BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
|
|
- Fanny Hartanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pembuatan Spesimen Uji Dimensi benda kerja dari hasil pengecoran dapat dilihat pada Gambar 4.1 dan keseluruhan dari benda kerja dapat dilihat pada gambar 4.2. Gambar 4. 1 Dimensi benda kerja Gambar 4. 2 Keseluruhan benda kerja Penelitian ini menggunakan 5 variasi kandungan Mg yang berbeda-beda, sehingga dibutuhkan 5 kali proses pengecoran. Dari 5 kali proses pengecoran tersebut menghasilkan 5 benda kerja yang berbeda. Setelah proses pengecoran selesai, dilanjutkan dengan proses pemotongan spesimen. Proses pemotongan dimulai dengan pemotongan benda kerja dengan ketebalan 2,5 mm sebanyak 1 buah, dan pemotongan benda kerja dengan ketebalan 4,5 mm sebanyak 3 buah. Ilustrasi proses pemotongan dapat dilihat pada Gambar
2 36 Gambar 4. 3 Ilustrasi proses pemotongan Proses selanjutnya adalah penghalusan permukaan menggunakan amplas dan air hingga didapatkan ketebalan spesimen yang diinginkan. Hasil akhir dari proses penghalusan permukaan spesimen terlihat pada Gambar 4.5. Gambar 4. 4 Hasil akhir spesimen uji konduktivitas termal Spesimen uji keausan berasal dari spesimen uji konduktivitas termal B untuk setiap variasi penambahan Mg sesuai dengan Gambar 4.5. Hasil akhir dari proses pemotongan spesimen uji keausan dapat dilihat pada Gambar 4.7 dan dimensi spesimen terlihat pada Gambar 4.6.
3 37 Gambar 4. 5 Dimensi spesimen uji keausan Gambar 4. 6 Spesimen uji keausan 4.2 Hasil Pengujian Konduktivitas Termal Telah dilakukan pengujian konduktivitas termal di Laboratorium MIPA UNS dengan hasil data gradien temperatur suhu yang tersaji pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Data gradien temperatur suhu pada setiap variasi Variasi Tanpa Penambahan Mg Penambahan 1% Mg Penambahan 1,5% Mg Penambahan 2% Mg Penambahan 2,5% Mg T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 T10 98,6 97,7 96,8 95,7 65,8 64,9 36,7 35,9 34,7 33,7 98,8 97,8 96,8 95,7 65,9 64,7 36,7 35,8 34,7 33,7 98,5 97,6 96,9 95,7 65,9 64,9 36,8 35,6 34,7 33,9 98,6 97,7 95,6 95,2 65,6 64,8 36,4 35,6 34,7 33,5 98,6 97,6 95,9 95,2 65,5 64,9 36,4 35,6 34,7 33,6 98,5 97,5 95,8 95,2 65,6 64,8 36,4 35,6 34,7 33,5 98,4 97,2 96,6 95,2 65,8 64,8 36,4 35,4 34,6 33,5 98,4 97,2 96,6 95,2 65,8 64,8 36,4 35,4 34,6 33,6 98,3 97,3 96,5 95,2 65,7 64,9 36,4 35,5 34,6 33,8 98,5 97,4 96,7 95,1 65,8 64,7 36,4 35,5 34,7 33,5 98,5 97,4 96,6 95,1 65,8 64,7 36,4 35,5 34,7 33,6 98,4 97,4 96,6 95,1 65,8 64,7 36,4 35,5 34,6 33,4 98,5 97,3 96,7 95,1 65,7 64,9 36,4 35,5 34,7 33,7 98,4 97,3 96,6 95,1 65,7 64,9 36,4 35,4 34,6 33,6 98,4 97,3 96,7 95,1 65,7 64,9 36,4 35,5 34,7 33,7
4 38 Dari data Tabel 4.1, dapat dik a b R menggunakan metode yang telah kita bahas pada BAB III dan IV sebelumnya. a b R adalah (2.5) hingga (2.10). Untuk menghitung konduktivitas termal pada masing-masing keping a R a b b) dan konduktivitas termal untuk masinga b, a Tabel 4.2 Hasil perhitungan konduktivitas termal untuk masing masing sempel b R ' a (kcal/mhr O C) b (kcal/mhr O C) (kcal/mhr O C) n (W/m O C) 27,883 29,589 0,983 0,752 1,418 12,300 14,305 27,633 29,428 1,017 0,785 1,474 12,087 14,057 27,772 29,478 0,950 0,730 1,375 11,883 13,820 28,106 29,278 1,050 0,797 1,530 19,109 22,224 28,244 29,411 1,033 0,780 1,499 18,895 21,976 28,106 29,283 1,033 0,784 1,506 18,717 21,768 28,072 29,056 1,017 0,773 1,493 22,056 25,652 28,078 29,056 1,000 0,760 1,468 21,818 25,375 28,222 29,194 0,950 0,718 1,388 20,846 24,244 27,956 28,928 1,050 0,801 1,549 23,040 26,796 27,961 28,928 1,033 0,788 1,524 22,805 26,522 27,950 28,933 1,050 0,801 1,548 22,780 26,493 28,217 29,078 1,017 0,769 1,492 25,187 29,293 28,211 29,083 1,017 0,769 1,491 24,866 28,920 28,217 29,083 1,000 0,756 1,467 24,615 28,628 Dari data hasil perhitungan konduktivitas termal Tabel 4.2 di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai konduktivitas termal hasil penelitian masih lebih rendah dari data konduktivitas termal literatur yaitu sekitar 142,424 W/mK (MAHLE, 2012). Hal ini terjadi karena, ketika melakukan proses pengadukan dalam fabrikasi komposit (jika tidak melakukan metode perlindungan nitrogen) yang dilakukan pada lelehan aluminium berpotensi menyerap gas pada atmosfer dan masuk ke lelehan komposit. Gas yang terjebak ini menyebabkan timbulnya porositas gas pada komposit dan porositas ini menurunkan nilai mekanis dan konduktivitas termal dari komposit (Hashim, 2002). Nilai rata-rata konduktivitas termal untuk masingmasing variasi tersaji dalam bentuk grafik pada Gambar 4.7.
5 39 Gambar 4. 7 Rata-rata konduktivitas termal untuk setiap variasi penambahan Mg Menurut penelitian yang dilakukan Januszewski dkk (1977) faktor utama yang mempengaruhi nilai konduktivitas termal adalah porositas. Jumlah dari porositas yang terdapat di dalam spesimen uji konduktivitas termal mempengaruhi tinggi dan rendahnya nilai konduktivitas termal spesimen uji, semakin banyak porositas yang terdapat di dalam spesimen uji konduktivitas termal maka nilai dari konduktivitas termal rendah berlaku juga sebaliknya. Ilustrasi tidak terjadi pembasahan dan terjadi pembasahan terlihat pada gambar 4.8 (Samuel, 2012). Al 4C 3 Porositas MgAl 2O 4 a) b) Gambar 4. 8 Ilustrasi a) tidak terjadi pembasahan b) terjadi pembasahan Pada gambar 4.8 a) ketika matrik aluminium tidak mampu membasahi secara sempurna permukaan dari penguat atau adanya gas yang terjebak pada lelehan aluminium saat proses pengecoran, maka timbul rongga atau porositas. Rongga atau porositas inilah yang menghambat laju dari aliran panas secara konduksi. Terhambatnya laju dari aliran panas tersebut diakibatkan karena nilai dari konduktivitas termal udara 0,026 W/mK (Chengel, 2007) lebih rendah dari nilai
6 40 konduktivitas termal SiO2 1,3 W/mK (Darmansyah, 2010). Sehingga aliran panas dari aluminium harus melewati rongga atau porositas yang berisi udara terlebih dahulu sebelum dapat mengalirkannya menuju Berbeda halnya saat ditambah Mg, pada Gambar 4.8 b) terlihat bahwa Mg melakukan perannya sebagai wettability agent dengan mengisi porositas yang terjadi akibat matrik aluminium tidak mampu membasahi secara sempurna permukaan dari penguat atau adanya gas yang terjebak pada lelehan aluminium saat proses pengecoran. Hal ini diperkuat dengan hasil pengujian foto makro permukaan spesimen uji konduktivitas termal yang terlihat pada Gambar 4.9. a. b. c. d. e. Gambar 4. 9 Foto macro spesimen uji konduktivitas termal a) Tanpa penambahan b) Penambahan 1% Mg c) Penambahan 1.5% Mg d) Penambahan 2% Mg e) Penambahan 2.5% Mg
7 41 Dari Gambar 4.7 dan 4.8 dapat disimpulkan bahwa penambahan Mg mengurangi jumlah dari porositas spesimen uji, hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Prabowo (2015) dimana penambahan Mg menurunkan tingkat porositas. Menurunnya tingkat porositas mengakibatkan nilai konduktivitas termal yang semakin membaik dari 14,061 W/mK menjadi 28,947 W/mK. Hal ini telah sesuai dengan penelitian yang dilakukan Sanggaleh (2009) yang menyatakan bahwa penambahan magnesium pada pembuatan komposit matriks aluminium dengan penguat keramik dapat meningkatkan pembasahan dan daya lekat antara matriks dan penguatnya dengan membentuk fasa spinel MgAl 2O 4 dan MgO pada daerah antarmuka matriks aluminium dengan penguat. 4.3 Hasil Pengujian Ketahanan aus Telah dilakukan pengujian keausan di laboratorium Material Universitas Gajah Mada dengan hasil data tersaji pada Tabel 4.3. Pada Tabel 4.3 (B) adalah tebal dari revolving disk, (r) adalah jari-jari dari revolving disk, (b) panjang jejak bekas gerusan atau alur dari revolving disk, (W) adalah volume yang terabrasi, dan (V) adalah laju keausan. Gambar hasil pengamatan menggunakan microskop macro dapat dilihat pada Lampiran C. Sedangkan nilai (W) dan (V) diperoleh menggunakan persamaan (2.2) dan (2.3). Tabel 4. 3 Data hasil pengujian dan perhitungan laju keausan Variasi Spot pengujian B (mm) r (mm) b (mm) W (mm³) t (s) V (mm³/s) Tanpa 1B1 2,35 13,15 2,178 0, , Penambahan 1B2 2,35 13,15 2,071 0, , Mg 1B3 2,35 13,15 1,964 0, , Penambahan 2B1 2,35 13,15 1,642 0, , Mg 1% wt 2B2 2,35 13,15 1,757 0, , B3 2,35 13,15 1,571 0, , Penambahan 3B1 2,35 13,15 1,214 0, , Mg 1,5% wt 3B2 2,35 13,15 1,25 0, , B3 2,35 13,15 1,26 0, , Penambahan 4B1 2,35 13,15 2,142 0, , Mg 2% wt 4B2 2,35 13,15 2,035 0, , B3 2,35 13,15 2,037 0, , Penambahan 5B1 2,35 13,15 2,579 0, , Mg 2,5% wt 5B2 2,35 13,15 2,434 0, , B3 2,35 13,15 2,592 0, ,008670
8 42 Hal yang mempengaruhi nilai ketahanan aus dari suatu material komposit adalah persebaran dari partikel penguat SiO2. Apabila di suatu area terdapat SiO2 dalam kadar yang banyak dan tersebar merata, maka laju keausan dari material komposit itu akan menurun dan ketahanan ausnya akan meningkat dan berlaku juga untuk sebaliknya (Liu. Dkk, 2010). Partikel penguat ini bekerja sebagai penahan gaya luar yang diberikan, sehingga gaya tersebut dapat tersalurkan dari matriks menuju penguat. Cara kerja penguat pada aluminium komposit dalam kaitannya dengan reduksi laju keausan adalah mengurangi area kontak cakram baja dengan aluminium. Semakin banyak fraksi penguat dan persebarannya merata di dalam sebuah komposit aluminium, maka cakram baja semakin sering bertemu dengan penguat yang memiliki kekerasan jauh diatas cakram baja tersebut. Hal ini mengakibatkan jejak yang dihasilkan cakram baja kecil dan laju keausan aluminium menurun dan ketahanan aus meningkat. Nilai rata-rata laju keausan untuk masingmasing variasi tersaji dalam bentuk Grafik pada Gambar 4.9. Gambar Rata-rata laju keausan untuk setiap variasi penambahan Mg Pada Gambar 4.9 dapat disimpulkan bahwa nilai dari laju keausan hasil penelitian lebih tinggi dari data laju keausan literature yaitu sekitar 0,8 (MAHLE, 2012) dari Pada proses pengecoran tanpa penambahan Mg, partikel penguat cenderung terapung dan berkumpul di atas coran. Hal ini terjadi karena massa jenis partikel penguat lebih rendah dari matriks aluminium. Akibatnya kadar dari SiO 2
9 43 pada spesimen uji rendah dan meningkatkan nilai dari laju keausan. Berbeda halnya saat ditambahkan Mg, aluminium membaur dengan Mg membentuk Al2Mg3. Saat Al 2Mg 3 terbentuk maka terjadilah mekanisme anti-floating (Liu. Dkk, 2010). Al2Mg3 yang terbentuk mengikat partikel penguat sehingga massa jenis dari partikel penguat yang terikat oleh Al 2Mg 3 sama dengan matrik aluminium. Yang terjadi selanjutnya adalah partikel pengaut tersebut melayang diantara lelehan aluminium dan floating yang biasa terjadi dapat diminimalisir. Saat floating dapat diminimalisir maka kadar SiO 2 dari spesimen uji akan semakin meningkat. Hal ini terbukti dari hasil pengamatan uji SEM yang dilakukan oleh Triyono (2015) yang menyatakan bahwa sebelum ditambahkan Mg dan sesudah ditambahkan Mg kadar Si meningkat. Hal inilah yang mengakibatkan saat penambahan Mg 1% dan 1,5% wt nilai laju keausan menurun dan ketahanan aus meningkat. Penambahan Mg terus-menerus mengakibatkan hal yang sebaliknya. Penelitian yang dilakukan Hasim dkk (2001) menunjukkan bahwa penambahan Mg yang berlebihan memiliki kecenderungan membentuk Al8Mg5, Al8Mg5 memiliki massa jenis lebih tinggi dari aluminium dan dapat memperburuk sifat mekanis dari MMC. Oleh sebab itu penambahan Mg perlu dikontrol dengan hati-hati. Partikel penguat yang terikat oleh Al8Mg5 memiliki kecenderungan tenggelam dan berkumpul di dasar coran. Akibatnya kadar dari SiO 2 pada spesimen uji rendah dan meningkatkan nilai dari laju keausan. Hal inilah yang mengakibatkan saat penambahan Mg 2% dan 2,5% wt nilai laju keausan meningkat dan ketahanan aus menurun. Pada Gambar 4.9 tren dari grafik rata-rata laju keausan untuk setiap variasi penambahan Mg mula-mula mengalami penurunan lalu pada titik tertentu nilainya berubah naik. Hal ini telah sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Liu dkk (2010) dengan metode stir casting, variasi penambahan Mg 0%, 0,2%, 0,4%, 0,6%, 0,8% dan 1% wt, partikel penguat graphite yang dilapisi dengan Cu serta hasil penelitian yang dilakukan Hashim dkk (2002) dengan metode stir casting, variasi penambahan Mg 0%, 1%, 2%, dan 3% wt, partikel penguat SiC.
10 44 Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan tidak ada korelasi antara nilai konduktivitas termal dan tingkat ketahanan aus pada spesimen uji. Karena untuk konduktivitas termal jumlah dan besar dari porositas mempengaruhi tinggi dan rendahnya nilai konduktivitas termal (Januszewski dkk, 1977). Semakin banyak dan besarnya porositas yang terkandung didalam spesimen uji maka nilai dari konduktivitas termal menurun dan berlaku juga untuk sebaliknya. Hal tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap ketahanan aus. Ketahanan aus lebih ditentukan oleh ukuran dan jumlah dari partikel penguat (Al-Rubaie, 1999). Semakin besar dan banyak partikel penguat yang terkandung di dalam komposit maka ketahanan aus dari komposit tersebut semakin meningkat, begitu juga sebaliknya.
KOMPOSIT MATRIK ALUMINIUM REMELTING PISTON BERPENGUAT
ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN Mg PADA KOMPOSIT MATRIK ALUMINIUM REMELTING PISTON BERPENGUAT SiO2 MENGGUNAKAN METODE STIR CASTING TERHADAP KONDUKTIVITAS TERMAL DAN KETAHANAN AUS SKRIPSI Oleh : IMAM SUPRYATMA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi otomotif yang begitu pesat memerlukan material teknik dan cara produksi yang tepat untuk mewujudkan sebuah produk berkualitas, harga
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Juli 2015 dan tempat penelitian ini
42 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Juli 2015 dan tempat penelitian ini dilakukan di : 1. Pembuatan spesimen kampas rem berbahan ( fly
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium material teknik, Jurusan Teknik Mesin,
28 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium material teknik, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Lampung dan laboratorium uji material Jurusan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Lampung dan laboratorium uji material kampus baru Universitas Indonesia
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dilaboratorium Material Teknik Mesin Universitas Lampung dan laboratorium uji material kampus baru Universitas Indonesia Depok. B. Alat
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN bawah ini. Metodologi yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada kedua bagan di Gambar 3.1 Proses Pembuatan bahan matriks Komposit Matrik Logam Al5Cu 27 28 Gambar
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian adalah cara yang dipakai dalam suatu kegiatan penelitian, sehingga mendapatkan hasil yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademis dan ilmiah. Adapun
Lebih terperinciBAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN
BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian ditunjukkan pada Gambar 3.1: Mulai Mempersiapkan Alat Dan Bahan Proses Pengecoran
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan bahan dasar velg racing sepeda motor bekas kemudian velg tersebut diremelting dan diberikan penambahan Si sebesar 2%,4%,6%, dan 8%. Pengujian yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian dan pembahasan yang akan diuraikan meliputi : karakterisasi piston original Daiatsu Hi-Jet 1000, identifikasi kualitas hasil peleburan piston bekas,
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil-hasil pengujian yang telah dilakukan pada material hasil proses pembuatan komposit matrik logam dengan metode semisolid dan pembahasannya disampaikan pada bab ini. 4.1
Lebih terperinciANALISA PERBEDAAN SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PISTON HASIL PROSES PENGECORAN DAN TEMPA
ANALISA PERBEDAAN SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PISTON HASIL PROSES PENGECORAN DAN TEMPA Ahmad Haryono 1*, Kurniawan Joko Nugroho 2* 1 dan 2 Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Pratama Mulia Surakarta
Lebih terperinciDYAN YOGI PRASETYO I
ANALISA PENGARUH KECEPATAN PENGADUKAN DAN TEMPERATUR TUANG PADA AMC BERPENGUAT PASIR SILICA TERHADAP KEKUATAN IMPAK DAN TARIK DENGAN METODE STIR CASTING SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Komposit adalah kombinasi dari satu atau lebih material yang menghasilkan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahan komposit merupakan salah satu bahan alternatif yang dapat digunakan untuk pembuatan kampas rem. Dalam perkembangan teknologi komposit mengalami kemajuan yang sangat
Lebih terperinciTUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN
TUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN Disusun Oleh Nama Anggota : Rahmad Trio Rifaldo (061530202139) Tris Pankini (061530200826) M Fikri Pangidoan Harahap (061530200820) Kelas : 3ME Dosen
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN Mg DAN PERLAKUAN PANAS TERHADAP SIFAT FISIK MEKANIK KOMPOSIT MATRIKS ALUMINIUM REMELTING PISTON BERPENGUAT SiO 2
PENGARUH PENAMBAHAN Mg DAN PERLAKUAN PANAS TERHADAP SIFAT FISIK MEKANIK KOMPOSIT MATRIKS ALUMINIUM REMELTING PISTON BERPENGUAT SiO 2 SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Diagram alir penelitian selama proses penelitian dapat diperlihatkan pada Gambar 3.1 dibawah ini : Mulai
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Diagram alir penelitian selama proses penelitian dapat diperlihatkan pada Gambar 3.1 dibawah ini : Mulai Mempersiapkan Alat Dan Bahan Proses Pengecoran Pencampuran
Lebih terperinciKETAHANAN AUS DAN KEKERASAN KOMPOSIT MATRIK ALUMINIUM (AMCS) PADUAN ALUMINIUM Al-Si DITAMBAH PENGUAT SiC DENGAN METODE STIR CASTING
KETAHANAN AUS DAN KEKERASAN KOMPOSIT MATRIK ALUMINIUM (AMCS) PADUAN ALUMINIUM Al-Si DITAMBAH PENGUAT SiC DENGAN METODE STIR CASTING Nur Wahyuni 1a, Moh. Adnan 2b 1 Teknik Mesin, Politeknik Negeri Ujung
Lebih terperinciANALISA PENGARUH PENAMBAHAN MG PADA KOMPOSIT MATRIKS ALUMINIUM REMELTING
ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN MG PADA KOMPOSIT MATRIKS ALUMINIUM REMELTING PISTON BERPENGUAT SIO2 TERHADAP KEKUATAN IMPAK DAN STRUKTUR MIKRO DENGAN METODE STIR CASTING SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu
Lebih terperinciSTUDI KEKUATAN IMPAK PADA PENGECORAN PADUAL Al-Si (PISTON BEKAS) DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Mg
STUDI KEKUATAN IMPAK PADA PENGECORAN PADUAL Al-Si (PISTON BEKAS) DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Mg Rusnoto Program Studi Teknik Mesin Unversitas Pancasakti Tegal E-mail: rusnoto74@gmail.com Abstrak Piston merupakan
Lebih terperinciAbstract. Keywords: composite, electroless plating, stir casting, density-porosity.
Analisa Pengaruh Variasi (% Berat) Magnesium Dan Variasi Temperatur Oksidasi Pada Proses Electroless ANALISA PENGARUH VARIASI (% BERAT) MAGNESIUM DAN VARIASI TEMPERATUR OKSIDASI PADA PROSES ELECTROLESS
Lebih terperinciSINTESIS KERAMIK Al 2 TiO 5 DENSITAS TINGGI DENGAN ADITIF MgO
SINTESIS KERAMIK Al 2 TiO 5 DENSITAS TINGGI DENGAN ADITIF MgO Disampaikan oleh: Kurmidi [1106 100 051] Dosen Pembimbing Drs. Suminar Pratapa, M.Sc.,Ph.D. Sidang Tugas Akhir (J 102) Komponen Otomotif :
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan bahan dasar piston bekas. Proses pengecoran dengan penambahan Ti-B 0,05%
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Mulai Studi Literatur Persiapan Alat dan Bahan bahan dasar piston bekas Proses pengecoran dengan penambahan Ti-B 0,05% Pengecoran suhu cetakan 250 C Pengecoran
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN MODEL CACAT CORAN PADA BAHAN BESI COR DAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI TEMPERATUR TUANG SISTEM CETAKAN PASIR
INDUSTRI INOVATIF Vol. 6, No., Maret 06: 38-44 ANALISIS PERBANDINGAN MODEL CACAT CORAN PADA BAHAN BESI COR DAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI TEMPERATUR TUANG SISTEM CETAKAN PASIR ) Aladin Eko Purkuncoro, )
Lebih terperinciKarakterisasi Material Bucket Teeth Excavator 2016
BAB IV PENGOLAHAN DATA 4.1 Data dan Analisa Metalografi Pengambilan gambar atau foto baik makro dan mikro pada Bucket Teeth Excavator dilakukan pada tiga dua titik pengujian, yaitu bagian depan spesimen
Lebih terperinciANALISA PENGARUH PENAMBAHAN MG PADA KOMPOSIT MATRIK ALUMINIUM REMELTING
ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN MG PADA KOMPOSIT MATRIK ALUMINIUM REMELTING PISTON BERPENGUAT SIO2 MENGGUNAKAN METODE STIR CASTING TERHADAP KEKERASAN DAN DENSITAS SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Menyediakan Sampel Memotong blok / ingot Al Menyediakan Crusibel Menimbang blok Al, serbuk Mg, dan serbuk grafit Membuat Barrier dari campuran
Lebih terperinciKARAKTERISTIK KOMPOSIT ALUMINIUM AC8H / SiC DENGAN PROSES STIR CASTING SKRIPSI
UNIVERSITAS INDONESIA KARAKTERISTIK KOMPOSIT ALUMINIUM AC8H / SiC DENGAN PROSES STIR CASTING SKRIPSI YOSIA SAMUEL 0806332105 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK METALURGI DAN MATERIAL DEPOK JULI 2012
Lebih terperinciVARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK
VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK Bambang Suharnadi Program Diploma Teknik Mesin Sekolah Vokasi UGM suharnadi@ugm.ac.id Nugroho Santoso Program
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISA. Gajah Mada, penulis mendapatkan hasil-hasil terukur dan terbaca dari penelitian
BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1 Hasil Pengujian Spesimen Dalam melakukan penelitian uji dilaboratorium bahan teknik Universitas Gajah Mada, penulis mendapatkan hasil-hasil terukur dan terbaca dari penelitian
Lebih terperinciANALISIS PEMBUATAN HANDLE REM SEPEDA MOTOR DARI BAHAN PISTON BEKAS. Abstrak
ANALISIS PEMBUATAN HANDLE REM SEPEDA MOTOR DARI BAHAN PISTON BEKAS Boedijanto, Eko Sulaksono Abstrak Bahan baku handle rem sepeda motor dari limbah piston dengan komposisi Al: 87.260, Cr: 0.017, Cu: 1.460,
Lebih terperinciANALISA PENGARUH PENAMBAHAN CU PADA MATRIKS KOMPOSIT ALUMINIUM REMELTING
ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN CU PADA MATRIKS KOMPOSIT ALUMINIUM REMELTING PISTON BERPENGUAT PASIR SILIKA TERHADAP KEKUATAN IMPAK DAN STUKTUR MIKRO PADA KOMPOSIT MATRIK ALUMINIUM DENGAN METODE STIR CASTING
Lebih terperinciGugun Gumilar Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin Universitas Gunadarma Depok. Abstraksi
PENGARUH VOLUME FRAKSI 5%, 7,5% DAN 10% ALUMINA (Al 2 O 3 ) DENGAN UKURAN PARTIKEL 140, 170 DAN 200 MESH TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL KOMPOSIT MATRIKs Al-4.5%Cu-4%Mg Gugun Gumilar Fakultas Teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Material aluminium tinggal 8% di kerak bumi. Permintaan di seluruh dunia untuk aluminium berkembang 29 juta ton per tahun. 22 juta ton adalah aluminium baru dan 7 juta
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Proses Melting Route Aluminum foam Jika semua tahapan proses pembuatan aluminum foam dengan metode melt route dilakukan, maka dihasilkan produk aluminum foam utuh
Lebih terperinciEdi Santoso1; Harjo Seputro2; Eka Puji Himawan 3
JHP17 Jurnal Hasil Penelitian LPPM Untag Surabaya September 2016, Vol. 01, No. 02, hal 179-194 ANALISA PENGARUH ELECTROLESS PLATING ABU DASAR BATU BARA SEBAGAI PENGUAT KOMPOSIT MATRIKS LOGAM TERHADAP PRODUK
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Jurusan Teknik
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung. Adapun kegiatan penelitian yang dilakukan di laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Mulai Studi Literatur Persiapan Bahan Pengecoran Dengan Penambahan Ti-B Coran dg suhu cetakan 200 o C Coran dg suhu cetakan 300 o C Coran dg suhu cetakan
Lebih terperinciPENGARUH PERBANDINGAN GAS NITROGEN DAN LPG PADA PROSES NITROKARBURISING DALAM REAKTOR FLUIDIZED BED TERHADAP SIFAT MEKANIS BAJA KARBON RENDAH
PENGARUH PERBANDINGAN GAS NITROGEN DAN LPG PADA PROSES NITROKARBURISING DALAM REAKTOR FLUIDIZED BED TERHADAP SIFAT MEKANIS BAJA KARBON RENDAH Teguh Rahardjo Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Nasional
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE) keperluan. Prinsip kerja kolektor pemanas udara yaitu : pelat absorber menyerap
BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE) Pemanfaatan energi surya memakai teknologi kolektor adalah usaha yang paling banyak dilakukan. Kolektor berfungsi sebagai pengkonversi energi surya untuk menaikan
Lebih terperinciANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS
TUGAS AKHIR ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS Disusun : SUDARMAN NIM : D.200.02.0196 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
26 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini, pembuatan soft magnetic menggunakan bahan serbuk besi dari material besi laminated dengan perlakuan bahan adalah dengan proses kalsinasi dan variasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1. Mulai Mempersiapkan Alat dan Bahan Proses Peleburan Proses
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Energi dan Elektrifikasi Pertanian serta di dalam rumah tanaman yang berada di laboratorium Lapangan Leuwikopo,
Lebih terperinciPEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER. NAMA : BUDI RIYONO NPM : KELAS : 4ic03
PEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER NAMA : BUDI RIYONO NPM : 21410473 KELAS : 4ic03 LATAR BELAKANG MASALAH Dewasa ini perkembangan dunia otomotif sangat berkembang dengan pesat, begitu juga halnya dengan
Lebih terperinciMomentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN
Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal. 12-19 ISSN 0216-7395 ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN TITANIUM (Ti) TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PADA PRODUKSI SEPATU KAMPAS REM DAUR ULANG BERBAHAN ALUMINIUM
Lebih terperinciANALISA PENGARUH FRAKSI MASSA PENGUAT SiO 2 TERHADAP KEKUATAN IMPAK DAN STRUKTUR MIKRO PADA KOMPOSIT MATRIK ALUMINIUM MENGGUNAKAN METODE STIR CASTING
ANALISA PENGARUH FRAKSI MASSA PENGUAT SiO 2 TERHADAP KEKUATAN IMPAK DAN STRUKTUR MIKRO PADA KOMPOSIT MATRIK ALUMINIUM MENGGUNAKAN METODE STIR CASTING SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Lebih terperinciANALISIS HASIL PENGECORAN SENTRIFUGAL DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL ALUMINIUM
ANALISIS HASIL PENGECORAN SENTRIFUGAL DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL ALUMINIUM SUHADA AMIR MUKMININ 123030037 Pembimbing : IR. BUKTI TARIGAN.MT IR. ENDANG ACHDI.MT Latar Belakang CACAT CACAT PENGECORAN Mempelajari
Lebih terperinciBAB II TINJUAN PUSTAKA
BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 KOMPOSIT Komposit merupakan salah satu jenis material baru yang terus-menerus dikembangkan. sebagai material baru, komposit diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengatasi berbagai
Lebih terperinciANALISIS SIFAT MEKANIK KOMPOSIT Al 2075 REINFORCEMENT DENGAN ELECTROLESS ABU DASAR BATUBARA
ANALISIS SIFAT MEKANIK KOMPOSIT Al 2075 REINFORCEMENT DENGAN ELECTROLESS ABU DASAR BATUBARA Adhi Setiawan *, Arita Rochma Nilasari, M. Ari Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) * E-mail: adhistw23@gmail.com
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERBUK TIMAH PEREKAT EPOXY UKURAN SERBUK 100 MESH DENGAN FRAKSI VOLUME (20, 35, 50) %
TUGAS AKHIR PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERBUK TIMAH PEREKAT EPOXY UKURAN SERBUK 100 MESH DENGAN FRAKSI VOLUME (20, 35, 50) % Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 DIAGRAM ALIR PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Ingot AC8H Proses peleburan Proses GBF (Gas Bubbling Floatation) Spektrometer NG Proses pengecoran OK Solution Treatment Piston As Cast Quenching
Lebih terperinciKARAKTERISTIK LAJU KEAUSAN KOMPOSIT AlSiTiB/SiC DAN AlSiMgTiB/SiC Sulardjaka 1,a*, Saefi,b
KARAKTERISTIK LAJU KEAUSAN KOMPOSIT AlSiTiB/SiC DAN AlSiMgTiB/SiC Sulardjaka 1,a*, Saefi,b 1,2 Jurusan Teknik Mesin, FT-UNDIP, Kampus UNDIP Tembalang-Semarang. Indonesia a sulardjaka@undip.ac.id b muhsaefi@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KARAKTERISTIK BAHAN Tabel 4.1 Perbandingan karakteristik bahan. BAHAN FASA BENTUK PARTIKEL UKURAN GAMBAR SEM Tembaga padat dendritic
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM
ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM Indreswari Suroso 1) 1) Program Studi Aeronautika, Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan, Yogyakarta
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi
SEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi PERUBAHAN STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIS MATERIAL KOMPOSIT LOGAM Al-SiC/p AKIBAT KENAIKAN TEMPERATUR HEAT TREATMENT Juriah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini menjelaskan tentang metode penelitian yang meliputi parameter penelitian, alat dan bahan yang digunakan selama penelitian, serta tahapan-tahapan proses penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 DIAGRAM ALIR PENELITIAN Penimbangan Serbuk Alumunium (Al), Grafit (C), dan Tembaga (Cu) Pencampuran Serbuk Al dengan 1%Vf C dan 0,5%Vf Cu Kompaksi 300 bar Green Compact
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. material konvensional yang ada telah berkembang dengan sangat. pesat dan semakin banyaknya tipe, merk, dan jumlah kendaraan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini perkembangan material-material baru pada industri otomotif untuk mendapatkan material dengan sifat yang lebih baik dari material konvensional yang ada telah
Lebih terperinciKAJIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL KOMPOSIT DENGAN MATRIK AlSiMg DIPERKUAT DENGAN SERBUK SiC
Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun 201 4 ISBN: 978-602-1180-04-4 KAJIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL KOMPOSIT DENGAN MATRIK AlSiMg DIPERKUAT DENGAN SERBUK SiC Bayu Setiadi 1*, Sulardjaka 2 1 Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan. Proses Pengecoran. Hasil Coran. Analisis. Pembahasan Hasil Pengujian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Mulai Studi Literatur Persiapan Alat dan Bahan Proses Pengecoran Hasil Coran Tidak Ya Pengujian Komposisi kimia Pengujian Strukturmikro Pengujian
Lebih terperinciGambar Modulus elastisitas berdasarkan porositas terukur pada material komposit Al/SiC p tanpa terlapisi dan terlapisi ZnO
KORELASI POROSITAS TERHADAP MODULUS ELASTISITAS KOMPOSIT Al/SiC p Modulus Elastisitas (GPa) 200 150 100 50 0 tanpa terlapisi ZnO terlapisi ZnO 0 2 4 6 8 10 12 14 Porositas (%) Gambar Modulus elastisitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri dan teknologi saat ini khususnya industri logam dan konstruksi, semakin hari semakin memacu arah pemikiran manusia untuk lebih meningkatkan kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang Dengan meningkatnya perkembangan industri otomotif dan manufaktur di Indonesia, dan terbatasnya sumber energi mendorong para rekayasawan berusaha menurunkan berat mesin,
Lebih terperinciBAB VI PEMBAHASAN. hasil pelapisan Ni-Cr menggunakan thermal spray powder coating terhadap
BAB VI PEMBAHASAN Pembahasan hasil penelitian berikut ini diarahkan kepada efek (pengaruh) hasil pelapisan Ni-Cr menggunakan thermal spray powder coating terhadap kekerasan dan keausan. 6.1 Mikrostruktur
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Serbuk Awal Membran Keramik Material utama dalam penelitian ini adalah serbuk zirkonium silikat (ZrSiO 4 ) yang sudah ditapis dengan ayakan 400 mesh sehingga diharapkan
Lebih terperinciPENGARUH PERSENTASE BERAT SiC TERHADAP SIFAT MEKANIS PADUAN Al-Si- Mg-TiB YANG DIPERKUAT SERBUK SiC
Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun 201 4 ISBN: 978-602-1180-04-4 PENGARUH PERSENTASE BERAT SiC TERHADAP SIFAT MEKANIS PADUAN Al-Si- Mg-TiB YANG DIPERKUAT SERBUK SiC Mujiono*, Sulardjaka, Sri Nugroho Jurusan Teknik
Lebih terperinciPENGARUH KOMPOSISI Mg DAN SiC TERHADAP SIFAT KEKERASAN KOMPOSIT AlSi-SiC YANG DIBUAT DENGAN PROSES SEMI SOLID STIR CASTING
Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun 201 4 ISBN: 978-602-1180-04-4 PENGARUH KOMPOSISI Mg DAN SiC TERHADAP SIFAT KEKERASAN KOMPOSIT AlSi-SiC YANG DIBUAT DENGAN PROSES SEMI SOLID STIR CASTING Suyanto 1*, Sulardjaka
Lebih terperinciPENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN TERHADAP POROSITAS PADA CETAKAN LOGAM DENGAN BAHAN ALUMINIUM BEKAS
PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN TERHADAP POROSITAS PADA CETAKAN LOGAM DENGAN BAHAN ALUMINIUM BEKAS Sri Harmanto Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jl Prof. Sudarto, S.H., Tembalang, Kotak Pos
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print) B-80
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-80 Studi Eksperimental Pengaruh Model Sistem Saluran dan Variasi Temperatur Tuang terhadap Prosentase Porositas, Kekerasan dan
Lebih terperinciTugas Sarjana Teknik Material 2008 Data dan Analisa
berpengaruh pada surface tension juga menjadi limitasi terjadi pembentukan gas lanjutan. Gambar IV. 18 Penampang melintang produk, yang memperlihatkan sel porositas yang mengalami penggabugan dan pecahnya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat yang Digunakan Alat yang akan digunakan dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1. Mulai Mempersiapkan Alat dan Bahan Proses Peleburan Al-Si
Lebih terperinciKarakterisasi Bentuk Partikel SiC yang Dilapisi dengan MgAl 2 O 4 Berdasarkan Variabel Konsentrasi Ion Logam
Karakterisasi Bentuk Partikel SiC yang Dilapisi dengan MgAl 2 O 4 Berdasarkan Variabel Konsentrasi Ion Logam HALLEY HENRIONO UTOMO 110610063 Dosen Pembimbing Dr. M. Zainuri, M.Si Jurusan Fisika Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan untuk penelitian material komposit ini adalah:
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1. Alat Penelitian Alat yang digunakan untuk penelitian material komposit ini adalah: 1. Timbangan digital Digunakan untuk mengukur berat serat,
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pembuatan spesimen dilakukan dengan proses pengecoran metode die
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengecoran Hasil penelitian tentang pembuatan poros berulir (Screw) berbahan dasar 30% Aluminium bekas dan 70% piston bekas dengan penambahan unsur 2,5% TiB. Pembuatan
Lebih terperinciMomentum, Vol. 12, No. 1, April 2016, Hal ISSN , e-issn
Momentum, Vol. 12, No. 1, April 2016, Hal. 41-48 ISSN 0216-7395, e-issn 2406-9329 ANALISIS PENGARUH VARIASI TEKANAN PADA PENGECORAN SQUEEZE TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PRODUK SEPATU KAMPAS REM
Lebih terperinciKAJIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL KOMPOSIT DENGAN MATRIK AlSiMg DIPERKUAT DENGAN SERBUK SiC
KAJIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL KOMPOSIT DENGAN MATRIK AlSiMg DIPERKUAT DENGAN SERBUK SiC *Bayu Setiadi 1, Sulardjaka 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Lebih terperinciPENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP BEBAN IMPAK MATERIAL ALUMINIUM CORAN
PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP BEBAN IMPAK MATERIAL ALUMINIUM CORAN Mukhtar Ali 1*, Nurdin 2, Mohd. Arskadius Abdullah 3, dan Indra Mawardi 4 1,2,3,4 Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:
35 III. METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut: 1. Pengecoran logam dilakukan dipabrik pengecoran logam, Desa Serdang, Kecamatan Tanjung Bintang
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Jurusan Teknik
34 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung dan Laboratorium Teknik Mesin Politeknik Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan saat ini semakin pesat, hal ini sejalan dengan kemajuan industri yang semakin banyak dan kompleks. Perkembangan teknologi
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN TEMBAGA (Cu) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN ALUMINIUM-SILIKON (Al-Si) MELALUI PROSES PENGECORAN
Laporan Tugas Akhir PENGARUH PENAMBAHAN TEMBAGA (Cu) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN ALUMINIUM-SILIKON (Al-Si) MELALUI PROSES PENGECORAN Nama Mahasiswa : I Made Pasek Kimiartha NRP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Luasnya pemakaian logam ferrous baik baja maupun besi cor dengan. karakteristik dan sifat yang berbeda membutuhkan adanya suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Luasnya pemakaian logam ferrous baik baja maupun besi cor dengan karakteristik dan sifat yang berbeda membutuhkan adanya suatu penanganan yang tepat sehingga
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Proses Produksi Jurusan Teknik
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Proses Produksi Jurusan Teknik mesin Universitas Lampung untuk proses milling (frais) specimen uji dan Laboratorium
Lebih terperinciBab III Metode Penelitian
Bab III Metode Penelitian III.1 Flowchart Penelitian Tahap-tahap dalam penelitian ini dijelaskan pada flowchart Gambar III.1. Hasil Uji Struktur Mikro dan Uji Keras Hasil Uji Struktur Mikro dan Uji Keras
Lebih terperinciISSN hal
Vokasi Volume IX, Nomor 2, Juli 2013 ISSN 193 9085 hal 134-140 PENGARUH KECEPATAN PUTAR DAN PENAMBAHAN INOKULAN AL-TiB PADA CENTRIFUGAL CASTING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADUAN ALUMINIUM COR A35
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Paduan Fe-Al merupakan material yang sangat baik untuk digunakan dalam berbagai aplikasi terutama untuk perlindungan korosi pada temperatur tinggi [1]. Paduan ini
Lebih terperinciPENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL MODEL CHASSIS BERBASIS Al-Si-Mg HASIL PENGECORAN HIGH PRESSURE DIE CASTING
PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL MODEL CHASSIS BERBASIS Al-Si-Mg HASIL PENGECORAN HIGH PRESSURE DIE CASTING *Dedas Agusta 1, Athanasius Priharyoto Bayuseno 2 1 Mahasiswa
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN Mg TERHADAP SIFAT KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK SERTA STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN Al-Si BERBASIS MATERIAL PISTON BEKAS
Pengaruh Penambahan Mg Terhadap Sifat Kekerasan dan... ( Mugiono) PENGARUH PENAMBAHAN Mg TERHADAP SIFAT KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK SERTA STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN Al-Si BERBASIS MATERIAL PISTON BEKAS
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH KANDUNGAN SIC, TEMPERATUR CAIRAN, KECEPATAN PUTAR DAN DURASI WAKTU PENGADUKAN PADA KEKUATAN TARIK KOMPOSIT AL-SIC
Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi ANALISIS PENGARUH KANDUNGAN SIC, TEMPERATUR CAIRAN, KECEPATAN PUTAR DAN DURASI WAKTU PENGADUKAN PADA KEKUATAN TARIK KOMPOSIT AL-SIC
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Analisis difraksi sinar X serbuk ZrSiO 4 ZrSiO 4 merupakan bahan baku utama pembuatan membran keramik ZrSiO 4. Untuk mengetahui kemurnian serbuk ZrSiO 4, dilakukan analisis
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Material Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung. Adapun bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah :
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Proses Produksi dan Laboratorium Material Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung. B. Bahan Adapun bahan yang
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERBUK TIMAH PEREKAT EPOXY UKURAN SERBUK 60 MESH DENGAN FRAKSI VOLUME (20, 35, 50) %
TUGAS AKHIR PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERBUK TIMAH PEREKAT EPOXY UKURAN SERBUK 60 MESH DENGAN FRAKSI VOLUME (20, 35, 50) % Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciPENGGUNAAN 15% LUMPUR PORONG, SIDOARJO SEBAGAI PENGIKAT PASIR CETAK TERHADAP CACAT COR FLUIDITAS DAN KEKERASAN COR
JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 23, NO. 2, OKTOBER 2015 1 PENGARUH MODEL SISTEM SALURAN PADA PROSES PENGECORAN LOGAM Al-Si DENGAN PENGGUNAAN 15% LUMPUR PORONG, SIDOARJO SEBAGAI PENGIKAT PASIR CETAK TERHADAP
Lebih terperinciGambar 2.1 Pembagian Komposit Berdasarkan Jenis Penguat [2]
BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Komposit Material komposit adalah material yang terdiri dari dua atau lebih fasa yang berbeda baik secara fisika ataupun kimia dan memiliki karakteristik yang lebih unggul dari masing-masing
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA. PENGARUH MAGNESIUM TERHADAP PROSES ELECTROLESS PLATING PADA PARTIKEL PENGUAT Al 2 O 3
UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH MAGNESIUM TERHADAP PROSES ELECTROLESS PLATING PADA PARTIKEL PENGUAT Al 2 O 3 SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik ANDHIKA INSAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan
20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Desain Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan menggunakan metode tape
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR-
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR- BATAN Bandung meliputi beberapa tahap yaitu tahap preparasi serbuk, tahap sintesis dan tahap analisis. Meakanisme
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL DAN ANALISA KOMPOSISI KIMIA 4.1.1 Komposisi Kimia Material AC8H Pengujian komposisi kimia dari material AC8H yang digunakan untuk pembuatan piston dengan
Lebih terperinci