ANALISIS HUBUNGAN KEKERABATAN TUMBUHAN ANGGREK (ORCHIDACEAE) DI KAWASAN RIMBO PANTI KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL
|
|
- Vera Kusnadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS HUBUNGAN KEKERABATAN TUMBUHAN ANGGREK (ORCHIDACEAE) DI KAWASAN RIMBO PANTI KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL IKE OKTARIKA NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2015
2
3 ANALISIS HUBUNGAN KEKERABATAN TUMBUHAN ANGGREK (Orchidaceae) di KAWASAN RIMBO PANTI KABUPATEN PASAMAN Ike Oktarika, Abizar, Rizki. Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat Abstract Orchid of including one of the cosmopolitan plant group which spread over almost in all parts of world. Sumatra represent one of the ideal island for the growth of orchid. Because commutation of well-balanced dry and wet climate and also rainfall which flatten during the year. Forest area in District of Panti all appearences represent habitat which suited for orchid types. This matter because of condition of appropriate environment as place grow orchid. Condition of forest which is enough shaded, with dampness of air which is high enough. This research of method of survey direct collection and in field, where its intake of him with random method of sampling random is later;then continued with measuring morphology character and data analysis. This research aim to to know Orchid plant consanquinity relation/link ( Orchidaceae) in Area of Rimbo Panti pursuant to analysed morphology character use program of NTSYST. Result of from this research is found by 13 orchid type with measuring and perceiving 12 morphology character qualitative and quantitative hence got by nearest orchid plant consanquinity relation is Pomatocalpa sp.1 with Vanda sp.1 with and furthest consanquinity relation found by at Dendrobium sp.1 with Spathoglottis sp. Keywords: anggrek (Orchidaceae), Rimbo Panti PENDAHULUAN Anggrek termasuk salah satu kelompok tumbuhan kosmopolitan yang tersebar hampir di seluruh bagian dunia terutama di daerah tropis. Sebagian besar jenis-jenis anggrek merupakan tanaman hias yang digemari oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan tumbuhan ini memiliki morfologi yang menarik, terutama morfologi bunganya, oleh karena itu sebagian besar jenis anggrek mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan banyak dibudidayakan. Karakter morfologi merupakan karakter yang banyak digunakan untuk identifikasi dan klasifikasi jenis tumbuhan. Menurut Junaedhie (2014) beragam jenis anggrek tersebar dari Sumatera hingga Papua. Dari spesies anggrek di dunia spesies diantaranya tumbuh di Indonesia.. Tanaman anggrek dapat tumbuh di dataran rendah, gurun kering, hutan rimba yang panas sampai dengan dataran tinggi, termasuk puncak gunung yang bersalju paling banyak spesies anggrek berasal dari daerah tropis karena disebabkan oleh agroklimatdi daerah tropis itu sendiri sangat cocok untuk pertumbuhan anggrek (Ayub,2005). Sumatera merupakan salah satu pulau yang ideal untuk pertumbuhan anggrek. Karena pergantian iklim basah dan kering yang seimbang serta curah hujan yang merata sepanjang tahun. Hal tersebut merupakan faktor yang sangat penting dan dibutuhkan bagi kehidupan anggrek. Kurang lebih jenis anggrek yang sudah diketahui namanya terdapat di Sumatera (Hartini dan Fijridiyanto 2009). Panti merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat. Di kecamatan ini terdapat beberapa kawasan konservasi seperti Cagar Alam Rimbo Panti Taman Wisata Alam Rimbo Panti,serta hutan lindung. Kecamatan ini banyak menyimpan kakayaan tumbuhan berpotensi yang belum dimanfaatkan oleh masyarakat, salah satu diantaranya adalah anggrek. Kawasan hutan di Kecamatan Panti merupakan habitat yang cocok untuk jenis-jenis anggrek. Hal ini disebabkan oleh kondisi lingkungan yang sesuai sebagai tempat tumbuh anggrek. Kondisi hutan yang cukup ternaung dengan kelembaban udara yang cukup tinggi (Hartini dan Fijridiyanto 2009). Berdasarkan data yang di dapatkan dari penelitian sebelumnya mengenai kekayaan anggrek di Cagar Alam Rimbo Panti diketahui bahwa ada 44 jenis anggrek yang ditemui di khawasan Cagar alam Rimbo panti yang terdiri dari 8 jenis anggrek teresterial dan 36 jenis angrek epifit. Dari ke 44 jenis anggrek ini belum diketahui hubungan kekerabatannya, untuk itu dapat dilakukan analisis hubungan kekerabatan untuk mengetahui hubungan kekerabatan tumbuhan anggrek.
4 Anggrek alam atau anggrek hutan biasanya dikenal sebagai anggrek spesies. Anggrek-anggrek spesies ini tumbuh secara alami di tempat-tempat yang tidak dipelihara oleh manusia. Anggrekanggrek spesies ini memegang peranan penting sebagai induk persilangan (Sarwono, 2002). Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu bunga anggrek atau mendapatkan kultivar baru adalah dengan menyilangkan antar tetua yang mempunyai karakter-karakter tertentu. Oleh karena itu pemuliaan anggrek diupayakan untuk memperluas keragaman genetik pada bentuk dan warna yang unik, disenangi konsumen, frekuensi berbunga tinggi dan tahan terhadap patogen penyebab penyakit serta cekaman lingkungan (Purwantoro, 2005). Hubungan kekerabatan yang dihasilkan pada penelitian dapat dijadikan sebagai landasan dalam kegiatan persilangan untuk memperoleh varietas baru yang unggul. Hasil persilangan akan lebih baik apabila dilakukan antar kultivar yang kekerabatannya jauh (Hafsah 2014). Hubungan kekerabatan yang jauh akan meningkatkan variasi dalam persilangan. Dari uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Analisis Hubungan Kekerabatan Tumbuhan Anggrek (Orchidaceae) di Kawasan Rimbo Panti Kabupaten Pasaman. METODE PENELITIAN Penelitian ini telah dilakukan pada bulan April-Agustus 2015 di Kawasan Rimbo Panti Kabupaten Pasaman dan dilanjutkan identifikasi dan analisis data di Herbariaum Universitas Andalas (ANDA). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dan koleksi langsung dilapangan kemudian dilanjutkan dengan mengukur karakter morfologi, pembuatan herbarium dan analisis data. Sebelum dilakukan pengambilan bahan koleksi terlebih dahulu dilakukan pengamatan dan pencatatan terhadap karakter-karakter dari masingmasing tanaman antara lain habitat,habitus dan karakter warna. Kemudian dilakukan pengamatan dan pencatatan organ vegetatif dari sampel. Untuk mengungkapkan kekerabatan antara masing-masing jenis, maka dapat digunakan metode taksimetri. Menurut (Davis dan Heywood 1973). Dengan tahapan analisis sebagai berikut : 1) Penentuan STO (Satuan Taksonomi Operasional). Setiap jenis anggrek yang didapatkan di kawasan Rimbo Panti di tentukan Satuan Taksonomi Operasionalnya 2) Seleksi Karakter Karakter yang diukur yaitu karakter morfologi dari tumbuhan anggrek 3) Tabulasi data dan standarisasi data untuk masing-masing pengamatan dan pengukuran karakter, menurut Radford (1986) dengan rumus : Ket: Z = nilai standar X = nilai karakter = nilai rata-rata karakter s = standar deviasi n = nilai 4) Analisis jarak Untuk mengetahui kekerabatan antara jenisjenis anggrek, ditentukan dengan menggunakan rumus jarak Euclidian (Clifford and Stephenson, 1975 dalam Melyawati,2012) Data yang dimasukkan adalah data yang sudah di standarisasi. Ket: D = Jarak taksonomi Euclidian X1 dan X2 = pengukuran untuk n karakter. Dari nilai jarak taksonomi yang diperoleh, dilakukan analisis pengelompokkan (cluster analisys) dengan metode UPGMA (Unweighted Pair Group Method Arithmatic average), analisis menggunakan program komputer NTSYS. Selanjutnya dibuat dendogram yang menggambarkan hubungan kekerabatan dari spesies Anggrek yang didapatkan.
5 HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kawasan Rimbo Panti tentang analisis hubungan kekerabatan tumbuhan anggrek didapatkan 10 genus dan 13 spesies. Tabel 1: Jenis-jenis anggrek yang ditemukan di kawasan Rimbo Panti Genus Spesies 1. Dendrobium 1. Dendrobium sp.1 2. Dendrobium sp.2 2. Bulbophyllum 3. Bulbophyllum sp.1 4. Bulbophyllum sp.2 3. Pomatocalpa 5. Pomatocalpa sp. 4. Vanda 6. Vanda sp. 5. Cymbidium 7. Cymbidium sp.1 8. Cymbidium sp.2 6. Bromheadia 9. Bromheadia sp. 7. Coelogyne 10. Coelogyne sp. 8. Luisia 11. Luisia sp. 9. Spathoglottis 12 Spathoglottis sp 10. genus sp.1 Karakter yang dianalisis pada penelitian ini adalah karakter organ vegetatif yang dianalisis berdasarkan analisis kualitatif dan kuantitatif. Pada penelitian ini telah di himpun 12 karakter morfologi yang meliputi panjang daun, lebar daun, ketebalan daun, bentuk daun, bentuk tepi daun, tekstur permukaan daun, simetri daun, bentuk ujung daun, warna daun, tipe perakaran, tipe pertumbuhan batang dan habitat. Hasil pengamatan dan pengukuran 12 karakter morfologi dari 13 jenis anggrek yang ditemukan di kawasan Rimbo Panti Kabupaten Pasaman dapat dilihat pada Tabel 2 menunjukkan bahwa daun yang paling panjang adalah Cymbidium sp.1 (51,53±7,79) dan daun yang paling pendek terdapat pada Dendrobium sp.1 (5,43±1,12), daun yang paling lebar ditemukan pada sp.1 (7,65±0,92), dan lebar daun yang paling pendek terdapat pada Luisia sp. (0,23±0,03), dan daun yang paling tebal ditemukan pada Coelogyne sp. (1,80±0,08), daun yang paling tipis terdapat pada Dendrobium sp.1 (0,02±0,01). Untuk mengamati variasi karakter morfologi dari suatu jenis maka harus melibatkan individuindividu dari spesies tumbuhan tersebut. Untuk itu telah diamati karakter morfologi dari 13 jenis anggrek. Analisis hubungan kekerabatan secara morfologi merupakan kekerabatan yang didasarkan pada analisis sejumlah penampilan morfologi dari suatu organisme. Hubungan kekerabatan antara dua spesies dapat diukur berdasarkan kesamaan sejumlah karakter morfologi dengan asumsi bahwa karakter-karakter yang berbeda disebabkan oleh adanya perbedaan susunan genetik. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di kawasan Rimbo Panti Kabupaten Pasaman didapatkan 13 jenis anggrek. Karakter yang dianalaisis pada penelitian ini adalah panjang daun, lebar daun, ketebalan daun, bentuk daun, bentuk tepi daun, tekstur permukaan daun, simetri daun, bentuk ujung daun, warna daun, tipe perakaran, tipe pertumbuhan batang dan habitat. Pada penelitian ini telah dihimpun 12 karakter morfologi berdasarkan standarisasin data dan hasil analisis pengelompokan dari 13 individu anggrek matrik jarak euclidian yang menunjukkan hubungan kekerabatan masing-masing taksa. Pembentukan kelompok dilakukan berdasarkan persamaan dan kedekatan hubungan taksa dengan taksa yang lainnya yang ditentukan oleh banyak sedikitnya kesamaan (similarity). Analisis variasi morfologi dapat memperlihatkan hubungan kekerabatan. Analisis karakter morfometrik menghasilkan pengelompokan berdasarkan persamaan dan perbedaan yang dapat dijelaskan dengan dendogram atau pohon kekerabatan. Hal tersebut dapat kita lihat pada Gambar 1 hasil dendogram tentang analisis hubungan kekerabatan anggrek berdasarkan variasi morfologi.
6 Dendrobiumsp.1 Bulbophyllumsp. Bulbophyllumsp. Dendrobiumsp.2 pomatocalpasp. Vandasp. Cymbidiumsp.1 Cymbidiumsp.2 Luisiasp. Coelogynesp. sp1 Bromheadiasp. Spathoglottissp Coefficient Gambar 1. Dendogaram hubungan kekerabatan tumbuhan anggrek (Orchidaceae) berdasarkan analisis cluster UPGMA berdasarkan karakter morfologi. Untuk menentukan jauh dekatnya hubungan kekerabatan antar takson tumbuhan dapat dilakukan dengan cara menentukan kesamaan antara takson tumbuhan dan menggunakan sifatsifat morfologi, karena sifat morfologi dapat digunakan untuk pengenalan dan menggambarkan kekerabatan tingkat jenis. Jenis-jenis yang berkerabat deket mempunyai banyak persamaan antara satu jenis dengan yang lainnya (Davis and Heywood,1973). Hasil analisis klaster ke 13 jenis anggrek dapat dilihat pada Gambar 1 adanya dua pengelompokan atau dua klaster utama dimana pada klaster pertama terbagi lagi menjadi dua sub kelompok yaitu A1 dan A2. Sub kelompok A1 terdiri dari sembilan kelompok dalam lainnya yaitu Dendrobium sp.1, Bulbophyllum sp.1, Bulbophyillum sp.2, Dendrobium sp.2, Pomatocalpa sp., Vanda sp., Chymbidium sp.1, Chymbidium sp.2, Luisia sp. Sub kelompok A2 terdiri dari dua jenis yaitu anggrek Coelogyne sp. dan sp.1. Klaster kedua terdiri dari dua jenis yaitu Bromheadia sp. Spathoglottis sp Berdasarkan dendogram pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa individu-individu telah berkelompok berdasarkan persamaan karakter morfologinya. Individu yang memiliki jarak taksonomi yang paling dekat berdasarkan dendogram pada Gambar 1 di atas adalah individu yang berada pada cluster pertama yaitu Pomatocalpa sp. dan Vanda sp. dan yang memiliki jarak taksonomi yang paling jauh adalah individu yang berada pada cluster 2 yaitu Spathoglottis sp. dan Bromhedia sp. dengan individu yang berada pada cluster pertama yaitu Dendrobium sp.1 Berdasarkan Tabel 2 memperlihatkan bahwa Pomatocalpa sp. memiliki kesamaan ciri yang banyak dengan Vanda sp. yaitu bentuk daun, bentuk tepi daun, tekstur permukaan daun, simetri daun dan bentuk ujung daun warna daun, tipe pertumbuhan batang dan habitat. Sedangkan Bromhedia sp. dan Spathoglottis sp. mengelompok tersendiri dimana hubungan kekerabatannya jauh dari spesies yang lain karena memiliki banyak perbedaan ciri dari pada kesamaan cirinya terutama pada bentuk daun, bentuk tepi daun tipe perakaran dan habitat. Kekerabatan anggrek berdasarkan variasi morfologi yang dapat dilihat pada Tabel 3 bahwa antara Pomatocalpa sp. mempunyai hubungan kekerabatan yang paling dekat dengan Vanda sp. dan hubungan kekerabatan paling jauh ditemukan pada Dendrobium sp.1 dengan Spathoglottis sp. dan Bromhedia sp. Menurut makmur (1992), perbedaan nilai jarak koefisien dari kelompok-kelompok tersebut berdasarkan pada nilai variasi morfologi. Pengaruh keanekaragaman yang terdapat dalam satu jenis disebabkan oleh dua faktor yaitu lingkungan dan sifat-sifat yang diwariskan atau genetik. Bentuk atau karakter morfologi, secara umum memang merupakan data yang paling baik untuk membatasi suatu takson, Hardiyanto,dkk (2007), pembatasan takson yang baik dilakukan dengan menggunakan karakter-karakter yang mudah dilihat, dan bukan oleh karakter-karakter yang tersembunyi. Karena alasan itulah karakter morfologi dapat dijadikan sebagai sumber taksonomi. Selain itu, hasil penelitian dengan menggunakan karakter morfologi (karakter fenotip) seperti yang dilakukan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa karakter morfologi sebagai bukti taksonomi memang sangat baik digunakan untuk mengidentifikasi dan menganalisis keanekaragaman tumbuhan anggrek serta dapat mengetahui kedekatan hubungan kekerabatannya.
7 KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian terhadap tumbuhan anggrek yang ditemukan di kawasan Rimbo Panti kabupaten pasaman dapat disimpulkan bahwa jumlah anggrek yang ditemukan di kawasan Rimbo Panti Kabupaten Pasaman sebanyak 13 jenis yaitu Dendrobium sp.1, sp.1,bulbophyllum sp.1, Bulbophyillum sp.2, Dendrobium sp.2, Pomatocalpa sp., Vanda sp., Chymbidium sp.1, Chymbidium sp.2, Luisia sp., Coelogyne sp., Bromheadia sp. Spathoglottis sp. Pomatocalap sp. mempunyai hubungan kekerabatan yang paling dekat dengan Vanda sp. dan hubungan kekerabatan paling jauh ditemukan pada Dendrobium sp.1 dengan Spathoglottis sp. Analisis kekerabatan anggrek yang ditemukan di kawasan Rimbo Panti masih perlu dilanjutkan dengan menggunakan karakter lain seperti anatomi,sitologi sampai tingkat molekuler sehingga akan diperoleh data yang lebih komprehensif. Radford. A.E Fundamental of Plant Sistematics. Harper and Row Published.Inc. New York. Sarwono, B Mengenal dan Membuat Anggrek Hibrida. AgroMedia Pustaka. Jakarta. Wati, M Analisis Variasi Genetik Fejervarya Nicobariensis Stoliczka, 1870 (Ranidae) berdasarkan morfometrik dan 16S rrna serta sitokrom b di Sumatera Barat. Tesis. Universitas Andalas DAFTAR PUSTAKA Ayub,s.Permata Panduan bududaya perawatan anggrek.jakarta. Agromedia Pustaka. Davis, P. H. and Heywood Principles of Angiosperm Taxonomy. Oliver and Bey. Ediberg. London.. Hafsah, Hidayat,T, Kusdianti Hubungan kekerabatan kultivatur talas berdasarkan karakter morfologi organ vegetatif. Program studi pendidikan Biologi STKIP Garut. Hardiyanto, E. Mujiarto, dan E. S. Sulasmi Kekerabatan Genetik Beberapa Spesies Jeruk Berdasarkan Taksonometri.J. Hort. Vol 17 No.3 Hartini,S, Fijridiyanto, Izu A Kekayaan anggrek alam di kecamatan Panti Sumatera Barat. Pusat konservasi tumbuhan-kebun raya Bogor: LIPI. Junaidi, K Membuat anggrek pasti berbunga.jakarta:agromedia Pustaka Makmur, A. 1992, Pengantar Pemuliaan Tanaman. PT Rineka Cipta,Jakarta. Purwantoro, A., E. Ambarwati, F. Setyaningsih Kekerabatan antar anggrek spesies berdasarkan sifat morfologi tanaman dan bunga. Ilmu Pertanian 12 (1): 1-11.
BAB I PENDAHULUAN. selebihnya tumbuh di pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan pulau
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anggrek (bahasa Latin: Orchidaceae) merupakan kelompok tanaman yang memiliki keanekaragaman cukup besar. Tanaman anggrek meliputi 25.000 30.000 spesies dan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia terkenal di seluruh dunia dengan kekayaan anggreknya yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia terkenal di seluruh dunia dengan kekayaan anggreknya yang mempunyai lebih dari 4000 spesies anggrek yang tersebar di pulau. Kalimantan, Papua, Sumatera, dan
Lebih terperinciANALISIS MORFOMETRIK KANTONG SEMAR (Nepenthes) DI KAWASAN CAGAR ALAM LEMBAH HARAU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA SUMATERA BARAT E-JURNAL
ANALISIS MORFOMETRIK KANTONG SEMAR (Nepenthes) DI KAWASAN CAGAR ALAM LEMBAH HARAU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA SUMATERA BARAT E-JURNAL DITA WARDANI NIM.10010300 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH TINGGI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tubuh, warna serta ciri lainnya yang tampak dari luar. Seiring dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumbuhan memiliki tingkat keanekaragaman yang tinggi, keanekaragaman tersebut ditunjukkan dengan adanya variasi bentuk, susunan tubuh, warna serta ciri lainnya yang
Lebih terperinciKEKERABATAN Bulbophyllum dan Vanda DI PEKANBARU BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI. Mahasiswa Program Studi S1 Biologi
KEKERABATAN Bulbophyllum dan Vanda DI PEKANBARU BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI Fitriani K.U 1,Herman 2, Nery Sofiyanti 3 1 Mahasiswa Program Studi S1 Biologi 2 Bidang Genetika Jurusan Biologi 3 Bidang
Lebih terperinciTAMBAHAN PUSTAKA. Distribution between terestrial and epiphyte orchid.
TAMBAHAN PUSTAKA Distribution between terestrial and epiphyte orchid. Menurut Steeward (2000), distribusi antara anggrek terestrial dan epifit dipengaruhi oleh ada atau tidaknya vegetasi lain dan juga
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantiatif. Menurut Setyosari (2010) penelitian deskriptif
Lebih terperinciINVENTARISASI JENIS-JENIS ANGGREK DI SAMOSIR UTARA KABUPATEN SAMOSIR, PROVINSI SUMATERA UTARA
INVENTARISASI JENIS-JENIS ANGGREK DI SAMOSIR UTARA KABUPATEN SAMOSIR, PROVINSI SUMATERA UTARA (Studi Kasus Kecamatan Ronggurnihuta dan Kecamatan Simanindo) Hasil Penelitian Oleh: FLORA YOLANDA PANJAITAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kekayaan Indonesia dalam keanekaragaman jenis tumbuhan merupakan hal
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kekayaan Indonesia dalam keanekaragaman jenis tumbuhan merupakan hal yang patut disyukuri sebagai anugerah dari Sang Pencipta. Menurut Zoer aini (2007: 184) terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengandalkan hidupnya dan bermata pencaharian dari hutan (Pratiwi, 2010 :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam. Hutan merupakan salah satu sumber daya alam yang memegang peranan penting dalam kehidupan. Hutan memberikan
Lebih terperinciAminah et al, Studi Hubungan Kekerabatan 90
STUDI HUBUNGAN KEKERABATAN BEBERAPA SPESIES ANGGREK BERDASARKAN CIRI MORFOLOGI MENGGUNAKAN METODE TAKSIMETRI DI DD ORCHID NURSERY The Study of Kinship Relationship to Several Species of Orchid Based on
Lebih terperinciEksplorasi dan Karakterisasi Keanekaragaman Plasma Nutfah Mangga (Mangifera) di Sumatera Tengah
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Eksplorasi dan Karakterisasi Keanekaragaman Plasma Nutfah Mangga (Mangifera) di Sumatera Tengah Fitmawati, Anggi Suwita, Nery Sofiyanti, Herman Jurusan
Lebih terperinciLAPORAN TAHUNAN HIBAH FUNDAMENTAL BANTUAN OPERASIONAL PERGURUAN TINGGI (BOPT) 2013
LAPORAN TAHUNAN HIBAH FUNDAMENTAL BANTUAN OPERASIONAL PERGURUAN TINGGI (BOPT) 2013 JUDUL PENELITIAN ANALISIS KEKERABATAN ANGGREK ALAM BENGKULU DAN UPAYA PENYELAMATAN PLASMA NUTFAH SECARA EX SITU DAN IN
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Lokasi Penelitian. B. Perancangan Penelitian. C. Teknik Penentuan Sampel. D. Jenis dan Sumber Data
16 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 s/d Januari 2016. Lokasi penelitian berada di Desa Giriharjo, Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi,
Lebih terperinciORCHIDACEAE PULAU RUBIAH KOTA MADYA SABANG PROVINSI ACEH
Jurnal Biotik, ISSN: 2337-9812, Vol. 3, No. 1, Ed. April 2015, Hal. 1-8 ORCHIDACEAE PULAU RUBIAH KOTA MADYA SABANG PROVINSI ACEH 1 Djufri, 2 Hasanuddin dan 3 Fauzi 1,2,3 Program Studi Pendidikan Biologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropik yang mempunyai kekayaan alam dengan beragam tanaman. Salah satu keanekaragamannya berupa tanaman hortikultura, yang meliputi tanaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mahal di pasar internasional US$ 640/m 3 untuk kayu papan jati Jawa tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jati (Tectona grandis Linn.) merupakan salah satu jenis kayu komersial yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan diminati oleh banyak orang, baik dalam maupun luar negeri.
Lebih terperinciKeanekaragaman Infraspesifik Petai (Parkia speciosa Hassk.) Di Kabupaten Indragiri hulu dan Kabupaten Kuantan Singingi Berdasarkan Karakter Morfologi
Keanekaragaman Infraspesifik Petai (Parkia speciosa Hassk.) Di Kabupaten Indragiri hulu dan Kabupaten Kuantan Singingi Berdasarkan Karakter Morfologi ZULHENDRA 1*, FITMAWATI 2, NERY SOFIYANTI 2 123 Jurusan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian dasar. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif, yaitu untuk menganalisis hubungan kekerabatan kultivar Mangifera
Lebih terperinciKeanekaragaman Jenis-Jenis Anggrek di Hutan Lamasi Desa Murnaten Kecamatan Taniwel Kabupaten Seram Bagian Barat Maluku
ISSN 1829-9288 Keanekaragaman Jenis-Jenis Anggrek di Hutan Lamasi Desa Murnaten Kecamatan Taniwel Kabupaten Seram Bagian Barat Maluku Diversity of orchid species in the Lamasi Forest, Murnaten Village,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan varietas berbagai tanaman hortikultura, salah satunya adalah tanaman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Indonesia merupakan negara yang sangat kaya dengan keragaman jenis dan varietas berbagai tanaman hortikultura, salah satunya adalah tanaman anggrek. Dari 20.000 spesies
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muhamad Adnan Rivaldi, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan Sancang, Kecamatan Cibalong,, Jawa Barat, merupakan kawasan yang terletak di Selatan Pulau Jawa, yang menghadap langsung ke Samudera Hindia. Hutan Sancang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tanaman kawista (Limonia acidissima L.) di Indonesia salah satunya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman kawista (Limonia acidissima L.) di Indonesia salah satunya ditemukan di Pulau Sumbawa di daerah Bima dan Dompu. Hal ini diduga dengan seringnya orang-orang
Lebih terperinciINVENTARISASI DAN SEBARAN ANGGREK HUTAN DI PATTUNUANG, KABUPATEN MAROS, SULAWESI SELATAN
INVENTARISASI DAN SEBARAN ANGGREK HUTAN DI PATTUNUANG, KABUPATEN MAROS, SULAWESI SELATAN Sartika S. Pasimbong*, Sri Suhadyah a, Muh. Ruslan Umar b *Alamat korespondensi e-mail: spasimbong@gmail.com a,b
Lebih terperinciADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. dataran tinggi, termasuk puncak gunung yang bersalju (Sugeng, 1985)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya keanekaragaman tanaman khususnya anggrek. Anggrek yang ada di Indonesia dikategorikan terbesar kedua didunia setelah
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
10 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di pekarangan warga di Kecamatan Jumantono, Kecamatan Karanganyar dengan dua jenis tanah yang berbeda yaitu tanah Latosol (Desa
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Propinsi Sumatera Utara, dan secara geografis terletak antara 98 o o 30 Bujur
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Lokasi a. Letak dan Luas Taman Wisata Alam (TWA) Sicike-cike secara administratif berada di Dusun Pancur Nauli Desa Lae Hole, Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi Propinsi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Meksiko, merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati terkaya
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia bersama sejumlah negara tropis lain seperti Brazil, Zaire dan Meksiko, merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati terkaya (mega biodiversity).
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Permintaan akan tanaman hias di Indonesia semakin berkembang sejalan
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Permintaan akan tanaman hias di Indonesia semakin berkembang sejalan dengan meningkatnya kesadaran akan lingkungan hidup yang indah dan nyaman. Cabai (Capsicum sp.) disamping
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Menurut Suhartini (2009, h.1)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia terletak di daerah beriklim tropis sehingga memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Menurut Suhartini (2009, h.1) Indonesia menjadi salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di muka bumi ini merupakan bagian keindahan dari ciptaan Allah swt.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bumi tempat makhluk hidup berdomisili ini seluruhnya adalah karunia Allah swt termasuk di dalamnya adalah tumbuhan. Sesungguhnya bagi orang yang sudi merenung, pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lumut kerak merupakan salah satu anggota dari tumbuhan tingkat rendah yang mana belum mendapatkan perhatian yang maksimal seperti anggota yang lainnya. Organisme
Lebih terperinciKarakterisasi Morfologi Anggrek Phalaenopsis Hibrida
Karakterisasi Morfologi Anggrek Phalaenopsis Hibrida Morphological Characterization of Phalaenopsis Hybrid Fajar Pangestu 1, Sandra Arifin Aziz 1*, dan Dewi Sukma 1 Diterima 15 November 2013/Disetujui
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA jenis yang terbagi dalam 500 marga (Tjitrosoepomo, 1993: 258). Indonesia
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Biologi Anggrek 2.1.1 Deskripsi Anggrek Anggrek merupakan famili terbesar dalam tumbuhan biji, seluruhnya meliputi 20.000 jenis yang terbagi dalam 500 marga (Tjitrosoepomo,
Lebih terperinciANALISIS HUBUNGAN KEKERABATAN JAMBU AIR (Syzigium aqueum (Burm.f.). Alston) DI KOTA PEKANBARU DAN KABUPATEN KAMPAR BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI
ANALISIS HUBUNGAN KEKERABATAN JAMBU AIR (Syzigium aqueum (Burm.f.). Alston) DI KOTA PEKANBARU DAN KABUPATEN KAMPAR BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI Nanda Marlian Iriani, Nery Sofiyanti, Fitmawati Mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berasal dari Bryophyta (Giulietti et al., 2005). Sedangkan di Indonesia sekitar
14 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di dunia, setelah Brazil (Anonimus, 2009). Brazil merupakan salah satu negara dengan flora
Lebih terperinciADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam yang melimpah dari Sabang sampai Merauke. Kekayaan sumber daya alam tersebut salah satunya adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Desember hingga Maret. Eksplorasi berupa pengumpulan koleksi Bryophyta
38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan selama empat bulan yaitu pada bulan Desember hingga Maret. Eksplorasi berupa pengumpulan koleksi Bryophyta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lichenes yang lazim dikenal dengan nama lumut kerak merupakan jenis tumbuhan yang belum banyak diketahui oleh sebagian orang. Dan sesungguhnya berbeda dari
Lebih terperinciPedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004
Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004 KENTANG (Disarikan dari PPPVH 2004) Direktorat Perbenihan Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura I. UJI ADAPTASI 1. Ruang Lingkup
Lebih terperinciHUBUNGAN KEKERABATAN FENETIK TUJUH ANGGOTA FAMILIA APOCYNACEAE. Rahmawati, Hasanuddin, Cut Nurmaliah, Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Unsyiah,
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi, Volume 1, Issue 1, Agustus 2016, hal 1-9 HUBUNGAN KEKERABATAN FENETIK TUJUH ANGGOTA FAMILIA APOCYNACEAE Rahmawati, Hasanuddin, Cut Nurmaliah, Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Hutan merupakan kumpulan pepohonan yang tumbuh rapat beserta tumbuh tumbuhan memanjat yang berperan sangat penting bagi kehidupan. Kerapatan hutan disebabkan oleh adanya
Lebih terperinciA. JUDUL Keanekaragaman dan Klasifikasi Makhluk Hidup
A. JUDUL Keanekaragaman dan Klasifikasi Makhluk Hidup B. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Menginventarisasi karakter morfologi individu-individu penyusun populasi 2. Melakukan observasi ataupun pengukuran terhadap
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
7 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Ketileng, Kecamatan Malo, Kabupaten Bojonegoro pada bulan April Oktober 2015. B. Bahan dan Alat Penelitian Bahan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Tulungrejo, Batu dekat Raya Selekta, Wisata petik apel kota Batu, dan Laboratorium Biosistematika Departemen Biologi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan paku dikelompokkan dalam satu divisi yang jenis-jenisnya. obatan hingga perananya sebagai keseimbangan ekosistem.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Tumbuhan paku (Pteridophyta) merupakan salah satu golongan tumbuhan yang hampir dapat dijumpai pada setiap wilayah di Indonesia. Tumbuhan paku dikelompokkan
Lebih terperinciSTUDI KEKERABATAN KULTIVAR KAMBOJA (Plumeria sp.) DENGAN TEKNIK RANDOM AMPLIFIED POLYMORPHIC DNA (RAPD)
STUDI KEKERABATAN KULTIVAR KAMBOJA (Plumeria sp.) DENGAN TEKNIK RANDOM AMPLIFIED POLYMORPHIC DNA (RAPD) Skripsi Sebagai tugas akhir untuk memenuhi syarat mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Biologi FMIPA
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kondisi hutan di Cagar Alam Gunung Ambang pada ketinggian 1500-
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Umum Lokasi Penelitian Kondisi hutan di Cagar Alam Gunung Ambang pada ketinggian 1500-1750 m dpl sudah mengalami degradasi akibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kondisi lingkungan tumbuh. Selain itu anggrek Dendrobium memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anggrek Dendrobium adalah salah satu genus anggrek favorit bagi pecinta anggrek. Hal ini dikarenakan anggrek ini mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi lingkungan
Lebih terperinciPENTINGNYA PLASMA NUTFAH DAN UPAYA PELESTARIANNYA Oleh : DIAN INDRA SARI, S.P. (Pengawas Benih Tanaman Ahli Pertama BBPPTP Surabaya)
PENTINGNYA PLASMA NUTFAH DAN UPAYA PELESTARIANNYA Oleh : DIAN INDRA SARI, S.P. (Pengawas Benih Tanaman Ahli Pertama BBPPTP Surabaya) I. PENDAHULUAN Plasma nutfah merupakan sumber daya alam keempat selain
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Anggrek termasuk dalam famili Orchidaceae, suatu famili yang sangat besar dan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anggrek Dendrobium Anggrek termasuk dalam famili Orchidaceae, suatu famili yang sangat besar dan sangat bervariasi. Famili ini terdiri dari 800 genus dan tidak kurang dari 25.000
Lebih terperinciPEMANFAATAN DAUN LAMTORO TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK TANAH (Vanda sp.) PADA CAMPURAN MEDIA PASIR DAN TANAH LIAT
PEMANFAATAN DAUN LAMTORO TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK TANAH (Vanda sp.) PADA CAMPURAN MEDIA PASIR DAN TANAH LIAT SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. flora yang dapat ditemukan adalah anggrek. Berdasarkan eksplorasi dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kawasan Gunung Merapi menyimpan keanekaragaman hayati yang tinggi dan merupakan habitat bagi berbagai jenis flora dan fauna. Salah satu jenis flora yang dapat ditemukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikenal sebagai negara megabiodiversity. Sekitar 10 % jenis-jenis tumbuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia mempunyai keanekaragaman hayati yang sangat tinggi sehingga dikenal sebagai negara megabiodiversity. Sekitar 10 % jenis-jenis tumbuhan berbunga yang ada
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani
3 TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Pepaya (Carica papaya) merupakan tanaman buah-buahan tropika. Pepaya merupakan tanaman asli Amerika Tengah, tetapi kini telah menyebar ke seluruh dunia
Lebih terperinciPeriode Juli-September 2016 ISSN ONLINE :
Analsis Keanekaragaman Kayu Manis (Cinnamomum burmannii (Nees & T. Nees) Blume.) Di Kabupaten Agam, Sumatera Barat Berdasarkan Karakter Morfologi SISKA SRI WAHYUNI 1*, FITMAWATI 2, NERY SOFIYANTI 3 Jurusan
Lebih terperinciMORPHOLOGICAL IDENTIFICATION OF NORTH SUMATRA SALAK (Salacca sumatrana Becc.) AT SOUTH TAPANULI REGION
833. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.3, Juni 2013 ISSN No. 2337-6597 IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGIS SALAK SUMATERA UTARA (Salacca sumatrana Becc.) DI BEBERAPA DAERAH KABUPATEN TAPANULI SELATAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang mempunyai keanekaragaman tanaman hortikultura meliputi tanaman buah, tanaman sayuran dan tanaman hias. Menurut Wijaya (2006), Indonesia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. sebagai satu dari empat jenis buah yang ditetapkan sebagai komoditas prioritas
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Jeruk (Citrus spp.) merupakan buah tropika yang memiliki peran penting sebagai komoditas yang berpotensi besar untuk dikembangkan dalam rangka menunjang ketahanan pangan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan Afrika (Adrianto dkk,2011). Suhartini (2009) menyebutkan. sebanyak jenis yang hidup secara alami (Astirin,2000).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keanekaragaman hayati di bumi ini sangat beragam jenisnya. Indonesia sendiri yang merupakan negara tropis yang tercatat sebagai negara kaya akan keanekaragaman hayati,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karakterisasi Morfologi Dan Hubunagn Filogenetik Sepuluh Kultivar Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Di Kabupaten Subang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan beragam buah buahan. Iklim tropis di Indonesia merupakan keuntungan alamiah, sehingga dapat dijadikan sebagai negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tumbuhan paku (Pteridophyta) merupakan salah satu golongan tumbuhan yang hampir dapat dijumpai pada setiap wilayah di Indonesia. Tumbuhan paku dikelompokkan dalam
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH BUAH PISANG KLUTHUK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK TANAH (Vanda sp.) PADA CAMPURAN MEDIA PASIR DAN TANAH LIAT
PEMANFAATAN LIMBAH BUAH PISANG KLUTHUK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK TANAH (Vanda sp.) PADA CAMPURAN MEDIA PASIR DAN TANAH LIAT SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DALAM PENYUSUNAN DESKRIPSI JERUK SIAM (Citrus nobilis) DI BEBERAPA DAERAH KABUPATEN KARO SKRIPSI OLEH :
IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DALAM PENYUSUNAN DESKRIPSI JERUK SIAM (Citrus nobilis) DI BEBERAPA DAERAH KABUPATEN KARO SKRIPSI OLEH : DEDI M.A.L TOBING 080307055 PEMULIAAN TANAMAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas monocotyledonae,
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Tanaman bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut, divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas monocotyledonae, ordo liliales,
Lebih terperinciPrinsip Dasar Klasifikasi
KLASIFIKASI Prinsip Dasar Klasifikasi Fakta menunjukkan bahwa adanya makhluk hidup di dunia ini sangat banyak dan sangat beraneka ragam. Untuk mengenali dan mempelajari makhluk hidup yang banyak dan beranekaragam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan menguraikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan metode penelitian. 1.
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan menguraikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan metode penelitian. 1.1 Latar Belakang Anggrek (bahasa latin : Orchidaceae) adalah salah satu tanaman
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh : NAZRIAH PRATIWI / AGROEKOTEKNOLOGI PEMULIAAN TANAMAN
IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGIS DAN HUBUNGAN KEKERABATAN BEBERAPA GENOTIPE DURIAN (Durio zibethinus Murr) DI KECAMATAN TIGALINGGA DAN PEGAGAN HILIR KABUPATEN DAIRI SUMATERA UTARA SKRIPSI Oleh : NAZRIAH
Lebih terperincihingga dapat mencapai cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. Perakarannya berupa akar serabut berbentuk silinder berongga yang
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas monocotyledonae, ordo liliales, famili liliaceae, genus Allium,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditas bunga di Indonesia sangatlah berlimpah. Menurut Dirjen Hortikultura Indonesia tahun 2006-2007, permintaan bunga hias di pasar dunia cenderung meningkat setiap
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai daerah di
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai 2.1.1 Klasifikasi tanaman kedelai Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai daerah di Indonesia. Daerah utama penanaman kedelai
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
45 V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1 Sentra Penanaman Anggrek Dendrobium Bunga Potong di Indonesia Dendrobium merupakan salah satu genus dalam famili Orchidaceae yang dapat tumbuh di dataran rendah
Lebih terperinciKARAKTERISTIK ORGAN REPRODUKSI DAN DISPERSAL TUMBUHAN INVASIF LANGKAP
KARAKTERISTIK ORGAN REPRODUKSI DAN DISPERSAL TUMBUHAN INVASIF LANGKAP (Arenga obtusifolia Mart.) DI CAGAR ALAM LEMBAH ANAI DAN CAGAR ALAM RIMBO PANTI, SUMATERA BARAT TESIS MEITRI HARTIKA BP. 1420422008
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pisang (Musa paradisiaca) adalah tanaman yang banyak tumbuh di daerah tropis maupun sub tropis.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pisang (Musa paradisiaca) adalah tanaman yang banyak tumbuh di daerah tropis maupun sub tropis. Indonesia sebagai salah satu Negara tropik, mempunyai iklim
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang
17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam
Lebih terperinciIV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota
IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Pembentukan Taman Kupu-Kupu Gita Persada Taman Kupu-Kupu Gita Persada berlokasi di kaki Gunung Betung yang secara administratif berada di wilayah Kelurahan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai
3 TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Cabai ditemukan pertama kali oleh Columbus pada saat menjelajahi Dunia Baru. Tanaman cabai hidup pada daerah tropis dan wilayah yang bersuhu hangat. Selang beberapa
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Cagar Alam Gunung Ambang subkawasan
BAB III METODOLOGI PEELITIA 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Cagar Alam Gunung Ambang subkawasan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dengan ketinggian 700-1000 m dpl,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terletak di sekitar garis khatulistiwa antara 23 ½ 0 LU sampai dengan 23 ½ 0 LS.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan hujan tropis merupakan salah satu tipe ekosistem hutan yang sangat produktif dan memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi. Kawasan ini terletak di
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum
TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Dalam taksonomi tumbuhan, tebu tergolong dalam Kerajaan Plantae, Divisi Magnoliophyta, Kelas Monocotyledoneae, Ordo Glumaceae, Famili Graminae, Genus
Lebih terperinciWISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN. KEANEKARAGAMAN HAYATI SD dan Sederajat (Kelas 4,5 dan 6)
WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN KEANEKARAGAMAN HAYATI SD dan Sederajat (Kelas 4,5 dan 6) 1 2012 Kebun Raya Eka Karya Bali LIPI Candikuning, Baturiti, Tabanan, Bali 82191 Telp. (0368) 2033170, Fax: (0368)
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. paku-pakuan (Pterydophyta) dan divisio tumbuhan berbiji (Spermatophyta).
BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh di kawasan hutan Kelurahan Kanarakan Tangkiling Kota Palangka Raya ditemukan 21 jenis tumbuhan makroepifit yang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak, berasal
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai 2.1.1 Klasifikasi tanaman kedelai Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak, berasal dari daerah Manshukuo (Cina Utara). Di Indonesia kedelai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai megadiversity country. Sebagai negara kepulauan yang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai megadiversity country. Sebagai negara kepulauan yang mempunyai luas 1,3% dari luas permukaan bumi, Indonesia memiliki keanekaragaman hayati dan
Lebih terperinciPENGARUH SUHU DAN KELEMBABAN TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN PAPHIOPEDILLUM JAVANICUM (Reinw. ex Lindl.) Pfitzer Oleh I G.Tirta 1
PENGARUH SUHU DAN KELEMBABAN TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN PAPHIOPEDILLUM JAVANICUM (Reinw. ex Lindl.) Pfitzer Oleh I G.Tirta 1 Abstrak: Paphiopedillum javanicum (Reinw. ex Lindl.) Pfitzer memiliki bunga menarik
Lebih terperinciBAB III KERAGAMAN SPECIES SEMUT PADA EKOSISTEM TERGANGGU DI KAWASAN CAGAR ALAM TELAGA WARNA JAWA BARAT
BAB III KERAGAMAN SPECIES SEMUT PADA EKOSISTEM TERGANGGU DI KAWASAN CAGAR ALAM TELAGA WARNA JAWA BARAT PENDAHULUAN Semut (Formicidae:Hymenoptera) merupakan hewan Avertebrata komponen terestrial yang melimpah
Lebih terperinciAnggrek memiliki nama latin Orchidaceae, yaitu merupakan satu suku tumbuhan berbunga
Bunga Anggrek, Ciri-ciri, Jenis dan Klasifikasi Anggrek Anggrek memiliki nama latin Orchidaceae, yaitu merupakan satu suku tumbuhan berbunga yang memiki anggota atau jenis terbanyak. Jenis-jenisnya tersebar
Lebih terperinciPeningkatan Keberhasilan Dalam Penyediaan Bibit Anggrek
Peningkatan Keberhasilan Dalam Penyediaan Bibit Anggrek Potensi ekonomi anggrek sebagai salah satu komoditas tanaman hias telah banyak dimanfaatkan dan dikembangkan oleh banyak negara. Di Indonesia, potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melimpah dari Sabang sampai Merauke. Kekayaan sumber daya alam. tersebut salah satunya adalah keanekaragaman tumbuhan yang tinggi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam yang melimpah dari Sabang sampai Merauke. Kekayaan sumber daya alam tersebut salah satunya adalah keanekaragaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebun raya memegang peranan yang penting bagi sektor holtikultur dengan kontribusinya dalam koleksi, seleksi dan propagasi dari varietas baru tumbuhan (Dosman dan
Lebih terperinciKeanekaragaman Jenis dan Pola Distribusi Nepenthes spp di Gunung Semahung Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak
Vol. 2 (1): 1 6 Keanekaragaman Jenis dan Pola Distribusi Nepenthes spp di Gunung Semahung Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak Gustap Baloari 1, Riza Linda 1, Mukarlina 1 1 Program Studi Biologi, Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak ditemukan hidup di daerah tropika. Pteridophyta tidak ditemukan di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara dengan banyak keanekaragaman flora dan dan fauna. Salah satu jenis flora tersebut adalah tumbuhan paku (Pteridophyta). Pteridophyta memiliki
Lebih terperinciSKRIPSI. KARAKTERISASI MORFOLOGI DAUN KULTIVAR DURIAN LOKAL (Durio zibethinus Murr.) DI KECAMATAN KUANTAN MUDIK KABUPATEN KUANTAN SINGINGI
SKRIPSI KARAKTERISASI MORFOLOGI DAUN KULTIVAR DURIAN LOKAL (Durio zibethinus Murr.) DI KECAMATAN KUANTAN MUDIK KABUPATEN KUANTAN SINGINGI Oleh: Fepi Muliani 10882004356 JURUSAN ILMU PERTANIAN FAKULTAS
Lebih terperinciCover Page. The handle http://hdl.handle.net/1887/20260 holds various files of this Leiden University dissertation.
Cover Page The handle http://hdl.handle.net/1887/20260 holds various files of this Leiden University dissertation. Author: Becking, Leontine Elisabeth Title: Marine lakes of Indonesia Date: 2012-12-04
Lebih terperinciVARIASI MORFOLOGI ANGGREK DENDROBIUM YANG DITEMUKAN DI DESA SIOBAN KECAMATAN SIPORA SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI.
VARIASI MORFOLOGI ANGGREK DENDROBIUM YANG DITEMUKAN DI DESA SIOBAN KECAMATAN SIPORA SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI Deri Andeska 1 Des M 2 Rizki 1 1 Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN ANGGREK DI KAWASAN CAGAR ALAM LEMBAH ANAI KABUPATEN TANAH DATARSUMATERA BARAT. Oleh. Mira Febriani¹, Nursyahra 1, Des 2
KEANEKARAGAMAN ANGGREK DI KAWASAN CAGAR ALAM LEMBAH ANAI KABUPATEN TANAH DATARSUMATERA BARAT Oleh Mira Febriani¹, Nursyahra 1, Des 2 Program Studi PendidikanBiologi STKIP PGRI Sumatera Barat 1. Dosen Program
Lebih terperinciPENDAHULUAN. dengan megabiodiversity terbesar kedua. Tingginya tingkat keanekaragaman
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis dengan kekayaan sumber daya genetik (plasma nutfah) yang sangat besar. Oleh karena itu Indonesia termasuk negara dengan megabiodiversity terbesar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi dan memiliki begitu banyak potensi alam. Potensi alam tersebut berupa
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dan memiliki begitu banyak potensi alam. Potensi alam tersebut berupa flora dan fauna yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
9 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Taman Wisata Alam Rimbo Panti Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli - Agustus
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Sumatera Utara, karena mempunyai keunggulan komperatif dan kompetitif
PENDAHULUAN Latar Belakang Jeruk Keprok Maga merupakan salah satu komoditi buah buahan andalan Sumatera Utara, karena mempunyai keunggulan komperatif dan kompetitif dengan kultivar atau varietas jeruk
Lebih terperinci