ANALISIS BENTUK DAN STRUKTUR KOMPOSISI QUARTET IN D MAYOR BAGIAN KE TIGA KARYA WOLFGANG AMADEUS MOZART SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS BENTUK DAN STRUKTUR KOMPOSISI QUARTET IN D MAYOR BAGIAN KE TIGA KARYA WOLFGANG AMADEUS MOZART SKRIPSI"

Transkripsi

1 ANALISIS BENTUK DAN STRUKTUR KOMPOSISI QUARTET IN D MAYOR BAGIAN KE TIGA KARYA WOLFGANG AMADEUS MOZART SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh : BANGUN PAMBUDI NIM JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016

2

3

4

5 MOTTO jangan pernah kau menyerahkan dirimu pada dirimu sendiri, serahkan lah pada Allah Swt -Bangun Pambudi v

6 PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada : Kedua orangtuaku tercinta yang telah memberikan perhatian, dorongan, membiayai dan mendoakan selama penulis melaksanakan studi hingga menyelesaikan tugas akhir ini. vi

7

8 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii SURAT PERNYATAAN... iv MOTTO... v PERSEMBAHAN... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... ix ABSTRAK... x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Batasan Masalah... 7 C. Fokus Masalah... 7 D. Tujuan Penelitian... 7 E. Manfaat Penelitian... 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori Analisis Komposisi Unsur-Unsur Musik Bentuk Musik Bentuk Lagu Tiga Bagian Struktur Musik Sonata Rondo Forms B. Penilitian Yang Relevan BAB III Metode Penelitian A. Pendekatan Penelitian B. Obyek Penelitian C. Tahap Penelitian Tahap Pra Lapangan viii

9 2. Tahap Lapangan Tahap Pasca Kegiatan Lapangan D. Teknik Pengumpulan Data Observasi Langsung Wawancara Dokumentasi E. Instrumen Penelitian F. Triangulasi G. Analisis Data Reduksi Data Penyajian Data Penyimpulan BAB IV Pembahasan A. Analisis Per Bagian Bagian A Bagian B Bagian A Bagian C Bagian A Bagian B Bagian A B. Kerangka Komposisi Quartet in D Mayor Bagian Ke Tiga BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ix

10 DAFTAR GAMBAR Gambar 1 : Bagian A Gambar 2 : Bagian B Gambar 3 : Bagian A Gambar 4 : Bagian C Gambar 5 : Bagian A Gambar 6 : Bagian B Gambar 7 : Bagian A... 50

11 ANALISIS BENTUK KOMPOSISI QUARTET IN D MAYOR BAGIAN KE TIGA KARYA WOLFGANG AMADEUS MOZART Oleh: BANGUN PAMBUDI NIM: ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendiskripsikan bentuk dan struktur Quartet In D Mayor karya Wolfgang Amadeus Mozart bagian ke tiga. Penilitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi langsung, wawancara. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan tiga komponen, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penyimpulan. Keabsahan data diperoleh dengan teknik triangulasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa lagu Quartet in D Mayor bagian ke tiga karya W. A. Mozart merupakan bentuk rondo yang diidentifikasikan sebagai rondo tiga bagian (Third Form Rondo) dengan struktur A B A C A B A. Hasil ini diperoleh dari analisis tekstual full score, file audio dan video dari komposisi Quartet in D Mayor bagian ke tiga serta diperkuat dengan hasil wawancara dan proses konsultasi dengan pihak expert dalam penelitian ini. Kata kunci: analisis, bentuk, struktur, Quartet in D Mayor, Mozart viii

12 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik pada dasarnya ditimbulkan oleh aktivitas individu maupun kelompok yang menghasilkan bunyi. Jika melihat esensinya, karya seni musik berfungsi sebagai suatu sarana untuk berekspresi, berapresiasi dan mengapresiasi, baik mengungkapkan rasa senang, sedih, maupun hanya sebagai hiburan. Sebagai seorang individu, dalam melakukan aktivitas bermusik bagi seorang komponis, pemain musik, dan juga pendengar maupun penikmat musik, kegiatan bermusik bisa menjadi sebuah halangan dalam suatu kegiatan berapresiasi seorang individu, apabila musik yang dihasilkan cenderung berat untuk diterima. Bunyi ataupun suara berat dari suatu karya seni musik tersebut, tercipta karena sebuah aturan yang sangat mengikat dalam menciptakan sebuah karya seni musik. Misal, sebuah aturan membatasi tentang berapa banyak dibutuhkan pemain musik agar bisa menghasilkan bunyi yang indah. Hal ini tidak berbeda dengan latar belakang lahirnya sebuah zaman baru, yang mengalami masa transisi akibat upaya menentang sebuah aturan yang mengikat seseorang dalam berekspresi yang kemudian dikenal dengan nama zaman Klasik. Zaman Klasik lahir atas dasar keinginan untuk menentang sebuah aturan pada zaman Barok yang cenderung membatasi pemikiran 1

13 2 seseorang dalam menciptakan sebuah karya. Komponis zaman Barok cenderung terikat dengan gaya Kontrapung yang selalu mempengaruhi dalam menciptakan sebuah karya. Perlawanan tersebut berawal dari timbulnya sebuah gaya baru yang bermunculan yaitu gaya Galan (Perancis) dan gaya Sensitif (Inggris). Gaya Galan adalah suatu teknik komposisi yang ingin menjauh dari teknik kontrapung dengan mengutamakan kebebasan dalam menciptakan karya. Kebebasan tersebut misal kebebasan akan berapa banyak jumlah suara yang diinginkan. Selanjutnya, pengertian gaya Sensitif pada dasarnya bermula dari upaya menentang gaya Barok yang terlalu patetis, kaku, dan terlalu emosional. Namun dengan upaya penentangan ini, karya yang diciptakan malah semakin lebih berkembang. Perkembangan tersebut dilihat dari rasa suka dan duka yang dapat diwujudkan dengan dinamika Cressendo. Hal tersebut membuat musik klasik dapat dengan mudah dimengerti. Setelah keberhasilan dalam menentang aturan-aturan tersebut, zaman Klasik telah banyak melahirkan komponis-komponis ternama di dunia salah satu diantaranya adalah Mozart. Wolfgang Amadeus Mozart Lahir dengan nama baptis Johanes Chrysostomus Wolfgangus Theoepilius pada tanggal 27 Januari 1756 dan meninggal pada 5 Desember Mozart terkenal sebagai salah satu komponis besar dalam sejarah musik barat. Beliau merupakan salah satu komponis pada zaman Klasik yang sangat populer namanya berkat karya-

14 3 karya besarnya. Mozart juga banyak menciptakan berbagai macam bentuk musik. misal, Concerto dan Sonata. Tanpa adanya campur tangan seorang komponis yang menciptakan suatu karya seni musik, musik tidak akan dapat kita dengarkan apa lagi kita nikmati. Komponis-komponis seperti Mozartlah yang menciptakan karya seni musik sehingga dapat kita dengarkan. Tugas dari seorang komponis lagu ialah sebagai penggubah lagu. Dikarenakan dari tugas ataupun pekerjaan seorang individu sebagai komponis, seorang komponis harus memiliki pengetahuan lebih tentang musik baik secara teori maupun praktis. Dalam penciptaan suatu karya komposisi seorang komponis harus menentukan unsur-unsur pembentuk musik dan juga instrument yang akan digunakan. Ada beberapa unsur-unsur pembentuk musik yang nantinya digunakan oleh seorang komponis dalam membuat suatu karya komposisi agar dapat diperdengarkan maupun dimainkan oleh seorang individu. Unsurunsur tersebut meliputi melodi, irama, harmoni, dan tanda ekspresi sehingga menjadi suatu bentuk yang disebut musik. Sebelum seorang komponis menciptakan karya komposisi musik, seorang komponis harus memilih intrumen-instrumen yang akan dia gunakan untuk mengeluarkan suara dari karya komposisi musiknya. Pemilihan instrumen sangatlah penting karena akan sangat berpengaruh pada karakter dari karya komposisi yang dihasilkan. Sebagai contoh insrtumen trombone yang berasal dari keluarga musik tiup logam. Trombone memliki wilayah nada dari E sampai f1. Contoh selanjutnya dari keluarga tiup

15 4 kayu yaitu flute, yang memiliki range nada dari C4 hingga C7 dan masih banyak lagi instrumen yang dapat dijadikan sumber bunyi oleh seorang komponis. Setelah menentukan 2 hal di atas yaitu instrumen dan unsur-unsur musik itu barulah seorang komponis dapat membuat sebuah karya komposisi. Komposisi memiliki arti yaitu susunan atau tata susun, Kemudian komposisi di dalam ranah musik memiliki pengertian yaitu suatu gubahan baik instrumental maupun vokal. Menurut Prier (2014:92) Komposisi adalah suatu karya musik yang diciptakan oleh seorang komponis dan dicatat dengan pasti melalui not, sedemikian hingga dapat dibunyikan juga orang lain atau kehadiran komponis. Dalam proses komposisi, komponis harus menentukan unsur-unsur musik yang akan digunakan dalam karya komposisinya. Dari memilih nada hingga menggunakan dinamik untuk memperindah komposisi musiknya. Karya-karya besar Mozart yang cukup terkenal dalam bentuk sonata salah satunya dikenal dengan judul Quartet in D Mayor. Quartet in D Mayor terdiri dari 3 bagian yaitu bagian pertama allegro, bagian kedua adagio, dan bagian ketiga Rondeaou atau Rondo (allegretto) Quartet ini dimainkan oleh 4 orang dengan instrumen yang berbeda yaitu flute, violin, viola, dan violincello. Awal mula cerita karya ini terlahir adalah ketika Mozart mendapat sebuah pesanan komposisi untuk musik chamber pada bulan desember tahun Mozart menerima pesanan 3 karya pendek untuk sebuah konser dengan format quartet flute yang dia tulis untuk ayahnya. Karya tersebut dipesan oleh

16 5 penyokong dana dari ayah Mozart saat itu. Dia bernama Ferdinand De Jean, seorang pemain flute yang bekerja di Dutch East India Company. Karya tersebut harus selesai dalam 2 bulan, namun Saat itu Mozart berada di pelabuhan industri Mannheim, Jerman. Pada bulan Februari 1778 De Jean hanya menerima separuh dari karya yang dia pesan dari mozart. Karena karya yang belum selesai tersebut baru selesai setengahnya, Mozart pun juga hanya menerima setengah dari upahnya. Setelah kejadian itu, Mozart segera melanjutkan pesanan karya quartet flute dari de jean tersebut. Mozart memulai komposisi bagian pertama dengan tempo allegro yang riang dan penuh kegembiraan. Bagian kedua adagio ditulis dalam relative minor dari D mayor. Di bagian ke dua ini, Mozart lebih memperlihatkan kejeniusannya mengolah nada dan melodi dalam permainan flute. Dengan iringan permainan pizzicato dari violin, viola, dan cello, membuat suasana semakin dramatis dan menyedihkan dalam tangga nada minor di bagian ke dua. Kemudian di bagian ke tiga yaitu rondo kembali dihadirkan suasana yang lebih riang dari bagian pertama dan menjadi akhir dari karya tersebut (Henken, 2015). Format musik seperti Quartet in D Mayor ini sering disebut dengan musik kamar atau chamber musik. Musik kamar adalah jenis format musik yang diciptakan dan dimainkan dalam ansambel intrumen kecil. Pada era klasik musik kamar hanya dimainkan di dalam kamar (ruangan), dan tempat-tempat resepsi. Kemudian seiring perkembangan zaman, musik kamar mulai dimainkan dan dapat

17 6 diperdengarkan di tempat-tempat yang lebih umum, seperti concert hall dan tempat tempat terbuka lainnya. Adapun jenis-jenis dari berbagai musik kamar ialah duet, trio, quartet, quintet, dll (Homer, 2013). Melihat bentuknya, karya Quartet in D Mayor ini dirasa unik karena karya ini dimainkan oleh 4 instrumen yang berasal dari keluarga yang berbeda (Woodwind dan String). Di dalam karya ini instrumen flute menggantikan peran violin 1 yang biasanya dalam quartet string menggunakan violin sebagai instrumen pokoknya, tetapi di dalam karya ini peran violin diambil alih oleh flute. Instrumen flute dapat berperan penting di dalamnya walaupun memiliki register berbeda dengan string. Bagi mahasiswa yang mengambil atau menempuh kuliah praktik instrument mayor flute di Universitas Negeri Yogyakarta, karya ini sangat menarik dan wajib dimainkan, karena selain teknik-teknik dan bentuk musik dari karya komposisi Quartet in D Mayor yang menarik, mahasiswa flute di Universitas Negeri Yogyakarta jarang sekali berlatih dengan bahan yang dimainkan secara ansambel di kampus, kecuali ketika kuliah orkestra ataupun symphonic band yang ada di kampus. Mahasiswa PIM flute mayor 5 atau 6 dianjurkan memainkan karya tersebut. selain untuk berlatih teknik flute, memainkan karya ini akan membantu melatih kualitas permainan flute secara lebih mendalam, serta melatih kita bermain dalam ansambel kecil yang lebih sulit dari pada ansambel besar. Dengan mempertimbangkan beberapa ulasan atau pendapat diatas, penulis merasa tertarik untuk menganalisis bentuk karya besar Mozart yang

18 7 berbentuk Sonata ini khususnya bagian 3, karena Sonata bagian 3 ini, merupakan bagian yang paling rumit untuk dimainkan dan mempunyai bentuk dan struktur musik yang dirasa penulis menarik untuk dibahas. B. Fokus Masalah Fokus masalah dalam penulisan ini adalah Bagaimana bentuk komposisi Quartet in D Mayor bagian ketiga karya Wolfgang Amadeus Mozart. C. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan ini yaitu mendiskripsikan bentuk komposisi Quartet in D Mayor bagian ketiga karya Wolfgang Amadeus Mozart, yang dimainkan oleh instrument flute, violin, viola, dan violincello. D. Manfaat Penulisan Hasil dari penelitian ini mempunyai beberapa manfaat, antara lain adalah: 1. Secara Teoritis: Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan pemahaman permainan flute bagi mahasiswa jurusan seni musik Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta, dalam memainkan maupun menganalisa komposisi Quartet in D Mayor bagian ketiga karya Wolfgang Amadeus Mozart. 2. Secara Praktis:

19 8 Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pemain flute, baik yang sudah pernah membaca dan melatih karya ini, maupun yang baru akan memulai, khususnya ketika proses latihan. Karena dengan mengetahui analisa bentuk komposisi dari karya tersebut dengan benar, diharapkan dapat membantu mempermudah dalam menghafal dan menginterpretasikan karya tersebut.

20 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Analisis Menurut Moeliono (1990:43), analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagianya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. Komarudin (2001:53) berpendapat bahwa analisis adalah kegiatan berfikir untuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi komponen sehingga dapat mengenal tanda-tanda komponen, hubungannya satu sama lain dan fungsi masing-masing dalam satu keseluruhan terpadu. Dalam Ensiklopedia Nasional Indonesia (1988:19) dijelaskan bahwa analisis adalah memeriksa sesuatu masalah untuk menemukan semua unsur-unsur yang bersangkutan. Menurut Poerwadarminta (2001:43) menganalisis suatu bentuk karya musik memerlukan ide yang sangat bervariasi, karena dalam karyakarya musik terdapat suatu susunan nada yang saling terkait satu sama lain, sehingga dapat diuraikan dengan teliti dan seksama melalui proses membagi nada-nada tesebut dimulai dari keseluruhan hingga pada bagian-bagian terkecil agar dapat memperoleh hasil atau pemahaman secara keseluruhan dengan tepat. Hal tersebut juga sesuai dengan pernyataan dari Tambahjong (1922:11) yang menyatakan bahwa analisis adalah suatu disiplin ilmiah antara ilmu jiwa, ilmu hitung, dan filsafat untuk menguraikan musik melalui rangkaian jalinan nada, irama, dan harmoni dengan membahas unsur gejala sadar dan tidak sadar pada kesatuan komposisi." 9

21 10 Dari berbagai kesimpulan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, analisis karya musik adalah suatu proses penelaahan atau identifikasi dari suatu karya komposisi musik menjadi elemen-elemen kecil dan unsurunsur musik dari suatu karya sehingga dapat diketahui bentuk maupun strukturnya. 2. Komposisi Komposisi adalah bentuk tertulis karya musik (Ensiklopedi Musik, 1997:85). Sedangkan menurut Prier (2014:92) komposisi musik adalah Suatu karya yang diciptakan oleh seorang komponis dan dicatat dengan pasti melalui not, sedemikian hingga dapat dibunyikan juga oleh orang lain/kehadiran komponis. Dari sumber diatas dapat disimpulkan bahwa komposisi adalah suatu karya musik yang diciptakan oleh seorang komposer dalam bentuk tekstual sehingga dapat diperdengarkan kembali. 3. Unsur-Unsur Musik Dalam pembentukan musik, terdapat beberapa unsur-unsur sehingga menjadi sebuah kesatuan bentuk musik yang sempurna. Menurut Jamalus (1988:7)...pada dasarnya unsur-unsur musik itu dapat dikelompokan, unsur-unsur pokok yaitu: tempo, dinamik, dan warna nada tersebut. Adapun unsur-unsur musik yang perlu dalam bahan penelitian ini yaitu: harmoni, irama, melodi atau struktur lagu, serta unsur-unsur ekspresi yaitu: tempo, dinamik, dan warna nada.

22 11 Kemudian di bawah ini akan dijelaskan unsur-unsur musik secara lebih mendalam. a. Melodi adalah susunan rangkaian nada (bunyi dengan getaran teratur) yang terdengar berurutan serta berirama dan mengungkapkan suatu gagasan atau ide (Jamalus, 1996:16). Dalam penelitian ini, melodi memiliki pengertian nada-nada pokok tema lagu tersebut diluar nada-nada iringan. b. Irama adalah pola ritme tertentu yang dinyatakan dengan nama, seperti Wals, mars, bosanova dan lain-lain (Banoe 2003:198), sedangkan menurut Jamalus (1988:8) irama adalah urutan yang menjadi rangkaian unsur dasar dalam musik. c. Harmoni merupakan perihal keselarasan bunyi. Secara teknis meliputi susunan, peranan dan hubungan dari sebuah paduan bunyi dengan sesamanya atau dengan bentuk keseluruhannya (Syafiq, 2003: 133). d. Tanda-tanda ekspresi musik Untuk menyusun rangkaian nada-nada sehingga menghasilkan melodi dan irama yang senada, diperlukan tanda-tanda ekspresi musik yang bertujuan memperindah dan memberikan tempo agar lagu terdengar harmonis. dibawah ini adalah tanda-tanda ekspresi dalam musik:

23 12 1) Tempo Menurut prier (2014: ), tempo ialah berapa hitungan per menit yang dikehendaki oleh sang komponis dengan angka Metronom Malzel (M.M). Menurut Apel (1972:836), Tempo merupakan tanda yang digunakan untuk menentukan kecepatan dalam suatu komposisi dibeberapa bagian dalam sebuah karya. Berkisar dari sangat lambat hingga sangat cepat, ditandai dengan tanda seperti largo, adagio, andante, moderato, allegro, presto, pertissimo. 2) Dinamik Tanda dinamik merupakan tanda yang digunakan untuk menentukan atau membedakan keras-lembutnya dalam membawakan karya musik. Dinamika termasuk unsur paling penting dalam pembawaan musik. Namun cara bagaimana dinamika digunakan tergantung dari jenis musik atau dari masa penciptaan nya. dalam bahasa itali sering digunakan istilah untuk menyebut gradasi dinamika seperti: pianissimo (pp), mezzopiano (mp), piano (p), forte (f), fortissimo (ff). Perubahan dinamika ditandai dengan istilah crescendo (cresc), decrescendo (decresc), diminuendo (dim), smorzando (smorz) (Prier, 2014:33)

24 13 4. Bentuk Musik Menurut Prier (2011:2) Bentuk musik adalah suatu gagasan / ide yang nampak dalam pengolahan / susunan semua unsur musik dalam sebuah komposisi (melodi, irama, harmoni dan dinamika). Prier juga mengatakan bahwa : ide ini mempersatukan nada-nada musik serta terutama baginbagian komposisi yang dibunyikan satu per satu sebagai kerangka. Bentuk musik dapat dilihat juga secara praktis : sebagai wadah yang di isi oleh seorang komponis dan diolah sedemikian hingga menjadi musik yang hidup. Menurut Banoe (2013:151) bentuk musik merupakan susunan kerangka lagu yang ditentukan menurut bagian-bagian kalimatnya. Menyimpulkan dari keterangan diatas, bentuk musik adalah suatu susunan unsur-unsur musik yang kemudian membentuk sebuah gagasan, nada-nada dan melodi menjadi suatu kesatuan kerangka pembentuk musik sehingga sebuah lagu atau musik memiliki karakteristik yang menonjolkan style (gaya) ataupun karakter musik seorang komponis. Kumpulan kalimat yang dijadikan suatu gagasan dalam bentuk musik, bentuk yang paling sering digunakan adalah bentuk lagu atau bentuk bait (lied form). Artinya bentuk ini memperlihatkan suatu kesatuan utuh dari satu atau beberapa kalimat dengan penutup yang meyakinkan. (Prier, 2011:5). Prier menambahkan bahwa bentuk dalam musik sederhana dibagi menjadi 3 macam:

25 14 a. Bentuk lagu satu bagian adalah bentuk lagu yang terdiri atas satu bagian berupa kalimat yang utuh/bait saja, tetapi memenuhi satu kesatuan yang lengkap. b. Bentuk lagu dua bagian: dengan dua kalimat yang berlainan. c. Bentuk lagu tiga bagian: dengan tiga kalimat yang belainan. (a,b,c nya sejajar dengan angka 3) Selain bentuk musik sederhana diatas bentuk musik yang terdapat bentuk musik atau lagu yang umum lainnya. Stein (2011:69) mengatakan bahwa tipe bentuk-bentuk lagu pada umumnya adalah sebagai berikut yaitu: (1) Satu Bagian, (2) Dua bagian yang sederhana, (3) Dua bagian yang dikembangkan, (4) Tiga bagian embrionis, (5) Tiga bagian, (6) Tiga bagian yang diperluas, (7) Lima bagian, (8) Bentuk bebas atau bentuk kelompok. 5. Bentuk Lagu Tiga bagian Garis besar bentuk lagu tiga bagian dapat dipresentasikan oleh pola A B A, yang setiap huruf nya mengacu pada suatu bagian yang jelas Sementara kita berbicara mengenai bentuk sebagai struktur tiga bagian, dan menggunakan istilah Part I, Part II, dan Part III, part yang ketiga tidak benar-benar merupakan suatu bagian yang berbeda melainkan adalah suatu pernyataan kembali (Restatement), eksak atau dalam beberapa hal dimodifikasi dari part I (Stein, 2011:88)

26 15 Menurut Stein (2011:88) Bentuk-bentuk yang memiliki ciri pernyataan, keberangkatan, dan pernyataan kembali (statementdeparture-restatemen) disebut ternary, dan ciri dari pola ternary adalah elemen restatement atau pernyataan kembali. Namun ada beberapa bentuk restatement yang bukan merupakan pernytaan ulang dari peryataan sebelumnya, tetapi malah penggunaan kembali figure, motif, atau tema, apakah dalam urutan langsung atau dalam beberapa susunan yang didirikan. Menurut Stein (2011:88) dari semua pola yang digunakan dalam musik sejak tahun Terdapat lebih banyak contoh bentuk ternary daripada bentuk bentuk lainnya. berikut adalah yang termasuk dalam pola-pola ternari: (1) Periode tiga bagian (2) Bentuk lagu tiga bagian yang sederhana (3) Bentuk lagu tiga bagian (4) Bentuk lagu tiga bagian yang diperluas (5) bentuk lagu lima bagian (6) Bentuk lagu dan trio (7) Bentuk rondo pertama (8) Bentuk rondo ke dua (9) Bentuk rondo ke tiga (10) Sonatine (11) Sonata-allegro form 6. Struktur Musik Di dalam struktur musik, ada beberapa hal yang wajib kita ketahui di dalam nya seperti figur, motif, semi-frase, frase, dan periode. Berikut adalah penjelasan berkenaan dengan lima hal tersebut:

27 16 a. Figur adalah unit kontruksi terkecil dalam musik. Setidaknya terdiri dari satu ritme yang berkarakter dan satu interval yang berkarakter, sebuah figur dapat terdiri dari minimal dua nada dan maksimum duabelas nada (Stein, 2011:2) b. Motif ialah unsur lagu yang terdiri dari sejumlah nada yang dipersatukan dengan suatu gagasan ide (Prier, 2011:3). Yang dimaksud adalah sejumlah nada (2 nada 2 birama) yang kemudian digabung menjadi satu. Pada pengertian lebih mudah motif adalah penggabungan dari beberapa figur sehingga terbentuklah motif. Pada penjelasan lainnya menurut Stein (2011:3) istilah motif pada keadaan tertentu digunakan sebagai asinonim dari figure; sebaliknya, suatu pembedaan tegas kadang-kadang diterapkan di antara figure sebagai suatu unit pola atau pengiring (seperti pada etude atau karyakarya Barok) dan motif sebagai partikel tematik. c. Semi-frase Stein (2011:23) mengatakan bahwa semiphrase merupakan bagian kecil dari sebuah phrase. d. Frase ialah unit-unit bentuk yang panjangnya terdiri dari dua hingga delapan birama (bahkan kadang-kadang lebih). Frase merupakan istilah yang kadang ambigu namun, frase konvensional umumnya ialah suatu unit yang terdiri dari empat birama. Pada beberapa perkecualian bisa lebih pendek atau panjang, dan biasanya diakhiri oleh sebuah kadens (Stein, 2011:26).

28 17 e. Periode ialah sejumlah ruang birama (biasanya 8 atau 16 birama) yang merupakan kesatuan nampak dan, terdiri dari frase antecedens (kalimat tanya) dan frase consequens (kalimat jawab) (Prier, 2011:2) Menurut Stein (2011:46) frase anteseden bersifat interogatif dan secara umum diakhiri oleh kadens non-final; dalam musik tonal biasanya disebut kadens setengah. Sedangkan frase konsekuen bersifat responsive dan,r kecuali pada sedikit eksepsi, diakhiri oleh sebuah kadens yang lebih konklusif dari pada akhir antiseden. Dalam musik tonal dan modal kadens pada akhir frase konsekuen paling sering ialah jenis autentik. 7. Sonata Kata Sonata berasal dari kata Italia Sonare (Sounare), yang artinya menyembunyikan atau memainkan. Sama halnya dengan kata Kantata (Cantata) yang berasal dari kata Cantare, yang artinya menyanyikan. Sonata adalah tipe khusus karya Instrumental yang biasanya terdiri dari tiga atau empat gerakan. (Stein, 2011:141). Pendapat berbeda diungkapkan oleh Prier (2014:204) sonata adalah musik instrumental tanpa tujuan tertentu, dapat dimainkan secara solo atau sebagai musik kamar, dan berdasarkan bentuk siklis dengan beberapa bagian yang merupakan suatu kesatuan dan masing-masing berbentuk besar/luas. Prier (2011:87-91) kembali menjelaskan bahwa

29 18 bentuk umum paling sering digunakan dari sonata klasik ialah sebagai berikut yaitu : a. Eksposisi (movement/subbagian ke-1), ialah bagian pertama dalam bentuk sonata dimana diperkenalkan tema-tema yang kemudian diolah dalam bagian development b. Development (movement/subbagian ke-2) ialah pengembangan dari tema; dengan modulasi-modulasi ke tangga nada yang jauh dengan mengkonfrontasikan kedua tema. subbagian development cukup berbeda dengan eksposisi dan rekapitulasi di situ tema dipamerkan secara statis; sedangkan development dikuasai oleh pengolahan tema secara dinamis c. Rekapitulasi (movement/subbagian ke-3) merupakan pengulangan dari eksposisi kemudian kembali ke tonika (dalam eksposisi). Fungsi rekapitulasi adalah ganda: pertama eksposisi diulang sesudah development (dengan ketegangan-ketegangan yang kuat) untuk mendatangkan kembali suatu ketenangan; kedua agar terbentuk pola A-B-A yang menciptakan suatu pembulatan yang diperkuat dengan kembalinya tonika tidak hanya dalam tema I, tetapi juga dalam tema II yang kini disesuaikan dengan tonalitas tema I. 8. Rondo Forms Kata Rondo berasal dari istilah perancis yaitu rondeau. Rondeau ialah suatu bentuk puitis yang telah ada sejak abad ke 12 yang kemudian

30 19 diterapkan pada musik. Istilah tersebut terkait dengan bentuk-bentuk yang mempunyai suatu refrain yang selalu kembali (recurrent). (Stein, 2011:112) Sedangkan meurut Prier (1996:64) Rondo berarti lagu berputar : maksudnya refren. Maka Rondo mirip dengan bentuk lagu refren solis, seperti lazim dipakai dalam lagu pantun dsb. Hanyalah perlu dicatat bahwa Rondo adalah bentuk musik instrumental. Prier juga mengatakan bahwa, Rondo dikuasai oleh prinsip: kembali kepada lagu semula setelah mengalami lagu yang berlainan. Rondo dimulai dengan sebuah refren (yang disebut A). Refren A dapat terdiri dari satu periode saja atau dua periode. Biasanya Rondo dimulai dengan refren tersebut. Termasuk ciri khas Rondo bahwa refren setidak-tidaknya muncul tiga kali (bila ia hanya muncul dua kali, maka bentuk nya adalah A B A atau bentuk lagu tiga bagian dan bukan rondo) Menurut Stein (2011:112) Rondo sebagai sebuah bentuk seharusnya tidak dibingungkan dengan pemahaman tentang rondo sebagai tipe karakter. Sebagai bentuk, istilah rondo diterapkan pada pola yang menampilkan sebuah tema yang senantiasa hadir bergantian setelah satu, dua, tiga atau (perkecualian) lebih digresi, dan bisa dalam tempo yang lambat atau cepat. Walaupun demikian sebagai suatu gerakan yang berjudul rondo, atau sebagaimana digambarkan rondo sebagai sebuah gerakan yang berjudul rondo, atau sebagaimana digambarkan rondo sebagai sebuah karakter maupun bentuk, biasanya memiliki suasana yang hidup dan lincah, indikasi tempo biasanya allegro atau sejenis. Menurut Stein (2011:112) mengatakan bahwa dari berbagai macam pola rondo, tiga variasi utama yang sering digunakan ialah:

31 20 a. Bentuk Rondo pertama : A B A b. Bentuk Rondo kedua : A B A C A c. Bentuk Rondo ketiga : A B A C A B A Sedangkan menurt Prier (1996:64) diantara bagian-bagian A dalam rondo terdapat sisipan-sisispan. Maka terdapat dua tipe rondo yaitu: a. Rondo Perancis / Rondo rantai Dalam bahasa jerman kettenrondo yaitu suatu rantai terdiri dari refren dan sisipan secara bergantian. Secara teoritis jumlah mata rantai tak terhingga, namun dalam kenyataan ada batasannya untuk menghindari timbul rasa bosan. Rondo perancis atau rantai biasanya berupa suatu komposisi tersendiri, dalam tempo lambat maupun tempo cepat. Namun ia dapat muncul sebagai bagian dari suita. Bentuk dari rondo perancis atau rantai memiliki bentuk yaitu; (1) Rondo dua sisipan: A B A C A, (2) Rondo tiga sisipan: A B A C A D A. namun ada juga rondo perancis sampai tingkat (sisipan) enam, misalnya faschingsschwank karya schuman dengan bentuk: A B A C A D A E A F A G A. b. Rondo klasik / Rondo busur Di sini sisipan B tampil dua kali dengan kunci yang berlainan, sedangkan sisipan C dipakai hanya satu kali, biasanya sebagai kontras dengan bagian lain-lainnya. Maka bentuk Rondo Klasik adalah A B C A B A.

32 21 B. Penelitian Yang Relevan Sebagai acuan dalam penelitian mengenai analisis bentuk komposisi Quartet in D Mayor bagian ke tiga karya Wolfgang Amadeus Mozart, peneliti menggunakan penelitian mengenai analisis bentuk dan struktur musik yang sebelumnya pernah dilakukan sebagai tugas akhir Penelitian tersebut antara lain : 1. Bentuk dan Struktur Fantasia For Piano And Orchestra Theme From The Indonesia Pusaka Karya Joko Supriyitno (skripsi tahun 2015) Oleh Anggy Nurullah Hotmauli Sitompul. Hasil dari penelitian ini adalah lagu Fantasia For Piano And Orchestra Theme From The Indonesia Pusaka Karya Joko Supriyitno memiliki 254 ruang birama dengan bagian lagu Introduksi (birama 1 25 ) - Bagian A (birama 26 41) Bagian A (birama 42 60) - Episode 1 (birama 61 90) Transisi (birama 91 98) Episode 2 (birama ) Kadensa (birama ) Episode 3 (birama ) Retransisi (bieama ) Postlude (birama ). Terdapat 3 seksi dalam episode 1 yang ditandai dengan perubahan tanda mula. Motif pada introduksi dan seksi 1 sering dimunculkan di beberapa bagian. Di dalam karya ini terdapat beberapa modulasi yaitu F Mayor Bes Mayor G Mayor Bes Mayor F Mayor D Mayor F Mayor. Karya ini jga menggunakan kadens seperti autentik, deceptive, dan half. 2. Analisis Clarinet Concerto With Keroncong And Orchestra Accompainment Karya Singgih Sanjaya.(skripsi tahun 2013) Oleh

33 22 Hantyoko Arba Mucharom. Hasil dari penelitian ini adalah Clarinet Concerto With Keroncong And Orchestra Accompainment Karya Singgih Sanjaya memiliki 3 subbagian yaitu A B A. Terdapat tiga tema pada subbagian A (eksposisi). Dalam konserto musiik barat, subbagian B merupakan bagian pengembangan (development). Namun subbagian B pada konserto ini menyimpang dari aturan karena subbagian ini bukan merupakan pengembangan. Tema yang muncul adalah tema baru dan tidak ada kaitannya dengan tema-tema sebelumnya. Bagian rekapitulasi merupakan imitasi dari bagian eksposisi dengan sedikit pengembangan. Keroncong dalam karya ini hanya berfungsi sebagai pola iringan. Salah satu struktur keroncong yang ada dalam konserto ini adalah gaya voorspel yang ada pada akhir bagian cadenza. Lagu ini bersifat semi improvisasi, karena pola permainan rhythm section tidak tertulis secara lengkap dalam partitur. Hasil dari penelitian tersebut dapat membantu peneliti dalam menganalisis bentuk komposisi Quartet in D Mayor bagian ke tiga karya Wolfgang Amadeus Mozart karena kedua penelitian tersebut sama-sama merupakan penelitian tentang analisis bentuk dan struktur musik, perbedaannya adalah kedua objek yang diteliti sebelumnya merupakan komposisi musik era klasik dan moderen. Sedangkan objek pada penelitian ini merupakan musik dari era klasik.

34 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Lincoln (dalam Moleong, 2001:6), data penelitian kualitatif yang dikumpulkan adalah data yang berupa kata-kata, gambar, file audio dan video. B. Obyek penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah partisi dan full score dari komposisi Quartet in D Mayor bagian ketiga karya Wolfgang Amadeus Mozart. Selain itu penulis juga menggunakan file audio, video pementasan dari karya komposisi Quartet in D Mayor bagian ketiga, dan juga buku penunjang analisis bentuk musik, yang digunakan untuk membantu dalam proses menganalisa karya tersebut sehingga ditemukan hasil yang valid. C. Tahap Penelitian Menurut Sujarweni (2014:34) penelitian kualitatif dibagi menjadi 3 tahap, yaitu: 1. Tahap pra-lapangan Sebelum melakukan penelitian tentang bentuk komposisi Quartet in D mayor bagian ke tiga karya Wolfgang Amadeus Mozart, penulis mempersiapkan beberapa hal yaitu menyusun daftar pertanyaan yang 23

35 24 akan diajukan kepada expert saat wawancara berlangsung, penulis menyiapkan alat tulis, alat rekam, dan fullsore dari komposisi Quartet in D mayor bagian ke tiga karya Wolfgang Amadeus Mozart. 2. Tahap lapangan Pada tahapan ini penulis melakukan wawancara dengan 3 narasumber sebagi expert yaitu : Radhitya Mukti Prabasumirat, S.Sn., M.Sn, beliau adalah seorang pemain dan pengajar flute profesional yang berpengalaman dalam membawakan dan mendalami teknik permainan maupun karakteristik karya-karya musik klasik khususnya karya dari Mozart, kemudian penulis juga mewawancarai Ovan Bagus Jatmika, M.Sn. dan bapak Fuadi S.Sn., M.A selaku konsultan bentuk dan struktur karya komposi Quartet in D mayor bagian ke tiga karya Wolfgang. 3. Tahap pasca kegiatan lapangan Pada tahap pasca kegiatan lapangan penulis melakukan analisis berdasarkan wawancara dan data-data yang telah didapat dari penelitian, untuk dijadikan acuan dalam menyusun laporan penelitian tentang karya komposisi Quartet in D mayor bagian ke tiga karya Wolfgang Amadeus Mozart. D. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam suatu penelitian dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan, keterangan, serta hasil yang benar, dan dapat

36 25 dipercaya. Pengumpulan data bertujuan untuk memperoleh data yang relevan, akurat. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa metode yaitu : 1. Observasi langsung Teknik pengambilan data yang dilakukan penulis yaitu dengan metode observasi. Observasi dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap objek penelitian untuk mendapat data mengenai bentuk komposisi Quartet in D Mayor bagian ketiga karya Wolfgang Amadeus Mozart. Observasi langsung tersebut meliputi mendengarkan, menganalisa dan pencatatan terhadap atau yang berhubungan dengan objek penelitian, kemudian merangkumnya berdasarkan sumber data. 2. Wawancara Wawancara ditujukan untuk memperoleh data secara maksimal. Wawancara ditujukan kepada pihak yang dianggap ahli dalam hal komposisi dan analisa struktur lagu Quartet in D Mayor bagian ketiga Karya Wolgang Amadeus Mozart. Menurut Esterberg (Sugiyono 2005:72), wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab. 3. Dokumentasi Studi dokumentasi digunakan agar lebih menguatkan data yang sudah didapat dari observasi. Dokumentasi disini berupa partitur maupun file audio dan video dari komposisi Quartet in D Mayor bagian ketiga

37 26 karya Wolfgang Amadeus Mozart. Sugiyono (2005: 82) menjelaskan bahwa dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen dapat berupa tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Data-data yang dikumpulkan melalui teknik dokumentasi adalah sebagai berikut : a. Full Score lagu Quartet in D Mayor bagian ketiga. b. File audio dan video lagu Quartet in D Mayor bagian ketiga. E. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penulis sendiri. Menurut Sugiyono (2005: 59), penulis yang menjadi instrumen penelitian harus divalidasi guna melihat seberapa jauh kesiapannya untuk melakukan penelitian tersebut. Validasi dilakukan dengan cara evaluasi diri tentang pemahaman teori-teori yang menjadi landasan dalam penelitian yang dilakukan. F. TRIANGULASI Uji keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara triangulasi teknik. Menurut Sugiyono (2005: 127) teknik triangulasi adalah teknik yang digunakan untuk mengecek kredibilitas data yang dilakukan dengan teknik pengecekan data yang berbeda-beda kepada sumber data yang sama. Data yang dimanfaatkan oleh peneliti adalah partitur lagu Quartet in D Mayor bagian ketiga karya Wolfgang Amadeus Mozart. Data tersebut

38 27 diperiksa kebenarannya dengan cara menanyakan langsung kepada ahli/expert. Selain itu, sebelum melakukan analisis data, peneliti memeriksa kebenaran data yang berupa partitur dan membandingkannya dengan dokumentasi yang berupa file audio ataupun video, yang menampilkan permainan dari komposisi Quartet in D Mayor bagian ketiga karya Wolfgang Amadeus Mozart. Dari hasil wawancara dan membandingkan dengan dokumentasi tersebut, dapat diketahui bahwa data yang berupa partitur merupakan partitur yang sesuai untuk digunakan oleh peneliti sebagai objek penilitian. Selain hal tersebut, peneliti juga melakukan pengecekan hasil analisis data terhadap kajian dalam teori dan hasil wawancara terhadap expert atau ahli. Hasil tersebut adalah mengenai konfirmasi hasil analisis bentuk Quartet in D Mayor bagian ketiga karya Wolfgang Amadeus Mozart terhadap teori yang digunakan oleh peneliti serta data berupa hasil wawancara dengan informan terkait dengan temuan yang didapat penulis setelah melakukan analisis tersebut. Wawancara Observasi Dokumen Gambar 1. Triangulasi teknik pengumpulan data (Sugiyono, 2005: 126).

39 28 G. Analisis Data Bogdan (dalam Sugiyono, 2005:89) menjelaskan tentang pengertian analisis data sebagai proses mencari dan menyusun data secara sistematis. Dalam melakukan analisis data, peneliti menggunakan tiga komponen yaitu reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penyimpulan (conclusion drawing/verification). 1. Reduksi Data (Data Reduction) Data penelitian yang diperoleh melalui teknik pengumpulan data beraneka ragam. Data tersebut berupa partitur, rekaman audio dan video, dan hasil wawancara. Peneliti perlu melakukan pemilihan data-data yang dianggap pokok sehingga data yang diperoleh dapat mendukung penelitian ini. Sesuai dengan fokus masalah penelitian, peneliti hanya menggunakan full score lagu beserta file audio dan video dari permainan Quartet in D Mayor bagian ketiga karya Wolfgang Amadeus Mozart. 2. Penyajian Data (Data Display) Setelah data direduksi, langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah menyajikannya. Seperti yang dijelaskan oleh Miles dan Huberman (dalam Sugiyono), proses menyajikan data dilakukan dengan teks yang bersifat naratif. Teks tersebut memuat seluruh data yang berupa deskripsi bentuk dan struktur komposisi Quartet in D Mayor bagian

40 29 ketiga karya Wolfgang Amadeus Mozart. Data yang sudah direduksi, disajikan untuk kemudian dilakukan pengkajian. Proses pengkajian yang dilakukan adalah sebagai berikut: Lagu Analisis tema Analisis Bentuk Gambar 2 : Bagan analisis 3. Penyimpulan (Conclusing Drawing/Verification) Langkah selanjutnya yang dilakukan peneliti setelah data tersaji secara sistematis dan terperinci adalah menarik kesimpulan dan verifikasi data tersebut. Peneliti mendeskripsikan hasil analisis agar mudah dipahami untuk kemudian disimpulkan. Kesimpulan penelitian yang diperoleh tadi kemudian dikaji dengan menggunakan teori yang ada. Proses pengkajian yang dilakukan peneliti adalah dengan membandingkan antara hasil analisis bentuk Quartet in D Mayor bagian ketiga karya Wolfgang Amadeus Mozart dengan teori tentang bentuk dan struktur. Proses tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Teori Hasil Analisis Lagu Kesimpulan Gambar 3 : Proses pengkajian hasil analisis

41 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Per Bagian Komposisi Quartet in D Mayor bagian ke tiga terdiri atas 251 birama, berikut uraiannya: 1. Bagian A (Birama 1-40). Terdapat tema utama pada birama 1-8 yang dimainkan oleh flute. Tema tersebut diulang pada birama 9-16 dimainkan oleh flute dan violin secara bersamaan dengan dinamik forte. Birama merupakan variasi dari tema utama yang melodinya dimainkan oleh violin, selanjutnya terdapat beberapa frase di dalam bagian A yang diakhiri dengan Kadens Autentik (V-I) seperti pada birama 1 sampai 8. Pada bab 2 telah dijelaskan bahwa perpindahan frase dapat ditandai atau diidentifikasi dengan munculnya kadens autentik. Kadens Autentik dapat kita lihat kemunculannya pada frase pertama yang muncul di birama 1 sampai 4 dan berakhir di akor V, dan diidentifikasi sebagai frase antisedant. Kemudian pada frase kedua muncul di birama 5 sampai 8 habis di akor I, dan diidentifikasikan sebagai frase konsekuen. Frase antisedant ditambah frase konsekuen membentuk periode. Pada birama pada tema ini, terdapat transisi yang berperan sebagai jembatan untuk menuju bagian B. Seperti gambar di bawah ini: 30

42 31 1 V I 9 V I 18 Variasi Tema 27 Variasi Tema Transisi 36 Gambar 1: Bagian A

43 32 2. Bagian B (Birama 41-81) Pada bagian B, karya ini mengalami modulasi ke tangga nada A Mayor. Modulasi ini ditandai dengan dimulainya permainan violin yang memainkan Dominant D Mayor. Pada birama merupakan transisi yang juga digunakan sebagai jembatan kembali menuju bagian A seperti gambar di bawah ini: Bagian B

44 33 Transisi 71 Gambar 2: Bagian B 3. Bagian A (Birama ). Bagian A ini, merupakan pengulangan motif yang ditandai dengan kembalinya Akord dari G Mayor bermodulasi ke D Mayor. Akan tetapi bagian A disini lebih pendek daripada bagian A sebelumnya. Tema utama sepanjang 8 birama diulang dan dimainkan dengan dinamik forte, dilanjutkan variasi tema yang dimainkan oleh violin sepanjang 8 birama dengan dinamik piano. Selanjutnya, pada birama merupakan sebuah transisi yang digunakan sebagai jembatan untuk menuju bagian C, seperti gambar di bawah ini: 82 V

45 34 89 I Pengulangan Tema V 96 I Variasi yang dimainkan Oleh Violin 104 Transisi Gambar 3: Pengulangan Bagian A 4. Bagian C ( ) Bagian C merupakan bagian yang berbeda dari bagian sebelum dan sesudahnya. Bagian C ini diidentifikasikan sebagai development atau pengembangan dari tema, motif, frase, hingga akord. Hal ini dapat kita lihat dari permainan ke 4 instrumen mengalami modulasi ke tangga nada G Mayor. Frase tanya di birama dalam periode pertama bagian C melodi utamanya dimainkan oleh flute, begitu juga pada frase jawab

46 35 yaitu birama yang melodi utamanya diambil alih oleh viola. Pada kalimat berikutnya yaitu birama 117, mengambil tema dari 2 birama awal pada tema C ( ) yang melodinya mengalami diminuisi, namun terdapat variasi melodi pada birama 118 hingga birama 124. Pada birama merupakan pengulangan tema awal bagian C yang melodi utamanya dimainkan oleh viola dan flute. Frase Tanya dimainkan oleh viola dan frase jawab dimainkan flute. Pada tema selanjutnya, komposisi karya ini mengalami modulasi kembali ke tonika yaitu pada tangga nada D mayor. Pada birama mengambil motif dari birama yang dimainkan violin, namun terdapat sedikit modifikasi dalam bentuk variasi melodi yaitu pada birama yang digunakan untuk masuk ke tema berikutnya. Dalam birama terdapat sebuah modifikasi berupa pengembangan motif pada ke empat instrumen yang dimainkan dalam tanga nada B minor (relatif minor dari D mayor). Birama merupakan variasi tema yang berfungsi sebagai transisi menuju Bagian A, seperti gambar berikut :

47 36 Bagian C Melodi Yang Dimainkan Oleh Flute Melodi Yang Dimainkan Oleh Viola Variasi Tema C Yang Mengalami diminuisi di awal kalimat 121 Frase Tanya Yang Dimainkan Oleh Viola

48 37 Frase Jawab Yang Dimainkan Flute Variasi Tema Yang Dimainkan Oleh Violin Variasi yang dimainkan oleh flute Transisi Gambar 4: Bagian C 5. Bagian A ( ). Pada bagian A ini, merupakan pengulangan motif dari Bagian A pertama. Tema utama sepanjang 8 birama juga diulang kembali dengan dimainkan menggunakan dinamik forte. Pengulangan variasi tema juga kembali terjadi seperti tema sebelumnya yaitu pada birama Di

49 38 dalam bagian A ini juga terdapat transisi yang digunakan sebagai jembatan untuk menuju bagian B, seperti gambar berikut: 160 Tema Utama 168 Pengulangan Tema Utama 177 Variasi Yang Dimainkan Oleh Violin 185 Transisi Gambar 5: Pengulangan Bagian A

50 39 6. Bagian B ( ). Pada bagian B tangga nada tidak mengalami perubahan yaitu tetap pada tangga nada D Mayor. Birama merupakan variasi tema yang dimainkan oleh Violin. Pada birama variasi tema kembali muncul. Variasi tersebut dimainkan flute, violin, dan viola secara bersamaan dengan dinamik forte. flute memainkan nada 1 oktaf di atas Violin. Pada birama selanjutnya yaitu birama , variasi tema dimainkan oleh violin yang disusul oleh flute pada birama Pada birama flute menutup frase dengan teknik Trill yang bertujuan untuk mempertegas perpindahan frase antara frase sebelumnya dengan frase selanjutnya. Birama merupakan variasi tema yang melodinya dominan dimainkan oleh Flute. Pada birama transisi dipertegas dengan permainan flute yang memainkan satu oktaf tangga nada D Mayor, diteruskan 2 birama berikutnya dengan memainkan teknik Trill. Pada tema ini juga terdapat transisi yang terdiri dari 3 birama yaitu pada birama yang digunakan sebagai jembatan untuk menuju bagian A selanjutnya. 188 Bagian B Melodi Yang Dimainkan Oleh Violin

51 40 Melodi Yang Dimainkan Oleh Flute 194 Variasi Tema 203 Variasi Tema Yang Dimaikan Flute Transisi 227 Gambar 6: Pengulangan Bagian B

52 41 7. Bagian A ( ). Pada Bagian A terdiri dari 3 kumpulan frase yang diakhiri oleh Kadens Autentik (V-I). Di dalam bagian A ini, tema utama kembali diulang pada 8 birama selanjutnya dengan dinamik forte. Birama diidentifikasi sebagai Epilog, dimana Epilog disini merupakan sebuah bagian yang bertujuan untuk mengakiri atau menutup suatu komposisi. 231 Bagian A Tema Utama Epilog Gambar 7: Pengulangan bagian A yang merupakan sebuah akhir dari Rondo

53 42 B. Kerangka Komposisi Quartet in D Mayor Bagian Ke Tiga No Birama Keterangan Bagian A (Birama 1-40) Munculnya tema utama dimana flute memainkan melodi pokok, sedangkan violin dan viola memainkan iringan. Pengulangan tema utama yang dimainkan oleh flute dan violin dengan dinamik forte, viola menggantikan peran violin sebagai pengiring, munculnya permainan dari cello yang melengkapi iringan dari instrumen viola. Muncul tema baru yang dimainkan violin dan flute bergantian. Melodi yang dimainkan violin (17-20) diidentifikasi sebagai frase antisedant, sedangkan flute (21-24) sebagai frase konsekuen Pengulangan dari periode sebelumnya (17-24). Frase pertama (25-28) masih sama seperti sebelumnya, frase kedua (29-32) melodi pokok dimainkan oleh flute dan violin (tutti) dengan variasi melodi pada setiap instrument, seperti: violin pada birama 32, viola dan cello pada birama 30-32, Pada periode ini instrumen flute berperan memainkan melodi pokok, sedangkan instrumen string berperan sebagai pengiring. Periode ini juga diidentifiksi sebagai transisi menuju tema B Bagian B (Birama 41-81) Violin dan flute memainkan melodi pokok bergantian, violin bertugas memainkan kalimat tanya dan flute memainkan kalimat jawab. Viola dan cello berperan sebagai pengiring. Merupakan pengulangan tema awal B dengan pengembangan motiv yang dimainkan bergantian seperti sebelumnya. Violin dan viola memainkan tema utama dengan sedikit variasi motiv di kedua instrumen, kemudian digantikan oleh flute pada birama 52-56, begitu pula dengan seksi string yang berperan sebagai pengiring. Periode ini merupakan variasi pada tema B dimana frase tanya dimainkan oleh flute (57-59) dan diteruskan dengan permainan

54 dari instrumen string yang bergantian memainkan melodi utama. Merupakan variasi ke 2 dari tema B. Ditandai dengan munculnya motiv baru yang membentuk frase pada birama (tanya) yang dimainkan oleh violin dan birama (jawab) yang dimainkan oleh flute. Birama merupakan variasi motiv dan melodi yang berperan mengantarkan pada transisi di birama selanjutnya. Merupakan transisi yang digunakan sebagai jembatan untuk kembali ke tema A. Tema dari transisi ini dimainkan secara bergantian oleh instrumen violin pada birama dan flute pada birama 80-81, sedangkan viola dan cello berperan sebagai pengiring. Bagian A (Birama ) Pengulangan tema A sebelumnya dengan permainan instrumen, motiv, frase, melodi, peiode, dan dinamik yang sama seperti bagian A awal. 3 birama ini adalah transisi yang dimainkan oleh violin, viola, dan violincello sebagai jembatan menuju bagian C. Bagian C (Birama ) Tema pada awal bagian C, frase pertama dimainkan oleh flute ( ) dan frase berikutnya dimainkan oleh viola ( ),sedangkan instrumen lain berperan sebagai iringan. Periode ini merupakan pengembangan dari motiv atau figur yang telah mengalami diminuisi dari tema sebelumnya. Melodi pokok dimainkan oleh flute sepanjang periode, sedangkan instrumen lain menjadi pengiring Muncul variasi tema yang melodi pokok nya dimainkan oleh viola dan flute secara bergantian. Frase tanya dimainkan oleh viola kemudian frase jawab dimainkan oleh flute, sedangkan violin dan cello memegang peran iringan Pada periode ini muncul modulasi kembali ke tangga nada D mayor. Melodi pokok dimainkan oleh violin yang mengambil

55 motif dari 25-28, sedangkan viola dan cello memegang peran iringan dan flute istirahat tujuh birama. Terdapat transisi menuju tema selanjutnya pada birama 139. Periode ini merupakan variasi dari periode sebelumnya, tetapi mengalami modulasi ke tanga nada B minor. Melodi utama dimainkan flute sedangkan instrumen string berperan sebagai pengiring. Munculnya variasi ini berfungsi sebagai transisi menuju ke tema selanjutnya yang dimainkan seperti cadenza oleh flute dan violin secara bersamaan. Bagian A (Birama ) Pengulangan dari tema A dengan dinamik piano Pengulangan dari tema A dengan dinamik forte Pengulangan tema A yang melodi pada frase pertama dimainkan oleh violin, frase ke dua dimainkan bersamaan oleh flute dan violin. Merupakan transisi yang dimainkan bergantian oleh flute dan viola. Bagian B (Birama ) Merupakan variasi yang dimulai oleh permainan violin( ), kemudian dimainkan bersama-sama oleh flute dan violin ( ). Muncul tema dimana flute, violin, dan viola memainkan frase tanya bersamaan ( ), disusul dengan frase jawab yang dimainkan flute ( ) Muncul variasi tema yang dimainkan oleh violin ( ), kemudian disusul oleh flute ( ) yang ditutup dengan teknik trill untuk mempertegas akhir dari frase pada birama tersebut. Variasi tema masih berlanjut pada instrumen flute ( ) dan dilanjutkan dengan variasi motiv dari instrumen violin ( ). Flute muncul kembali dengan variasi motiv ( ) yang digunakan untuk memulai perpindahan tema, dan

56 dipertegas dengan teknik trill dari instrumen flute Merupakan variasi tema yang berperan mengantarkan pada transisi di birama selanjutnya. Tema utama dimainkan flute, sedangkan instrumen gesek menjadi pengiring. Sebuah transisi yang dimainkan bergiliran oleh flute, violin, viola, dan violincello. Bagian A (birama ) Pengulangan dari tema A dengan dinamik piano Pengulangan dari tema A dengan dinamik forte Diidentifikasi sebagai Epilog yang merupakan tanda berakhirnya suatu karya komposisi. Flute memainkan melodi utama sedangkan instrumen gesek berperan sebagai pengiring ( ), kemudian pada dua birama terakhir semua instrumen bermain bersamaan (tutti) pada birama yang mempertegas akhir karya komposisi Quartet In D Mayor Bagian ke 3.

57 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pada hasil analisis lagu Quartet In D Mayor bagian ke tiga karya Wolfgang Amadeaus Mozart dapat disimpulkan bahwa: karya ini berbentuk Rondo. Untuk lebih detil nya, karya ini di identifikasi sebagai bentuk Rondo tiga bagian atau Third from Rondo dengan struktur A-B-A-C-A-B -A, dan termasuk dalam bentuk lagu tiga bagian yang disebut ternary, dalam format Quartet dengan instrumentasi Flute, Violin, Viola, dan cello. Bentuk Rondo seperti ini sering juga disebut Rondo Sonata yang bentuknya menyerupai bentuk dari sonata tiga bagian. B. Saran Bagi penulis selanjutnya yang hendak melakukan analisis terhadap bentuk dan struktur suatu karya komposisi musik, untuk mengetahui suatu bentuk dan struktur suatu komposisi diharapkan untuk mencari sumber atau literatur yang lebih baik dari yang digunakan dalam karya tulis ini. Ada baiknya ketika peneliti-peneliti selanjutnya hendak melakukan analisis terhadap suatu karya musik, untuk tidak hanya membahas bentuk dan struktur tetapi juga membahas atau menganalisis suatu karya dari sisi interpretasi atau mungkin ornamen dan simbol-simbol dalam teks partitur suatu karya musik. 46

58 DAFTAR PUSTAKA Apel, Wili Harvard Dictionary of Music. Massachusetts: The Belkna Press of Harvard University Press. Banoe, Pono Kamus Musik. Yogyakarta: Kanisius. Henken, Jhon Flute Quartet in D Major, K. 285 Wolfgang Amadeus Mozart. Diakses dari pada 22 Oktober Jamalus Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musik. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Komaruddin Ensiklopedia Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara. Moeliono, Anton M Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Poerwadarminta, W.J Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Prier, KE Ilmu Bentuk Musik. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi Kamus Musik. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi. Stein, Leon Struktur Dan Gaya (diterjemahkan oleh Andre Indrawan). Yogyakarta: UPT Perpustakaan Institut Seni Indonesia. Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung.: ALFABETA. Sujarweni, 2014 Wiratna. Metodologi Penelitian. PT. Pustaka Baru: Yogyakarta. Syafiq, Muhammad Ensiklopedia Musik Klasik. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa. Tambajong, Japi Ensiklopedia Musik. Jakarta: PT. Cipta Adi Pustaka. Tim Penyusun Ensiklopedia Nasional Indonesia. Jakarta: PT. Delta Pamungkas. 47

59 LAMPIRAN

60 Transkrip Wawancara Wawancara I Wawancara dilakukan tanggal 8 juni 2016 dengan Radhitya Mukti Prabasumirat S.Sn., M.Sn selaku pemain flute profesional yang bepengalaman dalam membawakan karya-karya musik klasik. B D B D B D B D B D B : assallamuallaikum mas didit, selamat malam. : wallaikumsallam. : iya, maaf mas ini saya mengganggu waktu nya sebentar : njih njih njiiih : ini mas saya mau minta tolong, saya mau wawancara untuk kepentingan Tugas Akhir saya. Jadi saya lagi menulis skripsi, judulnya analisis bentuk quartet in D mayor bagian ke 3, itu karyanya Mozart mas. Nah ini saya mau Tanya Tanya ke njenengan nah ini saya mau Tanya ke njenengan sebelum saya memulai menganalisis karya nya unuk pertimbangan saya analisis juga mas. : iya.. njih njihh, gimana-gimana? : gini mas saya mau Tanya mas, apakah frase dalam lagu ini bias ditentukan pake nafas gitu : owh maksudnya pake nafas : iya mas soal nya ini kan quartet flute, maksud nya ada flute nya to mas, nah ini saya mau Tanya ke njenengan sebagai seorang pemain flute, apakah frase dalam karya, eee maksudnya dalam karya ini apakah dalam satu frase dapat ditentukan dari nafas nya, soalnya kan saya main flute juga.. : maksud nya mas bangun apakah setiap kalimat dapat ditentukan dalam satu nafas gitu maksudnya? : iya D B D B : iya to? : iya : saya mau Tanya ke mas bangun dulu, frase pertama menurt mas bangun itu yang mana?, itu ee.. dari birama berapa ke birama berapa? Dan tolong di nyanyikan melodinya, eh dilafalkan. : jadi frase satu sampai eh maksud saya frase pertama itu birama satu sampai delapan.

61 D B D B D B D B D B D B D B D B D B D B : iya : nah kayak gini mas, sorry mas suaraku fals, kayak nya udah fals dari lahir mas. : hahaha : tak nyanyi yo mas taa ta ta ta tarararara ti ta ta ta ta tatataaaa tatata ta tata tata.. gitu : hahahaha.. : nah itu birama satu sampai delapan gitu mas apakah itu bisa saya bagi dari nafas nya kayak gitu mas. : kalau saya, menurut saya di karya ini di bagian tiga karya Mozart quartet ini, buat saya sendiri, saya dapat memainkan semua frase dengan satu nafas soalnya karena temponya cepat dan ke dua sukat nya cuman 2/4 jadi saya bisa memain kan semua kalimat atau per frase dengan satu nafas, terutama frase pertama tadi. : iya.. eee.. soalnya cuman pendek juga ya mas? Soalnya tempo nya cepet trus 2/4 juga ya mas. : gitu.. mas bangun. : iya gitu aja... : gitu aja? Walah jajal dadi narasumber pisan mosok yo takon e ngono tok.. : hahahha nggaak mas, eh tapi kalo di birama birama berikutnya, frase frase yang lain sama seperti itu atau beda beda mas? Tadi kan kalo yang tadi saya nyanyikan kan 1 frase birama satu sampai delapan satu nafas. Nah atau kalau yang lain atau juga seperti itu? : yo belum tentu suatu lagu itu satu kalimat delapan birama. : itu berdasarkan nafasnya ya mas. : maksud nya gimana : maksud nya dari satu nafas delapan birama. : maaf saya sebener nya nggak mudeng pertanyaan mas bangun tapi saya akan menjawab nya. : hahahahahaha.. : jadi di dalam lagu qurtet in apa? : d mayor. D : iya itu.. ee jadi gini sesuai pertanyaan pertama tadi di frase pertama tadi memang 1 frase terdiri dari birama satu sampai delapan, 1 frase 1 nafas. Tapi belum tentu juga frase di dalam bagian 3 karya ini beberapa 1 frase delapan frase. B : jadi dalam karya ini belum tentu kalo 1 frase delapan birama ya mas.. bisa juga 1 frase itu malah 10 birama atau kurang gitu ya mas?.

62 D B D B D B D B D B : yes kaya kue : haha makasih ya mas.. saya boleh mampir dan ngrepoti njenengan gini saya tuh sok isin jeh nek dolan nggon e njenengan mas.. : isin piye to mas? : ha wong njenengan ki pemain flute professional je mas : Hass opoh.? Aku tuh cuman pelawak e mas. Hahaha : hahaha nggih nggih matur nuwun nggih mas sudah mau saya repot i.. : iya sama sama : pareng nggih mas : nggih semoga skripsi nya lancer dan sukses : amin mas.

63 Wawancara II Wawancara dilakukan tanggal 26 mei 2016 dengan dilakukan dengan Fuadi S.Sn., M.A selaku narasumber. B : selamat siang pak fuad F : selamat siang. B : maaf mengganggu pak ini saya mau minta tolong bapak untuk diwawancara untuk skripsi saya F : owh iya lho yang dulu kan sudah? B : ini lagi pak soal nya yang sekarang skripsi. F : owh gitu.. berarti sekarang ganti skripsi? B : iya pak F : waduh tapi saya agak lupa soal nya udah lama kan dulu udah berapa bulan yang lalu. B : ya nggak papa pak. F kalo gitu saya harus baca lagi. B : kalo sekarang saya wawancara tidak apa apa kan? F : ya udah nggak papa. B : kalau yang kemarin itu berarti udah lupa ya pak? F :iya ini kan part nya udah lama to..soal nya udah berapa bulan yang lalu. B : iya je pak hehhe.. F : sebenarnya untuk bentuk rondo itukan kalo kamu baca sebenarnya sudah dijelaskan di buku nya romo prier, itu sudah sangat jelas di buku itu.. itu adalah lagu yang muncul kembali setelah adanya sisipan sisipan yang ada, jadi tema nya itu, tema, sisipan, tema lagi, sisipan tema lagi, seperti lagu yang berputar ya, rondo ya B : iya pak. F : nah cuman disini ada.. beberapa instrument quartet, bisa jadi untuk melodi utamanya nanti berpindah pindah, antara biola, iya to kemudian ada flute, ada biola alto terus cello ya? B : iya F : nah nati ini melodi nya bisa pindah ke.. flute, dari flute bisa pindah ke biola, bisa pindah ke alto, nah ini nanti tinggal dicari melodi pokoknya.

64 B : hmmm.. dulu saya juga sebenarnya, ya itu pak sempat ketipu juga pak saya kira ini kan quartet flute, terus saya piker melodi utamanya di flute, ternyata nggak.seperti itu. Ini kan format nya quartet Ternyata nggak, terus saya piker ini string nya ngiringin flute nya. Terus saya piker ini dulu bentuk nya cuman kaya sonata form biasa yang ekspodsisi, development, terus rekapitulasi. Itu yah ternyata salah juga. F : ya ini jadi kan memang judul nya sonata tapi khusus yang bentuk sonata nya biasanya cuman di bagian allegro atau bagian satunya nya. Misalnya bentuk lagu tiga bagian, bagial satunya allegro, nahitu yang mempunyai bentuk sonata, yang bagian dua, yang bagian lambat itu beda lagi bentuk nya, mungkin bentuk lagu dua atau tiga bagian. Nah yang bentuk ke tigaatau bagia yank e tiga itukan cepat lagi, jadi bagian satu nya cepat, bagian dua nya lambat, tiga cepat lagi. B : iya.. F : nah bagian tiga nya tuh biasanya rondo, ya bentuk nya rondo. Bukan bentuk sonata lagi. Walaupun itu tiga bagian itu judulnya sonatauntuk flute atau biola,sonata untuk piano. Tapi yang bentuknya sonata cuman bagian allegro nya saja. B : mhh.. jadi kalau apa.. judul sonata itu belum tentu bentuknya sonata F : jadi ee.. semua bagian tidak.. apa bentuknya bukan sonata semua. Simphoni juga sama. Simphoni itu atau concerto, missal conerto untuk biola itu, cepat lambat cepat, nah yang bentuknya sonata itu, walaupun itu concerto ya concerto biola, yang bentuknya sonata ya yang bagian allegronya. Untuk bagian dua nya mungkin ee.. apa, terus bagian tiganya rondo, ya nah bentuk rondo nya itu ya tadi, sesuai tema yang berputar tadi. Sesuai bentuk rondo nya. Jadi ini.. missal untuk perbagian tema kemudian tema kemudian sisispan kemudian tema lagi, ini harus di kasih nomor birama, dari awal sampai selesai, kemudian di potong - potong lagi. Tidak langsung jadi memang harus.. harus butuh menyempatkan waktu tersendiri untuk menganalisis itu B : pak terus ini saya mau Tanya pak apakah bentuk sonata seperti ini.. F : sonata atau rondo? Ini bentuk rondo. B : iya.. ini saya mau Tanya tentang sonata dulu diluar bahasan rondo dulu. Apakah semua sonata di semua jaman itu bentuk nya seperti ini atau tidak? F : bentuk sonata? B : iya yang seperti bapak tadi bilang bagian sonata itu bagian satu allegro bagian dua itu lambat, terus yang bagian tiga nya rondo?, itu atau di semua jaman seperti itu? F : iya e jadi untuk bentuk sonata itu kadang kadang ada yang tiga bagian, ada yang empat bagian juga, itu pasti tiap jaman bberkembang terus, jadi sonata nya Mozart jaman klasik itu, nanti akan berbeda dengan sonata nya Beethoven yang sudah akhir akhir. Itu mungkin sudah banyak perkembangan nya, sudah banyak berubah dari istilah nya pakem sonata klasik nya itu. B : oo iya iya

65 F : jadi tidak mutlak seperti ini, kalau bentuk nya mutlak nanti kreativitas dari composer juga akan mati, karena music itu kan berkembang terus. B : pak terus ini saya mau Tanya seumpamanya..di,, ini pakkalau di rondo itu apakah penutup di setiap tema itu selalu menggunaka kadens autentik pak? F : mmmhh untuk menutup setiap tema? B : iya terutama di karya ini pak. F : nah ini kan agak ee maaf ya udah lama hehe B : hahaha iya.. F : nanti saya lihat dulu, khusus yang pertanyaan itu apa, ee nanti kita simpan dulu, nanti saya baca lagi, gitu B : owhh yayaya.. owh iya ini ada satu lagi pertanyaan pak, kenaa melodi utama dan variasi dalam karya ini dimainkan secara bergiliran. Itu kenapa seperti itu F : ber..? B : bergiliran. Iya.. F : bergiliran? B : iya.. kenapa melodinya nggak cuman di flute aja? F : owh maksudnya pindah pindah instrument? B : iya.. kenapa pindah pindah? nggak di flute aja? F : itukan eee memang keinginan dari composer nya memang seperti itu. Mungkin ingin eee kalau temanya dimainkan dengan warna suara flute terus akan membosankan. Beda kalau dimainkan bersama dengan string. biola.. atau biola alto. nantikan nuansa nya akan berbeda. Mungkin untuk memperindah suasananya atau memperindah atau menambah variasi dari suansana yang bisa ditimbulkan dari karakter instrument itu. Ya bisa jadi. Karena kan ee.. analisis kan juga arah nya kesana juga. Jadi mempengaruhi ke orkestrasi nya, mempengaruhi ke arransemen nya, ke komposisi nya. Itu nanti Tema tema yang ada bisa di pindah instrumentasi nya gitu. B : terus ee kayak nya emm mungkin untuk pertanyaan yang lebih detail lagi hari ini belum bisa ya pak ya? F : kayak nya.. iya ini saya belum baca lagi, nanti kita janjian lagi ketemu kapan,,nanti kita nahas lagi. B : owh iya pak terimakasih ya pak fuad terimakasih. F : sukses ya B : amin.. (alhamdullillah)

66 Wawancara III Wawancara dilakukan tanggal 7 juni 2016 dengan Fuadi S.Sn., M.A selaku konsultan analisis dan narasumber. B : selamat siang pak fuad F : iya selamat siang, gimana bangun, apa kabar? B : baik pak.. hehe.. bapak sendiri bagaimana? F : iya alhamdullillah baik. B : ok pak saya langsung saja ya pak.. untuk melanjut kan wawancara kemarin. Owh iya pak ini analisis saya yang dulu. Kemarin kan bapak menanyaka analisis saya yang waktu masih TABS. F : owh jadi yang dulu nggak usah di pakai. Yang susulan dari analisis sebelumnya itu nggak usah di pakai, yang dulu di bawa kamu saja. B : owh iya pak.. F : ya.. saya sudah baca lagi analisis kamu ya sudah cukup lengkap jadi yang dulu nggak usah di pakai B : kalau gitu ini yang analisis sekarang pak. F : ya jadi ditambahin saja disitu keterangan nya bahwa disitu adalah rondo nya itu berbentuk rondo sonata. Jadi kerangka atau strukturya itu sudah mirip dengan sonata klasik. Tema 1 nya itu yang A B nya itu tema 2 di dominant nya ya, nah C nya itu development atau pengembangan nya, nantikan ada rekapitulasinya nanti kan kembali ke A lagi, iya to? nah terus di B nya kalau tadi komposisinya di dominant tapi kalau yang tetap di tonikanya. Jadi ini sudah mirip dengan eksposisi, development, dan rekapitulasi. B : tapi ini ya pak ya kala dulu saya dulu bikin bentuknya seperti sonata 3 bagian sebenernya nggak masalah ya pak? Atau, Owh itu kalau judulnya ya? F : sonata, sebuah komposisi sonata 3 itu, bentuk nya tidak semua per bagian nya berbentuk sonata. yang bentuknya sonata biasa nya cuman allegro nya. Nah nanti di bagian 2 nya bisa berbentuk lagu dua bagian atau berapa, lalu yang ke tiga bentuknya Rondo. B : iya kalau di jaman klasik seperti itu ya pak ya. F : iya.. bentuk sonata itu, tidak semua sonata itu semua bagian nya bentuknya sonata. jadi sebuah karya komposisi misal judulnya sonata biola dalam D mayor cuman bagian allegro nya saja yang berbentuk sonata, yang lain tidak atau yang lain nya bukan berbentuk sonata. Jadi ini nanti tinggal ditambahkan aja, merupakan bentuk rondo sonata yang formnya atau strukturnya mirip dengan bentuk sonata atau sonata form.karena sudah menyerupai dengan bentuk sonata. Bisa membedakan ya? B : bisa

67 F : jadi misal di suatu lagu tiga bagian cepat - lambat - cepat, cepat yang pertama itu sonata, yang ke dua lambat itu bisa bentuk lagu dua bagian, lalu cepat yang ke 3 ini bentuk nya rondo. B : Bener. F : nah sementara disini, rondo yang untuk quartet ini kan strukturnya A B A C A B A, yaitu dalam bukunya romo prier disebutkanitu merupaka bentuk rondo sonata, itu strukturnya mirip dengan sonata klasik, A B A nya merupakan eksposisi, C nya itu merupakan development, A B A merupakan rekapitulasi. Nah ini keterangan nya sudah cukup detail, cukup lengkap juga. B : nah ini anu pak, saya mau Tanya, kira kira apakah penutup di setiap tema menggunakan kadens autentik. F : ee saya kira tidak harus dengan autentik kadens ya. kalau ditutup atau kalimat penutupnya dengan misal plagal atau apa itu kan berarti bentuk yang menyimpang. Kalau bentuk umum atau bentuk baku itu kan V ke I, B : iya F : tapi kalau diakhiri dengan I ke IV atau I ke V itukan masi menggambang dan termasuk dalam kategori periode menyimpang. Jadi tidak harus dengan kadens autentik B : di jaman klasik juga seperti itu pak? F : saya kira ya mungkin ada juga cuman tapi kita harus cari dulu komposernya. B : owh jadi tergantung komposernya juga ya pak?, walau di jaman klasik. F : mm ini bangun mau neliti analisis bentuk lagu nya atau teknik permainan nya B : ini analisis bentuk dan struktur pak tapi nanti ada juga beberapa pertanyaan tentang style, tapi menurut pembimbing saya bapak untung menyarankan mencari narasumber dari praktisi atau umum. F : berarti ini bukan membahas teknik permainan ya?, soal nya kan dulu itu kamu mau recital itu kan? B : owh nggak pak ini skripsi. F : owh gitu berarti ini kamu harus nambah lagi baca baca buku jangan cuman dari romo prier tapi dari yang lain juga. B : iya pak.. terima kasih. F : sama itu ya dipelajari lagi ya yang lebih detail tentang struktur. B : pak mungkin ini sudah cukup pak untuk wawancaranya terimakasih ya pak atas kesediaan bapak menjadi narasumber saya. F : ya sama sama. Semoga yang kali ini kamu bisa lebih lancar. Sukses ya B : ya pak amin mari pak saya duluan. F : yuk.

68 Wawancara IV Wawancara dilakukan tanggal 24 juni 2016 dengan Ovan Bagus Jatmika M.Sn selaku konsultan analisis dan narasumber. B : hallo mas. O : hallo py wingi angel ora golek i kost ku? B : ora mas hehe owh iya iki ono jajan sitik mas hehe O : owh ya nuwun B : sorry ya mas kemarin aku ngirim analisis ku lewat gmail error jadi tak selipin bawah pintu kost mu. O : yo ra popo santai iki wes tak woco wingi yoan.. B : iya mas. O : yoo dadi karya Quartet In D Mayor yo B : tapi sing tak analisis bagian 3 nya O : gerakan 3? B : iya O : sering kali bentuk e rondo nah kebetulan ning karya iki rondo 3 istilah e. A B A C A B A ki third rondo form. Disebut juga.. kan rondo ki ono telu to.. B : iyo O : first rondo, second rondo, karo third rondo. Rondo pertama kan A B A, Rondo ke dua A B A C A, rondo ke tiga iku A B A C A B A. B : sing iki rondo 3? O : he em B : aku ki wingi moco ning buku ne prier ono rondo prancis karo opo sijine. O : nek kui anu.. saran ku ojo nganggo prier yo. B : owh gitu ya? O : mending nganggo Leon Stein. B : owh leon stein? O : nek saran ku ngganggo leon stein ae.. nek leon stein ki kategorine langsung jelas. Yen 3 bagian iku ono sek (buka buku) nah 11 item iki lho. Iku mlebu bab rondo form, sing no songo iki ya?, rondo 3, A B A C A B A. NAH RONDO 3 iki masuk dalam rumpun bentuk 3 bagian, three part form song, bentuk lagu 3 bagian. B : bentuk lagu 3 bagian?

69 O : nah ciri ciri ne lagu 3 bagian itu adalah selalu ada sing jenenge restatement. Restatement atau pernyataan ulang, ono pensil ora? B : bolpen mas. O : yowes ra popo. Tak coret-coret ra popo? B : nggak popo mas. Di coret coret wae. O : iki nek lagu 3 bagian, iku mesti ono bagian A, B, A. A ne iki iso persis, iso modifikasi. Biasa ne A (A aksen). Nah iki sering disebut bagian statement ya. Pernyataan awal. B : he eh O : ning kene ki development pengembangan, terus iki restatement atau pernyataan ulang bagian awal. Jadi ciri ciri lagu 3 bagian tuh selalu ada restatement setelah development. B : ini sama kayak sing eksposisi, development sama rekapitulasi, podo nggak? O : serupa, tapi detail e wes lain. Cuman secara umum perlakuan e mirip. B : perlakuan e mirip tapi beda. O : he em nek rondo 3 kan A B A C A B A, kan se olah-olah iki kan kita anggap A (A B A), iki seolah olah kita anggap B (C). ngene to.. B : oooooooooowwwhhh he e-he e O : nah sing sing penting tekok lagu 3 bagian iku adalah sebisa mungkin kita njabar ne pengembangan e ki ning endi teko bagian C. dadi gak mung ngomong ne bagian C ki teko birama sekian tekan birama sekian. Sing penting teko bagian C ki opo?, nah kui cobak di.. B : di gali eneh ngono yo mas? O : he em essensi ne kui ning kono. B : mmmmmm O : iki juga disebut rondo sonata kan. Karena iki bentuk e mirip mirip sonata, seolah olah iki eksposisi (A-B-A), seolah olah iki development (C), seolah olah iki rekapitulasi (A-B-A) kan ngono? B : iya.. O : makanya sering juga disebut rondo sonata, atau rondo 3. Kui masukan sing pertama, jadi sing paling penting ki malah bagian C ne iki, kudu dijabarkan lebih jauh, nah terus., nek iki muncul A. bedo ne A sing iki karo A iki ning endi??, iku sing kudu opo..??? sing kudu di jelas ne.. B : mmm yoyoyo O : terus tujuan e dibedakan iki untuk apa? Naah iku kudu opo?? Mmm.. di urai. Iku ya sing penting... iku sing pertama. Nah sing kedua, nek dalam lagu sing bentuk besar model rondo sonata ngene iki, sering kali antar bagian dimainkan dalam kunci yang berbeda,

70 B : iya O : sing sering istilah e kita kenal dengan modulasi. Nah iku coba dijabar ne, ojo mung dijabar ne ngene, katakanlah bagian A main ning c mayor, bagian B main ning g mayor, nek ngene iki kita kan iso ndelok ning partitur, tapi sing penting logika ne ngene.., kenapa kok iki ning g mayor?.. kok gak ning f mayor opo ning d mayor, nah iku luwih essential untuk dikupas ki ning kono, nah iku sing ke dua. B : Hmmm. O : nah terus masukan sing ke tiga, saran ku walaupun iki nggak harus, nek ono analisis seko lagu lagu string quartet e ngene iki di reduksi ning bentuk piano. B : lho itu karena apa mas? O : Hmm? Pertimbangan e lebih mudah diamati, lebih menghemat halaman, terus nek kita arep nggaris-garis ngene ki nggak lewat-lewat, nek ameh mengggal-menggal ngene ki nggak nganu, iki kan terlalu lewat, maksud e iki terlalu rapet. Soale nek kita rujuk apa pun akan jarang sekali kita menemui analisis ngene iki, paling model piano ngene iki. Walaupun kan iki karya string quartet kan, B : tapi deknen ditulis ning piano. O : ho ooo harus direduksi. Kita luwih gampang ndelok e, nek iki kita ameh urai ning anu kan iki flute, biola, alto, cello. Dadi kan nek direduksi ning piano kan luwih gampang di delok. Iki masukan sing nomer 3. Terus sing nomer 4 nah iki ono kesalah pahaman masalah kadens. Kadens autentik ki bener V ke I. B : he em. O : tapi maksud e iku bukan, nek iki teko kene kan yaitu birama 4 sampai 8. Maksud mu ee.. 4 sampai 8 ngono? B : apa ne? O : autentik e? lha iki tulisan mu B : owh nggak, iki maksud e diakhiri dengan kadens ning akhir birama 8. O : nah nek ngono kudu mok urai autentik itu habis di akord I. Sedangkan nek V ki dudu autentik, iki half kadens jenenge. Dadi birama 1 sampai 4 habis di half Kadens akor V, birama 5 sampai 8 habis di akor I autentik Kadens, ngono. B : bahasa ne kaya gitu ya? O : ho o lha nek iki kalimat mu kan ngene, selanjutnya terdapat beberapa frase yang diakhiri dengan kadens autentik, yaitu pada birama 4 sampai 8. Nah iki sing dadi masalah. B : ngg?? O : Iyo to?, kudune kan ning kene ki half, ning kene autentik. Bukan 4 sampai 8 ki autentik, kan ngono. Nah iku sing engko kudu di bener ne. B : berarti ngko kalimat e dadi ngene mas?, diawali dengan akor V di birama 4, lalu diakhiri dengan akor I di birama 8?

71 O : nggak, wes ngene wae. B : kalimat e kiro kiro piye mas? O : nek sing dipenggal nganggo kadens ki jenenge opo? B : ee aku lali mas O : frase, nek frase habis di akor V, iku disebut antisedent, frase tanya. Kalau habis di akor I disebut konsekuent atau frase jawab. Iya to? B : he em O : nah dadi ngko, ngomong ae frase pertama muncul pada birama 1 sampai 4 berakhir di akor V, dan ini diidentifikasi sebagai frase antisedant. Frase kedua muncul pada birama 5 sampai 8 habis di akor I, dan diidentifikasikan sebagai frase konsekuen. Frase antisedant + frase konsekuen membentuk periode. Dadi njabarno ne ngono. B : nggih mas. O : ngerti maksud e to? B : iyo O : nah terus kita nggak mungkin, akan ngerti yen iki habis di akor V atau habis di akor I tanpa nganalisis harmoni. Nah jadi harmoni mutlak harus dianalisis, walaupun nggak tiap birama harus dianalisis. Misal tiap akhir frase ono paling ora analisis harmonine. Nah iku ditambahi iku masukan. Nah iki sing kene yo podo ae ning kene gak ono analisis harmonine ki?, mung (V I) (V I) ngene iki?, iya to? B : ho o O : tonalitas e ning endi?, Kan gak ngerti?, iki (V) dari kunci apa? B : owh iyo mas O : nah iku sing kudu di perjelas. B : yayayaya O : dadi masukan ne ono 4 point iku yen seko aku. Sing pertama mau masalah bahwa rondo 3 iku masuk kategori three part form song, dan ciri dari three part song form itu adalah adanya restatemen atau pernyataan ulang. B : he em. O : ikine sumber e nganggo iki wae, leon stein. Nah terus sing kedua adalah bahwa dalam lagu 3 bagian yang menjadi essensi utama dari strukturnya adalah bagian development, nek ning kasus ngene iki bagian C ne, C ne kui kudu luwih detail, diurai tidak sebatas bagian C muncul dari birama sekian sampai sekian. Ndi mau C mu mau. Iki to C mu? B : iki mas O : nah iki luweh diurai maneh

72 B : eee mas.. iki tadi kenapa mau kok sing bagian C harus diulas meneh?, aku tadi lupa, kenapa kok harus diulas lagi? O : karena essensi dari lagu 3 bagian, iku ya ning bagian development e. bagian (B) ne B : ini ee tapi ini cuman berlaku di lagu 3 bagian aja apa gimana mas? O : 3 bagian B : owh iya. kok iso to mas? O : hmm? B : kok iso ning C ne to mas? O : maksud e ning C ne ki piye?, lha struktur e rondo ki piye, rondo 3?, kan A B A C A B A. A B A C A B A kui mau kan jumlah e kan gak 3, tapi tapi kan sing A B A pertama kui kan di detect sebagai (A) to, A B A sing pertama. Nah C ne kui (B) B : mas ini aku msh punya pertanyaan lagi untuk menguatkan analisis ku, nah mas ini kan rondo di jaman klasik, apakah bentuk rondo di jaman klasik seperti ini semua? O : secara umum? mau kan wes tak jelas ne Rondo itu ada 3, first rondo, second rondo, third rondo. secara umum diantara 3 itu nek rondo. B : itu berlaku di semua jaman atau gimana? O : isu bentuk itu ono ning klasik sih. Nek romantic isu ne dudu bentuk tapi eskpresi. B : ho o. O : sing dikejar ning musik gaya romantik iku ekspresi, nek gaya klasik itu pertimbangan bentuk, nek gaya barok itu tekstur karo ornamen. B : owh ya O : dadi essensi ne ning kono. Iku essensi ne. B : owh berarti itu kenapa ya mas kok di part karya barok yang asli kui gundul. O : kui nggak mutlak tapi salah satu ne terkait karo keterbatasan instrument, bahwa perkembangan instrument tidak sebaik sekarang, sing mampu memainkan range dinamik yang luas. Nah karena keterbatasan itu akhire eksplorasi dinamik tidak menjadi isu utama ning karya karya musik barok. Sering kali nek kita main karya barok mesti nek nggak forte piano. Nggak ono crescendo nggak ono decrescendo. B : yaaa. Kayak nya gitu dulu aja mas soale ini udah sangat membantu, dan masukan masukan ne njenengan sudah sangat membantu banget to. O : yoo B : nanti hasil wawancara dari mas didit, pak fuad, dan njenengan tak gali lagi aja O : nek saran ku moco iki (leon) nggak usah kabeh, khusus three part form song khusus e rondo

73 B : he e, aku punya buku terjemahan e kok mas. O : ki lho. (rondo form) iki lho kan A B A C A B A, nah iki lho A B A pertama seolah olah bagian 1, C bagian 2, A B A bagian 3. Nah sering kali A B A kedua di transpose. Nak ning kene ditranspose ora? B : nek aku ngarani ora ning kedua tapi malah ning B ne mas sing luweh spesifik. O : Oww lha iya. Ning kene kan ono B, ning kene, karo ning kene. Kan B iki karo B iki bedo, kan B karo B, ha ning kono podo nggak?, trus nek podo kenapa nek ora yo kenapa?, kudu dijelasne alasne. nah nek saran ku kui, sing perlu di elaborasi lebih ning kono mau. Dadi intine analisis bentuk ki tidak sebatas kita ngomong, bentuk iki terdiri dari 3 bagian. Bagian 1 terdiri dari birama 1 sampai birama sekian, nggak nggak hanya sebatas itu. tapi lebih jauh, dengan informasi hasil analisis kita bisa berstrategi, dalam arti kita kudu iso ngomong ne kenopo kok iso bentuk e iso ngono iki, kui logika ne. B : owh siap mas ngko coba ne O : ojo lali saran ku sing ma tentang harmoni. Paling nggak minimal ning wilayah kadens, untuk memetakan modulasine ning endi. B : ok nuwun nggih mas.

74

75

76

77

78

79

80

81

82

83

84

85

86

87

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Komposisi Sonata in C # Minor Op. 1 No. 1 untuk cello dan piano terdiri dari tiga movement, yaitu sonata-allegro form bertempo adagio, minuet dan trio bertempo allegretto, dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KARYA

BAB III ANALISIS KARYA BAB III ANALISIS KARYA Komposisi Sonata Piano Berdasarkan tiga lagu dolanan Jawa Tengah yaitu Gundul-gundul Pacul, Cublak-Cublak Suweng, dan Suwe Ora Jamu, untuk piano tunggal terdapat tiga movement, antara

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KARYA

BAB III ANALISIS KARYA BAB III ANALISIS KARYA A. Konsep Penyusunan Komposisi Sonata Jazz Reggae merupakan komposisi penggabungan dari dua genre musik yaitu Jazz dan Reggae ysng disusun dalam bentuk Sonata dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Komposisi Fantasia in C Major untuk format trio ini merupakan sebuah fantasia yang terdiri dari empat bagian, yaitu Allegretto, Adagio, Andante, dan Allegro con spirito. Instrumen

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN CONDUCTOR ORCHESTRA DALAM KONSER JANUARY OVERTURE

LAPORAN PENELITIAN CONDUCTOR ORCHESTRA DALAM KONSER JANUARY OVERTURE LAPORAN PENELITIAN CONDUCTOR ORCHESTRA DALAM KONSER JANUARY OVERTURE Oleh: Fu adi, S.Sn., M.A JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013 0 A. Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Sejak dahulu tanpa disadari, manusia telah menggunakan seni dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Sejak dahulu tanpa disadari, manusia telah menggunakan seni dalam BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni adalah sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Sejak dahulu tanpa disadari, manusia telah menggunakan seni dalam setiap perkembangan peradaban

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan karya komposisi Allegro Appassionato op. 43 karya Saint-Saëns. Allegro Appassionato op. 43 merupakan karya

Lebih terperinci

BENTUK MUSIK SONATA DALAM KARYA MUSIK ABORISCO

BENTUK MUSIK SONATA DALAM KARYA MUSIK ABORISCO BENTUK MUSIK SONATA DALAM KARYA MUSIK ABORISCO Oleh : Sena Radya Iswara Samino (092134017) Dosen Pembimbing : Drs. Heri Murbiyantoro, M.Pd ABSTRAK Seseorang dengan ambisi besar dalam meraih kesuksesannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pelaku seni khususnya dibidang seni musik, baik sebagai seorang seorang pengajar, praktisi,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Komposisi Tema dan Variasi berdasarkan lagu Mansibin Siraben untuk solo gitar ini memiliki struktur yang terdiri dari sebuah tema utama dan lima macam variasi dengan coda sebagai

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB ANALSS KOMPOSS Komposisi Kehilangan Ayah Sebuah musik program untuk Kuartet Gitar dalam bentuk Sonata, terdiri dari tiga movement yang saling berkaitan karena berdasarkan pada satu ide cerita yaitu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Komposisi Musik Musik memiliki lima unsur yaitu: ritme, melodi, harmoni, ekspresi dan bentuk. Pembagian kelima unsur-unsur musik disini sesuai dengan pendapat Jamalus 1

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Kronologis Terinspirasi oleh pengalaman penulis dalam menghadapi situasi saat kehilangan ayah dalam keluarga. Keluarga penulis terdiri dari ayah, ibu, dan empat orang anak. Bulan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Dalam Bab III ini penulis akan menjelaskan tentang struktur dari semua komposisi. Penulis akan memaparkan secara struktural komposisi, Indahnya Bersama yang terdiri dari lima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beliau ciptakan, seperti halnya lagu Tuhan adalah kekuatanku yang diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. beliau ciptakan, seperti halnya lagu Tuhan adalah kekuatanku yang diciptakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuhan Kekuatan Dan Mazmurku merupakan salah satu lagu yang diciptakan oleh Theodora Sinaga. Theodora Sinaga adalah salah satu pencipta lagu yang ada di kota

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Proses penyusunan komposisi dan analisis bentuk struktur komposisi musik program Bermain Layang-layang untuk kuartet gesek dan piano. A. Proses Penyusunan Komposisi Komposisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang ditengah-tengah kehidupan manusia, karena pada dasarnya seni

BAB I PENDAHULUAN. berkembang ditengah-tengah kehidupan manusia, karena pada dasarnya seni BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seni musik merupakan bidang seni yang banyak diminati dikalangan apapun, sebab musik merupakan media yang sangat efektif. Secara umum, musik merupakan kegiatan kesenian

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Suita Gambang Semarang untuk Kuartet Gitar dan Erhu merupakan komposisi yang menerapkan struktur suita modern, dimana tidak memiliki bentuk baku seperti yang ada pada suita barok.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI A. Konsep Penyusunan Komposisi Suita Dalam Tangga Nada C Major Komposisi Musik untuk Trio Gitar ini merupakan komposisi yang menggunakan struktur dan karakter dari suita barok

Lebih terperinci

BENTUK LAGU PADA KARYA MUSIK SESEBULAN

BENTUK LAGU PADA KARYA MUSIK SESEBULAN BENTUK LAGU PADA KARYA MUSIK SESEBULAN Oleh : Didik Santoso Dosen Pembimbing : M. Sarjoko. S.Sn, M.Pd. Abstrak Sesebulan adalah akronim bahasa jawa yang berarti nyebul. Nyebul yang berarti meniup. Meniup

Lebih terperinci

Bentuk Musik Variasi Pada Karya Musik Hom Pim Pah

Bentuk Musik Variasi Pada Karya Musik Hom Pim Pah Bentuk Musik Variasi Pada Karya Musik Hom Pim Pah Oleh: Inggit Erlianto/092134250 Dosen Pembimbing: Agus Suwahyono S.Sn, M.Pd. Abstrak Karya musik Hompimpah merupakan karya musik yang diciptakan untuk

Lebih terperinci

TEKNIK PERMAINAN PIANO PADA BAGIAN SONATA DALAM KARYA MUSIK JOURNEY TO THE SECRET ISLAND

TEKNIK PERMAINAN PIANO PADA BAGIAN SONATA DALAM KARYA MUSIK JOURNEY TO THE SECRET ISLAND TEKNIK PERMAINAN PIANO PADA BAGIAN SONATA DALAM KARYA MUSIK JOURNEY TO THE SECRET ISLAND Oleh : Adelia Dosen Pembimbing : Drs. Heri Murbiyantoro, M.Pd Abstrak Karya musik Journey To Iceland adalah sebuah

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA

BAB III ANALISIS DATA BAB III ANALISIS DATA A. Program Musik Komposisi ini terbagi dalam dua bagian, bagian pertama bercerita tentang kehidupan masa kecil orangtua, bagian kedua bercerita tentang kisah ketika orangtua penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seni adalah kemampuan membuat sesuatu dalam hubungannya dengan upaya mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Seni adalah kemampuan membuat sesuatu dalam hubungannya dengan upaya mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya Seni adalah kemampuan membuat sesuatu dalam hubungannya dengan upaya mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan oleh gagasan tertentu. Musik adalah suara yang

Lebih terperinci

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax.022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id 043 MODUL

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bahasa dan sastra, dan lain sebagainya. Menurut Banoe (2003 : 288), musik

BAB II KAJIAN TEORI. bahasa dan sastra, dan lain sebagainya. Menurut Banoe (2003 : 288), musik BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian musik. Sejarah perkembangan musik tidak dapat dilepaskan dari perkembangan budaya manusia. Hal ini disebabkan karena musik merupakan salah satu hasil

Lebih terperinci

BAB V TEKNIK PERMAINAN

BAB V TEKNIK PERMAINAN BAB V TEKNIK PERMAINAN Concerto for The Left Hand (in D) karya Maurice Ravel merupakan sebuah karya konserto dalam bentuk orkestra dengan instrumen piano yang dibuat untuk menunjukkan kepiawaian seseorang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Konsep penyusunan komposisi Senangnya Masa Kecilku komposisi ini dibagi menjadi 3 lagu, yaitu Bahagia Mengenal Sekolah, Senangnya Bermain, dan Cinta. Instrumen yang digunakan

Lebih terperinci

(Penggalan frase 1, frase 2 dan frase 3 pada bagian A)

(Penggalan frase 1, frase 2 dan frase 3 pada bagian A) DESKRIPSI CIPTA LAGU AKU SIAP LOMBA VOKAL TUNGGAL TINGKAT SD SE-DIY DALAM RANGKA KEGIATAN WISATA KAMPUS Oleh : F. Xaveria Diah K. NIP : 19791222 200501 2 003 A. Pendahuluan Lagu ini dibuat dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara spesifikasi. Tindakan tersebut dinamakan dengan analisis.

BAB I PENDAHULUAN. secara spesifikasi. Tindakan tersebut dinamakan dengan analisis. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Musik tidak terlepas peranannya dalam kehidupan manusia. Setiap orang pasti memiliki pengalaman musik yang berbeda-beda tergantung seberapa sering seseorang mendengar

Lebih terperinci

TINJAUAN BENTUK MUSIK PADA KOMPOSISI MUSIK PLACE OF BIRTH (SIDAYU)

TINJAUAN BENTUK MUSIK PADA KOMPOSISI MUSIK PLACE OF BIRTH (SIDAYU) TINJAUAN BENTUK MUSIK PADA KOMPOSISI MUSIK PLACE OF BIRTH (SIDAYU) Oleh : Mohammad Tsaqibul Fikri Dosen Pembimbing : Moh. Sarjoko S.Sn., M.Pd Abstrak Pada komposisi musik Place Of Birth (SIDAYU), Komposer

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KARYA

BAB III ANALISIS KARYA BAB III ANALISIS KARYA A. Konsep Penyusunan Komposisi Komposisi My Son My Hero yang terinspirasi oleh kehadiran Giorgio, anak penulis ini, akan dibagi menjadi tiga movement dengan tiga karakter tempo yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luas. Susunan bunyi atau nada yang tercipta dalam suatu karya musik mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. luas. Susunan bunyi atau nada yang tercipta dalam suatu karya musik mempunyai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Musik adalah salah satu seni yang mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. Susunan bunyi atau nada yang tercipta dalam suatu karya musik mempunyai karakter

Lebih terperinci

KARYA BERMAIN DALAM TINJAUAN KOMPOSISI

KARYA BERMAIN DALAM TINJAUAN KOMPOSISI KARYA BERMAIN DALAM TINJAUAN KOMPOSISI Oleh : Nama :Deo Febrianto (10020134226) Dosen Pembimbing : Moh. Sarjoko S.Sn, M.Pd ABSTRAK Ide awal mula seorang seniman dalam membuat karya musik salah satunya

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI A. Cinta Kepada Diri Sendiri 1. Deskripsi Syair Aku anak manis dan juga mandiri Semua ku lakukan dengan sendiri Rajin belajar agar cemerlang Membuat papa mama bangga Refren Aku

Lebih terperinci

JURNAL TUGAS AKHIR ANALISIS STRUKTURAL PADA BAGIAN PERTAMA KONSERTO BIOLA, OP.64 DALAM E MINOR KARYA FELIX MENDELSSOHN

JURNAL TUGAS AKHIR ANALISIS STRUKTURAL PADA BAGIAN PERTAMA KONSERTO BIOLA, OP.64 DALAM E MINOR KARYA FELIX MENDELSSOHN JURNAL TUGAS AKHIR ANALISIS STRUKTURAL PADA BAGIAN PERTAMA KONSERTO BIOLA, OP.64 DALAM E MINOR KARYA FELIX MENDELSSOHN SKRIPSI PERTUNJUKANN MUSIK Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media atau sarana yang digunakan untuk mengekspresikan diri. Musik adalah

BAB I PENDAHULUAN. media atau sarana yang digunakan untuk mengekspresikan diri. Musik adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan cabang dari seni. Seni musik juga termasuk salah satu media atau sarana yang digunakan untuk mengekspresikan diri. Musik adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Fantasia Fantasia secara umum adalah karya musik yang tidak terikat oleh bentuk-bentuk yang sudah lazim. 1 Fantasia adalah istilah yang diambil pada zaman Renaisans untuk komposisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik sebagai hasil karya manusia dalam bentuk bunyi memiliki fungsi untuk menghibur atau untuk memenuhi kepuasan batin. Ketika berbicara tentang komposisi musik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai suara kedalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami

BAB I PENDAHULUAN. berbagai suara kedalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik adalah cabang seni yang membahas dan menetapkan berbagai suara kedalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami manusia (Banoe, 2003: 288). Musik

Lebih terperinci

Tangkurak Koriang dalam Bentuk Formasi Orkestra: Suatu Perwujudan dari Musik Tradisi Masyarakat Pulau Binjai Kabupaten Kuantan Singingi

Tangkurak Koriang dalam Bentuk Formasi Orkestra: Suatu Perwujudan dari Musik Tradisi Masyarakat Pulau Binjai Kabupaten Kuantan Singingi Tangkurak Koriang dalam Bentuk Formasi Orkestra: Suatu Perwujudan dari Musik Tradisi Masyarakat Pulau Binjai Kabupaten Kuantan Singingi Oleh: Randi Restu Hadi Abstrak Tangkurak Koriang dalam Bentuk Formasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA

BAB III ANALISIS DATA BAB III ANALISIS DATA A. Kerangka Komposisi Komposisi Fantasia Dalam G Mayor Untuk Piano Empat Tangan memiliki tiga bagian, yaitu I, II, dan III. Pada komposisi ini terdapat beberapa perubahan tempo untuk

Lebih terperinci

GLOSSARIUM. Alterasi adalah istilah yang dipakai untuk perubahan kromatis salah satu nada dalam satu akord.

GLOSSARIUM. Alterasi adalah istilah yang dipakai untuk perubahan kromatis salah satu nada dalam satu akord. GLOSSARIUM Alterasi adalah istilah yang dipakai untuk perubahan kromatis salah satu nada dalam satu akord. Appoggiatura, not hiasan yang ditambahkan sebelum not utama Augmentasi adalah salah satu tekstur

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK MUSIKAL DAN STRUKTUR LAGU TANAH AIRKU KARYA IBU SOED ARANSEMEN JOKO SUPRAYITNO UNTUK DUET VOKAL DAN ORKESTRA

ANALISIS BENTUK MUSIKAL DAN STRUKTUR LAGU TANAH AIRKU KARYA IBU SOED ARANSEMEN JOKO SUPRAYITNO UNTUK DUET VOKAL DAN ORKESTRA ANALISIS BENTUK MUSIKAL DAN STRUKTUR LAGU TANAH AIRKU KARYA IBU SOED ARANSEMEN JOKO SUPRAYITNO UNTUK DUET VOKAL DAN ORKESTRA JURNAL Program Studi S-1 Seni Musik Oleh : Puput Meinis Narselina NIM. 1011589013

Lebih terperinci

MUSIK ANSAMBEL. A. Pengertian dan Jenis Musik Ansambel. Musik ansambel adalah bermain musik secara. bersama-sama dengan menggunakan beberapa

MUSIK ANSAMBEL. A. Pengertian dan Jenis Musik Ansambel. Musik ansambel adalah bermain musik secara. bersama-sama dengan menggunakan beberapa Kompetensi Dasar 1. Menjelaskan simbol tempo dalam lagu 2. Menjelaskan makna ansambel 3. Menghubungkan antara simbol nada dengan elemen musik 4. Menghubungkan simbol nada dengan tempo dalam lagu 5. Memainkan

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK MUSIK PADA KARYA YEARS OF THE BITTER AND THE SWEET. Oleh : Ulfa Ayunin ( )

ANALISIS BENTUK MUSIK PADA KARYA YEARS OF THE BITTER AND THE SWEET. Oleh : Ulfa Ayunin ( ) ANALISIS BENTUK MUSIK PADA KARYA YEARS OF THE BITTER AND THE SWEET Oleh : Ulfa Ayunin (072134022) Dosen Pembimbing Karya Dosen Pembimbing Penulisan : Drs. Heri Murbiyantoro, S. Sn : Drs. Bambang Sugito,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah musik Barat, banyak komponis musik yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah musik Barat, banyak komponis musik yang telah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam sejarah musik Barat, banyak komponis musik yang telah menciptakan karya komposisi-komposisi musik yang sampai sekarang karyakaryanya masih terdengar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan seni pengungkapan gagasan melalui bunyi, yang unsur dasarnya berupa melodi, irama, dan harmoni, dengan unsur pendukung berupa bentuk gagasan,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai analisis struktural komposisi Nocturne yang telah disusun sebelumnya. Hasil analisis struktural akan dipaparkan mengenai bagaimana mengembangkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KARYA

BAB III ANALISIS KARYA BAB III ANALISIS KARYA A. Konsep Penyusunan Komposisi Komposisi Medini ini akan dibagi menjadi tiga movement dengan tiga karakter tempo yaitu Allegro-Andante-Allegro, yang terinspirasi dari perjalanan

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR DAN TEKNIK PERMAINAN PIANO CONCERTO POUR LA MAIN GAUCHE EN RE MAJEUR KARYA MAURICE RAVEL RINGKASAN SKRIPSI

ANALISIS STRUKTUR DAN TEKNIK PERMAINAN PIANO CONCERTO POUR LA MAIN GAUCHE EN RE MAJEUR KARYA MAURICE RAVEL RINGKASAN SKRIPSI ANALISIS STRUKTUR DAN TEKNIK PERMAINAN PIANO CONCERTO POUR LA MAIN GAUCHE EN RE MAJEUR KARYA MAURICE RAVEL RINGKASAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Harapan menjadi salah satu bagian yang tak terpisahkan dalam hidup manusia, baik harapan kepada Tuhan maupun kepada manusia. Kepercayaan religius dan spiritual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik adalah salah satu hasil dari proses kebudayaan manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik adalah salah satu hasil dari proses kebudayaan manusia dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik adalah salah satu hasil dari proses kebudayaan manusia dalam bentuk bunyi-bunyian yang memiliki unsur-unsur melodi, irama, dan tempo. Musik juga merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), hlm.? 1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ketiga

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), hlm.? 1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ketiga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tema Resital dan Pemilihan Repertoar Inspirator berasal dari kata bahasa Inggris inspiration (inspirasi, kata benda) yang artinya ilham --mendapatkan akhiran or untuk

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Komposisi Keep On Dreaming terdiri dari tiga bagian yaitu Life Is Simple, Courage And Persistence, dan Dare To Dream Big. Komposisi ini dibuat untuk ansambel musik yang terdiri

Lebih terperinci

KONSERTO DALAM G MAYOR UNTUK FLUTE DAN ORKES KAMAR

KONSERTO DALAM G MAYOR UNTUK FLUTE DAN ORKES KAMAR KONSERTO DALAM G MAYOR UNTUK FLUTE DAN ORKES KAMAR SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Musik Disusun oleh : Priscilla Sylviani Handoko NIM: 852012005 PROGRAM

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR MINAT KOMPOSISI APOLOGIZE FOR ORCHESTRA

TUGAS AKHIR MINAT KOMPOSISI APOLOGIZE FOR ORCHESTRA TUGAS AKHIR MINAT KOMPOSISI APOLOGIZE FOR ORCHESTRA Oleh: Nike Efendi NIM 1011516013 PROGRAM STUDI S-1 JURUSAN MUSIK FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA 2014 1 TUGAS AKHIR MINAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil yang optimal. Kegiatan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil yang optimal. Kegiatan pembelajaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Penggunaan strategi dalam kegiatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Sonata Kata sonata berasal dari bahasa Italia sonare yang berarti berbunyi. Sonata merupakan jenis komposisi musik instrumental yang biasanya terdiri dari tiga atau empat movement,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Oleh Luthfi Seli Fauzi, kognitif adalah semua proses dan produk pikiran untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. 1 Oleh Luthfi Seli Fauzi, kognitif adalah semua proses dan produk pikiran untuk mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik seringkali digunakan sebagai media untuk berkomunikasi antara seseorang dengan orang lain, baik untuk menyampaikan pesan atau perasaan maupun mengisahkan

Lebih terperinci

Penerapan akor pokok dalam tangga nada mayor 1# - 7# pada pianika

Penerapan akor pokok dalam tangga nada mayor 1# - 7# pada pianika Penerapan akor pokok dalam tangga nada mayor 1# - 7# pada pianika Disajikan dalam seminar sehari Jurusan Pendidikan Sendratasik FBS UNP pada tanggal 9 Juli 2010 Oleh: Syeilendra JURUSAN PENDIDIKAN SENDRATASIK

Lebih terperinci

Teknik Permainan Gitar Pada Karya Musik Spirito Con Grazia Ed Espressivo

Teknik Permainan Gitar Pada Karya Musik Spirito Con Grazia Ed Espressivo Teknik Permainan Gitar Pada Karya Musik Spirito Con Grazia Ed Espressivo, Sebuah Karya Musik Pada Ujian Akhir Karya Musik Jurusan Sendratasik Tahun 2013 Oleh: Bobby Gunarso (092134246) Dosen Pembimbing:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni musik merupakan bidang seni yang sangat diminati, sebab musik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni musik merupakan bidang seni yang sangat diminati, sebab musik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni musik merupakan bidang seni yang sangat diminati, sebab musik merupakan media hiburan yang sangat efektif. Secara umum, musik merupakan kegiatan kesenian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian lagu No I dan VIII dalam lieder Frauenliebe und leben Op.42 karya Robert Schumann diilustrasikan melalui skema berikut. Tahapan Awal

Lebih terperinci

ARANSEMEN LAGU KULIHAT IBU PERTIWI UNTUK FLUTE, KLARINET DENGAN KUARTET GESEK

ARANSEMEN LAGU KULIHAT IBU PERTIWI UNTUK FLUTE, KLARINET DENGAN KUARTET GESEK ARANSEMEN LAGU KULIHAT IBU PERTIWI UNTUK FLUTE, KLARINET DENGAN KUARTET GESEK Zefanya Dominggus 111647013 Jurusan Musik Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Jl. Parangtritis Km. 6,5 Sewon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dirasakan dan dikembangkan manusia sejak zaman purbakala.

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dirasakan dan dikembangkan manusia sejak zaman purbakala. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya, sangat banyak definisi yang menjelaskan tentang pengertian musik, namun pada dasarnya musik merupakan kumpulan beberapa bunyi yang tersusun sedemikian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tahun 1812, untuk pertama kalinya seorang komponis berkebangsaan Irlandia, John Field mempergelarkan Nocturne no. 1-3 di St. Petersburg 1. Nocturne means a piece

Lebih terperinci

TEORI DAN PENGGUNAAN AKOR

TEORI DAN PENGGUNAAN AKOR TEORI DAN PENGGUNAAN AKOR BUKU PELAJARAN ILMU HARMONI (II) GUSTAV STRUBE Diterjemahkan oleh: A.Gathut Bintarto T., S.Sos., S.Sn., M.A. Dibiayai dari dana DIPA ISI Yogyakarta: No. 042.01.2.400980/ 2016

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI A. Analisis Struktur Musik Komposisi musik program A Day s Wait dibagi menjadi tiga bagian. Masing-masing bagian diberi judul It Came After Me, I Feel Like I m Dying (The Hunting)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara untuk mendapatkan data yang dilakukan secara ilmiah dengan tujuan dan fungsi tertentu. Cara ilmiah yang dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan

Lebih terperinci

ELEMEN-ELEMEN MUSIK & TEKNIK PERMAIN MUSIK

ELEMEN-ELEMEN MUSIK & TEKNIK PERMAIN MUSIK ELEMEN-ELEMEN MUSIK & TEKNIK PERMAIN MUSIK Bagian Penting Dari Analisa Musik Dalam Permainan Drum dan Marching Band Oleh: Pujiwiyana PERSATUAN DRUM BAND INDONESIA 2009 ELEMEN-ELEMEN MUSIK Pujiwiyana I.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Konsep Penyusunan Komposisi Fantasia in C Major ini dibagi menjadi 3 lagu, yaitu Movement 1, Movement 2, dan Movement 3. Ketiga bagian lagu ini dimainkan dengan format Combo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pembelajaran merupakan upaya yang diberikan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pembelajaran merupakan upaya yang diberikan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pembelajaran merupakan upaya yang diberikan untuk mempersiapkan peserta didik agar mampu hidup dan berkembang serta mampu meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Periode Romantik Musik adalah ilmu atau seni penyusunan nada atau suara diurutan, kombinasi, dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai kesatuan

Lebih terperinci

Kata Kunci: Musik Sonata, Bentuk Musik Sonata, Viola Solo

Kata Kunci: Musik Sonata, Bentuk Musik Sonata, Viola Solo BENTUK MUSIK SONATA PADA KARYA MUSIK SONATA IN G MINOR FOR SOLO VIOLA Syaify Dwi Cahya syaify.95@gmail.com Harpang Yudha Karyawanto, S.Pd., M.Pd. harpangkaryawanto@unesa.ac.id Jurusan Sendratasik FBS Unesa

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Komposisi musik program Ester merupakan representasi kisah yang diangkat berdasarkan Kitab Ester. Pergerakan alur komposisi disesuaikan dengan tiap bagian kisah tersebut dengan

Lebih terperinci

GLOSSARIUM. Aksentuasi adalah tekanan yang bersifat lemah dan kuat pada kata-kata maupun melodi lagu.

GLOSSARIUM. Aksentuasi adalah tekanan yang bersifat lemah dan kuat pada kata-kata maupun melodi lagu. GLOSSARIUM Aksentuasi adalah tekanan yang bersifat lemah dan kuat pada kata-kata maupun melodi lagu. Alliteration, yaitu teknik pengulangan bunyi awal yang sama secara berturutturut. Ambitus (range ),

Lebih terperinci

Bentuk Penyajian Musik pada Karya The Spirit of Samurai, Sebuah Karya Musik Pada Ujian Tugas Akhir Jurusan Sendratasik Tahun 2013

Bentuk Penyajian Musik pada Karya The Spirit of Samurai, Sebuah Karya Musik Pada Ujian Tugas Akhir Jurusan Sendratasik Tahun 2013 Bentuk Penyajian Musik pada Karya The Spirit of Samurai, Sebuah Karya Musik Pada Ujian Tugas Akhir Jurusan Sendratasik Tahun 2013 Oleh : Dedy Prasetya (092134226) Dosen Pembimbing: Moh. Sarjoko S.Sn, M.Pd.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah jenis penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif merupakan penelitian

Lebih terperinci

KOMPOSISI MUSIK ROMANTIKA KEHIDUPAN UNTUK ANSAMBEL CAMPURAN

KOMPOSISI MUSIK ROMANTIKA KEHIDUPAN UNTUK ANSAMBEL CAMPURAN KOMPOSISI MUSIK ROMANTIKA KEHIDUPAN UNTUK ANSAMBEL CAMPURAN TUGAS AKHIR Program Studi S-1 Seni Musik Oleh: Yoga Manggala NIM. 1011551013 JURUSAN MUSIK FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INSDONESIA

Lebih terperinci

MENGENAL IRAMA 8 BEAT

MENGENAL IRAMA 8 BEAT MENGENAL IRAMA 8 BEAT Oleh: Drs. F DHANANG GURITNO, M.Sn WIDYAISWARA SENI MUSIK PPPPTK SENI DAN BUDAYA YOGYAKARTA ====================================================== Abstrak Pola ritme tertentu yang

Lebih terperinci

STRUKTUR HARMONI PADA KARYA MUSIK SING ISN T LIPSYNC. Oleh Nur Irfan Ismail Pembimbing : Budi Dharmawanputra S.pd, M.

STRUKTUR HARMONI PADA KARYA MUSIK SING ISN T LIPSYNC. Oleh Nur Irfan Ismail Pembimbing : Budi Dharmawanputra S.pd, M. STRUKTUR HARMONI PADA KARYA MUSIK SING ISN T LIPSYNC Oleh Nur Irfan Ismail 10020134051 Pembimbing : Budi Dharmawanputra S.pd, M.pd Abstrak Sing Isn t Lipsync adalah karya musik yang menceritakan ketidak

Lebih terperinci

BAHAN USBN AKORD. = 2 1 ½ m = 1 ½ 2 dim = 1 ½ - 1 ½ M 7 = 2 1 ½ - 2 m 7 = 1 ½ 2-1 ½ 7 = 2 1 ½ - 1 ½ Sus 4 = = 2 ½ - 1 Sus 2 = = 1 2 ½

BAHAN USBN AKORD. = 2 1 ½ m = 1 ½ 2 dim = 1 ½ - 1 ½ M 7 = 2 1 ½ - 2 m 7 = 1 ½ 2-1 ½ 7 = 2 1 ½ - 1 ½ Sus 4 = = 2 ½ - 1 Sus 2 = = 1 2 ½ AKORD BAHAN USBN M = 2 1 ½ m = 1 ½ 2 dim = 1 ½ - 1 ½ M 7 = 2 1 ½ - 2 m 7 = 1 ½ 2-1 ½ 7 = 2 1 ½ - 1 ½ Sus 4 = 1 4 5 = 2 ½ - 1 Sus 2 = 1 2 5 = 1 2 ½ MUSIK KONTEMPORER Ciri-Ciri Seni Kontemporer secara umum

Lebih terperinci

Unsur Musik. Irama. Beat Birama Tempo

Unsur Musik. Irama. Beat Birama Tempo Unsur- Unsur Musik Unsur Musik Bunyi Irama Notasi Melodi Harmoni Tonalitas Tekstur Gaya musik Pitch Dinamika Timbre Beat Birama Tempo Musik adalah bagian dari bunyi, namun bunyi dalam musik berbeda dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITAN

BAB III METODE PENELITAN BAB III METODE PENELITAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik untuk menggambarkan fenomena yang terdapat pada objek penelitian. Artinya, penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

TEKNIK PERMAINAN TROMBONE PADA CONCERTINO FOR TROMBONE OP.4 KARYA FERDINAND DAVID. TUGAS AKHIR Program Studi S-1 Seni Musik. Oleh:

TEKNIK PERMAINAN TROMBONE PADA CONCERTINO FOR TROMBONE OP.4 KARYA FERDINAND DAVID. TUGAS AKHIR Program Studi S-1 Seni Musik. Oleh: TEKNIK PERMAINAN TROMBONE PADA CONCERTINO FOR TROMBONE OP.4 KARYA FERDINAND DAVID TUGAS AKHIR Program Studi S-1 Seni Musik Oleh: Evpan H Sinaga NIM. 1111691013 Semester Gasal 2016/2017 JURUSAN MUSIK FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS TEKNIK PERMAINAN GITAR DALAM RONDO IN A MINOR KARYA DIONISIO AGUADO SKRIPSI

ANALISIS TEKNIK PERMAINAN GITAR DALAM RONDO IN A MINOR KARYA DIONISIO AGUADO SKRIPSI ANALISIS TEKNIK PERMAINAN GITAR DALAM RONDO IN A MINOR KARYA DIONISIO AGUADO SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 1

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 1 PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 1 1 Standar Kompetensi : 1. Mengapresiasi karya seni rupa PROGRAM SEMESTER SENI RUPA Kompetensi Dasar Indikator Materi

Lebih terperinci

KARYA MUSIK SCHERZO CON BRILLANTE DALAM TINJAUAN PENERAPAN KOMPOSISI

KARYA MUSIK SCHERZO CON BRILLANTE DALAM TINJAUAN PENERAPAN KOMPOSISI KARYA MUSIK SCHERZO CON BRILLANTE DALAM TINJAUAN PENERAPAN KOMPOSISI Saifuddin Seni Drama Tari Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya, didien.peach@gmail.com M. Sarjoko, S.Sn.,M.Pd

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KARYA

BAB III ANALISIS KARYA BAB III ANALISIS KARYA Pada Bab ini akan dijelaskan beberapa elemen dan proses kreatif yang terdapat dalam Sonata Electronica perpaduan Patch dan Duet Gitar dalam komposisi Sonata. Bab analisis karya akan

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA (WAJIB PILIHAN) (SENI MUSIK)

SILABUS MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA (WAJIB PILIHAN) (SENI MUSIK) Satuan Pendidikan : SMP... Mata Pelajaran : SENI MUSIK Kelas : VII Kompetensi Inti : KI.1 Menerima, menanggapi, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. SILABUS MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA (WAJIB PILIHAN)

Lebih terperinci

ANALISIS MUSIK CALEMPONG (LAGU MUARA TAKUI) DI KECAMATAN BANGKINANG SEBERANG KABUPATEN KAMPAR RIAU

ANALISIS MUSIK CALEMPONG (LAGU MUARA TAKUI) DI KECAMATAN BANGKINANG SEBERANG KABUPATEN KAMPAR RIAU ANALISIS MUSIK CALEMPONG (LAGU MUARA TAKUI) DI KECAMATAN BANGKINANG SEBERANG KABUPATEN KAMPAR RIAU Sri Martini Guru SMP Negeri 2 Singingi srimartini173@gmail.com ABSTRAK Seni musik calempong Kampar merupakan

Lebih terperinci

STRUKTUR HARMONI DALAM KARYA RONDO ALLEGRETTO. Anastasia Vini Rosariani

STRUKTUR HARMONI DALAM KARYA RONDO ALLEGRETTO. Anastasia Vini Rosariani STRUKTUR HARMONI DALAM KARYA RONDO ALLEGRETTO Anastasia Vini Rosariani arosariani@gmail.com Harpang Yudha Karyawanto, S.Pd., M.Pd harpangkaryawanto@unesa.ac.id JURUSAN PENDIDIKAN SENDRATASIK ABSTRAK RondoAllegretto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan karya-karya musik. Karya-karya tersebut sudah dikenal

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan karya-karya musik. Karya-karya tersebut sudah dikenal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam sejarah musik Barat, banyak komponis yang telah menciptakan karya-karya musik. Karya-karya tersebut sudah dikenal banyak orang bukan hanya di dunia bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk partitur atau tulisan musik. Pemain musik melalui alat musiknya

BAB I PENDAHULUAN. bentuk partitur atau tulisan musik. Pemain musik melalui alat musiknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni musik merupakan salah satu media atau sarana dalam mengekspresikan diri. Manusia menggunakan bunyi melalui suara manusia atau melalui ragam alat musik. Instrumen

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN CONDUCTOR ORCHESTRA DALAM KEGIATAN DIES NATALIS UNY KE 47

LAPORAN PENELITIAN CONDUCTOR ORCHESTRA DALAM KEGIATAN DIES NATALIS UNY KE 47 LAPORAN PENELITIAN CONDUCTOR ORCHESTRA DALAM KEGIATAN DIES NATALIS UNY KE 47 Oleh: Fu adi, S.Sn., M.A JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2011 0 A. Pendahuluan

Lebih terperinci

Penggunaan Bahasa Pada Syair Lagu Tetep Mekenyem Karya Leeyonk Sinatra

Penggunaan Bahasa Pada Syair Lagu Tetep Mekenyem Karya Leeyonk Sinatra Penggunaan Bahasa Pada Syair Lagu Tetep Mekenyem Karya Leeyonk Sinatra Oleh Fardian Mahaiswa Program Pascasarjana (S2) Institut Seni Indonesia Denpasar ABSTRAK Dalam bentuk musikal seperti lagu, penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan musik di Indonesia mulai menunjukan kemajuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan musik di Indonesia mulai menunjukan kemajuan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan musik di Indonesia mulai menunjukan kemajuan yang cukup pesat dan berarti, baik musik etnik maupun Barat, dengan ditunjang oleh teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik keroncong telah menjadi bagian dari budaya musik bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Musik keroncong telah menjadi bagian dari budaya musik bangsa BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Musik keroncong telah menjadi bagian dari budaya musik bangsa Indonesia. Di dalamnya terdapat karekteristik yang mengandung nilai nilai budaya bangsa Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari sudut struktual maupun jenisnya dalam kebudayaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:602) Musik adalah ilmu atau

BAB I PENDAHULUAN. dari sudut struktual maupun jenisnya dalam kebudayaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:602) Musik adalah ilmu atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik adalah salah satu media ungkapan kesenian, musik mencerminkan kebudayaan masyarakat pendukungnya. Di dalam musik terkandung nilai dan norma-norma yang menjadi

Lebih terperinci