PERANCANGAN INTERIOR MUSEUM OLAHRAGA ATLETIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANCANGAN INTERIOR MUSEUM OLAHRAGA ATLETIK"

Transkripsi

1 PERANCANGAN INTERIOR MUSEUM OLAHRAGA ATLETIK Tjan Meriska Tjandinegara Jl. U No 21 Kemanggisan, Jakarta Barat Meriska.tj@gmail.com Dosen: Doni Morika, S.T., M.Ds, Anak Agung Ayu Wulandari, S.Sn., MA ABSTRAK Olahraga Atletik perlu dikembangkan lagi sehingga memerlukan sarana berupa Museum sebagai media pembelajaran masyarakat. Perancangan bertujuan untuk dapat membuat rancangan interior Museum Olahraga Atletik yang unik dan menarik di Jakarta, dan menerapkan arsitektur Betawi dan Kontemporer, dengan memperhatikan berbagai masalah interior yang ada terutama sirkulasi, penataan koleksi, dan penerapan arsitektur Betawi. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode kualitatif. Analisis dilakukan dengan pengamatan secara langsung serta wawancara dengan pengelola gedung. Selain itu, dilakukan juga perbandingan dengan museum olahraga internasional yang berada di Pennsylvania dan Singapore. Dari analisis tersebut, maka telah didapatkan tema yang dapat menggambarkan museum olahraga atletik yaitu track and field dan jawaban atas setiap permasalahan yang ada pada museum. Kesimpulannya, untuk membuat perancangan interior Museum Olahraga Atletik dengan penerapan Betawi Kontemporer maka perlu dibuat alur cerita pameran,, ruangan harus mencukupi kebutuhan, sarana harus memenuhi standar ergonomi,benda koleksi harus dikelompokkan dan ditonjolkan, dan menganalisa tentang Betawi kontemporer dan cara penerapannya. Kata kunci: Interior, Museum, Olahraga, Atletik, Jakarta ABSTRACT Athletics is a sport that needs to be developed, so it needs a Museum as a learning medium. The design aims to create an Interior Design of Athletic Sport Museum which is unique and interesting in Jakarta, and also can represent the Architecture of Betawi and Contemporary style by considering a variety of interior s problems, especially the circulation, the collection s arrangement, and the application of Betawi s Architecture. The research methodology is using the qualitative method. Analysis was performed by direct observation and interviews with building management. Besides that, comparisons are also made with International Sport s Museum in Pennsylvania and Singapore. From the analysis, it has been found track and field as the theme that can describe the Athletic s Museum and also the answers of every problems that exist in museum. In conclusion, to make the interior design of Athletic Sport Museum that apply the Architecture Betawi and Contemporary style, it needs to created storylines, every room should be sufficient, facilities must meet the standards of ergonomics, the collection have to be grouped and highlighted, and also analyzes the architecture of Betawi and Contemporary style and how to apply it. Keywords: Interior, Museum, Sport, Athletic, Jakarta PENDAHULUAN Olahraga dapat membuat hidup akan menjadi semakin sehat dan terhindar dari berbagai penyakit. Di Indonesia, bidang olahraga mendapatkan apresiasi yang cukup tinggi. Namun, kebanyakan prestasi yang dimiliki oleh Indonesia merupakan prestasi yang diperoleh dari cabang olahraga bulutangkis saja. Padahal, cabang olahraga yang dipertandingkan sangatlah banyak. Salah satu cabang olahraga yang seharusnya dikembangkan adalah olahraga atletik. Olahraga atletik merupakan cabang olahraga yang memiliki cukup banyak nomor pertandingan. Jika olahraga atletik lebih dikembangkan lagi, maka peluang Indonesia untuk meraih prestasi olahraga akan semakin besar.

2 Oleh karena itu, perlu adanya sebuah wadah tempat pembelajaran masyarakat agar masyarakat dapat lebih mengerti dan mengenal bidang olahraga atletik. Disinilah fungsi sebuah museum dijalankan. Museum merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan pemahaman dan penanaman nilai-nilai budaya luhur kepada masyarakat. Museum juga sangat penting karena merupakan tempat dimana terdapat sangat banyak sejarah yang telah dilalui Indonesia. Akan tetapi, pada kenyataannya apresiasi masyarakat akan museum sangatlah rendah. Hal ini dapat terlihat dari semakin berkurangnya jumlah pengunjung museum dari tahun-ketahun. Sebenarnya di Indonesia telah terdapat Museum Olahraga yang terletak di Taman Mini Indonesia Indah Jakarta. Akan tetapi, museum tersebut tidak secara khusus menjelaskan tentang bidang olahraga seperti atletik. Padahal atletik memiliki banyak cabang seperti lari, lempar dan lompat. Dengan adanya Museum Olahraga Atletik, masyarakat tentu akan lebih mengerti dan mengenal bidang olahraga tersebut dan semakin menyadari untuk mengembangkannya. Selain itu, penulis juga merasa tertantang untuk membuat sebuah desain yang unik dan menerapakan unsur lokal budaya betawi sebagai ciri khasnya, yang dapat menyesuaikan diri dengan ketertarikan masyarakat akan hal-hal yang berbau modern. Dalam membuat perancangan interior museum atletik ini, terdapat beberapa permasalahan yang harus diperhatikan seperti penataan sirkulasi pameran agar tidak membingungkan pengunjung, penataan koleksi pameran sehingga tampak menarik dan rapi, serta desain yang unik sehingga dapat meningkatkan minat pengunjung untuk datang ke museum. METODE PENELITIAN Metedologi yang digunakan oleh penulis adalah metodologi kualitatif dimana metode yang dilakukan oleh penulis adalah studi literatur, penelitian, observasi, wawancara, dan studi banding. Studi literatur yang dilakukan oleh penulis yaitu dengan mencari berbagai referensi dari buku dan internet. Kemudian dilakukan penelitian langsung pada Museum Olahraga Jakarta. Pada penelitian tersebut dilakukan observasi langsung terhadap furniture dan perlengkapan yang dibutuhkan dan jenis koleksi yang dimiliki oleh Museum Olahraga Jakarta. Penulis juga melakukan wawancara langsung kepada pihak pengelola museum. Hasil penelitian tersebut kemudian dilakukan perbandingan dengan museum yang ada di Luar Negeri seperti Singapore, dan Pennsylvania. Setelah tahap pengumpulan data telah dianalisa, maka tahap selanjutnya adalah membuat program ruang dan matriks kedekatan antar ruang yang dilanjutkan dengan penyusunan konsep. Setelah itu, dilakukan perancangan layout dengan mempertimbangkan kebutuhan fasilitas dan aktifitas pengguna yang kemudian dilanjutkan dengan pengerjaan gambar kerja. Tahap selanjutnya yaitu dengan pembuatan gambar 3D ruangan-ruangan yang ditentukan. HASIL DAN BAHASAN Persyaratan Umum Museum meruapakan salah satu sarana untuk meningkatkan pemahaman dan penanaman nilai-nilai budaya luhur kepada masyarakat. Oleh karena itu, isi pameran museum haruslah rapi, jelas dan mudah dimengerti. Hal ini berpengaruh pada penataan sirkulasi museum, penataan koleksi pameran, dan desain dari setiap ruangan museum tersebut. Penataan sirkulasi museum haruslah teratur, rapi, dan memiliki standar ukuran luas ruangan yang mencukupi sehingga pengunjung tidak merasa kesempitan dan dapat menikmati isi pameran dengan nyaman. Penataan koleksi pameran juga harus dibuat agar menarik dan rapi sehingga pengunjung tidak cepat merasa bosan. Desain tiap ruangan museum haruslah dibuat menarik dan enak dipandang agar dapat menarik minat orang-orang untuk berkunjung ke museum. Program Aktifitas dan Fasilitas Fasilitas yang umumnya terdapat pada Museum Olahraga Atletik adalah ruang duduk, loket karcis, penitipan barang, informasi, pintu karcis, ruang sejarah, ruang pengenalan, auditorium, ruang pameran pertandingan, ruang daftar kehormatan, hall of fame, ruang pameran temporer, ruang games interaktif, perpustakaan, cinderamata, cafeteria, kantor kepala museum, kantor tata usaha, seksi pamean dan edukasi, seksi koleksi dan dokumentasi, filing, ruang rapat, percetakan, loker, pantry, penyimpanan koleksi tetap dan sementara, studi koleksi, laboratorium, bengkel, gudang, mushola.

3 Tabel 1 Program Kebutuhan Ruang Lantai 1 No Ruang Fungsi Penerima 1 Ruang Duduk m m 2 36 m 2 2 Informasi 8.78 m m 2 19 m 2 3 Pintu Masuk 9.9 m m 2 22 m 2 Fungsi Pameran Kebutuhan dengan sirkulasi Total Minimal 4 Games Interaktif m m m 2 Fungsi Edukasi 5 Perpustakaan m m m 2 Fungsi Komersial 6 Cindera Mata m m 2 37 m 2 7 Cafetaria m m m 2 Fungsi Pengelolaan 8 Ruang Tunggu 8.41 m 2 10 m 2 18 m 2 9 Kantor Kepala Museum m m 2 41 m 2 10 Tata Usaha Kepala Tata Usaha 7.84 m m m 2 Staff 18.8 m m m 2 Lantai m 2 40 m 2 11 Seksi Pameran dan Edukasi 18.8 m m 2 40 m 2 12 Filing 12.6m m 2 27 m 2 13 Ruang Rapat 27.6 m m 2 59 m 2 14 Percetakan 4.23 m 2 5 m 2 9 m 2 15 Loker 5.58 m m 2 12 m 2 16 Pantry 22.5 m 2 27 m m 2 Fungsi Perawatan dan Penyimpanan 17 Seksi Koleksi dan Dokumentasi 18.8 m m 2 40 m 2 18 Penyimpanan Koleksi m 2 38 m m 2 19 Penyimpanan koleksi sementara m 2 14 m m 2 20 Studi Koleksi m m m 2 21 Laboratorium Konservasi m m 2 57 m 2 22 Bengkel Restorasi dan Preparasi 38.7 m m 2 83 m 2 Fungsi Penunjang Semi Privat 23 Gudang 9.9 m m 2 21 m 2 Semi Privat 24 Mushola 39 m m 2 83 m 2 Publik Area Tabel Kebutuhan Ruang Lantai 2 Denah Per Lantai Disesuaikan Denah Zona Publik Privat No Ruang Kebutuhan dengan sirkulasi Total Minimal Denah Per Lantai Disesuaikan Denah Fungsi Penerima 1 Loket Karcis m m 2 30 m 2 2 Penitipan Barang m m m 2 3 Ruang Duduk m m m 2 4 Informasi 8.78 m m m 2 5 Pintu Masuk 9.9 m m 2 24 m 2 Fungsi Pameran m 2 Lantai m 2 7 Ruang Sejarah Olahraga Atletik 28.5 m m 2 70 m 2 8 Pengenalan Olahraga Atletik m m m 2 9 Auditorium 90.2 m m m 2 10 Ruang Pamer Pertandingan Olahraga 70.8 m m m 2 11 Daftar Kehormatan m m 2 52 m 2 12 Hall of Fame 37 m m 2 90 m 2 13 Pameran Temporer 70.8 m m m 2 Area Zona Publik

4 Matriks Hubungan Antar Ruang Matriks hubungan antar ruang digunakan untuk menggambarkan kedekatan setiap ruang fasilitas pada museum dalam bentuk tabel, yang ditentukan berdasarkan hubungan aktifitas yang saling berkaitan ataupun tidak.berkaitan. No Zona Area 1 Publik Ruang Duduk Semi Privat Privat Informasi Pintu Masuk R. Games Interaktif Perpustakaan Cindera Mata Cafetaria Mushola R. Tunggu Kantor Kantor Kepala Museum R. Seksi Tata Usaha R. Seksi Pameran dan Edukasi R. Seksi Koleksi dan Dokumentasi Filing Ruang Rapat Percetakan Loker Pantry Gudang Penyimpanan Koleksi Penyimpanan Koleksi Sementara Studi Koleksi Laboratorium Konservasi Bengkel Restorasi dan Preparasi : Dekat : Sedang : Jauh Gambar 1 Hubungan Antar Ruang Lantai 1 No Zona Area Publik Loket Karcis Penitipan Barang Ruang Duduk Informasi Pintu Masuk Ruang Sejarah Olahraga Atletik R. Pengenalan Olahraga Atletik Auditorium R. Pamer Pertandingan Olahraga R. Daftar Kehormatan R. Hall of FAME R. Pameran Temporer : Dekat : Sedang : Jauh Gambar 2 Hubungan Antar Ruang Lantai 2

5 Diagram Sirkulasi Antar Ruang Aktifitas penggunan digambarkan dalam diagram bubble yang garis-garis penghubungnya menandakan jalur pengguna dan intensitas pengguna pada ruangan R. Games Interaktif Bengkel Perpustakaan Pintu Masuk Kantor Cinderamata Informasi Mushola Cafetaria Area Duduk Gudang Masuk :Publik :Semi Privat :Privat :Pengunjung Padat :Pengunjung Sedang :Pengunjung Jarang :Pengelola Padat :Pengelola Sedang :Pengelola Jarang Gambar 3 Sirkulasi Antar Ruang Lantai 1

6 Laboratorium Bengkel Penyimpanan Koleksi Penyimpanan Sementara Studi Koleksi Pintu Masuk Service Koleksi dan Dokumentasi Pameran dan Edukasi Ruang Rapat Tata Usaha Filing Kepala Museum Ruang Tunggu Loker Foto Copy Masuk Pantry :Semi Privat :Privat :Pengelola Padat :Pengelola Sedang :Pengelola Jarang Gambar 4 Sirkulasi Antar Ruang Kantor

7 Pengenalan Olahraga Atletik Ruang Pertandingan Olahraga Hall of Fame Sejarah Olahraga Ruang Daftar Kehormatan Ruang Auditorium Pameran Temporer Pintu Masuk Penitipan Informasi Loket Karcis Area Duduk Masuk :Publik :Semi Privat :Pengunjung Padat :Pengunjung Sedang :Pengunjung Jarang :Pengelola Padat :Pengelola Sedang :Pengelola Jarang Gambar 5 Sirkulasi Antar Ruang Lantai 2 Zoning Pembagian zona ruang dibuat berdasarkan perhitungan luas kebutuhan ruang, hubungan antar ruang, dan diagram sirkulasi antar ruang beserta analisanya Semi Privat Publik Semi Privat Publik Privat :Publik :Semi Privat :Privat Gambar 6 Zoning Terpilih Lantai 1

8 Publik :Publik :Semi Privat :Privat Gambar 7 Zoning Terpilih Lantai 2 Zoning tersebut terpilih berdasarkan analisa yaitu semua area mendapatkan pencahayaan alami, area publik mendapatkan pencahayaan alami dan ruangan yang tinggi karena berada di lantai 2, area semi privat saling berdekatan dan memiliki pintu akses khusus, terdapat tangga yang menghubungkan area privat dan area publik di lantai 2, tangga utama langsung terpusat pada area publik. Grouping Pembagian group ruang dibuat berdasaarkan perhitungan luas kebutuhan ruang, hubungan antar ruang, dan diagram sirkulasi antar ruang beserta analisanya. R. Rapat R.Tunggu Loker Cafetaria Pantry Percetakan R.Kepala Museum Sie Pameran dan Edukasi R.Tata Usaha Sie Koleksi dan Dokumentasi R.Games Interaktif Gate R.Duduk Gudang Informasi Mushola R.Studi Koleksi R.Laboratorium R.Penyimpanan Koleksi Sementara R.Penyimpanan Koleksi Museum Cinderamata Perpustakaan Bengkel :Publik :Semi Privat :Privat Gambar 8 Grouping Terpilih Lantai 1

9 R.Duduk R.Sejarah Penitipan R.Pengenalan Olahraga Atletik Loket Auditorium Gate Hall R.Daftar Kehormatan Informasi R.Pertandingan Olahraga Atletik R.Hall of Fame R.Pameran Temporer :Publik :Semi Privat :Privat Gambar 9 Grouping Terpilih Lantai 2 Grouping tersebut terpilih berdasarkan analisa yaitu ruang auditorium dan pameran temporer mudah dijangkau, pintu masuk pameran berada di tengah sehingga dekat dengan semua area pameran, ruang games berada di tengah sehingga tidak terganggu pencahayaan alam, seksi koleksi dan dokumentasi dekat dengan area penyimpanan dan pemeliharaan, ruang fungsi perawatan dekat dengan lift Konsep Perancangan Tema yang akan digunakan pada perancangan interior Museum Olahraga Atletik adalah Track and Field yang berarti jalur lintasan dan lapangan. Tema ini diambil dari nama arena pertandingan olahraga atletik. Tema ini sangat cocok diterapkan pada perancangan museum Olahraga Atletik karena merupakan ciri khas dari olahraga atletik itu sendiri dan menggambarkan kesan yang serius, fokus, dan semangat yang merupakan kesan yang harus ada pada sebuah museum olahraga terutama olahraga atletik. Citra Ruang Citra ruang yang ingin dimunculkan dalam konsep desain ini adalah dramatis,energetik, semangat. Kesan yang dramatis tentunya dapat meningkatkan suasana seperti berada di arena pertandingan yang penuh dengan semangat dan energi.

10 Melengkung Vertical Horizontal Hijau Kuning Merah Putih Lempar Lompat Gerakan Lari Persatuan Atletik Logo Pengelola Semangat Ceria Playfull Kekuatan Kecepatan Kelenturan Daya Tahan Unsur Ketepatan Olahraga Atletik MUSEUM OLAHRAGA ATLETIK Pelajar Pengguna Pengunjung Turis Keluarga Material Kontemporer Lokasi Tujuan Belajar Bambu Kayu Batu Keramik Chrome Plastik Kaca Sederhana Ciri Geometris Rekreasi Jakarta Rumah Betawi Ornamen Fun Serius Bentuk Persegi Persegi panjang Material Bambu Kayu Gigi Balang Gambar 10 Mind Map Konsep Sirkulasi Penempatan tiap ruangan pada Museum Olahraga Atletik ini menggunakan sistem sirkulasi terpusat dimana pengunjung akan memasuki suatu ruangan dan kemudian kembali ke ruangan tersebut untuk memasuki ruangan lainnya. Sedangkan penataan koleksi pameran akan menggunakan sistem sirkulasi radial dimana pengunjung dapat memilih dalam meihat koleksi Gambar 11 Sirkulasi Ruang Pameran

11 Konsep Garis dan Bentuk Berdasarkan konsep yang telah dibuat, maka pada peracangan interior Museum Olahraga Atletik ini akan menggunakan garis-garis yaitu melengkung, vertikal, dan horisontal yang merupakan gambaran dari lari, lempar, dan lompat. Sedangkan bentuk yang akan digunakan pada perancangan ini yaitu bentuk segitiga, lingkaran, persegi, persegi panjang Gambar 12 Garis Vertikal, Horisontal, Lengkung Gambar 13 Bentuk Segitiga, Lingkaran, Segiempat Konsep Material Pemilihan material yang tepat untuk interior Museum Olahraga Atletik tentunya harus dapat mendukung tema dan berdasarkan pada karakteristik utama olahraga atletik yaitu kecepatan, kekuatan, kelenturan, daya tahan, dan ketepatan. Untuk menghadirkan gaya kontemporer betawi, maka material yang dipilih merupakan material kayu yang dikombinasikan dengan material modern seperti kaca dan stainless. Selain itu, untuk memberikan kesan track and field, maka material dan finishing yang dapat digunakan adalah material dan finishing yang dapat memberikan kesan yang kuat. Gambar 14 Material Images

12 Konsep Warna Warna yang akan digunakan pada perancangan Museum Olahraga Atletik ini adalah warna logo Pesatuan Atletik Seluruh Indonesia yaitu merah, hijau, kuning, dan putih, serta warna netral seperti coklat yang merupakan warna khas kayu. Adaupun karakter yang dimiliki warna tersebut yiatu merah memiliki karakter yaitu hidup, cerah, pemimpin, gairah, kuat; Hijau memiliki karakter yaitu sensitif, stabil, formal, toleran, harmonis, keberuntungan; Kuning memiliki karakter yaitu Segar, cepat, jujur, adil, tajam, cerdas; Putih memiliki karakter yaitu jujur, bersih, innocent, higienis. Konsep Pencahayaan Pada perancangan ini, terdapat pencahayaan buatan dan pencahayaan alami yang berasal dari jendela kaca gedung. Akan tetapi, untuk area pameran, seluruhnya menggunakan pencahayaan buatan yang dapat diatur intensitasnya. Tipe pencahayaan buatan yang akan digunakan adalah tipe general lighting dan accent lighting. General lighting berfungsi sebagai penerangan utama ruangan. Accent lighting difungsikan untuk penerangan benda koleksi museum dan penerangan di area-area tertentu untuk menambah kesan dramatis pada ruangan. Tipe lampu yang akan digunakan adalah lampu LED yang hemat energi dan banyak macam warnanya.untuk teknik pencahayaan akan disesuaikan dengan desain setiap ruangan. Konsep Penghawaan Penghawaan terbagi menjadi penghawaan alami dan penghawaan buatan. Penghawaan alami kurang cocok untuk diterapkan pada museum karena suhunya yang terus berubah. Oleh karena itu, penghawaan buatan dari AC Central dan Return Diffuser merupakan pilihan yang sangat tepat untuk penghawaan museum karena suhu udaranya yang dapat diatur sedemikian rupa. Konsep Tata Display Metode penyajian yang digunakan pada museum ini menggunakan kombinasi metode penyajian intelektual dan metode penyajian interaktif. Sarana yang digunakan untuk memamerkan benda koleksi yaitu dengan menggunakan vitrin kaca dan panel. Selain sebagai sarana pameran, vitrin kaca juga difungsikan untuk melindungi benda koleksi dari berbagai kerusakan yang mungkin terjadi. Vitrin kaca terutama digunakan untuk mamamerkan benda koleksi seperti alat olahraga, koleksi numismatic, dan heraldic. Panel digunakan untuk mamamerkan koleksi historika dan relis. Agar koleksi dapat menjadi pusat perhatian, maka benda koleksi tersebut akan ditonjolkan dengan cara disoroti sinar lampu dengan tingkat cahaya yang disesuaikan dengan tingkat kesensitifan benda koleksi Konsep Akustik Ruang Museum merupakan suatu tempat yang membutuhkan suasana yang nyaman dan tenang. Agar suasana ruang yang tenang dapat terpenuhi, maka diperlukan akustik ruang yang baik. Upaya yang akan dilakukan untuk mendapatkan akustik yang baik yaitu dengan penggunaan material-material yang dapat mengurangi suara bising dari luar maupun dalam seperti dinding glasswoll, karpet, dan ceiling akustik Konsep Keamanan dan Signage Keamanan Museum sangatlah penting. Selain dengan menggunakan security, museum juga memerlukan system keamanan electronik seperti CCTV dan berbagai detektor pada kaca vitrin. Vitrin juga harus ditutup dan dikunci dengan baik agar koleksi tidak mudah dicuri. Selain itu, penerapan tempat penyimpanan barang juga sangat berguna untuk menambah keamanan museum. Untuk keamanan gedung terhadap kebakaran, maka diperlukan juga alat pendeteksi panas dan asap, system penyemprotan, dan tabung pemadam api Konsep Signage yang akan digunakan adalah konsep Wall Sign yang diletakkan menempel pada dinding dengan ketinggian tertentu, suspended sign, dan projecting sign. Sign yang akan digunakan pada museum ini tentunya juga akan didesain dengan menarik dan mudah dilihat sehingga tidak membingungkan pengunjung. SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dalam membuat perancangan interior Museum Olahraga Atletik terdapat masalah-masalah interior yang harus diperhatikan seperti penataan ruang dan sirkulasi, pemilihan sarana dan prasarana yang tepat,

13 pemilihan material-material yang tepat, serta perancangan yang menarik dan unik. Permasalahanpermasalahan tersebut kemudian diteliti dan dianalisis sehingga menghasilkan solusi yang dapat membantu dalam perancangan interior. Adapun solusi-solusi yang menjawab permasalahan tersebut yaitu: 1. Penataan ruang pameran harus memiliki alur sistematika yang jelas dari awal masuk hingga keluar sehingga pengunjung dapat mengerti isi pameran secara lebih mendalam dan juga tidak membingungkan pengunjung. 2. Tipe sirkulasi terpusat sangat cocok untuk diaplikasikan pada Museum Atletik ini karena merupakan tipe sirkulasi yang dimiliki oleh arsitektural khas Betawi. 3. Pintu masuk dan pintu keluar dibedakan sehingga arus sirkulasi pengunjung yang masuk dan keluar dapat berjalan lancar dan tidak terjadi kepadatan pada area pintu masuk. 4. Koleksi museum berupa koleksi numismatik dan heraldik dapat dipamerkan menggunakan media vitrin kaca, sedangkan koleksi historika dan relia dapat menggunakan media panel maupun dalam bentuk pemutaran video. 5. Sebelum dilakukan penataan koleksi, koleksi harus dikelompokkan terlebih dahulu sehingga penataan koleksi lebih mudah dan tidak membingungkan pengunjung. 6. Metode pendekatan yang digunakan pada Museum Olahraga Atletik ini adalah metode pendekatan intelektual dan interaktif dimana pengunjung diajak untuk belajar dan mengenal olahraga atletik secara mendalam dan dapat berinteraksi langsung dengan koleksi museum, seperti patung dan permainan olahraga pada ruang games interaktif. 7. Agar pengunjung dapat lebih fokus pada koleksi yang dipamerkan, maka koleksi harus dapat lebih ditonjolkan dengan cara meletakkan secara terpisah, letaknya ditinggikan, disorot warna, dan diberi latar belakang yang kontras. 8. Untuk membuat rancangan interior yang menggabungkan arsitektural Betawi dan kontemporer, maka dapat dilakukan dengan cara mengaplikasikan organisasi ruang yang ada pada rumah Betawi, menampilkan elemen penting yang ada pada rumah Betawi seperti tapang, jendela kayu, dan motif ragam hias, menyederhanakan bentuk dasar ragam hias, mengaplikasikan bentuk ragam hias pada bentuk-bentuk furniture, serta menggabungkan material khas rumah Betawi dengan material yang lebih modern. Saran Museum merupakan salah satu wadah pembelajaran yang sangat penting untuk generasi muda. Akan tetapi, museum seringkali diabaikan dan tidak terawat kelestariannya. Oleh karena itu, saran penulis adalah sebaiknya museum lebih memperhatikan kelestarian bangunannya, terutama interiornya agar tetap menarik dan tidak memberikan kesan yang angker dan kuno. Selain itu, museum juga harus lebih kreatif dan aktif dalam membuat program-program yang dapat menarik minat pengunjung. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah sebaiknya metode penelitian yang digunakan juga memakai metode quisioner. Metode quisioner tentunya akan dapat memberikan masukan dan pandangan dari masyakat awam pengguna museum yang dapat membantu menentukan konsep perancangan. REFERENSI Akram, Basrul. (1997). Pedoman Tata Pameran di Museum.Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Akmal, Imelda. (2006). Menata Rumah Dengan Warna. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Akmal, Imelda. (2007). Plafon Kreatif. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Anonim..(2010).Betawi, Suku.Diperoleh (27 Maret 2013) dari Anonim.(2013). Senirupa. Diperoleh (27 Maret 2013) dari Asiarto, Luthfi.(2008). Pedoman Museum Indonesia.Jakarta: Direktorat Museum

14 DK Ching, Francis. (1996). Ilustrasi Desain Interior. Jakarta : Erlangga Frederick, Lisa.(2012).So Your Style is Contemporary.Diperoleh (29 Maret 2013) dari Husdarta.J.S. (2010). Sejarah dan Filsafat Olahraga. Bandung: Alfabeta Johanna E.W & Puspita D.(2007). Flooring Style. Jakarta: PT Prima Infosarana Media Kurniawan, Feri. (2011). Buku Pintar Olahraga. Bekasi: Laskar Aksara Nurhaida. (2011).Perkembangan Atletik di Indonesia.Diperoleh (27 Maret 2013) dari Panero, Julius dan Martin Zelnik. (1979). Dimensi Manusia dan Ruang Interior. Jakarta : Erlangga Windria, SS. (2011). Katalog Museum Olahraga Nasional. Jakarta: Kementrian Pemuda dan Olahraga RIWAYAT PENULIS Tjan Meriska Tjandinegara lahir di kota Makassar pada 7 Maret Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang seni desain interior pada tahun 2013

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Zoning dan Grouping 1.1.1 Zoning Alternatif 1 (Gambar 4.1 Lantai 1 Alternatif Zoning 1) Publik Semi Privat Semi Privat Privat (Gambar 4.2 Lantai 2 Alternatif Zoning 1) Publik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh. Dengan berolahraga, maka hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh. Dengan berolahraga, maka hidup BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Olahraga merupakan gerak badan untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh. Dengan berolahraga, maka hidup akan menjadi semakin sehat

Lebih terperinci

KONSEP DESAIN Konsep Organisasi Ruang Organisasi Ruang BAB III

KONSEP DESAIN Konsep Organisasi Ruang Organisasi Ruang BAB III BAB III KONSEP DESAIN Sebagaimana fungsinya sebagai Museum Budaya Propinsi Jawa Barat, museum ini mewakili kebudayaan Jawa Barat, sehingga tema yang diangkat adalah Kesederhanaan Jawa Barat dengan mengadaptasi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Gaya dan Tema Perancangan Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya modern etnik. Pemilihan gaya modern etnik berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 4.1 Alternatif Zoning 1 ANALISA : Letak zona publik berada di dekat pintu masuk karena zona tersebut diperunttukan bagi pengunjung yang baru datang. Pada alternative zona

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep/Citra Ruang Citra atau image yang digunakan dalam mendukung karakter desain adalah modern natural with batavian etnic, dengan menggunakan bentuk bentuk yang geometris

Lebih terperinci

Gambar 5. 1 Citra ruang 1 Gambar 5. 2 Citra ruang 2 2. Lounge Lounge merupakan salah satu area dimana pengunjung dapat bersantai dan bersosialisasi de

Gambar 5. 1 Citra ruang 1 Gambar 5. 2 Citra ruang 2 2. Lounge Lounge merupakan salah satu area dimana pengunjung dapat bersantai dan bersosialisasi de BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 5.1 Konsep Citra Ruang Konsep citra ruang yang ingin dicapai adalah ruangan yang memberikan suasana kondusif kepada pengguna perpustakaan. citra ruang dimana pengguna

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Didalam sebuah perancangan interior, fasilitas sangat menunjang dalam aktifitas yang dilakukan di dalamnya. Fasilitas merupakan hal penting dalam mendesain

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DESAIN. dikawasan pusat keramaian dengan lokasi yang strategis.

BAB IV ANALISA DESAIN. dikawasan pusat keramaian dengan lokasi yang strategis. BAB IV ANALISA DESAIN A. ANALISA EKSISTING 1. Asumsi Lokasi Dasar pertimbangan penentuan siteplan Museum Film Horor mengambil lokasi di daerah Jakarta Pusat lebih tepatnya di JL. Cikini Raya (kawasan TIM).

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Interior Gambar 4.1 Mind Map Sumber: Penulis Konsep perancangan interior pada museum ini ingin mengubah sebuah museum yang memiliki pencitraan yang sedikit

Lebih terperinci

Penjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai

Penjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai BAB V KONSEP DESAIN 5.1 Konsep Citra Konsep merupakan solusi dari permasalahan desain yang ada. Oleh karena itu, dalam pembuatan konsep harus mempertimbangkan mengenai simbolisasi, kebutuhan pengguna,

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Kerangka Berpikir Konsep Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep 105 106 Dari kerangka berpikir diatas dapat penulis memilih konsep Batik Pekalongan : The Diversity of Culture

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep perancangan 4.1.1 Konsep Gaya Konsep gaya pada perancangan Showroom Mabua Harley Davidson ini di desain dengan unik dan memberi kesan tempo dulu, berdasarkan analisa

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN 4.1 Konsep Desain 4.1.1 Kerangka Konsep Desain Gambar 4.1 Kerangka Konsep (Sumber : Qoni ah Azrina,2015) 101 102 4.1.2 Tema Tema yang digunakan dalam perancangan ini adalah

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DESAIN. Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan

BAB IV KONSEP DESAIN. Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan 73 BAB IV KONSEP DESAIN IV.1 Konsep Ruang (Citra Ruang) Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan dengan bergaya futurisctic. Konsep fun ini diartikan sebagai sesuatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bandung adalah salah satu kota besar di Indonesia dan merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat yang banyak menyimpan berbagai sejarah serta memiliki kekayaan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis) commit to user

BAB V PENUTUP. Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis) commit to user digilib.uns.ac.id 101 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Ide Gagasan Ide gagasan perancangan desain interior Resort ini berupa konsep Bali Style. Bali Style merupakan konsep yang sering digunakan pada bangunan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN Analisa Makro Bangunan dan Lingkungannya

BAB 3 METODE PERANCANGAN Analisa Makro Bangunan dan Lingkungannya BAB 3 METODE PERANCANGAN 1.1 Studi Fisik Bangunan dan Lingkungan 1.1.1 Analisa Makro Bangunan dan Lingkungannya 1. Lokasi Gedung Serbaguna Senayan terletak di jalan Manila, Komplek Gelora Bung Karno, Jakarta

Lebih terperinci

PERANCANGAN INTERIOR PERPUSTAKAAN TAMAN KANAK - KANAK SEKOLAH INTERNASIONAL BINA NUSANTARA SERPONG KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PERANCANGAN INTERIOR PERPUSTAKAAN TAMAN KANAK - KANAK SEKOLAH INTERNASIONAL BINA NUSANTARA SERPONG KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PERANCANGAN INTERIOR PERPUSTAKAAN TAMAN KANAK - KANAK SEKOLAH INTERNASIONAL BINA NUSANTARA SERPONG KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN LAPORAN TUGAS AKHIR Semester Genap Tahun 2013/2014 Oleh Dhyarga Oktavian

Lebih terperinci

Bab 4 KONSEP PERENCANAAN DESAIN

Bab 4 KONSEP PERENCANAAN DESAIN Bab 4 KONSEP PERENCANAAN DESAIN 4.1. Konsep Desain 4.1.1 Kerangka Konsep Desain Gambar 4.1 Kerangka Konsep Sumber : Analisa Pribadi 4.1.2 Tema Tema yang di gunakan dalam perancangan ini adalah bee (lebah).

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Konsep Sebuah konsep desain tempat pendidikan yang ramah lingkungan dengan membawa suasana yang asri membawa kehangatan keluarga dalam sebuah wadah pendidikan. Anak anak

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN RUSIA

BAB III KONSEP PERANCANGAN PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN RUSIA BAB III KONSEP PERANCANGAN PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN RUSIA 3.1 Tema dan Penggayaan Pusat Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Rusia merupakan sebuah sarana yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

Bab IV. Konsep Perancangan

Bab IV. Konsep Perancangan Bab IV Konsep Perancangan 4.1 Konsep Perancangan Konsep perancangan pada proyek ini didasari oleh tinjauan data mengenai sifat dan karakteristik pasien, dimana beberapa dari pasien dewasa maupun anak-anak

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. kehidupan modern dengan tuntutan kebutuhan yang lebih tinggi. Seiring

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. kehidupan modern dengan tuntutan kebutuhan yang lebih tinggi. Seiring 151 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Perkembangan jaman yang melaju dengan pesat, membuat sebuah kehidupan modern dengan tuntutan kebutuhan yang lebih tinggi. Seiring dengan itu, sebuah

Lebih terperinci

BAB IV Konsep Perancangan Museum Mobil Klasik. ini adalah Vintage Industrial. Tema ini terdiri dari kata Vintage dan

BAB IV Konsep Perancangan Museum Mobil Klasik. ini adalah Vintage Industrial. Tema ini terdiri dari kata Vintage dan BAB IV Konsep Perancangan Museum Mobil Klasik 4.1 Tema Tema yang diambil dalam perancangan Museum Mobil Klasik ini adalah Vintage Industrial. Tema ini terdiri dari kata Vintage dan Industrial. Vintage

Lebih terperinci

Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis)

Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis) 101 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Ide Gagasan Ide gagasan perancangan desain interior Resort ini berupa konsep Zen. Zen merupakan konsep yang terinspirasi dari konsep interior Jepang, yang memadukan antara

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN INTERIOR IV.1. Konsep Perancangan Konsep Perancangan hotel resort merupakan kesimpulan dari analisis Perancangan hotel resort. Konsep Perancangan hotel resort di pantai Jakarta

Lebih terperinci

KONSEP DESAIN. WARNA Warna yang digunakan adalah warna khas budaya Toraja yang terdapat pada elemen arsitektural dan motif ornamen.

KONSEP DESAIN. WARNA Warna yang digunakan adalah warna khas budaya Toraja yang terdapat pada elemen arsitektural dan motif ornamen. BENTUK Bentuk yang digunakan dapat berupa transformasi dari bentuk Tongkonan, ragam hias tradisional Makassar dan Toraja, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan budaya Makassar dan Toraja. Untuk menciptakan

Lebih terperinci

House Of Sampoerna. Nama Objek : Museum House Of Sampoerna. Lokasi : Jalan Taman Sampoerna 6,Surabaya. Kepemilikan : Sampoerna

House Of Sampoerna. Nama Objek : Museum House Of Sampoerna. Lokasi : Jalan Taman Sampoerna 6,Surabaya. Kepemilikan : Sampoerna House Of Sampoerna Nama Objek : Museum House Of Sampoerna Lokasi : Jalan Taman Sampoerna 6,Surabaya Kepemilikan : Sampoerna Filosofi logo: Bentuk logo berawal dari kepercayaan pemilik pbahwa angka 9 dapat

Lebih terperinci

PERANCANGAN INTERIOR DAN FURNITURE PADA STASIUN SUDIRMAN BARU DI JAKARTA

PERANCANGAN INTERIOR DAN FURNITURE PADA STASIUN SUDIRMAN BARU DI JAKARTA TUGAS AKHIR PERANCANGAN INTERIOR DAN FURNITURE PADA STASIUN SUDIRMAN BARU DI JAKARTA DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN GUNA MEMPEROLEH GELAR SARJANA DESAIN INTERIOR Disusun Oleh: Hanifah 41713010035

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TATA PAMER MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA BANDUNG. Museum Konperensi Asia Afrika merupakan sarana edukasi serta

BAB III TINJAUAN TATA PAMER MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA BANDUNG. Museum Konperensi Asia Afrika merupakan sarana edukasi serta BAB III TINJAUAN TATA PAMER MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA BANDUNG Museum Konperensi Asia Afrika merupakan sarana edukasi serta hiburan bagi masyarakat untuk memperoleh segala informasi mengenai sejarah

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN MUSEUM ETNOBOTANI INDONESIA

BAB IV PERANCANGAN MUSEUM ETNOBOTANI INDONESIA BAB IV PERANCANGAN MUSEUM ETNOBOTANI INDONESIA DI BANDUNG 3.1. Konsep Perancangan Museum Etnobotani Indonesia merupakan tempat untuk memamerkan benda koleksi berupa hasil pemanfaatan tumbuhan yang ada

Lebih terperinci

BAB V KONSEP 5.1 KONSEP DESAIN KONSEP GAYA

BAB V KONSEP 5.1 KONSEP DESAIN KONSEP GAYA BAB V KONSEP 5.1 KONSEP DESAIN 5.1.1 KONSEP GAYA Konsep perancangan interior museum gamelan ialah modern kontemporer, gaya ini terpilih melalui poroses analisis yang telah di jelaskan pada bab sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Pengertian olahraga menurut ensiklopedia Indonesia adalah gerak tubuh yang dilakukan oleh satu orang atau lebih yang merupakan kumpulan dari suatu kelompok. Namun

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Zoning & Grouping Terpilih BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN A. Zoning Gambar 4.1 Zoning lt. 1 Gambar 4.2 Zoning lt. 2 Gambar 4.3 Zoning lt. 3 Gambar 4.4 Zoning lt. 4 B. Grouping Gambar 4.5 Grouping lt. 1

Lebih terperinci

BAB 4. Analisis dan Bahasan

BAB 4. Analisis dan Bahasan BAB 4 Analisis dan Bahasan 4.1 Konsep Perancangan Makanan kini tak lagi hanya menjadi sekedar pengisi perut. Masyarakat kini menyadari makanan dengan segi kultural yang varian telah menjadi lifestyle yang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Dari tinjauan dan analisa pada bab sebelumnya, maka diperoleh beberapa

BAB V PENUTUP. Dari tinjauan dan analisa pada bab sebelumnya, maka diperoleh beberapa BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Dari tinjauan dan analisa pada bab sebelumnya, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Desain Interior Pusat Komunitas Jeep di Sentul dengan Konsep Army Look

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Galeri merupakan sebuah bangunan yang memiliki fungsi mirip dengan museum dan memiliki kegiatan utama yang sama yaitu kegiatan pameran. Galeri memiliki fungsi

Lebih terperinci

BABV ADAPTIVE RE-USE. Upaya yang akan dilakukan untuk perencanaan perubahan fungsi bangunan Omah Dhuwur Gallery adalah sebagai berikut:

BABV ADAPTIVE RE-USE. Upaya yang akan dilakukan untuk perencanaan perubahan fungsi bangunan Omah Dhuwur Gallery adalah sebagai berikut: BABV ADAPTIVE RE-USE Dengan melihat kondisi eksisting Omah Dhuwur Gallery pada Bab III dan analisa program pada Bab IV, maka pembahasan-pembahasan tersebut di atas digunakan sebagai dasar pertimbangan

Lebih terperinci

Konsep BAB V KONSEP. 5.1 Kerangka Konsep. 5.2 Konsep Young Dynamic

Konsep BAB V KONSEP. 5.1 Kerangka Konsep. 5.2 Konsep Young Dynamic BAB V KONSEP 5.1 Kerangka Konsep Konsep Sekolah Fotografi Darwis Triadi adalah sebuah sekolah fotografi yang didirikan oleh seorang fotografer profesional bernama Andreas Darwis Triadi pada tahun 2003.

Lebih terperinci

Putih Abu Hitam Coklat

Putih Abu Hitam Coklat KONSEP PERANCANGAN RUANG DALAM Tema yang saya terapkan pada tugas Perancangan Ruang Dalam ini adalah konsep Kontemporer. Karakteristik dari konsep kontemporer adalah konsep ruang yang terkesan terbuka

Lebih terperinci

BAB III STUDI LAPANGAN

BAB III STUDI LAPANGAN BAB III STUDI LAPANGAN A. Perpustakaan Grhatama Pustaka Berlokasi di Jl. Janti, Banguntapan Bantul, D.I. Yogyakarta. Jam layanan untuk hari Senin-Jumat : 08.00 s.d. 22.00 WIB, hari Sabtu : 08.00 s.d. 16.00

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Zoning dan Grouping 4.1.1 Analisa Zoning Zoning 1 Gambar 4.1. Zoning 1 Zona private memiliki view langsung melihat keluar. Tetapi terletak jauh dari zona public,

Lebih terperinci

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB IV PENUTUP

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB IV PENUTUP 42 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Perancangan desain interior pada suatu bangunan menjadi hal yang esensial untuk dapat melihat siapakah klien dan apa fungsi sesungguhnya dari suatu ruang atau satu kesatuan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Museum Anak-Anak di Kota Malang ini merupakan suatu wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, serta film untuk anak-anak. Selain sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan seni dan budayanya. Hal itu telihat dari keberagaman suku yang dimiliki Bangsa Indonesia, mulai dari cara hidup

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1 Konsep Utama Perancanaan Youth Center Kota Yogyakarta ini ditujukan untuk merancang sebuah fasilitas pendidikan non formal untuk menghasilkan konsep tata ruang dalam dan luar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Olahraga merupakan kegiatan jasmani yang dilakukan dengan maksud untuk memelihara kesehatan dan memperkuat otot-otot tubuh. Kegiatan ini dalam perkembangannya dapat

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pusat es krim merupakan fasilitas yang dirancang untuk penikmat es krim. Pusat es krim menyediakan berbagai jenis es krim dan kebutuhan mengenai es krim bagi masyarakat terutama

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 1.1 Konsep Perencanaan Dan Perancangan Proyek perencanaan dan perancangan untuk interior SCOOTER OWNERS GROUP INDONESIA Club di Bandung ini mengangkat tema umum

Lebih terperinci

Konsep Desain Interior Sea World Indonesia

Konsep Desain Interior Sea World Indonesia JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) 1 Konsep Desain Interior Sea World Indonesia Nuril Yunia Sari, dan Ir. Prasetyo Wahyudie Jurusan Desain Interior, FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman V.1. Konsep Gaya dan Tema BAB V KONSEP PERANCANGAN Kebutuhan : Natural Gaya yang dapat membuat nyaman pengunjung Gaya yang dapat menarik masyarakat umum Gaya yang dapat menampilkan kebudayaan Informatif

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Sumber : KAK Sayembara Arsitektur Museum Batik Indonesia Gambar 40 Lokasi Museum Batik Indonesia 1. Data Tapak - Lokasi : Kawasan Taman Mini Indonesia

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

PERANCANGAN INTERIOR ART SHOP YANA ART GALLERY DI GIANYAR, BALI

PERANCANGAN INTERIOR ART SHOP YANA ART GALLERY DI GIANYAR, BALI PERANCANGAN INTERIOR ART SHOP YANA ART GALLERY DI GIANYAR, BALI KARYA DESAIN Oleh Debby Tiara Nauli Siregar 1211874023 TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI S-1 DESAIN INTERIOR JURUSAN DESAIN FAKULTAS SENI RUPA INSTITUT

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN MUSEUM SENJATA API RUSIA

BAB III KONSEP PERANCANGAN MUSEUM SENJATA API RUSIA BAB III KONSEP PERANCANGAN MUSEUM SENJATA API RUSIA III.1. Konsep dan Tema Perancangan Konsep perancangan pada proyek ini adalah Solid & Sturdy yang diterapkan untuk mendeskripsikan sesuatu yang solid

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN 5.1. Gaya dan Tema dalam Perancangan Konsep pada Fitness Center, interior desain yang ditampilkan oleh Fitness Center ini bergaya Modern Retro. Tema perancangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merawat kesehatan gigi memang sangat penting. Dengan gigi yang baik juga dapat menambah kepercayaan diri orang tersebut saat menjalani aktifitas sehari-hari. Saat masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ludruk merupakan sebuah drama tradisional yang diperagakan oleh sebuah grup kesenian yang di gelar di panggung. Pertunjukan kesenian yang berasal dari Jombang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 P e n d a h u l u a n

BAB I PENDAHULUAN. 1 P e n d a h u l u a n BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Astronomi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan murni yang melibatkan pengamatan dan penjelasan tentang kejadian yang terjadi di luar bumi dan atmosfernya.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsep Perancangan Creative Process

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsep Perancangan Creative Process BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Creative Process 107 108 Gambar 4.1 Minangkabau (Source : Nesia Dyma Putri, 2013) Eksotisme daerah dan gaya hidup elegan merupakan cerminann dari falsafah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN 5.1. Gaya dan Tema dalam Perancangan Perancangan interior Sing a Song Family Karaoke ini mengambil gaya modern dan tema Pop Art, karena ingin menciptakan suasana

Lebih terperinci

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN BAB IV. KONSEP PERANCANGAN IV. 1 Konsep Citra Pada Ayu Balinese Beauty & Spa ini memilih untuk memberikan kesan citra seperti pada tabel dibawah ini. Bagan 4. 1 Konsep Citra IV. 2 Latar Belakang Pemilihan

Lebih terperinci

Bab 4 KONSEP PERANCANGAN INTERIOR

Bab 4 KONSEP PERANCANGAN INTERIOR Bab 4 KONSEP PERANCANGAN INTERIOR 4.1 Konsep Perancangan 4.1.1 Konsep Gaya Konsep desain pada perancangan Petlove Pet Center ini menggunakan pendekatan terhadap konsep fungsi dan citra. Perancangan Petlove

Lebih terperinci

KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA

KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA 2011 KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA RUMAH TINGGAL BAPAK Ir. Budiman, M.A. Jl. Merdeka Barat 12 Jakarta Designed by: Karina Larasati NIM. 00987654333 JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FBS UNY

Lebih terperinci

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA LAMPIRAN 1 133 134 KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA Aspek Pertanyaan 1. Latar belakang 1. Bagaimanakah sejarah berdirinya LPIT BIAS? 2. Siapakah pendiri LPIT BIAS? 3. Apa tujuan didirikan LPIT BIAS? 4. Ada

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM BANK INDONESIA BANDUNG

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM BANK INDONESIA BANDUNG BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM BANK INDONESIA BANDUNG 3.1 Tema Dan Gaya a. Tema Tema yang akan diterapkan pada Museum Bank Indonesia ini adalah Menemani Perjalanan Panjang Bank Indonesia.

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB III TINJAUAN KHUSUS BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1. Pengertian Tema 3.1.1. Pengertian Ruang Ruang mempunyai arti penting bagi kehidupan manusia. Ruang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia baik secara psikologis emosional

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Gaya dan Tema Perancangan Gaya dan tema dari perancangan interior Sekolah Lukis Ohayo ini mengarah pada gaya modern pop art. Pemilihan gaya modern pop art karena gaya

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tujuan dari perancangan Pusat Gerontologi di Jawa Barat merupakan

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tujuan dari perancangan Pusat Gerontologi di Jawa Barat merupakan BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. TUJUAN PERANCANGAN Tujuan dari perancangan Pusat Gerontologi di Jawa Barat merupakan sebuah fasilitas kesehatan berupa hunian bagi kaum lansia agar dapat terlihat lebih nyaman

Lebih terperinci

REDESAIN INTERIOR PYRAMID RESTORAN DAN KARAOKE DI YOGYAKARTA

REDESAIN INTERIOR PYRAMID RESTORAN DAN KARAOKE DI YOGYAKARTA REDESAIN INTERIOR PYRAMID RESTORAN DAN KARAOKE DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR PENCIPTAAN Oleh: Theresia Sinta Pamela 101 1711 023 PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR JURUSAN DESAIN FAKULTAS SENI RUPA INSTITUT SENI

Lebih terperinci

A. IDE GAGASAN PERANCANGAN

A. IDE GAGASAN PERANCANGAN BAB V KONSEP DESAIN A. IDE GAGASAN PERANCANGAN Perencanaan dan perancangan Music Center ini merupakan proyek perancangan fasilitas komersial yang dapat menunjang kegemaran masyarakat terhadap band The

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. Diagram 6 : skema hubungan fasilitas

BAB IV ANALISIS. Diagram 6 : skema hubungan fasilitas BAB IV ANALISIS IV.1 Analisis Bangunan IV.1.1 Organisasi Ruang Berdasarkan hasil studi banding, wawancara, dan studi persyaratan ruang dan karakteristik kegiatan di dalamnya, hubungan fasilitas dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL & PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL & PEMBAHASAN 1 BAB 4 HASIL & PEMBAHASAN Pengaplikasian wall treatment menggunakan bata exposed, lantai bermaterial concrete tanpa finishing Penerapan modul atau bentuk abstrak dan geometris pada furnitur dan partisi

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

MUSEUM PEREMPUAN RIAU DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR KONTEMPORER

MUSEUM PEREMPUAN RIAU DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR KONTEMPORER MUSEUM PEREMPUAN RIAU DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR KONTEMPORER Oleh : Tony Sugiarto, Bambang Adji Murtomo, Bambang Suprijadi Perempuan merupakan sosok yang selalu menjadi sorotan di masyarakat Indonesia.

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 4.1 Konsep Perancangan HEPOL BUILDING HANNINE RESTO Suasana khas Korea Budaya Korea Hanok Nyaman Tenang Gedung Perkantoran Bangunan dengan konsep modern Restoran Korea

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. I.1.1 Latar belakang proyek

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. I.1.1 Latar belakang proyek BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar belakang proyek Dalam dekade terakhir pelayanan SPA telah berkembang pesat baik di luar maupun dalam negeri sebagai upaya pelayanan kesehatan. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi bentuk kesenian keramik sampai saat ini. 1. Menurut The Concise Colombia Encyclopedia (1995) kata keramik berasal

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi bentuk kesenian keramik sampai saat ini. 1. Menurut The Concise Colombia Encyclopedia (1995) kata keramik berasal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah sebuah negara yang dikenal dengan keanekaragaman tradisi dan kebudayaan, salah satu keragaman yang dimiliki oleh Indonesia adalah tradisi pembuatan

Lebih terperinci

PERAN ELEMEN INTERIOR SEBAGAI WAYFINDING SIRKULASI DI SHOWROOM GALERI SELASAR SUNARYO BANDUNG

PERAN ELEMEN INTERIOR SEBAGAI WAYFINDING SIRKULASI DI SHOWROOM GALERI SELASAR SUNARYO BANDUNG Sarah Nabila PERAN ELEMEN INTERIOR SEBAGAI WAYFINDING SIRKULASI DI SHOWROOM GALERI SELASAR SUNARYO BANDUNG Sarah Nabila Titihan Sarihati Jurusan Desain Interior, Telkom University Jl. Telekomunikasi No.1,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pencahayan merupakan sebuah elemen penting dalam desain interior. Hal ini dikarenakan peran cahaya sebagai penampil wujud warna, bentuk, tekstur, dan material

Lebih terperinci

INPUT PROSES OUTPUT PERENCANAAN ARSITEKTUR FENOMENA. Originalitas: Kawasan Perkampungan Budaya Betawi, terletak di srengseng

INPUT PROSES OUTPUT PERENCANAAN ARSITEKTUR FENOMENA. Originalitas: Kawasan Perkampungan Budaya Betawi, terletak di srengseng INPUT PROSES OUTPUT PERENCANAAN ARSITEKTUR FENOMENA PROBLEMATIKA Aktualita: Originalitas: Kawasan Perkampungan Budaya Betawi, terletak di srengseng Pembangunan wisata budaya betawi yang mengharuskan Perencanaan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Utama 4.1.1. Museum Alam Gunung Sewu sebagai Pusat Wisata Edukasi Geopark dengan Pendekatan Tektonika Arsitektur Diagram 4.1 Sustainability Museum Gunung Sewu Konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Parfum atau wewangian merupakan aroma yang akrab dalam kehidupan kita sehari-hari. Aplikasinya pun beragam, mulai dari kosmetik, aromatherapy, obat, hingga

Lebih terperinci

Desain Interior Kantor Pelayanan Pajak Pratama Dengan Langgam Modern Bali

Desain Interior Kantor Pelayanan Pajak Pratama Dengan Langgam Modern Bali JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 Desain Interior Kantor Pelayanan Pajak Pratama Dengan Langgam Modern Bali Dhemy Juniartha,Ir.Nanik Rachmaniyah,MT Desain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hotel merupakan salah satu bangunan yang ditujukan untuk singgah dalam jangka waktu sementara dengan layanan dan fasilitas lainnya. Sebagai pokok akomodasi yang terdiri

Lebih terperinci

BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang

BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Kabupaten Pamekasan paling berpotensi untuk membangun sentra batik di Madura. Sentra batik di pamekasan ini merupakan kawasan yang berfungsi

Lebih terperinci

GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. BAB I.

GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. BAB I. BAB I. GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. Pendahuluan BATU PUTIH. GALERI SENI UKIR BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang a. Kelayakan Proyek Daerah Istimewa Yogyakarta secara geografis berada di pesisir pantai

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI LUKIS MODERN DI YOGYAKARTA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI LUKIS MODERN DI YOGYAKARTA BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI LUKIS MODERN DI YOGYAKARTA 5.1 Konsep Ruang dan Bangunan Permasalahan dalam perencanaan dan perancangan Galeri Seni Lukis Modern di Yogyakarta adalah

Lebih terperinci

PERANCANGAN INTERIOR PADA CLINIC DENTAL CENTER

PERANCANGAN INTERIOR PADA CLINIC DENTAL CENTER PERANCANGAN INTERIOR PADA CLINIC DENTAL CENTER Vendy Christian Valentino Jl. Pulau Damar 2 D9/27 082123580004 vendyvalentino@ymail.com ABSTRAK Tujuan Perancangan adalah merancang interior klinik dokter

Lebih terperinci

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM BAB 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN Pada bab kali ini akan membahas penyelesaian persoalan perancangan dari hasil kajian yang dipaparkan pada bab sebelumnya. Kajian yang telah dielaborasikan menjadi

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN INTERIOR PADA MUSEUM KESENIAN JAWA BARAT, DI BANDUNG. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh

LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN INTERIOR PADA MUSEUM KESENIAN JAWA BARAT, DI BANDUNG. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN INTERIOR PADA MUSEUM KESENIAN JAWA BARAT, DI BANDUNG Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Desain Interior Disusun Oleh : Nama

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Denpasar, Juni 2016 Penulis. Perdana Putra NIM

KATA PENGANTAR. Denpasar, Juni 2016 Penulis. Perdana Putra NIM ABSTRAK Sepeda motor merupakan alat transportasi yang banyak digunakan di Indonesia. Saat ini sepeda motor telah berkembang dalam berbagai jenis dan merek. Kegunaannya pun bukan hanya untuk transportasi

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN

BAB III STRATEGI PERANCANGAN BAB III STRATEGI PERANCANGAN 3.1 Tema dan Konsep Perancangan Memahami apa yang terkandung dalam sebuah batik sungguh sangat menarik jika kita memandangnya tidak sederhana hanya sebagai sebuah kain yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Sumber: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Olahraga dapat menjadi batu loncatan sebagai pemersatu bangsa, daerah dan negara lainnya, baik di dalam skala nasional maupun internasional. Dalam setiap skala, negara-negara

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep utama yang mendasari Rancang Ulang Stasiun Kereta Api Solobalapan sebagai bangunan multifungsi (mix use building) dengan memusatkan pada sistem dalam melayani

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1 Tema Interior Konsep desain pada perancangan fasilitas Pusat Pengembangan Kreativitas Anak ini menggunakan pendekatan terhadap konsep fungsi dan citra. Fasilitas ini mengambil

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) ( X Print) F-133

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) ( X Print) F-133 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) F-133 Desain Interior Sinepleks Brylian Plaza Kendari Berkonsep New Experience dengan Langgam Neo-Gothic R. Adi Wardoyo, Firman

Lebih terperinci