INSINAS Seminar Ilmiah Insentif Riset SINas, Kementerian Riset dan Teknologi. Membangun Sinergi Riset Nasional untuk Kemandirian Teknologi
|
|
- Teguh Santoso
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 INSINAS 2014 Seminar Ilmiah Insentif Riset SINas, Kementerian Riset dan Teknologi Membangun Sinergi Riset Nasional untuk Kemandirian Teknologi Bandung, 1-2 Oktober 2014 Pengayaan Tempurung Kelapa Sawit sebagai Bahan Baku IPAL STBM (Sistim Tanah Berlapis Melafu) untuk menetralisir Polutan dalam Limbah Cair PKS (Pabrik Kelapa Sawit Aflizar (Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh) Muzakir (Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh) Edi Syafri (Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh)
2 1. LATAR BELAKANG DAN TUJUAN Pembuangan limbah cair pabrik sawit serta hasil pencucuian pupuk dan pestisida yang hanyut oleh runoff dan erosi tanah sudah lebih dari 20 tahun telah menyebabkan lingkungan hidup di Sumatera Barat, kerugian di taksir sekitar 2 triliun ( ) setiap tahunnya (aflizar. 2010). IPAL Sistim Tanah Berlapis Melafu(STBM) efisiensi penurunan polutan yaitu Warna 50-60%, Bau 60-90%, TSS 80-90%, BOD 50-70%, COD 60-90%, PO4-P 50-65%, NO3-N 60-80% (Aflizar et al. 2005, 2006, 2007, 2010). Tempurung kelapa sawit ada 1000 ton/pabrik/tahun bisa bahan baku STBM menyerap polutan dalam limbah cair PKS, nilai jual ekonomis terciptanya IPAL berbahan asli produk Indonesia yang murah, sederhana dan efisien
3 1. LATAR BELAKANG DAN TUJUAN Studi untuk pengayaan tempurung kelapa sawit dan bahan lokal menjadi IPAL STBM untuk menetralisir polutan dalam limbah cair Pabrik pengolahan Sawit ribuan liter perhari serta menguji efisiensi pengurangan polutan limbah cair PKS oleh IPAL STBM.
4 2. PERMASALAHAN DAN PENDEKATAN PEMECAHAN NYA Masalah pokok Perkebunan kelapa sawit di Sumatera Barat merupakan sumber pendapatan daerah utama, dalam manajemen perkebunan sawit sampai menghasilkan CPO telah menghasilkan limbah polutan berbahaya bagi lingkungan. Kami peduli ingin mengolah Limbah Cair PKS dengan biaya murah, efisien, teknologi sederhana IPAL STBM pendekatan pemecahannya. Rekayasa IPAL STBM dengan pengayaan tempurung Kelapa Sawit dengan material lokal untuk menyerap polutan dalam limbah cair PKS sebelum dibuang ke lahan, sungai dan laut
5 3. METODE cara melakukan kegiatan metode Survei dan Rekayasa IPAL STBM
6 3. METODE Strait of Malacca MALAYSIA East Pasaman West Pasaman Air Bangis 50 Kota Pengayaan Tempurung Kelapa Sawit Sumatra Singapore ,000 10,000 15,000 20,000 kilometres Agam Tanah Datar Sumani Watershed Padang Sawah lunto/ Sijunjung Solok Darmasraya West Sumatra Province South Pesisir South Solok km INDONESIA Java Pengayaan tempurung kelapa sawit menjadi tepung arang kelapa sawit (TAK) Mesin penepung Arang tempurung kelapa sawit
7 Pengayaan Tempurung Kelapa Sawit jadi Zeolit Tiruan sudah bisa di produksi dengan kapasitas 200 kg/jam dengan granulator 3. METODE Untuk membuat zeolit tiruan TAK (1,5%) dicampur abu pasir vulkanik G.Sago(25%), abu sekam (25%) kapur (24%), ragi tape(0,25%) garam (0,25%) semen (24%) Pengayaan tepung arang kelapa sawit menjadi zeolit tiruan Zeolit tiruan dalam kemasan 10 kg sebagai komponen BPA dari IPAL STBM Karakteristik zeolit tiruan : SiO2 :43,33 wt%, CaO :50 wt % Fe2O3: 5,5 wt% KTK : 41,44 me/100 g ph :6,7 7
8 Pengayaan Tempurung Kelapa Sawit jadi BTC (Blok Tanah Campuran) STBM 3. METODE lapisan BTC dibuat mencampurkan Tepung arang kelapa sawit TAK (11%) Tanah vulkanik hitam G.Sago (75%), serbuk gergaji (10%), ragi tape (0,25%) Pelet besi(3,75%) Blok tanah campuran dari pengayaan tempurung kelapa sawit sebagai komponen BTC dari IPAL STBM 1 sendok makan BTC mengandung 1 miliar organisme (Brady dan Neil, 2007) berguna sebagai reaktor untuk menetralisir polutan. 8
9 Struktur dan IPAL STBM untuk mengolah Limbah Cair PKS 3. METODE STBM-R STBM-B STBM-R +STBM-B = STBM-R+B Struktur dari IPAL STBM untuk mengolah limbah cair PKS 9
10 3. METODE Sampel air limbah PKS inlet dan outlet STBM-R, STBM-B Analisa Air Potensial oksidasi-reduksi (ORP), ph, daya hantar listrik (EC), total ion (TDS) dan suhu. BOD5,COD,PO4-P NO3-N, Minyak dan lemak Analisis statistik untuk mengolah data percobaan Efisiensi pengurangan polutan dalam limbah cair PKS oleh IPAL STBM Y = (X1 X2)/X1.(100%) Dimana Y = Rata-rata (%)pengurangan dari TSS, BOD5, COD, PO4-P, NO3-N dan minyak lemak oleh IPAL STBM pada laju alir tertentu. Untuk melihat pengaruh beda nyata kemampuan IPAL STBM dalam menurunkan polutan dalam limbah cair PKS digunakan uji Tukey s honestly significant (HSD) dalam SPSS.
11 Kwalitas Limbah cair di outlet IPAL PKS Parameter Polutan 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Konsentrasi Baku mutu * BOD5 (mg/l) 69,65 246, COD (mg/l) TSS (mg/l) Minyak dan Lemak (mg/l) NH3-N (mg/l) 78,53 139,1 0,02 NO3-N (mg/l) 25-35,95 - PO4-P (mg/l) 11,04 0,05 ph 8,28 8,61 - ORP (mv) -71,6 (-95) - EC (us/m) 3,3-7,74 - TDS (mg/l) Suhu (oc) 25 - SO4-2 46,65 - Bau (skor) Sangat bau - Warna (skor) Coklat -
12 Pengaruh IPAL STBM terhadap pengurangan TSS, BOD5, COD dan ORP dalam Limbah cair PKS Konsentrasi COD (mg/l) Konsentrasi SS (mg/l) P1H1 P1H2 P1H3 P1H4 P2H1 P2H2 P2H3 P2H4 P3H1 P3H2 P3H3 P3H4 Konsentrasi ORP (mv) Konsentrasi BOD5 (mg/l) P1H1 P1H2 P1H3 P1H4 P2H1 P2H2 P2H3 P2H4 P3H1 P3H2 P3H3 P3H (a) (b) (c) (d) LC.PKS STBM-R STBM-R+B Konsentrasi dari (a) TSS, (b) BOD5 (c) COD dan (d) ORP dalam LCPKS dan diolah oleh 2 IPAL STBM 12 dengan laju alir limbah relatif sama, P- periode; H, hari.
13 Pengaruh IPAL STBM pada perubahan minyak dan lemak, NO3-N, PO4-P dan ph Konsentrasi Minyak-Lemak (mg/l Konsentrasi NO3-N (mg/l) P1H1 P1H2 P1H3 P1H4 P2H1 P2H2 P2H3 P2H4 P3H1 P3H2 P3H3 P3H4 Konsentrasi PO4-P (mg/l) ph P1H1 P1H2 P1H3 P1H4 P2H1 P2H2 P2H3 P2H4 P3H1 P3H2 P3H3 P3H (a) 10 9,5 (b) , , (c) (d) LC.PKS STBM-R STBM-R+B Konsentrasi dari (a) Minyak dan Lemak, (b) ph (c) NO3-N dan (d) PO4-P dalam LCPKS dan diolah oleh 2 IPAL STBM dengan laju alir limbah relatif sama, P- periode; H, hari. 13
14 Tabel 2. Rata-rata konsentrasi (mg/l) dan efisiensi pengurangan (%) dari TSS, BOD5, COD, PO4-P, Minyak-Lemak dan NO3-N dalam IPAL STBM selama 3 periode percoban TSS BOD5 COD PO4-P Minyak- Lemak NO3-N Periode 1 (n = 4) mg/l (%) LC-PKS(CV) 1122,2(4) 91,8(6) 895,5(10) 7,3(7) 31,7(5) 23,7 (4) STBM-R 797,1 (29,0)a 62,9 (31,5)a 842 (6,0)a 4,6 (37,0)a 31 (2,2)a 19,9 (16,0)a STBM-B 103,3 (87,0)b 9,5 (84,9)b 126,5 (85,0)b 0,7 (84,8)b 4,5(85,5)b 3,8 (81,0)b STBM-R+B 103,3 (90,7)c 9,5 (89,7)c 126,5 (85,9)c 0,7 (90,4)c 4,5(85,8)b 3,8 (84)c Periode 2 (n =4) LC-PKS(CV) 824,5(8) 67,5(6) 631,6 (7) 5,4 (10) 23,3 (9) 17,4 (6) STBM-R 425,8 (48,4)a 35,6 (47,3)a 333,3 (47,2)a 2,4 (55,6)a 12,3 (47,2)a 9,2 (47,1)a STBM-B 73,1 (83,8)b 8,1 (77,3)b 110,8 (66,8)b 0,6 (75,0)b 3,9 (68,3)b 3,3 (64,1)b STBM-R+B 73,1 (91,1)c 8,1 (88,0)c 110,8 (82,5)c 0,6 (88,9)c 3,9 (83,3)c 3,3 (81,0)c Periode 3 (n =4) LC-PKS(CV) 1511,6 (9) 123,7 (10) 1157,7(8) 9,8 (9) 47,2 (10) 32 (9) STBM-R 1055,6 (30,1)a 88,3 (28,6)a 869,3 (24,9)a 7,4 (24,5)a 32 (32,2)a 20,2 (36,9)a STBM-B 134 (87,3)b 19,5 (77,9)b 103,0 (88,2)b 0,6 (91,9)b 3,6 (88,8)b 3,1 (84,7)b STBM-R+B 134 (91,1)c 19,5 (84,2)c 103,0 (91,1)c 0,6 (93,9)b 3,6 (92,4)c 3,1 (90,3)c Rata-rata dengan huruf yang sama pda kolom yang sama pada periode yang sama adalah berbeda tidak nyata pada P < 0,05, di uji dengan Tukey s honesly test
15 Audit Perubahan Air sungai dan laut setelah > 20 tahun industri sawit beroperasi Kematian massal Ikan di sungai Saat Ikan mati Ikan di laut berkurang sangat ph sungai: 5,27 ph muara : 7,24 ph laut ; 8,4 Sedimen Tiram tak bisa hidup Kerang mati di pantai 15
16 Estimasi Kerugian Negara dari 1 ha lahan Industri Sawit dalam 1 tahun Parameter Kerugian Negara Estimasi dari Kebun Sawit (Rp/ha/thn) Faktor Koreksi Biaya Perbaikan kerusakan Lingkungan (Rp/ha/thn) 1.Kerugian krn PKS tidak mengolah limbah cair dan buat IPAL yang baik dan layak Kerugian akibat erosi tanah di sawit , Kerugian dari sisa pupuk cemari sungai laut Kerugian dari sisa pestisida cemari sungai laut Kerugian dari kehilangan flora/tumbuhan langka Kerugian dari kehilangan fauna/hewan langka Kerugian dari peningkatan suhu lokal oleh sawit Kerugian hilang populasi ikan dan kerang di laut Kerugian dari tanah hutan gambut jadi sawit Kerugian dari konflik sosial dan hilang kearifan lokal Total Biaya , Total Kerugian negara: > Lima ratus tiga puluh tujuh juta enam ratus lima puluh ribu rupiah per ha lahan sawit per tahun akibat kerusakan lingkungan sementara industri sawit dapat keuntungan Rp /ha sawit/tahun bila harga sawit Rp.1500/kg
17 5. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan : 1) Hasil yang diperoleh yaitu kombinasi IPAL STBM tipe rawa (STBM-R) dihubungkan dengan IPAL STBM tipe batu bata (STBM- B) menjadi (STBM-R+B) memiliki efisiensi pengurangan polutan dalam limbah cair PKS : SS 90,7 91,1%, BOD5 84,2 89,7%, COD 85,9 91,1%, PO4-P 88,9 93,9%, minyak lemak 83,3-92,4% dan NO3-N 81-91%. IPAL STBM ini merupakan teknologi sederhana dan murah dalam menyerap polutan dalam limbah cair PKS berbahan asli produk Indonesia. 2) Saat merekayasa IPAL STBM unutk mengolah limbah cair PKS dan limbah cair lainnya sebagai teknologi sederhana dan murah maka perlu diperhatikan struktur IPAL STBM berdasarkan konsentrasi polutan dan laju alir limbah cair yang akan masuk dalam IPAL STBM serta kondisi ketersediaan bahan baku lokal IPAL STBM agar pencemaran dan kerusakan lingkungan bisa dicegah dengan biaya operasioanal yang ekonomis.
18 5. SARAN dan Ucapan Terima Kasih Saran : 1) Perlu dilakukan penerapan IPAL STBM di Industri PKS 2) Perlu dibuat home industri untuk memproduksi Szeolit tiruan dan Tanah campuran sebagai bahan baku IPAL STBM. 3) Perlu dibuat Rekayasa STBM Terapung untuk menyerap polutan langsung dari sungai tercemar Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang mendalam kepada Menteri Riset dan Teknologi, Republik Indonesia yang telah mendanai penelitian ini dengan nomor kontrak No: 75/SEK/INSINAS/PPK/I/2014, judul Insentif Riset SINAS 2014: Pengayaan Tempurung Kelapa Sawit Sebagai Bahan Baku IPAL STBM (Sistim Tanah Berlapis Melafu) untuk menetralisir Polutan dalam Limbah Cair PKS (Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit)
19 6. LAMPIRAN (PHOTO dan LUARAN) Prototipe IPAL STBM mengolah Limah cair PKS laboratorium lapangan 19
20 Ganmbar 8. Produk zeolit tiruan siap untuk di jual ke Industri yang membutuhkan 6. LAMPIRAN (PHOTO dan LUARAN) Produk zeolit tiruan untuk di pasarkan Produk Tanah campuran untuk di pasarkan
21 6. LAMPIRAN (PHOTO dan LUARAN) Prototipe IPAL STBM BERJALAN MENGOLAH RATUSAN LITER LIMBAH CAIR/HARI UNTUK MEMBERIKAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN KE HOME INDUSTRI
22 6. LAMPIRAN (PHOTO dan LUARAN)
I. LUARAN DICAPAI AKHIR TAHUN 2015 II. PENELITIAN III. PENELITIAN LANJUTAN
1 I. LUARAN DICAPAI AKHIR TAHUN 2015 1. Paten Biasa Terdaftar 2 buah di Menkumham 2. Hak Cipta Terdaftar 2 buah di Menkumham 3. Publikasi di: a. International Journal Sustainable Future for Human security
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. selain memberikan dampak positif juga memiliki dampak negatif.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya kemajuan teknologi dan pengembangan kegiatan industri, selain memberikan dampak positif juga memiliki dampak negatif. Industri yang berkembang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kacang kedelai yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Selain
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tahu merupakan salah satu jenis makanan sumber protein dengan bahan dasar kacang kedelai yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Selain mengandung gizi yang baik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman penghasil minyak nabati yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Produksi minyak kelapa sawit Indonesia saat ini mencapai
Lebih terperinciPembuatan Tanah Campuran dari Bahan Alam Untuk Mengolah Limbah Cair
Tanah Campuran Pembuatan Tanah Campuran dari Bahan Alam Untuk Mengolah Limbah Cair Ahmad Tohir 1, Mega Mustika 1, Nelmaita 1 Mahasiswi semester 5 Prodi Tata Air Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sub sektor perkebunan merupakan salah satu sub sektor dari sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sub sektor perkebunan merupakan salah satu sub sektor dari sektor pertanian yang dapat meningkatkan devisa negara dan menyerap tenaga kerja. Pemerintah mengutamakan
Lebih terperinciBALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI BANJARBARU BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT DENGAN REAKTOR HYBRID ANAEROBIK Djoko Purwanto Yanuarianto Farida Crisnaningtyas Andri Taruna Rachmadi Desi Mustika Amaliyah ] BALAI RISET DAN STANDARDISASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Limbah perkebunan kelapa sawit adalah limbah yang berasal dari sisa tanaman yang tertinggal pada saat pembukaan areal perkebunan, peremajaan dan panen kelapa sawit.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi. Manusia menggunakan air untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai potensi yang cukup besar untuk pengembangan industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh cukup pesat. Pada tahun
Lebih terperinciMEMUTUSKAN: Menetapkan :PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENGOLAHAN KELAPA.
SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENGOLAHAN KELAPA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. b. c. bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya sektor industri pertanian meningkatkan kesejahteraan dan mempermudah manusia dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, air juga dibutuhkan. keberlangsungan kehidupan makhluk hidup.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan sumber bagi kehidupan di bumi. Tidak hanya manusia, hewan dan tumbuhan pun membutuhkan air untuk bertahan hidup. Selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Aktivitas pencemaran lingkungan yang dihasilkan dari suatu kegiatan industri merupakan suatu masalah yang sangat umum dan sulit untuk dipecahkan pada saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya produksi minyak kelapa sawit di Indonesia sehingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meningkatnya produksi minyak kelapa sawit di Indonesia sehingga Indonesia disebut sebagai penghasil minyak kelapa sawit terbesar pada urutan ke-2 di kawasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah yang timbul akibat meningkatnya kegiatan manusia adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air karena menerima beban pencemaran yang melampui daya
Lebih terperinciPS. Teknik Sumber Daya Air dam Lingkungan Politeknik Pertanian Negeri, Payakumbuh
Assalamualaikum wr.wb. Saya Aflizar dari Shimane University, dan peneliti dari Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. Judul presentasi kami untuk masyarakt Air Bangis adalah Dampak Green Revolusi Sawit
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KAWASAN INDUSTRI MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,
SALINAN Menimbang : PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KAWASAN INDUSTRI MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, a. bahwa dalam rangka pelestarian fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Air merupakan zat kehidupan, dimana tidak satupun makhluk hidup di planet bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 65 75% dari berat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan di beberapa negara seperti di Indonesia telah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pembangunan di beberapa negara seperti di Indonesia telah memicu berbagai pertumbuhan di berbagai sektor seperti bidang ekonomi, sosial dan budaya.
Lebih terperinciadalah air yang telah dipergunakan yang berasal dari rumah tangga atau bahan kimia yang sulit untuk dihilangkan dan berbahaya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Limbah merupakan hasil sampingan akibat proses produksi/ kegiatan manusia yang berbentuk cair, gas dan padat. Limbah domestik/ rumah tangga adalah air yang telah dipergunakan
Lebih terperincia.toleransi erosi (TER) Kelapa Sawit Mg ha -1 y -1 Masalah ulah Erosi Tanah &: - Turun Kesuburan Tanah
TAHUN II POLITANI 1 Pendahuluan POLITANI Rata2 erosi di DAS Pasaman (50 Mg ha -1 y -1 ) 2010 Pada Pulau Jawa [6-12 Mgha -1 y -1 ] Akibatkan kerugia ekonomi US$340-406 million (world bank 1994) DAS Pasaman->
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. areal Hutan Tanaman Indusrti (HTI) telah banyak digunakan sebagai bahan baku kayu
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini jenis akasia (Acacia mangium Willd) yang sebagian besar berasal dari areal Hutan Tanaman Indusrti (HTI) telah banyak digunakan sebagai bahan baku kayu gergajian
Lebih terperinciINOVASI TEKNOLOGI KOMPOS PRODUK SAMPING KELAPA SAWIT
INOVASI TEKNOLOGI KOMPOS PRODUK SAMPING KELAPA SAWIT Lembaga Riset Perkebunan Indonesia Teknologi kompos dari tandan kosong sawit INOVASI TEKNOLOGI Tandan kosong sawit (TKS) merupakan limbah pada pabrik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laboratorium merupakan salah satu penghasil air limbah dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laboratorium merupakan salah satu penghasil air limbah dengan kandungan bahan-bahan berbahaya yang cukup tinggi, sehingga diperlukan suatu pengolahan sebelum dibuang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 2006), menjadi peluang besar bagi industri ini dalam pemanfaatan limbah untuk
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pabrik pengolahan kelapa sawit menghasilkan limbah cair dalam jumlah yang besar, yaitu berkisar antara 600-700 liter/ton tandan buah segar (TBS) (Naibaho, 1999) atau
Lebih terperinciBAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL
BAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL 5.1 Masalah Air Limbah Layanan Kesehatan Air limbah yang berasal dari unit layanan kesehatan misalnya air limbah rumah sakit,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya dan pada umumnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya dan pada umumnya yang mengandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tempe gembus, kerupuk ampas tahu, pakan ternak, dan diolah menjadi tepung
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri tahu dalam proses pengolahannya menghasilkan limbah, baik limbah padat maupun cair. Limbah padat dihasilkan dari proses penyaringan dan penggumpalan. Limbah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Keberadaan industri dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat namun juga tidak jarang merugikan masyarakat, yaitu berupa timbulnya pencemaran lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan industri mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan dapat menciptakan lapangan kerja. Akan tetapi kegiatan industri sangat potensial untuk menimbulkan dampak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya kegiatan manusia akan menimbulkan berbagai masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air karena menerima beban pencemaran yang melampaui
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air adalah kebutuhan pokok bagi semua makhluk hidup di dunia. Air dapat berbentuk padat, cair, dan gas. Air di bumi digolongkan menjadi 3 bagian pokok, yaitu air hujan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebagai negara yang sedang berkembang, sektor perekonomian di Indonesia tumbuh dengan pesat. Pola perekonomian yang ada di Indonesia juga berubah, dari yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam beberapa tahun terakhir bisnis dan investasi pengembangan perkebunan kelapa sawit di Indonesia telah terjadi booming. Permintaan atas minyak nabati dan penyediaan
Lebih terperinciBAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS
BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS 13.1. Pendahuluan Tepung beras merupakan bahan baku makanan yang sangat luas sekali penggunaannya. Tepung beras dipakai sebagai bahan pembuat roti, mie dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin besarnya laju perkembangan penduduk dan industrialisasi di Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan. Padatnya pemukiman dan kondisi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Air Limbah Rumah Sakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Air Limbah Rumah Sakit Pencemaran air limbah sebagai salah satu dampak pembangunan di berbagai bidang disamping memberikan manfaat bagi kesejahteraan rakyat. Selain itu peningkatan
Lebih terperinciSISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN
SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN (1)Yovi Kurniawan (1)SHE spv PT. TIV. Pandaan Kabupaten Pasuruan ABSTRAK PT. Tirta Investama Pabrik Pandaan Pasuruan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ( Jamilah, 2009 ). Menurut Direktorat Bina Produksi Kehutanan (2006) bahwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia terhadap kayu sebagai konstruksi, bangunan atau furniture terus meningkat seiring dengan meningkatnya pertambahan jumlah penduduk, sementara ketersediaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Batu bata adalah bahan bangunan yang telah lama dikenal dan dipakai oleh masyarakat baik di pedesaan maupun di perkotaan yang berfungsi untuk bahan bangunan konstruksi.
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KAWASAN INDUSTRI MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,
SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KAWASAN INDUSTRI MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelestarian fungsi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Unit Operasi IPAL Mojosongo Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Mojosongo di bangun untuk mengolah air buangan dari kota Surakarta bagian utara, dengan
Lebih terperinciVI. ESTIMASI MARGINAL ABATEMENT COST (MAC) Besar kecilnya tingkat pencemaran yang disebabkan oleh pembuangan
VI. ESTIMASI MARGINAL ABATEMENT COST (MAC) 6.2 Estimasi Nilai MAC Besar kecilnya tingkat pencemaran yang disebabkan oleh pembuangan limbah cair ke badan penerima (sungai) dapat dilihat dari besar kecilnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahan bakar adalah suatu materi yang dapat dikonversi menjadi energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan transportasi, industri pabrik, industri
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN INDUSTRI MINYAK GORENG
SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN INDUSTRI MINYAK GORENG MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya, setiap kegiatan industri menghasilkan suatu permasalahan lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Salah satu permasalahan lingkungan yang dihadapi oleh
Lebih terperinciDampak Industri Pertanian Kelapa Sawit Terhadap Berkurangnya Ikan Di Perairan dan Flora serta fauna.
KESESUAIAN LAHAN Jurnal Nasional Ecopedon JNEP Vol. No. (215) 41-45 http://www.perpustakaan politanipyk.ac.id. Dampak Industri Pertanian Kelapa Sawit Terhadap Berkurangnya Ikan Di Perairan dan Flora serta
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. meningkat. Peningkatan tersebut disebabkan karena banyak industri yang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pada era industrialisasi di Indonesia, kebutuhan arang aktif semakin meningkat. Peningkatan tersebut disebabkan karena banyak industri yang dibangun, baik industri pangan maupun
Lebih terperinciBuku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN
I. PENDAHULUAN Seiring dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk dan pesatnya proses industrialisasi jasa di DKI Jakarta, kualitas lingkungan hidup juga menurun akibat pencemaran. Pemukiman yang padat,
Lebih terperinciSTUDI DAYA DUKUNG SUNGAI DI PERKEBUNAN KALIJOMPO KECAMATAN SUKORAMBI JEMBER
STUDI DAYA DUKUNG SUNGAI DI PERKEBUNAN KALIJOMPO KECAMATAN SUKORAMBI JEMBER SKRIPSI Oleh Yustina Ekayanti NIM 091710201006 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS
Lebih terperinciABSTRAKSI DOKUMEN AMDAL
ABSTRAKSI DOKUMEN AMDAL PEMRAKARSA NAMA DOKUMEN PT. ASIATIC PERSADA Kegiatan Perkebunan Kelapa Sawit dan Pabrik Pengolahannya NO. PERSETUJUAN & TANGGAL Komisi Penilai AMDAL Propinsi Jambi Nomor:274/2003,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. air. Dalam proses metabolisme, sistem jaringan semua memerlukan air. Melihat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk kehidupan, pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana dengan memperhitungkan generasi
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 05 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI INDUSTRI GULA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,
SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 05 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI INDUSTRI GULA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelestarian fungsi
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
34 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Bahan Pencemar Limbah Cair Yang Dibuang ke Perairan Hasil analisis karakteristik sifat fisika, kimia, dan mikrobiologi pada masingmasing lokasi pengambilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri berat maupun yang berupa industri ringan (Sugiharto, 2008). Sragen
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai usaha telah dilaksanakan oleh pemerintah pada akhir-akhir ini untuk meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan masyarakat yang dicita-citakan yaitu masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Instansi yang paling banyak menghasilkan limbah salah satunya adalah rumah sakit. Limbah yang dihasilkan rumah sakit berupa limbah padat maupun limbah cair, mulai dari
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik
Lebih terperinciI.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.
BAB I PENDAHULUAN I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya. Sumber pencemaran lingkungan diantaranya
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG TARIF PEMERIKSAAN SAMPEL AIR LIMBAH PADA LABORATORIUM LINGKUNGAN KOTA JAMBI
PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG TARIF PEMERIKSAAN SAMPEL AIR LIMBAH PADA LABORATORIUM LINGKUNGAN KOTA JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Skema Proses Pengolahan Air Limbah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Sewon dibangun pada awal Januari 1994 Desember 1995 yang kemudian dioperasikan pada tahun 1996. IPAL Sewon dibangun di lahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tengah era globalisasi ini industri pangan mulai berkembang dengan pesat. Perkembangan industri pangan tersebut disebabkan oleh semakin meningkatnya laju pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah adalah material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan dan konsekuensi dari adanya aktivitas manusia. Di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari proses soaking, liming, deliming, bating, pickling, tanning, dyeing,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri penyamakan kulit merupakan salah satu industri rumah tangga yang sering dipermasalahkan karena limbahnya yang berpotensi mencemari lingkungan yang ada di sekitarnya
Lebih terperinciBAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan
BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan Industri Tahu 1. Faktor Penyebab Terjadinya Pencemaran
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 06 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI INDUSTRI ROKOK DAN/ATAU CERUTU
SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 06 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI INDUSTRI ROKOK DAN/ATAU CERUTU MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperincidikelola secara individual dengan menggunakan pengolahan limbah yang berupa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Masalah Pada saat ini, sistem pengelolahan limbah di Kota Yogyakarta dibagi menjadi dua sistem, yaitu : sistem pengolahan air limbah setempat dan sistem pengolahan
Lebih terperinciSTUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP
STUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP Lutfi Noorghany Permadi luthfinoorghany@gmail.com M. Widyastuti m.widyastuti@geo.ugm.ac.id Abstract The
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan salah satu sektor yang menjadi tulang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor industri merupakan salah satu sektor yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Perkembangan sektor industri memiliki peran penting dalam memberikan dampak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Linda Maulidia Kosasih, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan pembangunan industri adalah salah satu kegiatan sektor ekonomi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bagi Negara-negara yang sedang berkembang
Lebih terperinciBAB V ANALISA AIR LIMBAH
BAB V ANALISA AIR LIMBAH Analisa air limbah merupakan cara untuk mengetahui karakteristik dari air limbah yang dihasilkan serta mengetahui cara pengujian dari air limbah yang akan diuji sebagai karakteristik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Purbalingga adalah salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang berada di dekat lereng Gunung Slamet. Jumlah penduduk Purbalingga pada tahun 2013 mencapai 884.683
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5.1 Kuantitas Air Limbah Untuk kuantitas dapat dilakukan dengan menghitung debit limbah cair dan beban pencemaran. Untuk analisa kualitas dengan cara menghitung efesiensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, menjelaskan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat
Lebih terperinciLampiran I Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : Tahun 2014 Tanggal :
Lampiran I Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : Tahun 2014 Tanggal : KETENTUAN DAN PERSYARATAN TEKNIS PENGELOLAAN DAN BAKU MUTU AIR LIMBAH I. INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) Penanggung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pencemaran tadi tidak hanya berasal dari buangan industri pabrik-pabrik yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah pencemaran lingkungan khususnya masalah pencemaran air di kota besar di Indonesia, telah menunjukkan gejala yang cukup serius, pencemaran tadi tidak hanya berasal
Lebih terperinciEFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN
EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN Rizal 1), Encik Weliyadi 2) 1) Mahasiswa Jurusan Manajemen Sumberdaya
Lebih terperinciBAB V HASIL MONITORING IPAL PT. United Tractor Tbk
BAB V HASIL MONITORING IPAL PT. United Tractor Tbk 5.1. Hasil Analisa Laboratorium Setelah pelaksanaan konstruksi IPAL Produksi PT. United Tractors Tbk selesai dilakukan, maka tahap berikutnya adalah dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sungai maupun pencemaran udara (Sunu, 2001). dan dapat menjadi media penyebaran penyakit (Agusnar, 2007).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berkembangnya sektor industri dan pemanfaatan teknologinya tercipta produk-produk untuk dapat mencapai sasaran peningkatan kualitas lingkungan hidup. Dengan peralatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang dihadapi oleh sebagian masyarakat di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Tamiang adalah ketidaktersediaannya air bersih. Kendala itu terjadi karena
Lebih terperinciBAB. II TINJAUAN PUSTAKA
BAB. II TINJAUAN PUSTAKA A. Keadaan Teluk Youtefa Teluk Youtefa adalah salah satu teluk di Kota Jayapura yang merupakan perairan tertutup. Tanjung Engros dan Tanjung Hamadi serta terdapat pulau Metu Debi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia Teknik Sipil, pengkajian dan penelitian masalah bahan bangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Dalam dunia Teknik Sipil, pengkajian dan penelitian masalah bahan bangunan masih terus dilakukan. Kebanyakan para peneliti telah bereksperimen dengan penambahan suatu bahan lain
Lebih terperinciJURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012
Oleh : Rr. Adistya Chrisafitri 3308100038 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Nieke Karnaningroem, M.Sc. JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pentingnya sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia dilihat dari aspek kontribusinya terhadap PDB, penyediaan lapangan kerja, penyediaan penganekaragaman menu makanan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Phapros Tbk, merupakan industri farmasi yang berada di Simongan 131, Semarang. Kegiatan dari industri adalah memproduksi obatobatan. Selain menghasilkan produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air limbah merupakan air sisa dari suatu kegiatan dan biasanya air limbah dibuang ke sungai, sedangkan air sungai menjadi salah satu sumber air bagi kehidupan mahluk
Lebih terperincikemungkinan untuk ikut berkembangnya bakteri patogen yang berbahaya bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan buangan organik pada umumnya berupa limbah yang dapat membusuk atau terdegradasi oleh mikroorganisme. Oleh karena itu akan sangat bijaksana apabila bahan buangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya perkembangan industri, semakin menimbulkan masalah. Karena limbah yang dihasilkan di sekitar lingkungan hidup menyebabkan timbulnya pencemaran udara, air
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia (Sunu, 2001). seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan di bidang industri dan teknologi membawa kesejahteraan khususnya di sektor ekonomi. Namun demikian, ternyata juga menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik di darat, laut maupun di udara. Dengan semakin meningkatnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air merupakan salah satu sumber utama bagi kehidupan mahluk hidup baik di darat, laut maupun di udara. Dengan semakin meningkatnya perkembangan industri, maka
Lebih terperinciLampiran 3. Hasil Analisis Air Limbah Domestik PT Inalum. No. Parameter Satuan Konsentrasi Metoda Uji mg/l mg/l mg/l
Lampiran 3. Hasil Analisis Air Limbah Domestik PT Inalum No. Parameter Satuan Konsentrasi Metoda Uji 1. 2. 3. 4. ph Padatan Tersuspensi Minyak BOD - 7,2 19 1,3 8 SNI 06-6989.11-2004 SQA-WI24-025/1 SQA-WI24-063/2
Lebih terperincitidak bernilai ekonomi adalah limbah. Limbah yang dihasilkan ada dua macam yaitu limbah padat dan limbah cair. Sarana laboratorium di SMK Santo
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan bidang pendidikan di Indonesia saat ini merupakan upaya untuk mencerdaskan bangsa dan meningkatkan taraf hidup manusia dengan jalan memanfaatkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1 I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Masalah pencemaran lingkungan di kota besar, khususnya Jakarta telah menunjukkan gejala yang cukup serius, khususnya masalah pencemaran air.
Lebih terperinci4.1. Baku Mutu Limbah Domestik
Bab iv Rencana renovasi ipal gedung bppt jakarta Agar pengelolaan limbah gedung BPPT sesuai dengan Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Nomor 122 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Air
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS) merupakan salah satu produk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS) merupakan salah satu produk samping berupa buangan dari pabrik pengolahan kelapa sawit yang berasal dari air kondensat pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai secara umum memiliki tingkat turbiditas yang lebih tinggi dibandingkan dengan air
Lebih terperinciPusat Teknologi Lingkungan, (PTL) BPPT 1
Bab i pendahuluan Masalah pencemaran lingkungan oleh air limbah saat ini sudah sampai pada tahap yang mengkhawatirkan seperti halnya di DKI Jakarta. Beban polutan organik yang dibuang ke badan sungai atau
Lebih terperinciPengaruh Ukuran Efektif Pasir Dalam Biosand Filter Untuk Pengolahan Air Gambut
Pengaruh Ukuran Efektif Pasir Dalam Biosand Filter Untuk Pengolahan Air Gambut Yohanna Lilis Handayani, Lita Darmayanti, Frengki Ashari A Program Studi Teknik Sipil S1, Fakultas Teknik Universitas Riau
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hampir 100 perusahaan atau pabrik kelapa sawit baik milik
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Indonesia memiliki hampir 100 perusahaan atau pabrik kelapa sawit baik milik negara maupun swasta. Masing-masing pabrik akan memiliki andil cukup besar dalam
Lebih terperinci