Daud Ali, dalam bukunya Sistem Ekonomi Islam: Zakat dan Wakaf. Menerangkan, di Indonesia wakaf pada umumnya berupa bendabenda konsumtif, bukan barang-barang yang produktif. Ini dapat dilihat pada 6 Ibid, hlm. 487
10 10 masjid, mushallah, sekolah-sekolah, panti asuhan, rumah sakit dan sebagainya. Ini disebabkan karena beberapa hal, di antaranya adalah (di Jawa misalnya) tanah telah sempit dan di daerah-daerah lain, menurut hukum adat (dahulu), hak milik perorangan atas tanah dibatasi oleh hak masyarakat hukum adat, seperti hak ulayat misalnya. Dan oleh karena harta yang diwakafkan itu pada umumnya adalah barang-barang konsumtif, maka terjadi masalah mengenai biaya pemeliharaanya. Untuk mengatasi kesulitan itu, perlu dicari sumber dana tetap melalui wakaf produktif. 7 Ahmad Azhar Basyir, M.A, dalam bukunya Hukum Islam Tentang Wakaf, Ijarah, Syirkah, menerangkan bahwa betapa besar manfaat hasil harta wakaf itu bila dikembangkan, tidak hanya dinikmati orang-orang yang beragama Islam, tetapi juga yang beragama lain. Untuk itu seharusnya perwakafan di Indonesia dikembangkan, jangan hanya terbatas pada barangbarang pakai, tetapi juga hendaknya juga berupa barang-barang yang menghasilkan, agar manfaatnya bisa dinikmati oleh masyarakat banyak demi kemakmuran yang adil dan merata. 8 E. Metode Penulisan Skripsi Jenis penelitian yang penulis teliti adalah penelitian tentang hasil deskripsi dari obyek-obyek yang diamati dengan situasi yang diteliti. Penulisan skripsi ini berdasarkan pada suatu penelitian melalui studi kepustakaan (library research) yang relevan dengan pokok-pokok 7 Mohammad Daud Ali Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, Jakarta: UI-Press, 1988, hlm Ahmad Azhar Basyir, Op.Cit., hlm. 22.
11 11 permasalahan dan diupayakan pemecahannya. Agar skripsi ini memenuhi kriteria karya tulis ilmiah yang bermutu dan mengarah pada obyek kajian serta sesuai dengan metode pendekatan, dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan sumber data dan analisis data sebagai berikut: a. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Pengumpulan Data Karena penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian literer (library research) atau studi teks, maka dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan dan menelusuri buku-buku atau tulisan-tulisan yang relevan dengan tema kajian Sumber Data Sumber data penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer, penulis ambil dari kitab yang dijadikan obyek dalam penelitian ini yaitu kitab Al-Qur an, Al-Sunnah, pendapat para ulama, dan data-data dalam bentuk fatwa MUI. Sedang data sekunder diperoleh dari buku-buku atau tulisan-tulisan lain yang ada relevansinya dengan kajian penelitian ini. 9 Anton Bakker dan Achmad Charis Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat, Yogyakarta: Kanisius (Pustaka Filsafat), 1990, hlm. 54
12 12 b. Metode Analisis Data Analisis data dalam skripsi ini penulis menggunakan analisis kualitatif dengan metode deskriptif analisis. 10 Sedangkan pendekatan yang penulis gunakan adalah: 1. Analisis deduktif-induktif, yaitu suatu cara yang dipergunakan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dengan bertitik tolak dari pengamatan secara umum kemudian menarik kesimpulan yang bersifat khusus (deduktif) Pendekatan Hermeneutik 12 yaitu suatu aktivitas interpretasi terhadap suatu obyek yang mempunyai makna dengan tujuan untuk menghasilkan kemungkinan pemahaman yang obyektif. 13 Tradisi hermeneutik mengingatkan kita bahwa wacana yang membentuk obyek penelitian merupakan wacana tentang sebuah subyek Ibid. hlm Lihat Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yogyakarta: Andi Offset, Jilid I, hlm Kata Hermeunetik diderivasi dari bahasa Yunani hermeneuein yang berhubungan dengan kata benda hermeneus. Kata ini berkaitan dengan nama dewa Yunani Hermes. Ia adalah penghubung antara Sang Maha Dewa langit dengan yang membawa pesan kedua kepada manusia di bumi, sehingga hermeneuin, berarti menyampaikan pesan dan menyampaikan berita kepada manusia di bumi. Lihat Komaruddin Hidayat, Memahami Bahasa Agama, Sebuah Kajian Hermeunetika, Jakarta: Paramadina, Cet. I, 1996, hlm E. Sumaryono, Hermeneutik sebuah Metode Filsafat, Yogyakarta: Kanisius, cet. II, 1995, hlm Hubungan antara subyek dengan obyek adalah suatu proses bergerak menjadi suatu sintesa teratur yang disebut mengetahui tentang sesuatu. Dalam sintesa ini, subyek dan obyek memainkan peran yang jelas. Lihat Roy J. Howard, Three Faces of Hermeneutics; An introduction to Current Theories of Understunding, University of California Press, Berkeley, Los Angeles, Alih Bahasa oleh Kusmana dan M.S. Nasrullah dalam Pengantar Atas Teori-teori Pemahaman Kontemporer: Hermeneutika; Wacana Analitik, Psikososial, dan Ontologis, Bandung: Yayasan Nuansa Cendekia, Cet. I, 2000, hlm. 30
13 13 3. Metode Komparatif, yaitu metode yang digunakan untuk memperoleh konklusi dengan meneliti faktor-faktor yang berhubungan dengan situasi atau fenomena-fenomena yang diselidiki dan membandingkan antara pendapat para ulama dengan buku-buku atau kitab-kitab fiqih lainya. Sehingga dapat dihasilkan suatu kesimpulan secara lengkap Metode Dokumentasi Yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, legger, agenda dan sebagainya. 16 F. Sistematika Penulisan Skripsi Bab Pertama : Pada Bab ini berisi abstraksi isi pokok permasalahan yang meliputi, pendahuluan, latar belakang permasalahan, tujuan penulisan skripsi, telaah pustaka, metode penulisan skripsi, sistematika penulisan skripsi. Bab Kedua : Pada Bab ini berisi pengertian umum tentang wakaf dan dasar hukumnya, rukun dan syarat wakaf, hikmah disyari atkannya wakaf, pembahasan tentang pengertian fatwa secara umum dan proses penetapan fatwa Bab Ketiga : Bab ini berisi tentang Majelis Ulama Indonesia dan fatwa, fatwa tentang wakaf uang, wakaf uang dalam pandangan 15 Sutrisno Hadi, Op. Cit., Jilid III, hlm Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Edisi IV, IKIP, Yogyakarta, t.t, hlm. 236
14 14 Ulama, gambaran umum tentang wakaf uang/tunai (cash waqf). Bab Keempat : Pada Bab ini merupakan pokok dari pada skripsi yang di dalamnya mencakup tantang analisis terhadap kebolehan wakaf uang tunai dan analisa kedudukan fatwa MUI dalam penetapan hukum. Bab Kelima : Pada Bab ini merupakan bab terakhir dan penutup dari keseluruhan rangkaian pembahasan skripsi ini, maka penulis mengungkapkan beberapa kesimpulan hasil studi analisis permasalahan. Pada bagian akhir dikemukakan rekomendasi dan saran-saran, dan diakhiri dengan penutup.
BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGELOLAAN WAKAF UANG DI BAITUL MAAL HIDAYATULLAH SEMARANG
BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGELOLAAN WAKAF UANG DI BAITUL MAAL HIDAYATULLAH SEMARANG A. Analisis Pengelolaan Wakaf Uang Baitul Maal Hidayatullah Semarang menurut hukum positif Dengan lahirnya Undang-undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Wakaf merupakan perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wakaf merupakan perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu firman-nya yakni Q.S. at-taubah ayat 60 sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ibnu sabil merupakan salah satu dari delapan kelompok yang berhak menerima zakat (ashnaf). Hal ini sebagaimana disebutkan Allah dalam salah satu firman-nya yakni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sudirman (2010) menjelaskan bahwa wakaf merupakan salah satu bentuk kegiatan ibadah yang sangat dianjurkan bagi umat Islam karena pahala wakaf akan terus mengalir meskipun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pasal 215 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam menyatakan bahwa wakaf
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pasal 215 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam menyatakan bahwa wakaf merupakan perbuatan seseorang atau kelompok atau badan hukum yang memisahkan sebagian dari
Lebih terperinciFATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 14 Tahun 2011 Tentang PENARIKAN, PEMELIHARAAN, DAN PENYALURAN HARTA ZAKAT
FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 14 Tahun 2011 Tentang PENARIKAN, PEMELIHARAAN, DAN PENYALURAN HARTA ZAKAT Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), setelah : MENIMBANG : a. bahwa dalam hal operasional
Lebih terperinciWaris Tanpa Anak. WARISAN ORANG YANG TIDAK MEMPUNYAI ANAK Penanya: Abdul Salam, Grabag, Purworejo. (disidangkan pada hari Jum'at, 10 Februari 2006)
Waris Tanpa Anak WARISAN ORANG YANG TIDAK MEMPUNYAI ANAK Penanya: Abdul Salam, Grabag, Purworejo. (disidangkan pada hari Jum'at, 10 Februari 2006) Pertanyaan: Kami lima orang bersaudara: 4 orang laki-laki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di tengah problem sosial masyarakat Indonesia dan tuntutan terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di tengah problem sosial masyarakat Indonesia dan tuntutan terhadap kesejahteraan ekonomi akhir-akhir ini, keberadaan lembaga wakaf menjadi cukup strategis.
Lebih terperinciFATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)
PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI) FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI) Majelis Ulama Indonesia, setelah MENIMBANG :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Islam yang sudah mapan. Dalam hukum Islam, wakaf tersebut termasuk
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perwakafan atau wakaf merupakan pranata dalam keagamaan Islam yang sudah mapan. Dalam hukum Islam, wakaf tersebut termasuk kedalam kategori ibadah kemasyarakatan (ibadah
Lebih terperinciFATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 15 Tahun 2011 Tentang PENARIKAN, PEMELIHARAAN, DAN PENYALURAN HARTA ZAKAT
FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 15 Tahun 2011 Tentang PENARIKAN, PEMELIHARAAN, DAN PENYALURAN HARTA ZAKAT (MUI), setelah : MENIMBANG : a. bahwa dalam hal operasional penarikan, pemeliharaan, dan penyaluran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup atau sudah meninggal, sedang hakim menetapkan kematiannya. Kajian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mafqud (orang hilang) adalah seseorang yang pergi dan terputus kabar beritanya, tidak diketahui tempatnya dan tidak diketahui pula apakah dia masih hidup atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengabdian badan, seperti shalat, puasa atau juga melalui bentuk pengabdian berupa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan ibadah dipraktikkan dan dimanifestasikan melalui pengabdian keseluruhan diri manusia beserta segala apa yang dimilikinya. Ada ibadah melalui bentuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG NADZIR. Kata nadzir secara etimologi berasal dari kata kerja nazira. yandzaru yang berarti menjaga dan mengurus.
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG NADZIR A. Pengertian dan Dasar Hukum Nadzir 1. Pengertian Nadzir Kata nadzir secara etimologi berasal dari kata kerja nazira yandzaru yang berarti menjaga dan mengurus. 1 Di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Abdurrahman, Masalah Perwakafan Tanah Milik dan Tanah Wakaf di Negara Kita, Alumni, Bandung, 2000, hlm. 2. 2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah Indonesia mengatur dengan peraturan pertanahan yang dikenal dengan Undang-Undang Pokok Agraris (UUPA) Nomor 5 Tahun 1960. UUPA Bab XI pasal 49 (3)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Quran dinyatakan bahwa hidup berpasang-pasangan, hidup berjodoh-jodohan adalah naluri segala makhluk Allah, termasuk manusia. 1 Dalam surat Adz-Dzariyat ayat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masjid Quba sebagai wakaf pertama, kemudian beliau membangun masjid Nabawi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengelolaan wakaf baik benda bergerak maupun benda tidak bergerak telah banyak dilakukan oleh para sahabat. 1 Wakaf zaman Islam dimulai bersamaan dengan dimulainya masa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. zakat sama dengan perintah sholat. Namun dalam kenyataannya rukun
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Sebagai salah satu rukun Islam, zakat hukumnya fardu ain dan merupakan kewajiban yang bersifat ta abudi. Dalam Al Qur an perintah zakat sama dengan perintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Wakaf sebagai institusi keagamaan, di samping berfungsi ubudiyah. mewujudkan dan memelihara hablun min Allah dan hablun min an-nas.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wakaf sebagai institusi keagamaan, di samping berfungsi ubudiyah juga berfungsi sosial. Dalam pengertiannya, wakaf adalah persoalan pemindahan hak milik yang
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORITIS TENTANG WAKAF
BAB III LANDASAN TEORITIS TENTANG WAKAF A. Pengertian Wakaf Kata wakaf atau wacf berasal dari bahasa arab Wakafa. Asal kata Wakafa berarti menahan atau mencegah. Dalam peristilahan syara wakaf adalah sejenis
Lebih terperinciFATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 15 Tahun 2011 Tentang PENYALURAN HARTA ZAKAT DALAM BENTUK ASET KELOLAAN
FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 15 Tahun 2011 Tentang PENYALURAN HARTA ZAKAT DALAM BENTUK ASET KELOLAAN Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), setelah : MENIMBANG : a. bahwa perkembangan masyarakat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Dalam penulisan skripsi ini digunakan beberapa macam metode untuk mengumpulkan informasi maupun data berkaitan erat dengan masalah peringatan maulid Nabi Muhammad Saw, kemudian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat adalah ibadah yang mengandung dua dimensi yaitu dimensi hablum minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal. Ibadah zakat
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM GADAI EMAS (AR-RAHN) DALAM FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJLIS UALAMA INDONESI (DSN-MUI) TENTANG RAHN DAN RAHN EMAS
21 BAB II GAMBARAN UMUM GADAI EMAS (AR-RAHN) DALAM FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJLIS UALAMA INDONESI (DSN-MUI) TENTANG RAHN DAN RAHN EMAS A. Latar belakang Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) tentang
Lebih terperinciANALISIS TERHADAP PROSES PENCATATAN STATUS TANAH WAKAF MASJID USWATUN HASANAH DI DESA SRIWULAN KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
ANALISIS TERHADAP PROSES PENCATATAN STATUS TANAH WAKAF MASJID USWATUN HASANAH DI DESA SRIWULAN KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan syari ah, terutama perbankan syari ah. Demikian pula Baitul
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu ajaran Islam dalam bidang ekonomi, direalisasikan melalui lembaga keuangan syari ah, terutama perbankan syari ah. Demikian pula Baitul Mal wat Tamwil (BMT),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi umat manusia seperti yang disebutkan dalam Al-Qur an, Sesungguhnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wakaf berasal dari kata waqfa yang mempunyai arti menahan, berhenti, diam di tempat atau tetap berdiri. Pengertian menahan atau berhenti atau diam ditempat dalam pengertian
Lebih terperinciPROSES PERALIHAN HAK ATAS TANAH WAKAF (Studi kasus di KUA Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo)
PROSES PERALIHAN HAK ATAS TANAH WAKAF (Studi kasus di KUA Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas tugas dan Syarat syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana Hukum
Lebih terperinciPENGELOLAAN WAKAF DI BAITUL MAL KOTA LANGSA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM SKRIPSI Diajukan Oleh : MAULITA Mahasiswi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Zawiyah Cot Kala Langsa Program Strata Satu (S-1) Fakultas/Prodi
Lebih terperinciFATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 8 Tahun 2011 Tentang AMIL ZAKAT
FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 8 Tahun 2011 Tentang AMIL ZAKAT (MUI), setelah : MENIMBANG : a. bahwa kesadaran keagamaan masyarakat telah mendorong peningkatan jumlah pembayar zakat, yang kemudian
Lebih terperinciINTENSIFIKASI PELAKSANAAN ZAKAT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA TENTANG
INTENSIFIKASI PELAKSANAAN ZAKAT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA TENTANG INTENSIFIKASI PELAKSANAAN ZAKAT Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia dalam sidangnya pada tanggal 1 Rabi'ul Akhir 1402 H, bertepatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam Preambule Undang-Undang Dasar 1945 salah satunya adalah memajukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Preambule Undang-Undang Dasar 1945 salah satunya adalah memajukan kesejahteraan umum. Dalam rangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu persoalan berada pada tangan beliau. 2. Rasulullah, penggunaan ijtihad menjadi solusi dalam rangka mencari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an sebagai firman Allah dan al-hadits merupkan sumber dan ajaran jiwa yang bersifat universal. 1 Syari at Islam yang terkandung dalam al- Qur an telah mengajarkan
Lebih terperinciB A B I P E N D A H U L U A N. Puasa di dalam Islam disebut Al-Shiam, kata ini berasal dari bahasa Arab
1 B A B I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Masalah Puasa di dalam Islam disebut Al-Shiam, kata ini berasal dari bahasa Arab yang mempunyai arti : Menahan diri dari makan, minum dan hubungan seksuil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah seluruh aktivitas atau upaya secara sadar yang dilakukan
BAB I PENDAHULUAN Pendidikan adalah seluruh aktivitas atau upaya secara sadar yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik terhadap semua aspek perkembangan kepribadian baik jasmani maupun rohani,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengembangan masyarakat muslim di Indonesia. 1. pesantren; dalam hal ini kyai dibantu para ustadz yang mengajar kitab-kitab
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua yang telah berfungsi sebagai salah satu benteng pertahanan umat Islam, pusat dakwah dan pusat pengembangan masyarakat
Lebih terperinciTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PENAMBANGAN BATU DI DESA SENDANG KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PENAMBANGAN BATU DI DESA SENDANG KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian Kualitatif adalah Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS. A. Persamaan dan Perbedaan Pendapat Mazhab Syafi i dan Mazhab Hanbali Tentang Hukum Menjual Reruntuhan Bangunan Masjid
BAB IV ANALISIS A. Persamaan dan Perbedaan Pendapat Mazhab Syafi i dan Mazhab Hanbali Tentang Hukum Menjual Reruntuhan Bangunan Masjid Mazhab Syafi i dan mazhab Hanbali berpendapat bahwa wakaf adalah melepaskan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. akhirnya pada bab ini penulis dapat suatu kesimpulan. Adapun benang merah. 1. Pendapat Ulma Tentang Zakat Atas Tambak Garam.
53 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari pembahasan yang telah penulis bahas pada bab-bab sebelumnya, akhirnya pada bab ini penulis dapat suatu kesimpulan. Adapun benang merah yang dapat ditarik dari uraian
Lebih terperinciFATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 13 Tahun 2011 Tentang HUKUM ZAKAT ATAS HARTA HARAM
FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 13 Tahun 2011 Tentang HUKUM ZAKAT ATAS HARTA HARAM Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), setelah : MENIMBANG : a. bahwa seiring dengan pesatnya sosialisasi kewajiban
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Sumardi suryabrata, Penelitian adalah suatu proses, yaitu suatu rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis guna mendapatkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. 1 Adapun secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fitrah manusia bahwa mereka diciptakan oleh Allah dengan bersukusuku. dan berbangsa-bangsa sehingga satu sama lain saling mengenal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fitrah manusia bahwa mereka diciptakan oleh Allah dengan bersukusuku dan berbangsa-bangsa sehingga satu sama lain saling mengenal. Sebagaimana Firman Allah SWT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang warisan menyalurkan pikiran dan perhatian orang ke arah suatu
BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah Berbicara tentang warisan menyalurkan pikiran dan perhatian orang ke arah suatu kejadian penting dalam suatu masyarakat tertentu, yaitu ada seorang anggota dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fungsinya pada unsur kebajikan (birr), kebaikan (ihsan) dan persaudaraan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu lembaga ekonomi Islam yang sangat berperan dalam pemberdayaan ekonomi umat adalah wakaf. Dalam sejarah, wakaf telah berperan dalam pembangunan sosial, ekonomi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perolehan dan peralihan hak atas tanah dapat terjadi antara lain melalui: jual
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai jenis hak dapat melekat pada tanah, dengan perbedaan prosedur, syarat dan ketentuan untuk memperoleh hak tersebut. Di dalam hukum Islam dikenal banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebelum melangkah pada pembahasan selanjutnya, terlebih dahulu akan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Sebelum melangkah pada pembahasan selanjutnya, terlebih dahulu akan menegaskan arti dan maksud dari istilah-istilah yang terdapat dalam judul skripsi ini.dengan adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama dakwah yang Hudan-Linnas sebagai pedoman hidup. maupun bathin dan juga kebahagiaan dunia dan akhirat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah agama dakwah yang Hudan-Linnas sebagai pedoman hidup bagi seluruh manusia dan meliputi dari aspek kehidupan yang sesuai untuk segala zaman dan tempat. Tujuannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. zakat dan Infaq merupakan ibadah yang tidak hanya bersifat vertikal (hablun min
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat dan Infaq mempunyai peranan sangat besar dalam meningkatan kualitas kehidupan sosial masyarakat kurang mampu. Hal ini disebabkan karena zakat dan Infaq
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak boleh dijual, tidak boleh dihibahkan dan tidak boleh diwariskan. Namun,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan dan pengalihan harta wakaf, yaitu memanfaatkan benda wakaf berarti menggunakan benda wakaf tersebut, sedangkan benda asalnya/ pokok tetap tidak boleh
Lebih terperinciHAK ZAKAT BAGI PENGUNGSI
HAK ZAKAT BAGI PENGUNGSI SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan syarat-syarat guna memperoleh gelar sarjana Hukum Islam jurusan Syariah pada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta NAMA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak merupakan salah satu dari tiga kerangka dasar ajaran Islam yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah yang dihasilkan dari
Lebih terperinciBAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM
BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Dasar Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung Terhadap Putusan Waris Beda Agama Kewarisan beda agama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. para pemeluknya. Keduanya disebut dengan dua kalimat hablum minallah wa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam menganjurkan, ada dua tata hubungan yang harus dipelihara oleh para pemeluknya. Keduanya disebut dengan dua kalimat hablum minallah wa hablum minan nas.
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Belakangan ini di Indonesia muncul berita yang mengejutkan berbagai
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belakangan ini di Indonesia muncul berita yang mengejutkan berbagai pihak, khususnya umat Islam tentang adanya penjualan masjid. Lokasi masjid yang diberitakan berada di Kota
Lebih terperinciKEPUTUSAN KOMISI B-1 IJTIMA ULAMA KOMISI FATWA MUI SE INDONESIA III tentang MASAIL FIQHIYYAH MU'ASHIRAH (MASALAH FIKIH KONTEMPORER)
KEPUTUSAN KOMISI B-1 IJTIMA ULAMA KOMISI FATWA MUI SE INDONESIA III tentang MASAIL FIQHIYYAH MU'ASHIRAH (MASALAH FIKIH KONTEMPORER) MASALAH YANG TERKAIT DENGAN ZAKAT DESKRIPSI MASALAH Terjadinya perubahan
Lebih terperinciPENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. (Studi Kasus Pada Lembaga Amil Zakat L-ZIS Assalaam Solo)
PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi Kasus Pada Lembaga Amil Zakat L-ZIS Assalaam Solo) SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dengan
52 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dan interaksi simbolik. Pendekatan ini merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membayar zakat pulalah baru diakui komitmen ke-islaman seseorang. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat merupakan salah satu dari rukun Islam yang lima dan dengan membayar zakat pulalah baru diakui komitmen ke-islaman seseorang. Hal ini sebagaimana firman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu ibadah wajib. Selain zakat fitrah yang menjadi kewajiban setiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat merupakan bagian dari Rukun Islam, sehingga zakat merupakan salah satu ibadah wajib. Selain zakat fitrah yang menjadi kewajiban setiap muslim, ada pula
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui Rasulullah saw yang bersifat Rahmatan lil alamin dan berlaku
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah agama Allah yang disampaikan kepada umat manusia melalui Rasulullah saw yang bersifat Rahmatan lil alamin dan berlaku sepanjang zaman. Rasulullah saw diberi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penghasilan sebanyak-banyaknya dengan melakukan usaha sekecil-kecilnya. Para
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pemilihan Objek Persaingan dalam dunia perekonomian kini telah melanda berbagai penjuru dunia. Sebagian orang terjebak dalam egonya untuk memperoleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Setiap orang tidak mungkin bisa lepas dari orang lain yang menutupi
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Setiap orang tidak mungkin bisa lepas dari orang lain yang menutupi kebutuhannya. Interaksi antar individu manusia adalah perkara penting yang mendapatkan perhatian
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Pendapat ulama Muhammadiyah dan Nahd atul Ulama (NU) di kota. Banjarmasin tentang harta bersama.
BAB V PENUTUP A. Simpulan 1. Pendapat ulama Muhammadiyah dan Nahd atul Ulama (NU) di kota Banjarmasin tentang harta bersama. a. Harta bersama menurut pendapat ulama Muhammadiyah kota Banjarmasin. - Harta
Lebih terperinciBAB II WAKAF DALAM PANDANGAN HUKUM ISLAM
BAB II WAKAF DALAM PANDANGAN HUKUM ISLAM A. Pengertian Wakaf Wakaf berasal dari bahasa Arab waqafa yang artinya menahan 1. Sedangkan dalam pandangan istilah hukum Islam (fiqh), wakaf adalah menahan harta
Lebih terperinciBAB III WAKAF HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL DALAM PASAL 16 UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF
BAB III WAKAF HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL DALAM PASAL 16 UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF A. Ruang Lingkup Wakaf HAKI Dalam Pasal 16 Undang-Undang No. 41 Tahun 2004. Salah satu substansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW bersabda, apabila manusia meninggal dunia, maka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rasulullah SAW bersabda, apabila manusia meninggal dunia, maka terputuslah (pahala) amal perbuatannya kecuali tiga, yaitu shadaqah jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak datangnya agama Islam di Indonesia pada abad ke-7 Masehi,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Amalan wakaf sangat besar artinya bagi kehidupan sosial ekonomi, kebudayaan dan keagamaan. Oleh karena itu Islam meletakkan amalan wakaf sebagai salah satu macam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan agama (ad-din) yang rahmatan lil alamin, artinya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Islam merupakan agama (ad-din) yang rahmatan lil alamin, artinya agama yang menjadi rahmat bagi alam semesta. Semua sisi kehidupan telah diatur dalam hukum Islam, sehingga
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ALIH FUNGSI WAKAF PRODUKTIF KEBUN APEL DI DESA ANDONOSARI KECAMATAN TUTUR KABUPATEN PASURUAN
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ALIH FUNGSI WAKAF PRODUKTIF KEBUN APEL DI DESA ANDONOSARI KECAMATAN TUTUR KABUPATEN PASURUAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan disajikan pada bab III,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Lembaga Keuangan Syari ah (LKS) yang pesat, dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan Lembaga Keuangan Syari ah (LKS) yang pesat, dapat dijadikan tolak ukur bahwa masyarakat membutuhkan sarana keuangan yang menggunakan prinsip syari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS WAKAF UANG DI KSPPS BMT MANDIRI SEJAHTERA KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG BABAT
BAB IV ANALISIS WAKAF UANG DI KSPPS BMT MANDIRI SEJAHTERA KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG BABAT A. Analisis Wakaf Uang Di KSPPS BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring Jawa Timur Cabang Babat Perkembangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
34 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian dan Tahap-tahap Penelitian. Metode penelitian adalah upaya dalam ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO A. Analisis terhadap praktik utang piutang berhadiah di Desa Sugihwaras Kecamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memang mengalami kemajuan yang pesat. Itu dikarenakan banyaknya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan hukum Islam dalam jangka waktu setengah abad ini memang mengalami kemajuan yang pesat. Itu dikarenakan banyaknya pembaharuan dan perkembangan masalah-masalah
Lebih terperinciANALISIS PENDAPAT IMAM SYAFI I TENTANG WAKAFYANG DIWARISKAN SETELAH WAKIF MENINGGAL DUNIA
ANALISIS PENDAPAT IMAM SYAFI I TENTANG WAKAFYANG DIWARISKAN SETELAH WAKIF MENINGGAL DUNIA SKRIPSI DiajukanuntukMemenuhiTugasdanMelengkapiSyarat GunaMemperolehGelarSarjana Program Strata 1 (S1) Program
Lebih terperinciBAB IV PENARIKAN HARTA WAKAF MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004
BAB IV PENARIKAN HARTA WAKAF MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 A. Sejarah Perkembangan Undang-Undang Tentang Wakaf di Indonesia Hasanah menyatakan bahwa sebenarnya wakaf di Indonesia memang telah
Lebih terperinciBAB I. keistimewaan yang tidak dimiliki kitab kitab lain. Beberapa keistimewaannya
2 BAB I A. Al Qur'an sebagai landasan hidup umat manusia mempunyai keistimewaan keistimewaan yang tidak dimiliki kitab kitab lain. Beberapa keistimewaannya antara lain, Pertama, Keistimewaan Tilawah, artinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hayyie Al-Kattani, Gema Insani Press, Jakarta, cet III, 2001, h Yusuf Qardhawi, Berinteraksi dengan Al-Qur an, Terj.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan kitab suci terakhir yang di wahyukan Allah kepada nabi Muhammad SAW guna untuk dijadikan sebagai pedoman hidup (way of life) bagi umat manusia,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penulisan Skripsi Penelitian ini secara umum ingin mengetahui perbandingan antara dua variable yaitu: variabel motivasi belajar dan variabel kedisiplinan santri di Pesantren
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam judul skripsi makelar mobil dalam perspektif hukum islam (Studi di
BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Untuk menghindari kesalah pahaman dalam memahami maksud judul skripsi ini, terlebih dahulu akan diuraikan arti dari beberapa istilah yang ada dalam judul skripsi makelar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan Allah SWT
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Blakang Masalah Telah menjadi sunnatullah bahwa manusia harus bermasyarakat, tolong menolong, atau saling membantu antara satu dengan lainnya. Sebagai makhluk sosial manusia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penting dan menentukan agar hasil yang dicapai dalam penelitian ini dapat. sebagai objek penelitian di samping khusus.
BAB III METODE PENELITIAN Metode dalam suatu penelitian merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan menentukan agar hasil yang dicapai dalam penelitian ini dapat dipertanggung jawabkan. Karenanya
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan
81 A. Kesimpulan BAB V PENUTUP Berangkat dari uraian yang telah penulis paparkan dalam bab-bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Makna tawassul dalam al-qur an bisa dilihat pada Surat al-
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Allah SWT telah menjadikan manusia saling berinteraksi antara satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah SWT telah menjadikan manusia saling berinteraksi antara satu dengan yang lain. Mereka saling tolong-menolong, tukar-menukar keperluan dalam segala urusan
Lebih terperinci1 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R & D, (Bandung:
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang mengarah pada proses evaluative terhadap obyek penelitian. Sugiono mengatakan bahwa yang dimaksud dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. shalat dan puasa. Namun ada juga yang berdampak secara sosial, seperti halnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai agama yang sempurna, Islam mengajarkan cara ibadahnya dengan berbagai cara, ada ibadah yang berdampak secara personal atau individual, seperti shalat
Lebih terperinciMANFAAT DAN HAMBATAN DALAM PENGELOLAAN WAKAF UANG * Oleh Drs. H. Asrori, S.H., M.H
MANFAAT DAN HAMBATAN DALAM PENGELOLAAN WAKAF UANG * Oleh Drs. H. Asrori, S.H., M.H A. PENDAHULUAN Sebelum adanya Undang-Undang Nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf, pengaturan tentang wakaf hanya menyangkut
Lebih terperinciBerdasarkan uraian diatas, maka yang dimaksud dalam judul skripsi ini adalah sebuah kajian yang akan fokus mengenai
BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Untuk menghindari kesalah pahaman dalam memahami maksud judul skripsi ini, terlebih dahulu akan diuraikan arti dari beberapa istilah yang ada dalam judul skripsi Sewa-Menyewa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. badan hukum dengan menyerahkan sebagian dari harta bendanya untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perwakafan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh seseorang atau badan hukum dengan menyerahkan sebagian dari harta bendanya untuk kepentingan umum dan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menjalankan sebagian besar sistem operasional perbankan syariah.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BMT pada dasarnya merupakan lembaga keuangan mikro syariah yang menjalankan sebagian besar sistem operasional perbankan syariah. Baitul maal wat Tamwil (BMT)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan yang paling penting dalam kehidupan dunia ini(mudjiono:1977).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah menciptakan langit dan bumi untuk manusia dan diamanatkan kepada manusia sebagai khalifah di muka bumi, tanah yang merupakan salah satu bagian dari bumi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan, terutama perbankan, banyak mengeluarkan produk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ekonomi syariah, banyak dibicarakan beberapa tahun belakangan ini. Perusahaan-perusahaan, terutama perbankan, banyak mengeluarkan produk yang berlabel syariah.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Yang dimaksud penelitian kualitatif menurut Bodgan dan Taylor
74 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang peneliti gunakan adalah pendekatan kualitatif. Yang dimaksud penelitian kualitatif menurut Bodgan dan Taylor yang
Lebih terperinciBAB. III METODE PENELITIAN
BAB. III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui persepsi anak tentang perhatian orang tua sebagai peserta didik
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. data yang dikumpulkan untuk menunjang kegiatan studi ini pada umumnya
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Studi ini termasuk dalam kategori penelitian kualitatif. Hal ini dikarenakan data yang dikumpulkan untuk menunjang kegiatan studi ini pada umumnya berbentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi Islam. Dalam kajian yang lebih luas dan sistematis, zakat bagian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat merupakan rukun Islam yang kental dengan pendayagunaan ekonomi Islam. Dalam kajian yang lebih luas dan sistematis, zakat bagian dari disiplin kajian
Lebih terperinci