BAB I PENDAHULUAN. Datar, Provinsi Sumatera Barat. Pemilihan tema penelitian ini berdasarkan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Datar, Provinsi Sumatera Barat. Pemilihan tema penelitian ini berdasarkan"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ini mengkaji tentang strategi bertahan hidup pengrajin gerabah di Jorong Galogandang Nagari III Koto, Kecamatan Rambatan, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat. Pemilihan tema penelitian ini berdasarkan ketertarikan peneliti terhadap pengrajin yang dilihat dari segi cara-cara yang dikembangkan para pengrajin gerabah dalam bertahan hidup pada zaman modern, sehingga pengrajin masih bisa memproduksi gerabah dengan cara tradisional. Gerabah merupakan suatu hasil karya seni ciptaan manusia yang menghasilkan suatu benda yang memiliki kegunaan atau nilai yang tinggi, sehingga dapat digunakan di dalam kehidupan sehari-hari. Kerajinan gerabah di Galogandang menghasilkan alat-alat kebutuhan rumah tangga seperti periuk, wajan, dan piring yang terbuat dari olahan tanah liat. Usaha gerabah di Galogandang merupakan usaha turun-temurun dari nenek moyang mereka. Penduduk di Galogandang sebagian besar bermata pencaharian bertani, berdagang dan memiliki tradisi seperti merantau. Biasanya para laki-laki atau kepala rumah tangga yang bekerja, namun untuk memproduksi kerajinan gerabah sendiri dilakukan oleh para perempuan-perempuan atau ibu-ibu rumah tangga di daerah tersebut. Awalnya pekerjaan ini dijadikan sebagai aktivitas sampingan atau pengisi waktu luang, tetapi seiring berjalannya waktu produksi kerajinan gerabah dijadikan sebagai mata pencaharian tetap oleh masyarakat untuk menambah penghasilan di keluarganya. 1

2 Proses pembuatan gerabah membutuhkan waktu yang lumayan lama. Untuk menghasilkan satu produk gerabah siap pakai dibutuhkan waktu minimal sepuluh hari. Hal ini dikarenakan untuk memproduksi gerabah mulai dari pengolahan tanah liat, mencetak, menjemur sampai dengan membakar menggunakan teknik dan alat yang sangat sederhana atau tradisional. Walaupun demikian, kerajinan yang dihasilkan memiliki kualitas yang bagus untuk dipasarkan. Hasil kerajinan ini akan dipasarkan ke masyarakat luas, tidak hanya di wilayah Kabupaten Tanah Datar tetapi juga di wilayah Sumatera lainnya seperti Jambi, Bengkulu, Riau, dan Medan. Seiring perkembangan zaman dan teknologi, timbullah berbagai macam peralatan yang lebih canggih dari gerabah. Banyak perusahaan-perusahan atau pabrik-pabrik yang mengolah bahan-bahan seperti stainless, logam, aluminium dan tembaga menjadi alat-alat kebutuhan rumah tangga yang lebih berkualitas dari pada gerabah, sehingga menghimpit perkembangan dan pemasaran gerabah di masyarakat. Sebagian masyarakat berpindah menggunakan alat-alat yang lebih modern dan meninggalkan gerabah. Masyarakat beralasan bahwa penggunaan alat yang modern lebih berkualitas, praktis, bersih dan memiliki tren tersendiri. Perubahan ini tentunya sangat berpengaruh pada pengrajin gerabah di Galogandang. Perubahan yang terjadi kurang menguntungkan bagi pengrajin, karena berkurangnya minat masyarakat untuk memakai kerajinan tradisional ini. Hal ini berdampak pada proses produksi gerabah. Kerajinan gerabah yang dihasilkan semakin sedikit dari hari ke hari. Selain itu dari segi pemasaran pun berpengaruh, biasanya gerabah ini dipasarkan ke pemesan, serta pasar dan masyarakat luas dengan cara menjajakan keliling kampung, namun sekarang 2

3 hanya kepada pemesan gerabah saja. Banyak di antara penjual gerabah yang sudah tidak berjualan lagi di pasar-pasar. Masyarakat pengrajin gerabah mulai berpikir bagaimana cara menyikapi perubahan teknologi tersebut. Pengrajin melakukan modifikasi-modifikasi untuk hasil kerajinan mereka, seperti pengrajin mulai memikirkan dan memproduksi alat-alat baru selain dari hasil kerajinan mereka yang biasanya. Selain itu, untuk pemasaran keliling kampung biasanya dengan berjalan kaki namun sekarang sudah mulai menggunakan kendaraan bermotor. Dari segi pemasaran lainnya masyarakat menjual hasil kerajinannya ke tengkulak-tengkulak atau agen. Hal ini akan membutuhkan modal yang cukup besar untuk biaya akomodasi dalam bidang pemasaran Tinjauan Pustaka Berbagai kajian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya mengenai kerajinan gerabah. Kajiansebelumnya oleh Azmi (2012), menjelaskan bahwa produk kerajinan gerabah Maron Jaya Art Shop berjenis keramik gerabah benda hias/souvenir. Produk kerajinan gerabah ini mempunyai karakter yang dapat memenuhi keinginan konsumen dan harganya relatif murah sehingga dapat bertahan lama. Menariknya bentuk dan antiknya keramik gerabah masih dilirik masyarakat sebagai souvenir. Bapak Ngadiono sebagai pengrajin dapat melihat hal ini dan memberikan hal tersebut pada produk keramik gerabah yang dihasilkannya. Hasil kajian yang dilakukan oleh I Ketut Muka dan Imade Berata (2010), mengenai studi Gerabah Bayumelek sebagai tinjauan budaya menjelaskan bahwa 3

4 kerajinan gerabah yang berkembang di Desa Banyumulek memiliki rentetan sejarah cukup panjang, serta dapat memberikan andil terhadap perekonomian masyarakat. Berkat adanya pembinaan dan pelatihan dalam pengembangan desain baik struktur maupun dekoratif, pengolahan bahan, serta manajemen produksi yang dilakukan Desperindag setempat, tenaga ahli baik dalam maupun luar negeri membawa produksi gerabah Banyumulek makin dikenal. Selain itu, dengan berkembangnya pariwisata di daerah Senggigi dan Gilitrawangan Lombok Barat membawa dampak sangat positif terhadap perkembangan gerabah Banyumulek. Walaupun dengan sistem produksi yang dikelola secara kelompok dan individu dibawah naungan kelompok pengrajin partikelir, kerajinan ini tetap eksis hingga kini. Demikian juga halnya oleh Suharyanto (2014), yang mengkaji gerabah Mambang-Jombang, beliau menjelaskan bahwa tradisi prasejarah yang berlangsung sampai sekarang sebagai wujud enkulturasi. Tujuan dari penilitian ini antara lain adalah untuk mengetahui teknik pembuatan gerabah tradisional Mambang-Jombang, mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan gerabah tradisional Mambang-Jombang masih dapat bertahan sampai sekarang, dan menjelaskan proses enkulturasi pada pembuatan gerabah tradisional Mambang- Jombang. Hasil dari penelitian ini adalah teknik pembuatan gerabah di Mambang menggunakan metode roda putar. Alat-alat yang digunakan, yaitu perbot, tetep, watu, kerik, dan dalim. Faktor-faktor yang mempengaruhi gerabah Mambang masih dapat bertahan sampai sekarang, yaitu; perubahan fungsi gerabah, tidak boleh kerja jauh, tingkat pendidikan rendah dan tidak ada pekerjaan lain, satusatunya keahlian yang dimiliki, petani dan buruh tani yang memiliki banyak 4

5 waktu luang, dan respon pasar yang baik. Sedangkan proses enkulturasi terlihat ketika anak dikenalkan bahan-bahan, alat pembuatan dan pewarnaan, proses penjemuran, dan proses pembakaran. Penelitian yang akan saya lakukan mengenai studi tentang strategi bertahan hidup pengrajin gerabah dalam menghadapi perubahan teknologi di Jorong Galogandang Nagari III Koto, Kecamatan Rambatan, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat. Adanya perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Penelitian sebelumnya membahas tentang produk kerajinan gerabah, tinjauan budaya mengenai gerabah, teknik pembuatan gerabah dan faktor-faktor yang mempengaruhi gerabah yang masih bertahan sampai sekarang. Penelitian sebelumnya juga menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi gerabah masih bertahan sampai sekarang adalah karena perubahan fungsi gerabah, tidak boleh kerja jauh, tingkat pendidikan rendah dan tidak ada pekerjaan lain. Sedangkan dalam penelitian ini, peneliti akan membahas mengenai strategi atau cara-cara bertahan usaha pengrajin gerabah dalam perubahan teknologi. Strategi ini mengacu pada, bagaimana cara pengrajin menghadapi perubahan teknologi di era modern, sehingga pengrajin masih bisa menjadikan gerabah sebagai sumber mata pencaharian mereka untuk bertahan hidup. Yumarta (1986:10) menyatakan bahwa gerabah adalah benda yang dibuat dari tanah liat, kemudian dikeringkan dan setelah kering lalu dibakar hingga pijar sampai suhu pembakaran tertentu, setelah itu didinginkan sampai mengeras. Gerabah atau tembikar merupakan peninggalan budaya tradisional yang tergolong sangat tua. Yumarta (1986:9) juga menyebutkan bahwa gerabah mulai dikenal 5

6 manusia sejak zaman neolitikum ketika manusia purba mulai hidup menetap, bercocok tanam dan mengenal api. Kerajianan gerabah menghasilkan berbagai macam peralatan rumah tangga, seperti periuk, wajan, dan piring. Sejak zaman dahulu sampai sekarang kerajinan gerabah masih ada. Proses pembuatan gerabah di Galogandang dimulai dari pengambilan tanah liat di sawah, tanah liat yang terletak dibagian bawah. Kemudian tanah tersebut dicampur dengan pasir sungai agar hasil yang diperoleh lebih padat dan memiliki tekstur yang bagus. Setelah itu campuran tanah liat dengan pasir yang dipijak-pijak sambil ditambahkan air supaya campuran tersebut lebih mudah untuk dicetak. Setelah proses tersebut bahan dicetak dengan menggunakan tangan. Proses selanjutnya hasil cetakan dijemur telebih dahulu menggunakan sinar matahari sampai kering. Pada proses akhir gerabah dibakar kemudian gerabah siap untuk dipasarkan. Sebagaimana diketahui bahwa gerabah merupakan suatu wujud kebudayaan. Kebudayaan merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar (Koentjaraningrat, 2009:144) 1. Hal ini membuktikan bahwa semua sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia merupakan suatu proses belajar yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari sebagai pandangan yang nyata. Sebagaimana diketahui bahwa gerabah merupakan wujud kebudayaan yang ketiga yaitu dari wujud kebudayaan fisik yang merupakan hasil karya tangan manusia. Seiring dengan berjalannya waktu kebudayaan tersebut bisa berubah, sesuai dengan perkembangan zaman. 1 Koentjaningrat, 2009:144. 6

7 Salah satu perubahan budaya yang terjadi yaitu perubahan teknologi yang semakin canggih. Sebagai hasil dan penerapan ilmu, teknologi adalah cara kerja manusia. Teknonologi manusia secara intensif berhubungan dengan alam dan membangun kebudayaan dunia sekunder yang berbeda dengan dunia primer (alam). Dewasa ini teknologi mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap manusia, tidak hanya terhadap cara hidup manusia tetapi juga menentukan teknologi berikutnya. Hal ini dapat dilihat bahwa teknologi merupakan perubahan budaya yang terjadi pada masyarakat sedikit atau banyak pasti memberikan pengaruh pada masyarakat Galogandang itu sendiri dalam memproduksi kerajinan gerabah, karena teknologi yang berkembang dapat mengurangi minat konsumen untuk memakai alat-alat memasak dari gerabah. Oleh karena itu dibutuhkan strategi-strategi dan pemikiran-pemikiran kreatif dan inovatif untuk tetap bertahan hidup dan mempertahankan hasil karya kerajinan geraba Mengutip Marzali, Nasution (2014) mengatakan bahwa strategi adaptasi merupakan perilaku manusia dalam mengalokasikan sumber daya yang mereka miliki dalam menghadapi masalah-masalah sebagai pilihan-pilihan tindakan yang tepat guna sebagai lingkungan sosial, kultural, ekonomi, dan ekologis di tempat dimana mereka hidup. Cara beradaptasi dan berstrategi dalam berprilaku, anggotaanggota kultur membentuk dan menciptakan kultur baru secara kontiniu. Mengutip Soekanto, ada beberapa batasan pengertian dari strategi adaptasi sosial, yakni : a. Proses mengatasi halangan-halangan dari lingkungan. b. Penyesuaian terhadap norma-norma untuk menyalurkan ketegangan. c. Proses perubahan untuk menyesuaikan dengan situasi yang berubah. 7

8 d. Mengubah agar sesuai dengan kondisi yang diciptakan. e. Memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk kepentingan lingkungan dan sistem. f. Penyesuian budaya dan aspek lainnya sebagai hasil seleksi alamiah. Begitu juga dengan gerabah hasil kerajinan masyarakat Galogandang, dalam proses produksi gerabah mereka terdapat berbagai masalah yang mereka hadapi, salah satunya yaitu perubahan budaya yang ada pada saat sekarang ini, apakah masyarakat tersebut akan tetap bertahan untuk melakukan usaha mereka atau hanya menjadikan sebagai usaha sampingan atau bisa juga memilih usaha yang lain selain membuat gerabah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya seharihari. Oleh karena itu, diperlukan strategi masyarakat Galogandang dalam mempertahankan hasil kerajinan yang asli dari daerah tersebut di tengah-tengah perubahan saat ini. Perkembangan teknologi dapat dimanfaatkan untuk menciptakan strategistrategi bertahan hidup bagi pengrajin gerabah. Pemanfaatan teknologi erat kaitannya dengan sebuah inovasi untuk menghasilkan suatu produk yang baru. Menurut Koentjaranigrat (2002:256), inovasi adalah suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber alam, energi, dan modal, pengaturan baru dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru yang semua akan menyebabkan adanya sistem produksi, dan dibuatnya produk-produk yang baru, dijelaskan juga bahwa inovasi berkenaan dengan pembaruan kebudayaan yang khusus mengenai unsur teknologi dan ekonomi. Hal ini berkaitan dengan proses produksi kerajian gerabah yang merupakan suatu proses pembaharuan dari alat memasak yang 8

9 diproduksi sejak dahulu yaitu zaman nenek moyang hingga sekarang yang sudah menciptakan inovasi-inovasi yang baru. Inovasi-inovasi baru yang diciptakan oleh pengrajin dapat meningkatkan produksi gerabah. Peningkatan produksi gerabah akan sejalan dengan peningkatan sistem ekonomi kreatif. Istilah ekonomi kreatif di dengungkan oleh John Howkins (dalam Badaruddin, Ibnu Hajar, dkk 2009:500) penulis buku Creative Economy, How People Make Money from Ideas. Menurutnya, ekonomi kreatif disebut ketika input dan output adalah gagasan. Fenomena yang ada dalam masyarakat dapat menjadi sebuah peluang usaha dalam ekonomi kreatif, dengan memanfaatkan situasi dan mengembangkan kreatifitas, ide dan inovasi yang dimiliki seseorang. Menurut Suryana (2013:76) menjelaskan bahwa, terdapat model-model penciptaan nilai tambah dalam ekonomi kreatif, untuk mengembangkan kreasi dan gagasan dapat dilakukan dengan mengadaptasi dan mengembangkan sesuatu untuk menghasilkan nilai tambah baru diatas rata-rata. Ada beberapa macam cara berkreasi dan menghasilkan gagasan untuk meningkatkan nilai tambah, yaitu mencakup hal-hal sebagai berikut. 1. Kreasi dan gagasan untuk mengembangkan usaha dan peluang usaha baru. Dapat dilakukan dengan cara menciptakan relung-relung usaha yang belum digarap oleh orang lain atau menciptakan sendiri relung-relung pasar dengan menciptakan kegunaan dan kemudahan-kemudahan produkproduk baru. 2. Kreasi dan gagasan untuk mengembangkan output baru (produk baru), yaitu dengan cara menciptakan karakter produk, seperti keistimewaan 9

10 produk, standar produk, kualitas produk, dan kegunaan produk sehingga muncul kebaruan dari produk-produk tersebut. 3. Kreasi dan gagasan untuk mengembangkan dan mengombinasikan input (bahan baku). Pada bagian sebelumnya, sudah dikemukakan bahwa nilai tambah bisa diciptakan pada input (bahan baku) dengan cara mengombinasikan, menambahkan, dan menyintesiskan sehingga muncul bahan baku baru dengan nama baru. 4. Kreasi dan gagasan untuk mengembangkan sumber permodalan baru. Ingat bahwa modal pada ekonomi kreatif bukan hanya modal uang (material) sebagai modal dasar, tetapi juga modal intelektual. 5. Kreasi dan gagasan untuk mengembangkan teknologi atau metode atau cara baru. Barang boleh yang lama, tetapi dengan cara-cara baru yang lebih efisien dan efektif. 6. Kreasi dan gagasan untuk mengembangkan desain, ukuran, kualitas, kemasan, corak, keistimewaan barang dan jasa serta pelayanan yang akan diberikan. Produk baru mengandung kualitas baru dan nilai tambah baru. 7. Kreasi dan gagasan untuk mengembangkan dan memperluas saluran, lembaga distribusi, dan wilayah pemasaran baru. Misalnya, dengan membuka jaringan pemasaran baru (seperti Alfamart, Yomart, Circle K) dan mengembangkan agen-agen di beberapa daerah pemasaran. 8. Kreasi dan gagasan untuk mencitrakan produk, melalui proses perbaikan yang terus-menerus (proses Kaizen). Ini pertama kali dilakukan oleh perusahaan-perusahaan Jepang. 10

11 Sistem ekonomi kreatif merupakan serangkaian kegiatan produksi dan distribusi barang maupun jasa yang dikembangkan melalui penguasaan di bidang informasi, pengetahuan dan kreativitas. Sistem ekonomi kreatif dapat dikatakan sebagai sistem transaksi penawaran dan permintaan yang bersumber pada kegiatan ekonomi dari industri kreatif. Gerabah juga bisa disebut sebagai ekonomi kreatif, karena proses produksi gerabah mencakup bidang pengetahuan dan kreativitas yang dilakukan oleh masyarakat di daerah Galogandang. Hasil kreativitas tersebut, berupa kerajinan gerabah yang merupakan suatu karya seni yang dapat bernilai tinggi dan unik serta hanya dapat kita temui di daerah-daerah tertentu. Selain itu gerabah juga dijadikan sebagai mata pencaharian masyarakat sekitar yang bisa meningkatkan status ekonominya. Dalam menjalankan usahanya, para pengrajin gerabah memasarkan produk-produknya kepada para pelanggan. Menurut Sunarto, pemasaran adalah proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain 2. Dalam hal produksi, produksi gerabah dapat meningkatkan nilai ekonomi di masyarakat. Hal ini dapat dilihat dalam kajian ilmu ekonomi moderen. Firth menjelaskan bahwa kegiatan ekonomi pada intinya berpusat pada kegiatan produksi barang, distribusi (menyalurkan barang pada konsumen) dan akhirnya pada proses konsumsi (menghabiskan atau memakai barang dan jasa). Semua ini juga terjadi dalam kehidupan ekonomi masyarakat tradisional, walaupun tidak mendapatkan perhatian dari ahli ekonomi karena lebih

12 memusatkan pada perekonomian global. Sistem ekonomi ini berkaitan dengan teknologi dalam sistem produksi, sistem distribusi pasar, dan proses konsumsinya. Keterlibatan pihak lain atau anggota keluarga dalam menghasilkan atau dalam proses produksi dan distribusi sangat dibutuhkan. Hal ini dapat meringankan pekerjaan pengrajin. Begitu juga dengan proses produksi kerajinan gerabah oleh pengrajin di Galogandang. Proses produksi dan distribusi ada juga yang dibantu oleh kaum lelaki contohnya dalam mengambil tanah, proses pembakaran gerabah dan proses pemasarannya. Hal ini mencerminkan sistem kekeluargaan dan saling bekerjasama dalam melakukan proses pembuatan gerabah. Menurut Cook (dalam Sjafri Sairin, Pujo Semedi, Bambang Hudayana 2002: ). Pengrajin gerabah dapat dipahami dari pendekatan substantif dan formalis. Pendekatan subtantif cenderung melihat gejala ekonomi sebagai proses dari gejala sebelumnya dan gejala yang terjadi pada masa sekarang akan mempengaruhi gejala-gejala yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Pendekatan subtantif menganut budaya primitif, masyarakat belum mengenal uang dan pasar. Hasil produksi digunakan untuk konsumsi produsen, tidak didistribusikan, namun apabila membutuhkan produk lain maka masyarakat memakai sistem barter. Pendekatan formalis cenderung melihat gejala ekonomi dari tinjauan formal, yaitu dari pengertian yang relatif bagi disiplin ilmu ekonomi yang mendefinisikan ekonomi sebagai suatu tindakan memilih antara tujuan-tujuan yang tidak terbatas dengan sarana-sarana yang terbatas. Pendekatan ini menjelaskan bahwa masyarakat formalis sudah mengenal uang, mengenal pasar, 12

13 dan mengetahui tentang sistem laba dan memaksimalisasi keuntungan. Pendekatan formalis juga sudah mengenal sistem permintaan dan penawaran. Penelitian mengenai gerabah yang akan peneliti lakukan dapat mencakup semua aspek dari pendekatan ekonomi subtantif dan formalis karena gerabah yang di produksi oleh pengrajin di Galogandang, selain untuk dipakai oleh pengrajin, gerabah juga didistribusikan ke pasar Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang dan tinjauan pustaka sebelumnya, maka rumusan masalah yang dijabarkan dalam penelitian ini adalah bagaimana strategistrategi yang dilakukan pengrajin gerabah di Galogandang dalam menghadapi perubahan teknologi dan peralatan hidup? Rumusan masalah tersebut dijabarkan ke dalam 5 (lima) pertanyaan penelitian yakni: 1. Bagaimana sejarah awal mula munculnya kerajinan gerabah di Jorong Galogandang? 2. Siapa saja yang terlibat dalam proses pembuatan gerabah di Jorong Galogandang? 3. Bagaimana proses pembuatan gerabah di Jorong Galogandang? 4. Bagaimana perkembangan produk gerabah di Jorong Gelogandang? 5. Hal-hal apa saja yang dilakukan untuk mempertahankan usahanya sebagai pengrajin gerabah? 13

14 1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara mendalam mengenai strategi-strategi yang dilakukan pengrajin gerabah di Galogandang dalam menghadapi perubahan teknologi dan peralatan hidup saat ini. Adapun manfaat penelitian ini secara akademis diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menambah wawasan keilmuan, khususnya dalam ilmu Antropologi Budaya dan Antropologi Ekonomi, serta dapat menambah pengetahuan pengrajin gerabah mengenai strategi-strategi untuk bertahan hidup dalam perubahan budaya. Secara praktis penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan alternatif pemecahan masalah, khususnya yang berkenaan dengan pengrajin gerabah Metode Penelitian Sebelum melakukan penelitian, penulis terlebih dahulu melakukan kegiatan pra survey lapangan, kegiatan ini dimaksudkan penulis untuk mencari data ataupun informasi-informasi tentang Gerabah di Jorong Galogandang, Kecamatan Rambatan, Kabupaten Tanah Datar. Penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian di daerah ini karena penulis merasa bagaimana cara bertahan usaha pengrajin gerabah di zaman sekarang ini, zaman yang mana berteknologi canggih. Alasan lain ketertarikan penulis yaitu bagaimana cara proses pembuatan gerabah dilakukan, karena masih menggunakan peralatan tradisional. Penulis mencari informasi tentang daerah Galogandang yaitu kepada tetangga serta teman-teman yang ada di daerah penulis. Keesokan harinya penulis pergi ke Galogandang dengan salah satu teman yang bernama Delia Yulanda sari, 14

15 perasaan penulis sangat khawatir karena penulis belum tahu pasti alamat serta apakah bisa untuk melakukan penelitian di daerah tersebut. Tanggal 20 Februari 2016 sekitar jam WIB, penulis bersama Delia menuju lokasi tempat penelitian yaitu Daerah Galogandang, survey ini dilakukan untuk mengetahui keberadaan pengrajin. Didalam melakukan survey dilapangan penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari dua kelompok, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari lapangan melalui observasi dan wawancara mendalam sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dari penelitian kepustakaan. Jenis observasi yang dilakukan adalah observasi partisipasi. Tujuan dari observasi partisipasi ini adalah untuk melihat dan merasakan apa yang dialami pengrajin secara langsung sebagai bentuk kegiatan atau konsep pemikiran informan dalam melakukan suatu pekerajaan. Seorang penulis ikut terjun langsung ke tempat lokasi penelitian serta ikut membantu dalam melakukan tugas yang dilakukan informan, sehingga data dan informasi yang didapat lebih akurat dan tanpa rekayasa. Observasi partisipasi yang dilakukan dilengkapi dengan menggunakan alat perekam atau media visual yaitu kamera dan perekam audio untuk mendokumentasikan perilaku dan informasi dari para informan, sehingga mempermudah penulis dalam mengingat peristiwa atau kejadian yang penting yang terjadi selama penulis melakukan penelitian. Selain dari observasi partisipasi, pada penelitian ini penulis juga melakukan wawancara mendalam supaya data yang diperoleh lebih luas dan mendalam serta mendapatkan informasi yang tidak setengah-setengah tetapi lebih mendalam lagi. Wawancara mendalam 15

16 ini ditujukan kepada informan pangkal, informan kunci, dan informan biasa. Beberapa pertanyaan yang diobservasi dan di wawancara secara mendalam oleh penulis yakni, bagaimana sejarah Nagari Galogandang, bagaimana proses pembuatannya gerabah di Galogandang, bagaimana perkembangan pengrajin gerabah di Galogandang, bagaimana cara pemasaran gerabah di Galogandang. Pertanyaan tersebut penulis menemui berbagai informan dilapangan. Informan-informan tersebut adalah informan pangkal, informan kunci dan informan biasa. Perasaan yang khawatir kami melangkah menuju daerah Galogandang. Keyakinan yang kuat untuk menyelesaikan tugas akhir perkuliahan, dengan mencari-cari alamat daerah Galogandang tersebut. Sepanjang perjalanan menuju daerah tersebut kami beberapa kali berhenti untuk menanyakan daerah Galogandang. Perjalanan menuju Galogandang yang melawati perbukitan serta persawahan dan melewati banyak perkampungan sebelum sampai ke daerah tersebut. Penulis dan teman penulis sangat menikmati perjalanan tersebut meskipun untuk menuju kesana sangat sulit diakibatkan belum mengetahui dengan alamatnya. Sampainya di daerah tersebut penulis merasa senang sekaligus lelah karena perjalanan yang jauh untuk menuju ke sana. Penulis memasuki daerah tersebut dengan membawa sepada motor secara perlahan dan perasaan yang pada saat itu masih bingung, karena belum mendapatkan pengrajin gerabah. Penulis tidak putus asa penulis terus memasuki daerah tersebut hingga ke bagian-bagian dalamnya, dengan bertanya kepada salah seorang ibu-ibu kemudian dia mengatakan bahwa didalam sana terdapat masyarakat yang sedang membuat 16

17 gerabah. Hati mulai terasa gembira, kemudian saya langsung menuju tempat tersebut. Dengan melaju secara perlahan penulis kemudian melihat seorang ibu yang sedang duduk didalam pondok sedang memukul-mukul gerabah. Mengucapkan salam penulis masuk kedalam pondok tersebut dan bertanya kepada ibu tersebut, banyak wawancara yang penulis lakukan dengan ibu tersebut, dengan yang senang hati ibu tersebut menerima punulis. Setelah penulis menjelaskan semua tujuan dan maksud penulis untuk datang ke daerah ini ibu tersebut sangat senang untuk membantu, dia berfikir bahwa jika kita berbuat kebaikan makanya Allah pasti akan membalasnya. Ibu tersebut memiliki tiga anak perempuan yang membuat dia selalu semangat untuk bekerja sebagai pengrajin, jika anaknya nanti menjadi seperti penulis maka kebaikan yang dia berikan maka suatu saat akan diterima juga oleh anak-anaknya. Alasan tersebut yang membuat informan mau memberikan informasi serta pengalaman-pengalaman hidup informan kepada penulis. Pada saat itulah penulis melihat langsung pengrajin gerabah sedang membuat gerabah tersebut. Ibu tersebut dengan senang hati memberika informasi sambil bekerja. Beliau juga tidak keberatan melihatkan kepada penulis untuk dalam proses pembuatan gerabah dari awal sampai akhir. Penulis bertanya kepada informan itu kapan adanya proses pembakaran, ternyata waktu yang sangat tepat, dimana beliau akan melakukan proses pembakaran pada esok hari. Kemudian ibu tersebut menawarkan kepada penulis untuk datang pada hari esok, tetapi penulis menjawab dengan berat hati dikarenakan besok penulis akan pulang 17

18 ke Medan. Penulis menjanjikan untuk segera pulang, kemudian datang untuk kembali melakukan penelitian disini Analisis Data Penelitian ini mengunakan analisis data interpretatif kualitatif yaitu menganalisa tentang strategi bertahan hidup pengrajin Gerabah dalam perubahan teknologi di Jorong Galogandang Nagari III Koto, Kecamatan Rambatan, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat. Analisis data dilakukan dengan mengklasifikasikan data-data yang diperoleh dari lapangan ke dalam tema-tema atau kategori-kategori tertentu. Keseluruhan data yang diperoleh dari lapangan kemudian diolah secara sistematis, sehingga peneliti kemudian menemukan tema-tema atau kategori-kategori yang saling berkaitan. 18

GERABAH MAMBANG JOMBANG: TRADISI PRASEJARAH YANG MASIH BERLANGSUNG SAMPAI SEKARANG SEBAGAI WUJUD ENKULTURASI. Oleh: Andik Suharyanto

GERABAH MAMBANG JOMBANG: TRADISI PRASEJARAH YANG MASIH BERLANGSUNG SAMPAI SEKARANG SEBAGAI WUJUD ENKULTURASI. Oleh: Andik Suharyanto GERABAH MAMBANG JOMBANG: TRADISI PRASEJARAH YANG MASIH BERLANGSUNG SAMPAI SEKARANG SEBAGAI WUJUD ENKULTURASI Oleh: Andik Suharyanto Program Studi Pendidikan Sejarah, Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seni merupakan salah satu kebutuhan manusia, sehingga bentuk kesenian

BAB I PENDAHULUAN. Seni merupakan salah satu kebutuhan manusia, sehingga bentuk kesenian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni merupakan salah satu kebutuhan manusia, sehingga bentuk kesenian selalu tumbuh dan berkembang, seiring dengan perkembangan yang ada pada kehidupan sosial manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. tersebut pada saat ini dikatakan sebagai era ekonomi kreatif yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. tersebut pada saat ini dikatakan sebagai era ekonomi kreatif yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang pertumbuhan perekonomian mengalir dalam era ilmu pengetahuan dan ide yang menjadi motor dalam perkembangan ekonomi. Era tersebut pada saat ini dikatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Batik merupakan salah satu seni budaya Indonesia yang sudah menyatu dengan masyarakat Indonesia sejak beberapa abad lalu. Batik menjadi salah satu jenis seni kriya yang

Lebih terperinci

2015 ANALISIS DESAIN ALAT MUSIK KERAMIK DI DESA JATISURA KECAMATAN JATIWANGI KABUPATEN MAJALENGKA

2015 ANALISIS DESAIN ALAT MUSIK KERAMIK DI DESA JATISURA KECAMATAN JATIWANGI KABUPATEN MAJALENGKA 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai negara kaya akan sumber daya alam mineral. Berbagai macam bahan mineral yang banyak ditemukan diantaranya berupa batuan sedimen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sofyan Alamhudi, 2014 Kajian Visual Celengan Gerabah Di Desa Arjawinangun Blok Posong Kabupaten Cirebon

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sofyan Alamhudi, 2014 Kajian Visual Celengan Gerabah Di Desa Arjawinangun Blok Posong Kabupaten Cirebon BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sejak zaman dahulu selalu melakukan banyak hal untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dari kebutuhan pokok hingga kepuasan batin. Banyak teori yang mengemukakan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desain produk menjadi hal yang penting dalam mempertahankan serta menjaga minat beli konsumen maupun pasar. Produk yang terkesan monoton dan tidak variatif akan menimbulkan

Lebih terperinci

2.3. Perkembangan Usaha Kerajinan Tangan Eceng Gondok

2.3. Perkembangan Usaha Kerajinan Tangan Eceng Gondok 2.TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Produsen Produsen adalah orang atau suatu badan perusahaan yang melakukan kegiatan dalam menaikan nilai guna suatu barang atau jasa, sehingga dapat menghasikan barang konsumsi untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia mengenal adanya keramik sudah sejak dahulu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia mengenal adanya keramik sudah sejak dahulu. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia mengenal adanya keramik sudah sejak dahulu. Namun mereka menyebutnya dengan istilah gerabah atau tembikar. Terbukti dengan ditemukannya

Lebih terperinci

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial. 18 BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG A. Keadaan Geografis 1. Letak, Batas, dan Luas Wilayah Letak geografis yaitu letak suatu wilayah atau tempat dipermukaan bumi yang berkenaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian dalam arti luas terdiri dari lima sub-sektor yaitu tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan. Kelima sub-sektor pertanian tersebut bila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fina Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fina Lestari, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keanekaragaman budaya yang dimiliki Bangsa Indonesia menjadi warisan budaya untuk mengembangkan dan membangun identitas bangsa dalam mempertahankan eksistensinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang Eko Juliana Susanto, 2015

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang Eko Juliana Susanto, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Indonesia kaya akan seni dan budaya, dari sekian banyak seni dan budaya yang terdapat di Indonesia salah satunya adalah seni kriya dari bahan lidi. Penggarapan produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerang, sekam padi, atau pecahan tembikar yang dihaluskan (grog), mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. kerang, sekam padi, atau pecahan tembikar yang dihaluskan (grog), mempunyai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Desa Sentang adalah sebuah desa yang ada di Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara Sumatera Utara. Beberapa perempuan di Desa Sentang memiliki keahlian dalam membuat

Lebih terperinci

PELATIHAN MEMBUAT RAGAM HIAS KERAJINAN KERAMIK DI DESA SANDI KECAMATAN PATTALASSANG KABUPATEN TAKALAR

PELATIHAN MEMBUAT RAGAM HIAS KERAJINAN KERAMIK DI DESA SANDI KECAMATAN PATTALASSANG KABUPATEN TAKALAR PKMM-1-10-1 PELATIHAN MEMBUAT RAGAM HIAS KERAJINAN KERAMIK DI DESA SANDI KECAMATAN PATTALASSANG KABUPATEN TAKALAR A. Syamsul Asti, Andi Fajar Asti, Supriadi, R Universitas Negeri Makassar, Makassar ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mancanegara. Dapat dikatakan sebagai kerajinan tradisional. Baik sebagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. mancanegara. Dapat dikatakan sebagai kerajinan tradisional. Baik sebagai bentuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini kerajinan anyam di Indonesia sudah banyak digemari oleh para turis dalam dan luar negeri. Karena kerajinan anyam ini sudah berkembang, bentuk kerajinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mada 1990) 1 P4N UG, Rencana Induk Pembangunan Obyek Wisata Desa Wisata Kasongan (Universitas Gajah

BAB I PENDAHULUAN. Mada 1990) 1 P4N UG, Rencana Induk Pembangunan Obyek Wisata Desa Wisata Kasongan (Universitas Gajah BAB I PENDAHULUAN Di Indonesia keramik sudah dikenal sejak jaman dahulu. Keramik disebut juga gerabah, termasuk bata dan genteng. Bata dan genteng sudah digunakan sejak jaman majapahit. Terbukti dari beberapa

Lebih terperinci

2015 ORGANOLOGI SULING TANAH BUATAN TED I NURMANTO D I JATI WANGI MAJALENGKA

2015 ORGANOLOGI SULING TANAH BUATAN TED I NURMANTO D I JATI WANGI MAJALENGKA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang organ (bentuk) dan struktur alat musik. Organologi mempunyai maksud sebagai gambaran tentang bentuk dan rupa konstruksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sektor industri sebagai bagian dari proses pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sektor industri sebagai bagian dari proses pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sektor industri sebagai bagian dari proses pembangunan nasional dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang telah membawa perubahan terhadap kehidupan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik. Sepanjang sejarah, manusia tidak terlepas dari seni. Karena seni adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia menyadari bahwa ekonomi kreatif, yang berfokus pada

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia menyadari bahwa ekonomi kreatif, yang berfokus pada 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri kreatif ialah bagian yang tak terpisahkan dari ekonomi kreatif. Republik Indonesia menyadari bahwa ekonomi kreatif, yang berfokus pada penciptaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan berkembangnya peradaban manusia. Perubahan yang terjadi menuntut

BAB I PENDAHULUAN. dengan berkembangnya peradaban manusia. Perubahan yang terjadi menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki dasawarsa ke 2 pada abad ke 21 di era globalisasi ini menjadi bukti pesatnya perkembangan teknologi informasi dan ilmu pengetahuan seiring dengan berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi seperti yang disebutkan pada Undang-Undang No.25

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi seperti yang disebutkan pada Undang-Undang No.25 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor industri pada saat sekarang ini menjadi perhatian penting permerintah karena dapat mengembangkan sektor rill pertumbuhan dan pembangunan ekonomi seperti yang

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM INDUSTRI RUMAHAN PRODUK PAK FAIZIN

BAB III GAMBARAN UMUM INDUSTRI RUMAHAN PRODUK PAK FAIZIN BAB III GAMBARAN UMUM INDUSTRI RUMAHAN PRODUK PAK FAIZIN A. Sejarah Perusahaan Industri rumahan tahu ini merupakan salah satu industri rumahan yang ada dikabupaten Pekalongan atau lebih tepatnya di desa

Lebih terperinci

PELUANG BISNIS KERAJINAN BAMBU. Wahyu Indriyani D3TI 2B. Abstrak

PELUANG BISNIS KERAJINAN BAMBU. Wahyu Indriyani D3TI 2B. Abstrak PELUANG BISNIS KERAJINAN BAMBU Wahyu Indriyani 10.01.2810 D3TI 2B Abstrak Kerajinan bambu adalah sebuah bisnis yang memanfaatkan bahan dari alam yang ada di sekitar rumah. Kerajinan bambu ini digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian dalam arti yang seluas-luasnya merupakan sektor andalan (basic sector) bagi suatu bangsa dan negara besar seperti Indonesia sebab kebutuhan akan bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. istilah keramik tradisional. Keramik gerabah dikenal sebagai produk benda pakai

BAB I PENDAHULUAN. istilah keramik tradisional. Keramik gerabah dikenal sebagai produk benda pakai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keramik merupakan salah satu kerajinan rakyat yang dikembangkan secara turun temurun diciptakan dalam pemenuhan kebutuhan hidup manusia, terutama berfungsi sebagai peralatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata di Indonesia merupakan sektor ekonomi yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata di Indonesia merupakan sektor ekonomi yang penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata di Indonesia merupakan sektor ekonomi yang penting dalam mendongkrak pendapatan di sektor usaha atau pendapatan daerah. Dunia pariwisata saat ini sudah mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis pasar modern sudah cukup lama memasuki industri retail Indonesia dan dengan cepat memperluas wilayahnya sampai ke pelosok daerah. Bagi sebagian konsumen pasar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Anjun, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat. Lokasi ini sengaja dipilih karena Plered diberi julukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas sehingga tidak

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas sehingga tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan banyaknya kebutuhan yang diinginkan oleh masyarakat untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas sehingga tidak terjadinya suatu kelangkaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bisnis laundry kiloan adalah salah satu bisnis di bidang jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bisnis laundry kiloan adalah salah satu bisnis di bidang jasa yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bisnis laundry kiloan adalah salah satu bisnis di bidang jasa yang saat ini sedang marak di kalangan masyarakat. Dalam usaha Laundry ini merupakan gagasan yang

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. di Indonesia, pemerintah membuat kebijakan salah satunya

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. di Indonesia, pemerintah membuat kebijakan salah satunya BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di Indonesia, pemerintah membuat kebijakan salah satunya dengan cara mengedepankan sektor industri.

Lebih terperinci

SOSIALISASI KEMANDIRIAN KERJA ANAK PETANI MISKIN ( STUDI KASUS: KELUARGA PETANI MISKIN DI NAGARI TALU KECAMATAN TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT )

SOSIALISASI KEMANDIRIAN KERJA ANAK PETANI MISKIN ( STUDI KASUS: KELUARGA PETANI MISKIN DI NAGARI TALU KECAMATAN TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT ) SOSIALISASI KEMANDIRIAN KERJA ANAK PETANI MISKIN ( STUDI KASUS: KELUARGA PETANI MISKIN DI NAGARI TALU KECAMATAN TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT ) Dewifebrina 1 Dra. Fachrina,M.Si 2 Erningsih,S.Sos 3 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berpenduduk terbanyak didunia. Dan juga

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berpenduduk terbanyak didunia. Dan juga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara berpenduduk terbanyak didunia. Dan juga sebagai penghasil sumber daya alam yang melimpah, terutama di sektor pertanian dan perkebunan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam rencana pengembangan industri kreatif Indonesia tahun 2025 yang dirumuskan oleh Departemen Perdagangan RI dijelaskan adanya evaluasi ekonomi kreatif. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan berjalannya waktu, kebiasaan manusia modern yang selalu bergerak cepat telah membuka pintu bagi terciptanya zaman globalisasi, manusia dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terletak antara lintang selatan dan. serta Kabupaten Demak di Selatan. Jepara dikenal sebagai kota ukir, karena

BAB I PENDAHULUAN. terletak antara lintang selatan dan. serta Kabupaten Demak di Selatan. Jepara dikenal sebagai kota ukir, karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jepara adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten terletak antara lintang selatan dan bujur timur yang berbatasan dengan Laut Jawa di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lainnya memiliki kesamaan dalam beberapa hal. Rasa solidaritas

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lainnya memiliki kesamaan dalam beberapa hal. Rasa solidaritas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia selalu berinteraksi dan membutuhkan bantuan orang lain dalam bertahan hidup. Manusia selalu hidup berkelompok dalam suatu masyarakat, dan itu artinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konvensional menuju konsep pemasaran modern. Faktor - faktor seperti

BAB I PENDAHULUAN. konvensional menuju konsep pemasaran modern. Faktor - faktor seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran saat ini terus berkembang dan berubah, dari konsep pemasaran konvensional menuju konsep pemasaran modern. Faktor - faktor seperti meningkatnya jumlah pesaing,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Obyek penelitian adalah Fiorella Clay yang memiliki alamat di Jalan Bukit Amarta nomor 4, Semarang. Fiorella Clay merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perubahan lingkungan bisnis yang semakin tidak menentu dan situasi bisnis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perubahan lingkungan bisnis yang semakin tidak menentu dan situasi bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perubahan lingkungan bisnis yang semakin tidak menentu dan situasi bisnis yang semakin kompetitif menimbulkan persaingan yang semakin tajam, ini ditandai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. The Concise Colombia Encyclopedia 1995, kata keramik berasal dari

BAB II KAJIAN TEORITIS. The Concise Colombia Encyclopedia 1995, kata keramik berasal dari 8 BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Gerabah The Concise Colombia Encyclopedia 1995, kata keramik berasal dari bahasa Yunani (greeak) keramikos menunjuk pada pengertian gerabah; keramos menunjuk pada

Lebih terperinci

BAB III DATA TENTANG GAMBARAN UMUM PRAKTIK JUAL BELI BAWANG MERAH KELILING DI KECAMATAN BABADAN

BAB III DATA TENTANG GAMBARAN UMUM PRAKTIK JUAL BELI BAWANG MERAH KELILING DI KECAMATAN BABADAN BAB III DATA TENTANG GAMBARAN UMUM PRAKTIK JUAL BELI BAWANG MERAH KELILING DI KECAMATAN BABADAN A. Keadaan Umum Wilayah Kecamatan Babadan Kabupaten Ponorogo 1. Keadaan Geografis dan Pembagian Wilayah Kecamatan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Landasan teori merupakan suatu konsep mengenai cara yang akan digunakan

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Landasan teori merupakan suatu konsep mengenai cara yang akan digunakan 12 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Landasan teori merupakan suatu konsep mengenai cara yang akan digunakan dalam menyelesaikan masalah yang diteliti. Agar penelitian lebih terarah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu mengelola alam bagi peningkatan kesejahteraannya. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. mampu mengelola alam bagi peningkatan kesejahteraannya. Pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional adalah suatu rangkaian usaha yang dilakukan secara berkesinambungan dalam semua bidang kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk menuju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pascapanen adalah serangkaian kegiatan yang meliputi pemanenan, pengolahan, sampai dengan hasil siap konsumsi (Hasbi, 2012:187). Sedangkan penanganan pascapanen adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan berkembang atas kekuatan

Lebih terperinci

BAHASA IKLAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN: SEBUAH KAJIAN KOMUNIKASI DAN BAHASA TERHADAP IKLAN TV PRODUK CITRA

BAHASA IKLAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN: SEBUAH KAJIAN KOMUNIKASI DAN BAHASA TERHADAP IKLAN TV PRODUK CITRA BAHASA IKLAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN: SEBUAH KAJIAN KOMUNIKASI DAN BAHASA TERHADAP IKLAN TV PRODUK CITRA Unika Atma Jaya, Jakarta Memasarkan sebuah produk di media massa bertujuan untuk mencapai target

Lebih terperinci

Kata Kunci : Modal, Jam Kerja, Pendidikan, Produksi, Pendapatan

Kata Kunci : Modal, Jam Kerja, Pendidikan, Produksi, Pendapatan Judul Nama : Pengaruh Modal, Jam Kerja, dan Pendidikan Terhadap Produksi Serta Pendapatan Pengerajin Dulang Fiber di Desa Bresela Kabupaten Gianyar : Ni Made Marsy Dwitasari NIM : 1306105119 Abstrak Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa keluarga miskin dan kemiskinan pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa keluarga miskin dan kemiskinan pada umumnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidak dapat dipungkiri bahwa keluarga miskin dan kemiskinan pada umumnya masih menjadi masalah sosial yang harus dihadapi oleh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk menjadikan bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman adat istiadat, budaya, suku, ras, bahasa dan agama. Kemajemukan tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisis atau descriptive research. Melalui metode deskriptif analisis peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. analisis atau descriptive research. Melalui metode deskriptif analisis peneliti 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis atau descriptive research. Melalui metode deskriptif analisis peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi kreatif atau industri kreatif. Perkembangan industri kreatif menjadi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi kreatif atau industri kreatif. Perkembangan industri kreatif menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1990-an, dimulailah era baru ekonomi dunia yang mengintensifkan informasi dan kreativitas, era tersebut populer dengan sebutan ekonomi kreatif atau industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak

BAB I PENDAHULUAN. ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara kepulauan yang memiliki beraneka ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak jaman kerajaan-kerajaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PKn kelas VIII SMP N 40

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PKn kelas VIII SMP N 40 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PKn kelas VIII SMP N 40 Bandung, terdapat beberapa permasalahan dalam proses pembelajaran diantaranya kurangnya berpikir

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 11 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka ini berfungsi untuk memberikan arah bagi penelitian atau landasan yang dapat dijadikan bagian dari kerangka penelitian berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Kabupaten Batubara yang terletak pada kawasan hasil pemekaran

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Kabupaten Batubara yang terletak pada kawasan hasil pemekaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Daerah Kabupaten Batubara yang terletak pada kawasan hasil pemekaran dari Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara adalah salah satu daerah yang didiami masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsekuensi berubahnya gaya hidup yang mereka jalani. Perubahan gaya hidup

BAB I PENDAHULUAN. konsekuensi berubahnya gaya hidup yang mereka jalani. Perubahan gaya hidup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkembangnya kehidupan modern masyarakat kota saat ini membawa konsekuensi berubahnya gaya hidup yang mereka jalani. Perubahan gaya hidup modern masyarakat kota dapat

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING JUDUL PENELITIAN

LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING JUDUL PENELITIAN Kode/Nama Rumpun Ilmu*: 694/ Kriya Keramik LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING JUDUL PENELITIAN PENCIPTAAN SENI KERAJINAN KERAMIK KOMODITI EKSPOR BERBASIS MATERIAL EARTHENWARE DAN TEKNOLOGI LOKAL Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia yang terdiri dari pulau- pulau yang membentang luas memiliki ragam suku bangsa beserta adat istiadat yang terbentuk akibat percampuran ras dan kebudayaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Industri Perkembangan industri di Indonesia sekarang ini berlangsung sangat pesat seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Proses industrialisasi masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Ekonomi kreatif yang digerakkan oleh industri kreatif, didefinisikan sebagai industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan

Lebih terperinci

Keseluruhan lingkungan X merupakan wilayah pemukiman yang padat penduduk. Pada

Keseluruhan lingkungan X merupakan wilayah pemukiman yang padat penduduk. Pada BAB II GAMBARAN UMUM PENGRAJIN ROTAN DI LINGKUNGAN X KELURAHAN SEI SIKAMBING D MEDAN 2.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian 2.1.1 Letak Geografis Kelurahan Sei Sikambing D merupakan salah satu kelurahan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha hingga mendapatkan pengakuan dan kepercayaan dari masyarakat atau

BAB I PENDAHULUAN. usaha hingga mendapatkan pengakuan dan kepercayaan dari masyarakat atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membangun citra positif dan mendapatkan posisi strategis dalam pasar bukanlah suatu hal yang mudah untuk meraihnya. Membutuhkan proses dan waktu yang lama untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB III MENELUSURI WILAYAH DAN MASYARAKAT DESA RENDENG. berbatasan dengan Desa Tileng, Sebelah Timur Desa Malo dan sebelah barat

BAB III MENELUSURI WILAYAH DAN MASYARAKAT DESA RENDENG. berbatasan dengan Desa Tileng, Sebelah Timur Desa Malo dan sebelah barat BAB III MENELUSURI WILAYAH DAN MASYARAKAT DESA RENDENG A. Kondisi Geografis Desa Rendeng Secara Administrasi Desa Rendeng terletak sekitar 1 Km dari Kecamatan Malo, kurang lebih 18 Km dari Kabupaten Bojonegoro,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kartika Dian Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kartika Dian Pratiwi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Bahan alam telah dimanfaatkan manusia sejak zaman prasejarah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Bahan alam banyak digunakan untuk menunjang keperluan sehari-hari mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian saat ini masih tetap menjadi prioritas utama dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Hal ini didasarkan pada peningkatan peran sektor pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan sektor UKM sering diartikan sebagai salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan sektor UKM sering diartikan sebagai salah satu indikator BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perhatian pada pengembangan sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) memberikan makna tersendiri pada usaha peningkatan pertumbuhan ekonomi serta dalam usaha menekan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada BAB I ini akan dijelaskan secara umum mengenai bagaimana latar belakang pemilihan judul proyek, rumusan masalah yang mempengaruhi bagaimana desain proyek nantinya, tujuan proyek,

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era Modern ini, sesuatu yang praktis sangat dibutuhkan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era Modern ini, sesuatu yang praktis sangat dibutuhkan 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada era Modern ini, sesuatu yang praktis sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Segala hal yang ada dibuat sedemikian praktis agar dapat menghemat banyak waktu. Seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan suatu negara dapat tercermin dari perkembangan sektorsektor yang ada di dalamnya, baik di sektor ekonomi, politik, sosial, pariwisata, budaya, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis telah berkembang pesat saat ini baik dalam pasar domestik

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis telah berkembang pesat saat ini baik dalam pasar domestik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis telah berkembang pesat saat ini baik dalam pasar domestik (nasional) maupun dimasa internasional, dimana untuk memenangkan persaingan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni Kota Yogyakarta merupakan kota yang terkenal dengan anekaragam budayanya, seperti tatakrama, pola hidup yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. politik. Oleh karena itu, ketersediaan beras yang aman menjadi sangat penting. untuk mencapai ketahanan pangan yang stabil.

BAB I PENDAHULUAN. politik. Oleh karena itu, ketersediaan beras yang aman menjadi sangat penting. untuk mencapai ketahanan pangan yang stabil. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Beras sebagai salah satu bahan pangan pokok memiliki nilai strategis dan mempunyai pengaruh yang besar dalam bidang ekonomi, lingkungan dan sosial politik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan bidang ekonomi di Indonesia telah berlangsung selama 40

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan bidang ekonomi di Indonesia telah berlangsung selama 40 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan bidang ekonomi di Indonesia telah berlangsung selama 40 tahun. Bermula ketika masa orde baru, pembangunan ekonomi di pedesaan diprioritaskan pada

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI. A. Tujuan dan manfaat perancangan. 1. Tujuan perancangan

BAB II METODOLOGI. A. Tujuan dan manfaat perancangan. 1. Tujuan perancangan BAB II METODOLOGI A. Tujuan dan manfaat perancangan 1. Tujuan perancangan Membuat satu identitas perusahaan yang konsisten penggunaanya, serta diharapkan logo bisa menjadi identitas yang kuat untuk perusahaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan hasil utama sebagian besar penduduk Lampung Barat secara

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan hasil utama sebagian besar penduduk Lampung Barat secara I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi merupakan hasil utama sebagian besar penduduk Lampung Barat secara turun temurun dimasa lalu, kopi cukup untuk memberikan kebutuhan hidup petani sehingga kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyrakatnya juga terkenal dengan handmade dan handicraftnya. salah satunya Koto

BAB I PENDAHULUAN. masyrakatnya juga terkenal dengan handmade dan handicraftnya. salah satunya Koto BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumatera Barat selain terkenal dengan keindahan alam dan keramah tamahan masyrakatnya juga terkenal dengan handmade dan handicraftnya. salah satunya Koto Gadang, Koto

Lebih terperinci

MODUL EKONOMI. Penulis MARLIA NOVIANA UNTUK KELAS

MODUL EKONOMI. Penulis MARLIA NOVIANA UNTUK KELAS MODUL EKONOMI Penulis MARLIA NOVIANA UNTUK KELAS X KATA PENGANTAR Pada hakikatnya, ilmu ekonomi mempelajari perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya, dan berkembang dengan

Lebih terperinci

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri,

Lebih terperinci

BAB IV PEMECAHAN MASALAH

BAB IV PEMECAHAN MASALAH BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Konsep Umum Konsep dari media yang akan dibuat adalah membantu pengajar dalam memberikan pengajaran pada siswa dalam belajar pengetahuan desain. Media pembelajaran yang disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan di bidang industri yang pesat dan maju dapat terlihat pada jumlah produk dalam setiap produksi dari sebuah perusahaan atau pabrik. Produk yang telah di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan BAB I PENDAHULUAN 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Percetakan Sinar Pandawa Usaha percetakan Sinar Pandawa dimulai pada tahun 1995. Percetakan ini didirikan oleh Bp Nicodemus Raharja bersama istrinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Merek yang baik adalah merek yang dapat membedakan dirinya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Merek yang baik adalah merek yang dapat membedakan dirinya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Merek adalah salah satu faktor yang sangat penting bagi suatu produk barang ataupun jasa, karena merek dapat menjadi keunggulan bersaing bagi perusahaan. Merek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Terbukti dengan banyaknya bentuk usaha-usaha baru

BAB I PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Terbukti dengan banyaknya bentuk usaha-usaha baru BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini dunia kuliner cenderung semakin berkembang pesat seiring dengan kemajuan zaman. Terbukti dengan banyaknya bentuk usaha-usaha baru yang menggeluti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya era globalisasi dan kemajuan teknologi yang pesat memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. adanya era globalisasi dan kemajuan teknologi yang pesat memungkinkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan semakin berkembangnya perekonomian yang ditandai dengan adanya era globalisasi dan kemajuan teknologi yang pesat memungkinkan tersedianya sarana bagi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN KERAJINAN KESET DARI LIMBAH GARMEN PADA KOPERASI WANITA MELATI. A. Strategi Pemasaran Koperasi Wanita Melati

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN KERAJINAN KESET DARI LIMBAH GARMEN PADA KOPERASI WANITA MELATI. A. Strategi Pemasaran Koperasi Wanita Melati BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN KERAJINAN KESET DARI LIMBAH GARMEN PADA KOPERASI WANITA MELATI A. Strategi Pemasaran Koperasi Wanita Melati Pada bab IV ini peneliti akan membahas hasil penelitian mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era modern ini banyak produk minuman yang hadir disekitar kita dan mendominasi konsumen agar membeli produk tersebut dengan penyajian promosi yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, peranan Industri Kecil Menengah (IKM) dikaitkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, peranan Industri Kecil Menengah (IKM) dikaitkan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Indonesia, peranan Industri Kecil Menengah (IKM) dikaitkan dengan upaya pemerintah untuk mengatasi pengangguran, memperluas kesempatan kerja, memerangi

Lebih terperinci

1 DATA PENELITIAN HASIL WAWANCARA PROFIL INDUSTRI RUMAHAN TAHU PAK FAIZIN DI DESA DUET

1 DATA PENELITIAN HASIL WAWANCARA PROFIL INDUSTRI RUMAHAN TAHU PAK FAIZIN DI DESA DUET LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1 DATA PENELITIAN HASIL WAWANCARA PROFIL INDUSTRI RUMAHAN TAHU PAK FAIZIN DI DESA DUET 1. Siapa pemilik INDUSTRI RUMAHAN TAHU didesa Duet? Bapak Faizin 2. Sejak kapan berdirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian adalah sektor yang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Sektor pertanian berperan dalam pertumbuhan ekonomi, penerimaan devisa negara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini perkembangan situasi perekonomian semakin pesat, terlebih pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini perkembangan situasi perekonomian semakin pesat, terlebih pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan situasi perekonomian semakin pesat, terlebih pada era globalisasi seperti saat sekarang ini dimana perubahan teknologi dan arus informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki banyak keanekaragaman kesenian dan budaya,

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki banyak keanekaragaman kesenian dan budaya, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia memiliki banyak keanekaragaman kesenian dan budaya, kekayaan budaya yang dimiliki bangsa ini terdapat disetiap daerah terdiri dari keragaman

Lebih terperinci

BAB I IDENTIFIKASI KEBUTUHAN. berfikir kreatif dan ramah terhadap lingkungan. Untuk menyelaraskan

BAB I IDENTIFIKASI KEBUTUHAN. berfikir kreatif dan ramah terhadap lingkungan. Untuk menyelaraskan BAB I IDENTIFIKASI KEBUTUHAN A. Latar Belakang Masalah 1. Masalah Umum Kemajuan teknologi di segala bidang menuntut masyarakat harus berfikir kreatif dan ramah terhadap lingkungan. Untuk menyelaraskan

Lebih terperinci

BERBISNIS PERNAK-PERNIK DARI BUBUR KERTAS DAUR ULANG

BERBISNIS PERNAK-PERNIK DARI BUBUR KERTAS DAUR ULANG MAKALAH BERBISNIS PERNAK-PERNIK DARI BUBUR KERTAS DAUR ULANG Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Akhir Mata Kuliah Lingkungan Bisnis Oleh: Aray Saepul Kamil NIM. 11.12.6021 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA

Lebih terperinci

AgroinovasI. Badan Litbang Pertanian. Edisi Desember 2011 No.3436 Tahun XLII

AgroinovasI. Badan Litbang Pertanian. Edisi Desember 2011 No.3436 Tahun XLII Dusun Subak Berbasis Social-Industry of Agriculture Meningkatkan Potensi Pertanian Bali dan Kesejahteraan Para Abdi Bumi Melalui Dusun Subak Berbasis Social-Industry of Agriculture Indonesia adalah salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya senantiasa melakukan riset dan pengembangan agar selalu dapat. perusahaan baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya senantiasa melakukan riset dan pengembangan agar selalu dapat. perusahaan baik secara kuantitatif maupun kualitatif. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman membuat setiap pemilik atau pelaku usaha seharusnya senantiasa melakukan riset dan pengembangan agar selalu dapat bersaing dengan usaha pesaingnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan suatu sistem nilai yang berlaku dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan suatu sistem nilai yang berlaku dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial, berinteraksi, bermasyarakat dan menghasilkan suatu sistem nilai yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat. Masyarakat adalah

Lebih terperinci