BAB IV ANALISA PERANCANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISA PERANCANGAN"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISA PERANCANGAN 4.1 Analisa Pasar Rusunami Pasar yang dibidik oleh rusunami ini adalah pasangan suami istri baru atau bujangan. Pada umumnya usia mereka masih tergolong muda (dibawah 30 tahun) dan mereka baru memulai karir di tempat mereka bekerja. Di daerah Kalimalang ini terdapat beberapa kawasan industri besar seperti Pulogadung dan Bekasi yang merupakan salah satu target pasar rusunami ini yang merupakan murni pengguna rusunami ini. Para pekerja di pusat Jakarta adalah target pasar berikutnya. Mereka menjadi target pasar karena mahalnya harga rumah di pusat kota. Pilihan ke Kalimalang di ambil karena adanya akses tol yang dapat memudahkan perjalanan mereka ke kantor di Jakarta. Pilihan rusunami juga diambil daripada membayar sewa kos yang mahal sehingga setelah beberapa tahun rusunami ini dapat dimiliki. Target pasar terakhir adalah investor properti yang membeli rusunami tidak untuk dipakai tetapi untuk digunakan sebagai instrumen investasi/tabungan yang bisa disewakan atau dijual walaupun hal ini dilarang tetapi mereka mensiasati dengan berbagai cara sehingga target rusunami untuk masyarakat berpenghasilan rendah kurang terealisasi dengan baik. Harga yang ditawarkan untuk rusunami ini mulai dari juta dengan type 21, 27 dan 36 dan komposisi perbandingan 1 : 2 : 3. Type 36 lebih banyak unitnya karena mensiasati untuk mensubsidi type-type yang lebih kecil dan menghindari kredit macet atau gagal bayar akibat kebutuhan ekonomi yang kian meningkat. Muhammad /Skripsi Angkatan - 55/

2 4.2 Analisa Optimasi Analisa Type & Harga Rumah Susun Tanah matang = { Pt x (1+F)} + I + P Dimana : Tanah matang = tanah yang sudah dilengkapi infrastruktur Pt = Biaya pengadaan tanah F = faktor perubahan nilai tanah (ada tabelnya) I = biaya infrastruktur P = biaya perencanaan Asumsi : Lahan = 2,7 ha = m2 Pt = x = 27 milyar F = 0.15% = 0,015 I = 5 milyar P = 1 milyar Tm = { Pt x (1+F)} + I + P = { 27 m x (1+0,015)} m = {27 x (1,015)} = 27, m = 33,405 M Harga tanah matang = Tm Jumlah unit rusun = = ~ A. Income = Rp 2 juta/bulan DP = 30% x harga rumah Harga Rumah = DP + besarnya kredit X = 30% X + besarnya kredit X 0,3 X = 30 x gaji 0,7 X = 30 x Rp X = Rp ,7 Muhammad /Skripsi Angkatan - 55/

3 X = Rp ~ Rp DP = 30% x harga rumah = 0,3 x Rp = Rp Sisa kredit = Rp = Rp Maximal cicilan per bulan = 30% x gaji (2 juta) = Rp Type rumah Asumsi : Tanah matang = Rp Harga bangunan/m2 = Rp /m2 Administrasi = Rp Type 21 Tanah matang = Rp Bangunan = 21 x Rp = Rp Administrasi = Rp = Rp B. Income = Rp 3 juta/bulan DP = 25% x harga rumah Harga Rumah = DP + besarnya kredit X = 25% X + besarnya kredit X 0,25 X = 30 x gaji 0,75 X = 30 x Rp X = Rp ,75 X = Rp Harga rumah = Rp Muhammad /Skripsi Angkatan - 55/

4 DP = 25% x harga rumah = 0,25 x Rp = Rp Sisa kredit = Rp = Rp Maximal cicilan per bulan = 30% x gaji (3 juta) = Rp Type rumah Asumsi : Tanah matang = Rp Harga bangunan/m2 = Rp /m2 Administrasi = Rp Type 27 Tanah matang = Rp Bangunan = 27 x Rp = Rp Administrasi = Rp = Rp C. Income = Rp 4 juta/bulan DP = 25% x harga rumah Harga Rumah = DP + besarnya kredit X = 25% X + besarnya kredit X 0,25 X = 27 x gaji 0,75 X = 27 x Rp X = Rp ,75 X = Rp Harga rumah = Rp Muhammad /Skripsi Angkatan - 55/

5 DP = 25% x harga rumah = 0,25 x Rp = Rp Sisa kredit = Rp = Rp Maximal cicilan per bulan = 30% x gaji (4 juta) = Rp Type rumah Asumsi : Tanah = Rp Harga bangunan/m2 = Rp /m2 Administrasi = Rp Type 36 Tanah = Rp Bangunan = 36 x Rp = Rp Adminstrasi = Rp = Rp Analisa Luas Bangunan dan Kepadatan Bangunan Luas lahan = 2.7 ha = m2 KDB = 15% = 0.15 Luas Lantai Dasar = 15% x = 4050 m2 KLB = 1,67 (1 KDB), (1,67 = perhitungan koefisien luas bangunan) = 1,67 (1 0,15) = 1.67 (0,85) = 1,42 Luas total bangunan = 1,42 x m2 = m2 Luas bangunan hunian = = m2 Luas sirkulasi hunian = 20% x m2 = m2 Luas hunian efektif = m2 = m2 Muhammad /Skripsi Angkatan - 55/

6 D = 6 m2 + (20% x 6/orang), (D= kebutuhan ruang dalam unit rusuna) = 7,2 m2/orang Jumlah total penghuni = m2 7,2 m2/orang = 3810 orang Asumsi : 1 KK = 5 orang Jumlah KK = 3810 = 762 KK 5 Jumlah tinggi lantai bangunan ( n ) = luas total bangunan = luas lantai dasar 4050 = 9,4667 ~ 10 lantai Kepadatan Bangunan (jumlah blok rusun) = Luas lt. dasar yang dapat dibangun Luas lt. dasar 1 blok = 4050 = 3 blok Analisa Jumlah Unit Hunian Bangunan Asumsi : Perbandingan a : 2a : 3a = Luas bangunan hunian 21(a) + 27(2a) + 36(3a) = m2 21a + 54a + 108a = m2 183a = m2 a = a = ~ 150 Jumlah unit T21 : a = 150 ~ Luas total unit T21 = 21 m2 x 150 = 3150 m2 Jumlah unit T27 : 2a = 300 ~ Luas total unit T27 = 27 m2 x 300 = 8100 m2 Jumlah unit T36 : 3a = 450 ~ Luas total unit T36 = 36 m2 x 450 = = m2 Muhammad /Skripsi Angkatan - 55/

7 4.2.4 Analisa Biaya Subsidi Kelompok Sasaran dan Subsidi Rusunami Harga rusunami Maksimum selisih Kelompok Batas penghasilan Bantuan uang sasaran (Rp/bulan) (maks) bunga (%) muka I <penghasilan< II <penghasilan< III <penghasilan< Skema Subsidi Suku bunga bersubsidi (%/tahun) Kelompok sasaran Tahun I 9,5 9,5 9,5 9,5 Bunga pasar II 8,5 8,5 8,5 8,5 8,5 8,5 Bunga pasar III Bunga pasar Sumber : PerMenpera No. 7/PERMEN/M/2007 A = P x i (1 + i) N (1 + i) N 1 Dimana : A = Harga rusun I = tingkat bunga N = jangka waktu P = jumlah kredit ke bank A. Asumsi: i = 14% - 7% = 7% N = 15 tahun P = A = P x i (1 + i) N (1 + i) N 1 = 60 jt x 0,07 x (1 + 0,07) 15 (1 + 0,07) 15 1 = 4,2 jt (1,07) 15 (1.07) 15 1 Muhammad /Skripsi Angkatan - 55/

8 = 4,2 jt (2,95) 1,95 = /tahun Cicilan/bulan = = ~ B. Asumsi: i = 14% - 8,5% = 5.5% N = 15 tahun P = A = P x i (1 + i) N (1 + i) N 1 = 90 jt x 0,055 x (1 + 0,055) 15 (1 + 0,055) 15 1 = 4,95jt (1,055) 15 (1.055) 15 1 = 4,95 jt (2,355) 1,355 = /tahun Cicilan/bulan = = ~ C. Asumsi: i = 14% - 9,5% = 4.5% N = 15 tahun P = A = P x i (1 + i) N (1 + i) N 1 = 108 jt x 0,045 x (1 + 0,045) 15 (1 + 0,045) 15 1 = 4,86jt (1,045) 15 (1.045) 15 1 = 4,86 jt (2,022) = /tahun 1,022 Muhammad /Skripsi Angkatan - 55/

9 Cicilan/bulan = = ~ Analisa Non Fisik Analisa non fisik meliputi analisa mengenai pelaku, pengguna dengan tujuan dan kegiatannya meliputi juga kebutuhan ruang, besaran ruang yang di butuhkan untuk mewadahi kegiatan Analisa Pelaku & Kegiatan Jabatan Ruang Tugas Ruang Ruang manager, Mengkoordinasikan berlangsungnya Pengelola ruang rapat kegiatan kepegawaian, keuangan dan tata usaha dalam rumah susun dan sebagai Ü pengambil keputusan information Ruang Informasi, Memberikan informasi atau ruang tunggu menyampaikan informasi kepada para penghuni atau tamu Ü Administrasi Ruang staff & Menerima transaksi yang dilakukan yang Administrasi berhubungan dengan apartment Mekanikal, Ruang staff M.E.P Bertanggung jawab atas pemeliharaan elektrikal & dan perbaikan dari seluruh unsur MEP plumbing bangunan House Ruang servis Bertanggung jawab atas kegiatan keeping kebersihan dan laundry Ü Pelayanan kesehatan Ruang klinik Melayani kebutuhan kesehatan bagi para penghuni rumah susun bila dibutuhkan Ü Security Pos jaga Bertanggung jawab atas keamanan penghuni dan bangunan Ü Muhammad /Skripsi Angkatan - 55/

10 Kegiatan pada unit hunian Kegiatan Kebutuhan ruang Arahan Perlengkapan Tidur R. multi fungsi Semi public Tempat tidur dan lemari pakaian Berinteraksi dengan R. multi fungsi Semi public Kursi, meja dan keluarga televisi Mandi kamar mandi Private Closet dan bak Memasak dan Dapur Service rak mencuci piring Makan dan minum R. multi fungsi Semi publik Meja dan kursi Menerima tamu R. multi fungsi Semi publik Meja dan sofa Kegiatan diluar hunian dalam lingkungan rumah susun Olah raga Lapangan olahraga Publik Alat olahraga Periksa kesehatan Klinik Publik Obat-obatan Parkir mobil & motor Parkir Publik Space kosong Bermain anak Playground Semi publik Alat bermain Analisa Kebutuhan Ruang Program Ruang Unit Rumah Susun Hunian Type Kebutuhan Ruang Jumlah Orang Standard Sumber Luas 21 R. multi fungsi 2 orang 12 m² Studi banding 12 m² Teras/Jemur 1 orang 2.5 m² Studi banding 2.5 m² Km/wc 1 orang 2.5 m² Studi banding 2.5 m² Dapur / pantry 1 orang 4 m2 Studi Total Banding 4 m2 21 m2 Muhammad /Skripsi Angkatan - 55/

11 Type Kebutuhan Ruang Jumlah Orang Standard Sumber Luas 27 R. multi fungsi 4 orang 18 m² Studi banding 18 m² Teras/Jemur 1 orang 2.5 m² Studi banding 2.5 m² Km/wc 1 orang 2.5 m² Studi banding 2.5 m² Dapur / pantry 1 orang 4 m2 Studi Total Banding 4 m2 27 m2 Type Kebutuhan Ruang Jumlah Orang Standard Sumber Luas 36 R. multi fungsi 4 orang 27 m² Studi banding 27 m² Teras/Jemur 1 orang 2.5 m² Studi banding 2.5 m² Km/wc 1 orang 2.5 m² Studi banding 2.5 m² Dapur / pantry 1 orang 4 m2 Studi Total Banding 4 m2 36 m2 Pengelola Pekerjaan Ruang Jumlah orang Standard Sumber Luas Kepala pengelola Kepala PPRS 1 orang 15 m² ARSITEK 15 m² Administrasi Administrasi 3 orang 4.5 m² ARSITEK 13,5 m² Rapat Ruang rapat 12 orang 1.5 m² ARSITEK 18 m² Tunggu Ruang 6 orang 2 m² ARSITEK 12 m² tunggu Toilet 6 unit 1.8 m² ARSITEK 11 m² Muhammad /Skripsi Angkatan - 55/

12 Total 69,5 m² Sirkulasi 20% 14 m² Sub total 73,5 m² Masjid Pekerjaan Ruang Jumlah orang Standard Sumber Luas R. Sholat 800 orang 1 m² ARSITEK 800 m² Tempat 50 orang 1.5 m² ARSITEK 75 m² wudhu Gudang 2-3 orang 1.5 m² ARSITEK 4 m² Teras 30 orang 2 m² ARSITEK 60 m² Toilet 15 unit 1.8 m² ARSITEK 27 m² Total 966 m² Sirkulasi 20% 193 m² Sub total 1159 m² Klinik Setingkat Puskesmas Pekerjaan Ruang Jumlah orang Standard Sumber Luas R. Periksa 4 orang 1,5 m² ARSITEK 6 m² Administrasi 3 orang 1.5 m² ARSITEK 8 m² + R. Obat Gudang 2-3 orang 1.5 m² ARSITEK 4 m² R. Tunggu 10 orang 2 m² ARSITEK 20 m² Muhammad /Skripsi Angkatan - 55/

13 Toilet 6 unit 1.8 m² ARSITEK 12 m² Total 50 m² Sirkulasi 20% 10 m² Sub total 60 m² Taman Kanak-Kanak Pekerjaan Ruang Jumlah orang Standard Sumber Luas Murid & guru R. Kelas 60 orang 1,5 m² ARSITEK 90 m² guru R. Guru 8 orang 1.5 m² ARSITEK 12 m² Gudang 2-3 orang 1.5 m² ARSITEK 4 m² kepsek R. Kepsek 4 orang 2 m² ARSITEK 8 m² Toilet 4 unit 1.8 m² ARSITEK 8 m² Total 122 m² Sirkulasi 20% 24 m² Sub total 146 m² Ruang Bersama Pekerjaan Ruang Jumlah orang Standard Sumber Luas Rg.Pertemuan 100 1,5 m² ARSITEK 150 m² orang R. Pengelola 8 orang 1.5 m² ARSITEK 12 m² Gudang 2-3 orang 1.5 m² ARSITEK 4 m² Muhammad /Skripsi Angkatan - 55/

14 Toilet 4 unit 1.8 m² ARSITEK 8 m² Total 174 m² Sirkulasi 20% 35 m² Sub total 209 m² Pekerjaan Ruang Jumlah orang Standard Sumber Luas Satpam Pos ARSITEK 20 m² Keamanan Teknisi R. ME ARSITEK 20 m² Gardu listrik ARSITEK 20 m² Karyawan Unit 50x@20 ARSITEK 1000 m² Komersial m2 R. Pompa ARSITEK 16 m² Total 1076 m² Sirkulasi 20% 215 m² Sub total 1291 m² Rekapitulasi Luas ruang bangunan Rusunami Ruang Pengelola = 73,5 m2 Masjid = 1159 m2 Klinik = 60 m2 Taman kanak-kanak = 146 m2 Ruang Bersama = 209 m2 Ruang Komersil = 1200 m2 Taman = 911,5 m2 Lapangan Olahraga = 200 m2 Lain-lain (Pos, ME) = 91 m m2 Muhammad /Skripsi Angkatan - 55/

15 4.3.3 Organisasi Ruang Hubungan Ruang Muhammad /Skripsi Angkatan - 55/

16 4.4 Analisa Fisik Analisa fisik merupakan analisa terhadap penempatan bangunan sehingga di hasilkan sebuah data akhir yang dapat dijadikan pedoman dalam perancangan sehingga bangunan tersebut menjadi hasil dari sebuah satu kesatuan yang menyeluruh dan menjadikan bangunan itu tepat sasaran baik secara fungsi atupun keselarasan dengan lingkungan sekitar Analisa Pemilihan Tapak Analisa pemilihan tapak merupakan analisa dimana bangunan ini tepatnya di letakan tentunya berdasakan analisa kebutuhan terhadap fungsi bangunan yang akan di rencanakan dan mengacu kepada Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) di Bekasi secara umum dan Jakarta Timur secara khusus Analisa Pemilihan Wilayah Analisa pemilihan wilayah di tempatkan berdasarkan fungsi dari bangunan itu sendiri serta melihat potensi potensi yang ada di wilayah tersebut. Adapun wilayah yang terpilih adalah Jakarta Timur tepatnya di Kawasan kalimalang dengan potensi potensi pasar sebagai target perencanaan serta Jakarta Timur merupakan wilayah hunian untuk wilayah jakarta juga sebagai serapan air hujan, sehingga kecocokan fungsi bangunan dengan wilayah menjadi selaras Analisa Pemilihan Lokasi Tapak Analisa pemilihan tapak ini berdasarkan beberapa kriteria antara lain : Study lokasi yang berada di jakarta timur sering berinteraksi dengan banyaknya area perumahan Lokasi strategis yang dapat menarik minat masyarakat untuk menghuninya, dimana lokasi tersebut mudah di capai dan merupakan lokasi yang tidak asing bagi masyarakat di area sekitarnya. Muhammad /Skripsi Angkatan - 55/

17 Kemudahan aksebilitas, lokasi hendaknya di lalui oleh angkutan umum dimaksudkan agar memudahkan penghuni dan pengunjung untuk mengaksesnya. Peruntukan sebagai hunian, berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Mampu menangkap pasar dengan optimal, kondisi tapak menarik pasar akan datang baik dari segi kemudahan pencapaian maupun nilai historis tapak. Ketersediaan Fasilitas Umum, dengan di tujukan sebagai ruang publik maka hendaknya tersedia pula fasilitas bagi kebutuhan umum Kawasan Tapak terpilih Dengan analisa diatas maka terpilihlah suatu lokasi di wilayah jakarta timur dengan kawasan Kalimalang yang dirasa cukup baik berdasarkan sejarah lokasi, keterkaitan pasar, dan kondisi kawasan makro dan mikro disekitar tapak. Penilaian dengan hasil optimal pada kawasan dapat dijelaskan dengan beberapa kriteria yang mewakili keputusan pemilihan lokasi dan dapat digambarkan dengan penjabaran sebagai berikut : 1. Kedekatan dengan Bangunan lama Terdapat beberapa rumah susun lama di sekitar kawasan tersebut seperti rumah susun Klender. 2. Kesesuaian dengan peruntukan dengan kegiatan Peruntukan lahan berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yaitu area pemukiman dengan sebagaian besar berupa bangunan dengan fasilitas penunjangnya, seperti jalur hijau. 3. Kemudahan pencapaian lokasi Tapak tersebut di lalui jalur angkutan umum sehingga untuk mencapai tapak dapat dilalui oleh kendaraan umum dari berbagai arah serta di dukung oleh pedestrian menuju tapak yang cukup lebar. Muhammad /Skripsi Angkatan - 55/

18 4. Kedekatan dengan sarana pendidikan dan lainnya. Lokasi tapak berada pada lokasi yang disekitarnya terdapat beberapa fasilitas bisnis dan komersil, seperti Plaza Buaran, kawasan Industri Pulagadung, sehingga potensi pasar bagi masyarakat yang berkumpul semakin besar untuk menghuni ke dalam tapak. 5. Letak yang berada ditengah radius Pasar. Kawasan tapak merupakan letakan yang paling adil dalam pencaian bagi pasar,karena jarak dari setiap kawasan pasar cukup dekat. Adapun pasar yang lebih luas adalah wilayah Jakarta lainnya, Tangerang, Bogor, Depok, serta kawasan pasar pendukung lain seperti Bekasi dan beberapa kota di Jawa Barat Analisa Makro Kawasan Gambaran Kondisi Tapak Pertokoan Site lokasi Perumahan Pasar Sumber artha Jl. Kalimalang Kalimalang Lokasi tapak tepatnya di jalan KH. Noer Ali/Jl kalimalang, Bintara Jaya, MA Bekasi, dan berada di kawasan Kalimalang dan merupakan akses kendaraan umum menuju Bekasi dan Jakarta. Muhammad /Skripsi Angkatan - 55/

19 Kondisi jalan raya menuju tapak sangat lebar serta banyak dilewati oleh kendaraan umum sehingga dari sisi pencapian sangat mudah baik yang memakai kendaraan umum ataupun pribadi. Beberapa foto gambar kondisi kawasan sekitar lokasi - Kawasan Bintara jaya - Kalimalang Akses tol Kalimalang Pasar sumber Artha Muhammad /Skripsi Angkatan - 55/

20 Pola jaringan Sirkulasi Kawasan tersebut memiliki jaringan sirkulasi yang cukup mudah untuk di akses, dilihat dari ROW jalan yang cukup lebar, memiliki jalur yang terdiri dari 2 jalur. Pola jaringan yang terbentuk oleh jalan kali malang menjadikan titik persebaran mobilisasi pasar merupakan sebuah potensi untuk di kembangkan supaya potensi tersebut dapat di manfaatkan sebagai modal perencanaan sebuah rusunami yang terletak di kawasan tersebut sehingga menjadikan bangunan kita menjadi hidup. Site Pola jaringan sirkulasi kendaraan Umum, dengan jl. KH. Noer Ali (Jl. Kalimalang) sebagai jalan utama mobilitas kendaraan angkutan dalam kota. Muhammad /Skripsi Angkatan - 55/

21 Karakteristik Dan Pola Ruang kawasan Kawasan tersebut memilik karakteristik yang memilik denyut nadi perekonomian yang cukup baik dengan fungsi-fungsi bangunan yang beragam seperti bangunan pertokoan, perkantoran dan perumahan. Dari karakteristik kawasan tersebut menjadikan sebuah pola ruang kawasan yang memilik nilai positif atupun nilai negatif. nilai positifnya adalah menjadikan kawasan tersebut ramai dikunjungi oleh berbagai orang menjadikan potensi pasar yang cukup besar dan nilai negatifnya mengundang sebuah tindak kriminal yang terjadi dengan pola premanisme yang dilakukan oleh segelintir orang ditambah lagi pedagang kali lima yang sembarangan membuka lapak dari nilai yang ada merupakan bahan-bahan pertimbangan penyelesaian sebuah desain yang dapat mengakomodir hal-hal tersebut diatas Wajah Arsitektur Kawasan. Wajah arsitektur yang tercipta dikawasan tersebut merupakan bentukan dari berbagai fungsi dengan berbagai gaya arsitektur yang ditampilakan,ditambah penggunaan material bermacam-macam menjadikan pola wajah arstektur yang semerawut, sama sama saling berteriak ingin muncul kepermukaan. Dengan Kondisi wajah arsitektur kawasan yang demikian menjadikan bahan pertimbangan untuk memunculkan sebuah titik akhir dari wajah arsitektur di kawasan tersebut dan menjadikan sebuah teriakan bangunan yang lebih membumi menjadikan ikon kawasan. Muhammad /Skripsi Angkatan - 55/

22 Data tapak Terpilih GSB 4 m GSB 4 m Tapak 2,7 ha GSB 4 m GSB 8m U a)lokasi Lokasi tapak terpilih adalah Jl. KH Noer Ali,Bintara Jaya, Bekasi Barat, Bekasi b) Ukuran dan Tata Wilayah Luas 2700 m2 Kontur tapak datar memiliki level terhadap jalan raya +20 cm GSB = Sebelah Selatan 8 m KDB = 15 %. c) Batasan Tapak Batas Utara Tapak : Perumahan Batas Selatan Tapak : Jl.Kalimalang, Pasar Sumber Artha Batas Timur Tapak : Perumahan Batas Barat Tapak : Pertokoan d) Peraturan Tapak Wisma sedang dengan Fungsi hunian dan ruang terbuka Muhammad /Skripsi Angkatan - 55/

23 Existing Tapak U Pemukiman Pertokoan Site 2,7 ha Pemukiman Jl Kalimalang Kondisi dari Jl. Kalimalang ke site Muhammad /Skripsi Angkatan - 55/

24 4.4.4 Analisa Mikro Kawasan Analisa Mikro kawasan merupakan analisa terhadap lingkungan kawasan sekitar tapak, sehingga akan ditemukan bagaimana respon tapak terhadap kawasan yang lebih dekat Analisa External 1. Sirkulasi Kendaraan sekitar tapak Lalu lintas kendaraan sekitar tapak merupakan jalur ramai baik kendaraan pribadi maupun kendaraan umum,dan kecenderungan sebagai daerah macet sangat tinggi dengan Volume kendaraan umum yang cukup banyak karena tapak tersebut menjadi salah satu pintu masuk ke arah bekasi dan jakarta. Dari kondisi sirkulasi kendaraan sekitar tapak yang ramai dan cenderung macet menjadikan bahan untuk pertimbangan membuka akses sirkulasi kendaraan atapun orang kedalam tapak sehingga dengan adanya rencana pembangunan rusunami ini tidak menambah kemacetan. Muhammad /Skripsi Angkatan - 55/

25 2. Kualitas View dari luar (Dari kendaraan/pejalan Kaki) View yang dapat dirasakan oleh pejalan kaki/dari kendaraan Letak tapak berada di tengah kawasan menjadikan sebuah kualitas view yang tercipta sangat baik, dengan adanya pasar yang menimbulkan kemacetan kendaraan akan berhenti sejenak menunggu dalam jeda tersebut pengendara dapat menikamati sebuah view bangunan. Untuk menyikapi potensi tapak yang ada diharapakan dapat menghadirkan bangunan yang dilihat secara visual dari jalan menarik baik dilihat oleh pengendara ataupun pejalan kaki. Muhammad /Skripsi Angkatan - 55/

26 Analisa Sirkulasi Dalam Tapak - Sirkulasi kendaran Pemilihan letak pencapaian kedalam tapak berdasarkan beberapa pertimbangan antara lain : 1. Kemudahan pencapaian baik untuk kendaraan pribadi seperti mobil dan motor,kendaraan umum,maupun pejalan kaki. 2. mudah dilihat baik oleh pengemudi 3. kondisi arus lalu lintas disekitar tapak. 4. kondisi lingkungan yang dilalui sebelum mencapai tapak dari dua arah. - Sirkulasi manusia Dengan kegiatan yang cukup ramai diperlukan jalur sirkulasi manusia yang cukup lebar serta pemisahan dengan jalur kendaraan sehingga tidak terjadi cross sirkulasi didalam tapak. Pengaturan sirkulasi dibuat dalam satu arah menuju bangunan diterima oleh sebuah ruang dan kemudian disebar mengikuti zoning bangunan yang ada. Muhammad /Skripsi Angkatan - 55/

27 - Sirkulasi servis. Sirkulasi servis dibutuhkan untuk mengakses pencapain barang barang sebgai penunjang sarana dan prasaran bangunan, untuk mengakomodasi sirkulasi servis dibuat manjadi dengan pengunjung yang menggunakan kendaraan akan tetapi ketika didalam tapak dibuat terpisah sesuai letak ruang penerima servis Analisa Kebisingan Kebisingan yang relatif tinggi terjadi di sisi selatan tapak dikarenakan volume kendaraan yang melintas cukup padat, untuk sisi barat dan timur relatif sedang karena kendaraan yang melintas sedikit, untuk sisi selatan rendah karena kendaraan yang melintas sedikit. Untuk meredam kebisingan dari lingkungan sekitar, dapat diatasi dengan tanaman pelindung bising atau bahan peredam suara. Muhammad /Skripsi Angkatan - 55/

28 Analisa Iklim Tapak terdapat pada iklim makro tropis dimana intensitas panas dan hujan sangat tinggi dan pergantian suhu yang cukup ekstreem dari siang ke malam. Intensitas cahaya matahari sangat tinggi di posisi barat dan timur tapak, tingkat intentsitas cahaya dan panas menjadi bahan pertimbangan untuk meletakan posisi masa bangunan, bukaan di fasad bangunan serta pengaturan lansekap sebagai penyejuk Analisa Zona Tapak. Kriteria zoning harus peka terhadap : 1. Daya tangkap pasar terhadap rusunami dari kawasan tersebut. 2. Pengelompokan fungsi disesuiakan dengan pola zoning yang akan dicapai oleh pengunjung dengan mempertimbangkan potensi dan kekuarangan tapak. 3.Kebutuhan ruang masing-masing serta luasannya. Muhammad /Skripsi Angkatan - 55/

29 Zoning Tapak Analisa Massa Bangunan Analisa Bangunan yang terbentuk berdasarkan kebutuhan ruang, pembagian zoning dan serta analisa dari tema bangunan sebagai pendukung judul. Adapun analisanya sebagai berikut : Ruang secara Zoning terbagi 3, R.publik ( Ruang bersama, sekolah ) Semi Publik ( Arena Olahraga, kantor RW) Privat ( unit-unit hunian ) Berpedoman kepada tema yang diangkat adalah arsitektur tropis Berpedoman terhadap kontek lingkungan Dengan kontek lingkungan dengan susunan masa cenderung monoton dengan grid yang teratur Hal - hal diatas merupakan acuan untuk menghasilkan konsep masa bangunan yang memberikan sebuah rumah susun tropis Analisa Interior Bangunan Hubungan fungsional antara furniture dan ruang mempunyai hubungan yang erat sehingga bentuk ruang mempengaruhi desain furniturenya. Didalam rumah usun infurniture yang digunakan harus Muhammad /Skripsi Angkatan - 55/

30 sesuai dengan kondisi ruang yang sangat terbatas sehingga ruang dapat dimanfaatkan secara optimal. Dalam penggunaaan furnitur edidalam unit rumah susun sebaiknya menggunakan furniture yang ringan, fleksibel dan multifungsional sehingga mudah dibongkar dan dipindahkan. Salah satu furniture yang fleksible yaitu furniture dengan sistem knock down yang cocok untuk rumah susun. Gbr. Interior Rumah Susun Analisa Exterior Bangunan. Exterior bangunan adalah wujud bagaimana menyikapi kontek kawasan secara makro dan kontek tapak secara mikro sehingga exterior bangunan merupakan sebuah wujud benturan-benturan dari luar serta hasil yang dikeluarkan dari fungsi didalam bangunan. Adapun analisa terhadap benturan benturan exterior sebagai berikut : Sebuah arsitektur yang baik ditentukan oleh isi, konteks dan desain. Dimana isi adalah suatu metode baru dalam menemukan programprogram baru sehingga bisa memenuhi kebutuhan penghuninya dengan jelas dan baik. Sesuai konteks adalah penyelesaian bangunan terhadap letaknya yang menyangkut kebudayaan, ciri khas, tempat dan tentunya iklim setempat sehingga terjadinya program berkelanjutan. Dan Muhammad /Skripsi Angkatan - 55/

31 visualisasi bangunan sehingga bisa menambah khazanah sebuah detail arsitektural yang merangkum dasar-dasar kebutuhan yang ada. Berdasarkan analisa kontek lingkungan secara view, iklim, sirkulasi dan kesan yang ingin dicapai, sehingga exterior dapat terbentuk sebagai wujud respon terhadap lingkungan. Dari analisa exterior sehingga nanti dapat disimpulkan kedalam bentuk konsep exterior yang memberikan sebuah wujud identitas rusunami dan wujud respon terhadap lingkungan. Gbr. Rusun Marunda Gbr. Rusun Rawa Bebek Analisa Bentuk Dasar Bangunan Bentuk adalah sebuah benda tiga dimensi yang dibatasi oleh bidang datar, dinding dan atap. Bentuk sebuah benda dapat berupa massif padat ataupun benda yang berongga biasanya disebut ruang. Analisa bentuk terfokus pada bagaimana bentuk bangunan mampu mengatasi radiasi matahari terhadap ruang pada bangunan. Dalam hal ini ada beberapa bentuk yang mengatasi radiasi matahari yaitu : Muhammad /Skripsi Angkatan - 55/

32 Tabung Kelebihan : Sinar masuk menuju ruang merata sehingga dapat mememinimalkan energi listrik Kekurangan : Disebabkan sinar masuk merata, sehingga radiasi panas menyebar rata ke seluruh ruang Efisiensi ruang tidak maksimal Kotak Kelebihan : Sinar masuk dipantulkan kembali sehingga radiasi panas yang masuk minimal Efisiensi ruang maksimal Kekurangan : Penerapan core struktur lebih besar Solusi Bentuk-bentuk tersebut dapat dimodifikasi dengan orientasi perletakan yang lebih tepat guna mengantisipasi radiasi sinar matahari Muhammad /Skripsi Angkatan - 55/

33 Sirkulasi dan ventilasi yang lebih efisien guna peningkatan kenyamanana di dalam bangunan Analisa Sistem Struktur Pemilhan struktur yang cocok untuk rusunami ini didasarkan oleh pertimbangan : Bentuk bangunan yang menyebar dengan massa majemuk Masa bangunan dengan masing-masing fungsi memiliki beberapa lantai Pertimbangan estetika Pertimbangan memperkuat identitas bangunan Penentuan Sistem Struktur Dalam menentukan sistem struktur untuk upper dan sub struktur diambil dari analisa beberapa alternatif. A. Substruktur Pondasi dibuat dengan berbagai macam cara dan bentuk yang semuanya ini sangat dipengaruhi oleh Berat bangunan yang harus didukung Jenis tanah dan daya dukungnya Bahan banguan untuk pondasi yang tersedia Alat kerja dan tenaga kerja yang ada Lokasi dan situasi proyek tempat pekerjaan Pertimbangan biaya Jumlah lantai bangunan 1-4 lantai dengan ketinggian antar lantai 3,5 m. Jenis pondasi sebagai bahan pilihan antara lain - Pondasi tiang pancang - Pondasi Bored file Muhammad /Skripsi Angkatan - 55/

34 B. Upper struktur. Untuk struktur pada bagian atas terdiri dari : 1.Komponen Vertikal Kolom atau tiang merupakan penyalur beban untuk diteruskan ke pondasi yang dimensinya disesuaikan dengan area bebas Dinding struktur yang menyalurkan beban sehingga dimensinya lebih besar dibanding dinding yang hanya berfungsi sebagai pembatas 2. Komponen Horizontal Sistem rangka lantai, beban gravitasi diteruskan oleh plat beton secara langsung atau melalui rangka lantai ke kolom atau dinding, tetapi juga sebagai perekat gaya-gaya lateral Sistem lantai komposit, kekuatan dan kekuatan susunan struktur akan meningkat bila unsur-unsur tersebut berlaku bersama sebagai satu kesatuan. Digunakan struktur portal (riggid frame) yang digabungkan dengan struktur baja karena flexible dalam tata ruang maupun pembentukan massa, pekerjaan juga ekonomis 4.5 Perlengkapan Bangunan a. Penghawaan Sistem penghawaan yang digunakan pada rumah susun adalah menggunakan sistem penghawaan alami yaitu menggunakan ventilasi silang (cross ventilation). Pengudaraan silang pada daerah tropis lembab sangat efektif untuk memeperbaiki iklim ruangan. Diusahakan menggunakan jendela yang dapat dibuka sehingga angin dapat masuk ke dalam ruangan Desain jendela diusahakan menggunakan jalusi sehingga angin dapat masuk ke dalam ruangan Muhammad /Skripsi Angkatan - 55/

35 Antisipasi angin kencang diperlukan buffer berupa tanaman Posisi lubang jendela pada dinding luar akan mempengaruhi tekanan dan arah pergerakan angin dalam ruangan. Arah dan pergerakan angin minimal harus melalui tinggi tubuh manusia b. Pencahayaan Sistem pencahayaan yang digunakan adalah sistem pencahayaan alami dan buatan. Pencahayaan alami diperoleh dari bukaan-bukaan jendela yang menghadap utara dan selatan agar terhindar dari panas atau silaunya matahari. Sedangkan pencahayaan buatan diperoleh dari penerangan listrik. Untuk mengatasi koridor yang gelap pada siang hari, rumah susun harus didesain dengan memasukkan cahaya matahari ke dalam koridor. Untuk menghemat pemakaian listrik, kita dapat menggunakan lampu hemat energi, membuka tirai jendela bila memungkinkan agar terang, dan matikan peralatan elektronik jika tidak diperlukan (bukan posisi stand-by). Alternative 1. Pencahayaan Alami Dengan kelebihan: Murah, mudah didapat. Tidak membutuhkan energi buatan. Dengan kekurangan: Akan Sulit untuk mengalirkan ke dalam ruang Akan suit menoontroi perubahan intensitas clan kualitasnya. Alternative 2. Pencahayaan Buatan Dengan kelebihan: Dapat diatur sesuai kebutuhan. Dapat mengatur jaiur sirkuiasinya. Dengan kekurangan: Mahal maintenance sulit Membutuhkan energy yang besar. Muhammad /Skripsi Angkatan - 55/

36 c. Sistem Kebakaran Dengan kegiatan yang beragam didalamnya dan menggunakan listrik dan peralatan yanbg memungkinkan terjadinya kebakaran, maka diperiukan sistem pencagahan clan pemadaman kebakaran. Alternative 1. penceqahan aktif Dengan kelebihan: Lebih peka terhadap gejala kebakaran. Merespon cepat Efisien dalam waktu pemadaman. Dengan kekurangan: Membutuhkan banyak peralatan Jalur instalasi yang rumit. Alternative 2. penceqahan pasif Dengan kelebihan: Efisiensi energi Tidak butuh instalasi dan peralatan rumit. Dengan kekurangan: Tidak peka terhadap gejala kebakaran. d. Sistem Sanitasi Untuk mengantisipasi krisis air bersih, kita harus mengembangkan sistem pengurangan pemakaian air (reduce), penggunaan kembali air untuk berbagai keperluan sekaligus (reuse), mendaur ulang buangan air bersih (recycle), dan pengisian kembali air tanah (recharge). 1. Distribusi Air Bersih Pendistribusian air bersih juga dibutuhkan pada ruang-ruang seperti toilet, pantry, Air dari PAM dan Dep Well adalah alternative. Secara umum penyaluran air bersih ada dua yaitu : Muhammad /Skripsi Angkatan - 55/

37 Reservoir Atas kelelebihannya : - Hemat energi Hanya perlu pompa jika reservoir kosong - Bila listrik mati, karena masih dapat mengalir karena ada persediaan air direservoir atas. Ke kurangannya : - Bila saat kran dibuka, tekanan pada kran lain bekurang, sehingga untuk meratakan tekanan diperlukan lagi joky pump - Memerlukan space di atas, untuk meietakkan tangki Reservoir Bawah Kelebihannya : - Tanpa ruang atas - Tekanan sama karena dijalankan dengan pompa kekurangannya : - Bila listrik mati air tidak mengalir - Listrik boros karena setiap kali menarik pompa menggunakan power yang cukup besar. 2. Distribusi Air Kotor Sistem pengolahan air limbah bersih yang mendaur ulang air buangan sehari-hari (cuci tangan, piring, kendaraan, bersuci diri) maupun air limbah (air buangan dari kamar mandi) yang dapat digunakan kembali untuk mencuci kendaraan, membilas kloset, dan menyirami taman, serta membuat sumur resapan air (1 x 1 x 2 meter) dan lubang biopori (10 sentimeter x 1 meter) sesuai kebutuhan. Air Hujan Iklim tropis dengan intensitas hujan yang tinggi maka dibutuhkan teknik penyaluran baik secara langsung maupun penampungan. Kotoran Padat Konsep ramah lingkungan dewasa ini juga telah merambah ke dunia sanitasi. Septic tank dengan penyaring biologis (biological filter septic tank) berbahan fiberglass dirancang dengan teknologi khusus untuk tidak mencemari lingkungan, memiliki sistem penguraian secara bertahap, Muhammad /Skripsi Angkatan - 55/

38 dilengkapi dengan sistem desinfektan, hemat lahan, anti bocor atau tidak rembes, tahan korosi, pemasangan mudah dan cepat, serta tidak membutuhkan perawatan khusus. Kotoran diproses penguraian secara biologis dan filterisasi secara bertahap melalui tiga kompartemen. Media kontak yang dirancang khusus dan sistem desinfektan sarana pencuci hama yang digunakan sesuai kebutuhan membuat buangan limbah kotoran tidak menyebabkan pencemaran pada air tanah dan lingkungan. Sistem Pembuangan Sampah Menggunakan cara manual atau kolektif : 1. Penempatan shaft sampah di tiap lantai rumah susun Dengan perletakan yang mudah dicapai Tidak mengganggu kegiatan penghuni Tidak mencemarkan daerah hunian dan dalam keadaan yang selalu tertutup 2. Dari shaft sampah diturunkan langsung ke gerobak penampungan sampah yang terdapat di tiap blok hunian, kemudian diangkut ke tempat penampungan sampah yang berada di luar hunian. Lalu diangkut ke oleh truk sampah ke tempat pebuangan akhir. Bangunan menyediakan tempat pengolahan sampah mandiri sejak dari sumbernya. Penghuni diajak mengurangi (reduce) pemakaian barang sulit terurai. Sampah anorganik dipilah dan digunakan ulang atau dijual ke pemulung. Sampah organik diolah menjadi pupuk kompos untuk menyuburkan tanaman kebun. Tidak ada sampah yang terbuang (zero waste). Listrik Semua fungsi dalam rusunami membutuhkan listrik voltase dan daya yang besar. Karena masing-masing ruang kegiatan yang membutuhkan pengoperasian alat elektronik seperti pengoperasian escalator dan pencahayaan. Muhammad /Skripsi Angkatan - 55/

39 Kebutuhan akan berbeda namun diperikirakan seluruh fungsi membutuhkan daya iistrik mencapai lebih dari Untuk itu dibutuhkan pendistribusian listrik dari PLN ke seluruh fasilitas. Diantaranya unit hunian yang mendapat standar minimum 900 watt. Sistem Penangkal Petir Penggunaan penangkal petir pada rumah susun harus disesuaikan dengan persyaratan dan penagkal petir yang digunakan tidak boleh mencemarkan lingkungan. Setelah melakukan analisa baik secara non fisik maupun fisik selanjutnya akan dibuat konsep tanggapan disain terhadap analisa yang telah dilakukan. Muhammad /Skripsi Angkatan - 55/

BAB IV ANALISA. Heri Priana / Rusunawa di Otista

BAB IV ANALISA. Heri Priana / Rusunawa di Otista BAB IV ANALISA 4.1 Analisa Fisik Analisa Fisik merupakan analisa terhadap penempatan bangunan untuk mendapatkan data yang dapat dijadikan pedoman dalam perancangan sehingga bangunan menjadi tepat sasaran

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang. BAB V KONSEP V. 1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di awal, maka konsep dasar perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Menciptakan sebuah ruang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan mixed use building adalah kebutuhan akan hunian yaitu rumah susun bagi masyarakat menengah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Konsep Manusia Pelaku Kegiatan No. Pelaku 1. Penghuni/Pemilik Rumah Susun 2. Pengunjung Rumah Susun 3. Pengunjung Pasar Tradisional

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Konsep dasar perancangan kostel ini yaitu untuk memenuhi kebutuhan hunian bagi mahasiswa Binus University, khususnya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik tolak pada konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Umum Perancangan 5.1.1 Dasar Perancangan Pasar tradisional merupakan suatu tempat bertemunya para pelaku ekonomi dalam hal ini pedagang dan penjual, dimana mereka melakukan

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur, BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah sebagai tempat menerima pendidikan dan mengasah keterampilan yaitu mengambil

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Rusun dan pasar di Jakarta Barat merupakan bangunan yang bersifat sosial dan komersial dimana bangunan nantinya

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building Rumah Susun dan Pasar ini adalah adanya kebutuhan hunian

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Data Proyek Gambar 5.1 RUTRK Tapak Luas Lahan : 10.150 m 2 KDB : 20% x 10.150 m 2 = 2.030 m 2 KLB : 2,5 x 10.150 m 2

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Yang menjadi dasar dari perencanaan dan perancangan Mesjid di Kebon Jeruk adalah : Jumlah kapasitas seluruh mesjid pada wilayah

Lebih terperinci

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2 BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH AKULTURASI BUDAYA KAMPUNG LAYUR 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Berdasarkan analisa mengenai kebutuhan dan besaran ruang pada Rumah Akulturasi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Peraturan pada tapak Lokasi Tapak : Jl. Perintis Kemerdekaan, Jakarta Timur Luas Lahan : 18.751,5 m 2 KDB : 40 % Luas

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1. Dasar Perencanaan Dalam perencanaan rumah susun bersubsidi kriteria utama yang diterapkan adalah : Dapat mencapai kenyamanan di dalam ruang bangunan yang berada pada iklim

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut : BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan Untuk mendukung tema maka konsep dasar perancangan yang digunakan pada Pasar Modern adalah mengutamakan konsep ruang dan sirkulasi dalam bangunannya,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Asrama Mahasiswa Binus University merupakan bangunan hunian yang bersifat sosial, edukatif dan tidak komersial.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari bangunan kostel ini adalah adanya kebutuhan akan hunian khususnya kos-kosan bertaraf

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Makro V.1.1. Konsep Manusia Pelaku kegiatan di dalam apartemen adalah: 1. Penyewa meliputi : o Kelompok orang yang menyewa unit hunian pada apartemen yang

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan 5.1.1 Aspek Fungsional Pengelompokan berdasarkan area aktivitas besar : Pelatihan pelatihan kerja (teori&praktek) uji sertifikasi,informasi

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Tropis merupakan salah satu bentuk arsitektur yang dapat memahami kondisi iklim tropis beserta permasalahannya.

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Dasar Pendekatan Metode pendekatan ditujukan sebagai acuan dalam penyusunan landasan perencanaan dan perancangan arsitektur. Dengan metode pendekatan diharapkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Kegiatan. Konsep perancangan kegiatan dalam Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang serta proses penerapan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Dasar dari perencanaan dan perancangan Kostel (kos-kosan hotel) dengan penerapan arsitektur berkelanjutan hemat energi: Rancangan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pintu Masuk Kendaraan dan Manusia Dari analisa yang telah dibahas pada bab sebelumnya pintu masuk kendaraan dan manusia akan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Dasar dari perancangan Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat ini disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB V Program Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur

BAB V Program Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur BAB V Program Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur 5.1. Program Dasar Kebutuhan Ruang Program dasar kebutuhan ruang pada rumah susun sederhana milik di RW 01 Johar Baru dapat diuraikan sebagai

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Gambar 5.1 Lokasi Proyek Luas total perancangan Luas bangunan : 26976 m 2 Luas tapak : 7700 m 2 KDB 60% : 4620 m 2

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi. BAB V KONSEP V.1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada awalnya, maka konsep dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. membuat suatu bangunan

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Kebutuhan Luas Ruangan Gedung Asrama Putri Ruang Standart Sumber Kapasitas Jumlah Luas (m 2 ) Unit 2 orang 12,25 m 2 / kmr Asumsi

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Hasil Perancangan Konsep perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture yang kaitannya sangat erat dengan objek perancangan hotel resort wisata organik dimana konsep

Lebih terperinci

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI 1 Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI Membuat analisa pada tapak, mencakup orientasi matahari, lingkungan, sirkulasi dan entrance, kontur. Analisa Zoning, mencakup zona public, semi public dan private serta

Lebih terperinci

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep program dasar perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil dari pendekatan perencanaan dan perancangan, yang berupa segala sesuatu mengenai kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Griya seni dan Budaya Terakota ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Re-Inventing Tradition

Lebih terperinci

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR I DESTI RAHMIATI, ST, MT

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR I DESTI RAHMIATI, ST, MT STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR I DESTI RAHMIATI, ST, MT HUBUNGAN ANTARA PENDEKATAN & PROGRAM BAB III PENDEKATAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 1. PENDEKATAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini memiliki pendekatan Sustainable Design yang secara lebih fokus menitik beratkan kepada

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya 165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Ruang Pasar Yaik Semarang Program ruang pasar Yaik Semarang berdasarkan hasil studi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan 5.1.1 Program Ruang Topik dari proyek ini adalah perilaku atlet, dengan tema penerapan pola perilaku istirahat atlet

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Untuk mendukung tema maka konsep dasar perancangan yang di gunakan pada Sekolah Tinggi Musik di Jakarta ini adalah perjalanan dari sebuah lagu, dimana

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan V.1.1. Luas Total Perancangan Total luas bangunan adalah 6400 m 2 Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK 3.1 Lokasi Proyek 3.1.1 Umum Berdasarkan observasi, KAK dan studi literatur dari internet buku naskah akademis detail tata ruang kota Jakarta Barat. - Proyek : Student

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dan pembeli dapat merasakan kenyamanan dalam berbelanja.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dan pembeli dapat merasakan kenyamanan dalam berbelanja. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan & Kegiatan Dasar dari perencanaan & kegiatan dari perancangan rumah susun dan pasar ini adalah adanya kebutuhan akan hunian yang berwujud

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA BERTINGKAT TINGGI

BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA BERTINGKAT TINGGI BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA BERTINGKAT TINGGI 5.1. Konsep Pengolahan Lahan Rusuna Bertingkat Tinggi 5.1.1. Skenario Pengolahan Lahan Gambar 5.1. Skenario pengolahan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Pusat Pelatihan Otomotif PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Program Perencanaan Didasari oleh beberapa permasalahan yang ada pada KOTA Kudus kususnya dibidang olahraga dan kebudayaan sekarang ini, maka dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB IV ANALISA TAPAK BAB IV ANALISA TAPAK 4.1 Deskripsi Proyek 1. Nama proyek : Garuda Bandung Arena 2. Lokasi proyek : Jln Cikutra - Bandung 3. Luas lahan : 2,5 Ha 4. Peraturan daerah : KDB (50%), KLB (2) 5. Batas wilayah

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb : BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG 4.1. Program Ruang Besaran ruang dan kapasitas di dalam dan luar GOR Basket di kampus Undip Semarang diperoleh dari studi

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE 4.1. Konsep Dasar Rumah susun sederhana sewa di Kalurahan Pandean Lamper ini direncanakan untuk masyarakat berpenghasilan

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik 3.1.1 Lokasi Site Gambar 6 Lokasi Site Makro Gambar 7 Lokasi Site Berdampingan Dengan Candi Prambanan Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 26 Lokasi

Lebih terperinci

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN BAB 5 HASIL PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan yang baru menjadi satu dengan pemukiman sekitarnya yang masih berupa kampung. Rumah susun baru dirancang agar menyatu dengan pola pemukiman sekitarnya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1 Konsep Dasar Perencanaan Dalam perencanaan rumah susun sederhana sewa yang sesuai dengan iklim tropis, ada beberapa kriteria yang diterapkan yaitu : 1. Sesuai dengan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Ruang Jenis ruang dan kebutuhan luasan ruang kelompok utama Pusat Informasi Budaya Baduy dapat dilihat pada tabel

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Green design merupakan sebuah terapan konsep bangunan yang dapat menyelesaikan atau memahami permasalahan sebuah bangunan.

Lebih terperinci

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep program perencanaan dan perancangan merupakan hasil dari pendekatan perencanaan dan perancangan. Hasil ini berupa segala sesuatu mengenai kebutuhan dan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis 185 BAB VI HASIL PERANCANGAN Bab enam ini akan menjelaskan tentang desain akhir perancangan apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis tapak dan objek. 6.1 Tata Massa

Lebih terperinci

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa OUT Sekolah Pembelajaran Terpadu SMP-SMA 45 BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk dari sebuah pendekatan dari arsitektur

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Konsep Dasar Perencanaan Konsep dasar perencanaan Kampung Nelayan Modern Desa Karangsong merupakan salah satu rencana Kabupaten Indramayu dalam menata daerah

Lebih terperinci

LP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL

LP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL 5.1. Pendekatan Perancangan 5.1.1. Kelompok Pelaku Kegiatan Pelaku yang ada di Terminal Bus Bahurekso yaitu: a) Pemimmpin

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 PROGRAM DASAR PERENCANAAN Sekolah Alam di Kabupaten Gunungkidul memiliki karakter yang kuat dan khas, yang mencirikan alam di wilayah pengunungan batuan karst

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY 81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental

Lebih terperinci

Bab V Konsep Perancangan

Bab V Konsep Perancangan Bab V Konsep Perancangan A. Konsep Makro Konsep makro adalah konsep dasar perancangan kawasan secara makro yang di tujukan untuk mendefinisikan wujud sebuah Rest Area, Plasa, dan Halte yang akan dirancang.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Gedung pusat kebugaran ini direncanakan untuk menjadi suatu sarana yang mewadahi kegiatan olahraga, kebugaran, dan relaksasi. Dimana kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB VI KONSEP RANCANGAN BAB VI KONSEP RANCANGAN Lingkup perancangan: Batasan yang diambil pada kasus ini berupa perancangan arsitektur komplek Pusat Rehabilitasi Penyandang Cacat Tubuh meliputi fasilitas terapi, rawat inap, fasilitas

Lebih terperinci

BAB V 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar dari perancangan Pusat Rehabilitasi Medik ini adalah menciptakan suasana nyaman yang membuat pasien merasa baik. Artinya jika pasien merasa baik, maka pasien akan lebih

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan ini pada dasarnya diperoleh dari hasil analisis pada bab analisis perancangan yang kemudian disimpulkan (sintesis). Sintesis di dapat berdasarkan pendekatan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Desain Kawasan 6.1.1 Rancangan Obyek Dalam Tapak Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena kesesuian dengan fungsi dan kriteria obyek perancangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai. BAB IV ANALISA IV.1. ANALISA ASPEK LINGKUNGAN IV.1.1. Analisis Pemilihan Tapak Penentuan tapak dilakukan melalui perbandingan 2 tapak yang dipilih sebagai alternatif dalam memperoleh tapak dengan kriteria-kriteria

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Perencanaan dan perancangan Wisma Atlet Jatidiri Semarang bertujuan untuk mendapatkan suatu rancangan sarana beristirahat atlet yang mewadahi

Lebih terperinci

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO 6.1.PROGRAM DASAR PERENCANAAN 6.1.1. Tapak Tapak yang digunakan adalah tapak existing Asrama Universitas Diponegoro, dengan

Lebih terperinci

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA 1.1.1.1 Narasi dan Ilustrasi Skematik Hasil Rancangan Hasil yang akan dicapai dalam perancangan affordable housing dan pertanian aeroponik ini adalah memecahkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik. BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tapak Setelah merangkum hasil dari analisa dan studi tema maka dijadikan acuan untuk mengeluarkan konsep tapak dengan pendekatan ruang publik dengan cara sebagai berikut: a. Memberikan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN 5.1. Program Dasar perencanaan Program dasar perencanaan pada kampus II Pondok Pesantren Futuhiyyah terdiri

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Konsep perancangan makro meliputi perancangan skema organisasi ruang

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Konsep perancangan makro meliputi perancangan skema organisasi ruang BAB V KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN V. 1. Konsep Perancangan Makro Konsep perancangan makro meliputi perancangan skema organisasi ruang luar, konsep pencapaian dan sirkulasi pada tapak, perletakan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. berkunjung menjenguk anaknya. Kostel yang mengangkat tema mengefisiensikan energi

BAB V KONSEP. berkunjung menjenguk anaknya. Kostel yang mengangkat tema mengefisiensikan energi BAB V KONSEP Merancang sebuah kostel di Jakarta kususnya di daerah Universitas Bina Nusantara dimana kebutuhan akan tempat tinggal sangat diperlukan untuk para mahasiswa yang sedang menempuh pendidikannya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 TEMA PENGEMBANGAN DESAIN Proses merancang bangunan untuk mengurangi dampak lingkungan yang kurang baik, meningkatkan kenyamanan manusia dengan peningkatan efisiensi, mengurangi

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar perancangan Hasil perancangan sentra industri batu marmer adalah penerapan dari tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, Social dan

Lebih terperinci

RENCANA TAPAK. Gambar 5.1 Rencana tapak

RENCANA TAPAK. Gambar 5.1 Rencana tapak BB V HSIL RNCNGN Luas lahan rumah susun ini adalah ±1.3 ha dengan luas bangunan ±8500 m². seperempat dari luas bangunan ditujukan untuk fasilitas umum dan sosial yang dapat mewadahi kebutuhan penghuni

Lebih terperinci

BAB V. Tabel 5.1. Besaran Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Belajar-Mengajar (Sumber: Analisa Pribadi, 2016)

BAB V. Tabel 5.1. Besaran Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Belajar-Mengajar (Sumber: Analisa Pribadi, 2016) BAB V PROGRAM PERENCANAAN N PERANCANGAN SMK GRAFIKA 1.1. Program Dasar Perencanaan 1.1.1. Program Ruang Berdasarkan analisa mengenai kebutuhan dan besaran ruang pada Sekolah Menengah Kejuruan Grafika di

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan merupakan proses pengambilan keputusan dalam melakukan desain pengembangan kawasan Agrowisata berdasarkan analisis perancangan. Konsep perancangan tersebut di

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB III TINJAUAN KHUSUS BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1. Pengertian Tema 3.1.1. Green Architecture (Arsitektur Hijau) Banyak orang memiliki pemahaman berbeda-beda tentang Green Architecture, ada yang beranggapan besaran volume bangunan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP TAPAK DAN RUANG LUAR IV.1.1 Pengolahan Tapak dan Ruang Luar Mempertahankan daerah tapak sebagai daerah resapan air. Mempertahankan pohon-pohon besar yang ada disekitar

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Shopping Center ini terletak di Buring kecamatan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Shopping Center ini terletak di Buring kecamatan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Rancangan Terhadap Tapak 6.1.1 Rancangan Obyek Dalam Tapak Perancangan Shopping Center ini terletak di Buring kecamatan Kedungkandang Kota Malang, karena kesesuian dengan fungsi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perancangan Kegiatan Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama mahasiswa Universitas Bina Nusantara, adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa BAB VII RENCANA 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa 7.1.1 Tahapan Pembangunan Rusunawa Agar perencanaan rumah susun berjalan dengan baik, maka harus disusun tahapan pembangunan yang baik pula, dimulai dari

Lebih terperinci

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG 5.1 KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan dari uraian bab sebelumnya mengenai analisis dan pemikiran didasarkan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AGROBISNIS, KABUPATEN SEMARANG

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AGROBISNIS, KABUPATEN SEMARANG BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AGROBISNIS, KABUPATEN SEMARANG 5.. Program Dasar Perencanaan Konsep program perencanaan dan perancangan merupakan hasil dari pendekatan

Lebih terperinci