PRESTASI KERJA PENEBANGAN AKASIA (Acacia mangium) (Studi kasus di BKPH Parung Panjang KPH Bogor) AWALUDIN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PRESTASI KERJA PENEBANGAN AKASIA (Acacia mangium) (Studi kasus di BKPH Parung Panjang KPH Bogor) AWALUDIN"

Transkripsi

1 PRESTASI KERJA PENEBANGAN AKASIA (Acacia mangium) (Studi kasus di BKPH Parung Panjang KPH Bogor) AWALUDIN DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008

2 PRESTASI KERJA PENEBANGAN AKASIA (Acacia mangium) (Studi kasus di BKPH Parung Panjang KPH Bogor) AWALUDIN Skripsi Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kehutanan Pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008

3 Judul Skripsi Nama Mahasiswa NIM : Prestasi Kerja Penebangan Akasia (Acacia mangium) (Studi Kasus di BKPH Parung Panjang KPH Bogor) : Awaludin : E Menyetujui : Pembimbing Ir. Rachmatsjah Abidin, MM NIP : Mengetahui : Dekan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor Dr. Ir. Hendrayanto, M.Agr NIP : Tanggal Lulus :

4 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Tegal pada tanggal 13 Agustus Penulis merupakan anak ke enam dari enam bersaudara dari pasangan Bapak Solichin (Alm) dan Ibu Istikomah. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) pada tahun 1995 di SD Negeri 3 Lebaksiu lor, kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 1 Lebaksiu pada tahun 1995 sampai dengan Pendidikan Sekolah Menengah Umum (SMU) diselesaikan pada tahun 2001 di SMU Negeri 2 Slawi. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan. Selama menjadi mahasiswa penulis pernah aktif di kegiatan organisasi di antaranya HIMASILTAN (Himpunan Mahasiswa Teknologi Hasil Hutan). Penulis pernah melaksanakan kegiatan praktek pada tahun 2004, meliputi: praktek Pengenalan Umum Kehutanan (PUK) di Baturaden, KPH Banyumas Timur dan Cilacap, KPH Banyumas Barat, Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah dan Praktek Umum Pengelolaan Hutan di Getas, KPH Ngawi, Perum Perhutani Unit II Jawa Timur. Pada bulan Februari 2005, penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapang (PKL) di IUPHHK PT. SARPATIM Sampit-Kalimantan Tengah. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kehutanan IPB, maka penulis menyusun skripsi yang berjudul Prestasi Kerja Penebangan Akasia (Acacia mangium) Studi Kasus di BKPH Parung Panjang KPH Bogor dibawah bimbingan Ir. Rachmatsjah Abidin, MM.

5 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Prestasi Kerja Penebangan Akasia (Acacia mangium) Studi Kasus di BKPH Parung Panjang KPH Bogor adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripi ini. Bogor, Agustus 2008 Awaludin NRP E

6 Awaludin (E ). Prestasi Kerja Penebangan Akasia (Acacia mangium) Studi Kasus di BKPH Parung Panjang KPH Bogor. Dibimbing oleh Ir. Rachmatsjah Abidin, MM RINGKASAN Pemanenan kayu merupakan kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan hutan yang harus berpegang teguh pada asas kelestarian. Salah satu tahapan pemanenan yang turut menentukan keberhasilan dalam pemanenan adalah penebangan. Oleh karena itu diperlukan penelitian mengenai prestasi kerja penebangan Akasia di BKPH Parung Panjang. Data prestasi kerja yang diperoleh disampaikan pada Perum Perhutani khususnya BKPH Parung Panjang sebagai informasi dan bahan acuan dalam merubah waktu dan hasil kerja yang lebih baik. Penelitan ini dilakukan di RPH Tenjo petak 10i, BKPH Parung Panjang KPH Bogor, PERUM Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. Objek dalam penelitian adalah waktu kerja operator. Alat dan bahan yang digunakan berupa stopwatch, lembar kerja dan alat tulis. Metode penetapan sampel yang digunakan adalah pemilihan sampel yang disengaja (purposive sampling) berdasarkan tahun kerja terlama sebanyak tiga operator. Pengukuran waktu kerja dilakukan dengan metode pengukuran kerja (time study) berupa pengukuran waktu kerja dengan cara berulang kembali (repetitive timing) sebanyak 30 ulangan/operator. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan sekunder. Pengolahan data dilakukan dengan metode rata-rata sederhana (simple mean) berupa perhitungan waktu dan prestasi kerja rata-rata. Sedangkan untuk pengujian hasil yang dilakukan berupa uji signifikansi (beda nyata) antara rata-rata waktu dan prestasi kerja penebangan. Pelaksanaan pengamatan dan pengukuran waktu kerja penebangan dilakukakan pada jam sampai dengan setiap hari untuk tiap operator yang terpilih. Menurut surat perintah penebangan besarnya luas areal yang diamati seluas 12 Ha dan jumlah pohon yang yang akan ditebang berjumlah pohon dengan jumlah taksasi produksi sebesar M 3. Banyaknya ulangan waktu kerja sebanyak 90 kali ulangan penebangan atau 3.40% dari total pohon yang ditebang. Waktu kerja rata-rata yang dihasilkan oleh operator Udin yaitu sebesar 2.93 menit/pohon dengan nilai standar deviasi 0.60, untuk operator Muhadin sebesar 3.40 menit/pohon dengan nilai standar deviasi 0.65 dan operator Danil sebesar 3.48 menit/pohon dengan standar deviasi Waktu kerja total rata-rata ketiga operator diperoleh sebesar 3.27 menit/pohon dengan nilai standar deviasi Untuk melihat perbedaan rata-rata waktu kerja yang diperoleh masingmasing operator maka perlu dilakukan uji kesamaan varian. Hasil uji kesamaan varian menunjukkan bahwa nilai pada kolom sign. sebesar Dari hasil tersebut dijelaskan bahwa nilai sign. < (0.001 < 0.05) maka dapat disimpulkan bahwa H 0 ditolak, jadi rata-rata waktu kerja ketiga operator tidak identik/berbeda nyata, oleh karena itu perlu dilakukan uji lanjut. Hasil uji lanjut ditunjukkan bahwa nilai pada kolom sign. pada operator Udin terhadap operator Muhadin sebesar dan nilai sign. pada operator Udin terhadap operator Danil sebesar Dari hasil di atas dapat dikatakan bahwa nilai sign. yang diperoleh operaror Udin, nilainya kurang dari 0.05 artinya Ho ditolak dan H 1 diterima. Jadi rata-rata waktu kerja penebangan yang diperoleh

7 operator Udin tidak identik dengan rata-rata waktu kerja operator Muhadin dan Danil (berbeda nyata). Untuk operator Muhadin dan Danil dapat dikatakan identik (tidak berbeda nyata). Dari hasil kesimpulan uji lanjut diperoleh dua kelompok operator yang memiliki kecepatan waktu kerja penebangan yang berbeda yaitu kelompok satu (operator Udin) sebesar 2.93 menit/pohon dengan nilai standar deviasi 0.60 dibandingkan dengan kelompok dua yang terdiri dari dua operator (operator Muhadin dan Danil) yang menghasilkan waktu kerja yang tidak berbeda nyata atau identik dengan hasil rata-rata waktu kerja kelompok dua sebesar 3.44 menit/pohon dengan nilai standar deviasi Untuk selisih antara waktu yang diperoleh dua kelompok sebesar 0.51 menit/pohon dan waktu kerja rata-rata total kedua kelompok sebesar 3.19 menit/pohon dengan nilai standar deviasi Hal ini disebabkan adanya variasi yang besar dari waktu kerja yang diperoleh masingmasing operator. Waktu kerja yang dihasilkan oleh operator Udin sebagian besar pada tiap siklusnya berada di bawah rata-rata waktu kerja total ketiga operator sebanyak 23 ulangan dari 30 ulangan yang diamati, artinya dalam tiap siklusnya Udin memerlukan waktu kerja dalam menebang lebih singkat dibandingkan dengan waktu kerja kedua operator (Muhadin dan Danil) sebagian besar pada tiap siklusnya berada di atas rata-rata waktu kerja total ketiga operator yaitu masingmasing sebanyak 9 dan 6 ulangan dari 30 ulangan yang diamati. Prestasi kerja rata-rata ketiga operator sebesar 3.70 m 3 /jam dengan nilai standar deviasi Untuk prestasi kerja rata-rata operator Danil sebesar 4.14 m 3 /jam dengan nilai standar deviasi Sedangkan untuk operator Muhadin prestasi kerja rata-rata yang diperoleh sebesar 3.54 m 3 /jam dengan nilai standar deviasi 0.66 dan operator Udin sebesar 3.41 m 3 /jam dengan nilai standar deviasi Untuk melihat perbedaan rata-rata waktu kerja yang diperoleh masingmasing operator maka perlu dilakukan uji kesamaan varian. Hasil uji kesamaan varian menunjukkan bahwa nilai pada kolom sign. sebesar 0.008, dari hasil tersebut dijelaskan bahwa nilai sign. < (0.008 < 0.05) maka dapat disimpulkan bahwa H 0 ditolak, jadi rata-rata Prestasi kerja ketiga operator tidak identik/berbeda nyata, oleh karena itu perlu dilakukan uji lanjut. Hasil uji lanjut ditunjukkan bahwa nilai pada kolom sign. pada operator Danil terhadap operator Muhadin sebesar dan nilai sign. pada operator Danil terhadap operator Udin sebesar Dari hasil di atas dapat dikatakan bahwa nilai sign. yang diperoleh operaror Danil, nilainya kurang dari 0.05 artinya Ho ditolak dan H 1 diterima. Jadi rata-rata prestasi kerja penebangan yang diperoleh operator Danil tidak identik dengan rata-rata prestasi kerja operator Muhadin dan Udin (berbeda nyata). Untuk operator Muhadin dan Udin dapat dikatakan identik (tidak berbeda nyata). Dari hasil kesimpulan uji lanjut di atas diperoleh dua kelompok operator yang memiliki prestasi kerja penebangan yang berbeda yaitu kelompok satu (operator Danil) sebesar 4.14 m 3 /jam dengan nilai standar deviasi 1.07 dibandingkan dengan kelompok dua yang terdiri dari dua operator (operator Muhadin dan Udin) yang menghasilkan prestasi kerja yang tidak berbeda nyata atau identik dengan hasil rata-rata prestasi kerja kelompok dua sebesar 3.48 m 3 /jam dengan nilai standar deviasi Untuk selisih antara waktu yang diperoleh dua kelompok sebesar 0.66 m 3 /jam dan prestasi kerja rata-rata total kedua kelompok sebesar 3.81 m 3 /jam dengan nilai standar deviasi 0.96.

8 KATA PENGANTAR Penulis memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas segala curahan rahmat dan kasih sayangnya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan pada bulan Juni 2006 adalah prestasi kerja penebangan, dengan judul Prestasi Kerja Penebangan Akasia (Acacia mangium) Studi Kasus di BKPH Parung Panjang KPH Bogor. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Rachmatsjah Abidin, MM selaku pembimbing dan pengarah dalam penyelesaian karya tulis ini. Selain itu penghargaan penulis disampaikan kepada Bapak Ir. Kasno, M.Sc dan Bapak Dr. Ir. Endes N. Dahlan, MS yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menguji dan memberikan arahan terhadap perkembangan karya tulis ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Asper (KBKPH) Bapak Sukidi dan karyawan BKPH Parung Panjang yang telah bersedia membantu penulis dalam melakukan semua rangkaian kegiatan penelitian. Ungkapan terima kasih terbaik disampaikan kepada ibu, kakak, ponakan-ponakan tercinta, teman-teman THH 38 dan Lanskap 38, serta Siti Umi Fajriah atas segala doa dan kasih sayangnya. Pada akhirnya ucapan terima kasih, untuk seluruh teman-teman yang telah ikut membantu dan menyatu dalam harmoni kehidupan penulis.

9 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR GAMBAR... iii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR LAMPIRAN... v I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan Penelitian... 2 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penebangan... 3 B. Pembagian Batang... 4 C. Penelitian dan Pengukuran Waktu Kerja... 5 D. Prestasi Kerja... 6 E. Faktor-faktor pengaruh Prestasi Kerja... 8 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Objek Penelitian... 9 B. Metode Penelitian... 9 a. Metode Penetapan Sampel Tenaga Kerja... 9 b. Metode Pengukuran Waktu Kerja Penebangan... 9 C. Data yang Dikumpulkan D. Alat dan Bahan Penelitian E. Metode Pengolahan Data a. Waktu Kerja Penebangan b. Simpangan Baku c. Prestasi Kerja Penebangan F. Metode Pengujian Hasil a. Uji Kesamaan Varian untuk Rata-rata Waktu Kerja dan Prestasi Kerja Ketiga Operator b. Uji Lanjut untuk Rata-rata Waktu Kerja dan Prestasi Kerja Ketiga Operator i

10 IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak dan Luas B. Topografi C. Iklim D. Jenis Tanah E. Potensi Sumberdaya Hutan F. Sosial Ekonomi dan Tata Guna Lahan V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Kegiatan Penelitian B. Penetapan Sampel Tenaga Kerja Penebangan C. Profil Operator D. Pelaksanaan Penebangan di BKPH Parung Panjang E. Waktu Kerja Penebangan Waktu Kerja Total Rata-rata Ketiga Operator Uji Kesamaan Varian Uji Lanjut F. Prestasi Kerja Penebangan Prestasi Kerja Total Rata-rata Ketiga Operator Uji Kesamaan Varian Uji Lanjut VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ii

11 DAFTAR GAMBAR Gambar Teks Halaman 1 Diagram Batang Waktu Kerja Total Ketiga Operator Diagram Batang Prestasi Kerja Total Ketiga Operator 28 iii

12 DAFTAR TABEL Tabel Teks Halaman 1 Analis sidik Ragam (ANOVA) Rata-rata Waktu dan Prestasi Kerja ketiga operator Ikhtisar Penyebaran Kelas Hutan Berdasarkan RPKH Jangka Waktu Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Jumlah dan Tahun Kerja yang dimilki oleh Operator Profil Operator Contoh Surat Perintah Persiapan Tebangan Contoh Surat Perintah Pelaksanaan Kerja Waktu Kerja Rata-rata Penebangan per Pohon Analisis Sidik Ragam (ANOVA) untuk Rata-rata Waktu Kerja Ketiga Operator Uji Lanjut untuk Mengetahui Perbedaan Rata-rata Waktu Kerja Ketiga Operator Prestasi Kerja Rata-rata Penebangan Analisis Sidik Ragam (ANOVA) untuk Rata-rata Prestasi Kerja Ketiga Operator Uji Lanjut untuk Mengetahui Perbedaan Rata-rata Prestasi Kerja Ketiga Operator iv

13 DAFTAR GAMBAR Gambar Teks Halaman 1 Diagram Batang Waktu Kerja Total Ketiga Operator Diagram Batang Prestasi Kerja Total Ketiga Operator 28 v

14 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Teks Halaman 1 Lembar Kerja Penetapan Sampel Tenaga Kerja Penebangan Kuisioner Profil Operator Penebangan Foto Rumah Operator Waktu dan Prestasi Kerja Operator Penebangan Hasil Uji Kesamaan Varian dan Uji Lanjut untuk Rata-rata Waktu Kerja Operator Hasil Uji Kesamaan Varian dan Uji Lanjut untuk Rata-rata Prestasi Kerja Operator v

15 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan merupakan potensi alam yang memiliki potensi sumberdaya yang sangat beragam. Dalam pengelolaannya hutan harus dikelola berdasarkan prinsip kelestarian hasil dan prinsip kelestarian sumberdaya itu sendiri. Pengelolaan sumberdaya hutan yang kurang bijaksana hanya akan menimbulkan kerusakan dan menimbulkan permasalahan di masa yang akan datang. Untuk itu dalam mengelola dan memanfaatkan hutan harus berpegang teguh pada asas kelestarian (Hidayat 2000). Salah satu kegiatan dalam pengelolaan hutan adalah dengan melakukan pemanenan kayu yang juga harus memperhatikan kelestarian lingkungan hutan. Pemanenan itu sendiri adalah bagaimana memanfaatkan sumberdaya hutan berupa kayu untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dengan memadukan sistem silvikultur, alat, tenaga dan hasil yang berwawasan lingkungan (Alasi 2003). Menurut Conway (1985) diacu dalam Rahmadi (2001) kegiatan penebangan meliputi seluruh elemen kerja yang membutuhkan persiapan secara menyeluruh dalam mendapatkan produk yang prima, di mana produk tersebut merupakan pohon utuh, kayu bulat, atau kayu-kayu potongan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui waktu kerja yang diperlukan dalam menebang pohon Akasia di BKPH Parung Panjang, untuk itu diperlukan pengukuran waktu kerja operator gergaji rantai. Dari pengukuran waktu kerja nantinya akan diketahui prestasi kerja operator. Adanya penelitian prestasi kerja ini sebagai bahan acuan dalam pengambilan keputusan pihak manajemen perusahaan dalam meningkatkan waktu dan hasil kerja yang lebih baik sehingga dapat berguna bagi PERUM Perhutani pada khususnya serta kegiatan kehutanan pada umumnya.

16 2 B. Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini adalah : 1. Mengukur rata-rata waktu kerja satu siklus penebangan dari ketiga operator dalam menit/pohon. 2. Mengukur prestasi kerja penebangan dari ketiga operator dalam M 3 /jam. 3. Menguji signifikansi (beda nyata) rata-rata waktu kerja dan prestasi kerja penebang dari ketiga operator.

17 3 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penebangan Penebangan dimaksudkan untuk memungut hasil hutan berupa kayu dari suatu tegakan tanpa mengikutsertakan bagian yang ada dalam tanah. Kegiatan ini meliputi kegiatan menebang, membersihkan cabang dan pembagian batang menjadi sortimen kayu yang diperlukan (Sastrodimedjo 1973, diacu dalam Bachtiar 1989). Menurut Juta (1954) tujuan dari kegiatan penebangan adalah untuk mendapatkan hasil keuntungan perusahaan, berupa kayu dengan jumlah yang cukup dan mutu yang memenuhi persaratan. Pada dasarnya kegiatan penebangan yang dilakukan terdiri dari dua unsur kegiatan yaitu menebang pohon sampai rebah dan dilanjutkan dengan membagi batang. Penebangan memerlukan perencanaan yang matang dan hati-hati. Semakin besar diameter pohon yang ditebang, semakin sulit pula menentukan arah rebahnya. Namun karena pohon-pohon besar tinggi nilainya, justru pada pohon besar ketelitian arah rebahnya sangat penting (Suparto 1975, diacu dalam Bachtiar 1989 ). Menurut Juta (1954) sebelum dimulai dengan penebangan arah rebah harus ditetapkan terlebih dahulu. Arah rebah pohon perlu direncanakan secara hati-hati agar kerusakan kayu dapat diminimalkan. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan arah rebah adalah : (1) lapangan (lerengnya, berbukit dll) (2) kondisi pohon yang akan ditebang dengan tetap memperhatikan kecondongan pohon dan kerusakannya (3) arah penyaratan 1) keluar dan pengangkutan. Penebangan merupakan salah satu kegiatan pemanenan hutan yang memiliki tingkat resiko kerja yang tinggi. Hal ini dikarenakan sifat pekerjaannya yang langsung berhadapan dengan pohon yang akan ditebang dan variasi lapangan tempat bekerja yang cukup tinggi. Sehingga kegiatan penebangan harus dilakukan oleh operator yang berpengalaman dengan dilengkapi perlengkapan keamanan yang memadai (helm kerja, sepatu kerja, sarung tangan, baju kerja, dan sebagainya). Perlengkapan yang mendukung pada kegiatan penebangan seperti 1. Penyaratan yang dimaksud adalah penyaradan (Pen)

18 4 gergaji rantai, kikir, parang, tangki bahan bakar, peta penyebaran pohon yang telah disiapkan dan digunakan selama kegiatan penebangan dalam membantu menentukan letak pohon yang akan ditebang (FAO 1990, diacu dalam Hidayat 2000). B. Pembagian Batang Menurut Juta (1954) kegiatan pembagian batang merupakan rangkaian kegiatan setelah pohon rebah ke tanah. Kegiatan ini merupakan pekerjaan yang sangat penting dalam pemungutan hasil hutan. Prinsip dasar pembagian batang adalah menghimpun cacat di satu potongan batang kayu sedemikian rupa sehingga diperoleh nilai kayu setinggi-tingginya. Selanjutnya dijelaskan pula bahwa pelaksanaan tebangan harus sesuai dengan manajemen batang per batang, artinya urutan pemotongan dimulai dari pangkal ke ujung dengan tetap memperhatikan mutu kayu pada cabang yang dapat dipungut untuk kayu pertukangan. Kegiatan pembagian batang mempunyai tujuan untuk mendapatkan nilai kayu yang tinggi. Jenis sortimen yang diproduksi (Perum Perhutani 1999) adalah sebagai berikut : 1. Kayu Bundar Kecil (KBK) yang disebut sortimen AI a. Diameter 4-7 cm Panjang 1,00-11,00 m naik dengan kelipatan panjang 50 cm Panjang 11,00 m ke atas naik dengan kelipatan 100 cm b. Diameter cm Panjang 0,7-0,9 m naik dengan kelipatan panjang 10 cm Panjang 1,00-11,00 m naik dengan kelipatan panjang 50 cm Panjang 11,00 m ke atas naik dengan kelipatan 100 cm c. Diameter cm Panjang 0,4-0,9 m naik dengan kelipatan panjang 10 cm Panjang 1,00-11,00 m naik dengan kelipatan panjang 50 cm Panjang 11,00 m ke atas naik dengan kelipatan 100 cm 2. Kayu Bundar Sedang (KBS) yang disebut sortimen AII Dimeter cm (naik dengan kelipatan diameter 3 cm) Panjang 0,4-0,9 m naik dengan kelipatan panjang 10 cm

19 5 Panjang 1,00-2,50 m naik dengan kelipatan panjang 25 cm Panjang 2,50-11,00 m ke atas naik dengan kelipatan panjang 50 cm Panjang 11,00 m ke atas naik dengan kelipatan panjang 100 cm 3. Kayu Bundar Besar (KBB) yang disebut sortimen AIII Diameter 30 cm ke atas (naik dengan kelipatan diameter 1 cm) Panjang 0,4-10,00 m naik dengan kelipatan panjang 10 cm Panjang 10,00 m ke atas naik dengan kelipatan panjang 50 cm Dari setiap kayu yang dipotong harus diberi jarak spilasi (penambahan ukuran), tujuannya untuk menghindarkan kesalahan atau kekurangan ukuran panjang batang dalam pemotongan batang. Menurut Juta (1954) pembagian batang dan penggergajiannya sangat dipengaruhi oleh : a. Syarat-syarat yang diminta oleh pasar. b. Politik penjualan kayu. c. Kemungkinan penyaratan dan pengangkutan. d. Adanya industri-industri yang mengerjakan kayu. e. Pesanan perusahaan. C. Penelitian dan Pengukuran Waktu Kerja Penelitian kerja adalah istilah umum bagi teknik-teknik, khususnya penelitian metode dan pengukuran kerja, yang digunakan dalam pengamatan pekerjaan manusia dalam segala seginya dan yang secara sistematis menjurus ke penyelidikan dari semua faktor yang mempengaruhi dayaguna serta hemat cermatnya keadaan yang sedang diamati, agar dapat diperoleh perbaikan (International Labour Office 1979). Menurut Soemitro (1976) diacu dalam Andhika (2003), pengukuran kerja adalah teknik menentukan waktu untuk mengerjakan suatu tugas tertentu berdasarkan pada isi pekerjaan tersebut ditambah suatu prosentase kelelahan dan keterlambatan. Untuk tujuan penelitian waktu kerja adalah untuk menentukan waktu standar suatu pelaksanaan kerja, yaitu waktu yang diperlukan oleh seorang pekerja berpengalaman dan ahli dalam pelaksanaan kerja dengan cara tertentu dan berkecepatan normal.

20 6 Menurut Barnes (1958) diacu dalam Andhika (2003), pengukuran kerja digunakan untuk menentukan waktu yang dibutuhkan oleh pekerja yang berkualitas dan terlatih dengan baik yang bekerja pada kegiatan yang normal dalam melakukan suatu tugas yang spesifik. Dengan waktu kerja dapat diketahui hal-hal seperti : 1. Pengaruh perubahan kondisi kerja terhadap hasil kerja. 2. Akibat dari suatu hasil kerja. 3. Waktu yang diperlukan untuk melakukan suatu pekerjaan. Sanjoto (1958) menyatakan bahwa dalam menentukan waktu kerja sering ditemukan adanya kesukaran-kesukaran yang cukup menghambat kelancaran penelitian. Sehingga pekerjaan tersebut tidak dapat dilakukan oleh setiap orang, yang hanya sekedar mampu menggunakan jam henti (stopwatch) saja. Syaratsyarat yang diperlukan bagi seseorang yang melakukan penelitian waktu kerja, antara lain adalah : 1. Mempunyai pengalaman dalam bidang yang akan ditelitinya atau setidaknya pemahaman. 2. Mempunyai sifat teliti dalam bekerja. 3. Mengerti bahwa setiap persoalan atau tahapan yang sederhana tidak boleh diabaikan. 4. Memiliki kemampuan analitis 2). 5. Dapat mengawasi pekerjaan dengan baik. D. Prestasi Kerja Prestasi kerja adalah hasil kerja atau produksi dalam satuan kerja per satuan waktu. Banyaknya hasil kerja yang diperoleh seorang pekerja tergantung pada alat kerja, kecakapan, kemampuan serta keadaan tempat bekerja. Prestasi kerja ditentukan oleh faktor-faktor yang dapat diubah dan tidak dapat diubah (Wasono 1965, diacu dalam Alasi 2003). Menurut Sanjoto (1958) prestasi kerja dapat ditentukan dalam berbagai ukuran, ukuran prestasi kerja adalah sebagai berikut : 1. Satuan untuk hasil orang sehari 2. Analitis adalah kemampuan untuk menyelidiki terhadap suatu peristiwa yang sebenarnya (Kamus B. Indonesia 2005)

21 7 Banyaknya hasil ini bukanlah merupakan angka-angka prestasi yang obyektif, karena akan ditetapkan tidak hanya oleh lamanya waktu kerja dan usaha kerja saja, tetapi masih dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti keadaan tempat, cara kerja dan sebagainya. 2. Satuan bidang luas yang dikerjakan seseorang atau alat Satuan ini tidak obyektif karena tidak bebas dari pengaruh keadaan yang berbeda-beda. 3. Satuan orang per jam Satuan ini menunjukkan waktu kerja dan walaupun kurang terpengaruh oleh faktor-faktor seperti di atas, tetapi masih tergantung pada kecepatan kerja dan usaha yang dibutuhkan bagi pekerja tersebut. 4. Satuan Kerja dalam sistim satuan Bedeaux, sistim Univers dan sistim Reva a. Sistim satuan Bedeaux (B) Merupakan hasil kerja per menit dari pekerja normal yang cakap dan berpengalaman, yang bekerja dalam keadaan dan kecepatan normal serta mendapat waktu istirahat cukup. b. Sistim Univers Sistim ini pada prinsipnya sama dengan Bedeaux, hanya saja sistim ini dihitung dalam 0.01 jam. c. Sistim satuan Reva Prinsipnya sama dengan sistim satuan Bedeaux dan Univers. Menurut Juta (1954) untuk mencapai prestasi kerja yang tinggi, perlu dilakukan penyelidikan terhadap apa yang akan dikerjakan oleh pekerja. Tindakan penyelidikan itu antara lain : 1. Cara pelaksanaan pekerjaan. 2. Sikap badan dan gerak pada sesuatu pekerjaan. 3. Alat yang tepat. 4. Pemakaian otot-otot yang tertentu. 5. Pegangan-pegangan dengan tangan. 6. Waktu bekerja dan istirahat. 7. Pakaian. 8. Makanan.

22 8 9. Pernafasan yang baik dan teratur, dan berhubung dengan itu sikap gerak badan yan tepat. Wasono (1965) diacu dalam Alasi (2003) bahwa prestasi kerja adalah sebagai hasil kerja atau produksi dalam satuan kerja per satuan waktu. Prestasi kerja dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : P = HkX 60 h dimana : P = Prestasi kerja per jam yang dicapai (M 3 /jam) h = waktu kerja (menit) Hk = Hasil kerja (M 3 ) E. Faktor-faktor Pengaruh Prestasi Kerja Menurut Soekartika (1980) diacu dalam Alasi (2003), prestasi kerja yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain metode dan cara kerja, alat-alat kerja dan lain-lain. Wasono (1965) diacu dalam Alasi (2003) mengemukakan bahwa prestasi kerja yang dihasilkan seorang pekerja tergantung kepada alat kerja, kecakapan dan keadaan lapangan di mana ia bekerja. Dalam kegiatan penebangan terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi kerja penebangan. Faktor-faktor tersebut adalah cuaca, topografi, kerapatan tumbuhan bawah, diameter pohon, performance alat, dan keterampilan serta motivasi operator. Untuk mendapat prestasi kerja penebangan yang tinggi semua pekerjaan harus diorganisir, harus berjalan menurut rencana, bila tidak akan kacau balau. Penebang yang satu dengan yang lain tidak boleh mengganggu. Agar prestasi kerja penebangan meningkat, maka selalu harus bekerja dengan alatalat yang tajam dan baik (Juta 1954).

23 9 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di RPH Tenjo Petak 10i, BKPH Parung Panjang KPH Bogor, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. Objek penelitian adalah waktu kerja operator yakni kegiatan mengoperasikan alat berupa gergaji rantai yang digunakan untuk melakukan penebangan pohon Akasia (Acacia mangium). B. Metode Penelitian a. Metode Penetapan Sampel Tenaga Kerja Sampel tenaga kerja penebangan ditetapkan berdasarkan metode secara sengaja (purposive) yaitu ditetapkan tenaga kerja yang memiliki tahun kerja terlama di antara pekerja yang lainnya. Jumlah tenaga kerja yang diambil sebanyak tiga penebang (Operator) dari empat belas penebang yang ada. b. Metode Pengukuran Waktu Kerja Penebangan Pengukuran waktu kerja penebangan dilakukan dengan metode Time Study (pengukuran kerja) yaitu pengukuran waktu kerja untuk tiap siklus kegiatan menebang satu pohon. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan satu unit jam henti (stopwatch) dengan menggunakan metode berulang kembali (repetitive timing). Untuk pengambilan sampel pengukuran dilakukan secara sistematis (sistematic sampling) dengan aturan/pola pengambilan secara berturut-turut. Pengukuran waktu kerja dimulai pada saat operator memulai kegiatan awal penebangan. Banyaknya ulangan waktu kerja sebanyak 30 ulangan/operator. Untuk pengukuran waktu kerja operator dilakukan dengan cara : a. Siklus yang pertama, pengukuran dimulai dari titik pada saat operator penebang sudah meletakkan peralatan tebang dan pengukuran waktu kerja berakhir pada titik operator melepaskan gergaji rantai dari batang pohon pada kegiatan pembagian batang.

24 10 b. Untuk siklus kedua pengukuran waktu kerja dimulai pada titik operator melepaskan gergaji rantai dari batang pohon di kegiatan pembagian batang dan pengukuran waktu kerja berakhir pada titik gergaji rantai dilepaskan oleh operator dari batang pohon di kegiatan pembagian batang pohon yang kedua. c. Pengukuran waktu kerja untuk siklus ketiga sampai ke 30, cara pengukuran waktu kerja dilakukan cara yang sama seperti pengukuran waktu kerja siklus kedua. C. Data yang Dikumpulkan Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dan pengamatan langsung di lapangan yang terdiri dari : 1. Tahun kerja dan jumlah tenaga kerja penebangan. 2. Profil operator. Profil operator meliputi pengamatan operator, rumah dan pekerjaan. 3. Waktu kerja masing-masing operator. Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan cara mengutip atau menyalin arsip-arsip perusahaan. Data-data sekunder yang dikumpulkan adalah : 1. Kondisi umum lokasi penelitian. 2. Organisasi pemanenan. 3. Hasil klem. Hasil klem disalin dari DK 316 yang dapat dijadikan informasi mengenai diameter pohon, no pohon, dan volume pohon. 4. Hasil produksi. Hasil produksi disalin dari DK 311. Hasil produksi ini memberikan informasi mengenai dimensi sortimen meliputi diameter sortimen, panjang sortimen dan jenis sortimen. D. Alat dan Bahan Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Jam henti (Stopwatch) untuk mengukur waktu siklus kerja.

25 11 2. Lembar kerja (Tally sheet) dan alat tulis untuk mencatat hasil pengukuran di lapangan. Sedangkan bahan yang diperlukan untuk penelitan ini adalah tegakan Akasia dalam petak tebang 10i pada waktu kegiatan penebangan berlangsung. E. Metode Pengolahan Data. a. Waktu Kerja Penebangan Metode pengolahan data untuk waktu penebangan menggunakan metode rata-rata sederhana (simple mean). Secara umum waktu kerja rata-rata dirumuskan sebagai berikut : Keterangan : W W i W n i 1 n w i = Waktu kerja rata- rata penebangan (menit/pohon) = Waktu kerja ulangan ke-i (menit) n = Banyaknya siklus b. Simpangan Baku Simpangan baku (Standar Deviasi) merupakan ukuran dispersi sekitar ratarata. Simpangan baku ini untuk menyatakan seberapa besar variasi data terhadap nilai tengahnya. Dengan adanya simpangan baku ini maka penggambaran sekumpulan data akan menjadi jelas. Secara matematis simpangan baku dirumuskan sebagai berikut : Sd 2 X n 1 Keterangan : Sd = Simpangan baku (standar deviasi) X = Waktu-waktu kerja hasil pengukuran tiap siklus n = Banyaknya pengukuran yang dilakukan X 2 n

26 12 c. Prestasi Kerja Penebangan Prestasi kerja dirumuskan sebagai berikut : Hk P = x60 h Keterangan : P = Prestasi kerja (M 3 /jam) Hk = Hasil kerja (M 3 ) h = Waktu kerja (mnt) 60 = 60 menit, yaitu untuk konversi ke dalam satuan jam. F. Metode Pengujian Hasil a. Uji Kesamaan Varian untuk Rata-rata Waktu Kerja dan Prestasi Kerja Ketiga Operator Tabel 1 Analisis sidik ragam rata-rata waktu dan prestasi kerja ketiga opertaor (ANOVA) Sumber Keragaman Jumlah Kuadrat Derajat Bebas (db) Kuadrat Tengah F hitung Perlakuan JK bg r-1 MS bg MS bg /MS err Sign. Galat JK total -JK bg t(r-1) MS err Total JK total tr-1 (Sumber pengolahan data statistik dengan SPSS ) 1. Hipotesa : H 0 : Rata-rata waktu kerja dan prestasi kerja ketiga operator identik/tidak berbeda nyata. H 1 : Rata-rata waktu kerja dan prestasi kerja operator tidak identik/berbeda nyata. 2. Statistik uji : Uji F 3. = Daerah kritis : H 0 ditolak jika sig. < Kriteria Pengujian :

27 13 Jika nilai pada kolom sign. <, maka H 0 ditolak dan H 1 diterima, demikian sebaliknya jika nilai pada kolom sign. >, maka H 0 diterima dan hipotesis H 1 ditolak. b. Uji Lanjut untuk Rata-rata Waktu Kerja dan Prestasi Kerja Ketiga Operator Uji lanjut ini dilakukan kalau pada hasil uji kesamaan varian disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata. Uji ini untuk mengetahui rata-rata mana yang berbeda dari nilai rata-rata yang diuji. Uji lanjut ini mengunakan program SPSS13 for Windows. Prosedur pengujian untuk mengetahui perbedaan rata-rata waktu kerja dan prestasi kerja ketiga operator adalah sebagai berikut : 1. Hipotesa : H 0 : Rata-rata waktu kerja dan prestasi kerja ketiga operator i = j H 1 : Rata-rata waktu kerja dan prestasi kerja ketiga operator i j Dengan i = 1, 2, 3 dan j = 1, 2, 3 ; operator yang diuji 2. Statistik uji : Uji Tukey 3. = Daerah kritis : H 0 ditolak jika sign. < Kriteria Pengujian : Jika nilai pada kolom sign. <, maka H 0 ditolak dan H 1 diterima, demikian sebaliknya jika nilai pada kolom sign. >, maka H 0 diterima dan hipotesis H 1 ditolak.

28 14 IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak dan Luas Lokasi penelitian terletak di Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Parung Panjang, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor. KPH Bogor terletak dalam wilayah kerja administratif Kabupaten Bogor, Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Tangerang dengan luas wilayah Ha (untuk jumlah dilakukan pembulatan ke atas). Letak BKPH Parung Panjang secara geografis berada pada 106 o o BT dan 06 o o LS. Memiliki kawasan hutan seluas Ha atau 0.91 % dari luas KPH Bogor dan merupakan kelas perusahaan Acacia mangium. BKPH Parung Panjang terdiri dari tiga Resot Pemangkuan Hutan (RPH), yaitu RPH Tenjo dengan luas Ha, RPH Maribaya seluas Ha dan RPH Jagabaya seluas Ha (Perum Perhutani 2000). B. Topografi Kawasan hutan di BKPH Parung Panjang memiliki konfigurasi lapangan yang sebagian besar relatif datar sampai dengan landai, dengan kemiringan lapangan bervariasi, mulai dari kemiringan datar (0-8 %) dan beberapa lokasi terutama dekat dengan batas hutan dan sungai memiliki kemiringan agak curam yakni berkisar antara % (Perum Perhutani 2000). C. Iklim Berdasarkan klasifikasi iklim menurut Schmidt dan Ferguson, wilayah BKPH Parung Panjang termasuk dalam tipe iklim A, yang berarti daerah tersebut sangat basah dengan curah hujan rata-rata 3000 mm/tahun. Suhu harian tertinggi 25,5 o C dan suhu terendah 18 o C (Perum Perhutani 2000). D. Jenis Tanah Jenis tanah di BKPH Parung Panjang adalah tuff dan podsolik merah kekuningan (Perum Perhutani 2000).

29 15 E. Potensi Sumberdaya Hutan Berdasarkan hasil risalah tahun 2000, penyebaran tegakan kawasan hutan kelas perusahaan Acacia mangium jangka tahun 2001 s/d 2005 ke dalam kelaskelas hutan berdasarkan Rencana Pengaturan Kelestarian Hutan (RPKH) sebagai berikut : Tabel 2 Ikhtisar penyebaran kelas hutan berdasarkan RPKH jangka waktu No Kelas Hutan Luas (Ha) I Produktif II Tidak Produktif Jumlah Baik untuk Perusahaan Tebang Habis/BPTH (I + II) III Tidak Baik untuk Perusahaan Tebang Habis (TBPTH) 2 IV V Tidak Baik untuk Acacia mangium (TBJ) Tanaman Jenis Kayu Lain (TJKL) Jumlah bukan untuk Acacia mangium (IV + V) 154 VI Bukan untuk Produksi 531 Jumlah Sumber Perum Perhutani 2000 F. Sosial Ekonomi dan Tataguna Lahan Masyarakat desa sekitar hutan di BKPH Parung Panjang mayoritas bermata pencaharian pokok sebagai petani. Mata pencaharian lain yang dilakukan oleh masyarakat adalah menjadi buruh, pedagang dan kuli bangunan. Perum Perhutani dalam pengelolaan sumber daya hutan melibatkan masyarakat setempat. Adanya pengelolaan hutan di BKPH Parung Panjang dari mulai persemaian hingga pemeliharaan telah menjadikan solusi bagi masyarakat desa hutan untuk mencari penghasilan dengan menjadi tenaga kerja, sedangkan dengan adanya kegiatan tebang habis selain masyarakat desa hutan berperan aktif mendapatkan penghasilan langsung, lokasi bekas tebangan dapat dijadikan lahan garapan bagi masyarakat dengan bertumpangsari (Perum Perhutani 2000).

30 16 V. HASIL A. Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Kegiatan penelitian dilakukan pada petak 10i, RPH Tenjo, BKPH Parung Panjang, KPH Bogor, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten dengan luas areal penebangan 12 Ha dan jumlah pohon yang akan ditebang berjumlah pohon dengan jumlah taksasi produksi sebesar m 3. Banyaknya ulangan waktu kerja sebanyak 90 kali ulangan penebangan atau 3.40% dari total pohon yang ditebang. Pelaksanaan pengamatan dan pengukuran waktu kerja penebangan dilakukakan pada tanggal 19, 20, 21 Juni 2006 untuk tiap operator yang terpilih. Berikut ini adalah tabel mengenai pelaksanaan kegiatan penelitian : Tabel 3 Pelaksanaan kegiatan penelitian Tanggal Waktu Kegiatan Hasil Kegiatan 19 Juni Pengukuran waktu kerja penebangan 30 kali ulangan untuk operator Muhadin penebangan 20 Juni Pengukuran waktu kerja penebangan untuk operator Udin 21 Juni Pengukuran waktu kerja penebangan untuk operator Danil Jumlah sampel pengamatan dan pengukuran Rata-rata sampel pengamatan dan pengukuran 30 kali ulangan penebangan 30 kali ulangan penebangan 90 kali ulangan 30 ulangan/hari Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pengukuran waktu kerja penebangan untuk tiap operator dilakukan pada jam 07.45, pada saat operator memulai penebangan pertama dan pengukuran berakhir pada jam Pengukuran waktu kerja penebangan dilakukan terhadap tiga operator yang terpilih. Untuk tiap operator yang terpilih pengukuran dilakukan sebanyak 30 kali ulangan penebangan. B. Penetapan Sampel Tenaga Kerja Penebangan (operator) Penetapan jumlah sampel tenaga kerja penebangan yang diteliti dalam penelitian ini adalah secara sengaja (purposive) berdasarkan tahun kerja terlama yang dimiliki oleh tiap operator. Jumlah operator yang diamati sebanyak tiga operator dari 14 operator yang ada. Jumlah operator dan tahun kerja yang dimiliki akan disajikan dalam tabel berikut :

31 17 Tabel 4 Jumlah dan tahun kerja yang dimiliki oleh tiap operator No Nama Operator Tahun Kerja ( Thn ) 1 Rosul 10 Thn 2 Danil 11 Thn 3 Ekong 5 Thn 4 Dirman 6 Thn 5 Jaya 1 Thn 6 Edi 7 Thn 7 Iming 9 Thn 8 Dartim 9 Thn 9 Marsa 4 Thn 10 Endam 1 Thn 11 Ukon 2 Thn 12 Dedi 3 Thn 13 Muhadin 10 Thn 14 Udin 12 Thn Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah operator yang memiliki tahun kerja terlama di antara operator lainnya adalah Muhadin (10 thn), Danil (11 thn) dan Udin (12 thn). Tiga operator ini yang akan diamati mengenai waktu kerja penebangan yang dihasilkan oleh tiap operator tersebut. C. Profil Operator Operator penebang adalah orang yang bekerja mengoperasikan alat berupa gergaji rantai yang digunakan untuk melakukan penebangan. Tugas utama dari operator adalah menebang pohon dan membagi pohon menjadi sortimen-sortimen dengan ukuran yang telah ditetapkan, namun dalam pelaksanaannya di lapangan selain mengerjakan tugas utamanya, operator juga bertugas untuk menentukan posisi arah rebah pohon untuk mempermudah dalam kegiatan pembagian batang serta pengangkutan yang dilakukan oleh kelompok penyarad. Menurut Direksi Perhutani Jawa Timur 1972 sesungguhnya tugas penentuan arah rebah pohon merupakan tugas mandor tebang, antara lain memegang persediaan hasil hutan, memegang tebangan dan teresan (dalam hal ini menentukan arah rebah), memimpin karyawan tebangan dan membantu KRPH. Untuk mencari informasi mengenai identitas diri dari ketiga operator yang diamati, maka dilakukan wawancara terhadap ketiga opertor tersebut. Dari hasil wawancara diperoleh mengenai profil operator, rumah dan pekerjaan. Berikut ini akan disajikan tabel mengenai hasil wawancara ketiga operator.

32 18 Tabel 5 Profil operator Profil Profil Operator Alamat Operator Muhadin Operator Udin Operator Danil Rata-rata Kampung Singa Braja Kampung Batok Bangkonol Umur 40 tahun 40 tahun 30 tahun 37 tahun Pendidikan SD SD SD SD Jumlah anak 5 orang 7 orang 1 orang Pendapatan rata-rata per bulan Pengalaman kerja sebagai operator Rp tahun Rp tahun Rp tahun Rp tahun Profil Rumah Kepemilikan rumah Rumah sendiri Rumah sendiri Rumah sendiri Rumah sendiri Ukuran rumah Bangunan lain m 2 Kandang kambing 81 m 2 Sumur dan gudang 48 m 2 Sumur dan gudang m 2 Kandang kambing, sumur dan gudang Lantai Keramik Keramik dan semen semen Keramik dan semen Atap Genteng Genteng Genteng Genteng Dinding Tembok Tembok Papan Tembok dan papan. Peralatan elektronik Tidak punya TV dan Radio Tidak punya TV, radio dan tidak punya Tanah yang dimiliki Profil Pekerjaan Status pekerjaan di Perhutani Pekerjaan sambilan/lain Kebon dan halaman halaman halaman Kebon dan halaman Borongan Borongan Borongan Borongan Kuli dan tukang kayu Kuli dan tukang kayu Kuli dan tukang kayu Kuli dan tukang kayu Dari tabel di atas menunjukkan bahwa umur rata-rata ketiga operator tergolong muda (37 tahun), pendidikan terakhir yang ditempuh adalah tamatan SD. Masing-masing operator yang diamati sudah berkeluarga dan pendapatan rata-rata per bulan dari penghasilan sebagai operator sebesar Rp Semua operator berstatus sebagai pekerja borongan di Perum Perhutani. Jika kegiatan penebangan di Perhutani tidak ada maka operator bekerja sebagai kuli dan tukang kayu. Untuk kondisi bangunan rumah, rata-rata rumah operator berukuran m 2, sudah tembok dan berkeramik.

33 19 D. Pelaksanaan Penebangan di BKPH Parung Panjang Sebelum melaksanakan penebangan dilakukan persiapan-persiapan pekerjaan tebangan A2 terlebih dahulu. Pelaksanaan persiapan ini dilakukan atas dasar surat perintah persiapan tebangan A2 tahun Berikut tabel mengenai bentuk surat perintah persiapan tebangan A2. Tabel 6 Contoh surat perintah persiapan tebangan

34 20 Surat perintah persiapan tebangan ini dikeluarkan oleh Administratur KPH Bogor yang ditujukan kepada Asper atau BKPH Parung Panjang pada tanggal 18 Januari Isi dari surat tersebut adalah untuk melaksanakan persiapanpersiapan pekerjaan tebangan A2 antara lain pemeriksaan batas tebangan, her klem, TP, bagbagan, jalan sogokan, jalan sarad, alat-alat tebangan dan lain-lain pada areal tebangan. Dalam surat ini menegaskan bahwa pekerjaan persiapan tebangan A2 dapat diselesaikan selambat-lambatnya akhir bulan Januari Pada kenyataan di lapangan pekerjaan persiapan tebangan baru diselesaikan pada akhir bulan Mei. Untuk penyebab keterlambatan tidak ditanyakan penulis. Pelaksanaan penebangan di BKPH Parung Panjang tepatnya di petak 10i RPH Tenjo dilakukan atas dasar surat perintah pelaksanaan kerja tebangan produktif sesuai etat (tebangan A) tahun 2006 dikeluarkan oleh Administratur KPH Bogor yang ditujukan kepada Asper atau KBKPH Parung Panjang dan dikeluarkan berselang satu hari setelah dikeluarkannya surat perintah persiapan tebangan tepatnya pada tanggal 19 Januari Surat ini keluar satu hari setelah surat persiapan tebangan A2 diterima oleh Asper BKPH Parung Panjang. Berikut tabel mengenai bentuk surat perintah tebangan. Tabel 7 Contoh surat perintah tebangan

35 21 Dalam surat tersebut di atas memerintahkan kepada Asper BKPH Parung Panjang untuk melaksanakan tebangan hutan produktif sesuai etat dengan kelas umur pohon 9 tahun. Isi dari surat tersebut tidak ada penegasan mengenai waktu pelaksanaan penebangan. Menurut Mantri RPH Tenjo kegiatan pelaksanaan penebangan baru dimulai pada tanggal 17 Juni Hal ini diakibatkan oleh keterlambatan pekerjaan persiapan tebangan yang terselesaikan pada akhir bulan Mei Dalam pelaksanaan di lapangan penebangan yang diterapkan oleh Perum Perhutani adalah penebangan pohon demi pohon. Penebangan pohon demi pohon ini dilakukan dengan mengunakan gergaji rantai dengan merk Sthill 038 dengan panjang bar 80 cm. E. Waktu Kerja Penebangan 1. Waktu Kerja Total Rata-rata Ketiga Operator Waktu kerja total rata-rata ketiga operator akan disajikan dalam tabel sebagai berikut : Tabel 8 Waktu kerja rata-rata penebangan per pohon Siklus Waktu Kerja (menit/pohon) Muhadin Udin Danil

36 22 Lanjutan tabel 8 Siklus Waktu Kerja (menit/pohon) Muhadin Udin Danil Jumlah Rata-rata Standar Deviasi Jumlah Total Ketiga Operator Rata-rata Total 3.27 Standar Deviasi 0.62 Dari tabel di atas ditunjukkan bahwa waktu kerja rata-rata yang dihasilkan oleh operator Udin yaitu sebesar 2.93 menit/pohon dengan nilai standar deviasi 0.60, untuk operator Muhadin sebesar 3.40 menit/pohon dengan nilai standar deviasi 0.65 dan operator Danil sebesar 3.48 menit/pohon dengan standar deviasi Waktu kerja total rata-rata ketiga operator diperoleh sebesar 3.27 menit/pohon dengan nilai standar deviasi Berikut ini akan disajikan diagram batang mengenai waktu kerja total ketiga operator.

37 23

38 24 Dari diagram batang di atas menunjukkan adanya hasil waktu kerja ketiga operator yang bervariasi. Waktu kerja yang dihasilkan oleh operator Udin sebagian besar pada tiap siklusnya berada di bawah rata-rata waktu kerja total ketiga operator sebanyak 23 ulangan dari 30 ulangan yang diamati, artinya dalam tiap siklusnya Udin memerlukan waktu kerja dalam menebang lebih singkat dibandingkan dengan waktu kerja kedua operator (Muhadin dan Danil) sebagian besar pada tiap siklusnya berada di atas rata-rata waktu kerja total ketiga operator yaitu masing-masing sebanyak 21 dan 24 ulangan dari 30 ulangan yang diamati. Untuk melihat perbedaan rata-rata waktu kerja yang diperoleh masing-masing operator maka perlu dilakukan uji kesamaan varian. 2. Uji Kesamaan Varian Analisis varian merupakan prosedur yang digunakan untuk menguji perbandingan rata-rata antara beberapa kelompok data. Uji kesamaan varian ini dilakukan untuk menguji perbandingan rata-rata waktu kerja yang dihasilkan antara ketiga operator, uji ini menggunakan program SPSS13 for Windows. Berikut prosedur yang akan dilakukan untuk menguji rata-rata waktu kerja ketiga operator : a. Hipotesa H 0 : Rata-rata waktu kerja ketiga operator identik/tidak berbeda nyata H 1 : Rata-rata waktu kerja ketiga operator tidak identik/berbeda nyata b. Statistik uji : Uji F c. = 0.05 d. Daerah kritis : H 0 ditolak jika sig. < e. Hasil pengolahan sebagai berikut : Dari hasil pengolahan dengan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 9 Analisis sidik ragam (ANOVA) untuk rata-rata waktu kerja ketiga operator Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups Within Groups Total

39 25 Dalam tabel di atas ditunjukkan bahwa nilai pada kolom sign. sebesar Dari hasil tersebut dijelaskan bahwa nilai sign. < (0.001 < 0.05) maka dapat disimpulkan bahwa H 0 ditolak, jadi rata-rata waktu kerja ketiga operator tidak identik/berbeda nyata, oleh karena itu perlu dilakukan uji lanjut. 3. Uji Lanjut Uji lanjut ini menggunakan program SPSS, berikut prosedur pengujian untuk mengetahui perbedaan rata-rata waktu kerja ketiga operator : a. Hipotesa H 0 : Rata-rata waktu kerja ketiga operator i = j H 1 : Rata-rata waktu kerja ketiga operator i j Dengan i = 1, 2, 3 dan j = 1, 2, 3 1 = operator Muhadin, 2 = operator Udin, 3 = operator Danil b. Statistik uji : Uji Tukey c. = 0.05 d. Daerah kritis : H 0 ditolak jika sign. < e. Hasil Pengolahan sebagai berikut : Dari hasil pengolahan dengan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 10 Uji lanjut untuk mengetahui perbedaan rata-rata waktu kerja ketiga operator 95% Confidence Interval (I) Operator (J) Operator Mean Difference (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound Dependent variabel : waktu kerja The mean difference is significant at the.05 level

40 26 Dalam tabel di atas ditunjukkan bahwa nilai pada kolom sign. pada operator Udin terhadap operator Muhadin sebesar dan nilai sign. pada operator Udin terhadap operator Danil sebesar Dari hasil di atas dapat dikatakan bahwa nilai sign. yang diperoleh operaror Udin, nilainya kurang dari 0.05 artinya Ho ditolak dan H 1 diterima. Jadi rata-rata waktu kerja penebangan yang diperoleh operator Udin tidak identik dengan rata-rata waktu kerja operator Muhadin dan Danil (berbeda nyata). Untuk operator Muhadin dan Danil dapat dikatakan identik (tidak berbeda nyata). Dari hasil kesimpulan uji lanjut di atas diperoleh dua kelompok operator yang memiliki kecepatan waktu kerja penebangan yang berbeda. Untuk operator Udin memiliki kecepatan yang lebih tinggi dengan waktu kerja yang diperoleh sebesar 2.93 menit/pohon untuk nilai standar deviasi 0.60 dibandingkan dengan kedua operator yang menghasilkan waktu kerja yang tidak berbeda nyata atau identik dengan hasil rata-rata waktu kerja kedua operator sebesar 3.44 menit/pohon dengan nilai standar deviasi 0.55 (hasil ini diperoleh dari rata-rata waktu kerja operator Muhadin dan Danil yang relatif identik). Untuk selisih antara waktu yang diperoleh dua kelompok sebesar 0.51 menit/pohon. Hal ini dapat dilihat dari tabel 8 di atas bahwa dalam tiap siklusnya operator Udin menghasilkan waktu kerja yang relatif singkat dibandingkan dengan kedua operator lainnya. F. Prestasi Kerja Penebangan Prestasi kerja penebangan adalah hasil kerja atau produksi dalam satuan kerja per satuan waktu (M 3 /Jam). Dari hasil waktu kerja dan volume yang didapatkan oleh setiap operator penebang di RPH Tenjo dapat ditentukan prestasi kerja rata-rata ketiga operator. 1. Prestasi Kerja Total Rata-rata Ketiga Operator Prestasi kerja total rata-rata ketiga operator akan disajikan dalam tabel berikut.

41 27 Tabel 11 Prestasi kerja rata-rata penebangan (M 3 /Jam) Siklus Prestasi Kerja (M 3 /Jam) Muhadin Udin Danil Jumlah Rata-rata Standar Deviasi Jumlah Total Ketiga Operator Rata-rata total 3.70 Standar Deviasi 0.98 Dalam tabel di atas menunjukkan bahwa prestasi kerja rata-rata ketiga operator sebesar 3.70 m 3 /jam dengan nilai standar deviasi Untuk prestasi kerja rata-rata operator Danil lebih besar dibandingkan dengan kedua operator lainnya yaitu sebesar 4.14 m 3 /jam dengan nilai standar deviasi Sedangkan untuk operator Muhadin prestasi kerja rata-rata yang diperoleh sebesar 3.54 m 3 /jam dengan nilai standar deviasi 0.66 dan operator Udin sebesar 3.41 m 3 /jam dengan nilai standar deviasi Untuk melihat lebih jelas mengenai prestasi kerja yang diperoleh masing-masing operator dalam tiap siklusnya, dibawah ini akan ditampilkan mengenai diagram batang prestasi kerja ketiga operator dalam tiap siklusnya.

42 28

43 29 Dalam diagram batang di atas menunjukkan adanya hasil prestasi kerja yang diperoleh ketiga operator bervariasi. Prestasi kerja untuk operator Muhadin ditunjukkan pada siklus ke-1 sampai siklus ke-30, operator Udin dari siklus ke-31 sampai siklus ke-60 dan operator Danil dari siklus ke-61 sampai siklus ke-90. Dalam tiap siklusnya ditunjukkan bahwa prestasi kerja yang diperoleh operator Muhadin relatif sama, sedangkan untuk operator Udin dan Danil berbeda. Hal ini dapat dilihat dari nilai standar deviasi yang diperoleh operator Udin dan Danil lebih besar dari satu (sebesar 1.04 dan 1.07), artinya penyebaran data yang ada sangat beragam terhadap nilai tengahnya. Untuk melihat perbedaan rata-rata waktu kerja yang diperoleh masing-masing operator maka perlu dilakukan uji kesamaan varian. 2. Uji Kesamaan Varian Analisis varian merupakan prosedur yang digunakan untuk menguji perbandingan rata-rata antara beberapa kelompok data. Uji kesamaan varian ini dilakukan untuk menguji perbandingan rata-rata prestasi kerja yang dihasilkan antara ketiga operator, uji ini menggunakan program SPSS13 for Windows. Berikut prosedur yang akan dilakukan untuk menguji rata-rata prestasi kerja ketiga operator : a. Hipotesa H 0 : Rata-rata prestasi kerja ketiga operator identik/tidak berbeda nyata H 1 : Rata-rata prestasi kerja ketiga operator tidak identik/berbeda nyata b. Statistik uji : Uji F c. = 0.05 d. Daerah kritis : H 0 ditolak jika sig. < e. Hasil pengolahan sebagai berikut : Dari hasil pengolahan dengan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 12 Analisis sidik ragam (ANOVA) untuk rata-rata prestasi kerja ketiga operator Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups Within Groups Total

44 30 Dalam tabel di atas diperoleh nilai pada kolom sign. sebesar 0.008, dari hasil tersebut dijelaskan bahwa nilai sign. < (0.008 < 0.05) maka dapat disimpulkan bahwa H 0 ditolak, jadi rata-rata Prestasi kerja ketiga operator tidak identik/berbeda nyata, oleh karena itu perlu dilakukan uji lanjut. 3. Uji Lanjut. Uji lanjut ini menggunakan program SPSS, berikut prosedur pengujian untuk mengetahui perbedaan rata-rata presatsi kerja ketiga operator : a. Hipotesa H 0 : Rata-rata prestasi kerja ketiga operator i = j H 1 : Rata-rata prestasi kerja ketiga operator i j Dengan i = 1, 2, 3 dan j = 1, 2, 3 1 = operator Muhadin, 2 = operator Udin, 3 = operator Danil b. Statistik uji : Uji Tukey c. = 0.05 d. Daerah kritis : H 0 ditolak jika sign. < e. Hasil pengolahan sebagai berikut : Dari hasil pengolahan dengan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 13 Uji lanjut untuk mengetahui perbedaan rata-rata prestasi kerja ketiga operator (I) Operator (J) Operator Mean Difference (I-J) Std. Error Sig. 95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound Dependent variabel : prestasi kerja The mean difference is significant at the.05 level

45 31 Dalam tabel di atas diperoleh nilai pada kolom sign. pada operator Danil terhadap operator Muhadin sebesar dan nilai sign. pada operator Danil terhadap operator Udin sebesar Dari hasil di atas dapat dikatakan bahwa nilai sign. yang diperoleh operaror Danil, nilainya kurang dari 0.05 artinya Ho ditolak dan H 1 diterima. Jadi rata-rata prestasi kerja penebangan yang diperoleh operator Danil tidak identik dengan rata-rata presatsi kerja operator Muhadin dan Udin (berbeda nyata). Untuk operator Muhadin dan Udin dapat dikatakan identik (tidak berbeda nyata). Hasil kesimpulan uji lanjut di atas diperoleh dua kelompok operator yang memiliki prestasi kerja penebangan yang berbeda. Untuk operator Danil memiliki prestasi kerja yang lebih tinggi dengan prestasi kerja yang diperoleh sebesar 4.14 M 3 /Jam untuk nilai standar deviasi 1.07 dibandingkan dengan kedua operator yang menghasilkan prestasi kerja yang tidak berbeda nyata atau identik dengan hasil rata-rata prestasi kerja kedua operator sebesar 3.48 M 3 /Jam dengan nilai standar deviasi 0.85 (hasil ini diperoleh dari rata-rata prestasi kerja operator Muhadin dan Udin yang relatif identik). Untuk selisih antara hasil prestasi kerja yang diperoleh dua kelompok sebesar 0.66 M 3 /Jam. Hal ini dapat dilihat dari diagram batang di atas yang menunjukkan bahwa prestasi kerja untuk operator Danil dalam tiap siklusnya menghasilkan prestasi kerja yang tinggi atau sebagian besar prestasi kerja yang dihasilkan dalam tiap siklusnya berada di atas kisaran selang rata-rata prestasi kerja total ketiga operator.

46 32 VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Metode yang dilakukakan dalam penelitian ini antara lain metode penetapan sampel dilakukan dengan cara sengaja (purposive), metode pengukuran kerja (time study), metode rata-rata sederhana (simple mean) dan uji signifikansi (beda nyata) rata-rata waktu kerja dan prestasi kerja penebangan ketiga operator. 2. Pelaksanaan pengukuran waktu kerja dilakukan rata-rata dua jam per hari tiap operator yang diamati dengan jumlah sampel sebanyak 30 kali ulangan. 3. Umur rata-rata ketiga operator yang diamati tergolong muda (37 thn), berpendidikan tamatan SD. Ketiga operator bertempat tinggal di rumah sendiri dengan ukuran rumah rata-rata sebesar 72,38 m 2. Pendapatan ratarata per bulan yang dihasilkan dari bekerja sebagai operator sebesar dan bekerja sebagai pekerja borongan di BKPH Parung Panjang. 4. Pelaksanaan penebangan dilakukan setelah adanya surat perintah tebangan dari Administratur yang ditujukan kepada Asper. Penebangan yang diterapkan di BKPH Parung Panjang yaitu penebangan pohon demi pohon. 5. Hasil uji kesamaan varian dan uji lanjut menunjukkan bahwa terdapat dua kelompok yang berbeda yaitu kelompok yang mempunyai waktu kerja yang tinggi (operator Udin) sebesar 2.93 menit/pohon dengan nilai standar deviasi 0.60 dan kelompok yang mempunyai waktu kerja yang lambat (operator Muhadin dan Danil) sebesar 3.44 menit/pohon dengan nilai standar deviasi 0.55 dengan selisih waktu kerja antara kedua kelompok tersebut sebesar 0.51 menit/pohon. 6. Hasil uji kesamaan varian dan uji lanjut menunjukkan bahwa terdapat dua kelompok yang berbeda yaitu kelompok yang mempunyai prestasi kerja yang tinggi (operator Danil) sebesar 4.14 m 3 /jam dengan nilai standar deviasi 1.07 dan kelompok yang mempunyai prestasi kerja yang rendah (operator Muhadin dan Udin) sebesar 3.48 dengan nilai standar deviasi 0.85

47 33 dengan selisih prestasi kerja antara kedua kelompok tersebut sebesar 0.66 M 3 /Jam. B. Saran 1. Pengukuran waktu kerja penebangan dapat dilakukan dalam satu hari kerja untuk ketiga operator sehingga dapat mempersingkat waktu dan biaya pengukuran yang tidak terlalu besar. 2. Rata-rata operator memiliki anggota keluarga sebesar enam anggota keluarga, oleh karena itu dianjurkan untuk tidak menambah lagi agar tingkat kesejahteraan dapat terjamin. 3. Kelompok yang lambat agar dapat meningkatkatkan waktu dan hasil kerja sedangkan untuk kelompok yang cepat dipertahankan.

48 Diagram Batang Waktu Kerja Total Ketiga Operator Muhadin 31 Udin 61 Danil Siklus Gambar 1. Diagram batang waktu kerja ketiga operator Waktu Kerja Operator Rata-rata

49 Diagram Batang Prestasi Kerja Ketiga Operator Muhadin 31 Udin 61 Danil Siklus Gambar 2. Diagram batang prestasi kerja ketiga operator 3.70 Prestasi kerja Rata-rata

50 36 DAFTAR PUSTAKA Alasi M Prestasi Kerja Penebangan Jati (Tectona grandis) [Skripsi]. Bogor Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Andhika E.K Prestasi Kerja Penebangan Akasia dengan Chainsaw Sthill 044 dalam Sistem Geng di Unit VI Lubuk Guci Wilayah II Benakat [Skripsi]. Bogor. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bachtiar R Hubungan Prestasi Kerja Penebangan Menggunakan Gergaji Mesin dan Prestasi Kerja Penyaradan di BKPH Manglayang Timur KPH Sumedang [Skripsi]. Bogor. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Hidayat D Analisis Elemen Kerja Penebangan [Skripsi]. Bogor. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. International Labour Office Penelitian Kerja dan Penelitian Metode. Penerjemah: Wetik, J.L. Jakarta: Erlangga Penelitian Kerja dan Pengukuran Kerja. Penerjemah: Wetik, J.L. Jakarta: Erlangga. Juta, E.H.P Pemungutan Hasil Hutan. Jakarta: Timun Mas. Perum Perhutani Pengaturan Tebangan. Direksi Perum Perhutani Jawa Timur. Perum Perhutani Pedoman Penyelenggaraan Pemanenan Hutan. Jakarta: Perum Perhutani. Rahmadi D Prestasi Kerja Penebangan Kayu Akasia [Skripsi]. Bogor. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Sanjoto Metodik Penyelidikan Waktu Elementer. Bogor: Pengumuman Istimewa Lembaga Pusat Penelitian Kehutanan, No.12. Tiryana T Bungai Rampai Statistik. Bogor. Fakultas Kehutanan. Insitut Pertanian Bogor. Wahana Komputer Pengolahan Data Statistik dengan SPSS 12. Yogyakarta: Andi. Walpole, R.E Pengantar Statistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

51

52 35 Lampiran 1. Lembar Kerja Penetapan Sampel Tenaga Kerja Penebangan Tabel 1. Daftar nama-nama operator No Nama Operator Tahun Kerja ( Thn ) 1 Rosul 10 Thn 2 Danil 11 Thn 3 Ekong 5 Thn 4 Dirman 6 Thn 5 Jaya 1 Thn 6 Edi 7 Thn 7 Iming 9 Thn 8 Dartim 9 Thn 9 Marsa 4 Thn 10 Endam 1 Thn 11 Ukon 2 Thn 12 Dedi 3 Thn 13 Muhadin 10 Thn 14 Udin 12 hn

53 36 Lampiran 2. Kuisioner Untuk Profil Operator Penebangan Daftar Pertanyaan untuk mengetahui profil operator penebang yang terpilih I. Identitas Operator Penebang. a. Nama : b. Alamat : c. Jarak dari hutan : d. Umur : e. Pendidikan : f. Status : g. Jumlah anggota keluarga : h. Status pekerjaan : i. Pekerjaan Sambilan : j. Pendapatan Per bulan : II. Kemampuan Sumberdaya. a. Berapa lama pengalaman kerja yang dimiliki oleh bapak sebagai operator penebang? b. Apakah bapak pernah mengikuti pendidikan / kursus / pelatihan penebangan? c. Berapa jumlah rataan kayu yang ditebang dalam setiap harinya? III. Profil Rumah Tinggal. a. Apakah rumah yang bapak tempati rumah sendiri? b. Berapa ukuran rumah yang bapak miliki? c. Berapa peralatan elektronik yang bapak miliki dan apa aja? d. Bentuk bangunan rumah bapak seperti apa?

54 37 Lampiran 3. Foto Rumah Operator a b c Gambar 3 Foto Rumah a. Operator Danil ; b. Operator Udin ; c. Operator Muhadin

55 38 Lampiran 4. Waktu dan Prestasi Kerja Operator Penebangan Waktu dan Prestasi Kerja Operator Muhadin No Pohon Diameter (cm) Volume Pohon Berdiri (M 3 ) Waktu Kerja (mnt) Prestasi Kerja (M 3 /Jam) Jumlah Ratarata Sd Keterangan

56 39 Lampiran 4. (lanjutan) Waktu dan Prestasi Kerja Operator Udin No Pohon Diameter (cm) Volume Pohon Berdiri (M3) Waktu Kerja (mnt) Prestasi Kerja (M3/Jam) Jumlah Ratarata Sd Keterangn

57 40 Lampiran 4. (lanjutan) Waktu dan Prestasi Kerja Operator Danil No Pohon Diameter (Cm) Volume Pohon Berdiri (M 3 ) Waktu Kerja (mnt) Prestasi Kerja (M3/Jam) Jumlah Ratarata Sd Keterangan

58 41 Lampiran 4. (lanjutan) Waktu dan Prestasi Kerja Total Operator Operator Muhadin Danil No Pohon Diameter (cm) Volume Pohon Berdiri (m3) Waktu Kerja (mnt) Prestasi Kerja (m3/jam) Keterangan

59 Lanjutan Lampiran Udin Jumlah Rata-rata Sd

60 43 Lampiran 5. Hasil Uji Kesamaan Varian dan Uji Lanjut untuk Rata-rata Waktu Kerja Operator Langkah-langkah untuk melakukan uji kesamaan varian dan uji lanjut untuk Ratarata Waktu Kerja ketiga operator. 1. Memasukkan data ke data editor Variabel operator Mendefinisikan variabel pada variabel view Nama : Operator Tipe : Numeric Jumlah digit data (width) : 8 Desimal : 2 Lebar data : 8 Jenis pengukuran data (measure) : Scale Variabel siklus Mendefinisikan variabel pada variabel view Nama : Siklus Tipe : Numeric Jumlah digit data (width) : 8 Desimal : 2 Lebar data : 8 Jenis pengukuran data (measure) : Scale Variabel waktu kerja Mendefinisikan variabel pada variabel view Nama : Waktu Kerja Tipe : Numeric Jumlah digit data (width) : 8 Desimal : 2 Lebar data : 8 Jenis pengukuran data (measure) : Scale Setelah masing-masing variabel didefinisikan, masukkan data ke dalam data view. 2. Setelah itu klik menu Analiyze, pilih Compare Mean.

61 44 Lanjutan lampiran 5 3. Pilih One-Way ANOVA. 4. Setelah itu akan muncul kotak dialog One-Way ANOVA. Masukkan variabel Waktu Kerja ke kotak Dependent List dan variabel Operator ke kotak Faktor. 5. Klik Options sehingga akan muncul kotak dialog Options. Aktifkan pilihan Descriptive dan diperoleh data sebagai berikut : Descriptives Waktu_kerja 95% Confidence Interval for Mean N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum Total Untuk menampilkan uji kesamaan varian, aktifkan pilihan Homogeneity of Variance test dan diperoleh hasil sebagai berikut : Test of Homogeneity of Variances Waktu_kerja Levene Statistic df1 df2 Sig ANOVA Waktu_kerja Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups Within Groups Total Setelah itu klik Continue dan klik Post Hoc yang akan digunakan sebagai analisis lanjut. Untuk memperoleh hasil mengenai uji lanjut, pilih Tukey untuk keseragaman pada tingkat kepercayaan 95% dan 99%. Hasilnya sebagai berikut :

62 45 Lanjutan lampiran 5 Multiple Comparisons Dependent Variable: Waktu_kerja Tukey HSD (I) (J) Mean Operator Operator Difference (I-J) Std. Error Sig. 95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound (*) (*) (*) (*) * The mean difference is significant at the.05 level Multiple Comparisons Dependent Variable: Waktu_kerja Tukey HSD (I) (J) Mean Operator Operator Difference (I-J) Std. Error Sig. 99% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound (*) (*) (*) (*) * The mean difference is significant at the.01 level.

63 46 Lampiran 6. Hasil Uji Kesamaan Varian dan Uji Lanjut untuk Rata-rata Prestasi Kerja Operator Langkah-langkah untuk melakukan uji kesamaan varian dan uji lanjut untuk Ratarata Prestasi Kerja ketiga operator. 1. Memasukkan data ke data editor a. Variabel operator Mendefinisikan variabel pada variabel view Nama : Operator Tipe : Numeric Jumlah digit data (width) : 8 Desimal : 2 Lebar data : 8 Jenis pengukuran data (measure) : Scale Variabel siklus Mendefinisikan variabel pada variabel view Nama : Siklus Tipe : Numeric Jumlah digit data (width) : 8 Desimal : 2 Lebar data : 8 Jenis pengukuran data (measure) : Scale Variabel prestasi kerja Mendefinisikan variabel pada variabel view Nama : Prestasi Kerja Tipe : Numeric Jumlah digit data (width) : 8 Desimal : 2 Lebar data : 8 Jenis pengukuran data (measure) : Scale Setelah masing-masing variabel didefinisikan, masukkan data ke dalam data view. 2. Setelah itu klik menu Analiyze, pilih Compare Mean.

64 47 Lanjutan lampiran 6 3. Pilih One-Way ANOVA. 4. Setelah itu akan muncul kotak dialog One-Way ANOVA. Masukkan variabel Prestasi Kerja ke kotak Dependent List dan variabel Operator ke kotak Faktor. 5. Klik Options sehingga akan muncul kotak dialog Options. Aktifkan pilihan Descriptive dan diperoleh data sebagai berikut : Descriptives prestasi_kerja 95% Confidence Interval for Mean N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum Total Untuk menampilkan uji kesamaan varian, aktifkan pilihan Homogeneity of Variance test dan diperoleh hasil sebagai berikut : Test of Homogeneity of Variances prestasi_kerja Levene Statistic df1 df2 Sig ANOVA prestasi_kerja Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups Within Groups Total Setelah itu klik Continue dan klik Post Hoc yang akan digunakan sebagai analisis lanjut. Untuk memperoleh hasil mengenai uji lanjut, pilih Tukey untuk keseragaman pada tingkat kepercayaan 95%. Hasilnya sebagai berikut :

65 48 Lanjutan lampiran 6 Dependent Variable: prestasi_kerja Tukey HSD Mean (I) operator (J) operator Difference (I-J) Multiple Comparisons Std. Error Sig. 95% Confidence Interval Upper Lower Bound Bound (*) (*) (*) (*) * The mean difference is significant at the.05 level.

66 113 Tempat Penyimpanan Kayu bakar (Gudang) Sumur MCK Dapur Rumah Ukuran 6 x 8 meter Teras Depan 8.0 Halaman yang dimanfaatkan Akses Menuju Jalan Utama ke TPN Jagabaya Jalan Batok ke TPN Tenjo Gambar X Sketsa Situasi Rumah Operator Danil Gudang Gudang Gudang MCK Sumur Tempat Penyimpanan Kayu bakar (Gudang) Rumah Ukuran 9 x 9 meter 9.0 Selokan Teras Depan 2.0 Akses Menuju Jalan Utama 1.5 ke TPN Tenjo Jalan Singa Braja ke Parung Panjang Gambar X Sketsa Situasi Rumah Operator Udin

67 114 Kandang Kambing Dapur Rumah Ukuran 11.6 x 7.6 meter Teras Depan ke TPN Jagabaya Jalan Bangkonol ke TPN Tenjo Gambar X Sketsa Situasi Rumah Operator Muhadin

68 115 a b c Gambar X Foto Rumah a. Operator Danil ; b. Operator Udin ; c. Operator Muhadin

V. HASIL. Tanggal Waktu Kegiatan Hasil Kegiatan 19 Juni Pengukuran waktu kerja penebangan 30 kali ulangan untuk operator Muhadin

V. HASIL. Tanggal Waktu Kegiatan Hasil Kegiatan 19 Juni Pengukuran waktu kerja penebangan 30 kali ulangan untuk operator Muhadin 16 V. HASIL A. Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Kegiatan penelitian dilakukan pada petak 10i, RPH Tenjo, BKPH Parung Panjang, KPH Bogor, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten dengan luas areal

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penyaratan yang dimaksud adalah penyaradan (Pen)

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penyaratan yang dimaksud adalah penyaradan (Pen) 3 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penebangan Penebangan dimaksudkan untuk memungut hasil hutan berupa kayu dari suatu tegakan tanpa mengikutsertakan bagian yang ada dalam tanah. Kegiatan ini meliputi kegiatan

Lebih terperinci

ANALISIS KEBIJAKAN PENEBANGAN RATA TANAH UNTUK POHON JATI (Tectona grandis Linn f ) di KPH Nganjuk Perum Perhutani Unit II Jawa Timur RIZQIYAH

ANALISIS KEBIJAKAN PENEBANGAN RATA TANAH UNTUK POHON JATI (Tectona grandis Linn f ) di KPH Nganjuk Perum Perhutani Unit II Jawa Timur RIZQIYAH ANALISIS KEBIJAKAN PENEBANGAN RATA TANAH UNTUK POHON JATI (Tectona grandis Linn f ) di KPH Nganjuk Perum Perhutani Unit II Jawa Timur RIZQIYAH DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak dan Luas Kawasan Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor berada pada wilayah administrasi pemerintahan Kabupaten Bogor, Bekasi dan Tangerang dengan batas-batas

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN PENGUKURAN POTENSI LIMBAH PEMANENAN KAYU (STUDI KASUS DI PT. AUSTRAL BYNA, PROPINSI KALIMANTAN TENGAH)

IDENTIFIKASI DAN PENGUKURAN POTENSI LIMBAH PEMANENAN KAYU (STUDI KASUS DI PT. AUSTRAL BYNA, PROPINSI KALIMANTAN TENGAH) IDENTIFIKASI DAN PENGUKURAN POTENSI LIMBAH PEMANENAN KAYU (STUDI KASUS DI PT. AUSTRAL BYNA, PROPINSI KALIMANTAN TENGAH) RIKA MUSTIKA SARI DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PENGUJIAN KUALITAS KAYU BUNDAR JATI

PENGUJIAN KUALITAS KAYU BUNDAR JATI PENGUJIAN KUALITAS KAYU BUNDAR JATI ( Tectona grandis Linn. f) PADA PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT TERSERTIFIKASI DI KABUPATEN KONAWE SELATAN, SULAWESI TENGGARA AHSAN MAULANA DEPARTEMEN HASIL HUTAN

Lebih terperinci

PENGARUH JUMLAH SADAPAN TERHADAP PRODUKSI GETAH PINUS

PENGARUH JUMLAH SADAPAN TERHADAP PRODUKSI GETAH PINUS PENGARUH JUMLAH SADAPAN TERHADAP PRODUKSI GETAH PINUS (Pinus merkusii) DENGAN METODE KOAKAN DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT YUDHA ASMARA ADHI DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS

Lebih terperinci

KETERBUKAAN AREAL DAN KERUSAKAN TEGAKAN TINGGAL AKIBAT KEGIATAN PENEBANGAN DAN PENYARADAN (Studi Kasus di PT. Austral Byna, Kalimantan Tengah)

KETERBUKAAN AREAL DAN KERUSAKAN TEGAKAN TINGGAL AKIBAT KEGIATAN PENEBANGAN DAN PENYARADAN (Studi Kasus di PT. Austral Byna, Kalimantan Tengah) KETERBUKAAN AREAL DAN KERUSAKAN TEGAKAN TINGGAL AKIBAT KEGIATAN PENEBANGAN DAN PENYARADAN (Studi Kasus di PT. Austral Byna, Kalimantan Tengah) ARIEF KURNIAWAN NASUTION DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 9 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi da Objek Peelitia Peelitia ii dilakuka di RPH Tejo Petak 10i, BKPH Parug Pajag KPH Bogor, Perum Perhutai Uit III Jawa Barat da Bate. Objek peelitia adalah waktu kerja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di anak petak 70c, RPH Panggung, BKPH Dagangan, KPH Madiun, Perum Perhutani Unit II Jawa Timur. Penelitian ini dilaksanakan selama

Lebih terperinci

EVALUASI PERTUMBUHAN TANAMAN MERANTI PADA SISTEM SILVIKULTUR TEBANG PILIH TANAM JALUR (KASUS DI KONSESI HUTAN PT

EVALUASI PERTUMBUHAN TANAMAN MERANTI PADA SISTEM SILVIKULTUR TEBANG PILIH TANAM JALUR (KASUS DI KONSESI HUTAN PT EVALUASI PERTUMBUHAN TANAMAN MERANTI PADA SISTEM SILVIKULTUR TEBANG PILIH TANAM JALUR (KASUS DI KONSESI HUTAN PT. SARI BUMI KUSUMA UNIT SERUYAN, KALIMANTAN TENGAH) IRVAN DALI DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPOSISI JENIS DAN STRUKTUR TEGAKAN DI HUTAN BEKAS TEBANGAN DAN HUTAN PRIMER DI AREAL IUPHHK PT

ANALISIS KOMPOSISI JENIS DAN STRUKTUR TEGAKAN DI HUTAN BEKAS TEBANGAN DAN HUTAN PRIMER DI AREAL IUPHHK PT ANALISIS KOMPOSISI JENIS DAN STRUKTUR TEGAKAN DI HUTAN BEKAS TEBANGAN DAN HUTAN PRIMER DI AREAL IUPHHK PT. SARMIENTO PARAKANTJA TIMBER KALIMANTAN TENGAH Oleh : SUTJIE DWI UTAMI E 14102057 DEPARTEMEN MANAJEMEN

Lebih terperinci

KUANTIFIKASI KAYU SISA PENEBANGAN JATI PADA AREAL PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT TERSERTIFIKASI DI KABUPATEN KONAWE SELATAN, SULAWESI TENGGARA

KUANTIFIKASI KAYU SISA PENEBANGAN JATI PADA AREAL PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT TERSERTIFIKASI DI KABUPATEN KONAWE SELATAN, SULAWESI TENGGARA KUANTIFIKASI KAYU SISA PENEBANGAN JATI PADA AREAL PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT TERSERTIFIKASI DI KABUPATEN KONAWE SELATAN, SULAWESI TENGGARA PUTRI KOMALASARI DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN

Lebih terperinci

PENGARUH JUMLAH SADAPAN TERHADAP PRODUKSI GETAH PINUS

PENGARUH JUMLAH SADAPAN TERHADAP PRODUKSI GETAH PINUS PENGARUH JUMLAH SADAPAN TERHADAP PRODUKSI GETAH PINUS (Pinus merkusii) DENGAN METODE KOAKAN DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT YUDHA ASMARA ADHI DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS

Lebih terperinci

RINGKASAN Dadan Hidayat (E31.0588). Analisis Elemen Kerja Penebangan di HPH PT. Austral Byna Propinsi Dati I Kalimantan Tengah, dibawah bimbingan Ir. H. Rachmatsjah Abidin, MM. dan Ir. Radja Hutadjulu.

Lebih terperinci

PENGARUH PERENDAMAN PANAS DAN DINGIN SABUT KELAPA TERHADAP KUALITAS PAPAN PARTIKEL YANG DIHASILKANNYA SISKA AMELIA

PENGARUH PERENDAMAN PANAS DAN DINGIN SABUT KELAPA TERHADAP KUALITAS PAPAN PARTIKEL YANG DIHASILKANNYA SISKA AMELIA i PENGARUH PERENDAMAN PANAS DAN DINGIN SABUT KELAPA TERHADAP KUALITAS PAPAN PARTIKEL YANG DIHASILKANNYA SISKA AMELIA DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 i PENGARUH PERENDAMAN

Lebih terperinci

PENGARUH LAMA WAKTU PENUMPUKAN KAYU KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) TERHADAP SIFAT - SIFAT PAPAN PARTIKEL TRIDASA A SAFRIKA

PENGARUH LAMA WAKTU PENUMPUKAN KAYU KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) TERHADAP SIFAT - SIFAT PAPAN PARTIKEL TRIDASA A SAFRIKA PENGARUH LAMA WAKTU PENUMPUKAN KAYU KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) TERHADAP SIFAT - SIFAT PAPAN PARTIKEL TRIDASA A SAFRIKA DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pelaksanaan Tebang Habis Jati Kegiatan tebang habis jati di Perum Perhutani dilaksanakan setelah adanya teresan. Teresan merupakan salah satu dari beberapa rangkaian kegiatan

Lebih terperinci

SIFAT FISIS MEKANIS PANEL SANDWICH DARI TIGA JENIS BAMBU FEBRIYANI

SIFAT FISIS MEKANIS PANEL SANDWICH DARI TIGA JENIS BAMBU FEBRIYANI SIFAT FISIS MEKANIS PANEL SANDWICH DARI TIGA JENIS BAMBU FEBRIYANI DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN Febriyani. E24104030. Sifat Fisis Mekanis Panel Sandwich

Lebih terperinci

ANALISIS PENGELUARAN ENERGI PEKERJA PENYADAPAN KOPAL DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT AVIANTO SUDIARTO

ANALISIS PENGELUARAN ENERGI PEKERJA PENYADAPAN KOPAL DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT AVIANTO SUDIARTO ANALISIS PENGELUARAN ENERGI PEKERJA PENYADAPAN KOPAL DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT AVIANTO SUDIARTO DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

Lebih terperinci

KONTRIBUSI INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU DI PROPINSI SUMATERA SELATAN ERNIES

KONTRIBUSI INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU DI PROPINSI SUMATERA SELATAN ERNIES KONTRIBUSI INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU DI PROPINSI SUMATERA SELATAN ERNIES DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 KONTRIBUSI INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU DI PROPINSI SUMATERA

Lebih terperinci

KADAR AIR TITIK JENUH SERAT BEBERAPA JENIS KAYU PERDAGANGAN INDONESIA ARIF RAKHMAN HARIJADI

KADAR AIR TITIK JENUH SERAT BEBERAPA JENIS KAYU PERDAGANGAN INDONESIA ARIF RAKHMAN HARIJADI KADAR AIR TITIK JENUH SERAT BEBERAPA JENIS KAYU PERDAGANGAN INDONESIA ARIF RAKHMAN HARIJADI DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 KADAR AIR TITIK JENUH SERAT BEBERAPA

Lebih terperinci

POTENSI KEBAKARAN HUTAN DI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO BERDASARKAN CURAH HUJAN DAN SUMBER API SELVI CHELYA SUSANTY

POTENSI KEBAKARAN HUTAN DI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO BERDASARKAN CURAH HUJAN DAN SUMBER API SELVI CHELYA SUSANTY POTENSI KEBAKARAN HUTAN DI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO BERDASARKAN CURAH HUJAN DAN SUMBER API SELVI CHELYA SUSANTY DEPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 POTENSI

Lebih terperinci

PENGARUH KADAR RESIN PEREKAT UREA FORMALDEHIDA TERHADAP SIFAT-SIFAT PAPAN PARTIKEL DARI AMPAS TEBU AHMAD FIRMAN ALGHIFFARI

PENGARUH KADAR RESIN PEREKAT UREA FORMALDEHIDA TERHADAP SIFAT-SIFAT PAPAN PARTIKEL DARI AMPAS TEBU AHMAD FIRMAN ALGHIFFARI PENGARUH KADAR RESIN PEREKAT UREA FORMALDEHIDA TERHADAP SIFAT-SIFAT PAPAN PARTIKEL DARI AMPAS TEBU AHMAD FIRMAN ALGHIFFARI DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 PENGARUH

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 23 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum KPH Cepu 4.1.1 Letak Geografi dan Luas Kawasan Berdasarkan peta geografis, KPH Cepu terletak antara 111 16 111 38 Bujur Timur dan 06 528 07 248

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM INDUSTRI KAYU DI KECAMATAN CIGUDEG

V. KEADAAN UMUM INDUSTRI KAYU DI KECAMATAN CIGUDEG V. KEADAAN UMUM INDUSTRI KAYU DI KECAMATAN CIGUDEG 5.1. Kondisi Geografis dan Potensi Alam Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor Provinsi Jawa barat. Daerah ini memiliki potensi

Lebih terperinci

LIMBAH PEMANENAN DAN FAKTOR EKSPLOITASI PADA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI (Studi Kasus di HPHTI PT. Musi Hutan Persada, Sumatera Selatan)

LIMBAH PEMANENAN DAN FAKTOR EKSPLOITASI PADA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI (Studi Kasus di HPHTI PT. Musi Hutan Persada, Sumatera Selatan) LIMBAH PEMANENAN DAN FAKTOR EKSPLOITASI PADA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI (Studi Kasus di HPHTI PT. Musi Hutan Persada, Sumatera Selatan) DWI PUSPITASARI DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemanenan Hutan Menurut Sessions (2007), pemanenan hutan merupakan serangkaian aktivitas penebangan pohon dan pemindahan kayu dari hutan ke tepi jalan untuk dimuat dan diangkut

Lebih terperinci

III. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

III. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN III. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1. Letak dan Luas Lokasi penelitian terletak di dalam areal IUPHHK PT. Sari Bumi Kusuma Unit Seruyan (Kelompok Hutan Sungai Seruyan Hulu) yang berada pada koordinat

Lebih terperinci

ANALISIS PENGELUARAN ENERGI PEKERJA PENYADAPAN KOPAL DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT AVIANTO SUDIARTO

ANALISIS PENGELUARAN ENERGI PEKERJA PENYADAPAN KOPAL DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT AVIANTO SUDIARTO ANALISIS PENGELUARAN ENERGI PEKERJA PENYADAPAN KOPAL DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT AVIANTO SUDIARTO DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di IUPHHK-HA PT MAM, Kabupaten Mamberamo Raya, Provinsi Papua pada bulan Mei sampai dengan Juli 2012. 3.2. Bahan dan Alat Penelitian

Lebih terperinci

TINGKAT KONSUMSI KAYU BAKAR MASYARAKAT DESA SEKITAR HUTAN (Kasus Desa Hegarmanah, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat)

TINGKAT KONSUMSI KAYU BAKAR MASYARAKAT DESA SEKITAR HUTAN (Kasus Desa Hegarmanah, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat) TINGKAT KONSUMSI KAYU BAKAR MASYARAKAT DESA SEKITAR HUTAN (Kasus Desa Hegarmanah, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat) BUDIYANTO DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN

Lebih terperinci

DAMPAK PENAMBANGAN PASIR PADA LAHAN HUTAN ALAM TERHADAP SIFAT FISIK, KIMIA, DAN BIOLOGI TANAH IFA SARI MARYANI

DAMPAK PENAMBANGAN PASIR PADA LAHAN HUTAN ALAM TERHADAP SIFAT FISIK, KIMIA, DAN BIOLOGI TANAH IFA SARI MARYANI DAMPAK PENAMBANGAN PASIR PADA LAHAN HUTAN ALAM TERHADAP SIFAT FISIK, KIMIA, DAN BIOLOGI TANAH (Studi Kasus Di Pulau Sebaik Kabupaten Karimun Kepulauan Riau) IFA SARI MARYANI DEPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hutan alam yang ada di Indonesia banyak diandalkan sebagai hutan produksi

BAB I PENDAHULUAN. Hutan alam yang ada di Indonesia banyak diandalkan sebagai hutan produksi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan alam yang ada di Indonesia banyak diandalkan sebagai hutan produksi untuk mencukupi kebutuhan kayu perkakas dan bahan baku industri kayu. Guna menjaga hasil

Lebih terperinci

EVALUASI PERUBAHAN KELAS HUTAN PRODUKTIF TEGAKAN JATI (Tectona grandis L.f.) Pudy Syawaluddin E

EVALUASI PERUBAHAN KELAS HUTAN PRODUKTIF TEGAKAN JATI (Tectona grandis L.f.) Pudy Syawaluddin E EVALUASI PERUBAHAN KELAS HUTAN PRODUKTIF TEGAKAN JATI (Tectona grandis L.f.) (Kasus di Kesatuan Pemangkuan Hutan Nganjuk Perum Perhutani Unit II Jawa Timur) Pudy Syawaluddin E14101052 DEPARTEMEN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di hutan hujan tropika yang berlokasi di PT. Austral Byna, Muara Teweh, Kalimantan Tengah. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian Limbah Pemanenan Kayu, Faktor Eksploitasi dan Karbon Tersimpan pada Limbah Pemanenan Kayu ini dilaksanakan di IUPHHK PT. Indexim

Lebih terperinci

PENENTUAN LUASAN OPTIMAL HUTAN KOTA SEBAGAI ROSOT GAS KARBONDIOKSIDA (STUDI KASUS DI KOTA BOGOR) HERDIANSAH

PENENTUAN LUASAN OPTIMAL HUTAN KOTA SEBAGAI ROSOT GAS KARBONDIOKSIDA (STUDI KASUS DI KOTA BOGOR) HERDIANSAH PENENTUAN LUASAN OPTIMAL HUTAN KOTA SEBAGAI ROSOT GAS KARBONDIOKSIDA (STUDI KASUS DI KOTA BOGOR) HERDIANSAH DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan tempat 3.2 Alat dan bahan 3.3 Pengumpulan Data

III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan tempat 3.2 Alat dan bahan 3.3 Pengumpulan Data III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2008 di petak 37 f RPH Maribaya, BKPH Parungpanjang, KPH Bogor. Dan selanjutnya pengujian sampel dilakukan di Laboratorium Kimia

Lebih terperinci

TEKNIK PENEBANGAN KAYU

TEKNIK PENEBANGAN KAYU TEKNIK PENEBANGAN KAYU Penebangan merupakan langkah awal dari kegiatan pemanenan kayu, meliputi tindakan yang diperlukan untuk memotong kayu dari tunggaknya secara aman dan efisien (Suparto, 1979). Tujuan

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI JENIS STIMULANSIA TERHADAP PRODUKSI GETAH PINUS

PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI JENIS STIMULANSIA TERHADAP PRODUKSI GETAH PINUS PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI JENIS STIMULANSIA TERHADAP PRODUKSI GETAH PINUS (Pinus merkusii Jung et de Vriese) DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT NURKHAIRANI DEPARTEMEN HASIL

Lebih terperinci

RINGKASAN BAKHTIAR SANTRI AJI.

RINGKASAN BAKHTIAR SANTRI AJI. PEMETAAN PENYEBARAN POLUTAN SEBAGAI BAHAN PERTIMBANGAN PEMBANGUNAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DI KOTA CILEGON BAKHTIAR SANTRI AJI DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN

Lebih terperinci

heri selama 8 jam. Setiap hasil RINGKASAN

heri selama 8 jam. Setiap hasil RINGKASAN RINGKASAN 41 Dedi Rosadi (E02495010), Pemanenan Hcrlan Tanaman Jati di BKPH Conggeang, KPH Snmedang, Perum Perhutani Unit 111 Jawa Barat, di bawah bimbingan Bapak Ir. H. Domon Suwardjo Suparman, MM. Kayu

Lebih terperinci

PEMETAAN POHON PLUS DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT DENGAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS. Oleh MENDUT NURNINGSIH E

PEMETAAN POHON PLUS DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT DENGAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS. Oleh MENDUT NURNINGSIH E PEMETAAN POHON PLUS DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT DENGAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Oleh MENDUT NURNINGSIH E01400022 DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

KEMAMPUAN SERAPAN KARBONDIOKSIDA PADA TANAMAN HUTAN KOTA DI KEBUN RAYA BOGOR SRI PURWANINGSIH

KEMAMPUAN SERAPAN KARBONDIOKSIDA PADA TANAMAN HUTAN KOTA DI KEBUN RAYA BOGOR SRI PURWANINGSIH KEMAMPUAN SERAPAN KARBONDIOKSIDA PADA TANAMAN HUTAN KOTA DI KEBUN RAYA BOGOR SRI PURWANINGSIH Kemampuan Serapan Karbondioksida pada Tanaman Hutan Kota di Kebun Raya Bogor SRI PURWANINGSIH DEPARTEMEN KONSERVASI

Lebih terperinci

Kemampuan Serapan Karbondioksida pada Tanaman Hutan Kota di Kebun Raya Bogor SRI PURWANINGSIH

Kemampuan Serapan Karbondioksida pada Tanaman Hutan Kota di Kebun Raya Bogor SRI PURWANINGSIH Kemampuan Serapan Karbondioksida pada Tanaman Hutan Kota di Kebun Raya Bogor SRI PURWANINGSIH DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 Kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan

BAB I PENDAHULUAN. didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut UU no.41 tahun 1999 tentang kehutanan, hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati, yang didominasi pepohonan

Lebih terperinci

Oleh/By : Marolop Sinaga ABSTRACT

Oleh/By : Marolop Sinaga ABSTRACT PRODUKTIVITAS DAN BIAYA PRODUKSI PENEBANGAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PT INHUTANI II PULAU LAUT (Productivity and Cost of Felling Forest Plantation in PT Inhutani II Pulau Laut) Oleh/By : Marolop Sinaga

Lebih terperinci

KOMPOSISI DAN STRUKTUR VEGETASI HUTAN LOA BEKAS KEBAKARAN 1997/1998 SERTA PERTUMBUHAN ANAKAN MERANTI

KOMPOSISI DAN STRUKTUR VEGETASI HUTAN LOA BEKAS KEBAKARAN 1997/1998 SERTA PERTUMBUHAN ANAKAN MERANTI KOMPOSISI DAN STRUKTUR VEGETASI HUTAN LOA BEKAS KEBAKARAN 1997/1998 SERTA PERTUMBUHAN ANAKAN MERANTI (Shorea spp.) PADA AREAL PMUMHM DI IUPHHK PT. ITCI Kartika Utama KALIMANTAN TIMUR YULI AKHIARNI DEPARTEMEN

Lebih terperinci

PENGARUH SUHU PEREBUSAN PARTIKEL JERAMI (STRAW) TERHADAP SIFAT-SIFAT PAPAN PARTIKEL RINO FARDIANTO

PENGARUH SUHU PEREBUSAN PARTIKEL JERAMI (STRAW) TERHADAP SIFAT-SIFAT PAPAN PARTIKEL RINO FARDIANTO PENGARUH SUHU PEREBUSAN PARTIKEL JERAMI (STRAW) TERHADAP SIFAT-SIFAT PAPAN PARTIKEL RINO FARDIANTO DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 PENGARUH SUHU PEREBUSAN PARTIKEL

Lebih terperinci

HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, DENGAN METODA STRATIFIED SYSTEMATIC SAMPLING WITH RANDOM

HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, DENGAN METODA STRATIFIED SYSTEMATIC SAMPLING WITH RANDOM PENDUGAAN POTENSI TEGAKAN HUTAN PINUS (Pinus merkusii) DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, DENGAN METODA STRATIFIED SYSTEMATIC SAMPLING WITH RANDOM START MENGGUNAKAN UNIT CONTOH LINGKARAN KONVENSIONAL

Lebih terperinci

BAB IX ANGGARAN PENDAPATAN PERUSAHAAN HUTAN

BAB IX ANGGARAN PENDAPATAN PERUSAHAAN HUTAN BAB IX ANGGARAN PENDAPATAN PERUSAHAAN HUTAN 9.1. Pendapatan Perusahaan Hutan Tujuan perusahaan hutan adalah kelestarian hutan. Dalam hal ini dibatasi dalam suatu model unit perusahaan hutan dengan tujuan

Lebih terperinci

III METODOLOGI PENELITIAN

III METODOLOGI PENELITIAN III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlokasi di areal KPH Balapulang Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Pelaksanaan penelitian

Lebih terperinci

Lampiran 4. Analisis Keragaman Retensi Bahan Pengawet Asam Borat

Lampiran 4. Analisis Keragaman Retensi Bahan Pengawet Asam Borat Lampiran 1. Kadar Air Kayu Sebelum Proses Pengawetan Kayu Berat Awal (gram) BKT (gram) Kadar Air (%) 1 185,8 165,2 12,46 2 187,2 166,8 12,23 3 173,4 152,3 13,85 Kadar Air Rata-rata 12,85 Lampiran 2. Kerapatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Tentang Jati (Tectona grandis L.f) Menurut Sumarna (2002), klasifikasi tanaman jati digolongkan sebagai berikut : Divisi : Spermatophyta Kelas : Angiospermae

Lebih terperinci

PENYEBARAN, REGENERASI DAN KARAKTERISTIK HABITAT JAMUJU (Dacrycarpus imbricatus Blume) DI TAMAN NASIONAL GEDE PANGARANGO

PENYEBARAN, REGENERASI DAN KARAKTERISTIK HABITAT JAMUJU (Dacrycarpus imbricatus Blume) DI TAMAN NASIONAL GEDE PANGARANGO 1 PENYEBARAN, REGENERASI DAN KARAKTERISTIK HABITAT JAMUJU (Dacrycarpus imbricatus Blume) DI TAMAN NASIONAL GEDE PANGARANGO RESTU GUSTI ATMANDHINI B E 14203057 DEPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN

Lebih terperinci

Karakteristik Biometrik Pohon Belian (Eusideroxylon zwageri T. et B.) pada Tegakan Hutan Sumber Benih Plomas Sanggau Kalimantan Barat MAULIDIAN

Karakteristik Biometrik Pohon Belian (Eusideroxylon zwageri T. et B.) pada Tegakan Hutan Sumber Benih Plomas Sanggau Kalimantan Barat MAULIDIAN Karakteristik Biometrik Pohon Belian (Eusideroxylon zwageri T. et B.) pada Tegakan Hutan Sumber Benih Plomas Sanggau Kalimantan Barat MAULIDIAN DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di dalam areal Hak Pengusahaan Hutan (HPH) PT. Sari Bumi Kusuma, Unit S. Seruyan, Kalimantan Tengah. Areal hutan yang dipilih untuk penelitian

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA MASYARAKAT SEKITAR HUTAN DAN BEBERAPA FAKTOR PENDUKUNG DENGAN PARTISIPASINYA DALAM PELESTARIAN HUTAN DI KAWASAN PEMANGKUAN HUTAN PARUNG PANJANG KABUPATEN BOGOR YAYUK SISWIYANTI

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Tanaman Industri Hutan Tanaman Industri adalah hutan yang dibangun dalam rangka meningkatkan potensi dan kualitas

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Tanaman Industri Hutan Tanaman Industri adalah hutan yang dibangun dalam rangka meningkatkan potensi dan kualitas II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Tanaman Industri Hutan Tanaman Industri adalah hutan yang dibangun dalam rangka meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur intensif. Hal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi Penelitian 3.2 Objek dan Alat Penelitian

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi Penelitian 3.2 Objek dan Alat Penelitian 19 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di IUPHHK-HA PT. Ratah Timber, Kecamatan Long Hubung, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur (Lampiran 14). Waktu penelitian

Lebih terperinci

SIFAT SIFAT DASAR PAPAN COMPLY YANG MENGGUNAKAN PEREKAT POLIURETAN DAN MELAMINE FORMALDEHIDA TRY ANGGRAHINI KARANGAN

SIFAT SIFAT DASAR PAPAN COMPLY YANG MENGGUNAKAN PEREKAT POLIURETAN DAN MELAMINE FORMALDEHIDA TRY ANGGRAHINI KARANGAN SIFAT SIFAT DASAR PAPAN COMPLY YANG MENGGUNAKAN PEREKAT POLIURETAN DAN MELAMINE FORMALDEHIDA TRY ANGGRAHINI KARANGAN DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 SIFAT SIFAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hutan, dan hasil hutan yang diselenggarakan secara terpadu. Hutan sendiri

BAB I PENDAHULUAN. hutan, dan hasil hutan yang diselenggarakan secara terpadu. Hutan sendiri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehutanan menurut pasal 1 Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang kehutanan adalah sistem pengurusan yang bersangkut paut dengan hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan

Lebih terperinci

ANALISIS ASPEK KOMPETENSI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DALAM KEGIATAN PEMANENAN KAYU DI KPH NGANJUK PERUM PERHUTANI UNIT II JAWA TIMUR

ANALISIS ASPEK KOMPETENSI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DALAM KEGIATAN PEMANENAN KAYU DI KPH NGANJUK PERUM PERHUTANI UNIT II JAWA TIMUR ANALISIS ASPEK KOMPETENSI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DALAM KEGIATAN PEMANENAN KAYU DI KPH NGANJUK PERUM PERHUTANI UNIT II JAWA TIMUR NIAM WAHIDI DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN

Lebih terperinci

Pengaruh Variasi Sambungan Satu Ruas dan Dua Ruas Bambu Terhadap Kekuatan Balok Laminasi Bambu Tali MUJAHID

Pengaruh Variasi Sambungan Satu Ruas dan Dua Ruas Bambu Terhadap Kekuatan Balok Laminasi Bambu Tali MUJAHID Pengaruh Variasi Sambungan Satu Ruas dan Dua Ruas Bambu Terhadap Kekuatan Balok Laminasi Bambu Tali MUJAHID DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 Pengaruh Variasi Penyusunan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kondisi Tegakan Sebelum Pemanenan Kegiatan inventarisasi tegakan sebelum penebangan (ITSP) dilakukan untuk mengetahui potensi tegakan berdiameter 20 cm dan pohon layak tebang.

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA MASYARAKAT SEKITAR HUTAN DAN BEBERAPA FAKTOR PENDUKUNG DENGAN PARTISIPASINYA DALAM PELESTARIAN HUTAN DI KAWASAN PEMANGKUAN HUTAN PARUNG PANJANG KABUPATEN BOGOR YAYUK SISWIYANTI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kelestarian Hasil BAB II TINJAUAN PUSTAKA Salah satu elemen yang paling penting dalam pengelolaan hutan adalah konsep kelestarian hasil hutan (sustained yield forestry). Definisi kelestarian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 10 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di hutan alam tropika di areal IUPHHK-HA PT Suka Jaya Makmur, Kalimantan Barat. Pelaksanaan penelitian dilakukan selama

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN Pleurotus spp. PADA MEDIA SERBUK GERGAJIAN KAYU SENGON (Paraserianthes falcataria) ALWIAH

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN Pleurotus spp. PADA MEDIA SERBUK GERGAJIAN KAYU SENGON (Paraserianthes falcataria) ALWIAH PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN Pleurotus spp. PADA MEDIA SERBUK GERGAJIAN KAYU SENGON (Paraserianthes falcataria) ALWIAH DEPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN

Lebih terperinci

Abstract. Pendahuluan

Abstract. Pendahuluan Simulasi Pembagian Batang Sistem Kayu Pendek pada Pembagian Batang Kayu Serat Jenis Mangium Simulation of Shortwood Bucking System on Bucking Pulpwood of Mangium Abstract Ahmad Budiaman 1* dan Rendy Heryandi

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA DAN KONTRIBUSI PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT KOPERASI HUTAN JAYA LESTARI KABUPATEN KONAWE SELATAN, PROPINSI SULAWESI TENGGARA

ANALISIS KELAYAKAN USAHA DAN KONTRIBUSI PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT KOPERASI HUTAN JAYA LESTARI KABUPATEN KONAWE SELATAN, PROPINSI SULAWESI TENGGARA ANALISIS KELAYAKAN USAHA DAN KONTRIBUSI PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT KOPERASI HUTAN JAYA LESTARI KABUPATEN KONAWE SELATAN, PROPINSI SULAWESI TENGGARA L. BINTANG SETYADI B. DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menutupi banyak lahan yang terletak pada 10 LU dan 10 LS dan memiliki curah

BAB I PENDAHULUAN. menutupi banyak lahan yang terletak pada 10 LU dan 10 LS dan memiliki curah BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Hutan hujan tropis merupakan salah satu tipe vegetasi hutan tertua yang menutupi banyak lahan yang terletak pada 10 LU dan 10 LS dan memiliki curah hujan sekitar 2000-4000

Lebih terperinci

BIODETERIORASI BEBERAPA JENIS KAYU DI BERBAGAI DAERAH DENGAN SUHU DAN KELEMBABAN YANG BERBEDA HENDRA NOVIANTO E

BIODETERIORASI BEBERAPA JENIS KAYU DI BERBAGAI DAERAH DENGAN SUHU DAN KELEMBABAN YANG BERBEDA HENDRA NOVIANTO E BIODETERIORASI BEBERAPA JENIS KAYU DI BERBAGAI DAERAH DENGAN SUHU DAN KELEMBABAN YANG BERBEDA HENDRA NOVIANTO E 24104068 DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN

Lebih terperinci

STUDI PENYUSUNAN MODEL PENGATURAN HASIL HUTAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SISTEM DI KPH CEPU PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH

STUDI PENYUSUNAN MODEL PENGATURAN HASIL HUTAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SISTEM DI KPH CEPU PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH STUDI PENYUSUNAN MODEL PENGATURAN HASIL HUTAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SISTEM DI KPH CEPU PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH Oleh Fajar Munandar E.14102901 DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Luas HPGW secara geografis terletak diantara 6 54'23'' LS sampai -6 55'35'' LS dan 106 48'27'' BT sampai 106 50'29'' BT. Secara administrasi pemerintahan HPGW

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak dan Luas Lokasi penelitian terletak di dalam areal HPH PT. Sari Bumi Kusuma Unit Seruyan (Kelompok Hutan Sungai Seruyan Hulu) yang berada pada koordinat 111 0 39 00-112

Lebih terperinci

B. BIDANG PEMANFAATAN

B. BIDANG PEMANFAATAN 5 LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 145/Kpts-IV/88 Tanggal : 29 Februari 1988 KETENTUAN MENGENAI PELAKSANAAN PENGUSAHAAN HUTAN PT. PURUK CAHU JAYA KETENTUAN I. KETENTUAN II. TUJUAN PENGUSAHAAN

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA PENGOLAHAN GONDORUKEM DAN TERPENTIN DI PGT. SINDANGWANGI, KPH BANDUNG UTARA, PERUM PERHUTANI UNIT III JAWA BARAT BANTEN.

ANALISIS BIAYA PENGOLAHAN GONDORUKEM DAN TERPENTIN DI PGT. SINDANGWANGI, KPH BANDUNG UTARA, PERUM PERHUTANI UNIT III JAWA BARAT BANTEN. ANALISIS BIAYA PENGOLAHAN GONDORUKEM DAN TERPENTIN DI PGT. SINDANGWANGI, KPH BANDUNG UTARA, PERUM PERHUTANI UNIT III JAWA BARAT BANTEN. Dwi Nugroho Artiyanto E 24101029 DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGARUH ARUS LISTRIK TERHADAP WAKTU PINGSAN DAN PULIH IKAN PATIN IRVAN HIDAYAT SKRIPSI

PENGARUH ARUS LISTRIK TERHADAP WAKTU PINGSAN DAN PULIH IKAN PATIN IRVAN HIDAYAT SKRIPSI i PENGARUH ARUS LISTRIK TERHADAP WAKTU PINGSAN DAN PULIH IKAN PATIN IRVAN HIDAYAT SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

PENGARUH POHON INDUK, NAUNGAN DAN PUPUK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT SUREN (Toona sinensis Roem.) RIKA RUSTIKA

PENGARUH POHON INDUK, NAUNGAN DAN PUPUK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT SUREN (Toona sinensis Roem.) RIKA RUSTIKA PENGARUH POHON INDUK, NAUNGAN DAN PUPUK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT SUREN (Toona sinensis Roem.) RIKA RUSTIKA DEPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 PERNYATAAN Dengan ini

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. kayu dari pohon-pohon berdiameter sama atau lebih besar dari limit yang telah

TINJAUAN PUSTAKA. kayu dari pohon-pohon berdiameter sama atau lebih besar dari limit yang telah TINJAUAN PUSTAKA Kegiatan Penebangan (Felling) Penebangan merupakan tahap awal kegiatan dalam pemanenan hasil hutan yang dapat menentukan jumlah dan kualitas kayu bulat yang dibutuhkan. Menurut Ditjen

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : intensitas serangan penggerek kayu di laut, perubahan sifat fisik dan sifat mekanik kayu

ABSTRAK. Kata kunci : intensitas serangan penggerek kayu di laut, perubahan sifat fisik dan sifat mekanik kayu ABSTRAK ADITYA NUGROHO. Perubahan Sifat Fisik dan Sifat Mekanik Beberapa Jenis Kayu Akibat Serangan Penggerek Kayu Laut di Perairan Pulau Rambut. Dibimbing oleh SUCAHYO SADIYO dan MOHAMMAD MUSLICH. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat Penelitian 3.3 Metode Penelitian Pengumpulan Data

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat Penelitian 3.3 Metode Penelitian Pengumpulan Data 12 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di KPH Bojonegoro Perum Perhutani Unit II Jawa Timur pada Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Bubulan, Dander, Clebung,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN BAHAN ORGANIK SEBAGAI PENGENDALI EROSI DI SUB DAS CIBOJONG KABUPATEN SERANG, BANTEN. Oleh: FANNY IRFANI WULANDARI F

PENGGUNAAN BAHAN ORGANIK SEBAGAI PENGENDALI EROSI DI SUB DAS CIBOJONG KABUPATEN SERANG, BANTEN. Oleh: FANNY IRFANI WULANDARI F PENGGUNAAN BAHAN ORGANIK SEBAGAI PENGENDALI EROSI DI SUB DAS CIBOJONG KABUPATEN SERANG, BANTEN Oleh: FANNY IRFANI WULANDARI F14101089 2006 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR FANNY

Lebih terperinci

IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 40 IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Sejarah Pengelolaan Hutan Pengusahaan hutan atas nama PT. Sari Bumi Kusuma memperoleh izin konsesi pengusahaan hutan sejak tahun 1978 sejak dikeluarkannya Forest

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 15 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Sub DAS Model DAS Mikro (MDM) Barek Kisi berada di wilayah Kabupaten Blitar dan termasuk ke dalam Sub DAS Lahar. Lokasi ini terletak antara 7 59 46 LS

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PE ELITIA

III. METODOLOGI PE ELITIA 10 III. METODOLOGI PE ELITIA 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di areal IUPHHK PT. DRT, Riau. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan dua tahap, yaitu tahap pertama pengambilan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. rangkaian kegiatan yang dimaksudkan untuk mempersiapkan dan memudahkan

TINJAUAN PUSTAKA. rangkaian kegiatan yang dimaksudkan untuk mempersiapkan dan memudahkan TINJAUAN PUSTAKA Pemanenan Hasil Hutan Pemanenan kayu menurut Conway (1987) adalah merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dimaksudkan untuk mempersiapkan dan memudahkan pengeluaran kayu dari hutan ketempat

Lebih terperinci

STUDI PRODUKTIVITAS PENYARADAN KAYU DENGAN MENGGUNAKAN TRAKTOR KOMATSU D70 LE DI HUTAN ALAM

STUDI PRODUKTIVITAS PENYARADAN KAYU DENGAN MENGGUNAKAN TRAKTOR KOMATSU D70 LE DI HUTAN ALAM STUDI PRODUKTIVITAS PENYARADAN KAYU DENGAN MENGGUNAKAN TRAKTOR KOMATSU D70 LE DI HUTAN ALAM Muhdi, *) Abstract The objective of this research was to know the productivity skidding by tractor of Komatsu

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Performa Reproduksi Sapi Perah Impor Pertama

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Performa Reproduksi Sapi Perah Impor Pertama 48 LAMPIRAN Lampiran 1. Data Performa Reproduksi Sapi Perah Impor Pertama No. ID Sapi... Selanjutnya Ke Tanggal Tanggal Kawin Pertama Jumlah Servis (Kali) Service Period Lama Kosong Selang 1 776 1 13/08/2009

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni hingga bulan Juli 2011 di IUPHHK-HA PT Mamberamo Alasmandiri, Provinsi Papua. 3.2 Alat dan Bahan

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA MODEL TUMPANGSARI PADA LAHAN PERHUTANI Studi Kasus Di RPH Cipondok BKPH Cibingbin KPH Kuningan

ANALISIS USAHA MODEL TUMPANGSARI PADA LAHAN PERHUTANI Studi Kasus Di RPH Cipondok BKPH Cibingbin KPH Kuningan ANALISIS USAHA MODEL TUMPANGSARI PADA LAHAN PERHUTANI Studi Kasus Di RPH Cipondok BKPH Cibingbin KPH Kuningan Nina Herlina, Syamsul Millah, Oding Syafrudin Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan hasil hingga pemasaran hasil hutan. Pengelolaan menuju

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan hasil hingga pemasaran hasil hutan. Pengelolaan menuju BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelolaan hutan tanaman di Jawa, khususnya oleh Perum Perhutani merupakan suatu rangkaian kegiatan yang mencakup beberapa kegiatan utama mulai dari penanaman, pemeliharaan

Lebih terperinci

KERAGAMAN PERTUMBUHAN TANAMAN MERANTI MERAH (Shorea leprosula Miq.) PADA BERBAGAI TAPAK

KERAGAMAN PERTUMBUHAN TANAMAN MERANTI MERAH (Shorea leprosula Miq.) PADA BERBAGAI TAPAK 11/1/13 MAKALAH SEMINAR/EKSPOSE HASIL PENELITIAN TAHUN 13 BALAI BESAR PENELITIAN DIPTEROKARPA SAMARINDA KERAGAMAN PERTUMBUHAN TANAMAN MERANTI MERAH (Shorea leprosula Miq.) PADA BERBAGAI TAPAK Oleh: Asef

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGHAMBATAN EKSTRAK DAGING BIJI PICUNG (Pangium edule Reinw.) TERHADAP PERTUMBUHAN Rhizoctonia sp. SECARA IN VITRO AHMAD ASRORI

EFEKTIVITAS PENGHAMBATAN EKSTRAK DAGING BIJI PICUNG (Pangium edule Reinw.) TERHADAP PERTUMBUHAN Rhizoctonia sp. SECARA IN VITRO AHMAD ASRORI EFEKTIVITAS PENGHAMBATAN EKSTRAK DAGING BIJI PICUNG (Pangium edule Reinw.) TERHADAP PERTUMBUHAN Rhizoctonia sp. SECARA IN VITRO AHMAD ASRORI DEPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di IUPHHK HA PT. Salaki Summa Sejahtera, Pulau Siberut, Propinsi Sumatera Barat. Penelitian dilakukan pada bulan Nopember

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemanenan Hutan Pemanenan merupakan kegiatan mengeluarkan hasil hutan berupa kayu maupun non kayu dari dalam hutan. Menurut Suparto (1979) pemanenan hasil hutan adalah serangkaian

Lebih terperinci

KETENTUAN MENGENAI PELAKSANAAN PENGUSAHAAN HUTAN PT. DAYA SAKTI TIMBER CORPORATION

KETENTUAN MENGENAI PELAKSANAAN PENGUSAHAAN HUTAN PT. DAYA SAKTI TIMBER CORPORATION LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 369/Kpts-IV/1985 TANGGAL : 7 Desember 1985 KETENTUAN MENGENAI PELAKSANAAN PENGUSAHAAN HUTAN PT. DAYA SAKTI TIMBER CORPORATION KETENTUAN I : TUJUAN PENGUSAHAAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 15 3.1 Waktu dan Tempat BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di PT. Inhutani I UMH Sambarata, Berau, Kalimantan Timur pada bulan Mei sampai dengan Juni 2011. 3.2 Alat dan Bahan Bahan yang

Lebih terperinci