VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Penerapan Sistem Usahatani pada Wilayah Desa Pakembinangun

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Penerapan Sistem Usahatani pada Wilayah Desa Pakembinangun"

Transkripsi

1 VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Penerapan Sistem Usahatani pada Wilayah Desa Pakembinangun Sistem Usahatani Buah Naga Pengusahaan buah naga di Sabila Farm dilakukan pada lahan bukan sawah dengan jarak tanam 2.5 m x 2.5 m dengan populasi adalah 1,600 tiang atau 6,400 tanaman per ha. Buah naga mengalami musim berbuah sekitar bulan November sampai Mei setiap tahunnya. Buah naga yang di analisis dalam penelitian ini lebih berfokus pada buah naga berdaging putih. Sarana produksi yang digunakan dalam usahatani buah naga terdiri dari bibit, tiang panjatan, lahan, pupuk dan media tanam, tenaga kerja dan alat-alat pertanian. Pembibitan tanaman merupakan upaya untuk memperbanyak tanaman. Bibit yang akan digunakan dalam pengusahaan buah naga putih awalnya diperoleh dari Surabaya, sedangkan untuk penanaman periode berikutnya menggunakan bibit yang telah dihasilkan sendiri dengan tujuan untuk mengurangi biaya produksi. Pembibitan buah naga putih dilakukan dengan menggunakan stek batang, sehingga tanaman akan lebih cepat dan seragam dalam pertumbuhannya. Stek yang digunakan untuk bibit diambil dari sulur yang telah berproduksi minimal dua kali. Caranya yaitu dipotong sepanjang cm dan ujung bawahnya dibuat meruncing sepanjang 1 2 cm pada salah satu sisi batang dipotong miring kearah batang pokok agar memudahkan pertumbuhan akar. Stek kemudian dikeringkan dan dianginkan agar getah mengering. Stek tersebut selanjutnya ditanam tanah bedengan langsung atau pada polybag yang sudah diberi media tanam berupa campuran tanah, sekam bakar, dolomit/kapur tani dan pupuk kandang matang. Setelah keluar sulur/anakan sepanjang kurang lebih 25 cm maka bibit stek siap untuk ditanam. Pembuatan tiang panjatan tanaman buah naga dapat menggunakan tiang beton atau kayu jaranan (glyricidea). Untuk tiang panjatan berupa tiang beton dibuat berbentuk segi empat dengan ukuran 10 x 10 cm dengan tinggi cm. Tiang beton harus dibuat dari bahan yang berkualitas dan adukan semen, koral/split, pasir dengan proporsi 1:3:5 dan besi rangka dengan ukuran 8mm. Hal 51

2 ini sangat diperlukan karena umur tanaman buah naga mencapai tahun dan tiang beton akan menyangga beban sulur cabang yang banyak dan berat. Untuk tiang panjatan berupa tanaman hidup dapat menggunakan kayu jaran (glyricidea). Pemilihan tanaman tersebut dikarenakan dapat bertahan terhadap pemangkasan berat dengan tujuan agar buah naga dapat terus terkena sinar matahari. Selain itu, pertumbuhan tanaman panjatan lurus dengan tinggi minimal 2 m dan diameter batang minimal 10 cm. Tanaman panjatan ditanam sebelum bibit ditanam. Teknik budidaya merupakan kegiatan yang penting dalam suatu sistem usahatani karena sangat menentukan jumlah dan kualitas produk yang dihasilkan. Berikut ini adalah teknik budidaya tanaman buah naga putih di Sabila Farm : 1)Persiapan Lahan Persiapan lahan dilakukan dengan pembuatan lubang tanam sebagai tempat berdirinya tiang panjatan dengan ukuran kedalaman lubang sekitar 30 x 60 x 60 cm. Kemudian membuat lagi lubang kedua berukuran 10 x 10 cm dengan kedalaman 50 cm pada bagian tengah dari lubang pertama. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar tiang beton yang ditanam dapat berdiri kokoh dan tegak. Sedangkan untuk jarak tanamnya yaitu 2.5 x 2.5 m. Pengaturan jarak harus dilakukan dengan tepat karena pada prinsipnya hanya cabang yang terkena matahari langsung yang akan menghasilkan buah. Setelah itu membuat alur atau parit diantara lubang antar baris sedalam 20 cm, agar air dapat mengalir dan tidak tergenang di lahan. Untuk media tanam, dilakukan dengan mencampurkan tanah galian lubang dengan pupuk kandang sebanyak 10 kg, kapur tani atau dolomite sebanyak 2 kg dan sekam bakar 1 kg per tiang kemudian dimasukkan ke dalam lubang tanam. Selajutnya sekitar 3 hari sebelum tanam bibit diberi kurang lebih gram pupuk NPK mutiara pada setiap lubang secara merata melingkari tiang panjatan. 2) Penanaman Penanaman dilakukan dengan menanam empat batang stek di setiap tiang panjatan. Selanjutnya memasukkan bibit stek sedalam 5 cm merapat pada tiang panjatan secara melingkar pada setiap sisi. Jarak setiap stek dengan pangkal tiang panjatan sekitar 10 cm. Posisi merapat pada tiang panjatan dilakukan dengan 52

3 tujuan agar sulur tanaman memeluk tiang panjatan. Stek diikat menggunakan tali rafia atau tali plastik bagasi agar tidak mudah jatuh. Pengikatan bibit tersebut dilakukan tidak terlalu erat karena akan merusak permukaan dan daging bibit. 3) Penyulaman Penyulaman dilakukan pada tanaman yang mati dengan tujuan untuk menghasilkan produksi yang optimal. Penyulaman biasa dilakukan seminggu setelah tanam. Umumnya pada budidaya buah naga sering terjadi busuk pada pangkal batang stek. Stek-stek tersebut dicabut kemudian stek baru ditanam dengan perlakuan yang sama pada proses penanaman. 4) Pengaturan Letak dan Pengikatan cabang atau batang Pengikatan cabang dilakukan dengan tujuan agar batang atau cabang dapat diarahkan pertumbuhannya sehingga pertumbuhan tanaman menjadi normal dan membentuk kanopi yang baik. Pengikatan cabang dilakukan setiap pertambahan sekitar 30 cm. Pengikatan tidak terlalu kencang agar cabang tidak terjepit atau patah. 5) Pemupukan Pemupukan dilakukan setiap empat bulan sekali dengan pemberian pupuk kandang sebanyak 10 kg, dolomite 2 kg dan arang sekam 1 kg untuk setiap tiangnya. Pemupukan yang dilakukan berkaitan erat dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta kualitas dan produktivitas buah. Hal ini disebabkan karena tanaman buah naga merupakan jenis tanaman kaktus yang sangat banyak membutuhkan hara untuk hidupnya, tetapi pemberiannya harus seimbang dan sesuai dengan yang dibutuhkan tanaman. 6) Pemangkasan Pemangkasan tanaman bertujuan untuk memperoleh keseimbangan pertumbuhan. Pemangkasan pada tanaman buah naga dilakukan sejak masa vegetatif untuk membentuk percabangan dan pada masa produktif untuk membentuk cabang yang produktif. Pemangkasan dilakukan pada cabang sekunder yang tumbuh di bawah tajuk, cabang-cabang yang tidak produktif, cabang yang telah berusia lebih dari 2 tahun dan juga pada sulur-sulur yang terhalang sinar matahari. 53

4 7) Pengendalian Hama Penyakit Tanaman (HPT) Pengendalian HPT dilakukan dengan pembersihan lahan dan pengendalian gulma agar tidak menganggu pertumbuhan tanaman. Beberapa jenis HPT utama pada tanaman buah naga yaitu : a. Busuk Pangkal Batang Penyakit busuk pangkal batang disebabkan oleh kelembaban tanah yang berlebihan sehingga muncul jamur penyebab penyakit ini yaitu Sclerotium rolfsii Sacc. Pengendaliannya dapat dilakukan dengan penyemprotan fungisida terutama pada bagian pangkal batang. b. Busuk Bakteri Penyakit busuk bakteri disebabkan oleh jamur Pseudomonas sp dengan gelaja tanaman tampak layu, kusam, dan terdapat lendir putih kekuningan di batang yang berwarna cokelat atau batang pokok. Pengendalian penyakit ini yaitu dengan mencabut tanaman yang sakit. c. Fusarium Penyakit Fusarium disebabkan oleh Fusarium oxysporium Schl dengan gejala cabang tanaman berkerut, layu dan berwarna busuk cokelat. Pengendaliannya dapat dilakukan dengan cara menyemprot fungisida berkonsentrasi 2 gram/liter air. d. Tungau (Tetranychus sp.), Kutu Putih, Kutu batok (Aspidiotus sp.) dan kutu sisik (Pseudococcus sp) Hama pada tanaman buah naga di atas biasanya menyerang pada permukaan kulit cabang dan cabangnya sehingga permukaannya menjadi berubah warna. Pengendalian yang dilakukan dapat menyemprot menggunakan insektisida. e. Bekicot Bekicot menyerang pada tunas tanaman yang menyebabkan menjadi rusak karena digerogoti, bahkan terkadang tunas menjadi membusuk. Pengendalian yang dilakukan dengan cara sanitasi kebun. Apabila kebersihan kebun terjaga terutama keberadaan gulma harus disingkirkan, karena gulma akan menjadi sarang hama untuk berkembang biak. 54

5 f. Semut Semut biasa bermunculan pada saat tanaman buah naga mulai muncul kuntum bungan mengakibatkan buah menjadi bintik-bintik kasar yang berwarna cokelat. 8) Panen Untuk pemilihan buah siap panen memiliki ciri yaitu kulit buah sudah berubah warna menjadi merah tua atau merah mengkilap, sulur pada tangkai buah telah retak dan umur buah hari sejak kuntum bunga. Pemanenan dilakukan dengan cara memotong buah pada tangkai tanpa merusak sulur yang merupakan tempat tumbuh buah. Buah yang akan dipetik dipegang lalu digunting pada bagian atas dan bawah tangkai buah. Buah naga yang telah dipanen kemudian dipisahkan antara yang rusak, busuk, atau cacat dan yang utuh. Buah yang utuh dipisahkan berdasarkan ukuran dengan standar grade A dengan bobot >500 gram, grade B dengan bobot gram dan grade C yaitu buah yang cacat atau pecah. Harga yang ditetapkan untuk buah naga putih grade A adalah Rp 20,000.00/kg sedangkan untuk grade B sebesar Rp 15, dan grade C dengan harga Rp 10,000.00/kg. Pada awalnya panen sekitar tahun 2006, buah naga tergolong sebagai buah yang masih baru di Indonesia khususnya Yogyakarta sehingga diperlukan pemasaran yang ekstra untuk memperkenalkannya. Pemasaran dilakukan dengan menawarkan buah naga kepada pedagang-pedagang yang memiliki kios buah dengan sistem konsingasi. Walaupun demikian, masih banyak pedagang yang tidak mau mendisplay buah naga di kiosnya karena harganya yang relatif mahal. Saat ini, pemasaran buah naga dilakukan pada kebun itu sendiri dan didistribusikan kepada pedagang kios-kios buah di wilayah Yoyakarta. Selain itu, untuk pemasaran juga di luar wilayah Yogyakarta terutama wilayah Jabodetabek. Untuk pemasaran jarak jauh, pengemasan dapat menggunakan kardus karton yang berventilasi. Pada umumnya untuk satu kardus karton memiliki kapasitas lima kg. Untuk buah sudah dipanen dan belum dikemas dapat diletakkan dalam keranjang buah. 55

6 Gambar 8 : Pembibitan Buah Naga Gambar 9 : Pembuatan Lubang Tanam Gambar 10 : Tiang Panjatan Gambar 11 : Penanaman Bibit Gambar 12 : Pengikatan Cabang Gambar 13 : Bunga Buah Naga 56

7 Gambar 13 : Pemanenan Gambar 14 : Grading dan Pengemasan Sistem Usahatani Srikaya Srikaya yang dianalisis dalam penelitian ini adalah srikaya varietas jumbo. Jarak tanam srikaya yaitu 2.5 x 2.5 m. Luas lahan yang digunakan oleh Sabila Farm untuk membudidayakan srikaya saat ini sekitar 2,500 m 2. Terdapat beberapa sarana produksi dalam budidaya srikaya. Sarana produksi yang digunakan diantaranya bibit, lahan, pupuk, tenaga kerja dan alatalat pertanian. Bibit srikaya yang diusahakan yaitu srikaya varietas Australia atau srikaya jumbo dan diperoleh dengan membeli. Bibit yang digunakan merupakan bibit unggul dan bersertifikat atau berlabel sehingga dapat dijamin keunggulan dan kualitas buah yang akan dihasilkan. Beberapa proses budidaya dalam usahatani srikaya meliputi : 1)Persiapan Lahan Budidaya Pengolahan tanah dilakukan pada lahan yang akan ditanami srikaya. Setelah diolah, lahan dibuat lubang tanam 50 x 50 x 50 cm dengan jarak tanam 2.5 x 2.5 m. 2) Penanaman Setelah lubang tanam jadi, pupuk organik dan bibit telah tersedia maka penanaman bibit dapat segera dilakukan. Bibit srikaya dengan tinggi cm dimasukkan ke dalam lubang tegak lurus dengan batas sambungan sekitar 10 cm di atas permukaan tanah atau 10 cm masuk dalam lubang. Selanjutnya lubang 57

8 ditimbun dengan tanah lapisan atas sambil ditekan agar tidak ada rongga-rongga di sekitar akar. 3) Pemupukan Pada budidaya srikaya di Sabila Farm, pupuk yang digunakan berupa pupuk organik, yaitu pupuk kandang atau kompos. Banyaknya pupuk kandang yang digunakan yaitu kg per lubang tanam. Pemberian pupuk kandang dilakukan dua kali dalam setahun. Selain itu, juga ditambahkan kapur tani/dolomite dan pupuk NPK untuk hasil yang maksimal. 4) Pemangkasan Pemangkasan cabang dilakukan pada waktu tanaman mencapai tinggi 1.5 m. Sebaiknya, setelah pemangkasan berat atau pemangkasan untuk mempermuda tanaman, tanaman diberi pupuk kandang lagi sebanyak 10 kg per pohon agar berbuah lebat. Dalam pemangkasan cabang pada tanaman srikaya ada dua tujuan. Pertama, pemangkasan mempermudakan tanaman kembali setelah berbuah lebat. Caranya semua cabang yang lemah akibat kandungan buahnya lebat dipotong atau dipangkas agar bertunas yang sehat dan kekar. Kedua, pemangkasan bertujuan agar tanaman cepat berbunga dengan cara ujung cabang dipotong yang diikuti dengan perontokan daunnya. 5) Penyerbukan dan Penjarangan Buah Penyerbukan pada tanaman srikaya secara alamiah kurang sempurna. Penyebabnya, sifat bunga yang proterogyme, yakni masaknya putik lebih dulu dari tepung sarinya. Akibatnya pertumbuhan buah tidak sempurna. Agar buah lebat dan normal, diperlukan penyerbukan buatan. Penjarangan buah pada tanaman srikaya dilakukan pada tanaman yang penyerbukannya dilakukan secara buatan, karena biasanya buah yang terbentuk banyak dan ada yang berdesakan atau rapat. Buah yang berdesakan akan tumbuh tidak normal. Oleh karena itu, perlu dilakukan penjarangan agar buah berukuran besar dan bermutu tinggi. 6) Panen Tanaman srikaya dapat menghasilkan buah pada umur dua tahun. Panen pada srikaya harus dilakukan pada saat yang tepat, sesuai dengan tujuan pemasaran dan penggunaannya. Biasanya srikaya dipanen pada kematangan 58

9 mencapai 80 persen. Ciri buah srikaya yang siap panen adalah benjolan buah renggang, lapisan bedak tebal, dan tercium aromanya. Srikaya dapat panen sepanjang tahun namun, panen raya terjadi pada bulan Agustus-September. Penanganan hasil panen buah srikaya dilakukan untuk mempertahankan kualitas buah agar memiliki nilai jual yang tinggi. Pascapanen buah srikaya meliputi kegiatan pembersihan buah, pemilihan buah serta pengemasan. Hasil panen dikumpulkan pada tempat yang bersih dan tidak terkena sinar matahari langsung. Hal ini bertujuan menghindarkan kelayuan pada buah akibat laju respirasi yang tinggi dan memudahkan penanganan selanjutnya. Buah dibersihkan dari segala kotoran terutama hama kutu putih yang menempel diantara sisik buah. Pembersihan dilakukan menggunakan kuas kering dan bersih, serta diusahakan tidak terkena air yang dapat menyebabkan busuk buah. Buah srikaya yang telah dibersihkan kemudian dipisahkan antara yang rusak atau cacat dan yang utuh. Kemudian buah yang utuh dipisahkan berdasarkan grade. Buah yang memenuhi grade A dan B kemudian dikemas dalam karton berventilasi dengan kapasitas lima kg. Buah dapat diletakkan dalam kernjang buah yang besar sebelum di lakukan pengemasan. Pemasaran buah srikaya yang dihasilkan di Sabila Farm masih dapat dikatakan secara langsung yaitu langsung kepada konsumen akhir. Hal ini disebabkan karena srikaya yang dihasilkan masih belum kontinu sehingga belum dapat di distribusikan secara luas baik ke kios-kios tradisional maupun supermarket. Selain itu, hingga saat ini permintaan akan srikaya varietas jumbo masih relatif sedikit. Harga yang ditetapkan untuk srikaya terbagi menjadi dua grade yaitu Rp 50, untuk grade A dan Rp 40, untuk grade B. 59

10 Gambar 16 : Bibit Srikaya Gambar 17 : Penanaman Srikaya Gambar 18 : Tanaman srikaya Gambar 19 : Buah Srikaya Gambar 20 : Ciri srikaya siap panen Gambar 21 : Pengemasan Srikaya 60

11 Sistem Usahatani Pepaya Jenis pepaya yang di analisis dalam penelitian ini adalah pepaya California dan Hawai. Lahan pada Sabila Farm yang digunakan untuk pengusahaan pepaya adalah 0.9 ha dengan jarak tanam 2.5 x 2.5 m. Beberapa tahapan dalam budidaya pepaya diantaranya : 1) Persiapan Lahan Lahan yang digunakan untuk penanaman pepaya umumnya adalah lahanlahan yang datar (kurang dari 3 persen). Apabila lahan yang tersedia adalah lahan yang berlereng/miring maka diperlukan upaya konservasi tanah (mengikuti kaidah konservasi tanah). Rumput atau semak serta pohon kecil dipotong sampai pangkal batang, sedangkan cabang atau ranting pohon yang sudah besar dipotong sampai pangkal cabang atau ranting dan pangkal batang. Selanjutnya tanah dicangkul sedalam 30 cm dan diratakan. Pengukuran ph tanah bertujuan untuk menentukan dosis aplikasi kapur pertanian, untuk mencapai ph tanah lebih dari 5.5 (taksiran 1 ton/ha untuk menaikkan ph 1 poin). Lubang tanam dibuat 1 minggu sebelum tanam dengan kedalaman cm yang langsung diisi dengan pupuk kandang sebanyak kg perlubang, jarak antar lubang 3 m dalam barisan. 2) Penyemaian Benih Penyemaian benih dilakukan dengan pemberian kapur pertanian (dolomit) ke tanah, dicampur dengan pupuk kandang dengan kandungan sedikit jerami dan dibiarkan selama 10 hari. Tanah yang digunakan sebaiknya tidak berasal dari kebun pepaya. Biji pepaya yang telah terpilih sebagai benih sebanyak 3 biji dimasukkan ke dalam media tumbuh pada polybag. Setelah benih tumbuh mencapai tinggi cm atau hari setelah semai, benih siap dipindahkan ke lubang tanam. 3) Penanaman Penanaman dilakukan dengan memilih benih yang sehat, tidak menunjukkan penyimpangan bentuk. Bibit yang terdapat dalam polybag kemudian ditanam hingga permukaan tanah dari persemaian tertutup. 61

12 4) Pemupukan Waktu pemupukan pada tanaman pepaya dilakukan setiap 4 bulan sekali. Dosis yang digunakan yaitu pupuk kandang 15 kg untuk setiap tanaman, dan pupuk NPK sebanyak 200 gram. 5) Pengguludan dan Penyiangan Pengguludan dan penyiangan dilakukan setiap enam bulan sekali. Penyiangan dilakukan dengan hati-hati terutama disekitar tanaman agar tidak merusak/melukai akar tanaman. Tanah disekitar batang tanaman digemburkan, lalu bentuk timbunan tanah disekitar batang tanaman. 6) Pengendalian HPT Pengendalian HPT dilakukan dengan pembersihan lahan dan pengendalian gulma agar tidak menganggu pertumbuhan tanaman. Beberapa jenis HPT utama pada tanaman pepaya yaitu a. Antraknose Penyakit Antraknose atau cacar buah disebabkan oleh jamur Colletotrichum gleosporiades.gejalanya yaitupada buah muda berbentuk luka kecil ditandai oleh adanya getah yang keluar dan mengental. Pada buah menjelang masak tampak berupa bulatan-bulatan kecil berwarna gelap. Bila buah bertambah masak, bulatan-bulatan tadi semakin membesar dan busuk cekung kearah dalam buah.cara yang dianjurkan untuk pengendaliannya adalah sanitasi kebun. b.phytophthora parasitiaca Penyakit ini disebabkan oleh cendawan yang dapat menyerang batang, buah dan leher akar tanaman pepaya. Gejalanya yaitubatang yang terserang menjadi seperti tersiram air panas menjalar ke seluruh batang tanaman pepaya, pucuk tanaman menjadi layu, daun-daun berguguran dan akibat lebih lanjut pucuk tanaman mati dan akhirnya tanaman tumbang (roboh). Buah pepaya yang terserang penyakit ini menunjukkan gejala bintik-bintik berwarna putih, selanjutnya buah menjadi kisut dan makin lama makin mengeras, warna buah menjadi hitam dan akhirnya gugur. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara penyemprotan fungisida dengan dosis 0,2 persen serta perbaikan irigasi bedengan. 62

13 c. Penyakit Bercak Cincin/Pepaya Ring Spot Virus (PRSV) Pepaya Ring Spot Virus (PRSV), merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh sejenis kutu Myzuz pesircae.serangan penyakit ini menyebabkan daun muda, sisi bagian atas diantara tulang daun mengerut dan berbintik-bintik, daundisepanjang garis pinggir menggulung keatas berwarna hijau terang. Secara visual bentukdan warna daun yang terserang nampak berbeda dengan daun sehat. Serangan pada batang biasanya 2/3 bagian batang atas timbul bercak-bercak (diameter sekitar 1.6 mm) atau garis hijau hitam mengkilat, pada serangan hebat/akut bercak-bercak menyatu menjadi garis besar yang lonjong. Pada buah yang terserang tampak bercak-bercak berwarna kuning (diameter mm) atau berbentuk cincin (diameter mm) dengan warna kuning. Tanaman yang terserang produksinya menurun drastis dengan buah yang rendah kualitasnya (kurang menarik).penyakit ini pengendaliannya dilakukan dengan menggunakan benih pepaya yang bebas virus dan mengeradikasi tanaman sakit (dicabut/bongkar lalu dibakar) pada gejala awal serangan. d. Kutu Daun (Myzuz persicae) Kutu daun (Myzuz persicae) merupakan jenis kutu yang paling menonjol serangannya diantara beberapa jenis kutu yang dapat menyerang dan merusak tanaman pepaya. Kutu ini hidup bersimbiosis dengan semut, melalui hasil sekresinya. Hama kutu hidup di bawah daun pepaya dan menyerang tanaman dengan cara meghisap cairan sel tanaman, terutama sel jaringan daun. Serangan kutu daun ditandai dengan timbulnya bercak-bercak pada daun dan daun menjadi keriput. Selain berperan sebagai hama, kutu daun juga dapat berperan sebagai perantara penyakit virus mozaik pepaya.hama kutu daun dapat dikendalikan dengan cara penyemprotan insektisida. e. Tungau Merah(Tetranychus sp.) Gejala awaladalah timbulnya bintik-bintik putih pada daun. Pada serangan berat seluruh daun terselaput bintik-bintik putih. Pengendaliannyadapat dilakukan dengan menggunakan akarisida decofol 0,2%. f. Lalat buah(dacus dorsalis dan Dacus cucurbitae) 63

14 Kedua jenis lalat tersebut menyerang buah pepaya yang matang di pohon. Buah-buah yang masih mentah tidak akan diserang oleh hama ini karena getah pada buah mentah diperkirakan menjadi penyebab lalat takut bertelur.untuk menghindari serangan lalat ini buah sebaiknya dipetik saat tingkat kematangan buah menjelang buah masak mengkal. 7) Panen Umur buah dari saat bunga mekar adalah 5.5 bulan. Buah yang sudah dapat dipetik yaitu untuk penampakan warna kulit buah, semburat merah 25 persen. Untuk jarak angkut jauh buah dipetik dengan warna hijau kekuningan (semburat merahnya kurang dari 25 persen). Namun, tingkat kematangan buah yang akan di panen biasanya disesuaikan dengan daerah tujuan pemasaran buah. Panen buah pepaya biasanya dilakukan secara rutin yaitu 5-7 hari sekali atau tergantung pada tingkat kematangan buah, permintaan pasar, dan tujuan penggunaan. Pemanenan dilakukan setelah jam 9.00 pagi dalam keadaan cerah untuk mengurangi getah yang keluar.potong tangkai buah dengan pisau, hindari buah luka atau bonyok, usahakan buah tersebut tidak sampai jatuh.letakkan buah pada keranjang atau wadah yang telah disiapkan dengan posisi terbalik agar getah tidak mengenai kulit buah. Kualitas buah yang tinggi pada tahap produksi harus diikuti dengan kegiatan pascapanen yang baik. Hal ini bertujuan agar mutu buah yang berkualitas dapat dipertahankan sampai di pasar atau distributor dan terutama pada saat berada di tangan konsumen dalam keadaan prima. Memilih dan memisahkan antara buah pepaya yang baik dan yang tidak baik, cacat, rusak atau busuk. Dipilih buah yang bentuknya sempurna, selanjutnya dipisahkan berdasarkan ukuran sesuai standar yang ditetapkan (dilakukan penimbangan buah untuk menetapkan bobot buah). Kemudian buah siap untuk dipasarkan. Apabila akan dilakukan pengiriman jarak jauh maka buah disusun miring dengan posisi tangkai dibawah. Perkembangan budaya konsumsi masyarakat menyebabkan perubahan tuntutan kualitas buah pepaya di pasar. Pemasaran buah pepaya dapat dikatakan mudah. Hal ini disebabkan karena pepaya merupakan komoditas unggulan dan harganya dapat dijangkau oleh semua kalangan. Selain itu, di dalam negeri konsumsi pepaya menempati urutan kedua setelah pisang. Harga yang ditetapkan 64

15 untuk komoditas pepaya di kebun yaitu Rp 5, untuk grade A, Rp 3,500 untuk grade B dan 2, untuk grade C masing-masing untuk setiap kg. Gambar 22 : Tanaman Pepaya Gambar 23 : Pepaya California Gambar 24 : Pepaya Hawai Gambar 25 : Sortasi dan Grading Penerapan Sistem Usahatani Caisin Caisin merupakan salah satu sayuran dari jenis sawi-sawian. Caisin mengalami produksi delapan kali dalam satu tahun. Lahan yang digunakan untuk mengusahakan caisin adalah 1,000 m 2. Namun, dalam analisis ini menggunakan satuan ha. Benih yang digunakan dalam budidaya caisin merupakan benih unggul yang diperoleh dengan membeli. Kebutuhan benih bermacam-macam tergantung dari penggunaan dalam kerapatan jarak tanam. Pupuk yang digunakan dalam budidaya caisin meliputi pupuk organik dan pupuk kimia. Pupuk organik berasal 65

16 dari pupuk kandang sedangkan pupuk kimia terdiri dari pupuk urea. Selain itu juga digunakan media tanam sebagai penyeimbang ph tanah yaitu kapur tani. Sedangkan beberapa jenis pestisida yang digunakan yaitu obat jamur dan obat ulat jenis proclaim. Tanaman caisin merupakan tanaman yang tidak tahan terhadap genangan air. Untuk itu diperlukan adanya naungan agar air hujan tidak langsung mengenai tanaman dan tidak menggenang pada bedengan. Bambu digunakan sebagai peyangga naungan tersebut. Sedangkan plastik putih digunakan sebagai naungannya baik dari sinar matahari langsung maupun dari air hujan. Berikut beberapa teknik budidaya dalam usahatani caisin meliputi : 1) Persiapan Lahan Lahan yang akan digunakan dibersihkan dari gulma dan sisa dari periode tanaman sebelumnya hingga lahan bersih. Kemudian dicangkul untuk membalik dan memecah agregat tanah. Bedengan dibuat dengan lebar cm dan tinggi bedengan 20 cm sedangkan jarak antar bedengan yaitu cm. Sebelum ditanami, dilakukan pemupukan dasar menggunakan pupuk kandang dan urea. Kemudian bedengan dinaungi menggunakan plastik putih, untuk penyangganya menggunakan bambu. 2) Penyemaian Benih Penyemaian dapat dilakukan pada bedengan dengan syarat, tekstur tanah harus gembur, mudah dalam pengawasan serta pada lokasi terbuka yang mendapat sinar matahari langsung. Pada persemaian, tambahkan pupuk kandang yang sudah matang pada bagian permukaan dengan dosis 2-3kg setiap satu m 2. Kemudian tambahkan sekam padi secukupnya. Tanam benih dengan kerapatan sekitar 4-5 benih setiap satu cm panjang alur. 3) Penanaman Sebelum dipindahkan, persemaian disiram dengan air bersih hingga basah untuk memudahkan pencabutan bibit beserta akarnya. Penanaman dilakukan pada kondisi tanah di bedengan yang lembab. Bibit ditanam dengan dengan jarak 25x 25 cm dan dalam setiap lubang hanya diisi satu bibit. 66

17 4) Penyulaman Pada umur lima hari setelah tanam, seluruh tanaman diperiksa. Jika terdapat tanaman yang mati atau layu maka harus segera diganti dengan bibit yang baru. Biasanya tanaman yang mati ini disebabkan karena kegagalan adaptasi tanaman pasca transplanting maupun oleh serangan hama. 5) Pemupukan Pada umur 5-7hari setelah tanam (HST), pemupukan dilakukan dengan mengaplikasikan sebanyak 1 sendok makan tiap tanaman. Selanjutnya pemupukan dilakukan secara teratur setiap 1 minggu sampai tanaman berumur 20 hari. 6)Penyiraman Penyiraman dilakukan secara rutin 2-3 hari sekali. Hal ini didasarkan karena pemupukan yang dilakukan lebih optimal jika kondisi tanah dalam keadaan lembab. 7) Pengendalian HPT a. Ulat Tanah (Agrotis sp.) Ulat yang berwarna cokelat sampai coklat kehitaman menyerang tanaman kecil setelah dipindahkan ke lahan. Serangan biasanya dilakukan pada malam hari, karena ulat ini takut sinar matahari. Pangkal batang tanaman yang masih sangat sukulen digerek hingga putus sehingga menyebabkan tanaman mati karena sudah tidak memiliki titik tumbuh. Pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan sanitasi lahan secara benar termasuk di galengan parit di sekitar lokasi lahan. Jika ditemukan gejala awal serangan, pemberantasan dapat dilakukan dengan insektisida granul. b. Ulat Grayak (Spodoptera litura dan Spodoptera exigua) Spodoptera litura berwarna hijau tua kecoklatan dengan totol- totol hitam di setiap ruas buku badannya sedangkan Spodoptera exigua berwarna hijau sampai hijau muda tanpa totol-totol hitam di ruas buku badannya. Kedua jenis ulat sering menyerang tanaman dengan cara memakan daun hingga menyebabkan daun berlubang lubang, terutama pada daun muda. Pencegahan dapat dilakukan dengan sanitasi lahan yang baik. Sedangkan untuk 67

18 pemberantasannya disemprot dengan insektisida yang tepat sesuai dosis anjuran pada label kemasan. c. Penyakit Busuk Daun (Phytoptora sp.) Gejala serangan ditandai dengan bercak basah cokelat kehitaman di daun. Bentuk bercak tidak beraturan, awalnya kecil, lalu melebar hingga akhirnya busuk basah. Kondisi ini biasanya terjadi ketika hujan sehari diikuti panas atau terik selama beberapa hari berikutnya. Pencegahan selain melakukan sanitasi lahan yang baik juga dengan membuat selokan lebih dalam dan lebar terutama pada saat musim hujan. d. Penyakit Busuk Lunak (Erwinia sp.) Penyakit ini menyerang tunas pucuk tanaman dan kadang-kadang batang selada. Gejala penyakit ini ditandai dengan bercak basah di tunas pucuk atau batang hingga kedalam batang tanaman serta berbau tidak sedap. Jika gejala serangan mulai tampak, lakukan penyemprotan dengan fungisida yang tepat dan mata spray mengarah lebih banyak ke tunas pucuk tanaman. 8) Panen Tanaman caisin dapat dipanen setelah umur hari setelah tanam. Pemanenan dilakukan dnegan menggunakan pisau kecil yang tajam dengan memotong pada pangkal batangnya. Tanaman caisin yang telah dipanen kemudian dikumpulkan di tempat pencucian. Kemudian caisin dicuci dan dibersihkan dari bekas-bekas tanah sekaligus membuang daun dan tangkai yang tua, kuning, berwarna, dan rusak. Untuk sayuran caisin yang telah ditiriskan kemudian dikemas dengan mengikat menggunakan label isolasi dengan berat sekitar gram setiap kemasan atau sesuai dengan permintaan distributor. Pemasaran caisin di Desa Pakembinangun tergolong mudah. Hal ini dikarenakan permintaan caisin terus meningkat baik oleh rumah makan, catering maupun dari supermarket. Pemasaran caisin dilakukan langsung pada tempat pemanenan. Untuk caisin yang sudah mendapat kontrak baik dari supermarket maupun rumah makan, umur pemanenan dan kualitas produk harus dilakukan sesuai permintaan distributor. Harga yang ditetapkan untuk komoditas caisin sekitar Rp 2, , per kg. 68

19 Gambar 26 : Penyemaian Benih Gambar 27 : Penanaman Bibit Ganbar 28 : Caisin Umur 15 HST Gambar 29 : Baby caisin Sistem Usahatani Selada Pada dasarnya terdapat beberapa jenis selada di antaranya yaitu crisphead, butterhead, cos, selada daun/selada potong, selada batang dan selada latin. Dalam penelitian ini jenis selada yang di analisis adalah selada keriting. Selada jenis ini helaian daunnya lepas dan tepiannya berombak atau bergerigi serta berwarna hijau. Benih yang digunakan untuk budidaya selada merupakan benih unggul yang diperoleh dengan membeli. Kebutuhan benih berbeda-beda tergantung dari kerapatan atau jarak tanam.lahan yang digunakan dalam budidaya selada merupakan lahan sawah dengan status penguasaannya adalah sewa. Pupuk yang digunakan dalam budidaya selada meliputi pupuk organik dan pupuk kimia. Pupuk organik berasal dari pupuk kandang sedangkan pupuk kimia terdiri dari pupuk urea. Selain itu juga digunakan media tanam sebagai 69

20 penyeimbang ph tanah yaitu kapur tani. Tanaman selada yang dibudidayakan terdapat beberapa hama dan penyakit yang ada sehingga perlu adanya pencegahan dan pemberantasan. Jenis hama utama yang menyerang adalah ulat. Beberapa jenis pestisida yang digunakan yaitu obat jamur dan obat ulat jenis proclaim. Tanaman selada merupakan tanaman yang tidak tahan terhadap genangan air dan juga sinar matahari langsung. Untuk itu diperlukan adanya naungan agar air hujan tidak langsung mengenai tanaman dan tidak menggenang pada bedengan. Bambu digunakan segabai peyangga naungan tersebut. Sedangkan plstik putih digunakan sebagai naungannya baik dari sinar matahari langsung maupun dari air hujan. Teknik budidaya dalam usahatani selada meliputi beberapa tahap diantaranya : 1) Persiapan Lahan Lahan dibersihkan dengan melakukan pencangkulan sedalam 2 40 cm. Kemudian pemberian pupuk dasar dengan memberikan pupuk kandang. Bedengan dibuat dengan lebar cm dan tinggi cm. Jarak antar bedeng cm dengan tujuan agar dapat dilewati pada saat melakukan perawatan. Setelah bedengan selesai, selanjutnya dilakukan pemasangan naungan dengan menggunakan plastik bening dan bambu sebagai penyangganya. 2) Persemaian Benih Benih disemai pada bedengan khusus yang tanahnya gembur. Pada persemaian, tambahkan pupuk kandang yang sudah matang pada bagian permukaan dengan dosis 2-3kg per 1m 2. Tanam benih dengan kerapatan sekitar 4-5 benih per 1 cm panjang alur. 3) Penanaman Bibit yang telah berdaun 3-5 helai siap untuk dipindahkan. Satu lubang berisi satu bibit dengan jarak lubang tanam 20 x 20 cm. 4) Penyulaman Pada tanaman selada dengan persemaian, biasanya selalu ada tanaman yang mati baik karena gagal beradaptasi setelah ditanam dilahan maupun akibat serangan hama, terutama ulat tanah Agrotis sp. Untuk itu, perlu dilakukan penyulaman untuk menggantikan tanaman yang mati tersebut. 70

21 5) Pengairan Penyiraman atau pengairan secara rutin sangat diperlukan agar hasil pemupukan menjadi lebih optimal. 6) Pemupukan Pemupukan dasar dilakukan pada saat bibit belum ditanamkan.sedangkan pemupukan susulan dapat dilakukan pada saat tanaman selada berumur HTS dan umur HTS. 7) Pengendalian HPT a. Ulat Tanah (Agrotis sp.) Ulat yang berwarna cokelat sampai coklat kehitaman menyerang tanaman kecil setelah dipindahkan ke lahan. Serangan biasanya dilakukan pada malam hari, karena ulat ini takut sinar matahari. Pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan sanitasi lahan secara benar termasuk di galenganparit di sekitar lokasi lahan. b. Ulat Grayak (Spodoptera litura dan Spodoptera exigua) Spodoptera litura berwarna hijau tua kecoklatan dengan totol-totol hitam di setiap ruas buku badannya sedangkan Spodoptera exigua berwarna hijau sampai hijau muda tanpa totol totol hitam di ruas buku badannya. Kedua jenis ulat sering menyerang tanaman dengan cara memakan daun hingga menyebabkan daun berlubang lubang, terutama pada daun muda. Pencegahan dapat dilakukan dengan sanitasi lahan yang baik. Sedangkan untuk pemberantasannya disemprot dengan insektisida sesuai osis anjuran pada label kemasan. c. Penyakit Busuk Daun (Phytoptora sp.) Gejala serangan ditandai dengan bercak basah cokelat kehitaman di daun. Bentuk bercak tidak beraturan, awalnya kecil, lalu melebar hingga akhirnya busuk basah. Kondisi ini biasanya terjadi ketika hujan sehari diikuti panas atau terik selama beberapa hari berikutnya. Pencegahan selain melakukan sanitasi lahan yang baik juga dengan membuat selokan lebih dalam dan lebar terutama pada saat musim hujan. 71

22 d. Penyakit Busuk Lunak (Erwinia sp.) Penyakit ini menyerang tunas pucuk tanaman dan kadang-kadang batang selada. Gejala penyakit ini ditandai dengan bercak basah di tunas pucuk atau batang hingga kedalam batang tanaman serta berbau tidak sedap. Jika gejala serangan mulai tampak, lakukan penyemprotan dengan fungisida yang tepat dan mata spray mengarah lebih banyak ke tunas pucuk tanaman. 8) Panen Cara panen selada dengan memotong bagian tanaman di atas permukaan tanah (pangkal batang) menggunakan pisau kecil yang tajam. Pemanenan juga bisa dilakukan dengan mencabut semua bagian termasuk akar.. Pemanenan dilakukan ketika tanaman selada berumur hari setelah tanam. Tanaman selada yang telah dipanen kemudian dikumpulkan di tempat pencucian. Kemudian selada dicuci dan dibersihkan dari bekas-bekas tanah sekaligus membuang daun dan tangkai yang tua dan rusak. Tanaman selada kemudian ditiriskan dan dikemas dengan mengikat menggunakan plastik transparan dengan berat sekitar gram setiap kemasan atau sesuai dengan permintaan distributor. Pemasaran selada di wilayah Pakembinangun juga tergolong mudah. Hal ini disebabkan karena selada merupakan komoditas yang diperlukan untuk berbagai macam menu makanan. Pemasaran dilakukan langsung pada tempat pemanenan yang sebelumnya telah melakukan kontrak. Komoditas selada yang sudah mendapat kontrak dari distributor supermarket, sehingga kualitas yang dihasilkan harus sesuai permintaan. Harga yang ditetapkan untuk selada berkisar antara Rp 4, sampai Rp 6, untuk setiap kg. 72

23 Gambar 29 : Penanaman Bibit Selada Gambar 30 : Selada Siap Panen Sistem Usahatani Cabai Cabai yang diananlisis dalam penelitian ini adalah cabai keriting. Cabai keriting tergolong cabai merah biasa namun memiliki penampilan yang khas dan permukaan buah bergelombang. Kulit buah tipis dan pangkal buah rata dan meruncing ke ujungnya. Ukuran buah lebih kecil dari cabai merah biasa tetapi rasanya sangat pedas (Nazaruddin 1999). Penyediaan benih merupakan rangkaian kegiatan menyediakan benih cabai merah bermutu dari varietas yang dianjurkan dalam jumlah cukup dan pada waktu yang tepat.benih yang bermutu tinggi merupakan benih yang berdaya kecambah di atsa 80%, mempunyai vigor yang baik, murni, bersih dan sehat. Pupuk yang digunakan merupakan pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik digunakan untuk memperbaiki tekstur dan struktur tanah. Sdangkan pupuk anorganik digunakan sebagai tambahan hara yang dibutuhkan tanaman dalam bentuk tunggal maupun majemuk. Selain itu, juga digunakan pupuk daun untuk mengatasi kekurangan jumlah unsur hara mikro yang diperlukan tanaman. Jenis pupuk orgnik yang digunakan merupakan pupuk kandang sedangkan pupuk kimia yang digunakan yaitu NPK, ZA, urea dan pupuk borate. Pestisida digunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman dengan menurunkan populasi dan intensitas penyeranganya. Selain itu, juga digunakan perangkap lalat buah yang berisi kapas dan lem atau vaselin. Beberapa tahapan dalam budidaya cabai diantaranya yaitu : 73

24 1) Persiapan Lahan Satu minggu sebelum tanam lahan sudah siap, meliputi pencangkulan atau bajak dan pembuatan bedengan. Ukuran bedengan tinggi kurang lebih 60 cm, dengan lebar 120 cm dan panjang sesuai kebutuhan petakan dengan jarak antar bedengan sekitar cm. 2) Pemupukan Pemupukan pertama diberikan pada saat lahan belum ditanami setelah dibuat menjadi bedengan. Diberikan pupuk kandang dengan dosis sekitar 2 ton untuk setiap 1,000 m 2. Mulsa dari plastik dapat dipasang setelah dilakukan pemupukan pertama pupuk kandang. Selain pupuk kandang, juga di ditambahkan pupuk kimia, yaitu pupuk urea, pupuk ZA dan Phonska. 3) Penyulaman dan Pemasangan Ajir Pemeliharaan dapat dilakukan dengan penyulaman, pemasangan ajir pada saat penanaman atau setelah tanaman setinggi 30 sampai 50 cm dan langsung diikat. Ajir dibuat dari bambu dengan panjang sekitar satu m. 4) Penyiraman dan Pendangiran Tanaman cabai sangat memerlukan penyiraman terutama pada saat musim kemarau. Penyiraman intensif dapat dilakukan setiap tiga hari atau seminggu sekali sampai berumur 70 hari. Karena sering disiram, maka tanah disekitar dapat tanaman menjadi padat dan mengeras. Untuk itu, perlu dilakukan pendangiran atau pembubunan di sekitar tanaman. Dengan cara ini, tanah yang padat dapat digemburkan lagi sekaligus dapat memusnahkan atau mematikan rumput yang merugikan tanaman. Selain itu, dapat memperlancar jalannya air siraman sehingga tanaman terhindar dari genangan air dan sirkulasi oksigen dalam tanah menjadi lancar. 5) Pengendalian HPT a. Ulat Tanah (Agrotis ipsilon) Hama ini aktif malam hari untuk kopulasi, makan dan bertelur. Ulat makan tanaman muda dengan jalan memotong batang atau tangkai daun. Siang hari sembunyi dalam tanah disekitar tanaman terserang. Setiap ulat yang ditemukan dikumpulkan lalu dibunuh, serangan berat semprot dengan pestisid yang tepat. 74

25 b. Ulat Grayak (Spodoptera litura&s. exigua ) Ciri ulat yang baru menetas atau masih kecil berwarna hijau dengan bintik hitam di kedua sisi dari perut atau badan ulat, terdapat bercak segitiga pada bagian punggungnya (seperti bulan sabit). Gejala serangan, larva memakan permukaan bawah daun dan daging buah dengan kerusakan berupa bintil-bintil atau lubang-lubang besar. Serangan parah, daun cabai gundul sehingga tinggal ranting-rantingnya saja. Telur dikumpulkan lalu dimusnahkan, menyiangi rumput di sekitar tanaman yang digunakan untuk persembunyian. c. Penyakit Busuk Buah Antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides) Gejala serangan mula-mula bercak atau totol-totol pada buah yang membusuk melebar dan berkembang menjadi warna orange, abu-abu atau hitam. Bagian tengah bercak terlihat garis-garis melingkar penuh titik spora berwarna hitam. Serangan berat menyebabkan seluruh bagian buah mengering. Pengamatan dilakukan pada buah merah dan hijau tua. Buah terserang dikumpulkan dan dimusnahkan pada waktu panen dipisahkan. d. Lalat Buah (Dacus dorsalis) Gejala serangan buah yang telah berisi belatung akan menjadi keropos karena isinya dimakan, buah sering gugur muda atau berubah bentuknya. Lubang buah memungkinkan bakteri pembusuk mudah masuk sehingga buah busuk basah sebagai vektor Antraknose. Pengamatan ditujukan pada buah cabai busuk, kemudian dikumpulkan dan dimusnahkan. Lalat buah dipantau dengan perangkap berbahan aktif Metil Eugenol 40 buah/ha. 6) Panen Pemanenan pada tanaman cabai keriting pertama kali dapat dilakukan ketika berumur 3 bulan 10 hari. Selanjutnya pemanenan dapat dilakukan setiap 3-5 hari sekali secara terus menerus, namun umumnya yang dilakukan petani yaitu setiap satu minggu sekali sampai tanaman tidak menghasilkan. Untuk satu kali periode tanam, pemanenan dapat dilakukan sampi kali. Cabai dipanen dengan cara dipetik hati-hati atau dipotong tangkai buahnya sehingga meminimumkan patah batang. Sewaktu panen tangkai buahnya juga disertakan, dilakukan secara selektif dan hati hati agar bunga, batang tidak rontok atau rusak. Menjaga agar cabai tetap bertangkai adalah penting, karena apabila 75

26 tidak akan menyebabkan lubang lekatan tangkai buah cenderung mengering dan mudah terserang patogen. Kegiatan penangan pascapanen dilakukan setelah panen hingga siap didistribusikan ke konsumen. Kegiatan pascapanen betujuan untuk menjamin keseragaman ukuran dan mutu buah sesuai dengan permintaan konsumen. Kegiatan pascapanen dimulai dengan melakukan sortasi dan pengkelasan sesuai dengan criteria yang dikehendaki pasar. Kemudian keringanginkan hasil buah untuk mencegah pembusukan dengan membuang panas lapang sebelum dijual ke pasar. Pengemasan dilakukan sesuai dengan permintaan konsumen dengan kemasan yang memiliki daya lindung tinggi terhadap kerusakan, aman dan ekonomis. Pemasaran komoditas cabai dilakukan di pasar tradisional atau melalui pedagang pengumpul. Pemasaran cabai tergolong mudah karena cabai merupakan salah satu komoditas yang diperlukan oleh seluruh konsumen rumah tangga. Harga yang ditetapkan mengikuti harga pasar dengan rentang Rp 20, , di tingkat petani. Gambar 31 : Perangkap Lalat Buah Gambar 32 : Cabai Mulai Berbuah 6.2. Analisis Daya Saing Buah Naga pada Sabila Farm Pendekatan yang digunakan untuk mengukur dayasaing suatu komoditi dalam penelitian ini adalah analisis perbandingan tingkat pendapatan dan efisiensi pengusahaan komoditas dalam suatu perusahaan. 76

27 Dalam analisis usahatani dilakukan dengan menghitung tingkat pendapatan usahatani buah naga dalam periode waktu selama enam tahun. Analisis usahatani yang dilakukan dalam penelitian ini adalah membandingkan tingkat pendapatan dari komoditas buah naga dibandingkan komoditas lain yang terdapat pada kebun Sabila Farm yaitu komoditas pepaya dan srikaya. Pemilihan kedua komoditas ini berdasarkan atas pertimbangan bahwa kedua komoditi tersebut telah diusahakan relatif lama sehingga produksi dan produktivitasnya sudah terlihat. Selain itu, kedua komoditas tersebut sudah memiliki potensi yang baik dan memiliki pangsa pasar tersendiri. Periode waktu yang digunakan dalam analisis pendapatan usahatani yaitu selama enam tahun Analisis Pendapatan Usahatani Buah Naga Analisis pendapatan usahatani buah naga menggambarkan secara sederhana bagaimana tingkat kelayakan usahatani buah naga di Sabila Farm. Hasil analisis finansial atau pendapatan buah naga dapat dilihat pada Tabel 4. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa hasil panen buah naga pada tahun kedua adalah sebesar 11.2 ton per ha. Secara finansial, harga jual buah naga terbagi menjadi tiga grade dengan rentang harga Rp 10, , per kg, sehingga diperoleh penerimaan sebesar Rp 190,400, per ha pada tahun kedua. Penerimaan buah naga terus meningkat seiring dengan peningkatan hasil produksi. Hal ini dikarenakan semakin bertambah umur maka semakin banyak jumlah sulur atau cabang pada buah naga yang dapat menghasilkan buah. Penerimaan pada tahun kelima dalam usahataninya terdapat tambahan dari stek yang dijual dengan harga Rp 10, per stek batang. Dalam satu tiang panjatan dapat menghasilkan ratarata 60 stek dalam satu tahun. Secara finansial, biaya total tunai yang dikeluarkan pada usahatani buah naga tahun pertama adalah Rp 225,976,000.00per ha sedangkan total biaya yang dikeluarkan adalah Rp227,294, per ha. Komponen biaya terbesar yang harus dibayarkan untuk usahatani buah naga adalah untuk biaya tiang panjatan pada tahun pertama dan juga biaya tenaga kerja luar keluarga. 77

28 Tabel 4. Analisis Pendapatan Usahatani Buah Naga Setiap Hektar Selama Enam Tahun Uraian Tahun (Ribu Rupiah) Penerimaan Grade A 134, , , , , Grade B 33, , , , , Grade C 5, , , , , , , , , , Stek 960, , Penerimaan Tunai 173, , , ,580, ,712, , , , , , Total Penerimaan 190, , , ,640, ,784, Outflow Biaya Tunai 225, , , , , , Biaya Diperhitung kan 1, , , , , , Biaya Total 227, , , , , , Pendapatan Pendapatan Tunai -225, , , , ,531, ,660, Pendapatan Total -227, , , , ,589, ,731, R/C tunai 9.92 R/C Total Pendapatan total usahatani diperoleh dari selisih antara penerimaan hasil produksi dengan pengeluaran total usahatani (total farm expenses). Suatu usahatani dikatakan menguntungkan jika selisih antara penerimaan dengan pengeluarannya bernilai positif. Selisih tersebut akan dinamakan pendapatan atas biaya tunai jika penerimaan totalnya dikurangkan dengan pengeluaran tunai. Dalam analisis pendapatan juga terdapat pendapatan tunai dan pendapatan total. Pendapatan tunai pada tahun pertama masih bernilai negatif, hal ini dikarenakan buah naga belum berproduksi atau menghasilkan buah. Penerimaan dimulai pada tahun kedua dan meningkat drastis pada tahun kelima yang berasal dari penjualan bibit stek. Analisis rasio R/C tunai dalam usahatani buah naga sebesar Sedangkan analisis rasio R/C total Rasio R/C yang positif menunjukkan 78

29 bahwa usahatani buah naga menguntungkan untuk diusahakan. Rasio R/C total lebih besar dibandingkan rasio tunai disebabkan karena penerimaan buah naga yang diperhitungkan lebih besar dibandingkan biaya yang diperhitungkan Analisis Pendapatan Usahatani Srikaya Tabel 5. Pendapatan Usahatani Srikaya Setiap Hektar Selama Enam Tahun Uraian Tahun (Ribu Rupiah) Penerimaan Grade A 120, , , , Grade B 480, , ,120, ,440, Penerimaan Tunai 600, ,000, ,400, ,800, Penerimaan Diperhitun gkan 192, , , , Penerimaan Total 792, ,320, ,848, ,376, Biaya Produksi Biaya Tunai 69, , , , , , Biaya Diperhitun gkan 1, , , , , , Biaya Total 70, , , , , , Pendapatan Pendapatan Tunai -69, , , , ,356, ,750, Pendapatan Total -70, , , ,280, ,802, ,325, R/C tunai R/C Total Srikaya mulai berbuah pada umur dua tahun setelah tanam. Produksi buah srikaya yang dihasilkan pada tahun ketiga sebesar 15 kg per tanaman. Sedangkan pada tahun tahun berikutnya mengalami peningkatan 10 kg setiap pohon atau tanaman. Banyaknya populasi srikaya dalam satu ha adalah 1600 tanaman. Dalam penjualan srikaya hanya terdapat 2grade, yaitu grade A dengan presentase 10 persen dengan harga Rp 50, sedangkan grade A degan presentase 50 persen dengan harga yang ditetapkan adalah Rp 40, per kg. Biaya tunai yang dikeluarkan dalam usahatani srikaya pada tahun pertama sebesar Rp 69,134,000.00sedangkan biaya total yang dikeluarkan sebesar Rp 70,452, untuk setiap ha. 79

30 Pendapatan usahatani srikaya pada tahun pertama dan kedua bernilai negatif. Hal ini dikarenakan tanaman srikaya belum mneghasilkan buah sehingga tidak ada penerimaan. Pendapatan dalam usahatani ini bernilai tinggi karena harga jual srikaya yang ditetapkan juga relatif tinggi. Analisis rasio R/C tunai dalam usahatani srikaya cukup tinggi yaitu sedangkan rasio R/C total sebesar Analisis rasio R/C total nilainya lebih tinggi dibandingkan rasio R/C tunai. Hal ini dikarenakan penerimaan yang diperhitungkan nilainya lebih tinggi dibandingkan biaya diperhitungkan Analisis Pendapatan Usahatani Pepaya Tabel 6. Pendapatan Usahatani Pepaya Setiap Hektar Selama Enam Tahun Uraian Tahun (Ribu Rupiah) Penerimaan Grade A 56, , , , , , Grade B 51, , , , , , Grade C 16, , , , , , Total Penerimaan 123, , , , , , Biaya Produksi Biaya Tunai 43, , , , , , Biaya Diperhitun gkan 1, , , , , , Biaya Total 45, , , , , , Pendapatan Pendapatan Tunai 79, , , , , , Pendapatan Total 77, , , , , , R/C tunai 4.31 R/C Total 4.18 Pepaya mengalami masa produksi empat tahun. Penerimaan dalam usahatani pepaya berasal dari penjualan buahnya. Dalam penjualan pepaya terdapat tiga pembagian grade. Untuk grade A dengan presentase 35 persen dari total produksi, grade B dengan presentase 40 persen sedangkan grade C dengan presentase sebesar 20 persen. Sedangkan buah yang tidak lolos grading dan tidak layak jual sebesar 5 persen. Buah pepaya dapat dipanen pada umur tujuh bulan 80

31 setelah tanam dengan hasil produksi 32 ton pada tahun pertama, 80 ton pada tahun kedua, 48 ton tahun ketiga dan 16 ton pada tahun ke empat. Pendapatan usahatani pepaya sudah bernilai positif pada tahun pertama yaitu sebesar Rp 79,214, untuk pendapatan tunai dan Rp 77,895, untuk pendapatan total. Analisis rasio R/C tunai dalam usahatani pepaya sebesar 4.31 sedangkan rasio R/C total sebesar Dalam analisis ini, rasio R/C tunai lebih tinggi dibandingkan rasio R/C total karena tidak terdapat penerimaan diperhitungkan Analisis Daya Saing Buah Naga Berdasarkan Tingkat Perbandingan Pendapatan Usahatani Pada Sabila Farm Gambar 34. Perbandingan Tingkat Pendapatan Tunai Usahatani Setiap Hektar pada Sabila Farm Selama Enam Tahun (Ribu rupiah) 2,000, ,500, ,000, , Buah Naga Pepaya Srikaya 0.00 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Tahun 6-500, Berdasarkan gambar diatas, pendapatan tunai yang paling tinggi berasal dari srikaya, diikuti buah naga dan yang terakhir adalah pepaya. Srikaya dapat memiliki pendapatan yang tinggi dikarenakan harga jual srikaya Australia atau srikaya jumbo yang tinggi. Walaupun demikian, permintaan pasar untuk komoditas srikaya masih kurang dan karena harga jual yang tinggi maka hanya kelompok tertentu yang dapat menjangkaunya. Permintaan srikaya Australia biasanya hanya berasal dari konsumen yang memiliki kesukaan terhadap srikaya dan mampu untuk membayarnya. 81

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk

Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk Berkebun buah-buahan yang perlu diperhatikan adalah mutu dan ketersediaan akan benih/ bibit tanaman. Pelaku usahatani/ pekebun bisa menyiapkan pembibitan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis KATA PENGANTAR Buah terung ini cukup populer di masyarakat, bisa di dapatkan di warung, pasar tradisional, penjual pinggir jalan hingga swalayan. Cara pembudidayaan buah terung dari menanam bibit terung

Lebih terperinci

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) PENDAHULUAN Blimbing manis dikenal dalam bahasa latin dengan nama Averhoa carambola L. berasal dari keluarga Oralidaceae, marga Averhoa. Blimbing manis

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09 Tanaman tomat (Lycopersicon lycopersicum L.) termasuk famili Solanaceae dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang sangat potensial untuk dikembangkan. Tanaman ini dapat ditanam secara luas di dataran

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Kegiatan Tugas Akhir dilaksanakan di Banaran RT 4 RW 10, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. B. Waktu

Lebih terperinci

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,

Lebih terperinci

Cara Menanam Cabe di Polybag

Cara Menanam Cabe di Polybag Cabe merupakan buah dan tumbuhan berasal dari anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat

Lebih terperinci

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas

Lebih terperinci

BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN

BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN Saat ini, permintaan dan harga durian tergolong tinggi, karena memberikan keuntungan menggiurkan bagi siapa saja yang membudidayakan. Sehingga bertanam durian merupakan sebuah

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN GELAR TEKNOLOGI BUDIDAYA TOMAT

PETUNJUK PELAKSANAAN GELAR TEKNOLOGI BUDIDAYA TOMAT PETUNJUK PELAKSANAAN GELAR TEKNOLOGI BUDIDAYA TOMAT Ir.. SISWANI DWI DALIANI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2012 PETUNJUK PELAKSANAAN NOMOR : 26/1801.18/011/A/JUKLAK/2012 1. JUDUL RDHP :

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang KM 18.5, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Pakembinangun

Lebih terperinci

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan

Lebih terperinci

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih BUDIDAYA SUKUN Sukun merupakan tanaman tropis sehingga hampir disemua daerah di Indonesia ini dapat tumbuh. Sukun dapat tumbuh di dataran rendah (0 m) hingga dataran tinggi (700 m dpl). Pertumbuhan optimal

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan pertanian milik masyarakat Jl. Swadaya. Desa Sidodadi, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Desa Sidoharjo Rt 5 Rw 10 Kelurahan Banaran Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali Jawa Tengah.

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI. B. FASE PRATANAM 1. Pengolahan Lahan

BUDIDAYA CABAI. B. FASE PRATANAM 1. Pengolahan Lahan BUDIDAYA CABAI A. PENDAHULUAN Cabai dapat ditanam di dataran tinggi maupun rendah, ph 5-6. Bertanam cabai dihadapkan dengan berbagai masalah (resiko), diantaranya, teknis budidaya, kekurangan unsur, serangan

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Tanaman Pakcoy Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah dibudidayakan

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR 20 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Kenteng Rt 08 Rw 02, Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada titik koordinat 5 22 10 LS dan 105 14 38 BT

Lebih terperinci

PRODUCT KNOWLEDGE PEPAYA CALINA IPB 9

PRODUCT KNOWLEDGE PEPAYA CALINA IPB 9 PRODUCT KNOWLEDGE PEPAYA CALINA IPB 9 Benih Inovasi IPB Teknik Penanaman Benih Pepaya - Sebelum benih disemai, rendam dahulu benih selama 24 jam mengunakan air hangat. - Media tanam untuk pembibitan adalah

Lebih terperinci

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH Pusat Kajian Hortikultura Tropika INSTITUT PERTANIAN BOGOR PROLOG SOP PEPAYA PEMBIBITAN TIPE BUAH PENYIAPAN LAHAN PENANAMAN PEMELIHARAAN PENGENDALIAN

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

Lebih terperinci

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tinjauan Agronomis Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk rumput. Sistem perakarannya

Lebih terperinci

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Nama : Sonia Tambunan Kelas : J NIM : 105040201111171 MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Dengan lahan seluas 1500 m², saya akan mananam tanaman paprika (Capsicum annuum var. grossum L) dengan jarak tanam, pola

Lebih terperinci

Budidaya Bawang Putih di Dataran Rendah

Budidaya Bawang Putih di Dataran Rendah Budidaya Bawang Putih di Dataran Rendah Bawang putih (allium sativum) termasuk genus afflum dan termasuk klasifikasi tumbuhan terna berumbi lapis atau siung yang bersusun. Bawang putih tumbuh secara berumpun

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Unit Pelayanan Teknis (UPT), Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pelaksanaannya dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT Oleh: YULFINA HAYATI PENDAHULUAN Tanaman cabai (Capsicum annum) dalam klasifikasi tumbuhan termasuk ke dalam family Solanaceae. Tanaman ini berasal dari Amerika Tengah

Lebih terperinci

Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row

Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row PENDAHULUAN Ubi kayu dapat ditanam sebagai tanaman tunggal (monokultur), sebagai tanaman pagar, maupun bersama tanaman lain

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH Budidaya bawang merah umumnya menggunakan umbi sebagai bahan tanam (benih). Pemanfaatan umbi sebagai benih memiliki beberapa kelemahan

Lebih terperinci

:Agronomi dan agroindustri sebagai pembudidaya dan supplier komoditas buah naga segar.

:Agronomi dan agroindustri sebagai pembudidaya dan supplier komoditas buah naga segar. I. Profil Perusahaan I.1 Data Perusahaan Nama Perusahaan Bidang Usaha Jenis Produk : CV. Drago Sejahtera :Agronomi dan agroindustri sebagai pembudidaya dan supplier komoditas buah naga segar. : Buah Naga

Lebih terperinci

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO RuangTani.Com Cengkeh adalah tangkai bunga kering beraroma dari keluarga pohon Myrtaceae. Pohon cengkeh merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh

Lebih terperinci

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA Analisis pendapatan usahatani dilakukan untuk mengetahui gambaran umum mengenai struktur biaya, penerimaan dan pendapatan dari kegiatan usahatani yang dijalankan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bawang Merah Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas sayuran ini termasuk

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempatdan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, JalanH.R. Soebrantas No.155

Lebih terperinci

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT SEMANGKA. Dr. M. SYUKUR, SP, MSi INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT SEMANGKA. Dr. M. SYUKUR, SP, MSi INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT SEMANGKA Dr. M. SYUKUR, SP, MSi INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 Hama Penting Semangka Hama penting pada semangka: 1. Thrips (Thrips parvispinus Karny) 2. Ulat perusak daun

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun

BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun 16 BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun Kwojo Wetan Rt 15 Rw 3 Desa Jembungan Kecamatan Banyudono

Lebih terperinci

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula.

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula. PEMELIHARAAN Dalam proses pembuatan taman pemeliharaan merupakan tahapan yang terakhir, namun tahapan ini merupakan tahapan yang sangat penting dan tidak boleh diabaikan. Keberhasilan pemeliharaan bahkan

Lebih terperinci

Sumber : Setiadi (2005) Oleh : Ulfah J. Siregar. ITTO Training Proceedings, Muara Bulian 4 th -6 th May

Sumber : Setiadi (2005) Oleh : Ulfah J. Siregar. ITTO Training Proceedings, Muara Bulian 4 th -6 th May 10 MODULE PELATIHAN PENANAMAN DURIAN Oleh : Ulfah J. Siregar ITTO PROJECT PARTICIPATORY ESTABLISHMENT COLLABORATIVE SUSTAINABLE FOREST MANAGEMENT IN DUSUN ARO, JAMBI Serial Number : PD 210/03 Rev. 3 (F)

Lebih terperinci

UPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG. Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda

UPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG. Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda UPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG Oleh : Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda A. PENDAHULUAN Tanaman nilam merupakan kelompok tanaman penghasil

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran, dari bulan Oktober 2011 sampai dengan April 2012. 3.2

Lebih terperinci

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Latar Belakang Untuk memperoleh hasil tanaman yang tinggi dapat dilakukan manipulasi genetik maupun lingkungan.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang Kecamatan Kampar dengan ketinggian tempat 10 meter di atas permukaan laut selama 5 bulan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 7 bulan pada bulan Mei sampai bulan Desember 2015 di kebun salak Tapansari, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Salak yang

Lebih terperinci

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi bawang merah, peran benih sebagai input produksi merupakan tumpuan utama

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012. III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012. 3.2 Bahan dan alat Bahan

Lebih terperinci

TEKNIK BUDIDAYA TOMAT

TEKNIK BUDIDAYA TOMAT TEKNIK BUDIDAYA TOMAT 1. Syarat Tumbuh Budidaya tomat dapat dilakukan dari ketinggian 0 1.250 mdpl, dan tumbuh optimal di dataran tinggi >750 mdpl, sesuai dengan jenis/varietas yang diusahakan dg suhu

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB

Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB 1/7 Pepaya merupakan tanaman buah-buahan yang dapat tumbuh di berbagai belahan dunia dan merupakan kelompok tanaman hortikultura

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Tamantirto, Kasihan, Kabupaten Bantul, D.I.Y.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung 25 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung dengan dua kali percobaan yaitu Percobaan I dan Percobaan II. Percobaan

Lebih terperinci

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di III. TATA LAKSANA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di laboratorium fakultas pertanian UMY. Pengamatan pertumbuhan tanaman bawang merah dan

Lebih terperinci

MODUL BUDIDAYA MELON

MODUL BUDIDAYA MELON MODUL BUDIDAYA MELON PENDAHULUAN Agribisnis melon menunjukkan prospek menjanjikan. Tetapi jika faktor tanah yang semakin keras, miskin unsur hara terutama unsur hara mikro dan hormon alami, faktor iklim

Lebih terperinci

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU ( Nicotiana tabacum L. ) Oleh Murhawi ( Pengawas Benih Tanaman Ahli Madya ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya A. Pendahuluan Penanam dan penggunaan

Lebih terperinci

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH 11:33 PM MASPARY Selain ditanam pada lahan sawah tanaman padi juga bisa dibudidayakan pada lahan kering atau sering kita sebut dengan budidaya padi gogo rancah. Pada sistem

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 yang bertempat di Greenhouse Fakultas Pertanian dan Laboratorium Penelitian,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Karangsewu terletak di Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun batas wilayah Desa Karangsewu adalah

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016 di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian dan Laboratorium Tanah Fakultas

Lebih terperinci

MODUL BUDIDAYA SEMANGKA

MODUL BUDIDAYA SEMANGKA MODUL BUDIDAYA SEMANGKA I. PENDAHULUAN Tingkat dan kualitas produksi semangka di Indonesia masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan antara lain karena tanah yang keras, miskin unsur hara dan hormon,

Lebih terperinci

Teknologi Produksi Ubi Jalar

Teknologi Produksi Ubi Jalar Teknologi Produksi Ubi Jalar Selain mengandung karbohidrat, ubi jalar juga mengandung vitamin A, C dan mineral. Bahkan, ubi jalar yang daging umbinya berwarna oranye atau kuning, mengandung beta karoten

Lebih terperinci

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi)

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Pengolahan Tanah Sebagai persiapan, lahan diolah seperti kebiasaan kita dalam mengolah tanah sebelum tanam, dengan urutan sebagai berikut.

Lebih terperinci

MODUL BUDIDAYA KACANG TANAH

MODUL BUDIDAYA KACANG TANAH MODUL BUDIDAYA KACANG TANAH I. PENDAHULUAN Produksi komoditi kacang tanah per hektarnya belum mencapai hasil yang maksimum. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh faktor tanah yang makin keras (rusak) dan

Lebih terperinci

BUDIDAYA DAN TEKNIS PERAWATAN GAHARU

BUDIDAYA DAN TEKNIS PERAWATAN GAHARU BUDIDAYA DAN TEKNIS PERAWATAN GAHARU ketiak daun. Bunga berbentuk lancip, panjangnya sampai 5 mm, berwarna hijau kekuningan atau putih, berbau harum. Buah berbentuk bulat telur atau agak lonjong, panjangnya

Lebih terperinci

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Syarat Tumbuh Tanaman Jahe 1. Iklim Curah hujan relatif tinggi, 2.500-4.000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 2,5-7 bulan. (Penanaman di tempat yang terbuka shg

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Sabila Farm dan wilayah Desa Pakembinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengambilan data primer dilaksanakan

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Anggur

Teknik Budidaya Anggur Teknik Budidaya Anggur A. SYARAT TUMBUH Ketinggian 25-300 m dpl, suhu 25-310 C, kelembaban udara 75-80 %, intensitas penyinaran 50% 80%, 3-4 bulan kering, curah hujan 800 mm/tahun dan ph tanah 6-7. Tipe

Lebih terperinci

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI Pembibitan Pembibitan ulang stroberi di Vin s Berry Park dilakukan dengan stolon. Pembibitan ulang hanya bertujuan untuk menyulam tanaman yang mati, bukan untuk

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian 19 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian Universitas Lampung yang dimulai pada bulan November 2014 sampai April

Lebih terperinci

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang PRODUKSI BENIH PADI Persyaratan Lahan Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang ditanam sama, jika lahan bekas varietas

Lebih terperinci

TUGAS KARYA ILMIAH BISNIS KOPI. NAMA: PIPIT RAFNUR SASKORO NIM : Kelas : 11.S1.SI

TUGAS KARYA ILMIAH BISNIS KOPI. NAMA: PIPIT RAFNUR SASKORO NIM : Kelas : 11.S1.SI TUGAS KARYA ILMIAH BISNIS KOPI NAMA: PIPIT RAFNUR SASKORO NIM : 11.12.6119 Kelas : 11.S1.SI 1. PENDAHULUAN Tanaman Kopi merupakan tanaman yang sangat familiar di lahan pekarangan penduduk pedesaan di Indonesia

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Cair Industri Tempe Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih di kenal sebagai sampah, yang kehadiranya

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Keadaan tanaman cabai selama di persemaian secara umum tergolong cukup baik. Serangan hama dan penyakit pada tanaman di semaian tidak terlalu banyak. Hanya ada beberapa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek. penelitian serta adanya kontrol penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek. penelitian serta adanya kontrol penelitian. 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini jenis penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek penelitian serta adanya

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area, Jalan Kolam No.1 Medan Estate kecamatan Percut Sei

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl, III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jl. Kolam No.1 Medan Estate Kecamatan Medan Percut

Lebih terperinci

BUDIDAYA BAWANG MERAH DI LAHAN KERING

BUDIDAYA BAWANG MERAH DI LAHAN KERING BUDIDAYA BAWANG MERAH DI LAHAN KERING Oleh:Heri Suyitno THL-TBPP BP3K Wonotirto 1. Pendahuluan Bawang Merah (Allium Ascalonicum) merupakan komoditas hortikultura yang memiliki banyak manfaat dan bernilai

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai dengan Januari

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai dengan Januari III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai dengan Januari 2012 di Jalan Palapa VI, Bandar Lampung. 3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan

Lebih terperinci

TUGAS LINGKUNGAN BISNIS

TUGAS LINGKUNGAN BISNIS TUGAS LINGKUNGAN BISNIS Budiaya Cabai Rawit Disususn Oleh: Nama : Fitri Umayasari NIM : 11.12.6231 Prodi dan Jurusan : S1 SISTEM INFORMASI 11-S1SI-12 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung Gedung Meneng, Kecamatan raja basa, Bandar Lampung

Lebih terperinci

III.TATA CARA PENELITIAN

III.TATA CARA PENELITIAN III.TATA CARA PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November 2015 sampai bulan Maret 2016 di Green House dan Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu Lembang Balai Penelitian Tanaman Sayuran 1250 m dpl mulai Juni 2011 sampai dengan Agustus 2012. Lembang terletak

Lebih terperinci

BUDIDAYA TOMAT. 2. Pola Tanam

BUDIDAYA TOMAT. 2. Pola Tanam BUDIDAYA TOMAT Tomat adalah komoditas hortikultura yang penting, tetapi produksinya baik kuantitas dan kualitas masih rendah. Hal ini disebabkan antara lain tanah yang keras, miskin unsur hara mikro serta

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada 5 o 22 10 LS dan 105 o 14 38 BT dengan ketinggian

Lebih terperinci