BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 149 TAHUN 2016 TENTANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 149 TAHUN 2016 TENTANG"

Transkripsi

1 BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 149 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERJALANAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAHKABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : a. bahwa penatalaksanaan perjalanan dinas di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tangerang dilaksanakan dengan menggunakan prinsip-prinsip kepatutan, kewajaran, rasionalitas dan kaidah-kaidah yang dapat dipertanggungjawabkan dengan memperhatikan kemampuan keuangan daerah telah diatur dalam Peraturan Bupati Nomor 135 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Perjalanan Dinas Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tangerang; b. bahwa agar perjalanan dinas dapat dilaksanakan secara lebih tertib, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggung jawab, perlu mengatur kembali perjalanan dinasdilingkungan pemerintah Kabupaten Tangerang dalam Peraturan Bupati; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Petunjuk Teknis Perjalanan Dinas di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tangerang; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010); 3. Undang-Undang...

2 -2-3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pedoman Perjalanan Dinas Ke Luar Negeri Bagi Pejabat/Pegawai di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri, Pemerintah Daerah, dan Pimpinan Serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 60); 6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 113/PMK.05/2012 tentang Perjalanan Dinas Dalam Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri dan Pegawai Tidak Tetap (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 678); 7. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 02 Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang Tahun 2009 Nomor 02, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 0209); 8. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang (Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang Tahun 2016 Nomor 11, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 1116); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERJALANAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG. BAB I

3 -3- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Tangerang. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Tangerang. 3. Bupati adalah Bupati Tangerang. 4. Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Tangerang. 5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tangerang. 6. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tangerang. 7. Unit kerja adalah bagian dari SKPD yang melaksanakan satu atau beberapa program dan/atau kegiatan. 8. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang. 9. Pimpinan dan Anggota DPRD adalah Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten Tangerang. 10. Pejabat Pengguna Anggaran adalah kepala SKPD yang bertindak sebagai pejabat pemegang kewenangan pengelolaan /penggunaan anggaran SKPD yang dipimpinnya. 11. Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran adalah kepala unit kerja pada SKPD yang diberi kuasa oleh Kepala SKPD selaku Pejabat Pengguna Anggaran untuk melaksanakan sebagian kewenangan atas pengelolaan/ penggunaan anggaran pada unit kerjanya. 12. Pejabat Yang Berwenang adalah pejabat yang mempunyai kewenangan memerintahkan untuk melaksanakan Perjalanan Dinas. 13. Pegawai adalah Pegawai Negeri Sipil Daerah, calon Pegawai Negeri Sipil Daerah dan Pegawai Tidak Tetap/tenaga kontrak kerja/tenaga magang di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tangerang. 14. Pegawai Negeri Sipil adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan dalam negeri, atau diserahi tugas negara lainnya dan di gaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 15. Pegawai

4 Pegawai Tidak Tetap adalah Pegawai yang diangkat untuk jangka waktu tertentu guna melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan yang bersifat teknis profesional dan administrasi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan organisasi. 16. Pihak Lain adalah perorangan yang berkedudukan bukan Pejabat Negara, Pimpinan dan Anggota DPRD serta Pegawai di lingkungan Pemerintahan Daerah yang ditugaskan untuk melakukan perjalanan dinas dalam rangka kepentingan atau mendukung kegiatan Pemerintah Kabupaten Tangerang. 17. Pelaksana Perjalanan Dinas adalah Pejabat Negara, Pimpinan dan Anggota DPRD Pegawai dan Pihak Lain yang melaksanakan Perjalanan Dinas. 18. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan yang selanjutnya disingkat PPTK adalah pejabat pada unit kerja SKPD yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program sesuai dengan bidang tugasnya. 19. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Tangerang. 20. Pusat Pemerintahan Kabupaten Tangerang yang selanjutnya disingkat Pusat Pemerintahan adalah Pusat Pemerintahan Kabupaten Tangerang di Tigaraksa. 21. Perjalanan Dinas adalah perjalanan untuk kepentingan Pemerintah Daerah yang dilaksanakan oleh Pejabat Negara, Pimpinan dan Anggota DPRD, Pegawai dan Pihak Lain dari tempat kedudukan/kantor ke tempat tujuan dan kembali ke tempat kedudukan/kantor semula. 22. Perjalanan Dinas Dalam Daerah adalah Perjalanan Dinasyang dilaksanakan dari Pusat Pemerintahan atau dari tempat kedudukan SKPD/unit kerja yang berada diluar Pusat Pemerintahan ke tempat tujuan dalam Daerah Kabupaten Tangerang. 23. Perjalanan Dinas Luar Daerah adalah Perjalanan Dinas keluar Daerah Kabupaten Tangerang. 24. Perjalanan Dinas Luar Negeri adalah perjalanan dinas ke negara-negara yang memiliki hubungan diplomatik untuk kepentingan daerah/negara. 25. Uang Harian adalah komponen biaya Perjalanan Dinas untuk keperluan uang saku, makan dan transport setempat/lokal. 26. Biaya Transportasi adalah keseluruhan biaya riil yang digunakan dalam perjalanan dinas luar daerah atau luar negeri dari tempat kedudukan ke tempat tujuan dan sebaliknya (pergi-pulang). 27. Biaya

5 Biaya Penginapan adalah biaya yang digunakan dalam Perjalanan Dinas Luar Daerah atau Perjalanan Dinas Luar Negeri yang memerlukan penginapan di tempat tujuan. 28. Lumpsum adalah sejumlah uang yang telah dihitung terlebih dahulu (pre-calculated amount) dan dibayarkan sekaligus. 29. Biaya Riil (real cost) adalah seluruh biaya yang dikeluarkansesuai dengan bukti pengeluaran yang sah. 30. Bukti Pengeluaran Yang Sah adalah tanda bukti pengeluaran biaya perjalanan dinas atas nama Pelaksana Perjalanan Dinas. 31. Surat Permohonan Ijin Perjalanan Dinas Luar Negeri yang selanjutnya disingkat Surat Permohonan adalah Surat Permohonan Perjalanan Dinas bagi Pejabat Negara, Pimpinan dan Anggota DPRD, Pegawai dan Pihak Lain yang akan melaksanakan Perjalanan Dinas Luar Negeri. 32. Paspor adalah dokumen yang diberikan kepada Pejabat Negara dan Pegawai di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tangerang yang berangkat ke luar negeri dalam rangka tugas resmi yang tidak bersifat diplomatik. 33. Exit permit adalah tanda pengesahan berupa cap resmi untuk meninggalkan suatu negara yang tercantum dalam Paspor Dinas. 34. Visa adalah dokumen pemberian ijin masuk ke suatu negara dalam suatu periode waktu dan tujuan tertentu yang dikeluarkan oleh kedutaan negara bersangkutan. 35. Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disingkat SPP adalah dokumen yang diterbitkan oleh Bendahara Pengeluaran yang berisi permintaan pembayaran tagihan Bupati. 36. Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat UP adalah uang muka kerja dalam jumlah tertentu yang diberikan kepada bendahara pengeluaran untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari SKPD atau membiayai pengeluaran yang menurut sifat dan tujuannya tidak mungkin dilakukan melalui mekanisme pembayaran langsung. 37. Pembayaran Langsung yang selanjutnya disingkat Pembayaran LS adalah pembayaran yang dilakukan langsung kepada bendahara pengeluaran/penerima hak lainnya atas dasar perjanjian kerja, surat keputusan, surat tugas atau surat perintah kerja lainnya melalui penerbitan surat perintah membayar langsung. BAB II

6 -6- BAB II RUANG LINGKUP DAN PRINSIP PERJALANAN DINAS Bagian Kesatu Ruang Lingkup Pasal 2 (1) Peraturan Bupati ini mengatur mengenai tata cara penganggaran, pelaksanaan dan pertanggungjawaban Perjalanan Dinas bagi Pejabat Negara, Pimpinan dan Anggota DPRD, dan Pegawai serta Pihak Lain yang dibebankan pada APBD. (2) Perjalanan Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. Perjalanan Dinas Dalam Daerah; b. Perjalanan Dinas Luar Daerah; dan c. Perjalanan Dinas Luar Negeri. (3) Perhitungan jumlah hari Perjalanan Dinas adalah hari kalender. (4) Klasifikasi Perjalanan Dinas dilaksanakan dalam rangka: a. pelaksanaan tugas dan fungsi yang melekat pada jabatan atau kedudukan atau keahlian; b. mengikuti pendidikan dan pelatihan; c. mengikuti rapat, bimbingan teknis dan sejenisnya; d. menempuh ujian dinas/ujian jabatan; e. pengujian kesehatan guna kepentingan jabatan; f. pengobatan sesuai hasil pengujian kesehatan; g. menjemput/mengantarkan ke tempat pemakaman jenazah pejabat/pegawai/pelaksana perjalanan dinas yang meninggal dunia saat melakukan perjalanan dinas; dan h. menjemput/mengantarkan ke tempat pemakaman jenazah pejabat /pegawai yang meninggal dunia dari rumah/ kantor/tempat kedudukan yang terakhir ke kota/daerah tempat pemakaman. Bagian Kedua

7 -7- Bagian Kedua Prinsip Perjalanan Dinas Pasal 3 (1) Perjalanan dinas dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip sebagai berikut: a. selektif, yaitu hanya untuk kepentingan yang sangat tinggi dan prioritas yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan; b. ketersediaan anggaran dan kesesuaian dengan pencapaian kinerja SKPD; c. efisien penggunaan APBD; dan d. akuntabilitas pemberian perintah pelaksanaan perjalanan dinas. (2) Prinsip-prinsip sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diwujudkan dalam hal-hal sebagai berikut: a. kepastian tidak terdapat pelaksanaan Perjalanan Dinas yang tumpang tindih atau rangkap; b. pada 1 (satu) SKPD tidak terdapat perintah yang dipecah-pecah dalam Perjalanan Dinas dengan maksud, tempat tujuan dan kinerja yang dihasilkan sama; dan c. Perjalanan Dinas dilaksanakan oleh pelaksana Perjalanan Dinas yang keberadaannya perlu diikutsertakan atau diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap kinerja SKPD dan/atau Daerah. (3) Dalam rangka menjaga terpenuhinya pelaksanaan prinsipprinsip sebagaimana dimaksud pada ayat (1): a. Pejabat Yang Berwenang: 1) mengendalikan penerbitan Surat Perintah di lingkup SKPD yang dipimpinnya; 2) mengendalikan pelaksanaan Perjalanan Dinas; 3) melakukan pengujian kesesuaian pelaksanaan perjalanan dinas dengan pencapaian kinerja/hal yang tengah dibahas/dirumuskan; dan 4) melakukan pembebanan biaya Perjalanan Dinas dengan memperhatikan ketersediaan anggaran. b. Pelaksana Perjalanan Dinas: 1) melaksanakan Perjalanan Dinas sesuai tugas yang diberikan; 2) segera kembali ke tempat kedudukan semula apabila kinerja/hal yang tengah dibahas/ dirumuskan telah tercapai; dan 3) segera mempertanggungjawabkan pelaksanaan Perjalanan Dinas setelah Perjalanan Dinas dilaksanakan. c. Kuasa

8 -8- c. Kuasa Pengguna Anggaran: 1) merumuskan rancangan Surat Perintah termasuk menentukan Pelaksana Perjalanan Dinas; 2) menguji ketersediaan dana perjalanan dinas dalam kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya; 3) menilai dan menentukan jenis transportasi dan/ atau klasifikasi penginapan dalam Perjalanan Dinas; 4) mengendalikan penyediaan jasa transportasi dan/ atau kamar hotel oleh pihak penyedia jasa; dan 5) memastikan kelengkapan bukti pertanggung jawaban. d. Bendahara pengeluaran SKPD: 1) memeriksa dan memastikan kelengkapan dokumen pengajuan uang muka; 2) membayarkan sejumlah uang muka sesuai persetujuan Pengguna Anggaran; dan 3) memeriksa dan memastikan kelengkapan dokumen pertanggungjawaban biaya perjalanan dinas. Pasal 4 Biaya Perjalanan Dinas tidak dapat dibebankan pada APBD apabila terdapat: a. bukti-bukti pengeluaran/dokumen diragukan atau palsu; b. melebihi tarif tiket/biaya penginapan resmi (mark up); c. rangkap pada waktu yang sama; dan/atau d. tidak sesuai dengan ketentuan perjalanan dinas. BAB III PENERBITAN SURAT PERINTAH DAN SURAT PERINTAH PERJALANAN DINAS Pasal 5 (1) Kepala SKPD selaku Pengguna Anggaran bertindak sebagai Pejabat Yang Berwenang sehubungan tanggung jawab atas pengelolaan/penggunaan anggaran pada SKPD yang dipimpinnya. (2) Berdasarkan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala SKPD menerbitkan Surat Perintah untuk melaksanakan Perjalanan Dinas Dalam Daerah dan Perjalanan Dinas Luar Daerah. (3) Selain...

9 -9- (3) Selain Kepala SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), Surat Perintah juga diterbitkan oleh: a. Sekretaris Daerah bagi Bupati dan Wakil Bupati; dan b. Sekretaris DPRD bagi Pimpinan dan Anggota DPRD. (4) Kewenangan penandatanganan Surat Perintah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sepanjang bukan Perjalanan Dinas Luar Negeri dapat didelegasikan kepada: a. Kepala unit kerja/bagian/bidang selaku Kuasa Pengguna Anggaran yang pembebanannya pada kegiatan-kegiatan yang dikelola unit kerja; b. Asisten Sekretaris Daerah bagi pejabat eselon III ke bawah di lingkup kerjanya; dan c. Kepala unit kerja pada SKPD yang berkedudukan tersebar, untuk Perjalanan Dinas Dalam Daerah sesuai alokasi anggaran perjalanan dinas yang tersedia dalam DPA/DPPA kegiatan pada unit kerja berkenaan; d. Lurah, untuk Perjalanan Dinas Dalam Daerah sesuai alokasi anggaran perjalanan dinas yang tersedia dalam DPA/DPPA kegiatan pada kelurahan; (5) Surat Perintah untuk Pihak Lain ditandatangani oleh kepala SKPD berkenaan yang melibatkan/ mengikutsertakan Pihak Lain dalam Perjalanan Dinas. (6) Untuk Perjalanan Dinas Luar Negeri, Surat Perintah ditandatangani oleh Sekretaris Daerah sesuai dengan pembebanan anggaran Perjalanan Dinas Luar Negeri pada Sekretariat Daerah. Pasal 6 (1) Penerbitan Surat Perintah didasari hal-hal sebagai berikut: a. telah direncanakan dalam kegiatan; b. undangan/permintaan menghadiri/mengikuti yang ditujukan langsung; c. perintah tertulis/disposisi atas surat undangan/ permintaan menghadiri/mengikuti; d. surat perintah yang bersifat lintas SKPD berkenaan dengan penunjukkan sebagai tim/panitia/ narasumber/kapasitas lainnya; atau e. dokumen lain yang mengharuskan dilakukannya Perjalanan Dinas. (2) Surat Perintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mencantumkan pembebanan anggaran kegiatan terkait. (3) Bentuk Surat Perintah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan Bupati ini. Pasal 7

10 -10- Pasal 7 (1) Berdasarkan Surat Perintah, Pejabat Yang Berwenang menandatangani SPPD. (2) SPPD dibuat sesuai dengan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. BAB IV BIAYA PERJALANAN DINAS Bagian Kesatu Tingkatan dan Komponen Biaya Perjalanan Dinas Pasal 8 (1) Tingkatan biaya Perjalanan Dinas bagi Pejabat Negara, Pegawai dan Pihak Lain sebagai berikut: a. tingkat A yang meliputi: 1. Bupati; 2. Wakil Bupati; dan 3. Pejabat Negara lainnya. b. tingkat B yang meliputi: 1. pejabat eselon II A; 2. pejabat fungsional yang disetarakan dengan pejabat eselon II A; dan 3. Pihak Lain yang disetarakan dengan pejabat eselon II A. c. tingkat C yang meliputi: 1. pejabat eselon II B; 2. pejabat fungsional yang disetarakan dengan pejabat eselon II B; 3. pelaksana Pegawai Negeri Sipil Daerah dengan golongan IV/c, golongan IV/d dan golongan IV/e; dan 4. Pihak Lain Yang disetarakan dengan pejabat eselon II B. d. tingkat D yang meliputi: 1. pejabat eselon III; 2. pejabat eselon IV golongan IV; 3. pejabat fungsional yang disetarakan dengan eselon III; 4. pelaksana Pegawai Negeri Sipil Daerah golongan IV/a dan golongan IV/b; dan 5. Pihak Lain yang disetarakan dengan pejabat eselon III. e. Tingkat...

11 -11- e. tingkat E yang meliputi: 1. pejabat eselon IV golongan III; 2. pejabat fungsional yang disetarakan dengan pejabat eselon IV; 3. pelaksana Pegawai Negeri Sipil Daerah/calon Pegawai Negeri Sipil Daerah golongan III; dan 4. Pihak Lain yang disetarakan dengan pejabat eselon IV. f. tingkat F yang meliputi: 1. pelaksana Pegawai Negeri Sipil Daerah/calon Pegawai Negeri Sipil Daerah golongan II dan golongan I; 2. Pelaksana non Pegawai Negeri Sipil Daerah; dan 3. Pihak Lain yang disetarakan. (2) Tingkatan biaya Perjalanan Dinas bagi Pimpinan dan Anggota DPRD dibedakan sebagai berikut: a. pimpinan DPRD; dan b. anggota DPRD. Pasal 9 (1) Pelaksana Perjalanan Dinas diberikan biaya Perjalanan Dinas sebagai kompensasi atas penugasan perjalanan dinas. (2) Biaya Perjalanan Dinas Dalam Daerah terdiri atas: a. uang harian; dan/atau b. biaya menjemput/mengantar jenazah. (3) Biaya Perjalanan Dinas Luar Daerah terdiri atas: a. uang harian; b. uang representasi; c. biaya transportasi; d. biaya penginapan; e. sewa kendaraan dalam kota/daerah tempat tujuan; dan/ atau f. biaya menjemput/mengantar jenazah. Bagian Kedua

12 -12- Bagian Kedua Uang Harian dan Uang Representasi (1) Uang Harian diberikan: Pasal 10 a. berdasarkan jumlah hari yang digunakan dalam perjalanan dinas mulai meninggalkan tempat kedudukan hingga kembali; b. paling lama 2 (dua) hari dalam hal perjalanan dinas harus melanjutkan dari alat angkutan yang satu ke alat angkutan yang lain; c. paling lama 3 (tiga) hari Perjalanan Dinas Ke Luar Daerah dalam rangka kunjungan kerja/studi referensi/ studi banding/field trip; d. paling lama 10 (sepuluh) hari di tempat Pelaksana Perjalanan Dinas menderita sakit keras yang perlu istirahat (bed rest) atau mengalami kecelakaan saat melaksanakan Perjalanan Dinas; dan e. sebanyak hari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan / kursus /workshop / seminar / pelatihan/ bimbingan teknis dan sejenisnya. (2) Uang Harian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibayarkan secara lumpsum, merupakan batas tertinggi dan sesuai dengan jumlah hari dalam Surat Perintah. (3) Besaran Uang Harian: a. Perjalanan Dinas Dalam Daerah tercantum dalam Lampiran III; b. Perjalanan Dinas Luar Daerah tercantum dalam Lampiran IV; dan c. Perjalanan Dinas Luar Negeri tercantum dalam Lampiran V, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. Pasal 11 (1) Uang representasi diberikan kepada Bupati, Wakil Bupati, Pimpinan dan Anggota DPRD serta pejabat eselon II yang melaksanakan Perjalanan Dinas Luar Daerah berkenaan dengan tugas/fungsi yang melekat pada jabatan/ kedudukan mewakili Pemerintahan Daerah/unit organisasi/skpd dalam rangka kunjungan kerja/ konsultasi/koordinasi/pertemuan dengan Pemerintah/ Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah Lain/Institusi lain. (2) Uang

13 -13- (2) Uang representasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibayarkan secara lumpsum, merupakan batas tertinggi dan sesuai dengan jumlah hari riil Perjalanan Dinas yang tercantum dalam Surat Perintah. (3) Besaran uang representasi Perjalanan Dinas Luar Daerah tercantum dalam Lampiran VI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. Bagian Ketiga Biaya Transportasi Pasal 12 (1) Biaya Transportasi Perjalanan Dinas hanya untuk Perjalanan Dinas Luar Daerah dan Perjalanan Dinas Luar Negeri. (2) Biaya Transportasi Perjalanan Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan sesuai kenyataan (real cost) yang meliputi biaya transportasi dari tempat kerja/kedudukan ke tempat tujuan. (3) Biaya transportasi dari tempat kerja/kedudukan ke tempat tujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat berupa biaya yang dikeluarkan: a. dari tempat kerja/kedudukan ke bandar udara/ pelabuhan/stasiun kereta/terminal bus keberangkatan dan sebaliknya; b. pembelian tiket pesawat/kapal air/kereta/bus; c. pembayaran retribusi/airport tax/boarding pass yang dipungut di bandar udara/pelabuhan/stasiun kereta/ terminal bus; d. pembayaran biaya parkir inap kendaraan di bandar udara/pelabuhan/stasiun kereta/terminal bus; dan e. dari bandar udara/pelabuhan/stasiun kereta/terminal bus tempat tujuan ke penginapan atau ke tempat/kantor yang dituju dan sebaliknya. (4) Biaya dari tempat kerja/kedudukan ke bandar udara/ pelabuhan/stasiun kereta/terminal bus keberangkatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a dan biaya dari bandar udara/pelabuhan/stasiun kereta/ terminal bus tempat tujuan ke penginapan atau ke tempat / kantor yang ditujusebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf e hanya diperkenankan apabila tidak menggunakan sewa kendaraan. (5) Biaya...

14 -14- (5) Biaya transportasi menggunakan jalan darat baik menggunakan jenis transportasi umum maupun menggunakan kendaraan sendiri ke Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Wilayah Propinsi Banten, Wilayah DKI Jakarta, Wilayah Propinsi Jawa Barat dan Wilayah Propinsi Lampung, diberikan sesuai kenyataan (real cost) sepanjang tidak melampaui batas tertinggi. (6) Biaya transportasi ke wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dapat diberikan menurut jumlah hari perjalanan dinas sepanjang yang bersangkutan tidak menginap dan melaksanakan perjalanan harian dari tempat kerja/ kedudukan ke tempat tujuan. Pasal 13 (1) Biaya transportasi dapat diberikan kepada Pelaksana Perjalanan Dinas sebagai peserta pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis, workshop dan sejenisnya yang diselenggarakan di luar daerah. (2) Pemberian biaya transportasi untuk kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), bila dilaksanakan pergi pulang di hari yang sama atau tidak menginap disebabkan penyelenggara hanya menyediakan paket akomodasi full day atau half day, kepada peserta Pelaksana Perjalanan Dinas diberikan biaya transportasi sesuai dengan biaya riil. (3) Dalam hal kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) penyelenggara menyediakan paket akomodasi full board atau menginap, ketentuan pemberian Biaya Transportasi sebagai berikut: a. penyelenggaraan sampai dengan 5 (lima) hari, Pelaksana Perjalanan Dinas dapat diberikan biaya transportasi 1 (satu) kali; b. penyelenggaraan lebih dari 5 (lima) hari sampai dengan 15 (lima belas) hari, Pelaksana Perjalanan Dinas dapat diberikan biaya transportasi paling besar 2 (dua) kali; c. penyelenggaraan lebih dari 15 (lima belas) hari sampai dengan 35 (tiga puluh lima) hari, Pelaksana Perjalanan Dinas dapat diberikan biaya transportasi paling besar 4 (empat) kali; d. penyelenggaraan lebih dari 35 (tiga puluh lima) hari sampai dengan 60 (enam puluh) hari, Pelaksana Perjalanan Dinas dapat diberikan biaya transportasi paling besar 10 (sepuluh) kali; atau e. penyelenggaraan lebih dari 60 (enam puluh) hari, Pelaksana Perjalanan Dinas dapat diberikan biaya transportasi paling besar 20 (dua puluh) kali. Pasal 14...

15 -15- Pasal 14 (1) Biaya transportasi bagi Perjalanan Dinas Luar Daerah dan Perjalanan Dinas Luar Negeri yang dilakukan lebih dari 1 (satu) tempat tujuan, diberikan sesuai dengan biaya yang dibutuhkan dalam menempuh tempat-tempat tujuan tersebut. (2) Fasilitas dan estimasi Biaya Transportasi Perjalanan Dinas Luar Daerahsebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran VII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan Bupati ini. (3) Fasilitas dan Estimasi Biaya Transportasi Perjalanan Dinas Luar Negeri mengikuti ketentuan harga resmi yang berlaku dengan memperhatikan tingkatan uang harian Perjalanan Dinas Luar Negeri. Bagian Keempat Biaya Penginapan Pasal 15 (1) Biaya Penginapan diberikan kepada Pelaksana Perjalanan Dinas dalam Perjalanan Dinas Luar Daerah dan Perjalanan Dinas Luar Negeri apabila menginap di hotel atau penginapan lainnya yang setara. (2) Ketentuan pemberian biaya penginapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah: a. diberikan berdasarkan jumlah hari menginap dengan hitungan: volume menginap= volume hari -1 b. diberikan paling banyak 1 (satu) malam untuk menunggu alat transportasi lanjutan dalam hal perjalanan dinas harus berpindah/berganti dari alat angkutan yang satu ke alat angkutan yang lain. c. diberikan paling lama 2 (dua) malam Perjalanan Dinas Ke Luar Daerah dalam rangka kunjungan kerja/studi referensi/studi banding/field trip; d. diberikan paling lama 9 (sembilan) malam di tempat Pelaksana Perjalanan Dinas menderita sakit keras yang perlu istirahat (bed rest) atau mengalami kecelakaan saat melaksanakan Perjalanan Dinas; atau e. sebanyak hari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan /workshop/seminar/bimbingan teknis dan sejenisnya, dalam hal penyelenggara tidak menyediakan penginapan. Pasal 16...

16 -16- Pasal 16 (1) Biaya penginapan untuk Perjalanan Dinas yang dilaksanakan secara kelompok dalam rangka melaksanakan kegiatan atau kunjungan kerja, dapat menggunakan hotel/penginapan yang sama dan memperhatikan tingkatan biaya Perjalanan Dinas. (2) Estimasi Biaya Penginapan Perjalanan Dinas Luar Daerah tercantum dalam Lampiran VIII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. (3) Estimasi Biaya Penginapan Perjalanan Dinas Luar Negeri mengikuti ketentuan harga penginapan di negara yang dituju dengan memperhatikan tingkatan uang harian Perjalanan Dinas Luar Negeri. Pasal 17 Dalam hal perjalanan Dinas Luar Daerah atau Perjalanan Dinas Luar Negeri mengikuti rapat/seminar/pelatihan/ bimbingan teknis/sosialisasi peraturan dan sejenisnya, pihak penyelenggara tidak menyediakan akomodasi, kepada Pelaksana Perjalanan Dinas dapat diberikan biaya penginapan sesuai kenyataan dengan memperhatikan aspek kepatutan dan kewajaran serta ketersediaan anggaran. Pasal 18 (1) Dalam hal Pelaksana Perjalanan Dinas tidak menginap di hotel atau jenis penginapan lainnya yang setara, diberikan pengganti biaya penginapan sebesar 30% (tiga puluh per seratus) dari harga rata-rata kamar hotel di daerah/kota tempat tujuan dan memperhatikan estimasi biaya penginapan yang diatur dalam Peraturan Bupati ini. (2) Pemberian pengganti biaya penginapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak diperkenankan untuk perjalanan dinas luar daerah: a. yang dilaksanakan pergi dan pulang pada hari yang sama; b. Penyelenggara/panitia rapat/pertemuan menyediakan fasilitas paket fullboard bagi para peserta, kecuali peserta pendamping atau pendukung peserta utama yang tidak disediakan paket tersebut oleh penyelenggara; dan c. perjalanan dinas mengikuti pendidikan dan pelatihan yang diasramakan. Bagian Kelima

17 -17- Bagian Kelima Biaya Menjemput/Mengantar Jenazah Pasal 19 (1) Biaya menjemput/mengantar jenazah meliputi biaya bagi penjemput/pengantar, biaya pemetian dan biaya angkutan jenazah. (2) Biaya pemetian dan angkutan jenazah jenazah termasuk yang berhubungan dengan pengurusan jenazah dibayarkan sesuai dengan Biaya Riil. (3) Sewa kendaraan di tempat tujuan dan biaya angkutan jenazah dibayarkan sesuai dengan Biaya Riil. (4) Selain diberikan Uang Harian, kepada Pegawai dan/atau keluarga yang menjemput/mengantar jenazah diberikan biaya transportasi dan biaya penginapan sebanyakbanyaknya 4 (empat) orang serta biaya pemetian dan angkutan jenazah. BAB V PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PERJALANAN DINAS Bagian Kesatu Pernyataan Tanggungjawab dan Pembatalan Perjalanan Dinas Pasal 20 (1) Perjalanan Dinas dalam rangka kunjungan kerja atau studi banding dilengkapi dengan pernyataan tanggungjawab atas fasilitas yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan Perjalanan Dinas tersebut. (2) Pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam Surat Pernyataan Tanggung Jawab Perjalanan Dinas dalam rangka Kunjungan Kerja atau Studi Banding. (3) Bentuk Surat Pernyataan Tanggung Jawab Perjalanan Dinas tercantum dalam Lampiran IX yang merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan Bupati ini. Pasal 21 (1) Dalam hal Pelaksana Perjalanan Dinas mendapat tugas lain atau urusan pribadi/keluarga yang mendesak dan tidak dapat ditunda, dapat membatalkan Perjalanan Dinas yang diperintahkan. (2) Pembatalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam Surat Pernyataan Pembatalan Tugas Perjalanan Dinas. (3) Pembatalan

18 -18- (3) Pembatalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan Pelaksana Perjalanan Dinas harus melakukan pengembalian Uang Harian dan/atau Uang Representasi. (4) Selain Uang Harian dan/atau Uang Representasi, segala biaya yang telah dikeluarkan dan dibuktikan dengan bukti pengeluaran yang sah dibebankan pada SKPD yaitu: a. tiket yang telah dibeli; b. denda pembatalan sewa transportasi; c. biaya penginapan yang telah dibayar; d. denda penginapan yang telah dipesan; dan/atau e. biaya lainnya dari pihak ketiga akibat pembatalan. (5) Dokumen pertanggungjawaban pelaksanaan pembebanan biaya pada SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dituangkan dalam bentuk Surat Pernyataan Pembebanan Pembatalan Tugas Perjalanan Dinas yang dibuat berdasarkan surat pernyataan pembatalan yang disampaikan oleh Pelaksana Perjalanan Dinas. (6) Bentuk dan format: a. Surat Pernyataan Pembatalan Tugas Perjalanan Dinas tercantum dalam Lampiran X; dan b. Surat Pernyataan Pembebanan Pembatalan Tugas Perjalanan Dinas tercantum dalam Lampiran XI, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan Bupati ini. (7) Surat Pernyataan Pembatalan Tugas Perjalanan Dinas, Surat Pernyataan Pembebanan Pembatalan Tugas Perjalanan Dinas beserta bukti-bukti beban yang harus dibayar, menjadi dokumen pertanggungjawaban Perjalanan Dinas. Bagian Kedua Bukti Pertanggunjawaban Pasal 22 Dokumen pertanggungjawaban Uang Harian dan/atau Uang Representasi adalah berupa kuitansi/daftar penerimaan uang harian dan/atau uang representasi yang diketahui oleh Pengguna Anggaran kegiatan Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi Keluar Daerah atau Kuasa Pengguna Anggaran kegiatan berkenaan. Pasal 23...

19 -19- Pasal 23 (1) Dokumen pertanggungjawaban biaya transportasi Perjalanan Dinas yang menggunakan jenis transportasi umum meliputi: a. bukti sewa kendaraan/taksi/travel dari tempat kerja/ kedudukan ke tempat tujuan dan sebaliknya; b. bukti sewa kendaraan/taksi/travel dari tempat kerja/ kedudukan ke bandar udara/pelabuhan/stasiun kereta/terminal bus; c. bukti pembayaran parkir inap kendaraan, dalam hal dari tempat kerja/kedudukan ke bandar udara/ pelabuhan/stasiun kereta/terminal bus menggunakan kendaraan sendiri dan memanfaatkan fasilitas parkir inap di bandar udara/pelabuhan/stasiun kereta/ terminal bus; d. bukti pembayaran retribusi/air port tax/boarding pass dan sejenisnya yang dipungut di bandar udara/ pelabuhan/ stasiun kereta/terminal bus; e. tiket pesawat/kapal air/kereta/bus; dan/atau f. bukti sewa kendaraan/taksi/travel dari bandar udara/ pelabuhan/stasiun kereta/ terminal bus tempat tujuan ke penginapan atau ke tempat kunjungan dan sebaliknya. (2) Bukti sewa kendaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a berupa kuitansi/bukti pembayaran sewa kendaraan yang di dalamnya sudah termasuk biaya pengemudi, bahan bakar, biaya penggunaan jalan bebas hambatan (tol ticket) dan pajak sewa. (3) Dokumen pertanggungjawaban biaya transportasi Perjalanan Dinas yang menggunakan kendaraan pribadi baik kendaraan dinas maupun kendaraan milik sendiri, meliputi seluruh biaya yang sah dari tempat kerja/ kedudukan ke tempat tujuan, antara lain berupa bukti biaya pengisian bahan bakar dan/atau tol ticket dan/atau bukti biaya parkir kendaraan di tempat tujuan dan bukti-bukti pengeluaran riil lainnya yang sah. Pasal 24 (1) Dokumen pertanggungjawaban biaya penginapan berupa kuitansi atau bukti pembayaran lainnya yang dikeluarkan hotel atau jenis penginapan lainnya yang setara. (2) Dalam hal Pelaksana Perjalanan Dinas tidak menginap di hotel atau penginapan lainnya yang setara, Pelaksana Perjalanan Dinas membuat pernyataan tidak menginap di hotel atau jenis penginapan komersiil lainnya. (3) Bentuk

20 -20- (3) Bentuk pernyataan sebagaimana dimasud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran XII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan Bupati ini. Pasal 25 (1) Dalam hal dokumen pertanggungjawaban pengeluaran biaya transportasi dan/atau biaya penginapan tidak diperoleh, Pelaksana Perjalanan Dinas membuat Daftar Pengeluaran Riil. (2) Dalam hal dokumen pertanggungjawaban pengeluaran biaya transportasi dan/atau biaya penginapan hilang/rusak yang diakibatkan musibah/pencurian/ kondisi tertentu lainnya, Pelaksana Perjalanan Dinas membuat Surat Pernyataan Tanggung Jawab Atas Kehilangan/Kerusakan Dokumen Pertanggung Jawaban Perjalanan Dinas dan Daftar Pengeluaran Riil. (3) Dokumen pertanggungjawaban Perjalanan Dinas yang menggunakan kendaraan pribadi baik kendaraan dinas maupun kendaraan pribadi dapat berupa bukti pembelian bahan bakar, bukti pembayaran jalan bebas hambatan (tol ticket), bukti parkir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (3) dan/atau menggunakan Daftar Pengeluaran Riil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang menggambarkan kondisi biaya riil sepanjang tidak melampaui batas tertinggi standar biaya transportasi. (4) Bentuk Surat Pernyataan Tanggung Jawab Atas Kehilangan/ Kerusakan Dokumen Pertanggung Jawaban Perjalanan Dinas dan Daftar Pengeluaran Riil tercantum dalam Lampiran XIII dan Lampiran XIV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. Bagian Ketiga Prosedur Pembayaran dan Pertanggungjawaban Melalui Mekanisme UP atau Ganti UP Pasal 26 (1) Pembayaran biaya Perjalanan Dinas melalui mekanisme UP atau Ganti UP dilakukan dengan memberikan sejumlah uang muka kepada Pelaksana Perjalanan Dinas oleh bendahara pengeluaran SKPD yang bersangkutan dari UP atau Ganti UP yang dikelolanya. (2) Pemberian...

21 -21- (2) Pemberian uang muka sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada permintaan dari Pelaksana Perjalanan Dinas melalui PPTK atas persetujuan Pengguna Anggaran atau Kuasa Pengguna Anggaran kepada bendahara pengeluaran SKPD dengan dilampiri sekurang-kurangnya: a. rincian Biaya Perjalanan dinas; b. fotocopy Surat Perintah; dan c. daftar nominatif penerima biaya Perjalanan Dinas. Pasal 27 (1) Berdasarkan permintaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26, bendahara pengeluaran SKPD membayar uang muka Perjalanan Dinas kepada Pelaksana Perjalanan Dinas melalui atau diketahui PPTK. (2) Pembayaran uang muka sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dibayarkan seluruhnya sesuai dengan rencana rincian biaya Perjalanan Dinas yang diajukan atau sebagian atas memperhatikan ketersediaan dana. (3) Bentuk Rincian Biaya Perjalanan Dinas tercatum dalam Lampiran XV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. Pasal 28 (1) Biaya perjalanan dinas yang dibayarkan melalui mekanisme UP atau Ganti UP, dipertanggungjawabkan oleh Pelaksana Perjalanan Dinas paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah perjalanan dinas dilaksanakan. (2) Dalam hal Pelaksana Perjalanan Dinas belum menyampaikan dokumen pertanggungjawaban, bendahara dapat meanangguhkan pencairan biaya perjalanan dinas berikutnya. Pasal 29 (1) PPTK mengajukan seluruh Dokumen pertanggungjawaban kepada bendahara pengeluaran SKPD untuk dilakukan perhitungan rampung. (2) Apabila dalam perhitungan rampung terdapat kelebihan pembayaran, kelebihan tersebut harus disetorkan kepada bendahara pengeluaran SKPD. (3) Berdasarkan perhitungan rampung, bendahara pengeluaran SKPD mengajukan SPP-Ganti UP kepada Pengguna Anggaran dilampiri dokumen-dokumen yang dipersyaratkan dalam mekanisme pencairan Ganti UP. Bagian Keempat...

22 -22- Bagian Keempat Prosedur Pembayaran Dan Pertanggungjawaban Melalui Mekanisme LS Pasal 30 Pembayaran biaya Perjalanan Dinas melalui mekanisme LS kepada pihak penyedia jasa diatur sebagai berikut: a. untuk pembelian tiket dan/atau biaya penginapan dapat dilakukan melalui pihak penyedia jasa; b. pihak penyedia jasa dapat berbentuk biro jasa perjalanan, maskapai penerbangan, perusahaan jasa perhotelan dan event organizer; atau c. penetapan pihak ketiga dilakukan melalui pelaksanaan pengadaan barang/jasa sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pasal 31 (1) Kontrak/perjanjian dengan pihak penyedia jasa dapat dilakukan untuk 1 (satu) periode tertentu (tahun atau semester atau triwulan atau bulan). (2) Nilai kontrak/perjanjian tidak diperkenankan melebihi ketentuan tarif umum tiket dan penginapan yang telah ditetapkan dalam kontrak/perjanjian. Pasal 32 (1) Pembayaran biaya perjalanan dinas kepada pihak penyedia jasa didasarkan atas prestasi yang telah diselesaikan sebagaimana diatur dalam perjanjian/kontrak. (2) Atas dasar prestasi yang telah diselesaikan, pihak penyedia jasa mengajukan tagihan kepada PPTK yang bersangkutan. (3) Berdasarkan tagihan pihak penyedia jasa, PPTK mengajukan SPP kepada Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran yangbersangkutan dengan melampirkan dokumen-dokumen yang dipersyaratkan dalam pencairan melalui mekanisme LS. Pasal 33 Atas dasar SPP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31, Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran menerbitkan SPM dan mengajukan kepada Bendahara Umum Daerah (BUD) dengan melampirkan dokumen yang dipersayaratkan dalam pencairan melalui mekanisme LS. BAB VI...

23 -23- BAB VI PERJALANAN DINAS LUAR NEGERI Pasal 34 (1) Pejabat Negara, Pimpinan dan Anggota DPRD dan Pegawai di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tangerang serta Pihak Lain dapat melakukan Perjalanan Dinas Luar Negeri. (2) Perjalanan Dinas Luar Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam rangka: a. kerjasama Pemerintah Daerah dengan pihak luar negeri; b. pendidikan dan pelatihan; c. studi banding; d. seminar/lokakarya/konferensi; e. promosi potensi daerah; f. kunjungan persahabatan/kebudayaan; g. pertemuan Internasional; dan/atau h. penandatanganan perjanjian internasional. (3) Perjalanan Dinas Luar Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan sangat selektif untuk kepentingan yang sangat tinggi dan prioritas. (4) Perjalanan Dinas Luar Negeri dapat dilakukan apabila pelaksanaan tugasnya di dalam negeri tidak ada yang mendesak. (5) Perjalanan Dinas Luar Negeri tidak diperkenankan apabila di dalam negeri: a. terjadi bencana alam dan/atau bencana sosial; dan b. adanya pemilihan umum legislatif dan/atau presiden/ wakil presiden dan/atau kepala daerah/wakil kepala daerah. Pasal 35 (1) Pelaksana Perjalanan Dinas Luar Negeri harus memiliki dokumen administrasi Perjalanan Dinas Ke Luar Negeri. (2) Dokumen administrasi perjalanan dinas luar negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. surat ijin pemerintah; b. Paspor; c. exit permit; d. visa; e. kerangka acuan kerja; dan f. surat undangan. (3) Selain

24 -24- (3) Selain dokumen administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diperlukan dokumen lainnya: a. dalam hal kegiatan kerjasama pemerintah daerah dengan pihak luar negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (2) huruf a, ditambah dengan dokumen naskah kerjasama, Surat Kuasa Penuh dalam rangka kerjasama, dan Surat konfirmasi Perwakilan Republik Indonesia di negara tujuan; b. dalam hal kegiatan pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (2) huruf b, ditambah dengan dokumen surat keterangan beasiswa. c. dalam hal kegiatan promosi potensi daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (2) huruf e, ditambah dengan dokumen surat konfirmasi Perwakilan Republik Indonesia di negara tujuan. d. dalam hal kegiatan kunjungan persahabatan/ kebudayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (2) huruf f, ditambah dengan dokumen surat konfirmasi Perwakilan Republik Indonesia. e. dalam hal kegiatan penandatanganan perjanjian internasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (2) huruf h, ditambah dengan dokumen naskah kerjasama, Surat Kuasa Penuh dalam rangka kerjasama, dan surat konfirmasi Perwakilan Republik Indonesia di negara tujuan. Pasal 36 (1) Pejabat Negara, Pimpinan dan Anggota dan Pegawai serta Pihak Lain mengajukan permohonan Perjalanan Dinas Luar Negeri untuk mendapat surat ijin Pemerintah. (2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat antara lain: a. nama dan jabatan; b. nomor induk pegawai bagi Pegawai Negeri Sipil; c. tujuan kegiatan; d. manfaat; e. kota/negara yang dituju; f. agenda; g. waktu pelaksanaan; dan h. sumber pembiayaan. Pasal 37

25 -25- Pasal 37 (1) SKPD terkait menyiapkan surat Bupati perihal permohonan ijin Pejabat Negara dan Pegawai di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tangerang serta Pihak Lain untuk melakukan Perjalanan Dinas Luar Negeri kepada Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri melalui Gubernur Banten untuk mendapatkan ijin Pemerintah. (2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum keberangkatan kecuali untuk hal-hal yang sangat mendesak, untuk mendapat rekomendasi Perjalanan Dinas Ke Luar Negeri. (3) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digunakan untuk mendapatkan ijin Pemerintah. (4) Berdasarkan ijin Pemerintah, SKPD atau yang melakukan Perjalanan Dinas Luar Negeri mengurus paspor dinas, exit permit, dan rekomendasi visa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (2). (5) Dalam hal sampai dengan waktu keberangkatan dokumen administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (2) belum diterbitkan, perjalanan Dinas Luar Negeri dijadwalkan kembali. Pasal 38 (1) Perjalanan Dinas Luar Negeri yang dilakukan secara rombongan dilakukan paling banyak 5 (lima) orang termasuk pimpinan rombongan. (2) Perjalanan dinas luar negeri secara rombongan dapat dilakukan lebih dari 5 (lima) orang dalam hal: a. pendidikan dan pelatihan; b. perundingan dalam rangka kerjasama dengan pihak luar negeri; dan c. delegasi kesenian/kebudayaan dalam rangka promosi potensi daerah. Pasal 39 (1) Jangka waktu pelaksanaan Perjalanan Dinas Luar Negeri paling lama 7 (tujuh) hari, kecuali untuk hal-hal yang sangat penting dan tidak memungkinkan untuk ditinggalkan. (2) Pelaksana Perjalanan Dinas harus melapor ke perwakilan Republik Indonesia di luar negeri untuk mendapat pengesahan/penandatanganan visum. (3) Dalam

26 -26- (3) Dalam hal wilayah tujuan perjalanan Dinas Luar Negeri tidak terdapat perwakilan Republik Indonesia, Pelaksana Perjalanan Dinas harus mendapat pengesahan dari pejabat setempat yang berwenang. Pasal 40 (1) Dokumen pertanggungjawaban perjalanan Dinas Luar Negeri mengikuti ketentuan pertanggungjawaban perjalanan dinas luar daerah ditambah dokumendokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (2) dan disampaikan paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah selesai melakukan Perjalanan Dinas. (2) Laporan hasil perjalanan Dinas Luar Negeri tertulis disampaikan pula kepada kepada Kementerian Dalam Negeri melalui Kepala Pusat adalah Administrasi Kerjasama Luar Negeri (AKLN) Sekretariat Jenderal Kementerian Dalam Negeri. (3) Pejabat Negara, Pejabat Daerah dan Pegawai di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tangerangyang akan melakukan Perjalanan Dinas Luar Negeri dikoordinasikan oleh Sekretariat Daerah. BAB VII PENGANGGARAN, MONITORING, PENGENDALIAN DAN KETENTUAN LAIN Pasal 41 (1) Belanja Perjalanan Dinas dapat dianggarkan dalam bentuk paket pengeluaran atau tanpa dirinci, pada kegiatan Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi Keluar Daerah; (2) Penganggaran belanja Perjalanan Dinas pada kegiatan lain selain kegiatan Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi Keluar Daerah, diperkenankan sepanjang telah ditentukan: a. tempat/daerah yang akan dituju; b. jumlah orang yang mengikuti perjalanan dinas; c. jumlah hari pelaksanaan; d. tarif kamar dan jumlah kamar hotel; dan/atau e. fasilitas transportasi yang akan digunakan. (3) Penganggaran

27 -27- (3) Penganggaran sewa kendaraan di tempat tujuan kunjungan memperhatikan ketentuan sebagai berikut: a. sewa kendaraan perorangan diberikan untuk Bupati, Wakil Bupati, Pimpinan DPRD dan pejabat eselon II; b. perjalanan dinas luar daerah yang melibatkan paling sedikit 3 (tiga) orang, menggunakan sewa kendaraan bersama dan tidak diperkenankan menggunakan biaya transportasi perorangan. Pasal 42 (1) Biaya perjalanan dinas mengikuti rapat, seminar, dan sejenisnya dapat ditanggung oleh panitia penyelenggara. (2) Panitia penyelenggara menyampaikan pemberitahuan mengenai pembebanan biaya Perjalanan Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam surat/ undangan mengikuti rapat, seminar, dan sejenisnya. Pasal 43 (1) Dalam hal jumlah hari Perjalanan Dinas melebihi jumlah hari pada Surat Perintah/SPPD yang tidak disebabkan oleh kesalahan/kelalaian Pelaksana Perjalanan Dinas, dapat diberikan tambahan Uang Harian dan/atau Uang Representasi dan/atau Biaya Penginapan dan/atau sewa kendaraan di tempat tujuan. (2) Tambahan biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan dengan melampirkan dokumen pendukung berupa: a. surat keterangan kesalahan/kelalaian dari pejabat/ pihak bandara/pelabuhan/terminal/perusahaan jasa perjalanan; atau b. surat keterangan dari penyelenggara rapat atau pertemuan lainnya; (3) Berdasarkan dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (2): a. Pelaksana Perjalanan Dinas membuat Surat Pernyataan Tanggung Jawab Atas Penambahan Hari Perjalanan Dinas; dan b. Pejabat Yang Berwenang menerbitkan Surat Perintah baru dan membebankan biaya tambahan; (4) Bentuk Surat Pernyataan Tanggung Jawab Atas Penambahan Hari Perjalanan Dinas tercantum dalam Lampiran XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. Pasal 44...

28 -28- Pasal 44 (1) Untuk efektivitas dan efisiensi pelaksanaan Perjalanan Dinas di lingkup SKPD, Kepala SKPD meneribitkan pengaturan teknis yang dituangkan dalam keputusan Kepala SKPD dengan memperhatikan ketersediaan dana, kewajaran, kepatutan dan rasionalitas. (2) Hal-hal yang dapat diatur sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat berupa: a. standar operasi prosedur (SOP); b. monitoring penerbitan Surat Perintah; c. pengawasan pertanggungjawaban; d. penentuan standar biaya Uang Harian berdasarkan maksud perjalanan dinas antara lain pengklasifikasian antara rapat atau pertemuan yang menginap dan yang tidak menginap dan sebagainya; e. penentuan jumlah rombongan Perjalanan Dinas; f. penentuan kelayakan fasilitas dan jumlah kendaraan yang digunakan; g. pendelegasian kewenangan penandatanganan Surat Perintah dan SPPD; dan h. hal-hal teknis lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Bupati ini. (3) Untuk mendukung pengendalian internal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, dapat dilakukan melalui Lembar Monitoring dan Lembar Pengendalian pelaksanaan Perjalanan Dinas di lingkup SKPD yang bersangkutan. (4) Dalam rangka pengawasan pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c, kepala SKPD dapat memastikan pelaksanaan perjalanan dinas dibuktikan dengan Bukti Kehadiran rapat atau pertemuan atau kunjungan yang menjadi bagian atau lampiran pada dokumen pertanggungjawabanperjalanan Dinas. (5) Bentuk Lembar Monitoring, Bentuk Lembar Pengendalian Pelaksanaan dan Bentuk Bukti Kehadiran Perjalanan Dinas tercantum dalam Lampiran XVII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. BAB VIII

29 -29- BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 45 Pada saat Peraturan Bupati Tangerang ini mulai berlaku, Peraturan Bupati Tangerang Nomor 135 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Perjalanan Dinas di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tangerang dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 46 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Tangerang. Ditetapkan di Tigaraksa pada tanggal 30 Des 2016 BUPATI TANGERANG, Ttd. A. ZAKI ISKANDAR Diundangkan ditigaraksa pada tanggal 30 desember 2016 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN TANGERANG, Ttd. ISKANDAR MIRSAD BERITA DAERAH KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2016 NOMOR 149

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PERJALANAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 9 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 9 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 9 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PERJALANAN DINAS DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 54 2015 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 54 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BAGI PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA

Lebih terperinci

Menimbang : a. bahwa Perjalanan Dinas di lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah ditetapkan dalam

Menimbang : a. bahwa Perjalanan Dinas di lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah ditetapkan dalam GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 20 TAHUN2017 TENTANG PERJALANAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN RANCANGAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN

BUPATI PACITAN RANCANGAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN BUPATI PACITAN RANCANGAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN BUPATI PACITAN, Menimbang : a. bahwa agar perjalanan dinas dapat

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 24 TAHUN 2017 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN GUBERNUR NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PERJALANAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 17 TAHUN 2013 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 17 TAHUN 2013 TAHUN 2013 TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 17 TAHUN 2013 TAHUN 2013 TENTANG PERJALANAN DINAS GUBERNUR/WAKIL GUBERNUR, PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH, PEGAWAI NEGERI

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BLITAR PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI BLITAR PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PERJALANAN DINAS BAGI BUPATI/WAKIL BUPATI PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH, PEGAWAI NEGERI DAN PEGAWAI

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG PERJALANAN DINAS BAGI BUPATI/WAKIL BUPATI PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH, PEGAWAI NEGERI DAN PEGAWAI

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PERJALANAN DINAS JABATAN DALAM NEGERI BAGI KEPALA DAERAH/WAKIL KEPALA DAERAH, PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT s BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PERJALANAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

2011, No.80 2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentan

2011, No.80 2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentan No.80, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Perjalanan Dinas Ke luar Negeri. Pedoman. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PERJALANAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 1 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BAGI BUPATI/WAKIL BUPATI, PIMPINAN DAN ANGGOTA DPRD, PEGAWAI NEGERI

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG 5 8 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG STANDARISASI PERJALANAN DINAS BAGI PEJABAT NEGARA, PIMPINAN DAN ANGGOTA DPRD, PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PERJALANAN DINAS KE LUAR NEGERI BAGI PEJABAT/PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI,

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG PERJALANAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERJALANAN DINAS BAGI BUPATI, WAKIL BUPATI, PIMPINAN DAN ANGGOTA DPRD, PEGAWAI NEGERI SIPIL, DAN NON PEGAWAI NEGERI

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PERJALANAN DINAS GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PERJALANAN DINAS GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PERJALANAN DINAS GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : bahwa dalam rangka tertib administrasi pelaksanaan perjalanan dinas sebagaimana

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 99 TAHUN 2012 TENTANG

- 1 - PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 99 TAHUN 2012 TENTANG - 1 - jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 99 TAHUN 2012 TENTANG PERJALANAN DINAS BAGI PEJABAT NEGARA DAN PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERJALANAN DINAS BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PEGAWAI TIDAK TETAP

PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERJALANAN DINAS BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PEGAWAI TIDAK TETAP PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERJALANAN DINAS BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PEGAWAI TIDAK TETAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DEMAK, Menimbang :

Lebih terperinci

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR :01 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR :01 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR :01 TAHUN 2014 TENTANG PERJALANAN DINAS BAGI PEJABAT NEGARA, PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH, PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PEGAWAI TIDAK TETAP LINGKUP

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 113/PMK.05/2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 113/PMK.05/2012 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 113/PMK.05/2012 TENTANG PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI, DAN PEGAWAI TIDAK

Lebih terperinci

BUPATI BANDUNG BARAT

BUPATI BANDUNG BARAT BUPATI BANDUNG BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PEGAWAI TIDAK TETAP, BUPATI/WAKIL BUPATI, PIMPINAN DAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 41 TAHUN 2015

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 41 TAHUN 2015 WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PERJALANAN DINAS PEMERINTAH KOTA BENGKULU TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU,

Lebih terperinci

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI PANGANDARAN NOMOR 7 TAHUN 2016

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI PANGANDARAN NOMOR 7 TAHUN 2016 BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI PANGANDARAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERJALANAN DINAS JABATAN BAGI BUPATI/WAKIL BUPATI, PIMPINAN DAN ANGGOTA DPRD, PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN NON

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PERJALANAN DINAS

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà - 1 - jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PERJALANAN DINAS BAGI PEJABAT NEGARA DAN PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat - 1 - Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERJALANAN DINAS BAGI PEJABAT NEGARA DAN PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN

Lebih terperinci

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT 1 s GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PERJALANAN DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 55 2013 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 55 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BAGI PEJABAT NEGARA, PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG 1 BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 76 TAHUN 2015 TENTANG PERJALANAN DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG PERJALANAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG PERJALANAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG PERJALANAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : a. bahwa Peraturan

Lebih terperinci

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 1 TAHUN 2015

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 1 TAHUN 2015 B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG KETENTUAN BIAYA PERJALANAN DINAS BAGI BUPATI, WAKIL BUPATI, PIMPINAN DAN ANGGOTA DPRD, PEGAWAI

Lebih terperinci

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 02 TAHUN 2016 TENTANG PERJALANAN DINAS PEMERINTAH KOTA BENGKULU

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 02 TAHUN 2016 TENTANG PERJALANAN DINAS PEMERINTAH KOTA BENGKULU WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 02 TAHUN 2016 TENTANG PERJALANAN DINAS PEMERINTAH KOTA BENGKULU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2008 NOMOR 14 PERATURAN BUPATI KERINCI

BERITA DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2008 NOMOR 14 PERATURAN BUPATI KERINCI BERITA DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2008 NOMOR 14 PERATURAN BUPATI KERINCI NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETENTUAN PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PEGAWAI TIDAK

Lebih terperinci

GUBERNUR MALUKU. PERATURAN GUBERNUR MALUKU NOMOR 10.a TAHUN 2015

GUBERNUR MALUKU. PERATURAN GUBERNUR MALUKU NOMOR 10.a TAHUN 2015 GUBERNUR MALUKU PERATURAN GUBERNUR MALUKU NOMOR 10.a TAHUN 2015 TENTANG PERJALANAN DINAS JABATAN DALAM NEGERI BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PEGAWAI TIDAK TETAP DALAM LINGKUP PEMERINTAH

Lebih terperinci

Nomor 5, TambahanLembaran Negara Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang PemeriksaanPengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan

Nomor 5, TambahanLembaran Negara Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang PemeriksaanPengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan - 1- BUPATI PADANG LAWAS UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PADANG LAWAS UTARA NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN DAN STANDARISASI PERJALANAN DINAS BAGI BUPATI/WAKIL BUPATI,PEGAWAI

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 21 /PB/2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS JABATAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BAGI BUPATI, WAKIL BUPATI, PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH, PEGAWAI

Lebih terperinci

WALIKOTA BUKITTINGGI

WALIKOTA BUKITTINGGI .Dinas Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah / Bidang Anggaran - 2014 WALIKOTA BUKITTINGGI PERATURAN WALIKOTA BUKITTINGGI NOMOR : 2 TAHUN 2014 TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PERJALANAN DINAS DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1888, 2014 KEMENHAN. Perjalanan Dinas. Luar Negeri. Biaya. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2014 TENTANG BIAYA PERJALANAN DINAS

Lebih terperinci

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA BUKITTINGGI NOMOR : 17 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA BUKITTINGGI NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PERJALANAN DINAS JABATAN DALAM NEGERI BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PEGAWAI TIDAK TETAP DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 31 TAHUN 2009 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 31 TAHUN 2009 TENTANG GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 31 TAHUN 2009 TENTANG ADMINISTRASI PERJALANAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 97/PMK.05/2010 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 97/PMK.05/2010 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 97/PMK.05/2010 TENTANG PERJALANAN DINAS LUAR NEGERI BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI, DAN PEGAWAI TIDAK TETAP DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG PERJALANAN DINAS BAGI PEJABAT NEGARA, PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH, PEGAWAI NEGERI SIPIL,

Lebih terperinci

TENTANG PERJALANAN DINAS JABATAN DALAM NEGERI BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PEGAWAI TIDAK TETAP WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG PERJALANAN DINAS JABATAN DALAM NEGERI BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PEGAWAI TIDAK TETAP WALIKOTA SURABAYA, SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG PERJALANAN DINAS JABATAN DALAM NEGERI BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PEGAWAI TIDAK TETAP WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 1 BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 52 TAHUN 2015 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 52 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN GUBERNUR NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PERJALANAN

Lebih terperinci

1 of 10 21/12/ :40

1 of 10 21/12/ :40 1 of 10 21/12/2015 14:40 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 113/PMK.05/2012 TENTANG PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG [[ SALINAN GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR BIAYA PERJALANAN DINAS BAGI GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH,

Lebih terperinci

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU SALINAN BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR 88 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG BIAYA PERJALANAN DINAS JABATAN DALAM NEGERI BAGI WALIKOTA, WAKIL WALIKOTA, UNSUR PIMPINAN SERTA ANGGOTA DPRD, PEGAWAI NEGERI SIPIL

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.678, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Perjalanan Dinas. Dalam Negeri. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 113/PMK.05/2012 TENTANG PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI

Lebih terperinci

PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI, DAN PEGAWAI TIDAK TETAP. Disusun Oleh : BAGIAN BINA PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET

PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI, DAN PEGAWAI TIDAK TETAP. Disusun Oleh : BAGIAN BINA PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI, DAN PEGAWAI TIDAK TETAP Disusun Oleh : BAGIAN BINA PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET PRINSIP PERJALANAN DINAS Perjalanan Dinas dilaksanakan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 39 2014 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 39 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 55 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERJALANAN DINAS DALAM

Lebih terperinci

BUPATI MAROS PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI MAROS NOMOR : 06 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MAROS PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI MAROS NOMOR : 06 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI MAROS PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI MAROS NOMOR : 06 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS PEMERINTAH KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG PERJALANAN DINAS BAGI PEJABAT NEGARA, PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH, PEGAWAI NEGERI SIPIL,

Lebih terperinci

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG 8 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG STANDARISASI PERJALANAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.262, 2013 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Perjalanan Dinas. Pejabat. PNS. Pegawai Tidak Tetap. TNI. Biaya. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2012

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TENTANG ADMINISTRASI PERJALANAN DINAS

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TENTANG ADMINISTRASI PERJALANAN DINAS GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG ADMINISTRASI PERJALANAN DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG PERJALANAN DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG PERJALANAN DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG PERJALANAN DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : a. bahwa Perjalanan Dinas yang telah ditetapkan dengan Peraturan

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 47 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 47 TAHUN 2010 TENTANG WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 47 TAHUN 2010 TENTANG PERJALANAN DINAS LUAR NEGERI BAGI PEJABAT NEGARA DAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

Lebih terperinci

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG PERJALANAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN TAHUN ANGGARAN 2016

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG PERJALANAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN TAHUN ANGGARAN 2016 PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG PERJALANAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN, Menimbang

Lebih terperinci

2017, No Dinas Luar Negeri di Lingkungan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002

2017, No Dinas Luar Negeri di Lingkungan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 No.78, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Biaya. PDLN. TNI. Kemhan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG BIAYA PERJALANAN DINAS LUAR NEGERI

Lebih terperinci

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG PERJALANAN DINAS PEJABAT NEGARA, PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH, PEGAWAI

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 130 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN KERJA DAN PELAKSANAAN TUGAS PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR

Lebih terperinci

BUPATI SUMBAWA PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 2 TAHUN 2013

BUPATI SUMBAWA PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 2 TAHUN 2013 BUPATI SUMBAWA PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PERJALANAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BUPATI

Lebih terperinci

B U P A T I B U N G O

B U P A T I B U N G O B U P A T I B U N G O PERATURAN BUPATI BUNGO NOMOR 39 TAHUN 2009 TENTANG KETENTUAN PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN TENAGA HONORER DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

PERJALANAN DINAS. A. Pendahuluan

PERJALANAN DINAS. A. Pendahuluan PERJALANAN DINAS A. Pendahuluan Pusat Pendidikan Administrasi (Pusdikmin) merupakan satuan kerja dibawah Lembaga Pendidikan Polri (Lemdikpol) yang menyelenggarakan pendidikan bidang pembinaan salah satunya

Lebih terperinci

PERJALANAN DINAS A. KETENTUAN UMUM

PERJALANAN DINAS A. KETENTUAN UMUM Lampiran VIII Peraturan Bupati Sidoarjo Nomor : Tanggal : PERJALANAN DINAS A. KETENTUAN UMUM 1. Perjalanan dinas adalah perjalanan keluar tempat kedudukan baik perseorangan maupun secara bersama dari kantor

Lebih terperinci

WALIKOTA BUKITTINGGI

WALIKOTA BUKITTINGGI WALIKOTA BUKITTINGGI PERATURAN WALIKOTA BUKITTINGGI NOMOR : 39 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN WALIKOTA BUKITTINGGI NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PERJALANAN DINAS

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 38 2016 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 55 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERJALANAN DINAS

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2017

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2017 SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BAGI BUPATI/WAKIL BUPATI, KETUA/WAKIL KETUA DAN ANGGOTA DEWAN

Lebih terperinci

BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI KUANTAN SINGINGI NOMOR 2 TAHUN 2015

BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI KUANTAN SINGINGI NOMOR 2 TAHUN 2015 BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI KUANTAN SINGINGI NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERJALANAN DINAS PEJABAT NEGARA, PEJABAT, PEGAWAI NEGERI SIPIL, PEGAWAI TIDAK TETAP DILINGKUNGAN PEMERINTAHAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 45/PMK.05/2007 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 45/PMK.05/2007 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 45/PMK.05/2007 TENTANG PERJALANAN DINAS JABATAN DALAM NEGERI BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI, DAN PEGAWAI TIDAK TETAP MENTERI

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN POKOKPOKOK PENGATURAN PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI, DAN PEGAWAI TIDAK TETAP (PMK Nomor 113/PMK.05/2012)

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 17 TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 17 TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA SALINAN NOMOR 17 TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BAGI BUPATI/WAKIL BUPATI, PIMPINAN DAN ANGGOTA DPRD,

Lebih terperinci

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERJALANAN DINAS KE LUAR NEGERI BAGI PEJABAT/PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURAKARTA DAN

Lebih terperinci

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG APAT 20 MEI 2014 SALINAN BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI DAN LUAR NEGERI BAGI PEJABAT, PEGAWAI

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PERJALANAN DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PERJALANAN DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PERJALANAN DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Anggaran Belanja Daerah

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 164/PMK.05/2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan Perj

2016, No Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 164/PMK.05/2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan Perj BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2146, 2016 KEMENKEU. PDLN. Pelaksanaan. Tata Cara. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 227/PMK.05/2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI

Lebih terperinci

DEPARTEMAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-34/PB/2007 TENTANG

DEPARTEMAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-34/PB/2007 TENTANG DEPARTEMAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-34/PB/2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS JABATAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

BUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI NATUNA NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI NATUNA NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI NATUNA NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG BIAYA PERJALANAN DINAS BAGI KEPALA DESA, PERANGKAT DESA, PIMPINAN DAN ANGGOTA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

Lebih terperinci

BUPATI MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN BUPATI MUSI BANYUASIN NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN BUPATI MUSI BANYUASIN NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN BUPATI MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN BUPATI MUSI BANYUASIN NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BAGI PEJABAT NEGARA, PIMPINAN DAN

Lebih terperinci

SELINTAS TENTANG PEMBAYARAN BIAYA PERJALANAN DINAS BAGI PEJABAT/PEGAWAI NEGERI YANG MENGIKUTI DIKLAT

SELINTAS TENTANG PEMBAYARAN BIAYA PERJALANAN DINAS BAGI PEJABAT/PEGAWAI NEGERI YANG MENGIKUTI DIKLAT SELINTAS TENTANG PEMBAYARAN BIAYA PERJALANAN DINAS BAGI PEJABAT/PEGAWAI NEGERI YANG MENGIKUTI DIKLAT Oleh : Sumaryo Widyaiswara Madya, BDK Palembang I. Pendahuluan Tulisan ini terinspirasi dari beberapa

Lebih terperinci

BUPATI POLEWALI MANDAR

BUPATI POLEWALI MANDAR BUPATI POLEWALI MANDAR PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PERJALANAN DINAS PEJABAT NEGARA, PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH, PEGAWAI NEGERI SIPIL, NON PEGAWAI

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG 1 BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BAGI PEJABAT NEGARA DAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 61 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BAGI PEJABAT, PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PEGAWAI TIDAK TETAP DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG PERJALANAN DINAS PEJABAT NEGARA, PEJABAT, PEGAWAI NEGERI SIPIL, DAN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PERJALANAN DINAS PADA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PERJALANAN DINAS PADA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PERJALANAN DINAS PADA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG HAK KEUANGAN DAN ADMINISTRATIF PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANGERANG DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BAGI BUPATI, WAKIL

BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BAGI BUPATI, WAKIL BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BAGI BUPATI, WAKIL BUPATI, PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

Lebih terperinci

BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 64 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 64 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 64 TAHUN 2012 TENTANG KETENTUAN BIAYA PERJALANAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM BUPATI KARANGASEM, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BUPATI LAMONGAN BAGIAN BINA PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASSET SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN DIPERBANYAK OLEH :

BUPATI LAMONGAN BAGIAN BINA PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASSET SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN DIPERBANYAK OLEH : BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG PERJALANAN DINAS BAGI PEJABAT, PEGAWAI NEGERI, DAN PEGAWAI TIDAK TETAP DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN 1 DIPERBANYAK OLEH

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG PERJALANAN DINAS BAGI GUBERNUR/WAKIL GUBERNUR, PIMPINAN

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (Lembaran Ne

2015, No Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (Lembaran Ne BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1272, 2015 KEMENKEU. Perjalanan Dinas. Luar Negeri. Pelaksanaan. Tata Cara. Pencabutan PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 164/PMK.05/2015 TENTANG TATA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BINTAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BINTAN, PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR : 44 Tahun 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS BAGI PEJABAT, PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PEGAWAI TIDAK TETAP DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3839); 3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3839); 3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI SIPIL, CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PERSONIL NON PNSD DI

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BAGI BUPATI/WAKIL BUPATI, KETUA/WAKIL KETUA DAN ANGGOTA DEWAN

Lebih terperinci