Felix Marcello Wongkar. Achmad Berniando. Fadli Hijriyanto. Rudi Tjiptadi. Binus University

Transkripsi

1 ANALISIS DAN PERANCANGAN JARINGAN KOMPUTER UNTUK MELAKUKAN NETWORK RENDERING GUNA MENINGKATKAN KECEPATAN RENDERING COMPUTER GRAPHIC PADA PT. KOMPAS GRAMEDIA Felix Marcello Wongkar Achmad Berniando Fadli Hijriyanto Rudi Tjiptadi Binus University Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Daerah Khusus Ibukota Jakarta Kodepos Telp: (021)

2 ABSTRAK Tujuan penelitian ialah menganalisis sistem jaringan yang sedang berjalan dan masalah yang dihadapi dalam mendukung proses network rendering, serta merancang dan mengimplementasi jaringan yang baru sehingga dapat menyediakan jalur yang lebih efektif bagi aktifitas network rendering. Metode penelitian yang digunakan adalah metode wawancara, metode studi pustaka, serta metode analisis dan perancangan. Hasil yang dicapai yaitu jaringan yang lebih optimal, dan meningkatkan kecepatan Rendering. Simpulan dari penelitian ini, jaringan yang dirancang dapat digunakan dengan layak untuk melakukan proses network rendering sekaligus aktivitas lainnya, dan nantinya jaringan siap digunakan untuk keperluan pada skala yang lebih besar, apabila ada ekspansi infrastruktur jaringan dikemudian hari. Kata Kunci : Network Rendering, Kecepatan, Computer Graphic ABSTRACT The aim of this research is to analyse the networking system which currently running and any problem encountered in order to support the network rendering process, also designing and implementing a new network so it can provide a more efective lane for the network rendering activity. The conducted research methodology was interview, literature review, analysis and designing method. The results gained was a more optimal network and boosting the rendering speed. The conclusion of this research is that the designed network can be used properly to perform the network rendering while doing another activity and the network ready to be used for a bigger scale if there is an infrastructure expansion later on. Keyword : Network Rendering, Speed, Computer Graphic PENDAHULUAN Perkembangan teknologi yang semakin lama semakin canggih menuntut user untuk cermat dalam memilah milah teknologi apa yang akan digunakan, karena efisiensi dari daya pakai, cara menggunakan, serta hal hal lain yang berkaitan dengan teknologi tidak bisa lagi dipandang secara sebelah mata, karena bagaimanapun dengan hanya tahu cara menggunakan teknologi tersebut, tidak menjamin bahwa user tersebut sudah memakai teknologi tersebut secara optimal. Dalam proses rendering, sering kali menemui masalah waktu proses render yang sangat lama. Dibawah deadline yang ketat dan tugas tugas yang menyita waktu, tentunya akan membutuhkan lebih dari sekedar komputer yang cepat.pada PT.Kompas Gramedia, khususnya pada divisi IT-Cetak, proses Rendering dilakukan karena ada beberapa media yang harus dihasilkan melalui 3D modelling ataupun animating. Apabila sebuah perusahaan menghabiskan dana operational untuk sebuah computer workstationhigh-end yang mahal, akan ada dua

3 kemungkinan masalah yang dihadapi. Pertama adalah ketika computing speed maksimal dari computer tersebut masih belum cukup untuk mendapatkan hasil yang memuaskan.kedua adalah apabila terjadi kerusakan pada komputer tersebut, maka bisa dipastikan pekerjaan akan terhenti total.proses rendering terlalu lama dan tidak acceptable, Melalui kuesioner, 90 % responden pengguna fasilitas render mengatakan rendering terlalu lama dan tidak dapat diterima.melalui wawancara, staff bagian IT mengatakan bahwa penggunaan jaringan belum optimal.tujuan dari penelitian ini : menganalisis sistem jaringan untukrendering yang sedang berjalan saat ini dan masalah yang dihadapi, merancang dan mengimplementasi jaringan yang baru sehingga menyediakan jalur yang efektif bagi aktifitas network rendering.adapula manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses render lebih singkat, serta jaringan yang ada lebih optimal. METODE PENELITIAN 1. Identifikasi Masalah Pada tahap ini, dilakukan pengamatan terhadap sistem yang sedang berjalan saat ini untuk mengetahui permasalahan yang ada pada sistem yang akan diteliti. Dilakukan wawancara kepada pihak perusahaan mengenai permasalahan apa yang sedang dihadapi oleh perusahaan. Pihak perusahaan mengatakan bahwa permasalahan yang sedang dihadapi adalah lambatnya proses rendering. 2. Tinjauan Pustaka Pada tahap ini, dilakukan pencarian pada referensi-referensi yang akan digunakan untuk mengetahui metode-metode apa saja yang cocok untuk meneyelesaikan permasalahan pada sistem yang akan diteliti serta memberikan dasar-dasar yang kuat untuk menerapkan metode apa ke dalam sistem tersebut. 3. Pengumpulan Data dan Informasi Tahap ini akan dilakukan pengumpulan data-data yang dibutuhkan untuk menyelesaikan permasalahan pada sistem yang ada. Dengan data-data yang dikumpulkan tersebut, akan dijelaskan mengenai sistem yang sedang berjalan dan masalah-masalah yang terjadi pada sistem tersebut. Pengumpulan data dan informasi dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu wawancara, observasi,

4 analisis, perancangan dan simulasi. Tahap ini dilakukan pembagian kuesioner kepada 10 pengguna render pada PT.Kompas Gramedia divisi IT-Cetak, untuk memverifikasikan masalah yang disebutkan pada proses wawancara terhadap pihak perusahaan yang sudah dilakukan sebelumnya. 4. Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan Pada tahap ini, dilakukan analisis terhadap sistem yang sedang berjalan di perusahaan bersangkutan. Hal ini dilakukan guna mengetahui kelebihan dan kekurangan dari sistem yang sedang berjalan pada perusahaan tersebut. Dalam tahap ini, penulis melakukan perbandingan waktu yang dibutuhkan dalam melakukan rendering, baik sebelum dan sesudah implementasi Network Render (untuk mendapatkan data pembanding). Gambar 1 Grafik Kecepatan Rendering pada sistem yang sedang berjalan 5. Perancangan Topologi Setelah melakukan analisis akan diketahui kekurangan yang ada pada sistem yang berjalan. Oleh karena itu, akan dilakukan perancangan topologi baru untuk mengatasi kekurangan pada sistem tersebut. Dirancang topologi baru agar dapat menjawab kelemahan yang disebut 3 point failure pada topologi jaringan yang sedang berjalan(selanjutnya dibahas pada sub bab 4.1).

5 6. Perancangan Jaringan dan Implementasi Selanjutnya akan dilakukan perbaikan pada sistem yang sedang berjalan dengan secara menyeluruh. Hal ini diwujudkan dengan melakukan perancangan dan implementasi jaringan ulang dengan menggunakan topologi yang telat dibuat. Dilakukan persiapan untuk mengimplementasikan topologi yang baru, serta teknologi jaringan yang digunakan (STP, Etherchannel, dan SVI) untuk mengatasi kelemahan topologi yang sudah disebutkan (3 point failure). Dan juga dilakukan implementasi Network Rendering dengan topologi jaringan yang baru. 7. Evaluasi Pada tahap ini, akan dilakukan evaluasi oleh perusahaan yang bersangkutan yang bertujuan untuk mengetahui apakah sistem yang baru dibuat sudah sesuai dan memenuhi kriteria kebutuhan perusahaan atau belum. Apabila belum, maka akan dilakukan perbaikan kembali. Dilakukan perbandingan antara sebelum dan setelah implementasi Network Rendering dilakukan, dan perbandingan antara topologi lama dan topologi baru yang dirancang. 8. Simpulan dan Saran Pada tahap ini, bagian ini berisi simpulan mengenai hasil penelitian dan saran yang berkenaan dengan hasil yang telah dicapai dengan tujuan perbaikan untuk penelitian selanjutnya agar lebih baik.

6 HASIL DAN BAHASAN Gambar 2 Rancangan topologi baru Berdasarkan pada gambar 1 serta melihat pada kekurangan (3 point failure) yang ada di jaringan topologi perusahaan dan berfokus kepada penyelesaian masalah yang ada pada jaringan perusahaan, maka dirancang topologi jaringan seperti di atas.main Switch mempunyai IP : , dan kedua Access Switch mempunyai IP berurutan : (untuk Access Switch sebelah kiri / blok 1), dan (untuk Access Switch sebelah kanan / blok 2). IP untuk end-user didapat secara otomatis (dengan menggunakan protocol DHCP, IP tersebut didapat secara acak berdasarkan perangkat mana yang terlebih dahulu konek ke jaringan). Pada server, tidak dilakukan perubahan sama sekali, dengan interface berkapasitas gigabit ethernet yang di set untuk terkoneksi ke switch. Dilakukan pergantian device dari switch 2950 dan router 1841 menjadi Cisco Catalyst 3750 berkapasitas gigabit ethernet, agar jaringan mampu untuk menjalankan teknologi teknologi untuk menjawab permasalahan yang ada, contoh nya teknologi SVI dan etherchannel. Selain itu, kapasitas data plan dan gigabit ethernet pada Cisco 3750 tentunya menambah kapasitas transfer data baik secara intern maupun antar VLAN.

7 Pada switch, dengan tolak ukur kelemahan yang dibahas pada sub bab sebelumnya poin 1 dan 2, maka disusun kabel tambahan (link tambahan) antar switch agar tersedia backup link untuk jalur menuju ke gateway. Dengan tolak ukur kelamahan poin ketiga, dibuat backup path ke arah gateway, path baru yang dibuat, diarahkan langsung dari masing masing switch ke gateway switch, berikut nya disebut distribution switch. Jadi untuk access switch, masing masing memiliki dua path ke arah gateway dan masing masing path memiliki empat link yang saling backup. Dengan banyak nya link yang menuju ke arah gateway, router tidak mumpuni untuk digunakan sebagai gateway, maka digunakan Layer 3 Switch sebagai gateway. Teknologi di layer tiga switch antara lain yaitu VTP mode transparent, VLAN independently created, trunking port. Teknologi lainnya yang menjadi jawaban atas permasalahan, pada layer tiga switch ini adalah berupa Switch Virtual Interface (SVI) dengan metode CEF (Cisco Express Forwarding), STP, dan etherchannel. Dengan menimbang kapasitas bandwidth yang lebih besar, digunakan teknologi etherchannel, agar port port antar access switch maupun port port dari distribution switch ke access switch menjadi active - active statusnya, dengan bandwidth yang dapat di aggregasi kan / dijumlahkan. Karena jika hanya mengandalkan STP, maka akan dihasilkan active backup. Lebih efektif jika kedua port digunakan bersamaan namun tetap saling mem backup. STP tipe PVRST tetap digunakan karena topologi antar distribution switch dan antar distribution switch ke core switch membentuk looping topologi sehingga STP harus aktif, dan STP yang tercepat menurut (Odom, 2013) adalah PVRST+, kelemahannya adalah Cisco proprietary.

8 Gambar 3 Grafik kecepatan hasil Network Rendering Gambar 2 adalah hasil rata rata dari 10 percobaan Network Rendering : - (536 detik detik detik detik detik detik detik detik detik detik) / 10 : 536,6 detik atau 8 menit 57 detik. Dapat disimpulkan dari perbandingan rata-rata keseluruhan hasil rendering menggunakan konsep single render dan konsep network render untuk menyelesaikan file yang sama berturut turut adalah : 3611,7 detik berbanding dengan 536,6 detik, atau dengan kata lain, konsep network rendering meningkatkan kecepatan waktu render sebesar 85.14%. SIMPULAN DAN SARAN Dengandidasarkan hasil implementasi jaringan yang baru, setelah melakukan pengujian pada jaringan yang baru maka dapat diambil simpulan bahwa : 1. Implementasi network rendering memberikan kepuasan terhadap user yang melakukan rendering. 2. Peningkatanlink bandwidth per percobaanrender yang sama setelah implementasi jaringan baru meningkat sebesar 78.05%.

9 3. Peningkatan kecepatan waktu render sebesar 85.14%. Berikut ini merupakan saran untuk mengembangkan jaringan perusahaan ke depannya agar lebih baik lagi : 1. Menambahkan fitur security dalam jaringan. 2. Menambahkan distribution switch sebagai redundansi distribution layer / gateway. 3. Jika implementasi network render akan dilanjutkan, sebaiknya membuat dedicatedresource baru yang akan digunakan dalam jaringan untuk keperluan network rendering. DAFTAR PUSTAKA Froom, R., et al (2010). Implementing Cisco IP Switched Networks (SWITCH) Foundation Learning Guide: Foundation learning for SWITCH Indianapolis: Cisco Press. Hucaby, D. (2010). CCNP SWITCH Official Certification Guide. Indianapolis:Cisco Press Odom,W. (2013). Ccent/CCNA Icnd Official Cert Guide. Indianapolis: Pearson Education. Odom,W. (2013). Ccent/CCNA Icnd Official Cert Guide. Indianapolis: Pearson Education. Saifuddin, Lubab, Eko Nugraha, Amin El Kharis. (2012). Analisis perbandingan performansi proses rendering antara sequential rendering dan parallel rendering dengan menggunakan network render pada aplikasi Blender v2.64. Skripsi S1. Gadjah Mada University, Yogyakarta. Sofana, I. (2012). CISCO CCNA & Jaringan Komputer. Bandung: Informatika Bandung. Sofana, I. (2013). CISCO CCNP & Jaringan Komputer. Bandung: Infomatika Bandung.

10 Stallings, W. (2007). DATA AND COMPUTER COMMUNICATIONS EIGHTH EDITION. NEW JERSEY: PEARSON PRENTICE HALL. Tanenbaum, S. Andrew. (2006). Computer Networks. New Jersey: Pearson Prentice Hall. Tood, L. (2007). CCNA: Cisco Certified Network Associate Study Guide. India: Wiley. RIWAYAT PENULIS 1. Felix Marcello Wongkar lahir di kota Jakarta pada tanggal 18 Januari 1993, Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Computer Science, peminatan Networking pada tahun Achmad Berniando lahir di kota Jakarta pada tanggal 2 Pebruari 1992, Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Computer Science, peminatan Networking pada tahun Fadli Hijriyanto lahir di kota Jakarta pada tanggal 30 Juni 1993, Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Computer Science, peminatan Networking pada tahun 2015.