BAB 3 METODE PERANCANGAN Analisa Makro Bangunan dan Lingkungannya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 METODE PERANCANGAN Analisa Makro Bangunan dan Lingkungannya"

Transkripsi

1 BAB 3 METODE PERANCANGAN 1.1 Studi Fisik Bangunan dan Lingkungan Analisa Makro Bangunan dan Lingkungannya 1. Lokasi Gedung Serbaguna Senayan terletak di jalan Manila, Komplek Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat. Gedung ini memiliki lokasi yang strategis karena dapat diakses dari jalan-jalan besar seperti Jalan Asia Afrika dan Jalan Jenderal Sudirman, sehingga untuk menuju ke gedung ini dapat menggunakan kendaraan pribadi maupun bus Trans Jakarta. (Gambar 3.1 Lokasi Gedung Serbaguna Senayan) (Sumber: diakses 26 Maret pukul 12.08WIB) 1

2 2 2. Suhu Jakarta memiliki suhu udara yang panas dan kering atau beriklim tropis. Terletak di bagian barat Indonesia, Jakarta mengalami puncak musim penghujan pada bulan Januari dan Februari dengan rata-rata curah hujan 350 milimeter dengan suhu rata-rata 27 C. Curah hujan antara bulan Januari dan awal Februari sangat tinggi dan puncak musim kemarau terjadi pada bulan Agustus dengan rata-rata curah hujan 60 milimeter. Bulan September dan awal Oktober adalah harihari yang sangat panas di Jakata, suhu udara dapat mencapai 40 C. Suhu rata-rata tahunan berkisar antara C ( F). 3. Lingkungan Sekitar Gedung Serbaguna Senayan memiliki lokasi yang sangat strategis dan mudah dicapai karena berdekatan dengan: a. Stadion Gelora Bung Karno b. Hotel Atlet Century c. Gedung Pengelola Gelora Bung Karno d. Masjid e. Mall FX f. Mall Plaza Senayan dan Senayan City g. Ratu Plaza h. Berbagai Gedung Olahraga

3 Analisa Mikro Bangunan dan Lingkungannya (Gambar 3.2 Arsitektur Gedung Serbaguna Senayan) (Sumber: 25 Maret 2013 pukul WIB) (Gambar3.3 Potongan Gedung Serbaguna Senayan) (Sumber: Pengelola Gelora Bung Karno)

4 4 (Gambar 3.4 Lantai dasar Gedung Serbaguna Senayan) (Sumber: Pengelola Gelora Bung Karno) (Gambar 3.5 Lantai 1 Gedung Serbaguna Senayan) (Sumber: Pengelola Gelora Bung Karno) Gedung Serbaguna Senayan merupakan bangunan yang menghadap ke timur laut dengan 2 lantai dan luas bangunan yaitu 3743 m2. Lantai dasar difungsikan sebagai ruang kantor, ruang serbaguna, dan mushola. Lantai 1 hanya difungsikan sebagai gedung serbaguna. Untuk tinggi gedung, pada lantai dasar tinggi gedung adalah 3.2 m, sedangkan pada lantai 1 tinggi gedung adalah 3.2 m sampai 7.65 m. Pada bangunan ini terdapat 4 pintu masuk yang menghadap ke 4 arah di mana pintu masuk

5 5 utama menghadap ke sebelah timur laut, pintu area servis menghadap sebelah barat daya, dan pintu lainnya menghadap ke sebelah barat laut dan tenggara. Berikut ini adalah arah mata angin bangunan Gedung Serbaguna Senayan Utara : Jalan Manila Selatan : Jalan Lomba Layar dan Jalan Tinju Barat : Jalan Tinju Timur : Jalan Manila dan Jalan Lomba Layar Bentuk bangunan Gedung Serbaguna Senayan ini merupakan bentuk bangunan yang sesuai dengan iklim tropis di Jakarta. Dari atap gedung, dapat diketahui bahwa Gedung ini memiliki bentuk yang merupakan perpaduan bentuk bangunan tropis dan berbagai budaya. Bentuk denah bangunan yaitu persegi yang simetris. Untuk segi pencahayaan dan penghawaan, Gedung Serbaguna Senayan ini menggunakan banyak pencahayaan alami yang masuk dari jendela kaca yang cukup banyak jumlahnya. Sedangkan penghawaan yang digunakan adalah penghawaan buatan dari AC. Selain itu, area sekitar gedung yang rindang juga menyebabkan gedung ini memiliki suhu udara yang sejuk. 1.2 Studi Aktifitas Pengguna Data Pengguna 1. Pengelola Pengelola museum terdiri dari 4 bagian yaitu: a. Kepala Museum

6 6 1) Mempunyai tugas memimpin, mengkoordinasi, mengawasi, dan mengendalikan pelaksanaan tugas dan fungsi museum di wilayah kerjanya. b. Subbagian Tata Usaha, yang terdiri dari 1 orang kepala bagian dan 4 orang staf. 1) Melaksanakan pengelolaan surat menyurat, urusan rumah tangga dan kearsipan 2) Melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian dan keuangan 3) Melaksanakan pengelolaan perlengkapan dan peralatan kantor 4) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Museum. c. Seksi Koleksi dan Dokumentasi, yang terdiri dari 1 kepala bagian dan 3 orang staf 1) Menyusun rencana kegiatan dan program kerja 2) Melaksanakan survei dan pengadaan koleksi 3) Melaksanakan inventerisasi dan katalogisasi koleksi 4) Melaksanakan penyusunan sumber data koleksi 5) Melaksanakan dokumentasi dalam bentuk tulisan, suara, dan visual 6) Melaksanakan penyusunan naskah petunjuk koleksi, penyusunan naskah buku tentang koleksi dan penelitian naskah kuno

7 7 7) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Museum 8) Melaksanakan konservasi, fumigasi, restorasi, dan reproduksi koleksi 9) Melaksanakan perawatan gedung dan peralatan teknis museum d. Seksi Pameran dan Edukasi, yang terdiri dari 1 orang kepala bagian dan 3 orang staff 1) Menyusun rencana kegiatan dan program kerja; 2) Melaksanakan pemutaran film dokumenter; 3) Melaksanakan museum keliling; 4) Melaksanakan penyusunan skenario video program tentang koleksi 5) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Museum. 6) Melaksanakan tata pameran khusus dan keliling; e. Jabatan Fungsional 1) Melakukan kegiatan berdasarkan jabatan fungsional masing-masing sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 2. Pengunjung a. Tipe Individual Tipe individual adalah pengunjung yang memiliki alasan khusus, misalnya ingin melihat koleksi yang khusus, atau ingin melakukan riset khusus terhadap

8 8 koleksi museum tertentu untuk memperoleh informasi yang detail b. Tipe Kelompok Dewasa Biasanya banyak menghabiskan waktu di museum untuk berdiskusi secara santai c. Tipe Kelompok Keluarga Biasanya memiliki kebutuhan yang besar baik dari segi usia maupun minat Pola Aktifitas Pemakai 1. Pengelola Pola aktivitas yang dilakukan oleh pengelola adalah a. Datang ke kantor b. Absen c. Menyimpan barang di loker d. Bekerja sesuai dengan pekerjaannya masing-masing e. Istirahat pada waktu siang dan kemudian kembali bekerja f. Pada jam pulang mengambil barang di loker g. Absen pulang

9 9 (Gambar 3.6 Pola aktifitas pengelola) Datang Absen Loker Mengurus Pekerjaan Menerima Tamu Istirahat 2. Pengunjung Bekerja Loker Absen Pulang Rapat Menyimpan dokumen penting Melayani Pengunjung Pola Aktifitas yang dilakukan oleh pengunjung adalah a. Datang ke museum b. Membeli tiket, atau pergi ke perpustakaan, atau ke kafetaria c. Setelah membeli tiket, pengunjung kemudian mencari informasi atau langsung menitipkan barangnya d. Setelah itu, pengunjung kemudian masuk ke area pameran dan melihat koleksi e. Di dalam area pameran, pengunjung dapat menonton video di auditorium f. Setelah menonton video, pengunjung dapat berinteraksi dengan games interaktif g. Setelah selesai melihat koleksi, pengunjung dapat langsung pulang, ke perpustakaan, atau ke kafetaria

10 10 (Gambar 3.7 Pola Aktifitas Pengunjung) Datang Perpustakaan Membeli Tiket Cafetaria Mencari Informasi Menitipkan Barang Masuk Ruang Pamer Menonton Video Melihat Koleksi Melihat Pameran Temporer Pulang 1.3 Studi Koleksi Museum Olahraga Atletik Alur Pengadaan Koleksi Setiap koleksi yang ada di Museum Olahraga Atletk tentunya akan mengalami beberapa proses hingga menjadi benda koleksi. Proses tersebut adalah 1. Koleksi didatangkan 2. Koleksi kemudian di registrasi terlebih dahulu 3. Koleksi di letakkan pada ruang penyimpanan sementara 4. Setelah itu, koleksi kemudian di bersihkan di laboratorium

11 11 5. Koleksi yang sudah bersih akan diidentifikasi, klasifikasi, dan dikatalogisasi 6. Setelah semua proses selesai, maka koleksi akan di tempatkan di ruang penyimpanan hingga di pajang di museum (Gambar 3.8 Alur Pengadaan Koleksi) Pengadaan Koleksi Registrasi Koleksi Penyimpanan Sementara Pembersihan Koleksi Identifikasi, Klasifikasi Katalogisasi Ruang Penyimpanan Koleksi Olahraga Atletik Koleksi olahraga atletik yang menjadi koleksi Museum Olahraga Atletik adalah: 1. Koleksi Historika, yaitu dokumen foto sejarah olahraga 2. Koleksi Relis, yaitu foto tokoh penting yang mengisi sejarah olahraga atletik Indonesia 3. Koleksi Numismatik, yaitu pakaian dan alat-alat olahraga yang pernah digunakan olahragawan ketika bertanding maupun latihan. 4. Koleksi Heraldik, yaitu medali, piagam, piala, dan penghargaan yang pernah diperoleh olahragawan ketika memenangkan pertandingan.

12 12 5. Patung dan Diorama 6. Permainan interaktif 7. Alat olahraga berupa : a. bola tolak peluru b. lembing c. cakram d. Tiang lompat tinggi e. Tiang lompat galah 1.4 Studi Fasilitas Ruang Museum Pembagian Ruang Pembagian Ruang berdaarkan fungsinya yaitu: 1. Fungsi penerima, terdapat beberapa area yaitu: a. Informasi b. Penitipan Barang c. Loket Karcis d. Ruang Tunggu e. Pintu Masuk Pameran 2. Fungsi pengelolaan, terdapat beberapa area yaitu: a. Ruang Kepala Museum b. Ruang Tata Usaha 1) Kepala Tata Usaha 2) Staf Tata Usaha 3) Penyimpanan file tata usaha c. Ruang Seksi Pameran dan Edukasi 1) Staf Koleksi dan Dokumentasi

13 13 2) Penyimpanan file Koleksi dan Dokumentasi d. Ruang Tunggu e. Ruang Rapat f. Ruang Percetakan g. Pantry h. Loker 3. Fungsi perawatan dan penyimpanan, terdapat beberapa area yaitu: a. Ruang Seksi Koleksi dan Dokumentasi: 1) Staf Koleksi dan Dokumentasi 2) Penyimpanan file Koleksi dan Dokumentasi b. Ruang Penyimpanan koleksi c. Ruang Penyimpanan koleksi sementara d. Ruang studi koleksi e. Ruang laboratorium konservasi f. Bengkel Restorasi dan Preparasi 4. Fungsi Komersial, terdapat beberapa area yaitu: a. Cinderamata b. Cafetaria 5. Fungsi Edukasi, yaitu perpustakaan 6. Fungsi Penunjang, yaitu gudang 7. Ruang Pameran, terdapat beberapa area yaitu: a. Ruang Sejarah Olahraga Atletik, menampilkan sejarah olahraga atletik zaman dulu dan sejarah atletik di Indonesia, motto olahraga, dan Organisasi PASI

14 14 b. Ruang Pengenalan Olahraga Atletik, manampilkan alatalat yang dipakai untuk olahraga atletik dan cara-cara penggunaannya c. Ruang Games Interaktif, menampilkan permainanpermainan yang dapat mendukung olahraga atletik seperti permainan lempar lembing, permainan lempar cakram, games komputer d. Ruang Pamer Pertandingan Olahraga, menampilkan dokumentasi foto pertandingan olahraga seperti Sea Games, Olympic, dll. Menampilkan koleksi piagam, piala, dan penghargaan olahraga Indonesia e. Ruang Daftar Kehormatan, menampilkan foto-foto para atlet, pelatih, dan orang yang berjasa dalam olahraga Atletik tiap tahun f. Ruang Hall Of Fame, menampilkan foto atlet-atlet yang mengharumkan nama bangsa Indonesia beserta koleksi yang dimilikinya. g. Ruang Pameran temporer h. Auditorium, merupakan tempat untuk menonton video tentang olahraga atletik Program Aktivitas dan Fasilitas Di dalam Museum Olahraga Atletik terdapat berbagai macam aktifitas yang dilakukan baik oleh pengelola maupun pengunjung. Aktifitas yang

15 15 terjadi tentunya merupakan cikal bakal adanya setiap fasilitas yang ada di setiap ruangan dalam Museum. Aktifitas dan fasilitas yang didapatkan juga dapat memperlihatkan kondisi ideal ruangan yang dapat mendukung aktifitas dalam museum. Berikut ini adalah tabel aktifitas dan fasilitas Museum Olahraga Atletik (Tabel 3.1 Program Aktifitas dan Fasilitas) N o Ruangan Subjek Aktifitas Fasilitas Zo na 1 Loket Staff -Menjual Tiket -Meja PB karcis -Menerima Uang -Menyimpan Uang -Duduk -Menelepon -Kursi -Brangkas -Telepon Pengu Membeli Tiket njung 2 Penitipan Staff -Mengambil barang -Meja PB Barang -Memberikan nomor -Menyimpan barang -Kursi -Rak Pengu njung -Menitipkan Barang 3 Ruang Pengu -Duduk -Sofa PB Tunggu njung -Istirahat -Meja Tamu 4 Ruang Staff -Memberikan -Meja PB Infomasi informasi dan Brosur -Kursi N o Ruangan Subjek Aktifitas Fasilitas Zo na Pengu njung -Bertanya

16 16 5 Pintu Pengu Menunjukkan Tiket Mesin PB Masuk/ njung Tiket Keluar 6 Ruang Staff -Memberikan -Diorama PB sejarah Informasi -Panel Olahraga Pengu -Melihat-lihat Atletik njung 7 Ruang Staff -Memberikan -Vitrin PB Pengenala Informasi -Panel n -Patung Olahraga Pengu -Melihat-lihat -Track and Atletik njung field 8 Ruang Staff -Memberikan -Meja PB Games Informasi Komputer Interaktif Pengu -Bermain lempar -Permainan njung lembing lempar -Bermain lempar lembing cakram -Permainan -Bermain lempar Komputer cakram -Duduk -Permainan lari 9 Ruang Staff -Memberikan -Vitrin PB Pamer Informasi -Panel Pertandin Pengu -Melihat-lihat gan njung Olahraga 1 0 N o 1 1 Ruang Staff -Memberikan -Vitrin PB daftar kehormat an Pengu njung Informasi -Melihat-lihat -Panel Ruangan Subjek Aktifitas Fasilitas Zo na Ruang Staff -Memberikan -Vitrin PB Hall of Informasi -Panel

17 17 Fame Pengu -Melihat-lihat njung 1 Pameran Staff -Memberikan -Vitrin PB 2 Temporer informasi -Panel Pengu -Melihat-lihat njung -Memfoto 1 Auditoriu Staff -Memberikan -Kursi PB 3 m informasi auditorium Pengu -Menonton video -Panggung njung -Mendengarkan -Meja Penjelasan -Kursi -Rak -Layar 1 Perpustak Staff -Mendata koleksi -Rak buku PB 4 aan -Menyimpan file -Meja baca -Menyimpan buku -Kursi baca -Memberikan -Meja kerja nomor penitipan -Kursi kerja -Menyimpan -Lemari file barang -Meja Pengu -Mengambil buku penitipan njung -Membaca buku -Kursi -Menitipkan barang penitipan -Rak penitipan 1 5 N o Cinderam Staff -Menjual barang -Meja PB ata -Duduk -Menulis -Menyimpan uang -Kursi -Rak Pengu njung -Melihat-lihat -Membeli Ruangan Subjek Aktifitas Fasilitas Zo na

18 N o Cafetaria Staff -Membuat -Meja kasir PB minuman -Menghitung pembelian -Mengambilkan makanan -Meja pembuatan -Meja pelayanan -Vitrin makanan Pengu njung -Mengambil makanan -Membayar -Mengambil minuman -Makan -Meja makan ber4 -Meja makan ber2 -Kursi makan Ruang Pengu -Duduk -Sofa SP tunggu njung -Menunggu -Meja tamu kantor Kantor Kepala Museum Kepala Museu m -Bekerja -Menulis -Menerima telepon -Mengetik -Duduk -Menyimpan file -Menerima fax -Menerima tamu -Meja -Kursi Eksekutif -Kursi tamu -Lemari file -Sofa 2 seat -Coffee table -Printer -Telepon SP Tata Kepala -Menulis -Meja SP Usaha Tata -Membaca -Kursi Usaha -Bekerja -Credenza -Menerima tamu set -Menerima telepon -Komputer -Mengetik set -Duduk -Menyimpan file -Fax Ruangan Subjek Aktifitas Fasilitas Zo na

19 N o Staff -Duduk -Menerima telepon -Mengetik -Menulis -Menyimpan file -Meja -Kursi -Komputer set SP Seksi Staff -Duduk -Meja SP Pameran -Menerima telepon -Kursi dan -Mengetik -Komputer Edukasi -Menulis Set Ruang Staff -Rapat -Meja SP Rapat -Duduk -Kursi -Menulis -White -Presentasi Board -Proyektor Percetaka n Staff -Fotokopi -Menyiapkan Kertas -Menyimpan Kertas Filing Staff -Menyimpan file -Membaca file Loker Staff -Menyimpan barang -Mengambil barang Pantry Staff -Mencuci -Membuat kopi -Minum -Menyimpan piring/gelas -Mesin foto SP kopi -Meja -Lemari file SP -Loker SP -Sink SP -Kulkas -Mini pantry -Dispenser -Meja -Kursi Koleksi dan Dokumen tasi Staff -Duduk -Menerima telepon -Mengetik -Menulis -Meja -Kursi -Komputer set SP Ruangan Subjek Aktifitas Fasilitas Zo na

20 20 2 Penyimpa Staff -Menyimpan -Lemari PV 7 nan koleksi koleksi Penyimpa nan koleksi sementara Staff -Menyimpan koleksi -Lemari Studi Staff -Mempelajari -Meja koleksi koleksi Laborator Staff -Meneliti koleksi -Meja ium bengkel konservas -Meja kerja i -Kursi -Lemari -Lemari file Bengkel Staff -Membuat replica -Meja Restorasi koleksi bengkel dan -Memperbaiki -Meja kerja Preparasi sarana -Kursi kerja -Lemari Gudang Staff Menyimpan peralatan -Rak Mushola Staff -Sembahyang -Tiakr Pengu -Mengambil mushola njung peralatan -Lemari PV PV PV PV SP PB Keterangan: :Butuh :Sedang :Tidak butuh PV :Privat SP :Semi Privat

21 21 PB :Publik Setelah mengetahui setiap aktifitas dan fasilitas yang ada di Museum Olahraga Atletik, maka langkah selanjutnya adalah mengetahui luas kebutuhan minimum dalam setiap ruangan yang berdasarkan pada dimensi manusia dan ruang interior. Luas kebutuhan minuman tersebut akan diberikan tambahan sirkulasi 20% di setiap ruangan. Hasil luas sirkulasi tersebut kemudian akan disesuaikan dengan luas Gedung Serbaguna Senayan. Adapun luas Gedung Serbaguna pada lantai 1 yang akan digunakan yaitu m 2. Sedangkan luas Gedung Serbaguna pada lantai 2 yang akan digunakan yaitu m 2. Berikut ini adalah tabel perhitungan luas setiap ruangan dalam Museum Olahraga Atletik yang digunakan pada perancangan.

22 22 (Tabel 3.2 Perhitungan luas lantai 1) No Ruang Luas Luas Luas Luas Total Luas dengan Area Denah Per Disesuaikan Kebutuhan Minimal sirkulasi Lantai Denah Fungsi Penerima 1 Ruang Duduk m m 2 36 m 2 2 Informasi 8.78 m m 2 19 m 2 3 Pintu Masuk 9.9 m m 2 22 m 2 Fungsi Pameran 4 Games Interaktif m m m 2 Fungsi Edukasi 5 Perpustakaan m m m 2 Fungsi Komersial 6 Cindera Mata m m 2 37 m 2 7 Cafetaria m m m 2 Fungsi Pengelolaan 8 Ruang Tunggu 8.41 m 2 10 m 2 18 m 2 9 Kantor Kepala Museum m m 2 41 m 2 10 Tata Usaha Kepala Tata Usaha 7.84 m m m 2 Staff 18.8 m m m 2 Lantai m 2 40 m 2 11 Seksi Pameran dan Edukasi 18.8 m m 2 40 m 2 12 Filing 12.6m m 2 27 m 2 13 Ruang Rapat 27.6 m m 2 59 m 2 14 Percetakan 4.23 m 2 5 m 2 9 m 2 15 Loker 5.58 m m 2 12 m 2 16 Pantry 22.5 m 2 27 m m 2 Fungsi Perawatan dan Penyimpanan 17 Seksi Koleksi dan Dokumentasi 18.8 m m 2 40 m 2 18 Penyimpanan Koleksi m 2 38 m m 2 19 Penyimpanan koleksi sementara m 2 14 m m 2 20 Studi Koleksi m m m 2 21 Laboratorium Konservasi m m 2 57 m 2 22 Bengkel Restorasi dan Preparasi 38.7 m m 2 83 m 2 Fungsi Penunjang Semi Privat 23 Gudang 9.9 m m 2 21 m 2 Semi Privat 24 Mushola 39 m m 2 83 m 2 Publik Zona Publik Privat (Tabel 3.3 Perhitungan luas lantai 2) No Ruang Luas Kebutuhan Luas dengan sirkulasi Total Luas Minimal Luas Denah Per Lantai Luas Disesuaikan Denah Fungsi Penerima 1 Loket Karcis m m 2 30 m 2 2 Penitipan Barang m m m 2 3 Ruang Duduk m m m 2 4 Informasi 8.78 m m m 2 5 Pintu Masuk 9.9 m m 2 24 m 2 Fungsi Pameran m 2 Lantai m 2 7 Ruang Sejarah Olahraga Atletik 28.5 m m 2 70 m 2 8 Pengenalan Olahraga Atletik m m m 2 9 Auditorium 90.2 m m m 2 10 Ruang Pamer Pertandingan Olahraga 70.8 m m m 2 11 Daftar Kehormatan m m 2 52 m 2 12 Hall of Fame 37 m m 2 90 m 2 13 Pameran Temporer 70.8 m m m 2 Area Zona Publik

23 Matriks Hubungan Antar Ruang Matriks hubungan antar ruang adalah salah satu cara untuk mengetahui hubungan kedekatan antar ruang yang dapat membantu dalam menempatkan tiap ruangan dalam museum. Berikut ini adalah matriks hubungan antar ruang pada Museum Olahraga Atletik. (Gambar 3.9 Hubungan Antar Ruang Lantai 1) No Zona Area 1 Publik Ruang Duduk Semi Privat Privat Informasi Pintu Masuk R. Games Interaktif Perpustakaan Cindera Mata Cafetaria Mushola R. Tunggu Kantor Kantor Kepala Museum R. Seksi Tata Usaha R. Seksi Pameran dan Edukasi R. Seksi Koleksi dan Dokumentasi Filing Ruang Rapat Percetakan Loker Pantry Gudang Penyimpanan Koleksi Penyimpanan Koleksi Sementara Studi Koleksi Laboratorium Konservasi Bengkel Restorasi dan Preparasi Keterangan: : Dekat : Sedang : Jauh

24 24 (Gambar 3.10 Hubungan Antar Ruang Lantai 2) No Zona Area 1 Publik Loket Karcis Penitipan Barang Ruang Duduk Informasi Pintu Masuk Ruang Sejarah Olahraga Atletik R. Pengenalan Olahraga Atletik Auditorium R. Pamer Pertandingan Olahraga R. Daftar Kehormatan R. Hall of FAME R. Pameran Temporer Keterangan: : Dekat : Sedang : Jauh Diagram Sirkulasi Antar Ruang Diagram sirkulasi antar ruang adalah diagram yang menjelaskan jalur sirkulasi yang dilewati oleh pengunjung maupun pengelola, tingkat kepadatan pengguna di setiap jalur dan juga zona yang ada dalam museum. Berikut ini adalah diagram sirkulasi antar ruang di Museum Olahraga Atletik.

25 25 (Gambar 3.11 Diagram Sirkulasi Antar Ruang Lantai 1) R. Games Interaktif Bengkel Perpustakaan Pintu Masuk Kantor Cinderamata Informasi Mushola Cafetaria Area Duduk Gudang Keterangan: Masuk :Publik :Semi Privat :Privat :Pengunjung Padat :Pengunjung Sedang :Pengunjung Jarang :Pengelola Padat :Pengelola Sedang :Pengelola Jarang

26 26 (Gmabar 3.12 Digram Sirkulasi Antar Ruang Area Kantor) Laboratorium Bengkel Penyimpanan Koleksi Penyimpanan Sementara Studi Koleksi Pintu Masuk Service Koleksi dan Dokumentasi Pameran dan Edukasi Ruang Rapat Tata Usaha Filing Kepala Museum Ruang Tunggu Loker Foto Copy Masuk Pantry Keterangan: :Semi Privat :Privat :Pengelola Padat :Pengelola Sedang :Pengelola Jarang

27 27 (Gambar 3.13 Diagram Sirkulasi Antar Ruang Lantai 2) Pengenalan Olahraga Atletik Ruang Pertandingan Olahraga Hall of Fame Sejarah Olahraga Ruang Daftar Kehormatan Ruang Auditorium Pameran Temporer Pintu Masuk Penitipan Informasi Loket Karcis Area Duduk Keterangan: Masuk :Publik :Semi Privat :Pengunjung Padat :Pengunjung Sedang :Pengunjung Jarang :Pengelola Padat :Pengelola Sedang :Pengelola Jarang Zoning Zoning adalah pembagian area berdasarkan penggunanya. Pada perancangan interior Museum Olahraga Atletik ini, zoning terbagi menjadi 3 bagian yaitu: 1. Privat Area privat adalah area yang sifatnya khusus dan hanya digunakan oleh orang-orang tertentu yang berkepentingan. Area privat ini memiliki luas area m 2. Area privat merupakan area yang sangat khusus sehingga sebaiknya diletakkan pada bagian dalam gedung.

28 28 2. Semi Privat Area semi privat adalah area yang dapat dikunjungi oleh orang-orang tertentu saja, seperti pengelola. Area semi privat ini memiliki luas m 2. Area ini dapat diletakkan di antar area privat dan area publik. 3. Publik Area publik adalah area yang dapat digunakan oleh pengelola maupun pengunjung. Area public memiliki luas yang paling besar yaitu m 2 karena fungsi utama museum yang diperuntukkan pada pengunjung. Area ini dapat diletakkan pada area pintu masuk utama yang dapat dengan mudah dijangkau Grouping Grouping adalah pembagian ruangan berdasarkan area-area zoning. Pembagian ruangan pada Museum Olahraga Atletik adalah: 1. Area privat terbagi menjadi: a. Penyimpanan Koleksi b. Penyimpanan Koleksi Sementara c. Studi koleksi d. Laboratorium konservasi e. Bengkel restorasi dan preparasi 2. Area semi privat terbagi menjadi: a. Ruang tunggu b. Ruang Kepala Museum c. Ruang Tata Usaha

29 29 d. Ruang Seksi Pameran dan Edukasi e. Ruang Seksi Koleksi dan Dokumentasi f. Ruang Rapat g. Ruang Loker h. Ruang Percetakan i. Pantry j. Gudang k. Filing 3. Area publik terbagi menjadi: a. Area Pameran b. Auditorium c. Perpustakaan d. Kafetaria e. Cinderamata f. Lobi 1.5 Studi Permasalahan Khusus Interior Tinjauan Karakteristik Garis dan Bentuk 1. Garis Menurut Sadjiman (2005:108) semua garis memiliki karakter yang memberikan gambaran kesan yang memancar dari bentuk yang ada. Terdapat beberapa garis yang dapat digunakan dalam Museum Olahraga Atletik, yaitu garis horisontal, vertikal, diagonal, zigzag, lengkung, dan garis S.

30 30 (Gambar 3.14 Macam-macam garis) (Sumber: Adapun berbagai karakter garis tersebut yaitu : a. Garis horisontal: mengesankan istirahat, memberikan karakter/ lambang pasif, kaku, ketenangan, kedamaian dan kemantapan. b. Garis vertikal: mengesankan keadaan tak bergerak, sesuatu yang melesat menusuk langit mengesankan agung, jujur, tegas, cerah, cita-cita, pengharapan. Memberikan karakter/ lambang statis, kestabilan, kemegahan, kekuatan, kekokohan, kejujuran dan kemashuran. c. Garis diagonal, yaitu garis miring ke kanan atau ke kiri mengasosiasikan orang lari, pohon dan obyek yang mengesankan keadaan tidak seimbang. Melambangkan kedinamisan, kegesitan, kelincahan d. Garis zigzag merupakan garis patah-patah bersudut runcing, dibuat dari gabungan vertikal dan diagonal sebagai asosiasi petir, retak, letusan. Menggambarkan karakter gairah, semangat, bahaya, mengerikan

31 31 e. Garis Lengkung, meliputi lengkung mengapung, lengkung kubah dan lengkung busur. Mengasosiasikan gumpalan asap, buih sabun, balon. Memberikan karakter ringan dan dinamis, kuat yang melambangkan kemegahan dan kekuatan dan kedinamisan. f. Garis S merupakan garis lengkung ganda yang merupakan garis terindah diantara semua garis atau garis lemah gemulai, mengasosiasikan ombak, pohon tertiup angin, gerakan lincah anak/binatang. Memberikan karakter indah, dinamis, luwes yang melambangkan keindahan, kedinamisan dan keluwesan. 4. Bentuk Ada beberapa macam bentuk yang ada. Berikut ini adalah kesan-kesan yang dapat ditimbulkan oleh sifat atau karakteristik bentuk a. Bentuk teratur kubus dan persegi, baik dalam dua atau tiga dimensi memberi kesan statis, stabil, dan formal. Bila menjulang tinggi sifatnya agung dan stabil. (Gambar 3.15 Bentuk Persegi) b. Bentuk lengkung bulat atau bola memberi kesan dinamis, labil dan bergerak.

32 32 (Gambar 3.16 Bentuk Bulat) c. Bentuk segitiga runcing memberi kesan aktif, energik, tajam, dan mengarah. (Gambar 3.17 Bentuk segitiga) d. Bentuk organik adalah bentuk yang dibatasi oleh lengkung bebas, yang mengesankan kejelangan dan pertumbuhan. (Gambar 3.18 Bentuk Organik) Tinjauan Sistem Furnitur Ada 2 jenis furnitur yang dapat digunakan pada desain Museum Olahraga Atletik, yaitu loose furniture dan custom-made. Lose Furniture adalah furnitur yang dapat dipindah-pindahkan dan dijual di toko sehingga dapat langsung digunakan, sedangkan custom-made furniture adalah furnitur yang dibuat sesuai dengan ukuran dan kebutuhan uang yang dimiliki. Loose furniture memiliki keunggulan yaitu dapat langsung digunakan dan dibeli dalam jumlah banyak serta memiliki bentuk dan ukuran yang beragam. Kekurangannya, ukuran dan bentuk furnitur tidak dapat dibuat sesuai dengan yang diinginkan. Penerapan loose furniture ini sangat cocok utuk area yang tidak membutuhkan desain khusus seperti area kantor.

33 33 Custom made furniture memiliki keunggulan yaitu bentuknya yang dapat dibuat sesuai dengan desain yang diinginkan. Akan tetapi, custom made furniture membutuhkan waktu pengerjaan yang cukup lama jika membuat lebih dari 1 furnitur karena merupakan furnitur yang dibuat secara khusus. Penerapan custom made furniture ini sangat cocok diterapkan pada area pameran karena furniturnya yang dapat dibuat khusus dan disesuaikan dengan tema Tinjauan Material Lantai, Dinding, dan Ceiling Pemilihan material lantai, dinding, dan ceiling Museum Olahraga Atletik merupakan hal yang sangat penting. Setiap material memiliki ciri khas masing-masing yang dapat mengubah suasana suatu ruangan. Material lantai, dinding, dan ceiling yang akan diterapkan pada museum ini harus tahan lama, tidak cepat rusak, dan juga dapat meredam suara bising yang ditimbulkan baik dari luar maupun dalam ruangan. Oleh karena itu, material yang dapat digunakan pada museum ini yaitu: 1. Material lantai Lantai merupakan elemen pembentuk interior yang sangat penting. Pemilihan material lantai harus disesuaikan dengan tema dan konsep dari perancangan. Pemilihan warna material lantai juga dapat memberikan kesan yang berbeda pada suatu ruangan. Selain sebagai tempat berpijak, lantai juga dapat difungsikan sebagai pembatas semu pada ruangan. 2. Material dinding Dinding merupakan elemen ruang yang digunakan sebagai pembatas tiap ruangan. Sebagai partisi ruangan, ada berbagai

34 34 macam material yang dapat digunakan sebagai material dinding. Pemilihan material dinding harus disesuaikan dengan fungsi ruangan. Pada area pameran, selain sebagai pembatas ruangan, dinding harus dapat meredam suara bising baik yang ditimbulkan dari dalam maupn dari luar ruangan. 3. Material Ceiling Ceiling merupakan elemen pembentuk ruang yang berfungsi sebagai elemen penutup rangka atap. Material ceiling yang dapat digunakan adalah material yang tahan lama dan dapat membantu meredam suara bising. Pemilihan warna pada ceiling dapat mempengaruhi kesan tinggi rendahnya ruangan. Ceiling berwarna terang akan membuat ruangan terasa lebih tinggi, sedangkan warna gelap akan membuat ruangan terasa lebih pendek Tinjauan Karakteristik Warna Warna merupakan elemen yang sangat penting dalam interior ruangan. Setiap warna dapat memiliki karakteristik tersendiri yang dapat mengubah suasana hati seseorang. Berikut ini adalah psikologi warna menurut Akmal (2006) yang dapat diterapkan pada Museum Olahraga Atletik. (Tabel 3.4 Psikologi warna) Warna Positif Negatif Merah Hidup, cerah, pemimpin, gairah, kuat Panas, bahaya, emosi yang meledak, agresif, brutal Jingga Muda, kreatif, keakraban, dinamis Dominan, Arogan

35 35 Kuning Hijau Biru Segar, cepat, jujur, adil, tajam, cerdas Sensitif, stabil, formal, toleran, harmonis, keberuntungan Kebenaran, komtemplatif, intelegensi tinggi, damai, meditatif Sinis, kritis, murah/ tidak eksklusif Pahit Emosional, egosentris, racun Ungu Artistik, personal, mistis, spiritual Angkuh, sombong, diktator Pink Kelembutan, kehalusan, sensitif, romantis, trendi, gairah, energi Melelahkan, lesu Cokelat Hangat, etnik, eksotik Tidak cerah, tidak bersih Putih Jujur, bersih, innocent, higienis Monoton, kaku, tidak terkontrol Hitam Pastel Kuat, kreativitas, magis, kedalaman berpikir, idealis, fokus lembut, feminim, romantis, ringan, tenang, menyenangkan Terlalu kuat, superior, merusak, menekan Melankolis Tinjauan Sistem Pencahayaan Pada Museum Olahraga Atletik, koleksi yang ada memiliki tingkat kesensitifan sedang sehingga pencahayaan yang dibutuhkan berkisar lux. Untuk tipe lampu yang dapa digunakan adalah lampu TL dan LED. Akan tetapi lampu TL mengadung ultraviolet sehingga membutuhkan penggunaan kaca buram sebagai filter. Pada Museum Olahraga Atletik ini, ada 3 tipe penerangan yang dapat digunakan yaitu: 1. Ambient lighting atau general lighting, adalah tipe penerangan yang berasal dari sumber cahaya yang cukup besar dan sinarnya mampu menerangi keseluruhan bangunan/ ruang

36 36 2. Accent Lighting, adalah pencahayaan khusus untuk satu detail atau ornament yang ingin ditonjolkan. 3. Decorative Lighting, adalah jenis penerangan yang tak hanya berfungsi sebagai penerangan, namun juga sebagai elemen dekorasi dalam tatanan ruang Terdapat beberapa teknik yang dapat diaplikasikan pada perancangan interior Museum Olahraga Atletik, yaitu: 1. Penerangan langsung (Direct Lighting) adalah suatu teknik di mana sumber cahaya ditata agar bisa menyinari suatu area atau ruang secara langsung 2. Penerangan tidak langsung (Indirect Lighting) adalah teknik pencahayaan yang menempatkan sumber cahaya (lampu) secara tersembunyi, sehingga cahaya yang terlihat dan menerangi ruang akan berupa pantulan cahaya. 3. Penerangan ke bawah (Downlight) adalah teknik pencahayaan dimana lampu diarahkan untuk menyinari benda di bawahnya 4. Penerangan ke atas (Uplight) merupakan teknik pencahayaan yang menyorotkan sinar lampu ke atas ruang atau benda 5. Penerangan dari samping (Sidelight) adalah sumber penerangan yang berasal dari samping objek. 6. Penerangan dari depan (Frontlight) merupakan teknik penerangan yang biasanya untuk menerangi lukisan atau hiasan dinding

37 37 7. Penerangan dari belakang (Backlight) merupakan teknik penerangan yang dapat memperlihatkan siluet benda yang disinari. 8. Wall washer adalah teknik penerangan yang dibuat sedemikian rupa sehingga cahaya yang dibiaskan menyapu dinding Tinjauan Sistem Penghawaan Sistem penghawaan yang terdapat pada Gedung Serbaguna Senayan ini adalah penghawaan buatan yang berasal dari AC Central. Sistem penghawaan buatan sangat cocok untuk perancangan museum karena suhu udara yang dapat disesuaikan dengan keinginan. Standar penghawaan yang direkomendasikan dalam museum adalah: 1. Benda koleksi yang dipamerkan: C 2. Benda koleksi yang disimpan: 23 C 3. Pengunjung: C 4. Pengelola / Staff: C Standar kelembaban didalam museum: 1. Benda koleksi yang dipamerkan: maks 55% RAH 2. Benda koleksi yang disimpan: 55% RAH 3. Pengunjung dan Pengelola: 55-65% RAH Tinjauan Sistem Akustik Ruang Berbagai upaya yang dapat ditempuh untuk mengurangi kebisingan yang muncul dari dalam atau luar Museum Olahraga Atletik adalah:

38 38 1. Mengurangi elemen bukaan pada bangunan namun tetap diimbangi dengan memberikan pemandangan ke area tanaman hijau untuk mengurangi kesan masif 2. Memilih dan menggunakan material yang sederhana dan dapat mereduksi kebisingan seperti material gypsum 3. Membuat penataan interior ruang yang dapat menghambat kebisingan melalui peletakan pintu dan ruang 4. Memberi lapisan penyerap suara di sekitar sumber kebisingan seperti mesin, ducting, dan peralatan elektronik 5. Plywood difungsikan selain sebagai elemen dekorasi juga digunakan untuk memantulkan dan menyerap bunyi. Auditorium Untuk mencegah berkurangnya energi suara, sumber bunyi harus dikelilingi oleh permukaan-permukaan pemantul bunyi seperti gypsum board, plywood, flexyglass dan sebagainya dalam jumlah yang cukup banyak dan besar untuk memberikan energi bunyi pantul tambahan pada tiap bagian daerah penonton, terutama pada tempat-tempat duduk yang jauh. Jadi salah satu cara untuk memperkuat bunyi dari panggung adalah dengan menyediakan pemantul di atas bagian depan auditorium untuk memantulkan bunyi secara langsung ke tempat duduk bagian belakang, dimana bunyi langsung (direct sound) terdengar paling lemah. Permukaan-permukaan pemantul bunyi (acoustical board, plywood, gypsum board dan lain-lain) yang memadai akan

39 39 memberikan energi pantul tambahan pada tiap-tiap bagian daerah penonton, terutama pada bagian yang jauh Tinjauan Sistem Keamanan dan Signage 1. Sistem keamanan Sistem keamanan Museum Olahraga Atletik terhadap koleksi dapat dilakukan dengan cara: a. Vitrin dengan bobot berat yang sukar untuk dipindahkan dan bahan yang tidak mudah rusak, serta terkunci dengan baik sehingga sukar untuk dibongkar b. Permukaan vitrin tertutup kaca sehingga tidak mudah dipecahkan c. Menempatkan koleksi jauh dari tangan pengunjung, dan memberi penghalang fisik, seperti tali, panil informasi, dan pembatas antara pengunjung dengan koleksi d. Memberlakukan penitipan tas terutama untuk pengunjung e. Menggunakan pengamanan elektronik seperti detector kaca pecah,detector getar, CCTV Sedangkan system keamanan gedung terhadap bahaya kebakaran dapat dilakukan dengan cara menempatkan alat pendeteksi panas dan asap, system penyemprotan, dan tabung pemadam api. 2. Signage Adapun aspek-aspek yang menjadi syarat signage yang baik adalah: a. Visibilitas, yaitu tingkat kemudahan sign dapat dilihat

40 40 b. Readibilitas, sign tersebut dapat dimengerti oleh orang lain c. Legibilitas, informasi paling penting dalam signage dapat dibaca dengan jelas. Berikut ini adalah pemasangan signage yang menempel pada bagian bangunan yang dapat diterapkan pada Museum Olahraga Atletik a. Free-standing sign adalah sign yang berdiri tegak pada tanah atau lantai b. Projecting sign adalah sign yang memiliki 2 sisi sehingga dapat dibaca berlawanan arah sekaligus c. Suspended sign adalah sign yang digantung di langit-langit / ceiling d. Wall sign adalah tanda yang terpasang paralel dengan tembok bangunan Signage di dalam ruangan akan berfungsi dengan baik jika diletakkan pada langit-langit atau melekat pada dinding ruangan. Sebuah tanda yang baik menyampaikan persoalan yang penting dalam informasi Tinjauan Karakter Betawi Kontemporer Unsur lokal Betawi yang akan diangkat pada perancangan ini adalah rumah khas Betawi. Rumah khas Betawi memiliki kekhasan yang dapat dilihat dari:

41 41 1. Ornamen gigi balang. Ornamen ini memiliki bentuk yang khas yaitu bentuk segitiga dan lingkaran. Selain itu, ornamen ini biasanya diletakkan pada lipslang rumah Betawi dan diletakkan secara berjajar 2. Ragam hias tumpal pada area langkan sebagai pagar pembatas 3. Jendela khas yang disebut jendela krepyak dan jendela jejake 4. Material. Material khas rumah Betawi adalah material kayu dan bambu. 5. Bentuk rumah Betawi. Rumah khas Betawi ada 3 macam yaitu rumah Rumah tipe Gudang, Bapang, dan Joglo. Bentuk rumah Gudang dan Bapang memiliki bentuk persegi panjang sedangkan rumah tipe Joglo memiliki bentuk persegi. 6. Pada Area Paseban umumnya terdapat tapang/ balai-balai Desain kontemporer mengacu pada apa yang populer atau digunakan sekarang. Ciri khas yang ada pada gaya kontemporer adalah 1. Penggunaan warna-warna netral sebagai fokus utama dan warna cerah sebagai warna aksen 2. Bentuk-bentuk yang digunakan umumnya geometris dengan perpaduan sedikit lekukan 3. Penggunaan material-material lantai yang keras seperti bambu, kayu terang, batu, dan keramik dan finishing yang mengkilap seperti chrome, vernis, kaca, plastik, keramik. Dapat juga menggunakan campuran material yang kontras 4. Memiliki bentuk-bentuk yang sederhana

42 42 Dari ciri khas tersebut, maka perpaduan karakter Betawi Kontemporer tersebut dapat diterapkan pada perancangan dengan cara: 1. Menggabungkan material khas betawi yaitu bambu dan kayu dengan material-material modern seperti stainless, kaca, plastik, dan keramik pada furniture maupun elemen pembentuk ruang 2. Menerapkan ornament gigi balang pada interior Museum Olahraga Atletik yang dapat diterapkan pada furniture maupun elemen pembentuk ruang 3. Menerapkan bentuk khas ornament gigi balang yaitu segitiga dan lingkaran serta bentuk rumah betawi yaitu persegi dan persegi panjang pada bentuk furniture, pembagian ruang, maupun elemen pembentuk ruang. 4. Menerapkan unsur-unsur khas Betawi seperti tapang dan jendela khas Betawi pada area pintu masuk utama

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Zoning dan Grouping 1.1.1 Zoning Alternatif 1 (Gambar 4.1 Lantai 1 Alternatif Zoning 1) Publik Semi Privat Semi Privat Privat (Gambar 4.2 Lantai 2 Alternatif Zoning 1) Publik

Lebih terperinci

Penjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai

Penjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai BAB V KONSEP DESAIN 5.1 Konsep Citra Konsep merupakan solusi dari permasalahan desain yang ada. Oleh karena itu, dalam pembuatan konsep harus mempertimbangkan mengenai simbolisasi, kebutuhan pengguna,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 4.1 Alternatif Zoning 1 ANALISA : Letak zona publik berada di dekat pintu masuk karena zona tersebut diperunttukan bagi pengunjung yang baru datang. Pada alternative zona

Lebih terperinci

KONSEP DESAIN Konsep Organisasi Ruang Organisasi Ruang BAB III

KONSEP DESAIN Konsep Organisasi Ruang Organisasi Ruang BAB III BAB III KONSEP DESAIN Sebagaimana fungsinya sebagai Museum Budaya Propinsi Jawa Barat, museum ini mewakili kebudayaan Jawa Barat, sehingga tema yang diangkat adalah Kesederhanaan Jawa Barat dengan mengadaptasi

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Kerangka Berpikir Konsep Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep 105 106 Dari kerangka berpikir diatas dapat penulis memilih konsep Batik Pekalongan : The Diversity of Culture

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep/Citra Ruang Citra atau image yang digunakan dalam mendukung karakter desain adalah modern natural with batavian etnic, dengan menggunakan bentuk bentuk yang geometris

Lebih terperinci

BAB III STUDI LAPANGAN

BAB III STUDI LAPANGAN BAB III STUDI LAPANGAN A. Perpustakaan Grhatama Pustaka Berlokasi di Jl. Janti, Banguntapan Bantul, D.I. Yogyakarta. Jam layanan untuk hari Senin-Jumat : 08.00 s.d. 22.00 WIB, hari Sabtu : 08.00 s.d. 16.00

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Didalam sebuah perancangan interior, fasilitas sangat menunjang dalam aktifitas yang dilakukan di dalamnya. Fasilitas merupakan hal penting dalam mendesain

Lebih terperinci

PERANCANGAN INTERIOR MUSEUM OLAHRAGA ATLETIK

PERANCANGAN INTERIOR MUSEUM OLAHRAGA ATLETIK PERANCANGAN INTERIOR MUSEUM OLAHRAGA ATLETIK Tjan Meriska Tjandinegara Jl. U No 21 Kemanggisan, Jakarta Barat 08194144463 Meriska.tj@gmail.com Dosen: Doni Morika, S.T., M.Ds, Anak Agung Ayu Wulandari,

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 1.1 Konsep Perencanaan Dan Perancangan Proyek perencanaan dan perancangan untuk interior SCOOTER OWNERS GROUP INDONESIA Club di Bandung ini mengangkat tema umum

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Gaya dan Tema Perancangan Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya modern etnik. Pemilihan gaya modern etnik berdasarkan

Lebih terperinci

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA LAMPIRAN 1 133 134 KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA Aspek Pertanyaan 1. Latar belakang 1. Bagaimanakah sejarah berdirinya LPIT BIAS? 2. Siapakah pendiri LPIT BIAS? 3. Apa tujuan didirikan LPIT BIAS? 4. Ada

Lebih terperinci

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR Jolanda Srisusana Atmadjaja Jurusan Arsitektur FTSP Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian karya arsitektur dapat dilakukan melalui

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DESAIN. dikawasan pusat keramaian dengan lokasi yang strategis.

BAB IV ANALISA DESAIN. dikawasan pusat keramaian dengan lokasi yang strategis. BAB IV ANALISA DESAIN A. ANALISA EKSISTING 1. Asumsi Lokasi Dasar pertimbangan penentuan siteplan Museum Film Horor mengambil lokasi di daerah Jakarta Pusat lebih tepatnya di JL. Cikini Raya (kawasan TIM).

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TATA PAMER MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA BANDUNG. Museum Konperensi Asia Afrika merupakan sarana edukasi serta

BAB III TINJAUAN TATA PAMER MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA BANDUNG. Museum Konperensi Asia Afrika merupakan sarana edukasi serta BAB III TINJAUAN TATA PAMER MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA BANDUNG Museum Konperensi Asia Afrika merupakan sarana edukasi serta hiburan bagi masyarakat untuk memperoleh segala informasi mengenai sejarah

Lebih terperinci

BAB IV Konsep Perancangan Museum Mobil Klasik. ini adalah Vintage Industrial. Tema ini terdiri dari kata Vintage dan

BAB IV Konsep Perancangan Museum Mobil Klasik. ini adalah Vintage Industrial. Tema ini terdiri dari kata Vintage dan BAB IV Konsep Perancangan Museum Mobil Klasik 4.1 Tema Tema yang diambil dalam perancangan Museum Mobil Klasik ini adalah Vintage Industrial. Tema ini terdiri dari kata Vintage dan Industrial. Vintage

Lebih terperinci

Bab IV. Konsep Perancangan

Bab IV. Konsep Perancangan Bab IV Konsep Perancangan 4.1 Konsep Perancangan Konsep perancangan pada proyek ini didasari oleh tinjauan data mengenai sifat dan karakteristik pasien, dimana beberapa dari pasien dewasa maupun anak-anak

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Konsep Sebuah konsep desain tempat pendidikan yang ramah lingkungan dengan membawa suasana yang asri membawa kehangatan keluarga dalam sebuah wadah pendidikan. Anak anak

Lebih terperinci

Gambar 5. 1 Citra ruang 1 Gambar 5. 2 Citra ruang 2 2. Lounge Lounge merupakan salah satu area dimana pengunjung dapat bersantai dan bersosialisasi de

Gambar 5. 1 Citra ruang 1 Gambar 5. 2 Citra ruang 2 2. Lounge Lounge merupakan salah satu area dimana pengunjung dapat bersantai dan bersosialisasi de BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 5.1 Konsep Citra Ruang Konsep citra ruang yang ingin dicapai adalah ruangan yang memberikan suasana kondusif kepada pengguna perpustakaan. citra ruang dimana pengguna

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DESAIN. Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan

BAB IV KONSEP DESAIN. Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan 73 BAB IV KONSEP DESAIN IV.1 Konsep Ruang (Citra Ruang) Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan dengan bergaya futurisctic. Konsep fun ini diartikan sebagai sesuatu

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN 5.1. Gaya dan Tema dalam Perancangan Konsep pada Fitness Center, interior desain yang ditampilkan oleh Fitness Center ini bergaya Modern Retro. Tema perancangan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN 4.1 Konsep Desain 4.1.1 Kerangka Konsep Desain Gambar 4.1 Kerangka Konsep (Sumber : Qoni ah Azrina,2015) 101 102 4.1.2 Tema Tema yang digunakan dalam perancangan ini adalah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pusat es krim merupakan fasilitas yang dirancang untuk penikmat es krim. Pusat es krim menyediakan berbagai jenis es krim dan kebutuhan mengenai es krim bagi masyarakat terutama

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1 Tema Interior Konsep desain pada perancangan fasilitas Pusat Pengembangan Kreativitas Anak ini menggunakan pendekatan terhadap konsep fungsi dan citra. Fasilitas ini mengambil

Lebih terperinci

KONSEP DESAIN. WARNA Warna yang digunakan adalah warna khas budaya Toraja yang terdapat pada elemen arsitektural dan motif ornamen.

KONSEP DESAIN. WARNA Warna yang digunakan adalah warna khas budaya Toraja yang terdapat pada elemen arsitektural dan motif ornamen. BENTUK Bentuk yang digunakan dapat berupa transformasi dari bentuk Tongkonan, ragam hias tradisional Makassar dan Toraja, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan budaya Makassar dan Toraja. Untuk menciptakan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Penerapan Tema Pada Perancangan Untuk bioskop mini ini prioritas utama adalah ruang menonton dan area menunggu, baik dari segi ukuran maupun bentuk. Ruangan yang selapang

Lebih terperinci

KLINIK ULTRAMODERN Penulis : Imelda Anwar Fotografer : M. Ifran Nurdin

KLINIK ULTRAMODERN Penulis : Imelda Anwar Fotografer : M. Ifran Nurdin 01 02 KLINIK ULTRAMODERN Penulis : Imelda Anwar Fotografer : M. Ifran Nurdin Good design is good business. Inilah yang terwujud pada desain klinik yang berhasil mengakomodasi kegiatan konsultasi dokter

Lebih terperinci

1. Tingkat pendengaran (listening level), biasanya besaran ini dinyatakan dengan besaran dba.

1. Tingkat pendengaran (listening level), biasanya besaran ini dinyatakan dengan besaran dba. ika penerimanya adalah manusia atau orang, bukan mikrophone untuk perekaman misalnya, maka karakteristik medan suara yang diterima itu dapat dinyatakan dengan 4 parameter utama yaitu : KONSEP DASAR AKUSTIK

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman V.1. Konsep Gaya dan Tema BAB V KONSEP PERANCANGAN Kebutuhan : Natural Gaya yang dapat membuat nyaman pengunjung Gaya yang dapat menarik masyarakat umum Gaya yang dapat menampilkan kebudayaan Informatif

Lebih terperinci

BAB IV SINTESA PEMBAHASAN. yang diusung dalam sebuah konsep desain Hotel Mulia adalah luxurious

BAB IV SINTESA PEMBAHASAN. yang diusung dalam sebuah konsep desain Hotel Mulia adalah luxurious BAB IV SINTESA PEMBAHASAN 4.1 Gaya Dan Tema Perancangan Menentukan jenis tema merupakan langkah awal dalam membangun suatu ruangan. Untuk dapat memberikan rekomendasi kepada klien akan interior Hotel Mulia

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN RUMAH SAKIT ANAK DI BANDUNG

BAB III PERANCANGAN RUMAH SAKIT ANAK DI BANDUNG BAB III PERANCANGAN RUMAH SAKIT ANAK DI BANDUNG 3.1 Tema Perancangan Tema Dalam Perancangan Interior Rumah Sakit Anak di Bandung ini adalah Wonderland (Tanah Impian). Konsep tema ini didasari oleh tinjauan

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN RUSIA

BAB III KONSEP PERANCANGAN PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN RUSIA BAB III KONSEP PERANCANGAN PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN RUSIA 3.1 Tema dan Penggayaan Pusat Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Rusia merupakan sebuah sarana yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Perancangan Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Setia 5.1.1. Gaya Perancangan Gaya arsitektur yang dipakai pada bangunan Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Setia ini direncanakan

Lebih terperinci

TEoRI DAN DeSAIN TERPILIH

TEoRI DAN DeSAIN TERPILIH TEoRI DAN DeSAIN TERPILIH ARFIEL ZAQTA SURYA 13-57 Teori dan konsep interior desain merupakan sebuah gagasan atau dasar pemikiran desainer di dalam memecahkan permasalahn atau problem desain. Konsep desain

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Sumber : KAK Sayembara Arsitektur Museum Batik Indonesia Gambar 40 Lokasi Museum Batik Indonesia 1. Data Tapak - Lokasi : Kawasan Taman Mini Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Erwinsyah Hasibuan (1996) dalam penelitian Tugas Akhirnya : kualitas

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Erwinsyah Hasibuan (1996) dalam penelitian Tugas Akhirnya : kualitas BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. KAJIAN PUSTAKA Penerangan dalam ruang kelas Erwinsyah Hasibuan (1996) dalam penelitian Tugas Akhirnya : kualitas penerangan yang harus dan layak disediakan didalam suatu ruangan

Lebih terperinci

Bab 4 KONSEP PERENCANAAN DESAIN

Bab 4 KONSEP PERENCANAAN DESAIN Bab 4 KONSEP PERENCANAAN DESAIN 4.1. Konsep Desain 4.1.1 Kerangka Konsep Desain Gambar 4.1 Kerangka Konsep Sumber : Analisa Pribadi 4.1.2 Tema Tema yang di gunakan dalam perancangan ini adalah bee (lebah).

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Konsep Perencanaan Dalam menonton sebuah film, sebuah imajinasi dan fantasi perlu untuk dijaga dan tersampaikan sehingga penonton dapat menikmati sebuah film

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP STYLE DESAIN INTERIOR

BAB IV KONSEP STYLE DESAIN INTERIOR BAB IV KONSEP STYLE DESAIN INTERIOR 4.1 Latar Belakang Pemilihan Tema Tema yang diangkat untuk mendukung bangunan perpustakaan umum ini adalah Dinamis dan Ceria. Adapun yang melatar belakangi pemilihan

Lebih terperinci

Dramatic Lighting. Pencahayaan menjadi kekuatan desain pada apartemen yang terinspirasi dari gaya Jepang ini.

Dramatic Lighting. Pencahayaan menjadi kekuatan desain pada apartemen yang terinspirasi dari gaya Jepang ini. APARTEMEN LU: 60 m² Dramatic Lighting Pencahayaan menjadi kekuatan desain pada apartemen yang terinspirasi dari gaya Jepang ini. TEKS FRANSISCA WUNGU PRASASTI FOTO ADELINE KRISANTI PROPERTI SUMARTONO TAN

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERANCANGAN BAB III KONSEP PERANCANGAN Dalam perancangan pusat Informasi dan kegiatan Muslim Tionghoa Lau Tze ini, banyak hal hal yang telah di jelaskan pada bab bab sebelumnya yang akan diterapkan pada perancangan.

Lebih terperinci

A. IDE GAGASAN PERANCANGAN

A. IDE GAGASAN PERANCANGAN BAB V KONSEP DESAIN A. IDE GAGASAN PERANCANGAN Perencanaan dan perancangan Music Center ini merupakan proyek perancangan fasilitas komersial yang dapat menunjang kegemaran masyarakat terhadap band The

Lebih terperinci

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 Perancangan Tapak 5.1.1 Pemintakatan Secara umum bangunan dibagi menjadi beberapa area, yaitu : Area Pertunjukkan, merupakan area dapat diakses oleh penonton, artis, maupun pegawai.

Lebih terperinci

Gambar 5.2 Mind Mapping Perawat dan Pengunjung Gambar 5.3 Mind Mapping Site dan Bangunan 1

Gambar 5.2 Mind Mapping Perawat dan Pengunjung Gambar 5.3 Mind Mapping Site dan Bangunan 1 BAB V KONSEP PERANCANGAN INTERIOR 5. 1. Dasar dan Tujuan Setelah melewati proses analisis, penulis mengambil tema refreshment atau penyegaran sebagai konsep desain yang akan diterapkan pada perancangan

Lebih terperinci

ELEMEN ESTETIS. Topeng Cepot pada Dinding. Ukiran pada partisi

ELEMEN ESTETIS. Topeng Cepot pada Dinding. Ukiran pada partisi AUDITORIUM BENTUK WARNA MATERIAL Menggunakan sistem dinding panel berporiyang terdiri dari dua konfigurasi : 1. Konfigurasi penyerap (pori terbuka) 2. Konfigurasi pemantul (pori tertutup) Dan dapat di

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep utama yang mendasari Rancang Ulang Stasiun Kereta Api Solobalapan sebagai bangunan multifungsi (mix use building) dengan memusatkan pada sistem dalam melayani

Lebih terperinci

BAB.IV. KONSEP DESAIN. IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic,

BAB.IV. KONSEP DESAIN. IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic, BAB.IV. KONSEP DESAIN IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic, Refreshing, berarti tidak kaku, mampu memotivasi pengguna Relaxing, mampu

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN 5.1. Gaya dan Tema dalam Perancangan Perancangan interior Sing a Song Family Karaoke ini mengambil gaya modern dan tema Pop Art, karena ingin menciptakan suasana

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Kerangka Konsep Aktif Fashionable Berjiwa Muda Semangat Produktif Mapan Dewasa Merah Muda Organis Biru & Hijau Karakteristik Warna Bentuk Warna Wanita Urban Refresh TEA SPA

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM BANK INDONESIA BANDUNG

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM BANK INDONESIA BANDUNG BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM BANK INDONESIA BANDUNG 3.1 Tema Dan Gaya a. Tema Tema yang akan diterapkan pada Museum Bank Indonesia ini adalah Menemani Perjalanan Panjang Bank Indonesia.

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN INTERIOR IV.1. Konsep Perancangan Konsep Perancangan hotel resort merupakan kesimpulan dari analisis Perancangan hotel resort. Konsep Perancangan hotel resort di pantai Jakarta

Lebih terperinci

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1 0.15 8.60 2.88 Pada area lantai,1 ruang parkir di perluas dari yang sebelumnya karena faktor jumlah kendaraan pada asrama yang cukup banyak. Terdapat selasar yang difungsikan sebagai ruang tangga umum

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY 81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN DESAIN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN DESAIN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN DESAIN 5.1 KONSEP 5.1.1 Ide Dasar Perancangan Konsep Desain merupakan salah satu proses dalam tahapan mendesain. Pada Gaya yang di angkat untuk penerapan desain playgroup ini adalah

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Zoning dan Grouping 4.1.1 Analisa Zoning Zoning 1 Gambar 4.1. Zoning 1 Zona private memiliki view langsung melihat keluar. Tetapi terletak jauh dari zona public,

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep perancangan 4.1.1 Konsep Gaya Konsep gaya pada perancangan Showroom Mabua Harley Davidson ini di desain dengan unik dan memberi kesan tempo dulu, berdasarkan analisa

Lebih terperinci

REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA

REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA ZONIFIKASI Dasar pertimbngan Potensi site Kemungkinan pengelohan Tuntutan kegiatan UTILITAS Konsep utilitas pada kawasan perencanaan meliputi : 1. Terjadinya

Lebih terperinci

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya PENERAPAN DESAIN DALAM RANGKAIAN BUNGA SEBAGAI PELENGKAP DEKORASI RUANG Arita Puspitorini PKK Abstrak, Bunga sejak dulu hingga kini memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, karena bunga dirangkai

Lebih terperinci

KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU

KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU BAB IV KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU 4.1. Tema Desain Penderita TB maupun penderita penyakit paru lainnya akan memiliki perasaan dan pikiran negatif, bahkan setelah sembuh penderita penyakit

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Fasilitas Fisik 1) Sekat Pemisah Saat ini belum terdapat sekat pemisah yang berfungsi sebagai pembatas antara 1 komputer dengan komputer yang lainnya pada Warnet

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 4.1 Konsep Perancangan HEPOL BUILDING HANNINE RESTO Suasana khas Korea Budaya Korea Hanok Nyaman Tenang Gedung Perkantoran Bangunan dengan konsep modern Restoran Korea

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 1.1 Penerapan konsep frame pada bangunan Konsep frame pada bangunan ini diterapkan ke dalam seluruh bagian ruangan, meliputi lantai, dinding dan langit-langit. Konsep tersebut

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI LUKIS MODERN DI YOGYAKARTA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI LUKIS MODERN DI YOGYAKARTA BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI LUKIS MODERN DI YOGYAKARTA 5.1 Konsep Ruang dan Bangunan Permasalahan dalam perencanaan dan perancangan Galeri Seni Lukis Modern di Yogyakarta adalah

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya 165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai

Lebih terperinci

KEBUTUHAN BESARAN RUANG GEDUNG MUSEUM WAYANG

KEBUTUHAN BESARAN RUANG GEDUNG MUSEUM WAYANG KEBUTUHAN BESARAN RUANG GEDUNG MUSEUM WAYANG KEGIATAN UTAMA / PAMERAN 1 Ruang studi koleksi 1 unit 60 2 Ruang Kurator Ruang Kurator 1 unit 60 Ruang Asisten 1 unit 4 Ruang Staf 4 unit 16 3 Ruang Konservasi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL & PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL & PEMBAHASAN 1 BAB 4 HASIL & PEMBAHASAN Pengaplikasian wall treatment menggunakan bata exposed, lantai bermaterial concrete tanpa finishing Penerapan modul atau bentuk abstrak dan geometris pada furnitur dan partisi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Interior Gambar 4.1 Mind Map Sumber: Penulis Konsep perancangan interior pada museum ini ingin mengubah sebuah museum yang memiliki pencitraan yang sedikit

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Dalam pemilihan material yang akan digunakan untuk membuat sebuah rak, perlu memperhatikan juga unsur kelestarian bagi lingkungan. Penggunaan kayu

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Museum Anak-Anak di Kota Malang ini merupakan suatu wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, serta film untuk anak-anak. Selain sebagai

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 KONSEP PERANCANGAN Mengacu kepada sasaran fasilitas ini adalah remaja pengguna narkoba, maka diperlukan sebuah tempat dan susunan yang bersifat dapat membangkitkan semangat

Lebih terperinci

Konsep BAB V KONSEP. 5.1 Kerangka Konsep. 5.2 Konsep Young Dynamic

Konsep BAB V KONSEP. 5.1 Kerangka Konsep. 5.2 Konsep Young Dynamic BAB V KONSEP 5.1 Kerangka Konsep Konsep Sekolah Fotografi Darwis Triadi adalah sebuah sekolah fotografi yang didirikan oleh seorang fotografer profesional bernama Andreas Darwis Triadi pada tahun 2003.

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Berdasarkan analisa yang telah dibahas pada BAB III, maka citra ruang yang akan diangkat pada Japan Foundation ini adalah citra yang dapat / mampu menopang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Gaya dan Tema Perancangan Gaya dan tema dari perancangan interior Sekolah Lukis Ohayo ini mengarah pada gaya modern pop art. Pemilihan gaya modern pop art karena gaya

Lebih terperinci

bahasa dan mulai menyebarkan ajaran Kristus kepada orang lain yang beranekaragam. Hal tersebut mirip dengan karakter umat di Gereja St. Monika BSD yan

bahasa dan mulai menyebarkan ajaran Kristus kepada orang lain yang beranekaragam. Hal tersebut mirip dengan karakter umat di Gereja St. Monika BSD yan BAB V KONSEP PERANCANGAN Setelah melakukan pengamatan dan analisa pada bab sebelumnya, maka bangunan gereja St. Monika BSD memerlukan suatu peremajaan pada bagian interior berupa pengembangan komposisi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Konsep dasar perancangan pada Tempat Informasi HIV AIDS serta Komunitas ODHA dan OHIDHA ini terlahir dari pendekatan Arsitektur Perilaku. Dengan menganalisa

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar Perancangan Pusat Pemasaran Mebel di Kota Pasuruan ini adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian konsep perancangan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek menggunakan tema Organik yang merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

Lebih terperinci

BABV ADAPTIVE RE-USE. Upaya yang akan dilakukan untuk perencanaan perubahan fungsi bangunan Omah Dhuwur Gallery adalah sebagai berikut:

BABV ADAPTIVE RE-USE. Upaya yang akan dilakukan untuk perencanaan perubahan fungsi bangunan Omah Dhuwur Gallery adalah sebagai berikut: BABV ADAPTIVE RE-USE Dengan melihat kondisi eksisting Omah Dhuwur Gallery pada Bab III dan analisa program pada Bab IV, maka pembahasan-pembahasan tersebut di atas digunakan sebagai dasar pertimbangan

Lebih terperinci

Bab 4 KONSEP PERANCANGAN INTERIOR

Bab 4 KONSEP PERANCANGAN INTERIOR Bab 4 KONSEP PERANCANGAN INTERIOR 4.1 Konsep Perancangan 4.1.1 Konsep Gaya Konsep desain pada perancangan Petlove Pet Center ini menggunakan pendekatan terhadap konsep fungsi dan citra. Perancangan Petlove

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis) commit to user

BAB V PENUTUP. Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis) commit to user digilib.uns.ac.id 101 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Ide Gagasan Ide gagasan perancangan desain interior Resort ini berupa konsep Bali Style. Bali Style merupakan konsep yang sering digunakan pada bangunan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 189 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Penentuan konsep perancangan interior didasarkan atas analisa dan pertimbangan beberapa faktor yang telah dibahas pada bab 2 yaitu tinjauan museum

Lebih terperinci

METODE DESAIN. 3.1 Metode Pengumpulan Data

METODE DESAIN. 3.1 Metode Pengumpulan Data METODE DESAIN 3.1 Metode Pengumpulan Data 3.2 Tahapan Pengumpulan Data METODE DESAIN Dalam tahap pengumpulan data dapat terbagi menjadi dua bagian, yaitu : data primer data kuisioner owner data sekunder

Lebih terperinci

Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis)

Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis) 101 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Ide Gagasan Ide gagasan perancangan desain interior Resort ini berupa konsep Zen. Zen merupakan konsep yang terinspirasi dari konsep interior Jepang, yang memadukan antara

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

DAFTAR GAMBAR Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar A Gambar Gambar Gambar 2.18.

DAFTAR GAMBAR Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar A Gambar Gambar Gambar 2.18. DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Logo Badan Tenaga Nuklir Nasional... 20 Gambar 2.2. Struktur Organisasi Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan (PSTNT) BATAN... 23 Gambar 2.3. Site Plan Gedung PSTNT-BATAN...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anyaman rata, anyaman soumak, anyaman giordes, dan anyaman ikal. Anyaman

BAB I PENDAHULUAN. anyaman rata, anyaman soumak, anyaman giordes, dan anyaman ikal. Anyaman digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Tapestri adalah suatu karya pertenunan dari benang yang berwarna dan tidak berwarna yang biasanya difungsikan untuk bahan penutup lantai,

Lebih terperinci

Perpustakaan Umum di Yogyakarta dengan Pendalaman Desain Pencahayaan

Perpustakaan Umum di Yogyakarta dengan Pendalaman Desain Pencahayaan JURNAL edimensi ARSITEKTUR, No. 1 (2012) 1-5 1 Perpustakaan Umum di Yogyakarta dengan Pendalaman Desain Pencahayaan Daniel Adrianto Saputra, Esti Asih Nurdiah. Jurusan Teknik Arsitektur, Universitas Kristen

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Griya seni dan Budaya Terakota ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Re-Inventing Tradition

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL

BAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL BAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL 4.1 Tema Karya Tema dari karya tugas akhir ini adalah Geometrical Forest, sesuai dengan image board yang digunakan sebagai sumber inspirasi selain ragam

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

STUDI PUSTAKA PSIKOLOGI WARNA

STUDI PUSTAKA PSIKOLOGI WARNA STUDI PUSTAKA PSIKOLOGI WARNA 2.6 Psikilogi Warna Pada Ruang Psikologi warna menurut Hideaki Chijawa dalam bukunya "Color Harmony" : a. Warna hangat : merah, kuning, coklat, jingga. Dalam lingkaran warna

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Dasar Mengacu pada TOR sayembara, performance arsitektur diharapkan dapat tampil sebagai sebuah karya arsitektur yang mengandung kriteria: Mengangkat kearifan lokal / local genius

Lebih terperinci

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. Konsep perencanaan 6.1.1. Pelaku dan kategori kebutuhan ruang, dan Besaran Ruang. 6.1.1.1. Pelaku Dan Kategori Kebutuhan Ruang Dari analisis yang telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Gedung pusat kebugaran ini direncanakan untuk menjadi suatu sarana yang mewadahi kegiatan olahraga, kebugaran, dan relaksasi. Dimana kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN IV. 1 ZONING DAN GROUPING Gambar 4.1Zoning lantai 1 ANALISIS ZONING Peletakkan area semi private terjaga privasinya dan tidak mengganggu pengunjung yang datang. Area Private

Lebih terperinci

hunian lama, BERNYAWA BARU Fotografer Lindung Soemarhadi

hunian lama, BERNYAWA BARU Fotografer Lindung Soemarhadi 1 2 hunian lama, BERNYAWA BARU Penulis Qisthi Jihan Fotografer Lindung Soemarhadi Di tengah maraknya pembangunan rumah modern, seperti cluster atau apartemen, pemilik rumah ini malah memutuskan untuk memilih

Lebih terperinci