GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG

Transkripsi

1 GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG PERJALANAN DINAS PEJABAT NEGARA, PEJABAT, PEGAWAI NEGERI SIPIL, DAN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka efisiensi, efektifitas, akuntabilitas dan tertib administrasi penggunaan anggaran belanja perjalanan dinas, perlu diatur hal-hal yang terkait dengan pelaksanaan perjalanan dinas bagi pejabat negara, pejabat, pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja di lingkungan Pemerintah Provinsi Papua; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Gubernur Papua tentang Perjalanan Dinas Pejabat Negara, Pejabat, Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja di Lingkungan Pemerintah Provinsi Papua; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1969 tentang Pembentukan Propinsi Irian Barat dan Kabupatenkabupaten Otonom di Propinsi Irian Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1969 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2907); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 135, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4151) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2008 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2008 tentang Perubahan Undang- Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4884); 4. Undang-Undang.../2

2 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksanaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5588) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2005 tentang Pedoman Perjalanan Dinas Luar Negeri Bagi Pejabat/Pegawai di Lingkungan Departemen Dalam Negeri, Pemerintah Daerah dan Pimpinan serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; 13. Peraturan.../3

3 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310); 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 32); 14. Peraturan Daerah Provinsi Papua Nomor 24 Tahun 2013 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Papua Tahun 2013 Nomor 24); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PERJALANAN DINAS PEJABAT NEGARA, PEJABAT, PEGAWAI NEGERI SIPIL, DAN PEGAWAI DENGAN PERJANJIAN KERJA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI PAPUA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Provinsi Papua. 2. Pemerintah Daerah Provinsi Papua adalah Gubernur beserta perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 3. Gubernur ialah Gubernur Papua. 4. Pejabat Negara ialah Gubernur dan Wakil Gubernur. 5. Pejabat adalah Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Provinsi Papua yang menduduki jabatan struktural Eselon I, Eselon II, Eselon III dan Eselon IV, serta jabatan fungsional. 6. Aparat Sipil Negara, yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. 7. Pegawai Negeri Sipil, yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap oleh pejabat Pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan. 8. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja, yang selanjutnya disingkat PPPK adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan. 9. Pegawai.../4

4 Pegawai Tidak Tetap selanjutnya disingkat PTT adalah pegawai yang diangkat untuk jangka waktu tertentu guna melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan yang bersifat teknis profesional dan administrasi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan organisasi dalam kerangka sistim kepegawaian yang tidak berkedudukan sebagai pegawai negeri. 10. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Provinsi Papua dengan Dewan Perwakilan Rakyat Papua, dan ditetapkan dengan peraturan daerah. 11. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/ pengguna barang. 12. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat DPA-SKPD adalah dokumen yang memuat pendapatan, belanja dan pembiayaan yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh pengguna anggaran. 13. Pejabat yang berwenang adalah Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat yang diberi wewenang oleh Pengguna Anggaran di lingkungan Pemerintah Provinsi Papua. 14. Perjalanan Dinas adalah perjalanan keluar tempat kedudukan baik perseorangan maupun secara bersama yang jaraknya sekurang-kurangnya 5 (lima) kilometer dari batas Ibu Kota Provinsi Papua, yang dilakukan dalam wilayah Republik Indonesia untuk kepentingan daerah atas perintah pejabat yang berwenang, termasuk perjalanan dari tempat kedudukan ke tempat meninggalkan Indonesia untuk bertolak ke luar negeri dan dari tempat tiba di Indonesia dari luar negeri ke tempat yang dituju di dalam negeri. 15. Lumpsum adalah sejumlah uang yang telah dihitung terlebih dahulu dan dibayarkan sekaligus. 16. Biaya at cost adalah biaya yang dikeluarkan sesuai dengan bukti pengeluaran yang sah. 17. Perhitungan rampung adalah perhitungan biaya perjalanan yang dihitung sesuai kebutuhan riil berdasarkan ketentuan berlaku. 18. Tempat kedudukan adalah tempat/kota dimana kantor SKPD berada. 19. Tempat bertolak adalah tempat/kota melanjutkan perjalanan dinas ke tempat tujuan. 20. Tempat tujuan adalah tempat/kota yang menjadi tujuan perjalanan dinas. 21. Surat Perintah Tugas yang selanjutnya disingkat SPT adalah surat perintah untuk penugasan Pejabat Negara, Pejabat, PNS, dan PTT/PPPK melakukan perjalanan kedinasan. 22. Surat Perintah Perjalanan Dinas selanjutnya disingkat SPPD adalah surat perintah perjalanan kedinasan kepada Pejabat Negara, Pejabat, PNS, dan PTT/PPPK untuk melaksankan perjalanan dinas. 23. Detasering adalah penugasan sementara waktu. 24. Uang Harian Perjalanan Dinas adalah uang yang digunakan untuk uang saku, uang penginapan, uang makan dan transportasi lokal selama melaksanakan perjalanan dinas. 25. Tarif.../5

5 Tarif adalah tarif yang dikeluarkan untuk pembayaran pemakaian taksi dari bandara kedatangan menuju tempat tujuan di kota bandara kedatangan dan baliknya. 26. Biaya Transportasi adalah biaya yang digunakan untuk membiayai angkutan udara, laut dan darat yang digunakan dalam melaksanakan perjalanan dinas. 27. Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat UP adalah uang muka kerja dalam jumlah tertentu yang diberikan kepada bendahara pengeluaran untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari satuan kerja, yang tidak mungkin dilakukan melalui mekanisme pembayaran langsung. 28. Standar Biaya adalah satuan biaya yang ditetapkan sebagai acuan penghitungan kebutuhan anggaran dalam rencana kerja dan anggaran SKPD, baik berupa standar biaya masukan maupun standar biaya keluaran. 29. Uang Representasi adalah biaya yang dibayarkan kepada pejabat tertentu sesuai jabatan/eselon yang melekat untuk memperlancar tugas-tugas dalam rangka melakukan perjalanan dinas. BAB II PERJALANAN DINAS Bagian Kesatu Ruang Lingkup Perjalanan Dinas Pasal 2 (1) Ruang lingkup dalam ketentuan ini mengatur hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan dan pertanggungjawaban perjalanan dinas yang dibebankan pada APBD Provinsi Papua, bagi : a. Pejabat Negara; b. Pejabat Struktural/Fungsional; c. PNS, dan PTT/PPPK; d. Pimpinan dan Anggota, staf ahli DPRP; e. Pimpinan dan Anggota, staf ahli MRP; dan f. Staf khusus gubernur. (2) Perjalanan dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. perjalanan dinas jabatan; dan b. perjalanan dinas pindah. Bagian Kedua Prinsip Perjalanan Dinas Pasal 3 Perjalanan Dinas dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip sebagai berikut : a. selektif, yaitu hanya untuk kepentingan yang sangat tinggi dan prioritas yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan; b. ketersediaan anggaran dan kesesuaian dengan pencapaian kinerja pemerintah daerah; c. efisiensi penggunaan belanja daerah; dan d. akuntabilitas pemberian perintah pelaksanaan perjalanan dinas dan pembebanan biaya perjalanan dinas. Bagian.../6

6 (1) Perjalanan Dinas terdiri dari : a. perjalanan dinas dalam daerah; Bagian Ketiga Jenis Perjalanan Dinas Pasal 4 b. perjalanan dinas luar daerah; dan c. perjalanan dinas luar negeri. (2) Perjalanan dinas dalam daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan perjalanan dinas dari tempat kedudukan ke tempat bertolak dan/atau ke tempat tujuan serta kembali ke tempat kedudukan dalam wilayah Provinsi Papua. (3) Perjalanan Dinas Luar Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan perjalanan dinas dari tempat kedudukan ke tempat bertolak dan/atau ke tempat tujuan di luar wilayah Provinsi Papua serta kembali ke tempat kedudukan. (4) Perjalanan Dinas Luar Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c merupakan perjalanan dinas dari tempat kedudukan ke tempat bertolak dan/atau ke tempat tujuan di luar wilayah Republik Indonesia/negara yang mempunyai hubungan diplomatik serta kembali ke tempat kedudukan. Pasal 5 Perjalanan Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 termasuk perjalanan dinas yang dilakukan dalam hal : a. melaksanakan tugas-tugas pemerintahan daerah sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan; b. detasering di luar tempat kedudukan; c. ditugaskan untuk menempuh ujian dinas/ujian jabatan yang diadakan di luar tempat kedudukan; d. untuk mendapatkan pengobatan di luar tempat kedudukan baik di dalam negeri atau di luar negeri berdasarkan surat keterangan dokter; e. ditugaskan mengikuti sosialisasi, seminar, lokakarya, konferensi, studi banding dan/atau kegiatan sejenis di luar tempat kedudukan, baik di dalam negeri atau di luar negeri; f. ditugaskan mengikuti pendidikan dan pelatihan paling lama 7 (tujuh) hari, training, kursus singkat (short course) dan/atau kegiatan sejenis di luar tempat kedudukan, baik di dalam negeri dan/atau di luar negeri; g. ditugaskan melaksanakan kerjasama antara Pemerintah Provinsi Papua dengan pihak luar negeri; h. ditugaskan mengikuti pameran/promosi budaya, pariwisata, pertanian, perkebunan, pertambangan, industri, dan/atau potensi ekonomi lainnya yang dimiliki Provinsi Papua di luar tempat kedudukan, baik di dalam negeri dan/atau di luar negeri; i. ditugaskan.../7

7 - 7 - i. ditugaskan menjemput/mengantarkan ke tempat pemakaman jenazah, Pejabat Negara, Pejabat Struktural/Fungsional, PNS, PTT/PPPK, Pimpinan dan Anggota, staf ahli DPRP, Pimpinan dan Anggota, staf ahli MRP, dan Staf Khusus Gubernur yang meninggal dunia dalam melakukan perjalanan dinas; dan j. ditugaskan menjemput/mengantarkan ke tempat pemakaman jenazah Pejabat Negara, Pejabat Struktural/Fungsional, PNS, PTT/PPPK, Pimpinan dan Anggota, staf ahli DPRP, Pimpinan dan Anggota, staf ahli MRP, dan Staf Khusus Gubernur yang meninggal dunia dari tempat kedudukan yang terakhir ke kota tempat pemakaman. Bagian Keempat Biaya Perjalanan Dinas Pasal 6 (1) Biaya untuk perjalanan dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) terdiri dari: a. uang harian; b. biaya transport; c. biaya penginapan; d. sewa kendaraan dalam kota; dan/atau e. biaya menjemput/mengantar jenazah. (2) Biaya perjalanan dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) yang dibayar secara lumpsum adalah : a. uang harian; b. biaya menjemput/mengantar jenazah. (3) Biaya perjalanan dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) yang termasuk at cost adalah : a. biaya penginapan; b. biaya transportasi/tiket (darat, laut, udara); dan/atau c. biaya sewa kendaraan dalam kota. (4) Uang harian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas : a. uang makan; b. uang transport lokal; dan c. uang saku. (5) Biaya transport sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas : a. perjalanan dinas dari Tempat Kedudukan sampai Tempat Tujuan keberangkatan dan Kepulangan termasuk biaya ke terminal bus/ stasiun/ bandara/pelabuhan keberangkatan; dan b. retribusi/airport tax yang dipungut di terminal bus/pelabuhan Keberangkatan dan Kepulangan. (6) Biaya.../8

8 - 8 - (6) Biaya penginapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c merupakan biaya yang diperlukan untuk menginap : a. di hotel; atau b. di tempat menginap lainnya, diberikan biaya penginapan sebesar 30% (tiga puluh persen) dari tarif hotel di kota Tempat Tujuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan mengenai Standar Biaya. (7) Uang representasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d dapat diberikan kepada Pejabat Negara, Pejabat Eselon I, II, III. Dan IV selama melakukan Perjalanan Dinas. (8) Sewa kendaraan dalam kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e dapat diberikan kepada Pejabat Negara, Pejabat Eselon I, II, III, IV dan Staf untuk keperluan pelaksanaan tugas di Tempat Tujuan; (9) Sewa kendaraan dalam kota sebagaimana dimaksud pada ayat (8) sudah termasuk biaya untuk pengemudi, bahan bakar minyak, dan pajak. (10) Biaya menjemput/mengantar jenazah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f meliputi biaya bagi penjemput/pengantar, biaya pemetian, dan biaya angkutan jenazah. (11) Biaya untuk perjalanan dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) digolongkan dalam 6 (enam) tingkat, yaitu : a. Tingkat A untuk pejabat negara (Gubernur dan Wakil Gubernur) b. Tingkat B untuk pejabat eselon I c. Tingkat C untuk pejabat eselon II d. Tingkat D untuk pejabat eselon III/PNS Gol. IV; e. Tingkat E untuk pejabat eselon IV/PNS Gol. III; dan f. Tingkat F untuk PNS Gol. II/Gol. I dan PTT/PPPK. Pasal 7 Selain biaya perjalanan dinas, pejabat tertentu dibayarkan uang representasi yang besarnya ditetapkan dengan Keputusan Gubernur. Pasal 8 (1) Perjalanan Dinas untuk mengikuti rapat, seminar, dan sejenisnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b dilaksanakan dengan biaya Perjalanan Dinas yang ditanggung oleh panitia penyelenggara. (2) Dalam hal biaya Perjalanan Dinas untuk mengikuti rapat, seminar, dan sejenisnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak ditanggung oleh panitia penyelenggara,biaya Perjalanan Dinas dimaksud dibebankan pada DPA SKPD Pelaksana. (3) Panitia penyelenggara menyampaikan pemberitahuan mengenai pembebanan biaya Perjalanan Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dalam surat/undangan mengikuti rapat, seminar, dan sejenisnya. (4) Rincian biaya Perjalanan Dinas untuk mengikuti sosialisasi, seminar, lokakarya, konferensi, studi banding dan/atau kegiatan sejenisnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf e besarannya akan ditetapkan dengan Keputusan Gubernur. (5) Dalam.../9

9 - 9 - (5) Dalam hal Perjalanan Dinas dilakukan secara bersama-sama untuk melaksanakan suatu kegiatan rapat, seminar, dan sejenisnya, seluruh Pelaksana SPPD dapat menginap pada hotel/penginapan yang sama. (6) Dalam hal biaya penginapan pada hotel/penginapan yang sama sebagaimana dimaksud pada ayat (5) lebih tinggi dari satuan biaya hotel/penginapan sebagaimana diatur dalam Pedoman Penyusunan RKA SKPD mengenai Standar Biaya, maka Pelaksana SPPD menggunakan fasilitas kamar dengan biaya terendah pada hotel/penginapan dimaksud. Pasal 9 (1) Biaya perjalanan dinas diberikan dalam rangka mengikuti sosialisasi, seminar, lokakarya, konferensi, studi banding dan/atau kegiatan sejenis di luar tempat kedudukan, baik di dalam negeri atau di luar negeri seminar, bintek, lokakarya, workshop dan sejenisnya yang diselenggarakan oleh lembaga resmi pemerintah. (2) Lembaga pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari : a. kementerian/lembaga; b. perguruan tinggi negeri; dan c. badan-badan pemerintah. Pasal 10 Dalam hal Perjalanan Dinas menggunakan kapal laut/sungai untuk waktu kurang dari 24 (dua puluh empat) jam, selama waktu transportasi tersebut kepada Pelaksana SPPD hanya diberikan uang harian. Pasal 11 (1) Biaya Perjalanan Dinas dibayarkan sebelum Perjalanan Dinas Jabatan dilaksanakan. (2) Dalam hal Perjalanan Dinas J a b a t a n harus segera dilaksanakan, biaya Perjalanan Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dibayarkan setelah Perjalanan Dinas selesai. (3) Dalam hal perjalanan dinas dibayarkan dengan at cost pembayaran dilakukan sebesar 75 % (tujuh puluh lima perseratus) sebelum perjalanan dinas dilaksanakan. Pasal 12 (1) Dalam hal jumlah hari Perjalanan Dinas melebihi jumlah hari yang ditetapkan dalam Surat Tugas/SPPD dan tidak disebabkan oleh kesalahan/kelalaian Pelaksana SPPD dapat diberikan tambahan uang harian, biaya penginapan, uang representasi, dan sewa kendaraan dalam Kota. (2) Tambahan uang harian, biaya penginapan, uang representasi, dan sewa kendaraan dalam Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dimintakan kepada Pejabat Pembuat Komitmen/PPK untuk mendapat persetujuan dengan melampirkan dokumen berupa : a. Surat keterangan kesalahan/kelalaian dari Syahbandar/Kepala Bandara/ Perusahaan Jasa Transportasi lainnya; b. Surat Keterangan perpanjangan tugas dari pemberi tugas; dan/atau c. bukti-bukti penggunaan yang sah. (3) Berdasarkan.../10

10 (3) Berdasarkan dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (2) PPK membebankan biaya tambahan uang harian, biaya penginapan, uang representasi, dan sewa kendaraan dalam Kota pada DPA SKPD berkenaan. (4) Tambahan uang harian, biaya penginapan, dan sewa kendaraan dalam kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat dipertimbangkan untuk halhal sebagaimana dimaksdud dalam Pasal 5 huruf d, huruf f, huruf g, dan huruf j. (5) Dalam hal jumlah hari Perjalanan Dinas kurang dari jumlah hari yang ditetapkan dalam SPPD, Pelaksana SPPD harus mengembalikan kelebihan uang harian, biaya penginapan, dan sewa kendaraan dalam Kota yang telah diterimanya. (6) Ketentuan pengembalian kelebihan uang harian, biaya penginapan, uang representasi, dan sewa kendaraan dalam Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (5) tidak berlaku untuk ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf j. (7) Dalam hal terjadi kenaikan biaya transpor (udara) dalam kondisi tertentu pemberi perintah/pejabat yang berwenang membayar kekurangan/selisih biaya transpor/tiket. Pasal 13 (1) Besaran nominal biaya perjalanan dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1), setiap tahun ditetapkan dengan Keputusan Gubernur. (2) Penghitungan besaran nominal biaya perjalanan dinas yang ditetapkan dengan Keputusan Gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempertimbangkan tingkat kemahalan, kondisi geografis dan kewilayahan Provinsi Papua. (3) Keputusan Gubernur tentang penetapan besaran nominal biaya perjalanan dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dijadikan sebagai dasar bagi SKPD dalam menyusun RKA-SKPD yang menganggarkan belanja perjalanan dinas. Pasal 14 (1) Lamanya perjalanan dinas diatur sebagai berikut : a. perjalanan dinas dalam daerah 7 (tujuh) hari; b. perjalanan dinas luar daerah 5 (lima) hari; d. perjalanan dinas luar negeri 10 (sepuluh) hari. (3) Lamanya perjalanan dinas untuk mengikuti workshop, bimtek, seminar, lokakarya, konferensi, dan lain sebagainya didasarkan pada undangan dan/atau radiogram pemanggilan oleh pemerintah, pemerintah daerah lainnya, lembaga/organisasi atau institusi pemerintah. Pasal.../11

11 Klas penginapan luar daerah : Pasal 15 a. Gubernur/Wakil Gubernur/Ketua DPRP/Ketua MRP, menggunakan hotel bintang lima; b. SEKDA/Wakil Ketua DPRP/Wakil Ketua MRP, menggunakan hotel bintang empat; c. Pejabat Eselon II/Anggota DPRP/Anggota MRP, menggunakan hotel bintang tiga; d. Pejabat Eselon III/Pejabat Eselon IV/Staf Ahli DPRP/Staf Ahli MRP/Staf Khusus Gubernur, menggunakan hotel bintang dua; e. Staf Pegawai Negeri Sipil dan PTT/PPPK, menggunakan hotel bintang satu. Klas transportasi luar daerah : Pasal 16 a. Gubernur/Wakil Gubernur/Ketua DPRP/Ketua MRP, menggunakan klas bisnis; b. SEKDA/Wakil Ketua DPRP/Wakil Ketua MRP, menggunakan klas bisnis; c. Pejabat Eselon II/Anggota DPRP/Anggota MRP, menggunakan klas ekonomi; d. Pejabat Eselon III/Pejabat Eselon IV/Staf Ahli DPRP/Staf Ahli MRP/Staf Khusus Gubernur, menggunakan klas ekonomi; e. Staf Pegawai Negeri Sipil dan PTT/PPPK, menggunakan klas ekonomi. BAB III TATA CARA PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS Pasal 17 Pejabat Negara, Pejabat Struktural/Fungsional, PNS dan PTT/PPPK, Pimpinan dan Anggota, staf ahli DPRP, Pimpinan dan Anggota, staf ahli MRP, dan Staf Khusus Gubernur yang akan melaksanakan perjalanan dinas harus terlebih dahulu mendapat persetujuan/perintah atasannya. Pasal 18 (1) SPT dan SPPD dapat diterbitkan oleh : a. Gubernur, apabila yang akan melakukan perjalanan dinas adalah Gubernur/Wakil Gubernur/Sekretaris Daerah; b. Wakil Gubernur, apabila yang akan melakukan perjalanan dinas adalah Sekretaris Daerah/Asisten/Kepala SKPD; c. Sekretaris Daerah atas nama Gubernur, apabila yang akan melakukan perjalanan dinas adalah Asisten/Kepala SKPD; d. Kepala SKPD, apabila yang akan melakukan perjalanan dinas adalah Kepala Bidang/Kepala Bagian/Sekretaris Dinas/Sekretaris Badan/Kepala Sub Bidang/Kepala Seksi/Kepala Sub Bagian/Staf/PTT/PPPK pada Lembaga Teknis/Dinas/Satuan Polisi Pamong Praja. (2) Pejabat yang menerbitkan SPT dan SPPD menetapkan biaya perjalanan dinas sesuai dengan tingkatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (11) dan alat transpor yang digunakan untuk melaksanakan perjalanan dinas yang bersangkutan dengan memperhatikan kepentingan serta tujuan perjalanan dinas. Pasal.../12

12 - 12 Pasal 19 Dalam menerbitkan SPT dan SPPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1), memperhatikan ketersediaan dana yang diperlukan untuk melaksanakan perjalanan dinas tersebut dalam Tahun Anggaran berkenaan. Pasal 20 Dalam hal perjalanan dinas mengikutsertakan tokoh agama, tokoh masyarakat, kepala suku, peserta pameran kebudayaan, pameran potensi ekonomi, pelajar dalam mengikuti olimpiade ilimiah, atlet olah raga dan lainnya, maka SPT dan SPPD diterbitkan oleh Sekretaris Daerah atas nama Gubernur. Pasal 21 Biaya Perjalanan Dinas bagi tokoh agama, tokoh masyarakat, kepala suku, peserta pameran kebudayaan, pameran potensi ekonomi, pelajar dalam mengikuti olimpiade ilimiah, atlet olah raga dan lainnya, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 besarannya disamakan dengan biaya perjalanan dinas staf golongan II. Pasal 22 Pejabat Negara, Pejabat Struktural/Fungsional, PNS dan PTT/PPPK, Pimpinan dan Anggota, staf ahli DPRP, Pimpinan dan Anggota, staf ahli MRP, dan Staf Khusus Gubernur dilarang menerima biaya perjalanan dinas rangkap untuk perjalanan dinas yang dilakukan dalam waktu yang sama. Pasal 23 (1) Pejabat Negara, Pejabat Struktural/Fungsional, PNS dan PTT/PPPK, Pimpinan dan Anggota, staf ahli DPRP, Pimpinan dan Anggota, staf ahli MRP, dan Staf Khusus Gubernur yang melakukan perjalanan dinas wajib menyampaikan dokumen pertanggungjawaban atas penggunaan biaya perjalanan dinas. (2) Dokumen pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup SPT dan SPPD beserta bukti pengeluaran lainnya yang sah. (3) Dokumen pertanggungjawaban penggunaan biaya perjalanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dipertanggungjawabkan oleh Pejabat Negara, Pejabat Struktural/Fungsional, PNS dan PTT/PPPK, Pimpinan dan Anggota, staf ahli DPRP, Pimpinan dan Anggota, staf ahli MRP, dan Staf Khusus Gubernur paling lama 5 (lima) hari kerja setelah perjalanan dinas dilaksanakan. Pasal 24 (1) Pejabat yang menerbitkan SPT dan SPPD bertanggungjawab atas ketertiban pelaksanaan perjalanan dinas. (2) Pejabat yang menerbitkan SPT dan SPPD wajib membatasi pelaksanaan perjalanan dinas untuk hal-hal yang kurang mempunyai prioritas tinggi dan penting serta mengadakan penghematan melalui frekuensi, jumlah orang dan lama perjalanan dinas. Pasal.../13

13 - 13 Pasal 25 (1) Pejabat Negara, Pejabat Struktural/Fungsional, PNS dan PTT/PPPK, Pimpinan dan Anggota, staf ahli DPRP, Pimpinan dan Anggota, staf ahli MRP, dan Staf Khusus Gubernur yang melakukan perjalanan dinas bertanggungjawab sepenuhnya atas kerugian akibat dari kesalahan, kelalaian atau kealpaan yang bersangkutan dalam hubungannya dengan perjalanan dinas. (2) Terhadap kesalahan, kelalaian atau kealpaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dikenakan tindakan berupa : a. tuntutan ganti rugi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; dan b. sanksi administratif dan tindakan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB IV PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PERJALANAN DINAS Pasal 26 (1) Pelaksana SPT dan SPPD mempertanggungjawabkan pelaksanaan perjalanan dinas kepada pemberi tugas paling lama 5 (lima) hari kerja setelah perjalanan dinas dilaksanakan. (2) Pertanggungjawaban biaya perjalanan dinas jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan melampirkan dokumen berupa : a. Surat Tugas yang sah dari atasan pelaksana SPT dan SPPD; b. SPPD yang telah ditandatangani di tempat pelaksanaan perjalanan dinas atau pihak terkait yang menjadi tempat tujuan perjalanan dinas; c. tiket pesawat, boarding pass, airport tax, dan bukti pembayaran moda transportasi lainnya; d. bukti/daftar pengeluaran riil; e. bukti pembayaran yang sah untuk sewa kendaraan dalam kota berupa kuitansi atau bukti pembayaran lainnya yang dikeluarkan oleh orang atau badan usaha yang bergerak di bidang jasa penyewaan kendaraan; dan f. bukti pembayaran hotel atau tempat menginap lainnya. (3) Dalam hal bukti pengeluaran transportasi dan/atau penginapan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c, huruf e, dan huruf f tidak diperoleh, pertanggungjawaban biaya Perjalanan Dinas Jabatan dapat hanya menggunakan Daftar Pengeluaran Riil yang disetujui oleh pejabat yang berwenang. Pasal 27 (1) PPK melakukan Perhitungan Rampung seluruh bukti/daftar pengeluaran biaya Perjalanan Dinas dan disampaikan kepada Bendahara Pengeluaran. (2) PPK menilai kesesuaian dan kewajaran atas biaya-biaya yang tercantum dalam bukti/daftar pengeluaran. (3) PPK mengesahkan bukti/daftar pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan menyampaikan kepada Bendahara Pengeluaran sebagai pertanggungjawaban. BAB.../14

14 - 14 BAB V PERJALANAN DINAS LUAR NEGERI Pasal 28 Selain mempedomani ketentuan yang diatur dalam Peraturan Gubernur ini, bagi Pejabat Negara, Pejabat Struktural/Fungsional, PNS dan PTT/PPPK, Pimpinan dan Anggota, staf ahli DPRP, Pimpinan dan Anggota, staf ahli MRP, dan Staf Khusus Gubernur yang melakukan perjalanan dinas ke luar negeri juga mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri yang mengatur tentang pedoman perjalanan dinas luar negeri bagi pejabat/pegawai di lingkungan Kementerian Dalam Negeri, Pemerintah Daerah, Pimpinan serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Papua dan Pimpinan serta Anggota Majelis Rakyat Papua. BAB VI KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 29 Perjalanan dinas yang dilakukan oleh Pimpinan dan Anggota DPRP dan Pimpinan dan Anggota MRP diatur sebagai berikut : a. perjalanan dinas yang dilakukan oleh Pimpinan DPRP dan Pimpinan MRP disamakan dengan perjalanan dinas Pejabat Negara; dan b. perjalanan dinas yang dilakukan oleh Anggota DPRP dan Anggota MRP disamakan dengan perjalanan dinas Tingkat C atau eselon II. Pasal 30 (1) Perjalanan dinas yang dilakukan oleh Staf Khusus Gubernur disamakan dengan perjalanan dinas Tingkat D atau eselon III. (2) Perjalanan dinas yang dilakukan oleh Staf Ahli DPRP dan Staf Ahli MRP disamakan dengan perjalanan dinas Tingkat D atau eselon III. Pasal 31 (1) Perjalanan dinas yang dilakukan oleh Pejabat Fungsional disamakan dengan perjalanan dinas Tingkat D atau eselon III. (2) Perjalanan dinas yang dilakukan oleh PTT/PPPK disetarakan dengan perjalanan dinas staf berdasarkan tingkat pendidikan : a. berpendidikan sekolah dasar sampai dengan sarjana muda/diploma III, setara dengan staf pegawai negeri sipil dalam pangkat/golongan : Pengatur/ II; dan b. berpendidikan strata satu sampai dengan strata tiga, setara dengan staf pegawai negeri sipil dalam pangkat/golongan : Penata/III. BAB.../15

15 BAB VII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 32 Ketentuan perjalanan dinas yang dibayarkan secara at cost khususnya komponen biaya transportasi/tiket (darat, laut, udara) berlaku terhitung mulai tanggal 1 Januari Tahun Pasal 33 Ketentuan perjalanan dinas yang dibayarkan secara at cost khususnya komponen biaya penginapan, biaya sewa kendaraan dalam kota berlaku terhitung mulai tanggal 1 Januari Tahun BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 34 Ketentuan perjalanan dinas ini berlaku terhitung mulai tanggal 1 Januari Pasal 35 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Papua. Diundangkan di Jayapura Pada tanggal 31 Desember 2014 Sekretaris Daerah Provinsi Papua CAP/TTD T.E.A. HERY DOSINAEN, S.IP BERITA DAERAH PROVINSI PAPUA TAHUN 2014 NOMOR 28 Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BIRO HUKUM Ditetapkan di Jayapura pada tanggal 30 Desember 2014 GUBERNUR PAPUA, CAP/TTD LUKAS ENEMBE, SIP, MH Y. DEREK HEGEMUR, SH.,MH

16

17