BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian dan pembahasan yang akan diuraikan meliputi : karakterisasi piston original Daiatsu Hi-Jet 1000, identifikasi kualitas hasil peleburan piston bekas, dan pengaruh komposisi campuran komposit dengan tekanan konstan. 4.1 Karakterisasi dan Sifat Mekanik Material Piston Daihatsu HiJet-1000 Penelitian ini studi awal dalam rangka untuk membuat piston Daihatsu dengan menggunakan bahan limbah piston bekas dimulai dengan melakukan studi karakterisasi material piston Daihatsu Hi-Jet Tujuan studi karekterisasi material piston Daihatsu Hi-Jet 1000 adalah untuk mendapatkan data-data yang berkaitan dengan kondisi dan sifat meterial piston Daihatsu asli. Data data yang diperoleh dari studi karakterisasi material piston asli Daihatsu Hi-Jet 1000 tersebut selanjutnya digunakan sebagai bahan acuan dalam membuat piston baru dengan bahan limbah piston bekas. Hasil yang diperoleh dari studi karakterisasi material piston Daihatsu Hi-Jet 1000 adalah sebagai berikut ini: Kekerasan material piston Daihatsu HiJet-1000 Hasil pengujian kekerasan material piston asli Daihatsu Hi-Jet 1000 didapatkan hasil seperti pada Tabel 4.1 berikut ini. Dari uji kekerasan material piston Daihatsu Hi-Jet 1000 didapatkan harga kekerasan sebesar 76 HRB. Tabel 4.1 Nilai kekerasan Rockwell B material piston Daihatsu Hi-Jet 1000 No Nilai Kekerasan HRB 1 76,50 0, , , , ,50 0,25 Total =76,0 9,5 54

2 4.1.2 Komposisi kimia material piston asli Daihatsu Hi-Jet-1000 Hasil uji komposisi kimia menunjukkan bahwa material piston Daihatsu Hi-Jet 1000 mempunyai paduan unsur utama 84,19 % Al dan 10,7% Si. Adapun hasil lengkap pengujian komposisi material piston Daihatsu Hi-Jet-1000 disajikan pada Tabel 4.2 dan Lampiran. Tabel 4.2 Hasil uji komposisi kimia material piston Daihatsu Hi-Jet-1000 Unsur persentase Deviasi Al 84,19 0,8298 Si 10,7 0,807 Fe 0,465 0,0504 Cu 0,981 0,0830 Mn 0,0410 0,0057 Mg 1,15 0,136 Cr 0,0318 0,0039 Ni 2,29 0,238 Zn 0,00 0,00 Sn 0,016 0,000 Ti 0,0784 0,0049 Pb 0,0007 0,000 Be 0,00 0,000 Ca 0,0162 0,0026 Sr 0,00 0,00 V 0,0070 0,00 Material piston Daihatsu Hi-Jet 1000 dengan paduan komposisi kimia dapat dikelompokkan kedalam paduan aluminium AA (ASM Vol 15, 1998). Paduan aluminium AA merupakan paduan aluminium yang digunakan untuk komponen-komponen otomotif seperti piston. Dimana paduan aluminium AA atau JIS AC8B mempunyai komposisi kimia dan sifat mekanis yang diperlihatkan pada Tabel 4.3 dan Tabel

3 Tabel 4.3 Komposisi paduan AA Paduan Si Fe Cu Mn Mg Cr Ni Zn AA , ,5 0,05-0,5-0,5 <0,1 AC8B 8,5-10,5 < 1 2,0-4,0 < 0,5 0,5 1,5-0,1<1 <0,5 Alloy Temper Tabel 4.4 Sifat mekanik paduan AA Ultimate tensile strength 0.2% offset yield stenth Elongation in 50mm (2in),% Hardness MPa ksi MPa ksi (HB) (HRB) T , Strukturmikro material piston Daihatsu Hi-Jet 1000 Hasil pengujian struktur mikro pada material piston Daihatsu Hi-Jet-1000 ditunjukan pada Gambar 4.1. Unsur Si berbentuk seperti serpihan memanjang dan tersebar merata dan unsur Al berwarna putih. Si Al Gambar 4.1 Struktur mikro material piston Daihatsu Hi-Jet 1000 dengan perbesaran mikroskop 1000X. 56

4 4.2 Kualitas Hasil Peleburan Piston Bekas Hasil identifikasi kualitas hasil peleburan piston bekas Pada tahapan ini, untuk mengetahui kualitas material hasil peleburan limbah piston bekas, dilakukan 2x peleburan. Limbah piston bekas yang digunakan adalah piston bekas kendaraan bensin dari bermacam macam merek. Setelah dilakukan pengecoran terhadap limbah material piston kemudian dilakukan pengujian kekerasan, komposisi dan struktur mikro. Hasil pengujian tersebut adalah sebagai berikut ini: a. Kekerasan hasil pengecoran material limbah piston bekas Hasil pengujian kekerasan untuk mengetahui kualitas pengecoran limbah piston bekas dihasilkan data seperti pada Tabel 4.5 berikut Tabel 4.5 Nilai pengujian kekerasan Rockwell B material limbah piston bekas PENGECORAN I PENGECORAN II No Nilai Kekerasan Nilai Kekerasan HRB HRB 1 53,00 6,76 50,00 0, ,50 3,61 46,50 10, ,00 0,16 51,00 1, ,00 0,36 48,00 3, ,50 0,90 54,00 16,81 Total =50,4 11,79 =49,9 32,53 b. Komposisi kimia hasil pengecoran material limbah piston bekas Hasil pengujian komposisi kimia untuk mengetahui kualitas pengecoran limbah piston bekas dihasilkan data seperti pada Tabel 4.6 berikut Tabel 4.6 Hasil uji komposisi material limbah piston bekas Paduan Al Si Fe Cu Mn Mg Cr Ni Zn Pengecoran I 86,27 7,98 1,50 1,40 0,421 0,954 0,0784 0,694 0,922 Pengecoran II 87,82 7,76 0,775 1,40 0,368 0,353 0,036 0,005 1,23 57

5 c. Strukturmikro hasil pengecoran material limbah piston bekas Hasil pengujian strukturmikro pada hasil pengecoran material limbah piston bekas diperlihatkan pada Gambar 4.2. Menunjukan bahwa unsur Si tersebar tidak merata dan jumlahnya tidak banyak. Sedangkan unsur Al lebih dominan dan merata dibandingkan dengan strukturmikro pada material piston Daihatsu Hijet Si Porositas Al a. Pengecoran I. Si Porositas Al Dendrit b. Pengecoran II. Gambar 4.2 Strukturmikro hasil pengecoran material limbah piston bekas pada pengecoran I & II dengan perbesaran mikroskop 1000X 58

6 4.2.2 Pembahasan Identifikasi kualitas hasil peleburan piston bekas Berdasarkan hasil uji kekerasan diketahui bahwa material hasil pengecoran limbah piston bekas mempunyai harga kekerasan yang lebih rendah jika dibandingkan dengan material piston Daihatsu. Pada pengecoran I rata-rata kekerasan 50,4 HRB, pengecoran II 49,9 HRB sedangkan material piston Daihatsu mempunyai kekerasan 76 HRB. Dari hasil uji komposisi terdapat perbedaan komposisi Al dan Si antara hasil pengecoran limbah piston bekas dengan meterial piston Daihatsu. Pada pengecoran I mempunyai 87,82 % Al dan 7,76 % Si, pengecoran II mempunyai 86,27 % Al dan 7,98 % Si, sedangkan material piston Daihatsu mempunyai 84,19 % Al dan 10,7 % Si. Perbedaan ini cukup signifikan, karena pada pengecoran I dan II belum masuk dalam batas standar paduan aluminium AA (ASM Vol 15, 1992). Seperti halnya hasil pengujian kekerasan dan pengujian komposisi, pengujian strukturmikro juga menunjukkan hasil yang masih belum sesuai dengan bentuk strukturmikro piston Daihatsu. Kekerasan hasil pengecoran ulang limbah piston bekas masih dibawah kekerasan piston Daihatsu. Komposisi kimia hasil pengecoran ulang limbah piston bekas khususnya untuk kandungan % Si juga masih dibawah komposisi piston Daihatsu dan standar paduan aluminium AA Pengamatan struktur mikro hasil pengecoran ulang limbah piston bekas memiliki unsur Si yang lebih sedikit dan tersebar tidak merata. Hal ini berbeda sekali dengan bentuk struktur mikro piston Daihatsu yang memiliki matrik Si yang tersebar merata. Hasil ini menunjukkan bahwa limbah piston bekas tidak bisa didaur ulang secara langsung sebagai material piston. Agar limbah piston bekas dapat dimanfaatkan menjadi material piston perlu dilakukan usaha perbaikan kualitas hasil coran, khususnya kualitas kekerasan, komposisi kimia dan strukturmikro yang merupakan struktur dasar material piston. Salah satu usaha yang bisa dilakukan adalah dengan penambahan material silikon karbida (SiC) dan Magnesium (Mg) untuk meningkatkan kekuatan mekanis, sehingga terbentuk material piston komposit. Piston komposit memiliki kelebihan, selain ringan juga memiliki kekuatan sifat mekanis tinggi. Kekuatan sifat mekanis dapat dikontrol dengan pengaturan komposisi campuran pada material limbah piston, silikon karbida (SiC) dan Magnesium (Mg). 59

7 4.3 Karakterisasi dan Sifat Mekanik Material Piston Komposit Material komposit digunakan untuk membuat piston komposit. Campuran material komposit yang paling baik, selanjutnya dibentuk piston dengan metode stir casting dan squeeze casting. Spesimen material piston komposit diuji karakteristik dan sifat mekanik diantaranya uji kekerasan, uji SEM, Uji densitas, dan porositas. Proses pembuatan piston komposit dengan variasi komposisi campuran 90% piston bekas + 5 % SiC + 5% Mg kode A1, 80% piston bekas + 11% SiC + 9 % Mg kode A2, 70% piston bekas + 18 % SiC + 12% Mg kode A3, dan piston asli kode A. Tekanan squeeze casting pada pembuatan piston komposit memakai tekanan 200 MPa. Proses peleburan pada suhu 725 o C, tetapi waktu memasukan serbuk SiC dengan ukuran butir 40 µm pada suhu 600 o C. Sebelumnya SiC dipanaskan dulu pada suhu 700 o C untuk menghilangkan kandungan air (H 2 O). Preheating cetakan pada suhu 450 o C, dan putaran pengadukan pada mesin stir casting 200 rpm. Spesimen piston komposit ditunjukan pada Gambar 4.3, hasil yang paling optimal dari komposisi campuran yang nantinya digunakan untuk pembuatan prototipe piston komposit. Pengujian karakteristik dan sifat mekanik piston komposit dikomparasikan dengan piston asli Daihatsu Hijet Pembuatan spesimen berbentuk silinder dengan ukuran diameter 20 mm dan tinggi 80 mm. Pemotongan spesimen dibagi tiga, yaitu atas, tengah, dan bawah sehingga mewakili seluruh spesimen komposit. Gambar 4.3 Spesimen Piston komposit 60

8 4.3.1 Uji Metalurgrafi Uji metalurgrafi digunakan untuk menganalisa strukturmikro sampai topografi permukaan dengan pembesaran yang ditentukan. Pada penelitian ini pengujian metalurgrafi menggunakan Scanning electron microscope (SEM) merk JOEL tipe JSM-6510LA yang dilakukan di Laboratorium Terpadu Undip Semarang yang ditunjukan pada Gambar 4.4. Gambar 4.4 SEM merk JOEL tipe JSM-6510LA Metalurgrafi piston komposit digunakan untuk mengamati penyebaran komposisi campuran yang terdiri dari Al-Si, SiC, dan Mg. Spesimen di foto dengan SEM dan untuk memperjelas foto sampai pembesaran 900x. Hasil foto strukturmikro pada komposisi campuran A1 pada Gambar 4.5. Nampak butiran SiC yang berbentuk butiran tidak seragam dengan ukuran butir rata-rata 40 µm. Ikatan permukaan SiC dengan aluminium kurang kuat dan butiran tidak diselimuti matrik aluminium yang diperlihatkan pada Gambar 4.5a dengan pembesaran 500x. Ini disebabkan antarmuka matrik tidak memiliki wetting agent atau reaksi pengikat antara interface aluminium dan SiC. Walaupun sudah ada penambahan magnesium sebagai wetting agent tetapi tidak mampu membasahi butiran SiC (Anastasia Sahari, 2009). Gambar 4.5b dengan pembesaran 900x memperlihatkan dengan jelas dominasi penguat butiran SiC lebih besar dibanding matrik aluminium, dan hanya sedikit matrik aluminium yang mampu menyelimuti butiran SiC. Peningkatan tekanan squeeze casting sampai 200 MPa tidak mampu menyatukan antarmuka antara penguat dan 61

9 matrik, namun tekanan squeeze casting dapat meningkatkan kekerasan dan densitas piston komposit (Hasan Z, 2008). Mg Mg SiC Al Al SiC a) Pembesaran 500 x b) Pembesaran 900 x Gambar 4.5. Strukturmikro material piston komposit A1 a) pembesaran 500x dan b) pembesaran 900x Bertambahnya kandungan magnesium sebesar 9% wt Mg pada komposisi campuran A2 yaitu 80% piston bekas + 11% SiC dengan tekanan squeeze casting 200 MPa mampu meningkatkan ikatan antarmuka matrik dan penguat, dimana diperlihatkan pada Gambar 4.6a dengan pembesaran 500x. Terlihat unsur magnesium membasahi permukaan silikon karbida dengan warna hitam dan mengikilat. Magnesium (Mg) mampu sebagai wetting agent pada komposisi campuran A2. Magnesium meningkatkan pembasahan antara matrik dan penguat dengan cara menurunkan tegangan permukaaan antara keduanya (Lutfi & Sukron., 2010). Gambar 4.6b dengan pembesaran 900x menampakan matrik aluminium dari piston bekas menyelimuti seluruh permukaan SiC. Dibandingkan dengan komposisi campuran A1, untuk komposisi campuran A2 lebih baik. Strukturmikro komposisi campuran A3 menampakan ikatan antarmuka matrik dan penguat lebih sempurna yang terlihat pada Gambar 4.7a dengan pembesaran 500x. Bertambahnya kandungan unsur magensium sebesar 12% wt Mg mampu membasahi permukaan SiC. Gambar 4.7b hampir seluruh permukaan SiC diselubungi matrik aluminium yang berwarna putih. 62

10 SiC SiC Al Al Mg Mg a) Pembesaran 500 x b) Pembesaran 900 x Gambar 4.6 Strukturmikro material piston komposit A2, a) pembesaran 500x dan b) pembesaran 900x Penambahan magnesium (Mg) pada pembuatan aluminium matrik komposit dapat meningkatkan pembasahan dan daya lekat antara matrik dan penguat dengan membentuk fasa spinel MgAl 2 O 4 dan MgO pada daerah antarmuka matrik aluminium dan panguat SiC (Sanggahaleh et,al., 2009). Fasa spinel dapat meruduksi tegangan permukaan antara matrik dan penguat, sehingga dapat meningkatkan daya lekatnya. Daya lekat antara matrik dan penguat berkaitan dengan kemampuan komposit mendistribusikan gaya luar dari matrik menuju penguat secara merata. Daya lekat dipengaruhi penambahan Mg untuk meningkatkan sifat mekanis aluminium matrik komposit (Geng lin et.al., 2010). Unsur ini menempel diseluruh permukaan butiran SiC. Mampu basah antamuka penguat terhadap matrik merupakan aspek penting dalam menentukan kekuatan material komposit (Vahlas et, al., 1999). Mampu basah membentuk ikatan kimia yang kuat pada antarmuka dan perilaku mampu basah dapat diketahui dengan menghitung sudut kontak dan tegangan permukaan. Penguat SiC dapat menahan indentasi pada pengujian kekerasan, sehingga nilai kekerasan komposit Al/SiC sangat potensial pada aplikasi struktural di industri transportasi. Tetapi material tersebut memiliki 63

11 keuletan dan ketangguhan yang rendah diakibatkan ikatan interfece yang lemah (Ortega et, al., 2007). Mg SiC Al SiC Mg Al a) Pembesaran 500 x b) Pembesaran 900 x Gambar 4.7. Strukturmikro piston komposit A3 tekanan menggunakan SEM, a) pembesaran 500x dan b) pembesaran 900x Uji Kekerasan Pengujian kekerasan bertujuan untuk mengetahui kekerasan pada material piston komposi. Kekerasan piston komposit dipengaruhi penambahan silikon karbida (SiC) (Vaillant, 1995). Pengujian kekerasan menggunakan Rockwell B dengan beban mayor 60 kg, penahanan 5 detik, dan menggunakan identer ball. Gambar 4.8a menunjukan pengujian spesimen dengan mesin Rockwell. Pengujian mikrohardness menggunakan Vickershardness dengan beban 0,3 gram selama 10 detik dignakan sebagai pembanding, bagaiman ditunjukan pada Gambar 4.8b. Pengujian dilakukan beberpa titik, sehingga mewakili seluruh permukaan spesimen uji kekerasan. Spesimen material piston komposit dengan variasi penambahan silikon karbida mulai dari 5, 11, dan 18% SiC dan penambahan Magnesium. Penambahan silikon karbida, maka magnesium juga bertambah mulai dari 5, 9, dan 12% Mg. Untuk hasil pengujian spesimen material piston komposit ditunjukan pada Tabel

12 (a) (b) Gambar 4.8 Pengujian kekerasan a) Rockwell B, b) Vickershardness Hasil kekerasan piston komposit dipengaruhi penambahan silikon karbida. Komposisi campuran material piston komposit 70% piston bekas + 18 % SiC + 12% Mg kode A3 memiliki kekerasan yang paling optimal dan mendekati kekerasan spesimen piston Daihatsu Hijet Untuk campuran A1 dan A2 masih dibawah kekerasan material piston, dengan selisih kekerasan 23,9 HRB (31,4%) dan 10,6 HRB (13,9%). Tabel 4.7 Hasil pengujian kekerasan spesimen piston komposit Komposisi piston komposit Hasil Kekerasan HRB HVN 90% PB + 5 % SiC + 5% Mg (A1) 52,1 101,0 80% PB + 11% SiC + 9% Mg (A2) 65,4 115,5 70% PB + 18 % SiC + 12% Mg (A3) 75,5 138 Kontrol (Piston Daihatsu Hijet -1000) (A) 76,0 139 Bertambahnya kanduang SiC dan magenesium menambah kekerasan spesien piston komposit (Zamheri A, 2011). Komposisi campuran A3 pada tekanan squeeze casting 200 MPa memiliki kekerasan mendekati kekerasan piston Daihatsu Hijet-1000 sebesar 75,5 HRB (138 HVN). Ini didukung hasil strukturmikro SEM menunjukan matrik aluminium mampu menyelimuti SiC 65

13 Nilai Kekerasan (HRB) secara sempurna dibandingan komposisi campuran lainya. Ditemukan komposisi campuran yang paling optimimal, maka bisa direkomendasikan untuk pembuatan prototipe piston komposit. Tekanan squeeze casting proses pembuatan spesimen piston komposit berpengaruh terhadap kekerasan material (Duskiardi, 2002). Pada tekanan 200 MPa untuk komposisi campuran A3 mampu menyamai sifat mekanik piston Daihatsu Hijet Menambah kekerasan material piston komposit setiap penambahan penguat SiC rata-rata naik 16 %, yang mana bisa dilihat digrafik pada Gambar A1 2A2 A3 4 A 6 Komposisi Campuran Piston Komposit Gambar 4.9 Hasil Pengujian kekerasan material piston komposit Penambahan penguat SiC dapat meningkatkan kekerasan sifat mekanik 100 % (Mahadevan, 2008). Tetapi batas campuran volume fraksi penguat untuk proses stir casting tidak boleh lebih dari 20% karena dapat menyebabkan kerapuhan dan aliran cor rendah (Martin I., 2011). Penambahan partikel penguat SiC sebanyak 18% SiC dan 12% Mg pada komposisi campuran penelitian ini sudah optimal. Didukung diameter partikel SiC yang kecil dengan ukuran butir 40 µm mampu mendukung kekerasan. Semakin kecil ukuran butir akan meningkatkan kekerasan dan mengurangi keausan piston (Z.F. Zhang, et.al., 2006). Unsur Magnesium berkorelasi dengan peningkatan SiC. Unsur magnesium bertambah dapat meningkatkan pembasahan antara matrik dan penguat dengan cara menurunkan tegangan permukaaan antara keduanya (Lutfi & Sukron., 2010). Unsur 66

14 magnesium memberi daya lekat antara matrik dan penguat berkaitan dengan kemampuan komposit mendistribusikan gaya luar dari matrik menuju penguat secara merata. Daya lekat dipengaruhi penambahan Mg untuk meningkatkan sifat mekanis aluminium matrik komposit (Geng lin et.al., 2010) Uji Porositas Uji porositas menggunakan timbangan digital digital merk sarforious. Dengan cara menimbang pada keadaan kering dan dalam keadaan basah. Pengujian menggunakan standart ASTM C yang mengacu pada hukum Archimedes (Singla et, al., 2009). Untuk pengujian porositas dilakukan di laboratorium bahan Teknik Mesin UGM Yogyakarta yang ditunjukan pada Gambar Hasil uji porositas berbanding terbalik dengan pengujian kekerasan, semakin keras dari material piston komposit, maka porositas semakin menurun. Gambar 4.10 Pengujian porositas Porositas paling tinggi dimiliki oleh komposisi campuran A1 sebesar 15,16%. Meningkatkan kandungan unsur penguat SiC menurunkan porositas yaitu pada campuran A2 sebesar 9,5% atau menurun 37%. Porositas paling rendah dimiliki oleh komposisi campuran A3 sebesar 6,37% atau mengalami penurunan porositas dari komposisi campuran A2 sebesar 32%. Komposisi campuran A3 memiliki komposisi campuran paling tinggi pada unsur SiC sebesar 18% wt SiC, dan unsur Mg sebesar 12% wt Mg. Hasil pengujian porositas material piston komposit ditampilkan pada Tabel

15 Tabel 4.8 Hasil pengujian porositas spesimen material piston komposit Komposisi piston komposit Hasil Uji Porositas (%) 90% PB + 5 % SiC + 5% Mg (A1) 15,16 80% PB + 11% SiC + 9% Mg (A2) 9,5 70% PB + 18 % SiC + 12% Mg (A3) 6,37 Kontrol (Piston Daihatsu Hijet -1000) (A) 2,357 Porositas yang terdapat pada spesimen material piston komposit AlSi- SiC-Mg terbentuk dari berbagai hal, mulai dari porositas saat proses pengadukan dalam furnace stir casting. Proses stir casting pada lelehan alumunium paduan dan serbuk penguat SiC menyerap gas pada atmosfer dan masuk kedalam lelehan komposit. Gas terjebak menyebabkan porositas dan menurunkan sifat mekanis. Porositas bertindak sebagai daerah konsentrasi tegangan dan menjadi awal penyebab retak (Hashim J et.al, 2002). Porositas dapat dihilangkan dengan proses squeeze casting, tetapi pada proses ini tekanan terlalu kecil (Shasha et, al, 2012). Selain gas terjebak, faktor Particle pull-out juga berpengaruh pada porositas. Particle pull-out karena pembasahan dan kekuatan antarmuka yang kurang baik. Ikatan interface antara matrik dan penguat rawan untuk terlepas (pull-out), sehingga menimbulkan lubang yang mengakibatkan poros. Menurut Kwok JKM (1999), Particle pull-out disebabkan karena proses gesekan antarmuka, seperti pada proses pengamplasan. Partikel penguat SiC yang kurang baik berikatan dengan matrik dapat mudah terlepas yang menimbulkan porositas. Porositas semakin kecil menjadikan nilai kekuatan mekanis lebih tinggi. Pertambahnya penguat SiC dan unsur Mg mulai dari 5, 11, dan 18% wt SiC dan 5, 9, dan 12% wt Mg menurunkan porositas, dimana bisa dilihat pada Gambar Porositas banyak terjadi pada daerah interface atau antarmuka matrik dan penguat yang ditampilkan pada Gambar 4.12a. Butiran SiC tidak terbasahi oleh matrik aluminium disebabkan partikel SiC berbentuk irreguler 68

16 Porositas (%) dan bersudut (Gupta M, et,al, 1995), dan rendahnya unsur Mg sebagai wetting agent (Lutfi & Sukron., 2010) A1 A2 2 A3 A 4 6 Komposisi Campuran Piston Komposit Gambar 4.11 Hasil Pengujian porositas material piston komposit Clustering dapat menyebabkan porositas. Berkumpulnya butiran SiC menyebabkan wilayah tengah cluster tersebut tidak dapat terbasahi oleh matrik alumunium. Partikel penguat dalam suatu lelehan logam pada pengecoran material komposit cenderung membentuk cluster (Hashim J et.al, 2002). Cluster dihilangkan dengan meningkatkan kecepatan putaran stir casting, pada putaran 200 rpm belum mampu meratakan partikel SiC. Cluster memiliki daerah yang tidak mampu terbasahi matrik aluminium (daerah tengah), sehingga daerah ini banyak terjadi poros dan tidak memiliki daerah antarmuka. Porositas diakibatkan cluster diperlihatkan pada Gambar 4.12b. Porositas interface Cluster (A) (b) Gambar 4.12 Penyebab porositas a) interface, dan b) Cluster 69

17 4.3.4 Uji Energy Dispersive X-ray Spectroscopy (EDX) Uji EDX untuk mengetahui senyawa kimia yang terkandung pada spesimen. Karakterisasi ini bergantung pada interaksi beberapa eksitasi sinar X dengan spesimen. Pengujian EDX diambil dari foto SEM dengan titik pengambilan yang sama. Pengamatan SEM pada komposisi campuran A1, A2, A3, dan A tampak adanya penguat SiC. Terdapat pula spektrum warna lain yang memungkinkan adanya endapan (persipitat). 20 µm Gambar 4.13 Foto SEM untuk pengambilan titik uji EDX pada spesimen A1 Gambar 4.13 menunjukan titik pengambilan uji EDX pada spesimen A1 untuk mendapatkan hasil komposisi kimia. Kandungan unsur SiC mendominasi campuran komposisi sebesar 59,8. Unsur karbon (C) 28,29%, unsur Mg sebesar 2,89%, unsur Fe 6,65%, dan unsur Al 2,89%, hasil ini diperlihatkan pada Tabel 4.9. Spesimen A1dilihat dari grafik Gambar Puncak puncak menunjukan unsur elemen yang paling besar. Tabel 4.9 Hasil pengujian EDX spesimen material piston komposit Spesimen Elemen % SiO 2 C MgO Al 2 O 3 FeO O Total A1 59,28 28,89 2,29 2,89 6, A2 31, ,44 48,68 1, A3 44,26 20,42 0,22 33,88 1, A 20,03 (Si) 79,97 (Al)

18 FeKesc FeKb Counts FeKa CKa OKa Puncak puncak pada grafik memperlihatkan senyawa silikon oksida (SiO 2) paling tinggi pada energi kiloelectron-volts (kev). Dibawahnya unsur karbon (C) dan unsur besi (Fe). Unsur alumunium oksida (Al2O3) dan unsur Magnesium oksida memiliki puncak paling rendah. Tinggi dan rendahnya puncak pada grafik sesuai dengan besarnya komposisi senyawa (ASM Vol 9, 2004) MgKa AlKa SiKa FeLl FeLa Gambar 4.14 Grafik hasil uji EDS pada komposisi spesimen A1 Pengambilan titik uji EDS pada spesimen A2 diperlihatkan pada foto SEM Gambar Hasil foto SEM menampakan unsur SiC terselimuti unsur alumunium dan hampir merata, tetapi SiC masih sedikit yang terbuka permukaanya. kev 20 µm Gambar 4.15 Foto SEM untuk pengambilan titik uji EDX pada spesimen A2 71

19 FeKesc FeKb FeKa CKa Counts OKa Puncak tertinggi menunjukan unsur Al 2 O 3 dengan komposisi sebanyak 48,68%, kemudian tertinggi nomor dua dimiliki unsur SiO 2 sebesar 31,00. Kandungan senyawa mendominasi komposisi campuran pada spesimen A2 dengan diperkuat hasil foto SEM pada grafik Gambar Bertambahnya kandungan Mg yang diperlihatkan pada puncak grafik yang semakin tinggi, meningkatkan ikatan interface pada matrik dan penguat, karena Mg sebagai wetting agent (Lutfi & Sukron., 2010). Wetting agent pada unsur Mg meningkatkan terbentuknya unsur Al 2 O 3 dan SiO 2. Unsur karbon (C) puncaknya lebih rendah dari pada puncak pada spesimen A1, dimana unsur karbon memiliki komposisi sebesar 13.96%. Menurunya unsur karbon diikuti rendahnya unsur besi (Fe). Fe memiliki kandungan komposisi sebesar 1,92% MgKa AlKa SiKa FeLl FeLa kev Gambar 4.16 Grafik hasil uji EDS pada komposisi spesimen A2 Kandungan komposisi spesimen A3 memiliki kandungan 70% PB + 18 % SiC + 12% Mg. Hasil uji EDS memperlihatkan kandungan unsur SiC paling besar yaitu 44,26% yang ditampilkan pada Tabel 4.9, dan puncak lebih tinggi, bagaimana bisa dilihat pada Gambar Puncak tertinggi kedua dimiliki unsur Al 2 O 3 sebesar 33,88% dan ketiga unsur C sebesar 20,42%. Hasil uji EDS sesuai dengan bertambahnya kandungan unsur SiC dan Mg pada spesimen A1. Puncak paling rendah dimiliki unsur Fe dengan kandungan komposisi 1,22% dan unsur MgO sebesar 0,22%. Rendahnya kandungan unsur MgO disebabkan meratanya matrik alumunium yang menyelimuti penguat SiC, sehingga kandungan Mg 72

20 MgKa FeKesc FeKa FeKb Counts SiKa AlKa melapisi permukaan SiC untuk membentuk interface yang baik dan mengurangi tegangan permukaaan antara keduanya (Lutfi & Sukron., 2010) CKa OKa FeLl FeLa kev Gambar 4.17 Grafik hasil uji EDS pada komposisi spesimen A3 Pengambilan uji EDS pada titik foto uji SEM, sehingga mewakili komposisi campuran pada spesimen A3. Hasil foto SEM spesimen A3 yang diperlihatkan pada Gambar 4.18 menampakan unsur SiC hampir seluruhnya diselimuti unsur aluminium, dan ini lebih merat dibandingkan foto SEM pada spesimen A2. Unsur aluminium berwarna putih dan unsur SiC berwarna hitam berbentuk menyudut. Uji EDX posisi penembakan sinar X menganai dua unsur yang dominan pada komposisi campuran ini. 20 µm Gambar 4.18 Foto SEM untuk pengambilan titik uji EDX pada spesimen A3 73

21 Hasil uji EDS pada piston Daihatsu Hijet-1000 untuk kandungan komposisi kimia tidak sesuai dengan hasil uji komposisi kimia dengan spektrometri. Ketidaksamaan komposisi kimia dikarenakan pengambilan pada titik uji yang berbeda. Titik uji EDS pada piston asli ditunjukan pada Gambar 4.19 yang merupakan hasil uji foto SEM. 100 µm Gambar 4.19 Foto SEM untuk pengambilan titik uji EDX pada Piston Daihatsu Hijet-1000 Pengujian EDS waktu yang digunakan sec dan energi sebesar 20.0 kv, untuk energi yang digunakan pada Al 1,486 dan Si 1,739 kev. Unsur yang dihasilkan terdiri dari unsur Al sebesar % dan unsur Si sebesar %. Unsur dua ini memiliki puncak-puncak paling tinggi yang ditunjukan pada Gambar 4.20, Semakin tinggi dari puncak pada grafik EDX memiliki unusr paling tinggi (ASM Vol 9, 2004). Unsur Al memiliki puncak paling tinggi dan dibawahnya unsur Si, hasil sesuai dengan kandungan komposisi kimia yang diperlihatkan pada tabel diatas. Analisis komposisi menggunakan EDS, unsur Si yang terkandung dalam suatu material, mempengaruhi nilai kekerasan. Nilai kandungan unsur Si pada piston asli pada daerah Hypoeutectic, daerah Eutectic dan daerah Hypereutectic nilai kekerasan yang dihasilkan berbeda, Sesuai dengan buku. (ASM International, 2004). Kompisisi Al-Si Hypoeutectic dimana memiliki fasa Primer dendritik α-aluminium. (Muhammad HH, 2008 ). 74

22 SiKa Counts AlKa kev Gambar 4.20 Garfik hasil uji EDS pada komposisi piston Daihatsu Hijet

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian adalah cara yang dipakai dalam suatu kegiatan penelitian, sehingga mendapatkan hasil yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademis dan ilmiah. Adapun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Material aluminium tinggal 8% di kerak bumi. Permintaan di seluruh dunia untuk aluminium berkembang 29 juta ton per tahun. 22 juta ton adalah aluminium baru dan 7 juta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA. Gajah Mada, penulis mendapatkan hasil-hasil terukur dan terbaca dari penelitian

BAB IV HASIL DAN ANALISA. Gajah Mada, penulis mendapatkan hasil-hasil terukur dan terbaca dari penelitian BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1 Hasil Pengujian Spesimen Dalam melakukan penelitian uji dilaboratorium bahan teknik Universitas Gajah Mada, penulis mendapatkan hasil-hasil terukur dan terbaca dari penelitian

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil-hasil pengujian yang telah dilakukan pada material hasil proses pembuatan komposit matrik logam dengan metode semisolid dan pembahasannya disampaikan pada bab ini. 4.1

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pembuatan Spesimen Uji Dimensi benda kerja dari hasil pengecoran dapat dilihat pada Gambar 4.1 dan keseluruhan dari benda kerja dapat dilihat pada gambar 4.2. Gambar

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH TEKANAN DAN KOMPOSISI CAMPURAN PADA PROTOTIPE PISTON KOMPOSIT DENGAN PENGUAT SILIKON KARBIDA (SiC) MENGGUNAKAN METODE SQUEEZE CASTING

STUDI PENGARUH TEKANAN DAN KOMPOSISI CAMPURAN PADA PROTOTIPE PISTON KOMPOSIT DENGAN PENGUAT SILIKON KARBIDA (SiC) MENGGUNAKAN METODE SQUEEZE CASTING Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun 201 4 ISBN: 978-602-1180-04-4 STUDI PENGARUH TEKANAN DAN KOMPOSISI CAMPURAN PADA PROTOTIPE PISTON KOMPOSIT DENGAN PENGUAT SILIKON KARBIDA (SiC) MENGGUNAKAN METODE SQUEEZE CASTING

Lebih terperinci

Gardan. Vol. 5 No. 1, Oktober

Gardan. Vol. 5 No. 1, Oktober ANALISA PENGARUH PERLAKUAN PANAS PISTON KOMPOSIT BERPENGUAT SILIKON KARBIDA (SiC) MENGGUNAKAN METODE SQUEEZE CASTING TERHADAP KARAKTERISASI DAN SIFAT MEKANIK Radimin 1), Fuad Abdillah 2) *Pendidikan Teknik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan bahan dasar velg racing sepeda motor bekas kemudian velg tersebut diremelting dan diberikan penambahan Si sebesar 2%,4%,6%, dan 8%. Pengujian yang

Lebih terperinci

STUDI KEKUATAN IMPAK PADA PENGECORAN PADUAL Al-Si (PISTON BEKAS) DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Mg

STUDI KEKUATAN IMPAK PADA PENGECORAN PADUAL Al-Si (PISTON BEKAS) DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Mg STUDI KEKUATAN IMPAK PADA PENGECORAN PADUAL Al-Si (PISTON BEKAS) DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Mg Rusnoto Program Studi Teknik Mesin Unversitas Pancasakti Tegal E-mail: rusnoto74@gmail.com Abstrak Piston merupakan

Lebih terperinci

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal. 12-19 ISSN 0216-7395 ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN TITANIUM (Ti) TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PADA PRODUKSI SEPATU KAMPAS REM DAUR ULANG BERBAHAN ALUMINIUM

Lebih terperinci

Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus

Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus ANALISA PENGARUH TEKANAN DAN KOMPOSISI CAMPURAN PADA PROTOTIPE PISTON KOMPOSIT DENGAN PENGUAT SILIKON KARBIDA (Sic) MENGGUNAKAN METODE SQUEEZE CASTING Radimin 1 *, Fuad Abdillah 2 *Pendidikan Teknik Mesin-Fakultas

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN Mg TERHADAP SIFAT KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK SERTA STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN Al-Si BERBASIS MATERIAL PISTON BEKAS

PENGARUH PENAMBAHAN Mg TERHADAP SIFAT KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK SERTA STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN Al-Si BERBASIS MATERIAL PISTON BEKAS Pengaruh Penambahan Mg Terhadap Sifat Kekerasan dan... ( Mugiono) PENGARUH PENAMBAHAN Mg TERHADAP SIFAT KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK SERTA STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN Al-Si BERBASIS MATERIAL PISTON BEKAS

Lebih terperinci

STUDI BAHAN ALUMUNIUM VELG MERK SPRINT DENGAN METODE TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

STUDI BAHAN ALUMUNIUM VELG MERK SPRINT DENGAN METODE TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS NASKAH PUBLIKASI STUDI BAHAN ALUMUNIUM VELG MERK SPRINT DENGAN METODE STANDARD ASTM TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH PENGECORAN ULANG TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMUNIUM ADC 12

ANALISA PENGARUH PENGECORAN ULANG TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMUNIUM ADC 12 D.20. Analisa Pengaruh Pengecoran Ulang terhadap Sifat Mekanik... (Samsudi Raharjo) ANALISA PENGARUH PENGECORAN ULANG TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMUNIUM ADC 12 Samsudi Raharjo, Fuad Abdillah dan Yugohindra

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA. pengujian komposisi material piston bekas disajikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Uji Komposisi Material Piston Bekas

BAB IV HASIL DAN ANALISA. pengujian komposisi material piston bekas disajikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Uji Komposisi Material Piston Bekas BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1 Hasil Pengujian Komposisi Bahan Hasil uji komposisi menunjukan bahwa material piston bekas mempunyai unsur paduan utama 81,60% Al dan 13,0910% Si. Adapun hasil lengkap pengujian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan bahan dasar piston bekas. Proses pengecoran dengan penambahan Ti-B 0,05%

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan bahan dasar piston bekas. Proses pengecoran dengan penambahan Ti-B 0,05% BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Mulai Studi Literatur Persiapan Alat dan Bahan bahan dasar piston bekas Proses pengecoran dengan penambahan Ti-B 0,05% Pengecoran suhu cetakan 250 C Pengecoran

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN bawah ini. Metodologi yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada kedua bagan di Gambar 3.1 Proses Pembuatan bahan matriks Komposit Matrik Logam Al5Cu 27 28 Gambar

Lebih terperinci

VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK

VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK Bambang Suharnadi Program Diploma Teknik Mesin Sekolah Vokasi UGM suharnadi@ugm.ac.id Nugroho Santoso Program

Lebih terperinci

METODOLOGI. Langkah-langkah Penelitian

METODOLOGI. Langkah-langkah Penelitian METODOLOGI Langkah-langkah Penelitian 7. Centrifugal Casting Proses centrifugal casting yang dilakukan adalah pengecoran sentrifugal horisontal dengan spesifikasi sebagai berikut : Tabung Cetakan Diameter

Lebih terperinci

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN Momentum, Vol. 0, No., Oktober 04, Hal. 55-6 ISSN 06-795 ANALISA PENGARUH VARIASI TEMPERATUR CETAKAN PADA SEPATU KAMPAS REM BERBAHAN PADUAN ALUMINIUM SILIKON (Al-Si) DAUR ULANG DENGAN PENAMBAHAN UNSUR

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pembuatan spesimen dilakukan dengan proses pengecoran metode die

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pembuatan spesimen dilakukan dengan proses pengecoran metode die BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengecoran Hasil penelitian tentang pembuatan poros berulir (Screw) berbahan dasar 30% Aluminium bekas dan 70% piston bekas dengan penambahan unsur 2,5% TiB. Pembuatan

Lebih terperinci

ANALISA PERBEDAAN SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PISTON HASIL PROSES PENGECORAN DAN TEMPA

ANALISA PERBEDAAN SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PISTON HASIL PROSES PENGECORAN DAN TEMPA ANALISA PERBEDAAN SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PISTON HASIL PROSES PENGECORAN DAN TEMPA Ahmad Haryono 1*, Kurniawan Joko Nugroho 2* 1 dan 2 Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Pratama Mulia Surakarta

Lebih terperinci

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian ditunjukkan pada Gambar 3.1: Mulai Mempersiapkan Alat Dan Bahan Proses Pengecoran

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. peralatan sebagai berikut : XRF (X-Ray Fluorecense), SEM (Scanning Electron

BAB V HASIL PENELITIAN. peralatan sebagai berikut : XRF (X-Ray Fluorecense), SEM (Scanning Electron BAB V HASIL PENELITIAN Berikut ini hasil eksperimen disusun dan ditampilkan dalam bentuk tabel, gambar mikroskop dan grafik. Eksperimen yang dilakukan menggunakan peralatan sebagai berikut : XRF (X-Ray

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN TEMBAGA (Cu) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN ALUMINIUM-SILIKON (Al-Si) MELALUI PROSES PENGECORAN

PENGARUH PENAMBAHAN TEMBAGA (Cu) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN ALUMINIUM-SILIKON (Al-Si) MELALUI PROSES PENGECORAN Laporan Tugas Akhir PENGARUH PENAMBAHAN TEMBAGA (Cu) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN ALUMINIUM-SILIKON (Al-Si) MELALUI PROSES PENGECORAN Nama Mahasiswa : I Made Pasek Kimiartha NRP

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN IV.1 FENOMENA FADING PADA KOMPOSISI PADUAN AC4B Pengujian komposisi dilakukan pada paduan AC4B tanpa penambahan Ti, dengan penambahan Ti di awal, dan dengan penambahan

Lebih terperinci

HASIL PENGUJIAN KOMPOSISI

HASIL PENGUJIAN KOMPOSISI BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PENGUJIAN KOMPOSISI KIMIA Hasil pengujian komposisi kimia material AC8H yang digunakan untuk pembuatan piston setelah ditambahkan modifier stronsium maupun phospor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1. Mulai Mempersiapkan Alat dan Bahan Proses Peleburan Al-Si

Lebih terperinci

ISSN hal

ISSN hal Vokasi Volume IX, Nomor 2, Juli 2013 ISSN 193 9085 hal 134-140 PENGARUH KECEPATAN PUTAR DAN PENAMBAHAN INOKULAN AL-TiB PADA CENTRIFUGAL CASTING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADUAN ALUMINIUM COR A35

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM

ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM Indreswari Suroso 1) 1) Program Studi Aeronautika, Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan, Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aluminium (Al) adalah salah satu logam non ferro yang memiliki. ketahanan terhadap korosi, dan mampu bentuk yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. Aluminium (Al) adalah salah satu logam non ferro yang memiliki. ketahanan terhadap korosi, dan mampu bentuk yang baik. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aluminium (Al) adalah salah satu logam non ferro yang memiliki beberapa keunggulan, diantaranya adalah memiliki berat jenis yang ringan, ketahanan terhadap korosi,

Lebih terperinci

Pengaruh Temperatur Bahan Terhadap Struktur Mikro

Pengaruh Temperatur Bahan Terhadap Struktur Mikro PENGARUH TEMPERATUR BAHAN TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PADA PROSES SEMI SOLID CASTING PADUAN ALUMINIUM DAUR ULANG M. Chambali, H. Purwanto, S. M. B. Respati Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Mulai Studi Literatur Persiapan Bahan Pengecoran Dengan Penambahan Ti-B Coran dg suhu cetakan 200 o C Coran dg suhu cetakan 300 o C Coran dg suhu cetakan

Lebih terperinci

Momentum, Vol. 12, No. 1, April 2016, Hal ISSN , e-issn

Momentum, Vol. 12, No. 1, April 2016, Hal ISSN , e-issn Momentum, Vol. 12, No. 1, April 2016, Hal. 41-48 ISSN 0216-7395, e-issn 2406-9329 ANALISIS PENGARUH VARIASI TEKANAN PADA PENGECORAN SQUEEZE TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PRODUK SEPATU KAMPAS REM

Lebih terperinci

PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN KANDUNGAN SILICON TERHADAP NILAI KEKERASAN PADUAN Al-Si

PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN KANDUNGAN SILICON TERHADAP NILAI KEKERASAN PADUAN Al-Si Pengaruh Temperatur Tuang dan Kandungan Silicon Terhadap Nilai Kekerasan Paduan Al-Si (Bahtiar & Leo Soemardji) PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN KANDUNGAN SILICON TERHADAP NILAI KEKERASAN PADUAN Al-Si Bahtiar

Lebih terperinci

PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL MODEL CHASSIS BERBASIS Al-Si-Mg HASIL PENGECORAN HIGH PRESSURE DIE CASTING

PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL MODEL CHASSIS BERBASIS Al-Si-Mg HASIL PENGECORAN HIGH PRESSURE DIE CASTING PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL MODEL CHASSIS BERBASIS Al-Si-Mg HASIL PENGECORAN HIGH PRESSURE DIE CASTING *Dedas Agusta 1, Athanasius Priharyoto Bayuseno 2 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

PENGARUH PUTARAN TERHADAP LAJU KEAUSAN Al-Si ALLOY MENGGUNAKAN METODE PIN ON DISK TEST

PENGARUH PUTARAN TERHADAP LAJU KEAUSAN Al-Si ALLOY MENGGUNAKAN METODE PIN ON DISK TEST PENGARUH PUTARAN TERHADAP LAJU KEAUSAN Al-Si ALLOY MENGGUNAKAN METODE PIN ON DISK TEST Ikwansyah Isranuri (1),Jamil (2),Suprianto (3) (1),(2),(3) Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik USU Jl. Almamater,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DIAGRAM ALIR PENELITIAN Studi Literatur Pembuatan Master Alloy Peleburan ingot AlSi 12% + Mn Pemotongan Sampel H13 Pengampelasan sampel Grit 100 s/d 1500 Sampel H13 siap

Lebih terperinci

PENGARUH Cu PADA PADUAN Al-Si-Cu TERHADAP PEMBENTUKAN STRUKTUR KOLUMNAR PADA PEMBEKUAN SEARAH

PENGARUH Cu PADA PADUAN Al-Si-Cu TERHADAP PEMBENTUKAN STRUKTUR KOLUMNAR PADA PEMBEKUAN SEARAH C.6 PENGARUH Cu PADA PADUAN Al-Si-Cu TERHADAP PEMBENTUKAN STRUKTUR KOLUMNAR PADA PEMBEKUAN SEARAH Agus Dwi Iskandar *1, Suyitno 1, Muhamad 2 1 Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1. Mulai Mempersiapkan Alat dan Bahan Proses Peleburan Proses

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN IV.1 PENGUJIAN AWAL PADA GARDAN IV.1.1 PENGUJIAN KOMPOSISI Pengujian komposisi diperlukan untuk mengetahui komposisi unsur, termasuk unsur-unsur paduan yang terkandung dalam material

Lebih terperinci

ANALISA KEKUATAN TARIK DAN KOMPOSISI BAHAN PADUAN ALUMINIUM LIMBAH PISTON DENGAN METODE METAL CASTING UNTUK BAHAN JENDELA KAPAL

ANALISA KEKUATAN TARIK DAN KOMPOSISI BAHAN PADUAN ALUMINIUM LIMBAH PISTON DENGAN METODE METAL CASTING UNTUK BAHAN JENDELA KAPAL ANALISA KEKUATAN TARIK DAN KOMPOSISI BAHAN PADUAN ALUMINIUM LIMBAH PISTON DENGAN METODE METAL CASTING UNTUK BAHAN JENDELA KAPAL Ade Purnawan 1), Sarjito Jokosisworo 1), Hartono Yudo 1) 1) Departemen Teknik

Lebih terperinci

Simposium Nasional RAPI XI FT UMS 2012 ISSN :

Simposium Nasional RAPI XI FT UMS 2012 ISSN : PENGARUH VARIASI WAKTU SOLUTION HEAT TREATMENT DAN SUHU AGING PERLAKUAN PANAS T6 PADA CENTRIFUGAL CASTING 400 rpm DENGAN GRAIN REFINER Al-TiB 7,5% TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADUAN ALUMINIUM COR

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 26 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini, pembuatan soft magnetic menggunakan bahan serbuk besi dari material besi laminated dengan perlakuan bahan adalah dengan proses kalsinasi dan variasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN ANALISA Bab IV. Hasil dan Analisa 59 BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1 Hasil Pengujian 4.1.1.Hasil Pengujian Dengan Metoda Penetrant Retakan 1 Retakan 2 Gambar 4.1. Hasil Pemeriksaan dengan Metoda Penetrant pada Pengunci

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori Piston merupakan salah satu komponen penting dalam kendaraan bermotor pada proses pembakaran di ruang bakar. Sehingga material piston merupakan material spesifikasi

Lebih terperinci

PENGARUH TEKANAN INJEKSI PADA PENGECORAN CETAK TEKANAN TINGGI TERHADAP KEKERASAN MATERIAL ADC 12

PENGARUH TEKANAN INJEKSI PADA PENGECORAN CETAK TEKANAN TINGGI TERHADAP KEKERASAN MATERIAL ADC 12 C.10. Pengaruh tekanan injeksi pada pengecoran cetak tekanan tinggi (Sri Harmanto) PENGARUH TEKANAN INJEKSI PADA PENGECORAN CETAK TEKANAN TINGGI TERHADAP KEKERASAN MATERIAL ADC 12 Sri Harmanto Jurusan

Lebih terperinci

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM (Al) PADUAN DAUR ULANG DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN LOGAM DAN CETAKAN PASIR

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM (Al) PADUAN DAUR ULANG DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN LOGAM DAN CETAKAN PASIR ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM (Al) PADUAN DAUR ULANG DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN LOGAM DAN CETAKAN PASIR Masyrukan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta JL. A.Yani Tromol Pos I Pabelan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. DIAGRAM ALIR PENELITIAN Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 38 3.2. ALAT DAN BAHAN 3.2.1 Alat Gambar 3.2 Skema Peralatan Penelitian Die Soldering 3.2.2 Bahan Bahan utama

Lebih terperinci

KETAHANAN AUS DAN KEKERASAN KOMPOSIT MATRIK ALUMINIUM (AMCS) PADUAN ALUMINIUM Al-Si DITAMBAH PENGUAT SiC DENGAN METODE STIR CASTING

KETAHANAN AUS DAN KEKERASAN KOMPOSIT MATRIK ALUMINIUM (AMCS) PADUAN ALUMINIUM Al-Si DITAMBAH PENGUAT SiC DENGAN METODE STIR CASTING KETAHANAN AUS DAN KEKERASAN KOMPOSIT MATRIK ALUMINIUM (AMCS) PADUAN ALUMINIUM Al-Si DITAMBAH PENGUAT SiC DENGAN METODE STIR CASTING Nur Wahyuni 1a, Moh. Adnan 2b 1 Teknik Mesin, Politeknik Negeri Ujung

Lebih terperinci

PENGARUH DEOKSIDASI ALUMINIUM TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA MATERIAL SCH 22 Yusup zaelani (1) (1) Mahasiswa Teknik Pengecoran Logam

PENGARUH DEOKSIDASI ALUMINIUM TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA MATERIAL SCH 22 Yusup zaelani (1) (1) Mahasiswa Teknik Pengecoran Logam PENGARUH DEOKSIDASI ALUMINIUM TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA MATERIAL SCH 22 Yusup zaelani (1) (1) Mahasiswa Teknik Pengecoran Logam ABSTRAK Porositas merupakan salah satu jenis cacat coran yang sering terjadi

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS TUGAS AKHIR ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS Disusun : SUDARMAN NIM : D.200.02.0196 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS SIFAT MEKANIK MATERIAL TROMOL REM SEPEDA MOTOR DENGAN PENAMBAHAN UNSUR CHROMIUM TRIOXIDE ANHYDROUS (CrO 3 )

ANALISIS SIFAT MEKANIK MATERIAL TROMOL REM SEPEDA MOTOR DENGAN PENAMBAHAN UNSUR CHROMIUM TRIOXIDE ANHYDROUS (CrO 3 ) Nama : Gilang Adythia NPM : 23409095 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing: Ir. Tri Mulyanto, MT ANALISIS SIFAT MEKANIK MATERIAL TROMOL REM SEPEDA MOTOR DENGAN PENAMBAHAN UNSUR CHROMIUM TRIOXIDE ANHYDROUS

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR STUDI TENTANG PENAMBAHAN UNSUR PADA ALUMINIUM PADUAN PISTON SEPEDA MOTOR TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

TUGAS AKHIR STUDI TENTANG PENAMBAHAN UNSUR PADA ALUMINIUM PADUAN PISTON SEPEDA MOTOR TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS TUGAS AKHIR STUDI TENTANG PENAMBAHAN UNSUR PADA ALUMINIUM PADUAN PISTON SEPEDA MOTOR TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Diagram alir penelitian selama proses penelitian dapat diperlihatkan pada Gambar 3.1 dibawah ini : Mulai

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Diagram alir penelitian selama proses penelitian dapat diperlihatkan pada Gambar 3.1 dibawah ini : Mulai BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Diagram alir penelitian selama proses penelitian dapat diperlihatkan pada Gambar 3.1 dibawah ini : Mulai Mempersiapkan Alat Dan Bahan Proses Pengecoran Pencampuran

Lebih terperinci

STUDI KEKUATAN IMPAK DAN STRUKTUR MIKRO BALL MILL DENGAN PERLAKUAN PANAS QUENCHING

STUDI KEKUATAN IMPAK DAN STRUKTUR MIKRO BALL MILL DENGAN PERLAKUAN PANAS QUENCHING STUDI KEKUATAN IMPAK DAN STRUKTUR MIKRO BALL MILL DENGAN PERLAKUAN PANAS QUENCHING Sumpena Program Studi Teknik Mesin Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta Email: sumpenast@yahoo.co.id Abstrak Proses akhir

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan. Proses Pengecoran. Hasil Coran. Analisis. Pembahasan Hasil Pengujian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan. Proses Pengecoran. Hasil Coran. Analisis. Pembahasan Hasil Pengujian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Mulai Studi Literatur Persiapan Alat dan Bahan Proses Pengecoran Hasil Coran Tidak Ya Pengujian Komposisi kimia Pengujian Strukturmikro Pengujian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang unsur tersebut. Berikut potongan ayat tersebut :

BAB I PENDAHULUAN. tentang unsur tersebut. Berikut potongan ayat tersebut : BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di kitab suci Al Quran sudah membahas tentang berbagai unsur kimia seperti besi, emas, tembaga dll. Disini akan membahas ayat kitab suci Al Quran tentang unsur tersebut.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Peralatan yang digunakan pada penelitian ini terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama mencakup peralatan pembuatan paduan Al-Si dengan penambahan

Lebih terperinci

Jurnal Teknik Mesin S-1, Vol. 3, No. 3, Tahun 2015 Online:

Jurnal Teknik Mesin S-1, Vol. 3, No. 3, Tahun 2015 Online: PENGARUH VARIASI UNSUR MAGNESIUM (Mg) PADA ADC 12 MATERIAL PROTOTYPE CHASISS MOBIL MENGGUNAKAN PENGECORAN HPDC TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO *Vivi Aisah Fardilah 1, Athanasius Priharyoto Bayuseno

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini menggunakan 2 macam sampel paduan alumunium silikon dengan kadar penambahan Fe yang berbeda-beda. Yang pertama adalah sampel paduan alumunium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini menjelaskan tentang metode penelitian yang meliputi parameter penelitian, alat dan bahan yang digunakan selama penelitian, serta tahapan-tahapan proses penelitian

Lebih terperinci

KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMINIUM AA.319-T6 AKIBAT PENGARUH VARIASI TEMPERATUR AGING PADA PROSES PRECIPITATION HARDENING

KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMINIUM AA.319-T6 AKIBAT PENGARUH VARIASI TEMPERATUR AGING PADA PROSES PRECIPITATION HARDENING SIDANG TUGAS AKHIR KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMINIUM AA.319-T6 AKIBAT PENGARUH VARIASI TEMPERATUR AGING PADA PROSES PRECIPITATION HARDENING Oleh: Niska Alistikha (2707 100 002) Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN NIKEL TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BESI TUANG NODULAR 50

PENGARUH PENAMBAHAN NIKEL TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BESI TUANG NODULAR 50 PENGARUH PENAMBAHAN NIKEL TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BESI TUANG NODULAR 50 Sudarmanto Prodi Teknik Mesin Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Jalan Janti Blok R Lanud Adisutjipto, Yogyakarta

Lebih terperinci

Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp * Abstrak. Abstract

Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp *  Abstrak. Abstract PENGARUH PENAMBAHAN UNSUR TEMBAGA (Cu) TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL CHASSIS BERBAHAN DASAR LIMBAH ALUMINIUM HASIL PENGECORAN HPDC YANG DISERTAI PERLAKUAN PANAS (HEAT TREATMENT) *Pandhu Madyantoro

Lebih terperinci

PENGGUNAAN 15% LUMPUR PORONG, SIDOARJO SEBAGAI PENGIKAT PASIR CETAK TERHADAP CACAT COR FLUIDITAS DAN KEKERASAN COR

PENGGUNAAN 15% LUMPUR PORONG, SIDOARJO SEBAGAI PENGIKAT PASIR CETAK TERHADAP CACAT COR FLUIDITAS DAN KEKERASAN COR JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 23, NO. 2, OKTOBER 2015 1 PENGARUH MODEL SISTEM SALURAN PADA PROSES PENGECORAN LOGAM Al-Si DENGAN PENGGUNAAN 15% LUMPUR PORONG, SIDOARJO SEBAGAI PENGIKAT PASIR CETAK TERHADAP

Lebih terperinci

KAJIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL KOMPOSIT DENGAN MATRIK AlSiMg DIPERKUAT DENGAN SERBUK SiC

KAJIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL KOMPOSIT DENGAN MATRIK AlSiMg DIPERKUAT DENGAN SERBUK SiC KAJIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL KOMPOSIT DENGAN MATRIK AlSiMg DIPERKUAT DENGAN SERBUK SiC *Bayu Setiadi 1, Sulardjaka 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

KAJIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL KOMPOSIT DENGAN MATRIK AlSiMg DIPERKUAT DENGAN SERBUK SiC

KAJIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL KOMPOSIT DENGAN MATRIK AlSiMg DIPERKUAT DENGAN SERBUK SiC Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun 201 4 ISBN: 978-602-1180-04-4 KAJIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL KOMPOSIT DENGAN MATRIK AlSiMg DIPERKUAT DENGAN SERBUK SiC Bayu Setiadi 1*, Sulardjaka 2 1 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Analisis Sifat Fisis dan Mekanis Pada Paduan Aluminium Silikon (Al-Si) dan Tembaga (Cu) Dengan Perbandingan Velg Sprint

Analisis Sifat Fisis dan Mekanis Pada Paduan Aluminium Silikon (Al-Si) dan Tembaga (Cu) Dengan Perbandingan Velg Sprint NASKAH PUBLIKASI Analisis Sifat Fisis dan Mekanis Pada Paduan Aluminium Silikon (Al-Si) dan Tembaga (Cu) Dengan Perbandingan Velg Sprint Tugas Akhir ini disusun Guna Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi otomotif yang begitu pesat memerlukan material teknik dan cara produksi yang tepat untuk mewujudkan sebuah produk berkualitas, harga

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Jurusan Teknik

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Jurusan Teknik III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung. Adapun kegiatan penelitian yang dilakukan di laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DIAGRAM ALIR BAB III METODOLOGI PENELITIAN STUDI LITERATUR ALUMINIUM AC8H PROSES PELEBURAN PROSES GBF PENGUJIAN KOMPOSISI KIMIA PENAMBAHAN Sr (LADLE TREATMENT) PENAMBAHAN PHOSPOR (LADLE TREATMENT)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. PENGARUH PENAMBAHAN TITANIUM TERHADAP KARAKTERISTIK PADUAN ALUMINIUM AC4B 4.1.1. Analisa Komposisi Kimia Hasil Pengecoran Hasil pengujian komposisi paduan AC4B

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBUATAN HANDLE REM SEPEDA MOTOR DARI BAHAN PISTON BEKAS. Abstrak

ANALISIS PEMBUATAN HANDLE REM SEPEDA MOTOR DARI BAHAN PISTON BEKAS. Abstrak ANALISIS PEMBUATAN HANDLE REM SEPEDA MOTOR DARI BAHAN PISTON BEKAS Boedijanto, Eko Sulaksono Abstrak Bahan baku handle rem sepeda motor dari limbah piston dengan komposisi Al: 87.260, Cr: 0.017, Cu: 1.460,

Lebih terperinci

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN : PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN PADUAN AL-SI (SERI 4032) TERHADAP HASIL PENGECORAN Ir. Drs Budiyanto Dosen Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional Malang ABSTRAK Proses produksi

Lebih terperinci

PEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER. NAMA : BUDI RIYONO NPM : KELAS : 4ic03

PEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER. NAMA : BUDI RIYONO NPM : KELAS : 4ic03 PEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER NAMA : BUDI RIYONO NPM : 21410473 KELAS : 4ic03 LATAR BELAKANG MASALAH Dewasa ini perkembangan dunia otomotif sangat berkembang dengan pesat, begitu juga halnya dengan

Lebih terperinci

Jurnal Teknik Mesin UMY 1

Jurnal Teknik Mesin UMY 1 PENGARUH PENAMBAHAN BLOWING AGENT CaCO 3 TERHADAP POROSITAS DAN KEKUATAN TEKAN ALUMINUM FOAM DENGAN CARA MELT ROUTE PROCESS Dhani Setya Pambudi Nugroho 1, Aris Widyo Nugroho 2, Budi Nur Rahman 3 Program

Lebih terperinci

Karakterisasi Material Bucket Teeth Excavator 2016

Karakterisasi Material Bucket Teeth Excavator 2016 BAB IV PENGOLAHAN DATA 4.1 Data dan Analisa Metalografi Pengambilan gambar atau foto baik makro dan mikro pada Bucket Teeth Excavator dilakukan pada tiga dua titik pengujian, yaitu bagian depan spesimen

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi

SEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi SEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi PERUBAHAN STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIS MATERIAL KOMPOSIT LOGAM Al-SiC/p AKIBAT KENAIKAN TEMPERATUR HEAT TREATMENT Juriah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di: a. Laboratorium Logam Politeknik Manufaktur Ceper yang beralamat di Batur, Tegalrejo, Ceper,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DIAGRAM ALIR Penambahan penghalus butir titanium Karakterisasi: Uji komposisi Uji kekerasan Karakterisasi: Uji kekerasan Mikrostruktur (OM) Penuaan (T4 dan T6) T = 28

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KOMPOSIT ALUMINIUM AC8H / SiC DENGAN PROSES STIR CASTING SKRIPSI

KARAKTERISTIK KOMPOSIT ALUMINIUM AC8H / SiC DENGAN PROSES STIR CASTING SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA KARAKTERISTIK KOMPOSIT ALUMINIUM AC8H / SiC DENGAN PROSES STIR CASTING SKRIPSI YOSIA SAMUEL 0806332105 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK METALURGI DAN MATERIAL DEPOK JULI 2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam menunjang industri di Indonesia. Pada hakekatnya. pembangunan di bidang industri ini adalah untuk mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam menunjang industri di Indonesia. Pada hakekatnya. pembangunan di bidang industri ini adalah untuk mengurangi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era industrialisasi pada saat sekarang ini, bidang pengecoran sangat penting dalam menunjang industri di Indonesia. Pada hakekatnya pembangunan di bidang industri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian terhadap las gesek telah banyak dilakukan. Beberapa penelitian tentang parameter kekuatan tarik, kekerasan permukaan dan struktur

Lebih terperinci

PENGARUH TEMPERATUR DAN MASSA FLUXING TERHADAP PENURUNAN KADAR PENGOTOR PADA PROSES PEMURNIAN ALUMINIUM DENGAN BAHAN BAKU LIMBAH KALENG MINUMAN

PENGARUH TEMPERATUR DAN MASSA FLUXING TERHADAP PENURUNAN KADAR PENGOTOR PADA PROSES PEMURNIAN ALUMINIUM DENGAN BAHAN BAKU LIMBAH KALENG MINUMAN PENGARUH TEMPERATUR DAN MASSA FLUXING TERHADAP PENURUNAN KADAR PENGOTOR PADA PROSES PEMURNIAN ALUMINIUM DENGAN BAHAN BAKU LIMBAH KALENG MINUMAN Nova Dwi Prihadi 1,a, Andinnie Juniarsih, ST., MT. 1 dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi,menyebabkan pengembangan sifat dan karakteristik aluminium terus

BAB I PENDAHULUAN. tinggi,menyebabkan pengembangan sifat dan karakteristik aluminium terus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemakaian aluminium dalam dunia industri yang semakin tinggi,menyebabkan pengembangan sifat dan karakteristik aluminium terus ditingkatkan. Aluminium dalam bentuk

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEKANISME DAN KUALITAS PRODUKSI SEPATU KAMPAS REM BERBAHAN ALUMUNIUM DAUR ULANG DENGAN METODE PENGECORAN SQUEEZE

PENGEMBANGAN MEKANISME DAN KUALITAS PRODUKSI SEPATU KAMPAS REM BERBAHAN ALUMUNIUM DAUR ULANG DENGAN METODE PENGECORAN SQUEEZE PENGEMBANGAN MEKANISME DAN KUALITAS PRODUKSI SEPATU KAMPAS REM BERBAHAN ALUMUNIUM DAUR ULANG DENGAN METODE PENGECORAN SQUEEZE Darmanto *, Sri Mulyo Bondan Respati, Helmy Purwanto Program Studi Teknik Mesin

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KANDUNGAN SIC, TEMPERATUR CAIRAN, KECEPATAN PUTAR DAN DURASI WAKTU PENGADUKAN PADA KEKUATAN TARIK KOMPOSIT AL-SIC

ANALISIS PENGARUH KANDUNGAN SIC, TEMPERATUR CAIRAN, KECEPATAN PUTAR DAN DURASI WAKTU PENGADUKAN PADA KEKUATAN TARIK KOMPOSIT AL-SIC Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi ANALISIS PENGARUH KANDUNGAN SIC, TEMPERATUR CAIRAN, KECEPATAN PUTAR DAN DURASI WAKTU PENGADUKAN PADA KEKUATAN TARIK KOMPOSIT AL-SIC

Lebih terperinci

PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN TEMPERATUR CETAKAN PADA HIGH PRESSURE DIE CASTING (HPDC) BERBENTUK PISTON PADUAN ALUMINIUM- SILIKON

PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN TEMPERATUR CETAKAN PADA HIGH PRESSURE DIE CASTING (HPDC) BERBENTUK PISTON PADUAN ALUMINIUM- SILIKON PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN TEMPERATUR CETAKAN PADA HIGH PRESSURE DIE CASTING (HPDC) BERBENTUK PISTON PADUAN ALUMINIUM- SILIKON Budi Harjanto dan Suyitno Casting and Solidification TechnologyGroup Laboratorium

Lebih terperinci

Analisa Pengaruh Variasi Temperatur Tuang Pada Pengecoran...

Analisa Pengaruh Variasi Temperatur Tuang Pada Pengecoran... Analisa Pengaruh Variasi Temperatur Tuang Pada Pengecoran... (P. S. Hermawan, dkk) ANALISA PENGARUH VARIASI TEMPERATUR TUANG PADA PENGECORAN SQUEEZE TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PRODUK SEPATU

Lebih terperinci

CYBER-TECHN. VOL 11 NO 02 (2017) ISSN

CYBER-TECHN. VOL 11 NO 02 (2017) ISSN CYBER-TECHN. VOL NO 0 (07) ISSN 907-9044 PENGARUH PENAMBAHAN UNSUR SILIKON (-%) PADA PRODUK KOPEL TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO Febi Rahmadianto ), Wisma Soedarmadji ) ) Institut

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL PENGECORAN SENTRIFUGAL DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL ALUMINIUM

ANALISIS HASIL PENGECORAN SENTRIFUGAL DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL ALUMINIUM ANALISIS HASIL PENGECORAN SENTRIFUGAL DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL ALUMINIUM SUHADA AMIR MUKMININ 123030037 Pembimbing : IR. BUKTI TARIGAN.MT IR. ENDANG ACHDI.MT Latar Belakang CACAT CACAT PENGECORAN Mempelajari

Lebih terperinci

ANALISIS KEGAGALAN PISTON SEPEDA MOTOR BENSIN 110 cc

ANALISIS KEGAGALAN PISTON SEPEDA MOTOR BENSIN 110 cc D.22. Analisis Kegagalan Piston Sepeda Motor Bensin 110 cc (Sri Nugroho) ANALISIS KEGAGALAN PISTON SEPEDA MOTOR BENSIN 110 cc Sri Nugroho dan Azis Purwanto Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik UNDIP Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kelompok Boron dalam unsur kimia (Al-13) dengan massa jenis 2,7 gr.cm-

BAB I PENDAHULUAN. dalam kelompok Boron dalam unsur kimia (Al-13) dengan massa jenis 2,7 gr.cm- BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alumunium adalah salah satu logam berwarna putih perak yang termasuk dalam kelompok Boron dalam unsur kimia (Al-13) dengan massa jenis 2,7 gr.cm- 3. Jari-jari atomnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1.1. Tempat penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Jurusan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Surakarta 3.1.2. Alat dan bahan 3.2.1 Alat Alat yang dipergunakan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI AAXXX.X

BAB II DASAR TEORI AAXXX.X BAB II DASAR TEORI II.1 PADUAN ALUMINIUM TUANG Lebih dari 100 komposisi paduan aluminium telah terdaftar pada Aluminum Association, dan lebih dari 300 jenis paduan aluminium telah digunakan di seluruh

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MATERIAL BAJA COR TAHAN PANAS SCH 22 DENGAN MODIFIKASI MOLYBDENUM

PENGEMBANGAN MATERIAL BAJA COR TAHAN PANAS SCH 22 DENGAN MODIFIKASI MOLYBDENUM PENGEMBANGAN MATERIAL BAJA COR TAHAN PANAS SCH 22 DENGAN MODIFIKASI MOLYBDENUM Achmad Sambas 1, Kushanaldi 2, Ery Hidayat 3 1,2,3 Jurusan Teknik Pengecoran Logam, Politeknik Manufaktur Negeri Bandung Jl.

Lebih terperinci

PENGARUH VARIABEL KOMPAKSI TERHADAP MODULUS ELASTISITAS KOMPOSIT Al/SiC p DENGAN PERMUKAAN PARTIKEL SiC TERLAPISI ZnO

PENGARUH VARIABEL KOMPAKSI TERHADAP MODULUS ELASTISITAS KOMPOSIT Al/SiC p DENGAN PERMUKAAN PARTIKEL SiC TERLAPISI ZnO PENGARUH VARIABEL KOMPAKSI TERHADAP MODULUS ELASTISITAS KOMPOSIT Al/SiC p DENGAN PERMUKAAN PARTIKEL SiC TERLAPISI ZnO Fahmi 1109201707 Dosen Pembimbing Dr. Mochammad Zainuri, M.Si PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN III.1 Umum Penelitian yang dilakukan adalah penelitian berskala laboratorium untuk mengetahui pengaruh variasi komposisi aditif (additive) yang efektif dalam pembuatan keramik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KARAKTERISTIK BAHAN Tabel 4.1 Perbandingan karakteristik bahan. BAHAN FASA BENTUK PARTIKEL UKURAN GAMBAR SEM Tembaga padat dendritic

Lebih terperinci